sunburn

6
  SUNBURN Sunburn disebut juga sebagai eritema ultraviolet. Sunburn merupakan reaksi fotosensitif kutan yang dapat terjadi pada setiap individu, terutama ras yang memiliki sedikit pigmen kulit. Eritema akibat  sunburn merupakan contoh  peradangan kulit dan dapat dipacu oleh ketiga spektrum radiasi ultraviolet, yaitu UV-A, UV-B, dan UV-C, UV-B dan UV-C akan diabsorpsi epidermis, sedangkan UV-A memenetrasi epidermis (50%). Dosis cahaya yang diperlukan untuk memacu terjadinya eritema minimal dikulit berbeda untuk ketiga jenis spektrum. Dosis eritema minimal (DEM) dikulit untuk ketiga jenis spektrum : Daerah UV DEM(m.V/ cm2) A 10 1 -10 5  B 10 1 -10 2  C 10 1 -10 1 Eritema akibat  sunburn adalah hasil pajanan kulit dengan sinar UV sehingga terjadi dilatasi pembuluh darah di dermis, tepat dibawah kulit yang terpajan sinar. Dari jumlah percobaan diketahui bahwa pleksus papilervenosa superfisialis dan arteriol kutan yang letaknya dalam dapat dipengaruhi oleh penyinaran. Berikut ini akan diuraikan eritema akibat paparan UV-A, UV-B, dan UV-C. Ertiema Akibat Pajanan UV-B UV-B biasanya disebut sebagai sinar  sunburn. Berlainan dengan UV-C, sinar UV-B dapat mencapai permukaan bumi dan memacu terjadinya eritema dikulit. Pacuan tersebut akan dipengaruhi antara lain oleh lingkungan, musim, waktu dan lamanya pajanan. Sifat eritema akibat pajanan UV-B ialah berbatas tegas antara daerah terpajan dan daerah tidak terpajan.

Upload: uga-mizen

Post on 14-Jul-2015

256 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sunburn

5/12/2018 Sunburn - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sunburn-55a4d52f8cdd7 1/6

 

 SUNBURN 

Sunburn disebut juga sebagai eritema ultraviolet. Sunburn merupakan reaksi

fotosensitif kutan yang dapat terjadi pada setiap individu, terutama ras yang

memiliki sedikit pigmen kulit. Eritema akibat  sunburn merupakan contoh

 peradangan kulit dan dapat dipacu oleh ketiga spektrum radiasi ultraviolet, yaitu

UV-A, UV-B, dan UV-C, UV-B dan UV-C akan diabsorpsi epidermis, sedangkan

UV-A memenetrasi epidermis (50%). Dosis cahaya yang diperlukan untuk 

memacu terjadinya eritema minimal dikulit berbeda untuk ketiga jenis spektrum.

Dosis eritema minimal (DEM) dikulit untuk ketiga jenis spektrum :

Daerah UV DEM(m.V/cm2)

A 101-10

B 101-10

C 101-10

1

Eritema akibat  sunburn adalah hasil pajanan kulit dengan sinar UV sehingga

terjadi dilatasi pembuluh darah di dermis, tepat dibawah kulit yang terpajan sinar.

Dari jumlah percobaan diketahui bahwa pleksus papilervenosa superfisialis dan

arteriol kutan yang letaknya dalam dapat dipengaruhi oleh penyinaran.

Berikut ini akan diuraikan eritema akibat paparan UV-A, UV-B, dan UV-C.

Ertiema Akibat Pajanan UV-B

UV-B biasanya disebut sebagai sinar  sunburn. Berlainan dengan UV-C,

sinar UV-B dapat mencapai permukaan bumi dan memacu terjadinya eritema

dikulit. Pacuan tersebut akan dipengaruhi antara lain oleh lingkungan, musim,

waktu dan lamanya pajanan. Sifat eritema akibat pajanan UV-B ialah berbatas

tegas antara daerah terpajan dan daerah tidak terpajan.

Page 2: Sunburn

5/12/2018 Sunburn - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sunburn-55a4d52f8cdd7 2/6

 

Terdapat periode laten yang berkisar antara 8-16 jam sebelum tampak 

eritema secara klinis, sehingga teori direct hit yang mendasari terjadinya eritema

tidak dapat diterapkan. Teori lain ialah adanya mediator vasoaktif yang dalam

masa laten akan berdifusi ke pembuluh darah dermis dan menyebabkan

vasodilatasi. Banyak protein di dalam epidermis yang dapat mengabsorpsi sinar 

UV-B, misalnya asam nukleat.

Eritema akibat pajanan UV-B akan tampak dalam waktu 2-6 jam setelah

radiasi mencapai maksimum dalam 24-36 jam, dam menghilang dalam 72-120

  jam disertai jelas pigmentatik, sebagai akibat meningkatnya sintesis melanin.

Akibat adanya pigmentasi tersebut akan terjadi gangguan kosmetik terutama pada

individu berkulit putih. Peningkatan melanogenesis tersebut akan memberi

 perlindungan terhadap kerusakan kulit selanjutnya karena melanin merupakan zat

yang dapat mengabsorpsi UV-B secara efektif. Reaksi pigemntasi tersebut

merupakan contoh reaksi adapatasi biologis yang berguna, sebab sinar matahari

merupakan sumber kuat sinar UV-B. UV-B merupakan penyebab kelainan kronik 

 pajanan terhadap sinar matahari, misalnya keratosis aktinik dan keganasan pada

kulit.

Eritema Akibat Pajanan UV-C

Akibat adanya lapisan ozon yang akan mengabsorpsi gelombang pendek 

ini, maka pancaran UV-C tidak akan mencapai bumi, sehingga eritema jenis ini

hanya akan terjadi apabila kulit terpajan dengan sinar UV-C artifisisal, misalnya

dengan lampu merkuri. Eritema akibat pajanan UV-C akan terjadi 4-6 jam setelah

  pajanan dan akan menghilang secara cepat dalam waktu 12-36 jam. Sebagian

  besar UV-C diabsorpsi di stratum korneum atau sel-sel epidermis bagian atas

Page 3: Sunburn

5/12/2018 Sunburn - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sunburn-55a4d52f8cdd7 3/6

 

(99%), meskipun demikian yang 1% sisanya akan mampu memacu eritema pada

kulit akibat absorpsi oleh pembuluh darah di dermis setelah berpenetrasi melewati

epidermis. Eritema dan deskuamasi akibat pajanan sinar UV-C biasanya tidak 

meninggalkan jejas pigmentatik.

Penatalaksanaan terbaik pada sunburn akut ialah mencegah terjadinya hal

tersebut dengan penggunaan berbagai jenis tabir surya ( sunscreen atau sunblock ).

Pada  sunburn berat dapat diberikan kompres dingin atau kortikosteroid topikal

disamping pemberian oral asam asetil salisilat atau indometazin. Apabila keadaan

sangan berat sampai terbentuk bula, maka dapat diberikan kortikosteroid dosis

tinggi secara oral kemudian secara cepat diturunkan dalam waktu singkat dan

sesuai dengan respon klinisnya.

FITOFOTODERMATITIS 

Fitofotodermatitis merupakan reaksi fototoksik yang berhubungan dengan

 pajanan terhadap sinar dan tumbuh-tumbuhan. Zat yang bersifat fototoksik dalam

tumbuh-tumbuhan dikenal sebagai furokumarin. Zat fototoksik tersebut bersifat

larut dalam lemak dan dapat dengan mudah berpenetrasi ke dalam epidermis.

Untuk dapat memacu terjadinya fitodermatitis terdapat 2 tahap reaksi :

1.  Berkontak dengan furokumarin yang berkemampuaan bersensitisasi

2.  Pajanan sinar UV dengan panjang gelombang lebih dari 3200 A atau

sinar matahari

Gesekan, keringat, panas serta kelembaban akan mempengaruhi absorpsi

zat-zat tersebut ke dalam kulit sehingga mempengaruhi terjadinya reaksi

fototoksik tersebut.

Page 4: Sunburn

5/12/2018 Sunburn - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sunburn-55a4d52f8cdd7 4/6

 

Pada keadaan akut manifestasi klinis berupa eritema dan bula, sedangkan

hiperpigmentasi merupakan manifestasi kronik fitofotodermatitis. Lokalisasi

kelainan akan mencerminkan pola kontaknya.

DERMATITIS BERLOQUE

Pertama kali digambarkan oleh FREUND pada tahun 1916 berupa eritema

dan pigmentasi menyerupai bentuk kalung (berlock atau berloque) pada individu

yang mengoleskan minyak wangi sebelum terpajan sinar matahari. Kemudian

diketahui bahwa fotodermatitis tersebut disebabkan oleh minya bergamot yang

dihasilkan oleh sejenis buah jeruk yang banyak digunakan sebagai aroma pada

minnyak wangi.

OPPENHEIM pada tahun 1932 menggambarkan bentuk dermatitis tertentu

yang ditemukan pada individu yang berjemur dikebun. Dermatitis tersebut

dinamakan sebagai d ermat it i s bullosa str iata pertant i s dengan kelainan klinis bula

tersusun linier pada daerah terpajan sinar disertai rasa gatal yang sangat hebat.

Sebab kelainan tersebut adalah kandungan psoralen pada rumput yang bersifat

sebagai photosensit izer .

II. REAK SI FOTOALERGIK 

Pendahuluan

Reaksi fotoalergik merupakan kelainan yang jarang ditemui, kemungkinan

karena mekanisme yang mendasarinya belum diketahui jelas dan kelainan tersebut

hanya terjadi pada individu tertentu. Pajanan pertama dengan fotoalergen tidak 

akan segera menimbulkan reaksi karena dibutuhkan fase induksi yang berkisar 

antar 1-2 minggu. Reaksi baru akan terlihat pada pajanan berikutnya atau setelah

Page 5: Sunburn

5/12/2018 Sunburn - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sunburn-55a4d52f8cdd7 5/6

 

fase induksi terlampaui. Berbeda dengan reaksi fototoksik, fotoalergik tidak 

memerlukan dosis tinggi, baik dalam fotoalergen maupun energi yang dibutuhkan

untuk memacu reaksi

Definisi

Reaksi fotoalergik ialah perubahan reaktivitas kulit untuk bereaksi dengan

energi sinar saja atau dengan adanya  photosensit izer , dalam hal ini disebut

fotoalergen, melalui mekanisme respon imun humoral atau respon imun seluler.

Patogenesis

Meskipun sebagian besar reaksi terhadap  photosensit izer  eksogen adalah

reaksi fototoksik, tetapi terdapat juga reaksi fotoalergik dengan dasar 

hipersensitivitas tipe lambat.  Photosensit izer  eksogen dapat mengenai tubuh

mealui olesan secara topikal pada kulit atau masuk ke tubuh secara sistemik.

Mekanisme reaksi fotoalergik meliputi absorpsi sinar oleh  photosensit izer ,

kemudian terjadi perubahan sehingga terbentuk hapten yang akan bergabung

dengan protein karier dan memacu terjadinya respon imun.

Ditinjau dari segi pembentukan hapten terdapat beberapa teori ialah :

a.  Terbentuk hapten yang stabil akibat pajanan bahan kimia dengan sinar radiasi

yang sesuai, pajanaan ulang dengan hapten pada individu tersentisisasi akan

mengakibatkan reaksi alergi. Misalnya reaksi fototoksik terhadap salisilanit

dan metoksalen.

 b.  Terbentuk hapten yang tidak stabil, yang terjadi dalam waktu singkat dan

harus terletak berdekatan dengan protein kariernya pada saat pajanan sinar 

radiasi. Hal terseebut dapat menerangkan terjadinya hasil negatif pada uji

tempel atau tes intradermal.

Page 6: Sunburn

5/12/2018 Sunburn - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sunburn-55a4d52f8cdd7 6/6

 

c.  Perubahan pada protein karier sehingga dapat bergabung baik dengan bahan

kimia yang telah berubah maupun yang belum untuk membentuk antigen.

Gambaran Klinis Umum

Secara umum gambaran klinis berkisar antara urtikaria akut sampai lesi

  papular atau eksematosa. Kelainan dapat terjadi lebih luas daripada daerah

terpajan dan apabila terjadi eksaserbasi dapat berlokasi jauh dari daerah pajanan.

Kelainan klinis dapat bersifat poliforfi terutama eksematosa disertai rasa

gatal. Pada stadium akut terlihat vesikel disertai skuama, krusta, dan eksoriasi

sedangkan pada stadium kronik dijumpai kelainan berupa likenifikasi, meskipun

dapat juga ditemukan bentuk lain, misalnya urtikaria, dan papul. Hiperpigmentasi

lebih jarang ditemukan dibandingkan dengan pada reaksi fototoksik.

Klasifikasi

Reaksi fotoalergik ada 2 macam :

I.  Yang dipacu oleh photosensit izer eksogen :

a. 

Photosensitizer kontak 

b.  Photosensitizer sistemik 

II.  Yang tidak berhubungan dengan photosensit izer  

a.  Tipe cepat: urtikaria solaris

 b.  Tipe lambat: polymorphous l ig ht erupt ion 

I . Reaksi fotoalergik yang dipacu oleh photosensitizer eksogen

Meskipun reaksi terhadap photosensitizer eksogen umumnya berupa reaksi

fototoksik, tetapi terdapat pula reaksi fotoalergik dengan dasar hipersentivitas tipe

lambat.  Photosensit izer  dapat dioleskan ke kulit atau masuk ke dalam tubuh

secara sistemik.