sumber modal

16
Sumber Modal 1. Sumber Intern Modal yang berasal dari sumber intern adalah modal atau dana yang di bentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan.”Alasan perusahaan menggunakan sumbar dana intern yaitu: Dengan dana dari dalam perusahaan maka perusahaan tidak mempunyai kewajiban untuk membayar bunga maupun dana yang di pakai. Setiap saat tersedia jika diperlukan. Dana yang tersedia sebagian besar telah memenuhi kebutuhan dana perusahaan. Biaya pemakaian relatif murah”. Sumber intern atau sumber dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan adalah laba ditahan dan penyusutan (depresiasi). a. Laba Ditahan Laba ditahan adalah laba bersih yang di simpan untuk diakumulasikan dalam suatu bisnis setelah deviden dibayarkan. Juga di sebut laba yang tidak dibagikan (undistributed profits) atau surplus yang diperoleh (earned surplus). b. Depresiasi Depresiasi adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang di estimasi. Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung. 2. Sumber Ekstern Modal yang berasal dari sumber ekstern adalah sumber yang berasal dari luar perusahaan. Alasan perusahaan menggunakan sumber dana ekstern adalah: 1. Jumlah dana yang digunakan tidak terbatas. 2. Dapat di cari dari berbagai sumber. 3. Dapat bersifat fleksibel.

Upload: akia

Post on 13-Jul-2016

21 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Sumber Modal

1. Sumber Intern

Modal yang berasal dari sumber intern adalah modal atau dana yang di bentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan.”Alasan perusahaan menggunakan sumbar dana intern yaitu:

Dengan dana dari dalam perusahaan maka perusahaan tidak mempunyai kewajiban untuk membayar bunga maupun dana yang di pakai.

Setiap saat tersedia jika diperlukan. Dana yang tersedia sebagian besar telah memenuhi kebutuhan dana perusahaan. Biaya pemakaian relatif murah”.

Sumber intern atau sumber dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan adalah laba ditahan dan penyusutan (depresiasi).

a. Laba Ditahan

Laba ditahan adalah laba bersih yang di simpan untuk diakumulasikan dalam suatu bisnis setelah deviden dibayarkan. Juga di sebut laba yang tidak dibagikan (undistributed profits) atau surplus yang diperoleh (earned surplus).

b. Depresiasi

Depresiasi adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang di estimasi. Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung.

2. Sumber Ekstern

Modal yang berasal dari sumber ekstern adalah sumber yang berasal dari luar perusahaan. Alasan perusahaan menggunakan sumber dana ekstern adalah:

1. Jumlah dana yang digunakan tidak terbatas.

2. Dapat di cari dari berbagai sumber.

3. Dapat bersifat fleksibel.

Yang merupakan sumber ekstern perusahaan adalah supplier, bank dan pasar modal.a. SupplierSupplier memberikan dana kepada suatu perusahaan dalam bentuk penjualan barang secara kredit, baik untuk jangka pendek (kurang dari 1 tahun), maupun jangka menengah (lebih dari 1 tahun dan kurang dari 10 tahun). Penjualan kredit atau barang dengan jangka waktu pembayaran kurang dari satu tahun terjadi pada penjualan barang dagang dan bahan mentah oleh supplier kepada langganan. Supplier atau manufaktur (pabrik) sering pula menjual mesin atau peralatan lain hasil produksinya kepada suatu perusahaan yang menggunakan mesin atau peralatan tersebut dalam jangka waktu pembayaran 5 sampai 10 tahun.

b. BankBank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalulintas pembayaran.

c. Pasar ModalPasar modal adalah suatu pengertian abstrak yang mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi yang kepentingannya saling mengisi, yaitu calon pemodal (investor) di suatu pihak dan emiten yang membutuhkan dana jangka menengah atau jangka panjang di lain pihak, atau dengan kata lain adalah tempat (dalam artian abstrak) bertemunya penawaran dan permintaan dana jangka menengah atau jangka panjang. Dimaksudkan dengan pemodal adalah perorangan atau lembaga yang menanamkan dananya dalam efek, sedangkan emiten adalah perusahaan yang menerbitkan efek untuk ditawarkan kepada masyarakat. Fungsi dari pasar modal adalah mengalokasikan secara efisien arus dana dari unit ekonomi yang mempunyai surplus tabungan kepada unit ekonomi yang mempunyai defisit tabungan.

Sumber-sumber permodalan

Umumnya dana permodalan dapat diperoleh dalam 3 cara, antara lain:

1. Dana Sendiri

Menggunakan dana sendiri paling banyak dilakukan oleh pengusaha dalam memodali usahanya. Pemakaian dana ini dimungkinkan bila memiliki simpanan uang tunai di bank ataupun berupa reksadana.

Dengan dana pribadi ini, kita bisa lebih fleksibel dalam pemakaian jumlah dana sewaktu-waktu, serta bebas mengalokasikan dana sesuai dengan keputusan sendiri. Sekaligus anda akan terbebas dari bunga, pemotongan keuntungan dan tidak perlu membagi hasil dengan pihak lain.

Meskipun demikian terkadang menggunakan dana sendiri juga memilki kelemahan seperti kurangnya kontrol dalam pemakaian dana, lalai dalam pencatatan keuangan, dan bila merugi maka harus menanggung kerugian sendiri.

2. Dana pinjaman

Jika anda tidak mempunyai simpanan dana pribadi dan kekurangan dana, maka alternatif lainnya adalah dana pinjaman. Berikut ini adalah berbagai macam alternatif dana pinjaman (terutama kredit perbankan) :

a. Kredit Usaha

Kredit usaha pada berbagai Bank dikemas dengan nama yang berbeda. Kredit usaha diberikan sesuai dengan jenis usaha masing-masing. Biasanya kredit usaha perbankan dibedakan menjadi kredit investasi dan kredit modal kerja, atau mungkin juga gabungan keduanya. Bagi pengusaha yang hendak mengambil fasilitas kredit ini harus mempelajari dan memenuhi persyaratan yang dibutuhkan. Dianjurkan untuk mencari kredit usaha pada bank yang mendukung UKM dan Bank pemerintah, mengingat suku bunga yang rendah.

b. Kredit Tanpa Agunan (KTA)

Beberapa lembaga perbankan meluncurkan program Kredit Tanpa Agunan (KTA), yaitu kredit perorangan yang tidak menggunakan agunan sebagai jaminan untuk keperluan konsumtif. Untuk para pemula usaha, kredit ini dapat menjadi salah satu sumber pendanaan bagi yang tidak memerlukan kredit dalam jumlah besar. Umumnya kredit yang diberikan berkisar 5 juta sampai maksimal 150 juta, dengan jangka waktu yang beragam. Bagi yang ingin mendirikan usaha baru mungkin akan kesulitan mendapatkannya. Namun jika anda masih berprofesi sebagai karyawan, maka anda bisa menggunakan profesi tersebut untuk mendapatkan kredit ini guna membangun usaha.

c. Kredit BPR (Bank Perkreditan Rakyat)

Fasilitas kredit dari BPR relatif lebih mudah persyaratan dan prosesnya dibandingkan di bank umum. BPR melayani orang-orang yang butuh pendanaan usaha, terutama UKM, dengan

sistem dan persyaratan yang cenderung mudah. Tapi harus diingat tingkat bunganya cenderung lebih tinggi dari bank umum, dengan jangka waktu yang relatif lebih singkat.

d. Leasing atau Lease Back

Leasing ialah program pendanaan yang diberikan oleh suatu lembaga keuangan yang berbentuk perusahaan pendanaan, dimana pinjaman tersebut diberikan tidak berupa uang tunai, namun berupa pembelian aset bergerak perusahaan seperti kendaraan bermotor.

Sedangkan lease back adalah pinjaman yang diberikan pada usaha yang membutuhkan dana tunai dengan jaminan BPKB kendaraan bermotor yang dimiliki.

e. Perum Pegadaian

Suatu lembaga keuangan yang dimiliki pemerintah untuk menyalurkan pinjaman dengan jaminan barang tertentu, dengan tingkat bunga yang relatif rendah dan dihitung per 2 mingguan. Anda bisa memilih produk pegadaian yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan usaha, seperti KCA (Kredit Cepat Aman), Krasida (Kredit Angsuran Sistem Gadai), ataupun Kreasi (Kredit Angsuran Sistem Fiducial).

f. Koperasi

Koperasi yang menyalurkan pendanaan adalah koperasi kredit (Kopdit) ataupun KSP (koperasi simpan pinjam). Umumnya persyaratan yang diperlukan adalah anda harus menjadi anggota dari koperasi tersebut. Dengan menjadi anggota dan melakukan simpanan, maka anda berhak untuk mendapatkan fasilitas kredit. Sebab pada umumnya, koperasi hanya melayani kredit bagi anggotanya saja.

g. Pinjaman BUMN

Dana yang digunakan sebagai pinjaman dari BUMN adalah dana kemitraan yang sebagian berasal dari laba perusahaan yang disisihkan untuk pengusaha kecil. Program dana kemitraan ini disebut juga Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN. BUMN yang memiliki program kemitraan ini antara lain PT Jamsostek, Pertamina, PT GAs Negara, dan sebagainya. Untuk informasi ini dapat dicari di Kementrian BUMN)

h. Pinjaman Departemen

Pemerintah juga memberikan program kredit usaha kecil melalui beberapa departemen. Ada tiga departemen yang mempunyai fasilitas pembiayaan untuk UKM, yaitu Departemen Pertanian, Departemen Koperasi dan Departemen Perindustrian. Khusus untuk usaha rumah makan, departemen yang memungkinkan untuk memberikan pinjaman adalah Departemen Koperasi.

3. Dana Gabungan Usaha (joint)

Kalau memiliki teman atau kerabat yang berpotensi memiliki dana lebih dapat dinegosiasikan untuk ikut serta menjadi pemodal dalam jumlah besar ataupun sebagian kecil dari bisnis anda. Usahakan membuat perencanaan konsep rumah makan yang matang lalu lakukan presentasi dan kemudian negosiasikan mengenai kebutuhan modal, jumlah, jangka waktu, dan

pembagian hasil dari keuntungan usaha setiap bulannya. Jangan lupa untuk membuat daftar nama relasi yang potensial sebelumnya, untuk mendapatkan peluang pinjaman yang lebih besar.

PEMENUHAN KEBUTUHAN MODAL

 

Pemenuhan kebutuhan dana pada dasarnya dapat dibedakan anatara cara pemenuhan dana secara sendiri-sendiri sesuai dengan kebutuhan masing-masing aktiva yang akan dibiayai, dan cara pemenuhan kebutuhan dana secara keseluruhan dengan memandang semua kebutuhan sebagai satu kesatuan atau satu kelompok. Apabila dalam memenuhi kebutuhan masing-masing aktiva secara individual dikatakan bahwa kita menggunakan system pembelanjaan partiil. Dengan demikian bahwa pembelanjaan partiil merupakan system pemenuhan kebutuhan yang mendasarkan pada perputran dan waktu terikatnya dana pada masing-masing aktiva secara individual. Pada dasarnya system ini menggunakan prinsip bahwa kebutuhan dana untuk setiap aktiva atau setiap macam kebutuhan, harus dibiayai dengan dana sendiri-sendiri yang sesuai dengan jumlah dana dan lamanya kebutuhan.

Adapun cara lain dalam memenuhi kebutuhan dana ialah kalau kita melihat semua kebutuhan dana itu sebagai satu kesatuan atau satu kelompok, bukan secara individual, dikatakan bahwa kita menggunakan system pembelanjaan total adalah system pembelanjaan total, dimana pembelanjaan total merupakan system pemenuhan kebutuhan dana yang mendasarkan pada perputran dana yang ditanamkan dalam kelompok aktiva atau keseluruhan aktiva sebagai satu kesatuan. Dalam hubungan ini kita mengenal adanya pedoman-pedoman pembelanjaan ditinjau dari sudut likuiditas yang ini berbeda menurut system pembelanjaan yang digunakannya.

Sistem pemenuhan kebutuhan dana itu dapat di kategorikan dalam 4 cara, yaitu :

1. Cara pemenuhan kebutuhan dana secara umum

Ada dua cara yang bisa dipakai, yaitu pertama adalah dengan mendasarkan pada kebutuhan masing – masing aktiva secara individual dikatakan bahwa kita menggunakan sistem pembelanjaan partiil yang pada proses pemenuhan kebutuhan dananya mendasarkan pada perputaran dan waktu terikatnya dana pada masing – masing aktiva secara individual. Sistem ini menggunakan prinsip bahwa kebutuhan dana untuk setiap aktiva atau setiap macam kebutuhan, harus dibiayai dengan dana sendiri – sendiri  yang sesuai dengan jumlah dana dan lamanya kebutuhan. Cara yang kedua adalah dengan melihat semua kebutuhan dana itu sebagai satu kesatuan atau satu kelompok, bukan secara individual. Sistem ini disebut sebagai sistem pembelanjaan total, dimana pemenuhan kebutuhan dana yang mendasarkan pada perputaran dana yang ditanamkan dalam kelompok aktiva atau keseluruhan aktiva sebagai satu kesatuan.

2. Pemenuhan kebutuhan dana ditinjau dari sudut likuiditas dan rentabilitas

Ditinjau dari sudut liquiditas, penarikan dana yang dibutuhkan didasarkan kepada ketentuan bahwa dana yang dibutuhkan itu hendaknya ditarik pada jangka waktu terikatnya dana dalam aktiva yang akan dibiayai dengan dana tersebut.

Adapun pedoman  pembelanjaan sebagai berikut:

1. Untuk aktiva lancer hendaknya dibiayai dengan kridit jangka pendek yang umumnya tidak lebih pendek dari pada terikatnya dana dalam aktiva lancer.

2. Untuk aktiva tetap yang tidak berputar, pada prinsipnya diiayai dengan modal sendiri.3. Untuk aktiva tetap yang berputar secara berangsur-angsur dapat dibiayai dengan

kredit jangka panjang atau  modal sendiri.

Dalam memenuhi kebutuhan modal kerja kita harus mengadakan keseimbangan antara tujuan likuiditas dan tujuan rentabilitas. Artinya bahwa pemenuhan modal kerja itu tidak hanya dipandang likuid dari sudut pengembalian kreditnya, tapi juga seberapa besar keuntungan yang kita dapatkan dari modal yang kita dapatkan tersebut. Adapun cara ini bisa dilakukan mengadakan kombinasi yang optimal antara pemenuhan dengan kredit jangka panjang dan kredit jangka pendek, yang dalam literatur pembelanjaan disebutkan sebagai masalah optimum modal.

Masalah optimum modal adalah menyangkut masalah pemenuhan kebutuhan dana, mana yang lebih menguntungkan antara pemenuhan dengan kredit jangka pendek atau kredit jangka panjang. Masalah ini juga timbul karena adanya tingkat bunga yang berbeda.

Untuk mengetahui besarnya “ modal optimum “ perlulah lebih dahulu menetapkan “ jangka waktu kritis “. Dimaksudkan dengan pengertian jangka waktu kritis ialah jangka waktu dimana biaya untuk kredit jangka panjang sama besarnya dengan biaya kredit jangka waktu pendek. Kalau kredit yang dibutuhkan itu jangka waktunya lebih lama daripada jangka waktu kritisnya,  maka akan lebih menguntungkan mengambil kredit jangka panjang dengan membungakan kelebihan modal sementara yang tidak digunakan. Sebaliknya apabila kebutuhan kredit jangka waktunya lebih pendek daripada jangka waktu kritis, adalah lebih menguntungkan membiayai kebutuhan modal kerja itu dengan kredit jangka pendek.

3.    Pemenuhan kebutuhan dana ditinjau dari sudut solvabilitas dan rentabilitas

Untuk menarik dana yang dibutuhkan perusahaan selain mendasar pada “keinginan” juga harus memperhatikan “kemungkinan”-nya untuk meapat dana tersebut. Masalah pembelanjaan tidak hanya merupakan masalah bagi perusahaan yang membutuhkan dana saja, melainkan pemberi modal sehinga dengan demikian pemberi modal juga mempunyai kepentingan. Adapun golongan pemberi modal sebagai berikut :

1. Golongan pesimis tulen 1. Golongan pesimis biasa2. Golongan optimis tulen, dan3. Golongan optimis biasa

Diantara ke4 golongan tersebut yang paling banyak dimasyarakat adalah golongan 2 dan 4.

Dalam sistem ini pun juga berlaku aturan bahwa pemenuhan kebutuhan dana bukan hanya mempertimbangkan dari sisi solvablenya saja atau dari kemampuan pengembalian kredit jangka panjangnya, tetapi juga melihat dari sisi keuntungannya. Dalam sistem ini terdapat dua sumber dana yaitu dari modal asing dan modal sendiri. Setiap tambahan modal asing akan selalu menurunkan tingkat solvabilitasnya, dan setiap penambahan modal sendiri akan selalu menaikkan tingkat solvabilitasnya. Berhubung dengan itu, maka apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan modalnya hanya mendasarkan pada pertimbangan solvabilitasnya saja, maka pemenuhan modalnya haruslah selalu dipenuhi dengan modal sendiri. Karena makin besarnya modal sendiri berarti makin tinggi pula tingkat solvabilitasnya, dan akan semakin besar jaminan bagi kreditur.

Hal itu tentulah berbeda jika rentabilitas juga menjadi pertimbangan, karena setiap tambahan modal sendiri yang selalu dibenarkan menurut pertimbangan solvabilitas, belum tentu mempertinggi tingkat rentabilitas modal sendiri. Caranya adalah bergantung kepada 2 faktor, yaitu earning power ( rentabilitas ekonomi ) dari tambahan modal tersebut, dan tingkat bunga dari modal asing. Apabila earning power dari tambahan modal lebih kecil daripada tingkat bunga, maka tambahan modal itu akan lebih menguntungkan apabila dipenuhi dengan modal sendiri daripada dengan modal asing. Dalam hal ini penambahan modal sendiri akan dibenarkan oleh pertimbangan solvabilitas ( karena akan mempertinggi tingkat solvabilitas ) dan juga akan dibenarkan menurut pertimbangan rentabilitas modal sendiri (karena rentabilitas modal sendiri dengan tambahan modal sendiri akan lebih besar daripada rentabilitas modal sendiri dengan tambahan modal asing)

4.   Pemenuhan kebutuhan dana ditinjau dari perimbangan kekuasaan terhadap perusahaan

Dalam pemenuhan kebutuhan dana jenis ini kita harus memperhatikan keinginan pemilik modal sendiri (pemegang saham biasa) untuk dapat tetap menguasai perusahaannya atau mempertahankan “control” terhadap perusahaannya. Artinya bahwa kalau setiap kebutuhan dana dipenuhi dengan modal asing atau saham preferen, maka pemegang saham lama tidak akan kehilangan atau berkurang kekuasaannya terhadap perusahaan, yang ini berarti tidak akan mengganggu perimbangan kekuasaannya. Tetapi apabila kebutuhan dana dipenuhi dengan pengeluaran atau emisi saham biasa baru, hal ini akan berpengaruh terhadap perimbangan kekuasaan pemegang saham lama terhadap perusahaan, “control” mereka terhadap perusahaannya akan dapat berkurang atau hilang sama sekali.

Dengan demikian, kalau pemegang saham lama ingin tetap mempertahankan “control” nya terhadap perusahaannya, maka setiap kebutuhan dana akan dipenuhi dengan mengeluarkan obligasi, mencari kredit, atau mengeluarkan saham preferen. Tetapi kalau setiap kebutuhan dipenuhi dengan modal asing, hal ini akan mengganggu solvabilitasnya dan suatu ketika para kreditur tidak mempunyai kepercayaan lagi kepada perusahaan tersebut.

Share this:

KEBUTUHAN SUMBER DANA

Dalam hal ini kita dapat mengambil atau menarik dana dari sumber dana yangberupa utang (modal

asing) ataupun modal sendiri. Baik modal asing ataupunmodal sendiri tersebut adalah merupakan

sumber dana yang akan dipergunakan dalam membelanjai kebutuhan modal kerja tersebut.

Di tinjau dari segi alasannya maka sumber dana dapat dibagi menjadi 2 macamyaitu :

a. Sumber Dana Ekstern

b. Sumber Dana Intern

Kalau ditinjau dari segi pemiliknya maka dapat dikelompokkan menjadi :

a. Modal Asing

b. Modal Sendiri

Pembagian yang lain adalah atas dasar waktu yang tercakup dalam sumber danatersebut maka

dapat dibagi menjadi :

a. Sumber Dana Jangka Pendek

b. Sumber Dana Jangka Panjang

Sumber dana asing adalah sumber dana yang mana pemilik dari sumber danatersebut

adalahmerupakan pihak luar dari perusahaan itu. Sumber dana macam inipada kongkritnya adalah

berupa hutang kepada pihak luar, baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjang. Sebagai

contoh dari modal asing ini dapatdisebut sebagai berikut :

- Utang Dagang

- Utang Obligasi

- Utang Hipotek

- Kredit dari Bank

- KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen)

- KIK (Kredit Investasi Kecil)

- KI (Kredit Investasi) dan sebagainya

Sumber dana sendiri yaitu sumber dana dimana pemilik dan itu adalah merupakan pemilik

perusahaan itu sendiri. Sumber dana ini sering disebut Modal Sendiriatau Owner’s Equty, sebagai

contohnya sebagai berikut :

- Modal Saham Biasa (Common Stock)

- Modal Saham Preferen (Preffered Stock)

- Modal Statuta

- Modal Sendiri

- Laba Yang Ditahan (Retained Earning)

Sumber dana ekstern adalah sumber dana yang berasal dari luar perusahaan atau berasal dari

masyarakat umum di luar perusahaan. Dalam hal ini maka modal asingmaupun modal saham adalah

merupakan sumber dana yang berasal dari luar perusahaan karena keduanya adalah berasal berasal

dari masyarakat umum di luar perusahaan.

Sumber dana intern adalah sumber dana yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri. Sumber

tersebut muncul dari adanya hasil yang diperoleh dari jalannyausaha yang dilakukan oleh

perusahaan tersebut. Dari usaha itulah maka perusahaan akan memperoleh hasil serta laba atau

profit.

LIKUIDITAS

Likuiditas adalah merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk membayarkewajiban-kewajiban

financial yang segera harus dilunasi (yang bersifat jangkapendek).

Kewajiban financial jangka pendek yang harus segera dipenuhinya itu dapatberupa utang yang sudah

akan jatuh tempo dalam jangka dekat, upah tenaga kerja,utang bahan yang dibelinya, pembayaran

rekening listrik, air minum yangdeperlukan dalam proses produksinya dan sebagainya. Kewajiban

tersebut dapat ditutup dari alat-alat likuid yang dimiliki perusahaan. Adapun alat likuidnya yang

paling likuid adalah uang kas.

CURRENT RATIO

Suatu ukuran likuiditas dapat dinyatakan dalam bentuk ratio atau perbandinganantara alat-alat

likuid yang dimiliki utang-utangnya baik yang berupa utangpajak, utang dagang serta kewajiban

financial yang lain yang segera harusdilunasi. Alat likuid tersebut adalah berupa aktiva lancer

(Current Asset)sedangkan kewajiban financial berupa utang jangka pendek (Current Liabilities).Oleh

karena itu likuiditas dapat dinyatakan dalam bentuk ratio antara CurrentAsset dengan Current

Liabilitiesnya. Ratio macam ini disebut ratio likuiditas atau “CURRENT RATIO”. Dengan demikian

maka ratio likuiditas dapat kita tunjukandalam rusmus sebagai berikut :

Keterangan :

CR = Current Ratio (ratio likuiditas)

CA = Current Asset (Aktiva Lancar)

CL = Current Liability (Utang Lancar)

Aktiva lancer adalah merupakan alat likuid, jadi yang termasuk alat likuidadalah :

1. Uang Kas

2. Piutang (Account Recievable)

3. Persediaan Barang Dagangan (Inventory)

4. Surat-surat berharga yang mudah untuk diperjual belikan (MarketableSecurities)

Uang kas adalah merupakan alat likuid yang paling likuid, artinya sangat mudah untuk digunakan

guna membayar kewajiban financial. Kewajiban financial dapat berupa utang, bunga pinjaman,

dividen, upah buruh, rekening listrik, bayar pajak dan sebagainya.

QUICK RATIO (ACID TEST RATIO)

Dalam hal quick ratio ini kita membandingkan antara alat likuid yang mempunyaitingkat likuiditas

tinggi yaitu uang kas dan piutang di satu pihak dengan kewajiban finansialnya. Jadi dalam hal ini kita

membandingkan antara kas danpiutang dibandingkan dengan utang-utang jangka pendek. Oleh

karena itu acidtest ratio atau quick ratio (QR) ini dapat dinyatakan sebagai berikut :

CASH RATIO

Dalam hal cash ratio ini likuiditas diperhitungkan dengan membandingkan alat-alat likuid yang paling

likuid yaitu uang kas dengan utang-utang jangka pendeknya, sehingga cash ratio (ChR) itu dapat kita

nyatakan dalam bentuksebagai berikut :

7.3. RENTABILITAS

Rentabilitas adalah merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba ataukeuntungan

dari seluruh modal yang dimiliki. Ratio ini sering juga disebut rentabilitas ekonomis yang disingkat

RE. dengan demikian maka ratiorentabilitas ekonomis ini dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan

sebagaiberikut :

Disamping rentabilitas ekonomis kita juga mengenal rentabilitas modal sendiriyang sering disingkat

RMS. RMS dapat dinyatakan sebagai berikut :

Laba yang menjadi bagian dari modal sendiri itu adalah bukan seluruh laba akantetapi total laba atau

laba bruto dikurangi dengan beban bunga dan pajak penghasilan. Laba sesudah dikurangi bunga dan

pajak ini sering disebut laba neto atau Earning After Tax yang disingkat EAT. Dalam hal rentabilitas

Ekonomismaka laba yang diperhitungkan adalah laba bruto yang merupakan laba sebelum dikurangi

bunga dan pajak sehingga sering disebut Earning Before Interest andTax yang disingkat RBIT. Bagian

laba yang dihasilkan oleh modal sendiri tidak termasuk bagian laba yang dihasilkan oleh modal asing.

Adapun bagian laba yang dihasilkan oleh modal asing tidak lain adalah berupa bunga atau interest.

Pajak penghasilan adalah merupakan bagia laba yang harus disetor kepada Negaracq Jawatan Pajak

sebagai imbalan kepada Negara yang telah memberikan fasilitasbagi perusahaan untuk mencari

keuntungan di Negara yang bersangkutan.

Rentabilitas Ekonomis sering juga disebut sebagai Earning Power, sedangkanEarning Power ini dapat

ditingkatkan dengan meningkatkan factor-faktor yangmempengaruhi besar kecilnya Earning Power

itu. Adapun factor-faktor yang mempengaruhinya adalah sebagai berikut :

1. Profit Margin

Profit Margin adalah bagian laba yang dihasilkan oleh penjualan yang dapat direalisasikan oleh

perusahaan dalam periode tertentu. Perhitungan profit margin per unit adalah laba per unit

dibandingkan dengan harga jual per unit produk. Oleh karena itu maka :

2. Asset Turnover atau Tingkat Perputaran Aktiva

Tingkat perputaran aktiva atau asset turnover adalah suatu angka yang menunjukan tingkat

kecepatan perputaran dari aktiva tersebut didalam opersi perusahaan. Tingkat perputaran aktiva

atau asset turnover (A.TO.) itu dapatkita perhitungkan sebagai berikut :