tata letak/layout bengkel/laboratoriumcloud.politala.ac.id/politala/materi_kuliah/program...
TRANSCRIPT
Panduan Lengkap Mendirikan Bengkel8 01 2008
· Mendirikan Bengkel Umum Motor
Untuk para investor yang mempunyai background mesin atau yang bahkan awam sekalipun harus ada point-point penting yang harus dipahami dulu untuk mendirikan bengkel motor.
1. Penentuan Lokasi
Pemilihan lokasi harus memperhatikan potensi pasar yang tersedia di sekitar lokasi tersebut – tapi tetap memperhitungkan budget yang tersedia –
Pilih lokasi yang dekat dengan pasar, sekolah atau universitas, perumahan, perkantoran dan yang jelas lokasi calon bengkel jangan terlalu masuk kedalam / jauh dari jalan besar, paling tidak ada jalur angkutan umum yang rutin lewat sekitar lokasi
Pilih lokasi yang belum ada bengkel sejenis berdiri disitu, kecuali jika anda cukup PD untuk “bertarung” dengan mereka maka berdiri dimana saja tidak ada masalah.
Investor juga harus memperhitungkan apakah pendirian bengkel di lokasi yang diincar untuk dijadikan bengkel diijinkan oleh aparat kelurahan/kecamatan. Peraturannya harus ada ijin keramaian / HO yang ditandatangani oleh tetangga sekitar sebagai tanda tidak keberatan dilingkungannya ada bengkel yang berdiri.
HO ini jangan diremehkan karena banyak kasus investor sudah kontrak / bahkan beli tanah untuk mendirikan bengkel ternyata tidak diijinkan oleh tetangga sekitar!!!
Tips mudahnya, lihat aja didaerah sekitar lokasi, apakah ada usaha / bengkel apa saja yang sudah berdiri disitu. Kalau iya berarti gak ada masalah mengenai ijin HO
2. Bentuk bangunan
Kalau anda membangun atau memilih bangunan maka anda harus memperhatikan bentuk bangunan yang akan anda jadikan bengkel.
Berikut ini saya berikan lay out yang umumnya dijadikan lay out dasar bengkel-bengkel resmi – dimana idealnya setiap bengkel mempunyai tempat-tempat berikut
Ruang Tunggu Konsumen Meja Penerima Tamu Tempat Service Gudang Spare Part WC / Locker Mekanik Ruang Konsultasi Konsumen de el el
Ada beberapa alasan kenapa lay out seperti diatas :
1. Ruang Tunggu
Ruang tunggu konsumen harus bisa dilihat dari luar bengkel, anda harus ingat bahwa budaya orang jawa adalah sungkan / segan jadi kalo mereka melihat ada orang yang sedang menunggu sepedanya di servis maka mereka merasa nyaman dan tidak segan untuk masuk kebengkel karena ada “temannya”.
Ruang tunggu juga harus mempunyai akses melihat langsung sepeda mereka diservis. Saya kira hampir sebagian besar pemilik kendaraan pengen melihat sendiri, sepedanya mau diapain sih… Jika anda punya system pembuangan yang baik maka sepeda dapat diservis dengan arah membelakangi konsumen, tapi jika tidak maka sepeda motor yang diservis sebaiknya menghadap konsumen. Karena siapa yang mau disuguhi oleh gas buang dari kendaraan yang diservis
2. Tempat Servis Tune up
Tempat servis memang setiap pemilik ingin punya jumlah sebanyak-banyaknya karena berhubungan dengan kapasitas unit yang diservis, sehingga hubungannya dengan uang. Tapi fasilitas dan kenyamanan konsumen juga sangat berpengaruh pada kedatangan konsumen jadi buatlah yang sebanyak-banyaknya tapi jangan terlalu banyak!!!
Tempat servis harus bisa dilihat oleh konsumen di ruang tunggu dan juga orang yang lewat didepan bengkel karena bengkel adalah usaha yang bergerak dibidang jasa maka anda harus pamer segala fasilitas yang ada di bengkel itu.
Usahakan arah parkir sepeda motor yang diservis menghadap sebelah kiri dari mekanik, karena orang yang tidak kidal lebih nyaman memarkir kendaraan kearah kirinya
3. Tempat Servis Bongkar Mesin Ringan – Berat
Selain ada tempat servis untuk tune – up, ada tempat servis khusus untuk bongkar mesin baik ringan atau berat. Jangan dicampur karena pekerjaan ini relative lebih lama daripada tune up. Jadi lebih baik anda menjadwalkan konsumen yang ingin bongkar mesin bila jumlahnya tidak bisa dikerjakan dalam sehari daripada mengorbankan tempat servis tune up. Karena keuntungan bongkar mesin yang bisa memakan waktu berjam-jam lebih sedikit dibanding keuntungan tune up.
4. Gudang Spare Part
Gudang spare part harus berada ditempat yang mudah dijangkau oleh petugas penerima servis. Konsumen dan mekanik bisa dengan mudah membeli atau mengambil spare part kepada petugas penerima servis. Maka letaknya sebaiknya dibelakang petugas penerima servis, tetapi didisplay shingga mudah dilihat oleh konsumen ( Ingat harus pamer !!! ) Kalau perlu sebagian besar gudang dari kaca, sehingga isi / kelengkapan dari gudang anda bisa dilihat oleh konsumen
5. Toilet – Musholla
Sediakan Toilet yang representative, banyak kasus dimana ada orang yang fanatik memilih suatu tempat hanya karena toiletnya bersih – termasuk penulis ! – walau pelayanannya biasa saja. So jangan meremehkan. Kalau ruangannya memungkinkan sediakan Mushola, jadi kalo konsumen datang ke bengkel dia tidak perlu pergi keluar hanya untuk memenuhi kebutuhannya.
6. Ruang Konsultasi
Konsumen yang tidak puas dengan pelayanan dari mekanik-mekanik anda pasti ada! Maka sangat tidak elok bila ada konsumen yang marah-marah didepan semua orang, karena saya yakin konsumen yang lain sedikit banyak akan terpengaruh oleh marah komplainnya konsumen tersebut. Untuk menghindari hal tersebut, sediakan ruang konsultan yang nyaman ( kalo bisa ada ac atau minimal kipas angin untuk mendinginkan konsumen ) juga berfungsi sebagai kantor anda/penanggung jawab untuk menyelesaikan tugas-tugas administrasinya.
7. Locker / Ruang Istirahat Mekanik
Bila masih ada ruang, maka sediakan ruang locker untuk ganti mekanik atau istirahat. Para mekanik juga karyawan biasa yang membutuhkan privasi untuk ganti atau istirahat.Tempat tersebut bisa dijadikan ajang curhat antar mekanik baik mengenai pelayanan konsumen atau sharing masalah-masalah teknik.
TATA LETAK/LAYOUT BENGKEL/LABORATORIUM
II.TATA LETAK/LAYOUT BENGKEL/LABORATORIUM
1. TUJUAN PEMBELAJARANSetelah selesai materi ini peserta akan dapat :
1). Memahami pengertian tata letak peralatan
2). Menjelaskan tujuan dari tata letak peralatan
3).Menyebutkan/menjelaskan prinsip-prinsip tata letak peralataan di bengkel/laboratorium
4). Merencanakan tata letak peralatan dalam bengkel/laboratorium
5). Melakukan tata letak peralatan bengkel/laboratorium dengan baik dan benar
2. MATERI PEMBELAJARANa. Pengertian
Tata letak peralatan adalah suatu bentuk usaha pengaturan penempatan peralatan di
bengkel/laboratorium, sehingga bengkel/laboratorium tersebut berwujud dan memenuhi persyaratan-
persyaratan untuk beroperasi.
Kata pengaturan dalam kalimat di atas mengandung makna yang sangat luas, yaitu bahwa dalam
mewujudkan suatu bengkel/laboratorium yang layak operasi diperlukan penempatan peralatan yang
tersusun rapih yang berdasar kepada proses dan langkah-langkah penggunaan / aktifitas dalam
bengkel/laboratorium yang diharapkan, begitu pula dengan daerah kerja (work stations) harus memiliki
luas yang memungkinkan pekerja/operator dapat bergerak bebas, aman dan nyaman, di samping lalu
lintas bahan yang akan digunakan dapat sampai ke tempat kerja dengan mudah/lancar.
b. Tujuan Tata Letak bengkel/laboratorium
Penataan peralatan di bengkel bertujuan untuk mendapatkan suatu keuntungan yang maksimal
dengan cara mengatur peralatan/penempatan semua fasilitas pada tempat/lokasi yang strategis dan
posisi yang terbaik sehingga dapat mencapai pemanfaatan yang berimbang dari faktor-faktor manusia,
bahan, peralatan/mesin dan pendanaan akan merupakan sesuatu yang sangat dominan dan selalu harus
menjadi perhatian dalam menyelenggarakan suatu kegiatan, tidak terkecuali dalam kegiatan penataan
dengan maksud agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Dengan perkataan lain bahwa penataan peralatan dalam bengkel, laboratorium merupakan
suatu usaha untuk meningkatkan kelancaran di dalam berproduksi dalam hal ini adalah kelancaran
kegiatan Belajar Mengajar.
Lebih terinci lagi bahwa penataan memiliki tujuan sebagai berikut :
1) Mengurangi hambatan dalam upaya melaksanakan suatu pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya
2) Memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pekerja/operator
3) Memaksimalkan penggunaan peralatan
4) Memberikan hasil yang maksimal dengan pendanaan yang minimal
5) Mempermudah pengawasan
c. Prinsip-prinsip penataan bengkel/laboratorium
Banyak diantaran para pengelola bengkel/laboratorium yang melaksanakan penataan
bengkelnya di sekolah, mengabaikan prinsip – prinsip penting penataan bengkel, dan menganggapnya
tidak begitu penting untuk diperhatikan.
Beberapa prinsip penataan yang sering terabaikan diantaranya :
1) Anak – anak yang melakukan kegiatan sama sekali jangan diberikan keleluasaan mencampuri kegiatan
anak yang lainnya yang juga sedang melaksanakan kegiatan, terkecuali diinstruksikan oleh guru
prakteknya seperti kerja berkelompok.
2) Alur lalu lintas di dalam bengkel harus ditentukan sejalan dengan pelaksanaan perencanaan tata letak
peralatan.
3) Peralatan harus disusun dan diatur dengan berpedoman pada aturan- aturan keselamatan/kesehatan
kerja dan dapat memperlancar lalu lintas barang.
4) Daerah bengkel/laboratorium yang gelap dapat digunakan, tapi hanya untuk tujuan-tujuan tertentu yang
berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar praktek/materi pelajaran praktek.
Prinsip pertama dengan prinsip yang kedua sangat erat hubungannya, mungkin dapat
direncanakan secara bersamaan.
Adapun untuk prinsip tersebut di bawah ini akan dijelaskan prinsip pengaturan daerah kerja dan
lalulintas atau biasa disebut work station (daerah kerja) dan garis kerja.
Peralatan yang ditata di bengkel, laboratorium meliputi alat-alat utama, alat-alat kelengkapan, alat-alat penunjang, bahan praktek dan sebagainya.
Penyusunan tata letak peralatan tidak ada ketentuan yang baku, tapi disarankan agar hal-hal berikut diperhatikan :
- Memberikan kemudahan untuk bergerak- Menjamin keselamatan kerja- Memberikan peluang untuk pemeliharaan- Memanfaatkan penerangan alami semaksimal mungkin- Peralatan atau mesin terlihat rapi dalam penataan letak peralatan atau mesin ada beberapa sistem
antara lain penataan berdasarkan alur proses kerja atau pengerjaan suatu jenis pearalatan- Penataan berdasarkan jenis, ukuran, maupun keseragaman peralatan
Disamping itu penempatan ruang alat (tool room) agar mudah dan dekat dijangkau dari segala penjuru bengkel, laboratorium , misalnya tool room agak ditengah-tengah bengkel, laboratorium, demikian juga gudang bahan perlu ditempatkan dilokasi yang aman tetapi mudah dijangkau.
3. LATIHAN
a. Diskusikanlah dengan teman anda bagaimana pendapat masing-masing tentang penempatan mesin dan
trainer di bengkel/laboratorium yang ada sekarang ? Beri komentar apa yang sudah baik dan apa pula
yang masih kurang, hal-hal yang masih kurang perlu dilengkapi dengan saran perbaikan.
b. Kalau sudah berarti bengkel, laboratorium bengkel/laboratorium anda sudah bagus, seandainya belum rencanakan bagaimana menurut anda tata letak yang baik ?
c. Lakukan penataan mesin/trainer di ruang bengkel/laboratorium se efisien mungkin !
III. PENATAAN DAN PENGATURAN PERALATAN DI BENGKEL, LABORATORIUM
1. TUJUAN PEMBELAJARANPada akhir materi pelajaran ini peserta akan dapat :
1). Memahami prinsip penataan peralatan pendukung di bengkel/laboratorium
2). Memahami tata cara penataan peralatan yang baik
3). Melaksanakan penatan peralatan dilaboratorium dengan aman
2. MATERI PEMBELAJARAN1). Prinsip Penataan Peralatan
Pada dasarnya semua peralatan yang ada di laboratorium adalah milik negara / milik yayasan
yang dipercayakan ke sekolah untuk dikelola dan dipergunakan sesuai dengan program yang telah
dibakukan, di dalam hal ini kegiatan belajar mengajar.
Oleh karena peralatan/mesin-mesin itu harta negara maka keberadaannya harus
dipertanggungjawabkan sesuai dengan aturan atau kebijakan yang berlaku, diantaranya ialah bahwa
semua peralatan yang masuk ke laboratorium harus dilengkapi dengan dokumen pendukungnya, yang
merupakan lampiran dari berita acara serah terima barang yang pada intinya berisi : hari/tanggal barang
tersebut diterima di bengkel, dalam keadaan lengkap jumlahnya, benar spesifikasinya, dan sesuai
kualitasnya.
Setelah barang diterima dan berita acara sudah ditandatangani oleh pihak pengirim, pihak
penerima, maka peralatan/mesin-mesin tersebut dicatat dalam buku inventaris bengkel, dan dibuat
laporannya setiap 3 bulan ke instansi yang lebih atas.
Berdasarkan hal di atas maka sebagai pengelola laboratorium dituntut untuk selalu mengetahui
dengan pasti semua peralatan, yang berada dalam tanggung jawabnya tanpa harus melihat dulu
dokumen -dokumennya terutama peralatan portable dan peralatan multi fungsi yang dalam
pemakainnya bisa dipindah-pindah, sesuai keinginan si pemakai. Agar semua peralatan mudah didteksi
banyak cara yang dapat dilakukan. Salah satu diantaranya ialah dengan menata semua peralatan pada
tempat-tempat tertentu, dengan prinsip :
- Mudah dilihat
- Mudah dijangkau
- Aman untuk alatnya
- Aman untuk pemakainya
2). Tata cara Penataan Peralatan
Dengan berpegang kepada prinsip – prinsip penyimpanan peralatan sebagaimana
dikemukankan sebelumnya, berbagai cara dapat dilakukan, diantaranya :
a. Peralatan ditempatkan, ditata dalam satu ruang khusus, biasa disebut tool room, penataannya dapat
dilakukan dengan menggunakan panel, rak, lemari besi, shadow board.
b. Peralatan disimpan dan ditata di dalam kabinet. Kabinet ditempatkan didalam maupun di luar tool
room .
c. Peralatan disimpan dan ditata di dalam kabinet. Kabinet ditempatkan didalam atau diluar tool room.
d. Lemari khusus yang dapat diatur temperaturnya.
Disamping cara penataan diatas beberapa hal yang perlu juga diperhatikan bagi pengelola
peralatan laboratorium :
a). Semua peralatan dipusatkan di suatu ruang dan semua siswa tahu kemana mereka harus mencari untuk
mendapatkannya.
b). Bengkel, laboratorium/ tempat alat harus selalu dikunci, tetapi jangan sampai kuncinya hilang/ lupa
sehingga terpaksa harus didobrak.
c). Setiap pelajaran praktek bengkel, perlu ditunjuk salah satu siswa secara bergantian sesuai (dengan jadwal
pembagian tugas) untuk menjadi toolman, yang diberi tanggung jawab melayani dan pengembalian alat
sehingga selesai jam praktek.
d). .Dalam situasi sehari –hari , ruang alat juga berfungsi melindungi peralatan yang dipinjam secara tidak
sah oleh staf laboratorium (staf pemeliharaan).
e). Ruang alat hanya digunakan untuk keperluan kegiatan belejar mengajar praktek.
f). Pengecekan extra perlu dilakukan untuk peralatan khusus yang dilakukan sewaktu – waktu , untuk
pekerjaan tertentu seperti alat – alat instrumen.
g). Bila diperlukan dapat mengangkat orang seperti penjaga ruang yang bertanggung jawab tidak hanya
dalam hal pelayanan keluar masuk peralatan tetapi juga untuk perawatan.
h). Sebaiknya peralatan ditata secara kelompok menurut jenis dan fungsinya.
i). Brosur – brosur atau katalog sebaiknya disimpan baik diruang alat pada tempat khusus.
3. LATIHANa. Diskusikanlah dengan teman anda bagaimana pendapat masing-masing tentang penataan
bengkel/laboratorium yang ada sekarang ? Beri komentar apa yang sudah baik dan apa pula yang masih
kurang, hal-hal yang masih kurang perlu dilengkapi dengan saran perbaikan.
b. Selanjutnya komentari pula penataan ruang peralatan, apakan sudah memenuhi sarat seperti aman,
mudah terlihat, mudah mengambil dan mengembalikannya, dan aman dalam penggunaannya. Kalau ada
hal-hal yang masih kurang berikan saran perbaikan dengan argumentasi yang logis.
c. Sekarang rencanakan penempatan peralatan pendukung/instrument di ruang bengkel/laboratorium
sekolah anda sehingga layak disebut sebagai tempat kerja praktik.
a. Penyusunan jadwal pemakaian Bengkel
b. Penyusunan Daftar Pembagian Tugas
IV. TATA LETAK GUDANG BAHAN PRAKTIK
1. Tujuan khusus pembelajaran
Setelah akhir pelajaran ini peserta dapat :
1). Menjelaskan faktor – faktor penting dalam menentukan lokasi gudang bahan.
2). Memahami macam – macam gudang untuk gudang.
3). Memahami sifat – sifat bahan.
4). Menerapkan tata cara penempatan bahan.
5). Melaksanakan pengamanan gudang.
2. Materi Pembelajaran
1). Menentukan Lokasi Gudang Bahan.
Gudang bahan adalah suatu tempatatau ruang yang berfungsi khusus untuk menyimpan segala
sesuatu yang digunakan untuk suatu keperluan atau dapat diproses menjadi barang /hasil yang relatif
lebih bermanfaat daripada sebelumnya.
Kalimat diatas memiliki makna bahwa bahan yang akan diproses didalam kegiatan belajar
mengajar terdiri dari bermacam – macam jenisnya , dan dalam jumlah yang bervariasi. Agar bahan
tersebut dapat diproses dan dapat menghasilkan sesuatu yang berguna diperlukan suatu penanganan
yang sungguh – sungguh dalam penempatannya. Untuk penempatan bahan dipilih satu lokasi yang
sekiranya dapat menjamun bahwa bahan yang disimpan / ditata dalam gudang tidak berubah kualitas
maupun kuantitasnya.
Beberapa faktor penting yang dapat dijadikan dalam penentuan lokasi gudang yaitu :
Tempat mudah dicapai oleh alat pengangkut.
Tempat bebas dari banjir dan tidak mudah terbakar.
Memungkin tersedia fasilitas yang diperlukan seperti : Listrik , air dan telepon.
2). Macam – macam Gudang
Macam gudang dibedakan atas :
Gudang pusat : ialah gudang utama yang menyimpan barang – barang yang akan disalurkan kepada
gudang khusus , gudang pemakai.
Gudang pemakai: ialah guang yang digunakan untuk menyiapkan barang – barang yang langsung dipakai.
Gudang khusus : ialah gudang yang digunakan untuk menyimpan barang – barang khusus baik jenisnya
maupun sifatnya seperti bahan kimia, bahan peledak, obat – obatan dan lain – lain.
3). Tata Letak Barang.
Begitu banyak jenis dan jumlah barang yang biasa digunakan dalam proses belajar mengajar,
sehingga di dalam penyimpanannya perlu penataan yang teratur.
Dalam pengaturan penyimpanan/peralatan bahan hendaknya diperhatikan sifat-sifat barang,
misalnya :
a. Barang-barang berat
b. Barang-barang mewah
c. Makanan
d. Berupa kertas-kertas
e. Berupa kain
f. Berupa bahan kimia
g. Berupa butiran/lempengan
4). Keamanan gudang
Mengingat bahan yang diterima dan digudangkan itu adalah barang milik negara /yayasan yang
harus dipertanggungjawabkan dalam penggunaannya, sehingga perlu dijaga keamanannya.
Keamanan yang dimaksud adalah mencakup keamanan fisik dan keamanan administrasi.
Untuk keamanan administrasi sama halnya dengan administrasi pemeliharaan peralatan.
Untuk keamanan secara fisik perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :
Gudang harus dikunci selama tidak ada kegiatan dalam gudang, kunci harus ada duplikasinya, satu
dipegang kepala gudang dan satu lagi dipegang atasannya.
Perlu ada tenaga khusus penjaga keamanan gudang
Bahan yang berharga tinggi perlu disimpan ditempat yang dianggap lebih terjamin keamanannya
Perlu tersedia alat pemadam kebakaran dan anti hama
Konstruksi pintu dan pagar sekeliling dibuat yang kuat, dan pintu masuk terbatas tidak semua orang,
kendaraan keluar masuk
5). Pelaksanaan penyimpanan
Penyimpanan/peralatan harus dikelola sebaik-baiknya agar tercapai efisiensi dan efektivitas
dalam penggunaan tenaga kerja, alat-alat dan tata kerja.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penataan bahan adalah sebagai berikut :
a. Syarat pergudangan yang berlaku
b. Sifat barang yang disimpan
c. Jangka waktu penyimpanan
d. Tenaga yang diperlukan
e. Alat yang diperlukan
f. Dana yang diperlukan
g. Prosedur kerja dan tata kerja
4. LATIHAN1). Jelaskan pertimbangan dalam menentukan lokasi gudang ?
2). Sebutkan macam-macam gudang dan fungsinya ?
3). Bagaimana menyusun barang di gudang ?
4). Faktor-faktor apa yang mempengaruhi keamanan barang di gudang ?
V. OPTIMASI PENGGUNAAN BENGKEL/LABORATORIUM1. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai materi ini peserta akan dapat :
1). Menjelaskan makna optimasi penggunaan bengkel, laboratorium 2). Menerapkan cara-cara pengoptimasian penggunaan bengkel
3). Menghitung efisiensi penggunaan bengkel, laboratorium.
4). Memahami dan mengimplementasikan 5 S
2. MATERI PEMBELAJARAN
1). Pengertian Optimasi Bengkel, laboratorium / Laboratorium
Yang dimaksud dengan optimasi bengkel, laboratorium, adalah suatu usaha untuk
mengoptimasikan pemakaian bengkel, laboratorium sehingga bengkel tersebut secara optimal
memberikan faedah dan penunjang pencapaian tujuan bengkel, laboratorium .
Sebagai bengkel, laboratorium pendidikan yang befungsi sebagai tempat pelatihan siswa dan
bertujuan untuk memberikan keterampilan kejuruan pada siswa, tentu saja bengkel yang optimum
penggunaannya akan memberikan faedah yang sebesar-besarnya kepada siswa yaitu memberikan
ketrampilan kejuruan yang handal.
Agar bengkel, laboratorium dapat optimum digunakan tentu saja bengkel, laboratorium
/laboratorium tersebut harus dikelola dengan baik. Berikut ini disebutkan ciri-ciri atau karakteristik
bengkel, laboratorium yang dikelola dengan baik.
Karakteristik bengkel, laboratorium yang dikelola dengan baik :
i. Efektif yaitu peralatan mendukung peningkatan kualitas PBM
ii. Efisien yaitu setting peralatan tidak menyia-nyiakan energi, biaya bahkan
meningkatkan produktivitas kerja
iii. Sehat dan aman yaitu penerangan, ventilasi, sanitasi, air bersih, keselamatan kerja,
lingkungan, semuanya memenuhi persyaratan
iv. Peralatan/fasilitas selalu siap pakai dan aman yaitu semua peralatan / fasilitas
terhindar dari kerusakan, kemacetan dan terlindung dari kehilangan
v. Seluruh aktivitas bengkel mudah dikontrol yaitu dengan adanya administrasi yang
baik, visualisasi informasi yang jelas dan program yang jelas
vi. Memenuhi kebutuhan psikologis yaitu secra visual l menarik dan menyenangkan,
iklim kerja yang baik, dan kesejahteraan lahir dan batin yang memadai
Dengan dikelola secara baik Insya Allah Optimasi Bengkel, laboratorium akan tercapai.
Ciri-ciri bengkel, laboratorium / laboratorium yang optimal penggunaannya adalah :
Efisiensi pemakaian bengkel, laboratorium berkisar antara 60 % s.d 80 %
Program Kerja bengkel, laboratorium terlaksana secara tuntas
Siswa puas dengan memperoleh ketrampilan sesuai dengan target kompetensi (kurikulum)
Pengelola dan Staf bengkel, laboratorium mendapat kepuasan
2). Upaya mencapai optimalisasi bengkel / laboratorium
Dalam upaya meningkatkan optimasi bengkel ada beberapa saran yang disampaikan adalah :
a. Penyusunan jadwal pemakaian Bengkel
Agar bengkel, laboratorium dipakai secara tertib dan teratur, tidak terjadi tabrakan antara
pemakai yang satu dengan pemakai yang lain, maka perlu adanya jadwal pemakaian bengkel,
laboratorium .
Untuk dapat menyusun jadwal pemakaian bengkel, laboratorium tersebut, tentu saja perlu
diinventarisasi segala kegiatan yang akan dilakukan di bengkel, laboratorium, misalnya kegiatan praktik
(pelatihan) kegiatan pemeliharaan (M & R) dan sebagainya. Demikian juga perlu diinventarisasikan
personil/orang-orang yang akan melakukan kegiatan tersebut, berapa jumlahnya, rombongan belajar
atau perorangan disamping itu perlu juga diidentifikasi waktu yang diperlukan untuk melakukan
kegiatan dan waktu yang tersedia yaitu waktu buka maupun tutup bengkel, laboratorium .
Dengan data-data yang lengkap ini maka jadwal penggunaan bengkel, laboratorium dapat
disusun
b. Penyusunan Daftar Pembagian Tugas
Strategi untuk mengatur siswa dalam melaksanakan praktek itu ada bermacam- macam tergantung dari karakteristik bengkel, laboratorium masing-masing. Ada yang diatur secara kelompok, dan ada yang diatur secara induvidu.
Ada yang perlu diatur secara seri yaitu bila materi itu memang harus berurutan atau dapat diatur secara paralel
c. Papan Informasi tentang Kemajuan PraktikPapan Informasi tentang kemajuan praktik siswa adalah berupa table berapa buah job.pekerjaan yang harus dikerjakan siswa dan seberapa banyak yang telah dikerjakan oleh masing- masing siswa. Papan ini berguna bagi guru dalam menentukan kemajuan siswa secara individu dan berguna pula bagi siswa untuk menilai seberapa banyak pekerjaan yang telah dilakukannya.
3). Perhitungan efisiensi bengkel
Telah disepakati bersama bahwa yang dimaksud dengan efisiensi adalah perbandingan antara
sesuatu yang terpakai dengan sesuatu yang tersedia.
Kita akan mengetahui apakah bengkel kita efisien atau tidak dapat kita hitung apabila kita
mengetahui pemakaiannya. Rumus efisiensi dapat kita susun sebagai berikut :
Ef = Efisiensi pemakaian ruang bengkel, laboratorium / laboratorium
K = kelas/kelompok yang memakai ruang bengkel / laboratorium
R= Ruang (jumlah ruang)
Wp = Jumlah jam praktek tiap-tiap minggu
Ws = jumlah jam kerja sekolah setiap minggu (misal 50 jam pelajaran)
Contoh :
Beberapa efisensi ruang komputer bila ruang tersebut digunakan oleh :
Kelas I selama 3 jam /minggu
Kelas II selama 4 jam/ minggu
Kelas III selama 3 jam/ minggu
Sedang jumlah kelas adalah :
Kelas I sebanyak 4 kelas
Kelas II sebanyak 4 kelas
Kelas III sebanyak 3 kelas
Jawab :
Kelas I akan memakai selama : 4x3 jam = 12 jam/minggu
Kelas II akan memakai selama : 4x4 jam = 16 jam/minggu
Kelas III akan memakai selama : 3x3 jam = 12 jam/minggu
Ruang praktek (R) hanya 1 ruang
Jam kerja selama (Ws) = 50 jam pelajaran
Ruang / laboratorium ini masih cukup efisien
Sebaliknya dengan rumus efisiensi kita juga dapat menentukan jumlah kebutuhan ruang.
Implementasi 5S
Istilah “5S” sangat sering kita dengar terutama bagi mereka yang berprofesi sebagai karyawan
industri manufaktur. Secara harfiah “5S” berasal dari 5 kata dalam bahasa jepang yaitu, Seiri, Seiton,
Seisou, Seiketsu, dan Shitsuke. Jika kita terjemahkan dalam bahasa Indonesia ia akan menjadi
Pemilahan, Penataan, Pembersihan, Pembiasaan, Pendisiplinan. Sehingga dalam beberapa pabrik,
kosa kata 5S ini sudah diubah ke dalam bahasa Indonesia menjadi “5P” atau dalam konteks lain ia
berubah menjadi 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin) walaupun untuk yang terakhir ini terkesan
sedikit memaksa, tetapi masih memiliki semangat yang sama dengan 5S.
Secara umum orang mengenal 5S sebagai sebuah cara atau filosofi yang merupakan cara me-
manage, cara mengelola area kerja baik dari pola kerja yang efisien dan efektif, pola melakukan
perbaikan terus-menerus dengan mengikis segala bentuk pemborosan, memperbaiki alur kerja, serta
memangkas proses-proses yang tidak perlu dan tidak rasional, selain itu 5S juga mengajarkan kepada
kita tentang pola kedisiplinan yang tidak pernah mengenal lelah apalagi menyerah.
Semangat 5S dan sekaligus target sasaran 5S adalah perubahan moralitas kerja ketika kita
berada diarea kerja kita, keselamatan kerja, dan efisiensi dalam setiap hal pekerjaan yang kita lakukan.
Sebab dengan pelaksanaan 5S, kita bisa dengan mudah melihat perbedaan setiap jenis barang di tempat
dan lokasi yang berbeda pula, lebih mudah mengakses dan menemukan sesuatu yang kita cari karena
petunjuk lokasi dan tempat yang sudah jelas, lebih hemat waktu dalam mengerjakan sesuatu karena
petunjuk yang jelas dan standar kerja yang sudah baku disesuaikan dengan kebutuhan kerja, lebih
merasa aman dan nyaman dalam bekerja karena semua karyawan telah melakukan hal yang sama dan
standar.
Untuk itu, singkat– kita kaji satu persatu dari 5 kata S diatas
1. Seiri (整理), Pemilahan
Pastikan setiap barang yang berbeda jenis dan keperluannya terpisah. Tidak mencampurkan jenis
produk yang sama dalam satu keranjang atau karton box yang sama sebab hal ini berpotensi terkirim
sampai ke pelanggan. Pisahkan pula produk yang dinyatakan “OK” dengan produk yang dinyatakan “NG”
atau “BS” demikian juga dengan produk yang belum diperiksa, semuanya harus benar-benar jelas
memiliki tanda dan terpisah. Pastikan tools, alat-alat yang bisasa digunakan untuk bekerja tidak
tercampur dengan alat-alat yang sudah rusak dan tidak bisa digunakan lagi.
2. Seiton(整頓), Penataan
Setelah kita memilah barang yang berbeda jenis, berbeda keperluannya, dan berbeda tujuan, maka
langkah berikutnya adalah menata setiap barang tersebut dengan pemberian identitas yang jelas agar
benar-benar tidak tercampur, menatanya dengan pola penyimpanan yang rapi, dari warna box yang
dibedakan, misalnya warna biru untuk box produk “OK” warna merah untuk produk “NG” dan warna
kuning untuk produk yang belum diperiksa. Atau kita tata alat ukur yang biasa digunakan di lapangan
produksi dengan gelang berwarna untuk setiap periode kalibrasi yang kita tetapkan, misalnya gelang
kuning untuk alat ukur yang sudah dikalibrasi pada periode semester genap dan gelang warna hijau
untuk alat ukur yang dikalibrasi pada periode semester ganjil. Jika masa kerja kita telah memasuki
semester ganjil sementara masih ada alat ukur yang menggunakan gelang warna kuning, maka hal ini
dengan mudah bisa dideteksi dan segera dilakukan perbaikan dengan melakukan kalibrasi atas alat ukur
tersebut.
3. Seisou (清掃), Pembersihan
Aktifitas bersih-bersih bukanlah merupakan aktifitas khusus dalam pekerjaan kita, melainkan menyatu
dengan keseharian jadwal kerja. Dengan seisou, kita pastikan bahwa area kerja kita tetap bersih setelah
pekerjaan selesai sama seperti ketika memulai pekerjaan, hal ini bertujuan agar jika terjadi kesalahan
atau hal-hal aneh selama bekerja bisa terdeteksi pada saat akhir bekerja, misalnya setiap selesai bekerja
semua tools dikembalikan ke kotaknya dan dibersihkan dari kotoran jika ditemukan tools yang sudah
rompal dan tidak bisa digunakan, maka dengan segera kita tahu bahwa tools yang dimaksud harus
diganti. Selanjutnya perlu segera dilakukan order untuk penjagaan level stock. Dalam hal lain, kita
bersihkan meja kerja kita setiap selesai pekerjaan, mengembalikan file-file yang digunakan kepada
tempatnya dimana kita pertama kali mengambil. Merapikan meja kerja dan sekelilingnya dari kerja dari
dokumen-dokumen yang berceceran dan sampah-sampah lain lalu membuang sampah ke tong sampah
dan menyimpan dokumen pada tray dokumen sesuai kebutuhannya. Kegiatan ini menyatu dalam
keseharian jadwal kerja kita kapanpun dan dimanapun. Jika hal ini dilakukan maka dengan mudah kita
bisa menemukan dokumen yang kita perlukan karena tinggal mengambil di tempat yang sudah
ditetapkan bersama, demikian pula halnya dengan tools yang kita butuhkan akan selalu pasti tersedia
dalam level stock yang aman untuk digunakan dan dalam kondisi yang bisa pakai. Dalam keseharian
habits orang jepang sering kita dengar istilah junbi (Ed: jumbi: persiapan) dan katazuke (rapi-rapi) setiap
mereka selesai bekerja, hal ini tidak lain adalah proses seisou yang telah menjadi karakter pribadi setiap
orang jepang. Dalam kondisi normal, mereka tidak akan mungkin meninggalkan meja kerjanya
berantakan tanpa berusaha melakukan katazuke sebelum meninggalkan tempat kerjanya
4. Seiketsu (清潔), Pembiasaan
Istilah seiketsu ini sering kali diterjemahkan sebagai pembiasaan walaupun maknanya lebih dekat pada
Standarisasi. Bahwa setiap kita dituntut untuk melaksankan 3S diatas dalam proses sehari-hari, bukan
lagi sebagai aktifitas dadakan yang menyita waktu dan energy apalagi tetapi tidak memberikan dampak
berarti dalam pekerjaan. Rangkaian aktifitas 4S dilaksanakan dengan konsisten dalam keseharian kerja
kita, dilaksanakan oleh semua orang tanpa kecuali sebagai sebuah standar baku yang menyatu dengan
pekerjaan inti.
5. Shitsuke (躾), Pendisiplinan
Ini adalah fase terakhir dari rangkaian “Pilah-Tata-Bersihkan-Biasakan”. Penetapan pendisiplinan diri
merujuk pada proses panjang yang berkelanjutan. Maka Seiketsu sebagai S ke-5 menjadi
penyempurnaan dari 4S sebelumnya. Pada konsep pendisiplinan ini diharapkan pula bukan sekedar
mempertahankan kondisi yang ada tetap rapih, bersih, dan standar saja melainkan perlu ada perbaikan
berkelanjutan tanpa perubahan berhenti berinovasi. Sebab hanya dengan cara itulah perusahaan dapat
mempertahankan kondisinya untuk tetap survive ditengah era persaingan global saat ini.
Tabel di bawah ini menjelaskan tentang 5 S tersebut.日本語 INDONESIA PENGERTIAN
整理SEIRI
PEMILAHAN
PILAH yang diperlukan dengan yang tidak diperlukanPILAH barang yang OK (Bisa Pakai) dengan NG (Tidak bisa pakai)PILAH setiap barang yang berbeda jenisnya
整頓SEITON
PENATAAN
TATA setiap barang agar mudah dicariTATA setiap barang sesuai keperluannyaTATA setiap barang agar indah dilihat
清掃SEISOU
PEMBERSIHAN
BERSIH-kan tempat kerjamu agar jika ada hal aneh mudah dideteksiBERSIH-kan setiap barang agar selalu terawatBERSIH-kan sekelilingmu agar tetap BERSIH
清潔SEIKETSU
PEMBIASAAN
BIASA-kan dirimu bekerja sesuai STANDARBIASA berlaku benar adalah STANDARBIASA berbuat sesuai STANDAR adalah BENAR
躾SHITSUKE
PENDISIPLINAN
DISIPLIN-kan Kebiasaan 3S pada keseharianmuDISIPLIN-kan Kebiasaan baik agar menjadi KARAKTERDISIPLIN-kan Berperilaku sesuai Standard
3. LATIHAN
1). Buatlah format untuk merencanakan kebutuhan alat dan bahan praktik selama satu semester, kemudian
diskusikan dengan teman anda format yang paling baik harus memuat apa saja ?
2). Buatlah daftar penggunaan bengkel kemudian diskusikan dengan teman anda apakah jadwal ini tersebut
sedah baik ?
3). Buat pula daftar pembagian tugas setiap guru yang ada di bengkel/laboratorium tersebut ?
4). Buatlah papan informasi yang berisi daftar kemajuan pekerjaan siswa tentang suatu praktik yang
berlangsung di bengkel/laboratorium ?
5). Hitunglah efisiensi penggunaan bengkel di sekolah saudara ?
6). Pahami makna dan filosopi 5 S untuk dapat diterapkan di Sekolah saudara ?
Lampiran 1
Contoh-contoh Format yang Digunakan
SMK…………………………………………………………..………………………………………………….
Unit Kerja :…………………………….…………………………………………………..
BUKTI PENERIMAAN BARANGNomor:………… tanggal………..
Berdasarkan:
1. Surat pengantar tanggal :………………………..Nomor:…………………………2. Berita Acara Penerimaan Barang, tanggal ………………Nomor:……………
Menurut surat permintaan dari …………………………………………………………
DITERIMA dari: ……………………….
Tanggal ……………………………………Nomor…………………………………………..Barang-barang tersebut dibawah ini telah diterima di gudang ……………..………………………………………………………………………………………………………
No.
Nama barang
Kode brg invent
Satuan
Harga
satuan
Banyaknya
Keterangan
GUDANG BAGIAN PEMBUKUAN CATATAN
Barang diterima :Tanggal:……………Dimasukkan
persediaan oleh :
……………………….
Dimasukkan oleh: ………………………
Faktu diterima oleh :…………..
Mengetahui :
Kepala Gudang,
Lampiran 2
SMK…………………………………………………………..………………………………………………. NAMA STOCK :…………………… UNIT KERJA : GOLONGAN :…………………… SATUAN :……………….. GUDANG :……………………
KARTU BARANG
Nama barang :…………………………… Kode inventaris No…………………..
Tanggal penerimaan/pengeluaran dari gudang
NOMOR Jumlah
Sisa/Ketera -ngan
Bukti penerima-an
Bukti pengeluar -an
Diterima
Dikeluarkan
Lampiran 3
SMK…………………………………………………………..
Unit Kerja :…………………………….
BERITA ACARA PENERIMAAN/PENYERAHAN BARANGNomor:……………………………………….
Pada hari ini : Hari ………………………….. Tanggal……………………………………. Bertempat di ………………………………………………………………..
Sesuai dengan surat pemberian/permintaan dari …………………………………..tanggal ……………………………………. No…………………………………………………
Telah terjadi Penyerahan/Penerimaan barang antara :
1. Nama : ………………………………………………………… 2. Jabatan : ………………………………………………………… 3. Alamat : ………………………………………………………..
Sebagai pihak yang menyerahkan
1. Nama : ………………………………………………………… 2. Jabatan : …………………………………………………………
3. Alamat : ………………………………………………………..
Sebagai pihak yang menerima barang-barang tersebut di bawah ini : ………………………………………………………………………………….………………………………………………………………………………………………………
Setelah diperiksa yang disaksikan oleh pihak ke 3 ternyata terdapat/tidak terdapat : ……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
………………………….20………
Yang menyerahkan,
Saksi pihak ke 3 ……………………………..1. ……………………………..2. …………………………….. Yang menerima,
………………………………
Lampiran 4
SMK…………………………………………………………..Unit Kerja :…………………………….
SURAT PERINTAH MENGELUARKAN BARANGNomor:……………………………tanggal………………
Untuk : …………………………..Alamat : ………………………….. Kepada
Yth. Bendaharawan Perlengkapan/ Kepala Gudang
……………………………………. di ……………………………………..
Harap diserahkan/dikirimkan kepada ……………………………………………Untuk disampaikan kepada alamat di atas barang-barang sebagai tersebut di bawah ini:
No.
Nama barang
Banyak nya
Kode peti inventaris
Kode peti bungkusan
Harga satuan
No. stock
Keterangan
………. ………………..20……Tembusan: Pejabat yg berwenang
1. ………………..2. ……………….3. ………………4. dst ……………………………….
Lampiran 5
SMK…………………………………………………………..
Unit Kerja :…………………………….
KARTU PERSEDIAAN
Nama barang :………………………………
Tgl.
Uraian pemasukan dan
pengeluaran
No. faktur dll
Masuk
Keluar
Sisa
Keterangan
DAFTAR PUSTAKA
1. Ahyari, Agus, Efisiensi Persediaan Bahan, BPFE Yogyakarta, 1977
2. Abdullah, S, Pengelolaan Fasilitas, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, 2003.
3. Baily, Peter, Succesful Stock Control by Manual System, Gower Press Ltd. Great Britain, 1971
4. Dipohusodo, Istimawan, Manajemen Proyek dan Konstruksi 1, Kanisius, Yogyakarta, 1996.
5. Suradji, Gatot, Pedoman Teknis Administrasi Perlengkapan, Proyek Peningkatan Kemampuan
Pengelolaan Teknis Pendidikan, 1977
6. Takashi Osada Buku “Sikap Kerja 5S”
Diposkan 26th November 2011 oleh Pelatihan Manajemen Bengkel Label: letak tata
Manajemen Bengkel
Asrama Baru
CAT
kunjungan industri
it's me...!!!
Kartu Pemakain Mesin
Rencana Kebutuhan
Serius ngerjain tugas
Mulai Pusing
diskusi
November 26th, 2011
Trakindo
open mine
November 26th, 2011
Format berita acara pemeriksaan barang:
TATA LETAK/LAYOUT BENGKEL/LABORATORIUM
Peran Otak Kanan
potret pendidikan kita
Fokus,fokus,fokus
Moh Fatori
Ngantuk Berat
Foto bareng narasumber
PENGARUH PERKEMBANGAN KEJIWAAN TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER SISW