struktur internal kota - parfikh.files.wordpress.com · masalah sosial yang ditampilkan dalam suatu...

20
STRUKTUR INTERNAL KOTA

Upload: ngoduong

Post on 09-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

STRUKTUR INTERNAL KOTA

RAGAM BENTUK STRUKTUR KOTA

Jarak dan waktu

PERUNTUKAN LAHAN – FUNGSI

LAHAN, PADA TIAP2 JARI SUDAH

MAMPU MENAMPUNG

SELURUH KEGIATAN YANG

DIBUTUHKAN MASYARAKAT

PROSES PERENCANAAN GUNA LAHAN VERSI CHAPIN

PERMINTAAN LOKASI DAN KAPASITAS

RUANG

PENYEDIAAN LOKASI DAN KAPASITAS

RUANG KESESUAIAN LOKASI

(PLANNING) SKEMATIK

LOKASI

PERSYARATAN LOKASI PERSYARATAN

RUANG

(DESIGN) SKEMATIK

RUANG

KAPASITAS RUANG

Hal2 yang perlu diperhatikan dalam Perencanaan Land Use Kota

• Identifikasi tujuan dan prinsip-prinsip penggunaan lahan

• Fokus pada sifat dan pola, pada batas wilayah kota yang ada

• Memperhatikan bagian wilayah kota yang masih belum berkembang dan wilayah wilayah yang berada dalam pengaruh (hinterland) kota

ALOKASI PERUNTUKAN LAHAN ODUM

PERMUKIMAN 35 – 40 %

KOMERSIAL 4 – 7 %

INDUSTRI 10 – 15 %

SIRKULASI/ JALAN 20 – 25 %

OPEN SPACE/ FU + FS 15 – 30 %

KOTA IDEAL

• Peradaban kota Yunani kuno pada jaman Plato dan peradaban Asia Timur dan Selatan selalu mengkaitkan pengertian “Kota Ideal“ dengan sebuah wujud fisik tertentu

• Dalam karyanya Critias dan Timaeus, Plato memaparkan bahwa di benua Atlantis pada mulanya terdapat sebuah peradaban yang sangat maju dan brilian yang hancur karena korupsi dan keserakahan.

• Terlepas dari sifat spekulatif dari karya Plato tersebut, ide bahwa sebuah MASYARAKAT URBAN YANG IDEAL ADALAH YANG DIPERINTAH DENGAN PRINSIP BERKEADILAN DAN MEMPUNYAI PRINSIP KEHIDUPAN BERSAMA BERDASARKAN ETIKA ada masalah sosial yang ditampilkan dalam suatu kota

Pada masa revolusi industri abad ke-19 di Eropa Barat, pengertian “Kota Ideal“ dikaitkan dengan wujud fisik dari sebuah masyarakat urban yang mampu mengintegrasikan berbagai kelas sosial dalam sebuah lingkungan yang baik Lahirnya ide kota impian pada waktu itu, seperti ide Garden City dari Howard adalah sebuah reaksi terhadap kondisi sosial dan lingkungan yang buruk dari pusat-pusat pertumbuhan industri seperti London, Paris atau Berlin

Pada periode ini pengertian “Kota Ideal“ selain dikaitkan dengan lingkungan hidup yang layak juga dikaitkan dengan prinsip dasar dari revolusi Perancis yang mendeklarasikan persamaan hak bagi semua manusia. Prinsip itu mengangkat hak-hak dasar manusia untuk mendapatkan kehidupan yang layak dan diperlakukan sama di depan hukum.

Di Indonesia, penguasa kolonial Belanda pernah bermaksud mendirikan sebuah “Kota Ideal“ yang nantinya akan dijadikan ibukota Hindia Belanda yaitu Bandung dihentikan karena datangnya krisis ekonomi dunia 1930 kota diharapkan mampu berkembang secara berkelanjutan bukan hanya dalam pengertian ekologis (Eco-City), tetapi juga yang berkembang secara berkeadilan (Just-City), dan kota yang ekonominya tumbuh secara berkelanjutan (Growth-City), tetapi juga secara kultural mampu mengembangkan identitas local yang kuat (Urban Cultural Identity)

Ide Garden City dari Howard berhasil bukan karena ide itu diikuti oleh banyak kota, tetapi karena contoh Garden City seperti yang dibangun di Letchworth berhasil menjadi inspirasi bagi sebuah gerakan yang memperjuangkan peningkatan dari Livability dari kota-kota di Eropa pada umumnya. Dalam skala yang lebih kecil ide Tropical Garden City dari Thomas Karsten menjadi inspirasi bagi kota-kota di Hindia Belanda untuk meningkatkan kualitas lingkungan urban secara menyeluruh.

Chandigarh

• Tidak semua kota baru, tumbuh sesuai dengan yang diharapkan:

• Chandigarh – tidak sesuai dengan budaya India

• Dalam skala yang lebih kecil, Sukarno pun pernah tertarik dengan ide kota baru ini yang kemudian melahirkan kota Palangka Raya di Kalimantan

• Banyak kota kabupaten yang melepaskan diri dari induk kotanya – Pekalongan, Tegal, Magelang, dll

SEMAKIN KELUAR

SEMAKIN PADAT

PENGARUH URBANISASI • KEBERADAAN SUMBERDAYA BERKORELASI POSITIF DENGAN

PERTAMBAHAN MANUSIA • KOTA DESA : ORANG PERGI KE KOTA SEBAB DI KOTA

LEBIH BISA MENGEMBANGKAN DIRI • PUSAT KOTA BANYAK LAPANGAN PEKERJAAN TETAPI

ADA BATASAN (KAPASITAS RUANG) DAYA DUKUNG LINGKUNGAN, DSB OVER LOAD OUT MIGRASI

• TRANSPORTASI vs GUNA LAHAN TRANSPORT DIMUDAHKAN, ORANG PINDAH KE PINGGIR, KOTA MATI

• TRANSPORT SUSAH ORANG BERJUBEL DI KOTA, PADAT, KUMUH MAHA

• HARUS ADA “REVITALISASI” PUSAT KOTA • DIBANGUN APARTEMEN – TOWN HOUSE, DSB L, TIDAK

NYAMAN – PINDAH KE PINGGIR

TERIMA KASIH