tata cara donor darah di indonesia

9
Tata Cara Donor Darah di Indonesia Untuk terciptanya disiplin serta meminimalisasi terjadinya hal-hal yang tidak dinginkan, maka terdapat juga sistem dan mekanisme dalam pelaksanaan Donor darah. 1. Donor menyerahkan kartu donornya kepada petugas transfusi bila sudah pernah donor, dan yang baru dibuatkan kartu donor 2. Donor ditimbang berat badannya 3. Donor dites golongan darahnya dan kadar haemoglobil (HB) 4. Setelah memenuhi untuk menjadi donor sesuai persyaratan diatas seperti HB normal, berat badan cukup, maka donor dipersilahkan tidur untuk diperiksa kesehatannya oleh dokter transfusi 5. Setelah memenuhi syarat (sehat menurut dokter) barulah petugas transfusi darah (AID/PTID) siap untuk menyadap (mengambil) darahnya berdasarkan berat badan (250 cc – 500 cc) 6. Setelah diambil darahnya donor dipersilahkan ke kantin donor untuk menikmati hidangan ringan berupa kopi/susu, telor dan vitamin 7. Donor kembali ke bagian administrasi untuk mengambil kartu donornya yang telah diisi tanggal penyumbang dan registrasi oleh petugas 8. Selesai (pulang) PELAYANAN TRANSFUSI DARAH PMI sebagai Organisasi Transfusi Darah Strategi Palang Merah Indonesia (PMI) dalam visinya menetapkan agar dikenal secara luas sebagai organisasi kepalangmerahan dalam memberikan pelayanan kepada yang membutuhkan secara efektif dan tepat waktu dengan semangat kenetralan dan kemandirian. Meskipun kegiatan transfusi darah sudah dirintis sejak masa perjuangan revolusi oleh PMI, namun baru melalui Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1980, pemerintah menetapkan peran PMI sebagai satu- satunya organisasi yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan transfusi darah di Indonesia.. Tugas ini ditegaskan pula melalui SK.Dirjen Yan Med No. 1147/ YANMED/RSKS/1991, tentang Petunjuk Pelaksana Peraturan Menteri Kesehatan No. 478/Menkes/Per/1990 tentang upaya kesehatan di bidang Transfusi Darah. Target pelayanan transfusi darah adalah berupaya memenuhi kebutuhan darah yang bermutu, aman dan mencukupi serta dapat diperoleh dengan harga yang terjangkau. Kini, kegiatan tersebut dapat dilayani di 165 Unit Transfusi Darah Pembina Darah dan Cabang tingkat Propinsi dan Daerah Tingkat II, yang tersebar di seluruh Indonesia. Hingga sekarang jumlah darah yang terkumpul baru sekitar 0,47% dari jumlah penduduk Indonesia, idealnya jumlah darah yang tersedia adalah berkisar 1% dari jumlah penduduk Indonesia. Darah diperoleh dari sumbangan darah para donor darah sukarela maupun donor darah pengganti.

Upload: fajar-nugraha

Post on 15-Nov-2015

52 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

donor darah

TRANSCRIPT

Tata Cara Donor Darah di IndonesiaUntuk terciptanya disiplin serta meminimalisasi terjadinya hal-hal yang tidak dinginkan, maka terdapat juga sistem dan mekanisme dalam pelaksanaan Donor darah.1. Donor menyerahkan kartu donornya kepada petugas transfusi bila sudah pernah donor, dan yang baru dibuatkan kartu donor2. Donor ditimbang berat badannya3. Donor dites golongan darahnya dan kadar haemoglobil (HB)4. Setelah memenuhi untuk menjadi donor sesuai persyaratan diatas seperti HB normal, berat badan cukup, maka donor dipersilahkan tidur untuk diperiksa kesehatannya oleh dokter transfusi5. Setelah memenuhi syarat (sehat menurut dokter) barulah petugas transfusi darah (AID/PTID) siap untuk menyadap (mengambil) darahnya berdasarkan berat badan (250 cc 500 cc)6. Setelah diambil darahnya donor dipersilahkan ke kantin donor untuk menikmati hidangan ringan berupa kopi/susu, telor dan vitamin7. Donor kembali ke bagian administrasi untuk mengambil kartu donornya yang telah diisi tanggal penyumbang dan registrasi oleh petugas8. Selesai (pulang)PELAYANAN TRANSFUSI DARAHPMI sebagai Organisasi Transfusi DarahStrategi Palang Merah Indonesia (PMI) dalam visinya menetapkan agar dikenal secara luas sebagai organisasi kepalangmerahan dalam memberikan pelayanan kepada yang membutuhkan secara efektif dan tepat waktu dengan semangat kenetralan dan kemandirian.Meskipun kegiatan transfusi darah sudah dirintis sejak masa perjuangan revolusi oleh PMI, namun baru melalui Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1980, pemerintah menetapkan peran PMI sebagai satu-satunya organisasi yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan transfusi darah di Indonesia.. Tugas ini ditegaskan pula melalui SK.Dirjen Yan Med No. 1147/ YANMED/RSKS/1991, tentang Petunjuk Pelaksana Peraturan Menteri Kesehatan No. 478/Menkes/Per/1990 tentang upaya kesehatan di bidang Transfusi Darah.Target pelayanan transfusi darah adalah berupaya memenuhi kebutuhan darah yang bermutu, aman dan mencukupi serta dapat diperoleh dengan harga yang terjangkau. Kini, kegiatan tersebut dapat dilayani di 165 Unit Transfusi Darah Pembina Darah dan Cabang tingkat Propinsi dan Daerah Tingkat II, yang tersebar di seluruh Indonesia. Hingga sekarang jumlah darah yang terkumpul baru sekitar 0,47% dari jumlah penduduk Indonesia, idealnya jumlah darah yang tersedia adalah berkisar 1% dari jumlah penduduk Indonesia. Darah diperoleh dari sumbangan darah para donor darah sukarela maupun donor darah pengganti.PROSEDUR TEKNIS PELAYANAN TRANSFUSI DARAHDalam melakukan pelayanan transfusi darah kepada masyarakat, PMI tidak hanya memfokuskan perhatiannya pada pendonor darah tetapi juga ke masyarakat yang pengguna darah. Karenanya menjadi penting untuk melakukan sosialisasi informasi mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan masalah transfusi darah kepada masyarakat luas, seperti Bagaimana menjadi donor darah; Prosedur permintaan Darah; Pengelolaan Darah dan service cost (lengkapnya lihat Serba-Serbi Transfusi Darah )BLOOD SCREENING ( Pemeriksaan uji saring darah)Blood screening (pemeriksaan uji saring darah) merupakan salah satu tahap di dalam pengelolaan darah yang dilakukan PMI untuk mendapatkan darah yang betul-betul aman bagi pengguna darah (orang sakit). Bahkan, untuk menghindari tercemarnya darah dari HIV, pemerintah mengeluarkan surat keputusan Menkes RI No.622/Menkes/SK/VII/1992 tentang kewajiban pemeriksaan HIV pada darah yang disumbangkan donor. Pemeriksaan ini bersifat mandatory, namun tidak bertentangan dengan resolusi Komisi HAM PBB, karena yang diperiksa bukan orang yang menyumbangkan darah melainkan darah yang akan ditransfusikan (prinsip unlinked Anonymous).Saat ini tiap Unit Transfusi Darah Cabang (UTDC) telah melakukan uji saring terhadap 4 penyakit menular berbahaya yaitu syphilis, hepatitis B & C dan HIV/AIDS. Apabila ada donor darah yang dicurigai terinfeksi dengan hasil test yang mendukung, maka dirujuk ke UTDP untuk dilakukan test ulang darah donor tersebut. Hasilnya dikembalikan ke UTDC yang bersangkutan.Berhubung tindakan selanjutnya masih di bawah wewenang Depkes, maka PMI bekerjasama dengan RSCM untuk melakukan test Western Blot yaitu pemeriksaan untuk memastikan seseorang tersebeut reaktif atau tidak. Di UTDD DKI Jakarta apabila dicurigai adanya infeksi HIV/AIDS maka dilakukan rujukan pasien ke LSM Yayasan Pelita Ilmu yang menangani Konseling dan Terapi.Konseling Donor DarahKhusus mengenai konseling sebenarnya UTD PMI telah mencoba untuk melakukan pre dan post konseling untuk hasil pemeriksaan darah yang positif terjangkit Sifilis, Hepatitis B & C. Dalam tahap pre konseling, sebelum pemeriksaan para donor diberitahu disertai penjelasan yang benar dan mendapat persetujuan dari yang bersangkutan melalui lembar Inform Consent, bahwa jika hasil darahnya reaktif atau positif maka darah tersebut tidak akan digunakan untuk transfusi.Sedangkan pada tahap Post Konseling, setelah hasil pemeriksaan darah donor dinyatakan positif, maka diadakan pemanggilan kepada yang bersangkutan melalui pos. Namun untuk kasus HIV dipanggil langsung. Kemudian diberitahukan kepada yang bersangkutan untuk tidak menjadi donor darah: sampai hasil pemeriksaan darahnya negative pada sifilis atau tidak menjadi donor darah untuk selamanya bagi pengidap HIV dan Hepatitis B&C.Khusus untuk HIV, konseling belum dapat dilakukan karena: Prinsip Unlinked Anonymous Belum siapnya seluruh UTDC dan Pemerintah untuk melakukan konseling dan terapinyaSumber :www.palangmerah.org Syarat untuk menjadi Pendonorbeberapa syarat harus dipenuhi, antara lain (PMI, 2002) :1. Pendonor berusia antara 17 - 60 tahun dengan berat badan minimal 45 kg. Usia 17 tahun harus dengan ijin tertulis dari orangtua.2. Tanda vital baik: Tekanan darah sistol = 110 - 160 mm Hg dan diastol = 70 - 100 mm Hg; Denyut nadi teratur, yaitu 50 - 100 kali/ menit; Suhu tubuh 36,6 - 37,5 derajat Celcius (oral)3. Kadar Hemoglobin (Hb) untuk wanita minimal = 12 gr % dan untuk pria minimal = 12,5 gr %4. Jarak penyumbangan darah minimal 3 bulan. Syarat lain adalah seseorang tidak boleh menjadi donor pada keadaan (PMI, 2002) :1. Pernah menderita hepatitis B2. Menderita tuberkulosis, sifilis, epilepsi dan sering kejang.3. Ketergantungan obat, alkoholisme akut dan kronik.4. Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah operasi besar, sesudah injeksi terakhir imunisasi rabies terapeutik, atau sesudah transplantasi kulit.5. Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah kontak erat dengan penderita hepatitis, sesudah transfusi, sesudah tattoo/tindik telinga, sesudah persalinan, atau sesudah operasi kecil6. Dalam jangka waktu 2 minggu sesudah vaksinasi virus hidup parotitis, measles, tetanus toksoid.7. Dalam jangka waktu 1 minggu sesudah gejala alergi menghilang.8. Sedang hamil atau menyusui.9. Dalam jangka waktu 72 jam sesudah operasi gigi.10. Dalam jangka waktu 24 jam sesudah vaksinasi polio, influenza, kolera, tetanus difteri.11. Menderita penyakit kulit pada vena (pembuluh darah balik) yang akan ditusuk.12. Mempunyai kecenderungan perdarahan atau penyakit darah, misalnya, defisiensi G6PD, thalasemia, polibetemiavera.13. Seseorang yang termasuk kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi untuk mendapatkan HIV/AIDS (homoseks, morfinis, berganti-ganti pasangan seks, pemakai jarum suntik tidak steril)14. Pengidap HIV/ AIDS menurut hasil pemeriksaan pada saat donor darah.Sebagaimana prosedur medis lainnya, pada donor darah juga dapat timbul efek samping. Walaupun demikian, efek samping tersebut jarang terjadi. Selain itu, petugas yang mendampingi kita saat donor darah sudah terlatih untuk mengatasinya.Syarat-syarat Teknis Menjadi Donor Darah :1. Umur 17 - 60 tahun( Pada usia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor bila mendapat ijin tertulis dari orangtua. Sampai usia tahun donor masih dapat menyumbangkan darahnya dengan jarak penyumbangan 3 bulan atas pertimbangan dokter )2. Berat badan minimum 45 kg3. Temperatur tubuh : 36,6 - 37,5o C (oral)4. Tekanan darah baik ,yaitu:Sistole = 110 - 160 mm HgDiastole = 70 - 100 mm Hg5. Denyut nadi; Teratur 50 - 100 kali/ menit6. HemoglobinWanita minimal = 12 gr %Pria minimal = 12,5 gr %7. Jumlah penyumbangan pertahun paling banyak 5 kali, dengan jarak penyumbangan sekurang-kurangnya 3 bulan. Keadaan ini harus sesuai dengan keadaan umum donor.Seseorang tidak boleh menjadi donor darah pada keadaan:1. Pernah menderita hepatitis B.2. Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah kontak erat dengan penderita hepatitis.3. Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah transfusi.4. Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah tattoo/tindik telinga.5. Dalam jangka waktu 72 jam sesudah operasi gigi.6. Dalam jangka wktu 6 bulan sesudah operasi kecil.7. Dalam jangka waktu 12 bulan sesudah operasi besar.8. Dalam jangka waktu 24 jam sesudah vaksinasi polio, influenza, cholera, tetanus dipteria atau profilaksis.9. Dalam jangka waktu 2 minggu sesudah vaksinasi virus hidup parotitis epidemica, measles, tetanus toxin.10. Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah injeksi terakhir imunisasi rabies therapeutic.11. Dalam jangka waktu 1 minggu sesudah gejala alergi menghilang.12. Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah transpalantasi kulit.13. Sedang hamil dan dalam jangka waktu 6 bulan sesudah persalinan.14. Sedang menyusui.15. Ketergantungan obat.16. Alkoholisme akut dan kronik.17. Sifilis.18. Menderita tuberkulosa secara klinis.19. Menderita epilepsi dan sering kejang.20. Menderita penyakit kulit pada vena (pembuluh balik) yang akan ditusuk.21. Mempunyai kecenderungan perdarahan atau penyakit darah, misalnya, defisiensi G6PD, thalasemia, polibetemiavera.22. Seseorang yang termasuk kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi untuk mendapatkan HIV/AIDS (homoseks, morfinis, berganti-ganti pasangan seks, pemakai jarum suntik tidak steril).23. Pengidap HIV/ AIDS menurut hasil pemeriksaan pada saat donor darah.Manfaat Donor Darah1. Dapat memeriksakan kesehatan secara berkala 3 bulan sekali seperti tensi, Lab Uji Saring (HIV, Hepatitis B, C, Sifilis dan Malaria).2. Mendapatkan piagam penghargaan sesuai dengan jumlah menyumbang darahnya antara lain 10, 25, 50, 75, 100 kali.3. Donor darah 100 kali mendapat penghargaan Satya Lencana Kebaktian Sosial dari Pemerintah.4. Merupakan bagian dari ibadah.

PENGELOLAAN DARAH DAN SERVICE COST (BIAYA PENGGANTI PENGELOLAHAN DARAH)Upaya kesehatan Transfusi Darah adalah upaya kesehatan yang bertujuan agar penggunaan darah berguna bagi keperluan pengobatan dan pemulihan kesehatan . Kegiatan ini mencakup antara lain :pengerahan donor,penyumbangan darah, pengambilan, pengamanan, pengolahan, penyimpanan, dan penyampaian darah kepada pasien.Kegiatan tersebut harus dilakukan dengan sebaik-baiknya sesuai standar yang telah ditetapkan, sehingga darah yang dihasilkan adalah darah yang keamanannya terjamin. Demikian juga dengan donornya, donor yang menyumbagkan darahnya juga tetap selalu sehat.Kelancaran pelaksanaan upaya kesehatan transfusi darah di atas sangat terkait dengan dukungan faktor ketenagaan, peralatan, dana dan sistem pengelolaannya yang hakikatnya kesemuanya itu memerlukan biaya.Biaya yang dibutuhkan untuk proses kegiatan tersebut diatas adalah biaya pengelolaan darah ( Service Cost) , yang pada prakteknya manfaatnya ditujukan kepada pengguna darah di rumah sakit. Penarikan service cost/biaya pengelolaan darah untuk pemakaian darah dilakukan semata-mata sebagai penggantian pengelolaan darah sejak darah diambil dari donor sukarela sampai darah ditransfusikan pada orang sakit dan bukan untuk membayar darah.Pengelolaan DarahYang dimaksud dengan pengelolaan darah adalah tahapan kegiatan untuk mendapatkan darah sampai dengan kondisi siap pakai, yang mencakup antara lain : Rekruitmen donor Pengambilan darah donor Pemeriksaan uji saring Pemisahan darah menjadi komponen darah Pemeriksaan golongan darah Pemeriksaan kococokan darah donor dengan pasien Penyimpanan darah di suhu tertentu Dan lain-lainUntuk melaksanakan tugas tersebut dibutuhkan sarana penunjang teknis dan personil al : Kantong darah Peralatan untuk mengambil darah Reagensia untuk memeriksa uji saring, pemeriksaan golongan darah, kecocokan darah donor dan pasien Alat-alat untuk menyimpan dan alat pemisah darah menjadi komponen darah Peralatan untuk pemeriksaan proses tersebut Pasokan daya listrik untuk proses tersebut Personil PMI yang melaksanakan tugas tersebutPeranan ketersediaan prasarana di atas sangat menentukan berjalannya proses pengolahan darah. Untuk itu pengadaan dana menjadi penting dalam rangka menjamin ketersediaan prasarana tersebut, PMI menetapkan perlunya biaya pengolahan darah ( service cost).Service Cost Besarnya jumlah Service Cost yang ditetapkan standar oleh PMI adalah sebesar Rp 128.500,- Namun demikian dalam prakteknya di beberapa rumah sakit, terutama swasta, jumlahnya bisa disesuaikan dengan keadaan RS-nya. oleh karena adanya kebijakan subsidi silang. Bagi yang tak mampu, pembebasan service cost juga dapat dikenakan sejauh memenuhi prosedur administrasi yang berlaku.Service cost tetap harus dibayar walaupun pemohon darah membawa sendiri donor darahnya. Mengapa demikian? Karena bagaimanapun darah tersebut untuk dapat sampai kepada orang sakit yang membutuhkan darah tetap memerlukan prosedur seperti tersebut diatas.Demikian pula Service Cost tetap ditarik walaupun PMI telah menerima sumbangan dari masyarakat karena hasil sumbangan masyarakat tersebut masih jauh dari mencukupi kebutuhan operasional Unit Tranfusi Darah PMI.Prosedur Donor darah. Pertama-tama anda diminta untuk emngisi formulir donor darah yang berisi identitas dan riwayat kesehatan anda. Petugas pemeriksaan awal akan memeriksa data riwayat kesehatan anda dan bilamana perlu dikonsultasikan pada dokter PMI. Disamping itu akan memeriksa kadar Hb untuk memastikan bahwa anda tidak menderita anemia. Tekanan darah anda juga diperiksa, apakah memenuhi syarat sebagai donor darah. Bila mana perlu dokter PMI akan mengadakan pemeriksaaan klinis untuk memastikan bahwa tubuh anda cukup sehat untuk menjadi donor darah. Pengambilan darah dilaksanakan oleh asisten transfusi darah yang trampil dan berpengalaman sehingga proses pengambilan darah berlangsung cepat dan tidak menimbulkan rasa sakit. Setelah beristirahat sejenak anda dipersilahkan menikmati makanan kecil dan minuman untuk menyegarkan tubuh, sebelum anda pergi untuk melanjutkan kegiatan anda. Anda juga akan mendapat kartu tanda anggota donor darah untuk mencatat kegiatan donor darah dan diharapkan setelah 3 bulan anda datang kembali untuk mendonorkan darah.Sebuah KODE ETIK UNTUK SUMBANGAN DARAH DAN TRANSFUSI Tujuan dari kode ini adalah untuk menentukan prinsip-prinsip etis dan peraturan yang harus diamati dalam bidang kedokteran transfusi.

Darah Pusat: donor dan sumbangan

1. Donor darah termasuk jaringan haematopoietic untuk transplantasi,dilaksanakan dalam segala keadaan secara sukarela dan tidak dibayar; tidak ada paksaan donor. sumbangan dianggap sukarela dan tidak dibayar jika orang yang memberikan darah, plasma atau komponen kehendak bebas sendiri dan tidak menerima pembayaran untuk itu, baik dalam bentuk uang tunai, atau dalam bentuk yang dapat dianggap sebagai pengganti uang. Hal ini termasuk waktu istirahat (yang wajar diperlukan) dan perjalanan. Makanan ringan, minuman dan penagihan atas biaya perjalanan langsung dengan sukarela, tidak dibayar sumbangan.

2. Pendonor darah lengkap maupun komponen darah harus diberikan informed consent terlebih dahulu sebelum diambil darahnya.

3. Sebuah motif laba tidak seharusnya menjadi dasar untuk menjalankan sebuah layanan darah.

4. Pendonor harus diberitahu tentang risiko yang berhubungan dengan prosedur; donor kesehatan dan keselamatan harus dilindungi. Prosedur berkaitan dengan administrasi untuk donor dari substansi untuk meningkatkan konsentrasi komponen darah tertentu harus disesuaikan dengan yang diterima secara standar internasional.

5. Anonimitas antara donor dan penerima harus benar-benar dipastikan kecuali dalam situasi khusus dan kerahasiaan informasi donor terjamin.

6. Petugas donor harus memahami risiko untuk orang lain bila tetap memberikan darah yang terinfeksi dan atau dia bertanggung jawab kepada penerima.

7. Pendonor harus berdasarkan dan ditinjau kriteria seleksi medis dan tidak memerlukan diskriminasi apapun, termasuk jenis kelamin, ras, kebangsaan atau agama.

8. Darah harus dikumpulkan di bawah keseluruhan tanggung jawab dari kualifikasi yang sesuai, terdaftar oleh praktisi medis.

9. Semua hal yang berkaitan dengan donor darah utuh dan haemapheresis harus sesuai tepat didefinisikan dan diterima secara standar internasional

10. Donor dan penerima harus diberitahu jika mereka telah dirugikan.

11. Darah adalah sumber daya publik dan akses tidak dibatasi.

12. Kerugian akibat kerusakan harus dihindari dalam rangka menjaga kepentingan semua penerima potensial dan donor.

Rumah sakit: pasien

13. Pasien harus diberitahu tentang risiko yang akan diterima dan manfaat dari transfusi darah dan / atau terapi alternatif dan memiliki hak untuk menerima atau menolak prosedur. Setiap tindakan yang dilakukan harus dihormati.

14. Dalam hal pasien tidak mampu memberikan informed consent sebelum ditransfusi darah, pilihan oleh medis harus berada dalam kepentingan terbaik untuk pasien.

15. Transfusi harus diberikan di bawah keseluruhan tanggung jawab dokter.

16. Gambaran klinis saat itu seharusnya menjadi dasar untuk pilihan transfusi.

17. Peresepan transfusi seharusnya tidak dikenakan biaya.

18. Sedapat mungkin pasien hanya menerima transfusi komponen darah yang khusus (sel, plasma, atau plasma derivatif yang secara klinis sesuai.

19. Transfusi darah praktik yang ditetapkan oleh nasional atau badan kesehatan internasional dan lembaga-lembaga lain, kompetensi dan kewenangan untuk melakukannya harus sesuai dengan kode etik.

Pedoman tersebut telah diuraikan dengan dukungan teknis dan diadopsi oleh WHO. Diadopsi oleh Majelis Umum ISBT, 12 Juli 2000 Diubah oleh Majelis Umum ISBT, September 5, 2006