tahllil - audit board of indonesia · lejang dalam rangka penagihan pajak dengan surat paksa ......

13
PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA ,1,- .. (ARTA NOMOR 1f 2010 PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MilelA ESA GUBERNUR PROVINSI DAER'IH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbong Mengingat a. bahwa tiengan berlakunya Undang-Undang Nornar 28 Tahun 2009 tentang Pajak Oaerah dan Retribusi Oaerah, maka Peraturan Daerah Nomor 6 Tailun 2002 tentang f"ajak Porl<ir sudah tidak sesuai lagi; b. bahwa berdasarkan pertimbal1gan sebagaimana d!maksud dalam huruf a, perlu mcmbentuk Daemh tental19 Pajak Parklr; 1. Undang-Ur.dang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cam Perpaj<:'lkan (Lembaran Negara Repubnk Indonesia TahLli"l 1983 Nomor 49, Ta,llbahan Lembaran Negara Repubiik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakll;' dengan Undang-Undan9 Nomor 28 Tahun 2007 (Lembaran Negara Rel1ublik Indonesia Tahun 2007 Nomar 85, Tambahan Lembaran Negara Repubiik Indonesia Nomor 4740) ; 2. Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak Dengal1 Sur--: Paksa Neg3ra Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Repubiik Indonesia Nemor 3086) sebagairnana telah diub<.:11 dengan Und3ng-Undang Nomor ·19 Tahull 2000 (Lernbaran Negara Republik Indones:a Tahun 2000 Nomer 12:g, Tarnbahan Lembarar. Repub!ik Indonesia Nomor 3987); 3. Nomor 14 Ta!lun 2002 tClltang PengGdilan Pajak (Lemba!'an Negara Rer,ublik Indonesia T2hun 2002 Nomar 27, Tamballan Lembaran Republil< Indonesia Nomor 4189); 4. Undang-Undang Nomor 17 TahlJn 2003 tentang Keuangan Negara (lembaran h1egara Republik IndoneS!3 Tahun 2003 Nomor 47, Tarnbahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomer 42B6);

Upload: others

Post on 23-Jan-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUSIBUKOTA ,1,- ..(ARTA

NOMOR 1f -AHUr~ 2010

PAJAK PARKIR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MilelA ESA

GUBERNUR PROVINSI DAER'IH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

Menimbong

Mengingat

a. bahwa tiengan berlakunya Undang-Undang Nornar 28 Tahun 2009

tentang Pajak Oaerah dan Retribusi Oaerah, maka Peraturan

Daerah Nomor 6 Tailun 2002 tentang f"ajak Porl<ir sudah tidak

sesuai lagi;

b. bahwa berdasarkan pertimbal1gan sebagaimana d!maksud dalam

huruf a, perlu mcmbentuk Pe~atllrar. Daemh tental19 Pajak Parklr;

1. Undang-Ur.dang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum

dan Tata Cam Perpaj<:'lkan (Lembaran Negara Repubnk Indonesia

TahLli"l 1983 Nomor 49, Ta,llbahan Lembaran Negara Repubiik

Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah,

terakll;' dengan Undang-Undan9 Nomor 28 Tahun 2007 (Lembaran

Negara Rel1ublik Indonesia Tahun 2007 Nomar 85, Tambahan

Lembaran Negara Repubiik Indonesia Nomor 4740) ;

2. Undang-l!~dano Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak

Dengal1 Sur--: Paksa (LGmr.3~ar, Neg3ra Republik Indonesia Tahun

1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Repubiik Indonesia

Nemor 3086) sebagairnana telah diub<.:11 dengan Und3ng-Undang

Nomor ·19 Tahull 2000 (Lernbaran Negara Republik Indones:a

Tahun 2000 Nomer 12:g, Tarnbahan Lembarar. N~gara Repub!ik

Indonesia Nomor 3987);

3. Undan9~Undan9 Nomor 14 Ta!lun 2002 tClltang PengGdilan Pajak

(Lemba!'an Negara Rer,ublik Indonesia T2hun 2002 Nomar 27,

Tamballan Lembaran ~'egara Republil< Indonesia Nomor 4189);

4. Undang-Undang Nomor 17 TahlJn 2003 tentang Keuangan

Negara (lembaran h1egara Republik IndoneS!3 Tahun 2003 Nomor

47, Tarnbahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomer 42B6);

- 2 -

6.

7.

5.

"o.

Undar.g~Undang Nor-:::f 1 Tahun 2004 tent~'ing PerhendaharaanNcga~a (Lernbman t- :gi;1ra Republik Indonesia Tahun 2004 Nomer5, Tambahan Lem~ ran Negara Republik Indonesia Nomer 4355);

Undang~Undang 'Jamer 10 Tahull 2004 tentang PembentukanPeraturan Per'.mdang-undangan (Lembaran l...legara RepublikIndones!a TEl.hun 2004 Nomor 53, Tambahan Leml)"'!ran NegaraRepub!ik Indonesia Namer 4389);

Unctang-Undang Nomer 15 Tahun 2004 tentang PemeriksaanPcngelclaan dan Tanggung Jawab !\0Uangall Negara (l.ciTlbamnNegnra Republik Indon~sja Tahun 2004 Nomor 66, TambahanLernbaran Negara Republik Indonesia Nomer 4t )0);

Undang-Undang Nornor 32 'fahun 2004 tentmg PemerintahanDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tohun 2004 Nomor125, Tamtnlhan L(:rnba~an N2gara Republik Indonesia Nomor4437), sebagaiman~ telah beberapa kal! diuoah ter:lkhir denganUndang Undar.g Nomer 12 Tahun 2008 (Lc:-lbaran NegamRepubllf( Indonesia Talll1ll 2008 Nomor 59, TamL><J~~an Lern!)aranNeg.ra Republik Indonesia Nomer 4844)·

Undang-Undzmg Nomor 33 Tahun 20C4 tental1g PerimbanganKeuan£lan .A.ntara Pemerintah Pus~t dan Pemerintahan D:Jerah(!....e~b2.fan N<3gara Repu!)iik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,Tarn':>ahan Lembar2n Ne~."·1rJ Rep~blik Indonesia Namar 4438);

10. Undang-Undang Nomer 29 Tahun 2007 tentang Perr.erintahanProvinsi Daerah KI1USUS Ibu};ota J8karta ~;ebaoai Ibukota NagaraKesatllan Repub::k Indonesia (!_e.r.lbaran Negara RepubUkIndonesia Tahun 2007 Nomm 93, Tamoahan Lombaran Negar3Repub!ik Indonesia Noma: 4i7~,tl);

11. Undang·UI-:d:mg Nomor 2~ Tahull 2009 tentang LC'tlu Ltntas danAngkutan J. ]an (Lembaran Negara Repubiik inuc!lesia Tahur. 2009Nemor 96, Tambahan Lembcran Negara RE:!publik Indonesia Nomor5025);

12. Undang-Undang Nomer 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerahdan Retribusi Oaerah (Lembaran Negara R.epublik Indonesia Tahun2009 NomQr 130, Tambahan Lembaran Negare Repuulik IndonesiaNomer 5049);

13. Peraluran Pemerintah Nomor 135 Tahun 2000 tentang Tata CarC:lPenyitaarl Dalam Rangka Pen3gil12n Paj3k dengan Surat Paksa(Lembaran Negara Republik Indonesia Tallun 2000 Nomor 247,Tomballan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4049);

9.

~ -_.~--

- 3 -

14. Peraturan Pemerintah Nomor 136 Tahun 2000 tentang T3ta Cara

Penjualan Barang Sitaan Yang Dikecualikan dari Penjualan SecaraLeJang Dalam Rangka Penagihan Pajak dengan Surat Paksa

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 248,Tambahan Lembaran Ncgara Republik Indonesia Nomor 4050),

15. Peraturan Pemerintall Nomor "137 Tahun 2000 tentang TempCJ.t

dan Tata Cara Penyanderaan, Rehabilitasi Nama Baik ,oenanggung

Pajak, dan Pemberian Ganti P.ugi Oalam Rangka Penagihan Pajak

Dengan Surat Paksa (Lembaran Ne9ara r:epublik Indonesia Tahun

2000 Nomor 249, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4051);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik !ndonesia Tallun

2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negar8. Republik indonesiaNomar 4578);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman

Pembinaan dan Pengawasan Penyek:nggaraan PemerintahanDaerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nornol­165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4593);

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelo!aan Keuangan Daerah sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun2007;

19. Peraturan Daerah Nomar 5 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok

Pengelolaan Keuangan Oaerah (Lembaran Daerah Provinsi DaerahKhusus Ibukota Jakarta Tahun 2007 NOlllor 5);

20. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi

Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Daerah KhususIbukota Jakarta Tahun 2008 Nomor 10);

21. Peraturan Daerah Nomar 6 Tahul1 2010 tentang Ketentuan Umum

Pajak Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota

Jakarta Tahun 2010 Nomor 6, Tambahan Lembaran DaerahProvinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Namar 3);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKY/,T D'\ERAHPROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

dan

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

Menetapkan

~ 4 ~

MEMUTUSKAN :

PERATURAN DAERAH TENTANG PAJAI< PARKIR.

BAB I

KETENTUI\N UMUIv!

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dirnaksud dengan:

1. Daerah adalah Provlnsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangkat Daerahsebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Oaerah.

3. Gubernur adalah Kepala Daerah Provinsl Daerah Khusus Ibukota

Jakarta.

4. Dewan Penwakilan Rakyal Daerah, yang selanjutnya dlsingkalDPRD adalah Dewan Penwakllan Rakyat Daerah Provinsi DaerahKhusus Ibukota Jakarta.

5. Dinas Pelayanan Pajak adalah Dinas Pelayanan Pajak Pr~)Vinsi

Daeral1 Khusus Ibukola Jakarta.

6. Kepala Dinas Pelayanan Pajak adalah Kepala Dinas PelayananPajak Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

7. Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusiwajib kepada Daerah yang terutang olel1 orang pribadi atau badanyang bersjfat memaksa berdasark,:ln Undang-Undang, dengantidak mendapatkan irnbalan secara Jangsung dan digunakan untukkeperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

8. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yangmerupakan kesatuan, baik yang melaku~;an usaha maupun yangtidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas,perseroan komanditer, perseroan lainl~fa, badan usaha miliknegara (BUMN), atau badan usaha milik daerail (BUMD) dengannama dan daJam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dar:apensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa,organisasi sasial politik, atau organisasi lainnya, lembaga danbentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif danbentuk usaha tetap.

9. Pajak Parkir adalat, pajak atas penyelenggaraan tempat parkir diluar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok

usaha maupun yang disediakan sebagai sua:u usaha, tennasukpenyediaan tempat penitipan kendaraan berrnotar.

,

- 5 -

10. Parkir adalah keadaan lidak bergerak sualu kendaraan yang lidakbersifat sementara.

11. Pembayaran parkir adalah jumlah yang diterima atau seharusnyaditerima sebagai imbalan atas penyerahan jasa sebagaipembayaran kepada penyelenggara tempat parkir.

BAB II

NAMA PAJAK

Pasal 2

(I) Dengan nama Pajak Parkir dipungut pojax alas penyelenggaraantempat parkir di luar badan jalan, baik yang disediakan berkaitandengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatuusaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraanbermatoL

(2) Untuk kelentuan formal dalam pelaksanaan pemungutan PajakParkir diJakukan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun2010 tentang Ketentuan Umum Pajak Daerah.

BAB III

OBJEK, SUBJEK DAN WAJIB PAJAK

Bagian Kesatu

Objek Pajak

Pasal3

(I) Objek Pajak Parkir adalah penyelenggaraan lempal parkir diluar badan jalan, balk yang disediakan berkailan denganpokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha,termasuk penyediaan tempat penitipal1 kendaraan bermotor.

(2) Tidak termasuk objok pajak sebag8imana dimaksud padaayat (1), adalah:

a. penyelenggaraan tempat parkir oleh Pemerinlah danPemerintah Daerah;

b. penyelenggaraan tempat parkir olel1 perkantoran yang hanyadigunakan untuk karyawannya sendiri;

C, penyelenggaraan tempat partir 01,,11 kcc!utilan, konsuiat, danperwakilan negara asing dengan asas liinbal balik;

- 6 -

d. penyelenggaraan penitipan kendaraan bermotor dengankapasitas sampai dengan 10 (sepuluh) kendaraan roda 4(empat) atau lebih dan kapasitas sampai dengan 20 (duapuluh) kendaraan roda 2 (dua);

8. penyeJenggaraan tempat parkir yang semata-rnatadigunakan untuk usaha memperdagangkan kendaraanbermotor.

Bag ian Kedua

Subjek Pajak

Pasal4

Subjek Pajak Parkir adalah orang pribadi atau badan yang melakukanparkir kendaraan bermotor.

Bagian Kedua

Wajib F'ajak

Pasal 5

Wajib Pajak Parkir ada!ah orang pribadi atau Badan yangmenyelenggarakan tempat Parkir.

BAB IV

DASAR PENGENAAN, TARIF,

CARA PENGHITUNGAN PAJAK DAN WILAYAH PEMUNGUTAN

Bagian Kesatu

Oasar Pengenaan Pajak

Pasal 6

(1) Dasar pengenaan Pc.jak Parkir adalah jumlah pembayaran atau

yang seharusnya dibayar i~epada penyelenggara tempat parkir.

(2) Jumlah yang seharusnya dibayar sebagairnana dimaksud pada

ayat (1), termasuk potongan harga parkir dan parkir cuma-curnayang diberikan kepada penerima jasa par~:ir.

,

- 7 -

Bagian Kedua

Tari! Pajak

Pasa!?

Tari! Pajak Parkir ditetapkan sebesar 20% (dua puluh persen).

Bagian Ketiga

Cara Penghitungan Pajak

Pasal 8

Pajak Parkir yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarifsebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dengan dasar pengenaanpajak sebagaimana dimaksud dalam Pasa! 6.

Bagian Keempat

VJilayah Pemungutan

Pasal 9

Pajak Parkir yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat Parkirberlokasi.

BABV

MASA PAJAK DAN SAAT TERUTANG PAJAK

Belgian Kesatu

Masa Pajak

Pasal 10

(1) Masa pajak adalah jangka waktu yang lamimya sama dengan 1(salu) bulan lakwim.

(2) Bagian dari bulan dihitung satu bulan penuh.

- 8 -

Bagian Kedua

Saat Terutang Pajak

Pasal 11

(1) Pajak terutang terjadi pacta saat penyelenggaraan parkir denganpembayaran.

(2) Dalam hal pembayaran diterima sebelum parkir diselenggarakan,pajak terutang pada saat terjadi pembayaran.

BABVI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 12

(1) Terhadap Pajak Parkir yang terutanL' dalam masa pajak yang

berakhir sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini tetap berlaku

ketentuan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2002 tentang PajakParkir.

(2) Selama peraturan pelaksanaan Peraturan Daerah ini belum

dik(~Juarkan maka peraturan pelaksanaan yang ada tetap berlaku

sepr 'ng tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah ini.

BAB VII

:(ETT::NTUAN PENUTUP

Pasal 13

Pada saat Peraturan Daer<.., L'i mulai berlaku, Peraturan DaerahNomor 6 Tahun 2002 tentang Pc-. 'c;\: Parkir (~embaran Oaerah Provinsi

Daerah Khusus Ibukata Jakarta' ahun 2002 Namar 148), dicabut dandinyatakan tidak berlaku,

,

- 9-

Pasal 14

Pera!uran Daerah in; mulai berlaku pada !anggal 1 Januar; 2011

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundanganPeraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam LembaranDaerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 3 November 2010

FA ZI

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUSIBU TA JAKARTA,

Diundangkan di Jakarta

padatanggal 5 November 2010

SEKRETARIS DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUSIBUKOTA JAKARTA,

FADJAR PANJAITANNIP 195508251976011001

LEMBARAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTATAHUN 2010 NOMOR 16

r

- '10-

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH I'ROVINSI DAERAH KHUSUS

IBUKOTA JAKARTA

NOMOR 16 TAHUN 2010

TENTANG

PAJAK PARKIR

L UMUM

Dnlam r,mgka penyelenggarm:m pemerintahzln di Provins! Daerah Kllususlbukota Jakarta sesuai kewenangan yang dibcrikan, salah satu unsur pendukungunluk terlaksananya kewenangan dimaksud harus dibarengi dengan pembiayaanyang memadai. Salah S8tu sumber pembiayaan y,:m9 dapat diperoleh PemerinlahProvinsi Daemh f<husus Ibukota Jakarta adalah mclalui penerimaan pajak daerah

antara lain Pajak Parkie.

Selama ini pelaksan~an pemungutan Pajak Parkir SUdClh diatur d<llamPeraturan Daerah Nomor G T<:lhun 2002 bcserta peraturan pelaksana..mnya.Dengan berlakunya Undang-Und<Jng Nomol- 28 Tahun 2009 t8nt3119 Pajak Oaerahdan Retribusi Daerall, yang berakibat adanya pcrluasan d0iam hal pemungutanobjek Pajak Parklr, perlu dilakukan penyempllrnaan tcrtladap Peraturan DaerahNomor G Tahun 2002 melalui Peraturan Oaerah juga yar~g dalam penyllSllnannyadilakukan bersama-sama dengan DPRD, sehingga pelaks;.maan pemungutan PajakDaerah, khususnya Pajak Parkir dapat optimal dalarn rangka mencJukungpenyelenggaraan pemcrintahan di Provinsi Daerah Khllsus lbukota Jakarta.

Berkaitan dengan kewenangan kepada Daerah (:;:lIam menetapkan tarif pajakdaerah adalah dalam rangka untuk menghindari ditetapkannya tarif pajak yangtinggi dan diluar kcw8nangan yang diberikan, sehingga dapat menambah bebankepada masyarakat, dan sejalan dengan tuntutan masyarakat lerhadap pelayananmasyarakat yang harus semakin baik, maka Pcmennlah Provinsi Daerah Khususlbukota Jakarta secara terus menerus berupaya meningkatkan kinerjapelayanannya sebagaimana yang dihare.lpkan olclJ masyarakot.

Untuk rneningkatkan akuntabititas atas pungutan pajak Daerah maka didalamUndang-Undang Nomer 28 Tahun 2009, padC'l ketertuan Paj<:lk Parkir telahdiiJlllanatkan agar sebagian hasil peneriman pfljak dialokasikan untuk pembiayaanpcnyelenggaraan pemerintahan dnn pembangunan biJgr daerah.

Oen93n diberlakukannya Peraturan Paj8k O£lerah ini, dapat rnembcrikankepastian kepada masyarakat dan dunia usaha didalarn pela!<sanaan kewajibanperpajakan Daerah, dengan harapan kesadaran masyarakat untuk membayar

pajak) khususnya Pajak Parkir semakin meningkat dem bagi aparat pemungut pajakbekerja secara profesional yang didasari pads pl-insir tata kelola pemerintahanyanq baik,

- 11 .

Substansi materi yang diatur dalam Peraturan Daerah ini mengaturketentuan material yang meliputi antara lain objek dan 5ubjek pajak, dasarpengenaan pajak, tarif pajak, dan tata cara penghitungan pajak, serta ketentuanmengenai masa pajak dan saat terutang pajak.

II. PASAL OEMI PASAL.

Pasal 1

Angka 1

Cukup jelas.

Angka 2

Cukup jelas.

Angka 3

Cukup jelas.

Angka 4

Cukup jelas.

Angka 5

Cukup jelas.

Angka 6

Cukup jelas.

Angka 7

Yang dimaksud dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung

adalah bahwa atas pembayaran Pajak Daerah tidak dapat dlberikan

imbalan langsung secara kontra prestasi terhadap orang atau badan,

tetapi diberikan secara kolektif.

Angka 8

Cukup jelas.

Angka 9

Cukup jelas.

Angka 10

Cukup jelas.

Angka 11

Cukup jelas.

Pasal2

Cukup jelas.

,

- 12 -

Pasal3

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan YDng diusahakan atau berkaitan denganpokok usaha termasuk jasa pengelolaan atau jasa penyediaantempat parkir yang disewakan alau dikerjasamakan oleh pernilikgedllng kepada pihak ketiga.

Jasa pengelolaan tempat parkir adalah jasa yang dilakukan olehpengusaha untuk mengelola tempat parkir yang dimiliki 3tau

disediakan oleh pemilik tempat parkir dengan menerjma imbalar. dari

pemilik tempat parkir, termasuk imbalan dalam bentuk bagi hasH.

Jasa penyediaan tempat parkir adalah jasa penyediaan tempat parkir

yang dilakukan oleh pemilik tempat parkir danlatau pengusaha

kepada pengguna tempat parkir, dengan dipungut bayaran.

Yang dimaksud dengan tempat penitipan kendaraan bermotor adalah

tempat penitipan kendaraan bermotor dengan dipungut bayaran.

Ayat (2)

Huruf a

Tempat parkir yang dirniliki oleh Pernerintah dan PemerintahDaerah yang penyelenggaraan dan pengelolaannya diserahkankepada pihak ketiga (pihak swasta) tidak termasuk \'3ngdikecualikan dad objek pajak ini.

Huruf b

Sepanjang memungut bayaran baik harian maupun bulan2n Ilangganan, tidak termasuk yang dikecualikan dari Objek Pajak ini.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Pasal4

CUkup jelas.

Pasal5

Cukup jelas.

Pasal6

Cukup jelas.

,

• 13 •

Pasal?

CUkup jelas.

Pasal8

CUkup jelas.

Pasal 9

CUkup jelas.

Pasal 10

Cukup jelas.

Pasal 11

Ayat (1)

CUkup jelas.

Ayat (2)

Terhadap penyelenggaraan parkir atas penitipan kendaraan bermotordengan pembayaran bulanan/langganan yang pada umumnyapembayaran dilakukan dimuka oleh pengguna jasa parkir.

Pasal 12

CUkup jelas.

Pasal13

CUkup jelas.

Pasal14

CUkup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAi<ARTANOMOR 13