tata laksana kinerja direksi dan komisaris - ap1.co.id laksana kerja (board... · tata laksana...

92
Tata Laksana Kinerja Direksi dan Komisaris BOARD OF MANUAL 2013

Upload: dangdien

Post on 12-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Tata Laksana Kinerja Direksi dan Komisaris

BOARD OF MANUAL

2013

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

1

D A F T A R I S I

HALAMAN

Lembar Pemberlakuan Pedoman Etika Perusahaan 2013 PT Angkasa Pura I (Persero)

i

Halaman Daftar Isi

1

BAB I - PENDAHULUAN 5

BAB II - DASAR HUKUM 6

BAB III - ISTILAH YANG DIGUNAKAN 8

BAB IV - HUBUNGAN KERJA ANTARA DEWAN KOMISARIS DENGAN DIREKSI 10

BAB V - DEWAN KOMISARIS 12

A. PERSYARATAN DAN KOMPOSISI DEWAN KOMISARIS 12

1. Persyaratan : 12

a. Persyaratan Formal 12

b. Persyaratan Material 13

2. Keanggotaan Dewan Komisaris 13

3. Masa Jabatan Dewan Komisaris 14

4. Program Pengenalan dan Peningkatan Pengetahuan: 16

5. Komisaris Independen: 18

B. TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS 19

C. TUGAS DAN KEWAJIBAN DEWAN KOMISARIS 19

1. Kebijakan Umum 19

2. Pembagian Tugas 22

3. Tugas Pengawasan 22

4. Tugas dalam RUPS 24

5. Tugas dalam Manajemen Risiko 26

6. Tugas dalam Sistem Pengendalian Internal 27

7. Tugas dalam Keterbukaan dan Kerahasiaan Informasi 28

8. Tugas dalam Sistem Teknologi Informasi 29

9. Tugas dalam Pengelolaan Sumber Daya Manusia 29

10. Tugas dalam Pengadaan Barang dan Jasa 30

11. Tugas dalam Sistem Pengelolaan dan Tindak Lanjut Pelaporan Pelanggaran ( Whistle Blowing )

30

12. Tugas dalam Pengelolaan Anak Perusahaan / Perusahaan Patungan 31

13. Tugas dalam Pemilihan Calon Anggota Direksi dan Dewan Komisaris Anak Perusahaan / Perusahaan Patungan

31

14. Tugas menilai Kinerja Direksi 31

15. Tugas dalam Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi 32

16. Tugas dalam Nominasi dan Seleksi Calon Direksi 32

D. WEWENANG DEWAN KOMISARIS 33

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

2

D A F T A R I S I

HALAMAN

E. HAK DEWAN KOMISARIS 34

F. ETIKA JABATAN 35

G. RAPAT DEWAN KOMISARIS 36

1. Kebijakan Umum 36

2. Rapat Dewan Komisaris dihadiri Direksi 37

3. Mekanisme Kehadiran 38

4. Prosedur Rapat Dewan Komisaris : 38

a. Prosedur Persiapan Rapat Dewan Komisaris 38

b. Prosedur Rapat Dewan Komisaris 39

5. Pembuatan Risalah Rapat 41

H. KOMITE -KOMITE DEWAN KOMISARIS : 43

1. Komite Audit 43

2. Komite Risiko Usaha dan GCG 46

I. SEKRETARIS DEWAN KOMISARIS: 47

1. Tugas Sekretaris Dewan Komisaris 47

2. Wewenang Sekretaris Dewan Komisaris 48

BAB VI - DIREKSI 49

A. PERSYARATAN DAN KOMPOSISI DIREKSI 49

1. Persyaratan: 49

a. Persyaratan Formal 49

b. Persyaratan Material 50

2. Komposisi Direksi 51

3. Keanggotaan Direksi 51

4. Pelaksanaan fit and proper test 53

5. Kontrak Manajemen 53

6. Ketentuan mengenai Masa Jabatan Direksi 53

7. Program Pengenalan Direksi 55

8. Program Peningkatan Pengetahuan Direksi 56

B. TANGGUNG JAWAB DIREKSI 56

C. TUGAS DAN KEWAJIBAN DIREKSI 57

1. Kebijakan Umum 57

2. Hubungan dengan Rapat Umum Pemegang Saham 58

3. Strategi dan Rencana Kerja 59

4. Manajemen Risiko 59

5. Sistem Pengendalian Internal 60

6. Keterbukaan dan Kerahasiaan Informasi 61

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

3

D A F T A R I S I

HALAMAN

C. TUGAS DAN KEWAJIBAN DIREKSI 57

7. Etika Berusaha dan Anti Korupsi 63

8. Hubungan dengan Stakeholders 63

9. Sistem Akuntansi dan Pembukuan 64

10. Tugas dan Kewajiban Lain 64

D. WEWENANG DIREKSI 65

1. Umum 65

2. Kewenangan Direksi yang memerlukan persetujuan Komisaris 66

3. Kewenangan Direksi yang harus mendapat tanggapan tertulis dari Dewan Komisaris dan persetujuan dari RUPS

66

4. Kewenangan menjalankan tindakan –tindakan lainnya 68

E. HAK-HAK DIREKSI 68

F. INDEPENDENSI DIREKSI 69

G. ETIKA JABATAN 69

H. PENETAPAN KEBIJAKAN PENGURUSAN PERSEROAN OLEH DIREKSI

70

1. Umum 70

2. Prinsip-prinsip Kebijakan Pengurusan Perusahaan 70

I. PENDELEGASIAN WEWENANG DIANTARA ANGGOTA DIREKSI PERSEROAN

71

J. PEMBAGIAN TUGAS DIREKSI 72

1. Kebijakan Umum 72

2. Pembagian Tugas Direksi 72

3. Direktur Utama : 72

a. Hak dan Wewenang Direktur Utama 72

b. Tugas Direktur Utama 72

c. Tanggung Jawab Direktur Utama 73

d. Hak, Wewenang, Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Direksi Lain

74

K. RAPAT DIREKSI 74

1. Kebijakan Umum 74

2. Jadwal dan Agenda Rapat 75

3. Mekanisme Pengambilan Keputusan dalam Rapat 76

4. Prosedur Rapat Direksi 77

a. Prosedur Persiapan Rapat Rutin 77

b. Prosedur Persiapan Rapat Direksi 77

c. Prosedur Pelaksanaan Rapat Direksi 77

5. Pembuatan Risalah Rapat 80

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

4

D A F T A R I S I

HALAMAN

L. HUBUNGAN DENGAN ANAK PERUSAHAAN DAN PERUSAHAAN PATUNGAN

81

1. Prinsip Umum 81

2. Mekanisme Pengawasan 81

3. RUPS Anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan 82

4. Transaksi dengan Anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan 83

M. SEKRETARIS PERUSAHAAN 83

1. Tugas Pokok Sekretaris Perusahaan 83

2. Tanggung Jawab Sekretaris Perusahaan 83

3. Kewenangan Sekretaris Perusahaan 84

4. Pertanggungjawaban Sekretaris Perusahaan 85

N. SATUAN PENGAWAS INTERN 85

O. TIM DIREKSI / PENGGUNAAN SARAN PROFESIONAL 85

BAB VII - PROSEDUR-PROSEDUR TERKAIT DENGAN TUGAS DAN KEWAJIBAN DIREKSI

87

A. Penyusunan Laporan keuangan tahunan 87

B. Penyusunan Laporan Audit Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan dan pengendalian internal

88

C. Penyusunan laporan hasil evaluasi kinerja 88

D. Penyusunan laporan pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

89

E. Penyusunan RJPP 89

F. Penyusunan RKAP 90

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

5

BAB I - PENDAHULUAN

Board Manual adalah petunjuk tata laksana kerja bagi Dewan Komisaris dan Direksi yang

berisikan aktivitas secara terstruktur, sistematis, dan mudah dipahami tentang bagaimana

Dewan Komisaris dan Direksi mengelola suatu perusahaan. Dengan adanya Board

Manual maka Dewan Komisaris dan Direksi memiliki pedoman dalam melaksanakan tugas

masing – masing untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan yang telah ditetapkan

sehingga Visi dan Misi Perseroan dapat tercapai.

Board Manual disusun berdasarkan prinsip-prinsip hukum korporasi, ketentuan Anggaran Dasar, peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta praktik-praktik terbaik (best practices) Good Corporate Governance. Karena Board Manual adalah merupakan pedoman bagi Dewan Komisaris dan Direksi

dalam melaksanakan tugas agar tercipta pengelolaan Perusahaan secara baik maka Board

Manual harus memenuhi karakteristik 1:

A. Terbuka, akuntabel, dapat dipercaya, bertanggung jawab dan adil B. Profesional, transparan dan efisien dengan lebih memberdayakan fungsi dan

meningkatkan kemandirian, Dewan Komisaris dan Direksi. C. Berupa peraturan atau ketentuan yang dapat dijadikan dasar bagi Direksi dan dewan

Komisaris dalam bertindak. Pengelolaan Perusahaan sebagaimana tersebut di atas diharapkan akan mewujudkan tujuan PT Angaksa Pura I (Presero) sebagai berikut

2 :

A. Meningkatkan nilai pemegang saham B. Memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun internasional C. Memperkuat perekonomian nasional D. Memiliki tanggungjawab sosial secara nasional dan internasional E. Melaksanakan kebijakan pemerintah

1 Peraturan Menteri Negara BUMN No. Per-01/MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola

Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara Pasal 2 dan 3 2 Peraturan Menteri Negara BUMN No. Per-01/MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola

Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara Pasal 4

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

6

BAB II - DASAR HUKUM

Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar Board Manual di antaranya adalah:

A. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

B. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara

C. Peraturan Pemerintah Nomor : 43 Tahun 2005 tentang Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan dan Perubahan Bentuk Badan Hukum Badan Usaha Milik Negara.

D. Peraturan Pemerintah Nomor : 45 Tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara

E. Instruksi Presiden RI No 8 Th 2005 tentang pengangkatan anggota Direksi dan /atauDewan Komisaris/Dewan Pengawas BUMN

F. Peraturan Pemerintah No 41 th 2003 tentang pelimpahan kedudukan, tugas dan kewenangan Menteri Keuangan pada Perusahaan Perseroan(PERSERO), Perusahaan Umum (PERUM), dan Perusahaan Jawatan(PERJAN) kepada Menteri Negara BUMN

G. Anggaran Dasar PT Angkasa Pura I (Persero), Akta Notaris Petrus Suandi Salim SH, No 35 tgl 15 Agustus 2008 yang telah dirubah terakhir dengan Akta Notaris Petrus Suandi Salim SH. No 34 tgl 27 Agustus 2009

H. Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep-09A/MBU/2005 tentang Penilaian Kelayakan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Calon Anggota Direksi Badan Usaha Milik Negara

I. Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Badan Usaha Milik Negara No. Kep-100/MBU/2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN

J. Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Badan Usaha Milik Negara No. Kep-101/MBU/2002 tentang Penyusunan RKAP

K. Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. Kep-102/MBU/2002 tentang Penyusunan RJP

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

7

L. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara Jo. Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-09/MBU/2012 tanggal 6 Juli 2012 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara

M. Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-07/MBU/2010 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas BUMN

N. Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-12/MBU/2012 tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan Pengawas BUMN

O. SK-16/S.MBU/2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara

P. Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-09/MBU/2012 tanggal 6 Juli 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-01/MBU/2011

Q. Prosedur Finalisasi Risalah Rapat PT Angkasa Pura I (Persero)

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

8

BAB III - ISTILAH YANG DIGUNAKAN

Istilah-istilah yang digunakan dalam Board Manual ini, kecuali disebutkan lain, mengandung pengertian sebagai berikut:

A. Auditor Internal, adalah Satuan Pengawas Intern di lingkungan Perseroan yang bertugas untuk melakukan audit serta memastikan sistem pengendalian internal Perseroan dapat berjalan secara efektif

B. Anggota Dewan Komisaris, adalah Anggota dari Dewan Komisaris yang merujuk kepada individu (bukan sebagai Board)

C. Barang Tidak Bergerak/Aktiva Tetap, adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai, baik melalui pembelian atau dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam kegiatan usaha perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun

D. Direksi, adalah keseluruhan Anggota Direksi yang berlaku sebagai suatu kesatuan Dewan (Board)

E. Anggota Direksi, adalah Anggota dari Direksi yang merujuk kepada individu (bukan sebagai Board)

F. Good Corporate Governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh RUPS, Dewan Komisaris dan Direksi untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai Pemegang Saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya, berlandaskan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika

G. Kantor Akuntan Publik, adalah Kantor Akuntan yang memberikan jasa audit atas Laporan Keuangan, Laporan Kinerja, Laporan Kepatuhan serta laporan lain sesuai ketentuan yang berlaku kepada Perseroan

H. Dewan Komisaris, adalah keseluruhan Anggota Dewan Komisaris yang berlaku sebagai suatu kesatuan Dewan (Board)

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

9

I. Dewan Komisaris Independen, adalah Anggota Dewan Komisaris yang memenuhi persyaratan independensi sesuai ketentuan yang berlaku dan yang bersangkutan ditunjuk oleh Rapat Umum Pemegang Saham sebagai Dewan Komisaris Independen

J. Komite Risiko Usaha dan GCG, adalah komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris untuk membantu pelaksanaan fungsi pengawasan Dewan Komisaris terhadap pengelolaan perusahaan guna mewujudkan penyelenggaraan perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).

K. Komite Audit, adalah komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris untuk membantu pelaksanaan tugas dan fungsi Dewan Komisaris dalam memastikan sistem pengendalian internal Perseroan agar berfungsi secara efektif dan efisien.

L. Perusahaan (atau Perseroan) dengan huruf P kapital, adalah PT Angkasa Pura I (Persero), sedangkan perusahaan (atau perseroan) dengan huruf p kecil menunjuk kepada perusahaan secara umum

M. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), adalah merupakan forum bagi Pemegang Saham sebagai pemegang kekuasaan tertinggi

N. RUPS Anak Perusahaan, adalah organ anak perusahaan yang memegang kekuasaan tertinggi pada anak perusahaan dan memegang segala kewenangan yang tidak diserahkan kepada Direksi Anak Perusahaan atau Dewan Komisaris Anak Perusahaan

O. Sekretaris Dewan Komisaris, adalah satuan fungsi struktural di bawah Dewan Komisaris yang bertugas untuk memberikan dukungan kepada Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugasnya

P. Sekretaris Perusahaan, adalah satuan fungsi struktural dalam organisasi perusahaan yang bertugas untuk memberikan dukungan kepada Direksi dalam melaksanakan tugasnya

Q. Pemegang Saham Pengendali, adalah Pemegang saham yang memiliki saham lebih dari 51% (pemegang Saham mayoritas)

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

10

BAB IV - HUBUNGAN KERJA ANTARA

DEWAN KOMISARIS DENGAN DIREKSI

Keberhasilan penerapan good corporate governance salah satunya bergantung pada

hubungan kerja antar organ perusahaan. Demi terjalinnya hubungan yang harmonis dalam

pelaksanaan tugas, mekanisme kerja antar organ perusahaan diatur dengan berlandaskan

prinsip kebersamaan, saling menghargai fungsi dan perannya dan bertindak sesuai dengan

kewenangan yang telah ditetapkan untuk pencapaian visi – misi perusahaan .

Mekanisme kerja Direksi dan Dewan Komisaris harus diatur agar masing-masing dapat

menjalankan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien. Dewan Komisaris dan Direksi

sesuai dengan fungsinya masing-masing mempunyai tanggung jawab untuk menjaga

kelangsungan usaha perusahaan dalam jangka panjang yang tercermin pada:

1. Terpeliharanya kesehatan perusahaan sesuai dengan indikator dan kriteria yang

ditetapkan oleh Kementrian BUMN selaku regulator.

2. Tercapainya imbal hasil yang wajar bagi (Peningkatan nilai) Pemegang Saham.

3. Terlindunginya kepentingan stakeholders lainnya.

4. Terlaksananya sistem dan prosedur kegiatan usaha yang berfungsi sebagai

pengendalian dan pengelolaan risiko bagi kontinuitas manajemen perusahaan.

Terciptanya sebuah hubungan kerja yang baik antara Dewan Komisaris dengan Direksi

merupakan salah satu hal yang sangat penting agar masing-masing organ tersebut dapat

bekerja sesuai tanggung jawab dan wewenang masing-masing dengan efektif dan efisien.

Untuk itu PT Angkasa Pura I (Persero), dalam menjaga hubungan kerja yang baik antara

Dewan Komisaris dengan Direksi menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

11

1. Dewan Komisaris menghormati tanggung jawab dan wewenang Direksi dalam mengurus

Perusahaan sebagaimana telah diatur dalam peraturan perundang-undangan maupun

Anggaran Dasar Perusahaan.

2. Direksi menghormati tanggung jawab dan wewenang Dewan Komisaris untuk

melakukan pengawasan dan memberikan nasihat terhadap kebijakan pengurusan

Perusahaan oleh Direksi.

3. Dalam rangka saling menghormati tanggung jawab dan wewenang Organ Perseroan

lainnya, Dewan Komisaris dan Direksi harus memahami tanggung jawab dan wewenang

organ Perseroan lainnya.

4. Setiap hubungan kerja antara Dewan Komisaris dengan Direksi merupakan hubungan

yang bersifat formal kelembagaan, dalam arti harus senantiasa dilandasi oleh suatu

mekanisme baku atau korespondensi yang dapat dipertanggungjawabkan.

5. Setiap hubungan kerja yang bersifat informal dapat saja dilakukan oleh masing-masing

Anggota Dewan Komisaris dan Direksi, namun tidak dapat dipakai sebagai kebijakan

formal sebelum melalui mekanisme atau korespondensi yang dapat

dipertanggungjawabkan.

6. Dewan Komisaris berhak memperoleh akses atas informasi Perusahaan secara tepat

waktu dan lengkap3

7. Direksi bertanggungjawab untuk memastikan bahwa informasi mengenai Perusahaan

telah diberikan kepada Dewan Komisaris secara tepat waktu dan lengkap4

8. Sekretaris Perusahaan dan Sekretaris Dewan Komisaris berfungsi sebagai pejabat

penghubung antara Direksi dan Dewan Komisaris.

9. Organ yang membantu Dewan Komisaris pada saat berhubungan kerja dengan organ

yang membantu Direksi harus sepengetahuan Dewan Komisaris.

10. Organ yang membantu Direksi pada saat berhubungan kerja dengan organ yang

membantu Dewan Komisaris harus sepengetahuan Direksi.

11. Direksi berkewajiban hadir dalam rapat yang diselenggarakan oleh Dewan Komisaris ,

jikalau diundang.

3 Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-01/MBU/2011 Pasal 16 & SK-16/S.MBU/2012

parameter 46 4 Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-01/MBU/2011 Pasal 16 & SK-16/S.MBU/2012

parameter 121 dan 122

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

12

BAB V - DEWAN KOMISARIS

A. PERSYARATAN DAN KOMPOSISI DEWAN KOMISARIS

1. Persyaratan

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang calon Anggota Dewan Komisaris

meliputi persyaratan formal dan persyaratan material. Persyaratan formal merupakan

persyaratan yang bersifat umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku sedangkan persyaratan material merupakan persyaratan yang

disesuaikan dengan kebutuhan dan sifat bisnis PT Angkasa Pura I (Persero).

a. Persyaratan Formal5:

Orang Perseorangan yang :

1) Cakap melaksanakan perbuatan hukum;

2) Tidak pernah dinyatakan pailit dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sebelum

pengangkatannya;

3) Tidak pernah menjadi anggota Direksi atau Dewan Komisaris yang

dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit dalam

jangka waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya;

4) Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan

keuangan negara dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya;

5) Tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah atau hubungan karena

perkawinan sampai dengan derajat ketiga, baik menurut garis lurus maupun

garis ke samping atau hubungan semenda (menantu atau ipar) dengan

Anggota Dewan Komisaris dan/atau Anggota Direksi lainnya;

5 Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 110; Undang-undang No 19

Tahun 2003 tentang BUMN Pasal 28 ; Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 4, 5,6, 21, 32

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

13

6) Tidak boleh memangku jabatan rangkap sebagai:6

(a) Anggota Direksi pada Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik

Daerah, Badan Usaha Milik Swasta;

(b) Jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan, pengurus partai politik dan atau calon /anggota legislatif

dan/atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah; dan/atau;

(c) Jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan.

7) Memiliki komitmen untuk menyediakan waktu yang memadai dalam rangka

menjalankan fungsinya

b. Persyaratan Material

Persyaratan material merupakan persyaratan kualitas perorangan sesuai

kebutuhan PT Angkasa Pura I (Persero).7

1) Memiliki integritas, yaitu tidak pernah secara langsung maupun tidak

langsung terlibat dalam perbuatan rekayasa dan praktik-praktik

menyimpang, cedera janji serta perbuatan lain yang merugikan perusahaan

di mana yang bersangkutan bekerja atau pernah bekerja.

2) Memahami masalah-masalah manajemen perusahaan yang berkaitan

dengan salah satu fungsi manajemen.

3) Memiliki pengetahuan yang memadai di bidang usaha Perseroan.

4) Menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan fungsinya

Khusus sebagai Anggota Dewan Komisaris Independen terdapat persyaratan

tambahan berupa kriteria independensi sesuai dengan Peraturan Menteri Negara

Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata

Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha

Milik Negara (BUMN).

2. Keanggotaan Dewan Komisaris

a. Dewan Komisaris terdiri atas 1 (satu) orang anggota atau lebih. Dalam hal Dewan

Komisaris terdiri lebih dari 1 (satu) orang anggota maka salah seorang anggota

6 Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 32

7 Undang-undang No 19 Tahun 2003 tentang BUMN Pasal 28 ; Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 7

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

14

Dewan Komisaris diangkat sebagai Komisaris Utama 8. Dewan Komisaris yang

terdiri atas lebih dari 1 orang anggota merupakan majelis dan setiap anggota

Dewan Komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri, melainkan berdasarkan

keputusan Dewan Komisaris. 9

b. Pembagian Tugas diantara para anggota Dewan Komisaris diatur oleh mereka

sendiri, dan untuk kelancaran tugasnya dapat dibantu oleh seorang Sekretaris

yang diangkat oleh Dewan Komisaris berdasarkan saran Pemegang Saham atas

beban Perseroan.

c. Apabila oleh suatu sebab jabatan anggota Dewan Komisaris lowong, maka dalam

waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak terjadinya lowongan harus

diselenggarakan RUPS untuk mengisi lowongan itu dengan tetap memperhatikan

kualifikasi calon Anggota Dewan Komisaris.10

d. Para anggota Dewan Komisaris diangkat oleh RUPS dari calon-calon yang

diusulkan oleh para Pemegang Saham dan pencalonan tersebut mengikat bagi

RUPS11

.

e. Kepada Anggota Dewan Komisaris baru wajib diberikan program pengenalan.12

f. Mekanisme pencalonan anggota Dewan Komisaris oleh para Pemegang Saham,

seleksi para calon anggota Dewan Komisaris hingga pengangkatan anggota

Dewan Komisaris oleh RUPS akan dijabarkan tersendiri dalam sebuah kebijakan

kriteria seleksi dan prosedur nominasi yang ditetapkan oleh RUPS.13

3. Masa Jabatan Dewan Komisaris

a. Masa jabatan Dewan Komisaris adalah 5 (lima) tahun dengan tidak mengurangi

hak Rapat Umum Pemegang Saham untuk memberhentikan para anggota Dewan

Komisaris sewaktu-waktu, dengan menyebutkan alasannya. Setelah masa

jabatannya berakhir, anggota Dewan Komisaris dapat diangkat kembali oleh

RUPS untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.14

b. Masa jabatan Anggota Dewan Komisaris berakhir apabila:15

1) Meninggal dunia

8 Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 1 dan 3

9 UU No 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas psl 108 ayat 4 ; Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 2

10 Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 25 huruf a

11 Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 11

12 Peraturan Menteri Negara BUMN No. Per-01/MBU/2011 Pasal 43 Ayat 1 & SK-16/S.MBU/2012

parameter 41 dan 42 13

SK-16/S.MBU/2012 parameter 22, 23 dan 24 14

UU No 40 Tahun 2007 pasal 111 (3), Undang-undang No 19 Tahun 2003 tentang BUMN Pasal 28 Ayat 4 & Pasal 29 ; Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 12 & 13

15 Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 29

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

15

2) Masa jabatan Anggota Dewan Komisaris berakhir.

3) Mengundurkan diri dengan ketentuan sebagai berikut:16

a) Memberitahukan pengunduran diri secara tertulis kepada Pemegang

Saham dengan tembusan kepada Dewan Komisaris dan Direksi

Perseroan sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal

pengunduran dirinya.

b) Anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri tetap diminta

pertanggung-jawabannya sejak pengangkatan sampai tanggal

penetapan pengunduran diri dalam RUPS berikutnya

4) Tidak lagi memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

5) Diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS. RUPS dapat memberhentikan

anggota Dewan Komisaris sebelum habis masa jabatannya dengan

ketentuan sebagai berikut:

(a) Seorang atau lebih Anggota Dewan Komisaris dapat diberhentikan

sewaktu-waktu oleh RUPS jika mereka bertindak bertentangan dengan

Anggaran Dasar atau melalaikan kewajibannya atau terdapat alasan

yang mendesak bagi Perseroan.17

(b) Rencana pemberhentian anggota Dewan Komisaris itu diberitahukan

kepada anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan secara tertulis

oleh Pemegang Saham.18

(c) Keputusan pemberhentian dimaksud, diambil setelah yang

bersangkutan diberi kesempatan membela diri. Dalam hal

pemberhentian dilakukan di luar forum RUPS, maka pembelaan diri

tersebut disampaikan secara tertulis kepada Pemegang Saham dalam

waktu 14 (empat belas) hari terhitung sejak anggota Dewan Komisaris

yang bersangkutan diberi tahu sebagaimana dimaksud dalam huruf

b)19

16

Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 27 17

Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 13 18

Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 16 19

Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 17 dan 18

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

16

4. Program Pengenalan20

dan Peningkatan Pengetahuan21

a. Program pengenalan dimaksudkan agar Dewan Komisaris yang berasal dari

berbagai latar belakang dan pengalaman dapat mengenal dan memahami

kegiatan dan kondisi Perusahaan. Tanggung jawab untuk mengadakan program

pengenalan tersebut berada pada Sekretaris Perusahaan atau siapapun yang

menjalankan fungsi sebagai Sekretaris Perusahaan.22

b. Dewan Komisaris menetapkan kebijakan untuk diadakan program pengenalan

bagi anggota Dewan Komisaris yang baru diangkat.

c. Materi program pengenalan setidaknya memuat :

1) Prinsip-prinsip GCG

2) Gambaran umum perusahaan

3) Kewenangan yang didelegasikan

4) Tugas dan tanggung jawab Direksi dan Komisaris.

d. Prosedur Program Pengenalan :

1) Sekretaris Perusahaan menyiapkan bahan-bahan yang akan diserahkan

kepada Anggota Dewan Komisaris yang baru ditunjuk, sebagai bagian dari

program pengenalan sebagai anggota Dewan Komisaris. Bahan-bahan yang

akan diserahkan meliputi23

:

(a) Laporan Pelaksanaan prinsip-prinsip good corporate governance oleh

Perseroan

(b) Gambaran mengenai Perseroan berkaitan dengan tujuan, sifat, dan

lingkup kegiatan, kinerja keuangan dan operasi, strategi, rencana

usaha jangka pendek dan jangka panjang, posisi kompetitif, serta

gambaran tentang risiko dan masalah-masalah strategis lainnya

(c) Keterangan berkaitan dengan kewenangan yang didelegasikan, audit

internal dan eksternal, sistem dan kebijakan pengendalian internal,

termasuk Komite Audit

(d) Keterangan mengenai tugas dan tanggung jawab anggota Dewan

Komisaris dan Direksi serta Anggaran Dasar.

20

Peraturan Menteri Negara BUMN No. Per-01/MBU/2011 Pasal 43 Ayat 1 ; SK-16/S.MBU/2012 parameter 41

21 SK-16/S.MBU/2012 parameter 42 parameter 41

22 Peraturan Menteri Negara BUMN No. Per-01/MBU/2011 Pasal 43 Ayat 2 parameter 41

23 Peraturan Menteri Negara BUMN No. Per-01/MBU/2011 Pasal 43 Ayat 3, dan SK-

16/S.MBU/2012 parameter 41

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

17

2) Sekretaris Dewan Komisaris dan Sekretaris Perusahaan menyiapkan hal-

hal yang diperlukan untuk melakukan program pengenalan seperti:

(a) Jadwal pertemuan dengan Direksi Perseroan

(b) Materi Presentasi oleh Dewan Komisaris Utama

(c) Materi Presentasi oleh Direktur Utama

3) Sekretaris Dewan Komisaris memberitahukan kepada Dewan Komisaris

bahwa program pengenalan siap untuk dilaksanakan

4) Sekretaris Perusahaan menyiapkan dan menyampaikan undangan yang

dilengkapi dengan bahan-bahan program pengenalan Anggota Dewan

Komisaris yang baru ditunjuk

5) Anggota Dewan Komisaris yang baru ditunjuk mempelajari bahan-bahan

yang diterima

6) Dewan Komisaris dan Direksi melaksanakan program pengenalan Anggota

Dewan Komisaris yang baru ditunjuk berupa :

(a) Presentasi oleh Komisaris Utama

(b) Presentasi oleh Direktur Utama

(c) Perkenalan dengan Pejabat-pejabat Perseroan

(d) Presentasi ringkas dari Pejabat Perseroan sesuai bidang tugasnya

7) Anggota Dewan Komisaris yang baru ditunjuk dapat mengajukan pertanyaan

secara tertulis kepada Pejabat Perseroan untuk mendapatkan penjelasan

8) Sekretaris Dewan Komisaris mengatur kunjungan ke unit kerja/kantor

cabang/proyek Perseroan.

e. Program pelatihan bagi Dewan Komisaris ditujukan untuk meningkatkan

pengetahuan anggota Dewan Komisaris dalam rangka melaksanakan

pengawasan dan memberikan pengarahan kepada Direksi.

f. Dewan Komisaris menetapkan kebijakan tentang pelatihan bagi Dewan Komisaris

yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

g. Prosedur Program Peningkatan Pengetahuan :

1) Anggota Dewan Komisaris mengajukan rencana program peningkatan

pengetahuan kepada Direksi disertai dengan tujuan, lokasi, biaya dan hal-hal

yang diperlukan dan disesuaikan dengan Anggaran Dewan Komisaris yang

telah disetujui oleh RUPS.

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

18

2) Direksi menfasilitasi terlaksananya program tersebut disesuaikan dengan

kondisi Perseroan, dan memasukan program tersebut ke dalam RKAP.

3) Anggota Dewan Komisaris yang mengikuti short course, pelatihan, workshop,

dan semacamnya berkewajiban untuk meneruskan hasilnya kepada anggota

Dewan Komisaris lain sebagai bahan informasi.

5. Komisaris Independen

a. Komposisi Anggota Dewan Komisaris Independen

Komposisi Dewan Komisaris PT Angkasa Pura I (Persero) harus memungkinkan

pengambilan putusan yang efektif, tepat dan cepat serta dapat bertindak secara

independen dalam arti tidak mempunyai benturan kepentingan.24

Paling sedikit

20% (dua puluh persen) dari anggota Dewan Komisaris harus merupakan

Komisaris Independen.25

b. Kriteria Anggota Dewan Komisaris Independen26

:

Untuk dapat diangkat menjadi Komisaris Independen harus memenuhi kriteria

independensi sebagai berikut :

Komisaris independen tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan,

kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan

Komisaris lainnya, anggota Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau

hubungan dengan BUMN yang bersangkutan, yang dapat mempengaruhi

kemampuannya untuk bertindak independen.

1) Tidak menjabat sebagai Direksi di perusahaan terafiliasi dengan PT

Angkasa Pura I (Persero)

2) Tidak bekerja pada Pemerintah termasuk departemen, lembaga dan

kemiliteran dalam kurun waktu tiga tahun terakhir

3) Tidak bekerja di PT Angkasa Pura I (Persero) atau afiliasinya dalam kurun

waktu tiga tahun terakhir

4) Tidak mempunyai keterkaitan finansial, baik langsung maupun tidak

langsung dengan PT Angkasa Pura I (Persero) atau perusahaan yang

menyediakan jasa dan produk kepada PT Angkasa Pura I (Persero) dan

afiliasinya

5) Bebas dari kepentingan dan aktivitas bisnis atau hubungan lain yang dapat

24

Undang-undang No 19 Tahun 2003 tentang BUMN Pasal 28 Ayat 3 dan Peraturan Menteri Negara BUMN No Per-01/MBU/2011 Pasal 13 Ayat 3

25 Peraturan Menteri Negara BUMN No Per-01/MBU/2011 Pasal 13 ayat (1)

26 Peraturan Menteri Negara BUMN No Per-01/MBU/2011 Pasal 13 ayat (3)

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

19

menghalangi atau mengganggu kemampuan Dewan Komisaris untuk

bertindak atau berpikir secara bebas di lingkup PT Angkasa Pura I (Persero).

B. TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

Dewan Komisaris adalah Organ Perseroan yang bertanggung jawab dan berwenang

mengawasi Direksi dalam menjalankan kepengurusan Perusahaan dan memberikan

nasihat kepada Direksi.

Pengawasan dan pemberian nasihat oleh Dewan Komisaris dilaksanakan dengan

prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Pengawasan terhadap pengelolaan perusahaan oleh Direksi.

2. Dalam melakukan pengawasan, Dewan Komisaris bertindak secara kolegial dan

tidak dapat bertindak sendiri-sendiri.

3. Pengawasan yang dilaksanakan Dewan Komisaris tidak boleh berubah menjadi

pelaksanaan tugas-tugas eksekutif dan pengambilan keputusan operasional yang

menjadi tugas Direksi, kecuali dalam hal Perseroan tidak mempunyai Direksi, dengan

kewajiban dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah tidak ada

Direksi harus memanggil RUPS untuk mengangkat Direksi.27

4. Pengawasan dilaksanakan kepada keputusan-keputusan yang sudah diambil atau

terhadap putusan-putusan yang akan diambil yang dimintakan

persetujuan/rekomendasinya kepada Dewan Komisaris.

5. Setiap Anggota Dewan Komisaris ikut bertanggung jawab secara pribadi atas

kerugian Perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan

tugasnya dan tanggungjawab tersebut berlaku secara tanggung renteng.28

C. TUGAS DAN KEWAJIBAN DEWAN KOMISARIS

1. Kebijakan Umum

Berkaitan dengan pelaksanaan pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi,

Dewan Komisaris mempunyai tugas dan kewajiban untuk:

a. Mematuhi Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan serta prinsip-

prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas,

pertanggungjawaban , serta kewajaran;29

27

UU No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 108 ayat 1 & 2 28

Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat 4 & 5 29

Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-01/MBU/2011 Pasal 12 Ayat 1 dan Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat 3 poin a.

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

20

b. Dengan itikad baik, kehati-hatian dan bertanggung jawab dalam menjalankan

tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi untuk kepentingan

Perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan.30

c. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan Perseroan maupun

usaha Perseroan yang dilakukan oleh Direksi termasuk pengawasan terhadap

pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perseroan, Rencana Kerja dan Anggaran

Perseroan serta ketentuan Anggaran Dasar dan Keputusan Rapat Umum

Pemegang Saham, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku, untuk

kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta

memberikan nasihat kepada Direksi.31

d. Memberi nasihat kepada Direksi dalam melaksanakan pengurusan Perseroan32

e. Meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporan tahunan yang disiapkan

Direksi serta menandatangani laporan tersebut33

f. Menetapkan kebijakan / mekanisme mengenai pemberian persetujuan/

tanggapan/ pendapat Dewan Komisaris terhadap rancangan RJPP dan RKAP.34

g. Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai Rencana Jangka

Panjang Perseroan dan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan mengenai

alasan Dewan Komisaris menandatangani RJPP dan RKAP.35

h. Menetapkan kebijakan Dewan Komisaris untuk memantau kepatuhan Direksi

dalam menjalankan pengurusan perusahaan terhadap RKAP dan/atau RJPP.36

i. Menyusun rencana untuk melakukan evaluasi atas kepatuhan Direksi

menjalankan pengurusan perusahaan sesuai dengan RKAP dan/atau RJPP, dan

memasukannya kedalam Rencana Kerja Tahunan Dewan Komisaris.37

j. Mengawasi pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Perusahaan

serta menyampaikan hasil penilaian serta pendapatnya kepada RUPS.38

k. Menetapkan kebijakan yang mengatur tentang pembahasan gejala menurunnya

kinerja perusahaan, pemberian saran kepada Direksi untuk memperbaiki

permasalahan yang berdampak pada penurunan kinerja perusahaan, dan

pelaporan kepada RUPS jika terjadi gejala menurunnya kinerja perusahaan.39

30

Undang-undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Pasal 114 Ayat( 2) ; Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat 3 poin b.

31 Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat 1, dan SK-16/S.MBU/2012 parameter 59

32 Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat 2. poin b.1)

33 Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat 2. poin b.6), dan SK-16/S.MBU/2012 parameter 59

34 SK-16/S.MBU/2012 parameter 47 & 48

35 Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat 2. poin b.3), dan SK-16/S.MBU/2012 parameter 47 & 48

36 SK-16/S.MBU/2012 parameter 59

37 SK-16/S.MBU/2012 parameter 59

38 Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat 1, dan SK-16/S.MBU/2012 parameter 59

39 SK-16/S.MBU/2012 parameter 63

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

21

l. Mengikuti perkembangan kegiatan Perseroan, memberikan pendapat dan saran

kepada RUPS mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi pengurusan

Perseroan, serta melaporkan dengan segera kepada RUPS apabila terjadi gejala

penurunan kinerja Perseroan.40

m. Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai setiap persoalan

lainnya yang dianggap penting bagi pengurusan Perseroan.

n. Menetapkan kebijakan/pedoman yang mengatur Komisaris untuk melakukan

pengawasan atas kepatuhan Perusahaan terhadap peraturan perundang-

undangan, Anggaran Dasar, serta perjanjian dan komitmen yang dibuat oleh

perusahaan dengan pihak ketiga.41

o. Menyusun rencana kerja Dewan Komisaris yang membahas kepatuhan Direksi

terhadap peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar, serta perjanjian dan

komitmen yang dibuat oleh perusahaan dengan pihak ketiga serta memasukan ke

dalam Rencana Kerja Tahunan Dewan Komisaris 42

p. Melaksanakan kewajiban lainnya dalam rangka pengawasan dan pemberian

nasihat, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan,

Anggaran Dasar, dan/atau keputusan RUPS43

.

q. Menetapkan kebijakan dan pedoman untuk memantau penerapan prinsip-prinsip

Good Corporate Governance.44

r. Menyusun rencana penelaahan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan

memasukan dalam Rencana Kerja Tahunan Dewan Komisaris.45

s. Memantau dan memastikan efektivitas praktik Good Corporate Governance yang

diterapkan Perseroan46

t. Menetapkan kebijakan mengenai penyusunan rencana kerja dan anggaran

tahunan Dewan Komisaris yang memadai, dan menyusun rencana kerja Dewan

Komisaris untuk periode tahun berikutnya.47

u. Menetapkan secara tertulis kebijakan mengenai pengukuran dan penilaian

terhadap kinerja Dewan Komisaris, mengevaluasi atas capaian kinerja Dewan

40

Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat 2. poin b.4) dan 5), dan SK-16/S.MBU/2012 parameter 63 41

SK-16/S.MBU/2012 parameter 58 42

SK-16/S.MBU/2012 parameter 58 43

Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat 2. poin b.14), dan SK-16/S.MBU/2012 parameter 58 44

SK-16/S.MBU/2012 parameter 70 45

SK-16/S.MBU/2012 parameter 70 46

Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-01/MBU/2011 Pasal 12 Ayat 7 ; SK-16/S.MBU/2012 parameter 70

47 SK-16/S.MBU/2012 parameter 45

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

22

Komisaris dan dituangkan dalam risalah Rapat Dewan Komisaris dan melaporkan

penilaian kinerja tersebut dalam Laporan Pelaksanaan Tugas Pengawasan

Dewan Komisaris.

v. Anggota Dewan Komisaris tidak bertanggungjawab atas kerugian perusahaan

yang terjadi apabila dapat membuktikan:

1) Telah melakukan pengawasan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk

kepentingan Perseroan dan sesuai maksud dan tujuan Perseroan

2) Tidak mempunyai kepentingan pribadi baik langsung maupun tidak langsung

atas tindakan pengurusan Direksi yang mengakibatkan kerugian.

3) Telah memberikan nasihat kepada Direksi untuk mencegah timbul atau

berlanjutnya kerugian tersebut. 48

2. Pembagian Tugas 49

Untuk mengefektifkan peran Dewan Komisaris, dilakukan pembagian tugas diantara

para anggota Dewan Komisaris dengan mempertimbangkan pembagian tugas

Direksi. Pembagian tugas diantara anggota Dewan Komisaris ditujukan agar

pelaksanaan tugas masing-masing Anggota Dewan Komisaris secara teknis pada

aspek yang dibidangi dapat berjalan lancar, efektif dan efisien, sesuai tanggung

jawab dan wewenang masing-masing sehingga terdapat kejelasan tentang peran

Anggota Dewan Komisaris baik secara kolektif maupun secara perorangan.

Komisaris Utama menetapkan kebijakan yang mengatur tentang kewajiban setiap

Anggota Dewan Komisaris untuk melakukan pembagian tugas.

Pembagian Kerja diantara para Anggota Dewan Komisaris diatur oleh mereka

sendiri, dan untuk kelancaran tugasnya dapat dibantu oleh Sekretaris Dewan

Komisaris yang diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris atas beban

Perseroan.50.

Pembagian tugas dituangkan dalam suatu Surat Keputusan Dewan

Komisaris .

3. Tugas Pengawasan

48

UU No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas psl 114 ayat (5) ; Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat 6

49 SK-16/S.MBU/2012 parameter 43

50 UU NO 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas psl 114 ; Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 24

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

23

Tugas pengawasan oleh Dewan Komisaris dilakukan dengan:

a. Meminta keterangan secara lisan maupun tertulis kepada Direksi tentang suatu

permasalahan yang terjadi. Dalam hal penjelasan diminta secara tertulis

prosedurnya adalah sebagai berikut:

1) Dewan Komisaris menyampaikan pertanyaan secara tertulis tentang suatu

permasalahan yang terjadi kepada Direksi.

2) Direksi menyiapkan dan menyampaikan penjelasan secara tertulis atas

pertanyaan Dewan Komisaris kepada Dewan Komisaris.

3) Dewan Komisaris meneliti dan menelaah penjelasan tertulis yang

disampaikan oleh Direksi dan jika diperlukan Dewan Komisaris mengambil

langkah-langkah sebagai berikut:

(a) Meminta penjelasan lebih lanjut dari Direksi

(b) Mengadakan pertemuan dengan Direksi untuk membahas

permasalahan tersebut lebih lanjut

(c) Memberikan arahan dan nasihat untuk menyelesaikan permasalahan

yang ada.

b. Memberikan saran atau nasihat kepada Direksi dalam rapat Dewan Komisaris

dengan Direksi atau rapat-rapat lain yang dihadiri oleh Dewan Komisaris dengan

prosedur seperti tercantum dalam Rapat Dewan Komisaris.

c. Bila diperlukan Dewan Komisaris dapat melakukan kunjungan ke unit kerja/

Kantor Cabang/ proyek tertentu dalam rangka memastikan pelaksanaan

operasional perusahaan berjalan secara efektif, baik dengan atau tanpa

pemberitahuan kepada Direksi sebelumnya.

d. Memberikan tanggapan atas laporan berkala dengan prosedur sebagai berikut:

1) Dewan Komisaris menerima laporan berkala dari Direksi berupa Laporan

Keuangan dan Laporan Kinerja Perusahaan.

2) Dewan Komisaris menyampaikan tembusan laporan berkala kepada komite-

komite terkait untuk memberikan tanggapan pada Rapat Internal Dewan

Komisaris.

3) Dewan Komisaris mengadakan Rapat Internal dengan mengundang

kehadiran komite-komite terkait untuk membahas laporan berkala dari

Direksi.

4) Dewan Komisaris memberikan tanggapan atas laporan berkala dari Direksi,

dan jika diperlukan mengadakan Rapat Dewan Komisaris dengan dihadiri

Direksi sebelumnya.

e. Memberikan arahan tentang kebijakan dan penyusunan laporan keuangan sesuai

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

24

dengan standard akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK), meliputi:51

1) Menetapkan kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan

pemberian nasihat terhadap kebijakan akuntansi dan penyusunan laporan

keuangan sesuai dengan standard akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia.

2) Menyusun rencana untuk melakukan pengawasan terhadap kebijakan

akuntansi dan penyusunan laporan keuangan berserta penerapan kebijakan

tersebut.

3) Melakukan pembahasan mengenai kebijakan akuntansi dan penyusunan

laporan keuangan beserta penerapannya.

4) Menyampaikan arahan kepada Direksi tentang kebijakan akuntansi dan

penyusunan laporan keuangan beserta penerapannya.

f. Memberikan arahan tentang kebijakan mutu dan pelayanan serta pelaksanaan

kebijakan tersebut, meliputi:52

1) Menetapkan kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan

pemberian nasihat terhadap kebijakan mutu dan pelayanan serta

pelaksanaan kebijakan tersebut.

2) Menyusun rencana pembahasan kebijakan mutu dan pelayanan serta

pelaksanaannya, dan memasukannya kedalam Rencana Kerja Tahunan

Dewan Komisaris.

3) Melakukan pembahasan terhadap kebijakan mutu dan pelayanan serta

pelaksanaannya.

4) Menyampaikan arahan kepada Direksi tentang kebijakan mutu dan

pelayanan sertapelaksanaannya

5) Menetapkan mekanisme bagi Dewan Komisaris untuk merespon saran,

permasalahan atau keluhan dari stakeholders dan menyampaikan kepada

Direksi tentang saran penyelesaian yang diperlukan.

4. Tugas dalam Rapat Umum Pemegang Saham

Dalam hubungannya dengan RUPS, Dewan Komisaris bertugas dan berkewajiban

untuk:

a. Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai rencana

pengembangan Perseroan.

51

SK-16/S.MBU/2012 parameter 55 52

SK-16/S.MBU/2012 parameter 57

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

25

b. Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai rencana kerja dan

anggaran tahunan Perseroan serta perubahan dan penambahannya.

c. Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai rencana perbuatan

pengurusan Perusahaan oleh Direksi yang harus mendapatkan persetujuan

RUPS.

d. Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai laporan berkala dan

laporan lainnya dari Direksi.

e. Meneliti dan menelaah serta menandatangani Laporan Tahunan yang disusun

dan disampaikan oleh Direksi kepada RUPS. Dalam hal ada Anggota Dewan

Komisaris yang tidak menandatangani Laporan Tahunan harus menyebutkan

alasannya secara tertulis.

f. Mengawasi pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan serta

menyampaikan hasil penilaian serta pendapatnya kepada RUPS.

g. Mengikuti perkembangan kegiatan Perseroan, dalam hal Perseroan menunjukkan

gejala kemunduran, segera melaporkan kepada RUPS dengan disertai saran

mengenai langkah perbaikan yang harus ditempuh.

h. Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai setiap persoalan

lainnya yang dianggap penting bagi pengurusan Perseroan.

i. Melakukan tugas-tugas pengawasan lainnya yang ditentukan oleh RUPS.

j. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada RUPS.

k. Berdasarkan usulan Komite Audit, Dewan Komisaris mengajukan calon-calon

Kantor Akuntan Publik (KAP) kepada RUPS yang dilengkapi dengan alasan

pencalonan dan besarnya honorarium.53

Hal ini dilaksanakan dengan prosedur

sebagai berikut:

1) Tim pengadaan KAP di Perseroan membuat Term of Reference (TOR) calon

KAP dan menyampaikannya kepada Direksi.

2) Direksi menyampaikan TOR calon KAP kepada Dewan Komisaris.

3) Dewan Komisaris memerintahkan Komite Audit untuk menanggapi TOR

calon KAP yang diajukan Direksi.

4) Direksi bersama Dewan Komisaris menyetujui TOR calon KAP

5) Tim pengadaan KAP di Perseroan melakukan proses seleksi calon KAP

sesuai TOR calon KAP yang telah ditetapkan dan peraturan perundang-

53

SK-16/S.MBU/2012 parameter 61

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

26

undangan yang berlaku.

6) Tim pengadaan KAP di Perseroan melaporkan hasil seleksi calon KAP

kepada Direksi.

7) Direksi menyampaikan hasil seleksi calon KAP kepada Dewan Komisaris.

8) Dewan Komisaris memerintahkan Komite Audit untuk menilai hasil seleksi

calon KAP yang disampaikan Direksi.

9) Komite Audit menyampaikan calon-calon KAP kepada Dewan Komisaris

10) Berdasarkan usulan Komite Audit, Dewan Komisaris mengajukan calon-calon

KAP untuk diajukan kepada RUPS.

l) Calon-calon KAP diajukan oleh Dewan Komisaris kepada RUPS selambat-

lambatnya pada akhir bulan Mei tahun buku berjalan.

Dalam hal pengajuan usul calon Auditor Eksternal, Dewan Komisaris mempunyai

tugas:54

1) Menetapkan kebijakan dan/atau prosedur Dewan Komisaris mengenai

proses penunjukkan calon Auditor Eksternal dan/atau penunjukkan kembali

Auditor Eksternal dan penyampaian usulan calon Auditor Eksternal kepada

RUPS.

2) Menyusun rencana kerja penunjukkan dan anggaran biaya audit ekternal

untuk calon Auditor, dan memasukannya kedalam Rencana Kerja Tahunan

Dewan Komisaris.

3) Mengevaluasi kinerja Auditor Eksternal sesuai dengan ketentuan dan

standard yang berlaku.

5. Tugas dalam Manajemen Risiko

Dalam melaksanakan manajemen risiko Dewan Komisaris berkewajiban :

a. Menetapkan kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan pemberian

nasihat terhadap kebijakan manajemen risiko perusahaan dan pelaksanaannya.55

b. Menetapkan kriteria mengenai informasi lingkungan bisnis dan permasalahannya

yang diperkirakan berdampak pada usaha perusahaan dan kinerja perusahaan

yang perlu mendapat perhatian Dewan Komisaris.

54

SK-16/S.MBU/2012 parameter 61 55

SK-16/S.MBU/2012 parameter 52

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

27

c. Menyusun rencana Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan pemberian

nasihat terhadap kebijakan dan pelaksnaan manajemen risiko peusahaan.56

d. Melakukan penilaian secara berkala dan memberikan rekomendasi tentang risiko

usaha dan jenis asuransi serta jumlah asuransi yang ditutup oleh PT Angkasa

Pura I (Persero) dalam hubungannya dengan risiko usaha.

e. Memberikan arahan dan evaluasi atas pedoman dan kebijakan mananjemen

risiko yang ditetapkan Direksi.

f. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap penerapan manajemen risiko.

g. Memastikan keselarasan Visi, Misi dan tujuan perusahaan dengan

mempertimbangkan risiko terkait

h. Memonitor pengorganisasian manajemen risiko secara keseluruhan.

6. Tugas dalam Sistem Pengendalian Internal

Dalam mengevaluasi efektifitas Sistem Pengendalian Internal, Dewan Komisaris

dengan dibantu oleh Komite Audit mempunyai kewajiban untuk:

a. Menetapkan kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan pemberian

nasihat terhadap kebijakan/rancangan sistem pengendalian internal dan

pelaksanaannya.57

b. Menyusun rencana Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan pemberian

nasihat terhadap kebijakan/rancangan sistem pengendalian internal dan

pelaksanaannya.58

c. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan oleh Satuan

Pengawasan Intern maupun Kantor Akuntan Publik. Hal tersebut dilaksanakan

dengan:

1) Pembuatan mekanisme hubungan kerja antara Satuan Pengawasan Intern

dengan Komite Audit.

2) Pertemuan berkala antara Satuan Pengawasan Intern dengan Komite Audit

untuk menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan oleh

Satuan Pengawasan Intern.

d. Mengawasi agar Kantor Akuntan Publik dapat mengakses semua catatan

akuntansi dan data penunjang yang diperlukan sehingga memungkinkan bagi

Kantor Akuntan Publik dalam memberikan pendapatnya tentang kewajaran,

56

SK-16/S.MBU/2012 parameter 52 57

SK-16/S.MBU/2012 parameter 51 58

SK-16/S.MBU/2012 parameter 51

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

28

ketaatazasan, dan kesesuaian Laporan Keuangan PT Angkasa Pura I (Persero)

dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia.

e. Mengawasi agar Kantor Akuntan Publik, Auditor Internal, dan Komite Audit

memiliki akses terhadap informasi mengenai PT Angkasa Pura I (Persero) yang

perlu untuk melaksanakan tugas dan merahasiakannya kecuali diisyaratkan

dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

f. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian

manajemen perusahaan serta pelaksanaannya.

g. Memastikan bahwa telah terdapat prosedur review yang memuaskan terhadap

informasi yang dikeluarkan PT Angkasa Pura I (Persero), termasuk brosur,

laporan keuangan berkala, proyeksi/forecast dan lain-lain informasi keuangan

yang disampaikan kepada pemegang saham.

7. Tugas dalam Keterbukaan dan Kerahasiaan Informasi

a. Dewan Komisaris mengawasi agar Direksi mengungkapkan informasi penting

dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Perusahaan kepada Pemegang

Saham, dan Instansi Pemerintah yang terkait sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku secara tepat waktu, akurat, jelas dan secara

obyektif.

b. Dewan Komisaris mengawasi agar Direksi mengambil inisiatif untuk

mengungkapkan tidak hanya masalah yang diisyaratkan oleh peraturan

perundang-undangan namun juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan

oleh pemilik modal/Pemegang Saham, kreditur, dan stakeholders, antara lain

mengenai:

1) Tujuan, sasaran usaha dan strategi Perusahaan.

2) Status Pemegang Saham utama dan para Pemegang Saham lainnya serta

informasi terkait mengenai pelaksanaan hak-hak Pemegang Saham.

3) Kepemilikan saham silang dan jaminan utang secara silang.

4) Penilaian terhadap Perusahaan oleh Kantor Akuntan Publik, lembaga

pemeringkat kredit dan lembaga pemeringkat lainnya.

5) Riwayat hidup anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Eksekutif Kunci

Perusahaan, serta gaji dan tunjangan mereka.

6) Sistem pemberian honorarium untuk Kantor Akuntan Publik Perusahaan.

7) Sistem penggajian dan pemberian tunjangan untuk Auditor Internal, anggota

Dewan Komisaris dan Direksi.

8) Faktor risiko material yang dapat diantisipasi, termasuk penilaian manajemen

atas iklim berusaha dan faktor risiko.

9) Informasi material mengenai karyawan Perusahaan dan stakeholders.

10) Klaim material yang diajukan oleh dan/atau terhadap perusahaan, dan

perkara yang ada di badan peradilan atau badan arbitrase yang melibatkan

Perusahaan.

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

29

11) Benturan kepentingan yang mungkin akan terjadi dan/atau yang sedang

berlangsung.

12) Pelaksanaan Pedoman Good Corporate Governance.

c. Dewan Komisaris mengawasi agar Direksi aktif mengungkapkan pelaksanaan

prinsip Good Corporate Governance dan masalah material yang dihadapi.

d. Dewan Komisaris bertanggung jawab untuk menjaga kerahasiaan Perusahaan

dan mengawasi agar informasi yang bersifat rahasia tidak diungkapkan sampai

pengumuman mengenai hal tersebut diumumkan kepada masyarakat.

e. Informasi rahasia yang diperoleh sewaktu menjabat sebagai Anggota Dewan

Komisaris harus tetap dirahasiakan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

8. Tugas dalam sistem teknologi informasi59

a. Menetapkan kebijakan mengenai pengawasan dan pemberian nasihat terhadap

kebijakan sistem teknologi informasi perusahaan dan pelaksanaannya

b. Menyusun rencana pembahasan kebijakan sistem teknologi informasi perusahaan

dan pelaksanaannya dan memasukan dalam Rencana Kerja Tahunan Dewan

Komisaris.

c. Menelaah terhadap kebijakan sistem teknologi informasi dan pelaksanaannya.

d. Memberikan saran peningkatan sistem teknologi informasi dan pelaksanaannya

kepada Direksi

9. Tugas dalam pengelolaan sumber daya manusia.60

a. Menetapkan kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan pemberian

nasihat terhadap kebijakan pengeloalaan sumber daya manusia, khususnya

tentang manajemen karir di perusahaan, sistem dan prosedur promosi, mutasi

dan demosi di perusahaan dan pelaksanaan kebijakan tersebut.

b. Menyusun rencana pembahasan pengelolaan sumber daya manusia, khususnya

tentang manajemen karir di perusahaan, sistem dan prosedur promosi, mutasi

dan demosi di perusahaan dan pelaksanaan kebijakan tersebut. Dan

memasukannya kedalam Rencana Kerja Tahunan Dewan Komisaris.

c. Melakukan telaahan atas kebijakan/rancangan dan pelaksanaan kebijakan

pengelolaan sumber daya manusia, serta rencana promosi dan mutasi satu level

jabatan di bawah Direksi.

59

SK-16/S.MBU/2012 parameter 53 60

SK-16/S.MBU/2012 parameter 54

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

30

d. Memberikan saran peningkatan kebijakan pengeloalaan sumber daya manusia,

khususnya tentang manajemen karir di perusahaan, sistem dan prosedur promosi,

mutasi dan demosi di perusahaan dan pelaksanaan kebijakan tersebut kepada

Direksi.

10. Tugas dalam pengadaan barang dan jasa61

a. Menetapkan kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan pemberian

nasihat terhadap pengadaan barang dan jasa beserta pelaksnaannya.

b. Menyusun rencana pembahasan kebijakan pengadaan barang dan jasa beserta

pelaksanaannya, dan memasukan dalam Rencana Kerja Tahunan Dewan

Komisaris.

c. Melakukan pembahasan terhadap kebijakan pengadaan barang dan jasa beserta

pelaksanaannya.

d. Memberikan arahan kepada Direksi tentang kebijakan pengadaan dan

pelaksanaannya.

11. Tugas dalam sistem pengelolaan dan tindak lanjut pelaporan pelanggaran

(whistle blowing)

Dalam rangka mereviu efektifitas sistem pengelolaan dan tindak lanjut pelaporan

pelanggaran (whistle blowing) di lingkungan PT Angkasa Pura I (Persero) secara

umum :

a. Menetapkan kebijakan Dewan Komisaris tentang pengawasan terhadap

efektivitas pelaksanaan audit eksternal dan audit internal, serta pelaksanaan

telaah atas pengaduan yang berkaitan dengan perusahaan yang diterima oleh

Dewan Komisaris.62

b. Menyusun rencana Dewan Komisaris tentang pengawasan terhadap efektivitas

pelaksanaan audit eksternal dan audit internal, serta pelaksanaan telaah atas

pengaduan yang berkaitan dengan perusahaan yang diterima oleh Dewan

Komisaris.63

c. Memberikan arahan dan evaluasi atas pedoman dan/atau kebijakan pengelolaan

dan tindak lanjut pelaporan/pengaduan pelanggaran (whistle blowing) yang

ditetapkan Direksi.

d. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap penerapan kebijakan pengelolaan

dan tindak lanjut pelaporan/ pengaduan pelanggaran (whistle blowing).

61

SK-16/S.MBU/2012 parameter 56 62

SK-16/S.MBU/2012 parameter 62 63

SK-16/S.MBU/2012 parameter 62

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

31

e. Memastikan kesiapan instrumen yang digunakan sebagai media untuk

menampung/menerima pengaduan dan kesiapan unit kerja/personil yang ditunjuk

sebagai penerima, pengelola, dan pelaksana tindak lanjut pengaduan

pelanggaran.

f. Memonitor pelaksanaan tindak lanjut pengaduan pelanggaran.

12. Tugas dalam pengelolaan Anak Perusahaan/Perusahaan Patungan64

a. Menetapkan kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan pemberian

nasihat terhadap kebijakan pengelolaan anak perusahaan (subsidiary

governance)/perusahaan patungan dan pelaksanaannya.

b. Menyusun rencana pembahasan mengenai kebijakan pengelolaan anak

perusahaan/perusahaan patungan.

c. Melakukan pembahasan mengenai kebijakan pengelolaan anak

perusahaan/perusahaan patungan, mencakup evaluasi terhadap arah dan visi

pengembangan usaha dalam pengelolaan anak perushaan/perusahaan patungan

dan kinerja anak perusahaan/perusahaan patungan; evaluasi terhadap

kesesuaian mengenai arah pengelolaan anak peusahaan/perusahaan patungan

dan kinerja anak perusahaan/perusahaan patungan terkait dengan visi

pengembangan usaha perusahaan.

13. Tugas dalam pemilihan calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris Anak

Perusahaan/Perusahaan Patungan65

a. Menetapkan kebijakan dan prosedur peran Dewan Komisaris dalam

pengangkatan Direksi dan Komisaris anak perusahaan/perusahaan patungan.

b. Melakukan penilaian terhadap proses pengangkatan Direksi dan Komisaris anak

perusahaan/perusahaan patungan, serta memberi penetapan tertulis (setuju atau

tidak setuju) terhadap proses pengangkatan Direksi dan Komisaris anak

perusahaan/perusahaan patungan.

14. Tugas menilai kinerja Direksi66

a. Menetapkan kebijakan Dewan Komiaris mengenai penilaian kinerja Direksi secara

kolegial dan individual dan menyampaikan hasil penilaian kepada Pemegang

Saham.

64

SK-16/S.MBU/2012 parameter 64 65

SK-16/S.MBU/2012 parameter 65 66

SK-16/S.MBU/2012 parameter 67

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

32

b. Menyusun rencana mengenai pemantauan kinerja Direksi dan pelaporan kepada

Pemegang Saham.

c. Melakukan penilaian kinerja Direksi berdasarkan indikator kinerja utama yang

tercakup dalam Kontrak Manajemen Direksi secara kolegial dan individu dengan

realisasi pencapaian masing-masing.

d. Menyampaikan hasil penilaian kinerja Direksi secara kolegial dan individu kepada

RUPS dalam laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris secara semesteran

dan tahunan.

15. Tugas dalam Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi

a. Menetapkan kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengusulan remunerasi

Direksi.67

b. Menyusun rencana Komisaris menelaah pengusulan remunerasi Direksi.68

c. Dewan Komisaris dapat mengusulkan kepada RUPS mengenai sistem pemberian

uang jasa dan tunjangan purna jabatan bagi Dewan Komisaris.

d. Memberikan penjelasan lengkap kepada RUPS mengenai sistem untuk

pemberian uang jasa dan tunjangan purna jabatan bagi Dewan Komisaris serta

rincian mengenai uang jasa dan tunjangan purna jabatan yang diterima oleh

Dewan Komisaris yang sedang menjabat.

e. Dewan Komisaris dapat mengusulkan kepada RUPS mengenai sistem

penggajian, fasilitas, dan/atau pemberian tunjangan bagi Direksi.

f. Memberikan penjelasan lengkap kepada RUPS mengenai sistem penggajian,

fasilitas dan/atau pemberian tunjangan bagi Direksi serta rincian mengenai gaji,

fasilitas, dan/atau tunjangan yang diterima Direksi yang sedang menjabat.

g. Dewan Komisaris dapat merekomendasikan kepada RUPS mengenai sistem

kompensasi serta manfaat lainnya dalam hal pengurangan karyawan.

16. Tugas dalam Nominasi dan Seleksi Calon Direksi

a. Menetapkan kebijakan dan kriteria seleksi bagi calon Direksi.69

b. Melakukan telaah dan/atau penelitian/pemeriksaan terhadap calon-calon Direksi

67

SK-16/S.MBU/2012 parameter 68 68

SK-16/S.MBU/2012 parameter 68 69

SK-16/S.MBU/2012 parameter 66

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

33

yang diusulkan Direksi, sebelum disampaikan ke Pemegang Saham.70

c. Mengusulkan atas calon-calon anggota Direksi yang baru kepada RUPS.71

D. WEWENANG DEWAN KOMISARIS

1. Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan,

jalannya pengurusan pada umumnya baik mengenai Perseroan maupun usaha

Perseroan yang dilakukan oleh Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi

termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perseroan,

Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan serta ketentuan Anggaran Dasar dan

Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, serta peraturan perundang-undangan

yang berlaku, untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan

Perseroan.

Untuk melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris berwenang : 72

a. Melihat buku-buku, surat-surat, serta dokumen-dokumen lainnya, memeriksa kas

untuk keperluan verifikasi dan lain-lain surat berharga dan memeriksa kekayaan

Perseroan/Perusahaan.

b. Memasuki pekarangan, gedung, dan kantor yang digunakan oleh Perseroan.

c. Meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya mengenai segala

persoalan yang menyangkut pengelolaan Perseroan.

d. Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah dan akan dijalankan oleh

Direksi.

e. Meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya di bawah Direksi dengan

sepengetahuan Direksi untuk menghadiri rapat Dewan Komisaris.

f. Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Dewan Komisaris , jika dianggap

perlu.

g. Memberhentikan sementara anggota Direksi sesuai dengan ketentuan Anggaran

Dasar

h. Membentuk Komite-Komite lain selain Komite Audit, jika dianggap perlu dengan

memperhatikan kemampuan perusahaan.

i. Menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan dalam jangka waktu tertentu atas

beban Perseroan, jika dianggap perlu.

70

SK-16/S.MBU/2012 parameter 66 71

SK-16/S.MBU/2012 parameter 66 72

Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat 1 & 2

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

34

j. Melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam keadaan tertentu sesuai

dengan ketentuan Anggaran Dasar ini.

k. Menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan-pandangan terhadap hal-

hal yang dibicarakan.

l. Melaksanakan kewenangan pengawasan lainnya sepanjang tidak bertentangan

dengan peraturan perundang-undangan, anggaran dasar, dan/atau keputusan

Rapat Umum Pemegang Saham.

2. Dengan suara terbanyak, memberhentikan untuk sementara waktu seorang atau

lebih anggota Direksi, jikalau mereka bertindak bertentangan dengan Anggaran

Dasar PT Angkasa Pura I (Persero) atau melalaikan kewajibannya atau terdapat

alasan yang mendesak bagi Perseroan. Pemberhentian sementara itu harus

diberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan disertai alasan yang

menyebabkan tindakan itu.73

E. HAK DEWAN KOMISARIS

Hak-hak Dewan Komisaris dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Memperoleh akses atas informasi Perusahaan secara tepat waktu, terukur dan

lengkap74

2. Para Anggota Dewan Komisaris berhak meminta penjelasan kepada Direksi dan/atau

pejabat lainnya mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan

Perseroan. dan Direksi dan/atau pejabat lainnya wajib memberikan penjelasan75

3. Meminta bantuan tenaga ahli dalam melaksanakan tugasnya untuk jangka waktu

tertentu atas beban Perseroan, atau membentuk komite-komite sesuai kebutuhan

dan kemampuan Perseroan.76

4. Untuk membantu pelaksanaan tugasnya, Dewan Komisaris dapat mengangkat

Sekretaris Dewan Komisaris atas beban Perusahaan77

5. Menerima honoraium dan tunjangan /fasilitas termasuk santunan purna jabatan yang

jenis dan jumlahnya ditetapkan oleh RUPS dengan memperhatikan ketentuan

perundang - undangan yang berlaku.78

73

Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat 2.a.7) 74

Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-01/MBU/2011 Pasal 16 ; SK-16/S.MBU/2012 parameter 46

75 Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat 2.a.3)

76 Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-01/MBU/2011 Pasal 18 ; SK-16/S.MBU/2012

parameter 79 ; Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat 2.a.9) dan 8) 77

Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-01/MBU/2011 Pasal 18 78

Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 23, Per-07/MBU/2010 pasal 6 dan 10

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

35

6. Mendapatkan fasilitas dari Perusahaan sesuai dengan hasil penetapan RUPS.

7. Menerima Tantiem yang besarnya ditetapkan oleh RUPS apabila Perseroan

mencapai tingkat keuntungan atau mengalami peningkatan kinerja 79

F. ETIKA JABATAN

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Dewan Komisaris harus selalu melandasi diri

dengan etika jabatan. Etika jabatan Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:

1. Anggota Dewan Komisaris dilarang melakukan tindakan yang mempunyai benturan

kepentingan (conflict of interest) dan mengambil keuntungan pribadi, dari

pengambilan keputusan dan/atau pelaksanaan kegiatan Perseroan, selain

penghasilan yang sah.80

2. Anggota Dewan Komisaris wajib melaporkan kepada Sekretaris Perusahaan

mengenai kepemilikan sahamnya dan atau keluarganya pada Perusahaan tersebut

dan Perusahaan lain termasuk setiap perubahannya.81

3. Anggota Dewan Komisaris wajib melakukan pengungkapan dalam hal terjadi

benturan kepentingan, dan Anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan tidak boleh

melibatkan diri dalam proses pengambilan keputusan Dewan Komisaris yang

berkaitan dengan hal tersebut.

4. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, setiap anggota Dewan Komisaris harus:

a. Mematuhi Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan serta prinsip-

prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas,

pertanggung jawaban, serta kewajaran,

b. Beritikad baik, penuh kehati-hatian dan bertanggung jawab dalam menjalankan

tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi untuk kepentingan

Perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan82

.

c. Melampirkan Pakta Integritas dalam usulan Direksi yang harus mendapat

rekomendasi dari Dewan Komisaris dan persetujuan Pemegang saham.

d. Memperbaharui surat pernyataan tidak memiliki benturan kepentingan secara

berkala/ pada setiap awal tahun.

79

SK-16/S.MBU/2012 parameter 31, Per-07/MBU/2010 pasal 29 80

Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-01/MBU/2011 Pasal 17 ; SK-16/S.MBU/2012 parameter 69

81 Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 116 poin b.; Anggaran

Dasar Pasal 15 ayat 2 poin b. Nomor 12, Per-09/MBU/2012 pasal 12 ayat 9 82

Anggaran Dasar Pasal 15 ayat 3 poin a. & b.

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

36

G. RAPAT DEWAN KOMISARIS

1. Kebijakan Umum

Kebijakan dalam melaksanakan rapat Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:

a. Rapat Dewan Komisaris adalah rapat yang diselenggarakan oleh Dewan

Komisaris.

b. Rapat Dewan Komisaris terdiri dari Rapat Internal Dewan Komisaris yang hanya

dihadiri oleh Anggota Dewan Komisaris dan Rapat Eksternal Dewan Komisaris

dengan dihadiri Direksi atau pihak lain.

c. Rapat Dewan Komisaris dianggap sah apabila diadakan di tempat kedudukan

Perseroan atau di tempat lain di dalam wilayah Republik Indonesia.83

d. Rapat Dewan Komisaris diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali tiap-tiap

bulan dan dalam rapat tersebut Dewan Komisaris dapat mengundang Direksi84

e. Dewan Komisaris dapat mengadakan rapat sewaktu-waktu atas permintaan :85

1) 1 (satu) atau beberapa anggota Dewan Komisaris,

2) Direksi, dan/atau atas Permintaan tertulis dari 1 (satu) atau beberapa Pemegang

Saham yang mewakili sekurang-kurangnya 1/10 (satu per sepuluh) dari jumlah

saham dengan hak suara, dengan menyebutkan hal-hal yang akan dibicarakan.

f. Panggilan Rapat Dewan Komisaris disampaikan secara tertulis oleh Komisaris

Utama atau Anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Komisaris Utama dan

disampaikan dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari sebelum rapat

diadakan atau dalam waktu yang lebih singkat jika dalam keadaan mendesak,

dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat86

g. Panggilan rapat tersebut tidak disyaratkan apabila semua Anggota Dewan

Komisaris hadir dalam rapat87

h. Panggilan rapat itu harus mencantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat

rapat88

83

Anggatan Dasar Pasal 16 Ayat 6. 84

Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 7; Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-01/MBU/2011 Pasal 14, dan SK-16/S.MBU/2012 parameter 73

85 Anggatan Dasar Pasal 16 Ayat 8.

86 Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 9.

87 Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 11.

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

37

i. Materi rapat disiapkan oleh Sekretaris Dewan Komisaris. Materi rapat

disampaikan bersamaan dengan penyampaian undangan.

j. Sebelum rapat dilangsungkan, Sekretaris Dewan Komisaris terlebih dahulu

mengedarkan agenda rapat untuk mendapatkan masukan dari para Anggota

Dewan Komisaris.

k. Setiap Anggota Dewan Komisaris berhak mengusulkan agenda-agenda untuk

rapat yang akan dilaksanakan.

l. Rapat dipimpin oleh Komisaris Utama. Dalam hal Komisaris Utama tidak hadir

atau berhalangan, maka rapat dipimpin oleh Anggota Dewan Komisaris yang

ditunjuk oleh Komisaris Utama.89

m. Keputusan rapat Dewan Komisaris diambil dengan musyawarah untuk mufakat,

apabila tidak tercapai kesepakatan maka keputusan diambil dengan suara

terbanyak.90

n. Apabila jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka

keputusan rapat adalah yang sama dengan pendapat pimpinan rapat, dengan

tetap memperhatikan ketentuan mengenai pertanggungjawaban, kecuali

mengenai diri orang, pengambilan keputusan rapat dilakukan dengan pemilihan

secara tertutup91

o. Suara blanko (abstain) dianggap menyetujui hasil keputusan rapat.92

p. Setiap rapat Dewan Komisaris harus dibuatkan risalah rapat yang memuat

pendapat-pendapat yang berkembang dalam rapat, baik pendapat yang

mendukung maupun yang tidak mendukung atau pendapat berbeda (dissenting

opinion), keputusan/kesimpulan rapat, serta alasan ketidakhadiran Anggota

Dewan Komisaris, apabila ada.93

2. Rapat Dewan Komisaris dengan dihadiri Direksi

Rapat yang diselenggarakan oleh Dewan Komisaris dapat dihadiri oleh Direksi

dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Merupakan Rapat Dewan Komisaris dalam rangka membahas laporan-laporan

berkala dari Direksi dan/atau untuk membahas suatu permasalahan, memberikan

88

Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 10. 89

Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 16 dan 17. 90

Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 20 dan 21. 91

Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 23. 92

Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 24. 93

Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-01/MBU/2011 Pasal 14 Ayat 3

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

38

tanggapan, catatan dan nasihat yang dituangkan dalam risalah rapat.

b. Rapat diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan.

c. Panggilan rapat disampaikan oleh Komisaris Utama kepada Direktur Utama

sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum rapat diadakan.

d. Panggilan Rapat dapat dilakukan kurang dari 7 (tujuh) hari dalam keadaan yang

mendesak.

e. Panggilan rapat itu harus mencantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat rapat.

f. Materi rapat disiapkan oleh Sekretaris Dewan Komisaris. Materi rapat

disampaikan bersamaan dengan penyampaian undangan.

3. Mekanisme Kehadiran

a. Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan dapat mengambil keputusan-keputusan

yang mengikat, apabila dihadiri atau diwakili oleh lebih dari ½ (satu per dua)

jumlah Anggota Dewan Komisaris.94

b. Seorang Anggota Dewan Komisaris dapat diwakili dalam rapat hanya oleh

Anggota Dewan Komisaris lainnya berdasarkan kuasa tertulis yang diberikan

khusus untuk keperluan tersebut.95

c. Seorang Anggota Dewan Komisaris hanya dapat mewakili seorang Anggota

Dewan Komisaris lainnya.96

4. Prosedur Rapat Dewan Komisaris

a. Prosedur Persiapan Rapat Dewan Komisaris

1) Sekretaris Dewan Komisaris menerima bahan-bahan/dokumen/laporan

manajemen dari Sekretaris Perusahaan yang akan digunakan sebagai bahan

rapat Dewan Komisaris. Bahan-bahan tersebut antara lain: Laporan Bulanan

Perusahaan, Laporan Triwulanan Perusahaan, Laporan Semesteran

Perusahaan, Laporan Tahunan Perusahaan.

2) Sekretaris Dewan Komisaris menerima laporan dari komite-komite yang

berada di bawah Dewan Komisaris yang akan digunakan sebagai bahan

rapat Dewan Komisaris.

94

Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 12. 95

Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 14, dan SK-16/S.MBU/2012 parameter 73. 96

Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 15.

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

39

3) Sekretaris Dewan Komisaris mendokumentasikan bahan-

bahan/dokumen/laporan yang diterima sesuai prosedur administrasi surat

yang ada.

4) Sekretaris Dewan Komisaris menyampaikan bahan-bahan/dokumen/ laporan

tersebut kepada Komisaris Utama untuk mendapat disposisi dan arahan

tindak lanjutnya.

5) Komisaris Utama mempelajari bahan-bahan tersebut dan memberikan

disposisi, selanjutnya mengembalikan kepada Sekretaris Dewan Komisaris

untuk ditindaklanjuti.

6) Setelah menerima disposisi tersebut, Sekretaris Dewan Komisaris jika

ternyata harus ditindaklanjuti dengan rapat, segera menyusun agenda rapat.

7) Sekretaris Dewan Komisaris mengedarkan agenda rapat beserta bahan-

bahan/dokumen/laporan manajemen yang akan dirapatkan kepada para

Anggota Dewan Komisaris untuk mendapatkan masukan-masukan atas

agenda tersebut.

8) Anggota Dewan Komisaris menerima dan mempelajari agenda rapat beserta

bahan-bahannya. Setelah selesai, agenda tersebut dikirimkan kembali

kepada Sekretaris Dewan Komisaris beserta masukan-masukan dari

Anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan dan membubuhkan paraf

sebagai tanda menyetujui agenda rapat tersebut.

9) Sekretaris Dewan Komisaris membuat undangan rapat setelah menerima

semua masukan yang ada dari Anggota Dewan Komisaris.

10) Dalam undangan tersebut, Sekretaris Dewan Komisaris menyusun butir-butir

masalah yang akan dibahas dalam rapat.

11) Jika rapat tersebut mengundang pihak lain, Sekretaris Dewan Komisaris

bertugas untuk membuat undangan kepada pihak yang dimaksud.

12) Peserta rapat menerima undangan dan bahan-bahan rapat.

b. Prosedur Rapat Dewan Komisaris

1) Rapat dimulai dan dipimpin oleh Komisaris Utama atau Anggota Dewan

Komisaris yang ditunjuk oleh Komisaris Utama dalam hal Komisaris Utama

berhalangan hadir.97

2) Ketua Rapat menanyakan kepada Sekretaris Dewan Komisaris mengenai

97

Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 16 & 17.

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

40

keberadaan surat kuasa tertulis dari Anggota Dewan Komisaris yang tidak

hadir.

3) Dewan Komisaris menetapkan tata tertib Rapat Dewan Komisaris. dengan

menambahkan muatan berupa etika rapat dan telaah atas usulan direksi

atau arahan atas keputusan RUPS terkait dengan usulan Direksi dan

mencantumkannya dengan jelas dalam Risalah Rapat Dewan Komisaris di

mana tata tertib tersebut ditetapkan.

4) Ketua Rapat menyatakan bahwa dengan hadirnya lebih dari setengah jumlah

Anggota Dewan Komisaris maka persyaratan yuridis sesuai dengan

Anggaran dasar Perusahaan telah terpenuhi sehingga Rapat Dewan

Komisaris adalah sah dan berhak mengambil keputusan.

5) Ketua Rapat membacakan Agenda Rapat.

6) Apabila rapat yang dilakukan merupakan kesinambungan dari rapat

sebelumnya, Ketua Rapat harus menanyakan terlebih dahulu hasil tindak

lanjut dari hal-hal yang telah diputuskan dalam rapat sebelumnya.98

7) Ketua Rapat mempersilahkan setiap Anggota Dewan Komisaris untuk

mengajukan pertanyaan dan pendapatnya.

8) Ketua Rapat menanyakan keputusan dari masing-masing Anggota Dewan

Komisaris untuk setiap permasalahan yang dibahas yang pada prinsipnya

adalah sebagai berikut:

(a) Semua keputusan Dewan Komisaris harus berdasarkan itikad baik,

pertimbangan rasional dan telah melalui investigasi mendalam

terhadap berbagai hal-hal yang relevan, informasi yang cukup dan

bebas dari benturan kepentingan serta dibuat secara independen oleh

masing-masing Anggota Dewan Komisaris.

(b) Untuk menjaga independensi dan objektivitas, setiap Anggota Dewan

Komisaris yang memiliki benturan kepentingan diharuskan untuk tidak

ikut serta dalam pemberian suara untuk pengambilan keputusan. Hal

tersebut harus dicatat dalam risalah rapat.

(c) Semua keputusan dalam rapat Dewan Komisaris diambil secara

musyawarah untuk mufakat.99

(d) Apabila melalui musyawarah tidak tercapai kesepakatan, maka

keputusan diambil dengan suara terbanyak 100

.

98

SK-16/S.MBU/2012 parameter 74. 99

Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 20. 100

Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 21.

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

41

(e) Setiap Anggota Dewan Komisaris berhak untuk mengeluarkan 1 (satu)

suara ditambah 1 (satu) suara Anggota Dewan Komisaris yang

diwakilinya101

(f) Suara blanko (abstain) dianggap menyetujui hasil keputusan rapat.102

(g) Apabila jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya,

maka keputusan rapat adalah yang sama dengan pendapat pimpinan

rapat, dengan tetap memperhatikan ketentuan mengenai

pertanggungjawaban, kecuali mengenai diri orang, pengambilan

keputusan rapat dilakukan dengan pemilihan secara tertutup.103

(h) Para Anggota Dewan Komisaris diperkenankan untuk tidak setuju

walaupun secara keseluruhan jumlah yang setuju lebih banyak. Dalam

hal seperti ini maka keputusan tidak setuju tersebut harus tercatat

dalam risalah rapat sebagai bentuk dari dissenting opinion.

9) Ketua Rapat membacakan keputusan rapat.

10) Pada waktu rapat berlangsung, Sekretaris Dewan Komisaris mengedarkan

Daftar Hadir kepada para peserta rapat dan memastikan bahwa semua

peserta rapat telah mengisi dan menandatangani Daftar Hadir tersebut.

11) Sekretaris Dewan Komisaris membuat catatan rapat selama rapat

berlangsung sebagai bahan untuk menyusun risalah rapat.

12) Sebelum rapat dinyatakan selesai oleh Ketua Rapat, Sekretaris Dewan

Komisaris menyerahkan garis-garis besar risalah rapat kepada Ketua Rapat

untuk dibacakan dan mendapatkan persetujuan dari para peserta rapat.

13) Setelah rapat ditutup dan semua peserta rapat menyetujui garis-garis besar

risalah rapat, Sekretaris Dewan Komisaris segera menyusun risalah rapat

dan menembuskan keputusan rapat kepada pihak-pihak yang terkait untuk

ditindaklanjuti.

5. Pembuatan Risalah Rapat

a. Setiap Rapat Dewan Komisaris harus dibuatkan Risalah. Rapat Dewan Komisaris

wajib membuat risalah rapat Dewan Komisaris dan menyimpan salinannya. 104

b. Risalah rapat tersebut dibuat dan diadministrasikan oleh Sekretaris Dewan

101

Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 22. 102

Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 24 103

Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 23 104

Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat 2 poin b.11) ; UU No 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 116 poin a

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

42

Komisaris atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris.

c. Risalah Rapat harus menggambarkan jalannya rapat. Hal ini penting untuk dapat

melihat proses pengambilan keputusan dan sekaligus dapat menjadi dokumen

hukum untuk menentukan akuntabilitas dari hasil suatu keputusan rapat. Untuk itu

Risalah Rapat harus mencantumkan:

1) Acara, tempat, tanggal dan waktu rapat diadakan

2) Daftar hadir

3) Permasalahan yang dibahas

4) Berbagai pendapat yang terdapat dalam rapat, khususnya dalam membahas

permasalahan yang strategis atau material, termasuk yang mengemukakan

pendapat

5) Proses pengambilan keputusan

6) Keputusan yang diambil

7) Dissenting opinion, jika ada.

d. Melengkapi risalah rapat dengan mencantumkan evaluasi atas hasil rapat

sebelumnya dan penjelasan ketidakhadiran anggota Dewan Komisaris.

e. Risalah Rapat harus dilampiri surat kuasa yang diberikan khusus oleh Anggota

Dewan Komisaris yang tidak hadir kepada Anggota Dewan Komisaris lainnya (jika

ada). Alasan ketidakhadiran anggota Dewan Komisaris dicantumkan dalam

risalah rapat.

f. Prosedur Penyusunan Risalah Rapat Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:

1) Selama rapat berlangsung Sekretaris Dewan Komisaris atau pejabat lain

yang ditunjuk oleh Komisaris Utama menyusun garis-garis besar risalah

rapat.

2) Segera setelah rapat ditutup, Sekretaris Dewan Komisaris atau pejabat lain

yang ditunjuk oleh Komisaris Utama menyelesaikan penyusunan/pembuatan

draft risalah rapat.

3) Sekretaris Dewan Komisaris atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Komisaris

Utama mengedarkan draft risalah rapat kepada para peserta rapat untuk

mendapatkan koreksi atau persetujuan.

4) Peserta rapat menerima dan mempelajari draft risalah rapat dan apabila

menyetujuinya, maka membubuhkan persetujuan/paraf pada draft risalah

rapat dan mengirim kembali draft risalah rapat tersebut kepada Sekretaris

Dewan Komisaris atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Komisaris Utama.

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

43

5) Apabila ada koreksi, peserta rapat (paling lama 14 hari setelah draft risalah

rapat diterima) segera memberikan koreksi untuk dilakukan perbaikan oleh

Sekretaris Dewan Komisaris atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Dewan

Komisaris Utama.105

6) Sekretaris Dewan Komisaris atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Komisaris

Utama mengedarkan risalah rapat yang telah diperbaiki untuk mendapatkan

persetujuan/paraf dari peserta rapat.

7) Sekretaris Dewan Komisaris atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Komisaris

Utama mengadministrasikan risalah rapat asli dan memberikan salinannya

kepada semua peserta rapat.

8) Risalah rapat asli harus disimpan oleh BUMN yang bersangkutan, dalam hal

ini disimpan oleh Sekretaris Perusahaan dan harus tersedia bila diminta oleh

setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi106

H. KOMITE-KOMITE DEWAN KOMISARIS

Dewan Komisaris, selain diwajibkan untuk membentuk Komite Audit, juga dapat

mempertimbangkan untuk membentuk komite lain yang terdiri dari Komite Nominasi dan

Remunerasi atau Komite Asuransi dan Risiko Usaha guna menunjang pelaksanaan

tugasnya.

Ketua maupun anggota Komite diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris, dan

dilaporkan kepada RUPS.107

Ketua Komite adalah anggota Dewan Komisaris.108

Salah

seorang anggota Komite memiliki pengetahuan dan pengalaman kerja yang cukup di

bidang tugas masing-masing.109

Anggota Komite harus berasal dari pihak di luar perusahaan dan tidak mempunyai

kaitan dengan manajemen, kaitan kepemilikan dan/atau kaitan dengan kegiatan usaha

perusahaan.110

Tugas dari masing-masing komite tersebut adalah:

1. Komite Audit

Komite Audit bertugas membantu Dewan Komisaris untuk:

a. Memastikan efektifitas sistem pengendalian intern dan efektifitas pelaksanaan

105

Prosedur finalisasi Risalah Rapat PT AP I (Persero) 106

Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-01/MBU/2011 Pasal 14 Ayat 5 107

SK-16/S.MBU/2012 parameter 79 108

SK-16/S.MBU/2012 parameter 79 109

SK-16/S.MBU/2012 parameter 80 110

SK-16/S.MBU/2012 parameter 80

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

44

tugas eksternal auditor dan internal auditor.

b. Memastikan menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan oleh

Satuan Pengawasan Intern maupun Auditor Ekstern sehingga dapat dicegah

pelaksanaan dan pelaporan yang tidak memenuhi standar.

c. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian

manajemen perusahaan serta pelaksanaannya.

d. Memastikan bahwa telah terdapat prosedur evaluasi yang memuaskan terhadap

segala informasi yang dikeluaran Perusahaan,

e. Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris.

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris sepanjang masih

dalam lingkup tugas dan kewajiban Dewan Komisaris berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

g. Menyusun piagam dan program kerja Komite Audit untuk diusulkan kepada

Dewan Komisaris.

h. Berperan aktif membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan tugas-tugasnya,

antara lain:

1) Menyusun rencana kerja tahunan Dewan Komisaris dan melaksanakan self

assessment kinerja masing-masing Komite.111

2) Memberi persetujuan atas rancangan RJPP.112

3) Memberi persetujuan atas rancangan RKAP.113

4) Memberi arahan tentang hal-hal penting mengenai perubahan lingkungan

bisnis dan permasalahan yang dihadapi perusahaan.114

5) Merespon saran, harapan, permasalahan dan keluhan dari stakeholders.115

6) Memberikan arahan tentang manajemen risiko perusahaan.116

7) Memberikan arahan tentang sistem teknologi informasi yang digunakan

perusahaan.117

8) Memberikan arahan tentang kebijakan pengelolaan sumber daya manusia.118

111

SK-16/S.MBU/2012 parameter 45 112

SK-16/S.MBU/2012 parameter 47 113

SK-16/S.MBU/2012 parameter 48 114

SK-16/S.MBU/2012 parameter 49 115

SK-16/S.MBU/2012 parameter 50 116

SK-16/S.MBU/2012 parameter 52 117

SK-16/S.MBU/2012 parameter 53

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

45

9) Memberikan arahan tentang kebijakan akuntansi dan penyusunan laporan

keuangan sesuai dengan standard akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia (SAK).119

10) Memberikan arahan tentang kebijakan pengadaan barang dan jasa serta

pelaksanaannya.120

11) Memberikan arahan tentang kebijakan mutu dan pelayanan serta

pelaksanaannya.121

12) Mengawasi dan memantau kepatuhan Direksi dalam menjalankan peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan perjanjian dengan pihak ketiga.122

13) Mengawasi dan memantau kepatuhan Direksi dalam menjalankan

perusahaan sesuai dengan RKAP dan/atau RJPP.

14) Melaksanakan telaah atas pengaduan yang berkaitan dengan perusahaan

(whistle blowing).123

15) Melaporkan kepada RUPS apabila terjadi gejala penurunan kinerja

perusahaan.124

16) Melaksanakan pengawasan terhadap kebijakan pengelolaan anak

perusahaan/perusahaan patungan dan pelaksanaannya.125

17) Menilai Direksi dan melaporkan hasil penialaian tersebut kepada Pemegang

Saham.126

18) Mengusulkan Remunerasi Direksi sesuai ketentuan yang berlaku dan

penilaian kinerja Direksi.127

19) Memastikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance telah diterapkan

secara efektif dan berkelanjutan.128

isalah Rapat untuk setiap pertemuan yang

dilakukan.

118

SK-16/S.MBU/2012 parameter 54 119

SK-16/S.MBU/2012 parameter 55 120

SK-16/S.MBU/2012 parameter 56 121

SK-16/S.MBU/2012 parameter 57 122

SK-16/S.MBU/2012 parameter 58 123

SK-16/S.MBU/2012 parameter 62 124

SK-16/S.MBU/2012 parameter 63 125

SK-16/S.MBU/2012 parameter 64 126

SK-16/S.MBU/2012 parameter 47 126

SK-16/S.MBU/2012 parameter 48 126

SK-16/S.MBU/2012 parameter 49 126

SK-16/S.MBU/2012 parameter 50 126

SK-16/S.MBU/2012 parameter 67 127

SK-16/S.MBU/2012 parameter 68

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

46

20) Membuat Laporan kepada Dewan Komisaris atas setiap pelaksanaan tugas

disertai rekomendasi.

21) Membuat Risalah Rapat untuk setiap pertemuan yang dilakukan.

2. Komite Risiko Usaha dan GCG

Komite Risiko Usaha dan GCG bertugas membantu Dewan Komisaris untuk :

a. Memastikan bahwa struktur pengendalian internal yang terkait dengan risiko

usaha perusahaan dan penerapan GCG telah dilaksanakan dengan baik dan

wajar.

b. Memberi rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian risiko

perusahaan serta pelaksanaannya sehingga sesuai dengan ketentuan mengenai

kebijakan risiko dan penerapan GCG.

c. Bersama Komite Audit ikut memastikan bahwa telah terdapat prosedur review

yang memuaskan terhadap segala informasi yang dikeluarkan perusahaan,

termasuk brosur, laporan keyanagn berkala, proyeksi dan lain-lain informasi

keuangan sesuai ketentuan mengenai kebijakan risiko dan pelaksanaan prinsip

GCG untuk disampaikan kepada Pemegang Saham.

d. Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris dalam

masalah pelaksanan kebijakan risiko dan penerapan GCG.

e. Tugas khusus untuk bidang remunerasi, nominasi dan evaluasi SDM, hukum dan

organisasi, meliputi :

1) Menyusun kriteria seleksi dan prosedur nominasi bagi Anggota Dewan

Komisaris dan Direksi, apabila diminta oleh RUPS atau apabila dipandang

perlu oleh Dewan Komisaris dan/atau Direksi. Dewan Komisaris dapat

mengusulkan kriteria seleksi dan prosedur nominasi tersebut kepada RUPS.

2) Menyusun kriteria seleksi dan prosedur nominasi bagi Anggota Dewan

Komisaris Anak Perusahaan dan Direksi Anak Perusahaan yang berasal dari

Perseroan, sedangkan penetapan Dewan Komisaris Anak Perusahaan dan

Direksi Anak Perusahaan menjadi kewenangan Direksi selaku Pemegang

Saham Anak Perusahaan.

3) Membuat sistem penilaian dan memberikan rekomendasi tentang jumlah

Anggota Dewan Komisaris dan Direksi PT Angkasa Pura I (Persero).

128

SK-16/S.MBU/2012 parameter 70

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

47

4) Membuat sistem pemberian uang jasa dan tunjangan purna jabatan bagi

Dewan Komisaris. Dewan Komisaris dapat mengusulkan sistem pemberian

uang jasa dan tunjangan purna jabatan bagi Dewan Komisaris kepada

RUPS.

5) Memberikan penjelasan lengkap kepada Dewan Komisaris mengenai sistem

untuk pemberian uang jasa dan tunjangan purna jabatan bagi Dewan

Komisaris serta rincian mengenai uang jasa dan tunjangan purna jabatan

yang diterima oleh Dewan Komisaris yang sedang menjabat. Dewan

Komisaris menyampaikan penjelasan tersebut kepada RUPS.

6) Membuat sistem penggajian, fasilitas dan/atau pemberian tunjangan bagi

Direksi. Dewan Komisaris dapat mengusulkan sistem penggajian, fasilitas

dan/atau pemberian tunjangan bagi Direksi tersebut kepada RUPS.

7) Memberikan penjelasan lengkap kepada Dewan Komisaris mengenai sistem

penggajian, fasilitas dan/atau pemberian tunjangan bagi Direksi serta rincian

mengenai gaji, fasiilitas, dan/atau tunjangan yang diterima Direksi yang

sedang menjabat. Dewan Komisaris menyampaikan penjelasan tersebut

kepada RUPS.

8) Merekomendasikan kepada Dewan Komisaris mengenai sistem kompensasi

serta manfaat lainnya dalam hal pengurangan karyawan. Dewan Komisaris

menyampaikan rekomendasi tersebut kepada RUPS.

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Dewan Komisaris, sepanjang masih

dalam lingkup tugas dan kewajiban Dewan Komisaris, berdasarkan ketentuan

perundang-undangan yang berlaku.

I. SEKRETARIS DEWAN KOMISARIS

Dewan Komisaris untuk kelancaran tugasnya dapat dibantu oleh Sekretaris Dewan

Komisaris yang diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris atas beban

Perseroan.

Sekretaris Dewan Komisaris menjalankan tugas-tugas administrasi dan kesekretariatan

yang berkaitan dengan seluruh kegiatan Dewan Komisaris.

1. Tugas Sekretaris Dewan Komisaris129

a. Mempersiapkan rapat termasuk bahan rapat (briefing sheet) Dewan Komisaris,

rapat antara Dewan Komisaris dengan Pemegang Saham, Direksi maupun pihak-

pihak terkait lainnya.

129

SK-16/S.MBU/2012 parameter 75

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

48

b. Membuat risalah rapat Dewan Komisaris sesuai ketentuan Anggaran dasar

Perusahaan.

c. Mengadministrasikan dokumen Dewan Komisaris, baik surat masuk, surat keluar,

risalah rapat maupun dokumen lainnya.

d. Menyusun rancangan rencana kerja dan anggaran Dewan Komisaris.

e. Menyusun rancangan laporan-laporan Dewan Komisaris.

f. Memastikan bahwa Dewan Komisaris mematuhi peraturan perundang-undangan

serta menerapkan prinsip-prinsip GCG.

g. Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Dewan Komisaris secara berkala

dan/atau sewaktu – waktu apabila diminta.

h. Mengkoordinasikan Anggota Komite jika diperlukan dalam rangka memperlancar

tugas Dewan Komisaris.

i. Mengumpulkan data-data teknis yang berasal dari komite-komite di lingkungan

Dewan Komisaris dan tenaga ahli Dewan Komisaris untuk kepentingan Dewan

Komisaris.

j. Sebagai penghubung (Liaison Officer) Dewan Komisaris dengan pihak lain.

k. Melaksanakan tugas lain dari Dewan Komisaris.

2. Wewenang Sekretaris Dewan Komisaris

Dengan persetujuan dan penugasan dari Dewan Komisaris maka wewenang yang

dilimpahkan kepada Sekretaris Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:

a. Menetapkan sistem dan prosedur persuratan maupun pengarsipan dalam

lingkungan Dewan Komisaris.

b. Membantu Dewan Komisaris dalam mendapatkan data/informasi/penjelasan yang

dibutuhkan Dewan Komisaris dari pihak-pihak yang terkait di dalam maupun di

luar perusahaan untuk keperluan pelaksanaan tugas Dewan Komisaris.

c. Mengusulkan rencana/program kerja Dewan Komisaris dalam kaitannya dengan

fungsi-fungsi Dewan Komisaris di perusahaan.

d. Mengusulkan agenda rapat Dewan Komisaris dengan pihak-pihak di dalam/luar

perusahaan.

e. Menggunakan fasilitas-fasilitas kesekretariatan Dewan Komisaris untuk

melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

49

BAB VI - DIREKSI

A. PERSYARATAN DAN KOMPOSISI DIREKSI

1. Persyaratan

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang calon anggota Direksi meliputi

persyaratan formal dan persyaratan material. Persyaratan formal yang bersifat umum

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan persyaratan

material yang merupakan persyaratan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan sifat

bisnis PT Angkasa Pura I (Persero).

a. Persyaratan Formal130

Persyaratan formal merupakan persyaratan konkrit yang harus dipenuhi oleh

orang - perseorangan yang meliputi :

1) Mampu melaksanakan perbuatan hukum;

2) Tidak pernah dinyatakan pailit oleh Pengadilan;

3) Tidak pernah menjadi anggota Direksi atau Anggota Dewan Komisaris yang

dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit dalam

waktu 5 (lima) tahun sebelum pencalonan;

130

Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep-09A/MBU/2005 dan Anggaran Dasar Pasal 10, UU No 40 tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, ps 93

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

50

4) Tidak pernah dihukum karena merugikan keuangan negara dalam waktu 5

(lima) tahun sebelum pencalonan;

5) Tidak boleh ada hubungan keluarga sedarah sampai dengan derajat ketiga,

baik menurut garis lurus maupun garis ke samping atau hubungan semenda

(menantu atau ipar) dengan anggota Direksi lain dan/atau Anggota Dewan

Komisaris;

6) Tidak boleh merangkap jabatan lain sebagai anggota Direksi pada BUMN,

BUMD dan Badan Usaha Milik Swasta atau jabatan lain yang dapat

menimbulkan benturan kepentingan;

7) Tidak boleh merangkap jabatan lain sebagai pejabat dalam jabatan struktural

dan

fungsional pada instansi/lembaga pemerintah pusat dan/atau daerah;

8) Tidak boleh merangkap jabatan lainnya yang dapat menimbulkan benturan

kepentingan secara langsung atau tidak langsung dengan Perusahaan

dan/atau yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

b. Persyaratan Material

Persyaratan material merupakan persyaratan abstrak yaitu kualitas orang

perseorangan yang sesuai dengan kebutuhan PT Angkasa Pura I (Persero).131

1) Integritas dan moral, bahwasanya yang bersangkutan berperilaku baik yaitu

tidak pernah terlibat :

(a) Perbuatan rekayasa dan praktek-praktek menyimpang dalam

pengurusan BUMN/Perusahaan/Lembaga tempat yang bersangkutan

bekerja

(b) Perbuatan cidera janji yang dapat dikategorikan tidak memenuhi

komitmen yang telah disepakati dengan BUMN/Perusahaan/ Lembaga

tempat yang bersangkutan bekerja dan/atau Pemegang Saham

(c) Perbuatan yang dikategorikan dapat memberikan keuntungan kepada

pribadi calon anggota Direksi, Pegawai BUMN/ Perusahaan/Lembaga

tempat yang bersangkutan bekerja

(d) Perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap

ketentuan yang berkaitan dengan prinsip prinsip pengurusan

Perseroan yang sehat.

131

Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep-09A/MBU/2005

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

51

2) Kompetensi teknis/keahlian, bahwasanya yang bersangkutan memiliki:

(a) Pengetahuan yang memadai di bidang usaha PT Angkasa Pura I

(Persero)

(b) Pengalaman dan keahlian di bidang pengurusan PT Angkasa Pura I

(Persero)/BUMN/Perusahaan

(c) Kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam rangka

pengembangan PT Angkasa Pura I (Persero)/BUMN/ Perusahaan

(d) Pemahaman masalah-masalah manajemen perusahaan yang

berkaitan dengan salah satu fungsi manajemen

(e) Dedikasi dan menyediakan waktu sepenuhnya untuk melakukan

tugasnya.

3) Psikologis bahwasanya yang bersangkutan memiliki tingkat intelegensia dan

tingkat emosional yang memadai untuk melaksanakan tugasnya sebagai

anggota Direksi PT Angkasa Pura I (Persero).

2. Komposisi Direksi

Komposisi Direksi PT Angkasa Pura I (Persero) harus sedemikian rupa disesuaikan

dengan besarnya kegiatan perusahaan sehingga memungkinkan pengambilan

putusan yang efektif, tepat dan cepat dalam segala bidang usaha PT Angkasa Pura I

serta dapat bertindak secara independen, dalam arti tidak mempunyai kepentingan

yang dapat mengganggu kemampuannya untuk melaksanakan tugas secara mandiri

dan kritis.

3. Keanggotaan Direksi

a. Perseroan diurus dan dipimpin oleh suatu Direksi yang jumlahnya disesuaikan

dengan kebutuhan Perseroan dan seorang di antaranya ditetapkan sebagai

Direktur Utama.132

b. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS

dan apabila RUPS tidak menetapkan maka ditetapkan berdasarkan Keputusan

Direksi133

c. Apabila oleh suatu sebab jabatan anggota Direksi Perseroan lowong, maka: 134

132

Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 1 133

Undang-undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 92

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

52

1. Dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah terjadi lowongan,

harus diselenggarakan RUPS untuk mengisi lowongan tersebut.

2. Selama jabatan itu lowong dan RUPS belum mengisi jabatan yang lowong

tersebut, maka Dewan Komisaris menunjuk salah seorang anggota Direksi

lainnya, atau RUPS menunjuk pihak lain selain anggota Direksi yang ada,

untuk sementara, menjalankan pekerjaan anggota Direksi yang lowong

tersebut dengan kekuasaan dan wewenang yang sama.

3. Dalam hal jabatan itu lowong karena berakhirnya masa jabatan dan RUPS

belum mengisi jabatan anggota Direksi yang lowong, maka anggota Direksi

yang berakhir masa jabatannya tersebut dapat ditetapkan oleh RUPS, untuk

sementara menjalankan pekerjaan anggota Direksi yang lowong dengan

kekuasaan dan wewenang yang sama.

d. Apabila pada suatu waktu oleh sebab apapun seluruh jabatan anggota Direksi

Perseroan lowong, maka: 135

1) Dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah terjadi jabatan

lowong, harus diselenggarakan RUPS untuk mengisi jabatan lowong

tersebut.

2) Selama seluruh jabatan Direksi lowong dan RUPS belum mengisi jabatan

tersebut, maka untuk sementara Perseroan diurus oleh Dewan Komisaris,

atau RUPS dapat menunjuk pihak lain untuk sementara mengurus

Perseroan, dengan kekuasaan dan wewenang yang sama.

3) Dalam hal seluruh jabatan Direksi lowong karena berakhirnya masa jabatan

dan RUPS belum menetapkan penggantinya, maka anggota-anggota Direksi

yang telah berakhir masa jabatannya tersebut dapat ditetapkan oleh RUPS

untuk menjalankan pekerjaannya sebagai anggota Direksi dengan

kekuasaan dan wewenang yang sama.

e. Terhadap individu yang dicalonkan sebagai anggota Direksi, maka kepada yang

bersangkutan dilakukan proses penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and

proper test) yang dilaksanakan oleh Lembaga Profesional dan Tim Evaluasi Calon

Anggota Direksi.136

f. Para calon anggota Direksi yang telah lulus penilaian kemampuan dan kepatutan

134

Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 26. 135

Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 27 136Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep-09A/MBU/2005 tentang

Penilaian Kelayakan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Calon Anggota Direksi Badan Usaha Milik Negara

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

53

akan diajukan kepada RUPS untuk diangkat. Sebelum diangkat oleh RUPS

sebagai anggota Direksi, para calon yang telah lulus wajib menandatangani

kontrak manajemen.137

4. Pelaksanaan fit and proper test

a. Pengangkatan Direksi ditetapkan oleh RUPS sesuai dengan mekanisme dan

ketentuan peraturan perundang-undangan dan dilakukan melalui mekanisme uji

kelayakan dan kepatutan. 138

b. Calon anggota Direksi yang telah dinyatakan lulus uji kelayakan dan kepatutan

wajib menandatangani kontrak manajemen sebelum ditetapkan pengangkatannya

sebagai anggota Direksi.

5. Kontrak Manajemen

a. RUPS memastikan Direksi telah menandatangani kontrak manajemen.

b. Kontrak manajemen (appointment aggreement) adalah Perjanjian Penunjukan

Anggota Direksi yang ditandatangani oleh anggota Direksi yang bersangkutan dan

kuasa Pemegang Saham pada saat penunjukan yang bersangkutan sebagai

anggota Direksi. 139

c. Kontrak manajemen memuat janji atau pernyataan Direksi untuk memenuhi

segala target-target yang ditetapkan Pemegang Saham yang diperbaharui setiap

tahun.

6. Ketentuan mengenai Masa Jabatan Direksi 140

:

a. Masa jabatan anggota Direksi 5 (lima) tahun dengan tidak mengurangi hak RUPS

untuk memberhentikan sewaktu-waktu.

b. Setelah masa jabatannya berakhir, anggota Direksi dapat diangkat kembali oleh

RUPS untuk 1 (satu) kali masa jabatan.

c. Jabatan anggota Direksi akan berakhir, 141

jika:

1) Masa jabatan berakhir

137 Undang-undang No 19 Tahun 2003 tentang BUMN Pasal 16 Ayat 3 138 Mekanisme Uji kelayakan dan kepatutan ditetapkan oleh Pemegang Saham seperti

diatur dalam UU BUMN & penjelasannya

139 Hal ini diatur dalam UU BUMN ps 16 & penjelasan 140

Undang-undang No 19 Tahun 2003 tentang BUMN & Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 11. 141

Undang-undang No 19 Tahun 2003 tentang BUMN & Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 30.

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

54

2) Mengundurkan diri sesuai ketentuan yang berlaku

3) Tidak lagi memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

4) Meninggal dunia

5) Diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS

d. RUPS dapat memberhentikan jabatan anggota Direksi sewaktu-waktu sebelum

masa jabatannya berakhir dengan menyebutkan alasan pemberhentiannya.142

e. Dewan Komisaris berhak memberhentikan untuk sementara waktu seorang atau

lebih anggota Direksi, jikalau mereka bertindak bertentangan dengan Anggaran

Dasar atau melalaikan kewajibannya atau terdapat alasan yang mendesak bagi

Perseroan.143

f. Pemberhentian sementara tersebut harus diberitahukan secara tertulis kepada

yang bersangkutan disertai alasan yang menyebabkan tindakan tersebut.144

g. Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah pemberhentian sementara tersebut,

Dewan Komisaris diwajibkan untuk memanggil Rapat Umum Pemegang Saham

yang akan memutuskan apakah anggota Direksi yang bersangkutan akan

diberhentikan seterusnya atau dikembalikan kepada kedudukannya, dengan

terlebih dahulu memberikan kesempatan pada anggota Direksi tersebut untuk

membela diri.145

h. Jika RUPS tidak diselenggarakan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari, maka

pemberhentian sementara tersebut dinyatakan batal dan anggota Direksi yang

diberhentikan kembali menjalankan tugas dengan kuasa dan kewenangan yang

sama.146

i. Anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan

memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada

Perusahaan dengan tembusan kepada Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan

anggota Direksi lainnya paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal

pengunduran dirinya dan berlaku sejak tanggal disetujui permohonan

pengunduran dirinya oleh Rapat Umum Pemegang Saham; namun jika tidak ada

keputusan dari RUPS maka anggota Direksi tersebut berhenti pada tanggal yang

diminta atau dengan lewatnya waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal surat

permohonan pengunduran diri diterima tanpa memerlukan persetujuan RUPS.147

142

Undang-undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 105 (1) 143

Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 33 144

Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 33. b 145

Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 33. e 146

Undang-undang Perseroan Terbatas Pasal 106 (8) dan Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 33. h 147

Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 28 & 29

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

55

j. Anggota Direksi yang mengundurkan diri tersebut wajib menyampaikan

pertanggungjawaban atas tindakan-tindakannya yang belum diterima

pertanggungjawbannya oleh RUPS.148

7. Program Pengenalan Direksi 149

Program pengenalan dimaksudkan agar Direksi yang berasal dari berbagai latar

belakang dapat saling mengenal dan memahami Perusahaan.

Program Pengenalan meliputi hal-hal sebagai berikut :

a. Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab untuk mengadakan program

pengenalan yang materinya meliputi:150

1) Pelaksanaan prinsip-prinsip good corporate governance oleh Perseroan

2) Gambaran mengenai Perseroan berkaitan dengan tujuan, sifat, lingkup

kegiatan, kinerja keuangan dan operasi, strategi, rencana usaha jangka

pendek dan jangka panjang, posisi kompetitif, tingkat risiko dan berbagai

masalah strategis lainnya

3) Keterangan berkaitan dengan kewenangan yang didelegasikan, audit internal

dan eksternal, sistem dan kebijakan pengendalian internal, termasuk Komite

Audit

4) Keterangan mengenai tugas dan tanggung jawab Direksi dan hubungan kerja

dengan Dewan Komisaris serta hal-hal yang tidak diperbolehkan dilakukan

oleh seorang anggota Direksi.

b. Sekretaris Perusahaan menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk melakukan

program pengenalan seperti:

1) Jadwal pertemuan dengan Dewan Komisaris dan Pejabat Perseroan

2) Materi Presentasi oleh Komisaris Utama

3) Materi Presentasi oleh Direktur Utama

c. Sekretaris Perusahaan memberitahukan Direktur Utama atau penggantinya

bahwa program pengenalan siap untuk dilaksanakan

d. Sekretaris Perusahaan menyiapkan dan menyampaikan undangan yang

148

Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 32 149

Peraturan Menteri BUMN Npmor PER – 01/MBU/2011 Pasal 43 & SK-16/S.MBU/2013 Parameter 84

150 Peraturan Menteri BUMN Npmor PER – 01/MBU/2011 Pasal 43 ayat 2 dan 3

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

56

dilengkapi dengan bahan-bahan program pengenalan Anggota Direksi yang baru

e. Anggota Direksi yang baru ditunjuk mempelajari bahan-bahan yang diterima

f. Dewan Komisaris dan Direksi mengikuti program pengenalan Anggota Direksi

yang baru ditunjuk berupa:

1) Presentasi oleh Komisaris Utama

2) Presentasi oleh Direktur Utama

3) Perkenalan dengan Pejabat-pejabat Perseroan

4) Presentasi ringkas dari Pejabat Perseroan mengenai bidang yang menjadi

kewenangan masing-masing

g. Bila masih terdapat hal-hal yang perlu ditanyakan oleh Anggota Direksi yang baru

ditunjuk, maka pertanyaan dapat diajukan baik secara tertulis maupun lisan

kepada pihak-pihak yang terkait

h. Apabila diperlukan, Sekretaris Perusahaan mengatur kunjungan Direksi ke unit

kerja/kantor cabang/proyek Perseroan.

i. Sekretaris Perusahaan mendokumentasikan daftar hadir atas pelaksanaan

program pengenalan.

8. Program Peningkatan Pengetahuan Direksi151

a. Direksi menyelenggarakan program pengembangan yang terstruktur dan

sistematis untuk meningkatkan dan memperdalam kemampuan (skill and

knowledge) bagi Direksi.

b. Perusahaan menyediakan program pengembangan Direksi yang didukung

dengan dana yang dianggarkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan

dan dianggarkan secara terpisah dari rencana pelatihan untuk karyawan.

c. Program tersebut dibuat oleh Direksi secara terstruktur dan sistematis yang dapat

berupa tambahan pengetahuan yang bersifat informal berupa seminar, training,

workshop dan studi banding.

d. Direksi membuat laporan atas hasil pelatihan yang telah dilakukan.

B. TANGGUNG JAWAB DIREKSI

Direksi merupakan organ Perseroan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan

151

SK-16/S.MBU/2013 Parameter 85

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

57

Perseroan untuk kepentingan dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan baik di

dalam maupun di luar pengadilan sesuai ketentuan Anggaran Dasar.152

Sifat dari

tanggung jawab tersebut adalah tanggung renteng apabila yang bersangkutan bersalah

atau lalai menjalankan tugasnya untuk kepentingan Perseroan.153

Direksi dalam

menjalankan tugasnya harus mengupayakan sebaik-baiknya untuk kepentingan

Perseroan dan memastikan agar Perseroan melaksanakan tanggung jawab sosialnya

serta memperhatikan kepentingan dari berbagai pihak yang berkepentingan.

C. TUGAS DAN KEWAJIBAN DIREKSI

1. Kebijakan Umum

a. Setiap Anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab

menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha Perusahaan.154

b. Tunduk pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Anggaran

Dasar dan keputusan RUPS dan memastikan seluruh aktivitas Perusahaan telah

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan peraturan perundang-undangan

yang berlaku, Anggaran Dasar dan keputusan RUPS.

c. Menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan Perseroan

untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan

Perseroan.155

d. Mewakili Perusahaan baik di dalam maupun di luar pengadilan.156

e. Bertanggungjawab penuh dalam menjalankan tugasnya untuk kepentingan dan

usaha Perseroan dengan mengindahkan perundang-undangan yang berlaku.157

f. Menerapkan good corporate governance secara konsisten dan berkelanjutan.158

g. Wajib menyelenggarakan dan menyimpan Daftar Khusus sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan.159

h. Bertanggungjawab secara pribadi atas kesalahan dan kelalaiannya dalam

menjalankan tugas.160

152

Undang-undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Pasal 92 Ayat 1 153

Undang-undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Pasal 97 (3, 4) dan Anggaran Dasar Perseroan 11 Ayat 4

154 Undang-undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Pasal 97 (2) dan Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 3

155 Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 1

156 Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 1

157 Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 5

158 Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-01/MBU/2011 Pasal 2

159 Undang-undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Pasal 100

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

58

i. Pembagian tugas dan wewenang setiap Anggota Direksi ditetapkan oleh Rapat

Umum Pemegang Saham, dan apabila Rapat Umum Pemegang Saham tidak

menetapkan pembagian tugas dan wewenang tersebut maka dapat ditetapkan

berdasarkan keputusan Direksi.161

j. Menyusun daftar calon direksi / manager satu tingkat dibawah direksi untuk

disampaikan kepada Dewan Komisaris jika diperlukan

k. Pelaksanaan tugas-tugas Board of Directors sebagaimana ditetapkan dalam

keputusan Direksi. 162

2. Hubungan dengan Rapat Umum Pemegang Saham

a. Wajib menyelenggarakan dan menyimpan Daftar Pemegang Saham dan

dokumen-dokumen terkait dengan RUPS sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Daftar Pemegang Saham tersebut memuat:

1) Nama dan alamat Pemegang Saham

2) Jumlah, nomor dan tanggal perolehan saham yang dimiliki oleh pemegang

saham, apabila dikeluarkan lebih dari satu klasifikasi saham

3) Nama dan alamat dari orang/ perseorangan/ badan hukum yang mempunyai

hak gadai tersebut

4) Keterangan penyetoran saham dalam bentuk lain.

b. Memberikan pertanggungjawaban dan segala keterangan tentang keadaan dan

jalannya perusahaan berupa laporan tahunan termasuk perhitungan tahunan

kepada Rapat Umum Pemegang Saham.

c. Memberikan laporan berkala lainnya menurut cara dan waktu sesuai dengan

ketentuan yang berlaku, serta laporan lainnya setiap kali diminta oleh Pemegang

Saham.

d. Menandatangani Laporan Tahunan, dalam hal Anggota Direksi menolak untuk

menandatangani Laporan Tahunan, maka harus disebutkan alasannya.

e. Memanggil dan menyelenggarakan RUPS Tahunan dan atau RUPS Luar Biasa.

f. Mengumumkan dalam 2 (dua) surat kabar berbahasa Indonesia terbit dan

160

Undang-undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Pasal 97 (3,4) 161

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 26 162

Keputusan Direksi PT Angkasa Pura I (Persero) Nomor KEP.146/OM.01.01/2012 Pasal 4

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

59

beredar luas/nasional di wilayah Republik Indonesia rencana untuk mengalihkan

atau menjadikan sebagai jaminan utang atau melepaskan hak atas harta

kekayaan Perusahaan atau paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak

dilakukan perbuatan hukum tersebut.

g. Mengumumkan dalam 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia terbit dan

beredar luas/nasional di wilayah Republik Indonesia rencana untuk

penggabungan, peleburan dan pengambilalihan Perusahaan paling lambat 14

(empat belas) hari sebelum pemanggilan RUPS.

h. Menyediakan bahan rapat RUPS dan diberikan cuma-cuma kepada Pemegang

Saham.

i. Memberikan Risalah RUPS kepada Pemegang Saham jika diminta oleh

Pemegang Saham.

j. Meminta persetujuan RUPS jika akan dilakukan perubahan Anggaran Dasar.

3. Strategi dan Rencana Kerja

a. Menyusun/Menyiapkan visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi Perusahaan.

Pengkajian visi dan misi dilakukan minimal 3 tahun sekali atau setiap saat bila

diperlukan penyesuaian.

b. Mengusahakan dan menjamin terlaksananya strategi perusahaan dalam rangka

mencapai tujuan/sasaran yang telah ditetapkan.

c. Menyiapkan rencana pengembangan perusahaan serta menyampaikannya

kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham untuk mendapatkan

pengesahan.

d. Menyusun dan menetapkan kebijakan, prosedur dan pedoman penyusunan RJPP

dan RKAP. 163

e. Menyusun/ Menyiapkan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP).

f. Menyiapkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) sebagai

penjabaran rencana tahunan dari RJPP.

g. Mengupayakan tercapainya target-target jangka pendek yang tercantum dalam

RKAP.

4. Manajemen Risiko

Direksi menerapkan manajemen risiko dan melaksanakannya secara konsisten,

163

SK-16/S.MBU/2013 Parameter 89(1) & 90(1)

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

60

mencakup:

a. Identifiksi risiko, yaitu proses untuk mengenali jenis-jenis risiko yang relevan dan

berpotensi akan terjadi.

b. Pengukuran Risiko, yaitu proses untuk mengukur besaran dampak dan

probabilitas dari risiko yang telah diidentifikasi.

c. Pedoman Penanganan Risiko, yaitu proses untuk menetapkan upaya-upaya

yang harus dilakukan untuk menangani apabila terjadi suatu risiko tertentu.

d. Pemantauan Risiko, yaitu proses pemantauan terhadap pelaksanaan manajemen

risiko, melakukan pengukuran dampak risiko yang terjadi dan melakukan

koreksi terhadap Pedoman Penanganan Risiko apabila dampak yang terjadi

tidak sesuai dengan yang diharapkan.

e. Evaluasi, yaitu proses kajian terhadap kecukupan keseluruhan aktivitas

manajemen risiko yang dilakukan di dalam Perusahaan.

f. Pelaporan dan Pengungkapan, yaitu proses untuk melaporkan sistem

manajemen risiko yang dilaksanakan Perusahaan beserta pengungkapannya

pada pihak-pihak terkait sesuai ketentuan yang berlaku.

g. Direksi membuat rencana kerja perusahaan untuk menerapkan kebijakan risiko.

164

h. Direksi mengajukan usulan kepada Dekom/RUPS dalam hal tindakan perusahaan

untuk menangani risiko yang harus mendapat persetujuan Dewan Komisaris. 165

5. Sistem Pengendalian internal

a. Direksi harus menetapkan kebijakan Pengendalian Internal yang efektif untuk

mengamankan investasi dan aset Perusahaan.

b. Sistem Pengendalian Internal mencakup hal-hal sebagai berikut :

1) Lingkungan Pengendalian Internal dalam Peusahaan yang disiplin dan

terstruktur, terdiri dari :

(a) Integritas, nilai etika dan kompetensi Karyawan

(b) Filosofi dan gaya manajemen

(c) Cara yang ditempuh manajemen dalam melaksanakan kewenangan

dan tanggung jawab

(d) Pengorganisasian dan pengembangan sumber daya manusia

164

SK-16/S.MBU/2013 Parameter 106 (4) 165

SK-16/S.MBU/2013 Parameter 104 (5)

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

61

(e) Perhatian dan arahan yang dilakukan oleh Direksi.

2) Pengkajian dan pengelolaan risiko, yaitu suatu proses untuk mengidentifikasi,

menganalisis, menilai dan dan mengelola risiko yang relevan.

3) Aktivitas pengendalian, yaitu tindakan-tindakan yang dilakukan dalam suatu

proses pengendalian terhadap kegiatan Perseroan pada setiap tingkat dan

unit dalam struktur organisasi Perusahaan, antara lain mengenai

kewenangan, otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, penilaian atas prestasi kerja,

pembagian tugas dan keamanan terhadap aset Perushaan.

4) Sistem informasi dan komunikasi yaitu suatu proses penyajian laporan

mengenai kegiatan operasional, finansial dan ketaatan atas ketentuan dan

peraturan yang berlaku bagi Perusahaan.

5) Monitoring yaitu proses penilaian terhadap kualitas sistem pengendalian

internal termasuk fungsi internal audit pada setiap tingkat dan unit

Perusahaan, sehingga dapat dilaksanakan secara optimal, dengan ketentuan

bahwa penyimpangan yang terjadi dilaporkan kepada Direksi dan

tembusannya disampaikan kepada Komite Audit.

c. Dalam memastikan Sistem Pengendalian Internal berfungsi secara efektif, Direksi

dibantu oleh Satuan Pengawas Intern dalam memberikan pernyataan tentang

tingkat kecukupan pengendalian intern perusahaan pada level operasional dan

level entitas. 166

d. Direksi menerbitkan laporan tentang tingkat kecukupan pengendalian internal

(internal control report) pada akhir tahun, yang berisikan pernyataan bahwa

manajemen bertanggung jawab untuk menetapkan dan memelihara struktur

pengendalian intern dan prosedur pelaporan keuangan yang memadai serta

efektivitas struktur pengendalian intern. 167

e. Direksi menetapkan mekanisme untuk menjaga kepatuhan terhadap peraturan

peraturan perundang-undangan yang berlaku dan perjanjian dengan pihak ke tiga

dan menjalankannya. 168

6. Keterbukaan dan Kerahasiaan Informasi

a. Direksi wajib mengungkapkan informasi penting dalam Laporan Tahunan dan

Laporan Keuangan Perusahaan kepada pihak lain sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku secara tepat waktu, akurat, jelas dan obyektif.

b. Direksi harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah

166

SK-16/S.MBU/2013 Parameter 107 (4) 167

SK-16/S.MBU/2013 Parameter 107 (5) 168

SK-16/S.MBU/2013 Parameter 109 & 110

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

62

yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan namun juga hal yang

penting untuk pengambilan keputusan oleh Pemegang Saham, Dewan Komisaris,

kreditur dan stakeholders, antara lain mengenai

:

1) Tujuan, sasaran usaha dan strategi Perusahaan

2) Status Pemegang Saham utama dan para Pemegang Saham lainnya serta

informasi terkait mengenai pelaksanaan hak-hak Pemegang Saham.

3) Kepemilikan saham silang dan jaminan utang secara silang.

4) Penilaian terhadap Perusahaan oleh Kantor Akuntan Pubik, lembaga

pemeringkat kredit dan lembaga pemeringkat lainnya.

5) Riwayat hidup anggota Komisaris, Direksi dan eksekutif kunci Perusahaan,

serta gaji dan tunjangan mereka.

6) Sistem pemberian honorarium untuk Kantor Akuntan Publik Perusahaan.

7) Sistem penggajian dan pemberian tunjangan untuk Auditor Internal, anggota

Komisaris dan Direksi.

8) Faktor risiko material yang dapat diantisipasi, termasuk penilaian manajemen

atas iklim berusaha dan faktor risiko.

9) Informasi material mengenai karyawan Perusahaan dan stakeholders.

10) Klaim material yang diajukan oleh dan/atau terhadap Perusahaan, dan

perkara yang ada di badan peradilan atau badan arbitrase yang melibatkan

Perusahaan.

11) Benturan kepentingan yang mungkin akan terjadi dan/atau yang sedang

berlangsung.

12) Pelaksanaan Pedoman Good Corporate Governance.

c. Direksi berkewajiban menyampaikan laporan kepada Dewan Komisaris terlebih

dahulu sebelum disampaikan kepada Pemegang Saham.

d. Direksi harus aktif mengungkapkan pelaksanaan prinsip Good Corporate

Governance dan masalah material yang dihadapi perusahaan.

e. Direksi bertanggung jawab untuk menjaga kerahasiaan Perseroan dan

memastikan agar informasi yang bersifat rahasia tidak diungkapkan sampai

pengumuman mengenai hal tersebut diumumkan kepada masyarakat.

f. Direksi menetapkan batasan informasi yang dapat disampaikan oleh Dewan

Komisaris kepada stakeholders.

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

63

g. Informasi rahasia yang diperoleh sewaktu menjabat sebagai anggota Direksi

harus tetap dirahasiakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

7. Etika Berusaha dan Anti Korupsi

a. Direksi berkewajiban untuk mengembangkan dan memimpin penerapan Good

Corporate Goverance serta melakukan pengukuran terhadap penerapannya.

b. Direksi berkewajiban memantau dan mendorong dilaksanakannya code of

conduct oleh semua insan perusahaan.

c. Anggota Direksi dilarang untuk memberikan atau menawarkan, atau menerima,

baik langsung maupun tidak langsung, sesuatu yang berharga kepada pejabat

pemerintah dan atau pihak-pihak lain yang dapat mempengaruhi atau sebagai

imbalan atas apa yang telah dilakukannya dan tindakan lainnya sesuai peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

d. Direksi berkewajiban untuk mencegah pengambilan keuntungan pribadi yang

disebabkan adanya benturan kepentingan. 169

e. Direksi menetapkan kebijakan tentang kepatuhan pelaporan harta kekayaan

penyelenggara negara 170

(LHKPN)

f. Direksi menetapkan kebijakan tentang pengendalian gratifikasi.171

g. Direksi menetapkan kebijakan tentang sistem pelaporan atas dugaan

penyimpangan pada perusahaan (Whistle blowing system). 172

8. Hubungan dengan Stakeholders

a. Dalam meningkatkan hubungan dengan stakeholders Direksi menetapkan

kebijakan mengenai konsumen. 173

b. Menghormati hak-hak stakehoders yang timbul berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan atau perjanjian yang dibuat oleh

Perseroan dengan Karyawan, Pengguna Jasa, Pemasok, stakeholders lainnya

c. Memastikan Perusahaan melakukan tanggung jawab sosialnya.

d. Memastikan bahwa aset-aset dan lokasi usaha serta fasilitas Perusahaan lainnya

169

SK-16/S.MBU/2013 Parameter 119 (1) 170

SK-16/S.MBU/2013 Parameter 4(7) 171

SK-16/S.MBU/2013 Parameter 5 (10) 172

SK-16/S.MBU/2013 Parameter 6 173

SK-16/S.MBU/2013 Parameter 111 (1)

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

64

memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku berkenaan dengan

pelestarian lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja.

e. Dalam mempekerjakan sumber daya manusia, Direksi berkewajiban menetapkan

besarnya gaji, memberikan pelatihan, menetapkan jenjang karir, serta melakukan

persyaratan kerja lainnya untuk karyawan. Perseroan dilarang melakukan

diskriminasi karena latar belakang etnik, agama, jenis kelamin, usia, cacat tubuh

atau keadaan khusus lainnya yang dilindungi oleh peraturan perundang-

undangan.

f. Direksi wajib menyediakan lingkungan kerja yang bebas dari segala bentuk

tekanan (pelecehan/harrasment)

g. Direksi menetapkan kebijakan mengenai hak-hak dan kewajiban perusahaan

kepada Kreditur. 174

9. Sistem Akuntansi dan Pembukuan

Direksi wajib :

a. Menyusun sistem akuntansi dengan berpedoman pada Standar Akuntansi

Keuangan dan berdasarkan prinsip-prinsip pengendalian intern yang kuat,

terutama dilakukan pemisahan antara fungsi pengurusan, pencatatan,

penyimpanan, dan pengawasan.

b. Mengadakan dan memelihara pembukuan dan administrasi Perseroan sesuai

dengan kelaziman yang berlaku bagi peusahaan.

10. Tugas dan Kewajiban Lain

a. Direksi berkewajiban menyampaikan Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara

setelah menjabat sebagai anggota Direksi.

b. Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan-ketentuan

yang diatur dalam Anggaran Dasar dan yang ditetapkan oleh Rapat Umum

Pemegang Saham berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.175

c. Direksi melaporkan pelaksanaan sistem manajemen kinerja kepada Dewan

Komisaris. 176

d. Direksi menetapkan kebijakan mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan

perusahaan. 177

174

SK-16/S.MBU/2013 Parameter 113 175

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.b.18 176

SK-16/S.MBU/2013 Parameter 98 (1) 177

SK-16/S.MBU/2013 Parameter 118(1)

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

65

e. Direksi wajib menyelenggarakan pengawasan intern yang berkualitas dan efektif.

178

D. WEWENANG DIREKSI

1. Umum

a. Menetapkan kebijakan kepengurusan Perseroan.179

b. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seorang atau beberapa orang

anggota Direksi untuk mengambil keputusan atas nama Direksi atau mewakili

Perseroan di dalam dan di luar pengadilan.180

c. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seorang atau beberapa orang

pekerja Perseroan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama atau kepada orang

lain, untuk mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan.181

d. Menetapkan Pedoman Pengadaan Barang /Jasa oleh perseroan yang

menguntungkan bagi perusahaan baik harga maupun kualitas barang/jasa

tersebut. 182

e. Menetapkan ketentuan-ketentuan tentang kepegawaian Perseroan dan

melakukan pengaturan tentang kepegawaian. 183

f. Mengangkat dan memberhentikan pekerja Perseroan berdasarkan peraturan

kepegawaian Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 184

g. Direksi menetapkan sistem/pedoman penilaian kinerja untuk unit dan jabatan

dalam organisasi yang ditetapkan secara obyektif dan transparan. 185

h. Direksi menetapkan target kinerja berdasarkan RKAP dan diturunkan secara

berjenjang di tingkat unit , sub unit dan jabatan di dalam organisasi. 186

i. Direksi melakukan analisis dan evaluasi terhadap capaian kinerja untuk

jabatan/unit-unit di bawah Direksi dan tingkat perusahaan. 187

j. Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Perusahaan. 188

178

SK-16/S.MBU/2013 Parameter 128 179

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.a.1 180

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.a.2 181

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.a.3 182

SK Menteri BUMN No.15 tahun 2012 183

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.a.4 184

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.a.5 185

SK-16/S.MBU/2013 Parameter 95 186

SK-16/S.MBU/2013 Parameter 96 187

SK-16/S.MBU/2013 Parameter 97 188

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.a.6

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

66

k. Mengangkat Sekretaris Perusahaan yang berkualitas dan berpengalaman. 189

l. Melakukan segala tindakan dan perbuatan lainnya mengenai pengurusan dan

pemilikan kekayaan Perseroan, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan/atau

pihak lain dengan Perseroan, serta mewakili Perseroan di dalam dan di luar

Pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian, dengan pembatasan-

pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan,

Anggaran Dasar dan/atau Keputusan RUPS.190

2. Kewenangan Direksi yang memerlukan persetujuan Komisaris:191

a. Mengagunkan aktiva tetap untuk penarikan kredit jangka pendek.192

b. Mengadakan kerjasama denganbadan usaha atau pihak lain berupa kerja sama

lisensi, kontrak manajemen, menyewakan aset, Kerja sama Operasi (KSO),

Bangun Guna Serah (Build OperateTransfer/BOT), Bangunan Milik Serah (Build

Own Transfer/BowT), Bangun Serah Guna (Build Transfer Operate /BTO) dan

kerja sama lainnya dengan nilai atau jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh

RUPS.193

c. Menerima atau memberikan pinjaman jangka menengah/panjang kepada pihak

luar/dalam perusahaan, kecuali pinjaman (utang-piutang) yang timbul karena

transaksi bisnis, dan pinjaman yang diberikan kepada anak Perseroan dengan

ketentuan pinjaman kepada anak Perseroan dilaporkan kepada Dewan

Komisaris..194

d. Menghapuskan dari pembukuan piutang macet dan persediaan barang mati 195

e. Melepaskan aktiva tetap bergerak dengan umur ekonomis yang lazim berlaku

dalam industri pada umumnya sampai dengan 5 (lima) tahun196

f. Menetapkan struktur organisasi sampai dengan 1 (satu) tingkat di bawah Direksi 197

3. Kewenangan Direksi yang harus mendapat tanggapan tertulis dari Dewan

Komisaris dan persetujuan dari RUPS:198

189

SK-16/S.MBU/2013 Parameter 131 190

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.a.7 191

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 8 192

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 8.a 193

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 8.b 194

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 8.c 195

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 8.d 196

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 8.e 197

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 8.f

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

67

a. Mengagunkan aktiva tetap untuk penarikan kredit jangka /menengah panjang 199

b. Melakukan penyertaan modal pada perseroan lain 200

c. Mendirikan anak Perseroan dan/atau Perseroan patungan201

d. Melepaskan penyertaan modal pada anak Perseroan dan/atau perusahaan

patungan202

e. Melakukan penggabungan, peleburan, pengambilalihan, pemisahan, dan

pembubaran anak Perseroan dan/atau Perseroan patungan.203

f. Mengikat Perseroan sebagai penjamin (borg atau avalist).204

g. Mengadakan kerja sama dengan badan usaha atau pihak lain berupa kerjasama

lisensi, kontrak manajemen, menyewakan aset, Kerja Sama Operasi (KSO),

Bangunan Guna Serah (Build Operate Trasfer/BOT), Bangun Milik Serah (Build

Own/BowT), Bangun Serah Guna (Build Transfer Operate/BOT) dan kerja sama

lainnya dengan nilai atau jangka waktu melebihi penetapan RUPS 205

h. Tidak menagih lagi piutang macet yang telah dihapusbukukan.206

i. Melepaskan dan menghapuskan aktiva tetap Perseroan, kecuali aktiva tetap

bergerak dengan umur ekonomis yang lazim berlaku dalam industri pada

umumnya sampai dengan 5 (lima ) tahun.207

j. Menetapkan blue print organisasi Perseroan.208

k. Menetapkan dan merubah logo Perseroan.209

l. Melakukan tindakan-tindakan lain yang belum ditetapkan dalam RKAP.210

m. Membentuk yayasan, organisasi dan/atau perkumpulan baik yang berkaitan

198

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 10 199

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 10.a 200

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 10.b 201

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 10.c 202

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 10.d 203

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 10.e 204

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 10.f 205

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 10.g 206

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 10.h 207

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 10.i 208

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 10.j 209

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 10k 210

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 10.l

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

68

langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan yang dapat berdampak bagi

Perseroan.211

n. Pembebanan biaya Perseroan yang bersifat tetap dan rutin untuk kegiatan

yayasan, organisasi dan/atau perkumpulan baik yang berkaitan langsung maupun

tidal langsung dengan Perseroan.212

o. Pengusulan wakil perseroan untuk menjadi calon anggota Direksi dan Dewan

Komisaris pada perusahaan patungan dan/atau anak perusahaan yang

memberikan kontribusi signifikan kepada Perseroan dan/atau bernilai strategis

yang ditetapkan RUPS.213

4. Kewenangan menjalankan tindakan-tindakan lainnya

RUPS dapat mengurangi pembatasan terhadap tindakan Direksi yang diatur dalam

Anggaran Dasar.214

E. HAK-HAK DIREKSI

1. Mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan,215

2. Menetapkan kebijakan kepengurusan Perusahaan216

3. Mengatur ketentuan-ketentuan tentang kepegawaian Perseroan termasuk penetapan

gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi para pegawai

Perseroan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan

ketentuan penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi

pegawai yang melampaui kewajiban yang ditetapkan peraturan perundang-

undangan, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari RUPS217

4. Mengangkat dan memberhentikan pegawai Perseroan berdasarkan peraturan

kepegawaian Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku218

5. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seseorang atau beberapa orang

anggota Direksi untuk mengambil keputusan atas nama Direksi atau mewakili

Perseroan di dalam dan di luar pengadilan 219

211

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 10.m 212

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 10.n 213

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 10.o 214

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 19 215

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 1 216

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.a(1) 217

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.a(4) 218

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.a(5) 219

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.a(2)

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

69

6. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seorang atau beberapa orang

pekerja Perseroan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama atau kepada orang

lain, untuk mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan 220

7. Melakukan segala tindakan dan perbuatan lainnya mengenai pengurusan dan

pemilikan kekayaan Perseroan, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan/atau

pihak lain dengan Perseroan, serta mewakili Perseroan di dalam dan di luar

Pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian, dengan pembatasan-

pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, Anggaran

Dasar dan/atau Keputusan RUPS221

8. Menerima gaji dan tunjangan/fasilitas lainnya, termasuk santunan purna jabatan yang

jenis dan jumlahnya ditetapkan oleh RUPS222

F. INDEPENDENSI DIREKSI

Agar Direksi dapat bertindak sebaik-baiknya demi kepentingan Perseroan, maka

independensi Direksi merupakan salah satu faktor penting yang harus dijaga. Untuk

menjaga independensi, maka Perusahaan menetapkan ketentuan sebagai berikut:

1. Selain organ Perseroan, pihak lain manapun dilarang campur tangan dalam

pengurusan Perusahaan atau mempengaruhi Direksi dalam menjalankan usaha

perseroan223

2. Anggota Direksi dilarang melakukan aktivitas yang dapat mengganggu

independensinya dalam mengurus usaha Perseroan.

G. ETIKA JABATAN

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Direksi harus senantiasa melandasi diri

dengan etika jabatan. Etika jabatan Direksi adalah sebagai berikut:

1. Para anggota Direksi dilarang melakukan tindakan yang mempunyai benturan

kepentingan, dan mengambil keuntungan pribadi, baik secara langsung maupun

tidak langsung dari pengambilan keputusan dan kegiatan Perseroan, selain

penghasilan yang sah.224

220

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.a(3) 221

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.a(7) 222

Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 25 223

Undang-undang No 19 Tahun 2003 tentang BUMN Pasal 91 224

Peraturan Menteri BUMN Nomor PER - 01/MBU/2011 Pasal 23

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

70

2. Anggota Direksi wajib mengisi Daftar Khusus yang berisikan kepemilikan sahamnya

dan/atau keluarganya pada perusahaan lain225

H. PENETAPAN KEBIJAKAN PENGURUSAN PERSEROAN OLEH

DIREKSI

1. Umum

a. Kebijakan Pengurusan Perusahaan adalah suatu pedoman tindakan yang diambil

oleh Direksi di dalam menjalankan, mengarahkan dan mengendalikan kegiatan

kerja tertentu atau menyelesaikan suatu permasalahan tertentu, di mana

substansi permasalahan atau kegiatan kerja dimaksud belum diatur dalam suatu

aturan yang baku.

b. Keputusan yang diambil oleh Direksi dapat berupa suatu keputusan yang

diambil melalui Rapat Direksi, atau dapat pula merupakan keputusan yang diambil

secara individual tanpa melalui rapat.

2. Prinsip-prinsip Kebijakan Pengurusan Perusahaan

Dalam rangka menggunakan dan menjalankan hak dan kewajiban tersebut dalam

kegiatan sehari-hari, maka prinsip-prinsip berikut ini harus dipatuhi oleh Direksi :

a. Dalam hal suatu kebijakan yang substansinya bersifat strategis dan material,

maka keputusan yang diambil harus melalui rapat Direksi (kolegial). Penjabaran

lebih lanjut mengenai kebijakan yang bersifat strategis dan material dijabarkan

dalam kebijakan tersendiri.

b. Dalam suatu dan lain hal, apabila anggota Direksi yang berada dalam lokasi

Perusahaan kurang dari ½ seluruh anggota Direksi sehingga tidak memungkinkan

untuk mengadakan rapat Direksi, padahal Direksi harus mengambil keputusan

yang bersifat strategis dan material, maka keputusan harus diambil oleh Direksi

yang ada dan keputusan tersebut harus disampaikan dalam rapat direksi untuk

mendapatkan persetujuan.

c. Dalam mengambil kebijakan atau keputusan atas suatu permasalahan yang

timbul, setiap anggota Direksi wajib mempertimbangkan beberapa hal sebagai

berikut :

1) Itikad baik.

2) Pertimbangan rasional dan informasi yang cukup.

3) Investigasi yang memadai terhadap permasalahan yang ada, serta berbagai

kemungkinan pemecahannya beserta dampak positif dan negatifnya bagi

Perusahaan.

4) Dibuat berdasarkan pertimbangan semata-mata untuk kepentingan

Perusahaan.

225

Undang-undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas Pasal 87

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

71

5) Koordinasi dengan anggota Direksi lainnya khususnya untuk suatu kebijakan

yang akan berdampak langsung maupun tidak langsung kepada tugas dan

kewenangan serta kebijakan anggota Direksi lainnya

d. Dalam menjalankan kewajiban sehari-hari, Direksi senantiasa mempertimbangkan

kesesuaian tindakan dengan rencana dan tujuan Perusahaan.

e. Pendelegasian wewenang anggota Direksi kepada pegawai atau pihak lain untuk

melakukan perbuatan hukum atas nama Perusahaan, wajib dinyatakan dalam

bentuk dokumen tertulis dan disetujui Direktur Utama.

f. Bentuk-bentuk Kebijakan Pengurusan Perusahaan seperti Surat Keputusan dan

lain-lain diatur dalam Dokumen Perusahaan tersendiri.

I. PENDELEGASIAN WEWENANG DI ANTARA ANGGOTA DIREKSI

PERSEROAN

1. Direktur Utama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta

mewakili Perusahaan, dengan ketentuan semua tindakan Direktur Utama tersebut

telah disetujui dalam Rapat Direksi226

2. Jika Direktur Utama tidak ada atau berhalangan karena sebab apa pun, hal mana

tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka salah seorang Anggota Direksi

yang ditunjuk secara tertulis oleh Direktur Utama berwenang bertindak atas nama

Direksi serta melaksanakan tugas-tugas Direktur Utama227

3. Dalam hal Direktur Utama tidak melakukan penunjukan, maka anggota Direksi yang

terlama dalam jabatan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta

melaksanakan tugas-tugas Direktur Utama.228

4. Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) orang anggota Direksi yang terlama dalam

jabatan, maka anggota Direksi yang terlama dalam jabatan dan yang tertua dalam

usia yang berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta melaksanakan

tugas-tugas Direktur Utama.229

5. Dalam hal salah seorang anggota Direksi selain Direktur Utama berhalangan hadir

karena sebab apapun, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka

anggota-anggota Direksi lainnya bersepakat untuk menunjuk salah seorang anggota

226

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 20 227

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 21 228

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 22 229

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 23

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

72

Direksi untuk melaksanakan tugas-tugas anggota Direksi yang berhalangan

tersebut.230

J. PEMBAGIAN TUGAS DIREKSI

1. Kebijakan Umum

Direksi bertugas secara kolektif, namun agar lebih efisien dan efektif dalam

melaksanakan tugas maka perlu dilakukan pembagian tugas di antara Anggota

Direksi.231

Sekalipun telah dilakukan pembagian tugas, Direksi sebagai organ

Perusahaan secara kolektif) mempunyai wewenang pengurusan atas tugas yang

secara khusus dipercayakan kepada seorang Anggota Direksi dan karenanya wajib

melaksanakannya.

2. Pembagian Tugas Direksi

Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS.

Dalam hal RUPS tidak menetapkan pembagian tugas dan wewenang tersebut, maka

pembagian tugas dan wewenang di antara Direksi ditetapkan berdasarkan keputusan

Direksi. 232

Penjabaran lebih rinci dari pembagian tugas tersebut ditetapkan dengan

Keputusan Direksi. 233

3. Direktur Utama (President Director)

a. Hak dan Wewenang Direktur Utama (President Director)

1) Direktur Utama (President Director) berhak dan berwenang bertindak untuk

dan atas nama Direksi serta mewakili Perusahaan dengan ketentuan semua

tindakannya telah disetujui oleh rapat Direksi.234

2) Menunjuk wakil/kuasanya dengan menggunakan surat penunjukan kepada

Anggota Direksi lain, jika Direktur Utama tidak ada atau berhalangan karena

sebab apapun.235

b. Tugas Direktur Utama (President Director)

1) Mengkoordinasikan penyelenggaraan fungsi pengurusan/pengelolaan

perusahaan oleh para anggota Board of Director sesuai tugas pokok

Perusahan dan melaksanakan tugas lain sesuai dengan kebijakan yang

ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham;

230

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 24 231

Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 92 (5,6) 232

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 26 & SK-16/S.MBU/2013 Parameter 106 (4) 233

Keputusan Direksi PT Angkasa Pura I (Persero) Nomor KEP 146/OM.01.01/2012 Pasal 4 234

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 20 235

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 21

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

73

2) Mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan Board of Directors yang

dilakukan oleh Directors dan mengendalikan pelaksanaan tugas meliputi

pengawasan intern, sekretariat perusahaan, perencanaan strategis

Perusahaan, pengadaan barang dan/ atau jasa, manajemen risiko dan

kepatuhan serta manajemen Proyek

3) Mengkoordinasikan kegiatan dan pelaksanaan tugas seluruh Direktur, dalam

hal:

(a) Merencanakan, mengembangkan dan menetapkan kebijakan umum

Perusahaan berdasarkan prinsip efisiensi, efektif dan sesuai dengan

visi, misi dan tujuan Perusahaan

(b) Mengarahkan, mengembangkan dan menetapkan strategi pengelolaan

Perusahaan secara menyeluruh

(c) Mengendalikan dan mengevaluasi seluruh kegiatan Perusahaan

(d) Menyiapkan Rencana Jangka Panjang

(e) Menyampaikan Rencana Jangka Panjang yang telah ditandatangani

bersama dengan Dewan Komisaris kepada RUPS untuk mendapatkan

pengesahan

(f) Menyiapkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan yang merupakan

penjabaran tahunan dari Rencana Jangka Panjang

(g) Menyampaikan Laporan Tahunan kepada RUPS untuk memperoleh

pengesahan dalam waktu 6 (enam) bulan setelah tahun buku

Perusahaan di tutup

(h) Menyiapkan kebijakan umum Satuan Pengawasan Internal

(i) Wajib memperhatikan dan segera mengambil langkah-langkah yang

diperlukan atas segala sesuatu yang dikemukakan dalam setiap

laporan hasil pemeriksaan yang dibuat oleh Satuan Pengawasan

Intern

(j) Memimpin kegiatan yang bersifat strategis dalam pengembangan

Perusahaan

(k) Melakukan monitoring terhadap Anak Perusahaan dan Perusahaan

Joint Venture

c. Tanggung jawab Direktur Utama (President Director)

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

74

1) Direktur Utama (President Director) bertanggung jawab penuh atas

pengurusan Perusahaan untuk kepentingan dan tujuan Perusahaan serta

mewakili Perusahaan baik di dalam maupun di luar pengadilan

2) Direktur Utama (President Director) bersama Anggota Direksi lainnya

bertanggung jawab penuh secara pribadi apabila yang bersangkutan

bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya

3) Menjamin keandalan pengendalian internal perusahaan

4) Mengupayakan penerapan pengelolaan perusahaan yang baik

5) Melaksanakan tugas-tugas lain yang ditetapkan RUPS.

d. Hak, Wewenang, Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Direksi Lain :

1) Memberikan bahan masukan, pertimbangan atau saran-saran dalam

menetapkan kebijakan atau Keputusan Direksi

2) Memimpin dan mengendalikan seluruh kegiatan dan tata laksana Direktorat

yang dipimpinnya

3) Melaksanakan tugas pokok masing-masing direktorat yang dipimpinya

sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang

Saham dan tata cara melaksanakan tugas Board of Directors.

Pembagian hak, wewenang, tugas serta tanggung jawab Directors terbagi menjadi :

1) President Director

2) Operation Director

3) Marketing and Business Development Director

4) Finance and Information Technology Director

5) Human Capital and General Affair Director

6) Technical Director

K. RAPAT DIREKSI236

1. Kebijakan Umum

a. Rapat Direksi adalah rapat yang diselenggarakan dan dihadiri oleh Direksi.

b. Rapat Direksi dianggap sah apabila diadakan di tempat kedudukan Perseroan

236

Anggaran Dasar Pasal 12

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

75

atau di tempat lain di dalam wilayah Republik Indonesia.237

c. Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama.238

d. Dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan, maka salah seorang

Direktur yang ditunjuk secara tertulis oleh Direktur Utama yang memimpin rapat

Direksi. 239

.

e. Dalam hal Direktur Utama tidak melakukan penunjukan, maka salah seorang

Direktur yang terlama dalam jabatan sebagai anggota Direksi yang memimpin

rapat Direksi. 240

f. Dalam hal Direktur Utama yang paling lama menjabat sebagai anggota Direksi

Persroan lebih dari 1 (satu) orang, maka Direktur yang terlama dalam jabatan dan

yang tertua dalam usia yang bertindak sebagai pimpinan rapat Direksi. 241

g. Keputusan Direksi dapat diambil tidak melalui (diluar) Rapat Direksi, sepanjang

seluruh anggota Direksi setuju tentang cara dan materi yang diputuskan.242

Direksi menetapkan Pedoman/Tata Tertib rapat Direksi, yang meliputi: 243

1) Etika rapat

2) Tata penyusunan risalah rapat

3) Pelaksanaan evaluasi tindak lanjut hasil rapat sebelumnya

h. Pembahasan/telaah atas arahan/usulan tindak lanjut pelaksanaan atas keputusan

Dewan Komisaris. Direksi hadir dalam setiap rapat, jika tidak dapat hadir harus

menjelaskan alasan ketidakhadirannya. 244

2. Jadwal dan Agenda Rapat

a. Direksi menyusun rencana rapat Direksi dan agenda yang yang dibahas. 245

Rapat

Direksi dapat dilakukan setiap waktu apabila : 246

1) Dipandang perlu oleh seorang atau lebih Anggota Direksi.

2) Atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris.

3) Atas permintaan tertulis dari 1 (satu) orang atau lebih Pemegang Saham

yang memiliki 1/10 (satu per sepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham

yang memiliki hak suara.

237

Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 5 238

Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 11 239

Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 12 240

Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 13 241

Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 14 242

Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 2 243

SK-16/S.MBU/2013 Parameter 123 (1) 244

SK-16/S.MBU/2013 Parameter 125 245

SK-16/S.MBU/2013 Parameter 124 (1) 246

Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 4

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

76

b. Rapat Direksi harus diadakan secara berkala, sekurang-kurangnya sekali dalam

setiap bulan.247

c. Panggilan Rapat Direksi dilakukan secara tertulis oleh anggota Direksi yang

berhak mewakili Perseroan dan disampaikan dalam jangka waktu paling lambat 3

(tiga) hari sebelum rapat diadakan, atau dalam kurun waktu yang lebih singkat jika

dalam keadaan mendesak, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan

tanggal rapat. 248

d. Dalam surat panggilan rapat harus mencantumkan acara, tanggal, waktu dan

tempat rapat.249

e. Panggilan rapat terlebih dahulu tidak disyaratkan apabila semua Anggota Direksi

hadir dalam rapat.250

f. Materi rapat disiapkan oleh Sekretaris Perusahaan. Materi rapat disampaikan

kepada peserta rapat bersamaan dengan penyampaian undangan.

g. Sebelum rapat dilangsungkan, Sekretaris Perusahaan terlebih dahulu

mengedarkan agenda rapat untuk mendapatkan masukan dari para Anggota

Direksi.

h. Setiap Anggota Direksi berhak untuk mengusulkan agenda-agenda rapat yang

akan dilaksanakan.

i. Didalam setiap rapat yang diadakan harus dilakukan evaluasi terhadap hasil rapat

sebelumnya. 251

3. Mekanisme Pengambilan keputusan dalam Rapat

a. Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat,

apabila dihadiri oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) dari jumlah Anggota Direksi atau

wakilnya yang sah 252

b. Dalam mata acara lain-lain, rapat Direksi tidak berhak mengambil keputusan

kecuali semua anggota Direksi atau wakilnya yang sah, hadir dan menyetujui

penambahan mata acara rapat. 253

247

Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-01/MBU/2011 Pasal 24 & SK-16/S.MBU/2012 Parameter 124

248 Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 6

249 Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 7

250 Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 8

251 SK-16/S.MBU/2013 Parameter 126 (1)

252 Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 9

253 Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 10

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

77

c. Untuk memberikan suara dalam pengambilan keputusan, seorang Anggota

Direksi dapat diwakili dalam rapat hanya oleh Anggota Direksi lainnya

berdasarkan kuasa tertulis yang diberikan khusus untuk keperluan itu254

Seorang Anggota Direksi hanya dapat mewakili seorang Anggota Direksi

lainnya255

4. Prosedur Rapat Direksi

a. Prosedur Persiapan Rapat Rutin

1) Sekretaris Perusahaan membuat undangan atau pemberitahuan rencana

rapat rutin kepada masing-masing Anggota Direksi

2) Sekretaris Perusahaan dapat mengundang pihak lain dalam rapat Direksi

atas perintah Direktur Utama, selanjutnya Sekretaris Perusahaan

menyampaikan undangan atau pemberitahuan kepada pihak yang dimaksud.

3) Masing-masing Anggota Direksi mempersiapkan bahan-bahan/dokumen

sesuai dengan fungsi dari Direktoratnya untuk dibagikan pada saat sebelum

rapat berlangsung.

b. Prosedur Persiapan Rapat Direksi

1) Sekretaris Perusahaan menerima / mengumpulkan bahan-bahan / dokumen /

laporan manajemen atau informasi lain yang diperlukan Direksi dalam rapat

dari satuan/unit kerja di lingkungan Perusahaan.

2) Sekretaris Perusahaan menyampaikan bahan-bahan/dokumen/laporan atau

informasi lain yang diperlukan Direksi kepada Direktur Utama.

3) Direktur Utama mempelajari bahan-bahan tersebut dan memberikan disposisi

sebelum dikembalikan kepada Sekretaris Perusahaan untuk ditindaklanjuti.

4) Atas dasar disposisi Direksi, Sekretaris Perusahaan menindaklanjuti dengan

menyusun agenda rapat

5) Sekretaris Perusahaan mengedarkan agenda rapat beserta bahan rapat

kepada para Anggota Direksi untuk mendapatkan masukan.

6) Anggota Direksi menerima dan mempelajari agenda dan bahan rapat untuk

dipelajari dan dikembalikan kepada Sekretaris Perusahaan beserta masukan-

masukan (jika ada) serta membubuhkan paraf sebagai tanda persetujuan

atas agenda rapat.

254

Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 15 255

Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 16

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

78

7) Sekretaris Perusahaan membuat surat panggilan rapat dengan dilampiri

agenda rapat

8) Dalam hal diperlukan mengundang pihak lain, Sekretaris Perusahaan dapat

mengundang pihak lain setelah mendapatkan perintah/izin dari Direktur

Utama.

c. Prosedur Pelaksanaan Rapat Direksi

1) Rapat dipimpin oleh Ketua Rapat yaitu Direktur Utama, dalam hal Direktur

Utama tidak hadir atau berhalangan, rapat dipimpin oleh Anggota Direksi

yang khusus ditunjuk untuk maksud tersebut oleh Direktur Utama.

2) Ketua Rapat menanyakan kepada Sekretaris Perusahaan mengenai

keberadaan surat kuasa tertulis dari Anggota Direksi yang tidak hadir.

3) Ketua Rapat menetapkan tata tertib Rapat Direksi dan mencantumkannya

dengan jelas dalam Risalah Rapat Direksi.

4) Syahnya suatu rapat direksi apabila dihadir lebih dari setengah jumlah

anggota Direksi sehingga keputusan yang diambil dalam rapat menjadi syah

dan mengikat.

5) Sebelum acara rapat dimulai Ketua Rapat membacakan Agenda Rapat dan

menanyakan terlebih dahulu hasil tindak lanjut dari hal-hal yang telah

diputuskan dalam rapat sebelumnya.

6) Dalam setiap rapat, dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan keputusan

hasil rapat sebelumnya. 256

7) Rapat agar optimal, Ketua Rapat mempersilahkan setiap Anggota Direksi

untuk mengajukan pertanyaan dan pendapatnya.

8) Pendapat dari masing-masing Anggota Direksi untuk setiap permasalahan

pada prinsipnya adalah sebagai berikut:

(a) Semua keputusan Direksi harus berdasarkan itikad baik, pertimbangan

rasional dan telah melalui investigasi mendalam terhadap berbagai

hal-hal yang relevan, informasi yang cukup dan bebas dari benturan

kepentingan serta dibuat secara independen oleh masing-masing

Anggota Direksi

(b) Untuk menjaga independensi dan objektivitas, setiap Anggota Direksi

256

SK-16/S.MBU/2013 Parameter 126

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

79

yang memiliki potensi benturan kepentingan diwajibkan untuk

mengungkapkan hal tersebut dan tidak diperbolehkan ikut serta dalam

pemberian suara untuk pengambilan keputusan. Kondisi tersebut

harus dicatat dalam risalah rapat.

(c) Keputusan diambil secara musyawarah untuk mufakat.

Apabila melalui musyawarah tidak tercapai kesepakatan, maka

keputusan ditetapkan berdasarkan suara terbanyak dan suara tersebut

lebih dari ½ (satu per dua) dari jumlah suara sah yang mengikuti Rapat

tersebut.

(d) Setiap Anggota Direksi berhak untuk mengeluarkan 1 (satu) suara dan

ditambah 1 (satu) suara apabila mewakili Anggota Direksi lainnya.

(e) Suara blanko atau suara yang tidak sah diabaikan (dianggap tidak

ada) dan tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara.

(f) Dalam hal jumlah suara yang setuju dan tidak setuju adalah sama

banyaknya, maka permasalahan yang memerlukan pemungutan suara

digugurkan /ditolak, kecuali jika hal tersebut berkenaan dengan diri

seseorang maka keputusan ditentukan dengan undian secara tertutup.

(g) Setiap Anggota Direksi mempunyai hak untuk tidak setuju walaupun

sebagian besar setuju. Dalam hal seperti ini maka pendapat tidak

setuju tersebut harus dicatat dalam Risalah Rapat sebagai bentuk dari

dissenting opinion.

(h) Sekretaris Perusahaan membuat Daftar Hadir Rapat dan

mengedarkan kepada para peserta rapat dan memastikan bahwa

semua peserta rapat telah mengisi dan menandatangani Daftar Hadir.

(i) Sekretaris Perusahaan membuat catatan rapat selama rapat

berlangsung sebagai bahan untuk menyusun risalah rapat.

(j) Sebelum rapat ditutup, Sekretaris Perusahaan menyerahkan garis-

garis besar risalah rapat kepada Ketua Rapat untuk dibacakan dan

mendapatkan persetujuan dari para peserta rapat.

(k) Jika semua peserta rapat menyetujui garis-garis besar risalah rapat,

Ketua rapat dapat menutup rapat dengan terlebih dahulu membacakan

semua keputusan hasil rapat .

(l) Dengan berakhirnya rapat, Sekretaris Perusahaan segera menyusun

risalah rapat dan menyampaikan kepada peserta rapat untuk

ditandatangani.

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

80

5. Pembuatan Risalah Rapat

a. Setiap Rapat Direksi harus dibuatkan risalah rapat.

b. Risalah rapat dibuat dan diadministrasikan oleh Sekretaris Perusahaan atau

pejabat lain yang ditunjuk oleh Direksi.

c. Risalah Rapat harus menggambarkan jalannya rapat, sehingga terlihat proses

pengambilan keputusan dan sekaligus dapat dijadikan dokumen hukum sebagai

bentuk akuntabilitas dari keputusan rapat. Untuk itu Risalah Rapat harus

mencantumkan:

1) Acara, tempat, tanggal dan waktu rapat diadakan

2) Daftar hadir

3) Permasalahan yang dibahas

4) Berbagai pendapat yang terdapat dalam rapat, khususnya dalam membahas

permasalahan yang strategis atau material, termasuk yang mengemukakan

pendapat

5) Proses pengambilan keputusan

6) Keputusan yang diambil

7) Dissenting opinion, jika ada.

d. Risalah Rapat harus dilampiri surat kuasa yang diberikan oleh Anggota Direksi

yang tidak hadir kepada Anggota Direksi yang mewakilinya.

e. Prosedur Penyusunan Risalah Rapat Direksi adalah sebagai berikut:

1) Sekretaris Perusahaan atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Direktur Utama

membuat catatan rapat selama rapat berlangsung sebagai bahan untuk

menyusun risalah rapat.

2) Segera setelah rapat ditutup, Sekretaris Perusahaan atau pejabat lain yang

ditunjuk oleh Direktur Utama menyelesaikan penyusunan/pembuatan draft

risalah rapat

3) Sekretaris Perusahaan atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Direktur Utama

mengedarkan draft Risalah Rapat kepada para peserta rapat untuk

mendapatkan koreksi atau persetujuan

4) Peserta rapat menerima dan mempelajari Risalah Rapat dan apabila

menyetujuinya, maka membubuhkan persetujuan/paraf pada Risalah Rapat

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

81

dan mengirim kembali Risalah Rapat tersebut kepada Sekretaris Perusahaan

atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Direktur Utama.

5) Apabila ada koreksi, peserta rapat (paling lama 14 hari setelah draft risalah

rapat diterima) segera memberikan koreksi untuk dilakukan perbaikan oleh

Sekretaris Perusahaan atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Direktur Utama.

6) Sekretaris Perusahaan atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Direktur Utama

mengedarkan Risalah Rapat yang telah diperbaiki untuk mendapatkan

persetujuan/paraf dari peserta rapat.

7) Ketua Rapat Direksi dan salah seorang Anggota Direksi yang ditunjuk oleh

dan dari antara mereka yang hadir menandatangani risalah rapat asli.

8) Sekretaris Perusahaan atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Direktur Utama

mengadministrasikan risalah rapat asli dan memberikan salinannya kepada

semua Direksi, baik yang hadir maupun yang tidak hadir dalam rapat Direksi

tersebut.

9) Risalah asli dari setiap rapat Direksi harus disimpan oleh perusahaan.257

L. HUBUNGAN DENGAN ANAK PERUSAHAAN DAN PERUSAHAAN

PATUNGAN

1. Prinsip Umum

a. Anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan merupakan badan hukum tersendiri

yang memiliki Organ Perseroan yang berbeda.

b. Mekanisme yang berlaku diantara PT Angkasa Pura I(Persero) dengan Anak

Perusahaan dan Perusahaan Patungan harus dilakukan melalui mekanisme

korporasi yang sehat.

2. Mekanisme Pengawasan

Mekanisme pengawasan terhadap Anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan

dilakukan dengan :

a. Penempatan manager satu tingkat dibawah Direksi sebagai Komisaris dan/atau

Anggota Direksi Anak Perusahaan/Perusahaan Patungan.

b. Penunjukkan salah seorang anggota Direksi selaku Kuasa Pemegang Saham

untuk melakukan pengawasan terhadap Anak Perusahaan/Perusahaan Patungan.

257

Peraturanan Menteri BUMN Nomor PER- 01/MBU/2011 Pasal 24 Ayat 5

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

82

c. Melalui Dewan Komisaris pada Anak Perusahaan/Perusahaan Patungan, Direksi

selaku kuasa pemegang saham melakukan pengawasan terhadap Anak

Perusahaan/ Perusahaan Patungan.

3. RUPS Anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan

Mewakili Perusahaan dalam RUPS Anak Perusahaan dan/atau Perusahaan

Patungan adalah suatu peran dan tanggung jawab yang diberikan kepada Direksi

sebagai Pemegang Saham Anak Perusahaan dan /atau Perusahaan Patungan.

Fungsi tersebut melekat pada Direksi karena berdasarkan Anggaran Dasar

Perseroaan Direksi PT Angkasa Pura I (Persero) sesuai yang tercantum dalam

Angggaran Dasar Perseroan, merupakan satu-satunya pihak yang mendapatkan

pelimpahan wewenang dari Pemegang Saham PT Angkasa Pura I (Persero) berhak

mewakili Perusahaan di dalam maupun di luar Pengadilan. Direksi dapat

melimpahkan kewenangan kepada salah seorang Anggota Direksi untuk mewakili

Perusahaan sebagai Kuasa Pemegang Saham pada RUPS Anak Perusahaan dan

Perusahaan Patungan.

Dalam RUPS Anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan, Direksi memiliki

wewenang untuk dapat meminta laporan mengenai pengelolaan dan pengawasan

Anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan.

a. Prosedur RUPS pada Anak Perusahaan dan/atau Perusahaan Patungan

1) Direksi PT Angkasa Pura I (Persero) mengadakan rapat Direksi untuk

membahas rencana/usulan keputusan-keputusan yang akan dibawa dalam

RUPS Anak Perusahaan dan/ atau Perusahaan Patungan. Rencana usulan

dimaksud antara lain :

(a) Pengesahan Laporan Keuangan Anak Perusahaan dan/atau

Perusahaan Patungan.

(b) Pembagian dividen/laba Anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan.

(c) Kebijakan-kebijakan strategis yang tertuang dalan Rencana Jangka

Panjang/Rencana Kerja Anggaran Anak Perusahaan dan Perusahaan

Patungan.

(d) Penunjukan/pemberhentian Direksi dan Dewan Komisaris Anak

Perusahaan dan Perusahaan Patungan.

(e) Penunjukan Kantor Akuntan Publik dan lain-lain

2) Jika diperlukan Direksi menunjuk salah seorang anggota Direksi selaku

Kuasa pemegang Saham dalam RUPS Anak Perusahaan dan Perusahaan

Patungan.

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

83

3) Anggota Direksi yang mewakili Direksi dalam RUPS Anak Perusahaan dan

Perusahaan Patungan menyampaikan hasil keputusan RUPS Anak

Perusahaan dan/ atau Perusahaan Patungan kepada Direksi.

b. Keluaran Hasil

1) Rencana/usulan keputusan Direksi selaku Pemegang Saham Anak

Perusahaan dan Perusahaan Patungan yang akan dibawa dalam RUPS

Anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan.

2) Hasil keputusan RUPS Anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan.

4. Transaksi dengan Anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan.

Transaksi bisnis dengan Anak Perusahaan dan/atau Perusahaan Patungan

dilakukan dengan prinsip sebagai berikut :

a. Transaksi bisnis dengan Anak Perusahaan dan/atau Perusahaan Patungan harus

dilakukan atas dasar arm’s length relationship sebagaimana layaknya transaksi

bisnis dengan pihak yang tidak terafiliasi.

b. Perlakuan istimewa hanya akan diberikan dengan kondisi tertentu dan

menguntungkan bagi PT Angkasa Pura I (Persero).

c. Apabila terdapat benturan kepentingan antara PT Angkasa Pura I(Persero)

dengan Anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan, maka kepetingan PT

Angkasa Pura I (Persero) harus didahulukan.

M. SEKRETARIS PERUSAHAAN (CORPORATE SECRETARY)

1. Tugas Pokok Sekretaris Perusahaan (Corporate secretary)

Memastikan tercapainya peningkatan citra Perusahaan melalui pengelolaan

komunikasi perusahaan dengan pihak eksternal dan internal, administrasi

dokumen Perusahaan, membina hubungan antar lembaga, menyelesaikan

permasalahan yang berkaitan dengan hukum korporasi dan menjamin

ketersediaan informasi kepada stakeholders guna mendukung pencapaian

kepuasan pelanggan Customer Satisfaction Index (CSI) berdasarkan rencana

Kerja dan Anggaran (RKA) Perusahaan dan prinsip Good Corporate Governance

(GCG).

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

84

2. Tanggung jawab Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary)

a. Memastikan tersedianya rencana kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP);

b. Distribusi informasi untuk mendukung tercapainya kontrak manajemen yang telah

disepakati;

c. Memastikan perannya sebagai people manager pada unit kerjanya;

d. Memastikan kegiatan unit kerjanya berjalan sesuai dengan Rencana Kerja dan

Anggaran (RKA) yang telah ditetapkan;

e. Memastikan pelaksanaan kegiatan unit kerjanya sesuai dan relevan dengan

sistem manajemen yang diterapkan perusahaan;

f. Memastikan Perusahaan menerapkan dan mengelola prinsip-prinsip Good

Corporate Governance (GCG) dengan baik;

g. Memastikan terselenggaranya kegiatan yang mendukung citra Perusahaan

semakin baik;

h. Memastikan sosialisasi terhadap kebijakan dan strategi Perusahaan kepada

internal Perusahaan.

i. Memastikan permasalahan perusahaan yang berhubungan dengan hukum

diselesaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Kewenangan Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary)

a. Mendapatkan akses data yang dibutuhkan;

b. Menetapkan rencana program kerja dan inisiatif baru serta anggaran di ruang

lingkup unit kerjanya yang dapat mendukung pencapaian kinerja Perusahaan;

c. Menetapkan kebijakan/pedoman operasional di ruang lingkup unit kerjanya;

d. Mengambil keputusan dan langkah-langkah korektif di ruang lingkup unit kerjanya

berdasarkan kebijakan dan prosedur yag berlaku;

e. Menyetujui Distinct Job Profile (DJP) di ruang lingkup unit kerjanya

f. Menyetujui usulan perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia di unit

kerjanya;

g. Menyetujui pengenaan sanksi kepada personil di unit kerjanya sesuai dengan

ketentuan yang berlaku di Perusahaan;

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

85

h. Menyetujui pelaksanaan renana kerja di ruang lingkup unit kerjanya

i. Menetapkan dan/atau menandatangani dokumen sistem manajemen yang

menjadi ruang lingkup unit kerjanya;

j. Melakukan monitoring pelaksaan Good Corporate Governance (GCG) dan tindak

lanjut;

k. Menetapkan kebijakan dan strategi pencitraan Perusahaan.

l. Menentukan metode dalam menjalin hubungan baik (visit, gathering, dll) dengan

pihak eksternal dan media serta mendapatkan akses terhadap data yang dapat

disampaikan kepada pihak eksternal

m. Menentukan metode sosialisasi

4. Pertanggungjawaban Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary)

Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary) bertanggung jawab kepada Direktur

Utama (President Director) dan melaporkan tugasnya secara berkala maupun

sewaktu-waktu bila dibutuhkan kepada Direktur Utama (President Director).

N. SATUAN PENGAWAS INTERN (INTERNAL AUDIT)

Tugas Satuan Pengawas Intern (Head of Internal Audit) adalah memastikan tercapainya

efektivitas pelaksanaan pengendalian intern dan proses tata kelola Perusahaan melalui

pemeriksaan, penilaian dan evaluasi atas efisiensi dan efektivitas di bidang operasi,

bidang human capital dan umum, bidang marketing dan pengembangan usaha serta

bidang teknik dan perencanaan dan bidang keuangan dan Information technology (IT)

guna mendukung tujuan Perusahaan sesuai dengan peraturan internal dan eksternal

berdasarkan risk based audit.

Dalam hubungannya dengan fungsi Komite Audit , Satuan Pengawas Internal Intern

(Internal Audit) berfungsi untuk :

1. Memberikan informasi hasil pelaksanaan kegiatan audit kepada Komite Audit

dalam rangka mendukung fungsi pengawasan yang dijalankan oleh Dewan

Komisaris.

2. Mengadakan pertemuan berkala dengan Komite Audit untuk membahas

pelaksanaan tindak lanjut atas hasil audit yang dilakukan oleh Satuan Pengawas

Intern (Internal Audit) serta penyempurnaan sistem pengendalian manajemen.

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

86

O. TIM DIREKSI / PENGGUNAAN SARAN PROFESIONAL

Direksi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dapat membentuk Tim sesuai

kebutuhan Perusahaan.

Keberadaan Tim di bawah Direksi ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Beranggotakan lebih dari satu orang.

2. Bertujuan untuk membantu Direksi untuk tugas-tugas tertentu.

Tugas dan tanggung jawab Tim ditentukan oleh Direksi

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

87

BAB VII - PROSEDUR-PROSEDUR TERKAIT

DENGAN TUGAS DAN KEWAJIBAN

DIREKSI

A. PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN

Laporan Keuangan Tahunan adalah Laporan Keuangan yang dibuat oleh Direksi dan telah diaudit oleh Auditor Independen.

1. Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan Tahunan

a. Direksi menyusun Laporan Keuangan Tahunan selambat-lambatnya 30 hari setelah akhir tahun buku untuk diaudit oleh Auditor Independen

b. Auditor Independen melakukan audit atas Laporan Keuangan Tahunan

c. Auditor Independen menyerahkan hasil audit atas Laporan Keuangan Tahunan kepada Komisaris dan Direksi selambat-lambatnya pada akhir Mei

d. Direksi menyerahkan hasil audit atas Laporan Keuangan Tahunan kepada Pemegang Saham selambat-lambatnya pada akhir Mei

2. Keluaran Hasil

a. Laporan Keuangan Tahunan

b. Laporan Hasil Audit Auditor Independen

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

88

B. PENYUSUNAN LAPORAN AUDIT KEPATUHAN TERHADAP

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN PENGENDALIAN

INTERNAL (LAPORAN AUDIT KEPATUHAN)

1. Prosedur Penyusunan Laporan Audit Kepatuhan

a. Auditor Independen melakukan audit mengenai kepatuhan Perseroan terhadap hukum, peraturan, kontrak, dan bantuan yang berlaku bagi Perusahaan maupun sistem pengendalian internal.

b. Auditor Independen menyerahkan Laporan Audit Kepatuhan kepada Komisaris dan Direksi selambat-lambatnya pada akhir Mei

c. Direksi menyerahkan kepada Pemegang Saham Laporan Audit Kepatuhan selambat-lambatnya pada akhir Mei

2. Keluaran Hasil

Laporan Audit Kepatuhan dari Auditor Independen

C. PENYUSUNAN LAPORAN HASIL EVALUASI KINERJA

1. Prosedur Penyusunan Laporan Hasil Evaluasi Kinerja

a. Auditor Independen melakukan audit mengenai :

1) Proses penyusunan dan pelaksanaan RKAP 2) Kinerja Perusahaan, termasuk di dalamnya penilaian atas tingkatan

kesehatan Perusahaan yang terdiri dari aspek keuangan, operasional dan aspek keuangan

3) Perkembangan usaha 4) Pemahaman atas struktur pengendalian intern

b. Auditor Independen menyerahkan Laporan Hasil Evaluasi Kinerja kepada Komisaris dan Direksi selambat-lambatnya pada akhir Mei

c. Direksi menyerahkan Laporan Hasil Evaluasi Kinerja kepada Pemegang Saham selambat-lambatnya pada akhir Mei

2. Keluaran Hasil

Laporan Hasil Evaluasi Kinerja dari Auditor Independen

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

89

D. PENYUSUNAN LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN

DAN BINA LINGKUNGAN (LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM

PKBL)

1. Prosedur Laporan Pelaksanaan Program PKBL

a. Auditor Independen melakukan audit mengenai asersi manajemen tentang kepatuhan Perusahaan terhadap Pengelolaan Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.

b. Auditor Independen menyerahkan Laporan Pelaksanaan Program PKBL kepada

Komisaris dan Direksi selambat-lambatnya pada akhir Mei c. Direksi menyerahkan Laporan Pelaksanaan Program PKBL kepada Pemegang

Saham selambat-lambatnya pada akhir Mei

2. Keluaran Hasil

Laporan Pelaksanaan Program PKBL dari Auditor Independen

E. PENYUSUNAN RJPP258

RJPP adalah Rencana Jangka Panjang Perusahaan sebagai acuan bagi Direksi dalam menyelenggarakan Perusahaan dalam kurun waktu lima tahun mendatang.

1. Prosedur penyusunan RJPP

a. Direksi menyusun draft RJPP yang sekurang-kurangnya memuat:

1) Evaluasi pelaksanaan RJPP sebelumnya

2) Posisi perusahaan saat ini

3) Asumsi-asumsi yang dipakai dalam penyusunan RJPP

4) Penetapan Visi, Misi, Sasaran, Strategi, Kebijakan dan Program Kerja Rencana Jangka Panjang

b. Direksi menyerahkan draft RJPP kepada Komisaris selambat-lambatnya 3 (tiga bulan) sebelum masa berlaku RJPP periode sebelumnya berakhir

c. Komisaris mengkaji dan memberikan tanggapan terhadap draft RJPP yang diusulkan Direksi selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah draft RJPP diterima Komisaris

d. Direksi mempertimbangkan tanggapan Komisaris dan melakukan perbaikan-perbaikan draft RJPP yang dianggap perlu

258

Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-102/MBU/2002 tentang Penyusunan RJP BUMN

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

90

e. Komisaris bersama Direksi menyampaikannya draft RJPP kepada Pemegang Saham selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari sebelum RJPP periode sebelumnya habis masa berlakunya.

259

f. RUPS mengesahkan RJPP yang telah ditandatangani oleh Direksi dan Komisaris selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari sesudah draft RJPP diterima oleh Pemegang Saham.

260

2. Keluaran Hasil

a. Draft RJPP

b. Tanggapan Komisaris atas draft RJPP c. RJPP yang disetujui dan ditetapkan oleh RUPS

F. PENYUSUNAN RKAP261

RKAP adalah Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan sebagai acuan bagi Direksi dalam menyelenggarakan Perusahaan dan mencapai target yang telah ditetapkan dalam kurun waktu satu tahun mendatang.

1. Prosedur penyusunan RKAP

a. Direksi menyusun draft RKAP yang sekurang-kurangnya memuat:

1) Kinerja Perusahaan tahun berjalan

2) Rencana Kerja Perusahaan

3) Anggaran Perusahaan

4) Proyeksi Keuangan Pokok Perusahaan

5) Proyeksi Keuangan Pokok Anak Perusahaan

6) Hal-hal lain yang memerlukan Keputusan Komisaris

b. Direksi menyerahkan draft RKAP kepada Komisaris dan Pemegang Saham selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari sebelum tahun buku baru mulai berlaku.

262

259

Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-102/MBU/2002 tentang Penyusunan RJP BUMN Pasal 9

260 Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-102/MBU/2002 tentang Penyusunan RJP BUMN Pasal 6

261 Surat Keputusan Menteri BUMN No Kep-101/MBU/2002 tentang Penyusunan RKAP BUMN

262 Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-101/MBU/2002 tentang Penyusunan RKAP BUMN Pasal 11 Ayat 1 dan Anggaran Dasar Pasal 17 Ayat 3

Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)

91

c. Komisaris dan Pemegang Saham mengkaji dan memberikan tanggapan terhadap draft RKAP yang diusulkan Direksi

d. Direksi menerima tanggapan dan melakukan perbaikan-perbaikan draft RKAP

e. RUPS mengesahkan RKAP selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sesudah tahun buku baru dimulai.

263

2. Keluaran Hasil

a. Draft RKAP b. Tanggapan Komisaris dan Pemegang Saham atas draft RKAP c. RKAP yang disetujui dan ditetapkan

263

Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-101/MBU/2002 tentang Penyusunan RKAP BUMN Pasal 11 Ayat 7 dan Anggaran Dasar Pasal 17 Ayat 4