survey kepuasan masyarakat kota yogyakarta · sanggrahan baciro, pasar kliwih ngadikusuman, pasar...
TRANSCRIPT
SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT KOTA
YOGYAKARTA LAPORAN AKHIR
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| ii
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang pantas diungkapkan selain rasa syukur yang
mendalam kepada Allah SWT atas segala limpahan Rahman dan Rahim-Nya.
Atas ijin-Nya pula Pekerjaan Penyusunan Laporan Akhir Survey Kepuaasan
Masyarakat Kota Yogyakarta ini berjalan dengan lancar.
Maksud dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk mengukur tingkat
kepuaasan masyarakat terhadap pelayanan aparatur Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Yogyakarta dan menjadi rekomendasi bagi Dinas
Perindustrian dan Perdagangan dalam meningkatkan pelayanannya kepada
masyarakat Kota Yogyakarta, baik dari sisi pedagang maupun pengunjung
pasar.
Demikian studi ini kami sampaikan. Tentu saja Laporan Akhir Survey
Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karenanya kami mohon masukan dan saran. Semoga hasil dari studi ini
dapat dijadikan sebagai rujukan dalam meningkatkan jumlah pengunjung
pasar di Kota Yogyakarta untuk periode selanjutnya.
Yogyakarta, Maret 2018
Tim Penyusun
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ....................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... iii
BAB I: PENDAHULUAN .................................................................................. .................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................... 2
B. Tujuan Penelitian ................................................................................................................ 5
C. Sasaran Penelitian .............................................................................................................. 5
D. Manfaat Kegiatan ................................................................................................................ 6
BAB II: GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN TINJAUAN PUSTAKA.............. ..7
A. Gambaran Umum Wilayah ............................................................................................. 8
1. Gambaran Umum Kota Yogyakarta .................................................................... 8
2. Sejarah Berdirinya Kota Yogyakarta ................................................................ 10
3. Kependudukan Kota Yogyakarta ....................................................................... 14
4. Pasar di Kota Yogyakarta ..................................................................................... 17
B. Tinjauan Pustaka............................................................................................................... 19
1. Kepuasan Masyarakat .......................................................................................... 19
2. Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Masyarakat ............................ 21
3. Peraturan Menpan No. 17 Tahun 2017 ....................................................... 24
4. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Mengenai Pengelolaan Pasar 25
BAB III: METODE PENELITIAN ........................................................................................... 28
A. Kegiatan Survey Omzet Pedagang Pasar Tradisional...................................... 29
B. Metode Penelitian ............................................................................................................. 30
C. Pengujian Data ................................................................................................................... 37
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 44
A. Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas ...................................................................... 47
B. Analisis Kepuasan Penjual Terhadap Pasar ........................................................ 51
C. Analisis Kepuasan Pengunjung Terhadap Pasar ............................................ 107
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| iv
D. Analisis Kepuasan Masyarakat Model Logit .................................................... 159
BAB V: PENUTUP .................................................................................................... 166
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 166
B. Rekomendasi ................................................................................................................... 168
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 170
LAMPIRAN ................................................................................................................ 172
BAB I. PENDAHULUAN
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 2
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengembangan fasilitas publik perlu dilakukan peningkatan untuk
mencapai kesejahteraan masyarakat. Salah satu fasilitas publik yang
menjadi pemeran utama perekonomian ialah pasar. Adanya
perkembangan jaman membuka peluang terbentuknya pasar-pasar baru
sebagai tempat bertemunya antara penjual dan pembeli baik secara
konkret sebagaimana pasar tradisional dan pasar modern maupun secara
abstrak seperti e-commerce. Persaingan akibat perubahan wujud pasar ini
menyudutkan pasar-pasar tradisional yang tidak melakukan
pengembangan fasilitasnya.
Keberadaan pasar tradisional menjadi penggerak utama
perekonomian masyarakat kelas menengah kebahwah hingga pada
lapisan masyarakat prasejahtera. Apabila pasar tradisional sebagai motor
utama penggerak perekonomian tidak mampu bersaing dengan pasar
modern dan e-comerce maka perekonomian masyarakat prasejahtera juga
mengalami penurunan. Dengan demikian diperlukan pengembangan
fasilitas pasar tradisional oleh aparatur pemeritah terkait. Adapun untuk
mencapai pengembangan fasilitas pasar tradisional yang tepat sasaran,
perlu dilakukan evaluasi atas fasilitas yang telah ada. Berdasarkan
evaluasi tersebut, maka dapat dilakukan pemetaan pengembangan
fasilitas pasar yang solitif.
Oleh sebab itu, dengan mengacu pada Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia No. 17 Tahun 2017 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit
Pelayanan Publik maka Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Yogyakarta melakukan Survey Kepuasan Masyarakat akan fasilitas publik
berupa pasar tradisional yang dikelola oleh Pemerintah Daerah (Perda).
Adapun pelaksanaan Survey Kepuasan Masyarakat ini ditujukan
untuk mengevaluasi pasar tradisional di Kota Yogyakarta sebagai
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 3
pertimbangan utama pengembangan pelayanan dan fasilitas pasar
tradisional di wilayah Kota Yogyakarta. Klasifikasi kelas pasar tradisional
sesuai dengan Perda Kota Yogyakarta No. 2 Tahun 2009 tentang Pasar
didasarkan pada fasilitas utama dan fasilitas penunjang. Fasilitas utama
pasar memuat luas kios dan los. Sedangkan fasilitas penunjang pasar
memuat tempat parkir, tempat bongkar muat, tempat menyimpanan
barang, tempat promosi, tempat pelayanan kesehatan, tempat ibadah,
kantor pengelola, kamar mandi/WC, sarana pengamanan, sarana
pengelolaan kebersihan, sarana air bersih, instalasi listrik, penerangan
umum, dan radio pasar. Adapun kelas-kelas pasar digolongkan dengan
ketersediaan fasilitas utama dan fasilitas penunjang.
Gambar 1.1. Kelas Pasar Tradisional Kota Yogyakarta
Sumber: Peraturan Walikota Yogyakarta, 2013 dan 2017.
Berdasarkan pada perkembangan fasilitasnya, dari tahu 2013
hingga tahun 2017 tidak terjadi perubahan jumlah pasar kelas I, II, dan III.
Kenaikan jumlah pasar kelas IV terjadi karena peningkatan
pengembangan pada Pasar Telo Karangkajen dan Pasar Karangwaru
dimana pada tahun 2013 termasuk dalam pasar kelas V. Meskipun
demikian Pasar Kembang yang pada tahun 2013 temasuk dalam kelas IV
pada tahun 2017 tidak termasuk dalam kelima kategori kelas pasar.
1 1
9 10
11
1 1
9
11
8
0
2
4
6
8
10
12
Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV Kelas V
Jumlah Pasar Setiap Kelas
2013 2017
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 4
Begitu pula dengan pasar kelas V yakni Pasar Sawo Prawirodirjan yang
sudah tidak temasuk dalam kelima kategori kelas pasar tahun 2017.
Gambar 1.1 memaparkan jumlah pasar tradisional berdasarkan
klasifikasi kelas pasar sebagaimana Peraturan Walikota Yogyakarta No.
51 Tahun 2017 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Walikota No.
13 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota
Yogyakarta No. 2 Tahun 2009 Tentang Pasar. Pasar tradisional dalam
kelas I ialah Pasar Beringharjo dan kelas II ialah Pasar Buah dan Sayur
Giwangan. Adapun pasar yang masuk dalam kategori kelas III terdiri dari
Pasar Kranggan, Pasar Demangan, Pasar Sentul, Pasar Legi Kotagede,
Pasar Serangan, Pasar Klitikan Pakuncen, Pasar Pathuk, Pasar Satwa dan
Tanaman Hias Yogyakarta, dan Pasar Ngasem. Pasar yang termasuk
dalam kelas IV memuat Pasar Terban, Pasar Legi Patangpuluhan, Pasar
Lempuyangan, Pasar Ciptomulyo, Pasar Pawirotaman, Pasar Pingit, Pasar
Gading, Pasar Talok Gendeng, Pasar Sepeda Tanjungsari, Pasar Telo
Karangkajen, dan Pasar Karangwaru. Kemudian pasar dalam kelas V
terdiri dari Pasar Gedongkuning, Pasar Senen, Pasar Pujokusuman, Pasar
Sanggrahan Baciro, Pasar Kliwih Ngadikusuman, Pasar Ledok
Gondomanan, Pasar Pace Semaki, dan Pasar Suryobrantan.
Berdasarkan pada kategori kelas pasar, maka Survey Kepuasan
Masyarakat ini dilakukan untuk menilai kepuasan masyarakat atas
fasilitas pasar yang telah tersedia. Hal ini menjadi evaluasi atas fasilitas
pasar yang telah diberikan melalui kepuasan masyarakat. Dengan
demikian, hasil survey kepuasan konsumen ini dapat menjadi acuan
pemetaan pengembangan pasar tradisional di Kota Yogyakarta agar tetap
sasaran dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 5
B. Tujuan Kegiatan
Berdasarkan pada latar belakang pentingnya evaluasi fasilitas
pasar untuk pemetaan pengembangannya, maka survey kepuasan
masyarakat ditujukan untuk:
a. Mengetahui Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap fasilitas dan
pengelolaan pasar di Kota Yogyakarta tahun 2018.
b. Memetakan kinerja pelayanan fasilitas publik yang telah dilaksanakan
oleh pengelola pasar di Kota Yogyakarta tahun 2018.
C. Sasaran Kegiatan
Adapun sasaran atas kegiatan survey kepuasan masyarakat
terhadap fasilitas dan pengelolaan pasar di Kota Yogyakarta memuat:
a. Survei kepuasan masyarakat sebagai penjual dan pembeli pada pasar
di Kota Yogyakarta tahun 2018.
b. Analisa tingkat kinerja pelayanan fasilitas publik dan pengelolaannya
pasar di Kota Yogyakarta tahun 2018.
c. Analisa harapan masyarakat mengenai pelayanan fasilitas publik dan
pengelolaannya pasar di Kota Yogyakarta.
d. Rekomendasi pemenuhan akan harapan mengenai pelayanan fasilitas
publik dan pengelolaannya pasar di Kota Yogyakarta.
e. Rekomendasi strategis pengembangan dan peningkatan pelayanan
fasilitas publik dan pengelolaannya pasar di Kota Yogyakarta.
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 6
D. Manfaat Kegiatan
Manfaat dari pelaksanaan survey kepuasan masyarakat mengenai
kinerja pelayanan fasilitas publik dan pengelolaannya pasar di Kota
Yogyakarta ialah sebagai berikut:
a. Kajian mengenai indeks pelayanan fasilitas publik ini mampu
mengungkapkan besarnya kesesuaian antara harapan masyarakat
dengan fasilitas dan layanan yang telah diterima. Dengan demikian
dapat mengidentifikasi aspek-aspek yang menjadi sasaran
pengembangan dan peningkatan fasilitas dan pelayanan publik.
b. Kajian ini dapat mengetahui kendala utama dalam kinerja pelayanan
fasilitas publik dan pengelolaannya pasar di Kota Yogyakarta sehingga
memicu munculnya inovasi yang tepat sasaran mengenai
pengembangan dan peningkatan pelayanan fasilitas publik dan
pengelolaannya.
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 7
BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN
TINJAUAN PUSTAKA
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 8
2. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gambaran Umum Wilayah
1. Gambaran Umum Kota Yogyakarta
Kota Yogyakarta merupakan ibukota Propinsi DIY sekaligus
satu-satunya daerah tingkat II yang berstatus Kota di antara 4 daerah
tingkat II lainnya yang berstatus Kabupaten. Letak Kota Yogyakarta
berada di tengah-tengah propinsi DIY. Adapun batas wilayah Kota
Yogyakarta ialah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Kabupaten Sleman
b. Sebelah Timur : Kabupaten Bantul & Sleman
c. Sebelah Selatan : Kabupaten Bantul
d. Sebelah Barat : Kabupaten Bantul & Sleman
Wilayah Kota Yogyakarta terbentang antara 110o 24I 19II
sampai 110o 28I 53II Bujur Timur dan 7o 15I 24II sampai 7o 49I 26II
Lintang Selatan dengan ketinggian rata-rata 114 m diatas permukaan
laut. Ditinjau dari luas wilayah, Kota Yogyakarta memiliki luas wilayah
tersempit jika dibandingkan dengan daerah tingkat II lainnya, yaitu
32,5 Km² yang berarti 1,025% dari luas wilayah Propinsi DIY. Dengan
luas 3.250 hektar tersebut, Kota Yogyakarta terbagi menjadi 14
Kecamatan, 45 Kelurahan, 617 RW, dan 2.531 RT, serta dihuni oleh
402.679 jiwa dengan kepadatan rata-rata 13.177 jiwa/Km².
Adapun kecamatan yang memiliki wilayah terluas ialah
kecamatan Umbulharjo dengan luas area 8,12 km2 atau setara dengan
25% luas Kota Yogyakarta. Kecamatan lainnya seperti Kecamatan
Mantrijeron memiliki luas area 2,61 km2 (8%), Kecamatan Kraton
memiliki luas area 1,40 km2 (4,3%), Kecamatan Mergangsan memiliki
luas area 2,31 km2 (7,1%), Kecamatan Kotagede memiliki luas area
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 9
3,07 km2 (9,4%), Kecamatan Gondokusuman memiliki luas area 3,97
km2 (12,2%), Kecamatan Danurejan memiliki luas area 1,10 km2
(3,4%), Kecamatan Pakualaman memiliki luas area 0,63 km2 (1,9%),
Kecamatan Gondomanan memiliki luas area 1,12 km2 (3,4%),
Kecamatan Ngampilan memiliki luas area 0,82 km2 (2,5%), Kecamatan
Wirobrajan memiliki luas area 1,76 km2 (5,4%), Kecamatan
Gedongtengen memiliki luas area 0,96 km2 (3%), Kecamatan Jetis
memiliki luas area 1,72 km2 (5,3%), serta Kecamatan Gedongtengen
memiliki luas area 0,96 km2 (3%).
Berikut merupakan data luas area Kota Yogyakarta
berdasarkan Kecamatan yang diringkas dalam bentuk tabel:
Tabel 2.1.
Luas Area Kota Yogyakarta Berdasarkan Kecamatan
Kecamatan Luas Area
(km2) Persentase
Mantrijeron 2,61 8
Kraton 1,40 4,3
Mergangsan 2,31 7,1
Umbulharjo 8,12 25
Kotagede 3,07 9,4
Gondokusuman 3,97 12,2
Danurejan 1,10 3,4
Pakualaman 0,63 1,9
Gondomanan 1,12 3,4
Ngampilan 0,82 2,5
Wirobrajan 1,76 5,4
Gedongtengen 0,96 3
Jetis 1,72 5,3
Tegalrejo 2,91 9
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 10
Jumlah 32,50 100
Sumber: BPS, 2017
2. Sejarah Berdirinya Kota Yogyakarta
Berdirinya Kota Yogyakarta berawal dari adanya Perjanjian
Gianti pada Tanggal 13 Februari 1755 yang ditandatangani Kompeni
Belanda di bawah tanda tangan Gubernur Nicholas Hartingh atas
nama Gubernur Jendral Jacob Mossel. Isi Perjanjian Gianti : Negara
Mataram dibagi dua : Setengah masih menjadi Hak Kerajaan
Surakarta, setengah lagi menjadi Hak Pangeran Mangkubumi. Dalam
perjanjian itu pula Pengeran Mangkubumi diakui menjadi Raja atas
setengah daerah Pedalaman Kerajaan Jawa dengan Gelar Sultan
Hamengku Buwono Senopati Ing Alega Abdul Rachman Sayidin
Panatagama Khalifatullah.
Adapun daerah-daerah yang menjadi kekuasaannya adalah
Mataram (Yogyakarta), Pojong, Sukowati, Bagelen, Kedu, Bumigede
dan ditambah daerah mancanegara yaitu; Madiun, Magetan, Cirebon,
Separuh Pacitan, Kartosuro, Kalangbret, Tulungagung, Mojokerto,
Bojonegoro, Ngawen, Sela, Kuwu, Wonosari, Grobogan. Setelah selesai
Perjanjian Pembagian Daerah itu, Pengeran Mangkubumi yang
bergelar Sultan Hamengku Buwono I segera menetapkan bahwa
Daerah Mataram yang ada di dalam kekuasaannya itu diberi nama
Ngayogyakarta Hadiningrat dan beribukota di Ngayogyakarta
(Yogyakarta). Ketetapan ini diumumkan pada tanggal 13 Maret 1755.
Tempat yang dipilih menjadi ibukota dan pusat pemerintahan
ini ialah Hutan yang disebut Beringin, dimana telah ada sebuah desa
kecil bernama Pachetokan, sedang disana terdapat suatu
pesanggrahan dinamai Garjitowati, yang dibuat oleh Susuhunan Paku
Buwono II dulu dan namanya kemudian diubah menjadi Ayodya.
Setelah penetapan tersebut diatas diumumkan, Sultan Hamengku
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 11
Buwono segera memerintahkan kepada rakyat membabad hutan tadi
untuk didirikan Kraton. Sebelum Kraton itu jadi, Sultan Hamengku
Buwono I berkenan menempati pasanggrahan Ambarketawang
daerah Gamping, yang tengah dikerjakan juga. Menempatinya
pesanggrahan tersebut resminya pada tanggal 9 Oktober 1755. Dari
tempat inilah beliau selalu mengawasi dan mengatur pembangunan
kraton yang sedang dikerjakan.
Setahun kemudian Sultan Hamengku Buwono I berkenan
memasuki Istana Baru sebagai peresmiannya. Dengan demikian
berdirilah Kota Yogyakarta atau dengan nama utuhnya ialah Negari
Ngayogyakarta Hadiningrat. Pesanggrahan Ambarketawang
ditinggalkan oleh Sultan Hamengku Buwono untuk berpindah
menetap di Kraton yang baru. Peresmian mana terjadi Tanggal 7
Oktober 1756.
Kota Yogyakarta dibangun pada tahun 1755, bersamaan
dengan dibangunnya Kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat oleh Sri
Sultan Hamengku Buwono I di Hutan Beringin, suatu kawasan
diantara sungai Winongo dan sungai Code dimana lokasi tersebut
nampak strategi menurut segi pertahanan keamanan pada waktu itu.
Sesudah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Sri Sultan
Hamengku Buwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII menerima
piagam pengangkatan menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur
Propinsi DIY dari Presiden RI, selanjutnya pada tanggal 5 September
1945 beliau mengeluarkan amanat yang menyatakan bahwa daerah
Kesultanan dan daerah Pakualaman merupakan Daerah Istimewa
yang menjadi bagian dari Republik Indonesia menurut pasal 18 UUD
1945. Dan pada tanggal 30 Oktober 1945, beliau mengeluarkan
amanat kedua yang menyatakan bahwa pelaksanaan Pemerintahan di
Daerah Istimewa Yogyakarta akan dilakukan oleh Sri Sultan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 12
Hamengkubuwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII bersama-sama
Badan Pekerja Komite Nasional
Meskipun Kota Yogyakarta baik yang menjadi bagian dari
Kesultanan maupun yang menjadi bagian dari Pakualaman telah dapat
membentuk suatu DPR Kota dan Dewan Pemerintahan Kota yang
dipimpin oleh kedua Bupati Kota Kasultanan dan Pakualaman, tetapi
Kota Yogyakarta belum menjadi Kota Praja atau Kota Otonom, sebab
kekuasaan otonomi yang meliputi berbagai bidang pemerintahan
masih tetap berada di tangan Pemerintah Daerah Istimewa
Yogyakarta.
Kota Yogyakarta yang meliputi daerah Kasultanan dan
Pakualaman baru menjadi Kota Praja atau Kota Otonomi dengan
lahirnya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1947, dalam pasal I
menyatakan bahwa Kabupaten Kota Yogyakarta yang meliputi
wilayah Kasultanan dan Pakualaman serta beberapa daerah dari
Kabupaten Bantul yang sekarang menjadi Kecamatan Kotagede dan
Umbulharjo ditetapkan sebagai daerah yang berhak mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri. Daerah tersebut dinamakan
Haminte Kota Yogyakaarta.
Untuk melaksanakan otonomi tersebut Walikota pertama yang
dijabat oleh Ir.Moh Enoh mengalami kesulitan karena wilayah
tersebut masih merupakan bagian dari Daerah Istimewa Yogyakarta
dan statusnya belum dilepas. Hal itu semakin nyata dengan adanya
Undang-undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Pokok-pokok
Pemerintahan Daerah, di mana Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai
Tingkat I dan Kotapraja Yogyakarta sebagai Tingkat II yang menjadi
bagian Daerah Istimewa Yogyakarta.
Selanjutnya Walikota kedua dijabat oleh Mr.Soedarisman
Poerwokusumo yang kedudukannya juga sebagai Badan Pemerintah
Harian serta merangkap menjadi Pimpinan Legislatif yang pada waktu
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 13
itu bernama DPR-GR dengan anggota 25 orang. DPRD Kota
Yogyakarta baru dibentuk pada tanggal 5 Mei 1958 dengan anggota 20
orang sebagai hasil Pemilu 1955. Dengan kembali ke UUD 1945
melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959, maka Undang-undang Nomor 1
Tahun 1957 diganti dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1965
tentang pokok-pokok Pemerintahan di Daerah, tugas Kepala Daerah
dan DPRD dipisahkan dan dibentuk Wakil Kepala Daerah dan badan
Pemerintah Harian serta sebutan Kota Praja diganti Kotamadya
Yogyakarta.
Atas dasar Tap MPRS Nomor XXI/MPRS/1966 dikeluarkan
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Pemerintahan di Daerah. Berdasarkan Undang-undang tersebut, DIY
merupakan Propinsi dan juga Daerah Tingkat I yang dipimpin oleh
Kepala Daerah dengan sebutan Gubernur Kepala Daerah Istimewa
Yogyakarta dan Wakil Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta
yang tidak terikat oleh ketentuan masa jabatan, syarat dan cara
pengankatan bagi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah lainnya,
khususnya bagi beliiau Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri
Paduka Paku Alam VIII. Sedangkan Kotamadya Yogyakarta
merupakan daerah Tingkat II yang dipimpin oleh Walikotamadya
Kepala Daerah Tingkat II dimana terikat oleh ketentuan masa jabatan,
syarat dan cara pengangkatan bagi kepala Daerah Tingkat II seperti
yang lain.
Seiring dengan bergulirnya era reformasi, tuntutan untuk
menyelenggarakan pemerintahan di daerah secara otonom semakin
mengemuka, maka keluarlah Undang-undang No.22 Tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah yang mengatur kewenangan Daerah
menyelenggarakan otonomi daerah secara luas,nyata dan
bertanggung jawab. Sesuai UU ini maka sebutan untuk Kotamadya
Dati II Yogyakarta diubah menjadi Kota Yogyakarta sedangkan untuk
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 14
pemerintahannya disebut denan Pemerintahan Kota Yogyakarta
dengan Walikota Yogyakarta sebagai Kepala Daerahnya.
3. Kependudukan Kota Yogyakarta
Berdasarkan data hasil sensus penduduk dari Badan Pusat
Statisti Kota Yogyakarta, jumlah penduduk Kota Yogyakarta sampai
tahun 2016 mencapai 520.354 jiwa. Adapun jumlah penduduk Kota
Yogyakarta pada tahun 2013 hingga 2016 dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 2.2. Jumlah Penduduk Kota Yogyakarta Menurut Jenis
Kelamin Tahun 2013-2016
Tahun
Jenis Kelamin
Jumlah Laki-laki (jiwa)
Perempuan
(jiwa)
2013 260.209 243.745 503.954
2014 263.435 247.479 510.914
2015 266.626 250.225 516.851
2016 268.239 252.135 520.374
Sumber: BPS, 2017
Berdasarkan tabel 2.1. di atas dapat diketahui bahwa jumlah
penduduk berjenis kelamin laki-laki di Kota Yogyakarta pada tahun
2016 sebesar 268.239 jiwa lebih besar dibandingkan dengan jumlah
penduduk perempuan sebesar 252.239 jiwa. Dimana hal ini
dipengaruhi oleh tingkat kelahiran, tingkat kematian, dan tingkat
migrasi antara penduduk laki-laki dan perempuan di Kota Yogyakarta.
Adapun jumlah penduduk Kota Yogyakarta menurut kelompok
umur dan jenis kelamin berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota
Yogyakarta pada tahun 2016 adalah sebagai berikut:
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 15
Tabel 2.3. Penduduk Kota Yogyakarta Menurut Kelompok Umur
dan Jenis Kelamin Tahun 2016
Kelompok
Umur
Jenis Kelamin (Jiwa) Total
(Jiwa)
Presentase
(%) Laki-laki Perempuan
0-4 13.931 13.280 27.211 6.,59
5-9 13.744 12.994 26.738 6,48
10-14 13.493 12.776 26.269 6,36
15-19 17.474 19.389 36.863 8,93
20-24 25.287 27.000 52.287 12,67
25-29 21.033 18.889 39.922 9,67
30-34 15.649 15.309 30.958 7,50
35-39 14.039 14.437 28.476 6,90
40-44 13.154 14.264 27.418 6,64
45-49 13.342 14.813 28.155 6,82
50-54 12.245 13.688 25.933 6,28
55-59 10.140 11.529 21.669 5,27
60-64 6.686 7.073 13.759 3,34
65-70 4.027 5.295 9.322 2,26
70-74 2.996 4.329 7.325 1,77
75+ 3.842 6.557 10.399 2,52
Jumlah 201.082 211.622 412.704 100
Sumber: BPS, 2017
Pada tabel 2.3. dapat dilihat bahwa jumlah penduduk terbesar
pada tahun 2016 adalah kelompk umur 20-24 tahun, yaitu sebanyak
52.287 jiwa atau setara dengan 12,67% dari seluruh jumlah total
penduduk Kota Yogyakarta. Sedangkan jumlah penduduk terkecil
terdapat pada kelompok umur 70-74 dengan total penduduk sejumlah
7.325 jiwa. Dari sisi pengelompokannya, kelompok umur non
produktif menurut Badan Pusat Statistik adalah kelompok umur 0-14
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 16
tahun dan kelompok umur lebih dari atau sama dengan 64 tahun.
Pengelompokan golongan umur tersebut akan berpengaruh pada
selera sehingga dapat mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen.
Sedangkan dari sisi tingkat pemdidikan, penduduk Kota
Yogyakarta di nilai cukup baik dalam hal kesadaran akan pentingnya
pendidikan. Hal tersebut dapat dilihat pada data berikut:
Tabel 2.4. Presentase Penduduk Kota Yogyakarta Menurut
Tingkat Pendidikan Tahun 2016
Tingkat Pendidikan Laki-Laki Perempuan Jumlah
Belum Tamat SD 5,36 9,61 7,51
Tamat SD 12,66 15,81 14,29
Tamat SLTP 17,31 15,79 16,52
Tamat SLTA 47,11 44,08 45,54
Diploma 0,00 0,50 0,58
Akademi 4,22 4,40 4,32
Sarjana 12,74 9,86 11,24
Jumlah 99,30 100,05 100
Sumber: BPS, 2017
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa pada tahun
2016, penduduk yang tamat SLTA menduduki posisi tertinggi dengan
presentase sebesar 45,54%. Sehingga secara umum dapat dikatakan
bahwa penduduk Kota Yogyakarta memiliki tingkat pendidikan yang
cukup tinggi. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan
semakin banyak informasi dan pengetahuan yang diterima. Sehingga
akan berpengaruh terhadap proses pembelian.
Sedangkan dari sisi mata pencaharian, berdasarkan hasil Survei
Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS), jumlah ngkatan kerja di Kota
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 17
Yogyakarta mencapai 333.311 jiwa. Jumlah ini kemudian dibagi
menjadi beberapa kategori mata pencaharian utama sebagaimana
berikut:
Tabel 2.5. Penduduk Kota Yogyakarta Berdasarkan Mata
Pencaharian
No
. Mata Pencaharian
Jumlah
(Jiwa)
Presentas
e (%)
1. Pertanian, Kehutanan, Pemburuan, dan
Perikanan 3.200 1,52
2. Pertambangan dan Penggalian 0 0
3. Industri Pengolahan 27.837 13,25
4. Listrik, Gas dan Air 0 0
5. Bangunan 4.968 2,37
6. Pedagang 88.639 42,20
7. Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi 13.905 6,62
8. Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan
Perorangan 9.551 4,55
9. Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan
Bangunan dan Jasa Perusahaan 61.949 29,49
Jumlah 210.049 100
Sumber: BPS, 2017.
4. Pasar di Kota Yogyakarta
Pasar tradisional di Kota Yogyakarta telah hadir sejak Zaman
Pemerintahan Kesultanan Yogyakarta. Hal tersebut ditandai dengan
lahirnya Pasar Beringharjo pada tahun 1758 atau dua tahun setelah
berdirinya Kraton Yogyakarta pada tahun 1756. Kehadiran pasar
tradisional di lingkungan masyarakat Kota Yogyakarta memberi
kemudahan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari yaitu kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Dimana
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 18
pasar tradisional tidak hanya sebagai tempat jual beli barang
kebutuhan hidup sehari-hari, namun juga sebagai tempat
berlangsungnya hubungan impersonal yang menjalin hubungan
kekerabatan, tempat penyebaran informasi, roda penggerak ekonomi
kerakyatan, dan melestraikan budaya leluhur seperti gotong royong,
empati, saling menghormati dan menghargai. Perkembangan zaman
dan bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun mendorong
lahirnya pasar tradisional baru di lingkungan Kota Yogyakarta.
Setidaknya aat ini telah berdiri sebanyak 31 pasar tradisional di Kota
Yogyakarta yang menyediakan kebutuhan sandang, pangan, dan
papan bagi masyarakat.
Dari 31 pasar tersebut dibagi ke dalam beberapa cluster, yaitu
cluster 1 sampai dengan cluster V. Pembagian cluster ini didasarkan
pada fasilitas yang tersedia di masing masing pasar tersebar sesuai
dengan Perda Kota Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2009 Pasal 6 Ayat 2.
Berdasarkan Peraturan Walikota Yogyakarta No. 51 Tahun 2017 tentang
Perubahan Keempat atas Perwal No. 13 Tahun 2010 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Perda No. 2 Tahun 2009 tentang Pasar, maka pasar-pasar
tradisional di Yogkakarta dibagi dalam 5 cluster yang terdiri dari:
Kelas I : Pasar Beringharjo
Kelas 2 : Pasar Buah dan Sayur Giwangan
Kelas 3 : 1. Pasar Kranggan
2. Pasar Demangan
3. Pasar Sentul
4. Pasar Legi Kotagede
5. Pasar Serangan
6. Pasar Klithikan Pakuncen (PKP)
7. Pasar Pathuk
8. Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (PASTY)
9. Pasar Ngasem
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 19
Kelas 4 : 1. Pasar Terban
2. Pasar Legi Patangpuluhan
3. Pasar Lempuyangan
4. Pasar Ciptomulyo
5. Pasar Prawirotaman
6. Pasar Pingit
7. Pasar Gading
8. Pasar Talok Gendeng
9. Pasar Sepeda Tunjungsari
10. Pasar Telo Karangakajen
11. Pasar Karangwaru
Kelas 5 : 1. Pasar Gedongkuning
2. Pasar Senen
3. Pasar Pujokusuman
4. Pasar Sanggrahan Baciro
5. Pasar Kluwih Ngadikusuman
6. Pasar Ledok Gondomanan
7. Pasar Pace Semaki
8. Pasar Suryobrantan
B. Tinjauan Pustaka
1. Kepuasan Masyarakat
Kepuasan masyarakat merupakan indikator penting dalam
penilaian sasaran atas dikeluarkanya suatu output atau layanan yang
ditujukan sebagai bentuk fasilititas masyarakat. Hal ini diperkuat dengan
pernyataan Hoffman dan Beteson (1997) baahwa tanpa adanya
kebutuhan pelanggan (masyarakat yang membutuhkan barang atau jasa),
perusahaan tidak memiliki alasan lain untuk melakukan aktifitas
produksi dan pelayanan atas barang atau jasanya. Dengan demikian,
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 20
kepuasan masyarakat diukur dengan kesesuaian suatu output dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat.
Sebagaimana dengan definisi Mowen (1995) mengnai kepuasan
masyarakat merupakan keseluruhan sikap dalam menghargai suatu
barang atau jasa setelah masyarakat tersebut menerima dan
menggunakan. Adapun kepuasan ini diperoleh dari tingkat perasaan
seseorang baik atau buruk) setelah membandingkan suatu kinerja atau
hasil yang diperoleh dengan harapannya (Kotler, 2005). Kepuasan
masyarakat dapat diperoleh dari penilaian masyarakat yang telah
menggunakan barang atau mendapatkan suatu jasa. Baik atau buruknya
hasil dari penilaian masyarakat dapat menjadi pertimbangan masyarakat
sebagai customers untuk kembali menggunakan barang atau jasa tersebut.
Adapun dalam mengukur kepuasan masyarakat dilakukan dengan
menilai kepuasan atas output dari sudut pandang masyarakat sebagai
customers. Menurut Dulka (1994) yang dikutip oleh Tjiptono (2000),
menyatakan bahwa indikator dari parameter kepuasan masyarakat
terbentuk dari atribut-atribut pembentuk kepuasan yang meliputi:
a. Value to price relationship berupa hubungan antara harga yang
ditetapkan oleh badan usaha untuk dibayar dengan nilai atau manfaat
yang diperoleh masyarakat.
b. Product value sebagai penilaian dari kualitas produk atau layanan
yang dihasilkan badan usaha.
c. Product benefit merupakan manfaat yang diperoleh masyarakat dari
mengkonsumsi produk yang dihasilkan badan usaha.
d. Product feature adalah ciri-ciri atau karakteristik tertentu yang
mendukung fungsi dasar dari suatu produk sehingga berbeda denga
produk yang ditawarkan pesaing.
e. Product reliability and consistency sebagai bentuk keakuratan adan
keandalan produk yang dihasilkan oleh suatu badan usaha.
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 21
f. Range of product or service berupa macam-macam dari produk atau
layanan yang ditawarkan oleh badan usaha.
Adapun atribut yang berhubungan dengan pelayanan meliputi
jaminan atau garansi yang diberikan badan usaha untuk memuaskan
masyarakat, pesan atau informasi yang disampaikan badan usaha, sikap
badan usaha dalam menghadapi keluhan atau pengaduan, dan tanggapan
yang diberikan badan usaha dalam membantu memecahkan masalah
masyarakat mengenai layanan yang telah diterima. Selanjutnya atribut
yang berhubungan dengan pembelian meliputi sopan santun pegawai
(courtecy), kemampuan komunikasi pegawai, kemudahan dalam
mendapatkan produk atau layanan yang ditawarkan, reputasi badan
usaha, dan kemampuan dalam melayani masyarakat.
Atribut kepuasan masyarakat beserta atribut yang berhungungan
dengan pelayanan dan pembelian tersebut dapat dengan sistem keluhan
dan saran, survey kepuasan pelanggan, ghost shoping (dengan
mempekerjakan beberapa orang untuk berperan sebagai pelanggan
potensial produk perusahaandan pesaing), dan lost customer analysis
(dengan menghubungi kembali pelanggan yang telah berhenti membeli
produknya. Adapun dalam survey kepuasan masyarakat ini, sistem yang
digunakan ialah survey kepuasan pelanggan. Pengukuran kepuasan
masyarakat dapat dilakukan dengan melihat penilaian masyarakat secara
langsung, mengetaui harapan masyarakat, masalah yang dihadapi
masyarakat beserta sarannya, dan scoring kepuasan oleh masyarakat.
2. Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Masyarakat
Kepuasan masyarakat tercapai melalui kualitas pelayanan baik
produk maupun jasa yang diberikan oleh badan usaha. Kualitas ini
memberikan suatu dorongan kepada customers untuk memberikan ikatan
hubungan yang kuat terhadap badan usaha. Dengan demikian pelayanan
merupakan suatu usaha dalam bentuk apapun yang ditujukan untuk
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 22
meningkatkan kepuasan customers sebagai suatu kegiatan ekonomi yang
dapat menghasilkan waktu, tempat, bentuk, dan kegunaan psikologis
(Fikri, et. al., 2016).
Selanjutnya Fikri, et. al. memaparkan bahwa kualitas pelayanan
(service quality) merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan
dengan produk, jasa manusia, prosesm, dan lingkungan untuk memenuhi
atau melebihi harapan customers sehingga bersifat wajib untuk dilakukan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Aritonang (2010) dimana kualitas
pelayanan sebagai presepsi dan sikap pelanggan terhadap produk suatu
perusahaan sesuai dengan harapan. Sebagaimana pernyataan Simamora
(2009) bahwa kualitas pelayanan berupa pernyatan perasaan dengan
membandingkan antara harapan terhadap produk dan kenyataan yang
dialami oleh customers.
Untuk memenuhi hal tersebut, maka perusahaan diperlukan untuk
memahami harapan dan kebutuhan customers terlebih dahulu (Nilasari
dan Istiatin, 2015). Adapun harapan customers sendiri berupa keyakinan
pelanggan sebelum mencoba atau membeli suatu produk, yang dijadikan
sebagai standar maupun acuan untuk menilai kinerja atas suatu produk
beserta pelayanannya. Dengan demikian kualitas pelayanan dinyatakan
berhasil ketika suatu produk dan layanan badan usaha mampu memenuhi
harapan customers.
Adapun model konseptual mengenai harapan customers terhadap
pelayanan menurut Mulyani (2003) meliputi beberapa hal berikut:
a. Enduring service intensifiers, sebagai faktor yang bersifat stabil dan
mendorong pelanggan untuk meningkatkan sensitifannya terhadap
pelayanan. Faktor ini meliputi harapan yang disebabkan oleh orang
lain dan filosofi pribadi seseorang mengenai pelayanan.
b. Personal need atau suatu kebutuhan yang dirasakan seseorang secara
mendasar bagi kesejahteraannya sesuai dengan harapanya seperti
kebutuhan fisik, social, dan psikologi.
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 23
c. Transitory service intensifiers berupa faktor individual yang bersifat
sementara namun meningkatkan sensitivitas pelanggan terhadap
pelayanan. Faktor ini memuat situasi darurat pada saat customers
sangat membutuhkan pelayanan tersebut dan faktor jasa terakhir
yang dikonsumsi oleh pelanggan sehingga menjadi penentu baik-
buruknya pelayanan selanjutnya.
d. Perceived service alternatives berupa presepsi customers terhadap
tingkat atau derajat pelayanan perusahaan lain yang sejenis, sehingga
ketika customers memiliki beberapa alternative perusahaan lain maka
harapan terhadap suatu pelayanan cenderung semakin besar.
e. Self perceived service role sebagai persepsi customers tentang tingkat
atau derajat keterlibatannya dalam mempengaruhi pelayanan yang
diterimanya. Ketika customers terlibat dalam proses penyampaian
layanan dan hasil dari layanan yang diterima tidak begitu baik, maka
customers tidak dapat menimpakan kesalahan sepenuhnya kepada
pihak penyedia pelayanan.
f. Situational Factors atau faktor situasi yang terdiri dari segala
kemungkinan yang dapat mempengaruhi kinerja pelayanan diluar
kendali penyedia pelayanan tersebut.
g. Explicit service promises atau janji pelayanan secara eksplisit yang
berupa pernyataan baik secara personal maupun non personal oleh
badan usaha penyedia jasa kepada customers.
Beberapa model konseptual yang diharapkan oleh customers
tersebut dapat dipenuhi secara lisan, tulisan, dan perbuatan yang
menunjang kegiatan pelayanan customers. Adapun ketika harapan
customers dapat diketahui secara sempurna, maka badan usaha akan
berusaha untuk dapat memenuhi harapan tersebut. Dengan demikian
badan usaha tersebut mampu meningkatkan kepuasan customers, yang
kemudian akan menciptakan loyalitas customers kepada badan usaha
yang memberikan kualitas pelayanan yang memuaskan.
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 24
3. Peraturan Menpan No. 17 Tahun 2017
Penilaian faktor yang mempengaruhi kepuasan masyarakat
terhadap pelayanan publik dalam penelitian ini mengacu pada Perarturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 17
Tahun 2017 tentang pedoman penilaian kinerja unit penyelenggara
pelatanan publik. Dalam peraturan tersebut, menyatakan bahwa
penilaian kepuasan masyarakat terhadap kinerja pelayanan publik
didasarkan pada indeks pelayanan publik. Indeks pelayanan publik
tersebut didasarkan pada aspek kebijakan pelayanan, aspek
profesionalisme SDM, aspek sarana dan prasarana, aspek sistem
informasi pelayanan publik, aspek konsultasi dan pengaduan, serta aspek
inovasi.
Kebijakan Pelayanan adalah visi, misi, komitmen, itikad dan
perilaku organisasi yang terlembagakan dalam bentuk aturan,
mekanisme, atau proses yang dijalankan organisasi sebagai upaya untuk
mencapai kualitas pelayanan tertentu sesuai tujuan pemberian pelayanan
publik. Adapun profesionalisme Sumber Daya Manusia adalah standar
kualifikasi, capaian kualitas dan kinerja personel pemberi layanan publik
yang dibangun institusi penyelenggara pelayanan publik untuk
memberikan pelayanan yang prima (terbaik).
Selanjutnya sarana prasarana adalah sarana prasarana pendukung
pemberian pelayanan publik baik berupa fasilitas, tempat maupun
perlengkapan tertentu yang menunjang pelayanan publik yang diberikan.
Kemudian Sistem Informasi Pelayanan Publik adalah rangkaian kegiatan
yang meliputi penyimpanan dan pengelolaan informasi serta mekanisme
penyampaian informasi dari penyelenggara kepada masyarakat dan
sebaliknya dalam bentuk lisan, tulisan Latin, tulisan dalam huruf Braile,
bahasa gambar, dan/atau bahasa lokal, serta disajikan secara manual
ataupun elektronik.
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 25
Adapun konsultasi adalah mekanisme interaktif antara pemberi
layanan dan pengguna layanan untuk menyelesaikan persoalan tertentu
baik sebelum atau pada saat pelayanan diberikan. Sedangkan pengaduan
adalah penyampaian keluhan yang disampaikan pengadu kepada
pengelola pengaduan pelayanan publik atas pelayanan pelaksana yang
tidak sesuai dengan standar pelayanan, atau pengabaian kewajiban
dan/atau pelanggaran larangan oleh penyelenggara. Selanjutnya inovasi
pelayanan publik adalah terobosan jenis pelayanan baik yang merupakan
gagasan/ide kreatif orisinal dan/atau adaptasi/modifikasi yang
memberikan manfaat bagi masyarakat, baik secara langsung maupun
tidak langsung.
4. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Mengenai Pengelolaan Pasar
Secara istilah, pasar merupakan tempat bertemunya antara
penjual dan pembeli. Adapun pasar yang kelola oleh Perda Kota
Yogyakarta No. 2 Tahun 2009 adalah pasar tradisional berupa lahan
dengan batasan-batas tertentu yang ditetapkan oleh Walikota dengan
atau tanpa bangunan yang dipergunakan untuk temat berjual beli barang
atau jasa yang meliputi kios, los, dan lapak. Adapun pengelolaan pasar
merupakan segala usaha dan tindakan yang dilakukan dalam rangka
optimalisasi fungsi pasar melalui perencanaan, pengorganisasian,
pelakasanaan, pengendalian, pengawasan, dan pengembangan secara
berkesinambungan.
Ruang lingkup pengelolaan pasar memuat pemanfaatan dan
pemeliharaan bangunan beserta fasilitas pasar; pengelolaan kebersihan
pasar; penataan, penertiban, dan pengamanan pasar; penataan,
pembinaan, dan pemberdayaan pedagang pasar; pengendalian dan
pengembangan perekonomian serta perdagangan di pasar; penetapan
dan pemungutan retribusi serta pungutan lainnya; penyetoran hasil
pungutan pada Kas Daerah; serta pengelolaan kawasan pasar.
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 26
Adapun klasifikasi pasar berupa kelas pasar didasarkan pada
fasilitas pasar yang dimiliki. Pada pasar kelas I memiliki luas minimal kios
dan atau los 2.000 m2 serta memiliki fasilitas penunjang lengkap berupa
tempat parkir, tempat bongkar muat, tempat menyimpanan barang,
tempat promosi, tempat pelayanan kesehatan, tempat ibadah, kantor
pengelola, kamar mandi/WC, sarana pengamanan, sarana pengelolaan
kebersihan, sarana air bersih, instalasi listrik, penerangan umum, dan
radio pasar. Kemudian pasar kelas II memiliki luas minimal kios dan atau
los 1.500 m2 serta memiliki fasilitas penunjang berupa tempat parkir,
tempat menyimpanan barang, tempat promosi, tempat pelayanan
kesehatan, tempat ibadah, kantor pengelola, kamar mandi/WC, sarana
pengamanan, sarana pengelolaan kebersihan, sarana air bersih, instalasi
listrik, penerangan umum, dan radio pasar.
Adapun pasar kelas III memiliki luas minimal kios dan atau los
1.000 m2 serta memiliki fasilitas penunjang berupa tempat menyimpanan
barang, tempat promosi, tempat ibadah, kantor pengelola, kamar
mandi/WC, sarana pengamanan, sarana pengelolaan kebersihan, sarana
air bersih, instalasi listrik, penerangan umum, dan radio pasar.
Selanjutnya pasar kelas IV memiliki luas minimal kios dan atau los 500 m2
serta memiliki fasilitas penunjang lengkap berupa tempat parkir, tempat
menyimpanan barang, tempat promosi, tempat pelayanan kesehatan,
kantor pengelola, kamar mandi/WC, sarana pengamanan, sarana
pengelolaan kebersihan, sarana air bersih, instalasi listrik, dan
penerangan umum. Pasar kelas V memiliki luas minimal kios dan atau los
50 m2 serta memiliki fasilitas penunjang lengkap berupa sarana
pengamanan dan sarana pengelolaan kebersihan.
Pelaksanaan pengelolaan pasar di wilayah Kota Yogyakarta diatur
oleh Peraturan Walikota (Perwal) Yogyakarta No. 13 Tahun 2010
Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pearturan Daerah Kota Yogyakarta No. 2
Tahun 2009 Tentang Pasar. Regulasi tersebut mengalami empat kali
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 27
perubahan mengenai petunjuk pelaksanaan pengelolaan pasar hingga
perubahan tahun 2017 melalui Perwal Yogyakarta No. 73 Tahun 2014
(perubahan pertama), Perwal Yogyakarta No. 33 Tahun 2015 (perubahan
kedua), Perwal Yogyakarta No. 57 Tahun 2016 (perubahan ketiga), dan
Perwal Yogyakarta No. 51 Tahun 2017 (perubahan keempat). Dengan
demikian petunjuk pengelolaan pasar tradisional mengacu pada Perda
Wilayah Yogyakarta setelah perubahan keempat.
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 28
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 29
3. METODE PENELITIAN
A. Kegiatan Survei Kepuasan Masyarakat
Survey Kepuasan Masyarakat ini ditujukan untuk
mengidentifikasi kepuasan masyarakat terhadap pelayanan dan fasilitas
pasar tradisional di Kota Yogyakarta sebagai bentuk pelayanan publik.
Identifikasi kepuasan didasarkan pada Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Birokrasi Republik Indonesia No.17
Tahun 2017 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit Penyelenggara
Pelayanan Publik. Adapun tahapan yang dilakukan ialah sebagai berikut:
a. Persiapan Survei Lapangan
Persiapan lapangan dilakukan dengan langkah awal melalui
pembuatan desai studi lapangan. Kegiatan ini berupa pembuatan
rancangan pengambilan sampel dan penentuan responden. Kemudian
dilakukan perumusan indikator dan penyusunan kuesioner. Persiapan
surat tugas bagi tenaga ahli dan surveyor serta koordinasi tim
lapangan.
b. Pelaksanaan Survei Lapangan
Pelaksanaan survey lapangan dilakukan dengan pengumpulan
data sekunder dari instansi atau dinas yang melakukan pelayanan
publik berupa pasar tradisional di Kota Yogyakarta. Kegiatan ini
dilakukan dengan penyebaran kuesioner dan wawancara kepada para
responden yang terkait.
c. Pengolahan Data Hasil Survei Lapangan
1. Pengolahan manual, yaitu melakukan verifikasi hasil penyebaran
kuesioner kepada pengguna jasa layanan publik (penjual dan
pembeli).
2. Pemasukan data, yaitu melakukan pemasukan data hasil
penyebaran kuesioner kepada pengguna jasa layanan publik ke
dalam database yang sudah disiapkan sebelumnya.
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 30
3. Pengolahan data, yaitu melakukan pengolahan data yang sudah
disusun dalam database berupa kompilasi, perhitungan
persentase, tabulasi, maupun penyajian secara grafikal.
4. Perhitungan survey kepuasan masyarakat baik dari setiap dimensi
pasar, kepuasan konsumen, dan menurut PerMenPAN No. 17
tahun 2017 maupun secara keseluruhan.
5. Analisa hasil perhitungan survey untuk mendapatkan data
deskripsi atau karakteristik responden, rata-rata dari masing-
masing dimensi dan indikatornya pada tiap pasar atau kelas pasar.
6. Pembentukan draft rekomendasi, yaitu berupa rumusan usulan
peningkatan kinerja pelayanan publik terutama bagi unit
pelayanan yang masih lemah dari aspek kepuasan masyarakatnya.
d. Analisis dan Pelaporan Hasil Survei Lapangan
1. Penulisan laporan, yaitu menganalisis hail survey lapangan dalam
sebuah laporan tertulis yang akan menjadi dokumen peningkatan
kinerja pelayanan publik bagi penggunan jasa. Laporan akan
disajikan dalam bentuk laporan pendahuluan, laporan antara, draft
laporan akhir, laporan akhir, dan ringkasan atau executive
summary.
2. Dimensi atau lokakarya merupakan bentuk dari
pertanggungjawaban pekerjaan terhadap dinas atau instansi yang
melakukan pelayanan publik skaligus untuk mendapatkan
masukan terakhir yang diperlukan untuk menyempurnakan
laporan akhir pekerjaan. Pelaksanaan lokakarya dilakukan dengan
menggunakan metode yang partisipatif agar memperoleh banyak
masukan bagi kajian yang dilakukan.
B. Metode Penelitian
Penelitian tentang Survei Kepuasan Masyarakat Pasar Kota
Yogyakarta Tahun 2017 dengan menggunakan indikator kepuasan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 31
publik sebagai pengguna layanan ini menggunakan pendekatan
deskriptif kuantitatif untuk menjawab permasalahan penelitian
terkait dengan layanan publik dan kepuasan masyarakat sebagai
pengguna jasa.
a. Dimensi dan Indikator dalam Kuesioner
Pelaksanaan survey kepuasan masyarakat 2017 dilaksanakan
berdasarkan dua sisi yaitu kualitas layanan dan kepuasan konsumen
mengacu pada konsep SEQUAL (service qualty) dan mengacu pada
konteks berdasarkan pada peraturan MenPAN Nomor: 16 Tahun
2014. Semua dimensi dan indikator yang dalam kuesioner dengan
detail sebagai berikut:
a) Konsep service quality
Diusung oleh Parasuraman, et al.,(1998) yang pada awalnya
memiliki beberapa aspek kemudian dirangkum menjadi 5 aspek
kualitas layanan yaitu:
Bukti fisik (tangibles), adalah hal yang berkaitan dengan
fasilitas fisik, perlengkapan, material yang digunakan sebuah
instansi maupun oleh pegawai dan sarana komunikasi. Bukti
fisik dapat dilihat dari kebersihan ruangan, kenyamanan, dan
sejauh mana sarana yang disediakan dan dapat dinikmati oleh
konsumen
Keadaan (realibility), yaitu kemampuan memberikan
pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan
memuaskan, sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan
dalm menyampaikan jasanya sesua dengan waktu yang
disepakati. Keandalan dapat dilihat dari ketepatan waktu
pelyanan dan keakuratan dalam pelayanan.
Daya tanggap (responsiviness), yaitu berkaitan dengan
keinginan dan kesediaan para staf/pegawai untuk membantu
para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan ytanggap,
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 32
serta dapat memberutahukan kapan jasa akan segera diberikan
dan secara kenyataan dapat ditepati sesuai janji di awal. Daya
tanggap dapat dilihat dari kemampuan pegawai dalam
menanggapi kebutuhan pelanggan, keluhan pelanggan juga
memberikan informasi yang lengkap kepada pelanggan.
Jaminan (assurance), hal yang berkaitan dengan perilaku para
pegawai sehingga timbul rasa percaya dan rasa aman
pelanggan terhadap penyedia produk atau jasa. Jaminan dapat
dilihat ari pengetahuan, kemapuan, kesopanan, dan sifat dapat
dipercaya yang dimiliki para staf/karyawan, bebas dari bahaya
serta risiko atau keragu-raguan.
Empati, meliputi kemudahan dalam menjalin hubungan,
komunikasi yang baik dan efektif, perhatian personal, serta
pemahaman atas kebutuhan individu para pelanggan. Empati
berarti instansi atau organisasi penyedia barang atau jasa
memahami masalah pelangganya dan bertindak demi
kepentingan pelanggan. Hal ini dapat dilihat dari perhatian
secara individual kepada pelanggan, pelayanan yang ramah
dan sopan, petugas karyawan memberikan pelayanan berkesan
bagi pelanggannya.
b) Perarturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi No. 17 Tahun 2017
Adapun pembuatan item questioner dalam penelitian ini
mengacu pada Perarturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi No. 17 Tahun 2017. Dalam
peraturan tersebut, menyatakan bahwa penilaian kepuasan
masyarakat terhadap kinerja pelayanan publik didasarkan pada
indeks pelayanan publik. Indeks pelayanan publik tersebut
didasarkan pada aspek kebijakan pelayanan, aspek
profesionalisme SDM, aspek sarana dan prasarana, aspek sistem
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 33
informasi pelayanan publik, aspek konsultasi dan pengaduan,
serta aspek inovasi. Adapuni ndikator pada setiap aspek penilaian
pelayanan publik berupa pasar tradisional ialah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Indikator Penilaian Aspek Pelayanan Publik Berupa Pasar
Tradisional
Aspek Indikator Pelayanan
Kebijakan Pelayanan a. Adanya standar pelayanan pasar.
b. Menginformasikan pelayanan pasar kepada
masyarakat.
c. Keterlibatan masyarakat terhadap pelayanan
pasar.
Profesionalisme
SDM
a. Pelayanan sesuai kebutuhan jenis layanan.
b. Pelayanan yang responsive terhadap waktu
dan kesigapan.
c. Pelayanan sesuai dengan kode etik yang
diharapkan.
d. Adanya penghargaan dan sanksi terhadap
pelayanan.
e. Pembentukan budaya pelayanan pasar.
Sarana Prasarana
Pelayanan Publik
a. Ketersediaan parkir, ruang tunggu, dan
sarana kesehatan.
b. Ketersediaan sarana prasarana masyarakat
berkebutuhan khusus.
c. Ketersediaan sarana penunjang lainnya.
d. Ketersediaan sarana front office.
Sistem Informasi
Pelayanan Publik
Ketersediaan sistem informasi elektronik dan non
elektronik
Konsultan dan
Pengaduan
Terdapat sarana dan prasarana untuk konsultasi dan
pengaduan di pasar.
Inovasi Ketersediaan inivasi dalam pelayanan pasar.
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 34
Penelitian ini mengacu pada PERMENPANRB No. 17 tahun 2017,
dimana indicator penilaian kepuasan masyarakat memuat enam aspek
diantaranya aspek kebijakan pelayanan, profesionalisme SDM, sarana
prasarana pelayanan public, system pelayanan public, konsultan dan
pengaduan, serta inovasi. Hal ini berbeda dengan penelitian SKM
tahun 2017 yang mengacu pada PERMENPANRB No. 26 tahun 2016
dengan indicator yang meliputi persyaratan layanan, prosedur
layanan, waktu pelayanan, produk spesifikasi jenis pelayanan,
kompetensi pelaksanaan pelayanan, perilaku pelaksanaan pelayanan,
penanganan pengaduan, saran, dan masukan, biaya/tariff layanan,
serta maklumat pelayanan.
b. Metode Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
data primer yang diperoleh dari sumber pertama baik individu
maupun instansi yang menggunakan pelayanan publik berupa pasar
tradisional. Teknik pengumpulan data mengacu pada model
pengumpulan data Jogiyanto (2004) sebagai berikut:
1. Studi Pustaka, dilakukan untuk mendapatkan data terpercaya dari
jurnal maupun penerbitan resmi maupun dari dinas-dinas terkait.
2. Observasi, untuk mendapatkan informasi dan data sesuai dengan
fakta secara primer atau langsung atas kondisi fisik secara visual/
3. Survey, dilakukan untuk mendapatkan pernyataan dari responden
secara langsung yang memuat persepsi dan harapan tentang
pengembangan pasar tradisional sebagai fasilitas pelayan publik.
4. Wawancara, kepada responden baik petugas pelayanan pasar
maupun masyarakat untuk mendapatkan informasi tentang
kondisi dan harapan mengenai pasar tradisional yang berkaitan
sebagai fasilitas pelayanan publik.
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 35
c. Penentuan Sampel dan Responden
Populasi adalh gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk
peristiwa, hat atau orang yang memiliki karakteristik serupa yang
menjadi pusat perhatian penelitaian karena dipandang sebagai
sebuah semesta penelitian (Ferdinand, 2006). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh pengguna pasar tradisional di Kota
Yogyakarta baik pedagang maupun pembeli. Banyaknya responden
dari masing-masing pasar (30 pasar) ditentukan dengan
mempertimbangkan tingkat pelayanan, karakteristik dan jenis
layanan, karakteristik dan pengguna jasa layanan, kemudahan teknis,
waktu, tenaga, dan biaya yang tersedia dengan mengacu pada atauran
limit sampel data yang tersebar normal (n > 30).
Jumlah populasi pengguna pasar tradisional di Kota Yogyakarta
diasumsikan minimal sejumlah pedagang yaitu sebanyak 14.569
pedagang (data tahun 2016) yang tersebar pada 30 pasar. Dimana
pasar tersebut dikategorikan dalam kelas I, II, III, IV, dan V
berdasarkan fasilitas yang dimiliki. Analisis statistic yang digunakan
dalam kajian ini berupa perhitungan tendensi senteral (ukuran
pemusatan) dengan menggunakan nilai tengan (mean).
d. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian ini, sampel
yang diambil meliputi penjual dan pembeli pasar tradisional di Kota
Yogyakarta. Jumlah sampel yang diperoleh minimal 100 orang, hal ini
mengacu pada asumsi Franken dan Wallen yang dikutip oleh Rahayu
(2005) bahwa untuk penelitian deskriptif dianggap telah mewakili
populasi dari penelitian. Mengingat proporsi populasi yang besar dan
adanya keterbatasan waktu penelitian, maka jumlah sampel dalam
penelitian ini dihitung dengan rumus Slovin.
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 36
Dimana:
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
e : Standar eror (5%)
Teknik penarikan sampel yang digunakan ialah model
aksidental, dimana untuk jumlah populasi yang terus-menerus
mengalami pertambahan sehingga tidak memungkinkan untuk
membuat kerangka sampel. Jumlah sampel yang digunakan oleh
Krejcie dan Morga (1970) dalam Sekaran (2006) pada kisaran
populasi 10.000 hingga 15.000 adalah 370-375 sampel. Mengacu
dengan penelitian tersebut, maka penelitian ini menggunakan sampel
sejumlah 375 yang meliputi penjual dan pembeli pasar tradisional.
Perbandingan pengambilan sampel pada masing-masing pasar
dilakukan dengan teknik random purposing sample didasarkan pada
kategori kelas pasar. Adapun perhitungan dari perencanaan
pengambilan responden setiap pasar berdasarkan pada kelasnya ialah
sebagai berikut:
1. Pasar kelas I (1 pasar)
(dibulatkan menjadi 144 responden)
2. Pasar kelas II (1 pasar)
(dibulatkan menjadi 25 responden)
3. Pasar kelas III (9 pasar)
(103 responden)
4. Pasar kelas IV (11 pasar)
(dibulatkan menjadi 83 responden)
5. Pasar kelas V (8 pasar)
(dibulatkan menjadi 15 responden)
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 37
Dengan menggunakan teknik rundom purposive sampling atau
sampel dengan syarat tertentu berupa bagi penjual dan pembeli
pernah melakukan kunjungan atau bertransaksi pada pasar tersebut
minimal 3 kali.
e. Pengukuran Variabel
Menurut Sugiyono (2008), skala Likert dapat digunakan untuk
mengukur sikap, pendapatan, dan persepsi seseorang atau kelompok
tentang fenomena social. Dalam penelitian fenomena social ini oleh
peneliti telah ditetapkan secara spesifik variabel yang akan digunakan
yang dijabarkan dalam bentuk indikator variabel. Selanjutnya
indikator variabel tersebut diterjemahkan dalam bentuk pertanyaan-
pertanyaan yang termuat dalam kuesioner.
Dalam pengukuran pelayanan publik dan kepuasan mayarakat,
responden diminta menjawab atas setiap item pertanyaan. Skala
untuk mengetahui jawaban responden pada pertanyaan tertutup
menggunakan skala ordinal yang memuat skala 4 likert sebagai
berikut:
1. Skala 4 untuk jawaban “Sangat Setuju”
2. Skala 3 untuk jawaban “Setuju”
3. Skala 2 untuk jawaban “Tidak Setuju”
4. Skala 1 untuk jawaban “Sangat Tidak Setuju”
C. Pengujian Data
a. Uji Validitas
Jogiyanto (2004) mengemukakan bahwa uji validasi dapat
menunjukkan seberapa jauh suatu tes atau setiap set indikator
mampu mengukur sesuai sasaran. Uji validasi terhadap daftar
pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner dilakukan untuk
mengukur seberapa cermat suatu instrument berfungsi sebagai alat
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 38
ukur. Hasil dinyatakan valid ketika dapat mengukur apa yang
diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti
secara cepat.
Untuk memperoleh validasi kuesioner, usaha
dititikberatkanpada pencapaian validasi isi. Validasi tersebut
menunjukkan sejauh mana perbedaan yang diperoleh dengan
intrumen pengukur merefleksikan perbedaan sesungguhnya pada
responden yang diteliti. Pengujian ini dilakukan dengan bantuan
software SPSS 20,0, dimana setiap item pertanyaan harus mempunyau
factor signifikan < 0,5.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk menguji tingkat seberapa
besar suatu pengukur dapat mengukur dengan stabil dan konsisten
yang besaranya ditunjukkan dengan nilai koefisien relabilitas
(jogiyanto, 2004). Adapun indikator pengukurannya menurut Sekaran
(2006) dibagi dalam 3 kriteria berupa 0,8-1,0 maka reliabilitas
dianggap baik, 0,6-0,799 maka reliabilitas diterima, dan kurang dari
0,6 maka reliabilitas dianggap kurang baik atau tidak diterima.
Dengan demikian suatu kuesioner dianggap reliable atau handal jika
jawaban seseorang terhadap suatu pertanyaan adalah konsisten atau
stabil dariwaktu ke waktu. Untuk mengukur reliabilitas dari
instrument penelitian ini dilakukan dengan Cronbach’s Alpha dengan
bantuan software SPSS 20,0.
c. Metode Analisis Data
1) Analisis Deskriptif
Dalam survey kepuasan masyarakat ini menggunakan analisis
data deskriptif yaitu analisis yang digunakan untuk menguraikan hasil
penelitian yang didukung dengan teori berdasarkan tanggapan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 39
responden. Dari tanggapan responden yang berupa wawancara dan
hasil engamatan dibuat kesimpulan dengan memberikan
gambaranyang berkaitan dengan layanan publik, kepuasan konsumen,
dan berdasarkan peraturan survey PerMenPAN No, 17 tahun 2017.
Dalam penelitian ini, analisis deskriptif yang digunakan
berdasarkan pada variabel penelitian yang menggambarkan jawaban
atau penilaian dari responden atas kuesioner yang diberikan dengan
menggunakan nilai mean dan frekuensi. Hal ini ditujukan untuk
mengetahui kecenderungan pada setiap variabel penelitian. Selain itu,
untuk melihat kecenderungan variabel dapat penggunakan nilai
rerata dan standar deviasi dari semua objek penelitian. Adapun
penentuan interval dilakukan denganmenggunakan nilai minimal dan
makasimal dari skor minimal 1 dan maksimal 4. Sehingga
berdasarkan kelas intervalnya dapat dilihat nilai interval sebagai
berikut:
Berdasarkan nilai interval tersebut, maka dapat ditentukan
kecenderungan jawaban responden sebagai berikut:
1. Jika rata-rata skor berada pada interval 1,00-1,74 maka variabel
penelitian (indikator) masuk pada kategori sangat rendah.
2. Jika rata-rata skor berada pada interval 1,75-2,49 maka variabel
penelitian (indikator) masuk pada kategori rendah.
3. Jika rata-rata skor berada pada interval 2,50-3,24 maka variabel
penelitian (indikator) masuk pada kategori tinggi.
4. Jika rata-rata skor berada pada interval 3,25-4,00 maka variabel
penelitian (indikator) masuk pada kategori sangat tinggi.
Berdasrkan pada nilai interval di atas, maka nilai interval skala
ialah sesuai dengan interval mean dengan keterangan respon. Ketika
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 40
interval mean 1,00-1,74 maka keterangan responden sangat tidak
puas, ketika interval 1,75-2,49 maka keterangan responden tidak
puas, ketika interval 2,50-3,24 maka keterangan responden puas, dan
ketika interval 3,25-4,00 maka keterangan responden sangat puas.
Responden yang cenderung tinggi mengidentifikasi tingkat kepuasan
masyarakat yang tinggi dan sebaliknya responden yang cenderung
rendah mengidentifikasikan tingkat kepuasan masyarakat yang sangat
rendah.
2) Analisis Regresi Logistik
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan masyarakat dalam survey kepuasan masyarakat ini
diperlukan model analisis yang mampu mengetahui besaran
pengaruh masing-masing faktor yang menunjang kepuasan
masyarakat. Untuk memenuhi sasaran tersebut, maka penelitian
ini menggunakan metode analisis binary model. Adapun model
yang digunakan dalam penelitian ini adalah model logit.
Probabilitas pada model logit harus terjamin berada antara
angka 0 dan 1. Model Comulative Distribution Function (CDF)
adalah sebuah model yang mampu menjamin bahwa nilai
probabilitas terletak antara 0 dan 1 sehingga dapat membuat
model regresi dimana respon dari variabel dependen
bersifatdikotomis yakni 0 dan 1 terpenuhi (Widarjono, 2009: 198).
Apabila masyarakat menyatakan puas dengan pengelolaan pasar
maka bernilai 1 dan apabila masyarakat tidak puas dengan
pengelolaan pasar maka bernilai 0.
CDF memiliki dua sifat, yaitu ketika Xi naik, maka Pi(Yi=1|Xi)
akan naik pula tetapi tidak keluar dari interval 0-1 dan hubungan
antara Pi dengan Xi adalah non linier sehingga tingkat erubahanya
tidak sama tetapi kenaikanya semakin besar namun kemudian
semakin kecil (Widarjono, 2009: 198). Sehingga ketika mendekati
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 41
0 atau mendekati 1 maka tingkat perubahanya semakin kecil.
Adapun model fungsi probabilitas logistik komulatif yang
ditulisakan Widarjono (2009: 198) sebagai berikut:
Dimana:
: Masyarakat Menggunakan Pasar Tradisional
X1 : Kebijakan Pelayanan Pasar
X2 : Profesionalisme SDM Pelayanan Pasar
X3 : Sarana Prasarana Pelayanan Pasar
X4 : Sistem Informasi Pelayanan Pasar
X5 : Layanan Konsultasi dan Pengaduan Pasar
X6 : Inovasi Pelayanan Pasar
: Jumlah variabel independen
Z : Nilainya terletak pada -∞ dan +∞
E : Logaritma natural dengan nilai 2,718
Melalui fungsi probabilitas logistik komulatif di atas
mampu memenuhi kriteria dari CDF yang menjamin nilai
probabilitas pada angka antara 0-1. Dengan demikian persamaan
probabilitas model logit atas kepuasan masyarakat terhadap
pengelolaan pasar tradisional ialah sebagai berikut:
Apabila pada sisi kanan persamaan dikalikan dengan e2 maka akan
menghasilkan persamaan sebagai berikut:
Sedangkan probabilitas untuk menaikkan tingkat kepuasan
masyarakat ialah sebagai berikut:
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 42
Dengan demikian dapat dilakukan perhitungan rasio probabilitas
melakukan penurunan tingkat kepuasan masyarakat atau
melakukan peningkatan kepuasan masyarakat sebagai berikut:
(
)(
)
Dalam persamaan di atas, nilai rasio probabilitasnya disebut
sebagai odds ratio yaitu rasio probabilitas untuk menurunkan
kepuasan masyarakat oleh perbankan dengan menaikkan nilai
kepuasan masyarakat perbankan. Dengan demikian persamaan
tersebut dapat ditransformasikan dalam model logaritma natural
(Ln) sebagai berikut:
(
)
(
)
Persamaan diatas dinyatakan sebagai persamaan regresi
logistic yang menggunakan satu variabel independen yakni suku
bunga Bank Indonesia. Dalam hal ini peneliti bermaksud
pembuktikan bahwa masyarakat menyatakan puas terhadap
pengelolaan pasar tradisional didasarkan pada variabel-variabel
indikator yang menjadi penilaian dalam survey kepuasan
konsumen ini.
Karena merupakan model non linier, maka model estimasi
logit menggunakan metode maximum likelihood. Sehingga
kepuasan masyarakat yang merupakan sampel berukuran n dari
suatu distribusi atas f(x;θ), bergantung pada θ Ω, dimana Ω adalah
ruang parameter. Sehingga dapat difungsikan sebagaimana
pemaparan Ilma (2009: 19), sebagai berikut:
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 43
∫
∑
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 44
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 45
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil survey ini merupakan hasil dari penelitian atas kepuasan
masyarakat terhadap pelayanan Sinas Perindustrian dan Perdagangan
Kota Yogyakarta tahun 2018. Pembahasan dalam laporan ini memiliputi
dua bagian, yakni berupa deskripsi karakteristik responden yang
merupakan penjual dan pembeli pasar dan analisis data kepuasan
masyarakat terhadap pasar. Karakteristik responden memuat status
responden, usia, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan terakhir,
dan asal kecamatan.
Adapun analisis kepuasan didasarkan pada indikator penilaian
kepuasan fasilitas publik sesuai dengan PERMENPANRB No. 17 tahun
2017. Indikator tersebut memuat kebijakan pelayanan, profesionalisme
SDM, sarana prasarana pasar, sistem informasi pasar, konsultan dan
pengaduan, serta inovasi pasar. Berdasarkan pada keenam indikator
tersebut diturunkan pada beberapa aspek yang berkaitan dalam penilaian
kepuasan dan harapan respnden.
Survey lapangan yang telah dilakukan mampu mengumpulkan
1.135 responden sebagai pengguna pasar Kota Yogyakarta yang terdiri
dari 537 penjual dan 598 pengunjung. Pemilihan jumlah responden
menggunakan model solvin dengan kriteria responden diambil secara
purposing sample. Kriteria responden penjual didasarkan pada komoditas
barang dagangan. Adapun kriteria pembeli didasarkan pada intesnitasnya
dalam menggunakan fasilitas pasar.
Tabel 4.1 Jumlah Responden Pasar
Kelas
Pasar
Rencana
Responden
Responden Terkumpul
Penjual Pengunjung
I 144 159 218
II 25 28 28
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 46
III 103 117 116
IV 83 116 116
V 15 117 120
Jumlah 380 537 594
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Perbandingan responden rencana dan terkumpul dipaparkan pada
tabel 4.1. Rencana penelitian jumlah responden minimal untuk memenuhi
sampel sebanyak 380 responden dengan pembagian 144 responden
(pasar kelas I), 25 responden (pasar kelas II), 103 responden (pasar kelas
III), 83 responden (pasar kelas IV), dan 15 responden (pasar kelas V).
Adapun dalam praktiknya, jumlah responden golongan penjual sebanyak
537 responden. Responden tersebut terdiri dari 159 responden (pasar
kelas I), 28 responden (pasar kelas II), 117 responden (pasar kelas III),
116 responden (pasar kelas IV), dan 147 responden (pasar kelas V).
Selanjutnya mengenai jumlah respondeng golongan pengunjung
sebanyak 594, dengan spesifikasi pengunjung pasar kelas I 218
responden, kelas II sebanyak 28, kelas III sebanyak 116, kelas IV
sebanyak 116 responden, dan kelas V sebanyak 120 responden. Adapun
dalam penelitian ini, hasil dan pembahasan penelitian disajikan dalam
empat bagian. Pada bagian pertama memaparkan analisis uji validitss dan
reliabilitas hasil penelitian. Kemudian bagian kedua memaparkan
diskriptif dan pembahasan mengenai karakteristik dan indek kepuasan
masyarakat penjual terhadap fasilitas pasar. Analisis diskriptif untuk
setiap kelas pasar dipaparkan secara umum dan spesifik mengenai aspek
kepuasan masyarakat berdasarkan PERMENPANRB No. 17 tahun 2017.
Berikut ini rincian aspek yang menggambarkan kondisi dan tanggapan
responden mengenai pasar di Kota Yogyakarta:
a. Usia responden
b. Jenis kelamin responden
c. Status perkawinan responden
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 47
d. Pendidikan terakhir responden
e. Asal Kecamatan
f. Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat (Sesuai PERMENPANRB No. 17
tahnun 2017)
Selanjutnya pada bagian ketiga memaparkan analisis diskriptif dan
pembahasan mengenai karakteristik dan indeks kepuasanmasyarakat
pengunjung terhadap fasilitas pasar. Kemudian pada bagian keempat
memaparkan apspek tingkat kepuasan masyarakat pengunjung dalam
keputusanya menggunakan pasar tradisional. Adapun rincian analisis dan
pembahasan penelitian ini ialah sebagai berikut:
I. Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas Data Penelitian
Uji Validitas adalah untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuisioner. Dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuisioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuisioner tersebut. Pengukuran validitas dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan validitas konstruk dengan bantuan
program SPSS versi 21. Validitas konstruk yaitu validitas yang
mempertanyakan apakah butir-butir pertanyaan dalam instrument itu
telah sesuai dengan konsep keilmuan yang bersangkutan
(Nurgiyantoro, 2009).
Menentukan valid tidaknya butir soal pertanyaan adalah
dengan melihat pada kolom corrected item correlation, pengujian
signifikan menggunakan r tabel pada tingkat signifikan 0.05. Jika nilai
r hitung ≥ r tabel maka item dapat dinyatakan valid, jika r hitung < r
tabel maka item dinyatakan tidak valid. Maka pada penelitian kali ini,
yang dikatakan valid apabila koefisien melebihi atau sama dengan
angka 0,246 yang disesuaikan dengan jumlah responden.
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 48
Hasil Uji Validitas Variabel Aspek Kebijakan Pelayanan
Item
Corrected
Item-Total
Correlation
Keterangan
P1 0,311 VALID
P2 0,352 VALID
P3 0,341 VALID
Sumber: Data primer diolah, 2018
Hasil Uji Validitas Variabel Aspek Profesionalisme SDM
Item
Corrected
Item-Total
Correlation
Keterangan
PS1 0,254 VALID
PS2 0,441 VALID
PS3 0,249 VALID
PS4 0,315 VALID
PS5 0,253 VALID
PS6 0,311 VALID
Sumber: Data primer diolah, 2018
Hasil Uji Validitas Variabel Aspek Sarana Prasaran Pelayanan Publik
Item
Corrected
Item-Total
Correlation
Keterangan
SP1 0,406 VALID
SP2 0,410 VALID
SP3 0,436 VALID
SP4 0,601 VALID
SP5 0,321 VALID
SP6 0,651 VALID
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 49
SP7 0,426 VALID
Sumber: Data primer diolah, 2018
Hasil Uji Validitas Variabel Aspek Sistem Informasi Pelayanan
Publik
Item
Corrected
Item-Total
Correlation
Keterangan
SI1 0,662 VALID
SI2 0,877 VALID
SI3 0,748 VALID
SI4 0,817 VALID
SI5 0.753 VALID
Sumber: Data primer diolah, 2018
Hasil Uji Validitas Variabel Aspek Konsultan dan Pengaduan
Item
Corrected
Item-Total
Correlation
Keterangan
KP1 0,541 VALID
KP2 0,594 VALID
Sumber: Data primer diolah, 2018
Hasil Uji Validitas Variabel Aspek Inovasi
Item
Corrected
Item-Total
Correlation
Keterangan
I1 0,663 VALID
I2 0,730 VALID
Sumber: Data primer diolah, 2017
Berdasarkan hasil Uji Validitas masing-masing variabel pada
tabel di atas menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan yang
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 50
terdapat dalam kuesioner lolos dalam uji validitas karena masing-
masing pertanyaan memiliki nilai korelasi lebih dari angka 0,246. Jadi
dapat disimpulkan bahwa kuisoner pada penelitian ini memiliki
pertanyaan-pertanyaan yang valid.
Uji Reliabilitas adalah pengujian untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu
kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan nilai
Cronbach Alpha > 0.70 yang sudah dikategorikan memiliki tingkat
reliabilitas yang mencukupi (Nunnally, 1994 dalam Ghozali, 2011).
Hasil Uji Validitas Reliabilitas Variabel
Variabel Cronbach's
Alpha Keterangan
Kebijakan Pelayanan 0,741 VALID
Profesionalisme SDM 0,767 VALID
Sarana Prasaran Pelayanan
Publik
0,773 VALID
Sistem Informasi Pelayanan
Publik
0,843 VALID
Konsultan dan Pengaduan 0,715 VALID
Inovasi 0,761 VALID
Sumber: Data primer diolah, 2018
Berdasarkan tabel hasil Uji Reliabilitas di atas dapat dilihat bahwa nilai
Cronbach’s Aplha pada masing-masing variabel lebih besar dari 0,70. Artinya
semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini telah lolos Uji
Reliabilitas.
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 51
II. Analisis Kepuasan Penjual Terhadap Pasar
Berdasarkan rincian aspek penelitian, analisis diskriptif
digolongkan berdasarkan kelas pasar. Pasar tradisional dalam kelas I
ialah Pasar Beringharjo dan kelas II ialah Pasar Buah dan Sayur
Giwangan. Adapun pasar yang masuk dalam kategori kelas III terdiri dari
Pasar Kranggan, Pasar Demangan, Pasar Sentul, Pasar Legi Kotagede,
Pasar Serangan, Pasar Klitikan Pakuncen, Pasar Pathuk, Pasar Satwa dan
Tanaman Hias Yogyakarta, dan Pasar Ngasem. Pasar yang termasuk
dalam kelas IV memuat Pasar Terban, Pasar Legi Patangpuluhan, Pasar
Lempuyangan, Pasar Ciptomulyo, Pasar Pawirotaman, Pasar Pingit, Pasar
Gading, Pasar Talok Gendeng, Pasar Sepeda Tanjungsari, Pasar Telo
Karangkajen, dan Pasar Karangwaru. Kemudian pasar dalam kelas V
terdiri dari Pasar Gedongkuning, Pasar Senen, Pasar Pujokusuman, Pasar
Sanggrahan Baciro, Pasar Kliwih Ngadikusuman, Pasar Ledok
Gondomanan, Pasar Pace Semaki, dan Pasar Suryobrantan.
1. Pasar Kelas I
a. Usia Responden
Tabel 4.2. Usia Responden Pasar Kelas I
Usia Jumlah Persentase
< 25 thn 10 6,28%
25-30 thn 22 13,84%
30-35 thn 23 14,47%
35-40 thn 20 12,58%
.. > 40 thn 84 52,83%
Total 159 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Tabel 4.2 menunjukkan usia responden Pasar
Beringharjo sebagai pasar kelas I. Hasil survey menyatakan
bahwa 52,83% responden berusia diatas 40 tahun sebanyak 84
responden. Selanjutnya 14,47% responden berusia 30-35
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 52
tahun sebanyak 23 responden. Kemudian responden dengan
usia 25-30 tahun sebesar 13,84% berjumlah 22 responden.
Adapun responden dengan usia 35-40 tahun sebesar 12,58%
dengan jumlah 20 responden. Responden dengan usia dibawah
25 tahun sebanyak 6,25% sejumlah 10 responden.
b. Jenis Kelamin Responden
Tabel 4.3. Jenis Kelamin Responden Pasar Kelas I
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki-laki 33 20,75%
Perempuan 126 79,25%
Total 159 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Pada tabel 4.3. memaparkan identitas responden dari
segi jenis kelaminnya. Berdasarkan tabel tersebut, responden
dari kalangan penjual pasar Beringharjo mayoritas perempuan
sebanyak 79,25% dengan jumlah 126 responden. Adapun
responden penjual laki-laki sebanyak 20,75% dengan jumlah
33 responden.
c. Status Perkawinan Responden
Tabel 4.4. Status Perkawinan Responden Pasar Kelas I
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Menikah 127 79,87%
Belum Menikah 27 16,98%
Duda 0 0
Janda 5 3,14%
Total 159 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Tabel 4.4 memaparkan identitas responden
berdasarkan pada status perkawinan responden. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa status responden ialah
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 53
menikah, belum menikah, dan janda. Responden berstatus
menikah sebanyak 79,87% dengan jumlah 127 responden.
Selanjutnya responden berstatus belum menikah sebanyak
16,98% dengan jumlah 27 responden. Adapun responden yang
berstatus janda sebanyak 3,14% dengan jumlah 5 responden.
d. Pendidikan Terakhir Responden
Tabel 4.5. Pendidikan Terakhir Responden Pasar Kelas I
Pendidikan Jumlah Persentase
SD 26 16,35%
SMP 17 10,69%
SMA 104 65,41%
Akademi/D3 5 3,14%
Arjana/S1 0 0
.. > S1 0 0
Tidak tamat 5 3,14%
Total 159 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Pada tabel 4.5. memaparkan identitas responden dari
kalangan penjual berdasarkan pada pendidikan terakhirnya.
Mayoritas responden pendidikan terakhirnya tingkat SMA
sebanyak 65,41% dengan jumlah 104 responden. Adapun
16,35% responden atau sebanyak 26 responden berpendidikan
SD. Selanjutnya 10,69% sebanyak 17 responden berlatar
belakang pendidikan SMP. Responden dengan pendidikan
akademi dan tidak tamat SD masing-masing sebanyak 3,14%
atau 5 responden.
e. Alamat Asal Responden
Berdasarkan pada alamat asal responden, sebanyak
49,69% atau 79 responden berasal dari wilayah Kota
Yogyakarta. Jumlah tesebut meliputi 5 responden dari
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 54
Kecamatan Kotagede, 16 responden dari Kecamatan
Umbulharjo, 16 responden berasal dari Kecamatan Ngampilan,
6 responden dari Kecamatan Mantirejon, 6 responden dari
Kecamatan Wirobrajan, 10 responden dari Kecamatan Kraton,
5 responden dari Kecamatan Gondomanan, 5 responden dari
Kecamatan Gedong Tengen, dan 5 responden dari Kecamatan
Danurejan. Selanjutnya 50, 31% atau sebanyak 80 respnden
berasal dari luar Kota Yogyakarta. Dengan demikian
disimpulkan bahwa jumlah penjual sebagai responden lebih
banyak berasal dari luar Kota Yogyakarta.
f. Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat Pedagang
Jndeks kepuasan masyarakat pengunjung pasar kelas I
yaitu pasar Beringharjo dihitung berdasarkan aspek-aspek
penilaian kepuasan masyarakat sesuai dengan PERMENPANRB
No. 17 tahun 2017. Dalam penelitian ini, penilaian kepuasan
masyarakat pedagang ditujukan kepada fasilitas dan pelayanan
pasar yang diberikan oleh Dinas Perdagangan dan
Perindustrian Kota Yogyakarta. Adapun aspek tersebut
memuat kebijakan pelayanan, profesionalisme SDM, sarana
prasarana pelayanan publik, sistem informasi pelayanan
publik, fasilitas konsultasi dan pengaduan, serta inovasi pasar.
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 55
Gambar 4.1. Indeks Kepuasan Masyarakat Pedagang Pasar
Kelas I
No Atribut Kepuasan IKM KET.
1 Kebijakan Pelayanan 64.25577 CUKUP
2 Profesionalisme SDM 70.59748
BAIK (DENGAN
CATATAN)
3 Sarana Prasaran Pelayanan
Publik 66.73553 CUKUP
4
Sistem Informasi Pelayanan
Publik 80.34591 BAIK
5 Konsultan dan Pengaduan 76.88679 BAIK
6 Inovasi 80.2673 BAIK
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan pada hasil penelitian pada gambar 4.1.
indeks kepuasan masyarakat (IKM) pedagang Pasar
Beringharjo terhadap fasilitas dan pelayanan pasar secara
keseluruhan dinilai baik. Dimana hasil nilai IKM aspek
profesionalisme SDM, sistem informasi pelayanan publik,
konsultan dan pengaduan, serta inovasi pasar dinilai baik.
Sementara aspek kebijakan pelayanan dan sarana prasarana
0102030405060708090
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 56
pelayanan publik dinilai cukup memenuhi kepuasan
masyarakat.
Adapun gap anatara kepuasan dan harapan dari
pengunjung terhadap beberapa aspek di atas dapat dilihat
dalam tabel berikut:
Gap Kepuasan dan Harapan Pengunjung Pasar
No Atribut Kepuasan IKM IHM Gap
1 Profesionalisme SDM 71,024 76,911 -5,887
2 Sarana Prasaran Pelayanan Publik 60,611 78,100 -17,489
3
Sistem Informasi Pelayanan
Publik 68,624 79,037 -10,413
4 Konsultan dan Pengaduan 69,954 78,555 -8,601
5 Inovasi 74,656 81,537 -6,881
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada
umumnya pengunjung pasar kelas I harapannya masih belum
sesuai dengan kepuasan yang dirasakan, hal tersebut dapat
dilihat dari perbandingan indeks kepuasan dengan indeks
harapan Seperti aspek profesionalisme SDM dengan indeks
harapan sebesar 76,911 memiliki gap -5,887; aspek sarana
prasarana pelayanan publik dengan indeks harapan 78,100
memiliki gap -17,489; aspek sistem informasi pelayanan publik
dengan indeks harapan 79,037memiliki gap -10,413; aspek
konsultan dan pengaduan dengan indeks harapan 78,555
memiliki gap -8,601; serta aspek inovasi dengan indeks
harapan 81,537 memiliki gap -6,881. Dengan begitu, aspek yang
lebih utma diperhatikan pemerintah untuk kemudian mendapatkan
perbaikan ialah aspek sarana dan prasarana pelayanan publik
karena memiliki gap paling besar.
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 57
a. Aspek Kebijakan Pelayanan
Aspek kebijakan pelayanan dinilai cukup memuaskan
dengan angka IKM sebesar 64,26. Angka tersebut diperoleh
dari nilai indikator kebijakan pelayanan yang memuat
pelayanan petugas Disperindag terhadap pasar, kejelasan
informasi mengenai peraturan pasar, dan keterlibatan
pedagang dalam pembuatan peraturan pasar.
Gambar 4.2. Unsur Kebijakan Pelayanan
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan penilaian interval IKM, nilai IKM pada
unsur pelayanan petugas pasar sebesar 3,03 dan informasi
peraturan pasar 3,08 sehingga dinilai memuaskan dengan
catatan perlu peningkatan lagi. Adapun unsur keterlibatan
pedagang terhadap penyusunan peraturan pasar sebesar 1,59
sehingga dinilai tidak memuaskan. Dengan demikian untuk
menunjang kepuasan masarakat pedagang atas kebijakan
pelayanan pasar diperlukan adanya keterlibatan penyusunan
peraturan pasar. Ketika unsur tersebut diperbaiki, maka akses
pelayanan petugas pasar dan sistem informasi mengenai
peraturan pasar akan lebih baik.
Pelayanan petugas
Informasi peraturan
Keterlibatan penyusunan peraturan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 58
b. Profesionalisme SDM
IKM untuk profesionalisme SDM sebesar 70,59 sehingga
termasuk dalam kategori memuaskan dengan catatan masih
perlu ditingkatkan. Hasil ini diperoleh dari aspek
profesionalisme SDM memuat unsur kesesuaian layanan
dengan kebutuhan, respon, ketepatan waktu, kode etik, bonus,
dan perlu tidaknya pembentukan standar kode etik pelayanan.
Gambar 4.3. Unsur Profesionalisme SDM
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan pada nilai interval IKM, unsur
profesionalisme SDM yang telah dinilai memuaskan ialah unsur
respon layanan dengan nilai 3,03 dan kode etik layanan dengan
nilai 3,13. Adapun nilai IKM yang termasuk dalam kategori
cukup memuaskan terdiri dari kesesuaian layanan dengan
kebutuhan pedagang sebesar 2,87, kemudian ketepatan waktu
pelayanan sebesar 2,95, dan adanya bonus pelayanan sebesar
2,52.
Adapun unsur perlunya pembentukan kode etik
pelayanan pasar ditanggapi responden dengan nilai IKM 2,42
dalam kategori tidak memuaskan. Dengan demikian,
kesesuaian layanan respon layanan
ketepatan waktu layanan kode etik layanan
bonus layanan pembentukan kode etik
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 59
penyusunan kode etik kurang diminati pedagang karena
layanan yang telah diterima telah memenuhi standar kode etik
reponden. Unsur yang perlu diperbaiki ialah penyesuaian
fasilitas sesuai dengan kebutuhan pedagang, ketepatan waktu
pelayanan, dan pemberian bonus pelayanan untuk pedagang
jika diperlukan.
c. Sarana Prasarana Pelayanan Publik
Adapun nilai IKM pada aspek sarana prasarana
pelayanan publik sebesar 66,74 dalam kategori cukup
memuaskan. Penilaian tersebut didasarkan pada unsur
keamanan parkir, parkir mudah dijangkau, kenyamanan ruang
tunggu, kenyamanan toilet, ketersediaan layanan difable, arena
bermain anak, dan front office untuk layanan pengaduan pasar.
Gambar 4.4. Unsur Sarana Prasarana Pelayanan Publik
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Penilaian IKM terhadap layanan toilet yang tersedia di
pasar beringharjo memuaskan pedagang dengan nilai IKM
sebesar 3,27. Adapun sarana prasarana yang mendapat
kategori IKM dengan nilai cukup puas oleh pedagang ialah
keamanan parkir
parkir mudahdijangkau
kenyamanan ruangtunggu
kenyamanan toilet
ketersediaanlayanan difable
arena bermain anak
front officepengaduan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 60
keamanan parkir (2,91), parkir mudah dijangkau (2,56),
keberadaan ruang tunggu (2,63), dan arena bermain anak
(2,51). Selanjutnya mengenai keberadaan sarana prasaranan
untuk masyarakat yang berkebutuhan khusus tidak
memuaskan responden dengan nilai IKM 1,73. Dengan
demikian prioritas penambahan sarana prasarana pelayanan
publik ditujukan untuk masyarakat yang berkebutuhan khusus.
d. Sistem Informasi Pelayanan Publik
Aspek sistem informasi pelayanan publik dinilai
memuaskan oleh responden kalangan pedagang dengan nilai
IKM 80,35. Penilaian aspek tersebut memuat unsur
pengetahuan jam operasional, kemudahan menemukan barang,
ketersediaan papan informasi, ketersediaan informasi
elektronik, dan layanan informasi telah memenuhi kebutuhan
pasar.
Gambar 4.5. Unsur Sistem Informasi Pelayanan Publik
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Dalam unsur ketersediaan informasi elektronik di pasar
Beringharjo telah dinilai memuaskan responden dari kalangan
pengetahuan jamoperasional
kemudahanmenemukan barang
ketersediaan papaninformasi
ketersediaaninformasi elektronik
informasi sesuaikebutuhan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 61
pedagang dengan nilai IKM 3,64. Adapun unsur yang
mendapay respon memuaskan lainnya ialah informasi
mengenai jam operasional pasar dan informasi lain yang
dibutuhkan pedagang dengan IKM masing-masing 3,31 dan
3,47.
Selanjutnya unsur informasi yang memudahkan
penemuan barang dan ketersediaan papan informasi dinilai
cukup memuaskan dengan nilai IKM masing-masing 2,86 dan
2,74. Dengan demikian perioritas pengembangan sistem
informasi pelayanan publik ialah papan informasi komoditas
barang dan papan informasi lain yang diperlukan pengguna
pasar.
e. Konsultan dan Pengaduan
Aspek fasilitas konsultasi dan pengaduan pasar dinilai
memuaskan responden dari kalangan pedagang pasar dengan
nilai IKM 76,89. Penilaian tersebut didasarkan pada dua unsur
yakni keberadaan security serta kenyamanan pengaduan dan
konsultasi pasar. Adapun penilaian pada kedua unsur tersebut
ialah sebagai berikut:
Gambar 4.6. Unsur Konsultasi dan Pengaduan
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
keberadaan scurity
kenyamananpengaduan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 62
Hasil penilaian dari kedua unsur tersebut baik
keberadaan security dan kenyamanan pengaduan dan
konsultasi mendapat respon baik dari responden kalangan
pedagang. Unsur keberadaan security dengan nilai IKM 3,12
dan kennyamanan pengaduan maupun konsultasi dengan nilai
IKM 3,03. Dengan demikian keberadaan security telah
memenuhi jumlah yang memuaskan pedagang dan perlu
ditingkatkan kualitas pelayanannya agar meningkatkan
kenyamanan pasar.
f. Inovasi
Selanjutnya aspek inovasi pelayanan Pasar Beringharjo
juga dinilai memuaskan responden dari kalangan penjual
dengan nilai IKM 80,27. Aspek tersebut dinilai berdasarkan
unsur keberadaal layanan lebih di pasar dibandingkan dengan
pasar lainnya yang menambah kenyamanan dan perlunya
penambahan fasilitas lain.
Gambar 4.7. Unsur Inovasi
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Keberadaan fasilitaspendukung
perlunapenambahanfasilitas pendukung
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 63
Keberadaan fasilitas lebih di pasar Beringharjo
meningkatkan kepuasan responden dari kalangan penjual
dengan nilai IKM 3,02. Adapun perlunya penambahan fasilitas
pendukung lainya juga direspon baik oleh responden dengan
nilai IKM 3,39. Dengan demikian penambahan fasilitas yang
inovatif untuk meningkatkan kenyamanan masyarakat
direspon positif.
2. Pasar Kelas II
a. Usia Responden
Tabel 4.6. Usia Responden Pasar Kelas II
Usia Jumlah Persentase
< 25 thn 3 10,72%
25-30 thn 0 0
30-35 thn 3 10,72%
35-40 thn 11 39,29%
.. > 40 thn 11 39,29%
Total 28 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Tabel 4.6 menunjukkan usia responden Pasar Giwangan
sebagai pasar kelas I. Hasil survey menyatakan bahwa
responden berusia 35-40 tahun dan di atas 40 tahun masing
masing sebanyak 39,29% atau sejumlah 11 responden.
Selanjutnya untuk usia dibawah 25 tahun dan 30-35 tahun
masing-masing sebesar 10,72% atau sejumlah 3 responden.
b. Jenis Kelamin Responden
Tabel 4.7. Jenis Kelamin Responden Pasar Kelas I
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki-laki 7 25%
Perempuan 21 75%
Total 28 100%
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 64
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Pada tabel 4.7. memaparkan identitas responden dari
segi jenis kelaminnya. Berdasarkan tabel tersebut, responden
dari kalangan penjual Pasar Giwangan mayoritas perempuan
sebanyak 75% dengan jumlah 21 responden. Adapun
responden penjual laki-laki sebanyak 25% dengan jumlah 7
responden.
c. Status Perkawinan Responden
Tabel 4.8. Status Perkawinan Responden Pasar Kelas I
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Menikah 24 85,71%
Belum Menikah 0 0
Duda 0 0
Janda 4 14,29%
Total 28 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Tabel 4.8. memaparkan identitas responden
berdasarkan pada status perkawinan responden. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa status responden ialah
menikah dan janda. Responden berstatus menikah sebanyak
85,71% dengan jumlah 24 responden. Selanjutnya responden
berstatus janda sebanyak 14,29% dengan jumlah 4 responden.
d. Pendidikan Terakhir Responden
Tabel 4.9. Pendidikan Terakhir Responden Pasar Kelas I
Pendidikan Jumlah Persentase
SD 7 25%
SMP 7 25%
SMA 10 35,71%
Akademi/D3 0 0
Arjana/S1 0 0
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 65
.. > S1 0 0
Tidak tamat 4 14,29%
Total 28 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Pada tabel 4.9. memaparkan identitas responden dari
kalangan penjual berdasarkan pada pendidikan terakhirnya.
Mayoritas responden pendidikan terakhirnya tingkat SMA
sebanyak 35,71% dengan jumlah 10 responden. Adapun
responden berpendidikan SD dan SMP masing-masing
sebanyak 25% atau 7 responden. Selanjutnya 14,29%
sebanyak 4 responden berlatar belakang tidak tamat
pendidikan SD.
e. Alamat Asal Kecamatan
Adapun identitas responden berdasarkan alamat
asalnya ialah sebanyak 11 responden atau sebesar 39,29%
berasal dari wilayah Kota Yogyakarta. Responden tersebut
terdiri dari 3 responden dari Kecamatan Tegalrejo, 4 dari
Kecamatan Umbulharjo, dan 4 responden dari Kecamatan
Kotagede. Sisanya sebanyak 17 responden atau 60,71% berasal
dari luar Kota Yogyakarta.
f. Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat Pedagang Pasar
Jndeks kepuasan masyarakat pengunjung pasar kelas II
yaitu Pasar Giwangan dihitung berdasarkan aspek-aspek
penilaian kepuasan masyarakat sesuai dengan PERMENPANRB
No. 17 tahun 2017. Dalam penelitian ini, penilaian kepuasan
masyarakat pedagang ditujukan kepada fasilitas dan pelayanan
pasar yang diberikan oleh Dinas Perdagangan dan
Perindustrian Kota Yogyakarta. Adapun aspek tersebut
memuat kebijakan pelayanan, profesionalisme SDM, sarana
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 66
prasarana pelayanan publik, sistem informasi pelayanan
publik, fasilitas konsultasi dan pengaduan, serta inovasi pasar.
Gambar 4.2. Indeks Kepuasan Masyarakat Pedagang Pasar Kelas II
No Atribut Kepuasan IKM KET.
1 Kebijakan Pelayanan 82.7381 BAIK
2 Profesionalisme SDM 80.80357 BAIK
3 Sarana Prasaran Pelayanan
Publik 72.01429
BAIK (DENGAN
CATATAN)
4
Sistem Informasi Pelayanan
Publik 76.33929 BAIK
5 Konsultan dan Pengaduan 82.14286 BAIK
6 Inovasi 75
BAIK (DENGAN
CATATAN)
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan pada hasil penelitian pada gambar 4.1.
indeks kepuasan masyarakat (IKM) pedagang Pasar Giwangan
terhadap fasilitas dan pelayanan pasar secara keseluruhan
dinilai baik dan memenuhi kepuasan masyarakat dari kalangan
pedagang. Adapun gap anatara kepuasan dan harapan dari
pengunjung terhadap beberapa aspek di atas dapat dilihat
dalam tabel berikut:
65
70
75
80
85
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 67
Gap Kepuasan dan Harapan Pengunjung Pasar
No Atribut Kepuasan IKM IHM Gap
1 Profesionalisme SDM 80,952 42,262 38,690
2
Sarana Prasaran Pelayanan
Publik 69,986 68,084 1,902
3
Sistem Informasi Pelayanan
Publik 75,714 46,429 29,286
4 Konsultan dan Pengaduan 80,357 41,071 39,286
5 Inovasi 75,000 69,643 5,357
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada
umumnya pengunjung pasar kelas II harapannya sudah seusai
atau bahkan melebihi kepuasan yang dirasakan. Seperti aspek
profesionalisme SDM dengan indeks harapan sebesar 42,262
memiliki gap 38,690; aspek sarana prasarana pelayanan publik
dengan indeks harapan 68,084 memiliki gap 1,902; aspek sistem
informasi pelayanan publik dengan indeks harapan 46,429
memiliki gap 29,286; aspek konsultan dan pengaduan dengan
indeks harapan 41,071 memiliki gap 39,286; serta aspek inovasi
dengan indeks harapan 69,643 memiliki gap 5,357.
a. Aspek Kebijakan Pelayanan
Aspek kebijakan pelayanan dinilai cukup
memuaskan dengan angka IKM sebesar 82,74. Angka
tersebut diperoleh dari nilai indikator kebijakan pelayanan
yang memuat pelayanan petugas Disperindag terhadap
pasar, kejelasan informasi mengenai peraturan pasar, dan
keterlibatan pedagang dalam pembuatan peraturan pasar.
Gambar 4.8. Unsur Kebijakan Pelayanan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 68
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan penilaian interval IKM, nilai IKM pada
unsur pelayanan petugas pasar sebesar 3,79 dan informasi
peraturan pasar 3,64 sehingga dinilai memuaskan. Adapun
unsur keterlibatan pedagang terhadap penyusunan peraturan
pasar sebesar 2,5 sehingga dinilai cukup memuaskan. Dengan
demikian untuk menunjang kepuasan masarakat pedagang
atas kebijakan pelayanan pasar diperlukan adanya
peningkatan keterlibatan penyusunan peraturan pasar. Ketika
unsur tersebut diperbaiki, maka akses pelayanan petugas pasar
dan sistem informasi mengenai peraturan pasar akan lebih
baik.
b. Profesionalisme SDM
IKM untuk profesionalisme SDM sebesar 80,8 sehingga
termasuk dalam kategori memuaskan. Hasil ini diperoleh dari
aspek profesionalisme SDM memuat unsur kesesuaian layanan
dengan kebutuhan, respon, ketepatan waktu, kode etik, bonus,
dan perlutidaknya pembentukan standar kode etik pelayanan.
Gambar 4.9. Unsur Profesionalisme SDM
Pelayanan petugas
Informasi peraturan
Keterlibatan penyusunan peraturan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 69
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan pada nilai interval IKM, unsur
profesionalisme SDM terlihat cukup seimbang pelayanannya.
Seluruh unsur yang menjelaskan profesionalisme SDM dinilai
memuaskan. Dimana respon layanan dan kode etik layanan
dinilai memuaskan dengan IKM 3,39. Kemudian kesesuaian
layanan dengan nilai IKM 3,25 juga mampu memuaskan
masyarakat kalangan pedagang. Selanjutnya ketepatan waktu
layanan, adanya bonus pelayanan sebesar, dan perlunya
pembentukan kode etik pelayanan pasar ditanggapi responden
dengan nilai IKM 3,1 sehingga termasuk dalam kategori
memuaskan.
c. Sarana Prasarana Pelayanan Publik
Adapun nilai IKM pada aspek sarana prasarana
pelayanan publik sebesar 72,01 dalam kategori memuaskan
dengan catatan perlu peningkatan kembali. Penilaian tersebut
didasarkan pada unsur keamanan parkir, parkir mudah
dijangkau, kenyamanan ruang tunggu, kenyamanan toilet,
ketersediaan layanan difable, arena bermain anak, dan front
office untuk layanan pengaduan pasar.
kesesuaian layanan respon layanan
ketepatan waktu layanan kode etik layanan
bonus layanan pembentukan kode etik
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 70
Gambar 4.10. Unsur Sarana Prasarana Pelayanan Publik
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Penilaian IKM terhadap tingkat kenyamanan dan
keamanan parkir serta mudah dijangkaunya tempat parkir
yang tersedia di Pasar Giwangan memuaskan pedagang dengan
nilai IKM masing-masing sebesar 3,1. Adapun sarana
kenyamanan druang tunggu dan perlunya front office
pengaduan direspon cukup memuaskan dengan nilai IKM
masing-masing 3. Selanjutnya mengenai kenyamanan toilet,
ketersediaan layanan untuk masyarakat berkebutuhan khusus,
dan arena bermain anak dinilai cukup memuaskan dengan IKM
masing-masing 2,89, 2,75, dan 2,43. Dengan demikian prioritas
pengembangan sarana prasarana pelayanan publik ditujukan
untuk peningkatan kenyamanan toilet, masyarakat yang
berkebutuhan khusus, dan arena bermain anak.
d. Sistem Informasi Pelayanan Publik
Aspek sistem informasi pelayanan publik dinilai
memuaskan oleh responden kalangan pedagang dengan nilai
IKM 76,34. Penilaian aspek tersebut memuat unsur
pengetahuan jam operasional, kemudahan menemukan barang,
ketersediaan papan informasi, ketersediaan informasi
keamanan parkir
parkir mudahdijangkau
kenyamanan ruangtunggu
kenyamanan toilet
ketersediaanlayanan difable
arena bermain anak
front officepengaduan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 71
elektronik, dan layanan informasi telah memenuhi kebutuhan
pasar.
Gambar 4.11. Unsur Sistem Informasi Pelayanan Publik
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Dalam unsur informasi jam operasional pasar dan
kemudahan menemukan barang di pasar Giwangan telah
dinilai memuaskan responden dari kalangan pedagang dengan
nilai IKM 3,29. Adapun unsur yang mendapat respon
memuaskan lainnya ialah ketersediaan informasi elektronik
pasar dengan IKM 3,14. Selanjutnya keberadaan papan
informasi dan kesesuaian sistem informasi dengan kebutuhan
masyarakat dinilai cukup memuaskan. Dengan demikian
perioritas pengembangan sistem informasi pelayanan publik
ialah papan informasi dan layanan sistem informasi lain sesuai
kebutuhan masyarakat.
e. Konsultan dan Pengaduan
Aspek fasilitas konsultasi dan pengaduan pasar dinilai
memuaskan responden dari kalangan pedagang pasar dengan
nilai IKM 82,14. Penilaian tersebut didasarkan pada dua unsur
yakni keberadaan security serta kenyamanan pengaduan dan
pengetahuan jamoperasional
kemudahanmenemukan barang
ketersediaan papaninformasi
ketersediaaninformasi elektronik
informasi sesuaikebutuhan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 72
konsultasi pasar. Adapun penilaian pada kedua unsur tersebut
ialah sebagai berikut:
Gambar 4.12. Unsur Konsultasi dan Pengaduan
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Hasil penilaian dari kedua unsur tersebut baik
keberadaan security dan kenyamanan pengaduan dan
konsultasi mendapat respon baik dari responden kalangan
pedagang. Unsur keberadaan security dan kenyamanan
pengaduan maupun konsultasi dengan nilai IKM 3,29.
f. Inovasi
Selanjutnya aspek inovasi pelayanan Pasar Giwangan
juga dinilai memuaskan responden dari kalangan penjual
dengan nilai IKM 75 dengan catatan perlu peningkatan
kembali. Aspek tersebut dinilai berdasarkan unsur keberadaan
layanan lebih di pasar dibandingkan dengan pasar lainnya yang
menambah kenyamanan dan perlunya penambahan fasilitas
lain.
keberadaan scurity
kenyamananpengaduan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 73
Gambar 4.13. Unsur Inovasi
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Keberadaan fasilitas pendukung lain yang
meningkatkan kenyamanan masyarakat dan penambahan
fasilitas lainnya di pasar Giwangan meningkatkan kepuasan
responden dari kalangan penjual dengan nilai IKM masing-
masing 3. Dengan demikian penambahan fasilitas yang inovatif
untuk meningkatkan kenyamanan masyarakat direspon positif.
Hal ini dapat dilakukan dengan pengadaan fasilitas pendukung
Pasar Giwangan, seperti pengadaan pendingin ruangan pasar
atau atap jalan pasar menuju tempat parkir sehingga mampu
meningkatkan kepuasan masyarakat.
3. Pasar Kelas III
a. Usia Responden
Tabel 4.10. Usia Responden Pasar Kelas III
Usia Jumlah Persentase
< 25 thn 3 2,36%
25-30 thn 9 7,69%
30-35 thn 3 2,36%
35-40 thn 22 18,80%
Keberadaan fasilitaspendukung
perlunyapenambahanfasilitas pendukung
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 74
.. > 40 thn 80 68,38%
Total 117 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Tabel 4.10 menunjukkan usia responden Pasar kelas III
yang terdiri dari Pasar Kranggan, Pasar Demangan, Pasar
Sentul, Pasar Legi Kotagede, Pasar Serangan, Pasar Klitikan
Pakuncen, Pasar Pathuk, Pasar Satwa dan Tanaman Hias
Yogyakarta, dan Pasar Ngasem. Hasil survey menyatakan
bahwa responden berusia di atas 40 tahun sebanyak 68,38%
atau sejumlah 80 responden. Selanjutnya untuk usia 35-40
tahun sebesar 18,80% atau sejumlah 22 responden.
Selanjutnya untuk usia 25-30 tahun sebanyak 7,69% atau
sebanyak 9 responden. Adapun untuk usia kurang dari 25
tahun dan 30-35 tahun masing-masing sebesar 2,36% atau 3
responden.
b. Jenis Kelamin Responden
Tabel 4.11. Jenis Kelamin Responden Pasar Kelas III
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki-laki 32 27,35%
Perempuan 85 72,65%
Total 117 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Pada tabel 4.11. memaparkan identitas responden dari
segi jenis kelaminnya. Berdasarkan tabel tersebut, responden
dari kalangan penjual Pasar Kelas III mayoritas perempuan
sebanyak 72,65% dengan jumlah 85 responden. Adapun
responden penjual laki-laki sebanyak 27,35% dengan jumlah
32 responden.
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 75
c. Status Perkawinan Responden
Tabel 4.12. Status Perkawinan Responden Pasar Kelas III
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Menikah 108 92,31%
Belum Menikah 3 2,56%
Duda 0 0
Janda 6 5,13%
Total 117 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Tabel 4.12. memaparkan identitas responden
berdasarkan pada status perkawinan responden. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa status responden ialah
menikah, belum menikah, dan janda. Responden berstatus
menikah sebanyak 92,31% dengan jumlah 108 responden.
Selanjutnya responden berstatus janda sebanyak 5,13%
dengan jumlah 6 responden. Adapun responden dengan status
belum menikah sebanyak 2,56% atau sejumlah 3 responden.
d. Pendidikan Terakhir Responden
Tabel 4.13. Pendidikan Terakhir Responden Pasar Kelas III
Pendidikan Jumlah Persentase
SD 29 24,79%
SMP 22 18,80%
SMA 40 34,19%
Akademi/D3 3 2,56%
Arjana/S1 12 10,26%
.. > S1 0 0
Tidak tamat 11 9,4%
Total 117 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 76
Pada tabel 4.13. memaparkan identitas responden dari
kalangan penjual berdasarkan pada pendidikan terakhirnya.
Mayoritas responden pendidikan terakhirnya tingkat SMA
sebanyak 34,19% dengan jumlah 40 responden. Selanjutnya
responden berpendidikan SD sebanyak 24,79% atau 29
responden. Adapun 18,80% sebanyak 22 responden berlatar
belakang pendidikan SMP. Kemudian 10,26% atau 12
responden berpendidikan S1, 9,4% atau 11 responden tidak
tamat SD, dan 2,56% atau 3 responden berpendidikan D3.
e. Alamat Kecamatan Asal
Adapun alamat responden berdasarkan kecamatannya
sebanyak 2 Kecamatan Danurejan 35,04% atau 41 responden
berasal dari wilayah Kota Yogyakarta. Responden tersebut
meliputi 2 responden dari Kecamatan Jetis, 2 responden dari
Kecamatan Gondokusuman, 11 responden dari Kecamatan
Wirobrajan, 3 responden dari Kecamatan Ngampilan, 8
responden dari Kecamatan Umbulharjo, dan 15 responden dari
Kecamatan Kotagede. Adapun sisanya, sebanyak 64,96% atau
sejumlah 73 responden berasal dari wilayah luar daerah Kota
Yogyakarta.
f. Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat Pedagang Pasar
Jndeks kepuasan masyarakat pengunjung pasar kelas III
dihitung berdasarkan aspek-aspek penilaian kepuasan
masyarakat sesuai dengan PERMENPANRB No. 17 tahun 2017.
Dalam penelitian ini, penilaian kepuasan masyarakat pedagang
ditujukan kepada fasilitas dan pelayanan pasar yang diberikan
oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Yogyakarta.
Adapun aspek tersebut memuat kebijakan pelayanan,
profesionalisme SDM, sarana prasarana pelayanan publik,
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 77
sistem informasi pelayanan publik, fasilitas konsultasi dan
pengaduan, serta inovasi pasar.
Gambar 4.2. Indeks Kepuasan Masyarakat Pedagang Pasar Kelas III
No Atribut Kepuasan IKM KET.
1 Kebijakan Pelayanan 70.94017 CUKUP
2 Profesionalisme SDM 70.1567
BAIK (DENGAN
CATATAN)
3 Sarana Prasaran Pelayanan
Publik 66.63077 CUKUP
4
Sistem Informasi Pelayanan
Publik 71.43875 BAIK
5 Konsultan dan Pengaduan 72.11538 BAIK
6 Inovasi 71.68803 BAIK
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan pada hasil penelitian pada gambar 4.1.
indeks kepuasan masyarakat (IKM) pedagang Pasar Kelas III
terhadap fasilitas dan pelayanan pasar. Aspek profesionalisme
SDM, sistem informasi pelayanan publik, konsultan dan
pengaduan, serta inovasi pasar dinilai baik dan memenuhi
kepuasan masyarakat dari kalangan pedagang. Selanjutnya
aspek kebijakan pelayanan dan sarana prasarana pelayanan
6364656667686970717273
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 78
publik dinilai cukup memuasakan masyarakat kalangan
pedagang.
Adapun gap anatara kepuasan dan harapan dari
pedagang terhadap beberapa aspek di atas dapat dilihat dalam
tabel berikut:
Gap Kepuasan dan Harapan Pedagang Pasar
No Atribut Kepuasan IKM IKH Gap
1 Kebijakan Pelayanan 70,940 86,325 -15,385
2 Profesionalisme SDM 70,157 90,527 -20,370
3 Sarana Prasaran Pelayanan
Publik 66,631 90,540 -23,909
4
Sistem Informasi Pelayanan
Publik 71,439 90,954 -19,516
5 Konsultan dan Pengaduan 72,115 91,026 -18,910
6 Inovasi 71,688 92,415 -20,726
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada
umumnya pedagang pasar kelas III harapannya masih belum
sesuai dengan kepuasan yang dirasakan. Seperti aspek
kebijakan pelayanan dengan indeks harapan 86,325 memiliki
gap -15,385; aspek profesionalisme SDM dengan indeks
harapan 90,527 memiliki gap -20,370; aspek sarana prasarana
pelayanan publik dengan indeks harapan 90,540 memiliki gap -
23,909; aspek sistem informasi pelayanan publik dengan indeks
harapan 90,954 memiliki gap -19,516; aspek konsultan dan
pengaduan dengan indeks harapan 91,026 memiliki gap -
18,910; sedangkan aspek inovasi dengan indeks harapan 92,415
memiliki gap -20,726. Dengan kata lain, aspek yang harus lebih
diperhatikan oleh pemerintah ialah aspek sarana dan
prasarana pelayanan publik karena memiliki gap terbesar
antara indeks kepuasan dan indeks harapannya.
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 79
a. Aspek Kebijakan Pelayanan
Aspek kebijakan pelayanan dinilai cukup
memuaskan dengan angka IKM sebesar 70,94. Angka
tersebut diperoleh dari nilai indikator kebijakan pelayanan
yang memuat pelayanan petugas Disperindag terhadap
pasar, kejelasan informasi mengenai peraturan pasar, dan
keterlibatan pedagang dalam pembuatan peraturan pasar.
Gambar 4.14. Unsur Kebijakan Pelayanan
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan penilaian interval IKM, nilai IKM pada
unsur pelayanan petugas pasar sebesar 3,07 dinilai
memuaskan masyarakat dari kalangan penjual. Adapun
mengenai informasi peraturan pasar dan keterlibatan
pedagang terhadap penyusunan peraturan pasar dinilai cukup
memuaskan, dimana masing-masing IKMnya ialah 2,87 dan
2,57. Dengan demikian untuk menunjang kepuasan masarakat
pedagang atas kebijakan pelayanan pasar diperlukan adanya
peningkatan informasi mengenai peraturan pasar dan
keterlibatan penjual dalam penyusunan peraturan pasar.
Pelayanan petugas
Informasi peraturan
Keterlibatan penyusunan peraturan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 80
Ketika unsur tersebut diperbaiki, maka akses pelayanan
petugas pasar akan lebih baik.
b. Profesionalisme SDM
IKM untuk profesionalisme SDM sebesar 70,15 sehingga
termasuk dalam kategori memuaskan dengan catatan perlu
ditingkatkan kembali. Hasil ini diperoleh dari aspek
profesionalisme SDM memuat unsur kesesuaian layanan
dengan kebutuhan, respon, ketepatan waktu, kode etik, bonus,
dan perlutidaknya pembentukan standar kode etik pelayanan.
Gambar 4.15. Unsur Profesionalisme SDM
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan pada nilai interval IKM, ketepatan waktu
layanan memuaskan responden dengan nilai IKM 3,11. Adapun
kesesuaian layanan dengan kebutuhan responden (2,89),
respon layanan (2,91), kode etik layanan (3), dan pembuatan
standar kode etik (2,69) dinilai cukup memuaskan. Kemudian
adanya bonus pelayanan pasar ditanggapi responden dengan
nilai IKM 2,23 sehingga termasuk dalam kategori cukup
memuaskan.
kesesuaian layanan respon layanan
ketepatan waktu layanan kode etik layanan
bonus layanan pembentukan kode etik
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 81
c. Sarana Prasarana Pelayanan Publik
Adapun nilai IKM pada aspek sarana prasarana
pelayanan publik sebesar 66,63 dalam kategori cukup
memuaskan. Penilaian tersebut didasarkan pada unsur
keamanan parkir, parkir mudah dijangkau, kenyamanan ruang
tunggu, kenyamanan toilet, ketersediaan layanan difable, arena
bermain anak, dan front office untuk layanan pengaduan pasar.
Gambar 4.16. Unsur Sarana Prasarana Pelayanan Publik
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Penilaian IKM terhadap mudah dijangkaunya tempat
parkir yang tersedia di Pasar Kelas II memuaskan pedagang
dengan nilai IKM sebesar 3,13. Adapun sarana kenyamanan
tempat parkir (2,94), toilet pasar (2,98), dan perlunya front
office pengaduan (2,88) direspon cukup memuaskan.
Selanjutnya mengenai ruang tunggu pasar, arena bermain
anak, dan ketersediaan layanan untuk masyarakat
berkebutuhan khusus dinilai cukup memuaskan dengan IKM
masing-masing 2,45, 2,11, dan 2,26. Dengan demikian prioritas
pengembangan sarana prasarana pelayanan publik ditujukan
untuk pengadaan sarana, arena bermain anak dan prasarana
keamanan parkir
parkir mudahdijangkau
kenyamanan ruangtunggu
kenyamanan toilet
ketersediaanlayanan difable
arena bermain anak
front officepengaduan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 82
ruang tunggu dan fasilitas masyarakat yang berkebutuhan
khusus. Adapun prasarana yang perlu ditingkatkan ialah
tempat parker, toilet pasar, dan layanan front office pasar.
d. Sistem Informasi Pelayanan Publik
Aspek sistem informasi pelayanan publik dinilai
memuaskan oleh responden kalangan pedagang dengan nilai
IKM 71,44. Penilaian aspek tersebut memuat unsur
pengetahuan jam operasional, kemudahan menemukan barang,
ketersediaan papan informasi, ketersediaan informasi
elektronik, dan layanan informasi telah memenuhi kebutuhan
pasar.
Gambar 4.17. Unsur Sistem Informasi Pelayanan Publik
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Dalam unsur informasi jam operasional pasar dan
ketersediaan informasi sesuai kebutuhan di pasar Kelas III
telah dinilai memuaskan responden dari kalangan pedagang
dengan nilai IKM masing-masing adalah 3,32 dan 3,1. Adapun
unsur yang mendapat respon memuaskan lainnya ialah
kemudahan menemukan barang (2,58) dan ketersediaan
informasi elektronik (2,95). Selanjutnya keberadaan papan
informasi pelayanan umum dinyatakan cukup memuaskan
pengetahuan jamoperasional
kemudahanmenemukan barang
ketersediaan papaninformasi
ketersediaaninformasi elektronik
informasi sesuaikebutuhan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 83
masyarakat dengan IKM 2,43. Dengan demikian perioritas
pengembangan sistem informasi pengadaan papan informasi,
sistem informasi elektronik dan layanan sistem informasi lain
sesuai yang memudahkan masyarakat untuk menemukan
barang seperti penunjuk komoditas barang.
e. Konsultan dan Pengaduan
Aspek fasilitas konsultasi dan pengaduan pasar dinilai
memuaskan responden dari kalangan pedagang pasar dengan
nilai IKM 72,11. Penilaian tersebut didasarkan pada dua unsur
yakni keberadaan security serta kenyamanan pengaduan dan
konsultasi pasar. Adapun penilaian pada kedua unsur tersebut
ialah sebagai berikut:
Gambar 4.18. Unsur Konsultasi dan Pengaduan
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Hasil penilaian dari kedua unsur tersebut baik
keberadaan security dan kenyamanan pengaduan dan
konsultasi mendapat respon cukup memuaskan dari
responden kalangan pedagang. Unsur keberadaan security
dengan IKM 2,95 dan kenyamanan pengaduan maupun
konsultasi dengan nilai IKM 2,82. Dengan demikian diperlukan
keberadaan scurity
kenyamananpengaduan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 84
peningkatan security beserta kualitas layanannya dan layanan
pengaduan pasar.
f. Inovasi
Selanjutnya aspek inovasi pelayanan Pasar Kelas III juga
dinilai memuaskan responden dari kalangan penjual dengan
nilai IKM 71,68. Aspek tersebut dinilai berdasarkan unsur
keberadaan layanan lebih di pasar dibandingkan dengan pasar
lainnya yang menambah kenyamanan dan perlunya
penambahan fasilitas lain.
Gambar 4.19. Unsur Inovasi
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Keberadaan penambahan fasilitas lainnya di pasar Kelas
III meningkatkan kepuasan responden dari kalangan penjual
dengan nilai IKM 3,03. Adapun layanan tambahan lain yang
meningkatkan kenyamanan masyarakat cukup memuaskan
dengan IKM 2,71. Dengan demikian penambahan fasilitas yang
inovatif untuk meningkatkan kenyamanan masyarakat
direspon positif. Hal ini dapat dilakukan salah satunya dengan
peningkatan layanan kebersihan pasar, mengingat sebagian
besar pasar kelas III merupakan pasar dengan komoditas
barang yang heterogen.
Keberadaan fasilitaspendukung
perlunyapenambahanfasilitas pendukung
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 85
4. Pasar Kelas IV
a. Usia Responden
Tabel 4.14. Usia Responden Pasar Kelas IV
Usia Jumlah Persentase
< 25 thn 6 5,17%
25-30 thn 4 3,45%
30-35 thn 4 3,45%
35-40 thn 10 8,62%
.. > 40 thn 82 70,69%
Total 116 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Tabel 4.14 menunjukkan usia responden Pasar kelas IV.
Hasil survey menyatakan bahwa responden berusia 40 tahun
sebanyak 70,69% atau 82 responden. Selanjutnya responden
dengan usia 35-40 tahun sebanyak 8,62% atau sejumlah 10
responden. Adapun untuk responden berusia kurang ari 25
tahun sebanyak 5,17% atau 6 responden. Selanjutnya untuk
usia dibawah 25 tahun dan 30-35 tahun masing-masing
sebesar 3,45% atau sejumlah 4 responden.
b. Jenis Kelamin Responden
Tabel 4.15. Jenis Kelamin Responden Pasar Kelas IV
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki-laki 40 34,48%
Perempuan 66 56,9%
Total 116 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Pada tabel 4.15. memaparkan identitas responden dari
segi jenis kelaminnya. Berdasarkan tabel tersebut, responden
dari kalangan penjual Pasar kelas IV mayoritas perempuan
sebanyak 56,9% dengan jumlah 66 responden. Adapun
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 86
responden penjual laki-laki sebanyak 34,48% dengan jumlah
40 responden.
c. Status Perkawinan Responden
Tabel 4.16. Status Perkawinan Responden Pasar Kelas IV
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Menikah 106 97,38%
Belum Menikah 8 6,89%
Janda 2 1,72%
Total 116 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Tabel 4.16. memaparkan identitas responden
berdasarkan pada status perkawinan responden. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa status responden ialah
menikah, belum menikah, dan janda. Responden berstatus
menikah sebanyak 97,38% dengan jumlah 106 responden.
Selanjutnya responden berstatus janda sebanyak 1,72%
dengan jumlah 2 responden. Adapun responden dengan status
belum menikah sebanyak 6,89% atau sejumlah 8 responden.
d. Pendidikan Terakhir Responden
Tabel 4.17. Pendidikan Terakhir Responden Pasar Kelas IV
Pendidikan Jumlah Persentase
SD 12 10,34%
SMP 24 20,69%
SMA 50 43,10%
Akademi/D3 10 8,62%
Sarjana/S1 10 8,62%
.. > S1 0 0
Tidak tamat 10 8,62%
Total 116 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 87
Pada tabel 4.17. memaparkan identitas responden dari
kalangan penjual berdasarkan pada pendidikan terakhirnya.
Mayoritas responden pendidikan terakhirnya tingkat SMA
sebanyak 43,10% dengan jumlah 50 responden. Selanjutnya
responden berpendidikan SMP sebanyak 20,69% atau 24
responden. Adapun 10,34% sebanyak 12 responden berlatar
belakang pendidikan SD. Kemudian 8,62% atau 10 responden
masing-masing berpendidikan D3, S1, dan tidak tamat SD.
e. Alamat Asal Responden
Adapun berdasar alamat asalnya, responden yang
berasal dari wilayah Kota Yogyakarta sebanyak 59 responden
atau 50,86. Responden tersebut terdiri dari 10 responden dari
Tegalrejo, 8 responden dari Danurejan, 14 responden dari
Gedong Tengen, 2 responden dari Gondokusuman, 5
responden dari Kraton, dan 17 responden dari Wirobrajan.
Sisanya 49,14% atau 57 reponden berasal dari luar Kota
Yogyakarta.
f. Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat Pedagang Pasar
Jndeks kepuasan masyarakat pengunjung pasar kelas IV
dihitung berdasarkan aspek-aspek penilaian kepuasan
masyarakat sesuai dengan PERMENPANRB No. 17 tahun 2017.
Dalam penelitian ini, penilaian kepuasan masyarakat pedagang
ditujukan kepada fasilitas dan pelayanan pasar yang diberikan
oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Yogyakarta.
Adapun aspek tersebut memuat kebijakan pelayanan,
profesionalisme SDM, sarana prasarana pelayanan publik,
sistem informasi pelayanan publik, fasilitas konsultasi dan
pengaduan, serta inovasi pasar.
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 88
Gambar 4.2. Indeks Kepuasan Masyarakat Pedagang Pasar Kelas IV
No Atribut Kepuasan IKM KET.
1 Kebijakan Pelayanan 75.71839 BAIK
2 Profesionalisme SDM 73.49138
BAIK (DENGAN
CATATAN)
3 Sarana Prasaran Pelayanan
Publik 60.28879 CUKUP
4
Sistem Informasi Pelayanan
Publik 71.91092
BAIK (DENGAN
CATATAN)
5 Konsultan dan Pengaduan 66.37931 CUKUP
6 Inovasi 67.24138
BAIK (DENGAN
CATATAN)
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan pada hasil penelitian pada gambar 4.1.
indeks kepuasan masyarakat (IKM) pedagang Pasar Kelas IV
untuk aspek kebijakan pelayanan dinilai baik dan memuaskan
masyarakat. Kemudian aspek profesionalisme SDM, sistem
informasi pelayanan pubik, dan inofasi fasilitas pasar dinilai
baik dengan catatan dan memuaskan. Selanjutnya aspek sarana
01020304050607080
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 89
prasarana pelayanan publik serta konsultan dan pengaduan
pasar dinilai cukup memuaskan.
Adapun gap anatara kepuasan dan harapan dari
pedagang terhadap beberapa aspek di atas dapat dilihat dalam
tabel berikut:
Gap Kepuasan dan Harapan Pedagang Pasar
No Atribut Kepuasan IKM IKH Gap
1 Kebijakan Pelayanan 70,940 86,325 -15,385
2 Profesionalisme SDM 70,157 90,527 -20,370
3 Sarana Prasaran Pelayanan
Publik 66,631 90,540 -23,909
4
Sistem Informasi Pelayanan
Publik 71,439 90,954 -19,516
5 Konsultan dan Pengaduan 72,115 91,026 -18,910
6 Inovasi 71,688 92,415 -20,726
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada
umumnya pedagang pasar kelas III harapannya masih belum
sesuai dengan kepuasan yang dirasakan. Seperti aspek
kebijakan pelayanan dengan indeks harapan 86,325 memiliki
gap -15,385; aspek profesionalisme SDM dengan indeks
harapan 90,527 memiliki gap -20,370; aspek sarana prasarana
pelayanan publik dengan indeks harapan 90,540 memiliki gap -
23,909; aspek sistem informasi pelayanan publik dengan indeks
harapan 90,954 memiliki gap -19,516; aspek konsultan dan
pengaduan dengan indeks harapan 91,026 memiliki gap -
18,910; sedangkan aspek inovasi dengan indeks harapan 92,415
memiliki gap -20,726. Dengan kata lain, aspek yang harus lebih
diperhatikan oleh pemerintah ialah aspek sarana dan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 90
prasarana pelayanan publik karena memiliki gap terbesar
antara indeks kepuasan dan indeks harapannya.
a. Aspek Kebijakan Pelayanan
Aspek kebijakan pelayanan dinilai baik dan
memuaskan dengan angka IKM sebesar 75,72. Angka
tersebut diperoleh dari nilai indikator kebijakan pelayanan
yang memuat pelayanan petugas Disperindag terhadap
pasar, kejelasan informasi mengenai peraturan pasar, dan
keterlibatan pedagang dalam pembuatan peraturan pasar.
Gambar 4.20. Unsur Kebijakan Pelayanan
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan penilaian interval IKM, nilai IKM pada
unsur pelayanan petugas pasar sebesar 3,24 dan informasi
peraturan pasar 3,22 sehingga dinilai memuaskan. Adapun
unsur keterlibatan pedagang terhadap penyusunan peraturan
pasar sebesar 2,6 sehingga dinilai cukup memuaskan. Dengan
demikian untuk menunjang kepuasan masarakat pedagang
atas kebijakan pelayanan pasar diperlukan adanya
peningkatan keterlibatan penyusunan peraturan pasar. Ketika
unsur tersebut diperbaiki, maka akses pelayanan petugas pasar
Pelayanan petugas
Informasi peraturan
Keterlibatan penyusunan peraturan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 91
dan sistem informasi mengenai peraturan pasar akan lebih
baik.
b. Profesionalisme SDM
IKM untuk profesionalisme SDM sebesar 73,49 sehingga
termasuk dalam kategori baik dan memuaskan dengan catatan.
Hasil ini diperoleh dari aspek profesionalisme SDM memuat
unsur kesesuaian layanan dengan kebutuhan, respon,
ketepatan waktu, kode etik, bonus, dan perlutidaknya
pembentukan standar kode etik pelayanan.
Gambar 4.21. Unsur Profesionalisme SDM
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan pada nilai interval IKM, unsur kesesuaian
kebutuhan dan ketepatan waktu pelayanan dinilai memuaskan
dengan IKM 3,12. Adapun respon pelayanan juga dinilai
memuaskan dengan nilai IKM 3,1. Adapun kesesuaian kode etik
pelayanan juga kode etik layanan dinilai memuaskan dengan
IKM 3,13. Kemudian adanya bonus pelayanan dan perlunya
pembentukan kode etik pelayanan pasar ditanggapi responden
dengan nilai IKM masing-masing 2,36 dan 2,82 sehingga
termasuk dalam kategori cukup memuaskan.
kesesuaian layanan respon layanan
ketepatan waktu layanan kode etik layanan
bonus layanan pembentukan kode etik
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 92
c. Sarana Prasarana Pelayanan Publik
Adapun nilai IKM pada aspek sarana prasarana
pelayanan publik sebesar 60,28 dalam kategori cukup
memuaskan. Penilaian tersebut didasarkan pada unsur
keamanan parkir, parkir mudah dijangkau, kenyamanan ruang
tunggu, kenyamanan toilet, ketersediaan layanan difable, arena
bermain anak, dan front office untuk layanan pengaduan pasar.
Gambar 4.22. Unsur Sarana Prasarana Pelayanan Publik
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Penilaian IKM terhadap tingkat kemudahan
dijangkaunya tempat parkir dan kenyamanan toilet yang
tersedia di Pasar Kelas IV memuaskan pedagang dengan nilai
IKM masing-masing sebesar 3,3 dan 3,1. Adapun sarana
kenyamanan tempat parkir pengaduan direspon cukup
memuaskan dengan nilai IKM 2,7. Selanjutnya mengenai
kenyamanan ketersediaan ruang tunggu pasar dan front office
pasar dinilai cukup memuaskan dengan IKM masing-masing
2,1, dan 2,3. Unsur sarana prasarana masyarakat berkebutuhan
khusus dan arena bermain anak dinilai buruk dan kurang
memuaskan masyarakat. Dengan demikian prioritas
pengembangan sarana prasarana pelayanan publik ditujukan
keamanan parkir
parkir mudahdijangkau
kenyamanan ruangtunggu
kenyamanan toilet
ketersediaanlayanan difable
arena bermain anak
front officepengaduan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 93
untuk peningkatan kenyamanan parker, kemudian pelayanan
masyarakat yang berkebutuhan khusus, dan arena bermain
anak.
d. Sistem Informasi Pelayanan Publik
Aspek sistem informasi pelayanan publik dinilai
memuaskan oleh responden kalangan pedagang dengan nilai
IKM 71,91 dengan catatan perlu peningkatan. Penilaian aspek
tersebut memuat unsur pengetahuan jam operasional,
kemudahan menemukan barang, ketersediaan papan
informasi, ketersediaan informasi elektronik, dan layanan
informasi telah memenuhi kebutuhan pasar.
Gambar 4.23. Unsur Sistem Informasi Pelayanan Publik
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Dalam unsur informasi jam operasional pasar dan
informasi yang dibutuhkan responden di pasar kelas IV telah
dinilai memuaskan responden dari kalangan pedagang dengan
nilai masing-masing IKM 3,24 dan 3,12. Adapun unsur yang
mendapat respon cukup memuaskan ialah keberadaan papan
informasi dan ketersediaan informasi elektronik pasar dengan
IKM masing-masing 2,56 dan 2,89. Selanjutnya kemudahan
responden dalam menemukan barang dinilai cukup
pengetahuan jamoperasional
kemudahanmenemukan barang
ketersediaan papaninformasi
ketersediaaninformasi elektronik
informasi sesuaikebutuhan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 94
memuaskan dengan catatan dimana nilai IKM 2,37. Dengan
demikian perioritas pengembangan sistem informasi
pelayanan publik ialah papan informasi sesuai kebutuhan
masyarakat.
e. Konsultan dan Pengaduan
Aspek fasilitas konsultasi dan pengaduan pasar dinilai
cukup memuaskan responden dari kalangan pedagang pasar
dengan nilai IKM 66,38. Penilaian tersebut didasarkan pada
dua unsur yakni keberadaan security serta kenyamanan
pengaduan dan konsultasi pasar. Adapun penilaian pada
kedua unsur tersebut ialah sebagai berikut:
Gambar 4.24. Unsur Konsultasi dan Pengaduan
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Hasil penilaian dari kedua unsur tersebut baik
keberadaan security dan kenyamanan pengaduan dan
konsultasi mendapat respon cukup memuaskan dari
responden kalangan pedagang. Unsur keberadaan security dan
kenyamanan pengaduan maupun konsultasi dengan nilai IKM
masing-masing 2,47 dan 2,84.
keberadaan scurity
kenyamananpengaduan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 95
f. Inovasi
Selanjutnya aspek inovasi pelayanan Pasar kelas IV juga
dinilai cukup memuaskan dengan catatan responden dari
kalangan penjual dimana nilai IKMnya 67,24. Aspek tersebut
dinilai berdasarkan unsur keberadaan layanan lebih di pasar
dibandingkan dengan pasar lainnya yang menambah
kenyamanan dan perlunya penambahan fasilitas lain.
Gambar 4.25. Unsur Inovasi
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Keberadaan fasilitas pendukung lain yang
meningkatkan kenyamanan masyarakat dan penambahan
fasilitas lainnya di pasar Giwangan meningkatkan kepuasan
responden dari kalangan penjual dengan nilai IKM masing-
masing 2,7. Dengan demikian penambahan fasilitas yang
inovatif untuk meningkatkan kenyamanan masyarakat
direspon positif.
5. Pasar Kelas V
a. Usia Responden
Tabel 4.18. Usia Responden Pasar Kelas V
Usia Jumlah Persentase
Keberadaan fasilitaspendukung
perlunyapenambahanfasilitas pendukung
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 96
< 25 thn 38 31,67%
25-30 thn 6 5%
30-35 thn 4 3,33%
35-40 thn 4 3,33%
.. > 40 thn 68 56,67%
Total 120 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Tabel 4.18 menunjukkan usia responden Pasar kelas V.
Hasil survey menyatakan bahwa responden berusia di atas 40
tahun sebanyak 56,69% atau 68 responden. Selanjutnya
responden dengan usia dibawah 25 tahun tahun sebanyak
31,67% atau sejumlah 38 responden. Adapun untuk responden
yang berusia 25-30 tahun sebanyak 5% atau 6 responden.
Selanjutnya untuk usia 35-40 tahun dan 30-35 tahun masing-
masing sebesar 3,33% atau sejumlah 4 responden.
b. Jenis Kelamin Responden
Tabel 4.19. Jenis Kelamin Responden Pasar Kelas V
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki-laki 32 26,67%
Perempuan 88 73,33%
Total 120 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Pada tabel 4.19. memaparkan identitas responden dari
segi jenis kelaminnya. Berdasarkan tabel tersebut, responden
dari kalangan penjual Pasar kelas V mayoritas perempuan
sebanyak 73,33% dengan jumlah 88 responden. Adapun
responden penjual laki-laki sebanyak 26,67% dengan jumlah
32 responden.
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 97
c. Status Perkawinan Responden
Tabel 4.20. Status Perkawinan Responden Pasar Kelas V
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Menikah 82 68,33%
Belum Menikah 34 28,33%
Duda 0 0
Janda 4 3,33%
Total 120 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Tabel 4.21. memaparkan identitas responden
berdasarkan pada status perkawinan responden. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa status responden ialah
menikah, belum menikah, dan janda. Responden berstatus
menikah sebanyak 68,33% dengan jumlah 82 responden.
Selanjutnya responden berstatus janda sebanyak 3,33%
dengan jumlah 4 responden. Adapun responden dengan status
belum menikah sebanyak 28,33% atau sejumlah 34 responden.
d. Pendidikan Terakhir Responden
Tabel 4.22. Pendidikan Terakhir Responden Pasar Kelas V
Pendidikan Jumlah Persentase
SD 22 18,33%
SMP 12 10%
SMA 66 55%
Akademi/D3 4 3,33%
Arjana/S1 14 11,6%
.. > S1 2 1,67%
Tidak tamat 0 0
Total 120 100%
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 98
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Pada tabel 4.22. memaparkan identitas responden dari
kalangan penjual berdasarkan pada pendidikan terakhirnya.
Mayoritas responden pendidikan terakhirnya tingkat SMA
sebanyak 55% dengan jumlah 66 responden. Selanjutnya
responden berpendidikan tingkat SD sebanyak 18,33% atau 22
responden dan S1 sebanyak 11,6% atau 14 responden. Adapun
10% sebanyak 12 responden berlatar belakang pendidikan
SMP. Kemudian 3,33% atau 4 responden berpendidikan D3
dan lebih dari S1 sebanyak 1,67% atau 2 responden.
e. Alamat Asal Responden
Adapun berdasarkan pada alamat asal resonden,secara
keseluruhan responden bagian penjual berasal dari Kota
Yogyakarta sebanyak 73,33% atau 88 responden. Jumlah
tersebut meliputi 28 responden dari Kecamatan Kotagede, 11
responden dari Kecamatan Umbulharjo, 9 responden dari
Kecamatan Ngampilan, 6 responden dari Kecamatan
Mergangsan, 3 responden dari Kecamatan Mantrijeron, 9
responden dari Kecamatan Kreton, 15 responden dari
Kecamatan Gondokusuman, 3 responden dari Kecamatan
Gedong Tengen, dan 3 responden dari Kecamatan Danurejan.
Sisanya sebanyak 26.67% atau 32 responden berasal dari luar
Kota Yogyakarta.
f. Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat Pedagang Pasar
Jndeks kepuasan masyarakat pengunjung pasar kelas V
dihitung berdasarkan aspek-aspek penilaian kepuasan
masyarakat sesuai dengan PERMENPANRB No. 17 tahun 2017.
Dalam penelitian ini, penilaian kepuasan masyarakat pedagang
ditujukan kepada fasilitas dan pelayanan pasar yang diberikan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 99
oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Yogyakarta.
Adapun aspek tersebut memuat kebijakan pelayanan,
profesionalisme SDM, sarana prasarana pelayanan publik,
sistem informasi pelayanan publik, fasilitas konsultasi dan
pengaduan, serta inovasi pasar.
Gambar 4.2. Indeks Kepuasan Masyarakat Pedagang Pasar Kelas V
No Atribut Kepuasan IKM KET.
1 Kebijakan Pelayanan 64.45869 CUKUP
2 Profesionalisme SDM 65.49145 CUKUP
3 Sarana Prasaran Pelayanan
Publik 52.6735
CUKUP (DENGAN
CATATAN)
4
Sistem Informasi Pelayanan
Publik 62.03704 CUKUP
5 Konsultan dan Pengaduan 67.20085
BAIK (DENGAN
CATATAN)
6 Inovasi 55.98291
CUKUP (DENGAN
CATATAN)
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan pada hasil penelitian pada gambar 4.1.
indeks kepuasan masyarakat (IKM) pedagang Pasar Kelas V
01020304050607080
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 100
terhadap fasilitas dan pelayanan pasar secara keseluruhan
dinilai cukup baik dan cukup memenuhi kepuasan masyarakat
dari kalangan pedagang. Adapun gap anatara kepuasan dan
harapan dari pedagang terhadap beberapa aspek di atas dapat
dilihat dalam tabel berikut:
Gap Kepuasan dan Harapan Pedagang Pasar
No Atribut Kepuasan IKM IHM Gap
1 Kebijakan Pelayanan 64,459 95,940 -31,481
2 Profesionalisme SDM 65,491 93,946 -28,454
3 Sarana Prasaran Pelayanan Publik 52,674 91,784 -39,111
4
Sistem Informasi Pelayanan
Publik 62,037 94,729 -32,692
5 Konsultan dan Pengaduan 67,201 77,350 -10,150
6 Inovasi 55,983 96,261 -40,278
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada
umumnya pedagang pasar kelas V harapannya masih belum
sesuai dengan kepuasan yang dirasakan. Seperti aspek
kebijakan pelayanan dengan indeks harapan 95,940 memiliki
gap -31,481; aspek profesionalisme SDM dengan indeks
harapan 93,946 memiliki gap -28,454; aspek sarana prasarana
pelayanan publik dengan indeks harapan 91,784 memiliki gap -
39,111; aspek sistem informasi pelayanan publik dengan indeks
harapan 94,729 memiliki gap 32,692; aspek konsultan dan
pengaduan dengan indeks harapan 77,350memiliki gap -10,150;
sedangkan aspek inovasi dengan indeks harapan 96,261
memiliki gap -40,278 . Dengan kata lain, aspek yang harus lebih
diperhatikan oleh pemerintah ialah aspek inovasi karena
memiliki gap terbesar antara indeks kepuasan dan indeks
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 101
harapannya.Adapun rincian pada setiap aspek penilaian ialah
sebagai berikut:
a. Aspek Kebijakan Pelayanan
Aspek kebijakan pelayanan dinilai cukup
memuaskan dengan angka IKM sebesar 64,45. Angka
tersebut diperoleh dari nilai indikator kebijakan pelayanan
yang memuat pelayanan petugas Disperindag terhadap
pasar, kejelasan informasi mengenai peraturan pasar, dan
keterlibatan pedagang dalam pembuatan peraturan pasar.
Gambar 4.26. Unsur Kebijakan Pelayanan
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan penilaian interval IKM, nilai IKM pada
unsur pelayanan petugas pasar sebesar 2,86 dan informasi
peraturan pasar 2,81 sehingga dinilai cukup memuaskan.
Adapun unsur keterlibatan pedagang terhadap penyusunan
peraturan pasar sebesar 2,1 sehingga dinilai cukup
memuaskan dengan catatan. Dengan demikian untuk
menunjang kepuasan masarakat pedagang atas kebijakan
pelayanan pasar diperlukan adanya peningkatan pelayanan
petugas pasar, informasi peraturan pasar, dan keterlibatan
penyusunan peraturan pasar. Ketika unsur tersebut diperbaiki,
Pelayanan petugas
Informasi peraturan
Keterlibatan penyusunan peraturan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 102
maka akses pelayanan petugas pasar dan sistem informasi
mengenai peraturan pasar akan lebih baik.
b. Profesionalisme SDM
IKM untuk profesionalisme SDM sebesar 65,49 sehingga
termasuk dalam kategori cukup memuaskan. Hasil ini
diperoleh dari aspek profesionalisme SDM memuat unsur
kesesuaian layanan dengan kebutuhan, respon, ketepatan
waktu, kode etik, bonus, dan perlutidaknya pembentukan
standar kode etik pelayanan.
Gambar 4.27. Unsur Profesionalisme SDM
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan pada nilai interval IKM, unsur
profesionalisme SDM terlihat cukup memuaskan. Dimana
kesesuaian layanan dengan kebutuhan (2,8), respon layanan
(2,76), ketepatan waktu pelayanan (2,78), dan kode etik
layanan (2,94) dinilai memuaskan responden dengan catatan.
Selanjutnya adanya bonus pelayanan dan perlunya
pembentukan kode etik pelayanan pasar ditanggapi responden
dengan nilai IKM masing-masing 2,14 dan 2,25 sehingga
termasuk dalam kategori cukup memuaskan. Dengan demikian
profesionalisme SDM perlu ditingkatkan dari segi kesesuaian
kesesuaian layanan respon layanan
ketepatan waktu layanan kode etik layanan
bonus layanan pembentukan kode etik
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 103
layanan dengan kebutuhan pasar, respons layanan, ketepatan
waktu pelayananm, kode etik pelayanan, bonus pelayanan atau
pelayanan khusus, dan pembentukan kode etik pelayanan
mengingan ketimpangan respon kepuasan masyarakat
pedagang untuk masing-masing kelas pasar.
c. Sarana Prasarana Pelayanan Publik
Adapun nilai IKM pada aspek sarana prasarana
pelayanan publik sebesar 52,67 dalam kategori cukup
memuaskan dengan catatan perlu peningkatan kembali.
Penilaian tersebut didasarkan pada unsur keamanan parkir,
parkir mudah dijangkau, kenyamanan ruang tunggu,
kenyamanan toilet, ketersediaan layanan difable, arena
bermain anak, dan front office untuk layanan pengaduan pasar.
Gambar 4.28. Unsur Sarana Prasarana Pelayanan Publik
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Penilaian IKM terhadap tingkat kenyamanan dan
keamanan parkir serta mudah dijangkaunya tempat parkir
yang tersedia di Pasar Kelas V cukup memuaskan pedagang
dimana nilai IKM masing-masing sebesar 2,6 dan 3. Adapun
sarana kenyamanan toilet pasar dan perlunya front office
pengaduan direspon cukup memuaskan dengan catatan
keamanan parkir
parkir mudahdijangkau
kenyamanan ruangtunggu
kenyamanan toilet
ketersediaanlayanan difable
arena bermain anak
front officepengaduan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 104
dimanan nilai IKM masing-masing 2,24 dan 2,36. Selanjutnya
mengenai saranana ruang tunggu pasar dan arena bermain
anak kurang memuaskan dengan masing-masing nilai IKM 1,52
dan 1,6. Adapun ketersediaan layanan untuk masyarakat
berkebutuhan khusus kurang memuaskan dengan catatan
dimana nilai IKM 1,48. Dengan demikian perlu peningkatan
pada keamanan, kenyamanan, dan mudah dijangkaunya
tempat parker pasar. Selanjutnya peningkatan pada
kenyamanan toilet pasar dan pengadaan fornt office. Adapun
prioritas pengembangan sarana prasarana pelayanan publik
ditujukan untuk peningkatan ruang tunggu, arena bermain
anak, dan sarana masyarakat yang berkebutuhan khusus.
d. Sistem Informasi Pelayanan Publik
Aspek sistem informasi pelayanan publik dinilai cukup
memuaskan oleh responden kalangan pedagang dengan nilai
IKM 62,03. Penilaian aspek tersebut memuat unsur
pengetahuan jam operasional, kemudahan menemukan barang,
ketersediaan papan informasi, ketersediaan informasi
elektronik, dan layanan informasi telah memenuhi kebutuhan
pasar.
Gambar 4.29. Unsur Sistem Informasi Pelayanan Publik
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
pengetahuan jamoperasional
kemudahanmenemukan barang
ketersediaan papaninformasi
ketersediaaninformasi elektronik
informasi sesuaikebutuhan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 105
Dalam unsur informasi jam operasional pasar pasar
kelas V telah dinilai memuaskan responden dari kalangan
pedagang dengan nilai IKM 3,34. Selanjutnya kemudahan
dalam menemukan barang memuaskan responden dengan
catatan dimana IKM sebesat 2,6. Adapun unsur yang mendapat
respon cukup memuaskan ialah ketersediaan informasi
elektronik pasar dan kesesuaian iinformasi dengan kebutuhan
dengan masing-masing IKM 2,27 dan 2,43. Selanjutnya
keberadaan papan informasi dinilai cukup memuaskan dengan
catatan dimana nilai IKMnya 1,79. Peningkatan layanan
dilakukan pada papan informasi letak komoditas barang untuk
memudahkan penemuan barang yang dibutuhkan maupun
sistim informasi jaliur elektronik. Dengan demikian perioritas
pengembangan sistem informasi pelayanan publik ialah
pengadaan papan informasi yang menunjang kebutuhan
masyarakat.
e. Konsultan dan Pengaduan
Aspek fasilitas konsultasi dan pengaduan pasar dinilai
memuaskan dengan catatan responden dari kalangan
pedagang pasar dengan nilai IKM 67,2. Penilaian tersebut
didasarkan pada dua unsur yakni keberadaan security serta
kenyamanan pengaduan dan konsultasi pasar. Adapun
penilaian pada kedua unsur tersebut ialah sebagai berikut:
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 106
Gambar 4.30. Unsur Konsultasi dan Pengaduan
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Hasil penilaian dari kedua unsur tersebut baik
keberadaan security dan kenyamanan pengaduan dan
konsultasi mendapat respon cukup baik atau cukup
memuaskan dari responden kalangan pedagang dengan
catatan perlu peningkatan. Unsur keberadaan security dan
kenyamanan pengaduan maupun konsultasi masing-masing
dengan nilai IKM 2,6 dan 2,8. Dengan demikian diperlukan
peningkatan security dan kenyamanan pengaduan.
f. Inovasi
Selanjutnya aspek inovasi pelayanan Pasar kelas V juga
dinilai cukup memuaskan responden dari kalangan penjual
dengan nilai IKM 56 sehingga perlu ditingkatkan kembali.
Aspek tersebut dinilai berdasarkan unsur keberadaan layanan
lebih di pasar dibandingkan dengan pasar lainnya yang
menambah kenyamanan dan perlunya penambahan fasilitas
lain.
keberadaan scurity
kenyamananpengaduan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 107
Gambar 4.31. Unsur Inovasi
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Keberadaan fasilitas pendukung lain yang
meningkatkan kenyamanan masyarakat dan penambahan
fasilitas lainnya di pasar kelas V meningkatkan kepuasan
responden dari kalangan penjual dengan nilai IKM masing-
masing 2,1 dan 2,4 atau cukup memuaskan. Dengan demikian
penambahan fasilitas yang inovatif diperlukan seperti
peningkatan layanan kebersihan pasar mengingat jam buka
mayoritas pasar kelas V hanya setengah hari, sehingga kurang
terkontrol.
III. Analisis Kepuasan Pengunjung Terhadap Pasar
1. Pasar Kelas I
Penilaian kepuasan pengunjung terhadap pasar kelas I yaitu
Pasar Beringharjo diwakili dengan 218 responden sebagai sampel.
Sampel tersebut terdiri dari 110 responden pada Pasar Beringharjo
Barat, 54 responden pasar Beringharjo Tengah, dan 54 responden
Pasar Beringharjo Timur. Adapun analisis identitas responden dan
kepuasanya ialah sebagai berikut.
Keberadaan fasilitaspendukung
perlunyapenambahanfasilitas pendukung
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 108
a. Usia Responden
Tabel 4.22. Usia Responden Pasar Kelas I
Usia Jumlah Persentase
< 25 thn 74 33,9%
25-30 thn 22 10,1%
30-35 thn 18 8,3%
35-40 thn 18 8,3%
.. > 40 thn 86 39,4%
Total 218 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Tabel 4.22. menunjukkan usia responden pasar kelas I
yang memuat Pasar Beringharjo. Hasil survey menyatakan
bahwa responden berusia di atas 40 tahun sebanyak 39,4%
atau sejumlah 86 responden. Selanjutnya untuk usia dibawah
25 tahun sebesar 33,9% atau sejumlah 74 responden.
Selanjutnya untuk usia 25-30 tahun sebanyak 10,1% atau
sebanyak 22 responden. Adapun untuk usia 35-40 tahun dan
30-35 tahun masing-masing sebesar 8,3% atau 18 responden.
b. Jenis Kelamin Responden
Tabel 4.23. Jenis Kelamin Responden Pasar Kelas I
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki-laki 62 28,4%
Perempuan 156 71,6%
Total 218 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Pada tabel 4.23. memaparkan identitas responden dari
segi jenis kelaminnya. Berdasarkan tabel tersebut, responden
dari kalangan penjual Pasar Kelas I mayoritas perempuan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 109
sebanyak 71,6% dengan jumlah 156 responden. Adapun
responden penjual laki-laki sebanyak 28,4% dengan jumlah 62
responden.
c. Status Perkawinan Responden
Tabel 4.24. Status Perkawinan Responden Pasar Kelas I
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Menikah 136 62,4%
Belum Menikah 78 35,8%
Duda 2 0,9%
Janda 2 0,9%
Total 218 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Tabel 4.24. memaparkan identitas responden
berdasarkan pada status perkawinan responden. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa status responden ialah
menikah, belum menikah, duda, dan janda. Responden
berstatus menikah sebanyak 62,4% dengan jumlah 136
responden. Adapun responden dengan status belum menikah
sebanyak 35,8% atau sejumlah 78 responden. Selanjutnya
responden berstatus janda dan duda masing-masing sebanyak
0,9% dengan jumlah 2 responden.
d. Pendidikan Terakhir Responden
Tabel 4.25. Pendidikan Terakhir Responden Pasar Kelas I
Pendidikan Jumlah Persentase
SD 6 2,8%
SMP 14 6,4%
SMA 112 51,4%
Akademi/D3 12 5,5%
Sarjana/S1 60 27,5%
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 110
.. > S1 14 6,4%
Tidak tamat 0 0
Total 218 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Pada tabel 4.25. memaparkan identitas responden dari
kalangan penjual berdasarkan pada pendidikan terakhirnya.
Mayoritas responden pendidikan terakhirnya tingkat SMA
sebanyak 51,4% dengan jumlah 112 responden. Kemudian
responden berpendidikan S1 sebanyak 27,5% atau 60
responden. Selanjutnya responden berpendidikan SMP dan di
atas S1 masing-masing sebanyak 6,4% atau 14 responden dan
SD sebanyak 2,8% atau 6 responden. Adapun 5,5% atau 12
responden berpendidikan D3.
e. Profesi Responden
Tabel 4.25. Profesi Responden Pasar Kelas I
Profesi Jumlah Persentase
Pelajar/Mahasiswa 42 19,3%
Pegawai Negeri 36 16,5%
Karyawan Swasta 64 29,4%
IRT 24 11,0%
Wiraswasta 52 23,9%
Total 218 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Tabel 4.25 menunjukkan profesi responden dari
golongan pengunjung. Tabel tersebut memaparkan bahwa
29,4% atau 64 responden berprofesi sebagai karyawan swasta.
Selanjutnya 23,9% atau 52 responden berprofesi sebagai
wiraswasta. Adapun 19,3% atau 42 responden berprofesi
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 111
sebagai pelajar atau mahasiswa. Kemudian 16,5% atau 36
responden sebagai pegawai negeri dan 11,0% atau 24
responden sebagai ibu rumah tangga.
f. Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat Pengunjung Pasar
Indeks kepuasan masyarakat pengunjung pasar kelas I
yaitu pasar Beringharjo dihitung berdasarkan aspek-aspek
penilaian kepuasan masyarakat sesuai dengan PERMENPANRB
No. 17 tahun 2017. Dalam penelitian ini, penilaian kepuasan
masyarakat pedagang ditujukan kepada fasilitas dan pelayanan
pasar yang diberikan oleh Dinas Perdagangan dan
Perindustrian Kota Yogyakarta. Adapun aspek tersebut
memuat kebijakan pelayanan, profesionalisme SDM, sarana
prasarana pelayanan public, system informasi pelayanan
public, fasilitas konsultasi dan pengaduan, serta inovasi pasar.
Gambar 4.33 Indeks Kepuasan Masyarakat Pengunjung Pasar
Kelas I
71,02446
60,61055
68,62385 69,95413 74,65596
Atrubut 1 Atribut 2 Atribut 3 Atribut 4 Atribut 5
IKM
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 112
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan pada hasil penelitian pada tabel di atas,
indeks kepuasan masyarakat (IKM) pengunjung Pasar
Beringharjo terhadap fasilitas dan pelayanan pasar secara
keseluruhan dinilai baik atau memuaskan. Dimana hasil nilai
IKM aspek profesionalisme SDM, system informasi pelayanan
public, konsultan dan pengaduan, serta inovasi pasar dinilai
baik meskipun dengan catatan. Sementara aspek sarana
prasarana pelayanan public dinilai cukup memenuhi kepuasan
masyarakat.
Adapun gap anatara kepuasan dan harapan dari
pengunjung terhadap beberapa aspek di atas dapat dilihat
dalam tabel berikut:
Gap Kepuasan dan Harapan Pengunjung Pasar
No Atribut Kepuasan IKM IHM Gap
1 Profesionalisme SDM 71,024 76,911 -5,887
2 Sarana Prasaran Pelayanan Publik 60,611 78,100 -17,489
3
Sistem Informasi Pelayanan
Publik 68,624 79,037 -10,413
4 Konsultan dan Pengaduan 69,954 78,555 -8,601
5 Inovasi 74,656 81,537 -6,881
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
No Atribut Kepuasan IKM KET.
1 Profesionalisme SDM 71,02446 BAIK (DENGAN CATATAN)
2 Sarana Prasaran Pelayanan Publik 60,61055 CUKUP
3
Sistem Informasi Pelayanan
Publik 68,62385 BAIK (DENGAN CATATAN)
4 Konsultan dan Pengaduan 69,95413 BAIK (DENGAN CATATAN)
5 Inovasi 74,65596 BAIK (DENGAN CATATAN)
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 113
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada
umumnya pengunjung pasar kelas I harapannya masih belum
sesuai dengan kepuasan yang dirasakan, hal tersebut dapat
dilihat dari perbandingan indeks kepuasan dengan indeks
harapan Seperti aspek profesionalisme SDM dengan indeks
harapan sebesar 76,911 memiliki gap -5,887; aspek sarana
prasarana pelayanan publik dengan indeks harapan 78,100
memiliki gap -17,489; aspek sistem informasi pelayanan publik
dengan indeks harapan 79,037memiliki gap -10,413; aspek
konsultan dan pengaduan dengan indeks harapan 78,555
memiliki gap -8,601; serta aspek inovasi dengan indeks
harapan 81,537 memiliki gap -6,881. Dengan begitu, aspek yang
lebih utma diperhatikan pemerintah untuk kemudian mendapatkan
perbaikan ialah aspek sarana dan prasarana pelayanan publik
karena memiliki gap paling besar.
a. Profesionalisme SDM
IKM untuk profesionalisme SDM sebesar 71,02446
sehingga termasuk dalam kategori baik dengan catatan. Hasil
ini diperoleh dari aspek profesionalisme SDM memuat unsur
kesesuaian layanan dengan kebutuhan, respon, ketepatan
waktu, kode etik, bonus, dan perlutidaknya pembentukan
standar kode etik pelayanan.
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 114
Gambar 4.33. Unsur Profesionalisme SDM
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan pada nilai interval IKM, unsur
profesionalisme SDM yang telah dinilai memuaskan ialah unsur
kesesuaian layanan dengan nilai 3,03 dan ketepatan waktu
layanan dengan nilai 3,11. Adapun nilai IKM yang termasuk
dalam kategori cukup memuaskan terdiri dari respon layanan
dengan nilai 2,95; kode etik layanan dengan nilai 2,78; bonus
layanan dengan nilai 2,44 serta pembentukan kode etik dengan
nilai 2,71. Dengan demikian peningkatan layanan dapat
ditujukan pada peningkatan respon layanan dengan sopan
santun, adanya bonus layanan seperti layanan khusus bagi
yang membutuhkan, dan pembentukan standar kode etik
pelayanan.
b. Sarana Prasarana Pelayanan Publik
Adapun nilai IKM pada aspek sarana prasarana
pelayanan publik sebesar 66,74 dalam kategori cukup
memuaskan. Penilaian tersebut didasarkan pada unsur
keamanan parkir, parkir mudah dijangkau, kenyamanan ruang
3,036697248
2,95412844
3,110091743 2,788990826
2,440366972
2,71559633 kesesuaian layanan
respon layanan
ketepatan waktulayanankode etik layanan
bonus layanan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 115
tunggu, kenyamanan toilet, ketersediaan layanan difable, arena
bermain anak, dan front office untuk layanan pengaduan pasar.
Gambar 4.34. Unsur Sarana Prasarana Pelayanan Publik
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Unusr sarana dan prasarana pelayanan publik di pasar
Bringharjo pada umumnya cukup memuaskan pengunjung
pasar. Dari hasil survey yang dilakukan, nilai IKM untuk
keamanan parkir senilai 2,61 ialah cukup memuaskan.
Begitupula dengan tempat parkir yang mudah dijangkau
(2,72), kenyamanan toilet (2,33) , kenyamanan ruang tunggu
(2,32), area bermain anak (2,35) serta front office pengaduan
(2,74) sudah cukup memuaskan.
Namun untuk ketersediaan layanan difabel memiliki
nilai IKM sebesar 1,98 yang mencerminkan bahwa pengunjung
pasar Bringharjo menilai masih buruk akan pelayanan pasar
terhadap difabel. Dengan begitu hal ini dapat dijadikan acuan
untuk peningkatan pelayanan sarana dan prasarana pasar
Bringharjo.
2,614679
2,724771
2,321101
2,330275
1,981651
2,357798
2,74 keamanan parkir
parkir mudahdijangkaukenyamanan ruangtunggukenyamanan toilet
ketersediaan layanandifablearena bermain anak
front officepengaduan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 116
c. Sistem Informasi Pelayanan Publik
Aspek system informasi pelayanan public dinilai
memuaskan oleh responden kalangan pengunjung dengan nilai
IKM 68,62385. Penilaian aspek tersebut memuat unsur
pengetahuan jam operasional, kemudahan menemukan barang,
ketersediaan papan informasi, ketersediaan informasi
elektronik, dan layanan informasi telah memenuhi kebutuhan
pasar.
Gambar 4.35. Unsur Sistem Informasi Pelayanan Publik
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Dalam unsur ketersediaan informasi elektronik di pasar
Beringharjo telah dinilai memuaskan responden dari kalangan
pengunjung dengan nilai IKM 2,69. Adapun unsur yang
mendapat respon memuaskan lainnya ialah informasi
mengenai jam operasional pasar dan informasi lain yang
dibutuhkan pedagang dengan IKM masing-masing 2,71 dan
2,89.
Selanjutnya unsur informasi yang memudahkan
penemuan barang dan ketersediaan papan informasi dinilai
cukup memuaskan dengan nilai IKM masing-masing 2,91 dan
2,49. Dengan demikian perioritas pengembangan system
2,71559633
2,917431193
2,495412844
2,697247706
2,899082569
pengetahuan jamoperasional
kemudahanmenemukan barang
ketersediaan papaninformasi
ketersediaaninformasi elektronik
informasi sesuaikebutuhan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 117
informasi pelayanan publik ialah papan informasi komoditas
barang dan papan informasi lain yang diperlukan pengguna
pasar.
d. Konsultan dan Pengaduan
Aspek fasilitas konsultasi dan pengaduan pasar dinilai
memuaskan responden dari kalangan pedagang pasar dengan
nilai IKM 69,95. Penilaian tersebut didasarkan pada dua unsur
yakni keberadaan security serta kenyamanan pengaduan dan
konsultasi pasar. Adapun penilaian pada kedua unsur tersebut
ialah sebagai berikut:
Gambar 4.36. Unsur Konsultasi dan Pengaduan
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Hasil penilaian dari kedua unsur tersebut baik
keberadaan security dan kenyamanan pengaduan dan
konsultasi mendapat respon baik dari responden kalangan
pedagang. Unsur keberadaan security dengan nilai IKM 2,83
dan kennyamanan pengaduan maupun konsultasi dengan nilai
IKM 2,76. Dengan demikian keberadaan security telah cukup
memuaskan pengunjung dan perlu ditingkatkan kualitas
pelayanannya agar meningkatkan kenyamanan pasar.
2,834862385
2,76146789
keberadaan scurity
kenyamananpengaduan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 118
e. Inovasi
Selanjutnya aspek inovasi pelayanan Pasar Beringharjo
juga dinilai memuaskan responden dari kalangan penjual
dengan nilai IKM 74,655. Aspek tersebut dinilai berdasarkan
unsur keberadaal layanan lebih di pasar dibandingkan dengan
pasar lainnya yang menambah kenyamanan dan perlunya
penambahan fasilitas lain.
Gambar 4.37. Unsur Inovasi
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Keberadaan fasilitas lebih di pasar Beringharjo dinilai
cukup puas oleh responden dari kalangan pedagang dengan
niai IKM 2,9. Adapun perlunya penambahan fasilitas
pendukung lainya juga direspon baik oleh responden dengan
nilai IKM 3,01. Dengan demikian penambahan fasilitas yang
inovatif untuk meningkatkan kenyamanan masyarakat
direspon positif.
2. Pasar Kelas II
Penilaian kepuasan pengunjung terhadap pasar kelas II yaitu
Pasar Giwangan diwakili dengan 28 responden sebagai sampel.
Adapun analisis identitas responden dan kepuasanya ialah sebagai
berikut.
2,95412844 3,018348624
Keberadaanfasilitas pendukung
perlunapenambahanfasilitas pendukung
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 119
a. Usia Responden
Tabel 4.26. Usia Responden Pasar Kelas II
Usia Jumlah Persentase
< 25 thn 16 57,1%
25-30 thn 4 14,3%
35-40 thn 4 14,3%
.. > 40 thn 4 14,3%
Total 28 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Tabel 4.26. menunjukkan usia responden pasar kelas I
yang memuat Pasar Beringharjo. Hasil survey menyatakan
bahwa responden berusia di atas 40 tahun sebanyak 39,4%
atau sejumlah 86 responden. Selanjutnya untuk usia dibawah
25 tahun sebesar 33,9% atau sejumlah 74 responden.
Selanjutnya untuk usia 25-30 tahun sebanyak 10,1% atau
sebanyak 22 responden. Adapun untuk usia 35-40 tahun dan
30-35 tahun masing-masing sebesar 8,3% atau 18 responden.
b. Jenis Kelamin Responden
Tabel 4.27. Jenis Kelamin Responden Pasar Kelas II
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki-laki 16 57,1%
Perempuan 12 42,9%
Total 28 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Pada tabel 4.27. memaparkan identitas responden dari
segi jenis kelaminnya. Berdasarkan tabel tersebut, responden
dari kalangan pengunjung Pasar Kelas I mayoritas laki-laki
sebanyak 57,1% dengan jumlah 16 responden. Adapun
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 120
responden pengunjung perempuan sebanyak 42,9% dengan
jumlah 12 responden.
c. Status Perkawinan Responden
Tabel 4.28. Status Perkawinan Responden Pasar Kelas II
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Menikah 8 28,6%
Belum Menikah 20 71,4%
Total 28 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Tabel 4.28. memaparkan identitas responden
berdasarkan pada status perkawinan responden. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa status responden ialah
menikah dan belum menikah. Responden berstatus menikah
sebanyak 28,6% dengan jumlah 8 responden. Adapun
responden dengan status belum menikah sebanyak 71,4% atau
sejumlah 20 responden.
d. Pendidikan Terakhir Responden
Tabel 4.29. Pendidikan Terakhir Responden Pasar Kelas II
Pendidikan Jumlah Persentase
SMP 8 28,6%
SMA 16 57,1%
Sarjana/S1 4 14,3%
Total 28 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Pada tabel 4.29. memaparkan identitas responden dari
kalangan pengunjung berdasarkan pada pendidikan terakhirnya.
Mayoritas responden pendidikan terakhirnya tingkat SMA sebanyak
57,1% dengan jumlah 16 responden. Kemudian responden
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 121
berpendidikan SMP sebanyak 28,6% atau 8 responden. Selanjutnya
responden berpendidikan S1 sebanyak 14,3% atau 4 responden.
e. Profesi Responden
Tabel 4.30. Profesi Responden Pasar Kelas II
Profesi Jumlah Persentase
Pelajar/Mahasiswa 16 57,1%
Wiraswasta 12 42,9%
Total 28 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Tabel 4.25 menunjukkan profesi responden dari
golongan pengunjung. Tabel tersebut memaparkan bahwa
57,1% atau 16 responden berprofesi sebagai pelajar atau
mahasiswa. Selanjutnya 42,9% atau 12 responden berprofesi
sebagai wiraswasta.
f. Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat Pengunjung Pasar
Jndeks kepuasan masyarakat pengunjung pasar kelas II
dihitung berdasarkan aspek-aspek penilaian kepuasan
masyarakat sesuai dengan PERMENPANRB No. 17 tahun 2017.
Dalam penelitian ini, penilaian kepuasan masyarakat
pengunjung ditujukan kepada fasilitas dan pelayanan pasar
yang diberikan oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota
Yogyakarta dan pedagang pasar. Adapun aspek tersebut
memuat kebijakan pelayanan, profesionalisme SDM, sarana
prasarana pelayanan publik, sistem informasi pelayanan
publik, fasilitas konsultasi dan pengaduan, serta inovasi pasar.
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 122
Gambar 4.2. Indeks Kepuasan Masyarakat Pedagang Pasar Kelas II
No Atribut Kepuasan IKM KET.
1 Profesionalisme SDM 80.95238 BAIK
2
Sarana Prasaran Pelayanan
Publik 69.98571
BAIK (DENGAN
CATATAN)
3
Sistem Informasi Pelayanan
Publik 75.71429 BAIK
4 Konsultan dan Pengaduan 80.35714 BAIK
5 Inovasi 75
BAIK (DENGAN
CATATAN)
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan pada hasil penelitian pada gambar 4.1.
indeks kepuasan masyarakat (IKM) pengunjyng Pasar Kelas II
terhadap fasilitas dan pelayanan pasar secara keseluruhan
dinilai baik dan memenuhi kepuasan masyarakat dari kalangan
pengunjung.
Adapun gap anatara kepuasan dan harapan dari
pengunjung terhadap beberapa aspek di atas dapat dilihat
dalam tabel berikut:
Gap Kepuasan dan Harapan Pengunjung Pasar
64666870727476788082
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 123
No Atribut Kepuasan IKM IHM Gap
1 Profesionalisme SDM 80,952 42,262 38,690
2
Sarana Prasaran Pelayanan
Publik 69,986 68,084 1,902
3
Sistem Informasi Pelayanan
Publik 75,714 46,429 29,286
4 Konsultan dan Pengaduan 80,357 41,071 39,286
5 Inovasi 75,000 69,643 5,357
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada
umumnya pengunjung pasar kelas II harapannya sudah seusai
atau bahkan melebihi kepuasan yang dirasakan. Seperti aspek
profesionalisme SDM dengan indeks harapan sebesar 42,262
memiliki gap 38,690; aspek sarana prasarana pelayanan publik
dengan indeks harapan 68,084 memiliki gap 1,902; aspek sistem
informasi pelayanan publik dengan indeks harapan 46,429
memiliki gap 29,286; aspek konsultan dan pengaduan dengan
indeks harapan 41,071 memiliki gap 39,286; serta aspek inovasi
dengan indeks harapan 69,643 memiliki gap 5,357. Adapun
rincian pada setiap aspek penilaian ialah sebagai berikut:
a. Profesionalisme SDM
IKM untuk profesionalisme SDM sebesar 80,95 sehingga
termasuk dalam kategori baik atau memuaskan. Hasil ini
diperoleh dari aspek profesionalisme SDM memuat unsur
kesesuaian layanan dengan kebutuhan, respon, ketepatan
waktu, kode etik, bonus, dan perlutidaknya pembentukan
standar kode etik pelayanan.
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 124
Gambar 4.38. Unsur Profesionalisme SDM
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan pada nilai interval IKM, unsur
profesionalisme SDM terlihat memuaskan dengan catatan.
Dimana kesesuaian layanan dengan kebutuhan (3,4) dan waktu
layanan (3,43) dinilai memuaskan responden. Selanjutnya
unsur respon pelayanan pedagang kepada pengunjung juga
dinilai memuaskan dimana IKMnya adalah 3,57. Selanjutnya
mengenai kesesuaian kode etik, adanya bonus layanan, dan
perlunya pembentukan kode etik pelayanan pasar ditanggapi
responden masing-masing dengan nilai IKM 3 sehingga
termasuk dalam kategori cukup memuaskan.
b. Sarana Prasarana Pelayanan Publik
Adapun nilai IKM pada aspek sarana prasarana
pelayanan publik sebesar 60 dalam kategori memuaskan.
Penilaian tersebut didasarkan pada unsur keamanan parkir,
parkir mudah dijangkau, kenyamanan ruang tunggu,
kenyamanan toilet, ketersediaan layanan difable, arena
bermain anak, dan front office untuk layanan pengaduan pasar.
kesesuaian layanan respon layanan
ketepatan waktu layanan kode etik layanan
bonus layanan pembentukan kode etik
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 125
Gambar 4.39. Unsur Sarana Prasarana Pelayanan Publik
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Penilaian IKM terhadap kenyamanan parkir dan mudah
dijangkaunya tempat parkir yang tersedia di Pasar Kelas II
memuaskan pengunjung dimana nilai IKM masing-masing
sebesar 3,71. Adapun sarana front office direspon memuaskan
dengan catatan dimana nilai IKMnya 3.1. Kenyamanan ruang
tunggu dinilai cukup memuaskan dengan IKM 2,6. Selanjutnya
toilet pasar dan arena bermain anak direspon cukup
memuaskan dengan catatan dimana nilai IKM masing-masing
2,4 dan 2,1. Selanjutnya mengenai saranana untuk masyarakat
berkebutuhan khusus (2) sehingga dinilai kurang memuaskan.
Dengan demikian prioritas pengembangan sarana prasarana
pelayanan publik ditujukan untuk peningkatan sarana
masyarakat yang berkebutuhan khusus.
c. Sistem Informasi Pelayanan Publik
Aspek sistem informasi pelayanan publik dinilai
memuaskan oleh responden kalangan pedagang dengan nilai
IKM 75,7. Penilaian aspek tersebut memuat unsur pengetahuan
jam operasional, kemudahan menemukan barang, ketersediaan
keamanan parkir
parkir mudahdijangkau
kenyamanan ruangtunggu
kenyamanan toilet
ketersediaanlayanan difable
arena bermain anak
front officepengaduan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 126
papan informasi, ketersediaan informasi elektronik, dan
layanan informasi telah memenuhi kebutuhan pasar.
Gambar 4.40. Unsur Sistem Informasi Pelayanan Publik
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Dalam unsur kemudahan menemukan barang (3,1) dan
kesesuaian informasi yang dibutuhkan (3,1) untuk pasar kelas
II dinilai memuaskan dengan catatatn responden dari kalangan
pengunjung. Adapun nilai IKM untuk informasi jam operasional
pasar (3), sarana papan informasi (3), dan sarana informasi
elektronik (2,85) sehingga dinilai cukup memuaskan
masyarakat pengunjung.
d. Konsultan dan Pengaduan
Aspek fasilitas konsultasi dan pengaduan pasar dinilai
memuaskan responden dari kalangan pengunjung pasar
dengan nilai IKM 80,4. Penilaian tersebut didasarkan pada dua
unsur yakni keberadaan security serta kenyamanan
pengaduan dan konsultasi pasar. Adapun penilaian pada
kedua unsur tersebut ialah sebagai berikut:
pengetahuan jamoperasional
kemudahanmenemukan barang
ketersediaan papaninformasi
ketersediaaninformasi elektronik
informasi sesuaikebutuhan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 127
Gambar 4.41. Unsur Konsultasi dan Pengaduan
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Hasil penilaian dari kedua unsur tersebut baik
keberadaan security dan kenyamanan pengaduan dan
konsultasi mendapat respon baik atau memuaskan dengan
catatan dari responden kalangan pengunjung. Unsur
keberadaan security dan kenyamanan pengaduan maupun
konsultasi masing-masing dengan nilai IKM 3,2.
e. Inovasi
Selanjutnya aspek inovasi pelayanan Pasar Kelas II juga
dinilai memuaskan responden dari kalangan pengunjung
dengan nilai IKM 75. Aspek tersebut dinilai berdasarkan unsur
keberadaan layanan lebih di pasar dibandingkan dengan pasar
lainnya yang menambah kenyamanan dan perlunya
penambahan fasilitas lain.
keberadaan scurity
kenyamananpengaduan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 128
Gambar 4.42. Unsur Inovasi
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Keberadaan fasilitas pendukung lain yang meningkatkan
kenyamanan masyarakat dan penambahan fasilitas lainnya di
pasar kelas II meningkatkan kepuasan responden dari kalangan
pengunjung. Responden menghendaki perlunya penambahan
fasilitas lain oleh pasar dengan IKM 3 atau memuaskan. Adapun
keberadaan fasilitas penunjang lain didalam pasar direspon
memuaskan dengan catatan dimana nilai IKMnya ialah 3. Dengan
demikian penambahan fasilitas yang inovatif untuk meningkatkan
kenyamanan masyarakat direspon positif.
3. Pasar Kelas III
Penilaian kepuasan pengunjung terhadap pasar kelas III
memuat Pasar Kranggan, Pasar Demangan, Pasar Sentul, Pasar Legi
Kotagede, Pasar Serangan, Pasar Klitikan Pakuncen, Pasar Pathuk,
Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta, dan Pasar Ngasem.
Sampel dalam pasar kelas III diwakili dengan 116 responden sebagai
sampel. Adapun analisis identitas responden dan kepuasanya ialah
sebagai berikut.
Keberadaan fasilitaspendukung
perlunyapenambahanfasilitas pendukung
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 129
a. Usia Responden
Tabel 4.31. Usia Responden Pasar Kelas III
Usia Jumlah Persentase
< 25 thn 48 57,1%
25-30 thn 20 14,3%
30-35
tahun
12 10,3%
35-40 thn 2 1,7%
.. > 40 thn 34 29,3%
Total 116 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Tabel 4.31. menunjukkan usia responden pasar kelas III.
Hasil survey menyatakan bahwa responden berusia di bawah
25 tahun sebanyak 57,1% atau sejumlah 48 responden.
Selanjutnya untuk usia di atas 40 tahun sebesar 29,3% atau
sejumlah 34 responden. Selanjutnya untuk usia 25-30 tahun
sebanyak 14,3% atau sebanyak 20 responden. Adapun untuk
usia 30-35 tahun dan 35-40 tahun masing-masing sebesar
14,3% atau 20 responden dan 10,3% atau 12 responden.
b. Jenis Kelamin Responden
Tabel 4.32. Jenis Kelamin Responden Pasar Kelas III
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki-laki 42 36,2%
Perempuan 74 63,8%
Total 116 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Pada tabel 4.32. memaparkan identitas responden dari
segi jenis kelaminnya. Berdasarkan tabel tersebut, responden
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 130
dari kalangan pengunjung Pasar Kelas I mayoritas perempuan
sebanyak 63,8% dengan jumlah 74 responden. Adapun
responden pengunjung laki-laki sebanyak 36,2% dengan
jumlah 42 responden.
c. Status Perkawinan Responden
Tabel 4.33. Status Perkawinan Responden Pasar Kelas III
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Menikah 56 48,3%
Belum Menikah 58 50%
Duda 2 1,7%
Total 116 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Tabel 4.33. memaparkan identitas responden
berdasarkan pada status perkawinan responden. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa status responden ialah
menikah, belum menikah, dan duda. Responden berstatus
menikah sebanyak 48,3% dengan jumlah 56 responden.
Adapun responden dengan status belum menikah sebanyak
50% atau sejumlah 58 responden. Selanjutnya responden yang
berstatus duda sebanyak 1,2% atau 2 responden.
d. Pendidikan Terakhir Responden
Tabel 4.34. Pendidikan Terakhir Responden Pasar Kelas III
Pendidikan Jumlah Persentase
SD 6 5,2%
SMP 14 12,1%
SMA 50 43,1%
Akademi/D3 8 6,9%
Sarjana/S1 26 22,4%
.. >S1 12 10,3%
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 131
Total 28 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Pada tabel 4.34. memaparkan identitas responden dari
kalangan pengunjung berdasarkan pada pendidikan
terakhirnya. Mayoritas responden pendidikan terakhirnya
tingkat SMA sebanyak 43,1% dengan jumlah 50 responden.
Selanjutnya tingkat S1 sebanyak 22,4% atau 26 responden dan
SMP 12,1% atau 14 responden. Kemudian responden
berpendidikan di atas S1 sebanyak 10,3% atau 12 responden.
Selanjutnya responden berpendidikan D3 sebanyak 6,9% atau
8 responden dan SD sebanyak 5,2% atau 6 responden.
e. Profesi Responden
Tabel 4.35. Profesi Responden Pasar Kelas III
Profesi Jumlah Persentase
Pelajar/Mahasiswa 44 37,9%
Pegawai Negeri 8 6,9%
Karyawan Swasta 22 19%
IRT 16 13,8%
Wiraswasta 26 22,4%
Total 116 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Tabel 4.35 menunjukkan profesi responden dari
golongan pengunjung. Tabel tersebut memaparkan bahwa
37,9% atau 44 responden berprofesi sebagai pelajar atau
mahasiswa. Selanjutnya 22,4% atau 26 responden berprofesi
sebagai wiraswasta dan 19% atau 22 responden sebagai
karyawan swasta. Adapun 13,8% atau 16 responden sebagai
IRT serta 6,9% atau 8 responden sebagai pegawai negeri.
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 132
f. Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat Pengunjung Pasar
Jndeks kepuasan masyarakat pengunjung pasar kelas III
dihitung berdasarkan aspek-aspek penilaian kepuasan
masyarakat sesuai dengan PERMENPANRB No. 17 tahun 2017.
Dalam penelitian ini, penilaian kepuasan masyarakat
pengunjung ditujukan kepada fasilitas dan pelayanan pasar
yang diberikan oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota
Yogyakarta dan pedagang pasar. Adapun aspek tersebut
memuat kebijakan pelayanan, profesionalisme SDM, sarana
prasarana pelayanan publik, sistem informasi pelayanan
publik, fasilitas konsultasi dan pengaduan, serta inovasi pasar.
Gambar 4.43. Indeks Kepuasan Masyarakat Pedagang Pasar Kelas III
No Atribut Kepuasan IKM KET.
1 Profesionalisme SDM 71.19253
BAIK (DENGAN
CATATAN)
2
Sarana Prasaran Pelayanan
Publik 59.92155 CUKUP
3
Sistem Informasi Pelayanan
Publik 64.91379 CUKUP
4 Konsultan dan Pengaduan 60.34483 CUKUP
5 Inovasi 70.68966
BAIK (DENGAN
CATATAN)
5456586062646668707274
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 133
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan pada hasil penelitian pada gambar 4.1. indeks kepuasan
masyarakat (IKM) pengunjyng Pasar Kelas III terhadap fasilitas dan
pelayanan pasar secara keseluruhan dinilai cukup baik dan cukup
memenuhi kepuasan masyarakat dari kalangan pengunjung.
Gap Kepuasan dan Harapan Pengunjung Pasar
No Atribut Kepuasan IKM IHM Gap
1 Profesionalisme SDM 71,193 81,968
-
10,776
2
Sarana Prasaran Pelayanan
Publik 59,922 80,365
-
20,443
3
Sistem Informasi Pelayanan
Publik 64,914 85,000
-
20,086
4 Konsultan dan Pengaduan 60,345 82,328
-
21,983
5 Inovasi 70,690 86,422
-
15,733
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada
umumnya pengunjung pasar kelas III harapannya masih belum
sesuai dengan kepuasan yang dirasakan. Seperti aspek
profesionalisme SDM dengan indeks harapan sebesar 81,968
memiliki gap -10,776; aspek sarana prasarana pelayanan publik
dengan indeks harapan 80,365 memiliki gap -20,443; aspek
sistem informasi pelayanan publik dengan indeks harapan
85,000 memiliki gap -20,086; aspek konsultan dan pengaduan
dengan indeks harapan 82,328 memiliki gap -21,983; serta
aspek inovasi dengan indeks harapan 86,422 memiliki gap -
15,733. Dengan begitu, aspek yang harus lebih diperhatikan
oleh pemerintah ialah aspek konsultan dan pengaduan karena
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 134
memiliki gap terbesar antara indeks kepuasan dan indeks
harapannya.Adapun rincian pada setiap aspek penilaian ialah
sebagai berikut:
a. Profesionalisme SDM
IKM untuk profesionalisme SDM sebesar 71,2 sehingga
termasuk dalam kategori baik dengan catatan atau
memuaskan. Hasil ini diperoleh dari aspek profesionalisme
SDM memuat unsur kesesuaian layanan dengan kebutuhan,
respon, ketepatan waktu, kode etik, bonus, dan perlutidaknya
pembentukan standar kode etik pelayanan.
Gambar 4.44. Unsur Profesionalisme SDM
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan pada nilai interval IKM, unsur
profesionalisme SDM terlihat memuaskan dengan catatan.
Dimana kesesuaian layanan dengan kebutuhan (3), respon
pelayanan (2,9), ketepatan waktu pelayanan (3), kesesuaian
kode etik layanan (2,8) dan perlunya pembentukan standar
kode etik (2,9) dinilai memuaskan dengan catatan oleh
responden. Kemudian adanya bonus pelayanan dinilai cukup
memuaskan dimana nilai IKMnya ialah 2,2. Dengan demikian,
kesesuaian layanan respon layanan
ketepatan waktu layanan kode etik layanan
bonus layanan pembentukan kode etik
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 135
untuk meningkatkan kepuasan pengunjung, sesekali pedagang
dapat memberikan bonus atau diskon kepada pengunjung.
b. Sarana Prasarana Pelayanan Publik
Adapun nilai IKM pada aspek sarana prasarana
pelayanan publik sebesar 59,9 dalam kategori memuaskan
dengan catatan. Penilaian tersebut didasarkan pada unsur
keamanan parkir, parkir mudah dijangkau, kenyamanan ruang
tunggu, kenyamanan toilet, ketersediaan layanan difable, arena
bermain anak, dan front office untuk layanan pengaduan pasar.
Gambar 4.45. Unsur Sarana Prasarana Pelayanan Publik
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Penilaian IKM terhadap kenyamanan tempat parkir
yang tersedia di Pasar Kelas III memuaskan pengunjung
dimana nilai IKM masing-masing sebesar 3,1. Adapun sarana
tingkat kenyamanan dan keamanan parkir serta sarana front
office direspon memuaskan dengan catatan dimana nilai
IKMnya 2,8 dan 2,6. Adapun ruang tunggu pasar, kenyamanan
toilet pasar dan arena bermain anak direspon cukup
memuaskan dengan catatan dimanan nilai IKM masing-masing
2,2, 2,3, dan 2,24. Selanjutnya mengenai saranana layanan
untuk masyarakat berkebutuhan khusus (1,6) dinilai kurang
keamanan parkir
parkir mudahdijangkau
kenyamanan ruangtunggu
kenyamanan toilet
ketersediaanlayanan difable
arena bermain anak
front officepengaduan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 136
memuaskan. Dengan demikian prioritas pengembangan sarana
prasarana pelayanan publik ditujukan untuk sarana
masyarakat yang berkebutuhan khusus.
c. Sistem Informasi Pelayanan Publik
Aspek sistem informasi pelayanan publik dinilai cukup
memuaskan oleh responden kalangan pedagang dengan nilai
IKM 64,9. Penilaian aspek tersebut memuat unsur pengetahuan
jam operasional, kemudahan menemukan barang, ketersediaan
papan informasi, ketersediaan informasi elektronik, dan
layanan informasi telah memenuhi kebutuhan pasar.
Gambar 4.46. Unsur Sistem Informasi Pelayanan Publik
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Dalam unsur informasi jam operasional pasar,
kemudahan menemukan barang, keberadaan system informasi
elektronok, dan kesesuaian informasi yang dibutuhkan untuk
pasar kelas III dinilai memuaskan dengan catatatn responden
dari kalangan pengunjung. Adapun nilai IKM masing-masing
unsur tersebut ialah informasi jam operasional pasar (2,8),
kemudahan menemukan barang (2,6), ketersediaan system
informasi elektronik (2,7) dan kesesuaian informasi yang
dibutuhkan (2,7). Selanjutnya unsur ketersediaan papan
pengetahuan jamoperasional
kemudahanmenemukan barang
ketersediaan papaninformasi
ketersediaaninformasi elektronik
informasi sesuaikebutuhan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 137
informasi dengan IKM 2,24 atau cukup memuaskan. Dengan
demikian perioritas pengembangan sistem informasi
pelayanan publik ialah pengadaan papan informasi yang
menunjang kebutuhan masyarakat.
d. Konsultan dan Pengaduan
Aspek fasilitas konsultasi dan pengaduan pasar dinilai
cukup memuaskan responden dari kalangan pengunjung
pasar dengan nilai IKM 60,34. Penilaian tersebut didasarkan
pada dua unsur yakni keberadaan security serta kenyamanan
pengaduan dan konsultasi pasar. Adapun penilaian pada
kedua unsur tersebut ialah sebagai berikut:
Gambar 4.47. Unsur Konsultasi dan Pengaduan
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Hasil penilaian dari kedua unsur tersebut baik
keberadaan security dan kenyamanan pengaduan dan
konsultasi mendapat respon cukup baik atau cukup
memuaskan dengan catatan dari responden kalangan
pedagang. Unsur keberadaan security dan kenyamanan
pengaduan maupun konsultasi masing-masing dengan nilai
IKM 2,48 dan 2,34.
keberadaan scurity
kenyamananpengaduan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 138
e. Inovasi
Selanjutnya aspek inovasi pelayanan Pasar kelas IV juga
dinilai memuaskan responden dari kalangan pengunjung
dengan nilai IKM 70,68. Aspek tersebut dinilai berdasarkan
unsur keberadaan layanan lebih di pasar dibandingkan dengan
pasar lainnya yang menambah kenyamanan dan perlunya
penambahan fasilitas lain.
Gambar 4.48. Unsur Inovasi
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Keberadaan fasilitas pendukung lain yang meningkatkan
kenyamanan masyarakat dan penambahan fasilitas lainnya di
pasar kelas III meningkatkan kepuasan responden dari
kalangan pengunjung. Responden menghendaki perlunya
penambahan fasilitas lain oleh pasar dengan IKM 3 atau cukup
memuaskan. Adapun keberadaan fasilitas penunjang lain
didalam pasar direspon cukup memuaskan dimana nilai
IKMnya ialah 2,67. Dengan demikian penambahan fasilitas
yang inovatif untuk meningkatkan kenyamanan masyarakat
direspon positif.
Keberadaan fasilitaspendukung
perlunyapenambahanfasilitas pendukung
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 139
4. Pasar Kelas IV
Penilaian kepuasan pengunjung terhadap pasar kelas IV
memuat Pasar Terban, Pasar Legi Patangpuluhan, Pasar
Lempuyangan, Pasar Ciptomulyo, Pasar Pawirotaman, Pasar Pingit,
Pasar Gading, Pasar Talok Gendeng, Pasar Sepeda Tanjungsari, Pasar
Telo Karangkajen, dan Pasar Karangwaru. Sampel dalam pasar kelas
IV diwakili dengan 116 responden sebagai sampel. Adapun analisis
identitas responden dan kepuasanya ialah sebagai berikut.
a. Usia Responden
Tabel 4.36. Usia Responden Pasar Kelas IV
Usia Jumlah Persentase
< 25 thn 48 41,4%
25-30 thn 20 17,2%
30-35
tahun
12 10,3%
35-40 thn 2 1,7%
.. > 40 thn 34 29,3%
Total 116 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Tabel 4.36. menunjukkan usia responden pasar kelas IV.
Hasil survey menyatakan bahwa responden berusia di bawah
25 tahun sebanyak 51,4% atau sejumlah 48 responden.
Selanjutnya untuk usia di atas 40 tahun sebesar 29,3% atau
sejumlah 34 responden. Selanjutnya untuk usia 25-30 tahun
sebanyak 17,2% atau sebanyak 20 responden. Adapun untuk
usia 30-35 tahun dan 35-40 tahun masing-masing sebesar
14,3% atau 20 responden dan 10,3% atau 12 responden.
b. Jenis Kelamin Responden
Tabel 4.37. Jenis Kelamin Responden Pasar Kelas IV
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 140
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki-laki 42 36,2%
Perempuan 74 63,8%
Total 116 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Pada tabel 4.37. memaparkan identitas responden dari
segi jenis kelaminnya. Berdasarkan tabel tersebut, responden
dari kalangan pengunjung Pasar Kelas IV mayoritas
perempuan sebanyak 63,8% dengan jumlah 74 responden.
Adapun responden pengunjung laki-laki sebanyak 36,2%
dengan jumlah 42 responden.
c. Status Perkawinan Responden
Tabel 4.38. Status Perkawinan Responden Pasar Kelas IV
Status Jumlah Persentase
Menikah 56 48,3%
Belum Menikah 58 50%
Duda 2 1,7%
Total 116 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Tabel 4.38. memaparkan identitas responden
berdasarkan pada status perkawinan responden. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa status responden ialah
menikah, belum menikah, dan duda. Responden berstatus
menikah sebanyak 48,3% dengan jumlah 56 responden.
Adapun responden dengan status belum menikah sebanyak
50% atau sejumlah 58 responden. Selanjutnya responden yang
berstatus duda sebanyak 1,2% atau 2 responden.
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 141
d. Pendidikan Terakhir Responden
Tabel 4.39. Pendidikan Terakhir Responden Pasar Kelas IV
Pendidikan Jumlah Persentase
SD 6 5,2%
SMP 14 12,1%
SMA 50 43,1%
Akademi/D3 8 6,9%
Sarjana/S1 26 22,4%
.. >S1 12 10,3%
Total 116 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Pada tabel 4.39. memaparkan identitas responden dari
kalangan pengunjung berdasarkan pada pendidikan
terakhirnya. Mayoritas responden pendidikan terakhirnya
tingkat SMA sebanyak 43,1% dengan jumlah 50 responden.
Selanjutnya tingkat S1 sebanyak 22,4% atau 26 responden dan
SMP 12,1% atau 14 responden. Kemudian responden
berpendidikan di atas S1 sebanyak 10,3% atau 12 responden.
Selanjutnya responden berpendidikan D3 sebanyak 6,9% atau
8 responden dan SD sebanyak 5,2% atau 6 responden.
e. Profesi Responden
Tabel 4.40. Profesi Responden Pasar Kelas IV
Profesi Jumlah Persentase
Pelajar/Mahasiswa 46 37,9%
Pegawai Negeri 8 6,9%
Karyawan Swasta 22 19%
IRT 16 13,8%
Wiraswasta 24 22,4%
Total 116 100%
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 142
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Tabel 4.40 menunjukkan profesi responden dari
golongan pengunjung. Tabel tersebut memaparkan bahwa
39,7% atau 46 responden berprofesi sebagai pelajar atau
mahasiswa. Selanjutnya 20,7% atau 24 responden berprofesi
sebagai wiraswasta dan 19% atau 22 responden sebagai
karyawan swasta. Adapun 13,8% atau 16 responden sebagai
IRT serta 6,9% atau 8 responden sebagai pegawai negeri.
f. Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat Pengunjung Pasar
Jndeks kepuasan masyarakat pengunjung pasar kelas IV
dihitung berdasarkan aspek-aspek penilaian kepuasan
masyarakat sesuai dengan PERMENPANRB No. 17 tahun 2017.
Dalam penelitian ini, penilaian kepuasan masyarakat
pengunjung ditujukan kepada fasilitas dan pelayanan pasar
yang diberikan oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota
Yogyakarta dan pedagang pasar. Adapun aspek tersebut
memuat kebijakan pelayanan, profesionalisme SDM, sarana
prasarana pelayanan publik, sistem informasi pelayanan
publik, fasilitas konsultasi dan pengaduan, serta inovasi pasar.
Gambar 4.49. Indeks Kepuasan Masyarakat Pedagang Pasar Kelas IV
No Atribut Kepuasan IKM KET.
1 Profesionalisme SDM 71.20677 BAIK (DENGAN
505560657075
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 143
CATATAN)
2
Sarana Prasaran Pelayanan
Publik 59.92155 CUKUP
3
Sistem Informasi Pelayanan
Publik 64.91379 CUKUP
4 Konsultan dan Pengaduan 60.34483 CUKUP
5 Inovasi 70.68966
BAIK (DENGAN
CATATAN)
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan pada hasil penelitian pada gambar 4.1.
indeks kepuasan masyarakat (IKM) pengunjyng Pasar Kelas IV
terhadap fasilitas dan pelayanan pasar secara keseluruhan
dinilai cukup baik dan cukup memenuhi kepuasan masyarakat
dari kalangan pengunjung. Adapun gap anatara kepuasan dan
harapan dari pengunjung terhadap beberapa aspek di atas
dapat dilihat dalam tabel berikut:
Gap Kepuasan dan Harapan Pengunjung Pasar
No Atribut Kepuasan IKM IHM Gap
1 Profesionalisme SDM 71,207 71,207 0,000
2 Sarana Prasaran Pelayanan Publik 59,922 80,365 -20,443
3 Sistem Informasi Pelayanan Publik 64,914 85,000 -20,086
4 Konsultan dan Pengaduan 60,345 82,328 -21,983
5 Inovasi 70,690 86,422 -15,733
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada
umumnya pengunjung pasar kelas IV harapannya masih belum
sesuai dengan kepuasan yang dirasakan. Seperti aspek sarana
prasarana pelayanan publik dengan indeks harapan 80,365
memiliki gap -20,443; aspek sistem informasi pelayanan publik
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 144
dengan indeks harapan 85 memiliki gap -20,086; aspek
konsultan dan pengaduan dengan indeks harapan 82,328
memiliki gap -21,983; sedangkan aspek inovasi dengan indeks
harapan 86,422 memiliki gap -15,733. Sedangkan untuk aspek
profesionalisme SDM tidak memiliki gap sehingga antara
harapan dan kepuasnnya sudah sesuai. Akan tetapi, aspek
yang harus lebih diperhatikan oleh pemerintah ialah aspek
konsultan dan pengaduan karena memiliki gap terbesar antara
indeks kepuasan dan indeks harapannya.
Adapun rincian pada setiap aspek penilaian ialah
sebagai berikut:
a. Profesionalisme SDM
IKM untuk profesionalisme SDM sebesar 71,2 sehingga
termasuk dalam kategori baik dengan catatan atau
memuaskan. Hasil ini diperoleh dari aspek profesionalisme
SDM memuat unsur kesesuaian layanan dengan kebutuhan,
respon, ketepatan waktu, kode etik, bonus, dan perlutidaknya
pembentukan standar kode etik pelayanan.
Gambar 4.50. Unsur Profesionalisme SDM
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
kesesuaian layanan respon layanan
ketepatan waktu layanan kode etik layanan
bonus layanan pembentukan kode etik
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 145
Berdasarkan pada nilai interval IKM, unsur
profesionalisme SDM terlihat memuaskan dengan catatan.
Dimana kesesuaian layanan dengan kebutuhan (3), respon
pelayanan (2,9), ketepatan waktu pelayanan (3), kesesuaian
kode etik layanan (2,8) dan perlunya pembentukan standar
kode etik (2,9) dinilai memuaskan dengan catatan oleh
responden. Kemudian adanya bonus pelayanan dinilai cukup
memuaskan dimana nilai IKMnya ialah 2,2. Dengan demikian,
untuk meningkatkan kepuasan pengunjung, sesekali pedagang
dapat memberikan bonus atau diskon kepada pengunjung.
b. Sarana Prasarana Pelayanan Publik
Adapun nilai IKM pada aspek sarana prasarana
pelayanan publik sebesar 59,9 dalam kategori memuaskan
dengan catatan. Penilaian tersebut didasarkan pada unsur
keamanan parkir, parkir mudah dijangkau, kenyamanan ruang
tunggu, kenyamanan toilet, ketersediaan layanan difable, arena
bermain anak, dan front office untuk layanan pengaduan pasar.
Gambar 4.51. Unsur Sarana Prasarana Pelayanan Publik
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Penilaian IKM terhadap kenyamanan tempat parkir
yang tersedia di Pasar Kelas IV memuaskan pengunjung
keamanan parkir
parkir mudahdijangkau
kenyamanan ruangtunggu
kenyamanan toilet
ketersediaanlayanan difable
arena bermain anak
front officepengaduan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 146
dimana nilai IKM masing-masing sebesar 3,1. Adapun sarana
tingkat kenyamanan dan keamanan parkir serta sarana front
office direspon memuaskan dengan catatan dimana nilai
IKMnya 2,8 dan 2,6. Adapun ruang tunggu pasar, kenyamanan
toilet pasar dan arena bermain anak direspon cukup
memuaskan dengan catatan dimanan nilai IKM masing-masing
2,2, 2,3, dan 2,24. Selanjutnya mengenai saranana layanan
untuk masyarakat berkebutuhan khusus (1,6) dinilai kurang
memuaskan. Dengan demikian prioritas pengembangan sarana
prasarana pelayanan publik ditujukan untuk sarana
masyarakat yang berkebutuhan khusus.
c. Sistem Informasi Pelayanan Publik
Aspek sistem informasi pelayanan publik dinilai cukup
memuaskan oleh responden kalangan pedagang dengan nilai
IKM 64,9. Penilaian aspek tersebut memuat unsur pengetahuan
jam operasional, kemudahan menemukan barang, ketersediaan
papan informasi, ketersediaan informasi elektronik, dan
layanan informasi telah memenuhi kebutuhan pasar.
Gambar 4.52. Unsur Sistem Informasi Pelayanan Publik
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
pengetahuan jamoperasional
kemudahanmenemukan barang
ketersediaan papaninformasi
ketersediaaninformasi elektronik
informasi sesuaikebutuhan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 147
Dalam unsur informasi jam operasional pasar,
kemudahan menemukan barang, keberadaan system informasi
elektronok, dan kesesuaian informasi yang dibutuhkan untuk
pasar kelas IV dinilai memuaskan dengan catatatn responden
dari kalangan pengunjung. Adapun nilai IKM masing-masing
unsur tersebut ialah informasi jam operasional pasar (2,8),
kemudahan menemukan barang (2,6), ketersediaan system
informasi elektronik (2,7) dan kesesuaian informasi yang
dibutuhkan (2,7). Selanjutnya unsur ketersediaan papan
informasi dengan IKM 2,24 atau cukup memuaskan. Dengan
demikian perioritas pengembangan sistem informasi
pelayanan publik ialah pengadaan papan informasi yang
menunjang kebutuhan masyarakat.
d. Konsultan dan Pengaduan
Aspek fasilitas konsultasi dan pengaduan pasar dinilai
cukup memuaskan responden dari kalangan pengunjung
pasar dengan nilai IKM 60. Penilaian tersebut didasarkan pada
dua unsur yakni keberadaan security serta kenyamanan
pengaduan dan konsultasi pasar. Adapun penilaian pada
kedua unsur tersebut ialah sebagai berikut:
Gambar 4.53. Unsur Konsultasi dan Pengaduan
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
keberadaan scurity
kenyamananpengaduan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 148
Hasil penilaian dari kedua unsur tersebut baik
keberadaan security dan kenyamanan pengaduan dan
konsultasi mendapat respon cukup baik atau cukup
memuaskan dengan catatan dari responden kalangan
pedagang. Unsur keberadaan security dan kenyamanan
pengaduan maupun konsultasi masing-masing dengan nilai
IKM 2,48 dan 2,34.
e. Inovasi
Selanjutnya aspek inovasi pelayanan Pasar kelas IV juga
dinilai memuaskan responden dari kalangan pengunjung
dengan nilai IKM 70,6. Aspek tersebut dinilai berdasarkan
unsur keberadaan layanan lebih di pasar dibandingkan dengan
pasar lainnya yang menambah kenyamanan dan perlunya
penambahan fasilitas lain.
Gambar 4.54. Unsur Inovasi
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Keberadaan fasilitas pendukung lain yang
meningkatkan kenyamanan masyarakat dan penambahan
fasilitas lainnya di pasar kelas IV meningkatkan kepuasan
responden dari kalangan pengunjung. Responden
menghendaki perlunya penambahan fasilitas lain oleh pasar
Keberadaan fasilitaspendukung
perlunyapenambahanfasilitas pendukung
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 149
dengan IKM 3 atau cukup memuaskan. Adapun keberadaan
fasilitas penunjang lain didalam pasar direspon cukup
memuaskan dimana nilai IKMnya ialah 2,67. Dengan demikian
penambahan fasilitas yang inovatif untuk meningkatkan
kenyamanan masyarakat direspon positif.
5. Pasar Kelas V
Penilaian kepuasan pengunjung terhadap pasar kelas V
memuat Pasar Gedongkuning, Pasar Senen, Pasar Pujokusuman, Pasar
Sanggrahan Baciro, Pasar Kliwih Ngadikusuman, Pasar Ledok
Gondomanan, Pasar Pace Semaki, dan Pasar Suryobrantan.. Sampel
dalam pasar kelas V diwakili dengan 120 responden sebagai sampel.
Adapun analisis identitas responden dan kepuasanya ialah sebagai
berikut.
a. Usia Responden
Tabel 4.41. Usia Responden Pasar Kelas V
Usia Jumlah Persentase
< 25 thn 38 31,7%
25-30 thn 6 5%
30-35
tahun
4 3,3%
35-40 thn 4 3,3%
.. > 40 thn 68 56,7%
Total 116 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Tabel 4.41. menunjukkan usia responden pasar kelas V.
Hasil survey menyatakan bahwa responden berusia 3,3%.
Selanjutnya untuk usia di bawah 25 tahun sebanyak 31,7 % atau
sejumlah 38 responden. Adapun responden dengan usia 25-30
tahun sebanyak 5% atau 6 responden. Selanjutnya untuk usia 30-
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 150
35 tahun dan usia 35-40 tahun masing-masing sebanyak 3,3%
atau sebanyak 4 responden.
b. Jenis Kelamin Responden
Tabel 4.42. Jenis Kelamin Responden Pasar Kelas V
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki-laki 32 26,7%
Perempuan 88 73,3%
Total 120 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Pada tabel 4.42. memaparkan identitas responden dari
segi jenis kelaminnya. Berdasarkan tabel tersebut, responden
dari kalangan pengunjung Pasar Kelas I mayoritas perempuan
sebanyak 73,3% dengan jumlah 88 responden. Adapun
responden pengunjung laki-laki sebanyak 26,7% dengan
jumlah 32 responden.
c. Status Perkawinan Responden
Tabel 4.43. Status Perkawinan Responden Pasar Kelas V
Status Jumlah Persentase
Menikah 82 68,3%
Belum Menikah 34 28,3%
Janda 4 3,3%
Total 120 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Tabel 4.43. memaparkan identitas responden
berdasarkan pada status perkawinan responden. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa status responden ialah
menikah, belum menikah, dan janda. Responden berstatus
menikah sebanyak 68,3% dengan jumlah 82 responden.
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 151
Adapun responden dengan status belum menikah sebanyak
28,3% atau sejumlah 34 responden. Selanjutnya responden
yang berstatus duda sebanyak 3,3% atau 4 responden.
d. Pendidikan Terakhir Responden
Tabel 4.44. Pendidikan Terakhir Responden Pasar Kelas V
Pendidikan Jumlah Persentase
SD 22 18,3%
SMP 12 10%
SMA 67 55,8%
Akademi/D3 3 2,5%
Sarjana/S1 14 11,7%
.. >S1 2 1,7%
Total 120 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Pada tabel 4.44. memaparkan identitas responden dari
kalangan pengunjung berdasarkan pada pendidikan
terakhirnya. Mayoritas responden pendidikan terakhirnya
tingkat SMA sebanyak 55,8% dengan jumlah 67 responden.
Selanjutnya tingkat SD sebanyak 18,3% atau 22 responden dan
S1 11,7% atau 14 responden. Kemudian responden
berpendidikan SMP sebanyak 10% atau 12 responden.
Selanjutnya responden berpendidikan D3 sebanyak 2,4% atau
3 responden dan di atas S1 sebanyak 1,7% atau 2 responden.
e. Profesi Responden
Tabel 4.45. Profesi Responden Pasar Kelas V
Profesi Jumlah Persentase
Pelajar/Mahasiswa 28 23,3%
Pegawai Negeri 6 5%
Karyawan Swasta 22 18,3%
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 152
IRT 25 20,8%
Wiraswasta 39 32,5%
Total 120 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Tabel 4.45 menunjukkan profesi responden dari
golongan pengunjung. Tabel tersebut memaparkan bahwa
32,5% atau 39 responden berprofesi sebagai wiraswasta.
Selanjutnya 23,3% atau 28 responden berprofesi sebagai
pelajar atau mahasiswa dan 20,8% atau 25 responden sebagai
IRT. Adapun 18,3% atau 22 responden sebagai karyawan
swasta serta 5% atau 6 responden sebagai pegawai negeri.
f. Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat Pengunjung Pasar
Jndeks kepuasan masyarakat pengunjung pasar kelas V
dihitung berdasarkan aspek-aspek penilaian kepuasan
masyarakat sesuai dengan PERMENPANRB No. 17 tahun 2017.
Dalam penelitian ini, penilaian kepuasan masyarakat
pengunjung ditujukan kepada fasilitas dan pelayanan pasar
yang diberikan oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota
Yogyakarta dan pedagang pasar. Adapun aspek tersebut
memuat kebijakan pelayanan, profesionalisme SDM, sarana
prasarana pelayanan publik, sistem informasi pelayanan
publik, fasilitas konsultasi dan pengaduan, serta inovasi pasar.
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 153
Gambar 4.55. Indeks Kepuasan Masyarakat Pedagang Pasar Kelas V
No Atribut Kepuasan IKM KET.
1 Profesionalisme SDM 73.88889
BAIK (DENGAN
CATATAN)
2
Sarana Prasaran Pelayanan
Publik 54.90667
CUKUP (DENGAN
CATATAN)
3
Sistem Informasi Pelayanan
Publik 63.58333 CUKUP
4 Konsultan dan Pengaduan 56.25
CUKUP (DENGAN
CATATAN)
5 Inovasi 62.08333 CUKUP
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan pada hasil penelitian pada gambar 4.55.
indeks kepuasan masyarakat (IKM) pengunjyng Pasar Kelas V
terhadap fasilitas dan pelayanan pasar secara keseluruhan
dinilai cukup baik dan cukup memenuhi kepuasan masyarakat
dari kalangan pengunjung. Adapun gap anatara kepuasan dan
harapan dari pengunjung terhadap beberapa aspek di atas
dapat dilihat dalam tabel berikut:
Gap Kepuasan dan Harapan Pengunjung Pasar
No Atribut Kepuasan IKM IHM Gap
01020304050607080
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 154
1 Profesionalisme SDM 73,889 95,694 -21,806
2
Sarana Prasaran Pelayanan
Publik 54,907 91,413 -36,506
3
Sistem Informasi Pelayanan
Publik 63,583 99,417 -35,833
4 Konsultan dan Pengaduan 56,250 99,792 -43,542
5 Inovasi 62,083 99,583 -37,500
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada
umumnya pengunjung pasar kelas V harapannya masih belum
sesuai dengan kepuasan yang dirasakan. Seperti aspek
profesionalisme SDM dengan indeks harapan sebesar 95,694
memiliki gap -21,806; aspek sarana prasarana pelayanan publik
dengan indeks harapan 91,413 memiliki gap -36,506; aspek
sistem informasi pelayanan publik dengan indeks harapan
99,417 memiliki gap -35,833; aspek konsultan dan pengaduan
dengan indeks harapan 99,792 memiliki gap -43,542; serta
aspek inovasi dengan indeks harapan 99,583 memiliki gap
37,500. Dengan begitu, aspek yang harus lebih diperhatikan
oleh pemerintah ialah aspek konsultan dan pengaduan karena
memiliki gap terbesar antara indeks kepuasan dan indeks
harapannya.Adapun rincian pada setiap aspek penilaian ialah
sebagai berikut:
a. Profesionalisme SDM
IKM untuk profesionalisme SDM sebesar 73,9 sehingga
termasuk dalam kategori baik dengan catatan atau
memuaskan. Hasil ini diperoleh dari aspek profesionalisme
SDM memuat unsur kesesuaian layanan dengan kebutuhan,
respon, ketepatan waktu, kode etik, bonus, dan perlutidaknya
pembentukan standar kode etik pelayanan.
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 155
Gambar 4.56. Unsur Profesionalisme SDM
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan pada nilai interval IKM, unsur
profesionalisme SDM terlihat memuaskan. Dimana kesesuaian
layanan dengan kebutuhan (3,1), ketepatan waktu pelayanan
(3,16), dan kode etik layanan (3,11) dinilai memuaskan
responden. Adapun respon pelayanan pedagang kepada
pengunjung juga dinilai memuaskan dengan catatan dimana
IKMnya adalah 3. Selanjutnya perlunya pembentukan kode etik
pelayanan pasar ditanggapi responden dengan nilai IKM 2,8
sehingga termasuk dalam kategori cukup memuaskan.
Kemudian adanya bonus pelayanan dinilai cukup memuaskan
dengan catatan dimana nilai IKMnya ialah 2,41.
b. Sarana Prasarana Pelayanan Publik
Adapun nilai IKM pada aspek sarana prasarana
pelayanan publik sebesar 54,9 dalam kategori cukup
memuaskan. Penilaian tersebut didasarkan pada unsur
keamanan parkir, parkir mudah dijangkau, kenyamanan ruang
tunggu, kenyamanan toilet, ketersediaan layanan difable, arena
bermain anak, dan front office untuk layanan pengaduan pasar.
Gambar 4.57. Unsur Sarana Prasarana Pelayanan Publik
kesesuaian layanan respon layanan
ketepatan waktu layanan kode etik layanan
bonus layanan pembentukan kode etik
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 156
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Penilaian IKM terhadap mudah dijangkaunya tempat
parkir yang tersedia di Pasar Kelas V memuaskan pengunjung
dimana nilai IKM masing-masing sebesar 3,1. Adapun sarana
tingkat kenyamanan dan keamanan parkir direspon
memuaskan dengan catatan dimana nilai IKMnya 2,75. Adapun
kenyamanan toilet pasar dan perlunya front office pengaduan
direspon cukup memuaskan dengan catatan dimanan nilai IKM
masing-masing 2,11 dan 2,35. Selanjutnya mengenai saranana
ruang tunggu pasar dan arena bermain anak kurang
memuaskan dengan masing-masing nilai IKM 1,52 dan 1,6.
Adapun ketersediaan ruang tunggu (1,9), layanan untuk
masyarakat berkebutuhan khusus (1,65), dan arena bermain
anak (1,51) dinilai kurang memuaskan. Dengan demikian
prioritas pengembangan sarana prasarana pelayanan publik
ditujukan untuk peningkatan ruang tunggu, sarana masyarakat
yang berkebutuhan khusus, dan arena bermain anak.
c. Sistem Informasi Pelayanan Publik
Aspek sistem informasi pelayanan publik dinilai cukup
memuaskan oleh responden kalangan pedagang dengan nilai
IKM 63,58. Penilaian aspek tersebut memuat unsur
keamanan parkir
parkir mudahdijangkau
kenyamanan ruangtunggu
kenyamanan toilet
ketersediaanlayanan difable
arena bermain anak
front officepengaduan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 157
pengetahuan jam operasional, kemudahan menemukan barang,
ketersediaan papan informasi, ketersediaan informasi
elektronik, dan layanan informasi telah memenuhi kebutuhan
pasar.
Gambar 4.58. Unsur Sistem Informasi Pelayanan Publik
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Dalam unsur informasi jam operasional pasar,
kemudahan menemukan barang, dan kesesuaian informasi
yang dibutuhkan untuk pasar kelas V dinilai memuaskan
dengan catatatn responden dari kalangan pengunjung. Adapun
nilai IKM masing-masing unsur tersebut ialah informasi jam
operasional pasar (2,9), kemudahan menemukan barang (2,8),
dan kesesuaian informasi yang dibutuhkan (2,6). Selanjutnya
unsur yang mendapat respon cukup memuaskan ialah
ketersediaan informasi elektronik pasar dan ketersediaan
papan informasi dengan masing-masing IKM 2,25 dan 2,11.
Dengan demikian perioritas pengembangan sistem informasi
pelayanan publik ialah pengadaan papan informasi dan system
informasi elektronik yang menunjang kebutuhan masyarakat.
pengetahuan jamoperasional
kemudahanmenemukan barang
ketersediaan papaninformasi
ketersediaaninformasi elektronik
informasi sesuaikebutuhan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 158
d. Konsultan dan Pengaduan
Aspek fasilitas konsultasi dan pengaduan pasar dinilai
cukup memuaskan responden dari kalangan pengunjung
pasar dengan nilai IKM 56,25. Penilaian tersebut didasarkan
pada dua unsur yakni keberadaan security serta kenyamanan
pengaduan dan konsultasi pasar. Adapun penilaian pada
kedua unsur tersebut ialah sebagai berikut:
Gambar 4.59. Unsur Konsultasi dan Pengaduan
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Hasil penilaian dari kedua unsur tersebut baik
keberadaan security dan kenyamanan pengaduan dan
konsultasi mendapat respon cukup baik atau cukup
memuaskan dengan catatan dari responden kalangan
pedagang. Unsur keberadaan security dan kenyamanan
pengaduan maupun konsultasi masing-masing dengan nilai
IKM 2,25.
e. Inovasi
Selanjutnya aspek inovasi pelayanan Pasar Kelas V juga
dinilai cukup memuaskan responden dari kalangan
pengunjung dengan nilai IKM 62. Aspek tersebut dinilai
berdasarkan unsur keberadaan layanan lebih di pasar
keberadaan scurity
kenyamananpengaduan
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 159
dibandingkan dengan pasar lainnya yang menambah
kenyamanan dan perlunya penambahan fasilitas lain.
Gambar 4.60. Unsur Inovasi
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Keberadaan fasilitas pendukung lain yang
meningkatkan kenyamanan masyarakat dan penambahan
fasilitas lainnya di pasar kelas V meningkatkan kepuasan
responden dari kalangan pengunjung. Responden
menghendaki perlunya penambahan fasilitas lain oleh pasar
dengan IKM 2,7 atau cukup memuaskan. Adapun keberadaan
fasilitas penunjang lain didalam pasar direspon cukup
memuaskan dengan catatan dimana nilai IKMnya ialah 2,27.
Dengan demikian penambahan fasilitas yang inovatif untuk
meningkatkan kenyamanan masyarakat direspon positif.
IV. Analisis Kepuasan Masyarakat Model Logit
Penelitian ini juga bertujuan untuk mengukur bagaimana pengaruh
kepuasan konsumen dalam memilih berbelanja di pasar tradisonal atau
kah di passar modern. Sehingga dapat diketahui faktor-faktor kepuasan
apa saja yang dapat mempegaruhi kosumen dalam berbelanja di pasar
tradisional. Model persamaan yang digunakan dalam penelitian ini
Keberadaan fasilitaspendukung
perlunyapenambahanfasilitas pendukung
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 160
memasukan variabel kepuasan konsumen dalam hal Profesional SDM,
Sarana Prasarana Pelayanan Publik, Sistem Informasi Pelayanan Publik,
Konsultan dan Pengaduan, serta Inovasi. Sedangkan variabel dependennya
ialah keputusan konsumen atau masyarakat dalam belanja di pasar
tradisonal (1) atau di toko modern (0). Data yang diperoleh berkaitan
dengan hal ini diolah menggunakan pendekatan regresi losgistik yang
memuat langkah-langkah sebagaimana berikut.
1. Menilai Keseluruhan Model (Overall Fit Model)
Langkah pertama adalah menilai overall fit model terhadap data.
Adapun kriteria pengambilan keputusan adalah tolak H0 jika nilai -2
Log Likelihood > table Chi Square pada derajat bebas (df) = N-1, N
adalah jumlah parameter dalam model. Tingkat kepercayaan yang
digunakan penulis dalam penelitian iniadalah 95% atau dengan kata
lain taraf signifikansi α adalah 5%.
Nilai-2 Log Likelihood pada Beginning Block yang dibandingkan
dengan nilai ChiSquare pada tabel dengan df sebesar N – 1 = 478 – 1 =
477 pada taraf signifikansi 0,05 terlihat bahwa -2 Log Likelihood < Chi
Square tabel. Hal ini berarti keputusan yang diambil adalah terima H0
yang menunjukkan bahwa model tersebut tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara model dengan konstanta. Nilai -2 Log Likelihood
< Chi Square table yang menunjukkan bahwa model dengan
memasukkan variabel bebas adalah fit dengan data, sehingga layak
untuk digunakan.
2. Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test
Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test bertujuan untuk
melihat apakah data empiris cocok dengan model (tidak ada perbedaan
antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit).
Berdasarkan hasil perhitungan, terlihat bahwa nilai signifikansi sebesar
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 161
1,000 adalah lebih besar dari 0.05 yang menunjukkan bahwa model
dapat diterima dan pengujian hipotesis dapat dilakukan.
Gambar 4.61
Hasil Hosmer and Lemeshow Test
Sumber: Output SPSS
3. Uji Koefisien Determinasi
Untuk melihat kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan
varians variabel terikat digunakan nilai Cox & Snell R Square dan
Nagelkerke R Square. Nilai Nagelkerke R Square yang lebih besar
daripada Cox & Snell R Square, menunjukkan kemampuan kelima
variabel bebas dalam menjelaskan varians variabel terikat dan sisanya
terdapat faktor lain yang menjelaskan varians variabel terikat.
Berdasarkan hasil perhitungan, nilai Nagelkerke R Square yaitu 0,647
lebih besar dari nilai Cox & Snell R Square yaitu 0,308. Hal tersebut
berarti bahwa 64% varians keputusan seseorang dalam belanja di
pasar tradisional dapat dijelaskan oleh varians variabel faktor kepuasan
konsumen dalam hal Profesional SDM, Sarana Prasarana Pelayanan
Publik, Sistem Informasi Pelayanan Publik, Konsultan dan Pengaduan,
serta Inovasi. Sedangkan sisanya sebanyak 36% dijelaskan oleh faktor
lain di luar model.
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 162
Gambar 4.62
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Sumber: Output SPSS
Penghitungan lain yang lebih baik untuk mengetahui seberapa
baik variabel-variabel independen menjelaskan variabel dependen
adalah dengan melihat nilai overall percentage yang merupakan
perbandingan antara jumlah prediksi yang tepat dengan jumlah seluruh
observasi pada Classification Table. Nilai overall percentage pada
penelitian ini ialah sebesar 72%.
Gambar 4.63
Hasil Classification Table
Sumber: Output SPSS
4. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas dalam perangkat SPSS dapat dilihat dengan
perintah VIF, Tolerance, dan matriks kolerasi. Pada hasil regresi logit
dalam penelitian ini seluruh variabel disimpulkan tidak ada adanya
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 163
multikolinearitas antar variabel. Variabel yang menyebabkan
multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance yang lebih kecil dari
0,1 atau nilai VIF yang lebih besar dari nilai 10. Hal tersebut juga
didukung dengan nilai 1/VIF yang tidak kurang dari 0,1. Berdasarkan
hasil penghitungan, nilai VIF masing-masing variabel tidak ada yang
melebihi angka 10, hal tersebut diperkuat dengan nilai 1/VIF dan
Tolerance yang nilainya lebih dari 0,1. Sehingga, dapat disimpulkan
model tersebut tidak memiliki gangguan multikolinieritas.
5. Uji Signifikansi Parsial
Uji signifikansi parsial bertujuan untuk melihat signifikansi
suatu variabel independen dalam memengaruhi variabel dependen
dalam sebuah persamaan. Uji ini dilakukan dengan melihat signifikansi
dari masing-masing parameter variabel tersebut. Secara ringkas,
indikator ekonometri untuk tiap model dapat dilihat pada tabel berikut:
Gambar 4.64
Hasil Uji Signifikansi Parsial
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan hasil yang diperoleh di atas, terdapat dua variabel
bebas yang digunakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
seseorang dalam menentukan pasar tradisional sebagai tempat belanja. Hal
tersebut dapat dilihat dari nilai signifikansi masing-masing varaibel yang
kurang dari 5%. Adapun kedua variabel itu ialah PK3 (Sarana Prasarana
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 164
Pelayanan Publik) dan PK 4 (Sistem Informasi Pelayanan Publik).
Sedangkan variabael faktor lainnya memiliki nilai signifikansi di atas 0,05,
dengan demikian variabel tersebut tidak mempengaruhi konsumen dalam
berbelanja di pasar tradisional. Maka persamaan dalam penelitian ini ialah :
(
) + +
+ -2,59PK6
Dimana:
PK2 = Kepuasan Konsumen dalam hal Profesionalisme SDM
PK3 = Kepuasan Konsumen dalam hal Sarana Prasarana Pelayanan
Publik
PK4 = Kepuasan Konsumen dalam hal Sistem Informasi Pelayanan
Publik
PK5 = Kepuasan Konsumen dalam hal Konsultan dan Pengaduan
PK6 = Kepuasan Konsumen dalam hal Inovasi
Persamaan di atas dapat dimaknai sebagaimana berikut:
- Kecenderungan masyarakat dalam berbelanja di pasar tradisional
berhubungan positif dengan kepuasan konsumen dalam hal sarana dan
prasarana pelayanan publik. Ketika sarana dan prasarana pelayanan
ditingkatkan sebesar satu satuan, maka kecenderungan konsumen dalam
berbelanja di pasar tradisional akan meningkat sebanyak 0,876 kali.
- Kecenderungan masyarakat dalam berbelanja di pasar tradisional
berhubungan positif dengan kepuasan konsumen dalam hal sarana
informasi pelayanan publik. Ketika informasi pelayanan ditingkatkan
sebesar satu satuan, maka kecenderungan konsumen dalam berbelanja
di pasar tradisional akan meningkat sebanyak 0,29 kali.
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 165
BAB V. PENUTUP
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 166
5. PENUTUP
1. Kesimpulan
Hasil dari survey kepuasan masyarakat terhadap fasilitas dan
pelayanan pasar tradisional ialah sebagai berikut:
a. Pasar Kelas I
Pasar yang masuk dalam kategori kelas I merupakan Pasar
Beringharjo. Masyarakat dari kalangan pedagang merasa puas
terhadap aspek profesionalisme SDM dalam memberikan pelayanan,
system informasi yang digunakan dalam pelayanan, layanan
konsultasi dan pengaduan, serta fasilitas pasar yang inovatif seperti
penerangan, pendingin ruangan, escalator, dan fasilitas lainnya.
Adapun responden untuk kebijakan pelayanan dan sarana prasarana
pasar dinilai cukup memuaskan. Selanjutnya mengenai respon
kepuasan masyarakat merasa puas terhadap profesionalisme SDM,
system informasi pelayanan, layanan konsultasi dan pengaduan, serta
inovasi pasar. Kemudian sarana prasarana pelayanan pasar dinilai
cukup memuaskan masyarakat pengunjung.
b. Pasar Kelas II
Adapun pasar yang termasuk dalam kategori kelas II
merupakan Pasar Giwangan. Berdasarkan pada hasil penelitian,
tanggapan responden dari masyarakat pedagang dan pengunjung
menyatakan puas terhadap seluruh aspek penilaian yang meliputi
kebijakan pelayanan, profesionalisme SDM, sarana prasarana, system
informasi, konsultasi dan pengaduan, serta inovasi yang terdapat pada
pasar giwangan.
c. Pasar Kelas III
Selanjutnya, pasar yang termasuk dalam kelas III meliputi
Pasar Kranggan, Pasar Demangan, Pasar Sentul, Pasar Legi Kotagede,
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 167
Pasar Serangan, Pasar Klitikan Pakuncen, Pasar Pathuk, Pasar Satwa
dan Tanaman Hias Yogyakarta, dan Pasar Ngasem. Masyarakat
pedagang merasa puas dengan profesionalisme SDM dalam
memberikan pelayanan, system informasi, konsultasi dan pengaduan,
serta inovasi pasar. Adapun kebijakan pelayanan dan sarana
prasarana pasar dinilai cukup memuaskan. Namun demikian,
masyarakat pengunjung justru merasa puas terhadap profesionalisme
SDM dalam memberikan pelayanan dan inovasi pasar. Mengenai
sarana prasarana, system informasi, dan layanan konsultasi atau
pengaduan dinilai cukup memuaskan.
d. Pasar Kelas IV
Adapun pasar yang termasuk dalam kategori pasar kelas IV
meliputi Pasar Terban, Pasar Legi Patangpuluhan, Pasar
Lempuyangan, Pasar Ciptomulyo, Pasar Pawirotaman, Pasar Pingit,
Pasar Gading, Pasar Talok Gendeng, Pasar Sepeda Tanjungsari, Pasar
Telo Karangkajen, dan Pasar Karangwaru. Masyarakat pedagang
menyatakan bahwa merasa puas terhadap kebijakan pelayanan pasar,
profesionalisme SDM dalam memberikan layanan, system informasi,
dan inovasi fasilitas pasar. Kemudian sarana prasaranan pasar dan
layanan konsultasi dan pengaduan pasar cukup memuaskan.
Selanjutnya, pengunjung merasa puas dengan profesionalisme SDM
dalam memberikan pelayanan dan inovasi fasilitas pasar. Namun
demikian, aspek sarana prasarana, system informasi, dan layanan
konsultasi atau pengaduan di pasar dinilai cukup memuaskan.
e. Pasar Kelas V
Selanjutnya pasar dengan kategori pada kelas V meliputi Pasar
Gedongkuning, Pasar Senen, Pasar Pujokusuman, Pasar Sanggrahan
Baciro, Pasar Kliwih Ngadikusuman, Pasar Ledok Gondomanan, Pasar
Pace Semaki, dan Pasar Suryobrantan. Masyarakat pedagang hanya
merasa puas terhadp layanan onsultasi dan pengaduan pasar. Adapun
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 168
kebijakan pelayanan pasar, profesionalisme SDM dalam memberikan
pelayanan, sarana prasaranan, system informasi, dan inovasi
pelayanan pasar dinilai cukup memuaskan. Selanjutnya, masyarakat
pengunjung justru puas terhadap profesionalisme SDM dalam
memberikan pelayanan pasar. Aspek sarana prasarana, sistim
informasi, layanan konsultasi dan pengaduan, serta inovasi pasar
direspon cukup memuaskan pengunjung.
f. Analisis Kepuasan Masyarakat Terhadap Pasar Tradisional, hasil
menunjukkan bahwa kecenderungan masyarakat pengunjung memilih
menggunakan pasar tradisional dipengaruhi secara positif oleh
kepuasan pengunjung pada aspek sarana prasarana pelayanan pasar
dan sarana informasi pelayanan pasar tersebut.
B. Rekomendasi
Untuk meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap pasar
tradisional di daerah Kota Yogyakarta, maka diperlukan peningkatan dan
pengembangan pelayanan yang berkonsenterasi pada aspek-aspek
tertentu. Berikut ini rekomendasi kebijakan peningkatan dan
pengembangan fasilitas layanan pasar tradisional berdasarkan
pengelompokan kelas pasar yang ditujukan untuk meningkatkan
kepuasan masyarakat:
a. Regulator, secara umum untuk seluruh pasar diperlukan standarisasi
untuk pasar bersih dari sisi sarana dan prasarana pasar tradisional.
b. Pasar Kelas I, diperlukan peningkatan adanya keterlibatan pedagang
dalam penysusunan peraturan pasar, dan penambahan fasilitas public
untuk masyarakat yang berkebutuhan khusus.
c. Pasar Kelas II, prioritas pengembangan pasar dapat dilakukan pada
aspek sarana prasarana pelayanan publik ditujukan untuk
peningkatan kenyamanan toilet dan fasilitas masyarakat yang
berkebutuhan khusus.
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 169
d. Pasar Kelas III, diperlukan peningkatan alur informasi mengenai
peraturan pasar, keterlibatan pedagang dalam penyususnan
peraturan pasar, fasilitas masyarakat berkebutuhan khusus, dan
papan informasi pasar yang menunjukkan komoditas barang.
e. Pasar Kelas IV, diperlukan peningkatan pada kenyamanan parkir,
fasilitas masyarakat yang berkebutuhan khusus, penambahan security
dan layanan pengaduan di pasar, papan informasi pasar yang
menunjukkan komoditas barang, dan peningkatan petugas scurity
beserta pelayanannya.
f. Pasar Kelas V, prioritas pengembangan dapat dilakukan dengan
pengadaan ruang tunggu pasar, peningkatan layanan yang inovatif
seperti dari peningkatan kebersihan pasar, fasilitas masyarakat
berkebutuhan khusus, dan peningkatan petugas scurity beserta
pelayanannya.
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 170
DAFTAR PUSTAKA
Fikri, Sirhan., Wiyani, Wahyu., Suwandaru, Agung. Pengaruh Kulitas
Pelayanan Terhadap Kpuasan dan Loyalitas Mahasiswa (Studi pada
Mahasiswa Strata I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Merdeka Malang). Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 3, No. 1, 2016.
Hoffman, K. Douglas., Bateson, John E. G. (1997). Essentials of Services
Marketing. South Western: Dryden Presss.
Kotler, Philip (2005). Manajemen Pemasaran, Edisi Ke-11, Jilid 2. Jakarta:
INDEKS.
Mowen, John C. (1995). Consumer Bihavior. India University: Prentice-Hall.
Nilasar, Eswika., Istiatin. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan
Konsumen Pada Dealer PT Ramayana Motor Sukoharjo. Jurnal
Paradigma, Vol. 13, No. 1, ISSN: 1693-0827. 2015.
Peraturan Daerah Kota Yogyakarta No. 2 Tahun 2009 tentang Pasar.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia No. 17 Tahun 2017 tentang Pedoman Penilaian
Kinerja Unit Pelayanan Publik, No. 877: 2017.
Peraturan Walikota Yogyakarta No. 13 Tahun 2010 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta No. 2 Tahun 2009
Tentang Pasar.
Peraturan Walikota Yogyakarta No. 33 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Walikota No. 13 Tahun 2010 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta No. 2 Tahun 2009
Tentang Pasar.
Peraturan Walikota Yogyakarta No. 51 Tahun 2017 tentang Perubahan
Keempat Atas Peraturan Walikota No. 13 Tahun 2010 Tentang
Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta No. 2 Tahun
2009 Tentang Pasar.
Peraturan Walikota Yogyakarta No. 57 Tahun 2016 tentang Perubahan
Ketiga Atas Peraturan Walikota No. 13 Tahun 2010 Tentang Petunjuk
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 171
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta No. 2 Tahun 2009
Tentang Pasar.
Peraturan Walikota Yogyakarta No. 73 Tahun 2014 tentang Perubahan
Pertama Atas Peraturan Walikota No. 13 Tahun 2010 Tentang
Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta No. 2 Tahun
2009 Tentang Pasar.
Tjiptono, Fandy (2000). Manajemen Jasa. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Lampiran 1, IKM Pedagang Pasar
a. IKM Pasar Kelas I
Responden U1 U2 U3
Jmlh nilai per unsur 483 489 254
NRR Per Unsur 3.037736 3.075472 1.597484
NRR tertimbang per
unsur 1.012579 1.025157 0.532495 2.570231
IKM Kebijakan Pelayanan 64.25577
Responden U1 U2 U3 U4 U5 U6
Jmlh nilai per unsur 457 483 471 498 401 384
NRR Per Unsur 2.874214 3.037736 2.962264 3.132075 2.522013 2.415094
NRR tertimbang per
unsur 0.479036 0.506289 0.493711 0.522013 0.420335 0.402516 2.823899
IKM Profesionalisme SDM 70.59748
Responden U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7
Jmlh nilai per unsur 463 408 419 520 275 400 504
NRR Per Unsur 2.91195 2.566038 2.63522 3.27044 1.72956 2.515723 3.169811
NRR tertimbang per
unsur 0.413497 0.364377 0.374201 0.464403 0.245597 0.357233 0.450113 2.669421
IKM Sarana Prasarana 66.73553
Responden U1 U2 U3 U4 U5 U6
Jmlh nilai per unsur 527 455 436 578 551 519
NRR Per Unsur 3.314465 2.861635 2.742138 3.63522 3.465409 3.264151
NRR tertimbang per
unsur 0.552411 0.476939 0.457023 0.60587 0.577568 0.544025 3.213836
IKM Sistem Informasi 80.34591
Responden U1 U2
Jmlh nilai per unsur 496 482
NRR Per Unsur 3.119497 3.031447
NRR tertimbang per unsur 1.559748 1.515723 3.075472
IKM Konsultan 76.88679
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 2
Responden U1 U2
Jmlh nilai per unsur 481 540
NRR Per Unsur 3.025157 3.396226
NRR tertimbang per
unsur 1.512579 1.698113 3.210692
IKM Inovasi 80.2673
b. IKM Pedagang Pasar Kelas II
Responden U1 U2 U3
Jmlh nilai per unsur 106 102 70
NRR Per Unsur 3.785714 3.642857 2.5
NRR tertimbang per
unsur 1.261905 1.214286 0.833333 3.309524
IKM Kebijakan Pelayanan 82.7381
Responden U1 U2 U3 U4 U5 U6
Jmlh nilai per unsur 91 95 87 95 87 88
NRR Per Unsur 3.25 3.392857 3.107143 3.392857 3.107143 3.142857
NRR tertimbang per
unsur 0.541667 0.565476 0.517857 0.565476 0.517857 0.52381 3.232143
IKM Profesionalisme SDM 80.80357
Responden U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7
Jmlh nilai per unsur 87 87 84 81 77 68 84
NRR Per Unsur 3.107143 3.107143 3 2.892857 2.75 2.428571 3
NRR tertimbang per
unsur 0.441214 0.441214 0.426 0.410786 0.3905 0.344857 0.426 2.880571
IKM Sarana Prasarana 72.01429
Responden U1 U2 U3 U4 U5 U6
Jmlh nilai per unsur 92 92 73 88 80 88
NRR Per Unsur 3.285714 3.285714 2.607143 3.142857 2.857143 3.142857
NRR tertimbang per
unsur 0.547619 0.547619 0.434524 0.52381 0.47619 0.52381 3.053571
IKM Sistem Informasi 76.33929
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 3
Responden U1 U2
Jmlh nilai per unsur 92 92
NRR Per Unsur 3.285714 3.285714
NRR tertimbang per unsur 1.642857 1.642857 3.285714
IKM Konsultan 82.14286
Responden U1 U2
Jmlh nilai per unsur 84 84
NRR Per Unsur 3 3
NRR tertimbang per
unsur 1.5 1.5 3
IKM Inovasi 75
c. IKM Pedagang Pasar Kelas III
Responden U1 U2 U3
Jmlh nilai per unsur 359 336 301
NRR Per Unsur 3.068376 2.871795 2.57265
NRR tertimbang per
unsur 1.022792 0.957265 0.85755 2.837607
IKM Kebijakan Pelayanan 70.94017
Responden U1 U2 U3 U4 U5 U6
Jmlh nilai per unsur 338 341 364 351 261 315
NRR Per Unsur 2.888889 2.91453 3.111111 3 2.230769 2.692308
NRR tertimbang per
unsur 0.481481 0.485755 0.518519 0.5 0.371795 0.448718 2.806268
IKM Profesionalisme SDM 70.1567
Responden U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7
Jmlh nilai per unsur 344 366 287 349 247 265 338
NRR Per Unsur 2.940171 3.128205 2.452991 2.982906 2.111111 2.264957 2.888889
NRR tertimbang per
unsur 0.417504 0.444205 0.348325 0.423573 0.299778 0.321624 0.410222 2.665231
IKM Sarana Prasarana 66.63077
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 4
Responden U1 U2 U3 U4 U5 U6
Jmlh nilai per unsur 389 303 284 346 358 326
NRR Per Unsur 3.324786 2.589744 2.42735 2.957265 3.059829 2.786325
NRR tertimbang per
unsur 0.554131 0.431624 0.404558 0.492877 0.509972 0.464387 2.85755
IKM Sistem Informasi 71.43875
Responden U1 U2
Jmlh nilai per unsur 345 330
NRR Per Unsur 2.948718 2.820513
NRR tertimbang per unsur 1.474359 1.410256 2.884615
IKM Konsultan 72.11538
Responden U1 U2
Jmlh nilai per unsur 317 354
NRR Per Unsur 2.709402 3.025641
NRR tertimbang per
unsur 1.354701 1.512821 2.867521
IKM Inovasi 71.68803
d. IKM Pedagang Pasar Kelas IV
Responden U1 U2 U3
Jmlh nilai per unsur 376 374 304
NRR Per Unsur 3.241379 3.224138 2.62069
NRR tertimbang per
unsur 1.08046 1.074713 0.873563 3.028736
IKM Kebijakan Pelayanan 75.71839
Responden U1 U2 U3 U4 U5 U6
Jmlh nilai per unsur 362 356 362 364 274 328
NRR Per Unsur 3.12069 3.068966 3.12069 3.137931 2.362069 2.827586
NRR tertimbang per
unsur 0.520115 0.511494 0.520115 0.522989 0.393678 0.471264 2.939655
IKM Profesionalisme SDM 73.49138
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 5
Responden U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7
Jmlh nilai per unsur 312 384 240 366 188 210 270
NRR Per Unsur 2.689655 3.310345 2.068966 3.155172 1.62069 1.810345 2.327586
NRR tertimbang per
unsur 0.381931 0.470069 0.293793 0.448034 0.230138 0.257069 0.330517 2.411552
IKM Sarana Prasarana 60.28879
Responden U1 U2 U3 U4 U5 U6
Jmlh nilai per unsur 376 276 298 336 362 354
NRR Per Unsur 3.241379 2.37931 2.568966 2.896552 3.12069 3.051724
NRR tertimbang per
unsur 0.54023 0.396552 0.428161 0.482759 0.520115 0.508621 2.876437
IKM Sistem Informasi 71.91092
Responden U1 U2
Jmlh nilai per unsur 286 330
NRR Per Unsur 2.465517 2.844828
NRR tertimbang per unsur 1.232759 1.422414 2.655172
IKM Konsultan 66.37931
Responden U1 U2
Jmlh nilai per unsur 308 316
NRR Per Unsur 2.655172 2.724138
NRR tertimbang per
unsur 1.327586 1.362069 2.689655
IKM Inovasi 67.24138
e. IKM Pedagang Pasar Kelas V
Responden U1 U2 U3
Jmlh nilai per unsur 335 329 241
NRR Per Unsur 2.863248 2.811966 2.059829
NRR tertimbang per
unsur 0.954416 0.937322 0.68661 2.578348
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 6
IKM Kebijakan Pelayanan 64.45869
Responden U1 U2 U3 U4 U5 U6
Jmlh nilai per unsur 331 323 326 344 251 264
NRR Per Unsur 2.82906 2.760684 2.786325 2.940171 2.145299 2.25641
NRR tertimbang per
unsur 0.47151 0.460114 0.464387 0.490028 0.35755 0.376068 2.619658
IKM Profesionalisme SDM 65.49145
Responden U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7
Jmlh nilai per unsur 300 355 179 263 174 188 277
NRR Per Unsur 2.564103 3.034188 1.529915 2.247863 1.487179 1.606838 2.367521
NRR tertimbang per
unsur 0.364103 0.430855 0.217248 0.319197 0.211179 0.228171 0.336188 2.10694
IKM Sarana Prasarana 52.6735
Responden U1 U2 U3 U4 U5 U6
Jmlh nilai per unsur 391 305 209 266 285 286
NRR Per Unsur 3.34188 2.606838 1.786325 2.273504 2.435897 2.444444
NRR tertimbang per
unsur 0.55698 0.434473 0.297721 0.378917 0.405983 0.407407 2.481481
IKM Sistem Informasi 62.03704
Responden U1 U2
Jmlh nilai per unsur 306 323
NRR Per Unsur 2.615385 2.760684
NRR tertimbang per unsur 1.307692 1.380342 2.688034
IKM Konsultan 67.20085
Responden U1 U2
Jmlh nilai per unsur 242 282
NRR Per Unsur 2.068376 2.410256
NRR tertimbang per
unsur 1.034188 1.205128 2.239316
IKM Inovasi 55.98291
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 7
Lampiran 2, IKM Pengunjung Pasar
a. Pasar Kelas I
Responden U1 U2 U3 U4 U5 U6
Jmlh nilai per unsur 662 644 678 608 532 592
NRR Per Unsur 3.036697 2.954128 3.110092 2.788991 2.440367 2.715596
NRR tertimbang per
unsur 0.506116 0.492355 0.518349 0.464832 0.406728 0.452599 2.840979
IKM Profesionalisme SDM 71.02446
Responden U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7
Jmlh nilai per unsur 570 594 506 508 432 514 598
NRR Per Unsur 2.614679 2.724771 2.321101 2.330275 1.981651 2.357798 2.743119
NRR tertimbang per
unsur 0.371284 0.386917 0.329596 0.330899 0.281394 0.334807 0.389523 2.424422
IKM Sarana Prasarana 60.61055
Responden U1 U2 U3 U4 U5
Jmlh nilai per unsur 592 636 544 588 632
NRR Per Unsur
2.71559
6
2.91743
1
2.49541
3
2.69724
8
2.89908
3
NRR tertimbang per
unsur
0.54311
9
0.58348
6
0.49908
3 0.53945
0.57981
7
2.74495
4
IKM Sistem Informasi
68.6238
5
Responden U1 U2
Jmlh nilai per unsur 618 602
NRR Per Unsur 2.834862 2.761468
NRR tertimbang per unsur 1.417431 1.380734 2.798165
IKM Konsultan 69.95413
Responden U1 U2
Jmlh nilai per unsur 644 658
NRR Per Unsur 2.954128 3.018349
NRR tertimbang per 1.477064 1.509174 2.986239
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 8
unsur
IKM Inovasi 74.65596
b. Pasar Kelas II
Responden U1 U2 U3 U4 U5 U6
Jmlh nilai per unsur 96 100 96 84 84 84
NRR Per Unsur 3.428571 3.571429 3.428571 3 3 3
NRR tertimbang per
unsur 0.571429 0.595238 0.571429 0.5 0.5 0.5 3.238095
IKM Profesionalisme SDM 80.95238
Responden U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7
Jmlh nilai per unsur 104 104 72 68 56 60 88
NRR Per Unsur 3.714286 3.714286 2.571429 2.428571 2 2.142857 3.142857
NRR tertimbang per
unsur 0.527429 0.527429 0.365143 0.344857 0.284 0.304286 0.446286 2.799429
IKM Sarana Prasarana 69.98571
Responden U1 U2 U3 U4 U5
Jmlh nilai per unsur 84 88 84 80 88
NRR Per Unsur 3
3.14285
7 3
2.85714
3
3.14285
7
NRR tertimbang per
unsur 0.6
0.62857
1 0.6
0.57142
9
0.62857
1
3.02857
1
IKM Sistem Informasi
75.7142
9
Responden U1 U2
Jmlh nilai per unsur 88 92
NRR Per Unsur 3.142857 3.285714
NRR tertimbang per unsur 1.571429 1.642857 3.214286
IKM Konsultan 80.35714
Responden U1 U2
Jmlh nilai per unsur 84 84
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 9
NRR Per Unsur 3 3
NRR tertimbang per
unsur 1.5 1.5 3
IKM Inovasi 75
c. Pasar Kelas III
Responden U1 U2 U3 U4 U5 U6
Jmlh nilai per unsur 354 342 352 330 258 346
NRR Per Unsur 3.051724 2.948276 3.034483 2.844828 2.224138 2.982759
NRR tertimbang per
unsur 0.508621 0.491379 0.505747 0.474138 0.37069 0.497126 2.847701
IKM Profesionalisme SDM 71.19253
Responden U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7
Jmlh nilai per unsur 326 360 256 264 186 260 306
NRR Per Unsur 2.810345 3.103448 2.206897 2.275862 1.603448 2.241379 2.637931
NRR tertimbang per
unsur 0.399069 0.44069 0.313379 0.323172 0.22769 0.318276 0.374586 2.396862
IKM Sarana Prasarana 59.92155
Responden U1 U2 U3 U4 U5
Jmlh nilai per unsur 322 300 260 312 312
NRR Per Unsur
2.77586
2
2.58620
7
2.24137
9
2.68965
5
2.68965
5
NRR tertimbang per
unsur
0.55517
2
0.51724
1
0.44827
6
0.53793
1
0.53793
1
2.59655
2
IKM Sistem Informasi
64.9137
9
Responden U1 U2
Jmlh nilai per unsur 288 272
NRR Per Unsur 2.482759 2.344828
NRR tertimbang per unsur 1.241379 1.172414 2.413793
IKM Konsultan 60.34483
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 10
Responden U1 U2
Jmlh nilai per unsur 308 348
NRR Per Unsur 2.655172 3
NRR tertimbang per
unsur 1.327586 1.5 2.827586
IKM Inovasi 70.68966
d. Pasar Kelas IV
Responden U1 U2 U3 U4 U5 U6
Jmlh nilai per unsur 354 342 352 330 258 346
NRR Per Unsur 3.051724 2.948276 3.034483 2.844828 2.224138 2.982759
NRR tertimbang per
unsur 0.508722 0.491478 0.505848 0.474233 0.370764 0.497226 2.848271
IKM Profesionalisme SDM 71.20677
Responden U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7
Jmlh nilai per unsur 326 360 256 264 186 260 306
NRR Per Unsur 2.810345 3.103448 2.206897 2.275862 1.603448 2.241379 2.637931
NRR tertimbang per
unsur 0.399069 0.44069 0.313379 0.323172 0.22769 0.318276 0.374586 2.396862
IKM Sarana Prasarana 59.92155
Responden U1 U2 U3 U4 U5
Jmlh nilai per unsur 322 300 260 312 312
NRR Per Unsur
2.77586
2
2.58620
7
2.24137
9
2.68965
5
2.68965
5
NRR tertimbang per
unsur
0.55517
2
0.51724
1
0.44827
6
0.53793
1
0.53793
1
2.59655
2
IKM Sistem Informasi
64.9137
9
Responden U1 U2
Jmlh nilai per unsur 288 272
NRR Per Unsur 2.482759 2.344828
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 11
NRR tertimbang per unsur 1.241379 1.172414 2.413793
IKM Konsultan 60.34483
Responden U1 U2
Jmlh nilai per unsur 308 348
NRR Per Unsur 2.655172 3
NRR tertimbang per
unsur 1.327586 1.5 2.827586
IKM Inovasi 70.68966
e. Pasar Kelas V
Responden U1 U2 U3 U4 U5 U6
Jmlh nilai per unsur 374 364 380 374 290 346
NRR Per Unsur 3.116667 3.033333 3.166667 3.116667 2.416667 2.883333
NRR tertimbang per
unsur 0.519444 0.505556 0.527778 0.519444 0.402778 0.480556 2.955556
IKM Profesionalisme SDM 73.88889
Responden U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7
Jmlh nilai per unsur 330 374 236 254 198 182 282
NRR Per Unsur 2.75 3.116667 1.966667 2.116667 1.65 1.516667 2.35
NRR tertimbang per
unsur 0.3905 0.442567 0.279267 0.300567 0.2343 0.215367 0.3337 2.196267
IKM Sarana Prasarana 54.90667
Responden U1 U2 U3 U4 U5
Jmlh nilai per unsur 350 346 254 270 306
NRR Per Unsur
2.91666
7
2.88333
3
2.11666
7 2.25 2.55
NRR tertimbang per
unsur
0.58333
3
0.57666
7
0.42333
3 0.45 0.51
2.54333
3
IKM Sistem Informasi
63.5833
3
LAPORAN AKHIR Survey Kepuasan Masyarakat di Kota Yogyakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2018
Halaman| 12
Responden U1 U2
Jmlh nilai per unsur 270 270
NRR Per Unsur 2.25 2.25
NRR tertimbang per unsur 1.125 1.125 2.25
IKM Konsultan 56.25
Responden U1 U2
Jmlh nilai per unsur 272 324
NRR Per Unsur 2.266667 2.7
NRR tertimbang per
unsur 1.133333 1.35 2.483333
IKM Inovasi 62.08333