tabun bab ii

7
BAB II ISI Tabun atau GA adalah zat kimia yang sangat beracun. Ini adalah cairan bening, tidak berwarna, dan tidak berasa dengan bau buah samar. Hal ini diklasifikasikan sebagai agen saraf karena fatal mengganggu fungsi normal dari sistem saraf mamalia. Produksinya secara ketat dikontrol dan penimbunan dilarang oleh Konvensi Senjata Kimia tahun 1993. Tabun adalah yang pertama dari apa yang disebut agen G-series saraf bersama dengan GB (sarin), GD (soman) dan GF (cyclosarin). Meskipun tabun murni jernih, tabun kurang murni mungkin coklat. Ini adalah bahan kimia yang mudah menguap, meskipun kurang begitu daripada baik sarin atau soman. Tabun dapat dihancurkan dengan bubuk pemutih, meskipun beracun sianogen gas klorida yang dihasilkan. Sintesis tabun Tabun dibuat pada skala industri oleh Jerman selama Perang Dunia II, berdasarkan proses yang dikembangkan oleh Dr Gerhard Schrader. Di pabrik bahan kimia di Dyhernfurth an der Oder, dengan nama kode "Hochwerk", setidaknya 12.000 metrik ton agen ini yang diproduksi antara tahun 1942 dan 1945. Proses pembuatan terdiri dari dua langkah, yang pertama reaksi dimetilamina gas (1) dengan kelebihan fosforil

Upload: miftakul-sururi

Post on 11-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

organopospat

TRANSCRIPT

Page 1: Tabun Bab II

BAB II

ISI

Tabun atau GA adalah zat kimia yang sangat beracun. Ini adalah cairan bening, tidak berwarna,

dan tidak berasa dengan bau buah samar. Hal ini diklasifikasikan sebagai agen saraf karena

fatal mengganggu fungsi normal dari sistem saraf mamalia. Produksinya secara ketat dikontrol

dan penimbunan dilarang oleh Konvensi Senjata Kimia tahun 1993. Tabun adalah yang

pertama dari apa yang disebut agen G-series saraf bersama dengan GB (sarin), GD (soman)

dan GF (cyclosarin). Meskipun tabun murni jernih, tabun kurang murni mungkin coklat. Ini

adalah bahan kimia yang mudah menguap, meskipun kurang begitu daripada baik sarin atau

soman. Tabun dapat dihancurkan dengan bubuk pemutih, meskipun beracun sianogen gas

klorida yang dihasilkan.

Sintesis tabun

Tabun dibuat pada skala industri oleh Jerman selama Perang Dunia II, berdasarkan proses

yang dikembangkan oleh Dr Gerhard Schrader. Di pabrik bahan kimia di Dyhernfurth an der

Oder, dengan nama kode "Hochwerk", setidaknya 12.000 metrik ton agen ini yang diproduksi

antara tahun 1942 dan 1945. Proses pembuatan terdiri dari dua langkah, yang pertama reaksi

dimetilamina gas (1) dengan kelebihan fosforil klorida (2), menghasilkan

dimethylamidophosphoric diklorida (3, dengan nama kode "Produkt 39" atau "D 4") dan

Dimethylammonium klorida (4). The dimethylamidophosphoric diklorida yang diperoleh

dimurnikan dengan distilasi vakum dan selanjutnya dipindahkan ke jalur utama produksi Tabun.

Di sini direaksikan dengan kelebihan natrium sianida (5), tersebar di klorobenzena kering, yang

menghasilkan dicyanide dimethylamidophosphoric menengah (tidak digambarkan dalam

skema) dan natrium klorida (8); kemudian, etanol absolut (6) ditambahkan, bereaksi dengan

Page 2: Tabun Bab II

dicyanide dimethylamidophosphoric untuk menghasilkan tabun (7) dan hidrogen sianida (9).

Setelah reaksi, campuran (yang terdiri dari sekitar 75% klorobenzena dan 25% tabun, bersama

dengan garam larut dan sisa sianida hidrogen) disaring untuk menghilangkan garam larut dan

vakum-suling untuk menghilangkan hidrogen sianida dan kelebihan klorobenzena, sehingga

menghasilkan produk teknis, terdiri baik dari 95% tabun dengan 5% chlorobenzene (Tabun A)

atau (kemudian dalam perang) dari 80% tabun dengan 20% chlorobenzene (Tabun B).

Penanggulangan Senyawa Tabun

Dalam penanggulangan bahaya ancaman senjata kimia diperlukan pengetahuan tentang

karakteristik atau sifat-sifat senyawa-senyawa yang terkait dalam senjata kimia dan

pengaruhnya terhadap manusia maupun lingkungan, serta langkah-langkah dekontaminasi

bahan kimia tersebut. Penanganan dilakukan sebelum terjadi, pada saat kejadian, dan setelah

kejadian.

Penanggulangan sebelum kejadian. Upaya pencegahan dan tindakan sebelum kejadian

bahaya senjata kimia dengan melakukan deteksi dini de-ngan menggunakan

instrumentasi seperti alarm equipment, untuk pengawasan, identifikasi, dan pembuktian

adanya chemical agent.

Penanggulangan pada saat kejadian. Ada dua penanganan yaitu perlindungan dan pena-

nganan untuk korban dan untuk team penolong. Tindakan perlindungan terhadap sera-

ngan senjata kimia yaitu menggunakan perlengkapan pakaian pelindung, sepatu

pelindung, dan topeng pelindung, dan sarung tangan pelindung. Untuk team penolong

dilengkapi dengan peralatan komunikasi. Team penolong secara terintegrasi dan

terkoordinasi melakukan penyelamatan korban, secara cepat, dan benar. Karena apabila

terjadi kesalahan prosedur dalam penanganan korban akan terjadi hal yang fatal.

Demikian juga bagi team penolong, apabila perlengkapan pakaian perlindungan tidak

Page 3: Tabun Bab II

sesuai prosedur dapat dimungkinkan terkontaminasi chemical agent dan menjadi korban.

Untuk mengantisipasi terkontaminasi chemical agent, team penolong dilengkapi dengan

salep pelindung, bentonit, senyawa antidote (penawar racun kimia). Salah satu senyawa

antidote untuk racun saraf digunakan atropin yaitu suatu campuran rasemik dari D dan L

Hyoscyamine yang berfungsi sebagai antikolinergik.

Penanggulangan setelah kejadian (sudah terkena chemical agent). Tindakan pertama

apabila terkontaminasi chemical agent yaitu dengan melaksanakan dekontaminasi

terhadap personil, peralatan, dan daerah atau lingkungan sekitarnya yang dimungkinkan

sudah dan akan terkontaminasi chemical agent. Langkah penanganan korban chemical

agent sebagai berikut:

Korban dipindahkan oleh team rescue dari tempat kejadian ke daerah yang tidak

terkontaminasi chemical agent, diterima oleh team unit dekontaminasi dan team

medis, kemudian dilakukan penanganan dekontaminasi (korban diperiksa untuk

mengetahui jenis chemical agentnya, apabila terkena racun saraf maka korban

segera disuntik atropin, selanjutnya seluruh tubuhnya dilumuri dengan decont

powder yaitu bubuk bentonit), selanjutnya korban ditutup dengan kain selimut dan

dibungkus dengan plastik. Selanjutnya korban diserahkan kepada team ambulan

untuk dibawa ke rumah sakit khusus (rumah sakit yang mempunyai fasilitas

penanganan chemical agent) untuk penanganan lebih intensif.

BIOTRANSFORMASI

(CH3)2N-P(O)(OC2H5)CN → (CH3)2N-P(O)(OC2H5)OH + HO-P(O)(OC2H5)CN →

TABUN EDMPA EPCA

HO-P(O)(OC2H5)OH

EPA

Pada senyawa (CH3)2N-P(O)(OC2H5)CN yang sering disebut dengan tabun dapat

mengalami proses perubahan menjadi bentuk yang lebih polar oleh karena itu tabun berubah

menjadi bentuk EDMPA + EPCA dengan adanya penambahan gugus fungsional –OH. Reaksi

ini dikatakan mengalami fase I. Selanjutnya dengan penambahan konjugat endogen maka akan

Page 4: Tabun Bab II

terjadi peningkatan kepolaran dimana EDMPA + EPCA akan menjadi EPA sehingga akan

menjadi senyawa yang lebih mudah dieksresi.

FASE-FASE KERJA

Untuk Inhalasi

- Fase Eksposisi

Pada fase ini gas tabun dalam keadaan bebas dihirup melalui saluran pernafasan (inhalasi)

menuju alveoli.

- Fase toksokinetik

Fase ini merupakan terusan dari fase eksposisi. Pada saat menarik nafas seharusnya O2

yang terikat, tetapi pada saat tersebut gas tabun masuk dalam paru-paru untuk di

distribusikan ke seluruh tubuh melalui darah, namun gas tabun merupakan senyawa yang

kurang polar maka sebagian lagi akan mengalami biotransformasi dalam hati dimana

senyawa yang kurang polar akan di ubah menjadi yang lebih polar yang kemudian

selanjutnya menuju bagian reseptor.

- Fase toksodinamik

Pada fase ini terjadi reaksi antara tokson dan reseptor pada paru-paru dimana dapat

menimbulkan efek karena gas tabun telah menyebar dalam darah dan menyumbat paru-paru

sehingga dapat menyebabkan penegangan pada dada dan paru-paru yang menimbulkan

gangguan pernafasan, selain itu keluar lender dari hidung yang terus mengalir sehingga dapat

menyebabkan kematian secara cepat.

Untuk Kulit

- Fase eksposisi

Pada fase ini gas tabun mengenai kulit sehingga terjadi absorbsi melalui kulit

menuju membran sel dan membran darah

- Fase toksokinetik

Fase ini merupakan terusan dari fase eksposisi. Pada saat gas ini mengenai kulit

maka akan terdistribusi ke dalam bagian reseptor dalam tubuh tanpa melewati

proses biotransformasi dalam hati.

- Fase toksodinamik

Page 5: Tabun Bab II

Fase ini terjadi antara tokson dan reseptor pada membraan sel dan darah

sehingga dapat mengikat eritrosit sehingga tidak dapat menghasilkan

hemoglobin dalam darah, dan beberapa hemoglobin yang sudah ada dalam

darah di ikat sehingga tidak bisa bekerja sesuai kemampuannya. Sehingga

menyebabkan kematian.

Secara Oral

- Fase eksposisi

Pada fase ini gas tabun masuk melalui mulut akibat susahnya untuk melakukan

pernafasan melalui hidung. Gas-gas tersebut kemudian menuju trakea dan paru-

paru

- Fase toksokinetik

Fase ini merupakan terusan dari fase eksposisi dimana gas yang masuk melalui mulut gas

tabun masuk dalam paru-paru untuk di distribusikan ke seluruh tubuh melalui darah, namun

gas tabun merupakan senyawa yang kurang polar maka sebagian lagi akan mengalami

biotransformasi dalam hati dimana senyawa yang kurang polar akan di ubah menjadi

yang lebih polar yang kemudian selanjutnya menuju bagian reseptor.

- Fase toksodinamik

Pada fase ini terjadi reaksi antara tokson dan reseptor pada paru-paru dimana dapat

menimbulkan efek karena gas tabun telah menyebar dalam darah dan menyumbat paru-paru

sehingga dapat menyebabkan penegangan pada dada dan paru-paru yang menimbulkan

gangguan pernafasan, selain itu keluar lender dari hidung yang terus mengalir sehingga dapat

menyebabkan kematian secara cepat.