sumber daya alam
DESCRIPTION
Sumber Daya AlamTRANSCRIPT
-
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sumberdaya alam adalah unsur lingkungan yang terdiri atas sumberdaya alam
hayati, sumberdaya alam non hayati dan sumberdaya buatan, merupakan salah satu
aset pembangunan Indonesia yang penting. Sebagai modal dasar pembangunan
sumberdaya alam harus dimanfaatkan sepenuh-penuhnya tetapi dengan cara-cara
yang tidak merusak, bahkan sebaliknya, cara-cara yang dipergunakan harus dipilih
yang dapat memelihara dan mengembangkan agar modal dasar tersebut makin besar
manfaatnya untuk pembangunan lebih lanjut di masa mendatang. Sumberdaya alam
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu ekosistem, yaitu lingkungan
tempat berlangsungnya hubungan timbal balik antara makhluk hidup yang satu
dengan yang lainnya.
Lingkungan hidup sebagai media hubungan timbal balik makhluk hidup
dengan faktor-faktor alam terdiri dari bermacam-macam keadaan dan hubungan yang
secara bersama-sama mewujudkan struktur dasar ekosistem sebagai kesatuan yang
mantap, hubungan timbal balik tersebut merupakan mata rantai siklus penting yang
menentukan daya dukung lingkungan hidup bagi pembangunan.
Kegiatan-kegiatan pembangunan dapat mempengaruhi struktur dasar
ekosistem, dengan menimbulkan perubahan yang merusak atau dengan menimbulkan
tambahan pencemaran di dalam aliran bahan dalam proses-proses ekosistem, oleh
Universitas Sumatera Utara
-
karena itu gangguan terhadap struktur dasar ekosistem harus dihindari dan
diupayakan kelestariannya tetap di pertahankan.
Gagasan pembangunan berkelanjutan di Indonesia telah di upayakan di dalam
program dan strategi pengelolaan lingkungan sebagaimana tertuang dalam dokumen
Agenda 21 Indonesia. Agenda 21 Indonesia merumuskan strategi nasional untuk
pembangunan berkelanjutan yang dikelompokkan menjadi empat area yakni:
1. Pelayanan masyarakat, 2. Pengelolaan limbah, 3. Pengelolaan sumberdaya tanah,
dan 4. Pengelolaan sumberdaya alam.
Agenda pelayanan pada masyarakat pada dasarnya merupakan perwujudan
prinsip sosial ekonomi pembangunan berkelanjutan. Agenda ini mendapat penekanan
utama dalam konferensi tingkat tinggi bumi di Rio de Janeiro, terutama didasarkan
atas fakta masih banyaknya penduduk dunia yang hidup dalam tingkat kesejahteraan
yang minim. Di Indonesia, agenda pelayanan masyarakat yang diletakkan sebagai
agenda pertama mengisyaratkan bahwa fokus pembangunan dan pengelolaan
lingkungan hidup di Indonesia memang di arahkan pada dimensi sosial-ekonomi,
tanpa mengabaikan dimensi lain (Mitchell, et al, 2007).
Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki luas laut lebih besar dari pada
luas daratan. Jumlah pulau sebanyak 17.508 pulau dengan panjang garis pantai
81.000 km atau 18.4% dari garis pantai dunia (Wirayawan, et al, 2005).
Indonesia dikenal sebagai negara mega-biodiversity dalam hal
keanekaragaman hayati, serta memiliki kawasan pesisir yang sangat potensial untuk
berbagai sektor pembangunan.
Universitas Sumatera Utara
-
Kawasan pesisir merupakan bagian dari daerah yang menjadi batas antara
wilayah laut dengan daratan. Kawasan ini sangat kompleks dengan berbagai isu dan
permasalahan yang memerlukan penanganan yang komprehensif dengan strategi
khusus dan terpadu. Selama ini kawasan pesisir belum mendapat perhatian yang
cukup serius baik dari pemerintah, masyarakat maupun pihak ketiga dalam
pengelolaannya.
Sehingga belakangan ini baru dirasakan berbagai permasalahan yang muncul
tentang kawasan pesisir, hal ini disebabkan pemanfaatan sumberdaya tersebut sampai
saat ini kurang memperhatikan kelestariannya, akibatnya terjadi penurunan fungsi,
kualitas serta keanekaragaman hayati yang ada. Sebagai contoh adalah degradasi
ekosistem terumbu karang yang telah teridentifikasi sejak tahun 1990-an. Hasil
penelitian Pusat Penelitian Oseanografi-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(2001) diketahui bahwa terumbu karang Indonesia dalam kondisi sangat baik hanya
6,41%, kondisi baik 24,3%, kondisi sedang 29,22% dan kondisi rusak 40,14%.
Dalam rangka mengatasi degradasi sumberdaya pesisir diperlukan suatu
desain pengelolaan yang komprehensif, secara terpadu dan berkelanjutan dengan
pendekatan Pengelolaan Pesisir dan Lautan Terpadu (Integrated Coastal and Ocean
Management/ICOM), yaitu dengan cara mengintegrasikan setiap kepentingan dalam
keseimbangan antar dimensi ekologis, dimensi sosial, antar sektoral, disiplin ilmu dan
seluruh pemangku kepentingan (stakeholders).
Rancangan pengelolaan ini diharapkan dapat menyatukan beberapa kebijakan
yang ada sehingga dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
-
1.2. Perumusan Masalah
Sejalan dengan meningkatnya kegiatan pembangunan dan perkembangan
pemukiman serta perkotaan ke arah pesisir, maka terlihat jelasnya degradasi
sumberdaya pesisir. Salah satu degradasi sumberdaya pesisir yang cukup menonjol
adalah degradasi hutan mangrove sebagai akibat pembukaan lahan atau konversi
menjadi peruntukan lain. Selain konversi, degradasi hutan mangrove juga terjadi
sebagai akibat pemanfaatannya yang intensif untuk arang, bahan konstruksi atau
bahan konstruksi kertas serta pemanfaatan langsung lainnya.
Untuk itu masalah yang ingin diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan
pada hal-hal sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan perubahan lahan hutan mangrove di wilayah pesisir
menjadi lahan berbagai peruntukan lain terhadap produksi perikanan.
2. Seberapa jauh tingkat peran serta masyarakat dalam upaya pelestarian hutan
mangrove di wilayah pesisir Kabupaten Deli Serdang.
3. Kegiatan apa saja yang dilakukan oleh kelompok masyarakat sebagai organisasi
dalam masyarakat terhadap tingkat peran serta dalam upaya pelestarian ekosistem
hutan mangrove di wilayah pesisir Kabupaten Deli Serdang.
1.3. Tujuan dan Manfaat
1.3.1. Tujuan
Tujuan dari penelitian Pengelolaan Sumberdaya Perikanan di Wilayah Pesisir
dan Laut Kabupaten Deli Serdang adalah:
Universitas Sumatera Utara
-
1. Untuk mengetahui perkembangan perubahan lahan hutan mangrove menjadi
lahan untuk berbagai peruntukan lain terhadap produksi perikanan.
2. Untuk mengetahui peran serta masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya hutan
mangrove di wilayah pesisir dan laut Kabupaten Deli Serdang.
3. Untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh kelompok masyarakat
sebagai organisasi masyarakat terhadap tingkat peran serta dalam upaya
pelestarian hutan mangrove di wilayah pesisir Kabupaten Deli Serdang.
1.3.2. Manfaat
Manfaat pengelolaan sumberdaya pesisir terpadu, berkelanjutan berbasis
masyarakat di Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai pedoman, arahan dan metoda
bagi para pemangku kepentingan untuk merencanakan, melaksanakan dan
mengendalikan berbagai kegiatan guna peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir
melalui pemanfaatan dan perlindungan sumber daya perikanan sesuai dengan daya
dukung lingkungan.
1.4. Hipotesis
1. Perubahan lahan hutan mangrove menjadi lahan berbagai peruntukan
berdampak pada produksi perikanan.
2. Karakteristik secara individu mempunyai hubungan dengan tingkat peran serta
masyarakat dalam upaya pelestarian hutan mangrove.
Universitas Sumatera Utara
-
3. Karakteristik masyarakat secara kelompok sebagai suatu organisasi dalam
masyarakat mempunyai hubungan dengan tingkat peran serta masyarakat dalam
upaya pelestarian hutan mangrove dan perbaikan lingkungan.
Universitas Sumatera Utara