studi potensi pembangkit listrik energi ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/muhammad...

88
STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER COLUMN (OWC) DI PESISIR KABUPATEN TRENGGALEK SKRIPSI Disusun Oleh: MUHAMMAD ABROR NIM. H74216064 PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2020

Upload: others

Post on 02-Mar-2021

13 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG

LAUT SISTEM OSCILLATING WATER COLUMN (OWC) DI PESISIR

KABUPATEN TRENGGALEK

SKRIPSI

Disusun Oleh:

MUHAMMAD ABROR

NIM. H74216064

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

2020

Page 2: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Muhammad Abror

NIM : H74216064

Program Studi : Ilmu Kelautan

Angkatan : 2016

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan skripsi saya yang

berjudul: “Studi Potensi Pembangkit Listrik Energi Gelombang Laut Sistem

Oscillating Water Column (OWC) di Pesisir Kabupaten Trenggalek”. Apabila

suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiarisme, maka saya bersedia

menerima sanksi yang telah ditetapkan.

Demikian pernyataan keaslian ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Surabaya, 21 Agustus 2020

Yang menyatakan,

(Muhammad Abror)

NIM. H74216064

Page 3: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

iv

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi oleh

NAMA : Muhammad Abror

NIM : H74216064

JUDUL : Studi Potensi Pembangkit Listrik Energi Gelombang Laut Sistem

Oscillating Water Column (OWC) di Pesisir Kabupaten Trenggalek

Ini telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.

Surabaya, 24 Juli 2020

Dosen Pembimbing I

(Asri Sawiji, MT)

NIP. 198706262014032003

Dosen Pembimbing II

(Mauludiyah, MT)

NUP. 201409003

Page 4: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

v

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI

Page 5: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

vi

[

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika UIN Sunan Ampel Surabaya, yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Muhammad Abror

NIM : H74216064

Fakultas/Jurusan : Sains dan Teknologi / Sains

E-mail address : [email protected] Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya, Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif atas karya ilmiah : Sekripsi Tesis Desertasi Lain-lain (……………………………) yang berjudul :

STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM

OSCILLATING WATER COLUMN (OWC) DI PESISIR KABUPATEN TRENGGALEK beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Ekslusif ini Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya berhak menyimpan, mengalih-media/format-kan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan menampilkan/mempublikasikannya di Internet atau media lain secara fulltext untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan. Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Surabaya, 20 Agustus 2020

Penulis

(Muhammad Abror)

KEMENTERIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

PERPUSTAKAAN Jl. Jend. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8431972 Fax.031-8413300

E-Mail: [email protected]

Page 6: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

vii

ABSTRAK

STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG

LAUT SISTEM OSCILLATING WATER COLUMN (OWC) DI PESISIR

KABUPATEN TRENGGALEK

Oleh:

Muhammad Abror

Kabupaten Trenggalek berada di pesisir selatan Pulau Jawa yang berbatasan

langsung dengan Samudra Hindia, sehingga konsistensi tinggi gelombang yang

dihasilkan cukup besar dan konstan. Tinggi gelombang yang besar dan konstan

dapat menghasilkan energi yang dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik alternatif.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis estimasi daya listrik yang dihasilkan

oleh pembangkit listrik tenaga gelombang sistem Oscillating Water Column pada

musim barat, timur dan peralihan di pesisir Kabupaten Trenggalek. Penelitian ini

dilakukan di 13 desa pesisir yang berada di Kabupaten Trenggalek. Penelitian ini

menggunakan data angin yang berasal dari ECMWF (European Centre for

Medium-Range Weather Forecasts) tahun 2009 – 2018. Data angin tersebut

digunakan untuk menentukan nilai periode dan tinggi signifikan gelombang

menggunakan metode SPM (Shore Protection Manual). Analisis daya listrik

dilakukan pada empat kondisi musim di Indonesia, yaitu musim barat, peralihan I,

musim timur dan peralihan II. Estimasi daya listrik yang dihasilkan pada musim

barat berkisar 0,81 – 863.768,3 Watt. Estimasi daya listrik yang dihasilkan pada

peralihan I berkisar 2.512,07 – 79.464,49 Watt. Estimasi daya listrik yang

dihasilkan pada musim timur berkisar 2.954,59 – 164.876,14 Watt. Estimasi daya

listrik yang dihasilkan pada peralihan II berkisar 20,71 – 138.811,66 Watt. Estimasi

daya listrik terbesar yang terjadi selama satu tahun berada di Desa Ngulung Kulon

dengan nilai sebesar 1.049.052,77 Watt. Sedangkan, estimasi daya listrik terkecil

selama satu tahun berada di Desa Ngulung Wetan dengan nilai sebesar 18.389,1

Watt. Berdasarkan daya listrik yang telah dianalisa, lokasi yang berpotensi besar

menghasilkan daya listrik adalah Desa Ngulung Kulon, Desa Craken dan Desa

Karanggandu.

Kata Kunci: Pembangkit listrik tenaga gelombang laut, Oscillating Water Column,

Trenggalek, daya listrik

Page 7: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

viii

ABSTRACT

STUDY ON THE POTENTIAL OF SEA WAVE ENERGY ELECTRIC

POWER PLANT OSCILLATING WATER COLUMN (OWC) SYSTEM IN

COASTAL TRENGGALEK DISTRICT

By:

Muhammad Abror

Trenggalek Regency is located on the southern coast of Java Island which

is directly adjacent to the Indian Ocean, so the consistency of the resulting wave

height is quite large and constant. This large and constant wave height can produce

energy that is used as an alternative electricity generator. This study aims to analyze

the estimated electrical power generated by the Oscillating Water Column system

wave power plant in the west, east and transition seasons on the coast of Trenggalek

Regency. This research was conducted in 13 coastal villages in Trenggalek

Regency. This study uses wind data derived from the ECMWF (European Center

for Medium-Range Weather Forecasts) from 2009 to 2018. The wind data is used

to determine the period value and significant wave height using the SPM (Shore

Protection Manual) method. The electric power analysis was carried out in four

seasons in Indonesia, namely the west season, transition I, east season and transition

II. Estimates of electric power generated in the west season range from 0.81 -

863.768.3 Watt. The estimated electric power generated in transition I ranges from

2,512.07 - 79,464.49 Watt. Estimates of electric power generated in the east season

range from 2,954.59 - 164,876.14 Watt. The estimated electric power generated in

transition II ranges from 20.71 to 138.811.66 Watts. The largest estimated electric

power that occurs during one year is in Ngulung Kulon Village with a value of

1,049,052.77 Watts. Meanwhile, the smallest estimated electric power for one year

is in Ngulung Wetan Village with a value of 18,389.1 Watt. Based on the electrical

power that has been analyzed, the locations that have the greatest potential to

generate electrical power are Ngulung Kulon Village, Craken Village and

Karanggandu Village.

Keywords: Ocean wave power plant, Oscillating Water Column, Trenggalek,

electric power

Page 8: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................

PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................ iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ iv

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ............................................................. v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

ABSTRACT ......................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

DAFTAR PERSAMAAN .................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 3

1.3 Tujuan ....................................................................................................... 3

1.4 Batasan Masalah ....................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 5

2.1 Angin......................................................................................................... 5

2.2 Gelombang Laut........................................................................................ 7

2.3 Peramalan Gelombang (Hindcasting Gelombang) ................................... 8

2.4 Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang ................................................. 12

2.5 Sistem Oscillating Water Column .......................................................... 17

2.6 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 19

BAB III METODOLOGI ................................................................................... 22

3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................................... 22

Page 9: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

x

3.2 Alat dan Bahan ........................................................................................ 24

3.3 Tahapan Penelitian .................................................................................. 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 37

4.1 Periode dan Tinggi Gelombang Signifikan di Kabupaten Trenggalek ... 37

4.2 Validasi Data Gelombang Metode SPM (Shore Protection Manual) dan

Data Gelombang dari Penelitian Terdahulu ............................................ 53

4.3 Potensi Energi Gelombang yang Dihasilkan Pembangkit Listrik Tenaga

Gelombang di Pesisir Kabupaten Trenggalek......................................... 54

4.4 Estimasi Daya Listrik yang Dihasilkan Pembangkit Listrik Tenaga

Gelombang Sistem Oscillating Water Column di Pesisir Kabupaten

Trenggalek .............................................................................................. 59

4.5 Estimasi Daya Listrik Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut Sistem

Oscillating Water Column di Pesisir Trenggalek ................................... 63

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 70

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 70

5.2 Saran ....................................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 72

LAMPIRAN ......................................................................................................... xv

Page 10: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Spektrum Periode Gelombang untuk berbagai Kecepatan Angin ....... 5

Gambar 2.2 Pergerakan Gelombang Laut ............................................................... 7

Gambar 2.3 Ilustrasi Fetch .................................................................................... 10

Gambar 2.4 Ilustrasi Windrose (Diagram Mawar Angin) ..................................... 11

Gambar 2.5 Ilustrasi Sistem Kerja Oscillating Water Column ............................. 12

Gambar 2.6 Ilustrasi Sistem Kerja Hinged Contour Device ................................. 13

Gambar 2.7 Ilustrasi Sistem Kerja Buoyant Moored Device ................................ 14

Gambar 2.8 Ilustrasi Sistem Kerja Overtopping Device ....................................... 14

Gambar 2.9 Ilustrasi Sistem Kerja The Dolphin Type Wave Power Machine ...... 15

Gambar 2.10 Skema Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang .................. 16

Gambar 2.11 Sistem Oscillating Water Column ................................................... 18

Gambar 2.12 Prototipe PLTGL Sistem Oscillating Water Column ...................... 19

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian ....................................................................... 23

Gambar 3.2 Tahapan Penelitian ............................................................................ 25

Gambar 3.3 Tahapan Pengolahan Data Angin ...................................................... 28

Gambar 3.4 Grafik Hubungan antara Kecepatan Angin di Daratan dan Lautan .. 29

Gambar 3.5 Skema Perhitungan Potensi Energi dan Estimasi Daya Listrik yang

Dihasilkan Gelombang .................................................................... 33

Gambar 4.1 Grafik Periode dan Tinggi Gelombang Signifikan pada Musim Barat

......................................................................................................... 38

Gambar 4.2 a) Windrose di Desa Ngulung Kulon pada Musim Barat, b) Ilustrasi

Fetch di Desa Ngulung Kulon pada Musim Barat ........................... 39

Gambar 4.3 a) Windrose di Desa Ngulung Wetan pada Musim Barat, b) Ilustrasi

Fetch di Desa Ngulung Wetan pada Musim Barat .......................... 39

Gambar 4.4 Grafik Periode dan Tinggi Gelombang Signifikan pada Peralihan I 41

Gambar 4.5 a) Windrose di Desa Karanggandu pada Peralihan I, b) Ilustrasi Fetch

di Desa Karanggandu pada Peralihan I ............................................ 42

Gambar 4.6 a) Windrose di Desa Tawing pada Peralihan I, b) Ilustrasi Fetch di

Desa Tawing pada Peralihan I ......................................................... 42

Gambar 4.7 Grafik Periode dan Tinggi Gelombang Signifikan pada Musim Timur

......................................................................................................... 44

Page 11: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xii

Gambar 4.8 a) Windrose di Desa Karanggandu pada Musim Timur, b) Ilustrasi

Fetch di Desa Karanggandu pada Musim Timur ............................. 45

Gambar 4.9 a) Windrose di Desa Masaran pada Musim Timur, b) Ilustrasi Fetch

di Desa Masaran pada Musim Timur ............................................... 45

Gambar 4.10 Grafik Periode dan Tinggi Gelombang Signifikan pada Peralihan II

......................................................................................................... 47

Gambar 4.11 a) Windrose di Desa Craken pada Peralihan II, b) Ilustrasi Fetch di

Desa Craken pada Peralihan II ......................................................... 48

Gambar 4.12 a) Windrose di Desa Masaran pada Peralihan II, b) Ilustrasi Fetch di

Desa Masaran pada Peralihan II ...................................................... 48

Gambar 4.13 Grafik Perbandingan Tinggi Gelombang Signifikan pada Setiap

Musim .............................................................................................. 51

Gambar 4.14 Grafik Perbandingan Periode Gelombang Signifikan pada Setiap

Musim .............................................................................................. 52

Gambar 4.15 Grafik Potensi Energi Gelombang pada Musim Barat .................... 55

Gambar 4.16 Grafik Potensi Energi Gelombang pada Peralihan I ....................... 56

Gambar 4.17 Grafik Potensi Energi Gelombang pada Musim Timur .................. 57

Gambar 4.18 Grafik Potensi Energi Gelombang pada Peralihan II ...................... 58

Gambar 4.19 Grafik Estimasi Daya Listrik Sistem Oscillating Water Column pada

Musim Barat .................................................................................... 59

Gambar 4.20 Grafik Estimasi Daya Listrik Sistem Oscillating Water Column pada

Peralihan I ........................................................................................ 60

Gambar 4.21 Grafik Estimasi Daya Listrik Sistem Oscillating Water Column pada

Musim Timur ................................................................................... 61

Gambar 4.22 Grafik Estimasi Daya Listrik Sistem Oscillating Water Column pada

Peralihan II ....................................................................................... 62

Gambar 4.23 Peta Estimasi Daya Listrik Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang

Sistem OWC di Pesisir Kabupaten Trenggalek ............................... 64

Page 12: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Tinggi Gelombang Signifikan Berdasarkan Skala Douglas . 8

Tabel 2.2 Peralatan Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut ....................... 16

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 20

Tabel 3.1 Bahan yang Digunakan pada Penelitian dan Keterangannya ............... 24

Tabel 3.2 Alat yang Digunakan pada Penelitian dan Fungsinya .......................... 24

Tabel 4.1 Klasifikasi Tinggi Gelombang Signifikan pada Musim Barat .............. 40

Tabel 4.2 Klasifikasi Tinggi Gelombang Signifikan pada Peralihan I ................. 43

Tabel 4.3 Klasifikasi Tinggi Gelombang Signifikan pada Musim Timur ............ 46

Tabel 4.4 Klasifikasi Tinggi Gelombang Signifikan pada Peralihan II ................ 49

Tabel 4.5 Perbandingan Data Gelombang Metode SPM dan Data Penelitian

Terdahulu .............................................................................................. 54

Tabel 4.6 Estimasi Daya Listrik Sistem OWC yang Dihasilkan Selama Setahun di

Perairan Pesisir Kabupaten Trenggalek ................................................ 66

Tabel 4.7 Perbandingan Estimasi Daya Listrik di Pesisir Kabupaten Trenggalek

dengan Pesisir Kalimantan Barat, Jimbaran dan Malang ..................... 67

Page 13: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xiv

DAFTAR PERSAMAAN

Persamaan 3.1 Koreksi Hubungan Kecepatan Angin di Darat dan Laut (RL) ...... 29

Persamaan 3.2 Tegangan Angin (UA) ................................................................... 30

Persamaan 3.3 Fetch Efektif (F) ........................................................................... 30

Persamaan 3.4 Tinggi Gelombang (H0) ................................................................ 31

Persamaan 3.5 Periode Gelombang (T0) ............................................................... 31

Persamaan 3.6 Tinggi Gelombang root mean square (Hrsm) .............................. 31

Persamaan 3.7 Periode Gelombang root mean square (Trms) ............................. 31

Persamaan 3.8 Tinggi Gelombang Signifikan (Hs) .............................................. 31

Persamaan 3.9 Periode Gelombang Signifikan (Ts) ............................................. 31

Persamaan 3.10 Panjang Gelombang (λ) .............................................................. 31

Persamaan 3.11 Kesalahan Relatif (KR) ............................................................... 32

Persamaan 3.12 Energi Potensial Gelombang (EP) ............................................... 33

Persamaan 3.13 Gelombang (y) Diasumsikan sebagai Gelombang Sinusoidal .... 34

Persamaan 3.14 Energi Potensial Gelombang (EP) ............................................... 34

Persamaan 3.15 Energi Potensial Gelombang (EP) ............................................... 34

Persamaan 3.16 Energi Potensial Gelombang (EP) ............................................... 34

Persamaan 3.17 Energi Kinetik Gelombang (EK) ................................................. 35

Persamaan 3.18 Perhitungan Potensi Energi Gelombang (EG) ............................. 35

Persamaan 3.19 Daya Listrik (P) .......................................................................... 35

Persamaan 3.20 Estimasi Daya Listrik Sistem Oscillating Water Column (POWC)

..................................................................................................... 36

Page 14: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pertambahan penduduk dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia

menyebabkan meningkatnya kebutuhan energi. Sumber energi di Indonesia

berasal dari sumber energi yang tidak dapat diperbarui, seperti pembangkit

listrik tenaga diesel, tenaga uap dan gas. Akan tetapi terdapat dampak

negatif yang ditimbulkan oleh pembangkit listrik tersebut. Allah SWT telah

mengingatkan manusia dalam Al-Qur’an surat Ar-Rum ayat 41: yang

artinya: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena

perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan

sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan

yang benar)”. Oleh karena itu perlu dilakukan pembaruan dengan sumber

energi alternatif yang bersifat konvensional. Salah satu potensi energi

alternatif yang dimiliki Indonesia dalam bidang kelautan adalah sumber

energi gelombang (Wijaya, 2010).

Al-Qur’an telah menjelaskan gelombang sebanyak lima kali. Salah

satunya adalah pada surat Ath-Thur ayat 6: yang artinya: “Demi lautan yang

penuh gelombang”. Ayat tersebut memberi tahu kepada manusia bahwa,

terdapat gelombang di lautan yang sangat luas. Gelombang merupakan

salah satu ciptaan Allah SWT yang dapat memberi manfaat terhadap

kehidupan manusia. Salah satu contohnya adalah dimanfaatkan sebagai

sumber energi. Gelombang merupakan sumber energi terbarukan yang

mudah ditemukan di daerah pesisir Indonesia, gelombang juga memiliki

nilai ekonomis serta energi yang ramah lingkungan. Gelombang dapat

dimanfaatkan dengan mengetahui tinggi gelombang, panjang gelombang

dan periode gelombang untuk memperoleh listrik. Listrik diperoleh dengan

mengkonversi energi potensial dan kinetik yang terdapat pada gelombang

tersebut. Hal tersebut dapat dimanfaat sebagai pembangkit listrik tenaga

gelombang laut (PLTGL) seperti yang ada di negara-negara lain seperti

Spanyol, Inggris, Finlandia, Belanda dan Jepang (Utami, 2010).

Page 15: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

Kabupaten Trenggalek berada di pesisir selatan Pulau Jawa yang

berbatasan langsung dengan Samudra Hindia, sehingga konsistensi tinggi

gelombang yang dihasilkan cukup besar dan konstan (Wijaya, 2010). Tinggi

gelombang yang besar dan konstan ini yang dapat dimanfaatkan sebagai

pembangkit listrik alternatif dengan memanfaatkan teknologi Oscillating

Water Column (OWC). Hal tersebut dapat menghasilkan energi listrik yang

cenderung stabil, dengan adanya sumber energi listrik ini diharapkan dapat

menambah suplai energi untuk Kabupaten Trenggalek. Menurut berita dari

DOKPIM, pada periode ini Bupati Trenggalek serius melakukan

pembangunan potensi pesisir selatan Kabupaten Trenggalek. Sehingga

pembangunan PLTGL-OWC sangat dapat mempermudah penduduk dalam

proses pembangunan maupun peningkatan ekonomi.

Oscillating Water Column (OWC) merupakan salah satu sistem

pembangkit listrik tenaga gelombang. Konsep Oscillating Water Column

(OWC) adalah tekonologi yang memanfaatkan tekanan udara di dalam

kolom osilasi yang dihasilkan oleh gerakan gelombang yang digunakan

untuk memutar turbin yang tersambung dengan generator (Rahmatullah,

2013). OWC terdiri dari dua elemen kunci yaitu, ruang udara (Air Chamber)

atau kolom osilasi yang berfungsi mengambil daya dari gelombang dan

mentransfernya ke udara di dalam ruangan, dan sistem power take off yang

mengubah daya pneumatik menjadi listrik atau bentuk lain yang dapat

digunakan. Tekanan dalam ruang udara secara bergantian ditekan ketika

kolom air naik dan tidak tertekan ketika kolom air turun (Heath, 2012).

Pada penelitian ini dilakukan analisis di sepanjang pesisir

Kabupaten Trenggalek dengan menentukan daerah yang paling berpotensi

menghasilkan energi listrik terbesar. Analisis tersebut dilakukan dengan

menggunakan data angin untuk mengetahui berapa tinggi dan periode

gelombang serta estimasi daya yang dihasilkan pembangkit listrik tenaga

gelombang sistem Oscillating Water Column. Penelitian ini diharapkan

dapat dijadikan pertimbangan oleh pemerintah untuk pembangunan

PLTGL-OCW di Kabupaten Trenggalek. Penelitian ini sangat penting

dilakukan untuk mengatasi jumlah energi yang tiap tahun semakin

Page 16: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

meningkat, karena meningkatnya jumlah penduduk dan proses

pembangunan di Indonesia. Energi terbarukan sangatlah penting dalam

proses pembangunan serta dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

Berikut ini rumusan masalah dari penelitian yang dilakukan, antara

lain:

1. Bagaimana periode dan tinggi gelombang siginifikan yang dihasilkan

dari peramalan gelombang pada musim barat, timur dan peralihan di

pesisir Kabupaten Trenggalek?

2. Bagaimana perbedaan potensi energi gelombang pada musim barat,

timur dan peralihan di pesisir Kabupaten Trenggalek?

3. Bagaimana perbedaan estimasi daya listrik yang dihasilkan oleh

pembangkit listrik tenaga gelombang sistem Oscillating Water Column

pada musim barat, timur dan peralihan di pesisir Kabupaten Trenggalek?

4. Bagaimana estimasi daya listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik

tenaga gelombang sistem Oscillating Water Column di pesisir Kabupaten

Trenggalek?

1.3 Tujuan

Berikut ini merupakan tujuan dari penelitian yang dilakukan, antara

lain:

1. Menganalisis periode dan tinggi gelombang siginifikan yang dihasilkan

dari peramalan gelombang pada musim barat, timur dan peralihan di

pesisir Kabupaten Trenggalek.

2. Menganalisis perbedaan potensi energi gelombang pada musim barat,

timur dan peralihan di pesisir Kabupaten Trenggalek.

3. Menganalisis perbedaan estimasi daya listrik yang dihasilkan oleh

pembangkit listrik tenaga gelombang sistem Oscillating Water Column

pada musim barat, timur dan peralihan di pesisir Kabupaten Trenggalek.

4. Menganalisis estimasi daya listrik yang dihasilkan oleh pembangkit

listrik tenaga gelombang sistem Oscillating Water Column di pesisir

Kabupaten Trenggalek.

Page 17: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini, antara lain:

1. Perhitungan estimasi daya listrik fokus pada pembangkit listrik tenaga

gelombang sistem Oscillating Water Column di pesisir Kabupaten

Trenggalek.

2. Periode dan tinggi gelombang signifikan berasal dari peramalan

gelombang metode SPM (Shore Protection Manual).

1.5 Manfaat

Manfaat yang didapatkan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi sebagai daerah

pembangkit listrik tenaga gelombang di pesisir Kabupaten Trenggalek.

2. Menyadarkan masyarakat mengenai pembangkit listrik tenaga

gelombang yang potensial dan ramah lingkungan di pesisir Kabupaten

Trenggalek.

Page 18: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Angin

Angin merupakan sumber utama terbentuknya gelombang di laut.

hal tersebut menyebabkan tinggi, periode dan arah gelombang selalu

berhubungan dengan kecepatan dan arah angin. Angin yang memiliki

kecepatan rendah dapat menyebabkan terbentuknya tinggi dan periode

gelombang yang rendah. Sedangkan angin yang kuat dapat menyebabkan

tinggi dan periode gelombang yang tinggi juga. Pengaruh angin terhadap

terbentuknya gelombang laut sangat berperan besar, sehingga nilai efisiensi

hampir semua konversi energi gelombang laut dipengaruhi oleh frekuensi

angin yang terjadi sepanjang tahun pada zona laut tertentu (Wijaya, 2010).

Grafik spektrum periode gelombang untuk berbagai variasi kecepatan angin

dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Spektrum Periode Gelombang untuk berbagai Kecepatan Angin

Angin adalah salah satu unsur meteorologi yang sangat penting

diperhatikan dalam masalah kelautan. Pola angin yang sangat berpengaruh

di Indonesia adalah angin muson (monsoon). Angin muson bergerak kearah

tertentu pada suatu periode sedangkan pada periode lainnya angin bergerak

dengan arah yang berlainan. Posisi Indonesia yang berada di antara Benua

Asia dan Australia menyebabkan angin muson sangat mempengaruhi

Page 19: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

Perairan Indonesia. Angin muson juga mempengaruhi curah hujan di

Indonesia. Pada musim barat biasanya membawa hujan sedangkan pada

musim timur sedikit membawa hujan (Nontji, 1987). Menurut Wyrtki

(1961), keadaan musim di Indonesia terbagi menjadi tiga golongan, yaitu:

1. Musim Barat (Desember – Februari)

Pada musim barat yakni Desember, Januari, Februari (DJA) pusat

tekanan udara tinggi berkembang di atas Benua Asia dan pusat

tekanan udara rendah terjadi di atas Benua Australia sehingga angin

berhembus dari barat menuju tenggara. Angin ini juga dikenal

sebagai angin muson barat laut di Pulau Jawa. Musim barat

umumnya membawa curah hujan yang tinggi di Pulau Jawa.

2. Musim Timur (Juni – Agustus)

Pada musim timur yakni Juni, Juli, Agustus (JJA) pusat tekanan

udara rendah yang terjadi di atas Benua Asia dan pusat tekanan udara

tinggi di atas Benua Australia menyebabkan angin berhembus dari

tenggara menuju barat laut. Pada daerah Pulau Jawa bertiup angin

muson tenggara dan selama musim timur Pulau Jawa biasanya

mengalami kekeringan.

3. Peralihan I dan II (Maret – Mei dan September – November)

Periode Maret sampai Mei dikenal sebagai musim peralihan I atau

muson pancaroba awal tahun, sedangkan periode September sampai

November disebut musim peralihan II sebagai muson pancaroba

akhir tahun. Pada musim peralihan ini matahari bergerak melintasi

khatulistiwa, sehingga angin melemah dan memiliki arah yang tidak

tentu.

Adanya pergantian arah muson dua kali dalam setahun dan

mencapai puncaknya pada bulan-bulan tertentu menyebabkan pola sirkulasi

massa air di lautan juga turut berubah arah. Perubahan arah ini menjadi ciri

sirkulasi massa air di perairan Indonesia dan sekitarnya (Wyrtki, 1961).

Letak geografis perairan selatan Pulau Jawa yang berada pada sistem angin

muson menyebabkan kondisi oseanografis perairan ini dipengaruhi sistem

Page 20: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

angin muson tersebut (Wyrtki, 1961), serta dipengaruhi oleh perubahan

iklim global seperti El Niňo dan Indian Ocean Dipole.

2.2 Gelombang Laut

Gelombang laut merupakan gerak naik turunnya air laut. gelombang

permukaan adalah gambaran sederhana sebagai bentuk dari suatu energi

lautan. Menurut Pudjanarsa (2006) fenomena-fenomena yang menyebabkan

energi gelombang adalah sebagai berikut (Wijaya, 2010):

1. Benda yang bergerak di permukaan maupun di dekat permukaan

yang menyebabkan terjadinya gelombang dengan periode kecil.

2. Gangguan seismik yang menyebabkan gelombang pasang

ataupun tsunami.

3. Medan gravitasi bumi dan bulan penyebab terjadinya gelombang

pasang yang tinggi.

4. Angin yang merupakan sumber energi penyebab utama

terbentuknya gelombang.

Penyebab utama gelombang laut terbentuk adalah akibat hembusan

angin secara terus menerus di atas permukaan air laut. Pada dasarnya angin

berasal dari energi matahari yang terkonsentrasi. Sinar matahari yang

memanaskan udara menyebabkan perbedaan tekanan yang merupakan

sumber energi yang menggerakkan angin. Cara ini menyebabkan energi

matahari ditransfer dan terkonsentrasi ke dalam angin. Gelombang

terbentuk ketika angin berhembus di atas permukaan air. Sebagian energi

dalam angin ditransfer ke gelombang dan energi yang awalnya berasal dari

matahari terkonsentrasi lagi (Waters, 2008). Pergerakan gelombang laut

dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Pergerakan Gelombang Laut

Page 21: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

Perbedaan tekanan kecil di permukaan laut karena turbulensi angin

dapat menciptakan terbentuknya gelombang kecil dipermukaan laut.

Resonansi antara tekanan air vertikal dan gelombang kecil, bersama dengan

tekanan tipis yang disebabkan oleh kecepatan angin yang lebih tinggi di

puncak dibandingkan di palung gelombang, yang dapat mempengaruhi

bertambah tingginya gelombang. Ketika gelombang cukup besar proses lain

mengambil alih, gesekan di atas air dan perbedaan tekanan dapat

menyebabkan gelombang semakin tinggi. Energi terus menerus ditransfer

dari angin ke gelombang pada proses ini. Tinggi gelombang dipengaruhi

oleh tiga hal yaitu, kecepatan angin, lamanya waktu angin bertiup dan jarak

perairan tempat angin bertiup (fetch) (Waters, 2008).

Klasifikasi tinggi gelombang signifikan berdasarkan skala Douglas

(BMKG, 2017) ditunjukkan pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Klasifikasi Tinggi Gelombang Signifikan Berdasarkan Skala Douglas

Tinggi Gelombang (meter) Skala

0,1 – 0,5 Tenang

0,5 – 1,25 Rendah

1,25 – 2,5 Sedang

2,5 – 4 Tinggi

4 – 6 Sangat Tinggi

6 – 9 Ekstrem

2.3 Peramalan Gelombang (Hindcasting Gelombang)

Hindcasting gelombang merupakan teknik peramalan gelombang

yang akan datang dengan menggunakan angin yang sudah ada atau di masa

lampau. Data angin dapat digunakan untuk memperkirakan periode dan

tinggi gelombang di lautan (Mulyabakti, Jasin, & Mamoto, 2016). Menurut

Baharuddin, et al., (2009), gelombang yang paling umum dikaji dalam

teknik pantai adalah gelombang yang dibangkitkan oleh angin dan pasang

surut. Karakteristik gelombang yang dibangkitkan oleh angin ditentukan

oleh 3 faktor, antara lain, lama angin bertiup, kecepatan angin dan fetch atau

jarak yang ditempuh angin dalam pembangkitan gelombang. Semakin lama

Page 22: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

angin bertiup, semakin besar jumlah energi yang dapat dihasilkan dalam

pembangkitan gelombang. Fetch juga sangat berpengaruh, semakin panjang

fetch yang dihasilkan, semakin tinggi gelombang yang dibangkitkan. Data

yang dibutuhkan untuk melakukan peramalan gelombang, antara lain:

1. Panjang fetch efektif

2. Arah angin

3. Kecepatan angin yang telah dikonversi menjadi tegangan angin

Peramalan gelombang dilakukan dengan menggunakan data angin.

Data angin yang digunakan dalam peramalan gelombang berupa kecepatan

dan arah angin. Klasifikasi kecepatan angin dilakukan untuk mengetahui

frekuensi kejadian kecepatan angin maksimum. Arah angin diklasifikasikan

menjadi 8 penjuru mata angin, yaitu barat, barat laut, barat daya, utara,

tenggara, selatan, timur dan timur laut. berdasarkan hasil klasifikasi

kecepatan angin maksimum dan arah angin, maka didapatkan distribusi

frekuensi dari setiap kecepatan dan arah angin. Distribusi frekuensi tersebut

digambarkan dalam bentuk diagram mawar angin (windrose) (Fatoni, 2019).

Salah satu metode peramalan gelombang adalah Shore Protection

Manual (SPM). Metode ini juga dijelaskan sebagai metode sederhana untuk

memprediksi gelombang. Metode SPM merupakan pengembangan dari

metode Sverdrup, Munk, and Bretschneider (SMB) dengan data tambahan

berdasarkan penelitian dari Mitsuyasu (1968) dan Hasellman, et al., (1984)

(CERC, 1984). Hasil peramalan gelombang tersebut berupa periode dan

tinggi gelombang signifikan.

2.3.1 Fetch

Fetch adalah jarak yang ditempuh angin dalam pembentukan

gelombang. Fetch efektif adalah area dalam radius perairan yang

melingkupi titik lokasi dimana di dalam area tersebut angin bertiup

dengan konstan dari arah manapun menuju titik tersebut (Mulyadi,

Jumarang, & Apriansyah, 2015). Perhitungan fetch efektif dilakukan

dengan membuat arah angin dominan menjadi garis poros fetch untuk

menentukan garis fetch kurang lebih 45° ke kanan dan ke kiri dengan

interval 6° (Satriadi, 2017). Pengukuran panjang fetch dapat dilakukan

Page 23: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

dengan menggunakan software Google Earth (Dewi, Pratomo, &

Veva, 2012). Ilustrasi fetch menurut Triatmodjo (1999) dapat dilihat

pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Ilustrasi Fetch

2.3.2 Arah Angin

Fatoni (2019) menyatakan bahwa secara klimatologis arah

angin dapat dilihat dari 8 penjuru yang memiliki jangka derajat

sebagai berikut:

a) Arah utara (337,7º - 22,5º)

b) Arah timur laut (22,5º - 67,5º)

c) Arah timur (67,5º - 112,5º)

d) Arah tenggara (112,5º - 157,5º)

e) Arah selatan (157,5º - 202,5º)

f) Arah barat daya (202,5º - 247,5º)

g) Arah barat (247,5º - 292,5º)

h) Arah barat laut (292,5º - 337,5º)

Page 24: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

Kecepatan angin biasanya dinyatakan dalam satuan knot. Satu

knot sama dengan panjang satu menit garis bujur melalui khatulistiwa

yang ditempuh dalam satu jam. 1 knot = 1,8527 km/jam = 0,515 m/s.

Data angin yang didapatkan biasanya diolah dan disajikan dalam

bentuk tabel atau diagram yang disebut diagram mawar angin

(Windrose).

2.3.3 Windrose

Windrose atau diagram mawar angin merupakan diagram yang

menampilakan nilai kecepatan angin pada setiap arah mata angin.

Windrose digunakan untuk mengetahui arah dominan angin yang

terjadi pada lokasi penelitian. Windrose merupakan cara umum yang

digunakan untuk menggambarkan data angin (Ardiansyah, 2016).

Software yang biasa digunakan untuk membuat Windrose adalah

WRPLOT View. Software tersebut tidak hanya menampilkan windrose,

tetapi menampilkan “Speed Distribution” dan ”Frequency

Distribution” dari data angin yang diolah (Nuruddin, Ma'arif, Islami,

Saputra, & Chotib, 2015). Windrose dapat mempermudah proses

pembacaan karakteristik angin di suatu lokasi (Triatmodjo, 1999).

Ilustrasi diagram mawar angin atau windrose dapat dilihat pada

Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Ilustrasi Windrose (Diagram Mawar Angin)

Page 25: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

2.4 Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang

Pembangkit listrik tenaga gelombang merupakan pembangkit listrik

yang membutuhkan energi gelombang untuk menghasilkan listrik.

Pembangkit listrik tenaga gelombang memiliki komponen penting yang

digunakan agar dapat membangkitkan energi listrik. Komponen dasarnya

antara lain, mesin konversi energi gelombang, turbin dan generator (Wijaya,

2010).

2.4.1 Mesin Konversi Energi Gelombang

Energi gelombang laut dapat digunakan untuk menggerakkan

baling-baling yang berguna untuk memanfaatkan demi kesejahteraan

manusia. Berikut ini merupakan tipe-tipe pembangkit listrik tenaga

gelombang berdasarkan prinsip kerjanya.

a) Oscillating Water Column

Tipe Oscillating Water Columns memanfaatkan ketinggian

gelombang, gelombang air yang datang akan masuk ke kolom

osilasi melalui lubang kolom osilasi. Pergerakan naik turun

gelombang di kolom osilasi menyebabkan perbedaan tekanan

udara yang di dalam dan luar kolom osilasi. Ujung kolom osilasi

terhubung dengan turbin. Perbedaan tekanan udara menyebabkan

pergerakan udara, sehingga memutar turbin yang terhubung

dengan generator. Generator yang bergerak dapat menghasilkan

listrik (Aji, 2014). Ilustrasi sistem kerja Oscillating Water Column

menurut Aji (2014) dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Ilustrasi Sistem Kerja Oscillating Water Column

Page 26: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

b) Hinged Contour Device

Hinged Contour Devices terdiri dari beberapa pelampung

yang terhubung satu sama lain oleh sistem sendi. Sistem sendi akan

bergerak membuka dan menutupketika gelombang datang.

Pergerakan sistem sendi akan mendorong lengan hidrolik untuk

memompa oli bertekanan tinggi. Oli akan masuk smoothing

accumulator kemudian menggerakkan motor. Motor yang berputar

menggerakkan generator sehingga dapat menghasilkan listrik

(Thomson, Harrison, & Chick, 2011). Ilustrasi sistem kerja Hinged

Contour Device menurut Thomson, et al., (2011) dapat dilihat pada

Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Ilustrasi Sistem Kerja Hinged Contour Device

c) Buoyant Moored Device

Buoyant Moored Device menggunakan prinsip hukum

Archimedes. Buoyant Moored Device memiliki dua bagian, yaitu

bagian statis dan dinamis. Pada bagian dinamis terdapat pelampung

yang akan bergerak ketika mendapat gaya angkat ke atas oleh air.

Pelampung ini berupa silinder yang terbuat dari baja berisi udara.

Perbedaan tekanan yang dihasilkan oleh gelombang digunakan

untuk menggerakkan pelampung naik turun. Gerakan naik turun

pelampung ini yang digunakan untuk menghasilkan energi (Aji,

2014). Ilustrasi sistem kerja Buoyant Moored Device menurut Aji

(2014) dapat dilihat pada Gambar 2.7.

Page 27: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

Gambar 2.7 Ilustrasi Sistem Kerja Buoyant Moored Device

d) Overtopping Device

Overtopping Device merupakan reservoir air yang terisi oleh

adanya gelombang. Sistem Overtopping Device menggunakan

reflektor dan bagian landainya untuk mengkonsentrasikan

gelombang. setelah gelombang laut terkonsentrasi, maka energi

potensial yang terdapat pada gelombang meningkat. Air masuk ke

reservoir kemudian keluar melalui saluran yang terdapat di bagian

bawah. Air tersebut digunakan untuk menggerakkan turbin

sehingga menggerakkan generator. Generator yang bergerak dapat

membangkitkan listrik (Aji, 2014). Ilustrasi sistem kerja

Overtopping Device menurut Aji (2014) dapat dilihat pada Gambar

2.8.

Gambar 2.8 Ilustrasi Sistem Kerja Overtopping Device

Page 28: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

e) The Dolphin Type Wave Power Machine

Komponen utama dari sistem ini adalah dolphin, pelampung,

batang penghubung, dan dua generator listrik. Pelampung memiliki

dua gerakan. Gerakan bergulir dengan titik tumpu dengan batang

penghubung diperkuat dan diubah menjadi gerakan putar secara

terus menerus dengan bantuan roda gigi. Gerakan vertikal lainnya

juga diperkuat dan diubah menjadi gerakan putar untuk

menggerakkan roda gigi. Roda gigi tersebut menggerakkan

generator, sehingga listrik dapat dibangkitkan (Gayathri, 2020).

Ilustrasi sistem kerja The Dolphin Type Wave Power Machine

menurut Gayathri (2020) dapat dilihat pada Gambar 2.9.

Gambar 2.9 Ilustrasi Sistem Kerja The Dolphin Type Wave Power Machine

Pada pembangkit listrik tenaga gelombang tipe turbin yang

banyak digunakan adalah turbin air dan turbin udara. Cara kerja turbin

air berbeda dengan cara kerja turbin udara, turbin udara digerakkan

oleh udara yang bergerak melewati turbin akibat pergerakan

gelombang yang menghasilakan angin. Sedangkan turbin air

digerakkan oleh pergerakan air yang melewati turbin. Tipe turbin air

biasanya digunakan pada pembangkit listrik tenaga gelombang yang

menggunakan teknologi Buoy Type dan teknologi Overtopping Device.

Sedangkan jenis turbin angin biasanya digunakan pada pembangkit

listrik tenaga gelombang yang menggunakan teknologi Oscillating

Water Column (Wijaya, 2010).

Turbin udara yang yang diguanakan pada pembangkit listrik

tenaga gelombang sistem Oscillating Water Column (OWC) adalah

Page 29: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

tipe Unidirectional Wells Turbine. Dimana turbin tersebut terdiri dari

dua jenis ukuran turbin, hal tersebut disesuaikan dengan prinsip kerja

dua arah pada sistem Oscillating Water Column (OWC). Dua buah

turbin ini diatur dengan kemiringan posisi bidang turbin yang

berlawanan, sehingga pada pergerakan udara keluar masuk ruang

udara (Air Chamber) dihasilkan arah putaran yang sama. Kemudian

dari perputaran turbin udara ini dikonversi oleh generator sehingga

dihasilkan listrik (Wijaya, 2010).

2.4.2 Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut

Pada sistem pembangkit listrik tenaga gelombang laut memiliki

peralatan yang sangat berperan dalam proses awal pembangkitan

sampai menjadi tenaga listrik yang dihasilkan. Tenaga listrik tersebut

akan disalurkan pada para konsumen. Peralatan yang digunakan

dalam pembangkit listrik tenaga gelombang laut ditunjukkan pada

Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Peralatan Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut

No. Peralatan Fungsi

1 Mesin konversi

energi gelombang

laut

Untuk menyalurkan energi potensial

dan kinetik yang dihasilkan oleh

gelombang laut dialirkan menuju

turbin

2 Turbin Untuk mengubah energi potensial dan

mekanik gelombang menjadi energi

mekanik yang dihasilkan oleh

perputaran rotor pada turbin

3 Generator Untuk mengubah energi mekanik dari

turbin menjadi energi listrik atau

sebagai pembangkit listrik

Skema pembangkian pada pembangkit listrik tenaga gelombang

ditunjukkan pada Gambar 2.10.

Energi

Gelombang Laut

Mesin Konversi

Energi

Gelombang Laut

Turbin GeneratorTransmisi /

Beban

Gambar 2.10 Skema Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang

Gambar 2.10 dapat dijelaskan bahwa, mulanya aliran energi

gelombang laut yang mempunyai energi potensial dan kinetik masuk

Page 30: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

ke dalam mesin konversi energi gelombang. Selanjutnya dari mesin

konversi energi gelombang dialirkan menuju turbin. Energi yang

berada di dalam turbin digunakan untuk menggerakkan rotor. Rotor

yang telah berputar menghasilkan energi mekanik yang kemudian

disalurkan menuju generator. Generator berfungsi sebagai pengubah

energi mekanik menjadi energi listrik. Daya listrik yang dihasilkan

kemudian dialirkan menggunakan kabel laut menuju sistem

transmisi/beban. Daya yang dihasilkan berupa daya listrik arus searah

(DC) (Wijaya, 2010).

2.5 Sistem Oscillating Water Column

Oscillating Water Column (OWC) merupakan salah satu sistem

pembangkit listrik tenaga gelombang. Konsep Oscillating Water Column

(OWC) adalah tekonologi yang memanfaatkan tekanan udara di dalam

kolom osilasi yang dihasilkan oleh gerakan gelombang yang digunakan

untuk memutar turbin yang tersambung dengan generator (Rahmatullah,

2013). OWC terdiri dari dua elemen kunci yaitu, ruang udara (Air Chamber)

atau kolom osilasi yang berfungsi mengambil daya dari gelombang dan

mentransfernya ke udara di dalam ruangan, dan sistem Power Take Off yang

mengubah daya pneumatik menjadi listrik atau bentuk lain yang dapat

digunakan. Tekanan dalam ruang udara secara bergantian ditekan ketika

kolom air naik dan tidak tertekan ketika kolom air turun (Heath, 2012).

Untuk Oscillating Water Column sangat cocok dibangun di daerah pesisir

yang bertebing dan kondisi surut terendahnya masih terendam air (Alifdini,

Andrawina, Sugianto, Widodo, & Darari, 2016). Konsep Sistem Oscillating

Water Column dapat dilihat pada Gambar 2.11.

Page 31: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

Gambar 2.11 Sistem Oscillating Water Column

OWC merupakan salah satu tipe konversi gelombang yang

mengubah energi gelombang dari energi potensial menjadi energi kenetik

untuk menggerakkan turbin, sehingga dapat menjadi energi listrik. OWC

berfungsi untuk menangkap energi gelombang yang mengenai lubang pintu

OWC, sehingga mengakibatkan fluktuasi atau osilasi gerakan air dalam

ruang OWC. Kemudian tekanan udara yang dihasilkan akan menggerakkan

baling-baling turbin yang dihubungkan dengan generator sehingga dapat

menghasilkan listrik (Wijaya, 2010).

Pada teknologi OWC, tekanan udara dari ruang kedap udara

digunakan untuk menggerakkan baling-baling turbin. Baling-baling turbin

yang bergerak dapat menghasilkan energi listrik. Kolom osilasi pada

teknologi OWC dipasang dengan struktur bagian bawah terbuka menghadap

ke laut. Permukaan gelombang laut yang bergerak naik turun pada kolom

osilasi, menyebabkan terbentuknya tekanan angin pada kolom osilasi.

Gerakan gelombang yang berada di kolom osilasi ini merupakan

gerakan menambah dan mengurangi tekanan angin yang berada di kolom

osilasi. Gerakan tersebut mengakibatkan tekanan naik turun udara yang

terus terjadi, yang menghasilkan kecepatan angin yang tinggi. Aliran udara

ini didorong menuju turbin generator yang digunakan untuk menghasilkan

listrik. Sistem OWC dapat diletakkan permanen di pinggir pantai maupun

di tengah laut. Sistem OWC yang diletakkan di tengah laut, daya listrik yang

dihasilkan dapat dialirkan menggunakan kabel laut menuju transmisi yang

ada di darat (Wijaya, 2010).

Page 32: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

Berikut ini merupaka dimensi prototipe PLTGL sistem OWC yang

akan digunakan dalam perhitungan estimasi daya yang dihasilkan. Prototipe

PLTGL sistem OWC yang didapatkan dari penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Utami (2010) dapat dilihat pada Gambar 2.12.

Gambar 2.12 Prototipe PLTGL Sistem Oscillating Water Column

Prototipe pada Gambar 2.12 memiliki lebar kolom osilasi sebesar

2,4 meter. Prototipe ini cocok digunakan pada perairan dangkal. Sesuai

dengan penelitian yang telah dilakukan oleh BPDP UGM – BPPT di Pantai

Baron, Yogyakarta, dengan mengabaikan nilai rugi daya dan efisiensi energi

yang dihasilkan oleh generator sebesar 11,917 % (Utami, 2010).

2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang digunakan sebagai acuan dalam studi

potensi pembangkit listrik tenaga gelombang laut sistem OWC di pesisir

Kabupaten Trenggalek dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Page 33: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu

No. Nama

Penulis

Judul

Penelitian Metode Penelitian Kesimpulan

1 Siti Rahma

Utami

Studi Potensi

Pembangkit

Listrik

Tenaga

Gelombang

Laut dengan

Menggunakan

Sistem

Oscillating

Water

Column

(OWC) di

Tiga Puluh

Wilayah

Keluatan

Indonesia

Penelitian ini

menggunakan data

angin di 30 wilayah

di Indonesia. Data

angin tersebut

digunakan untuk

memperoleh data

tinggi signifikan dan

periode gelombang.

Lalu dilakukan

perhitungan

kecepatan

gelombang.

kemudian dilakukan

perhitungan potensi

energi gelombang

untuk mendapatkan

besar daya yang

dihasilkan prototipe

PLTGL-OWC.

Wilayah perairan pesisir di

Indonesia mempunyai

potensi yang dapat

digunakan untuk

menerapkan PLTGL-

OWC. Daya terbesar yang

dihasilkan adalah

1.968.235 Watt,

sedangkan daya terkecil

yang dihasilkan sebesar

246,0294 Watt. Potensi

terbesar berada di Perairan

Arafuru dan Perairan

Selatan Jawa. Kontribusi

daya listrik di Selat

Malaka dapat mencukupi

18 rumah nelayan, pada

kondisi pembangkian

maksimum den efisiensi

sebesar 11,917%

2 Lelly Erlita

Safitri,

Muh. Ishak

Jumarang,

Apriansyah

Studi Potensi

Energi Listrik

Tenaga

Gelombang

Laut Sistem

Oscillating

Water

Column

(OWC) di

Perairan

Pesisir

Kalimantan

Barat

Pada penelitian ini

data yang digunakan

adalah data angin

dari ECMWF dan

nilai massa jenis air

laut diukur dengan

CTD. Data angin

digunakan untuk

menghitung tinggi

signifikan dan

periode gelombang

(Metode Wilson),

agar dapat

menghitung daya

listrik sistem OWC

yang dihasilkan.

Penelitian ini

mengkaji daya

listrik yang

dihasilkan pada

setiap musim, dari

musim barat, musim

timur dan peralihan I

& II.

Setelah dilakukan

pengkajian mengenai daya

listrik yang dihasilkan

potensi energi listrik

tenaga gelombang laut

sistem Oscillating Water

Column. Lokasi yang

memiliki potensi terbesar

menghasilkan daya listrik

adalah Pantai Temaju

Kabupaten Sambas, Pantai

Pulau Karimata Kabupaten

Kayong Utara dan Pantai

Pulau Bawal Kabupaten

Ketapang. Daya listrik

tertinggi terjadi saat

musim barat di Pantai

Pulau Karimata Kabupaten

Kayong Utara sebesar

831.370,47 Watt.

Page 34: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

No. Nama

Penulis

Judul

Penelitian Metode Penelitian Kesimpulan

3 Alfan Rizal

Ubaidillah,

Ir.

Soemarwanto,

MT,

Ir. Hery

Purnomo, MT

Studi Potensi

Pembangkit

Listrik

Tenaga

Ombak Tipe

Oscillating

Water

Column di

Perairan

Pulau Sempu

Kabupaten

Malang

Pada penelitian ini

data yang

dibutuhkan adalah

tinggi dan periode

ombak, serta bentuk

dan dimensi

pembankit listrik

tenaga ombak

(PLTO). Setelah

mendapatkan

estimasi daya ombak

yang dihasilkan,

dilakukan

perhitungan gaya

dan tekanan angin.

Pembuatan model

PLTO dilakukan

dengan software

AutoCAD Inventor.

Selanjutnya

dilakukan

perhitungan

Computational

Fluid Dynamic

dengan

menggunakan

software oriface.

Kemudian

dilakukan analisis

hasil simulasi

perhitungan daya

turbin, dan

perhitungan daya

listrik yang

dihasilkan.

Semakin tinggi ombak dan

lebar kolom dapat

menyebabkan daya ombak

yang masuk ke

pembangkit semakin

besar. Simulasi luas kolom

4 m, 6 m dan 8 m,

menghasilkan tekanan

angin terbesar dengan

software oriface adalah

303,28 Pa pada luas kolom

8 m. Semakin besar kolom

kolektor menyebabkan

semakin besar nilai

tekanan anginnya.

Berdasarkan hasil analisis

dan perhitungan pada

penelitian ini diketahui

bahwa pembangkit listrik

tenaga ombak tipe OWC di

Pulau Sempu memiliki

potensi daya listrik

maksimal sebesar 4.009,68

KW dan daya listrik

minimum sebesar 1.989,56

KW dengan lebar kolom

kolektor seluas 8 meter.

Page 35: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

BAB III

METODOLOGI

3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini terletak di Kabupaten Trenggalek, yang berada pada

koordinat 7°53’ – 8°34’ LS dan 111°24 – 112°11’ BT. Secara amdinistratif

Kabupaten Trenggalek memiliki luas wilayah 1.261,4 km2 (Karima &

Sarwono, 2017). Kabupaten Trenggalek berbatasan dengan Kabupaten

Tulungagung dan Probolinggo di sebelah utara, di timur berbatasan dengan

Kabupaten Tulungagung, di barat berbatasan dengan Kabupaten Pacitan dan

Ponorogo, di selatan berbatasan langsung dengan Samudra Hindia

(Bappeda Provinsi Jawa Timur, 2013).

Secara topografi sebagian besar wilayah Kabupaten Trenggalek

merupakan dataran tinggi dan sebagian kecil lainnya merupakan daerah

dataran rendah. Ketinggian tanah Kabupaten Trenggalek antara 0 – 1.500 m

dari permukaan laut. Sebagian besar wilayah Kabupaten Trenggalek

memiliki kemiringan antara 0 – 8 %, sedangkan kemiringan 8 – 15 %

terdapat pada Kecamatan Panggul bagian utara. Kemiringan 15 – 25 %

terdapat di Kecamatan Munjungan dan Watulimo, sedangkan kemiringan

lebih dari 25% terdapat di Kecamatan Pule (Bappeda Provinsi Jawa Timur,

2013).

Kabupaten Trenggalek terbagi menjadi 14 kecamatan, tiga

diantaranya merupakan kecamatan yang berada di wilayah pesisir, yaitu

Kecamatan Watulimo, Munjungan, dan Panggul. Kabupaten Trenggalek

memiliki 157 desa, 13 diantaranya berbaris rapi menyusun garis pantai

sepanjang 117,467 km. 13 desa pesisir tersebut antara lain, Desa Tasikmadu,

Desa Prigi, Desa Karanggandu, Desa Bendroto, Desa Tawing, Desa

Munjungan, Desa Masaran, Desa Craken, Desa Ngulung Kulon, Desa

Ngulung Wetan, Desa Nglebeng, Desa Wonocoyo dan Desa Besuki

(Sukandar, et al., 2016). Penelitian ini fokus pada wilayah pesisir Kabupaten

Trenggalek. Berikut ini merupakan peta lokasi penelitian dapat dilihat pada

Gambar 3.1.

Page 36: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian

Page 37: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

3.2 Alat dan Bahan

Penggunaan bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat

Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Bahan yang Digunakan pada Penelitian dan Keterangannya

No. Bahan Keterangan

1 Data angin Data angin berasal dari ECMWF (European

Centre for Medium-Range Weather Forecasts)

yang memiliki format .NetCDF selama 10 tahun

(2009 – 2018). Data angin dari ECMWF yang

digunakan dalam penelitian ini dalam bentuk

komponen angin zonal dan meridional yang

diakses di website https://www.ecmwf.int/.

Data angin digunakan untuk mendapatkan tinggi

gelombang signifikan (Hs) dan periode

gelombang signifikan (Ts)

2 Data

Gelombang Data gelombang berasal dari penelitian terdahulu

yang dilakukan oleh Karima dan Sarwono (2017)

Data gelombang dari penelitian terdahulu

digunakan untuk validasi perhitungan gelombang

yang berasal dari perhitungan data angin

Penggunaan alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat

Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Alat yang Digunakan pada Penelitian dan Fungsinya

No. Nama Alat / Software Fungsi

1 Laptop/komputer Untuk proses pengolahan data

2 Ocean Data View

(ODV)

Untuk membaca data angin yang berasal

dari ECMWF dengan format .NetCDF

3 Microsoft Excel Mengatur format data angin setelah

dibaca menggunankan software ODV

Menghitung tinggi dan periode

gelombang

Menghitung besar daya pembangkit

listrik tenaga gelombang sistem

Oscillating Water Column

4 WRPLOT Membuat windrose dalam proses

perhitungan tinggi dan periode gelombang

5 Google Earth Menentukan titik koordinat penelitian

Menghitung panjang fetch

6 ArcGIS Membuat peta lokasi penelitian dan peta

estimasi daya yang dihasilkan pembangkit

listrik tenaga gelombang tipe Oscillating

Water Column

7 Microsoft Word Penulisan laporan

Page 38: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

3.3 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian terdiri dari studi literatur, pengumpulan data,

pengolahan data, analisa dan kesimpulan. Tahapan penelitian tersebut

ditampilkan pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Tahapan Penelitian

Mulai

Studi Literatur

Perhitungan Tinggi dan

Periode Gelombang

Fetch

Validasi

Perhitungan Potensi Energi

Gelombang dan Estimasi Daya

Listrik yang Dihasilkan

Gelombang Sistem OWC

Windrose

Analisa

Selesai

Kesimpulan

Pengolahan Data

Angin

Pengumpulan Data:

1. Angin

2. Gelombang

Data Gelombang

dari penelitian

terdahulu

Page 39: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

3.3.1 Studi Literatur

Studi literartur pada penelitian mengenai studi potensi

pembangkit listrik tenaga gelombang laut (PLTGL) sistem Oscillating

Water Column (OWC) di pesisir Kabupaten Trenggalek dilakukan

dengan pengumpulan informasi dari penelitian terdahulu dalam

bentuk artikel, jurnal, skripsi, tesis maupun karya tulis lainnya. Data

yang dibutuhkan pada tahap studi literatur ini adalah prototipe OWC.

Prototipe OWC tersebut digunakan untuk mengetahui dimensi yang

digunakan dalam perhitungan estimasi daya listrik yang dihasilkan

dan pemodelan OWC.

3.3.2 Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder

diperoleh dari penelitian terdahulu dan situs yang menyedikan data.

Data sekunder yang dibutuhkan berupa data angin selama 10 tahun

terakhir dari tahun 2009 – 2018 di pesisir Kabupaten Trenggalek dan

data gelombang dari penelitian terdahulu. Data angin digunakan untuk

mendapatkan nilai tinggi dan periode gelombang. Sedangkan, data

gelombang merupakan data penelitian terdahulu yang digunakan

dalam proses validasi tinggi dan periode gelombang, yang

didapatakan dari perhitungan menggunakan data angin.

3.3.3 Pengolahan Data Angin

Pada tahap pengolahan data, dilakukan pengolahan data angin

yang telah diperoleh terlebih dahulu. Data tersebut digunakan untuk

memperoleh data tinggi gelombang. Setelah mendapatkan data

periode dan tinggi gelombang, selanjutnya dilakukan pengolahan

untuk mendapatkan potensi energi gelombang dan estimasi daya

listrik yang dihasilkan gelombang dengan sistem PLTGL-OWC.

Data angin digunakan untuk menentukan periode dan tinggi

gelombang. Data yang diperlukan adalah data arah dan kecepatan

angin, data tersebut berasal dari ECMWF 2009 – 2018. Selanjutnya

data tersebut diolah dalam bentuk diagram windrose menggunakan

software WRPLOT. Lalu dilakukan perhitungan fetch efektif dengan

Page 40: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

menggunakan software Google Earth (Dewi, Pratomo, & Veva, 2012).

Kemudian dilakukan perhitungan untuk mendapatkan tinggi dan

periode gelombang signifikan. Peramalan gelombang juga disebut

hindcasting gelombang, yang akan menghasilkan perkiraan tinggi dan

periode gelombang akibat adanya angin dengan arah, besaran dan

durasi tertentu (Triatmodjo, 1999). Peramalan gelombang ini

menggunakan metode SPM (Shore Protection Manual). Tahapan

pengolahan data angin dapat dilihat dari Gambar 3.3.

Page 41: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

Mulai

Pengolahan Data Angin

dengan WRPLOT

Data

Angin

Diperoleh:

1. Frequency Distribution

2. Frequency Count

3. Wind Rose

4. Graph

5. Arah Angin Dominan di Setiap Titik Lokasi

Konversi Kecepatan

AnginPerhitungan Panjang

Fetch efektifPerhitungan

Tegangan Angin

Perhitungan Periode dan

Tinggi Gelombang

Perhitungan Periode dan

Tinggi Gelombang root

mean square (rms)

Perhitungan Periode dan

Tinggi Gelombang

Signifikan

Selesai

Gambar 3.3 Tahapan Pengolahan Data Angin

Page 42: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

Pengolahan Data Angin Menggunakan WRPLOT

Data kecapatan dan arah angin di pesisir Kabupaten

Trenggalek dengan ketinggian 10 meter di permukaan tanah

didapatkan dari ECMWF. Data tersebut diolah dengan software

WRPLOT, sehingga mendapat data Frequency Distribution,

frequency count, Wind Rose dan Graph, serta arah angin

dominan. Dari data tersebut dapat diketahui persentase

distribusi angin berdasarkan sudut arah datangnya angin dan

kecepatan angin yang berhembus di pesisir Kabupaten

Trenggalek.

Konversi Data Angin

Hubungan antara angin di atas laut dan angin di atas daratan,

dapat dihitung menggunakan Persamaan 3.1.

RL = UW / UL ..................................................... Persamaan 3.1

Keterangan :

UL = Kecepatan angin yang diukur di daratan (m/s)

UW = 𝑅𝐿 × 𝑈𝐿 = Keceparan angin di lautan (m/s)

RL = Tabel koreksi hubungan kecepatan angin di daratan

dan lautan (1 knot = 0,515 m/s)

Grafik hubungan kecepatan angin di daratan dan lautan

menurut Triatmojo (1999) dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4 Grafik Hubungan antara Kecepatan Angin di Daratan dan

Lautan

Page 43: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30

Perhitungan Tegangan Angin

Rumus dan grafik pembangkitan gelombang mengandung

variabel UA, variabel UA merupakan faktor tegangan angin

(wind-stress factor) yang dapat dihitung dari kecepatan angin di

laut (UW). Dari kecepatan angin yang didapat, kecepatan angin

dikonversi pada faktor tegangan angin dengan menggunakan

Persamaan 3.2.

𝑈𝐴 = 0,71 × 𝑈𝑊1,23 ......................................... Persamaan 3.2

Keterangan :

UA = Tegangan angin (m/s)

Perhitungan Panjang Fetch Efektif

Fetch efektif adalah area dalam radius perairan yang

melingkupi titik lokasi dimana di dalam area tersebut angin

bertiup dengan konstan dari arah manapun menuju titik tersebut

(Mulyadi, Jumarang, & Apriansyah, 2015). Perhitungan fetch

efektif dilakukan dengan membuat arah angin dominan menjadi

garis poros fetch untuk menentukan garis fetch kurang lebih 42°

ke kanan dan ke kiri dengan interval 6° (Triatmodjo, 1999). Lalu

panjang fetch efektif didapatkan menggunakan persamaan

rumus berikut.

𝐹 =∑𝑋𝑖 𝑐𝑜𝑠 𝛼

∑ 𝑐𝑜𝑠 𝛼 .................................................. Persamaan 3.3

Keterangan :

F = Fetch efektif atau jarak efektif perairan yang

dilewati angin (m)

Xi = Panjang fetch yang diukur dari titik observasi

gelombang ke ujung akhir fetch

α = Deviasi pada kedua sisi dari arah angin, dengan

menggunakan pertambahan 6 sampai sudut sebesar

42° pada kedua sisi dari arah angin

Page 44: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

31

Perhitungan Periode dan Tinggi Gelombang

Berdasarakan pada data tegangan angin yang telah diperoleh,

dapat diketahui tinggi gelombang (H0) dan periode gelombang

(T0) pada suatu perairan dengan persamaan sebagai berikut

(CERC, 1984).

Berikut ini merupakan perhitungan tinggi gelombang (H0)

pada laut dalam, dapat dilihat pada Pesamaan 3.4.

𝐻0 =𝐻𝑆

𝐾𝑆× 𝐾𝑟 = 5,112 × 10−4 × 𝑈𝐴 × 𝐹1/2 ... Persamaan 3.4

Berikut ini merupakan perhitungan periode gelombang (T0)

pada laut dalam, dapat dilihat pada Pesamaan 3.5.

𝑇0 = 6,238 × 10−2 × (𝑈𝐴 × 𝐹)1/3 ................... Persamaan 3.5

Perhitugan Periode dan Tinggi Gelombang Root Mean Square

Perhitungan periode dan tinggi gelombang root mean square

(rms) dapat dilakukan setelah memperoleh data tinggi

gelombang (H0), periode gelombang (T0) dan data frekuensi

arah angin dominan (n). Berikut ini rumus yang digunakan

untuk menghitung Hrms dan Trms, dapat dilihat pada

Persamaan 3.6 dan Persamaan 3.7.

𝐻𝑟𝑚𝑠 = √∑ 𝑛(𝐻0)2

∑ 𝑛 ............................................ Persamaan 3.6

𝑇𝑟𝑚𝑠 = √∑ 𝑛(𝑇0)2

∑ 𝑛 ............................................. Persamaan 3.7

Keterangan:

Hrms = Tinggi gelombang root mean square

Trms = Periode gelombang root mean square

Perhitungan Tinggi, Periode dan Panjang Gelombang

Signifikan

Tinggi, periode dan panjang gelombang signifikan dapat

didefinisikan dengan Persamaan 3.8, 3.9 dan 3.10.

𝐻𝑠 = 1,42 × 𝐻𝑟𝑚𝑠 ........................................... Persamaan 3.8

𝑇𝑠 = 1,42 × 𝑇𝑟𝑚𝑠 ........................................... Persamaan 3.9

𝜆 =𝑔

2𝜋× 𝑇𝑠2 .................................................... Persamaan 3.10

Page 45: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

32

Keterangan:

Hs = Tinggi gelombang signifikan (m)

Ts = Periode gelombang signifikan (s)

λ = Panjang gelombang (m)

3.3.4 Validasi

Data gelombang yang diperoleh dari prediksi menggunakan

data angin perlu dilakukan perbandingan dengan data gelombang dari

penelitian terdahulu, untuk mengetahui presentase kesalahan

relatifnya. Data yang dijadikan validasi pada penelitian ini yaitu data

penelitian berupa tinggi dan periode gelombang signifikan di perairan

Kabupaten Trenggalek. Validasi ini dilakukan antara tinggi dan

periode gelombang signifikan yang diperoleh dari perhitungan

menggunakan metode SPM, dengan data yang diperoleh dari

penelitian terdahulu. Berikut ini Persamaan 3.11 yang digunakan

untuk menghitung kesalahan relatif (KR) yang terjadi (Safitri,

Jumarang, & Apriansyah, 2016).

𝐾𝑅 = |𝑋𝐿−𝑋𝑃

𝑋𝐿| × 100% .............................................. Persamaan 3.11

Keterangan:

KR = Kesalahan relatif (%)

XL = Data gelombang dari penelitian terdahulu

XP = Data gelombang prediksi metode SPM

3.3.5 Perhitungan Potensi Energi Gelombang

Pembangkit listrik tenaga gelombang sistem OWC dapat

menghasilkan listrik dari naik turunnya air laut akibat gelombang

yang keluar masuk ke dalam kolom osilasi. Naik turunnya gelombang

di dalam kolom osilasi mengandung energi potensial dan kinetik.

Potensi energi gelombang berasal dari penjumlahan energi potensial

dan energi kinetik yang dimiliki gelombang. Skema kerja perhitungan

potensi energi gelombang dan estimasi daya listrik yang dihasilkan

gelombang sistem OWC ditunjukkan pada Gambar 3.5.

Page 46: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

33

Mulai

Konversi menjadi Energi

Potensial Gelombang

Data Tinggi dan

Periode

Gelombang

Selesai

Konversi menjadi Energi

Kinetik Gelombang

Perhitungan Potensi Energi

Gelombang

Perhitungan Estimasi Daya

yang dihasilkan Sistem OWC

Gambar 3.5 Skema Perhitungan Potensi Energi dan Estimasi Daya Listrik

yang Dihasilkan Gelombang

Perhitungan Energi Potensial Gelombang (EP)

Energi potensial merupakan energi yang disebabkan posisi

relatif atau konfigurasi gelombang laut pada suatu sistem fisik.

Bentuk energi ini mempunyai potensi untuk mengubah keadaan

objek lain yang berada di sekitarnya, seperti mengubah konfigurasi

atau gerakannya. Besarnya energi potensial dari gelombang laut

dapat dihitung dengan Persamaan 3.12 (Department of Naval

Architecture and Marine Engineering, 2008).

𝐸𝑃 = 𝑚𝑔𝑦(𝑥,𝑡)

2 ....................................................... Persamaan 3.12

Keteragan:

EP = Energi potensial gelombang (J)

g = Percepatan gravitasi bumi (m/s2)

Page 47: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

34

m = 𝜌𝑤𝑦 = Massa gelombang (Kg)

ρ = Massa jenis air laut (Kg/m3)

w = Lebar gelombang (diasumsikan sama dengan luas

kolom osilasi pada sistem OWC) (m2)

y = Persamaan gelombang (m)

Berikut ini merupakan rumus gelombang (y) diasumsikan

sebagai gelombang sinusoidal, dapat dilihat di Persamaan 3.13.

𝑦(𝑥, 𝑡) = 𝐴 𝑠𝑖𝑛(𝑘𝑥 − 𝜔𝑡) ...................................... Persamaan 3.13

Keterangan:

A = 𝐻𝑆

2 = Amplitudo gelombang

HS = Ketinggian gelombang signifikan (m)

k = 2𝜋

𝜆 = Konstanta gelombang

λ = Panjang gelombang (m)

ω = 2𝜋

𝑇𝑆 = Frekuensi gelombang (rad/s)

Ts = Periode signifikan gelombang (s)

Sehingga persamaan energi potensial dapat ditulis dengan

Persamaan 3.14 sebagai berikut:

𝐸𝑃 =1

2𝜌𝑤𝑔𝑦2 =

1

2𝜌𝑤𝑔𝐴2𝑠𝑖𝑛2(𝑘𝑥 − 𝜔𝑡) ........... Persamaan 3.14

Kemudian dilakukan perhitungan terhadap besarnya energi

potensial gelombang yang memiliki lebih dari 1 periode, yang

diasumsikan gelombang tersebut hanya merupakan fungsi dari (x)

terhadap waktu. Sehingga diperoleh persamaan 𝑦(𝑥, 𝑡) = 𝑦(𝑥),

dari persamaan berikut maka didapatkan Persamaan 3.15.

𝑑𝐸𝑃 =1

2𝜌𝑤𝑔𝐴2𝑠𝑖𝑛2(𝑘𝑥 − 𝜔𝑡)𝑑𝑥 ........................ Persamaan 3.15

Berdasarkan persamaan 𝑘 =2𝜋

𝜆 dan 𝜔 =

2𝜋

𝑇, sehingga

diperoleh persamaan energi potensial pada setiap panjang

gelombang yang dapat dilihat pada Persamaan 3.16.

𝐸𝑃 =1

4𝜌𝑤𝑔𝐴2𝜆 ..................................................... Persamaan 3.16

Page 48: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

35

Perhitungan Energi Kinetik Gelombang (EK)

Energi kinetik merupakan bagian energi yang memiliki

hubungan dengan gerakan dari gelombang laut. Energi kinetik

gelombang memiliki nilai yang sama terhadap energi potensial

gelombang yang memiliki lebih dari 1 periode gelombang.

Sehingga energi kinetik gelombang memiliki rumus yang dapat

dilihat pada Persamaan 3.17.

𝐸𝐾 = 𝐸𝑃 =1

4𝜌𝑤𝑔𝐴2𝜆 ........................................... Persamaan 3.17

Perhitungan Potensi Energi Gelombang (EG)

Potensi energi gelombang didapatkan dari penjumlahan

energi potensial dan energi kinetik gelombang. Setelah mengetahui

besarnya energi potensial dan kinetik gelombang. Berikut ini

merupakan rumus dari potensi energi gelombang (EG) yang dapat

dilihat pada Persamaan 3.18.

𝐸𝐺 = 𝐸𝑃 + 𝐸𝐾

𝐸𝐺 = (1

4𝜌𝑤𝑔𝐴2𝜆) + (

1

4𝜌𝑤𝑔𝐴2𝜆)

𝐸𝐺 =1

2𝜌𝑤𝑔𝐴2𝜆

𝐸𝐺 =1

2𝜌𝑤𝑔 (

𝐻𝑆

2)

2

𝜆 .............................................. Persamaan 3.18

3.3.6 Perhitungan Estimasi Daya Listrik yang Dihasilkan Pembangkit

Listrik Tenaga Gelombang Sistem Oscillating Water Column

Estimasi daya listrik yang dihasilkan pembangkit listrik tenaga

gelombang sistem Oscillating Water Column dapat dihitung setelah

memperoleh estimasi daya listrik yang dihaslikan Gelombang.

Perhitungan Estimasi Daya Listrik (P) yang Dihaslikan Gelombang

Estimasi daya listrik yang dihasilkan oleh gelombang laut

dapat dihitung setelah mendapatkan total energi potensial dan

kinetik yang dimiliki gelombang. Berikut rumus yang digunakan

untuk mendapatkan estimasi daya listrik yang dihasilkan oleh

gelombang laut, yang dapat dilihat pada Persamaan 3.19.

𝑃 =𝐸𝐺

𝑇𝑆 ................................................................... Persamaan 3.19

Page 49: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

36

Keterangan:

P = Daya listrik (Watt)

EG = Potensi energi gelombang (J)

TS = Periode signifikan gelombang (s)

Perhitungan daya listrik yang dihasilkan oleh gelombang

sistem OWC berdasarkan prototipe yang dioperasikan oleh BPDP

UGM – BPPT di Pantai Baron, Yogyakarta. Prototipe tersebut

memiliki lebar kolom 2,4 meter. Perhitungan dilakukan dengan

mengabaikan nilai rugi daya yang terjadi. Nilai efisiensi pada

prototipe sistem OWC yang telah diterapkan di Pantai Baron,

Yogyakarta sebesar 11,917% (Utami, 2010). Sehingga estimasi

daya listrik sistem OWC dapat diketahui dengan Persamaan 3.20.

𝑃𝑂𝑊𝐶 = 𝑃 × 11,917% .......................................... Persamaan 3.20

Keterangan:

POWC = Estimasi daya listrik sistem OWC (Watt)

P = Daya listrik (Watt)

3.3.7 Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis

deskriptif. Penyajian hasil olah data dalam bentuk tabel ataupun grafik

agar mudah difahami. Analisis ini berisi tentang hasil penelitian yang

ditinjau dari empat kondisi musim yaitu, musim barat, musim timur

dan peralihan musim I dan II. Periode dan tinggi gelombang, potensi

energi gelombang, dan estimasi daya listrik yang dihasilkan akan

berbeda-beda pada setiap musim. Perbedaan juga terjadi pada setiap

titik di pesisir Kabupaten Trenggalek, karena memiliki letak dan

kondisi pesisir yang berbeda. Penelitian ini diharapkan dapat

menunjukkan lokasi potensial untuk pembangkit listrik tenaga

gelombang sistem OWC di pesisir Kabupaten Trenggalek.

3.3.8 Kesimpulan

Setelah melakukan analisis data yang telah dilakukan, dapat

dilakukan penarikan kesimpulan. Kesimpulan bertujuan menjawab

rumusan masalah yang telah dibuat.

Page 50: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

37

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Periode dan Tinggi Gelombang Signifikan di Kabupaten Trenggalek

Periode dan tinggi gelombang signifikan yang diperoleh dari

peramalan gelombang dalam kurun waktu 10 tahun terakhir (2009 – 2018)

pada 13 titik penelitian memiliki perbedaan nilai yang signifikan. 13 titik

penelitian merupakan desa-desa pesisir yang berada di Kabupaten

Trenggalek. Desa-desa tersebut antara lain, Desa Tasikmadu, Desa Prigi,

Desa Karanggandu, Desa Bendroto, Desa Tawing, Desa Munjungan, Desa

Masaran, Desa Craken, Desa Ngulung Kulon, Desa Ngulung Wetan, Desa

Nglebeng, Desa Wonocoyo dan Desa Besuki.

Pengolahan data bersumber dari data angin ECMWF, kemudian

dilakukan peramalan periode dan tinggi gelombang signifikan. Periode dan

tinggi gelombang signifikan dipengaruhi oleh kecepatan angin, lama angin

bertiup dan panjang fetch. Periode dan tinggi gelombang signifikan

didapatkan dengan menggunakan Persamaan 3.8 dan 3.9. Periode dan tinggi

gelombang signifikan dikelompokkan menjadi 4 musim antara lain, musim

barat, peralihan I, musim timur dan peralihan II.

4.1.1 Periode dan Tinggi Gelombang Signifikan pada Musim Barat

Arah angin dominan yang terjadi pada musim barat (Desember-

Januari-Februari) di perairan pesisir Kabupaten Trenggalek adalah

angin dari arah barat. Kecepatan angin yang bertiup pada musim barat

di perairan pesisir Kabupaten Trenggalek antara 0,5 – 5,7 m/s dengan

kecepatan angin rata-rata sebesar 2,49 m/s. Grafik periode dan tinggi

gelombang signifikan pada musim barat ditunjukkan pada Gambar 4.1.

Page 51: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

38

Gambar 4.1 Grafik Periode dan Tinggi Gelombang Signifikan pada Musim Barat

Gambar 4.1 menunjukkan grafik periode dan tinggi gelombang

signifikan pada musim barat memiliki nilai yang cukup signifikan

pada setiap wilayah. Tinggi gelombang signifikan pada setiap wilayah

memiliki nilai 0,04 – 8,11 meter, dengan rentang periode antara 0,78

– 23,43 detik. Rata-rata tinggi gelombang signifikan adalah 4,1 meter,

sedangkan rata-rata periodenya adalah 13,96 detik. Gelombang

tertinggi terjadi di Desa Ngulung Kulon dengan tinggi 8,11 meter dan

periodenya sebesar 23,43 detik. Sedangkan tinggi gelombang

signifikan terendah berada di Desa Ngulung Wetan dengan tinggi 0,04

meter dan periodenya sebesar 0,78 detik. Perbedaan tinggi gelombang

signifikan tertinggi dan terendah adalah 8,07 meter, rentang tersebut

tergolong sangat tinggi. Berikut ini merupakan windrose dan fetch

pada musim barat di Desa Ngulung Kulon dan Desa Ngulung Wetan

yang merupakan desa dengan tinggi gelombang tertinggi dan terendah,

dapat dilihat pada Gambar 4.2 dan Gambar 4.3.

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

6,34

2,53

6,24

0,04

8,11

5,974,43

3,074,44

6,655,40

0,05 0,05

20,96

11,41

20,74

0,78

23,43

19,13

15,89

12,47

15,93

20,77

18,24

0,86 0,83

Tinggi Signifikan Gelombang (m) Periode Signifikan Gelombang (s)

Page 52: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

39

Gambar 4.2 a) Windrose di Desa Ngulung Kulon pada Musim Barat, b) Ilustrasi

Fetch di Desa Ngulung Kulon pada Musim Barat

Gambar 4.3 a) Windrose di Desa Ngulung Wetan pada Musim Barat, b) Ilustrasi

Fetch di Desa Ngulung Wetan pada Musim Barat

Arah angin pada musim barat dominan ke arah barat, dapat dilihat

pada Gambar 4.2 dan 4.3. Panjang fetch di Desa Ngulung Kulon dan

Desa Ngulung Wetan pada musim barat memiliki panjang yang

berbeda. Panjang fetch rata-rata di Desa Ngulung Kulon pada musim

barat adalah 5.703,52 km. Sedangkan, panjang fetch rata-rata di Desa

Ngulung Wetan pada musim barat adalah 0,27 km atau lebih tepatnya

271,21 meter. Perbedaan panjang fetch yang sangat signifikan dapat

menyebabkan periode dan tinggi gelombang signifikan berbeda-beda

setiap desa, meskipun pada musim yang sama. Semakin panjang fetch

maka semakin besar periode dan tinggi gelombang yang diperoleh.

Perbedaan tinggi gelombang pada musim barat dapat disebabkan

oleh beberapa faktor yaitu kecepatan angin, lama angin bertiup dan

panjang lintasan gelombang atau biasa disebut fetch (Waters, 2008).

a b

a b

Page 53: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

40

Desa yang memiliki tinggi gelombang kategori tenang pada penelitian

ini adalah desa yang memiliki fetch yang pendek. Hal ini disebabkan

letak desa yang berada di teluk, sedangkan desa yang memiliki tinggi

gelombang kategori ekstrem berada di tanjung. Sehingga desa yang

lokasinya berada di teluk memiliki tinggi gelombang yang tergolong

tenang, sedangkan desa yang lokasinya berada di tanjung maupun di

luar teluk memiliki tinggi gelombang yang tinggi bahkan ekstrem.

Klasifikasi tinggi gelombang signifikan pada musim barat

berdasarkan skala Douglas ditunjukkan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Klasifikasi Tinggi Gelombang Signifikan pada Musim Barat

No.

Tinggi

Gelombang

(meter)

Skala Lokasi (Desa)

1 0,1 – 0,5 Tenang Ngulung Wetan, Tasikmadu,

Prigi

2 0,5 – 1,25 Rendah -

3 1,25 – 2,5 Sedang -

4 2,5 – 4 Tinggi Wonocoyo, Munjungan

5 4 – 6 Sangat Tinggi Craken, Masaran, Tawing,

Karanggandu

6 6 – 9 Ekstrem Besuki, Nglebeng, Ngulung

Kulon, Bendoroto

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa pada musim barat tinggi

gelombang signifikan pada beberapa desa cukup ekstrem. Desa yang

memiliki tinggi gelombang ekstrem antara lain, Desa Besuki, Desa

Nglebeng, Desa Ngulung Kulon dan Desa Bendoroto. Sedangkan,

desa yang memiliki tinggi gelombang kategori sangat tinggi yaitu,

Desa Craken, Desan Masaran, Desa Tawing, Desa Karanggandu.

Desa lain yang memiliki tinggi gelombang kategori tinggi adalah Desa

Wonocoyo dan Desa Munjungan. Tinggi gelombang kategori tenang

juga terdapat pada musim barat yaitu di Desa Ngulung Wetan, Desa

Tasikmadu dan Desa Prigi.

4.1.2 Periode dan Tinggi Gelombang Signifikan pada Peralihan I

Arah angin dominan yang terjadi pada peralihan I (Maret-April-

Mei) di perairan pesisir Kabupaten Trenggalek adalah angin dari arah

Page 54: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

41

tenggara. Kecepatan angin yang bertiup pada peralihan I di perairan

pesisir Kabupaten Trenggalek antara 0,5 – 5,7 m/s dengan kecepatan

angin rata-rata sebesar 2,32 m/s. Grafik periode dan tinggi gelombang

signifikan pada Peralihan I ditunjukkan pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Grafik Periode dan Tinggi Gelombang Signifikan pada Peralihan I

Gambar 4.4 menunjukkan grafik periode dan tinggi gelombang

signifikan pada peralihan I memiliki nilai yang berbeda-beda pada

setiap wilayah. Tinggi gelombang signifikan pada setiap wilayah

memiliki nilai 0,89 – 3,26 meter, dengan rentang periode antara 5,65

– 13,35 detik. Rata-rata tinggi gelombang signifikan adalah 1,84

meter, sedangkan rata-rata periodenya adalah 9,02 detik. Gelombang

tertinggi terjadi di Desa Karanggandu dengan tinggi 3,26 meter dan

periodenya sebesar 13,35 detik. Sedangkan tinggi gelombang

signifikan terendah berada di Desa Tawing dengan tinggi 0,89 meter

dan periodenya sebesar 5,65 detik. Perbedaan tinggi gelombang

signifikan tertinggi dan terendah adalah 2,37 meter, rentang tersebut

cukup tinggi. Berikut ini merupakan windrose dan fetch pada

peralihan I di Desa Karanggandu dan Desa Tawing yang merupakan

desa dengan tinggi gelombang tertinggi dan terendah, dapat dilihat

pada Gambar 4.5 dan Gambar 4.6.

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

1,69 1,01 1,26 1,042,48 3,07

0,90

3,00

0,89 1,313,26 3,05

0,95

9,19

6,557,55

6,66

11,0412,70

5,67

12,59

5,657,27

13,3512,76

6,35

Tinggi Signifikan Gelombang (m) Periode Signifikan Gelombang (s)

Page 55: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

42

Gambar 4.5 a) Windrose di Desa Karanggandu pada Peralihan I, b) Ilustrasi Fetch

di Desa Karanggandu pada Peralihan I

Gambar 4.6 a) Windrose di Desa Tawing pada Peralihan I, b) Ilustrasi Fetch di

Desa Tawing pada Peralihan I

Arah angin pada peralihan I dominan ke arah tenggara, dapat

dilihat pada Gambar 4.5 dan 4.6. Panjang fetch di Desa Karanggandu

dan Desa Tawing pada peralihan I memiliki panjang yang berbeda.

Panjang fetch rata-rata di Desa Karanggandu pada peralihan I adalah

1.124,91 km. Sedangkan, panjang fetch rata-rata di Desa Tawing pada

peralihan I adalah 101,93 km. Perbedaan panjang fetch yang sangat

signifikan dapat menyebabkan periode dan tinggi gelombang

signifikan berbeda-beda setiap desa, meskipun pada musim yang sama.

Semakin panjang fetch maka semakin besar periode dan tinggi

gelombang yang diperoleh.

Perbedaan tinggi gelombang pada musim barat dapat disebabkan

oleh beberapa faktor yaitu kecepatan angin, lama angin bertiup dan

panjang lintasan gelombang atau biasa disebut fetch (Waters, 2008).

Desa yang memiliki tinggi gelombang kategori tenang pada penelitian

a b

a b

Page 56: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

43

ini adalah desa yang memiliki fetch yang pendek. Hal ini disebabkan

letak desa yang berada di teluk, sedangkan desa yang memiliki tinggi

gelombang kategori ekstrem berada di tanjung. Sehingga desa yang

lokasinya berada di teluk memiliki tinggi gelombang yang tergolong

tenang, sedangkan desa yang lokasinya berada di tanjung maupun di

luar teluk memiliki tinggi gelombang yang tinggi.

Klasifikasi tinggi gelombang signifikan pada peralihan I

berdasarkan skala Douglas ditunjukkan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Klasifikasi Tinggi Gelombang Signifikan pada Peralihan I

No.

Tinggi

Gelombang

(meter)

Skala Lokasi (Desa)

1 0,1 – 0,5 Tenang -

2 0,5 – 1,25 Rendah Wonocoyo, Ngulung Wetan,

Masaran, Tawing, Prigi

3 1,25 – 2,5 Sedang Besuki, Nglebeng, Ngulung

Kulon, Bendoroto

4 2,5 – 4 Tinggi Craken, Munjungan

5 4 – 6 Sangat Tinggi Karanggandu, Tasikmadu

6 6 – 9 Ekstrem -

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada peralihan I tinggi gelombang

signifikan tergolong rendah dan sedang. Desa yang memiliki tinggi

gelombang rendah antara lain, Desa Wonocoyo, Desa Ngulung Wetan,

Desa Masaran, Desa Tawing dan Desa Prigi. Sedangkan, desa yang

memiliki tinggi gelombang kategori sedang yaitu, Desa Besuki, Desa

Nglebeng, Desa Ngulung Kulon dan Desa Bendoroto. Desa lain yang

memiliki tinggi gelombang kategori tinggi adalah Desa Craken dan

Desa Munjungan. Tinggi gelombang kategori sangat tinggi juga

terdapat pada peralihan I yaitu di Desa Karanggandu dan Desa

Tasikmadu.

4.1.3 Periode dan Tinggi Gelombang Signifikan pada Musim Timur

Arah angin dominan yang terjadi pada musim timur (Juni-Juli-

Agustus) di perairan pesisir Kabupaten Trenggalek adalah angin dari

arah tenggara. Kecepatan angin yang bertiup pada musim timur di

perairan pesisir Kabupaten Trenggalek antara 0,5 – 5,7 m/s, dengan

Page 57: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

44

kecepatan angin rata-rata sebesar 3,47 m/s. Grafik periode dan tinggi

gelombang signifikan pada musim timur ditunjukkan pada Gambar

4.7.

Gambar 4.7 Grafik Periode dan Tinggi Gelombang Signifikan pada Musim Timur

Gambar 4.7 menunjukkan grafik periode dan tinggi gelombang

signifikan pada musim timur memiliki nilai yang berbeda-beda pada

setiap wilayah. Tinggi gelombang signifikan pada setiap wilayah

memiliki nilai 0,94 – 4,38 meter, dengan rentang periode antara 5,94

– 15,35 detik. Rata-rata tinggi gelombang signifikan adalah 2,42

meter, sedangkan rata-rata periodenya adalah 10,45 detik. Gelombang

tertinggi terjadi di Desa Karanggandu dengan tinggi 4,38 meter dan

periodenya sebesar 15,35 detik. Sedangkan tinggi gelombang

signifikan terendah berada di Desa Masaran dengan tinggi 0,94 meter

dan periodenya sebesar 5,94 detik. Perbedaan tinggi gelombang

signifikan tertinggi dan terendah adalah 3,44 meter, rentang tersebut

cukup tinggi. Berikut ini merupakan windrose dan fetch pada musim

timur di Desa Karanggandu dan Desa Masaran yang merupakan desa

dengan tinggi gelombang tertinggi dan terendah, dapat dilihat pada

Gambar 4.8 dan Gambar 4.9.

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

2,471,36 1,68 1,38

3,374,16

0,94

2,931,33 1,71

4,38 4,12

1,58

11,21

7,578,69

7,64

12,74

14,63

5,94

12,57

7,468,79

15,3514,73

8,48

Tinggi Signifikan Gelombang (m) Periode Signifikan Gelombang (s)

Page 58: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

45

Gambar 4.8 a) Windrose di Desa Karanggandu pada Musim Timur, b) Ilustrasi

Fetch di Desa Karanggandu pada Musim Timur

Gambar 4.9 a) Windrose di Desa Masaran pada Musim Timur, b) Ilustrasi Fetch di

Desa Masaran pada Musim Timur

Arah angin pada musim timur dominan ke arah tenggara, dapat

dilihat pada Gambar 4.8 dan 4.9. Panjang fetch di Desa Karanggandu

dan Desa Masaran pada musim timur memiliki panjang yang berbeda.

Panjang fetch rata-rata di Desa Karanggandu pada musim timur adalah

1.121,93 km. Sedangkan, panjang fetch rata-rata di Desa Masaran

pada musim timur adalah 102,69 km. Perbedaan panjang fetch yang

sangat signifikan dapat menyebabkan periode dan tinggi gelombang

signifikan berbeda-beda setiap desa, meskipun pada musim yang sama.

Semakin panjang fetch maka semakin besar periode dan tinggi

gelombang yang diperoleh.

Perbedaan tinggi gelombang pada musim barat dapat disebabkan

oleh beberapa faktor yaitu kecepatan angin, lama angin bertiup dan

panjang lintasan gelombang atau biasa disebut fetch (Waters, 2008).

Desa yang memiliki tinggi gelombang kategori tenang pada penelitian

a b

a b

Page 59: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

46

ini adalah desa yang memiliki fetch yang pendek. Hal ini disebabkan

letak desa yang berada di teluk, sedangkan desa yang memiliki tinggi

gelombang kategori ekstrem berada di tanjung. Sehingga desa yang

lokasinya berada di teluk memiliki tinggi gelombang yang tergolong

tenang, sedangkan desa yang lokasinya berada di tanjung maupun di

luar teluk memiliki tinggi gelombang yang tinggi.

Klasifikasi tinggi gelombang signifikan pada musim timur

berdasarkan skala Douglas ditunjukkan pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Klasifikasi Tinggi Gelombang Signifikan pada Musim Timur

No.

Tinggi

Gelombang

(meter)

Skala Lokasi (Desa)

1 0,1 – 0,5 Tenang -

2 0,5 – 1,25 Rendah Masaran

3 1,25 – 2,5 Sedang Besuki, Wonocoyo,

Nglebeng, Ngulung Wetan,

Bendoroto, Tawing, Prigi

4 2,5 – 4 Tinggi Ngulung Kulon, Munjungan

5 4 – 6 Sangat Tinggi Craken, Karanggandu,

Tasikmadu

6 6 – 9 Ekstrem -

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa pada musim timur tinggi

gelombang signifikan paling banyak dalam kategori sedang. Desa

yang memiliki tinggi gelombang sedang antara lain, Desa Besuki,

Desa Wonocoyo, Desa Nglebeng, Desa Ngulung Wetan, Desa

Bendoroto, Desa Tawing dan Desa Prigi. Sedangkan, desa yang

memiliki tinggi gelombang kategori rendah adalah Desa Masaran.

Desa lain yang memiliki tinggi gelombang kategori tinggi adalah Desa

Ngulung Kulon dan Desa Munjungan. Tinggi gelombang kategori

sangat tinggi juga terdapat pada musim timur yaitu di Desa Craken,

Desa Karanggandu dan Desa Tasikmadu.

4.1.4 Periode dan Tinggi Gelombang Signifikan pada Peralihan II

Arah angin dominan yang terjadi pada peralihan II (September-

Oktober-November) di perairan pesisir Kabupaten Trenggalek adalah

angin dari tenggara. Kecepatan angin yang bertiup pada peralihan II

Page 60: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

47

di perairan pesisir Kabupaten Trenggalek antara 0,5 – 5,7 m/s, dengan

kecepatan angin rata-rata sebesar 3 m/s. Grafik periode dan tinggi

gelombang signifikan pada peralihan II ditunjukkan pada Gambar

4.10.

Gambar 4.10 Grafik Periode dan Tinggi Gelombang Signifikan pada Peralihan II

Gambar 4.10 menunjukkan grafik periode dan tinggi gelombang

signifikan pada Peralihan II memiliki nilai yang berbeda-beda pada

setiap wilayah. Tinggi gelombang signifikan pada setiap wilayah

memiliki nilai 0,15 – 4,05 meter, dengan rentang periode antara 1,71

– 15,1 detik. Rata-rata tinggi gelombang signifikan adalah 2,41 meter,

sedangkan rata-rata periodenya adalah 10,62 detik. Gelombang

tertinggi terjadi di Desa Craken dengan tinggi 4,05 meter dan

periodenya sebesar 15,1 detik. Sedangkan tinggi gelombang

signifikan terendah berada di Desa Masaran dengan tinggi 0,15 meter

dan periodenya sebesar 1,71 detik. Perbedaan tinggi gelombang

signifikan tertinggi dan terendah adalah 3,9 meter, rentang tersebut

cukup tinggi. Berikut ini merupakan windrose dan fetch pada

peralihan II di Desa Craken dan Desa Masaran yang merupakan desa

dengan tinggi gelombang tertinggi dan terendah, dapat dilihat pada

Gambar 4.11 dan Gambar 4.12.

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

2,932,06 2,23

1,233,07

4,05

0,15

3,351,82 2,20

3,79 3,31

1,16

12,85

10,1910,74

7,27

12,56

15,10

1,71

13,42

8,9710,17

14,6313,39

7,08

Tinggi Signifikan Gelombang (m) Periode Signifikan Gelombang (s)

Page 61: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

48

Gambar 4.11 a) Windrose di Desa Craken pada Peralihan II, b) Ilustrasi Fetch di

Desa Craken pada Peralihan II

Gambar 4.12 a) Windrose di Desa Masaran pada Peralihan II, b) Ilustrasi Fetch di

Desa Masaran pada Peralihan II

Arah angin pada peralihan II dominan ke arah tenggara, dapat

dilihat pada Gambar 4.11 dan 4.12. Panjang fetch di Desa Craken dan

Desa Masaran pada peralihan II memiliki panjang yang berbeda.

Panjang fetch rata-rata di Desa Craken pada peralihan II adalah

1.288,57 km. Sedangkan, panjang fetch rata-rata di Desa Masaran

pada peralihan II adalah 1,84 km. Perbedaan panjang fetch yang

sangat signifikan dapat menyebabkan periode dan tinggi gelombang

signifikan berbeda-beda setiap desa, meskipun pada musim yang sama.

Semakin panjang fetch maka semakin besar periode dan tinggi

gelombang yang diperoleh.

Perbedaan tinggi gelombang pada peralihan II dapat disebabkan

oleh beberapa faktor yaitu kecepatan angin, lama angin bertiup dan

panjang lintasan gelombang atau biasa disebut fetch (Waters, 2008).

a b

a b

Page 62: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

49

Desa yang memiliki tinggi gelombang kategori tenang pada penelitian

ini adalah desa yang memiliki fetch yang pendek. Hal ini disebabkan

letak desa yang berada di teluk, sedangkan desa yang memiliki tinggi

gelombang kategori sangat tinggi berada di tanjung. Sehingga desa

yang lokasinya berada di teluk memiliki tinggi gelombang yang

tergolong tenang, sedangkan desa yang lokasinya berada di tanjung

maupun di luar teluk memiliki tinggi gelombang yang sangat tinggi.

Klasifikasi tinggi gelombang signifikan pada peralihan II

berdasarkan skala Douglas ditunjukkan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Klasifikasi Tinggi Gelombang Signifikan pada Peralihan II

No.

Tinggi

Gelombang

(meter)

Skala Lokasi (Desa)

1 0,1 – 0,5 Tenang Masaran

2 0,5 – 1,25 Rendah Ngulung Wetan, Prigi

3 1,25 – 2,5 Sedang Wonocoyo, Nglebeng,

Tawing, Bendoroto

4 2,5 – 4 Tinggi Besuki, Ngulung Kulon,

Munjungan, Karanggandu,

Tasikmadu

5 4 – 6 Sangat Tinggi Craken

6 6 – 9 Ekstrem -

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pada peralihan II tinggi

gelombang signifikan tergolong sedang dan tinggi. Desa yang

memiliki tinggi gelombang sedang antara lain, Desa Wonocoyo, Desa

Nglebeng, Desa Tawing dan Desa Bendoroto. Sedangkan, desa yang

memiliki tinggi gelombang kategori tinggi yaitu, Desa Besuki, Desa

Ngulung Kulon, Desa Munjungan, Desa Karanggandu dan Desa

Tasikmadu. Desa lain yang memiliki tinggi gelombang kategori

sangat tinggi adalah Desa Craken. Tinggi gelombang kategori tenang

juga terdapat pada peralihan II yaitu di Desa Masaran.

4.1.5 Perbandingan Periode dan Tinggi Gelombang Signifikan pada

Setiap Musim

Periode dan tinggi signifikan gelombang di perairan pesisir

Kabupaten Trenggalek pada setiap musim memiliki nilai yang

Page 63: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

50

berbeda-beda. Berikut ini merupakan grafik perbandingan periode dan

tinggi gelombang signifikan di perairan pesisir Kabupaten Trengglek

pada setiap musim yang dituntukkan pada Gambar 4.13 dan Gambar

4.14.

Page 64: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

51

Gambar 4.13 Grafik Perbandingan Tinggi Gelombang Signifikan pada Setiap Musim

Besuki Wonocoyo NglebengNgulungWetan

NgulungKulon

Craken MasaranMunjunga

nTawing Bendoroto

Karanggandu

Tasikmadu Prigi

Musim Barat 6,34 2,53 6,24 0,04 8,11 5,97 4,43 3,07 4,44 6,65 5,40 0,05 0,05

Peralihan I 1,69 1,01 1,26 1,04 2,48 3,07 0,90 3,00 0,89 1,31 3,26 3,05 0,95

Musim Timur 2,47 1,36 1,68 1,38 3,37 4,16 0,94 2,93 1,33 1,71 4,38 4,12 1,58

Peralihan II 2,93 2,06 2,23 1,23 3,07 4,05 0,15 3,35 1,82 2,20 3,79 3,31 1,16

6,34

2,53

6,24

0,04

8,11

5,97

4,43

3,07

4,44

6,65

5,40

0,05 0,05

1,69

1,011,26

1,04

2,48

3,07

0,90

3,00

0,891,31

3,263,05

0,95

2,47

1,361,68

1,38

3,37

4,16

0,94

2,93

1,331,71

4,384,12

1,58

2,93

2,062,23

1,23

3,07

4,05

0,15

3,35

1,822,20

3,79

3,31

1,16

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

8,00

9,00Ti

ngg

i Gel

om

ban

g (M

eter

)

Page 65: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

52

Gambar 4.14 Grafik Perbandingan Periode Gelombang Signifikan pada Setiap Musim

Besuki Wonocoyo NglebengNgulungWetan

NgulungKulon

Craken MasaranMunjunga

nTawing Bendoroto

Karanggandu

Tasikmadu Prigi

Musim Barat 20,96 11,41 20,74 0,78 23,43 19,13 15,89 12,47 15,93 20,77 18,24 0,86 0,83

Peralihan I 9,19 6,55 7,55 6,66 11,04 12,70 5,67 12,59 5,65 7,27 13,35 12,76 6,35

Musim Timur 11,21 7,57 8,69 7,64 12,74 14,63 5,94 12,57 7,46 8,79 15,35 14,73 8,48

Peralihan II 12,85 10,19 10,74 7,27 12,56 15,10 1,71 13,42 8,97 10,17 14,63 13,39 7,08

20,96

11,41

20,74

0,78

23,43

19,13

15,89

12,47

15,93

20,77

18,24

0,86 0,83

9,19

6,557,55

6,66

11,04

12,70

5,67

12,59

5,65

7,27

13,3512,76

6,35

11,21

7,57

8,69

7,64

12,74

14,63

5,94

12,57

7,46

8,79

15,3514,73

8,48

12,85

10,1910,74

7,27

12,56

15,10

1,71

13,42

8,97

10,17

14,63

13,39

7,08

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00P

erio

de

Gel

om

ban

g (D

etik

)

Page 66: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

53

Berdasarkan Gambar 4.13 dan Gambar 4.14 dapat diketahui

bahwa periode dan gelombang signifikan tertinggi terjadi pada saat

musim barat. Menurut Komar (1976), pembentukan gelombang di

suatu perairan yang disebabkan oleh tiupan angin ditentukan oleh 3

faktor. Ketiga faktor tersebut antara lain, kecepatan angin, lama tiupan

angin dan penjang lintasan angin (fecth). Jiang dan Chen (2013) juga

menjelaskan, pembentukan gelombang yang disebabkan oleh angin

lokal di suatu wilayah. Apabila angin lokal tersebut berhenti bertiup,

maka gelombang tersebut dapat menghilang. Sehingga, ketika tiupan

angin menghilang, maka gelombang yang ada merupakan gelombang

yang datang atau dibangkitkan dari tempat lain (swell) (Setyawan &

Pamungkas, 2017).

Kondisi angin pada musim barat dominan berhembus dari arah

barat. Sedangkan pada musim timur dan peralihan I dan II, arah angin

berhembus dari tenggara. Kecapatan angin rata-rata pada musim barat

yaitu 2,49 m/s. Pada peralihan I kecepatan angin rata-ratanya sebesar

2,32 m/s, sedangkan pada musim timur kecepatan angin rata-ratanya

sebesar 3,47 m/s. Kecepatan angin rata-rata pada peralihan II adalah

3 m/s. Kecepatan angin rata-rata tertinggi terdapat pada musim timur.

Tetapi, gelombang tertinggi terdapat pada saat musim barat. Hal

tersebut dapat terjadi karena panjang fetch pada musim barat lebih

besar dari musim timur. Ketika panjang fetch yang tercipta bernilai

besar maka, tinggi gelombang yang terbentuk akan semakin tinggi.

Sedangkan, ketika fetch yang tercipta pendek, tinggi gelombang akan

menjadi rendah juga (Baharuddin, Pariwono, & Nurjaya, 2009).

4.2 Validasi Data Gelombang Metode SPM (Shore Protection Manual) dan

Data Gelombang dari Penelitian Terdahulu

Data periode dan tinggi gelombang signifikan yang didapatkan

melalui proses peramalan gelombang perlu dilakukan validasi dengan data

gelombang penelitian terdahulu. Data tinggi dan periode gelombang

signifikan berasal dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Karima dan

Page 67: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

54

Sarwono (2017). Data gelombang dari penelitian terdahulu diperoleh dari

pengolahan data angin yang berasal dari Stasiun Meteorologi tahun 2010 –

2014. Titik lokasi data periode dan tinggi gelombang signifikan yang

digunakan dalam melakukan validasi ini berada di Teluk Sumbreng. Teluk

Sumbreng sendiri terletak di Desa Masaran, Kecamatan Munjungan,

Kabupaten Trenggalek.

Tinggi gelombang signifikan tahun 2010 – 2014 yang berasal dari

penelitian Karima dan Sarwono (2017) adalah 3,482 meter dengan periode

sebesar 11,116 detik. Sedangkan tinggi gelombang signifikan yang

diperoleh dari pengolahan data angin ECMWF tahun 2010 – 2014 adalah

3,793 meter dengan periode sebesar 14,228 detik. Perbandingan data

gelombang metode SPM dengan data gelombang penelitian terdahulu

ditunjukkan pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Perbandingan Data Gelombang Metode SPM dan Data Penelitian Terdahulu

Data

Gelombang

Metode

SPM

Penelitian

Terdahulu

Kesalahan

Relatif

Hs (meter) 3,793 3,482 8,93%

Ts (detik) 14,228 11,116 27,99%

Tabel 4.5 menunjukkan perbandingan periode dan tinggi gelombang

signifikan dari data pengololahan metode SPM dan data gelombang

penelitian terdahulu. Kesalahan relatif untuk tinggi gelombang signifikan

yang diperoleh dari perbandingan tersebut sebesar 8,93%. Sedangkan

keselahan relatif pada periodenya sebesar 27,99%. Berdasarkan hasil

validasi antara meode SPM dengan penelitian terdahulu diketahui nilai

kebenaran periode dan tinggi gelombang signifikan adalah 72,01% dan

91,07%. Jika validasi model nilai kesalahan relatif di bawah 40%, maka data

tersebut dapat diterima (Sugiyono, 2006). Sehingga dapat disimpulkan

bahwa validasi data gelombang metode SPM dapat diterima.

4.3 Potensi Energi Gelombang yang Dihasilkan Pembangkit Listrik

Tenaga Gelombang di Pesisir Kabupaten Trenggalek

Potensi energi gelombang yang dihasilkan pembangkit listrik tenaga

gelombang di perairan pesisir Kabupaten Trenggalek didapatkan dari

Page 68: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

55

perhitungan periode dan tinggi gelombang signifikan pada setiap musim di

beberapa titik penelitian. Potensi energi gelombang dihasilkan oleh

gelombang dengan lebar gelombang 2,4 m. Lebar gelombang didapatkan

dari luas kolom OWC yaitu sebesar 2,4 m (BPPT, 2014). Massa jenis air

laut yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 1.025 Kg/m3 dan gravitasi

bumi sebesar 9,81 m/s2. Potensi energi gelombang dapat diperoleh dengan

menggunakan Persamaan 3.18. Setelah mengetahui potensi energi

gelombang, dilakukan analisis potensi energi gelombang setiap musim.

4.3.1 Potensi Energi Gelombang pada Musim Barat

Potensi energi gelombang dipengaruhi oleh periode dan tinggi

gelombang signifikan. Grafik potensi energi gelombang pada musim

barat ditunjukkan pada Gambar 4.15.

Gambar 4.15 Grafik Potensi Energi Gelombang pada Musim Barat

Gambar 4.15 menunjukkan bahwa rentang potensi energi

gelombang yang dihasilkan yaitu 0,005 – 169.851,61 KJ. Potensi

energi gelombang terbesar berada di Desa Ngulung Kulon sebesar

169.851,61 KJ. Sedangkan potensi energi gelombang terkecil berada

di Desa Ngulung Wetan sebesar 0,005 KJ. Rata-rata potensi energi

gelombang yang dihasilkan pada musim barat adalah 45.052,56 KJ.

Desa yang memiliki potensi energi gelombang di atas rata-rata

pada musim barat antara lain, Desa Besuki, Desa Nglebeng, Desa

Ngulung Kulon, Desa Craken, Desa Bendoroto dan Desa

0,00

20000,00

40000,00

60000,00

80000,00

100000,00

120000,00

140000,00

160000,00

180000,00

83

.09

4,0

86

3.9

04

,02

2

78

.79

3,4

10

0,0

05

16

9.8

51

,61

3

61

.17

8,9

08

23

.29

1,9

79

6.8

63

,26

0

23

.53

8,4

33

89

.59

4,6

54

45

.57

2,8

92

0,0

10

0,0

07En

ergi

Gel

om

ban

g (K

J)

Page 69: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

56

Karanggandu. Sedangkan desa yang memiliki potensi energi

gelombang di bawah rata-rata yaitu, Desa Wonocoyo, Desa Ngulung

Wetan, Desa Masaran, Desa Munjungan, Desa Tawing, Desa

Tasikmadu dan Desa Prigi. Faktor utama besarnya potensi energi

gelombang yang dihasilkan adalah besarnya periode dan tingginya

gelombang.

4.3.2 Potensi Energi Gelombang pada Peralihan I

Potensi energi gelombang dipengaruhi oleh periode dan tinggi

gelombang signifikan. Grafik potensi energi gelombang pada

peralihan I ditunjukkan pada Gambar 4.16.

Gambar 4.16 Grafik Potensi Energi Gelombang pada Peralihan I

Gambar 4.16 menunjukkan bahwa rentang potensi energi

gelombang yang dihasilkan yaitu 121,21 – 8.900,66 KJ. Potensi energi

gelombang terbesar berada di Desa Karanggandu sebesar 8.900,66 KJ.

Sedangkan potensi energi gelombang terkecil berada di Desa Masaran

sebesar 121,21 KJ. Rata-rata potensi energi gelombang yang

dihasilkan pada peralihan I adalah 2.785,88 KJ.

Desa yang memiliki potensi energi gelombang di atas rata-rata

pada peralihan I antara lain, Desa Ngulung Kulon, Desa Craken, Desa

Munjungan, Desa Karanggandu dan Desa Tasikmadu. Sedangkan

desa yang memiliki potensi energi gelombang di bawah rata-rata yaitu,

Desa Besuki, Desa Wonocoyo, Desa Nglebeng, Desa Ngulung Wetan,

Desa Masaran, Desa Tawing, Desa Bendoroto dan Desa Prigi. Faktor

0,00

20000,00

40000,00

60000,00

80000,00

100000,00

120000,00

140000,00

160000,00

180000,00

1.1

36

,34

20

6,5

1

42

3,1

2

22

5,6

5

3.5

34

,38

7.1

46

,59

12

1,2

1

6.7

05

,33

11

9,0

5

42

3,0

0

8.9

00

,66

7.1

03

,98

17

0,6

6

Ener

gi G

elo

mb

ang

(KJ)

Page 70: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

57

utama besarnya potensi energi gelombang yang dihasilkan adalah

besarnya periode dan tingginya gelombang.

4.3.3 Potensi Energi Gelombang pada Musim Timur

Potensi energi gelombang dipengaruhi oleh periode dan tinggi

gelombang signifikan. Grafik potensi energi gelombang pada musim

timur ditunjukkan pada Gambar 4.17.

Gambar 4.17 Grafik Potensi Energi Gelombang pada Musim Timur

Gambar 4.17 menunjukkan bahwa rentang potensi energi

gelombang yang dihasilkan yaitu 147,29 – 21.235,94 KJ. Potensi

energi gelombang terbesar berada di Desa Karanggandu sebesar

21.235,94 KJ. Sedangkan potensi energi gelombang terkecil berada di

Desa Masaran sebesar 147,29 KJ. Rata-rata potensi energi gelombang

yang dihasilkan pada musim timur adalah 6.083,23 KJ.

Desa yang memiliki potensi energi gelombang di atas rata-rata

pada musim timur antara lain, Desa Ngulung Kulon, Desa Craken,

Desa Munjungan, Desa Karanggandu dan Desa Tasikmadu.

Sedangkan desa yang memiliki potensi energi gelombang di bawah

rata-rata yaitu, Desa Besuki, Desa Wonocoyo, Desa Nglebeng, Desa

Ngulung Wetan, Desa Masaran, Desa Tawing, Desa Bendoroto dan

Desa Prigi. Faktor utama besarnya potensi energi gelombang yang

dihasilkan adalah besarnya periode dan tingginya gelombang.

0,00

20000,00

40000,00

60000,00

80000,00

100000,00

120000,00

140000,00

160000,00

180000,00

3.5

93

,24

49

9,4

6

99

8,5

0

52

3,1

5

8.6

66

,80

17

.39

1,4

7

14

7,2

9

6.3

81

,76

46

3,3

2

1.0

59

,65

21

.23

5,9

4

17

.27

4,5

8

84

6,8

3

Ener

gi G

elo

mb

ang

(KJ)

Page 71: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

58

4.3.4 Potensi Energi Gelombang pada Peralihan II

Potensi energi gelombang dipengaruhi oleh periode dan tinggi

gelombang signifikan. Grafik potensi energi gelombang pada

peralihan II ditunjukkan pada Gambar 4.18.

Gambar 4.18 Grafik Potensi Energi Gelombang pada Peralihan II

Gambar 4.18 menunjukkan bahwa rentang potensi energi

gelombang yang dihasilkan yaitu 0,3 – 17.585,51 KJ. Potensi energi

gelombang terbesar berada di Desa Craken sebesar 17.585,51 KJ.

Sedangkan potensi energi gelombang terkecil berada di Desa Masaran

sebesar 0,3 KJ. Rata-rata potensi energi gelombang yang dihasilkan

pada peralihan II adalah 5.648,39 KJ.

Desa yang memiliki potensi energi gelombang di atas rata-rata

pada peralihan II antara lain, Desa Besuki, Desa Ngulung Kulon, Desa

Craken, Desa Munjungan, Desa Karanggandu dan Desa Tasikmadu.

Sedangkan desa yang memiliki potensi energi gelombang di bawah

rata-rata yaitu, Desa Wonocoyo, Desa Nglebeng, Desa Ngulung

Wetan, Desa Masaran, Desa Tawing, Desa Bendoroto dan Desa Prigi.

Faktor utama besarnya potensi energi gelombang yang dihasilkan

adalah besarnya periode dan tingginya gelombang.

0,00

20000,00

40000,00

60000,00

80000,00

100000,00

120000,00

140000,00

160000,00

180000,00

6.6

48

,40

2.0

66

,97

2.6

97

,17

37

7,8

9

6.9

64

,69

17

.58

5,5

1

0,3

0

9.5

03

,17

1.2

52

,52

2.3

54

,86

14

.40

5,8

6

9.2

54

,82

31

6,8

9

Ener

gi G

elo

mb

ang

(KJ)

Page 72: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

59

4.4 Estimasi Daya Listrik yang Dihasilkan Pembangkit Listrik Tenaga

Gelombang Sistem Oscillating Water Column di Pesisir Kabupaten

Trenggalek

Estimasi daya listrik yang dihasilkan pembangkit listrik tenaga

gelombang sistem Oscillating Water Column di perairan pesisir Kabupaten

Trenggalek didapatkan dari perhitungan periode dan tinggi gelombang

signifikan pada setiap musim di beberapa titik penelitian. Estimasi daya

listrik dihasilkan oleh perhitungan total energi gelombang yang dihasilkan

pembangkit listrik tenaga gelombang dengan menggunakan Persamaan

3.20. Setelah mengetahui estimasi daya listrik yang dihasilkan pembangkit

listrik tenaga gelombang sistem Oscillating Water Column pada setiap

musim, selanjutnya dilakukan analisis estimasi daya listrik tersebut.

4.4.1 Estimasi Daya Listrik Sistem OWC pada Musim Barat

Besarnya estimasi daya listrik pada musim barat dipengaruhi oleh

besarnya potensi energi gelombang. Grafik estimasi daya listrik

sistem Oscillating Water Column pada musim barat ditunjukkan pada

Gambar 4.19.

Gambar 4.19 Grafik Estimasi Daya Listrik Sistem Oscillating Water Column pada

Musim Barat

Gambar 4.19 menunjukkan bahwa rentang estimasi daya listrik

yang dihasilkan yaitu 0,81 – 863.768,3 Watt. Estimasi daya listrik

terbesar berada di Desa Ngulung Kulon sebesar 863.768,3 Watt.

0,00

100000,00

200000,00

300000,00

400000,00

500000,00

600000,00

700000,00

800000,00

900000,00

47

2.3

95

,48

40

.76

2,3

6

45

2.7

03

,40

0,8

1

86

3.7

68

,30

38

1.1

43

,57

17

4.6

45

,94

65

.61

1,2

6

17

6.1

24

,96

51

3.9

77

,18

29

7.8

27

,91

1,3

4

1,0

1

Day

a Li

stri

k (W

att)

Page 73: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

60

Sedangkan estimasi daya listrik terkecil berada di Desa Ngulung

Wetan sebesar 0,81 Watt. Rata-rata estimasi daya listrik yang

dihasilkan pada musim barat adalah 264.535,66 Watt.

Desa yang memiliki estimasi daya listrik di atas rata-rata pada

musim barat antara lain, Desa Besuki, Desa Nglebeng, Desa Ngulung

Kulon, Desa Craken, Desa Bendoroto dan Desa Karanggandu.

Sedangkan desa yang memiliki estimasi daya listrik di bawah rata-rata

yaitu, Desa Wonocoyo, Desa Ngulung Wetan, Desa Masaran, Desa

Munjungan, Desa Tawing, Desa Tasikmadu dan Desa Prigi. Faktor

utama besarnya estimasi daya listrik yang dihasilkan adalah besarnya

potensi energi gelombang. Potensi energi gelombang dipengaruhi

periode dan tingginya gelombang.

4.4.2 Estimasi Daya Listrik Sistem OWC pada Peralihan I

Besarnya estimasi daya listrik pada peralihan I dipengaruhi oleh

besarnya potensi energi gelombang. Grafik estimasi daya listrik

sistem Oscillating Water Column pada peralihan I ditunjukkan pada

Gambar 4.20.

Gambar 4.20 Grafik Estimasi Daya Listrik Sistem Oscillating Water Column pada

Peralihan I

Gambar 4.20 menunjukkan bahwa rentang estimasi daya listrik

yang dihasilkan yaitu 2.512,07 – 79.464,49 Watt. Estimasi daya listrik

terbesar berada di Desa Karanggandu sebesar 79.464,49 Watt.

0,00

100000,00

200000,00

300000,00

400000,00

500000,00

600000,00

700000,00

800000,00

900000,00

14

.73

7,9

1

3.7

59

,10

6.6

78

,50

4.0

35

,86

38

.13

6,4

9

67

.04

0,5

7

2.5

48

,46

63

.48

8,6

2

2.5

12

,07

6.9

37

,29

79

.46

4,4

9

66

.33

1,3

5

3.2

04

,52D

aya

List

rik

(Wat

t)

Page 74: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

61

Sedangkan estimasi daya listrik terkecil berada di Desa Tawing

sebesar 2.512,07 Watt. Rata-rata estimasi daya listrik yang dihasilkan

pada peralihan I adalah 27.605,79 Watt.

Desa yang memiliki estimasi daya listrik di atas rata-rata pada

peralihan I antara lain, Desa Ngulung Kulon, Desa Craken, Desa

Munjungan, Desa Karanggandu dan Desa Tasikmadu. Sedangkan

desa yang memiliki estimasi daya listrik di bawah rata-rata yaitu, Desa

Besuki, Desa Wonocoyo, Desa Nglebeng, Desa Ngulung Wetan, Desa

Masaran, Desa Tawing, Desa Bendoroto dan Desa Prigi. Faktor utama

besarnya estimasi daya listrik yang dihasilkan adalah besarnya potensi

energi gelombang. Potensi energi gelombang dipengaruhi periode dan

tingginya gelombang.

4.4.3 Estimasi Daya Listrik Sistem OWC pada Musim Timur

Besarnya estimasi daya listrik pada musim timur dipengaruhi

oleh besarnya potensi energi gelombang. Berikut ini merupakan grafik

estimasi daya listrik sistem Oscillating Water Column pada musim

timur yang ditunjukkan pada gambar 4.21.

Gambar 4.21 Grafik Estimasi Daya Listrik Sistem Oscillating Water Column pada

Musim Timur

Gambar 4.21 menunjukkan bahwa rentang estimasi daya listrik

yang dihasilkan yaitu 2.954,59 – 164.876,14 Watt. Estimasi daya

listrik terbesar berada di Desa Karanggandu sebesar 164.876,14 Watt.

0,00

100000,00

200000,00

300000,00

400000,00

500000,00

600000,00

700000,00

800000,00

900000,00

38

.19

5,6

9

7.8

59

,52

13

.69

0,9

9

8.1

56

,79

81

.05

7,5

4

14

1.6

24

,99

2.9

54

,59

60

.51

7,1

8

7.4

00

,47

14

.35

8,7

9

16

4.8

76

,14

13

9.7

39

,31

11

.89

5,4

8

Day

a Li

stri

k (W

att)

Page 75: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

62

Sedangkan estimasi daya listrik terkecil berada di Desa Masaran

sebesar 2.954,59 Watt. Rata-rata estimasi daya listrik yang dihasilkan

pada musim timur adalah 53.255,96 Watt.

Desa yang memiliki estimasi daya listrik di atas rata-rata pada

musim timur antara lain, Desa Ngulung Kulon, Desa Craken, Desa

Munjungan, Desa Karanggandu dan Desa Tasikmadu. Sedangkan

desa yang memiliki estimasi daya listrik di bawah rata-rata yaitu, Desa

Besuki, Desa Wonocoyo, Desa Nglebeng, Desa Ngulung Wetan, Desa

Masaran, Desa Tawing, Desa Bendoroto dan Desa Prigi. Faktor utama

besarnya estimasi daya listrik yang dihasilkan adalah besarnya potensi

energi gelombang. Potensi energi gelombang dipengaruhi periode dan

tingginya gelombang.

4.4.4 Estimasi Daya Listrik Sistem OWC pada Peralihan II

Besarnya estimasi daya listrik pada peralihan II dipengaruhi oleh

besarnya potensi energi gelombang. Berikut ini merupakan grafik

estimasi daya listrik sistem Oscillating Water Column pada peralihan

II yang ditunjukkan pada Gambar 4.22.

Gambar 4.22 Grafik Estimasi Daya Listrik Sistem Oscillating Water Column pada

Peralihan II

Gambar 4.22 menunjukkan bahwa rentang estimasi daya listrik

yang dihasilkan yaitu 20,71 – 138.811,66 Watt. Estimasi daya listrik

terbesar berada di Desa Craken sebesar 138.811,66 Watt. Sedangkan

0,00

100000,00

200000,00

300000,00

400000,00

500000,00

600000,00

700000,00

800000,00

900000,00

61

.64

0,1

8

24

.17

3,8

8

29

.91

8,7

8

6.1

95

,64

66

.09

0,4

4

13

8.8

11

,66

20

,71 84

.40

9,8

0

16

.64

4,2

8

27

.60

1,9

7

11

7.3

73

,64

82

.33

8,3

4

5.3

33

,30D

aya

List

rik

(Wat

t)

Page 76: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

63

estimasi daya listrik terkecil berada di Desa Masaran sebesar 20,71

Watt. Rata-rata estimasi daya listrik yang dihasilkan pada peralihan II

adalah 50.811,74 Watt.

Desa yang memiliki estimasi daya listrik di atas rata-rata pada

peralihan II antara lain, Desa Besuki, Desa Ngulung Kulon, Desa

Craken, Desa Munjungan, Desa Karanggandu dan Desa Tasikmadu.

Sedangkan desa yang memiliki estimasi daya listrik di bawah rata-rata

yaitu, Desa Wonocoyo, Desa Nglebeng, Desa Ngulung Wetan, Desa

Masaran, Desa Tawing, Desa Bendorot dan Desa Prigi. Faktor utama

besarnya estimasi daya listrik yang dihasilkan adalah besarnya potensi

energi gelombang. Potensi energi gelombang dipengaruhi periode dan

tingginya gelombang.

4.5 Estimasi Daya Listrik Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut

Sistem Oscillating Water Column di Pesisir Trenggalek

Estimasi daya listrik sistem Oscillating Water Column yang

dihasilkan diperoleh dari hasil penjumlahan estimasi daya pada setiap

musim, yaitu pada musim barat, peralihan I, musim timur dan peralihan II.

Peta estimasi daya listrik pembangkit listrik tenaga gelombang sistem

Oscillating Water Column di pesisir Kabupaten Trenggalek dalam setahun

dapat dilihat pada Gambar 4.23.

Page 77: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

64

Gambar 4.23 Peta Estimasi Daya Listrik Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Sistem OWC di Pesisir Kabupaten Trenggalek

Page 78: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

65

Gambar 4.23 menunjukkan persebaran estimasi daya listrik yang

dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga gelombang sistem Oscillaitng

Water Column setiap desa di Pesisir Kabupaten Trenggalek. berdasarkan

gambar 4.23 hasil estimasi daya sistem OWC setiap desa berbeda-beda.

Estimasi daya listrik sistem OWC pada gambar 4.23 diklasifikasikan

menjadi 3 kelompok. Setiap estimasi listrik ditandakan sebagai lingkaran

pada gambar 4.23. Lingkaran kecil berwarna kuning menunjukkan estimasi

daya listrik yang dihasilkan sistem OWC kurang dari 200 KW. Lingkaran

berukuran sedang berwarna oranye menunjukkan estimasi daya listrik yang

dihasilkan sistem OWC diatara 200 KW dan 600 KW. Sedangkan,

Lingkaran besar berwarna merah menunjukkan estimasi daya listrik yang

dihasilkan lebih dari 600 KW. Pada setiap lingkaran yang memiliki warna

yang sama, belum tentu ukuran lingkarannya juga sama. Karena, nilai

estimasi daya listrik yang dihasilkan pada setiap lokasi memiliki nilai yang

berbeda-beda. Semakin besar lingkaran yang ditunjukkan oleh gambar,

maka semakin besar estimasi daya listrik yang dihasilkan.

Desa yang memiliki estimasi daya listrik kurang dari 200 KW, antara

lain Desa Wonocoyo, Desa Ngulung Wetan, Desa Masaran dan Desa Prigi.

Ke-empat desa tersebut terletak di dalam teluk yang sempit, sehingga

menyebabkan tinggi gelombang siginifikannya rendah. Teluk yang

menjorok ke dalam dan sempit dapat menyebabkan fecth yang terbentuk

pendek. Fetch yang pendek dapat menyebabkan terbentuknya gelombang

yang rendah (Baharuddin, Pariwono, & Nurjaya, 2009). Gelombang yang

rendah mempengaruhi hasil estimasi daya listrik menjadi kecil juga.

Desa yang memiliki estimasi daya listrik antara 200 KW dan 600 KW

yaitu, Desa Besuki, Desa Nglebeng, Desa Munjungan, Desa Tawing, Desa

Bendoroto dan Desa Tasikmadu. Sedangkan desa yang memiliki estimasi

daya listrik lebih dari 600 KW antara lain, Desa Ngulung Kulon, Desa

Craken dan Desa Karanggandu. Desa yang memiliki estimasi daya listrik

lebih dari 600 KW, letaknya langsung bertemu dengan samudra dan tidak

di dalam teluk. Sehingga fetch yang terbentuk lebih panjang dibandingkan

dengan fetch di desa yang terletak dalam teluk. Fetch yang panjang dapat

Page 79: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

66

menyebabkan terbentuknya gelombang yang tinggi (Baharuddin, Pariwono,

& Nurjaya, 2009). Gelombang yang tinggi mempengaruhi hasil potensi

energi gelombang. Potensi energi gelombang yang besar mempengaruhi

estimasi daya listrik menjadi besar. Estimasi daya listrik sistem OWC

tertinggi terletak di Desa Ngulung Kulon, dengan nilai sebesar 1.049.052,77

Watt atau 1.049 KW. Tabel estimasi daya listrik sistem OWC yang

dihasilkan selama setahun di perairan pesisir Kabupaten Trenggalek

ditunjukkan dalam Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Estimasi Daya Listrik Sistem OWC yang Dihasilkan Selama Setahun di

Perairan Pesisir Kabupaten Trenggalek

No. Lokasi (Desa) Daya Listrik (Watt)

1 Besuki 586.969,26

2 Wonocoyo 76.554,86

3 Nglebeng 502.991,67

4 Ngulung Wetan 18.389,1

5 Ngulung Kulon 1.049.052,77

6 Craken 728.620,79

7 Masaran 180.169,7

8 Munjungan 274.026,86

9 Tawing 202.681,77

10 Bendoroto 562.875,23

11 Karanggandu 659.542,18

12 Tasikmadu 288.410,34

13 Prigi 20.434,31

Total 5.150.718,87

Berdasarkan tabel 4.6, rentang estimasi daya listrik yang dihasilkan

adalah 18.389,1 – 1.049.052,77 Watt. Estimasi daya listrik terbesar terletak

di Desa Ngulung Kulon dengan nilai 1.049.052,77 Watt. Sedangkan

estimasi daya listrik terkecil terdapat di Desa Ngulong Wetan dengan nilai

18.389,1 Watt. Rata-rata estimasi daya listrik yang dihasilkan selama

setahun di perairan persisir Kabupaten Trenggalek adalah 396.209,14 Watt.

Total estimasi daya listrik di 13 desa pada musim barat, timur dan peralihan

adalah sebesar 5.150.718,87 Watt atau 5.150,72 KW. Total nilai estimasi

daya listrik yang dihasilkan di Perairan Indonesia menurut BPPT (2019)

sebesar 17.989 MW, sedangkan estimasi daya listrik yang dihasilkan di

Pesisir Kabupaten Trenggalek adalah 5,15 MW.

Page 80: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

67

Perbandingan estimasi daya listrik di Pesisir Kabupaten Trenggalek

dengan estimasi daya listrik di seluruh Perairan Indonesia adalah 1:3493,

atau hanya 0,029% dari estimasi daya di seluruh Perairan Indonesia.

Persentase yang dihasilkan belum mencapai 1 persen dari estimasi daya

listrik di seluruh Perairan Indonesia. Hal ini disebabkan jumlah titik lokasi

simluasi OWC pada penelitian ini sebanyak 13 titik. Pada setiap titik

simulasi OWC, lebar gelombang diasumsikan sebesar 2,4 meter. Sedangkan

panjang garis pantai Kabupaten Trenggalek sebesar 117,467 km (Sukandar,

et al., 2016). Jika lebar kolom osilasi pada setiap titik lokasi simulasi OWC

dijumlahkan hanya sepanjang 31,2 meter. Perbandingan lebar kolom osilasi

dengan panjang garis pantai di Kabupaten Trenggalek adalah 1:3765, atau

hanya 0,0003% dari panjang garis pantai di pesisir Kabupaten Trenggalek.

Sehingga estimasi daya listrik di pesisir Kabupaten Trenggalek diperkirakan

bisa jauh lebih besar dari 5,15 MW.

Estimasi daya listrik di pesisir Kabupaten Trenggalek, jika

dibandingkan dengan hasil estimasi daya listrik di wilayah perairan maupun

kabupaten lain dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Perbandingan Estimasi Daya Listrik di Pesisir Kabupaten Trenggalek dengan

Pesisir Kalimantan Barat, Jimbaran dan Malang

No. Lokasi

Lebar

Kolom

OWC (m2)

Daya

Listrik

(KW)

Sumber

1

Pesisir

Kalimantan

Barat

2,4 2.229,78

Safitri, Jumarang,

dan Apriansyah

(2016)

2 Jimbaran 35 17.012,75 Wijaya (2010)

3 Malang 4 6.350,04

Ubaidillah,

Soemarwanto, dan

Purnomo (2014)

4 Trenggalek 2,4 5.150,72 Olah data (2020)

Tabel 4.7 menunjukkan perbadingan estimasi daya listrik di

Kabupaten Trenggalek dengan estimasi daya listrik di Pesisir Kalimantan

Barat, Jimbaran dan Malang. Estimasi daya yang dihasilkan di Pesisir

Kalimantan Barat adalah sebesar 2.229.779,86 Watt atau 2.229,78 KW.

(Safitri, Jumarang, & Apriansyah, 2016). Sedangkan estimasi daya yang

Page 81: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

68

dihasilkan di Pesisir Jimbaran sebesar 17.011.751,82 Watt atau 17.011,75

KW (Wijaya, 2010). Estimasi daya yang dihasilkan di Pesisir Malang adalah

sebesar 6.350.037 Watt atau 6.350,04 KW (Ubaidillah, Soemarwanto, &

Purnomo, 2014). Sedangkan pada penelitian ini, estimasi daya listrik yang

dihasilkan di Pesisir Trenggalek adalah sebesar 5.150.718,87 Watt atau

5.150,72 KW. Estimasi daya listrik di Perairan Trenggalek lebih besar dari

pada estimasi daya listrik di Pesisir Kalimantan Barat tetapi lebih kecil dari

pada estimasi daya di Pesisir Jimbaran dan Malang.

Estimasi daya listrik di Pesisir Trenggalek lebih besar dari pada

estimasi daya listrik di Pesisir Kalimantan Barat. Hal tersebut disebabkan

Pesisir Kalimantan Barat memiliki fetch yang lebih pendek dari pada di

Pesisir Kabupaten Trenggalek yang berbatasan langsung dengan Samudra

Hindia. Fecth yang pendek mengakibatkan periode dan tinggi gelombang

yang dibangkitkan rendah. Tinggi dan periode gelombang yang rendah

menjadikan estimasi daya listrik yang dihasilkan sedikit. Meskipun Pesisir

Kalimantan Barat memiliki garis pantai yang lebih panjang dari pada di

Pesisir Trenggalek, pada penelitian estimasi daya listrik di Pesisir

Kalimantan Barat yang dilakukan oleh Safitri, et al., (2016). Lokasi simulasi

OWC yang digunakan di Pesisir Kalimantan Barat sebanyak 15 titik untuk

mewakili seluruh Pesisir Kalimantan Barat. Sedangkan pada penelitian ini,

lokasi simulasi OWC yang digunakan sebagai titik penelitian sebanyak 13.

Titik lokasi yang digunakan sebagai simulasi OWC pada Pesisir Kalimantan

Barat dan Trenggalek tidak jauh berbeda. Sehingga perbedaan periode dan

tinggi gelombang pada setiap perairan sangat berpengaruh terhadap estimasi

daya listrik yang dihasilkan.

Estimasi daya listrik di Pesisir Trenggalek lebih kecil dari pada

estimasi daya listrik di Pesisir Jimbaran. Hal tersebut disebabkan oleh

perbedaan lebar kolom osilasi dan jumlah titik lokasi simulasi OWC. Pada

penelitan estimasi daya listrik di Pesisir Jimbaran yang dilakukan oleh

Wijaya (2010). Titik lokasi simulasi OWC di Pesisir Jimbaran hanya satu,

tetapi lebar kolom osilasi sebesar 35 m2. Perhitungan estimasi daya listrik

di pesisir Jimbaran dilakukan setiap bulan, sedangkan perhitungan estimasi

Page 82: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

69

daya listrik yang dilakukan setiap musim. Sehingga estimasi daya listrik

yang dihasilkan di Pesisir Jimbaran lebih besar dibandingkan estimasi daya

listrik di Pesisir Trenggalek.

Estimasi daya listrik di Pesisir Trenggalek lebih kecil dari pada

estimasi daya listrik di Pesisir Malang. Hal tersebut disebabkan oleh

perbedaan lebar kolom osilasi dan jumlah titik lokasi simulasi OWC. Pada

penelitan estimasi daya listrik di Pesisir Malang yang dilakukan oleh

Ubaidillah, et al., (2014). Titik lokasi simulasi OWC di Pesisir Malang

hanya satu, tetapi lebar kolom osilasi sebesar 4 m2. Perhitungan estimasi

daya listrik di pesisir Malang dilakukan setiap bulan, sedangkan perhitungan

estimasi daya listrik yang dilakukan setiap musim. Sehingga estimasi daya

listrik yang dihasilkan di Pesisir Malang lebih besar dibandingkan estimasi

daya listrik di Pesisir Trenggalek. Penelitian yang dilakukan oleh Wijaya

(2010) dan Ubaidillah, et al., (2014) menunjukkan bahwa lebar kolom

osilasi mempengaruhi estimasi daya listrik yang dihasilkan. Semakin lebar

kolom osalisi maka semakin tinggi estimasi daya listrik yang dihasilkan.

Page 83: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

70

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Periode dan tinggi gelombang signifikan tertinggi terdapat pada musim

barat di Desa Ngulung Kulon. Tinggi gelombang signifikan di Desa

Ngulung Kulon sebesar 8,11 meter dengan periode 23,24 detik. Pada

peralihan I, gelombang signifikan tertinggi terdapat di Desa

Karanggandu dengan tinggi 3,26 meter dan periodenya sebesar 13,35

detik. Pada musim timur, gelombang signifikan tertinggi terdapat di

Desa Karanggandu dengan tinggi 4,38 meter dan periodenya sebesar

15,35 detik. Pada peralihan II, gelombang signifikan tertinggi terdapat

di Desa Craken dengan tinggi 4,05 meter dan periodenya sebesar 15,1

detik.

2. Potensi energi gelombang terbesar terdapat pada musim barat di Desa

Ngulung Kulon. Potensi energi gelombang terbesar adalah 169.851,61

KJ. Potensi energi gelombang yang dihasilkan pada musim barat

berkisar 0,005 – 169.851,61 KJ. Pada peralihan I, potensi energi

gelombang terbesar terdapat di Desa Karanggandu dengan nilai 8.900,6

KJ. Potensi energi gelombang yang dihasilkan pada peralihan I berkisar

121,21 – 8.900,66 KJ. Pada musim timur, potensi energi gelombang

terbesar terdapat di Desa Karanggandu dengan nilai 21.235,94 KJ.

Potensi energi gelombang yang dihasilkan pada musim timur berkisar

147,29 – 21.235,94 KJ. Sedangkan pada peralihan II, potensi energi

gelombang terbesar terdapat di Desa Craken dengan nilai 17.585,51 KJ.

Potensi energi gelombang yang dihasilkan pada peralihan II berkisar

0,3 – 17.585,51 KJ.

3. Estimasi daya listrik tertinggi terdapat pada musim barat di Desa

Ngulung Kulon. Estimasi daya listrik tertinggi adalah sebesar

863.7680,3 Watt. Estimasi daya listrik yang dihasilkan pada musim

barat berkisar 0,81 – 863.768,3 Watt. Pada peralihan I, estimasi daya

listrik tertinggi terdapat di Desa Karanggandu dengan nilai sebesar

Page 84: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

71

79.464,49 Watt. Estimasi daya listrik yang dihasilkan pada peralihan I

berkisar 2.512,07 – 79.464,49 Watt. Pada musim timur, estimasi daya

listrik tertinggi terdapat di Desa Karanggandu dengan nilai sebesar

164.876,14 Watt. Estimasi daya listrik yang dihasilkan pada musim

timur berkisar 2.954,59 – 164.876,14 Watt. Sedangkan pada peralihan

II, estimasi daya listrik tertinggi terdapat di Desa Craken dengan nilai

sebesar 138.811,66 Watt. Estimasi daya listrik yang dihasilkan pada

peralihan II berkisar 20,71 – 138.811,66 Watt.

4. Total estimasi daya listrik pembangkit listrik tenaga gelombang laut

sistem OWC yang diperoleh dalam setahun di pesisir Kabupaten

Trenggalek sebesar 5.150.718,87 Watt. Estimasi daya listrik tertinggi

terdapat di Desa Ngulung Kulon dengan nilai 1.049.052,77 Watt.

Sedangkan estimasi daya listrik terkecil terdapat di Desa Ngulong

Wetan dengan nilai 18.389,1 Watt.

5.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, dengan melakukan simulasi

pembangkit listrik tenaga gelombang laut sistem Oscillating Water Column.

Sehingga dapat mengetahui hasil simulasi estimasi daya listrik yang

diperoleh. Simulasi diperlukan untuk mengetahui potensi teknis dari

pembangkit listrik tenaga gelombang laut sistem Oscillating Water Column.

Page 85: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

72

DAFTAR PUSTAKA

Aji, D. K. (2014). Tipe Pembangkit Tenaga Ombak berdasarkan Prinsip Kerja.

Alifdini, I., Andrawina, Y. O., Sugianto, D. N., Widodo, A. B., & Darari, A. (2016).

Technology Application of Oscillating Water Column on The Sungai Suci

Beach as Solutions for Make A Renewable Energy in Coastal Bengkulu,

Indonesia. Anonim, 1-6.

Ardiansyah, A. (2016). PERHITUNGAN DIAGRAM WINDROSE DAN FETCH

EFEKTIF UNTUK MENCARI TINGGI DAN PERIODE GELOMBANG.

Surabaya: ITS.

Baharuddin, Pariwono, J. I., & Nurjaya, I. W. (2009). Pola Transformasi

Gelombang dengan Menggunakan Model RCPWave pada Pantai Bau-Bau,

Provinsi Sulawesi Tenggara. Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 60-71.

Bappeda Provinsi Jawa Timur. (2013, Juni 8). Kabupaten Trenggalek. Trenggalek:

Bappeda Provinsi Jawa Timur. Diambil kembali dari INFO MINA:

http://perikanan.trenggalekkab.go.id/index.php/serba-serbi/info-mina/749-

selayang-pandang-perikanan-trenggalek

BMKG. (2017). Buletin Cuaca dan Iklim Maritim. Jakarta.

BPPT. (2014). Outlook Energi Indonesia 2014. Jakarta: usat Teknologi

Pengembangan Sumberdaya Energi (PTPSE), Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi (BPPT).

BPPT. (2019). Outlook Energi Indonesia 2019. Jakarta: PPIPE; BPPT.

CERC. (1984). Shore Protection Manual. Washington: U.S. Army Engineer

Waterways Experiment Station Coastal Engineering Research Center.

Department of Naval Architecture and Marine Engineering. (2008). Wave Energy

Conversions. USA: University of Michigan.

Dewi, R., Pratomo, A., & Veva, J. Y. (2012). PENDUGAAN TINGGI

GELOMBANG BERDASARKAN KECEPATAN ANGIN PADA ZONA

ALUR PELAYARAN DIPERAIRAN TANJUNGPINANG. Jurnal Ilmu

dan Teknologi Kelautan Tropis, 1-9.

DOKPIM. (2017, September 13). Membangun Trenggalek mulai dari Pesisir Laut

bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Sekretariat Daerah Kabupaten

Trenggalek. Diambil kembali dari Dokumentasi dan Komunikasi

Page 86: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

73

Pimpinan : https://humassetda.trenggalekkab.go.id/berita/september/952-

membangun-trenggalek-mulai-dari-pesisir-laut

Fatoni, K. I. (2019). PEMANFAATAN DATA ANGIN UNTUK PREDIKSI

KARAKTERISTIK GELOMBANG LAUT DI PERAIRAN INDONESIA.

Oseanografi Disosemet Pushidrosal, 1-4.

Gayathri, K. (2020, June 15). Conversion of Wave Energy: 4 Devices Electricity.

Diambil kembali dari Conversion of Wave Energy: 4 Devices Electricity:

http://www.engineeringenotes.com

Heath, T. V. (2012). A review of oscillating water columns. Phil. Trans. R. Soc: A,

235–245.

Karima, D. A., & Sarwono, B. (2017). Perencanaan Bangunan Pemecah

Gelombang di Teluk Sumbreng, Kabupaten Trenggalek. JURNAL TEKNIK

ITS, 284-289.

Mulyabakti, C., Jasin, M. I., & Mamoto, J. D. (2016). ANALISIS

KARAKTERISTIK GELOMBANG DAN PASANG SURUT PADA

DAERAH PANTAI PAAL KECAMATAN LIKUPANG TIMUR

KABUPATEN MINAHASA UTARA. Jurnal Sipil Statik , 585-594.

Mulyadi, Jumarang, M. I., & Apriansyah. (2015). Studi Variabilitas Tinggi dan

Periode Gelombang Laut Signifikan di Selat Karimata. POSITRON, 19-25.

Nontji, A. (1987). Laut nusantara. Jakarta: Djambatan.

Nuruddin, A., Ma'arif, M. C., Islami, A., S, R. A., & Chotib, M. N. (2015). Analisis

Panjang Fetch dan Frekuensi Distribusi Analisis Panjang Fetch dan

Frekuensi Distribusi di Kabupaten Gresik, Jawa Timur. 1-8.

Rahmatullah, A. (2013). Oscillating Water Coloumn (OWC) TENAGA

GELOMBANG LAUT TIPE OSCILLATING WATER COLUMN (OWC) DI

PANTAI BANDEALIT JEMBER. Surabaya: ITS.

Royyana, M. B., Budiarto, U., & Rindho, G. (2015). ANALISA BENTUK

OSCILLATING WATER COLUMN UNTUK PEMANFAATAN

GELOMBANG LAUT SEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN

DENGAN METODE COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC (CFD).

Jurnal Teknik Perkapalan, 47-55.

Page 87: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

74

Safitri, L. E., Jumarang, M. I., & Apriansyah. (2016). Studi Potensi Energi Listrik

Tenaga Gelombang Laut Sistem Oscillating Water Column (OWC) di

Perairan Pesisir Kalimantan Barat. POSITRON, 8-16.

Satriadi, A. (2017). Peramalan Tinggi dan Periode Gelombang Signifikan Di

Perairan Dangkal (Studi Kasus Perairan Semarang) . Buletin Oseanografi

Marina, 17–23 .

Setyawan, W. B., & Pamungkas, A. (2017). PERBANDINGAN

KARAKTERISTIK OSEANOGRAFI PESISIR UTARA DAN SELATAN

PULAU JAWA: Pasang-surut, Arus, dan Gelombang. Prosiding Seminar

Nasional Kelautan dan Perikanan III (hal. 191-202). Madura: Universitas

Trunojoyo Madura.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.

Sukandar, Dewi, C. S., Handayani, M., Harsindhi, C. J., Maulana, A. W., Supriyadi,

& Bahroin, A. (2016). PROFIL DESA PESISIR PROVINSI JAWA TIMUR

VOLUME II (SELATAN JAWA TIMUR). Surabaya: DINAS PERIKANAN

DAN KELAUTAN PROVINSI JAWA TIMUR .

Thomson, R., Harrison, G., & Chick, J. (2011). FULL LIFE CYCLE

ASSESSMENT OF A WAVE ENERGY CONVERTER. 1-6.

Triatmodjo, B. (1999). Teknik Pantai. Jogjakarta: Beta Offset.

Ubaidillah, A. R., Soemarwanto, & Purnomo, H. (2014). STUDI POTENSI

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA OMBAK TIPE OSCILLATING

WATER COLUMN DI PERAIRAN PULAU SEMPU KABUPATEN

MALANG. Teknik Elektro, 1-6.

Utami, S. R. (2010). STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA

GELOMBANG LAUT DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM

OSCILLATING WATER COLOUMN (OWC) DI TIGA PULUH WILAYAH

KELAUTAN INDONESIA. Depok: Universitas Indonesia.

Waters, R. (2008). Energy from Ocean Waves. Full Scale Experimental Verification

of a Wave Energy Converter. Uppsala: Digital Comprehensive Summaries

of Uppsala Dissertation from the Faculty of Science and Technology.

Page 88: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ...digilib.uinsby.ac.id/43158/2/Muhammad Abror_H74216064.pdfSTUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

75

Wijaya, I. W. (2010). PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT

MENGGUNAKAN TEKNOLOGI OSCILATING WATER COLUMN DI

PERAIRAN BALI. Teknologi Elektro, 165-174.

Wyrtki, K. (1961). Physical Oceanography of the Southeast Asian waters. San

Diego: Naga Report.