tabun bab ii
DESCRIPTION
organopospatTRANSCRIPT
BAB II
ISI
Tabun atau GA adalah zat kimia yang sangat beracun. Ini adalah cairan bening, tidak berwarna,
dan tidak berasa dengan bau buah samar. Hal ini diklasifikasikan sebagai agen saraf karena
fatal mengganggu fungsi normal dari sistem saraf mamalia. Produksinya secara ketat dikontrol
dan penimbunan dilarang oleh Konvensi Senjata Kimia tahun 1993. Tabun adalah yang
pertama dari apa yang disebut agen G-series saraf bersama dengan GB (sarin), GD (soman)
dan GF (cyclosarin). Meskipun tabun murni jernih, tabun kurang murni mungkin coklat. Ini
adalah bahan kimia yang mudah menguap, meskipun kurang begitu daripada baik sarin atau
soman. Tabun dapat dihancurkan dengan bubuk pemutih, meskipun beracun sianogen gas
klorida yang dihasilkan.
Sintesis tabun
Tabun dibuat pada skala industri oleh Jerman selama Perang Dunia II, berdasarkan proses
yang dikembangkan oleh Dr Gerhard Schrader. Di pabrik bahan kimia di Dyhernfurth an der
Oder, dengan nama kode "Hochwerk", setidaknya 12.000 metrik ton agen ini yang diproduksi
antara tahun 1942 dan 1945. Proses pembuatan terdiri dari dua langkah, yang pertama reaksi
dimetilamina gas (1) dengan kelebihan fosforil klorida (2), menghasilkan
dimethylamidophosphoric diklorida (3, dengan nama kode "Produkt 39" atau "D 4") dan
Dimethylammonium klorida (4). The dimethylamidophosphoric diklorida yang diperoleh
dimurnikan dengan distilasi vakum dan selanjutnya dipindahkan ke jalur utama produksi Tabun.
Di sini direaksikan dengan kelebihan natrium sianida (5), tersebar di klorobenzena kering, yang
menghasilkan dicyanide dimethylamidophosphoric menengah (tidak digambarkan dalam
skema) dan natrium klorida (8); kemudian, etanol absolut (6) ditambahkan, bereaksi dengan
dicyanide dimethylamidophosphoric untuk menghasilkan tabun (7) dan hidrogen sianida (9).
Setelah reaksi, campuran (yang terdiri dari sekitar 75% klorobenzena dan 25% tabun, bersama
dengan garam larut dan sisa sianida hidrogen) disaring untuk menghilangkan garam larut dan
vakum-suling untuk menghilangkan hidrogen sianida dan kelebihan klorobenzena, sehingga
menghasilkan produk teknis, terdiri baik dari 95% tabun dengan 5% chlorobenzene (Tabun A)
atau (kemudian dalam perang) dari 80% tabun dengan 20% chlorobenzene (Tabun B).
Penanggulangan Senyawa Tabun
Dalam penanggulangan bahaya ancaman senjata kimia diperlukan pengetahuan tentang
karakteristik atau sifat-sifat senyawa-senyawa yang terkait dalam senjata kimia dan
pengaruhnya terhadap manusia maupun lingkungan, serta langkah-langkah dekontaminasi
bahan kimia tersebut. Penanganan dilakukan sebelum terjadi, pada saat kejadian, dan setelah
kejadian.
Penanggulangan sebelum kejadian. Upaya pencegahan dan tindakan sebelum kejadian
bahaya senjata kimia dengan melakukan deteksi dini de-ngan menggunakan
instrumentasi seperti alarm equipment, untuk pengawasan, identifikasi, dan pembuktian
adanya chemical agent.
Penanggulangan pada saat kejadian. Ada dua penanganan yaitu perlindungan dan pena-
nganan untuk korban dan untuk team penolong. Tindakan perlindungan terhadap sera-
ngan senjata kimia yaitu menggunakan perlengkapan pakaian pelindung, sepatu
pelindung, dan topeng pelindung, dan sarung tangan pelindung. Untuk team penolong
dilengkapi dengan peralatan komunikasi. Team penolong secara terintegrasi dan
terkoordinasi melakukan penyelamatan korban, secara cepat, dan benar. Karena apabila
terjadi kesalahan prosedur dalam penanganan korban akan terjadi hal yang fatal.
Demikian juga bagi team penolong, apabila perlengkapan pakaian perlindungan tidak
sesuai prosedur dapat dimungkinkan terkontaminasi chemical agent dan menjadi korban.
Untuk mengantisipasi terkontaminasi chemical agent, team penolong dilengkapi dengan
salep pelindung, bentonit, senyawa antidote (penawar racun kimia). Salah satu senyawa
antidote untuk racun saraf digunakan atropin yaitu suatu campuran rasemik dari D dan L
Hyoscyamine yang berfungsi sebagai antikolinergik.
Penanggulangan setelah kejadian (sudah terkena chemical agent). Tindakan pertama
apabila terkontaminasi chemical agent yaitu dengan melaksanakan dekontaminasi
terhadap personil, peralatan, dan daerah atau lingkungan sekitarnya yang dimungkinkan
sudah dan akan terkontaminasi chemical agent. Langkah penanganan korban chemical
agent sebagai berikut:
Korban dipindahkan oleh team rescue dari tempat kejadian ke daerah yang tidak
terkontaminasi chemical agent, diterima oleh team unit dekontaminasi dan team
medis, kemudian dilakukan penanganan dekontaminasi (korban diperiksa untuk
mengetahui jenis chemical agentnya, apabila terkena racun saraf maka korban
segera disuntik atropin, selanjutnya seluruh tubuhnya dilumuri dengan decont
powder yaitu bubuk bentonit), selanjutnya korban ditutup dengan kain selimut dan
dibungkus dengan plastik. Selanjutnya korban diserahkan kepada team ambulan
untuk dibawa ke rumah sakit khusus (rumah sakit yang mempunyai fasilitas
penanganan chemical agent) untuk penanganan lebih intensif.
BIOTRANSFORMASI
(CH3)2N-P(O)(OC2H5)CN → (CH3)2N-P(O)(OC2H5)OH + HO-P(O)(OC2H5)CN →
TABUN EDMPA EPCA
HO-P(O)(OC2H5)OH
EPA
Pada senyawa (CH3)2N-P(O)(OC2H5)CN yang sering disebut dengan tabun dapat
mengalami proses perubahan menjadi bentuk yang lebih polar oleh karena itu tabun berubah
menjadi bentuk EDMPA + EPCA dengan adanya penambahan gugus fungsional –OH. Reaksi
ini dikatakan mengalami fase I. Selanjutnya dengan penambahan konjugat endogen maka akan
terjadi peningkatan kepolaran dimana EDMPA + EPCA akan menjadi EPA sehingga akan
menjadi senyawa yang lebih mudah dieksresi.
FASE-FASE KERJA
Untuk Inhalasi
- Fase Eksposisi
Pada fase ini gas tabun dalam keadaan bebas dihirup melalui saluran pernafasan (inhalasi)
menuju alveoli.
- Fase toksokinetik
Fase ini merupakan terusan dari fase eksposisi. Pada saat menarik nafas seharusnya O2
yang terikat, tetapi pada saat tersebut gas tabun masuk dalam paru-paru untuk di
distribusikan ke seluruh tubuh melalui darah, namun gas tabun merupakan senyawa yang
kurang polar maka sebagian lagi akan mengalami biotransformasi dalam hati dimana
senyawa yang kurang polar akan di ubah menjadi yang lebih polar yang kemudian
selanjutnya menuju bagian reseptor.
- Fase toksodinamik
Pada fase ini terjadi reaksi antara tokson dan reseptor pada paru-paru dimana dapat
menimbulkan efek karena gas tabun telah menyebar dalam darah dan menyumbat paru-paru
sehingga dapat menyebabkan penegangan pada dada dan paru-paru yang menimbulkan
gangguan pernafasan, selain itu keluar lender dari hidung yang terus mengalir sehingga dapat
menyebabkan kematian secara cepat.
Untuk Kulit
- Fase eksposisi
Pada fase ini gas tabun mengenai kulit sehingga terjadi absorbsi melalui kulit
menuju membran sel dan membran darah
- Fase toksokinetik
Fase ini merupakan terusan dari fase eksposisi. Pada saat gas ini mengenai kulit
maka akan terdistribusi ke dalam bagian reseptor dalam tubuh tanpa melewati
proses biotransformasi dalam hati.
- Fase toksodinamik
Fase ini terjadi antara tokson dan reseptor pada membraan sel dan darah
sehingga dapat mengikat eritrosit sehingga tidak dapat menghasilkan
hemoglobin dalam darah, dan beberapa hemoglobin yang sudah ada dalam
darah di ikat sehingga tidak bisa bekerja sesuai kemampuannya. Sehingga
menyebabkan kematian.
Secara Oral
- Fase eksposisi
Pada fase ini gas tabun masuk melalui mulut akibat susahnya untuk melakukan
pernafasan melalui hidung. Gas-gas tersebut kemudian menuju trakea dan paru-
paru
- Fase toksokinetik
Fase ini merupakan terusan dari fase eksposisi dimana gas yang masuk melalui mulut gas
tabun masuk dalam paru-paru untuk di distribusikan ke seluruh tubuh melalui darah, namun
gas tabun merupakan senyawa yang kurang polar maka sebagian lagi akan mengalami
biotransformasi dalam hati dimana senyawa yang kurang polar akan di ubah menjadi
yang lebih polar yang kemudian selanjutnya menuju bagian reseptor.
- Fase toksodinamik
Pada fase ini terjadi reaksi antara tokson dan reseptor pada paru-paru dimana dapat
menimbulkan efek karena gas tabun telah menyebar dalam darah dan menyumbat paru-paru
sehingga dapat menyebabkan penegangan pada dada dan paru-paru yang menimbulkan
gangguan pernafasan, selain itu keluar lender dari hidung yang terus mengalir sehingga dapat
menyebabkan kematian secara cepat.