studi kualitas air sungai brantas berdasarkan...

6
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 AbstrakPerubahan kualitas sungai Brantas akibat perubahan lahan menjadi alasan perlunya pengukuran kualitas badan air untuk mengetahui kondisi terkini dari sungai Brantas. Tujuan penelitian ini adalah mengukur kualitas fisik-kimia dan biologis air, mengetahui korelasi antara kualitas fisik-kimia dan biologis, serta mengetahui perbandingan kualitas air dengan kualitas tahun 1997. Penelitian dilakukan di 14 titik sampling dengan 3 segmen sungai yaitu segmen hulu, tengah, hilir. Lokasi sampling di Kota Batu, dan kabupaten Malang, dan Kota Malang. Sampling dilakukan pada bulan April dan Mei 2012, dan terdiri dari sampling air dan makroinvertebrata. Parameter untuk kualitas fisik-kimia adalah pH, suhu, kekeruhan, DO, BOD, fosfat, dan amonium dengan metode intepretasi Dutch Score dan LISEC Score. Interpretasi kualitas air secara biologis menggunakan metode Belgian Biotic Index, Extended Trent Biotic Index, dan Biological Monitoring Working Party Average Score per Taxon. Korelasi antara kualitas fisik-kimia dan bilogis dihitung menggunakan rumus korelasi r. Berdasarkan metode LISEC Score, diketahui kualitas air baik pada titik 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 11, 12, 13, dan 14 dan sedang berada pada titik 5, 9, dan 10. Makroinvertebrata yang teridentifikasi adalah dari famili Baetidae, Bithyniidae, Lumbricidae, Chironomidae, Culicidae, Tubificidae, Glossosomatidae, Hydrobiidae, Hydropsychidae, Leptophlebiidae, Limoniidae, Lymnaeidae, Planorbidae, Tipulidae, Ptychopteridae, dan Thaumaleidae. Berdasarkan hasil interpretasi metode Belgian Biotic Index, kualitas air agak tercemar pada titik 2, 3, 4, 5, 6, 13, dan 14, tercemar sedang pada titik 1, 7, 8, 10, dan 12, tercemar sangat berat pada titik 9 dan 11. Korelasi antara kualitas biologis dan fisik-kimia adalah sebesar -0.44 (korelasi cukup). Metode Belgian Biotic Index kurang representatif terhadap kualitas fisik-kimia. Hasil perbandingan dengan hasil penelitian tahun 1997 adalah kualitas air menurun yang dicerminkan oleh berkurangnya jumlah famili makroinvertebrata yang sensitif. Kata KunciAir sungai Brantas, Bioassessment, Kualitas air, Makroinvertebrata I. PENDAHULUAN erda Kota Malang nomor 17 tahun 2001 tentang konservasi air menyebutkan bahwa segala jenis kegiatan yang menimbulkan limbah harus memiliki instalasi pengolahan air limbah (minimal pengolahan sederhana seperti sumur resapan)[1]. Namun, kebijakan tersebut belum diterapkan, sehingga perlu adanya pengukuran kualitas badan air untuk mengetahui kondisi terkini dari sungai Brantas. Pengukuran dilakukan dengan parameter fisik-kimia dan biologis (dengan metode biomonitoring). Biomonitoring adalah monitoring kualitas air secara biologis yang dilakukan dengan melihat keberadaan kelompok organisme petunjuk (bioindikator) yang hidup di dalam air. Pada penelitian ini, bioindikator yang digunakan adalah makroinvertebrata. Sedangkan parameter fisik (kekeruhan, pH, dan suhu) diukur sebagai dasar analisis pencemaran secara fisik yang diakibatkan oleh zat pencemar (baik dari aktifitas industri maupun rumah tangga) yang masuk ke dalam air. Parameter kimia yang digunakan pada penelitian ini adalah BOD, DO, fosfat, dan amonium yang dipilih berdasarkan aktifitas pembuangan limbah yang sebagian besar adalah limbah domestik, pertanian, dan industri rumah tangga. Tujuan penelitian ini adalah mengukur kualitas fisik-kimia dan biologis air, mengetahui korelasi antara kualitas fisik-kimia dan biologis, serta mengetahui perbandingan kualitas air dengan kualitas tahun 1997. II. KUALITAS AIR A. Parameter Fisik-kimia Pada metode LISEC Score data-data yang dibutuhkan untuk menentukan kualitas air adalah suhu, DO, BOD, amonium, dan fosfat. Klasifikasi data untuk menentukan LISEC Score dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Klasifikasi Data untuk Metode LISEC Score[2] Skor % DO Saturasi BOD (mg/L) Amonium (mg/L) Fosfat (mg/L) 1 91-110 <3 <0,5 <0,05 2 71-90;111- 120 3,1-6,0 0,5-1,0 0,05-0,25 3 51-70;121- 130 6,1-9,0 1,1-2,0 0,25-0,90 4 31-50;131- 150 9,1-15,0 2,1-5,0 0,90-1,5 5 <30,>50 >15,0 <5,0 >1,5 Indeks kimia LISEC kemudian dihitung dengan persamaan : Indeks LISEC = ∑qi ………………………. (1) Dimana : qi = nilai untuk variabel ke-i Studi Kualitas Air Sungai Brantas Berdasarkan Makroinvertebrata Ayu Ratri Wijayaning Hakim dan Yulinah Trihadiningrum Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: [email protected] P

Upload: phamdiep

Post on 07-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Studi Kualitas Air Sungai Brantas Berdasarkan ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-22160-Paper-398277.pdf · Metode analisis kualitas air yang digunakan adalah sebagai berikut:-pH

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

Abstrak—Perubahan kualitas sungai Brantas akibatperubahan lahan menjadi alasan perlunya pengukuran kualitasbadan air untuk mengetahui kondisi terkini dari sungai Brantas.Tujuan penelitian ini adalah mengukur kualitas fisik-kimia danbiologis air, mengetahui korelasi antara kualitas fisik-kimia danbiologis, serta mengetahui perbandingan kualitas air dengankualitas tahun 1997. Penelitian dilakukan di 14 titik samplingdengan 3 segmen sungai yaitu segmen hulu, tengah, hilir. Lokasisampling di Kota Batu, dan kabupaten Malang, dan KotaMalang. Sampling dilakukan pada bulan April dan Mei 2012, danterdiri dari sampling air dan makroinvertebrata. Parameteruntuk kualitas fisik-kimia adalah pH, suhu, kekeruhan, DO,BOD, fosfat, dan amonium dengan metode intepretasi DutchScore dan LISEC Score. Interpretasi kualitas air secara biologismenggunakan metode Belgian Biotic Index, Extended Trent BioticIndex, dan Biological Monitoring Working Party Average Scoreper Taxon. Korelasi antara kualitas fisik-kimia dan bilogisdihitung menggunakan rumus korelasi r. Berdasarkan metodeLISEC Score, diketahui kualitas air baik pada titik 1, 2, 3, 4, 6, 7,8, 11, 12, 13, dan 14 dan sedang berada pada titik 5, 9, dan 10.Makroinvertebrata yang teridentifikasi adalah dari familiBaetidae, Bithyniidae, Lumbricidae, Chironomidae, Culicidae,Tubificidae, Glossosomatidae, Hydrobiidae, Hydropsychidae,Leptophlebiidae, Limoniidae, Lymnaeidae, Planorbidae, Tipulidae,Ptychopteridae, dan Thaumaleidae. Berdasarkan hasil interpretasimetode Belgian Biotic Index, kualitas air agak tercemar pada titik2, 3, 4, 5, 6, 13, dan 14, tercemar sedang pada titik 1, 7, 8, 10, dan12, tercemar sangat berat pada titik 9 dan 11. Korelasi antarakualitas biologis dan fisik-kimia adalah sebesar -0.44 (korelasicukup). Metode Belgian Biotic Index kurang representatifterhadap kualitas fisik-kimia. Hasil perbandingan dengan hasilpenelitian tahun 1997 adalah kualitas air menurun yangdicerminkan oleh berkurangnya jumlah famili makroinvertebratayang sensitif.

Kata Kunci—Air sungai Brantas, Bioassessment, Kualitas air,Makroinvertebrata

I. PENDAHULUANerda Kota Malang nomor 17 tahun 2001 tentangkonservasi air menyebutkan bahwa segala jenis kegiatanyang menimbulkan limbah harus memiliki instalasi

pengolahan air limbah (minimal pengolahan sederhana sepertisumur resapan)[1]. Namun, kebijakan tersebut belumditerapkan, sehingga perlu adanya pengukuran kualitas badanair untuk mengetahui kondisi terkini dari sungai Brantas.Pengukuran dilakukan dengan parameter fisik-kimia dan

biologis (dengan metode biomonitoring). Biomonitoringadalah monitoring kualitas air secara biologis yang dilakukandengan melihat keberadaan kelompok organisme petunjuk(bioindikator) yang hidup di dalam air. Pada penelitian ini,bioindikator yang digunakan adalah makroinvertebrata.Sedangkan parameter fisik (kekeruhan, pH, dan suhu) diukursebagai dasar analisis pencemaran secara fisik yangdiakibatkan oleh zat pencemar (baik dari aktifitas industrimaupun rumah tangga) yang masuk ke dalam air. Parameterkimia yang digunakan pada penelitian ini adalah BOD, DO,fosfat, dan amonium yang dipilih berdasarkan aktifitaspembuangan limbah yang sebagian besar adalah limbahdomestik, pertanian, dan industri rumah tangga. Tujuanpenelitian ini adalah mengukur kualitas fisik-kimia danbiologis air, mengetahui korelasi antara kualitas fisik-kimiadan biologis, serta mengetahui perbandingan kualitas airdengan kualitas tahun 1997.

II. KUALITAS AIR

A. Parameter Fisik-kimiaPada metode LISEC Score data-data yang dibutuhkan

untuk menentukan kualitas air adalah suhu, DO, BOD,amonium, dan fosfat. Klasifikasi data untuk menentukanLISEC Score dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1.Klasifikasi Data untuk Metode LISEC Score[2]

Skor% DO

SaturasiBOD

(mg/L)Amonium

(mg/L)Fosfat(mg/L)

1 91-110 <3 <0,5 <0,05

271-90;111-

120 3,1-6,0 0,5-1,0 0,05-0,25

351-70;121-

130 6,1-9,0 1,1-2,0 0,25-0,90

431-50;131-

150 9,1-15,0 2,1-5,0 0,90-1,5

5 <30,>50 >15,0 <5,0 >1,5

Indeks kimia LISEC kemudian dihitung dengan persamaan :

Indeks LISEC = ∑qi ………………………. (1)

Dimana : qi = nilai untuk variabel ke-i

Studi Kualitas Air Sungai Brantas BerdasarkanMakroinvertebrata

Ayu Ratri Wijayaning Hakim dan Yulinah TrihadiningrumJurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh

Nopember (ITS)Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

E-mail: [email protected]

P

Page 2: Studi Kualitas Air Sungai Brantas Berdasarkan ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-22160-Paper-398277.pdf · Metode analisis kualitas air yang digunakan adalah sebagai berikut:-pH

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 2

Hasil dari perhitungan rumus di atas kemudiandiinterpretasikan dalam Tabel 2.9

Tabel 2.Interpretasi LISEC Score[2]

KelasSkor rata-

rata Kualitas Air

I 4-6 Sangat Baik

II 6-10 Baik

III 10-14 Sedang

IV 14-18 Tercemar

V 18-20 Sangat Tercemar

Metode Dutch Score memiliki prinsip perhitungan yang sama,namun parameter yang digunakan hanya %DO saturasi, BOD,dan amonium.

B. Parameter BiologisBioassessment adalah metode evaluasi terhadap kondisi

badan air menggunakan survei secara biologis dan pengukuranlangsung terhadap organisme yang hidup di biota airpermukaan[3]. Kelebihan dari metode ini adalah:a. Komunitas biologis mencerminkan keseluruhan integritas

ekologi (yaitu kimia, fisik, dan biologis).b. Komunitas biologis mengintegrasikan efek stres yang

berbeda.c. Komunitas biologis mengintegrasikan tekanan lingkungan

dari waktu ke waktu.d. Pemantauan rutin terhadap komunitas biologis dapat relatif

lebih murah.e. Apabila kriteria dampak lingkungan yang spesifik tidak ada

komunitas biologis dapat menjadi satu-satunya cara praktisuntuk evaluasi[3].

Sedangkan kekurangan dari metode ini adalah:a. Tidak dapat diketahui secara spesifik polutan yang

mempengaruhi kualitas lingkungan.b. Faktor lain yang mempengaruhi kehidupan komunitas

biologis (seperti cuaca, makanan, dan pemangsa) dapatmembuat hasil analisis menjadi tidak akurat, sehingga perludiperhatikan.

Pada peneletian ini, bioindikator yang digunakan adalahmakroinvertebrata, dengan dasar pemilihan:a. Sangat peka terhadap perubahan kualitas air tempat

hidupnyab.Ditemukan hampir di semua perairanc. Jenisnya cukup banyak dan memberikan respon yang

berbeda terhadap gengguand.Pergerakannya terbatase. Tubuhnya dapat mengakumulasi racunf. Mudah dikumpulkan dan diidentifikasi[4].

Organisme yang termasuk makroinvertebrata adalah phylumPorifera, Cnidaria, Platyhelminthes, Nemertea, Nematoda,Nematomorpha, Annelida, Mollusca, Arthropoda[5].Pengukuran kualitas air berdasarkan makroinvertebratadilakukan dengan tiga metode, yaitu Belgian Biotic Index,

Extended Biotic Index, dan Biological Monitoring WorkingParty (BMWP ASPT). Indeks biotik untuk metode BelgianBiotic Index dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3.Indeks Biotik Metode Belgian Biotic Index (BBI)[6]

Kelompok Fauna

Jumlah total kelompok fauna yangada

0-1 2-5 6-10 10-15 16+

Indeks Biotik

TerdapatPlecoptera atauEcdyonuridae

Beberapaunitsistematik

7 8 9 10

hanya 1unitsistematik

5 6 7 8 9

Trichopteraberselubung

Beberapaunitsistematik

6 7 8 9

hanya 1unitsistematik

5 5 6 7 8

Ancylidae,Ephemeroptera

kecualiEcdyonuridae

lebih dari 2unitsistematik

6 7 8

2 atau < 2unitsitematik

3 4 5 6 7

Aphelocheirus atauOdonata atau

Gammaridae atauMollusca kecuali

Sphareridae

semua unitsistematikyangdisebutkandi atastidak ada

3 4 5 6 7

Asselus atauHirudinea atau

Sphareridae atauHemiptera (kecuali

Aphelocheirus)

semua unitsistematikyangdisebutkandi atastidak ada

2 3 4 5

Tubicidae atauChironomidae dari

kelompokThummiplumosus

semua unitsistematikyangdisebutkandi atastidak ada

1 2 3

Eristalinae

semua unitsistematikyangdisebutkandi atastidak ada

0 1 1

Indeks biotik untuk metode Extended Biotic Index dapatdilihat pada Tabel 4.

Tabel 4.Indeks Biotik Metode Extended Biotic Index (EBI)[6]

ExtendedBiotic index

Jumlah Total Kelompok Fauna yang Ada

0-1

2-5

6-10

11-15

16-20

21-25

26-30

31-35

36-40

41-45

Tidaktercemar

Adanyanimfa

Plecop-tera

Lebih dari1 spesies 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Hanya 1spesies 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Page 3: Studi Kualitas Air Sungai Brantas Berdasarkan ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-22160-Paper-398277.pdf · Metode analisis kualitas air yang digunakan adalah sebagai berikut:-pH

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 3

Tabel 4.Indeks Biotik Metode Extended Biotic Index (BBI)[6]

ExtendedBiotic index

Jumlah Total Kelompok Fauna yang Ada

0-1

2-5

6-10

11-15

16-20

21-25

26-30

31-35

36-40

41-45

Org

anis

me

yang

cen

deru

ng se

mak

in ti

dak

ada

deng

an m

enin

gkat

nya

penc

emar

an

NimfaEphemerop-tera (tidaktermasukBaetisrhodani)

Lebihdari 1spesies

6 7 8 9 10 11 12 13 14

Hanya 1spesies 5 6 7 8 9 10 11 12 13

AdanyalarvaTrichopteraatau Baetisrhodani

Lebihdari1 spesies

5 6 7 8 9 10 11 12 13

Hanya 1spesies 4 4 5 6 7 8 9 10 11 12

AdanyaGammarus

Semuaspesiesdi atastidak ada

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

AdanyaAsellus

Semuaspesiesdi atas

tidak ada

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Adanyatubifcidaedan/atau

larvaChirono-

midaemerah

Semuaspesiesdi atastidak ada

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

tercemar

Semuaspesies diatas tidak

ada

Kemung-kinanadanyabeberapabiotayangtidakmemer-lukanoksigen

0 1 2

Skor indeks biotik untuk metode BMWP ASPT dapat dilihatpada Tabel 5.

Tabel 5.Skor Indeks Biotik BMWP ASPT[6]

Famili SkorSiphlonuridae, Heptageniidae, Leptophlebiidae, Ephermerellidae,Potamanthidae, Ephemeridae, Taeniopterygidae, Leuctridae,Capniidae, Perlodidae, Perlidae, Choloroperlidae, Aphelocheiridae,Phryganeidae, Molannidae, Beraeidae, Odontoceridae,Leptoceridae, Goeridae, Lepidostomatidae, Brachycentridae,Sericostomatidae

10

Astacidae, Lestidae, Agriidae, Gomphidae, Cordulegasteridae,Aeshnidae, Corduliidae, Libellulidae, Psychomyiidae,Philopotamidae

8

Caenidae, Nemouridae, Rhyacophilidae, Polycentropodidae,Limnephilidae 7

Neritidae, Viviparidae, Ancylidae, Hydroptilidae, Unionidae,Corophiidae, Gammaridae, Platycnemididae, Coenagriidae 6

Mesoveliidae, Hydrometridae, Gerridae, Nepidae, Naucoridae,Notonectidae, Pleidae, Corixidae, Haliplidae, Hygrophilidae,Dytiscidae, Gyrinidae, Hydrophilidae, Clambidae, Helodidae,Dryopidae, Eliminthidae, Chrysomelidae, Curculionidae,Hydropsychidae, Tipulidae, Simuliidae, Planariidae,Dendrocoelidae

5

Baetidae, Sialidae, Piscicolidae 4

Tabel 5.Skor Indeks Biotik BMWP ASPT[6] (lanjutan)

Famili Skor

Valvatidae, Hydrobiidae, Lymnaeidae, Physidae, Planorbidae,Sphaeriidae, Glossiphonidae, Hirudidae, Eropobdellidae, Asellidae 3

Chironomidae 2Oligochaeta (semua kelas) 1

C. Tingkat KorelasiPerhitungan korelasi menggunakan rumus (Sudjana,

1993) :

})(}{)({

))((2222

yifyyifynxifxxifxn

yifyxifxyixifinr (2)

Dimana :r = koefisien korelasixi = variabel ke-ix = rata-rata variabel xyi = variabel ke-iy = rata-rata variabel yn = jumlah data

Kisaran nilai koefisien korelasi adalah -1< r < 1.Koefisien korelasi negatif artinya semakin besar nilaisuatu variabel maka semakin kecil nilai variabel lainnya.Nilai derajat kepercayaan (a) yang digunakan adalah0,05, sehingga selang kepercayaan (1-a) x 100 %) yaitu95 %[7].

III. METODE PENELITIAN

A. PelaksanaanPenelitian dilakukan di 14 titik sampling dan membagi titik

sampling tersebut menjadi 3 segmen sungai yaitu segmen hulu,segmen tengah, segmen hilir. Lokasi sampling berada di KotaBatu, Kabupaten Malang, dan Kota Malang. Samplingdilakukan pada bulan April dan Mei 2012, dan terdiri darisampling air dan sampling makroinvertebrata.

B. Metode Pengukuran Kualitas Air Fisik-kimiaAlat yang digunakan untuk pengambilan sampel air adalah

sebagai berikut:- Botol (kapasitas disesuaikan dengan volume air yang

dibutuhkan)- Label- Spidol permanen- Alat pengambil air yang terdiri dari pipa panjang dengan

botolSedangkan pengambilan sampel dilakukan dengan cara

berikut ini :- Sampel air diambil sebelum ada orang masuk ke dalam

sungai yang berada di titik sampling, untuk menghindarikekeruhan air dan berpindahnya makroinvertebrata

Page 4: Studi Kualitas Air Sungai Brantas Berdasarkan ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-22160-Paper-398277.pdf · Metode analisis kualitas air yang digunakan adalah sebagai berikut:-pH

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 4

- Sampel air diambil dengan botol yang bersih. Volume airyang diambil harus sudah diperkirakan agar tidakkekurangan pada saat pengujian.- Beri label berisi waktu (jam, tanggal, bulan, tahun) dan

tempat pengambilan contoh- Lakukan uji kimia yang dapat dilakukan langsung di

lapangan seperti DO, suhu, kekeruhan, dan pH[4].Metode analisis kualitas air yang digunakan adalah sebagai

berikut:- pH dan suhu: pengukuran langsung dengan pH meter

HANNA HI 98127- Kekeruhan: pengukuran langsung dengan turbidimeter

HANNA HI 98703- Dissolved oxygen: titrasi dengan menggunakan

tiosulfat[8]- Amonium: metode Nesssler[9]- Fosfat: metode spektrofotometri[9]- Chemical oxygen demand: metode closed reflux[9]

C. Metode Pengukuran Kualitas Air BiologisTahap-tahap yang dilakukan untuk pengambilan sampel air

adalah:- Substrat dasar sungai diaduk dengan menggunakan kaki- Batu-batu yang ada di sungai, ranting-ranting, dan akar

tumbuhan yang menggantung di tebing sungaidigoyangkan

- Jaring ditempatkan dan aliran air yang telah diadukditampung (bercampur bahan terlarut)

- Pada substrat bebatuan, jaring ditempatkan pada tempatyang mudah dijangkau dan ambil sampel lebih banyak

- Pada substrat pasir, jaring ditempatkan sedikit di atasdasar sungai agar tidak banyak pasir yang terbawa

- Sampel yang diambil dari jaring dimasukkan ke dalambotol.

- Kembalikan ke sungai apabila ditemukan jenis hewan lainmasuk ke jaring seperti ikan, karena hewan yang diamatihanya kelompok makroinvertebrata

- Periksa terlebih dahulu hewan lain sebelum dikembalikanke sungai dan pastikan bahwa tidak adamakroinvertebrata yang menempel di tubuh hewantersebut

- Beri label berupa kode, waktu dan tempat pengambilansampel pada wadah (lakukan double coding untukmemastikan label tidak hilang karena luntur oleh air ataulumpur).

Pengawetan sampel dilakukan agar sampel tetap dalamkondisi baik hingga sampel dianalisis di laboratorium. Untukmemudahkan identifikasi jenis-jenis makroinvertebrata yangtelah dikumpulkan, maka dilakukan pemisahan sampel terlebihdahulu.- Pisahkan sampel dari lumpur, ranting maupun batu-batu

yang terbawa pada saat pengambilan sampel- Lakukan segera untuk menghindari kerusakan pada tubuh

makroinvertebrata, jangan menunda proses pemisahansampai lebih dari dua hari

- Ambil makroinvertebrata dari kantong sampel sedikit demisedikit- Letakkan pada saringan- Siram dengan air bersih untuk menghilangkan lumpur- Ambil bagian yang tertinggal pada saringan- Pindahkan ke dalam wadah nampan/baki plastik- Tambahkan sedikit air- Pisahkan untuk tiap-tiap jenis yang berbeda- Masukkan ke dalam botol yang telah diisi alkohol 70%- Hitung jumlah yang ditemukan pada masing-masing jenis- Beri label berisi waktu dan tempat pengambilan sampel

[4].Setelah contoh makroinvertebrata dipisahkan berdasarkan

jenisnya, tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi.- Ambil makroinvertebrata yang sudah dipisahkan- Letakkan pada cawan petri- Amati dan lakukan identifikasi sampai tingkat famili,

dengan mencocokkan gambar pada referensi yangdigunakan[4].

IV. HASIL DAN DISKUSI

A. Kualitas Air Fisik-kimiaKualitas fisik-kimia air diukur dengan prinsip memberikan

skor terhadap kuantitas parameter dan mengakumulasikan skortersebut sesuai dengan titik sampling. Total skor untuk setiaptitik sampling berdasarkan metode yang digunakan dapatdilihat pada Tabel 6.

Tabel 6.Total Skor Setiap Titik Sampling

TitikSampling

Dutch Score(3-15) LISEC Score (4-20)

1 8 102 6 83 6 94 7 105 8 116 7 107 7 108 7 109 9 12

10 9 1211 7 1012 5 813 6 914 6 9

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa air berkualitassedang terdapat pada titik 5, 9, dan 10.

B. Kualitas Air BiologisBerdasarkan hasil analisis laboratorium, diketahui famili

makroinvertebrata yang teridentifikasi seperti pada Tabel 7adan 7b.

Page 5: Studi Kualitas Air Sungai Brantas Berdasarkan ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-22160-Paper-398277.pdf · Metode analisis kualitas air yang digunakan adalah sebagai berikut:-pH

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 5

Tabel 7a.Makroinvertebrata yang Teridentifikasi (Titik Sampling 1-7)

NilaiToleransi Makroinvertebrata

Titik Sampling1 2 3 4 5 6 7

2 Glossosomatidae 10 10 6 - - - 23 Baetidae 20 25 14 10 7 - -3 Leptophlebiidae - - - - - - -4 Bithyniidae - - - - - - -4 Hydrobiidae 15 12 5 - 44 Lymnaeidae - - - - - - -4 Planorbidae - - - - - - -5 Notonemouridae - 4 - - - - -6 Tubificidae - - - 3 4 1 4- Lumbricidae 1 3 3 1 - 4 -- Chironomidae 25 17 18 15 9 1 3- Culicidae - - - - - - -- Hydropsychidae 87 60 23 12 3 4 1- Limoniidae - - 4 1 - 2 6- Ptychopteridae - - - - - - 1- Thaumaleidae - - - - - 3 -- Tipulidae 3 - - - 2 - -

Total Spesies 146 119 83 54 30 15 21Jumlah Famili 5 6 7 7 6 7 7

Tabel 7b.Makroinvertebrata yang Teridentifikasi (Titik Sampling 8-14)

NilaiToleransi Makroinvertebrata

Titik Sampling8 9 10 11 12 13 14

2 Glossosomatidae - - - - - 2 -3 Baetidae 4 - 3 3 18 22 183 Leptophlebiidae - - - - - 1 -4 Bithyniidae - - - - - 1 24 Hydrobiidae 4 - 1 - 20 14 184 Lymnaeidae - - 1 - - - -4 Planorbidae - - 1 - - - -5 Notonemouridae - - - - - - -6 Tubificidae 5 5 9 2 - 1 -- Lumbricidae 1 - - - - - -- Chironomidae 9 4 3 8 5 1 2- Culicidae 1 - - 1 - - -- Hydropsychidae 1 - 1 - 10 25 30- Limoniidae - - - - - - 3- Ptychopteridae - - - - - - -- Thaumaleidae - - - - - - -- Tipulidae - 3 - - - 1 -

Total Spesies 25 12 19 14 53 68 73Jumlah Famili 8 3 7 4 4 9 6

Metode BBI, EBI, dan BMWP ASPT memiliki prinsipperhitungan skor indeks biotik yang berbeda. BBI dan EBImenggunakan prinsip intepretasi makroinvertebrata yangpaling sensitif, sedangkan metode BMWP menggunakanprinsip skor rata-rata dari indeks biotik setiap familimakroinvertebrata yang teridentifikasi (tidak hanya yangpeling sensitif). Hasil perhitungan ketiga metode tersebutdapat dilihat lebih jelas pada Tabel 8.

Tabel 8.Hasil Perhitungan Skor Indeks Biotik

TitikSampling

BBI(0-10)

EBI(0-15)

BMWP ASPT(1-10)

1 6 6 42 7 7 3.73 7 7 3.54 7 7 3.55 7 7 3.86 7 7 3.5

Tabel 8.Hasil Perhitungan Skor Indeks Biotik (lanjutan)

TitikSampling

BBI(0-10)

EBI(0-15)

BMWP ASPT(1-10)

7 6 6 3.38 6 7 3.59 2 2 3.5

10 6 7 3.411 2 6 312 6 6 3.513 7 7 4.814 7 7 3.5

Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa hasil perhitungandengan metode BBI akan merepresentasikan kualitas air lebihbaik dari metode lain karena kelengkapan famili yang ada padametode tersebut. Selain itu, metode BBI telah memilikiintepretasi kualitas air berdasarkan indeks biotik, sedangkanmetode lain hanya memiliki sistem scoring indeks biotik saja.

C. Korelasi Kualitas Air Fisik-kimia dengan BiologisPerhitungan korelasi kualitas fisik-kimia dengan kualitasbioogis dilakukan dengan mengkorelasikan skor dari metodeLISEC Score dan skor dari metode BBI. Berdasarkan hasilperhitungan skor kedua metode tersebut, dilakukanperhitungan koefisien korelasi sebagai berikut :

})83()153114}{)138()138014{()83)(138()806)(14(

22

r

)889.6434.7)(044.19320.19(454.11284.11

r

44,0438,0 r

Dengan cara yang sama, dihitung korelasi untuk setiap metodefisik-kimia dan biologis. Hasil perhitugan untuk setiap metodedapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9.Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Setiap Metode

Metode Dutch Score LISEC Score

BBI -0,42 -0,44

EBI -0,44 -0,43

BMWP ASPT -0,14 -0,21

Dari hasil perhitungan koefisien korelasi, dapat disimpulkanbahwa nilai koefisien korelasi antara metode LISEC Score-Belgian Biotic Index dan Extended Biotic Index-Dutch Scoreadalah yang terbesar yaitu -0,44. Metode yang dipilih adalahLISEC Score-Belgian Biotic Index karena LISEC Scorememiliki parameter yang lebih banyak dibandingkan DutchScore sehingga kualitas air yang diintepretasikan akan lebihrepresentatif (lebih akurat).

Page 6: Studi Kualitas Air Sungai Brantas Berdasarkan ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-22160-Paper-398277.pdf · Metode analisis kualitas air yang digunakan adalah sebagai berikut:-pH

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 6

D. Perbandingan Kualitas Air dengan Tahun 1997Berdasarkan hasil perbandingan dengan penelitian

tahun 1997, diketahui bahwa kualitas air sungai Brantastelah mengalami penurunan di beberapa titik samping.Titik sampling yang mengalami penurunan kualitasberdasarkan metode LISEC Score dapat dilihat lebihjelas pada Gambar 1.

Gambar 1. Perbandingan kualitas air sungai Brantas berdasarkan LISECScore

Berdasarkan hasil analisis dietahui bahwa kualitas air yangmengalami penurunan adalah titik 1, sedangkan titik yangmengalami peningkatan kualitas adalah titik 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9,10, 11, 12, 13, dan 14. Hal ini dapat terjadi karena persoalanpembuangan polutan pada lokasi sampling telah mengalamiperbaikan, sehingga membuat kuaitas air sungai Brantas jugaikut membaik. Perbandingan kualitas air pada lokasi samplingdengan metode Belgian Biotic Index dapat dilihat padaGambar 2.

Gambar 2. Perbandingan kualitas air sungai Brantas berdasarkan BelgianBiotic Index

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa titik yangmengalami penurunan kualitas berdasarkan Belgian BioticIndex adalah titik 9 dan 11, sedangkan titik yang mengalamipeningkatan kualitas adalah titik 2, 3, 4, 5, 6, 7,12, 13, 14. Haltersebut dapat terjadi karena berbedanya waktu samplingmakroinvertebrata sehingga jumlah dan jenismakroinvertebrata yang teridentifikasi menjadi berbeda pula.Perbedaan titik sampling juga memmpengaruhi jumlah danjenis makroinvertebrata karena habitat makroinvertebratadapat sangat berbeda kondisinya. Kondisi habitat dipengaruhioleh substrat dasar sungai, persentase batuan di sungai,tumbuhan air, tutupan sperti pohon yang tumbang, sampah,dan lain-lain.

V. KESIMPULANKesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:1. Berdasarkan LISEC Score, kualitas air baik pada dominan

titik sampling yaitu pada segmen 1, segmen 2 (titik 6, 7, 8,11), dan segmen 3.

2. Kualitas air pada lokasi sampling berdasarkan metodeBelgian Biotic Index adalah:a. Kualitas air agak tercemar dengan indeks biotik 7

terdapat pada titik sampling 2, 3, 4, 5, 6, 13, dan 14.b. Kualitas air tercemar sedang dengan indeks biotik 6

terdapat pada titik sampling 1, 7, 8, 10, dan 12.c. Kualitas air tercemar sangat berat dengan indeks biotik

2 terdapat pada titik sampling 9 dan 11.3. Kekuatan korelasi antara kualitas fisik-kimia dengan

kualitas biologis adalah korelasi cukup. Kedua kualitastersebut berkaitan, namun tidak cukup salingmempengaruhi.

4. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa sebagian besartitik sampling mengalami peningkatan kualitas air selamakurun waktu 15 tahun (tahun 1997-2012).

DAFTAR PUSTAKA[1] Perda Kota Malang Nomor 17 Tahun 2001. 2012. Konservasi Air.

http://digilib-ampl.net/file/pdf/Perda_Kota_Malang_No_17_Tahun_2001.pdf. Diakses pada tanggal 20 Februari 2012pukul 20.00 WIB.

[2] Trihadiningrum, Y. 1995. Strategy Towards Water QualityManagement of The Blawi River System in East Java, Indonesia.Wilrijk: Universitare Instelling Antwerpen Departement Biologie.

[3] Barbour, M.T., Gerritsen, J., Snyder, B.D., dan Stribling, J.B. 1999.Rapid Bioassessment Protocols For Use in Streams and WadeableRivers: Periphyton, Benthic Macroinvertebrates, and Fish.http://www.krisweb. com/biblio/gen_usepa_barbouretal_1999_rba.pdf.Diakses tanggal 11 Juli 2012, Pukul 19.00 WIB

[4] Rahayu S, Widodo R.H., van Noordwijk M., Suryadi I., dan Verbist B.2009. Monitoring Air di Daerah Aliran Sungai. Bogor, Indonesia.World Agroforestry Centre - Southeast Asia Regional Office.

[5] Hawking, J.H. dan Smith, F.J. 1997. Colour Guide To Invertebratesof Australian Inland Waters. Albury : Co-operative Research Centrefor Freshwater Ecology.

[6] Metcalfe, J.L. 1989. Biological Water Quality Assesment of RunningWaters Based on Macroincertebrate Communities : History andPresent Status in Europe.

[7] Sudjana. 1993. Metoda Statistika Edisi ke-6. Bandung : Tarsito.[8] Santika, S.S. dan Alaerts, G. 1984. Metoda Penelitian Air. Surabaya

:Usaha Nasional[9] APHA, AWWA, and WEF. 1998. Standard Methods for the

Examination of Water and Wastewater, 20th edition. WashingtonDC: American Public Health Association.