t 28028-analisis permintaan-tinjauan literatur.pdf

22
9 Universitas Indonesia BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Teori Permintaan Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama periode tertentu. Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah permintaan dan harga. Dalam menganalisa permintaan perlu dibedakan antara permintaan dan jumlah barang yang diminta. Permintaan menggambarkan keadaan keseluruhan hubungan antara harga dan jumlah permintaan. Sedangkan jumlah barang yang diminta merupakan banyaknya permintaan pada tingkat harga tertentu. Hubungan antara jumlah permintaan dan harga ini menimbulkan adanyanya hukum permintaan. Hukum permintaan pada hakekatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan bahwa semakin rendah harga suatu barang maka semakin banyak permintaan atas barang tersebut, begitupun sebaliknya. Berdasarkan ciri hubungan antara permintaan dan harga dapat dilihat pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 Kurva Permintaan Untuk barang normal, pada harga yang sama bertambahnya pendapatan konsumen dan meratanya pendapatan bisa menyebabkan meningkatnya permintaan. Dengan demikian, kurva permintaan barang yang arahnya negatif ini akan bergeser ke kanan, dengan syarat ceteris paribus. Sebaliknya untuk barang inferior, bertambahnya pendapatan justru mengakibatkan berkurangnya permintaan. Ini berarti dengan P P 0 P 1 Q 0 Q 1 Q D Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.

Upload: lamtuyen

Post on 12-Jan-2017

247 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: T 28028-Analisis permintaan-Tinjauan literatur.pdf

9 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis

2.1.1 Teori Permintaan

Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang

pada berbagai tingkat harga selama periode tertentu. Teori permintaan

menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah permintaan dan harga.

Dalam menganalisa permintaan perlu dibedakan antara permintaan dan

jumlah barang yang diminta. Permintaan menggambarkan keadaan

keseluruhan hubungan antara harga dan jumlah permintaan. Sedangkan

jumlah barang yang diminta merupakan banyaknya permintaan pada

tingkat harga tertentu. Hubungan antara jumlah permintaan dan harga ini

menimbulkan adanyanya hukum permintaan. Hukum permintaan pada

hakekatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan bahwa semakin

rendah harga suatu barang maka semakin banyak permintaan atas barang

tersebut, begitupun sebaliknya. Berdasarkan ciri hubungan antara

permintaan dan harga dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Kurva Permintaan Untuk barang normal, pada harga yang sama bertambahnya

pendapatan konsumen dan meratanya pendapatan bisa menyebabkan

meningkatnya permintaan. Dengan demikian, kurva permintaan barang

yang arahnya negatif ini akan bergeser ke kanan, dengan syarat ceteris

paribus. Sebaliknya untuk barang inferior, bertambahnya pendapatan

justru mengakibatkan berkurangnya permintaan. Ini berarti dengan

P

P0

P1

Q0 Q1 Q

D

Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.

Page 2: T 28028-Analisis permintaan-Tinjauan literatur.pdf

10

Universitas Indonesia

naiknya pendapatan, kuva permintaan akan bergeser ke kiri, ceteris

paribus. Untuk barang netral, bertambah atau berkurangnya pendapatan

tidak akan mempengaruhi fungsi permintaan. Barang-barang normal,

seperti kacang kedelai, pakaian, dan sebagainya, selalu mengikuti hukum

permintaan yang menyatakan bahwa makin tinggi harga, makin berkurang

permintaan, atau sebaliknya. Sedangkan pada barang netral, seperti garam,

tinggi rendahnya harga tidak akan (sedikit sekali) mempengaruhi fluktuasi.

Sebab, walaupun harga garam turun, orang tidak akan menambah

konsumsi garam. Begitu juga sebaliknya bila harga garam naik, konsumen

tidak bisa mengurangi kebutuhannya akan garam, kecuali bagi konsumen

yang mengalami penyakit tertentu. (Daniel, M., 2001)

Menurut Sukirno (1994) ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi

permintaan, yaitu :

a. Pendapatan konsumen

Perubahan dalam pendapatan selalu menimbulkan perubahan

atas permintaan berbagai jenis barang. Berdasarkan sifat perubahan

permintaan yang akan berlaku apabila pendapatan berubah, berbagai

jenis barang dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:

i. Barang normal, yaitu barang yang mengalami kenaikan dalam

permintaan sebagai akibat dai kenaikan pendapatan. Kebanyakan

barang yang ada dalam masyarakat termasuk dalam holongan ini.

Ada dua faktor yang menyebabkan barang-barang seperti itu,

permintaannya akan mengalami kenaikan jika pendapatan konsumen

bertambah, yaitu : pertambahan pendapatan menambah kemampuan

untuk membeli lebih banyak barang-barang, dan konsumen dapat

menukar konsumsinya dari barang yang kurang baik mutunya ke

barang-barang yang lebih baik.

ii. Barang inferior, yaitu barang yang banyak diminta oleh masyarakat

yang berpendapatan rendah. Jika pendapatan bertambah, maka

permintaan barang-barang inferior berkurang. Konsumen yang

mengalami kenaikan pendapatan akan mengurangi pengeluarannya

Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.

Page 3: T 28028-Analisis permintaan-Tinjauan literatur.pdf

11

Universitas Indonesia

untuk barang-barang inferior dan menggantinya dengan barang-

barang yang lebih baik mutunya.

b. Jumlah penduduk

Pertambahan jumlah penduduk tidak dengan sendirinya

menyebabkan bertambahnya permintaan. Akan tetapi biasanya

pertambahan penduduk akan diikuti oleh perkembangan dalam

kesempatan kerja. Dengan demikian akan lebih banyak orang yang

menerima pendapatan, sehingga menambah daya beli masyarakat.

Penambahan ini akan menambah jumlah permintaan.

c. Harga barang yang lain

Berkaitan diantara sesuatu barang dengan berbagai jenis barang

lainnya dapat dibedakan menjadi tiga golongan barang, yaitu :

i. Barang substitusi (pengganti), yaitu barang yang menggantikan

barang lainnya, jika barang tersebut dapat menggantikan fungsinya.

Harga barang pengganti dapat mempengaruhi permintaan barang

yang dapat digantikannya. Sekiranya harga barang pengganti

bertambah murah, maka barang yang digantikannya akan mengalami

pengurangan dalam permintaan.

ii. Barang komplementer (pelengkap), yaitu barang yang dikonsumsi

bersama-sama atau berpasangan. Kenaikan atau penurunan

permintaan barang pelengkap selalu sejalan dengan perubahan

permintaan barang yang dilengkapinya. Jika permintaan barang yang

dilengkapi naik, maka permintaan barang pelengkap juga naik.

iii. Barang netral (barang yang tidak berkaitan), yaitu barang yang tidak

memiliki kaitan yang rapat. Perubahan permintaan salah satu barang

tidak akan mempengaruhi permintaan barang lainnya.

d. Selera konsumen

Semakin tinggi selera konsumen terhadap suatu barang, semakin

banyak barang yang diminta. Selera konsumen dapat dinyatakan dalam

indeks preferensi konsumen. Indeks ini dapat diperbaharui setiap saat

Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.

Page 4: T 28028-Analisis permintaan-Tinjauan literatur.pdf

12

Universitas Indonesia

dengan dasar survei mengenai tingkah laku konsumen terhadap barang

yang bersangkutan.

e. Ramalan mengenai masa datang

Perubahan-perubahan yang diramalkan mengenai keadaan di

masa yang akan datang dapat mempengaruhi permintaan. Ramalan

konsumen bahwa harga-harga akan menjadi bertambah tinggi di msa

datang akan mendorong untuk lebih banyak membeli di masa sekarang.

Hal ini dimaksudkan untuk menghemat di masa mendatang.

Salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya permintaan

atas hasil produksi pertanian yaitu bertambahnya jumlah penduduk dan

perubahan perilaku konsumen. Disamping itu adanya kenaikan jumlah

pendapatan mengakibatkan konsumen cenderung untuk meningkatkan pola

konsumsinya. Faktor lain yang menentukan bertambahnya jumlah

permintaan adalah harga dari komoditas pertanian tersebut serta harga

barang substitusi dan harga barang komplementer.

2.1.2 Elastisitas

Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah

unit barang yang dibeli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang

mempengaruhinya (ceteris paribus). Ada tiga faktor terpenting yang

mempengaruhi permintaan terhadap suatu barang, yaitu harga barang itu

sendiri, harga barang lain dan pendapatan. Elastisitas yang dikaitkan

dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas harga. Sedangkan

elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang lain disebut elastisitas

silang, dan bila dikaitkan dengan pendapatan disebut elastisitas

pendapatan. Biasanya komoditas pertanian termasuk barang yang inelastis.

Semakin mudah faktor produksi disubstitusi oleh faktor produksi yang lain

sebagai reaksi perubahan harga faktor produksi tersebut maka makin besar

elastisitas faktor produksi tersebut.

Menurut Daniel, Moehar (2001), Elastisitas harga adalah besaran

perubahan jumlah barang yang diminta konsumen sebagai akibat

Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.

Page 5: T 28028-Analisis permintaan-Tinjauan literatur.pdf

per

per

har

Ol

per

Ela

bes

ela

a.

b.

c.

d.

e.

pen

dap

kom

me

rubahan har

rubahan ju

rga.

Ed =

Elastis

eh karena

rubahan, ba

astisitas din

sar dari 1

astisitas perm

Bila elastis

dikatakan

perubahan

Bila Ed <

mengakiba

Bila Ed =

mengakiba

Bila Ed = 0

barang men

Bila Ed = ~

barang han

terhingga

horizontal.

Denga

ngambil ke

pat dengan

moditas bil

enulis angka

rga. Konsep

umlah baran

sitas merup

itu, besara

aik perubaha

nyatakan d

dan mini

mintaan terh

sitas permin

elastis m

lebih besar

< 1, dikat

atkan peruba

1, dikatakan

atkan peruba

0, dikatakan

ngakibatkan

~, dikatakan

nya mempu

atau sama

an memperh

ebijakan (m

mudah me

la terjadi p

a elastisitas

p ini menya

ng yang d

pakan rasio

a elastisitas

an barang y

dengan angk

imum tidak

hadap harga

ntaan (Ed)

maka setiap

dari jumlah

takan inela

ahan lebih k

n unitary e

ahan propor

n elastisitas

n jumlah ya

n elastisitas

unyai dua a

dengan no

hatikan bes

maanjer peru

erencanakan

erubahan p

s ini sering

atakan perb

diminta den

atau perba

s tergantung

yang dimint

ka dengan

k terhingg

a barang.

lebih besar

p perubah

h yang dimi

astis maka

kecil dalam

elasticity ma

rsional dalam

sama deng

ang diminta

tidak terhin

akibat, yaitu

ol, dimana

saran elasti

usahaan/pet

n besarnya

pada harga

kita meliha

Unive

bandingan a

ngan persen

andingan d

g pada bes

ta maupun p

kisaran m

a. Berikut

r dari angk

han harga

inta.

a setiap p

jumlah yan

aka setiap p

m jumlah y

gan nol mak

tidak akan t

ngga maka p

u jumlah y

kurvanya

isitas, para

tani produs

permintaan

komoditas

at tanda neg

ersitas Indo

antara perse

ntase perub

dari dua uk

saran perse

perubahan h

masksimum

kisaran b

ka satu, Ed

mengakib

erubahan h

ng diminta.

perubahan h

yang diminta

ka berapun h

terpengaruh

perubahan h

yang dimint

berbentuk

perencana

sen dan lain

n terhadap

tersebut. D

gatif dimuk

13

onesia

entase

bahan

kuran.

entase

harga.

lebih

besara

> 1),

batkan

harga

harga

a.

harga

h.

harga

ta tak

garis

a atau

nnya)

suatu

Dalam

kanya.

Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.

Page 6: T 28028-Analisis permintaan-Tinjauan literatur.pdf

Ini

yan

yan

yai

a.

b.

yan

den

bar

itu

lain

ma

per

per

seb

Es=

dim

bar

yan

X

i menunjukk

ng diminta,

ng diminta.

Pengu

itu :

Elastisitas p

Elastistas d

Dalam

ng kedua y

ngan mengg

Elastis

rang tidak h

u, tetapi jug

nnya. Cont

akanan pok

rmintaan te

rubahan pe

bagai beriku

=

Denga

minta terseb

rang Y. Da

ng lebih pen

dan Y mer

xPQ d

xPQ d

p

p

∂∂

=

∂∂

=

E

atau

E

kan bahwa

dan sebalik

ukuran angk

pada satu ti

di antara dua

m praktek ba

yang disebu

gunakan rum

sitas silang

hanya berp

ga berpeng

toh di Jaw

kok, bila te

erhadap be

ermintaan t

ut :

an pengerti

but adalah

alam arti e

nting lagi a

rupakan ba

)QQ(/)PP(x

Q/nP/nx

21

21

++

ΣΣ

apabila har

knya apabil

ka elastisita

itik di dalam

a titik pada

anyak orang

utkan di atas

mus sebaga

terhadap pe

pengaruh ter

garuh pada

wa Timur,

erjadi perub

eras akan

terhadap ja

ian bahwa

semata-ma

ekonomi, se

adalah tanda

arang substi

2/)2/

rga naik diik

la haraga tu

as dapat di

m kurva perm

kurva (arc

g menghitun

s, yaitu arc

i berikut :

ermintaan a

rhadap jum

jumlah pe

beras dan

bahan harga

berubah, d

agung. Pern

perubahan

ata diakibat

elain besara

anya. Tanda

itusi, sedan

Unive

kuti oleh pe

urun diikuti

ilakukan de

mintaan (po

elasticity)

ng elastisitas

c elasticity/e

adalah perub

mlah permin

ermintaan t

jagung m

a pada bera

disamping

nyataan ini

n jumlah b

tkan oleh p

an angka e

a yang posit

ngkan bila t

ersitas Indo

enurunan ju

kenaikan ju

engan dua

oint elastici

s ini dengan

elastisitas b

bahan harga

taan atas b

terhadap b

merupakan b

as maka ju

itu terjadi

dapt ditul

barang X

perubahan

elastisitas si

tif berarti b

tandanya ne

14

onesia

umlah

umlah

cara,

ty).

n cara

busur,

a satu

arang

arang

bahan

umlah

pula

liskan

yang

harga

ilang,

arang

egatif

Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.

Page 7: T 28028-Analisis permintaan-Tinjauan literatur.pdf

ma

ela

ber

yan

Per

fak

yan

ham

per

kay

me

pal

2.2 Kebija

Indon

dilaku

dalam

penin

yang p

2.2.1 Ha

Pel

19

har

Ke

19

aka barang

astisitas itu

rsangkutan.

Elastis

ng diminta

rnyataan ini

Es =

Denga

ktor pengub

ng bersangk

mpir selalu

rmintaan ta

ya karena n

embeli bara

ling tidak ak

akan Peme

Melihat k

nesia, seben

ukan oleh

m upaya me

ngkatan pro

pasti mengu

arga Dasar

Kebija

lita dan di

73, 1974, 1

rga dasar k

ebijakan har

91 dan setia

X dan Y a

u makin

sitas pendap

a sebagai

i dapat ditu

an pengerti

bah, semen

kutan tetap

u negatif,

andanya ham

naik pendapa

ang-barang

kan terjadi p

erintah terh

kebelakang

narnya ber

pemerintah

eningkatkan

oduksi, perb

urangi juml

r Kedelai

akan peneta

ilakukan pe

1978, 1979

kedelai Rp

rga dasar d

ap tahun dit

adalah baran

dekat hub

patan atas

akibat per

liskan sebag

an bahwa

ntar faktor-f

. Pada elast

sedangkan

mpir selalu

atannya, da

konsumsi

peningkatan

hadap Kom

sejarah keb

rbagai keb

h. Segala m

n kualitas p

baikan tatan

ah impor.

apan harga

enyesuaian-

9, 1983, 19

733/kg m

dimulai seja

tetapkan me

ng komplem

bungan ant

permintaan

rubahan pe

gai berikut

pendapatan

faktor lainn

tisitas harga

n pada el

positif. Kon

aya belinya

lebih bany

n kualitas.

moditi Kede

bijakan ked

bijakan ten

macam keb

perkedelaian

niaga, perb

dasar kede

penyesuaian

84, 1988 d

menjadi Rp

ak tahun 19

elalui Inpre

Unive

menter. Ma

tara kedua

n adalah pe

endapatan

:

n merupak

nya terutam

a atas perm

lastisitas p

nsumen yan

akan menin

yak menuru

elai di Indo

delai yang p

ntang perke

bijakan ter

n di Indone

baikan harg

elai dilakuk

n, yaitu pa

dan 1990. P

889/kg pa

979/80 sam

es pada tang

ersitas Indo

akin besar a

a barang

erubahan ju

dari konsu

kan satu-sat

ma harga b

mintaan tand

pendapatan

ng menjadi

ngkat dan ia

ut kebutuha

onesia

pernah terja

edelaian p

rsebut dilak

esia, yaitu u

ga produsen

kan selama

ada tahun

Pada tahun

ada tahun

mpai akhir t

ggal 1 Nope

15

onesia

angka

yang

umlah

umen.

tunya

arang

danya

atas

lebih

a akan

annya,

adi di

ernah

kukan

untuk

n dan

lima

1969,

1988

1990.

tahun

ember

Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.

Page 8: T 28028-Analisis permintaan-Tinjauan literatur.pdf

16

Universitas Indonesia

kecuali untuk tahun 1991 yang ditetapkan sebulan lebih awal. Seperti

terlihat pada Tabel 2.1 harga dasar kedelai dimulai pada tingkat Rp 210

per kg dan berakhir pada tingkat Rp 500 per kg selama kurun waktu 12

tahun tersebut. Kebijakan harga dasar telah dihentikan pemerintah sejak

tahun 1991 sampai sekarang.

Tabel 2.1 Kebijakan Harga Dasar Kedelai

Tahun Harga dasar kedelai (HDK) (Rp/kg) Tanggal Berlaku

1979/80 210 1/11/1979 1980/81 240 1/11/1980 1981/82 270 1/11/1981 1982/83 280 1/11/1982 1983/84 280 1/11/1983 1884/85 300 1/11/1984

1986 300 1/11/1986 1987 300 1/11/1987 1988 325 1/11/1988 1989 370 1/11/1989 1990 400 1/11/1990 1991 500 3/10/1991

Sumber : Departemen Pertanian

2.2.2 Bea Masuk Impor

Kebijaksanaan pengenaan bea masuk kedelai impor perlu

diterapkan agar dapat memberikan tingkat proteksi yang diperlukan untuk

melindungi produsen kedelai di dalam negeri. Dengan tingkat bea masuk

tertentu akan dapat dibentuk tingkat harga yang tidak akan menyaingi

harga kedelai lokal. Strategi ini sejalan dengan era tarifikasi yang

dikehendaki dalam globalisasi perdagangan untuk menggantikan segala

bentuk kebijaksanaan pengaturan tata niaga untuk melindungi produsen

dalam negeri. Pemerintah menunjuk Bulog untuk melaksanakan

kebijaksanaan tersebut dengan dukungan penuh.

Tarif bea masuk impor kedelai yang berlaku pada tahun 1983-1993

adalah sebesar sepuluh persen, kemudian pada tahun 1994-1996 tarif

Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.

Page 9: T 28028-Analisis permintaan-Tinjauan literatur.pdf

17

Universitas Indonesia

diturunkan menjadi lima persen, dimana Indonesia telah meratifikasi

kesepakatan World Trade Organization melalui UU No.7/1994.

Konsekuensinya adalah Indonesia dituntut untuk segera melakukan

penyesuaian kebijaksanaan pertanian dan kebijaksanaan perdagangannya.

Bentuk penyesuian tersebut antara lain adalah penurunan tarif impor

produk pertanian dan pengurangan subsidi input pertanian.

Terhitung 29 September 1998, tarif bea masuk kedelai impor yang

semula lima persen dihilangkan menjadi nol persen. Kebijakan tersebut

justru memperburuk kondisi petani kedelai dalam negeri. Berdasarkan

teori perdagangan Salvatore, kebijakan tersebut akan menyebabkan

turunnya harga kedelai pada tingkat petani. Sebaliknya, kebijakan tersebut

menguntungkan industri pengolahan kedelai, karena dapat menikmati

murahnya harga kedelai impor dengan kualitas dan pasokan yang lebih

menjamin kontinuitas produknya.

Berdasar Keputusan Menteri Keuangan Nomor 557/KMK.01/2003,

pada tahun 2003 tarif bea masuk impor kedelai menjadi 15 persen dan

diperbaharui lagi menjadi 10 persen pada tahun 2006 serta yang terakhir

yaitu tahun 2008 tarif bea masuk impor kedelai diubah menjadi nol persen

kembali, yang untuk kali ini bukan hanya melalui satu keputusan menteri

saja melainkan juga dengan dikeluarkannya Keppres. Hal tersebut

dilakukan karena terjadi sangat tingginya perubahan harga kedelai di

dalam negeri yang mencapai lebih dari 100 persen. Keputusan Menteri

Keuangan Nomor 557 tersebut dilakukan untuk mengantisipasi

kekurangan stok kedelai di dalam negeri, peningkatan konsumsi dan

semakin tingginya harga dalam negeri.

2.2.3 Tata Niaga

Kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan tataniaga kedelai

adalah Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik

Indonesia Nomor 406/MPP/Kep/11/1997, yang berlaku mulai 1 Januari

1998. Kebijakan tersebut menerangkan bahwa impor kedelai yang semula

hanya dilakukan oleh Bulog diubah menjadi boleh dilakukan oleh importir

Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.

Page 10: T 28028-Analisis permintaan-Tinjauan literatur.pdf

18

Universitas Indonesia

umum. Kebijakan tersebut memberikan dampak memacu peningkatan

impor kedelai dari Amerika Serikat, China, Argentina dan Brazil dalam

jumlah besar. Sehingga hal tersebut akan memperngaruhi pasokan kedelai

di dalam negeri dan kestabilan harga domestik. Dampak yang lebih buruk

adalah akan mempengaruhi motivasi petani produsen secara negatif untuk

menanam kedelai. Pada akhirnya dampak kebijakan tersebut menurunkan

produksi kedelai nasional.

Berdasarkan penelitian Hadipurnomo (2000), dijelaskan bahwa

sebelum era perdagangan bebas, Bulog masih memonopoli kedelai impor.

Bulog menyalurkan kedelai impor ke KOPTI (Koperasi Tahu dan Tempe

Indonesia), KPKD (Kelompok Pedagang Kacang Kedelai) dan industri

pengolah pangan. Kopti belum dapat memenuhi kebutuhan industri tahu

dan tempe. Sebelum tahun 1997, pemerintah masih memberlakukan impor

terbatas (kuota), sehingga tidak semua industri dapat menggunakan kedelai

impor. Hal ini dilakukan agar produksi kedelai lokal dapat terlindungi,

mengingat harga kedelai lokal lebih mahal daripada kedelai impor. Dalam

hal ini Bulog menjual kedelai impor dengan harga lebih tertentu kepada

industri tahu dan tempe sehingga selisih harga kedelai lokal tidak terlalu

besar dengan kedelai impor. Harga impor yang ditetapkan telah

dipertimbangkan dari segi daya beli industri sehingga petani kedelai dapat

berproduksi. KOPTI dan KPKD yang mendapat jatah kedelai dari

pemerintah dapat beroperasi dengan baik karena mampu bersaing harga

dengan pedagang besar.

2.3 Perkembangan Komoditi Kedelai di Indonesia

2.3.1 Produksi

Dalam perekonomian nasional, peranan kedelai sangat penting,

tidak hanya sebagai bahan baku industri pakan ternak berupa bungkil

kedelai tetapi juga sebagai sumber protein nabati bagi masyarakat terutama

dalam bentuk produk olahan seperti tahu, tempe dan kecap. Kedelai telah

lama dikenal di Indonesia, diperkirakan dibawa oleh pedagang Cina.

Mengingat peranannya yang sangat penting dan permintaan terus

Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.

Page 11: T 28028-Analisis permintaan-Tinjauan literatur.pdf

me

tel

per

ter

are

ton

tin

lah

bah

ino

lah

Sum

seb

ter

ked

lah

20

Pen

lah

eningkat, ba

ah mengupa

rluasan area

Peluan

rbuka lebar,

eal tanam.

n/ha dengan

ngkat peneli

han dan tek

hwa produk

ovasi tekno

han sawah, l

mber : Depart

Produk

besar 1.869

rtinggi sepa

delai cende

han yang dit

08 sebesar

ngembanga

han, juga di

aik pada ma

ayakan untu

al dan terfok

ng peningk

, baik mela

Saat ini, r

n kisaran

itian telah m

knologi ya

ksi kedelai

ologi. Perlu

lahan kering

Gambtemen Pertania

ksi kedelai

9.713 Ton d

anjang perio

erung menu

tanami kede

775.710 T

an kedelai d

itentukan o

asa pemerin

uk peningka

kus di Pulau

katan produ

alui peningk

rata-rata pro

0,6-2,0 ton

mencapai 1,

ang diterapk

di tingkat p

uasan areal

g, dan lahan

bar 2.2 Datan, 2008

i Indonesia

dengan luas

ode 1978 –

urun, hal in

elai. Pening

Ton sebelum

di Indonesi

oleh faktor

ntahan Orde

atan produk

u Jawa.

uksi kedela

katan produ

oduktivitas

n/ha di tin

,7-3,2 ton/h

kan. Angk

petani masi

tanam ked

n pasang sur

a Produksi

a tertinggi

s panen 1.6

– 2008. Se

ni disebabka

gkatan produ

mnya menu

ia selain di

lingkungan

Unive

e Lama mau

ksi kedelai t

ai di dalam

uktivitas m

nasional k

gkat petan

ha, bergantu

ka-angka in

h bisa ditin

delai dapat

rut.

i Kedelai

dicapai pa

665.706 Ha

etelah tahun

an semakin

uksi juga ter

urun sebesa

itentukan o

n dan kondi

ersitas Indo

upun Orde

terutama m

m negeri m

aupun perlu

kedelai baru

i, sedangka

ung pada ko

ni menunju

ngkatkan m

diarahkan

ada tahun

a, luas pane

n 1992 pro

n sedikitnya

rlihat pada

ar 592.534

leh keterse

isi sosial p

19

onesia

Baru,

elalui

masih

uasan

u 1,3

an di

ondisi

ukkan

elalui

pada

1992

en ini

oduksi

a luas

tahun

Ton.

ediaan

etani.

Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.

Page 12: T 28028-Analisis permintaan-Tinjauan literatur.pdf

20

Universitas Indonesia

Walaupun dibeberapa daerah, tanaman kedelai sudah mulai berkembang,

tetapi sampai saat ini produksi kedelai masih terpusat di pulau Jawa. Hal

ini secara implisit mencerminkan adanya perbedaan sumberdaya antar

daerah yang mempengaruhi petani dalam memilih usahatani kedelai.

Perbandingan luas tanam dan produksi di Indonesia pada tahun

2004 seperlima puluh bagian dari luas tanam dan produksi di Amerika

Serikat. Demikian juga produktivitas kedelai Indonesia seperdua dari

Amerika Serikat. Namun masa panen kedelai di negara subtropis selama 6

bulan. Sedangkan di Indonesia masa panen kedelai hanya 3 bulan,

sehingga Indonesia memungkinkan untuk tanam kedelai 2 kali setahun.

Pengelolaan usahatani, panen dan pasca panen di Amerika sudah

dilakukan secara modern dengan menggunakan alat dan mesin pertanian

dikarenakan kepemilikan lahan milik petani cukup luas. Berbeda dengan

usahatani di Indonesia yang masih secara tradisional dan kepemilikan

lahannya sempit. Ukuran benih kedelai Amerika berbiji besar. Secara

nasional, kita memiliki benih berbiji besar seperti varietas Argomulyo dan

Burangrang (untuk kebutuhan benih 50 kg/ha) tidak jauh berbeda dengan

benih kedelai Amerika (59,7 kg/ha), namun varietas ini masih belum lama

dilepas dan perlu banyak dikembangkan, sehingga sebagian besar petani

masih menggunakan benih berbiji kecil (40 kg/ha).

Total produksi kedelai dunia selama kurun waktu tahun 2000-2007

masih didominasi oleh produksi dari negara Amerika Serikat dan Brazil

yang menguasai 60% pangsa produksi. Masing-masing negara tersebut

telah mencapai produksi 72 juta dan 28 juta ton per tahun (FAO, 2007).

Selama 10 tahun terakhir, diketahui bahwa perkembangan luas areal tanam

kedelai di Indonesia di Tingkat dunia masih berada di bawah Amerika

Serikat, Brazil, dan India. Sementara dari aspek produktivitas per

hektarnya, Indonesia dan India selalu berada pada posisi sekitar 1,0 ton/ha.

Angka ini jauh dibandingkan dengan Amerika Serikat dan Brazil yang

produktivitas per hektarnya sudah melebihi 2,0 ton/ha. Hanya saja India

terus mengupayakan penambahan luas areal panennya hingga 21,8% per

Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.

Page 13: T 28028-Analisis permintaan-Tinjauan literatur.pdf

21

Universitas Indonesia

tahun, dari sekitar 1 juta hektar pada tahun 1991 menjadi 5 juta hektar

pada tahun 2000.

Dengan demikian, dalam kurun waktu lima tahun terakhir India

telah berkembang menjadi salah satu negara eksportir kedelai dunia.

Peningkatan luas areal panen tersebut berasal dari 60% di lahan bukaan

baru dan 40% mengganti tanaman lain. Hal ini merupakan pelajaran

pelajaran yang berharga bagi Indonesia bahwa pendekatan penambahan

luas areal panen tersebut sangat memungkinkan untuk dilaksanakan

terutama di daerah di luar Pulau Jawa melalui pengembangan areal tanam

baru, serta tumpangsari dengan ubi kayu atau tanaman tahunan muda

(kelapa sawit dan karet). (Adisarwanto, 2008)

2.3.2 Harga Kedelai Dalam Negeri

Harga kedelai pada tingkat produsen dan konsumen dipengaruhi

oleh banyak faktor, antara lain: harga faktor produksi, dan kebijaksanaan

pemerintah dalam pemasaran kedelai. Faktor yang menyebabkan harga

kedelai lokal dan harga kedelai impor tidak menunjukkan fluktuasi yang

berarti, adalah karena pengaruh dari mekanisme pengendalian harga yang

dilakukan pemerintah melalui Bulog, terutama terhadap kedelai impor.

Pemilihan kedelai impor oleh industri tempe karena butiran

kedelainya cukup besar, sehingga volume kedelai impor yang diperlukan

lebih sedikit dibandingkan dengan kedelai lokal untuk membuat tempe

dengan ukuran yang sama. Sedangkan industri tahu memerlukan pati,

kedelai lokal mengandung pati yang lebih banyak dibandingkan dengan

kedelai impor. Di samping itu, karena rasio harga grosir di daerah

produsen dan konsumen cukup tinggi (0,8-0,9), maka di dalam pemasaran

kedelai akan terjadi kerjasama grosir di daerah konsumen dengan grosir di

daerah produsen. Hal ini harus dilakukan karena selisih harga grosir pada

daerah produsen dan konsumen cukup kecil. (Amang, et.al, 1996)

Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.

Page 14: T 28028-Analisis permintaan-Tinjauan literatur.pdf

Sum

pan

dem

dib

dib

me

ber

De

ma

har

Ke

exc

tid

kon

ped

Sal

im

din

mber : Depart

Kenaik

ngan dunia

mand dunia

butuhkan b

butuhkan se

emberikan

rlogika bah

engan demik

asuk impor

rga interna

etika harga

cess deman

dak akan me

Di sam

nsumen (m

dagang dan

lah satu car

mpor tersebu

nilai akan m

Gambartemen Pertania

kan harga

. Kenaikan

a terhadap

bukan hany

ebagai sumb

insentif y

hwa kekuran

kian, harga

baru akan

asionalnya l

pangan int

nd seperti s

enurunkan h

mping itu, k

masyarakat)

n importir

ra yang bia

ut. Mereka

memberikan

r 2.3 Hargaan, 2008

pangan do

harga pang

pangan. E

ya untuk k

ber energi s

yang tinggi

ngan supply

pangan do

efektif me

lebih mura

ternasional

saat ini, ma

harga secara

karena struk

cenderung

dapat deng

asa mereka

baru mau

superprofit

a kedelai da

omestik be

gan dunia it

Excess dem

kebutuhan

substitusi ba

i kepada p

y domestik

mestik bisa

nurunkan h

h dibandin

dalam kead

asuknya pan

a berarti.

ktur pasar p

bersifat oli

gan mudah

lakukan ad

menyalurk

t bagi merek

Unive

alam negeri

erasal dari

tu merupak

and terjadi

perut man

ahan bakar

para impor

akan dicuk

a ditekan. P

harga panga

ng harga pa

daan tinggi

ngan impor

pangan dom

igopoli, bah

h menentuk

dalah menim

kan ke pasa

ka.

ersitas Indo

i

kenaikan h

kan akibat e

i karena pa

nusia, tapi

minyak. De

rtir, pemer

kupi dari im

Penghilanga

an domestik

angan dom

i, karena ad

r ke negara

mestik di tin

hkan kartel,

kan harga p

mbun komo

ar setelah h

22

onesia

harga

excess

angan

juga

engan

rintah

mpor.

n bea

k jika

mestik.

danya

a kita

ngkat

, para

pasar.

oditas

harga

Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.

Page 15: T 28028-Analisis permintaan-Tinjauan literatur.pdf

2.3.3 Ha

har

ber

dan

per

ken

pas

dam

Ind

Sum

bar

dip

pem

ma

terj

keb

Se

Ol

ant

arga Kedel

Menin

rga kedela

rkurang. Di

n spekulas

rmintaan t

naikan. Ked

sar interna

mpaknya, t

donesia mas

Gmber : Depart

Kenaik

rang panga

pindahkanny

mbuatan bi

ahal. Salah s

rjadi akhir-a

bijakan fisk

dangkan un

eh sebab it

tara lain den

ai Internas

ngkatnya pe

ai internas

isamping it

si pelemaha

terhadap ko

dua hal ter

asional, sep

terjadi pula

sih mengala

Gambar 2.temen Pertania

kan harga k

an termasuk

ya sebagian

iodiesel dan

satu upaya u

akhir ini, k

kal. Kebijak

ntuk jangka

tu, kita per

ngan menin

sional

ermintaan k

ional, sem

tu, adanya s

an nilai tu

omoditas k

rsebut menj

perti yang

a kenaikan

ami ketergan

4 Data haran

kedelai ini

k kedelai d

n pengguna

n methanol

untuk meng

khususnya k

kan ini han

panjang, in

rlu mencipt

ngkatkan pro

kedelai oleh

mentara pro

spekulasi p

ukar dolar

kedelai di

jadi pemicu

terlihat pa

n harga ked

ntungan terh

rga kedelai

disebabkan

di tingkat in

aan kacang-

l akibat ha

gendalikan l

kedelai, pem

nya akan ef

ntrumen ini

takan kema

oduktivitas

Unive

h Cina men

oduksi ked

emotongan

AS telah

pasar glo

u naiknya h

ada Gamba

delai dalam

hadap kede

internasion

n kenaikan

nternasiona

-kacangan d

arga minyak

lonjakan ha

merintah te

fektif untuk

dianggap ti

andirian di

di bidang p

ersitas Indo

ndorong na

delai Arge

suku bung

mengakib

obal meng

harga kede

ar 2.4. Se

m negeri k

elai impor.

nal

harga seju

al sebagai a

dan ketela u

k yang sem

arga pangan

elah menera

k jangka pe

dak akan ef

bidang pa

pertanian.

23

onesia

iknya

entina

ga AS

batkan

alami

lai di

ebagai

karena

umlah

akibat

untuk

makin

n yang

apkan

ndek.

fektif.

angan,

Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.

Page 16: T 28028-Analisis permintaan-Tinjauan literatur.pdf

2.3.4 Pe

dap

dan

ma

Ind

Per

ant

kon

dar

Ha

20

me

Sum

2.3.5 Ju

mu

ber

ber

me

endapatan P

BPS m

pat digunak

n pola k

asyarakat,

donesia leb

rubahan pe

tar kelompo

nsumsi. Sem

ri makanan

al ini terliha

08 mening

eningkat seb

Gammber : Badan

umlah Pend

Persain

urah daripad

rimplikasi p

rgairah untu

engalami pe

Perkapita

melalui Sur

kan untuk m

konsumsiny

menemuka

ih banyak m

endapatan p

ok makanan

makin tingg

yang meng

at dari laju p

gkat sebesa

besar 7,22%

mbar 2.5 DPusat Statistik

duduk

ngan harga

da kedelai l

pada menur

uk menanam

eningkatan,

rvei Sosial

melihat gam

ya berkaita

an fakta

mengalokas

penduduk

n dan bukan

gi pendapat

gandung kar

pertumbuha

ar 18,09%,

%.

Data pendapk, 2008

a pasar, dim

okal, meny

runnya harg

m kedelai.

dan ditam

Ekonomi N

mbaran kon

an dengan

empiris ba

sikan penge

selain mem

n makanan

tan per kap

rbohidrat ke

an pendapat

sedangkan

patan per k

mana harga

ebabkan aru

ga kedelai l

Sementara

mbah juga d

Unive

Nasional (S

nsumsi pend

n perubah

ahwa rata

eluarannya

mpengaruhi

juga dapat

pita, pendud

e komoditi

tan perkapi

n permintaa

kapita Indo

a kedelai im

us impor se

lokal, sehin

itu jumlah

dengan sem

ersitas Indo

SUSENAS)

duduk Indo

han penda

-rata pend

untuk mak

pola kons

t mengubah

duk akan be

non karboh

ta periode

an kedelai

onesia

mpor jauh

emakin dera

ngga petani

h penduduk

makin banya

24

onesia

yang

onesia

apatan

duduk

kanan.

sumsi

h pola

eralih

hidrat.

1978-

juga

lebih

as dan

tidak

terus

aknya

Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.

Page 17: T 28028-Analisis permintaan-Tinjauan literatur.pdf

ind

tem

tid

20

ked

jum

kes

ind

Sum

2.4 Kara

konsu

terten

faktor

yang

maup

baran

lain y

dustri pengo

mpe, tauco

dak bisa terp

05).

Bebera

delai adalah

mlah pendu

sadaran ma

dustri yang

Gmber : Badan

akteristik P

Menurut

umen memb

ntu. Berdasa

r-faktor yan

digunakan p

un dari tuli

ng dipengaru

yang terkait,

olahan berb

dan lain-la

penuhi oleh

apa faktor

h konsums

uduk, meni

asyarakat ak

menggunak

Gambar 2.6Pusat Statistik

Permintaan

Pratama da

beli suatu b

arkan peng

ng mempen

peneliti ada

isan-tulisan

uhi oleh fak

, tingkat pe

bahan baku

ain mengak

h produksi d

yang me

si yang teru

ingkatnya p

kan kecukup

kan bahan b

6 Data Jumk, 2008

n Kedelai

an Mandala

arang pada

ertian terse

ngaruhi perm

alah berdasa

n lainnya. se

ktor-faktor:

endapatan p

u kedelai, s

kibatkan pe

domestik (Pu

nyebabkan

us meningk

pendapatan

pan gizi, da

aku kedelai

mlah Pendu

a (2002) pe

berbagai ti

ebut, maka

mintaan ked

arkan peneli

esuai teori

harga baran

erkapita, se

Unive

eperti indu

ermintaan t

uslitbang T

meningka

kat mengiku

per kapita

an berkemb

i.

duk Indon

ermintaan a

ingkat harga

penulis ing

delai. Mod

itian-penelit

ekonomi, p

ng itu send

elera atau ke

ersitas Indo

ustri tahu, k

terhadap ke

Tanaman Pa

atnya kebu

uti pertamb

a, meningk

angnya ber

esia

adalah kein

a selama pe

gin mempe

del ekonome

tian sebelum

permintaan

iri, harga b

ebiasaan, ju

25

onesia

kecap,

edelai

angan,

tuhan

bahan

katnya

rbagai

ginan

eriode

elajari

etrika

mnya,

suatu

arang

umlah

Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.

Page 18: T 28028-Analisis permintaan-Tinjauan literatur.pdf

26

Universitas Indonesia

penduduk, prakiraan harga dimasa mendatang, distribusi pendapatan, usaha-

usaha produsen meningkatkan penjualan. Menurut peneliti, maka permintaan

kedelai diduga dipengaruhi oleh harga kedelai dalam negeri, pendapatan

perkapita, dan jumlah penduduk. Seperti halnya teori, harga barang itu sendiri

dalam hal ini adalah harga kedelai dalam negeri. Jumlah penduduk Indonesia

mencerminkan besarnya kebutuhan kedelai di Indonesia. Sedangkan

pendapatan perkapita mencerminkan kemampuan atau daya beli masyarakat

dalam mengkonsumsi kedelai.

2.5 Karakteristik Harga Dalam Negeri

Pada saat perdagangan internasional dibuka, maka suatu negara

memiliki dua kemungkinan posisi. Misal apakah Indonesia akan menjual

kedelai ke pasar internasional, ataukah sebaliknya membeli kedelai dari pasar

internasional. Selanjutnya kita harus membandingkan harga kedelai yang

tengah berlaku di pasar dalam negeri dengan yang berlaku di negara-negara

lain atau pasar dunia. Jika harga internasional lebih tinggi daripada harga

dalam negeri, maka ketika hubungan dagang dibuka, Indonesia akan menjadi

pengekspor kedelai. Sebaiknya jika harga internasional kedelai lebih rendah

daripada harga dalam negri, maka ketika hubungan dagang dibuka, Indonesia

akan menjadi pengimpor kedelai. Berdasarkan keadaan tersebut, maka

peneliti menduga harga kedelai dalam negeri dipengaruhi oleh harga

internasional.

2.6 Karakteristik Impor Kedelai

Konsumsi kedelai di Indonesia semakin meningkat, sedangkan

produksi kedelai dalam negeri belum dapat memenuhi kebutuhan kedelai

dalam negeri, hal ini mengakibatkan impor kedelai semakin meningkat dari

tahun ke tahun. Impor kedelai di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1975.

Pemerintah terpaksa mengambil kebijakan impor untuk mengatasi

kesenjangan antara jumlah permintaan yang terus meningkat dari tahun ke

tahun dengan jumlah produksi kedelai nasional yang cenderung mengalami

penurunan. Menurut Swastika et. al. (2007), hambatan impor yang paling

sederhana dan mudah dilakukan adalah peningkatan bea masuk impor.

Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.

Page 19: T 28028-Analisis permintaan-Tinjauan literatur.pdf

27

Universitas Indonesia

Menurut Salvatore (1997), dampak pemberlakukan bea masuk impor

terhadap konsumsi yakni berkurangnya konsumsi domestik. Dampak

pengenaan bea masuk impor terhadap produksi adalah peningkatan produk

domestik (khususnya terhadap komoditi yang semula lebih banyak di impor).

Dampak pengenaan tarif terhadap perdagangan yaitu turunnya impor akibat

kenaikan harga di negara pengimpor. Dampak – dampak keseimbangan parsial

akibat pemberlakuan tarif impor dapat dilihat pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7 Dampak Keseimbangan Parsial Akibat Pemberlakuan

Tarif

Pada Gambar 2.7, Dq dan Sq melambangkan kurva permintaan dan

penawaran komoditi (barang) Q di negara pengimpor atau diistilahkan dengan

Negara 2, dalam kondisi perdagangan bebas harga komoditi C adalah P1.

Negara 2 akan mengkonsumsinya sebanyak Q4 (AB); Q1 (AC) diantaranya

merupakan produksi domestik, sedangkan Q4-Q1 (CB) harus diimpor dari

negara lain. Jika Negara 2 memberlakukan bea masuk impor sebesar T persen

terhadap komoditi Q, maka Pq akan naik menjadi P2 yang sebelumnya di P1,

itulah harga yang harus ditanggung oleh konsumen di Negara 2, sedangkan

harga bagi konsumen dunia tidak berubah. Akibatnya, penduduk pada Negara

2 akan menurunkan tingkat konsumsinya sebanyak Q3 (GH), serta akan

P

Q

Dq

Sq

E

P1

P2

Q1 Q2 Q3 Q4

T A

G

C

J

M N

H

B Sr

Sr + T

Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.

Page 20: T 28028-Analisis permintaan-Tinjauan literatur.pdf

28

Universitas Indonesia

merubah seluruh komposisinya menjadi Q2 (GJ) merupakan produksi

domestik, sedangkan Q3-Q2 (JH) harus diimpor dari negara lain untuk

menutupi kekurangan kebutuhan domestik.

Dengan demikian, dampak pemberlakuan tarif terhadap konsumsi

domestik bersifat negatif, adalah sebesar (-(Q4-Q3)) (BN), dampak terhadap

produksi bersifat positif, yakni sebsar (Q2-Q1) (CM). Namun secara

keseluruhan, pemberlakuan bea masuk impor akan merugikan perdagangan,

yakni [-{(Q4-Q3) + (Q2-Q1)}] (BN + CM), meskipun bea masuk impor

memberikan penerimaan kepada pemerintah Negara 2 sebanyak [(Q4-Q3) +

(Q2-Q1)] (MJHN) dikali dengan kenaikan harga akibat adanya bea masuk

impor (P2-P1).

Adanya kebijakan bea masuk impor impor menyebabkan harga

kedelai yang berlaku di pasar dalam negeri (P2) lebih tinggi daripada harga

dunia (P1) dengan selisih T. Pada posisi ini, jumlah penawaran adalah QM1 =

Q3-Q2, dan penerimaan pemerintah dari pajak impor adalah sebesar daerah

segiempat (JHNM). Sedangkan jika tidak ada kebijakan tarif impor, harga

yang berlaku di pasar dalam negeri turun dari P2 menjadi P1, jumlah

permintaan naik menjadi Q4, jumlah impor meningkat menjadi QM2 = Q4-

Q1, dan penerimaan pemerintah dari pajak impor hilang (menjadi nol).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka pada persamaan impor kedelai peneliti

memasukkan variabel bea masuk impor dan produksi kedelai. Variabel

tersebut diduga mempengaruhi impor kedelai di Indonesia.

2.7 Penelitian Terdahulu

Tidar Hadipurnomo (2000) dalam tesisnya yang berjudul ”Dampak

Kebijakan Produksi dan Perdagangan Terhadap Penawaran dan Permintaan

Kedelai”. Penelitian tersebut menggunakan data sekunder dalam bentuk times

series dari tahun 1969 dampai 1997. Model ekonometrik yang dirumuskan

merupakan suatu sistem persamaan simultan dan semua persamaan struktural

dalam model adalah over identified. Metode pendugaan yang digunakan

adalah Two Stage Least Square (2SLS). Hasil penelitiannya menyimpulkan

bahwa respon luas areal panen lebih besar daripada respon produktivitas

Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.

Page 21: T 28028-Analisis permintaan-Tinjauan literatur.pdf

29

Universitas Indonesia

terhadap perubahan harga produsen, harga benih, harga pupuk, upah tenaga

kerja dan harga pestisida. Baik luas areal panen maupun produktivitas bersifat

responsif terhadap intensifikasi produksi. Impor hanya responsif dalam

jangka panjang terhadap tarif impor, tetapi kurang responsif baik dalam

jangka panjang maupun jangka pendek terhadap harga pedagang besar, harga

impor, nilai tukar rupiah, GNP dan dalam jangka pendek terhadap tarif impor.

Permintaan kedelai untuk industri tahu, tempe dan kacang kurang responsif

terhadap harga pedang besar, harga kedelai impor, harga output, dan upah

tenaga kerja, kecuali permintaan kedelai untuk industri kecap responsif

terhadap harga pedagang besar dalam jangka panjang.

Surifani (2004) dalam penelitiannya membahas mengenai

”Permintaan Impor Kedelai Indonesia dari Amerika Serikat dan Aliran Impor

Kedelai Ke Indonesia”. Penelitiannya menggunakan data sekunder dalam

bentuk data time series dari tahun 1983-2002 dan data cross section tahun

2001, dengan menggunakan model permintaan impor yang diestimasi dengan

teknik kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square). Pada model

permintaan impor kedelai Indonesia dari Amerika Serikat, peubah yang

berpengaruh nyata adalah harga impor dan nilai tukar. Sementara sisanya

yaitu lag volume impor, pendapatan perkapita, penggunaan oleh industri,

harga kedelai domestik dan kebijakan kredit ekspor GSM 102 tidak

berpengaruh nyata terhadap model.

Widjajanti (2006) dalam penelitiannya yang berjudul ”Analisis

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran Komoditas

Gula di Indonesia Periode 1980-2004” menggunakan metode persamaan

simultan dengan pendekatan Two Stage Least Square (TSLS). Pada model

permintaan, variabel yang berpengaruh secara signifikan adalah jumlah

penduduk dan harga gula, sedangkan pada persamaan impor gula, variabel

yang berpengaruh nyata adalah produksi gula, permintaan gula dan kebijakan

bea masuk impor, sementara variabel dummy kebijakan monopoli Bulog tidak

signifikan. Variabel permintaan gula, kebijakan harga provenue berpengaruh

positif terhadap harga gula dalam negeri.

Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.

Page 22: T 28028-Analisis permintaan-Tinjauan literatur.pdf

30

Universitas Indonesia

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, maka penulis ingin

meneliti lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan

kedelai di Indonesia. Sesuai teori ekonomi, permintaan suatu barang

dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri, harga barang lain yang terkait,

tingkat pendapatan perkapita, selera atau kebiasaan, jumlah penduduk,

perkiraan harga di masa mendatang, distribusi pendapatan, dan usaha-usaha

produsen meningkatkan penjualan (Pratama Rahardja dan Mandala

Manurung, 2002). Model persamaan pada analisis permintaan kedelai ini

berbeda dengan penelitian sebelumnya, peneliti lebih memusatkan terhadap

permintaan dengan menggunakan persamaan simultan, penulis menggunakan

tiga persamaan yaitu persamaan permintaan kedelai, harga kedelai dalam

negeri, dan impor kedelai.

Menurut penulis, maka permintaan kedelai diduga dipengaruhi oleh

harga kedelai dalam negeri, pendapatan perkapita, dan jumlah penduduk.

Harga kedelai dalam negeri diduga dipengaruhi oleh harga kedelai

internasional. Impor kedelai juga diduga dipengaruhi permintaan kedelai,

produksi kedelai, dan kebijakan bea masuk impor. Impor kedelai akan

dilakukan bila produksi kedelai dalam negeri tidak mencukupi kebutuhan

kedelai dalam negeri. Bea masuk impor juga menjadi salah satu faktor yang

berpengaruh terhadap impor kedelai, hal ini dikarenakan bahwa setiap negara

dalam melakukan perdagangan dengan negara lain akan melakukan kebijakan

tertentu, seperti bea masuk impor. Hal ini dilakukan dalam upaya membatasi

jumlah impor kedelai, agar sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.

Sedangkan pada persamaan harga kedelai dalam negeri diduga dipengaruhi

oleh harga kedelai internasional.

Analisis permintaan..., Dwi Sartika Adetama, FE UI, 2011.