studi kasus asuhan keperawatan keluarga pada · pdf fileditemukan pada saluran cerna tetapi...

43
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. T DENGAN GASTROENTERITIS PADA KELUARGA TN. M DI DESA JERON KEC. NOGOSARI KAB. BOYOLALI DI SUSUN OLEH: AJENG AZTRID OCTAVIANI NIM. P. 10003 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013

Upload: vokien

Post on 31-Jan-2018

218 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. T

DENGAN GASTROENTERITIS PADA KELUARGA

TN. M DI DESA JERON KEC. NOGOSARI

KAB. BOYOLALI

DI SUSUN OLEH:

AJENG AZTRID OCTAVIANI

NIM. P. 10003

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013

Page 2: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

i

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. T

DENGAN GASTROENTERITIS PADA KELUARGA

TN. M DI DESA JERON KEC. NOGOSARI

KAB. BOYOLALI

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DI SUSUN OLEH:

AJENG AZTRID OCTAVIANI

NIM. P. 10003

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013

Page 3: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

ii

Page 4: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

iii

Page 5: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

iv

Page 6: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA NY. T DENGAN GASTROENTERITIS PADA KELUARGA TN. M DI

DESA JERON KEC. NOGOSARI KAB. BOYOLALI”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat:

1. Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang

telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Stikes Kusuma

Husada Surakarta.

2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu

di Stikes Kusuma Husada Surakarta.

3. Nurma Rahmawati, S.Kep.,Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai

penguji I yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-

masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi

demi sempurnanya studi kasus ini.

Page 7: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

vi

Page 8: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………i

PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME……………………………………….ii

LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………...………iii

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………iv

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….v

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..vii

DAFTAR TABEL……………………………………………………………….viii

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………...ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………...1

B. Tujuan Penulisan…………………………………………………..5

C. Manfaat Penulisan………………………………………………....5

BAB II LAPORAN KASUS

A. Data Umum Keluarga………………………………………..……7

B. Pengkajian…………………………………………………………8

C. Diagnosa Keperawatan…………………………………………...11

D. Intervensi…………………………………………………………13

E. Implementasi……………………………………………………..14

F. Evaluasi…………………………………………………………..16

BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan………………………………………………………17

B. Simpulan dan Saran........................................................................28

Daftar Pustaka

Lampiran

Page 9: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Tabel skoring nyeri akut pada Ny. T berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga Tn. M dalam mengenal masalah

anggota keluarga yang sakit……………………………….... 12

Page 10: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2. Asuhan Keperawatan Keluarga

Lampiran 3. Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data

Lampiran 4. Log Book

Lampiran 5. Lembar Konsultasi

Page 11: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut WHO, sehat merupakan suatu keadaan yang sempurna, baik

fisik, mental, dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.

Sehat merupakan keadaan rentang antara sehat sempurna dan keadaan

sebelum timbulnya gejala penyakit, digambarkan sebagai proses. Seorang

individu dikatakan sehat jika tidak sakit (bahagia secara rohani), tidak cacat

(sejahtera secara sosial), dan tidak lemah (kuat secara jasmani). Sedangkan

menurut Notoatmojo dan Sarwono, perilaku sakit merupakan tindakan untuk

menghilangkan rasa tidak enak atau rasa sakit sebagai akibat dari timbulnya

gejala tertentu. Menurut Mechanic dan Volkhart, perilaku sakit adalah suatu

cara gejala penyakit ditanggapi oleh individu sebagai perasaan tidak nyaman.

Menurut Von Mering, perilaku sakit adalah usaha individu dalam usahanya

untuk mengurangi penyakitnya dengan terlibat dalam serangkaian proses

pemecahan masalah baik internal maupun eksternal, spesifik maupun

nonspesifik. Istilah sakit memiliki pengertian bahwa perasaan kita sedang

tidak nyaman, tidak menyenangkan, dan hal ini akan berpengaruh terhadap

penurunan kualitas hidup (Mashudi, 2012).

Gastroenteritis (diare) adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah

tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100 sampai 200 ml per 24 jam),

dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat), dapat pula

disertai frekuensi defekasi yang meningkat. Menurut WHO, diare adalah

Page 12: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

2

buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari. Diare terbagi dua

berdasarkan mula dan lamanya, yaitu diare akut dan kronik (Mansjoer, 2007).

Diare akut adalah buang air besar dengan frekuensi yang meningkat

dan konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair dan bersifat mendadak

datangnya dan berlangsung dalam waktu kurang dari 2 minggu (Suharyono,

2008). Diare dapat disebabkan karena makanan beracun atau yang sudah basi

dan dapat pula disebabkan karena enterovirus (semasa badan dalam keadaan

daya tahan kurang baik) (Murwani, 2011). Pasien dengan diare akut sering

mengalami nausea, muntah, nyeri perut sampai kejang perut, demam, dan

diare (Mansjoer, 2007). Nyeri perut adalah pemicu terjadinya distensi

abdomen (perut kembung). Distensi abdomen (perut kembung) mengacu pada

pertambahan diameter abdomen (perut), akibat dari meningkatnya tekanan

intra-abdomen sehingga dinding abdomen terdorong keluar. Distensi dapat

terasa ringan, tetapi dapat pula serius, bergantung pada besar-kecilnya

tekanan. Kondisi tersebut bersifat lokal atau tersebar dan bisa terjadi secara

berangsur-angsur mendadak. Distensi abdomen dapat disebabkan oleh lemak,

flatus (gas), massa intra-abdomen, tinja, atau cairan. Cairan dan gas biasanya

ditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada rongga peritoneum. Pada

rongga peritoneum, distensi dapat mencerminkan perdarahan akut,

penimbunan cairan asites karena perforasi organ perut (Nursing, 2011).

Diare merupakan keluhan yang sering ditemukan pada dewasa.

Diperkirakan pada orang dewasa setiap tahunnya mengalami diare akut atau

gastroenteritis akut sebanyak 99.000.000 kasus di dunia (Simadibrata, 2009).

Page 13: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

3

Sampai saat ini penyakit diare masih merupakan masalah masyarakat di

Indonesia. Dari daftar urutan penyebab kunjungan Puskesmas atau Balai

Pengobatan, hampir selalu termasuk dalam kelompok 3 penyebab utama di

Puskesmas. Pada tahun 2012, angka kesakitannya berkisar sampai 1025

kejadian diare diantara 72.579 penduduk setiap tahunnya (Puskesmas

Gondangrejo, 2013). Hal ini disebabkan karena berbagai faktor, dan

diantaranya peningkatan pengetahuan tentang diare, baik mengenai masalah

ataupun penanganannya (Suharyono, 2008). Misalnya sering ditemukan

keluarga yang menganggap diare sebagai tanda perkembangan, imunisasi

penyakit (anak menjadi demam), mengkonsumsi ikan menyebabkan cacingan

(Harmoko, 2012).

Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu

berhubungan dengan kita. Menurut Friedman, keluarga adalah kumpulan dua

orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional

dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari

keluarga. Pakar konseling keluarga dari Yogyakarta, Sayekti mendefinisikan

keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan

antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang

laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa

anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah

tangga. Menurut UU No. 10 tahun 1992, keluarga adalah unit terkecil dari

masyarakat yang terdiri dari suami-isteri, atau suami-isteri dan anaknya, atau

ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (Suprajitno, 2004).

Page 14: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

4

Keluarga mempunyai lima fungsi pemeliharaan kesehatan, yaitu

mengenal masalah kesehatan keluarga, membuat keputusan tindakan

kesehatan yang tepat, memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit,

mempertahankan suasana rumah yang sehat, menggunakan fasilitas kesehatan

yang ada di masyarakat. Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak

boleh diabaikan, karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti.

Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang

dialami oleh anggota keluarganya. Perubahan sekecil apapun yang dialami

anggota keluarga, secara tidak langsung akan menjadi perhatian keluarga atau

orang tua. Apabila menyadari adanya perubahan, keluarga perlu mencatat

kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar

perubahannya (Harmoko, 2012).

Berdasarkan studi kasus yang penulis lakukan diperoleh data pada Ny.

T yang mengeluh BAB encer sebanyak 5 kali pada sore hari dan 2 kali pada

pagi hari. Ny. T mengeluh perut nyeri pada bagian atas, kruwes-kruwes,

mblekuthuk-mblekuthuk, dan kembung. Tn. M (suami Ny. T) mengatakan

sejauh ini tidak pernah menderita penyakit gastroenteritis (diare), hanya

semasa kecil Tn. M pernah mengalami diare namun hanya dibiarkan saja. Ny.

T baru pertama kali mengalami diare, sehingga pada keluarga Tn. M belum

begitu mengerti tentang penyakit diare.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis

tertarik untuk melakukan studi kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan

Page 15: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

5

Keluarga pada Ny. T dengan Gastroenteritis pada Keluarga Tn. M di Desa

Jeron Kec. Nogosari Kab. Boyolali.”

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Melaporkan asuhan keperawatan keluarga Ny. T dengan gastroenteritis

pada keluarga Tn. M di Desa Jeron Kec. Nogosari Kab. Boyolali.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Ny. T dengan

gastroenteritis pada keluarga Tn. M.

b. Penulis mampu merumuskan diagosa keperawatan pada Ny. T dengan

gastroenteritis pada keluarga Tn. M.

c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Ny. T

dengan gastroenteritis pada keluarga Tn. M.

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Ny. T dengan

gastroenteritis pada keluarga Tn. M.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny. T dengan gastroenteritis

pada keluarga Tn. M.

Page 16: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

6

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis

Mendapatkan pengalaman serta dapat menerapkan standart asuhan

keperawatan untuk pengembangan praktik keperawatan dan pemecahan

masalah khususnya dalam bidang atau profesi keperawatan.

2. Bagi Institusi

Sebagai bahan kepustakaan dan perbandingan pada penanganan kasus

gastroenteritis di lapangan dan dalam teori.

3. Bagi Pelayanan Kesehatan

Agar dapat mengaplikasikan teori keperawatan ke dalam praktik

pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.

Page 17: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

7

BAB II

LAPORAN KASUS

Pada bab ini disampaikan asuhan keperawatan keluarga pada Ny. T di

desa Jeron Kec. Nogosari Kab. Boyolali selama 3 hari, dengan meliputi

pengkajian data, analisa data, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,

implementasi dan evaluasi keperawatan.

A. Data Umum Keluarga

Ny. T adalah seorang ibu rumah tangga berusia 31 tahun. Ny. T tinggal

bersama keluarga di desa Jeron RT 05 RW 01 Nogosari, Boyolali. Ny. T

adalah anak keempat dari lima bersaudara. Ny. T termasuk dalam keluarga inti

(nuclear family) yang terdiri dari ayah, ibu, dan 2 orang anak. Sehari-hari Ny.

T bekerja sebagai ibu rumah tangga yang mengurusi segala kebutuhan rumah

tangga dan kedua anaknya. Penghasilan keluarga Ny. T didapat dari suami

(Tn. M) yang bekerja sebagai penjual jamu di pasar. Keluarga Tn. M tidak

memiliki tabungan karena seluruh biaya sudah digunakan untuk memenuhi

kebutuhan pokok dan menyekolahkan kedua anaknya. Pengelolaan dana

keluarga diserahkan sepenuhnya kepada Ny. T. Dalam menjalin hubungan

dengan anggota keluarga dan tetangga, keluarga Tn. M tergolong baik.

Keluarga Tn. M masih mengikuti kegiatan-kegiatan di masyarakat seperti

kumpulan rutin, pengajian, dan kerja bakti kampung.

Page 18: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

8

B. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 22 April 2013 pada pukul 09.00 di

wilayah kerja Puskesmas Gondangrejo. Metode pengkajian yang digunakan

yaitu autoanamnesa dan alloanamnesa. Pada tahap perkembangan keluarga,

keluarga Tn. M mempunyai 2 orang anak. Anak pertama berumur 12 tahun

dan anak kedua berumur 3 tahun. Keluarga Tn. M berada pada tahapan

perkembangan keluarga dengan anak sekolah, dengan tugas dari tahap tersebut

yang pertama yaitu mensosialisasikan anak-anak termasuk meningkatkan

prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang

sehat. Pada tahap ini keluarga Tn. M sudah mampu memenuhinya. Hal ini

ditandai dengan adanya komunikasi yang baik antar anggota keluarga dan

tetangga, tampak An. N bermain di teras rumah dengan tetangganya. Selain itu

An. N mampu meraih prestasi yang baik di sekolahnya. An. N mendapat

peringkat ketiga dari 35 murid di kelasnya.

Tahap yang kedua yaitu mempertahankan hubungan perkawinan yang

memuaskan. Keluarga Tn. M mengatakan bahwa menjaga keharmonisan dan

keutuhan rumah tangga itu sangatlah penting guna terciptanya ikatan keluarga

yang makmur, adil, dan sejahtera. Keluarga Tn. M melakukannya dengan cara

lebih banyak meluangkan waktu untuk berinteraksi dengan kedua anak dan

istrinya. Tahap yang ketiga dari tugas perkembangan keluarga yaitu

memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga. Keluarga Tn. M

mengatakan bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati. Dalam menjaga

kesehatannya, keluarga Tn. M melakukannya dengan cara memelihara

Page 19: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

9

lingkungan yang aman, nyaman, dan bersih. Hal ini ditandai dengan kondisi

rumah keluarga Tn. M yang tampak teduh dan jauh dari tempat pembuangan

sampah. Pada tahap ini keluarga Tn. M sudah mampu memenuhi semua tugas-

tugas dalam perkembangan keluarga dengan anak sekolah.

Pada tahap pengkajian riwayat keluarga inti, Tn. M mengatakan bahwa

usia perkawinannya dengan Ny. T sudah menginjak 13 tahun. Tn. M

mengatakan selama ini tidak pernah mempunyai keluhan dan mengalami

penyakit yang serius. Tn. M rutin berolahraga dan tidak mengkonsumsi

minuman beralkohol ataupun rokok. Ny. T mengatakan bahwa pada sore hari

tanggal 21 April 2013 Ny. T mengeluh BAB encer sebanyak 5 kali dan

berlendir, badan terasa lemas, perut mual, kembung, nyeri, kruwes-kruwes,

dan mblekuthuk-mblekuthuk setelah makan dengan sambal dalam porsi yang

berlebihan antara 2 sampai 3 sendok makan. Pada pagi harinya (tanggal 22

April 2013) mengalami BAB encer lagi sebanyak 2 kali setelah sholat

shubuh. Ny. T tampak menahan nyeri dan ekspresi wajah Ny. T terlihat

meringis.

Pada saat dilakukan pengkajian terhadap Ny. T, didapatkan Ny. T

mengeluh nyeri. Nyeri dirasakan pada saat sebelum dan sesudah BAB. Ny. T

mengatakan tidak begitu mengerti tentang pengertian, penyebab, tanda dan

gejala dari penyakit gastroenteritis. Ny. T hanya mengetahui istilah umum

dari diare adalah mencret (BAB encer) yang berulang kali. Pada saat itu Ny. T

langsung memeriksakan penyakitnya ke Puskesmas Gondangrejo. Ny. T juga

mengatakan bahwa An. N dan An. M tidak memiliki riwayat penyakit kronis

Page 20: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

10

dan belum pernah dirawat di Rumah Sakit. Mereka jarang sakit, dan apabila

sakit hanya demam, batuk, dan flu biasa dan segera dibawa ke Puskesmas

terdekat. Ny. T mengatakan kedua anaknya tidak ada yang mempunyai alergi

terhadap makanan maupun obat-obatan tertentu.

Pada pengkajian riwayat keluarga sebelumnya, kedua orang tua Ny. T

sudah meninggal dan tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit menular

maupun penyakit keturunan seperti asma, hipertensi, jantung, stroke, dan

Diabetes mellitus.

Pada pengkajian pemeliharaan kesehatan, kemampuan keluarga dalam

mengenal masalah kesehatan masih kurang. Ny. T mengatakan baru pertama

kali menderita penyakit diare dan Ny. T belum sepenuhnya mengerti tentang

pengertian, penyebab, tanda dan gejala penyakit diare. Pada pemeriksaan fisik

didapatkan tekanan darah Ny. T 100 per 70 mmHg, nadi 86 kali per menit,

suhu 37,5 derajat celcius, pernapasan 22 kali per menit, berat badan 55

kilogram, dan tinggi badan 157,5 centimeter. Pada saat dilakukan pemeriksaan

abdomen, didapatkan nyeri tekan pada epigastrium dan peristaltik usus

meningkat menjadi 40 kali per menit. Ny. T mengeluh perut nyeri setelah

makan dengan sambal dalam porsi yang berlebihan antara 2 sampai 3 sendok

makan. Nyeri terasa kruwes-kruwes dan mblekuthuk-mblekuthuk. Nyeri

dirasakan sesaat sebelum dan sesudah BAB dengan skala nyeri 5.

Page 21: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

11

C. Diagnosa Keperawatan

Dari data-data yang telah ada, serta skoring dapat disimpulkan menjadi

suatu diagnosa prioritas. Diagnosa tersebut berguna untuk memberikan asuhan

keperawatan pada Ny. T, maka dilakukan pengumpulan data yang bersifat

subyektif dan obyektif agar analisa dapat ditegakkan. Data subyektif tersebut

adalah bahwa pada sore hari tanggal 21 April 2013 Ny. T mengeluh BAB

encer sebanyak 5 kali dan berlendir, badan terasa lemas, perut mual, kembung,

nyeri, kruwes-kruwes, dan mblekuthuk-mblekuthuk setelah makan dengan

sambal dalam porsi yang berlebihan antara 2 sampai 3 sendok makan. Pada

pagi harinya (tanggal 22 April 2013) mengalami BAB encer lagi sebanyak 2

kali setelah sholat shubuh. Ny. T mengatakan nyeri pada bagian atas perut

(epigastrium). Nyeri dirasakan pada saat sebelum dan sesudah BAB dengan

skala nyeri 5. Ny. T mengatakan tidak begitu mengerti tentang pengertian,

penyebab, tanda dan gejala pada penyakit gastroenteritis.

Data obyektif diperoleh Ny. T tampak lemas, Ny. T tampak menahan

nyeri, dan ekspresi wajah Ny. T terlihat meringis. Dari data-data tersebut

dapat dimunculkan analisa data dengan masalah keperawatan nyeri akut pada

Ny. T dan penyebab atau etiologi adalah ketidakmampuan keluarga Tn. M

dalam mengenal masalah anggota keluarga yang sakit. Sehingga dapat

dirumuskan diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga Tn. M dalam mengenal masalah anggota keluarga

yang sakit.

Page 22: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

12

Hasil perhitungan skoring pada masalah tersebut menurut Bailon

Maglaya diperoleh hasil, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.1 Tabel skoring nyeri akut pada Ny. T berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

Tn. M dalam mengenal masalah anggota keluarga yang sakit

Kriteria Skore Bobot Rumus

1. Sifat Masalah

a. Aktual

b. Resiko

c. Keadaan

sejahtera

3

2

1

1 3/3 x 1 = 1

2. Kemungkinan

Masalah Dapat

Diubah:

a. Mudah

b. Sebagian

c. Tidak dapat

2

1

0

2 ½ x 2 = 1

3. Kemungkinan

Masalah Dapat

Dicegah:

a. Tinggi

b. Cukup

c. Rendah

3

2

1

1 3/3 x 1 = 1

4. Menonjolnya

Masalah:

a. Masalah

dirasakan dan

harus segera

ditangani

b. Ada masalah

tetapi tidak

perlu ditangani

c. Masalah tidak

dirasakan

2

1

0

1 2/2 x 1 = 1

Jumlah Total 4

Keterangan:

Sifat masalah aktual (skore 3), kemungkinan masalah dapat diubah sebagian

(skore 1), kemungkinan masalah dapat dicegah tinggi (skore 3), menonjolnya

masalah dirasakan dan harus segera ditangani (skore 2), sehingga jumlah total

nilai dari hasil perhitungan tersebut adalah 4.

Page 23: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

13

D. Intervensi

Berdasarkan masalah keperawatan nyeri akut pada Ny. T dengan

penyebab ketidakmampuan keluarga Tn. M dalam mengenal masalah anggota

keluarga yang sakit, dapat dilakukan beberapa rencana tindakan keperawatan.

Tujuan umum setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali

kunjungan ke rumah diharapkan nyeri pada Ny. T dapat berkurang dari skala 5

menjadi skala 2. Tujuan khususnya yaitu setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 kali kunjungan ke rumah diharapkan yang pertama

keluarga Tn. M mampu mengerti tentang pengertian penyakit gastroenteritis.

Tujuan yang kedua keluarga Tn. M mampu mengidentifikasi penyebab

penyakit gastroenteritis. Tujuan yang ketiga keluarga Tn. M mampu

menyebutkan tanda dan gejala penyakit gastroenteritis.

Perencanaan atau intervensi dari masalah keperawatan tersebut antara

lain yang pertama kaji karateristik nyeri pada Ny. T dengan rasional untuk

mengevaluasi perkembangan nyeri untuk menetapkan intervensi selanjutnya.

Intervensi yang kedua yaitu ajarkan teknik relaksasi napas dalam dengan

rasional relaksasi napas dalam dengan benar yang dilakukan secara berulang

kali dapat membuat tubuh terasa nyaman, tenang, dan rileks sehingga dapat

memodifikasi nyeri yang dialami. Intervensi yang ketiga yaitu beri informasi

yang tepat dan penjelasan tentang penyakit gastroenteritis yang meliputi

pengertian, penyebab, tanda dan gejala dengan rasional supaya keluarga Tn. M

mampu memahami tentang penyakit gastroenteritis. Intervensi yang keempat

Page 24: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

14

yaitu beri larutan oralit (larutan gula garam) dengan rasional untuk mencegah

tubuh kekeringan akibat kehilangan cairan karena mencret.

Intervensi yang kelima yaitu anjurkan kepada keluarga untuk

membantu klien dalam menghindari dan meminimalisasikan segala bentuk

makanan dan minuman yang dapat menyebabkan penyakit Ny. T kambuh

dengan rasional keikutsertaan keluarga secara optimal dapat membantu klien

untuk mempertahankan kesehatannya. Intervensi yang keenam yaitu anjurkan

kepada keluarga untuk tidak membiarkan Ny. T kelelahan dan banyak pikiran

dengan rasional dorongan dan motivasi dari keluarga dapat membantu

meningkatkan derajat kesehatan Ny. T.

E. Implementasi

Implementasi pada tanggal 22 April 2013 pukul 13.30 WIB yang

pertama yaitu mengkaji karakteristik nyeri pada Ny. T, didapatkan respon

subyektif yaitu Ny. T mengatakan perut masih terasa mual dan nyeri seperti

kruwes-kruwes dan mblekuthuk-mblekuthuk pada bagian atas perut dengan

skala nyeri 5, sedangkan respon obyektifnya yaitu Ny. T tampak meringis

menahan nyeri. Tindakan yang kedua pada pukul 14.00 WIB yaitu

mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam pada Ny. T dengan respon

subyektifnya yaitu Ny. T mengatakan mau diajarkan dan respon obyektifnya

yaitu Ny. T tampak mengikuti perintah.

Implementasi pada tanggal 23 April 2013 pukul 10.00 WIB yang

pertama yaitu mengkaji karakteristik nyeri pada Ny. T, didapatkan respon

subyektif yaitu Ny. T mengatakan perut masih nyeri dengan skala nyeri 4,

Page 25: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

15

sedangkan respon obyektifnya yaitu Ny. T tampak lemas. Tindakan yang

kedua pada pukul 10.05 WIB yaitu memberikan penjelasan tentang penyakit

gastroenteritis yang meliputi pengertian, penyebab, tanda dan gejala,

didapatkan respon subyektif yaitu Ny. T mengatakan mau diberi penjelasan

dan respon obyektifnya yaitu Ny. T tampak memperhatikan. Tindakan yang

ketiga pada pukul 11.10 WIB yaitu memberikan larutan oralit (larutan gula

garam) pada Ny. T, didapatkan respon subyektif yaitu Ny. T mengatakan mau

dan respon obyektifnya yaitu Ny. T tampak menghabiskan ½ larutan oralit

dalam gelas belimbing.

Implementasi pada tanggal 24 April 2013 pukul 16.00 WIB yang

pertama yaitu mengkaji karakteristik nyeri pada Ny. T, didapatkan respon

subyektif yaitu Ny. T mengatakan perut sudah tidak mual dan nyeri dengan

skala nyeri 2, diare sudah mulai berkurang dan respon obyektifnya Ny. T

tampak senang. Tindakan yang kedua pada pukul 16.10 WIB yaitu

menganjurkan kepada keluarga untuk membantu klien dalam menghindari dan

meminimalisasikan segala bentuk makanan dan minuman yang dapat

menyebabkan penyakit Ny. T kambuh, didapatkan respon subyektif yaitu Ny.

T mengatakan tidak akan makan dengan sambal dalam porsi banyak lagi dan

respon obyektifnya Ny. T tampak meyakinkan diri. Tindakan yang ketiga pada

pukul 16.30 WIB yaitu menganjurkan kepada keluarga untuk tidak

membiarkan Ny. T kelelahan dan banyak pikiran, didapatkan respon subyektif

yaitu keluarga Tn. M mengatakan sejauh ini tidak ada masalah yang

memberatkan dan respon obyektifnya Tn. M tampak menasehati Ny. T.

Page 26: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

16

F. Evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada tanggal 22 April 2013

pukul 14.15 WIB, hasil evaluasi dengan metode SOAP adalah pada data

subyektif didapatkan Ny. T mengatakan perutnya masih terasa mual dan nyeri

dengan skala nyeri 5. Ny. T juga mengatakan belum mengerti tentang

pengertian, penyebab, tanda dan gejala dari penyakit gastroenteritis. Pada data

obyektif didapatkan Ny. T tampak meringis menahan nyeri. Pada tahap analisa

tujuan belum tercapai dan kunjungan dilanjutkan.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada tanggal 23 April 2013

pukul 11.20 WIB, hasil evaluasi pada data subyektif didapatkan Ny. T

mengatakan perutnya sudah tidak kruwes-kruwes dan mblekuthuk-mblekuthuk

dan nyeri mulai berkurang dengan skala nyeri 4. Ny. T juga mengatakan sudah

cukup mengerti tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala dari penyakit

diare (gastroenteritis). Pada data obyektif didapatkan Ny. T tampak sedikit

meringis menahan nyeri. Pada tahap analisa masalah dengan nyeri akut pada

Ny. T belum teratasi dan kunjungan masih dilanjutkan.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada tanggal 24 April 2013

pukul 16.45 WIB, hasil evaluasi pada data subyektif didapatkan Ny. T

mengatakan perutnya sudah tidak nyeri, skala nyeri 2, dan diare berkurang.

Pada data obyektif didapatkan Ny. T terlihat bugar, Ny. T tidak tampak

menahan nyeri, ekspresi wajah sudah tidak meringis. Pada tahap analisa tujuan

sudah tercapai sehingga kunjungan dihentikan.

Page 27: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

17

BAB III

PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan

Dalam bab ini penulis akan membahas tentang asuhan keperawatan

keluarga pada keluarga Tn. M khususnya pada Ny. T yang dilaksanakan pada

tanggal 22 sampai 24 April 2013 dengan problem nyeri akut dan etiologi

ketidakmampuan keluarga Tn. M dalam mengenal masalah anggota keluarga

yang sakit.

1. Pengkajian

Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang

bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar

dapat mengidentifikasi, atau mengenali masalah-masalah yang dialami

klien, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental,

sosial, dan lingkungan. Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama

di dalam memberikan asuhan keperawatan. Perawat harus mengumpulkan

data tentang status kesehatan pasien secara sistematis, menyeluruh, akurat,

singkat, dan berkesinambungan. Di dalam mengelompokkan data, terdapat

dua tipe data dalam tahap pengkajian keperawatan, yang pertama yaitu

data subyektif. Data subyektif merupakan data yang didapatkan dari pasien

sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Data ini bisa

didapatkan dari riwayat keperawatan seperti persepsi klien, perasaan

tentang status kesehatannya. Informasi lainnya bisa didapatkan dari

Page 28: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

18

keluarga, konsultan, dan tenaga kesehatan lainnya. Data obyektif

merupakan data yang didapatkan dari hasil observasi perawat dan sifatnya

dapat diukur. Informasi ini biasa didapatkan dari pemeriksaan fisik klien

dan juga pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium

(Hutahaean, 2010).

Pada saat dilakukan pengkajian didapatkan data umum yaitu

keluarga Tn. M termasuk dalam keluarga inti (nuclear family) yang terdiri

dari ayah, ibu, dan 2 orang anak. Sesuai dengan teori Suprajitno (2004),

yang mendefinisikan keluarga inti adalah keluarga yang hanya terdiri dari

ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau

keduanya. Keluarga Tn. M berada pada tahapan perkembangan keluarga

dengan anak sekolah. Tahap ini dimulai pada saat anak yang tertua

memasuki sekolah pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Hal

ini sesuai dengan pengkajian terhadap anak pertama dari keluarga Tn. M

yaitu An. N yang sekarang berusia 12 tahun. Keluarga Tn. M mempunyai

3 tugas dalam perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah antara

lain yang pertama yaitu mensosialisasikan anak-anak, termasuk

meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan

teman sebaya yang sehat. Tugas yang kedua yaitu mempertahankan

hubungan perkawinan yang memuaskan. Tugas yang ketiga yaitu

memenuhi kebutuhan kesehataan fisik anggota keluarga (Suprajitno,

2004). Pada tahap ini keluarga Tn. M sudah mampu memenuhi semua

tugas-tugas dalam perkembangan keluarga dengan anak sekolah.

Page 29: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

19

Pada tahap pengkajian riwayat keluarga inti, data yang diperoleh

yaitu Ny. T mengatakan bahwa pada sore hari tanggal 21 April 2013 Ny. T

mengeluh BAB encer sebanyak 5 kali dan berlendir. Pada pagi harinya

(tanggal 22 April 2013) mengalami BAB encer lagi sebanyak 2 kali

setelah sholat shubuh. Berdasarkan hasil pengkajian tersebut sesuai dengan

teori Simadibrata (2009) yang mendefinisikan gastroenteritis adalah

buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Ny. T mengatakan badan

terasa lemas, perut mual, kembung, nyeri, kruwes-kruwes, dan

mblekuthuk-mblekuthuk. Nyeri dirasakan pada saat sebelum dan sesudah

BAB. Berdasarkan keluhan yang dialami Ny. T dapat disesuaikan dengan

teori yang dikutip dari Jurnal Nursing (2011), yaitu tanda dan gejala dari

gastroenteritis antara lain rasa ketidaknyamanan di abdomen yang berkisar

dari kram sampai dengan nyeri, tidak enak badan (lemas), dan juga mual.

Gastroenteritis disebabkan karena faktor infeksi (bakteri dan virus) serta

faktor non infeksi (makanan atau minuman yang hiperosmotik, obstruksi

usus, dan alergi atau efek samping obat) (Simadibrata, 2011). Berdasarkan

teori tersebut sesuai dengan hasil pengkajian pada Ny. T yang mengeluh

BAB encer setelah makan dengan sambal dalam porsi yang berlebihan

antara 2 sampai 3 sendok makan. Sambal dalam porsi yang berlebih dapat

menyebabkan gangguan pencernaan dikarenakan cabai dapat

meningkatkan kadar asam lambung.

Pada tahap pengkajian 5 fungsi keluarga, didapatkan data yaitu Ny.

T mengatakan tidak begitu mengerti tentang pengertian, penyebab, tanda

Page 30: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

20

dan gejala dari penyakit gastroenteritis. Ny. T hanya mengetahui istilah

umum dari diare adalah mencret (BAB encer) yang berulang kali.

Berdasarkan data yang diperoleh tersebut, sesuai dengan teori Suprajitno

(2012) yang mengemukakan bahwa tujuan pengkajian yang berkaitan

dengan tugas keluarga di bidang kesehatan pada fungsi keluarga yang

pertama yaitu mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal masalah

kesehatan. Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga mengetahui

fakta dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala,

faktor penyebab, dan faktor yang mempengaruhi serta persepsi keluarga

terhadap masalah kesehatan terutama yang dialami anggota keluarga.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai

seseorang, keluarga, atau masyarakat sebagai akibat dari masalah

kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau potensial. Dalam

merumuskan diagnosa keperawatan, diperlukan komponen-komponen

diagnosa keperawatan, yang terdiri dari P (Problem) dan E (Etiologi).

Problem (masalah) menjelaskan masalah dan status kesehatan pasien

secara jelas dan sesingkat mungkin. Problem selalu didahului oleh kata

yang menguraikan tingkat masalah (mulai dari masalah aktual, risiko,

kemungkinan, sejahtera kemudian sindrom). Etiologi (penyebab)

merupakan faktor klinik dan personal yang dapat merubah status kesehatan

atau mempengaruhi perkembangan masalah (Hutahaean, 2010). Menurut

Suprajitno (2012), perumusan diagnosis keperawatan keluarga

Page 31: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

21

menggunakan aturan yang telah disepakati menggunakan 2 komponen,

yaitu masalah (Problem) dan penyebab (Etiologi). Masalah (problem, P)

adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang

dialami oleh keluarga atau anggota (individu) keluarga. Penyebab

(etiologi, E) adalah suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah

dengan mengacu kepada lima tugas keluarga, yaitu mengenal masalah,

mengambil keputusan yang tepat, merawat anggota keluarga, memelihara

lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.

Berdasarkan kasus yang dialami Ny. T, dapat ditemukan masalah

keperawatan yaitu nyeri. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional

yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual dan

potensial. Nyeri biasa terjadi karena adanya rangsangan mekanik atau

kimia pada daerah kulit di ujung-ujung syaraf bebas yang disebut

nosireseptor. Pada kehidupan nyeri dapat bersifat lama dan ada yang

singkat, berdasarkan lama waktu terjadinya inilah maka nyeri dibagi

menjadi dua, yaitu nyeri kronis dan nyeri akut (Judha, 2012). Nyeri akut

adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan dan

muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan

dalam hal kerusakan sedemikian rupa (International Association for the

Study of Pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan

berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung

kurang dari 6 bulan (NANDA, 2011).

Page 32: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

22

Pengkajan keperawatan pada masalah nyeri secara umum

mencakup lima hal, yaitu pemicu nyeri, kualitas nyeri, lokasi nyeri,

intensitas nyeri, dan waktu serangan. Cara mudah untuk mengingatnya

adalah dengan PQRST. P (Provoking), yaitu faktor atau pemicu yang

menimbulkan nyeri dan mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri. Q

(Quality) yaitu kualitas nyeri, misalnya rasa tajam atau tumpul. R (Region)

yaitu lokasi nyeri atau perjalanan ke daerah lain. S (Severity) yaitu

intensitas nyeri atau tingkat keparahan. T (Time) yaitu jangka waktu

serangan dan frekuensi nyeri (Saputra, 2013). Sesuai dengan pengkajian

data subyektif yang diperoleh pada Ny. T, ditemukan data pengkajian

nyeri dengan Provoking yaitu setelah makan dengan sambal dalam porsi

yang berlebihan antara 2 sampai 3 sendok. Pada pengkajian nyeri Quality

yaitu nyeri kruwes-kruwes dan mblekuthuk-mblekuthuk. Pada pengkajian

nyeri Region yaitu pada epigastrium. Pada pengkajian nyeri Severity yaitu

intensitas atau skala nyeri 5. Pada pengkajian nyeri Time yaitu sebelum

dan sesudah BAB. Pada pengkajian data obyektif diperoleh Ny. T tampak

menahan nyeri dan ekspresi wajah Ny. T terlihat meringis. Hal ini sesuai

dengan teori yang dikemukakan Judha (2012) bahwa tanda dan gejala

nyeri ada bermacam-macam perilaku yang tercermin dari pasien, salah

satunya yaitu ekspresi wajah yang meringis.

Sesuai dengan data pengkajian yang diperoleh dari Ny. T, penulis

menemukan etiologi dari masalah keperawatan yang mengacu pada lima

tugas keluarga yaitu mengenal masalah kesehatan. Ny. T mengatakan tidak

Page 33: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

23

begitu mengerti tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala dari

penyakit gastroenteritis, sehingga dapat dsimpulkan menjadi suatu

diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut pada Ny. T berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga Tn. M dalam mengenal masalah anggota

keluarga yang sakit.

3. Intervensi

Intervensi (perencanaan) keperawatan adalah bagian dari tahap

proses keperawatan yang meliputi tujuan perawatan, penetapan kriteria

hasil, penetapan rencana tindakan yang akan diberikan kepada klien untuk

memecahkan masalah yang dialami klien serta rasional dari masing-

masing rencana tindakan yang akan diberikan (Hutahaean, 2010).

Intervensi dengan problem (masalah) nyeri akut menurut Judha

(2012), yang pertama yaitu kaji lokasi, karakteristik, kualitas, frekuensi,

dan durasi nyeri. Tindakan ini bertujuan mengevaluasi perkembangan

nyeri untuk menetapkan intervensi selanjutnya. Intervensi yang kedua

yaitu ajarkan berbagai macam teknik non farmakologik untuk mengatasi

nyeri. Menurut Saputra (2013), metode relaksasi napas dalam dengan

benar yang dilakukan secara berulang kali dapat membuat tubuh terasa

nyaman, tenang, dan rileks sehingga dapat memodifikasi nyeri yang

dialami. Intervensi yang ketiga yaitu berikan analgesik sesuai dengan

program pengobatan. Obat analgesik berfungsi untuk mengganggu atau

menghalangi transmisi stimulus agar terjadi perubahan persepsi terhadap

nyeri (Saputra, 2013). Dalam kasus ini penulis tidak melakukannya

Page 34: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

24

dikarenakan Ny. T tidak mengetahui nama obatnya. Obatnya dikemas

dalam butiran tablet tanpa kemasan sehingga penulis tidak bisa

menentukan jenis obat apa dan tidak mencatat nama obatnya.

Intervensi dengan etiologi (penyebab) ketidakmampuan keluarga

Tn. M dalam mengenal masalah anggota keluarga yang sakit menurut

Suprajitno (2012) antara lain berikan informasi yang tepat, identifikasi

kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan, dan dorong sikap

emosi yang mendukung upaya kesehatan. Intervensi yang berhubungan

dengan penyakit, yang pertama penulis melakukan tindakan dengan cara

pemberian larutan oralit (larutan gula garam). Larutan tersebut dapat

digunakan untuk mencegah tubuh kekeringan akibat kehilangan cairan

karena mencret (Pranadi, 2012). Intervensi yang kedua anjurkan kepada

keluarga untuk membantu klien dalam menghindari dan

meminimalisasikan segala bentuk makanan dan minuman yang dapat

menyebabkan penyakit Ny. T kambuh dengan rasional keikutsertaan

keluarga secara optimal dapat membantu klien untuk mempertahankan

kesehatannya. Intervensi yang ketiga anjurkan kepada keluarga untuk tidak

membiarkan Ny. T kelelahan dan banyak pikiran dengan rasional

dorongan dan motivasi dari keluarga dapat membantu meningkatkan

derajat kesehatan Ny. T (Nursing, 2011).

4. Implementasi

Implementasi keperawatan merupakan catatan tentang tindakan

yang diberikan kepada klien. Pencatatan ini mencakup tindakan

Page 35: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

25

keperawatan yang diberikan baik secara mandiri maupun kolaboratif, serta

pemenuhan kriteria hasil terhadap tindakan yang diberikan kepada klien

(Hutahaean, 2010). Penulis melakukan 6 tindakan keperawatan sesuai

proses asuhan keperawatan keluarga dan intervensi yang telah ditetapkan.

Implementasi yang pertama yaitu mengkaji lokasi, karakteristik, kualitas,

frekuensi, dan durasi nyeri yang bertujuan mengevaluasi perkembangan

nyeri untuk menetapkan intervensi selanjutnya. Implementasi yang kedua

yaitu mengajarkan berbagai macam teknik non farmakologik untuk

mengatasi nyeri. Salah satunya dengan metode relaksasi napas dalam yang

dapat membuat tubuh terasa nyaman, tenang, dan rileks sehingga dapat

memodifikasi nyeri yang dialami.

Implementasi yang ketiga yaitu memberikan informasi yang tepat

(meliputi pengertian, penyebab, tanda dan gejala dari gastroenteritis)

supaya keluarga Tn. M mampu memahami tentang penyakit

gastroenteritis. Secara umum, tujuan dari pemberian informasi atau

pendidikan kesehatan ialah mengubah perilaku individu atau masyarakat

di bidang kesehatan yang menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang

bernilai di masyarakat. Selain itu tujuan dari pendidikan kesehatan ialah

menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok

mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat serta mendorong

pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan

yang ada (Suliha, 2004).

Page 36: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

26

Implementasi yang keempat yaitu memberikan larutan oralit

(larutan gula garam) dengan rasional untuk mencegah tubuh kekeringan

akibat kehilangan cairan karena mencret. Cara pembuatan larutan oralit

tergolong mudah, ada 3 tahap yaitu yang pertama menyiapkan satu gelas

air hangat yang telah dimasak (200 mililiter). Tahap yang kedua yaitu

menambahkan gula 1 sendok teh penuh. Tahap yang ketiga yaitu

menambahkan garam ¼ sendok teh kemudian aduk sampai rata. Menurut

WHO, oralit mempunyai komposisi Natrium Klorida, Kalium Klorida,

Glukosa, dan Natrium Bikarbonat atau Natrium Sitrat (Harianto, 2004).

Implementasi yang kelima yaitu menganjurkan kepada keluarga

untuk membantu klien dalam menghindari dan meminimalisasikan segala

bentuk makanan dan minuman yang dapat menyebabkan penyakit Ny. T

kambuh dengan rasional keikutsertaan keluarga secara optimal dapat

membantu klien untuk mempertahankan kesehatannya. Implementasi yang

ketujuh yaitu menganjurkan kepada keluarga untuk tidak membiarkan Ny.

T kelelahan dan banyak pikiran dengan rasional dorongan dan motivasi

dari keluarga dapat membantu meningkatkan derajat kesehatan Ny. T.

5. Evaluasi

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan dan

merupakan tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan

yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan,

dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Evaluasi dilakukan dengan

pendekatan pada SOAP, dengan keterangan antara lain yang pertama

Page 37: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

27

adalah S (data subyektif) yaitu data yang diutarakan klien dan

pandangannya terhadap data tersebut. O (data obyektif) yaitu data yang

didapat dari hasil observasi perawat, termasuk tanda-tanda klinik dan fakta

yang berhubungan dengan penyakit klien (meliputi: data fisiologi, dan

informasi dari pemeriksaan tenaga kesehatan). A (analisis) yaitu analisa

ataupun kesimpulan dari data subjektif dan data objektif. P (perencanaan)

yaitu pengembangan rencana segera atau yang akan datang untuk

mencapai status kesehatan klien yang optimal (Hutahaean, 2010).

Dari hasil evaluasi yang penulis lakukan didapatkan data subyektif

yaitu Ny. T mengatakan sudah tidak nyeri, skala nyeri 2, dan diare

berkurang. Ny. T juga mengatakan sudah cukup mengerti tentang

pengertian, penyebab, tanda dan gejala penyakit diare (gastroenteritis).

Pada data obyektif didapatkan Ny. T tampak senang. Berdasarkan data

subyektif dan data obyektif diatas dapat dianalisa masalah dengan nyeri

akut pada Ny. T sudah teratasi ditandai dengan Ny. T terlihat bugar, Ny. T

tidak tampak menahan nyeri, ekspresi wajah sudah tidak meringis

sehingga kunjungan dihentikan.

Page 38: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

28

B. Simpulan dan Saran

1. Simpulan

Dari uraian bab pembahasan, maka penulis dapat menarik kesimpulan

sebagai berikut:

a. Hasil pengkajian yang telah penulis lakukan pada tanggal 22 April

2013 keluhan utama yang dirasakan Ny. T adalah Ny. T mengatakan

bahwa pada sore hari tanggal 21 April 2013 Ny. T mengeluh BAB

encer sebanyak 5 kali dan berlendir, badan terasa lemas, perut mual,

kembung, nyeri, kruwes-kruwes, dan mblekuthuk-mblekuthuk setelah

makan dengan sambal dalam porsi yang berlebihan antara 2 sampai 3

sendok makan. Pada pagi harinya (tanggal 22 April 2013) mengalami

BAB encer lagi sebanyak 2 kali setelah sholat shubuh. Ny. T tampak

menahan nyeri dan ekspresi wajah Ny. T terlihat meringis. Pada

pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah Ny. T 100 per 70 mmHg,

nadi 86 kali per menit, suhu 37,5 derajat celcius, pernapasan 22 kali

per menit, berat badan 55 kilogram, dan tinggi badan 157,5 centimeter.

Pada pemeriksaan fisik abdomen didapatkan nyeri tekan pada

epigastrium dan peristaltik usus meningkat menjadi 40 kali per menit.

Ny. T mengatakan tidak begitu mengerti tentang pengertian, penyebab,

tanda dan gejala pada penyakit gastroenteritis.

b. Diagnosa atau masalah keperawatan utama pada Ny. T adalah nyeri

akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. M dalam

mengenal masalah anggota keluarga yang sakit.

Page 39: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

29

c. Intervensi keperawatan yang dilakukan pada Ny. T dengan tujuan

umum setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali

kunjungan ke rumah diharapkan nyeri pada Ny. T dapat berkurang dari

skala 5 menjadi skala 2 beserta tujuan khususnya yaitu keluarga Tn. M

mampu mengerti tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala dari

penyakit gastroenteritis. Intervensi yang akan dilakukan pada Ny. T

yang pertama yaitu kaji karateristik nyeri pada Ny. T dengan rasional

untuk mengevaluasi perkembangan nyeri untuk menetapkan intervensi

selanjutnya. Intervensi yang kedua ajarkan teknik relaksasi napas

dalam dengan rasional relaksasi napas dalam dengan benar yang

dilakukan secara berulang kali dapat membuat tubuh terasa nyaman,

tenang, dan rileks sehingga dapat memodifikasi nyeri yang dialami.

Intervensi yang ketiga beri informasi yang tepat dan penjelasan tentang

penyakit gastroenteritis yang meliputi pengertian, penyebab, tanda dan

gejala dengan rasional supaya keluarga Tn M mampu memahami

tentang penyakit gastroenteritis. Intervensi yang keempat beri larutan

oralit (larutan gula garam) dengan rasional untuk mencegah tubuh

kekeringan akibat kehilangan cairan karena mencret. Intervensi yang

kelima anjurkan kepada keluarga untuk membantu klien dalam

menghindari dan meminimalisasikan segala bentuk makanan dan

minuman yang dapat menyebabkan penyakit Ny. T kambuh dengan

rasional keikutsertaan keluarga secara optimal dapat membantu klien

untuk mempertahankan kesehatannya. Intervensi yang keenam yaitu

Page 40: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

30

anjurkan kepada keluarga untuk tidak membiarkan Ny. T kelelahan

dan banyak pikiran dengan rasional dorongan dan motivasi dari

keluarga dapat membantu meningkatkan derajat kesehatan Ny. T.

d. Implementasi yang dilakukan pada tanggal 22 sampai dengan 24 April

2013 berdasarkan rencana keperawatan yang telah dibuat, antara lain

mengkaji karateristik nyeri pada Ny. T, mengajarkan teknik relaksasi

napas dalam, memberikan informasi yang tepat dan penjelasan tentang

penyakit gastroenteritis, memberikan larutan oralit (larutan gula

garam), menganjurkan kepada keluarga untuk membantu klien dalam

menghindari dan meminimalisasikan segala bentuk makanan dan

minuman yang dapat menyebabkan penyakit Ny. T kambuh, dan

menganjurkan kepada keluarga untuk tidak membiarkan Ny. T

kelelahan dan banyak pikiran.

e. Pada tahap evaluasi, penulis mengevaluasi kepada Ny. T pada tanggal

24 April 2013 setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali

kunjungan rumah, hasil evaluasi dengan metode SOAP, didapatkan

catatan perkembangan subyektif Ny. T mengatakan sudah tidak nyeri,

skala nyeri 2, dan diare berkurang. Ny. T juga mengatakan sudah

cukup mengerti tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala

penyakit diare (gastroenteritis). Pada data obyektif didapatkan Ny. T

tampak senang. Pada tahap analisa masalah dengan nyeri akut pada

Ny. T sudah teratasi ditandai dengan Ny. T terlihat bugar, Ny. T tidak

Page 41: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

31

tampak menahan nyeri, ekspresi wajah sudah tidak meringis dan

kunjungan dihentikan.

2. Saran

Dengan memperhatikan kesimpulan diatas, penulis memberi saran sebagai

berikut:

a. Bagi Institusi Pendidikan

Memberikan kemudahan dalam pemakaian sarana dan prasarana yang

merupakan fasilitas bagi mahasiswa untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan dan ketrampilannya dalam melalui praktek klinik dan

pembuatan laporan.

b. Bagi Penulis Selanjutnya

Diharapkan penulis dapat menggunakan atau memanfaatkan waktu

lebih efektif, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan

keluarga pada klien secara optimal.

c. Bagi Keluarga

Diharapkan keluarga dapat merawat anggota keluarga yang menderita

penyakit gastroenteritis.

Page 42: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

DAFTAR PUSTAKA

Harianto. 2004. Penyuluhan Penggunaan Oralit Untuk Menanggulangi Diare di

Masyarakat. http://journalkesehatan.org.pdf. Diakses pada tanggal 07 Mei

2013 pukul 00:15 WIB.

Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Herdman, T. Heather. 2011. Nanda International: Diagnosis Keperawatan

Definisi dan Klasifikasi. Jakarta: EGC.

Hutahaean, Serri. 2010. Konsep dan Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta:

TIM.

Judha, Mohamad, dkk. 2012. Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan.

Yogyakarta: Nuha Medika.

Jurnal Nursing. 2011. Nursing: Memahami Berbagai Macam Penyakit. Jakarta:

Indeks Permata Puri.

Jurnal Nursing. 2011. Nursing: Menafsirkan Tanda-Tanda dan Gejala Penyakit.

Jakarta: Indeks Permata Puri.

Mansjoer, Arif. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: FKUI.

Mashudi, Sugeng. 2012. Buku Ajar Sosiologi Keperawatan: Konsep dan Aplikasi.

Jakarta: EGC.

Murwani, Arita. 2011. Perawatan Pasien Penyakit Dalam. Yogyakarta: Gosyen

Publishing.

Pranadi, Paulus. 2012. Terhindar Dari Penyakit Dengan Obat Herbal.

Yogyakarta: Nuha Medika.

Saputra, Lyndon. 2013. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Tangerang

Selatan: Binarupa Aksara.

Simadibrata K, Marcellus. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I: Edisi V.

Jakarta: InternaPublishing.

Simadibrata K, Marcellus. 2011. Buku Ajar Gastroenterologi. Jakarta:

InternaPublishing.

Suharyono. 2008. Diare Akut Klinik dan Laboratorik. Jakarta: Rineka Cipta.

Page 43: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA · PDF fileditemukan pada saluran cerna tetapi bukan pada ... distensi dapat mencerminkan perdarahan ... tugas dalam perkembangan keluarga

Suliha, Uha, dkk. 2004. Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan. Jakarta:

EGC.

Suprajitno, 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi Dalam Praktik.

Jakarta: EGC.

Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi Dalam Praktik.

Jakarta: EGC.