studi kasus asuhan keperawatan nyeri...

35
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. K DENGAN POST OPERASI APENDIKSITIS DI RUANG KANTIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR DISUSUN OLEH : MUHAMMAD FAHRUDIN NIM. P.09033 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012

Upload: buidan

Post on 26-Sep-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-muhammadfa... · 2011 diketahui terdapat 10 (27,7%) klien apendisitis dari 36 tempat

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. K

DENGAN POST OPERASI APENDIKSITIS DI RUANG

KANTIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

KARANGANYAR

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD FAHRUDIN

NIM. P.09033

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2012

Page 2: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-muhammadfa... · 2011 diketahui terdapat 10 (27,7%) klien apendisitis dari 36 tempat

i�

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. K

DENGAN POST OPERASI APENDIKSITIS DI RUANG

KANTIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

KARANGANYAR

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD FAHRUDIN

NIM. P.09033

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI

KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2012

Page 3: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-muhammadfa... · 2011 diketahui terdapat 10 (27,7%) klien apendisitis dari 36 tempat

ii��

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : MUHAMMAD FAHRUDIN

NIM : P. 09033

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT

PADA TN. K DENGAN POST OPERASI

APENDIKSITIS DI RUANG KANTIL RUMAH

SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini

benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah

hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai

dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta, 28 April 2012

Yang Membuat Pernyataan

MUHAMMAD FAHRUDIN

NIM. P. 09033

Page 4: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-muhammadfa... · 2011 diketahui terdapat 10 (27,7%) klien apendisitis dari 36 tempat

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

Nama :Muhammad Fahrudin

NIM : P.09033

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul : ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA

TN. K DENGAN POST OPERASI APENDIKSITIS DI

RUANG KANTIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

KARANGANYAR.

Telah disetujui untuk diajukan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan di :

Hari/Tanggal :

Pembimbing : Joko Kismanto, S. Kep, Ns (................................)

NIK. 200670020�

Page 5: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-muhammadfa... · 2011 diketahui terdapat 10 (27,7%) klien apendisitis dari 36 tempat
Page 6: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-muhammadfa... · 2011 diketahui terdapat 10 (27,7%) klien apendisitis dari 36 tempat

v �

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat,

hidayah serta karunia yang telah dilimpahkan-NYA, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ ASUHAN

KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. K DENGAN APENDIKSITIS DI

RUANG KANTIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR “

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat :

1. Setiyawan, S.kep., Ns selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan

kusuma Husada yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba

ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Erlina Windyastuti, S.Kep., Ns selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba

ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Joko Kismanto, S.Kep., Ns selaku dosen pembimbing yang telah

membimbing dengan cermat, memberikan masukan - masukan, inspirasi,

perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi kesempurnanya

studi kasus ini.

4. Erlina Windyastuti, S.Kep., Ns selaku dosen penguji dua yang telah

membimbing dengan cermat, memberikan masukan – masukan, inspirasi,

Page 7: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-muhammadfa... · 2011 diketahui terdapat 10 (27,7%) klien apendisitis dari 36 tempat

vi �

perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi kesempurnanya

studi kasus ini.

5. Fakhrudin Nasrul Sani, S.Kep., Ns selaku dosen penguji tiga yang telah

membimbing dengan cermat, memberikan masukan – masukan, inspirasi,

perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi kesempurnanya

studi kasus ini.

6. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikam bimbingan dengan sabar dan

wawasannya serta ilmu yang bermanfaat.

7. Kedua orangtuaku Bp Suyatno dan Ibu Suyati, yang selalu menjadi inspirasi

dan memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan.

8. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes

Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan

satu - persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

Semoga laporan Studi Kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehan. Amin.

Surakarta,april 2012

Muhammad Fahrudin

NIM P.09033

Page 8: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-muhammadfa... · 2011 diketahui terdapat 10 (27,7%) klien apendisitis dari 36 tempat

vii �

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................ v

DAFTAR ISI .............................................................................................. vii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan .................................................................. 5

C. ManfaatPenulisan ................................................................. 5

BAB II LAPORAN KASUS

A. Identitas Klien ..................................................................... 7

B. Pengkajian ........................................................................... 7

C. Perumusan Masalah Keperawatan ........................................ 10

D. Perencanaan Keperawatan .................................................... 10

E. Implementasi Keperawatan .................................................. 11

F. Evaluasi Keperawatan .......................................................... 13

BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan ......................................................................... 15

B. Kesimpulan .......................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA

Page 9: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-muhammadfa... · 2011 diketahui terdapat 10 (27,7%) klien apendisitis dari 36 tempat

viii �

LAMPIRAN

1. Daftar Riwayat Hidup

2. Log Book

3. Format Pendelegasian

4. Lembar Konsul Karya Tulis Ilmiah

5. Lampiran Asuhan Keperawatan

Page 10: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-muhammadfa... · 2011 diketahui terdapat 10 (27,7%) klien apendisitis dari 36 tempat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Appendiks adalah salah satu kasus kegawatdaruratan di bidang

abdomen dengan keluhan utama nyeri perut kanan bawah yang menetap

dan semakin bertambah nyeri (Sander, 2011).

Appendiks merupakan organ yang berbentuk tabung panjang dan

sempit. Panjangnya kira – kira 10 cm ( kisaran 3 – 15 cm) dan berpangkal

disekum. Appendiks menghasilkan lender 1 – 2 ml per hari. Lendir secara

normal dicurahkan kedalam lumen dan selanjutnya dialirkan ke sekum.

Adanya hambatan dalam pengaliran tersebut, tampaknya merupakan salah

satu penyebab terjadinya appendiksitis. Jaringan limfoid yang mula – mula

tampak pada usia 2 minggu akan meningkat jumlahnya secara bertahap

hingga mencapai puncaknya pada kisaran usia ini. Setelah umur 30 tahun

jaringan limfoid akan berkurang hingga setengahnya dan akan terus

berkurang hingga menghilang setelah usia diatas 60 tahun (Soybel, 2003).

Secara umum di Indonesia apendiks masih merupakan penyokong

terbesar untuk pasien operasi setiap tahunnya (Depkes RI, 2007).

Berdasarkan hasil survey data di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo

Semarang khususnya di ruang Anggrek yang dilakukan pada bulan Mei

2011 diketahui terdapat 10 (27,7%) klien apendisitis dari 36 tempat tidur

yang ada di ruangan. Dari data tersebut di ketahui bahwa 5 (13,8%) klien

Page 11: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-muhammadfa... · 2011 diketahui terdapat 10 (27,7%) klien apendisitis dari 36 tempat

2 �

dilakukan pembedahan apendiktomi, 4 (11,1%) klien dilakukan

pembedahan laparatomy, dan 1 (2,8%) klien tidak dilakukan pembedahan.

Sedangkan yang terjadi komplikasi perforasi dalam 1 bulan ada 1 (2,8%)

klien (Sander, 2011).

Appendiksitis adalah salah satu kasus kegawatdaruratan dibidang

abdomen dengan keluhan utama nyeri perut kanan bawah yang menetap

dari semakin bertambah nyeri. Keluhan awal penyakit ini hampir

menyerupai keluhan gastritis yaitu nyeri di ulu hati yang kemudian

berpindah dan penetap di perut kanan bawah. Diagnosa ditegakkan dengan

mengenalkan tanda dan gejala penyakit ini sejak dini untuk menghindari

perburukkan dari appendiksitis akut menjadi appendiksitis perforasi yang

menimbulkan peritonitis. Metode perhitungan skor dengan melihat tanda

dan gejala berdasarkan Alvarodo score sangat membantu para dokter

umum dan perawat yang bertugas dibaris terdepan dari pelayanan

kesehatan masyarakat untuk menegakkan diagnosa appendiksitis akut dan

segera melakukan rujukan ke rumah sakit yang terdapat spesialis bedah

untuk dilakukan pengangkat anappendiks. Penatalaksanaan appendiksitis

akut sampai sekarang adalah berupa appendiktomy yang invasive yaitu

laparoskopi ataupun bedah terbuka (Sander, 2011).

Manifestasi klinis gejala utama terjadinya appendiks adalah adanya

nyeri perut yang klasik pada appendiks adalah nyeri yang dimulai dari

uluhati, lalu setelah 4 – 6 jam akan dirasakan berpindahnya kedaerah perut

kanan bawah (sesuai dengan lokasi appendiks). Namun pada beberapa

Page 12: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-muhammadfa... · 2011 diketahui terdapat 10 (27,7%) klien apendisitis dari 36 tempat

3 �

keadaan tertentu (bentuk appendiks yang lainnya), nyeri dapat dirasakan di

daerah lain (sesuai posisi appendiks). Ujung appendiks yang panjang dapat

berada pada daerah perut kiri bawah, punggung, atau dibawah pusar,

anoreksia (penurunan nafsu makan) biasannya selalu menyertai

appendiksitis. Mual muntah dapat terjadi, tetapi gejala ini tidak menonjol

atau berlangsung cukup lama, kebanyakan pasien hanya muntah satu atau

dua kali. Dapat juga dirasakan keinginan untuk buang air besar atau

kentut. Demam juga dapat timbul, tetapi biasanya kenaikan suhu tubuh

yang terjadi tidak lebih dari 10 C (370C – 38,8

0C). Jika terjadi peningkatan

suhu yang melebihi 38,80C, maka kemungkinan besar sudah terjadi

peradangan yang lebih luas di daerah perut (Peritonitis) (Sander, 2011).

Nyeri adalah suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional

yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang

aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian - kejadian

dimana terjadi kerusakan (Potter & Perry 2003).

Nyeri biasanya dibedakan menjadi dua tipe besar yaitu nyeri akut dan

nyeri kronis. Keduanya bisa dibedakan dari onset, durasi dan penyebab

nyeri. Nyeri akut terjadi setelah cedera akut, penyakit atau intervensi

bedah dan memiliki awitan yang cepat, dengan intensitas yang bervariasi

(ringan sampai berat) dan berlangsung untuk waktu singkat. Nyeri akut

biasanya peristiwa baru, tiba-tiba dan durasinya singkat. Hal ini berkaitan

dengan penyakit akut, operasi atau prosedur pengobatan atau trauma dan

rasa nyeri dapat membantu untuk menentukan lokasinya. Karakteristik

Page 13: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-muhammadfa... · 2011 diketahui terdapat 10 (27,7%) klien apendisitis dari 36 tempat

4 �

yang lain adalah rasa nyeri biasanya dapat diidentifikasi, rasa nyerinya

cepat berkurang / hilang, sifatnya jelas dan mungkin sekali untuk berakhir

/ hilang. Nyeri kronik adalah nyeri yang berlangsung lama, intensitasnya

bervariasi dan biasanya berlangsung lebih dari enam bulan. Nyeri kronis

adalah suatu situasi atau keadaan pengalaman nyeri yang menetap /

kontinyu selama beberapa bulan / tahun setelah fase penyembuhan dari

suatu penyakit akut / injuri. Karakteristik nyeri kronis adalah area nyeri

tidak mudah diidentifikasi, intensitas nyeri sukar diturunkan, rasa nyerinya

biasanya meningkat, sifatnya kurang jelas dan kemungkinan kecil untuk

sembuh / hilang.

Intensitas nyeri seseorang dapat diketahui dari alat-alat pengkajian

yang digunakan. Pada deskripsi verbal tentang nyeri, individu merupakan

penilai terbaik dari nyeri yang dialaminya dan karenanya harus diminta

untuk menggambarkan dan membuat tingkatannya. Intensitas nyeri didapat

diukur dengan menggunakan skala diantaranya : skala intensitas nyeri

deskriptif sederhana, skala intensitas nyeri numerik 0-10 dan skala analog

visual (VAS). Skala dipergunakan untuk mendeskripsikan intensitas /

beratnya rasa nyeri (Bruner dan Suddart 2008).

Berdasarkan data-data diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat

judul “Asuhan Keperawatan Nyeri Akut Pada Tn. K Dengan Post Operasi

Appendiksitis di Ruang Kantil Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar”.

Page 14: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-muhammadfa... · 2011 diketahui terdapat 10 (27,7%) klien apendisitis dari 36 tempat

5 �

B. TujuanPenulisan

1. Tujuan Umum

Melaporkan kasus nyeri akut pada Tn. K dengan post operasi

appendiks di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan

mampu :

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Tn. K dengan post

operasi apendiks.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn. K

dengan post operasi appendiks.

c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada

pasien dengan post operasi apendiks.

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Tn. K dengan post

operasi apendiks.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Tn. K dengan post

operasi apendiks.

f. Penulis mampu menganalisa kondisi nyeri yang terjadi pada Tn. K

dengan post operasi apendiks.

C. Manfaat Penelitian

Hasil penulisan ini dapat dijadikan sebagai data dasar di keperawatan

dan menjadi informasi tambahan pada pembuatan intervensi keperawatan

Page 15: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-muhammadfa... · 2011 diketahui terdapat 10 (27,7%) klien apendisitis dari 36 tempat

6 �

dalam memberikan asuhan keperawatan khususnya pada penatalaksanaan

nyeri post-operasi apendiks.

1. Bagi Rumah Sakit

Untuk menambah referensi mengenai penanganan gangguan rasa

nyeri akut pada post apendiks.

2. Bagi Penulis

Untuk memperoleh dan memperluas wawasan serta pengetahuan

tentang Penyakit Appendiksitis beserta penatalakasanaan secara medis

dan konsep keperawatannya, sehingga dapat dijadikan sumber ilmu dan

wawasan oleh penulis.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang lebih

berkualitas dan professional sehingga dapat tercipta perawat profesional,

terampil,inovatif dan bermutu yang mampu memberikan asuhan

keperawatan secara menyeluruh berdasarkan kode etik keperawatan.

Page 16: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-muhammadfa... · 2011 diketahui terdapat 10 (27,7%) klien apendisitis dari 36 tempat

7

BAB II

LAPORAN KASUS

Bab II ini akan menjelaskan tentang Asuhan Keperawatan Rasa Nyeri

Akut dengan kasus pada pasien Tn. K dengan post operasi appendiksitis di

ruang Kantil Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar pada tanggal 05 April –

07 April 2012. Asuhan keperawatan ini dimulai dari pengkajian, analisa data,

perumusan diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.

A. Pengkajian

Pengkajian pada tanggal 5 April 2012 jam 09.00 WIB, pada kasus ini

langsung, pemeriksaan fisik, menelaah catatan medis, dan catatan perawat

dari data pengkajian tersebut didapat hasil identitas klien, bahwa klien

bernama Tn. K, umur 49 tahun, agama Islam, alamat Krandont 01 rw 04

Karanganyar, pendidikan SMP, pekerjaan wiraswasta, nomor register

237639,dirawat di bangsal Kantil Rumah Sakit Umum Daerah

Karanganyar, diagnose medis Tn. K adalah menderita penyakit

Appendiksitis. Penanggung bertanggung jawab kepada klien adalah Ny. P,

umur 40 tahun, pendidikan SD, pekerjaan ibu rumah tangga, hubungan

dengan klien istri klien.

Ketika dilakukan pengkajian tentang riwayat keperawatan, keluhan

utama yang dirasakan oleh klien adalah nyeri pada abdomen kanan bawah.

Riwayat penyakit sekarang mulai muncul gejala pada saat masuk rumah

Page 17: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-muhammadfa... · 2011 diketahui terdapat 10 (27,7%) klien apendisitis dari 36 tempat

8

��

sakit Tn. K mengatakan mengeluh nyeri perut kanan bawah dekat dengan

daerah pusar sampai kebelakang, saat pasien batuk juga mengeluh.

Riwayat penyakit sekarang pada tanggal 5 april 2012 pasien

mengeluh nyeri perut kanan bawah dekat daerah pusar sampai kebelakang,

saat pasien batuk juga mengeluhkan nyeri, demam, suhu 380C terus

keluarga membawanya ke Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.

Pola aktivitas dan lingkungan, mandi perlu bantuan orang lain,

berpakaian perlu bantuan orang lain, eliminasi perlu bantuan orang lain

dan alat, mobilitas ditempat tidur perlu bantuan orang lain, berpindah perlu

bantuan orang lain, ambulasi atau rom perlu bantuan orang lain dan alat.

Pola istirahat tidur, sebelum sakit pasien mengatakan tidur 7 jam

perhari malam jam 21.30 – 04.30 WIB dan jarang tidur siang, kondisi saat

bangun tidur segar, selama sakit pasien mengatakan bisa tidur 4 jam

perhari dan setiap malam selalu terbangun akibat nyeri.

Pola kognitif perceptual, sebelum sakit pasien mengatakan dapat

berbicara dengan jelas, tidak menggunakan alat bantu penglihatan, tidak

menggunakan alat bantu pendengaran, selama sakit pendengaran jelas,

tidak menggunak analat bantu penglihatan, dan klien mengeluh nyeri pada

post operasi, terasa senut – senut dibagian abdomen dengan skala nyeri 6.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan hasil keadaan umum pasien

tampak lemas, compos mentis, tanda – tanda vital pasien dengan hasil

tekanan darah 110/70 mmHg, pernafasan 20 kali per menit, nadi 76 kali

per menit, suhu 360C.

Page 18: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-muhammadfa... · 2011 diketahui terdapat 10 (27,7%) klien apendisitis dari 36 tempat

9

��

Pemeriksaan Head to toe kepala messosepal, kulit kepala bersih,

tidak ada ketombe, tidak ada lesi, rambut lurus hitam beruban dan bersih.

Mata simetris kanan kiri, konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik,

penglihatan normal. Hidung simetris kanan dan kiri, tidak ada polip, dan

terlihat bersih. Gigi warna kekuning kuningan. Telinga simetris kanan kiri,

tidak ada serumen. Leher tidak ada pembesaran klenjar tyroid. Pada

pemeriksaan dada, jantung inspeksi ictus cordis tidak tampak, palpasi ictus

cordis teraba di SIC V, perkusi pekak, auskultasi tidak ada suara

tambahan. Pada paru inspeksi pengembangan dada sama kanan kiri,

palpasi vocal fremitus kanan dan kiri sama, perkusi sonor, auskultasi

vesikuler, tidak ada suara tambahan dan abdomen inspeksi bentuk simetris

dan ada jejas di abdomen, auskultasi bising usus 24 kali per menit, perkusi

dan palpasi tidak terkaji.

Ekstermitas atas di bagian tangan kiri terpasang infuse Rl 20 tetes

per menit, dan tangan kanan tidak terpasang infuse perabaan akral hangat

dan capillary refill < 3 detik kekuatan otot kanan kiri sama dan ekstermitas

bawah tidak terpasang apa apa, kekuatan otot kanan dan kiri sama,

capillary refill < 3 detik, perabaan akral hangat. Genetalia terpasang DC

sudah tiga hari dan system integument warna kulit coklat, turgor kulit

elastis.

Dari pemeriksaan penunjang, pemeriksaan laboratorium pada

tanggal 4 april 2012 didapatkan hasil WBC 19,1H 103/ul, RBC 4,36 10

6/ul,

HGB 12,8 g/dl, HCT 37,8 %, MCV 86,7 fc, MCH 29,4 pg, MCHC 33,9

Page 19: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-muhammadfa... · 2011 diketahui terdapat 10 (27,7%) klien apendisitis dari 36 tempat

10

���

g/dl, PCT 226 103/ul, 1% (10

3/ul, Ly 8,36 (10

3/ul), MO 1,3 0,36, GR 90.4

H 17.2, EO – 70.7, RDW 12.8 17%, PCT 0,09 %, MPV 4.4 fc,PPW 18.3H

%, dan dari pemeriksaan Radiologi didapatkan hasil kesan yaitu proses

peradangan di MC Burney.

Di ruangan kantil pasien mendapat kan terapi Infus RL20 tetes per

menit, Injeksi Cefotaxime 2 x 1 gram, Injeksi Antasit 2 x 1 gram, Injeksi

Ranitidin 2 x 150 mg, Pragesol 500 mg/ml, PCT Tablet 3 x 500 mg. Pasien

menjalani operasi tanggal 3 April 2012 dan penulis melakukan pengkajian

tanggal 5 April 2012.

B. Perumusan Masalah Keperawatan

Pada tanggal 5 April 2012 jam 09.00 WIB didapatkan Analisa Data

subyektif pasien mengatakan nyeri pada abdomen bekas operasi / jahitan

dan didapatkan P :nyeri akibat insisi, Q :senut – senut, R : Abdomen, Skala

: 6, T :saat digerakan dan didapatkan data obyektif pasien tampak

meringis, pasien tampak menahan sakit, pasien tampak pucat dan penulis

menegakan diagnose nyeri akut berhubungan dengan insisi pembedahan.

C. Perencanaan Keperawatan

Berdasarkan diagnosa keperawatan prioritas utama diatas penulis

menyusun rencana keperawatan pada Tn. K dengan tujuan rencana keperawat

an adalah setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam

diharapkan masalah nyeri akut dapat terkontrol dengan kriteria hasil pasien

Page 20: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-muhammadfa... · 2011 diketahui terdapat 10 (27,7%) klien apendisitis dari 36 tempat

11

���

mengatakan nyeri berkurang atau hilang, skala nyeri 3, pasien tidak meringis

kesakitan, pasien tidak memegangi daerah perut kanan bawah, nadi rentang

80 – 90 kali per menit, suhu 360C, respirasi 16 – 24 kali per menit, tekanan

darah 120/80 mmHg. Rencana keperawatan, observasi tanda - tanda vital dan

kaji nyeri (P,Q,R,S,T) dengan rasional pasien mempengaruhi pilihan atau

pengawasan keefektifan intervensi, kenaikan tanda – tanda vital dapat

mempengaruhi kualitas nyeri, berikan lingkungan dan posisi yang nyaman

dengan rasional dapat member kenyamanan dan pengurangan rasa nyeri yang

dirasakan, ajarkan teknik relaksasi tarik nafas dalam dan distraksi dengan cara

mengobrol dengan orang lain rasional memfokuskan kembali perhatian,

meningkatkan rasa control dan dapat meningkatkan kemampuan koping dan

kolaborasi pemberian analgesic rasional dibutuhkan untuk menghilangkan

spasme atau nyeri otot atau untuk menghilangkan ansietas dan meningkatkan

istirahat (Doengoes, 2000).

D. Implementasi Keperawatan

Implementasi pada tanggal 5 April 2012, kamis pukul jam 09.00

WIB mengobservasi keadaan umum dan vital sign, respon subyektifnya

pasien mengatakan lemas, dan didapatkan data obyektif tekanan darah

110/70 mmHg, pernafasan 20 kali per menit, nadi 76 kali per menit, suhu

360C, jam 10.00 WIB mengkaji nyeri, respon subyektifnya pasien

mengatakan nyeri pada abdomen saat digerakan P : nyeri akibat insisi, Q :

senut – senut, R abdomen, S : 6, T : saat digerakan respon obyektifnya

Page 21: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-muhammadfa... · 2011 diketahui terdapat 10 (27,7%) klien apendisitis dari 36 tempat

12

���

pasien tamapk menahan sakit, jam 10.20 WIB memberikan posisi nyaman,

respon subyektifnya pasien mengatakan sudah merasa enak, respon

obyektifnya pasien tampak lebih rileks dengan posisi semi fowler, jam

11.00 WIB mengajarkan teknik relaksasi, respon subyektifnya pasien

mengatakan nyeri agak berkurang, respon obyektifnya pasien tampak

mendemontrasikannya dengan baik, jam 11.30 WIB kolaborasi obat

cefotaxime 1 gram, respon subyektifnya pasien mengatakan bersedia di

injeksi, pasien tampak kesakitan dan injeksi masuk melalui intravena.

Pada tanggal 6 April 2012 jam 08.00 WIB mengobservasi keadaan

umum dan keluhan utama, respon subyektifnya pasien masih mengeluh

lemas dan respon obyektifnya tekanan darah 120/80 mmHg, pernafasan 20

kali per menit, nadi 80 kali per menit, suhu 370C, jam 09.00 WIB

mengkaji PQRST respon subyektifnya pasien mengatakan masih nyeri

pada abdomen, P : nyeri akibat insisi, Q : senut – senut, R : abdomen, S :

5, T : saat digerakkan dan respon obyektifnya pasien masih kesakitan,

tampak cemas, 09.20 WIB mengganti balutan lama dengan balutan yang

baru atau Medikasi responnya pasien mengatakan mau diganti balutannya

dan obyektifnya pasien tampak kesakitan, jam 09.45 WIB injeksi

cefotaxime 1 gram respon subyektifnya pasien mengatakan mau untuk

disuntik dan respon obyektifnya pasien tampak kesakitan saat obat masuk,

jam 10.00 WIB memberikan posisi nyaman semi fowler respon

subyektifnya pasien mengatakan nyaman dan respon obyektifnya pasien

tampak rileks dengan posisi semi fowler.

Page 22: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-muhammadfa... · 2011 diketahui terdapat 10 (27,7%) klien apendisitis dari 36 tempat

13

���

Implementasi hari ketiga pada tanggal 7 April 2012 jam 08.45 WIB

mengobservasi keadaan umum dan keluhan utama, respon subyektifnya

pasien mengatakan mau untuk di tanda – tanda vital, respon obyektifnya

tekanan darah 120/70 mmHg, pernafasan 22 kali per menit, nadi 80 kali

permenit, suhu 370C, jam 09.10 WIB mengkaji nyeri PQRST respon

subyektif pasien mengatakan masih nyeri pada abdomen, P : nyeri akibat

insisi, Q : senut – senut, R : abdomen, S : 5, T : saat digerakkan dan respon

obyektifnya pasien tampak kesakitan, jam 10.00 mengajarkan pasien

teknik nafas dalam respon subyektif pasien mengatakan masih nyeri,

respon obyektifnya pasien tampak melakukan teknik nafas dalam.

E. Evaluasi Keperawatan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan atau implementasi, maka

diperoleh evaluasi pada tanggal 5 April 2012 jam 14.00 WIB respon

subyektif pasien mengatakan masih nyeri pada abdomen, P : nyeri akibat

insisi, Q : senut – senut, R : abdomen, S : 6, T : saat digerakkan, pasien

tampak meringis dan pasien tampak menahan sakit, masalah belum

teratasi, intervensi dilanjutkan observasi keadaan umum dan keadaan

umum, pantau karakteristik nyeri P Q R S T, memberikan posisi yang

nyaman, mengajarkan teknik nafas dalam, kolaborasi pemberian obat

analgesik.

Pada tanggal 6 April 2012 jam 14.00 WIB pasien mengatakan masih

nyeri pada abdomen, P :nyeri akibat insisi, Q : senut – senut, R : abdomen,

Page 23: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-muhammadfa... · 2011 diketahui terdapat 10 (27,7%) klien apendisitis dari 36 tempat

14

���

S : 5, T : saat digerakkan,, pasien tampak cemas dan pasien tampak

menahan sakit , masalah belum teratasi, intervensi dilanjutkan observasi

keadaan umum dan keadaan umum, pantau karakteristik nyeri nyeri P Q R

S T, memberikan posisi yang nyaman, mengajarkan teknik nafas dalam,

kolaborasi pemberian obat analgesik.

Pada tanggal 7 April 2012 jam 14.00 WIB pasien mengatakan masih

nyeri pada abdomen, P :nyeri akibat insisi, Q : senut – senut, R : abdomen,

S : 5, T : saat digerakkan,, pasien tampak meringis dan pasien tampak

menahan sakit , masalah belum teratasi, intervensi dilanjutkan observasi

keadaan umum dan vital sign, kaji nyeri P Q R S T, memberikan posisi

yang nyaman, mengajarkan teknik nafas dalam, kolaborasi pemberian obat

analgesik.

Page 24: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-muhammadfa... · 2011 diketahui terdapat 10 (27,7%) klien apendisitis dari 36 tempat

15

BAB III

PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan teori dan

proses keperawatan “Asuhan Keperawatan Nyeri Akut Pada Tn. K dengan

post operasi Appendiksitis di Ruang Kantil Rumah Sakit Umum Daerah

Karanganyar”. Prinsip dari pembahasan ini dengan memfokuskan kebutuhan

dasar manusia di dalam asuhan keperawatan.

A. Pengkajian

Tahap pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan

merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari

berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status

kesehatan klien. Tujuan dari pengkajian adalah untuk mengumpulkan,

mengorganisir, dan mencatat data yang telah menjelaskan respon

manusia yang mempengaruhi pola - pola kesehatan klien (Potter & Perry,

2007).

Pengkajian terhadap Tn. K penulis menggunakan metode

wawancara, observasi, studi dokumentasi dan pemeriksaan fisik. Pada

metode pertama yaitu wawancara dengan Tn. K dilakukan wawancara

secara langsung. Hal ini penulis tidak menemukan kesulitan, karena Tn.

K dapat menjawab semua pertanyaan dengan baik, selain itu Tn. K dapat

bekerja sama dengan baik dalam memberikan keterangan.

Page 25: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-muhammadfa... · 2011 diketahui terdapat 10 (27,7%) klien apendisitis dari 36 tempat

16

Pada hasil pengkajian pola kesehatan fungsional ditemukan

masalah pada pola aktifitas dan latihan yaitu setelah post operasi Tn. K

mengatakan mandi, berpakaian, perlu bantuan orang lain, eliminasi perlu

bantuan orang lain dan alat, mobilitas di tempat tidur dibantu oleh orang

lain, untuk ambulasi atau rom di bantu orang lain dan alat.

B. Perumusan Masalah Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik mengenai respon

pasien individu, keluarga dan komunitas terhadap masalah kesehatan atau

proses kehidupan yang aktual dan potensial, sebagai dasar seleksi

intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan

sesuai dengan kewenangan perawat (NANDA, 2010).

Berdasarkan data - data yang didapatkan penulis dari hasil

pengkajian tanggal 05 - 07 April 2010, pada Tn. K di ruang Kanthil

RSUD Karanganyar. Dari data pengkajian dapat disimpulkan bahwa

pasien mempunyai masalah keperawatan nyeri. Etiologi dari diagnosa ini

adalah insisi pembedahan (NANDA, 2010). Pembedahan merupakan

suatu kekerasan dan trauma bagi penderita, sedangkan anestesi dapat

menyebabkan kelainan yang dapat menimbulkan berbagai keluhan dan

gejala seperti nyeri (R. Sjamsuhidajat, 2005). Secara klinik nyeri ini

diklasifikasikan sebagai nyeri nosisepsi yaitu terjadi akibat kerusakan

atau cedera jaringan pada pasca bedah sehingga menyebabkan iritasi

pada ujung saraf sensorik di perifer, di mana lokasi nyeri yang jelas

Page 26: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-muhammadfa... · 2011 diketahui terdapat 10 (27,7%) klien apendisitis dari 36 tempat

17

terjadi. Secara otomatis etiologi diatas akan mengakibatkan hambatan

syaraf - syaraf yang mensyarafi sensasi nyeri pada organ yang

bersangkutan, sehingga rasa nyeri akan sangat dirasakan oleh pasien.

C. Perencanaan Keperawatan

Intervensi keperawatan meliputi penentuan prioritas masalah,

tujuan, kriteria hasil, dan intervensi. Tahap ini dimulai setelah

menentukan diagnosa keperawatan dan menyimpulkan rencana

dokumentasi. Tahap perencanaan merupakan suatu proses penyusunan

berbagai intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah,

menurunkan atau mengurangi masalah-masalah klien. Perencanaan ini

merupakan langkah ketiga dalam membuat suatu proses keperawatan

(Potter & Perry, 2006).

Intervensi dilakukan selama 1 kali 24 jam untuk mengetahui

keadaan pasien. Intervensi disesuaikan dengan kondisi pasien dan

fasilitas yang ada, sehingga rencana tindakan dapat dilaksanakan dengan

specific (jelas atau khusus), measurable (dapat diukur), achieveble (dapat

diterima), rasional and time (ada kriteria waktu), selanjutnya akan

dibahas intervensi dari masing-masing diagnosa yang ditegakkan.

Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan distraksi dengan

cara mengobrol dengan orang lain karena distraksi (pengalihan perhatian)

dapat menurunkan stimulus internal dan memfokuskan kembali perhatian,

meningkatkan rasa kontrol dan dapat meningkatkan kemampuan koping

Page 27: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-muhammadfa... · 2011 diketahui terdapat 10 (27,7%) klien apendisitis dari 36 tempat

18

hal ini dilakukan karena dapat mengalihkan perhatian terhadap nyeri,

meningkatkan kontrol terhadap nyeri yang mungkin berlangsung lama

(Doenges, 2000). Teknik relaksasi napas dalam dipercaya dapat

menurunkan intensitas nyeri melalui mekanisme yaitu dengan

merelaksasikan otot-otot skelet yang mengalami spasme yang disebabkan

oleh peningkatan prostaglandin sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh

darah dan akan meningkatkan aliran darah ke daerah yang mengalami

spasme dan iskemik dan juga mampu merangsang tubuh untuk

melepaskan opoiod endogen yaitu endorphin dan enkefalin (Smeltzer &

Bare, 2002). Memberikan terapi injeksi pragesol 500 mg/ml, pragesol

adalah obat jenis analgesik yang dapat memblok lintasan nyeri sehingga

nyeri akan berkurang (Muttaqin, 2011 : 509). Memberikan posisi yang

nyaman (Doengoes, 2000), posisi yang diberikan adalah supinasi karena

posisi tersebut tidak menekan bagian perut kanan bawah. Observasi tanda-

tanda vital, terutama tekanan darah, nadi, dan respirasi, karena merupakan

indikator penting terhadap adanya peningkatan intensitas nyeri. Mediator

nyeri, seperti prostaglandin, dapat memicu rangsangan saraf simpati yang

menimbulkan peningkatan tanda vital tersebut (Wolff, 2005).

D. ImplementasiKeperawatan

Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan

dimana rencana keperawatan dilaksanakan dan melaksanakan intervensi

atau aktivitas yang telah ditentukan. Implementasi adalah kegiatan

Page 28: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-muhammadfa... · 2011 diketahui terdapat 10 (27,7%) klien apendisitis dari 36 tempat

19

pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik

dan emosional. Pembahasan implementasi meliputi rencana tindakan

yang dapat dilakukan dan tindakan yang tidak dapat dilakukan sesuai

dengan intervensi pada masing-masing diagnosa (Handayaningsih,

2007).

Implementasi pada tanggal 5 April 2012, kamis pukul 09.00 WIB

mengobservasi keadaan umum dan vital sign, respon subyektifnya pasien

mengatakan lemas, dan di dapatkan data obyektif tekanan darah 110/70

mmHg, pernafasan 20 kali permenit, nadi 76 kali permenit, suhu 360C,

10.00 WIB mengkaji nyeri, respon subyektifnya pasien mengatakan nyeri

pada abdomen saat digerakan P : nyeri akibat insisi, Q : senut – senut, R

abdomen, S : 6, T : saat digerakan, 10.20 WIB memberikan posisi

nyaman, respon subyektifnya pasien mengatakan sudah merasa enak,

respon obyektinya pasien tampak lebih rileks, 11.00 WIB mengajarkan

teknik relaksasi, respon subyektifnya pasien mengatakan nyeri agak

berkurang, respon obyektifnya pasien tampak mendemontrasikannya

dengan baik, 11.30 WIB kolaborasi obat, respon subyektifnya pasien

mengatakan mau disuntik, pasien tampak kesakitan saat obat

dimasukkan.

Pada tanggal 6 April 2012 jam 08.00 WIB mengobservasi keadaan

umun dan keluhan utama, respon subyektifnya pasien masih mengeluh

lemas dan respon obyektifnya tekanan darah 120/80 mmHg, pernafasan

20 kali permenit, nadi 80 kali permenit, suhu 370C, 09.00 WIB mengkaji

Page 29: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-muhammadfa... · 2011 diketahui terdapat 10 (27,7%) klien apendisitis dari 36 tempat

20

PQRST respon subyektifnya pasien mengatakan masih nyeri pada

abdomen, P : nyeri akibat insisi, Q : senut – senut, R : abdomen, S : 5, T :

saat digerakkan, 09.20 WIB mengganti balutan lama dengan balutan

yang baru atau Medikasi, 09.45 WIB injeksi cefotaxime respon

subyektifnya pasien mengatakan mau untuk disuntik dan respon

obyektifnya pasien tampak kesakitan saat obat dimasukkan, 10.00 WIB

memberikan posisi nyaman semi fowler respon subyektifnya pasien

mengatakan nyaman dengan posisi nyaman dan respon obyektifnya

pasien tampak rileks dengan posisi semi fowler.

Implementasi hari ketiga pada tanggal 7 April 2012 jam 08.45

WIB mengobservasi keadaan umum dan keluhan utama respon

subyektifnya pasien mengatakan mau untuk di tanda – tanda vital,

respon obyektifnya tekanan darah 110/70 mmHg, pernafasan 22 kali

permenit, nadi 76 kali permenit, suhu 370C, 09.10 WIB mengkaji

nyeri PQRST respon sbyektif pasien mengatakan masih nyeri pada

abdomen, P : nyeri akibat insisi, Q : senut – senut, R : abdomen, S : 5,

T : saat digerakkan. , jam 10.00 mengajarkan pasien teknik nafas

dalam respon subyektif pasien mengatakan masih nyeri, respon

obyektifnya pasien tampak melakukan teknik nafas dalam.

Penulis melaksanakan implementasi dari intervensi yang penulis

susun.

Page 30: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-muhammadfa... · 2011 diketahui terdapat 10 (27,7%) klien apendisitis dari 36 tempat

21

E. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah sebagian yang direncanakan dan diperbandingkan

yangsistematik pada status kesehatan klien. Dengan mengukur

perkembangan klien dalam mencapai suatu tujuan. Evaluasi ini dilakukan

dengan menggunakan format evaluasi SOAP meliputi data subyektif,

data obyektif, data analisa, dan data perencanaan (Handayaningsih,

2007).

Evaluasi diagnosa keperawatan yang utama yaitu diagnosa nyeri

akut berhubungan dengan agen cedera fisik (insisi pembedahan), Setelah

dilakukan tindakan keperawatan atau implementasi, maka diperoleh

evaluasi pada tanggal 5 April 2012 jam 14.00 WIB respon subyektif

pasien mengatakan masih nyeri pada abdomen, P : nyeri akibat insisi, Q :

senut – senut, R : abdomen, S : 6, T : saat digerakkan, pasien tampak

meringis dan pasien tampak menahan sakit, masalah belum teratasi,

intervensi dilanjutkan observasi keadaan umum dan keadaan umum, kaji

nyeri P Q R S T, memberikan posisi yang nyaman, mengajarkan teknik

nafas dalam, kolaborasi pemberian obat analgesik (pragesol 500 mg/ml).

Padatanggal 6 April 2012 jam 14.00 WIB pasien mengatakan

masih nyeri pada abdomen, P :nyeri akibat insisi, Q : senut – senut, R :

abdomen, S : 5, T : saat digerakkan, pasien tampak cemas dan pasien

tampak menahan sakit , masalah belum teratasi, intervensi dilanjutkan

observasi keadaan umum dan vital sign, kaji nyeri P Q R S T,

Page 31: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-muhammadfa... · 2011 diketahui terdapat 10 (27,7%) klien apendisitis dari 36 tempat

22

memberikan posisi yang nyaman, mengajarkan teknik nafas dalam,

kolaborasi pemberian obat.

Pada tanggal 7 April 2012 jam 14.00 WIB pasien mengatakan

masih nyeri pada abdomen, P :nyeri akibat insisi, Q : senut – senut, R :

abdomen, S : 5, T : saat digerakkan,, pasien tampak meringis dan pasien

tampak menahan sakit , masalah belum teratasi, intervensi dilanjutkan

observasi keadaan umum dan vital sign, kaji nyeri P Q R S T,

memberikan posisi yang nyaman, mengajarkan teknik nafas dalam,

kolaborasi pemberian obat analgesik.

A. Kesimpulan

1. Hasil pengkajian pada Tn. K dengan nyeri akut akibat post operasia

pendektomi adalah klien mengeluh nyeri pada luka post operasi dengan

hasil P : nyeri akibat insisi, Q : senut – senut, R : abdomen, S : 6, T : saat

digerakkan, nyeri terasa seperti ditusuk jarum dan terasa saat badan

digerakkan, misalnya miring kanan atau miring kiri.

2. Diagnosa keperawatan yang muncul adalah nyeri akut berhubungan

dengan agen cidera fisik (post apendektomi).

3. Rencana asuhan keperawatan setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 3 x 24 jam diharapkan masalah nyeri dapat teratasi dengan criteria

hasil skala nyeri berkurang dari 6 menjadi 5 dan ekspresi wajah klien

tampak rileks, intervensinya observasi tanda – tanda vital, kaji nyeri

Page 32: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-muhammadfa... · 2011 diketahui terdapat 10 (27,7%) klien apendisitis dari 36 tempat

23

PQRST, berikan posisi yang nyaman ajarkan teknik relaksasi, kolaborasi

obat.

4. Implementasi yang telah dilakukan pada Tn. K selama 3 hari dari tanggal

5 – 7 april 2012 adalah mengkaji tanda - tanda vital, mengkaji

karakteristik nyeri, memberikan posisi yang nyaman semifowler,

mengajarkan teknik relaksasi dan berkolaborasi dengan dokter dalam

pemberi ananalgesik.

5. Evaulasi dari tindakan keperawatan pada Tn. K selama 3 hari mulai

tanggal 5 – 7 april 2012 yang telah dilakukan masalah belum teratasi.

6. Analisa kondisi Tn. K yaitu kaji nyeri PQRST dengan hasil P : nyeri

akibat insisi, Q : senut – senut, R : abdomen, S : 5, T : saat digerakkan.

B. Saran

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan

appendiksitis, penulis akan memberikan usulan dan masukan yang positif

khususnya dibidang kesehatan antara lain :

1. Bagi institusi pelayanan kesehatan (Rumah Sakit)

Hal ini diharapkan rumah sakit dapat memberikan pelayanan

kesehatan dan mempertahankan hubungan kerjasama baik antara tim

kesehatan maupun klien sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan

asuhan keperawatan yang optimal pada umumnya dan pasien

appendiksitis khususnya. Dan diharapkan rumah sakit mampu

menyediakan fasilitas serta sarana dan prasarana yang dapat mendukung

kesembuhan pasien.

Page 33: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-muhammadfa... · 2011 diketahui terdapat 10 (27,7%) klien apendisitis dari 36 tempat

24

2. Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat

Diharapkan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan lain yakni

dokter, radiologi, dan ahli gizi dalam memberikan asuhan keperawatan

pada klien agar lebih maksimal, perawat diharapkan dapat memberikan

pelayanan profesional dan komprehensif.

3. Bagi institusi pendidikan

Dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang lebih

berkualitas dan professional sehingga dapat tercipta perawat profesional,

terampil, inovatif dan bermutu yang mampu memberikan asuhan

keperawatan secara menyeluruh berdasarkan kode etik keperawatan.

Page 34: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-muhammadfa... · 2011 diketahui terdapat 10 (27,7%) klien apendisitis dari 36 tempat

DAFTAR PUSTAKA

Brasher Valentina L., (2008), APLIKASI KLINIS PATOFISIOLOGI &

PEMERIKSAAN MANAJEMEN, Edisi 2, Penerjemah dr. H. Kuncara,

PenerbitBukuKedokteran EGC, Jakarta, hal 351-362

B. Lubis, Delyuzar Bag Patologi Anatomi Fak. Kedokteran U.S.U. Medan, dari

Venkateswaran K. Iyer. Role of Fine Needle Aspiration Cytology in the

Management of Pediatric Renal Tumors. Journal of Indian Association of

Pediatric Surgeons. http://www.jiaps.com/article.asp?issn=0971-

9261;year=2007;volume=132;issue=3 Diakses 6 April 2012

Jerkin, D; Sonley M. Soft-Tissue Sarcomas in the Young. Medical Treatment

Advances in Perpective. Cancer. A Jour of Am cancer Society. 2011 ;

46:621-629 Posted on 8 February 2011 by ArtikelBedah, dari

www.ilmubedah.com, diakses 6 April 2012

Planta Martin Von, Georges Hartmann, (2003). BUKU SAKU DIAGNOSIS

BANDING ILMU PENYAKIT DALAM, Penerjemah dr. HuriawanHartanto,

PenerbitHipokrates, Jakarta, hal 7-8

SmeltzerSuzzanne C., Bare Brenda G., (2002), BUKU AJAR KEPERAWATAN

MEDIKAL BEDAH BRUNER & SUDDARTH, Vol 1, Edisi 8,

PenerjemahAgungWahyuSKepdkk, PenerbirBukuKedokteran EGC, Jakarta,

hal 211-217

Stein Jay H. MD., (2001), PANDUAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM, Edisi

3, Penerjemah dr. E. Nugroho, PenerbitBukuKedokteran EGC, Jakarta, hal

377-379

Wilkinson. Judith M., (2007), BUKU SAKU DIAGNOSIS KEPERAWATAN

DENGAN INTERVENSI NIC DAN KRITERIA HASIL NOC, Edisi 7,

PenerjemahWidyawatiSKep., Mkesdkk, PenerbitBukuKedokteran EGC,

Jakarta, hal 345-348

Page 35: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-muhammadfa... · 2011 diketahui terdapat 10 (27,7%) klien apendisitis dari 36 tempat

Wong CH, Khin LW, Heng KS, Tan KC, Low CO. The LRINEC (Laboratory risk

indicator for necrotizing fasciitis) score: a tool for distinguishing

necrotizing fasciitis from other soft tissue infections. Crit Care Med 2004;

32:1535–41 www.fkunmul.co.cc, Diakses 12 April 2012