supply chain managementito_riris.staff.gunadarma.ac.id/downloads/files/49801...bermula dari pabrik...

23
KonSIL pertemuan – 3-4-5 Shafira Adrizayani, ST., MMSI 1 SUPPLY CHAIN MANAGEMENT Buku Teks Chopra, S., and Meindl, P. (2001). Supply chain management: Strategy, planning, and operations. New Jersey - Prentice-Hall. Pujawan, I N. (2005). Supply chain management. Guna Widya. Simchi-Levi, D., Kaminski, P., and Simchi-Levi, E. (2000). Designing and managing the supply chain: Concept, strategies, and case studies. Irwin McGraw-Hill. Handfield, R., and Nichols, Jr., E. L. (2002). Supply chain redesign: Transforming supply chains into integrated value systems. New Jersey: Financial Times - Prentice Hall. TUJUAN Untuk memberikan gambaran umum tentang konsep-konsep, metode dan alat dasar dalam SCM. Untuk memberikan pemahaman tentang aplikasi sistem dan teknologi informasi dalam mendukung SCM Referensi : http://is.its-sby.edu/~wahyu/download/sosiotek/Introduction%20to%20SCM.pdf http://www2.bc.edu/~fichman/703_07s_05_SCM.pdf

Upload: others

Post on 23-Nov-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Supply Chain Managementito_riris.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/49801...bermula dari pabrik pembuat barang-barang tersebut dan berakhir di perusahaan pembuat barang jadi yang

KonSIL pertemuan – 3-4-5

Shafira Adrizayani, ST., MMSI

1

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

Buku Teks

Chopra, S., and Meindl, P. (2001). Supply chain management: Strategy, planning, and operations. New Jersey - Prentice-Hall. Pujawan, I N. (2005). Supply chain management. Guna Widya. Simchi-Levi, D., Kaminski, P., and Simchi-Levi, E. (2000).

Designing and managing the supply chain: Concept, strategies, and case studies. Irwin McGraw-Hill.

Handfield, R., and Nichols, Jr., E. L. (2002). Supply chain redesign: Transforming supply chains into integrated value systems. New Jersey: Financial Times - Prentice Hall. TUJUAN • Untuk memberikan gambaran umum tentang konsep-konsep,

metode dan alat dasar dalam SCM. • Untuk memberikan pemahaman tentang aplikasi sistem dan

teknologi informasi dalam mendukung SCM Referensi : http://is.its-sby.edu/~wahyu/download/sosiotek/Introduction%20to%20SCM.pdf http://www2.bc.edu/~fichman/703_07s_05_SCM.pdf

Page 2: Supply Chain Managementito_riris.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/49801...bermula dari pabrik pembuat barang-barang tersebut dan berakhir di perusahaan pembuat barang jadi yang

KonSIL pertemuan – 3-4-5

Shafira Adrizayani, ST., MMSI

2

Evolusi tantangan yang dihadapi perusahaan manufaktur 1970 Manufacturing, Mass production 1980 Quality SQC, TQM 1990 SCM dan e-SCM

Sekarang, batas persaingan

yang baru adalah memanfaatkan kesempatan melalui koordinasi, koperasi dan kolaborasi Sebuah produk melewati proses yang panjang sebelum sampai ke tangan konsumen

Page 3: Supply Chain Managementito_riris.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/49801...bermula dari pabrik pembuat barang-barang tersebut dan berakhir di perusahaan pembuat barang jadi yang

KonSIL pertemuan – 3-4-5

Shafira Adrizayani, ST., MMSI

3

Apa yang dimaksud dengan SC?

Sebuah rangkaian atau jaringan perusahaan-perusahaan yang bekerja secara bersama-sama untuk membuat dan menyalurkan produk atau jasa kepada konsumen akhir/pelanggan. Rangkaian atau jaringan ini terbentang dari penambang bahan mentah (dibagian hulu) sampai retailer / toko (pada bagian hilir).

Dalam sebuah SC terdapat tiga aliran: • Material • Informasi • Dan Uang / dana.

Struktur SC yang sederhana

Supply chain yang umum memiliki tahap-tahap:

– Pelanggan – Retailer – Wholesaler/ Distributor – Manufacturer – Component/ Raw material suppliers

Page 4: Supply Chain Managementito_riris.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/49801...bermula dari pabrik pembuat barang-barang tersebut dan berakhir di perusahaan pembuat barang jadi yang

KonSIL pertemuan – 3-4-5

Shafira Adrizayani, ST., MMSI

4

Chain 1 : Suppliers Jaringan bermula dari sini yang merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama, dmana mata rantai penyaluran barang akan mulai. Bahan pertama in bisa dalam bentuk bahan baku, mentah, bahan penolong, bahan daganngan, suku cadang dsb. Chain 1-2: Suppliers → Manufacturer Rantai pertama dihubungkan dengan rantai kedua, yaitu manufacturer atau plans atau assembler atau fabricator atau bentuk lain yang melakukan pekerjaan membuat, memfabrikasi, mengasembling, merakit, mengkorversikan ataupun menyelesaikan barang (finishing). Hubungan dengan mata rantai pertama ini sudah mmepunyai potensi untuk melakukan penghematan. Misalnya, inventories bahan baku, bahan setengah jadi, dan bahan jadi yang berada dipihak suppliers, manufacturer, dan tempat transit merupakan target untuk penghematan ini. Tidak jarang penghematan sebesar 40% - 60% , bahkan lebih, dapat diperoleh dari invetory carrying cost dimata rantai ini. Dengan menggunakan konsep supplier partnering misalnya, penghematan ini dapat diperoleh. Chain 1-2-3-4 : Suppliers → Manufacturer → Distribution → Wholesaler Barang sudah jadi yang dihasilkan oleh manufacturer sudah mulai harus disalurkan kepada pelanggan. Walau tersedia banyak cara untuk penyaluran barang ke pelanggan, yang umum adalah melalui distributor dan ini biasanya ditempuh oleh sebagian besar supply chain. Barang dari pabrik melalui gudangnya disalurkan ke gudang distributor atau wholesaler atau pedagang besar dalam jumlah besar dan pada waktunya nanti pedagang besar dalam jumlah besar dan pada waktunya nanti pedagang besar menyalurkan dalam jumlah yang lebih kecil kepada retails atau pengecer.

Page 5: Supply Chain Managementito_riris.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/49801...bermula dari pabrik pembuat barang-barang tersebut dan berakhir di perusahaan pembuat barang jadi yang

KonSIL pertemuan – 3-4-5

Shafira Adrizayani, ST., MMSI

5

Chain 1-2-3-4 : Suppliers → Manufacturer → Distribution → Wholesaler → Retail Outlets Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitas gudang sendiri atau dapat juga menyewa dari pihak lain. Gudang ini digunakan untuk menimbun arang sebelum disalurkan lagi ke pihak pengecer. Sekali lagi disini ada kesempatan untuk memperoleh penghemtatan dalam bentuk jumlah inventories dan biaya gudang, dengan car melakukan desain kembali pola-pola pengiriman barang baik dari gudang manufacturer maupun ke toko pengecer (retail outlets) Chain 1-2-3-4-5 : Suppliers → Manufacturer → Distribution → Wholesaler → Retail Outlets → Customers Dari rak-raknya, para pengecer atau retails menawarkan barangnya langsung kepada para pelanggan atau pembeli atau pengguna barang. Yang termasuk outlets adalah toko, warung, toko serba ada, pasar swalayan, toko koperas, mal, club stores dss. Customer merupakan rantai terakhir yang dilalui dalam supply chain dalam konteks ini sebagai end-user. Sejak tahun 1980-an, telah dikembangkan istilah manajemen rantai pasok (supply chain management, SCM). Istilah ini banyak digunakan, walaupun dengan beberapa kerancuan pengertian. Beberapa pihak memberikan definisi/pengertian manajemen rantai pasok sebagai berikut: a. Lambert (1998), menyatakan bahwa SCM merupakan integrasi atas proses-

proses bisnis dari pengguna akhir melalui pemasok awal yang menyediakan produk, jasa, dan informasi yang memberikan nilai tambah bagi pelanggan.

b. Menurut Simchi-Levi (2002), SCM adalah suatu kumpulan pendekatan yang

digunakan untuk mengintegrasikan secara efisien antara pemasok, perusahaan manufaktur, pergudangan, dan toko, sehingga barang diproduksi dan didistribusikan pada kuantitas, lokasi, dan waktu yang benar, untuk meminimumkan biaya-biaya pada kondisi yang memuaskan kebutuhan tingkat pelayanan.

c. Menurut Handfield (1999), SCM merupakan integrasi atas kegiatan-kegiatan

dalam suatu rantai pasok dengan hubungan yang diperbaiki, untuk mencapai suatu keunggulan bersaing yang berkelanjutan.

d. Chopra & Meindl (2001), berpendapat bahwa SCM mencakup manajemen atas

aliran-aliran diantara tingkatan dalam suatu rantai pasok untuk memaksimumkan keuntungan total.

Page 6: Supply Chain Managementito_riris.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/49801...bermula dari pabrik pembuat barang-barang tersebut dan berakhir di perusahaan pembuat barang jadi yang

KonSIL pertemuan – 3-4-5

Shafira Adrizayani, ST., MMSI

6

Supply Chain Management adalah manajemen terhadap aliran antar dan diantara tahapan supply chain untuk memaksimalkan profitabilitas keseluruhan supply chain

DALAM KENYATAANNYA KITA BERHADAPAN DENGAN SEBUAH NETWORK (JARINGAN) BUKAN SEBUAH RANTAI

(Chopra & (Chopra & Meindl Meindl, 2001) SCM merupakan konsep yang semakin penting pada era perdagangan bebas dan globalisasi. Dalam era tersebut, persaingan bukan lagi produk melawan produk atau perusahaan melawan perusahaan akan tetapi lebih kepada rantai pasok (supply chain) melawan rantai pasok. Misalnya, Supply chain dari pabrik kertas : • Awal supply chain adalah hutan kayu yang menghasilkan bahan untuk kertas,

atau gudang bahan yang didaur ulang yang mengawali proses pembuatan kertas. • Bahan baku kertas perlu dilengkapi dengan bahan penolong agar bahan baku

dapat diproses menjadikerjtas. Bahan penolongnya banyak sekali, misalnya air yang melimpah, bahan kimia yang sangat banyak jenisnya, plastik dan alat pengikat untuk packaging dsb.

• Disamping itu, pabrik kertas banyak menggunakan berbagai jenis peralatan dan puluhan ribu jenis material serta suku cadang, yang awal supply chainnya adalah pabrik baja dan pabrik pembuat peralatan material, dan suku cadang tersebut.

Page 7: Supply Chain Managementito_riris.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/49801...bermula dari pabrik pembuat barang-barang tersebut dan berakhir di perusahaan pembuat barang jadi yang

KonSIL pertemuan – 3-4-5

Shafira Adrizayani, ST., MMSI

7

• Pokoknya ada puluhan dan mungkin ratusan suppliers dan suppliers-suppliers (sub-suppliers) yang terlibat.

Disamping itu perlu juga diketahui berbagai sifat pergerakan supply chain untuk berbagai inventory. Beberapa jenis inventory yaitu:

1. Barang baku (raw materials) a. Mata rantai pertama ada dipabrik pembuat bahan baku dan mata rantai

terakhir ada di pabrik pembuat finished product (bukan dikonsumen akhir)

b. Barang baku ini di pabrik pembuat finished product digabung dengan bahan penolong dan teknologi tertentu diolah menjadi bahan setengah jadi dan bahan jadi

2. Barang setengah jadi (semi finished product)

a. Permulaan mata rantai ada dipabrik pembuat bahan jadi. Bahan setengah jadi adalah hasil dari proses bahan baku.

b. Bahan setengah jadi dapat langsung diproses di pabrik yang sama menjadi bahan jadi, tetapi dapat juga dijual kepada konsumen sebagai komoditas.

3. Barang jadi (finished product)

a. Permulaan mata rantai bahan jadi ada di pabrik pembuatnya, sebagai hasil dari pengolahan bahan baku menjadi bahan setengah jadi tadi.

b. Akhir mata rantai ada dikonsumen akhir pengguna atau pembeli hasil produksi tersebut.

4. Materials dan suku cadang (MRO = Materials for maintenance, repair and

operation) a. Inventory yang digunakan untuk menunjang pabrik pembuat barang jadi

tersebut, yaitu untuk maintenance, repair, dan operasi peralatan pabriknya.

b. Mata rantai bermula dari pabrik pembuat material MRO tadi dan berakhir diperusahaan pembuat barang jadi tersebut, sebagai final user (manufacturer).

5. Barang komoditas / commodity

a. Inventory jenis ini adalah barang yang dibeli oleh perusahaan tertentu sudah dalam bentuk barang jadi dan diperdagangkan dalam arti dijual kembali kepada konsumen.

Page 8: Supply Chain Managementito_riris.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/49801...bermula dari pabrik pembuat barang-barang tersebut dan berakhir di perusahaan pembuat barang jadi yang

KonSIL pertemuan – 3-4-5

Shafira Adrizayani, ST., MMSI

8

b. Diperusahaan tersebut, barang ini dapat diproses lagi, misalnya diganti bungkusnya atau diperkecil kemasannya, tetapi dapat juga dijual lagi langsung dalam bentuk asli seperti saat dibeli.

c. Mata rantai inventory jenis bermula dari pabrik pembuat komoditas tersebut dan berakhir pada konsumen akhir pengguna barang tsb.

6. Barang Proyek

a. Inventory jenis ini adalah material dan suku cadang yang digunakan untuk membangun proyek tertentu, misalnya membuat pabrik baru.

b. Mata rantai panjangnya hampir sama dengan MRO materials, jadi bermula dari pabrik pembuat barang-barang tersebut dan berakhir di perusahaan pembuat barang jadi yang dimaksud.

Contoh : Supply Chain Dell Computer • Ketika customer membeli secara online dari Dell Computer, supply chain yang

terlibat; – Pelanggan – Web site Dell menerima order pelanggan – Pabrik perakitan Dell – Pemasok Dell

• Setelah mendapatkan produk yang dipilih, pelanggan memasukan informasi order dan membayar. Customers dapat melihat pada Web site untuk mengecek status order

• Dell’s assembly plant memenuhi customer’s order • Dell Computer menerima komponen dari beberapa suplier dan memasok produk

melalui beberapa transportasi • Dell computer tidak memiliki retailer, wholesaler and distributor Atau

di mana seorang pelanggan membeli secara online dari Dell Computer, supply chain mencakup pelanggan, website Dell yang mengambil order, perangkai komponen Dell, dan semua supplier Dell. Website itu menyediakan pelanggan informasi harga, ragam produk, dan ketersediaan produk. Setelah memilih, pelanggan memasukkan informasi order dan membayar produk. Pelanggan bisa kembali lagi ke website untuk mengecek status order.

� Contoh ini mengilustrasikan bahwa pelanggan adalah bagian dari kesatuan

supply chain. Tujuan utama setiap supply chain adalah memenuhi kebutuhan pelanggan, di mana dalam prosesnya ada proses penghasilan keuntungan. Supply chain dimulai dengan order pelanggan dan diakhiri dengan pembayaran dari pelanggan.

Page 9: Supply Chain Managementito_riris.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/49801...bermula dari pabrik pembuat barang-barang tersebut dan berakhir di perusahaan pembuat barang jadi yang

KonSIL pertemuan – 3-4-5

Shafira Adrizayani, ST., MMSI

9

� Dalam kasus lain, seperti order lewat surat dari perusahaan L.L. Bean, manufacturer tidak secara langsung merespons kebutuhan pelanggan. L.L. Bean memelihara daftar inventory produk di mana dari daftar ini mereka bisa memenuhi kebutuhan pelanggan. Dibanding Dell, supply chain L.L. Bean membutuhkan tahap tambahan (retailer, L.L. Bean itu sendiri) antara pelanggan dan manufacturer. Dalam hal toko pengecer, supply chain bisa mencakup wholesaler atau distributor antara toko dan manufacturer.

SCM Functions

ACTIVITIES THROUGHOUT THE SUPPLY CHAIN Menurut Lambert et. al dalam Croxton (2001), proses-proses bisnis dalam SCM terdiri atas delapan bagian yang meliputi: manajemen hubungan pelanggan, manajemen pelayanan pelanggan, manajemen permintaan, pemenuhan pesanan, manajemen aliran manufaktur, manajemen hubungan pemasok, pengembangan dan komersialisasi produk, dan manajemen pengembalian (return management), seperti ditunjukkan pada Gambar berikut ini :

Page 10: Supply Chain Managementito_riris.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/49801...bermula dari pabrik pembuat barang-barang tersebut dan berakhir di perusahaan pembuat barang jadi yang

KonSIL pertemuan – 3-4-5

Shafira Adrizayani, ST., MMSI

10

SCM Related Functions in a Manufacturing Company

Page 11: Supply Chain Managementito_riris.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/49801...bermula dari pabrik pembuat barang-barang tersebut dan berakhir di perusahaan pembuat barang jadi yang

KonSIL pertemuan – 3-4-5

Shafira Adrizayani, ST., MMSI

11

SCM REQUIRES SOLID INTERNAL INTEGRATION (Adapted from Christopher, 1998)

Tantangan dalam Mengelola Supply Chain • Kompleksitas Struktur Supply Chain

– Melibatkan banyak pihak dengan kepentingan yang berbeda-beda (bertentangan?)

– Perbedaan bahasa, zona waktu dan budaya antar perusahaan • Ketidakpastian

– Ketidakpastian permintaan – Ketidakpastian pasokan: lead time pengiriman, harga dan kualitas bahan baku,

dll – Ketidakpastian internal: kerusakan mesin, kinerjamesin yang tidak sempurna,

ketidakpastian kualitas produksi dll

Ketidakpastian menimbulkan persediaan pengaman..

Persediaan dapat: • Menimbulkan biaya

• Menyembunyikan permasalahan

Page 12: Supply Chain Managementito_riris.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/49801...bermula dari pabrik pembuat barang-barang tersebut dan berakhir di perusahaan pembuat barang jadi yang

KonSIL pertemuan – 3-4-5

Shafira Adrizayani, ST., MMSI

12

Optimalisasi Supply Chain

1. Tuntutan pelanggan yang terus berkembang Dengan makin terbukanya pasar bebas yang mendunia (globalisasi), maka terjadi banyak dan begitu ketat persaingan antar perusahaan dan antar produk. Bagi para konsumen, ini merupakan keuntugan besar karena mereka mendapatkan :

• Harga yang lebih kompetitif • Pilihan sumber pembelian yang lebih banyak • Mutu barng yang lebih banyak • Pilihan brand yang lebih banyak • Penyediaan yang lebih cepat • Layanan lain yang lebih baik

Sikap para pelanggan tidak boleh diabaikan dan harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Para pelanggan/consumers cenderung bersikap : • Menghindari penjual yang pernah mengecewakan • Ingin mengalami proses pembelian barang dan jasa yang menyenangkan • Menyenangi pendekatan penjualan yang kreatif, ramah dan murah • Menuntut “more for less” • Mencari toko yang serba ada (departemen store, shooping mall, supermarket

dsb) karena keterbatasan waktu berbelanja • Menghendaki barang yang aman dari segala hal • Pokoknya menghendaki harga, mutu, dan pelayanan yang lebih baik lagi.

2. Kekuasaan Retail yang Makin Besar.

Pengendali utama supply chain adalah consumer, maka yang berhubungan dengan itu adalah para retailer yang menanggapi kehendak dan tuntutan consumers yang makin meningkat dengan mengadakan perubahan-perubahan besar dalam penataan, dekorasi, teknik pelayanan dan personil tokonya. Cara-cara retailer untuk para konsumer memilih barang dalam pengambilan keputusan adalah: • Membuat display yang menarik untuk produk tertentu • Memberikan diskon yang menarik untuk produk tertentu • Memberikan bonus tertentu sebagai hadiah • Menawarkan secara lebih aktif

3. Dilema dalam pencapaian Optimalisasi

Langkah yan penting dalam melakukan manajemen supply chain adalah menggalng, memperbaiki komunikasi harian diantara semua pelaku supply, mulai

Page 13: Supply Chain Managementito_riris.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/49801...bermula dari pabrik pembuat barang-barang tersebut dan berakhir di perusahaan pembuat barang jadi yang

KonSIL pertemuan – 3-4-5

Shafira Adrizayani, ST., MMSI

13

dari hilir sampai ke hulu. Komuniasi ini dapat mencegah kelambatanpengadan barang maupun penumpukan barang digudang yang berlebihan.

4. Kendala dalam Membangun Kepercayaan

Beberapa hal yang melatarbelakangi kendala membangun kepercayaan adalah sbb: • Masih banyaknya anggapan bahwa supplier atau pihak lain adalah “lawan”

atau bahkan “musuh” dalam berbisnis dan bukan “mitra” • Masih banyaknya anggapan bahwa antar supplier atau pihak lain dan

perusahaan sendiri pada hakikatnya mempunyai tujuan yang berlainan, bahkan saling bertentangan, sedangkan tujuan akhir adalah sama-sama survive dan growth.

• Dalam negosisiasi, makin banyak yang mengharapkan hasil yang “win-lose” dan kurang mengenal konsep “win-win negotiation”

• Banyak yang masih melihat pada hubungan “jangka-pendek” dan kurang melihat hubungan “jangka panjang” yang saling menguntungkan

• Oleh karena itu, konsep-konsep baru seperti “win-win negotiation”, “supplier patnering”, dsb perlu dikembangkan diantara para peserta kegiatan supply dan didalam perusahaan sendiri untuk menciptakan kepercayaan yang sungguh diperlukan dalam mengoptimalkan manajemen supply chain.

5. Patnering sebagai Suatu Solusi

• Meyakini memiliki tujuan yang sama (common goal) • Saling menguntungkan (mutual benefit) • Saling percaya (mutual trust) • Bersikap terbuka (transparent) • Menjalin hubungan jangka panjang (long term relationship) • Terus menerus melakukan perbaikan dalam biaya dan mutu barang/jasa

6. Teknologi Informasi sebagai Katalisator

Keberhasilan manajemen supply mungkin dapat dicapai tanpa menggunakan jasa teknologi informasi, yang dalam kasus ini harus bercirikan antara lain : • Hadrware dan software-nya mampu digunakan antar organisasi/perusahaan • Clear information • Real time POS (Point Of Sales) information • Customer and network friendly • High level effectiveness and efficiency

Page 14: Supply Chain Managementito_riris.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/49801...bermula dari pabrik pembuat barang-barang tersebut dan berakhir di perusahaan pembuat barang jadi yang

KonSIL pertemuan – 3-4-5

Shafira Adrizayani, ST., MMSI

14

Peran informasi Informasi penting karena menyediakan fakta yang digunakan oleh manajer supply chain untuk membuat keputusan memberikan manajer visibility! Information Technology Information technology (IT) consists of the tools – hardware & software–used both to gain awareness of the information and to analyze the information to make the best decisions for the supply chain. Goal of IT • Collect information on each product from production to delivery or purchase point

and provide complete visibility for all parties in the supply chain • Access any data in the system from a single-point-of-contact • Analyze, plan activities and make trade offs based on information from the entire

supply chain

Page 15: Supply Chain Managementito_riris.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/49801...bermula dari pabrik pembuat barang-barang tersebut dan berakhir di perusahaan pembuat barang jadi yang

KonSIL pertemuan – 3-4-5

Shafira Adrizayani, ST., MMSI

15

Major issues in IT development related to SCM

Peranan Teknologi Informasi dalam Manajemen Supply Chain Secara umum teknologi infomrasi di dalam manajemen supply chain dapat dilihat dari dua perspektif besar : • Perspektif Teknis • Perspektif Manajerial A. Perspektif Teknis Dilihat dari sisi teknis, ada dua teknologi informasi yang harus dipenuhi yaitu: 1. Fungsi penciptaan

• TI harus mampu menjadi medium atau sarana untuk mengubah fakta-fakta atau kejadian-kejadian sehari-hari yang dijumpai dalam bisnis perusahaan ke dalam format kuantitatif.

• Teknologi harus mampu mengubah data mentah yang telah dikumpulkan menjadi informasi yang relevan bagi setiap penggunanya (stakeholders), yaitu manajemen, staf, konsumen, mitra bisnis, pemilik perusahaan, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

• Hasil dari pengambilan keputusan akan memberikan berbagai dampak langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja bisnis informasi.

• Akhirnya, kumpulan dari knowledge yang diperoleh dan dipelajari selama perusahaan beroperasi akan menjadi suatu bekal “kebijaksanaan” (wisdom) yang tidak ternilai harganya.

Page 16: Supply Chain Managementito_riris.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/49801...bermula dari pabrik pembuat barang-barang tersebut dan berakhir di perusahaan pembuat barang jadi yang

KonSIL pertemuan – 3-4-5

Shafira Adrizayani, ST., MMSI

16

2. Fungsi penyebaran

• Gathering. TI harus memiliki fasilitas yang mampu mengumpulkan entitas-entitas fakta, data,informasi, knowledge dan wisdom dan meletakkannya di dalam suatu media penyimpanan digital.

• Organising. Untuk memudahkan pencarian terhadap entitas-entitas tersebut maka TI harus memiliki mekanisme baku dalam mengorganisasikan penyimpanan entitas-entitas tsb di dalam media penyimpanan.

• Selecting. Disaat berbagai pihak di dalam perusahaan membutuhkan entitas-entitas tsb, TI harus menyediakan fasilitas untuk memudahkan pencarian dan pemilihan

• Synthesizing. Tidak jarang para pengambil keputusan membutuhkan lebih dari satu entitas untuk memudahkannya melihat situasi bisnis perusahaan.

• Distributing. Akhirnya, TI harus memiliki infrastruktur yang dapat menyalurkan berbagai entitas dari tempat penyimpanannya ke pihak-pihak yang membutuhkannya.

B. Perspektif Manajerial

Dilihat dari sisi bisnis dan manajerial, terutama dalam kaitannya dengan manajemen supply chain, ada empat peranan yang diharapkan oleh perusahaan dari implementasi efektif sebuah teknologi informasi, yaitu : 1. minimize rize, mengurangi risiko berasal dari adanya ketidakpastian berbagai

hal dan aspek-aspek eksternal lain yang berada di luar kontrol perusahaan 2. reduce costs, ada empat cara untuk mengurangi biaya yang kerap

dikeluarkan untuk kegiatan sehari-hari : • eliminasi proses, Implementasi berbagai komponen teknologi informasi

akan mampu menghilangkan atau mengeliminasi proses yang dirasa tidak perlu (non value added process).

• simplifikasi proses, Berbagai proses yang panjang dan berbelit-belit (birokratis) biasanya dapat disederhanakan dengan mengimplementasikan berbagai komponen TI (basisdata dan aplikasi misalnya).

• integrasi proses, TI juga mampu melakukan pengintegrasian beberapa proses menjadi satu sehingga terasa lebih cepat dan praktis (secara langsung akan meningkatkan kepuasan pelanggan juga).

• otomatisasi proses, Mengubah proses manual menjadi otomatis merupakan tawaran lain untuk mempermudah perusahaan melaksanakan kegiatan operasionalnya sehari-hari

3. add value, menciptakan value bagi pelanggan perusahaan. Tidak sekedar memuaskan pelanggan tetapi lebih untuk menciptakan loyalitas pelanggan. Sehingga pelanggan bersedia selalu menjadi konsumennya untuk jangka panjang.

Page 17: Supply Chain Managementito_riris.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/49801...bermula dari pabrik pembuat barang-barang tersebut dan berakhir di perusahaan pembuat barang jadi yang

KonSIL pertemuan – 3-4-5

Shafira Adrizayani, ST., MMSI

17

4. create new realities, persaiangan cepat dalam teknologi internet yang telah mampu menciptakan suatu arena bersaing baru bagi perusahaan.

Peran internet • Internet memungkinkan kolaborasi, koordinasi, dan integrasi dalam praktek di

lapangan. • Dengan adanya Internet pihak-pihak pada supply chain bisa membagi informasi

serta melakukan transaksi dengan lebih cepat, murah dan akurat. • Informasi penjualan di supermarket atau ritel akan mudah bisa dibagi dengan

pihak-pihak yang berada di sebelah hulu supply chain dengan menggunakan Internet.

• Aplikasi internet dalam konteks supply chain management: – Electronic procurement (e-procurement) – Electronic fulfilment (e-fulfilment)

E-Procurement • Aplikasi internet untuk mendukung proses pengadaan • Perusahaan otomotif seperti Volkswagen, General Motors, Daimer Chrysler, dll

sebagainya menggunakan e-procurement secara ekstensif untuk: – Proses pengadaan bahan baku dan komponen – Item-item yang masuk dalam kelompok MRO (maintenance, repair, and

operations) seperti suku cadang,peralatan tulis kantor, dan sebagainya. • Dapat digunakan untuk mendukung:

– Hubungan jangka pendek: e-Auction – Hubungan jangka panjang (kemitraan)

E-Fulfillment • Lebih pada bagian hilir supply chain • Beberapa kegiatan yang termasuk dalam proses fulfilment adalah:

– Menerima order dari pelanggan Pelanggan bisa memesan produk melalui telepon, fax, e-mail, atau webbased ordering.

– Mengelola transaksi termasuk proses pembayaran. – Manajemen gudang meliputi pengendalian persediaan produk dan kegiatan

administrasi gudang secara umum. – Manajemen transportasi Keputusan mode dan rute transportasi termasuk

di dalamnya. – Komunikasi dengan pelanggan untuk memberikan informasi status pesanan,

dukungan teknis, dan sebagainya

Page 18: Supply Chain Managementito_riris.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/49801...bermula dari pabrik pembuat barang-barang tersebut dan berakhir di perusahaan pembuat barang jadi yang

KonSIL pertemuan – 3-4-5

Shafira Adrizayani, ST., MMSI

18

Konsep Sistem Informasi Korporat Terpadu A. Sistem Informasi Terpadu

Konsep manajemen supply chain memperlihatkan adanya proses ketergantungan antara berbagai perusahaan yang terkait di dalam sebuah sistem bisnis. Semakin banyak perusahaan yang terlibat dalam rantai tersebut, akan semakin kompleks strategi pengelolaan yang perlu dibangun. Tiga aliran entitas perusahaan yang harus dikelola dengan baik, yaitu :

1. aliran produk dan jasa (flow of products and services) 2. aliran uang (flow of money) 3. aliran dokumen (flow of documents)

Sistem informasi yang terpadu adalah sebuah sistem yang terdiri dari berbagai komponen data, aplikasi dan teknologi yang saling berkaitan untuk mendukung kebutuhan informasi perusahaan. Ada dua tugas utama dari sistem informasi terpadu, yaitu :

1. Mengumpulkan, menciptakan, mengolah data mentah yang berasal dari transaksi atau aktivitas bisnis sehingga menjadi informasi dan pengetahuan yang berguna bagi para stakeholder (mereka yang berkempentingan)

2. Menyimpan dan menyebarluaskan data, informasi dan pengetahuan kepada siapa saja yang membutuhkan, terutama manajemen dan staf internal perusahaan, rekanan bisnis, pelanggan dan stakeholder lain yang berada di luar perusahaan.

B. Arsitektur Sistem Informasi Korporat Terpadu Membangun sebuah arsitektur sistem informasi korporat terpadu yang baik dapat dimulai dengan melihat siapa saja yang membutuhkan teknologi yaitu :

1. Konsumen / pelanggan (end-consumer) Berkat merekalah sebuah bisnis ada, sehingga mereka pasti membutuhkan berbagai jenis terkait dengan produk/jasa yang mereka beli dan mereka konsumsi.

2. Manajemen Merekalah penggerak utama dari pengelolaan sebuah perusahaan. Dimana mereka membutuhkan suatu sistem inforasi yang dapat diandalkan untuk membantu dalam menentukan kebijakan-kebijakan atau mengambil keputusan strategis maupun taktis yang berkualitas.

3. Staf Karena pada tingkat operasional, merekalah yang sehari-hari berhadapan langsung dengan aktivitas penciptaan produk maupun jasa yang tentu saja membutuhkan sangat banyak informasi sebagai sumber daya utama.

Page 19: Supply Chain Managementito_riris.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/49801...bermula dari pabrik pembuat barang-barang tersebut dan berakhir di perusahaan pembuat barang jadi yang

KonSIL pertemuan – 3-4-5

Shafira Adrizayani, ST., MMSI

19

4. Rekanan Bisnis Karena merekalah yang menjadi pemasok bahan-bahan maupun sumber daya-sumber daya lain yang dibutuhkan perusahaan untuk beroperasi menghasilkan beragam produk dan jasa.

Delapan komponen utama dalam arsitektur sistem informasi korporat terpadu :

1. Selling Chain Management Information System Subsistem yang secara langsung berinteraksi dengan pelanggan agar mereka dapat dengan mudah melakukan akses ke produk dan jasa yang ditawarkan perusahaan, terutama yang berhubungan dengan aktivitas transaksi bisnis.

2. Customer Relationship Manangement Information System Subsistem yang berfungsi sebagai sarana komunikasi efektif antara pelanggan dan perusahaan, terutama yang berkaitan dengan kebutuhan informasi maupun bentuk pelayanan lainnya yang berhubungan dengan produk dan jasa yang ditawarkan.

3. Enterprise Resource Planning Information System Subsistem yang secara langsung berfungsi mengintergrasikan proses-proses penciptaan produk atau jasa perusahaan, mulai dari dipesannya bahan-bahan mentah dan fasilitas produksi sampai dengan terciptanya produk jadi yang siap ditawarkan kepada pelanggan.

4. Management Control Information System Subsistem yang bertanggung jawab memberikan data dan informasi bagi keperluan pengambilan keputusan manajemen perusahaan dan stakeholder lainnya, baik keputusan yang bersifat strategis maupun taktis sehari-hari.

5. Administrative Control Information System Subsistem yang memiliki fungsi utama sebagai penunjang terselenggaranya proses-proses administrasi perusahaan (back office) yang menjadi tulang punggung komunikasi antar staf di dalam perusahaan.

6. Supply Chain Management Information System Subsistem yang menghubungkan sistem informasi internal perusahaan dengan sistem informasi yang dimiliki para rekanan bisnis, terutama para pemasok (supplier) bahan-bahan yang dibutuhkan untuk proses produksi.

7. Enterprise Applications Intergration Information System Subsistem yang memiliki tanggung jawab utama mengintergrasikan berbagai subsistem yang tersebar diberbagai divisi atau fungsi yang ada diperusahaan.

8. Knowledge-Tone Applications Information System Subsistem yang memfokuskan diri pada penyediaan fungsi-fungsi intelligence bagi perusahaan, yang merupakan hasil pengolahan berbagai data dan informasi yang tersebar diberbagai sistem basis data perusahaan.

Page 20: Supply Chain Managementito_riris.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/49801...bermula dari pabrik pembuat barang-barang tersebut dan berakhir di perusahaan pembuat barang jadi yang

KonSIL pertemuan – 3-4-5

Shafira Adrizayani, ST., MMSI

20

C. Strategi membangun Sistem Informasi Korporat Terpadu. Secara umum, biasanya sebuah perusahaan akan melalui 5 tahapan evolusi dalam mengembangkan sistem informasinya, (lihat gambar) yaitu :

1. Cross-Functional Business Unit Merupakan pengembangan modul aplikasi untuk fungsi bisnis tertentu saja, seperti untuk keperluan transaksi pembelian, penyusunan laporan keuangan, pencetakan slip gaji pegawai, dan sebagainya.

2. Strategic Business Unit Merupakan hasil penyatuan beberapa fungsi manajemen di dalam sebuah divisi atau unit bisnis tertentu, untuk membantu manajemen dan staf mencapai objektif yang ditargetkan terhadap divisi atau unit bisnis tertentu.

3. Integrated Enterprise Merupakan sistem informasi terpadu yang mengintergrasikan berbagai modul aplikasi yang dimiliki seluruh divisi atau unit bisnis di dalam perusahaan, yang merupakan embrio dari sistem informasi korporat terpadu.

4. Extended Enterprise Merupakan penggabungan sistem informasi korporat terpadu yang telah dimiliki oleh internal perusahaan dengan satu atau lebih subsistem dari perusahaan/entitas lain yang merupakan mitra kerja perusahaan terkait.

5. Inter-Enterprise Community Merupakan hasil dari berbagai hubungan terintegrasi sistem informasi antar perusahaan yang ada dalam komunits bisnis, sehingga membentuk jejaring sistem informasi yang sangat besar dan luas cakupannya (internetworking).

Page 21: Supply Chain Managementito_riris.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/49801...bermula dari pabrik pembuat barang-barang tersebut dan berakhir di perusahaan pembuat barang jadi yang

KonSIL pertemuan – 3-4-5

Shafira Adrizayani, ST., MMSI

21

Studi kasus: Dell Computer

• Banyak industri membutuhkan kecepatan yang tinggi untuk berkompetisi, termasuk industri komputer

• Menurut Michael Dell, tantangan utama sebuah yang harus dihadapi pada saat kecepatan menjadi ukuran kritis adalah

• “Mengubah fokus dari berapa persediaan yang harus disimpan menjadi seberapa cepat dia berpindah atau mengalir”.

• Perusahaan sering kali harus mengembangkan mekanisme untuk memonitor kecepatan mengalirnya barang atau produk. – Di industri komputer misalnya, setiap chips disertai dengan kode 4 digit yang

menandakan tahun dan minggu keberapa chips itu dibuat. Misalnya, 99-23 berarti chips tersebut dibuat pada minggu ke 23 tahun 1999.

Kenapa kecepatan ini penting?

• Menurut Dell, “apabila kita memiliki persediaan untuk 11 hari sedangkan pesaing kita memiliki untuk 80 hari maka pada saat misalnya ada chips baru dari Intel, kita akan bisa memasarkannya 69 hari lebih cepat”.

• Kecepatan juga penting karena inventory, terutama pada komputer industry, membawa resiko yang besar _ harga material turun sampai 50% per tahun

Bagaimana Dell meningkatkan kecepatan aliran barang? • Salah satu caranya adalah dengan kerjasama dan koordinasi secara dekat

dengan supplier.

Page 22: Supply Chain Managementito_riris.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/49801...bermula dari pabrik pembuat barang-barang tersebut dan berakhir di perusahaan pembuat barang jadi yang

KonSIL pertemuan – 3-4-5

Shafira Adrizayani, ST., MMSI

22

• Dengan supplier seperti Sony, yang memproduksi monitor dengan kualitas dan kehandalan yang bagus, Dell tidak perlu menimbun banyak persediaan.

• Dell tidak perlu melakukan incoming inspection pada monitor yang dikirim oleh Sony karena defect-nya sudah bisa ditekan ke bawah 1000 untuk setiap 1 juta produk.

Dell menjual komputer langsung ke pemakai akhir. “Kita minta Airbone Express atau UPS untuk mengambil 10000 komputer di Texas sehari dan pergi ke Mexico untuk mengambil monitor sejumlah yang sama dari pabriknya Sony. Kemudian, ketika kita semua tidur, mereka merakit komputer dengan monitornya dan kemudian mengirimnya ke pemesan”

Apa manfaat yang diperoleh dari direct model ini?

• Inefisiensi berkurang banyak • Tidak terjadi distorsi informasi karena rentang antara

permintaan dengan supply berkurang secara dramatis. • Berkurangnya rentang ini memungkinkan informasi permintaan bisa

sampai ke bagian hulu secara lebih cepat sehingga mengurangi variabilitas order, inventory,resiko, dan ongkos.

• Dell bisa berkata ke Sony ”kita akan mengambil monitor dari anda dengan konsisten dan stabil (predictable)”.

DISKUSI • Untuk produk biskuit kaleng yang dipasarkan di pasar lokal dan juga

ke beberapa negara tetangga, perusahaan apa sajakah yang terlibat sehingga anda bisa membeli produk tersebut di sebuah supermarket?

• Gambarkan supply chain dari produk ini. SEVERAL CRITICAL QUESTIONS • Where do you source your materials? • Where do you process or convert them?

Page 23: Supply Chain Managementito_riris.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/49801...bermula dari pabrik pembuat barang-barang tersebut dan berakhir di perusahaan pembuat barang jadi yang

KonSIL pertemuan – 3-4-5

Shafira Adrizayani, ST., MMSI

23

• What channels of distribution do you use? • How do you build a strong relationship with your suppliers and

customers? • How do you get direct information from your end-consumers? • What logistics structure should you impose? • How do you coordinate your information flows and systems globally? • And how do you set up incentive systems for all of your • partners in the supply chain to optimize overall performance?