strategi peningkatan daya saing ekspor produk udang …repository.ub.ac.id/8179/1/rosida, rizqa...

170
STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG DI PT. ALTER TRADE INDONESIA, BUDURAN, SIDOARJO, JAWA TIMUR SKRIPSI Oleh: RIZQA AMALIA ROSIDA NIM. 135080401111074 PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Upload: others

Post on 25-Dec-2020

9 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG DI

PT. ALTER TRADE INDONESIA, BUDURAN, SIDOARJO, JAWA TIMUR

SKRIPSI

Oleh:

RIZQA AMALIA ROSIDA

NIM. 135080401111074

PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG DI

PT. ALTER TRADE INDONESIA, BUDURAN, SIDOARJO, JAWA TIMUR

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan

di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya

Oleh:

RIZQA AMALIA ROSIDA

NIM. 135080401111074

PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 3: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

SKRIPSI STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG DI PT. ALTER TRADE INDONESIA, BUDURAN, SIDOARJO, JAWA TIMUR

Oleh :

RIZQA AMALIA ROSIDA

NIM. 135080401111074

telah dipertahankan didepan penguji

pada tanggal 22 Desember 2017

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Page 4: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

IDENTITAS TIM PENGUJI

Judul : STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK

UDANG DI PT. ALTER TRADE INDONESIA, BUDURAN,

SIDOARJO, JAWA TIMUR

Nama Mahasiswi : RIZQA AMALIA ROSIDA

NIM : 135080401111074

Program Studi : Agrobisnis Perikanan

PENGUJI PEMBIMBING:

Pembimbing 1 : DR. IR. HARSUKO RINIWATI, MP

Pembimbing 2 : PROF. DR. IR. NUDDIN HARAHAB, MP

PENGUJI BUKAN PEMBIMBING:

Dosen Penguji 1 : DR. IR. PUDJI PURWANTI, MP

Dosen Penguji 2 : DR. IR. AGUS TJAHJONO, MS

Tanggal Ujian : 22 Desember 2017

Page 5: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT atas karunia dan kesehatan yang diberikan selama ini

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

2. Ibu Dr. Ir. Harsuko Riniwati, MP selaku pembimbing 1 dan Bapak Prof. Dr.

Ir. Nuddin Harahab, MP selaku ketua Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan

dan Kelautan serta pembimbing 2 yang telah memberi banyak masukan

dan bimbingan dalam penulisan Laporan Skripsi.

3. Ibu Wahyu Handayani, Spi, MBA, MP selaku Ketua Program Studi

Agrobisnis Perikanan

4. Ibu Dr. Ir. Pudji Purwanti, MP selaku Dosen Penguji 1 dan Bapak Dr. Ir.

Agus Tjahjono, MS selaku dosen penguji 2

5. Bapak dan ibu dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas

Brawijaya Malang

6. Bapak Harry Yuli Susanto selaku Direktur PT. Alter Trade Indonesia yang

telah mengizinkan peneliti untuk melakukan penghimpunan data di

perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak Bagus

Julianto selaku pembimbing dalam pengumpulan data, Ibu Diah Novianti

selaku Manager Legal dan Personalia atas arahannya.

7. Staf dan Karyawan PT. Alter Trade Indonesia yang telah banyak

memberikan bantuan dan informasi

8. Orang tua tercinta (ayah Mulyono dan mama Sumaimunah) serta adik

Rozana Dwita Rosida dan adik Regita Olivia Rosida atas doa, masukan,

dorongan, semangat dan aliran dana yang senantiasa mengiringi penulis

dalam setiap proses skripsi.

Page 6: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

9. Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada Fajar Achmadi atas

semangat, masukan, dorongan, dan kontribusi selama proses penelitian

skripsi dan penulisan laporan.

10. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan untuk sahabat AP (Nining

Yusnita, Dea Kusumawati, Khusnul Khotimah, Fitriatush Sholihah, Rizki

Dwi Lestari, Dela Anggun, Madu Alita Fitria, dan Ikrima Basyari) atas

semangat dan masukan dalam penulisan laporan skripsi.

Malang, 22 Desember 2017

Penulis

Rizqa Amalia Rosida

Page 7: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

RINGKASAN

RIZQA AMALIA ROSIDA. Skripsi tentang Strategi Peningkatan Daya saing Ekspor Udang di PT. Alter Trade Indonesia, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur (dibawah bimbingan Dr. Ir. Harsuko Riniwati, MP dan Dr. Ir. Nuddin Harahab, MP).

Penelitian Skripsi ini dilaksanakan di PT. Alter Trade Indonesia, Buduran, Sidoarjo yang terletak di desa Sukorejo Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo pada tanggal 20 Juli 2017 – 27 Juli 2017. Indonesia sebagai Negara kepulauan memiliki potensi yang luar biasa dalam bidang perikanan, maka dari itu perlu adanya upaya untuk memanfaatkan sumberdaya yang ada. Salah satunya adalah ekspor. Selain memanfaatkan sumberdaya yang ada, ekspor juga dapat meningkatkan devisa negara.

Salah satu industri perikanan yang melakukan ekspor di Kabupaten Sidoarjo yaitu PT. Alter Trade Indonesia. Bergerak dibidang prosessor dan eksportir udang, industri ini memiliki peluang yang besar untuk dibangun dan dikembangkan karena letak dekat dengan bahan baku dan akses yang baik, sehingga dapat dikatakan menguntungkan dan kebutuhan pasar akan udang juga semakin tinggi. Namun pemasaran dari udang di PT. Alter Trade Indonesia masih berorientasi pada pasar tertentu. Selain itu dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi akan memicu persaingan. Perusahaan dituntut untuk dapat menyusun dan menerapkan strategi yang tepat dan sesuai dengan kondisi pasar, maupun memanfaatkan kesemapatan yang ada.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk 1) Mengetahui profil PT. Alter Trade Indonesia, 2) Menganalisis Indikator yang mempengaruhi daya saing udang di PT. Alter Trade Indonesia, 3) Menganalisis faktor internal dan eksternal ekspor produk udang di PT. Alter Trade Indonesia, dan 4) Merumuskan strategi ekspor udang di PT. Alter Trade Indonesia. Sedangkan jenis penelitian ini adalah deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan secara non-probability sampling dengan menggunakan teknik purposive sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 8 orang yang merupakan Kepala Departemen yang ada di PT. Alter Trade Indonesia. Jenis data yang digunakan dalam penelitan ini adalah data primer dan data sekunder dengan metode pengumpulan data menggunakan wawancara, dokumentasi, dan kuisioner. Analisis data yang digunakan adalah Porter’s Diamond Model untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan daya saing ekspor produk udang, analisis faktor internal dan eksternal, penentuan posisi perusahaan menggunakan matriks IE, dan matriks SWOT untuk penentuan strategi, serta matriks Grand Strategy untuk fokus strategi yang dibahas.

Berdasarkan hasil analisis daya saing dengan Porter’s Diamond Model diperoleh bahwa dimensi kondisi permintaan merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap daya saing di PT. Alter Trade Indonesia. Hal ini ditunjukan dari jumlah skor yang bernilai 3,81. Memiliki pembeli tetap di Jepang, tidak membuat perusahaan hanya terfokus pada pasar di negara tersebut. Semakin meluasnya pasar menyebabkan peningkatan permintaan disetiap tahunnya. Selain dapat memaksimalkan produksi, peningkatan permintaan menunjukkan bahwa PT. Alter Trade Indonesia memiliki produk dan pelayanan yang berkualitas, aman dan terpercaya bagi konsumen sehingga dapat menembus pasar ekspor yang memiliki standar keamanan pangan berbeda disetiap negaranya.

Berdasarkan Internal-Eksternal Matrix, dengan nilai total skor IFAS = 2,88 menggambarkan bahwa PT. Alter Trade Indonesia memiliki faktor internal yang kuat, dimana kekuatan-kekuatan yang ada bisa meminimalisir kelemahan yang ada. Sedangkan skor EFAS sebesar 2,56 menggambarkan bahwa PT. Alter Trade Indonesia memiliki respon yang baik terhadap peluang-peluang yang ada dan menghindari ancaman-ancaman yang muncul. PT. Alter Trade Indonesia berada pada sel 5 yang artinya pada kondisi stabil ataupun dapat melakukan upaya dengan strategi intregasi horizontal. Sehingga berdasarkan matriks IE, PT. Alter Trade Indonesia dapat disarankan untuk melakukan perluasan pasar,

Page 8: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

ii

fasilitas produksi dan teknologi melalui pengembangan internal maupun eksternal industri yang sama. Seperti menambah jumlah tambak yang dikelola dan memperluas mitra petambak.

Terdapat beberapa strategi yang telah dirumuskan berdasarkan analisa SWOT, yaitu : (a) Optimalisasi kapasitas produksi; (b) Memperbesar market share (pangsa pasar) di pasar utama atau pasar ekspor; (c) Peningkatan sales ekspor; (d) Mengembangkan sistem komunikasi online berupa website guna memudahkan dalam pemasaran dan pemesan bagi konsumen; (e) Mengadakan pelatihan / workshop mengenai produksi berazas HACCP; (f) Menambah area budidaya (tambak) milik perusahaan; (g) Memperluas jaringan mitra petambak; (h) Bekerja sama dengan instansi/akademisi guna inovasi budidaya (seperti pakan); (i) Menjaga kualitas produk; (j) Penjelasan teknis melalui social education untuk petambak mengenai; (k) Mengoptimalkan R&D yang ada; dan (l) Pemanfaatan kelebihan tenaga kerja untuk perluasan kapasitas.

Berdasarkan hasil analisis Matriks Grand Strategy, dimana anlisis tersebut berdasarkan perhitungan dari faktor eksternal dan internal yang berpengaruh terhadap daya saing PT. Alter Trade Indonesia. Maka didapatkan hasil berupa titik koordinat yang mana hasil perhitungan berada pada daerah kuadran I atau berada pada daerah SO (Strenght Opportunity) yang artinya strategi peningkatan daya saing PT. Alter Trade Indonesia adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy). Dengan kata lain, PT. Alter Trade Indonesia memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Adapun strategi yang menjadi prioritas ialah Strategi SO, sebagai berikut: (1) Optimalisasi kapasitas produksi; (2) Memperbesar market share (pangsa pasar) di pasar utama atau pasar ekspor; (3) Peningkatan sales ekspor; dan (4) Mengembangkan sistem komunikasi online berupa website guna memudahkan dalam pemasaran dan pemesan bagi konsumen.

Page 9: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

KATA PENGANTAR

Penulis menyajikan laporan penelitian yang berjudul “Strategi Peningkatan Daya

Saing Ekspor Produk Udang di PT. Alter Trade Indonesia, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur”

sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana perikanan di Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya. Di bawah bimbingan:

1. Dr. Ir. Harsuko Riniwati, MP

2. Prof. Dr. Ir. Nuddin Harahab, MP

Strategi peningkatan daya saing ekspor produk perikanan di PT. Alter Trade Indonesia

yang paling tepat menggunakan strategi SO yang menghasilkan empat strategi utama.

Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi pengekspor dan

masyarakat umum, khususnya pengekspor udang.

Malang, Desember 2017

Rizqa Amalia Rosida

Page 10: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN .......................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. iv

DAFTAR ISI ............................................................................................................. v

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. ix

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 6 1.3 Tujuan ........................................................................................................... 9 1.4 Kegunaan ...................................................................................................... 9

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 11 2.2 Definisi Udang ............................................................................................... 14

2.2.1 Udang Windu (Panaeus Monodon) ....................................................... 14 2.3 Teori Strategi ................................................................................................. 15 2.4 Teori Daya Saing ........................................................................................... 22 2.5 Ekonomi Internasional ................................................................................... 23 2.6 Teori Perdagangan Internasional ................................................................... 25

2.6.1 Teori Ekspor.......................................................................................... 29 2.6.2 Tata Laksana Ekspor Hasil Perikanan................................................... 30

2.7 Profil Negara Tujuan Ekspor .......................................................................... 48 2.7.1 Profil Pasar Thailand ............................................................................. 48 2.7.2 Profil Pasar Jepang ............................................................................... 62

2.8 Porter’s Diamond Model ................................................................................ 72 2.9 Perumusan Strategi ....................................................................................... 74

2.9.1 External Factor Evaluation Matrix (Matriks EFE) ................................... 74 2.9.2 Internal Factor Evaluation Matrix (Matriks IFE) ...................................... 74 2.9.3 Internal-External Matrix (Matriks IE) ...................................................... 75 2.9.4 Matriks SWOT ....................................................................................... 75

2.10 Kerangka Pemikiran..................................................................................... 76

3. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian .......................................................................... 78 3.2 Objek Penelitian ............................................................................................. 78 3.3 Jenis Penelitian.............................................................................................. 78 3.4 Populasi dan Sampel ..................................................................................... 79

3.4.1 Populasi ................................................................................................ 79 3.4.2 Sampel .................................................................................................. 79 3.4.2 Teknik Pengambilan Sampel ................................................................. 79

3.5 Jenis dan Sumber Data ................................................................................. 80 3.5.1 Data Primer ........................................................................................... 80

Page 11: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

v

3.5.2 Data Sekunder ...................................................................................... 81 3.6 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 81

3.6.1 Observasi .............................................................................................. 81 3.6.3 Wawancara .......................................................................................... 82 3.6.4 Studi Pustaka ........................................................................................ 82 3.6.4 Kuisioner ............................................................................................... 83

3.7 Definisi Operasional ....................................................................................... 83 3.8 Variabel dan Indikator .................................................................................... 84 3.9 Metode Analisis Data ..................................................................................... 85

4. KEADAAN UMUM WILAYAH 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian ................................................................. 93

4.1.1 Geografis Wilayah ................................................................................. 93 4.1.2 Topografi Wilayah ................................................................................. 94

4.2 Keadaan Penduduk Desa Sukorejo ............................................................... 95 4.2.1 Keadaan Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur ............................... 95 4.2.2 Keadaan Penduduk Berdasarkan Lapangan Usaha .............................. 96 4.2.2 Keadaan Penduduk Berdasarkan Agama ............................................. 96

3.3. Perikanan di Kabupaten Sidoarjo .................................................................. 97

5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Profil Perusahaan .......................................................................................... 100

5.1.1 Sejarah Perusahaan ............................................................................. 100 5.1.2 Profil Perusahaan ................................................................................. 101 5.1.3 Struktur Organisasi ............................................................................... 102 5.1.4 Ketenagakerjaan ................................................................................... 102 5.1.5 Proses Produksi .................................................................................... 104

5.2 Karakteristik Responden dan Distribusi Jawaban .......................................... 108 5.2.1 Distribusi Jawaban Responden .......................................................... 109

5.2.1.1 Dimensi Kondisi Faktor ........................................................... 109 5.2.1.2 Dimensi Kondisi Permintaan ................................................... 114 5.2.1.3 Dimensi Strategi Perusaahaan, Struktur, dan Persaingan ...... 115 5.2.1.4 Dimensi Industri Terkait dan Pendukung ............................... 117

5.3. Analisis Daya Saing ...................................................................................... 119 5.4 Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal ...................................................... 125

5.4.1 Faktor Internal ................................................................................... 125 5.4.1.1 Kekuatan ............................................................................... 125 5.4.1.2 Kelemahan ............................................................................ 132

5.4.2 Faktor Eksternal ................................................................................ 137 5.4.2.1 Peluang ................................................................................. 137 5.4.2.2 Ancaman ............................................................................... 141

5.5 Perumusan Strategi ...................................................................................... 145 5.6 Hasil Strategi Pengembangan ...................................................................... 151

6. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 6.1 Kesimpulan ................................................................................................... 159 6.2 Saran ............................................................................................................ 161

6.2.1 Saran Praktis ....................................................................................... 161 6.2.2 Saran Akademis .................................................................................. 162

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. ....... 163

Lampiran .................................................................................................. ....... 165

Page 12: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Importir Produk Perikanan Terbesar di Dunia ..................................................... 2

2. Nilai Ekspor Produk Perikanan Thailand ............................................................ 50

3. Konsumsi Ikan Perkapita Thailand ..................................................................... 51

4. Impor Produk Perikanan Thailand ...................................................................... 53

5. Kondisi Perekonomian Jepang ........................................................................... 64

6. Pola Pengeluaran Rumah Tangga Jepang Terhadap Produk Perikanan ............ 66

7. Perkembangan Impor Produk Perikanan Jepang Berdasarkan Komoditas Utama 66

8. Perkembangan Impor Produk Perikanan Jepang Berdasarkan Negara Eksportir 67

9. Dokumen yang diperlukan untuk Impor Clearance ............................................. 70

10. Standar Labelling di Jepang untuk Makanan Olahan ....................................... 72

11. Definisi Operasional Variabel ........................................................................... 84

12. Variabel dan Indikator ...................................................................................... 85

13. Scoring Analisis Daya Saing ............................................................................ 87

14. Matrix EFE ....................................................................................................... 88

15. Matrix IFE ........................................................................................................ 89

16. Matriks SWOT Atau TOWS .............................................................................. 91

17. Data Penduduk Desa Sukorejo Berdasarkan Usia ........................................... 95

18. Data Penduduk Desa Sukorejo Berdasarkan Lapangan Usaha ....................... 96

19. Data Penduduk Desa Sukorejo Berdasarkan Agama ....................................... 96

20. Produksi Penangkapan Laut di Kabupaten Sidoarjo ......................................... 98

21. Produksi Udang di Tambak Menurut Jenis di Kab. Sidoarjo ............................. 99

22. Jumlah Tenaga Kerja PT. Alter Trade Indonesia .............................................. 102

23. Karakteristik Responden di PT. Alter Trade Indonesia, Sidoarjo ...................... 108

24. Jumlah Petambak dan Pandega di Kabupaten Sidoarjo ................................... 110

25. Hasil Distribusi Jawaban Responden Dimensi Kondisi Faktor .......................... 112

26. Hasil Distribusi Jawaban Responden Dimensi Kondisi Permintaan .................. 114

27. Hasil Distribusi Jawaban Responden Dimensi Strategi Perusahaan, Struktur,

dan Persaingan ............................................................................................... 116

28. Hasil Distribusi Jawaban Responden Dimensi Industri Terkait dan Pendukung 118

29. Hasil Skoring Analisis Faktor Daya Saing di PT. Alter Trade Indonesia ............ 119

30. Faktor yang Berpengaruh Terhadap Daya Saing PT. Alter Trade Indonesia .... 122

31. Kriteria Penilaian untuk Analisis Daya Saing .................................................... 123

32. Matriks Internal Strategic Factor Analysis Summary (IFAS) ............................. 136

Page 13: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

vii

33. Eksternal Strategic Factor Analysis Summary (EFAS) ..................................... 144

Page 14: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tiga Strategi Generik ............................................................................................ 18

2. Alur Prosedur Ekspor Hasil Perikanan .................................................................. 48

3. Rantai Pasok Ikan Laut Segar di Bangkok Fish Market ........................................ 57

4. Saluran Rantai Pasok Ikan Tawar di bangkok Fish Market ................................... 58

5. Diagram Prosedur Pre-Impor ................................................................................ 62

6. Diagram Proses Importasi .................................................................................... 62

7. Prosedur Impor Produk Seafood ke Jepang ......................................................... 69

8. Model Diamond Porter .......................................................................................... 74

9. Kerangka Pemikiran ............................................................................................. 77

10. Matriks Internal Eksternal Model Untuk Strategi Korporat .................................. 90

11. Matriks Grand Strategi ....................................................................................... 92

12. Hasil Penentuan Posisi Perusahaan Dengan Matriks Internal Eksternal .......... 146

13. Matriks SWOT Untuk Perumusan Alternatif Strategi di PT. Alter Trade

Indonesia ......................................................................................................... 147

14. Matriks Grand Strategy (Hasil) ......................................................................... 150

Page 15: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Peta Administrasi Lokasi Penelitian .................................................................... 165

2. Struktur Organisasi PT. Alter ............................................................................. 167

Page 16: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

11

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian terdahulu

Haryotejo (2013), dalam penelitiannya yang berjudul “Analysis of Export

Market Diversification of Indonesia’s Shrimp Commodity. Menurut penelitiannya

menyatakan bahwa secara umum ekspor komoditi udang Indonesia

memperlihatkan kecenderung cukup terkonsentrasi pada pasar Amerika Serikat

Serikat dan Jepang. Berdasarkan penghitungan daya saing, dengan

menggunakan RCA pada tiga negara tujuan ekspor utama yaitu Amerika Serikat,

Jepang dan Uni Eropa, komoditi udang Indonesia memiliki daya saing yang

bagus di pasar negera Amerika Serikat dan Jepang. Sedangkan daya saing

komoditi udang Indonesia relatif lebih lemah di pasar Uni eropa. Rumusan

strategi yang diberikan untuk dapat meningkatkan daya saing ialah upaya

peningkatan promosi dengan pemanfaatan market intelegent negara-negara

tujuan ekspor potensial, dan penetrasi pasar ke negara-negara Non Tradisional

seperti China, Jerman, Belanda dan Puerto Rico. Selain itu perlunya melakukan

Bilateral Trade Agreement dan Regional Trade Agreement untuk memperluas

akses pasar ekspor. Serta meningkatkan mutu dan kualitas komoditi udang

ekspor Indonesia di pasar Uni Eropa melalui peningkatan standard mutu dan

sanitasi, serta pemeriksaan kandungan residu antibiotik terhadap udang yang

akan diekspor ke pasar Uni Eropa.

Lindawati, et al. (2013), dalam penelitiannya yang berjudul “Competitiveness

Analysis of Catfish Commodities of Bogor Distric”. Hasil penelitiannya

menyatakan bahwa berdasarkan hasil analisis daya saing dengan menggunakan

metoda PAM nilai Private Costs Ratio (PCR) sebesar 0,43, Domestic Resource

Costs Ratio (DRC) sebesar 0,14, Nominal Protection Coefficient on Tradables

Inputs (NPCI) sebesar 1,20 dan Nominal Protection Coefficient on Tradables

Page 17: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

12

Inputs (NPCI) sebesar 1,15. Keempat angka tersebut merupakan indikator dari

rendahnya daya saing komoditas Lele di Kabupaten Bogor dibandingkan

komoditas saingannya yang berasal dari Tulungagung. Pada dasarnya

komoditas lele kabupaten Bogor memiliki daya saing kompetitif, namun tidak

secara komparatif. Lebih rendahnya daya saing komparatif komoditas ikan lele

Kabupaten Bogor tersebut terjadi selain karena tingginya harga input tradables,

juga oleh karena buruknya lingkungan yang menimbulkan kebutuhan atas input

tambahan berupa obat-obatan dan vitamin. Selain itu, daya saing kompetitif yang

dimiliki oleh komoditas lele Kabupaten Bogor, berasal dari adanya proteksi dalam

bentuk diskriminasi harga yang dikenakan terhadap harga komoditas lele oleh

pelaku pemasar di tingkat pengumpul. Menurut hasil analisis sensifitas dalam

penelitian ini memberi petunjuk bahwa untuk meningkatkan daya saing

komparatif komoditas ikan lele Kabupaten Bogor terdapat 2 strategi kebijakan.

Kebijakan pertama adalah penurunan dan stabilisasi harga input tradables.

Kebijakan ini dilakukan dengan dua buah program. Program pertama adalah

peningkatan ketersediaan berbagai input produksi - terutama input produksi

berupa pakan dan benih. Program kedua adalah pembatasan jumlah pelaku

usaha budidaya komoditas lele di Kabupaten Bogor. Kebijakan kedua adalah

peningkatan produktifitas para pembudidaya lele Kabupaten Bogor. Kebijakan ini

dapat dilakukan melalui program peningkatan kapasitas para pelaku usaha

melalui berbagai pelatihan cara berbudidaya yang baik dan benar, serta

modernisasi praktek-praktek berbudidaya.

Radiarta, et al. (2015), dalam penelitiannya yang berjudul “Analysis of

Aquaculture Development Based on Blue Ecomony Concept Using Analytical

Hierarchy Process (AHP) Approach”. Hasil penelitiannya yang dilakukan di

beberapa lokasi pengembangan perikanan budidaya dengan pendekatan AHP

menunjukkan bahwa penerapan BE di bidang perikanan budidaya masih harus

Page 18: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

13

diperkaya dengan kerangka kebijakan kelautan dan perikanan, termasuk

didalamnya ketersediaan teknologi perikanan budidaya yang prospektif,

peningkatan sumberdaya manusia, sosialisasi konsepsi BE, dan penerapan

perikanan budidaya yang mampu mengakomodasi prinsip-prinsip BE.

Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT diperoleh alternative strategi yaitu

sebagai berikut (1) pengembangan sumber daya manusia (SDM); (2) Analisis

kelayakan komoditas; (3) Analisis kelayakan lahan yang lebih detail; (4)

Sosialisasi program dari pusat ke daerah; (5) Penerapan konsep BE pada

aktivitas budidaya.

Lestari, et al. (2013), dalam penelitiannya yang berjudul “Competitiveness

Improvement Strategy of Indonesia Processed Tuna in The International Market”.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa berdasarkan analisis profil kompetitif,

tiga faktor produksi dan pemasaran sangat berpengaruh terhadap daya saing

ikan tuna yaitu (1) mutu ikan tuna yang dihasilkan diproses dengan berat 0,143,

(2) tarif dan non tarif dengan berat 0.114 dan (3) pengembangan dan pasar

promosi dengan berat 0,110. Faktor-faktor manusia dan kelembagaan, faktor

yang memiliki peranan penting dalam peningkatan dayasaing adalah (1) Peran

Pemerintah dalam pengembangan industri pengolahan tuna dengan berat 0.147,

(2) Ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang mampu menangani mutu

dengan bobot 0,135, dan (3) peran pemerintah dalam pencegahan dan

penanganan illegal fishing berat 0,130. Berdasarkan analisis RCA dan analisis

matriks profil kompetitif yang dilakukan dalam penelitian ini, strategi prioritas

yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya saing tuna Indonesia yang

diproses dengan faktor-faktor produksi dan pemasaran seperti (1) Meningkatkan

mutu olahan tuna Indonesia, (2) Mendorong mengatasi hambatan tarif dan non

tarif, (3) meningkatkan pengembangan pasar dan pengetahuan promosi.

Sedangkan prioritas strategik untuk faktor-faktor manusia dan kelembagaan

Page 19: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

14

adalah (1) Meningkatkan Peran Pemerintah dalam pengembangan industri

pengolahan tuna, (2) Meningkatkan kapasitas SDM yang mampu menangani

mutu, (3) pemberantasan dan pengendalian illegal fishing.

2.2 Definisi Udang

Menurut pasal 1 Undang-Undang No. 45 Tahun 2009 tentang Perikanan, ikan

adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya

berada di dalam lingkungan perairan. Pada bagian penjelasan angka 3 pasal 7

ayat (6), yang dimaksud dengan “jenis ikan” adalah a) ikan bersirip (pisces); b)

udang, rajungan, kepiting, dan sebangsanya (crustacea); c) kerang, tiram, cumi-

cumi, gurita, siput, dan sebangsanya (mollusca); d) ubur-ubur dan sebangsanya

(coelenterata); e) teripang, bulu babi, dan sebangsanya (echinodermata); f)

kodok dan sebagainya (amphibia); g) buaya, penyu, kura-kura, biawak, ular air,

dan sebangsanya (reptilia); h) paus, lumba-lumba, pesut, duyung, dan

sebangsanya (mamalia); i) rumput laut, dan tumbuh-tumbuhan lain yang

hidupnya di dalam air (algae); dan j) biota perairan lainnya yang ada kaitannya

dengan jenis-jenis tersebut di atas; semuanya termasuk bagian-bagiannya dan

ikan yang dilindungi.

2.2.1 Udang Windu (Penaeus monodon)

Menurut Soetomo (1988) dalam Yuniarso (2006), klasifikasi udang windu

(Penaeus monodon) adalah sebagai berikut :

Phyllum : Arthropoda

Subphyllum : Mandibulata

Classis : Crustacea

Subclassis : Malacostraca

Ordo : Decapoda

Subordo : Natantia

Familia : Penaeidae

Page 20: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

15

Genus : Penaeus

Species : Penaeus monodon

Menurut Yuniarso (2006), pada umumnya semua udang memiliki sifat alami

yang sama, yakni aktif pada malam hari (nocturnal), baik aktifitas untuk mencari

makan dan reproduksi. Beberapa indera yang digunakan udang untuk

mendeteksi makanan adalah penglihatan (sight), audio atau vibrio sense,

thermosense dan chemosense. Dari keempat indera tersebut chemosense atau

chemoreseptor merupakan alat yang paling peka untuk mendeteksi pakan.

Dalam mencari pakan udang lebih mengandalkan indera kimia daripada indera

penglihatan. Hal ini diperkuat oleh pendapat Ache (1982), yang menyatakan

bahwa alat chemoreseptor pada Crustacea bersifat sensitif dalam memberikan

respon untuk bahan-bahan kimia sebaik terhadap temperatur dan pH.

Udang windu memiliki toleransi yang luas terhadap salinitas sampai pada

kisaran 35-45 ppt. Pertumbuhan udang windu ditunjukkan pada adanya proses

pergantian kulit (moulting). Kondsi udang saat ganti kulit sangat lemah sehingga

akan sangat mudah diserang oleh sesama udang lainnya. Hal ini disebabkan

udang memiliki sifat kanibalisme. Udang biasanya membenamkan diri kedalam

lumpur untuk menghindari ancaman tersebut (Sumeru dan Anna (2004) dalam

Yuniarso (2006)).

2.3 Teori Strategi

Strategi merupakan suatu gagasan yang digunakan untuk mencapai tujuan.

Gagasan tentang konsepsi strategi pada dasarnya terus berubah , dipengaruhi

oleh pemikiran tentang lingkungan dan dicerminkan dalam paradigma stratejik,

yang tentunya terus berubah (Assuari, 2016).

Definisi strategi pertama yang dikemukakan oleh Chandler (1962) dalam

Rangkuti (2005) menyebutkan bahwa strategi adalah tujuan jangka panjang dari

suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang

Page 21: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

16

penting untuk mencapai tujuan tersebut. Sedangkan menurut Porter (1985)

dalam Rangkuti (2005) Strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai

keunggulan bersaing. Sehingga perlu pemahaman yang baik mengenai konsep

strategi dan konsep-konsep lainnya yang berkaitan. Konsep-konsep strategi

tersebut adalah sebagai berikut :

A. Distinctive Competence

Setiap perusahaan selalu berlomba dalam menciptakan suatu inovasi dengan

tujuan agar perusahaan tersebut lebih unggul dari pesaing dalam menciptakan

sesuatu, hal tersebut dapat dilakukan dari segi produk, pemasaran, bahkan

sistem manajemen. Jika inovasi yang diciptakan tidak mudah tiru, maka hal

tersebut dapat dijadikan sebuah kekuatan bagi perusahaan itu sendiri.

Perusahaan memiliki kekuatan yang tidak mudah ditiru oleh perusahaan pesaing

dipandang sebagai perusahaan yang memiliki Distinctive Competence. Dimana

distinctive competence adalah tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar

dapat melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan dengan pesaing, dan dapat

disebut dengan kompetensi unggulan. Kompetensi unggulan juga merupakan

suatu kekuatan yang dimiliki oleh hanya sebagian kecil perusahaan yang saling

bersaing. Organisasi yang mengeksploitasi kompetennsi unggulan seringkali

memperoleh keuntungan dari pasar dan memenangkan persaingan.

Menurut Day dan Wensley dalam Rangkuti (2005), identifikasi distinctice

competence dalam suatu organisasi meliputi keahlian tenaga kerja dan

kemampuan sumber daya. Kedua kemampuan tersebut memberi dapat yang

baik bagi perusahaan yakni dapat lebih unggul dibandingkan dengan

kompetitornya.

Peniruan kompetensi unggulan adalah upaya duplikasi kompetensi unggulan

perusahaan pesaing. Oleh karena itu perlu pengimplementasian strategi yang

berharga. Ketika suatu kompetensi tidak dapat ditiru, strategi yang

Page 22: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

17

mengimplementasikan kompetensi tersebut menghasilkan keunggulan kompetitif

yang berkelanjutan.

B. Competitive Advantage

Perusahaan umumnya berupaya untuk selalu dapat mencapai tujuan dan

sasarannya di dalam kondisi persaingan yang semakin ketat. Keberhasilan

pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan hanya dimungkinkan bila

perusahaan itu mempunyai keunggulan bersaing (competitive advantage).

Sehingga membangun keunggulan bersaing harus dilakukan perusahaan secara

tepat dan berkelanjutan, dengan menyusun strategi dan sekaligus

mengimplementasikannya (Assuari, 2016).

Keunggulan bersaing (competitive advantage) merupakan kegiatan spesifik

yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan

perusahaan lain. Keunggulan bersaing disebabkan oleh pilihan strategi yang

dilakukan perusahaan untuk merebut peluang pasar (Rangkuti, 2005).

Strategi yang ditetapkan untuk meningkatkan keunggulan bersaingnya agar

mencapai tujuan bisnis perusahaan berupa peran dominan perusahaan dalam

persaingan dipasar dinamakan Strategi Bisnis. Startegi Bisnis merupakan

keputusan untuk menggarahkan agar perusahaan dapat mempertahankan dan

meningkatkan posisi bersaingnya, dengan terus berupaya melakukan perbaikan

efisiensi, dan mengembangkan teknologi yang digunakan dalam produksi agar

dapat dicapai biaya rendah dan harga murah (Assuari, 2016).

Keunggulan bersaing perusahaan dapat dicapai melalui Strategi Keunggulan

Biaya, dengan menghasilkan produk tertentu yang sama di pasar, pada tingkat

biaya yang lebih rendah. Hal ini dapat dicapai, bila perusahaan melakukan

operasi produksinya dengan kapasitas yang berskala ekonomis, dan

meningkatkan efisiensi operasional perusahaan. Strategi keunggulan bersaing

juga dapat pula di capai melalui penggunaan strategi Keunggulan Diferensiasi,

Page 23: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

18

dimana pengusaha menghasilkan produk yang unik, dengan tampilan produk

yang berbeda dan harga yang premium (Assuari, 2016).

Kedua tipe dasar keunggulan bersaing diatas dikombinasikan dengan ruang

lingkup kegiatan perusahaan yang dilakukan untuk mencapainya akan

menghasilkan tiga pilihan Strategi Generik untuk mencapai kinerja diatas rata-

rata dalam suatu industry: keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus (Porter,

1985). Ketiga strategi generic dapat dilihat pada Gambar 1.

Pemikiran yang menlandasi konsep strategi generik adalah bahwa

keunggulan bersaing merupakan inti dari strategi apapun, dan mencapai

keunggulan bersaing mengharuskan perusahaan untuk menentukan pilihan jenis

keunggulan bersaing yang akan dicapainya serta cakupan pasar tempat

perusahaan akan mencapainya. Masing-masing strategi generic mencakup jalur

yang secara mendasar berbeda-beda menuju ke keunggulan bersaing. Strategi

keunggulan biaya dan strategi diferensiasi mencapi keunggulan bersaing dalam

beragam segmen industri luas. Sedangkan strategi fokus mengejar keunggulan

biaya (fokus biaya) atau diferensiasi (fokus diferensiasi) dalam segmen sempit.

CAKUPAN PERSAINGAN

Sasaran Luas→ 1. Keunggulan Biaya

2. Diferensiasi

Sasaran Sempit→

3A. Fokus Biaya 3B. Fokus Diferensiasi

Gambar 1. Tiga Strategi Generik (Porter, 1985)

Startegi dalam Ekspor Hasil Perikanan

Menurut Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan

(2015), dalam memasuki pasar ekspor, eksportir dapat mempertimbangkan 10

langkah strategis yang perlu diperhatikan, yaitu :

1) Keputusan manajemen untuk melaksanakan ekspor

Page 24: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

19

Keputusan untuk melakukan ekspor ataupun hanya dipasarkan di dalam

negeri tergantung keputusan manajemen perusahaan. Apabila manajemen

perusahaan memutuskan untuk mengekspor, maka manajemen perusahaan

harus menentukan langkah-langkah strategis yang perlu diambil untuk

keberhasilan dalam memasuki pasar ekspor.

2) Menentukan komoditas/produk perikanan yang akan diekspor

Hal ini mencakup antara lain:

a. Komoditas/produk perikanan apa saja yang dapat diekspor?

- Semua komoditas/produk perikanan dapat diekspor, selama

dibutuhkan dan sesuai dengan selera pembeli

- Semua komoditas perikanan yang dapat di produksi, atau

- Semua komoditas yang dapat dipasok oleh produsen lain.

b. Komoditas/produk perikanan apa saja yang laku di pasar internasional?

Komoditas/produk perikanan yang laku di pasar internasional adalah

yang mempunyai daya saing tinggi. Komoditas yang mempunyai daya

saing tinggi pada umumnya ditentukan oleh faktor:

- Mutu/kualitas yang sesuai dengan selera konsumen,

- Kegunaan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen,

- Harga yang sesuai dengan daya beli konsumen,

- Waktu penyerahan (delivery time) yang sesuai dengan musim

pemasaran dan iklim di negara konsumen

c. Menganalisis kondisi negara tujuan ekspor

Sebelum memilih negara tujuan ekspor perlu dipelajari terlebih dahulu

beberapa kondisi dibawah ini:

- Populasi suatu negara untuk menentukan prospek pasar,

- Agama, tradisi dan budaya penduduk untuk menentukan selera di

negara itu,

Page 25: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

20

- Kondisi politik, ekonomi, sosial, untuk menentukan resiko bisnis di

negara itu,

- Iklim di negara tujuan ekspor untuk menentukan jenis komoditas

dan penetapan waktu pengapalan (delivery)

- Peraturan ekspor-impor, perbankan, keuangan dan transportasi

untuk dapat menghitung harga yang akurat dan lain-lain.

d. Menetapkan pasar potensial dan segmen pasar

Setelah menetapkan pasar potensial dan segmen pasar, langkah

selanjutnya adalah menentukan saluran pemasaran yang akan dipilih.

Saluran pemasaran yang dapat dipilih antara lain:

- Menunjuk sole importer di negara bersangkutan,

- Menunjuk agen penjualan,

- Mendirikan confirming house atau kantor cabang,

- Menyerahkan urusan impor kepada importir umum di negara tujuan

ekspor,

- Diserahkan pada pembeli bebas (independent buyers)

e. Menentukan strategi operasional

Strategi operasional yang akan diterapkan harus sesuai dengan pola

dasar bauran pemasaran (marketing mix) yang dikenal dengan istilah 6-

P yaitu:

- Price

- Promotion

- Place

- Power of government

- Power of Parliament

f. Menentukan sistem promosi

Sedikitnya ada 5 media promosi yang dapat dipakai, antara lain:

Page 26: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

21

- Pameran dagang internasional (trade fairs) di dalam negeri maupun

di luar negeri;

- Membuat brosur dan dikirimkan kepada calon pembeli;

- Pemasangan iklan di media cetak dan elektronik;

- Melalui Atase Perdagangan, Kamar Dagang Indonesia, Indonesia

Trade Promotion Center (ITPC);

- Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) dan Lembaga

Penunjang Ekspor (LPE);

g. Mempelajari peta pemasaran komoditas tertentu

Sebelum menentukan pasar potensial dan segmen pasar, sebaiknya

dipelajari peta pemasaran komoditi tertentu (gambaran potensi impor

dari suatu negara terhadap komoditi yang akan diekspor). Cara yang

biasa ditempuh dengan mengumpulkan data impor selama 2 – 5 tahun

negara tersebut.

h. Mempelajari dan alamat lengkap badan-badan promosi

Setelah menentukan promosi, langkah berikutnya mengumpulkan nama

dan alamat lengkap media promosi yang dipilih, khususnya yang berada

di wilayah negara sasaran ekspor

i. Menyiapkan brosur dan Price list

Agar calon pembeli lebih mengenal komoditas yang akan diekspor dapat

ditempuh cara sebagai berikut:

- Mengirimkan contoh barang itu sendiri

- Membuat brosur dan daftar harga

Harga yang disiapkan adalah catatan Harga Umum (Price Indicator)

agar pembeli dapat membandingkan harga tersebut dengan harga

komoditas serupa dari negara lain.

j. Menyiapkan surat perkenalan

Page 27: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

22

Promosi, selain ikut trade fairs, juga dapat dilakukan dengan membuat

surat perkenalan yang dikirimkan kepada :

- Asosiasi importir di negara tujuan

- Atase perdagangan asing yang ada di dalam negeri

- Kantor perwakilan badan promosi negara asing, antara lain JETRO,

KOTRA, AMCHAM, dan lain-lain

- Atase Perdagangan di luar negeri

- BPEN serta seluruh kantor Indonesia Trade Pomotion Centre

(ITPC) di negara tujuan ekspor.

2.4 Teori Daya Saing

Istilah daya saing (competitiveness), meskipun setidaknya telah “diawali” oleh

konsep keunggulan komparatif (comparative advantage) Ricardo abad 18,

mendapat perhatian yang semakin besar terutama pada tiga decade belakangan

ini. Daya saing, satu dari sekian jargon yang sangat popular, tetapi tetap tidak

sederhana untuk dipahami. Menurut Porter (1990), istilah daya saing sama

dengan competitiveness atau competitive. Sedangkan istilah keunggulan

bersaing sama dengan competitive advantage. Sehingga daya saing dapat

bermakna kekuatan untuk berusaha menjadi unggul dalam hal tertentu yang

dilakukan seseorang, kelompok atau institusi tertentu (Mahatama, 2013).

Pada dasarnya secara umum daya saing didefinikanan sebagai kemampuan

dari suatu industry untuk menunjukan keunggulan dalam hal tertentu, dengan

cara memperlihatkan situasi dan kondisi yang paling menguntungkan, hasil kerja

yang lebih baik dibandingkan dengan industry lainnya. Sehingga faktor yang

harus diperhatikan dalam persaingan adalah keunggulan ( Agustina, 2010).

Menurut Tambunan (2002), kondisi utama yang harus dipenuhi agar

pengembangan industry pada akhirnya dapat bersaing di pasar regional maupun

internasional adalah:

Page 28: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

23

1. Menciptakan lingkungan internal yang kondusif. Meliputi kualitas sumber

daya manusia, penguasaan teknologi dan informasi, struktur organisasi,

sistem manajemen, budaya bisnis, kekuatan modal, dan jaringan bisnis dari

pihak luar.

2. Menciptakan lingkungan eksternal yang kondusif. Meliputi sistem

pemburuhan dan kondisi pasar buruh, kondisi infrastruktur dan tingkat

pendidikan masyarakat.

2.5 Ekonomi Internasional

Pada hakekatanya ilmu ekonomi internasional adalah cabang dari ilmu

ekonomi yang memperlajari tentang kegiatan-kegiatan ekonomi antar satu

negara dengan negara lainnya atau segala sesuatu mengenai hubungan

ekonomi antar bangsa (Amalia, 2007). Ekonomi internasional adalah ilmu

ekonomi yang membahas ketergantungan antara negara-negara di dunia, baik

dari segi pedagangan internasional maupun pasar kredit internasional

(Salvatore,1994, dalam Apridar 2012)

Ilmu ekonomi internasional memperlajari alokasi sumberdaya yang langkah

guna memenuhi kebutuhan manusia. Hanya saja masalah alokasi dianalisa

dalam hubungan antara pelaku ekonomi satu negara dengan negara lain. Ilmu

ekonomi internasional berusaha untuk mempelajari bagaimana hubungan

ekonomi antara satu negara dengan negara lain dapat mempengaruhi alokasi

sumberdaya baik antara dua tersebut maupun antar beberapa negara.

Hubungan ekonomi internasional dapat berupa perdagangan, infestasi,

pinjaman, bantuan serta kerja sama internasional. Oleh karena itu ekonomi

internasional lebih luas pengertiannya apabila dibandingkan dengan

perdagangan nasional yang hanya menyangkut pertukaran barang dan jasa saja.

Page 29: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

24

Para pelaku yang mengadakan hubungan ekonomi internasional meliputi swasta,

pemerintah maupun organisasi internasional (Noprin, 2014).

Menurut Noprin (2014), menerangkan bahwa ekonomi internasional berbeda

dengan ekonomi interegional (antar daerah dalam satu negara). Ekonomi

internasional menyangkut beberapa negara dimana:

a) Mobilitas faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal relatif lebih sukar

(immobilitias faktor produksi)

b) Sistem keuangan, perbankan, bahasa, kebudayaan serta politik yang

berbeda

c) Faktor-faktor produksi yang dimiliki (faktor endowment) berbeda sehingga

dapat menimbulkan perbedaan harga barang yang dihasilkan.

Secara khusus, ekonomi internasional berkutat dengan teori perdagangan

internasional, kebijakan perdagangan internasional, neraca pembayaran dan

pasar valuta asing, serta makroeonomi perekonomian terbuka. Teori

perdagangan internasional (international trade theory) menganalisis landasan

dan manfaat dari perdagangan. Kebijakan perdagangan internasional

(international trade policy) meneliti tentang alasan dan pengaruh dari

pembatasan perdagangan. Neraca pembayaran (balance of payment) mengukur

pendapatan dan pengeluaran total suatu negara terhadap negara- negara lain di

dunia, yang mana pasar valuta asing (foreign exchange market) merupakan

kerangka institusional untuk pertukaran mata uang suatu negara dengan negara

yang lain. Terakhir, makroekonomi perekonomian terbuka berkaitan dengan

mekanisme penyesuaian neraca pembayaran (adjustment in balance of

payment) ketika tejadi ketidakseimbangan (defisit atau surplus). Lebih penting

lagi, makroekonomi perekonomian terbuka menganalisis hubungan antara

sektor-sektor internal dan eksternal dari perekonomian suatu negara dan

bagaimana mereka saling terkait dan saling bergantung dengan perekonomian

Page 30: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

25

negara-negara lain di dunia yang berada di dalam sistem moneter internasional

terbuka (Salvatore, 2014).

Ekonomi internasional mencakup baik aspek mikro maupun makro. Aspek

mikro, misalnya menyangkut masalah jual-beli secara internasional (yang sering

disebut dengan ekspor-impor). Kegiatan perdagangan internasional ini

tergantung pada keadaan pasar hasil produksi maupun pasar faktor produksi ,

yang merupakan salah satu topik dalam analisa ekonomi mikro. Masing-masing

pasar saling berhubungan satu dengan lain yang dapat mempengaruhi

pendapatan ataupun kesempatan kerja. Masalah ini merupakan topik makro

ekonomi (Noprin, 2014).

Berdagang dengan negara lain kemungkinan dapat memperoleh keuntungan,

yakni dapat membeli barang yang harganya lebih rendah dan mungkin dapat

menjual keluar negeri dengan harga yang relatif lebih tinggi. Perdagangan luar

negeri sering timbul karena adanya perbedaan harga di berbagai negara.

Perbedaan harga bukanlah hanya ditimbulkan oleh karena adanya perbedaan

ongkos produksi, tetapi juga karena perbedaan dalam pendapatan serta selera.

Permintaan akan sesuatu barang sangat ditentukan oleh selera dan pendapatan.

Selera dapat memainkan peranan penting dalam menentukan permintaan akan

sesuatu barang antara berbagai negara. Apabila persediaan suatu barang di

satu negara tidak cukup untuk memenuhi permintaan, negara tersebut dapat

mengimpor dari negara lain (Noprin, 2014)

2.6 Teori Perdagangan Internasional

Menurut Noprin (2014), Teori perdagangan internasional membantu

menjelaskan arah serta komposisi perdagangan antara beberapa negara serta

bagaimana efeknya terhadap struktur perekonomian suatu negara. Di samping

itu, teori perdagangan internasional juga dapat menunjukan adanya keuntungan

Page 31: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

26

yang timbul dari adanya perdagangan internasional (gains from trade). Beberapa

teori yang menerangkan tentang timbulnya perdagangan internasional pada

dasarnya adalah sebagai berikut :

a) Teori Klasik

Keungguulan Absolut (absolut advantage) oleh Adam Smith

Adam Smith memulai dengan prinsip yang sederhana bahwa dua

negara hanya akan berdagang dengan satu sama lain secara suka rela

apabila kedua negara mendapat manfaat. Jika satu negara tidak

mendapatkan apa-apa atau kehilangan, dia akan menolak untuk

berdagang. Menurut adam Smith perdagangan antara dua negara

didasarkan pada keunggulan absolut. Ketika satu negraa lebih efisien

daripada yang lain dalamproduksi satu komoditas tetapi kurang efisien

daripada negara lain dalam memproduksi komoditas kedua, kedua

negara dapat mendapatkan manfaat dengan masing-masing

mengkhususkan diri dalam produksi komoditas yang memiliki keunggulan

absolut dan bertukar hasil dengan negara lainnya untuk komoditas yang

memiliki kelemahan absolut (Salvatore, 2014).

Teori ini lebih mendasarkan pada besaran (variabel) rill bukan moneter

sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory)

perdagangan internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan

perhatiannya pada variabel rill. Seperti misalnya nilai sesuatu diukur

dengan banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan

suatu barang. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan akan semakin

tinggi nilai barang tersebut (labor theory of value).

Adam smith percaya bahwa semua negara akan memperoleh

keuntungan dari perdagangan bebas dan sangat mengajurkan kebijakan

Page 32: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

27

laissez faire yakni membatasi campurtangan pemerintah sekecil apapun

dalam sistem ekonomi (Salvatore, 2014).

Teori nilai tenaga kerja ini sifatnya sangat sederhana sebab

menggunakan anggapan bahwa tenaga kerja itu sifatnya homogen serta

merupakan satu-satunya faktor produksi. Dalam kenyataannya bahwa

tenaga kerja itu tidak homogen, faktor produkso itu tidak hanya satu serta

mobilitas tenaga kerja tidak bebas. Namun teori ini memiliki dua manfaat :

pertama, memungkinkan kita dengan secara sederhana menjelaskan

tentang spesialisasi dan keuntungan dari pertukarkan. Kedua, meskipun

pada teori-teori berikutnya (teori modern) kita tidak menggunakan teori

nilai tenaga kerj namun prinsip teori ini tetap tidak bisa ditinggalkan atau

tetap berlaku (Noprin, 2014).

Kemanfaatan Relatif (comparative advantage) oleh John Struart Mill

Teori ini menyatakan bahwa suatu negara akan menghasilkan dan

kemudian mengekspor suatu barang yang memiliki comparative

advantage terbesar dan mengimpor barang yang memiliki comperative

disadvantage, yaitu suatu barang yang dapat dihasilkan dengan lebih

murah dan mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri memakan

ongkos yang besar.

Teori ini pada dasarnya menyatakan bahwa nilai suatu barang

ditentukan oleh banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk

memproduksi barag tersebut. Makin banyak tenaga yang dicurahkan untuk

memproduksi sutau barang, makin mahal barang tersebut. Apabila nilai

tukar dalam perdagangan itu sama dengan harga di dalam negeri salah

satu negara, maka keuntungan karena perdagangan (Gains from trade)

tersebut hanya ada pada satu negara saja.

Biaya Relatif (comparative cost) oleh David Ricardo

Page 33: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

28

Titik pangkal teori Ricardo tentang perdagangan internasional adalah

teorinya tentang nilai/value. Menurutnya nilai/value sesuatu barang

tergantung dari banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk

memproduksi barang tersebut (labor cost value theory). Perdangan antar

negara akan timbul apabila masing-masing negara memiliki comparative

cost yang terkecil.

Pada dasarnya teori comperative cost dan comperative advantage itu

sama, hanya kalau pada teori comparative advantage untuk sejumlah

tertentu tenaga kerja di masing-masing negara outputnya berbeda.

Sedangkan comparative cost, untuk sejumlah output tertentu, waktu yang

dibutuhkan berbeda antara satu negara dengan negara lain.

b) Teori Modern

Faktor Proporsi (Hecksher & Ohlin)

Teori yang lebih modern seperti yang dikemukakan oleh Hecksher dan

Ohlin menyatakan bahwa perbedaan dalam opportunity cost suatu

negara dengan negara lain karena adanya perbedaan dalam jumlah

faktor produksi yang dimilikinya. Proporsi faktor produksi yang dimiliki

oleh suatu negara itu berbeda-beda, sehingga menimbulkan perbedaan

relatif harga-harga di berbagai negara

Kesamaan harga faktor produksi (factor price equalization) oleh P.

Samuelson

Inti dari teori ini adalah bahwa perdagangan bebas cenderung

mengakibatkan harga faktor-faktor produksi sama di beberapa negara.

Permintaan dan Penawaran (Teori Parsial)

Pada prinsipnya perdagangan antara 2 negara itu timbul karena

adanya perbedaan di dalam permintaan maupun penawaran. Permintaan

Page 34: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

29

ini berbeda misalnya karena perbedaan pendapat dan selera. Sedangkan

perbedaan penawaran misalnya dikarenakan perbedaan di dalam jumlah

dan kualitas faktor-faktor produksi, tingkat teknologi dan eksternalitas.

2.6.1 Teori Ekspor

Ekspor merupakan kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean

Indonesia ke daerah pabean negara lain. Biasanya proses ekspor dimulai dari

adanya penawaran dari suatu pihak yang disertai dengan persetujuan dari pihak

lain melalui sales contract process, dalam hal ini adalah pihak Eksportir dan

Importir. Proses pembayaran untuk pengiriman ini dapat melalui metode Letter of

Credit (L/C) atau non-L/C, masing-masing metode memiliki risiko dan

keuntungan tersendiri (Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional, 2017)

Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari sutau negara

ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Ekspor

barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di

negara pengirim maupun penerima. Ekspor adalah bagian penting dari

perdagangan internasional, lawannya impor. Sektor ekspor yang pulih

merupakan pendorong pertumbuhan ekonomi bagi sebagian besar negara di

asia Tenggara (Apridar, 2012).

Menurut Amir (2003), dalam persaingan internasional khususnya didalam

daya saing produk ekspor, ada tiga aspek yang perlu diperhatikan. Aspek

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Harga, dalam menawarkan sesuatu produk harga haruslah sama atau lebih

rendah dari harga yang ditawarkan pesaing, atau biaya produksinya lebih

rendah dari biaya produksi di negara tujuan. Dalam hal ini negara

pengekspor memiliki keunggulan komparatif.

2. Mutu Produk, Mutu yang ditawarkan harus memenuhi atau sesuai dengan

selera konsumen.

Page 35: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

30

3. Waktu Penyerahan, harus sesuai dengan situasi dan kondisi pasaran di

negara tujuan. Keterlambatan pengapalan dan penyerahan barang dapat

berakibat fatal karena memungkinkan produk tersebut tidak lagi dipasarkan

yang akhirnya dapat mengurangi selera dan permintaan akan produk

tersebut.

2.6.2 Tata Laksana Ekspor Hasil Perikanan

Memberikan produk dan layanan terbaik sudah pasti dilakukan dalam

pelaksanaannya dan standar yang ditetapkan. Namun menjadi lebih kompleks

ketika standar yang telah ada dalam negara pengekspor ditambah dengan

standar yang ditetapkan pula oleh negara mitra. Sehingga ekpor memerlukan

perhatian serta penanganan lebih karena kegiatan ini menyangkut dua negara

bahkan lebih. Selain itu pengekspor perlu memahami tata laksana ekspor di

dalam negeri maupun negara tujuan, demi mempertahankan daya saing yang

dimiliki.

Menurut Direktorat Akses Pasar dan Promosi (2015), dalam tata laksana

ekspor hasil perikanan ada beberapa hal yang perlu dipahami sehingga dapat

menambah wawasan dan menjadi bimbingan dalam pelaksanaan ekspor, antara

lain: (1) pelaku/lembaga dalam pemasaran internasional produk perikanan; (2)

dokumen dalam perdagangan internasional hasil perikanan; (3) proses

perdagangan internasonal hasil perikanan; (4) prosedur ekspor secara umum;

dan (5) prosedur ekspor hasil perikanan.

A. Pelaku/lembaga dalam Pemasaran Internasional Produk Perikanan

Proses ekspor tidak lepas dari beberapa pemangku kepentingan yang berasal

dari berbagai kalangan seperti eksportir itu sendiri, produsen, hingga lembaga

pemerintahan. Semuanya saling terintegrasi untuk mobilitas ekspor itu sendiri.

Page 36: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

31

Menurut Direktorat Akses Pasar dan Promosi (2015), para pelaku/lembaga

yang terlibat dalam pemasaran internasional produk perikanan adalah sebagai

berikut:

a. Eksportir

Pelaku utama dalam perdagangan internasional produk perikanan seperti

contoh di atas adalah eksportir yang dalam hal ini kita sebut saja PT. Mina

Laut. Perusahaan/Eksportir hasil perikanan mungkin dapat dibagi 3 (tiga)

kategori yaitu Eksportir Produsen/ Pengolah, Eksportir Agen, dan Eksportir

Pedagang.

b. Produsen/Supplier

Sebagai contoh, PT. XYZ Laut mungkin saja hanyalah pedagang –

perantara dan bukan produsen/pengolah produk perikanan. Karena itu

dalam melakukan transaksi ekspornya, PT. XYZ Laut memerlukan bantuan

pengusaha lain, dalam hal ini adalah perusahaan supplier bahan baku.

Tetapi dalam rangka menciptakan sustainable resources atau sesuai Code

of Conduct Responsibility Fishery (CCRF) diharapkan eksportir juga

bertindak sebagai produsen.

c. Perbankan

Untuk membeli raw material dari supplier bahan baku dan melakukan

operasional proses produksi/ pengolahan maka biasanya perusahaan atau

eksportir produsen/pengolah memerlukan dana. Oleh karena itu perusahaan

membutuhkan dana untuk operasional produksi/pengolahan dari badan

usaha lain yaitu perbankan

d. Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Produk

Untuk menjamin mutu dan keamanan pangan dari produk perikanan yang

akan diekspor, terutama untuk menjamin keamanan produk bila dikonsumsi

diperlukan pemeriksaan mutu produk dari lembaga sertifikasi yang ditunjuk

Page 37: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

32

oleh Otoritas Kompeten di Kementerian Kelautan dan Perikanan. Hasil

pemeriksaan mutu ini akan berpengaruh terhadap bonafiditas perusahaan/

eksportir dan buyer/importer sebagai penerima atau penjual produk

perikanan diluar negeri dan menghindari tuntutan ganti rugi (claims) dari

pembeli baik buyer terhadap eksportir atau konsumen terhadap importir.

Eksportir perlu mencermarti bahwa ada dua istilah Health Certificate (HC)

dalam buku ini berdasarkan fungsi dan tujuan dari Health Certificate

tersebut.

Oleh karena itu berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

nomor 19 tahun 2010 tentang Pengendalian Jaminan Mutu dan Keamanan

Hasil Perikanan dinyatakan bahwa diperlukan upaya pencegahan yang perlu

diperhatikan dan dilakukan sejak pra produksi sampai dengan

pendistribusian untuk menghasilkan hasil perikanan yang bermutu dan aman

bagi kesehatan. Selanjutnya Menteri Kelautan dan Perikanan memberikan

kewenangan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan

Hasil Perikanan sebagai Otoritas Kompeten untuk melakukan pengendalian

jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan. Kewenangan tersebut meliputi

penerbitan: sertifikat CPIB, sertifikat CBIB, sertifikat penerapan HACCP dan

sertifikat kesehatan.

Sedangkan apabila ada persyaratan tambahan lain oleh negara importir

yang mengharuskan atau meminta, maka perlu dilengkapi atau menyertakan

Sertifikat Kesehatan/Health Certificate dalam rangka pencegahan/ pengujian

hama dan penyakit ikan, dimana hal ini biasanya berlaku bagi produk ikan

hidup, pakan, dll yang diekspor atau diimpor. Eksportir dapat menghubungi

Stasiun Karantina, Kementerian Kelautan dan Perikanan yang biasanya

berlokasi di lingkungan Pelabuhan Umum atau Bandar Udara untuk

mendapatkan sertifikat kesehatan dimaksud.

Page 38: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

33

Untuk penerbitan HC produk perikanan tujuan konsumsi manusia,

eksportir dapat mengajukannya kepada LPPMHP yang mengeluarkan

berdasarkan hasil uji sesuai permintaan negara tujuan. Berdasarkan

keputusan Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu Hasil Perikanan

Nomor KEP.115/KEP-BKIPM/2013 tentang Pendelegasian Kewenangan

Lembaga Inspeksi dan Sertifikasi Dalam Penerbitan Sertifikat Kesehatan,

telah diberikan kewenangan kepada 31 LPPMHP dalam penerbitan Sertifikat

Kesehatan sebagai jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan.

Pada tanggal 30 November 2015 keputusan tersebut dicabut melalui

Keputusan Nomor 110/KEP-BKIPM/2015 tentang Pencabutan Atas

Keputusan Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan

Keamanan Hasil Perikanan Nomor 115/KEP-BKIPM/2013 tentang

Pendelegasian Kewenangan Lembaga Inspeksi dan Sertifikasi Dalam

Penerbitan Sertifikat Kesehatan. Dengan diterbitkannya Keputusan

dimaksud, maka terhitung mulai 2 Januari 2016 kewenangan lembaga

inspeksi dan sertifikasi dalam penerbitan sertifikat kesehatan dilakukan oleh

BKIPM dan Laboratorium Pengujian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

Daerah Provinsi, dapat melakukan fungsi pengujian mutu dan keamanan

hasil perikanan, sepanjang memenuhi persyaratan yang berlaku.

e. Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi

Dalam kegiatan ekspor produk perikanan peran Dinas Perikanan dan

Kelautan Provinsi adalah sebagai lembaga teknis untuk melakukan

pembinaan teknis secara periodik terhadap eksportir produsen/pengolah

dalam hal kelayakan dasar unit pengolahan ikan sesuai dengan Keputusan

Dirjen P2HP Nomor PER.09/DJ-P2HP/2010 tentang Persyaratan, Tata Cara

Penerbitan, Bentuk dan Format Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP).

Page 39: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

34

f. Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan

(dh. Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan)

Dalam kegiatan ekspor produk perikanan Direktorat Jenderal Penguatan

Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan memiliki peran untuk

menerbitkan Sertifikat Kelayakan Pengolahan (KP) dengan melakukan

penilikan/inspeksi (inspection) terhadap kelayakan dasar unit pengolahan

ikan dalam hal Cara Berproduksi Makanan Yang Baik atau Good

Manufacturing Practices (GMP), dan Prosedur Operasi Sanitasi Standar

atau Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP).

g. Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu Hasil Perikanan

Dalam sistem perdagangan internasional atau untuk dapat memasuki

negara tujuan, maka berlaku persyaratan teknis yang disebut Sanitary and

Phytosanitary (SPS) yang kemudian dituangkan dalam Undang-Undang

Pangan (Food Law) atau Regulation in Food Hygiene di masing-masing

negara untuk memberikan jaminan mutu keamanan produk

makanan/perikanan. Selanjutnya, masing-masing negara eksportir membuat

instrumen kebijakan/ peraturan berkenaan dengan sistem manajemen mutu

dan keamanan pangan. Begitu juga halnya dengan Indonesia, Kementerian

Kelautan dan Perikanan (KKP) juga mengeluarkan instrumen kebijakan

Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan dalam rangka

mencapai harmonisasi dengan peraturan negara tujuan ekspor. Organisasi

di lingkungan KKP yang memiliki Otoritas Kompeten (Competent Authority)

dalam menerapkan sistem tersebut adalah Badan Karantina Ikan,

Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM). Tugas dan

fungsi yang berkaitan dengan penerapan Sistem Jaminan Mutu dan

Keamanan Pangan tersebut adalah sebagai berikut:

Page 40: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

35

- Melakukan audit verifikasi terhadap penerapan Hazard Analysis Critical

Control Points (HACCP)

- Memberikan persetujuan (approval) kepada eksportir

produsen/pengolah ikan untuk diusulkan kepada Komisi Eropa untuk

memperolah Approval Number sebagai salah satu persyaratan ekspor

ke Uni Eropa

- Melakukan registrasi yang diperbolehkan ekspor hasil perikanan ke

Tiongkok, Korea, Rusia, Kanada dan Vietnam

Dalam implementasi sehari-hari, Badan Karantina Ikan dan

Pengendalian Mutu Hasil Perikanan mendelegasikan tugas dan fungsi

tersebut kapada Kepala Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil

Perikanan.

h. Usaha Jasa Transportasi atau Freight Forwarder (Forwarding Agent)

Freight forwarder adalah badan usaha yang bertujuan untuk memberikan

jasa pelayanan/pengurusan atas seluruh kegiatan yang diperlukan bagi

terlaksananya pengiriman, pengangkutan dan penerimaan barang dengan

menggunakan multimodal transport baik melalui darat, laut dan udara.

Peranan freight forwarder dalam ekspor-impor sangatlah besar, diantaranya

adalah yaitu melaksanakan pengurusan prosedur dan formalitas

dokumentasi yang dipersyaratkan oleh adanya peraturan-peraturan

pemerintah negara ekspor, negara transit dan negara impor, melengkapi

dokumen-dokumen yang berkaitan dengan Letter of Credit/Certificate of

Receipt/Bill of Lading/Sea Waybill/Air Waybill/House Bill of Lading/ Delivery

Order dan sebagainya, dan menyelesaikan biaya-biaya yang timbul sebagai

akibat dari kegiatan-kegiatan transportasi, penanganan muatan di

pelabuhan/gudang. Biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh freight forwarder

kemudian akan dibayar kembali oleh pemberi order ditambah dengan biaya

Page 41: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

36

jasa pelayanan. Badan usaha itu lazimnya disebut: Usaha jasa Transportasi

atau Freight Forwarder (Forwarding Agent) atau EMKL (Ekspedisi Muatan

Kapal Laut), EMKU (Ekspedisi Muatan Kapal Udara), EMKA (Ekspedisi

Muatan Kereta Api).

i. Bea dan Cukai

Barang-barang, setelah dipersiapkan secara fisik untuk diekspor, diwajibkan

memenuhi formalitas ekspor seperti membayar pajak ekspor dan pungutan

negara lainnya seperti membuat dokumen pelindung ekspor sesuai

ketentuan Undang-undang Kepabeanan, pengisian formulir Pemberitahuan

Ekspor Barang (PEB) atau Pemberitahuan Ekspor Barang Tertentu (PEBT).

Untuk menyeleasikan urusan ini kita harus berurusan dengan instansi

pemerintah, dalam hal ini dengan instansi bea dan cukai.

j. Lembaga Sertifikasi Lain

Dalam permintaan sertifikasi, eksportir perlu juga berpedoman pada

permintaan kelengkapan sertifikat yang dipersyaratkan oleh buyer/importir

yang tidak umum, dan dapat mengajukan sertifikasi kepada lembaga atau

institusi lain yang mampu melakukan dengan beberapa alasan sebagai

berikut:

- pengujian spesifik yang tidak dapat dilakukan oleh lembaga sertifikasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan, GMO, sebagai contoh untuk

produk canned snail, eksportir diminta untuk menyertakan sertifikat

GMO, apabila lembaga sertifikasi yang ditunjuk tidak dapat melakukan

pengujian sesuai dengan permintaan, maka dapat mengajukan kepada

lembaga sertifikasi lainnya.

- Untuk mengekspor hasil produk perikanan adakalanya suatu barang

dijual dengan kuantum yang tepat, yang harus dibuktikan dengan

sertifikat yang dikeluarkan oleh juru timbang yang disumpah (sworn

Page 42: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

37

weigher). Pekerjaan itu biasanya dilakukan oleh Independent Surveyor

seperti PT. Sucofindo atau PT. Surveyor Indonesia

k. Perusahaan Asuransi

Perusahaan asuransi adalah pihak yang mengasuransikan barang-

barang yang dikapalkan sesuai nilai yang disyaratkan, mengeluarkan

sertifikat atau polis asuransi untuk menutup resiko yang dikehendaki dan

menyelesaikan tagihan kerugian-kerugian bila ada. Pada prinsipnya, jenis

asuransi dalam dunia pelayaran ada 2 yaitu:

- Asuransi kerangka kapal (hull & machinery insurance). Jenis asuransi ini

untuk menutup kemungkinan kerugian ataskerangka kapal dan mesin

kapal disebabkan oleh kejadian bahaya di laut (perils of the sea), seperti

pelanggaran atau tabrakan, kerusakan mesin, cuaca buruk, dan lain-

lain. Asuransi ini ditutup oleh pemilik kapal.

- Asuransi muatan (cargo muatan). Asuransi muatan dibagi dua, yakni

cargo marine insurance dan cargo liability insurance.

Cargo Marine Insurance

Asuransi yang ditutup oleh pemilik barang atas kemungkinan

kerugian yang disebabkan oleh kerusakan atau kehilangan barang

selama dalam pelayaran.

Cargo liability insurance

Asuransi yang ditutup oleh pengangkut atas kemungkinan

kerugian yang disebabkan oleh adanya tuntutan dari pemilik

barang karena terjadi kerusakan atau kehilangan barang. Untuk

menutup cargo liability, pihak pengangkut pada umumnya telah

menjadi anggota P & I Club (asuransi bersama para pemilik

/operator kapal untuk menutup resiko yang tidak dapat

diasuransikan pada perusahaan asuransi).

Page 43: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

38

l. Lembaga Promosi

Dalam memasarkan suatu komoditas perikanan ke luar negeri, eksportir

lazimnya membutuhkan bantuan lembaga-lembaga promosi untuk

memperoleh informasi pasar. Direktorat Pemasaran Luar Negeri, Ditjen

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan memiliki Sub Direktorat

Promosi dan Kerjasama Pemasaran Luar Negeri dan Subdit Analisa dan

Informasi Pasar Luar Negeri yang bekerjasama dengan Lembaga promosi

yang didirikan oleh pemerintah, berbagai badan swasta, maupun asosiasi

pengusaha yang juga bertujuan untuk meningkatkan atau mengembangkan

hasil perikanan Indonesia, adapun lembaga-lembaga atau institusi-institusi

dimaksud antara lain:

- Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN)

- Atase Perdagangan di tiap KBRI

- Atase Perdagangan Kedutaan Asing

- CBI

- SIPPO

- Indonesia Trade Promotion Centre (ITPC)

m. Perusahaan pelayaran

Perusahaan pelayaran (Shipping Company) adalah perusahaan yang

menerima barang dari shipper dan mengatur pengangkutan yang sesuai

serta menerbitkan B/L (Bill of Lading) atau surat bukti muat barang dan D/O

(Delivery Order).

n. Dinas yang diberi kewenangan oleh Kementerian Perdagangan

Untuk mengurus kemudahan dan keringanan bea masuk bagi komoditas

Indonesia yang diberikan oleh negara maju dalam rangka GSP (Generalized

System of Preference) maka komoditi ekspor Indonesia memerlukan apa

yang disebut Surat Keterangan Negara Asal (SKA) barang. SKA ini dapat

Page 44: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

39

diperoleh dari Dinas Perdagangan Provinsi yang diberi kewenangan oleh

Kementerian Perdagangan.

o. Trucking Company

Trucking Company adalah pihak yang akan membawa container kosong

ke gudang eksportir untuk stuffing/ pemuatan barang-barang yang akan di

ekspor ke dalam container. Kemudian container tersebut akan dibawa ke

pelabuhan untuk dibongkar dan kemudian dimuat ke kapal untuk dikirim ke

importir.

p. Kedutaan Asing atau Atase Perdagangannya

Peraturan di negara pengimpor mewajibkan eksportir mengirimkan faktur

resmi yang lazim dikenal sebagai “Consuler Invoice” yaitu faktur yang

disahkan oleh kedutaan negara pengimpor yang berada di negara

pengekspor. Dengan demikian eksportir perlu pula berhubungan dengan

kedutaan asing atau atase perdagangannya.

Menurut Direktorat Akses Pasar dan Promosi (2015), dengan menguraikan

para pelaku seperti disebut di atas, dapat disimpulkan bahwa eksportir perlu

bekerja sama dengan berbagai badan usaha dan instansi pemerintah. Hal ini

berarti bahwa suksesnya pekerjaan ekspor sangat tergantung pada kemampuan

kita dalam mengkoordinasikan semua pelaku, sehingga dapat melakukan

tugasnya tepat waktu, efektif, dan efisian. Dapat disimpulkan bahwa pekerjaan

ekspor adalah pekerjaan suatu tim, suatu kesebelasan, kesebelasan eksportir

nasional. Ekspor adalah tugas kolektif dan bukan tugas individual seorang

eksportir.

1) Dokumen dalam perdagangan internasional hasil perikanan

Kewajiban utama seorang eksportir adalah mengirimkan barang yang dipesan

importir/pembeli di luar negeri. Pengiriman itu biasanya dilakukan dengan kapal

Page 45: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

40

laut atau kapal udara. Bukti pengiriman barang diberikan oleh perusahaan

pelayaran (shipping company) dalam bentuk dokumen yang lazim disebut Letter

of Credit atau L/C. Semua pelaku/ lembaga yang terlibat dalam suatu transaksi

ekspor-impor membuktikan kinerjanya dalam bentuk dokumen. Karena itu

perdagangan internasional juga sering disebut dengan “perdagangan dokumen.”

Dengan demikian, pengetahuan tentang perdagangan internasional dapat juga

dilakukan melalui pengenalan tentang jenis dokumen, fungsi, serta para

pelaku/lembaga yang mengeluarkan dokumen itu. Jenis dokumen sebagai

persyaratan ekspor dan lembaga yang menerbitkan dokumen tersebut dapat

diuraikan sebagai berikut:

1. Produsen

- Kontrak Penjualan

- Manufacturer Certificate

- Instruktur Manual

- Brosur

2. Eksportir

- Brosur

- Offersheet

- Sale’s Contract

- Invoice

- Consular Invoice

- Packing List

- Weight Note – Measurement List

- Letter of Indemnity

- Letter of Subrogation

- Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)

- Pemberitahuan Ekspor Barang Tertentu

Page 46: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

41

3. Bank

- Akad Kredit

- Letter of Credit

- Surat Setoran Pajak (SPP)

- Surat Setoran Bea Cukai (SSBC)

- Nota Perhitungan Pembayaran Wesel Ekspor

4. Stasiun Karantina dan/atau Balai/Laboratorium Pembinaan dan Pengujian

Mutu Hasil Perikanan

- Health Certificate atau Sertifikat Kesehatan produk perikanan ekspor

untuk tujuan konsumsi manusia;

- Health Certificate atau Sertifikat Kesehatan produk perikanan ekspor

untuk hama dan penyakit ikan atau media pembawanya.

5. Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan

(dh. Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan)

- Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP)

Eksportir produsen/pengolah/unit pengolahan ikan yang akan

melakukan kegiatan ekspor produk perikanan harus memiliki Sertifikat

Kelayakan Pengolahan (SKP). SKP merupakan dokumen yang

menyatakan bahwa unit pengolahan tempat produk perikanan diolah

telah memenuhi standar kelayakan dasar penanganan/ pengolahan ikan

atau Good Manufacturing Practices (GMP), dan prosedur operasi

sanitasi standar atau Sanitation Standard Operating Procedures

(SSOP). Dalam proses mendapatkan SKP, maka Dinas Perikanan dan

Kelautan Provinsi berkewajiban untuk melakukan kegiatan penilikan

awal/pra inspeksi (pre inspection) atau Pra-SKP. Hal ini merupakan

pembinaan terhadap perusahaan/unit pengolahan ikan sebelum institusi

teknis yaitu Direktorat Pengolahan Hasil, Ditjen P2HP melakukan

Page 47: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

42

penilikan/inspeksi SKP lebih lanjut. Sertifikat Kelayakan Pengolahan

(SKP) merupakan salah satu persyaratan bagi unit pengolahan

ikan/eksportir pengolah dalam memperoleh Health Certificate yang

diterbitkan oleh LPPMHP.

6. Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

Sertifikat HACCP dan Approval Number

Proses Penerbitan Sertifikat HACCP dan Approval Number tersebut

dapat diuraikan sebagai berikut:

- Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. PER.19/MEN/2010

tentang Sertifikasi Penerapan HACCP, maka eksportir produsen/

pengolah juga harus memiliki Surat Keterangan Validasi HACCP

(Hazard Analysis Critical Control Points) apabila melakukan ekspor

produk perikanan ke Amerika Serikat, Uni Eropa dan Jepang.

Persyaratan yang diperlukan dalam pengajuan HACCP antara lain:

Surat Ijin Usaha Perdagangan/Akta Notaris Pendirian Perusahaan

Bidang Pengolahan Hasil Perikanan/Ijin Usaha Perikanan (IUP);

Tanda Daftar Usaha Perikanan, mendapatkan SKP hasil Pembinaan

Ditjen P2HP, Buku Manual HACCP.

- Khusus untuk ekspor ke Uni Eropa termasuk Norwegia, China,

Korea, Vietnam, Rusia dan Kanada, UPI harus didaftarkan dulu oleh

Otoritas Kompeten Indonesia yakni Badan Karantina Ikan,

Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan kepada Otoritas

Kompeten negara tujuan ekspor tersebut sebelum melakukan ekspor

hasil perikanan.

7. Usaha Jasa Transportasi (Freight Forwarder)

- Packing List

- Measurement List

Page 48: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

43

- Weight Note

8. Bea dan Cukai

- Fiat (izin) muat barang

9. Independent Surveyor

- Certificate of Quality

- Certificate of Weight

- Chemical Analysis

- Survey Report

- Inspection Certificate

- Test Certificate

10. Perusahaan Asuransi

- Cover Note

- Insurance Policy

11. BPEN, CBI, SIPPO, dan ITPC

- General Information

- Trade Promotion and Exibithion

- Trade Mission

- Trade Fairs

- Trade Consultation

12. Perusahaan Pelayaran (Shipping Company) (Carrier)

- Mate’s Receipt (Resi Mualim)

- Bill of lading

- Exept Bewijs (EB)

- Claims Constatering Bewijs (CCB)

13. Angkutan Udara

- Airways Bill (AWB)

14. Dinas Perdagangan Provinsi

Page 49: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

44

- Kuota produk perikanan

- Surat Keterangan Negara Asal (SKA) atau Certificate of Origin

- Angka Pengenal Ekspor (APE)

- Angka Pengenal Impor Umum (API-U)

- Angka Pengenal Impor – Terdaftar (Approved Traders)

15. Kantor Pajak

- Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

16. Kedutaan Negara Asing

- Consular Invoice

- Customs Invoice

B. Proses perdagangan internasonal hasil perikanan

Ditinjau dari penjelasan mengenai para pelaku atau lembaga yang berwenang

serta jenis-jenis dokumen yang diterbitkannya. Menurut Direktorat Akses Pasar

dan Promosi (2015), maka secara kronologis langkah-langkah yang diambil oleh

masing-masing pelaku/lembaga untuk keseluruhan proses dibagi menjadi 4

(empat), yaitu:

1. Sale’s Contract Process

2. Letter of Credit Opening Process

3. Cargo Shipment Process

4. Shipping Documents Negotiation Process

Sedangkan tugas dan fungsi Institusi yang berperan dalam prosedur Ekspor

Perikanan berdasarkan urutan proses pengurusan dokumen dalam ekspor

produk perikanan sebagai berikut:

1. Bank

2. Perusahaan Shipping (pelayaran samudera)/ pengangkutan

3. Lembaga Penguji Mutu dan Sertifikasi Mutu

4. Bea Cukai

Page 50: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

45

5. Dinas Perdagangan Provinsi

6. Kementerian Perdagangan

7. Kedutaan (Counsellor)

8. Surveyor

9. Agen Ekspor

C. Prosedur ekspor secara umum

Persiapan Ekspor dan Kontrak

Menurut Direktorat Akses Pasar dan Promosi (2015), kegiatan ekspor dapat

dibagi dalam dua kegiatan yaitu proses kegiatan di dalam negeri dan proses

kegiatan diluar negeri. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan

ekspor:

1. Eksportir akan menerima order (pesanan) jenis produk perikanan dengan

jumlah dan kualitas yang diingini oleh pembeli/buyer luar negeri

2. Bank akan memberitahukan kepada eksportir bahwa pembeli atau buyer

telah membuka suatu L/C untuk dan atas nama eksportir

3. Eksportir menempatkan pesanan kepada leveransir maker pemilik

barang/produsen (apabila eksportir sekaligus produser maka eksportir dapat

langsung mempersiapkan barang melalui manajer produksi di unit

pengolahan)

4. Eksportir melakukan pengepakan barang untuk diekspor (sea-worthy

packing). Khusus untuk produk perikanan, dalam proses produksi sebelum

produk disimpan pada umumnya sudah dipacking/atau dikemas. Apabila ada

pesanan (order) maka dilakukan pengeluaran barang sekaligus pengepakan

barang. Pada proses ini juga dilakukan pemeriksaan kode produksi dan lain-

lain apabila dianggap perlu

5. Eksportir memesan (booking) ruangan kapal dan mengeluarkan shipping

order pada maskapai pelayaran

Page 51: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

46

6. Eksportir menyelesaikan semua formulir ekspor dengan semua instansi

ekspor yang berwenang

7. Eksportir menyelenggarakan pemuatan barang ke atas kapal, dengan atau

tanpa mempergunakan perusahaan ekspedisi

8. Eksportir mengurus bill of lading dengan maskapai pelayaran

9. Eksportir menutup asuransi-laut dengan maskapai asuransi

10. Menyiapkan faktur dan dokumen-dokumen pengapalan lainnya

11. Mengurus consular-invoice dengan trade councelor kedutaan negara

importir

12. Menarik wesel kepada opening bank dan menerima hasilnya dari negotiating

bank

13. Negotiating bank mengirimkan shipping documents kepada principalnya

negara importir

14. Eksportir mengirimkan shipping-advice dan copy shipping documents

kepada importir

Prosedur secara Umum

Prosedur ekspor barang secara umum dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Eksportir dan Importir mengadakan korespondesi/ negosiasi. Apabila terjadi

kesepakatan dibuat kontrak dagang (sales contract)

2) Importir mengajukan permohonan pembukaan L/C kepada Opening Bank di

Luar Negeri

3) Opening Bank meneruskan L/C kepada Eksportir melalui

Correspondent/Receiving Bank di Indonesia

4) Correpondent/Receiving Bank meneruskan/ memberitahukan L/C kepada

Eksportir

5) Eksportir melakukan produksi dan penyiapan barang ekspor

Page 52: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

47

6) Eksportir menghubungi maskapai pelayaran/penerbangan untuk

pelaksanaan pengiriman barang

7) Apabila barang sudah siap ekspor, dan ada kepastian jadwal pengapalan,

Eksportir mendaftarkan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) di instansi Bea

& Cukai di pelabuhan muat. Pihak Bea & Cukai akan memfiat muat PEB

untuk pemuatan ke atas kapal

8) Kegiatan pemuatan barang ke kapal. Apabila Importir mewajibkan barang

ekspor harus disertai SKA, maka Eksportir mengurus dokumen Surat

Keterangan Asal atau SKA (Certificate of Origin) pada Instansi Penerbit SKA

dengan melampirkan dokumen-dokumen: foto copy PEB yang telah di fiat

muat Bea & Cukai dan foto copy B/L. Adapun Instansi Penerbit SKA adalah :

a) Dinas Perdagangan Provinsi

b) Dinas Perdagangan Kabupaten

c) KBN

d) SPOPDI di Pulau Batam

9) Eksportir melakukan negosiasi L/C kepada Correspondent/Receiving Bank,

dengan membawa B/L negotiable, PEB yang difiat muat Bea & Cukai serta

dokumen-dokumen lain yang disyaratkan dalam L/C

10) Correspondent/Receiving Bank mengirim dokumen-dokumen tersebut pada

butir 8 dan melakukan penagihan L/C kepada Opening Bank di Luar Negeri

11) Opening Bank menyerahkan dokumen tersebut pada butir 8 kepada Importir

untuk keperluan pengurusan pengeluaran barang dari pelabuhan serta

penyelesaian kewajiban/tagihan oleh Importir

12) Importir melaksanakan pengeluaran barang dari pelabuhan di dalam negeri

D. Prosedur ekspor hasil perikanan

Menurut Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan

(2015), menyatakan bahwa perlu dibedakan persyaratan ekspor produk

Page 53: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

48

perikanan dalam dua macam yaitu produk ekspor perikanan sebagai komoditi

perikanan yang mematuhi terhadap persyaratan administrasi perdagangan

internasional dan produk ekspor perikanan sebagai komoditi perikanan yang

memiliki persyaratan khusus terkait pemenuhan aturan teknis sebagai produk

dengan tujuan untuk konsumsi manusia. Aspek persyaratan teknis ini perlu

diketahui oleh para pelaku usaha, dan buku ini secara tidak langsung memberi

gambaran penerapan Code of Conduct Responsible Fisheries. Dengan adanya

buku ini diharapkan pelaku usaha perikanan tidak sekedar menjadi trader tetapi

sebagai provider/supplier/producer yang berbasis produksi dengan orientasi

pemasaran. Alur prosedur dan persyaratan dokumen pendukung untuk

keperluan ekspor hasil perikanan dapat digambarkan pada gambar 2 dibawah

ini.

Gambar 2. Alur Prosedur Ekspor Hasil Perikanan

2.7 Profil Negara Tujuan Ekspor

2.7.1 Profil Pasar Thailand

Thailand merupakan salah satu pemain utama industry seafood dunia.

Berdasarkan catatan FAO Tahun 2013 produksi perikanan tangkapnya mencapai

Page 54: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

49

1.843.747 ton. sementara ekspor sebesar pada tahun 2014 mencapai nilai USD

6,4 milyar, menjadikan Thailand peringkat 4 eksportir perikanan dunia dibawah

China, Norwegia dan Vietnam. Thailand juga merupakan pasar penting di Asia,

mengimpor sekitar USD 2,7 milyar. Selama dekade terakhir terjadi ekspansi yang

cukup besar dalam industri pengolahan udang beku dan cephalopoda serta

pengalengan tuna. Thailand sekarang menjadi produsen dan eksportir tuna

kaleng dan udang terbesar di dunia.

Dilain pihak, produksi domestik mengalami trend penurunan selama dekade

terakhir dikarenakan penurunan hasil tangkapan ikan laut sementara udang

menghadapi penyakit. Thailand mempunyai kapasitas industry pengolahan yang

cukup besar sementara permintaan domestik mengalami pertumbuhan yang

disebabkan meningkatnya pendapatan konsumen lokal, maka impor produk

perikanan niscaya meningkat dan diperkirakan terus meningkat dalam tahun-

tahun mendatang. Ikan merupakan salah satu menu dan sumber protein utama

di Thailand. Tingkat konsumsi ikan sekitar 30 kg/perkapita/tahun. Dengan jumlah

penduduk lebih dari 60 juta orang, pasar domestik dapat menyerap lebih 2 juta

ton produk perikanan pertahun. Produk perikanan lokal dan spesies tropis seperti

tilapia, makarel, pomfret, udang, sotong mendominasi konsumsi. Pasar prdouk

ikan segar sangat tersegmentasi berdasarkan spesies yang berbeda dan

cakupan produk. Ikan hidup dan segar merupakan jenis yang banyak dikonsumsi

oleh konsumen lokal dan setelahnya adalah ikan kering/asin seperti anchovy

kering, sotong kering dan ikan asap yang didistribusikan melalui pasar basah

maupun supermarket. Produk perikanan yang diimpor di pasar retail dan saluran

pemasaran lainnya (hotel, restoran, catering) pada umumnya dikonsumsi oleh

kalangan berpendapatan menengah ke atas, ekspatriat, turis asing, pelaku

usaha. Salmon dari Norwegia merupakan produk yang banyak dijual di outlet

Page 55: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

50

retail, catering demikian juga spesies cod, kerang hijau, oyster, rajungan dan

lobster.

Tabel 2. Nilai Ekspor Produk Perikanan Thailand

Kode HS

Deskripsi 2012 (USD000)

2013 (USD000)

2014 (USD000)

TOTAL 8.039.284 6.920.958 6.413.535

‘1640 Prepared/preserved fish & caviar

3.440.774 3,390,367 3,062,700

‘1605 Crustaceans & molluscs, prepared/preserved

1.763.749 1,419,189 1,223,559

‘0306 Crustaceans 1.534.669 1,020,414 966,598 ‘03’07 Moluscs 464.813 417,414 453,554 ‘0304 Fish fillets and pieces,

fresh, chilled or frozen 416.711 288,315 320,859

‘0303 Fish, frozen, whole 208.237 147,410 177,316 ‘0305 Fish,cured or smoked and

fish meal fit for human consumption

125.241 150,781 111,354

‘0302 Fish, fresh, whole 34.477 43,666 52,411 ‘0301 Live fish 40.877 34,270 30,341 ‘1603 Extracts&juices of

meat,fish, crustaceans & mollusks

9.736 9,132 14,843

Sumber : UN. Comtrade dalam Direktorat Akses Pasar dan Promosi (2015)

Sejalan dengan perubahan gaya hidup masyarakat perkotaan Thailand,

meningkatnya pendapatan dan tumbuhnya gerai retail modern, terdapat

peningkatan permintaan produk siap masak dan saji baik dalam bentuk

segar/dingin, beku maupun diawetkan. Namun demikian, masyarakat Thailand

pada umumnya masih membeli ikan di pasar basah (pasar tradisional) untuk

diolah/dimasak di rumah.

Pada sektor pasar retail, produk ikan segar/dingin masih mendominasi konter

seafood termasuk jaringan distribusi modern sebperti jaringan toko dan

hypermarket. Kebanyakan ikan segar dan seafood di saluran pasar retail adalah

produk lokal dengan di display dan dipisah-pisahkan berdasarkan spesiesnya.

Supermarket dan hypermarket pada umumnya memisahkan area tampilan

(display) untuk ikan hidup, segar/dingin, beku, produk siap saji, kering maupun

ikan kaleng.

Page 56: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

51

Dalam beberapa tahun terakhir, produk seafood bernilai tambah telah banyak

ditawarkan seperti fillet, potongan dan steak. Beberapa supermarket juga

menawarkan gerai in store cooking yang mana konsumen dapat memilih ikan

dan meminta gerai untuk memasaknya yang selanjutnya dibawa ke rumah.

Mereka siap menyediakan ikan goring dan jenis ikan goreng yang umum adalah

tilapia, gurame, dan patin/lele.

Konsumsi ikan kaleng juga tinggi khususnya ikan tuna kaleng, sardine,

makarel yang dipasok oleh produk lokal. Sealect, Ayam dan Three Lady Cooks

adalah merek utama di Thailand, diperkirakan ketiganya menguasai lebih dari

60% pangsa pasar ikan kaleng Thailand. Terdapat banyak merk ikan kaleng

lainnya di pasaran. Produsen ikan kaleng di Thailand telah mengembangkan

berbagai macam resep untuk seafood kaleng untuk catering lokal antara lain

tom-yum, curry, smoked, hot chilli selain produk yang telah dikenal secara umum

yaitu ikan kaleng dalam -in water, vegetable oil and tomato sauce.

Tabel 3. Konsumsi Ikan perkapita Thailand

Tahun Total

Produksi (1,000 MT)

Trash fish (non food

use) (1,000 MT)

Impor (1,000 MT)

Ekspor (1,000 MT)

Populasi (1,000 MT)

Perkiraan Konsumsi (Kg/Capita)

2004 4.100 772 1.330 2.070 61.97 41.76 2005 4.106 755 1.561 2.261 62.42 42.48 2006 4.030 673 1.559 2.433 62.83 39.53 2007 3.675 583 1.473 2.299 63.04 35.94 2008 3.204 443 1.619 2.343 63.39 32.15 2009 3.287 469 1.667 2.312 63.50 34.23 2010 3.063 419 1.683 2.462 65.40 28.53 2011 2.899 382 1.670 1.975 65.98 33.53 2012 3.000 384 1.666 1.908 66.00 35.97

Sumber: DOF, Thailand dalam Infofish 2013 dalam Direktorat Akses Pasar dan Promosi 2015

Saat ini saluran pasar ritel untuk produk ikan beku sangat berkembang dan

cenderung untuk melibatkan jenis spesifik ikan beku. Rak-rak seafood menjual

sejumlah merk lokal utama. Prantalay dan CP merupakan pemain kunci di

beberapa hypermarket seperti Lotus Tesco, dan Big C. Produk bernilai tambah di

Thailand sangat berkembang. Produk-produk yang biasanya diekspor dapat

Page 57: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

52

ditemui di pasar lokal. Berbagai macam produk bernilai tambah dijual di pasar

retail utama dan juga di convenience store dengan kemasan dan tampilan yang

bagus. Kemasan ikan segar, olahan tepung, surimi, ikan olahan siap saji sudah

umum dijumpai di pasar retail.

Jasa katering (restoran dan hotel) juga menghasilkan bisnis yang besar di

Thailand seiring dengan majunya sektor pariwisata bagi perekonomiannya.

Spesies lokal seperti seabass, kerapu, udang, rajungan, sotong merupakan jenis

ikan yang banyak dijumpai dalam menu. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir,

salmon menjadi sangat populer dalam sajian menu di Thailand, termasuk di

gerai-gerai makanan. Sebelumnya periode tersebut, salmon hanya mempunyai

ceruk pasar yang kecil dibeberapa hotel kelas atas dan outlet restoran Jepang.

Sebagai contoh, di Bangkok yang mempunyai populasi 12 juta jiwa dilaporkan

terdapat sekitar 3000 restoran (menengah sampai kelas atas) dan banyak

diantaranya menggunakan salmon sebagai sajian menunya.

Thailand mempunyai sejumlah besar gerai layanan makanan Jepang

termasuk restoran, jaringan restoran, jaringan noodle dan makanan cepat saji.

Jaringan gerai tersebut sangat penting bagi salmon maupun makarel jepang

(saba). Banyak hotel mempunyai restoran Jepang yang menjadi tulang

punggung pasar sushi. Sushi sangan penting bagi pasar salmon di Thailand.

Terdapat beberapa jaringan restoran Jepang, antara lain Fuji (30 gerai, termasuk

10 di lura kota Bangkok) dan Nippon Tei – The Tokyo Grill (7 gerai). Selain itu,

terdapat juga restoran Korea yang mempunyai permintaan terhadap Saba.

Salmon bahkan digunakan oleh beberapa restoran Cina (jaringan gerai MK),

termasuk untuk dim sum. Permintaan rajungan dan lobster impor terbesar ada di

restoran China (puncak permintaan pada Tahun Baru China) dan hotel kelas

atas. Produk impor lainnya yang banyak diminta adalah halibut, mussels, tiram,

lobster dan geoduck.

Page 58: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

53

Permintaan Ikan oleh industri pengolahan

Thailand memiliki industri pengolahan ikan terbesar di dunia. Industrinya

terpilah-pilah dan banyak sekali pembeli dari bahan baku impor. Secara

keseluruhan, segmen pasar ini secara signifikan lebih besar dari jasa layanan

makanan dan pembeli retail. Terdapat sekitar 200 unit pengolahan ikan dan

sekitar 120 UPI tersebut mempunyai ijin untuk ekspor ke EU, AS dan Jepang.

UPI menghasilkan dan mengekspor berbagai ragam produk ikan, termasuk ikan

beku, semi olahan dan produk bernilai tambah. Diperkirakan sekitar 40 – 50%

ikan untuk industri pengolahan berasal dari pendaratan ikan domestik sedangkan

50 – 60 % berasal dari impor. Komoditas impor utama antara lain: tuna segar

dan beku; ikan segar dan beku utuh seperti makarel, sardine, salmon;

cephalopoda beku; udang beku, dan tiram segar dan beku.

Tabel 4. Impor Produk Perikanan Thailand

Kode HS Deskripsi 2012

(USD000)

2013

(USD000)

2014

(USD000)

TOTAL 3.073,236 3.145,507 2.705.294

‘030343 Skipjack or stripe-bellid

bonito, frozen ex headg

No 03.04 ,livers&roes

1.124.221 1.196.978 750.898

‘030749 Cuttle fish and squid,shelled or not, frozen, dried, salted or in brine

186.023 281.717 291.916

‘030389 Frozen fish, n.e.s. 235.764 237.172 252.031

‘030342 Tunas, yellowfin, frozen

excluding heading No

03.04, livers and roes

289.944 244.247 177.799

‘030341 Tunas,albacore or

longfinned, frozen, excl

headg No 03.04, livers &

roes

188.035 122.182 144.654

‘160414 Tunas,skipjack & Atl bonito, prepard/ preservd, whole/in pieces, ex mincd

143.917 125.439 100.396

‘030617 Other frozen shrimps and prawns

45.697 92.238 95.406

‘030353 Frozen Sardines , sardinella, brisling or

159.690 113.325 88.241

Page 59: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

54

Kode HS Deskripsi 2012

(USD000)

2013

(USD000)

2014

(USD000)

sprats ‘030313 Frozen Atlantic salmon

and Danube salmon 50.391 48.270 74.661

‘030312 Frozen Pacific salmon other than red salmon

54.424 71.098 72.788

‘030354 Frozen Mackerel 88.118 61.352 64.143 ‘030499 Frozen fish meat whether

or not minced (excl. swordfish, toothfish and

33.024 44.924 60.869

‘030314 Frozen Trout 77.672 78.214 59.155 ‘030462 Frozen fillets, Catfish 17.616 28.860 35.051 ‘030344 Frozen bigeye tunas

"Thunnus obesus" 7.939 33.987 27.819

‘030214 Fresh or chilled, atlantic salmon and Danube salmon

8.811 17.883 20.662

‘160553 Prepared or preserved Molluscs : Mussels

314 7.159 19.812

‘030311 Frozen sockeye salmon [red salmon] "Oncorhynchus nerka"

7.503 10.426 18.455

‘030481 Frozen fillets, Pacific salmon, Atlantic and Danube

15.555 18.469 18.012

‘030489 Frozen fillets, other fish, n.e.s.

3.714 5.266 16.917

‘160415 Mackerel, prepared or preserved, whole or in pieces, but not minced

14.477 12.384 15.580

‘030289 Fresh or chilled fish, n.e.s. 39.983 21.115 14.760 ‘030232 Tunas, yellowfin, fresh or

chilled, excl heading No 03.04, livers and roes

11.749 7.443 13.878

‘030614 Crabs frozen, in shell or not, including boiled in shell

10.235 9.067 13.781

‘030799 Molluscs nes, shelld o not & aquatic invert nes, fz, drid, saltd o in brine

4.800 6.765 13.144

Sumber : UN. Comtrade dalam Direktorat Akses Pasar dan Promosi, 2015

Impor raw tuna dalam beberapa tahun terakhir mengalami penurunan yang

banyak disebabkan oleh pasokan yang lebih sedikit dan meroketnya harga ikan

cakalang/skipjack. Impor bahan baku mentah yang mengalami kenaikan adalah

cephalopoda khususnya sotong, udang dan ikan beku. Sejumlah sotong beku

dan ikan beku seperti makarel dan salmon untuk konsumsi lokal, jadi

Page 60: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

55

meningkatnya impor tidak serta merta untuk memenuhi bahan baku unit

pengolahan ikan.

Pengolahan tuna dan udang merupakan dua industri utama di Thailand untuk

pasar ekspor. Industri pengolahan tuna menghasilkan tuna kaleng dan juga pre-

cooked tuna loin. Thailand merupakan rumah bagi produsen dan eksport

terbesar, Thai Union Frozen Products Plc yang memiliki Chicken of the Sea (AS)

dan MW Brands (EU). Para pemain utama di industri ini menghasilkan merknya

sendiri dan juga di bawah kontrak OEM untuk pemilik merk asing. Bahan baku

tuna, cakalang beku, diimpor dari seluruh dunia. Thailand juga mengimpor semi-

olahan produk untuk bahan baku pengalengan yaitu pre-cooked tuna loin dari

China dan Indonesia. Sektor yang lebih kecil dari industry pengalengan adalah

makarel dan sardine kaleng yang keduanya diekspor dan dijual di pasar lokal.

Bahan baku untuk makarel dan sardin berasal dari lokal, namun juga diimpor

untuk sardine beku.

Sementara itu industri pengolahan udang sangat bergantung pada pasokan

lokal. Dalam beberapa tahun terakhir, industri telah meningkatkan pembelian

bahan baku dari luar negeri dikarenakan menurunnya produksi domestik,

walaupun jumlahnya relatip sedikit dibandingkan produksi lokal. Thailand

biasanya memproduksi sekitar 500.000 – 600.000 ton udang pertahun, dan lebih

dari 90% udang vanamei. Negara pemasok udang impor adalah India,

Bangladesh, Myanmar dan Vietnam. Udang impor tersebut selanjutnya diproses

menjadi produk bernilai tambah untuk ekspor ke AS dan Jepang serta UE.

Para pembeli dari industri pengolahan mendapatkan bahan baku dari pasar

global dan pada umumnya mempunyai pengetahuan yang baik tentang pasokan

ikan dunia. Ikan impor dibawa ke Thailand melalui perusahaan perdagangan

atau langsung dari pemasok luar negeri (eksportir) tergantung pada produk dan

negara asal barang. Tuna/skipjack pada umumnya dibawa melalui perusahaan

Page 61: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

56

perdagangang sementara udang dan chepalopoda biasanya dibawa langsung

dari eksportir luar.

Prosedur pembayaran untuk barang-barang impor mengikuti

ketentuan/praktek internasional. Pembayaran mata uang asing untuk impor

biasanya dalam bentuk US Dollar melalui Letter of Credit (L/C) dengan bank

komersil. Untuk transaksi yang tidak melebihi THB 500.000 tidak memerlukan

persetujuan pemerintah dan aplikasi disampaikan ke Bank harus disertai

dokumen pendukung seperti sales contract, packing list dan invoice. Untuk

transaksi di atas THB 500.000, aplikasi disampaikan dengan import declaration

form bersama dengan packing list.

Sektor Retail

Sektor retail pangan Thailand terus berkembang dengan modern retail seperti

hypermarket, supermarket, cash and carry, dan convenience store memperoleh

pangsa pasar sementara tradisional retail secara bertahap menurun. Penjualan

retail pangan modern mencapai 70% toal penjualan retail. Pertumbuhan retail

modern yang cepat ini banyak didorong oleh meningkatnya investasi dari

jaringan retail internasional sejak tahun 2000 seperti Tesco (Inggris), Big C

Supercenter (Perancis) dan Siam Makro (Belanda). Jaringan Max Valu

supermarket dimiliki oleh perusahaan Jepang AEON, Tops dan Home Fresh Mart

dimiliki oleh Thai Group.

Sebagaimana disebutkan di atas, terdapat beberapa ratus unit pengolah ikan

modern yang berjalan di Thailand menghasilkan berbagai macam olahan ikan

termasuk produk bernilai tambah dan produk siap saji. Unit pengolahan secara

umum dapat dibagi menjadi:

- Pengalengan ikan: tuna kaleng, sardine, makarel, produk ikan lainny

seperti salmon spread, cumi kaleng, sotong, teri kaleng dll. Pengalengan

Thailand memproduksi berbagai macam kaleng dan produk in pouch

Page 62: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

57

yang dijual di pasar internasional, regional dan lokal. Mereka

memproduksi ikan kaleng dengan cita rasa yang berbeda-beda: in brine,

in oil, in tomato sauce, dengan resep Tum Yam, kari, teriyaki,

tuna/salmon spread dll.

- Pengolah udang: udang vannamei adalah jenis utama yang diolah dan

sedikit udang windu. Berbagai macam jenis olahan udang antara lain

PTO, PD, udang tepung, nobashi, sushi, dll.

- Pengolah seafood beku: memproduksi berbagai macam bahan baku dari

ikan, cephalopods dan surimi.

Gambar 3. Rantai Pasok Ikan Laut Segar di Bangkok Fish Market

Page 63: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

58

Gambar 4. Saluran Rantai Pasok Ikan Tawar di Bangkok Fish Market

Regulasi dan Sertifikasi

Berdasarkan undang-undang kepabeanan yang berlaku, semua produk yang

masuk ke Thailand, kecuali transshipment atau transit, tunduk pada pemeriksaan

bea cukai. Berkas-berkas kepabeanan harus disampaikan bersama dengan

dokumen pengangkutan kepada Divisi Inspeksi Import di titik pemasukan. Secara

umum, tarif bea masuk sudah dibayarkan sebelum barang diperiksa oleh Bea

Cukai. Dokumen yang dipersyaratkan untuk impor antara lain: Import Entry Form;

Commercial Invoice; Proforma Invoice; Packing List; Bill of Lading/Airwaybill;

Import Licence, Certificate of Origin dan Import Declaration untuk impor yang

melebihi THB 500.000.

Untuk importasi produk perikanan, certificate untuk duty exemption, juga

dipersyaratkan. Dalam banyak hal, Health (Quality) Certificate yang diterbitkan

oleh Otoritas Kompeten negara eksportir juga dipersyaratkan oleh FDA,

Kementerian Kesehatan Thailand. Dikarenakan hampir semua produk perikanan

yang masuk ke Thailand merupakan bahan baku untuk diproses dan dire-ekspor,

Page 64: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

59

inspeksi dan prosedur inspeksi oleh otoritas Thailand biasanya minimal dan

diserahkan pada importer (pengolah).

Pada umumnya, perusahaan pengimpor menentukan standardnya sendiri

untuk memenuhi persyaratan dasar untuk bahan baku seperti kesegaran dan

persyaratan fisis lainnya (sensory). Inspeksi tidak langsung dilakukan oleh Fish

Inspection Division ketika mereka melakukan inspeksi di perusahaan untuk

memastikan persyaratan HACCP dipenuhi. Hal ini sangat berbeda dengan

prosedur ekspor dimana inspeksi mutu menjadi tanggung jawab penuh oleh Fish

Inspection Division of the Department of Fisheries.

Berikut prosedur importasi hewan akuatik ke Thailand:

a. Importasi ikan dan produk perikanan ke Thailand didasarkan atas regulasi:

Fisheries Act, B.E. 2490 (1947); Animal Epidemic Act, B.E. 2499 (1956);

Food Act, B.E. 2522 (1979); Wildlife Preservation and Protection Act, B.E.

2535 (1992); dan aturan terkait lainnya.

b. Pre import: Importir di Thailand menyampaikan permohonan Import Permit

(sebelum importasi) dari Fish Inspection Office (FIO) atau kantor perikanan

provinsi di pelabuhan pemasukan dengan dokumen-dokumen:

- Form No. 1/1

- Import permit bagi hewan akuatik liar (Wildlife Preservation and

Protection Act, B.E. 2535 (1992))

- Copy kartu identitas resmi

- Copy resdintial registration book

- Dokumen registrasi pendaftaran perusahaan

- Copy ijin perdagangan hewan akuatik

- Copy HC

- Untuk udang, HC harus menyertakan hasil uji residu: chloramphenicol

(<0.3 ppb), Nitrofurans (<0.3 ppb)

Page 65: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

60

- Dalam hal produk impor untuk tujuan re-processing/re-exporting, lokasi

budidaya/stoking harus dicantumkan

- Dokumen lain yang dipersyaratkan

Dokumen-dokumen di atas harus disampaikan 7 hari sebelumnya.

Setelah permintaan impor dikabulkan, importir harus mengkonfirmasi

keterangan rinci pengiriman seperti tanggal, waktu, penerbangan, nomor

kapal, moda transportasi sebelum ketibaan produk di port.

c. Saat impor (date of import)

Pada saat importasi, importir harus menunjukkan dokumen yang

dipersyaratkan kepada petugas FIO di lokasi impor. Dokumen-dokumen

tersebut sebagai berikut:

- Import permit

- Dokumen persetujuan impor untuk ikan hidup atau ikan mati (Form

No.6)

- Form untuk impor makanan

- Import permit sesuai dengan Wildlife Preservation and Protection Act,

B.E. 2535

- Export permit untuk hewan akuatik liar yang diatur oleh CITES

- Impor Certificate untuk yellow-fin tuna dari Department of Fisheries.

- HC dari negara eksportir. Untuk udang, menyampaikan original copy HC

yang menyatakan kandungan residu: Chloramphenicol (<0.3 ppb),

Nitrofuran (<0.3ppb)

- Transportation permit

- Invoice

- Air Waybill atau Bill of Lading

- Packing List

- Dokumen lain yang dipersyaratkan

Page 66: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

61

d. Inspeksi. Petugas memeriksa kelengkapan dokumen sebagai berikut:

- Hewan akuatik hidup

Setelah dokumen sudah dilengkapi dan persyaratan sudah dipenuhi

oleh impotir, petugas akan mengambil sampel untuk pengujian penyakit

sebelum import permit disetujui.

Jika dokumen tidak lengkap dan persyaratan lainnya tidak dipenuhi

oleh importir dan terdapat kecurigaan, petugas akan mengambil sampel

untuk tindakan karantina. Laboratorium yang ditunjuk akan melakukan

analisis untuk menjamin mutu sesuai dengan standar. Jika standar mutu

tidak dipenuhi, tindakan hukum akan dikenakan dan produk tersebut

akan dikembalikan ke negara asal.

- Bahan baku

Setelah persyaratan dokumen dilengkapi, petugas akan mengambil

sampel untuk uji residu sebelum import permit diterbitkan.

Spesies, ukuran dan jumlah/berat impor harus sesuai dengan yang

tercantum dalam import permit. Proses dan biaya tindakan karantina

dan inspeksi lalinnya menjadi tanggung jawab pihak importir.

e. Manakala dokumen tidak lengkap dan persyaratan lainnya tidak dipenuhi,

petugas akan mengambil sampel dan menahannya untuk proses inspeksi

selanjutnya. Laboratorium yang ditunjuk akan melakukan analisis untuk

menjamin mutu dan keamanan produk. Produk selanjutnya dapat dikirim

balik ke negara asal.

Page 67: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

62

Gambar 5. Diagram Prosedur Pre-Impor

Gambar 6. Diagram Proses Importasi

2.7.2 Profil Pasar Jepang

Kondisi umum pasar Jepang

Jepang merupakan sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letak

astronomis Jepang adalah di 300 – 470 Lintang Utara dan 1280 – 1460 Bujur

Timur. Letak geografisnya adalah di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah

timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik Rakyat Tiongkok, Korea,

dan Rusia.

Page 68: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

63

Kepulauan Jepang terdiri dari pulau-pulau stratovolcano, empat pulau utama

dari utara ke selatan adalah Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyushu. Jepang

berada 36°sebelah utara khatulistiwa dan 138°sebelah timur meridian utama.

Jepang berada di utara timur laut Cina dan Taiwan (dipisahkan oleh Laut Cina

Timur), sebelah timur Korea (dipisahkan oleh Laut Jepang), dan sebelah selatan

Rusia Timur Jauh.

Selain 4 pulau utama, terdapat 3.000 pulau-pulau berukuran lebih kecil,

termasuk Okinawa serta pulau-pulau kecil yang berpenghuni atau tidak

berpenghuni. Pada tahun 2006, total luas wilayah Jepang adalah 377.923,1 km²,

di antaranya 374.834 km² adalah daratan dan 3.091 km² perairan. Sekitar 73%

wilayah Jepang adalah daerah pegunungan.

Jepang berada di kawasan beriklim sedang dengan pembagian empat

musim yang jelas. Walaupun demikian, terdapat perbedaan iklim yang mencolok

antara wilayah bagian utara dan wilayah bagian selatan. Pada musim dingin,

Jepang bagian utara seperti Hokkaido mengalami musim salju, namun

sebaliknya wilayah Jepang bagian selatan beriklim subtropis. Iklim juga

dipengaruhi tiupan angin musim yang bertiup dari benua Asia ke Lautan Pasifik

pada musim dingin, dan sebaliknya pada musim panas. Hal ini menyebabkan

potensi perikanan Jepang bervariasi dan musim tangkapan berbeda antara

wilayah utara dan selatan. Keadaan ini merupakan peluang bagi ekspor produk

perikanan Indonesia ke pasar Jepang.

Populasi penduduk Jepang tahun 2014 diperkirakan sekitar 127,2 juta orang

atau menurun 0,23% dibandingkan jumlah penduduk tahun 2013. Masyarakat

Jepang homogen dalam etnis, budaya dan bahasa, dengan sedikit populasi

pekerja asing. Jumlah penduduk Jepang dari tahun 2010 sampai 2014

mengalami penurunan 7,68% per tahun. Pada tahun 2011, tingkat harapan

hidup di Jepang adalah 82,25 tahun, dan merupakan salah satu tingkat harapan

Page 69: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

64

hidup tertinggi di dunia. Namun populasi Jepang dengan cepat menua sebagai

dampak dari ledakan kelahiran pascaperang diikuti dengan penurunan tingkat

kelahiran. Pada tahun 2004, sekitar 19,5% dari populasi Jepang sudah berusia

di atas 65 tahun.

Masalah lain termasuk meningkatkan generasi muda yang memilih untuk

tidak menikah atau memiliki keluarga ketika dewasa. Populasi Jepang

dikhawatirkan akan merosot menjadi 100 juta pada tahun 2050 dan makin

menurun hingga 64 juta pada tahun 2100.

Kondisi ekonomi

Pada tahun 2014, PDB Jepang mengalami penurunan sebesar 17,38 %

dibandingkan tahun 2013, yakni dari US$ 5.955 milyar di 2013 menjadi US$

4.920 di 2014. Sementara itu PDB perkapita Jepang mengalami kenaikan

sebesar 1,79% dari US$ 36.912 di 2013 menjadi US$ 37.573 di 2014. Hal ini

disebabkan karena Jepang mengalami resesi di 2014 khususnya di kuartal 2 dan

kuartal 3, yang merupakan pertama kali terjadi semenjak 2011. Sementara itu

angka tingkat pengangguran mengalami penurunan selama kurun waktu 2010-

2014.

Tabel 5. Kondisi Perekonomian Jepang

Tahun 2010 2011 2012 2013 2014

PDB (Milyar USD 5.035 5.495 5.905 5.955 4.920

PDB perkapita (USD) 34.698 36.296 36.203 36.912 37.573

Inflasi -1% -0,5% 0,2% -0,2% 1,5%

Tingkat Penganggurn 4,8% 4,8% 4,6% 4,3% 3,7%

Tenaga Kerja (Juta

Jiwa)

63,1 63,2 62,7 63,5 63,2

Sumber: Direktorat Akses Pasar dan Promosi (2015)

Saat ini Jepang masih berdiri sebagai kekuatan ekonomi terbesar ke empat

didunia dibawah AS dan Cina. Merupakan anggota G7 dan merupakan negara

dengan teknologi yang paling maju. Industri manufaktur adalah salah satu

kekuatan Jepang, tapi negara ini miskin akan sumber daya alam. Pola umum

Page 70: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

65

yang dijalankannya adalah sebagai berikut: perusahaan-perusahaan Jepang

mengimpor bahan-bahan mentah, lalu mengolah dan membuatnya sebagai

barang jadi, yang dijual di dalam negeri atau diekspor.

Potensi dan Peluang Perikanan Jepang

Pada tahun 2014 impor produk perikanan Jepang mengalami penurunan

sebesar 0,54% dibanding tahun 2013, yaitu dari US$ 16,06 Milyar (2013)

menjadi US$ 15,98 Milyar (2014). Beberapa produk utama pasar Jepang adalah

udang (17,63%), TTC (16,63%), salmonidae (8,50%). Beberapa produk yang

mengalami trend penurunan pada periode 2012-2014 adalah udang sebesar

3,38% per tahun, TTC sebesar 10,42% per tahun, kekerangan sebesar 7,21%

per tahun, kepiting/rajungan sebesar 10,68% per tahun, cumi-cumi sebesar

16,43% per tahun, sidat sebesar 22,54% per tahun dan rumput laut sebesar

3,8% per tahun. Sedangkan produk yang mengalami tren kenaikan pada periode

2012-2014 adalah mutiara sebesar 45,3%. Namun demikian, produk-produk

tersebut yang juga mengalami trend positif terhadap total selama periode

tersebut adalah udang sebesar 5,36% per tahun, salmonidae 7,71% per tahun

dan rumput laut sebesar 4,13% per tahun sebagaimana Tabel 1. Hal ini

menunjukkan bahwa secara umum impor Jepang pada hampir semua komoditas

mengalami penurunan. Penurunan impor perikanan di Jepang disebabkan oleh

berbagai faktor antara lain kebijakan pemerintah Jepang yang semakin

membatasi impor perikanan dan mengoptimalkan produksi lokal. Disisi lain hal ini

selaras dengan data demografi penduduk Jepang, yang cenderung mengalami

penurunan setiap tahunnya. Pada tahun 2014, khususnya di kuartal 2 dan kuartal

3 mengalami resesi ekonomi yang menyebabkan penurunan daya beli.

Sebagai salah satu negara dengan tingkat konsumsi ikan tertinggi di dunia,

Jepang merupakan pasar yang sangat potensial untuk dijadikan negara tujuan

ekspor. Udang dan TTC merupakan komoditas paling digemari oleh masyarakat

Page 71: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

66

Jepang. Selain itu Indonesia bisa mengoptimalkan ekspor melalui komoditas

mutiara, yang pada tahun 2014 terjadi peningkatan impor yang cukup tinggi.

Berdasarkan negara pengekspor utama, pada tahun 2014, Tiongkok

menempati urutan pertama dengan nilai sebesar US$ 2,73 Milyar (17,11%),

disusul Chili sebesar US$ 1,38 Milyar (8,65%), AS sebesar US$ 1,29 juta

(8,09%) dan Indonesia menempati urutan ketujuh dengan nilai US$ 945 juta

(5,92%). Hampir semua negara-negara pengekspor mengalami trend penurunan

yang siginifikan selama tiga tahun terakhir, antara lain China sebesar 8,71% per

tahun, Rusia sebesar 13,88% per tahun dan Thailand sebesar 16,77% per tahun,

sedangkan Indonesia mengalami penurunan sebesar 3,68% per tahun. Namun

demikian terdapat beberapa Negara yang mengalami tren kenaikan selama tiga

tahun terakhir, antara lain Vietnam sebesar 4,8% dan India sebesar 9,27%.

Tabel 6. Pola pengeluaran rumah tangga jepang terhadap produk perikanan Item Purchased Amount (¥) Ratio (%)

Tuna 4.507 11,7 Salmon 3.109 8,0 Shrimp 2.569 6,6 Octopus 1.059 2,7 Scallop 1.175 3,0 Other seafood 26.225 67,9

Total 38.645 100

Sumber : Ministry of Internal Affair and Communication Japan dalam Direktorat Akses Pasar dan Promosi (2015)

Tabel 7. Perkembangan Impor produk Perikanan Jepang Berdasarkan

Komoditas Utama, Tahun 2012-2014

NO

KOMODITAS

2012

2013

2014

TREND

NILAI

TREND

THD

TOTAL

12-14 12-14 VALUE

(USD 000)

% THD

TOTAL

VALUE (USD 000)

% THD

TOTAL

VALUE (USD 000)

% THD

TOTAL (%) (%)

1 Udang 2.992.691 15,92 2.979.839 18,55 2.791.343 17,47 (3,38) 5,36 2 TTC 3.351.682 17,83 2.668.503 16,61 2.656.474 16,63 (10,42) (3,37) 3 Salmonidae 1.386.389 7,37 1.178.002 7,33 1.358.818 8,50 0,16 7,71 4 Kekerangan 1.168.899 6,22 1.064.876 6,63 1.006.028 6,30 (7,21) 0,80 5 Kepiting/Rajungan 1.071.956 5,70 765.038 4,76 820.614 5,14 (10,68) (4,32) 6 Mutiara 399.689 2,13 381.637 2,38 744.652 4,66 45,30 53,96

7 Cumi-Cumi/ Sotong/Gurita

903.270 4,80 742.730 4,62 631.885 3,95 (16,35) (9,12)

8 belut/sidat 752.533 4,00 723.708 4,51 425.168 2,66 (22,54) (14,19) 9 Rumput Laut 321.588 1,71 288.807 1,80 296.305 1,85 (3,80) 4,13 10

Makarel 297.410 1,58 263.142 1,64 284.799 1,78 (1,65) 6,18

11

Lainnya 6.153.730 33 5.007.907 31,17

4.961.199 31,05 (9,78) (2,58)

Total 18.799.837 100 16.064.189 100 15.977.285 100 (7,55)

Page 72: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

67

Posisi Indonesia sebagai peringkat keenam eksportir produk perikanan ke

Jepang pada tahun 2012 telah digeser oleh Vietnam pada tahun 2014. Hal ini

disebabkan Indonesia mengalami tren penurunan selama 3 tahun terakhir

sebesar 3,29%. Disisi lain Vietnam mengalami tren kenaikan selama 3 tahun

terakhir sebesar 4,8%, salah satu komoditas yang memberikan kontribusi

terhadap tren kenaikan ekspor Vietnam pada 2014 adalah udang.

Tabel 8. Perkembangan Impor Produk Perikanan Jepang Berdasarkan Negara Eksportir Utama Tahun 2012-2014 No Negara

Eksportir 2012 2013 2014 Trend

Nilai

Trend THD

Value (USD 000)

% THD Total

Value (USD 000)

% THD Total

Value (USD 000)

% THD Total

12-14 12-14

(%) (%)

1 China 3.290.548 17,50 2.840.177 17,68 2.734.062 17,11 (8,71) (1,10)

2 Chile 1.640.783 8,73 1.207.457 7,52 1.382.284 8,65 (5,97) 0,61

3 United States of

America

1.559.767 8,30 1.236.004 7,69 1.292.935 8,09 (8,08) (1,04)

4 Russian

Federation 1.521.474 8,09 1.233.287 7,68 1.124.644 7,04 (13,88) (6,73)

5 Thailand 1.600.788 8,51 1.281.883 7,98 1.107.188 6,93 (16,77) (9,72)

6 Viet Nam 926.192 4,93 935.375 5,82 1.015.847 6,36 4,80 13,69

7 Indonesia 1.011.547 5,38 952.672 5,93 945.357 5,92 (3,29) 4,99

8 Norway 924.237 4,92 797.128 4,96 874.955 5,48 (1,99) 5,65

9 Korea, Republic of

1.005.816 5,35 835.495 5,20 781.716 4,89 (11,69) (4,36)

10 Taipei, Chinese

643.523 3,42 442.553 2,75 475.833 2,98 (11,85) (5,71)

11 India 389.635 2,07 443.294 2,76 464.466 2,91 9,27 19,25

12 Canada 492.074 2,62 410.586 2,56 445.812 2,79 (3,99) 3,41

13 Australia 441.256 2,35 361.193 2,25 433.825 2,72 0,98 8,28

14 Philippines 265.868 1,41 241.706 1,50 238.830 1,49 (5,14) 2,87

15 Argentina 154.769 0,82 163.525 1,02 191.363 1,20 11,34 20,66

16 Peru 235.516 1,25 158.474 0,99 189.547 1,19 (6,55) (0,50)

17 French Polynesia

95.493 0,51 98.765 0,61 188.944 1,18 47,37 56,69

18 New Zealand

156.186 0,83 146.554 0,91 143.267 0,90 (4,20) 4,05

19 Morocco 129.620 0,69 173.184 1,08 141.545 0,89 7,67 19,27

20 Iceland 133.484 0,71 121.344 0,76 122.796 0,77 (3,95) 4,07

21 Lainnya 2.181.261 11,60 1.983.533 12,35 1.682.069 10,53 (12,13) (4,16)

Total 18.799.837 100 16.064.189 100 15.977.285 100 (7,55)

Sumber : Direktorat Akses Pasar dan Promosi (2015)

Persyaratan Pasar Jepang

Untuk bisa melakukan ekspor ke Jepang, harus dipastikan bahwa produk

tersebut memenuhi persyaratan standar yang ditetapkan undang-undang sanitasi

makanan serta regulasi terkait lainnya yang antara lain adalah:

a) Foreign Exchange and Foreign Trade Act

Page 73: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

68

Importasi produk perikanan ke Jepang harus mematuhi peraturan terkait dengan

ketentuan sebagai berikut:

- Import quota: beberapa jenis ikan yang termasuk dalam kuota impor ke

negara Jepang antara lain adalah ikan herring (nishin), cod (tara), yellowtail,

mackerel, sardines, horse mackerel, saury, scallops, scallop eyes, squid,

etc. (live, fresh, chilled, frozen, filleted, or dried)

- Import approval: untuk importasi beberapa produk perikanan sebagaimana

berikut harus mendapatkan persetujuan impor dari Trade Minister yaitu

Bluefin tuna (yang dibudidayakan di Samudera Atlantik atau laut

Mediterranea and disimpan dalam bentuk segar/dingin); Southern bluefin

tuna (dalam bentuk segar dingin, termasuk dari Australia, New Zealand, the

Philippines, South Korea, or Taiwan); Bigeye tunas and prepared bigeye

tunas (asal dari Bolivia/Georgia) and ikan, crustaceans, and other aquatic

invertebrates and prepared food made from such, and animal-based

products using fish, crustaceans, and mollusks

- Advance acknowledgment: untuk mengimpor produk perikanan seperti

frozen bluefin, southern bluefin, and bigeye tuna, dan swordfish diperlukan

note of acknowledgment dari Minister of Trade.

- Acknowledgment at customs clearance: untuk dapat melakukan importasi

untuk produk Bluefin tuna, Southern Bluefin tuna, dan Swordfish dalam

bentuk segar dingin diperlukan beberapa dokumen seperti certificate of

statistics, fishing certificate, dan certificate of re-export

b) Food Sanitation Act

Sesuai dengan Notification No. 370 of the Ministry of Health, Labour and

Welfare, "Standards and Criteria for Food and Additives" issued under the

Food Sanitation Act dan Standards For Pesticide Residues, seafood dan

produk olahannya harus memenuhi sanitasi makanan yang dilakukan untuk

Page 74: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

69

menguji jenis dan sumber bahan baku, dan untuk menguji jenis dan isi aditif,

residu pestisida, mikotoksin, dan sebagainya. Larangan impor dapat

dikenakan pada makanan apabila terdapat aditif, pestisida, atau konten

lainnya yang dilarang di Jepang yang melebihi tingkat batas yang

diperbolehkan.

c) Custom Act

Larangan impor bagi kargo yang tidak sesuai atau dipalsukan.

Prosedur Impor Produk Seafood ke Jepang

Gambar 7. Prosedur Impor Produk Seafood ke Jepang

Page 75: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

70

Dokumen yang Diperlukan Untuk Import Clearance

Tabel 9. Dokumen yang Diperlukan untuk Import Clearance Submitted to Required document Seafood Processed

product

<Import quota>*1 Agricultural and Marine Products Office, Trade Control Policy Division, Trade Control Departement, Trade and Economic Coorperation Bureau, Ministry of Economy, Trade and Industry

Application form for import approval/quota

∆ -

<Import approval>*2 Agricultural and Marine Product Office, Trade Control Policy Division, Trade Control Departemen, Trade and Economic Coorperation Bureau, Ministry of Economy, Trade and Industry Far Seas Fisheries Division, Resources Management Departement, Fisheries Agency

Application form import appoval / quota

∆ -

Import agreement ∆ - Acknowledgement by Fisheries Agency

∆ -

<Import acknowledgement (before customs clearance)>^3 Agricultural and Marine Product Office, Trade Control Policy Division, Trade Control Departement, Trade and Economic Cooperation Bureau, Ministry of Economy, Trade and Industry

Application form for acknowledgement

∆ -

<Import acknowledgement (upon application for customs clearance)>^4 Agricultural and Marine Product Office, Trade Control Policy Division, Trade Control Departement, Trade and Economic Cooperation Bureau, Ministry of Economy, Trade and Industry

Bluefin tunas statistics certificate’5

∆ -

Southern bluefin tunas statistic certificate’5

∆ -

Imported food monitoring departments of Quarantine Stations, Ministry of Health, Labour and Welfare (Food sanitation inspection under the Food Sanitaton Act)

Notification form for importation of foods

- ○

Material / ingredient table - ○ Production flow chart - ○ Table of analysis result issued by the designated inspection institute (if there is a past record of import)

- ○

Local customs offices (Customs clearance under the Customs Act)

Declaration of import ○ ○ Invoice ○ ○ Packing list ○ ○ Bill of lading (B/L) or airway bill

○ ○

Page 76: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

71

Peraturan Labelling Produk Perikanan ke Jepang

Pelabelan produk seafood dan produk olahannya yang diekspor ke Jepang

harus menggunakan bahasa Jepang dan mengikuti hukum dan peraturan

sebagai berikut

1) Act for Standardization and Proper Labeling of Agricultural and Forestry

Products,

2) Food Sanitation Act,

3) Measurement Act,

4) Health Promotion Act,

5) Act on the Promotion of Effective Utilization of Resources,

6) Act against Unjustifiable Premiums and Misleading Representations, and

7) Intellectual asset-related laws (e.g., Unfair Competition Prevention Act,

Trademark Act)

Ketika mengimpor dan menjual produk seafood sebagai produk segar,

importir harus memberikan informasi berikut pada label sesuai dengan standar

pelabelan kualitas makanan segar sesuai dengan Act for Standardization and

Proper Labeling of Agricultural and Forestry Products yang harus mencantumkan

informasi sebagai berikut:

1) product name,

2) country of origin,

3) content, dan

4) name and address of importer

Page 77: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

72

Ketika mengimpor dan menjual produk seafood sebagai produk olahan,

importir harus memberikan informasi berikut pada label sesuai dengan standar

pelabelan kualitas makanan segar sesuai dengan Act for Standardization and

Proper Labeling of Agricultural and Forestry Products, and the similar

requirements for processed foods packed in containers under the Food

Sanitation Act yang harus mencantumkan informasi sebagai berikut :

1) Product name

2) Ingredients

3) Content

4) expiration date

5) storage method

6) country of origin

7) name and address of importer

Tabel 10. Standar Labelling di Jepang untuk Makanan Olahan Labeling

standards Processed product subject to abeling

standards Examples

Quality labelling standards for processsed foods

Salted fish, seaweed Salted herring roe, salted wakame seaweed

Prepared fish, seaweed (excluding those cooked or prepared and frozen products)

Tuna in soy sauce, mozuku seaweed in vinegar

Boiled or steamed fish, seaweed Boiled octopus

Fish the external surface of which is roasted

Lightly roasted bonito

Mixture of fresh agricultural, livestock, and fishery product

Nabe set (set of fishery products and vegetables for nabe)

Sumber : Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries dalam Direktorat Akses Pasar dan Promosi (2015)

2.8 Porter’s Diamond Model

Menurut Porter (1985) dalam Tambunan (2004) menyatakan bahwa hal-hal

yang harus dimiliki atau dikuasi oleh setiap perusahaan atau negara untuk

meningkatkan keunggulan kompetitifnya adalah terutama teknologi, tingkat

kewirausahaan yang tinggi, tingkat efisiensi dan produktivitas yang tinggi,

Page 78: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

73

kualitas tinggi dari produk yang dibuat, promosi yang luas dan agresif, pelayanan

purnajual (servis after sale) yang baik, tenaga kerja dengan tingkat ketrampilan

atau pendidikan, etos kerja, disiplin, komitmen, kreatifitas, dan motivasi yang

tinggi, proses produksi mempunyai skala ekonomis, diferensiasi produk, modal

dan prasarana serta sarana lainnya yang cukup, jaringan distribusi di dalam dan

luar negeri yang luas dan diorganisasikan serta dikelola secara professional,

proses produksi dilakukan dengan sistem just-in-time (JIT).

Menurut Porter (1985), analisis daya saing kompetitif dilakukan dengan

menganalisa tiap komponen dalam Porter’s Diamond Theory. Komponen dalam

analisis teori berlian Porter (Porter’s Diamond Theory) antara lain :

a. Factor Condition (FC), yaitu keadaan faktor-faktor produksi dalam suatu

industri seperti tenaga kerja dan infrastuktur.

b. Demand Condition (DS), yaitu keadaan permintaan atas barang dan jasa

dalam suatu negara.

c. Related and Supporting Industries (RSI), yaitu keadaan para penyalur dan

industri lainnya yang saling mendukung dan berhubungan.

d. Firm Strategy, Structure, and Rivalry (FSSR), yaitu strategi yang dianut

perusahaan pada umumnya, struktur industri dan keadaan kompetisi dalam

suatu industri domestik.

Keempat komponen yang ada pada Gambar 8. merupakan komponen utama

pada teori Porter Diamond. Dari hasil analisis komponen penentu daya saing,

kita dapat menentukan komponen yang menjadi keunggulan dan kelemahan

daya saing ekspor produk udang di PT. Alter Trade Indonesia. Hasil keseluruhan

interaksi antar komponen yang saling mendukung sangat menentukan

perkembangan yang dapat menjadi competitive advantage dari suatu industry

(Kaunang, 2013).

Page 79: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

74

Gambar 8. Model Diamond Porter (Kaunang, 2013)

2.9 Perumusan Strategi

2.9.1 External Factor Evaluation Matrix (Matriks EFE)

Matrik EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal

perusahaan. Data eksternal dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal menyangkut

persoalan ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik,

pemerintahaan, hukum, teknologi, persaingan, di pasar industri dimana

perusahaan berada, serta data eksternal relevan lainnya. Hal ini penting karena

faktor eksternal berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung. (Umar,

2013).

Sebelum strategi diterapkan, perencana strategi harus menganalisis

lingkungan eksternal untuk mengetahui berbagai kemungkinan peluang dan

ancaman. Masalah strategis yang akan dimonitor harus ditentukan karena

masalah ini mungkin dapat mempengaruhi perusahaan di masa yang akan

datang (Rangkuti, 2004).

2.9.2 Internal Factor Evaluation Matrix (Matriks IFE)

Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan

berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Data dan

Strategi Perusahaan, struktur dan persaingan

Kondisi Faktor

Industri terkait dan Pendukung

Kondisi Permintaan

Page 80: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

75

informasi aspek internal perusahaan dapat digali dari beberapa fungsional

perusahaan, misalnya dari aspek manajemen, keuangan, SDM, pemasaran,

sistem informasi, dan produksu/operasi (Umar, 2013). Setelah mengetahui faktor

internal perusahaan, perlu di buat matrik yang menggambarkan faktor-faktor

yang terdapat pada perusahaan tersebut. Matrik tersebut biasa disebut dengan

internal factor evaluation matrix.

2.9.3 Internal-External Matrix (Matriks IE)

Matriks internal eksternal ini dikembangkan dari model General Electric (GE-

Model). Parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan internal

perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi. Tujuan penggunaan model

ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail

(Rangkuti, 2004).

Diagram IE Matriks mengidentifikasi 9 sel strategi perusahaan, tetapi pada

prinsipnya kesempatan sel itu dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama

yaitu :

a. Growth strategy

b. Stability strategy

c. Retrenchment strategy

2.9.4 Matriks SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun

secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman

(Threats). Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal dan faktor

internal. Swot juga merupakan alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor

strategis perusahaan adalah matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan

secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi.

Page 81: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

76

Perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilkinya

(Rangkuti, 2008).

Berdasarkan SWOT Matrix tersebut, dapat disusun empat strategi utama

yaitu SO; WO; ST; dan WT. Masing-masing strategi ini memiliki karakteristik

tersendiri dan hendaknya dalam implementasi strategi selanjutnya dilaksanakan

secara bersama-sama dan saling mendukung satu sama lain (Rangkuti, 2013).

2.10 Kerangka Pemikiran

Kerangka berfikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang

disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori

yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan

sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel

yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan

untuk merumuskan hipotesis (Sugiyono, 2014). Kerangka pemikiran juga

dijadikan sebagai arah atau bahan acuan agar penelitian tidak keluar dari tujuan

penelitian.

Penelitian ini ditekankan pada strategi peningkatan ekspor pada produk

udang di PT. Alter Trade Indonesia. Berdasarkan latar belakang masalah dan

tinjauan pustaka sebelumnya, kerangka pemikiran penelitian di PT. Alter Trade

Indonesia dapat dilihat pada gambar 9.

Page 82: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

77

PERDAGANGAN

INTERNASIONAL

EKSPOR

IMPOR

PT. ALTER TRADE

INDONESIA

Identifikasi faktor daya saing (Porter’s Diamond Model)

1. Dimensi kondisi faktor 2. Dimensi kondisi permintaan 3. Dimensi strategi perusahaan 4. Dimensi industri terkait dan

pendukung

Analisis faktor lingkungan internal dan eksternal

(Matrik IFE dan matrik EFE)

Perumusan Strategi (Analisis SWOT)

Mengetahui Posisi Perusahaan (Matrik IE)

Gambar 9. Kerangka Pemikiran

Page 83: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

78

Page 84: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

3. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2017 di PT. Alter Trade Indonesia,

desa Sukorejo, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo,

Jawa Timur, Kode pos 61252.

3.2 Objek penelitian

Menurut Sugiyono (2014), Objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau

nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudaian ditarik kesimpulannya.

Objek dalam penelitian ini adalah PT. Alter Trade Indonesia, Buduran, Sidoarjo.

Adapun sasaran dari penelitian ini yaitu untuk merumuskan strategi peningkatan

daya saing ekspor PT. Alter Trade Indonesia.

3.3 Jenis Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yang bertujuan

untuk memperoleh gambaran mengenai strategi peningkatan daya saing

pemasaran produk surimi di PT. Alter Trade Indonesia.

Menurut Nazir (2014), analisa deskriptif adalah suatu metode yang memiliki

tujuan untuk mengumpulkan informasi actual secara rinci yang melukiskan gejala

yang ada, mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek

yang dilakuankan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar

dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan dan pada

waktu yang akan datang. Analisa deskriptif terbagi menjadi analisa deskriptif

kualitatif dan deskriptif kuantitatif.

Page 85: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

79

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakterisitik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi bukan sekedar jumlah yang

ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat

yang dimilki oleh subjek atau objek itu (Sugiyono, 2014).

Menurut Nazir (2014), Suatu populasi adalah kumpulan individu dengan

kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Sehingga populasi dari penelitian ini

ialah seluruh pegawai dari PT. Alter Trade Indonesia.

3.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilki oleh populasi

tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua

yang ada pada populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus

benar-benar respresentatif atau mewakili (Sugiyono, 2014). Dalam penelitian ini

sampel yang digunakan adalah pegawai kantor pada PT. Alter Trade Indonesia

karena dianggap mewakili populasi dan dianggap memiliki pengetahuan yang

luas dalam bidang yang diteliti.

3.4.3 Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah non-

probability sampling, dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu

teknik penentu sampel berdasarkan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2014).

Pertimbangan tertentu yang dimaksudkan misalnya orang tersebut dianggap

paling paham akan bidang tertentu, sehingga mempermudah peneliti dalam

pengamatan dan observasi objek atau situasi sosial yang diteliti.

Sehingga responden yang dipilih mewakili perusahaan yang dianggap

memiliki pengetahuan yang luas dan pemahaman yang mendalam mengenai

Page 86: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

80

kondisi persaingan dan kondisi perusahaan secara keseluruhan. Adapun

responden tersebut ialah Head of Unit, Ka. Departemen Produksi, Ka.

Departement R&D, Ka. Departemen Ekspor-Impor, Ka. Departemen Pemasaran,

Ka. Departemen Quality Control, dan Ka. Departemen Bahan Baku.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan sumbernya ada

dua macam, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan

dengan cara mencatat hasil obserasi, partisipasi aktif, kuisioner dan wawancara.

Sedangkan data sekunder merupakan data atau informasi dalam bentuk catatan

yang didapatkan dari laporan seseorang, jurnal ilmiah, literatur, serta buku

terbitan berkala.

3.5.1 Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama atau sumber

asli (langsung dari informan), misalnya dari individu atau perorangan konsumen,

karyawan, guru, petani, dan lainnya merupakan sumber utama data primer. Data

ini merupakan data mentah yang nantinya akan diproses untuk tujuan sesuai

dengan kebutuhan (Rianse, 2012).

Menurut Sugiyono (2014), data primer merupakan data yang diperoleh secara

langsung oleh peneliti dari subjek atau objek penelitian. Data primer yang

langsung di peroleh dari sumber dengan cara mencatat hasil pastisipasi aktif,

observasi serta wawancara di PT. Alter Trade Indonesia, Buduran, Sidoarjo

meliputi :

1. Struktur Organisasi

2. Proses produksi

3. Faktor kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman

4. Pemberian nilai bobot perbandingan faktor, tujuan, dan strategi.

Page 87: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

81

3.5.2 Data Sekunder

Data yang diambil dari sumber kedua atau bukan dari sumber aslinya. Data

sekunder bisa bentuk data yang tersaji dalam bentuk tabel, grafik, dan lain

sebagainya. Sumber data sekunder dapat berasal dari peneliti sebelumnya,

lembaga pemerintah, lembaga swasta dan lain sebagainya (Rianse, 2012).

Menurut Sugiyono (2014), data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan

untuk maksud selain menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini

dapat ditemukan dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data

sekunder adalah literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan

dengan penelitian yang dilakukan.

Dalam penelitian ini data sekunder yang diperoleh dari PT. Alter Trade

Indonesia, Buduran, Sidoarjo meliputi data sebagai berikut :

1. Keadaan umum lokasi penelitian

2. Sejarah dan perkembangan perusahaan

3. Struktur organisasi perusahaan

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilalukan dalam berbagai sumber, setting, dan cara.

Bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan

cara berikut.

3.6.1 Observasi

Menurut Susan Stainback (1988) dalam Sugiyono (2014) menyatakan “In

participant observation, the researcher observes what people do, listen to what

they say, and participates in their activities”. Dalam observasi partisipasi, peneliti

mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka

ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka.

Page 88: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

82

Observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara

pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat

standar lain untuk keperluan tersebut (Nazir, 2014).

Pada tahap observasi ini dilakukan dengan cara mengamati secara langsung

kegiatan yang dilakukan di PT. Alter Trade Indonesia, Buduran, Sidoarjo.

Pengamatan tersebut berupa pengamatan terhadap pelaksanaan aspek teknis

pada perusahaan.

3.6.2 Wawancara

Menurut Nazir (2014), wawancara adalah proses memperoleh keterangan

untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara

penanya atau pewawancara dengan penjawab atau responden dengan

menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin

melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan-permasalahan

yang akan diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari

responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil

(Sugiyono, 2014).

Wawancara dilakukan menggunakan metode wawancara terstruktur dengan

melakukan tanya jawab secara langsung dengan narasumber atau responden

atau pihak terkait di PT. Alter Trade Indonesia, Buduran, Sidoarjo, dengan tujuan

supaya mendapatkan informasi yang lebih tepat dan akurat. Tahap wawancara

juga dapat memberikan informasi mengenai aspek faktor, tujuan, dan strategi

daya saing ekspor di PT. Alter Trade Indonesia, Buduran, Sidoarjo.

3.6.3 Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang diperoleh melalui

dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun dokumen elektronik.

Page 89: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

83

Studi pustaka merupakan pelengkap dari penggunaan metode wawancara dan

observasi dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2014).

Menurut Nazir (2014), yang dimaksud metode studi pustaka adalah metode

yang dilakukan dengan pengumpulan data melalui literatur untuk memperoleh

pegangan tentang hal-hal yang diperlukan. Studi pustaka dilakukan dengan

membaca literatur dari buku teori, jurnal, tulisan ilmiah, dan laporan ilmiah untuk

membandingkan dengan yang terjadi di lapang.

3.6.4 Kuisioner

Kuisioner merupakan taknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien

bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa

diharapkan dari responden. Kuisioner juga cocok digunakan bila jumlah

responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas (Sugiyono, 2014).

Kuisioner dapat berupa angket yang disebarkan kepada narasumber yang

telah ditetapkan. Tujuan diberikannya angket antara lain :

1. Memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian

2. Memperoleh informasi mengenai suatu masalah secara serentak

3.7 Definisi Operasional

Definisi operasional menjelaskan cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengoperasikan pengukuran variabel, sehingga memungkinkan peneliti yang

lain untuk melakukan pengukuran dengan cara yang sama atau

mengembangkan cara pengukuran variabel yang lebih baik (Indriantoro dalam

Supomo, 2002). Secara rinci, definisi operasional dapat dilihat pada tabel 11.

Page 90: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

84

Tabel 11. Definisi Operasional Variabel

No. Variabel Definisi Variabel

1 Dimensi Kondisi Faktor Keadaan faktor-faktor produksi dalam suatu industry seperti tenaga kerja dan infrastruktur (Kaunang, 2013).

2 Dimensi Kondisi Permintaan Ketersediaan pasar yang siap berperan menjadi elemen penting dalam menghasilkan daya saing.

3 Dimensi Strategi Perusahaan, Struktur, dan Persaingan

Strategi dan struktur yang ada pada perusahaan dan intensitas persaingan pada industry tertentu.

4 Dimensi Industri Terkait dan Pendukung

Ketersediaan keterkaitan yang kuat antara industri pendukung dan perusahaan, hubungan dan dukungan ini bersifat positif yang menghasilkan peningkatan daya saing perusahaan

5 Profil Perusahaan Uraian yang menjelaskan tentang perusahaan tersebut. Uraian tersebut berupa identitas dari perusahaan tersebut.

6 Faktor Internal Hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan tersebut yang dapat dikendalikan oleh perusahaan

7 Faktor Eksternal Hal-hal yang berkaitan dengan kelangsungan perusahaan namun tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan.

8 Daya Saing Kemampuan suatu sektor industri, atau perusahaan untuk bersaing dengan sukses untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan di dlaam lingkungan global selama biaya imbangannya lebih rendah dari penerimaan sumberdaya yang digunakan (Esterhuizen et. al., 2008 dalam Saptana, 2010)

3.8 Variabel dan Indikator

Variabel penelitian pada dasarnya merupakan segala sesuatu yang berbentuk

apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga dapat diperoleh

informasi atau penjelasan tentang hal tersebut. Selanjutnya dapat ditarik

kesimpulan (Sugiyono, 2014).

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat nilai dan orang, obyek atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulan (Agung, 2012). Adapun variabel dari penelitian

Page 91: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

85

ini untuk mengukur daya saing perusahaan dengan menggunakan alat analisis

Porter’s Diamond Model tersaji pada tabel 12.

Tabel 12. Variabel dan Indikator

No Variabel Indikator Skala Pengukruan

1 Dimensi Kondisi Faktor

1. Sumberdaya Alam 2. Sumberdaya Manusia 3. Sumberdaya Modal 4. Sumberdaya Ilmu Pengetahuan 5. Infrastruktur

Skala Likert

2 Dimensi Kondisi Permintaan

1. Jumlah Permintaan dan Pola Pertumbuhan

2. Komposisi Permintaan

Skala Likert

3 Dimensi Strategi Perusahaan, Struktur, dan Persaingan

1. Strategi Perusahaan 2. Struktur Organisasi 3. Struktur Pasar 4. Persaingan Antar Perusahaan

Skala Likert

4 Dimensi Industri Terkait dan Pendukung

1. Industri Terkait 2. Pemerintah 3. Perguruan Tinggi atau Lembaga

Penelitian

Skala Likert

(Kaunang, 2013)

3.9 Metode Analisis Data

Menurut Sugiyono (2014), analisis data merupakan tahapan setelah seluruh

data dari berbagai sumber dan responden terkumpul. Tahapan dalam analisis

data yaitu mengelompokkan data dan menyusun data serta mengkategorikannya

sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang ingin

dijawab.

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis

kualitatif dan analisis kuantitatif, adapun jenis penelitian berupa penelitian

deskriptif. Sehingga analisis datanya menggunakan analisis data deskriptif

kualitatif dan deskriptif kuantitatif.

Analisa deskriptif adalah suatu metode yang memiliki tujuan untuk

mengumpulkan informasi actual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada,

mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang

Page 92: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

86

dilakuankan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari

pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan dan pada waktu

yang akan datang (Nazir, 2014).

Teknik analisis kualitatif yakni menggunakan proses berpikir induktif, untuk

menguji hipotetsis yang dirumuskan sebagai jawaban sementara terhadap

masalah yang diteliti. Induktif dalam hal ini dibuat bertolak dari berbagai dapat

yang diperoleh, dengan memperhatikan berbagai fakta yang teridentifikasi

menculnya maupun yang tidak (Rianse, 2012).

Menurut Hasan (2002), analisis kualitatif adalah analisis yang tidak

menggunakan metode matematik, model statistik dan ekonometrik. Analisis yang

dilakukan sebatas pada pengolahan datanya dan kemudian gambaran

keseluruhan aspek yang dilakukan perusahaan.

Teknik analisis kuantitatif disebut juga dengan teknik statistik dan digunakan

untuk menganalisis data yang berupa angka, baik hasil pengukuran maupun

hasil mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif. Teknik ini sangat banyak

digunakan berbagai kegiatan penelitian, sebab dianggap mudah dan dapat

menghasilkan simpulan yang lebih mudah dan dapat menghasilkan simpulan

yang lebih tepat dibandingkan dengan analisis kualitatif (Rianse, 2012). Salah

satu metode yang digunakan dalam analisis kuantitatif ialah metode analisis

SWOT dimana faktor internal dan eksternal akan dibobot dan dari hasil

pembobotan dapat diketahui posisi perusahaan dengan bantuan matriks IE.

Selain itu, pembobotan juga dilakukan pada analisis daya saing perusahaan.

Berikut merupakan data yang dianalisis secara deskriptif antara lain :

1. Profil Perusahaan

Profil PT. Alter Trade Indonesia mencakup beberapa hal antara lain :

a) Lokasi perusahaan berdiri

b) Batas wilayah lokasi usaha

Page 93: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

87

c) Nama pemilik usaha

d) Sejarah perusahaan

e) Struktur organisasi

f) Tenaga kerja

2. Analisis Daya Saing

Penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

daya saing PT. Alter Trade Indonesia berdasarkan teori Porter’s Diamond

Model, seperti kondisi faktor, kondisi permintaan, strategi perusahaan,

struktur dan persaingan, serta industri terkait, dan pendukung. Untuk

menganalisis faktor yang paling berpengaruh terhadap peningkatan daya

saing ekspor produk udang di PT. Alter Trade Indonesia menggunakan

bantuan kuisioner/angket seperti yang tersaji dalam tabel 13.

Kuisioner/angket tersebut selanjutnya akan diberikan kepada responden

yang dianggap paham secara mendalam tentang hal yang berkaitan, seperti

pimpinan perusahaan, kepala bagian produksi, dan kepala bagian ekspor-

impor. Selanjutnya dilakukan scoring untuk menentukan indikator yang

memiliki nilai tertinggi guna mempermudah dalam analisis.

Tabel 13. Scoring Analisis Daya Saing INDIKATOR DAYA SAING BOBOT RATING KOMENTAR

Dimensi Kondisi Faktor

Sumberdaya Alam

Sumberdaya Manusia

Sumberdaya Modal

Sumberdaya Ilmu Pengetahuan

Infrastruktur

Dimensi Kondisi Permintaan

Jumlah Permintaan dan Pola Pertumbuhan

Komposisi Permintaan

Dimensi Strategi Perusahaan, Struktur, dan Persaingan

Page 94: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

88

INDIKATOR DAYA SAING BOBOT RATING KOMENTAR

Strategi Perusahaan

Struktur Organisasi

Struktur Pasar

Persaingan Antar Perusahaan Dimensi Kondisi Industri Terkait dan Pendukung

Industri Terkait

Pemerintah

Perguruan Tinggi atau Lembaga Penelitian

TOTAL

Sebelum dilakukan analisis, data yang telah di scoring di rating terlebih

dahulu. Rating didapatkan dari total scoring masing-masing indikator.

Sehingga didapatkan urutan indikator yang mempengaruhi berdasarkan nilai

yang didapat, selanjutnya data di analisis secara deskriptif.

3. Analisis faktor Internal dan Eksternal (IE)

Analisis faktor lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi daya

saing ekspor produk udang di PT. Alter Trade Indonesia dengan

menggunakan Internal Factor Evaluation Matrix (Matrik IFE) dan External

Factor Evaluation Matrix (Matrik EFE) yaitu dengan cara mengidentifikasi

faktor-faktor strategis internal dan eksternal dan disusun dalam kerangka

Strengths, weakness, Opportunity, Threath. Kemudian setelah

mengidentifikasi faktor-faktor tersebut, selanjutnya dilakukan pembobotan

dan rating.

Tabel 14. Matrik EFE FAKTOR-FAKTOR STRATEGI EKSTERNAL

BOBOT RATING BOBOT x RATING KOMENTAR

PELUANG

………….

………….

ANCAMAN

………….

………….

TOTAL

(Sumber : Rangkuti, 2004)

Page 95: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

89

Tabel 15 . Matrik IFE FAKTOR-FAKTOR STRATEGI INTERNAL

BOBOT RATING SKOR KOMENTAR

KEKUATAN

………….

………….

KELEMAHAN

………….

………….

TOTAL

(Sumber : Rangkuti, 2013)

Menurut Rangkuti (2013), cara mengisi tabel (eksternal maupun internal

faktor) tersebut di atas adalah

1) Susunlah di dalam kolom 1 (5 sampai 10 peluang dan ancaman)

2) Beri bobot masing-masing faktr dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat

pentng) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut

kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategik.

3) Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan

memberikan skala mulai dari 4 (sangat baik) sampai dengan 1 (di bawah

rata-rata), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi

perusahaan yang bersangkutan.

Nilai rating peluang dan ancaman selalu bertolak belakang, kalau

faktor peluangnya lebih besar, berilah nilai 4 sedangkan apabila faktor

ancamananya lebih besar, berilah nilai -4. Begitu pula pemberian nilai

untuk kekuatan dan kelemahan.

4) Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk

memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor

pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai

dari 4,0 (sangat baik) sampai dengan 1,0 (di bawah rata-rata).

5) Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan alasan

faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.

6) Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), sehingga diperoleh totaal

skor pembobotan untuk perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini

Page 96: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

90

menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-

faktor strategis baik eksternal maupun internalnya. Total skor ini

selanjutnya dimasukkan ke dalam.

4. Perumusan Strategi

Perumusan strategi peningkatan ekspor produk udang menggunakan

Interal – External Matrix (Matriks IE) dan matriks TOWS atau SWOT maka

dapat dijelaskan sebagai berikut.

Internal – External Matrix (Matriks IE)

Matriks internal – eksternal, untuk melihat strategi yang tepat untuk

diterapkan. Gabungan dua kondisi internal dan eksternal yang telah

dianalisis, selanjutnya dimasukan dalam Matriks IE. Matriks IE berguna

untuk mengetahui posisi persaingan yang terjadi pada korporat, unit

bisnis, ataupun produk yang di analisis. Matriks tersebut menganalisis 9

sel strategi perusahaan, akan tetapi pada dasarnya dikelompokkan

menjadi 3 strategi utama. Penentuan Strategi yang tepat, diharapkan

dapat mencapai keunggulan persaingan di periode yang akan datang.

KEKUATAN INTERNAL BISNIS Tinggi Rata-Rata Lemah

1 2 3

Tinggi GROWTH

Konsentrasi melalui integrasi vertikal

GROWTH Konsentrasi melalui integrasi horizontal

RETRENCHMENT Turnaround

DAYA TARIK INDUSTRI

4 5 6

Sedang STABILITY

Hati hati

GROWTH Konsentrasi melalui

integrasi Horizontal

STABILITY

Tak ada perubahan profit strategi

RETRENCHMENT Captive Company atau

Disvestment

7 8 9

Rendah GROWTH Difersifikasi Konsentrik

GROWTH Difersifikasi Konglomerat

RETRENCHMENT Bangkrut atau Likuiditas

Gambar 10. Matrik Internal Eksternal model untuk strategi korporat (Sumber : Rangkuti, 2004)

Page 97: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

91

Matriks TOWS atau SWOT

Analisis SWOT adalah proses identifikasi berbagai faktor secara

sistematis guna menentukan rumusan yang tepat dan melakukan strategi

perusahaan yang terbaik. Analisis ini berdasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun

secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan(Weaknesses)

dan ancaman (Threats).

Tabel 16. Matrik SWOT atau TOWS

IFAS

EFAS

STRENGTHS (S)

Menentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal

WEAKNESS (W)

Menentukan 5-10 faktor-faktor kelemahan internal

OPPORTUNITIES (O)

Menentukan 5-10 faktor peluang eksternal

STRATEGI SO Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

STRATEGI WO Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan-kelemahan untuk memanfaatkan peluang

THREATS (T)

Menentukan 5-10 faktor ancaman eksternal

STRATEGI ST Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

STRATEGI WT Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

(Sumber : Rangkuti, 2004)

Matriks Grand Strategy

Penentuan matriks grand strategy didasarkan pada pemilihan dua variabel

sentral didalam proses penentuan:

1. Penentuan tujuan utama grand strategy

2. Memilih faktor-faktor internal atau eksternal untuk pertumbuhan atau

profitabilitas.

Agar lebih jelas lihat gambar 10 dibawah ini.

Page 98: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

92

Gambar 11. Matriks Grand Strategy (Rangkuti, 2013)

Page 99: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

4. KEADAAN UMUM WILAYAH

4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Geografi Wilayah

PT. Ater Trade Indonesia berlokasi di Jalan Industri No.72, Desa Sukorejo,

Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Desa Sukorejo

merupakan salah satu desa yang memiliki luas wilayah relatif kecil sebesar 98,73

Ha, yaitu 2% dari luas wilayah Kecamatan Buduran yang sebesar 4.102,5 Ha.

Desa Sukorejo memiliki tanah sawah sebesar 7 ha dan 91,73 ha tanah kering.

Jarak tempuh Desa Sukorejo ke Ibukota Kecamatan yaitu 1,50 km, sedangkan

jarak antara Kecamatan Buduran dengan Ibu Kota Kabupaten Sidoarjo adalah ±5

km (BPS Kecamatan Buduran, 2016).

Kecamatan Buduran terdiri dari 14 Desa dengan Desa terkecil wilayahnya

adalah Desa Sidomulyo dengan luas 56,58 Ha dan desa terluas adalah Desa

Sawohan dengan luas 1.041,71 Ha. Adapun desa yang berada di kecamatan

Buduran antara lain : Desa Entalsewu, Desa Pagerwojo, Desa Sidokerto, Desa

Buduran, Desa Siwalanpanji, Desa Sidomulyo, Desa Prasung, Desa Sawohan,

Desa Damarsi, Desa Dukuhtengah, Desa Banjarsari, Desa Wadungasih, Desa

Banjarkemantren, Desa Sukorejo, Desa Sidokepung (BPS Kecamatan Buduran,

2016)

Kecamatan Buduran merupakan salah satu Kecamatan yang terdapat di

Kabupaten Sidoarjo yang secara geografi terletak di antara 7,30-7,50 Lintang

Selatan dan 112,50-112,90 Bujur Timur. Wilayah Kecamatan Buduran dibatasi

oleh :

sebelah Utara : Kecamatan Gedangan

sebelah Selatan : Kecamatan Sidoarjo

sebelah Timur : Kecamatan Sedati

Page 100: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

94

sebelah Barat : Kecamatan Sukodono

Kecamatan Buduran memiliki letak yang startegis, karena merupakan salah

satu kecamatan yang dilewati jalur yang menghubungkan antara dua kota besar

di Jawa Timur yaitu Surabaya dan Sidoarjo.

4.1.2 Topografi Wilayah

Menurut BPS Sidoarjo dalam Angka (2016), pembagian wilayah berdasarkan

ketinggian untuk di Kabupaten Sidoarjo adalah sebagai berikut :

0-3 meter merupakan daerah pantai dan pertambakan, berada disebelah

timur meliputi 24,46% dari total luas wilayah Kabupaten Sidoarjo

3-10 meter meliputi bagian tengah yang berair tawar dan meliputi 40-81%

dari total luas wilayah Kabupaten Sidoarjo

10-25 meter di daerah bagian barat, meliputi 29,20% dari total luas wilayah

Kabupaten Sidoarjo

Terletak pada ketinggian ±4 meter di atas permukaan laut, suhu udara di

Kecamatan Buduran berkisar antara 200 C – 350 C. Sedangkan berdasarkan

kondisi air, 1.822,50 Ha dari luas wilayahnya adalah Daerah Air Asin. Selain itu

juga terdapat wilayah yang menjadi Daerah Banjir yang terbagi menjadi dua

jenis, antara lain daerah banjir sesudah hujan dengan luas 17,50 Ha dan daerah

banjir air pasang seluas 701,75 Ha. Kedalaman air tanah pada Kecamatan

Buduran seluruhnya berada pada kisaran 0-5 meter (BPS Kecamatan Buduran,

2016).

Topografi Kecamatan Buduran terdiri dari beberapa lapisan batuan yaitu

batuan Fasien Sedimen seluas 1.469 Ha dan batuan Alluvium seluas 2.633,50

Ha. Sedangkan Lapisan tanah Kecamatan Buduran terdiri dari 1.480,02 Ha

Alluvial Kelabu, 1.853,22 Ha Alluvial Hidromort, dan Kelabu Tua seluas 769,26

Ha (BPS Kecamatan Buduran, 2016).

Page 101: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

95

Sebagaimana daerah lain di Indonesia, Kecamatan Buduran merupakan

daerah beriklim tropis. Hujan terjadi sepanjang tahun, hanya frekuensi terbanyak

terjadi ada bulan Februari dan April. Suhu terendah wilayah Kabupaten Sidoarjo

adalah 200C dan suhu tertinggi adalah 350C. Berdasarkan pengukuran curah

hujan pada tahun 2015, rata-rata curah hujan tahunan sebesar 161 mm, yang

berkisar antara 31 mm dibulan novemver sampai 526 mm di bulan Februari.

Sednagkan banyaknya hari hujan rata-rata 8 hari yang berkisar 2 hari dai bulan

November sampai 23 hari di bulan februari (BPS Kecamatan Buduran, 2016).

4.2 Keadaan Penduduk Desa Sukorejo

Secara garis besar masyarakat Desa Sukorejo terdiri dari 4.714 jiwa dan

1.082 KK, jumlah penduduk laki-laki sebanyak 2.413 jiwa sedangkan jumlah

penduduk perempuan sebanyak 2.301 jiwa. Sex Ratio Desa Sukorejo sebesar

104,87 artinya setiap 100 penduduk perempuan terdapat hapir sekitar 105

penduduk laki-laki (BPS Kecamatan Buduran, 2016).

4.2.1 Keadaan Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

Keadaan penduduk di Desa Sukorejo jika ditinjau berdasarkan umur dapat

dilihat pada tabel 17.

Tabel 17. Data Penduduk Desa Sukorejo Berdasarkan Usia

No Usia (Tahun) Jumlah (Jiwa) Presentase (%)

1 0 – 5 727 15,42 2 5 – 9 222 4,71 3 10 – 24 926 19,64 4 25 – 59 2.367 50,21 5 60 tahun ke atas 472 10,01

Jumlah 4.714 100

Sumber : BPS Kecamatan Buduran (2016)

Berdasarkan data kependudukan tahun 2016, Desa Sukorejo didominasi oleh

warga yang berusia 25 – 60 dengan 2.367 jiwa atau sebesar 50,21% dari jumlah

penduduk. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Desa Sukorejo

merupakan penduduk usia produktif.

Page 102: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

96

4.2.2 Keadaan Penduduk Berdasarkan Lapangan Usaha

Keadaan penduduk Desa Sukorejo yang bekerja berdasarkan lapangan

usaha dapat dilihat pada tabel 18 dibawah ini:

Tabel 18. Data Penduduk Desa Sukorejo Berdasarkan Lapangan Usaha

No Jenis Lapangan Usaha Jumlah Pekerja (Jiwa)

1 Pegawai Negeri 36 2 TNI 26 3 POLRI 12 4 Petani / Buruh Tani /

Nelayan 366

5 Karyawan Swasta 1.930 6 Karyawan Honorer - 7 Pedagang 40 8 Usaha Konstruksi - 9 Wiraswasta 3 10 Usaha Jasa Angkutan - 11 Purnawirawan /

Pensiunan 112

12 Jasa Lainnya 12

Jumlah 2.537

Sumber : BPS Kecamatan Buduran (2016)

Berdasarkan data pada tabel 9 dijelaskan bahwa penduduk yang bekerja

sebesar 2.537 jiwa atau 53,82% dari jumlah penduduk Desa Sukorejo, hal ini

dikarenakan 50,21% penduduk Desa Sukorejo dihuni oleh usia produktif yaitu

usia 25-59 tahun. Sedangkan pekerjaan yang dominan adalah karyawan swasta

yaitu sebesar 1.930 jiwa atau 76,07% dari total penduduk yang bekerja.

4.2.3 Keadaan Penduduk Berdasarkan Agama

Keadaan penduduk Desa Sukorejo yang bekerja berdasarkan agama yang

dianut didilihat pada tabel 19 dibawah ini :

Tabel 19. Data Penduduk Desa Sukorejo Berdasarkan Agama

No Agama Jumlah (Jiwa) Presentase (%)

Laki-laki Perempuan

1 Islam 2.402 2.286 99,45

2 Kristen 9 9 0,38

3 Katolik 2 6 0,17

4 Hindu - - -

Page 103: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

97

No Agama Jumlah (Jiwa) Presentase (%)

Laki-laki Perempuan

5 Budha - - -

6 Lain-lain - - -

Jumlah 2.413 2.301 100

Sumber : BPS Kecamatan Buduran (2016)

Berdasarkan data pada tabel 19 dijelaskan bahwa hampir seluruh penduduk

Desa Sukorejo merupakan pemeluk agama islam yaitu sebesar 4.688 jiwa dari

total penduduk sebanyak 4.714 jiwa.

4.3 Perikanan di Kabupaten Sidoarjo

Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu kota besar di Provinsi Jawa Timur.

Memiliki wilayah yang berbatasan langsung dengan Ibu Kota Provinsi Jawa

Timur membuat Sidoarjo mengalami kemajuan yang sangat pesat dari

infrastruktur maupun perekonomian. Salah satu sumber pergerakan ekonomi

Kabupaten Sidoarjo berasal dari Sektor Perikanan. Sektor perikanan Kabupaten

Sidoarjo sejak dahulu kala sudah diakui oleh masyarakat, hal ini ditunjukkan

dengan maskot lambang Kota Sidaoarjo yang berupa Ikan Bandeng dan Ikan

Udang membentuk huruf S. Kota Sidoarjo juga mendapat sebutan atau julukan

sebagai Kota Delta, hal ini dikarenakan berdasarkan sejarah kota Sidoarjo berdiri

diatas Delta dari Sungai Brantas.

Sektor perikanan Kabupaten Sidoarjo mengandalkan udang dan bandeng

sebagai komoditas unggulan, yang dijadikan maskot lambang. Wilayah tambak di

Sidoarjo membentang dari utara ke selatan sepanjang pantai timur, dimulai dari

kecamatan Waru sampai Jabon (Sidoarjo dalam Angka, 2016).

Menggeluti usaha tambak di Sidoarjo cukup menjanjikan. Tambak seluas

15.513,41 Ha ternyata memberikan kesejahteraan tersendiri bagi 3.257 petani

tambak dan 3.246 pandega yang tersebar di 8 kecamatan dan 29 desa. Berbagai

jenis ikan dibudidayakan di tambak tersebut. Adapun jenis ikan yang

dibudidayakan di tambak selama 2015 antara lain: Ikan Bandeng dengan total

Page 104: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

98

produksi sebesar 33.863.700 Kg; Udang Windu sebesar 3.613.000 Kg; Udang

Vanamei sebesar 6.929.600 Kg; Nila sebesar 13.661.800 Kg; Udang Lain

(Udang Putih, Udang Api-api, Udang Rebon) sebesar 3.150.600 Kg; Ikan Lain

(Mujair, Kakap Putih, Keting) sebesar 4.854.400 Kg; Kepiting sebesar 226.500

Kg; dan Rumput Laut sebesar 9.876.400 Kg (Sidoarjo dalam Angka, 2016).

Produksi bandeng tahun 2015 mengalami kenaikan sekitar 6% dari tahun

sebelumnya. Total produksi terbesar dari hasil tambak Kabupaten Sidoarjo,

bandeng tidak hanya dikonsumsi di Sidoarjo, tetapi juga diekspor ke luar

kabupaten. Sedangkan produksi udang windu dan vanamei yang dihasilkan

selama setahun sebesar 10,6 ribu ton. Produktivitas udang windu terlihat stabil

selama 5 tahun terakhir. Kenaikan yang tajam ada di udang vannamei, hal ini

karenakan daya tahan hidup yang tinggi diiringi dengan kemudahan

pemeliharaannya membuat vanamei mulai “dilirik” pengusaha tambak di Sidoarjo

(Sidoarjo dalam Angka, 2016).

Disisi lain, produksi penangkapan Ikan laut dari 8 komoditas, 4 komiditas

diantaranya mengalami kenaikan. Sedangkan 4 komoditas lainnya mengalami

penurunan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada table 20 yang tersaji.

Tabel 20. Produksi Penangkapan Ikan Laut di Kabupaten Sidoarjo

No Keterangan Jumlah / Total (Kg)

2011 2012 2013 2014 2015

1 Dorang 730.200 733.900 737.540 741.960 458.850 2 Udang 232.800 234.100 235.250 237.200 346.700 3 Udang Lain 107.100 107.900 108.730 107.880 65.900 4 Kakap - - - 58.700 68.800 5 Lancam 273.500 275.300 276.585 279.000 192.600 6 Sembilang 263.200 265.500 266.500 278.100 249.000 7 Pari 456.200 458.800 461.040 405.650 419.700 8 Rajungan - - - 57.020 59.500

Jumlah 2.063.000 2.0755.500 2.085.645 2.165.510 1.861.050

Sumber : Sidoarjo dalam Angka, 2016

Selain potensi Perikanan yang telah dijelaskan, adapula potensi dari

perikanan air tawar, dimana produksi ikan air tawar di Sidoarjo sebanyak

Page 105: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

99

18.132.000 Kg yang didominasi Jenis Lele sebanyak 17.946.300 Kg. Sedangkan

potensi perikanan tambak garam di Sidoarjo hanya terdapat di Kecamatan Sedati

dengan produksi sebanyak 17.720,52 Kwintal (Sidoarjo dalam Angka, 2016).

Sedangkan untuk produksi udang di tambak menurut jenis per bulan selama

tahun 2016 masih mengalami fluktuasi. Dengan total produksi selama setahun

3.615.100 Kg untuk udang windu, 5.963.700 Kg untuk udang vannamei. Agar

lebih jelas, dapat dilihat pada tabel 21 yang tersaji.

Tabel 21.Produksi Udang di Tambak Menurut Jenis per Bulan di Kabupaten Sidoarjo (Kg)

No Bulan Udang Windu Udang Vannamei

Udang Lain (udang putih, Udang

Api-api, Udang

Rebon)

1 Januari 227.800 375.700 258.900 2 Februari 372.500 632.200 193.900 3 Maret 434.000 763.300 201.500 4 April 235.000 387.700 289.000 5 Mei 217.000 357.900 335.000 6 Juni 271.300 447.200 318.100 7 Juli 289.200 477.100 194.900 8 Agustus 325.400 596.300 337.900 9 September 506.300 715.700 340.800 10 Oktober 260.300 429.300 181.600 11 November 235.100 387.700 171.300 12 Desember 242.200 393.600 227.600

Jumlah 3.616.100 5.963.700 3.100.500

Sumber : Sidoarjo dalam Angka, 2017

Berdasarkan data diatas, produksi udang windu di Sidoarjo lebih rendah dari

pada produksi udang vannamei, padahal Sidoarjo merupakan salah satu sentra

budidaya udang windu. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya

ialah kurangnya perhatian pemerintah. Sehingga banyak petambak yang beralih

budidaya udang vannamei. Selain itu, ketersediaan bibit udang windu juga

menjadi salah satu penyebab semakin menurunnya produksi udang windu

menurun.

Page 106: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Profil Perusahaan

5.1.1 Sejarah Perusahaan

PT. Alter Trade Indonesia (ATINA) yang resmi didirikan pada tahun 2003

sebagai anak dari PT. Alter Trade Japan, Inc (ATJ) merupakan salah satu

perusahaan importir udang di Indonesia. Hal ini bermula pada tahun 1991, ATJ

melakukan survey akuakultur di Indonesia untuk mencari mitra yang sesuai

dengan tujuan ATJ, yaitu menghasilkan produk ecoshrimp yang memilki

keamanan pangan dengan mempertahankan keberlangsungan ekosistem.

Setelah melakukan survey akualtur di berbagai daerah, pada tahun 1992 ATJ

mulai mengimpor produk ecoshrimp khususnya udang windu (black tiger) dari

daerah Sidoarjo dan Gresik. Pada tahun yang sama pula, ATJ mengembangkan

kemitraan dengan pengolah lokal untuk mengolah Ecoshrimp. Pengembangan

terus-menerus dilakukan oleh ATJ, seperti halnya pengembangan kemitraan

dengan pemasok Gudang pada tahun 1998 untuk mengkonsolidasikan koleksi

udang dari gudang kecil.

Tahun 2000, ATJ memutuskan membuka kantor perwakilan di Indonesia. Lalu

di tahun berikutnya, ATJ mulai melakukan sistem keanggotaan petani dan

mendapat pemeriksaan awal oleh Naturland untuk Sertifikasi Organik. Dan

ditahun 2002, kantor perwakilan ATJ mendapat serifikasi organik oleh Naturland.

Pada tahun berikutnya, dimulailah dirikannya PT. Alter Trade Indonesia atau

biasa disingkat dengan ATINA. Keberadaannya bukan tanpa maksud, akan

tetapi untuk menggantikan ATJ. Selain itu untuk mempermudah segala proses

yang ada.

Tahun 2003 menjadi tahun yang bersejarah bagi ATINA, dimana perjalanan

perusahaan dimulai. Pada tahun ini pula ATINA mulai mendirikan

Page 107: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

101

laboratoriumnya sendiri. Selain itu ATINA juga mengembangkan kemitraan

langsung dengan petani udang, mengembangkan pula kemitraan dengan salah

satu petambak udang di Situbondo, hingga mendukung pembentukan KPTOS

(Kelompok Tani Udang Lokal) dan mengembangkan kemitraan.

Seiring berjalannya waktu, ATINA semakin mengepakkan sayapnya. Hingga

tahun 2005 tepat bulan Januari, ATINA mendirikan pabrik pengelolahannya

sendiri dan saat itu pula operasi pemrosesan dimulai. Selain itu di tahun yang

sama pula, ATINA mendirikan operasi Ecoshrimp baru di Sulawesi Selatan dan

mendirikan unit pondasi tambak. Sedangkan di bidang kemitraan, ATINA mulai

melakukan kemitraan dengan Taiwan Technical Mission ke Indonesia (TTM)

untuk melakukan penelitian dan memasok kentang goreng organik kepada

anggota ATINA yang terdaftar.

Semakin bertambahnya tahun yang dilalui, ATINA semakin menunjukkan

eksistensinya. Pada tahun 2006, ATINA mendirikan pabrik pupuk baru yang

memproduksi pupuk cair, bokakhi dan kompos. Selain itu ATINA juga

menemukan 3 tambak produksi udang baru di Gresik untuk Ecoshrimp,

melakukan ekpansi kolam demonstrati ke 10 kolam, serta mulai melakukan

prosedur sampling yang lebih banyak termasuk tes mikrobiologi dan logam berat

pada pra panen udang dan pengemasan akhir. Sedangkan dalam aspek sosial

dan konservasi, ATINA membentuk LSM yang disebut OceAN untuk membantu

melaksanaan visi konservasi lingkungan secara nyata kepada masyarakat lokal.

Salah satunya adalah pembuatan sabun bio-degradable dan pupuk yang

disebutkan di atas.

5.1.2 Profil Perusahaan

Sebagai perusahaan prosessor dan ekspor udang dan seafood, PT. Alter

Trade Indonesia, Buduran, Sidoarjo memiliki visi dan misi sebagai berikut :

Page 108: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

102

Visi :

To be market leader and integrated with slogan “Safety Food For People’s Life”

Misi :

- Create the mutually benefitable relationship between all the stake holder

- High quality standard for commodities produced

- Realize the environmental friendly industry

- Support small scales farmer for exist and having sustainable farming

5.1.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi pada PT. Alter Trade Indonesia, Buduran, Sidoarjo secara

umum di pimpin oleh seorang Director yang memimpin langsung 10 departemen

untuk mencapai tujuan perusahaan yang tertuang dalam visi dan misi

perusahaan. Departemen tersebut antara lain : Departemen Finance &

Accounting, Departemen Production & PPIC, Departemen Quality, Departemen

Legal & Personnel, Departemen Domestic Marketing, Departemen Internasional

Marketing, Departemen Hatchery, Departemen Raw Materials, Field Inspector,

dan Departemen Technician, GNR Purchase & Waste Treatment. Dimana

masing-masing departemen dipimpin oleh Manager yang membawahi supervisor

untuk membantu melaksanakan tugasnya. Agar lebih jelas, dapat dilihat pada

lampiran 2.

5.1.4 Ketenagakerjaan

Tenaga kerja di PT. Alter Trade Indonesia terbagi atas dua kategori yang

tersaji pada tabel 22.

Tabel 22. Jumlah Tenaga Kerja PT. Alter Trade Indonesia

No. Keterangan STAFF WORKERS Jumlah

1. Jenis

Karyawan

Permanent

Annual Contact

87

12

-

137

236

2. Jenis

Kelamin

Laki-laki

Perempuan

78

21

57

80

236

3. Umur 20 – 25 1 7 236

Page 109: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

103

No. Keterangan STAFF WORKERS Jumlah

26 – 30

31 – 35

36 – 40

41 – 45

46 – 50

51 – 55

56~

14

32

38

9

3

1

1

18

48

25

26

11

1

1

4. Agama Islam

Kristen

Hindu

96

3

-

130

6

1

236

5. Status Menikah

Belum Menikah

Duda

90

9

-

115

13

9

236

6. Pendidikan SD

SMP

SMA

D1

D3

S1

S2

-

3

43

1

8

42

2

16

22

92

2

1

4

-

236

Sumber : PT. Alter Trade Indonesia, 2017

Tenaga kerja pada PT. Alter Trade Indonesia bagian staff berjumlah 99 orang,

79% di dominasi oleh jenis kelamin laki-laki. Sedangkan pada bagian Workers di

dominasi oleh tenaga kerja perempuan dengan presentase 58% yaitu sebesar 80

orang dari total pekerja yang berjumlah 137 orang.

Untuk saat ini jam kerja tenaga kerja PT. Alter Trade Indonesia dimulai pukul

08.00 WIB sampai dengan 17.00 WIB dengan waktu istirahat mulai pukul 12.

WIB sampai 13.00 WIB dan HOK dimulai hari Senin hingga Jumat. Diluar jam

kerja perusahaan berlaku jam lembur. Untuk jam kerja normal upah tenaga kerja

yang diberikan terdiri dari gaji pokok dan biaya transportasi.

Selain itu, PT. Alter Trade Indonesia menerapkan toleransi tinggi salah

satunya seperti: bagi karyawan muslim diperbolehkan melaksanakan sholat

sesuai waktunya tanpa memperhatikan jam istirahat. Sedangkan untuk cara

perekrutan tenaga kerja yang dilakukan oleh PT. Alter Trade Indonesia yaitu

Page 110: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

104

dengan seleksi yang terdiri atas: Tes Berkas, Tes Wawancara, Tes Psikologi,

Tes Wawancara dengan Divisi, dan Training.

5.1.5 Proses Produksi Produk Udang di PT. Alter Trade Indonesia

Menurut Pangestu (2000), proses produksi atau operasi adalah proses

perubahan masukan menjadi keluaran. Macam barang dan jasa yang dikerjakan

banyak sekali sehingga macam proses yang ada juga menjadi banyak.

Udang beku merupakan produk olahan setengah jadi yang telah dibersihkan

dari kotoran dan dikemas dalam keadaan yang steril dengan bentuk sedemikian

rupa. Udang untuk bahan baku udang beku adalah udang windu (balck tiger) dan

udang windu yang digunakan hanyalah udang ecoshrimp. Udang ecoshrimp

sendiri ialah udang dari hasil budidaya yang menggunakan sistem ekstensif atau

tradisional tanpa menggunakan bahan kimia sama sekali seperti pellet. Terdapat

tiga daerah yang menerapkan budidaya ecoshrimp dan telah menjadi mitra dari

PT. Alter Trade Indonesia guna memasok bahan baku.

Adapun proses produksi udang beku di PT. Alter Trade Indonesia sebagai

berikut :

1. Penerimaan Luar

Udang yang didapatkan dari petambak yang menjadi mitra dari PT. Alter

Trade Indonesia. Udang diturunkan dari muatan dalam keadaan tersegel

didalam coolbox. Segel digunakan untuk mengurangi hal-hal yang dapat

menurunkan kualitas udang pasca panen. Selanjutnya udang dimasukkan

dalam box yang telah terisi es batu yang disiapkan oleh pekerja untuk dikirim

ke penerimaan dalam.

2. Penerimaan dalam

Ketika raw material (udang mentah) masuk dalam ruang penerimaan

dalam langsung dilakukan penimbangan. Lalu dilakukan sampling yang

Page 111: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

105

hanya dikhususkan untuk udang dari hasil budidaya daerah Sidoarjo dan

Gresik untuk dilakukan pengujian berupa metal detector. Metal detector

merupakan mesin yang digunakan untuk menguji kadar bahan kimia

berbahaya yang terkandung di dalam udang. Sedangkan untuk udang yang

berasal dari Sulawesi langsung menuju meja penanganan, hal ini

dikarenakan sudah dilalukan pengujian sebelum dikirim ke PT. Alter Trade

Indonesia. Penanganan yang dilakukan yaitu potong kepala untu produk

Head Less. Lalu dilakukan lagi pengujian bahan timbal melalui mesin metal

detector, untuk selanjutnya dilakukan penimbangan untuk hasil PK. Setelah

dilakukan penimbangan, maka tahap selanjutnya ialah pencucian dengan

kadar garam sebesar 1 – 1,5%, Chlorin sebesar 10 – 30 ppm, dan pada

temperatur ≤ 2oC. Lalu penanganan terakhir pada tahap penerimaan dalam

ialah stock bilas, air yang digunakan hanya bercampurkan es batu , tanpa

chlorin maupun garam, dengan temperatur ≤ 0oC. Kemudian udang

dimasukkan pada bak, bak yang digunakan terdapat dua jenis yaitu bak

tampung dan bak yang langsung dilakukan penanganan di ruang sortasi.

3. Sortasi

Secara keseluruhan penangann yang dilakukan untuk udang yang berada

pada bak tampung dan udang yang langsung dari ruang penerimaan dalam

adalah sama, yaitu Quality Control → pencucian → timbang → ke ruang

kupas. Akan tetapi tetap terdapat perbedaan dalam penanganannya,

perbedaan tersebut terletak pada pencucian. Pada udang yang barasal dari

bak tampung hanya melalui 3 kali proses pencucian untuk selanjutnya

dimasukkan kembali ke bak tampung, sedangkan udang yang berasal

langsung dari ruang penerimaan barang melalui 5 kali pencucian dan

langsung ke ruang kupas.

4. Kupas (Pelling)

Page 112: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

106

Ketika udang berada dalam ruang kupas atau peeling, baik udang

langsung maupun udang yang berasal dari bak tampung akan lakukan 5 kali

pencucian yang terdiri dari 2 kali pencucian dengan air, es batu, dan chlorin,

lalu dilanjutkan 3 kali pencucian dengan air, es batu dan garam. Maka

penanganan selanjutnya ialah pengupasan sesuai dengan produk yang

dipesan.

Agar kualitas dan keamanan dari udang terjadi, selalu dilakukan

pemantau dengan dilakukannya pengecekan penggunakan “check furrent

meter”. Pengecekan ini dilakukan pada saat udang selesai dikupas. Setelah

dilakukan pengecekan, udang dicuci dan ditimbang terlebih dahulu sebelum

masuk ke ruang berikutnya. Untuk udang yang akan menjadi produk Pin

Defaned (Pnd) dan Pin Defand Tail On (Pdto) ditempatkan pada tempat atau

keranjang yang berbeda.

5. Susun

Ruang susun merupakan tahapan terakhir dari penanganan udang segar

sebelum menjadi frozen food. Untuk produk udang Head Less atau tanpa

kepala, udang terlebih dahulu disortir dan setelahnya dilakukan penyusunan.

Sedangkan untuk produk PDTO dan PND dilakukan pengecekan terlebih

dahulu oleh bagian QC, lalu ditimbun untuk menunggu proses pembekuan.

Sebelum proses pembekuan, udang terlebih dahulu dicuci dengan air dan es.

Hal ini dilakukan agar suhu udang tetap terjaga sehingga kualitas udang tidak

rusak. Ada beberapa bentuk dalam penyusunan agar nilai estetika tetap

terjaga, seperti: produk PNDS dan PNDM disusun membentuk huruf U atau

J; produk PDTL term harus disusun lurus; serta produk HL dan PDTO

disusun sesuai bentuk tubuh.

6. Pembekuan

Page 113: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

107

Pembekuan dilakukan menggunakan dua mesin yaitu mesin CPF dan

mesin IQF. Udang yang melalui mesin CPF tanpa melalui proses re-pack,

biasanya diperuntukkan pada produk PNDS B, PND MIX, dan HO.

Sedangkan udang yag diproses menggunakan mesin pembeku IQF menjadi

produk PNDS, PNDM, HL, PDTL, dan PDTO. Sebelum udang dimasukkan

dalam mesin, baik mesin IQF maupun CPF, terlebih dahulu dilakukan

pencucian sebanyak 5 kali. Setelah itu dilakukan penimbangan dan disusun

sesuai pesanan untuk selanjutnya dibekukan.

7. Packing

Produk yang berasal dari mesin IQF memiliki beberapa proses sebelum

dimasukkan kedalam cold storage. Proses pertama ialah udang beku

ditimbang menggunakan timbangan temporary 2500 gram, untuk selanjutnya

dimasukkan dalam mesin metal detector 2. Hal ini dilakukan untuk

memastikan keamanan dan kualitas yang terkandung pada produk. Lalu

dilakukkan proses cleansing sebelum dilakukannya penimbangan dengan

timbangan gross. Dan harus melalui mesin seal sebelum akhirnya pada

proses packing. Packing dilakukan menggunakan master carton (mc).

Kemudian di timbang kembali, sebelum dimasukkan dalam cold storage.

Suhu cold storage berkisar antara -20oC sampai – 25oC, dengan masa

simpan maksimal 6 bulan.

8. Re-packing

Re-packing dilakukan sesuai dengan permintaan dari konsumen. Hal

pertama sebelum dilakukannya proses re-packing ialah colleting per tanggal.

Kemudian dilakukan open frezzer, yang mana produk tersebut akan di cek

oleh QC seperti tipe produk dan lot number. Setelah pengecekan selesai

dilakukan oleh QC, maka tahap selanjutnya adalah penimbangan dengan

timbangan gross 1. Setelah ditimbang, produk harus dilakukan pengecekan

Page 114: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

108

menggunakan metal detector 3 dan proses cleansing, untuk selanjutnya

ditempatkan pada polybag/pcs. Dan dilakukan penimbangan lagi

menggunakan timbangan gross 2, lalu melalui mesin seal. Untuk memastikan

produk tetap aman dan berkualitas sebelum di ekspor, tahap terakhir

sebelum packing ialah pengecekan kembali menggunakan mesin metal

detector 4. Setalah produk dipastikan aman dan kualitas, selanjutnya produk

di packing dan di timbang terlebih dahulu sebelum di masukkan dalam cold

storage untuk ekspor.

5.2 Karakteristik Responden dan Distribusi Jawaban

Penyebaran data dilakukan kepada orang-orang yang dipilih mewakili

perusahaan yang dianggap memilki pemahaman mendalam mengenai kondisi

perusahaan secara keseluruhan di PT. Alter Trade Indonesia, Buduran, Sidoarjo.

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dijadikan sebagai responden,

karakteristiknya tersusun berdasarkan jenis kelamin, usia, jabatan, dan

pendidikan terakhir.

Terdapat 8 responden untuk kuisioner analisis daya saing yaitu manajer

finansial dan accounting, manajer produksi dan PPIC, manajer legal dan

personalia, manajer pemasaran domestik, manajer pemasaran internasional,

manajer bahan baku, manajer teknisi dan manajer field inspector. Berdasarkan

pengumpulan data melalui penyebaran kuisioner kepada responden di PT. Alter

Trade Indonesia maka didapatkan karakteristik seperti yang tersaji pada tabel 23.

Tabel 23. Karakteristik Responden di PT. Alter Trade Indonesia, Sidoarjo

No Nama Jenis Kelamin

Usia Pendidikan terakhir

Jabatan

1 Mita D. M. P 29 S1 F&A Manager

2 Yudi

Siswanto

L 38 D3 Product & PPIC

Manager

3 Diah N P 37 S1 Legal & Personal

Manager

Page 115: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

109

No Nama Jenis Kelamin

Usia Pendidikan terakhir

Jabatan

4 M. A.

Futhon

L 43 S1 Dommestic

Marketing

Manager

5 Bagus

Julianto

L 36 S1 International

Marketing

Manager

6 Wibowo

Agung .P

L 34 S1 Raw Material

Manager

7 Hendra

Gunawan

L 40 S1 Field Insector

Manager ( Senior

Manager)

8 Abraham J.

P.

L 46 SMA Tecnical, GNR

Purchasing &

Waste Treatment

Manager

Sumber : PT. Alter Trade Indonesia, 2017

5.2.1 Distribusi Jawaban Responden

Pengisian kuisioner analisis daya saing pada setiap dimensi faktor merupakan

distribusi jawaban responden. Berdasarkan teori Porter’s Diamond Models

terdapat 4 dimensi yang mempengaruhi daya saing suatu perusahaan antara

lain: dimensi kondisi faktor; dimensi kondisi permintaan; dimensi strategi

perusahaan, struktur, dan persaingan; dan dimensi industri terkait dan

pendukung. Distribusi jawaban pada setiap faktor diuraikan sebagai berikut:

5.2.1.1 Dimensi Kondisi Faktor

a. Sumber Daya Alam

Sumber daya alam merupakan faktor penentu dalam peningkatan daya

saing di PT. Alter Trade Indonesia. Memiliki produk unggulan yaitu udang

windu dengan sistem budidaya ecoshrimp atau budidaya yang

mengedepankan kelestarian dan keberlanjutan lingkungan tanpa

Page 116: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

110

menggunakan campuran bahan kimia, membuat perusahaan harus mencari

petambak mitra untuk memenuhi suplai bahan baku agar produksi dapat

berjalan dengan lancar. Dengan potensi perikanan di Kabupeten Sidoarjo,

khususnya tambak, seperti yang tersaji pada tabel 24. Dimana petambak

ataupun pandega tersebar di 8 kecamatan yang ada di Sidoarjo, PT. Alter

Trade Indonesia mendapatkan bahan baku 90% berasal dari petambak

mitra. Sehingga indikator sumbedaya alam memiliki peranan yang cukup

kuat terhadap daya saing perusahaan.

Tabel 24. Jumlah Petambak dan Pandega di Kabupaten Sidoarjo

No Kecamatan Desa/ Kelurahan Luas (Ha) Pemilik Pandega

1 Waru Tambak Oso 384,04 107 107 Tambak Rejo 75,30 37 37 Tambak Sumur 29,00 25 25 2 Sedati Segoro Tambak 545,70 127 127 Banjar Kemuning 437,00 118 118 Tambak Cemandi 468,00 203 202 Kalanganyar 2.231,79 579 578 Buncitan 18,50 4 3 Pepe 376,00 140 139 3 Buduran Prasung 338,62 56 55 Damarsi 228,25 36 35 Sawohan 937,65 65 65 Siwalan Panji 6,50 5 4 4 Sidoarjo Rangkah Kidul 172,41 30 29 Gebang 1.593,86 198 197 Pucang Anom 439,60 28 26 Bluru Kidul 49,56 10 8 Kemiri 128,87 22 20 Sekardangan 887,62 111 110 5 Candi Kedung Peluk 1.031,65 141 141 6 Tanggulangin Banjar Panji 340,93 48 48 Banjar Asri 86,84 32 33 Penatarsewu 68,87 32 32 7 Porong Plumbon 450,39 81 80 Tayono 42,55 52 52 8 Jabon Permisan 873,00 326 326 Tambak Kalisogo 703,00 150 150 Kupang 1.381,76 242 245 Kedung Pandan 1.186,31 242 254

Jumlah 15.513,57 3.247 3.246

Sumber : Sidoarjo dalam Angka, 2017

Page 117: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

111

b. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia juga merupakan faktor penting dalam peningkatan

daya saing perusahaan. Memiliki SDM yang kompeten, konsisten,

berkualitas, memiliki kemauan yang gigih serta memiliki komitmen yang kuat

dapat dijadikan sebagai tombak dalam peningkatan daya saing.

Tenaga kerja untuk staf memiliki karakteristik pendidikan yang mumpuni,

dari 99 orang yang bekerja sebagai staf, sebanyak 42,4% atau 42 orang

merupakan lulusan Strata-1 dan 2 orang memiliki gelar Master. Hal ini

menunjukan bahwa kualitas sumber daya manusia di PT. Alter Trade

Indonesia siap menghadapi pasar guna meningkatan daya saing

perusahaan.

Sedangkan untuk pekerja kontrak dengan berbagai macam latar

belakang pendidikan yang ada, sebagaian besar berada pada usia produktif.

Hal ini guna mengoptimalkan dalam proses produksi.

c. Sumber Daya Modal

Permodalan merupakan salah satu faktor yang sangat diperhitungkan

bagi setiap perusahaan. Hal ini dapat mempengaruhi keberlangsungan dari

suatu perusahaan. Pada PT. Alter Trade Indonesia, Buduran, Sidoarjo faktor

permodalan tidak mengalami kesulitan yang berarti untuk kegiatan produksi

yang berjalan saat ini. Namun modal juga dapat menjadi penentu untuk

proses pembaruan sertifikasi yang telah ada.

d. Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Sumber daya IPTEK memiliki pengaruh yang sangat penting pada PT.

Alter Trade Indonesia. Perkembangan jaman yang begitu pesat

mengharuskan perusahaan untuk berkembang pula agar tetap eksis dalam

kancahnya. Beberapa inovasi terus dilakukan oleh PT. Alter Trade Indonesia

guna meningkatan ketersediaan bahan baku, sehingga dapat

Page 118: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

112

memaksimalkan produksi. Selain itu, penggunaan mesin-mesin modern yang

menunjang kualitas produk yang dihasilkan juga telah diterapkan pada

perusahaan. Seperti absen menggunakan mesin finger print dan

pengecekan produk menggunakan metal detector.

e. Infrastruktur

Infrastruktur yang baik merupakan langkah awal dalam peningkatan daya

saing suatu perusahaan. Infrastruktur dapat mempengaruhi kelancaran

suatu perusahaan. PT. Alter Trade Indonesia memiliki infrastruktur yang

cukup baik, terletak di antara dua kota besar yaitu Kota Surabaya dan Kota

Sidoarjo membuat PT. Alter Trade Sidoarjo memiliki jaringan komunikasi

yang stabil. Transportasi yang memadai bagi pekerja serta penerangan yang

cukup baik. Jarak yang dekat dengan sumber bahan baku yaitu area

tambak, serta dekat dengan bandara dan jalan tol menuju pelabuhan

menjadi keuntungan tersendiri bagi PT. Alter Trade Indonesia. Sehingga

perusahaan dapat mengoptimalkan biaya-biaya yang ada untuk biaya

operasional.

Untuk dapat mengetahui lebih jelas hasil ditribusi jawaban responden pada

dimensi kondisi faktor dapat dilihat pada tabel 25.

Tabel 25. Hasil Distribusi Jawaban Responden Dimensi Kondisi Faktor

No Dimensi Kondisi Faktor Nilai Total Jawaban

Responden STS TS CS S SS

1 Sumberdaya Alam %

1.1 Bahan baku selalu tersedia sehingga produksi dapat terus berjalan

3 1 3 1 26 65

1.2 Kualitas bahan baku cukup baik 4 2 2 30 75 1.3 Harga dan biaya bahan baku yang

diperoleh sesuai dan kompetiif 2 2 4 26 65

1.4 Jumlah alat dan mesin produksi sudah memadai

1 1 5 1 30 75

2 Sumberdaya Manusia

2.1 Pekerja memiliki keterampilan atau keahlian yang sesuai dengan yang

2 4 2 32 80

Page 119: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

113

dipersyaratkan 2.2 Jumlah tenaga kerja telah

mencukupi kebutuhan produktivitas perusahaan

2 6 30 75

2.3 Pekerja mampu menghasilkan produk sesuai dengan target perusahaan

2 5 1 31 77,5

2.4 Tenaga kerja memiliki kompetensi yang dipersyaratkan

2 5 1 31 77,5

3 Sumberdaya Modal

3.1 Faktor modal tidak menjadi kendala dalam pengembangan usaha

2 4 1 1 25 62,5

3.2 Sumber pembiayaan perusahaan berasal dari lembaga perbankan

1 4 3 26 65

3.3 Suku bunga kredit tidak memberatkan bagi perusahaan

1 2 3 1 1 23 55

3.4 Prosedur pengajuan untuk permodalan perusahaan dipermudah oleh perbankan terutama dalam persyaratan

4 3 1 29 65

4 Sumberdaya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

4.1 Terdapat lembaga pendidikan yang mengadakan kerjasama dengan perusahaan untuk mengadakan kegiatan pelatihan, penyuluhan, diskusi , maupun seminar

2 3 1 2 27 67,5

4.2 Untuk memproduksi produk telah menggunakan teknologi mesin yang modern

2 2 4 26 65

4.3 Terdapat lembaga masyarakat berupa koperasi, kelompok tani maupun peneliti yang mengajak kerja sama melakukan inovasi produk

4 1 1 2 25 62,5

5 Infrastruktur

5.1 Kawasan perusahaan terdapat sistem transportasi yang memadai untuk para pekerja

1 1 2 4 25 62,5

5.2 Jaringan Komunikasi di perusahaan cukup stabil

6 2 34 85

5.3 Kondisi jalan cukup bagus untuk pendistribusian bahan baku maupun produk jadi

2 4 2 32 80

5.4 Perusahaan memiliki persediaan air bersih, energy listrik, dan genset yang cukup untuk menjalankan segala kegiatan operasional perusahaan

5 3 25 87,5

Page 120: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

114

5.2.1.2 Dimensi Kondisi Permintaan

a. Jumlah Permintaan dan Pola Pertumbuhan

Jumlah permintaan berkaitan dengan jumlah produksi, sehingga perlu

dilakukan langah yang strategis agar jumlah permintaan dapat meningkat

sehingga meningkatkan pula jumlah produksi. Fokus untuk memproduksi

Udang Windu Ecoshrimp, membuat PT. Alter Trade Indonesia memiliki

posisi tersendiri bagi konsumennya. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya

permintaan yang masuk namun belum dapat terpenuhi seluruhnya,

dikarenakan keterbatasan bahan baku (raw material).

b. Komposisi Permintaan

Komposisi permintaan berkaitan erat dengan segmentasi pasar dari PT.

Alter Trade Indonesia. Permintaan bukan hanya berasal dari Jepang yang

merupakan mitra tetap untuk penjualan produk, akan tetap juga berasal dari

Eropa, Vietnam, Korea Selatan, dan China. Sedangkan untuk segmen pasar,

PT. Alter Trade Indonesia membagi menjadi 2 segmen, antara lain :

- Premium Market : Ditujukan untuk produk ecoshrimp (Jepang)

- General Market : Untuk produk konvesional (Korsel, dll)

Agar dapat mengetahui lebih jelas hasil ditribusi jawaban responden pada

dimensi kondisi permintaan dapat dilihat pada tabel 26.

Tabel 26. Hasil Distribusi Jawaban Responden Dimensi Kondisi Permintaan No Dimensi Kondisi Permintaan Nilai Total

Jawaban Responden

STS TS CS S SS

1 Jumlah Permintaan & Pola Pertumbuhan %

1.1 Adanya peningkatan permintaan produk setiap tahun

1 1 5 1 30 75

1.2 Jumlah produksi tergantung pada permintaan pembeli

1 7 31 50

2 Komposisi Permintaan %

2.1 Permintaan tidak hanya berasal dari pasar luar

1 6 1 32 80

2.2 Pangsa pasar produk tetap. Sehingga tidak kesulitan mencari pembeli

3 5 29 72,5

Page 121: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

115

5.2.1.3 Dimensi Strategi Perusahaan, Struktur, dan Persaingan

a. Strategi Perusahaan

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan sehingga perlu adanya

persiapan yang matang dalam pelaksanaannya. Ada beberapa strategi yang

diterapkan di PT. Alter Trade Indonesia, antara lain :

Diferensiasi produk. Ecoshrimp merupakan produk unggulan dari

perusahaan yang menjadikan perusahaan memiliki segmen pasar

tersendiri. Hal ini dapat dikatakan sebagai strategi produk dimana

perusahaan mampu mempertahankan produknya serta dapat memenuhi

konsumennya

Melakukan kegiatan kemitraan. Kegiatan kemitraan yang dimaksud

adalah kemitraan sebgai pemasok bahan baku (udang windu). Selain

digunakan untuk memasok bahan baku, kegiatan ini juga bertujuan

supaya petambak memiliki tambak yang berkelanjutan.

Melakukan survey konsumen. Secara berkala perusahaan mengirim

salah satu karyawan untuk menemui konsumen yang berada di Jepang.

Sehingga terjalin hubungan yang harmonis dengan perusahaan.

Melakukan survey bahan baku. Bahan baku disini dimaksudkan kepada

pemasok bahan baku. Dimana PT. Alter Trade Indonesia berusaha

menjalin hubungan yang baik terhadap petambak.

Menghasilkan produk yang berkualitas dari segi produk maupun proses

pengolahannya. Produk yang memiliki keamanan pangan yang terjaga

dan proses produksi produk hingga penanganan limbah yang terkelola

dengan baik.

Meningkatkan kualitas dan inovasi produk, baik yang dimunculkan dari

karwayan maupun bekerjasama dengan pihak pendukung.

Page 122: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

116

b. Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang diterapkan di PT. Alter Trade Indonesia sudah

sangat baik, sesuai dengan bidang dan keahlian masing-masing. Selain itu

koordinasi yang baik juga diterapkan dalam menjalankan visi dan misi yang

ada untuk mencapai tujuan, sehingga meminimalkan konflik yang timbul.

c. Persaingan Antar Perusahaan

Indonesia yang kini telah tercatat dalam 10 besar negara pengekspor

perikanan terbesar, udang merupakan salah satu primadonanya.

Terbukanya pasar ekspor membuat perusahaan besar maupun pengusaha

kecil berlomba-lomba memasarkan produknya. Hal ini menunjukkan bahwa

semakin besar peluang yang ada, semakin besar pula persaingan yang

terjadi. Sama halnya yang dialami PT. Alter Trade Indonesia, persaingan

pasar yang kuat membuatnya terus melakukan inovasi agar tetap eksis di

kancahnya. Salah satu terobosannya ialah menjual produk seafood dan

membuka pasar selebar-lebarnya.

Untuk dapat mengetahui lebih jelas hasil ditribusi jawaban responden pada

dimensi strategi perusahaan, struktur, dan persaingan dapat dilihat pada tabel

27.

Tabel 27. Hasil Distribusi Jawaban Responden Dimensi Strategi Perusahaan, Struktur, dan Persaingan

No Dimensi Perusahaan, Struktur, dan Persaingan

Nilai Total Jawaban

Responden STS TS CS S SS

1 Strategi Perusahaan %

1.1 Perusahaan menyelesaikan pesanan dengan tepat waktu

1 2 3 2 30 75

1.2 Harga produk udang di perusahaan lebih murah atau sama dengan pesaing

4 3 1 21 50

1.3 Penggunaan teknik khusus dalam produksi produk

2 1 3 2 29 70

2 Struktur Organisasi

2.1 Perusahaan telah melakukan pencapaian visi dan misi dengan

1 4 3 25 55

Page 123: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

117

No Dimensi Perusahaan, Struktur, dan Persaingan

Nilai Total Jawaban

Responden STS TS CS S SS

sangat baik 2.2 Struktur organisasi telah terstruktur

dengan baik 1 2 5 28 60

3. Persaingan Antar Perusahaan

3.1 Banyak muncul perusahaan yang memproduksi produk sejenis

1 5 2 33 82,5

3.2 Adanya persaingan harga antar industri sejenis

1 4 3 34 85

5.2.1.4 Dimensi Industri Terkait dan Pendukung

a. Industri Terkait

Adanya peningkatan kesempatan ekspor udang menyebabkan semakin

tingginya persaingan antar perusahaan untuk mendapatkan pasar. Semua

perussahaan berlomba menunjukkan keunggulannya masing-masing. PT.

Alter Trade Indonesia memilik banyak pesaing dalam ekspor udang windu.

Namun seiring berjalannya waktu, banyak perusahaan yang beralih ke

udang vannamei. Dan PT. Alter Trade Indonesia mampu mempertahankan

udang windu ecoshrimp.

b. Pemerintah

Pemerintah memiliki peran yang sangat penting dalam berbagai bidang.

Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan menjadi dasar dalam pelaksanaan

perusahaan, mulai dari kebijakan sumberdaya manusia, kebijakan

sumberdaya alam hingga kebijakan ekspor. Ketika pemerintah dan

penggerak ekonomi saling bersinergi dengan baik, maka kemajuan

perekonomi yang baik. Hal ini pula yang dirasakan oleh PT. Alter Trade

Indonesia, kebijakan-kebijakan yang ada dirasa tidak memberatkan

perusahaan.

Page 124: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

118

c. Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian

Lembaga penelitian atau perguruan tinggi merupakan pihak pendukung

yang dapat membantu menghasilkan suatu inovasi ataupun sumberdaya

manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, PT. Alter Trade Indonesia

memberikan kesempatan bagi mahasiswa dari seluruh perguruan tinggi yang

ada untuk melakukan praktek kerja magang ataupun penelitian di

perusahaan. Selain sebagai media untuk praktek kerja magang, PT. Alter

Trade Indonesia mendapat wawasan ataupun saran yang bisa digunakan

sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan ataupun strategi.

Untuk dapat mengetahui lebih jelas hasil distribusi jawaban responden pada

dimensi industri terkait dan pendukung dapat dilihat pada tabel 28.

Tabel 28. Hasil Distribusi Jawaban Responden Dimensi Industri Terkait dan Pendukung

No Dimensi Industri Terkait dan Pendukung Nilai Total Jawaban Responden STS TS CS S SS

1 Industri Terkait %

1.1 Terdapat persaingan antar pelaku usaha untuk mendapatkan pemasok bahan baku udang

2 4 2 32 80

1.2 Perusahaan lebih unggul dalam persaingan merebut pemasok bahan baku udang

1 4 2 1 27 67,5

1.3 Adanya keterlibatan pihak perbankan maupun non perbankan dalam pembiayaan usaha

1 7 31 77,5

1.4 Adanya bantuan dari lembaga dalam pengurusan ekspor

2 5 1 31 77,5

2 Pemerintah

2.1 Adanya kebijakan yang menyulitkan dalam pelaksanaan produksi atau pemasaran

1 3 2 2 21 52,5

2.2 Adanya subsidi pemerintah dalam pengembangan inovasi produksi

2 3 1 1 1 20 47,5

3 Perguruan Tinggi atau Lembaga Penelitian

3.1 Adanya kerja sama dengan perguruan tinggi maupun penelitian yang menguntungan guna perkembangan perusahaan

1 4 1 2 28 70

3.2 Adanya keterlibatan perguruan tinggi dalam penemuan baru maupun aplikasi teknologi dari penelitian

1 2 2 1 2 25 62,5

Page 125: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

119

5.3 Analisis Daya Saing

Analisis daya saing pada penelitian ini digunakan untuk mengidentifikasi

faktor apa saja yang memperngaruhi daya saing suatu perusahaan dan

seberapa besar pengaruhnya. Faktor tersebut di analisis menggunakan Porter’s

Diamond Models. Untuk mengetahui faktor manakah yang paling berpengaruh

terhadap daya saing PT. Alter Trade Indonesia, maka digunakan kuisioner yang

di isi oleh 8 responden dengan skala likert 1-5. Untuk mengetahui hasil

perhitungan distribusi jawaban responden tentang faktor-fator apa saja yang

berpengaruh terhadap daya saing PT. Alter Trade Indonesia dapat dilihat pada

tabel 29.

Setiap dimensi terdapat bebarapa variabel dimana masing-masing variabel

memiliki beberapa indikator pula yang berguna untuk menunjang kebenaran dari

setiap variabel. Skor penilaian setiap indikator didapatkan dari nilai total jawaban

responden dibagi dengan jumlah responden.

Tabel 29. Hasil Scoring Analisis Faktor Daya Saing di PT. Alter Trade Indonesia

No Variabel dan Indikator Skor total skor rata2 skor

Dimensi Kondisi Faktor

1 Sumberdaya Alam

1.1 Bahan baku selalu tersedia sehingga produksi dapat terus berjalan

3,25 14 3,5

1.2 Kualitas bahan baku cukup baik 3,75

1.3 Harga dan biaya bahan baku yang diperoleh sesuai dan kompetiif

3,25

1.4 Jumlah alat dan mesin produksi sudah memadai

3,75

2 Sumberdaya Manusia

2.1 Pekerja memiliki keterampilan atau keahlian yang sesuai dengan yang dipersyaratkan

4 15,5 3,87

2.2 Jumlah tenaga kerja telah mencukupi kebutuhan produktivitas perusahaan

3,75

2.3 Pekerja mampu menghasilkan produk sesuai dengan target perusahaan

3,875

2.4 Tenaga kerja memiliki kompetensi yang dipersyaratkan

3,875

Page 126: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

120

No Variabel dan Indikator Skor total skor rata2 skor

3 Sumberdaya Modal

3.1 Faktor modal tidak menjadi kendala dalam pengembangan usaha

3,125 12,375 3,09

3.2 Sumber pembiayaan perusahaan berasal dari lembaga perbankan

3,25

3.3 Suku bunga kredit tidak memberatkan bagi perusahaan

2,75

3.4 Prosedur pengajuan untuk permodalan perusahaan dipermudah oleh perbankan terutama dalam persyaratan

3,25

4 Sumberdaya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

4.1 Terdapat lembaga pendidikan yang mengadakan kerjasama dengan perusahaan untuk mengadakan kegiatan pelatihan, penyuluhan, diskusi , maupun seminar

3,375 9,75 3,25

4.2 Untuk memproduksi produk telah menggunakan teknologi mesin yang modern

3,25

4.3 Terdapat lembaga masyarakat berupa koperasi, kelompok tani maupun peneliti yang mengajak kerja sama melakukan inovasi produk

3,125

5 Infrastruktur

5.1 Kawasan perusahaan terdapat sistem transportasi yang memadai untuk para pekerja

3,125 15,75 3,94

5.2 Jaringan Komunikasi di perusahaan cukup stabil

4,25

5.3 Kondisi jalan cukup bagus untuk pendistribusian bahan baku maupun produk jadi

4

5.4 Perusahaan memiliki persediaan air bersih, energi listrik, dan genset yang cukup untuk menjalankan segala kegiatan operasional perusahaan

4,375

Dimensi Kondisi Permintaan

1 Jumlah Permintaan dan Pola Pertumbuhan

1.1 Adanya peningkatan permintaan produk setiap tahun

3,75 7,625 3,8125

1.2 Jumlah produksi tergantung pada permintaan pembeli

3,875

2 Komposisi Permintaan

2.1 Permintaan tidak hanya berasal dari pasar luar

4 7,625 3,8125

2.2 Pangsa pasar produk tetap. Sehingga tidak kesulitan mencari pembeli

3,625

Dimensi Perusahaan, Struktur, dan Persaingan

Page 127: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

121

No Variabel dan Indikator Skor total skor rata2 skor

1 Strategi Perusahaan

1.1 Perusahaan menyelesaikan pesanan dengan tepat waktu

3,75 9,75 3,25

1.2 Harga produk di perusahaan lebih murah atau sama dengan pesaing

2,5

1.3 Penggunaan teknik khusus dalam produksi produk

3,5

2 Struktur Organisasi

2.1 Perusahaan telah melakukan pencapaian visi dan misi dengan sangat baik

2,75 5,75 2,875

2.2 Struktur organisasi telah terstruktur dengan baik

3

3 Persaingan Antar Perusahaan

3.1 Banyak muncul perusahaan yang memproduksi produk sejenis

4,125 8,375 4,19

3.2 Adanya persaingan harga antar industri sejenis

4,25

Dimensi Industri Terkait dan Pendukung

1 Industri Terkait

1.1 Terdapat persaingan antar pelaku usaha untuk mendapatkan pemasok bahan baku udang

4 15,125 3,78

1.2 Perusahaan lebih unggul dalam persaingan merebut pemasok bahan baku udang

3,375

1.3 Adanya keterlibatan pihak perbankan maupun non perbankan dalam pembiayaan usaha

3,875

1.4 Adanya bantuan dari lembaga dalam pengurusan ekspor

3,875

2 Pemerintah

2.1 Adanya kebijakan yang menyulitkan dalam pelaksanaan produksi atau pemasaran

2,625 5 2,5

2.2 Adanya subsidi pemerintah dalam pengembangan inovasi produksi

2,375

3 Perguruan Tinggi atau Lembaga Penelitian

3.1 Adanya kerja sama dengan perguruan tinggi maupun penelitian yang menguntungan guna perkembangan perusahaan

3,5 6,625 3,31

3.2 Adanya keterlibatan perguruan tinggi dalam penemuan baru maupun aplikasi teknologi dari penelitian

3,125

Hasil total skor dan rata-rata yang dihasilkan oleh setiap dimensi

menunjukkan pengaruh dari setiap indikator. Selanjutya hasil tersebut

Page 128: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

122

dimasukkan dalam matriks analisis daya saing. Matriks tersebut membantu

melihat dimensi mana yang paling kuat dan paling lemah pengaruhnya terhadap

daya saing di PT. Alter Indonesia. Agar mendapat pemahaman yang lebih jelas,

matriks tersebut tersaji pada tabel 30.

Tabel 30. Faktor yang Berpengaruh Terhadap Daya Saing PT. Alter Trade Indonesia

No Dimensi dan Indikator Daya Saing Total Skor

Skor Rata-Rata

Jumlah

1 Dimensi Kondisi Faktor Sumberdaya alam 14 3,5 3,53125 Sumberdaya manusia 15,5 3,875 Sumberdaya modal 12,375 3,09375 Sumberdaya ilmu pengetahuan dan teknologi 9,75 3,25 Infrastruktur 15,75 3,9375

2 Dimensi Kondisi Permintaan Jumlah permintaan dan pola pertumbuhan 7,625 3,8125 3,8125 Komposisi permintaan 7,625 3,8125

3 Dimensi Perusahaan, Struktur, dan Persaingan

Strategi perusahaan 9,75 3,25 3,4375 Struktur organisasi 5,75 2,875 Persaingan antar perusahaan 8,375 4,1875

4 Dimensi Industri Terkait dan pendukung Industri terkait 15,125 3,3125 3,198 Pemerintah 5 2,5 Perguruan tinggi atau lembaga 6,625 3,3125

Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa dimensi kondisi permintaan

merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap daya saing di PT. Alter

Trade Indonesia. Hal ini ditunjukan dari jumlah skor yang bernilai 3,81, dengan

nilai indikator yang sama besarnya yaitu 3,81. Besar nilai yang sama

menunjukkan bahwa jumlah permintaan dan pola pertumbuhan memiliki

pengaruh yang sama kuatnya dengan komposisi permintaan. Adapun penentuan

kekuatan dari setiap variabel didasarkan pada kriteria nilai yang telah ditetapkan,

yang mana telah tersaji pada tabel 31.

Page 129: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

123

Tabel 31. Kriteria Penilaian untuk Analisis Daya Saing

No Nilai Kriteria

1 0,0 – 1,5 Jika indikator tidak berpengaruh untuk peningkatan daya saing ekspor PT. ATINA

2 1,6 – 3,0 Jika indikator cukup kuat berpengaruh untuk peningkatan daya saing ekspor PT. ATINA

3 3,1 – 4,0 Jika indikator kuat berpengaruh untuk peningkatan daya saing ekspor PT. ATINA

4 4,1 – 4,0 Jika indikator sangat kuat berpengaruh untuk peningkatan daya saing ekspor PT. ATINA

Memiliki pembeli tetap di Jepang, tidak membuat perusahaan hanya terfokus

pada pasar di negara tersebut. Kini permintaan akan produk yang dihasilkan oleh

PT. Alter Trade Indonesia juga telah merambah ke daratan china, korea selatan,

vietnam hingga eropa. Semakin meluasnya pasar menyebabkan peningkatan

permintaan disetiap tahunnya. Selain dapat memaksimalkan produksi,

peningkatan permintaan menunjukkan bahwa PT. Alter Trade Indonesia memiliki

produk dan pelayanan yang berkualitas, aman dan terpercaya bagi konsumen

sehingga dapat menembus pasar ekspor yang memiliki standar keamanan

pangan berbeda disetiap negaranya.

Faktor kedua yang berpengaruh terhadap daya saing di PT. Alter Trade

Indonesia ialah dimensi kondisi faktor dan indikator yang paling berpengaruh

adalah infrastruktur. Infrastruktur menjadi faktor dasar yang harus

dipertimbangkan oleh suatu perusahaan karena dapat mempengaruhi

keberlangsungan perusahaan tersebut. Hal ini pula yang tidak luput diperhatikan

oleh PT. Alter Trade Indonesia, memilih lokasi perusahan yang strategis menjadi

hal penting untuk meningkatkan daya saing. Yaitu terletak di kawasan industri

kecamatan Buduran dan diapit oleh dua kota besar yaitu kota Sidoarjo dan Kota

Surabaya membuat akses perusahaan seperti jalan sudah bukan menjadi

masalah. Selain diapit oleh dua kota besar, faktor pendukung lainnya ialah juga

dekat dengan bandara internasional Juanda Surabaya dan gerbang tol Sidoarjo

Page 130: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

124

sehingga semakin mempermudah akses dalam pendistribusian produk maupun

baham baku. Faktor lain yang juga sangat penting dalam peningkatan daya saing

adalah dekatnya perusahaan dengan sumber daya bahan baku utama maupun

pendukung dan banyaknya sumberdaya manusia berkualitas yang ada di sekitar

perusahaan.

Dimensi strategi perusahaan, struktur dan persaingan menjadi faktor ketiga

yang berpengaruh dalam peningkatan daya saing udang di PT. Alter Trade

Indonesia dengan nilai 3,44. Sedangkan indiator yang memiliki pengaruh paling

besar ialah persaingan antar perusahaan. Persaingan antar perusahaan sudah

tidak dapat dipungkiri lagi merupakan faktor yang paling berpengaruh.

Persaingan antar perusahaan bukan hanya dari segi produk ataupun harga,

namun juga bersaing dari segi sumberdaya manusia dan teknologi yang

digunakan. Semakin ketatnya persaingan, faktor stategi perusahaan sudah

semestinya memiliki pengaruh dalam peningkatan daya saing. Strategi yang

tepat dalam memperluas pasar ataupun mitra untuk pemenuhan bahan baku

dinilai sangat penting bagi PT. Alter Trade Indonesia.

Dan dimensi industri terkait dan pendukung menjadi faktor terakhir yang

berpengaruh dalam peningkatan daya saing dari ke empat dimensi yang

digunakan dalam penelitian dengan nilai 3,19. Hal ini menjadi wajar dikarenakan

keberadaannya dapat dikelola ataupun di kontrol oleh perusahaan. Seperti

perbankan dan lembaga ekspor, keduanya berperan sebagai pihak ketiga dan

peran keduanya memberi pengaruh bagi internal perusahaan. Selain itu, terdapat

faktor pemerintah dianggap berpengaruh terhadap penngkatan daya saing

karena pemerintah bertugas sebagai pengawas serta pemangku kebijakan. Serta

birokrasi dalam pengurusan dokumen untuk ekpor ataupun uji mutu juga memiliki

andil dalam peningkatan daya saing. Ketika birokrasi dalam pengurusan

Page 131: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

125

dokumen dipersulit, maka mempersulit pula suatu perusahaan dalam pencapaian

pasar ekspornya. Sehingga volume ekspor juga tidak berkembang secara pesat.

5.4 Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal

Faktor internal dan eksternal dalam perusahaan merupakan suatu hal yang

harus diketahui dalam penelitian ini. Dimana faktor-faktor tersebut akan dianalisis

menggunakan matriks IFAS dan EFAS. Untuk selanjutnya dilakukan pembobotan

guna menentukan pilihan strategi yang tepat dalam peningkatan daya saing di

PT. Alter Trade Indonesia.

5.4.1 Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang terdapat pada PT. Alter Trade

Indonesia dan dapat pula dikendalikan oleh perusahaan, dimana faktor tersebut

terbagi menjadi dua yaitu kekuatan dan kelemahan. Kekuatan atau strenght

terdiri atas faktor-faktor unggulan yang terdapat pada PT. Alter Trade Indonesia.

Hal sebaliknya juga pada kelemahan, dimana terdapat faktor yang menjadi

kekurangan pada perusahaan tersebut.

5.4.1.1 Kekuatan

Kekuatan (Strenght) ialah sumberdaya, keterampilan, atau unggulan-

unggulan yang dimiliki oleh PT. Alter Trade Indonesia untuk menghadapi pasar

atau persaingan yang ada. Kekuatan menjadi hal penting dalam penentuan

strategi guna peningkatan daya saing suatu perusahaan, dimana hal tersebut

dapat digunakan untuk menghadapi ancaman yang muncul dan meraih peluang

yang ada. Sedangkan untuk mengetahui kekuatan yang ada pada PT. Alter

Trade Indonesia dilakukan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan

pemberian kuisioner kepada orang yang dianggap paham dalam perusahaan

yaitu kepala departemen yang ada pada PT. Alter Trade Indonesia. Adapun hasil

dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh beberapa faktor kekuatan sebagai

berikut.

Page 132: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

126

1. Kualitas bahan baku dan produk terjaga serta terjamin

Dalam industri pangan, kualitas sudah menjadi hal mutlak yang harus

dipenuhi oleh setiap pengusaha. Kualitas bukan hanya pada produk namun

bahan baku yang digunakan juga harus terjamin dan terjaga. Terjaga disini

diartikan sebagai tindakan atau penanganan yang dilakukan oleh perusahaan

terhadap produk dari awal proses produksi hingga produk siap di pasarkan. Maka

dari itu bobot yang diberikan pada faktor ini sebesar 0,12 dan rating 4 yang

artinya faktor ini memiliki tingkat dan pengaruh yang sangat tinggi terhadap

peningkatan daya saing.

Pada PT. Alter Trade Indonesia, produk yang dihasilkan terjaga kualitasnya

baik dari segi gizi maupun fisiknya. Hal ini terlihat dari penanganan yang di

lakukan sejak pasca panen hingga produk siap. Saat pasca panen, udang

langsung dimasukkan dalam coolbox dan di segel untuk menjamin tidak ada

penanganan yang tidak sesuai dengan prosedur, karena udang yang dihasilkan

merupakan standart udang ecoshrimp. Dimana udang ecoshrimp merupakan

udang alami yang tanda menggunakan bahan kimia dalam pembudidayaannya

guna terjaganya kelestarian lingkungan yang ada. Hal yang sama dilakukan

selama proses produksi, dimana udang selalu pada suhu dingin. Sehingga

kualitas dari udang tetap terjaga.

Sedangkan terjamin diartikan sebagai prosedur yang dilakukan dalam

penanganan dipastikan sudah sesuai dengan ketentuan atau standart yang ada.

Pada PT. Alter Trade Indonesia, prosedur penanganan sudah dilakukan sesuai

dengan Cara Produksi Pangan yang Baik (CPPB) dan Hazard Analysis Critical

Control Point (HACCP). Hal ini dibuktikan dengan dimilikinya Certificate HACCP

dengan Rate A untuk produk Frozen Raw Shrimp dan Frozen Raw Seafood Mix

dengan masing-masing kode nomor 101.a/SM/HACCP/PB/10/16 dan

102.a/SM/HACCP/PB/10/16 yang berlaku hingga November 2017. Sedangkan

Page 133: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

127

untuk terjaminnya proses produksi dan kualitas bahan baku, dibuktikan dengan

Sertifikat Kelayakan Pengelolaan yang berlaku hingga November 2017 dan Surat

Keterangan Penerapan Sistem Ketelusuran (Tracebility) Hasil Perikanan yang

berlaku higgga 23 Desember 2018.

2. Tenaga kerja yang dimiliki memadai dan berkompeten

Sumberdaya manusia selalu menjadi salah satu faktor kunci dalam

pengembangan suatu usaha. Hal itu pula yang terjadi di PT. Alter Trade

Indonesia, tenaga kerja yang ada pada perusahaan memiliki kompetensi yang

mumpuni dalam bidangnya. Terlihat dari data tenaga kerja 53 orang staff dari 99

orang saat ini merupakan lulusan Diploma hingga Strata. Selain itu dapat pula

dilihat dari masa kerja tenaga kerja di perusahaan, yang mana hampir sebagian

besar tenaga kerja kontrak maupun tetap, memiliki masa kerja >5 tahun.

Meskipun masa kerja tidak dapat sepenuhnya dijadikan sebagai tolak ukur

kompetensi tenaga kerja. Akan tetapi masa kerja dapat dijadikan sebagai salah

satu indikator tingkat kemampuan tenaga kerja dalam melaksaan tugas dan

penyesuian dengan regulasi yang ada.

Sehingga diberikan bobot sebesar 0,08 yang artinya faktor tenaga kerja yang

dimiliki memadai dan berkompeten memiliki pengaruh dalam peningkatan daya

saing suatu perusahaan. Sedangkan pemberian rating untuk menunjukkan

tingkat urgensi faktor. Pada faktor ini diberikan rating 3 yang artinya faktor ini

memilii tingkat urgensi yang cukup tinggi dalam upaya peningkatan daya saing

perusahaan, namun dapat dikelola oleh perusahaan dengan baik.

3. Memiliki pembeli tetap

Pembeli atau konsumen merupakan faktor kunci dalam peningkatan

konsumen. Dimana perusahaan di masa kini dituntut harus bisa memenuhi

kebutuhan konsumen, namun tetap mempertahankan keunggulan dari

produknya. Ketika suatu perusahaan mampu mempertahankan ciri khasnya

Page 134: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

128

maka perusahaan tersebut telah melakukan distinctive competence. PT. Alter

Trade Indonesia memiliki produk utama berupa ecoshrimp dengan jenis udang

black tiger. Konsistensi perusahaan untuk tetap mempertahankan produknya

bukan tanpa kendala. Dimana kini eksistensi udang windu atau black tiger

semakin menurun, tergerus oleh perpindahan budidaya dari udang windu ke

udang vannamei.

Meskipun terdapat kendala yang dapat mempengaruhi perusahaan, hal ini

juga menjadi kekuatan bagi perusahaan. Kekuatan tersebut berasal dari

konsumen yang sangat peduli dengan lingkungan ataupun konsumen yang peka

terhadap rasa dapat menjadi pasar tetap perusahaan. Selain itu proses budidaya

ecoshrimp bisa menciptakan pandangan atau kelas atau selera yang tinggi bagi

konsumen, karena proses budidaya yang organik sudah jelas menciptakan rasa

yang berbeda pula untuk produk yang dihasilkan. Sehingga PT. Alter Trade

Indonesia dapat dikatakan bisa membuat pasarnya sendiri dengan adanya

konsumen tetap.

Maka pada faktor ini diberikan bobot 0,06 yang artinya faktor ini dapat

mempengaruhi perusahaan namun dapat dikendalikan oleh perusahaan.

Sedangkan rating 3 karena tingkat urgensi yang tinggi namun dapat dikendalikan

oleh perusahaan dengan baik.

4. Memiliki fasilitas utama dan pendukung yang baik dan memadai

Tidak dapat dipungkiri lagi, infrastruktur menjadi salah satu hal utama yang

perlu diperhatikan. Infrastruktur yang baik dapat mengoptimalkan kegiatan

perusahaan sehingga dapat berjalan secara efektif dan efisien. Selain itu

infrastruktur yang baik dan memadai menunjukkan perusahaan tersebut telah

menerapkan standart yang berlaku dalam perusahaan pengelolaan udang.

Dimana implementasi atau pelaksanaan dari suatu standar yang telah ditentukan

Page 135: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

129

dalam suatu perusahaan, dapat menjadi salah satu point untuk menguatkan

daya saing perusahaan tersebut.

Seperti yang telah dilakukan oleh PT. Alter Trade Indonesia, dimana

perusahaan tersebut telah memiliki fasilitas utama dan pendukung yang baik dan

memadai antara lain: gedung proses produksi, gedung perkantoran, akses jalan

yang baik, kantin, tempat pengolahan limbah, sanitasi, gudang dan berbagai

fasilitas lainnya. Bukan hanya sekedar fasilitas yang memadai, fasilitas yang ada

didasarkan dengan peraturan atau regulasi yang berlaku. Salah satunya ialah

fasilitas pendukung berupa pengolahan limbah air sisa produksi. Dimana dalam

seluruh proses pengolahan udang selalu menggunakan air dalam prosesnya,

sehingga perlu penanganan khusus dalam pengolahannya sebelum dibuang ke

sungai. Penanganan tersebut dilakukan di area kolam yang telah disediakan,

yang mana di area tersebut terdapat beberapa kolam beton yang setiap

kolamnya memiliki penanganan khusus sebelum akhirnya dibuang ke kolam

ekstensif, yang selanjutnya diteruskan ke sungai.

Maka pada faktor ini diberikan bobot 0,06 yang artinya faktor ini dapat

mempengaruhi perusahaan namun dapat dikendalikan oleh perusahaan.

Sedangkan pemberian rating 4 yang artinya faktor ini memiliki tingkat urgensi

yang tinggi untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Ketika fasilitas yang

ada merupakan fasilitas yang baik dalam hal kondisi fisik dan perawatan yang

baik pula, maka dapat menghasilkan produk yang baik pula. Selain itu, fasilitas

yang memadai juga dapat memudahkan penerbitan serifikat-sertifikat yang

diperlukan dalam kegiatan ekspor. Sehingga perlu diperhatikan dalam

pemenuhan dan perbaikan fasilitas yang ada.

5. Memiliki teknik khusus dan ketepatan waktu dalam produksi

Persaingan yang semakin ketat mengharuskan perusahaan melakukan

inovasi-inovasi guna meningkatkan daya saing perusahaan tersebut. Selain

Page 136: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

130

meningkatkan daya saing, inovasi juga diperlukan untuk efisiensi jalannya

kegiatan. PT. Alter trade Indonesia juga menerapkan hal tersebut pada

perusahaannya, dimana terdapat teknik khusus yang digunakan dalam beberapa

kegiatannya, seperti penanganan limbah dan penggunaan mesin-mesin moderen

dalam proses produksi sehingga dapat mengefisienkan waktu yang ada.

Sedangkan salah satu inovasi yang dilakukan adalah pembuatan sabun yang

digunakan dalam proses sterilisasi pekerja sebelum dan sesudah memasuki

ruang produksi. Inovasi pembuatan sabun yang berasal dari minyak kelapa

bertujuan agar kehigienisan dari pekerja dapat terjaga, karena hal tersebut dapat

mempengaruhi kualitas dari produk yang di olah.

Maka pada faktor ini diberikan bobot 0,08 yang artinya faktor ini dapat

mempengaruhi perusahaan namun dapat dikendalikan oleh perusahaan.

Sedangkan pemberian rating 3 karena tingkat urgensi dari faktor ini yang tinggi

namun dapat dikendalikan oleh perusahaan dengan baik.

6. Memiliki struktur organisasi yang berjalan dengan efektif

Struktur organisasi yang tangguh merupakan benteng utama dalam

menghadapi pasar internasional. Persaingan yang ketat dari pemenuhan bahan

baku hingga proses pemasaran mengharuskan perusahaan-perusahaan ekportir

menempatkan orang-orang berkompeten dalam struktur organisasinya. Selain

mengatur dan memastikan jalannya perusahaan agar tetap sesuai dengan visi

dan misi yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sumberdaya

manusia yang ada dalam struktur organisasi juga harus memiliki komitmen yang

selaras dan kuat untuk meningkatkan daya saing dari perusahaan dalam

menghadapi pasar internasional.

Maka dari itu, sumberdaya manusia yang ditetapkan dalam susunan struktur

organisasi PT. Alter Trade Indonesia merupakan orang-orang yang berkompeten

dalam bidangnya dan memiliki pengalaman kerja di bidang tersebut dalam

Page 137: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

131

jangka waktu minimal 7 tahun kerja. Sehingga pelaksanaan visi dan misi PT.

Alter Trade Indonesia dalam mencapai tujuan yang ditetapkan dapat berjalan

secara efektif.

Maka pada faktor ini diberikan bobot 0,06 yang artinya faktor ini dapat

mempengaruhi perusahaan namun dapat dikendalikan oleh perusahaan.

Sedangkan pemberian rating 2 artinya tingkat urgensi yang sedang, karena

perombakan struktur organisasi dilakukan berkala dan dalam jangka waktu yang

panjang. Serta sebelum dilakukan perombakan struktur organisasi, telah

dipertimbangkan secara matang.

7. Unggul dalam persaingan merebut pemasok bahan baku

Persaingan bukan hanya dalam pemasaran suatu produk, namun dapat

terjadi dalam segala hal. Seperti persaingan mendapat sumberdaya manusia

yang kompeten, persaingan dalam mencari mitra kerja, hingga persaingan dalam

pemenuhan bahan baku.

Bahan baku menjadi salah satu faktor kunci dalam keberlangsungan

perusahaan, bahan baku yang berkualitas tinggi dapat menghasilkan produk

yang baik pula. Dalam hal ini PT.Alter Trade Indonesia sangat memperhatikan

pemasok yang ada. Dimana PT. Alter Trade Indonesia akan menyeleksi dan

evaluasi pemasok bahan baku di perusahaan. Selain itu, perusahaan juga

memiliki kiat khusus dalam memudahkan pemenuhan bahan baku melalui

pemasok. Kiat ini diperlukan karena hampir 90% bahan baku yang digunakan

oleh perusahaan berasal dari pemasok yang merupakan petambak udang di

daerah Sidoarjo, Gresik, dan Sulawesi. Kiat tersebut adalah membuat mitra

dengan petambak yang sesuai dengan standar budidaya ecoshrimp. Dimana

petambak akan dibimbing, dipantau, hingga di evaluasi kegiatan budidaya yang

dilakukan guna menghasilkan ecoshrimp yng berkualitas.

Page 138: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

132

Maka pada faktor ini diberikan bobot 0,12 yang artinya faktor ini dapat

memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam peningkatan daya saing perusahaan.

Hal ini dikarenakan keberadaan udang atau stok udang mempengaruhi jalan

produksi. Namun dapat dikendalikan oleh perusahaan dengan adanya sistem

kemitraan dengan petambak lokal. Sedangkan rating 3 artinya tingkat urgensi

yang tinggi namun dapat dikendalikan oleh perusahaan dengan baik.

5.4.1.2 Kelemahan

Berikut merupakan matrik dari IFAS (Internal Factor Strategy) yang ada pada

PT. Alter Trade Indonesia.

1. Ketersediaan bahan baku yang masih kurang

Seperti yang telah dijelaskan, bahan baku merupakan salah satu faktor kunci

dalam keberlangsungan perusahaan. Sehingga perlu penanganan khusus untuk

persediaan bahan baku, dalam hal kualitas maupun kuantitas. Bahan baku yang

berkualitas baik dapat meningkatkan daya saing dari perusahaan karena akan

menghasilkan produk yang baik pula. Namun sebaliknya, bahan baku juga bisa

menjadi kendala dalam peningkatan daya saing. Salah satu kendala adalah

keberadaannya ataupun kuntitas dari bahan baku tersebut.

Pada PT. Alter Trade Indonesia, bahan baku yang digunakan adalah udang

pilihan yang hanya dibudidayakan dengan sistem tradisional (ekstensif) yang

biasa disebut dengan ecoshrimp dan hanya dari jenis udang windu. Udang windu

hasil budidaya ramah lingkungan yang tanpa menggunakan pakan buatan dan

bahan kimia terdapat hanya pada tiga wilayah, yaitu Sidoarjo, Gresik, dan

Sulawesi Selatan. Pemilihan hanya pada satu komoditas yaitu udang windu,

sering kali menjadi kendala untuk ketersediaannya. Selain itu, ketersediaan

bahan baku udang windu ramah lingkungan (ecoshrimp) juga sering kali

terkendala akan faktor alam yang tidak menentu, persaingan dengan perusahaan

Page 139: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

133

lainnya, serta faktor lingkungan. Dimana faktor lingkungan tersebut sering kali

tidak dapat dikendalikan atau ditangani oleh perusahaan.

Salah satu contoh kasus faktor lingkungan yang menjadi kendala dalam

ketersediaan bahan baku PT. Alter Trade Indonesia yaitu: Petambak udang

windu yang bekerja sama atau sebagai mitra dari PT. Alter Trade Indonesia

sering kali mendapat perlakukan kasar dari preman sekitar daerah tambak saat

panen udang windu. Sudah menjadi rahasia umum, para preman melakukan

pemalakan hasil panen (udang ecoshrimp) dengan ancaman “harta atau nyawa”.

Hal ini membuat petambak mitra harus menyerahkan hasil panen, sehingga

secara tidak langsung memberi dampak bagi perusahaan berupa berkurangnya

pasokan bahan baku yang masuk ke perusahaan untuk di proses.

Maka pada faktor ini diberikan bobot 0,12 yang artinya faktor ini memiliki

pengaruh yang sangat kuat dalam peningkatan daya saing perusahaan. Hal ini

dikarenakan keberadaan udang atau stok udang mempengaruhi jalan produksi.

Sedangkan rating 1 artinya tingkat urgensi yang tinggi, sehingga perlu adanya

inovasi dan strategi yang tepat guna menanggulangi kelemahan ini.

2. Faktor modal menjadi kendala dalam pengembangan perusahaan

Pengembangan perusahaan sudah seharusnya dilakukan oleh tiap

perusahaan, dalam segi fisik maupun tenaga kerja yang ada di dalamnya.

Pengembangan perusahaan dalam segi fisik merupakan pengembangan bentuk

atau bangunan dari perusahaan seperti penambahan fasilitas. Semakin lengkap

sarana dan prasarana pada perusahaan maka dapat memudahkan perusahaan

mendapat sertifikat-sertifikat yang berguna untuk meningkatkan daya saing.

Salah satu contohnya ialah kelengkapan untuk mendapatkan sertifikat Hazard

Analysis Critical Control Point (HACCP). Dalam proses pengembangan tersebut

sudah dipastikan membutuhkan modal yang tidak sedikit. Sedangkan

perusahaan juga perlu menjaga arus perputaran uang yang ada. Sehingga

Page 140: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

134

kadang kala modal dapat menjadi kendala dalam pengembangan perusahaan

skala besar. Seperti penambahan unit produksi baru.

Maka pada faktor ini diberikan bobot 0,08 yang artinya faktor ini dapat

memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam peningkatan daya saing perusahaan.

Hal ini dikarenakan pengembangan perusahaan dalam bentuk penambahan

fasilitas sarana dan prasarana tidak harus dilakukan setiap tahunnya. Sedangkan

rating 2 artinya tingkat urgensi yang tinggi dalam penanganan kelemahan yang

ada namun dapat dikendalikan oleh perusahaan dengan baik.

3. Jumlah produksi tergantung pada permintaan pembeli

Faktor produksi sudah menjadi komponen utama yang diperhatikan karena

proses produksi bersangkutan dengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Sehingga perlu adanya perencanaan yang matang agar proses produksi dapat

berjalan dengan efisien. Salah satu penentu agar proses produksi dapat berjalan

dengan efisien adalah jumlah permintaan pembeli atau konsumen. Jumlah

permintaan konsumen yang fluktuatif atau berubah-ubah mengharuskan

perusahaan untuk manage proses produksi agar efisien.

Pada PT. Alter Trade Indonesia udang yang datang ke perusahaan akan

langsung di proses untuk menjaga keamanan dan kualitas produk yang

dihasilkan. Sehingga proses produksi hanya akan berjalan ketika udang masuk

atau udang datang. Sedangkan untuk proses produksi di setiap produknya

dilakukan sebagian besar sesuai dengan permintaan pembeli. Maka dari itu perlu

adanya peramalan atau forecasting yang matang agar dapat mengefisiensi

proses produksi, yang secara tidak langsung juga menghemat biaya yang harus

dikeluarkan.

Maka pada faktor ini diberikan bobot 0,06 yang artinya faktor ini memiliki

pengaruh yang cukup dalam peningkatan daya saing perusahaan. Namun bukan

menjadi kendala yang berarti dalam jangka pendek, sedangkan dalam jangka

Page 141: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

135

panjang dapat menghambat peningkatan daya saing perusahaan. Sedangkan

rating 3 artinya tingkat urgensi yang sedang dalam penanganan kelemahan yang

ada karena dapat dikendalikan oleh perusahaan dengan baik.

4. Harga produk udang di pasaran lebih mahal

Harga merupakan salah satu hal yang mempengaruhi daya beli konsumen.

Semakin berkembangnya zaman, harga seringkali dijadikan sebagai media

promosi untuk menarik minat konsumen. Pada sebagian konsumen harga juga

sering kali dijadikan indikator kualitas produk, sehingga berapapun harganya

tidak mempengaruhi minat beli konsumen. Konsumen itu pula yang menjadi

salah satu sasaran pasar PT. Alter Trade Indonesia, dimana konsumen tetap PT.

Alter Trade Indonesia merupakan konsumen yang menyukai produk alami

dengan kualitas premium namun tetap memperhatikan kelestarian lingkungan

dari produk tersebut. Karena terjaganya kelestarian lingkungan asal produk,

menandakan produk ecoshrimp merupakan produk dengan kualitas premium

yang membuat harganya lebih tinggi dari udang konvensional. Hal ini sering kali

menjadi kendala untuk pemasaran lokal, karena minimnya kesadaran konsumen

Indonesia akan kelestarian lingkungan produk yang di konsumsi.

Maka pada faktor ini diberikan bobot 0,08 yang artinya faktor ini memiliki

pengaruh yang cukup dalam peningkatan daya saing perusahaan. Namun dapat

menghambat peningkatan daya saing perusahaan karena tingginya harga yang

ditetapkan, sedangkan konsumen ingin mendapatkan dengan harga miring.

Sedangkan rating 2 artinya tingkat urgensi yang tinggi dalam penanganan

kelemahan yang ada. Namun tetap dapat dikendalikan oleh perusahaan dengan

baik.

Setelah mengetahui faktor-faktor internal yang dimiliki oleh PT. Alter Trade

Indonesia dan mengukur seberapa besar faktor tersebut menggunakan skala

likert, data yang diperoleh dimasukkan dalam matriks IFAS dengan memberikan

Page 142: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

136

bobot dan rating yang sesuai dengan apa yang ada di PT. Alter Trade Indonesia.

Agar dapat mendapat gambaran yang lebih jelas, dapat dilihat pada tabel 32.

Tabel 32. Matriks Internal Strategic Factor Analysis Summary (IFAS)

KEKUATAN BOBOT RATING SKOR

Kualitas bahan baku dan produk terjaga dan terjamin

0,12 4 0,48

Menggunakan teknologi modern yang memadai 0,08 4 0,32

Tenaga kerja yang dimiliki memadai dan berkompeten

0,08 3 0,32

Memiliki pembeli tetap 0,06 3 0,18

Memiliki fasilitas utama dan pendukung yang baik dan memadai

0,06 4 0,24

Memiliki teknik khusus dan ketepatan waktu dalam produksi

0,08 3 0,24

Memiliki struktur organisasi yang berjalan dengan efektif

0,06 2 0,12

Unggul dalam persaingan merebut pemasok bahan baku

0,12 3 0,36

Jumlah 0,66

2,26

KELEMAHAN BOBOT RATING SKOR

Ketersediaan bahan baku yang masih kurang 0,12 1 0,12

faktor modal menjadi kendala dalam pengembangan perusahaan

0,08 2 0,16

jumlah produksi tergantung pada permintaan pembeli

0,06 3 0,18

harga produk udang di pasaran lebih mahal 0,08 2 0,16

Total 0,34

0,62

Jumlah total 1

2,88

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa faktor internal PT. Alter Trade

Indonesia memiliki total skor 2,88. Dimana menurut Rangkuti (2013), nilai skor

diperoleh berdasarkan hasil nilai bobot dikali nilai rating. Total nilai skor untuk

faktor internal menunjukkan bahwa semakin nilainya mendekati 1, semakin

banyak kelemahan internal dibandingkan kekuatannya. Sedangkan semakin

nilainya mendektai nilai 4, semakin banyak kekuatannya dibandingkan

kelemahannya.

Page 143: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

137

Sehingga total skor 2,88 dapat diintepretasikan bahwa PT. Alter Trade

Indonesia memiliki lebih banyak kekuatan dibandingkan kelemahannya. Selain

itu total skor juga menunjukkan bagaimana reaksi perusahaan terhadap faktor

strategis internalnya.

5.4.2 Analisis Faktor Eksternal

Analisis faktor eksternal bertujuan untuk mengetahui peluang dan ancaman

dari luar perusahaan. Berikut merupakan analisis faktor eksternal peluang dan

ancaman PT. Alter Trade Indonesia.

5.4.2.1 Peluang

Faktor peluang merupakan kondisi dalam lingkungan umum yang dapat

membantu perusahaan dalam mencapai daya saing strategis

1. Kemudahan dalam pengajuan untuk permodalan di perbankan

Setiap perusahaan memiliki sumber permodalan yang berbeda dan beraneka

ragam. Tidak terkecuali yang berasal dari lembaga perbankan. Lembaga

perbankan seringkali memberikan kemudahan dalam permodalan bagi

perusahaan dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Hal ini memberikan

peluang bagi perusahaan untuk memperlancar arus perputaran uang. Sama

halnya dengan PT. Alter Trade Indonesia, kemudahan dalam pengajuan

permodalan memberikan angin segar bagi perusahaan untuk memperlancar

pengembangan usaha.

Maka pada faktor ini diberikan bobot 0,06 yang artinya faktor ini memiliki

pengaruh yang cukup kuat dalam peningkatan daya saing perusahaan. Hal ini

dikarenakan memudahkan perusahaan mendapatkan suntikan dana saat

dibutuhkan. Sedangkan rating 2 artinya tingkat urgensi atau kesempatan akan

peluang cukup besar sehingga dapat dimanfaatkankan oleh perusahaan dengan

baik.

Page 144: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

138

2. Terdapat lembaga maupun instansi untuk melakukan kerjasama guna

pengembangan usaha (inovasi dan SDM)

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga akan memberikan

perubahan terhadap kebijakan perusahaan. Seperti efisiensi pada saat

melakukan produksi dan distribusi juga sangat di pengaruhi perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Maka dari itu perlu adanya kerja sama dengan

akademisi maupun instansi terkait guna melakukan inovasi untuk meningkatkan

daya saing. Kerja sama tersebut dapat berupa melakukan proyek penelitian

dengan akademisi dalam hal pakan yang ramah lingkungan.

Seperti halnya PT. Alter Trade Indonesia, dimana perusahaan telah melihat

peluang tersebut dengan memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk

melakukan magang di perusahaan. Dengan adanya kegiatan tersebut,

perusahaan mendapat tambahan masukan dari hasil laporan magang yang

dilakukan mahasiswa. Selain itu, dengan adanya mahasiswa magang membantu

perusahaan untuk melakukan evaluasi dengan berbagai macam metode

terhadap hal yang sedang dikaji oleh mahasiswa. Dimana semakin

berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, akan semakin beragam pula

metode yang digunakan oleh mahasiswa magang dalam mengkaji permsalahan

yang ada. Semakin berkembagnya hal ini maka secara tidak langsung akan

menuntut managemen perusahaan untuk memilih yang terbaik bagi kepentingan

perusahaan.

Maka pada faktor ini diberikan bobot 0,12 yang artinya faktor ini memiliki

pengaruh yang cukup kuat dalam peningkatan daya saing perusahaan. Hal ini

dikarenakan inovasi sangat dibutuhkan dalam peningkatan daya siang suatu

perusahaan untuk menghadapi pasar internasional. Sedangkan rating 3 artinya

tingkat urgensi atau kesempatan akan peluang yang ada cukup besar sehingga

harus dimanfaatkankan oleh perusahaan dengan baik.

Page 145: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

139

3. Jaringan komunikasi dan kondisi jalan sekitar perusahaan cukup baik

Kemudahan dalam berkomunikasi dapat menjadi ancaman, namun dapat

pula dijadikan sebagai peluang yang sangat besar. Dalam segi persaingan

pasar, akses yang tidak terbatas membuat PT. Alter Trade Indonesia dapat

memperkenalkan diri sebagai perusahaan processor dan eksportir yang cukup

berpengaruh di Indonesia khususnya wilayah Jawa Timur. Dengan mudahnya

penyebaran informasi juga memberikan dampak pula pada kemudahan

bertransaksi dengan pembeli. Dan secara tidak langsung, hal ini juga

memperluas cakupan pasar dari perusahaan. Sehingga perlu adanya

pemanfaatan yang maksimal untuk meningkatkan daya saing dari perusahaan

agar lebih unggul dari perusahaan lain.

Selain itu akses jalan yang cukup baik menjadi faktor tambahan yang sangat

menguntungan PT. Alter Trade Indonesia. Hal ini berdampak pada kemudahan

dalam distribusi produk dan bahan baku. Berlokasi diapit oleh dua kota besar,

Sidoarjo dan Surabaya, dan akses jalan tol yang dekat dapat menghemat biaya

dalam pengantarkan produk ke pelabuhan.

Maka pada faktor ini diberikan bobot 0,12 yang artinya faktor ini memiliki

pengaruh yang cukup kuat dalam peningkatan daya saing perusahaan. Hal ini

dikarenakan efisiensi perusahaan dalam distribusi maupun perluasan pasar.

Sedangkan rating 3 artinya tingkat urgensi atau kesempatan akan peluang cukup

besar sehingga dapat dimanfaatkankan oleh perusahaan dengan baik.

4. Permintaan yang meningkat dan pasar semakin luas

Meningkatnya suatu permintaan terhadap suatu produk memiliki beberapa

motif yang mendasarinya. Salah satunya adalah kualitas dari produk tersebut.

Pada sebagian konsumen, harga bukan menjadi faktor utama dalam membeli

sutau produk. Terutama untuk produk makanan, kualitas menjadi faktor prioritas

konsumen. Hal ini pula yang diterapkan oleh PT. Alter Trade Indonesia, dimana

Page 146: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

140

kualitas menjadi faktor prioritas perusahaan. Secara tidak langsung, hal ini

memberikan dampak pada peningkatan permintaan produk yang dihasilkan oleh

PT. Alter Trade Indonesia karena perusahaan dapat menjaga kualitas yang

dimiliki. Menurut wawancara yang dilakukan dilapang, salah satu narasumber

mengatakan :

“ketika kita menjaga kualitas produk kita, pembeli datang dengan sendirinya. Jadi selama ini mbak, banyak pembeli yang datang sendiri. Karena nama kita (PT. Alter Trade Indonesia) sudah dikenal banyak orang kalau barang kita bagus. Apalagi hanya kita yang fokus pada black tiger, hampir semua perusahaan lain banyak yang pindah ke vannamei”

Sehingga kualitas yang terjaga memiliki hubungan yang erat terhadap

peningkatan permintaan produk di PT. Alter Trade Indonesia. Selain itu kualitas

yang terjaga juga memiliki korelasi yang erat dengan meluasnya pasar. Ketika

brand image yang telah dimiliki oleh PT. Alter Trade Indonesia sebagai

perusahaan penghasil ecoshrimp black tiger yang menjamin mutu dari produknya

semakin kuat, maka banyak konsumen dari berbagai negara yang datang

dengan sendirinya. Itu artinya, pasar dari perusahaan semakin meluas pula.

5. Kebijakan yang ada tidak menghambat untuk pengembangan usaha

Kepastian hukum di dalam suau Negara merupakan hal yang sangat

mempengaruhi pasar. Kebijakan negara yang dituangkan dalam Peraturan

Perundang-Udangan secara tidak langsung akan menentukan arah strategi

perusahaan. Sehingga kepastian hukum merupakan faktor yang tidak bisa

ditawar dan pasti akan memperngaruhi sebuah perusahaan.

Kebijakan yang ada selama ini tidak menghambat PT. Alter Trade Indonesia

dalam peningkatan daya saing. Dimana kebijakan tersebut sudah tertuang dalam

Peraturan Presiden, Peraturan Menteri dan lain sebagainya. Selain itu kebijakan

tentang prosedur ekspor dan setifikat produksi untuk produk perikanan juga

sudah dijelaskan di dalam buku pedoman yang diterbitkan oleh Kementerian

Page 147: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

141

Perikanan dan Kelautan itu memudahkan pelaku ekspor dalam memasuki pasar

internasional. Kemudahan-kemudahan tersebut dapat dilihat oleh PT. Alter Trade

Indonesia, dimana kini perusahaan terus berusaha menambah register number

untuk berbagai negara lainnya.

Maka pada faktor ini diberikan bobot 0,12 yang artinya faktor ini memiliki

pengaruh yang cukup kuat dalam peningkatan daya saing perusahaan. Hal ini

dikarenakan kebijakan yang ada sangat berpengaruh pada kemudahan

perusahaan mencapai pasar internasional, secara tidak langsung itu akan

menambah kuota ekspor. Sedangkan rating 2 artinya tingkat urgensi atau

kesempatan akan peluang cukup besar sehingga perlu dimanfaatkankan oleh

perusahaan dengan baik.

5.4.2.2 Ancaman

Faktor ancaman dapat dikatakan sebagai kondisi dalam lingkungan umum

yang menghambat usaha-usaha perusahaan untuk mencapai daya saing

strategis. Berikut merupakan faktor ancaman dari PT. Alter Trade Indonesia.

1. Transportasi umum di kawasan perusahaan belum ada

Faktor demografi yang berada di kawasan industri membuat PT. Alter Trade

Indonesia tidak memiliki akses transportasi umum sampai lokasi perusahaan.

Transportasi yang dapat mencapai perusahaan hanya kendaraan pribadi. Hal ini

dapat menjadi ancaman, namun tidak begitu berarti karena pesatnya

pertumbuhan moda transportasi di Indonesia.

Maka pada faktor ini diberikan bobot 0,06 yang artinya faktor ini memiliki

pengaruh yang sedang dalam menghambat peningkatan daya saing perusahaan.

Sebab meskipun tidak dapat dijangkau oleh transportasi umum, perkembangan

moda transportasi pribadi dapat menjawab ancaman tersebut. Sedangkan rating

Page 148: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

142

4 artinya tingkat urgensi dari ancaman yang ada tidak berdampak besar bagi

kelangsungan perusahaan.

2. Muncul perusahaan yang memproduksi produk sejenis

Semakin mudahnya informasi akan pasar ekspor membuat banyak

perusahaan sejenis melakukan ekspor pula. Dalam ekonomi makro ini

merupakan hal positif, namun hal ini juga memberi dampak pada perusahaan

yang telah ada. Sehingga perlu taktik dan langkah strategis agar PT. Alter Trade

Indonesia dapat tetap bertahan dalam persaingan perdagangan internasional.

Maka dari itu PT. Alter Trade Indonesia terus berusaha untuk meningkatan daya

saingnya dalam segala aspek. Selain itu, munculnya perusahaan sejenis juga

menciptakan persaingan untuk mendapatkan bahan baku. Maka dari itu perlu

adanya inovasi untuk menangani persaingan bahan baku.

Sehingga pada faktor ini diberikan bobot 0,12 yang artinya faktor ini memiliki

pengaruh yang kuat dalam memperketat persaingan pasar internasional. Hal ini

dikarenakan perusahaan dengan produk sejenis menciptakan 2 persaingan

sekaligus, persaingan pasar dan persaingan dalam mendapatkan bahan baku.

Sedangkan rating 2 artinya tingkat urgensi dari ancaman yang ada berdampak

besar bagi kelangsungan perusahaan. Sehingga perlu langkah strategis unuk

meningkatkan daya siang perusahaan.

3. Terdapat persaingan antar industri dalam segi harga

Persaingan antar industri sudah pasti ada di dalam setiap perusahaan. Tidak

terkecuali PT. Alter Trade Indonesia. Persaingan antar industri juga muncul dari

segi harga, harga jual maupun harga beli bahan baku. Harga jual yang tinggi

untuk ecoshrimp membuat perusahaan melakukan strategi untuk dapat

mempertahankan dan memperluas pasar ditengah gempuran harga rendah oleh

pesaing.

Page 149: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

143

Sehingga pada faktor ini diberikan bobot 0,12 yang artinya faktor ini memiliki

pengaruh yang kuat dalam menghambat peningkatan daya saing perusahaan.

Hal ini dikarenakan harga sanget berpengaruh pada daya beli konsumen.

Sedangkan rating 1 artinya tingkat urgensi dari ancaman yang ada berdampak

cukup kuat, namun dapat dikendalikan oleh perusahaan.

4. Tidak ada subsidi pemerintah dalam program pengembangan

Peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam kegiatan pengembangan

perusahaan-perusahaan yang ada di dalam negeri agar memiliki daya saing

yang kuat untuk memasuki pasar internasional. Contoh nyata kegiatan yang

seharusnya dapat disubsidi pemerintah ialah kegiatan atau pelatihan mengenai

penanganan limbah B3 atau limbah sisa pengolahan. Serta pelatihan proses

produksi HACCP. Jarangnya subsidi dari pemerintah untuk program

pengembangan mengharuskan PT. Alter Trade Indonesia mendatangkan ahli

pengolahan limbah untuk menangani limbah air yang ada agar tidak mencemari

lingkungan sekitar.

Sehingga pada faktor ini diberikan bobot 0,08 yang artinya faktor ini memiliki

pengaruh yang sedang dalam menghambat peningkatan daya saing perusahaan.

Hal ini dikarenakan perusahaan dapat melalukan pelatihan sendiri. Sedangkan

rating 2 artinya tingkat urgensi dari ancaman yang ada berdampak cukup kuat,

namun dapat dikendalikan oleh perusahaan.

Setelah mengetahui faktor-faktor eksternal yang dimiliki oleh PT. Alter Trade

Indonesia dan mengukur menggunakan skala likert, data yang diperoleh

dimasukkan dalam matriks EFAS. Agar dapat mendapat gambaran yang lebih

jelas, dapat dilihat pada tabel 33.

Page 150: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

144

Tabel 33. Eksternal Strategic Factor Analysis Summary (EFAS)

PELUANG BOBOT RATING SKOR

Kemudahan dalam pengajuan untuk permodalan di perbankan

0,06 2 0,12

Terdapat lembaga maupun instansi untuk melakukan kerjasama guna pengembangan usaha (inovasi dan SDM)

0,12 3 0,36

Jaringan komunikasi dan kondisi jalan sekitar perusahaan cukup baik

0,12 3 0,36

Permintaan yang meningkat dan pasar yang semakin luas

0,12 4 0,48

Adanya bantuan dari lembaga ekspor dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan

0,08 3 0,24

Kebijakan yang ada tidak menghambat untuk pengembangan usaha

0,12 2 0,24

Total 0,62

1,8

ANCAMAN BOBOT RATING SKOR

Transportasi umum di kawasan perusahaan belum ada

0,06 4 0,24

Muncul perusahaan yang memproduksi produk sejenis

0,12 2 0,24

Terdapat persaingan antar industri dalam segi harga

0,12 1 0,12

Tidak ada subsidi pemerintah dalam program pegembangan

0,08 2 0,16

Total 0,38

0,76

Jumlah total 1,00

2,56

Sumber: Data Primer Diolah, 2017

Dapat dilihat bahwa total skor untuk faktor eksternal sebesar 2,56. Dimana

telah dijelaskan oleh Rangkuti (2013), bahwa semakin total skor mendekati 1

maka semakin banyak ancamannya dibandingkan dengan peluang. Sedangkan

apabila total skor mendekati 4, artinya semakin banyak peluang dibanding

ancaman. Sehingga PT. Alter Trade Indonesia memiliki peluang yang cukup baik

dari pada ancaman yang ada.

Selain itu, dapat dilihat pula jika jumlah total tidak melebihi 1,00 dimana

terdapat pembagian nailai bobot sebagai berikut : 0,12 untuk faktor yang

dianggap cukup penting bagi peningkatan daya saing perusahaan sebagaimana

dapat dilihat bahwa terdapat enam faktor yang memiliki nilai tersebut. Terdapat

Page 151: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

145

pula nilai 0,08 untuk dua faktor yaitu adanya bantuan dari lembaga ekspor dan

faktor tidak adanya subsidi dari pemerintah. Selanjutnya ada pula bobot 0,06

pada dua faktor yang ada.

Untuk pemberian rating, menggunakan hasil dari pengukuran yang dilakukan

menggunakan skala likert dimana hasil tersebut juga dapat menunjukkan

seberapa besar faktor peluang dan anacaman tersebut mempengaruhi PT. Alter

Trade Indonesia. Untuk faktor peluang, semakin besar peluang yang ada atau

dengan kata lain semakin kuat pernyataan tentang faktor peluang tersbut, maka

semakin nilai akan mendekati angka 4. Sedangkan untuk faktor ancaman,

semakin besar besar ancaman tersebut, nilai yang diberikan semakin mendekati

angka 1.

5.5 Perumusan Strategi

Menurut Rangkuti (2013), formulasi strategi disusun berdasarkan analisis

yang diperoleh dari penerapan model SWOT. Tahapan kegiatannya adalah:

1. Tentukan faktor-faktor strategis eksternal

2. Tentukan faktor-faktor strategis internal

3. Rumuskan alternatif strategi: caranya dengan membuat Matriks Internal-

Eksternal dan Matriks SWOT

Sebelumnya telah dilakukan identifikasi faktor internal dan faktor eksternal

pada PT. Alter Trade Indonesia, maka selanjutnya adalah merumuskan alternatif

strategi. Pada proses perumusan strategi, dalam penelitian ini menggunakan tiga

tahapan. Tahapan yang pertama ialah penentuan posisi perusahaan

menggunaan Matriks Internal-External. Tahapan kedua ialah perumusan

alternatif strategi dengan menggunakan Matriks SWOT. Dan tahapan ketiga ialah

menentukan atau memilih fokus strategi yang telah di tetapkan, dengan

menggunakan Matriks Grand Strategy.

Page 152: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

146

Penentuan Posisi Perusahaan

Gambar 12. Hasil Penentuan Posisi Perusahaan dengan Matriks Internal

Eksternal

Penentuan posisi perusahaan didasarkan pada analisis total skor faktor

internal dan eksternal, dengan mengunakan model internal-eksternal Matriks

(Wheelen, 1995, dalam Rangkuti, 2013). Berdasarkan Internal-Eksternal Matrix,

dengan nilai total skor IFAS = 2,88 menggambarkan bahwa PT. Alter Trade

Indonesia memiliki faktor internal yang kuat, dimana kekuatan-kekuatan yang

ada bisa meminimalisir kelemahan yang ada. Sedangkan skor EFAS sebesar

2,56 menggambarkan bahwa PT. Alter Trade Indonesia memiliki respon yang

baik terhadap peluang-peluang yang ada dan menghindari ancaman-ancaman

yang muncul. Posisi PT. Alter Trade Indonesia dapat dilihat pada gambar 12.

Pada gambar tersebut, PT. Alter Trade Indonesia berada pada sel 5. Dimana

menurut Rangkuti (2013), strategi pertumbuhan melalui konsentrasi integrasi

horizontal adaah suatu kegiatan untuk memperluas perusahaan dengan cara

membngun di lokasi yang lain, dan meningkatkan jenis produk serta jasa. Ketika

perusahaan dalam keadaan industri yang atraktif, strategi yang ditetapkan ialah

I II III

IV V VI

VII VIII IX

3.0

2.0

1.0

2.0 1.0 3.0 4.0 Kuat Rata-rata Lemah

Tinggi

Menengah

Rendah

Page 153: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

147

konsolidasi. Tujuan dari strategi tersebut ialah relatif lebih defensif, yaitu

menghindari kehilangan penjulan dan kehilangan profit.

Sehingga berdasarkan matriks IE PT. Alter Trade Indonesia dapat

disarankan untuk melakukan perluasan pasar, fasilitas produksi dan teknologi

melalui pengembangan internal maupun eksternal industri yang sama.

Matriks SWOT

Pada analisis SWOT yang dilakukan di PT. Alter Trade Indonesia didapatkan

beberapa formulasi alternatif strategi yang diperoleh berdasarkan gabungan

internal dan eksternal faktor. Alternatif strategi tersebut dapat dilihat pada

gambar 13.

Internal

Eksternal

Kekuatan (Strenghts) Kelemahan (Weaknesses)

Kualitas bahan baku dan produk terjamin dan terjaga

Tenaga kerja yang dimiliki memadai dan berkompeten

Memiliki pembeli tetap

Memiliki fasilitas utama dan pendukung yang baik dan memadai

Memiliki struktur organisasi yang berjalan dengan efektif

Unggul dalam persaingan merebut pemasok bahan baku

Ketersediaan bahan baku yang masih kurang

Faktor modal menjadi kendala dalam pengembangan perusahaan

Jumah produksi bergantung pada permintaan pembeli

Harga produk udang di pasaran lebih mahal

Peluang (Opportunities STRATEGI SO - Optimalisasi kapasitas

produksi - Memperbesar market

share (pangsa pasar) di pasar utama atau pasar ekspor

- Peningkatan sales ekspor

- Mengembangkan sistem komunikasi online berupa website

STRATEGI WO - Menambah area

budidaya (tambak) milik perusahaan

- Memperluas jaringan mitra petambak

- Bekerja sama dengan instansi/akademisi guna inovasi budidaya (seperti pakan)

Kemudahan dalam pengajuan untuk permodalan di perbankan

Terdapat lembaga maupun instansi untuk melakukan kerjasama guna pengembangan usaha(inovasi dan SDM)

Jaringan komunikasi dan kondisi jalan sekitar perusahaan

Page 154: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

148

cukup baik

Permintaan yang meningkat dan pasar semakin luas

Adanya bantuan dari lembaga ekspor dan lembaga perbankan dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan

Kebijakan yang ada tidak menghambat untuk pengembangan usaha

guna memudahkan dalam pemasaran dan pemesan bagi konsumen

Ancaman ( Threats) STRATEGI ST - Menjaga kualitas

produk - Penjelasan teknis

melalui social education untuk petambak mengenai ecoshrimp

STRATEGI WT - Mengoptimalkan R&D

yang ada - Pemanfaatan

kelebihan tenaga kerja untuk perluasan kapasitas

Transportasi umum di kawasanan perusahaan belum ada

Muncul perusahaan yang memproduksi produk sejenis

Terdapat persaingan antar industri dalam segi harga dan pemasok bahan baku

Tidak ada subsisi pemerintah dalam program pengembangan

Gambar 13. Matriks SWOT untuk Perumusan Alternatif Strategi di PT. Alter

Trade Indonesia

Berdasarkan formulasi matriks SWOT diatas ada 4 alternatif strategi yang

dapat disarankan, yaitu SO strategi, ST strategi, WO strategi, dan WT Strategi.

Adapun masing-masing strategi yaitu:

a. SO Strategi

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang

sebesar-besarnya. Berikut merupakan alternatif strategi :

- Optimalisasi kapasitas produksi

- Memperbesar market share (pangsa pasar) di pasar utama atau pasar ekspor

- Peningkatan sales ekspor

Page 155: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

149

- Mengembangkan sistem komunikasi online berupa website guna

memudahkan dalam pemasaran dan pemesan bagi konsumen

b. WO Strategi

Strategi yang diciptakan dengan meminimalkan kelemahan untuk

memanfaatkan peluang. Berikut merupakan alternatif strategi :

- Menambah area budidaya (tambak) milik perusahaan

- Memperluas jaringan mitra petambak

- Bekerja sama dengan instansi/akademisi guna inovasi budidaya (seperti

pakan)

c. ST Strategi

Strategi yang diciptakan dengan menggunakan kekuatan untuk mengatasi

ancaman. Berikut merupakan alternatif strategi :

- Menjaga kualitas produk

- Penjelasan teknis melalui social education untuk petambak mengenai

ecoshrimp

d. WT Strategi

Strategi yang diciptakan dengan meminimalkan kelemahan dan menghindari

ancaman. Berikut merupakan alternatif strategi :

- Mengoptimalkan R&D yang ada

- Pemanfaatan kelebihan tenaga kerja untuk perluasan kapasitas

Matriks Grand Strategy

Berdasarkan hasil analisa faktor eksternal dan internal yang berpengaruh

terhadap daya saing PT. Alter Trade Indonesia menggunakan matriks IFAS dan

matriks EFAS serta dihitung dengan perhitungan skala likert, maka didapatkan

hasil sebagai berikut:

1. Skor untuk faktor kekuatan : 2,26

2. Skor untuk faktor kelemahan : 0,62

Page 156: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

150

3. Skor untuk faktor peluang : 1,8

4. Skor untuk faktor ancaman : 0,76

Hasil penelitian ini mendapat titik koordinat dengan melakukan perhitungan

terhadap skor yang didapat dari faktor internal dan faktor eksternal sebagai

berikut :

- Sumbu horizontal (x) sebagai faktor internal menunjukkan titik koordinat (x)

sebesar : 2,16 – 0,62 = 1,64

- Sumbu vertikal (y) sebagai faktor eksternal menunjukkan titik koordinat (y)

sebesar : 1,8 – 0,76 = 1,04

Setelah mendapat titik koordinat (x) dan (y) dari hasil perhitungan diatas,

koordinat tersebut dimasukkan kedala Matriks Grand Strategy untuk menentukan

strategi apa yang harus dilakukan. Agar mendapat gambaran lebih jelas

mengenai hasil Matriks Grand Strategy tersaji pada gambar 14.

Gambar 14. Matriks Grand Strategy (hasil)

Page 157: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

151

Menurut David (2010), kuadran pada Matriks Grand Strategy memiliki makna,

sebagai berikut:

1. Kuadran 1 : perusahaan memiliki posisi strategis yang sempurna

2. Kuadran 2 : Perusahaan sedang tumbuh namun tidak mampu bersaing

secara efektif

3. Kuadran 3 : Perusahaan berada pada pertumbuhan industri yang lambat dan

memiliki posisi kompetitif yang lemah

4. Kuadran 4 : Perusahaan berada pada posisi kompetitif yang kuat namun

berada di dalam industri yang lambat

Perusahaan-perusahaan yang berada dalam Kuadran I Matriks Grand

Strategy memiliki posisi strategis yang sempurna. Perusahaan-perusahaan

Kuadran I memiliki sumber daya yang memadai untuk mengambil keuntungan

dari berbagai peluang eksternal yang muncul di banyak bidang. Mereka bisa

mengambil risiko secara agresif jika perlu (David, 2010).

Sehingga berdasarkan hasil matriks Grand strategy menunjukkan jika titik

koordinat yang didapat berdasarkan hasil perhitungan berada pada daerah

kuadran I atau berada pada daerah SO (Strenght Opportunity) yang artinya

strategi peningkatan daya saing PT. Alter Trade Indonesia adalah

mendundukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy).

Dengan kata lain, PT. Alter Trade Indonesia mampu mengambil keuntungan dari

peluang-peluang yang ada, sehingga perusahaan akan bersaing menggunakan

strategi-strategi bisnis yang agresif.

5.6 Hasil Strategi Pengembangan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini, didapatkan

beberapa kesimpulan mengenai kondisi PT. Alter Trade Indonesia dengan

lingkup variabel dan indikator penelitian. Diharapkan kondisi yang didapatkan

Page 158: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

152

dari beberapa analisis yang telah dilakukan tersebut, menghasilkan strategi-

strategi yang dapat meningkatan daya saing perusahaan di dalam pasar ekspor.

Adapun analisis yang telah dilakukan ialah analisis daya saing, analisis dengan

Matriks Internal-External, analisis SWOT, dan Analisis dengan Matriks Grand

Strategy.

Pada analisis daya saing, didapatkan hasil berupa faktor yang paling

berpengaruh ialah dimensi permintaan, dengan indikator jumlah permintaan dan

pola pertumbuhan, serta komposisi permintaan. Hal ini sesuai dengan analisis

matriks internal-eksternal yang menyatakan bahwa PT. Alter Trade Indonesia

berada pada strategi pertumbuhan melalui konsentrasi integrasi horizontal

dimana strategi tersebut berorientasi pada pertumbuhan yang menggunakan

kekuatan yang ada pada perusahaan.

Sedangkan untuk analisis SWOT, didapatkan alternatif strategi yang

digunakan untuk peningkatan daya saing PT. Alter Trade Indonesia. Dimana

berdasarkan analisis menggunakan Matriks Grand Strategy diperoleh hasil

bahwa strategi yang disarankan ialah mendukung strategi agresif karena berada

pada titik koordinat yang terletak pada kuadran I.

Dimana strategi SO atau strategi yang berada pada kuadran satu sendiri

memiliki beberapa bentuk strategi yang dapat digunakan menurut David (2010)

adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan pasar

Merupakan strategi yang berusaha untuk memperkenalkan produk atau

jasa yang sudah ada pada daerah (geografis) baru, serta memperluas

jaringan distribusi. Strategi ini dapat dilakukan bila perusahaan memiliki

jaringan distribusi yang kuat dan adanya peluang pasar baru, sehingga

memungkinkan untuk melakukan penambahan kapasitas produksi. Jadi

Page 159: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

153

strategi ini dapat dilakukan dengan menambah saluran distribusi ke wilayah –

wilayah pasar baru secara geografi.

2. Penetrasi pasar

Strategi ini berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk/jasa saat

ini melalui upaya pemasaran yang lebih besar. Penetrasi pasar mencakup

meningkatkan jumlah tenaga penjual, jumlah belanja iklan, menawarkan

promosi penjualan yang ekstensif, atau menigkatkan usaha publisitas.

3. Pengembangan produk

Merupakan strategi yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan dengan

cara memperbaiki produk yang sudah ada dan atau mengembangkan produk

yang baru. Strategi ini dapat dilakukan bila perusahaan memiliki kemampuan

untuk membuat/mengembangkan produk baru, dimana perekonomian sedang

tumbuh dan pada kondisi dimana kompetitor menawarkan produk yang

semakin bersaing. Strategi ini biasanya memerlukan anggaran penelitian yang

cukup besar.

4. Intergrasi ke depan

Strategi ini melibatakan akuisisi kepemilikan atau penigkatan kontrol atas

distributor atau pengecer. Biasanya cara yang efektif untuk

mengimplementasikan integrasi ke depan adalah waralaba (franchising)

5. Integrasi ke belakang

Merupakan strategi untuk mendapatkan kepemilikan terhadap produk atau

bahan baku. Strategi ini diperlukan untuk menigkatan pengawasan yang lebih

ketat terhadap supplier ( integrasi hulu ). Strategi ini sangat cocok ketika

pemasok perusahaan saat ini tidak dapat diandalakan, terlalu mahal, atau

tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.

Page 160: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

154

6. Integrasi horizontal

Merupakan strategi yang bertujuan untuk meningkatkan pengawasan

terhadap para pesaing, dengan demikian segemen pasar lebih mudah

dikuasai/diperluas. Selain itu, strategi ini dapat dipergunakan untuk

meningkatkan kapasitas produksi.

7. Diversifikasi terkait

Strategi ini dilakukan perusahaan dengan cara menambah produk atau

jasa baru yang masih berhubungan.

Untuk perusahaan-perusahaan tersebut, konsentrasi pada pasar (penetrasi

pasar dan pengembangan pasar) dan produk (pengembangan produk) yang ada

saat ini merupakan strategi yang sesuai. Bukan hal yang bijak bagi sebuah

perusahaan Kuadran I untuk beralih secara mendasar dari keunggulan

kompetitifnya yang sudah mapan. Bila perusahaan Kuadran I mempunyai

kelebihan sumber daya, maka integrasi ke belakang, integrasi ke depan, atau

integrasi horizontal bisa menjadi strategi efektif. Ketika suatu perusahaan

Kuadran I terlalu berpatokan dengan satu produk tertentu, diversifikasi terkait

kiranya dapat membantu mengurangi risiko yang berkaitan dengan lini produk

yang sempit (David, 2010).

Setelah dilakukan beberapa tahapan analisis, strategi yang tepat digunakan

ialah strategi SO (Strenght Opportunity) yang berada pada kuadran I, dengan

bentuk strategi integrasi horizontal untuk mengoptimalkan daya saing yang ada,

terutama daya saing kondisi permintaan, dengan memanfaatkan peluang –

peluang yang ada. Berikut merupakan strategi SO yang dihasilkan dari analisis

SWOT, antara lain:

Page 161: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

155

1. Optimalisasi kapasitas produksi

Salah satu strategi yang harus dilakukan oleh PT. Alter Tade Indonesia

adalah memaksimalkan kapasitas produksi yang ada. Hal ini didukung dengan

dari hasil wawancara dengan bagian pemasaran, dimana perusahaan sering

menolak pemesanan ekspor dikarenakan ketersediaan produk yang terbatas

untuk produk Ecoshrimp. Sehingga penambahan kapasitas produksi sangat

diperlukan perusahaan, guna meningkatkan daya saing perusahaan.

Salah satu upaya yang mendukung penambahan produksi ialah memperluas

mitra petambak yang bekerja sama dengan perusahaan, dan perusahaan juga

dapat menambah jumlah tambak yang dikelola. Dengan adanya dua upaya

tersebut, maka perusahaan dapat mencapai dua tujuan sekaligus. Pertama,

dengan memperluas wilayah mitra petambak maka ketersediaan bahan baku

akan bertambah. Hal ini sesuai dengan misi perusahaan yang “Mendukung

petambak skala kecil untuk bertahan dan memiliki budidaya tradisional yang

berkelanjutan”. Kedua, penambahan jumlah tambak milik perusahaan sudah

dipastikan memiliki resiko yang besar. Dimana resiko tersebut dapat berupa

penambahan modal untuk membuka tambak baru, dan juga penambahan

sumberdaya manusia untuk pengolahan tambak baru. Namun hal ini dapat pula

menjadi peluang bagi perusahaan untuk mengefisienkan proses yang ada

dengan mengontrol sendiri kegiatan budidaya yang diinginkan. Dimana ketika

tambak dikelola oleh perusahaan, perusahaan dapat menentukan berapa kali

panen dalam satu kali siklus. Selama masa pemeliharaan, udang dapat dipanen

3 kali. Diharapkan dari hasil panen parsial dapat menyokong pembiayaan

operasional tambak dan mengurangi resiko kegagalan.

Selain itu, strategi optimalisasi kapasitas produksi juga sesuai atau

menjawab dari analisis-analisis lainnya. Dimana pada analisis daya saing, faktor

yang paling berpengaruh ialah komposisi permintaan dan jumlah permintaan.

Page 162: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

156

Dengan kapasitas produksi meningkat, maka jumlah permintaan juga harus di

tambah dan salah satu upayanya ialah memperluas komposisi permintaan yang

ada. Dimana komposisi permintaan terdiri dari pangsa pasar dan daerah

pemasaran.

2. Memperbesar market share (pangsa pasar) di pasar utama atau pasar ekspor

Pangsa pasar yang luas sudah pasti menjadi tujuan bagi setiap perusahaan.

Sejurus dengan analisis daya saing yang telah dilakukan, dimana dimensi

kondisi permintaan menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap daya saing

PT. Alter Trade Indonesia. Maka diharapkan upaya yang dilakukan untuk

implementasi strategi ini dapat meningkatkan daya saing PT. Alter Trade

Indonesia.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan ialah melakukan jajak pendapat atau

pengisian kuisioner kepada konsumen melalui website secara berkala atau

periodik. Selain dapat mengevaluasi perusahaan, hal ini dapat mengetahui

perkembangan dari selera konsumen, serta mengetahui posisi perusahaan

dengan produk pesaing. Sehingga perusahaan dapat melakukan inovasi produk

untuk kedepannya.

Upaya lainnya yang dapat dilakukan untuk memperbesar pangsa pasar ialah

berpartisipasi dalam kegiatan yang diadakan pemerintah dalam negeri maupun

luar negeri. Hal ini dapat meningkatkan jaringan pasar yang ada. Salah satu

contoh adalah kegiatan pameran produk perikanan Sena 2017 di Amerika, serta

pameran produk ekspor seperti Trade Expo Indonesia 2017.

3. Peningkatan sales ekspor

Ketika suatu perusahaan ini memperbesar pangsa pasar yang dimiliki, maka

secara otomatis perusahaan harus menyiapkan pula sumberdaya manusia yang

berkompeten dalam bidangnya, yaitu sales. Sales disini berperan menggaet

Page 163: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

157

konsumen dan mempertahankan konsumen yang ada. Sales ekspor harus

memiliki public speaking yang mumpuni. Sehingga dapat menarik konsumen.

Selain memiliki kemampuan dalam bernegosiasi, sales juga harus memiliki

pengetahuan yang luas akan bidang perikanan dan ekspor, khususnya ekspor

udang.

Maka dari itu perlu adanya perhatian khusus dalam perekrutan sumberdaya

manusia pada bagian pemasaran internasional. Perusahaan harus meyediakan

wadah berupa kegiatan pelatihan guna memperluas kemampuan sales yang

dimiliki. Dan juga melakukan evaluasi pada kinerjanya. Karena hal ini

mempengaruhi pada keberlangsungan dari permintaan perusahaan.

Jika dilihat dari hasil analisis daya saing, strategi ini masuk pada dimensi

kondisi faktor. Dimana kondisi faktor juga memiliki pengaruh yang cukup kuat

pada peningkatan daya saing. Sehingga perlu dilakukan upaya yang maksimal

dalam penerapan starteginya.

4. Mengembangkan sistem komunikasi online berupa website guna memudahkan dalam pemasaran dan pemesan bagi konsumen

Jaringan internet yang sudah tersebar luas dibelahan dunia membuat

perusahaan harus mengikuti perkembangan yang ada. Penyediaan fasilitas

internet berupa website guna memudahkan pemasaran, juga memudahkan

kontrol terhadap sistem yang berlaku. Karena semua transaksi dapat direkam

atau disimpan sesuai dengan history. Selain itu ketika konsumen merasakan

kemudahan dalam melakukan transaksi, maka hal itu meningkatkan minat

konsumen untuk melakukan pengulangan pembelian. Dan mengamati

perkembangan pasar juga dapat dilakukan dengan adana website dan sosial

media yang ada. Sehingga perlu adanya perhatian khusus dalam hal

perkembangan teknologi guna meningkatakan daya saing perusahaan.

Page 164: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

158

Untuk hal ini, sebenarnya PT. Alter Trade Indonesia telah memiliki laman

website sendiri. Namun karena terjadi pembobolan pada website perusahaan

pada beberapa tahun silam, maka hingga saat ini PT. Alter Trade Indonesia

belum memiliki website baru ataupun melakukan penanganan pada website

yang telah dibobol.

Sehingga strategi ini disarankan diterapkan oleh PT. Alter Trade Indonesia.

Karena hal ini juga sesuai dengan analisis daya saing dan dan strategi agresif

pada kuadran I, dimana iptek juga berpengaruh cukup kuat pada peningkatan

daya saing. Maka PT. Alter Trade Indonesia diharapkan memberi perhatian lebih

pada strategi ini, karena website yang baik dapat dijadikan sebagai sales tak

hidup bagi perusahaan. Sedangkan pada kuadran I khususnya bentuk strategi

terintegrasi horizontal, website dapat di interpretasikan sebagai alat pengamat

pasar pada konsumen dan pengamat persaingan dengan perusahaan sejenis.

Sehingga iptek dapat digunakan sebagai jembatan bahkan kunci dalam

peningkatan permintaan yang ada.

Page 165: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi peningkatan daya saing

ekspor udang di PT. Alter Trade Indonesia, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur

dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. PT. Alter Trade Indonesia merupakan salah satu perusahaan processor dan

eksportir produk seafood yang beralamatkan di Jalan Industri No. 72 Desa

Sukorejo, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61252.

Perusahaan ini merupakan anak perusahaan dari Alter Trade Japan yang

bertempat di Jepang. PT. Alter Trade Indonesia memiliki produk unggulan

berupa udang windu ramah lingkungan atau biasa disebut dengan

ecoshrimp.

2. Pengaruh daya saing pada perusahaan dilakukan menggunakan alat bantu

berupa Porter’s Diamond Model. Model tersebut memiliki empat dimensi

dengan beberapa indikator disetiap dimensinya, indikator tersebut antara

lain: (1) Dimensi Kondisi Faktor, dengan indikator a) sumberdaya alam; b)

sumberdaya manusia; c) sumberdaya modal; d) sumberdaya ilmu

pengetahuan dan teknologi. (2) Dimensi kondisi permintaan, dengan

indikator berupa a) jumlah permintaan dan pola pertumbuhan; dan b)

komposisi permintaan. (3) Dimensi Perusahaan, Struktur, dan Persaingan,

terdapat indikator berupa a) Strategi perusahaan; b) Struktur organisasi; c)

Persaingan antar perusahaan. Sedangkan (4) Dimensi Industri Terkait dan

Pendukung, memiliki indikator berupa a) industri terkait; b) Pemerintah; dan

c) Perguruan Tinggi atau Lembaga. Berdasarkan analisis dengan beberapa

indikator diatas, didapatkan indikator yang paling berpengaruh terdapat pada

Page 166: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

160

dimensi kondisi permintaan, dengan indikator: (1) jumlah permintaan dan

pola pertumbuhan; dan (2) Komposisi permintaan

3. Berdasarkan hasil penelitian, maka didapatkan faktor internal dan eksternal

sebagai berikut :

Pada faktor internal, kekuatan perusahaan yang diperoleh yaitu: (1)

Kualitas bahan baku dan produk terjamin dan terjaga; (2) Tenaga kerja

yang dimiliki memadai dan berkompeten; (3) Memiliki pembeli tetap; (4)

Memiliki fasilitas utama dan pendukung yang baik dan memadai; (5)

Memiliki struktur organisasi yang berjalan dengan efektif; (6)

Menggunakan teknologi modern yang memadai; (7) memiliki teknik

khusus dn ketepatan atu dalam produksi; (8) Unggul dalam persaingan

merebut pemasok bahan baku. Adapun kelemahan internal perusahaan

yaitu: (1) Ketersediaan bahan baku yang masih kurang; (2) Faktor modal

menjadi kendala dalam pengembangan perusahaan; (3) Jumah produksi

bergantung pada permintaan pembeli; (4) Harga produk udang di

pasaran lebih mahal.

Pada faktor eksternal, peluang yang ada ialah: (1) Kemudahan dalam

pengajuan untuk permodalan di perbankan; (2) Terdapat lembaga

maupun instansi untuk melakukan kerjasama guna pengembangan

usaha(inovasi dan SDM); (3) Jaringan komunikasi dan kondisi jalan

sekitar perusahaan cukup baik; (4) Permintaan yang meningkat dan

pasar semakin luas; (5) Adanya bantuan dari lembaga ekspor dan

lembaga perbankan dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan; (6)

Kebijakan yang ada tidak menghambat untuk pengembangan usaha.

Adapun ancaman yang dihadapi oleh perusahaan ialah: (1) Transportasi

umum di kawasanan perusahaan belum ada; (2) Muncul perusahaan

Page 167: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

161

yang memproduksi produk sejenis; (3) Terdapat persaingan antar

industri dalam segi harga dan pemasok bahan baku; (4) Tidak ada

subsisi pemerintah dalam program pengembangan

4. Terdapat beberapa alternatif strategi yang telah dirumuskan berdasarkan

analisis SWOT, yaitu :

a) Optimalisasi kapasitas produksi

b) Memperbesar market share (pangsa pasar) di pasar utama atau pasar

ekspor

c) Peningkatan sales ekspor

d) Mengembangkan sistem komunikasi online berupa website guna

memudahkan dalam pemasaran dan pemesan bagi konsumen

e) Mengadakan pelatihan / workshop mengenai produksi berazas HACCP

f) Menambah area budidaya (tambak) milik perusahaan

g) Memperluas jaringan mitra petambak

h) Bekerja sama dengan instansi/akademisi guna inovasi budidaya (seperti

pakan)

i) Menjaga kualitas produk

j) Penjelasan teknis melalui social education untuk petambak mengenai

k) Mengoptimalkan R&D yang ada

l) Pemanfaatan kelebihan tenaga kerja untuk perluasan kapasitas

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat ditujukan saran sebagai

berikut:

6.2.1 Saran Praktis

1. Bagi perusahaan disarankan memulai memperluas area tambak yang

dikelola sehingga dapat meningkatkan ketersediaan bahan baku.

Page 168: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

162

2. Perusahaan juga disarankan memulai mengoptimalkan produksi, perluasan

pasar. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan daya saing.

3. Diharapkan ada kerjasama dengan instansi terkait untuk inovasi, seperti

berupa serum penumbuh pakan alami.

6.2.2 Saran Akademis

Saran akademis yang dapat diberikan adalah diharapkan bagi penelitian

selanjutnya dengan kajian yang terkait daya saing perusahaan yaitu :

1. Melakukan penelitian mengenai bauran pemasaran, analisis daya saing

untuk pasar lokal dan dampak MEA terhadap pemasaran.

2. Dilakukan penelitian lebih mendalam mengenai hubungan perusahaan

dengan mitra petambak

3. Menggunakan variabel diluar variabel yang diteliti

Page 169: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Petter. 2002. Daya Saing Daerah Konsep dan Pengukurannya di Indonesia. Yogyakarta : BPFE

Amalia, Lia. 2007. Ekonomi Internasional. Yogyakarta. Graha Ilmu Amri, Khairul. 2003. Budidaya Udang Windu secara Intensif. Jakarta. AgroMedia

Pustaka Apridar. 2012. Ekonomi Internasional (sejarah, Teori, Konsep dan Permasalahan

dalam aplikasinya). Yogyakarta. Graha Ilmu Assuari, S. 2016. Strategic Management Sustainable Competitive Advantages.

Jakarta. Rajawali Press. 2 hlm Bustami, B.R. dan Hidayat, P . 2013. Analisis Daya Saing Produk Ekspor

Provinsi Sumatera Utara. J.Ekonomi dan Keuangan 1(2): 56-71 David, F.R. 2010. Manajemen Strategis: Konsep. Jakarta. Gramedia Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur. 2016. Tingkat Ekspor Udang

ke USA Semakin Meningkat Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional. 2017. Panduan Ekspor.

Jakarta Direktorat Akses Pasar dan Promosi. 2015. Pedoman Ekspor Perikanan Ke

Negara Mitra (Belanda, Thailand, dan Jepang). Jakarta Haryotejo, Bagas. 2013. Analysis of Export Market Diversification of Indonesia’s

Shrimp Commodity. J. Sosek KP 8 (1): 85-91 Kaunang, Willy R., Ch. 2013. Daya Saing Ekspor Komoditi Minyak Kelapa

Sulawesi Utara. Jurnal EMBA 1(4): 1304-1316 Lestari, W. Syarief, R. dan Sumantadinata K. 2013. Competitiveness

Improvement Strategy of Indonesia Processed Tuna in the Internasional Market. Manajemen IKM 8(1): 36-44

Lindawati. Rahadian, R. dan Koeshendrajana, S. 2013. Competitiveness

Analysis of Catfish Commodities of Bogor Distric. J. Sosek KP 8(1): 93-101 Machdhoero, A.M. 1993. Metodologi Penelitian. UMM Press. Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Malang Meliala, A.S., Matondang N. dan Sari, R.M. 2014. Strategi Peningkatan Daya

Saing Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Berbasis Kaizen. J. Optimasi Sistem Industri 13(2): 641-664

MS, Amir. 2003. Ekspor Impor Teori dan Penerapannya. Jakarta. PPM

Page 170: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK UDANG …repository.ub.ac.id/8179/1/Rosida, Rizqa Amalia.pdf · 2020. 10. 6. · perusahaan. Manager Pemasaran Internasional yaitu Bapak

164

Nazir, M. 2014. Metode Penelitian. Bogor. Ghalia Indonesia Porter, Michael E. 1985. Competitive Advantage : Creating and Sustaining

Superior Performance.Terjemahan oleh Alih Bahasa Penerbit Erlangga. 1994. Jakarta

Radiarta, I., N. Erlania. dan Haryadi, J. 2015. Analysis of Aquaculture Development Based on Blue Ecomony Concept Using Analytical Hierarchy Process (AHP) Approach. J Sosek KP 10(1): 47-59

Salvatore, Dominick. 2014. Ekonomi Internasional Edisi 9. Jakarta. Salemba

Empat Rangkuti, F. 2013. Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta.

Gramedia Pustaka Utama Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung.

Alfabeta Tajerin dan Noor, M. 2004. Daya Saing Udang Indonesia di Pasar Internasional:

Sebuah Analisis dengan Menggunakan Pendekatan Pangsa Pasar Menggunakan Model Ekonometrika. J.Ekonomi Pembangunan 9(2): 177-191

Tambunan, Tulus. 2002. Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran.

Jakarta. Pustaka LP3ES Tandjung, Marlopo. 2011. Aspek dan Prosedur Ekspor-Impor. Jakarta. Salemba

Empat Udaya, J. Wennadi, L.Y. dan Lembana, D. A. A. 2013. Manajemen Stratejik.

Yogyakarta. Graha Ilmu Yuniarso, Tommy. 2006. Peningkatan Kelangsungan Hidup, Pertumbuhan, dan

Daya Tahan Udang Windu (Penaeus monodon fab.) Stadium pl 7 – pl 20 Setelah Pemberian Silase Artemia yang telah Diperkaya dengan Silase Ikan. Surakarta. Universitas Sebelas Maret. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Jurusan Biologi : Skripsi