studi tentang perbedaan hasil belajar chasis dan pemindah tenaga antara yang diajar dengan...

Upload: hasyim99

Post on 13-Oct-2015

105 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Team Games Tournament dan Ceramah

TRANSCRIPT

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    1/141

    STUDI TENTA

    PEMINDA

    MENGGUNAKA

    SIS

    PROGRAM

    NG PERBEDAAN HASIL BELAJAR C

    TENAGA ANTARA YANG DIAJAR D

    N TEAM GAMES TOURNAMENT DAN

    A KELAS XI SMK NEGERI 1 KEDIRI

    SKRIPSI

    OLEH

    MOCH. BUCHORI HASYIM

    100513402080

    UNIVERSITAS NEGERI MALANG

    FAKULTAS TEKNIK

    JURUSAN TEKNIK MESIN

    STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK OTO

    JULI 2014

    ASIS DAN

    NGAN

    CERAMAH

    MOTIF

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    2/141

    STUDI TENTANG PERBEDAAN HASIL BELAJAR CHASIS DAN

    PEMINDAH TENAGA ANTARA YANG DIAJAR DENGAN

    MENGGUNAKAN TEAM GAMES TOURNAMENT DAN CERAMAH

    SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 KEDIRI

    SKRIPSI

    Diajukan kepada

    Universitas Negeri Malang

    untuk memenuhi salah satu persyaratan

    dalam menyelesaikan program Sarjana

    Oleh

    Moch. Buchori Hasyim

    NIM 100513402080

    UNIVERSITAS NEGERI MALANG

    FAKULTAS TEKNIK

    JURUSAN TEKNIK MESIN

    PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

    JULI 2014

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    3/141

    LEMBAR PERSETUJUAN

    Skripsi oleh Moch. Buchori Hasyim ini

    telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.

    Malang, 24 Juni 2014

    Pembimbing I

    Dr. Syarif Suhartadi, M. Pd

    NIP 19641122 198812 1 001

    Malang, 24 Juni 2014

    Pembimbing II

    Drs. Partono, M.Pd

    NIP 19610529 198601 1 001

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    4/141

    LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

    Skripsi oleh Moch. Buchori Hasyim ini

    telah dipertahankan di depan dewan penguji

    pada tanggal 1 Juli 2014

    Dewan Penguji

    Dr. Syarif Suhartadi, M. Pd., Ketua

    NIP 19641122 198812 1 001

    Drs. Partono, M.Pd., Anggota

    NIP 19610529 198601 1 001

    Dr. Tuwoso, M.P., Anggota

    NIP 19600305 198812 1 001

    Mengetahui, Mengesahkan,

    Ketua Jurusan Teknik Mesin Dekan Fakultas Teknik

    Prof. Dr. Mardji, M.Kes. Dr. Waras, M.Pd.

    NIP 19590203 198403 1 001 NIP 19601121 198601 1 001

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    5/141

    i

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : Moch. Buchori Hasyim

    NIM : 100513402080

    Jurusan : Teknik Mesin

    Fakultas/Program : Teknik/S1

    Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar

    tulisan saya, bukan merupakan plagiasi baik sebagian atau seluruhnya.

    Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil

    plagiasi, baik sebagian atau seluruhnya, maka saya bersedia menerima sanksi atas

    perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    Malang, Juli 2014

    Yang membuat pernyataan

    Moch. Buchori Hasyim

    NIM 100513402080

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    6/141

    ii

    ABSTRAK

    Hasyim, Moch. Buchori. 2014. Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis Dan

    Pemindah Tenaga Antara Yang Diajar Dengan Menggunakan Team

    Games Tournamen Dan Ceramah Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Kediri.Skripsi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr.

    Syarif Suhartadi, M.Pd, (II) Drs. Partono, M.Pd.

    Kata Kunci: Team Games Tournament, Hasil Belajar, Chasis dan Pemindah

    Tenaga

    Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran di SMK Negeri

    1 Kediri diketahui terdapat beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran,

    bahwa dalam proses pembelajaran guru cenderung lebih aktif dan siswa pasif.

    Dalam upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut seorang guru diharapkan

    mampu menerapkan berbagai metode pembelajaran yang merangsang siswa untukturut aktif dalam proses pembelajaran. salah satu metode pembelajaran yang bisa

    dijadikan alternatif adalah Team Games Tournament.

    Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mengetahui hasil belajar siswa yang

    diajar menggunakan metode Team Games Tournament, (2) mengetahui hasil

    belajar siswa yang diajar menggunakan metode Ceramah dan (3) mengetahui

    perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan metode Team Games

    Tournament dan metode Ceramah. Penelitian ini merupakan penelitian

    eksperimen semu dengan desainpretest and posttest group dengan dua kelompok

    subyek penelitian yang memiliki kemampuan sama (homogen), diajar oleh guru

    dan metode yang sama. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMKN 1 Kediri.

    Sampel penelitian yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas XI TKR 1 yang mendapat

    perlakuan metode pembelajaran Ceramah dan XI TKR 2 yang mendapat

    perlakuan metode pembelajaran Team Games Tournament. Penilaian kemampuan

    akhir siswa menggunakan tes yang berbentuk pilihan ganda yang telah divalidasi

    dan diuji reliabilitasnya. Analisa data yang digunakan adalah Independent sampel

    t-test. Sebelum dilakukan uji beda dengan uji t terlebih dahulu dilakukan uji

    prasyarat analisis yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Pengujian

    hipotesis dilakukan pada taraf signifikansi 5%.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai hasil belajar kelas

    eksperimen sebesar 80,00. Nilai rata-rata hasil belajar kelas kontrol sebesar 73,83.

    Hasil uji t menunjukkan bahwa (Sig) < 0,05 (0,001 < 0,05). Hasil tersebutmenunjukkan p < 0,05 yang berarti Ho ditolak. Dengan demikian menunjukkan

    bahwa ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajar

    melalui metode pembelajaran Team Games Tournament dan melalui metode

    pembelajaran Ceramah pada mata pelajaran Chasis dan Pemindah Tenaga kelas

    XI SMKN 1 Kediri.

    Dari deskripsi umum hasil penelitian, pengujian hipotesis dan pembahasan

    dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar

    menggunakan metode pembelajaran Team Games Tournamen dan siswa yang

    diajar menggunakan metode Pembelajaran Ceramah pada siswa kelas XI SMKN 1

    Kediri.

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    7/141

    iii

    ABSTRACT

    Hasyim, Moch. Buchori. 2014. Study On Differencess of Chassis and Power

    Train Result Between Team Games Tournament and Lecture Methods For

    Class XI Students at SMK Negeri 1 Kediri. Thesis, MechanicalEngineering Department, Faculty of Engineering, State University of

    Malang. Supervisors: (I) Dr. Syarif Suhartadi, M.Pd, (II) Drs. Partono,

    M.Pd.

    Key words : Team Games Tournament, The result of study, Chassis and Power

    Train.

    Based on the result of interview with the lesson subject teacher in SMK

    Negeri 1 Kediri know there were come problems in the learning procces, the

    teacher was active and the student were passive there. In effort to solve that

    problems a teacher has to can apply kind of learning methood is GamesTournament Team.

    The purposes of this research were: 1) To understand the result of study of

    students that teached by Games Tournament Team. 2) To know the result of study

    of students that teached by lecture. 3) To know differencess between the result of

    study of students that teached by Games Tournament Team and lecture. This

    research was experimance research with pretest and pointest group design were

    two groups of research subject with the same ability (homogen), teached by the

    same teacher and method. The research location was in the SMK Negeri 1 Kediri.

    There were two research sample from two classis, XI TKR 1 class that treat by

    lecture methood and XI TKR 2 class that treat by Games Tournament Team. To

    score the final abilities of the students by multiplied choices test that which has

    been validated and tested reliability. The data analysis that used was Independent

    sample t-test. Before examined the different test with t-test first tested the

    prerequisite analysis that included tests of normality and homogeneity tests.The

    hypotesis test obtained on significance level 5%.

    The result of the study showed that the score average for the experimance

    class was 80,00. Score average for pointest class control was 73,83. The result of

    t-test showed that (sig) < 0,05 (0,001 < 0,05). That result showed p < 0,005 means

    that Ho was rejected. It showed that there was significant difference between

    students who teached by Team Games Tournament and Lecture methods for

    Chasis and Power Train subject at XI grade students of SMK Negeri 1 Kediri.This research concluded that there was difference result of the study

    between students who teached by Team Games Tournament and Lecture methods

    and students who teached by lecture methood at IX grade students of SMKN 1

    Kediri.

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    8/141

    iv

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat

    dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

    Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara

    Yang Diajar Dengan Menggunakan Team Games Tournament dan Ceramah

    Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Kediri.

    Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini terselesaikan atas

    bantuan berbagai pihak. Karenanya, penulis mengucapkan terima kasih yang

    sebesar-besarnya kepada:

    1. Dr. Waras, M. Pd selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang.

    2. Prof. Dr. Mardji, M.Kes., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Fakultas

    Teknik Universitas Malang.

    3. Drs. Paryono, S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi S1 PTO Universitas

    Negeri Malang.

    4. Dr. Syarif Suhartadi, M. Pd selaku pembimbing I, yang telah meluangkan

    waktu memberikan pemikiran dan pengarahan dengan sabar dan teliti selama

    penyusunan, mulai awal hingga akhir.

    5. Drs. Partono, M. Pd selaku pembimbing II yang telah meluangkan

    waktu,tenaga, dan pikiran untuk membimbing penyusunan skripsi ini dengan

    sabar dan teliti, mulai awal hingga akhir.

    6. Dr. Tuwoso, M.P selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan,

    saran, dan kritik demi terselesaikannya skripsi ini.

    7. Bapak dan Ibu Dosen jurusan Teknik Mesin Universitas Malang, yang telah

    memberikan bekal ilmu.

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    9/141

    v

    8. Drs. Wina Dwi Kuncoro P, selaku guru kelas XI SMKN 1 Kediri, yang telah

    memberikan kesempatan dan bantuan dalam pengumpulan data sekaligus

    menjadi mitra peneliti dalam melaksanakan penelitian.

    9. Bapak Afandi dan Ibunda Nurmarhaeni serta keluargaku tercinta yang dengan

    tulus memberikan dukungan baik moril maupun materiil serta memberikan

    motivasi dari awal mengikuti kuliah sampai dengan penyusunan tugas akhir

    skripsi ini.

    10. Puja Gesang Christina S.Pd yang selalu senantiasa memberikan semangat,

    saran, masukan, doa dan bersedia menjadi sandaran keluh kesahku.

    11. Anindya Novi Chrishanti yang selalu memberikan bantuan, saran, masukan

    dan doa dalam penyusunan skripsi ini.

    12. Rekan-rekan seperjuangan skripsi B2, KKN Tegalweru, PPL SMK

    Muhammadiyah 1 Malang.

    13. Rekan-rekan seperjuangan kontrakan Poharin E 51 Joko, Nanang, Lutfi, Aji,

    Ian, Dinel, Iswanto dan Dimas yang selalu memberikan bantuan, saran,

    masukan dan doa dalam penyusunan skripsi ini.

    Semoga seluruh pihak yang telah membantu penulis, senantiasa

    mendapatkan yang terbaik dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhirnya penulis

    menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak luput dari kekurangan. Oleh karena

    itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi

    perbaikan karya penulis di masa mendatang. Akhir kata semoga skripsi ini dapat

    bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi pembaca.

    Malang, Juli 2013

    Penulis

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    10/141

    vi

    DAFTAR ISI

    Halaman

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................ iABSTRAK......................................................................................................... ii

    KATA PENGANTAR....................................................................................... iv

    DAFTAR ISI...................................................................................................... vi

    DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii

    DAFTAR GAMBAR......................................................................................... ix

    DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... x

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

    B. Rumusan Masalah................................................................... 5

    C. Tujuan Penelitian .................................................................... 6

    D. Kegunaan Penelitian ............................................................... 6

    E. Hipotesis Penelitian ................................................................ 7

    F. Definisi Operasional ............................................................... 7

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    A. Pembelajaran Kooperatif ........................................................ 8

    B. Pembelajaran KooperatifTeam Games Tournament.............. 11

    1. Konsep Metode Pembelajaran Team Games Tournament112. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Team

    Games Tournament........................................................... 13

    C. Metode Pembelajaran Ceramah.............................................. 14

    1. Proses Pembelajaran Ceramah.......................................... 15

    2. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran

    Ceramah ............................................................................ 17

    D. Hasil Belajar ........................................................................... 19

    E. Mata Pelajaran Chasis dan Pemindah Tenaga ........................ 32

    F. Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga ........................... 35

    G. Penerapan Metode Team Games TournamentPada Mata

    Pelajaran Chasis dan Pemindah Tenaga ................................. 35

    H. Kerangka Berfikir ................................................................... 38

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Rancangan Penelitian.............................................................. 42

    B. Subjek Penelitian .................................................................... 43

    C. Instrumen Penelitian ............................................................... 44

    D. Pengumpulan Data.................................................................. 49

    E. Analisis Data........................................................................... 50

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    11/141

    vii

    BAB IV HASIL PENELITIAN

    A. Deskripsi Statistik Hasil Belajar............................................. 52

    1. Deskriptif Statistik Kondisi Awal (Pretest)KelompokTeam

    Games Tournamentdan Kelompok Ceramah.................... 522. Deskriptif Statistik Kondisi Akhir(Posttest)KelompokTeam

    Games Tournamentdan Kelompok Ceramah.................... 54

    B. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis................................... 55

    1. Uji Normalitas ................................................................. 56

    2. Uji Homogenitas.............................................................. 56

    3. Uji Hipotesis .................................................................... 57

    BAB V PEMBAHASAN

    A. Hasil Belajar Siswa Diajar Menggunakan Metode Pembelajaran

    Team Games Tournament....................................................... 60B. Hasil Belajar Siswa Diajar Menggunakan Metode Pembelajaran

    Ceramah.................................................................................. 62

    C. Perbedaan Tes Hasil Belajar Diajar Menggunakan Metode

    Pembelajaran Team Games Tournamentdan Ceramah.......... 64

    BAB VI PENUTUP

    A. Kesimpulan ............................................................................. 67

    B. Saran ....................................................................................... 68

    DAFTAR RUJUKAN ....................................................................................... 69

    LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 71RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... 126

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    12/141

    viii

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    2.1 Langkah-Langkah dalam Metode Pembelajaran Ceramah ........................... 16

    2.2 Perbedaan Kelompok Belajar KooperatifTeam Games Tournamentdengan

    Kelompok Belajar Ceramah......................................................................... 18

    3.1 Rancangan Penelitian .................................................................................... 43

    3.2 Uji Homogenitas Sampel .............................................................................. 44

    3.3 Uji Validitas Instrumen Pertemuan Pertama................................................. 46

    3.4 Uji Validitas Instrumen Pertemuan Kedua ................................................... 47

    3.5 Uji Reliabilitas Instrumen Pertemuan Pertama............................................. 48

    3.6 Uji Reliabilitas Instrumen Pertemuan Kedua................................................ 48

    4.1 NilaiPretest.................................................................................................. 53

    4.2 NilaiPosttest................................................................................................. 54

    4.3 Hasil Uji Normalitas Sebaran Data ............................................................... 56

    4.4 Hasil Uji Homogenitas Sebaran Data ........................................................... 57

    4.5 Hasil Uji t ...................................................................................................... 58

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    13/141

    ix

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    2.1 Perbandingan Nilai Pretest ......................................................................... 41

    4.1 Perbandingan Nilai Pretest ......................................................................... 53

    4.2 Perbandingan Nilai Posttest........................................................................ 54

    4.3 Perbandingan Rata-Rata Nilai Hasil Belajar............................................... 59

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    14/141

    x

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Halaman

    1 Surat Tugas Pembimbing............................................................................. 71

    2 Kartu Konsultasi Skripsi .............................................................................. 72

    3 Surat Tugas dan Berita Acara Seminar Hasil Skripsi .................................. 74

    4 Surat Tugas Ujian Skripsi ............................................................................ 77

    5 Surat Permohonan Izin Penelitian................................................................ 78

    6 Surat Rekomendasi Penelitian ..................................................................... 79

    7 Surat Izin Penelitian..................................................................................... 80

    8 Surat Keterangan Validasi Instrumen Penelitian ......................................... 81

    9 Hasil Wawancara Dengan Guru Mata Pelajaran.......................................... 84

    10 Panduan Pelaksanaan Metode Pembelajaran Team Games Tournament.... 85

    11 Panduan Pelaksanaan Metode Pembelajaran Ceramah................................ 89

    12 Daftar Nilai UTS.......................................................................................... 93

    13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen .............................. 95

    14 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol..................................... 102

    15 Data Skor Validasi Instrumen...................................................................... 109

    16 Kisi-Kisi Soal Evaluasi ................................................................................ 110

    17 Soal Evaluasi................................................................................................ 111

    18 Lembar Jawaban Evaluasi............................................................................ 119

    19 Daftar Nilai .................................................................................................. 121

    20 Tabel Uji Normalitas, Homogenitas, dan Kesamaan Rata-Rata Hasil Belajar

    (Pretest)........................................................................................................ 123

    21 Identitas Proposal Skripsi ............................................................................ 124

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    15/141

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pada saat sekarang ini, persaingan di dalam dunia kerja semakin ketat. Hal

    tersebut disebabkan karena tingkat tingginya angka tenaga kerja serta terbatasnya

    lapangan pekerjaan. Oleh sebab itu, untuk menyikapi hal tersebut, maka mutlak

    dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas

    sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk bersaing. Salah satu wa-

    hana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah

    pendidikan.

    Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

    pendidikan nasional menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

    terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

    peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya. Bagi peranannya dimasa yang

    akan datang salah satu lembaga yang berfungsi menyiapkan peserta didik untuk

    masuk dunia kerja adalah sekolah menengah kejuruan (SMK).

    Salah satu upaya untuk membangun SDM, yaitu dengan

    menyelenggarakan pendidikan kejuruan atau Sekolah Menengah Kejuruan

    (SMK). Penyelenggaraan pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk

    meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    16/141

    2

    keterampilan untuk hidup mandiri dan siap bekerja sesuai dengan bidangnya serta

    menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan baik untuk

    memenuhi tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi sesuai

    dengan kejuruannya (Permen Diknas No. 23 Tahun 2006).

    Belajar merupakan aktifitas yang dilakukan siswa yang bersifat kompleks

    sehingga menghasilkan suatu perubahan sikap dan menambah pengetahuan.

    Menurut sobur (2009:221) belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, dan

    perubahan itu dapat mengarah pada tingkah laku yang baik maupun tingkah laku

    yang buruk. Belajar dapat dilakukan dengan berbagai macam metode dan media,

    namun tingkat penyerapan hasil belajar bervariasi tergantung dari cara

    penyampaian guru dan tingkat kemampuan seorang siswa dalam menyerap ilmu

    yang telah disampaikan oleh guru serta dari pengalaman nyata yang mereka

    peroleh. Dilihat dari segi prosesnya, setiap kegiatan pembelajaran terdiri atas tiga

    tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pada tahap perencanaan,

    dilakukan penyusunan program pembelajaran yang meliputi penentuan tujuan,

    materi, kegiatan belajar mengajar, media dan evaluasi. Tahap pelaksanaan

    merupakan tahap pengimplementasian rencana pembelajaran yang meliputi

    beberapa aspek yang telah dirumuskan pada tahap perencanaan, di dalamnya juga

    termasuk metode penyampaian materi pembelajaran yang digunakan oleh seorang

    guru.

    Guna mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang diharapkan, salah

    satu upaya yang dapat dilakukan seorang guru adalah dengan cara memperhatikan

    pola belajar siswa, menguasai materi pembelajaran, memilih metode, dan model

    pembelajaran yang efektif, efisien. Model pembelajaran merupakan bagian

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    17/141

    3

    penting dalam upaya memaksimalkan pencapaian hasil belajar. Dengan adanya

    model pembelajaran yang tepat, proses pembelajaran dapat memperoleh hasil

    yang maksimal dan mencapai tujuan pembelajaran serta hasil belajar yang

    optimal.

    Salah satu teori pembelajaran yang dapat dimanfaatkan sebagai referensi

    proses pembelajaran adalah teori pembelajaran konstruktivistik. Konstruktivistik

    adalah landasan berpikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa

    pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit dan hasilnya diperluas

    melalui proses berpikirnya. Dalam teori konstruktivisme bahwa dalam proses

    pembelajaran, si pembelajarlah yang harus mendapatkan penekanan. Untuk itu

    pembelajaran harus lebih diarahkan pada pengalaman konkrit yang kemudian

    dijadikan sebagai ide untuk mengembangkan konsep baru. Maka dalam proses

    pembelajaran tidak terfokus pada pendidik namun pada peserta didik. Menurut

    prinsip konstruktivisme, seorang pengajar atau guru berperan sebagai mediator

    dan fasilitator yang membantu agar proses belajar siswa berjalan dengan baik

    (Depari 2011:165)

    Pada umumnya proses pembelajaran di lembaga pendidikan (khususnya

    Sekolah Menengah Kejuruan) selama ini banyak mengarahkan pada pola

    pembelajaran konvensional dimana guru yang menguasai kelas dan memberikan

    ceramah. Guru akan menjadi aktif dan siswa pasif. Hal ini sejalan dengan hasil

    observasi yang dilakukan di SMKN 1 Kediri, dimana sebagian besar guru masih

    menerapkan metode pembelajaran ceramah konvensional.

    Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Chasis dan

    Pemindah Tenaga didapat banyak permasalahan yang dihadapi dalam proses

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    18/141

    4

    belajar mengajar. Diantaranya adalah dalam kegiatan belajar sebagian siswa

    masih sering berbicara sendiri dengan teman sebangkunya saat kegiatan belajar

    mengajar berlangsung. Setiap guru bertanya dijawab dengan serempak, hal ini

    menunjukkan kurangnya rasa percaya diri pada siswa untuk mengungkapkan

    pendapatnya. Apabila dilakukan kegiatan diskusi hanya sebagian kecil saja yang

    dapat aktif berdiskusi, siswa lainnya hanya ikut-ikutan saja sebagaai pelengkap

    dan masih banyak siswa yang mengerjakan kegiatan sendiri di luar forum seperti

    bercanda.

    Hal ini sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata

    pelajaran tersebut. KKM yang ditetapkan adalah 7.50 namun masih banyak siswa

    yang belum mencapai nilai tersebut. Presentase siswa yang belum mencapai nilai

    yang telah ditetapkan sebagai KKM adalah sebesar 40% sedangkan yang telah

    mencapai KKM atau diatasnya sebesar 60%. Hal ini dirasa kurang memuaskan

    oleh guru mata pelajaran Chasis dan Pemindah Tenaga.

    Pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament(TGT) merupakan

    salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan sehingga pembelajaran lebih

    variatif. Pembelajaran kooperatif menekankan pada kerjasama yang dibangun oleh

    siswa dalam kelompok-kelompok kecil. Depari (2011:162) mengungkapkan

    bahwa dalam pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament siswa

    dibagi atas beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa. Pembagian

    kelompok ini dimaksudkan agar setiap siswa dapat berkolaborasi dengan teman,

    lingkungan, guru dan semua pihak yang terkait dalam proses pembelajaran dalam

    menyelesaikan semua permasalahan yang diperoleh dari guru secara bersama-

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    19/141

    5

    sama sehingga diharapkan setiap siswa akan siap dalam kegiatan pembelajaran

    dan merangsang siswa untuk belajar.

    Agar pelaksanaan pembelajaran mencapai tujuan yang maksimal, maka

    perlu dilaksanakan metode-metode pembelajaran yang efektif, efisien dan lebih

    bersifat konstruktivistik guna mencapai tujuan tersebut. Salah satu metode

    pembelajaran konstruktivistik adalah Team Games Tournament. Berdasarkan latar

    belakang di atas, maka peneliti tertarik mengangkat permasalahan tersebut untuk

    dilakukan penelitian dengan judul Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar

    Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team

    Games Tournament dan Ceramah Siswa Kelas XI SMKN 1 Kediri

    B. RUMUSAN MASALAH

    Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

    1. Bagaimanakah hasil belajar siswa pada mata pelajaran Chasis dan Pemindah

    Tenaga kelas yang diajar menggunakan Team Games Tournamentpada siswa

    kelas XI SMKN 1 Kediri?

    2. Bagaimanakah hasil belajar siswa pada mata pelajaran Chasis dan Pemindah

    Tenaga kelas yang diajar menggunakan Ceramah pada siswa kelas XI SMKN

    1 Kediri?

    3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Chasis

    dan Pemindah Tenaga antara yang diajar dengan menggunakan Team Games

    Tournamentdan Ceramah pada siswa kelas XI SMKN 1 Kediri?

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    20/141

    6

    C. Tujuan Penelitian

    1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran Chasis dan

    Pemindah Tenaga kelas yang diajar dengan Team Games Tournamentsiswa

    kelas XI SMKN 1 Kediri.

    2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran Chasis dan

    Pemindah Tenaga kelas yang diajar dengan Ceramah siswa kelas XI SMKN 1

    Kediri.

    3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada pelajaran Chasis dan

    Pemindah Tenaga antara yang diajar dengan menggunakan Team Games

    Tournamentdan Ceramah pada siswa kelas XI SMKN 1 Kediri.

    D. Kegunaan Penelitian

    Dari hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi berbagai pihak,

    antara lain adalah :

    1. Guru, dapat digunakan sebagai alternatif dalam kegiatan belajar mengajar

    khususnya penerapan pembelajaran kooperatif model Team Games

    Tournamentuntuk memaksimalkan hasil belajar mata pelajaran produktif.

    2. Sekolah, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan

    strategi pembelajaran mata diklat yang lain.

    3. Siswa, dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar yang dicapai.

    4. Mahasiswa, dapat digunakan sebagai bahan belajar dan bahan rujukan saat

    menempuh mata kuliah belajar dan pembelajaran.

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    21/141

    7

    5. Peneliti, diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam

    penelitian mengenai model pembelajaran Team Games Tournament

    6. Universitas Negeri Malang, dapat dijadikan sebagai salah satu sumber untuk

    mengembangkan keilmuan dan pendidikan, khususnya untuk jurusan Teknik

    Mesin.

    7. Peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sarana untuk

    mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di bangku perkuliahan terutama

    ilmu-ilmu mengenai kependidikan sehingga penelitian selanjutnya diharapkan

    dapat memperbaiki kekurangan dalam penelitian ini.

    E. Hipotesis Penelitian

    Hipotesis dari penelitian ini adalah :

    Ada perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Chasis dan

    Pemindah Tenaga antara yang diajar dengan menggunakan Team Games

    Tournamentdan Ceramah pada siswa kelas XI SMKN 1 Kediri

    F. Definisi Operasional

    Definisi operasional dalam penelitian ini bertujuan untuk memberikan

    batasan-batasan istilah yang digunakan agar tidak terjadi kesalahan penafsiran.

    Berikut definisi operasional yang akan digunakan dalam penelitian ini.

    1. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa

    yang diukur dalam bentuk nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti

    proses pembelajaran dengan metode Teams Games Tournamentdan

    pembelajaran dengan metode Ceramah. Nilai diperoleh dari hasilpost test.

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    22/141

    8

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Pembelajaran Kooperatif

    Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan salah satu

    pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivis. Jauhar (2011:52)

    berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan

    sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya

    berbeda. Pada dasarnya pembelajaran kooperatif mengandung pengertian sebagai

    suatu struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan diantara sesama anggota

    kelompok atau sebagai suatu motif bekerja sama, dimana setiap individu

    dihadapkan pada proporsi dan opsi yang mesti diikuti, memilih sikap bekerja

    sama, berkompetisi atau individual (Slavin, 1983). Dari beberapa pendapat

    tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model

    pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif dengan cara berkelompok

    dimana setiap individu dituntut untuk bekerja sama dan saling membantu untuk

    memahami materi pelajaran. Menurut Slavin (dalam Isjoni (2010:22-23),

    pembelajaran kooperatif memiliki tiga karakteristik.

    1. Penghargaan kelompok

    Penghargaan kelompok diperoleh jika kelompok mencapai skor diatas

    kriteria yang ditentukan. Keberhasilan kelompok didasarkan pada penampilan

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    23/141

    9

    individu sebagai anggota kelompok dalam menciptakan hubungan antar personal

    yang saling mendukung, saling membantu, dan saling peduli.

    2. Pertanggung jawaban individu

    Keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu dari semua

    anggota kelompok. Pertanggung jawaban tersebut menitikberatkan pada aktivitas

    anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar. Adanya

    pertanggungjawaban secara individu juga menjadikan setiap anggota siap untuk

    menghadapi tes dan tugas-tugas lainnya secara mandiri tanpa bantuan teman

    sekelompoknya.

    3. Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan.

    Keunggulan pembelajaran kooperatif dibandingkan dengan pembelajaran

    konvensional dilihat dari aspek siswa adalah memberi peluang kepada siswa agar

    mengemukakan dan membahas suatu pandangan, pengalaman yang diperoleh

    siswa. Belajar secara bekerja sama dalam merumuskan ke arah satu pandangan

    kelompok

    Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional

    yang menerapkan sistem kompetisi, dimana keberhasilan individu lebih

    diorientasikan pada kegagalan orang lain. Model pembelajaran kooperatif

    dikembangkan untuk mencapai setidaknya tiga tujuan menurut Ibrahim dalam

    Jauhar (2011:55) yaitu:

    1. Hasil belajar akademik

    Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu

    siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah

    menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    24/141

    10

    meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang

    berhubungan dengan hasil belajar.

    2. Penerimaan terhadap perbedaan individu

    Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas

    dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, dan kelas sosial,

    kemampuan, dan ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif memberi peluang

    bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling

    bergantung pada tugas-tugas akademik dengan melalui struktur penghargaan

    kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.

    3. Pengembangan keterampilan sosial

    Tujuan penting pembelajaran kooperatif adalah mengarahkan siswa ke

    keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan sosial penting dimiliki

    siswa sebab saat ini banyak anak muda yang masih kurang terampil dalam

    berinteraksi terhadap lingkungan sosialnya.

    Agar tujuan yang tercapai maksimal maka usaha yang harus dilakukan

    adalah dengan mengefektifkan pembelajaran. Saling ketergantungan yang positif

    (positive interpendence) dapat terjadi dengan adanya kerjasama siswa dalam

    memecahkan suatu permasalahan bersama. Tanggung jawab individu (individual

    accountability) berkembang karena tiap siswa dituntut untuk saling

    menyumbangkan pikiran dalam kelompoknya. Slavin dalam Jauhar (2011:53)

    mengemukakan pada pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan-

    keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya,

    seperti menjadi pendengar yang baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    25/141

    11

    tugas-tugas yang telah direncanakan untuk pembelajaran. Selama kerja kelompok,

    tugas anggota kelompok ialah mencapai ketuntasan.

    Keterampilan interpersonal (interpersonal skills) berkembang melalui

    komunikasi antar siswa dalam kelompok, karena itu kepercayaan (trust) antar

    anggota juga turut berkembang disamping kepemimpinan (leadership) dan

    pembuatan keputusan (decision making). Anggota kelompok harus memecahkan

    permasalahan bersama karena nilai kelompok menjadi ukuran dalam

    pembelajaran kooperatif.

    B. Pembelajaran KooperatifTeam Games Tournament

    1. Konsep Metode Pembelajaran Team Games Tournament

    Salah satu tipe pembelajaran kooperatif adalah Team Games tournament.

    Pembelajaran kooperatif model Team Games Tournamentmerupakan salah satu

    metode pembelajaran kooperatif yang mudah untuk diterapkan karena melibatkan

    seluruh peserta didik tanpa memperhatikan perbedaan status, melibatkan peserta

    didik sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan. Aktifitas belajar

    dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT ini

    memungkinkan peserta didik dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan

    rasa tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

    Jauhar (2011:63) menyebutkan bahwa terdapat 5 komponen utama dalam

    TGT yaitu: 1) penyajian kelas, 2) kelompok, 3) game, 4) turnamen, 5)

    penghargaan kelompok.

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    26/141

    12

    a. Penyajian kelas.

    Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian

    kelas, biasanya dilakukan dengan pembelajaran langsung atau dengan ceramah,

    diskusi yang dipimpin oleh guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-

    benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan oleh guru, karena

    akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat

    game karena skor game akan menentukan skor kelompok.

    b. Kelompok.

    Dalam kelompok ini bisanya terdiri dari 4-5 orang siswa yang anggotanya

    dipilih secara heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin, dan ras atau

    etnik. Fungsi dari kelompok ini adalah untuk lebih mendalami materi yang

    diberikan bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan

    anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.

    c. Game.

    Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan atau kuis yang dirancang untuk

    menguji pengetahuan yang telah didapat oleh siswa dari penyajian kelompok dan

    belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan

    sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba untuk

    menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar

    akan memperoleh skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk

    turnamen mingguan.

    d. Turnamen.

    Turnamen dilaksanakan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah

    guru melaksanakan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    27/141

    13

    kerja yang diberikan. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa

    meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga

    siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.

    e. Penghargaan kelompok.

    Selanjutnya guru mengumumkan kelompok yang menjadi pemenang,

    masing-masing tim akan memperoleh hadiah apabila skor rata-rata telah

    memenuhi kriteria yang telah ditentukan.

    2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Team Games

    Tournament

    Di dalam pemanfaatan atau penggunaannya, metode pembelajaran Team

    Games Tournamentjuga mempunyai kelemahan dan kelebihan, yakni sebagai

    berikut (Fariadi, 2011):

    a. Kelebihan metode pembelajaran Team Games Tournament

    1. Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas.

    2. Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu.

    3. Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam.

    4. Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa.

    5. Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain.

    6. Motivasi belajar lebih tinggi.

    7. Hasil belajar lebih baik.

    8. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    28/141

    14

    b. Kelemahan metode pembelajaran Team Games Tournament

    1. Bagi guru, akan mempersulit pengelompokan siswa yang memiliki

    kemampuan heterogen dari segi akademis, kesulitan ini dapat teratasi jika

    guru mampu menguasai kelas secara menyeluruh.

    2. Bagi siswa yang berkemampuan tinggi akan kurang terbiasa dan sulit

    memberikan penjelasan kepada siswa lainnya, kelemahan ini dapat teratasi

    jika guru membimbing dengan baik siswa yang memiliki kemampuan

    akademik tinggi agar dapat dan mampu menularkan pengetahuannya

    kepada siswa yang lain.

    C. Metode Pembelajaran Ceramah

    Pembelajaran Ceramah adalah metode pembelajaran yang diterapkan

    secara reguler dalam pembelajaran sehari-hari. Pembelajaran yang diterapkan

    secara reguler dapat diartikan sebagai pembelajaran yang dimulai dengan

    ceramah, dilanjutkan dengan penjelasan materi pelajaran oleh guru, tanya jawab

    atau diskusi, latihan soal, pemberian tugas, dan diakhiri dengan evaluasi. Kegiatan

    pembelajaran ini dilakukan secara berulang-ulang pada setiap memasuki materi

    pelajaran baru. Cara ini ditempuh oleh guru secara terus-menerus sampai materi

    yang terdapat dalam kurikulum selesai diajarkan. Hal ini juga dipengaruhi oleh

    kebiasaan baik dari guru maupun siswa. Guru merasa belum puas apabila dalam

    proses pembelajaran tidak melakukan ceramah. Demikian pula dengan siswa,

    mereka akan belajar jika ada guru yang memberikan materi pelajaran melalui

    ceramah sehingga timbul persepsi bahwa jika guru melakukan ceramah berarti ada

    proses belajar, sedangkan jika tidak ada ceramah maka tidak ada belajar.

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    29/141

    15

    Harsono, dkk (2009:71) menjelaskan metode mengajar ceramah ini

    tergolong metode konvensional karena persiapannya paling sederhana dan mudah,

    fleksibel tanpa memerlukan persiapan khusus. Metode ceramah merupakan

    sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada

    siswa. Dalam kegiatan ini, informasi yang diberikan sering kabur dan samar-

    samar bagi pendengar. Bahkan kemungkinan besar jika pendengar ditanya

    kembali mengenai pelajaran yang telah disampaikan tidak tahu apa-apa. Jadi,

    sebaiknya dalam metode ini guru menggunakan alat bantu seperti gambar, dan

    audio-visual lainnya (Kamsinah, 2008:109). Bertolak dari beberapa pendapat

    diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang disebut metode ceramah adalah suatu

    metode yang cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan cara penuturan

    dan penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa guna memberi segala ilmu

    pengetahuan yang dimilikinya.

    1. Proses Pembelajaran Ceramah

    Metode pembelajaran Ceramah merupakan metode yang masih banyak

    digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran Ceramah

    adalah proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sebagaimana yang

    selama ini dilakukan. Selama ini pembelajaran di dalam kelas dengan

    menggunakan buku rujukan tertentu atau textbook oriented. Tiap topik kajian

    dapat terlaksana dalam satu kali tiap tatap muka dan ada yang perlu beberapa kali

    tatap muka sehingga pada akhirnya proses pembelajaran semua materi telah

    disampaikan kepada siswa. Selama ini pembelajaran Ceramah didominasi oleh

    guru atau penyampaian secara langsung dan jarang melibatkan peran aktif siswa.

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    30/141

    16

    Kenyataan menunjukkan bahwa sekalipun banyak kekurangan, hingga kini

    metode ini tetap digunakan. Ini berarti tidak selamanya metode ini jelek. Namun,

    yang penting adalah penerapan metode ceramah lebih efektif dan bervariasi.

    Untuk mewujudkannya ada beberapa hal yang dapat ditempuh yaitu:

    a) Guru harus benar-benar menunjukkan pengawasan baik terhadap materi

    pelajaran yang akan disajikan.

    b) Penggunaan metode ceramah hendaknya dikombinasikan dengan metode-

    metode lain seperti demonstrasi, diskusi, tanya jawab, dan penugasan. Hal ini

    dapat membuat siswa ikut aktif dalam proses pembelajaran.

    c) Menggunakan media yang jelas dan menarik seperti papan tulis, bagan, dan

    LCD.

    d) Menerangkan petunjuk-petunjuk dalam ceramah seperti adanya persepsi yang

    memadai, memotivasi belajar siswa, mengorelasikan bahan yang sedang

    dibahas dengan kejadian sehari-hari, masalah, dan kenyataan lain seperti

    perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya.

    Dalam menerapkan metode ceramah yang baik, terdapat beberapa langkah

    yang perlu ditempuh, selengkapnya akan dijelaskan dalam tabel 2.1 sebagai

    berikut:

    Tabel 2.1 Langkah-langkah dalam Metode Pembelajaran Ceramah

    NO Tahap Kegiatan

    1. Tahap persiapan Menetapkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

    setelah siswa belajar melalui metode ceramah. Tentukan

    dan kuasai pokok-pokok materi atau garis besar materi

    yang akan disampaikan.

    Sebaiknya pokok-pokok materi ditulis dalam alat bantu

    pembelajaran seperti papan tulis, papan planel, atau LCD

    2. Pelaksanaan Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

    Mengemukakan garis besar atau pokok-poko materi yang

    akan dibahas.

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    31/141

    17

    Menggali pengetahuan siswa dengan memancing

    pengalaman siswa yang relevan dengan teori yang akan

    dibahas.

    3. Menyajikan

    materi baru

    Perhatian siswa agar tetap terarah selama penyajian

    materi berlangsung.Menyajikan materi secara sistematis, agar siswa mudah

    menerima dan mengikuti

    Rangsanglah agar siswa aktif dengan memberikan

    kesempatan berpikir, bertanya, berdiskusi kecil, dan

    mengerjakan soal latihan.

    Berikan balikan kepada siswa.

    Guru harus memotivasi siswa belajar dengan cara

    menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

    4. Penutup Menarik kesimpulan yang dilakukan guru atau siswa.

    Memberikan kesempatan siswa untuk menanggapi

    kembali pelajaran yang telah disampaikan guru dengan

    cara menghubungkan dengan topik lain.

    Memberi siswa soal aplikasi atau tugas tertentu yang

    merupakan rangsangan agar siswa belajar.

    Melaksanakan penilaian akhir untuk mengetahui sejauh

    mana tujuan instruksional telah tercapai

    Adaptasi dari Wiyono (2011:16)

    2. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Ceramah

    Kelebihan dan kekurangan metode belajar Ceramah diantaranya sebagai

    berikut :

    a. Kelebihan metode belajar Ceramah

    1. Menghemat waktu dan biaya karena cukup dengan alat-alat pembelajaran

    yang sederhana dan siswa dapat mempelajari materi yang cukup banyak.

    2. Dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya materi pelajaran

    yang cukup banyak daapat diringkas atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh

    guru dalam waktu singkat.

    3. Dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya,

    guru dapat mengatur materi mana yang akan disajikan sesuai dengan

    kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    32/141

    18

    4. Guru dapat mengontrol keadaan kelas karena sepenuhnya kelas merupakan

    tanggung jawab guru.

    5. Pengorganisasian kelas lebih mudah, karena tidak memerlukansetting

    kelas yang beragam dan persiapan-persiapan rumit.

    b. Kelemahan metode belajar Ceramah

    1. Materi yang dikuasai siswa sangat bergantung pada pengetahuan dan

    pengalaman guru.

    2. Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat menimbulkan

    verbalisme.

    3. Ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan jika guru

    kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik.

    4. Sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa telah memahami apa yang

    disampaikan oleh guru. Walaupun sudah diberi kesempatan untuk

    bertanya, namun tidak jarang tidak seorang pun siswa yang bertanya. Hal

    ini tidak menjamin bahwa seluruh siswa telah memahami materi yang

    disampaikan.

    3. Tabel 2.2 Perbedaan Kelompok Belajar KooperatifTeam Games

    Tournamentdengan Kelompok Belajar Ceramah

    Kelompok Belajar TGT Kelompok Belajar Ceramah

    Adanya saling ketergantungan positif,

    saling membantu, dan saling memberikan

    motivasi sehingga ada interaksi promotif.

    Guru sering membiarkan adanya

    murid yang mendominasi

    kelompok atau menggantungkan

    diri pada kelompok.

    Adanya akuntabilitas individual yang

    mengukur penguasaan materi-materi

    pelajaran tiap kelompok, dan kelompok

    diberikan umpan balik tentang hasil

    belajar pada anggotanya sehingga dapat

    saling mengetahui siapa yang

    Akuntabilitas individual sering

    diabaikan sehingga tugas-tugas

    sering diborong oleh salah seorang

    anggota kelompok sedangkan

    anggota kelompok lainnya hanya

    mendompleng keberhasilan

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    33/141

    19

    memerlukan bantuan dan siapa yang

    dapat memberikan bantuan.

    pemborong.

    Kelompok belajar heterogen, baik dalam

    kemampuan akademik, jenis kelamin, ras,

    etnik, dan sebagainya sehingga dapatsaling mengetahui siapa yang

    memerlukan bantuan dan siapa yang

    memberikan bantuan

    Kelompok belajar biasanya

    homogen.

    Pimpinan kelompok dipilih secara

    demokratis atau bergilir untuk

    memberikan pengalaman memimpin bagi

    para anggota kelompok

    Pemimpin kelompok sering

    ditentukan oleh guru atau kelompok

    dibiarkan untuk memilih

    pemimpinnya dengan cara masing-

    masing.

    Keterampilan sosial yang diperlukan

    dalam kerja gotong royong seperti

    kepemimpinan, kemampuanberkomunikasi, mempercayai orang lain

    dan mengelola konflik secara langsung

    diajarkan.

    Keterampilan sosial sering tidak

    secara langsung diajarkan.

    Pada saat belajar kooperatif sedang

    berlangsung, guru terus melakukan

    pemantauan melalui observasi dan

    melakukan intervensi jika terjadi masalah

    dalam kerja sama antar anggota

    kelompok.

    Pemantauan melalui observasi dan

    intervensi sering tidak dilakukan

    oleh guru pada saat belajar

    kelompok yang sedang

    berlangsung.

    Guru memperhatikan secara proses

    kelompok yang terjadi dalam kelompok-

    kelompok belajar.

    Guru sering tidak memperhatikan

    proses kelompok-kelompok yang

    terjadi dalam kelompok-kelompok

    belajar.

    Penekanan tidak hanya pada penyelesaian

    tugas tetapi juga hubungan antar pribadi

    yang saling menghargai.

    Penekanan sering hanya pada

    penyelesaian tugas.

    Sumber: Nurhadi dkk (2004:62-63)

    D. Hasil Belajar

    Hasil belajar berkaitan langsung dengan proses pembelajaran, sampai saat

    ini hasil belajar masih menjadi indikator mutu pendidikan di sekolah. Oleh karena

    itu, tidak mengehrankan apabila hasil belajar yang baik merupakan harapan semua

    pihak yang terkait dalam bidang pendidikan. Menurut Hamalik (2013:36) belajar

    merupakan suatu proses, dimana proses tersebut berupa kegiatan dan bukan suatu

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    34/141

    20

    hasil atau tujuan serta lebih luas lagi belajar bukan hanya mengingat namun juga

    mengalami sehingga diperoleh perubahan perilaku. Maisaroh & Rostrieningsih

    (2010:162) memaparkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh

    seseorang dalam proses belajar mengajar, dan hasil belajar tersebut dapat

    berbentuk kognitif, afektif, dan psikomotorik yang penilaiannya melalui tes. Dari

    kedua pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar dapat

    diartikan sebagai perubahan kecakapan dan perilaku yang diperoleh setelah

    mengalami aktivitas belajar.

    Hamalik (2013: 159) mengungkapkan bahwa evaluasi hasil belajar adalah

    seluruh kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan,

    penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil

    belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya

    mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Dimyati dan Mudjiono (1994:

    186-187) menyatakan bahwa kegiatan evaluasi hasil belajar memiliki berbagai

    tujuan, yaitu untuk diagnostik dan perkembangan, untuk seleksi, untuk kenaikan

    kelas, dan untuk penempatan. Hasil belajar yang dimaksud dalam hal ini

    tentunya kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah memperoleh pengalaman

    belajar.

    Salah satu faktor yang mempunyai pengaruh pada hasil belajar adalah

    motivasi yang dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan

    mengarahkan perilaku manusia, dalam hal ini perilaku siswa untuk belajar. Hasil

    belajar dapat dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri

    siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor

    dari dalam diri siswa terutama menyangkut kemampuan yang dimiliki siswa.

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    35/141

    21

    Faktor ini besar pengaruhnya terhadap hasil belajar yang akan dicapai. Menurut

    Sobur (2009: 244), hasil belajar dapat dipengaruhi oleh faktor endogen yang

    berada dalam diri individu, dan faktor eksogen yang berada di luar diri individu.

    Selain kemampuan, ada juga faktor lain yaitu motivasi, minat, perhatian, sikap,

    kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi, kondisi fisik dan psikis.

    Salah satu faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi hasil belajar adalah

    kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran adalah tinggi rendahnya atau efektif

    tidaknya proses pembelajaran dalam mencapai tujuan instruksional. Selain itu

    terdapat pula faktor lain yang turut menentukan hasil belajar siswa yaitu faktor

    pendekatan pembelajaran. Ini berkaitan dengan upaya belajar yang dilakukan

    siswa yang meliputi strategi dan metode pembelajaran.

    Dalam proses pembelajaran, tipe hasil belajar yang diharapkan dapat

    dicapai siswa penting untuk diketahui oleh guru, agar guru pada tahap selanjutnya

    dapat mendesain pembelajaran secara tepat dan penuh makna. Tipe hasil belajar

    yang dimaksud perlu nampak dalam perumusan tujuan pembelajaran, sebab tujuan

    itulah yang akan dicapai oleh proses pembelajaran. Dari berbagai pendapat yang

    ada dapat diklasifikasikan menjadi tiga sudut pandang, yaitu:

    1) Memandang belajar sebagai proses

    Belajar dimulai dengan adanya dorongan, semangat dan upaya yang timbul

    dari dalam diri siswa sehingga mengakibatkan siswa untuk melakukan kegiatan

    belajar. Kegiatan belajar yang dilakukan menyesuaikan dengan tingkah lakunya

    dalam upaya meningkatkan kemampuan yang dimilikinya. Dalam hal ini, belajar

    merupakan perilaku mengembangkan diri melalui proses penyesuaian tingkah

    laku. Sudjana dalam Abdul Majid (2013:33) berpendapat bahwa penyesuaian

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    36/141

    22

    tingkah laku dapat terwujud melalui kegiatan belajar, bukan karena akibat

    langsung dari pertumbuhan seseorang yang melakukan kegiatan belajar. Hamalik

    (2003:11) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses yang berkesinambungan

    bahkan berlangsung seumur hidup, baik secara formal, maupun non formal. Dari

    beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar sebagai proses

    dapat dikatakan sebagai kegiatan siswa yang dilakukan dengan sengaja melalui

    penyesuaian tingkah laku dirinya dalam upaya meningkatkan kualitas

    kehidupannya dan berlangsung secara berkesinambungan bahkan seumur hidup

    baik secara formal maupun non formal.

    2) Memandang belajar sebagai hasil

    Dalam kegiatan belajar penting untuk diketahui hasil yang dicapai guna

    mengetahui pencapaian proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Belajar

    sebagai hasil merupakan akibat berlangsungnya proses belajar. Hal ini diperkuat

    oleh pendapat Majid (2013:36) yang mengungkapkan bahwa kegiatan

    pembelajaran sebagai hasil dan proses merupakan akibat berlangsungnya

    pembelajaran.

    3) Memandang belajar sebagai fungsi.

    Kegiatan pembelajaran sebagai hasil dan proses merupakan akibat

    berlangsungnya fungsi pembelajaran. Majid (2013:36) mengungkapkan bahwa

    fungsi pembelajaran merupakan upaya mendorong, mengajak, membimbing, dan

    melatih yang dilakukan oleh tenaga pendidik sebagai upaya agar peserta didik

    melakukan kegiatan belajar untuk memenuhi kebutuhan belajar dan kebutuhan

    pendidikan dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Menurut prinsip

    konstruktivisme, seorang pengajar atau guru berperan sebagai mediator dan

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    37/141

    23

    fasilitator yang membantu agar proses belajar siswa berjalan dengan baik (Depari

    2011:165). Kehadiran pendidik dalam hal ini memang sangat penting dalam

    proses belajar dan mengajar. Guru akan menjadi aktor penentu keberhasilan

    siswa dalam mengadopsi dan menumbuhkembangkan nilai-nilai kehidupan.

    Hasil belajar dapat diartikan sebagai perubahan kecakapan dan perilaku

    yang diperoleh setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar tersebut dapat

    berbentuk kognitif, afektif, dan psikomotor. Ada beberapa ahli yang mempelajari

    ketiga ranah tersebut. Salah seorang ahli tersebut adalah Benjamin Bloom.

    1. Ranah Kognitif

    Anderson dan Krathwohl dalam Gunawan dan Retno (Tanpa Tahun:26-28)

    menjabarkan hasil belajar yang berhubungan dengan ranah kognitif sebagai

    berikut:

    a. Mengingat (Remembering)

    Mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari

    memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan maupun

    yang sudah lama didapatkan. Mengingat merupakan dimensi yang berperan

    penting dalam proses pembelajaran yang bermakna (meaningful learning) dan

    pemecahan masalah (problem solving). Kemampuan ini dimanfaatkan untuk

    menyelesaikan berbagai permasalahan yang jauh lebih kompleks. Mengingat

    meliputi mengenali (recognition) dan memanggil kembali (recalling). Mengenali

    berkaitan dengan mengetahui pengetahuan masa lampau yang berkaitan dengan

    hal-hal yang konkret, misalnya tanggal lahir, alamat rumah, dan usia, sedangkan

    memanggil kembali (recalling) adalah proses kognitif yang membutuhkan

    pengetahuan masa lampau secara cepat dan tepat.

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    38/141

    24

    b. Memahami (Understanding)

    Memahami/mengerti berkaitan dengan membangun sebuah pengertian dari

    berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi. Memahami/mengerti

    berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan (classification) dan

    membandingkan (comparing). Mengklasifikasikan akan muncul ketika seorang

    siswa berusaha mengenali pengetahuan yang merupakan anggota dari kategori

    pengetahuan tertentu.

    Mengklasifikasikan berawal dari suatu contoh atau informasi yang spesifik

    kemudian ditemukan konsep dan prinsip umumnya. Membandingkan merujuk

    pada identifikasi persamaan dan perbedaan dari dua atau lebih obyek, kejadian,

    ide, permasalahan, atau situasi. Membandingkan berkaitan dengan proses kognitif

    menemukan satu persatu ciri-ciri dari obyek yang diperbandingkan.

    c. Menerapkan (Applying)

    Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan atau

    mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau

    menyelesaikan permasalahan. Menerapkan berkaitan dengan dimensi pengetahuan

    prosedural (procedural knowledge). Menerapkan meliputi kegiatan menjalankan

    prosedur(executing) dan mengimplementasikan (implementing).

    Menjalankan prosedur merupakan proses kognitif siswa dalam

    menyelesaikan masalah dan melaksanakan percobaan di mana siswa sudah

    mengetahui informasi tersebut dan mampu menetapkan dengan pasti prosedur apa

    saja yang harus dilakukan. Jika siswa tidak mengetahui prosedur yang harus

    dilaksanakan dalam menyelesaikan permasalahan maka siswa diperbolehkan

    melakukan modifikasi dari prosedur baku yang sudah ditetapkan.

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    39/141

    25

    Mengimplementasikan muncul apabila siswa memilih dan menggunakan

    prosedur untuk hal-hal yang belum diketahui atau masih asing. Karena siswa

    masih merasa asing dengan hal ini maka siswa perlu mengenali dan memahami

    permasalahan terlebih dahulu kemudian baru menetapkan prosedur yang tepat

    untuk menyelesaikan masalah. Mengimplementasikan berkaitan erat dengan

    dimensi proses kognitif yang lain yaitu mengerti dan menciptakan.

    Menerapkan merupakan proses yang berkelanjutan, dimulai dari siswa

    menyelesaikan suatu permasalahan menggunakan prosedur baku/standar yang

    sudah diketahui. Kegiatan ini berjalan teratur sehingga siswa benar-benar mampu

    melaksanakan prosedur ini dengan mudah, kemudian berlanjut pada munculnya

    permasalahan-permasalahan baru yang asing bagi siswa, sehingga siswa dituntut

    untuk mengenal dengan baik permasalahan tersebut dan memilih prosedur yang

    tepat untuk menyelesaikan permasalahan.

    d. Menganalisis (Analizing)

    Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan

    memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap-

    tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat

    menimbulkan permasalahan. Kemampuan menganalisis merupakan jenis

    kemampuan yang banyak dituntut dari kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah.

    Berbagai mata pelajaran menuntut siswa memiliki kemampuan menganalisis

    dengan baik. Tuntutan terhadap siswa untuk memiliki kemampuan menganalisis

    sering kali cenderung lebih penting daripada dimensi proses kognitif yang lain

    seperti mengevaluasi dan menciptakan. Kegiatan pembelajaran sebagian besar

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    40/141

    26

    mengarahkan siswa untuk mampu membedakan fakta dan pendapat, menghasilkan

    kesimpulan dari suatu informasi pendukung.

    Menganalisis berkaitan dengan proses kognitif memberi atribut

    (attributing) dan mengorganisasikan (organizing). Memberi atribut akan muncul

    apabila siswa menemukan permasalahan dan kemudian memerlukan kegiatan

    membangun ulang hal yang menjadi permasalahan. Kegiatan mengarahkan siswa

    pada informasi-informasi asal mula dan alasan suatu hal ditemukan dan

    diciptakan. Mengorganisasikan menunjukkan identifikasi unsur-unsur hasil

    komunikasi atau situasi dan mencoba mengenali bagaimana unsur-unsur ini dapat

    menghasilkan hubungan yang baik. Mengorganisasikan memungkinkan siswa

    membangun hubungan yang sistematis dan koheren dari potongan-potongan

    informasi yang diberikan. Hal pertama yang harus dilakukan oleh siswa adalah

    mengidentifikasi unsur yang paling penting dan relevan dengan permasalahan,

    kemudian melanjutkan dengan membangun hubungan yang sesuai dari informasi

    yang telah diberikan.

    e. Mengevaluasi (Evaluating)

    Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian

    berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang biasanya

    digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria atau

    standar ini dapat pula ditentukan sendiri oleh siswa. Standar ini dapat berupa

    kuantitatif maupun kualitatif serta dapat ditentukan sendiri oleh siswa. Perlu

    diketahui bahwa tidak semua kegiatan penilaian merupakan dimensi

    mengevaluasi, namun hampir semua dimensi proses kognitif memerlukan

    penilaian. Perbedaan antara penilaian yang dilakukan siswa dengan penilaian yang

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    41/141

    27

    merupakan evaluasi adalah pada standar dan kriteria yang dibuat oleh siswa. Jika

    standar atau kriteria yang dibuat mengarah pada keefektifan hasil yang didapatkan

    dibandingkan dengan perencanaan dan keefektifan prosedur yang digunakan maka

    apa yang dilakukan siswa merupakan kegiatan evaluasi.

    Evaluasi meliputi mengecek(checking) dan mengkritisi (critiquing).

    Mengecek mengarah pada kegiatan pengujian hal-hal yang tidak konsisten atau

    kegagalan dari suatu operasi atau produk. Jika dikaitkan dengan proses berpikir

    merencanakan dan mengimplementasikan maka mengecek akan mengarah pada

    penetapan sejauh mana suatu rencana berjalan dengan baik. Mengkritisi mengarah

    pada penilaian suatu produk atau operasi berdasarkan pada kriteria dan standar

    eksternal. Mengkritisi berkaitan erat dengan berpikir kritis. Siswa melakukan

    penilaian dengan melihat sisi negatif dan positif dari suatu hal, kemudian

    melakukan penilaian menggunakan standar ini.

    f. Menciptakan (Creating)

    Menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-unsur

    secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan

    siswa untuk menghasilkan suatu produk baru dengan mengorganisasikan beberapa

    unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya. Menciptakan

    sangat berkaitan erat dengan pengalaman belajar siswa pada pertemuan

    sebelumnya. Meskipun menciptakan mengarah pada proses berpikir kreatif,

    namun tidak secara total berpengaruh pada kemampuan siswa untuk menciptakan.

    Menciptakan di sini mengarahkan siswa untuk dapat melaksanakan dan

    menghasilkan karya yang dapat dibuat oleh semua siswa. Perbedaan menciptakan

    ini dengan dimensi berpikir kognitif lainnya adalah pada dimensi yang lain seperti

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    42/141

    28

    mengerti, menerapkan, dan menganalisis siswa bekerja dengan informasi yang

    sudah dikenal sebelumnya, sedangkan pada menciptakan siswa bekerja dan

    menghasilkan sesuatu yang baru.

    Menciptakan meliputi menggeneralisasikan (generating) dan

    memproduksi (producing). Menggeneralisasikan merupakan kegiatan

    merepresentasikan permasalahan dan penemuan alternatif hipotesis yang

    diperlukan. Menggeneralisasikan ini berkaitan dengan berpikir divergen yang

    merupakan inti dari berpikir kreatif. Memproduksi mengarah pada perencanaan

    untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Memproduksi berkaitan erat

    dengan dimensi pengetahuan yang lain yaitu pengetahuan faktual, pengetahuan

    konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognisi.

    Ranah psikologis siswa yang terpenting adalah ranah kognitif. Ranah

    kejiwaan yang berkedudukan pada otak ini, dalam perspektif psikologis kognitif,

    adalah sumber sekaligus pengendali ranah-ranah kejiwaan lainnya, yakni ranah

    afektif (rasa) dan ranah psikomotor (karsa). Sekurang-kurangnya ada dua macam

    kecakapan kognitif siswa yang amat perlu dikembangkan segera khususnya oleh

    guru, yakni:

    a) Strategi belajar memahami isi materi pelajaran;

    b) Strategi menyakini arti penting isi materi pelajaran dan aplikasinya serta

    menyerap pesan-pesan moral yang terkandung dalam materi pelajaran tersebut.

    Tanpa pengembangan dua macam kecakapan kognitif ini, siswa sulit

    diharapkan mampu mengembangkan ranah afektif dan psikomotornya sendiri.

    Perilaku seseorang merupakan fungsi dari watak (kognitif, afektif, dan

    psikomotor) dan karakteristik lingkungan saat perilaku atau perbuatan

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    43/141

    29

    ditampilkan. Dengan demikian perbuatan atau tindakan seseorang ditentukan oleh

    watak dirinya dan kondisi lingkungan.

    2. Ranah Afektif

    Hasil belajar afektif ditunjukkan oleh perilaku-perilaku yang

    mengindikasikan sikap kesadaran, minat, perhatian, fokus, dan tanggung jawab.

    Kemampuan untuk merespons dan mendengarkan selama berinteraksi dengan

    orang lain. Sobur (2009: 363) mengungkapkan bahwa pembentukan sikap

    dipengaruhi 4 faktor, yaitu; (1) adanya akumulasi pengalaman dari tanggapan-

    tanggapan tipe yang sama, (2) pengamatan terhadap sikap lain yang berbeda, (3)

    pengalaman (buruk atau baik) yang pernah dialami, dan (4) hasil peniruan

    terhadap sikap pihak lain. Tingkah laku afektif adalah tingkah laku yang

    menyangkut keanekaragaman perasaan seperti: takut, marah, sedih, gembira,

    kecewa, senang, benci, was-was, dan sebagainya. Tingkah laku seperti ini tidak

    terlepas dari pengaruh pengalaman belajar. Karenanya, hal ini juga dapat

    dianggap sebagai perwujudan perilaku belajar.

    Krathwohl dalam Miftahul Huda (2013:165-166) membagi ranah afektif

    menjadi lima level, yaitu:

    a. Menerima (Receiving)

    Pada level ini, siswa terlebih dahulu menyadari apa yang disajikan dan

    selalu ingin mencatat dan mengingatnya. Pada level ini, guru bertindak sebagai

    presenter dan penyedia stimulus atau rangsangan.

    b. Merespons (Responding)

    Setelah menerima stimulus atau rangsangan, selanjutnya siswa mulai

    meresponsnya untuk memperoleh penemuan baru. Pada level ini, siswa mencari

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    44/141

    30

    aktivitas-aktivitas belajar dengan rasa puas karena telah berhasil berpartisipasi di

    dalamnya.

    c. Menghargai (Valuing)

    Para siswa membuat keputusan tentang nilai dan komitmennya untuk dan

    terlibat dalam nilai tersebut. Mereka membuat pilihan dan ketika sudah menerima

    suatu nilai, berusaha untuk mengajak orang lain untuk menuju nilai yang

    dipilihnya.

    d. Mengatur (Organizing)

    Langkah selanjutnya mengharuskan siswa untuk mengorganisasi nilai-nilai

    dan mengkonstruksi suatu sistem yang dapat mengatur serangkaian sikap,

    kepercayaan dan nilai-nilai dengan menghubungkannya antarsatu sama lain.

    e. Berkarakter dengan Nilai (Characterising by a Value)

    Pada level ini siswa sudah mulai berusaha menginternalisasikan dan

    mengorganisasi nilai-nilai ke dalam suatu sistem dan dapat menerapkan nilai-nilai

    tersebut sebagai filsafat hidupnya untuk menghadapi berbagai macam situasi

    nyata.

    3. Ranah Psikomotor

    Kecakapan psikomotor ialah segala amal jasmaniah yang konkret dan

    mudah diamati, baik kuantitasnya maupun kualitasnya, karena sifatnya yang

    terbuka. Menurut Simpson dalam Miftahul Huda (2013:167) ranah psikomotor

    mencakup gerakan fisik, koordinasi, dan penggunaan skil-skil motorik.

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    45/141

    31

    Simpson dalam Huda (2013:168) membagi ranah psikomotor ini menjadi

    tujuh kategori utama, yaitu:

    a. Persepsi (Perception)

    Ini merupakan kemampuan menggunakan isyarat-isyarat sensorik untuk

    memandu aktifitas motorik. Persepsi mencakup mulai dari stimulasi sensorik,

    melalui seleksi isyarat hingga penerjemahan.

    b. Keteraturan (Set)

    Kemampuan ini mencerminkan kesiapan dalam bertindak. Mencakup

    faktor-faktor mental, fisik, dan emosional. Tiga rangkaian ini merupakan bawaan

    yang sejak awal memungkinkan seseorang mampu merespons situasi yang

    berbeda-beda. Kemampuan ini sering pula disebut dengan mindset.

    c. Respons Terbimbing (Guided Response)

    Respons semacam ini biasanya menjadi tahap awal dalam mempelajari skil

    yang kompleks. Respon terbimbing pastilah melibatkan imitasi dan trial and

    error. Untuk mencapai kelayanan performa yang memadai, siswa harus

    melakukan praktik secara terus-menerus.

    d. Mekanisme (Mechanism)

    Tahap ini merupakan tahap pertengahan dalam mempelajari skil yang

    lebih kompleks. Respon yang dipelajari sudah mulai menjadi semacam kebiasaan

    dan gerakan-gerakan tersebut sudah bisa ditunjukkan dengan kepercayaan diri

    yang penuh.

    e. Respons Cepat (Complex Overt Response)

    Pada tahap ini siswa menunjukkan performa motorik yang sudahskillful

    yang melibatkan pola-pola gerakan yang kompleks. Kecakapan diindikasikan oleh

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    46/141

    32

    kecepatan, akurasi, performa sistematis, tanpa terlalu banyak banyak

    menghabiskan energi. Kategori ini menunjukkan kemampuan siswa yang sudah

    profesional tanpa keragu-raguan.

    f. Adaptasi (Adaptation)

    Tahap ini menunjukkan skil-skil yang sudah berkembang dengan baik, dan

    individu sudah bisa memodifikasi pola-pola gerakannya untuk memenuhi

    kebutuhan-kebutuhan tertentu yang berbeda.

    g. Inisiasi (Origination)

    Mereka yang sampai pada tahap ini sudah mampu untuk menciptakan pola

    gerakan-gerakan yang baru untuk menyesuaikannya dengan situasi atau problem

    tertentu. Ini juga mencakup hasil-hasil pembelajaran yang menekankan pada

    kreativitas berbasis skil-skil tingkat tinggi.

    Keberhasilan pengembangan ranah kognitif juga akan berdampak positif

    terhadap perkembangan ranah psikomotor. Pembelajaran psikomotor akan lebih

    efektif bila dilakukan dengan menggunakan prinsip belajar sambil mengerjakan..

    Namun kecakapan psikomotor tidak terlepas dari kecakapan afektif. Kecakapan

    psikomotor siswa merupakan manifestasi wawasan pengetahuan dan kesadaran

    serta sikap mentalnya.

    E. Mata Pelajaran Chasis dan Pemindah Tenaga

    Program keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMKN 1 Kediri

    berdasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2008 dan Undang-

    undang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 mengenai Tujuan Pendidikan

    Nasional dan penjelasan pasal 15 mempunyai tujuan untuk membekali peserta

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    47/141

    33

    didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten dalam:

    perawatan dan perbaikan motor otomotif, perawatan dan perbaikan sistem

    kelistrikan otomotif, perawatan dan perbaikan chasis dan suspensi otomotif,

    perawatan dan perbaikan sistem pemindah tenaga.

    Mata pelajaran Chasis dan Pemindah Tenaga terdiri dari beberapa standar

    kompetensi diantaranya adalah:

    1. Memperbaiki unit kopling dan komponen-komponen sistem pengoperasian.

    Dalam standar kompetensi ini terdapat beberapa kompetensi dasar, yaitu: (a)

    Memelihara/servis unit kopling dan komponen-komponen sistem pengoperasian,

    (b) Memperbaiki sistem kopling dan komponennya, (c) Mengoverhaul sistem

    kopling dan komponennya.

    2. Memelihara unitfinal drive/gardan. Dalam standar kompetensi ini terdapat

    beberapa kompetensi dasar, yaitu: (a) Mengidentifikasi unitfinal drive; penggerak

    roda depan, belakang danFour Wheel drive, (b) Memelihara unitfinal drive

    penggerak roda depan, (c) Memelihara unitfinal drivepenggerak roda belakang,

    (d) Memelihara unitfinal drivepenggerak empat roda.

    3. Memperbaiki sistem rem. Dalam standar kompetensi ini terdapat beberapa

    kompetensi dasar, yaitu: (a) Memelihara sistem rem dan komponennya, (b)

    Memperbaiki sistem rem dan komponennya, (c) Melakukan overhaulsistem rem.

    4. Memperbaiki sistem suspensi. Dalam standar kompetensi ini terdapat

    beberapa kompetensi dasar, yaitu: (a) Memeriksa sistem suspensi dan komponen-

    komponenya, (b) Merawat sistem suspensi dan komponen-komponennya, (c)

    Memperbaiki sistem suspensi dan komponen-komponennya.

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    48/141

    34

    Penelitian ini membahas sebuah standar kompetensi program keahlian

    Teknik Kendaraan Ringan yaitu kompetensi memperbaiki sitem rem. Hal ini

    dikarenakan adanya keterbatasan peneliti yang tidak dapat melakukan penelitian

    terhadap semua kompetensi. Kompetensi tersebut merupakan kompetensi dasar

    yang diberikan kepada siswa kelas XI Teknik Kendaraan Ringan SMKN 1 Kediri.

    Pada mata pelajaran ini banyak terdapat tugas praktik yang menuntut siswa untuk

    berpikir kritis. Siswa lebih memiliki kemungkinan menggunakan tingkat berpikir

    yang lebih tinggi ketika siswa belajar dalam kelompok daripada bekerja secara

    individual. Berdasarkan ranah pembelajaran yang meliputi aspek kognitif, afektif,

    dan psikomotor dijelaskan bahwa setiap ranah pembelajaran pada mata pelajaran

    Chasis dan Pemindah Tenaga memiliki indikator di setiap ranahnya. Aspek

    kognitif menuntut siswa untuk memahami materi yang berupa teoritis secara utuh

    baik teori dasar maupun fungsi setiap komponen. Aspek afektif meliputi karakter

    siswa dalam sosial dan berinteraksi dalam kelompok maupun dengan pendidik.

    Aspek psikomotor meliputi ketrampilan siswa dalam praktikum. Dilihat dari

    karakteristik mata pelajaran Chasis dan Pemindah Tenaga penulis berasumsi

    bahwa metode pembelajaran Team Games Tournamentcocok untuk diterapkan

    pada mata pelajaran tersebut, karena metode pembelajaran Team Games

    Tournamentmenuntut siswa untuk bekerja dalam kelompok dimana dalam

    kelompok tersebut ada tanggung jawab bersama, proses diskusi, saling bertukar

    pendapat, menghargai pendapat sehingga akan terjalin hubungan positif.

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    49/141

    35

    F. Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga

    Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh setelah siswa

    mengalami proses belajar. Dalam peelitian ini peneliti akan membahas mengenai

    hasil belajar mata pelajaran Chasis dan Pemindah Tenaga kelas XI SMKN 1

    Kediri.

    Menurut observasi awal yang dilakukan peneliti, hasil belajar mata

    pelajaran Chasis dan Pemindah tenaga kelas XI SMKN 1 Kediri dirasa kurang

    memuaskan. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu

    dalam proses belajar mengajar sebagian siswa masih sering berbicara sendiri

    dengan teman sebangku dan kurang memperhatikan materi yang diajarkan oleh

    guru. Apabila dilakukan kegiatan diskusi hanya beberapa siswa saja yag

    mengikuti dengan seksama, yang lain hanya sebagai pelengkap saja. Ketika guru

    melontarkan pertanyaan, siswa menjawab secara serentak, hal ini menunjukkan

    kurangnya rasa percaya diri pada siswa.

    Hal ini sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa

    pada mata pelajaran Chasis dan Pemindah Tenaga. Masih banyak siswa yang

    memperoleh nilai dibawah KKM yang telah ditentukan yakni 7.50. presentase

    siswa yang belum mencapai KKM adalah sebesar 40% sedangkan untuk yang

    telah mencapai atau diatas KKM adalah sebesar 60%.

    G. Penerapan Metode Team Games Tournament Pada Mata Pelajaran

    Chasis dan Pemindah Tenaga

    Pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas eksperimen dilakukan dengan

    metode kooperatif tipe Team Games Tournament. Metode Team Games

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    50/141

    36

    Tournamentmemungkinkan siswa belajar lebih rileks, disamping menumbuhkan

    tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat, dan keterlibatan belajar. Slavin

    dalam Huda (2013:197) metode Team Games Tournamentberhasil meningkatkan

    keterampilan-keterampilan dasar, pencapaian, interaksi positif antar siswa, harga

    diri, dan sikap penerimaan pada siswa-siswa lain. Dengan penerapan metode

    pembelajaran yang berbeda dari biasanya, diharapkan pengalaman belajar yang

    diperoleh siswa akan semakin banyak. Unsur permainan yang terkandung dalam

    metode pembelajaran Team Games tournamentdapat merangsang siswa untuk

    belajar lebih giat, unsur kelompok dalam pembelajaran Team Games Tournament

    diharapkan mampu melibatkan seluruh siswa untuk aktif belajar sehingga

    diperoleh hasil belajar yang maksimal.

    Metode pembelajaran Team Games Tournamentmemiliki 5 komponen

    utama, yaitu: (1) penyajian kelas, (2) kelompok, (3) Game, (4) Tournamen, dan

    (5) Penghargaan kelompok.

    Pada tahap penyajian kelas, guru menjelaskan materi tentang memperbaiki

    sistem rem. Pada tahap ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan

    memahami materi yang disampaikan oleh guru, karena akan membantu siswa

    dalam kerja kelompok dan pada saat melakukan permainan akademik karena skor

    individu juga akan menentukan skor kelompok. Selanjutnya siswa dibagi dalam

    kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 6-7 orang yang memiliki

    kemampuan heterogen. Dengan adanya keberagaman kemampuan dalam satu

    kelompok akan memotivasi siswa untuk saling membantu dalam menyelesaikan

    tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini diperkuat oleh pendapat Depari

    (2011:162) Dengan adanya heterogenitas anggota kelompok,diharapkan dapat

  • 5/22/2018 Studi Tentang Perbedaan Hasil Belajar Chasis dan Pemindah Tenaga Antara yang Diajar dengan Menggunakan Team Games Tournament dan

    51/141

    37

    memotivasi siswa untuk saling membantuantar siswa yang berkemampuan lebih

    dengan siswa yangberkemampuan kurang dalam menguasai materi pelajaran.

    Langkah selanjutnya adalah memberikan tugas untuk dikerjakan secara

    berkelompok oleh siswa. Dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru, apabila

    terdapat salah seorang anggota kelompok yang belum mengerti, maka tugas

    anggota kelompok la