tafsir al-maraghi surat an-nisa ayat 34

Upload: wahid-abdulrahman

Post on 05-Apr-2018

317 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

  • 8/2/2019 Tafsir al-maraghi Surat An-nisa ayat 34

    1/3

    Tafsir al-maraghi

    Syekh ahmad musthafa al-maraghi mengemukakan ayat 34 surat an-nisa dengan teks nya yang

    lenngkap sebagai berikut :

    34. kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian

    mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan

    sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara

    diri[289] ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)[290]. wanita-wanita yang

    kamu khawatirkan nusyuznya[291], Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur

    mereka, dan pukullah mereka. kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan

    untuk menyusahkannya[292]. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.

    Sehubungan dengan ayat diatas syekh mustafa al-maraghi mengemukakan tiga kata yang

    dianggap sulit dan perlu dijelaskan dalam bentuk tafsir al-mufradat, yaitu kata qawwamuna,

    al-qunut dan al-hafidzhat li al-marah wa qawwamunaha, yakni laki-laki adalah pemimpin

    wanita, apabila laki-laki menjalankan urusan dan menjaga wanita itu (syekh ahmad mustafa

    al-maraghi, 1973:27)

    Masih dalam konteks ini, beliau menjelaskan bahwa keutamaan atau kelebihan laki-lakiterbagi : keutamaan yang bersifat fithriy, yaitu kekuatan fisik dan kesempurnaannya,

    kemudian implikasinya adalah kekuatan akal dan kebenaran berpandangan mengenai dasar-

    dasar dan tujuan berbagai perkara; dan keutamaan yang bersifat kasbiy, yaitu kemampuan

    untuk berusaha mendapatkan rezeki dan melakukan pekerjaan-pekerjaan. Oleh karena itu

    kaum laki-laki dibebani memberikan nafkah kepada kaum wanita dan memimpin rumah

    tangga. (syekh ahmad Musthafa al-maraghi, 1973: 27)`

    Ketika al-qunut dijelaskan maksudnya adalah ketenangan dan ketaatan kepada Allah dan

    suami. Al-hafizhat li al-Ghaib adalah wanita-wanita yang memelihara apa-apa yang tidak

    tampak oleh manusia. Jadi tidak hanya berkhulwat (berdua-duaan menyepi) dengan wanita.

  • 8/2/2019 Tafsir al-maraghi Surat An-nisa ayat 34

    2/3

    Penjelasan secara global tentang ayat ini oelh syekh Ahmad Musthafa al- Maraghi lebih ditik

    beratkan pada konteks ayat-ayat sebelumnya, yakni adanya larangan masing-masing dari

    kaum laki-laki dan kaum wanita untuk iri hati terhadap kelebihan yang diberikan Allah

    kepada pihak lain, kemudian memberikan petunjuk agar didalam maslah rezeki mereka

    bersandar kepada kemampuan mereka didalam berusaha. Selanjutnya Allah memerintahkanagar mereka memberikan bagian-bagian kepada ahli waris. Didalam pembagian ini tampak

    dengan jelas kelebihan kaum laki-laki atas kaum wanita. (syekh ahmad mustafa al-maraghi,

    1973:27)

    Selanjutnya syekh ahmad mustafa al-maraghi, menjelaskan sebab-sebab kaum laki-laki

    memimpin kaum wanita. Dengan mengutip potongan ayat :

    34. kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian

    mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian

    dari harta mereka.

    Penafsiran beliau terhadap potongan ayat diatas sebagai berikut: diantara tugas kaum laki-

    laki ialah emimpi kaum wanita dengan melindungi dan memelihara mereka. Sebagai

    konsekuensi dari tugas ini, kaum laki-laki di wajibkan berperang dan kaum wanita tidak,

    karena perang termasuk perlindungan yang paling khusus; kaum laki-laki memperoleh bagian

    lebih besar dalam hal pusaka dar kaum wanita, karena kaum laki-laki berkewajiban memberi

    nafkah, sedangkan kaum wanita dalam perkara kejadian, dan memeberikan mereka kekuatan

    yang tidak diberikan kepada kaum wanita,. Disamping itu, Allah melebihkan mereka atas

    kaum wanita dengan kemampuan memberikan nafkah dari harta mereka. Didalam mahar

    terdapat suatu pergantian bagi kaum wanita untuk menerima kepemimpinan kaum laki-laki

    atas mereka yang sebanding dengan pergantian material yang diambil oleh kaum laki-laki.

    (syekh ahmad mustafa al-maraghi, 1973:28)

    Selanjutnya penafsiran ini dikuatkan beliau dengan firman Allah dalam surat al-baqarah ayat

    228 :

    dan Para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. akan tetapi

    Para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya[143].

    Kemudian syekh Ahmad Musthtafa al-maraghi menjelaskan maksud al-qiyam ialah

    kepemimpinan, yakni kepemimpinan orang yang dipimpin bertindak sesuai dengan kehendak

    dan pilihan pemimpin. Sebab makna qiyam tidak lain adalah bimbingan dan pengawasan

    didalam melaksanakan apa-apa yang ditunjukan oleh suami dan memperhatikan segala

  • 8/2/2019 Tafsir al-maraghi Surat An-nisa ayat 34

    3/3

    perbuatannya. Sebagai contoh adalah menjaga rumah, tidak meninggalkannya tanpa izin

    suami, meskipun untuk berziarah kepada kaum kerabat, dan menentukan nafkah didalam

    rumah. Laki-lakilah yang menentukan nafkah sesuai dengan kesanggupannya, sedangkan

    isteri hanya meleaksanakan ketentuan itu menurut cara yang diridhai oleh suami dan sesuai

    dengan kondisi.