studi literatur : faktor yang mempengaruhi saturasi … · 2020. 10. 15. · saturasi oksigen...
TRANSCRIPT
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2020
Setiyawan1) Nur Rakhmawati2) Ikha Yulia Widayanti3)
STUDI LITERATUR : FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SATURASI OKSIGEN
PADA PASIEN KRITIS
Abstrak
Saturasi oksigen merupakan salah satu indikator dari status oksigenasi. Nilai saturasi
oksigen adalah berapa persen dari semua situs pengikatan hemoglobin yang ditempati oleh
hemoglobin, pulse oksimetry merupakan alat non invasif yang mengukur saturasi oksigen darah
arteri yang dipasang pada ujung jari, ibu jari, hidung, daun telinga atau dahi dan oksimetri nadi
dapat mendeteksi hipoksemia sebelum tanda dan gejala klinis muncul. Nilai normal saturasi
oksigen yaitu 95-100%. Kompleksitas program terapi dan pemantauan pasien kritis
mengharuskan perawat fokus terkait dengan kondisi status fisiologis dan hemodinamik termasuk
saturasi oksigen. Dampak dari penurunan oksigen menimbulkan hipoksia kronik dapat
mengakibatkan eritropoisis. Pentingnya saturasi oksigen di pantau di ruang ICU yaitu untuk
mencegah terjadinya hipoksia dan obstruksi saluran nafas (Andarmoyo, 2012). Pada umumnya
pasien kritis yang mengalami ketidaksadaran akan mempengaruhi produksi saliva sehingga bisa
meningkatkan sekret. Sekret merupakan bahan yang dikeluarkan dari paru, bronchus, dan trachea
melalui mulut. Produksi sekret yang berlebih dimana dapat menghambat aliran udara dari hidung
masuk ke paru-paru. Faktor-faktor yang mempengaruhi saturasi oksigen yaitu, hemoglobin,
sirkulasi, suction, dan aktivitas atau mobilisasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi artikel-artikel penelitian yang
memaparkan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi nilai saturasi oksigen pada pasien kritis.
Penelitian ini menggunakan metode literatur review melalui database Google Schoolar dan
didapatkan 9 artikel. Teknik analisis artikel penelitian yaitu dengan format table yang berisi
penulis, judul, tahun, metode (desain, sampel dan analisis), dan hasil.
Dari 9 artikel penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi saturasi oksigen. Semua artikel menunjukkan hasil selisih yang berbeda-beda.
Faktor yang mempengaruhi saturasi oksigen yaitu suction dengan selisih 1,79.
Kata kunci : saturasi oksigen, pasien kritis.
Daftar pustaka : 41 (2010-2020)
NURSING STUDY PROGRAM BACHELOR PROGRAM
FACULTY OF HEALTH SCIENCES
UNIVERSITY OF KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2020
Setiyawan1) Nur Rakhmawati2) Ikha Yulia Widayanti3)
LITERARY STUDY: FACTORS INFLUENCING OXYGEN SATURATION
IN CRITICAL PATIENTS
Abstract
Oxygen saturation is an indicator of oxygenation status. The oxygen saturation value is
what percentage of all hemoglobin binding sites are occupied by hemoglobin, pulse oximetry is a
non-invasive tool that measures the oxygen saturation of arterial blood attached to the
fingertips, thumb, nose, earlobe or forehead and pulse oximetry can detect hypoxemia before
clinical signs and symptoms appear. The normal value of oxygen saturation is 95-100%. The
complexity of the therapy program and critical patient monitoring requires the nurse to focus on
the physiological and hemodynamic status conditions including oxygen saturation. The impact of
decreased oxygen causes chronic hypoxia which can lead to erythropoysis. The importance of
oxygen saturation in monitoring in the ICU is to prevent hypoxia and airway obstruction
(Andarmoyo, 2012). In general, critical patients who experience unconsciousness will affect
saliva production so that it can increase secretions. Secretions are materials that are expelled
from the lungs, bronchus, and trachea by mouth. The production of excess secretions which can
block the flow of air from the nose into the lungs. Factors that affect oxygen saturation are
hemoglobin, circulation, suction, and activity or mobilization.
This study intended to identify research articles that describe the factors that influence
the oxygen saturation value of critical patients. This study used the literature review method
through the Google Scholar database and obtained 9 articles. Analysis of research articles
adopted a technical table format consisting of author, title, year, method (design, sample, and
analysis), and results.
9 research articles presented several factors that influence oxygen saturation. All articles
expose different discrepancies. The factor that influences oxygen saturation is suction with a
difference of 1.79.
Keywords: oxygen saturation, critical patient.
Bibliography: 41 (2010-2020)
1. PENDAHULUAN
Pasien kritis adalah pasien yang
secara fisiologis tidak stabil, sehingga
mengalami respon hipermetabolik
komplek terhadap trauma, sakit yang
dialami yang dapat mengubah
metabolisme tubuh, hormonal,
imunologis dan homeostatis nutrisi
(Menerez, 2012). Pasien yang dirawat
diruang Intensive Care Unit (ICU)
secara umum mengalami keadaan gawat
yang mengancam kehidupan pasien
(Schulman, 2012). Hal ini dilakukan
supaya pasien mendapatkan pengawasan
yang konstan dan terus menerus dengan
tepat (Musliha, 2010). Tingginya angka
mortalitas pasien di ICU diperlukannya
identifikasi awal serta terapi yang tepat
dan segera untuk mencegah semakin
buruknya keadaan pasien (Keegan and
Wira, 2014).
Menurut data World Health
Organization (WHO) 2016, pasien kritis
di ICU meningkat setiap tahunnya.
Terdapat 9,8-24,6 % pasien sakit kritis
dan dirawat di ICU per 100.000
penduduk, serta kematian akibat
penyakit kritis hingga kronik di dunia
meningkat sebanyak 1,1-7,4 juta orang.
Negara Asia termasuk Indonesia
sebayak 16 ICU di rumah sakit terdapat
1285 pasien sepsis yang menggunakan
ventilator dengan lama penggunaan
ventilator rata-rata 3-10 hari dan 575
pasien diantaranya meninggal dunia.
Beberapa penyakit kronis yang sering
dijumpai di ICU yaitu pneumonia
nosokomial.
Oksigen merupakan salah satu
komponen gas dan unsur vital dalam
proses metabolisme, untuk
mempertahankan kelangsungan hidup
seluruh sel tubuh (Andarmoyo, 2013).
Secara normal diperoleh dengan cara
menghirup udara ruangan dalam setiap
kali bernafas. Penyampaian oksigen ke
jaringan tubuh ditentukan oleh interaksi
system respirasi, kekurangan oksigen
ditandai dengan hipoksia, yang dalam
proses lanjut dapat menyebabkan
kematian jaringan bahkan dapat
mengancam kehidupan (Hamid, 2013).
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pembacaan saturasi oksigen yaitu,
hemoglobin, sirkulasi dan aktivitas.
Menurut Schutz (2011) , mengatakan
terdapat 3 keadaan penting yang
mempengaruhi disosiasi hemoglobin-
oksigen diantaranya, hemoglobin, pH,
suhu. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi nilai saturasi oksigen
yaitu suction, posisi head up 300, posisi
tidur semi fowler 450.
Saturasi oksigen merupakan
masalah yang harus ditangani pada
pasien yang mengalami penurunan
kesadaran. Karena pemantauan status
hemodinamik merupakan suatu teknik
pengkajian pada pasien kritis untuk
mengetahui kondisi perkembangan
pasien serta untuk antisipasi kondisi
pasien yang memburuk. Nilai normal
saturasi oksigen antara 95-100%.
(Riskesdas, 2018). Keadaan yang lebih
buruk dari penurunan saturasi oksigen
adalah apabila lebih dari 4 menit pasien
tidak mendapatkan oksigen maka akan
berakibat pada kerusakan otak yang
tidak dapat diperbaiki dan biasanya
pasien akan meninggal.
Hipoksemia merupakan suatu
kondisi dimana terjadi penurunan
konsentrasi oksigen dalam pembuluh
darah arteri (Kozier & Erb, 2011). Cara
untuk mengetahui hipoksemia adalah
dengan pemantauan kadar saturasi
oksigen (SpO2) yang dapat mengukur
seberapa banyak prosentase O2 yang
mampu dibawa oleh hemoglobin
(Wiyoto, 2010). Faktor-faktor yang
mempengaruhi saturasi oksigen yaitu
hemoglobin, latihan fisik, aktivitas
(Zakiyah, 2014). Nilai saturasi oksigen
penting untuk dipantau karena dapat
menunjukkan keadekuatan oksigenasi
atau perfusi jaringan pasien akan
menyebabkan kegagalan dalam
transportasi oksigen, karena oksigen
dalam tubuh sebagian terikat oleh
hemoglobin dan terlarut dalam plasma
darah dalam jumlah kecil (Musliha,
2010).
Pemberian tindakan suction, ROM
pasif, posisi head up 300, posisi tidur
semi fowler 450 mempunyai manfaat
yang besar yaitu untuk mempertahankan
atau meningkatkan kekuatan dan
kelenturan otot, menjaga fleksibilitas
persendian, mencegah kontraktur sendi
(Asmadi, 2010), sehingga diperlukan
studi literature : faktor yang
mempengaruhi saturasi oksigen pada
pasien kritis.
Dari uraian latar belakang diatas
diperlukan adanya kajian literatur
mengenai ‘’ Faktor Yang
Mempengaruhi Saturasi Oksigen Pada
Pasien Kritis’’
2. BAHAN DAN METODE
Penelitian ini merupakan
penelitian berjenis literature review.
Data penelitian ini adalah data sekunder,
dimana peneliti tidak melakukan
pengambilan data secara langsung tetapi
data diperoleh dari hasil penelitian-
penelitian terdahulu. Strategi yang
digunakan untuk mencari artikel jurnal
yaitu dengan menggunakan PICOS
framework. Sumber data diakses atau
diperoleh melalui database Google
Scholar. Kata kunci yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu, (oxygen
saturation) AND (faktor-faktor yang
mempengaruhi) AND (critical patient).
Dalam rentang waktu yang
ditentukan dan telah didapatkan
sebanyak 435 artikel. Setelah itu
dilanjutkan seleksi judul dan membuang
judul yang tidak sesuai inklusi didapat
artikel sebanyak 10. Hasil akhir yang
didapatkan untuk dilakukan review
sebanyak 9 artikel. Alur review jurnal
dilakukan seperti gambar 1
3. HASIL
Setelah dilakukannya pencarian artikel
dari database Google Scholar dan
PubMed dengan menggunakan beberapa
kata kunci yang telah ditentukan maka
didapatkan atau diperoleh artikel
sebanyak 582 yang sesuai dengan kata
kunci. Kemudian dilakukannya seleksi
No Penulis Tahun Judul Metode (desain,
sampel, analisis)
Hasil
penelitian
Database
1. Mugi Hartoyo,
Shobirun,
Budiyati, Rizqi
2017 Pengaruh
Mobilisasi
Progresif Level 1
Desain penelitian
: pra
eksperimental
Hasil
penelitian
menunjukan
schoolar
Rachmilia Terhadap
Tekanan Darah
dan Saturasi
Oksigen Pasien
Kritis dengan
Penurunan
Kesadaran
dengan pre-test
and post-test one
group design,
dengan metode
total sampling
Sampel : 15
responden
Analisis : uji
dependent t- test
ada pengaruh
mobilisasi
Progresif level
I terhadap
tekanan darah
sistolik (p =
0,024),
tekanan
diastolik (p =
0,002), dan
saturasi
oksigen (p =
0,000)
2. Wahyu Rima
Agustin, Gatot
Suparmanto,
Wahyuningsih
Safitri
2020 Pengaruh
Mobilisasi
Progresif
Terhadap Status
Hemodinamik
Pada Pasien
Kritis Di
Intensive Care
Unit
Desain penelitian
:quasi eksperimen
dengan prepost
without control
design.
Sampel : 19
responden.
Analisis : uji
bivariate
Hasil analisis
bivariat
didapatkan ada
perbedaan
bermakna
antara Heart
Rate (HR),
Respiratory
Rate (RR),
saturasi
oksigen
(SpO2),
Tekanan Darah
(BP) dan Mean
Arterial
Pressure
(MAP)
sebelum dan
sesudah
mobilisasi
progresif
dengan dengan
p value 0,000
dan 0,037 (p <
0,05)
Scholar
3. Siti Fadlilah,
Nazwar
Hamdani Rahil,
Fransiska Lanni
2020 Analisis Faktor
Yang
Mempengaruhi
Tekanan Darah
Dan Saturasi
Oksigen
Desain Penelitian
: total sampling.
Responden : 120
responden.
Analisis : uji
kruskal wallis
Hasil analisis
bivariat antara
usia dan jenis
kelamin
dengan
saturasi
oksigen
(SpO2)
didapatkan p-
value 0,385
dan 0,964.
Hasil analisis
bivariat antara
tekanan darah
dan saturasi
oksigen
(SpO2)
didapatkani p
value adalah
0,010.
Scholar
4. Yunita Kusuma
Wardhani
2018 Perbedaan
Ukuran Kanul
Suction Terhadap
Perubahan
Desain Penelitian
: quasi experiment
dengan pre test
and post test
Hasil
menunjukkan
bahwa
perubahan
Scholar
Saturasi Oksigen
Di Ruang ICU
RSUD Dr.
Moewardi
control group
design.
Responden : 17
responden
Analisis :uji ttest
dan t-independent
test.
kadar saturasi
oksigen
menggunakan
kanul ukuran
12F
mempunyai
nilai p value
sebesar 0.002,
nilai mean
sebelum
dilakukan
tindakan
suction sebesar
94.35 dan
sesudah
dilakukan
tindakan
suction sebesar
96.41. dapat
disimpulkan
bahwa terjadi
peningkatan
kadar saturasi
oksigen.
5. Afif Muhamad
Nizar, Dwi Susi
Haryati
2015 Pengaruh Suction
Terhadap Nilai
Saturasi Oksigen
Pada Pasien
Koma Di Ruang
ICU RSUD Dr.
Moewardi
Desain Penelitian
: quasy
eksperimen
dengan rancangan
penelitian adalah
one-group pretest-
postest design
Responden : 17
responden
Analisis Data : uji
paired samples T
test
hasil uji
normalitas
Shapiro-Wilk
dapat
disimpulkan
bahwa data
terdistribusi
normal.
Sehingga
menggunakan
uji paired
samples T test
dengan nilai
signifikasi (p)
adalah 0.000,
dimana nilai
tersebut
p<0.05.
Artinya ada
beda rata rata
nilai saturasi
oksigen
sebelum
tindakan
suction dengan
setelah
tindakan
suction.
scholar
6. Nopitasari,
Endang Caturini
Sulistyowati
2015 Pengaruh ROM
Pasif Terhadap
Laju Pernapasan
Dan Saturasi
Oksigen Pada
Pasien Post
Craniotomy Di
ICU RSUD Dr.
Moewardi
Desain Penelitian
: Pra
Eksperimental
dengan One group
pretest-post test
design.
Responden : 30
responden.
Analisis Data :
Hasil
penelitian
ROM Pasif
terhadap
Respirasi Rate
didapatkan
data terjadi
perubahan
rata-rata
scholar
purposive
sampling
Respirasi Rate
sebelum dan
sesudah
mengalami
peningkatan
sebesar 3,967,
ROM Pasif
terhadap
Saturasi
Oksigen
didapatkan
data terjadi
perubahan
rata-rata
Saturasi
Oksigen
sebelum
dengan
sesudah yaitu
sebesar 1,133.
Ada pengaruh
ROM Pasif
terhadap
Respirasi Rate
dan saturasi
oksigen.
8. Martina Eka
Cahyaningtyas,
Dwi Setyarini,
Wahyu Rima
Agustin, Noerma
Shovie Rizqiea
2017 Posisi Head Up
300 Sebagai
Upaya Untuk
Meningkatkan
Saturasi Oksigen
Pada Pasien
Stroke
Hemoragik Dan
Non Hemoragik
Desain Penelitian
:Quasi
Experiment
Design dengan
pendekatan One
Group
PretestPosttest
Design.
Responden : 30
responden.
Analisis Data :
consecutive
sampling
Hasil analisa
status
hemodinamik
pada saturasi
oksigen
menunjukkan
nilai P value =
0.009 sehingga
terdapat
pengaruh
posisi Head
Up terhadap
saturasi
oksigen pada
pasien stroke.
Kesimpulan
yang diperoleh
dari penelitian
ini didapatkan
hasil ada
perbedaan
yang bermakna
rata-rata
saturasi
oksigen
sebelum dan
setelah
tindakan posisi
head up 300
scholar
9. Sugih Wijayati,
Dian Hardiyanti
Ningrum,
Putrono
2019 Pengaruh Posisi
Tidur Semi
Fowler 45°
terhadap
Kenaikan Nilai
Saturasi Oksigen
pada Pasien
Desain Penelitian
:Pra Experimental
dengan rancangan
Pre and Post Test
One Group
Design.
Responden : 16
Hasil
penelitian
didapatkan
selisih
median2 L/m
rata-rata
mengalami
scholar
Gagal Jantung
Kongestif di
RSUD
Loekmono Hadi
Kudus
responden.
Analisis Data :uji
dependent t–test.
kenaikan 2%,
yang
menggunakan
oksigen 3 L/m
ratarata
mengalami
kenaikan 1%
dan yang tidak
menggunakan
oksigen
mengalami
rata rata
kenaikan 1%
4. PEMBAHASAN
A. Saturasi Oksigen
Saturasi oksigen merupakan
salah satu indikator dari status
oksigenasi. Saturasi oksigen adalah
ukuran seberapa banyak prosentase
oksigen yang mampu dibawa oleh
hemoglobin (Berman, 2016).
Kisaran normal saturasi oksigen
adalah >95%, walaupun pengukuran
yang lebih rendah mungkin normal
pada beberapa orang (Aini, 2014).
Menurut Berman, Snyder,
Frandsen (2016) & Klabunde
(2015), nilai saturasi oksigen adalah
berapa persen dari semua situs
pengikatan hemoglobin yang
ditempati oleh hemoglobin, pulse
oksimetry merupakan alat non
invasif yang mengukur saturasi
oksigen darah arteri yang dipasang
pada ujung jari, ibu jari, hidung,
daun telinga atau dahi dan oksimetri
nadi dapat mendeteksi hipoksemia
sebelum tanda dan gejala klinis
muncul.Menurut Fadlilah (2017),
nilai SpO2 yang normal
menandakan bahwa perfusi pada
jaringan tersebut dalam keadaan
baik. Perfusi yang baik ditandai
dengan adanya waktu pengisian
kapiler (capillary refill time/CRT)
dan juga didukung saturasi oksigen
yang normal.
B. Hemoglobin
Penurunan konsentrasi Hb
mempunyai efek yang sama
terhadap PO2 cairan intertisial
seperti penurunan aliran darah.
Dengan demikian, penurunan
konsentrasi Hb menjadi seperempat
dari normal dimana aliran darah
normal dapat mengurangi PO2
cairan intertisial menjadi kira-kira
13 mmHg. Selain kadar Hb, pH
darah juga mempengaruhi hasil
pengukuran SpO2. Penurunan pH
membuat keadaan dibutuhkannya
PO2 yang lebih tinggi agar
hemoglobin dapat mengikat
sejumlah tertentu O2. Sebaliknya,
peningkatan pH membuat keadaan
dibutuhkannya PO2 yang lebih
rendah untuk mengikat sejumlah
tertentu O2, sehingga penurunan
hemoglobin dapat mempengaruhi
pengukuran saturasi oksigen
(Fadillah, 2020).
Perlunya menjaga kestabilan
PO2 dengan terapi oksigen dapat
meningkatkan volume oksigen
dalam hal ini FiO2 yang masuk
kedalam paru-paru maka
secaratidak langsung juga
menambah kapasitas difusi paru
dan meningkatkan tekanan parsial
O2 (PO2). PO2 merupakan faktor
yang sangat menentukan saturasi
oksigen, dimana pada PO2 yang
tinggi maka hemoglobin membawa
lebih banyak oksigen dan pada
PaO2 yang rendah maka
hemoglobin membawa sedikit
oksigen.
C. Aktivitas atau mobilisasi
Pasien yang dirawat di
ruang kritis dengan penurunan
kesadaran yang disebabkan oleh
suatu penyakit misalnya stroke atau
cerebral injury tidak mampu untuk
merasakandan mengkomunikasikan
nyeri yang dirasakan atau pasien
merasakan adanya tekanan namun
mereka tidak bisa mengatakan pada
orang lain untuk membantu
merubah posisi. Dampak yang
mungkin terjadi pada pasien dengan
penurunan kesadaran antara lain
kerusakan mobilitas, jalan nafas
yang tidak paten, sirkulasi yang
dapat terganggu akibat imobilisasi
dan hambatan komunikasi
(Rahmati, 2016). Proses sirkulasi
darah juga dipengaruhi oleh posisi
tubuh dan perubahan gravitasi
tubuh sehingga perfusi, difusi,
distribusi aliran darah dan oksigen
dapat mengalir ke seluruh tubuh.
Ketidakstabilan hemodinamik dapat
menjadi hambatan dilakukannya
mobilisasi dan efek samping yang
ditimbulkan tidak adanya
mobilisasi atau pergerakan
ekstremitas dapat menyebabkan
perubahan saturasi oksigen kurang
dari 90 %. Sehingga pada pasien
kritis perlu dilakukan latihan fisik
(Ozyurex, 2012).
Mobilisasi adalah kegiatan
fundamental keperawatan yang
membutuhkan pengetahuan dan
ketrampilan untuk menerapkan
secara efektif untuk pasien sakit
kritis. Mobilisasi dapat
menghasilkan outcome yang baik
bagi pasien seperti meningkatkan
pertukaran gas, mengurangi angka
VAP, mengurangi durasi
penggunaan ventilator, dan
meningkatkan kemampuan
fungsional jangka panjang
(Vollman, 2013). Intervensi
mobilisasi progresif terdiri dari
posisi dan teknik mobilitas seperti:
ketinggian kepala tempat tidur,
putaran manual, latihan rentang
gerak pasif dan aktif, terapi rotasi
lateral terus menerus (CLRT) dan
penentuan posisi tengkurap,
gerakan melawan gravitasi, posisi
tegak / tungkai (meja miring dan
tempat tidur), posisi kursi,
menggantung, dan ambulasi
(Vollman, 2010).
D. Posisi head up 300
Penelitian yang dilakukan
Ekacahyaningtyas (2017) di ICU
RSUD dr. Soediran Mangun
Sumarso Wonogiri menemukan
bahwa terdapat pengaruh posisi
Head Up terhadap saturasi oksigen
pada pasien stroke. Pemberian
posisi head up 300 pada pasien
stroke mempunyai manfaat yang
besar yaitu dapat memperbaiki
kondisi hemodinamik dengan
memfasilitasi peningkatan aliran
darah ke serebral dan
memaksimalkan oksigenasi
jaringan serebral. Posisi telentang
dengan di sertai head up
menunjukkan aliran balik darah
dari bagian inferior menuju ke
atrium kanan cukup baik karena
resistensi pembuluh darah dan
tekanan atrium kanan tidak terlalu
tinggi, sehingga volume darah yang
masuk (venous return) ke atrium
kanan cukup baik dan tekanan
pengisian ventrikel kanan (preload)
meningkat, yang dapat mengarah ke
peningkatan stroke volume dan
cardiacoutput. Pasien diposisikan
head up 300 akan meningkatkan
aliran darah diotak dan
memaksimalkan oksigenasi
jaringan serebral sehingga saturasi
oksigen akan meningkat
(Oktavianus, 2014; Patricia, 2014).
E.Suction
Suction merupakan suatu cara
untuk mengeluarkan sekret dari saluran
nafas dengan menggunakan kateter
yang dimasukkan melalui hidung atau
rongga mulut kedalam pharyng atau
trachea. Penghisapan lendir digunakan
bila pasien tidak mampu membersihkan
sekret dengan mengeluarkan atau
menelan. Tindakan penghisapan lendir
perlu dilakukan pada pasien yang
mengalami penurunan kesadaran
karena kurang responsif atau yang
memerlukan pembuangan sekret oral.
Dengan dilakukan tindakan suction
diharapkan saturasi oksigen pasien
dalam batas normal (>95 %)
(Muhamad, 2017).
Pengukuran saturasi oksigen
dilakukan setelah 10 detik tindakan
suction yang bertujuan untuk
memberikan kompensasi terhadap
paru-paru untuk melakukan pertukaran
gas dan jantung untuk memompa
darah. Hasil saturasi oksigen tidak
dilakukan seketika setelah dilakukan
suction tetapi selang waktu 10-15 detik
supaya pasien mendapatkan
kesempatan bernapas dan oksigen
sudah terdistribusi keseluruh tubuh
(Sujatmi, 2010).
5. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil beberapa literature
yang diperoleh, dapat disimpulkan
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi nilai saturasi oksigen
yaitu suction, posisi head up, dan
aktivitas atau mobilisasi.
B. Saran
1.) Rumah Sakit
Diharapkan dapat
menjadi bahan masukan positif
untuk rumah sakit dalam
pengembangan ilmu
keperawatan khususnya dalam
faktor-faktor yang
mempengaruhi saturasi oksigen
pasien kritis.
2.) Pasien
Kajian literature ini
dapat menjadi informasi dan
kenyamanan bahwa suction
dapat mengoptimalkan nilai
saturasi oksigen serta
meningkatkan kesembuhan
pasien.
3.) Instituasi Pendidikan
Penelitian ini dapat
bermanfaat untuk menambah
pemahaman dan sebagai
referensi untuk institusi
pendidikan, sehingga dapat
mengaplikasikan faktor-faktor
yang mempengaruhi satutasi
oksigen.
4.) Peneliti lain
Kajian literature ini
dapat menjadi referensi
tambahan dan dapat diguanakan
sebagai penelitian dengan topic
yang sama, dengan metode yang
berbeda.
5.) Peneliti
Penelitian ini dapat
dijadikan pengalaman yang
bermanfaat bagi peneliti
mengenai analisis faktor yang
mempengaruhi saturasi oksigen
pada pasien kritis.
DAFTAR PUSTAKA
Aini, C. N. N. (2014). Data
Penunjang Oksigenasi.
Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan
Semarang. Andarmoyo, Sulistyo. (2013). Konsep
dan Proses Keperawatan Nyeri,
Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.
Asmadi. (2010). Teknik prosedural
keperawatan konsep dan
aplikasi kebutuhan dasar klien.
Jakarta: Salemba Medika
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Departemen
Kesehatan RI. (2018). Laporan
riset kesehatan dasar
(Riskesdas) 2018. Jakarta.
Berman, A., Snyder, S., & Frandsen,
G. (2016). Kozier & Erb’s
Fundamental
Of Nursing : Concepts,
Practice,and Process.
Ekacahyaningtyas, M., Dwi S., Wahyu
R. A., Noerma S. R.
(2017).Posisi Head Up 300
Sebagai Upaya Untuk
Meningkatkan Saturasi Oksigen
Pada Pasien Stroke Hemoragik
Dan Non Hemoragik. Adi
Husada Nursing Journal – Vol.3
No.2 Desember 2017
Fadlilah, S. (2017). Faktor-Faktor
yang Berhubungan Derajat
Ulkus Kaki Diabetik Di RSUD
Dr. Moewardi Surakarta. Jurnal
INFOKES Universitas Duta
Bangsa Surakarta. Vol. 8 (1) :
37-43
Fadlilah, S., Nazwar H. R., Fransiska
L. (2020). Analisis Faktor Yang
Mempengaruhi Tekanan Darah
DanSaturasi Oksigen Perifer
(Spo2). Jurnal Kesehatan
Kusuma Husada – Januari 2020.
Kozier, Erb, Berman, & Snyder.
(2011). Buku Ajar Fundamental
Keperawatan : Konsep, Proses
& Praktik (7 ed., Vol. I).Jakarta:
EGC.
Muhamad N. A., Dwi S. H. (2017).
Pengaruh Suction Terhadap
Kadar Saturasi Oksigen Pada
Pasien Koma Di Ruang Icu
Rsud Dr. Moewardi Surakarta
Pada Tahun 2015. Jurnal
Keperawatan Global, Volume 2,
No 2, Desember 2017 hlm 62-
111
Musliha. (2010). Keperawatan Gawat
Darurat. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Nofiyanto, M. (2013). Perbedaan
NilaiSaturasi Oksigen
(Spo2)Berdasarkan Ukuran
KateterSuction Pada Tindakan
OpenSuction Di Ruang General
Intensive Care Unit RSUP
Dr.Hasan Sadikin Bandung
Nopitasari, Endang C. S. (2017).
Pengaruh Rom Pasif Terhadap
Laju Pernapasan Dan Spo2
Pada Pasien Post Craniotomy
Di Icu Rsud Dr. Moewardi
Surakarta Pada Tahun 2015.
Jurnal Keperawatan Global,
Volume 2, No 2, Desember
2017 hlm 62-111
Oktavianus. (2014). Asuhan
Keperawatan pada
SistemNeurobehaviour.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ozyurex S, dkk. (2012). Respiratory
Hemodinamic Response to
Mobilization of Critically ill
Obese Patients. Journal of
Cardiopulmonary Physical
Theraphy. 2012; 23 No. 1
Patricia GM, Dorrie F, Carolyn M.
Hudak, Barbara M. Gallo.
(2014). Keperawatan Kritis
Pendekatan Asuhan Holistik
Volume 1 dan 2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran ECG
Rahmati A. (2016). Mobilisasi
Progresif terhadap Perubahan
Tekanan Darah Pasien di
Intensive Care Unit (ICU).
Jurnal Ilmiah Kesehatan
Keperawatan
Rebbi Permata Sari, Revi Neini Ikbal.
(2019). Pengaruh Tindakan
Suction Terhadap Perubahan
Saturasi Oksigen Pada Pasien
Penurunan Kesadaran Di
Ruang ICU Rumah Sakit Islam
Siti Rahmah Padang
RSDM. (2014). Standar Operasional
Prosedure (SPO) Menghisap
Lendir (Suction). RSUD Dr.
Moewardi. Surakarta
Schulman, Rifka C and Jeffrey I
Mechanick. (2012). Metabolic
and Nutrition Support in the
Chronic Critical Illness
Syndrome. Respiratory Care
June 2012 Vol 57 No 6.
Schutz, S. (2011). Oxygen Saturation
monitoring by pulse oximetry.
Edisi ke-4 Amerika : AACN
procedure manual of critical
care.
Sujatmi, S. (2010). Efektifitas Lama
Waktu Suction 10 dan 15 Detik
Terhadap Kadar Saturasi
Oksigen (O2) Perifer pada
Pasien Stroke diR. ICU RSUD
Kebumen
Vollman, K.M. (2013). Understanding
critically ill patients’
hemodynamic response to
mobilization: Using theevidence
to make it safe and
feasible.Critical Care Nursing
Quarterly. 2013 January; Vol.
36 No. 1, pp. 17- 27
Wijayati S., Dian H. N., Putrono.
(2019). Pengaruh Posisi Tidur
Semi Fowler 45° terhadap
Kenaikan Nilai Saturasi
Oksigen pada Pasien Gagal
Jantung Kongestif di RSUD
Loekmono Hadi Kudus. Journal
Of Clinical Medicine: Medica
Hospitalia. Vol. 6, No. 1, Mei
2019
World Health Organization. (2016).
Medication Error: Technical
Series on Safer Primary
Care.Switzerland.
Zakiyah Ana. (2014). Nyeri: Konsep
dan Penatalaksanaan Dalam
Praktik Keperawatan Berbasis
Bukti. Jakarta : Salemba Medika
Zifrianita. (2012). Pengaruh Tindakan
Suction dengan
Hiperoksigenisasi Terhadap
Saturasi Oksigen di Ruang HCU
RSUP Fatmawati Tahun 2012.