struktur dan klasifikasi anggaran.docx
DESCRIPTION
pemerintahanTRANSCRIPT
STRUKTUR DAN KLASIFIKASI ANGGARAN
A. Struktur Anggaran
Struktur anggaran mencerminkan pengelompokkan komponen-komponen
anggaran berdasarkan suatu kerangka tertentu. Disamping mencerminkan
system penganggaran, pengelompokkan komponen-komponen anggaran
berdasarkan suatu kerangka tertentu ini sangat penting artiya dalam
memudahkan proses pengelolaan anggaran. Berdasarkan strukturnya ini, maka
anggaran dapat dibedakan menjadi : anggaran terpilah (the devided budget),
dan anggaran komprehensif (the comprehensive budget).
1. Anggaran Terpilah
Dalam anggaran terpilah, komponen anggaran dipisahkan secara
tajam menjadi anggaran rutin dan anggaran pembangunan. Yang
dijadikan sebagai kriteria dalam melakukan pemilahan itu adalah :
a. Jangka waktu pelaksanaan kegiatan.
Barang dan jasa yang diperoleh dan dikonsumsi di dalam satu periode
akuntansi atau satu tahun anggaran, diklasifikasikan sebagai anggaran
rutin.
b. Kemungkinan suatu kegiatan untukmendatangkan penerimaan
Negara.
Dalam hal ini juga diharapkan proyek tersebut dapat dibiayai baik
seluruhnya atau sebagian dari proyek itu sendiri. Kriteria ini sangat
berguna apabila dihubungkan dengan pendanaan suatu kegiatan
dengan pinjaman luar negeri. Walaupun terhadap pinjaman luar
negeri ini kita harus membayar bunga, namun beban tersebut akan
lebih murah bila hasil pinjaman tersebut digunakan untuk membiayai
proyek-proyek yang menghasilkan penerimaan Negara di kemudian
hari.
c. Jumlah uang yang digunakan.
Merupakan hal yang wajar untuk memasukkan suatu kegiatan yang
biayanya melampaui suatu jumlah tertentu ke dalam anggaran
pembangunan.
Kelebihan anggaran terpilah diantaranya yaitu :
a. Anggaran terpilah memisahkan antara pengeluaran rutin dengan
pengeluaran investasi, maka proses pertanggungjawaban anggaran
dapat dilakukan dengan mudah. Khususnya untuk Negara
berkembang.
b. Melalui anggaran terpilah, alokasi penggunaan pinjaman pemerintah
dpat dimonitor dengan mudah.
c. Kelemahan anggaran terpilah :
d. Seringkali terjadi ketidakcocokan antara para perencana dengan para
penyusun anggaran dalam menentukan pengeluaran yang masuk
dalam kategori anggaran rutin dan anggaran pembangunan.
e. Pemisahan anggaran rutin dan anggaran pembangunan sering
menimbulkan salah anggapan.
2. Anggaran Komprehensif
Anggaran komprehensif adalah suatu anggaran tunggal yang
mencakup aktifitas pemerintah secara keseluruhan. Dalam anggaran
komprehensif ini, alokasi sumber dana dapat dilakukan secara lebih
rasional yaitu dengan cara mengevaluasi sumber dana dan penggunaannya
secara menyeluruh.
Beberapa kekurangan anggaran komprehensif :
a. Anggaran tambahan dn perubahan yang biasanya digunakan untuk
mendukung pengeluaran-pengeluaran yang tidak terlihat pada waktu
penyusunan anggaran komprehensif, menyediakan peluang untuk
mengalokasikan sejumlah dana guna membiayai perubahan-
perubahan kebijaksanaan yang belum mendapat persetujuan dari
legislative.
b. Negara berkembang dengan system federal, transksi dari pemerintah
daerah sukar sekali dimasukkan ke dalam suatu anggaran nasional.
Sehingga anggaran untuk pemerintah daerah mengalami kesulitan
dalam konsolidasinya ke dalam anggaran nasional.
c. Kemungkinan terjadinya anggaran yang berulang (repetitive
budgeting).
B. Struktur dan Komponen APBN-RI
Struktur APBN-RI dengan mudah dapat dikelompokkan sebagai struktur
anggaran terpilah.
1. Anggaran Penerimaan
Unsur-unsur penerimaan Negara dapat dikelompokkan atas dua
kelompok besar sebagai berikut:
a. penerimaan dalam negeri
Penerimaan dalam negeri dapat berupa penerimaan bumi dan gas
alam (migas) dan penerimaan diluar minyak bumi dan gas alam
(nonmigas)
b. penerimaan luar negeri.
penerimaan luar negeri dapat berupa bantuan program dan bantuan
proyek. Yang disebut bantuan program adalah penerimaan Negara
dalam bentuk pinjman atau utang luar negeri yang diterima berupa
uang. Sedangkan yang dimaksud dengan bantuan proyek adalah
penerimaan Negara dalam bentuk pinjaman atau utang luar negeri
yang diterima berupa barang dan jasa.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa anggaran
penerimaan pada dasarnya dapat dirinci kedalam lima unsur penerimaan
utama sebagai berikut :
a. Penerimaan minyak bumi dan gas alam
b. Penerimaan pajak
c. Penerimaan bukan pajak
d. Bantuan program
e. Bantuan proyek
2. Anggaran Pengeluaran
Anggaran pengeluaran dalam garis besarnya juga juga dikelompokkan
kedalam dua kelompok utama yaitu: (a) pengeluaran rutin; (b) pengeluaran
pembangunan.
Yang dimaksud dengan pengeluaran rutin adalah pengeluaran yang
ditujukan untuk membiayai kegiatan sehari-hari pemerintah. Pengeluaran
rutin secara terinci dapat dikelompokkan kedalam unsur pengeluaran
sebagai berikut :
a. Belanja pegawai
b. Belanja barang
c. Subsidi daerah otonom
d. Bunga / cicilan utang
e. Pengeluaran rutin lainnya
Sedangkan yang dimaksud dengan pengeluarn pembangunan adalah
pengeluaran pemerintah yang bersifat investasi, dan ditujukan untuk
melaksanakan tugas pemerintah sebagai salah satu pelaku pembangunan.
C. Klasifikasi Anggaran
Klasifikasi anggaran terutama ditujukan untuk keperluan-keperluan sebagai
berikut :
1. Untuk memudhkan proses perumusan sasaran program-program yang
hendak dilakukan
2. Untuk memudahkan proses formulasi penerimaan dan pengeluaran secara
kuantitatif
3. Untuk memudahkan pelaksanaan anggaran
4. Untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan program-program yang
dibiayai dengan anggaran
5. Untuk memudahkan pelaksanaan analisa ekonomi
6. Untuk memudahkan pemeriksaan terhadap realisasi anggaran
7. Untuk memudahkan pelaksanaan evaluasi terhadap pencapaian sasaran-
sasaran yang telah digariskan
Sedangkan bentuk pengklasifikasiannya dalam garis besarnya dapat
dibedakan berdasarkan beberapa pendekatan sebagai berikut :
1. Klasifikasi Organik dan Objek
Klasifikasi organik dan objek sebenarnya merupakan dua bentuk
pengklasifikasian anggaran yang berbeda. Dalam klasifikasi organic,
anggaran dikelompok-kelompokkan berdasarkan departemen atau
lembaga Negara. Kemudian sebagai kelanjutan dari klasifikasi organic,
setiap pengguna uang mengklasifikasikan pengeluarannya sesuai dengan
objek atau jenis pengeluaran seperti: gaji, biaya perjalanan, pembelian alat
dan bahan, dll.
Tujuannya adalah untuk menyeragamkan standar pengawasan dan
pertanggungjawaban pada berbagai tingkat manajemen. Beberapa
kelemahan jika klasifikasi ini digunakan tanpa disertai dengan metode
klasifikasi lainnya :
a. Klasifikasi jenis ini hanya menekankan perhatiannya pada
pengeluaran secara individual, tapi mengabaikan pelaksanaan program
secara keseluruhan.
b. Seringkali sangat sulit membuat klasifikasi yang benar-benar tepat
bagi semua unit organisasi.
2. Klasifikasi Fungsional
Klasifikasi fungsional biasanya digunakan untuk menunjukkan
tujuan umum yang hendak dicapai oleh pengeluaran pemerintah. Dengan
klasifikasi fungsional ini, maka cakrawala pengalokasian dan pengkajian
keputusan yang berkaitan dengan anggaran diharapkan dapat diperluas.
3. Klasifikasi Ekonomi
Dalam klasifikasi ekonomi ini, anggaran diklasifikasikan
sedemikian rupa sehingga menyajikan informasi yang berguna bagi
proses pengambilan keputusan ekonomi. Hal-hal yang perlu diketahui
oleh pemerintah dalam mengelola perekonomian misalnya adalah:
perbandingan alokasi anggaran untuk belanja konsumsi dan untuk
pengadaan sarana yang bersifat meningkatkan produksi, dampak anggaran
terhadap pendapatan, dampak anggaran terhadap penyediaan lapangan
kerja, dan lain sebagainya.
4. Klasifikasi Berdasarkan Program
Dibandingkan dengan klasifikasi yang lain, klasifikasi berdasarkan
program ini lebih memusatkan perhatiannya terhadap barang dan jasa
yang dihasilkan. Yang dimaksud dengan program dalam hal ini adalah
serangkaian kegiatan yang dimulai sejak penyiapan barang dan jasa secara
intern, sampai dengan penyerahannya kepada pihak ekstern.
5. Klasifikasi Terpadu
Dalam perkembangnnya, klasifikasi anggaran Indonesia secara
berangsur-angsur dilengkapi dengan klasifikasi berdasarkan fungsi dan
berdasarkan karakteristik ekonomi. Sehingga dapat dikatakan bahwa saat
ini Indonesia menganut klasifikasi terpadu.