surveibelajar dari rumah tahun ajaran 2020/2021

38
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Survei Belajar dari Rumah Tahun Ajaran 2020/2021 Responden Guru dan Siswa Agustus, 2020

Upload: others

Post on 29-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan

Survei Belajar dari Rumah

Tahun Ajaran 2020/2021Responden Guru dan Siswa

Agustus, 2020

Daftar isi

Metode 3-4

Hasil Survey Guru 6-28

Hasil Survey Siswa 30-45

Kesimpulan dan Saran 47-48

Metodologi

Metode penarikan sampel Klaster bertingkat (daerah tertinggal dan non-tertinggal). Sampel dipilih

secara acak dari Data Pokok Pendidikan.

Jumlah sampel 384 guru dan 384 siswa dari satuan pendidikan PAUD, SD, SMP, SMA, dan

SMK (negeri dan swasta). Untuk siswa tidak melibatkan PAUD.

Tingkat kepercayaan Tingkat kepercayaan = 95% dan margin of error = 5%.

Metode pengambilan data Wawancara telpon (guru) dan daring (siswa).

Waktu survei 8 - 15 Agustus 2020.

Limitasi Tingkat respons siswa dari wilayah tertinggal tidak memenuhi proporsi ideal

karena hambatan komunikasi

Pelaksana survei Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan bekerja sama dengan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kemendikbud

Profil Responden Survei Daring

Reponden Siswa Menurut Jenis Kelamin

SD

20.8%SMP

20.1%SMA

19.8%SMK

19,8%

Responden Guru Menurut Jenjang Pendidikan Reponden Guru Menurut Jenis Kelamin

PAUD

19,5%

SD

25.0%SMP

25.0%SMA

25.0%SMK

25,0%

Responden Siswa Menurut Jenjang Pendidikan

Laki-laki

35,2%

Perempuan

64,8%

Laki-laki

48%

Perempuan

52%

Hasil Survey Responden Guru

Hal. 6-28

A

Aspek-aspek yang dilihat1

Fasilitas

Pendukung

Pembelajaran

Metode

Pembelajaran

Persepsi tentang

Efektivitas BDR

2 Sebagian besar sekolah masih menerapkan BDR pada tahun ajaran baru

7,1%

81,7%

11,1%

Pelaksanaan Pembelajaran Secara Nasional

Belajar Tatap Muka Di Sekolah Belajar dari Rumah Kombinasi

29,5%

54,5%

15,9%

4,2%

85,3%

10,5%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

Belajar Tatap Muka di

Sekolah

Belajar dari Rumah Kombinasi

Pelaksanaan Pembelajaraan Menurut Wilayah

Daerah Tertinggal Non Daerah Tertinggal

Hampir semua guru merasa siap kembali mengajar tatap muka di sekolah3

91,4%

97,8%

90,5%

8,6%

2,2%

9,5%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Nasional

Tertinggal

Non Tertinggal

Proporsi Guru menurut Kesiapan Kembali Mengajar Tatap Muka di Sekolah

Belum Siap Mengajar Tatap Muka Siap Mengajar Tatap Muka

Dibandingkan dengan semester lalu pola pembelajaran di era COVID-19 pada semester

ini lebih beragam, meskipun pemberian tugas melalui soal-soal masih menjadi cara yang

paling dominan

4

22,3%

24,2%

59,5%

61,0%

53,1%

80,7%

54,9%

65,3%

85,7%

75,1%

88,1%

92,3%

Meminta siswa membuat proyek sederhana atau kreativitas

Meminta siswa membaca buku pengayaan

Memberikan materi secara interaktif melalui media daring

Meminta siswa belajar menggunakan berbagai sumber belajar elektronik

Meminta siswa belajar dengan menggunakan buku teks pelajaran

Memberikan tugas berupa soal kepada siswa

Cara-cara Guru Jenjang Dasar dan Menengah Mengajar

Semester Ini Semester Lalu

Sementara pada guru PAUD, aktivitas bermain, mewarnai dan praktik ibadah menjadi cara

pembelajaran paling dominan*5

26,7%

46,7%

64,0%

65,3%

69,3%

76,0%

81,1%

84,0%

85,1%

88,0%

89,2%

94,6%

95,9%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Meminta Siswa Belajar Kelompok

Meminta Siswa Membaca Buku Pengayaan

Meminta Siswa Belajar Menggunakan Berbagai Sumber Belajar Elektronik

Memberikan Tugas Berupa Soal Kepada Siswa

Meminta Siswa Belajar dengan Menggunakan Buku Teks Pelajaran

Meminta Siswa Membuat Proyek Sederhana atau Kreativitas

Bermain dengan APE Standar

Memberikan Materi Secara Interaktif

Bermain dengan APE Kreasi

Memberiakn Materi Satu Arah

Praktik Ibadah

Mewarnai

Bermain dengan Gerak dan Lagu

Cara-cara Guru PAUD Mengajar

* : Pada semester sebelumnya tidak dilakukan survey cara-cara mengajar guru PAUD

Media sosial masih menjadi media komunikasi paling populer untuk berinteraksi dengan siswa6

Selain media sosial, di daerah tertinggal juga banyak guru berkomunikasi dengan siswa melalui kunjungan ke rumah dan tatap

muka di sekolah. Sedangkan di daerah non-tertinggal, banyak guru yang memanfaatkan aplikasi video conference dan kelas online

untuk berkomunikasi dengan siswa

34,8%30,4%

0,0%

50,0%

4,3% 4,3%0,0%

6,5%13,6% 14,8%

5,3%

84,3%

28,4% 29,9%

0,6% 1,8%0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

Tatap Muka di

Sekolah

Kunjungan ke

Rumah

Telepon/SMS Media Sosial Aplikasi Video

Conference

Aplikasi Kelas

Online

Surat Elektronik Lainnya

Cara Guru Melakukan Interaksi dengan Siswa dalam Pembelajaran

Daerah Tertinggal Non Daerah Tertinggal

Sebagian besar guru belum menggunakan aplikasi kelas daring atau learning management

system (LMS), terutama guru di daerah tertinggal7

Google Classroom menjadi aplikasi yang paling populer di kalangan guru pengguna LMS

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Kelas Maya

Rumah Belajar

Quipper

School

Google

Classroom

Moodle Quiziz Edmodo Platform

Mandiri Milik

Sekolah

Lainnya Tidak

Menggunakan

0,0% 0,0% 4,5%0,0%

2,3%

0,0%0,0%

2,3%

90,9%

2,7%0,3%

33,2%

0,3% 0,9%0,9%

0,9% 1,2%

59,6%

Proporsi Guru Menggunakan Aplikasi LMS

Daerah Tertinggal Bukan Daerah Tertinggal

Sebagian besar guru belum menggunakan aplikasi video conference dalam pembelajaran,

terutama guru di daerah tertinggal8

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

Zoom Google duo/google

meet

Skype WhatsApp Discord Tidak menggunakan

2,3% 2,3% 0,0%

15,9%

0,0%

79,5%

18,0%

6,9%1,2%

19,8%

0,3%

53,9%

Proporsi Guru Menggunakan Aplikasi Video Conference

Daerah Tertinggal Bukan Daerah Tertinggal

Secara nasional rata-rata lama interaksi guru dan siswa sedikit mengalami penurunan

dibandingkan semester lalu9

10,2

8,9 9,1 9,1 9,3 9,3

5,8

8,5

6,8

10,4

8,88,1

8,5

0

2

4

6

8

10

12

PAUD SD SMP SMA SMK Nasional Nasional (tanpa PAUD)

Jam

per

Min

gg

u

Rata-rata Lama Interaksi Siswa Pada Semester Lalu dan Semester Ini

(Jam/minggu)

Semester lalu Semester Saat ini

* Pada semester sebelumnya tidak dilakukan survey rata-rata lama interaksi siswa pada jenjang PAUD

Meskipun sebagian besar guru belum melakukan asesmen diagnostik di awal pembelajaran,

namun sekitar 20% guru telah melakukan asesmen mandiri untuk memetakan kemampuan

belajar siswa

10

Memberikan materi tambahan dan remedial menjadi langkah tindak lanjut yang paling banyak

dilakukan guru setelah asesmen diagnostik.

6,8%

0,0%

9,1%

20,5%

63,6%

7,2%

3,6%

13,5%

19,5%

56,3%

0% 20% 40% 60%

Sesuai panduan Kemendikbud

Sesuai panduan Dinas

Pendidikan

Sesuai panduan sekolah

Evaluasi sederhana mandiri

Tidak melakukan asesmen

Proporsi Guru Melakukan Asesmen Diagnostik

Non-Daerah Tertinggal Daerah Tertinggal

6,8%

11,7%

14,8%

19,1%

19,8%

24,1%

34,6%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%

Tidak ada strategi

Lainnya

Menyediakan sarana dan sumber belajar tambahan

Mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan belajar

Mengulang materi pada semester sebelumnya

Melakukan remedial

Memberikan materi tambahan

Proporsi Guru yang Melakukan Tindak Lanjut Asesmen

24,5%

32,6%

25,1%

30,0%

28,1%

22,2%

23,9%

16,2%

22,9%

21,3%

48,3%

37,9%

54,4%

43,9%

46,1%

5,0%

5,7%

4,2%

3,2%

4,5%

0% 20% 40% 60% 80% 100%

SD

SMP

SMA

SMK

Nasional

Cara Guru Menilai Semester Lalu

Kuantitatif Kualitatif Kombinasi Tidak Menilai

Pada semester ini, terdapat pergeseran cukup signifikan ke arah cara penilaian yang

mengombinasikan pendekatan kualitatif dan kuantitatif11

Bagi guru-guru PAUD, penilaian kualitatif murni menjadi pendekatan yang paling banyak dilakukan

10,7%

27,8%

28,6%

28,9%

27,6%

54,7%

7,6%

6,5%

9,2%

13,2%

34,7%

63,3%

62,3%

61,8%

59,2%

0,0%

1,3%

2,6%

0,0%

0,0%

0% 20% 40% 60% 80% 100%

PAUD

SD

SMP

SMA

SMK

Cara Guru Menilai Semester Saat Ini

Kuantitatif Kualitatif Kombinasi Tidak Menilai

Hampir semua guru mengembalikan penilaian yang diberikan kepada siswa12

94,7%

89,9%

90,7%

86,8%

92,1%

5,3%

10,1%

9,3%

13,2%

7,9%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

PAUD

SD

SMP

SMA

SMK

Proporsi Guru yang Mengembalikan Penilaian Kepada Siswa

Mengembalikan Tidak Mengembalikan

Mengembalikan penilaian kepada siswa sangat penting agar siswa dapat mengoreksi tugas-

tugasnya sehingga dapat lebih memahami pelajaran

Sebagian besar akses internet guru selama BDR diperoleh melalui paket data seluler13

37,8%

62,2%

Sumber Biaya Internet

Bantuan Sekolah Biaya Pribadi

47,8%

2,2%

13,0%

37,0%

63,3%

12,1%

18,3%

6,2%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Paket data seluler Berlangganan paket

internet rumah

Jaringan WIFI di tempat

umum

Tidak menggunakan

internet

Sumber Akses Layanan Internet

Daerah Tertinggal Non-Daerah Tertinggal

Terdapat rata-rata kenaikan belanja pulsa guru per bulan sebesar 69% setelah BDR berlangsung14

42,4%

57,6%

Apakah Guru Terbebani dengan

Biaya Pulsa selama BDR?

Terbebani Tidak Terbebani

106.8

03

91.

018

103.1

56

126.9

24

117.5

68

109.1

58

188.4

26

157.5

00

176.6

47

210

.490

190.4

13

184.8

66

0

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

PAUD SD SMP SMA SMK Nasional

Rata-rata Pengeluaran Pulsa Guru Sebelum dan

Sesudah BDR (Rp/bulan)

Sebelum BDR Sesudah BDR

Guru SMA memiliki kebutuhan pulsa tertinggi dibandingkan guru di jenjang pendidikan lainnya. Meski demikian, kenaikan belanja

pulsa guru tidak dirasakan menjadi beban menurut sebagian besar guru.

Baik di wilayah tertinggal dan non tertinggal, para guru menganggap kuota internet sebagai

kebutuhan paling fundamental selama BDR15

1,5%

3,0%

3,0%

3,6%

4,1%

5,0%

5,0%

5,9%

7,7%

13,6%

17,2%

28,7%

43,2%

2,2%

6,5%

6,5%

2,2%

0,0%

6,5%

6,5%

6,5%

4,3%

17,4%

21,7%

17,4%

39,1%

0,0% 5,0% 10,0% 15,0% 20,0% 25,0% 30,0% 35,0% 40,0% 45,0% 50,0%

Tidak ada

Bantuan finansial

Lainnya

Aplikasi belajar

Dibuka kembali sekolah

Fasilitas sekolah

Buku

Jaringan internet

Sinyal kuat

Pelatihan keterampilan TIK

Dukungan orang tua

Perangkat TIK

Kuota Internet

Proporsi Guru menurut Hal yang Paling Dibutuhkan Mereka selama BDR

Daerah Tertinggal Non-Daerah Tertinggal

Sebanyak 25,4% guru telah memanfaatkan laman guruberbagi.kemdikbud.go.id16

4,7%

20,7%

74,5%

Proporsi Guru yang Mengakses

Laman Guru Berbagi

Sering Sesekali Tidak pernah

Bagi guru yang sudah memanfaatkan laman tersebut, contoh RPP menjadi referensi yang paling banyak dicari

55,6%

55,6%

71,4%

72,0%

68,0%

11,1%

9,5%

8,0%

8,0%

44,4%

27,8%

19,0%

20,0%

20,0%

0,0%

5,6%

0,0%

0,0%

4,0%

0% 20% 40% 60% 80% 100%

PAUD

SD

SMP

SMA

SMK

Referensi yang Paling Banyak Diakses dari Laman Guru Berbagi

Contoh RPP Artikel Video Lainnya

Terdapat variasi persepsi guru terhadap berbagai indikator pembelajaran yang efektif

selama BDR.

17

Pernyataan Persepsi (%)

Sekolah memberikan dukungan fasilitas pembelajaran yang

memadai selama BDR

Saya merasa pelatihan yang diberikan pemerintah/sekolah sudah

memadai selama BDR

Orang tua siswa dapat membimbing anaknya secara optimal

selama BDR

Selama proses BDR beban kerja saya menjadi lebih ringan

Metode BDR tidak membuat murid saya tertinggal pelajaran

Saya tidak merasa kesulitan menggunakan perangkat TIK

Saya mampu mengajar secara optimal selama BDR 3,1%

4,2%

3,4%

4,2%

3,1%

15,9%

5,5%

24,7%

11,5%

25,0%

38,0%

23,7%

16,4%

10,9%

25,5%

14,1%

21,9%

27,6%

30,2%

19,0%

12,2%

13,5%

10,7%

18,2%

18,0%

26,0%

12,0%

10,7%

27,1%

43,2%

27,9%

9,1%

13,5%

31,5%

44,5%

6,0%

16,4%

3,6%

3,1%

3,4%

5,2%

16,1%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Tidak Relevan Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju

Peningkatan keterampilan TIK dan metode mengajar yang semakin bervariasi

merupakan perubahan positif yang cukup banyak dirasakan oleh guru selama BDR

18

15,2%

21,7%

10,9%6,5%

4,3%

23,9%

39,1%

44,1%

18,9%

11,8%

3,6%

8,9% 10,4%

28,1%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

Peningkatan

penguasaan

teknologi yang

mendukung

pembelajaran

Metode mengajar

semakin bervariasi

Peningkatan

kemampuan dalam

mendampingi siswa

secara jarak jauh

Peningkatan

kemampuan

melakukan asesmen

pembelajaran

Peningkatan

kemampuan dalam

melakukan

perencanaan

pembelajaran

Lainnya: Tidak terjadi

perubahan positif

Perubahan Positif Selama BDR di Tahun Ajaran 2020-2021

Daerah Tertinggal Non-Daerah Tertinggal

Namun, masih banyak juga guru-guru yang merasa tidak mendapatkan perubahan positif

selama BDR

Hasil Survey Responden Siswa

Hal. 30-45

B

Aspek-aspek yang dilihat1

Fasilitas

Pendukung

Pembelajaran

Metode

Pembelajaran

Persepsi tentang

Efektivitas BDR

Sebagian besar siswa masih BDR pada tahun ajaran baru2

5,8%

82,5%

11,6%

Bagaimana Siswa Belajar?

Belajar Tatap Muka Di Sekolah Belajar dari Rumah Kombinasi

Namun, di wilayah tertinggal 23% sekolah menerapkan pembelajaran tatap muka di sekolah.

22,9%

57,1%

20,0%

4,1%

85,1%

10,8%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Belajar Tatap Muka di

Sekolah

Belajar dari Rumah Kombinasi

Bagaimana Siswa Belajar?

(Menurut Kategori Wilayah)

Daerah Tertinggal Non Daerah Tertinggal

Dibandingkan semester lalu, frekuensi belajar siswa semakin membaik karena sebagian

besar siswa belajar setiap hari

3

60,4%

36,2%

37,7%

31,9%

39,1%

30,5%

46,8%

44,2%

48,6%

44,4%

4,3%

11,4%

6,4%

11,5%

9,3%

4,8%

5,6%

11,8%

8,0%

7,2%

0% 20% 40% 60% 80% 100%

SD

SMP

SMA

SMK

Nasional

Proporsi Siswa menurut Frekuensi Belajar

dalam Seminggu Semester Lalu

Setiap hari 2-4 hari seminggu Seminggu sekali Tidak tentu

45,1%

71,6%

63,7%

59,8%

59,9%

40,7%

23,9%

27,5%

28,3%

30,1%

11,0%

2,3%

6,6%

6,5%

6,6%

3,3%

2,3%

2,2%

5,4%

3,3%

0% 20% 40% 60% 80% 100%

SD

SMP

SMA

SMK

Nasional

Proporsi Siswa menurut Frekuensi Belajar

dalam Seminggu Semester ini

Setiap hari 2-4 hari seminggu Seminggu sekali Tidak tentu

Dibandingkan semester lalu, intensitas belajar siswa per hari juga lebih tinggi, khususnya

pada jenjang SMA dan SMK di mana sebagian besar siswa belajar lebih dari 3 jam4

15,2% 17,3%

10,6%14,2% 15,1%

58,1%52,9%

39,1%

46,3%49,6%

20,1% 22,0%

25,9%

25,7% 23,1%

5,1% 6,0%

17,7%9,0% 8,9%

1,5% 1,8% 6,7% 4,8% 3,2%

0%

50%

100%

SD SMP SMA SMK Nasional

Proporsi Siswa menurut Rata-rata Lama Belajar per Hari

Semester Lalu

Kurang dari 1 jam 1-2 jam 3-4 jam 5-6 jam Lebih dari 6 jam

7,7% 9,1% 8,8% 6,5% 8,0%

50,6%

22,7%

15,4% 17,4%

26,5%

15,4%

14,8%

5,5%

16,3%

13,0%

11,0%

20,5%

23,1%15,2%

17,4%

6,6%

17,1%

18,7%

21,7%16,0%

8,8% 15,9% 28,6% 21,7% 18,8%

0%

50%

100%

SD SMP SMA SMK Nasional

Proporsi Siswa menurut Rata-rata Lama Belajar per Hari

Semester Ini

Kurang dari 1 Jam 1 jam - 2 jam > 2 jam - 3 jam

> 3 jam - 4 jam > 4 jam - 5 jam Lebih dari 5 Jam

Dibandingkan dengan semester lalu pola pembelajaran di era COVID-19 saat ini lebih beragam

meskipun aktivitas mengerjakan tugas melalui soal-soal masih dominan*

5

2,1%

14,3%

16,7%

21,1%

24,7%

47,9%

41,4%

50,3%

47,4%

53,6%

79,9%

1,9%

0,0%

11,0%

38,8%

17,4%

35,5%

42,9%

0,0%

48,6%

0,0%

86,6%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Belajar dari radio

Belajar kelompok

Membaca buku pengayaan

Belajar interaktif

Mengerjakan proyek sederhana atau kreativitas

Belajar dari TV

Membaca buku teks pelajaran

Menyalin ulang materi pelajaran

Belajar dari berbagai sumber belajar elektronik

Mendengarkan guru memberi materi (satu arah)

Mengerjakan tugas dari guru berupa soal-soal

Metode Belajar Siswa

Semester lalu Semester saat ini

* : Nilai 0% di semester lalu dikarenakan pertanyaan tersebut tidak ditanyakan pada survey sebelumnya

Siswa di wilayah non-tertinggal lebih membutuhkan pulsa/paket data, sedangkan siswa

di daerah tertinggal lebih membutuhkan HP, paket data, dan buku6

0,6%

8,4%

30,2%

0,9%

0,9%

8,1%

0,9%

50,0%

Hal yang dibutuhkan Persentase

Jaringan Internet 0.6%

Buku 8.4%

HP 30.2%

Kembali ke sekolah 0.9%

Lainnya 0.9%

Laptop 8.1%

Bimbingan orang tua 0.9%

Pulsa/paket data 50.0%

5,0%

23,2%

25,5%

2,3%

16,2%0,0%

25,5%

2,3%Hal yang dibutuhkan Persentase

Jaringan Internet 5.0%

Buku 23.2%

HP 25.5%

Kembali ke sekolah 2.3%

Laptop 16.2%

Bimbingan orang tua 0.0%

Pulsa/paket data 25.5%

Tidak ada 2.3%

Dukungan yang paling dibutuhkan

siswa

(Non-Daerah Tertinggal)

Dukungan yang paling dibutuhkan

siswa

(Daerah Tertinggal)

HP dan paket data merupakan hal yang paling dibutuhkan siswa semua jenjang baik di

wilayah tertinggal maupun non tertinggal. Namun di wilayah tertinggal kebutuhan akan

buku dan laptop juga cukup tinggi, khususnya pada SD dan SMP

71,

22%

10,9

8%

31,

71%

1,22%

1,22% 7

,32%

1,22%

45,1

2%

0,0

0%

0,0

0%

8,3

3%

46,4

3%

0,0

0%

1,19

%

3,5

7%

0,0

0%

40,4

8%

0,0

0%

1,20%

10,8

4%

15,6

6%

2,4

1%

1,20%

13,2

5%

2,4

1%

53,0

1%

0,0

0%

0,0

0%

3,5

3%

27,0

6%

0,0

0%

0,0

0%

8,2

4%

0,0

0%

61,

18%

0,0

0%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Dukungan yang paling dibutuhkan menurut jenjang di

daerah non tertinggal

SD SMP SMA SMK

0,0

0%

41,

67%

16,6

7%

0,0

0%

0,0

0%

25,0

0%

0,0

0%

16,6

7%

0,0

0%

0,0

0%

22,2

2%

11,1

1%

11,1

1%

0,0

0%

22,2

2%

0,0

0%

22,2

2%

11,1

1%15,3

8% 2

3,0

8%

23,0

8%

0,0

0%

0,0

0%

7,6

9%

0,0

0%

30,7

7%

0,0

0%

0,0

0%

0,0

0%

55,5

6%

0,0

0%

0,0

0%

11,1

1%

0,0

0%

33,3

3%

0,0

0%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Dukungan yang paling dibutuhkan menurut jenjang di

daerah tertinggal

SD SMP SMA SMK

Sebagian besar siswa mengakses internet melalui paket data telepon selular. Di wilayah

tertinggal cukup banyak siswa yang mengandalkan akses internet menggunakan

jaringan wifi di area publik

8

18,6%

18,6%

46,5%

16,3%

Akses Siswa terhadap Layanan Internet di

Daerah Tertinggal

Berlangganan paket internet rumah (Indihome, First Media, dll)

Jaringan WIFI di tempat umum (di sekolah, kantor kelurahan, dll)

Paket data HP

Tidak menggunakan layanan internet

17,6%4,4%

77,4%

0,6%

Akses Siswa terhadap Layanan Internet di

Daerah Non-tertinggal

Berlangganan paket internet rumah (Indihome, First Media, dll)

Jaringan WIFI di tempat umum (di sekolah, kantor kelurahan, dll)

Paket data HP

Tidak menggunakan layanan internet

Secara umum, belanja pulsa atau paket data siswa selama BDR berkisar antara Rp 25

ribu hingga Rp 100 ribu/bulan. Siswa SMA mencatat rata-rata belanja pulsa relatif lebih

tinggi dibandingkan siswa jenis pendidikan lainnya

9

Pemanfaatan dana BOS untuk membantu siswa membeli pulsa nampak belum optimal karena hampir semua siswa membeli

pulsa atau kuota internet dari uang yang diberikan oleh orang tua mereka

33,3

%

34

,4%

23,9

%

37,7

%

32,4

%

45,8

%

31,

3%

32,4

%

37,7

%

37,0

%

12,5

%

26,6

% 31,

0%

16,9

% 21,

5%

6,9

%

6,3

%

5,6

%

5,2

%

6,0

%

1,4

%

0,0

%

5,6

%

0,0

%

1,8%

0,0

%

1,6%

1,4

%

2,6

%

1,4

%

0,0%

5,0%

10,0%

15,0%

20,0%

25,0%

30,0%

35,0%

40,0%

45,0%

50,0%

SD SMP SMA SMK NASIONAL

Rata-rata Besaran Belanja Pulsa Menurut Jenjang Pendidikan (Rp/Bulan)

< 25 ribu

25 ribu - 50 ribu

51ribu - 100 ribu

101 ribu - 150 ribu

151 ribu - 200 ribu

Di atas 200 ribu

2,9%

97,1%

Sumber Pembiayaan Pulsa atau

Paket Data Siswa

Bantuan dari sekolah Orang tua

Secara umum, sebagian besar siswa (53,3%) merasa proses belajar dari rumah cukup

efektif meskipun tidak sedikit siswa yang ragu-ragu atau berpendapat sebaliknya

(46,7%)

10

Persepsi siswa tentang efektivitas belajar dari rumah Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju

Saya mampu memahami materi pelajaran selama belajar dari rumah

Guru memberikan bimbingan selama belajar dari rumah

Sekolah memberikan panduan belajar dari rumah

Sekolah menyediakan sumber belajar untuk mendukung belajar dari rumah

Saya tidak merasa kesulitan menggunakan perangkat digital

Belajar dari rumah tidak membuat saya tertinggal pelajaran

Orang tua mendampingi saya ketika belajar di rumah

Orang tua mendampingi saya ketika belajar di rumah

Orang tua saya tidak mengalami kesulitan membimbing saya belajar dari rumah

Orang tua saya mendukung pembelajaran secara online

6,9%

20,7%

22,6%

23,4%

10,5%

9,6%

13,8%

13,8%

8,0%

14,1%

30,9%

50,4%

49,3%

47,1%

33,3%

33,3%

36,9%

36,9%

33,6%

31,8%

29,2%

12,1%

11,6%

13,2%

30,3%

22,9%

19,3%

19,3%

23,1%

20,7%

21,2%

9,9%

10,2%

8,8%

13,5%

16,8%

17,4%

17,4%

19,3%

14,4%

11,8%

6,9%

6,3%

7,4%

12,4%

17,4%

12,7%

12,7%

16,0%

19,1%

Kesimpulan dan Rekomendasi

Hal. 47-48

C

1. Pada semester ini proporsi sekolah yang melakukan pembelajaran dari rumah mulai berkurang terutama di daerah

tertinggal.

2. Meskipun cara-cara pembelajaran konvensional masih dominan, namun cara-cara pembelajaran yang lebih variatif berupa

pemanfaatan sumber belajar digital, pemberian materi secara interaktif, dan membuat proyek kreativitas juga semakin

banyak dilakukan

3. Belum banyak guru yang melakukan asesmen diagnostik untuk memetakan capaian kemampuan siswa, meskipun cukup

banyak (20%) yang melakukan asesmen sederhana secara mandiri

4. Pulsa atau paket data seluler menjadi kebutuhan utama guru maupun siswa selama BDR dan selama BDR terjadi

peningkatan belanja pulsa dan paket data hingga 69% dibandingkan sebelumnya. Namun di daerah tertinggal kebutuhan

akan buku juga cukup tinggi

5. Laman guruberbagi.kemdikbud.go.id, terutama konten contoh RPP, mulai banyak dimanfaatkan oleh guru meski belum

sebagian besar dari mereka

6. Meskipun banyak guru dan siswa menganggap BDR kurang efektif, BDR diakui membuat mereka mengalami berbagai

perubahan positif

1 Kesimpulan

1. Dengan adanya peningkatan jumlah sekolah yang melakukan pembelajaran tatap muka diperlukan pemantauan untuk

memastikan pelaksanaan protokol COVID-19

2. Kemendikbud perlu melakukan pendampingan guru dalam menerapkan modul-modul pembelajaran yang telah diterbitkan

dengan melibatkan UPT di lapangan (LPMP, P4TK, & PT) agar pembelajaran konvensional yang membebani siswa dapat

diminimalisir

3. Pendampingan yang sama juga diperlukan agar lebih banyak guru dapat melakukan asesmen diagnostik sehingga variasi

kemampuan siswa dapat dipetakan dan pembelajaran dapat dilakukan lebih efektif sesuai kebutuhan dan tingkat

kemampuan siswa

4. Bantuan pulsa atau paket data, perangkat TIK, dan buku perlu diberikan kepada guru dan siswa baik dengan mengoptimalkan

alokasi dana BOS oleh sekolah maupun bantuan dari skema di luar BOS oleh Pemerintah. Bantuan pulsa dapat bersifat

universal, sedangkan bantuan perangkat TIK dan buku hanya untuk kelompok yang membutuhkan berdasarkan analisis

kebutuhan

5. Kampanye pemanfaatan laman guruberbagi perlu lebih ditingkatkan, baik melalui surat edaran resmi maupun iklan layanan

masyarakat dalam berbagai media yang ada.

2 Rekomendasi

Terima Kasih