substansi pendidikan nasional di jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi hendaknya membuka...

6
4) Substansi pendidikan nasional di jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi hendaknya membuka kemungkinanuntuk terjadinya pengembangan individu secara vertical dan horinzontal. Pengembangan vertical mengacu pada struktur keilmuan, sedangkan pengembangan horizontal mengacu pada keterkaitan dan relevansi antabidang keilmuan. 5) Pendidikan tinggi hendaknya semata-mata hanya berorientasi pada penyiapan tenaga kerja. Tetapi lebih jauh dari itu harus memperkuat kemampuan dasar mahasiswa yang memungkinkan baginya untuk berkembang lebih jauh, baik sebagai individu, anggota masyarakat, maupun sebagai warga Negara dalam konteks kehidupan yang global. 6) Pendidikan tinggi hendaknya diselenggarakan dengan menggunakan prinsip-prinsip managemen yang flesibel dan dinamis agar memungkinan setiap perguruan tinggi untuk berkembang sesuai dengan potensinya masing-masing dan tuntutan eksternal yang dihadapinya. 7) Pengembangan akademik diperguruan tinggi perlu flexibelitas yang tinggi agar tercipta kondisi persaingan akademik yang sehat. 8) Pendidikan nasional hendaknya mendapatkan proporsi alokasi dana yang cukup memadai agar dapat mengembangkan program-program yang bororientasi pada peningkatan mutu relefansi, efisiensi, dan pemerataan. 9) Pendidikan nasioanal perlu mengembangkan sistem pembelajaran yang egaliter dan demokratis agar tidak terjadi pengelompokan dalam kelas belajara atas dasar kemampuan akademik. 10) Managemen pendidikan sekolah dasar hendaknya berada dalam satu sistem agar terjadi efisiensi, administrasi, dan efisiensi pembinaan akademik para guru.

Upload: wira-yamato

Post on 18-Dec-2015

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Substansi Pendidikan Nasional

TRANSCRIPT

4) Substansi pendidikan nasional di jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi hendaknya membuka kemungkinanuntuk terjadinya pengembangan individu secara vertical dan horinzontal. Pengembangan vertical mengacu pada struktur keilmuan, sedangkan pengembangan horizontal mengacu pada keterkaitan dan relevansi antabidang keilmuan.5) Pendidikan tinggi hendaknya semata-mata hanya berorientasi pada penyiapan tenaga kerja. Tetapi lebih jauh dari itu harus memperkuat kemampuan dasar mahasiswa yang memungkinkan baginya untuk berkembang lebih jauh, baik sebagai individu, anggota masyarakat, maupun sebagai warga Negara dalam konteks kehidupan yang global.6) Pendidikan tinggi hendaknya diselenggarakan dengan menggunakan prinsip-prinsip managemen yang flesibel dan dinamis agar memungkinan setiap perguruan tinggi untuk berkembang sesuai dengan potensinya masing-masing dan tuntutan eksternal yang dihadapinya.7) Pengembangan akademik diperguruan tinggi perlu flexibelitas yang tinggi agar tercipta kondisi persaingan akademik yang sehat.8) Pendidikan nasional hendaknya mendapatkan proporsi alokasi dana yang cukup memadai agar dapat mengembangkan program-program yang bororientasi pada peningkatan mutu relefansi, efisiensi, dan pemerataan.9) Pendidikan nasioanal perlu mengembangkan sistem pembelajaran yang egaliter dan demokratis agar tidak terjadi pengelompokan dalam kelas belajara atas dasar kemampuan akademik.10) Managemen pendidikan sekolah dasar hendaknya berada dalam satu sistem agar terjadi efisiensi, administrasi, dan efisiensi pembinaan akademik para guru.11) Pengembangan sekolah perlu menggunakan pendekatan community based education. Dalam model ini, sekolah dikembangkan dengan memperhatikan buadaya dan potensi yang ada di dalam masyarakat itu sendiri.12) Guru harus diperdayakan secara sistematik dengan melihat aspek-aspek, antara lain a. Kesejahteraanb. Rekrutmen dan Penempatanc. Pembinaan dan Pengembangan Karird. Perlindungan Profesi13) Untuk menjaga relefansi autcome pendidikan, perlu diimplementasikan filsafat rekontruksionisme dalam bergabagi tingkat kebijakan dan praksis pendidikan.14) School Based Management perlu dikembakan dalam kerangka desentralisasi dan defolusi pendidikan, agar lembaga-lembaga pendidikan dapat mempertahankan akuntabilitasnya terhadap stake holder.15) Perguruan tinggi perlu dikembangkan dalam prinsip-prinsip otonomi dan accountability quality assurance. Dengan prinsip ini pada akhirnya perguruan tinggi harus mempertanggungjawabkan kinerjanya pada masyarakat, orangtua, maupun pemerintah.16) Perlu adanya peningkatan anggaran secara signifikan sehingga mencapai 25% dari APBN yang sedang berjalan. Anggaran pendidikan di Indonesia sangat rendah sehingga tidak mampu mendukung berbagai bentuk inofasi di bidang pendidikan.17) Perlu menetapkan model rekrutmen pejabat pendidikan secara professional sehingga dapat diperoleh the right man in the right place. Pada masa orde baru, rekrutmen pejabat pendidikan tidak memperhatikan prinsip tersebut sehingga tidak jarang menghasilkan rekrutmen yang salah, the right man in the wrong place, atau bahkan the wrong man in the wrong place.Dengan demikian fondasi dan pilar-pilar pendidikan yang dibangun akan mampu berdiri kokoh menghadapi terpaan badai dan gelombang sebesar apapun.

2.Reformasi Pendidikan untuk Menyongsong Era APEC 2020Praktek pendidikan di Indonesia mulai saat ini harus juga diorientasikan pada kepentingan bangsa Indonesia di tengah-tengah interaksi multilateral secara globala. Negara MajuNegara-negara peserta APEC memang belum mempersiapkan secara khusus pola pendidikanya untuk menyongsong era APEC 2020. Sebaliknya Negara maju seperti Jepang, Kanada, Amerika Serikat, dan Korea Selatan, atau dengan APEC pun telah memiliki pendidikan yang cukup solid untuk menghadapi gejolak perkembangan ekonomi secara global. Contohnya, Jepang telah mempersiapkan diri melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia sejak tahun 1854 melalui gerakan Restorasi Meiji dapat dilihat sekarang ini jepang merupakan Negara raksasa ekonomi dunia yang tidak ada tandinganya. Sedangkan Amerika Serikat antipasti penyediaan sumber daya manusia masa depan melalui program pendidikan terjadi secara berkesinambungan dan sistematis. Kejadian-kejadian dunia yang cukup menonjol selalu diterjemahkan dengan program pemdidikan secara operasional. Pada waktu pertama kali Unisoviet berhasil meluncurkan pesawat luar angkasa Sputnik tahun 1957, bangsa Amerika merasa shock. Untuk bangun dari shock itu mereka membuat program pendidikan yang relefan agar dapat menandingi teknologi Sputnik. Para penguasa pendidikan melakukan back to basic untuk pendidikan dasar. Para pemikir pendidikan melahirkan filosofi dengan bendera progresivisme. Pengajaran ilmu-ilmu dasar dan bahasa asing diperkuat.b. Faktor KunciFactor kunci yang amat penting untuk melakukan reformasi pendidikan di republic ini menyongsong era APEC 2020 adalah Guru dan Dosen yang terlibat dalam proses belajar mengajar di berbagai jenjang pendidikan. Para pengajar perlu mengubah sistem pembelajaran yang terlalu banyak menggunakan pendekatan verbalistik. Proses pembelajaran harus diubah secara kolaboratif dan kooperatif antara siswa atau mahasiswa guru dan dosen. Targetnya adalah agar peserta didik, baik itu siswa maupun mahasiswa, terbiasa untuk bekerjasama dan saling tergantung dengan kelompok atau individu lainya secara profesioanal bukanya secara kolusif. Pengusaan ilmu dan informasi baru oleh para guru dan dosen harus selalu diperbarui. Secara periodik, guru dan dosen perlu pertemuan professional untuk memperbarui ilmu pengetahuan yang dimiliki. Tanpa berbuat demikian para pengajar akan ketinggalan zaman. Jika program ini dilakukan, tentu harus ada konsekuensinya terhadap jaminan kesejahteraan para guru dan pengajar di perguruan tinggi.3.Faktor Kunci Keberhasilan Pembaharuan Pendidikan NasionalPendidkan merupakan kebutuhan penting bagi setiap manusia , Negara, maupun pemerintah pada era reformasi ini. Karena penting, pendidikan harus selalu ditumbuhkembangkan secara sistematis oleh para pengambil kebijakan yang berwenang di republic ini. Dalam abad informasi seperti ini, tingkat Obselescence dari program pendidikan di Indonesia menjadi sangat tinggi. Hal ini dapat terjadi karena perkembangan teknologi yang digunakan oleh masyarakat dalam sistem produksi barang-barang dan jasa yang begitu cepat. Sebaliknya, dunia pendidikan tidak dapat dengan mudah mengikut perkembangan teknologi yang terjadi di masyarakat sebagai akibat sulit diterapkanya perhitungan-perhitungan ekonomi yang mendasarkan pada prinsip efisiensi dan efektifitas terhadap semua unsurnya. Yaitu , misi kemanusiaan contohnya, anak-anak didik yang lamban tidak dapat kita keluarkan begitu saja dari sistem sekolah dengan alas an pemborosan sumber daya pendidikan. Anak-anak lemah mental juga tidak dapat kita buang dari sitem pendidikan kita karena alas an inefisiensi pendek kata pendidikan harus melayani semua anak bangsa secara egaliter, tanpa pilih kasih.

Pemerintah telah melakukan pembaruan dalam bidang pendidikan yang kemudian yang diberi label fungsional jabatan guru untuk menjaga relefansi dan efisiensi, bimbingan karier di sekolah-sekolah kejuruan harus diprogramkan. Begitu pula program-program institusi pasangan, magang, dan pengembangan unit produksi telah menjadi agenda penting bagi pembaharuan pendidikan nasional. Michael G. Fullan (1991) dalam bukunya The New Meaning of Education Change berpendapat Education change depends on what teachers do and think-its as simple and as complex as that. Keikutsertaan guru ini bukan berarti hanya dalam arti fisik atau kualitas menurut mereka, agar pembaharuan menjadi efektif guru perlu menyadari adanya misi umum yang ingin dicapai oleh pembaharuan itu. Indicator adanya kesadaran terhadap cmmon mission suatu pembaruan, menurut Louise Stall dan Dean Fink ialah: (1) shared values and belefs, (2) clear goals, dan (3) instructional leadership. Persoalan merupakan peranan guru inilah yang sering terjadi pada sistem pembaruan pendidikan nasional kita mereka lupa bahwa guru memiliki beban pembaharuan yang amat besar dengan disertai kesejahteraan yang aman minim di tengah-tengah pola kehidupan yang semakin materialis dan komsumtif.

Itu sebabnya kita memperhatikan pendapat Carlson ( 1965 ) dalam hal ini melakukan difusi inofasi terhadap guru kita. Jika kita mengaplisikasikan teori Carlson dalam proses pembaruan pendidikan nasional, sejak awal kita akan bisamemprediksikan apakah guru sulit atau tidak diajak melakukan pembaruan. Karena menurutnya sebelum seorang guru mengadopsi sebuah pembaharuan ia akan melihat karakteristik pembaruan itu dalam konstek relative advantage, compatibility, complexity, divisibility, dan communicability. Para guru masih sulit diajak melakukan pembaruan karena mereka memandang bahwa pembaruan itu mungkin secara relative memang tidak menguntungkan baginya tidak sesuai dengan praktik yang biasa dilakukan sehari-hari di sekolah, tidak sederhana tidak dapat dilakukan secara berharap atau memang pembaruan itu tidak bisa dimengerti oleh mereka.