tebal dan kedalaman

5
1. Ketebalan Ketebalan adalah jarak tegak lurus antara dua bidang sejajar yang merupakan lapisan batuan. Ketebalan lapisan bisa ditentukan denganbeberapa cara, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara umum, pengukuran-pengukuran ketebalan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : a. Pengukuran Langsung Ketebalan lapisan dapat diukur secara langsung dilapangan dengan kondisi yang khusus, misalnya lapisan horizontal yang tersingkap berada pada tebing vertikal dan tebing horizontal sedangkan pada topografi yang miring dapat digunakan alat “Jacob’s Staff”, yaitu tongkat yang dilengkapi dengan “handlevel’”, klinometer atau kompas pada bagian atasnya. b. Pengukuran Tidak Langsung Pengukuran tidak langsung yang paling sederhana adalah pada lapisan sederhana yang tersingkap pada permukaan yang horizontal, dimana lebar singkapan diukur tegak lurus, yaitu w dengan mengetahui kemiringan lapisan () maka ketebalannya t = W. Sin dan apabila pengukuran tidak tegak lurus, maka W = l. Sin α sehingga ketebalan menjadi t = l. Sin α. Sin (180 – β - ) . Kemungkinan lain dapat dilakukan dengan mengukur jarak antara titik, yang merupakan batas lapisan sepanjang lintasan tegak lurus. Pengukuran ini dilakukan apabila bentuk lereng tidak teratur bisa juga menghitung ketebalan lapisan dari peta geologi.

Upload: izmpdhea

Post on 20-Feb-2016

247 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

TP geologi struktur

TRANSCRIPT

Page 1: tebal dan kedalaman

1. Ketebalan

Ketebalan adalah jarak tegak lurus antara dua bidang sejajar yang merupakan

lapisan batuan. Ketebalan lapisan bisa ditentukan denganbeberapa cara, baik secara

langsung maupun tidak langsung.

Secara umum, pengukuran-pengukuran ketebalan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :

a. Pengukuran Langsung

Ketebalan lapisan dapat diukur secara langsung dilapangan dengan kondisi

yang khusus, misalnya lapisan horizontal yang tersingkap berada pada tebing vertikal

dan tebing horizontal sedangkan pada topografi yang miring dapat digunakan alat

“Jacob’s Staff”, yaitu tongkat yang dilengkapi dengan “handlevel’”, klinometer atau

kompas pada bagian atasnya.

b. Pengukuran Tidak Langsung

Pengukuran tidak langsung yang paling sederhana adalah pada lapisan

sederhana yang tersingkap pada permukaan yang horizontal, dimana lebar singkapan

diukur tegak lurus, yaitu w dengan mengetahui kemiringan lapisan () maka

ketebalannya t = W. Sin dan apabila pengukuran tidak tegak lurus, maka W = l. Sin α

sehingga ketebalan menjadi t = l. Sin α. Sin (180 – β - ) .

Kemungkinan lain dapat dilakukan dengan mengukur jarak antara titik, yang

merupakan batas lapisan sepanjang lintasan tegak lurus. Pengukuran ini dilakukan

apabila bentuk lereng tidak teratur bisa juga menghitung ketebalan lapisan dari peta

geologi.

Pengukuran secara langsung dapat dilakukan pada suatu keadaan tertentu,

misalnya lapisan horisontal yang tersingkap pada tebing vertikal atau lapisan vertikal

yang tersingkap pada topografi datar.

Apabila keadaan medan, struktur yang rumit atau ketebalan alat yang

dipakai tidak memungkinkan pengukuran secara langsung, tetapi sebaiknya diusahakan

pengukuran mendekati secara langsung. Pengukuran tidak langsung yang paling

sederhana adalah pada lapisan miring, tersingkap pada permukaan horisontal, dimana

lebar singkapan diukur tegak lurus jurus, yaitu w dengan menggunakan kemiringan

lapisan (δ) maka ketebalannya T = w sin δ

Apabila pengukuran lebar singkapan tidak tegak lurus jurus (I) maka lebar

sebenarnya harus dikoreksi lebih dulu w = I sin β, dimana β adalah sudut antara jurus

dengan arah pengukuran. Ketebalan yang didapat adalah T = I sin β sin δ panjang.

Page 2: tebal dan kedalaman

Dengan cara yang sama dapat dipakai apabila pengukuran lebar singkapan

dilakukan permukaan miring. Dalam hal ini ketebelan merupakan fungsi dari sudut

miring (δ) dan sudut lereng (σ). Pendekatan lain untuk mengukur ketebalan secara tidak

langsung dapat dilakukan dengan cara mengukur jarak antara titik, yang merupakan

batas lapisan sepanjang lintasan tegak lurus jurus. Pengukuran ini dilakukan apabila

bentuk lereng tidak teratur. Bisa juga menghitung ketebalan lapisan dari peta

geologi.Untuk mengukur ketebalan pada lereng, apabila pengukuran tidak tegak lurus

jurus digunaka persamaan trigonometri berikut

T = I [ sin δ cos σ sin β = sin σ cos δ ]

Dimana :

δ = Kemiringan lereng terukur

d = Sudut kemiringan lapisan

σ = Sudut lereng terukur

β = Sudut antara jurus dan arah pengukuran

2. Kedalaman

Kedalaman ialah jarak vertikal dari ketinggian tertentu (umumnya permukaan bumi)

kearah bawah terhadap suatu titik, gambar atau bidang. Menghitung ketebalan lapisan

ada beberapa cara, diantaranya:

Menghitung secara matematis

Alignment diagram

Secara grafis

Dengan cara perhitungan matematis, yang perlu diperhatikan adalah kemiringan lereng,

kemiringan lapisan dan jarak jurus dari singkapan ke titik tertentu. Pada permukaan

horisontal, kedalaman lapisan (d) dapat dihitung dengan rumus:

D = m tag δ

Dimana:

M = jarak tegak lurus dari singkapan ketitik tertentu

Page 3: tebal dan kedalaman

δ = ketinggian lapisan

Apabila tidak tegak lurus jurus, maka kemiringan lapisan yang dipakai adalah kemiringan

semu

D = m [sin σ = cos σ tan δ]

m = jarak

σ = kemiringan lereng

δ = kemiringan lapisan

jarak vertikal dari ketinggian tertentu (permukaan air laut) ke arah bawah terhadap suatu

titik, garis atau bidang. Pada permukaan horizontal, kedalaman lapisan (d) dapat

dihitung dengan rumus d = m Tan .

Cara pengukuran kedalaman :

1. Pengukuran kedalaman pada arah lintasan tegak lurus jurus lapisan pada medan

datar/topografi tidak berelief. (Gambar 3.3)

2. Pengukuran kedalaman pada arah lintasan tegak lurus jurus lapisan pada

medan/topografi dengan slope.

(a) (b)

Gambar 3.4Kedalaman Lapisan pada Topografi Miring

a. Dip searah dengan slope. (Gambar 3.4.a)

b. Dip berlawanan dengan slope. (Gambar 3.4.b)

d = m' . tan γ . sin βd = m . tan γ

d = l (cos α . tan β − sin α )

Page 4: tebal dan kedalaman

c. Dip searah dengan slope.

d. Dip berlawanan arah dengan slope.

d = l (cos α . tan β + sin α )

d = l (tan α . cos β . sin γ − sin β )

d = l ( tan α . cos β . sin γ + sin β )