studi kebutuhan air perkotaan provinsieprints.ulm.ac.id/4192/1/13. artikel semnas pasca 2016...

19
1

Upload: others

Post on 03-Nov-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

2

STUDI KEBUTUHAN AIR PERKOTAAN PROVINSI

KALIMANTAN SELATAN

Ulfa Fitriati, Novitasari, dan Muh. Afief Ma’ruf

Program Studi Teknik Sipil FT Unlam

Email : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian memproyeksikan penduduk dan kebutuhan air 13 kab/kota yang

ada di Provinsi Kalimantan Selatan dari tahun 2013 hingga 20 tahun ke depan lalu

dibandingkan kapasitas intake yang ada memenuhi kebutuhan di tahun

mendatang.

Dalam memproyeksikan pertumbuhan penduduk menggunakan 5 macam

metode, yaitu metode aritmatika, metode geometrik, metode regresi linier, metode

eksponensial dan metode logaritmik. Metode yang paling tepat untuk

memproyeksikan pertumbuhan penduduk yaitu yang mempunyai nilai standar

deviasi yang paling rendah dan nilai korelasi yang paling mendekati 1. Kebutuhan

air di hitung dengan faktor kebutuhan air rata – rata, faktor kebutuhan air hari

maksimum, dan kebutuhan air jam puncak. Membandingkan kapasitas intake

yang ada dengan proyeksi kebutuhan air.

Hampir semua PDAM kapasitas instalasi pengolahan airnya tidak

mencukupi kebutuhan pada saat jam puncak. Untuk kapasitas intake yang

mencukupi hanya Kabupaten Balangan dan Kota Banjarmasin

kata kunci: kebutuhan air perkotaan, Provinsi Kalimantan Selatan, kapasitas

intake.

3

1. PENDAHULUAN

Sumberdaya air memegang peranan penting dalam menunjang untuk

kehidupan individu, masyarakat, perkembangan sosial dan ekonomi suatu daerah

maupun ekosistem lingkungannya. Berbagai kegiatan ekonomi seperti penyediaan

air baku untuk rumah tangga, pertanian, perkotaan, industri dan energi senantiasa

memerlukan kuantitas dan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan serta layanan

yang handal dan berkelanjutan. Penyelenggaraan pengelolaan sumberdaya air

menghadapi berbagai permasalahan yang kompleks sejalan dengan peningkatan

jumlah penduduk yang diiringi dengan pertumbuhan sosial dan ekonomi yang

pesat. Disatu sisi pertumbuhan penduduk semakin meningkatkan akan kebutuhan

air untuk berbagai keperluan dan disisi lain menimbulkan pula eksploitasi daya

dukung sumberdaya air. Kebutuhan air semakin meningkat seiring dengan

pertumbuhan penduduk, peningkatan taraf hidup masyarakat dan pertumbuhan

ekonomi. Pertumbuhan ekonomi pada suatu daerah berdampak terhadap

pertumbuhan penduduk melalui peningkatan vertilitas, kesempatan hidup dan

mobilitas penduduk.

Tingginya angka pertumbuhan ekonomi tersebut akan diikuti juga dengan

kebutuhan air perkotaan, sehingga diperlukan studi mengenai kebutuhan air

perkotaan di 13 (tiga belas) kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Kalimantan

Selatan di masa mendatang.

Tujuan Penelitian ini adalah:

1. Mengetahui persentase pertumbuhan penduduk eksisting dari data jumlah

penduduk selama 5 tahun, serta memproyeksikan jumlah penduduk selama 5,

10,15, dan 20 tahun.

2. Menghitung kebutuhan air bersih saat ini hingga 20 tahun ke depan dengan

selang waktu 5 tahun.

3. Membandingkan kapasitas intake terhadap jumlah pemakaian air PDAM

hingga 20 tahun ke depan.

4

2. TINJAUAN PUSTAKA

Persentase Pertumbuhan Penduduk diperlukan untuk mengetahuhi angka

rata-rata pertumbuhan penduduk setiap tahun. Persentase pertumbuhan penduduk

dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

– ) x 100%

Keterangan:

r = persentase pertumbuhan penduduk

P1 = jumlah penduduk tahun ke-1 (yang diketahui)

P2 = jumlah penduduk tahun terakhir (yang diketahui)

T1 = tahun ke-1 (yang diketahui)

T2 = tahun terakhir (yang diketahui)

Prediksi jumlah penduduk di masa yang akan datang sangat penting dalam

memperhitungkan jumlah kebutuhan air minum di masa yang akan datang.

Prediksi ini didasarkan pada laju perkembangan kota dan kecenderungannya,

arahan tata guna lahan serta ketersediaan lahan untuk menampung perkembangan

jumlah penduduk.

Dengan memperhatikan laju perkembangan jumlah penduduk masa lampau,

maka metode statistik merupakan metode yang paling mendekati untuk

memperkirakan jumlah penduduk di masa mendatang. Ada beberapa metode yang

dapat digunakan untuk menganalisa perkembangan jumlah penduduk di masa

mendatang, yaitu: aritmatik, geometrik, regresi linear, eksponensial dan

logaritmik

Untuk menentukan Metode yang akan dipakai, maka perlu di tentukan nilai

korelasi (r2) dan nilai standar deviasi (STD) yang paling kecil.

))((

.

2222

PnPnnPPn

PnPPnPn2r

1

2

n

PPSTD

nn

5

Faktor-faktor yang mempengaruhi proyeksi kebutuhan air bersih:

1. Jumlah penduduk yang berkembang setiap tahun.

2. Tingkat pelayanan.

3. Kebutuhan air untuk instalasi dan keperluan operasional.

4. Faktor kehilangan air.

Dalam analisis kebutuhan air bersih, kebutuhan air yang diperhitungkan

meliputi kebutuhan air domestik dan kebutuhan air non domestik.

Standar kebutuhan air domestik menurut Direktorat Jendral Cipta Karya,

Departemen Pekerjaan Umum, 1996 dapat dilihat pada tabel 2.1. Kebutuhan air

non domestik menurut kriteria perencanaan pada Dinas PU dapat dilihat dalam

tabel 2.2 sampai tabel 2.4. Tabel–tabel tersebut menampilkan standar yang dapat

digunakan untuk menghitung kebutuhan air perkotaan apabila data rinci mengenai

fasilitas kota dapat diperoleh.

6

Tabel 2.1 Kriteria Perencanaan Air Bersih

URAIAN

KATEGORI KOTA BERDASARKAN JUMLAH

PENDUDUK (JIWA)

>1.000.000

500000

s/d

1.000.000

100.000

s/d

500.000

200.000

s/d

100.000

<20.000

Kota

Metropolitan

Kota

Besar

Kota

Sedang

Kota

Kecil Desa

1 2 3 4 5 6

KonsumsiUnit Sambungan Rumah

(SR) (liter/orang/hari) 190 170 130 100 80

Konsumsi Unit Hidran (HU) 30 30 30 30 30

Konsumsi Unit Non Domestik

(liter/orang/hari) 20-30 20-31 20-32 20-33 20-34

Kehilangan Air (%) 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30

Faktor Hari Maksimum 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1

Faktor Jam Puncak 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5

Jumlah Jiwa per SR (jiwa) 5 5 5 5 5

Jumlah jiwa per HU (jiwa) 100 100 100 100-200 200

Sisa Tekan di penyediaan Distribusi

(meter) 10 10 10 10 10

Jam Operasi (jam) 24 24 24 24 24

Volume Resevoir (%)

(Max Day Demand) 15-25 15-25 15-25 15-25 15-25

SR : HU

50 : 50

s/d

80 : 20

50 : 50

s/d

80 : 20

80 : 20 70 : 30 70 : 30

Cakupan Wilayah Pelayanan (%) 90 90 90 90 70

(Sumber: Direktorat Jendral Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum, 1996)

7

Tabel 2.2 Kebutuhan Air Non Domestik Kota Kategori I, II, III, dan IV

Sektor Nilai Satuan

Sekolah 10 Liter/murid/hari

Rumah Sakit 200 Liter/bed/hari

Puskesmas 2000 Liter/hari

Masjid 3000 Liter/hari

Kantor 10 Liter/pegawai/hari

Pasar 12000 Liter/hektar/hari

Hotel 150 Liter/bed/hari

Rumah Makan 100 Liter/kursi/hari

Komplek Militer 60 Liter/orang/hari

Kawasan Industri 0,2-0,8 Liter/detik/hektar

Kawasan Parawisata 0,1-0,3 Liter/detik/hektar (Sumber: Direktorat Jendral Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum, 1996)

Tabel 2.3 Kebutuhan Air Non Domestik Kota Kategori V (desa)

Sektor Nilai Satuan

Sekolah 5 Liter/murid/hari

Rumah Sakit 200 Liter/bed/hari

Puskesmas 1200 Liter/hari

Masjid 3000 Liter/unit/hari

Mushola 2000 Liter/unit/hari

Hotel 90 Liter/hari

Kawasan Industri 10 Liter/hari (Sumber: Direktorat Jendral Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum, 1996)

Tabel 2.4 Kebutuhan Air Non Domestik Kategori Lain

Sektor Nilai Satuan

Lapangan terbang 10 Liter/detik

Pelabuhan 50 Liter/detik

Stasiun KA-Terminal Bus 10 Liter/detik

Kawasan Industri 0,75 Liter/detik

(Sumber: Direktorat Jendral Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum, 1996)

8

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Menurut Wikipedia Indonesia terdapat 13 kabupaten Kota di Indonesia, data

perhitungan penduduk menggunakan data BPS Provinsi Kalimantan Selatan,

berikut hasil proyeksi penduduk Provinsi Kalimantan Selatan perlima tahun.

Tabel 3.1 Hasil Proyeksi Penduduk Kab/Kota di Provinsi Kalimantan Selatan

No. Kabupaten/Kota Penduduk (orang)

2013 2018 2023 2028 2033

1 Balangan 119.171 132.147 147.406 162.665 177.924

2 Banjar 533.739 563.399 588.310 627.756 662.641

3 Barito Kuala 289.995 309.789 330.888 353.425 377.496

4 Hulu Sungai Selatan 224.474 238.674 252.874 267.074 281.274

5 Hulu Sungai Tengah 155.113 270.658 287.448 304.238 321.028

6 Hulu Sungai Utara 219.210 237.395 255.580 273.765 291.950

7 Kotabaru 308.730 325.951 346.784 367.617 388.450

8 Tabalong 231.718 240.865 247.616 252.283 255.852

9 Tanah Bumbu 306.185 333.185 353.259 367.133 377.746

10 Tanah Laut 313.725 337.096 362.153 389.072 417.992

11 Tapin 176.468 185.281 191.248 195.372 198.527

12 Banjarbaru 219.758 249.279 282.767 320.752 363.841

13 Banjarmasin 656.778 676.542 707.896 740.703 775.030

9

Gambar 3.1 Proyeksi Penduduk Kab/Kota di Provinsi Kalimantan Selatan

Pada tahun 2033 penduduk terendah di Kabupaten Balangan sebesar

177.924 orang dan tertinggi di Kota Banjarmasin sebesar 775.030 orang dengan

rata-rata penduduk Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 376.135 orang.

-

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

700.000

800.000

900.000Ju

mla

h P

roye

ksi P

end

ud

uk

(ora

ng)

2013 2018 2023 2028 2033

10

Tabel 3.2 Kebutuhan Domestik Kab/Kota di Provinsi Kalimantan Selatan

No. Kabupaten/Kota Kebutuhan Domestik (liter/detik)

2013 2018 2023 2028 2033

1 Balangan

118,7

134,6

159,5

186,4

203,9

2 Banjar

92,6

173,6

277,8

421,3

674,1

3 Barito Kuala

121,1

197,2

252,8

315,0

384,5

4 Hulu Sungai Selatan

167,3

151,9

193,2

238,0

286,5

5 Hulu Sungai Tengah

152,1

172,3

219,6

271,1

327,0

6 Hulu Sungai Utara

121,0

159,0

212,0

270,0

335,0

7 Kotabaru

242,1

356,2

464,8

585,0

719,5

8 Tabalong

76,7

130,0

185,4

241,6

298,5

9 Tanah Bumbu

279,1

313,9

341,8

364,6

384,7

10 Tanah Laut

39,4

214,6

276,6

346,7

425,7

11 Tapin

172,1

188,7

199,7

211,4

227,5

12 Banjarbaru

88,2

182,3

264,9

502,7

730,0

13 Banjarmasin

1.015,6

1.111,9

1.163,4

1.217,4

1.273,8

11

Gambar 3.2 Kebutuhan Domestik Kab/Kota di Provinsi Kalimantan Selatan

Pada tahun 2033 kebutuhan domestik terendah di Kabupaten Balangan

sebesar 204 liter/detik dan tertinggi di Kota Banjarmasin sebesar 1274 liter/detik

dengan rata-rata penduduk Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 482 liter/detik.

-

200,0

400,0

600,0

800,0

1.000,0

1.200,0

1.400,0K

ebu

tuh

an D

om

esti

k (l

iter

/det

ik)

2013 2018 2023 2028 2033

12

Tabel 3.3 Kebutuhan Non Domestik Kab/Kota di Provinsi Kalimantan Selatan

No. Kabupaten/Kota Kebutuhan Non Domestik (liter/detik)

2013 2018 2023 2028 2033

1 Balangan

17,6

19,9

23,6

27,6

30,1

2 Banjar

28,5

49,4

79,1

119,9

191,8

3 Barito Kuala

36,8

59,9

76,8

95,7

116,8

4 Hulu Sungai Selatan

35,2

31,9

40,6

50,0

60,2

5 Hulu Sungai Tengah

40,0

45,3

57,7

71,3

86,0

6 Hulu Sungai Utara

35,0

46,0

61,0

78,0

97,0

7 Kotabaru

35,0

58,6

85,5

115,2

148,0

8 Tabalong

46,5

112,4

146,5

181,0

112,4

9 Tanah Bumbu

32,7

36,8

40,1

42,7

45,1

10 Tanah Laut

39,4

85,8

138,3

198,2

266,1

11 Tapin

24,1

26,4

28,0

29,6

31,8

12 Banjarbaru

22,5

46,5

67,5

128,1

186,0

13 Banjarmasin

63,8

69,8

73,1

76,5

80,0

13

Gambar 3.3 Kebutuhan Non Domestik Kab/Kota di Provinsi Kalimantan

Selatan

Pada tahun 2033 kebutuhan non domestik terendah di Kabupaten Balangan

sebesar 30 liter/detik dan tertinggi di Kabupaten Tanah Laut sebesar 266

liter/detik dengan rata-rata penduduk Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 112

liter/detik.

-

50,0

100,0

150,0

200,0

250,0

300,0K

ebu

tuh

an N

on

Do

mes

tik

(lit

er/d

etik

)

2013 2018 2023 2028 2033

14

Tabel 3.4 Kebutuhan Jam Puncak Kab/Kota di Provinsi Kalimantan Selatan

No. Kabupaten/Kota Kebutuhan Jam Puncak (liter/detik)

2013 2018 2023 2028 2033

1 Balangan

244,7

278,1

329,6

385,1

421,2

2 Banjar

318,7

579,9

913,5

1.363,8

2.164,8

3 Barito Kuala

311,2

501,4

617,9

708,4

827,1

4 Hulu Sungai Selatan

399,9

355,0

440,8

530,1

627,7

5 Hulu Sungai Tengah

378,8

414,5

519,9

631,8

743,3

6 Hulu Sungai Utara

303,0

383,0

511,0

653,0

809,0

7 Kotabaru

234,7

392,5

571,5

766,4

978,6

8 Tabalong

221,7

536,1

698,6

863,0

536,1

9 Tanah Bumbu

546,3

614,4

669,0

713,6

753,0

10 Tanah Laut

149,4

324,5

514,6

725,2

957,9

11 Tapin

370,4

403,4

416,5

437,5

466,8

12 Banjarbaru

291,3

594,7

851,1

1.589,6

2.290,0

13 Banjarmasin

2.092,1

2.251,2

2.318,5

2.387,1

2.436,8

15

Gambar 3.4 Kebutuhan Jam Puncak Kab/Kota di Provinsi Kalimantan

Selatan

Pada tahun 2033 kebutuhan jam puncak terendah di Kabupaten Balangan

sebesar 421 liter/detik dan tertinggi di Kota Banjarmasin sebesar 2437 liter/detik

dengan rata-rata penduduk Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 1078 liter/detik.

-

500,0

1.000,0

1.500,0

2.000,0

2.500,0

3.000,0To

tal K

ebu

tuh

an J

am P

un

cak

(lit

er/d

etik

)

2013 2018 2023 2028 2033

16

Tabel 3.5 Kapasitas Intake dan IPA Kab/Kota di Provinsi Kalimantan Selatan

No. Kabupaten/Kota Total

Kapasitas

Intake

(liter/detik)

Kapasitas

IPA

(liter/detik)

Keterangan tahun

kurang

Intake IPA

1 Balangan 420 105 2033 2013

2 Banjar 360 360 2018 2018

3 Barito Kuala 310 310 2013 2013

4 Hulu Sungai Selatan 235 205 2013 2013

5 Hulu Sungai Tengah 169 169 2013 2013

6 Hulu Sungai Utara 298 298 2013 2013

7 Kotabaru 175 175 2013 2013

8 Tabalong 350 350 2018 2018

9 Tanah Bumbu 546 546 2013 2013

10 Tanah Laut 142 107 2013 2013

11 Tapin 452 328 2018 2013

12 Banjarbaru 360 360 2018 2018

13 Banjarmasin 3.500 2.100 Aman 2018

11

Dari data tabel 3.4 dan 3.5, dapat dilihat hampir semua PDAM kapasitas

instalasi pengolahan airnya tidak mencukupi kebutuhan pada saat jam puncak.

Untuk kapasitas intake yang mencukupi hanya Kabupaten Balangan dan Kota

Banjarmasin sehingga pemerintah daerah harus sudah merencanakan untuk

penambahan kapasitas IPA dan penambahan mesin di intake, bahkan perlu

dipikirkan untuk mencari lokasi intake baru.

Dilihat dari persentase pada tahun 2033 kabupaten atau kota yang

mengalami kenaikan peduduk terkecil adalah Kabupaten Tabalong dan terbesar

adalah Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Namun persentase kenaikan kebutuhan

jam puncak terkecil adalah Kota Banjarmasin dan terbesar Kota Banjarbaru. Hal

ini dapat dipahami karena perpincahan ibukota provinsi mulai tahun 2012.

4. PENUTUP

Dari hasil analisis yang sudah dilakukan, maka didapat kesimpulan sebagai

berikut:

1. Penduduk terendah di Kabupaten Balangan sebesar 177.924 orang dan

tertinggi di Kota Banjarmasin sebesar 775.030 orang dengan rata-rata

penduduk Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 376.135 orang. Namun dilihat

dari persentase pada tahun 2033 kabupaten atau kota yang mengalami

kenaikan peduduk terkecil adalah Kabupaten Tabalong dan terbesar adalah

Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

2. Kebutuhan jam puncak terendah di Kabupaten Balangan sebesar 421

liter/detik dan tertinggi di Kota Banjarmasin sebesar 2437 liter/detik dengan

rata-rata kebutuhan jam puncak Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 1078

liter/detik. Namun persentase kenaikan kebutuhan jam puncak terkecil adalah

Kota Banjarmasin dan terbesar Kota Banjarbaru.

3. Hampir semua PDAM kapasitas instalasi pengolahan airnya tidak mencukupi

kebutuhan pada saat jam puncak. Untuk kapasitas intake yang mencukupi

hanya Kabupaten Balangan dan Kota Banjarmasin

12

Saran yang dapat diberikan untuk penyediaan kebutuhan air bersih Kota

Banjarmasin yaitu:

1. PDAM Kota Banjarmasin harus menekan kehilangan air hingga di bawah

20% untuk mengoptimalkan air yang didistribusikan kepada penduduk.

2. Menjaga kualitas dan kelestarian lingkungan sekitar kawasan sumber air baku

dan mencegah terjadinya penggundulan hutan serta pencemaran sungai.

3. Upaya untuk mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan air bersih, antara lain:

a. Meningkatkan kapasitas terpasang maupun produksi intake dengan cara

menambah pompa pengambilan air serta menambah volume tempat

penampungan pengolahan air.

b. Menambah titik pengambilan air pada sungai-sungai yang belum

digunakan sebagai sumber air baku yang berpotensi dapat dijadikan

sebagai sumber air baku PDAM.

c. Mengoptimalkan kinerja pompa dengan mengganti pompa yang sudah

lemah daya kerjanya untuk menjaga kestabilan debit air distribusi.

d. Merencanakan pembangunan waduk buatan sebagai cadangan

ketersediaan air jika kapasitas air yang ada tidak mencukupi untuk

memenuhi kebutuhan air bersih secara kontinuitas.

13

DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. (2013). Manfaat Air Dalam Kehidupan

(http://www.kamusilmiah.com/tag/air-bersih/, diakses tanggal 20 Januari 2015)

Anonim2. (2015).

(https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_hotel_di_Kalimantan_Selatan#Banjarmasin/, diakses

tanggal 28 juli 2015)

Anonim3. (2014). Kota Banjarmasin Dalam Angka 2014. Badan Perencana Pembangunan

Daerah Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan.

Anonim4. (1996). Kriteria Perencanaan Air bersih. Direktorat Jendral Cipta Karya. Jakarta

Ariyatno5, Dony. (2007). Analisis Kebutuhan Air Bersih dan Ketersediaan Air Bersih Di Ipa

Sumur Dalam Banjarsari PDAM Kota Surakarta Terhadap Jumlah Pelanggan.

Skripsi/Tugas Akhir Program D-III Teknik Sipil. Universitas Sebelas Maret. Surakarta

Linsey, K. R. (1996). Teknik Sumber Daya Air. Erlangga. Bandung

Raju. (1995). Water Supply and Wastewater Engineering. Tata McGraw-Hill Publishing

Company Limited. New Delhi

Sosrodarsono, S. dan Takeda, K. (1999). Hidrologi Untuk Pengairan. Pradnya Paramita. Jakarta

Triatmodjo, Bambang. (2006). Hidrologi Terapan. Beta Offset. Yogyakarta

Wadsworth, Jr. and Harrison, M. (1998). Handbook Of Statistical Methods For Engineers And

Scientists. McGraw-Hill. New York

Yasa, K. R. (2012). Baku Mutu Lingkungan

(http://ruditayasa.blogspot.com/2012/09/baku-mutu-lingkungan.html?m=0, diakses

tanggal 22 Januari 2015)