studi eksplorasi faktor-faktor pemicu ...eprints.ums.ac.id/73027/1/naskah publikasi.pdfeksplorasi...
TRANSCRIPT
STUDI EKSPLORASI FAKTOR-FAKTOR PEMICU KENAKALAN REMAJA,
ANTISIPASI, DAN ALTERNATIF SOLUSINYA
(Studi kasus di Desa Sribit – Sidoharjo – Sragen)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh:
DWI MEI RIOWATI
A220140025
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
i
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah
dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaraan dalam pernyataan saya diatas,
maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, 17 Oktober 2018
Dwi Mei Riowati
A220140025
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
STUDI EKSPLORASI FAKTOR-FAKTOR PEMICU KENAKALAN REMAJA,
ANTISIPASI, DAN ALTERNATIF SOLUSINYA
(Studi kasus di Desa Sribit – Sidoharjo – Sragen)
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh:
Dwi Mei Riowati
A220140025
Telah diperiksa dan diuji oleh:
Dosen Pembimbing
(Dr. Ahmad Muhibbin. M.Si)
NIDN. 0611046101
iii
HALAMAN PENGESAHAN
STUDI EKSPLORASI FAKTOR-FAKTOR PEMICU KENAKALAN REMAJA,
ANTISIPASI, DAN ALTERNATIF SOLUSINYA
(Studi kasus di Desa Sribit – Sidoharjo – Sragen)
OLEH :
DWI MEI RIOWATI
A220140025
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada Hari ….
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
1. Dr. Ahmad Muhibbin. M.Si (..........................)
(Ketua Dewan Penguji)
2. Dra. Sri Gunarsi, M.Pd (..........................)
(Anggota Dewan Penguji 1)
3. Drs. Yulianto Bambang Setyadi, M.si (..........................)
(Anggota Dewan Penguji 2)
Surakarta,
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dekan,
(Prof. Dr. Harun Joko Prayitno)
NIP. 10650428199303100
iv
STUDI EKSPLORASI FAKTOR-FAKTOR PEMICU KENAKALAN
REMAJA, ANTISIPASI, DAN ALTERNATIF SOLUSINYA
(Studi Kasus di Desa Sribit–Sidoharjo–Sragen)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor kenakalan remaja,
antisipasi, dan alternatif solusinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Subjek penelitian ini adalah para remaja, kepala desa, seketaris desa, RT dan
masyarakat. Jenis penelitian ini kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif. Desain
penelitian adalah studi kasus dengan pengumpulan data melalui wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Keabsahan data menggunakan triangulasi teknik dan
sumber. Tehnik analisis data pada penelitian ini menggunakan model analisis
interaktif melalui pengumpulan reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor kenakalan remaja di
Desa Sribit yaitu sering terjadinya aksi balap liar, mabuk-mabaukan, aksi tawuran,
pencurian, pemalakan dan perjudian. Antisipasi kenakalan remaja di Desa Sribit
Sidoharjo Sragen di lakungan dengan cara peningkatan keagamaan, peningkatan
kesadaran dalam hidup bermasyarakat, kasih sayang dari orang-orang terdekat,
pengawasan dari orang tua, bimbingan dari masyarakat. Alternatif solusi dalam
mengatasi kenakalan remaja yaitu penguatan keagamaan, pengawasan orang tua,
sosialisasi di masyarakat serta kasih sayang orang tua kepada anak sehingga
kenakalan remaja akan menurun khususnya di Desa Sribit Sidoharjo Sragen.
Kata Kunci : Kenakalan Remaja, Faktor Kenakalan, Antisipasi, Solusi.
Abstrack
This study aims to describe juvenile delinquency factors, anticipation, and alternative
solutions. This study uses a qualitative approach. The subject of this study were
teenagers, village heads, village secretaries, households and the community. This
type of research is qualitative with a qualitative descriptive method. Research design
is a case study of collecting data through interviews, observation, and
documentation. The validity of the data uses triangulation techniques and sources.
Data analysis techniques in this study used an interactive analysis model through
collecting data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results
showed that the juvenile delinquency factors in Sribit Village were frequent
occurrences of wild racing, drunkenness, brawls, theft, bullying and gambling.
Anticipation of juvenile delinquency in Sribit Sidoharjo Village Sragen is carried out
by means of increasing religion, increasing awareness in community life, affection
from the closest people, supervision from parents, guidance from the community.
Alternative solutions to overcome juvenile delinquency, namely religious
strengthening, parental supervision, socialization in the community and parental love
for children so that juvenile delinquency will decline, especially in Sribit Sidoharjo
village,Sragen.
Keywords: Juvenile Delinquency, Delinquency Factors, Anticipation, Solution.
1
1. PENDAHULUAN
Studi merupakan penelitian ilmiah, kajian, telahan, sedangkan eksplorasi adalah
penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak. Studi
eksplorasi merupakan penelitian yang berangkat dari beberapa rasional dan petunjuk
untuk mengidentifikasi masalah yang mencakup sejumlah peristiwa yang berkisar
pada keputusan-keputusan, program-program, proses implementasi, dan perubahan
organinsasi (Mudzakir, 2006: 31). Arikunto (2010: 14) menjelaskan bahwa studi
eksploratif adalah penelitian yang berusaha menggali sebab-sebab atau hal-hal awal
yang mempengaruhi terjadinya sesuatu serta menggali pengetahuan baru untuk
mengetahui suatu permasalahan. Dari beberapa pendapat tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa studi eksplorasi merupakan penelitian ilmiah yang dilakukan di
lapangan dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan yang lebih banyak
kemudian memperoleh gambaran dan penjelasan yang mendalam tentang suatu
peristiwa atau fenomena yang terjadi. Ada berbagai faktor-faktor pemicu kenakalan
remaja diantaranya faktor-faktor yang menyebabkan kenakalan remaja adalah faktor
intrinsik dan faktor ektrinsik faktor intrinsik adalah faktor dari dalam orang itu
sendiri, mencakup sosioemosional dan karakteristik orang tersebut. Faktor ektrinsik
adalah faktor dari luar orang itu sendiri, yaitu : kurangnya kasih sayang orang
tua, kurangnya pengawasan dari orang tua, pergaulan dengan teman yang tidak
sebaya,peran dari perkembangan teknologi yang berdampak negatif, tidak adanya
bimbingan kepribadian dari sekolah, dasar-dasar agama yang kurang.
Mengantisipasi kenakalan remaja dengan peran orang tua dalam memberikan
kasih sayang serta perhatian dalam hal apapun pengawasan orang tua namun tidak
bersifat mengekang, misalnya saja sebagai orang tua anda boleh membiarkan anak
melakukan apapun yang masih dalam batas wajar. Menurut anda anak telah melewati
batasan wajar yang sudah ditentukan, maka penting bagi orang tua untuk
memberitahukan mengenai dampak dan akibat yang bisa saja diterima oleh anak jika
terus melakukan hal tersebut, sebagai orang tua jangan melarang anak untuk bergaul
dengan teman-teman seumuran. Jika anda membiarkan anak bergaul dengan teman-
teman main yang tidak seumurannya, maka tentu saja gaya hidupnya akan berbeda.
Gaya hidupnya akan berubah mengikuti teman sepermainanya tersebut, Pengawasan
2
intensif yang perlu dilakukan adalah pada media komunikasi semisal televisi, radio,
internet, handphone, dan lainnya. Dibutuhkan bimbingan kepribadian dari pihak
sekolah, karena anak menghabiskan banyak waktu selain di rumah dan hobby anak
selama hal tersebut masih dalam konteks positif. Jangan mencegah hobby atau
kesempatan apapun yang dapat membantu anak mengembangkan dirinya sendiri,
sebagai oang tua, memiliki peran penting sebagai tempat curhat yang nyaman bagi
anak-anaknya. Ketika anak mengalami masalah, sebagai orang tua bisa membimbing
dan mendampinginya.
Arikunto (2010: 14) menjelaskan bahwa studi eksploratif adalah penelitian
yang berusaha menggali sebab-sebab atau hal-hal awal yang mempengaruhi
terjadinya sesuatu serta menggali pengetahuan baru untuk mengetahui suatu
permasalahan. Remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung
(dependence) terhadap orang tua ke arah kemandirian (independence), minat-minta
seksual, perenungan diri, dan perhatian terhadapnilai-nilai estetika dan isu-isu moral
(Salzman, dalam Yusuf, 2005). Dalam budaya Amerika, periode remaja dipandang
sebagai masa “Strom and Stress”, frustasi dan penderitaan, konflik dan krisis
penyesuaian, mimpi dan melamun tentang cinta, serta perasaan teralineasi
(tersisihkan) dari kehidupan sosial budaya orang dewasa (Lustin Pikunas, dalam
Yusuf, 2005).
Menurut Alboukordi (2012: 770), kenakalan remaja adalah masalah utama
yang banyak di masyarakat karena menyebabkan tekanan besar dan kerusakan pada
korban, pelaku, serta masyarakat pada umumnya. Menurut Sudarsono (2015: 13),
yang termasuk kenakalan remaja meliputi : (1) Pencurian meliputi perbuatan berkata
bohong dan tidak jujur, (2) Perkelahian antar remaja termasuk tawuran antar pelajar,
(3) Mengganggu teman, (4) Memusuhi orang tua dan saudara, meliputi perbuatan
berkata kasar dan tidak hormat (5) Menghisap ganja. Menurut Sujanto (2006),
kenakalan anak disebabkan oleh keluarga, karena sejak kecil anak berada dalam
lingkungan keluarga dan sebagian besar waktunya pun dihabiskan bersama keluarga.
Menurut Aviyah (2014: 128), kenakalan remaja adalah kecenderungan remaja untuk
melakukan tindakan yang melanggar aturan yang dapat mengakibatkan kerugian dan
3
kerusakan baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain yang dilakukan remaja
rentang usia 13–17 tahun.
Untuk mengantisipasi kenakalan remaja perlu pembelanjaran agama yang
dilakukan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi tempat ibadah sesuai
dengan iman kepercayaannya. Kegagalan menghadapi identitas peran dan lemahnya
kontrol diri bisa dicegah atau bisa diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus
bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah
melampaui masa remajanya dengan baik, juga mereka berhasil memperbaiki diri
setelah sebelumnya gagal pada tahap ini. Remaja hendaknya pandai memilih
lingkungan pergaulan yang baik serta orang tua memberi arahan-arahan di komunitas
nama pemuda harus bergaul. Menurut Rahmawati (2017: 272), kenakalan remaja
dapat diminimalisasi dan ditanggulangi dengan meningkatkan dan memperkuat
karakter kedisiplinan. Cara meningkatkan dan memperkuat karakter kedisiplinan
adalah: Pertama, mendidik dan mengenalkan nilai-nilai kedisiplinan dan bahaya
kenakalan remaja secara kognitif dan juga melalui penghayatan secara afektif, serta
mengamalkan nilai-nilai tersebut secara nyata. Kedua, guru atau orang tua menjadi
teladan yang baik bagi anak. Dalam hal ini, teori social learning Albert Bandura
menyebutkan bahwa belajar itu terjadi melalui observation learning dan vicarious
learning. Observation learning adalah siswa atau anak meniru perilaku guru atau
orang tuanya dalam banyak nilai: kedisiplinan, kejujuran, komitmen, tanggung
jawab, religiusitas, kerja keras, kedemokratisan, dan sebagainya. Vicarious learning
adalah meniru perilaku siswa lain yang memperoleh reinforcements.
Menurut Aviyah (2014: 128), kenakalan remaja adalah kecenderungan remaja
untuk melakukan tindakan yang melanggar aturan yang dapat mengakibatkan
kerugian dan kerusakan baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain yang
dilakukan remaja rentang usia 13–17 tahun.
2. METODE
Penelitian ini menggunakan jenis kualitatif. Desain penelitian dengan meggunakan
deskriptif studi kasus dilaksanakan di Desa Sribit Sidoharjo Sragen waktu
pelakasanaan dimulai bulan Juni sampai Agustus Tahnun 2018. Penelitian ini
4
menggunakan desain penelitian kualitatif dengan maksud untuk memahami dan
menggali lebih dalam mengenai kenakalan remaja. Penelitian kualitatif,
pengumpulan data oleh teori, dan fakta-fakta yang ditemukan pada saat penelitian di
lapangan. Penelitian ini mengkaji faktor-faktor kenakalan remaja dalam
mengatisipasi dan alternatif solusinya, sehingga peneliti harus memiliki bekal teori
dan wawasan mengenai studi eksplorasi kenakalan remaja, alternatif dan solusinya
(Studi Kasus di Desa Sribit – Sidoharjo – Sragen) agar tujuan penelitian ini tercapai.
Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan trianggulasi. Sanjaya (2013: 112)
menjelaskan bahwa trianggullasi merupakan suatu cara untuk mendapatkan
informasi yang akurat dengan menggunakan berbagai metode agar informasi itu
dapat dipercaya kebenarannya sehingga peneliti tidak salah mengambil keputusan.
Sedangkan trianggulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek pada sumber yang
sama dengan teknik yang berbeda. Peneliti membandingkan data yang telah didapat
dengan yang disampaikan oleh beberapa narasumber.
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan remaja serta
dokumentasi waktu penelitian di Desa Sribit Kecamatan Sidoharjo Kabupaten
Sragen. Reduksi data, yaitu sebagai proses pemilihan, pemfokusan, pengabstrakan,
transformasi data kasar yang ada di lapangan langsung, dan di teruskan pada waktu
pengumpulan data, dengan demikian reduksi data dimulai sejak peneliti mulai
memfokuskan wilayah penelitian.Peneliti memilih di Desa Sribit sebagai tempat
penelitian dan memfokuskan penelitian tentang studi ekplorasi faktor-faktor pemicu
kenakalan remaja.
Penyajian data dan bentuk metrik, tabel, diagram, atau gambar. Terkait lokasi
penelitian, dan riwayat singkat remaja profil remaja. Penarikan kesimpulan, yaitu
dalam pengumpulan data, harus dimengerti dan tanggap terhadap sesuatu yang
diteliti langsung di lapangan dengan menyusun pola-pola dan sebab-akibat,
khususnya tentang studi eksplorasi faktor-faktor pemicu kenakalan remaja,
antisipasidan alternatif solusinya di Desa Sribit.
Sesuai dengan objek penelitian maka dilakukan, observasi partisipan yaitu
suatu teknik pengamatan dimana peneliti ikut ambil bagian dalam kegiatan yang
dilakukan oleh objek yang diselidiki. Observasi ini dilakukan dengan mengamati dan
5
mencatat langsung terhadap objek penelitian, yaitu dengan mengamati faktor-faktor
kenakalan remaja.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini diperoleh dua kelompok data, yaitu data hasil observasi dan hasil
wawancara. Hasil observasi yang dilakukan, ditemukan beberapa pelaksanaan
observasi kenakalan remaja dalam aspek bertindak dan bersikap objektif terhadap
remaja diantaranya, memberikan motivasi kepada semua remaja. Selanjutnya
masyarakat memberikan teguran dan nasehat kepada remaja. Hasil penelitian
tersebut sesuai dengan kajian yang dilakukan Cahyo (2009), Terkait startegi-strategi
yang digunakan untuk mengantisipasi kenakalan remaja meliputi mengoptimalkan
peran orang tua untuk melaksanakan keberfungsian sosial, menerapkan proses
sosialisasi yang terhadap anak, menanamkan hal-hal yang berguna terhadap anak
sebagai teman, menerapkan aspek-aspek dan keharmonisan dalam keluarga.
Salah satu permasalahan yang perlu mendapat perhatian khusus dalam menuju
pembangunan manusia seutuhnya adalah manusia yang berkaitan dengan generasi
muda, khususnya kenakalan remaja yang dewasa ini kita seringkali menyaksikan
berbagai kasus yang berhubungan dengan masalah kenakalan remaja. Kenakalan
remaja tidak hanya terjadi pada anak yang putus sekolah namun juga dilakukan oleh
remaja yang masih berstatus sekolah yang pada akhirnya menimbulkan keresahan
sosial sehinga kehidupan masyarakat tidak harmonis lagi, ikatan solidaritas menjadi
runtuh. Secara yuridis formal perbuatan-perbuatan mereka jelas melawan hukum
tertulis atau undang-undang. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Lossa (2017) bahwa bentuk kenakalan yang dialami oleh remaja
dipengaruhi oleh kurangnya kontrol orang tua, pengaruh lingkungan baik dalam
lingkungan sekolah maupun lingkungan sosial, serta dampak Globalisasi antara lain
pengaruh media Massa seperti Televisi, Media Komputer, dan lain-lain. Alboukordi
(2012: 770) kenakalan remaja menjelaskan bahwa masalah utama yang banyak di
masyarakat karena menyebabkan tekanan besar dan kerusakan pada korban, pelaku,
dan masyarakat pada umumnya.
6
Jika ditinjau dari segi moral dan kesusilaan, perbuatan-perbuatan tersebut
melanggar moral, menyalahi norma-norma sosial yang bersifat anti susila.
Kenakalaan remaja yang dirasakan sangat mengganggu kehidupan masyarakat,
sebenarnya bukanlah suatu keadaan yang berdiri sendiri, melainkan ada beberapa
faktor penyebab terjadinya kenakalan. Aat Syafa’at mengatakan bahwa penyebab
kenakalan anak adalah lemahnya pemahaman nilai-nilai agama; lemahnya ikatan
keluarga; anak delinquency kangen keluarga; kondisi keluarga tidak nyaman,
lingkungan sekolah tidak kondusif dan kondisi masyarakat yang buruk; kurangnya
kontrol dari semua pendidik (orang tua, guru, tokoh masyarakat dll); kurangnya
pemanfaatan waktu luang dan kurangnya fasilitas-fasilitas untuk remaja (sarana
olahraga, sarana keagamaan, rekreasi, sanggar seni dan lain-lain). Keluarga yang
tidak kondusif dan tatanan sosial masyarakat yang tidak stabil akan mendorong pada
tumbuhnya kenakalan anak. Hasil tersebut sesuai dengan pendapat Sujanto (2006)
bahwa kenakalan anak disebabkan oleh keluarga. Karena sejak kecil anak berada
dalam lingkungan keluarga dan sebagian besar waktunya pun dihabiskan bersama
keluarga.
Alternatif solusi dalam mengatasi kenakalan remaja yaitu penguatan
keagamaan, pengawasan orang tua, sosialisasi di masyarakat serta kasih sayang
orang tua kepada anak sehingga kenakalan remaja akan menurun khususnya di Desa
Sribit Sidoharjo Sragen. Sebagaimana diuraikan dibawah ini: (a) Perlunya penguatan
keagamaan karena agama itu mengatur semua segi kehidupan. Jadi jika agamanya
baik jalan hidupnya juga baik, (b) Pengawasan orang tua. Sebagai pengawas pertama
dalam kehidupan remaja, orang tua merupakan pihak pertama yang bertanggung
jawab kepada remaja tersebut, (c) Bimbingan dari masyarakat untuk remaja.
Kemungkinan efek dari masyarakat hampir sama besarnya, dengan bimbingan
keluarga karna kehidupan remaja harus bermasyarakat, (d) Kesadaran sosial terhadap
remaja. Kesadaran sosial sangat penting karena dengan adanya rasa sosial seseorang
akan selalu merasa peka terhadap kesenjangan yang ada di masyarakat dan selalu
memiliki rasa simpati dan empati terhadap orang disekitarnya. (e) Perlunya kasih
sayang. Dengan adanya kasih sayang, remaja akan patuh kepada orang tua. dan
kepada siapa saja yang sayang dengan dia. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan
7
pendapat Sumara (2017: 352) bahwa segala usaha pengendalian kenakalan remaja
harus ditujukan ke arah tercapainya kepribadian remaja yang mantap, serasi dan
dewasa. Remaja diharapkan akan menjadi orang dewasa yang berpribadi kuat, sehat
jasmani dan rohani, teguh dalam kepercayaan (iman) sebagai anggota masyarakat,
bangsa dan tanah air.
Antisipasi kenakalan remaja di Desa Sribit Sidoharjo Sragen yang pertama
dilakungan dengan peningkatan keagamana bagi keluarga serta orang tua untuk
melakukan kepemahaman ke agamaan untuk generasi muda khususnya terkait
kenakalan remaja untuk lingkup keluarga. Peran orang tua sangat penting dalam
pembinaan terhadap anaknya sebelum anak masuk dalam lingkungan. Antisipasi
kenakalan remaja di Desa Sribit Sidoharjo Sragen yang kedua dilakukan dengan
peningkatan kesadaran dalam hidup bermasyarakat. Dengan adanya kesadaran diri
membuat hati seseorang sadar akan berperilaku di masyarakat. Antisipasi kenakalan
remaja di Desa Sribit Sidoharjo Sragen yang ketiga dilakukan dengan kasih saying
dari orang-orang terdekat. Kasih sayang orang tua terhadap anaknya agar selalu
mengajarkan perilaku yang baik dengan cara memperlihatkan atau mencontohkan
kepada anak bagaimana berperilaku yang baik sesuai ajaran agama tentunya.
Antisipasi kenakalan remaja di Desa Sribit Sidoharjo Sragen yang keempat yaitu
pengawasan dari orang tua. Pengawasan yang tinggi orang tua terhadap anak yang
meliputi cara anak bergaul dengan orang lain atau teman bermainnya. Antisipasi
kenakalan remaja di Desa Sribit Sidoharjo Sragen yang kelima yaitu perlunya
bimbingan dari masyarakat. Bimbingan sosialisasi masyarakat sangat penting
dilakukan untuk memberkian pendidikan kepada kalangan remaja supaya tidak
terjerumus kearah yang salah.
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan peneliti yang pernah dilakukan Amelia
(2017: 55) hasil penelitian ini didapatkan bahwa perilaku kenakalan remaja tidak
lepas dari peran orangtua namun remaja itu sendiri juga perlu melakukan usaha agar
tidak terlibat dalam perilaku kenakalan remaja karena penyebab kenakalan remaja
dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan juga eksternal. Faktor internal salah
satunya adalah kepribadian. Sedangkan faktor eksternal salah satunya adalah
komunikasi empatik orangtua. Menurut Rahmawati (2017: 272), kenakalan remaja
8
dapat diminimalisasi dan ditanggulangi dengan meningkatkan dan memperkuat
karakter kedisiplinan. Cara meningkatkan dan memperkuat karakter kedisiplinan
adalah: Pertama, mendidik dan mengenalkan nilai-nilai kedisiplinan dan bahaya
kenakalan remaja secara kognitif dan juga melalui penghayatan secara afektif, serta
mengamalkan nilai-nilai tersebut secara nyata. Kedua, guru atau orang tua menjadi
teladan yang baik bagi anak. Dalam hal ini, teori social learning Albert Bandura
menyebutkan bahwa belajar itu terjadi melalui observation learning dan vicarious
learning. Observation learning adalah siswa atau anak meniru perilaku guru atau
orang tuanya dalam banyak nilai: kedisiplinan, kejujuran, komitmen, tanggung
jawab, religiusitas, kerja keras, kedemokratisan, dan sebagainya. Vicarious learning
adalah meniru perilaku siswa lain yang memperoleh reinforcements.
4. PENUTUP
Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan :
a) Faktor-faktor kenakalan remaja di Desa Sribit yang pertama yaitu sering
terjadinya aksi balap liar, yang kedua adalah mabuk-mabukan, yang ketiga
dibuktikan dengan sering terjadinya aksi tawuran, yang keempat yaitu pencurian,
yang kelima yaitu sering terjadinya pemalakan dan perjudian. Maraknya aksi
kenakalan remaja tersebut membuat resah masyarakat di Desa Sribit Sidoharjo
Sragen yang memungkinkan banyaknya generasi penerus di Desa tersebut akan
terus rusak karena faktor lingkungan yang salah.
b) Antisipasi kenakalan remaja di Desa Sribit Sidoharjo Sragen yang pertama
dilakungan dengan peningkatan keagamana bagi keluarga serta orang tua untuk
melakukan kepemahaman ke agamaan untuk generasi muda khususnya terkait
kenakalan remaja untuk lingkup keluarga. Peran orang tua sangat penting dalam
pembinaan terhadap anaknya sebelum anak masuk dalam lingkungan. Antisipasi
kenakalan remaja di Desa Sribit Sidoharjo Sragen yang kedua dilakukan dengan
peningkatan kesadaran dalam hidup bermasyarakat. Dengan adanya kesadaran diri
membuat hati seseorang sadar akan berperilaku di masyarakat. Antisipasi
kenakalan remaja di Desa Sribit Sidoharjo Sragen yang ketiga dilakukan dengan
9
kasih saying dari orang-orang terdekat. Kasih sayang orang tua terhadap anaknya
agar selalu mengajarkan perilaku yang baik dengan cara memperlihatkan atau
mencontohkan kepada anak bagaimana berperilaku yang baik sesuai ajaran agama
tentunya. Antisipasi kenakalan remaja di Desa Sribit Sidoharjo Sragen yang
keempat yaitu pengawasan dari orang tua. Pengawasan yang tinggi orang tua
terhadap anak yang meliputi cara anak bergaul dengan orang lain atau teman
bermainnya. Antisipasi kenakalan remaja di Desa Sribit Sidoharjo Sragen yang
kelima yaitu perlunya bimbingan dari masyarakat. Bimbingan sosialisasi
masyarakat sangat penting dilakukan untuk memberkian pendidikan kepada
kalangan remaja supaya tidak terjerumus kea rah yang salah.
c) Alternatif solusi dalam mengatasi kenakalan remaja yaitu penguatan keagamaan,
pengawasan orang tua, sosialisasi di masyarakat serta kasih sayang orang tua
kepada anak sehingga kenakalan remaja akan menurun khususnya di Desa Sribit
Sidoharjo Sragen.
DAFTAR PUSTAKA
Alboukordi. 2012. “Predictive factors for juvenile delinquency: the role of family
structure, parental monitoring and delinquent peers. International Journal of
Criminology and Sociological Theory 5 (1) .https://ijcst.journals.yorku.
ca/inex.php/ijcst/article/view/35180.
Amelia. 2017. “Kecenderungan Kenakalan Remaja Ditinjau Dari Kekuatan Karakter
Dan Persepsi Komunikasi Empatik Orangtua. Skripsi S1 Prodi Psikologi UIN
Sunan Kalijaga http://ejournal.uinsuka.ac.id/isoshum/PI/article/view/1405.
Arikunto 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka
Cipta.
Aviyah. 2014. Religiusitas kontrol diri dan kenakalan remaja. Persona: Jurnal
Psikologi Indonesia, 3(02).
Losa dkk. 2017. Peranan Orang Tua Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja Akibat
Meminum Alkhohol Cap Tikus (Studi Kasus di Desa Talawaan Kecamatan
Talawaan Kabupaten Minahasa Utara). Bandung: Universitas Negeri
Bandung.
Cahyo Muhammad Noor. 2009. Keluarga dan Kenakalan Remaja. Skripsi S1
Semarang: Universitas Negeri Semarang.
10
Rahmawati. 2017. Kenakalan Remaja dan Kedisiplinan:Perspektif Psikologi dan
islam. Sawwa: Jurnal Studi Gender, 11 (2), 267-288.
http://journal.walisongo.ac.id/index.php/sawwa/article/view/1458.
Sanjaya. 2013. Metodelogi Pendidikan. Jakarta: PT Gramedia.
Sudarsono. 2015. Kenakalan Remaja. Bandung: Bhineka Karya.
Sujanto, Nana. 2006. Teori-Teori Belajar untuk Pengajaran. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi.
Sumara.2017. “Kenakalan Remaja dan Penanganannya”. Error! Hyperlink
reference not valid.. Diakses pada hari Jum’at tanggal 6 Oktober 2017 pukul
19.07 WIB.
Yusuf. 2005. Pemicu Kenakalan Remaja. Bandung: Media Karya