t u g a s a k h i r - digilib.uns.ac.id/pusat... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
PUSAT BATIK DI PEKALONGAN SEBAGAI PERWUJUDAN ICON “KOTA BATIK”
DENGAN PENDEKATAN FILOSOFI
T U G A S A K H I R
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU ( S1 ) PROGRAM STUDI ARSITEKTUR PADA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET, SURAKARTA
DISUSUN OLEH :
GUNAWAN I0205071
PROGAM STUDI ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2 0 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-1
BAB I
PENDAHULUAN
Bagian ini bertujuan untuk memberikan penjelasan secara umum tentang isi konsep
perencanaan dan perancangan tugas akhir ini.
A. JUDUL
“Pusat Batik di Pekalongan sebagai perwujudan icon “Kota Batik” dengan pendekatan
filosofi”.
Pusat memiliki pengertian berbagai-bagai urusan, hal dan sebagainya. 1
Sedangkan batik sendiri m e m i l i k i pengertian karya seni rupa pada kain, dengan
pewarnaan rintang, yang menggunakan lilin batik sebagai perintang warna,2 secara
tradisional dan terutama juga digunakan dalam matra tradisional beragam hias pola
batik tertentu yang pembuatannya menggunakan teknik celup rintang dengan malam
'lilin batik' sebagai bahan perintang warna.3 pengertian lain batik adalah sehelai
wastra-yakni sehelai kain yang dibuat
Icon juga disebut simbol4
Kota Batik adalah kota Pekalongan5
Filosofi berarti merupakan kata serapan dari bahasa Arab فة س ل yang juga diambil ,ف
dari bahasa Yunani; Φιλοσοφία philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan
kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta dsb.) dan
(sophia = "kebijaksanaan"). Sehingga arti harafiahnya adalah seorang “pencinta
kebijaksanaan”.6
Pengertian lain filsafat adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan
akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal dan hukumnya; teori yang
mendasari alam pikiran atau suatu kegiatan; ilmu yang berintikan logika, estetika
metafisika dan epistemology falasafah.7 Sedangkan falsafah sendiri berarti anggapan,
gagasan, dan sikap batin yang paling dasar yang dimiliki oleh orang atau masyarakat ;
pandandan hidup; falsafat, pengetahuan dan penelitian dengan akal budi mengenai
1 Kamus Bahasa Indonesia, Drs.Suharso dan Dra. Ana Retnoningsih.
2 Menurut konsensus Nasional 12 maret 1996.
3 Batik Pengaruh Zaman dan lingkungan, H.Santosa Doellah
4 Wikipedia bahasa Indonesia
5 www.kotapekalongan.go.id
6 Wikipedia bahasa Indonesia
7 Kamus Bahasa Indonesia, Drs.Suharso dan Dra. Ana Retnoningsih.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-2
sebab-sebab asas-asas hukum dan sebagainya daripada yang ada di alam semesta
ataupun mengenai kebenaran dan arti adanya sesuatu.8
Secara singkat Pusat Batik di Pekalongan sebagai perwujudan icon “Kota Batik”
dengan pendekatan filosofi batik adalah Sebuah fasilitas untuk menampung berbagai
kegiatan tentang batik dengan cakupan pemasaran, pendidikan serta pariwisata yang
terletak di kota Pekalongan untuk mewujudkan kota Pekalongan sebagai kota batik
dengan pendekatan eksplorasi filosofi batik sehingga bisa dijadikan magnet dalam
perkembangan kota Pekalongan ke depanya.
B. LATAR BELAKANG
1. Batik Sebagai Produk Budaya Indonesia9
Lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang membawahi masalah
kebudayaan, UNESCO, telah menyetujui batik sebagai warisan budaya tak benda
yang dihasilkan oleh Indonesia. Keberhasilan itu telah dilaporkan oleh Menko
Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie kepada Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono pada pertemuan di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin, 7 September
2009.
Pemerintah telah menerima pemberitahuan dari UNESCO bahwa batik diakui
sebagai satu warisan dunia yang dihasilkan dari Bangsa Indonesia. Peresmian
batik sebagai warisan budaya tak benda dari UNESCO itu akan diselenggarakan
pada suatu rangkaian acara pada 28 September 2009 hingga 2 Oktober 2009 di
Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Warisan budaya tak benda kemanusiaan merupakan satu dari tiga daftar yang
dibuat di bawah Konvensi UNESCO 2003 mengenai Perlindungan Warisan
Budaya Tak Benda untuk Kemanusiaan dan Indonesia telah menjadi negara pihak
di dalam konvensi tersebut.
Sejak 2008, pemerintah telah melakukan penelitian lapangan dan melibatkan
komunitas serta ahli batik di 19 provinsi di Indonesia untuk menominasikan batik
sebagai warisan budaya tak benda kemanusiaan dari UNESCO. UNESCO menilai
batik sebagai ikon budaya bangsa yang memiliki keunikan serta simbol dan
filosofi yang mendalam mencakup siklus kehidupan manusia. Bahkan bukan
hanya batik dianggap budaya asalnya dari Indonesia, tetapi diakui sebagai satu
8 Kamus Bahasa Indonesia, Drs.Suharso dan Dra. Ana Retnoningsih.
9 http://www.ekon.go.id/content/view/505/1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-3
representasi dari budaya tak benda dari kemanusiaan. Sebagai kain tradisional,
batik kaya akan nilai budaya sebagai kerajinan tradisional yang diwarisi secara
turun temurun.
2. Unesco Tetapkan Museum Batik Sebagai Best Practices10
National Research Institute for Cultural Properties (NRICP), Tokyo, Rabu
(25/11/2009) melakukan riset mengenai pengembangan pembelajaran batik di
Kota Pekalongan.
Dua orang dari NRICP itu, masing-masing Saigeyuke Miyata (direktur) dan
Naoko Matsuyama (pakar), mengunjungi beberapa sekolah mulai TK hingga
SMA yang menyelenggarakan muatan lokal batik. Pada kesempatan tersebut, dua
orang dari Jepang yang didampingi KRT Gaura Mancacaritadipura pakar budaya
penghubung Unesco, terlihat kagum melihat pembelajaran batik di sekolah-
sekolah.
Bahkan saat berada di SD Negeri Panjang Wetan 1 Pekalongan, tim riset
kebudayaan tersebut melihat secara langsung kegiatan praktek membatik yang
dilakukan oleh siswa, serta melakukan wawancara langsung dengan siswa serta
guru pengampu pelajaran tersebut.
Usai mengunjungi beberapa sekolah, tim riset NRICP mendatangi Museum
Batik Pekalongan dan melakukan praktek membuat batik dipandu oleh petugas
setempat. Bahkan menjadikan hasil karyanya sebagai kenang-kenangan untuk
dibawa ke Jepang.
Dihadapan tim riset, Wali Kota Pekalongan HM Basyir Ahmad mengatakan,
setelah Unesco memberikan pengakuan terhadap batik sebagai warisan budaya tak
benda dari Indonesia. Kemudian Museum Batik Pekalongan ditetapkan sebagai
best practices tempat pembelajaran batik.
"Bahkan Museum Batik Pekalongan sebagai museum nusantara akan
ditingkatkan menjadi museum nasional serta dikembangkan secara modern
melalui kerjasama dengan Universitas Indonesia," katanya.
Sedangkan Gaura Mancacaritadipura, pakar budaya penghubung ke Unesco
membenarkan hal demikian. Untuk penghargaan sebagai tempat terbaik
10
Suara Merdeka Cyber News edisi November 2009
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-4
pengembangan dan pembelajaran batik, Unesco akan mengeluarkan SK bagi
Museum Batik Pekalongan.
"Karena itu, semua pihak harus dapat mempersiapkan diri untuk melakukan
penataan museum secara profesional. Sebab dengan penghargaan tersebut Unesco
akan ikut mempromosikan Museum Batik di Pekalongan," jelas Gaura.
3. Batik Sebagai Trend Mode Fashion Dan Bukan Fashion11
Batik merupakan kekayaan bangsa Indonesia, selama lebih dari 200 tahun,
perkembangan batik telah menunjukan bahwa keberlangsungaya sampai masa kini
adalah berkat dinamika yang senantiasa terjadi pada berbagai aspeknya, baik
aspek teknis estetis, normative, ikonografis maupun aspek fungsional dan
ekonomis.
Di tengah berbagai gejolak, peristiwa, kemajuan dan kemunduranya,
tantangan dan harapanya, batik ternyata tetap eksis mampu bertahan dengan
menyesuaikan dan mengikuti tren mode yang terus berubah. Hingga kini tren
batik masih di gandrungi oleh banyak kalangan, baik kalangan pejabat hingga
kalangan anak muda. Batik sebagai trend mode bukan hanya di dunia fashion
melainkan juga dunia bukan fashion.
Kesan busana jaman dahulu seolah sirna dalam benak para undangan, Desain
busana dan corak batik yang diperagakan menandakan keindahan budaya Inodesia
yang kaya akan seni dan budaya.
Dengan melihat perkembangan trend yang ada diperlukan wadah yang bisa
mewujudkan aktualisasi bagi beberapa kalangan yang dapat mengembangkan dan
mengaplikasikan batik di era mendatang. Sehingga dari segi arsitektur bisa
menjaga keberlangsungan trend batik.
4. Nilai Produksi Batik Baik Nasional Maupun Internasional Meningkat
Nilai produksi batik Indonesia lambat laun semakin meningkat baik di dalam
negeri sendiri maupun mancanegara. Industri kreatif memberikan kontribusi
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia rata-rata sebesar Rp 104,638 triliun pada
tahun 2002-2006, dan menyerap rata-rata per tahun sebesar 5,4 juta pekerja
dengan produktivitas mencapai 19,5 juta rupiah per pekerja tiap tahunnya.
11
http://kesehatan.kompas.com/read/2008/09/08/15113187/Batik.yang.Makin.Memesona
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-5
"Program pemerintah mengembangkan Indonesia Design Power (IDP) yang
dicanangkan sejak tahun 2006 harus dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha
sebagai titik balik bagi perekonomian bangsa menuju industri kreatif," kata
Menteri Perdagangan Marie Pangestu.
Produktivitas pekerja ini lebih tinggi dari produktivitas nasional yang Rp 18
juta per pekerja per tahunnya. Pada tahun 2006, industri kreatif telah melakukan
ekspor sebesar Rp 81,5 triliun atau sebesar 9,13 persen dari total ekspor nasional
Rp 892, 67 triliun. Lebih lanjut Mendag mengatakan, sebagai bagian dari industri
kreatif, desain batik dan produk batiknya sendiri masih dapat terus dikembangkan.
5. Kontribusi Jateng pada Ekspor Batik Mencapai 36,47%12
Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu mengatakan, Provinsi Jawa Tengah
memberikan kontribusi sebesar 36,47% dari ekspor batik Indonesia ke luar negeri
selama tahun 2007.
"Nilai ekspor batik Jateng sendiri selama tahun 2007 lalu mencapai sekitar
US$30 juta," Nilai ekspor 2007 tersebut, kata dia, mengalami peningkatan sekitar
20% dibanding tahun 2006 yang mencapai sekitar US$25 juta. Ia mengatakan,
potensi pasar ekspor batik ke luar negeri saat ini masih terbuka lebar, seperti ke AS,
Swedia, Jerman, Uni Emirat Arab dan Perancis.
Menurut dia, para perajin batik dalam negeri tidak perlu khawatir dengan
ancaman produk dari luar negeri, karena komoditas ini sudah sangat identik
dengan Indonesia.
Karena itulah dengan adanya berbagai potensi yang terkait dengan
Peningkatan produktifitas batik. Muncul peluang bagi sebuah bentuk dimana bisa
diwujudkan zona yang lebih matang pengelolaanya yang bisa semakin
meningkatnya produktivitas batik hingga mendatang.
6. Kurangnya Generasi Penerus Pembatik13
Meski pertumbuhan industri kerajinan batik menunjukkan tren meningkat,
tetapi pemerintah dalam hal ini Departemen Perindustrian (Depperin) masih
menemui beberapa kendala untuk memacu pertumbuhan industri di sektor
tersebut. Demikian disampaikan Dirjen Industri Kecil dan Menengah, Fauzi Aziz.
12
www.kapanlagi.com edisi Minggu, 13 April 2008 13
Kompas edisi 22 oktober 2008
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-6
"Tantangannya saat ini generasi pembatik usia muda kita masih sangat terbatas,
kan tidak ada regenerasi nantinya kalau tetap seperti ini. Kendala lain, belum
adanya perbaikan sistem dan teknik produksi yang baik dalam industri ini," kata
Fauzi.
Disamping kurangnya regenerasi pembatik, sebagian besar dari 5,4 juta
pembatik yang ada di Indonesia tidak mengerti akan sejarah dan filosofi batik.
Untuk itu diperlukan sebuah wadah kegiatan guna mewujudkan pertumbuhan
industry di sektor batik yang bisa mendidik generasi pembatik selanjutnya yang
tahu akan sejarah dan filosofi batik.
7. Batik Sebagai Pakaian Nasional Dan memungkinkan sebagai Pakaian Dunia14
Batik sejak dulu sudah digunakan oleh kalangan ningrat dan sekarang secara
tidak langsung batik sudah menjadi pakaian resmi dan non resmi oleh masyarakat
umumnya. Sewaktu Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengadakan
pertemuan dengan perancang busana internasional asal Jepang, Kansai Yamamoto
mengatakan “sangat memungkinkan untuk menjadikan batik sebagai pakaian
dunia”.
8. Batik Memiliki Filosofi Yang Menarik Untuk Diaplikasikan Dalam Karya
Arsitektur15
Batik sejak lahirnya disamping mempunyai nilai keindahan yang cukup tinggi
juga mengandung makna filosofi yang cukup dalam. Setiap daerah pembatikan
mempunyai keunikan dan ciri khas masing-masing, baik ragam hias (motif),
karakter, tata warnanya dan kegunaan batik itu sendiri.
Menurut konsensus nasional 12 maret 1996. Batik adalah karya seni rupa pada
kain, dengan pewarnaan rintang yang menggunakan lilin batik sebagai perintang
warna. Yang perlu diperhartikan pada consensus nasional tersebut adalah bahwa
batik adala sebuah karya seni rupa. Berarti nilai batik juga dinilai dari kadar
seninya (estetikanya). Tentu saja batik yang masih berupa kain lembaran dapat
dimasukan kedalam kategori seni rupa dua dimensional. Sebagai ciri keindahan
batik yang sarat makna adalah jika batik diamati secara utuh terjadi kelancaran
14
Tokyo, Kompas edisi 30 juni 2008 15
Menurut konsensus Nasional 12 maret 1996.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-7
pandangan, tidak terdapat suatu ganjalan atau sesuatu yang keluar dari
keseimbangan ritme.
Keindahan batik terbentuk dari unsur penggunaan elemen garis secara
proposional yang menentukan karakter desain secara keseluruhan yang
mengungkapkan ekspresi tertentu termasuk keindahan. Disamping penggunaan
elemen garis sebagai pembentuk keindahan, warna juga merupakan unsur yang
dominan yang bisa dijadikan symbol ungkapan filosofi serta penggunaan unsur
tekstur pada suatu permukaan yang memberikan sifat penglihatan atau penampilan
yang khas.
Dari sekian unsur keindahan pada batik itu sendiri yang digabungkan akan
membentuk sebuah motif dimana motif tersebut memberikan suatu kegunaan pada
setiap motif yang diwujudkan pada kain batik.
filosofi batik dijadikan sebagai dasar perencanaan dan perancangan dari
ungkapan fisik bangunan. Baik diaplikasikan secara langsung pada konsep
bangunan maupun secara tidak langsung misalnya sebagai pembentuk suasana,
sirkulasi, ataupun sebagai ornamen.
9. Batik sebagai alternatif potensi utama dalam pengembangan perencanaan kota
Pekalongan ke depanya.
Untuk menampilkan pekalongan sebagai daerah tujuan wisata, maka kota ini
harus mampu untuk menampilkan potensi yang khas dan berkembang di dalam
dirinya yang tidak dimiliki oleh daerah lain.
Kota Pekalongan sangat terkenal dengan produksi batik, perikanan, teh yang
telah dikenal di dunia internasional. Produk utama kota yaitu batik telah
mengharumkan nama kota Pekalongan sehingga menjadi symbol pekalongan.
Produk ini pula yang sudah menjadi urat nadi perekonomian masyarakat
Pekalongan. Di sepanjang jalan di pekalongan, hampir bisa ditemui toko/butik
batik yang memasarkan batik Pekalongan. Selain itu hampir semua kelurahan
merupakan sentra industri batik yang biasanya menarik wisatawan asing
berkunjung untuk mengetahui proses pembuatan batik.
Kalaupun dulu pemasaran batik hanya melalui toko/kios perorangan dan pasar
induk Banjarsari, sekarang ini telah muncul sentra pemasaran yang dikelola
swasta yang sudah dijelaskan sebelumnya. Hal ini mengindikasikan bahwa
pekalongan berkembang sebagai daerah pusat ekonomi dan perdagangan. Dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-8
jalur geografis yang menguntungkan, potensi ini dimanfaatkan sebagai potensi
wisata berupa wisata belanja. Sehingga nantinya, pertumbuhan ini dapat
menjadikan Pekalongan Sebagai daerah tujuan wisata yang patut dibanggakan
dengan melalui pembenahan di segala bidang dan persiapan diri yang matang
untuk dapat menjadi tuan rumah yang dapat melayani para tamunya. Diperlukan
peningkatan Citra Pekalongan Sebagai kota Batik yang nantinya bisa diwujudkan
dalam Pusat Batik sebagai icon kota Pekalongan, Icon “Kota Batik”.
10. Potensi Pekalongan Sebagai Lokasi Pusat Batik
Kota pekalongan merupakan kota dengan wilayah strategis di Pantai Utara
Pulau Jawa yang dilintasi Jakarta, Semarang dan Surabaya. Posisi tersebut
berpengaruh pada penetapan visi kota pekalongan dalam mengembangkan
daerahnya. Visi kota pekalongan tersebut adalah “Terwujudnya Kota Pekalongan
yang lebih religius berbasis perdagangan industri dan pariwisata, membangun
kebersamaan kerukunan menuju masyarakat sadar dan taat hukum, sehat, aman
adil dan sejahtera”.16
Untuk mewujudkan visi tersebut pemerintah kota pekalongan bertekad untuk
mengembangkan perekonomian daerah yang berdaya saing, berbasis pada
keunggulan komparatif dan kompetitif, serta memberdayakan seluruh masyarakat
dengan dukungan pemerintah yang baik beserta sarana prasaranya. Guna
mencapai visi tersebut pemerintah kota pekalongan telah merumuskan 9 misi
yaitu:17
a. Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan guna menciptakan
sumberdaya manusia yang berkualitas ;
b. Mengupayakan biaya pendidikan yang lebih terjangkau bagi masyarakat ;
c. Meningkatkan kesejahateraan guru ;
d. Mendorong perkembangan industri dan meningkatkan usaha- usaha
pemasaran serta penjualan produk - produk unggulan guna menciptakan
lapangan pekerjaan ;
e. Peningkatan peran tenaga kerja dan kesejahteraan buruh ;
16
http://www.kotapekalongan.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=748&Itemid=182 17
Perda Kota Pekalongan Nomor 5 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka menegah daerah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-9
f. Mewujudkan Pemerintah Kota Pekalongan yang lebih baik (good
governance)
g. Mengupayakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi
masyarakat ;
h. Pemberdayaan UMKM , Peningkatan peran BKM untuk menanggulangi
kemiskinan;
i. Melibatkan masyakat secara langsung dan melaksanakan pembangun di
wilayah kelurahan
Pada tahun 2002 Pemerintah Kota Pekalongan telah mengeluarkan SK
Walikota Pekalongan nomor 530/216 Tahun 2002 tentang produk unggulan
Daerah Kota Pekalongan yang merumuskan bahwa Produk Unggulan Daerah
Kota Pekalongan berupa 6 komoditas produk Unggulan, Yakni :
a. Komoditas Batik
b. Komoditas Konveksi
c. Komoditas Pertenunan Alat Tenun Bukan Mesin
d. Komoditas Kerajinan Enceng Gondok dan Serat Alam
e. Komoditas Alat Tenun Mesin
f. Komoditas Pengolahan Ikan
Batik menjadi salah satu produk unggulan di Kota Pekalongan, hal ini
disebabkan banyaknya industry yang menghasilkan produk batik. Oleh karena
terkenalnya produk batiknya, maka Kota Pekalongan dikenal dengan sebutan kota
BATIK. Selanjutnya pemerintah kota Pekalongan menyelaraskan sebutan tersebut
dengan slogan Pekalongan kota BATIK, yang mempunyai kepanjangan Bersih,
Aman,Tertib, Indah dan Komunikatif.
Kota Pekalongan tercatat sebanyak 1.719 pengusaha/pengrajin batik yang
tersebar di tiga kecamatan Pekalongan Barat, Kecamatan Pekalongan Timur dan
Kecamatan Pekalongan Selatan. Dari data statistic yang ada, sector industri dan
perdagangan mampu menyerap 17.438 orang tenaga kerja atau 75% dari 24.755
total jumlah tenaga kerja yang ada di kota Pekalongan. Dengan perputaran tiap
harinya tidak kurang dari 200 bal batik keluar dari kota Pekalongan untuk
didistribusikan ke tempat lainya. Harga 1 bal batik sekitar Rp 2 juta; jadi tidak
kurang dari 400 juta per hari uang beredar, jika diakumulasi perbulan menjadi Rp
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-10
12 milyar. Dengan kata lain perputaran ekonomi di Kota Pekalongan cukup tinggi
dan member pengaruh terhadap geliat dan pertumbuhan industry batik nasional.
Serta lebih dari 70% batik yang beredar di pasar, baik domestic maupun
internasional berasal dari Pekalongan.18
Dengan direncanakanya Pusat Batik Pekalongan diharap dapat memfasilitasi
aktivitas perdagangan batik bagi pengrajin batik yang ada di kota Pekalongan dan
juga meningkatkan sumber daya manusia masyarakat Pekalongan yang sebagian
besar menjadi pengrajin batik yang dapat menambah pemasukan daerah kota
Pekalongan di sektor perdagangan dan pariwisata. Perencanaan Pusat batik
Pekalongan juga diharap dapat menjadi icon Pekalongan yang mewujudkan citra
batik Indonesia.
C. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN
1. Permasalahan
Bagaimana merencanakan dan merancang sebuah wadah yang menampung
kegiatan-kegiatan di dalam Pusat Batik sesuai dengan eksplorasi filosofi batik
untuk dapat mewujudkan icon kota Pekalongan sebagai kota batik dengan kaidah-
kaidah arsitektur yang mendukung perencanaan dan perancangan tersebut.
2. Persoalan
a. Bagaimana rumusan konsep pemilihan dan penentuan serta pengolahan site
yang mampu mendukung keberadaan Pusat Batik di Pekalongan?
b. Bagaimana rumusan konsep desain arsitektur ruang dalam dan ruang luar
berdasarkan filosofi batik?
c. Bagaimana rumusan konsep desain arsitektur yang berdasarkan filosofi batik
sesuai dengan fungsi bangunan?
d. Bagaimana rumusan konsep pemrograman ruang dan sirkulasi ruang dalam
maupun ruang luar yang terjadi baik pengunjung maupun pengelola
berdasarkan dengan kegiatan atau aktivitas yang diwadahi?
18
Kajian pengembangan batik Pekalongan & jejak telusur pengembangan batik pekalongan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-11
D. TUJUAN DAN SASARAN
1. Tujuan
Tujuan dari perencanaan dan perancangan ini adalah :
a. Merencanakan dan merancang Pusat Batik di Pekalongan sesuai dengan
eksplorasi filosofi batik.
b. Merencanakan dan merancang Pusat Batik sehingga terwujud desain icon kota
Pekalongan sebagai kota batik.
c. Menggali potensi-potensi kota Pekalongan sebagai kota batik hingga muncul
pengembangan kota pekalongan kedepanya.
Dengan kata lain tujuan dari perencanaan dan perancangan ini adalah
merencanakan dan merancang Pusat Batik di Pekalongan sesuai dengan eksplorasi
filosofi batik sehingga terwujud icon kota Pekalongan sebagai kota batik sehingga
bisa dijadikan magnet pengembangan kota Pekalongan kedepanya.
2. Sasaran
Konsep perencanaan dan perancangan Pusat Batik di Pekalongan Sebagai
Perwujudan Icon Kota Batik Dengan Pendekatan Filosofi mempunyai sasaran
sebagai berikut :
a. Penentuan lokasi site sesuai arah perkembangan kota Pekalongan kedepanya
b. Pengolahan site
c. Konsep tata ruang, aktivitas dan sirkulasi sesuai dengan kebutuhan kegiatan
serta eksplorasi filosofi batik
d. Konsep ungkapan fisik ruang sesuai eksplorasi filosofi batik
E. BATASAN PEMBAHASAN
Pembahasan ditekankan pada masalah-masalah arsitektural terletak pada proses
analisa desain pusat batik di pekalongan yang mengacu eksplorasi filosofi dengan
batasan filosofi pada batik itu sendiri sehingga timbul perwujudan icon kota
pekalongan sebagai kota batik.
F. METODE PEMBAHASAN
Dalam sebuah perencanaan dan perancangan, setiap arsitek mempunyai metode
yang berbeda dalam menangani setiap proyek, dalam perencanaan dan perancangan
pusat batik penulis menggunakan motode sesuai konteks "filsafat" yaitu studi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-12
mempelajari seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis. Hal
ini didalami tidak dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-
percobaan, tetapi dengan mengutarakan problem secara persis, mencari solusi untuk
itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu, serta akhir
dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektik. Dialektik ini
secara singkat bisa dikatakan merupakan sebuah bentuk dialog. Untuk studi falsafah,
mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.
Untuk mendapatkan solusi yang tepat diperlukan tahapan yang tidak harus mutlak
berjalan secara linier, yaitu :
1. Tahap Pengumpulan data
Pengumpulan data didapati dari beberapa fenomena lapangan, wacana, isu, baik
dalam bentuk tertulis maupun yang didapati secara langsung dilapangan.
2. Tahap Analisa
Menurut penulis tahap analisa adalah salah satu proses yang menarik, bagaimana
meracik bahan mentah (yang disebut dengan tahap pengumpulan data) menjadi
desain yang siap saji (dalam hal ini adalah perumusan konsep dan perencanaan
fisik). Analisa tidak harus berjalan secara linier, ketika proses analisa menjadi
berkembang diperlukan data baru, yang kemudian ada penambahan data baru pada
tahap pengumpulan data, dan di analisis kembali di sesuai dengan penerapan
teori.
3. Tahap Perumusan Konsep
Perumusan konsep didapati dari perumusan tahap analisa yang sesuai konteks
"filsafat" yaitu tidak dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-
percobaan, tetapi dengan mengutarakan problem secara persis, mencari solusi
untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu.
4. Tahap Perencanaan Fisik
Perencanaan fisik lebih fokus ke penyelesaian desain arsitektural yang didapati
dari tahap analisa dan perumusan konsep.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-13
G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Dalam hal penyusunan penulisan, penulis bertujuan memberikan kemudahan
pembaca untuk memahami pola pikir penulis untuk menghasilkan sebuah
perencanaan dan perancangan pusat batik sesuai dengan judul.
1. P e n d a h u l u a n
Bagian ini bertujuan untuk memberikan penjelasan secara umum tentang isi
konsep perencanaan dan perancangan tugas akhir ini.
2. Tinjauan Kota
Bagian ini berisi tentang kota Pekalongan yang dilihat dari aspek batik sehingga
muncul perencanaan dan perancangan kota Pekalongan ke depanya
3. Tinjauan Pustaka
Bagian ini memberikan penjelasan tentang batik, fasilitas batik, ikon, serta berisi
terbentuknya pemikiran untuk ber “filsafat” sesuai dengan pengangkatan konsep
perencanaan perancangan tugas akhir ini.
4. Proses Analisa
Bagian ini berisi tentang proses analisa serta gambaran umum pusat batik yang
direncanakan hingga menghasilkan perencanaan dan perancangan Pusat Batik di
Pekalongan sesuai dengan eksplorasi filosofi batik sehingga terwujud icon kota
Pekalongan sebagai kota batik.
5. Desain Akhir
Bagian ini berisi penjelasan desain produk akhir perencanaan dan perancangan
Pusat Batik di Pekalongan sebagai salah satu solusi perencaan dan perancangan
Pusat Batik di Pekalongan dan beberapa hal sebagai kesimpulan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-1
BAB IV
PROSES ANALISA
Bagian ini berisi tentang proses analisa serta gambaran umum pusat batik yang direncanakan
hingga menghasilkan perencanaan dan perancangan Pusat Batik di Pekalongan sesuai dengan
eksplorasi filosofi batik sehingga terwujud ikon kota Pekalongan sebagai kota batik yang
kemudian muncul perkembangan kota Pekalongan kedepanya.
A. ABSTRAKSI
Kenapa harus Pusat Batik? Pusat Batik disini, memiliki pengertian luas. Pusat
batik tidak hanya memikirkan satu hal melainkan banyak kegiatan dari proses awal
hingga proses akhir. batik digunakan sebagai tema perencanaan karena berkaitan
dengan adanya beberapa fenomena yang terjadi saat ini (yang mana fenomena
tersebut telah dipaparkan sebelumnya pada bab pendahuluan). Pusat batik yang
direncanakan di sini yaitu menciptakan satu kawasan yang berhubungan dengan batik,
yang mencakup aspek perdagangan, pariwisata, indrusti dan pendidikan. Semua aspek
tersebut dirancang sesuai dengan pendekatan filosofi batik yang dikaji dalam analisa
filosofi batik, dimana kegiatan – kegiatan yang ada diharapkan bisa memberikan
pengalaman yang saling mendukung bagi pengunjungnya sehingga pengunjung bisa
menghargai peninggalan budaya indonesia berupa batik. Dan sebagai point unggulan
dalam artian pembeda dengan wadah yang lainya serta untuk menunjukan icon kota
Pekalongan sebagai kota batik maka pusat batik ini dikemas dalam satu tema yaitu
batik, dengan menggunakan filosofi batik sebagai dasar perencanaan dan perancangan
dalam ungkapan fisik arsitektur. Sehingga tercapainya Pusat batik Pekalongan yang
dapat mencakup segala aspek dengan penerapan filosofi batik sebagai tujuan untuk
mewujudkan icon kota Pekalongan sebagai Kota batik. Pusat batik yang dapat
mencakup segala aspek dimaksud di sini mencakup beberapa hal antara lain sebagai
wadah perdagangan berupa pasar batik, sebagai wadah pendidikan dan industri
berupa area industri batik, workshop, perpustakaan, r.audio visual dan sebagai wadah
pariwisata galeri batik, exhbition hall. Sebenarnya semuanya itu bisa menjadi wisata
yaitu wisata murni, wisata belanja dan wisata pendidikan. Singkatnya Pusat Batik
direncanakan untuk satu kawasan mewadahi banyak kegiatan yang berhubungan
dengan batik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-2
Dengan direncanakannya Pusat Batik akan menambah obyek wisata yang telah
ada baik di Pekalongan, Jawa Tengah, maupun nusantara. Di samping sebagai wadah
yang memiliki daya tarik bagi pengunjungnya, kawasan ini direncanakan akan
bermanfaat dalam membantu program pemerintah untuk mensukseskan visi misinya
yang mempunyai produk unggulan Batik sehingga perekonomian masyarakat
khususnya masyarakat Pekalongan bisa meningkat serta membantu meningkatkan
jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara di Pekalongan. Pusat Batik
Pekalongan yang direncanakan juga sebagai wadah eksplorasi Batik yang ada di
Indonesia. Sehingga diharapkan mampu ikut serta dalam pelestarian dan budi daya
batik serta sebagai wadah pelestarian, pengembangan, dan pembelajaran masyarakat
akan batik di Indonesia
Tujuan dari direncanakannya Pusat Batik Pekalongan ini adalah menyediakan
wadah bagi masyarakat nusantara pada khususnya dan masyarakat mancanegara pada
umumnya suatu tempat untuk mewadahi segala aspek yang berhubungan dengan batik
agar pengunjung mendapatkan pengalaman yang saling mendukung bagi
pengunjungnya sehingga pengunjung bisa menghargai peninggalan budaya indonesia
berupa batik yang dilengkapi dengan fasilitas – fasilitas pendukung untuk
kenyamanan, keamanan dan kepuasan pengunjung.
Beberapa strategi desain pada Pusat Batik di Pekalongan sebagai perwujudan
icon “Kota Batik” dengan pendekatan filosofi batik yang direncanakan adalah sebagai
berikut:
1. Penerapan Filosofi batik baik secara langsung yang bisa dinilai dengan mata
maupun secara tidak langsung yang butuh pemahaman lebih lanjut yang
diterapkan pada ungkapan arsitektur.
2. Kegiatan yang diwadahi pada obyek yang direncanakan berupa kegiatan
perdagangan batik, edukasi batik, wisata batik serta industri yang bisa dijadikan
sebagai contoh penerapan industri pada home industri. Yang kemudian disediakan
fasilitas-fasilitas yang bisa menunjang kegiatan yang berhubungan dengan batik
tersebut.
3. Pusat Batik harus mempunyai sesuatu hal yang bisa menjadikannya sebagai icon
bahkan bisa menjadi icon kota Pekalongan sebagai kota Batik. Sesuatu hal yang
menarik yang bisa menjadi kekhasan tersendiri mengenai batik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-3
Mengingat latar belakang dari penggunaan filosofi batik sebagai dasar
perancangan serta julukan Pekalongan sebagai Kota Batik dan peran Pekalongan
sebagai salah satu sentra perdagangan batik besar di Indonesia, serta sasaran
pengunjungnya adalah wisatawan domestik dan mancanegara, maka Pusat Batik yang
direncanakan secara tidak langsung membawa nama Pekalongan di mata nusantara,
dan membawa nama Indonesia di mata mancanegara. Sehingga Pusat Batik dibuat se-
istimewa mungkin seperti pandangan terhadap batik itu sendiri.
Untuk menyelesaikan, berikut pola pikir dalam proses menyelesaikan Pusat
Batik di Pekalongan,
dalam sebuah perencanaan dan perancangan setiap masing-masing project
memiliki cara penyelesaian tersendiri, untuk mengatasi ketercampuran konsep antara
satu dengan yang lainya, saya sebagai perencana menyiasati dala tiap project berpikir
menganalogikan, gelas dengan air. Air ibarat sebuah ilmu arsitektur sedangkan gelas
adalah object perencanaan project, apabila gelas yang sudah berisi air apabila diisi
dengan air baru maka alhasil air akan tercecer kemana-mana, sehingga konsep yang
didapati tidak sesuai dengan object project yang akan direncanakan. Berbeda apabila
gelas yang sudah berisi air tersebut dituang/dibuang, maka apabila air di tuang ke
gelas maka yang didapatkan adalah air terwadah sesuai dengan porsinya. Sehingga
konsep yang didapati bisa sesuai dengan object project yang akan direncanakan.
Gambar IV. 01. Pemikiran arsitektur
Sumber: dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-4
Berikut penjelasan pola pikir yang diperinci dalam skema pola pikir, awal mula
pemikiran hingga menghasilkan konsep perencanaan dan perancangan Pusat Batik di
Pekalongan sebagai perwujudan Icon Kota Batik dengan pendekatan Filosofi.
B. ANALISA KRITERIA PEMILIHAN SITE
1. Analisa Penentuan Lokasi/ Site
Pendekatan ini bertujuan untuk menentukan lokasi yang paling tepat, sesuai
dengan visi, misi, dan rencana strategi Pusat Batik di Pekalongan serta sesuai
dengan Rencana Tata Ruang Kota (RUTRK).
Adapun yang menjadi dasar pertimbangan dalam penentuan lokasi Pusat
Batik di Pekalongan adalah sebagai berikut:
a. Peraturan Tata Guna Lahan
Sesuai dengan visi, misi, dan rencana strategi didirikannya Pusat Batik yang
mengarah pada kegiatan perdagangan, pariwisata dan pendidikan maka lokasi
yang tepat terletak pada zone wisata/ budaya dan perdagangan/ komersial.
Gambar IV. 02. Pola Pikir
Sumber: dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-5
b. Lokasi strategis
Memiliki lokasi yang strategis dengan keberdaan site terhadap kota. termasuk
dekat dengan kampung batik yang berada di wilayah Pekalongan, sehingga
Pusat Batik ini diharapkan mampu menampilkan potensi dari kerajinan batik
yang telah tumbuh dan berkembang di Kota Pekalongan.
c. Interaksi terhadap potensi lokasi
Sebagai pendukung keberadaan Pusat Batik diperlukan site yang memiliki
potensi pembangunan sekitarnya, ada beberapa fasilitas pembangunan terdapat
pada sekitar site, sehingga nantinya bisa terjadi interaksi antar fasilitas yang
bisa menunjang perkembangan kota Pekalongan kedepanya.
d. Kemudahan pencapaian
Pusat Batik diletakan di lokasi yang strategis dalam pencapaian dengan
maksud agar pengunjung yang tidak tahu menjadi tahu.
e. Pertumbuhan Pembangunan
Pusat Batik sebagai icon kota batik bisa menjadi pertumbuhan kota
Pekalongan kea rah pembaharuan mengingat Pembangunan Kota Pekalongan
berjalan secara linear (agar tidak terjadi perkembangan kota dalam istilah
hanya lewat.)
f. Memiliki sarana dan prasarana/potensi lingkungan yang mendukung
keberadaan bangunan Pusat Batik.
- Sarana Transportasi baik umum maupun untuk wisatawan
- Kelengkapan sarana utilitas
- Sarana dan Prasarana yang mendukung lainya
g. Ukuran dan bentuk site
Site memiliki ukuran dengan luasan sesuai kebutuhan cakupan pusat batik
yang bisa memadai sesuai dengan persyaratan BC serta memiliki bentuk site
sesuai dengan analisis perencanaan kontekstual site.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-6
2. Penentuan Alternatif Site
Dari kriteria – kriteria diatas maka dapat diambil beberapa alternatif site
sebagai berikut:
4
KE SEMARANG
1
2
3
KE JAKARTA
JALAN PANTURA
Gambar IV. 03. Peta alternative site
Sumber: dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-7
a. Alternatif I : Jl. Mataram
- Site terletak pada zone perdagangan/komersial dan pusat pemerintahan
- Site merupakan kawasan pusat kegiatan masyarakat Pekalongan (pemuda)
karena dekat dengan lapangan mataram.
- Berada di kawasan padat penduduk
- Berada di tengah ketiga kampung batik
- Terletak di jalur pantura
- Tersedia jaringan utilitas lengkap
- Bentuk site tanpa liku dengan luasan yang cukup memadai, disekitar
kawasan terdapat rumah kosong dan pertokoan yang tidak produktif
Gambar IV. 04. Eksisting site alt 1
Sumber: dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-8
b. Alternatif II: Jl. Gajahmada Barat tirto
- Site terletak pada zone perdagangan/ komersial dan industri
- Site terletak di perbatasan jalur dari Jakarta sehingga cukup jauh dari pusat
kota
- Dekat dengan sentra industri batik wiradesa
- Pencapaian cukup mudah, dilalui oleh kendaraan umum dan kendaraan
pribadi
- Terletak di jalun linier kota (pantura)
- Tersedia jaringan utilitas lengkap
- Bentuk site berliku dengan luasan yang cukup memadai, masih banyak
lahan kosong sehingga cocok untuk pengembangan sekitar site
Gambar IV. 05. Eksisting Site alt 2
Sumber: dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-9
c. Alternatif III: Kecamatan Pekalongan timur
- Site terletak pada zone perdagangan/ komersial dan industri
- Site terletak di perbatasan jalur dari Semarang sehingga cukup jauh dari
pusat kota
- Dekat dengan daerah wisata belanja batik.
- Pencapaian cukup mudah, dilalui oleh kendaraan umum dan kendaraan
pribadi
- Tersedia jaringan utilitas lengkap
- Bentuk site berliku dengan luasan yang cukup memadai, masih banyak
lahan kosong sehingga cocok untuk pengembangan sekitar site
Gambar IV. 06. Eksisting site alt 3
Sumber: dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-10
d. Alternatif IV: Kecamatan Pekalongan Utara (Jl. WR.Supratman)
- Site terletak pada zone pariwisata
- Site terletak pada jalur utama kota ke arah utara
- Dekat dengan daerah wisata laut
- Pencapaian cukup mudah, dilalui oleh kendaraan umum dan kendaraan
pribadi
- Tersedia jaringan utilitas lengkap
- Bentuk site luasan yang cukup memadai, masih banyak lahan kosong
sehingga cocok untuk pengembangan sekitar site
- Memungkinkan timbulnya perkembangan kota
Gambar IV. 07. Eksisting Site alt 4
Sumber: dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-11
e. Pembobotan Penilaian kriteria
1) Tata guna lahan (pariwisata/ budaya, komersial, industri) (1) bobot = 30
2) Interaksi terhadap potensi lokasi (2) bobot = 30
3) Perkembangan pembangunan kota (3) bobot = 40
4) Kemudahan pencapaian (4) bobot = 20
5) Kedekatan dengan produksi Batik (5) bobot = 20
6) Jaringan utilitas (6) bobot = 10
7) Ukuran dan bentuk site (7) bobot = 10
Penilaian pembobotan Site
- Kriteria mendukung nilai = 3
- Kriteria cukup mendukung nilai = 2
- Kriteria kurang mendukung nilai = 1
Kriteria Bobot Nilai
Alternatif I Alternatif II Alternatif III Alternatif IV
(1) 30 2/60 2/60 2/60 2/60
(2) 30 2/60 1/30 1/30 3/90
(3) 40 1/40 1/40 1/40 3/120
(4) 20 3/60 3/60 3/60 2/40
(5) 20 3/60 2/40 2/40 1/20
(6) 10 3/30 3/30 3/30 3/30
(7) 10 3/30 2/20 2/20 3/30
Total nilai 340 280 280 390
Tabel IV. 01. Penilaian pembobotan site
Sumber: dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-12
Site terpilih : alternatif 4 (Jl. WR.SUPRATMAN)
Sesuai dengan beberapa pertimbangan pembobotan pemilihan criteria, akhirnya terpilih site
alternatif 4 yang berada di Jl. WR. Supratman. Berikut penjelasan lebih lanjut tentang
beberapa potensi site Jl.WR. Supratman, potensi site diarahkan pada dua pandangan yaitu
potensi site terhadap keberadaan bangunan dalam jangka waktu dekat
- Site memiliki lahan yang luas, sehingga bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan ruang
yang diperlukan.
- Site berada pada kawasan pariwisata, terdapat pariwisata pantai pasir kencana serta
pariwisata laut, aquarium raksasa wisata bahari, memanjakan wisatawan untuk
berkunjung dalam berbagai potensi Pekalongan dalam satu zona.
- Site dilalui jalur kendaraan umum serta kemudahan dalam pencapaian, memiliki jaringan
utilitas lengkap serta kemudahan pembuangan pengolahan limbah batik ke laut.
Gambar IV. 08. Peta Site terpilih
Sumber: dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-13
pandangan kedua yaitu potensi site terhadap keberadaan sekitarnya dalam jangka waktu
panjang.
- Site berada di kawasan fasilitas-fasilitas penting Pekalongan, yaitu TPI (tempat
pelelangan ikan) Pekalongan, wisata pantai pasir kencana serta aquarium raksasa wisata
bahari. Apabila Pusat Batik Pekalongan sesuai dengan rencana jangka panjang
mengalami kemajuan secara pesat memungkinkan fasilitas di sekitarnya mengalami
pembangunan baru baik di revitalisasi maupun di renovasi.
- Site berada di kawasan yang memiliki banyak lahan kosong memungkinkan kedepanya
timbul fasilitas-fasilitas baru di sekitar Pusat Batik Pekalongan serta di sepanjang jalan
menuju kea rah Pusat Batik pekalongan menjadikan percepatan pertumbuhan
pembangunan Kota Pekalongan.
f. Eksisting site
Batas batas site :
Gambar IV. 09. Batas Site
Sumber: dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-14
Sebelah Utara : Laut Utara
Sebelah Tenggara : Jl. WR. Supratman, TPI
Sebelah Barat Daya : Lahan Kosong (rencana pengembangan)
Sebelah Barat Laut : Jl. Kampung, Pemukiman
Sebelah Timur Laut : Jl. Pantai Sari I, Pantai Pasir Kencana
C. ANALISA KONSTEKTUAL PENGOLAHAN SITE
1. Analisa Pencapaian
a. Me (mean entrance)merupakan sirkulasi utama menuju ke site.yang terletak
pada jalan Wr Supratmana sesuai dengan analisa site dengan letak dan akses
yang mudah.Dipergunakan untuk user non karyawan
b. Se (side entrance) berada dijalan lingkungan jalan kampung di sebelah barat
laut site,se dipergunakan untuk kegiatan keluar masuk karyawan dan servis.
2. Analisa Kebisingan
Pengatasan kebisingan dengan cara masif-pasif bangunan, skin, serta ketinggian
lantai.
Gambar IV. 10. Analisa pencapaian
Sumber: dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-15
3. Analisa View
Optimalisasi view kw arahtenggara pada jalan utama serta view laut pa arah utara,
disamping pengoptimalan view luar juga penciptaan view ke dalam site.
4. Analisa Air Hujan
Pemanfaatan air hujan dialirkan ke reflecting pool sebagai pendingin bangunan.
5. Analisa Matahari
Sesuai analisa matahari pengolahan site tata masa serta bentuk mengikuti arah matahari
pagi-sore, penyelesaian panas matahari digunakan skin pada bangunan.
6. Analisa Angin
Penyesuaian bangunan dengan bentuk dinamis disesuaikan dengan pergerakan
angin mayoritas arah tenggara, arah selatan (angin darat), arah utara (angin laut)
D. ANALISA KEGIATAN
1. Kegiatan Pengelolaan
Kegiatan yang bertujuan untuk mengkoordinasikan seluruh kegiatan di dalam
Pusat Batik agar dapat berlangsung lancar dan saling mendukung.
Gambar IV. 11. Analisa View
Sumber: dokumen pribadi
Gambar IV. 12. Analisa Matahari
Sumber: dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-16
2. Pola Kegiatan
a. Pola Kegiatan Pengunjung:
Fasilitas
penunjang dan
servis
Kendaraan
Umum
Fasilitas
wisata
Berjalan Kaki
Parkir
Pengunjung
Fasilitas
Penunjang
Kendaraan
Pribadi
Lingkungan
Pusat Batik
R. Penerima dan
Informasi Umum
Pulang
Fasilitas
wisata
pendidikan
Fasilitas
Pemasaran
Datang
Transaksi
Konsumen
pemasaran
Produsen
Pariwisata &
pendidikan
Pendukung/
Pelayanan Jasa
Pembinaan dan
Pengembangan
industri
Direktur
Operasional
Administrasi
Keuangan
Teknis dan
Pemeliharaan
Humas
Prasarana dan
Pengadaan
Direktur
Utama
Direktur Umum
Kabag
Kabag
Kabag
Kabag
Kabag
Kabag
Kabag
Kabag Skema IV. 01. Kegiatan pengelolaan
Sumber: dokumen pribadi
SkemaIV. 02. Kegiatan pengunjung
Sumber: dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-17
b. Pola Kegiatan Pengusaha, Pengrajin & konsumen Batik(perdagangan)
c. Pola Kegiatan pengunjung (pendidikan/wisata pendidikan)
d. Pola Kegiatan pengunjung, seniman batik, pemerhati, designer busana batik,
peraga busana (pariwisata)
Berjalan Kaki
Parkir Pengelola
Kendaraan
Pribadi
Transaksi Jual Beli
Masuk Ke Lingkungan Pasar
Batik
Pulang
Datang Kendaraan Umum
Fasilitas
penunjang dan
servis
Berjalan Kaki
Parkir Pengelola
Kendaraan
Pribadi
Melakukan kegiatan
Masuk Ke Lingkungan Area Pendidikan
Batik
Pulang
Datang Kendaraan
Umum
Fasilitas
penunjang dan
servis
Berjalan Kaki
Parkir Pengelola
Kendaraan
Pribadi
Melakukan kegiatan
Masuk Ke Lingkungan Area Galeri Batik
exhibition hall
Pulang
Datang Kendaraan
Umum
Fasilitas
penunjang dan
servis
SkemaIV. 03. Kegiatan perdagangan
Sumber: dokumen pribadi
Skema IV. 04. Kegiatan wisata pendidikan
Sumber: dokumen pribadi
SkemaIV. 05. Kegiatan wisata pariwisata
Sumber: dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-18
e. Pola Kegiatan Pengelola
Berjalan
Kaki
Parkir Pengelola
Kendaraan Pribadi
Bagian Umum
Masuk Ke Kegiatan
Pengelolaan
Pulang
Datang
Bagian Operasional
Kendaraan Umum
SkemaIV. 06. Kegiatan pengelola
Sumber: dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-19
3. Analisa Pendekatan Kebutuhan Ruang
NO PELAKU
KEGIATAN
MACAM KEGIATAN KEBUTUHAN
RUANG
1 Pengunjung Datang
Berjalan kaki
Kendaraan Pribadi
Kendaraan Umum
Pedestrian
Parkir
Halte
Memasuki Gedung
Datang
Mencari Informasi
Ruang Penerima
R. Informasi
Fasilitas Pemasaran
Mencari informasi
penjualan
Melakukan transaksi
Melakukan
keg.administrasi
Melihat butik batik
Hall
R.Transaksi (kios)
Melakukan
keg.administrasi
Butik Batik
Fasilitas Wisata pendidikan
Memilih Bentuk Promosi
Melihat, cari tahu tentang
batik
- Informasi
- Melihat cara pembuatan
- Mencari literature/
informasi mengenai
batik
- Melihat Slide Film
R. Penerima
R. Informasi
Workshop
Pembuatan Batik
Perpustakaan
R. Audio Visual
MACAM RUANG
Fasilitas Pemasaran
Hall Pemasaran
R. Informasi Usaha
Butik batik
Cafe
Mushola
Lavatory
R. Bongkar Muat
Gudang Alat dan Sarana
R.transaksi (counter&kasir)
Cafetaria
Fasilitas wisata pendidikan:
Hall
Information desk, R. Informasi
Galleri batik
Cafetaria
Mushola
Lavatory
R. Bongkar Muat
Gudang Alat dan Sarana
Fasilitas wisata:
Hall
R. pameran tetap dan tidak
tetap
Workshop batik
R. seminar
R. exhibition hall
Menara pandang
Fasilitas Jasa Wisata:
Hall Pelayanan
R. jasa bank
R. jasa angkutan
R. konsultasi desain
R. pelayanan komunikasi
R. biro iklan dan radio
Fasilitas Pengelolaan
R. direktur utama
R. sek. Direktur utama
R. tamu
R. direktur umum
R. direktur operasional
R. sek. Direktur umum dan
direktur operasional
R. tamu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-20
Fasilitas wisata
Melihat pameran batik
Seminar, rapat
Peragaan busana
R. pameran
Rr. seminar
Exhibition hall
Fasilitas Penunjang dan
Servis
Istirahat (duduk)
Ibadah
Makan dan Minum
Melihat hiburan kesenian
Keamanan dan parkir
Telepon
Metabolisme
Plaza (area duduk
santai)
Musholla
Kafetaria
Arena pertunjukan/
plaza
R. jaga dan parkir
Boks telephone
Lavatory
2 Penyewa
Stand
(pengusaha/
pengrajin)
Datang
Berjalan kaki
Kendaraan umum
Kendaraan pribadi
Pedestrian
Halte
Parkir kendaraan
Memasuki gedung Entrance pengelola
Fasilitas promosi dan
pemasaran
Mencari informasi bisnis
industri batik
Memamerkan produk
batik
Menjual produk batik
Menawarkan/transaksi
produk, utk yang
tradisional saja
Konsultasi usaha
R. informasi bisnis
Showroom/ retail
shop
Retail shop
R.transaksi (Kios)
R.konsultasi
R. kabag promosi dan
pemasaran
R. staf promosi dan
pemasaran
R. kabag pembinaan
R. staff pembinaan
R. Kabag wisata
R. pelayanan jasa
R. staff wisata dan pelayanan
jasa
R. kabag adm keuangan dan
staff
R. kabag prasarana
pengadaan dan staff
R. kabag teknis pemeliharaan
dan staff
R. koord. Staff dan humas
R. koord. Dan satff pendataan
R. tamu
R. kabag promosi dan
pemasaran
R. staf promosi dan
pemasaran
R. kabag pembinaan
R. staff pembinaan
R. Kabag wisata
R. pelayanan jasa
R. staff wisata dan pelayanan
jasa
R. kabag adm keuangan dan
staff
R. kabag prasarana
pengadaan dan staff
R. kabag teknis pemeliharaan
dan staff
R. koord. Staff dan humas
R. koord. Dan satff pendataan
R. koordinator dan staff
personalia
Fasilitas penunjang dan servis
Hall
R.jaga dan informasi
R. rapat
R. arsip dan perpustakaan
R. ganti dan locker
Lavatory
Gudang
Musholla
Fasilitas penunjang dan servis
R. parkir umum dan
pengelola
Pos parkir dan satpam
Main hall
Kantin pengunjung dan
karyawan
Gudang
R. bongkar muat
Lavatory
R. ME/ Mechanical Electrical
R. AC/ Air Conditioning
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-21
3 Pengelola Datang
Berjalan kaki
Kendaraan umum
Kendaraan pribadi
Pedestrian
Halte
Parkir kendaraan
Memasuki gedung Entrance pengelola
Kegiatan pelayanan
pengunjung (operasional)
Koord. Promosi dan
pemasaran
Koord. Pelayanan jasa
wisata
Koord. pembinaan
R. kabag. Promosi
dan
pemasaran+staff
R. kabag jasa
wisata+staff
R. kabag
pembinaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-22
Kegiatan Pengelolaan
Umum
Koord. Adm dan
keuangan
Mengatur adm dan
keuangan
Koord. pengadaan &
prasarana
Mengatur prasarana
Mengatur pengadaaan
barang
Koord. Teknis dan
pemeliharaan
Mengatur teknis
bangunan
Mengatur pemeliharaan
Mengatur hubungan
masyarakat
Mengelola pendataan
Mengatur karyawan
R. kabag adm. dan
keuangan
R. staff adm. dan
keuangan
R. kabag pengadaan
dan prasarana
R. staff prasarana
R. satff pengadaan
R. kabag teknis dan
pemeliharaan
R. staff teknis
R. staff
pemeliharaan
R. staff humas
R. staff pendataan
R. staff personalia
Kegiatan Manajerial
Kegiatan direktur utama
Kegiatan sekretaris
direktur
Kegiatan direktur umum
Kegiatan direktur
operasional
Kegiatan sekretaris
direktur
R. direktur utama
R. sekretaris
direktur utama
R. direktur umum
R. direktur
operasional
R. sekretaris
direktur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-23
Kegiatan Servis Pengelola
Penyimpanan dan
gt.pakaian
Informasi
Menerima tamu
Terminal komputer
Pembinaan intern
Pendataan dan pustaka
Menyimpan alat dan
perlengkapan
Penerimaan dan persiapan
pameran
Makan minum
Metabolisme
R. ganti dan locker
R. resepsionis dan
informasi
R. tamu
R. komputer
R. serbaguna/rapat
R.Arsip dan
perpustakaan
Gudang alat dan
perlengkapan
R. perencanaan
promosi dan
pemasaran
Kantin
Lavatory
E. ANALISA BESARAN RUANG
1. Dasar Pertimbangan :
a. Kapasitas ruang atau jumlah pemakai
b. Dimensi dan lay out produk batik serta peralatan pelengkapnya
c. Luasan unit fungsi
d. Flow dan keleluasaan gerak
2. Dasar Perhitungan :
a. Perhitungan Standart
1) Ernest Neufert, data Arsitek I dan II
2) Joseph De Chiara and John Calender, Time Standart For Building
3) Julius Ponero and Martin Zelnik, Human Dimension and Interior Space
4) Fred Lawson, Conference, Convention, and Exhibition Facilities
5) Harold P. Sleeper, Building Planning Design Standart
b. Perhitungan Khusus
Tabel IV. 02. Kebutuhan ruang
Sumber: dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-24
1) Besaran kapasitas
2) Peralatan pendukung
3) Unit fungsi
4) Flow kenikmatan dan kenyamanan pemakai ruang
c. Prosentase flow gerak berkisar antara 10% sampai 60% dengan kriteria sebagai
berikut:
1) 10%: ketentuan standart flow gerak minimum
2) 20%: kebutuhan keleluasaan gerak
3) 30%: tuntutan kenyamanan fisik
4) 40%: tuntutan kenyamanan psikis
5) 50%: tuntutan persayaratan spesifik kegiatan
6) 60%: tuntutan terhadap servis kegiatan
d. Kapasitas Ruang Dari Pengguna Pusat Batik
Kapasitas Pusat Batik di Pekalongan didasarkan atas kemampuan
pelayanan terhadap jumlah konsumen sampai proyeksi beberapa tahun
mendatang ditambah dengan keberadaan fasilitas pendukung wisata lain yang
ada di Pekalongan.
Sebagai dasar untuk menentukan kebutuhan luas ruang perlu adanya studi
ruang, dasar pertimbangan:
1) besaran kapasitas
2) sirkulasi dan kenyaman pemakai ruang yang rekreatif
3) jumlah pemakai dan dimensinya
4) peralatan pendukung
5) penempatan tata letak ruang
6) estetika
3. Perhitungan Besaran Ruang
a. Analisa Ruang pemasaran
1) Dimensi Kios (dari pengamatan yang ada pada kios di pasar klewer):
- Kios sedang : (3x3) =9 m2
- Kios kecil : (2x2.5)=5 m2
2) Dimensi butik batik (dari pengamatan yang ada pada butik batik di daerah
pekalongan):
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-25
Untuk mendisplay batiknya ruang yang didapat antara antara 9m2-
30m2
3) Analisa dari pengamatan ruang pemasaran yang diperlukan diambil rata
rata penggunaanya yaitu 20m2
Pedagang pekalongan(15% pengusaha batik di pekalongan) = 0,15x1719
= 257 retail
Pgsh&Pdgg luar pekalongan (10% pedagang pkl yg ditampung) = 0,1x257
= 26 retail
Jumlah kebutuhan ruang pemasaran (butik batik) = 283 retail
4) Ruang jual-beli pemasaran dengan rincian:
Retail (dari pengamatan yang ada pada kios di pasar klewerserta sebagai
analisa peruangan mencakup kenyamanan jual beli):
butik batik 283x(20m2) = 5660 m
2
sirkulasi 50% 50%x5660 =2830m2
total luasan ruang perdagangan =8490 m2
asumsi area perdagangan menjadi acuan minimum dalam perancangan, area
disediakan area pengembangan untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan
perdagangan yang terjadi masa yang akan datang.
b. Analisa Workshop Batik
Asumsi dengan pengunjung satu rombongan 30 orang, pengunjung sesuai
dengan kebutuhan rombongan pengunjung baik pelajar maupun masyarakat
umum, serta asumsi penggunaan rolling space pada tiap workshop.
1) Kegiatan yang terjadi pada workshop batik tulis :
Mola: 1.2x1.5 = 1.8 m2
Mbatik: 1.2x1.5 = 1.8 m2
Warna: 1.5x1.5 = 2.25 m2
Mbabar: 3 x 2 = 6 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-26
Nglorod: 3 x 2 = 6 m2
Njemur: 1,5 x 0,5 = 0,75 m2
2) Kegiatan yang terjadi pada workshop batik cap:
Penggunaan workshop batik cap 50 persen dari pengunjung. Tiap area
batik cap digunakan oleh 2 pengunjung.
Nge-Cap : 1.5x2 = 3 m2
Warna : 1.5x1.5 = 2.25 m2
Mbabar : 3 x 2 = 6 m2
Nglorod : 3 x 2 = 6 m2
Njemur : 1,5 x 0,5 = 0,75 m2
Luas ruang yang dibutuhkan untuk keg. Njemur = 0,75x30 =22,5 m2
Total luas ruang keseluruhan untuk keg.Studio pemb.batik cap = 110,25 m2
Total luas ruang keseluruhan untuk keg.workshop.batik+Flow 50%
=414+207= 641 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-27
FASILITAS PEMASARAN ( BUTIK BATIK)
Total luasan fasilitas pemasaran 9328 m2
JENIS RUANG KETERANGAN KAPASITAS ANALISA LUAS
r. informasi 0,9 m2/orang 2 x 2 orang 0,9 x 4 = 36 m
2
Flow 20 %
4,2 m2
Butik batik 20 m2/retail 283 butik 20 x 283 = 5660 m
2
Flow 50 %
8490
m2
musholla 0,8 m2/orang 100 orang 0,8 x 100 = 80 m
2
Flow 20 %
96 m2
Lavatory 3 m2/wc
1,5 m2/wastafel
1,5 m2/urinoir
20 wc
20 wastafel
20 urinoir
3 x 20 = 60 m2
1,5 x 20 = 30 m2
1,5 x 20 = 30 m2
Flow 20 %
144 m2
Bongkar muat 32 m2/ truck 3 truck 32 x 3 = 96 m
2
Flow 60 %
154 m2
Gudang 20 m2/gudang 20 gudang 20 x 20 = 400 m
2
Flow 10 %
440 m2
Tabel IV. 03. Besaran ruang pemasaran
Sumber: dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-28
FASILITAS PENDIDIKAN (WORKSHOP)
JENIS RUANG KETERANGAN KAPASITAS ANALISA LUAS
hall pendidikan 1,1 m2/orang 30 orang 1,1 x 30 = 33 m
2
Flow 50 %
66 m2
r. bahan baku
kain dan bahan
Studi banding - - 36 m2
r. desain motif 5 m2/orang 6 orang 5 x 6 = 30 m
2
Flow 20 %
36 m2
Workshop batik
tulis
30 orang 173,25 m2
Flow 50 %
259.875
m2
Workshop batik
cap
30 orang 110,25 m2
Flow 50 %
165.375
m2
Gudang alat 20 m2/gudang 2 gudang 20 x 2
40 m2
Lavatory 3 m2/wc
1,5 m2/wastafel
1,5 m2/urinoir
8 wc
8 wastafel
4 urinoir
3 x 8 = 24 m2
1,5 x 8 = 12 m2
1,5 x 4 = 6 m2
Flow 20 %
50 m2
Ruang
pertemuan/audio
visual.
100 orang Audience 100 x 0.7 = 70 m2
Loby dan lounge, 1/5 70 = 14m2
Satge 25 % x 70 = 17,5 m2
Total = 101,5 m2
Flow 30 %
131.95
m2
Ruang
perpustakaan
50 orang Buku diperkirakan 5000 bk x 10
cm2/bk = 50 m
2
Ruang baca 50 orng ( 1/5 dr jmlh
pengunjung), 50 x 2.5 m2=125m
2
Ruang catalog = 10 m2
Gudang = 10 m2
Ruang pelayanan
1 counter = 3m2
Ruang pelayanan staff 5 orng, 5 x
0.8 m2/org = 4m
2
1 mesin ft cpy 2 m2
Total 50 + 125 + 10 + 10 + 3 + 4
245 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-29
Total luasan fasilitas pendidikan 1078,8 m2
+ 2 = 158 m2
Sirkulasi 20 5 x 158 = 32 m2
Jd luas perpustakaan = 204 m2
Flow 20 %
Musholla 0,8 m2/orang 30 orang 0,8 x 30 = 24 m
2
Flow 20 %
29 m2
Loket karcis 1,2 m2/orang 2 Orang 1,2 x 2 = 2,4 m
2
Perabot=0,8 x 3 =2,4m2
Flow 50%
7,2 m2
Ruang informasi 0,6m2/orang 4 Orang 0,6 x 4 = 2,4 m
2
Perabot=0,8x3 =2,4m2
Flow 50%
7,2 m2
Ruang penitipan
barang
0,6m2/orang 2 Orang 0,6 x 2 = 1,2 m
2
Perabot=0,5x5 =2,5m2
Flow 50%
5,5 m2
Tabel IV. 04. Besaran ruang pendidikan
Sumber: dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-30
FASILITAS PARIWISATA (GALERI)
JENIS RUANG KETERANGAN KAPASITAS ANALISA LUAS
Hall Pariwisata 1,1 m2/orang 30 orang 1,1 x 30 = 33 m
2
Flow 50 %
66 m2
Galeri kontemporer 4m2/orang 30 orang 4 x 30 = 120 m
2
Flow 100 %
240 m2
Galeri batik kraton 4m2/orang 30 orang 4 x 30 = 120 m
2
Flow 100 %
240 m2
Galeri batik
pengaruh kraton
4m2/orang 30 orang 4 x 30 = 120 m
2
Flow 100 %
240 m2
Galeri batik
saudagaran dan
petani
4m2/orang 30 orang 4 x 30 = 120 m
2
Flow 100 %
240 m2
Galeri batik
pengaruh india
4m2/orang 30 orang 4 x 30 = 120 m
2
Flow 100 %
240 m2
Galeri batik
pengaruh belanda
4m2/orang 30 orang 4 x 30 = 120 m
2
Flow 100 %
240 m2
Galeri batik
pengaruh cina
4m2/orang 30 orang 4 x 30 = 120 m
2
Flow 100 %
240 m2
Galeri batik
pengaruh djawa
hokokai
4m2/orang 30 orang 4 x 30 = 120 m
2
Flow 100 %
240 m2
Galeri batik
Indonesia
4m2/orang 30 orang 4 x 30 = 120 m
2
Flow 100 %
240 m2
Menara Pandang 1,5m2/orang 30 orang 1,5 x 30 = 45 m
2
Flow 40 %
63 m2
multifunction hall
(r. peragaan, r.
seminar)
Converence room
34m2/orang
Foyer = 0,2 ruang
Pantry = 0,2
ruang
Gudang =0,1
ruang
r.ganti = 90m2
100 Orang 100 x 3m2 = 300 m
2
0,2 x 300 = 60m2
0,2 x 300 = 60m2
0,1 x 300 = 30m2
90 m2
Flow 20 %
608 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-31
Total luasan fasilitas pariwisata 3398,5 m2
FASILITAS PENGELOLA
JENIS RUANG KETERANGAN KAPASITAS ANALISA LUAS
Hall Pengelola 1,1 m2/orang 15 orang 1,1 x 15 = 16,5 m
2
Flow 50 %
25 m2
r. direktur utama 20 m2/orang 1 orang 20 x 1 = 20 m
2
Flow 20 %
24 m2
r. sekretaris direktur 10 m2/orang 1 orang 10 x 1 = 10 m
2
Flow 20 %
12 m2
r. direktur umum 15 m2/orang 1 orang 15 x 1 = 15 m
2
Flow 20 %
18 m2
r. sek direktur umum 10 m2/orang 1 orang 10 x 1 = 10 m
2
Flow 20 %
12 m2
r. direktur operasi 15 m2/orang 1 orang 15 x 1 = 15 m
2
Flow 20 %
18 m2
r. sek direktur
operasi
10 m2/orang 1 orang 10 x 1 = 10 m
2
Flow 20 %
12 m2
r. kabag pemasaran 12 m2/orang 1 orang 12 x 1 = 15 m
2
Flow 20 %
18 m2
kafetaria 9
m2/warungkuliner
20 wk/10
orang
9 x 20 = 180 m2
r. makan 200 orang = 1x200 =
200 m2
Flow 20 %
456 m2
Musholla 0,8 m2/orang 50 orang 0,8 x 50 = 40 m
2
Flow 20 %
48 m2
Lavatory 3 m2/wc
1,5 m2/wastafel
1,5 m2/urinoir
10 wc
10 wastafel
5 urinoir
3 x 10 = 30 m2
1,5 x 10 = 15 m2
1,5 x 5 = 7,5 m2
Flow 20 %
63,5 m2
Tabel IV. 05. Besaran ruang pariwisata
Sumber: dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-32
r. staff pemasaran 8 m2/orang 8 orang 8 x 8 = 64 m
2
Flow 20 %
76,8 m2
r. kabag pendidikan 12 m2/orang 1 orang 12 x 1 = 15 m
2
Flow 20 %
18 m2
r. staff pendidikan 8 m2/orang 4 orang 8 x 4 = 32 m
2
Flow 20 %
38,4 m2
r. kabag pariwisata 12 m2/orang 1 orang 12 x 1 = 15 m
2
Flow 20 %
18 m2
r. staff pariwisata 8 m2/orang 6 orang 8 x 6 = 48 m
2
Flow 20 %
57,6 m2
r. kabag marketing 12 m2/orang 1 orang 12 x 1 = 15 m
2
Flow 20 %
18 m2
r. staff marketing 8 m2/orang 3 orang 8 x 3 = 24 m
2
Flow 20 %
28,8 m2
r. kabag
teknis&pemeliharaan
12 m2/orang 1 orang 12 x 1 = 15 m
2
Flow 20 %
18 m2
r. staff
teknis&pemeliharaan
8 m2/orang 3 orang 8 x 3 = 24 m
2
Flow 20 %
28,8 m2
r. kabag
adm&keuangan
12 m2/orang 1 orang 12 x 1 = 15 m
2
Flow 20 %
18 m2
r. staff
adm&keuangan
8 m2/orang 3 orang 8 x 3 = 24 m
2
Flow 20 %
28,8 m2
r. kabag
humas&personalia
12 m2/orang 1 orang 12 x 1 = 15 m
2
Flow 20 %
18 m2
r. staff
humas&personalia
8 m2/orang 3 orang 8 x 3 = 24 m
2
Flow 20 %
28,8 m2
r. kabag pendataan 12 m2/orang 1 orang 12 x 1 = 15 m
2
Flow 20 %
18 m2
r. staff pendataan 8 m2/orang 3 orang 8 x 3 = 24 m
2
Flow 20 %
28,8 m2
r. rapat 2,25 m2/orang 47 orang
(50%
pengelola)
2,25x 24 = 54 m2
Flow 40 %
75,6 m2
r. tamu 0,8 m2/orang 10 orang 0,8x 10 = 8 m
2
Flow 20 %
9,6 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-33
r. arsip&r.baca 2,32m2/orang 47 orang
(30%
pengelola)
2,32 x 15 = 34,8 m2
Flow 20 %
42 m2
kantin 1,3/orang 47 orang
(50%
pengelola)
1,3 x 24 = 31,2 m2
Dapur 50% = 15
Flow 20 %
55,24 m2
musholla 0,8 m2/orang 47 orang
(50%
pengelola)
0,8 x 24 = 19,2 m2
Flow 20 %
13,04 m2
Lavatory 3 m2/wc
1,5 m2/wastafel
1,5 m2/urinoir
4 wc
4 wastafel
2 urinoir
3 x 4 = 12 m2
1,5 x 4 = 6 m2
1,5 x 5 = 2 m2
Flow 20 %
24 m2
gudang asumsi
12 m2
Total luasan fasilitas pengelola 813,28 m2
FASILITAS PENUNJANG & SERVICE
JENIS RUANG KETERANGAN KAPASITA
S
ANALISA LUAS
Parkir pengunjung 1000 Menggunakan bus 20%, 200
pengunjung, 5 bus x 36m2
=180 m2
Menggunakan mobil20%,
200 pengunjung
menggunakan 200 mobil
x15m2 = 3000 m
2
Menggunakan motor 60%,
600 pengunjung
menggunakan 600 motor x
13398m2
Tabel IV. 06. Besaran ruang pengelola
Sumber: dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-34
1,5m2 = 9000 m
2
cadangan site 10%x kebthan
parkir
Parkir pengelola 100 Bawa motor 75 % x100=
75x1.5=112,5 m2
Bawa mobil 10% x100 = 10,
15x18=270 m2
Jalan kaki/naik angkot 15
%x100 = 15
382,5m2
Garasi 1 mobil
keliling
1 truck
2 jeep untuk
operasional
2mobil untuk
direktur dan
wakil
(1x8)+(1x24)+(2x15)+(6x1.5
)+(2x18)=117 m2
Flow 30 % x 117 = 35 m2
152m2
R. jaga dan
kebersihan
8 orng 8x2.5 = 20 m2 20m
2
R istirahat karyawan 127 pegawai 127 x 0.8=101 m2
Flow 50 % x 101= 51 m2
152m2
Gudang kebersihan Asumsi - 20m2
R. genset Asumsi - 50m2
R. pompa Asumsi - 18m2
Ground Water Tank Asumsi 33m2
R .elektrikal Asumsi - 30m2
R.monitor Asumsi - 10m2
R. mesin ac Asumsi - 30m2
R. AHU Asumsi - 10m2
Total luasan fasilitas service 14205,5 m2
Tabel IV. 07. Besaran ruang service
Sumber: dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-35
Total luasan fasilitas pemasaran 9328 m2
Total luasan fasilitas pendidikan 1078,8 m2
Total luasan fasilitas pariwisata 3398,5 m2
Total luasan fasilitas pengelola 813,28 m2
Total luasan fasilitas service 14205,5 m2
Jadi total keseluruhan Pusat Batik Pekalongan adalah 28823,58 m2
F. ANALISA FILOSOFI BATIK DAN FILOSOFI BERARSITEKTUR
Pernahkah terpikirkan bahwa batik bukan sekedar sehelai kain bergambar?
pernahkah terpikirkan bahwa batik mempunyai nilai khusus?
Pernahkah terpikirkan bahwa batik mempunyai do’a dan harapan ?
Pernahkah terpikirkan bahwa batik….. memiliki apa yang tak terpikirkan ?
Sebenarnya ada apa dengan batik……?
(merenung mempertanyakan pada diri, awal 2010)
Pemikiran untuk ber”filsafat” menjadikan selalu bertanya-tanya…. Objeknya batik untuk
berfilsafat batik. Sebenarnya ada apa di balik ini, mencoba mencari esensi batik, pemahaman
yang kemudian bisa di ambil manfaatnya dan akhirnya kenyataan untuk berfilsafat dalam
arsitektur.
Proses untuk mendapatkan analisa filosofi batik berawal dari rasa heran dan kagum akan
batik yang kemudian sedikit mempelajari batik, mengamati dalam bentuk teoritik maupun
secara langsung. Yang kemudian memahami filsafat walaupun masih dalam tahap dasar, dan
pemahaman filsafat yang telah dilalkukan oleh para arsitek terdahulu. Kembali lagi untuk
memahami lebih lanjut tentang batik hingga bisa dijadikan untuk berfilsafat dalam arsitektur.
Beberapa elemen-elemen filsafat yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya diterapkan
pada elemen-elemen arsitektur. Pengolahan site, massa, bentuk, sirkulasi, pemaknaan ruang,
struktur, dan luasan cakupan arsitektur menjadi media eksplorasi penerapan dari menemukan
filosofi batik. Bukan hanya motif yang mengandung filosofi, melainkan dari awal pemikiran
apa itu batik, sejarah perkembanganya, hingga kondisi batik saat ini.
Beberapa analisa dari batik yang disebut menjadi filosofi batik sebagai bahan dasar dalam
perancangan dan perencanaan pusat batik. Aplikasinya ke arsitektur di bahas pada bab analisa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-36
arsitektur. Sesuai dengan berfilsafat dalam arsitektur menekankan dari segi arsitekturnya dan
filsafat sebagai pendukung utamanya. Yang dilakukan untuk melakukan berfilsafat dalam
arsitektur yaitu mengambil dan mengolah elemen-elemen filsafat ke dalam elemen-elemen
arsitektur.
Analisa batik dibahas sesuai dengan rujukan yang diambil serta penulisan sesuai dengan
perkembangan sejarah batik pada tiap jamanya.
Analisa batik secara umum
mencari pengertian yang mendasar, apa itu batik ?, mengapa muncul batik ?, awal
mulanya seperti apa?, hal apa yang membuat batik bisa melintasi ruang dan waktu ? sampai
saat ini dari ratusan tahun lalu, hikmah apa yang bisa dipetik dari batik.
1. Batik memiliki keindahan luar dan keindahan rohani
Batik memiliki keindahan luar dan dalam, dilihat dari motif dan makna tiap motif
pengaplikasian pada pusat batik yaitu mempunyai keindahan luar serta dalam
juga, terwujud dalam pengalaman ruang serta rasa pada tiap ruang dan
pengalaman menikmati batik dari luar sehingga pengunjung merasakan ketidak
bosanan.
2. Sabar dalam berproses
Batik hingga menghasilkan karya yang memukau melalui proses yang panjang
dibutuhkan waktu yang lama. Terjadi perbedaan kwalitas pada batik tulis, batik
cap dan batik printing. Aplikasi pada pusat batik yaitu pada penataan sirkulasi,
suasana yang berbeda pada tiap proses pada masing masing bangunan untuk
melihat dan merasakan warisan budaya berupa batik sehingga tercapainya
pengunjung menghargai sebuah karya batik.
3. Pengolahan geometris kemudian non geometris
Batik menggunakan pola geometri yang kemudian pola non geometri, aplikasi
pada pengolahan site yang pertama menggunakan pola geometri kemudian pola
non geometri.
4. Padat lebih berbicara dari kekosongan
Batik diciptakan dan dikagumi karena padat karyanya, semakin padat karya
semakin tinggi pula kualitas yang didapatkan, aplikasi nya pada bangunan
member pengisi pada bidang kosong.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-37
5. Doa, harapan dan pembawa pesan
Batik memiliki harapan doa aplikasinya pusat batik dapat memberikan pesan
pesan pada pengunjung
6. Naturalis
Dari studi pencarian hikmah batik, motif batik sebagian besar tanaman hewan
alam sekitar, bunga-bunga, yang bisa di ambil dar motif tersebut batik itu
naturalis, aplikasi pada pusat batik yanitu menggunakan paham naturalis,
pemanfaatan dan pengolaha material alam. Air, tumbuhan, angin, batu. Cahaya.
G. ANALISA RUANG DAN BENTUK
Analisa ruang dan bentuk berawal dari pengmbangan analisa filosofi batik yang sudah
dijelaskan di analisa sebelumnya.
1. Analisa Ruang
Analisa ruang yang terwujud dalam Pusat Batik sesuai dengan proses pencarian
hikmah yang dipetik dari batik.
2. Studi Bentuk
Untuk mendapatkan rasa, Efek gelap terang, efek bayangan, skala, proporsi,
bentuk yang ditimbulkan secara langsung dari bentuk, diperlukan studi dalam
skala kecil, berikut studi pencarian bentuk.
Berikut akan dijelaskan pencarian bentuk yang muncul dari eksplorasi permainan
bentuk pada kain serta pola batik.
Eksplorasi Bentuk Penjelasan eksplorasi bentuk
Bentuk bisa menyesuaikan
sekitar, seperti ombak, efisiensi
penggunaan ruang tinggi, atap
bisa digunakan sebagai public
space, unik, permainan irama
harmonisasi tidak menimbulkan
kejenuhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-38
Bentuk lebih atraktif, tegas,
melayang, efisiensi ruang kurang
optimal, bangunan berkesan
monumental.
Bergelombang, atraktif tapi
monoton, pengulangan irama,
optimalisasi ruan efisien.
Bentuk monumental, efek rasa
tidak melindungi terkesan asing,
Membumi, lubang lubang
dgunakan sebagai masuknya
udara dan cahaya, ada rasa
penasaran terhadap ruang di
dalamnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-39
Atraktif, tidak monoton,
monumental, bentuk bangunan
bisa mengarahkan arah angin,
dinamis.
Membumi, selaras dengan alam
dengan bentukan horizontal yang
di tekuk kearah vertical,
penciptaan dinamisasi.
Abstrak yang masih berpegang
prinsip repetisi agar terkesan
menyatu antar bangunan. Ada
perasaan ruang yang berbeda
dalam tiap titik. Eksperimen
dalam site terbuka dengan
perkerasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-40
Abstrak yang masih berpegang
prinsip repetisi agar terkesan
menyatu antar bangunan. Ada
perasaan ruang yang berbeda
dalam tiap titik. Eksperimen
dalam site terbuka tanpa
perkerasan.
Disusun secara acak dalam
komposisi linier, dalam ruang
terjadi penciptaan perjalanan
berurutan tiap ruang.
Melayang berkesan simple, sdikit
bersifat sculpture, bermakna
tersembunyi.
Melayang dalam struktur satu
tumpuan, unik, atraktif, berirama,
terbuka adanya transparasi yang
tidak ditutup-tutupi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-41
Melayang berkesan simple, sdikit
bersifat sculpture, bermakna
tersembunyi.
Simple, agak sedikit monoton.
Abstrak yang masih berpegang
prinsip repetisi agar terkesan
menyatu antar bangunan. Ada
perasaan ruang yang berbeda
dalam tiap titik. Ditata secara
linier.
Efek dramatis yang ditimbulkan
dari efek bayangan naungan dari
batik yang diletakan pada
sirkulasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-42
Pengolahan fasade, lembaran
batik yang terpampang secara
monumental, sehingga timbul
rasa agung terhadap batik, fasade
awal dari chemistry pengguna
dengan bangunan.
Lubang lubang yang tercipta dari
motif batik, digunakan sebagai
pengatsan kebosanan dalam
sirkulasi panjang, penciptaan rasa
dari pengalaman ruang, efek
bayangan yang ditimbulkan
menciptakan dramatisasi berada
dalam naungan batik.
Bisa digunakan pada pengolahan
fasade, monumental,
pengulangan yang harmonis tidak
membosankan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-43
Lubang lubang yang tercipta dari
motif batik, digunakan sebagai
entrance, penciptaan rasa dari
pengalaman ruang, efek
bayangan yang ditimbulkan
menciptakan dramatisasi berada
dalam naungan batik.
Studi bentuk diatas lepas dari site yang ada, studi bentuk murni mencari
pengalaman ruang serta rasa yang ditimbulkan dari batik, penyesuaian dengan site
dianalisis selanjutnya dalam bentuk sketsa awal.
Gambar IV. 13. Sketsa
Sumber: dokumen pribadi
Tabel IV. 08. Eksplorasi bentuk
Sumber: dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-44
H. ANALISA PENZONINGAN
Penzoningan sesuai dengan pembagian kebutuhan ruang pada masing-masing
kegiatan/aktivitas yang serupa dan saling mendukung. Penzoningan dibagi menjadi 3
zoning, zona komersial, zona edukasi, zona budaya dan informasi. Zona komersial
walau terlihat menyatu dengan zona edukasi, zona budaya dan informasi sebenarnya
direncanakan ada pemisahan, dikarenakan adanya perbedaan sangat krusial, tingkat
keramaian aktivitas. Zona komersial dengan aktivitas ramai sedangkan zona edukasi,
zona budaya dan informasi dengan aktivitas hening.
Zona komersial ditunjukan pada bagian yang berwarna hijau, zona edukasi ditunjukan
pada bagian yang berwarna merah dan zona budaya informasi ditunjukan pada bagian
yang berwarna biru, penyatuan antar zona ditujukan dengan memberikan sirkulasi
secara linier yang ditunjukan pada garis merah.
Gambar IV. 14. Analisa Penzoningan
Sumber: dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-45
I. ANALISA STRUKTUR DAN SKIN
1. Sub Struktur
Pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang pancang yang memiliki
karakteristik sesuai dengan jenis tanah area site yang cukup keras. Selain itu
tipologi bangunan high tech banyak menggunakan material-material
seperti baja, dan besi, sehingga beban bangunan pada tanah akan sangat berat
.
2. Super Struktur
Struktur rangka baja dengan kolom dan balok bajai pemikul beban merupakan
struktur badan bagi bangunan yang direncanakan. Teknologi precat-pracetak
Gambar IV. 15. Sub struktur
Sumber: dokumen pribadi
Gambar IV. 16. Super struktur
Sumber: dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-46
3. Analisa analogi struktur
Analogi struktur pada bangunan yang bergelombang sesuai dengan arah tanda
merah. Plat lantai menggunakan cor beton yang kemudian beban gayanya di
salurkan melalui balok yang diteruskan oleh pondasi sumuran kemudian beban
dinetralisir masuk ke dalam tanah. Beban diupayakan bisa tersalur dengan baik
kedalam tanah.
4. Analisa Pemanfaatan air hujan
Pemanfaatan air hujan sebagai salah satu respon terhadap pemanfaatan potensi
ekosistem. Air hujan dimanfaatkan untuk penggunaan air dalam bangunan, sistem
air kotor dan pendingin ruang. Air hujan di taruh dalam wadah berupa reflecting
pool melewati pipa-pipa pralon dalam bangunan yang diarahkan sesuai tanda
panah.
Gambar IV. 17. Analisa analogi struktur
Sumber: dokumen pribadi
Gambar IV. 18. Analisa Pemanfaatan air hujan
Sumber: dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-47
5. Panggunaan Skin
Skin bermaterial Grc board pada modul konstruksi baja dengan substruktur baja,
skin in sudah biasa digunakan di berbagai Negara dalam memperkuat karakter
bangunan. Berikut beberapa contoh aplikasi penggunaan skin Grc Board pada
bangunan.
Gambar IV. 19. Penggunaan skin batik
Sumber: dokumen pribadi
Gambar IV.20. Bangunan ber skin grc board
Sumber: design boom (shanghai expo)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-48
J. ANALISA UTILITAS
1. Sistem Pengamanan kebakaran
Terdiri dari :
a. Sistem Deteksi : Heat Detector, Smoke, Fire
b. Sistem Represif : Fire Hydrant, Automatic Sprinkler System, Fire Extinguiser
on House Reel
c. Sistem Preventif
d. Sistem Penyelamatan Penghuni
1) Kebutuhan Air Sebagai Pemadam Kebakaran
Semua outlet beroperasi, terdapat 1 menit waktu alat bekarja
sebelum pompa air ke resevoir beroperasi untuk menambah air di
reservoir.
2) Perencanaan Penempatan Reservoir
Perencanaan reservoir terpisah-pisah, yaitu untuk fire hydrant
langsung dari reservoir utama didistribusikan menuju outlet dengan
pompa untuk mempertahankan tekanan air. Sedangkan untuk sprinkler
dari pompa ditampung dulu pada atap bangunan, dengan menuju sprinkler
head dengan sistem down feed.
2. Sistem Air Bersih
a. Sumber air bersih, sumber air bersih berasal dari PDAM dan Deep Well
b. Sistem Distribusi, distribusi air bersih menggunakan kombinasi dari dua
sistem yang populer digunakan, yaitu :
o Up Feed Distribution
o Down Feed Distribution
Pompa
Sumur
dalam
Ground Water
Tank Pompa
Upper tank
distribusi
Ground
reservoir Meteran
PAM
Pompa
Tangki
atas
Distribusi SkemaIV. 07. Aliran air bersih deep well
Sumber: dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-49
3. Sistem Pembuangan Air Kotor
Sistem pembuangan air kotor dalam lingkungan bank dijauhkan dari sumber atau
jaringan air bersihnya.
Pada ruang mekanikal dan elektrikal dibuat kedap air, supaya sisa-sisa minyak
yang tercecer tidak meresap ke dalam tanah. Minyak bekas dari dapur dibuang
melalui treatment pada tempat tertentu yang kedap air.
4. Sistem Pengolahan limbah Batik
Sistem pengolahan lmbah batik dibagi menjadi 2, pengolaan limbah batik pewarna
alami dan pengolahan limbah batik pewarna buatan. Limbah batik di olah pada
kawasan sekitar site, perbedaanya hanyalah pada, apabila limbah batik pewarna
alami bak penampung limbah arus terdapat eceng gondok untuk mempercepat
proses pengolahan limbah pada warna air.
Dapur Penangkap lemak
Air kotor
Bak penampung
Pengolah
Limbah
Toilet
Sumur
Resapan
Tinja Septictank
Sumur
Resapan
workshop limbah Bak penampung limbah
Pengolah
Limbah
SkemaIV. 08. Sistm pembuangan air kotor
Sumber: dokumen pribadi
SkemaIV. 09. Sistem pembuangan limbah batik
Sumber: dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-50
Air hujan dari atap
Pipa Vertikal
Sumur
Resapan
Air hujan sekitar site
Bak kontrol Selokan
5. Sistem Drainase
Di luar bangunan, pembuangan air hujan melalui saluran-saluran pembagi
dan bak kontrol sebelum ditampung di bak penampung air netral untuk
digunakan kembali. Air hujan yang melalui atap disalurkan lewat talang
maupun langsung tempias ke tanah.
6. Sistem Instalasi Listrik
a. Sumber tenaga
o Perusahaan listirik negara (PLN)
o Diesel generator set, sebagai sumbar tenaga listrik untuk beban emergency.
b. Pengoperasian Sistem
Pada kondisi beban normal, seluruh beban listrik mendapat suplai tenaga
listrik dari PLN. Bilamana sumber tenaga listrik PLN mengalami gangguan,
maka secara otomatis sumber tenaga listrik diambil alih oleh sumber cadangan
diesel genset yang dilengkapi Automatic Main Failure (AMF) dan melayani
beban listrik. Interfal waktu dari PLN padam hingga sumber listrik diesel
genset melayani beban adalah maksimum 20 detik.
Meteran Panel utama
Panel skunder
Panel skunder
Distribusi
Distribusi Genset
PLN
SkemaIV. 10. Sistem Drainase
Sumber: dokumen pribadi
SkemaIV. 11. Sistem instalasi listrik
Sumber: dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-51
7. Penangkal Petir
Dipilih Sistem Faraday Cage, lebih dikenal dengan sangkar Faraday,
yang menggunakan tiang yang disebut bliksem spit yang mempunyai panjang
sekitar 30 cm yang dipasang pada atap bangunan, kemudian dihubungkan
dengan kabel tembaga yang selanjtunya ditanam ke tanah sebagai elektroda
bumi. Penerapan pada bangunan bank dinilai cocok karena ketinggian bangunan
yang 4 lantai, dan mempunyai radius perlindungan sebesar 60° dari bliksem
spit.
8. Sistem Komunikasi
Pada suatu bank terdapat sistem telekomunikasi sebagai sarana
penghubung dengan dunia luar. Adapun media telekomunikasi yang terdapat
pada bank adalah telepon, telex, faksimili.
Berdasarkan alat-alat tersebut, kesemuanya menggunakan jaringan telepon
sebagai media penghantarnya. Oleh karena itu, maka yang akan dibahas adalah
sistem jaringan telepon.
a. Pertimbangan dalam perencanaan sistem telepon
1) Perluasaan / perkembangan
2) Trouble shooting dan perawatan
3) Mampu beradaptasi pada perubahan sistem organisasi
b. Sistem Jaringan
Sistem jaringan yang dipake adalah jaringan sentral PABX, dengan
hubungan menuju ke luar dan dalam bengunan melelui sentral telepon dan
oleh operator disalurkan menuju ekstension-ekstension.
c. Penggunaan lain sistem telepon
Sistem jaringan telepon yang menggunakan sistem PABX,
menunjukkan bahwa setiap pesawat dalam kompleks bangunan saling
memanggil (paging) dengan tanpa menuju sentral operator terlebih dahulu.
Sehingga pesawat telepon yang digunakan dalam sistem ini berfungsi pula
sebagai pesawat interkom.
PT. Telkom Panel Kontrol
Telepon
Lokal
Faks
Internet
Operator
SLJJ/SLI SkemaIV. 12. Sistem komunikasi
Sumber: dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-1
BAB V
DESAIN AKHIR
Bagian ini berisi penjelasan desain produk akhir perencanaan dan perancangan Pusat
Batik di Pekalongan sebagai salah satu solusi perencaan dan perancangan Pusat Batik di
Pekalongan dan beberapa hal sebagai kesimpulan.
A. ABSTRAKSI
Setelah melalui proses analisa dan pendalaman filosofi batik, dihasilkan desain
akhir yang menjadi produk karya tugas akhir ini. Penjelasan akhir tentang desain ini
di bagi menjadi dua,yang pertama eksterior dibahasakan sebagai makna dari bentuk
dan yang kedua interior dibahasakan sebagai pengalaman ruang. Penjelasan makna
dari bentuk serta pengalaman ruang didasari oleh filosofi batik tersebut yaitu, batik
memiliki keindahan luar dan keindahan rohani, sabar dalam berproses, pengolahan
geometris kemudian non geometris, padat lebih berbicara dari kekosongan, naturalis,
do’a harapan dan pembawa pesan.
B. MAKNA DARI BENTUK
Pengolahan site tercipta dari pola batik dengan motif diagonal, respon terhadap
arah datang sinar matahari timur-barat sehingga solusi penyelesaian site terhadap
matahari meminimalisir pengaruh buruk yang ditimbulkan dari matahari.
Gambar V. 01. Transfer ide batik ke site
Sumber: dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-2
Gambar V. 03. Bangunan sebagai gerbang
Sumber: dokumen pribadi
Desain bangunan ini terbagi menjadi tiga sesuai dengan pembagian aktivitas dan
penzoning sesuai dengan masing-masing karakter yang ingin dicapai.
Desain pada zona
komersial direncanakan
menyerupai lembaran kain
batik yang menyelubungi
bangunan, dari segi
pemanfaatan potensi berupa
angin dan cahaya bisa optimal
dengan penyelesaian selubung
batik, desain dirancang dengan
bentuk non geometris dinamis
memperlancar sirkulasi angin
bisa ke berbagai arah yang
menuju ke bangunan ini. Melihat dari segi pengunjung, arah datang pengunjung
dirancang dari awal melihat pusat batik terjadi kontak langsung antara individu,
bangunan dan batik yang ditunjukan pada bangunan sebagai gerbang batik. Ada
sebuah chemistry yang timbul sehingga pengguna dari awal sudah di doktrin untuk
kagum terhadap batik dan desain ini kemudian timbul rasa penasaran untuk
Gambar V. 02. 3D fasilitas ruang
Sumber: dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-3
Gambar V. 05.Suasana sore desain Zona Edukasi
Sumber: dokumen pribadi
menjelajahi tiap sudut bangunan, efek dari proses menikmati batik itu sendiri yang
terwujud dalam arsitektur.
Desain pada zona komersial dirancang mempunyai split level sekitar 4 meter
dari jalan raya, bermaksud meminimalisir pengaruh kebisingan dari luar site yang
timbul serta memberikan efek keagungan karena terkesan bangunan pada zone
komersial dijunjung tinggi.
Desain pada zona
edukasi dirancang sesuai
dengan eksplorasi
eksperimen bentuk yang
sudah dijelaskan
sebelumnya. Ada sebuah
ketertarikan pengunjung
terhadap bangunan yang
bersifat unik dan
monumental sebagai salah
satu solusi mengurangi
paradigma pengunjung museum terhadap bangunan museum sebelumnya yang rata-
rata masyarakat mengalami ketidak asyikan, kejenuhan dalam mengunjungi museum.
Gambar V. 04.Desain Zona komersial
Sumber: dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-4
Gambar V. 06. Desain Zona Edukasi
Sumber: dokumen pribadi
Gambar V. 07. Desain Zona budaya dan informasi
Sumber: dokumen pribadi
Pada rancangan zona edukasi perancang ingin menciptakan efek multi tafsir
pada bangunan, agar pengunjung ada kemauan untuk berpikir sendiri tentang arti
bangunan tersebut, dari pengamatan perancang efek multi tafsir yang ditimbulkan bisa
berupa lembaran batik yang bergelombang, bisa penyesuaian dengan kondisi setempat
pada kawasan pantura yang diartikan pantai utara yang kemudian muncul persepsi
bangunan berupa ombak yang saling bersautan, bisa juga paham naturalis yang
menanggapi respon dari penganugrahan terhadap alam yang kemudian muncul
persepsi bangunan berupa perbukitan. Apapun tafsir yang muncul dari bangunan pada
zona ini biarkan pengunjung mengartikan sendiri. Menurut frank o gehry keberhasilan
sebuah bangunan tercipta dari multi tafsir.
Pada atap desain
bangunan bisa digunakan
sebagai public space, dengan
tatanan pohon serta taman.
Sehingga keteduhan pada
siang hari pun terjaga.
Masuknya sirkulasi udara ke
ruang melewati void yang
terdapat pada atap batik,
yang pada area bawahnya
adalah open space dalam
ruang. Optimalisasi cahaya
masuk ke ruang melewati celah-celah dinding batik bermaterial Grc board dengan
lapis kaca.
Desain pada zona budaya dan
informasi direncanakan menyerupai
sebagian motif parang yang berarti
kekuasaan, kekuatan berharap dengan
doa, Pekalongan bisa memaksimalkan
kekuatan potensi batik. Optimalisasi
view kea rah laut dijadikan sebagai
kejutan pengunjung yang akan ke menara
Ada tahun yang tersembunyi pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-5
awal mulanya kota pekalongan dikenal sebagai kota batik yaitu pada tahun 1830. 18
ditunjukan pada relief yang mengelilingi reflecting pool dan 30 terletak pada menara
batiknya.
Relief-relief dimaksudkan agar pengunjung mengingat kembali apa yang di
pelajari di museum tentang batik, serta untuk pencapaian kekaguman agar pengunjung
mau belajar membatik di workshop batik.
Sculpture merupakan elemen
bangunan yang penting terhadap keberadaan
bangunan, menunjukan identitas sebuah
bangunan. Sculpture entrance dirancang
dengan bentuk atraktif dengan ketegasan
garis, dijadikan sebagai penghubung zona
dengan perbedaan tingkat keramaian yang
krusial. Sculpture entrance menjadi penarik
perhatian pengunjung saat berada di dalam
sculpture maupun berada di luar sculpture.
Sculpture tetap bermotif batik.
Gambar V. 08. Relief batik
Sumber: dokumen pribadi
Gambar V. 09. Sculpture entrance
Sumber: dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-6
C. PENGALAMAN RUANG
Penciptaan pengalaman ruang, didapatkan dari filosofi batik memiliki keindahan
luar dan keindahan rohani. Ketika arsitektur ditanggapi secara fisik oleh penilaian
visual, ada kekurangan mengagumi sebuah karya dengan pendalaman keterikatan
antara pengunjung dengan yang dikunjungi. menurut Frank Lloyd Wright,
Penyelesaian arsitektur sangat bermacam-macam dalam mendapatkan hasil akhirnya,
meskipun semua kan selalu berpangkal pada ruang dan massa. Pada kenyataannya ada
unsur kedalaman (depth) merupakan faktor penting sebagai dimensi ke tiga.
Desain ini direncanakan untuk setiap pengunjung bisa memahami dan
menikmati pengalaman ruang, walau ada beberapa pengunjung tidak memiliki sense
yang kuat untuk merasakan pengalaman ruang. Perancang berusaha merencanaka
pengalaman ruang bisa dinikmati oleh semua pengunjung.
Desain ini mencoba memberiakn alternative kepada pengunjung untuk bisa
merasakan pengalaman ruang lewat beberapa cara, kejutan, efek bayangan, skala,
proporsi, ruang sempit, ruang luas, sirkulasi memanjang, sirkulasi berkelok, gelap-
terang bidang, penggunaan elemen, penggunaan tekstur material, elemen alam, bentuk
Gambar V. 10. Fasilitas Ruang
Sumber: dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-7
tegas, bentuk dinamis, warna, cahaya. Semua dilakukan untuk pencapaian
pengalaman ruang secara optimal yang bisa dirasakan oleh semua pengunjung.
Walau ada sebuah kelemahan dalam teknik penyampaian pengalaman ruang
pada pengguna yang hanya bisa disampaikan dalam visualisasi dalam bentuk gambar,
karena sesungguhnya pengalaman ruang bisa optimal dirasakan ketika bisa berada
langsung di tempat tersebut, karena semua elemen bisa dirasakan secara langsung.
Namun disini perancang mencoba memberikan sedikit gambaran dari
pengalaman ruang dalam beberapa titik yang dianggap perancang bisa dijadikan
sebagai perwakilan desain.
Desain ini direncanakan memiliki sirkulasi yang panjang wujud dari filosofi
batik, sabar dalam berproses. Melihat batik dengan kualitas terbaik didapatkan dari
proses batik yang panjang, perancang mengupayakan agar pengunjung bisa
menghargai proses membatik dan bisa menikmati proses untuk mencapai tujuan.. Dari
awal masuk ke pusat batik, pengunjung sudah bisa merasakan pengalaman ruang,
pengalaman ruang yang didapati pengunjung berbeda pada tiap titik agar merasakan
kejutan dan tidak mengalami kejenuhan.
Gambar V. 11. Sirkulasi pengguna
Sumber: dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-8
Suasana entrance sculpture dijadikan awal penyambutan kepada pengunjung
seakan seperti ucapan selamat datang dari pusat batik kepada pengunjung. Dalam
desain ini perkenalan pertama menjadi penting untuk pengenalan lebih lanjut secara
mendalam. Sebagai penarik perhatian pengunjung untuk bisa diajak komunikasi lebih
lanjut. Bias-bias cahaya serta bayangan batik yang menaungi membuat pengunjung
kagum terhadap karya batik ketika di aplikasikan ke dalam ranah arsitektur.
setelah dari entrance sculpture, kemudian pengunjung diberikan pilihan mau ke
zona mana, bisa ke zona komersial atau ke zona edukasi, budaya dan informasi.
Perancang merencanakan, pada akhirnya agar pengunjung bisa menghargai batik.
Dengan cara dimana dia berdiri disekelilingnya ada batik.
Gambar V. 12. Suasana entrance sculpture
Sumber: dokumen pribadi
Gambar V. 13. Suasana selasar butik batik
Sumber: dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-9
Gambar V. 15. Contoh desain ruang merasa(level ground)
Sumber: design boom
museum direncanakan memiliki ikatan
komunikasi secara tidak langsung antara, isi,
ruang dan pengguna yaitu antar batik,
museum batik dan pengnjung batik. Bayangan
batik bisa menghiasi karya batik didalamnya.
Bayangan memberikan efek hidup melewati
ruang waktu tercipta dramatis memperkuat
karakter batik. Disini perancang tidak
memberikan visualisasi museum secara
langsung, perancang hanya memberikan
contoh desain yang setipikal.
Setelah pengunjung
selesai dari museum batik
lewat karya-karya
batiknya, kemudian
terdapat zona antara
berupa ruang merasa.
Ruang merasa
diciptakan sebagai
penguatan memori
pengunjung terhadap batik untuk bisa mengagumi dan kemudian mau belajar
membatik kearah zona budaya dan informasi lewat workshop batik. Ruang merasa
pada lantai bawah (level ground) tanpa ada cahaya masuk dari luar direncanakan dari
pengolahan percampuran cahaya yang timbul dari beberapa warna yang terbias dari
dinding cahaya batik. Pengunjung bisa menikmati efek pengalaman ruang cahaya
batik dengan spectrum pencampuran warna yang timbul dari ruang merasa ini.
Gambar V. 14. Contoh desain suasana galeri
Sumber: facebook andra matin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-10
Gambar V. 16. Suasana ruang merasa
Sumber: dokumen pribadi
Gambar V. 17. Suasana entrance menara
Sumber: dokumen pribadi
setelah dari museum batik
dan ruang merasa bawah tanah
kemudian pengunjung berada pada
ruang merasa pada lantai atas,
pengunjung diingatkan kembali
tentang batik lewat relief batik
yang terdapat pada sirkulasi
panjang ruang merasa. Salah satu
keunggulan pusat batik ada pada
ruang merasa.
ruang merasa pada lantai atas
memiliki percampuran beberapa
elemen, air pada reflecting pool,
bebatuan pada dinding relief dan lantai, efek bias cahaya dan bayangan pada atap
ruang merasa, linier sirkulasi, ketinggian sirkulasi, transparasi sekat, kelokan
sirkulasi.
Entrance menara
memberikan efek keagungan
secara langsung dihadapkan
pada pengnjung ketika
berjalan pada tangga kearah
menara. Dinding unfinished
pada entrance menara
diciptakan tidak
menonjolkan diri seakan
lenyap untuk mengarahkan
arah pandang pengunjung ke
menara batik tersebut
Desain ini sebagai salah satu upaya perancang untuk menerjemahkan batik ke
arah arsitektural. Masih banyak pengalaman ruang yang belum tervisual. Untuk
memahami lebih lanjut pengalaman ruang, silahkan rasakan tiap ruangnya.