studi implementasi program beras miskin

11
STUDI IMPLEMENTASI PROGRAM BERAS MISKIN (RASKIN) DI DESA CIMERAK, KECAMATAN CIMERAK, KABUPATEN CIAMIS (Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Pembangunan Daerah) Disusun Oleh : Annisa Fahmi F1B008003 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PURWOKERTO 2011

Upload: annisafahmi1

Post on 05-Jul-2015

229 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Studi Implementasi Program Beras Miskin

STUDI IMPLEMENTASI PROGRAM BERAS MISKIN (RASKIN)

DI DESA CIMERAK, KECAMATAN CIMERAK, KABUPATEN CIAMIS

(Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Manajemen Pembangunan Daerah)

Disusun Oleh :

Annisa Fahmi F1B008003

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PURWOKERTO

2011

Page 2: Studi Implementasi Program Beras Miskin

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia masih menghadapi masalah kemiskinan dan kerawanan pangan.

Masalah ini menjadi perhatian nasional dan penanganannya perlu dilakukan

secara terpadu melibatkan berbagai sektor baik di tingkat pusat maupun daerah.

Namun, upaya-upaya tersebut telah dicantumkan menjadi salah satu program

prioritas dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2008.

Kelaparan dan kekurangan pangan merupakan bentuk terburuk dari

kemiskinan yang dihadapi rakyat. Oleh sebab itu usaha pengembangan ketahanan

pangan tidak dapat dipisahkan dari usaha penanggulangan masalah kemiskinan.

Pemerintah sesungguhnya bertanggung jawab untuk menjaga ketersediaan pangan

bagi penduduk miskin. Hal ini merupakan amanah UUD 1945 pasal 27 dan UU

Pangan No 7 Tahun 1996 tentang Ketahanan Pangan. Dalam UU Pangan tersebut

disebutkan bahwa hak memperoleh pangan bagi selumh rakyat Indonesia

merupakan hak azasi manusia yang hakiki. Artinya setiap warga masyarakat

berhak untuk memperoleh bahan pangan yang cukup dalam kondisi apapun.

Konsep pembangunan sosial juga dapat dilihat kaitannya dalam rangka

upaya mewujudkan cita-cita negara Kesejahteraan. Konsep tersebut bersumber

dari pemahaman tentang fungsi negara. Negara tidak lagi hanya bertugas

memelihara ketertiban dan menegakkan hukum, tetapi terutama adalah

meningkatkan kesejahteraan warganya. Dalam pandangan tersebut, negara

dituntut untuk berperan aktif dalam mengusahakan kesejahteraan rakyatnya, yang

didorong oleh pengakuan atau kesadaran bahwa rakyat berhak memperoleh

kesejahteraan sesuai harkat dan martabatnya sebagai manusia. Dalam banyak hal,

hak rakyat untuk memperoleh kesejahteraan ini juga akan terkait dengan hak-hak

asasi manusia. Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 1998 jumlah

penduduk miskin berjumlah 36,5 juta jiwa atau 17,86% dari total jumlah

Page 3: Studi Implementasi Program Beras Miskin

penduduk Indonesia, kemudian jumlah penduduk miskin pada tahun 2003

mengalami peningkatan yakni mencapai 37,34 juta jiwa. Berbagai kebijakan telah

dilaksanakan oleh pemerintah dalam rangka menanggulangi kemiskinan.

Berdasarkan Surat Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat Nomor B-

2143 / KMK / Dep. II/XI/2007 tertanggal 30 Nopember 2007, salah satu alternatif

tindakan yang dilakukan pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan ini

diwujudkan dalam kebijakan beras untuk rumah tangga miskin (RASKIN).

Dalam hal ini pemerintah berharap masyarakat dapat terpacu untuk bisa

menembus perangkap kemiskinan yang melekat pada dirinya sehingga dapat

mengurangi jumlah masyarakat miskin. Salah satunya adalah dengan

dicanangkannya Program Raskin. Program ini dilaksanakan sebagai konsekuensi

logis dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang subsidinya ditarik

oleh pemerintah pusat. Kenaikan harga BBM tersebut jelas berdampak pada

naiknya harga bahan pangan (sembilan bahan pokok), salah satunya beras.

Program Raskin ini bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran dari rumah

tangga miskin sebagai bentuk dukungan dalam meningkatkan ketahanan pangan

dengan memberikan perlindungan sosial beras murah pada masyarakat miskin.

Oleh karena itu, untuk mengetahui sejauh mana program Raskin dapat dirasakan

manfaatnya oleh masyarakat miskin, perlu dilakukan penelitian mengenai

pelaksanaan program beras untuk keluarga miskin. Dan kami melakukan

penelitian ini di Desa Cimerak Kecamatan Cimerak Kabupaten Ciamis.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat ditarik rumusan masalah yaitu bagaimana

implementasi program beras miskin (raskin) di Desa Cimerak Kecamatan

Cimerak Kabupaten Ciamis.

Page 4: Studi Implementasi Program Beras Miskin

BAB II

PEMBAHASAN

Desa Cimerak adalah sebuah desa yang berada di Kabupaten Ciamis dimana

sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani. Penduduk di desa Cimerak ini

berjumlah sebanyak 2.734 Kepala Keluarga (KK) yang terdiri dari sekitar 487 KK yang

tergolong miskin atau sekitar 17,8 %, dan 2.247 KK yang tergolong mampu atau sekitar

82,2%. Desa ini terdiri dari 3 Kepunduhan yang terbagi menjadi beberapa RT.

Desa Cimerak secara adminstratif terdiri dari 3 kepunduhan yaitu kepunduhan

Sukajaya yang terdiri dari 7 RT, kepunduhan Madasari yang terdiri dari 8 RT, dan yang

terakhir Kepunduhan Legokjawa terdiri dari 7 RT. Adapun jumlah penduduk dan jumlah

rumah tangga miskin (RTM) atau rumah tangga sasaran (RTS) yang berada di desa

Madasari.

Berikut adalah jumlah penduduk beserta jumlah penerima raskin Desa Cimerak

tahun 2011.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Beserta Jumlah Penerima Raskin Desa Sukajaya tahun

2011

No. Kepunduhan

Nama RT Jumlah Penduduk Jumlah penerima Raskin/RTS

1. RT. Sampih 180 21

2. RT. Unden 232 20

3. RT. Segleng 98 20

4. RT. Muara 164 23

5. RT. Linggasari 89 18

6. RT. Cikuya 92 28

7. RT. Mekarjaya 82 26

Page 5: Studi Implementasi Program Beras Miskin

Jumlah 937 156

No. Kepunduhan Madasari

Nama RT Jumlah Penduduk Jumlah penerima Raskin/RTS

1. RT. Sindangasih 92 20

2. RT. Ciputat 86 20

3. RT. Mekarsari 72 23

4. RT. Ciwaru 103 22

5. RT. Cisapi 135 22

6. RT.Surian 161 21

7. RT. Pancasari 78 23

8. RT. Sukasari 96 23

Jumlah 823 174

No. Kepunduhan Legokjawa

Nama RT Jumlah Penduduk Jumlah penerima Raskin/RTS

1. RT. Bunter 212 19

2. RT. Lumbung 89 21

3. RT. Ciaseupan 76 22

4. RT. Ciharashas 82 19

5. RT. Patahunan 191 24

6. RT. Citiwi 174 30

7. RT. Cirangkong 150 22

Jumlah 974 157

Sumber : Data Monografi Jumlah Penduduk Beserta

Page 6: Studi Implementasi Program Beras Miskin

Jumlah Penerima Raskin Desa Sukakerta tahun 2011

Berdasarkan data diatas, Desa Cimerak ini mendapatkan penyaluran Beras Miskin

(Raskin) sebanyak 7.305 kg/bulan dengan hitungan 15kg X 487 RTS. Raskin di Desa

Cimerak ditujukan untuk 487KK yang tergolong miskin (Rumah Tangga Miskin) atau

biasa disebut RTS (Rumah Tangga Sasaran), dimana masing-masing Kepala Keluarga

yang tergolong miskin berhak menerima beras miskin sebanyak 15kg/bulan.

Pembiayaan raskin ini tergantung dari program beras miskin karena ada dua

macam program beras miskin, pertama yakni bersumber dari APBN yaitu yang berasal

dari tabungan domestik, dimana tabungan domestik ini berasal dari kelebihan penerimaan

pemerintah atas konsumsinya. Kedua proram raskin dari sistem pembelanjan defisitt

yaitu suatu kebijakan pemerintah untuk memenuhi kebutuhannya terhadap sumber-

sumber pembiayaan pembangunan. Dalam hal ini pengeluaran pemerintah lebih besar

dari penerimaannnya. Pemerintah menutup defisit itu melalui pinjaman bank sentral atau

percetakan uang baru. Sistem pembelanjaan defisit salah satunya digunakan untuk

pemeberian subsidi pemerintah terhadap penentuan harga barang kebutuhan pokok

masyarakat seperti beras ini. Dana beras miskin yang diperuntukkan untuk masyarakat

miskin ini berasal dari Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak

(PKPS-BBM) yang disalurkan salah satunya ke dalam bentuk subsidi pangan yakni Beras

Miskin. Raskin dari dana APBN diarahkan untuk daerah-daerah bencana dengan sasaran

para pengungsi, sedangkan raskin yang bersumber dari dana kompensasi BBM diarahkan

untuk semua warga Indonesia yang berada digaris kemiskinan. Penduduk miskin dapat

diartikan berdasarkan berbagai kriteria yang menggambarkan kondisi serba kekurangan

bahkan sampai kebutuhan yang paling menadasar yaitu pangan mengalami kekurangan.

Program Kompensasi Pengurangan Subsidi (PKPS) BBM disalurkan ke Bulog

untuk membantu masyarakat miskin dengan adanya kenaikan BBM. Kenaikan harga

BBM bukan berarti pemerintah melupakan masyarakat tetapi pemerintah ingin merubah

prinsip keadilan sehingga dapat merubah kepada masyarakat yang benar-benar

membutuhkan. Bulog sebagai badan yang menerima dana Program Kompensasi

Pengurangan Subsidi (PKPS) BBM hanya berperan sebagai pelaksana yaitu

menyalurkan beras dari gudang ke titik distribusi dalam hal ini desa. Bulog hanya

Page 7: Studi Implementasi Program Beras Miskin

mengeluarkan beras dari gudang dan dalam hal pendistribusiannya beras miskin sampai

ke sasaran ditanggung pemerintah desa.

Biaya operasional Raskin dari gudang Bulog sampai dengan di titik distribusi

menjadi beban perum Bulog. Namun dalam hal ini masyarakat dapat berpartisipasi dalam

pembiayaan operasional dari titik distribusi/ warung desa sampai di tahap RTM/RTS.

Segala pembiayaan penyelenggaran program Rskin termasuk biaya sosialisasi,

koordinasi, monitoring, evaluasi, dan unit pengaduan masyarakat yang dipergunakan

untuk mendudkung Tim Koordinasi Raskin Kabupaten dan Kecamatan, Satker Raskin

dan Pelaksana Distribusi menjadi beban APBN/ APBD dan atau biaya operasional Perum

Bulog.

Dalam hal pembagian ini di Desa Cimerak masih terdapat penyimpangan,

penyimpangan ini berkaitan dengan harga beras miskin dan jumlah raskin yang diterima

tiap RTM (Rumah tangga miskin). Harga beras yang disarankan untuk masyarakat miskin

sekitar 1.600/kg. Namun karena biaya transportasi harga beras ini termahal bisa mencapai

Rp. 2.200/kg tegantung jarak dari Desa Cimerak ke RT masing-masing. Semakin jauh

jarak RT dari desa maka harga beras yang dijual semakin mahal karena biaya

transportasi. Padahal yang disarankan kepada pemerintah desa paling tinggi Rp. 2.000.

Menurut kepala desa Cimerak hal ini wajar sekali sebab yang menjual beras

miskin dengan harga Rp. 2.200 itu daerahnya sangat jauh dari Desa dan medan

perjalannya terjal dan berbahaya sehingga biaya transportasi mahal. Penyimpangan yang

kerap terjadi juga adalah tidak tepatnya jumlah yang diterima RTM penerima raskin.

Yang seharusnya menerima 15kg/RTM tiap bulan, kenyataannya hanya menerima

10kg/bln,. Hal ini terjadi karena banyak penduduk yang tergolong mampu tetapi mau

membeli beras miskin. Adapula dalam pembagian beras miskin ini yang membagi rata

semua penduduk yang berada di RT tersebut. Tetapi semua ini tidak terlalu

dipermaslahkan oleh pemerintah selama ada kesepakatan RT dengan masyarakat

setempat dan tidak menimbulkan konflik, walaupun ada sebagian masyarakat yang

dirugikan yaitu RTM/RTS yang sepenuhnya berhak menerima jatah raskin.

Page 8: Studi Implementasi Program Beras Miskin