ta 17-18 part nisa

15
Nilai hak-hak atas properti dapat dihitung dengan mengestimasi nilai properti tanpa jasa tambahan yang disediakan, dan dikurangi nilai diskonto properti pada saat selesainya sewa guna usaha, atau dengan mengestimasi nilai atau biaya jasa-jasa yang harus disediakan oleh lessor setiap tahunnya. Dalam metode yang terakhir, pembayaran tahunan utuk hak-hak atas properti dapat diestimasi dengan mengurangkan nilai jasa tahunan dari total pembayaran sewa guna usaha tahunan. Prosedur untuk mengestimasi pembayaran sewa guna usaha minimum dan tingkat diskonto yang digunakan, masih dapat dikritik: 1. Pengkapitalisasian hanya pembayaran sewa guna usaha minimum untuk manfaat dari kepemilikan properti mengasumsikan bahwa sewa guna usaha itu secara langsung dapat dibandingkan dengan memiliki properti. 2. Penggunaan tingkat bunga pinjaman tambahan pada saat dimulainya sewa guna usaha didasarkan pada tradisi biaya historis. Ini adalah situasi dimana nilai kini dapat dihitung dengan cukup mudah setiap tahunnya dengan menggunakan tingkat bunga tambahan yang berlaku dan perkiraan pembayaran selebihnya. 1.4.2 Sewa Guna Usaha yang Dilaporkan oleh Lessor Dari sudut pandang lessor, suatu sewa guna usaha mungkin merupakan sewa guna usaha pembiayaan langsung atau sewa guna usaha penjualan. Dalam sewa guna usaha pembiayaan langsung, perusahaan pembiayaan atau perusahaan sewa guna usaha memegang

Upload: dianpcy16

Post on 14-Nov-2015

247 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

bab 17

TRANSCRIPT

Nilai hak-hak atas properti dapat dihitung dengan mengestimasi nilai properti tanpa jasa tambahan yang disediakan, dan dikurangi nilai diskonto properti pada saat selesainya sewa guna usaha, atau dengan mengestimasi nilai atau biaya jasa-jasa yang harus disediakan oleh lessor setiap tahunnya. Dalam metode yang terakhir, pembayaran tahunan utuk hak-hak atas properti dapat diestimasi dengan mengurangkan nilai jasa tahunan dari total pembayaran sewa guna usaha tahunan. Prosedur untuk mengestimasi pembayaran sewa guna usaha minimum dan tingkat diskonto yang digunakan, masih dapat dikritik:1. Pengkapitalisasian hanya pembayaran sewa guna usaha minimum untuk manfaat dari kepemilikan properti mengasumsikan bahwa sewa guna usaha itu secara langsung dapat dibandingkan dengan memiliki properti.2. Penggunaan tingkat bunga pinjaman tambahan pada saat dimulainya sewa guna usaha didasarkan pada tradisi biaya historis. Ini adalah situasi dimana nilai kini dapat dihitung dengan cukup mudah setiap tahunnya dengan menggunakan tingkat bunga tambahan yang berlaku dan perkiraan pembayaran selebihnya.1.4.2Sewa Guna Usaha yang Dilaporkan oleh LessorDari sudut pandang lessor, suatu sewa guna usaha mungkin merupakan sewa guna usaha pembiayaan langsung atau sewa guna usaha penjualan. Dalam sewa guna usaha pembiayaan langsung, perusahaan pembiayaan atau perusahaan sewa guna usaha memegang wesel tagih cicilan yang beragam. FASB menyatakan bahwa nilai bersih wesel ini harus dinyatakan sebesar nilai sekarang bersih dari pembayaran sewa guna usaha minimum. Pendapatan sewa guna usaha dilaporkan oleh lessor dengan menggunakan metode bunga. Semua pendapatan ini diasumsikan merupakan pendapatan investasi; tidak satupun yang dikaitkan dengan perjanjian prakontrak, penandatanganan kontrakm atau pengawasan dan pertanggungjawaban penagihan, yang mungkin berlangsung terus menerus sepanjang umur sewa guna usaha. Ini dengan anggapan ahwa investasi dana itu merupakan fungsi utama perusahaan pembiayaan. Pengalokasian pendapatan koor pada fungsi-fungsi lainnya akan bersifat arbitrer dan tidak akan memperbaiki pelaporan.

1.4.3Sewa Guna Usaha Penjualan yang Dilapokan oleh LessorBila pabrikan menggunakan metode sewa guna usaha untuk melaporkan pembiayaan produk mereka sendiri yang diserahkan kepada pelanggan menurut kontrak sewa guna usaha jangka panjang, pendapatan harus dilaporkan secara terpisah untuk kedua fungsi dasar tersebut:1. Pembuatan dan penjualan produk2. Investasi dalam kontrak sewa guna usaha sepanjang umur sewa guna usahaPendapatan dari pembuatan produk dapat dilaporkan saat sewa guna usaha ditandatangani dengan melaporkan nilai piutang kontrak sewa guna usaha yang sama-sama besar denga harga jual normal produk tersebut.FASB tidak secara spesifik melarang penggunaan metode cicilan untuk melaporkan pendapatan dari manufaktur dan penjualan. Akan tetapi, ditolaknya prosedur semacam itu tersirat dari rekomendasi bahwa jika ada kondisi-kondisi yang dalam keadaan normal mendukung penggunaan metode cicilan, sewa guna usaha itu harus diklasifikasikan sebagai sewa guna usaha operasi. Kondisi-kondisi ini mencakup:1. Risiko kredit yang tidak dapat diprediksi2. Ketidakpastian yang material menyangkut jumlah biaya-biaya tambahan yang berkaitan dengan sewa guna usaha tersebutBerarti, kondisi-kondisi yang harus dipenuhi oleh lessor untuk bisa mengkapitalisasi sewa guna usaha seperti yang disebutkan terdahulu.1.4.4Sewa Guna Usaha OperasiBagi lessee, suatu swwa guna usaha jangka panjang akan diklasifikasikan sebagai sewa guna usaha operasi jika tidak memenuhi kriteria sewa guna usaha modal. Bagi lessor, sewa guna usaha itu adalah sewa guna usaha operasi jika tidak memenuhi kriteria sewa guna usaha oembiayaan langsung atau sewa guna usaha penjualan. FASB menyatakan bahwa, jika pembayarannya tidak konstan, beban sewa itu harus diakui dengan dasar garis lurus kecuali jika metode lain dapat dibenarkan. Tetapi seperti penyusutan, tidak ada informasi yang bisa membenarkan suatu metode alokasi berdasarkan pengaruhnya pada perilaku.Bagi lessor, FASB telah merekomendasikan agar aktiva sewa guna usaha diklasifikasikan sebagai pabrik dan peralatan, agar aktiva itu dinilai sebesarnya biaya atau biaya dikurangi akumulasi penyusutan, dan agar penerimaan sewa dilaporkan sebagai pendapatan kotor kecuali jika sewa itu dalam setiap periode. Hasilnya adalah bahwa dasar kas untuk pelaporan digunakan untuk penerimaan sewa dan sebagian besar beban operasi, kecuali peyusutan dan biaya langsung awal, yang jika material harus dialokasikan sepanjang umur sewa guna usaha.1.4.5Sewa Guna Usaha LeverageSewa guna usaha leverage adalah sewa guna usaha dimana aktivanya, walaupun dimiliki lessor, sebagian besar dibiayai oleh seorang kreditor. Esensi perjanjian ini adalah bahwa perjanjian ini memungkinkan lessor untuk memulihkan investasinya di tahun-tahun awal sewa guna usaha dan setelah itu memungkinkannya menggunakan dana tersebut secara sementara untuk dapatkan pendapatan tambahan.Dampak Sewa guna usaha leverage adalah bahwa arus kas bersih dan investasi bersih, yang didefinisikan sebagai ekuitas yang dimiliki lessor dalam aktiva, masing-masing mempunyai tiga fase. Mula-mula, sebagian besar sebagai akibat potongan pajak, lessor mengalami arus kas masuk; kemudian, ketika potongan pajak mengecil dan menjadi pembayaran pajak, arus masuk kas menjadi arus keluar kas yang semakin besar; akhirnya, satu arus masuk kas menjadi arus kas diterima dari penjualan nilai aktiva yang tersisa.FASB menyatakan bahwa pendapatan dari sewa guna usaha ini harus diakui berdasarkan investasi bersih dan tingkat pengembalian implisit di saat investasi bersihnya bernilai positif. Walaupun penghasilan sekunder dari investasi dana yang dimiliki sementara juga merupakan bagian dari keunggulan ekonomi sewa guna usaha leverage bagi lessor, FASB menyatakan bahwa penghasilan ini harus dilaporkan saat terjadinya.1.4.6Perjanjian Penjualan dan Penyewaan KembaliDalam perjanjian penjualan dan penyewaan kembali, pemilik properti semula menjual properti itu kemudian menyewanya kembali dari pemilik yang baru. Pemilik semula dengan demikian menyewanya kembali dari pemilik yang baru. Pemilik semula dengan demikian menjadi penjual-lessee, sementara pemilik yang baru adalah pembeli-lessor. Satu-satunya masalah teoritis baru yang muncul dari perjanjian ini adalah harus diapakan laba yang timbul dari penjualan properti itu.Akuntansi penjualan dan penyewaan kembali ahrus digunakan oleh penjual-lessee hanya jika transaksi penjualan dan penyewaan kembali mencakup semua hal berikut ini:1. Penyewaan kembali normal2. Masa dan ketentuan pembayaran yang secara memadai menunjukkan investasi awal dan berkesinambungan pembeli-lessor dalam properti tersebut (SFAS 66)3. Masa dan ketentuan pembayaran yang memindahkan semua risiko dan imbalan kepemilikan lain seperti yang diperlihatkan dengan tidak adanya keterlibatan terus menerus lainnya oleh penjual-lessee seperti yang diuraikan dalamSFAS 661.5Pengeluaran Modal Dan PendapatanBegitu biaya pabrik dan peralatan sudah terpasang dan siap digunakan, tidak ada lagi biaya yang harus dikapitalisasi. Semua pengeluaran pemeliharaan serta penggantian komponen aktiva yang sudah diantisipasi atau yang normal juga harus diebankan pada operasi selama umur normal aktiva tersebut. Total nbiaya untuk mendapatkan sejumlah ertentu manfaat dari aktiva selama umur yang diharapkan, oleh karenanya , harus mencakup biaya perolehan awal dan semua pengeluaran pemeliharaan dan penggantian yang normal.Ada sedikit keraguan bahwa penambahan ahrus dikapitalisasi. Menurut definisi, penambahan memperbesar kapasitas produktif atau manfaar pabrik dari peralatan. Biasanya, jika kebutuhan akan penambahan dalam konstruksi semula, seluruh biaya perobohan harus dimasukkan ke dalam biaya penambahan dan tidak satupun biaya fasilitas lama yang harus dikeluarkan dari akun kecuali sejauh biaya itu melebihi nilai manfaat aktiva lama sebelum ditambahkannya fasilitas baru.Penggantian besar adalah yang paling sukar didefinisikan dan diperlakukan dengan tepat karena dampaknya serupa dengan penggantian kecil dan perbaikan normal. Namun penggantian besar yang tidak sering terjadi, harus dikapitalisasi sehingga semua periode akan dibebani dengan suatu bagian penggantian itu. Hal ini dapat dicapai dengan memasukkan biaya penggantian besar dalam beban penyusutan dengan salah satu cara berikut:1. Jika umur aktiva ditentukan menurut umur maksimum komponen utama yang paling tahan lama, penggantian harus dibebankan pada aktiva atau dibentuk sebagai akun terpisah dan dialokasikan sepanjang umurnya yang terpisah.2. Penyusutan dapat dihitung berdasarkan umur komposit rata-rata dari semua komponen aktiva. Dalam hal ini penggantian harus dibebankan pada akumulasi penyusutan.Dengan menggunakan umur maksimum komponen yang paling tahan lama, penggantian tidak dimasukkan dalam penyusutan yang didasarkan semata-mata pada umur semula. Karena tidak sering terjadi , tidak tepat untuk membebankan keseluruhan jumlah penggantian pada operasi dalam tahun dilakukannya penggantian. Saat penggantian terjadi, penggantian itu dibebankan apda jumlah akumulasi penyusutan. Dampaknya adalah memperbesar nilai tercatat bersih pada saat penggantian tanpa memperbesar daya biaya semula. Prosedur ini mempunyai dampak yang sama seperti menghapuskan aktiva yang digantikan dan mendebet akun aktiva dengan biaya penggantian jika dua syarat dasar ini ada:1. Biaya penggantian harus sama jumlahnya dengan biaya semula komponen yang diganti2. Total biaya semua penggantian harus diantisipasi dengan derajat akurasi yang wajar, sehingga beban penyusutan akan mencukupi untuk mencakup semua penggantian.Alternatifnya mungkin mengklasifikasikan dan melaporkan pengeluaran modal menurut perilaku berulang atau tidak berulang serta aproksimasi sisa umur manfaat, dan juga harga pasar kini untuk aktiva tersebut dalam pasar aktiva modal bekas.IKHTISAR

Aturan umum dalam mencatat semua kativa adalah memasukkannya sebesar nilai sekarang dari nilai jatuh tempo, yang disesuaikan untuk memperhitungkan ketidakpastian. Hal ini masih tergantung pada batasan-batasan materialitas dan konservatisme-khususnya, aktiva tidak boleh dimasukkan lebih besar dari nilai realisasi bersihnya. Akumulasi biaya terhenti begitu aktiva tersedia untuk dijual atau digunakan.Pabrik dan peralatan berbeda dengan aktiba yang dibahasa dalam bab terdahulu karena manfaatnya diterima selama periode yang lebih panjang dari satu tahun atau siklus operasi perusahaan. Walaupun demikian, pabrik dan peralatan mengikuti aturan umum mengenai pencatatannya. Biaya aktiva yang dikonsruksi sendiri diakumulasikan hampir sama seperti persediaan. Ini termasuk biaya overhead. Selain itu, biaya bunga biasanya dimasukkan dalam pabrik dan peralatan yang dikonstruksi sendiri, teapi tidak dalam persediaan. Tidak ada lagi biaya yang diakumulasikan begitu pabrik dan peralatan selesai dipasang. Pengecualian aturan ini menyangkit situasi dimana manfaat aktiva bertambah atau diperpanjang karena perbaikan atau pengaturan ulang.Sewa guna usaha jangka panjang yang tidak dapat dibatalkan, yang memindahkan hak milik kepada lessee sebelum habisnya masa sewa guna usaha, atau menawarkan kepada lessee suatu hak opsi pembelian, atau yang mempunyai masa lebih lama daripada 75 persen dari umur manfaat aktiva, atau perjanjian pembayaran yang membentuk lebih dari 90 persen dari nilai wajar aktiva, harus dimasukkan dalam pembukuan lessee sebesar nilai sekarang pembayaran sewa guna usaha minimum, tetapi tidak lebih dari nilai wajarnya. Lesser diharuskan untuk menerapkan kriteria serupa untuk memasukkan sewa guna usaha penjualan ataupun sewa guna usaha pembiayaan.Setelah pemasangan, semua biaya berulang yang normal yang berkaitan dengan pabrik dan peralatan harus dimasukkan beban, Pengecualiannya menyangkut penambahan, penyempurnaan, dan peningkatan yang memperbesar potensi manfaat aktiva.BAB 18AKTIVA TANWUJUD DAN INVESTASI TAK LANCARSIFAT DAN PENGAKUAN AKTIVA TANWUJUDKata intangible (tanwujud) berasal dari bahasa Latin Tangere, yang berarti menyentuh. Properti tanwujud, karenanya, adalah properti yang tak dapat disentuh karena tidak mempunyai badan. Lebih formal, aktiva tanwujud incorporcal (badan). Berbagai macam aktiva secara tegas dapat dikatakan tanwujud. Disamping goodwill yang sudah terkenal, daftarnya meliputi piutang usaha, beban dibayar dimuka, dan saham serta obligasi yang ditahan untuk investasi. Namun, tak satupun dari contoh ini yang goodwill, yang dimaksudkan sebagai aktiva tanwujud oleh para akuntan.Beberapa aktiva yang dihasilkan dikenal sebagai beban-beban yang ditangguhkan dalam literature akuntansi, yang lain adalah aktiva berwujud tradisional. Peraga 18-1 mencantumkan beberapa contoh dari dua jenis aktiva tanwujud. Kenyataan bahwa suatu nama dapat diberikan pada suatu aktiva tanwujud umumnya menandakan bahwa itu adalah suatu aktiva yang dapat diidentifikasikan.

PengakuanAktiva tanwujud bukan aktiva yang berkurang nilainya karena tidak mempunyai substansi. Karena itu, pengakuannya harus mengikuti aturan yang sama seperti aktiva yang lain. SFAC 5 menetapkan bahwa suatu pos harus diakui bila ia;a. memenuhi definisi yang tepatb. dapat diukur c. relevand. dapat diandalkan.Adakalanya dikemukakan bahwa biaya yang ditangguhkan yang tanwujud seperti biaya percobaan dari sebuah bisnis baru, biaya iklan awal dari tahun bisnis , atau biaya-biaya yang berkaitan dengan pembukaan toko baru harus dikapitalisasi dan diamortisasi sepanjang waktu.Kendali apa yang sudah dikatakan, beberapa orang mengklaim bahwa aktiva tanwujud mempunyai beberapa karakteristik tertentu yang membedakannya dari aktiva berwujud. Tiga dari karakteristik yang membedakan ini adalah tidak mempunyai penggunaan alternatif, tidak mempunyai daya pisah, dan ketidakpastian yang besar dalam hal daya pemulihan.Penggunaan AlternatifAktiva berwujud juga memiliki nilai dalam penggunaan alternatif, dan nilainya bagi perusahaan, paling tidak sebagian, dapat diperbandingkan dengan kondisi fisiknya, biaya penggantinya, nilai pasar untuk aktiva bekas, dan pasar untuk produk perusahaan itu. Di pihak lain, beberapa mengatakan bahwa kebanyakan aktiva tanwujud merupakan pengembangan dari proses atau produk eksklusif, atau proteksi atas keunggulan pemasaran, tidak satupun dari itu dapat di transfer ke penggunaan alternatif.

Kemampuan DipisahkanKarakteristik lain yang dianggap membedakan dari aktiva tanwujud adalah bahwa hal itu tidak dapat dipisahkan dari perusahaan atau properti fisik perusahaan itu. Hal itu ada dan mempunyai nilai hanya dalam kombinasi dengan aktiva berwujud perusahaan. Karena karakteristik ini, beberapa mengatakan bahwa hal itu harus dipertimbangkan untuk mencerminkan hanya manfaat residual sesudah semua aktiva berwujud diidentifikasikan secara spesifik.KetidakpastianKarakteristik ketiga yang dikatakan membedakan aktiva tanwujud adalah tingginya tingkat ketidakpastian berkenaan dengan nilai manfaat masa depan yang akan diterima. Kemungkinan nilai dapat berkisar dari nol sampai jumlah yang sangat besar. Beberapa aktiva tanwujud berkaitan dengan pengembangan dan produksi sebuah produk, dan yang lain berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan permintaan akan produk tersebut.Mengakui GoodwillContoh utama aktiva tanwujud yang tidak mempunyai penggunaan alternatif, tidak dapat dipisahkan, dan yang manfaatnya sangat tidak pasti adalah goodwill. Menurut prinsip, seseorang dapat mengakui goodwill setiap saat dengan membandingkan nilai pasar dari sebuah perusahaan dengan nilai aktiva bersihnya. Ekuitas dapat dinaikkan nilainya ke nilai pasar dengan suatu akun penilaian, dan akun goodwill dapat dimasukkan diantara aktiva. Namun, ada kekurangan metode logis untuk mengaitkan biaya-biaya ini dengan setiap pendapatan spesifik dalam periode-periode masa depan. APB 17 menyimpulkan atas dasar ini bahwa pengeluaran untuk goodwill yang tak dibeli harus dikurangkan dari laba ketika hal itu terjadi.Aktiva tanwujud harus disyaratkan memenuhi pengujian yang sama dengan pengakuan atas aktiva berwujud-tidak lebih, tidak kurang. Jika ia lulus pengujian itu, aktiva tanwujud harus tampak dalam laporan keuangan. Daftar aktiva tanwujud yang ditentukan seperti itu dapat mencakup pos yang sering saat ini dimasukkan beban, seperti biaya riset dan pengembangan dan iklan.PENGUKURAN DAN AMORTISASIAktiva tanwujud dapat sangat sulit untuk diukur. Ini khususnya benar bila hal itu tidak dapat diidentifikasikan atau tidak dapat dipisahkan. Menurut definisi, aktiva tanwujud ini kemudian diasosiasikan dengan aktiva lain dengan akibat bahwa salah satu mempunyai masalah biaya gabungan. Pemecahan yang biasa adalah memperlakukan aktiva tanwujud sebagai nilai residu. Yaitu, seseorang menghitung sejumlah nilai untuk aktiva berwujud dan menetapkan perbedaan antara nilai ini dengan total nilai yang ditetapkan pada aktiva itu secara keseluruhan sebagai aktiva tanwujud.Apabila aktiva tanwujud diakuisisi atau dibeli, secara tersendiri atau sebagai bagian dari pembelian sekaligus, penentuan biayanya adalah sama dengan perhitungan biaya untuk pabrik dan peralatan dalam situasi-situasi yang serupa. Namun bila aktiva tanwujud dikembangkan dalam perusahaan, perhitungan biayanya melihatkan semua kesulitan dari aktiva yang dibangun sendiri ditambah beberapa masalah tambahan dari dirinya sendiri.Mengukur GoodwillGoodwill adalah aktiva tanwujud terbesar dari kebanyakan perusahaan. Ini seringkali merupakan pos yang paling rumit untuk ditangani karena tidak mempunyai banyak karakteristik yang berkaitan dengan aktiva seperti dapat diidentifikasikan dan keterpisahan. Akibatnya, pengukurannya mendapat perhatian khusus. Tiga pendekatan utama untuk menilai goodwill adalah:1. Melalui penilaian atas sikap yang menguntungkan terhadap perusahaan2. Melalui nilai sekarang yang didiskontokan dari kelebihhan laba masa depan yang diharapkan atas apa yang dipandang sebagai pengembalian normal pada total investasi, tidak termasuk goodwill.3. Melalui akun penilaian induk-kelebihan nilai perusahaan secara keseluruhan atas penilaian yang melekat pada masing-masing aktiva bersih yang berwujud dan tanwujud.Ketiga pendekatan itu telah diterapkan sampai tingkat tertebtu ke aktiva tanwujud lain.