tahapan menu tahapan menuju pernikahanju pernikahan
TRANSCRIPT
8/19/2019 Tahapan menu Tahapan menuju pernikahanju pernikahan
http://slidepdf.com/reader/full/tahapan-menu-tahapan-menuju-pernikahanju-pernikahan 1/6
Tahapan menuju pernikahan (taaruf-khitbah-nikah-
walimah)Islam hanya mengajarkan bentuk-bentuk curahan kasih sayang dan cinta itu setelah melalui satu
proses sakral yakni pernikahan.
Adapun beberapa tahapan yang perlu dilewati, antara lain :
1. Ta’aruf (Perkenlan) 3. Nikah
2. Khitbah (lamaran) 4. Walimah
Ta’aruf (perkenalan).
Yang penting dari ta’aruf adalah saling mengenal antara kedua belah pihak, saling memberitahu
keadaan keluarga masing-masing, saling memberi tahu harapan dan prinsip hidup, saling
mengungkapkan apa yang disukai dan tidak disukai, dan seterusnya. Kaidah-kaidah yang perlu
dijaga dalam proses ini intinya adalah saling menghormati apa yang disampaikan lawan bicara,
mengikuti aturan pergaulan Islami, tak berkhalwat, tak mengumbar pandangan.
Bila belum berani bertatap muka langsung (yang tentunya ditemani oleh mahramnya ̂-̂), anda bisa
memilih alternatif berikut..
Yaitu dengan mencari tahu kepribadian calon pasangan dengan meminta teman kita ( pria-wanita )
untuk mengorek informasi dari orang-orang terdekatnya.
Informasi apa yang kira-kira perlu kita ketahui ? Coba Titipkan pertanyaan ringan berikut..
Agama: “Adakah amalan sunnah yang sudah jadi kebiasaan?” karena mereka yang mampu merawat
amalan sunnah, sudah hampir dipastikan amalan wajibnya tidak terbengkalai.
Akhlak: “Bagaimana perhatiannya dengan keluarganya?” karena dia yang sangat perhatian dengan
keluarga sudah barang tentu besoknya keluarga akan jadi perhatian utama. “Apakah emosinya
stabil?” Karena kalau emotionalnya stable, bagus dia sudah mulai masuk area kedewasaan yang
matang. Pancing orangnya dengan membeberkan atau menanyakan salah satu kejelekan orang .
Kalo tidak berminat berarti aman.
Pemikiran: Menyatukan visi itu sangat penting sehingga tau mau dibawa kemana keluarga ini? Atau
pendidikan semacam apa yang diberikan kepada anak. Visi bisa ditanyakan langsung, “apa visimu
wahai calon teman setiaku?”. Untuk ngecek apakah ngegombal atau gak, cek melalui teman dengan
pertanyaan, “Bahasan apa yang sering diperbincangkan? Agama? Pendidikan? Hiburan?”. Kalo
pengen yang sama-sama berjuang dalam berdakwah pilih yang mengutamakan bahasan agama.
Tambahan, kalo pengen yang cerdas selidiki sekritis apa dia menilai sesuatu.
8/19/2019 Tahapan menu Tahapan menuju pernikahanju pernikahan
http://slidepdf.com/reader/full/tahapan-menu-tahapan-menuju-pernikahanju-pernikahan 2/6
Sosok calon: Foto tidak menjamin sama dengan kualitas fisiknya. Baiknya ketemu langsung atau
kalo cari aman (dari penyakit hati), lihat dari kejauhan bagaimana sebenarnya fisiknya. Kalo anaknya
berjilbab gak mungkin donk minta dibuka gitu, tanya ke temen deketnya apakah ada yang minus?
misal ada yang tidak normal atau punya penyakit kulit?.
Pola pengelolaan keuangan: “Bagaimana model belanjanya? Membeli tanpa pikir panjang? atau
Sering ngutang?”
Dalam tahap ini anda dan dia bisa saling mengukur diri apakah cocok satu sama lain atau tidak.
Masing-masing pihak masih harus sama-sama membuka options/kemungkinan batal atau jadi. Maka
umumnya dilakukan tanpa terlebih dahulu melibatkan orangtua agar tidak menimbulkan kesan
‘harga jadi’ dan tidak ada lagi proses tawar menawar, sehingga jika pun gagal/batal tidak ada
konsekuensi apa-apa. Karena jika sudah sampai menemui orangtua berarti secara samar maupun
terang-terangan seorang pria sudah menunjukkan niat untuk memperistri si wanita. Yang perlu di
ingat, seringkali pasangan-pasangan itu terjebak dalam aktifitas pacaran yang terbungkus sampul
ta’aruf.
Apa namanya bukan pacaran kalau ada rutinitas kunjungan yang melegitimasi silaturahmi denganembel-embel ‘ingin lebih kenal’.
Khitbah (lamaran)
Khitbah adalah jalan pembuka menuju pernikahan. Boleh dibilang, khitbah merupakan jenjang yang
memisahkan antara pemberitahuan persetujuan seorang gadis yang sedang dipinang oleh seorang
pemuda dan pernikahannya. Keduanya sepakat untuk menikah. Tapi, ini hanya sekadar janji untuk
menikah yang tidak mengandung akad nikah.
Batasan Khitbah :
1. Khitbah biasanya, peminangan seorang pria kepada wanita (tentunya kepada wali wanita
tersebut). seorang wanita juga bisa meminta kepada pria untuk dinikiahi.
Rasulullah bersabda yang di riwayatkan oleh imam bukhari dan muslim. Yang artinya: telah datang
seorang prempuan kepada Rasulullah yang mana prempuan tersevut meminta kepada nabi untuk
menikahinya,sehingga nabi berdiri di sampingnya lama sekali, ketika itu salah satu dari sahabat
melihatnya dan beranggapan bahwa beliau tidak berkehendak untuk menikahinya, maka sahabat
tersebut berkata: nikahkan saya ya Rasullah jikalau kamu tidak ada hajah(berkehendak) untuk
menginginkannya, maka berkata Rasulullah : apakah kamu punya punya sesuatu? dia berkata
tidak!, dan beliau berkata lagi buatlah cicin walaupun dari besi, kemudian sahabat tersebutmencarinya dan tidak mendapatkan nya, kemudian beliau bersabda : apakah kamu hafal beberapa
surat dari alquran ?Dia menjawab iya!surat ini dan ini,maka beliau bersabda : saya nikahkan kamu
dengan nya dengan apa yang kamu hafal dari alquran.”
Dari kontek hadist di atas sudah jelas sekali bahwa di perbolehkan bagi perempuan untuk meminta
kepada seorang lelaki soleh yang bertaqwa dan berpegang teguh terhadap Dinnya untuk
meminangnya, jika lelaki tersebut ingin maka nikahi dan jikalau tidak maka tolaklah, akan tetapi tidak
8/19/2019 Tahapan menu Tahapan menuju pernikahanju pernikahan
http://slidepdf.com/reader/full/tahapan-menu-tahapan-menuju-pernikahanju-pernikahan 3/6
di anjurkan untuk menolaknya secara terang-terangan cukup diam dengan memberikan isyarat,
untuk menjaga kehormatan hati prempuan tersebut .
2. Khitbah bukan menghalalkan segalanya Khitbah (tunangan) bukanlah syarat sahnya nikah ,akad
nikah tanpa khitbah tetap sah, akan tetapi khitbah suatu wasilah untuk menuju ke jenjang
pernikahan yang di perbolehkan .
Mari kita simak syafi’iyah: khitbah adalah suatu yang di sunatkan dan di anjurkan ,dengan dalil
fi’iliyah sebagai mana Rasulullah meminang aisyah binti abu bakar ra. Dalam masa penantian
sebelum resmi menikah, seorang lelaki dan perempuan wajib menjaga kehormatan dirinya.
Meskipun sudah melakukan khitbah atau pertunangan, tetap saja keduanya belum dihalalkan untuk
melakukan sesuatu yang lazim dipraktekkan pasangan suami isteri. Dari sini, tidak dibenarkan bagi
kedua tunangan untuk melanggar batas-batas syariat, seperti percampuran dan kencan. Ketentuan
umum terkait aurat, ikhtilath/khalwat tetap menjadi larangan. Untuk menghindari hal-hal sepertiini,
solusi terbaik adalah tindakan preventif dari hal-hal yang diharamkan Allah swt, termasuk menjaga
jarak dengan calon isteri atau suaminya sedini mungkin. Sebab, hubungan khatib (pelamar) dgnmakhtubahnya (perempuan yang dilamar) adalah hubungan yang paling rawan dan berbahaya.
3. Jangan berlama dalam masa khitbah Meski tidak ada nash khusus tentang batas waktu masa
khitbah, tapi dianjurkan menikah dan khitbah tidak terlalu lama. Untuk menghindarkan fitnah dan
berbagai potensi terjadinya kerusakan. Sesudah khitbah (permohonan menikah) disetujui, sebaiknya
keluarga kedua pihak bermusyawarah mengenai kapan dan bagaimana walimah dilangsungkan.
“Dan sesuatu yang mengantarkan kepada keharaman, haram pula hukumnya”
4. Haram meminang pinangan saudaranya diriwayatkan oleh al-Bukhari bahwa Ibnu ‘UmarRadhiyallahu ‘anhuma menuturkan: “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang sebagian kalian
membeli apa yang dibeli saudaranya, dan tidak boleh pula seseorang meminang atas pinangan
saudaranya hingga peminang sebelumnya meninggalkannya atau peminang mengizinkan
kepadanya”
Boleh hukumnya mengkhitbah lewat SMS, karena ini termasuk mengkhitbah lewat tulisan (kitabah)
yang secara syar’i sama dengan khitbah lewat ucapan. Kaidah fikih menyatakan : al-kitabah ka al-
khithab (tulisan itu kedudukannya sama dengan ucapan/lisan). (Wahbah Az-Zuhaili, Ushul Al-Fiqh
Al-Islami, 2/860). Kaidah itu berarti bahwa suatu pernyataan, akad, perjanjian, dan semisalnya, yang
berbentuk tulisan (kitabah) kekuatan hukumnya sama dengan apa yang diucapkan dengan lisan(khithab).
Namun setelah saya coba konsultasi dengan mas’ul, bila SMS ini juga sudah disetujui oleh sang
akhwat(wanita), maka haruslah setelah itu sang ikhwan(pria) berkunjung bersama walinya ke orang
tua akhwat tersebut. agar khitbahnya menjadi sah.
8/19/2019 Tahapan menu Tahapan menuju pernikahanju pernikahan
http://slidepdf.com/reader/full/tahapan-menu-tahapan-menuju-pernikahanju-pernikahan 4/6
Yang perlu disadari, khitbah mirip jual beli, dalam masa tawar menawar bisa jadi, bisa juga batal.
Pembatalannya harus tetap sopan menurut aturan Islami, tidak menyakiti hati dengan kata-kata yang
kasar, tidak membicarakan aib yang sempat diketahui dalam khitbah kepada orang lain. Namun
sebagaimana jual beli harus ada prinsip kedua belah pihak ridho. Khitbah baru bisa berlanjut ke
pernikahan jika kedua pihak ridho, jika salah satu membatalkan proses tawar menawar maka
pernikahan tak akan jadi. Kalaupun dibatalkan (meski mungkin menyakitkan), harus ada alasan
yang kuat untuk salah satu pihak membatalkan rencana nikah yang sudah matang. Sebab Islam
melarang ummatnya saling menyakiti tanpa alasan. Jadi jika ada yang ragu (dengan alasan yang
benar) sebelum menikah, sebaiknya membatalkan sebelum terlanjur.
Nikah Tidak ada satu nash pun baik dalam Al-Qur̀an maupun As-Sunnah yang menetapkan
batasan waktu antara khitbah dan nikah. Baik tempo minimal maupun maksimal. (Yahya
Abdurrahman, Risalah Khitbah, hal. 77). Dengan demikian, boleh saja jarak waktu antara khitbah
dan nikah hanya beberapa saat, katakanlah beberapa menit saja. Boleh pula jarak waktunya sampai
hitungan bulan atau tahun. Semuanya dibolehkan, selama jarak waktu tersebut disepakati pihak laki-
laki dan perempuan. Satu hari bisa jadi sudah deadline bagi pria-wanita yang sudah sedemikianmenggebunya hingga khawatir terjerumus kepada dosa zina. Namun jika bisa merasa ‘aman’
dengan menunda beberapa waktu tidak masalah.
Walimah Wajib mengadakan walimah setelah dhukul(bercampur), berdasarkan perintah Nabi saw.
kepada Abdurrahman bin ’Auf r.a. agar menyelenggarakan walimah sebagaimana telah dijelaskan
pada hadits berikut. Dari Buraidah bin Hushaib bertutur, ”Tatkala Ali melamar Fathimah r.anha,
berkata, bahwa Rasulullah saw bersabda, ”Sesungguhnya pada perkawinan harus diadakan
walimah.” (Shahih Jami’us Shaghir no:2419 dan al-Fathur Rabbani XVI:205 no:175).
Beberapa hal yang patut diperhatikan dalam penyelenggaraan walimah :
a. HENDAKNYA walimah dilaksanakan dalam tiga hari, setelah dhukhul (bercampur), karena
perbuatan inilah yang dinukil dari Nabi saw. Anas r.a. bertutur, “Nabi saw. menikahi Syafiyah dan
menjadikan pemerdekaannya sebagai maharnya dan mengadakan walimah selama tiga hari.”
(Sanadnya Shahih: Adabuz Zifaf hal.74, diriwayatkan Abu Ya’la dengan sanad hasan sebagaimana
yang disebutkan dalam Fathul Bari, IX:199 dan yang sema’na diriwayatkan Imam Bukhari
sebagaimana yang dijelaskan dalam Fathul Bari IX:224 no:1559. Demikian menurut Syaikh al-
Albani.
b. Mengundang orang-orang yang shalih baik fakir maupun kaya, karena Rasulullah saw. bersabda,
“Janganlah kamu bersahabat kecuali dengan orang mukmin. Dan Jangan (pula) menyantapmakananmu kecuali orang yang bertakwa.” (Hasan: Shahihul Jami’us Shaghir no:7341, ‘Aunul
Ma’bud XIII:178 no:4811 dan IV:27 no:2506).
c. Hendaknya mengadakan walimah, dengan memotong seekor kambing atau lebih, bila mampu.
Hal ini berdasarkan sabda Nabi saw. yang ditujukan kepada Abdurrahman bin ’Auf r.a., ”Adakanlah
walimah meski hanya dengan menyembelih seekor kambing.” (Muttafaqun ’alaih). Dari Anas r.a.
berkata, ”Aku tidak pernah melihat Rasulullah saw. mengadakan walimah untuk pernikahan dengan
8/19/2019 Tahapan menu Tahapan menuju pernikahanju pernikahan
http://slidepdf.com/reader/full/tahapan-menu-tahapan-menuju-pernikahanju-pernikahan 5/6
seorang wanita sebagaimana yang beliau adakan ketika kawin dengan Zainab dimana beliau
menyembelih seekor kambing.” (Muttafaqin ’alaih: Muslim II:1049 no:90 dan 1428, dan lafadz ini
baginya, Fathul Bari IX:237 no:5171, dan Ibnu Majah I:615 no:1908).
Boleh menyelenggarakan acara walimah dengan hidangan yang mudah didapatkan walaupun tanpa
daging berdasarkan hadits Anas. Dari Anas r.a. berkata, ”Nabi saw. pernah menginap tiga hari di
suatu tempat antara Khabir dan Madinah untuk menyelenggarakan perkawinan dengan Shafiyah
binti Huyay. Kemudian aku mengundang kaum muslimin untuk menghadiri walimah Beliau. Dan tidak
didapatkan dalam walimah tersebut ada roti ada daging, lalu diatasnya diletakkanlah korma kering
dan minyak samin. Sehingga hidangan itu menjadi walimah Beliau.” (Muttafaqun ’alaih: Fathul Bari
IX:224 no:1559 dan lafadz ini baginya, Imam Bukhari, Muslim II:1043 no:1365 dan Nasa’i VI:134).
Tidak boleh mengkhususkan undangan hanya untuk orang-orang kaya, tanpa orang-orang miskin,
Nabi saw bersabda, ”Seburuk-buruk hidangan ialah hidangan walimah. Dimana orang yang berhak
mendatanginya (orang yang berhak mendatanginya: orang miskin) dilarang mengambilnya,
sedangkan orang yang enggan mendatanginya (Orang yang enggan mendatanginya: orang kaya(peng..)) diundang (agar memakannya). Dan barangsiapa yang tidak memenuhi undangan, maka
sungguh ia bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya.” (Muttafaqun ’alaih: Muslim II:1055
no:110/1432, dan diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim juga dari Abu Hurairah secara
mauquf padanya bisa dilihat dalam Fathul Bari IX:244 no:5177).
Adapun pernikahan para aktivis dakwah memang selalu unik, banyak kisah dan ibroh yang kita
dapatkan. Hal ini saya kutip darihttp://anugerah.hendra.or.id Beliau mengatakan bahwa hal ini selalu
banyak diperbincangkan oleh masyarakat awam. Dari mulai hijab dan pemisahan tempat duduk para
tamu undangan, nasyid yang disajikan, sampai disembunyikannya pengantin perempuan. Hal-hal
seperti itu kadang membikin banyak pertanyaan besar di pandangan masyarakat awam, bahkan adayang sampai menuduh sebagai Islam Jamaah, Islam fundamentalis, Aliran baru dan lain
sebagainya. Sampai akhirnya ada juga Ikhwah yang kreatif dengan menuliskan pesan singkat di
Kartu Undangan Walimah untuk mengantisipasi hal ini.
Mungkin di Kartu Undangan Resepsi yang umum sering kita temui tulisan sebagai berikut :
“Dengan tidak mengurangi rasa hormat kami, alangkah baiknya jika tali asih atau cinderamata yang
akan diberikan tidak dalam bentuk barang.”
Maka di Kartu Undangan Walimah ala Ikhwan dibuat sedikit perubahan untuk antisipasi hal-hal yang
tidak diinginkan, seperti berikut :“Dengan tidak mengurangi rasa hormat kami, Resepsi Pernikahan ini akan dilaksanakan sesuai
Adab Islam dengan pemisahan tempat duduk antara tamu pria dan wanita.”
Kesimpulan dari berbagai sumber :
http://www.eramuslim.com
http://nikenike.net/blog/2007/05/27/tips-taaruf/
http://revolusidamai.multiply.com/journal/item/361
8/19/2019 Tahapan menu Tahapan menuju pernikahanju pernikahan
http://slidepdf.com/reader/full/tahapan-menu-tahapan-menuju-pernikahanju-pernikahan 6/6
http://te-in.facebook.com/topic.php?uid=93820048387&topic=9353&post=43833
http://ikhwan-nul-islam.cybermq.com/post/detail/5941/khitbah-lewat-sms-dan-batas-khitbah
http://alislamu.com/content/view/394/6/
http://anugerah.hendra.or.id/pernak-pernik-nikah/5-anekdot/kartu-undangan-walimah/
http://anugerah.hendra.or.id/pra-nikah/khitbahmeminang/bagaimana-cara-mengkhitbah/
http://www.islam4shared.co.cc/2010/07/taaruf-khitbah-nikah-walimah.html
DAFTAR PUSTAKA
Panduan Pernikahan Dalam Islam, Tahapan Menuju Pernikahan,
https://www!a"e#$$k"$m/n$tes/panduan%pernikahan%dalam%islam/tahapan%
menuju%pernikahan%taaru!%khit#ah%nikah%walimah/&'()'*'(+)&&&/ , '- .$em#er
'-&(, jam &''- wi#