survey tanaman obat di iloilo filipina etnofarmasi print
DESCRIPTION
ETNOFARMASITRANSCRIPT
TUGAS ETNOFARMASI
Survei Etnofarmakologi Tanaman Obat di Iloilo, Filipina
Disusun oleh:
Kelompok 6
Wilda Yuniar 132210101024
Nur Khijjatul Meiliyah 132210101028
Stella Christa Santoso 132210101030
Risti Rostiani 132210101042
Aini Zuhriyah 132210101048
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Etnofarmasi adalah studi tentang bagaimana masyarakat suatu etnis atau
wilayah menggunakan suatu tanaman obat, atau ilmu multidisiplin yang mempelajari
penggunaan obat-obatan terutama obat tradisional oleh suatu masyarakat lokal
(etnik). Etnofarmasis merupakan orang yang mengeksplorasi bagaimana suatu
tanaman digunakan sebagai pengobatan. Hal ini terkait dengan studi mengenai
sediaan obat yang terkait dengan penggunaannya dalam konteks kultural.
Etnofarmasi meliputi studi-studi:
Identifikasi dan etnotaksonomi bahan alam yang digunakan dalam
pengobatan (etnobiologi medis: etnofarmasi, etnomikologi, etnozoologi).
Preparasi tradisional sediaan farmasi (etnofarmasetika).
Evaluasi aksi farmakologis suatu preparasi pengobatan tertentu
(etnofarmakologi).
Efektivitas klinis (Etnofarmasi klinis).
Aspek medis-sosial yang terkait dalam penggunaan obat (antropologi
kesehatan).
Kesehatan masyarakat dan farmasi praktis yang membahas penggunaan
oleh publik dan re-evaluasi obat-obatan.
Tanaman obat memiliki kontribusi penting dalam sistem kesehatan
masyarakat setempat sebagai sumber utama obat untuk sebagian besar penduduk
pedesaan. Tanaman tidak hanya memiliki nilai gizi, tetapi memiliki nilai ritual.
Mereka memainkan peran kunci dalam pengembangan dan kemajuan studi yang
modern sebagai titik awal untuk pengembangan hal baru dalam obat.
Tanaman obat kembali diakui karena beberapa alasan termasuk
meningkatnya kepercayaan dalam pengobatan herbal. Obat allopathic dapat
menyembuhkan berbagai macam penyakit. Namun, harga yang mahal dan efek
1
samping menyebabkan banyak orang untuk kembali ke obat-obatan herbal yang
memiliki efek samping yang lebih sedikit. Sebaliknya, karena informasi tentang
penggunaan jenis tanaman untuk tujuan terapeutik telah lulus dari satu generasi ke
generasi berikutnya melalui tradisi lisan. Pengetahuan tentang tanaman terapi telah
mulai menurun dan menjadi usang melalui kurangnya pengakuan oleh generasi muda
sebagai akibat dari pergeseran sikap dan sosial ekonomi perubahan yang sedang
berlangsung. Selain itu, pengetahuan adat pada penggunaan tanaman obat yang
kurang dikenal juga cepat menurun. Melalui realisasi erosi terus menerus dalam
pengetahuan tradisional banyak tanaman yang berharga untuk obat di masa lalu dan
kepentingan pembaharuan, dan saat ini kebutuhan untuk meninjau pengetahuan yang
berharga dengan harapan pengembangan sektor tanaman obat.
Pengetahuan tradisional terhadap keanekaragaman hayati menyangkut
nama, penggunaan dan pengelolaan tanaman dan hewan seperti yang dirasakan oleh
masyarakat lokal atau adat di daerah tertentu. Nama tumbuhan dan hewan adalah akar
dari pengetahuan tradisional keanekaragaman hayati. Selain itu, penamaan dan
klasifikasi tumbuhan dan hewan yang ditularkan dari generasi ke generasi terus
diciptakan oleh masyarakat dan kelompok-kelompok dalam menanggapi lingkungan
mereka.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, muncul rumusan masalah sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana taksonomi tanaman obat yang ditemukan di Tigbauan, Iloilo?
1.2.2 Bagian tanaman mana yang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat?
1.2.3 Bagaimana persiapan, aplikasi, dan rute administrasi tanaman obat?
1.2.4 Bagaimana keragaman bentuk pertumbuhan tanaman obat?
1.2.5 Bagaimana habitat, distribusi, dan kelimpahan tanaman obat?
1.3 Tujuan
2
1.3.1 Untuk mengkategorikan keragaman tanaman obat asli di Tigbauan, Iloilo
berdasarkan peringkat taksonomi mereka.
1.3.2 Untuk mengetahui bagian tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman
obat.
1.3.3 Untuk mendokumentasikan penggunaan tradisional, persiapan dan aplikasi
tanaman obat (Ethnopharmacology) oleh masyarakat setempat.
1.3.4 Untuk menentukan distribusi, bentuk morfologi, habitat dan nilai-nilai
tanaman obat asli (etnobotani) sumber daya di Tigbauan, Iloilo.
1.3.5 Untuk mengidentifikasi habitat, distribusi, dan menghitung kelimpahan
tanaman obat menggunakan setiap spesies tanaman obat asli yang
diidentifikasi.
BAB II
3
METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Tinjauan Daerah
Total luas daerah Iloilo sekitar 8.889 ha, dimana 93,78% dikhususkan untuk
pertanian dan kegiatan rumpun warga. Di luar dari area ini, 1.077 ha ditanami kelapa,
4.554 ha ditanami padi, dan 19 ha digunakan sebagai tambak. Sekitar 60 ha
digunakan sebagai perumahan, kebutuhan komersial, dan institusional. Kota ini
merupakan daerah dengan medan yang datar. Dataran tersebut sekitar 57% dari total
luas area yang mencakup sekitar 6.667 ha. Daerah ini terletak di sekitar barat laut
sungai Sibalom, dan berbatasan dengan Guimbal, Leon dan Tubungan yang meliputi
wilayah perbukitan sekitar 1,518 ha. Hal ini sesuai dengan yang ditunjukkan pada
gambar di bawah ini:
Daerah ini tidak mencakupi hutan di dalamnya, dan berada di kawasan dengan
titik tertinggi 200 meter di atas permukaan laut dan terendah adalah 1 (satu) meter di
atas permukaan laut. Kota ini memiliki dua sungai utama, sungai Sibalom dan sungai
Tacuyong.
Berdasarkan studi morfologi, Tigbauan memiliki empat jenis tanah yaitu;
Tanah liat Sta Rita, lempung pasir halus Lamingan, lempung tanah liat Alimodian,
dan lempung lumpur Alimodian. Dengan jenis dan kategori kemiringan tanah
4
tersebut, 1.077 ha dikhususkan untuk kelapa sedangkan sisanya adalah bukit-bukit
yang ditanami tanaman akar, bambu, jagung dan pohon buah seperti mangga, dll.
Daerah ini memiliki dua musim, yakni musim hujan dan musim panas: musim hujan
dimulai awal Juni dan berakhir awal November sedangkan musim panas dimulai awal
November dan berakhir pada bulan Mei. Kedua musim ini mempengaruhi dua
macam industri di kota madya, yakni perikanan dan perkebunan.
2.2 Metode Sampling
Pada penelitian ini, metode yang digunakan untuk mengumpulkan data-data
adalah dengan menggunakan metode snowball sampling, yang merupakan teknik non
probabilitas yang digunakan oleh peneliti untuk mengidentifikasi potensi subyek
dalam studi di mana subyek sulit untuk ditemukan. Snowball sampling adalah teknik
pengambilan sampel dengan bantuan informan, dan dari informan inilah akan
berkembang sesuai petunjuknya. Dalam hal ini peneliti hanya mengungkapkan
kriteria sebagai persyaratan untuk dijadikan sampel. Informan yang dituju adalah
kolektor tanaman atau tukang kebun, dukun dan pedagang.
2.3 Pengumpulan Data Etnobotani
Data etnofarmakologi dikumpulkan dari 20 Agustus - 12 September 2010
melalui wawancara semi-terstruktur dengan memilih orang tua yang berpengetahuan,
tukang kebun, penyembuh, dan pedagang, usia antara 35-80 tahun dengan 5 laki-laki
dan 8 perempuan dari barangay yang dipilih berdasarkan survei kuosioner.
Wawancara dan diskusi dilakukan dengan menggunakan logat lokasi. Untuk tujuan
etis, data dikumpulkan dengan izin dari informan dan sepengetahuan para pejabat
barangay lokal terutama pemimpin barangay.
2.4 Prosedur Klasifikasi Tanaman
5
Nama-nama lokal dan ilmiah tanaman, serta klasifikasi taksonomi seperti
kelas, ordo, dan famili diidentifikasi melalui spesies dan genera berdasarkan referensi
oleh Buot, et al., (2006), Cronquist (1988), De Tavera (1901) Madulid (2000),
Quisumbing (1978), Simpson (2005), Stuart (2000) dan Watson dan Dallwitz (1992).
Spesimen dari sampel yang kurang meyakinkan identifikasinya di lapangan
dikumpulkan dan dibawa ke West Visayas State Univesity, La Paz, kota Iloilo untuk
dicocokkan dengan menggunakan referensi koleksi mereka.
2.5 Identifikasi Tanaman
Semua spesimen dikumpulkan baik jenis tumbuhan budidaya ataupun
tumbuhan liar. Identifikasi awal dari spesimen yang dikumpulkan dibuat dalam
sebuah situs, kemudian tanaman-tanaman tersebut dikeringkan berdasarkan prosedur
standar dalam preparasi spesimen herbarium, yang sebelumnya sudah diidentifikasi
terlebih dahulu berdasarkan koleksi referensi yang diterbitkan ataupun di website,
kemudian dibandingkan dengan spesimen herbarium otentik dari WVSU dan terakhir
dikonfirmasi oleh pihak Botani dan Taksonomi.
2.6 Analisis Data Etnobotani
Untuk menganalisis dan meringkas data etnobotani tanaman obat dan
pengetahuan terkait, digunakan metode statistik deskriptif.
BAB III
6
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Taksonomi Tumbuhan Obat yang Ditemukan di Tigbauan, Iloilo
Taksonomi tanaman obat yang ditemukan di Tigbauan, Iloilo berdasarkan
survei nama lokal dengan mengikuti klasifikasi sistem Cronquist adalah sebagai
berikut :
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
I.Subkelas Magnoliidae
1.Ordo Magnoliales (Bromhead (1838)
1.Famili Annonaceae Juss. (1789)
1.Annona muricata
2.Annona reticulata
3.Annona squamosa
2.Ordo Piperales Dumort. (1829)
2.Famili Piperaceae
1.Peperomia pellucida Linn.
2.Piper betle
II.Subkelas Caryophylliidae
3.Ordo Caryophyllales
3.Famili Basellaceae
1.Basella rubra Linn.
4.Famili Nyctaginaceae
1.Mirabilis jalapa Linn.
5.Famili Polygonaceae Juss. (1789)
1.Antigonon leptopus
6.Famili Portulacaceae Juss. (1789)
1.Portulaca oleracea Linn.
4.Ordo Ranunculales Dumort. (1829)
7
7.Famili Menispermaceae Juss. (1789)
1.Tinospora rumphii Boerl.
5.Ordo Saxifragales Dumort (1829)
8.Famili Crassulaceae J. St.-hil. (1805)
1.Bryophyllum pinnatum
III. Subkelas Rosidae
6.Ordo Brassicales Bromhead (1838)
9.Famili Caricaceae
1.Carica papaya
10.Famili Moringaceae Martynov (1820)
1.Moringa oleifera
7.Ordo Fabales Bromhead (1838)
11.Famili Fabaceae Lindl. (1836)
1.Bauhinia malabarica
2.Cassia alata Linn.
3.Clitoria ternatea Linn.
4.Erythrina variegata Linn.
5.Gliricidia sepium
6.Mimosa pudica Linn.
7.Pachyrrhizus erosus Linn.
8.Pithecellobium dulce
9.Pterocarpus indicus Willd.
10.Samanea saman Merr.
11.Sesbania grandiflora Linn.
12.Tamarindus indica Linn.
8.Ordo Malpighiales Mart (1829)
12.Famili Euphorbiaceae Juss. (1789)
1.Antidesma bunius Linn.
2.Euphorbia hirta Linn.
8
3.Macaranga tanarius
4.Manihot esculenta Crantz.
5.Phyllanthus urinaria
6.Ricinus communis Linn.
9.Ordo Malvales Dumort. (1829)
13.Famili Bixaceae Kunth (1822)
1.Bixa orellana
14.Famili Malvaceae Juss. (1789)
1.Abelmoschus esculentus Linn.
2.Corchorus olitorius L.
3.Hibiscus rosa-sinensis L.
4.Hibiscus sabdariffa Linn.
5.Sida rhombifolia Linn.
6.Theobroma cacao Linn.
10.Ordo Myrtales Rchb. (1828)
15.Famili Combretaceae R. Br.(1810)
1.Quisqualis indica
2.Terminalia catappa
16. Famili Myrtaceae Juss (1789)
1.Syzygium cumini
2.Psidium guajava
11.Ordo Oxalidales Heintze (1927)
17.Famili Oxalidaceae R. Br.(1818)
1.Averrhoa bilimbi
2.Averrhoa carambola Linn.
3.Oxalis repens Thub.
12.Ordo Rosales Perleb (1826)
18.Famili Moraceae Link (1831)
1.Artocarpus altilis
9
2.Artocarpus heterophyllus Lam.
3.Ficus elastica
19. Famili Anacardiaceae R. Br. (1818)
1.Spondias pinnata (Linn. f.) Kurz
2.Spondias purpurea Blanco
13.Ordo Sapindales Dumort. (1829)
20.Famili Meliaceae Juss. (1789)
1.Azadirachta indica A. Juss.
2.Sandoricum koetjape Merr.
3.Swietenia mahogany Jacq.
21.Famili Rutaceae Juss. (1789)
1.Citrus hystrix
2.Citrus microcarpa
3.Triphasia trifolia P. Wils.
22.Famili Sapindaceae Juss. (1789)
1.Cardiospermum halicacabum
IV. Subkelas Asteridae
14.Ordo Apiales Nakai (1930)
23. Famili Apiaceae Lindl (1836)
1.Centella asiatica
24.Famili Araliaceae Juss. (1789)
1.Nothopanax scutellaria (Burm. f.) Merr.
15. Ordo Asterales Lindl (1833)
25. Famili Asteraceae Martynov (1820)
1.Wedelia biflora Linn.
2.Blumea balsamifera (Linn.) D. C.
16.Ordo Ericales Dumort. (1829)
26. Famili Balsaminaceae Bercht and J. Prel (1820)
1.Impatiens balsamina Linn.
10
27.Famili Ebenaceae Gurke (1891)
1.Diospyros blancoi
28.Famili Sapotaceae Juss.(1789)
1.Achras sapota Linn.
2.Chrysophyllum cainito Linn.
3.Pouteria campechiana (HBK.) Baehni
17.Ordo Gentianales Lindl. (1833)
29.Famili Apocynaceae Juss. (1789)
1.Catharanthus roseus Linn.
2.Nerium indicum Mill.
3.Plumeria rubra
4.Tabernaemontana pandacaqui
30.Famili Rubiaceae Juss. (1789)
1.Gardenia jasminoides
2.Morinda citrifolia
3.Mussaenda philippica A. Rich.
4.Nauclea orientalis
18. Ordo Lamiales Bromhead (1838)
31. Famili Lamiaceae Martynov (1820)
1.Coleus aromaticus Benth.
2.Coleus scutellarioides
3.Mentha arvensis Linn.
4.Pogostemon cablin Blanco.
32.Famili Oleaceae Hoffmanns. and Link (1809)
1.Jasminum sambac Linn.
33.Famili Verbenaceae J. St.-Hil. (1805)
1.Duranta repens Linn.
2.Lantana camara
3.Premna odorata Blanco
11
4.Vitex negundo Linn.
34. Famili Boraginaceae Juss. (1789)
1.Cordia obliqua Willd.
2.Ehretia microphylla Lam.
19. Ordo Solanales Dumort (1829)
35. Famili Convolvulaceae Juss. (1789)
1.Ipomoea aquatica Forsk.
2.Ipomoea batatas Linn.
36. Famili Solanaceae Juss. (1789)
1.Capsicum frutescens
Kelas Liliopsida (Monocots)
I.Subkelas Liliidae
20.Ordo Alismatales Dumort. (1829)
37.Famili Araceae Juss.(1789)
1.Colocasia esculenta Linn.
2.Pistia stratiotes
21. Ordo Asparagales Bromhead (1838)
38. Famili Iridaceae Juss. (1789)
1.Jatropha curcas
22. Ordo Liliales Perleb (1826)
39. Famili Liliaceae Juss. (1789)
1.Aloe barbadensis Mill.
23.Ordo Pandanales Lindl. (1833)
40. Famili Pandanaceae
1.Pandanus tectorius
24.Ordo Poales Small (1903)
41.Famili Poaceae (R. Br. )Barnh. (1895)
1.Andropogon citratus D.C.
2.Saccharum spontaneum
12
3.Saccharum officinarum Linn.
25. Ordo Zingiberales Griseb. (1854)
42. Famili Musaceae Juss. (1789)
1.Musa sapientum Linn.
II. Subkelas Commeliniidae
26. Ordo Arecales Bromhead (1840)
43. Famili Arecaceae Schutz. Sch. (1832)
1.Areca catechu
2.Cocos nucifera
3.Corypha elata
27. Ordo Commelinales Dumort (1829)
44. Famili Commelinaceae Mirb. (1804)
1.Rhoeo discolor
Informan melaporkan jumlah spesies tanaman yang ditengarai sebagai
tanaman obat yakni sekitar 101 spesies yang digolongkan berdasarkan taksonomi
sebagaimana yang tercantum pada tabel berikut.
3.2 Bagian Tanaman yang Dimanfaatkan
Menurut hasil survei mengenai bagian dari tanaman obat yang sering
dimanfaatkan, ternyata daun merupakan bagian yang banyak dimanfaatkan sebagai
obat, sedangkan biji jarang sekali digunakan sebagai obat.
13
3.3 Persiapan, Aplikasi dan Rute Adsministrasi Tanaman Obat
Bagian tanaman yang digunakan untuk membuat obat harus melalui tahap
penyiapan. Terkadang, yang dibutuhkan adalah bagian tanaman yang masih segar
ataupun yang telah dikeringkan atau bisa jadi kita membutuhkan keduanya.
Namun, bentuk persiapan umum yang biasanya dilakukan untuk membuat
sediaan berupa pasta adalah bagian tanaman yang masih segar dilumat dengan lesung
dan alu. Untuk memperoleh jamu rebusan, bagian tanaman direbus ke dalam air dan
ekstraknya digunakan. Untuk chewing, bagian tanaman obat dikunyah. Untuk
membuat infus, bagian tanaman dimasukkan dalam air dalam kurun waktu tertentu.
Dalam metode aplikasinya, yang sering digunakan adalah sediaan dengan
metode aplikasi eksternal daripada internal. Oleh karena itu, rute pemberian yang
umum adalah rute subkutan.
14
3.4 Keragaman Bentuk Pertumbuhan Tanaman Obat
Tanaman obat di Iloilo, Filipina terbagi ke dalam 3 kategori bentuk
pertumbuhan yaitu: herba, semak, dan pohon. Grafik di atas menunjukkan bahwa dari
101 tanaman obat, yang paling banyak dimanfaatkan adalah tanaman obat yang
berbentuk pohon (46,53%), sedangkan yang paling sedikit dimanfaatkan adalah
tanaman obat yang berbentuk semak.
3.5 Habitat, Distribusi, dan Kelimpahan Tanaman Obat
15
Berdasarkan tempat ketersediaan dan pertumbuhan tanaman obat, habitatnya
dibagi ke dalam 2 lokasi besar, yaitu habitat liar dan taman rumah. Grafik di atas
menunjukkan bahwa tanaman obat lebih banyak ditemukan di habitat liar (53,09%)
daripada di taman rumah (46,9%).
Habitat liar terbagi menjadi 7 tempat yang mungkin jauh atau dekat tempat
tinggal masyarakat lokal atau mencakup jarak tertentu dari populasi rakyat itu, atau
dianggap sebagai daerah terpencil (terisolasi). yaitu: hutan, tepi jalan, peternakan,
padang rumput, ladang, tanah lapang, dan daerah dekat sungai.
44% tanaman obat banyak ditemukan di hutan, dimana tanaman tersebut dapat
tumbuh secara alami, tanpa ada gangguan manusia, sedangkan di daerah dekat sungai
tanaman obat yang ditemukan hanya sedikit (3%). Dengan demikian, lokasi dan
kondisi lingkungan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan distribusi tanaman obat.
16
Kuantitas tanaman obat yang ada ini semakin menurun dari waktu ke waktu
akibat faktor aktivitas manusia (antropogenik) maupun kondisi fisika dan kimia
lingkungan (non-antropogenik). Berdasarkan pengetahuan dari informan, tanaman
obat diklasifikasikan ke dalam 3 kategori yaitu: tanaman yang biasa ditemui (common
encountered), kadang-kadang ditemukan (occasionally encountered), dan yang
langka/jarang sekali ditemui (rarely encountered). Dari 101 tanaman obat yang
dikenal sebagai tanaman obat, mayoritas (56%, n=57) adalah common encountered,
34%, n=34 occasionally encountered, dan sisanya (10%, n=10) rarely encountered.
Tanaman obat yang lazim/umum ditemukan adalah yang berbentuk herba dan semak,
yang ada di sekitar kebun, tepi jalan, tanah lapang, peternakan, dan padang rumput.
Tanaman obat yang langka/ jarang sekali ditemukan adalah herba dan pohon yang
ada di hutan, atau dekat aliran sungai.
Berikut adalah daftar tanaman obat berdasarkan derajat kelimpahannya:
Derajat Kelimpahan Tanaman Obat
Rarely Encountered Spondias pinnata, Nothopanax scutellaria, Areca
catechu, Cordia obliqua, Quiqualis indica, Macaranga
tanarius, Pachyrrhizus erosus, Sesbania grandiflora,
Pogostemon cablin, Premna odorata
Occasionally
Encountered
Spondias purpurea, Annona reticulata, Pistia stratiotes,
Corypha elata, Wedelia biflora, Rhoeo discolor,
Diopyrus blancoi, Ricinus communis, Bauhinia
malabarica, Cassia alata, Erythrina variegata, Coleus
aromaticus, Coleus scutellarioides, Mentha arvensis,
Hibiscus sabdariffa, Theobroma cacao, Artocarpus
altilis, Ficus elastica, Syzygium cumini, Mirabilis
jalapa, Averrhoa carambola, Oxalis repens, Pandanus
tectorius, Piper betle, Gardenia jasminoides,
Morinda citrifolia, Mussaenda philippica, Nauclea
17
orientalis, Citrus microcarpa, Triphasia trifolia,
Pouteria campechiana, Lantana camara, Vitex negundo
Commonly
Encountered
Annona muricata, Annona squamosa, Catharanthus
roseus, Nerium indicum, Plumeria rubra,
Tabernaemontana pandacaqui, Colocasia esculenta,
Cocos nucifera, Blumea balsamifera, Impatiens
balsamina, Basella rubra, Bixa orellana, Ehretia
microphylla, Carica papaya, Terminalia catappa,
Ipomoea aquatica, Ipomoea batatas, Bryophyllum
pinnatum, Antidesma bunius, Euphorbia hirta, Manihot
esculenta, Phyllanthus urinaria, Clitoria ternatea,
Gliricidia sepium, Pithecellobium dulce, Pterocarpus
indicus, Tamarindus indica, Andropogon citratus,
Saccharum spontaneum, Saccharum officinarum,
Jatropha curcas, Aloe barbadensis, Abelmoschus
esculentus, Hibiscus rosa-sinensis, Sida rhombifolia,
Azadirachta indica, Sandoricum koetjape, Swietenia
mahogany, Tinospora rumphii, Mimosa pudica,
Samanea saman, Artocarpus heterophyllus, Moringa
oleifera, Musa sapientum, Psidium guajava, Jasminum
sambac, Averrhoa bilimbi, Peperomia pellucida,
Antigonon leptopus, Portulaca oleracea, Citrus hystrix,
Cardiospermum halicacabum, Achras sapota,
Chrysophyllum cainito, Capsicum frutescens,
Corchorus olitorius, Centella asiatica, Duranta repens
3.6 Tanaman Obat untuk Penyakit Tertentu
18
Pengetahuan informan terhadap masing-masing tanaman obat dan populernya
tanaman obat dalam pengobatan penyakit tertentu diidentifikasikan secara umum,
berdasarkan penerapan pada organ tubuh tertentu akibat penyakit tertentu pula.
Pemikiran tersebut sudah dikonfirmasi dan dikonsultasikan terhadap referensi dari De
Tavera (1901), Quisumbing (1978) and Stuart (2000).
Berikut adalah daftar penyakit dan tanaman obat yang biasa digunakan untuk
mengobati penyakit tersebut:
Gastrointestinal Pandanus tectorius, Carica papaya, Ipomoea
aquatica, Saccharum spontaneum, Duranta
repens, Andropogon citrates, Spondias
purpurea, Macaranga tanarius, Artocaprus
altilis, Achras sapota, Gardenia jasminoides,
Ehretia microphylla, Artocarpus heterophyllus,
Morinda citrifolia, Abelmoschus esculentus,
Pithecellobium dulce, Antigonon leptopus,
Oxalis repens, Mentha arvensis
Demam dan sakit kepala Jasminum sambac, Terminalia catappa,
Sesbania grandiflora, Cordia obliqua,
Theobroma cacao, Sida rhombifolia, Corchorus
olitorius, Sandoricum koetjape, Diospyrus
blancoi, Nothopanax scutellaria, Piper betle,
Wedelia biflora, Nerium indicum,
Luka Tabernaemontana pandacaqui, Coleus
aromaticus, Pandanus tectorius,
Cardiospermum halicacabum, Bauhinia
malabarica, Musa sapientum, Capsicum
frutescens, Jatropha curcas, Moringa oleifera,
Psidium guajava
19
Flu dan batuk Coleus aromaticus, Averrhoa bilimbi, Blumea
balsamifera, Premna odorata, Tamarindus
indica, Saccharum officinarum, Vitex negundo,
Triphasia trifolia, Rheo discolor, Swietenia
mahogany, Morinda citrifolia, Psidium guajava,
Citrus microcarpa, Mentha arvensis
Gangguan muskuloskeletal Jasminum sambac, Coleus aromaticus, Clitoria
ternatea, Pogostemon cablin,Piper betle,
Corypha elata, Colocasia esculenta, Ricinus
communis, Lantana camara, Coleus
scutellarioides, Areca catechu, Erythrina
variegata
Penyakit kulit Terminalia catappa, Catharanthus roseus,
Mimosa pudica, Coleus aromaticus,
Tabernaemontana pandacaqui, Peperomia
pellucida, Pistia stratiotes, Sesbania
grandiflora, Bryophyllum pinnatum, Averrhoa
bilimbi, Gliricidia sepium, Euphorbia hirta,
Nerium indicum, Cassia alata, Mirabilis jalapa,
Lantana camara, Aloe barbadensis, Corypha
elata, Hibiscus sabdariffa, Bixa orellana,
Centella asiatica, Spondias pinnata, Basella
rubra, Pterocarpus indicus, Azadirachta indica,
Quisqualis indica, Annona muricata, Ficus
elastic, Antidesma bunius, Mussaenda
philippica, Syzygium cumini, Portulaca
oleracea, Oxalis repens, Hibiscus rosa-sinensis
Masalah Ophthamological Phyllanthus urinaria, Euphorbia hirta
20
Sakit gigi Plumeria rubra
Masalah ginjal Pacchyrrhizus erosus, Cocos nucifera
3.7 Pembahasan
Banyaknya tanaman obat (n =101 spesies) dan kegunaannya di masyarakat
menunjukkan tingkat kedalaman pengetahuan lokal pada tanaman obat asli dan
aplikasinya. Secara umum, berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa daerah
yang berbeda di berbagai belahan dunia menunjukkan adanya pengetahuan adat
etnofarmakologi yang cukup banyak. Dukun mempercayai bentuk kesucian dan
kekuatan kuratif dari tanaman obat. Distrik Tigbauan, Iloilo menunjukkan adanya
ketergantungan pada tanaman obat untuk perawatan kesehatan yang mungkin terkait
dengan kemiskinan, kurangnya akses ke rumah sakit terdekat dan fasilitas modern
dan kepercayaan tradisional tentang efektivitas tanaman.
Ada keragaman tanaman obat dan pengetahuan tradisional tentang
penggunaan, persiapan dan aplikasi yang masih dipertahankan di antara etnis
Tigbauan. Pelestarian pengetahuan ini tampaknya merupakan hasil dari
ketergantungan lanjutan dari masyarakat setempat pada tanaman obat. Pemanfaatan
pohon yang lebih banyak dari tumbuh-tumbuhan dan semak-semak untuk tujuan obat
dapat mengisyaratkan fakta bahwa tekanan akibat panen obat signifikan pada
keanekaragaman tumbuhan di daerah. Penggunaan daun yang lebih banyak dari
bagian tanaman lainnya mengisyaratkan bahwa budaya medis tradisional di daerah
tidak mengancam keanekaragaman hayati.
BAB IV
21
PENUTUP
Penutup makalah ini digolongkan menjadi dua bagian yaitu kesimpulan dan
saran. Kesimpulan dan saran tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
4.1 Kesimpulan
Ada sekitar 101 jenis tanaman obat yang disurvei di Tigbauan, Iloilo, Filipina
yang dikelompokkan menjadi 92 genus, 44 famili, dan 27 ordo berdasarkan
sistem klasifikasi Cronquist.
Bagian tanaman yang digunakan untuk obat adalah bagian tanaman segar, bahan
tanaman kering atau keduanya.
Teknik penggunaan untuk obat adalah pasta, decoction/jamu, chewing, dan infus.
Bentuk pertumbuhan tanaman yang ada adalah pohon, semak dan herba yang
terdistribusikan sebagai tumbuhan budidaya (di taman/kebun rumah) dan
tumbuhan liar.
Distribusi tanaman ini diklasifikasikan berdasarkan yang biasa ditemui, jarang
ditemui dan kadang-kadang ditemui.
Tanaman yang ada digunakan untuk mengobati berbagai penyakit
gastrointestinal, demam dan sakit kepala, batuk dan gangguan muskuloskeletal
dingin, penyakit dermatologis, masalah opthalmological, sakit gigi dan masalah
ginjal.
4.2 Saran
Skrining mengenai detail fitokimia dari tanaman obat.
Memastikan ketersediaan jangka panjang untuk keperluan pengobatan.
Mendorong kesadaran masyarakat di semua tingkatan untuk menjaga
keanekaragaman hayati dan pengetahuan etnomedisin dari etnis Tigbauan.
Pembuatan database tanaman obat.
22
Menggunakan cara sampling yang lain untuk dapat lebih mengenali dan
menemukan tanaman obat yang tak dikenal di suatu daerah.
Melakukan penelitian tentang metode propagasi dan budidaya tanaman obat asli
untuk penyakit manusia dan ternak.
23