tata cara perhitungan, pemotongan, dan pelaporan pajak

83
TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 PADA PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR Ditulis untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 Oleh: MUHAMMAD DIANDRA ALFANSYAH NASUTION NIM 1605084009 PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI POLITEKNIK NEGERI MEDAN MEDAN 2019

Upload: others

Post on 09-Apr-2022

50 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN

PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23

PADA PDAM TIRTANADI PROVINSI

SUMATERA UTARA

TUGAS AKHIR

Ditulis untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan

Pendidikan Program Diploma 3

Oleh:

MUHAMMAD DIANDRA ALFANSYAH NASUTION

NIM 1605084009

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

MEDAN

2019

Page 2: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK
Page 3: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Tata Cara Perhitungan, Pemotongan dan Pelaporan Pajak

Penghasilan Pasal 23 Pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara, bertujuan untuk

mengetahui apakah sudah sesuai dengan Undang – Undang Nomor 36 tahun 2008 tentang

Pajak Penghasilan. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah metode deskriptif dan

wawancara dengan pihak yang berkaitan dengan perhitungan, pemotongan dan pelaporan

Pajak Penghasilan Pasal 23. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, tata cara

perhitungan, pemotongan dan pelaporan PPh Pasal 23 telah sesuai dengan Undang –

Undang Nomor 36 Tahun 2008.

Kata kunci : Pajak, Perhitungan Pajak, Pajak Penghasilan Pasal 23

Page 4: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

ABSTRACT

This study, entitled Procedure for Calculation, Deduction, and Reports of Income Tax

Article 23 In PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara, aims to determine whether it is

in accordance with the Act No. 36 of 2008 on income tax. The data processing technique

used was descriptive method and interviews with parties related to the calculation,

deduction and reports of tax article 23. Based on the research conducted, procedure of

calculation, deduction and reports income tax is in accordance with article 23 of the Act

No. 36 of 2008

Keywords : Tax, Tax Calculation, Income Tax Article 23

Page 5: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

i

KATA PENGANTAR

Alhamdullilah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Tugas Akhir sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

Adapun Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi

persyaratan agar dapat mengikuti ujian Tugas Akhir sebagai syarat yang harus

dipenuhi untuk menyelesaikan program pendidikan Diploma III Program Studi

Akuntansi Politeknik Negeri Medan.

Ucapan terima kasih penulis ucapkan untuk kedua Orang Tua, Ayah penulis Dr.

Azhar Nasution dan Ibu penulis Yunarni, S.E, serta Ibu Ir. Sulastri yang telah

menjadi penyemangat terbesar penulis dalam menyelesaikan laporan ini. Terima

kasih untuk segala dukungan materi, moril, kasih penulisng dan doa yang tidak

terhingga.

Adapun selesainya Tugas Akhir ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak baik

secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis. Oleh karena itu penulis

juga ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. M. Syahruddin, S.T.,M.T , Direktur Politeknik Negeri Medan.

2. Darwin S.H Damanik, S.E., M,Si, Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri

Medan.

3. Sastra Karo-Karo,S.E.,Ak.,M.Si., Sekretaris Jurusan Akuntansi Politeknik

Negeri Medan.

4. Yulifati Laoli,S.E., S. H., M.Hum.,M.Si., Ak. Ph.D, Kepala Program Studi

Akuntansi Politeknik Negeri Medan.

5. Cahyoginarti, S.E. Ak., M.Si, Dosen Pembimbing Utama

6. Muhammad Zuardi, S.E.,MM, Dosen Pembimbing Pendamping

7. Ir. Heri Batanghari Nasution, M.Psi, Direktur Air Limbah PDAM Tirtanadi

Provinsi Sumatera Utara

Page 6: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

ii

8. Syaiful Bahri Nasution,S.E,M.Psi, Kepala Divisi Keuangan PDAM Tirtanadi

Provinsi Sumatera Utara yang telah memberikan bimbingan dan membantu

penulis dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.

9. Harmayani Nasution,S.E.,Ak, Kepala Bidang Akuntansi PDAM Tirtanadi

Provinsi Sumatera Utara yang telah memberikan bimbingan dan membantu

penulis dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.

10. Zulham Ali Nasution, Kepala Divisi Sumber Daya Manusia PDAM Tirtanadi

Provinsi Sumatera Utara yang telah memberikan bimbingan dan membantu

penulis dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.

11. Seluruh Staff dan Pegawai PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara Bagian

Akuntansi khususnya Bang Amir, Bang Anto, Bang Rudy, Pak Ronny, Bang

Febri, Kak Deby, Kak Lailan, Bu Eli.

12. Saudara – saudara penulis Mhd Deni Fauzan Nst, Mhd Agung Hanafiah Nst,

dan Raissa Dianti Putri Nst yang telah mendampingi dan menghibur penulis

selama pengerjaan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini.

13. Sahabat penulis Shafira Aidilia, dan rekan-rekan di kelas AK-6I serta seluruh

mahasiswa Program Studi Akuntansi.

14. Seluruh pihak yang telah membantu yang mungkin tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu yang telah memberikan doa, motivasi, dan bantuan

kepada penulis.

Demikianlah Tugas Akhir ini dibuat, semoga bermanfaat bagi pembaca pada

umumnya dan terkhususnya bagi penulis. Penulis menyadari bahwa terdapat

kekurangan dalam penulisan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca,

sehingga Tugas Akhir ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang

berguna. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Medan, July 2019

Mhd Diandra A Nasution

NIM 1605084009

Page 7: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

iii

DAFTAR ISI

Daftar Isi ....................................................................................................................... i

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2

1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 3

1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 3

1.5. Batasan Penelitian ................................................................................................... 4

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN ..................................................................... 5

2.1. Pajak.................................................................................................................... .... 5

2.1.1. Pengertian Pajak ................................................................................................ 5

2.1.2. Jenis Pajak ......................................................................................................... 6

2.1.3. Fungsi Pajak ...................................................................................................... 7

2.1.4. Asas Pemungutan Pajak .................................................................................... 7

2.1.5. Tarif Pajak ......................................................................................................... 8

2.2. Pajak Penghasilan.................................................................................................... 9

2.2.1. Pengertian Pajak Penghasilan ........................................................................... 9

2.2.2. Subjek Pajak Penghasilan dan Wajib Pajak ...................................................... 9

2.2.3. Pengecualian Subjek Pajak Penghasilan ........................................................... 12

2.2.4. Objek Pajak Penghasilan ................................................................................... 13

2.3. Pajak Penghasilan Pasal 23 .................................................................................... 15

2.3.1. Objek Pajak dan Tarif Pajak Penghasilan Pasal 23 ........................................... 16

2.3.2. Menghitung Pajak Penghasilan Pasal 23 .......................................................... 20

2.4. Pencatatan Pajak Penghasilan ................................................................................. 24

2.4.1. Pencatatan Utang PPh Pasal 23 ......................................................................... 24

2.4.2. Pencatatan Piutang PPh Pasal 23 ...................................................................... 24

BAB 3 METODE PENELITIAN .............................................................................. 27

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................................. 27

3.1.1. Lokasi Penelitian ............................................................................................... 27

Page 8: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

iv

3.1.2. Waktu Penelitian ............................................................................................... 27

3.2. Jenis Data ................................................................................................................ 28

3.3. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................................... 28

3.4. Metode Pengolahan Data ........................................................................................ 28

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 30

4.1. Profil Perusahaan .................................................................................................... 30

4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan .............................................................................. 30

4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan .................................................................................. 32

4.1.3. Makna dan Logo Perusahaan ........................................................................... 33

4.1.4. Struktur Organisasi Perusahaan ....................................................................... 34

4.2. Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Data .............................................................. 35

4.3. Penghitungan dan Kewajiban PDAM Tirtanadi Sebagai Pemotong PPh 23 .......... 37

4.4. Pencatatan PPh Pasal 23.......................................................................................... 41

4.5. Pembahasan ............................................................................................................. 43

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 48

6.1. Simpulan ................................................................................................................. 48

6.2. Saran ........................................................................................................................ 48

Page 9: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

v

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Judul Hal

Lampiran 1 Bukti Penerimaan Negara.......................................... 49

Lampiran 2 Surat Setoran Pajak.................................................... 50

Lampiran 3 Daftar Bukti Pemotongan PPh Pasal 23.................... 51

Lampiran 4 Bukti Pemotongan PPh 23 CV KUMITA RIZKY.... 52

Lampiran 5 Bukti Pemotongan PPh 23 CV ERWINA K.............. 53

Lampiran 6 Bukti Pemotongan PPh 23 CV KIRANA BARU...... 54

Lampiran 7 Bukti Pemotongan PPh 23 CV DENNY UTAMA.... 55

Lampiran 8 Bukti Pemotongan PPh 23 CV ABADI LARIS M.... 56

Lampiran 9 Bukti Pemotongan PPh 23 CV SAMUDERA C L.... 57

Lampiran 10 Bukti Pemotongan PPh 23 CV GERUA ASRI.......... 58

Lampiran 11 Bukti Pemotongan PPh 23 CV TIGA PUTRA.......... 59

Lampiran 12 Daftar Bukti Pemotongan PPh Pasal 23..................... 60

Lampiran 13 Bukti Pemotongan PPh 23 CV MITRA TEHNIK..... 61

Lampiran 14 Bukti Pemotongan PPh 23 CV BINTANG ABADI.. 62

Lampiran 15 Surat Ketersediaan Doping Utama…………………. 63

Lampiran 16 Surat Ketersediaan Dosen Pembimbing Pendamping 64

Lampiran 17 Kartu Bimbingan Dosen Pembimbing Utama……... 65

Lampiran 18 Kartu Bimbingan Dosen Pembimbing Pendamping.. 66

Lampiran 19 Surat Ketersediaan Ketua Sidang Tugas Akhir……. 67

Lampiran 20 Surat Ketersediaan Ketua Penguji Tugas Akhir…… 68

Lampiran 21 Surat Ketersediaan Anggota Penguji Tugas Akhir… 69

Lampiran 22 Formulir Bebas Revisi Tim Penguji Tugas Akhir…. 70

Lampiran 23 Formulir Pernyataan Bebas Revisi Ketua Penguji…. 71

Lampiran 24 Formulir Pernyataan Bebas Revisi Anggota Penguji. 72

Lampiran 25 Biodata Mahasiswa………………………………… 73

Page 10: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.

Permasalahan perpajakan di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang

ada dalam kehidupan masyarakat dan selalu ditemui, hal ini tentu berkaitan

dengan perubahan sosial dan ekonomi, seperti masih banyaknya para wajib pajak

yang lalai terhadap pajak dan tidak menjalani kewajibannya sebagai wajib pajak.

Sementara pemerintah telah mencanangkan seluruh kegiatan tersebut untuk

memenuhi kelangsungan dan peningkatan pembangunan nasional agar ekonomi di

Indonesia menjadi lebih baik.

Pembangunan nasional merupakan contoh nyata dari upaya pemerintah untuk

meningkatkan seluruh aspek kehidupan baik itu dalam masyarakat, bangsa, dan

negara, yang sekaligus merupakan proses pengembangan keseluruhan sistem

penyelenggara negara untuk mewujudkan tujuan nasional. Dalam mewujudkan

pembangunan nasional tersebut, setiap pembiayaan yang dikeluarkan tidak

terlepas dari adanya peranan pajak. Pajak itu sendiri memiliki pengertian

kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang

bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mengharapkan

imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-

besarnya kemakmuran rakyat.

Pajak sebagai penerimaan utama, merupakan devisa dalam pembangunan suatu

negara. Karena dengan pajak, negara mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran

yang menjadi belanja bulanan dari pemerintah yang tercantum di APBN.

Salah satu penerimaan pajak yang tertuang dalam APBN tersebut adalah Pajak

Penghasilan. Pajak Penghasilan ini merupakan salah satu jenis pajak yang

memberi pemasukan terbesar bagi negara. Pajak Penghasilan adalah pajak yang

dibebankan pada penghasilan perorangan, perusahaan, atau badan hukum lainnya.

Page 11: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

2

Disini Pajak Penghasilan Pasal 23 merupakan salah satu jenis pajak yang

menyumbangkan nilai dalam pertumbuhan ekonomi.

Pajak Penghasilan Pasal 23 merupakan salah satu jenis pajak yang dipungut di

Indonesia. Adapun penjabaran tentang Pajak Penghasilan Pasal 23 sesuai dengan

Undang – Undang Nomor 36 tahu 2008, yaitu pemotongan pajak atas penghasilan

yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak (WP) dalam negeri dan Badan Usaha

Tetap (BUT) yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau penyelenggara

kegiatan selain yang telah dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dibayarkan

atau terutang oleh badan pemerintah atau subjek pajak dalam negeri,

penyelenggara kegiatan, badan usaha tetap atau perwakilan perusahaan lainnya.

Oleh karena itu, PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara sebagai perusahaan

yang bergerak di bidang jasa pelayanan air bersih dan limbah domestik, secara

langsung maupun tidak langsung menunjang kegiatan pemasangan, perawatan dan

lain lain, dalam permasalahan ini PDAM Tirtanadi memiliki kewajiban dalam hal

perpajakan dan wajib untuk memotong, menyetorkan dan melaporkan hutang

pajaknya sesuai dengan ketentuan Subjek Pajak Badan dalam Undang-Undang

Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008.

Maka perlu diketahui bagaimana prosedur yang dilakukan PDAM Tirtanadi

Provinsi Sumatera Utara dalam melakukan perhitungan, pemotongan dan

pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23 sudah sesuai atau belum dengan Undang –

Undang Nomor 36 tahun 2008

Berdasarkan yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti

tentang bagaimana penerapan Pajak Penghasilan Pasal 23 pada perusahaan

PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara, sehingga memilih judul “ Tata Cara

Perhitungan, Pemotongan, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23 pada

PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara ”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah: “Bagaimana Tata Cara Perhitungan, Permotongan, dan Pelaporan Pajak

Page 12: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

3

Penghasilan Pasal 23 pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara sudah sesuai

atau belum dengan Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2008 ?”.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana untuk mengetahui prosedur

perhitungan, pemotongan, dan pelaporan pajak penghasilan pasal 23 PDAM

Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara apakah telah sesuai dengan Undang – Undang

Nomor 36 tahun 2008

1.4. Manfaat Penelitaan

Manfaat penelitian yang diperoleh dari penelitian ini bagi pihak-pihak yang

berkepentingan antara lain:

a. Bagi Peneliti

1) Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan memperluas

wawasan tentang Pajak Penghasilan Pasal 23

2) Mengetahui tata cara perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 23

b. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai saran dan masukan yang berkaitan

dengan Pajak Penghasilan Pasal 23

c. Bagi Politeknik Negeri Medan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tolak ukur dalam membandingkan

perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 23 berdasarkan teori dengan realita di

perusahaan sehingga dapat dijadikan sebagai referensi dalam penelitian

terkait.

d. Bagi pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, pengetahuan, dan

referensi tentang Pajak Penghasilan Pasal 23 dan sebagai bahan perbandingan

untuk yang ingin meneliti lebih dalam mengenai Pajak Penghasilan Pasal 23.

Page 13: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

4

1.5. Batasan Penelitian

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah untuk membahas Pajak Penghasilan

Pasal 23 :

a. Penelitian ini membahas Perhitungan, Pemotongan, dan Pelaporan Pajak

Penghasilan Pasal 23 terkait PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara.

b. Penelitian ini menggunakan perbandingan dengan dasar peraturan yang

berlaku yaitu Undang – Undang Nomor 36 tahun 2008 khususnya Pajak

Penghasilan Pasal 23.

c. Penelitian menggunakan data pajak tahun 2018

Page 14: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

5

BAB 2

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. Pajak

2.1.1. Pengertian Pajak

Berbagai definisi pajak yang dikemukakan oleh para ahli, semuanya mempunyai

maksud dan tujuan yang sama yaitu merumuskan pengertian pajak agar mudah

dipahami. Di bawah ini akan diuraikan definisi-definisi tersebut:

“Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh

wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat

prestasi-kembali, yang langsung dirunjuk, dan yang gunanya adalah untuk

membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara

untuk menyelenggarakan pemerintahan”(Waluyo,2008:2).

“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang

dapat dipaksakan) yang langsung dapat ditujukan dana yang digunakan untuk

membayar pengeluaran umum”(Mardiasmo,2018:3).

“Sedangkan menurut menurut UU RI Nomor 28 Tahun 2007 adalah kontribusi

wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang

bersifat memaksa berdasarkan UndangUndang, dengan tidak mendapatkan

imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-

besarnya kemakmuran rakyat ”.

Dari beberapa pendapat menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pajak

memiliki beberapa unsur sebagai berikut :

a. Pajak dipungut berdasarkan peraturan pelaksanaannya.

b. Pajak merupakan hal yang wajib dipungut, dalam hal ini pemungutnya

pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

c. Terdapat wajib pajak baik itu wajib pajak perorangan atau wajib pajak badan.

d. Sumber dari pembayaran pajak akan digunakan untuk kepentingan negara

Page 15: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

6

2.1.2. Jenis Pajak

Terdapat berbagai jenis pajak menurut yang dapat dikelompokkan menjadi tiga,

menurut Resmi (2011:7), yaitu:

a. Menurut Golongan Pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1) Pajak langsung: pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri oleh

wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada orang

lain. Pajak harus menjadi beban wajib pajak yang bersangkutan.

Contoh dari Pajak langsung adalah seperti :

- Pajak Kendaraan Bermotor

- Pajak Bumi dan Bangunan

- Pajak Penghasilan

2) Pajak tidak langsung: pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau

dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga. Pajak tidak langsung

terjadi jika suatu kegiatan, peristiwa, atau perbuatan yang menyebabkan

terutangnya pajak, misalnya terjadi penyerahan barang atau jasa.

Contoh dari Pajak tidak langsung adalah seperti :

- Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

- Pajak Atas Barang Mewah (PPnBM)

b. Menurut Sifat Pajak dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1) Pajak subjektif: pajak yang pengenaannya memerhatikan keadaan pribadi

wajib pajak atau pengenaan pajak yang memerhatikan keadaan subjeknya.

Contoh dari pajak subjektif adalah seperti :

-Pajak penghasilan (PPh) yang memperhatikan tentang kemampuan wajib

pajak dalam menghasilkan pendapatan atau uang.

2) Pajak objektif: pajak yang pengenaannya memerhatikan objeknya baik

berupa benda, keadaan, perbuatan, atau peristiwa yang mengakibatkan

timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa memerhatikan keadaan

pribadi subjek pajak (wajib pajak) maupun tempat tinggal.

Contoh dari pajak objektif adalah seperti :

-Pajak pertambahan nilai (PPN) dari barang yang dikenakan pajak.

Page 16: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

7

c. Menurut Lembaga Pemungut Pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1) Pajak Negara (pajak pusat): pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat

dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara pada umumnya.

2) Pajak Daerah: pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah baik tingkat I

(pajak provinsi) maupun daerah tingkat II (pajak kabupaten/kota) dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah masing-masing.

2.1.3. Fungsi Pajak

Dari ciri-ciri yang melekat pada definisi pajak dari berbagai definisi di atas,

terlihat ada dua fungsi pemungutan pajak menurut Resmi (2011:3) yaitu:

a. Fungsi Budgetair Yaitu fungsi pajak sebagai sumber penerimaan pemerintah

untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan. Sebagai

sumber keuangan negara, pemerintah berupaya memasukkan uang sebanyak-

banyaknya untuk kas negara. Upaya tersebut ditempuh dengan cara

ekstensifikasi maupun intensifikasi pemungutan pajak melalui penyempurnaan

peraturan berbagai jenis pajak seperti Pajak Penghasilan (PPh), Pajak

Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM),

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan lain-lain.

Contoh dari fungsi Budgetair adalah :

-Salah satu alat dalam penyusunan APBN/APBD,dimana pajak merupakan

salah satu komponen pendapatan pemerintah yang utama, sehinga sangat

penting untuk menjaga potensi pajak agar pemerintah memiliki dana untuk

pengeluaran pengeluaran yang telah direncanakan setiap tahunnya.

b. Fungsi Regularend Yaitu fungsi pajak sebagai alat untuk mengatur atau

melaksanakan kebijakan pemerintah di bidang sosial dan ekonomi, serta

mencapai tujuan-tujuan tertentu diluar bidang keuangan.

Contoh dari fungsi Regularend adalah :

-Pengenaan pajak yang lebih tinggi terhadap barang mewah dan minuman

keras.

2.1.4. Asas Pemungutan Pajak

Ada tiga jenis asas pemungutan pajak, yaitu:

Page 17: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

8

a. Asas Domisili, yaitu bahwa pajak dibebankan pada pihak yang tinggal dan

berada di wilayah suatu negara tanpa memeprhatikan sumber atau asal objek

pajak yang diperoleh atau diterima Wajib Pajak.

b. Asas Sumber, yaitu bahwa pembebanan pajak oleh negara hanya terhadap

objek pajak yang bersumber atau berasal dari wilayah teritorialnya tanpa

memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak.

c. Asas Kebangsaan, yaitu bahwa status kewarganegaraan seseorang yang

menentukan pajak terhadapnya. Perlakuan perpajakan antara Warga Negara

dan Warga Negara Asing itu berbeda.

2.1.5. Tarif Pajak

Menurut Suandy (2017:67), tarif pajak ada empat macam yaitu:

a. Tarif tetap adalah tarif pajak yang jumlah nominalnya tetap walaupun dasar

pengenaan pajaknya berbeda/berubah, sehingga jumlah pajak yang terutang

selalu tetap. Contohnya yaitu pajak materai atau bea materai yang besar

tarifnya tidak berubah

b. Tarif sebanding/proporsional adalah tarif pajak yang merupakan persentase

yang tetapi jumlah pajak yang terutang akan berubah secara proporsional atau

sebanding pengenaan pajaknya. Contohnya saja seperti pajak PPn (pajak

pertambahan nilai) 10% dan PBB (pajak bumi dan bangunan) 0,5% dari

seberapapun jumlahnya.

c. Tarif progresif adalah tarif pajak yang presentasenya semakin besar jika dasar

pengenaan pajaknya meningkat, jumlah pajak yang terutang akan berubah

sesuai dengan perubahan tarif dan perubahan dasar pengenaan pajaknya.

Contoh dari pajak progresif yaitu pajak penghasilan (PPh)

d. Tarif degresif adalah tarif pajak yang persentasenya semakin kecil jika dasar

pengenaan pajaknya meningkat, jumlah pajak yang terutang akan berubah

sesuai dengan perubahan tarif dan perubahan dasar pengenaan pajaknya.

Contohnya yaitu seperti bea cukai. Hal ini dimaksudkan untuk memicu supaya

lebih meningkatkan perdagangan ingternasional (ekspor dan impor).

Page 18: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

9

2.2. Pajak Penghasilan

2.2.1. Pengertian Pajak Penghasilan

Pajak Penghasilan adalah suatu pungutan resmi yang ditujukan pada masyarakat

yang berpenghasilan atau atas hasil yang diterima atau yang diperolehnya dalam

tahun pajak untuk kepentingan negara dan masyarakat dalam hidup berbangsa dan

bernegara sebagai suatu kewajiban yang harus dilaksanakannya.

Menurut Suandy (2017:43), Pajak Penghasilan termasuk dalam kategori sebagai

pajak subjektif, artinya pajak dikenakan karena ada subjeknya, yakni yang telah

memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dalam peraturan perpajakan. Jadi,

terdapat ketegasan bahwa apabila tidak ada subjek pajaknya, maka jelas tidak

dapat dikenakan Pajak Penghasilan.

Sedangkan menurut Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2000 Pasal 1 adalah

pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau

diperolehnya, dalam tahun pajak.

2.2.2. Subjek Pajak Penghasilan dan Wajib Pajak

A. Subjek Pajak Menurut Undang – Undang Pajak di Indonesia

Subjek Pajak menurut Undang-Undang Pajak di Indonesia :

Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan

Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan,

menetapkan Subjek Pajak sebagai berikut:

a. (i) Orang pribadi

(ii) Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang

berhak;

b. Badan usaha yang didirikan atau berkedudukan di Indonesia;

c. Bentuk usaha tetap. Bentuk usaha tetap merupakan Subjek Pajak yang

perlakuan perpajakannya dipersamakan dengan subjek pajak badan (bentuk

Page 19: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

10

usaha tetap adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang

tidak bertempat tinggal di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka

waktu 12 bulan, atau badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat

kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di

Indonesia).

Subyek Pajak dibagi menjadi Subyek Pajak Dalam Negeri dan Subyek Pajak Luar

Negeri.

Subyek Pajak Dalam Negeri

Pasal 2 ayat (3) UU Pajak Penghasilan menetapkan Subyek Pajak Dalam Negeri

sebagai berikut:

a. Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, (i) orang pribadi yang

berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam

jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau (ii) orang pribadi yang dalam suatu

tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal

di Indonesia;

b. Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, kecuali unit

tertentu dari badan pemerintah yang memenuhi kriteria:

1) Pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

2) Pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

3) Penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat atau

Pemerintah Daerah; dan

4) Pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional Negara; dan

c. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak.

Adapun untuk pelaksanaan pemenuhan kewajiban perpajakannya, warisan

tersebut menggantikan kewajiban ahli waris yang berhak. Apabila warisan

tersebut telah dibagi, kewajiban perpajakannya beralih kepada ahli waris.

Warisan yang belum terbagi yang ditinggalkan oleh orang pribadi sebagai

Page 20: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

11

subyek pajak luar negeri yang tidak menjalankan usaha atau melakukan

kegiatan melalui suatu bentuk usaha tetap di Indonesia, tidak dianggap sebagai

subyek pajak pengganti karena pengenaan pajak atas penghasilan yang

diterima atau diperoleh orang pribadi dimaksud melekat pada objeknya

(penjelasan Pasal 2 ayat (3) huruf c UU Pajak Penghasilan).

Pasal 3 ayat (3) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER – 43/PJ/2011

tentang Penentuan Subjek Pajak Dalam Negeri dan Subjek Pajak Luar Negeri

(“PER-43/PJ/2011”) lebih lanjut menetapkan bahwa orang pribadi yang

merupakan subjek pajak dalam negeri menjadi wajib pajak dalam negeri, apabila

telah menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia maupun dari luar

Indonesia dan besarnya penghasilan melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak.

Menurut Pasal 3 ayat (4) PER-43/PJ/2011, badan yang merupakan subjek pajak

dalam negeri menjadi Wajib Pajak Dalam Negeri, sejak saat didirikan atau

bertempat kedudukan di Indonesia dan menerima penghasilan baik yang diterima

atau diperoleh dari Indonesia maupun dari luar Indonesia.

Subyek Pajak Luar Negeri

Pasal 2 ayat (4) UU Pajak Penghasilan menetapkan Subyek Pajak Luar Negeri

sebagai berikut: (i) orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang

pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga)

hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan dan (ii) badan yang tidak didirikan

dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia:

a. Yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap

di Indonesia; dan

b. Yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia tidak dari

menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di

Indonesia.

Menurut Pasal 2 ayat (5) UU Pajak Penghasilan, bentuk usaha tetap adalah bentuk

usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di

Page 21: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

12

Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus

delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang

tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia untuk menjalankan

usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia.

B. Wajib Pajak menurut Undang-Undang Pajak di Indoneisia

Menurut Undang – Undang Perpajakan Nomor 16 Tahun 2009 tentang perubahan

ketiga atas Undang – Undang No 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum

Perpajakan, “Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar

pajak dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang – perundangan perpajakan”.

2.2.3. Pengecualian Subjek Pajak Penghasilan

Yang tidak termasuk subjek pajak menurut Pasal 3 UU Nomor 36 Tahun 2008

adalah :

a. Kantor perwakilan negara asing;

b. Pejabat – pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat-pejabat lain

dari negara asing dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang

bekerja pada dan bertempat tinggal bersama-sama mereka dengan syarat

bukan warga negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima atau

memperoleh penghasilan di luar jabatan atau pekerjaannya tersebut serta

negara bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik;

c. Organisasi – organisasi internasional dengan syarat Indonesia menjadi anggota

organisasi tersebut dan tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk

memperoleh penghasilan dari Indonesia selain memberikan pinjaman kepada

pemerintah yang dananya berasal dari iuran para anggota;

d. Pejabat – pejabat perwakilan organisasi internasional, dengan syarat bukan

warga negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha, kegiatan, atau pekerjaan

lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia.

Pejabat perwakilan organisasi internasional adalah pejabat yang diangkat atau

ditunjuk langsung oleh induk organisasi internasional yang bersangkutan untuk

menjalankan tugas atau jabatan pada kantor perwakilan

Page 22: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

13

organisasi internasional tersebut di Indonesia. (Pasal 1 PMK – 215/PMK.03/2008

stdd PMK – 166/PMK.011/2012)

Organisasi Internasional adalah organisasi/badan/lembaga/asosiasi/ perhimpun

an/forum antar pemerintah atau non-pemerintah yang bertujuan untuk

meningkatkan kerjasama internasional dan dibentuk dengan aturan tertentu atau

kesepakatan bersama. (Pasal 1 PMK-215/PMK.03/2008 stdd PMK-

166/PMK.011/2012)

2.2.4. Objek Pajak Penghasilan

Menurut Undang – Undang no 36 tahun 2008 Pasal 4 disebutkan tentang apa saja

yang menjadi objek Pajak penghasilan. Objek pajak penghasilan adalah setiap

tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik

yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk

konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan,

dengan nama dan dalam bentuk apa pun

Objek PPh Menurut Undang-Undang Pajak :

a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima

atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus,

gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali

ditentukan lain dalam Undang-undang.

b. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan;

c. Laba usaha

d. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk:

1) Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan

badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal;

2) Keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu,

atau anggota yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya;

3) Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran,

pemecahan, pengambilalihan usaha, atau reorganisasi dengan nama dan

dalam bentuk apa pun;

Page 23: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

14

4) Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan, atau

sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga seadarah dalam garis

keturunan lurus satu derajat dan badan keagamaan, badan pendidikan,

badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang

menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur lebih lanjut

dengan Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan

dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-

pihak yang bersangkutan; dan

5) Keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh hak

penambangan, tanda turut serta dalam pembiayaan, atau permodalan

dalam perusahaan pertambangan;Dalam hal terjadi pengalihan harta

perusahaan kepada pegawainya, maka keuntungan berupa selisih antara

harga pasar harta tersebut dengan nilai sisa buku merupakan penghasilan

bagi perusahaan.

e. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya

dan pembayaran tambahan pengembalian pajak;

f. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan

pengembalian utang;

g. Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari

perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha

koperasi;

h. Royalti atau imbalan atas penggunaan hak;

i. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta;

j. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala;

k. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu

yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah;Pembebasan utang oleh pihak

yang berpiutang dianggap sebagai penghasilan bagi pihak yang semula

berutang, sedangkan bagi pihak yang berpiutang dapat dibebankan sebagai

biaya. Namun, dengan Peraturan Pemerintah dapat ditetapkan bahwa

pembebasan utang debitur kecil misalnya Kredit Usaha Keluarga Prasejahtera

(Kukesra), Kredit Usaha Tani (KUT), Kredit Usaha Rakyat (KUR), kredit

Page 24: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

15

untuk perumahan sangat sederhana, serta kredit kecil lainnya sampai dengan

jumlah tertentu dikecualikan sebagai objek pajak.

l. Keuntungan selisih kurs mata uang asing;Keuntungan yang diperoleh karena

fluktuasi kurs mata uang asing diakui berdasarkan sistem pembukuan yang

dianut dan dilakukan secara taat asas sesuai dengan Standar Akuntansi

Keuangan yang berlaku di Indonesia.

m. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva;

n. Premi asuransi, termasuk premi reasuransi;

o. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri

dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas;

p. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum

dikenakan pajak;

q. Penghasilan dari usaha berbasis syariah; Kegiatan usaha berbasis syariah

memiliki landasan filosofi yang berbeda dengan kegiatan usaha yang bersifat

konvensional. Namun, penghasilan yang diterima atau diperoleh dari kegiatan

usaha berbasis syariah tersebut tetap merupakan objek pajak.

r. Imbalan bunga; dan

s. Surplus Bank Indonesia. Surplus Bank Indonesia yang merupakan objek Pajak

Penghasilan adalah surplus Bank Indonesia menurut laporan keuangan audit

setelah dilakukan penyesuaian atau koreksi fiskal sesuai dengan Undang-

Undang Pajak Penghasilan dengan memperhatikan karakteristik Bank

Indonesia

2.3. Pajak Penghasilan Pasal 23

Menurut Undang – Undang No 36 Tahun 2008 Pajak Penghasilan Pasal 23 ialah

pajak yang dipotong oleh pemungut pajak dari wajib pajak saat transaksi yang

meliputi transaksi dividen, royalti, bunga, hadiah dan penghargaan, sewa dan

penghasilan lain yang terkait dengan penggunaan aset selain tanah atau transfer

bangunan atau jasa.

Sifat dari Pajak Penghasilan Pasal 23 adalah Pemotongan, dalam hal ini penerima

penghasilan akan dikenakan atau dipotong Pajak Penghasilan pasal 23 terlebih

Page 25: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

16

dahulu oleh pemberi penghasilan. Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23 terdiri

dari :

a. Badan pemerintah

b. Subjek pajak dalam negeri

c. Penyelenggara kegiatan

d. Bentuk Usaha Tetap

e. Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya

f. Orang pribadi sebagai wajib pajak dalam negeri tertentu yang ditunjuk oleh

kepala Kantor Pelayanan Pajak sebagai pemotong PPh Pasal 23, yaitu

akuntan, arsitek, dokter, notaris, Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)

2.3.1. Objek Pajak dan Tarif Pajak Penghasilan Pasal 23

A. Tarif Pajak Penghasilan Pasal 23

Menurut Undang – Undang no 36 Tahun 2008 Pasal 23 berbunyi sebagai berikut :

a. Atas penghasilan tersebut di bawah ini dengan nama dan dalam bentuk apa

pun yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo

pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri,

penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar

negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap,

dipotong pajak oleh pihak yang wajib membayarkan:

1) Sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah bruto atas:

a) Dividen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf g;

b) Bunga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf f;

c) Royalti; dan

d) Hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah

dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21

ayat (1) huruf e;

2) dihapus;

3) Sebesar 2% (dua persen) dari jumlah bruto atas:

4) Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali

sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta yang

Page 26: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

17

telah dikenai Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat

(2); dan

5) Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi,

jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong Pajak

Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21.

1a. Dalam hal Wajib Pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak memiliki Nomor Pokok Wajib

Pajak, besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 100% (seratus persen)

daripada tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

b. Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis jasa lain sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf c angka 2 diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan.

c. Orang pribadi sebagai Wajib Pajak dalam negeri dapat ditunjuk oleh Direktur

Jenderal Pajak untuk memotong pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

d. Pemotongan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dilakukan atas:

1) Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank;

2) Sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa guna usaha

dengan hak opsi;

3) Dividen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf f dan dividen

yang diterima oleh orang pribadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17

ayat (2c);

4) dihapus;

5) Bagian laba sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf i;

6) Sisa hasil usaha koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada

anggotanya;

7) dihapus; dan

8) Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan usaha atas jasa

keuangan yang berfungsi sebagai penyalur pinjaman dan/atau pembiayaan

yang diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.

B. Objek Pajak Penghasilan Pasal 23

Page 27: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

18

Objek Pajak Pajak Penghasilan Pasal 23 telah ditambahkan oleh pemerintah

hingga menjadi 62 jenis jasa lainnya seperti yang tercantum dalam PMK No.

141/PMK.03/2015.

Berikut ini adalah daftar Objek Pajak Penghasilan 23 jasa lainnya tersebut:

a. Penilai (appraisal);

b. Aktuaris;

c. Akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan;

d. Hukum;

e. Arsitektur;

f. Perencanaan kota dan arsitektur landscape;

g. Perancang (design);

h. Pengeboran (drilling) di bidang penambangan minyak dan gas bumi (migas)

kecuali yang dilakukan oleh Badan Usaha Tetap (BUT);

i. Penunjang di bidang usaha panas bumi dan penambangan minyak dan gas

bumi (migas);

j. Penambangan dan jasa penunjang di bidang usaha panas bumi dan

penambangan minyak dan gas bumi (migas);

k. Penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara;

l. Penebangan hutan;

m. Pengolahan limbah;

n. Penyedia tenaga kerja dan/atau tenaga ahli (outsourcing services);

o. Perantara dan/atau keagenan;

p. Bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang dilakukan Bursa Efek,

Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan Kliring Penjaminan Efek

Indonesia (KPEI);

q. Kustodian/penyimpanan/penitipan, kecuali yang dilakukan oleh KSEI;

r. Pengisian suara (dubbing) dan/atau sulih suara;

s. Mixing film;

t. Pembuatan sarana promosi film, iklan, poster, foto, slide, klise, banner,

pamphlet, baliho dan folder;

Page 28: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

19

u. Jasa sehubungan dengan software atau hardware atau sistem komputer,

termasuk perawatan, pemeliharaan dan perbaikan.

v. Pembuatan dan/atau pengelolaan website;

w. Internet termasuk sambungannya;

x. Penyimpanan, pengolahan dan/atau penyaluran data, informasi, dan/atau

program;

y. Instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC dan/atau

TV Kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di

bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha

konstruksi;

z. Perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas,

AC dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang

lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi

sebagai pengusaha konstruksi;

aa. Perawatan kendaraan dan/atau alat transportasi darat.

bb. Maklon;

cc. Penyelidikan dan keamanan;

dd. Penyelenggara kegiatan atau event organizer;

ee. Penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media massa, media luar ruang atau

media lain untuk penyampaian informasi, dan/atau jasa periklanan;

ff. Pembasmian hama;

gg. Kebersihan atau cleaning service;

hh. Sedot septic tank;

ii. Pemeliharaan kolam;

jj. Katering atau tata boga;

kk. Freight forwarding;

ll. Logistik;

mm. Pengurusan dokumen;

nn. Pengepakan;

oo. Loading dan unloading;

pp. Laboratorium dan/atau pengujian kecuali yang dilakukan oleh lembaga atau

institusi pendidikan dalam rangka penelitian akademis;

Page 29: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

20

qq. Pengelolaan parkir;

rr. Penyondiran tanah;

ss. Penyiapan dan/atau pengolahan lahan;

tt. Pembibitan dan/atau penanaman bibit;

uu. Pemeliharaan tanaman;

vv. Permanenan;

ww. Pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan/atau

perhutanan;

xx. Dekorasi;

yy. Pencetakan/penerbitan;

zz. Penerjemahan;

aaa. Pengangkutan/ekspedisi kecuali yang telah diatur dalam Pasal 15 Undang-

Undang Pajak Penghasilan;

bbb. Pelayanan pelabuhan;

ccc. Pengangkutan melalui jalur pipa;

ddd. Pengelolaan penitipan anak;

eee. Pelatihan dan/atau kursus;

fff. Pengiriman dan pengisian uang ke ATM;

ggg. Sertifikasi;

hhh. Survey;

iii. Tester;

jjj. Jasa selain jasa-jasa tersebut di atas yang pembayarannya dibebankan pada

APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) atau APBD (Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah).

2.3.2. Menghitung Pajak Penghasilan Pasal 23

a. Cara Menghitung PPh Pasal 23 atas Dividen

Atas Dividen Atas penghasilan berupa deviden akan dikenakan pemotongan

PPh pasal 23 sebesar 15% dari jumlah bruto.

Contoh :

Pada tanggal 10 Mei 2018, PT. Budi, akan membagikan dividen melalui Rapat

Umum Pemegang Saham (RUPS), dan melakukan pembayaran dividen tunai

Page 30: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

21

kepada PT Sempurna sebesar Rp. 30.000.000 yang melakukan penyertaan

modal sebesar 15%

Jawab :

PPh Pasal 23 yang harus dipotong PT.Budi :

15% x Rp. 30.000.000 = Rp. 4.500.000

Saat penyetoran : 10 Juni 2018

Saat pelaporan : 20 Juni 2018

Pemotong Pajak : PT Budi atas nama PT Sempurna

Jumlah yang dibayarkan kepada PT Sempurna :

Rp. 30.000.000 – Rp 4.500.000 = Rp. 25.500.000

PPh Pasal 23 yang disetor = Rp. 4.500.000

b. Cara Menghitung PPh Pasal 23 atas Bunga, termasuk Premium,Diskonto, dan

Imbalan karena Jaminan Pengembalian Utang

Atas penghasilan berupa bunga dikenakan pemotongan PPh Pasal 23 sebesar

15% dari jumlah bruto. Dimana PPh Pasal 23 atas bunga, termasuk premium,

diskonto dan imbalan ini termasuk objek pajak final.

Contoh :

Pada tanggal 6 Januari 2018, PT Makmur melakukan pembayaran bunga

obligasi kepada PT Sejahtera sebesar Rp. 75.000.000. Obligasi tersebut tidak

diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

Jawab :

PPh Pasal 23 yang harus dipotong PT Makmur :

15% x Rp 75.000.000 = Rp. 11.250.000

Saat penyetoran : Paling lambat 10 Februari 2018

Saat pelaporan : Paling lambat 20 Februari 2018

Pemotong Pajak : PT Makmur atas nama PT Sejahtera

Jumlah yang dibayarkan kepada PT Sejahtera :

Rp. 75.000.000 – Rp. 11.250.000 = Rp. 63.750.000

PPh Pasal 23 yang disetor = Rp. 11.250.000

c. Cara Menghitung PPh Pasal 23 atas Royalti

Page 31: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

22

Atas penghasilan yang berupa royalti akan dikenakan pemotongan PPh Pasal

23 atas sebesar 15% dari jumlah bruto.

Contoh :

Pada 2 Agustus 2018, PT Buku Laris membayar royalti kepada Tuan Mansyur

sebagai penulis buku sebesar Rp. 50.000.000. Tuan Mansyur telah mempunyai

NPWP 01.444.888.2.987.000.

Jawab :

PPh Pasal 23 yang harus dipotong PT Buku Laris = 15% x Rp. 50.000.000 =

Rp 7.500.000

Saat penyetoran = 10 September 2018

Saat pelaporan = 20 September 2018

Pemotong Pajak : PT Buku Laris atas nama Tuan Mansyur

Jumlah yang dibayarkan kepada Tuan Mansyur :

Rp. 50.000.000 – Rp 7.500.000 = Rp. 42.500.000

PPh Pasal 23 yang disetor = Rp. 7.500.000

d. Cara Menghitung PPh Pasal 23 atas Hadiah, Penghargaan, Bonus, dan

Sejenisnya

Atas hadiah atau penghargaan yang diterima oleh wajib pajak badan termasuk

BUT dikenakan pemotongan PPh Pasal 23 sebesar 15% dari jumlah bruto.

Dimana PPh Pasal 23 atas hadiah, penghargaan, bonus dan sejenisnya

termasuk objek pajak final.

Contoh: Pada 20 April 2018, PT Unicorn memberikan hadiah perlombaan

kepada PT Sentosa sebagai juara umum lomba senam sehat sebesar Rp.

150.000.000

Jawab :

PPh Pasal 23 yang harus dipotong PT Unicorn :

15% x Rp 150.000.000 = Rp. 22.500.000

Saat penyetoran : Paling lambat 10 Mei 2018

Saat pelaporan : Paling lambat 20 Mei 2018

Pemotong Pajak : PT Unicorn atas nama PT Sentosa

Jumlah yang dibayarkan kepada PT Sentosa :

Page 32: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

23

Rp. 150.000.000 – Rp 22.500.000 = Rp. 127.500.000

PPh Pasal 23 yang disetor = Rp. 22.500.000

e. Cara Menghitung PPh Pasal 23 atas Sewa dan Penghasilan lain Sehubungan

dengan Penggunaan Harta

Atas penghasilan sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan

harta (kecuali sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan persewaaan

tanah atau bangunan) dikenakan pemotongan PPh Pasal 23 sebesar 2% dari

jumlah bruto tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai. PPh Pasal 23 atas sewa

dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta termasuk dalam

objek pajak final.

Contoh : PT Karsa membayar sewa kendaraan bus dengan nilai sewa sebesar

Rp. 35.000.000 kepada Jhonlin

Jawab :

PPh yang harus dipotong oleh PT Karsa :

2% x Rp. 35.000.000 = Rp. 700.000

Pemotong Pajak : PT Karsa atas nama Jhonlin

Jumlah yang dibayarkan kepada Jhonlin :

Rp. 35.000.000 – Rp 700.000 = Rp. 34.300.000

PPh Pasal 23 yang disetor = Rp. 700.000

f. Cara Menghitung PPh 23 atas Imbalan Sehubungan Dengan Jasa Teknik, Jasa

Manajemen, Jasa Konstruksi, Jasa Konsultan,dan Jasa Lain.

Atas penghasilan berupa imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa

manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah

dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21 dikenakan pemotongan PPh Pasal 23

sebesar 2% dari jumlah bruto tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai.

Contoh :

PT. Bahagia meminta jasa konsultan dari PT. A-Smart untuk membuat sistem

komputer akuntansi dengan imbalan sebesar Rp.80.000.000 (sudah termasuk

PPN)

Jawab :

PPh Pasal 23 yang harus dipotong PT. Bahagia adalah

Page 33: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

24

2% x Rp. 80.000.000 = Rp. 1.600.000

Pemotong Pajak : PT Bahagia atas nama PT A-Smart

Jumlah yang dibayarkan kepada PT Bahagia :

Rp. 80.000.000 – Rp 1.600.000 = Rp. 78.400.000

PPh Pasal 23 yang disetor = Rp. 1.600.000

2.4. Pencatatan Pajak Penghasilan

Menurut Muljono dan Baruni (2009:14) sebelum dilakukan pencatatan atas

berbagai pemotongan, pemungutan, atau pelunasan pajak, perlu ditentukan

terlebih dahulu kode dan nomor rekening yang akan di gunakan untuk

menampung berbagai jenis PPh tersebut. Sesuai dengan pengakuan PPh pada

setiap transaksi, pencatatan PPh disesuaikan dengan PPh yang diakui oleh Wajib

Pajak. Pencatatan atau jurnal dari PPh dapat dibedakan menjadi :

a. Pencatatan utang PPh

b. Pencatatan Piutang PPh

2.4.1. Pencatatan Utang Pajak Penghasilan Pasal 23

Sifat pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 bagi wajib pajak yang mempunyai

penghasilan atau yang dilakukan pemotongan,dapat dibedakan menjadi final atau

tidak final.

Jika wajib pajak membayar jasa deviden, bunga, sewa, royalti, hadiah kepada

pemegang saham, dan penghasilan tersebut dikenakan Pajak Penghasilan pasal 23

maka wajib pajak yang memungut Pajak Penghasilan pasal 23 harus mengakuinya

sebagai utang Pajak Penghasilan 23

Jurnal transaksi pemotongan Pajak Penghasilan pasal 23 dilakukan oleh wajib

pajak sebagai pemotong Pajak Penghasilan pasal 23 adalah sebagai berikut

Biaya Jasa XXX

Kas / Bank XXX

Utang Pajak Penghasilan pasal 23 XXX

Page 34: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

25

Pembebanan Pembayaran :

Beban Pajak Penghasilan Pasal 23 XXX

PPN Masukan XXX

Kas / Bank XXX

Utang Pajak Pengahasilan pasal 23 XXX

2.4.2. Pencatatan Piutang Pajak Penghasilan Pasal 23

Wajib pajak menerima pembayaran jasa, deviden, bunga, sewa, royalti dari

pengguna jasa, sewa, hak, atau pembagi dividen, dan penghasilan tersebut sudah

dipotong Pajak Penghasilan pasal 23, maka wajib pajak yang dipotong Pajak

Penghasilan pasal 23 tersebut mengakui sebagai piutang Pajak Penghasilan Pasal

23, dan dilakukan jurnal sebagai berikut :

Kas / Bank XXX

Piutang Pajak Penghasilan Pasal 23 XXX

Penghasilan Jasa XXX

Contoh :

PT. Makmur memesan alat tulis dari CV.Sugeng senilai Rp. 15.000.000 (termasuk

PPN), maka PPN dan Pajak Penghasilan Pasal 23 yang dipotong oleh PT.

Makmur adalah sebagai berikut :

PPN sebesar Rp. 1.363.636 atau (10 / 110) x Rp. 15.000.000 dan PPh pasal 23

sebesar Rp. 272.727 atau 2% x Rp. 13.636.364

PT. Makmur sebagai pihak pemakai jasa (yang membayar), membuat jurnal

sebagai berikut :

Pembelian Alat Tulis Rp.13.636.364

Piutang PPN Rp. 1.363.636

Utang Alat Tulis Rp. 14.727.273

Utang Pajak Penghasilan Pasal 23 Rp. 272.727

Bagi CV.Sugeng sebagai pihak pemberi jasa, jurnal penghasilan jasa alat tulisnya

adalah sebagai berikut :

Page 35: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

26

Piutang Alat Tulis Rp.14.727.273

Piutang Pajak Penghasilan Pasal 23 Alat Tulis Rp. 272.727

Penghasilan Alat Tulis Rp. 13.636.364

Utang PPN Rp. 1.363.636

Page 36: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

27

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.1.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara jalan

Sisingamangaraja No. 01 Medan

3.1.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 5 (lima) bulan, terhitung bulan April sampai

dengan Agustus 2019 dengan alokasi waktu sebagai berikut.

Tabel 3.1

Waktu Kegiatan Penulisan Tugas Akhir

Sumber : Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan 2019

No Kegiatan

Waktu Kegiatan Penulisan Tugas Akhir

April Mei Juni Juli Agustus

3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan Judul

2 Pengumpulan

Data

3 Tabulasi Dan

Analisa Data

4 Menyusun

Konsep Laporan

5 Konsultasi pada

Pembimbing

6 Sidang Tugas

Akhir

7

Perbaikan

Laporan Tugas

Akhir

8 Penggandaan

Laporan

Page 37: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

28

3.2. Jenis Data

Data yang dibutuhkan bersumber dari perusahaan PDAM Tirtanadi Provinsi

Sumatera Utara. Data yang relevan dikumpulkan untuk memperoleh penyelesaian

atas masalah penelitian yang dirumuskan. Jenis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data sekunder. Sumber yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data. Data yang diperoleh berupa dokumen mengenai Pajak

Penghasilan Pasal 23 seperti bukti potong PPh pasal 23, daftar bukti

pemotongan/pemungutan PPh pasal 23,surat setoran pajak(SSP), bukti

penerimaan negara, dan SPT Masa tahun 2018

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk mendapatkan data

dari objek yang diteliti yang didukung kebenarannnya.

a. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian

dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau

pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan akat

yang digunakan interview guide (panduan wawancara). Wawancara dilakukan

guna mendapatkan informasi secara lisan kepada pihak pihak yang berkaitan

di PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA.

b. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan mempelajari

dokumen, bukti – bukti atau catatan yang berhubungan denga objek yang

diteliti.

3.4. Metode Pengolahan Data

Pengolahan data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan

metode analisis deskriptif yaitu memaparkan (menggambarkan) keadaaan yang

sebenarnya (fakta) dari suatu sample penelitian. Pengolahan data yang digunakan

pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif. Menurut Nazir

(2003:54) metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok

manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu

Page 38: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

29

kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah

untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan

akurat mengenai fakta – fakta, sifat serta hubungan antar fenomena yang

diselidiki.

Page 39: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

30

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Profil Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi Medan adalah perusahaan milik Daerah

Sumatera Utara (BUMD) yang bergerak pada bidang pelayanan air bersih bagi

masyarakat kota Medan dan sekitarnya. PDAM Tirtanadi di bangun oleh

Pemerintah Kolonial Belanda pada tanggal 8 Desember 1905 yang di beri nama

NV Waterleiding Maatschappij Ajer Beresih. Pembangunan ini dilakukan oleh

Hendrik Cornelius Van Den Honert selaku Direktur Deli Maatschappij Kolff

selaku Direktur Deli Steenkolen Maatschappij dan Charles Marie Hemkenrath

selaku Direktur Deli Spoorweg Maatschappij. Kantor Pusat dari perusahaan air

bersih ini berada di Amsterdam Belanda. Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi

didirikan pada tanggal 23 september 1905 dengan nama NV.Water leiding

Maatschappij Ajer Bersih yang berkantor pusat di Amsterdam negeri Belanda.

Dengan dikeluarkannya Peraturan Daerah Sumatera Utara No.11 tahun 1979

perusahaan ini resmi menggunakan nama yang sekarang ( Perusahaan Daerah Air

Minum Tirtanadi) disingkat PDAM Tirtanadi yang berokasi di jl.

Sisingamangaraja No.1 Medan. Pada tahun 1985, Peraturan Daerah ini

disempurnakan dengan Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara No.25 tahun

1985 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Provinsi Daerah Tingkat I Sumatera

Utara. Selanjutnya pada tahun 1991 diadakan perubahan pertama peraturan

Daerah No.25 tahun 1985 dengan NO.6 tahun 1991.Dalam Peraturan Daerah ini

PDAM Tirtanadi disamping menangani Air Bersih juga di tugaskan mengelola

Airlimbah. Pada saat itu air yang di ambil dari sumber utama mata air Rumah

Sumbul di Sibolangit dengan kapasitas 3000 m3/hari. Air tersebut di transmisikan

ke Reservoir Menara yang memiliki kapasitas 1200 m3. Reservoir ini mimiliki

ketinggian 42 m dari permukaan tanah. Reservoir ini di buat dari besi dengan

diameter 14m . Setelah kemerdekaan Indonesia , perusahaan ini di serahkan

Page 40: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

31

kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melalui Pemerintah Indonesia.

Berdasarkan Perda Sumatera Utara No.11 tahun 1979, status perusahaan di ubah

menjadi PDAM Tirtanadi Sumatera Utara .Sejak tahun 1991 PDAM Tirtanadi

ditunjuk sebagai operator system pengelolaan air limbah kota Medan.

Dalam rangka pengembangan cakupan pelayanan air minum bagi masyarakat

Sumatera Utara, PDAM Tirtanadi melaksanakan kerjasama operasi dengan 9

(Sembilan) PDAM di beberapa Kabupaten di Sumatera Utara , yaitu Kabupaten

Simalungun,Kabupaten Deli Serdang,Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten

Tapanuli Tengah, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Mandailing Natal

,Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan dan Kabupaten Samosir. Pada February

2009, PDAM Tirtanadi Cabang Nias,Madina, dan Simalungun di kembalikan ke

pemerintah kabupaten nya masing-masing dengan pertimbangan bahwa pihak

pemerintah kabupaten telah memiliki kemampuan di dalam pengelolaan PDAM di

daerah masing-masing.

Pada tanggal 10 september 2009 , telah di tandatangani Peraturan Daerah Provinsi

Sumatera Utara No.10 Tentang Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi yang

menyatakan tujuan pokok PDAM Tirtanadi adalah untuk mengelola dan

menyelenggarakan pelayanan air minum yang memenuhi persyaratan kesehatan

dan untuk mengembangkan perekonomian Daerah , meningkatkan pendapatan

daerah ,serta meningkatkan kualitas lingkungan melalui system perpipaan dalam

rangka untuk mencapai kesejahteraan masyarakat pada umumnya.

Dalam beberapa Tahun terakir PDAM Tirtanadi telah banyak mengalami

kemajuan. Perusahaan telah mengalami perkembangan yang pesat, baik dari segi

jumlahkaryawanmaupunfasilitas-fasilitas pelayanan untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat akan air bersih. Selain memenuhi kebutuhan air bersih,PDAM

Tirtanadi juga memberikan pelayanan di bidang pengelolaan air limbah

(Sewerage). Untuk memperluas jangkauan pelayanan yang dapat diberikan,

PDAM Tirtanadi menjalin kerja sama dengan Pemerintah Daerah Tingkat II

(Kabupaten) Sumatera Utara.

Page 41: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

32

Secara garis besar daerah Operasional PDAM Tinanadi dikelompokkan

menjadi 2 bagian, yaitu :

a. Wilayah Pelayanan I (Kota Medan dan sekitarnya ) yang terdiri dari

cabang-cabang :

1) Cabang Utama

2) Cabang Sei Agul

3) Cabang Padang Bulan

4) Cabang Medan Denai

5) Cabang Belawan

6) Cabang Tuasan

7) Cabang Sunggal

8) Cabang Deli Tua

9) Cabang H.M. Yamin

10) Cabang Diski

11) Cabang Amplas

12) Cabang Medan Labuhan

13) Cabang Instalasi Hamparan Perak

14) Cabang Limau Manis

b. Daerah Air Minum (PDAM) Tinanadi Kabupaten / Kota ada 7 cabang

Kerja Sama Operasi (KSO) yaitu :

1) Deli Serdang

2) Padang Sidempuan

3) Toba Samosir

4) Tapanuli Tengah

5) Gunung Sitoli

6) Simalungun

7) Nias Selatan

8) Labuhan batu

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

A. Visi

PDAM Tirtanadi menjadi perusahaan pengelola air limbah yang terdepan di

Indonesia, sehat dan memberikan pelayanan prima kepada pelanggan.

Page 42: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

33

B. Misi

Misi PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

a. Memberikan pelayanan air minum kepada masyarakat yang memenuhi azas

kualitas, kuantitas, dan kontinuitas serta keterjangkauan masyarakat dengan

menerapkan Good Corporate Governance yang didukung oleh SDM yang

berintegrasi, berkemampuan dan professional.

b. Menunjang peningkatan kualitas lingkungan dengan mengembangkan

pelayanan air limbah.

c. Memberikan kontribusi dalam peningkatan pendapatan asli daerah dan

membantu mengembangkan daerah.

4.1.3 Makna dan Logo Perusahaan

Logo PDAM Tirtanadi memiliki tersendiri yang melambangkan karakteristik

PDAM Tirtanadi Medan secara umum, makna logo tersebut antara lain:

Page 43: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

34

Logo perusahaan ini terdiri dari unsur-unsur :

a. Lingkaran

Lingkaran menggambarkan ruang lingkup PDAM Tirtanadi Medan yaitu,

melayani dan menyediakan air bersih bagi masyarakat kota Medan dan sekitarnya

secara berkesinambungan dan merata.

b. Huruf T bersih

Huruf T yang menyerupai pipa pada logo PDAM Tirtanadi Medan yang sebagian

besar berhubungan dengan sistem pipa.

c. Tiga Buah Gelombang

Gelombang ini menyatakan bahwa pelayanan air minum besih yang di berikan

kepada masyarakat secara tidak berhenti.

d. Warna Biru

Warna Biru menimbulkan kesan yang lebih bersih , secara lambing produksi

utama PDAM Tirtanadi Medan yaitu bersih bagi masyarakat.

4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan

tanggung jawab secara sistematis yang menunjukan adanya hubungan/keterkaitan

antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Demi

tercapainya tujuan umum suatu intansi di perlukan suatu wadah untuk mengatur

seluruh aktivitas maupun kegiatan intansi tersebut.Pengaturan ini di hubungkan

denganpencapaian intansi yang telah di tetapkan sebelumnya.Wadah tersebut di

susun dalam suatu struktur organisasi dalam instansi. Melalui struktur organisasi

yang baik, pengaturan pelaksnaan dapat di terapkan, sehingga efisiensi dan

efektivitas kerja dapat di wujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang

baik sehingga tujuan perusahaan dapat di capai.

Suatu intansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat di laksamakan

perseorangan ,maupun kelompok kerja yang beriimgsi melaksanakan serangkaian

kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertical melalui saluran

tunggal. Struktur Organisasi PDAM Tirtanadi dapat dilihat di lampiran.

Page 44: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

35

4.2. Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Data

Dalam melaksanakan penelitian ini data yang dibutuhkan bersumber dari PDAM

Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara, perusahaan ini merupakan salah satu

perusahaan yang menerapkan Pajak Penghasilan Pasal 23, dimana data yang

dibutuhkan adalah jenis data sekunder. Data Sekunder adalah data yang diperoleh

peneliti dari sumber yang sudah ada. Dalam hal ini metode deskriptif digunakan

dalam pengolahan data. Metode deskriptif yaitu memaparkan (menggambarkan)

keadaan yang sebenarnya (fakta) dari suatu sampel penelitian. Menurut Nazir

(2003:54) metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok

manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu

kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah

untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan sistematis, factual dan akurat

mengenai fakta – fakta, sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Berikut data – data yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti, adalah sebagai

berikut:

a. E-Billing (Surat Setoran Pajak Elektronik)

E-Billing adalah sistem pembayaran pajak elektronik dengan cara pembuatan

ID Billing atau kode billing terlebih dahulu. E-Billing terdiri dari Nomor

Pokok Wajib Pajak, nama Wajib Pajak, dan uraian pembayaran atas PPH pasal

23 yang dipotong.

b. Daftar Bukti Pemotongan Pajak

Dokumen daftar bukti pemotongan pajak penghasilan pasal 23 merupakan

daftar yang berisi nama – nama perusahaan beserta jumlah PPh pasal 23 yang

disetor. Dokumen daftar pemotongan PPh Pasal 23 ini berfungsi sebagai

dokumentasi perusahaan tentang besarnya PPh pasal 23 yang dipungut dan

disetor beserta nama perusahaan atau vendor yang dikenai pungutan tersebut.

c. Bukti pemotongan PPh Pasal 23

Bukti pemotongan PPh pasal 23 terdiri dari 3 lembar dimana : lembar ke – 1

untuk wajib pajak (perusahaan yang memberikan jasa), lembar ke – 2 untuk

kantor pelayanan pajak, lembar ke – 3 untuk pemotong pajak (PDAM

Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara). Bukti pemotongan ini memberitahukan

Page 45: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

36

rincian mengenai jenis jasa yang diberikan oleh Wajib Pajak, jumlah

penghasilan bruto(Rp), tarif(%), serta PPh yang dipotong.

d. Bukti Penerimaan Negara

Bukti penerimaan negara merupakan tanda bukti setoran pajak yang telah

disetor oleh PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara dalam hal ini adalah

Bank SUMUT.

Adapun data yang diperoleh selama pengumpulan,khususnya yang berkaitan

dengan pengadaan jasa, yaitu :

a. CV. Kumita Rizky dengan NPWP 02.106.169.2-113.000 merupakan sebuah

perusahaan yang bergerak dibidang pengadaan barang dan juga konstruksi.

Pada bulan Februari 2018, CV. Kumita rizky menagih PPh Pasal 23 kepada

PDAM Tirtanadi atas pemakaian jasa kontruksi sebesar Rp. 346.691,-

b. CV. Erwina Kharisma dengan NPWP 01.946.401.5-122.000 merupakan

sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pengadaan barang dan juga jasa

konstruksi. Pada bulan Februari 2018 , CV. Erwina Kharisma menagih PPh

Pasal 23 kepada PDAM Tirtanadi atas pemakaian jasa konstruksi sebesar Rp.

993.745,-

c. CV Kirana Baru dengan NPWP 02.474.242.1.113.000 merupakan sebuah

perusahaan yang bergerak dibidang pengadaan barang dan juga jasa

konstruksi. Pada Februari 2018 CV. Kirana Baru menagih PPh Pasal 23

kepada PDAM Tirtanadi atas pemakaian jasa konstruksi sebesar Rp. 135.032,-

d. CV Denny Utama dengan NPWP 31.279.222.9-122.000 merupakan sebuah

perusahaan yang bergerak dibidang pengadaan barang dan juga jasa

konstruksi. Pada Februari 2018 CV. Denny Utama menagih PPh Pasal 23

kepada PDAM Tirtanadi atas pemakaian jasa konstruksi sebesar Rp.

1.347.346,-

e. CV Abadi Laris Maju dengan NPWP 80.366.441.6-124.000 merupakan

sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pengadaan barang dan juga jasa

konstruksi. Pada Februari 2018 CV. Abadi Laris Maju menagih PPh Pasal 23

kepada PDAM Tirtanadi atas pemakaian jasa konstruksi sebesar Rp. 103.033,-

Page 46: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

37

f. CV Samudera Central Logam dengan NPWP 80.340.312.0-124.000

merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pengadaan barang dan

juga jasa konstruksi. Pada Februari 2018 CV.Samudera Central Logam

menagih PPh Pasal 23 kepada PDAM Tirtanadi atas pemakaian jasa

konstruksi sebesar Rp. 100.429,-

g. CV Gerua Asri dengan NPWP 75.195.210.2-122.000 merupakan sebuah

perusahaan yang bergerak dibidang pengadaan barang dan juga jasa

konstruksi. Pada Februari 2018 CV. Gerua Asri menagih PPh Pasal 23 kepada

PDAM Tirtanadi atas pemakaian jasa konstruksi sebesar Rp. 266.124,-

h. CV Tiga Putra dengan NPWP 74.231.727.4-111.000 merupakan sebuah

perusahaan yang bergerak dibidang pengadaan barang dan juga jasa

konstruksi. Pada Februari 2018 CV. Tiga Putra menagih PPh Pasal 23 kepada

PDAM Tirtanadi atas pemakaian jasa konstruksi sebesar Rp. 1.275.007,-

i. CV Mitra Tehnik dengan NPWP 02.342.557.2.121.000 merupakan sebuah

perusahaan yang bergerak dibidang pengadaan barang dan juga jasa

konstruksi. Pada Februari 2018 CV. Mitra Tehnik menagih PPh Pasal 23

kepada PDAM Tirtanadi atas pemakaian jasa konstruksi sebesar Rp. 552.903,-

j. CV Bintang Abadi dengan NPWP 01.228.047.5.111.000 merupakan sebuah

perusahaan yang bergerak dibidang pengadaan barang dan juga jasa

konstruksi. Pada Februari 2018 CV. Bintang Abadi menagih PPh Pasal 23

kepada PDAM Tirtanadi atas pemakaian jasa konstruksi sebesar Rp.554.169,-

4.3. Penghitungan dan Kewajiban PDAM Tirtanadi Sebagai Pemotong PPh

Pasal 23

Penelitian ini dilakukan di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara, pada bagian

keuangan di bidang akuntansi dengan mengambil sampel data tahun 2018 pada

bulan Februari. Berikut adalah beberapa transaksi perusahaan yang berkenaan

dengan PPh Pasal 23 terhadap PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara. Adapun

perhitungan dibawah ini, yaitu sebagai berikut :

Page 47: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

38

Keterangan :

PPh 23 terutang = Dasar pengenaan pajak (DPP) : pengenaan atas PPN x Tarif

PPh Pasal 23

= (Dasar pengenaan pajak (DPP) : 110/100) atau 1,1 x 2%

DPP yang dimaksud tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai

a. CV. Kumita Rizky dengan NPWP 02.106.169.2-113.000 merupakan sebuah

perusahaan yang bergerak dibidang pengadaan barang dan juga konstruksi.

Pada bulan Februari 2018, CV. Kumita rizky menagih PPh Pasal 23 kepada

PDAM Tirtanadi atas pemakaian jasa kontruksi sebesar Rp. 346.691,-

Perhitungan PPh Pasal 23 PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara kepada

CV Kumita Rizky atas pemakaian jasa konstruksi adalah sebagai berikut :

(Rp. 19.068.000 : 1,1 x 2%) = Rp 346.691,-

b. CV. Erwina Kharisma dengan NPWP 01.946.401.5-122.000 merupakan

sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pengadaan barang dan juga jasa

konstruksi. Pada bulan Februari 2018 , CV. Erwina Kharisma menagih PPh

Pasal 23 kepada PDAM Tirtanadi atas pemakaian jasa konstruksi sebesar Rp.

993.745, Perhitungan PPh Pasal 23 PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

kepada CV Erwina Kharisma atas pemakaian jasa konstruksi adalah sebagai

berikut :

(Rp. 54.656.000 : 1,1) x 2% = Rp 993.745,-

c. CV Kirana Baru dengan NPWP 02.474.242.1.113.000 merupakan sebuah

perusahaan yang bergerak dibidang pengadaan barang dan juga jasa

konstruksi. Pada Februari 2018 CV. Kirana Baru menagih PPh Pasal 23

kepada PDAM Tirtanadi atas pemakaian jasa konstruksi sebesar Rp. 135.032,-

. Perhitungan PPh Pasal 23 PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara kepada

CV Kirana Baru atas pemakaian jasa konstruksi adalah sebagai berikut :

(Rp. 7.378.800 : 1,1) x 2% = Rp 135.032,-

d. CV Denny Utama dengan NPWP 31.279.222.9-122.000 merupakan sebuah

perusahaan yang bergerak dibidang pengadaan barang dan juga jasa

konstruksi. Pada Februari 2018 CV. Denny Utama menagih PPh Pasal 23

kepada PDAM Tirtanadi atas pemakaian jasa konstruksi sebesar Rp.

Page 48: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

39

1.347.346,-. Perhitungan PPh Pasal 23 PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera

Utara kepada CV Denny Utama atas pemakaian jasa konstruksi adalah sebagai

berikut :

(Rp. 74.010.000: 1,1) x 2% = Rp 1.347.346,-

e. CV Abadi Laris Maju dengan NPWP 80.366.441.6-124.000 merupakan

sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pengadaan barang dan juga jasa

konstruksi. Pada Februari 2018 CV. Abadi Laris Maju menagih PPh Pasal 23

kepada PDAM Tirtanadi atas pemakaian jasa konstruksi sebesar Rp. 103.033,-

. Perhitungan PPh Pasal 23 PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara kepada

CV Abadi Laris Maju atas pemakaian jasa konstruksi adalah sebagai berikut :

(Rp. 5.666.800: 1,1) x 2% = Rp 103.033,-

f. CV Samudera Central Logam dengan NPWP 80.340.312.0-124.000

merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pengadaan barang dan

juga jasa konstruksi. Pada Februari 2018 CV.Samudera Central Logam

menagih PPh Pasal 23 kepada PDAM Tirtanadi atas pemakaian jasa

konstruksi sebesar Rp. 100.429,-Perhitungan PPh Pasal 23 PDAM Tirtanadi

Provinsi Sumatera Utara kepada CV Samudera Central Logam atas pemakaian

jasa konstruksi adalah sebagai berikut :

(Rp. 5.523.600: 1,1) x 2% = Rp 100.429,-

g. CV Gerua Asri dengan NPWP 75.195.210.2-122.000 merupakan sebuah

perusahaan yang bergerak dibidang pengadaan barang dan juga jasa

konstruksi. Pada Februari 2018 CV. Gerua Asri menagih PPh Pasal 23 kepada

PDAM Tirtanadi atas pemakaian jasa konstruksi sebesar Rp. 266.124,-.

Perhitungan PPh Pasal 23 PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara kepada

CV Gerua Asri atas pemakaian jasa konstruksi adalah sebagai berikut :

(Rp. 14.636.800: 1,1) x 2% = Rp 266.124,-

h. CV Tiga Putra dengan NPWP 74.231.727.4-111.000 merupakan sebuah

perusahaan yang bergerak dibidang pengadaan barang dan juga jasa

konstruksi. Pada Februari 2018 CV. Tiga Putra menagih PPh Pasal 23 kepada

PDAM Tirtanadi atas pemakaian jasa konstruksi sebesar Rp. 1.275.007,-.

Perhitungan PPh Pasal 23 PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara kepada

CV Tiga Putra atas pemakaian jasa konstruksi adalah sebagai berikut :

Page 49: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

40

(Rp. 70.071.700: 1,1) x 2% = Rp 1.275.007,-

i. CV Mitra Tehnik dengan NPWP 02.342.557.2.121.000 merupakan sebuah

perusahaan yang bergerak dibidang pengadaan barang dan juga jasa

konstruksi. Pada Februari 2018 CV. Mitra Tehnik menagih PPh Pasal 23

kepada PDAM Tirtanadi atas pemakaian jasa konstruksi sebesar Rp. 552.903,-

. Perhitungan PPh Pasal 23 PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara kepada

CV Mitra Tehnik atas pemakaian jasa konstruksi adalah sebagai berikut :

(Rp. 27.645.136 : 1,1) x 2% = Rp 552.903,-

j. CV Bintang Abadi dengan NPWP 01.228.047.5.111.000 merupakan sebuah

perusahaan yang bergerak dibidang pengadaan barang dan juga jasa

konstruksi. Pada Februari 2018 CV. Bintang Abadi menagih PPh Pasal 23

kepada PDAM Tirtanadi atas pemakaian jasa konstruksi sebesar Rp.554.169,-.

Perhitungan PPh Pasal 23 PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara kepada

CV Bintang Abadi atas pemakaian jasa konstruksi adalah sebagai berikut :

(Rp. 27.708.455 : 1,1) x 2% = Rp 554.169,-

Adapun kewajiban yang sudah dilakukan oleh PDAM Tirtanadi Provinsi

Sumatera Utara sebagai pemotong PPh Pasal 23, adalah sebagai berikut :

a. Memotong Pajak Penghasilan Pasal 23

1) PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara berkewajiban memotong Pajak

Penghasilan Pasal 23 atas seluruh pembayaran atas objek pajak yaitu

penyedia jasa tenaga kerja.

2) PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara diwajibkan mengisi dengan

lengkapndata dengan benar bukti pemotongan atas Pajak Penghasilan

pasal 23 sesuai dengan form yang sudah ditetapkan oleh Dirjen Pajak.

b. Menyetor Pajak Penghasilan Pasal 23

1) Menyetorkan Pajak Penghasilan Pasal 23 terutang selama bulan takwin

2) PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara wajib menggunakan E-

Billing(Surat Setoran Pajak Elektronik) yang telah diisi lengkap dan benar.

3) Penyetoran dilakukan dengan maksimal pada tanggal 10 bulan takwin

berikutnya setelah bulan terutangnya pajak.

c. Melaporkan Pajak Penghasilan Pasal 23

Page 50: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

41

1) PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara mengisi Surat Pemberitahuan

(SPT) Masa dengan benar dan di tanda tangani oleh pengurus, lalu

melaporkannya melalui fitur lapor pajak.

2) PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara melampirkan daftar bukti

pemotongan pajak

3) PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara melaporkan ke kantor

pelayanan pajak dengan melampirkan :

a) Lembar ke – 1 Daftar Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23,

kemudian diserahkan ke pihak yang di potong Pajak Penghasilan Pasal

23.

b) Lembar ke – 2 Bukti Potong, kemudian diserahkan ke kantor

pelayanan pajak (KPP).

c) Lembar ke – 3 E – Billing (SSP Elektronik) bukti setoran Pajak

Penghasilan pasal 23 untuk arsip pihak pemotong atau pemungut Pajak

Penghasilan Pasal 23.

d. Pelaporan SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 23 disampaikan selambat

lambatnya tanggal 20, jika tanggal 20 jatuh tempo pada hari besar/libur maka

pelaporan sebelum tanggal 20. Jika terlambat dalam pelaporan maka akan

dikenakan denda.

4.4. Pencatatan Pajak Penghasilan Pasal 23

Atas perhitungan yang telah diuraikan, maka pencatatan yang ditetapkan bagian

finance kepada pajak di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai

berikut :

a. Jurnal pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 CV. Kumita Rizky oleh

PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara atas pemakaian jasa konstruksi

adalah sebagai berikut jurnal tanggal 31 Februari 2018

Jasa Kontruksi Rp. 19.068.000

Utang Pajak Penghasilan Pasal 23 Rp. 346.691

Kas Rp. 18.721.309

Page 51: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

42

b. Jurnal pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 CV. Erwina Kharisma oleh

PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara atas pemakaian jasa konstruksi

adalah sebagai berikut jurnal tanggal 31 Februari 2018

Jasa Kontruksi Rp. 54.656.000

Utang Pajak Penghasilan 23 Rp. 993.745

Kas Rp. 53.662.255

c. Jurnal pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 CV. Kirana Baru oleh PDAM

Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara atas pemakaian jasa konstruksi adalah

sebagai berikut jurnal tanggal 31 Februari 2018

Jasa Kontruksi Rp. 7.378.800

Utang Pajak Penghasilan Pasal 23 Rp. 135.032

Kas Rp. 7.243.768

d. Jurnal pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 CV. Denny Utama oleh

PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara atas pemakaian jasa konstruksi

adalah sebagai berikut jurnal tanggal 31 Februari 2018

Jasa Kontruksi Rp. 74.010.000

Utang Pajak Penghasilan Pasal 23 Rp. 1.347.346

Kas Rp. 72.662.654

e. Jurnal pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 CV. Abadi Laris Maju oleh

PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara atas pemakaian jasa konstruksi

adalah sebagai berikut jurnal tanggal 31 Februari 2018

Jasa Kontruksi Rp. 5.666.800

Utang Pajak Penghasilan Pasal 23 Rp. 103.033

Kas Rp. 5.563.767

f. Jurnal pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 CV. Samudera Central Logam

oleh PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara atas pemakaian jasa konstruksi

adalah sebagai berikut jurnal tanggal 31 Februari 2018

Page 52: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

43

Jasa Kontruksi Rp. 5.523.600

Utang Pajak Penghasilan Pasal 23 Rp. 100.429

Kas Rp. 5.423.171

g. Jurnal pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 CV. Gerua Asri oleh PDAM

Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara atas pemakaian jasa konstruksi adalah

sebagai berikut jurnal tanggal 31 Februari 2018

Jasa Kontruksi Rp. 14.636.800

Utang Pajak Penghasilan Pasal 23 Rp. 266.124

Kas Rp. 14.370.636

h. Jurnal pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 CV. Tiga Putra oleh PDAM

Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara atas pemakaian jasa konstruksi adalah

sebagai berikut jurnal tanggal 31 Februari 2018

Jasa Kontruksi Rp. 70.071.700

Utang Pajak Penghasilan Pasal 23 Rp. 1.275.007

Kas Rp. 68.796.093

i. Jurnal pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 CV. Mitra Tehnik oleh PDAM

Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara atas pemakaian jasa konstruksi adalah

sebagai berikut jurnal tanggal 31 Februari 2018

Jasa Kontruksi Rp. 27.645.136

Utang Pajak Penghasilan Pasal 23 Rp. 552.903

Kas Rp. 27.092.233

j. Jurnal pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 CV. Bintang Abadi oleh

PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara atas pemakaian jasa konstruksi

adalah sebagai berikut jurnal tanggal 31 Februari 2018

Jasa Kontruksi Rp. 27.708.455

Utang Pajak Penghasilan Pasal 23 Rp. 554.169

Kas Rp. 27.154.286

Page 53: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

44

4.5. Pembahasan

PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara merupakan pemungut pajak atas

kegiatan – kegiatan perusahaan, seperti pengadaan jasa. Sebagai pemungut pajak,

maka PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara dalam tahun berjalan mempunyai

kewajiban untuk memotong, menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang

setiap bulan pada masa pajaknya.

Berikut saya akan menjelaskan transaksi yang dilakukan PDAM Tirtanadi terkait

kesesuaiannya apakah Pajak Penghasilan Pasal 23 yang di potong oleh PDAM

Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara sudah sesuai dengan Undang – undang Nomor

36 Tahun 2008 tentang pajak penghasilan, sebagai berikut :

a. CV. Kumita Rizky dengan NPWP 02.106.169.2-113.000 merupakan sebuah

perusahaan yang bergerak dibidang pengadaan barang dan juga konstruksi.

Pada bulan Februari 2018, CV. Kumita rizky menagih Pajak Penghasilan

Pasal 23 kepada PDAM Tirtanadi atas pemakaian jasa kontruksi sebagai

berikut :

Nilai kontrak jasa kontruksi Rp. 19.068.000

Pajak Penghasilan Pasal 23 (Rp. 19.068.000 : 1,1) x 2% Rp. 346.691

b. CV. Erwina Kharisma dengan NPWP 01.946.401.5-122.000 merupakan

sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pengadaan barang dan juga jasa

konstruksi. Pada bulan Februari 2018 , CV. Erwina Kharisma menagih Pajak

Penghasilan Pasal 23 kepada PDAM Tirtanadi atas pemakaian jasa konstruksi

sebagai berikut :

Nilai kontrak jasa kontruksi Rp. 54.656.000

Pajak Penghasilan Pasal 23 (Rp. 54.656.000 : 1,1) x 2% Rp. 993.745

c. CV Kirana Baru dengan NPWP 02.474.242.1.113.000 merupakan sebuah

perusahaan yang bergerak dibidang pengadaan barang dan juga jasa

konstruksi. Pada Februari 2018 CV. Kirana Baru menagih PPh Pasal 23

kepada PDAM Tirtanadi atas pemakaian jasa konstruksi sebagai berikut :

Nilai kontrak jasa kontruksi Rp. 7.378.800

Pajak Penghasilan Pasal 23 (Rp. 7.378.800 : 1,1) x 2% Rp. 135.032

d. CV Denny Utama dengan NPWP 31.279.222.9-122.000 merupakan sebuah

perusahaan yang bergerak dibidang pengadaan barang dan juga jasa

Page 54: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

45

konstruksi. Pada Februari 2018 CV. Denny Utama menagih Pajak Penghasilan

Pasal 23 kepada PDAM Tirtanadi atas pemakaian jasa konstruksi sebagai

berikut :

Nilai kontrak jasa kontruksi Rp. 74.010.000

Pajak Penghasilan Pasal 23 (Rp. 74.010.000 : 1,1) x 2% Rp. 1.347.346

e. CV Abadi Laris Maju dengan NPWP 80.366.441.6-124.000 merupakan

sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pengadaan barang dan juga jasa

konstruksi. Pada Februari 2018 CV. Abadi Laris Maju menagih Pajak

Penghasilan Pasal 23 kepada PDAM Tirtanadi atas pemakaian jasa konstruksi

sebagai berikut :

Nilai kontrak jasa kontruksi Rp. 5.668.800

Pajak Penghasilan Pasal 23 (Rp. 5.668.800 : 1,1) x 2% Rp. 103.033

f. CV Samudera Central Logam dengan NPWP 80.340.312.0-124.000

merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pengadaan barang dan

juga jasa konstruksi. Pada Februari 2018 CV.Samudera Central Logam

menagih Pajak Penghasilan Pasal 23 kepada PDAM Tirtanadi atas pemakaian

jasa konstruksi sebagai berikut :

Nilai kontrak jasa kontruksi Rp. 5.523.600

Pajak Penghasilan Pasal 23 (Rp. 5.523.600 : 1,1) x 2% Rp. 100.429

g. CV Gerua Asri dengan NPWP 75.195.210.2-122.000 merupakan sebuah

perusahaan yang bergerak dibidang pengadaan barang dan juga jasa

konstruksi. Pada Februari 2018 CV. Gerua Asri menagih Pajak Penghasilan

Pasal 23 kepada PDAM Tirtanadi atas pemakaian jasa konstruksi sebagai

berikut :

Nilai kontrak jasa kontruksi Rp. 5.523.600

Pajak Penghasilan Pasal 23 (Rp. 5.523.600 : 1,1) x 2% Rp. 100.429

h. CV Tiga Putra dengan NPWP 74.231.727.4-111.000 merupakan sebuah

perusahaan yang bergerak dibidang pengadaan barang dan juga jasa

konstruksi. Pada Februari 2018 CV. Tiga Putra menagih Pajak Penghasilan

Pasal 23 kepada PDAM Tirtanadi atas pemakaian jasa konstruksi sebagai

berikut :

Nilai kontrak jasa kontruksi Rp. 14.636.800

Page 55: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

46

Pajak Penghasilan Pasal 23 (Rp. 14.636.800 : 1,1) x 2% Rp. 266.124

i. CV Mitra Tehnik dengan NPWP 02.342.557.2.121.000 merupakan sebuah

perusahaan yang bergerak dibidang pengadaan barang dan juga jasa

konstruksi. Pada Februari 2018 CV. Mitra Tehnik menagih Pajak Penghasilan

Pasal 23 kepada PDAM Tirtanadi atas pemakaian jasa konstruksi sebagai

berikut :

Nilai kontrak jasa kontruksi Rp. 27.645.136

Pajak Penghasilan Pasal 23 (Rp. 27.645.136: 1,1) x 2% Rp. 552.903

j. CV Bintang Abadi dengan NPWP 01.228.047.5.111.000 merupakan sebuah

perusahaan yang bergerak dibidang pengadaan barang dan juga jasa

konstruksi. Pada Februari 2018 CV. Bintang Abadi menagih Pajak

Penghasilan Pasal 23 kepada PDAM Tirtanadi atas pemakaian jasa konstruksi

sebagai berikut :

Nilai kontrak jasa kontruksi Rp. 27.708.455

Pajak Penghasilan Pasal 23 (Rp. 27.708.455: 1,1) x 2% Rp. 554.169

Peneliti mendapatkan data diatas dari PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara,

dimana data yang didapatkan merupakan transaksi pada bulan Februari 2018.

Data tersebut diharapkan dapat menjadi sampel dalam pengambilan keputusan,

apakah prosedur yang diterapkan PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatra Utara sudah

sesuai dengan yang diatur oleh Undang – Undang No. 36 Tahun 2008.

Berdasarkan peraturan – peraturan Undang – Undang No. 36 Tahun 2008, maka

PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara harus melakukan :

a. Membayar pada bank paling lama tanggal 10 bulan takwin berikutnya, untuk

kasus ini adalah tanggal 10 Maret 2018

b. Melakukan pelaporan kepada Kantor Pelayanan Pajak paling lama pada

tanggal 20 takwim berikutnya, untuk kasus ini adalah tanggal 20 Maret 2018

c. Membuat Bukti Pemotongan Pajak pasal 23 sebanyak 3 (tiga) lembar, dimana

lembar ke – 1 diperuntukkan untuk Wajib Pajak, lembar ke – 2 diperuntukkan

untuk Kantor Pelayanan Pajak, dan lembar ke – 3 diperuntukkan untuk

Pemotong Pajak.

Page 56: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

47

Hal – hal yang sudah dilakukan PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

berkaitan dengan Pajak Penghasilan Pasal 23 yaitu :

a. Membuat Bukti Pemotongan Pajak untuk setiap vendor yang melakukan

transaksi kepada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara. Bukti

Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 yang dibuat tiga lembar untuk setiap

bukti pemotongan pajak.

b. Membayar kepada bank, dalam hal ini bank SUMUT sebagai tempat

menyetorkan atau melakukan pembayaran pajak. PDAM Tirtanadi Provinsi

Sumatera Utara melakukan penyetoran untuk Pajak Penghasilan Pasal 23 pada

tanggal 8 Maret 2018

c. Melakukan pelaporan kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Medan

pada tanggal 16 Maret 2018

Page 57: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

48

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

6.1. Simpulan

Berdasarkan hasil – hasil yang diperoleh dari hasil pengolahan data, dapat

disimpulkan :

Prosedur tentang perhitungan, pemotongan dan pelaporan PPh Pasal 23 atas

pengadaan jasa pada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara telah sesuai

dengan Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2008.

6.2. Saran

a. Diharapkan kepada PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara dapat

memberitahukan bahwa prosedur pemotongan dan perhitungan PPh Pasal 23

sudah termasuk PPN sebesar 10%, sehingga hasil PPh pasal 23 yang dipotong

jelas darimana hasilnya.

b. Diharapkan PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara dalam melakukan

perhitungan perhitungan PPh pasal 23 agar lebih teliti, sehingga dapat

meningkatkan kualitas kerja yang lebih baik.

Page 58: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

DAFTAR PUSTAKA

Muljono, Djoko & Baruni Wicaksono. 2009. Akuntansi Pajak Lanjutan.

Yogyakarta : Andi

Mardiasmo, 2018. Perpajakan.Edisi Terbaru 2018. Yogyakarta : Andi

Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia

Nazir, Moh. 2009. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia

Resmi, Siti. 2011. Perpajakan : Teori dan Kasus. Jakarta : Salemba Empat

Suandy, Erly. 2017. Hukum Pajak.Edisi 7. Jakarta : Salemba Empat

Undang – Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan

Keempat atas Undang – Undang No. 7 Tahun 1983 Tentang Pajak

Penghasilan

Undang – Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan

Ketiga atas Undang – Undang No. 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan

Umum dan Tata Cara Perpajakan

Undang – Undang Republik Indonesia No. 16 Tahun 2009 Tentang Perubahan

Ketiga atas Undang – Undang No. 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan

Umum dan Tata Cara Perpajakan

Waluyo, 2008. Perpajakan Indonesia. Jakarta : Salemba Empat

Page 59: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

49

Lampiran 1

Page 60: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

50

Lampiran 2

Page 61: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

51

Lampiran 3

Page 62: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

52

Lampiran 4

Page 63: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

53

Lampiran 5

Page 64: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

54

Lampiran 6

Page 65: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

55

Lampiran 7

Page 66: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

56

Lampiran 8

Page 67: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

57

Lampiran 9

Page 68: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

58

Lampiran 10

Page 69: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

59

Lampiran 11

Page 70: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

60

Lampiran 12

Page 71: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

61

Lampiran 13

Page 72: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

62

Lampiran 14

Page 73: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

63

Lampiran 15

Page 74: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

64

Lampiran 16

Page 75: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

65

Lampiran 17

Page 76: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

66

Lampiran 18

Page 77: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

67

Lampiran 19

Page 78: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

68

Lampiran 20

Page 79: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

69

Lampiran 21

Page 80: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

70

Lampiran 22

Page 81: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

71

Lampiran 23

Page 82: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

72

Lampiran 24

Page 83: TATA CARA PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, DAN PELAPORAN PAJAK

73

Lampiran 25

1. Nama Lengkap/Panggilan : Muhammad Diandra Alfansyah

Nasution

2. NIM/IPK : 1605084009

3. Tempat/Tgl Lahir : Medan / 30 juni 1998

4. Agama : Islam

5. Asal SMA/Jurusan : SMAN 2 Binjai

6. Alamat : Jl.Padang Kota Binjai

7. No. HP : 087887305218

8. Alamat Rumah : Jl.Setia Budi Komplek Tasbi 1 Blok F no 17

9. E-mail/FB/Twitter : [email protected]

10. Hobi : Basket

11. Keahlian/Keterampilan : Basket

12. Prestasi : All star Wahidin Cup

13. Motto Hidup : Biar pelan tapi ga lambat

14. Nama Orang Tua : Dr. Azhar Nasution

Yunarni, S.E

15. Pekerjaan Orang Tua : PNS

Demikianlah biodata ini saya buat dengan sebenarnya dengan penuh tanggung jawab

untuk dapat dipergunakan sesuai keperluan.

Medan, Juli 2019

Hormat Saya,

(Muhammad Diandra Alf Nasution)