tafsir al-maraghi surat an-nisa ayat 34
TRANSCRIPT
-
8/2/2019 Tafsir al-maraghi Surat An-nisa ayat 34
1/3
Tafsir al-maraghi
Syekh ahmad musthafa al-maraghi mengemukakan ayat 34 surat an-nisa dengan teks nya yang
lenngkap sebagai berikut :
34. kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian
mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan
sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara
diri[289] ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)[290]. wanita-wanita yang
kamu khawatirkan nusyuznya[291], Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur
mereka, dan pukullah mereka. kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan
untuk menyusahkannya[292]. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.
Sehubungan dengan ayat diatas syekh mustafa al-maraghi mengemukakan tiga kata yang
dianggap sulit dan perlu dijelaskan dalam bentuk tafsir al-mufradat, yaitu kata qawwamuna,
al-qunut dan al-hafidzhat li al-marah wa qawwamunaha, yakni laki-laki adalah pemimpin
wanita, apabila laki-laki menjalankan urusan dan menjaga wanita itu (syekh ahmad mustafa
al-maraghi, 1973:27)
Masih dalam konteks ini, beliau menjelaskan bahwa keutamaan atau kelebihan laki-lakiterbagi : keutamaan yang bersifat fithriy, yaitu kekuatan fisik dan kesempurnaannya,
kemudian implikasinya adalah kekuatan akal dan kebenaran berpandangan mengenai dasar-
dasar dan tujuan berbagai perkara; dan keutamaan yang bersifat kasbiy, yaitu kemampuan
untuk berusaha mendapatkan rezeki dan melakukan pekerjaan-pekerjaan. Oleh karena itu
kaum laki-laki dibebani memberikan nafkah kepada kaum wanita dan memimpin rumah
tangga. (syekh ahmad Musthafa al-maraghi, 1973: 27)`
Ketika al-qunut dijelaskan maksudnya adalah ketenangan dan ketaatan kepada Allah dan
suami. Al-hafizhat li al-Ghaib adalah wanita-wanita yang memelihara apa-apa yang tidak
tampak oleh manusia. Jadi tidak hanya berkhulwat (berdua-duaan menyepi) dengan wanita.
-
8/2/2019 Tafsir al-maraghi Surat An-nisa ayat 34
2/3
Penjelasan secara global tentang ayat ini oelh syekh Ahmad Musthafa al- Maraghi lebih ditik
beratkan pada konteks ayat-ayat sebelumnya, yakni adanya larangan masing-masing dari
kaum laki-laki dan kaum wanita untuk iri hati terhadap kelebihan yang diberikan Allah
kepada pihak lain, kemudian memberikan petunjuk agar didalam maslah rezeki mereka
bersandar kepada kemampuan mereka didalam berusaha. Selanjutnya Allah memerintahkanagar mereka memberikan bagian-bagian kepada ahli waris. Didalam pembagian ini tampak
dengan jelas kelebihan kaum laki-laki atas kaum wanita. (syekh ahmad mustafa al-maraghi,
1973:27)
Selanjutnya syekh ahmad mustafa al-maraghi, menjelaskan sebab-sebab kaum laki-laki
memimpin kaum wanita. Dengan mengutip potongan ayat :
34. kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian
mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian
dari harta mereka.
Penafsiran beliau terhadap potongan ayat diatas sebagai berikut: diantara tugas kaum laki-
laki ialah emimpi kaum wanita dengan melindungi dan memelihara mereka. Sebagai
konsekuensi dari tugas ini, kaum laki-laki di wajibkan berperang dan kaum wanita tidak,
karena perang termasuk perlindungan yang paling khusus; kaum laki-laki memperoleh bagian
lebih besar dalam hal pusaka dar kaum wanita, karena kaum laki-laki berkewajiban memberi
nafkah, sedangkan kaum wanita dalam perkara kejadian, dan memeberikan mereka kekuatan
yang tidak diberikan kepada kaum wanita,. Disamping itu, Allah melebihkan mereka atas
kaum wanita dengan kemampuan memberikan nafkah dari harta mereka. Didalam mahar
terdapat suatu pergantian bagi kaum wanita untuk menerima kepemimpinan kaum laki-laki
atas mereka yang sebanding dengan pergantian material yang diambil oleh kaum laki-laki.
(syekh ahmad mustafa al-maraghi, 1973:28)
Selanjutnya penafsiran ini dikuatkan beliau dengan firman Allah dalam surat al-baqarah ayat
228 :
dan Para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. akan tetapi
Para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya[143].
Kemudian syekh Ahmad Musthtafa al-maraghi menjelaskan maksud al-qiyam ialah
kepemimpinan, yakni kepemimpinan orang yang dipimpin bertindak sesuai dengan kehendak
dan pilihan pemimpin. Sebab makna qiyam tidak lain adalah bimbingan dan pengawasan
didalam melaksanakan apa-apa yang ditunjukan oleh suami dan memperhatikan segala
-
8/2/2019 Tafsir al-maraghi Surat An-nisa ayat 34
3/3
perbuatannya. Sebagai contoh adalah menjaga rumah, tidak meninggalkannya tanpa izin
suami, meskipun untuk berziarah kepada kaum kerabat, dan menentukan nafkah didalam
rumah. Laki-lakilah yang menentukan nafkah sesuai dengan kesanggupannya, sedangkan
isteri hanya meleaksanakan ketentuan itu menurut cara yang diridhai oleh suami dan sesuai
dengan kondisi.