strategi pengembangan usaha tanaman anggrek (studi kasus

111
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TANAMAN ANGGREK (Studi Kasus: Maya Orchid, Taman Anggrek Indonesia Permai, Jakarta Timur) SKRIPSI SITI NURMARYAM H34070046 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Upload: buidan

Post on 11-Jan-2017

250 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TANAMAN ANGGREK

(Studi Kasus: Maya Orchid, Taman Anggrek Indonesia Permai, Jakarta Timur)

SKRIPSI

SITI NURMARYAM H34070046

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2011

Page 2: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

RINGKASAN

SITI NURMARYAM. Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus: Maya Orchid, Taman Anggrek Indonesia Permai, Jakarta Timur). Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan ANDRIYONO KILAT ADHI).

Salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan kestabilan perekonomian Indonesia adalah sektor pertanian dan perdagangan. Tanaman hias merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memilki kontribusi besar dalam pengembangan pertanian Indonesia, terutama pada tanaman hias tropis. Permintaan akan tanaman hias tropis di Indonesia cenderung tinggi. Tanaman anggrek adalah tanaman hias tropis yang mempunyai kelebihan berupa spektrum yang luas pada warna, bentuk, ukuran tekstur dan banyaknya variasi. Usaha anggrek telah berkembang diberbagai daerah dan berperan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Selain itu, kegiatan usaha anggrek yang dilakukan secara komersil mampu menggerakan pertumbuhan industri barang dan jasa. Berkembangnya kegiatan usaha anggrek di dalam negeri berkaitan dengan meningkatnya pendapatan konsumen, tuntutan keindahan lingkungan, pembangunan industri pariwisata, pembangunan komplek perumahan, perhotelan dan perkantoran.

Maya Orchid merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang tanaman hias tropis dengan 80% koleksinya adalah tanaman anggrek dengan berbagai jenis dan varian. Hingga saat ini, permintaan pasar terhadap anggrek cukup baik, tetapi pekembangan produksi anggrek di Maya Orchid masih fluktuatif. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya keterbatasan pemanfaatan teknologi, sumber daya manusia (keterampilan dan kemampuan manajemen), permodalan, skala usaha dan faktor kelembagaan yang belum mendukung secara optimal. Dengan adanya faktor penghambat tersebut, perusahaan belum mampu memanfaatkan secara maksimal sumberdaya yang dimilki untuk mengatasi persaingan yang ada, serta memanfaatkan peluang pasar. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi untuk mengatasi persaingan bisnis serta permasalahan yang menyangkut produksi dan kemungkinan untuk mengembangkan pasar, sehingga kajian mengenai strategi pengembangan menjadi sangat diperlukan. Tujuan penelitian ini adalah (1) Apa saja faktor-faktor lingkungan internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan, serta faktor-faktor lingkungan eksternal yang menjadi peluang dan ancaman bagi usaha tanaman anggrek di Maya Orchid Taman Anggrek Indonesia Permai, (2) Membuat formula strategi bisnis yang dapat diterapkan oleh manajemen Maya Orchid sesuai dengan kondisi lingkungan perusahaan, (3) Membuat perancangan strategi pengembangan usaha Maya Orchid untuk sepuluh tahun ke depan dalam kegiatan mengembangkan usaha dan menghadapi permasalahan yang akan terjadi pada perusahaan. Penelitian ini dilaksanakan di Maya Orchid yang terletak di kavling 20, Taman Anggrek Indonesia Permai, Jakarta Timur. Pengumpulan data dan penelitian dilakukan pada Februari sampai Mei 2011. Penentuan responden dilakukan dengan purposive sampling. Metode pengolahan dan analisis data terdiri atas analisis deskriptif dan analisis tiga tahap formulasi strategi. Ketiga

Page 3: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

tahap analisis formulasi strategi tersebut terdiri atas analisis lingkungan eksternal dan internal, analisis SWOT, dan Arsitektur Strategi. Peluang yang dihadapi oleh Maya Orchid adalah PP No.7 Tahun 2007 yang menetapkan barang pertanian bebas PPN, PP No. 36 Tahun 2007 pasal 8 ayat 3 yang berisi kemudahan UMKM untuk mengurus perizinan usaha, kemudahan pinjaman modal usaha lewat program KUR, serta kemajuan tenologi produksi dan ancaman yang dihadapi adalah perubahan cuaca yang tidak menentu, kehadiran pendatang baru, serta kekuatan tawar menawar pembeli yang kuat. Kekuatan yang dimilki oleh Maya Orchid adalah pembagian jobdesk yang jelas, tenaga kerja yang berpengalaman, dan pelayanan terbaik untuk konsumen dengan menyediakan tempat yang nyaman bagi pelanggan yang datang serta menjual produk yang berkualitas dengan harga yang bersaing. Kelemahan yang dimiliki adalah perusahaan belum memilki visi, misi, dan tujuan, modal yang terbatas, belum menerapkan litbang dengan baik. dan sistem informasi manajemen yang masih sederhana. Formulasi strategi kombinasi kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman hasil analisis matriks SWOT yang dapat diterapkan Maya Orchid adalah mempertahankan pelayanan terbaik untuk konsumen, mengembangkan litbang dengan memanfaatkan teknologi yang sedang berkembang, mencari alternatif untuk memperoleh sumber modal usaha, meningkatkan kerjasama dan hubungan baik dengan pelanggan, melakukan riset pasar untuk memantau perkembangan produk dan tingkat persaingan, dan memperbaiki sistem manajemen perusahaan.

Berdasarkan hasil rancangan arsitektur strategik pengembangan Maya Orchid, program yang dilakukan untuk mencapai sasaran yang diinginkan perusahaan terbagi dua tahap yaitu program yang bersifat bertahap dan program yang bersifat terus-menerus. Program yang dihasilkan dari strategi-strategi hasil analisis SWOT diplotkan kedalam peta arsitektur strategik dengan memperhatikan rentang waktu untuk mengimplementasikan strategi-strategi tersebut. Rentang waktu pelaksanaan program yaitu empat tahun (2011-2015) dengan 3 periode waktu.

Page 4: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TANAMAN ANGGREK

(Studi Kasus: Maya Orchid, Taman Anggrek Indonesia Permai, Jakarta Timur)

SITI NURMARYAM H34070046

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2011

Page 5: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

Judul Penelitian : Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus: Maya Orchid, Taman Anggrek Indonesia Permai, Jakarta Timur)

Nama : Siti Nurmaryam

NIM : H34070046

Disetujui, Pembimbing

Dr. Ir. Andriyono Kilat Adhi NIP. 19600611 198403 1 002

Diketahui Ketua Departemen Agribisnis

Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002

Tanggal Lulus:

Page 6: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Strategi

Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus: Maya Orchid, Taman

Anggrek Indonesia Permai, Jakarta Timur)” adalah karya sendiri dan belum

diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juli 2011

Siti Nurmaryam H34070046

Page 7: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 5 Februari 1990, sebagai anak

ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak H. Djunaidi dan Ibunda Hj.

Suhartini.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 011 Pagi pada tahun

2001 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2004 di SLTPN

157 Jakarta Timur. Pendidikan menengah atas di SMUN 67 Halim

Perdanakusuma Jakarta Timur yang diselesaikan pada tahun 2007. Pada tahun

2007 Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi

Masuk IPB (USMI), dan pada tahun 2007 penulis diterima pada Departemen

Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Selama mengikuti pendidikan, penulis tercatat sebagai bendaraha Dewan

Perwakilan Mahasiswa FEM IPB, Dewan Ksatria periode 2008-2009, dan

sekertaris umum Badan Esekutif Mahasiswa FEM IPB, kabinet Orange Beraksi

periode 2009-2010. Penulis juga aktif mengikuti kepanitiaan-kepanitiaan yang

dilaksanakan oleh organisasi-organisasi di kampus khususnya pada tingkat

fakultas.

Page 8: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah SWT atas segala berkat dan karuniaNya

sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “Strategi

Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus: Maya Orchid, Taman

Anggrek Indonesia Permai, Jakarta Timur)”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan

eksternal yang memengaruhi usaha tanaman hias tropis, merumuskan alternatif

strategi yang paling sesuai dan penting bagi pengembangan usaha tanaman

anggrek pada Maya Orchid.

Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena

keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan saran

dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga

dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Juli 2011

Siti Nurmaryam

Page 9: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai

bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terima kasih

dan penghargaan kepada :

1. Dr. Ir. Andriyono Kilat Adhi selaku dosen pembimbing atas bimbingan,

arahan, waktu, dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama

penyusunan skripsi ini.

2. Dr. Ir. Suharno, M. Adev selaku dosen penguji utama pada ujian sidang

penulis yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran

demi perbaikan skripsi ini.

3. Dr. Amzul Rifin, SP., MA selaku dosen penguji dari wakil Departemen

Agribisnis yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan

saran demi perbaikan skripsi ini.

4. Orang tua dan kakak-kakak tercinta untuk setiap dukungan, cinta kasih dan

doa yang diberikan.

5. Pihak Maya Orchid, Bapak Hadi selaku penanggung jawab umum, Bapak

Rendy selaku penanggung jawab bidang produksi, dan staf Maya Orchid

lainnya atas waktu, kesempatan, informasi, dan dukungan yang diberikan.

6. Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS yang telah menjadi pembimbing akademik dan

seluruh dosen serta staf Departemen Agribisnis.

7. Putri Annisa Cher selaku pembahas seminar, terima kasih atas masukan dan

dukungan selama penulis menyelesaikan skripsi.

8. Teman-teman Agribisnis 44 (khususnya kepada Meita K.W, Arief R Hakim,

Astri W, Oktiarachmi B, Felicia N.A) dan Keluarga Besar Kabinet ORASI

BEM FEM IPB atas semangat dan sharing selama penelitian hingga

penulisan skripsi. Serta pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu,

terima kasih atas semangat dan bantuannya selama penulis menyelesaikan

skripsi.

Bogor, Juli 2011

Siti Nurmaryam

Page 10: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ........................................................................................ i

DAFTAR TABEL ........................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................... iv

I PENDAHULUAN .................................................................. 1 1.1. Latar Belakang .................................................................. 1 1.2. Perumusan Masalah ........................................................... 5 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................ 6 1.4. Manfaat Penelitian .............................................................. 7 1.5. Ruang Lingkup Penelitian ................................................... 7

II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ 8 2.1. Gambaran Umum Varietas Tanaman Anggrek ..... ............ 8 2.2. Penelitian Terdahulu .......................................................... 10

III KERANGKA PEMIKIRAN ................................................... 14 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................. 15

3.1.1 Konsep Strategi ....................................................... 15 3.1.2 Konsep Manajemen Strategi .................................... 16 3.1.3 Konsep Pengembangan Usaha ...................................... 16 3.1.4 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan ........................... 16 3.1.5 Analisis Lingkungan Usaha ...................................... 17

3.1.4.1 Analisis Lingkungan Eksternal ................... 17 3.1.4.2 Analisis Lingkungan Internal ...................... 20

3.1.6 Matriks SWOT(Strengths-Weaknesses-Opportunities- Threats ...................................................................... 22 3.1.7 Arsitektur Strategik ................................................ 23

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ...................................... 26

IV METODE PENELITIAN ....................................................... 30 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................. 30 4.2. Desain Penelitian ................................................................ 30 4.3. Data dan Instrumentasi ..................................................... 30 4.4. Metode Pengumpulan Data .............................................. 33 4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data .............................. 33

4.5.1 Analisis Deskriptif ................................................... 34 4.5.2 Analisis Perumusan Strategi .................................... 34

4.5.2.1 Tahap Input (Input Stage) ........................... 34 4.5.2.2 Tahap Pencocokan (Matching Stage) .......... 35 4.5.2.3 Tahap Keputusan (Decision Stage) ............. 37

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .................................... 39 5.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan ............................................. 39 5.2. Lokasi Perusahaan .................................................................. 40 5.3. Visi Misi Perusahaan dan Tujuan Perusahaan ....................... 40

Page 11: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

ii

5.4. Struktur Organisasi Perusahaan .............................................. 41 5.5. Kegiatan Produksi Maya Orchid........................................... 42

VI IDENTIFIKASI LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL ............................................................................ 45

6.1. Lingkungan Internal Perusahaan ...................................... 45 6.1.1 Aspek Manajemen .................................................... 45 6.1.2 Aspek Produksi dan Operasi ...................................... 47 6.1.3 Aspek Pemasaran dan Distribusi .................................. 48 6.1.4 Aspek Permodalan dan Keuangan ................................ 52 6.1.5 Aspek Penelitian dan Pengembangan .......................... 52 6.1.6 Aspek Sistem Informasi dan Manajemen ................... 53

6.2. Lingkungan Eksternal Perusahaan ........................................ 53 6.2.1 Lingkungan Jauh ........................................................ 53

6.2.1.1 Faktor Politik .................................................. 53 6.2.1.2 Faktor Ekonomi .............................................. 54 6.2.1.3 Faktor Sosial, Budaya, dan Lingkungan ........ 55 6.2.1.4 Faktor Teknologi ............................................. 57

6.2.2 Lingkungan Industri ................................................. 59 6.2.2.1 Ancaman Pendatang Baru ............................. 59 6.2.2.2 Ancaman Produk Pengganti ........................... 61 6.2.2.3 Kekuatan Tawar Menawar Pembeli .............. 61 6.2.2.4 Kekuatan Tawar Menawar Pemasok .............. 61 6.2.2.6 Persaingan Antar Perusahaan Industri ............ 62

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA . 63 7.1. Identifikasi Faktor Kekuatan dan Kelemahan ....................... 63

7.1.1 Kekuatan Maya Orchid ............................................. 63 7.1.2 Kelemahan Maya Orchid ........................................... 64

7.2. Identifikasi Peluang dan Ancaman ......................................... 65 7.2.1 Peluang Maya Orchid ................................................ 66 7.2.2 Ancaman Maya Orchid ................................................. 66

7.3. Matriks SWOT ........................................................................ 68 7.4. Industry Foresight Maya Orchid ............................................. 72 7.5. Tantangan Maya Orchid .......................................................... 73 7.6. Sasaran Maya Orchid .............................................................. 76 7.7. Strategi Pengembangan Usaha Maya Orchid .......................... 77 7.8. Rekomendasi Program Kegiatan ............................................. 78 7.9. Rancangan Arsitektur Strategi Pengembangan Usaha Maya Orchid ................................................................. 82

VIII KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 83 8.1 Kesimpulan ........................................................................ 83 8.2 Saran ................................................................................. 84

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 86

LAMPIRAN .................................................................................... 91

Page 12: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

iii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Perkembangan PDB Horikultura Tahun 2005 – 2008 .................. 1

2. Data Produksi Tanaman Hias Indonesia Tahun 2005 – 2009 ....... 1

3. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Tanaman Anggrek

Tahun 2009 2005 – 2008 ............................................................. 3

4. Matriks SWOT ..................................................................... 34

5. Komponen Inti dan Pendamping Penyususn Arsitektur

Strategik ................................................................................... 35

6. Jenis-Jenis Produk Tanaman Hias Maya Orchid,

Tahun 2001 ................................................................................ 47

7. Harga Produk Maya Orchid, Tahun 2011 ................................... 47

8. Pendapatan Agregat dan per Kapita Atas Dasar Harga Konstan

Tahun 2005-2009 ......................................................................... 53

9. Perdagangan Rata-Rata per Kapita per Bulan Menurut Kelompok

Barang, Tahun 2007-2009 ............................................................ 54

10. Rancangan Strategi dan Program Kerja Maya Orchid

Tahun 2011-2015 .......................................................................... 93

11. Beberapa Nama Pelanggan Penjualan Tanaman Hias

Maya Orchid ................................................................................. 91

Page 13: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

iv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Konsep Competitive Strategy.................................................. 19

2. Konsep Rantai Nilai (Value Chain) ........................................ 21

3. Kerangka Pemikiran Operasional ........................................... 27

4. Perencanaan Arsitektur Strategik ........................................... 35

5. Struktur Organisasi Maya Orchid ............................................. 39

6. Saluran Pemasaran Maya Orchid ............................................. 49

7. Formulasi Strategi SWOT ......................................................... 92

8. Peta Arsitektur Strategi Pengembangan Usaha Maya Orchid

Tahun 2011-2015 ...................................................................... 85

Page 14: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanaman hias merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki

kontribusi cukup besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Untuk

mengetahui peranan dan kontribusi hortikultura terhadap pendapatan nasional,

maka indikator ekonomi makro berupa Produk Domestik Bruto (PDB) dapat

digunakan sebagai salah satu alat ukurnya.

Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun 2005-2009

No Komoditas Nilai PDB (milyar Rp)

2005 2006 2007 2008 2009

1 Buah-buahan 31.694 35.448 42.362 47.060 50.595

2 Sayuran 22.630 24.694 25.587 28.205 29.005

3 Tanaman Hias 4.662 4.734 4.741 2.960 5.348

4 Biofarmaka 2.806 3.762 4.105 3.853 4.109

Hortikiltura 61.792 68.639 76.795 84.078 89.057 Sumber: Direktorat Jenderal Hortikultura, Tahun 2010

Dari data perkembangan PDB komoditas hortikultura dapat dilihat bahwa

bahwa kontribusi hortikultura terhadap pendapatan nasional pada setiap tahunnya

cenderung meningkat (Tabel 1). Komoditas tanaman hias juga memiliki prospek

yang cukup baik karena rata-rata produksi tanaman hias setiap tahunnya

menunjukkan peningkatan yang signifikan. Data produksi tanaman hias dapat

dilihat pada Tabel 2.

Page 15: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

2

Tabel 2. Data Produksi Tanaman Hias Indonesia Tahun 2005-2009

No Komoditas Produksi (Tangkai)

2005 2006 2007 2008 2009

1 Anggrek 7.902.403 10.703.444 9.484.393 15.430.040 16.205.249

2 Kuping Gajah 2.615.999 2.017.535 2.198.990 2.764.552 3.833.100

3 Gladiol 14.512.619 11.195.483 11.271.385 8.524.252 9.775.500

4 Pisang-

pisangan

1.131.568 1.390.117 1.427.048 5.187.631 4.124.174

5 Krisan 47.465.794 63.716.256 66.979.260 99.158.942 107.847.072

6 Mawar 60.719.517 40.394.027 59.492.699 39.131.603 60.191.362

7 Sedap Malam 32.611.284 30.373.679 21.687.493 25.180.043 51.047.807

8 Anyelir 1.131.621 905.039 2.041.962 1.845.490 2.262.505

9 Garbera 4.065.057 4.874.098 4.931.441 4.103.560 5.185.586

Jumlah 172.155.862 165.569.678 179.514.671 201.326.113 260.472.355

10 Melati 1) 22.552.537 24.795.995 15.775.751 20.357.698 28.307.326

11 Palem 2) 751.505 986.340 1.171.768 1.904.096 1.260.408

12 Dracaena 2) 1.131.621 905.039 2.041.962 1.845.490 1.262.505

Keterangan: 1) Satuan Produksi dalam Kg

2) Satuan Produksi dalam Pohon

Sumber : Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikitura. 2009

Anggrek termasuk kelompok tanaman hias yang mempunyai kelebihan

berupa spektrum yang luas pada warna, bentuk, ukuran tekstur dan banyaknya

variasi. Produksi anggrek di Indonesia menunjukan angka yang cukup besar,

dimana anggrek memberikan sumbangan produksi terbesar ke empat setelah

krisan, mawar, dan sedap malam (Tabel 2). Oleh karena itu, komoditas anggrek

dapat memberi prospek pasar yang cerah di masa mendatang.

Anggrek merupakan tanaman hias yang mempunyai nilai estetika tinggi.

Tanaman anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae yang merupakan suatu

keluarga tanaman bunga-bungaan yang paling besar. Di dalam famili

Orchidaceae, ada 5.000 jenis anggrek yang tumbuh di Indonesia dengan rincian

sebanyak 1.327 jenis tumbuh di pulau Jawa dan selebihnya tumbuh di pulau

Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya, dan pulau lainnya. (Direktorat Bina

Produksi Hortikultura, 2003)

Page 16: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

3

Usaha anggrek telah berkembang diberbagai daerah dan berperan menjadi

pusat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Selain itu, kegiatan usaha anggrek

yang dilakukan secara komersil mampu menggerakan pertumbuhan industri

barang dan jasa. Berkembangnya kegiatan usaha anggrek di dalam negeri

berkaitan dengan meningkatnya pendapatan konsumen, tuntutan keindahan

lingkungan, pembangunan industri pariwisata, pembangunan komplek

perumahan, perhotelan dan perkantoran.

Menurut Direktorat Bina Produksi Hortikultura (Juli 2009), dengan

melihat kondisi agroklimat, sumberdaya hayati dan sumberdaya manusia,

teknologi inovatif yang dapat menghasilkan anggrek berwarna-warni, bentuk yang

menarik, tahan lama, harga yang relatif terjangkau, serta investasi yang cukup,

maka usaha pengembangan anggrek di Indonesia akan terus meningkat. Selain itu,

besarnya luas areal produksi tanaman anggrek juga mencerminkan perkembangan

dan produktivitas komoditas anggrek (Tabel 3).

Tabel 3. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Tanaman Anggrek Tahun 2009

Provinsi Luas Panen Produksi Produktivitas

(m2) (Tangkai) (Tangkai/m2)

DKI Jakarta 131.235 1.258.047 9,58

Jawa Barat 291.111 5.582.076 17,33

Jawa Tengah 196.883 985.222 4,35

Jawa Timur 260.263 2.180.521 6,74

Banten 75.450 1.453.304 17,47 Sumber: BPS 2010

Besarnya jumlah peminat serta cenderung meningkatnya permintaan akan

bunga anggrek, membuktikan bahwa anggrek sebagai tanaman hias memiliki

peranan penting dalam dunia perdagangan. Anggrek banyak dimanfaatkan sebagai

penghias utama di berbagai acara seperti selamatan kelahiran, perkawinan, dan

kematian. Saat ini, tanaman hias khususnya anggrek juga banyak dibutuhkan

untuk memperindah lingkungan sekitar, termasuk dekorasi ruangan dan halaman

rumah. Dengan makin berkembangnya pemanfaatan anggrek dan tanaman hias,

Page 17: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

4

permintaan pasar domestik dalam beberapa tahun terakhir meningkat dan dapat

menggerakan sektor produksi anggrek di berbagai daerah.

Semakin menariknya peluang bisnis yang ada pada komoditas anggrek

tersebut, menjadikan banyak pelaku usaha yang tertarik untuk ikut dalam

persaingan pada industri tanaman hias. DKI Jakarta bersama dengan Jawa Barat,

Jawa Tengah, Jawa Timur dan Banten merupakan daerah sentra produksi anggrek

yang sangat berpotensi untuk berpartisipasi mengambil peluang bisnis tersebut

(Badan Litbang Pertanian, 2005). Luas areal panen anggrek di Jakarta pada tahun

2009 mencapai 131.235 m2 dengan produksi sebanyak 1.258.047 tangkai (Tabel

3). Untuk itu, pemerintah daerah DKI Jakarta telah menetapkan anggrek sebagai

salah satu komoditas unggulan hortikultura propinsi DKI Jakarta dan menjadikan

Taman Anggrek Indonesia Permai di Jakarta Timur sebagai pusat promosi dan

pemasaran bagi tanaman hias khususnya tanaman anggrek.

Taman Anggrek Indonesia Permai (TAIP) yang dikelola oleh Yayasan

Harapan Kita milik almarhum Ibu Tien Suharto, berada di depan Taman Mini

Indonesia Indah, Jakarta Timur. Segmen pasar TAIP lebih fokus kepada kalangan

menengah ke atas atau hobies dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi

(Jabodetabek). Selain itu, ada juga pedagang luar daerah yang menjadi pelanggan

TAIP, seperti dari Medan, Pontianak, Samarinda, Makasar, Manado, Papua, Bali,

dan beberapa kota di Pulau Jawa. TAIP memiliki luas lahan sekitar 2 ha dan

terbagi menjadi beberapa fasilitas, yaitu kantor, ruang pertemuan, ruang pameran

(showroom), laboratorium, areal parkir dan kavling. TAIP memiliki 20 kavling

yang setiap kavlingnya berukuran 450 m2. Selain itu, TAIP juga menjalin

kerjasama dengan petani dan pengusaha anggrek yang berada di Jakarta Timur

dengan cara menyewakan 20 kavling tersebut kepada petani dan pengusaha

anggrek yang belum memiliki lahan ataupun yang berminat untuk

mengembangkan usaha mereka. Salah satu pengusaha anggrek yang menyewa

kavling di TAIP adalah Bapak Iman Ghozali dengan nama kavling Maya Orchid.

Maya Orchid merupakan kavling yang memiliki koleksi anggrek

terlengkap di TAIP. Selain itu, Maya Orchid juga menjadi satu-satunya usaha

yang berani berinvestasi lebih dengan menyewa gudang yang tak terpakai di TAIP

dan mengubahnya menjadi green house indah yang menjadi salah satu daya tarik

Page 18: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

5

tersendiri bagi pengunjung TAIP. Iklim tropis yang mendukung pertumbuhan

tanaman anggrek secara optimal dan adanya potensi pasar berupa kecenderungan

peningkatan tanaman anggrek terkait dengan fungsinya sebagai tanaman hias

yang memiliki nilai estetika tinggi merupakan peluang bagi Maya Orchid untuk

meningkatkan nilai penjualan. Untuk memanfaatkan peluang tersebut serta secara

jangka panjang mengantisipasi pengaruh tren terhadap penjualan Maya Orchid,

maka Maya Orchid berencana melakukan pengembangan usaha. Agar

perencanaan tersebut dapat terukur maka diperlukan rancangan perencanaan

strategis dalam bentuk plot strategi dan program kerja.

1.2. Perumusan Masalah

Maya Orchid merupakan usaha yang bergerak dalam bidang penjualan

beranekaragam tanaman hias, khususnya jenis anggrek. Maya Orchid didirikan

oleh Bapak Iman Ghozali pada tahun 2005, beliau adalah salah satu kepala bagian

di Bank BRI Pusat. Usaha tanaman hias yang dirintis oleh beliau sejak tahun 2005

tersebut mulai berkembang sejak bergabung dengan Taman Anggrek Indonesia

Permai (TAIP) pada awal Oktober 2008. Perkembangan usaha Bapak Iman

ditunjukkan dengan kepemilikan lahan terluas di TAIP, yaitu dengan menyewa

satu kavling berukuran 450 m2 dan menjadi satu-satunya usaha yang memiliki

green house seluas 600 m2. Selain itu, Maya Orchid memiliki koleksi terlengkap

di TAIP, antara lain Dendrodium spp., Vanda spp., Oncidium spp., Cattleya spp.,

Phalaenopsis spp., Paphiopedilium spp.

Hingga saat ini, permintaan pasar terhadap anggrek cukup baik, tetapi

perkembangan produksi anggrek pada Maya Orchid di TAIP masih fluktuatif. Hal

ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya keterbatasan pemanfaatan

teknologi, sumber daya manusia (keterampilan dan kemampuan manajemen),

permodalan, skala usaha dan faktor kelembagaan yang belum mendukung secara

optimal.

Dengan adanya faktor penghambat tersebut, perusahaan belum mampu

memanfaatkan secara maksimal sumberdaya yang dimiliki untuk mengatasi

persaingan yang ada, serta untuk memanfaatkan peluang pasar. Perusahaan

seharusnya mampu berbuat lebih daripada yang telah dilakukan sebelumnya. Oleh

Page 19: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

6

karena itu, dibutuhkan strategi untuk mengatasi persaingan bisnis serta

permasalahan yang menyangkut produksi dan kemungkinan untuk

mengembangkan pasar, sehingga kajian mengenai strategi pengembangan menjadi

sangat diperlukan. Berdasarkan uraian tersebut, maka permasalahan yang akan

dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Apa saja faktor-faktor lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang

mempengaruhi usaha tanaman anggrek di Maya Orchid Taman Anggrek

Indonesia Permai?

2. Strategi bisnis apa yang dapat diterapkan oleh manajemen Maya Orchid

sesuai dengan kondisi lingkungan perusahaan?

3. Bagaimana perancangan strategi usaha Maya Orchid untuk empat tahun ke

depan dalam kegiatan pengembangan usaha dan menghadapi permasalahan

yang akan terjadi pada perusahaan?

1.3. Tujuan

Berdasarkan dari latar belakang dan perumusan masalah tersebut, maka

tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal yang menjadi kekuatan

dan kelemahan, serta faktor-faktor lingkungan eksternal yang menjadi

peluang dan ancaman bagi usaha tanaman anggrek di Maya Orchid Taman

Anggrek Indonesia Permai.

2. Membuat formula strategi bisnis yang dapat diterapkan oleh manajemen

Maya Orchid sesuai dengan kondisi lingkungan perusahaan.

3. Membuat perancangan strategi pengembangan usaha Maya Orchid untuk

empat tahun ke depan dalam kegiatan mengembangkan usaha dan

menghadapi permasalahan yang akan terjadi pada perusahaan.

Page 20: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

7

1.4. Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu :

1. Bagi Maya Orchid Taman Anggrek Indonesia Permai diharapkan dapat

menjadi sebuah panduan atau pedoman dalam mengalokasikan sumber daya

yang dimiliki dalam rangka merumuskan strategi untuk memenangkan

persaingan dalam bisnis.

2. Sebagai literatur bagi akademisisi, peneliti, maupun pengusaha untuk

melakukan pengembangan atau kajian lebih lanjut terkait usaha tanaman

anggrek.

1.5. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah mendeskripsikan perumusan strategi

ke dalam program-program kerja, kemudian program-program tersebut diplotkan

dalam strategi yang telah dirumuskan ke dalam bentangan arsitektur dengan

maksud untuk pengembangan usaha tanaman anggrek pada Maya Orchid Taman

Anggrek Indonesia Permai. Hal itu dibuat berdasarkan faktor-faktor eksternal dan

internal yang mempengaruhi perusahaan. Faktor-faktor tersebut didapatkan dari

hasil penelusuran data dan informasi serta dari pengambil kebijakan di Maya

Orchid Taman Anggrek Indonesia Permai.

Page 21: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gambaran Umum Varietas Tanaman Anggrek

Anggrek merupakan tanaman hias yang sangat populer karena memiliki

jenis yang beragam dan biasanya dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti

upacara keagamaan, hiasan dan dekorasi ruangan, ucapan selamat serta ungkapan

dukacita. Dari keragaman yang ada, anggrek dapat diklasifikasikan berdasarkan

beberapa kriteria yang berbeda seperti berikut:

2.1.1 Berdasarkan Tempat Tumbuh

Tanaman anggrek merupakan jenis tanaman hias yang bisa dibedakan

jenisnya berdasarkan tempat tumbuh, seperti berikut:

Anggrek Epifit, anggrek yang hidup menumpang pada batang/cabang

tanaman lain. Contoh: Phalaenopsis sp. (anggrek bulan), Dendrobium sp.

dan Cattleya sp.

Anggrek Terestial, anggrek yang hidup/tumbuh ditanah. Contoh:

Renanthera sp., Aerides sp., Rynchostylis sp., Vanda sp., dan Arachnis

sp (Anggrek Kalajengking / Ketonggeng atau anggrek laba laba).

Anggrek Litofit, anggrek yang hidup dibatu-batuan. Contoh: Cytopdium

sp., Paphiopedilum sp.

Anggrek Saprofit, anggrek yang tumbuh di humus atau kompos. Contoh:

Calanthe sp., Goodyera sp.

2.1.2 Berdasarkan Tempat Keluarnya Bunga

Bunga merupakan salah satu bagian yang menjadi daya tarik dari tanaman

anggrek. Berdasarkan tempat keluarnya bunga, jenis anggrek dapat dibedakan

menjadi dua jenis, yaitu:

Anggrek krante, anggrek yang tangkai bunga muncul dari ujung batang.

Contoh: Arundia sp., Epidendrum sp.

Anggrek pleurante, anggrek yang tangkai bunga muncul dari samping

batang. Contoh: Arachnis sp., Vanda sp., Dendrobium sp.

Page 22: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

9

2.1.3 Berdasarkan Pertumbuhan Batang

Berdasarkan pertumbuhan batang tanaman anggrek dapat dibedakan

menjadi dua jenis, yaitu:

Monopodial , anggrek yang batangnya tumbuh terus ke atas dan tidak

terbatas. Contoh: Arachnis sp., Renanthera sp., Vanda sp., Rynchostylis

sp., Aerides sp.

Simpodial, anggrek yang pertubuhan ujung batangnya terbatas pada

ukuran tertentu. Contoh: Cattleya sp., Oncidium sp., Cymbidium sp.,

Dendrobium sp.

2.1.4 Berdasarkan Ketinggian Tempat Untuk Tumbuh Optimal

Tanaman anggrek dapat dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan

ketinggian tempat untuk tumbuh optimal, yaitu:

Anggrek yg tumbuh optimal di dataran rendah (0 – 500 m dpl). Contoh:

Dendrobium sp., Vanda sp., Arachnis sp..

Anggrek yg menyukai ketinggian 500 – 700m dpl. Contoh: Phalaenopsis

sp., Oncidium sp., Dendrobium sp.

Anggrek yang hidup optimal di ketinggian > 700m dpl. Contoh:

Paphiopedilum sp., Cymbidium sp., Cattleya sp., Phaleonopsis sp.

Berikut adalah ciri-ciri spesifik dari nama-nama genus anggrek hias yang

telah dijelaskan diatas:

Anggrek Vanda, terbagi lagi berdasarkan jenis daunnya menjadi tiga

jenis, yaitu berdaun pensil, daun setengah pensil, dan berdaun sabuk.

Biasanya dijadikan sebagai bunga potong.

Anggrek Dendrobium, merupakan tanaman hias paling populer di antara

jenis-jenis anggrek. Bisa dibedakan lagi berdasarkan bentuk bunga dan

tipe pertumbuhan.

Anggrek Phalaenopsis, dibedakan berdasarkan bentuk bunga, ada tipe

stauroglitis (bunga tipe bintang) dan tipe amabilis (bunga bulat). Genus ini

merupakan genus anggrek yang kepopulerannya mendekati Dendrobium.

Anggrek bulan adalah salah satu jenisnya.

Page 23: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

10

Anggrek Paphiopedilum, terbagi 2 berdasar warna daun : berdaun hijau

(contoh Paphiopedilum glacophyllum, Paphiopedilum fairianum dan

berdaun burik / loreng (contoh : Paphiopedilum barbadum dan

Paphiopedilum tonsum)

Anggrek Cattleya, memiliki bunga besar dan spektakuler namun kurang

diminati karena sulit untuk dipelihara.

Dari berbagai jenis anggrek diatas, Dendrodium sp. dan Phalaenopsis sp.

merupakan jenis anggrek yang paling digemari oleh konsumen dikarenakan

memiliki keunggulan dari segi keindahan, warna, ukuran, susunan, daya tahan dan

bentuk bunga yang menarik.

2.2. Penelitian Terdahulu

Salah satu cara untuk mendapatkan informasi tentang penelitian terdahulu

adalah mengkaji penelitian terdahulu terutama yang berkaitan dengan topik

penelitian yang sedang dilakukan. Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan

dengan topik yang akan diteliti sebagai berikut:

2.2.1. Penelitian Terdahulu mengenai Strategi Pengembangan Usaha

Penelitian mengenai strategi pengembangan usaha telah banyak dilakukan

oleh para peneliti terdahulu. Wijayanti (2009) melakukan penelitian mengenai

‘Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik, dengan Studi Kasus: Kelompok

Tani Putera Alam Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung’. Penelitian

tersebut bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal apa saja

yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta ancaman dan peluang apa yang akan

dihadapi oleh kelompok tani Putera Alam, serta merumuskan dan

memprioritaskan strategi terbaik yang dapat diterapkan dan direkomendasikan

kepada kelompok tani Putera Alam. Dari penelitian tersebut, peneliti melihat

konsep identifikasi faktor-faktor internal dengan pendekatan fungsional yaitu

menganalisis aspek manajemen, aspek keuangan, aspek produksi dan operasi,

aspek sosial, budaya, dan lingkungan, aspek penelitian dan pengembangan, dan

aspek sistem infoemasi manajemen.

Page 24: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

11

Siahaan (2009) dengan judul ‘Strategi Pengembangan Padi Organik

Kelompok Tani Sisandi, Desa Batuara, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera

Utara’. Peneliti melihat alat analisis yang digunakan yaitu pada tahap input

menggunakan pendekatan fungsional untuk mengidentifikasi lingkungan internal

serta analisis lingkungan industri dan lingkungan makro untuk mengidentifikasi

lingkungan eksternal, matiks SWOT pada tahap pencocokan dan arsitektur

strategik pada tahap keputusan yang memberikan bentuk nyata alternatif strategi

yang dihasilkan pada matriks SWOT dalam bentuk rekomendasi program kerja.

Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor internal (kekuatan dan kelemahan)

dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) dalam strategi pengembangan padi

organik di Kelompok Tani Sisandi dan merumuskan strategi pengembangan padi

organik dengan pendekatan arsitekstur strategik di Kelompok Tani Sisandi.

Nuranggara (2009) dengan judul ‘Strategi Pengembangan Usaha Sari

Buah Jambu Biji pada PT. Lipisari Patna Kabupaten Subung, Jawa Barat’.

Penelitian ini juga menggunakan alat analisis SWOT untuk memformulasikan

strategi dan arsitektur strategik untuk merancang strategi masa depan. Tujuan dari

penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal

yang mempengaruhi pengembangan usaha PT.Lipisari Patna, membuat formula

strategi bisnis yang dapat diterapkan olehmanajemen Lipisari sesuai dengan

kondisi lingkungan perusahaan, dan membuat perancangan strategi arsitektur

strategik PT. Lipisari Patna untuk empat tahun ke depan.

Ramadhan (2009) dengan judul ‘Analisis Strategi Pengembangan KUD

(Koperasi Unit Desa) Giri Tani’. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan

keragaan Koperasi Unit Desa (KUD) Giri Tani, menganalisis faktor-faktor

eksternal dan internal yang menjadi menjadi kekuatan (strengths) dan kelemahan

(weakness) serta peluang (opportunity) dan ancaman (threats) bagi KUD Giri

Tani, serta merekomendasikan strategi apa yang harus dilakukan oleh KUD Giri

Tani untuk menyelesaikan permasalahan internal dan eksternal organisasi. Peneliti

melihat alat analisis yang digunakan pada tahap keputusan yaitu arsitektur

strategik yang menghasilkan beberapa alternatif strategi yang mendukung

pengembangan KUD Giri Tani di masa yang akan datang.

Page 25: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

12

2.2.2. Penelitian Terdahulu mengenai Strategi Pengembangan Usaha

Tanaman Hias

Nurhadi (2008) melakukan penelitian mengenai Analisis Strategi

Pengembangan Usaha Tanaman Hias Pada PT. Kusuma Floracipta, Taman

Anggrek Ragunan, Jakarta. Penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi

faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal yang mempengaruhi

pengembangan usaha tanaman hias dan merumuskan alternatif strategis yang

paling menarik bagi pengembangan usaha PT. Kusuma Floracipta yang berlokasi

di Taman Anggrek Ragunan. Pengolahan data yang dilakukan dengan

menggunakan analisis kualitatif dekriptif digunakan untuk menganalisis

lingkungan perusahaan sehingga mengetahui faktor-faktor yang menjadi peluang,

ancaman, kekuatan, dan kelemahan (SWOT) yang dihadapi perusahaan.

Utami (2008) melakukan penelitian mengenai Analisis Strategi

Pengembangan Agribisnis Anggrek di Bogor. Tujuan dari penelitian ini adalah

mengidentifikasi faktor-faktor yang menentukan pengembangan agribisnis

anggrek di Bogor, menganalisis faktor-faktor penentu pengembangan agribisnis

anggrek, dan merumuskan strategi pengembangan abribisnis anggrek yang tepat

untuk diaplikasikan berdasarkan kondisi Bogor. Dari penelitian ini dapat dilihat

bahwa Indonesia merupakan negara trpois yang cocok dengan jenis tanaman

hortikultura. Anggrek yang sebagian besar keragamannya terpusat di kawasan

tropis dan sub tropis merupakan salah satu tanaman hortikultura yang mempunyai

nilai ekonomi tinggi karena bentuk dan warna yang menarik serta dapat dijual

dalam bentuk bunga potong menjadi bunga potong yang tahan lama.

Mustikawati (2010) melakukan penelitian mengenai Analisis Strategi

Pengembangan Usaha Bunga Potong Krisan, dengan Studi Kasus: Sondi Raya

Chrysanth Farm, Kampung Jawa, Megamendung, Kabupaten Bogor. Tujuan dari

penelitian ini adalah merumuskan strategi pengembangan usaha yang dapat

diterapkan pihak Sondi Farm sesuai dengan kondisi lingkungan usahanya dengan

pendekatan arsitektur strategik. Metode perumusan strategi dilakukan

berdasarkan analisis lingkungan eksternal dan internal, matriks SWOT, serta

rancangan arsitektur strategik. Strategi yang diperoleh dari SWOT

diimplementasikan secara nyata dalam bentuk rekomendasi program kegiatan.

Page 26: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

13

Rekomendasi program kegiatan ini yang kemudian dipetakan ke dalam gambar

arsitektur strategik. Rancangan arsitektur strategik dibuat selama lima tahun.

Dalam rancangan arsitektur strategik, rekomendasi program kegiatan yang ada

pada Sondi Farm terbagi menjadi program yang dilakukan secara terus menerus

dan program yang dilakukan secara bertahap.

Puspitasiwi (2010) melakukan penelitian mengenai Strategi

Pengembangan Usaha Tanaman Hias Pakis Pada PT. Floribunda, Kecamatan

Cibodas, Cianjur, Jawa Barat. Dari penelitian ini diketahui bahwa subsektor

pertanian yang memberikan kontribusi terbesar produk domestik bruto (PDB) adalah

subsektor hortikultura. Keanekaragaman tanaman hortikultura yang dimiliki oleh

Indonesia sebagai negara tropis mampu membuka peluang besar pengembangan

agribisnis oleh masyarakat dan tanaman hias merupakan salah satu produk tanaman

hortikultura dari subsektor pertanian. Penelitian dilakukan dengan tujuan

menganalisis faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, serta peluang dan

ancaman pada PT. Floribunda, dan menentukan prioritas strategi pengembangan

usaha yang tepat untuk meraih peluang pasar yang saat ini belum terpenuhi.

Anggraeni (2010) melakukan penelitian mengenai Strategi Pengembangan

Usaha Tanaman hias Tropis pada CV Bunga Indah Farm Kabupaten Sukabumi.

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang

mempengaruhi usaha tanaman hias tropis pada CV BIF, serta merumuskan

alternatif strategi yang paling sesuai dan penting bagi pengembangan usaha

tanaman hias tropis pada CV BIF setelah dilakukan pengembangan varietas dan

pembukaan lokasi perusahaan baru oleh perusahaan. Penelitian ini menjabarkan

bahwa salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai potensi dalam

pengembangan pertanian adalah tanaman hias, terutama pada tanaman hias tropis

karena permintaan akan tanaman hias tropis di Indonesia cenderung meningkat.

Penelitian ini mengambil topik yang sama dengan penelitian terdahulu

yaitu mengenai strategi pengembangan usaha. Alat analisis yang digunakan pada

tahap input yaitu pendekatan fungsional untuk mengidentifikasi lingkungan

internal, serta pendekatan lingkungan industri dan lingkungan jauh untuk

mengidentifikasi lingkungan eksternal, matriks SWOT pada tahap pencocokan,

Page 27: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

14

dan pada tahap keputusan menggunakan Arsitektur Strategik. Penelitian ini

menganalisis mengenai strategi pengembangan usaha tanaman anggrek di Taman

Anggrek Indonesia Permai, dengan studi kasus Maya Orchid yang bergerak pada

bisnis tanaman hias tropis khususnya tanaman anggrek.

Page 28: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

15

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran teoritis merupakan suatu kerangka yang

mengungkapkan teori-teori yang sesuai dengan pokok permasalahan penelitian

yang dibahas. Penelitian ini membahas strategi apa yang dapat dilakukan oleh

perusahaan sehingga dapat membuat perusahaan terus tumbuh dan menjaga

eksistensinya dalam industri tanaman hias khususnya tanaman anggrek.

3.1.1. Konsep Strategi

Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang yang hendak

dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi,

pengembangan produk, penetrasi pasar, pengetatan, divestasi, likuidasi, dan usaha

patungan atau joint venture (David, 2009). Strategi merupakan rumusan

perencanaan komprehensif tentang bagaimana mencapai misi dan tujuan yang

telah ditetapkan sebelumnya dengan memaksimalkan keunggulan kompetitif dan

memaksimalkan keterbatasan (Wheelen dan Hunger, 2003).

Menurut David (2009), strategi adalah aksi potensial yang membutuhkan

keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan dalam jumlah yang

besar. Strategi mempunyai konsekuensi multifungsional atau multidivisional serta

perlu mempertimbangkan, baik faktor eksternal maupun internal yang dihadapi

perusahaan. Salah satunya adalah kecepatan inovasi pasar yang baru dan

perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies).

Strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari

apa yang terjadi.

3.1.2. Konsep Manajemen Strategi

Manajemen strategi adalah seni dan pengetahuan dalam merumuskan,

mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas-fungsional

yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya. Tujuan manajemen

strategis adalah untuk mengeksploitasi serta menciptakan berbagai peluang baru

Page 29: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

16

dan berbeda untuk esok, perencanaan jangka panjang, sebaliknya, berusaha untuk

mengoptimalkan tren-tren dewasa ini untuk esok (David, 2009).

Manajemen strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial

yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Manajemen strategi

meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi (perencanaan strategis dan

perencanaan jangka panjang), implementasi strategi, serta evaluasi dan

pengendalian. Manajemen strategis menekankan kepada pengamatan, evaluasi

peluang dan ancaman lingkungan dengan melihat kekuatan dan kelemahan

perusahaan (Wheelen dan Hunger, 2003).

3.1.3. Konsep Pengembangan Bisnis

Pengembangan bisnis adalah tentang diskontinuitas membawa ke operasi

normal dari suatu organisasi. Ini tentang membawa, melakukan hal-hal baru atau

mengembangkan organisasi tidak melakukan sebelumnya. Pengembangan usaha

memiliki tingkat yang berbeda. Level tersebut menjadi produk, komersial dan

korporasi. Pada level produk pengembangan bisnis berarti mengembangkan

produk atau teknologi baru. Dalam pengembangan simpliest bentuk bisnis di

tingkat komersial berarti Prospeksi murni et Dur yang berarti berburu pelanggan

baru di segmen baru atau pasar baru. Dan tingkat yang terakhir adalah bila

organisasi harus memutuskan apakah untuk membuat atau untuk membeli

kompetensi organisasi tertentu kita memasuki bidang pengembangan bisnis

perusahaan. Fokusnya bukanlah pada produk maupun tingkat komersial tapi

bisnis, tingkat keuangan dan hukum.

3.1.4. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan

Visi merupakan suatu cita-cita yang diinginkan untuk terwujud di masa

yang akan datang mengenai suatu keadaan. Visi adalah pandangan dan harapan

akan sesuatu yang ditentukan oleh seberapa kuat keinginan untuk survive

(bertahan hidup). Menurut Umar (2008), visi merupakan tahap pertama dalam

perencanaan strategis terkait apa yang ingin dicapai perusahaan.

Misi adalah penjabaran secara tertulis mengenai visi agar visi tersebut

menjadi mudah dimengerti atau jelas bagi seluruh bagian perusahaan. Sedangkan

Page 30: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

17

menurut Pearce dan Robinson (2008), misi merupakan alasan atau tujuan

mendasar dan unik yang membedakan suatu perusahaan dengan perusahaan lain

yang sejenis dan mengidentifikasi cakupan operasinya

Tujuan merupakan hasil akhir aktivitas perencanaan. Tujuan merumuskan

apa yang akan diselesaikan dan kapan akan diselesaikan. Pencapain tujuan

merupakan hasil penyelesaian misi (Wheelen dan Hunger, 2003). Tujuan

perusahaan akan mempunyai banyak manfaat pada proses perumusan dan

implementasi strategi jika manajemen puncak dapat dengan baik merumuskan,

melembagakan, mengkomunikasikan, dan menguatkan tujuan tersebut melalui

perusahaan (David, 2009).

3.1.5. Analisis Lingkungan Bisnis Perusahaan

Lingkungan bisnis secara umum dapat dibedakan atas lingkungan ekternal

dan internal. Lingkungan ekternal dibagi ke dalam dua kategori, yaitu lingkungan

jauh dan lingkungan industri, yang merupakan lingkungan yang berada diluar

kendali perusahaan. Sementara lingkungan internal merupakan aspek-aspek yang

ada dalam perusahaan.

3.1.5.1. Analisis Lingkungan Eksternal

Interaksi lingkungan eksternal akan berpengaruh terhadap realisasi misi

perusahaan karena pada hakikatnya kondisi lingkungan ekternal berada di luar

kendali perusahaan. Menurut David (2009), tujuan analisis ekternal adalah untuk

mengembangkan daftar yang terbatas tentang peluang yang dapat memberikan

manfaat dan ancaman yang harus dihindari. Untuk menjalankan audit eksternal

perusahaan harus mendapat informasi tentang pesaing dan informasi tentang tren

politik, ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, dan teknologi. Lingkungan eksternal

perusahaan dapat dibedakan ke dalam dua kategori, yaitu :

1) Lingkungan Jauh

Lingkungan jauh perusahaan terdiri dari faktor-faktor yang pada

dasarnya di luar dan terlepas dari perusahaan. Faktor-faktor utama yang

diperhatikan adalah faktor Politik, Ekonomi, Sosial, dan Teknologi (PEST).

a) Faktor Politik

Page 31: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

18

Faktor penting bagi para pengusaha untuk terus berusaha diantaranya

adalah arah, kebijakan, dan stabilitas politik pemerintah. Situasi politik

yang tidak kondusif dapat menimbulkan dampak bagi perkembangan

usaha, begitu pula sebaliknya. Hal yang harus adalah undang-undang

tentang lingkungan dan perburuhan, peraturan tentang perdagangan luar

negeri, stabilitas pemerintahan, peraturan tentang keamanan dan kesehatan

kerja, sistem perpajakan, dan sebagainya.

b) Faktor Ekonomi

Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi iklim

bisnis suatu perusahaan. Beberapa faktor kunci yang perlu diperhatikan

dalam menganalisis ekonomi suatu daerah atau negara adalah siklus bisnis,

ketersediaan energi, inflasi, suku bunga, investasi, harga produk dan jasa,

produktivitas, tenaga kerja, dan sebagainya.

c) Faktor Sosial, Budaya, dan Lingkungan

Berubahnya kondisi sosial masyarakat yang terjadi harus dapat diatasi oleh

perusahaan karena hal tersebut akan mempengaruhi keberlangsungan

perusahaan. Contoh dari aspek kondisi sosial adalah sikap, gaya hidup,

adat-istiadat, kebiasaan dari orang-orang di lingkungan ekternal

perusahaan, dan sebagainya.

d) Faktor Teknologi

Kemajuan teknologi yang semakin baik akan mendorong dalam

perkembangan suatu bisnis ataupun bidang yang mendukung kegiatan

bisnis. Teknologi tidak hanya mencakup penemuan-penemuan baru tetapi

juga meliputi cara-cara pelaksanaan atau metode-metode baru dalam

mengerjakan suatu pekerjaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah

kecepatan transfer teknologi oleh para pekerja, masa atau waktu

keusangan teknologinya, harga teknologi yang akan diadopsi, dan

sebagainya.

2) Lingkungan Industri

Analisis lingkungan industri dilakukan dengan menggunakan konsep

competitive strategy yang dikemukakan oleh Michael E. Porter. Competitive

Page 32: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

19

strategy menganalisis persaingan bisnis berdasarkan lima aspek utama yang

disebut Lima Kekuatan Bersaing, yaitu :

a) Ancaman Masuk Pendatang Baru

Masuknya perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan

sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah ada, seperti penambahan

kapasitas, perebutan pangsa pasar, dan perebutan sumber daya produksi

yang terbatas. Faktor-faktor penghambat pendatang baru untuk masuk ke

dalam suatu industri adalah skala ekonomi, diferensiasi produk, kecukupan

modal, biaya peralihan, akses ke saluran distribusi, ketidakunggulan biaya

independen, dan peraturan pemerintah.

b) Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri

Persaingan dalam industri akan mempengaruhi kebijakan dan kinerja

perusahaan. Menurut Porter, tingkat persaingan dipengaruhi beberapa

faktor, yaitu jumlah kompetitor, tingkat pertumbuhan industri,

karakteristik produk, biaya tetap yang besar, kapasitas, dan hambatan

keluar.

Gambar 1. Konsep Competitive Strategy Sumber : Porter (1997)

Ancaman Produk atau Jasa Pengganti

Kekuatan Pertawaran Pembeli

Ancaman Pendatang

Kekuatan Pertawaran Pemasok

Pendatang Baru

Pesaing Industri

Persaingan di antara Perusahaan

yang Ada

Pemasok Pembeli

Produk Pengganti

Page 33: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

20

c) Ancaman dari Produk Pengganti (Produk Substitusi)

Dengan karakteristik yang berbeda, barang substitusi dapat memberikan

fungsi atau jasa yang sama. Ancaman produk substitusi kuat apabila

konsumen dihadapkan pada switching cost yang sedikit dan mempunyai

harga yang lebih murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi dari

produk-produk suatu industri.

d) Kekuatan Tawar-menawar Pembeli (Buyers)

Kekuatan yang dimiliki oleh pembeli mampu mempengaruhi perusahaan

untuk menurunkan harga produk, meningkatkan mutu dan servis, serta

mengadu perusahaan dengan kompetitornya.

e) Kekuatan Tawar-menawar Pemasok (Suppliers)

Pemasok dapat mempengaruhi industri melalui kemampuannya dalam

menaikan harga atau menurunkan kualitas produk atau servis. Hal tersebut

terjadi apabila jumlah pemasok sedikit, produk bersifat unik dan mampu

menciptakan switching cost yang besar, tidak ada produk subtitusi, dan

pemasok mampu melakukan integrasi ke depan dan mengolah produk

yang dihasilkan menjadi produk yang sama yang dihasilkan perusahaan.

3.1.5.2. Analisis Lingkungan Internal

Setiap organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan yang berbeda-beda.

Oleh karena itu, penting bagi sebuah perusahaan untuk mengetahui kekuatan dan

kelemahan organisasi agar mengetahui peluang dan dapat menghindari ancaman

dari luar organisasi. Selain itu, organisasi juga memerlukan keahlian tertentu agar

berhasil memanfaatkan peluang dan mengelola ancaman yang timbul

dilingkungannya.

Lingkungan internal perusahaan merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi arah dan tindakan perusahaan yang berasal dari internal organisasi.

Analisis lingkungan internal tersebut dapat menjadi landasan bagi penyusunan

strategi organisasi. Menurut David (2009), lingkungan internal adalah lingkungan

yang terjadi didalam aktivitas perusahaan, hal ini berkaitan dengan adanya

kekuatan dan kelemahan. Identifikasi faktor-faktor stategis internal juga akan

menentukan apakah perusahaaan mampu mengambil keuntungan dari peluang-

peluang yang ada dan menghindari ancaman-ancaman yang timbul. Aspek-aspek

Page 34: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

21

internal perusahaan yang dapat dianalisis dengan menggunakan pendekatan

fungsional yang dibagi menjadi enam aspek yaitu aspek manajemen, aspek

permodalan dan keuangan, aspek produksi dan operasi, aspek pemasaran dan

distribusi, aspek penelitian dan pengembangan, dan aspek sistem manajemen

informasi.

1. Aspek Manajemen

Manajemen merupakan suatu tingkatan sistem pengaturan organisasi yang

mencakup sistem produksi, pemasaran, pengolahan SDM, dan keuangan.

Manajemen memiliki fungsi yang terdiri dari lima aktivitas dasar yaitu

perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penyusunan staf. Fungsi

manajemen merupakan inti dalam menjalankan suatu perusahaan. Oleh

karena itu, kemampuan manajerial perusahaan sangat penting diidentifikasi

untuk mengetahui seberapa baik perusahaan tersebut mengelola aktivitas

usahanya.

2. Aspek Permodalan dan Keuangan

Kondisi keuangan sering dianggap ukuran tunggal terbaik dari posisi bersaing

perusahaan dan daya tarik bagi investor. Menetapkan kekuatan dan

kelemahan keuangan amat penting untuk merumuskan strategi secara efektif.

Beberapa hal yang dapat dianalisis adalaah mengenai bagaimana kemampuan

perusahaan mendapatkan modal, bagaimana sistem akuntansi perusahaan dan

bagaimana biaya modal relatif terhadap biaya modal industri atau pesaing.

3. Aspek Produksi dan Operasi

Fungsi produksi terdiri atas aktivitas mengubah masukan menjadi barang dan

jasa yang dibutuhkan dengan kualitas tertentu, pada harga yang sudah

ditentukan dan dalam waktu yang sudah ditetapkan. Manajemen produksi dan

operasi manangani masukan pengubahan dan keluaran yang bervariasi antara

industri dan pasar.

4. Aspek Pemasaran dan Distribusi

Pemasaran dapat diartikan sebagai proses menetapkan, menciptakan, dan

memenuhi kebutuhan serta keinginan pelanggan akan produk. Faktor-faktor

kunci internal yang termasuk dalam aspek pemasaran adalah produk

perusahaan, keleluasaan lini produk, kemampuan perusahaan mengumpulkan

Page 35: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

22

informasi pasar, konsentrasi penjualan pada sedikit produk atau pada sedikit

pelanggan, saluran distrbusi, strategi pendapatan harga dan fleksibilitas

penetapan harga, layanan purna jual dan tindak lanjut, loyalitas merek dan

promosi. Namun, menurut Pearch dan Robinson (2008), perusahaan tidak

mungkin mengevaluasi semua faktor kunci internal untuk mengembangkan

atau merevisi suatu strategi, manager hanya akan memilih beberapa faktor

yang paling mungkin menjadi landasan keberhasilan.

5. Aspek Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan (Litbang) yang terdapat pada perusahaan

meliputi kegiatan pengembangan produk dengan berkonsentrasi pada

peningkatan kualitas produk. Litbang merupakan keunggulan bersaing

dengan alasan bahwa faktor penelitian dan pengembangan menciptakan

produk baru atau meningkatkan kualitas produk. Hal tersebut dapat dilakukan

dengan cara memulai pengembangan produk baru sebelum dilakukan pesaing,

memperbaiki mutu produk atau memperbaiki proses pengolahan untuk

mengurangi biaya.

6. Aspek Sistem Manajemen Informasi

Informasi menghubungkan semua fungsi bisnis yang menyediakan landasan

bagi semua keputusan manajerial. Informasi merepresentasikan sumber

penting keunggulan atau kelemahan manajemen kompetitif. Sistem

manajemen informasi bertujuan untuk meningkatkan kinerja sebuah bisnis

dengan cara meningkatkan kualitas keputusan manajerial. Dengan demikian

sistem informasi manajemen yang efektif mengumpulkan, mengodekan,

menyimpan, menyintesis, dan menyajikan informasi sedemikian rupa

sehingga mampu menjawab berbagai pertanyaan operasi dan strategis. Inti

sistem informasi adalah basis data yang berisi beragam dokumen data yang

penting bagi manajer.

3.1.6 Matriks SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi organisasi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan juga

Page 36: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

23

meminimalkan kelemahan dan ancaman yang ada. Analisis SWOT dilaksanakan

dengan memfokuskan pada dua hal, yaitu:

Fokus mendasar pertama adalah peluang yakni situasi penting yang

menguntungkan dalam lingkungan perusahaan, serta ancaman yaitu situasi

penting yang tidak menguntungkan dalam perusahaan.

Fokus mendasar kedua adalah identifikasi terhadap kekuatan internal yaitu

sumber daya, keterampilan atau keunggulan-keunggulan relatif terhadap

pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin dilayani perusahaan,

serta kelemahan internal yaitu keterbatasan atau kekurangan dalam sumber

daya.

Matriks SWOT adalah sebuah pencocokan yang penting yang membantu

para manajer mengembangkan empat tipe strategi (David, 2009), yaitu:

Strategi S-O memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk menarik

keuntungan dari peluang eksternal.

Strategi W-O bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara

mengambil keuntungan dari peluang eksternal.

Strategi S-T menggunakan kekuatan sebuah perusahaan untuk menghindari

atau mengurangi dampak dari ancaman eksternal.

Strategi W-T adalah taktik defensive yang diarahkan untuk mengurangi

kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal.

3.1.7. Arsitektur Strategik

Setelah melakukan analisis lingkungan, perusahaan dihadapkan

memperoleh gambaran yang cukup utuh mengenal kondisi eksternal dan kondisi

internalnya. Dengan demikian diharapkan faktor-faktor yang merupakan

kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman mampu terdefinisi dengan jelas.

Berdasarkan keadaan ini perusahaan kemudian dapat menentukan dan

menetapkan arah yang ingin dituju di masa depan.

Menurut Nunggraha (2009), masa depan bagi perusahaan pada hakikatnya

tidak hanya harus dibayangkan, melainkan harus dibangun. Arsitektur strategik

digunakan untuk mendeskripsikan hal tersebut yang telah dikenalkan oleh Gary

Hamel dan C.K. Prahalad.

Page 37: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

24

Arsitektur strategik merupakan penghubung yang sangat penting antara

masa kini dengan hari esok, antara jangka pendek dengan jangka panjang.

Arsitektur strategik ini sesungguhnya menunjukkan kepada perusahaan mengenai

kompetensi-kompetensi apa saja yang harus mulai dibangun sekarang juga,

kelompok pelanggan baru mana yang harus mulai dipahami sekarang juga, serta

prioritas pengembangan produk apa saja yang harus ditangani sekarang dan di masa

yang akan datang.

Dengan kata lain arsitektur srategik diciptakan untuk lebih adaptif dan

lebih fleksibel di dalam menanggapi suatu perubahan, sehingga dengan

diaplikasikannya arsitektur strategik ini, perusahaan akan leluasa

mengembangkan skenario yang diperkirakan dalam memuluskan jalan menuju

tercapainya visi dan misi organisasi tersebut. Strategi dan skenarionya yang

dirumuskan kemudian dipetakan ke dalam sebuah strategi cetak biru atau yang

lazim disebut sebagai blue print strategy. Blue print strategy ini sepenuhnya

disusun guna mendukung tercapainya tujuan perusahaan dalam waktu yang telah

ditentukan.

Menurut Yoshida (2006), arsitektur strategik adalah suatu gambar

rancangan peta strategi yang bermanfaat bagi perusahaan untuk merumuskan

strateginya ke dalam kanvas rencana organisasi untuk meraih visi dan misinya.

Untuk menyusun sebuah arsitektur strategik yang lengkap perlu memperhatikan

komponen inti yang merupakan komponen krusial dan komponen pendamping

yang merupakan turunan lanjutan komponen inti. Komponen inti berupa visi, misi

perusahaan, sasaran atau tujuan perusahaan, dan tantangan yang akan dihadapi

oleh perusahaan. Komponen pendampingnya adalah kompetensi inti organisasi.

Pada akhirnya unsur-unsur tersebut dipadukan untuk mendapatkan

sebuah peta umum strategik yang akan diimplementasikan untuk jangka waktu

yang telah dirumuskan.

Page 38: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

25

Gambar 2. Pendekatan Arsitektur Strategik

Sumber : Yoshida, 2006

Menurut Yoshida (2006), unsur-unsur yang dibahas dalam pendekatan

arsitektur strategik ini adalah:

1. Visi dan Misi Organisasi

Visi organisasi adalah pernyataan tentang cita-cita yang ingin dicapai di

masa mendatang (what do we want to become). Misi organisasi adalah pernyataan

tentang alasan keberadaan organisasi (the reason for being). Visi dan misi

organisasi harus dinyatakan secara jelas sehingga tidak menimbulkan interpretasi

yang salah bagi setiap anggota organisasinya.

2. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal

Analisis ini merupakan pencocokan terhadap faktor-faktor internal dan

eksternal yang mempengaruhi organisasi saat ini dan di masa depan. Alat analisis

yang digunakan dalam menganalisis faktor internal adalah menggunakan

pendekatan aspek-aspek internal perusahaan yang meliputi aspek manajemen,

aspek sumber daya manusia, aspek produksi dan operasi, aspek keuangan dan

permodalan, aspek pemasaran dan distribusi, serta aspek penelitian dan

Analisis Internal

Analisis Eksternal

Visi dan Misi yang ingin dicapai Perusahaan

Tantangan Organisasi

Arsitektur Strategik

Sasaran

Program Strategi dan Kebijakan

Page 39: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

26

pengembangan. Sedangkan faktor eksternal dengan menggunakan PEST

(Politik, Ekonomi, Sosial, dan Teknologi) dan analisis Lima Kekuatan Utama

Porter.

3. Tantangan organisasi (Strategic Challenge)

Menurut Hamel (1995) diacu dalam Yoshida (2006), tantangan organisasi

adalah sarana atau tata cata operasional yang harus dimiliki dan diaplikasikan oleh

organisasi untuk memperoleh keunggulan-keunggulan bersaing baru secara

bertahap. Strategic challenge menurut Yoshida (2006), merupakan rencana awal

yang perlu dipersiapkan organisasi meliputi potensi bisnis dan perkiraan investasi

yang diperlukan untuk merealisasikan bisnis baru. Tantangan organisasi

mengidentifikasikan titik fokus untuk pembangunan kapabilitas organisasi dalam

jangka pendek maupun menengah.

4. Sasaran

Sasaran organisasi menyediakan dasar untuk perencanaan,

pengorganisasian, pemotivasian, dan pengendalian. Tanpa sasaran, organisasi

dapat tersesat ke berbagai arah. Sasaran merupakan sesuatu yang mampu

menuntun organisasi sebagai petunjuk dalam membuat keputusan, meningkatkan

efisiensi serta menjadi petunjuk untuk melakukan performance appraisal.

Sasaran masa depan adalah suatu sasaran organisasi di masa depan yang

menggambarkan cita-cita organisasi, atau ke tujuan jangka panjang sehingga

dapat dikatakan bahwa sasaran ke depan suatu organisasi merupakan penjabaran

dari visi dan misi yang menjadi pernyataan awal akan dibawa kemana perusahaan

kelak.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Sektor pertanian merupakan sektor yang menumpu sebagian besar

perekonomian bangsa. Subsektor hortikultura memberikan pengaruh cukup besar

terhadap perekonomian Indonesia, walaupun tingkat pengaruhnya lebih kecil

daripada tanaman pangan. Pengembangan usaha di bidang hortikultura sebagai

peningkatan daya saing mempunyai dampak yang baik terhadap keberlangsungan

kesejahteraan masyarakat yang sebagian besar bekerja di sektor pertanian.

Page 40: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

27

Hortikultura terbagi ke dalam beberapa komoditas yaitu sayuran, buah-

buahan, tanaman hias, dan tanaman biofarmaka. Sebagai negara tropis, Indonesia

mempunyai berbagai jenis tanaman hias tropis yang belum tentu dimiliki oleh

negara lain. Salah satunya adalah tanaman anggrek yang menjadi sebuah peluang

bagi peningkatan perekonomian bangsa dalam hal perdagangan, baik di luar

negeri ataupun dalam negeri sendiri.

Permintaan akan tanaman anggrek di Indonesia cenderung meningkat.

Pada dasarnya, permintaan tersebut tidak dapat sepenuhnya tercukupi oleh

produsen-produsen atau perusahaan yang bergerak di bidang tanaman hias skala

kecil menengah, dikarenakan perusahaan masih mengandalkan para pemasok

yang mengumpulkan tanaman hias dan belum terjamin memiliki standar kualitas

dan kuantitas yang sama. Adanya fluktuasi dari pembeli baik dari konsumen

pengecer maupun konsumen akhir perlu disikapi dengan adanya strategi

pengembangan perusahaan. Akibatnya, semenjak perusahaan ini didirikan telah

beberapa kali melakukan pengembangan-pengembangan baik untuk tempat usaha

maupun untuk pengembangan varietas. Adanya pengembangan tersebut tidak

terlepas dari pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan, seperti pemerintah,

lembaga keuangan dan lembaga pendukung lainnya.

Identifikasi visi dan misi perusahaan serta tujuan perusahaan untuk

memformulasikan strategi dalam pengembangan usaha tanaman anggrek. Analisis

lingkungan eksternal dan internal perlu dilakukan sebagai input untuk

merumuskan alternatif strategi. Dalam analisis lingkungan eksternal, yang harus

dianalisis mencakup lingkungan politik, ekonomi, sosial budaya dan lingkungan,

serta teknologi. Sedangkan analisis industri menggunakan konsep lima kekuatan

industri Porter yang meliputi ancaman pendatang baru, persaingan sesama

perusahaan dalam industri, ancaman produk substitusi, daya tawar menawar

pembeli, daya tawar menawar pemasok. Lingkungan internal dengan pendekatan

fungsional, mencakup aspek-aspek internal perusahaan yang meliputi aspek

manajemen, aspek permodalan dan keuangan, aspek produksi dan operasi, aspek

pemasaran dan distribusi, aspek penelitian dan pengembangan, serta aspek sistem

informasi manajemen.

Page 41: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

28

Formulasi strategi dimulai dengan tahap meringkas informasi dasar untuk

merumuskan strategi yaitu identifikasi dan analisis faktor lingkungan eksternal

dan lingkungan internal perusahaan dengan menggunakan analisis lingkungan

umum yaitu pendekatan PEST (Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi), lingkungan

industri dengan pendekatan lima kekuatan utama Porter untuk mengidentifikasi

lingkungan eksternal, serta pendekatan fungsional untuk lingkungan internal.

Tahap selanjutnya adalah tahap pencocokan. Analisis lingkungan internal

dan eksternal dijadikan sebagai dasar perumusan alternatif strategi pada matriks

SWOT. Alternatif strategi yang dihasilkan pada matriks SWOT dijabarkan

menjadi rekomendasi program kegiatan yang lebih mudah dipahami.

Rekomendasi program kegiatan dipetakan dalam peta arsitektur strategik dengan

rentang waktu empat tahun ke depan (2011-2015). Untuk lebih jelasnya kerangka

pemikiran penulis dapatdilihat pada Gambar 5.

Page 42: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

29

Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional, Maya Orchid Taman Anggrek Indonesia Permai

Maya Orchid Taman anggrek Indonesia Permai, Jakarta Timur

Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan

Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis Lingkungan Internal

Analisis Lingkungan Makro

Analisis Lingkungan Industri

Analisis faktor internal: - Manajemen - Produksi dan Operasi - Permodalan dan

Keuangan - Pemasaran dan

Distribusi - Penelitian dan

Pengembangan - Sistem Informasi

Manajemen

- Ekonomi - Sosial Budaya dan

Lingkungan - Politik - Teknologi

Analisis Lima Kekuatan Porter: - Ancaman pendatang

baru - Daya tawar

menawar pembeli - Ancaman produk

subsitusi - Persaingan diantara

anggota industri

Formula Alternatif Strategi Analisis SWOT

Alternatif Strategi

Rancangan Arsitektur Strategik

Implementasi Strategi

Evaluasi Strategi

Ket: ruang lingkup penelitian

Page 43: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

30

IV METODELOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di perusahaan yang bergerak di bidang tanaman hias

tropis khususnya tanaman anggrek yaitu Maya Orchid Taman Anggrek Indonesia

Permai yang berlokasi di Jalan Raya Taman Mini Jakarta Timur 13560. Pemilihan

lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa

perusahaan tersebut merupakan perusahaan terbesar yang bekerja sama dengan

Taman Anggrek Indonesia Permai dan sedang melakukan pengembangan usaha

pada aspek pemasaran dan teknologi budidaya anggrek. Penelitian ini

dilaksanakan selama empat bulan dari bulan Februari sampai Mei 2011.

4.2. Desain Penelitian

Rancangan dan pelaksanaan penelitian dilakukan dengan metode deskriptif

dengan jenis metode studi kasus. Metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan

interpretasi yang tepat terhadap status kelompok manusia, suatu objek, suatu set

kondisi, suatu sistem pemikiran dan suatu kelas peristiwa. Metode studi kasus

merupakan prosedur dan teknik penelitian tentang subjek yang diteliti berupa

individu, lembaga, kelompok atau masyarakat, dengan tujuan untuk memperoleh

gambaran secara rinci tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter

yang khas dari kasus, ataupun status dari individu yang kemudian akan dijadikan

suatu hal yang bersifat umum. Objek penelitian ini adalah Maya Orchid Taman

Anggrek Indonesia Permai dan yang menjadi subjek adalah orang-orang yang

menjadi kunci di dalam perusahaan dan pihak-pihak yang dapat mendukung

dalam memperoleh data serta informasi.

4.3. Data dan Instrumentasi

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.

Data primer didapatkan melalui wawancara langsung serta analisis mengenai

faktor-faktor internal dan ekternal yang dihadapi oleh perusahaan. Data sekunder

diperoleh dari data-data (arsip) Taman Anggrek Indonesia Permai. Penelusuran

lain berasal dari kepustakaan, buku, skripsi, Badan Pusat Statistik (BPS),

Page 44: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

31

Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal Hortikultura (Ditjen Hortikultura), dan

browsing internet.

A. Jenis data yang dikumpulkan dari Badan Pusat Statistik (BPS) adalah:

1) Luas panen produksi dan produktivitas tanaman anggrek di Indonesia

B. Jenis data yang dikumpulkan dalam analisis lingkungan eksternal adalah:

1) Ekonomi

a) Keadaan perekonomian DKI Jakarta

b) Aspek yang mempengaruhi perusahaan dalam bidang ekonomi

c) Tingkat pendapatan masyarakat

2) Sosial Budaya dan Lingkungan

3) Teknologi

a) Perkembangan teknologi produksi

b) Perkembangan teknologi informasi

4) Politik

a) Stabilitas politik dan keamanan

b) Perundang-undangan dan peraturan dalam perdagangan

c) Program pemerintah dalam bidang pertanian tanaman hias

5) Konsumen

a) Loyalitas konsumen terhadap produk

b) Harga yang diterima konsumen

c) Kualitas produk yang dibeli konsumen

d) Kekuatan tawar-menawar konsumen

6) Pesaing

a) Faktor pendorong dan penghambat untuk masuk industri

b) Jumlah pesaing

c) Kekuatan dan kelemahan pesaing

d) Sasaran dan strategi pesaing

e) Keberadaan produk subtitusi

7) Pemasok

a) Bahan baku utama produksi

b) Jumlah bahan baku yang diperlukan

c) Jumlah pemasok

Page 45: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

32

d) Kemampuan pemasok dalam memenuhi bahan baku

e) Keberadaan pemasok lain

f) Lokasi pemasok

g) Kekuatan tawar-menawar pemasok

C. Jenis data yang dikumpulkam dalam analisis lingkungan internal adalah:

1) Faktor Sumber Daya dan Karyawan

a) Struktur organisasi dan suasana yang efektf

b) Ukuran perusahaan dalam hubungannya dengan industri

c) Sejarah perusahaan dalam mencapai tujuan

d) Sistem dukungan staf perusahaan yang efektif

e) Karyawan berkualitas

f) Pengalaman kerja dan prestasi manajemen puncak yang seimbang

g) Hubungan yang efektif dengan pekerja

h) Kebijakan hubungan kerja yang efektif dan efisien

i) Biaya pekerja yang rendah, serta informasi manajemen dan sistem komputer

yang efektif.

2) Faktor Keuangan

a) Total sumber daya keuangan dan kekuatannya

b) Struktur modal yang efektif

c) Perencanaan keuangan, modal kerja, dan prosedur penganggaran modal yang

efisien dan efektif

d) Sistem akuntansi untuk perencanaan, anggaran biaya, laba, dan prosedur audit

yang efisien dan efektif, serta kebijakan penilaian persediaan.

3) Faktor Produksi dan Operasi

a) Biaya operasi total yang lebih rendah dibandingkan dengan biaya pesaing

total

b) Kapasitas untuk memenuhi permintaan pasar

c) Fasilitas yang efektif dan efisien

d) Ketersediaan bahan baku yang mencukupi

e) Lokasi fasillitas dan kantor yang strategis, serta keluwesan operasi.

4) Faktor Pemasaran

a) Pemasaran memerlukan riset pasar

b) Pengidentifikasian pasar

Page 46: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

33

c) Pengembangan produk

d) Perhitungan produksi dan biayanya

e) Penentuan keperluan distribusi dan pelayanan, serta memutuskan cara

pengiklanan dan promosi.

Instrumentasi yang digunakan adalah dengan daftar pertanyaan, dan alat

pencatat. Daftar pertanyaan digunakan sebagai bantuan bagi penulis dalam

menentukan alur pertanyaan dalam wawancara terhadap subyek yang diteliti

sehingga memudahkan dalam proses analisis lingkungan internal dan ekternal

perusahaan, sedangkan alat pencatat merupakan alat pembantu bagi peneliti untuk

menuangkan hasil wawancara dan analisis yang didapatkan selama pengumpulan

data.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan di lokasi penelitian yaitu pada Taman Anggrek

Indonesia Permai yang berlokasi di Jalan Raya Taman Mini Indonesia Indah

13560, Pinang Ranti Jakarta Timur. Pengumpulan data diperkirakan dilakukan

selama empat bulan dari bulan Februari sampai Mei 2011. Data yang dibutuhkan

dalam penelitian ini didapatkan dari wawancara langsung dengan pihak terkait,

observasi langsung ke instansi-instansi terkait yang berhubungan dengan objek

dan subjek penelitian, serta browsing internet.

4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian dilakukan secara kualitatif.

Data kualitatif diperoleh melalui analisis lebih lanjut dari data-data yang diperoleh

selama pengumpulan data yang bertujuan untuk memberikan gambaran dan

penjelasan mengenai permasalahan yang terjadi.

Page 47: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

34

4.5.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan dalam mendefinisikan visi, misi, dan tujuan

perusahaan, karakteristik produk yang dihasilkan, tingkat pencapaian target,

kegiatan pemansaran, Sumber Daya Manusia (SDM) produksi dan operasi,

penelitian dan pengembangan serta sistem informasi yang digunakan perusahaan.

4.5.2. Analisis Perumusan Strategi

Teknik perumusan strategi didasarkan kepada keputusan tiga tahap

formulasi strategi yang terdiri dari (1) tahap identifikasi lingkungan

strategis/tahap input, (2) tahap analisis perumusan alternatif strategis/tahap

pencocokan, dan (3) tahap pengambilan keputusan (David, 2002). Tiga tahap

analisis formulasi strategi tersebut terdiri atas analisis lingkungan eksternal dan

internal, analisis SWOT, dan Arsitektur Strategi.

4.5.2.1 Tahap Input (Input Stage)

Tahap input merupakan tahap mengumpulkan data dan informasi yang

relevan dengan permasalahan yang terjadi. Tahap input meliputi identifikasi dari

faktor-faktor eksternal dan internal perusahaan, meringkas informasi lingkungan

internal dan ekternal yang diperlukan untuk merumuskan strategi. Lingkungan

internal dianalisis dengan pendekatan fungsional sedangkan lingkungan eksternal

dianalisis dengan pendekatan lingkungan industri dan lingkungan jauh.

Pengumpulan data dilakukan dengan menganalisis lingkungan internal

yang menggunakan pendekatan fungsional. Bidang-bidang fungsional yang akan

diteliti mencakup manajemen, keuangan, operasi dan produksi, bidang pemasaran,

penelitian dan pengembangan. Tujuan dari identifikasi internal adalah untuk

menentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan dalam kelompok

tani. Selain faktor internal, faktor eksternal juga perlu dianalisis untuk mengetahui

tingkat peluang dan ancaman yang berada di luar kendali kelompok tani. Faktor-

faktor eksternal terdiri dari lingkungan industri dan lingkungan makro. Faktor-

faktor yang terdapat pada lingkungan makro adalah politik, ekonomi, sosial

budaya, dan teknologi. Faktor-faktor ini lebih dikenal dengan istilah PEST.

Sementara itu faktor-faktor yang terdapat pada lingkungan industri adalah potensi

masuknya pendatang baru, kekuatan tawar-menawar pemasok, kekuatan tawar-

Page 48: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

35

menawar pembeli, produk substitusi, dan persaingan dalam industri serta tingkat

persaingannya.

4.5.2.2 Tahap Pencocokan (Matching Stage)

Tahap pencocokan bersandar pada informasi yang diturunkan dari tahap

input untuk mencocokkan peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan

kelemahan internal. Mencocokkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal

adalah kunci untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak secara efektif

(David, 2006). Ada beberapa alat analisis yang dapat dingunakan pada tahap

pencocokan yaitu, ini menggunakan matriks SWOT.

Matriks SWOT merupakan alat yang dipakai untuk menyusun faktor-

faktor strategis perusahaan yang dapat menggambarkan peluang dan ancaman

ekternal yng dihadapi perusahaan sehingga dapat dilakukan penyesuaian terhadap

kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Matriks SWOT

merupakan matching tool yang penting untuk membantu para manajer

mengembangkan empat tipe strategi, yaitu :

1) Strategi SO (Strength – Opportunity). Strategi ini menggunakan kekuatan

internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar

perusahaan.

2) Strategi WO (Weakness – Opportunity). Strategi ini bertujuan untuk

memperkecil kelemahan-kelemahan internal perusahaan dengan

memanfaatkan peluang-peluang eksternal.

3) Strategi ST (Strength – Threat). Strategi ini berusaha untuk menghindari atau

mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal.

4) Strategi WT (Weakness – Threat). Strategi ini merupakan taktik untuk

bertahan dengan cara untuk mengurangi kelemahan internal serta menghindari

ancaman.

David (2009), menjelaskan delapan langkah dalam membuat matriks

SWOT, yaitu :

1) Buat daftar peluang-peluang ekternal utama perusahaan

2) Buat daftar ancaman-ancaman ekternal utama perusahaan

3) Buat daftar kekuatan-kekuatan internal utama perusahaan

4) Buat daftar kelemahan-kelemahan internal utama perusahaan

Page 49: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

36

5) Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasilnya pada

strategi SO

6) Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasilnya

pada sel strategi WO

7) Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasilnya

pada sel strategi ST

8) Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasilnya

pada sel strategi ST.

Tabel 4. Matriks SWOT

Kekuatan (Strengths – S)

1. ….

2. ….

3. dsb

Kelemahan (Weakness – W)

1. ….

2. ….

3. dsb

Peluang

(Opportunities – O)

1. ….

2. ….

3. Dsb

Strategi SO

Memanfaatkan kekuatan

untuk menarik

keuntungan dari peluang

Strategi WO

Memperbaiki kelemahan

dengan mengambil

keuntungan dari peluang

Ancaman (Threats – T)

1. ….

2. ….

3. Dsb

Strategi ST

Menggunakan kekuatan

untuk menghindari

ancaman

Strategi WT

Mengurangi kelemahan serta

menghindari ancaman

Sumber : David (2009)

4.5.2.3 Tahap Keputusan (Decision Stage)

Pada tahap analisis sebelumnya yang telah mengidentifikasi lingkungan

internal dan eksternal serta telah dilakukan formulasi strategi yang menghasilkan

beberapa alternatif strategi, tahap berikutnya adalah perancangan arsitektur strategik.

Arsitektur strategik merupakan penghubung yang sangat penting antara masa kini

dengan hari esok, antara jangka pendek dengan jangka panjang yang

menggambarkan rencana strategik perusaahaan dalam kanvas rencana yang sering

disebut blue print strategy untuk meraih visi dan misinya.

Page 50: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

37

Hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan arsitektur strategik yang

lengkap adalah komponen inti yang merupakan komponen krusial dan komponen

pendamping yang merupakan turunan lanjutan komponen inti. Kerangka metode

penelitian yang digunakan untuk menyusun arsitektur strategik Maya Orchid dapat

dilihat pada Gambar 5.

Tabel 5. Komponen Inti dan Pendampingan Penyusun Arsitektur Strategik

Komponen Inti Komponen Pendukung

1. Visi dan misi organisasi

2. Sasaran dan tujuan organisasi

3. Tantangan yang dihadapi organisasi

ataupun tuntunan perubahan peran

organisasi akibat perubahan

lingkungan tersebut.

1. Komponen inti organisasi yang

digali dari visi dan misi, serta

sasaran atau tujuan organisasi.

Sumber: Yoshida (2006)

Setelah komponen-komponen arsitektur strategik telah diperoleh dengan

jelas, tahap selanjutnya menetapkan rentang waktu untuk

mengimplementasikan arsitektur strategiknya. Rentang waktu yang digunakan

tidak memiliki standar baku tertentu, pemilihan rentang waktu sangat

bergantung pada manajemen puncak menginginkan rentang waktu yang

ditargetkan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Page 51: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

38

Input dari perancangan aristektur strategik adalah dari analisis deskriptif

mengenai visi, misi, dan tujuan perusahaan, analisis lingkungan internal,

lingkungan ekternal dan matriks SWOT. Input tersebut diproses melalui

perancangan arsitektur strategi dengan menggunakan rentang waktu dalam

mengimplementasikan strategi guna mencapai visi, misi, dan tujuan

perusahaan. Pembuatan arsitektur ini lebih memudahkan untuk

menggambarkan langkah strategi yang akan diambil perusahaan dalam

mewujudkan visi dan misinya. Selain itu perusahaan akan lebih mudah

memahami perubahan dan konsekuensi yang harus dilakukan sehubungan dengan

strategi yang dipilih. Tidak ada aturan yang baku mengenai teknik penggambaran

suatu arsitektur strategik. Rangkaian strategik disusun berdasarkan hasil formulasi

strategi yang dihasilkan pada matriks SWOT.

Analisis Lingkungan Internal

Analisis Lingkungan Ekternal

Perumusan Alternatif Strategis

(Matriks SWOT)

Arsitektur Strategik

Visi, Misi, dan Tujuan

Tantangan Organisasi

Rekomendasi Strategi, Kebijakan, dan Program Kegiatan

Berdasarkan Rentang Waktu

Gambar 4. Perencanaan Arsitektur Strategik

Page 52: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

39

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan

Maya Orchid merupakan perusahaan perseorangan yang bergerak dalam

bidang tanaman hias khususnya tanaman anggrek. Perusahaan ini menyediakan

berbagai jenis tanaman anggrek seperti Dendrobium sp., Phalaenopsis sp., Vanda

sp., Cattleya sp., dan beberapa jenis anggrek lainnya. Perusahaan ini didirikan

oleh Bapak Iman Ghozali pada tahun 2005 dan resmi menjalin kerjasama dengan

Taman Anggrek Indonesia Permai (TAIP) sebagai penyedia lahan dengan sistem

menyewa pada Oktober 2008. Maya Orchid menyewa salah satu kavling yang

disediakan oleh TAIP yaitu kavling 20 sebagai tempat usaha. Pada bulan Juli

2010, Maya Orchid mulai mengembangkan usahanya dengan menjadi satu-

satunya perusahaan mitra TAIP yang berani berinvestasi lebih dengan menyewa

sebuah gudang yang kurang diberdayakan oleh TAIP dan mengubahnya menjadi

green house indah dan nyaman sehingga menjadi salah satu daya tarik tersendiri

bagi pengunjung TAIP.

Hingga saat ini, jenis tanaman anggrek yang banyak dicari oleh konsumen

akhir yang umumnya adalah para hobies adalah Dendrobium sp. kemudian disusul

Phalaenopsis sp. dalam bentuk pot plant yang sudah berbunga. Sedangkan produk

yang diminati oleh konsumen pengecer adalah jenis anggrek bibit Dendrobium

sp., Phalaenopsis sp., yang disusul dengan jenis anggrek lainnya. Anggrek bibit

dijual dalam bentuk bibit botol, kompot dan juga seedling.

Anggrek yang diperdagangkan di Maya Orchid berasal dari budidaya sendiri

yaitu hasil silangan dan juga membeli di beberapa tempat yang memiliki

ketersediaan jenis anggrek tertentu dengan kualitas yang baik, khususnya untuk

jenis anggrek dalam bentuk bibit yang dibudidayakan dengan cara kultur jaringan.

Selain itu, mengingat bahwa tanaman hias memiliki banyak jenis dan tren

tanaman hias terus berkembang, maka Maya Orchid tidak hanya menjual tanaman

hias jenis anggrek melainkan tanaman hias jenis lain seperti tanaman hias bunga

yaitu mandevilla dan tanaman hias daun yaitu aglaonema, anthurium jemani,

sansiviera, gronophyllum, dan lain-lain.

Page 53: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

40

5.2 Lokasi Perusahaan

Maya Orchid berlokasi di Jalan Raya Meranti Taman Mini Indonesia Indah

Jakarta Timur 13560 kavling 20. Lokasi yang disewa oleh Maya Orchid ini

merupakan bagian dari Taman Anggrek Indonesia Permai. Lokasi ini dinilai

sangat strategis karena dijadikan sebagai salah satu pusat promosi dan pemasaran

anggrek di Jakarta dan letaknya dekat dengan pintu tol TMII yang dapat dicapai

dengan mudah dengan keadaan lalu lintas yang relatif lancar. Adapun luas kavling

yang dijadikan tempat usaha oleh Maya Orchid berukuran ± 450 m2 dengan

tambahan lahan berupa green house dengan ukuran ± 600 m2. Lokasi Maya

Orchid dikatakan cocok untuk pembudidayaan tanaman hias khususnya tanaman

anggrek karena terletak didaerah yang tidak kering dan gersang serta kebutuhan

air bersih untuk tanaman hias yang mencukupi. Oleh karena itu, berbagai jenis

tanaman hias berpontensi untuk dapat tumbuh dengan baik dan subur.

5.3 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan

Maya Orchid yang mulai mengembangkan usahanya sejak Juli 2010 hingga

kini belum memiliki pernyataan secara tertulis mengenai visi, misi, dan tujuan

perusahaan. Akan tetapi, secara umum ketiga hal tersebut tersirat dalam

wawancara dengan pengelola Maya Orchid.

Apa yang ingin dicapai dan ingin diperoleh sebuah perusahaan, dan ingin

menjadi apa perusahaan di masa depan merupakan pengertian dari Visi.

Sedangkan, misi adalah pernyataan mengenai langkah apa yang harus dilakukan

atau dikerjakan. Visi akan dilengkapi dengan misi perusahaan yang menyatakan

tujuan perusahaan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pengelola Maya Orchid,

dapat disimpulkan bahwa visi dari perusahaan Maya Orchid adalah menjadi

pemimpin pasar untuk bisnis tanaman hias sedangkan misi perusahaan Maya

Orchid adalah mengedepankan kualitas produk serta memenuhi kebutuhan

konsumen dengan memberikan pelayanan terbaik. Dari visi misi tersebut maka

tujuan perusahaan adalah mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang secara

langsung membantu program pemerintah dalam menurunkan tingkat

pengangguran.

Page 54: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

41

5.4 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi perusahaan menggambarkan suatu hubungan tanggung

jawab dan wewenang yang ada pada suatu perusahaan. Selain itu, struktur

organisasi juga menggambarkan pembagian kerja dari suatu aktivitas tertentu

guna kelancaran usaha yang sedang dijalankan oleh suatu perusahaan (Waty,

2010). Dalam hal ini, Maya Orchid belum memiliki struktur organisasi secara

tertulis namun secara tersirat dari hasil wawancara, Maya Orchid telah memiliki

gambaran umum mengenai stuktur organisasi yang telah dijalankan. Gambaran

umum mengenai struktur organisasi Maya Orchid dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 5. Sruktur Organisasi Maya Orchid

Gambar 5 menunjukkan bahwa struktur organisasi Maya Orchid termasuk

termasuk tipe organisasi fungsional dimana pihak Maya Orchid telah melakukan

pembagian tugas dalam operasionalnya meskipun pembagian tugas tersebut masih

sederhana.

Bapak Iman Ghozali selaku pemilik Maya Orchid bertugas sebagai pengawas

dan bertanggung jawab terhadap pengambilan keputusan yang terkait dengan

seluruh aktivitas perusahaan namun tidak berhubungan langsung dengan kegiatan

perusahaan. Hal ini dikarenakan Bapak Iman memiliki pekerjaan tetap disalah

satu Bank Pemerintah sebagai accounting. Kakak kandung beliau, Bapak Hadi

Page 55: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

42

adalah orang yang dipercaya sekaligus tangan kanan Bapak Iman, bertanggung

jawab untuk mengelola seluruh kegiatan operasional perusahaan khususnya pada

bagian pemasaran yaitu mencari dan mempertahankan pasar potensial serta terus

mengikuti perkembangan tren tanaman hias khususnya jenis anggrek. Selain itu,

Bapak Hadi juga bertanggung jawab pada bagian SDM untuk urusan kepegawaian

seperti mencari dan melatih pegawai agar memiliki kualitas kerja yang efektif.

Untuk bagian administrasi dan keuangan merupakan tanggung jawab Bapak Dwi

yang juga masih memiliki hubungan saudara dengan Bapak Iman. Dalam proses

produksi, Bapak Rendy bertanggung jawab untuk melakukan penanaman seluruh

jenis tanaman hias yang ada di Maya Orchid. Selain melakukan penanaman beliau

juga melakukan tugas pemupukan, pemberian pestisida, pengepakan untuk

pejualan bibit berupa seedling dan kompot, serta perangkaian untuk penjualan

dalam bentuk pot plant yang sudah berbunga. Beliau orang yang sangat

berpengalaman karena telah berkecimpung pada bidang tanaman hias selama

empat belas tahun.

5.5 Kegiatan Produksi Maya Orchid

Pada tahun 2010, Maya Orchid resmi menjadi salah satu perusahaan tanaman

hias khususnya jenis anggrek di Jakarta dan telah membudidayakan banyak jenis

tanaman anggrek seperti Dendrobium sp., Phalaenopsis sp., Vanda sp., Oncidium

sp., dan Cattleya sp. Pada umumnya tanaman hias selain tanaman anggrek yang

dibudidayakan oleh perusahaan ini adalah tanaman hias daun seperti aglaonema,

anthurium jemani, sansiviera, gronophyllum dan tanaman hias bunga luar ruangan

seperti mandevilla. Selain dihasilkan dari budidaya sendiri, tanaman-tanaman hias

tersebut juga didapatkan dari beberapa supplier dari daerah Jakarta, Sawangan,

dan Cianjur.

Perbanyakan tanaman khususnya untuk tanaman anggrek, didapatkan dari

pembibitan hasil silangan yang dikembangkan melalui bibit botolan, kompot dan

seedling. Selain itu, perbanyakan tanaman yang dihasilkan dari kultur jaringan

didapatkan dari supplier dikarenakan Maya orchid belum memiliki fasilitas yang

mendukung untuk melakukan perbanyakan dengan teknik kultur jaringan. Produk

tanaman anggrek bibit tersebut sekaligus menjadi produk unggulan dari Maya

Page 56: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

43

Orchid, karena selain keuntungan yang didapat lebih tinggi dibandingkan menjual

tanaman anggrek dewasa yang telah berbunga, tanaman anggrek bibit Maya

Orchid terkenal dengan kualitasnya yang baik. Untuk kegiatan budidaya,

perusahaan dominan membudidayakan tanaman dengan menggunakan pot dari

pot plastik dan juga pot tanah liat. Dalam pengadaan input seperti media tanam,

pupuk, dan pestisida, perusahaan membelinya dari daerah sekitar Jakarta, Depok,

dan Bogor. Pembelian input dilakukan setiap bulan yang jumlahnya tergantung

dari pemenuhan jumlah minimal persediaan input setiap bulannya.

Adapun kegiatan perusahaan dalam pemeliharaan tanaman hias khususnya

tanaman anggrek yaitu:

1. Pemupukan

Pada masa pemupukan, pertumbuhan anggrek dibagi menjadi dua bagian,

fase pertama adalah fase pertumbuhan vegetatif yang merupakan periode

pertumbuhan anggrek dari penyemaian hingga anggrek muda. Pada fase ini

diberikan pupuk Mamigro Super N atau Vitabloom yang kaya unsur N.

Sedangkan fase kedua adalah fase generatif yang merupakan fase dimana

anggrek dewasa telah siap berbunga. Pada fase ini dapat diberikan pupuk

Mamigro Super P atau Hiponex Biru yang kaya dengan unsur hara P.

Pemberian pupuk dilakukan melaui penyiraman atau penyemprotan pada

daun, karena daya serap daun terhadap pupuk yang lebih besar daripada akar.

Waktu pemupukan dilakuakan dua kali yaitu pada saat pagi hari pukul 08.00-

09.00 dan sore hari pukul 15.00-17.00. Karena pada saat tersebut mulut daun

sedang terbuka sehingga mempercepat penyerapan bahan makanan yang

bersumber dari pupuk.

Disamping pemberian pupuk, Maya Orchid juga melakukan pemberian

vitamin dan hormon perangsang tumbuh. Jenis vitamin yang rutin diberikan

untuk tanaman anggrek adalah aneurine, nicotine acid amide, dan alcofalvine.

Sedangkan untuk hormon perangsang tumbuhnya adalah auksin, sitokinin, dan

giberlin.

2. Penyiraman

Penyiraman dilakukan dengan menggunakan alat sprayer. Karena dengaan

alat tersebut, kehalusan butiran air semprotan yang keluar dapat diatur sehingga

Page 57: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

44

tidak akan menghanyutkan media dan tidak akan merusak bunga atau daun

anggrek. Proses penyiraman pada Maya Orchid menggunakan air bersih yang

tidak tercemar dengan bahan kimia atau bahan berbahaya lainnya dengan teknik

penyiraman ditujukan langsung ke bagian akar agar dapat langsung terserap.

Jumlah air dan frekuensi penyiraman tidak boleh terlalu banyak dikarenakan

tanaman anggrek lebih menyukai kondisi lembab daripada basah. Pada Maya

Orchid, penyiraman dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada pagi hari setelah

subuh sekitar pukul 05.00 sebelum matahari terbit sehingga ketika pagi harinya,

air sisa-sisa penyiraman yang masih melekat pada daun bisa terkena sinar

ultraviolet yang dipancarkan oleh matahari yang berguna untuk menghambat

pertumbuhan spora dan jamur. Selain itu, penyiraman juga dilakukan pada sore

hari pukul 14.00-18.00.

3. Sanitasi

Tindakan sanitasi merupakan tindakan pembersihan lingkungan perusahaan

meliputi kebersihan lingkungan, media, dan alat kerja. Maya Orchid akan

melakukan reppoting (pemindahan pot) pada tanaman yang telah besar dengan

cara mengeluarkan anggrek dari pot lama, lalu ditanam ulang ke dalam pot baru

yang lebih besar. Hal ini dilakukan agar tanaman tersebut dapat tumbuh dengan

baik. Sedangkan untuk mencegah serangan hama. Penyemprotan pestisida adalah

kegiatan rutin dilakukan setiap satu sampai dua kali dalam waktu satu bulan

Page 58: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

45

VI IDENTIFIKASI LINGKUNGAN INTERNAL DAN

LINGKUNGAN EKSTERNAL

6.1. Lingkungan Internal Perusahaan

Analisis lingkungan internal adalah proses perencanaan strategi yang

menentukan kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Faktor-faktor internal

yang dianalisis guna mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh

Maya Orchid meliputi aspek manajemen, aspek produksi dan operasi, aspek

pemasaran dan distribusi, aspek permodalan dan keuangan, aspek penelitian dan

pengembangan, serta aspek sistem informasi manajemen.

6.1.1. Aspek Manajemen

Sesuai dengan fungsi utama manajemen, untuk menganalisis fungsi

manajemen Maya Orchid terdapat lima aktivitas dasar yang perlu dikaji antara

lain perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, pengelolaan staf, dan

pengendalian.

1. Perencanaan

Hingga saat ini Maya Orchid belum memiliki perencanaan tertulis baik untuk

jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Hal ini tercermin dari

belum adanya pernyataan secara tertulis, jelas, dan spesifik mengenai visi,

misi, dan tujuan perusahaan. Namun, kondisi tersebut tidak mempengaruhi

pemilik dan pengelola Maya Orchid untuk tetap mengembangkan usahanya.

2. Pengorganisasian

Kualitas sumber daya manusia yang terampil merupakan salah satu kunci

keberhasilan sebuah perusahaan dalam menjalankan bisinisnya. Oleh karena

itu, identifikasi faktor SDM perusahaan yang meliputi: keragaan sumber daya

manusia, perekrutan karyawan, loyalitas karyawan, dan kompensasi perlu

dilakukan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam penyusunan strategi.

Perekrutan tenaga kerja pada Maya Orchid tidak melalui prosedur yang

formal dan terstruktur. Hal tersebut dikarenakan Bapak Iman selaku pemilik

lebih mengutamakan merekrut tenaga kerja yang berasal dari anggota

keluarga yang memang memiliki kemampuan dan membutuhkan pekerjaan

Page 59: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

46

seperti Bapak Hadi dan Bapak Dwi. Namun, Bapak Iman tetap berkenan

menerima calon tenaga kerja yang tidak memiliki hubungan keluarga dengan

syarat memiliki kemampuan dalam bidang tanaman hias seperti Bapak

Rendy.

Pada Gambar 6 yang menunjukkan struktur organisasi Maya Orchid, dapat

dilihat bahwa posisi manajemen puncak langsung dipegang oleh pemilik,

dimana posisi ini bertanggung jawab terhadap pengambilan keputusan yang

terkait dengan seluruh aktivitas perusahaan namun secara teknis tidak

berhubungan langsung dengan kegiatan perusahaan. Orang yang bertanggung

jawab secara langsung dengan segala kegiatan teknis di perusahaan adalah

Bapak Hadi yang sekaligus bertanggung jawab terhadap bagian pemasaran

seperti melakukan promosi baik kepada konsumen akhir maupun ke

konsumen pengecer, serta bertanggung jawab terhadap bidang SDM seperti

urusan kepegawaian.

Untuk bagian produksi, ditangani oleh Bapak Rendy yang telah memiliki

pengalaman kerja selama empat belas tahun dibidang budidaya tanaman hias.

Beliau diberi tanggung jawab melakukan penanaman seluruh jenis tanaman

hias yang ada di Maya Orchid. Selain melakukan penanaman beliau juga

melakukan kegiatan pemupukan, pemberian pestisida, pengepakan untuk

pejualan bibit berupa seedling dan kompot, serta perangkaian untuk penjualan

dalam bentuk pot plant yang sudah berbunga. Bidang yang terakhir adalah

bidang administrasi dan keuangan,yang bertanggung jawab terhadap bidang

ini adalah Bapak Dwi, dengan tanggung jawab seperti melakukan pembukuan

terkait arus keluar masuk keuangan perusahaan, menjadi kasir saat terjadi

transaksi jual beli dan lain-lain.

Hari kerja pada Maya Orchid dilaksanakan selama tujuh hari, yaitu mulai

hari senin hingga hari minggu, mulai pukul 08.00-17.00 wib. Selama tujuh

hari kerja, setiap pegawai memiliki jadwal kerja produktif selama enam hari

dengan waktu libur satu hari dengan sistem per-shift, yaitu bagian pemasaran

dan SDM libur pada hari kamis, bagian administrasi dan keuangan libur pada

hari selasa, dan bagian produksi libur pada hari rabu. Sedangkan untuk

Page 60: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

47

pembayaran upah, Maya Orchid menerapkan sistem yaitu pembayaran

sebulan sekali dan upah diberikan di setiap awal bulan.

3. Pemotivasian (Pemberian Motivasi)

Pemilik sebagai pemegang posisi manajemen puncak tidak berhubungan

langsung dengan kegiatan usaha dan melakukan pendekatan yang bersifat top

down dalam operasionalisasi perusahaan. Namun, Bapak Iman selaku pemilik

tidak memungkiri bahwa keberhasilan suatu usaha tidak terlepas dari peran

serta karyawan. Oleh karena itu, beliau tidak menganggap karyawan sebagai

bawahan melainkan rekan kerja. Namun hingga saat ini, belum ada kegiatan

khusus yang dilakukan oleh pemilik guna meningkatkan motivasi karyawan

dalam melaksanakan kegiatan kerja. Hal tersebut bisa menjadi kelemahan

bagi perusahaaan karena kurangnya motivasi karyawan dalam bekerja bisa

berdampak pada hasil kerja yang kurang optimal.

4. Pengelolaan Staf

Budaya dan iklim kerja yang tercipta di Maya Orchid cenderung ke arah

kekeluargaan namun tetap profesional. Hal ini terlihat dari komunikasi yang

terjalin antara pemilik dan karyawan tidak bersifat kaku sehingga kondisi

tersebut memudahkan pemilik dalam memberikan tugas kepada karyawan

ataupun sebaliknya, karyawan tidak segan untuk melaporkan hasil kinerja

perusahaan atau menyampaikan sesuatu yang kurang berkenan kepada

pemilki terkait masalah pekerjaan.

6.1.2 Aspek Produksi dan Operasi

Kegiatan produksi dan operasi yang dilakukan oleh Maya Orchid masih

sederhana dengan fasilitas seadanya, namun hal tersebut dapat ditutupi dengan

adanya fasilitas-fasilitas dari TAIP tempat Maya Orchid menyewa lahan usaha,

seperti fasilitas laboratorium penelitian, penyediaan beranekaragam benih

anggrek, dan fasilitas pendukung lainnya. Pada kegiatan transaksi pemasaran,

perusahaan melakukan pemeriksaan secara kolektif tehadap tanaman yang akan

dijual khususnya tanaman dalam bentuk bibit baik kompot maupun seedling.

Tanaman dalam bentuk pot plant yang memenuhi syarat untuk dijual ke

konsumen adalah tanaman yang kondisinya baik, seperti batang tidak patah, tidak

Page 61: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

48

sedang terkena hama penyakit, dan jika dalam bentuk bibit, bunga yang akan

tubuh akan sesuai dengan permintaan konsumen karena perusahaan

mengutamakan bibit tanaman dengan budidaya kultur, sehingga Maya Orchid

tidak pernah mengalami komplain dari konsumen. Selain itu, Maya Orchid telah

berkreasi dengan menciptakan anggrek hasil silangan dengan menggabungkan

media pot dan pakis gantung sehingga bagi konsumen yang tidak memiliki cukup

lahan dapat tetap menghiasi rumahnya dengan warna warni bunga anggrek yaitu

dengan cara mengantungkan atau menempelkan tanaman tersebut di dinding atau

pagar rumah. Kepercayaan konsumen dengan kualitas produk dan kreasi baru

yang diciptakan guna memenuhi kebutuhan konsumen menjadi salah satu

kekuatan Maya Orchid dalam menjalankan bisnis dibidang tanaman hias.

6.1.3 Aspek Pemasaran dan Distribusi

Rangkuti (2005), mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses kegiatan

yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan

manajerial. Faktor-faktor tersebut menyebabkan masing-masing individu maupun

kelompok ingin mendapatkan kebutuhan dan kainginan dengan menciptakan,

menawarkan dan menukar produk yang memiliki nilai komoditas. Analisis aspek

pemasaran terkait dengan bauran pemasaran, yaitu aspek harga, produk, tempat,

dan jasa. Berikut adalah penjelasan mengenai analisis pemasaran Maya Orchid

yang berhubungan dengan bauran pemasaran:

1. Produk

Produk yang dihasilkan oleh Maya Orchid terdiri dari delapan puluh persen

tanaman anggrek dan dua puluh persen lainnya terdiri dari jenis tanaman hias

daun serta tanaman hias bunga luar ruangan. Produk-produk tersebut dijual

dalam bentuk bibit, tanaman remaja dengan berbagai ukuran, dan tanaman

dewasa yang telah berbunga untuk tanaman anggrek. Sedangkan untuk

tanaman hias daun dan tanaman hias bunga luar ruangan dijual dalam bentuk

tanaman dewasa dalam berbagai ukuran. Jenis-jenis tanaman hias yang

disediakan dan dijual oleh Maya Orchid dapat dilihat pada Tabel 6.

Page 62: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

49

Tabel 6. Jenis-Jenis Produk Tanaman Hias Maya Orchid, Tahun 2011

Jenis Tanaman Hias

yang Diproduksi Nama Variasi Masing-Masing Jenis

Tanaman Anggrek a. Anggrek Hybrid: Anggrek Cattleya, Anggrek

Bulan, Anggrek Bulan Mini, Anggrek

Dendrodium Nabile, Anggrek Oncidium, Anggrek

Miltonia, Anggrek Vanda

b. Anggrek Species: Anggrek Sumatera, Anggrek

Kalimantan

Tanaman Hias Daun Aglaonema, Sansiviera, Anthurium Jemani,

Gronophyllum

Tanaman Hias Bunga

Luar Ruangan

Mandevilla

2. Harga

Harga merupakan satu-satunya unsur dari bauran pemasaran yang

menghasilkan penerimaan bagi perusahaan. Bauran harga yang

diimplementasikan oleh Maya Orchid meliputi penetapan harga dari setiap

produk dan cara pembayaran. Penetapan harga pada produk Maya Orchid

didasarkan atas pendekatan harga umum, yaitu menyesuaikan harganya

dengan pesaing. Selain penetapan harga umum, harga tanaman hias juga

ditentukan dari tren tanaman yang sedang berlangsung dan kualitas tanaman.

Untuk pembelian dalam jumlah banyak, Maya Orchid akan memberikan

potongan harga kepada konsumen. Potongan harga lebih sering dilakukan

oleh Maya Orchid untuk konsumen pengecer yang membeli tanaman anggrek

dalam bentuk bibit dalam jumlah banyak. Variasi harga yang ditetapkan oleh

Maya orchid untuk tanaman remaja dan dewasa yang telah berbunga dapat

dilihat pada Tabel 7.

Page 63: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

50

Tabel 7. Harga Produk Maya Orchid, Tahun 2011

Jenis Tanaman Hias Harga

Tanaman Anggrek

a. Anggrek Bulan Mini Rp 65.000,00 – Rp 100.000,00

b. Anggrek Bulan Rp 75.000,00 – Rp 100.000,00

c. Anggrek Cattleya Rp 75.000,00 – Rp 100.000,00

d. Anggrek Dendrodium Nabile Rp 75.000,00 – Rp 125.000,00

e. Anggrek Miltonia Rp 75.000,00 – Rp 100.000,00

f. Anggrek Oncidium Rp 75.000,00 – Rp 100.000,00

g. Anggrek Vanda Rp 150.000,00 – Rp 300.000,00

h. Anggrek Kalimantan Rp 250.000,00

i. Anggrek Sumatera Rp 250.000,00

Tanaman Hias Daun

a. Aglaonema Rp 20.000,00 – Rp 1.000.000,00

b. Sansiviera Rp 25.000,00 – Rp 500.000,00

c. Anthurium Jemani Rp 50.000,00 – Rp 1.000.000,00

d. Gronophyllum Rp 50.000,00 – Rp 500.000,00

Tanaman Hias Bunga Luar Ruangan

a. Mandevilla Rp 500.000,00 – Rp 700.000,00

Selain menjual tanaman remaja dan dewasa yang telah berbunga dengan

target konsumen akhir, Maya Orchid juga menjual bibit tanaman anggrek

dalam bentuk kompot dan juga seedling dengan target pembeli dari konsemen

pengecer. Harga yang ditetapkan oleh Maya Orchid ditentukan oleh jenis

bibit dan jumlah yang dibeli. Variasi harga yang ditetapkan Maya Orchid

yaitu Rp 4.000,00 – Rp 7.500,00.

3. Promosi

Promosi adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk

mempromosikan dan mengkomunikasikan sebuah produk kepada pasar

Page 64: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

51

sebagai sasaran. Perusahaan Maya Orchid yang mulai mengembangkan

usahanya pada Juli 2010 telah melakukan promosi dalam memasarkan

produk-produknya. Promosi yang dilakukan oleh Maya Orchid adalah

mengikuti berbagai pameran tanaman hias khususnya pameran tanaman

anggrek yang diadakan di Taman Anggrek Indonesia Permai Jakarta Timur

dan Lapangan Banteng Tangerang. Pameran sangat efektif untuk

mempromosikan produk Maya Orchid kepada konsumen baik konsumen

akhir maupun konsumen pengecer. Selain itu, Maya Orchid akan

menghubungi langsung konsumen di tingkat pengecer yang berasal dari

Yogyakarta, Sumatera, Kalimantan, Jakarta, dan Jawa Barat untuk

memberikan informasi bahwa Maya Orchid memiliki produk-produk baru.

Cara tersebut cukup efektif untuk meningkatkan penjualan pada Maya

Orchid.

4. Tempat

Strategi bauran tempat yang diterapkan perusahaan meliputi lokasi dan

saluran distribusi. Lokasi merupakan salah satu faktor penting dalam menarik

konsumen, karena keputusan konsumen membeli suatu produk dipengaruhi

juga oleh kemudahan memperolehnya. Hal tersebut yang mendasari Maya

orchid untuk memilih TAIP sebagai lokasi usaha, karena TAIP merupakan

salah satu dari dua pusat promosi dan pemasaran tanaman anggrek (pot plant)

di DKI Jakarta. Selain itu, lokasi perusahaan dinilai strategis, karena letaknya

dekat dengan pintu tol TMII yang dapat dicapai dengan mudah dengan

keadaan lalu lintas yang relatif lancar.

Strategi distribusi yang diterapkan oleh Maya Orchid terbilang masih

sederhana. Hampir seluruh pendistribusian produk dilakukan secara langsung.

Umumnya konsumen yang tertarik dengan produk Maya Orchid dan ingin

melakukan pemesanan, langsung menghubungi Bapak Hadi yang

bertanggung jawab pada bagian pemasaran. Hingga saat ini, perusahaan telah

menjalankan kegiatan pemasarannya di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang,

Bandung, Yogyakarta, Sumatera, Kalimantan. Dalam mendistribusikan

produknya, Maya Orchid masih mengandalkan jasa penyewaan mobil pick

up. Hal ini dikarenakan, konsumen Maya Orchid lebih dominan langsung

Page 65: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

52

mendatangi lokasi Maya Orchid untuk melakukan pembelian dan lebih

memilih menggunakan alat transportasinya masing-masing dibandingkan

menggunakan jasa Maya Orchid untuk mengirimkannya. Untuk lebih

jelasnya, saluran distribusi Maya Orchid dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Saluran Pemasaran Maya Orchid

6.1.4 Aspek Permodalan dan Keuangan

Setiap perusahaan membutuhkan sumber keuangan yang memadai untuk

menjalankan usahanya, karena sumber keuangan yang tidak memadai akan

menggangu kegiatan operasional bahkan dapat menjadi salah satu faktor sebuah

perusahaan mengalami kemunduran dalam menjalankan usahanya. Dilihat dari

cara menjalakan kegiatan operasional, Maya Orchid telah memiliki struktur

keuangan yang efektif untuk membiayai operasional perusahaan. Namun, untuk

mengembangkan usaha yang lebih besar, perusahaan masih terkendala

keterbatasan modal yang dimiliki. Perusahaan pernah mempergunakan fasilitas

pinjaman modal pada salah satu bank sebagai modal usaha dan telah melunasi

pinjaman tersebut pada bulan Mei 2011. Sejak saat itu, perusahaan belum kembali

berminat untuk mengembangkan usaha dengan memanfaatkan fasilitas pinjaman

bank untuk UMKM, perusahaan lebih memilih mengembangkan usaha lewat

peningkatan hasil penjualan. Hal ini menjadi salah satu kelemahan perusahaan

karena tingkat penjualan disetiap bulan masih fluktuatif sehingga pemenuhan

fasilitas perusahaan seperti alat penunjang untuk peningkatan kualitas produk,

pengadaan promosi produk untuk mengembangkan pasar, penambahan karyawan,

dan lain-lain menjadi terbatas dan belum optimal.

6.1.5 Aspek Penelitian dan Pengembangan

Salah satu bagian yang memiliki fungsi terkait dengan pengembangan produk

baru dan riset pasar adalah kegiatan penelitian dan pengembangan. Biasanya

perusahaan memiliki anggaran biaya tersendiri untuk menjalankan kegiatan

tersebut. Umumnya perusahaan tanaman hias yang berskala kecil tidak

Maya Orchid Konsumen Pengecer

Konsumen Akhir

Page 66: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

53

melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan karena adanya keterbatasan

modal dan sumber daya manusia yang terampil. Hingga saat ini, Maya Orchid

termasuk perusahaan tanaman hias berskala kecil menengah yang belum memiliki

bidang penelitian dan pengembangan. Hal ini karena perusahaan masih

berorientasi terbatas pada bagaimana modal yang digunakan dapat kembali dan

memperoleh keuntungan dari hasil penjualan serta dapat memiliki lebih banyak

konsumen dengan memperluas wilayah pemasaran. Tidak adanya bidang

penelitian dan pengembangan dalam struktur perusahaan merupakan kelemahan

bagi Maya Orchid.

6.1.6 Aspek Sistem Informasi Manajemen

Dalam menyampaikan informasi antar penanggung jawab, Maya Orchid

masih mengandalakan perbincangan yang dilakukan secara informal dan

pencatatan yang masih sederhana. Informasi yang dicatat berupa informasi

mengenai data stok tanaman hias per bulan, pengeluaran dan pendapatan per

bulan, serta data jumlah tanaman hias yang terjual dalam satu bulan. Data-data

tersebut tidak memiliki tempat penyimpanan khusus. Selain itu, data dibuat dalam

bentuk hardcopy dengan tulisan tangan sehingga besar kemungkinan Maya

Orchid tidak memiliki backup-an jika terjadi kehilangan atau kerusakan pada

data-data tersebut.

6.2. Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal merupakan situasi dan kondisi yang berada

diluar perusahaan yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi

kinerja perusahaan. Lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan jauh dan

lingkungan industri. Tujuan dari menganalisis lingkungan eksternal perusahaan

adalah mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang menjadi peluang dan ancaman

bagi usaha Maya Orchid.

6.2.1. Lingkungan Jauh

Lingkungan jauh perusahaan terdiri dari faktor-faktor yang pada dasaranya di

luar dan terlepas dari perusahaan. Faktor-faktor utama yang diperhatikan adalah

Page 67: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

54

PEST yaitu faktor politik, faktor ekonomi, faktor sosial, budaya, dan lingkungan,

dan faktor teknologi. Berikut adalah penjelasan mengenai lingkungan jauh, yaitu:

6.2.1.1 Faktor Politik

Salah satu aspek penting yang mempengaruhi iklim usaha suatu negara

adalah keamanan dan stabilitas politik. Kemanan dan keadaan politik yang tidak

stabil berdampak negatif terhadap keberlangsungan suatu usaha karena pelaku

usaha akan merasa tidak nyaman menjalankan usahanya. Oleh karena itu,

pemerintah sebagai pengambil kebijakan harus dengan hati-hati

mempertimbangkan setiap keputusan yang diambil. Berikut merupakan

penjabaran dari beberapa kebijakan pemerintah yang mempengaruhi

perkembangan usaha tanaman hias:

a. Ditetapkannya peraturan pemerintah bahwa barang hasil pertanian yang

didalamnya termasuk tanaman hias, dibebaskan dari pengenaan Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) yang tertuang pada PP No. 7 Tahun 2007. Tujuan

dari penetapan peraturan ini adalah untuk mendorong perkembangan dunia

usaha dan meningkatkan daya saing khususnya di bidang pertanian, serta

dapat dimanfaatkan oleh pengusaha untuk meningkatkan pemasaran baik di

dalam maupun di luar negeri.

b. Legalitas berdirinya suatu usaha sering kali di nomor duakan khususnya oleh

usaha dengan skala ekonomis kecil menengah. Hal ini disebabkan para

pengusaha merasa kesulitan pada saat mengurus Surat Izin Usaha

Perdagangan (SIUP) baik dari segi birokrasi yang berbeli-belit sampai biaya

yang tidak murah karena banyaknya pungutan liar. Oleh karena itu,

pemerintah menetapkan kebijakan PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu)

untuk mengurus SIUP yang ditetapkan pemerintah pada PP No.36 Tahun

2007 pasal 8 ayat 3. Hal tersebut merupakan peluang bagi para pengusaha

untuk melegalitaskan usaha mereka, karena adanya PTSP akan memotong

jalur birokrasi yang tidak perlu sehingga mencegah pungutan-pungutan liar

tidak resmi.

c. Isu Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang berkembang di Indonesia

secara tidak langsung juga berdampak terhadap industri tanaman hias.

Adanya kebijakan yang dikeluarkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi

Page 68: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

55

mengenai tidak diperbolehkannya pejabat pemerintah menerima hadiah

berupa parcel, karangan bunga, dan sejenisnya cukup memukul industri

tanaman hias khususnya industri tanaman hias di Jakarta. Hal tersebut

dikarenakan kalangan pejabat pemerintah merupakan salah satu segmen

konsumen yang potensial dengan permintaan terhadap produk tanaman hias.

6.2.1.2 Faktor Ekonomi

Keadaan ekonomi suatu negara merupakan faktor eksternal yang mempunyai

pengaruh cukup besar terhadap perkembangan bisnis tanaman hias baik secara

langsung maupun tidak langsung. Perubahan kondisi perekonomian berpengaruh

terhadap strategi yang dijalankan oleh perusahaan dalam mencapai tujuan dan

dapat menyebabkan keberhasilan ataupun kegagalan strategi tersebut. Berikut

adalah beberapa faktor ekonomi yang berkaitan dengan pertumbuhan industri

tanaman hias:

a. Pada tahun 2005-2009, pertumbuhan sektor ekonomi di DKI Jakarta

cenderung meningkat, hal ini dapat dilihat dari data pendapatan agreat dan

per kapita atas dasar harga konstan pada Tabel 8. Data tersebut dapat menjadi

indikator yang digunakan untuk menunjukkan bahwa kondisi perekonomian

kota DKI Jakarta semakin tahun semakin naik. Membaiknya kondisi ekonomi

dapat menjadi salah satu faktor yang memacu meningkatnya konsumsi akan

tanaman hias yang merupakan produk tersier yang biasa dikonsumsi setelah

kebutuhan pokok dan kebutuhan sekunder terpenuhi.

Tabel 8. Pendapatan Agregat dan per Kapita Atas Dasar Harga Konstan,

Tahun 2005-2009

Tahun/

Uraian 2005 2006 2007 2008 2009

1. PDRB

(Juta Rp.) 295 270 544 312 826 713 332 971 255 353 539 057 371 399 302

2. PDRB

tanpa migas

(Juta Rp.)

294 354 567 311 893 651 332 033 912 352 598 690 370 499 741

3. PDRB per

Kapita (Rp) 33 324 813 34 901 161 36 733 180 38 743 062 40 268 817

Page 69: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

56

4. PDRB per

Kapita

tanpa migas

(Rp.)

33 221 434 34 797 062 36 629 773 38 640 055 40 171 283

Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta, Tahun 2010

b. Pengeluaran rumah tangga adalah rata-rata biaya yang dikeluarkan rumah

tangga untuk konsumsi rumah tangga. Konsumsi rumah tangga dibagi

menjadi dua kategori yaitu konsumsi makanan dan konsumsi bukan makanan.

Presentasi pengeluaran rumah tangga dapat digunakan sebagai salah satu

indikator tingkat kesejahteraan penduduk.

Tabel 9. Pengeluaran Rata-Rata Rumah Tangga Kota DKI Jakarta per Kapita

per Bulan Menurut Kelompok Barang, Tahun 2007-2009

Kelompok

Barang

2007 2008 2009

Rupiah % Rupiah % Rupiah %

1. Makanan 266 289 39,75 380 349 35,72 366 174 39,28

2. Bukan

Makanan 403 454 60,25 684 461 64,28 565 987 60,72

Jumlah 669 643 100,00 1 064 810 100,00 932 161 100,00

Sumber: Diolah dari Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Tahun 2010

Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa pengeluaran rumah tangga kota DKI Jakarta

untuk kelompok barang bukan makanan relatif lebih tinggi dibandingkan

pengeluaran untuk kelompok barang makanan. Besarnya pengeluaran

kebutuhan bukan makanan menunjukkan bahwa masyarakat kota DKI Jakarta

yang telah dapat memenuhi kebutuhan makanannya menghabiskan sebagian

pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan bukan makanan. Hal tersebut

dapat menjadi peluang bagi Maya Orchid untuk mengembangkan usahanya,

karena produk-produk yang dihasilkan Maya Orchid adalah salah satu dari

berbagai macam produk bukan makanan.

c. Ketersediaan kredit secara umum. Menyebabkan para pelaku usaha yang

modal sendirinya tidak mencukupi, dapat ikut berperan dalam industri

Page 70: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

57

tanaman hias, karena banyak pihak khususnya bank yang menyediakan kredit

untuk modal usaha. Hal tersebut juga mendukung program pemerintah dalam

mencetak enterpreneur. Maya Orchid merupakan salah satu perusahaan

tanaman hias yang memanfaatkan fasilitas kredit dari bank sebagai modal

usaha yaitu skim kredit yang ditawarkan oleh salah satu bank pemerintah

melalui progran Kredit usaha rakyat (KUR). Kerjasama tersebut dapat

menjadi peluang bagi para pengusaha baru yang ingin memulai usaha

maupun dalam hal pembiayaan untuk pengembangan usahanya.

6.2.1.3 Faktor Sosial, Budaya, dan Lingkungan

Kondisi sosial, budaya, dan lingkungan membentuk sebuah cara hidup,

bekerja, berproduksi, dan cara konsumsi yang berbeda dari setiap masyarakat.

Berikut adalah beberapa faktor sosial, budaya, dan lingkungan yang berkaitan

dengan perkembangan industri tanaman hias:

a. Adanya peningkatan rata-rata pendidikan dan perubahan gaya hidup adalah

salah satu faktor sosial yang mempengaruhi perkembangan industri tanaman

hias di Indonesia. Semakin tinggi tingkat pendidikan suatu masyarakat maka

semakin tinggi pula tingkat kepeduliannya terhadap kesehatan, keindahan,

dan kelestarian lingkungan. Gaya hidup yang berkembang di masyarakat saat

ini menjadi hal yang positif bagi perkembangan industri tanaman hias karena

semakin banyak kalangan masyarakat yang menginginkan suasana alam yang

menyegarkan berada di sekitar mereka. Menurut mereka, kondisi asri mampu

menenangkan pikiran yang terbebani tuntutan hidup dan rutinitas yang padat.

b. Tanaman hias telah menjadi ciri dari gaya hidup masyarakat yang tinggal di

kota-kota besar khususnya masyarakat kalangan menengah ke atas. Hal ini

terlihat dari kebiasaan masyarakat kota yang tinggal di perumahan maupun

apartemen dan bekerja di gedung perkantoran memiliki pemadangan hijau di

sekitarnya yang salah satunya dipancarkan dari tanaman hias tropis. Tanaman

hias tersebut dapat berfungsi sebagai peneduh temperatur alam maupun jiwa,

peredam kebisingan, penghalang angin, pelengkap arsitektur, kreasi seni,

bahkan sebagai hantaran. Persepsi masyarakat terhadap tanaman hias pun

semakin positif tidak hanya pada masyarakat kalangan mengah ke atas, tetapi

sudah meluas ke hampir semua kalangan yang telah menyadari akan

Page 71: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

58

keberadaan dan manfaat tanaman hias. Pemanfaatan tanaman hias saat ini

tidak terbatas untuk sekedar hiasan, namun juga dimanfaatkan dalam kegiatan

keagamaan, upacara, perkawinan, dekorasi, dan sebagai bentuk ucapan

selamat. Perubahan persepsi tersebut merupakan peluang bagi industri

tanaman hias.

c. Selain faktor sosial budaya, faktor lingkungan juga sangat berkaitan erat

dengan industri tanaman hias. Perubahan cuaca yang tidak menentu seperti

pergantian antara musim hujan dan musim panas yang berlangsung cepat

menyebabkan perubahan suhu, kelembaban dan intensitas cahaya yang

mempengaruhi kualitas tanaman. Hal tersebut merupakan ancaman bagi

perusahaan karena cuaca yang cepat berubah mengakibatkan tanaman

mengalami pertumbuhan yang kurang bagus dan pada akhirnya akan

mempengaruhi standar kualitas tanaman yang dihasilkan perusahaan.

6.1.2.4 Faktor Teknologi

Perkembangan teknologi merupakan salah satu faktor yang mendukung

kemajuan suatu perusahaan, karena dengan teknologi perusahaan akan

mendapatkan kemudahan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya sehingga

dapat berjalan secara efektif dan efisien. Pada industri tanaman hias, kemudahan-

kemudahan tersebut dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek produksi dan aspek

pemasaran.

a. Kemajuan teknologi dalam bidang produksi merupakan peluang bagi

perusahaan dalam meningkatkan kelancaran usahanya. Salah satu kemajuan

teknologi dalam industri tanaman hias di bidang produksi adalah

memperbanyak tanaman hias dengan teknik kultur jaringan. Teknik ini dapat

menghasilkan tanaman hias dengan kualitas unggul dan terjaga nilai

estetikanya, seperti pada tanaman hias jenis anggrek yang diproduksi dengan

teknik kultur jaringan akan menghasilkan warna bunga yang sama dengan

warna bunga indukannya. Namun teknik tersebut tidak akan menghasilkan

output yang optimal jika dilakukan oleh ahli yang tidak berpengalaman

dibidang kultur jaringan dan tanaman hias. Oleh karena itu, hingga kini Maya

Orchid belum memanfaatkan perbanyakan tanaman dengan teknik kultur

jaringan, karena selain tenaga kerja produksi belum terlalu menguasai teknik

Page 72: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

59

tersebut, dana, alat-alat, dan prasarana perusahaan pun belum cukup

memadai. Perusahaan masih menggunakan teknik sederhana untuk

perbanyakan tanaman, yaitu dengan memanfaatkan bagian tanaman anggrek

berupa akar, batang maupun biji.

b. Berbeda dengan teknologi dalam bidang produksi, teknologi dalam bidang

pemasaran telah dimanfaatkan oleh Maya Orchid, yaitu adanya teknologi

dibidang telekomunikasi. Perkembangan teknologi dalam bidang

telekomunikasi seperti telepon atau handphone mempermudah aktivitas

komunikasi antara Maya Orchid dengan pelanggan ketika melakukan

pemesanan produk, dan juga komunikasi Maya Orchid dengan distributor

ketika melakukan pembelian input. Teknologi telekomunikasi lain yaitu

internet pun telah dimanfaatkan oleh banyak perusahaan tanaman hias untuk

memperluas jangkauan pemasaran dengan memanfaatkannya sebagai media

promosi melaui website. Namun hal ini belum dilakukan oleh Maya Orchid

dikarenakan keterbatasan yang dimiliki oleh tenaga kerja pemasaran.

6.2.2. Lingkungan Industri

Lingkungan industri merupakan kondisi yang perlu dicermati oleh perusahaan

karena langsung terkait dengan perusahaan dan mempengaruhi kemampuan

perusahaan untuk melayani pasarnya, yaitu pemasok, perantara pasar, pelanggan

dan pesaing. Kekuatan persaingan dalam lingkungan industri dapat dianalisis

dengan menggunakan model lima kekuatan Porter. Lima kekuatan tersebut terdiri

dari ancaman pendatang baru, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar

anmenawar pembeli, kekuatan tawar menawar pemasok, dan persaingan antar

perusahaan industri.

6.2.2.1 Ancaman Pendatang Baru

Intensitas persaingan dapat terus meningkat dan menjadi ancaman jika

pendatang baru dapat dengan mudah masuk ke dalam indutri. Adanya ancaman

pendatang baru tergantung dari hambatan masuk dan kemampuan para pendatang

baru tersebut merespon hambatan masuk yang ada. Perusahaan perlu melakukan

antisipasi dengan mengenal perusahaan baru yang potensial memasuki pasar dan

memonitor strategi perusahaan baru yang menjadi pesaing, sehingga dapat

Page 73: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

60

menentukan langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi pesaing. Menurut

Porter (1997), terdapat enam faktor hambatan masuk bagi pendatang baru ke

dalam suatu industri, yaitu skala ekonomis, diferensiasi produk, kebutuhan

modal, biaya peralihan pemasok, akses ke saluran distribusi dan biaya tidak

menguntungkan terlepas dari skala.

a) Skala Ekonomis

Pendatang baru dalam industri tanaman hias masuk dengan skala ekonomis

yang beragam. Pendatang baru yang memasuki usaha dengan skala ekonomis

yang lebih kecil, kemungkinan akan mengalami beban biaya yang tidak

efisien. Sedangkan pendatang baru yang masuk dengan skala ekonomi yang

lebih besar akan memiliki target konsumen yang lebih banyak dengan resiko

yang dihadapi akan lebih tinggi. Ancaman yang lebih terasa dampaknya bagi

Maya Orchid adalah kehadiran pendatang baru dengan skala ekonomis yang

sama. Saat ini Maya Orchid cukup memiliki banyak pesaing di daerah Jakarta

dan sekitarnya. Perusahaan-perusahan tersebut masuk dengan skala ekonomis

yang kebanyakan sama dengan skala ekonomis Maya Orchid namun

menghasilkan produk tanaman hias yang lebih beragam.

b) Diferensiasi Produk

Secara fisik, produk tanaman hias yang dihasilkan oleh perusahaan tanaman

hias hampir sama, harga yang ditawarkan oleh setiap perusahaan pun tidak

berbeda jauh. Perbedaannya terdapat pada kualitas produk, variasi jenis,

bentuk, warna, ukuran, serta pelayanan yang diberikan perusahaan untuk

pembeli. Selama perkembangan usahanya, pelayanan yang memuaskan untuk

konsumen merupakan keunggulan dalam kegiatan Maya Orchid, karena

perusahaan tidak hanya berorientasi pada keuntungan namun juga

berorientasi kepada kepuasan konsumen setelah membeli produk Maya

Orchid.

c) Kebutuhan Modal

Modal yang dibutuhkan untuk masuk ke dalam indutri tanaman hias tidak

terlalu besar. Pendatang baru dapat masuk ke dalam industri ini dengan modal

kecil terlebih dahulu. Kebutuhan modal yang dapat disesuaikan dengan

kemampuan pengusaha menjadi pendorong bagi pendatang baru untuk

Page 74: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

61

memasuki usaha tersebut dengan menggunakan modal yang sepenuhnya

milik sendiri. Hal tersebut mencerminkan bahwa modal yang terbatas bukan

penghalang untuk masuk ke industri tanaman hias, bahkan banyak perusahaan

tanaman hias yang berdiri di latar belakangi oleh kesukaan pemiliknya

mengkoleksi tanaman hias.

d) Biaya Peralihan Pemasok

Maya Orchid tidak memiliki hambatan besar untuk berpindah dari pemasok

satu ke pemasok lainnya. Hal tersebut terjadi karena tidak terdapat biaya

pengalihan yang besar bagi Maya Orchid untuk berpindah kepada pemasok

lain.

e) Akses ke Saluran Distribusi

Pada industri tanaman hias tidak terdapat saluran distribusi khusus yang

membuat pendatang baru sulit memasuki saluran tersebut ataupun harus

mengeluarkan biaya yang besar untuk membangun saluran sendiri. Pada

umumnya, distribusi tanaman hias dilakukan secara langsung, yaitu

konsumen langsung mendatangi perusahaan untuk mendapatkan produk yang

diinginkan ataupun perusahaan datang menawarkan produk kepada

konsumen.

f) Biaya Tidak Menguntungkan Terlepas dari Skala

Keunggulan dari perusahaan tanaman hias yang telah mapan adalah memiliki

keunggulan biaya yang mungkin belum dapat ditiru oleh perusahaan

pendatang baru, seperti pengalaman dan penguasaan teknologi dalam bidang

produksi. Namun, para pendatang baru masih memiliki potensi untuk masuk

ke dalam industri tanaman hias karena ketersediaan bahan baku dan peralatan

yang cukup.

Secara umum, kondisi persaingan di TAIP cukup tinggi. Ada dua puluh

perusahaan yang menyewa kavling di TAIP termasuk Maya Orchid dan banyak

perusahaan baru yang siap menggantikan para pengusaha yang sudah tidak

sanggup mengelola usahanya di TAIP. Meningkatnya persaingan dalam indutri

tanaman hias dikarenakan tren bisnis tanaman hias yang terus meningkat. Hal

tersebut menyebabkan banyak pihak berusaha masuk ke dalam bisnis tanaman

hias. Selain itu, di berbagai daerah di Indonesia juga bermunculan para pengusaha

Page 75: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

62

baru dalam bidang tanaman hias. Hal ini disertai dengan meningkatnya produksi

total tanaman hias dari berbagai daerah di Indonesia. Berbagai kondisi yang telah

dijelaskan diatas menggambarkan bahwa persaingan dalam industri tanaman hias

sangat tinggi.

6.2.2.2 Ancaman Produk Pengganti

Sampai saat, berbagai jenis tanaman hias telah dapat dinikmati oleh

masyarakat dari berbagai kalangan. Hal ini dibuktikan dari meningkatnya

permintaan tanaman hias yang disebabkan oleh meningkatnya kesejahteraan

masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk, berkembangnya industri pariwisata

dan pembangunan perkotaan yang memerlukan tanaman hias menjadikan

tanaman hias. Fungsi tanaman hias kini telah berkembang, bukan hanya sebagai

hiasan, tetapi juga dapat dimanfaatkan sebagai penghargaan, penghormatan, dan

sebagai penyaring polusi yang alami. Fungsi tanaman hias yang terus

berkembang menyebabkan produk tanaman hias tidak memiliki produk subsitusi

yang serupa. Produk yang memiliki potensi menjadi subsitusi dari produk Maya

Orchid adalah beberapa jenis produk tanaman hias yang tidak tersedia di

perusahaan yaitu jenis selain anggrek, aglaonema, mandevilla, dan bromelia.

Selain itu, tanaman hias buatan juga berpotensi sebagai subsitusi tanaman hias

Maya Orchid, namun terdapat fungsi yang tidak dimiliki oleh tanaman hias

buatan sebagai subsitusi, yaitu tidak memiliki nilai kesegaran, keharuman, dan

penyerap polusi alami.

6.2.2.3 Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Kekuatan tawar menawar pembeli Maya Orchid dapat dikatakan cukup kuat

karena beberapa faktor seperti, konsumen yang besar jumlahnya, konsumen

membeli dalam jumlah banyak, serta produk yang dibeli tidak terdiferensiasi,

dihadapkan dengan biaya peralihan yang kecil. Hal tersebut dapat menjadi

ancaman bagi perusahaan. Semakin berkembangnya perusahaan tanaman hias di

Jakarta dan sekitarnya, dimana setiap perusahaan menawarkan variasi tanaman

hias dengan kualitas yang baik dan harga murah menyebabkan konsumen

menjadi memiliki alternatif pilihan yang beragam dan dapat memillih produk

dengan kualitas yang baik serta dengan harga yang relatif murah. Selain itu,

kemudahan pembeli untuk berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain

Page 76: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

63

disebabkan oleh biaya pengalihan yang kecil, dan kemampuan pembeli untuk

mengkases informasi lengkap mengenai pasar seperti lokasi produksi, produk

yang dihasilkan dan harga jual dari setiap perusahaan tanaman hias.

Hingga saat ini Maya Orchid memiliki beberapa pelanggan tetap, akan tetapi

Maya Orchid harus tetap waspada menghadapi kondisi tersebut, dimana pembeli

memiliki kekuatan tawar menawar yang cukup kuat terhadap produk-produk

tanaman hias. Alternatif yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah melakukan

diferensiasi produk sehingga kebutuhan konsumen dapat selalu terpenuhi. Hal

tersebut akan berdampak pada terciptanya loyalitas konsumen terhadap produk-

produk yang ditawarkan oleh Maya Orchid.

6.2.2.4 Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

Bagi Maya Orchid, keberadaan pemasok memiliki arti yang sangat penting

terhadap keberlangsungan proses produksi karena bahan baku seperti bibit,

pupuk, media tanam, dan pestisida di dapat dari pemasok. Oleh karena itu, untuk

menjaga kontinyuitas persediaan bahan baku, Maya Orchid tidak hanya

bergantung atau terikat dengan satu pemasok saja. Perusahaan memiliki beberapa

pemasok untuk masing-masing bahan baku. Untuk bahan baku seperti media

tanam dan pestisida perusahaan mendapatkannya dari pemasok di sekitar Jakarta

dan Depok, sedangkan untuk bibit didapatkan dari pemasok yang berasal dari

Jakarta yaitu PT Ekakarya dan juga dari kota Malang. Perusahaan tidak akan

mengalami biaya peralihan yang tinggi jika berganti pemasok, karena perusahaan

memiliki pilihan yang beragam untuk mendapatkan bahan baku yang memenuhi

standar baik dari segi harga, kualitas, maupun kuantitas. Berdasarkan hal

tersebut, dapat disimpulkan bahwa kekuatan tawar menawar pemasok terhadap

Maya Orchid tidak terlalu kuat, karena Maya Orchid tidak terlalu sulit untuk

berganti dari satu pemasok ke pemasok lain.

6.2.2.5 Persaingan Antar Perusahaan Industri

Harga, mutu, kemudahan akses terhadap sumber daya yang ada, serta

keunggulan komparatif yang dimiliki adalah faktor-faktor yang mempengaruhi

daya saing suatu produk yang dihasilkan perusahaan. Mengetahui pesaing dalam

memasarkan produk sangatlah dianjurkan, karena dengan mengetahui pesaing

dapat menilai posisi bersaing dan meningkatkan kesempatan Maya Orchid untuk

Page 77: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

64

menyusun strategi dan mengoptimalkan peluang yang ada. Dalam hal ini, pesaing

Maya Orchid adalah perusahaan tanaman hias yang menawarkan variasi dan jenis

tanaman hias yang sama bahkan lebih beragam dari Maya Orchid. Perkembangan

bisnis tanaman hias di daerah Jakarta dan sekitarnya beberapa tahun terakhir ini

semakin meningkat. Oleh karena itu, untuk menghadapi persaingan dalam

lingkungan industri tanaman hias yang semakin kompetitif, maka Maya Orchid

harus dapat memperlihatkan keunggulan produk dan kualitas pelayanan

dibandingkan dengan pesaing.

Page 78: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

65

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

7.1. Identifikasi Faktor Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan

Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal perusahaan, maka diperoleh

beberapa faktor strategi internal berupa kekuatan dan kelemahan dari usaha Maya

Orchid di DKI Jakarta. Faktor-faktor strategi internal yang menjadi kekuatan dan

kelemahan bagi Maya Orchid adalah sebagai berikut:

7.1.1. Kekuatan Maya Orchid

a. Pembagian Jobdesk yang Jelas

Telah diterapkannya pembagian jobdesk yang jelas pada setiap pemegang

tanggung jawab membuat kinerja Maya Orchid menjadi lebih efektif. Selain

itu, para pemegang tanggung jawab tersebut juga terpacu untuk meng-explore

kemampuannya sesuai dengan kompetensi yang mereka milki sehingga dapat

menghasilkan output yang optimal pada setiap jobdesk yang telah menjadi

tanggung jawab mereka.

b. Tenaga Kerja yang Berpengalaman

Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan salah satu kunci sukses

suatu usaha. Hal tersebut terbukti dari kemapuan Bapak Rendy sebagai salah

satu pemegang tanggung jawab di Maya Orchid pada bidang Operasi dan

Produksi yang mampu memberikan inovasi terhadap produk-produk tanaman

hias khususnya tanaman anggrek sehingga memberikan nilai tambah dan

meningkat harga jual produk, hal tersebut dapat beliau lakuakan karena telah

berpengalaman selama empat belas tahun dalam dunia tanaman hias. Selain

itu, Bapak Hadi sebagai penggung jawab pada bidang pemasaran

memanfaatkan pengalamannya selama empat tahun berkecimpung dalam

dunia marketing untuk menangkap peluang pasar dan terus melakukan

promosi low budget guna meningkatkan penjualan. Pengalaman yang dimiliki

oleh setiap penanggung jawab akan memberikan dampak positif terhadap

kinerja dan proses pengembangan usaha Maya Orchid, karena perusahaan

Page 79: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

66

akan mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan usaha serta sanggup

menghadapi ketatnya persaingan dalam industri tanaman hias.

c. Pelayanan Terbaik untuk Konsumen

Istilah “Pembeli adalah Raja” telah diterapkan oleh Maya Orchid sejak usaha

ini berdiri. Perusahaan sangat mengutamakan kepuasan dan kenyamanan

konsumen. Oleh karena itu, Maya Orchid sangat mengusahkan agar segala

kebutuhan konsumen dapat terpenuhi seperti tersedianya produk-produk yang

memiliki standar kualitas sesuai dengan kebutuhan konsumen dengan harga

yang bersaing. Selain itu, Maya Orchid juga mengedepankan kesabaran dan

keramahan dalam melayani konsumen serta mendesain green house dengan

sedemikian rupa agar setiap konsumen yang datang berkunjung merasa

nyaman dan berkenan untuk kembali lagi berbelanja tanaman hias di Maya

Orchid.

7.1.2. Kelemahan Maya Orchid

a. Perusahaan belum Memiliki Visi Misi dan Tujuan yang Spesifik

Maya Orchid hingga saat ini belum memiliki pernyataan secara tertulis, jelas,

dan spesifik mengenai visi, misi, dan tujuan perusahaan. Kondisi tesebut

tidak terlalu mempengaruhi pemilik dan pengelola Maya Orchid untuk tetap

menjalankan dan mengembangkan usahanya. Namun, visi dan misi

merupakan nyawa dari hidupnya suatu perusahaan. Oleh karena itu, sangat

penting bagi perusahaan untuk memiliki visi dan misi yang jelas dan tertulis

agar perusahaan dapat berjalan sesuai dengan yang dicita-citakan dan seluruh

SDM perusahaan dapat mengerti dengan jelas seluruh bagian perusahaan.

Adanya pernyataan visi, misi, dan tujuan yang jelas, spesifik, dan tertulis juga

akan memudahkan perusahaan dalam menyusun strategi usaha jangka

pendek, jangka menengah, dan jangka panjang sehingga perusahaan dapat

bertahan dalam ketatnya persaingan di industri tanaman hias.

b. Modal yang Terbatas

Maya Orchid merupakan salah satu perusahaan skala kecil menengah yang

memanfaatkan fasilitas KUR sebagai modal awal usaha. Pinjaman modal

Page 80: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

67

usaha tersebut telah dilunasi oleh pihak perusahaan pada bulan Mei 2011.

Saat ini, Maya Orchid mengandalakan hasil penjualan yang masih fluktuatif

dan berusaha membuat struktur keuangan yang efektif agar bisa membiayai

seluruh kegiatan operasional perusahaan. Keterbatasan dana berdampak pada

terhabatnya proses pengembangan usaha, seperti sulitnya memanfaatkan

teknologi dalam bidang produksi yaitu perbanyakan tanaman dengan teknik

kultur jaringan karena tidak adanya dana untuk pengadaan laboratorium,

promosi yang hanya mengandalkan pameran tanaman hias, beberapa rencana

kerja yang belum dapat direalisasikan karena kekurangan sumber daya

manusia. Hal-hal tersebut menyebabkan Maya Orchid masih kalah bersaing

dengan perusahaan tanaman hias yang lebih dulu berdiri dan lebih besar skala

usahanya.

c. Belum Menerapkan Litbang dengan Baik

Kegiatan penelitian dan pengembangan merupakan bagian perusahaan yang

memiliki fungsi terkait dengan pengembangan produk baru. Namun, hingga

saat ini perusahaan belum menerapkan bagian penelitian dan pengembangan

dengan baik. Hal tersebut dikarenakan, keterbatasan modal yang dimiliki

perusahaan sehingga perusahaan masih berorientasi terbatas pada bagaimana

modal yang digunakan dapat kembali dan memperoleh keuntungan dari hasil

penjualan serta dapat memiliki lebih banyak kosumen dengan memperluas

wilayah pemasaran.

d. Sistem Informasi Manajemen yang Masih Sederhana

Penyampaian informasi yang dilakukan antara penanggung jawab perusahaan

masih sangat sederhana, yaitu mengandalakan perbincangan yang dilakukan

secara informal dan pencatatan sederhana berupa informasi mengenai data

stock tanaman hias per bulan serta pengeluaran dan pendapatan per bulan

yang hingga saat ini masih dibuat dalam bentuk hardcopy dengan tulisan

tangan sehingga sangat besar kemungkinan perusahaan tidak memiliki

backup-an jika terjadi kehilangan atau kerusakan pada data-data tersebut.

7.2. Identifikasi Peluang dan Ancaman Perusahaan

Page 81: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

68

Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal perusahaan, maka diperoleh

beberapa faktor strategi eksternal berupa peluang dan ancaman dari usaha Maya

Orchid di DKI Jakarta. Faktor-faktor strategi eksternal yang menjadi peluang dan

ancaman bagi Maya Orchid adalah sebagai berikut:

7.2.1. Peluang Maya Orchid

a. PP No. 7 Tahun 2007

Pemerintah menetapkan bahwa barang hasil pertanian dibebaskan dari

pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), peraturan tersebut tertuang pada

PP No. 7 Tahun 2007. Dengan adanya pembebasan PPN pada barang hasil

pertanian yang didalamnya termasuk tanaman hias akan mendorong

perkembangan dunia usaha dan meningkatkan daya saing di bidang pertanian

khususnya pada industri tanaman hias.

b. PP No.36 Tahun 2007 Pasal 8 Ayat 3

Peraturan Menteri Perdagangan RI No 36 Tahun 2007 pasal 8 ayat 3

menyatakan bahwa penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

dilakukan dengan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Peraturan tersebut

ditetapkan dengan tujuan untuk memotong jalur birokrasi yang tidak efektif

sehingga terhindar dari pungutan-pungutan liar tidak resmi. Hal tersebut akan

memudahkan para pengusaha dalam melegalitaskan usaha mereka melalui

SIUP.

c. Pertumbuhan Sektor Ekonomi Kota DKI Jakarta yang Cenderung Meningkat

Diikuti dengan Pemenuhan Kebutuhan Bukan Makanan yang Tinggi

Pertumbuhan sektor ekonomi yang cenderung meningkat secara tidak

langsung mendorong perkembangan industri tanaman hias. Tanaman hias

merupakan produk hasil pertanian yang masuk ke dalam kategori kebutuhan

tersier. Kebutuhan tersier baru akan dipenuhi setelah kebutuhan pokok dan

kebutuhan sekundernya telah terpenuhi. Oleh karena itu, konsumen akhir

tanaman hias di dominasi oleh kalangan menengah ke atas yaitu para hobies.

Adapun faktor lain yang menjadi pendukung berkembangnya industri

tanaman hias, yaitu adanya kecenderungan konsumsi masyarakat untuk

kategori bukan makanan yang lebih tinggi dibandingkan konsumsi untuk

Page 82: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

69

kategori makanan dan tanaman hias merupakan salah satu dari berbagai

macam produk konsumsi kategori bukan makanan.

d. KUR sebagai Modal Usaha

Kredit Usaha Rakyat (KUR) merupakan produk dari salah satu bank

pemerintah yang menjadi solusi bagi para pengusaha di industri tanaman hias

skala UMKM yang membutuhkan dana sebagai modal untuk memulai usaha

ataupun untuk mengembangkan usahanya.

e. Kemajuan Teknologi Produksi

Adanya kemajuan teknologi di bidang pertanian berdampak positif pada

industri tanaman hias. Salah satunya adalah teknologi pada bidang produksi,

yaitu perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan. Kultur jaringan

memudahkan pembudidaya berkreasi untuk menghasilkan tanaman hias,

contohnya adalah tanaman hias anggrek, pembudidaya dapat menghasilkan

warna bunga anggrek sesuai dengan keingingan dan permintaan konsumen

bahkan dapat menghasilkan warna bunga baru yang lebih indah.

7.2.2. Ancaman Maya Orchid

a. Perubahan cuaca yang tidak menentu

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi kualitas

dan kuantitas dari produk hasil pertanian tidak terkecuali tanaman hias.

Perubahan cuaca yang tidak menentu berdampak pada suhu yang menjadi

cepat berubah. Hal tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman

anggrek yang kurang optimal, seperti terlambatnya tanaman anggrek

berbunga atau bahkan anggrek gagal berbunga, dan mudahnya tanaman

terkena penyakit atau terserang hama.

b. Kehadiran pendatang baru

Industri tanaman hias merupakan salah satu industri dengan intensitas

persaingan yang cenderung meningkat. Hal ini dikarenakan banyaknya

pendatang baru dalam industri tanaman hias masuk dengan skala ekonomis

yang beragam namun secara fisik menghasilkan produk yang hampir serupa

dengan harga yang tidak jauh berbeda.

Page 83: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

70

c. Kekuatan tawar menawar pembeli yang cukup kuat

Kekuatan tawar menawar pembeli menjadi cukup kuat disebabkan oleh

semakin berkembangnya perusahaan tanaman hias di Jakarta dan sekitarnya,

dimana setiap perusahaan menawarkan variasi tanaman hias dengan kualitas

yang baik dan harga murah menyebabkan konsumen menjadi memiliki

alternatif pilihan yang beragam dan dapat memillih produk dengan kualitas

yang baik serta dengan harga yang relatif murah.

7.3 Matriks SWOT

Penyusunan matriks SWOT dilakukan dengan mengkombinasikan faktor

kunci internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor kunci eksternal (peluang dan

ancaman) sehingga menghasilkan alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh

perusahaan. Formulasi strategi Maya Orchid dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Formulasi Strategi SWOT

Internal

Ekternal

Strengths (S)

1. Pembagian jobdesk yang

jelas

2. Tenaga kerja yang

berpengalaman

3. Pelayanan terbaik untuk

konsumen (kualitas

produk, harga bersaing,

kenyamanan tempat)

Weakness (W)

1. Belum memiliki visi,

misi, dan tujuan

2. Modal yang terbatas

3. Belum menerapkan

Litbang dengan baik

4. Sistem informasi

manajemen yang masih

sederhana

Opportunities (O)

1. PP No 7 Tahun 2007 (Barang

pertanian bebas PPN)

2. PP No 36 Tahun 2007, pasal 8

ayat 3 (Kemudahan dalam

perizinan usaha)

3. Kemudahan pinjaman modal

usaha lewat program KUR

4. Kemajuan teknologi produksi

Strategi (S-O)

1. Mempertahankan

pelayanan terbaik

untuk konsumen. (S1,

S2, S3, O1, O2)

Strategi (W-O)

1. Mengembangkan litbang

dengan memanfaatkan

teknologi yang sedang

berkembang. (W3, O4)

2. Mencari alternatif untuk

memperoleh sumber

modal untuk

mengembangkan usaha.

(W2, O2, O3)

Threats (T) Strategi (S-T) Strategi (W-T)

Page 84: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

71

1. Perubahan cuaca yang tidak

menentu

2. Kehadiran pendatang baru

3. Kekuatan tawar menawar

pembeli yang kuat

1. Meningkatkan

kerjasama dan

hubungan baik dengan

pelanggan. (S3, T2,

T3)

2. Melakukan riset pasar

untuk memantau

perkembangan produk

dan tingkat persaingan.

(S2, T2, T3)

1. Memperbaiki sistem

manajemen perusahaan

(W1, W4, T1)

Berdasarkan hasil analisis SWOT pada Maya Orchid, diperoleh tujuh

alternatif strategi, yaitu satu strategi SO, dua strategi WO, dua strategi ST, dan

satu strategi WT. Berikut penjabaran dari alternatif strategi tersebut:

a. Strategi S-O

1. Mempertahankan pelayanan terbaik untuk konsumen

Memberikan pelayanan tebaik kepada pelanggan adalah salah satu cara

perusahaan untuk menciptakan loyalitas konsumen terhadap produk Maya

Orchid. Pelayanan terbaik yang diberikan perusahaan kepada pelanggan

berupa menawarkan produk-produk tanaman anggrek yang berkualitas baik

dengan variasi yang beragam dan harga bersaing. Untuk melakukan hal

tersebut, perusahaan dapat mengandalkan para karyawan yang

berpengalaman dengan tetap mempertahankan suasana kekeluargaan antar

karyawan sehingga mampu menciptakan semangat kerjasama dalam

menjalankan tugas dan mempertahankan spesifikasi jobdesk yang jelas agar

para karyawan mampu secara optimal menjalankan fungsionalnya masing-

masing.

Strategi di atas perlu dilakukan perusahaan karena adanya peraturan

pemerintah No. 7 Tahun 2007 yaitu pembebasan PPN bagi seluruh barang

pertanian termasuk tanaman hias yang diikuti dengan kemudahan untuk

mengurus perizinan usaha skala kecil menengah. Hal tersebut berdampak

pada semakin terbukanya peluang dan pangsa pasar lokal maupun

internasional yang membutuhkan produk tanaman hias yang berkualitas

dengan variasi beragam. Selain itu, meningkatnya pembangunan gedung

Page 85: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

72

perkantoran, real estate, dan hotel berdampak pada kebutuhan lingkungan

asri dan segar yang dapat di respon perusahaan dengan menyediakan produk

yang berkualitas dan variasi yang beragam.

b. Strategi W-O

1. Mengembangkan litbang dengan memanfaatkan teknologi yang sedang

berkembang

Perusahaan yang menjalankan strategi pengembangan produk harus memiliki

prioritas usaha penelitian dan pengembangan. Selain itu, banyak perusahaan

yang berlomba-lomba meningkatkan kinerja produksi melalui usaha

penelitian dan pengembangan agar mampu menghadapi persaingan pada

industri tanaman hias. Namun, jika melihat kemampuan perusahaan saat ini,

Maya Orchid belum mampu membangun bidang pengembangan dan

penelitian sendiri. Perusahaan menyatakan bahwa salah satu kendala dalam

mengembangkan bidang litbang adalah kendala finacial sehingga tidak

mampu membangun laboratorium sendiri. Untuk mengatasi hal tersebut,

Maya Orchid memanfaatkan dan mengadopsi hasil-hasil penelitian tentang

produk tanaman hias khususnya tanaman anggrek dari pihak lain dan

kemudian melakukan perbanyakan sendiri secara manual.

2. Mencari alternatif untuk memperoleh sumber modal usaha

Salah satu kelemahan perusahaan adalah keterbatasan modal untuk

mengembangkan usaha sehingga perusahaan mengalami kendala dalam

bidang penelitian dan pengembangan karena tidak dapat membangun

laboratorium. Cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengatasi hal

tersebut adalah memperoleh pinjaman modal dari bank pemerintah seperti BRI

dan BNI. Saat ini bank-bank pemerintah tersebut mempunyai kebijakan khusus

permodalan untuk mengembangkan usaha, salah satunya adalah usaha agribisnis

yaitu dengan mengadakan program KUR yang diperuntukan untuk usaha kecil

menengah.

c. Strategi S-T

1. Meningkatkan kerjasama dan hubungan baik dengan pelanggan

Banyaknya jumlah pesaing dan beragamnya karakteristik pesaing

membuat perusahaan perlu menerapkan strategi untuk mengantisipasi

Page 86: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

73

tingginya persaingan. Untuk itu, perusahaan perlu menjaga loyalitas para

pelanggan dengan mempertahankan hubungan baik dan kerjasama dengan

para pelanggan yang merupakan para pedagang pengecer yang membeli

produk Maya Orchid untuk dijual kembali.

Hubungan baik tersebut dapat dipertahankan dengan cara memberikan

jaminan kualitas tanaman yang baik, pengiriman produk tepat waktu,

pemberian potongan harga untuk pembelian secara grosir. Perusahaan juga

dapat meningkatkan pelayanan kepada pelanggan konsumen akhir dengan

memberikan konsultasi gratis tentang perawatan tanaman anggrek maupun

tanaman hias lainnya. Strategi di atas diterapkan agar para pelanggan tidak

mudah beralih ke pesaing perusahaan, karena kekuatan tawar menawar

pembeli lebih kuat dibandingkan dengan penjual.

2. Melakukan riset pasar untuk memantau perkembangan produk dan tingkat

persaingan

Riset pasar perlu dilakukan perusahaan untuk mengatisipasi tingginya

persaingan akibat banyaknya jumlah pesaing dan beragamnya karakteristik

pesaing. Selain itu, riset pasar bermanfaat untuk memantau perkembangan

produk tanaman hias khusunya tanaman anggrek yang memiliki berbagai

macam variasi. Dengan pengetahuan riset pasar, perusahaan akan dapat

melakukan analisis bisnis ke depan sehingga perusahaan mampu

mengembangkan beberapa produk tanaman hias khususnya tanaman anggrek

yang dimiliki dan diprediksi akan menjadi tren di masa depan. Maya Orchid

mampu melakukan riset pasar tersebut karena memiliki tenaga kerja yang

berpengalaman dalam bidangnya. Riset pasar dilakukan ketika mulai terjadi

perubahan-perubahan mendasar pada faktor-faktor eksternal khususnya

lingkungan industri sehingga mempengaruhi penjualan atau laba yang diperoleh

perusahaan.

d. Strategi W-T

1. Memperbaiki sistem manajemen perusahaan

Belum adanya penerapan sistem manajemen yang baik merupakan kelemahan

lain perusahaan. Hingga saat ini, perusahaan belum memiliki visi, misi, dan

tujuan secara jelas dan tertulis. Oleh karena itu, perusahaan kesulitan untuk

Page 87: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

74

merancang rencana usaha baik jangka pendek, menengah, maupun jangka

panjang. Selain itu, industri tanaman hias merupakan industri yang peka

tehadap resiko yang ditimbulkan oleh lingkungan, seperti perubahan cuaca

yang tidak menentu akan berdampak pada pertumbuhan tanaman yang kurang

optimal. Hal tersebut akan dapat diminimalisir dengan perencanaan budidaya

yang tepat. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu adanya perbaikan sistem

informasi manajemen, sehingga perusahaan dapat menerapkan strategi yang

tepat untuk mengembangkan usaha.

7.4 Industry Foresight Maya Orchid

Industry foresight dari industri tanaman anggrek diperoleh dari pandangan

pihak eksternal yang paham akan perkembangan industri tanaman hias khussunya

industri tanaman anggrek yaitu Bapak Destario Metusula sebagai peneliti anggrek

Kebun Raya Purwodadi-LIPI. Pandangan mengenai perkembangan industri

tanaman anggrek pada masa depan secara umum adalah sebagai berikut: bisnis

tanaman anggrek yang ideal di Indonesia setidak-tidaknya memenuhi kriteria

industri, yaitu industri yang mampu berinovasi dalam mengembangkan varian

anggrek, mampu menerapkan teknologi yang efisien dengan penerapan teknologi

mutakhir untuk menunjang budidaya anggrek secara maksimal namun tetap

efisien, memiliki modal dan SDM yang terlatih, menerapkan strategi pemasaran

yang inovatif dan kerjasama dengan pihak-pihak terkait termasuk dukungan

kebijakan pemerintah.

Pada jangka panjang, lima sampai empat tahun ke depan, industri tanaman

anggrek khususnya dalam tanaman anggrek dalam bentuk pot plant masih cukup

prospektif. Namun, mengingat kondisi saat ini hingga beberapa tahun kedepan,

negara-negara di dunia masih akan dilanda krisis global yang menyebabkan

masyarakat cenderung lebih fokus atas pemenuhan kebutuhan primernya terlebih

dahulu. Oleh karena itu, perlu adanya inovasi hebat untuk bisa merebut perhatian

konsumen, yaitu dengan menciptakan anggrek yang tidak hanya spektakuler dari

sisi penampilan bunga, namun juga produktif, unik, adaptif, dan mudah dipelihara

dengan sosok tanaman yang praktis.

Page 88: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

75

Perusahaan yang akan bertahan di industri tanaman anggrek adalah

perusahaan yang selalu berinovasi dan tanggap akan perubahan selara pasar,

seperti perubahan selara dari bentuk anggrek, Jepang menyukai anggrek dengan

bunga yang lembut serta berukuran pendek, sedangkan Indonesia awalanya

menyukai anggrek Dendrodium hibrida dengan bentuk bunga bulat, kemudian

mulai berubah sehingga pasar Indonesia lebih menyukai tipe bunga keriting

seperti Dendrodium Spathulata dengan warna-warna yang tajam dan menyala,

serta ukuran yang tinggi besar. Usaha di bidang anggrek merupakan usaha jangka

panjang, maka perusahaan yang dapat bertahan di indutri tanaman anggrek adalah

perusahaan yang konsisten dan berorientasi pada kestabilan usaha jangka panjang.

Karena meskipun dipengaruhi oleh fluktuasi pasar, namun harga dan permintaan

tanaman anggrek cenderung stabil dibandingkan tanaman hias lainnya. Sehingga

konsekuensi yang diperoleh adalah laba yang cenderung stabil dengan umur usaha

yang dapat bertahan lama jika terus ditekuni dengan konsisten. Untuk mendukung

perkembangan usaha di industri tanaman anggrek, perusahaan juga harus mampu

membuka diversifikasi usahanya untuk membidik berbagai tipe pasar yaitu

dengan budidaya anggrek yang mampu menyediakan jasa sewa tanaman

berbungan untuk hotel, menyediakan bibit seedling untuk penggemar anggrek,

menjual tanaman yang sudah berbunga, menjual bibit dalam bentuk botolan,

menjual jasa pelatihan parktek budidaya anggrek, menjual cinderamata anggrek

spesies, dan lain-lain. Hal tersebut dapat memperluas segmentasi pasar dan

memanfaatkan berbagai peluang sehingga pendapat yang akan diterima lebih

intensif.

7.5 Tantangan Maya Orchid

Berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan, serta

melihat kondisi masa depan industri tanaman anggrek di Jabodetabek, maka

tantangan yang harus dihadapi Maya Orchid untuk mengembangkan usahanya

adalah:

1. Menciptakan Inovasi dalam Mengembangkan Varian Anggrek

Anggrek merupakan tanaman hias berbunga yang memiliki nilai estetika

tinggi. Oleh karena itu, dalam jangka panjang dibandingkan dengan jenis

Page 89: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

76

tanaman hias daun, permintaan dan penawaran terhadap tanaman anggrek

cenderung lebih stabil. Namun, dalam jangka pendek, penjualan anggrek

untuk perusahaan skala kecil menengah masih tergolong temporer dan belum

memiliki konsumen tetap yang menjamin permintaan dalam jumlah yang

stabil dan kontinyu. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu adanya inovasi yang

dilakukan oleh perusahaan agar dapat merebut perhatian konsumen, yaitu

berinovasi dengan menciptakan anggrek hibrida yang spektakuler bukan

hanya dari segi penampilan bunga tetapi juga produktif, unik, adapatif, serta

mudah dipelihara dengan karakteristik konsumen yang lebih menyukai

tanaman hias yang praktis dan tahan lama.

2. Perbaikan Kinerja Manajemen, Kualitas SDM Perusahaan, dan Sistem

Informasi Manajemen

Agar seluruh kegiatan usaha dan operasional perusahaan dapat berjalan

dengan optimal, maka perusahaan harus memberbaiki kinerja manajemen

terutama dalam hal perencanaan. Perencanaan sangat diperlukan dalam

merumuskan strategi yang akan diterapkan Maya Orchid, karena perencanaan

merupakan tolak ukur untuk mengevaluasi kegiatan yang dilaksanakan

perusahaan. Oleh karana itu, perusahaan perlu membuat pernyataan secara

tertulis mengenai visi, misi, dan tujuan perusahaan agar dapat diterjemahkan

ke dalam perencanaan kerja jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.

Recording data-data perusahaan dengan lengkap di dalam komputer juga

penting untuk diwujudkan agar pertimbangan perusahaan dalam mengambil

suatu tindakan lebih akurat. Perencanaan dan sistem recording dengan

mengunakan alat bantu komputer akan terlaksana jika didukung oleh sumber

daya manusia yang berkualitas. Maya Orchid telah memiliki sumber daya

manusia yang berpotensi untuk melakukan hal tersebut, maka perusahaan

tidak harus mengganti formasi untuk para penanggung jawab, namun tetap

dibutuhkan penambahan karyawan yang mampu membantu dalam hal

operasional perusahaan yang sebelumnya dibebankan kepada penanggung

jawab bidang pemasaran. Dengan demikian, penanggung jawab di bidang

pemasaran akan lebih fokus untuk untuk menangkap selera konsumen dan

manggarap permintaan potensial secara optimal dan berkelanjutan.

Page 90: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus
Page 91: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

78

lain dan memberkan nilai tambah bagi konsumen jika membeli produk Maya

Orchid.

7.6 Sasaran Maya Orchid

Sasaran Maya Orchid ditentukan berdasarkan diskusi antara peneliti

dengan tim manajemen Maya Orchid setelah merumuskan tantangan yang harus

dipenuhi Maya Orchid. Dari diskusi tersebut, Maya Orchid memiliki sasaran yang

dibagi menjadi tiga periode, yaitu:

1. Periode jangka pendek (tahun 2011-2012), perbaikan kinerja manajemen

melalui perapihan sistem informasi manajeman, membuat perencanaan secara

jelas dan tertulis serta dapat dipahami oleh seluruh karyawan Maya orchid,

dan meningkatkan kualitas SDM.

2. Periode jangka menengah (tahun 2013-2014), pengembangan produk dengan

cara terus memperbaharui koleksi tanaman hias khususnya tanaman anggrek

dalam bentuk bibit hingga pot plant dengan jenis hibrida dan spesies,

menciptakan inovasi dalam mengembangkan varian anggrek dengan harga

jual yang kompetitif, melakukan kegiatan promosi intensif secara

berkelanjutan, persiapan rencana untuk memiliki lahan sendiri.

3. Periode jangka panjang (mulai tahun 2015), pengembangan produk turunan

dari tanaman anggrek pot plant, pemanfaatan teknologi budidaya dengan

membangun laboratorium diatas lahan milik perusahaan, pengembangan

wilayah pemasaran hingga ekspor.

7.7 Strategi Pengembangan Usaha Maya Orchid

Analisis SWOT dilakukan untuk mendapatkan alternatif-alternatif strategi

yang akan digunakan Maya Orchid dalam melakukan pengembangan usaha. Input

dari analisis SWOT adalah output dari analisis internal dan ekternal Maya Orchid,

yaitu kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman Maya Orchid. Berdasarkan

analisis SWOT ada enam strategi yang harus dilakukan dalam rangka

pengembangan usaha. Keenam strategi tersebut meliputi: mempertahankan

pelayanan terbaik untuk konsumen, mengembangkan litbang dengan

memanfaatkan teknologi yang sedang berkembang, mencari alternatif untuk

Page 92: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

79

memperoleh sumber modal untuk mengembangkan usaha, meningkatkan

kerjasama dan hubungan baik dengan pelanggan, melakukan riset pasar untuk

memantau perkembangan produk dan tingkat persaingan, serta memperbaiki

sistem manajemen perusahaan.

7.8 Rekomendasi Program Kegiatan

Strategi-strategi yang dihasilkan pada matriks SWOT akan diekstraksi

menjadi rekomendasi program-program kegiatan atau program kerja yang akan

membantu Maya Orchid dalam mencapai sasarannya. Program-program ini

membahas lebih rinci mengenai langkah-langkah yang harus ditempuh Maya

Orchid. Program-program tersebut dapat dilihat pada Tabel 10 pada lampiran 3.

7.9 Rancangan Arsitektur Strategi Pengembangan Usaha Maya Orchid

Arsitektur strategi Maya Orchid dirancang untuk menjawab tantangan

yang dihadapi Maya Orchid dalam mencapai sasarannya. Rangkaian strategi yang

telah dirumuskan, dipetakan dalam gambar arsitektur berupa program-program

kegiatan yang disusun menurut rentang waktu yang telah dipersiapakan.

Pelaksanakan program-program tersebut dilaksanakan mulai bulan Agustus 2011

hingga Agustus 2015. Pemilihan rentang waktu tersebut berdasarkan pengalaman

dan diskusi dengan pihak manajemen Maya Orchid dan dengan

mempertimbangkan kondisi eksternal berupa kebijakan pemerintah terkait dengan

realisasi program-program tersebut.

Arsitektur strategi Maya Orchid dipetakan menurut sumbu horizontal

(sumbu X) dan sumbu vertikal (sumbu Y). Sumbu X merupakan rentang waktu

yang harus dilalui Maya Orchid untuk melaksanakan program kegiatan.

Sedangkan sumbu Y menunjukkan strategi-strategi yang harus dilaksanakan Maya

Orchid. Penanganan strategi tersebut akan semakin penting jika semakin dekat

dengan tanda asal sebagai pergerakan dalam melakukan tahapan strategi. Bagian

yang ditandai dengan anak panah mengarah ke kanan atas merupakan perubahan

transformasi yang akan dilalui oleh Maya Orchid dalam upaya mewujudkan

sasarannya di tahun 2015. Gambar kotak dibagian kiri bawahmenenjelaskan

tantangan yang dihadapi Maya Orchid. Dari tantangan tersebut, Maya Orchid

Page 93: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

80

bergerak maju ke depan dengan serangkaian strategi untuk menghadapi tantangan.

Tahapan pencapaian sasaran Maya Orchid dilalui dengan pelaksanaan program

bertahap dengan tiga periode waktu, yaitu 2011-2012, 2013-2014, dan 2015.

Secara garis besar, pelaksanaan strategi terbagi menjadi dua bagian, yaitu

strategi yang dilakukan setiap tahun selama rentang waktu pelaksanaan dan

strategi yang dilakukan bertahap. Strategi yang dilakukan selama rentang waktu

pelaksanaan pada umumnya adalah strategi yang dominan berisi program-

program yang dilaksanakan secara kontinyu setiap tahun. Sedangkan strategi yang

dilakukan secara bertahap artinya bahwa strategi-strategi tersebut diwujudkan

dalam rangkaian program dimana masing-masing program tersebut akan selesai

dilakukan ketika kegiatan program lainnya akan dilaksanakan dan program-

program tersebut dominan tidak dilaksanakan kontinyu setiap tahun.

Program bertahap yang diterapkan pada periode pertama (Agustus 2011 –

Desember 2012) diawali dengan kegiatan perencanaan. Kegiatan perencanaan

ditekankan kepada pembuatan visi, misi, dan tujuan secara jelas dan tertulis.

Setelah visi misi dan tujuan perusahaan terbentuk, perlu adanya perumusan target

atau sasaran Maya Orchid terkait dengan implementasi program-program yang

telah diplotkan untuk pengembangan usaha dan kegiatan pemasaran ke konsumen.

Jika perencanaan telah selesai dilakukan, manager pengelola wajib

mengkomunikasikan hasil dari perencanaan kepada karyawan Maya Orchid agar

perusahaan dapat berjalan sesuai dengan yang dicita-citakan dan seluruh

karyawan dapat mengerti dengan jelas seluruh bagian perusahaan. Perencanaan

tersebut dilakukan selama dua bulan yaitu Agustus 2011-September 2011.

Pertimbangan rentang waktu tersebut berdasarkan pengalaman pemilik dan

manager pengelola dalam membangun suatu bisnis yang memerlukan banyak

pertimbangan dalam mengambil keputusan.

Setelah perencanaan disetujui dan dikomunikasikan kepada para SDM

yang ada di Maya Orchid, maka program selanjutnya adalah penguatan fungsi dan

tanggung jawab setiap karyawan termasuk manager pengelola. Pada waktu yang

sama, akan dilaksanakan perapihan administrasi dan keuangan yang dijalankan

pada bulan Oktober 2011 - Desember 2011. Setelah perencanaan telah

dilaksanakan dan dipahami oleh seluruh karyawan, perusahaan akan

Page 94: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

81

melaksanakan program riset pasar. Kegiatan yang dilakukan terdiri dari

menganalisis perubahan-perubahan mendasar yang terjadi pada lingkungan

industri dan lingkungan ekternal pada industri tanaman hias yang dijalankan

selama tiga bulan mulai bulan Januari 2012. Setelah analisis tersebut selesai, pada

bulan April 2012 hingga bulan Juni 2012, perusahaan dapat menggunakan hasil

riset tersebut untuk mulai merencanakan produk-produk apa saja yang memiliki

potensi untuk menjadi tren di masa depan dan mengukur kemampuan produksi

perusahaan. Kegiatan tersebut mulai dilakukan pada bulan Mei 2012 hingga

Desember 2012.

Program yang dilaksanakan pada periode kedua (Januari 2013 – Desember

2014) adalah program yang terkait dengan pencarian alternatif untuk memperoleh

sumber modal usaha serta usaha pengembangan produk. Pada tahun 2013

perusahaan mulai mencari alternatif menambah modal usaha melalui lembaga

keuangan. Dipilihnya tahun 2013 sebagai tahun untuk mencari alternatif modal

dari lembaga keuangan mempertimbangkan kesiapan perusahaan untuk

mewujudkan kelengkapan persyaratan yang diajukan lembaga keuangan, salah

satunya adalah perusahaan harus mampu merapikan sistem manajemen

perusahaan khususnya dalam bidang pengelolaan keuangan. Setelah program

penambahan modal direalisasikan ditambah dengan hasil riset pasar pada industri

tanaman hias, maka perusahaan dapat mulai melaksanakan rangkaian program

lain berupa pegembangan produk dengan cara terus memperbaharui koleksi

tanaman hias khususnya tanaman anggrek, menciptakan inovasi dalam

mengembangkan varian anggrek dengan harga jual yang kompetitif dan

melakuakan perencanaan untuk membuat produk turunan tanaman hias khususnya

tanaman anggrek. Pada waktu yang sama perusahaan akan melaksanakan kegiatan

promosi intensif secara kontinyu agar penjualan produk Maya Orchid lebih stabil.

Kegiatan-kegiatan tersebut dapat mulai direalisasikan pada tahun 2014.

Program yang dilaksanakan pada periode ketiga (Januari 2015 – Desmber

2015) adalah program yang berkaitan dengan pengembangan litbang dengan

memanfaatkan teknologi yang sedang berkembang. Kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan untuk mendukung program tersebut adalah memanfaatkan teknologi

dalam bidang budidaya dan juga mengembangkan produk turunan dengan

Page 95: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

82

teknologi tersebut. Selain itu, akan ada perencanaan detail untuk mempersipakan

pembangunan laboratorium di atas lahan milik perusahaan, agar dimasa yang akan

datang Maya Orchid mampu memanfaatkan teknologi bukan hanya dengan

mengadopsi hasil-hasil penelitian tentang produk tanaman hias khususnya

tanaman anggrek dari pihak lain kemudian melakukan perbanyakan sendiri secara

manual. Namun juga mampu menghasilkan jenis atau varian dari penelitian yang

dilakukan sendiri. Jika diantara program-program yang dilaksanakan pada tiga

periode tersebut ada yang tidak terlaksana atau gagal, maka akan dikembalikan

pada perencanaan dan dievaluasi penyebab kegagalan pelaksanaan program

tersebut.

Program-program yang dilakukan secara terus menerus meliputi:

1. Mempertahankan pelayanan terbaik untuk konsumen,

2. Meningkatkan kerjasama dan hubungan baik dengan pelanggan, dan

3. Memperbaiki sistem manajemen perusahaan.

Adapun peta arsitektur pengembangan usaha Maya Orchid dapat dilihat

pada Gambar 8.

Page 96: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

83

Tahun 2015

X

Y

Tantangan: 1. Menciptakan inovasi

dalam mengembangkan varian anggrek

2. Perbaikan kinerja manajemen, kualitas SDM perusahaan, dan sistem informasi manajemen

3. Diversifikasi usaha 4. Kegiatan promosi

intensif 5. Penawaran harga

yang kompetitif

Pembuatan visi, misi, dan tujuan; Penguatan fungsi dan tanggung jawab karyawan; Perbaikan sistem pengelolaan keuangan

Program kegiatan yang dilaksanakan secara kontinu: 1. Memperbaiki kinerja dan sistem manajemen perusahaan (perencanaan fungsional) 2. Mempertahankan pelayanan terbaik untuk konsumen (melakukan kegiatan pemeliharaan; memberikan standarisasi mutu terhadap produk perusahaan) 3. Meningkatkan kerjasama dan hubungan baik dengan pelanggan (pembuatan paket diskon penjualan; memberikan konsultasi gratis terkait perawatan dan pemeliharaan tanaman hias; pengiriman produk tepat waktu)

Melakukan riset pasar

Mencari alternatif sumber modal

Mengembangkan Litbang

Analisis jenis dan varian tanaman anggrek serta tren tanaman hias

Melengkapi persyaratan untuk pencairan pinjaman modal usaha melalui lembaga keuangan

Memperbaharui koleksi tanaman hias khususnya tanaman anggrek; Menciptakan inovasi dalam mengembangkan varian anggrek dengan harga jual yang kompetitif; Melaksanakan kegiatan promosi intensif secara kontinyu.

Memanfaatkan teknologi informasi dan teknologi budidaya agar kinerja perusahaan lebih efektif; Rencana detail pembuatan laboratorium

Sasaran: Perusahaan

memiliki visi,misi dan tujuan perusahaan; Perbaikan kinerja manajemen (Periode jangka pendek)

Pengembangan produk (Periode jangka menengah)

Pemanfaatan teknologi budidaya; Pengembangan wilayah pemasaran; Perencanaan pembanguan lab (Periode jangka panjang)

Gambar 8. Peta Arsitektur Strategi Pengembangan Usaha Maya Orchid Tahun 2011-2015

Tahun 2011 - Tahun 2012 Tahun 2013 – Tahun 2014

Page 97: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

84

VIII KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis lingkungan internal dapat diidentifikasi faktor kunci

yang menjadi kekuatan Maya Orchid adalah (1) Pembagian jobdesk yang jelas, (2)

Tenaga kerja yang berpengalaman, dan (3) Pelayanan terbaik untuk konsumen

dengan menyediakan tempat yang nyaman bagi pelanggan yang datang serta

menjual produk yang berkualitas dengan harga yang bersaing. Adapun faktor

kunci yang menjadi kelemahan adalah (1) Perusahaan belum memiliki visi, misi,

dan tujuan, (2) Modal yang terbatas, (3) Belum menerapkan litbang dengan baik.

dan (4) Sistem informasi manajemen yang masih sederhana.

Faktor kunci yang menjadi peluang pada hasil identifikasi analisis

lingkungan eksternal adalah (1) PP No.7 Tahun 2007 yang menetapkan barang

pertanian bebas PPN, (2) PP No. 36 Tahun 2007 pasal 8 ayat 3 yang berisi

kemudahan UMKM untuk mengurus perizinan usaha, (3) Kemudahan pinjaman

modal usaha lewat program KUR, dan (4) Kemajuan tenologi produksi. Lebih

lanjut, faktor kunci yang menjadi ancaman adalah (1) Perubahan cuaca yang tidak

menentu, (2) Kehadiran pendatang baru, dan (3) Kekuatan tawar menawar

pembeli yang kuat.

Berdasarkan formulasi strategi kombinasi kekuatan, kelemahan, peluang,

dan ancaman hasil analisis matriks SWOT, maka diperoleh enam alternatif

strategi pengembangan usaha yang sesuai untuk diterapkan oleh manajemen Maya

Orchid. Strategi-strategi tersebut adalah (1) Mempertahankan pelayanan terbaik

untuk konsumen, (2) Mengembangkan litbang dengan memanfaatkan teknologi

yang sedang berkembang, (3) Mencari alternatif untuk memperoleh sumber modal

usaha, (4) Meningkatkan kerjasama dan hubungan baik dengan pelanggan, (5)

Melakukan riset pasar untuk memantau perkembangan produk dan tingkat

persaingan, dan (6) Memperbaiki sistem manajemen perusahaan.

Rancangan arsitektur strategi menghasilkan rekomendasi program

kegiatan yang berguna dalam mengimplementasikan alternatif strategi yang

dihasilkan oleh analisis SWOT. Terdapat dua kelompok program kegiatan yaitu

program yang dilakukan secara terus menerus dan program yang dilakukan secara

Page 98: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

85

bertahap. Tahapan pencapaian sasaran Maya Orchid dilalui dengan pelaksanaan

program secara bertahap dengan tiga periode waktu, yaitu 2011-2012, 2013-2014,

dan 2015. Program yang dilakukan secara bertahap diawali dengan melakukan

riset pasar guna mengetahui tingkat persaingan di industri tanaman hias dan

memantau perkembangan produk untuk dapat mengetahui produk apa yang

pontensial menjadi tren di masa depan, dilanjutkan oleh mencari alternatif sumber

modal usaha melalui lembaga keuangan agar dapat melakukan pengembangan

produk dan pelaksanaan promosi yang intesif secara maksimal tanpa terkendala

kondisi keuangan perusahaan yang tidak mendukung, dan yang terakhir adalah

mengembangkan litbang dengan memanfaatkan teknologi yang sedang

berkembang, hal ini berguna bagi perusahaan untuk meningkatkan daya saing

perusahaan melalui pengembangan produk yang inovatif. Adapun kegiatan yang

dilakukan secara terus menerus lebih menekankan kepada program-program yang

merupakan bagian dari strategi perbaikan sistem manajemen perusahaan,

penguatan fungsi dan tanggung jawab karyawan, meningkatkan kerjasama dan

hubungan baik dengan pelanggan, serta mempertahankan pelayanan terbaik untuk

konsumen.

8.2 Saran

Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diajukan

oleh penulis bagi Maya Orchid adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan diharapkan dapat segera memperbaiki sistem manajemen diawali

dengan membuat visi, misi, dan tujuan perusahaan secara jelas dan tertulis,

agar seluruh SDM perusahaan dapat bekerja dengan dasar yang sama yaitu

untuk bisa menjalankan perusahaan sesuai dengan yang dicita-citakan.

Adanya pernyataan visi, misi, dan tujuan yang jelas, spesifik, dan tertulis juga

akan memudahkan perusahaan dalam menyusun strategi usaha jangka

pendek, jangka menengah, dan jangka panjang sehingga perusahaan dapat

bertahan dalam ketatnya persaingan di industri tanaman hias.

2. Adanya perbaikan pada pengelolaan keuangan juga sangat penting dilakukan

perusahaan. Perusahaan diiharapkan dapat mempergunakan teknologi

komputer untuk merapikan laporan keuangan perusahaan agar memiliki

Page 99: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

86

backup data jika mengalami hal-hal yang tidak diinginkan terhadap data

tersebut.

3. Perusahaan diharapkan dapat konsisten dengan perencanaan yang telah dibuat

dan mengkomunikasikan perencanaan-perencanaan tersebut kepada seluruh

karyawan agar dapat terealisasi dengan baik. Selain itu, perlu adanya evaluasi

untuk setiap program kegiatan yang gagal terencana agar dapat dikembalikan

kepada perencanaan dan mengetahui penyeban-penyebab kegagalan

pelaksanaan program tersebut.

Page 100: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

87

XI DAFTAR PUSTAKA

Agromedia, Redaksi. 2006. Cara Tepat Merawat Anggrek. Jakarta: PT Agromedia

Pustaka

Anggraeni, R. 2010. Strategi Pengembangan Usaha Tanaman hias Tropis pada

CV Bunga Indah Farm Kabupaten Sukabumi. [skripsi]. Bogor: Fakultas

Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Ansori, Nurhajati, Mattjik. 2010. Budidaya Tanaman Hias dan Bunga Potong.

Bogor: IPB Press.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2011. Data produksi Tanaman Hias Indonesia

Tahun 2005-2009. Jakarta: Badan Pusat Statistik DKI Jakarta

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas

Tanaman Anggrek Tahun 2009. Jakarta: Badan Pusat Statistik DKI Jakarta

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2011. Pendapatan Agregat dan per Kapita Atas

Dasar Harga Konstan, Tahun 2005-2009. Jakarta: Badan Pusat Statistik

DKI Jakarta

Carig, James C dan Grant, Robert M. 2002. Manajemen Strategi (Sumber Daya-

Perencanaan-Efisiensi Biaya-Sasaran). Sularno Tjiptowardojo; Jakarta: PT

Elex Media Komputindo. Terjemahan dari: Strategic Management (The

Fast-Track MBA Series)

David, Fred R. 2009. Manajemen Strategi Konsep. Dono Sunardi, penerjemah;

Jakarta: Salemba Empat. Terjemahan dari: Strategic Management

Direktorat Budidaya Tanaman Hias, Direktorat Jenderal Hortikutura. 2003. Profil

Komoditas Tanaman Hias (Anggrek, Krisan, Dracaena, Palem). Jakarta:

Departemen Pertanian.

Direktorat Jenderal Hortikultura. 2007. Statistik Produksi Hortikultura. Jakarta:

Departemen Pertanian.

Direktorat Jenderal Hortikultura. 2011a. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun

2005-2009. Jakarta: Depatemen Pertanian

J. David, Thomas L , Wheelen dan Hunger. 2003. Manajemen Strategis. Julianto

Agung, penerjemah; Jakarta: Andi. Terjemahan dari: Strategic Management

5th Edition.

Page 101: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

88

Mustikawati, D. 2010. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Bunga Potong

Krisan, dengan Studi Kasus: Sondi Raya Chrysanth Farm, Kampung Jawa,

Megamendung, Kabupaten Bogor. [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan

Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Nuranggara MFM. 2009. Strategi pengembangan usaha sari buah jambu biji pada

PT. Lipisari Patna Kabupaten Subang, Jawa Barat. [skripsi]. Bogor:

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Nurhadi. 2008. Analisis strategi pengembangan usaha tanaman hias pada PT

Kusuma Floracipta, Taman Anggrek, Ragunan, Jakarta. [skripsi]. Bogor:

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Pearce dan Robinson. 2008. Manajemen Strategik, Formulasi, Implementasi dan

Pengendalia. Jakarta : Binarupa Aksara

Porter ME. 1997. Strategi Bersaing. Terjemahan. Agus Maulana. Competitive

Strategi. Erlangga. Jakarta.

Puspitasiwi. 2010. Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Hias Pakis Pada PT.

Floribunda, Kecamatan Cibodas, Cianjur, Jawa Barat. [skripsi]. Bogor:

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Ramadhan. 2009. Analisis Strategi Pengembangan KUD (Koperasi Unit Desa)

Giri Tani. [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut

Pertanian Bogor.

Rangkuti F. 2005. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis Reorientasi

Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. PT Gramedia

Pustaka Utama. Jakarta.

Siahaan, L. 2009. Strategi Pengembangan Padi Organik Kelompok Tani Sisandi,

Desa Batuara, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. [skripsi]. Bogor:

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Umar, H. 2008. Strategic manajemen In Action, Cetakan Ketiga. PT. Gramedia

Pustaka Utama. Jakarta.

Utami. 2008. Analisis Stategi Pengembangan Agribisnis Anggrek di Bogor.

[skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Wijayanti. 2009. Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik, dengan Studi

Kasus: Kelompok Tani Putera Alam Desa Sukagalih, Kecamatan

Page 102: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

89

Megamendung. [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut

Pertanian Bogor.

Yoshida, DT. 2006. Arsitektur Strategik, Sebuah Solusi Meraih Kemenangan

dalam Dunia yang Senantiasa Berubah. Jakarta: PT Gramedia.

Page 103: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

LAMPIRAN

Page 104: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

89

Lampiran 1.

Dokumentasi Kegiatan Maya Orchid

Input yang digunakan pada kegiatan produksi

Peralatan untuk menampung air pada saat penyiraman dan alat

semprot

Alat semprot khusus untuk tanaman dalam bentuk bibit

Tanaman Anggrek pada tahap tanaman remaja

Bibit tanaman anggrek dalam bentuk kompot

Bibit tanaman anggrek dalam bentuk seedling

Page 105: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

90

Bibit tanaman anggrek dalam bentuk botolan

Tanaman hias dengan jenis Mangdevilla

Tanaman anggrek dalam bentuk pot plant (Vanda sp.)

Tanaman anggrek remaja dengan media tanam pakis

Tanaman anggrek dalam bentuk pot plant (Dendrodium sp.)

Tanaman anggrek dalam bentuk pot plant (Phaleonopsis sp.)

Page 106: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

91

Lampiran 2

Tabel 11. Beberapa Nama Pelanggan Penjualan Tanaman Hias Maya Orchid

Nama Alamat Keterangan 1. Ibu Yanti Sawangan, Depok Pedagang eceran, pelanggan tanaman

anggrek pot plant dan bibit dengan pembelian rutin 5x sebulan dengan total pembelian mencapai Rp 2.000.000,00

2. Bapak Sofyan

Jakarta Selatan Kolektor, Pelanggan Tanaman Anggrek dengan pembelian rutin sekitar 3x sebulan dengan total pembelian mencapai Rp 1.000.000.00

3. Bapak Ahmad (Buana Hijau)

Bekasi Pedagang eceran, Pelanggan Tanaman Anggrek dan Mandevilla dengan pembelian rutin 6 bulan sekali dengan total pembelian mencapai Rp 15.000.000,00

4. Bapak Reza Hermawan

Jakarta Timur Pedagang eceran, Pelanggan Tanaman Anggrek dengan pembelian rutin 1x sebulan dengan total setiap pembelian mencapai Rp 3.000.000,00

Sumber: Manajer Pemasaran Maya Orchid, 2011

Page 107: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

92

Lampiran 3.

Gambar 7. Formulasi Strategi SWOT

Internal

Ekternal

Strengths (S)

1. Pembagian jobdesk yang

jelas

2. Tenaga kerja yang

berpengalaman

3. Pelayanan terbaik untuk

konsumen (kualitas

produk, harga bersaing,

kenyamanan tempat)

Weakness (W)

1. Belum memiliki visi,

misi, dan tujuan

2. Modal yang terbatas

3. Belum menerapkan

Litbang dengan baik

4. Sistem informasi

manajemen yang masih

sederhana

Opportunities (O)

1. PP No 7 Tahun 2007 (Barang

pertanian bebas PPN)

2. PP No 36 Tahun 2007, pasal 8

ayat 3 (Kemudahan dalam

perizinan usaha)

3. Kemudahan pinjaman modal

usaha lewat program KUR

4. Kemajuan teknologi produksi

Strategi (S-O)

1. Mempertahankan

pelayanan terbaik

untuk konsumen. (S1,

S2, S3, O1, O2)

Strategi (W-O)

1. Mengembangkan litbang

dengan memanfaatkan

teknologi yang sedang

berkembang. (W3, O4)

2. Mencari alternatif untuk

memperoleh sumber

modal untuk

mengembangkan usaha.

(W2, O2, O3)

Threats (T)

1. Perubahan cuaca yang tidak

menentu

2. Kehadiran pendatang baru

3. Kekuatan tawar menawar

pembeli yang kuat

Strategi (S-T)

1. Meningkatkan

kerjasama dan

hubungan baik dengan

pelanggan. (S3, T2,

T3)

2. Melakukan riset pasar

untuk memantau

perkembangan produk

dan tingkat persaingan.

(S2, T2, T3)

Strategi (W-T)

1. Memperbaiki sistem

manajemen perusahaan

(W1, W4, T1)

Page 108: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

93

Lampiran 4

Tabel 10. Rancangan Strategi dan Program Kerja Maya Orchid Tahun 2011-2015

Strategi Tujuan Program Kegiatan Implikasi Manajerial Pelaksanaan Program Penanggung

Jawab

Mempertahankan

pelayanan terbaik

untuk konsumen

Menciptakan

loyalitas

konsumen

terhadap produk

Maya Orchid

Melakukan kegiatan

pemeliharaan

Memberikan standarisasi

mutu terhadap produk yang

dihasilkan oleh Maya

Orchid

Konsekuensi yang harus dipersiapkan:

Melakukan pemeliharaan mulai dari

pemeliharaan produk hingga pemeliharaan

tempat usaha, peralatan, dan bahan-bahan yang

digunakan

Melakukan perencanaan budidaya termasuk

target kualitas dan kuantitas yang ingin dicapai

dan sekaligus menjadi landasan untuk

melaksanakan perencanaan pembelian input

Program dilakukan secara umum,

dimulai pada bulan Agustus 2011

dan dilakukan secara

berkelanjutan

Manajer

pengelola

Mengembangkan

litbang dengan

memanfaatkan

teknologi yang

sedang berkembang

Menghasilkan

produk tanaman

hias khususnya

tanaman anggrek

dengan jenis yang

beragam

Pencarian infomasi

mengenai teknologi

budidaya apa saja yang

sedang berkembang di

industri tanaman hias

Menerapkan teknik

produksi yang efisien dan

sesuai dengan kondisi

keuangan perusahaan

Konsekuensi yang harus dipersiapkan:

Perusahaan harus sudah mempunyai SDM

dalam bidang produksi yang mampu

beradapatasi dengan teknologi yang sedang

berkembang

Perlu adanya persiapan dalam bidang keuangan

berupa penerapan laporan secara terakuntasi

dan terkomputeri-sasi yang menjadi sumber

informasi akurat sehingga berguna sebagai

bahan pertimbangan dalam proses perencanaan

Program secara umum dimulai

pada tahun 2015

Manajer

Produksi

Page 109: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

94

teknologi apa yang paling efisien untuk

diadaptasi perusahaan

Mencari alternatif

untuk memperoleh

sumber modal usaha

Memperoleh

tambahan modal

untuk

mengembangkan

usaha

Peminjaman modal ke

lembaga keuangan

Konsekuensi yang harus dipersiapkan:

Perusahaan harus memiliki karyawan yang

mampu mengelola keuangan terakuntansi dan

terkomputeri-sasi

Melakukan pencarian dan evaluasi lembaga

keuangan yang akan dituju terkait dengan

peminjaman modal

Perusahaan harus dapat melengkapi

persyaratan yang diajukan lembaga keuangan

Program secara umum dimulai

pada tahun 2013 - tahun 2014

Manajer

Pengelola dan

pemilik

Meningkatkan

kerjasama dan

hubungan baik

dengan pelanggan

Menjaga loyalitas

para pelanggan

tehadap produk

Maya Orchid

Pembuatan paket diskon

penjualan bagi pelanggan

yang melakukan pembelian

dalam jumlah minimal

yang ditentukan

Memberikan konsultasi

gratis terkait perawatan dan

pemeliharaan tanaman hias

yang dibeli di Maya Orchid

Pengiriman produk tepat

waktu untuk pelanggan

yang menggunakan jasa

delivery order

Konsekuensi yang harus dipersiapkan:

Menentukan harga pokok produksi dan

penjualan secara berkelanjutan untuk

mengetahui batasan harga dan diskon yang

akan diberikan

Perusahaan harus sudah siap dengan karyawan

yang memiliki kemampuan berbicara secara

komunikatif untuk memberikan penjelasan

kepada pelanggan terkait pemeliharaan dan

perawatan produk Maya Orchid

Perusahaan harus siap dengan alat transportasi

yang digunakan untuk kegiatan pengiriman

produk

Program dilakukan secara umum,

dimulai pada bulan Agustus 2011

dan dilakukan secara berkelanjut-

an

Manajer

pengelola

Melakukan riset pasar Mengantisipasi Pencarian informasi Konsekuensi yang harus dipersiapkan: Program secara umum dimulai Manajer

Page 110: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

95

untuk memantau

perkembangan

produk dan tingkat

persaingan

tingginya

persaingan dan

memantau

perkembangan

produk tanaman

hias khususnya

tanaman anggrek

mengenai variasi produk

tanaman hias khususnya

tanaman anggrek yang

dimiliki pesaing untuk

mengetahui kemampuan

pesaing

Secara kontinyu meng-

update informasi mengenai

perkembangan jenis dan

karakteristik tanaman hias

yang dibutuhkan oleh

konsumen

Pencarian informasi

mengenai pasar potensial

yang mungkin belum

terbidik oleh perusahaan

maupun pesaing

Perusahaan harus mendaftar pesaing-pesaing

potensial khususnya pesaing pada skala usaha

yang sama dengan Maya Orchid

Perusahaan harus mampu menggali informasi

baik secara langsung maupun tidak langsung

kepada pihak-pihat yang terkait dengan masa

depan industri tanaman hias

Perusahaan harus peka terhadap kebutuhan

kosumen serta mampu memenuhi keinginan

konsumen terhadap produk tanaman hias

pada tahun 2012 pemasaran

Memperbaiki sistem

manajemen

perusahaan

Meningkatkan

kinerja Maya

Orchid

Perencanaan fungsional

termasuk visi, misi, dan

tujuan Maya Orchid serta

mengkomunikasikannya

kepada semua karyawan

Penguatan fungsi dan

tanggung jawab karyawan di

Maya Orchid

Konsekuensi yang harus dipersiapkan:

Membuat daftar pembagian tugas, wewenang,

dan tanggung jawab kepada setiap karyawan

secara lisan dan tertulis

Melist peralatan dan perlengakapan apa saja

yang diperlukan untuk mendukung kegiatan

perapihan administrasi dan keuangan

Program secara umum dimulai

dari bulan Agustus 2011 secara

berkelanjutan

Manajer

pengelola dan

pemilik

Page 111: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus

96

Pengadaan peralatan dan

perlengkapan kantor guna

mendukung perapihan

administrasi