taman mesir

3
warga keturunan Tionghoa, Made Suwijana alias Cik Suwi, sekarang menjadi pamangku di desanya, Banjar Geria, Desa Melinggih. Kemudian, A Yen, menjadi pamangku di Pura Taman Mesir, Desa Abiansemal, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, khusus pada palinggih Dewa Tahu Cin Jin (Dewa Ksatria) yang ada di areal tempat suci ini. “Mulanya saya sendiri tak mau mengemban tugas sebagai rohaniwan, tapi tak bisa menghindar,” kata Cik Suwi. Berbagai alasan membuncah- buncah di benaknya. Selain tak siap, dia juga merasa bukan keturunan Bali asli. Darah Tionghoa masih tampak sangat kental pada parasnya. “Saya khawatir, bila sampai memegang posisi sebagai pamangku, akan muncul pandangan lain dari warga,” paparnya.Tapi, titah tetap titah yang tak terbantah. Tiap kali ditolak, tuntutan itu semakin kuat mencengkeram. Akibat pembangkangan itu berbuah kurang baik. Dia sempat jatuh dan tangannya patah. “Sampai sekarang masih membekas,” katanya sambil menunjukkan bekas lukanya. Firasat seperti itu pun diartikan bahwa Ida Batara tak berkenan akan berbagai penolakan yang dilakukan selama ini. Akhirnya, bersama beberapa calon pamangku lain dia pun melakukan pawintenan (upacara pensucian diri). Ketika sudah ngiring baos Ida sasuhunan, batin Cik Jro, begitu Cik Suwi kerap dipanggil, justru merasa tenang. Selama menunaikan titah menjadi pamangku, ternyata ada banyak persamaan yang ditemukan pada ajaran Hindu yang berkembang di Bali dengan ajaran yang dianut warga Tionghoa. Di Bali ada ajaran tentang Ketuhanan, penghormatan terhadap leluhur, serta ajaran tentang budi. Begitu halnya dalam keyakinan warga Tionghoa: ada Tao yang menekankan pada ajaran Ketuhanan, kemudian Konghucu yang menuntun penghoramatan kepada leluhur, dan Budha lebih terfokus pada ajaran budi, pembangkitan kesadaran Diri, dengan mencari Kesadaran ke dalam Diri sendiri.Kini, selain ngayah menjadi pamangku di Pura Kelenteng Ulun Danu Batur, Cik Jro juga kerap ngaturang ayah di pura yang ada di desanya, serta di pura kahyangan jagat yang ada di Bali. “Syukurlah, sampai sekarang saya tetap diterima menjadi bagian dari para pamangku yang ada di Bali, sekalipun bukan keturunan Bali tulen,” Cik Jro bertutur, girang. Di Bali, sesama tradisi keyakinan Timur

Upload: agushendrayana

Post on 14-Jun-2015

140 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: taman mesir

warga keturunan Tionghoa, Made Suwijana alias Cik Suwi, sekarang menjadi pamangku di desanya, Banjar Geria, Desa Melinggih. Kemudian, A Yen, menjadi pamangku di Pura Taman Mesir, Desa Abiansemal, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, khusus pada palinggih Dewa Tahu Cin Jin (Dewa Ksatria) yang ada di areal tempat suci ini. “Mulanya saya sendiri tak mau mengemban tugas sebagai rohaniwan, tapi tak bisa menghindar,” kata Cik Suwi. Berbagai alasan membuncah-buncah di benaknya. Selain tak siap, dia juga merasa bukan keturunan Bali asli. Darah Tionghoa masih tampak sangat kental pada parasnya. “Saya khawatir, bila sampai memegang posisi sebagai pamangku, akan muncul pandangan lain dari warga,” paparnya.Tapi, titah tetap titah yang tak terbantah. Tiap kali ditolak, tuntutan itu semakin kuat mencengkeram. Akibat pembangkangan itu berbuah kurang baik. Dia sempat jatuh dan tangannya patah. “Sampai sekarang masih membekas,” katanya sambil menunjukkan bekas lukanya. Firasat seperti itu pun diartikan bahwa Ida Batara tak berkenan akan berbagai penolakan yang dilakukan selama ini. Akhirnya, bersama beberapa calon pamangku lain dia pun melakukan pawintenan (upacara pensucian diri). Ketika sudah ngiring baos Ida sasuhunan, batin Cik Jro, begitu Cik Suwi kerap dipanggil, justru merasa tenang. Selama menunaikan titah menjadi pamangku, ternyata ada banyak persamaan yang ditemukan pada ajaran Hindu yang berkembang di Bali dengan ajaran yang dianut warga Tionghoa. Di Bali ada ajaran tentang Ketuhanan, penghormatan terhadap leluhur, serta ajaran tentang budi. Begitu halnya dalam keyakinan warga Tionghoa: ada Tao yang menekankan pada ajaran Ketuhanan, kemudian Konghucu yang menuntun penghoramatan kepada leluhur, dan Budha lebih terfokus pada ajaran budi, pembangkitan kesadaran Diri, dengan mencari Kesadaran ke dalam Diri sendiri.Kini, selain ngayah menjadi pamangku di Pura Kelenteng Ulun Danu Batur, Cik Jro juga kerap ngaturang ayah di pura yang ada di desanya, serta di pura kahyangan jagat yang ada di Bali. “Syukurlah, sampai sekarang saya tetap diterima menjadi bagian dari para pamangku yang ada di Bali, sekalipun bukan keturunan Bali tulen,” Cik Jro bertutur, girang. Di Bali, sesama tradisi keyakinan Timur begitu terpaut, penuh rasa persaudaraan, memang. Ini karena sesama keyakinan Timur berpuat pandangan serupa: kesadaran budi nan luhur, menjaga keharmonisan sang Diri dengan Alam dan sang Maha Pencipta Semesta Raya.

Ada apa team arkeolog dunia berkumpul dibali belum lama ini ?Setelah kami telusuri dari berbagai pihak dengan sangat Rahasia, bahwa diketahui sejarah purbakala bali ditemukan diChina oleh ahli purbakala china. salah satunya adalah situs Pura Taman Ayun, yg katanya menurut ahli purbakala china, dirancang oleh seniman-seniman china dari salah satu dinasti purbakala China "berita selengkapnya akan saya posting"Dan yg paling menggemparkan dunia Purbakala adalah ditemukannya situs pura purbakala yg menyimpan sejarah penyebaran umat manusia dari Bali, atau pulau Poli, yg dikuatkan oleh temuan purbakala china peninggalan dinasti purbakala china.Masyarakat lokal yg menjaga situs tersebut hanya tahu bahwa nama masing2 bangunan tersebut adalah sebagai berikut :1. Pura Dalem Ratu Siam2. Pura Dalem Ratu China3. Pura Dalem Ratu Mesir

Page 2: taman mesir

4. Pura Dalem Ratu Mecca5. Pura Dalem Ratu Danu (Nama sungai di BudhaPest)Dan Banyak lagi yg belum bisa teridentifikasi ahli purbakala.Yang lebih mengejutkan lagi, semua prasasti itu tersimpan begitu rapi, dengan perkiraan umur lebih tua dari mumi yg ditemukan digurun mesir, dan mumi terbaik digurun goby china.Sekarang yg menjadi pertanyaan Ahli adalah adakah asal mula keterkaitan penyebaran manusia dimulai dari Bali, yg diperkuat oleh penemuan genetik orang bali identik dengan percampuran Orang Afrika Timur, India, China dan Arab Saudi.Kenapa orang bali memiliki semua kesamaan genetik dengan mereka ?Kita tunggu hasil penelitian Ahli arkeologi seluruh Dunia di Bangli Bali.Sehingga kita tahu asal usul umat manusia.