struktur ramuan bandrek sebagai aset budaya nusantara ...€¦ · sebagai aset budaya nusantara di...
TRANSCRIPT
Ilmiah Mahasiswa IMBASADI, Sarasehan Nusantara 25 April 2019
1
Tinjauan Etnologi Terhadap Manfaat Ramuan Bandrek
Sebagai Aset Budaya Nusantara di Kalangan Masyarakat
Provinsi Sumatera Utara
Ariska Y. Sihotang; Jhonson Pardede
Program Studi Sastra Batak, FIB Universitas Sumatera Utara
Abstrak
Penelitian ini berjudul ‘Tinjauan Etnologi Terhadap Manfaat Ramuan Bandrek
sebagai aset budaya Nusantara di kalangan masyarakat Provinsi Sumatera
Utara’. Tradisi lisan adalah kegiatan budaya tradisional suatu masyarakat yang
diwariskan secara turun-temurun dengan media lisan dari satu generasi ke
generasi lain baik tradisi itu berupa susunan kata-kata lisan (verbal) maupun
tradisi lain yang bukan lisan (non-verbal). Bandrek termasuk salah satu jenis
obat-obatan yang sudah dikonsumsi masyarakat. Bahan utama bandrek adalah
jahe merak beserta rempah lainnya. Produksi bandrek sangatlah gampang bisa
bentuk cair maupun kering atau sachet. Umumnya bandrek dipasarkan saat
malam hari dan pada kemasan sachet diseduh dengan air hangat ditambah madu.
Teori Pendekatan etnologi merupakan salah satu dari cabang ilmu antropologi, yang
mempelajari berbagai suku bangsa dan aspek kebudayaannya, serta hubungan antara
satu bangsa dengan bangsa lainnya. Berdasarkan hal di atas, penelitian ini bertujuan
untuk mengungkapkan (1) bahan pembuatan bandrek, (2) fungsi dan manfaat
mengkonsumsi bandrek. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif
dengan menggunakan teknik pengumpulan data secara observasi (pengamatan),
wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk narasi.
Kata Kunci: Bandrek, Jahe Merah, Etnologi
Review of Ethnology for the Benefits of Bandrek Herbs
As an Archipelago Cultural Asset in the Community
North Sumatra Province
Abstract
This research is entitled ‘Overview of Ethnology for the Benefits of Bandrek
Herbs as Nusantara's cultural assets among the people of North Sumatra
Province. Oral tradition is a traditional cultural activity of a society that is
inherited from generation to generation through oral media from one generation
to another, both traditions are in the form of verbal words and other non-verbal
traditions. Bandrek is one type of medicine that has been consumed by the
public. The main ingredient of bandrek is ginger peacock and other herbs. The
Ilmiah Mahasiswa IMBASADI, Sarasehan Nusantara 25 April 2019
2
production of bandrek is very easy, either liquid or dry or sachet. Generally
bandrek is marketed at night and on sachet packaging is brewed with warm
water plus honey. The theory of the ethnology approach is one of the branches
of anthropology, which studies various ethnic groups and aspects of their
culture, as well as the relationship between one nation and another. Based on the
above, this study aims to reveal (1) the ingredients for making bandrek, (2) the
functions and benefits of consuming bandrek. The method used is a qualitative
method by using data collection techniques by observation (observation),
interviews, and documentation. The results of this study are presented in
narrative form.
Keywords: Bandrek, Red Ginger, Ethnology
1. Pendahuluan
Indonesia merupakan penghasil rempah-rempah utama di dunia, tanaman
rampah-rempah tersebut tersebar di seluruh wilayah Nusantara. rempah-rempah di
Indonesia telah dikenal di dunia dengan mutu yang sangat tinggi dan cita rasanya yang
tidak dapat digantikan dengan rempah dari Negara lain, seperti lada hitam lampung
(lampung black pepper), lada putih Bangka (muntok white pepper), kayu manis Kerinci
(korinci cassiavera), vanili Bali, pala, cengkeh dan Jahe. Makanan atau minuman
tradisional diolah dari resep yang sudah dikenal masyarakat setempat dengan bahan
yang diperoleh dari sumber lokal dan memiliki cita rasa yang relatif sesuai dengan
masyarakat setempat. Minuman tradisional Indonesia umumnya menggunakan rempah-
rempah yang lebih dikenal dengan ramuan dan jamu, sehingga mempunyai potensi
untuk dijadikan minuman fungsional.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016), ramuan adalah gabungan sejumlah
bumbu dapur, herbal, rempah-rempah, zat bubuk atau mineral yang dicampur, diiris,
dihancurkan, atau direndam bersama-sama ke cairan agar dapat dihirup dan diminum.
Dimana jamu adalah pembuktian ilimah jamu melalui penelitian berbasis pelayanan
kesehatan, sedangkan jamu diartikan sebagai obat tradisional Indonesia. Semntara itu
obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,
bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara
turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dapat diterapkan sesuai dengan
norma yang ada.
Ilmiah Mahasiswa IMBASADI, Sarasehan Nusantara 25 April 2019
3
Bahan baku minuman bandrek dalam kemasan siap seduh atau siap saji ini
terdiri dari jahe merah, cengkeh, kayu manis, gula aren, dan lainnya. Semua bahan baku
ini bisa diperoleh dalam bentuk bubuk sehingga mudah untuk dilakukan pencampuran
bahan baku sesuai dengan komposisi yang kita inginkan. Semua bahan baku setelah
ditakar dalam komposisi yang sesuai bisa kedalam wadah kemudian diatuk secara
merata. Bahan-bahan yang sudah dicampurkan merata ini kemudian bisa dimasukkan
kedalam kemasan sachet. Dan dengan bantuan mesin sealer, kemasan bandrek instan ini
bisa ditutup dengan aman sehingga masa konsumsinya akan lebih lama.
Bandrek Instan adalah salah satu contoh yang dibuat dengan cara pengeringan,
dengan demikian produk ini dapat bertahan lama karena pada keadaan kering mikrobia
pembusuk tidak dapat tumbuh. Bandrek adalah minuman tradisional yang menggunakan
jahe merah, cengkeh, dan lada hitam akan menimbulkan cita rasa pedas sedangkan kayu
manis, pala, dan kapulaga akan memberikan aroma yang khas. Senyawa nonvilatil
seperti gingerol dan zingiberon yang menyebabkan rasa pedas pada jahe.
Menurut Rehman et al (2011). Kandungan gingerol jahe merah lebih tinggi
dibanding jahe lainnya. Bandrek biasanya dikonsumsi sebagai minuman pengusir hawa
dingin di daerah pegunungan. Penggunaan cabai jawa yang mengandung 1.2-2.6%
minyak atsiri dan 6-9% piperin (Muheidin 2008) mampu meningkatkan rasa pedas pada
minuman bandrek.
Campuran rempah berupa kayu manis menjadi salah satu ciri komposisi bandrek
(paimin, 2000). Pembuatan bandrek instan dilakukan dengan memperkecil ukuran jahe
setelah itu dilakukan tiga perlakuan yang berbeda pada jahe yait pengukusan,
penyangraian dan jahe segar. Kemudian dilakukan perebusan dengan penambahan gula
disertai pengadukan. Pengadukan dilakukan terus menerus untuk mendapatkan bubuk
instan bandrek. Lalu didinginkan dan dilakukan pengecilan ukuran dan pengayakan.
1.a. Masalah Penelitian
a) Apa saja bahan dalam pembuatan Bandrek?
b) Apa saja manfaat Bandrek bagi masyarakat?
Ilmiah Mahasiswa IMBASADI, Sarasehan Nusantara 25 April 2019
4
1.b. Tujuan Penelitian
a) Mendeskripsikan bahan dalam pembuatan Bandrek.
b) Memaparkan manfaat Bandrek bagi masyarakat.
2. Tinjauan Teoritis
2.a. Teori Antropologi
Menurut ilmu antropologi “kebudayaan” adalah keseluruhan sistem gagasan,
tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 2009: 153). Hal tersebut berarti bahwa
hampir semua tindakan manusia itu adalah “kebudayaan” karena hanya sedikit kegiatan
manusia yang tanpa belajar, hal itu disebut tindakan naluri, refleks, dan sebagainya.
Kemampuan manusia dapat mengembangkan konsep-konsep yang ada dalam
kebudayaan.
Antopologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang manusia, dalam artian
khusus, yaitu menyoroti segala jenis manusia dalam semua zaman, mulai dari manusia
yang ada lebih dari sejuta tahun yang lalu sampai zaman sekarang, melalui pendekatan
perbandingan dan historis dari kebudayaandi seluruh dunia, yang pernah didiami
manusia. Segi yang menonjol dari ilmu antropologi ialah pendekatan secara menyeluruh
(holistik) bukan terkhusus (atomistik). Istilah Antropologi sering dicampuradukkan
dengan beberapa istilah yang sekilas memang mirip, namun jika dipelajari lebih
mendalam, memiliki perbedaan maksud dan pengertiannya.
Tiap-tiap unsur kebudayaan universal sudah tentu juga menjelma dalam ketiga
wujud kebudayaan terurai di atas, yaitu wujudnya sistem budaya, berupa sistem sosial,
dan berupa unsurunsur kebudayaan fisik (Koentjaraningrat, 2009: 164-165). Adapun
unsur kebudayaan antara lain : 1. Bahasa, 2. Sistem pengetahuan, 3. Organisasi sosial,
4. Sistem peralatan hidup dan teknologi, 5. Sistem mata pencaharian hidup, 6. Sistem
religi, 7. Kesenian. Antropologi terbagi menjadi dua bagian, yaitu : Antropologi
Biologi dan Antropologi Budaya.
Ilmiah Mahasiswa IMBASADI, Sarasehan Nusantara 25 April 2019
5
Antropologi biologi bisa juga disebut dengan antropologi jasmani/fisik (physical
anthropology) merupakan sebuah disiplin ilmu yang memelajari variasi biologis dan
perilaku (budaya) manusia, makhluk primata bukan manusia, evolusi manusia,
pembandingan anatomi, dan Hominid leluhur manusia yang telah punah. Cabang ilmu
ini merupakan bagian dari cabang ilmu antropologi, dan memberikan sudut pandang
biologis dalam kajian variasi manusia. Adapun cabang-cabang kajian antropologi
biologi : Paleontropologi, Antropologi fisik.
Sedangkan antropologi budaya yang berfokus pada penelitian variasi
kebudayaan di antara kelompok manusia. Para antropolog budaya menggunakan
berbagai metode, diantaranya pengamatan partisipatif (participant observation),
wawancara dan survei. Penelitian antropologi budaya sering dikategorikan sebagai
penelitian lapangan karena seorang antropolog harus menetap dalam kurun waktu yang
cukup lama di lokasi penelitiannya. Adapun cabang kajian antropologi budaya :
Prehistori, Etnolinguistik, Etnologi, Etnopsikologi, Antropologi spesialisasi,
Antropologi terapan.
Dalam paparan diatas, penulis fokus pada teori pendekatan etnologi, dimana
penulis fokus pada penggunaan dan manfaat bandrek bagi kalangan penggunanya.
2.b. Metode Penelitian
Data penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diambil
langsung dari lapangan, sedangkan data sekunder meliputi, berbagai referensi dan jurnal
yang relevan dengan permasalahan penelitian. Berbagai informasi penting yang
diperoleh dari lapangan yakni bahan untuk membuat bandrek antara lain jahe merah,
gula aren, kayu manis, cengkeh, kapulaga. Biasanya bahan untuk membuat bandrek
membutuhkan air, jahe bisa dibakar dan memarkan, gula aren/merah (tumbuk halus),
daun pandan, kayu manis, cengkeh, dan garam.
Dalam hal ini cara membuat minuman bandrek biasanya masukkan air, jahe,
gula aren, daun pandan, kayu manis, garam dan cengkeh ke dalam panci jadi satu. Lalu
kemudian rebus hingga mendidih dan beraroma harum sambil diaduk rata. Angkat dan
disaring. Setelah itu sajikan minuman bandrek yang dibuat selagi masih panas.
Ilmiah Mahasiswa IMBASADI, Sarasehan Nusantara 25 April 2019
6
Dari paparan bahan yang akan diteliti penelitian ini menggunakan pendekatan
penelitian kualitatif karena penelitian ini bersifat holistik. Dimana metode kualitatif
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat di amati.
Arikunto menyatakan sumber data merupakan subyek dari mana data diperoleh.
Beberapa sumber data yang menjadi acuan penulis diantaranya: Informan merupakan
orang yang sangat berpengaruh dalam penelitian, karena informan tersebut adalah kunci
utama sumber data dalam penelitian ini., Dokumentasi (rekaman, arsip, surat-surat,
gambar, dan hal-hal yang ada kaitannya dengan penelitian ini)., dan catatan lapangan
yaitu catatan yang diperoleh dari hasil pengamatan dan peran serta peneliti yang berupa
situasi, proses, dan perilaku peneliti yang kemudian hasiilnya dibuat catatan.
Metode pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk
memperoleh data yang akurat. Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat
penting dalam metode ilmiah, karena data yang dikumpulkan digunakan untuk menguji
hipotesis yang dirumuskan. Metode pengumpulan data menggunakan metode kualitatif
yang bersifat deskriptif yang cenderung menggunakan analisis.
Adapun metode pengumpulan data yang gunakan dalam penelitian ini adalah:
a) Metode kepustakaan, yaitu peneli berusaha mencari buku-buku sebagai bahan acuan
untuk melengkapi data sehingga lebih konkrit dalam proses penyelesaiannya.
b) Metode observasi, yaitu peneliti langsung turun ke lokasi penelitian melakukan
pengamatan terhadap objek-objek data yang akan diteliti. Kegiatan yang dimaksudkan
untuk memahami lebih jelas keterlibatan subjek amatan.
c) Metode wawancara, yaitu metode yang .merupakan suatu percakapan yang
dilakukan dengan maksud tertentu, dan percakapan ini biasanya dilakukan oleh dua
pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Dalam
metode wawancara ini peneliti akan melakukan wawancara kepada pihak-pihak
yang mengetahui tentang bandrek.
Untuk mengetahui keabsahan data yang diperoleh, maka peneliti perlu
mengecek kembali data yang didapat sebelum diproses dalam bentuk laporan yang
Ilmiah Mahasiswa IMBASADI, Sarasehan Nusantara 25 April 2019
7
disajikan. Agar tidak terjadi kesalahan, maka digunakan teknik triangulasi. Triangulasi
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar
data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data tersebut.
Tehnik ini dilakukan dengan cara melakukan kroscek ulang data yang didapat dari
informan satu ke informan yang lain.
Pengolahan data akan dilakukan setelah semua data terkumpul. Kemudian tahap-
tahap yang dilakukan dalam pengolahan data di antaranya adalah:
a. Editing
Berhubung karena data yang sudah terkumpul yang diperoleh dari lapangan
semakin lama semakin banyak sehingga perlu segera dilakukan analisis data melalui
editing atau reduksi data. Editing atau reduksi data di sini adalah merangkum, memilih
hal hal pokok dan memfokuskan hal hal penting untuk dicari tema dan polanya. Dalam
hal ini peneliti akan mengumpulkan seluruh data untuk dilakukan editing terhadap data-
data yang kurang lengkap ataupun data-data yang kurang sempurna.
b. Tabulasi
Setelah proses editing atau reduksi data maka yang harus dilakukan adalah
melakukan tabulasi atau klasifikasi dari data-data yang sudah terkumpul, karena tidak
semua bahan yang dikumpulkan oleh peneliti itu sesuai dengan materi yang diteliti.
Kemudian menyusun dan mensistematikan data-data yang telah diperoleh ke dalam pola
tertentu guna untuk mempermudah bahasan yang ada kaitannya dengan bahasan yang
dilakukan.
c. Verifikasi
Setelah mereduksi data dan mengklasifikasikannya langkah yang kemudian
dilakukan adalah verifikasi data yaitu mengecek kembali dari data-data yang sudah
terkumpul untuk mengetahui keabsahan datanya apakah benar benar sudah valid sesuai
dengan yang diharapkan oleh peneliti. Dalam tahap verifikasi peneliti bisa meneliti
kembali mengenai keabsahan datanya di mulai dari informannya, apakah informan
tersebut sudah dalam bidang yang diharapkan oleh peneliti.
Ilmiah Mahasiswa IMBASADI, Sarasehan Nusantara 25 April 2019
8
d. Menganalisis Data
Langkah selanjutnya adalah menganalisis data-data yang sudah terkumpul
kemudian mengaitkan antara data-data yang sudah terkumpul dari proses pengumpulan
data yaitu melalui wawancara dan observasi dengan sumber datanya seperti buku-buku,
jurnal dan lain sebagainya untuk memperoleh hasil yang lebih efisien dan sempurna
sesuai dengan yang diharapkan. Langkah analisis berikutnya adalah menganalisis
bandrek.
e. Penarikan kesimpulan
Langkah-langkah di atas yang harus dilakukan adalah membuat kesimpulan dari
analisis data untuk menyempurnakan penelitian nantinya.
3. Hasil dan Pembahasan
Tanaman jahe memiliki ciri-ciri berbatang semu setinggi 30 cm sampai 1 meter,
daun sedikit berbulu, rimpang berwarna kuning atau jingga, dan rimpang berasa pedas.
Jahe yang saat ini dibudidayakan terdiri dari tiga jenis, yaitu jahe gajah / jahe badak,
jahe emprit / jahe kecil, dan jahe merah.
Rimpang jahe dapat digunakan sebagai bumbu masak, pemberi aroma dan rasa
pada makanan seperti roti, kue, biskuit, kembang gula dan berbagai minuman. Adapun
manfaat jahe sebagai berikut :
1. Memiliki efek laksatif atau pencahar yang baik untuk pencernaan.
2. Mengurangi gejala demam dan flu.
3. Memiliki sifat antiemetik yang kuat, yaitu efektif mengurangi rasa mual, muntah
dan mengatasi mabuk perjalanan.
4. Mengurangi gejala rematik dan sakit pinggang.
5. Mengurangi radang pada tenggorokan dan bisa menjadi pelega tenggorokan.
6. Mulai diteliti manfaat jahe merah untuk mendukung optimalisasi fungsi paru-paru.
7. Mencegah hipertensi dan penyakit kardiovaskular.
Ilmiah Mahasiswa IMBASADI, Sarasehan Nusantara 25 April 2019
9
8. Mencegah penyakit degeneratif pada saraf dan otak.
9. Mengatasi pusing yang disertai mual.
Tanaman ini digunakan pada industri obat, minyak wangi, industri jamu
tradisional, diolah menjadi asinan jahe, acar, lalap, bandrek, sekoteng dan sirup. Saat ini
para petani cabe menggunakan jahe sebagai pestisida alami. Jahe dijual dalam bentuk
segar, kering, jahe bubuk dan awetan jahe. Hasil olahan jahe yang lain adalah minyak
astiri dan koresin yang diperoleh dengan cara penyulingan yang berguna sebagai bahan
pencampur dalam minuman beralkohol, es krim, campuran sosis dan sebagainya.
Bandrek adalah salah satu minuman tradisonal yang masih bertahan, dalam
pembuatan minuman ramuan yang tumbuh subur dan dikonsumsi hingga saat ini.
Diindonesia sejenis bandrek ada juga, salah satunya di jogya dikenal wedang jahe, di
bandung dikenal dengann bajigur dan lain sebagainya. Yang membuat perbedaannya
adalah bandrek disini memakai bahan jahe merah dan rempah yang lengkap.
Ilmiah Mahasiswa IMBASADI, Sarasehan Nusantara 25 April 2019
10
Dalam pembuatan ramuan bandrek ini, diperlukan adalah bahan bahan yang
masi baik. Adapun bahan dalam pembuatan bandrek adalah Jahe Merah, Cengkeh,
Bunga Lawang, Pala, Lada Hitam, Kayu Manis, Jinten Kasar, Kapulaga, Serai dan
Daun Pandan serta ditambah pemanis yakni Gula Aren.
Resep bandrek tradisional umumnya terdiri dari jahe, gula merah, daun pandan,
cengkih, kayu manis, dan garam. Diagram alir pembuatan bandrek tradisional disajikan
dalam Gambar 1 (Muchlis, 2013).
Adapun proses pembuatan bandrek yakni ;
a) Bersihkan jahe merah dari tanah yang melekat dan memar atau bisa juga diparut
atau digiling dengan media mesin supaya hasilnya semaksimal mungkin, jika tidak
bisa juga hanya dimemarkan saja.
b) Seluruh rempah yang sudah dipaparkan diatas, dihaluskan juga, kecuali daun
pandan dan serai.
Ilmiah Mahasiswa IMBASADI, Sarasehan Nusantara 25 April 2019
11
c) Masak jahe merah bersamaan dengan rempah yang sudah dihaluskan juga dengan
memakai air secukupkan, selama 20 menit. Akan tetapi diaduk berlahan tanpa
berhenti sehingga tidak tumpah.
d) Masukkan daun pandan dan serai juga. Setelah mendidih, campurkan gula aren yang
sudah dipotong-potong ke wadah yang mendidih tersebut, dan lanjutkan mengaduk
berlahan kembali hingga 10 menit.
e) Dinginkan dan saringlah bandrek tersebut.
f) Dalam penyajian, bandrek bisa juga dicampurkan susu atau tidak.
Bandrek diproduksi dalam 2 bentuk yakni dalam bentuk cair dan kering/sachet.
Bandrek dalam bentuk sachet sudah banyak variasi dan bentuk kemasan dan tersebar
sudah dimana-mana, hanya saja produksi bandrek jahe merah sangatlah dijumpai
Ilmiah Mahasiswa IMBASADI, Sarasehan Nusantara 25 April 2019
12
dikarenakan kendala teknis. Harga bandrek sachet juga sangat murah dan terjangkau
bagi penikmat.
Bandrek juga dapat menyembuhkan sakit tenggorokan. Rasa bandrek juga tidak
terlalu berlebihan dan sangat baik untuk diminum. Pada setiap bandrek yang kita teguk,
terkandung begitu banyak nilai sejarah (Widadio, 2014).
Manfaat Bandrek bagi Masyarakat
Dari paparan diatas, sudah jelas bahwa banyak manfaat bandrek bagi masyarakat
penggunanya. Berikut ini beberapa manfaat yang penulis jabarkan ;
1. Melawan Penyakit Kanker; Banyak yang pesimis jika kandungan cengkeh pada
bandrek tidak mampu melawan penyakit kanker. Padahal berdasarkan penelitian
Ilmiah Mahasiswa IMBASADI, Sarasehan Nusantara 25 April 2019
13
lebih lanjut menunjukkan jika cengkeh pada bandrek ini memiliki kemampuan
untuk mencegah kanker, terutama pada saluran pencernaan, kulit, dan paru-paru.
2. Obat Sakit Gigi; Lagi-lagi, kandungan minyak cengkeh yang ada pada banderik
ternyata juga memiliki manfaat untuk obat sakit gigi. Bahkan kandungan minyak
cengkeh ini juga bermanfaat sebagai analgastik atau yang dikenal juga dengan obat
penahan rasa sakit.
3. Menurunkan Tekanan Darah; Alasannya adalah di dalam bandrek ini juga terdapat
kandungan jahe. Kandungan jahe ini bisa bekerja sebagai pelebur pembuluh darah
serta perangsang pelepasan hormon adrenalin. Dengan demikian, darah yang ada di
dalam tubuh Anda bisa mengalir dengan lebih baik lagi dan juga dapat meringankan
tugas dari jantung pada saat memompa darah.
4. Mencegah Radang (Inflamasi); Ternyata kandungan Flavanoid yang terdapat pada
cengkeh, bermanfaat sebagai pencegah inflamasi. Maka dari itu bandrek ini sangat
baik dikonsumsi bagi para penderita rematik. Dan cengkeh ini juga bisa
dimanfaatkan sebagai ekspektoran guna mengatasi berbagai permasalahan pada
saluran pernapasan.
5. Mengatasi Masuk Angin; Sebenarnya masuk angin ini bukan salah satu nama dari
penyakit. Masuk angin ini terjadi manakala kondisi tubuh sedang merasakan
kelelahan yang berlebih. Maka dari itu, dengan sifat kehangatan yang bisa diberikan
oleh bandrek ini, tentunya bisa dengan mudah mengobati masuk angin ini.
6. Mencegah Perut Kembung; Perut kembung ini merupakan kondisi dimana perut
tidak bisa mengeluarkan gas beracun dari belakang. Dan ternyata bandrek ini
merupakan obat alami untuk mengatasi perut kembung.
7. Mematikan Patogen Asing; Di dalam bandrek ini juga terkandung antioksidan yang
cukup tinggi sehingga bisa membuat tubuh terlindungi dari beberapa serangan
penyakit. Pada saat sistem imun yang ada di dalam tubuh Anda melemah, maka
secara otomatis tubuh akan ikut melemah juga.
Ilmiah Mahasiswa IMBASADI, Sarasehan Nusantara 25 April 2019
14
4. Kesimpulan Dan Saran
4.a. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data, penulis memperoleh
kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian mengenai Bandrek yakni :
1. Bandrek berbahan utama adalah jahe, dimana bandrek yang disarankan penulis
baiknya jahe merah. Beserta rempah-rempah sebagai pendukungnya.
2. Adapun bahan bandrek yang dibutuhkan adalah Jahe merah, Lada Hitam, Pala,
Kapulaga, Bunga lawang, jinten kasar, kayu manis, cengkeh, daun pandan dan serai.
Ditambah pemanis gula aren dan susu jika diperlukan.
3. Bandrek tersebut banyak manfaatnya, antara lain : melawan penyakit kanker,
mematikan pathogen asing, mencegah perut gembung, mencegah radang dan
sbagainya.
4. Bandrek diproduksi dengan 2 bentuk yakni bebentuk cair dan bentuk kering atau
sachet.
4.b. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan beberapa permasalahan yang belum
terpecahkan, sehingga peneliti mengajukan beberapa saran. Saran tersebut antara lain
sebagai berikut:
1. Diharapkan masyarakat mengkonsumsi ramuan tradisional yang alami, dikarenakan
banyak sudah beredar obat kimia.
2. Begitu besar manfaat bandrek tersebut, akan tetapi masih banyak kalangan yang
belum mengerti akan cara pembuatan bandrek, efeknya hasil bandreknya tidak
maksimal, diharapkan dikemudian hari ada penelitian berikutnya dengan topik yang
sama dan disosialisasikan ke kalangan umum.
Ilmiah Mahasiswa IMBASADI, Sarasehan Nusantara 25 April 2019
15
Daftar Pustaka
Afifuddin dan Beni Ahmad. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:Pustaka
Setia.
Andi.(2014). Bajigur Minuman Khas Jawa Barat. Didapat Dari:
Http://Indonesiawow.Com/Bajigur-Minuman-Khas-Jawa-Barat/.
Darmawan, Deni. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Pt. Remaja
Rosdakarya.
Hamidi. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Malang: UMM Press
Iftfishing. (2015). Bandrek Dan Bajigur. Didapat Dari:
Http://Www.Iftfishing.Com/Blog/Travel/Kuliner-City/Jajanan/Bandrek-Dan-
Bajigur/.
Luchman Hakim. 2015. Rempah Dan Herba Kebun-Pekarangan Rumah Masyarakat:
Keragaman, Sumber Fitofarmaka Dan Wisata Kesehatan-Kebugaran.
Yogyakarta : Diandra Creative
Moleong, Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Safrotul Qomsah. 2016. Skripsi S1 : Pengaruh (Zingiber Officinale Var, Rubrum) Dan
Lama Penyimpanan Terhadap Jumlah Mikrobia Pada Susu Kedelai. Ums.
Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta