tata tertib musyawarah kerja
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 Tata Tertib Musyawarah Kerja
1/4
TATA TERTIBMUSYAWARAH KERJA
PALANG MERAH INDONESIA PROVINSI PAPUA BARATManokwari, 06 Desember 2014
BAB IKetentuan Umum
Pasal 11. Musyawarah Kerja PMI PROVINSI PAPUA BARAT diadakan 1 (satu) kali dalam
1 (satu) tahun.BAB II
Tugas dan WewenangPasal 2
Musyawarah Kerja PMI PROVINSI PAPUA BARAT mempunyai tugas dan wewenanguntuk :1.
Mengevaluasi kinerja tahun lalu, termasuk anggarannya;2. Menyusun rencana kerja tahun yang akan datang, termasuk rencana
anggaran pendapatan belanja; dan3. Membahas dan menetapkan hal-hal penting lainnya yang bersifat strategis.
BAB IIIPeserta dan Peninjau
Pasal 31. Peserta Musyawarah Kerja PMI Provinsi Papua Barat terdiri atas pengurus
provinsi PMI Papua Barat dan utusan pengurus PMI kabupaten/kota se-Papua
Barat.2. Peninjau Musyawarah Kerja PMI Provinsi Papua Barat terdiri dari DewanKehormatan, Staff dan Relawan.
BAB IVHak dan Kewajiban Peserta, Pendamping Dan Peninjau
Pasal 4Hak Peserta
Peserta Musyawarah Kerja Provinsi Papua Barat berhak untuk:1. Menyampaikan pendapat serta mengajukan usul-usul serta saran-saran baik
dalam bentuk lisan maupun tulisan.
2.
Menghadiri sidang-sidang pleno.3. Peserta berhak mengajukan usul-usul perubahan dalam sidang.4. Pengambilan keputusan terhadap usul perubahan dari peserta dalam sidang-
sidang dilakukan atas dasar musyawarah.5. Peserta dan Peninjau dapat menyampaikan saran dan pendapat setelah
mendapat persetujuan dari pimpinan sidang.Pasal 5
1. Setiap Peserta dan Peninjau menggunakan pakaian bebas rapi.2. Setiap Peserta dan Peninjau wajib menghadiri sidang-sidang.3. Peserta dan Peninjau wajib menandatangani daftar hadir.4. Peserta dan Peninjau harus berani mengungkapkan permasalahan yang
sekiranya perlu diungkapkan.
-
8/10/2019 Tata Tertib Musyawarah Kerja
2/4
5. Peserta dan Peninjau wajib berdiskusi dan berargumentasi yang baik untukmencapai hasil maksimal bukan untuk memenangkan ide sendiri.
6. Peserta dan Peninjau wajib menjaga tutur kata dan sikap sopan santun.7. Peserta dan Peninjau wajib mengahargai dan lapang dada menerima
pendapat dari orang lain yang lebih baik dan argumentatif.
8.
Musyawarah hendaknya dilandasi dengan hati yang ikhlas, pikiran yangjernih dan argumentasi yang logis dan sehat demi menghasilkan keputusanterbaik.
9. Peserta dan Peninjau dapat meninggalkan ruangan atas ijin pimpinan sidangatau mengangkat tangan berbentuk huruf T.
10.Peserta dan Peninjau wajib menerima dan melaksanakan keputusan sidangyang sudah diputuskan bersama.
11.Peserta dan Peninjau menghargai tata tertib yang berlaku.
BAB VAlat kelengkapan
Pasal 6Alat kelengkapan Musyawarah Kerja PMI PROVINSI PAPUA BARAT tahun 2014terdiri dari:1. Pimpinan Musyawarah Kerja PMI PROVINSI PAPUA BARAT.2. Pimpinan Komisi-komisi, Peserta dan Peninjau.3. Meja, kain taplak, kursi, spidol, bendera PMI dan Merah Putih serta palu
sidang.
BAB VIPimpinan Muyawarah
Pasal 81. Sebelum terpilihnya pimpinan-pimpinan sidang maka sidang dipimpin olehpimpinan sidang sementara yaitu Panitia Pelaksana.
2. Pimpinan sidang sementara memimpin sidang untuk menetapkan :a. Pengesahan mulainya Musyawarah Kerja PMI PROVINSI PAPUA BARAT.b. Pengesahan jadwal acara dan tata tertib Musyawarah Kerja PMI PROVINSI
PAPUA BARATc. Memilih dan mengesahkan pimpinan sidang tetap.
4. Pimpinan Musyawarah Kerja PMI PROVINSI PAPUA BARAT bertugas untukmemimpin sidang agar tetap didalam suasana kebersamaan.
5. Menjaga ketenangan dan ketertiban serta kelancaran berlangsungnya sidang-
sidang.6. Berhak mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatur jalannya
sidang sebagaimana yang tidak diatur dalam tata tertib.7. Pembagian tugas diantara unsur pimpinan sidang selanjutnya akan diatur
oleh Panitia Pelaksana.
BAB VIIKomisi Sidang Umum
Pasal 91. Komisi sidang adalah komisi yang berdasarkan kebutuhan dalam sidang kerja2. Komisi-komisi yang dimaksud adalah :
a.
Komisi I membahas tentang Program Bidang Organisasi dan PengembanganRelawan.
-
8/10/2019 Tata Tertib Musyawarah Kerja
3/4
b. Komisi II membahas tentang Program Bidang Sosial dan PenanggulanganBencana.
c. Komisi III membahas tentang Program Bidang Kesehatan dan PengembanganUTD/UDD.
d. Komisi IV membahas tentang Program Bidang Penggalangan Dana Sarana
Prasarana.Pasal 10
Tugas dan wewenang komisi-komisi Musyawarah Kerja PMI PROVINSI PAPUA BARATadalah :1. Memusyawarahkan dan mengambil keputusan tentang hal-hal yang didiskusikan
berdasarkan tugas dari komisi bersangkutan.2. Laporan komisi disusun oleh pimpinan komisi dengan memperhatikan saran-
saran anggota komisi.3. Komisi-komisi dalam Musyawarah Kerja PMI PROVINSI PAPUA BARAT
menyampaikan laporan dalam sidang pleno Musyawarah Kerja PMI PROVINSIPAPUA BARAT tentang hasil kerja komisi.
4.
Pembicaraan komisi Musyawarah Kerja PMI PROVINSI PAPUA BARAT disusundalam suatu draft dan diwajibkan menyerahkan kepada pimpinan sidang,setelah itu diserahkan kepada panitia
BAB VIIISidang
Pasal 11Jenis-jenis sidang atau sidang dalam Musyawarah Kerja PMI PROVINSI PAPUA
BARAT adalah :1. Sidang umum/pleno-pleno
2.
Sidang pimpinan sidang umum3. Sidang komisi4. Sidang Dewan Kehormatan jika dibutuhkan
Pasal 121.Musyawarah Kerja PMI PROVINSI PAPUA BARAT pada dasarnya adalah bersifat
terbuka.2.Pembicaraan dalam sidang tertutup hanya dapat diumumkan oleh pimpinan
sidang.
BAB IXTata Cara Berbicara
Pasal 131. Peserta berbicara setelah mendapat ijin dari pimpinan sidang.2. Pimpinan sidang dapat berbicara untuk menentukan duduk perkara yang
sebenarnya.3. Pembicara tidak boleh diganggu selama berbicara kecuali adanya interupsi.4. Pembicara harus menghargai forum dalam sikap dan kata-kata.
Pasal 141.Pimpinan sidang mengatur tentang ketentuan lamanya berbicara.2.Bilamana pembicara melampaui batas yang telah ditentukan maka pimpinan
sidang dapat memperingatinya.Pasal 15
1.
Sebelum berbicara pembicara wajib meyebutkan nama.
-
8/10/2019 Tata Tertib Musyawarah Kerja
4/4
2. Pembicara yang belum menyebutkan nama sebagaimana diatur pada poin 1dalam pasal ini, tidak berhak berbicara kecuali atas ijin pimpinan sidang.
Pasal 161. Giliran berbicara diberikan menurut urutan permintaan.2. Demi kelancaran sidang pimpinan sidang dapat menentukan urutan
berbicara dari para pemohon berbicara.Pasal 17
Peserta mengajukan interupsi apabila :1. Meminta penjelasan tentang duduk masalah sebenarnya mengenai persoalan
yang dibicarakan.2. Mengajukan usul atau saran tentang persoalan yang dibicarakan.3. Memberikan penjelasan tentang masalah yang dibicarakan.4. Mengajukan keberatan tentang materi yang dibicarakan, apabila dianggap
menyimpang dari pokok persoalan yang sedang dibicarakan.Pasal 18
1. Agar menjadi acara permusyawaratan, maka interupsi sebagaimana
dimaksud pada pasal 17 peraturan tatib ini harus disetujui oleh pimpinansidang.
2. Kepada pembicara yang diberikan kesempatan mengajukan interupsimengenai salah satu pasal dalam pasal 16 peraturan tata tertib ini tidakmelebihi 3 (tiga) menit.
Pasal 191. Penyimpangan dari pokok pembicaraan tidak diperkenankan.2. Apabila seorang pembicara menyimpang dari pokok-pokok pembicaraan
maka pimpinan sidang dapat memperingatkan dan meminta agar kembalipada pokok pembicaraan.
BAB XKetentuan Peralihan
Pasal 20Segala hal yang berkaitan dengan kelancaran dan kebutuhan sidang umum dantidak termuat dalam tata tertib ini akan ditinjau kembali jika dipandang perlu dandilakukan atas kesepakatan bersama.
BAB XIPenutupPasal 21
Tata tertib ini mulai berlaku pada saat Musyawarah Kerja PMI PROVINSI PAPUABARAT sedang berlangsung.