studio bu oka.doc

3
A. TAPAK DENGAN SITE YANG MIRING Tapak miring merupakan sebuah site yang memiliki garis kontur yang terdapat pada daerah daerah perbukitan, pegunungan dan daerah lainnya yang memiliki level kemiringan yang bervariasi. Tapak miring memiliki karakteristik seperti berikut : Daerah yang datar yang cukup luas dapat dikatakan tidak ada. Permukaan datar harus dibuat dengan metode cut and fill seperlunya agar tidak mengurangi karakter dari tapak tersebut. Dalam melakukan metode fill diperlukan pemadatan tanah yang dapat diukur berdasarkan perhitungan sigma daya dukung tanah. Pemadatan dapat dilakukan setiap 30 cm agar bangunan tidak terjadi penurunan pondasi secara mekanis menggunakan alat pemadat tanah (stamper). Tapak miring memiliki orientasi ke arah luar dan arah bawah sehingga memiliki potensi peletakan bangunan yang langsung menghadap ke arah view. Site yang miring mempunyai kualitas landscape yang dinamis sehingga dapat dibuat permainan atas elemen elemen landscape sehingga berpengaruh pula pada elemen tampak bangunan yang menuntut kreativitas positif seperti misalnya dengan membuat permainan garis garis yang kuat, kombinasi dan komposisi dinamis serta pengolahan sudut denah yang yang bervariasi. Site cocok untuk bentuk-bentuk yang dinamis dengan sifat bangunan yang informal.

Upload: genah-sari

Post on 24-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: studio bu oka.doc

A. TAPAK DENGAN SITE YANG MIRING

Tapak miring merupakan sebuah site yang memiliki garis kontur yang terdapat pada daerah

daerah perbukitan, pegunungan dan daerah lainnya yang memiliki level kemiringan yang

bervariasi.

Tapak miring memiliki karakteristik seperti berikut :

  Daerah yang datar yang cukup luas dapat dikatakan tidak ada.

  Permukaan datar harus dibuat dengan metode cut and fill seperlunya agar tidak mengurangi

karakter dari tapak tersebut.

Dalam melakukan metode fill diperlukan pemadatan tanah yang dapat diukur berdasarkan

perhitungan sigma daya dukung tanah.

Pemadatan dapat dilakukan setiap 30 cm agar bangunan tidak terjadi penurunan pondasi secara

mekanis menggunakan alat pemadat tanah (stamper).

  Tapak miring memiliki orientasi ke arah luar dan arah bawah sehingga memiliki potensi

peletakan bangunan yang langsung menghadap ke arah view.

  Site yang miring mempunyai kualitas landscape yang dinamis sehingga dapat dibuat permainan

atas elemen elemen landscape sehingga berpengaruh pula pada elemen tampak bangunan yang

menuntut kreativitas positif seperti misalnya dengan membuat permainan garis garis yang kuat,

kombinasi dan komposisi dinamis serta pengolahan sudut denah yang yang bervariasi.

  Site cocok untuk bentuk-bentuk yang dinamis dengan sifat bangunan yang informal.

  Site yang miring memberikan view yang menarik seperti pemandangan alam dan lautan sehingga

dapat mempengaruhi suasana dalam ruangan misalnya dimensi pemandangan alam yang biru dan

hijau dapat menjadi unsur pelengkap dalam suatu ruangan melalui berbagai bukaan seperti teras

ataupun jendela kaca yang merupakan hubungan visual semata.

  Site yang miring menimbulkan persoalan drainase sehingga diperlukan pengolahan drainase

yang khusus

Sistem drainase ada 2 jenis,drainase bawah permukaan dan drainase permukaan.

Sistem drainase tersebut harus diadakan secara memadai untuk mengumpulkan

Tipe-tipe saluran drainase :

1. Alamiah : Digunakan pada daerah yang tidak membutuhkan drainase sepenuhnya.

2. Duri ikan : Digunakan untuk lahan yang cekung dengan lereng di kedua sisinya.

Page 2: studio bu oka.doc

3. Grid : Digunakan apabila pipa-pipa cabang masuk ke dalam pipa induk.

4. Interceptor : Digunakan di dekat tepi atas daerah basah untuk menghadang air yang

datang dari daerah di atasnya.

  Air tanah yang turun dari atas harus dihindarkan dengan membelokkan jalur drainase air.

  Pencapaian terhadap objek bangunan dapat dicapai melalui arah samping menyusuri garis

kontur.

Skema bangunan yang menempati tapak miring disarankan menggunakan pola “teras”.

Tata letak bangunan sebaiknya searah dengan garis kontur, sehingga bangunan diusahakan

memiliki lebar lebih kecil dari pada panjang bangunan.