studi kasus i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... ·...

41
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. H PADA Ny. S DENGAN HIPERTENSI DI DESA KARANGREJO KECAMATAN KALIJAMBE KABUPATEN KARANGANYAR DI SUSUN OLEH : TOFIK AMIN NUGROHO NIM. P. 10131 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013

Upload: hakiet

Post on 17-Jun-2018

216 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI KASUS i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... · studi kasus asuhan keperawatan keluarga tn. h pada ny. s dengan hipertensi di desa

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. H PADA Ny. S

DENGAN HIPERTENSI DI DESA KARANGREJO

KECAMATAN KALIJAMBE KABUPATEN

KARANGANYAR

DI SUSUN OLEH :

TOFIK AMIN NUGROHO

NIM. P. 10131

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013

Page 2: STUDI KASUS i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... · studi kasus asuhan keperawatan keluarga tn. h pada ny. s dengan hipertensi di desa

i

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. H PADA Ny. S

DENGAN HIPERTENSI DI DESA KARANGREJO

KECAMATAN KALIJAMBE KABUPATEN

KARANGANYAR

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DI SUSUN OLEH :

TOFIK AMIN NUGROHO

NIM. P. 10131

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013

Page 3: STUDI KASUS i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... · studi kasus asuhan keperawatan keluarga tn. h pada ny. s dengan hipertensi di desa

ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Tofik Amin Nugroho

NIM : P.10131

Program Studi : PRODI DIII KEPERAWATAN

Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. H

PADA Ny. S DENGAN HIPERTENSI DI DESA

KARANGREJO KECAMATAN KALIJAMBE

KABUPATEN KARANGANYAR

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini

benar – benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila di kemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah

hasil jiplakaan, maka saya bersedia menerima sanksi atau perbuatan tersebut

sesuai dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta, 11 Juni 2013

Yang membuat pernyataan

TOFIK AMIN NUGROHO

NIM.P.10131

Page 4: STUDI KASUS i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... · studi kasus asuhan keperawatan keluarga tn. h pada ny. s dengan hipertensi di desa

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini Diajukan :

Nama : Tofik Amin Nugroho

NIM : P.10131

Progam Studi : PRODI DIII KEPERAWATAN

Judul : ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. H PADA

Ny.S DENGANHIPERTENSI DI DESA KARANGREJO

KECAMATAN KALIJAMBE KABUPATEN

KARANGANYAR

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi

DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Ditetapkan : Surakarta

Hari/Tanggal : Senin, 3 Juni2013

Pembimbing : Nurma Rahmawati, S.Kep., Ns (.………………..)

NIK : 201186076

Page 5: STUDI KASUS i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... · studi kasus asuhan keperawatan keluarga tn. h pada ny. s dengan hipertensi di desa

iv

Page 6: STUDI KASUS i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... · studi kasus asuhan keperawatan keluarga tn. h pada ny. s dengan hipertensi di desa

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. H

PADA Ny, S DENGAN HIPERTENSI DI DESA KARANGREJO

KECAMATAN KALIJAMBE KABUPATEN KARANGANYAR.’’

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat :

1. Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang

telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma

Husada Surakarta.

2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu

Di STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Nurma Rahmawati, S.Kep., Ns, selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan saran dan kritik yang bermanfaat bagi penulis selama ujian

berlangsung dan demi sempurnanya penulisan karya tulis ini.

4. Siti Mardiyah, S.Kep., Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing

dengan cermat, memberikan masukan – masukan, inspirasi, perasaan nyaman

dalam membimbing serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

Page 7: STUDI KASUS i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... · studi kasus asuhan keperawatan keluarga tn. h pada ny. s dengan hipertensi di desa

vi

5. Joko Kismanto, S.Kep., Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing

dengan cermat, memberikan masukan – masukan, inspirasi, perasaan nyaman

dalam membimbing serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

6. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakarta, yang telah memberikan bimbingan baik berupa materi, wawasan

serta ilmu yang bermanfaat dengan begitu sabar.

7. Pihak Puskesmas Gondangrejo Surakarta beserta staf keperawatan, telah

memberikan ijin dan kesempatan bagi penulis untuk pengambilan data guna

penyelesaian karya tulis ini.

8. Ayah dan Ibu, yang selalu menjadi sumber inspirasi dan memberikan

dukungan semangat untuk menyelesaikan pendidikan.

9. Saudara serta keluarga tercinta yang senantiasa memberikan dukungan dan

semangat dalam setiap proses yang dilalui oleh penulis.

10. Teman-teman mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma

Husada Surakarta, dan berbagai pihak yang tidak dapat deisebutkan satu-

persatu, yang telah memberikan dukungan moral dan spiritual.

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan.Amin.

Surakarta, 11 Juni 2013

Penulis

Page 8: STUDI KASUS i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... · studi kasus asuhan keperawatan keluarga tn. h pada ny. s dengan hipertensi di desa

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................ v

DAFTAR ISI ............................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………. ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan ................................................................. 5

C. Manfaat Penulisan ............................................................... 5

BAB II LAPORAN KASUS

A. Data Umum Keluarga

B. Pengkajian ........................................................................... 8

C. Diagnosa Keperawatan …………………………………... 10

D. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga ............................ 11

E. Implementasi Keperawatan ................................................. 12

F. Evaluasi Keperawatan ......................................................... 13

BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan ......................................................................... 14

Page 9: STUDI KASUS i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... · studi kasus asuhan keperawatan keluarga tn. h pada ny. s dengan hipertensi di desa

viii

B. Simpulan ............................................................................. 28

Daftar Pustaka

Lampiran

Daftar Riwayat Hidup

Page 10: STUDI KASUS i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... · studi kasus asuhan keperawatan keluarga tn. h pada ny. s dengan hipertensi di desa

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Genogram Tn. H ………………...............8

Page 11: STUDI KASUS i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... · studi kasus asuhan keperawatan keluarga tn. h pada ny. s dengan hipertensi di desa

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 2 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data

Lampiran 3 Log Book Kegiatan Harian

Lampiran 4 Lembar Pendelegasian Pasien

Lampiran 5 Asuhan Keperawatan

Page 12: STUDI KASUS i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... · studi kasus asuhan keperawatan keluarga tn. h pada ny. s dengan hipertensi di desa

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sehat adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik,

intelektual, dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan

tersebut berjalan selaras dengan keadaan orang lain. Menurut WHO (1947),

yang dikatakan sehat adalah suatu keadaan yang lengkap, meliputi :

Kesejahteraan fisik, mental, dan sosial bukan semata-mata bebas dari

penyakit atau kelemahan. Dalam konsep sehat WHO tersebut diharapkan

adanya keseimbangan yang serasi dalam interaksi antara manusia dan

makhluk hidup lain dengan lingkungannya. Sebagai konsekuensi dari konsep

WHO tersebut, maka yang dikatakan manusia sehat adalah: tidak sakit, tidak

cacat, tidak lemah, bahagia secara rohani, sejahtera secara sosial, dan fit

secara jasmani. Hal tersebut di atas sangat ideal dan sulit dicapai karena salah

satu faktor penentunya adalah faktor lingkungan yang sulit untuk

dikendalikan.Sakit adalah suatu keadaan yang memperlihatkan adanya

keluhan dan gejala sakit secara subjektif dan objektif, sehingga penderita

tersebut memerlukan pengobatan untuk mengembalikan dirinya ke keadaan

sehat (Iqbal, 2009).

Penyakit darah tinggi atau hipertensi adalah suatu keadaan dimana

tekanan systole mengalami kenaikan yang melebihi batas normal (tekanan

systole diatas 140 mmHg, diastole 90 mmHg).Berdasarkan tinggi rendahnya

Page 13: STUDI KASUS i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... · studi kasus asuhan keperawatan keluarga tn. h pada ny. s dengan hipertensi di desa

2

diastolic maka dapat beberapa gradasi tekanan darah tinggi, meliputi

:hipertensi berat apabila diastole lebih besar dari 130 mmHg, hipertensi

sedang apabila tekanan diastole 105 sampai 129 mmHg, hipertensi ringan

apabila tekanan diastole 90 sampai 104 mmHg, dan hipertensi borderline bila

tekanan darah yang normal dan tak terdapat kelainan organ-organ, dan

hipertensi maligna adalah tekanan diastole lebih dari 120 mmHg, hipertensi

sistolik apabila tekanan darah systole melebihi 10 mmHg, nilai normal WHO

120/80 sampai 140/90. disertai dengan kelainan organ-organ meliputi : pupil

eodema, gagal ginjal, enchotalopasi (Murwani, 2011).

Hipertensi merupakan faktor risiko utama penyakit-penyakit

kardiovaskular yang merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia.

Penyakit hipertensi dan penyakit kardiovaskular masih cukup tinggi dan

bahkan cenderung meningkat seiring dengan gaya hidup yang jauh dari

perilaku hidup bersih dan sehat serta mahalnya biaya pengobatan hipertensi.

Saat ini banyak penderita hipertensi tidak patuh melaksanakan diet yang

diberikan karena kurangnya pengetahuan penderita tentang diet hipertensi.Di

Wilayah Puskesmas Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep tahun

2009 sampai 2010, sebagian besar klien yang memiliki penyakit hipertensi

akibat kurang patuh terhadap diet yang diberikan sehingga penyakit hipertensi

sering kambuh (Rosyid, 2011).

Penyakit hipertensi mendapat perhatian karena di negara maju

penyakit tersebut telah menjadi keprihatinan tersendiri. Berdasarkan data

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperlihatkan yang menderita hipertensi

Page 14: STUDI KASUS i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... · studi kasus asuhan keperawatan keluarga tn. h pada ny. s dengan hipertensi di desa

3

mencapai 50 persen sedangkan yang diketahui dan mendapatkan pengobatan

hanya 25 persen dan 12,5 persen yang terobati dengan baik. Prevalensi

hipertensi di Indonesia tercatat mencapai 31,7 persen dari populasi pada usia

18 tahun keatas dan dari jumlah tersebut 60 persen penderita hipertensi akan

menderita stroke, sementara sisanya akan mengalami gangguan jantung,

gagal ginjal dan kebutaan. Data dari lebih lanjut diketahui bahwa lebih 50

persen masyarakat yang mengalami hipertensi di Puskesmas Kecamatan

Pasongsongan Kabupaten Sumenep tidak mengetahui tentang diet rendah

garam tersebut dan tidak bisa menjelaskan diet yang tepat untuk mengatasi

hipertensi seperti mengkonsumsi ikan asin serta makanan yang mengandung

kadar garam tinggi, sedangkan penderita yang mengalami kekambuhan 30

persen akibat tidak patuh dengan diet hipertensi (Rosyid, 2011), sedangkan

data yang penulis dapatkan di Puskesmas Gondangrejo Kabupaten

Karanganyar dari bulan Desember 2012 sampai April 2013 didapatkan

jumlah data penduduk total 73.992 jiwa, dengan penderita hipertensi

mencapai 752 jiwa. Dengan presentase 1,0 persen penduduk Gondangrejo

terkena hipertensi (Puskesmas Gondangrejo, 2013).

Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar

perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama

atau seorang laki-laki atau perempuan yang sudah sendirian dengan atau

tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah

rumah tangga (Suprajitno, 2004). Sesuai dengan fungsi pemeliharaan

kesehatan, keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu

Page 15: STUDI KASUS i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... · studi kasus asuhan keperawatan keluarga tn. h pada ny. s dengan hipertensi di desa

4

dipahami dan dilakukan. Kemudian membagi lima tugas keluarga dalam

bidang kesehatan yang harus dilakukan, yaitu : mengenal masalah kesehatan

setiap anggotanya dengan perubahan sekecil apapun yang dialami anggota

keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab

keluarga, maka dapat mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang

tepat bagi keluarga (Setiadi, 2008).

Tugas tersebut merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari

pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan

pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan

memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera dikurangi

atau bahkan teratasi.Perawatan ini dapat dilakukan dirumah apabila keluarga

memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau

kepelayanan kesehatan untuk pertolongan tindakan lanjutan agar masalah

yang lebih parah tidak terjadi.Mempertahankan suasana dirumah yang

menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga

dengan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan

pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada (Setiadi, 2008).

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan

studi kasus’’ asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi di Desa

Karangrejo Kecamatan Kalijambe Kabupaten Karanganyar’’

Page 16: STUDI KASUS i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... · studi kasus asuhan keperawatan keluarga tn. h pada ny. s dengan hipertensi di desa

5

B. Tujuan Penulisan

Terdiri dari 2 (dua) hal yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

1. Tujuan Umum:

Melaporkan asuhan keperawatan keluarga pada Ny. S dengan

Hipertensi pada keluarga Tn. H di Desa Karangrejo Kecamatan

Kalijambe Kabupaten Karanganyar.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Ny. S dengan Hipertensi

pada keluarga Tn. H

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. S

dengan Hipertensi pada keluarga Tn. H

c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Ny. S

dengan Hipertensi pada keluarga Tn. H

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Ny. S dengan

Hipertensi pada keluarga Tn. H

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny. S dengan Hipertensi

pada keluarga Tn. H

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis

Hasil penelitian membuat pengalaman belajar dalam meningkatkan

pengetahuan dan ketrampilan berkaitan dengan pasien Hipertensi.

Page 17: STUDI KASUS i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... · studi kasus asuhan keperawatan keluarga tn. h pada ny. s dengan hipertensi di desa

6

2. Bagi Institusi

a. Bagi Puskesmas

Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan pemberian

pelayanan kesehatan khususnya berkaitan dengan pasien Hipertensi.

b. Bagi pendidikan

Sebagai sumber bacaan atau referensi untuk meningkatkan kualitas

pendidikan keperawatan, khususnya pada klien dengan Hipertensi

sehingga menambah pengetahuan bagi para pembaca.

Page 18: STUDI KASUS i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... · studi kasus asuhan keperawatan keluarga tn. h pada ny. s dengan hipertensi di desa

BAB II

LAPORAN KASUS

Pada bab ini dibahas tentang hasil dari pelaksanaan asuhan keperawatan

keluarga Tn. H pada Ny. S dengan Hipertensi.Pengkajian dilakukan pada tanggal

26 April 2013 sampai tanggal 28 April 2013.

A. Data Umum Keluarga

Pengkajian dengan metode alloanamnesa dan autoanamnesa

didapatkan data umum nama kepala keluarga yaitu Tn.H, umur 76 tahun,

pekerjaan petani, pendidikan SD, dengan alamat Karangrejo RT 15 Rw 2

Kecamatan Kalijambe. Komposisi keluarga yaitu Ny. S sebagai istri dan

bekerja sebagai petani, Sdr. A anak laki-laki dari Tn. H dan bekerja di swasta

dengan tipe keluarga usia lanjut. Rata-rata penghasilan Ny. S antara Rp

500.000 sampai Rp 800.000 Ny. S bekerja sebagai petani bercocok tanam di

sawah miliknya sendiri dan itu sudah mencukupi untuk memenuhi kebutuhan

keluarga sehari-hari. Keluarga Ny. S tidak mempunyai tabungan untuk

keperluan mendadak. Genogram pada keluarga Tn. H dapat dilihat pada

gambar di bawah ini:

Page 19: STUDI KASUS i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... · studi kasus asuhan keperawatan keluarga tn. h pada ny. s dengan hipertensi di desa

8

Gambar 2.1

Genogram pada keluarga Tn. H

Keterangan :

: Perempuan

: Laki-laki

: Garis Perkawinan

: Tinggal Serumah

: Meninggal

: Klien

B. Pengkajian

Hasilpengkajian dan tahap perkembangan keluarga Tn. H dan Ny. S

adalah tahap perkembangan usia lanjut. Tahap perkembangan pada usia lanjut

antara lain : yang pertama, penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara

merubah cara hidup yaitu Tn. H tidak termasuk Pegawai Negeri Sipil (PNS)

tetapi bekerja sebagai petani dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya tidak ada

perubahan. Tn. H dan Ny. S masih mampu menafkahi keluarganya dengan

bekerja sebagai petani. Tahap perkembangan yang kedua adalah menerima

kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian yaitu Tn. H dan Ny.

S belum siap menerima kematian pada salah satu pasangannya, maupun teman

Sdr. A

55 tahun

Ny. S

75 tahun

Tn. H

76 th

Page 20: STUDI KASUS i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... · studi kasus asuhan keperawatan keluarga tn. h pada ny. s dengan hipertensi di desa

9

dekatnya dan belum mampu mempersiapkan kematian karena masih ingin

hidup di dunia ini. Ketiga, mempertahankan keakraban pasangan dan saling

merawat yaitu dalam keluarga Tn. H dan Ny. S terjalin hubungan yang

harmonis, apabila ada keluarga yang sakit selalu saling merawat. Keempat,

melakukan life review masa lalu yaitu dalam kehidupan keluarga Tn. H

sebelumnya mempunyai kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan keluarga,

tetapi dalam kehidupan sekarang keluarga Tn. H sudah berkecukupan karena

anak nomor dua, tiga dan yang terakhir sudah bekerja dan membantu

kebutuhan keluarga. Sebelum menderita penyakit hipertensi Tn. H

mengatakan Ny. S sering mengkonsumsi makanan yang tinggi garam, tetapi

setelah menderita hipertensi Ny. S sudah berusaha mengurangi makanan yang

tinggi garam.

Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi yaitu,

penyesuaian terhadap masa pensiun dimana Tn. H sudah berumur 76 tahun

seharusnya sudah tidak bekerja, karena Tn. H bekerja sebagai petani dan

sebagai kepala keluarga sehingga Tn. H belum bisa untuk berhenti pensiun

dari pekerjaannya. Riwayat keluarga inti Tn. H dan Ny. S menikah sudah 43

tahun yang lalu dan dikaruniai 4 orang anak.Tn. H tidak mengeluh sakit dan

Sdr. A juga tidak mengeluh sakit apapun, sedangkan Ny. S mengeluh nyeri

kepala P (provocate) Ny. S Tekanan darah meningkat.Q (quality) nyeri seperti

dipukul, R (region) nyeri dibagian kepala, S (Scale) skala 6, T (time) pada saat

beraktivitas.Ny. S mempunyai riwayat penyakit hipertensi sudah 2 tahun yang

lalu. Ny. S tampak meringis kesakitan saat nyeri timbul.

Page 21: STUDI KASUS i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... · studi kasus asuhan keperawatan keluarga tn. h pada ny. s dengan hipertensi di desa

10

Riwayat keluarga sebelumnya Ny. S mempunyai penyakit keturunan

dari orang tua yaitu hipertensi tetapi Ny. S tidak mempunyai penyakit

menular, sedangkan Tn. H tidak mempunyai penyakit keturunan dan tidak

mempunyai penyakit menular. Fungsi keluarga yang bermasalah pada

keluarga Tn. H adalah dalam mengenal masalah dimana keluarga Tn. H

mengatakan belum mengetahui pengertian, penyebab, dan tanda gejala dari

penyakit hipertensi.

Hasil dari pengkajian pemeriksaan fisik pada Ny. S didapatkan data

untuk tanda- tanda vital didapatkan tekanan darah 160/100 mmHg, nadi 96

kali per menit, pernafasan 16 kali per menit, berat badan 42 kilogram dan

tinggi badan 160 sentimeter. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan masalah.

Keluhan yang dirasakan Ny. S adalah kepala pusing, nyeri saat beraktivitas,

nyeri seperti dipukul, nyeri di bagian kepala, dan skala nyeri 6.

C. Diagnosa Keperawatan

Hasil pengkajian secara wawancara dan observasi, penulis menemukan

masalah yang dikeluhkan pasien dan menjadi prioritas diagnosa keperawatan

yaitu nyeri akut pada Ny. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

Tn .H dalam mengenal masalah tentang penyakit hipertensi. Data subyektif

Ny. S mengatakan nyeri kepala P (provocate) tekanan darah 160/100 mmHg,

Q (quality) Nyeri seperti dipukul, R (region) nyeri dibagian kepala, S (Scale)

skala 6, T (time) pada saat beraktivitas, Ny. S tidak tahu tentang pengertian,

penyebab, dan tanda gejala hipertensi. Data obyektif Ny. S tampak meringis

kesakitan saat nyeri timbul.Diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut

Page 22: STUDI KASUS i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... · studi kasus asuhan keperawatan keluarga tn. h pada ny. s dengan hipertensi di desa

11

berhubungan dengan ketidakmampuan Tn. H dalam mengenal tentang

hipertensi. Skoring prioritas masalah asuhan keperawatan keluarga pada

keluarga Tn. H dapat di lihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.1 Skoring Prioritas Masalah Asuhan Keperawatan Keluarga pada Keluarga Tn. H.

Kriteria Skor Bobot

Sifat masalah:

1. Aktual

2. Kemungkinan masalah

dapat diubah sebagian

3/3 x 1

½ x 2

1

1

3. Kemungkinan masalah

dapat dicegah menjadi

cukup

2/3 x 1 2/3

4. menanyakan masalah

dirasakan dan harus segera

ditangani

2/2 x 1 1

Total 3 2/3

D. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga

Rencana asuhan keperawatan tanggal 26 April 2013 pukul 10.00 WIB

dengan tujuan umum setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 kali

kunjungan rumah diharapkan nyeri berkurang dari skala 6 menjadi skala 2,

dan tujuan khusus setelah dilakukan tindakan selama 2 kali kunjungan rumah

keluarga mampu menyebutkan pengertian hipertensi, penyebab hipertensi, dan

tanda gejala hipertensi.

Intervensi atau rencana keperawatan yang akan dilakukan yaitu observasi

tanda-tanda vital dengan rasional untuk mengetahui status kesehatan pasien.

Kaji karakteristik nyeri dengan rasional untuk mengetahui karakteristik

nyeri.Ajarkan keluarga membuat obat tradisional untuk hipertensi dengan

rasional agar klien bisa mengambil manfaat dari obat-obatan

Page 23: STUDI KASUS i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... · studi kasus asuhan keperawatan keluarga tn. h pada ny. s dengan hipertensi di desa

12

tradisional.Ajarkan teknik relaksasi, dengan rasional untuk mengurangi rasa

nyeri pada klien.Anjurkan minum obat captopril 5 miligram per 12 jam,

dengan rasional agar tekanan darah klien menurun. Berikan pendidikan

kesehatan tentang pengertian hipertensi, tanda gejala hipertensi dan penyebab

hipertensi dengan rasional untuk meningkatkan pengetahuan pada klien

tentang hipertensi.

E. Implementasi

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 26 April 2013

pukul 10.00 WIB mengobservasi tanda tanda vital, respon subyektif Ny. S

mengatakan bersedia diperiksa dan respon obyektif tekanan darah 160/100

mmHg, nadi 96 kali per menit. Pukul 10.20 WIB mengajarkan cara membuat

obat tradisional (seledri) di dapatkan respon subyektif Ny. S mengikuti apa

yang diajarkan, dan respon obyektif Ny. S tampak paham. Pukul 10.45 WIB

mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam, didapatkan respon subyektif Ny. S

mengatakan mulai bisa teknik relaksasi nafas dan respon obyektif Ny. S dapat

melakukan nafas dalam dengan baik. Pukul 11.00 WIB menganjurkan minum

obat Captopril 25 miligram per 12 jam, didapatkan respon subyektif Ny. S

mengatakan mau diberi obat, dan respon obyektif Captopril 25 miligram

masuk lewat mulut. Pukul 11.30 WIB memberikan pendidikan kesehatan

tentang pengertian, penyebab, dan tanda gejala hipertensi dan didapatkan

respon subyektif Ny. S mengatakan mau memperhatikan dan mendengarkan,

dan respon obyektif Ny. S tampak paham.

Page 24: STUDI KASUS i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... · studi kasus asuhan keperawatan keluarga tn. h pada ny. s dengan hipertensi di desa

13

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 27 April 2013,

yaitu pukul 10.00 WIB mengobservasi vital sign, didapatkan respon subyektif

Ny. S mengatakan bersedia diperiksa, dan respon obyektif tekanan darah

130/80 mmHg, nadi 80 kali per menit. Pukul 10.45 WIB mengkaji

karakteristik nyeri, didapatkan respon subyektif Ny. S mengatakan nyeri

berkurang, dengan P (provocate) peningkatan tekanan darah, Q (quality) nyeri

seperti dipukul sudah hilang, R (region) nyeri dibagian kepala, S (Scale) skala

2, T (time) pada saat beraktivitas.Dan respon obyektif wajah tampak rileks.

F. Evaluasi Keperawatan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dilakukan pada

tanggal 28 April 2013 pukul 11.00 WIB dengan menggunakan metode SOAP

didapatkan data subyektif Ny. S mengatakan nyeri sudah berkurang. P

(provocate) peningkatan tekanan darah sudah berkurang, Q (quality) nyeri

seperti dipukul sudah hilang, R (region) nyeri dibagian kepala sudah hilang, S

(Scale) : skala 2, T (time) pada saat beraktivitas. Keluarga Tn. H mengatakan

sudah mengetahui tentang pengertian, penyebab, dan tanda gejala penyakit

hipertensi.Dan data obyektif pasien tampak rileks, tekanan darah 130/90

mmHg, nadi 80 kali per menit. Berdasarkan, data subyektif dan data obyektif

di atas dapat dianalisis masalah sudah teratasi dan planning intervensi

kunjungan ke rumah Tn. H dihentikan.

Page 25: STUDI KASUS i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... · studi kasus asuhan keperawatan keluarga tn. h pada ny. s dengan hipertensi di desa

14

BAB III

PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

G. Pembahasan

Pada bab ini membahas tentang hasil dari pelaksanaan asuhan keperawatan

keluarga Tn. H pada Ny. S dengan Hipertensi.Pengkajian dilakukan pada

tanggal 26 April 2013 sampai tanggal 28 April 2013.

1. Pengkajian

Pengkajian adalah proses pengumpulan data secara sistematis yang

bertujuan untuk menentukan status kesehatan dan fungsional klien pada

saat ini dan waktu sebelumnya, serta untuk menentukan pola respons klien

saat ini dan waktu sebelumnya (Potter dan Perry, 2009).

Menurut Murwani (2011), penyakit darah tinggi atau hipertensi

adalah suatu keadaan dimana tekanan systole mengalami kenaikan yang

melebihi batas normal (tekanan systole diatas 140 mmHg, diastole 90

mmHg). Berdasarkan tinggi rendahnya diastolic maka dapat beberapa

gradasi tekanan darah tinggi, meliputi : hipertensi berat apabila diastole

lebih besar dari 130 mmHg, hipertensi sedang apabila tekanan diastole

105 sampai 129 mmHg, hipertensi ringan apabila tekanan diastole 90

sampai 104 mmHg, dan hipertensi borderline bila tekanan darah yang

normal dan tak terdapat kelainan organ-organ, dan hipertensi maligna

adalah tekanan diastole lebih dari 120 mmHg, hipertensi sistolik apabila

Page 26: STUDI KASUS i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... · studi kasus asuhan keperawatan keluarga tn. h pada ny. s dengan hipertensi di desa

15

tekanan darah systole melebihi 10 mmHg. Nilai normal tekanan darah

menurut WHO 120/80 mmHg sampai 140/90 mmHg. Berdasarkan teori

tersebut dari hasil pengkajian yang penulis dapatkan pada Ny. S

didapatkan tekanan darah 160/100 mmHg dan termasuk hipertensi ringan.

Tanda gejala hipertensi yaitu, yang pertama nyeri kepala saat terjaga

terkadang disertai mual dan muntah akibat peningkatan tekanan

darah.Kedua yaitu, penglihatan kabur karena terjadi kerusakan pada retina

sebagai dampak dari hipertensi.Ketiga yaitu, ayunan langkah yang tidak

mantap karena terjadi kerusakan susunan saraf pusat. Keempat yaitu,

nokturia (sering berkemih di malam hari ) karena adanya peningkatan

tekanan darah ginjal dan filtrasi glomerulus. Kelima yaitu, edema dependen

dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler (Ardiansyah

2012).Berdasarkan teori di atas dilihat dari tanda gejala hipertensi sesuai

yang dirasakan Ny. S, dimana Ny. S mengeluh nyeri kepala saat terjaga,

terkadang disertai mual dan muntah.

Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi, dan perilaku. Cara

yang paling baik untuk memahami pengalaman nyeri akan membantu

untuk menjelaskan tiga komponen fisiologis berikut yaitu, resepsi,

persepsi, dan reaksi. Stimulus penghasil nyeri mengirimkan impuls melalui

serabut saraf perifer. Serabut nyeri memasuki medulla spinalis dan

menjalani salah satu dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai di dalam

massa berwarna abu-abu di medulla spinalis. Terdapat pesan nyeri dapat

berinteraksi dengan sel-sel saraf inhibitor, mencegah stimulus nyeri

Page 27: STUDI KASUS i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... · studi kasus asuhan keperawatan keluarga tn. h pada ny. s dengan hipertensi di desa

16

sehingga tidak mencapai otak atau ditransmisi tanpa hambatan ke kortek

serebral.Sekali stimulus nyeri mencapai korteks serebral, maka otak

menginterpretasi kualitas nyeri dan pengetahuan yang lalu serta asosiasi

kebudayaan dalam upaya mempersepsikan nyeri (Potter dan Perry, 2006).

Penyebab hipertensi di antaranya yaitu, yang pertama genetik

individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi beresiko

lebih tinggi untuk mendapatkan penyakit ini dibanding mereka yang tidak.

Kedua yaitu, jenis kelamin dan usia laki-laki berusia 35 sampai 50 tahun

dan wanita pasca menopause beresiko tinggi untuk mengalami hipertensi.

Ketiga yaitu, diet konsumsi diet tinggi garam atau kandungan lemak secara

langsung berkaitan dengan berkembangnya penyakit hipertensi.Keempat

yaitu, berat badan atau obesitas 25 persen lebih berat di atas berat badan

ideal juga sering dikaitkan dengan berkembangnya hipertensi. Kelima

yaitu, gaya hidup merokok dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan

tekanan darah bila gaya hidup yang tidak sehat tersebut tetap diterapkan

(Ardiansyah, 2012).

Berdasarkan teori di atas sesuai pada Ny. S dimana Ny. S mengalami

hipertensi didukung oleh faktor genetik dimana orang tua dari Ny. S juga

mempunyai riwayat penyakit hipertensi. Dilihat dari umur Ny. S juga

sudah memasuki usia pasca menopause dimana umur Ny. S sudah berumur

75 tahun. Pada wanita karena jumlah ovum dan folikel yang sangat rendah,

maka kadar estrogen akan menurun setelah menopause 45-50 tahun

(Noorkasiani, 2009).

Page 28: STUDI KASUS i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... · studi kasus asuhan keperawatan keluarga tn. h pada ny. s dengan hipertensi di desa

17

Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar

perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama

atau seorang laki-laki atau perempuan yang sudah sendirian dengan atau

tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah

rumah tangga (Suprajitno, 2004). Menurut teori Setiadi (2008), keluarga

lanjut usia mempunyai tugas perkembangan yaitu penyesuaian tahap masa

pensiun dengan cara merubah cara hidup, menerima kematian pasangan,

kawan dan mempersiapkan kematian, mempertahankan keakraban

pasangan dan saling merawat, melakukan life review masa lalu.

Berdasarkan teori di atas dari hasil pengkajian didapatkan keluarga Tn. H

merupakan tahap perkembangan usia lanjut, hal tersebut dikarenakan umur

Tn. H sudah 76 tahun. Hal tersebut didukung oleh teori dari Setyonegoro

(1984),dikatakan usia lanjut apabila telah berumur lebih dari 65 tahun

Noorkasiani (2009). Selanjutnya terbagi ke dalam usia 70 sampai 75 tahun

(young old), 75 sampai 80 tahun (old), dan lebih dari 80 tahun (very old).

Hasilpengkajian tahap perkembangan keluarga Tn. H dan Ny. S

adalah tahap perkembangan usia lanjut. Usia lanjut adalah suatu proses

menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki

diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi

normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi)

dan memperbaiki kerusakan yang diderita sehingga dapat disimpulkan

manusia secara perlahan mengalami kemunduran dan fungsi organ

(Nugroho, 2008).

Page 29: STUDI KASUS i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... · studi kasus asuhan keperawatan keluarga tn. h pada ny. s dengan hipertensi di desa

18

Riwayat keluarga sebelumnya Ny. S mempunyai penyakit keturunan

dari orang tua yaitu hipertensi tetapi Ny. S tidak mempunyai penyakit

menular, sedangkan Tn. H tidak mempunyai penyakit keturunan dan tidak

mempunyai penyakit menular. Menurut Ardiansyah (2012), wanita

mempunyai prevalensi lebih tinggi terkena darah tinggi dari pada pria dan

beberapa faktor yang berkaitan dengan berkembangnya hipertensi

diantaranya yaitu genetik, individu yang mempunyai riwayat keluarga

dengan hipertensi berisiko lebih tinggi untuk mendapatkan penyakit

hipertensi dan mereka yang tidak. Berdasarkan teori tersebut di atas sesuai

bahwa Ny. S mempunyai penyakit keturunan (genetik) dari orang tua Ny. S

yaitu hipertensi.

Fungsi keluarga Ny. S dalam mengenal masalah mengatakan belum

mengetahui pengertian, penyebab, tanda dan gejala hipertensi. Menurut

Setiadi (2008), fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas

di bidang kesehatan yaitu mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya

perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak

langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila

menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya

perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar perubahannya. Berdasarkan

lima fungsi keluarga yaitu, yang pertama ketidakmampuan keluarga dalam

mengenal masalah apabila keluarga tidak mengetahui tentang persepsi

terhadap keparahan penyakit, pengertian, tanda gejala, faktor penyebab,

persepsi keluarga terhadap masalah (Achjar, 2010).

Page 30: STUDI KASUS i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... · studi kasus asuhan keperawatan keluarga tn. h pada ny. s dengan hipertensi di desa

19

Berdasarkan teori di atas dari hasil pengkajian didapatkan keluarga Tn. H

dalam mengenal masalah, keluarga Tn. H belum mengetahui pengertian,

penyebab, tanda dan gejala hipertensi.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah fase proses keperawatan. Pada fase

ini perawat menggunakan keterampilan berpikir kritis untuk

menginterpretasikan data pengkajian dan mengidentifikasi kekuatan serta

masalah klien (Kozier, 2011). Berdasarkan pengkajian diatas didapat

diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut Ny. S berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga Tn. H dalam mengenal masalah kesehatan

tentang penyakit hipertensi.

Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang

didapatkan pada pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan

(problem/P) yang berkenaan pada individu dalam keluarga yang sakit

berhubungan dengan etiologi (E) yang berasal dari pengkajian fungsi

perawatan keluarga.Diagnosa keluarga mengacu pada P-E-S dimana untuk

problem (P) dapat digunakan tipologi dari NANDA maupun Doengoes

sebagai masalah individu yang sakit dan etiologi (E) (Muhlisin, 2012).

Berdasarkan teori tersebut, dari hasil pengkajian pada keluarga Tn. H

didapatkan diagnosa keperawatan keluarga nyeri akut pada Ny. S

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. H dalam mengenal

masalah kesehatan tentang penyakit hipertensi. Berdasarkan diagnosa

keperawatan keluarga tersebut dapat dilihat problem (P) adalah nyeri akut

Page 31: STUDI KASUS i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... · studi kasus asuhan keperawatan keluarga tn. h pada ny. s dengan hipertensi di desa

20

dan etiologi (E) ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah

keluarga tentang penyakit hipertensi.

Langkah diagnosa keperawatan harus dilakukan secara efektif

dalam menghasilkan dan melengkapi rencana asuhan keperawatan. Yaitu

data fokus yang penulis dapatkan peningkatan tekanan darah adalah data

subyektif Ny. S mengatakan nyeri P (provocate), Q (quality) nyeri seperti

dipukul, R (region) nyeri dibagian kepala, S (Scale) : skala 6, T (time)

pada saat beraktivitas. Menurut Ardiansyah (2012), pada kasus hipertensi

gejala yang dialami pasien antara lain sakit kepala (rasa berat di tengkuk,

palpitasi, kelelahan, nausea, muntah-muntah, kegugupan, keringat

berlebih, tremor otot, nyeri, ekspansi, pandangan kabur atau ganda tinitus

(telinga mendenging) serta kesulitan tidur. Nyeri adalah suatu kondisi

yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang disebabkan oleh stimulus

tertentu (Potter dan Perry, 2006).

Diagnosa keperawatan yang penulis tegakkan yaitu nyeri akut pada

Ny. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn .H dalam

mengenal masalah kesehatan tentang penyakit hipertensi.Berdasarkan

diagnosa keperawatan diatas penulis merumuskan etiologi tentang

ketidakmampuan keluarga Tn. H dalam mengenal masalah kesehatan

tentang penyakit hipertensi. Menurut Setiadi (2008), fungsi pemeliharaan

kesehatan, keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yaitu mengenal

masalah kesehatan setiap anggotanya perubahan sekecil apapun yang

dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan

Page 32: STUDI KASUS i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... · studi kasus asuhan keperawatan keluarga tn. h pada ny. s dengan hipertensi di desa

21

tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan

perlu segera dicatat kapan terjadinya perubahan apa yang terjadi dan

seberapa besar perubahannya. Sedangkan pada kasus keluarga Tn. H

fungsi keluarga dalam mengenal masalah mengatakan belum mengetahui

pengertian, penyebab, tanda dan gejala hipertensi.

3. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga

Menurut Kozier (2011), rencana keperawatan adalah fase proses

keperawatan dan sistematis dan mencakup pembuatan keputusan dan

penyelesaian masalah. Rencana asuhan keperawatan berisi tindakan yang

harus perawat lakukan untuk mengatasi diagnosa keperawatan klien dan

mewujudkan hasil yang diharapkan.

Rencana asuhan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 26 April

2013 pukul 10.00 WIB dengan tujuan umum setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2 kali kunjungan rumah diharapkan nyeri berkurang

dari skala 6 menjadi skala 2, dan tujuan khusus setelah dilakukan tindakan

selama 2 kali kunjungan rumah keluarga mampu menyebutkan pengertian

hipertensi, penyebab hipertensi, dan tanda gejala hipertensi.

Intervensi atau rencana keperawatan yang akan dilakukan yaitu

observasi tanda-tanda vital dengan rasional untuk mengetahui status

kesehatan pasien yaitu didapatkan tanda- tanda vital didapatkan tekanan

darah 160/100 mmHg, nadi 96 kali per menit, pernafasan 16 kali per

menit. Menurut Murwani (2011), penyakit darah tinggi atau hipertensi

adalah suatu keadaan dimana tekanan systole mengalami kenaikan yang

Page 33: STUDI KASUS i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... · studi kasus asuhan keperawatan keluarga tn. h pada ny. s dengan hipertensi di desa

22

melebihi batas normal (tekanan systole diatas 140 mmHg, diastole 90

mmHg). Sehingga dengan pasien yang mempunyai tekanan darah tinggi

memerlukan tindakan untuk selalu di periksa tekanan darahnya.

Kaji karakteristik nyeri, dengan rasional untuk mengetahui

karakteristik nyeri klien. Menurut Potter dan Perry (2006) nyeri

merupakan kejadian yang menekan atau stres dan dapat mengubah gaya

hidup dan kesejahteraan psikologi individu. Respon fisiologis terhadap

nyeri dapat menunjukkan keberadaan dan sifat nyeri.Indikator perilaku

efek nyeri meliputi ekspresi wajah meringis, menggeletukkan gigi,

mengernyitkan dahi, menutup mata atau mulut dengan rapat atau

membuka mata atau mulut dengan lebar serta menggigit bibir. Pada kasus

Ny. S tampak meringis kesakitan saat nyeri timbul.

Ajarkan keluarga membuat obat tradisional untuk hipertensi, dengan

rasional agar klien bisa mengambil manfaat dari obat-obatan tradisional

yaitu seledri. Menurut Utami (2008), seledri berkhasiat sebagai obat

hipertensi, sakit mata, masuk angin, mual dan rematik karena mengandung

hidrat arang, fosfor, zat besi vitamin A, B1 dan C serta sponin, flavonoid,

polifenol dan zat apiin. Cara pembuatan yaitu 3 batang seledri masing-

masing sepanjang 20 cm cuci bersih seledri lalu tumbuk hingga bahan

halus, campurkan dengan 50 ml air kemudian peras.

Ajarkan teknik relaksasi, dengan rasional untuk mengurangi rasa

nyeri pada klien.Menurut Poter dan Perry (2006), latihan relaksasi

progresif meliputi kombinasi latihan pernafasan yang terkontrol dan

Page 34: STUDI KASUS i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... · studi kasus asuhan keperawatan keluarga tn. h pada ny. s dengan hipertensi di desa

23

rangkaian seta relaksasi kelompok otot, klien mulai latihan bernafas

dengan perlahan dan menggunakan diafragma, sehingga memungkinkan

abdomen terangkat perlahan dan dadat mengembang penuh.Saat klien

melakukan pola pernafasan yang teratur.Kegiatan ini menciptakan sensasi

melepaskan ketidaknyamanan dan stres.Secara bertahap klien dapat

merealisasikan otot tanpa harus terlebih dahulu menegangkan otot-otot

tersebut.Saat klien mencapai relaksasi penuh maka persepsi nyeri

berkurang dan rasa cemas tehadap pengalaman nyeri menjadi minimal.

Anjurkan minum obat captopril 5 miligram per 12 jam, dengan

rasional agar tekanan darah klien menurun. Menurut Ardiansyah (2008)

terapi obat pada penderita hipertensi yaitu captopril 12,5 – 25 miligram

sebanyak dua sampai tiga kali sehari. Menurut Rudianto (2013), cara kerja

obat tersebut adalah menghambat pembentukan zat angiotensin II (zat

yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah).

Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian hipertensi, tanda

gejala hipertensi, dan penyebab hipertensi dengan rasional untuk

meningkatkan pengetahuan pada klien tentang hipertensi.Menurut Potter

dan Perry (2005), pendidikan kesehatan merupakan untuk mengetahui dan

mendapat informasi tentang diagnosis, prognosis, pengobatan dan risiko

yang dihadapinya.Materi pendididkan yang disiapkan harus mudah

dipahami.

Page 35: STUDI KASUS i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... · studi kasus asuhan keperawatan keluarga tn. h pada ny. s dengan hipertensi di desa

24

4. Implementasi

Menurut Kozier (2011), implementasi adalah fase ketika perawat

mengimplementasikan intervensi keperawatan berdasarkan terminologi.

Nursing Intervention Classification (NIC) adalah pengaturan energy yang

digunakan untuk merawat atu mencegah keletihan dan mengoptimalkan

fungsi (Wilkinson, 2007).Implementasi terdiri atas melakukan dan

mendokumentasikan tindakan yang merupakan tindakan keperawatan

khusus yang diperlukan untuk melaksanakan intervensi (program

keperawatan).

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 26 April 2013

pukul 10.00 WIB mengobservasi tanda tanda vital, respon subyektif Ny. S

mengatakan bersedia diperiksa dan respon obyektif tekanan darah 160/100

mmHg, nadi 96 kali per menit. Pukul 10.20 WIB mengajarkan cara

membuat obat tradisional (seledri) didapatkan respon subyektif Ny. S

mengikui apa yang diajarkan, dan respon obyektif Ny. S tampak paham.

Pukul 10.45 WIB mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam, didapatkan

respon subyektif Ny. S mengatakan mulai bisa teknik relaksasi nafas dan

Respon obyektif Ny. S dapat melakukan nafas dalam dengan baik. Pukul

11.00 WIB menganjurkan minum obat Captopril 25 miligram per 12 jam,

didapatkan respon subyektif Ny. S mengatakan mau diberi obat, dan

respon obyektif Captopril 25 miligram masuk lewat mulut. Pukul 11.30

WIB memberikan pendidikan kesehatan tentang pengertian, penyebab, dan

tanda gejala hipertensi dan didapatkan respon subyektif Ny. S mengatakan

Page 36: STUDI KASUS i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... · studi kasus asuhan keperawatan keluarga tn. h pada ny. s dengan hipertensi di desa

25

mau memperhatikan dan mendengarkan, dan respon obyektif Ny. S

tampak paham.

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 27 April 2013,

yaitu pukul 10.00 WIB mengobservasi vital sign, didapatkan respon

subyektif Ny. S mengatakan bersedia diperiksa, dan respon obyektif

tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 80 kali per menit. Pukul 10.45 WIB

mengkaji karakteristik nyeri, didapatkan respon subyektif Ny. S

mengatakan nyeri berkurang, dengan P (provocate) peningkatan tekanan

darah, Q (quality) nyeri seperti dipukul sudah hilang, R (region) nyeri

dibagian kepala, S (Scale) skala 2, T (time) pada saat beraktivitas, dan

respon obyektif wajah tampak rileks.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah menilai atau menghargai. Evaluasi adalah fase

kelima dan fase terakhir proses keperawatan. Melalui evaluasi perawat

menunjukkan tanggung jawab tanggung gugat terhadap tindakan mereka,

menunjukkan perhatian pada hasil tindakan keperawatan dan

menunjukkan keinginan untk tidak meneruskan tindakan yang tidak

efektif tetapi mengadopsi yang lebih efektif (Kozier, 2011).

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dilakukan

pada tanggal 28 April 2013 pukul 11.00 WIB dengan menggunakan

metode SOAP didapatkan data subyektif Ny. S mengatakan nyeri sudah

berkurang, dengan P (provocate) peningkatan tekanan darah sudah

berkurang, Q (quality) nyeri seperti dipukul sudah hilang, R (region)

Page 37: STUDI KASUS i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... · studi kasus asuhan keperawatan keluarga tn. h pada ny. s dengan hipertensi di desa

26

nyeri dibagian kepala sudah hilang, S (Scale) : skala 2, T (time) pada saat

beraktivitas. Keluarga Tn. H mengatakan sudah mengetahui tentang

pengertian, penyebab, dan tanda gejala penyakit hipertensi.Dan data

obyektif pasien tampak rileks, tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 80 kali

per menit. Berdasarkan data subyektif dan obyektif di atas dapat

dianalisis masalah sudah teratasi dan planning intervensi kunjungan ke

rumah Tn. H dihentikan.

B. Simpulan dan Saran

1. Kesimpulan

a. Pengkajian Ny. S mengeluh nyeri kepala P (provocate) Ny. S

pengkajian tekanan darah, Q (quality) Nyeri seperti dipukul, R (region)

nyeri dibagian kepala, S (Scale) : skala 6, T (time) pada saat

beraktivitas, Ny. S mempunyai riwayat penyakit hipertensi sudah 2

tahun yang lalu. Hasil dari pengkajian pemeriksaan fisik pada Ny. S

didapatkan data untuk tanda- tanda vital didapatkan tekanan darah

160/100 mmHg, nadi 96 kali per menit, pernafasan 16 kali per menit,

berat badan 42 kg dan Tinggi badan 160 cm. Keluhan kepala pusing,

nyeri saat beraktivitas, nyeri seperti dipukul, nyeri di bagian kepala,

skala nyeri 6.

b. Diagnosa keperawatan yaitu prioritas diagnosa keperawatan yaitu nyeri

akut pada Ny. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn . H

dalam mengenal masalah kesehatan tentang penyakit hipertensi.

Page 38: STUDI KASUS i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... · studi kasus asuhan keperawatan keluarga tn. h pada ny. s dengan hipertensi di desa

27

c. Intervensi atau rencana keperawatan yang akan dilakukan yaitu

observasi tanda-tanda vital, kaji karakteristik nyeri, ajarkan keluarga

membuat obat tradisional untuk hipertensi, ajarkan teknik relaksasi,

anjurkan minum obat captopril 5 miligram per 12 jam, berikan

pendidikan kesehatan tentang pengertian hipertensi, penyebab

hipertensi dan tanda gejala hipertensi.

d. Implementasi dalam asuhan keperawatan keluarga pada Ny.S dengan

hipertensi telah disesuai dengan intervensi yang dibuat oleh penulis

yaitu mengobservasi tanda-tanda vital, mengkaji karakteristik nyeri,

mengajarkan keluarga membuat obat tradisional untuk hipertensi,

mengajarkan teknik relaksasi, menganjurkan minum obat captopril 5

miligram per 12 jam, memberikan pendidikan kesehatan tentang

pengertian hipertensi, penyebab hipertensi dan tanda gejala hipertensi

e. Evaluasi tindakan yang dilakukan oleh penulis menggunakan metode

SOAP (Subyektif, Obyektif, Assesment, Planning). Evaluasi yang

dilakukan pada hari ketiga yaitu Ny. S mengatakan nyeri sudah

berkurang, dengan P (provocate) peningkatan tekanan darah sudah

berkurang, Q (quality) nyeri seperti dipukul sudah hilang, R (region)

nyeri dibagian kepala sudah hilang, S (Scale) : skala 2, T (time) pada

saat beraktivitas. Keluarga Tn. H mengatakan sudah mengetahui

tentang pengertian, penyebab, dan tanda gejala penyakit hipertensi.

dan Data obyektif pasien tampak rileks, tekanan darah 130/90 mmHg,

nadi 80 kali per menit. Sehingga dapat di analisis masalah sudah

teratasi dan planning intervensi kunjungan ke rumah Tn. H dihentikan.

Page 39: STUDI KASUS i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... · studi kasus asuhan keperawatan keluarga tn. h pada ny. s dengan hipertensi di desa

28

2. Saran

a. Bagi Penulis

Penulis hanya melakukan asuhan keperawatan tentang nyeri

hipertensi, diharapkan penulis selanjutnya menulis tentang komplikasi

hipertensi.

b. Bagi Institusi

1). Bagi Puskesmas

Hasil studi kasus ini diharapkan puskesmas dapat memberikan

pelayanan kesehatan dan mempertahankan hubungan kerjasama

baik antara tim kesehatan maupun klien sehingga dapat

meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang optimal

pada umumnya dan pasien hipertensi khususnya.

2). Bagi pendidikan

Hasil studi kasus ini diharapkan dapat meningkatkan mutu

pelayanan pendidikan yang berkualitas dan profesional sehingga

dapat tercipta perawat profesional, terampil, inovatif dan bermutu

yang mampu memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh

berdasarkankodeetikkeperawatan.

Page 40: STUDI KASUS i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... · studi kasus asuhan keperawatan keluarga tn. h pada ny. s dengan hipertensi di desa

DAFTAR PUSTAKA

Achjar, I. 2010. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakart : Sagung

Ardiansyah. 2012. Medikal Bedah. Yogyakarta : Diva Press

Igbal, I, W. 2009.Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika

Kozier, A. 2010.Fundamental Keperawatan.Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Murwani, A. 2011.Perawatan Pasien Penyakit Dalam. Yogyakarta : Gosyen

Publishing

Muhlisin, I. 2012. Keperawatan Keluarga. Yogyakayta : Gosyen Publishing

Noorkasiani, I, 2009.Keperawatan Usia Lanjut. Jakarta : Salemba Medika

Nugroho, I. 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta: Buku

Kedokteran EGC

Potter dan Perry, I. 2005. Fundamental Keperawatan.Jakarta : Buku Kedokteran

EGC

Potter dan Perry, I. 2006. Fundamental Keperawatan.Jakarta : Buku Kedokteran

EGC

Potter dan Perry, A. 2009. Fundamental Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika

Rosyid, F, N. 2011. Hubungan Kepatuhan Diet Rendah Garam dan Terjadinya

Kekambuhan pada Pasien Hipertensi di Wilayah Puskemas Pasongsongan

Kabupaten Sumenep Madura.http:// .hipertensi.co.id. Diakses Pada tanggal

3 Mei 2013

Rudianto, I. 2013. Menaklukan Hipertensi dan Diabetes.Yogyakarta :

Sakkhasuma

Setiadi, 2008.Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Graha

Ilmu

Suprajitno, I. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Buku Kedokteran

EGC

Utami. 2008. TanamanObat. Jakarta : Agromedi

Widagdo. 2013. Data Presentase Penyakit Hipertensi di Puskesmas Gondangrejo

Kabupaten Karanganyar. Diambil Pada Tanggal 26 April 2013

Page 41: STUDI KASUS i+pengesahandigilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-p10131-297-1... · studi kasus asuhan keperawatan keluarga tn. h pada ny. s dengan hipertensi di desa

Wilkinson, I. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta : Duta Kurnia

Utama