supernova
DESCRIPTION
sprTRANSCRIPT
SUPERNOVA: AKAR
SUPERNOVA: AKAR (Cetakan 1 2002, Bark Comm)SinopsisKisah dimulai dengan sahabat Diva, Gio, yang mendapat kabar bahwa Diva hilang di belantara Amazon. Kabar itu lantas sampai ke pasangan Dhimas dan Ruben di Jakarta. Sementara di belahan dunia lain, tokoh utama AKAR bernama Bodhi memulai kisahnya. Episode Supernova kedua ini menceritakan kilas balik kisah Bodhi sejak lahir hingga dewasa. Bodhi, yang terlahir yatim piatu, dibesarkan oleh penjaga vihara bernama Guru Liong di daerah Pasuruan, Jawa Timur. Bodhi terbebani oleh kemampuan indra keenamnya yang terlampau kuat sampai-sampai ia frustrasi. Dengan berniat mencari obat atas takdirnya, Bodhi memilih keluar dari vihara saat usianya menginjak 18 tahun. Petualangannya sebagai backpacker dimulai dari Medan hingga mendaratkannya di Bangkok. Di sana ia dipertemukan dengan Kell, seorang ahli tato yang membuka gerbang hidup Bodhi menuju aneka petualangan nakal sekaligus supernatural. Suatu hari, Kell mendadak hilang. Bodhi bertekad mencarinya, dan mereka bertemu lagi di Kamboja. Misi mereka berdua pun tuntas, namun tetap meninggalkan misteri tentang asal usul Bodhi. Bodhi kembali ke Indonesia, bergabung dengan komunitas punk yang dipimpin oleh Bong. Bodhi melanjutkan profesinya sebagai seniman tato dan penyiar radio gelap. Dalam setiap langkah, Bodhi terus mencari akar asal-usulnya. Kisah yang kental dengan nuansa Buddhisme ini sempat terpilih menjadi 10 Besar Khatulistiwa Award tahun 2003. AKAR juga menginspirasi banyak pembacanya untuk bertualang backpacking seperti Bodhi.
Dee - Supernova bagian Akar
Sinopsis
Seorang backpacker perempuan bernama Star, berasal dari Hollywood, peranakanEropa Timur dan Timur Tengah masuk dan menginap di Srinthip. Perempuancantik dan tercantik yang pernah dilihat Bodhi. Perawakan tubuhnya sempurna.Perempuan inilah yang memperkenalkan dirinya dengan sebuah perasaan lainyang belum pernah dia rasakan sepanjang hidup. Star minta Bodhi mentattoonyatepat di payudara.Dan bergetarlah kulit semesta. Bergerolalah gelombangsamudera. Erangan kesakitan Star sewaktu ditattoo adalah hasrat dedaunanyang mendambakan sapuan sinar matahari. Waktu berlalu dan mereka berpisah.Entah kenapa.Bodhi meneruskan pencarian kesejatiannya. Star seolah menggenap kesempurnaantattoonya dan pergi menyongsong kelana berikut.Keterserakan yang tak menyenangkan. Tapi hidup adalah keping-keping misteriyang baru terbuka setelah rebah sepenuhnya. Bodhi membiarkan semestamenuntun perjalanan selanjutnya. Bertemu dengan lelaki tua pengasuh BobMarley, yang mengumandangkan reggae seolah cuma itu yang ada di bumi dan kahyangan. Bertemu kembali dengan Tristan, backpacker yang ditemuinyapertama kali di Penang. Mereka berdua bekerja di ladang ganja di GoldenTriangle dengan upah USD 700 per minggu. Sekian bulan di sana Bodhi memiliki cukup uang untuk melanjutkan kembara berikutnya. Pulang ke Srinthipdidapatinya Kell sudah tak ada. Ah, lelaki yang telah memberinya keceriaan dan sebuah warna baru.
Rasa kangennya memuncak. Diputuskannya untuk pergi mencari Kell. Tak ada petunjuk. Tak ada berita. Dan dia pergi. Suara semesta dan kerinduannyaadalah dua buah kompas sejati yang dia percaya akan mengantarkannya tepat waktu - tepat arah kepada Kell. Bodhi terdampar di sebuah pertarungan antarmanusia ala Golden Triangle ditonton oleh ribuan petaruh. Diadu secara barbar di atas ring melawan gladiator raksasa. Pertarungan dahsyat denganmenggunakan sejumlah jurus wushu yang mendebarkan pun digelar. Perjalanan itu begitu panjang dan melelahkan. Menembus belukar di antaradesingan peluru. Menyusuri daratan ranjau. Disana dia betemu Epona, gadis penakluk ranjau. Disana pula ia bertemu kembali dengan Kell. Lalu, padasebuah kunjungan ke lokasi ranjau, tattoo ke 618, angka kebebasan paripurna Kell, dirajahkan. Dalam dialog cerdas, konyol, menggelikan, dan bertabur airmata. Adegan mengejutkan, dan merupakan bagian terindah. Kebebasan itu datang dan menyapa dalam damai. Nikmati adegan ini sambil mendengarkan YouTake My Breath Away-nya QUEEN. Berani sumpah, kau akan hening berjam-jam sesudahnya...
Rekans, ini resensi Supernova - Akar di majalah TEMPO edisi mingguini.
hari
-----------
Perjalanan dengan Bis Kota
Seperti novel sebelumnya, Akar enak tutur-katanya, lancar bahasanya.Buku yang satu ini tak terkesan menggurui.
Judul : Supernova: AkarPengarang: DeePenerbit : Truedee Books, Jakarta, 2002Tebal : 210 hlm.+ x.
Dewi Lestari, atau akrab dipanggil Dee, benar-benar memenuhijanjinya. Sebuah novel telah diluncurkan sebagai kelanjutan darinovel pertamanya, Supernova: Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh. Novelkeduanya, Akar merupakan bagian pertama dari episode kedua Supernova:Inteligensi Embun Pagi.
Beberapa hal di novel ini, hampir sama dengan yang terdahulu. Adacover yang cukup memikat, ada foto diri Dewi Lestari. Pada bagianawalnya masih ada `cuap-cuap penerbit' dan `cuap-cuap penulis'.Menjelang awal novel, ada puisi yang menyerupai puisi-puisi di kartuucapan ulang taun atau kartu valentine ala Harvest. Hanya bedanya, diback cover novel ini tidak ada kutipan dari orang-orang terkenaluntuk mengundang orang membaca. Mungkin novel ini sudah tidakmembutuhkan legitimasi dari orang lain, setelah novel pertamanya,Supernova, laris manis di pasaran.
Bagian awal Akar mencoba mengingatkan pembaca akan satu tokoh diSupernova: Diva. Namun itu hanya sampai pada halaman sebelas. Setelahitu ia tak disebut. Halaman-halaman berikut, sampai selesai bahkan,adalah halaman-halaman Bodhi, semacam tokoh utama. Mungkin inimerupakan manajemen teks gaya Dee: agar Akar tetap dianggap bagiandari Supernova. Hal ini juga diperlihatkan dari cara ia mengakhiricerita. Ia seakan menyimpan teka-teki agar pembaca terus-menerusmengikuti kelanjutan Akar.
Bodhi, tokoh antik dengan atribut aneh: tidak merokok, tidak minumalkohol, tidak pakai drugs, tidak menganut free sex, vegetarian,dengan potongan tengkorak kepala aneh. Ia seorang penyiar radio gelapkhusus musik punk dan berprofesi sebagai tukang bikin tato. Selainitu, ia juga sosok yang diminta oleh sahabatnya, Bong, seoranganarkis, untuk bercerita tentang kisah hidupnya dalam sebuah `programorientasi' --mirip pembekalan dalam sebuah kelompok-- dan halaman-halaman Akar adalah kisah-kisah Bodhi.
Hampir semua halaman tengah mendeskripsikan Bodhi dengan masakecilnya: peristiwa-peristiwa penting dan tidak penting, jugaperjalanannya. Terlahir sebagai anak yang terbuang, Bodhi ketikamasih bayi ditemukan oleh seorang pendeta di depan sebuah wihara,tempat ia menghabiskan umurnya sampai menginjak 18 tahun. TernyataBodhi terbelit karma yang nyaris tak tertebus, sehingga dunia adalahneraka yang akan terus-menerus menyiksanya. Keputusan kemudiandiambilnya. Bodhi yang terlalu lelah untuk mensucikan dirinya,membaca dan menghapal doa itu memutuskan untuk keluar dari wihara,merasakan dunia, dan siap terbakar di sana. Gaya yang dipilih olehDee di dalam novelnya kali ini, memang agak konvensional. Iamenggerakkan dan menggelar lagi peristiwa yang telah dilalui oleh sitokoh utama ketika bercerita.
Mulai dari karya awalnya, Supernova, kelancaran Dee tak diragukan. Iamengolah kalimat dengan cara bertutur yang cepat, sekaligus mampumengendalikan ritme. Ada saat-saat jeda, ada saat-saat untukbernapas, sebelum kembali melaju dalam kecepatan bercerita. MembacaAkar seperti naik bus kota dalam lalu lintas yang padat. Ada banyakperistiwa, ada kejadian-kejadian mengejutkan, ada rasa deg-degan,juga tentu saja ada rasa bosan. Tapi Dee adalah seorang sopir yangterampil dan lincah, berusaha membawa penumpangnya dalam perjalananmengesankan dan selamat sampai tujuan.
Sepintas memang ada hal-hal yang agak filosofis, juga spiritual, tapisemuanya dilakukan dalam gaya bus kota maupun restoran cepat-saji--cepat, tandas, selesaiuntuk kemudian berganti dengan peristiwaberikutnya, stasiun berikutnya. Tentu ini bukan karena keteledoranpengarang jika kemudian di sana-sini ada beberapa hal yang perludiberi keterangan pelengkap. Misalnya, paragraf yang mencobamenjelaskan tentang anarkisme secara sepintas. Itulah pertama-tamabeda Akar dibanding Supernova yang mencoba berlarat-laratcenderungmenggurui, bahkandalam menjelaskan sesuatu. Beda lainnya, jika dinovel pertamanya Dee mencoba menawarkan tema novel tertentu (fiksisains), di Akar ia belum terlihat menawarkan apa-apa. Atau inimerupakan takdir dari segala sesuatu yang berbau sekuel sebab masihada kelanjutannya?
Apapun itu, sebagai sebuah karya, Akar telah terlempar dari pikirandan bermateri untuk kemudian beredar kemana-mana. Dee sebagai sopirtelah menawarkan perjalanan. Dan kita sebagai penumpang boleh turundi mana saja, sesuka kita. Dan tidak semua perjalanan harusbertujuan, bukan?
Puthut EA, penyair
Supernova II (AKAR) by Dewi Lestari released !Goutama BachtiarTue, 24 Dec 2002 07:55:41 -0800Dear All :
Jika ada diantara rekan2 yang tertarik untuk membeli novel Supernova II
Episode Akar by Dewi Lestari bisa menghubungi saya melalui ( jalur pribadi )
e-mail . Adapun harga buku tersebut sebesar 45000 rp ( hanya satu tipe saja
/ tidak seperti edisi pertama yang terdiri dari dua versi ) dan akan
di-launched Februari 2003 mendatang.
Mohon maaf apabila cross posting yang OOT ini mengganggu kawan - kawan
sekalian..;-)
Atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan banyak terima kasih.
Best Regards,
----------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------
---------------------------
Adapun sinopsis dari buku tersebut sebagai berikut :
Talita Luna
Kesejatian hidup ada pada batu kerikil yang tertendang ketika kau melangkah
menyusuri jalan. Kesejatian hidup ada pada selembar daun kering yang gugur
tertiup angin. Kesejatian hidup ada air susu ibu yang yang merelakan puting
payudaranya diisap oleh bayi manapun. Di
Vihara Pit Yong Kiong, Pasuruan, di pelabuhan Belawan, di Penang, di
Bangkok, di Laos, di Golden Triangle, di Cambodia, di Bandung, di
manapun kau hidup.
Tapi, dia mungkin tak terlihat pada arus politik yang menyudutkanmu pada
pilihan kedigdayaan. Dia menyembunyikan diri dari teriakan-
teriakan yang menggemakan perubahan. Kesejatian hidup tak memerlukan
perubahan, namun juga tak menampiknya. Dia rebah pada semua kesederhanaan
yang ada di sekelilingmu. Maka, carilah, dan kamu akan mendapatinya.
Ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Mintalah, maka kau akan diberi.
Demikianlah Dewi Lestari mewakilkan sebuah upaya pencarian kesejatian hidup
pada seorang tokoh bernama Bodhi. Seorang bayi yang di suatu pagi tergeletak
di pintu Vihara. Dipungut, diasuh, dan dididik oleh seorang Pandita, Guru
Liong. Merasa bahwa karma pada hidup masa lalunya sangat berat. 18 tahun
dididik dengan ketat, termasuk penguasaan terhadap sebuah ilmu bela diri,
Bodhi mengalami penyempurnaan bathin. Pemurnian spirit. Termasuk sejumlah
pengalaman uniknya yang "merasa" menjadi ulat, tikus got, kucing, dan sapi.
18 tahun adalah waktu yang cukup, dan Bodhi mohon pamit. Bersama serombongan
pendeta Buddha, Bodhi menyeberang ke Sumatera dan memutuskan menetap di
daerah Belawan. Tanpa KTP, tak juga faham mengenai asal usul dan tanggal
kelahirannya. Bekerja tiga bulan, mendapat upah, dan dibantu oleh Ompu
Berlin untuk mendapatkan sejumlah dokumen identitas termasuk paspor, Bodhi
menyeberang ke Penang. Disana dia bertemu dengan sejumlah backpackers yang
kemudian "memberi" arah perjalanan berikutnya: Bangkok.
Bangkok surga bagi para backpackers. Ratusan pengelana dari mancanegara
tumpah di sana. Bodhi tinggal di semua rumah penginapan Srinthip bersama
sejumlah backpakers multi etnis. Penghuninya datang dan pergi. Masuklah
Kell, seorang lelaki tampan, peranakan Irlandia dan Mesir. Lelaki tertampan
yang mungkin pernah ada di bumi ini yang mempunyai tugas kehidupan untuk
membubuhkan 617 tatto pada 617 orang untuk membuat dirinya menyongsong
kemerdekaan paripurna setelah orang ke-617 membubuhkan tato yang ke-618 ke
tubuhnya. Lelaki yang kerap menyenandungkan Eye in The Sky-nya Alan Parson
Project. Kell kemudian mengajarinya tattoo. Lalu, jadilah Bodhi seorang
tattooist dan menjadikan itu sebagai cara untuk mendapatkan uang bagi biaya
hidup sehari-hari.
Seorang backpacker perempuan bernama Star, berasal dari Hollywood, peranakan
Eropa Timur dan Timur Tengah masuk dan menginap di Srinthip. Perempuan
cantik dan tercantik yang pernah dilihat Bodhi. Perawakan tubuhnya sempurna.
Perempuan inilah yang memperkenalkan dirinya dengan sebuah perasaan lain
yang belum pernah dia rasakan sepanjang hidup. Star minta Bodhi mentattoonya
tepat di payudara.Dan bergetarlah kulit semesta. Bergerolalah gelombang
samudera. Erangan kesakitan Star sewaktu ditattoo adalah hasrat dedaunan
yang mendambakan sapuan sinar matahari. Waktu berlalu dan mereka berpisah.
Entah kenapa.
Bodhi meneruskan pencarian kesejatiannya. Star seolah menggenap kesempurnaan
tattoonya dan pergi menyongsong kelana berikut.
Keterserakan yang tak menyenangkan. Tapi hidup adalah keping-keping misteri
yang baru terbuka setelah rebah sepenuhnya. Bodhi membiarkan semesta
menuntun perjalanan selanjutnya. Bertemu dengan lelaki tua pengasuh Bob
Marley, yang mengumandangkan reggae seolah cuma itu yang ada di bumi dan
kahyangan. Bertemu kembali dengan Tristan, backpacker yang ditemuinya
pertama kali di Penang. Mereka berdua bekerja di ladang ganja di Golden
Triangle dengan upah USD 700 per minggu. Sekian bulan di sana Bodhi memiliki
cukup uang untuk melanjutkan kembara berikutnya. Pulang ke Srinthip
didapatinya Kell sudah tak ada. Ah, lelaki yang telah memberinya keceriaan
dan sebuah warna baru.
Rasa kangennya memuncak. Diputuskannya untuk pergi mencari Kell. Tak ada
petunjuk. Tak ada berita. Dan dia pergi. Suara semesta dan kerinduannya
adalah dua buah kompas sejati yang dia percaya akan mengantarkannya tepat
waktu - tepat arah kepada Kell. Bodhi terdampar di sebuah pertarungan antar
manusia ala Golden Triangle ditonton oleh ribuan petaruh. Diadu secara
barbar di atas ring melawan gladiator raksasa. Pertarungan dahsyat dengan
menggunakan sejumlah jurus wushu yang mendebarkan pun digelar.
Perjalanan itu begitu panjang dan melelahkan. Menembus belukar di antara
desingan peluru. Menyusuri daratan ranjau. Disana dia betemu Epona, gadis
penakluk ranjau. Disana pula ia bertemu kembali dengan Kell. Lalu, pada
sebuah kunjungan ke lokasi ranjau, tattoo ke 618, angka kebebasan paripurna
Kell, dirajahkan. Dalam dialog cerdas, konyol, menggelikan, dan bertabur air
mata. Adegan mengejutkan, dan merupakan bagian terindah. Kebebasan itu
datang dan menyapa dalam damai. Nikmati adegan ini sambil mendengarkan You
Take My Breath Away-nya QUEEN. Berani sumpah, kau akan hening berjam-jam
sesudahnya...