surveibelajar dari rumah tahun ajaran 2020/2021
TRANSCRIPT
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
Survei Belajar dari Rumah
Tahun Ajaran 2020/2021Responden Guru dan Siswa
Agustus, 2020
Metodologi
Metode penarikan sampel Klaster bertingkat (daerah tertinggal dan non-tertinggal). Sampel dipilih
secara acak dari Data Pokok Pendidikan.
Jumlah sampel 384 guru dan 384 siswa dari satuan pendidikan PAUD, SD, SMP, SMA, dan
SMK (negeri dan swasta). Untuk siswa tidak melibatkan PAUD.
Tingkat kepercayaan Tingkat kepercayaan = 95% dan margin of error = 5%.
Metode pengambilan data Wawancara telpon (guru) dan daring (siswa).
Waktu survei 8 - 15 Agustus 2020.
Limitasi Tingkat respons siswa dari wilayah tertinggal tidak memenuhi proporsi ideal
karena hambatan komunikasi
Pelaksana survei Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan bekerja sama dengan
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kemendikbud
Profil Responden Survei Daring
Reponden Siswa Menurut Jenis Kelamin
SD
20.8%SMP
20.1%SMA
19.8%SMK
19,8%
Responden Guru Menurut Jenjang Pendidikan Reponden Guru Menurut Jenis Kelamin
PAUD
19,5%
SD
25.0%SMP
25.0%SMA
25.0%SMK
25,0%
Responden Siswa Menurut Jenjang Pendidikan
Laki-laki
35,2%
Perempuan
64,8%
Laki-laki
48%
Perempuan
52%
Aspek-aspek yang dilihat1
Fasilitas
Pendukung
Pembelajaran
Metode
Pembelajaran
Persepsi tentang
Efektivitas BDR
2 Sebagian besar sekolah masih menerapkan BDR pada tahun ajaran baru
7,1%
81,7%
11,1%
Pelaksanaan Pembelajaran Secara Nasional
Belajar Tatap Muka Di Sekolah Belajar dari Rumah Kombinasi
29,5%
54,5%
15,9%
4,2%
85,3%
10,5%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Belajar Tatap Muka di
Sekolah
Belajar dari Rumah Kombinasi
Pelaksanaan Pembelajaraan Menurut Wilayah
Daerah Tertinggal Non Daerah Tertinggal
Hampir semua guru merasa siap kembali mengajar tatap muka di sekolah3
91,4%
97,8%
90,5%
8,6%
2,2%
9,5%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Nasional
Tertinggal
Non Tertinggal
Proporsi Guru menurut Kesiapan Kembali Mengajar Tatap Muka di Sekolah
Belum Siap Mengajar Tatap Muka Siap Mengajar Tatap Muka
Dibandingkan dengan semester lalu pola pembelajaran di era COVID-19 pada semester
ini lebih beragam, meskipun pemberian tugas melalui soal-soal masih menjadi cara yang
paling dominan
4
22,3%
24,2%
59,5%
61,0%
53,1%
80,7%
54,9%
65,3%
85,7%
75,1%
88,1%
92,3%
Meminta siswa membuat proyek sederhana atau kreativitas
Meminta siswa membaca buku pengayaan
Memberikan materi secara interaktif melalui media daring
Meminta siswa belajar menggunakan berbagai sumber belajar elektronik
Meminta siswa belajar dengan menggunakan buku teks pelajaran
Memberikan tugas berupa soal kepada siswa
Cara-cara Guru Jenjang Dasar dan Menengah Mengajar
Semester Ini Semester Lalu
Sementara pada guru PAUD, aktivitas bermain, mewarnai dan praktik ibadah menjadi cara
pembelajaran paling dominan*5
26,7%
46,7%
64,0%
65,3%
69,3%
76,0%
81,1%
84,0%
85,1%
88,0%
89,2%
94,6%
95,9%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Meminta Siswa Belajar Kelompok
Meminta Siswa Membaca Buku Pengayaan
Meminta Siswa Belajar Menggunakan Berbagai Sumber Belajar Elektronik
Memberikan Tugas Berupa Soal Kepada Siswa
Meminta Siswa Belajar dengan Menggunakan Buku Teks Pelajaran
Meminta Siswa Membuat Proyek Sederhana atau Kreativitas
Bermain dengan APE Standar
Memberikan Materi Secara Interaktif
Bermain dengan APE Kreasi
Memberiakn Materi Satu Arah
Praktik Ibadah
Mewarnai
Bermain dengan Gerak dan Lagu
Cara-cara Guru PAUD Mengajar
* : Pada semester sebelumnya tidak dilakukan survey cara-cara mengajar guru PAUD
Media sosial masih menjadi media komunikasi paling populer untuk berinteraksi dengan siswa6
Selain media sosial, di daerah tertinggal juga banyak guru berkomunikasi dengan siswa melalui kunjungan ke rumah dan tatap
muka di sekolah. Sedangkan di daerah non-tertinggal, banyak guru yang memanfaatkan aplikasi video conference dan kelas online
untuk berkomunikasi dengan siswa
34,8%30,4%
0,0%
50,0%
4,3% 4,3%0,0%
6,5%13,6% 14,8%
5,3%
84,3%
28,4% 29,9%
0,6% 1,8%0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Tatap Muka di
Sekolah
Kunjungan ke
Rumah
Telepon/SMS Media Sosial Aplikasi Video
Conference
Aplikasi Kelas
Online
Surat Elektronik Lainnya
Cara Guru Melakukan Interaksi dengan Siswa dalam Pembelajaran
Daerah Tertinggal Non Daerah Tertinggal
Sebagian besar guru belum menggunakan aplikasi kelas daring atau learning management
system (LMS), terutama guru di daerah tertinggal7
Google Classroom menjadi aplikasi yang paling populer di kalangan guru pengguna LMS
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Kelas Maya
Rumah Belajar
Quipper
School
Classroom
Moodle Quiziz Edmodo Platform
Mandiri Milik
Sekolah
Lainnya Tidak
Menggunakan
0,0% 0,0% 4,5%0,0%
2,3%
0,0%0,0%
2,3%
90,9%
2,7%0,3%
33,2%
0,3% 0,9%0,9%
0,9% 1,2%
59,6%
Proporsi Guru Menggunakan Aplikasi LMS
Daerah Tertinggal Bukan Daerah Tertinggal
Sebagian besar guru belum menggunakan aplikasi video conference dalam pembelajaran,
terutama guru di daerah tertinggal8
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Zoom Google duo/google
meet
Skype WhatsApp Discord Tidak menggunakan
2,3% 2,3% 0,0%
15,9%
0,0%
79,5%
18,0%
6,9%1,2%
19,8%
0,3%
53,9%
Proporsi Guru Menggunakan Aplikasi Video Conference
Daerah Tertinggal Bukan Daerah Tertinggal
Secara nasional rata-rata lama interaksi guru dan siswa sedikit mengalami penurunan
dibandingkan semester lalu9
10,2
8,9 9,1 9,1 9,3 9,3
5,8
8,5
6,8
10,4
8,88,1
8,5
0
2
4
6
8
10
12
PAUD SD SMP SMA SMK Nasional Nasional (tanpa PAUD)
Jam
per
Min
gg
u
Rata-rata Lama Interaksi Siswa Pada Semester Lalu dan Semester Ini
(Jam/minggu)
Semester lalu Semester Saat ini
* Pada semester sebelumnya tidak dilakukan survey rata-rata lama interaksi siswa pada jenjang PAUD
Meskipun sebagian besar guru belum melakukan asesmen diagnostik di awal pembelajaran,
namun sekitar 20% guru telah melakukan asesmen mandiri untuk memetakan kemampuan
belajar siswa
10
Memberikan materi tambahan dan remedial menjadi langkah tindak lanjut yang paling banyak
dilakukan guru setelah asesmen diagnostik.
6,8%
0,0%
9,1%
20,5%
63,6%
7,2%
3,6%
13,5%
19,5%
56,3%
0% 20% 40% 60%
Sesuai panduan Kemendikbud
Sesuai panduan Dinas
Pendidikan
Sesuai panduan sekolah
Evaluasi sederhana mandiri
Tidak melakukan asesmen
Proporsi Guru Melakukan Asesmen Diagnostik
Non-Daerah Tertinggal Daerah Tertinggal
6,8%
11,7%
14,8%
19,1%
19,8%
24,1%
34,6%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%
Tidak ada strategi
Lainnya
Menyediakan sarana dan sumber belajar tambahan
Mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan belajar
Mengulang materi pada semester sebelumnya
Melakukan remedial
Memberikan materi tambahan
Proporsi Guru yang Melakukan Tindak Lanjut Asesmen
24,5%
32,6%
25,1%
30,0%
28,1%
22,2%
23,9%
16,2%
22,9%
21,3%
48,3%
37,9%
54,4%
43,9%
46,1%
5,0%
5,7%
4,2%
3,2%
4,5%
0% 20% 40% 60% 80% 100%
SD
SMP
SMA
SMK
Nasional
Cara Guru Menilai Semester Lalu
Kuantitatif Kualitatif Kombinasi Tidak Menilai
Pada semester ini, terdapat pergeseran cukup signifikan ke arah cara penilaian yang
mengombinasikan pendekatan kualitatif dan kuantitatif11
Bagi guru-guru PAUD, penilaian kualitatif murni menjadi pendekatan yang paling banyak dilakukan
10,7%
27,8%
28,6%
28,9%
27,6%
54,7%
7,6%
6,5%
9,2%
13,2%
34,7%
63,3%
62,3%
61,8%
59,2%
0,0%
1,3%
2,6%
0,0%
0,0%
0% 20% 40% 60% 80% 100%
PAUD
SD
SMP
SMA
SMK
Cara Guru Menilai Semester Saat Ini
Kuantitatif Kualitatif Kombinasi Tidak Menilai
Hampir semua guru mengembalikan penilaian yang diberikan kepada siswa12
94,7%
89,9%
90,7%
86,8%
92,1%
5,3%
10,1%
9,3%
13,2%
7,9%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
PAUD
SD
SMP
SMA
SMK
Proporsi Guru yang Mengembalikan Penilaian Kepada Siswa
Mengembalikan Tidak Mengembalikan
Mengembalikan penilaian kepada siswa sangat penting agar siswa dapat mengoreksi tugas-
tugasnya sehingga dapat lebih memahami pelajaran
Sebagian besar akses internet guru selama BDR diperoleh melalui paket data seluler13
37,8%
62,2%
Sumber Biaya Internet
Bantuan Sekolah Biaya Pribadi
47,8%
2,2%
13,0%
37,0%
63,3%
12,1%
18,3%
6,2%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
Paket data seluler Berlangganan paket
internet rumah
Jaringan WIFI di tempat
umum
Tidak menggunakan
internet
Sumber Akses Layanan Internet
Daerah Tertinggal Non-Daerah Tertinggal
Terdapat rata-rata kenaikan belanja pulsa guru per bulan sebesar 69% setelah BDR berlangsung14
42,4%
57,6%
Apakah Guru Terbebani dengan
Biaya Pulsa selama BDR?
Terbebani Tidak Terbebani
106.8
03
91.
018
103.1
56
126.9
24
117.5
68
109.1
58
188.4
26
157.5
00
176.6
47
210
.490
190.4
13
184.8
66
0
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
PAUD SD SMP SMA SMK Nasional
Rata-rata Pengeluaran Pulsa Guru Sebelum dan
Sesudah BDR (Rp/bulan)
Sebelum BDR Sesudah BDR
Guru SMA memiliki kebutuhan pulsa tertinggi dibandingkan guru di jenjang pendidikan lainnya. Meski demikian, kenaikan belanja
pulsa guru tidak dirasakan menjadi beban menurut sebagian besar guru.
Baik di wilayah tertinggal dan non tertinggal, para guru menganggap kuota internet sebagai
kebutuhan paling fundamental selama BDR15
1,5%
3,0%
3,0%
3,6%
4,1%
5,0%
5,0%
5,9%
7,7%
13,6%
17,2%
28,7%
43,2%
2,2%
6,5%
6,5%
2,2%
0,0%
6,5%
6,5%
6,5%
4,3%
17,4%
21,7%
17,4%
39,1%
0,0% 5,0% 10,0% 15,0% 20,0% 25,0% 30,0% 35,0% 40,0% 45,0% 50,0%
Tidak ada
Bantuan finansial
Lainnya
Aplikasi belajar
Dibuka kembali sekolah
Fasilitas sekolah
Buku
Jaringan internet
Sinyal kuat
Pelatihan keterampilan TIK
Dukungan orang tua
Perangkat TIK
Kuota Internet
Proporsi Guru menurut Hal yang Paling Dibutuhkan Mereka selama BDR
Daerah Tertinggal Non-Daerah Tertinggal
Sebanyak 25,4% guru telah memanfaatkan laman guruberbagi.kemdikbud.go.id16
4,7%
20,7%
74,5%
Proporsi Guru yang Mengakses
Laman Guru Berbagi
Sering Sesekali Tidak pernah
Bagi guru yang sudah memanfaatkan laman tersebut, contoh RPP menjadi referensi yang paling banyak dicari
55,6%
55,6%
71,4%
72,0%
68,0%
11,1%
9,5%
8,0%
8,0%
44,4%
27,8%
19,0%
20,0%
20,0%
0,0%
5,6%
0,0%
0,0%
4,0%
0% 20% 40% 60% 80% 100%
PAUD
SD
SMP
SMA
SMK
Referensi yang Paling Banyak Diakses dari Laman Guru Berbagi
Contoh RPP Artikel Video Lainnya
Terdapat variasi persepsi guru terhadap berbagai indikator pembelajaran yang efektif
selama BDR.
17
Pernyataan Persepsi (%)
Sekolah memberikan dukungan fasilitas pembelajaran yang
memadai selama BDR
Saya merasa pelatihan yang diberikan pemerintah/sekolah sudah
memadai selama BDR
Orang tua siswa dapat membimbing anaknya secara optimal
selama BDR
Selama proses BDR beban kerja saya menjadi lebih ringan
Metode BDR tidak membuat murid saya tertinggal pelajaran
Saya tidak merasa kesulitan menggunakan perangkat TIK
Saya mampu mengajar secara optimal selama BDR 3,1%
4,2%
3,4%
4,2%
3,1%
15,9%
5,5%
24,7%
11,5%
25,0%
38,0%
23,7%
16,4%
10,9%
25,5%
14,1%
21,9%
27,6%
30,2%
19,0%
12,2%
13,5%
10,7%
18,2%
18,0%
26,0%
12,0%
10,7%
27,1%
43,2%
27,9%
9,1%
13,5%
31,5%
44,5%
6,0%
16,4%
3,6%
3,1%
3,4%
5,2%
16,1%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Tidak Relevan Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju
Peningkatan keterampilan TIK dan metode mengajar yang semakin bervariasi
merupakan perubahan positif yang cukup banyak dirasakan oleh guru selama BDR
18
15,2%
21,7%
10,9%6,5%
4,3%
23,9%
39,1%
44,1%
18,9%
11,8%
3,6%
8,9% 10,4%
28,1%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
Peningkatan
penguasaan
teknologi yang
mendukung
pembelajaran
Metode mengajar
semakin bervariasi
Peningkatan
kemampuan dalam
mendampingi siswa
secara jarak jauh
Peningkatan
kemampuan
melakukan asesmen
pembelajaran
Peningkatan
kemampuan dalam
melakukan
perencanaan
pembelajaran
Lainnya: Tidak terjadi
perubahan positif
Perubahan Positif Selama BDR di Tahun Ajaran 2020-2021
Daerah Tertinggal Non-Daerah Tertinggal
Namun, masih banyak juga guru-guru yang merasa tidak mendapatkan perubahan positif
selama BDR
Aspek-aspek yang dilihat1
Fasilitas
Pendukung
Pembelajaran
Metode
Pembelajaran
Persepsi tentang
Efektivitas BDR
Sebagian besar siswa masih BDR pada tahun ajaran baru2
5,8%
82,5%
11,6%
Bagaimana Siswa Belajar?
Belajar Tatap Muka Di Sekolah Belajar dari Rumah Kombinasi
Namun, di wilayah tertinggal 23% sekolah menerapkan pembelajaran tatap muka di sekolah.
22,9%
57,1%
20,0%
4,1%
85,1%
10,8%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Belajar Tatap Muka di
Sekolah
Belajar dari Rumah Kombinasi
Bagaimana Siswa Belajar?
(Menurut Kategori Wilayah)
Daerah Tertinggal Non Daerah Tertinggal
Dibandingkan semester lalu, frekuensi belajar siswa semakin membaik karena sebagian
besar siswa belajar setiap hari
3
60,4%
36,2%
37,7%
31,9%
39,1%
30,5%
46,8%
44,2%
48,6%
44,4%
4,3%
11,4%
6,4%
11,5%
9,3%
4,8%
5,6%
11,8%
8,0%
7,2%
0% 20% 40% 60% 80% 100%
SD
SMP
SMA
SMK
Nasional
Proporsi Siswa menurut Frekuensi Belajar
dalam Seminggu Semester Lalu
Setiap hari 2-4 hari seminggu Seminggu sekali Tidak tentu
45,1%
71,6%
63,7%
59,8%
59,9%
40,7%
23,9%
27,5%
28,3%
30,1%
11,0%
2,3%
6,6%
6,5%
6,6%
3,3%
2,3%
2,2%
5,4%
3,3%
0% 20% 40% 60% 80% 100%
SD
SMP
SMA
SMK
Nasional
Proporsi Siswa menurut Frekuensi Belajar
dalam Seminggu Semester ini
Setiap hari 2-4 hari seminggu Seminggu sekali Tidak tentu
Dibandingkan semester lalu, intensitas belajar siswa per hari juga lebih tinggi, khususnya
pada jenjang SMA dan SMK di mana sebagian besar siswa belajar lebih dari 3 jam4
15,2% 17,3%
10,6%14,2% 15,1%
58,1%52,9%
39,1%
46,3%49,6%
20,1% 22,0%
25,9%
25,7% 23,1%
5,1% 6,0%
17,7%9,0% 8,9%
1,5% 1,8% 6,7% 4,8% 3,2%
0%
50%
100%
SD SMP SMA SMK Nasional
Proporsi Siswa menurut Rata-rata Lama Belajar per Hari
Semester Lalu
Kurang dari 1 jam 1-2 jam 3-4 jam 5-6 jam Lebih dari 6 jam
7,7% 9,1% 8,8% 6,5% 8,0%
50,6%
22,7%
15,4% 17,4%
26,5%
15,4%
14,8%
5,5%
16,3%
13,0%
11,0%
20,5%
23,1%15,2%
17,4%
6,6%
17,1%
18,7%
21,7%16,0%
8,8% 15,9% 28,6% 21,7% 18,8%
0%
50%
100%
SD SMP SMA SMK Nasional
Proporsi Siswa menurut Rata-rata Lama Belajar per Hari
Semester Ini
Kurang dari 1 Jam 1 jam - 2 jam > 2 jam - 3 jam
> 3 jam - 4 jam > 4 jam - 5 jam Lebih dari 5 Jam
Dibandingkan dengan semester lalu pola pembelajaran di era COVID-19 saat ini lebih beragam
meskipun aktivitas mengerjakan tugas melalui soal-soal masih dominan*
5
2,1%
14,3%
16,7%
21,1%
24,7%
47,9%
41,4%
50,3%
47,4%
53,6%
79,9%
1,9%
0,0%
11,0%
38,8%
17,4%
35,5%
42,9%
0,0%
48,6%
0,0%
86,6%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Belajar dari radio
Belajar kelompok
Membaca buku pengayaan
Belajar interaktif
Mengerjakan proyek sederhana atau kreativitas
Belajar dari TV
Membaca buku teks pelajaran
Menyalin ulang materi pelajaran
Belajar dari berbagai sumber belajar elektronik
Mendengarkan guru memberi materi (satu arah)
Mengerjakan tugas dari guru berupa soal-soal
Metode Belajar Siswa
Semester lalu Semester saat ini
* : Nilai 0% di semester lalu dikarenakan pertanyaan tersebut tidak ditanyakan pada survey sebelumnya
Siswa di wilayah non-tertinggal lebih membutuhkan pulsa/paket data, sedangkan siswa
di daerah tertinggal lebih membutuhkan HP, paket data, dan buku6
0,6%
8,4%
30,2%
0,9%
0,9%
8,1%
0,9%
50,0%
Hal yang dibutuhkan Persentase
Jaringan Internet 0.6%
Buku 8.4%
HP 30.2%
Kembali ke sekolah 0.9%
Lainnya 0.9%
Laptop 8.1%
Bimbingan orang tua 0.9%
Pulsa/paket data 50.0%
5,0%
23,2%
25,5%
2,3%
16,2%0,0%
25,5%
2,3%Hal yang dibutuhkan Persentase
Jaringan Internet 5.0%
Buku 23.2%
HP 25.5%
Kembali ke sekolah 2.3%
Laptop 16.2%
Bimbingan orang tua 0.0%
Pulsa/paket data 25.5%
Tidak ada 2.3%
Dukungan yang paling dibutuhkan
siswa
(Non-Daerah Tertinggal)
Dukungan yang paling dibutuhkan
siswa
(Daerah Tertinggal)
HP dan paket data merupakan hal yang paling dibutuhkan siswa semua jenjang baik di
wilayah tertinggal maupun non tertinggal. Namun di wilayah tertinggal kebutuhan akan
buku dan laptop juga cukup tinggi, khususnya pada SD dan SMP
71,
22%
10,9
8%
31,
71%
1,22%
1,22% 7
,32%
1,22%
45,1
2%
0,0
0%
0,0
0%
8,3
3%
46,4
3%
0,0
0%
1,19
%
3,5
7%
0,0
0%
40,4
8%
0,0
0%
1,20%
10,8
4%
15,6
6%
2,4
1%
1,20%
13,2
5%
2,4
1%
53,0
1%
0,0
0%
0,0
0%
3,5
3%
27,0
6%
0,0
0%
0,0
0%
8,2
4%
0,0
0%
61,
18%
0,0
0%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
Dukungan yang paling dibutuhkan menurut jenjang di
daerah non tertinggal
SD SMP SMA SMK
0,0
0%
41,
67%
16,6
7%
0,0
0%
0,0
0%
25,0
0%
0,0
0%
16,6
7%
0,0
0%
0,0
0%
22,2
2%
11,1
1%
11,1
1%
0,0
0%
22,2
2%
0,0
0%
22,2
2%
11,1
1%15,3
8% 2
3,0
8%
23,0
8%
0,0
0%
0,0
0%
7,6
9%
0,0
0%
30,7
7%
0,0
0%
0,0
0%
0,0
0%
55,5
6%
0,0
0%
0,0
0%
11,1
1%
0,0
0%
33,3
3%
0,0
0%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
Dukungan yang paling dibutuhkan menurut jenjang di
daerah tertinggal
SD SMP SMA SMK
Sebagian besar siswa mengakses internet melalui paket data telepon selular. Di wilayah
tertinggal cukup banyak siswa yang mengandalkan akses internet menggunakan
jaringan wifi di area publik
8
18,6%
18,6%
46,5%
16,3%
Akses Siswa terhadap Layanan Internet di
Daerah Tertinggal
Berlangganan paket internet rumah (Indihome, First Media, dll)
Jaringan WIFI di tempat umum (di sekolah, kantor kelurahan, dll)
Paket data HP
Tidak menggunakan layanan internet
17,6%4,4%
77,4%
0,6%
Akses Siswa terhadap Layanan Internet di
Daerah Non-tertinggal
Berlangganan paket internet rumah (Indihome, First Media, dll)
Jaringan WIFI di tempat umum (di sekolah, kantor kelurahan, dll)
Paket data HP
Tidak menggunakan layanan internet
Secara umum, belanja pulsa atau paket data siswa selama BDR berkisar antara Rp 25
ribu hingga Rp 100 ribu/bulan. Siswa SMA mencatat rata-rata belanja pulsa relatif lebih
tinggi dibandingkan siswa jenis pendidikan lainnya
9
Pemanfaatan dana BOS untuk membantu siswa membeli pulsa nampak belum optimal karena hampir semua siswa membeli
pulsa atau kuota internet dari uang yang diberikan oleh orang tua mereka
33,3
%
34
,4%
23,9
%
37,7
%
32,4
%
45,8
%
31,
3%
32,4
%
37,7
%
37,0
%
12,5
%
26,6
% 31,
0%
16,9
% 21,
5%
6,9
%
6,3
%
5,6
%
5,2
%
6,0
%
1,4
%
0,0
%
5,6
%
0,0
%
1,8%
0,0
%
1,6%
1,4
%
2,6
%
1,4
%
0,0%
5,0%
10,0%
15,0%
20,0%
25,0%
30,0%
35,0%
40,0%
45,0%
50,0%
SD SMP SMA SMK NASIONAL
Rata-rata Besaran Belanja Pulsa Menurut Jenjang Pendidikan (Rp/Bulan)
< 25 ribu
25 ribu - 50 ribu
51ribu - 100 ribu
101 ribu - 150 ribu
151 ribu - 200 ribu
Di atas 200 ribu
2,9%
97,1%
Sumber Pembiayaan Pulsa atau
Paket Data Siswa
Bantuan dari sekolah Orang tua
Secara umum, sebagian besar siswa (53,3%) merasa proses belajar dari rumah cukup
efektif meskipun tidak sedikit siswa yang ragu-ragu atau berpendapat sebaliknya
(46,7%)
10
Persepsi siswa tentang efektivitas belajar dari rumah Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju
Saya mampu memahami materi pelajaran selama belajar dari rumah
Guru memberikan bimbingan selama belajar dari rumah
Sekolah memberikan panduan belajar dari rumah
Sekolah menyediakan sumber belajar untuk mendukung belajar dari rumah
Saya tidak merasa kesulitan menggunakan perangkat digital
Belajar dari rumah tidak membuat saya tertinggal pelajaran
Orang tua mendampingi saya ketika belajar di rumah
Orang tua mendampingi saya ketika belajar di rumah
Orang tua saya tidak mengalami kesulitan membimbing saya belajar dari rumah
Orang tua saya mendukung pembelajaran secara online
6,9%
20,7%
22,6%
23,4%
10,5%
9,6%
13,8%
13,8%
8,0%
14,1%
30,9%
50,4%
49,3%
47,1%
33,3%
33,3%
36,9%
36,9%
33,6%
31,8%
29,2%
12,1%
11,6%
13,2%
30,3%
22,9%
19,3%
19,3%
23,1%
20,7%
21,2%
9,9%
10,2%
8,8%
13,5%
16,8%
17,4%
17,4%
19,3%
14,4%
11,8%
6,9%
6,3%
7,4%
12,4%
17,4%
12,7%
12,7%
16,0%
19,1%
1. Pada semester ini proporsi sekolah yang melakukan pembelajaran dari rumah mulai berkurang terutama di daerah
tertinggal.
2. Meskipun cara-cara pembelajaran konvensional masih dominan, namun cara-cara pembelajaran yang lebih variatif berupa
pemanfaatan sumber belajar digital, pemberian materi secara interaktif, dan membuat proyek kreativitas juga semakin
banyak dilakukan
3. Belum banyak guru yang melakukan asesmen diagnostik untuk memetakan capaian kemampuan siswa, meskipun cukup
banyak (20%) yang melakukan asesmen sederhana secara mandiri
4. Pulsa atau paket data seluler menjadi kebutuhan utama guru maupun siswa selama BDR dan selama BDR terjadi
peningkatan belanja pulsa dan paket data hingga 69% dibandingkan sebelumnya. Namun di daerah tertinggal kebutuhan
akan buku juga cukup tinggi
5. Laman guruberbagi.kemdikbud.go.id, terutama konten contoh RPP, mulai banyak dimanfaatkan oleh guru meski belum
sebagian besar dari mereka
6. Meskipun banyak guru dan siswa menganggap BDR kurang efektif, BDR diakui membuat mereka mengalami berbagai
perubahan positif
1 Kesimpulan
1. Dengan adanya peningkatan jumlah sekolah yang melakukan pembelajaran tatap muka diperlukan pemantauan untuk
memastikan pelaksanaan protokol COVID-19
2. Kemendikbud perlu melakukan pendampingan guru dalam menerapkan modul-modul pembelajaran yang telah diterbitkan
dengan melibatkan UPT di lapangan (LPMP, P4TK, & PT) agar pembelajaran konvensional yang membebani siswa dapat
diminimalisir
3. Pendampingan yang sama juga diperlukan agar lebih banyak guru dapat melakukan asesmen diagnostik sehingga variasi
kemampuan siswa dapat dipetakan dan pembelajaran dapat dilakukan lebih efektif sesuai kebutuhan dan tingkat
kemampuan siswa
4. Bantuan pulsa atau paket data, perangkat TIK, dan buku perlu diberikan kepada guru dan siswa baik dengan mengoptimalkan
alokasi dana BOS oleh sekolah maupun bantuan dari skema di luar BOS oleh Pemerintah. Bantuan pulsa dapat bersifat
universal, sedangkan bantuan perangkat TIK dan buku hanya untuk kelompok yang membutuhkan berdasarkan analisis
kebutuhan
5. Kampanye pemanfaatan laman guruberbagi perlu lebih ditingkatkan, baik melalui surat edaran resmi maupun iklan layanan
masyarakat dalam berbagai media yang ada.
2 Rekomendasi