subbab 4.1

5
4.1 Pengaruh Suhu terhadap Aktivitas Enzim Pada peningkatan suhu, enzim dan substrat bertabrakan dan berinteraksi lebih dan lebih. Ini berarti bahwa dengan meningkatnya suhu, reaksi enzim terjadi lebih cepat. Kebanyakan enzim memiliki suhu optimal mereka di suatu tempat antara 32 sampai 104 ° F (0 hingga 40 ° C). Setelah suhu naik melebihi optimal, hubungan antara enzim dan perubahan suhu karena enzim mulai denaturasi – ikatan yang memegang enzim ke bentuk mulai pecah. Ketika ini terjadi, aktivasi substrat yang digunakan tidak lagi ada dalam bentuk yang benar, dan substrat tidak bisa masuk ke mereka. Pada suhu rendah, substrat dan enzim tidak memiliki banyak energi kinetik. Bahkan jika mereka berbenturan, mungkin tidak ada cukup energi untuk reaksi berlangsung. Dengan demikian, pada suhu relatif rendah, enzim tidak dapat melakukan pekerjaan mereka. (Sridianti, 2015) 40 50 60 70 0 2 4 6 8 10 Pengaruh Suhu terhadap Aktivitas Enzim var 1 var 2 var 4 Waktu (t) Gambar 4.1 Grafik Hubungan Suhu v Waktu (t) pada Enzim

Upload: hanif-farhan

Post on 03-Feb-2016

225 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

Page 1: subbab 4.1

4.1 Pengaruh Suhu terhadap Aktivitas Enzim

Pada peningkatan suhu, enzim dan substrat bertabrakan dan berinteraksi lebih dan lebih.

Ini berarti bahwa dengan meningkatnya suhu, reaksi enzim terjadi lebih cepat. Kebanyakan

enzim memiliki suhu optimal mereka di suatu tempat antara 32 sampai 104 ° F (0 hingga 40 ° C).

Setelah suhu naik melebihi optimal, hubungan antara enzim dan perubahan suhu karena enzim

mulai denaturasi – ikatan yang memegang enzim ke bentuk mulai pecah. Ketika ini terjadi,

aktivasi substrat yang digunakan tidak lagi ada dalam bentuk yang benar, dan substrat tidak bisa

masuk ke mereka. Pada suhu rendah, substrat dan enzim tidak memiliki banyak energi kinetik.

Bahkan jika mereka berbenturan, mungkin tidak ada cukup energi untuk reaksi berlangsung.

Dengan demikian, pada suhu relatif rendah, enzim tidak dapat melakukan pekerjaan mereka.

(Sridianti, 2015)

40 50 60 700

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Pengaruh Suhu terhadap Aktivitas Enzim

var 1 var 2 var 4

Wak

tu (t

)

Gambar 4.1 Grafik Hubungan Suhu v Waktu (t) pada Enzim

Grafik di atas menunjukan hasil percobaan aktivitas enzim terhadap suhu dan waktu. Umumnya, semakin tinggi suhu maka aktivitas enzim akan menurun. Pada variable 1 dan variable 2 terlihat adanya kecenderungan grafik yang menurun. Terjadinya penurunan aktivitas enzim karena enzim mulai denaturasi , ikatan yang memegang enzim mulai pecah. Ketika ini terjadi, aktivasi substrat yang digunakan tidak lagi ada dalam bentuk yang benar, dan substrat tidak bisa masuk ke mereka (enzim). Tetapi pada suhu 50-60 oC terjadi kenaikan aktivitas enzim dari variable 1 dan

Page 2: subbab 4.1

variable 2. Begitu juga yang terjadi pada variable 4, setelah melewati suhu 50 oC terjadi penyimpangan, adanya kecenderungan peningkatan aktivitas enzim. Hal ini dapat terjadi karena kesalahan dalam pengaturan suhu, dan dapat juga terjadi pada saat mengisolasi enzim yang terlalu lama sehingga ada kontaminan-kontaminan yang masuk serta suhu ruangan yang dapat mempegaruhi suhu dari isolasi enzim tersebut. (Filza, 2009)

Soruce: http://www.sridianti.com/pengaruh-suhu-pada-aktivitas-enzim.html

https://filzahazny.wordpress.com/2009/07/10/enzim-2/

Page 3: subbab 4.1

1. PENGARUH SUHU TERHADAP AKTIVITAS ENZIMBahan:Liur sebagai sumber amylase. Tampunglah 2 ml liur dalam gelas kimia atau tabung reaksi yang kering.Pereaksi:• Larutan pati (0,4 mg/ml)• Larutan iodiumCara:a. Encerkan liur 10 kali dengan air suling.b. Siapkan 6 pasang tabung reaksi yang bersih.• Pasangan pertama ditempatkan dalam bejana es (00C)• Pasangan kedua ditempatkan di rak tabung (suhu ruang)• Pasangan ketiga ditempatkan di penangas air (370C)• Pasangan keempat ditempatkan dalam bejana berisi air 600C• Pasangan kelima ditempatkan dalam bejana berisi air 1000CTandai tabung satu dalam pasangan tabung dari tiap suhu tersebut dengan B (blanko), tabung dua dengan U (uji). Keenam tiap pasangan tabung dalam masing-masing suhu selama paling sedikit 5 menit.

c. Ke dalam tiap tabung, tanbahkan berturut-turut:Larutan Tabung B Tabung U• Larutan pati, keram pada tiap suhu paling sedikit 5 menit.• Liur diencerkan (60X). Campur baik-baik, keram tepat 1menit• Larutan iodium• Air suling 1 ml

1 ml8 ml 1 ml

20 µl

1 ml8 mlSegera baca densitas optik (DO) pada 680 nm. Hitung DO antara tabung B (dianggap DO = DO reaksi enzimatik pada t = 0) dengan tabung U dari tiap suhu.

Hasil Pengamatan:Suhu (oC) DO B DO U Δ DO0 0.144 0.117 0,02725 0.136 0.037 0,099Suhu ruang 0.111 0.017 0,09437 0.130 0.015 0,11560 0,137 0,029 0,108100 0,141 0,118 0,023

Pembahasan:Pada perubahan suhu, kecepatan reaksi yang dikatalisis oleh enzim mula-mula meningkat karena adanya peningkatan suhu. Energi kinetik akan meningkat pada kompleks enzim dan substrat yang bereaksi. Namun, peningkatan energi kinetik oleh peningkatan suhu mempunyai batas yang optimum. Jika batas tersebut terlewati, maka energi tersebut dapat memutuskan ikatan hidrogen dan hidrofobik yang lemah yang mempertahankan struktur sekunder-tersiernya. Pada suhu ini, denaturasi yang disertai dengan penurunan aktivitas enzim sebagai katalis akan

Page 4: subbab 4.1

terjadi.Suhu optimal enzim bergantung pada lamanya pengukuran kadar yang dipakai untuk menentukannya. Semakin lama suatu enzim dipertahankan pada suhu dimana strukturnya sedikit labil, maka semakin besar kemungkinan enzim tersebut mengalami denaturasi.Dari hasil percobaan, pada suhu 0 oC, besarnya aktivitas enzim cukup signifikan besarnya. Seharusnya, pada suhu ini enzim dalam keadaan inaktif. Namun, ada sedikit kesalahan yang mungkin disebabkan karena kurang cepatnya praktikan mengisolasi enzim sehingga enzim telah bereaksi pada suhu kamar dan akibatnya ada sedikit aktivitas enzim yang terjadi. Belum lagi suhu kulkas yang tidak stabil karena sering dibuka dan ditutup oleh praktikan lain selama pengeraman. Sehingga kemungkinan besar temperatur yang diinginkan 0 oC tidak dapat tercapai. Seharusnya pada suhu 37 oC merupakan suhu dimana aktivitas enzim maksimal. Pada suhu ini seharusnya reaksi berlangsung paling cepat. Hal ini terjadi karena temperatur ini merupakan temperatur normal tubuh manusia (suhu optimal enzim amilase salivarius adalah 37 oC). Tetapi pada percobaan didapat kecepatan reaksi enzimatik tertinggi adalah pada suhu ruang. Hal ini mungkin disebabkan karena suhu di dalam ruangan lab lebih tinggi daripada suhu ruangan yang normal (28 oC) atau mungkin karena inkubasi pada suhu 37 oC kurang tepat atau tidak akurat. Pada interval suhu 0 oC-37 oC, kecepatan reaksi enzimatik mengalami kenaikan. Setelah melewati suhu optimum (37 oC), maka kecepatan reaksi enzimatik kembali menurun