strategi pengembangan kompetensi guru di smp...
TRANSCRIPT
i
STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU
DI SMP DARUSSALAM CIMANGGIS CIPUTAT
TANGGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd)
Oleh :
ASEP AKBARUDIN
206018200190
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
ii
STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU
DI SMP DARUSSALAM CIMANGGIS CIPUTAT
TANGERANG SELATAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk
Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Asep Akbarudin
NIM: 206018200190
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
iii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA SKRIPSI
Skripsi yang berjudul “Strategi Pengembangan Kompetensi Guru di SMP
Darussalam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan”, telah diujikan pada sidang
Munaqosah Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK) Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Senin , tanggal 13 Juni 2011.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Strata Satu (SI) pada Jurusan KI-Manajemen
Pendidikan.
iv
UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul
“Strategi Pengembangan Kompetensi Guru di SMP Darussalam Cimanggis
Tangerang Selatan” yang disusun oleh Asep Akbarudin NIM 206018200190
Program Studi Manajemen Pendidikan Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
telah di uji kebenarannya oleh dosen pembimbing pada tanggal 31 Juni 2011
v
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Asep Akbarudin
Tempat/Tgl. Lahir : Sukabumi, 15 Agustus 1987
NIM : 206018200190
Jurusan/Prodi : KI-Manajemen Pendidikan
Judul Skripsi : “Strategi Pengembangan Kompetensi Guru Di
SMP Darussalam Cimanggis Tangerang Selatan”
Dosen : Drs. Muarif SAM, M.Pd
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana strata 1 (S1) di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya
cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya bersedia
menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
i
ABSTRAK
Asep Akbarudin 206018200190 Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Judul Skripsi “ Strategi Pengembangan Kompetensi Guru di SMP Darussalam
Cimanggis Ciputat Tanggerang Selatan”.
Guru merupakan pemegang tonggak keberhasilan dan mempunyai peranan
penting dalam setiap kegiatan belajar mengajar. Namun, pada kenyataannya masih
ada beberapa guru yang tidak mempunyai kompetensi penuh dalam menjalankan
tugas dan fungsinya dengan baik, karena ada beberapa hambatan-hambatan yang
menghalanginya. Diantaranya kemampuan guru yang tidak menunjang
pelaksanaan tugas, karena kurangnya kesadaran, keinginan, dan kemauan guru
untuk meningkatkan kompetensi diri. Seorang guru harus memiliki empat
kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi professional. Supaya aspek yang diteliti tidak terlalu luas.
maka, dalam penelitian ini hanya terfokus pada kompetensi pedagogik guru yang
meliputi kemampuan mengelola, perancangan, dan pelaksanaan pembelajaran,
pemahaman dan pengembangan peserta didik, kemampuan pemanfaatan
teknologi, dan evaluasi hasil belajar.
Penelitian ini bertempat di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat
Tangerang Selatan, adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kombinasi metode kuantitatif dan kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara pada kepala sekolah,studi
dokumentasi dan penyebarkan angket sebanyak 32 item pernyataan yang di
sebarkan pada guru di SMP Darussalam. Adapun populasinya terdiri dari populasi
yang berjumlah 58 orang.
Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kepala
sekolah telah melakukan tiga strategi pengembangan kompetensi pedagogik guru
sebagai berikut: Pertama, strategi mendorong atau memotivasi guru belajar
mandiri, Kedua, strategi menyelenggarakan pelatihan dan pendidikan (workshop)
serta memfasilitasi guru untuk mengikuti musyawarah guru mata pelajaran,
Ketiga, Strategi pemanfaatan program sertifikasi yang dilakukan oleh pemerintah .
ketiga strategi tersebut sangat efektif dalam Pengembangan meningkatkan
kompetensi pedagogik guru.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan segala rahmat dan nikmatnya, sehingga saya dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul Strategi Pengembangan Kompetensi Guru di SMP
Darussalam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan. Sholawat serta salam
senantiasa dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW,
beliau adalah penghibur dikala duka pengobat dikala luka, serta yang telah
membawa umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang benderang
yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Kita limpahkan juga kepada keluarga,
sahabat, serta pengikutnya hingga akhir zaman.
Dalam penulisan penelitian ini, saya mengalami hambatan dan kesulitan
namun berkat bimbingan dan motivasi serta bantuan dari berbagai pihak, penulis
dapat menyelesaikan penelitian ini. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih
yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam
menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada :
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Drs. Muarif SAM, M.Pd, pembimbing penulis sekaligus sebagai Ketua
Program Studi Manajemen Pendidikan, yang telah meluangkan waktu, pikiran,
arahan dan masukan-masukan dengan penuh kesabaran, dan tidak bosan-
bosannya selalu membimbing penulis dalam proses penulisan skripsi ini
3. Seluruh Dosen dan Staff Jurusan Kependidikan Islam Manajemen
Pendidikan, yang telah sabar mendidik dan memberikan motivasi selama
penulis belajar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Pimpinan dan seluruh Staff Perpustakaan baik Perpustakaan Utama maupun
Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, yang telah memberikan
pelayanan semaksimal mungkin, dalam membantu menyediakan fasilitas dan
buku-buku
5. Kepada kedua orang tuaku tercinta, ayahanda Supendi (alm) dan ibunda
Rosita, yang selalu memberikan terbaik bagi ananda, dengan penuh kasih
sayang, kesabaran, pengorbanan dalam mendidik ananda dari kecil hingga
iii
kini. Bagi ayah mudah-mudahan mendapatkan ridho dan tempat yang
selayaknya disisi allah swt.
6. Kakanda Ferry Superi dan Euis Sulastri, Ruhanuddin, serta adinda Sopian dan
Muhammad Nazril Ilham yang menjadi penyemangat, penghibur, serta
memberikan bantuan moril dan materil. Mudah-mudahan kita selalu
mendapatkan keridhoan dari Allah SWT baik di dunia maupun akhirat
7. Drs. Asnawie Kepala Sekolah SMP Darussalam Cimanggis Ciputat
Tangerang Selatan yang telah menerima di sekolah tersebut serta seluruh Guru
dan Staffnya yang telah membantu dan meluangkan waktunya dalam
memberikan informasi-informasi berkaitan dengan skripsi ini
8. Keluarga Besar Yayasan Pendidikan Islam Al-Bashry, Dr. Abdullah Hasby,
Ustd. Ujang, Khaidar, Hisab, Aos, Bu Papa, Euis, Aas, Yuyun, serta Ma Idah
9. Saudaraku DR. Lili, teh Nyai, Mang Dasep Rosmun, Ade Sanim, Ua Hada,
Encoh, Encah, A Hendra, Ekiw, Andi Qmaha, Aan Photocopy, yang telah
memberikan semangatnya, “ketika saya pulang”.
10. Teman-teman sekelas, Dani, Qori, Feri, Om Siraj, Wahyu, Muklis, Imam, De
Mina, Husna, Rina, Lilis, Erma, Fifi, Nova. Yang telah menjadi teman
seperjuangan dalam menuntut ilmu
11. Dan semuanya yang terlibat, baik langsung maupun tidak langsung, penulis
tidak bisa sebutkan namanya satu-persatu.
Akhirnya hanya kepada Allah penulis bertawakal, semoga jasa mereka
semua mendapatkan balasan yang berlipat ganda dan amal kebaikannya diterima
Allah SWT. Besar harapan penulis semoga karya ilmiyah sederhana ini
memeberikan manfaat bagi yang meluangkan waktunya untuk membaca.
Jakarta, 30 Mei 2011
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTAK ................................................................................................................ I
KATA PENGANTAR ......................................................................................... II
DAFTAR ISI ....................................................................................................... IV
DAFTAR TABEL .............................................................................................. VI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 7
D. Perumusan Masalah ....................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian .......................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kompetensi Pedagogik Guru
1. Pengertian Kompetensi Pedagogik Guru ................................... 9
2. Ruang Lingkup Kompetensi Pedagogik Guru ............. ………. 13
B. Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru
1. Urgensi Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru ............. 19
2. Strategi Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru............... 22
3. Kerangka Berpikir…………………………………………….24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian .......................................................................... 27
B. Tempat Dan Waktu ....................................................................... 27
C. Metode Penelitian .......................................................................... 28
D. Populasi Dan Sampel Penelitian ................................................... 28
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 28
F. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................ 29
G. Teknik Analisis Data ...................................................................... 32
v
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah
1. Sejarah Singkat Smp Darussalam .......................................... 34
2. Profil Siswa ............................................................................. 35
3. Profil Guru ............................................................................. 37
B. Deskripsi, Analisis Dan Interpretasi Data .................................... 39
C. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………..64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 70
B. Saran ............................................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 72
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1.1. Strategi Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru ........... 26
2. Tabel 3.1. Jenis Kegiatan ........................................................................ 27
3. Tabel 3.3. Kisi-Kisi Angket Untuk Guru ................................................ 30
4. Tabel 3.4. Skala Prosentasi ...................................................................... 33
5. Tabel 4.1. Data Siswa Dalam 4 (Empat) Tahun Terakhir ....................... 36
6. Tabel 4.1. Analisis Kemampun Guru Menyusun Program Tahunan ....... 43
7. Tabel 4.2. Analisis Kemampun Guru Menyusun Program Semester ...... 44
8. Tabel 4.3. Analisis Kemampun Guru Menyusun Silabus........................ 44
9. Tabel 4.4. Analisis Kemampun Guru Menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) ................................................................ 44
10. Tabel 4.5. Analisis Pelaksaan Guru Dalam Menguasai Kelas ................. 46
11. Tabel 4.6 Analisis Kemampuan Guru Dalam Menggunakan Metode
Pembelajaran .......................................................................... 46
12. Tabel 4.7 Analisis Guru Dalam Menguasai Pokok Bahasan ................. 47
13. Tabel 4.8 Analisis Pelaksanaan Guru Sebelum Mengadakan
Pembelajaran .......................................................................... 47
14. Tabel 4.9 Analisis Perhatian Guru Dalam Mengetahui Karakter Anak
Didik ....................................................................................... 48
15. Tabel 4.10 Analisis Pembelajaran Guru Terhadap Siswa Yang
Kesulitan Dalam Belajar ......................................................... 49
16. Tabel 4.11 Analisis Perhatian Guru Kepada Setiap Siswa ...................... 50
17. Tabel 4.12 Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Guru Dalam
Menggunakan Metode Variatif .............................................. 50
18. Tabel 4.13 Analisis Kesuksesan Pembelajaran Guru Dengan
Menggunakan Bantuan Komputer .......................................... 50
19. Tabel 4.14 Analisis Guru Menjadikan Internet Sebagai Sumber Belajar . 51
20. Tabel 4.15 Analisis Kemampuan Guru Dalam Melakukan Refleksi
Seusai Pembelajaran ............................................................... 52
21. Tabel 4.16 Analisis Kemampuan Guru Dalam Memberikan Penilaian
Terhadap Siswa....................................................................... 52
vii
22. Tabel 4.17 Analisis Kemampuan Guru Dalam Membimbing
Perkembangan Psikologis Anak Didik 58
23. Tabel 4.18 Anaisis Pelaksanaan Remedial Yang Diberikan Guru
Kepada Siswa ......................................................................... 53
24. Tabel 4.19 Analisis Pembelajaran Sumber Media Guru Dalam
Mengembangkan Kompetensi Pedagogiknya ........................ 54
25. Tabel 4.20 Analisis Penyelenggaraan Yang Dilakukan Diluar Sekolah .. 55
26. Tabel 4.21 Analisis Kesempatan Guru Dalam Mengikuti Pelatihan
Kompetensi Pedogogik ........................................................... 56
27. Tabel 4.22 Analisis Pelaksanaan Pelatihan Yang Dilakukan Kepada
Sekolah Setiap Semester ......................................................... 57
28. Tabel 4.23 Analisis Pelaksanaan Musyawarah Guru Mata Pelajaran ...... 57
29. Tabel 4.24 Analisis Pelaksanaan Penyusunan Program Tahunan ............ 58
30. Tabel 4.25 Analisis Penyususnan Program Semester .............................. 59
31. Tabel 4.26 Analisis Evaluasi Program Tahunan....................................... 59
32. Tabel 4.27 Analisis Evaluasi Program Semester ...................................... 60
33. Tabel 4.28 Analisis Pengawasan Supervisi Pendidik .............................. 61
34. Tabel 4.29 Analisis Pembinaan Guru Oleh Pengawas ............................. 61
35. Tabel 4.30 Analisis Persiapan Sertifikasi Guru ........................................ 62
36. Tabel 4.31 Analisis Pelaksanaan MGMP ................................................. 62
37. Tabel 4.32 Analisis Pelaksanaan MGMP Yang Difasilitasi Pengawas .... 63
38. Tabel 7.1 Data Jumlah Skor.................................................................... 65
39. Tabel 7.2 Data Nilai Rata-Rata Skor ..................................................... 66
40. Tabel 7.3 Data Jumlah Kategori ............................................................ 68
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan pilar utama dalam konteks pembangunan
bangsa dan negara. Hal ini dapat terlihat dari tujuan nasional bangsa Indonesia
yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, yang menempati posisi strategis dalam
pembukaan UUD 1945. Dalam pendidikan formal di sekolah, guru merupakan
komponen yang penting dalam meningkatkan dan mengembangkan mutu
pendidikan, ini disebabkan guru berada di barisan terdepan dalam pelaksanaan
pendidikan. Dengan demikian, guru merupakan komponen yang paling
berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang
berkualitas.
Oleh sebab itu, pemerintah telah merancang dan menetapkan standar
kompetensi, kualifikasi dan sertifikasi guru sebagai usaha untuk menghasilkan
guru yang profesional, yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan fungsi
dan tujuan sekolah khususnya, serta tujuan pendidikan pada umumnya. Dapat
diidentifikasi beberapa karakteristik guru yang dinilai kompeten secara
profesional. Sebagai berikut: (1) mampu mengembangkan tanggungjawab
dengan baik, (2) mampu melaksanakan peran dan fungsinya dengan tepat, (3)
2
mampu bekerja untuk mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah, (4) mampu
melaksanakan peran dan fungsinya dalam pembelajaran di kelas.1
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan dosen, dikemukakan bahwa: kompetensi adalah seperangkat
pengetahuan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh
guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Profesi guru merupakan
bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai
berikut: (a) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme. (b) memiliki
komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan
akhlak mulia. (c) memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan
sesuai dengan bidang tugas.(d) memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai
dengan tugas.(e)memilki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas
keprofesionalan. (f) memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan
prestasi kerja.(g)memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan
secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.(h) memiliki jaminan
perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, dan (i)
memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal
yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.2
Selanjutnya Dalam Undang-undang yang sama dijelaskan pula bahwa
guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik tersebut diperoleh melalui
pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat. Kompotensi
guru sebagaimana dimaksudkan diatas meliputi kompetensi paedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang
diperoleh melalui pendidikan profesi. Sedangkan sertifikasi pendidik yaitu
diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan.
Dari uraian di atas bahwa menjadi seorang guru hendaknya memiliki
bakat, minat, kemauan keras, panggilan jiwa dan idealisme sehingga dapat
1 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2010), Cet. Ke-7, hlm. 38. 2 Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, hlm.8-9.
3
meningkatkan kualitas pendidikan. Pemerintah juga telah mengatur dalam
UUD Guru dan Dosen untuk terciptanya guru yang berkompeten.
Gary dan Margaret, sebagaimana dikutip oleh Mulyasa
mengemukakan bahwa guru yang efektif dan kompeten secara profesional
memilki karakteristik sebagai berikut: (1) memiliki kemampuan menciptakan
iklim belajar yang kondusif, (2) kemampuan mengembangkan strategi dan
manajemen pembelajaran, (3) memiliki kemampuan memberikan umpan balik
(fedback) dan penguatan (reinforcement), dan (4) memiliki kemampuan untuk
peningkatan diri.3
Dari keempat karakteristik guru tersebut sangat jelas, menjadi guru
bukan sekedar menyampaikan materi tetapi harus mampu mengembangkan
materi dalam realitas kehidupan serta memiliki strategi dalam meningatkan
kualitas peserta didik. Dengan demikian menjadi seorang guru harus terus-
menerus meningkatkan kualitas diri, karena aktivitas seorang guru mengajar
dan melakukan proses pembelajaran yang baik. Adapaun kemampuan
menciptakan iklim belajar yang kondusif, meliputi: kemampuan interpesonal
untuk menunjukan empati dan penghargaan kepada peserta didik, hubungan
baik dengan peserta didik dengan tulus, menunjukan minat dan antusias yang
tinggi dalam mengajar, menciptakan iklim untuk tumbuhnya kerjasama,
melibatkan peserta didik dalam mengorganisasikan dan merencanakan
pembelajaran, mendengarkan dan menghargai peserta didik untuk berbicara
dalam setiap diskusi, dan meminimalkan setiap permasalahan yang sering
terjadi dalam pembelajaran. Sedangkan kemampuan mengembangkan strategi
dan manajemen pembelajaran, berkaitan dengan kemampuan untuk
menghadapi dan menangani peserta didik yang bermasalah, suka menyela,
mengalihkan pembicaraan, dan mampu memberikan transisi substansi bahan
ajar dalam pembelajaran, serta kemampuan bertanya yang memerlukan tingkat
berfikir yang berbeda untuk semua peserta didik.
3 Mulyasa .E, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008) Cet ke-3, hlm. 21.
4
kemampuan memberikan umpan balik (feedback) dan penguatan
(reinforcement) antara lain: memberikan umpan balik yang sifatnya membantu
terhadap peserta didik yang lamban belajar, memberikan tindak lanjut
terhadap jawaban peserta didik yang kurang memuaskan. Dan kemampuan
untuk peningkatan diri, antara lain: menerapkan kurikulum dan metode
mengajar secara inovatif, kreatif, memperluas dan menambah pengetahuan
tentang metode pembelajaran dan mengembangkan metode pembelajaran yang
relevan.
Berdasarkan uraian di atas, setidaknya ada dua kategori kompetensi
yang harus dimiliki oleh guru: (1) kompetensi profesional yaitu kemahiran
merancang, melaksanakan, dan menilai tugas guru, yang meliputi penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi pendidikan, dan (2) kompetensi personal,
yang meliputi etika, moral, pengabdian, kemampuan sosial, dan spiritual.
Untuk menjadi seorang guru dituntut memiliki minimal lima hal
kemampuan yaitu sebagai berikut:
1. Komitmen pada peserta didik dan proses belajarnya;
2. Menguasai secara mendalam bahan atau mata pelajaran yang diajarkan
serta cara mengajarnya kepada peserta didik;
3. Bertanggung jawab memantau hasil belajar peserta didik melalui
berbagai cara evaluasi;
4. Mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar
dari pengalamannya;
5. Seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam
lingkungan profesinya (Supriadi 1998).4
Dengan adanya tuntutan tersebut, pemerintah melakukan berbagai
upaya untuk mengembangkan standar kompetensi dan sertifikasi guru, antara
lain dengan disahkannya undang-undang guru dan dosen yang ditindaklanjuti
dengan pengembangan rancangan peraturan pemerintah (RPP) tentang guru
dan dosen. Lahirnya undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
4 Mulyasa .E, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru,. Hlm. 11.
5
Dosen mengharuskan semua pendidik menguasai empat kompetensi. Yaitu
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi social, dan
kompetensi professional.
Upaya Pengembangan kompetensi guru telah banyak dilakukan,
namun pada kenyataan dan pelaksanaannya masih dihadapkan pada berbagai
kendala, baik di lingkungan Depdiknas misalnya, adanya gejala kurang
keseriusannya dalam menangani permasalahan pendidikan, seperti juga dalam
menangani masalah guru. Gejala tersebut antara lain adanya
ketidaksinambungan antara program peningkatan kualitas pendidikan dan
kualitas guru yang ditangani oleh berbagai direktorat di lingkungan depdiknas;
minimnya fokus dalam peningkatan kualitas guru, serta minimnya penanganan
yang dilakukan oleh para ahli. Sehingga tidak menghasilkan perbaikan
kualitas yang berkesinambungan (continuous Quality improvement).
Kebanyakan guru belum memiliki kompetensi yang memadai untuk
menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/200,
yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan
penelitian, dan melakukan pengabdian masyarakat. Sebagian guru di
Indonesia bahkan dinyatakan tidak layak mengajar. Persentase guru menurut
kelayakan mengajar dalam tahun 2002-2003 di berbagai satuan pendidikan:
untuk SD yang layak mengajar hanya 21,07% (negeri) dan 28,94 (swasta),
untuk SMP 54,12% (negeri) dan 60,99% (swasta), untuk SMA 65,29%
(negeri) dan 64,73% (swasta), serta untuk SMK 55,49% (negeri) dan 58,26%
(swasta). Data Balitbang Depdiknas (1998) menunjukan dari sekitar 1,2 juta
SD/MI, hanya 13,8% yang berpendidikan diploma D-2. Selain itiu, dari sekitar
680.000 guru SMP/MTS baru 38,8% yang berpendidikan diploma D-3
samapai kependidikan ke atas. Dari 337.503 guru, baru 57,8% yang memiliki
kependidikan tinggi, dari 181.544 dosen, baru 18,86% yang berpendidikan S-2
ke atas (3,48% berpendidikan S-3).5
5 Jamal Ma’mur asmani., 7 Tip Cerdas & Efektif Lulus Sertifikasi Guru, (Jogjakarta :
Diva Press, 2009), hlm. 118.
6
Kondisi guru di atas sangat memprihatinkan. maka, tidak ada jalan lain
kecuali memacu semangat belajar guru untuk terus meningkatkan
kompetensinya, melalui kuliah, banyak membaca, menulis, berdiskusi,
berorganisasi, dan mengembangkan jaringan ke luar. Salah satunya dengan
cara mengikutsertakan program pendidikan dan pelatihan serta kegiatan
lainnya. karena jika tidak, semua upaya tersebut tidak akan membawa hasil
tanpa ada niat yang kuat dari guru tersebut. Sebab, tanggungjawab dalam
mengembangkan kualitas dan kompetensi pada dasarnya merupakan tuntutan
kebutuhan pribadi guru itu sendiri, tanggungjawab meningkatkan dan
mengembangkan kompetensi tidak dapat dilakukan oleh orang lain kecuali
oleh guru itu sendiri.6
Pada kenyataanya di sekolah masih ada masalah-masalah sebagai
berikut: (1) belum seluruh guru berkualifikasi S-1 atau D-4. (2) masih ada
guru mengajar mata pelajaran yang tidak relevan dengan ijazahnya
(missmach). (3) masih ada guru yang kurang mampu membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), penelitian tindakan kelas, dan publikasi
ilmiah. (4) para guru cenderung mengajar menggunakan metode ceramah,
karena masih kurang menguasai alat informasi dan teknologi (5) masih ada
guru yang kurang memperhatikan kualitas peserta didik. Fenomena ini
ditemukan diberbagai sekolah termasuk di SMP Darussalam Cimanggis
Ciputat Tangerang Selatan.
Hasil wawancara dan data yang terdapat di bagian administrasi di SMP
Darussalam Cimanggis Ciputat Tanggerang Selatan yaitu mempunyai jumlah
guru sebanyak 58 orang, yang mempunyai kompetensi kualifikasi akademik
S-1 sebanyak 45 orang, S-2 sebanyak delapan orang dan dalam proses S-1
sebanyak lima orang. Dari keseluruhan guru yang ada di sekolah tersebut
masih ada guru yang mengajar tidak relevan dengan ijazahnya (missmach).7
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik menuangkan dalam
bentuk skripsi dengan judul :“STRATEGI PENGEMBANGAN
6 Moh. Uzer Usman, menjadi guru …, hlm. 3.
7 Wawancara dengan Guru(Ciputat,oktober 2010).
7
KOMPETENSI GURU DI SMP DARUSSALAM CIMANGGIS CIPUTAT
TANGERANG SELATAN”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah di atas yaitu belum
efektifitasnya usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi
guru secara berkelanjutan maka, dapat diidentifikasikan masalah-masalah
sebagai berikut :
1. Masih adanya guru yang tidak berkualifikasi akademik Sarjana Satu (S1),
dan guru yang mengajar mata pelajaran tidak sesuai dengan Ijazahnya
2. Masih ada guru yang mengajar tidak sesuai dengan kualifikasi akademik
(missmach).
3. Masih ada guru yang kurang mampu membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran yang benar.
4. Para guru cenderung mengajar dengan menggunakan metode ceramah.
5. Masih ada guru yang belum mempunyai kompetensi pedagogik secara
utuh.
6. Minimnya program pengembangan kompetensi pedagogik guru yang di
lakukan oleh Kepala Sekolah .
C. Pembatasan Masalah
Dengan ini penulis berupaya menjelaskan masalah yang dibahas hanya
terfokus pada: Pengembangan kompetensi Pedagogik Guru dan Strategi
Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru di SMP Darussalam Cimanggis
Ciputat Tangerang Selatan.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah sebagaimana telah dipaparkan
sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana kompetensi pedagogik guru di SMP Darussalam Cimanggis
Ciputat Tangerang Selatan?
8
2. Bagaimana strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi
pedagogik guru di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tangerang
Selatan?
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan nilai guna bagi:
1. SMP Darussalam, sebagai bahan rujukan untuk mengadakan
pengembangan kompetensi pedagogik guru;
2. Guru, sebagai kajian/referensi dalam menambah wawasan dan
pengetahuan tentang pengembangan kompetensi pedagogik.
3. Penulis, sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar S-1(Strata Satu)
Jurusan Kependidikan Islam, Prodi. Manajaemen Pendidikan, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kompetensi Pedagogik Guru
1. Pengertian kompetensi Pedagogik guru
Teori landasan terbentuknya kompetensi seseorang adalah teori
medan yang dirintis oleh Kurt Lewin. Perhatian dalam teori ini adalah
masalah persepsi, belajar, dan berfikir.8
Teori Kurt Lewin mengidentifikasikan bahwa kompetensi
seseorang turut dibentuk oleh faktor pengetahuan yang diperoleh melalui
informasi. Dengan informasi yang diperoleh seseorang, akan bertambah
pengetahuan yang akhirnya terbentuk kompetensi dirinya.
Merujuk pada teori di atas, berarti semua orang memiliki
kompetensi pada dirinya, baik kompetensi belajar, menghafal dan berpikir,
begitu juga dengan guru. Menjadi seorang guru harus memiliki
kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik dan
kompetensi professional. Dari keempat kompetensi tersebut ada salah satu
yang harus jadi perhatian yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi
tersebut dimiliki guru ketika mau belajar dan mengembangkan dirinya
secara terus menerus sesuai dengan perkembangan tekhnologi.
8 Hamzah B. Uno , Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di
Indonesia, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), Ed. 1, cet. 5, hlm. 60.
10
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa, “Kompetensi adalah
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimilki,
dihayati, dan dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas
profesional”.9
Jadi, dikatakan guru kompeten yaitu guru yang memiliki ketiga
kompetensi tersebut yang mampu merealisasikan secara professional.
Sedangkan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, pengertian dasar
kompetensi (competency), yakni kemampuan atau kecakapan. 10
Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan (tugas) yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta
didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.11
Kompetensi juga menunjukan karakteristik pengetahuan dan keterampilan
yang dimiliki atau dibutuhkan oleh setiap individu untuk mampu
melakukan tugas dan tanggungjawab secara efektif dan meningkatkan
standar kualitas professional, termasuk diantaranya kemampuan untuk
mentransfer dan mengaplikasikan keterampilan dan pengetahuannya.
Istilah kompetensi sebenarnya memiliki banyak makna
sebagaimana yang dikutip oleh Mulyasa dari beberapa pendapat, antara
lain menurut Broke and Stone, :”Kompetensi merupakan gambaran
hakikat kualitatif dari perilaku guru yang penuh arti”. Menurut Charles
(1994) mengemukakan bahwa: competency as rational performance which
satisfactorily meets the objective for a desired condition (kompetensi
merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang
dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.12
Dengan demikian
pengertian kompetensi dari beberapa pendapat yang telah dipaparkan di
atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan pengetahuan,
9 Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 Tentang guru dan Dosen, (Jakarta, Ciputat
Press, 2006) hlm. 5.
10
Asep Umar Fakhruddin, Menjadi Guru Favorit, (Jogjakarta: Diva Press, 2009), cet-1,
Hlm. 19 11
Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakaera: Pt Rajagrafindo Persada, 2007),hlm. 86 12
Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru…,hlm. 25.
11
keterampilan, serta kemampuan sebagai tugas seseorang tetapi merupakan
penguasaan dalam diri seseorang yang mencakup perilaku rasional sebagai
wujud dari pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki seseorang.
Adapun kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan
personal, keilmuan, teknologi, social, dan spiritual yang secara kaffah
membentuk kompetensi standar profesi guru. Yang mencakup penguasaan
materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik,
pengembangan pribadi dan profesionalisme.13
Definisi ini menunjukan
bahwa tanggung jawab seorang pengajar dalam melakukan tugasnya
mendidik sebagai wujud dari pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
yang dapat dipertanggung jawabkan.
Dalam Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen pasal 10 dikemukakan bahwa kompetensi guru itu mencakup
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan
kompetensi profesional.14
Senada dengan itu, PP No. 19 Tahun 2005 Pasal
28 tentang Standar Nasional Pendidikan ayat 3 menjelaskan bahwa
seorang pendidik atau pengajar harus memiliki empat kompetensi yaitu:
a. Kompetensi Pedagogik, yaitu kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya.
b. Kompetensi Kepribadian, adalah kemampuan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi
peserta didik, dan berahlak mulia.
c. Kompetensi Profesional, adalah kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan
membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang
ditetapkan dalam SNP.
13
Mulyasa. Standar Kompetensi………Hlm. 26 14
Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,. Hlm. 10-11
12
d. Kompetensi Sosial, adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua wali
peserta didik dan masyrakat sekitar.15
Dari keempat kompetensi di atas, salah satu kemampuan yang
harus dimiliki oleh guru adalah kompetensi pedagogik. Kompetensi
tersebut meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Jika dilihat dari segi istilah, pedagogik sendiri berasal dari bahasa
Yunani Kuno, yaitu paedos (anak) dan agogos (mengantar, membimbing,
memimpin).pengertian pedagog intinya adalah mengantarkan anak menuju
pada kedewasaan. Istilah lainnya yaitu Paedagogia yang berarti pergaulan
dengan anak, Pedagogi yang merupakan praktek pendidikan anak dan
kemudian muncullah istilah ”Pedagogik yang berarti ilmu mendidik anak”.
Pedagogik secara jelas memiliki kegunaan diantaranya bagi pendidik
untuk memahami fenomena pendidikan secara sistematis, memberikan
petunjuk tentang yang seharusnya dilaksanakan dalam mendidik,
menghindari kesalahan-kesalahan dalam praktek mendidik anak juga
untuk ajang untuk mengenal diri sendiri dan perbaikan bagi diri sendiri.
Selanjutnya dalam rancangan keputusan pemerintah, sebagaimana
dikutip Wina Sanjaya yang dimaksud kompetensi pedagogis adalah
“kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik”16
.
Selanjutnya dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat
(3) butir a dikemukakan bahwa kompetensi paedagogik adalah
kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi
pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Sedangkan
15
Peraturan Pemerintah. Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 Tentang SNP.
16
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta:Prenada Media Group, 2010). Cet ke-7, hlm.19
13
pengertian pedagogik menurut Nana Syaodih adalah “penguasaan materi
atau bahan pelajaran. Penguasaan kemampuan itu berupa penguasaan isi,
baik yang berasal dari disiplin ilmu, maupun dari kehidupan masyarakat.17
Pengertian ini menyatakan bahwa setiap tenaga pengajar sudah pasti
memiliki kemampuan dasar yaitu kemampuan melakukan pengajaran
dengan segala ruang lingkupnya meliputi interaksi dengan peserta didik,
pemahaman psikologis peserta didik, perancangan, pelaksanaan, evaluasi
pembelajaran, serta pengembangan potensi peserta didik.
Dari berbagai pengertian kompetensi di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa guru yang berkompeten adalah guru yang memiliki
kemampuan, keahlian, dan menguasai dengan baik hal-hal yang
berhubungan dengan pengajaran sesuai dengan bidang yang ia tekuni
sebagai seorang guru harus menguasai empat kompetensi yaitu kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional, dan
kompetensi sosial, sehingga guru mampu meningkatkan kemampuan dalam
melaksanakan tugasnya secara bertanggung jawab. Sedangkan kompetensi
pedagogik merupakan kemampuan yang harus dimiliki guru dalam
mengelola bahan belajar mengajar dan mengelola pembelajaran peserta
didik. Penguasaan materi dan mampu mengkondisikan serta
mengembangkan peserta didik menjadi lebih baik.
2. Ruang Lingkup Kompetensi Pedagogik guru
Dalam proses belajar mengajar guru merupakan faktor yang sangat
dominan dalam menentukan keberhasilan pembelajaran. Dengan demikian,
untuk mencapai keberhasilan tersebut, guru harus memiliki kemampuan
dasar dalam kegiatan belajar mengajar dan menjalankan tugasnya sesuai
dengan perkembangan dan kemajuan teknologi.
Iklim belajar yang kondusif harus ditunjang oleh berbagai fasilitas
belajar yang menyenangkan, seperti sarana, laboratorium, pengaturan
lingkungan,penampilan dan sikap guru, hubungan yang harmonis antara
17
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2010), Cet- 12, hlm.193.
14
peserta didik dengan guru, serta penataan organisasi dan bahan
pembelajaran secara tepat sesuai dengan kemampuan dan perkembangan
peserta didik.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, Pasal 28 ayat (3) butir a
dinyatakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta
didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar,
dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.18
Uraian di atas menjelaskan ruang lingkup kompetensi pedagogik
guru, tugas dan fungsi guru bukan sekedar mengajar saja, tapi peranannya
sangat besar dalam mengembangakan potensi peserta didik. Ruang lingkup
kompetensi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Kemampuan Mengelola Pembelajaran dan Perancangan
Pembelajaran
Secara operasional, kemampuan mengelola pembelajaran
menyangkut tiga fungsi manajerial, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
dan pengendalian.
1) Perencanaan menyangkut penetapan tujuan, dan kompetensi, serta
memperkirakan cara mencapainya. Perencanaan merupakan fungsi
sentral dari manajemen pembelajaraan dan harus berorientasi ke
masa depan.
2) Pelaksanaan atau sering juga disebut implementasi adalah proses
yang memberikan kepastian bahwa proses belajar mengajar telah
memiliki sumber daya manusia dan sarana prasarana yang
diperlukan, sehingga dapat membentuk kompetensi dan mencapai
tujuan yang diinginkan.
3) Pengendalian atau evaluasi, bertujuan menjamin kinerja yang
dicapai sesuai dengan rencana atau tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam proses manajerial terakhir ini perlu dibandingkan kinerjaa
18
Mulyasa, Standar kompetensi dan Sertifikasi Guru,… hlm. 75
15
aktual dengan kinerja yang telah ditetapkan (kinerja standar). Guru
sebagai manajer pembelajaran harus mengambil langkah-langkah
atau tindakan perbaikan apabila terdapat perbedaan yang signifikan
atau adanya kesenjangan antara proses pembelajaran aktual di
dalam kelas dengan yang telah direncanakan.
Agar proses pembelajaran dapat dilaksanakan secara aktif dan
efisien, serta mencapai hasil yang diharapkan, diperlukan kegiatan
manajemen sistem pembelajaran, sebagai keseluruhan proses untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Dengan demikian, guru tidak hanya berperan sebagai model
atau teladan bagi siswa yang diajarkannya, tetapi juga sebagai pengelola
pembelajaran (manager of learninga).19
Perancangan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi
pedagogis yang harus dimiliki guru, yang akan bermuara pada
pelaksanaan pembelajaran. Perancangan pembelajaran sedikitnya
mencakup tiga kegiatan, yaitu identifikasi kebutuhan, perumusan
kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran. Kegiatan
tersebut akan berdampak pada proses pembelajar. Guru harus
mmperhatikan ketiga kegiatan dalam merancang pembeljaran karena
keberhasilan proses belajar mengajar ditentukan oleh rancangan yang
dibuat oleh guru sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran yang
sesungguhnya.
b. Pemahaman dan Pengembangan Peserta Didik
Pemahaman terhadap peserta didik merupakan salah satu
kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru. Sedikitnya terdapat
empat hal yang harus dipahami guru dari peserta didiknya, yaitu tingkat
kecerdasan, kreativitas, cacat fisik, dan perkembangan kognitif. Dari
keempat terrsebut, seorang guru harus mengetahui pada diri peserta
didik, sehingga guru dapat mengidentifikasi individunya. Yang
19 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta:Prenada Media Group, 2010). Cet ke-7, hlm. 52
16
tujuannya akan mempermudah proses pembelajaran yang pada akhirnya
guru akan bisa menyalurkan bakat, minat, dan tingkat kecerdasan
peserta didik sesuai dengan kemampuannya.
Pengembangan peserta didik merupakan bagian dari kompetensi
pedagogik yang harus dimiliki guru, untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Pengembangan peserta
didik dapat dilakukan oleh guru melalui berbagai cara, antara lain
melalui kegiatan ektra kurikuler (ekskul), pengayaan dan remidial, serta
bimbingan konseling (BK).
Pada dasarnya terdapat seperangkat tugas yang harus
dilaksanakan oleh guru berhubungan dengan profesinya sebagai
pengajar. Tugas guru ini sangat berkaitan dengan kompetensinya.
Secara garis besar, tugas guru dapat ditinjau dari tugas-tugas yang
langsung berhubungan dengan tugas-tugas utamanya, yaitu menjadi
pengelola dalam proses pembelajaran dan tugas-tugas lain yang tidak
secara langsung berhubungan dengan proses pembelajaran, tetapi akan
menunjang keberhasilannya menjadi guru yang profesional dan dapat
diteladani. Semua itu merupakan hal yang dapat menunjang
terbentuknya kompetensi pedagogik guru. Kompetensi tersebut, dapat
berpengaruh terhadap proses pengelolaan pendidikan sehingga mampu
menghasilkan lulusan pendidikan yang bermutu.
c. Pelaksanaan Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis
Kegagalan pelaksanaan pembelajaran sebagaian besar
disebabkan oleh penerapan metode pendidikan konvergensi, anti dialog,
proses penjinakan, pewarisan pengetahuan, dan tidak bersumber pada
realita masyarakat. Dalam Rencana Peraturan Pemerintah tentang guru,
bahwa guru harus memiliki kompetensi untuk melaksanakan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Hal ini berarti, bahwa
pelaksanaan pembelajaran harus berangkat dari proses dialogis antara
sesama subjek pembelajaran, sehingga melahirkan pemikiran kritis dan
komunikasi. Tanpa komunikasi tidak akan ada pendidikan sejati.
17
Pembelajaran yang mendidik dan dialogis merupakan respon
terhadap praktek pendidikan anti realitas, yang menurut Freire (2003)
harus diarahkan pada proses terhadap masalah. Pembelajaran pada
hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.
Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhi, baik
faktor internal yang datang dari dalam diri individu, maupun faktor
faktor eksternal yang datang dari lingkungan.
Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah
mengkondisikan lingkungan kelas agar menunjang terjadinya
perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik.
Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup dua macam kegiatan
yaitu mengelola sumber belajar dan melaksanakan peran sebagai
sumber belajar itu sendiri. Sebagai manajer, guru memiliki empat
fungsi umum:
a. merencanakan tujuan;
b. mengorganisasikan berbagai sumber belajar untuk mewujudkan
tujuan belajar,
c. memimpin, yang meliputi memotivasi, mendorong, dan
menstimulasi siswa,
d. mengawasi segala sesuatu, apakah sudah berfungsi sebagai mana
mestinya atau belum dalam rangka pencapaian tujuan.20
Dari keempat kegiatan tersebut harus dipandang sebagai siklus yang
berhubungan satu sama lain, karena akan bermuara pada usaha
mengelola proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya agar tujuan
pendidikan bisa maksimal, maka pelaksanaan mutlak diperlukan dan
dilaksanakan oleh seorang guru.
20 Asep Umar Fakhrudin, Menjadi Guru favorit, Pengenalan, Pemahaman dan Praktek
Mewujudkannya. (Jogjakarta: Diva Press, 2009) hlm. 52
18
d. Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran
Penggunaan teknologi dalam pendidikan dan pembelajaran (e-
learning) dimaksudkan untuk memudahkan atau mengefektifkan
kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, guru dituntut untuk memiliki
kemampuan menggunakan dan mempersiapkan materi pembelajaran
dalam suatu sistem jaringan komputer yang dapat diakses oleh peserta
didik. Oleh karena itu, seyogyanya guru dibekali dengan berbagai
kompetensi yang berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi sebagai teknologi pembelajaran. 21
Penggunaan teknologi mempunyai keuntungan-keuntungan
yaitu dapat membantu guru dan peserta didik secara konkrit konsep
berpikir, mengurangi respon yang kurang bermanfaat, meningkatkan
perhatian anak didik, dapat membuat secara riil yang akan mendorong
kegiatan mandiri anak didik,
e. Evaluasi Hasil Belajar
Semua kegiatan mengajar belajar perlu dievaluasi.22
Evaluasi
hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan perilaku dan
pembentukan kompetensi peserta didik, menggambarkan kemajuan
siswa, prestasi, hasil rata-rata, dan dapat menjadi bahan umpan balik
bagi guru sendiri. Semua itu dapat dilakukan dengan penilaian kelas, tes
kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi,
benchmarking, serta penialaian program.
Evaluasi hasil belajar merupakan alat untuk mengukur
kemampuan peserta didik yang pada akhirnya akan dijadikan acuan
untuk meningkatkan perbaikan pembelajaran selanjutnya.
21 Abudin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta:Prenada
Media Group, 2009), Cet ke-1, hlm.291
22
Slameto, Belajar & factor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010) hlm.39
19
B. Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru
1. Urgensi Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru
Guru adalah figur yang mulia dan dimuliakan banyak orang,
kehadiran guru ditengah-tengah kehidupan manusia sangat penting, tanpa
seorang guru yang dapat ditiru dan dijadikan suriteladan oleh orang-orang
untuk belajar dan berkembang, manusia tidak akan memiliki budaya,
norma, agama, dan perilaku yang baik. Guru merupakan orang pertama
yang memberikan pengetahuan, pengalaman, dan kebudayaan dengan cara
proses pembelajaran. Sehingga pengembangan kompetensi guru dirasakan
sangat penting untuk menjaga konsistensi kebudayaan dan perilaku
pendidikan yang baik.
Uzer (1990), sebagaimana dikutip oleh Hamzah B. Uno ada tiga
jenis tugas guru, yakni tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan
tugas dalam bidang kemasyarakatan.23
Tugas guru sebagai suatu profesi
meliputi mendidik dalam arti meneruskan dan mengembangkan nilai hidup.
Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan iptek, sedangkan
melatih berarti mengembangkan keterampilan pada peserta didik. Tugas
guru dalam bidang kemanusiaan meliputi bahwa guru di sekolah harus
dapat menjadi orang tua kedua, dapat memahami peserta didik dengan
tugas perkembangannya mulai dari sebagai makhluk bermain
(homoludens), sebagai makhluk remaja atau berkarya (homopither), dan
sebagai makhluk berpikir atau dewasa (homosapiens). Membantu peerta
didik dalam mentranspormasikan dirinya sebagai upaya pembentukan sikap
dan membantu peserta didik dalam mengidentifikasikan diri peserta didik
tersebut.
Kaitanya dengan pengembangan guru, dalam Undang-Undang RI
No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen sebagai berikut:
a. Pembinaan dan pengembambangan guru meliputi pembinaan dan
pengembangan profesi dan karier.
23
Hamzah B. Uno ., Ed. 1, Cet. ke 5, hlm. 20.
20
b. Pembinaan dan pengembangan profesi guru sebagaimana dimaksudkan
pada ayat (1) meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
c. Pembinaan dan pengembangan profesi guru sebagaimana dimaksudkan
dalam ayat (1) dilakukan melalui jabatan fungsional.
d. Pembinaan dan pengembangan karier guru sebagaimana dimaksudkan
pada ayat (1) meliputi penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi.24
Dari uraian di atas dapat diketahui salah satu urgensi dalam
pengembangan guru adalah mengenai pengembangan kompetensi
pedagogik. Kompetensi pedagogik guru sangat penting dimiliki setiap guru
karena guru merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil
belajar siswa. Oleh karena itu, guru sebagai penunjang hasil belajar siswa.
Dengan demikian, guru harus mampu menguasai dan menggunakan teknik,
metode dan strategi pembelajaran yang bervariasi. Guru tidak selalu
menjadi seorang transporman ilmu pengetahuan, juga harus mampu
menjadi fasilitator belajar siswa.
Pengembangan Kompetensi pedagogik guru dirasakan penting
karena keberhasilan pembelajaran terpusat pada diri seorang guru. Kualitas
guru dalam mengajar pada hakikatnya merupakan hasil interaksi dari
berbagai faktor yang mempengaruhinya, yaitu faktor yang datang dari
dalam dirinya dan dari luar dirinya. Faktor yang berasal dari dalam dirinya
(faktor internal) antara lain faktor kesehatan, potensi, sikap, dan
kepribadian. Sedangkan faktor yang berasal dari luar dirinya (faktor
eksternal) diantaranya kepemimpinan Kepala Sekolah, anak didik, dan
sarana dan prasarana yang menunjang. Untuk mengembangkan kompetensi
pedagogik guru perlu dipertimbangkan faktor yang mempengaruhinya baik
dari dalam maupun dari luar dirinya. Bagaimanapun situasi dan kondisi
yang tersedia serta pembinaan yang telah diupayakan dengan baik oleh
kepala sekolah, namun jika guru tersebut tidak memiliki kemauan maka
semuanya tidak akan berjalan dengan baik. Dengan adanya kemauan,
24
Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Hlm. 25
21
kecakapan, keahlian, dan kreatifitas yang dimiliki oleh seorang guru maka
segala kekurangan yang ada akan menjadi pendorong baginya untuk selalu
berusaha mengembangkan dan meningkatkan kompetensinya. Dengan
peningkatan kompetensi guru diharapakan akan meningkatan metode,
teknik, media pembelajaran yang baik dan akan berimbas terhadap
peningkatan kualitas peserta didik. Mengembangkan kompetensi
pedagogik guru pada hakikatnya ialah melaksanakan prinsip belajar seumur
hidup. Salah satu prinsip belajar ialah menyesuaikan proses belajar dengan
kebutuhan setiap inividu. Belajar seseorang akan lebih berhasil kalau apa
yang dipelajari sesuai dengan kebutuhanya.
Ada lima macam kebutuhan untuk mengembangkan dirinya: (1)
ingin merasa diri penting, terpandang, dan berharga, (2) ingin hidup aman,
sentosa, dan berkecukupan, (3) ingin memperoleh teman hidup yang tepat
dan berkeluarga, (4) ingin berkelana di lapangan yang belum diketahui atau
hasra ingin tahu, dan (5) dalam waktu-waktu tertentu ingin melepaskan diri
dari kesulitan, bergembira, dan bermain-main (Halsey, 1983, h. 44 – 52).25
Terkait dengan pengembangan kompetensi pedagogik guru, sangat
dibutuhkan karena Untuk mempercepat dalam pengembangkan pendidikan
terutama dalam bidang pembelajaran. Pendidikan dan pelatihan merupakan
salah satu upaya dalam meningkatkan dan mengembangkan tenaga
pendidik terutama mengembangkan kemampuan pedagogik guru yaitu
kemampuan dalam kegiatan belajar mengajar.
Dari uraian di atas, tujuan pendidikan dan pelatihan berhubungan
erat dengan manfaat dari pendidikan dan pelatihan tersebut, dengan
maksud agar tenaga pendidik dapat melaksanakan tugasnya sebagai guru
dengan profesional. Adapun tujuan dari pendidikan dan pelatihan
diantaranya dapat meningkatkan kemampuan, pengetahuan, keterampilan
guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pembelajar. Dan juga
25
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004) Cet.
Kedua, hlm.119.
22
diharapkan dapat menumbuh kembangkan minat dan perhatian para
pendidik terhadap bidang atau tugasnya masing-masing.
2. Strategi Pengembangan Kompetensi Pedagogik guru
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian strategi adalah
Ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk
melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai.26
Secara
umum strategi adalah suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam
usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.27
Sedangkan dalam dalam
dunia penndidikan strategi adalah “ a plan, method, or series of activities
designed to achieves a particular education goal”28
.
Dalam UUD RI No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
dijelaskan berbagai upaya untuk mengembangkan standar kompetensi
guru, antara lain dengan disahkannya undang-undang guru dan dosen yang
ditindaklanjuti dengan pengembangan rancangan peraturan pemerintah
(RPP) tentang guru dan dosen. Lahirnya undang-undang Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen mengharuskan semua pendidik menguasai
empat kompetensi. Semuanya itu bermaksud untuk meningkatkan
kompetensi guru. Ada beberapa strategi pemerintah dalam
mengembangkan kompetensi pedagogik guru, yaitu sebagai berikut:
1. Penyelenggaraan pendidikan untuk meningkatkan kualifikasi
akademik, kompetensi, dan pendidikan profesi.
2. Pemenuhan hak dan kewajiban guru sebagai tenaga profesinal sesuai
dengan prinsip profesionalitas.
3. Penyelenggaraan kebijakan strategi dalam pengangkatan, penempatan,
pemindahan, dan pemberhntian guru sesuai dengan kebutuhan, baik
jumlah, kualifikasi akademik, kompetensi, maupun sertifikasi yang
26
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Balai
Pustaka, 2011 27
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT
Rineka Cipta, 2006). Hlm. 5
28
Wina Sanjaya, Kurikulum Dan Pembelajaran Teori dan Praktek Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan , (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), Hlm. 294
23
dilakukan sevcara merata, objektif, transparan, dan akuntabel untuk
menjamin keberlangsungan pendidikan.
4. Penyelenggaraan kebijakan strategis dalam pembinaan dan
pengembangan profesi guru untuk meningkatkan profesionalitas dan
pengabdian profesional.
5. Peningkatan pemberian penghargaan dan jaminan perlindungan
terhadap guru dalam melaksanakan tugas profesional.
6. Pengakuan yang sama antara guru yang bertugas pada stuan
pendidikan yang diselenggarakan masyarakat dengan guru yang
bertugas pada stuan pendidikan yang diselenggarakan pemerintah dan
pemerintah daerah.
7. Penguatan tanggungjawab dan kewajiban pemerintah dan pemerintah
daerah dalam merealisasikan pencapaian anggaran pendidikan untuk
memenuhi hak dan kewajiban guru sebagai pendidik profesional, dan
8. Peningkatan peran serta masyarakat dalam memenuhi hak dan
kewajiban guru.29
Dari kedelapan strategi di atas, merupakan upaya untuk meningkatkan
kompetensi pedagogik guru. Semua itu dilakukan hasil pertimbangan dan
evaluasi. Adanya analisis mengenai kekuatan, kelemahan, kesempatan,
dan tantangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat. Maka
pengembangan kompetensi guru, bukan hanya tanggung jawab
pemerintah, sekolah, guru, tetapi masyarakat juga harus ikut andil.
29
Mulyasa .E, Standar kompetensi dan Sertifikasi Guru, hlm. 6.
24
C. KERANGKA BERPIKIR
Pengembangan kompetensi pedagogik guru merupakan faktor yang
sangat penting, karena guru merupakan salah satu unsure pendidikan yang
penting dalam pencapaian tujuan pendidikan, (tanpa menyampingkan
komponen yang lain, seperti: peserta didik, orang tua, masyarakat,
dll).untuk menjadi guru harus mempunyai kualifikasi akademik sesuai
dengan UU RI No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, mengajar
sesuai dengan ijazah (kompetensi yang dimiliki), mempunyai kompetensi
pedagogik secara utuh (baik), dan penguatan akademik lainnya.
Memiliki kualifikasi akademik pendidikan merupakan syarat
mutlak yang harus dimiliki oleh seseorang jika ingin menjadi seorang
tenaga pendidik, mengajar sesuai dengan ijazah yang diperoleh.
Kemudian, yang harus dimiliki oleh guru adalah menguasai kompetensi
pedagogik secara utuh yang meliputi kemampuan pengelolaan dan
perancangan pembelajaran, pemahaman dan pengembangan peserta didik,
pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pemanfaatan
teknologi pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar.
Guru di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan
sebanyak 58 orang, yang mempunyai kompetensi kualifikasi akademik S-1
sebanyak 45 orang, S-2 sebanyak delapan orang dan dalam proses S-1
sebanyak lima orang. Dari keseluruhan guru masih ada guru yang
mengajar tidak sesuia dengan Ijazah, serta kompetensi pedagogik yang
dimiliki masih kurang.
Dan sebagai akibatnya, siswa tidak punya konsentrasi dalam
menangkap materi atau penjelasan yang diberikan oleh pendidik.
Selanjutnya, guru tersebut harus mendapatkan penguatan akademik, guna
menunjang kompetensi pedagogik, seperti: bagi guru yang belum
mempunyai kualifikasi akademik S1, harus diberikan beasiswa untuk
melanjutkan ke Perguruan Tinggi Ilmu Pendidikan, kepala sekolah
memberikan tugas mengajar guru sesuai kompetensinya, adanya
penyelenggaraan pelatihan dan pendidikan (workshop), memfasilitasi guru
25
mengikuti musyawarah guru mata pelajaran, dan dengan adanya program
sertifikasi dari pemerintah, akan menjadi pemacu guru dalam
meningkatkan kompetensinya.
Dari kondisi nyata guru di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat
Tangerang Selatan, maka dapat diidentifikasi tiga problem atau masalah,
diantaranya:
1. Masih ada guru yang belum berkualifikasi akademik S1 dan guru yang
mengajar masih ada yang tidak sesuai dengan Ijazahnya (missmach).
2. Masih ada guru yang belum mempunyai kompetensi penuh yang
meliputi kemampuan mengelola, perancangan, dan pelaksanaan
pembelajaran, pemahaman dan perkembangan peserta didik,
kemampuan pemanfaatan teknologi, dan evaluasi hasil belajara.
3. Minimnya kegiatan atau program pengembangan seperti seminar,
pelatihan dan pendidikan, dan sebagainya
Dengan adanya permasalah tersebut, maka strategi yang harus
dilaksanakan yaitu:
1. Dalam hal pendidikan, kepala sekolah harus memberikan peluang bagi
guru yang belum mempunyai kualifikasi akademik S1, supaya
melanjutkan keperguruan tinggi Ilmu Pendidikan dan merumuskan
kembali arah dan tujuan pembinaan kompetensi guru, agar terjadi
keseimabanagan antar hak dan kewajiban sebagai tenaga pendidik.
2. Kepala sekolah harus memberikan tugas mengajar guru sesuai dengan
kompetensi yang dimilikinya. Dengan memberikan pembinaan dan
pengembangan kemampuan pedagogiknya.
3. Pembinaan akademik dapat dilakukan melalui kegiatan dan
penyelenggaraan seminar, MGMP, dan pelatihan serta pendidikan
(workshop)
4. Pemerintah telah melakukan terobosan baru yaitu adanya sertifikasi
guru yang diberikan bagi guru yang telah memenuhi persyaratan yang
terkandung dalam UU RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan dosen.
26
INPUT PROSES OUTPUT
IN
STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU
KONDISI AKTUAL GURU 1. Masih ada guru yang
belum mempunyai
kualifikasi akademik
S1
2. Masih ada guru yang
mengajar tidak
sesuai dengan Ijazah
3. Masih ada guru
belum memiliki
kompetensi
pedagogik yang baik
4. Minimnya program
pengembangan guru
Problem
1. Meningkatnya
tugas guru,
karena jumlah
siswa bertambah
2. Efektifitas
pembelajaran
menjadi rendah
3. Kurangnya
wawasan dan
pengetahuan
guru
Strategi Kepala Sekolah
1. Mendorong guru untuk
belajar mandiri, melalui
membaca buku, media
(baik media massa
maupun media
elektronik)
2. Menyelenggarakan
pelatihan dan pendidikan
(workshop), serta
MGMP
3. Program sertifikasi guru
yang dilakukan oleh
pemerintah
HASIL
Kompetensi
pedagogik guru
baik, kegiatan
pembelajaran
efektif, sehingga
kualitas peserta
didik akan
meningkat
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kompetensi Pedagogik Guru
di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan dan Bagaimana
Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru di
SMP Darussalam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan, serta mengetahui
Efektifitas strategi Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru di SMP
Darussalam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan.
B. TEMPAT DAN WAKTU
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat
Tanggerang Selatan. Adapun penelitian ini dilaksanakan antara bulan Januari
sampai Maret 2011. dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.1.
Jenis Kegiatan
NO JENIS KEGIATAN SEPT OKT NOV DES JAN FEB MAR
1 PEMILIHAN JUDUL
2 KONSULTASI
3 PENDEKATAN
KESEKOLAH
4 IZIN PENELITIAN
5 PENGUMPULAN DATA
6 ANALISIS DATA
28
C. METODE PENELITIAN
Metode adalah cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian.
Sedangkan metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk
mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Dalam peneltian ini, digunakan
penelitian kombinasi yaitu kuantitatif dan kualitatif pendekatan deskriptif.
Metode kuantitatif yaitu untuk mengetahui efektifitas strategi
pengembangan kompetensi pedagogik guru di SMP Darussalam Cimanggis
Ciputat Tangerang Selatan, dan metode kualitatif ini digunakan untuk
mempelajari berbagai peristiwa dan kondisi yang terjadi pada objek yang akan
diteliti. Sedangkan metode deskriptif adalah bertujuan untuk membuat potret
tentang suatu keadaan secara sistematis, factual, akurat mengenai fakta dan
sifat yang terjadi pada variabel yang akan diteliti yang bersifat mandiri.
D. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dengan demikian dapat
ditegaskan bahwa populasi dalam penelitian ini adalah guru SMP
Darussalam Cimanggis Tangerang Selatan yang berjumlah 58 orang pada
tahun ajaran 2010/2011. Sedangkan yang dimaksud sampel adalah
sebagaian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini
penulis menggunakan sampel penuh artinya, penulis mengambil semua
orang guru yang mengajar di sekolah tersebut yang berjumlah 58 orang.
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data adalah salah satu bagian penelitian yang sangat
penting. Keberhasilan suatu penelitian sangat tergantung kepada sikap yang
dikembangkan peneliti yaitu : teliti, intensif, terinci, mendalam, dan lengkap
dalam mencatat setiap informasi yang ditemukan. Dalam pengumpulan data
ini penulis menggunakan tiga cara : pertama, dengan cara observasi, kedua,
angket yaitu mengajukan daftar pernyataan atau pertanyaan kepada guru untuk
memperoleh data yang terkait dengan penelitian, ketiga, wawancara yaitu
mengajukan daftar pertanyaan yang diajukan pada Kepala SMP Darussalam
Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan.
29
1.Observasi
Observasi atau pengamatan digunakan dalam rangka
mengumpulkan data dalam suatu penelitian, metode ini hamper
dipergunakan pada seluruh proses pengambilan data. Penulis melakukan
pengamatan untuk mendapatkan data mengenai kondisi atau keadaan
tenaga pendidik yang ada di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat
Tangerang Selatan. Observasi dilakukan dengan mengamati keadaan
sekolah serta keadaan tenaga pendidik yang ada di sekolah tersebut.
2.Angket (Quesioner)
Angket adalah teknik pengumpulan data melalui penyebaran
Quesioner (daftar pernyataan/isian) untuk diisi langsung oleh responden.30
Angket dalam penelitian ini akan diberikan dan diisi oleh guru di
SMP Darussalam Cimanggis Tangerang Selatan.
3.Wawancara
Wawancara ini dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang diajukan langsung kepada responden yang diteliti. Teknik wawancara
ini di lakukan untuk menggali data tentang keadaan sekolah, guru, dan
peserta didik serta data lain yang menunjang tentang penelitian ini.
F. INTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Adapun intrumen yang digunakan dalam pengumpulan data di atas adalah
sebagai berikut:
1. Panduan Observasi
Intrumen yang akan mengarahkan cara dan langkah-langkah pengamatan
yang akan dilakukan.
2. Panduan Angket
Intrumen yang akan menjadi pedoman bagi peneliti untuk melakukan
kegiatan pembuatan butir pertanyaan/pernyataan dengan para responden.
30
Nuraida Halid Alkaf, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Ciputat: Islamic Research Publishing,
2009). Hlm. 96
30
Wawancara akan dilakukan dengan kepala sekolah dan angket
akan disebarkan kepada guru di SMP Darussalam Cimanggis Tangerang
Selatan. wawancara yang penulis gunakan , diajukan langsung kepada
responden yaitu kepala sekolah dan angket untuk guru. Peneliti juga
menggunakan rekam, selanjutnya dibuat kesimpulan sehingga dapat
disusun data dan informasi sejelas mungkin.
Tabel 3.3.
Kisi-Kisi Angket untuk Guru
Dimensi Aspek Indikator Soal
Kompetensi
pedagogik guru
a. Pemahaman
terhadap peserta
didik
b. kemampuan
perancangan
pembelajaran
c. kemampuan
melaksanakan
dan mengelola
pembelajaran
1. Mampumengidentifikasi
tingkat kecerdasan peserta
didik
2. Mampu mengidentifikasi
sifat/karakteristik peserta
didik
3. Mampu membantu
menyelesaikan masalah
siswa dalam belajar
4. Mampu memberikan
perhatian pada setiap
siswa
1. Mampu menyusun
program tahunan
2. Mampu membuat
program semesteran
3. Mampu membuat silabus
4. Mampu membuat RPP
(Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran)
1. Mampu mengkondisikan
peserta didik dalam proses
pembelajaran
2. Mampu berinteraksi
dengan peserta didik
dalam proses belajar
mengajar
3. Mampu menguasai setiap
materi yang diajarkan
8,9,10,
11
1,2,3,4
5,6,7,12
31
Pengembangan
kompetensi
pedagogik guru
d. Kemampuan
pemanfaatan
teknologi
pembelajaran
e. kemampuan
evaluasi hasil
belajar
f. kemampuan
mengembangka
n peserta didik
a. Pengembangan
kompetensi
pedagogik oleh
diri sendiri
b. Pengembangan
kompetensi
pedagogik oleh
sekolah
4. Mampu menggunakan
metode pembelajaran
secara efekti
1. Mampu menggunakan
komputer dalam pendidikan
dan pembelajar
2. Mampu menggunakan
internet untuk menambah
sumber pembelajaran
1. Guru mampu melaksanakan
refleksi setelah pembelajaran
2. Guru mampu membuat
penilaian terhadap peserta didik
1. Guru mampu membimbing
perkembangan psikologis peserta
didik kearah yang lebih baik
2. Guru mampu memfasilitasi
remedial untuk peserta didik
yang kurang nilainya
1. Mempelajari berbagai sumber
pembelajaran baik dalam media
massa maupun elektronik
2. Mengikuti workshop/pelatihan
pembelajaran yang
diselenggarakan di luar sekolah
1.Membina kompetensi
pedagogik guru
2. Menyelenggaran program
pendidikan dan pelatihan
3. Melakukan evaluasi program
pendidikan dan pelatihan
13,14
15,16
17,18
19,20
21,22
23,24,25
,26,27,
32
c. Pengembangan
kompetensi
pedagogik oleh
pemerintah
1. Melakukan supervisi secara
kontinue
2. Memfasilitasi guru dalam
program sertifikasi guru
3. Menyelenggarakan program
MGMP (Musyawarah Guru Mata
Pelajaran)
3. Memfasilitasi program MGMP
(Musyawarah Guru Mata
Pelajaran)
28,29,30
,31,32
G. TEKNIK ANALISIS DATA
Yang dimaksud dengan pengolahan data dan analisis data dalam
skripsi ini adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis untuk
memperoleh hasil akhir dalam penelitian ini. Dalam pengolahan data dan
analisis data penulis memperoleh data melalui wawancara dan angket, yang
kemudian diolah dan diedit, selanjutnya akan dianalisis dan disimpulkan.
Untuk teknis analisis data angket yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah dengan rumus prosentase, sebagai berikut:
F
P= ------- x 100 %
N
Keterangan
P : Prosentase yang dicari
F : Frekuensi jawaban responden
N : Jumlah responden31
Sedangkan untuk data wawancara yang penulis peroleh dianalisis
secara deskriptif kualitatif yaitu teknik analisis data yang penganalisisannya
dilakukan dengan memberikan penjelasan-penjelasan mengenai gambaran
yang berkaitan dengan strategi kepala sekolah dalam mengembangkan
kompetensi guru.
31
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2004), Cet-ke4, h.43
33
Data yang diperoleh di lapangan, kemudian diklarifikasikan sehingga
diperoleh kategori masalah dari temuan penelitian yang merujuk kepada
kerangka berfikir, dengan mendeskrifsikan temuan-temuan penelitian
sehingga diperoleh kecenderungan-kecenderungan hasil penelitian yang pada
girirannya menjadi input bagi penarikan kesimpulan, kemudian ditarik
kesimpulan penelitian berdasarkan analissis terhadap data yang diperoleh.
Tabel 3.4
Skala Prosentase
No Prosentase Penafsiran
1 100% Seluruhnya
2 90%-99% Hampir seluruhnya
3 60%-89%) Sebagian besar
4 51%-59% Lebih dari setengahnya
5 50% Setengahnya
6 40%-49% Hampir setengahnya
7 10%-39% Sebagian kecil
8 1%-9% Sedikit kecil
9 0% Tidak ada sama sekali
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah
1. Sejarah Singkat SMP Darussalam
SMP Darussalam berdirinya pada tahun 1985 di jalan Otista No. 36
Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan sebagai lanjutan dari MI Syaadah
yang didirikan oleh Kyai. H. Ahmad Darwie B,A. beliau merupankan
sosok Kyia yang berperan aktif dalam bidang pendidikan. Pada saat itu
jumlah siswa baru mencapai 63 orang dengan jumlah guru dan karyawan
20 orang. Seiring perkembangannya, saat ini jumlah siswa SMP
Darussalam mencapai 1367 orang dengan tenaga pendidik dan karyawan
66 orang. Keberhasilan ini tak luput dari kerja keras pendiri dan seluruh
karyawan SMP Darussalam yang salah satu inisiatorya yaitu Drs. HM.
Salman Faris, S.E sekaligus sebagai Kepala Sekolah pertama, yang
selanjutnya digantikan oleh Drs. Asnawie sampai sekarang.
SMP Darussalam didirikan sebagai suatu wujud serta dalam
pembangunan generasi muda dan kepedulian dalam meningkatkan mutu
pendidikan, baik di bidang IPTEK maupun IMTAQ. Selain belajar di
kelas, para siswa dibekali dengan keterampilan melalui kegiatan
penyaluran minat & bakat yaitu kegiatan Paskibra, Pramuka, pencak silat,
sepak bola, bola basket, dan bola volly. Dari beberapa kegiatan tersebut,
olah raga (Volley Ball, Footsall) menjadi favorit. Hal ini terlihat dari
35
prestasi-prestasi yang diraih oleh SMP Darussalam, prestasi terakhir pada
tahun 2010 meraih juara sepak bola liga pelajar Se-kota Tangsel Hal ini
merupakan sebuah prestasi yang membanggakan. Tetapi yang harus
diperhatikan pihak sekolah yaitu posisi lapangan yang terletak di tengah
sekolah yang sering mengganggu kegiatan belajar mengajar, serta letak
sekolah yang berdampingan dengan SMA dan SMK, sehingga akan
berdampak terhadap perkembangan psikologis, tingkah laku, serta
pergaualan siswa, ditambah dengan kelas yang dipergunakan bersamaan
dengan anak SMA dan SMK, sehingga di bagi kedalam dua kegiatan
pembelajaran yaitu ada kelas pagi dan siang. Kelas pagi dimulai dari
pukul 07.00 WIB-12.00 WIB, kelas siang pukul 13.WIB s/d 17.00.
Adapun Visi SMP Darussalam yaitu berprestasi dalam belajar dan
berkarya, dipercaya dan dibanggakan, serta menghasilkan para lulusan
yang Cerdas, Terampil dan Berakhlak. Untuk merealisasikan Visi tersebut
SMP Darussalam mempunyai Misi dengan indikatornya sebagai berikut:
a. Meningkatkan sikap tanggung jawab atas dasar keikhlasan seorang
muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT.
b. Mengembangkan propesionalisme personal dan peningkatan pelayanan
pendidikan demi pencapaian mutu lulusan.
c. Memacu terciptanya lingkungan pendidikan yang sehat dan bersih dari
pengaruh lingkungan yang tidak baik
2. Profil Siswa
Jumlah siswa SMP Darussalam yang terdaftar pada tahun ajaran
2010-1011 adalah 1369 orang, terdiri dari kelas VII berjumlah 484 orang,
terbagi kedalam 12 rombongan belajar. Kelas IX berjumlah 466, 11
rombongan belajar dan kelas X berjumlah 419, 10 rombongan belajar.
Dilihat dari kuantitas siswa SMP Darussalam sangat banyak. Keadaan ini
akan menimbulkan sisi positif dan negatifnya, sisi positifnya yaitu:
kepercayaan masyarakat tinggi, sehingga sekolah akan lebih eksis dan
jauh dari kehilangan siswa, sehingga dana operasional dan keperluan
sekolah akan tercukupi, serta kesejahteraan guru akan
36
terpenuhi,selanjutnya program dan kegiatan sekolah akan berjalan dengan
baik, karena siswa akan banyak berpartisifasi.
Tentu, semakin banyak peserta didik, maka tidak terpungkiri akan
adanya permasalahan-permasalah di sekolah.diantaranya: akan susahnya
penegakan disiplin siswa, ditambah disekolah ini tidak adanya ruang
khuus Bimbingan dan Konseling yang disediakan oleh sekolah, dan dalam
proses pembelajaran siswa tidak terkontrol dengan maksimal, karena tidak
sebanding antara jumlah peserta didik dengan jumlah siswa. Serta akan
adanya ketidak puasan peserta didik terhadap pelayana sekolah, sehingga
akan berdampak terhadap perkembangan psikologisnya.
Latar belakang siswa SMP Darussalam berasal dari beaneka ragam
suku di Indonesia, antara lain: Jawa, Sunda, Padang, Sulawesi. Keadaan
ekonomi orang tua menengah ke bawah. Pekerjaan orang tua siswa rata-
rata wirausaha, namun ada juga sebagian dari mereka yang pegawai
negeri.
Data lebih lengkap mengenai jumlah siswa SMP Darussalam
Cimanggis-Ciputat Tangerang Selatan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1
Data Siswa Dalam 4 (Empat) tahun terakhir :
Tahun Ajaran
Jml Pendaftar
( Calon siswa baru )
Kelas I Kelas II Kelas III Jumlah
Jml. Siswa
Jumlah Jml.
Siswa
Jumlah Jml.
Siswa
Jumlah ( kls I,II dan III )
Rombe Belajar
Rombe Belajar
Rombe Belajar
Siswa Rombongan Belajar
2007/2008 1505 455 11 523 12 527 12 1505 35
2008/2009 1272 489 11 349 9 434 10 1272 30
2009/2010 1280 498 12 440 11 342 9 1280 32
2010/2011 1369 484 12 466 11 419 10 1369 33
37
3. Profil Guru SMP Darussalam
Guru merupakan salah satu komponen penting dalam proses
pendidikan, terutama peranan guru dalam kegiatan pembelajaran. Guru
merupakan kunci dan pemegang keberhasilan peserta didik. Dengan
demikian seorang guru dituntut dengan sejumlah persyaratan minimal,
antara lain memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang memadai,
memiliki kompetensi keilmuan sesuai dengan bidang yang ditekuninya,
memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan peserta didiknya,
mempunyai jiwa kreatif dan produktif, mempunyai etos kerja dan
komitmen tinggi terhadapprofesinya, dan selalu melakukan pengembangan
diri secara terus-menerus (continous improvement) melalui organisasi
profesi, internet, buku, seminar, workshop, dan semacamnya.dengan
persyaratan semacam ini, maka tugas guru bukan lagi knowledge based,
tetapi lebih bersifat competency based, yang menekankan pada penguasaan
secara optimal konsep keilmuan dan perekayasaan yang berdasarkan nilai-
nilai etika dan moral.
Konsekuensinya, seorang guru tidak lagi menggunakan komunikasi
multi arah melainkan menciptakan suasana kelas yang kondusif sehingga
terjadi komunikasi dua arah secara demokratis antara guru dan murid.
Mengingat begitu pentingnya peranan guru di sekolah, maka guru
setidaknya harus memenuhi empat kompetensi utama sebagaimana
dijelaskan dalam UU no. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Keempat
kompetensi tersebut yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi social, dan kompetensi professional. Komposisi guru pada
SMP Darussalam terdiri dari 7 orang Guru Tetap Yayasan (GTY) dan 51
orang Guru Tidak Tetap/Guru Bantu (GTT). Total jumlah guru 58 orang.
Dilihat dari jumlah guru pada SMP Darussalam dirasakan belum
cukup, mengingat begitu banyak jumlah siswa sehingga terdapat 33
rombongan belajar sementara jumlah guru ada 58 orang, terdiri 3 orang
berpendidikan S.3, 4 orang S.2, 47 orang S.1, 4 orang berpendidikan D-4.,
sehingga ada guru yang mengampu mata pelajaran lebih dari satu. Kondisi
38
seperti inilah yang mengakibatkan adanya ketidak sinambungan dengan
bidang yang ditekuninnya. Selain itu ada beberaapa guru di sekolah
tersebut yang mengajar lebih dari satu mata pelajaran, sehingga akan
berdampak terhadap hasil pembelajaran yang kurang baik, karena
seharusnya guru konsentrasi terhadap bidang yang ditekuninya.
Sekolah ini kebanyakan guru tidak tetap (guru honor), guru mengajar
dibeberapa sekolah, sehingga perhatian mengembangkan peserta didiknya
tidak terfokus pada sekolah ini saja,dengan keadaan seperti ini
dihawatirkan akan berpengaruh pada kualitas peserta didik, karena
kurangnya perhatian dari guru.
Dari kekurangan yang ada, guru SMP Darussalam selalu berupaya
meningkatkan kedisiplinannya yaitu tidak pernah membolos (kecuali ada
kepentingan), saling menghormati sesama guru (guru junior sangat
menghormati guru senior) dalam hal tata karma, adanya kepedulian, dan
tidak ada pungutan liar yang membebankan siswa, dan dalam kegiatan
belajar mengajar selalu mengutamakan kualitas atau mutu peserta
didiknya, yaitu diantaranya adanya remedial bagi siswa yang belum
mencukupi standar kompetensi, membimbing dan mengarahkan siswa
untuk menjadi siswa yang berakhlak yang baik.
Dengan adanya kekuramngan dan kekuatan guru di sekolah ini,
kesempatan untuk meningkatkan kualitas gurupun peluangnya sangat
besar karena ketua SMP Darussalam adalah Pejabat Dinas Kota Tangerang
Selatan, sehingga informasi-informasi mengenai peningkatan mutu guru
akan terakses dengan cepat, dapat bekerja sama yaitu adanya studi banding
antar guru ke sekolah yang sudah bonavid. Karena bila tidak adanya
peningkatan dan pengembangan kompetensi guru, sekolah ini akan
mengalami kesulitan. Karena kedepannya peserta didik akan bertambah
banyak, karena bisa dilihat pada saat ini juga sudah begitu banyak.
Dengan demikian kedepannya kepala sekolah dan pihak yang
bertanggungjawab harus benar-benar menseleksi guru yang dijadikan
pendidik.
39
B. Deskripsi, Analisis, dan Interpretasi Data
Data hasil penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut:
A. Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru oleh Kepala Sekolah
Untuk merumuskan kembali arah dan tujuan pembinaan kompetensi
guru diantaranya melalui: LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan).
Artinya, melalui LPTK sebagai lembaga pendidikan tenaga keguruan,
SMP Darussalam mampu merumuskan kembali arah dan tujuan dasar dari
pembinaan kompetensi pedagogik guru. Dengan memberikan arahan-
arahan kepada guru-guru, memberikan pengertian dan pendekatan yang
baik sehingga akan saling memudahkan dalam pengembangannya di
sekolah.
Program pengembangan kompetensi pedagogik guru yang sudah
diselenggarakan di SMP Darussalam diantaranya: pembekalan penulisan
KTSP, pedoman penulisan RPP, penataran guru yang dilakukan melalui
workshop. Selain itu sekolah juga akan melakukan pelatihan-pelatihan dan
pendidikan yang akan bekerja sama dengan sekolah lain atau dinas
pendidikan, yaitu adanya MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran),
PLPG (Pelatihan Pendidikan Guru) serta saat ini adanya sertifikasi guru.
Program ini yang dilakukan pemerintah sangat memotivasi dan memacu
guru untuk mau meningkatkan kompetensinnya.
B. Upaya SMP Darussalam dalam Menyediakan Media Pembelajaran
Perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi semakin mendorong
upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam
proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang
dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tetutup kemungkinan bahwa alat-
alat tersebut sesuai dengan tuntunan dan perkembangan zaman.
Oleh karena itu, dalam proses mengajar sangat perlu dikembangkan cara-
cara mengajar yang kreatif dan inovatif. Sehingga kegiatan belajar
mengajar yang ada di sekolah tersebut berjalan dengan efektif. Media yang
40
ada di SMP Darussalam diantaranya: OHP dan IN Focus dan tape
recorder.
Dengan adanya media tersebut , dapat memberi kemudahan kepada tenaga
pendidik dalam mengajar dan peserta didikpun diharapkan dapat dengan
mudah memahami materi yang diberikan.
Untuk meningkatkan mutu guru yang ada di sekolah ini, maka guru-guru
diikutsertakan dalam kegiatan seminar atau work shop KTSP, diharapkan
setelah itu berdampak positif terhadap sistem pembelajaran guru kearah
yang lebih baik lagi.
C. Upaya SMP Darussalam dan Pemerintah dalam Meningkatkan
Kompetensi Pedagogik Guru
Untuk meningkatkan kompetensi guru, contohnya pihak sekolah sering
mengikutsertakan guru untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan diluar
sekolah guna menambah wawasan serta dapat meningkatkan kompetensi
pedagogik guru.yaitu dengan memfasilitasi untuk mengikuti Musyawarah
Guru Mata Pelajaran, Kegiatan ini bertujuan agar materi yang diajarkan
sesuai dengan kebutuhan siswa. Kegiatan ini dilakukan secara rutin
dilakukan setiap bulan yang diselenggarakan di SMP N 3 Tangerang
Selatan. Kegiatan ini meliputi belajar membuat butir soal yang baik,
sharring mengenai bidang studi sesuai kompetensi guru yaitu belajar
mempresentasikan pelajaran, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.
Dan membuat silabus. Bagi guru yang sudah memenuhi persyaratan
diajukannya Sertifikasi Guru. Program ini merupakan program pemerintah
yang bertujuan untuk meningkatkan mutu dan mensejahterakan guru
sehingga ada persyaratan-persyaratan untuk guru yang disertifikasi,
sehingga program sertifikasi akan memacu semangat kembali guru untuk
meningkatkan baik kualifikasi pendidikannya maupun profesionalalnnya,
hal ini akan berdampak terhadap peningkatan kompetensi yang dimiliki
oleh guru.
Kegiatan-kegiatan di atas sangat membantu dalam upaya
peningkatan kompetensi guru. Di SMP Darussalam pada saat ini sudah
41
ada 10 orang guru yang telah disertifikasi, 2 orang dalam proses, dan 18
orang guru yang baru diajukan.
D. Implikasi Pendidikan dan Pelatihan terhadap peningkatan Kompetensi
pedagogik Guru di SMP Darussalam
Informasi tentang implikasi pendidikan dan pelatihan kompetensi
guru, dapat dideskripsikan bahwa hasil pendidikan dan pelatihan
berdampak positif bagi peningkatan kompetensi guru-guru SMP
Darussalam. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya prestasi yang
telah diraih oleh guru dan siswa SMP Darussalam.
E. Upaya Guru SMP Darussalam dalam Meningkatkan Kompetensi
pedagogik
Upaya guru-guru SMP Darussalam dalam meningkatkan
kompetensi pedagogiknya, antara lain: membaca dan membeli buku, rajin
mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik yang diadakan
disekolah maupun diluar sekolah, serta rajin mengikuti perkembangan-
perkembangan informasi baru, terutama yang berkaitan dengan
pendidikan. Contohnya dapat diakses melalui: Televisi, Koran, Internet,
atau media informasi lainnya.
Upaya lain yang dilakukan oleh guru-guru dalam meningkatkan
kompetensinya antara lain mengikuti musyawarah guru mata pelajaran,
seminar-seminar, pembekalan penulisan soal, serta mengikuti PLPG.
Kegiatan pelatihan ini biasanya dilakukan di SMP N 3 Tangsel yang
diselenggarakan setiap bulan dan setiap semester, yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan wawasan guru-guru. Dengan adanya
kegiatan ini sangat membantu sekali pada permasalah-permasalah guru
yang tidak bisa dipecahkan oleh sendiri, karena disini guru-guru saling
bertukar pikiran (sharring). Sehingga akan adanya suatu pemecahan
persoalan atau masalah yang ada yang kaitannya dengn kegiatan
pembelajaran dan pendidikan di sekolah masing-masing.
F. Kendala-kendala yang menghambat peningkatan kompetensi guru, serta
upaya penanggulangannya
42
Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru SMP
Darussalam, didapatkan beberapa kendala yang menghambat peningkatan
kompetensi guru, antara lain:
1. fasilitas atau sarana yang ada di sekolah kurang memadai, sehingga
berdampak terhadap pelaksanaan pengembangan kompetensi guru yang
kurang maksimal.
2. kurangnya komunikasi kepala sekolah dan guru atau sosialisasi antara
guru dan guru yang lain.
3. minimnya dana dalam program pengembangan kompetensi guru yang
dialokasikan oleh sekolah, sehingga akan menghambat dalam
pelaksanaan suatu kegiatan.
Banyak kegiatan pendidikan dan pelatihan yang dilakukan oleh
sekolah apalagi yang diselenggaran di luar sekolah maupun instansi lain,
namun, seringkali terdapat guru yang tidak mengetahui kegiatan tersebut.
Hal ini disebabkan karena kurangnya komunikasi atau sosialisasi dari guru
yang mengetahui kegiatan tersebut.
Untuk mengatasi kendala-kendala diatas, sekolah sebagai penanggung
jawab dalam pengembangan kompetensi guru hendaknya terus-menerus
mengadakan perbaikan-perbaikan yang maksimal diantaranya:
1. perlu meningkatkan dan mendayagunakan fasilitas dan sarana yang
ada di sekolah, seyogyanya sekolah siap dengan sarana yang lengkap,
sesuai dengan kurikulum yang digunakan, sehingga upaya
pengembangan kompetensi guru dapat berjalan dengan optimal.
2. perlu adanya jalinan kerja sama yang jelas dan mengkomunikasikan
dengan tepat sebelum dilakukannya kegiatan pendidikan dan pelatihan
baik yang di adakan disekolah maupun yang diselenggaran di sekolah
lain.
3. sekolah terus berupaya menjalin hubungan dengan sekolah lain dalam
program pengembangan kompetensi guru. Sehingga akan saling
melengkapi, baik bidang ilmu pengetahuannya maupun dalam aspek
43
ilmu dan teknologinya. Hal ini akan berdampak positif dalam
peningkatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Wawancara tersebut dilakukan untuk mengetahui strategi pengembangan
kompetensi pedagogik guru di SMP Darussalam. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan data-data yang lebih akurat. Sedangkan untuk menganalisi dan
interpetasi data, penulis menyebarkan angket untuk guru sebanyak 32 item
butir pernyataan yang berbentuk pilihan ganda yang harus diisi oleh guru
yang mengajar di sekolah tersebut. Kemudian hasil angket yang telah
terkumpul ditabulasikan dalam bentuk prosentase dan diolah kemudian
diinterprerasikan dengan menggunakan rumusan distribusi frekuensi. Maksud
pengolahan tersebut agar data yang diperoleh dapat memberikan arti dan
penjelasannya dari tujuan penelitian yang dilakukan.
Untuk mempermudah menganalisis data hasil penelitian tersebut, maka
setiap item soal dimasukan kedalam tabulasi yang disesuaikan dengan teknik
analisis data, dengan demikian dapat ditarik kesimpulan mengenai strategi
pengembangan kompetensi pedagogik guru di SMP Darussalam dengan
melihat hasil angket dibawah ini:
1. Dimensi Kompetensi Pedagogik Guru
a. Analisis kemampuan guru menyusun program tahunan
Tabel 4.1
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 24 41,37%
Sering 8 13,79%
Jarang 10 17,24%
Pernah 12 20,68%
Tidak Pernah 4 6,89%
Jumlah 58 100%
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa hampir setengahnya guru
menjawab selalu (41,37%) membuat program tahunan, sebagian kecil
menyatakan pernah (20,68%), yang menyatakan jarang (17,24%),guru yang
44
menjawab sering (13,79%), dan sedikit kecil (6,89%) menyatakan tidak
pernah membuat program tahunan, karena masa kerja guru tersebut belum
sampai setahun sehingga tidak dilibatkan dalam penyusunan program tahunan.
Padahal kegiatan ini sangat penting dalam kaitannya dengan visi dan misi
guru dalam jangka setahun, guru yang mampu membuat program tahunan
yang baik, maka akan berdampak positif pada pembelajaran yang akan di
lakukan dan di jalankan setahun kedepan.
b. Analisis kemampuan guru membuat program semester
Tabel 4.2
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 24 41,37%
Sering 11 18,96%
Jarang 10 17,24%
Pernah 9 15,51%
Tidak Pernah 4 6,89%
Jumlah 58 100%
Tabel di atas, dapat diketahui bahwa hampir setengahnya (41,37%) guru
menjawab selalu membuat program semester, sebagaian kecil mengemukakan
sering (18,96%), jarang (17,24%) dan pernah (15,51%). Serta sedikit kecil
guru yang tidak pernah membuat program semester (6,89%) sebanyak empat
orang, guru tesebut masih baru, sehingga sekolah masih memfasilitasinya dan
memberikan keringanan dengan mengcopy program semester yang ada di tata
usaha. Dari uaraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar setiap
semester guru membuat program semester. Sedangkan sebagian kecil setiap
semester guru tidak dilibatkan dalam membuat program semester.
Kesimpulannya guru di SMP Darussalam memiliki semangat untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dengan membuat program semester.
Program tersebut akan mempengaruhi kinerja guru, karena sebuah kegiatan
sudah direncanakan dengan baik, maka hasilnyapun akan baik.
45
c. Analisis kemampuan guru membuat silabus
Tabel 4.3
Altenatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 25 44,12%
Sering 13 22,41%
Jarang 10 17,24%
Pernah 8 13,79%
Tidak Pernah 4 6,89%
Jumlah 58 100%
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa hampir setengahnya (44,12%)
guru setiap tahun selalu membuat silabus, sebagian kecil (22,41%) sering
membuat silabus, jarang (17,21%) dan sebagian kecil guru pernah membuat
silabus (13,79%), serta sedikit kecil (6,89%) guru tidak pernah setiap tahunnya
membuat silabus. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru aktif
membuat silabus yang menjadi buku pedoman secara keseluruhan materi
sesuai dengan bidang studinya, sehingga akan membantu terhadap kegiatan
belajar mengajar.
d. Analisis kemampuan guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
Tabel 4.4
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 28 48,27%
Sering 10 17,24%
Jarang 10 17,24%
Pernah 10 17,24%
Tidak Pernah - -
Jumlah 58 100%
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa hampir setengahnya (48,27%)
Guru menjawab selalu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran setiap
akan mengajar, sebagian kecil menjawab sering, jarang dan pernah dengan
prosentasi masing-masing (17,24%). Dapat di tarik kesimpulan bahwa hampir
sebagian guru ketika akan mengajar selalu membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran untuk menunjang kesuksesan belajar mengajar. Sedangkan tidak
46
ada sama sekali guru ketika akan mengajar tidak membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran. Hal ini menunjukan bahwa ketika mengadakan
pembelajaran tidak memberikan materi yang tidak sesuai dengan pembahasan,
sehingga pokok bahasan akan tersampaikan dengan baik.
e. Analisis pelaksaan guru dalam mengusai kelas
Tabel 4.5
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 25 43,10%
Sering 15 25,86%
Jarang 12 20,68%
Pernah 6 10,34%
Tidak Pernah - -
Jumlah 58 100%
Keberhasilan kegiatan belajar ujung tobaknya berada di tangan guru, guru
mampu mengkondisikan kelas, maka kegiatan pembelajaran akan berjalan
dengan baik. dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa hampir setengahnya
(43,10%) guru menjawab selalu menguasai kelas dengan baik, sebagian kecil
(25,89%) guru menjawab sering, guru menjawab jarang (20,68%), dan
(10,34%) guru menjawab pernah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
dalam kegiatan belajar mengajar dikelas hampir setengahnya guru menguasai
kelas dengan baik. Hal ini akan membuat suasana belajar mengajar yang
kondusif.sedangkan tidak ada sama sekali guru setiap kegiatan belajar
mengajar, guru tidak mampu menguasai kelas dengan baik.
f. Analisis kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran
Tabel 4.6
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 22 37,92%
Sering 20 34,48%
Jarang 9 15,51%
Pernah 7 12,06%
Tidak Pernah - 6,89%
47
Jumlah 58 100%
Untuk menunjang kegiatan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan,
salah satunya dengan menggunakan metode yang sesuai dengan materi. Dari
tabel 4.6, dapat dilihat bahwa sebagian kecil (31,03%) guru menjawab selalu
menggunakan metode sesuai dengan materi yang diajarkan, sering (34,48),
jarang (15,51%), dan pernah (12,06%). Dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar guru setiap melaksanakan pembelajaran menggunakan metode
pembelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan,
g. Analisis guru dalam menguasai pokok bahasan
Tabel 4.7
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 31 53,44%
Sering 13 22,41%
Jarang 7 12,06%
Pernah 8 13,79%
Tidak Pernah - -
Jumlah 58 100%
Penguasaan materi merupakan hal mutlak bagi guru akan mengajar.
Menurut data di atas, dapat dikemukakan bahwa setengahnya (53,44%) guru
menguasai pokok bahasan yang akan diajarakan, sebagian kecilnya menjawab
sering (22,41%), jarang (12,06%) dan (13,795) guru menjawab pernah. Hal ini
mencerminkan bahwa guru di SMP Darussalam setiap mengajar menguasai
pokok bahasan yang akan diajarakan pada anak didiknya. Dengan demikian
guru tidak akan menghadapi permasalahan yang serius dalam menyampaikan
materi pengajaran.
Tabel 4.8
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 16 27,58%
Sering 25 43,10%
Jarang 11 18,96%
Pernah 6 10,34%
Tidak Pernah - -
Jumlah 58 100%
48
Pada tabel 4.8, dapat diketahui bahwa hampir setengahnya (43,10%) guru
menjawab sering melakukan penjajakan sebelum melakukan pembelajaran,
sebagian kecil (27,58%) selalu, (18,96%) jarang, dan (10,345) pernah
melukakn penjajakan sebelum melakukan penjajakan sebelum pembelajaran.
Ini menunjukan bahwa sebagian besar guru melakukan penjajakan sebelum
mengadakan pembelajaran, sebagian kecilnya guru SMP Darussalam jarang
melakukan penjajakan sebelum mengadakan pembelajaran. Dengan demikian
sebagian besar guru SMP Darussalam melakukan penjajakan sebelum
melakukan pembelajaran, sedangkan sebagian kecil dan tidak pernah sama
sekali guru tidak melakukan penjajakan sebelum melakukan pembelajaran.
i. Analisis perhatian guru dalam mengetahui karakter anak didik
Tabel 4.9
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 31 53,47%
Sering 4 6,89%
Jarang 18 31,03%
Pernah 5 8,62%
Tidak Pernah - -
Jumlah 58 100%
Tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebagian kecil (31,03%) jarang
menegetahui setiap karakter anak didik, guru yang menjawab selalu (27,58%)
dan sering (6,89%) yang menjawab mengetahui setiap karakter anak didik
yang diajar, dan sedikit kecil (8,625) pernah, sedangkan yang menjawab tidak
pernah mengetahui karakter setiap anak didik (25,89%). Dapat disimpulkan
bahwa guru SMP Darussalam masih mengalami kesulitan dalam mengeahui
karakter siswa, hal ini diakibatkan karena jumlah siswa di SMP Darussalam
sangat banyak, sehingga guru kurang mampu mengetahui karakter setiap anak
dididknya.
j. Analisis pembelajaran guru terhadap siswa yang kesulitan dalam belajar
Tabel 4.10
49
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 19 32,75%
Sering 26 44,82%
Jarang 8 13,79%
Pernah 5 8,62%
Tidak Pernah - -
Jumlah 58 100%
Pada tabel 4.10, dapat dikemukakan bahwa hampir setengahnya (44,82%)
guru menjawab sering membantu siswa yang kesulitan dalam memahami
materi, sebagian kecil (32,75%) menjawab selalu, (13,79%) menjawab jarang,
dan sebagian kecil (8,62%) guru menjawab pernah membantu siswa yang
kesulitan dalam memahami materi. Dengan tidak ada sama sekali yang
menjawab tidak pernah guru membantu siswa yang kesulitan memahami
materi berarti guru di SMP Darussalam peduli pada kompetensi pencapaian
siswa. Ini menunjukan bahwa sebagian besar guru membantu siswa yang
kesulitan dalam memahami materi, sedadangkan tidak ada sama sekali guru
yang tidak membantu siswa yang kesulitan dalam memahami materi.
k. Analisis perhatian guru kepada setiap siswa
Tabel 4.11
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 16 27,58%
Sering 18 31,03%
Jarang 17 29,31%
Pernah 7 12,06%
Tidak Pernah - -
Jumlah 58 100%
Pada tabel 4.11, dapat diketahui bahwa sebagian kecil (31,03%) guru
menjawab sering memberikan perhatian kepada setiap siswa, jarang (29,315),
selalu (27,58%), dan pernah (12,06%), serta tidak ada sama sekali yang
menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukan bahwa lebih setengahnya guru
memberikan perhatian kepada setiap siswa. Dapat disimpulkan bahwa
50
sebagian besar guru memberikan perhatian kepada setiap siswa, sedangkan
tidak ada sama sekali guru yang tidak memberikan perhatian kepada setiap
siswa.
l. Analisis pelaksanaan pembelajaran guru dalam menggunakan metode
variatif
Tabel 4.12
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 14 27,57%
Sering 19 32,75%
Jarang 16 27,58%
Pernah 7 12,06%
Tidak Pernah - -
Jumlah 58 100%
Dalam setiap menyampaiakan materi, guru perlu menggunakan metode
variatif, hal ini dimaksudkan untuk mengatasi kejenuhan siswa pada saat
menerima materi, sehingga materi yang disampaiakan dapat cepat diterima
dengan baik oleh siswa.
Pada tabel 4.12, dapat dikemukakan bahwa sebagian kecil (32,75%) guru
menjawab sering menggunakan metode variatif dalam setiap pembelajaran,
jarang (27,58%), guru yang menjawab selalu menggunakan metode variatif
(20,68%), dan yang menjawab pernah (12,06%). guru SMP Darussalam harus
lebih meningkatkan kompetensi pedagogiknya dalam aspek metode
pembelajaran, supaya kegiatan belajar mengajar lebih menyenangkan dan
bervariatif. Hal ini akan membuat suasana pembelajaran lebih baik. Dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar guru menggunakan metode variatif dalam
setiap pembelajaran. Sedangkan seagian kecil guru tidak menggunakan
metode variatif dalam setiap pembelajaran.
m. Analisis kesuksesan pembelajaran guru dengan menggunakan komputer
Tabel 4.13
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
51
Selalu 18 31,03%
Sering 7 12,06%
Jarang 15 25,86%
Pernah 14 24,13%
Tidak Pernah 3 5,17%
Jumlah 58 100%
Semakin berkembangnya teknologi, salah satunya adanya komputer yang
akan mempermudah suatu kegiatan. Dalam dunia pendidikan komputer sudah
tidak asing lagi, sehingga guru harus mampu menggunakan komputer untuk
membantu kesuksesan pembelajaran.
Pada tabel 4.13, dapat dikemukakan bahwa sebagian kecil (31,03%) guru
selalu menggunakan komputer untuk membantu kesuksesan pembelajaran,
sebagian kecil (24,13%) guru pernah menggunakan komputer untuk
membantu kesuksesan pembelajaran, sebagian kecil (25,89%) guru jarang
menggunakan komputer untuk membantu kesuksesan pembelajaran, dan
sebagian kecil (12,06%) guru mnggunakan komputer untuk membantu
kesuksesan pembelajaran, serta sebagain kecil (5,17%) guru tidak pernah
menggunakan komputer untuk membantu kesuksesan pembelajaran. Dapat
disimpulkan bahwa guru SMP Darussalam memandang penting menggunakan
komputer untuk membatu kesuksesan pembelajaran, hal ini perlu diperhatikan
oleh sekolah yaitu dengan memfasilitasi guru dengan diadakannya
komputer/laptop serta in focus untuk membantu para guru pada saat kegiatan
belajar mengajar. Dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, guru
harus terus belajar dan berlatih menggunkan teknologi, karena dengan bantuan
tersebut, akan mempermudah proses pembelajar.
n. Analisis guru bertambah wawasan dan menjadikan internet sebagai
sumber belajar
Tabel 4.14
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 18 31,03%
52
Sering 11 18,69%
Jarang 19 32,75%
Pernah 10 17,24%
Tidak Pernah - -
Jumlah 58 100%
Pada tabel 4.14, dapat dikemukakan bahwa sebagian kecil (32,75%) guru
jarang menggunakan internet untuk menambah wawasan dan sumber belajar,
guru yang sering menggunakan internet (18,69%), guru yang selalu (31,03),
dan pernah menggunakan internet untuk menambah wawasan serta
menjadikan sumber belajar (17,24%). Dengan demikian sebagian besar guru
menganggap penting mengguanakan internet untuk menambah wawasan dan
menjadikan sumber belajar.
o. Analisis kemampuan guru dalam melakukan refleksi seusai pembelajaran
Tabel 4.15
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 30 51,72%
Sering 11 18,69%
Jarang 10 17,24%
Pernah 7 12,06%
Tidak Pernah - -
Jumlah 58 100%
Pada tabel 4.15, dapat dikemukakan bahwa setengahnya (51,72%) guru
melakukan refleksi untuk memikirkan kembali materi yang dibelajarkan,
sebagian kecil (18,695) guru sering melakukannya, guru yang menjawab
jarang (17,24%), dan (12,06%) guru menjawab pernah melakukan refleksi
setelah pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru SMP
Darussalam Setiap selesai pembelajaran, guru melakukan kegiatan refleksi
untuk memikirkan kembali materi yang dibelajarkan. Sedangkan tidak ada
yang menjawab tidak pernah guru tidak melakukan refleksi seusai materi
pembelajaran.
p. Analisis kemampuan guru dalam memberikan penilaian terhadap siswa
53
Tabel 4.16
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 35 60,34%
Sering 19 32,75%
Jarang 4 6,89%
Pernah - -
Tidak Pernah - -
Jumlah 58 100%
Untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi dan keberhasilan siswa,
salah satunya dengan mengadakan evaluasi setelah selesai pembelajaran. Dari
data di atas, dapat dikemukakan bahwa lebih dari setengahnya (60,34%) guru
memberikan penilaian setiap selaesai pembelajaran untuk mengetahui tingkat
penguasaan kompetensi siswa, sedikit kecil (32,75%) guru memberikan
penilaian setiap selesai pembelajaran untuk mengetahui tingkat penguassaan
kompetensi siswa, dan sedikit kecil (6,89%) guru jarang memberikan
penilaian setiap selesai pembelajaran untuk mengetahui tingkat penguasaan
kompetensi siswa, serta tidak ada sama sekali guru yang menjawab pernah dan
tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa guru SMP Darussalam selalu
memberikan penilaian setiap selesai pembelajaran untuk mengetahui tingkat
penguasaan kompetensi siswa. Dengan demikian,guru akan menilai secara
objektif sesuai dengan kemampuan yang dimiliki setiap siswa setiap selesai
pembelajaran. Dengan demikian sebagian besar guru melakukan penilaian
setelah selesai pembelajaran untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi
siswa, sedangkan tidak ada sama sekali guru yang tidak melakukan penilaian
setelah selesai pembelajaran untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi
siswa.
q. Analisis kemampuan guru dalam membimbing perkembangan psikologis
anak didik kearah lebih baik
Tabel 4.18
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
54
Selalu 28 48,27%
Sering 14 24,13%
Jarang 9 15,51%
Pernah 7 12,06%
Tidak Pernah - -
Jumlah 58 100%
Tabel diatas, dapat diketahui bahwa hampir setengahnya (48,27%) guru
memberikan perhatian bagi setiap siswa dalam perkembangan psikologisnya ,
sebagian kecilnya guru menjawab sering (24,13%), jarang (15,51%), dan
pernah (12,06%). Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru memberikan
perhatian kepada setiap siswa dalam perrkembangan psikologisnya untuk
berkembang kearah yang lebih baik lagi.
r. Analisis pelaksanaan remedial yang diberikan guru kepada siswa
Tabel 4.18
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 28 48,27%
Sering 14 24,13%
Jarang 9 15,51%
Pernah 7 12,06%
Tidak Pernah - -
Jumlah 58 100%
Pada tabel 4.17, diketahui bahwa hampir setengahnya (48,27%) guru
memberikan remedial bagi setiap siswa yang belum mencapai kompetensi
yang diharapkan, sebagian kecilnya guru menjawab sering (24,13%), jarang
(15,51%), dan pernah (12,06%) guru memberikan remedial bagi setiap siswa
yang belum mencapai kompetensi yang diharapkan. Dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar guru memberikan remedial bagi setiap siswa yang
belum mencapai kompetensi yang diharapkan. Sedangkan tidak ada sama
sekali yang menjawab tidak ada guru yang tidak memberikan remedial pada
siswa yang belum mencapai kompetensi yang diaharapkan.
2. Dimensi Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru
55
a. Analisis pembelajaran melalui sumber media guru dapat meningkatkan
kompetensi pedagogiknya
Tabel 4.19
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 33 56,89%
Sering 7 12,06%
Jarang 10 17,24%
Pernah 8 13,79%
Tidak Pernah - -
Jumlah 58 100%
Pada tabel 4.18, dapat di kemukakan bahwa lebih dari setengahnya
(56,89%) untuk meningkatkan kompetensi pedagogik, guru belajar mandiri
dalam berbagai sumber media, sebagian kecil (17,24%) guru jarang
meningkatkan kompetensi pedagogik, guru belajar mandiri dalam berbagai
sumber media, sebagaian kecil (13,79%) pernah belajar mandiri untuk
meningkatkan kompetensi pedagogik. Dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar untuk meningkatkan kompetensi pedagogik, guru belajar mandiri dalam
berbagai sumber media. Sedangkan tiadak ada sama sekali guru yang tidak
pernah untuk meningkatkan pedagogik, guru tidak belajar madiri dalam
berbagai sumber media.
b. Analisis penyelenggaraan pelatihan yang dilakukan diluar sekolah dalam
membantu meningkatkan kompetensi guru
Tabel 4.20
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 35 60,34%
Sering 15 25,86%
Jarang - -
Pernah 3 5,17%
Tidak Pernah - -
Jumlah 58 100%
56
Kompetensi pedagogik merupakan mutlak harus dimiliki oleh seorang
guru. Guru akan mempunyai kompetensi tersebut yaitu dengan belajar dan
berlatih, dan sekolah memfasilitasi serta menyelenggarakan program
diklat/workshop sehingga kompetensi pedagogik guru akan terus-menerus
meningkat.
Pada tabel 4.19, dapat dikemukakan bahwa sebagian besar (60,34%)
sekolah selalu menyelenggaran program diklat/workshop guna meningkatkan
kompetensi pedagogik guru, sebagian kecil (25,86%) guru menjawab sering
setiap tahun sekolah melakukan program diklat/workshop guna meningkatkan
kompetensi pedagogik guru, sedangkan sedikit sekali guru yang menjawab
pernah (5,17%). Dengan demikian program diklat/workshop dapat berguna
dalam meningkatkan kompetensi pedagogic guru. Sedangkan tidak ada guru
yang menjawab setiap tahun sekolah tidak menyelenggarakan diklat/workshop
guna meningkatkan kompetensi pedagogik guru.
c. Analisis kesempatan guru dalam mengikuti pelatihan kompetensi
Tabel 4.21
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 33 56,89%
Sering 10 17,24%
Jarang 7 12,6%
Pernah 8 13,79%
Tidak Pernah - -
Jumlah 58 100%
Salah satu cara meningkatkan kompetensi pedagogik guru yaitu dengan
mengikuti berbagai pelatihan,seminar dan sebagainya, baik yang
diselenggarakan oleh sekolah maupun yang diselenggarakan diluar sekolah.
Dengan mempunyai inisiatif, guru mengikuti berbnagai kesempatan pelatihan
itu akan meningkatkan kompetensi yang dimilikinya.
Pada tabel 4.20, dapat diketahui bahwa lebih setengahnya (56,89%) guru
setiap ada kesempatan, guru selalu mengikuti peltihan guna meningkatkan
kompetensi pedagogi\k, sebagian kecil (17,245) setiap ada kesempatan, guru
57
sering mengikuti pelatihan guna meningkatkan kompetensi pedagogik.
Sebagian kecil pernar (13,79%), dan jarang (12,6%) setiap ada kesempatan
guru mengikuti pelatihan guna meningkatkan kompetensi pedagogik. Dengan
demikian bahwa sebagian besar setiap ada kesempatan, guru selalu mengikuti
pelatihan guna meningkatkan kompetensi pedagogik. Sedangkan tidak ada
sama sekali guru yang tidak mengikuti pelatihan guna meningkatkan
kompetensi pedagogik.
d. Analisis pelaksanaan pelatihan yang dilakukan oleh kepala sekolah setiap
semester
Tabel 4.22
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 18 31,03%
Sering 11 18,69%
Jarang 19 32,75%
Pernah 10 17,24%
Tidak Pernah - -
Jumlah 58 100%
Pada tabel 4.21, dapat diketahui bahwa setiap semester kepala sekolah
melakukan pelatihan kompetensi guru secara terstruktur. Hal ini dapat
dibuktikan dengan jawaban responden. Sebagian kecil guru menjawab jarang
(32,75%), sering (18,69%), Selalu (17,24%), pernah (13,79%), dan tidak
pernah (13,79%). Ini menunjukan bahwa setiap semester kepala sekolah
jarang melakukan pelatihan kompetensi guru secara terstruktur. Sedangkan
sebagian kecil setiap semester kepala sekolah melakukan pelatihan
kompetensi guru secara berkala.
Dengan demikian, tidak semua guru di SMP \Darussalam setiap semester
diberikan pelatihan kompetensi oleh kepala sekolah secara terstruktur. Hal ini
akan menimbulkan ketidaksetaraan kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru
di SMP Darussalam.
e. Analisis pelaksanaan musyawarah guru mata pelajaran
Tabel 4.23
58
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 26 44,82%
Sering 10 17,24%
Jarang 12 20,68%
Pernah 10 17,24%
Tidak Pernah - -
Jumlah 58 100%
Pada tabel 4.22, dapat diketahui bahwa hamper setengahnya (44,82%)
guru menjawab bahwa kepala sekolah memfasilitasi guru yang akan mengikuti
Musyawarah Guru Mata Pelajaran, sebagian kecil (20,68%) jarang, sering
(17,24%), dan pernah (17,24%) kepala sekolah memfasilitasi guru yanga akan
mengikuti Musyawarah Guru Mata Pelajaran. Dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar guru menganggap kepala sekolah memfasilitasi guru yang akan
mengikuti Musyawarah Guru Mata Pelajaran. Sedangkan tidak ada sama
sekali guru yang menjawab tidak pernah kepala sekolah memfasilitasi, guru
yang akan mengikuti Musyawarah Guru Mata Pelajaran.
f. Analisis penyusunan program tahunan kepala sekolah
Tabel 4.24
Lternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 21 36,20%
Sering 9 15,51%
Jarang 18 31,03%
Pernah 10 17,24%
Tidak Pernah 4 6,89%
Jumlah 58 100%
Pada tabel 4.23, dapat diketahui bahwa sebagian kecil (36,20%) responden
menjawab bahwa kepala sekolah menginstruksikan guru menyusun program
tahunan, jarang (31,035), sering (15,51%), pernah (17,24%), dan sedikit kecil
(6,89%) kepala sekolah menginstruksikan guru menyusun program tahunan.
Ini menunjukan bahwa sebagian besar guru diperintahlan kepala sekolah
menyususn program tahunan, sedangkan sebagian kecil guru tidak pernah
59
diperintahkan menyususn program tahunan. Seharusnya kepala sekolah
menginstruksikan kepada seluruh guru untuk menyususn program tahunan,
sehingga guru akan mengetahui program-program yang direncanakan dan
akan membantu untuk ketercapaian program tersebut.
g. Analsisi penyusunan program semester yang diinstruksikan kepala sekolah
Tabel 4.25
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 23 39,64%
Sering 13 22,41%
Jarang 12 20,68%
Pernah 10 17,24%
Tidak Pernah - -
Jumlah 58 100%
Pada tabel 4.24, dapat diketahui bahwa sebagian kecil (32,75%) guru
menjawab kepala sekolah menginstruksikan setiap guru menyusun program
semesteran, sering (22,41%), jarang (20,68%), pernah (17,24%), dan sebagian
kecil (6,89%) guru menjawab bahwa kepala sekolah tidak pernah
menginstruksikan setiap guru menyususn program semester. Dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar guru menjawab bahwa kepala sekolah
mengistruksikan setiap guru untuk menyususn program semesteran.
Sedangkan sebagian kecil guru menjawab kepala sekolah tidak
menginstruksikan setiap guru menyususn program semester. Hal ini
dikarenakan kepala sekolah kurang inten mengkomunikasikan setiap
intruksinya pada setiap guru, sehingga ada sebagian guru yang merasa tidak
pernah diperintahkan menyususn program semester.
h. Analisis evaluasi program tahunan yang dibuat guru
Tabel 4.26
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 10 17,24%
Sering 20 34,48%
60
Jarang 10 17,24%
Pernah 15 25,86%
Tidak Pernah 3 5,17%
Jumlah 58 100%
Kepala sekolah merupakan supervisi dilingkungan sekolah, sehingga harus
mengevaluasi hasil yang telah dilaksanakan oleh seluruh guru. Pada tabel
4.25, diketahui bahwa seebagian kecil (34,48%) kepala sekolah sering
memeriksa program tahunan yang dibuat guru, pernah (25,86%), selalu
(17,24), jarang (17,24%), dan sedikit kecil (5,17%) responden menjawab
kepala sekolah tidak pernah memeriksa program tahunan yang dibuat guru.
Kesimpulannya adalah sebagian besar kepala sekolah jarang memeriksa
program tahunan yang dibuat guru, sedangkan sebagian kecil kepala sekolah
selalu memeriksa program tahunan yang dibuat guru.
i. Analisis evaluasi kepala sekolah terhadap program semester yang dibuat
guru
Tabel 4.27
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 13 22,41%
Sering 19 32,75%
Jarang 18 31,03%
Pernah 8 13,79%
Tidak Pernah - -
Jumlah 58 100%
Pada tabel 4.27, dikemukakan bahwa sebagian kecil (32,75%) kepala
sekolah sering memeriksa program semester yang dibuat guru, jarang
(31,03%), selalu (22,41%), dan pernah (13,795) kepala sekolah memeriksa
program semester yang dibuat guru. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar guru menganggap bahwa kepala sekolah selalu
memeriksa program semester yang dibuat guru, sedangkan responden yang
menjawab tidak pernah, tidak ada sama sekali guru yang menjawab tidak
pernah kepala sekolah tidak memeriksa program semester yang dibuat guru.
61
j. Analisis pengawasan supervisi pendidik
Tabel 4.28
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 9 15,51%
Sering 18 31,79%
Jarang 17 29,31%
Pernah 9 15,51%
Tidak Pernah 5 8,62%
Jumlah 58 100%
Untuk meningkatkan kedisiplinan setiap guru, hendaknya pengawas
melakukan supervisi secara berkala ke sekolah. Pada tabel 4.27, dapat
diketahui bahwa sebagian sering (31,79%), responden menjawab jarang
pengawas melakukan supervisi secara berkala, kecil (29,31%), selalu dan
pernah, masing-masing (15,51%), dan sedikit kecil tidak pernah (8,62%)
pengawas melakukan supervisi secara berkala. Ini menunjukan bahwa
sebagian besar pengawas melakukan supervisi secara berkala, sedanngkan
sebagian kecil pengawas tidak pernah melakukan supervisi secara berkala.
k. Analisis pembinaan guru oleh pengawas
Tabel 4.29
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 11 18,69%
Sering 12 20,68%
Jarang 19 32,75%
Pernah 12 20,68%
Tidak Pernah 5 8,62%
Jumlah 58 100%
Bantuan pengawas baik sarana prasarana ataupun menyampaikan ilmu
pengetahuan masalah pendidikan, semua itu akan membantu meningkatakan
kompetensi guru. Pada tabel 4.28, dapat diketahui bahwa sebagian kecil
(32,75%) pengawas jarang membantu/membina guru untuk meningkatakan
kompetensi pedagoggik, sering (dan pernah, masing-masing responden
62
(20,68%), selalu (18,68%), dan sedikit kecil responden menjawab tidak pernah
(8,62%) pengawas tidak membantu/membina guru dalam meningkatkan
kompetensi pedagogik. Dengan demikian sebagian besar pengawas
membantu/membina guru dalam meningkatkan konmpetensi pedagogik,
sedangkan sebagian kecil pengawas tidak membantu/membina guru dalam
meningkatkan kompetensi pedagogik.
l. Analisis persiapan sertifikasis guru
Tabel 4.30
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 9 15,51%
Sering 16 27,58%
Jarang 21 36,20%
Pernah 12 20,68%
Tidak Pernah - -
Jumlah 58 100%
Pada tabel 4.29, dapat diketahui bahwa sebagian kecil (36,20%) pengawas
jarang memfasilitasi guru mempersiapkan sertifikasii guru, sering (27,58%),
selalu (15,51%), pernah (20,68%), dan tidak ada sama sekali responden yang
menjawab tidak pernah pengawastidak memfasilitasi guru mempersiapkan
sertifikasi guru.
Ini menunjukan bahwa sebagian besar guru dibantu pengawas untuk
mempersiapan sertifikasi guru, sedangkan sebagian kecil guru tidak dibantu
pengawas mempersiapkan sertifikasi guru.
m, Analisis pelaksanaan MGMP yang dilakukan guru
Tabel 4.31
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 22 37,63%
Sering 17 29,31%
Jarang 13 22,41%
Pernah 6 10,34%
63
Tidak Pernah - -
Jumlah 58 100%
Pada tabel 4.30, dapat dikemukakan bahwa sebagian kecil (37,63%) untuk
meningkatkan kompetensi pedagogic, guru selalu mengikuti MGMP, sering
(22,41%), jarang (22,41%), pernah (`10,34%), dan tidak ada yang menjawab
tidak pernah mengikuti MGMP, untuk meningkatkan kompetensi pedagogik.
Dapat disimpulkan bahwa program musyawarah guru mata pelajaran sangat
membantu sekali dalam rangka meningkatkan kompetensi pedagogik guru.
n. Analisis pelaksanaan MGMP yang difasilitasi pengawas
Tabel 4.32
Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu 20 34,48%
Sering 15 25,86%
Jarang 10 17,24%
Pernah 11 18,96%
Tidak Pernah 1 1,72%
Jumlah 58 100%
Dengan adanya kerja sama yang sinergis antara kepala sekolah dengan
pengawas, dalam bidang pengembangan kompetensi pedagogik guru, baik
dengan pelatihan maupun dengan membina guru melalui MGMP, asalkan
kegiatan tersebut dialukan secara berkala, niscaya kompetensi guru akan
semakin baik.
Dari data di atas, dapat di kemukakan bahwa sebagain kecil (34,48%) guru
menjawab pengawas membina guru melalui musyawarah guru mata pelajaran,
sebagian kecil (25,86%) pengawas sering membina guru melalui musyawarah
guru mata pelajaran, sebagian kecil (18,96%) pengawas pernah membina guru
melalui musyawarah guru mata pelajaran, sebagian kecil (17,24%) pengawas
jarang membina guru melalui musyawarah guru mata pelajaran, dan sedikit
kecil (1,72%) guru menjawab pengawas tidak pernah membina guru melalui
musyawarah guru mata pelajaran. Dapat disimpulkan bahwa pengawas masih
membina guru melalui musyawarah guru mata pelajaran, karena kegiatan ini
64
akan semakin menambah wawasan guru sesuai dengan bidang studinya
masing-masing, sehingga pada akhirnya kompetensi pedagogik guru akan
semakin meningkat.
E. PEMBAHASAN DATA PENELITIAN
Dari data-data yang diperoleh melalui angket di atas, maka dapat
diketahui kompetentensi pedagogik guru di SMP Darussalam Cimanggis
Ciputat Tangerang Selatan yaitu baik. Kesimpulan ini di dapat dari hasil
yang selalu menunjukan angka positif pada setiap butir pertanyaan dalam
angket tersebut.
Pada tabel 4.4, 4.5, 4.6, 4.7, 4.8, 4.9, 4.10, 4.12, 4.13, 4.16,4.18. yang
berkaitan dengan kemampuan mengelola pembelajaran, perancangan, dan
pelaksanaan pembelajaran, pemanfaatan teknologi (metode pembelajaran),
pemahaman dan pengembangan peserta didik, dan evaluasi hasil
belajara.terbukti dari hasil jawaban guru dengan rata-rata prosentase 77,46 %
yang menjawab selalu.
Adapun mengenai pengembangan pedagogik guru itu sangat baik. Hal
ini dapat dilihat dari hasil jawaban guru yang selalu menunjukan angka positif.
Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.19, 4.20, 4.23, 4.29, 4.31, 4.32 yaitu guru
SMP Darussalam selalu melakukan pengembangan kompetenmsi pedagogik
baik yang dilakukan oleh guru sendiri, dengan cara belajar lewat media
elektronik maupun media massa, serta menggali informasi, pengetahuan dan
wawasannya dengan mengikuti pelatihan pendidikan (workshop). Dari hasil
jawaban 83,83%. Pengembangan oleh kepala sekolah berjalan demgan baik
yaitu kepala sekolah selalu memfasilitasi guru untuk mengikuti musyawarah
guru mata pelajaran dan setiap tahunnya selalu menyelenggarakan workshop,
dengan jumlah jawaban 92,88%. Untuk meningkatakan kompetensi pedagogik
guru. Peran dari pemerintahpun sangat diperlukan sekali yaitu pengembangan
oleh pemerintah. Guru selalu dibina dan dibimbing oleh pengawas serta
adanya bantuan bagi guru yang telah memiliki persyaratan akan diberikan
sertifikasi. Dengan rata-rata prosentase 80, 26%. Dengan demikian strategi
pengembangan tersebut berkategori Sangat efektif.
65
Dari hasil data yang telah dianalisis, dapat dijelaskan bahwa yang
menjadi responden pada penelitian ini, yaitu guru SMP Darussalam Cimanggis
Tangerang Selatan dengan jumlah guru 58 orang. Untuk memberikan
interpretasi dari prosentase hasil angket yang diperoleh digunakan pedoman
interpretasi sebagai berikut:
1. Sangat efektif, jika nilai diperoleh pada interval 76-100%
2. Efektif, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 51-75%
3. Kurang efektif, jika nilai yang diperoleh pada interval 26-50%
4. Tidak efektif, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 0-25%
Untuk menentukan prosentase, digunakan perhitungan sederhana dengan
langkah-langkah:
1. Menentukan Nilai Harapan (NH), nilai ini dapat diketahui dengan
mengalikan item pernyataan dengan skor tertinggi
2. Mengetahui Nilai Skor (NS), nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya
yang diperoleh dari hasil nilai penelitian
3. menentukan kategori, yaitu dengan menggunakan rumus:
Berdasarkan skor penilaian yang ada, maka analisis deskriftip secara
terperinci berdasarkan indikator penilaian, lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
Deskripsi Data Strategi Pengembangan Kompetensi Guru di SMP
Darussalam Cimanggis Tangerang Selatan
Tabel 7.1
Jumlah
Responden
Dimensi Penelitian Jumlah
Item
Skor
58 orang
Guru
Pemamhaman terhadap
peserta didik
4 674
66
Kemampuan perancangan
pembelajaran
4 725
Kemampuan melaksanakan
dan mengelola pembelajaran
2 719
Kemampuan pemanfaatan
pembelajaran
2 316
Kemampuan evaluasi hasil
belajar
2 412
Kemampuan mengmbangkan
peserta didik
2 389
Pengembangan kompetensi
pedagogik oleh diri sendidri
2 431
Pengembangan komptensi
pedagogik oleh sekolah
7 1256
Pengembangan kompetensi
pedagogik oleh pemerintah
5 920
Dari tabel di atas, dapat diketahui berapa jumlah skor yang diperoleh
dari kesembilan dimensi tersebut. Dan untuk mengetahui kategori dari
nilai rata-rata skor penelitian dapat pada tabel di bawah ini :
Tabel 7.2
Variabel Dimensi Nilai
Harapa
n (NH)
Nilai
Skor
(NS)
NS x 100
NH
Kategori
Kompetensi
Pedagogik
Pemahaman
terhadap
4 x 4 =
16
674 : 58
=11,62
11,62 x 100
16
Efektif
67
Guru peserta didik = 72,62
Kemampuan
perancangan
pembelajaran
4 x 4 =
16
725 : 58
= 12,5
12,5 x 100
16
= 78,12
Sangat
Efektif
Kemampuan
melaksanakan
dan mengelola
pembelajaran
yang mendidik
4 x 4 =
16
719 : 58
= 12,39
12,39 x 100
16
= 77,47
Sangat
Efektif
Kemampuan
pemanfaatan
teknologi
pembelajaran
2 x 4 =
8
316 : 58
= 5,44
5,44 x 100
8
= 68,10
Efektif
Kemampuan
evaluasi hasil
belajar
2 x 4 =
8
412 : 58
= 7,10
7,10 x 100
8
= 88,79
Sangat
Efektif
Kemampuan
mengembangk
an peserta
didik
2 x 4 =
8
389 : 58
= 6,70
6,70 x 100
8
= 83,83
Sangat
Efektif
Pengemban
gan
kompetensi
pedagogik
guru
Pengembangan
kompetensi
pedagogik oleh
diri sendiri
2 x 4 =
8
431 : 58
= 7,43
7,43 x 100
8
= 92,88
Sangat
Efektif
Pengembangan
kompetensi
pedagogik oleh
sekolah
7 x 4 =
28
1256 : 58
= 21,65
21,65 x 100
28
= 77,33
Sangat
Efektif
Pengembangan
kompetensi
pedagogik oleh
pemerintah
5 x 4 =
20
920 : 58
= 15,86
15,86 x 100
20
Sangat
Efektif
68
= 79,31
Dari hasil di atas, dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata skor
penelitian, dari ke dua variabel tersebut yaitu variable “pertama” ada
enam dimensi, sebagai berikut: dimensi pertama pemahaman terhadap
peserta didik dengan nilai harapan 16, nilai skor 11,62, maka jumlah
kategori yang diperoleh 72,62 (Efektif), “kedua” kemampuan
perancangan pembelajaran dengan nilai harapan 16, nilai skor 12,5, maka
jumlah kategori yang diperoleh 78,12 (Sangat Efektif), “ketiga”
kemampuan melaksanakan dan mengelola pembelajaran dengan nilai
harapan 16, nilai skor 12,39, maka jumlah kategori yang diperoleh 77,47
(Sangat Efektif), “keempat” kemampuan pemanfatan teknologi
pembelajaran dengan nilai harapan 8, nilai skor 5,44, maka jumlah
kategori yang diperoleh 68,10 (Efektif), “kelima” kemampuan evaluasi
belajar dengan nilai harapan 8, nilai skor 7,10, maka jumlah kategori yang
diperoleh 88,79 (Sangat Efektif), “keenam” kemampuan mengembangkan
peserta didik dengan nilai harapan 8, nilai skor 6,70, maka jumlah kategori
yang diperoleh 83,83 (Sangat Efektif). dan variable kedua ada tiga dimensi
yaitu sebagai berikut. “Pertama” pengembangan kompetensi pedagogic
oleh diri sendiri dengan nilai harapan 8, nilai skor 7,43, maka jumlah
kategori yang diperoleh 92,88 (Sangat Efektif), “kedua” pengembangan
kompetensi pedagogic oleh sekolah dengan nilai harapan 28, nilai skor
21,65, maka jumlah kategori yang diperoleh 77,3 (Sangat Efektif),
“ketiga” pengembangan kompetensi pedagogik oleh pemerintah dengan
nilai harapan 20, nilai skor 15,86, maka jumlah kategori yang diperoleh
79,31 (Sangat Efektif).
Berdasarkan hasil deskripsi penelitian di atas, maka dapat disimpulkan
nilai skor penilaian berdasarkan variable peneltian sebagai berikut :
Tabel 7.3
Variabel Nialai
Harapan
Nilai skor
(NS)
NS x 100
NH
Kategori
69
(NH)
Kompetensi
Pedagogik
Guru
18 x 4 = 72 3235 : 58
= 55,77
55,77 x 100
72
= 77,46
Sangat
efektif
Strategi
Pengembangan
Kompetensi
Pedagogik
Guru
14 x 4 = 56 2607 : 58
= 44,94
44,94 x 100
56
= 80,26
Sangat
Efektif
Berdasarkan hasil di atas, dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata skor
penelitian dari 2 variabel, “pertama” kompetensi pedgogik guru dengan
nilai harapan 72, nilai skor 55,77, maka jumlah kategori yang diperoleh
77,46 (Sangat Efektif), “kedua” strategi pengembangan kompetensi
pedagogik guru dengan nilai harapan 56, nilai skor 44,94, maka jumlah
kategori yang diperoleh 80,26 (Sangat Efektif).
Dengan demikian hasil analisis tabel di atas dapat disimpulkan bahwa,
Strategi Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru di SMP Darussalam
Cimanggis Tangerang Selatan mulai dari kompetensi pedagogik guru dan
pengembangan kompetensi pedagogik guru adalah sangat efektif.
Dengan demikian, dari kedua deskripsi hasil penelitian, strategi yang
dilaksanakan oleh kepala sekolah berdampak positif untuk
mengembangkan kompetensi pedagogic guru di SMP Darussalam
Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan.
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data-data hasil penelitian di SMP Darussalam Cimanggis
Tangerang Selatan berkenaan dengan strategi pengembanagn kompetensi guru
di SMP Darussalam Cimanggis Tangerang Selatan, penulis dapat
menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Kompetensi pedagogik guru di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat
Tangerang Selatan sangat efektif dengan prosentase yang didapat hasil
penelitian 77,46% , meliputi kemampuan mengelola, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran . pemahaman dan perkembangan peserta didik,
kemampuan pemanfaatan teknologi, dan evaluasi hasil belajar.
2. Strategi yang dilaksanakan oleh kepala sekolah sangat efektif dengan
prosentase yang didapat hasil penelitian 92,88%, yaitu dengan
mendorong guru SMP Darusslam Cimanggis Ciputat Tangerang Selatan
untuk belajar mandiri dengan cara membeli dan membaca buku
pendidikan, mengakses internet sebagai penunjang sumber belajar, serta
media (media elektronik maupun media massa).
3. Kepala sekolah menyelenggarakan pelatihan dan pendidikan (workshop).
Kegiatan ini sangat efektif dilakukan untuk meningkatkan kompetensi
pedagogik guru dengan prosentase hasil penelitian 77,33%, serta
mengikutsertakan guru SMP Darusslam Cimanggiis Ciputat Tangerang
71
Selatan dalam kegiatan musyawarah guru mata pelajaran yang
dilaksanakan di SMP negeri 3 tangerang Selatan, berjalan dengan baik.
4. Kepala sekolah memanfaatkan Sertifikasi guru yaitu program pemerintah
pemberian sertifikat pendidik kepada guru. Program ini berjalan sangat
efektif dengan prosentase hasil penelitian 79,31%. Untuk pengembangan
kompetensi pedagogik Guru di SMP Darussalam Cimanggis Ciputat
Tangerang Selatan.
B. SARAN
Dari hasil penelitian ini, ada beberapa hal yang diperhatikan sebagai bahan
pertimbangan. Adapun saran penulis yang harus disampaikan adalah sebagai
berikut:
1. Bagi guru hendaknya selalu mengikuti perkembangan teknologi
pendidikan, baik bentuk pengembangan yang diberikan sekolah maupun
pemerintah. Bila guru akktif, kreatif dan inovatif, maka akan
meningkatkan kompetensi yang dimilikinya dan keuntungn bagi sekolah
yaitu guru akan mampu membantu mewujudkan tujuan operasional
sekolah.
2. Untuk kepala sekolah yaitu harus memperhatikan komptensi calon guru,
dan meningkatkan kompetensi guru yang ada dengan menyediakan
sarana-prasarana dan menyelnggarakan pelatihan secara berkala.
3. Bagi pemerintah, signifikasi program pengembangan pendidikan dapat
membantu meningkatakan kompetensi guru, dengan demikian diknas
pendidikan menyelenggaran dn memfasilitasi dengan dilakukannya
supervise pengawas secaraterprogram.
72
DAFTAR PUSTAKA
Alkaf, Halid Nuraida. Metodologi Penelitian pendidikan, Ciputat : Islamic
Research Publishing, 2009
Asmani, Ma’mur Jamal. 7 Tip Cerdas & Efektif Lulus Sertifikasi Guru,
Jogjakarta : Diva Press, 2009
Daradjat, Zakiyah. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta : PT Bumi
Aksara, 2008
Departemen Pendidikan Dan kebudayaan. Pedoman Pelaksanaan Pola
Pembaharuan Sistem Pendidikan Tenaga kependidikan Di Indonesia, 1981
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai
Pustaka, 2001
Djamarah, bahri syaiful dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta :
Rineka Cipta, 2006
Fakhruddin, Umar Asep. Menjadi Guru Favorit, Jogjakarta : Diva Press, 2009
Hamalik, Umar. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Jakarta :
Bumi Aksara, 2010
Hamalik, Umar. Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara, 2009
Hamzah, Uno, Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan
di Indonesia, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2010.
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam konteks menyukseskan
MBS dan MBK, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2004
Mulyasa. Standar kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung : PT remaja
RosdaKarya, 2008
N.K, Rostiyah. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2008
Nata, Abuddin. Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta :
Kencana Prenada Media Group, 2008
Pidarta, Made. Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta : Rineka Cipta, 2004
Salam, Burhanuddin. Pengantar Pedagogik (Dasar-Dasar Ilmu Mendidika),
Jakaarta : PT Rineka Cipta, 1997
Sanjaya, Wina. Strategi pembelajaran Berorientasi Standar proses Pendidikan,
Jakarta : Prenada Media Group, 2006
73
………………., Kurikulum Dan Pembelajaran, Jakarta: Prenada Media
Group,2008
Slameto. Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka
Cipta, 2010
Soetopo, Hendiyat dan Wasty soemanto. Kepemimpinan dan Supervisi
Pendidikan, Jakarta : PT Bina Aksara, 1988
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada, 2004
Sukmadinata, Syaodih Nana. Pengembangan kurikulum Teori Dan Praktek,
Bandung : PT Remaja RosdaKarya, 2009
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 Tentang Guru &
Dosen
Uno, Hamzah. Profesi Kependidikan, Jakarta ; Bumi Aksara, 2010
Wibowo. Manajemen Kinerja, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2007
74
DAFTAR REFERENSI
No Bab No
Footnote
Halaman
Skripsi
Halaman
Referensi
Paraf
Pembimbing
1
I
1 1 38
2 2 2 8-9
3 3 3 21
4 4 4 11
5 5 5 6
6 6 6 118
7 7 6 27
8 8 7 3
9 9 7 -
10
II
1 10 60
11 2 11 5
12 3 11 19
13 4 11 62
14 5 12 25
15 6 12 95
16 7 12 10-11
17 8 13 -
18 9 13 19
19 10 13 193
20 11 15 67
21 12 15 75
22 13 16 52
23 14 18 52
24 15 19 291
25 16 19 39
26 17 20 20
75
27 18 21 -
28 19 22 119
29 20 23 293-294
30 21 23 5
31 22 23 128
32 23 26 154
33 24 28 146-147
34 III 1 31 96
35 1 35 43
36 3 44 137
37 IV 1 44 156
38 2 45 157
Jakarta, 31 Mei 2011
Asep Akbarudin
76
Tabel 7.4
Data Guru SMP Darussalam tahun 201132
No Nama L/P TTL Pendidikan Jabatan TMK Status
1 Drs. Asnawie L Tangerang,
12-08-1962
S.1 PAI Kepsek.
Guru Budi
Pekerti
1985 GTY
(Non PNS)
2 Drs.Mukija
HS,MM
L Bantul,
22-09-1963
S.2
Manajemen
Jagjakarta
Guru MTK 1985 GTY
(Non PNS)
3 Drs. Riswadi L Bjr Negara,
07-07-1964
S.1
Ekonomi
STKIP
Kebayoran
Wakasek
Guru
Penjaskes
W.Kls
VIII.3
1986 GTY
(Non PNS)
4 H. Alam
Tahrudin, S.Pd
L Tangerang,
08-04-1965
S.1 B.
Indonesia
Guru B.
Indonesia
1987 GTT
(PNS)
5 Sriyono, S.Pd L Klaten,
06-06-1954
S.1
Pendidikan
Guru PKN
W.Kls
VIII.3
1986 GTY
(PNS)
6 Dra. Hj. Ida
Farida
P Bogor,
12-06-1965
S.1 Sosial Guru IPS 1986 GTY
(Non PNS)
7 Dra. Maryanah P Tangerang, S.1 Sosial Guru IPS 1992 GTT
32
Awi, Arsip Data Guru SMP Darussalam, (Ciputat: 22 Februari 2011)
77
15-05-1964 W.Kls IX.6 (Non PNS)
8 Malih
Romansyah, S.Pd
L Tangerang,
03-11-1965
S.1 Pendd.
Fisika
Guru IPA
W.Kls IX.8
1993 GTY
(Non PNS)
9 Rita, S.Pd P Jakarta,
17-10-1970
S.1 MTK
UIN JKT
Guru MTK
W.Kls
VIII.9
1993 GTT
(Non PNS)
10 Marwiyah,S.Pd P Palembang,
13-10-1969
S.1 Guru B.
Indonesia
1992 GTT
(PNS)
11 B.,Zubaedah,
S.Pd.I
P Bogor,
02-12-1963
S.1 PAI Guru
Al-quran
1995 GTT
(Non PNS)
12 Yuliani, S.Ag P Gontor,
09-11-1972
S.1 PAI Guru
B.Inggris
W.Kls
VII.5
1999 GTT
(Non PNS)
13 Dra. Liah P Bogor,
16-12-1964
S.1 Sosial Guru PKN
W.Kls IX.7
1995 GTT
(Non PNS)
14 Basyah Agyatno,
S.Pd
L Slema,
10-03-1960
S.1
Pendidikan
MTK
Guru MTK
W.Kls
VIII.2
1997 GTT
(PNS)
15 Dasuki, S.Pd.MM L Tangerang,
12-03-1970
S.2
Manajemen
Guru IPS
1997 GTT
(PNS)
78
16 N. Lis
Yunengsih, S.Ag
P Subang,
03-05-1971
S.1 B.
Indonesia
Guru
Bahasa
Indonesia
1997 GTT
(Non PNS)
17 Nurul Aeni R,
S.Pd. M.Pd
P Kebumen,
23-03-1968
S.2
Manajemen
Guru IPS
W.Kls
VIII.4
2000 GTT
(PNS)
18 Dra. Eti
Djunaety
P Brebes,
20-12-1969
S.1 Pendd
MTK
Guru MTK
W.Kls
VII.6
1996 GTT
(Non PNS)
19 Sartuti, SE. P Tangerang,
21-03-1970
S.1
Ekonomi
Guru IPS
W.Kls
VII.8
1997 GTT
(Non PNS)
20 Marul Wa’id,
S.Ag.
L Tangerang,
09-09-1970
S.1 PAI
UIN JKT
Guru
Agama
1998 GTT
(Non PNS)
21 Sri
Irnaningsih,
S.Pd.
P Tangerang,
1970
S.1 B.
Indonesia
Guru
Bahasa
Indonesia
1998 GTT
(Non PNS)
22 Neneng Herawati P
Tangerang,
12-08-1977
D.1
(Belum
Lulus)
Guru TIK
W.Kls
VIII.8
2000 GTT
(Non PNS)
23 Edi Djunaedi,
A.M.pd
L
Tangerang,
01-02-1965
D.3 Fisika
IKIP JKT
Guru IPS 2001 GTT
Non PNS)
79
24 Verawati, SS. P Tangerang,
28-11-1979
S.S Sastra
UIN JKT
Guru B.
Inggris
W.Kls IX.1
2000 GTT
(Non PNS)
25 Samsul Bahri R,
S.pd. M.Pd
L Medan,
10-12-1979
S.2
UIN JKT
Guru PAI
Alquran
W.Kls
VIII.10
2003 GTT
(Non PNS)
26 Iswadi, S.Ag. L Tangerang,
06-03-1975
S.1 PAI
UIN JKT
Guru IPS
Budi
Pekerti
W.Kls
VII.10
2003 GTT
(PNS)
27 Isman Fauzi,
ST, MM
L Tangerang,
15-07-1977
S.2
Manajemen
Guru KTK 2001 GTT
(PNS)
28 Warnadi
Susanto,
SE, MM
L Sleman,
29-04-1967
S.2
Jogjakarta
Guru MTK 2003 GTT
(Non PNS)
29 Dra.Sri
Rahmani R,
P Bandung,
23-04-1975
S.1 (belum
Lulus)
Guru MTK 2003 GTT
(Non PNS)
80
30 Maradona,
S.Th.I, MM
L Tangerang,
21-06-1980
S.2
UIN JKT
Wakasek
Guru IPS
Alquran
W.Kls IX.3
2004 GTT
(Non PNS)
31 Jamaludin
Al Afghani,
S.Fil.I
L Tangerang,
22-02-1982
S.1 Filsafat
UIN JKT
Wakasek
Guru PAI
Alquran
Budi
Pekerti
2004 GTT
(Non PNS)
32 Sophan Sofyan,
S.Kom
L Tangerang,
18-07-1975
S.1
Komputer
Univ. Budi
Luhur
Guru TIK
2003 GTT
(Non PNS)
33 Amru Ikhwan,
S,Ip
L Tangerang,
04-11-1972
S.1
Pendidikan
Bioogi
Guru
IPA
W.Kls IX.9
2004 GTT
(Non PNS)
34 Ridwan Indarto,
SE, MM
L
Tangerang,
29-07-1978
S.2
Manajemen
Ekonomi
Guru IPA
Budi
Pekerti
W.Kls
VII.9
2004 GTT
(Non PNS)
35 Hendra, L Tangerang, S.1 Guru KTK 2004 GTT
81
S.Pd.I
28-03-1978 UIN JKT W.Kls IX.5
(Non PNS)
36 Ismail Helmi,
S.Sos.
L
Tangerang,
04-04-1975
S.1 Sosial
Univ.
Mustopo
Jkt
Guru PKN
Budi
Pekerti
W.Kls
VII.1
2004 GTT
(Non PNS)
37 Tito Yusdiana,
ST.
L Tasikmalya,
29-03-1972
S.1
Komputer
Univ.
Buana
Guru IPA 2004 GTT
(Non PNS)
38 Rita Zahara,S.Pd
P Aceh,
01-10-1969
S.1 Biologi
UIN JKT
Guru IPA
W.Kls
VII.4
2005 GTT
(Non PNS)
39 Maryuni
Utamisari, S.Ip.
P Banyumas,
23-06-1972
S.1 Pendd.
Biologi
Guru IPA
W.Kls
VIII.6
2005 GTT
(Non PNS)
40 Zwesty Faj.
Inggraini, S.Pd.
P Yogyakarta,
23-01-1979
S.1
Univ.
Jogjakarta
Guru B.
Indonesia
W.Kls
VIII.6
2005 GTT
(Non PNS)
41 Dini munasar L Bogor, S.1 Sastra Wakasek 2005 GTT
(Non PNS)
82
SS. 05-07-1982 Arab UIN
Jakarta
Guru
C. Inggris
Wakasek
W.Kls
IX.10
42 Rulli Trisandy,
S.Kom.
L Bandung,
31-01-1979
S.1
Komputer
Univ. Budi
Luhur
Guru TIK
W.Kls
VII.7
2005 GTT
(Non PNS)
43 Faisal Syarif,
S.Pd.
L Tangerang,
16-07-1986
S.1
Penjaskes
STIE
Paripurna
Guru
Penjaskes
W.Kls
VIII.4
2006 GTT
(Non PNS)
44 Nurwulan Sugih,
SS.
P Bogor,
05-07-1982
S.1 Bahasa
& Sastra
Inggris
Guru B.
Inggris
W.Kls
VII.2
2005 GTT
(Non PNS)
45 Erna Kurniawati,
S.Pd
P Sumedang,
26-12-1985
S.1 Pendd.
Sejarah
Guru IPS
W.Kls
VII.3
2005 GTT
(Non PNS)
46 Muhibudin M,
S.Ag.
L Tangerang,
27-03-1975
S.1 PAI
UIN Syarif
Hidayatulah
Guru PAI
Budi
Pekerti,
W.Kls
2005 GTT
(Non PNS)
83
Jakarta
VIII.11
47 Edi sutikno,
S.Pd.
L Jakarta,
08-10-1969
S.1
Penjaskes
UNJ JKT
Guru
Penjaskes
W.Kls
VII.11
2008 GTT
(Non PNS)
48 Ida Rasyadah,
S.Ag.
P Bogor,
12-06-1964
S.1 B.
Indonesia
Guru B.
Indonesia
2008 GTT
(Non PNS)
49 Nani Suhartini,
S.Pd.
P
Bandung,
13-11-1971
S.1 Budi
Daya
Pertanian
Guru IPA 2009 GTT
(Non PNS)
50 Carsipan, SE. L Subang,
28-12-1983
S.1
Ekonomi
STIE
Paripurna
Guru IPS 2005 GTT
(Non PNS)
51 Ainal, S.Ag. P Bogor,
03-08-1967
S.1 PAI
UIN JKT
Guru B.
Indonesia
2009 GTT
(Non PNS)
52 Hamamah, S.Pd P Tangerang,
23-07-1984
S.1 Ingris
UIN JKT
Guru B.
Iggris
W.Kls
VII.12
2010 GTT
(Non PNS)
84
53 Kholid Mawardi
L Tangerang,
1986
S.1
(belum
Lulus)
Guru TIK 2009 GTT
(Non PNS)
54 Heni Nurkholipah P
Bandung,
13-11-1971
S.1 (belum
Lulus)
Guru IPS 2005 GTT
(Non PNS)
55 Ana Gozwana,
S.Sos.
P Tangerang,
14-01-1986
S.1 IAD Guru KTK 2005 GTT
(Non PNS)
56 Azye Murni, SS. P Tangerang,
1986
S,1 Sastra Guru B.
Indonesia
2009 GTT
(Non PNS)
57 Rachmawati P Tangerang,
1987
S.1 Pend.B.
INA (belum
lulus)
Guru B.
Indonesia
2010 GTT
(Non PNS)
58 Firman
Hardyansyah,
S.Pd.
L Tangerang,
1987
S.1
Pendidikan
IPS
Guru IPS 2010 GTT
(Non PNS)
85
PEDOMAN WAWANCARA
PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI
PEDAGOGIK GURU DI SMP DARUSSALAM
CIMANGGIS TANGERANG SELATAN
Nama : Drs. Asnawie
Jabatan : Kepala Sekolah
Pendidikan Terakhir : SI
Masa Kerja : -
1. Apa yang menjadi landasan sekolah menyelenggarakan program
pengembangan kompetensi pedagogik guru?
2. Bentuk pengembangan apa saja yang pernah dilakukan di SMP
Darussalam guna meningkatkan kompetensi pedagogik guru?
3. Menurut bapak, apa tujuan pengembangan kompetensi pedagogic guru?
4. Bagaimana respon guru terhadap penyelenggaraan program
pengembangan kompetensi pedagogik guru?
5. Apa yang bapak lakukan untuk mengevaluasi program pengembangan
kompetensi pedagogik guru?
6. Apa saja kendala atau hambatan dalam pelaksanaan pengembangan
kompetensi pedagogik guru?
7. Apa saja faktor pendukung dalam pelaksanaan pengembangan kompetensi
pedagogik guru di SMP Darussalam?
8. Apakah bapak menjalin kerja sama dengan instansi atau sekolah lain
dalam rangka meningkatkan kompetensi guru?
9. Pengembangan kompetensi guru kedepan seperti apa?
86
HASIL WAWANCARA
STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DI SMP
DARUSSALAM
CIMANGGIS TANGERANG SELATAN
A : Apa yang menjadi landasan sekolah menyelenggarakan program
pengembangan kompetensi pedagogik guru?
B : Keberhasilan Pembangunan Nasional ditentukan oleh keberhasilan dalam
mengelola pendidikan, peran guru menempati posisi penting dalam
meningkatkan kualitas pendidikan.. Maka saya rasa kompetensi guru harus
digalakan baik oleh pihak sekolah, maupunpun oleh pemerintah. Oleh karena itu
pemerintah telah membuat UU Guru dan Dosen, dengan landasan itu pihak
sekolah lebih memberikan perhatian pada pengembangan kompetensi guru.
A : Bentuk pengembangan apa saja yang pernah dilakukan di SMP Darussalam
guna meningkatkan kompetensi pedagogik guru?
B : Program pengembanagan kompetensi pedagogik guru yang sudah
diselenggarakan di SMP Darussalam diantaranya: pembekalan penulisan KTSP,
pedoman penulisan RPP, penataran guru yang dilakukan melalui workshop.
Selain itu sekolah juga akan melakukan pelatihan-pelatihan dan pendidikan yang
akan bekerja sama dengan sekolah lain atau dinas pendidikan, yaitu adanya
MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), PLPG (Pelatihan Pendidikan Guru)
serta saat ini adanya sertifikasi guru. Program ini yang dilakukan pemerintah
sangat memotivasi dan memacu guru untuk mau meningkatkan kompetensinnya.
A : Bagaimana respon guru terhadap penyelenggaraan program pengembangan
kompetensi pedagogik guru?
B : Guru sangat berantusias dan mengikutinya sesuai dengan ketentuan yang
telah ada. Karena dengan adanya kegiatan ini sangat membantu sekali pada
permasalah-permasalah guru yang tidak bisa dipecahkan oleh sendiri, karena
program ini dapat meningkatkan pengetahuan guru-gur selain itu adanya
komunikasi yang dapat saling bertukar pikiran (sharring). Apalalagi kegiatan
Musyawarah Guru Mata Pelajaran yang sangat membantu guru, kegiatan ini
87
dilakukan secara terus-menerus sehingga adanya suatu pemecahan persoalan atau
masalah yang ada yang kaitannya dengan kegiatan pembelajaran dan pendidikan
di sekolah masing-masing.
A : Apa yang bapak lakukan untuk mengevaluasi keberhasilan dan tidaknya
program pengembangan kompetensi pedagogik guru?
B : Untuk mengetahui tingkat ketercapaian program tersebut yaitu saya melihat
dari beberapa aspek, diantaranya: aspek kemampuan guru dalam mengelola
pembelajran, program tersebut berhasil bilamana guru sudah mampu membuat
rencana pembelajaran yang menarik dan guru mambu membuat inovasi
pembelajaran. Aspek pembelajaran dan pemanfaatan teknologi yaitu bilamana
guru sudah mampu mengkaitkan realita dengan bahan yang diajarkan, mampu
membuat suasana pembelajaran yang penuh makna, mampu memotivasi,
membimbing dan mengarahkan anak yang lebih baik lagi, guru mampu
menggunakan metodee atau alat pembelajaran sesuai dengan bbahan yang
diajarkan secara kreatif dan inovatif, serta mampu menguasai komputer supaya
dalam membantu proses pembelajaran.
A : Apa saja kendala atau hambatan dalam pelaksanaan pengembangan
kompetensi pedagogik guru?
B : ada beberapa kendala atau hambatan yang dialami, baik oleh pihak sekolah
maupun dari pihak guru itu sendiri. Diantaranya :
4. Fasilitas atau sarana yang ada di sekolah kurang memadai, sehingga
berdampak terhadap pelaksanaan pengembangan kompetensi guru yang
kurang maksimal.
5. Kurangnya komunikasi kepala sekolah dan guru atau sosialisasi antara
guru dan guru yang lain.
6. Minimnya dana dalam program pengembangan kompetensi guru yang
dialokasikan oleh sekolah, sehingga akan menghambat dalam
pelaksanaan suatu kegiatan.
7. Waktu yang tersedia belum dimaksimalkan dengan baik.
88
A : Apa saja faktor pendukung dalam pelaksanaan pengembangan kompetensi
pedagogik guru di SMP Darussalam?
B : yang menjadi pendukung yaitu adanya kemauan guru untuk meningkatkan
kompetensinya, adanya kerjasama dengan instansi atau sekolah, dan adanya
program pemerintah yaitu program sertifikasi guru, program tersebut berdampak
positif terhadap peningkatan kompetensi guru , sehingga guru mempunyai
semangat yang tinggi untuk meningkatkan kemampuannya secara terus-menerus,
karena sertifikasi guru tersebut diberikan kepada guru yang sudah mempunyai
persyaratan khusus yaitu sesuai dengan persyaratan yang sudah ditentukan dalam
UU Guru dan Dosen.
A : Apakah bapak menjalin kerja sama dengan instansi atau sekolah lain dalam
rangka meningkatkan kompetensi guru?
B : Ya, tentu saja karena dengan adanya jalinan kerja sama dengan sekolah lain,
sangat membatu dalam rangka peningkatan kompetensi guru. Contoh bentuk
kerjasama yang telah dilakukan yaitu program MGMP, Pelatihan-Pelatihan saya
mengutus dan memfasilitasi guru untuk mengikutinya baik ditingkat gugus
maupun propinsi.
A : Pengembangan kompetensi guru kedepan seperti apa?
B : penembangan kompetensi guru untuk kedepannya, selain melaksanakan
program yang sudah diselenggarakan, akan dilaksanakan dalam meningkatan
kompetensi guru, saya juga akan terus menjalin kerjasama dengan sekolah lain
dan pemerintah, dengan aktif mencari informasi dan mengirimkan guru dalam
berbagai seminar, whorkshop, ataupun pelatihan-pelatihan yang lainnya.
Pewawancara,
Asep Akbarudin
Kepala SMP Darussalam,
Drs. Asnawie
89
Prestasi SMP Darussalam Cimanggis Tangerang Selatan
SMP Darussalam Ciputat Kota Tangerang Selatan tidak kalah bersaing
baik dengan sekolah sekitar maupun dengan tingkat nasional. Prestasi yang pernah
diraih oleh sekolah tersebut diantaranya :
1. Juara 1 sepak bola liga pelajar se-kota Tangsel tahun 2010,
2. Piala bergilir piala Bupati Cup 2009 (bolla volley),
3. Juara 1 futsal putra charisma Bangsa Depok 2009,
4. Juara 1 futsal putra Taruna Mandiri 2009,
5. Piala bergilir Sasmita Cup 2009 (Volly Putra dan Putri),
6. Juara II Volly ball putri antar SMP se-Jakarta Selatan tahun 2008,
7. Juara I Volly Ball Putra se-kab. Tangsel tahun 2008,
8. Piala bergilir Volly Ball SMK Pustek Serpong t6ahun 2006,
9. Juara I Volly Ball Se-kab. Bogor tahun 2006,
10. Juara I Volly Ball putra se-kab. Tangerang tahun 2008,
11. Juara I Band Islami Perguruan Muhammadiyah tahun 2006,
12. Juara I Volly Ball putra Se-Jabotabek tahun 2005,
13. Juara I festival Bang puspita Bangsa tahun 2005,
14. Juara II Band Garantika Sasmita jaya tahun 2005,
15. Juara I total futsal Se-Jabotabek tahun 2005,
16. Juara I Volly Ball putri Dinas Pendidikan tahun 2005,
17. Juara I volley Ball Putra Dinas Pendidikan tahun 2005,
18. Juara I Volly Ball Putra Se-jabotabek tahun 2002,
19. Juara I Volly Ball Putri Dinas Pendidikan tahun 2004,
20. Juara I Putri Dinas pendidikan tahun 2004.
90
Data Ruang Belajar Lainnya
Data Ruang Kantor
Data Ruang Penunjang
Jenis
Ruang
Jumlah
(buah)
Ukuran
( pxl )
Kondidis Jenis Ruangan Jumlah
(buah)
Ukuran
( pxl )
Kondisi
1. Gudang 1 12 Baik 10. Ibadah 1 20 Baik
2. Dapur 1 6 Baik 11. Ganti 1 10 Baik
3. Reproduksi - - - 12. Koperasi 1 48 Baik
4. KM/WC
Guru
2 4 Baik 13. Hall - - -
Jenis Ruang Jumlah
Ruang
Jumlah Ruang yang
Kondisinya Baik
Jumlah Ruang yang
Kondisinya Baik
Jenis Ruang
Katagori
Kerusakan
Ruang Kelas 17 15 2 Ringan
Perpustakaan 1 √
R. Lab. IPA 1 √
Ketrampilan - -
LAB. Bahasa 1 √
Multimedia - -
Lab. Komputer 1 √
Jenis Ruang Jumlah
Ruang
Ukuran
( pxl )
Kondisi
1. Kepala Sekolah 1 49 Baik
2. Wakil Kepala Sekolah 1 36 Baik
3. Guru 1 94 Baik
4. Tata Usaha 1 49 Baik
5. Tamu - - -
Lainnya : ……
91
5. KM/WC
Siswa
14 4 Baik 14. Kantin 1 180 Baik
6. BK - - - 15. Rumah
Pompa
1 12 Baik
7. UKS 1 20 - 16. Bangsal
Kendaraan
1 21 Baik
8.
PMR/Pramuka
- - - 17. Rumah
Penjaga
3 9 Baik
9. OSIS 1 18 Baik 18. Pos Jaga 1 9 Baik
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
a. Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah
No Jabatan Nama
Jenis
Kelamin Usi
a
Pend.
Akhir
Masa
Kerja L P
1. Kepala Sekolah Drs. Asnawie √ S1 25
2. Wakil Kepala
Sekolah
Drs. Riswadi, SE.
Jamaludin A. S.Fi.I
Dini Munasar, SS
√
√
√
S1
S1
S1
10
8
6
b. Guru
Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin dan Jumlah
No Tingkat
Pendidikan
Jumlah dan status Guru
Jumlah
GTY GTT/Guru Bantu
L P L P
1. S2/S3 2 - 6 - 7
2. S1 5 - 18 24 47
3. D-4 - - 1 2 3
4. D3/Sarmud - - - - -
5. D2 - - - - -
6. D1 - - - - -
7. SMA/Sederajat - - - - -
Jumlah 7 - 25 26 58
92
ANGKET
STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DI SMP
DARUSSALAM CIMANGGIS TANGERANG SELATAN
Identitas responden
Nama :
Jabatan :
Petunjuk Pengisian
1. Bacalah setiap pertanyaan secara teliti
2. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat untuk setiap pertanyaan
3. Berikan tanda contreng ( ) pada pilihan jawaban yang tersedia dan sesuai
dengan kondisi yang anda alami
4. Pastikan tidak ada jawaban yang terlewati
1.Setiap tahun, saya membuat program tahunan.
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah
2.Setiap semester, saya membuat program semester.
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah
3.Setiap tahun saya menyusun silabus!
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah
4.Setiap akan mengajar, saya membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah
5.Setiap kegiatan belajar mengajar, saya mampu menguasai kelas dengan baik!
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah
6.Setiap melaksanakan kegiatan pembelajaran, saya menggunakan metode
pembelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan!
93
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah
7.Saya menguasai setiap pokok bahasan yang akan diajarkan!
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah
8.Sebelum mengadakan pembelajaran, saya melakukan penjajakan untuk
mengetahui kemampuan anak didik terhadap materi yang akan dipelajari!
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah
9.Saya mengetahui setiap karakter peserta didik yang saya ajar!
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah
10. Saya membantu permasalahan siswa yang kesulitan dalam memahami materi!
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah
11. Saya memberikan perhatian kepada setiap siswa!
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah
12. Saya menggunakan metode yang bervariatif dalam setiap pembelajaran!
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah
13. Saya menggunakan komputer untuk membantu kesuksesan proses belajar
mengajar!
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah
14. Saya memanfaatkan internet untuk menambah pengetahuan dan
memperbanyak sumber belajar!
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah
15. Setiap selesai pembelajaran, saya melakukan kegiatan refleksi untuk
memikirkan kembali apa yang telah dibelajarkan!
94
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah
16. Kompetensi yang direncanakan dalam setiap pembelajaran dapat dicapai oleh
setiap siswa!
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah
17. Setiap selesai pembelajaran, saya memberikan penilaian untuk mengetahui
tingkat penguasaan kompetensi siswa!
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah
18. Saya memberikan remedial bagi setiap siswa yang belum mencapai
kompetensi yang diharapkan!
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah
19. Untuk menambah wawasan pedagogik, saya belajar mandiri dalam berbagai
sumber media!
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah
20. Setiap ada kesempatan, saya mengikuti pelatihan/workshop guru guna
menambah kompetensi pedagogik!
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah
21. Setiap tahun sekolah menyelenggarakan program diklat/workshop guru guna
meningkatkan kompetensi pedagogik!
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah
22. Setiap semester kepala sekolah melakukan pelatihan kompetensi guru secara
terstruktur!
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah
23. Kepala sekolah memfasilitasi guru yang akan mengikuti kegiatan MGMP!
95
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah
24. Kepala sekolah menginstruksikan setiap guru menyusun program tahunan!
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah
25. Setiap semester kepala sekolah menginstruksikan setiap guru menyusun
program semesteran!
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah
26. Kepala sekolah memeriksa program tahunan yang dibuat guru!
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah
27. Kepala sekolah memeriksa program semesteran yang dibuat guru!
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah
28. Pengawas melakukan supervise secara berkala!
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah
29. Pengawas membantu/membina guru dalam meningkatkan kompetensi
pedagogik!
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah
30. Pengawas memfasilitasi guru mempersiapkan program sertifikasi guru!
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah
31. Untuk meningkatkan kompetensi pedagogik, guru mengikuti MGMP!
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah
32. Pengawas membina guru melalui MGMP!
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Pernah e. Tidak pernah
96
PERNYATAAN BUTIR ANGKET GURU "STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DI SMP DARUSSALAM CIMANGGIS TANGERANG SELATAN".
Resp Pernyataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
9 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
10 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4
13 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4
16 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4
17 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4
18 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4
19 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4
20 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4
21 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4
97
22 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4
23 2 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4
24 4 2 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4
25 2 2 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4
26 2 2 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4
27 4 2 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 2 2 2 3 3 4
28 4 2 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 4
29 2 2 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 2 2 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 4
30 2 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 2 4 4 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 4
31 4 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 2 3 4 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 4
32 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 4
33 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 4
34 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 4
35 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 4
36 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 4
37 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3
38 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3
39 4 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
40 4 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
41 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
42 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 1 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3
43 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3
44 1 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3
45 1 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3
46 1 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3
98
47 1 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3
48 4 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2
49 4 1 0 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 3 2 2 3 2 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2
50 4 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 3 2 1 3 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2
51 0 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 3 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2
52 0 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 3 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2
53 0 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 3 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
54 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 2
55 4 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1
56 4 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 2 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1
57 3 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 2 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1
58 3 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 2 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1
Jmh 173 159 165 177 182 179 189 175 186 190 171 172 152 164 195 217 197 192 224 207 180 192 173 192 178 181 160 156 169 198 193 227