strategi pemberdayaan masyarakat dalam...

119
Susi Evanta Maria Sembiring : Strategi Pemberdayaan Masyarakat Dalam Peningkatan Phbs Individu Pada Masyarakat Pantai Di Wilayah Puskesmas Tanjung Rejo Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009 STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN PHBS INDIVIDU PADA MASYARAKAT PANTAI DI WILAYAH PUSKESMAS TANJUNG REJO KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2009 TESIS OLEH SUSI EVANTA MARIA SEMBIRING 077030037/IKM PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

Upload: vohuong

Post on 30-Jan-2018

220 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

Susi Evanta Maria Sembiring : Strategi Pemberdayaan Masyarakat Dalam Peningkatan Phbs Individu Pada Masyarakat Pantai Di Wilayah Puskesmas Tanjung Rejo Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009

STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN PHBS INDIVIDU PADA MASYARAKAT PANTAI

DI WILAYAH PUSKESMAS TANJUNG REJO KABUPATEN DELI SERDANG

TAHUN 2009

TESIS

OLEH

SUSI EVANTA MARIA SEMBIRING 077030037/IKM

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2009

Page 2: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN PHBS INDIVIDU PADA MASYARAKAT PANTAI

DI WILAYAH PUSKESMAS TANJUNG REJO KABUPATEN DELI SERDANG

TAHUN 2009

T E S I S

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes)

dalam Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku

pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Oleh

SUSI EVANTA MARIA SEMBIRING 077030037/IKM

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

2 0 0 9

Susi Evanta Maria Sembiring : Strategi Pemberdayaan Masyarakat Dalam Peningkatan Phbs Individu Pada Masyarakat Pantai Di Wilayah Puskesmas Tanjung Rejo Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009

Page 3: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

Judul Tesis : STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN PHBS INDIVIDU PADA MASYARAKAT PANTAI DI WILAYAH PUSKESMAS TANJUNG REJO KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2009

Nama Mahasiswa : Susi Evanta Maria Sembiring Nomor Induk Mahasiswa : 077030037 Program Studi : Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi : Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku

Menyetujui, Komisi Pembimbing

( Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM ) ( dr. Halinda Sari Lubis, MKKK ) Ketua Anggota Ketua Program Studi, Dekan,

( Dr. Drs. Surya Utama, MS) ( dr.Ria Masniari Lubis, MSi ) Tanggal Lulus : 11 Agustus 2009

Susi Evanta Maria Sembiring : Strategi Pemberdayaan Masyarakat Dalam Peningkatan Phbs Individu Pada Masyarakat Pantai Di Wilayah Puskesmas Tanjung Rejo Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009

Page 4: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

Telah diuji Pada Tanggal : 11 Agustus 2009

PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM

Anggota : 1. dr. Halinda Sari Lubis, MKKK

2. Drs. Edi Syahrial, MS

3. Ir. Indra Chahaya, MSi

Susi Evanta Maria Sembiring : Strategi Pemberdayaan Masyarakat Dalam Peningkatan Phbs Individu Pada Masyarakat Pantai Di Wilayah Puskesmas Tanjung Rejo Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009

Page 5: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

Susi Evanta Maria Sembiring : Strategi Pemberdayaan Masyarakat Dalam Peningkatan Phbs Individu Pada Masyarakat Pantai Di Wilayah Puskesmas Tanjung Rejo Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2009

PERNYATAAN

STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN PHBS INDIVIDU PADA MASYARAKAT PANTAI

DI WILAYAH PUSKESMAS TANJUNG REJO KABUPATEN DELI SERDANG

TAHUN 2009

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Medan, Agustus 2009

Susi Evanta Maria Sembiring

Page 6: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

ABSTRAK

Tujuan pembangunan kesehatan adalah mencapai kondisi yang sehat dan merata kepada setiap lapisan masyarakat untuk itu haruslah tercipta kondisi yang saling mendukung antara masyarakat dan pemerintah. Salah satu upaya yang telah dilakukan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut adalah kegiatan dalam bentuk Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS). Akan tetapi kegiatan program PHBS tersebut belum berjalan dengan maksimal. Hasil kegiatan program PHBS yang diukur melalui 10 indikator berdasarkan Survei Kesehatan Nasional tahun 2004 menunjukkan bahwa pencapaian PHBS secara nasional masih jauh dari target minimal 65% pada tahun 2010. Pelaksanaan program PHBS di Kabupaten Deli Serdang khususnya wilayah kerja Puskesmas Tanjung Rejo yang merupakan salah satu unit pelaksana kesehatan di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, meskipun telah melakukan program seperti penyuluhan PHBS namun hasil kegiatan tersebut menunjukkan bahwa PHBS di kawasan ini belum mencapai target. Hasil penelitian melalui wawancara mendalam yang dilakukan kepada 6 (enam) orang informan yang merupakan masyarakat pantai (daerah Paluh Merbau) didapat kesimpulan bahwa masyarakat mengalami beberapa hambatan/kendala seperti masalah ekonomi, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang PHBS, kurangnya kesadaran masyarakat, masalah transportasi dan jarak ke Puskesmas sehingga masyarakat terkendala untuk melakukan PHBS. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa keluarga merupakan faktor paling mendukung dalam pelaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat, selain itu dalam masyarakat juga telah terbentuk beberapa kelompok pemberdayaan masyarakat. Dari wawancara yang dilakukan didapat bahwa informan juga berharap program PHBS dapat dikembangkan melalui kelompok-kelompok yang telah mereka bina. Melihat sikap informan (masyarakat) yang telah terbuka terhadap PHBS, maka kegiatan Promosi Kesehatan (penyuluhan) yang telah dilakukan petugas Puskesmas Tanjung Rejo dapat semakin ditingkatkan, serta lebih aktif untuk meningkatkan partisipasi masyarakat yaitu melalui strategi pemberdayaan masyarakat. Strategi pemberdayaan masyarakat yang tepat bagi masyarakat pantai (Paluh Merbau) dalam peningkatan PHBS adalah strategi promosi kesehatan dengan melakukan kemitraan dengan kelompok-kelompok yang telah ada di masyarakat dan juga kepada pemerintah, sehingga sasaran PHBS yang dimulai dari pendekatan individu, keluarga, kelompok hingga masyarakat berhasil dan mampu berperilaku hidup bersih dan sehat. Kata kunci : Strategi, Pemberdayaan Masyarakat, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS)

i

Page 7: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

ABSTRACT

Health goals is to reach a healthy and equitable to every layer of society to create conditions that must be a mutual support between the community and the government. One of the efforts that have been made to achieve health development activities are in the form of Clean and Healthy Lifestyle (PHBS). But program activity PHBS is not running optimally. Results PHBS program activities that were measured through 10 indicators based on National Health Surveys in 2004 indicate that the achievement of the national PHBS still far from the target at least 65% in 2010. Implementation of the program PHBS in Deli Serdang regency, especially the work of Puskesmas Tanjung Rejo is one of the implementing units in the District health Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, although such programs have been conducted espionage activities PHBS but the results showed that PHBS in this area have not reached the target. Results of research through in-depth interviews conducted by the 6 (six) the informant is a beach community (local Paluh Merbau) obtained the conclusion that the people experienced some obstacles / problems such as economic constraints, lack of knowledge about community PHBS, lack of public awareness, the problems of transportation and distance to public health so that constrainted to do PHBS.

Research also shows that family support is a factor in the implementation of clean and healthy living, in addition, the community also have several groups of community empowerment. From interviews conducted obtained informants also hope that the program can be developed through PHBS groups that have their building.

See attitude informants (community) that have been open to PHBS, the Health Promotion activities (espionage) that has been done Tanjung Rejo health officials can more improved, and more active participation to improve the community through community empowerment strategies. Community development strategy that is right for the public beach (Paluh Merbau) PHBS in increasing health promotion strategy is to make partnerships with groups that already exist in society and also to the government, so that the target PHBS approach that starts from individuals, families, groups and communities successfully able to behave and live clean and healthy. Keywords: Strategy, Community Empowerment, Behavior Clean and Healthy

Lifestyle (PHBS)

ii

Page 8: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Strategi

Pemberdayaan Masyarakat dalam Peningkatan PHBS Individu pada Masyarakat

Pantai di Wilayah Puskesmas Tanjung Rejo Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008”

tepat pada waktunya.

Dalam proses penelitian dan penulisan tesis ini tidak terlepas dari bantuan,

dukungan dan doa dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan

ucapan terima kasih yang tulus kepada :

1. dr. Ria Masniari Lubis, MSi selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM, selaku Ketua Komisi Pembimbing yang

selalu meluangkan waktu untuk membimbing penulis sehingga penulisan tesis ini

selesai.

4. dr. Halinda Sari Lubis, MKKK, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang

dengan sabar dan penuh perhatian membimbing penulis dalam menyelesaikan

penulisan tesis ini.

5. Drs. Edi Syahrial, MS selaku pembanding yang telah meluangkan waktu untuk

memberikan saran dan perbaikan dalam penulisan tesis ini.

iii

Page 9: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

6. Ir. Indra Chahaya, MSi. yang telah berkenan meluangkan waktu untuk

memberikan saran-saran untuk perbaikan penulisan tesis ini.

7. Seluruh petugas Puskesmas Tanjung Rejo yang telah berperan dalam membantu

penulis menyelesaikan penulisan tesis ini.

8. Seluruh informan yang terlibat dalam penelitian ini, yang telah memberikan

informasi kepada penulis dan telah meluangkan waktunya sehingga penulis dapat

meyelesaikan penulisan tesis ini dengan baik.

9. Suami dan anak-anakku tercinta, yang senantiasa memberi perhatian, dukungan

serta doa selama penulis dalam masa pendidikan dan dapat menyelesaikan

penulisan tesis ini

10. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang senantiasa

mendukung penulis baik secara moriil maupun materiil

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna, untuk

itu penulis sangat mengharapkan saran serta masukan yang mendukung. Harapan

penulis, semoga tesis ini bermanfaat bagi pembaca.

Penulis

iv

Page 10: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

RIWAYAT HIDUP

Susi Evanta M. Sembiring dilahirkan di Biru-Biru pada tanggal 6 September

1976, anak tunggal dari pasangan Ayahanda Jonathan Sembiring dan Ibunda Piah

Malem Barus. Menikah dengan Sopar Sirait, SH pada tanggal 21 Mei 2005, dan telah

dikaruniai satu orang putri yaitu Patricia Stefani Sirait, sekarang menetap di

Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

Padang Bulan Medan.

Memulai pendidikan di SD Katolik Deli Murni Deli Tua lulus tahun 1988,

melanjutkan pendidikan di SMP St. Maria Medan lulus tahun 1991. Kemudian

melanjutkan pendidikan di SMA Katolik Deli Murni Deli Tua lulus tahun 1994.

Selanjutnya meneruskan pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Methodist

Indonesia Medan dan selesai tahun 2002.

Pernah bekerja sebagai dokter fungsional di RSUD Porsea Kabupaten Tobasa,

pada tahun 2003, selanjutnya diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil pada tahun

2004. Kemudian tahun 2005 pindah ke Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang

sebagai dokter fungsional di Puskesmas Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan.

Selanjutnya pada bulan November tahun 2007 diunjuk sebagai Pelaksana Harian

Kepala Puskesmas Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan sampai dengan Bulan

Juni tahun 2009. Dan seterusnya diunjuk kembali sebagai Pelaksana Harian Kepala

Puskesmas Rawat Inap Namorambe Kecamatan Namorambe Kabupaten Deli Serdang

sampai dengan sekarang.

v

Page 11: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ............................................................................................................. i ABSTRACT ............................................................................................................ ii KATA PENGANTAR........................................................................................... iii RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. v DAFTAR ISI.......................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ................................................................................................. viii DAFTAR MATRIKS ............................................................................................ ix DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1 1.2. Permasalahan ............................................................................... 5 1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6 1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Program PHBS......... 7 2.2. Pemberdayaan Masyarakat........................................................... 11

2.2.1. Pengorganisasian Masyarakat ......................................... 12 2.2.2. Pemasaran Sosial Air bersih dan Sanitasi ....................... 13 2.2.3. Pendamping Masyarakat Dalam Proses Pemberdayaan Masyarakat ..................................................................... 15

2.3. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).................................. 16 2.4. Puskesmas. ................................................................................. 21 2.5. Promosi Kesehatan..................................................................... 21 2.6. Masyarakat Pantai ...................................................................... 23 2.7. Landasan Teori........................................................................... 25 2.8. Kerangka Pikir ........................................................................... 25

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian............................................................................. 26 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 26 3.3. Pemilihan Informan...................................................................... 26 3.4. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 28 3.5. Metode Analisis Data................................................................... 28

vi

Page 12: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Letak Geografis............................................................................ 29 4.2. Kondisi Demografi....................................................................... 30 4.2.1. Penduduk........................................................................... 30 4.2.2. Sosial Ekonomi ................................................................. 31 4.3. Gambaran Informan ..................................................................... 33 4.4. Profil Informan............................................................................. 34 4.5. Hasil Penelitian (Indeph Interview) ............................................. 42 4.5.1. Pengetahuan Informan Tentang PHBS ............................. 42 4.5.2. Hambatan/Kendala yang Dihadapi Informan Dalam Menjalankan PHBS ............................................... 46 4.5.3. Pihak-Pihak yang Mendukung Informan Dalam Menjalankan PHBS........................................................... 48 4.5.4. Kegiatan yang Dilakukan Puskesmas Tanjung Rejo Dalam Peningkatan PHBS ................................................ 49 4.5.5. Tanggapan Informan Terhadap Kegiatan-kegiatan yang Dilakukan Puskesmas Tanjung Rejo........................ 51 4.5.6. Pengaruh yang Dirasakan Informan Melalui Kegiatan Penyuluhan Yang Dilakukan Puskesmas Tanjung Rejo............................. 52 4.5.7. Peran Kelompok Pemberdayaan Masyarakat.................... 53 4.5.8. Harapan Informan Dalam Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) .................................................. 55 BAB 5 PEMBAHASAN 5.1. Pengetahuan Informan Tentang PHBS ........................................ 58 5.2. Hambatan/Kendala yang dihadapi Informan Dalam menjalankan PHBS.......................................................... 60 5.3. Pihak-pihak yang Mendukung Informan Dalam Menjalankan PHBS..................................................................... 63 5.4. Kegiatan yang Dilakukan Puskesmas Tanjung Rejo Dalam Peningkatan PHBS .......................................................... 66 5.5. Tanggapan Informan Terhadap Kegiatan-kegiatan Penyuluhan Yang Puskesmas Tanjung Rejo dan Pengaruhnya Bagi Informan 67 5.6. Peran kelompok Pemberdayaan Masyarakat .............................. 68 5.7. Harapan Informan Dalam Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ............................................................ 72 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan .................................................................................. 77 6.2. Saran-saran................................................................................... 78 DAFTAR PUSTAKA

vii

Page 13: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

4.1. Kondisi Geografis Wilayah Puskesmas Tanjung Rejo Tahun 2008 .................................................................... 29

4.2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Wilayah Puskesmas Tanjung Rejo .................... 31

4.3. Persentase Penduduk Berusia 10 Tahun Ke Atas Dirinci Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Wilayah Puskesmas Tanjung Rejo....................................................................... 32

4.4. Persentase keluarga Miskin Mendapat Pelayanan Kesehatan Wilayah Puskesmas Tanjung Rejo Tahun 2008 ................................... 33

4.5. Karakteristik Informan ......................................................................... 33

viii

Page 14: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

DAFTAR MATRIKS

Nomor Judul Halaman

4.5.1. Informasi Tentang PHBS ............................................................... 43

4.5.1.1. Pengetahuan Informan Mengenai PHBS ....................................... 44

4.5.2. Hambatan/Kendala yang Dihadapi Informan Dalam Menjalankan PHBS........................................................................ 46

4.5.3. Pihak-Pihak yang Mendukung Informan Dalam Menjalankan PHBS........................................................................ 48

4.5.4. Kegiatan yang Dilakukan Puskesmas Tanjung Rejo Dalam Peningkatan PHBS ............................................................. 49

4.5.5. Tanggapan Informan Terhadap Kegiatan-kegiatan yang Dilakukan Puskesmas Tanjung Rejo..................................... 51

4.5.6. Pengaruh Kegiatan Penyuluhan Bagi Informan....................... ...... 52

4.5.7. Peran Kelompok Pemberdayaan Masyarakat................................. 53

4.5.8. Harapan Infoman Dalam Peningkatan PHBS........................... ..... 56

ix

Page 15: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Pedoman Wawancara ................................................................... 82

2. Hasil Pengolahan Data Ez-Text ................................................... 84

3. Dokumentasi................................................................................. 99

x

Page 16: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Visi pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 yang dituangkan

dalam rencana pembangunan kesehatan tahun 2005-2009 adalah mencapai kondisi

yang sehat dan merata kepada setiap lapisan masyarakat haruslah tercipta kondisi

yang saling mendukung antara masyarakat dan pemerintah. Sejalan dengan tujuan

pembangunan kesehatan tersebut telah mencanangkan Gerakan Pembangunan

Berwawasan Kesehatan dengan kegiatan operasional antara lain dalam bentuk

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau PHBS (Depkes RI, 2005).

Penelitian yang dilakukan oleh Darubekti (2001) tentang Perilaku Kesehatan

Masyarakat Desa Talang Pauh, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu

Utara menyimpulkan bahwa kurangnya perilaku kesehatan masyarakat di desa Talang

Pauh akibat kurangnya pengetahuan, alasan ekonomi dan tidak adanya waktu,

sehingga sikap yang sudah positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud.

Selanjutnya penelitian Sinaga, dkk (2004) tentang Program Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat : Studi Kasus Kabupaten Bantul 2003 menyatakan bahwa rendahnya

cakupan PHBS di Kabupaten Bantul di sebabkan oleh kurangmya pemberdayaan

masyarakat, minimnya alokasi anggaran untuk PHBS, rendahnya peran puskesmas

dalam mensosialisasikan PHBS kepada masyarakat serta minimnya dukungan dari

lintas sektoral terhadap program PHBS.

1

Page 17: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

2

Hasil kegiatan program PHBS yang diukur melalui 10 indikator berdasarkan

Survei Kesehatan Nasional (2004) menunjukkan bahwa pencapaian PHBS secara

nasional masih jauh dari target minimal 65 % pada tahun 2010. Secara rinci

berdasarkan indikator PHBS yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 64%,

masyarakat yang mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan 19%, ketersediaan air

bersih 81%, ketersediaan jamban sehat 49%, kesesuaian lantai rumah dengan jumlah

penghuni 35%, lantai rumah bukan tanah 35%, tidak merokok di dalam rumah 36%,

melakukan aktivitas fisik setiap hari 18% dan makan buah dan sayur setiap hari 16%.

Berdasarkan Surkesda Kabupaten Deli Serdang (2007) diketahui jumlah

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 93%, tidak merokok dalam ruangan

9,65%, melakukan aktivitas fisik setiap hari 29,16%, makan buah dan sayuran setiap

hari 11,15%, ketersediaan jamban sehat 52,7%, ketersediaan air bersih 56,44%, lantai

rumah bukan tanah 7,0%.

Untuk mengatasi masalah tersebut Departemen Kesehatan RI membuat suatu

program promosi kesehatan dan telah ditetapkan sebagai salah satu program

unggulan. Depkes RI, (2006) mengemukakan bahwa promosi kesehatan bertujuan

untuk (1) peningkatan kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk hidup sehat, dan

(2) pengembangan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat dan untuk itu diperlukan

peningkatan upaya promosi kesehatan.

Upaya promosi kesehatan mempunyai peran yang sangat penting dalam

proses pemberdayaan masyarakat yaitu melalui proses pembelajaran dari, oleh dan

bersama masyarakat, sesuai dengan lingkungan sosial budaya setempat, agar

Page 18: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

3

masyarakat dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan. Upaya promosi

kesehatan diharapkan dapat mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat yang

menjadi pilar pembangunan kesehatan (Depkes RI, 1999).

Demikian juga dengan pelaksanaan program PHBS di Kabupaten Deli

Serdang telah dilakukan melalui program dinas kesehatan maupun puskesmas.

Namun hasil kegiatan menunjukkan bahwa PHBS di kawasan ini belum mencapai

target. Menurut Profil Kesehatan Kab. Deli Serdang (2007), salah satu kecamatan di

Kabupaten Deli Serdang yang mempunyai cakupan PHBS rendah adalah Kecamatan

Percut Sei Tuan yakni di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Rejo, yaitu 38 % dari 210

rumahtangga yang dipantau.

Hal lain yang memperburuk masalah PHBS ini adalah dengan ditemukannya

angka persentase rumah sehat hanya 64,47 % dari 1.520 rumah tangga yang

diperiksa. Ketiadaan sumber air bersih yang memakai ledeng dimana 64,34 %

masyarakatnya kebanyakan menggunakan sumur gali langsung ketimbang sumur

pompa, jumlah rumahtangga yang memiliki jamban 75 %, yang menggunakan tempat

sampah sehat 69,96 %, pengelolaan air limbah sehat 55,67 %. Dari 2518 bayi di

wilayah kerja Puskesmas ini hanya 13,07 % yang mendapat ASI Eksklusif (Profil

Kesehatan Kab. Deli Serdang 2007).

Puskesmas Tanjung Rejo yang merupakan salah satu unit pelaksana kesehatan

di Kecamatan Percut Sei Tuan memiliki luas wilayah mencakup 9 desa dari 20 desa

yang ada di Kecamatan Percut Sei Tuan. Hasil survei pendahuluan dengan pemegang

program promosi kesehatan yang ada di puskesmas mengatakan bahwa Tanjung Rejo

Page 19: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

4

merupakan desa binaan Puskesmas karena sampai saat ini masih banyak masalah

kesehatan yang belum teratasi, salah satu masalah yang menonjol adalah perilaku

hidup bersih dan sehat yang rendah (20%), terutama di 3 dusun yaitu dusun XI, XII,

dan XIII yang terletak di daerah pantai yang dikenal dengan daerah Paluh Merbau

(Profil Puskesmas Tanjung Rejo, 2007).

Rendahnya pencapai program PHBS ini di wilayah kerja Puskesmas Tanjung

Rejo, terkait dengan kondisi geografis ketiga dusun tersebut berada pada daerah

pantai yang merupakan sebuah dataran pantai yang dikelilingi oleh laut sehingga

terpisah dari dusun-dusun lain yang berada di desa Tanjung Rejo. Dari hasil

pengamatan penulis daerah ini memang sulit dijangkau, satu-satunya jalan

penghubung untuk keluar dan masuk dusun tersebut adalah sebuah jembatan yang

dibangun oleh masyarakat secara swadaya dan konstruksinya hanya terbuat dari kayu

sehingga hanya dapat dilalui oleh pejalan kaki dan pengendara sepeda motor. Kondisi

ini mengakibatkan sulitnya petugas kesehatan melakukan pelayanan sehingga

masyarakat kurang mendapatkan pelayanan kesehatan, disamping itu masyarakat

memang masih memiliki kesadaran yang rendah untuk berperilaku hidup sehat (Profil

Puskesmas Tanjung Rejo, 2007).

Upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang melalui

Dinas Kesehatan dan Puskesmas dalam meningkatkan pelaksanaan program PHBS

antara lain melalui penyuluhan kesehatan mengacu kepada indikator program PHBS.

Namun upaya tersebut ternyata belum mampu meningkatkan program PHBS di

Kabupaten Deli Serdang, karena kurangnya partisipasi masyarakat.

Page 20: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

5

Salah satu upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat adalah dengan

strategi pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat yang dimaksud adalah

sesuai dengan visi PHBS 2010 dalam Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan 2004

bahwa pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan adalah pendekatan melalui

individu, keluarga dan kelompok-kelompok dalam masyarakat melalui

pengorganisasian dan penggerakan masyarakat.

Oleh karena itu dalam kegiatan PHBS ini perlu dikembangkan konsep

pemberdayaan masyarakat, dimana dalam pengimplemetasiannya harus sesuai

dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat.

Untuk mengetahui bagaimana implementasi pemberdayaan masyarakat dalam

suatu strategi promosi kesehatan untuk peningkatan PHBS tersebut sesuai dengan

kondisi serta karakteristik masyarakat desa pantai, maka penting dilakukan penelitian

tentang “ strategi pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan PHBS masyarakat

pantai di wilayah Puskesmas Tanjung Rejo Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009.

1.2. Permasalahan

Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka

sebagai rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi

pemberdayaan masyarakat sebagai salah satu strategi promosi kesehatan dalam

peningkatan PHBS masyarakat pantai di wilayah kerja puskesmas Tanjung Rejo

Kabupaten Deli Serdang tahun 2009.

Page 21: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

6

1.3. Tujuan Penelitian

Program PHBS telah dilakukan oleh petugas puskesmas melalui kegiatan

penyuluhan, namun belum mampu meningkatkan PHBS masyarakat, maka yang

menjadi tujuan dilakukannya penelitian ini untuk membuat strategi pemberdayaan

masyarakat sebagai salah satu strategi promosi kesehatan dalam peningkatan PHBS

masyarakat pantai (daerah Paluh Merbau) di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Rejo

Kabupaten Deli Serdang.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Departemen Kesehatan

Sebagai masukan bagi pengelola program promosi kesehatan dalam

meningkatkan pemberdayaan masyarakat untuk peningkatan PHBS di masa yang

akan datang.

1.4.2. Bagi Puskesmas Tanjung Rejo

Sebagai masukan untuk pelaksanaan dan pengembangan strategi

pemberdayaan masyarakat dalam program promosi kesehatan sebagai upaya

meningkatkan PHBS masyarakat desa pantai di wilayah kerja Puskesmas Tanjung

Rejo Kabupaten Deli Serdang.

1.4.3. Bagi Mahasiswa

Sebagai referensi ilmiah dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan

pengembangan strategi pemberdayaan masyarakat melalui program promosi

kesehatan dalam peningkatan PHBS masyarakat desa pantai.

Page 22: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Strategi Pemberdayaan Masyarakat Dalam Program PHBS

Upaya untuk pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan program PHBS

sangat ditentukan peran dari tenaga kesehatan, karena peran tenaga kesehatan sangat

pending dalam merubah perilaku masyarakat menuju hidup bersih dan sehat

Program promosi PHBS atau promosi higiene merupakan pendekatan terencana

untuk mencegah penyakit menular yang lain melaui pengadopsian perubahan perilaku

oleh masyarakat luas. Program ini dimulai dengan apa yang diketahui, diinginkan dan

dilakukan masyarakat setempat dan mengembangkan program berdasarkan informasi

tersebut (Curtis V dkk, 1997; UNICEF dan WHO).

Program promosi PHBS harus dilakukan secara profesional oleh individu dan

kelompok yang mempunyai kemampuan dan komitmen terhadap kesehatan

masyarakat serta memahami tentang lingkungan dan mampu melaksanakan

komunikasi, edukasi dan menyampaikan informasi secara tepat dan benar yang

sekarang disebut dengan promosi kesehatan. Tenaga kesehatan masyarakat

diharapkan mampu mengambil bagian dalam promosi PHBS sehingga dapat

melakukan perubahan perilaku masyarakat untuk hidup berdasarkan PHBS. Tenaga

kesehatan masyarakat telah mempunyai bekal yang cukup untuk dikembangkan dan

pada waktunya disumbangkan kepada masyarakat dimana mereka bekerja. Dalam

7

Page 23: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

8

mewujudkan PHBS secara terencana, tepat berdasarkan situasi daerah maka

diperlukan pemahaman dan tahapan sebagai berikut :

a. Memperkenalkan kepada masyarakat gagasan dan teknik perilaku Program

promosi hygiene PHBS, yang merupakan pendekatan terencana untuk mencegah

penyakit diare melalui pengadopsian perubahan perilaku oleh masyarakat secara

meluas. Program ini dimulai dari apa yang diketahui, diinginkan, dan dilakukan

masyarakat. Perencanaan suatu program promosi hygiene untuk masyarakat

dilakukan berdasarkan jawaban atau pertanyaan diatas atau bekerjasama dengan

pihak yang terlibat, untuk itu diperlukan pesan-pesan sederhana, positif, menarik

yang dirancang untuk dikomunikasikan lewat sarana lokal seperti poster, leaflet.

b. Mengidentifikasikan perubahan perilaku masyarakat, dalam tahap ini akan

dilakukan identifikasi perilaku beresiko melalui pengamatan terstruktur. Sehingga

dapat ditentukan cara pendekatan baru terhadap perbaikan hygiene sehingga

diharapkan anak-anak terhindar dari lingkungan yang terkontaminasi.

c. Memotivasi perubahan perilaku masyarakat, langkah-langkah untuk memotivikasi

orang untuk mengadopsi perilaku hygiene termasuk (1) memilih beberapa

perubahan perilaku yang diharapkan dapat diterapkan, (2) mencari tahu apa yang

dirasakan oleh kelompok sasaran mengenai perilaku tersebut melalui diskusi

terfokus, wawancara dan melalui uji coba perilaku, (3) membuat pesan yang tepat

sehingga sasaran mau melakukan perubahan perilaku, (4) menciptakan sebuah

pesan sederhana, positif, menarik berdasarkan apa yang disukai kelompok sasaran,

(5) merancang paket komunikasi, pada tahap ini telah dapat menentukan

Page 24: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

9

perubahan perilaku dan menempatkan pesan dengan tepat dengan memadukan

semua informasi yang telah dikumpulkan.

Sasaran PHBS tidak hanya terbatas tentang hygiene, namun harus lebih

komprehensif dan luas, mencakup perubahan lingkungan fisik, lingkungan biologi

dan lingkungan sosial-budaya masyarakat sehingga tercipta lingkungan yang

berwawasan kesehatan dan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat. Lingkungan

fisik seperti sanitasi dan higiene perorangan, keluarga dan masyarakat, tersedianya air

bersih, lingkungan perumahan, fasilitas mandi, cuci dan kakus (MCK) dan

pembuangan sampah serta limbah. Lingkungan biologi adalah flora dan fauna.

Lingkungan sosial-budaya seperti pengetahuan, sikap perilaku dan budaya setempat

yang berhubungan dengan PHBS.

Perubahan terhadap lingkungan memerlukan intervensi dari tenaga kesehatan

terutama tenaga kesehatan masyarakat yang mempunyai kompetensi sehingga

terciptanya lingkungan yang kondusif.

Metode yang dapat digunakan dalam memberdayakan masyarakat dalam

program PHBS dapat dilakukan dengan mengacu kepada skema berikut :

Page 25: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

10

Kualifikasi Peserta: Mewakili semua kelompok masyarakat pendidikan, jenis kelamin, umur, pekerjaan sampingan, dan beberapa tokoh masyarakat yang dianggap mewakili

Persiapan : 1. Pemberitahuan kegiatan

kepada pemerintah setempat

2. Menentukan tempat pertemuan

Observasi lapangan : 1. Wawancara dengan petani

yang ditemui di lapangan 2. Catat semua data dan informasi

yang diperoleh Waktu dan tempat: Waktu senggang bagi masyarakat, tempat mudah dijangkau, konsentrasi tinggal masyarakat Pembukaan Pertemuan:

1. Pemandu menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan

2. Pemandu memilih petandu yang akan memimpin diskusi secara demokratis

Pelaksanaan Pertemuan : 1. Inventarisasi masalah yang dihadapi masyarakat 2. Bahas usaha pemecahan masalah yang ditekankan

pada penggalian potensi masyarakat untuk memecahkannya Susun skala 3. prioritas pemecahan masalah

Petandu yang baik : Rendah hati, meng-hargai peserta diskusi, terbuka, kreatif, tidak menggurui,akrab, santai,dan tidak me-mihak

Penutupan Pertemuan: 1. Ditutup oleh pemandu dengan ucapan

terima kasih 2. Mencoba menelusurkan temuan tetapi

tidak menjanjikan bantuan

Skala Prioritas: Semua masalah yang dihadapi masyarakat segera diatasi terutama yang sesuai dengan potensi masyarakat

Penyelesaian : 1. Mengklasifikasi kebutuhan ke dalam bentuk fisik maupun kebutuhan pelatihan 2. Mengkoordinasi tindak lanjut dari hasil pertemuan

Sumber: Curtis V dkk, 1997

Gambar 2.1. Metode Pemberdayaan Masyarakat

Page 26: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

11

2.2. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus menerus dan

berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran,

agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek

knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu

melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice) (Notoatmodjo, 2003).

Sasaran utama pemberdayaan adalah individu dan keluarga, serta kelompok

masyarakat. Dalam mengupayakan agar seseorang tahu dan sadar, kuncinya terletak

pada keberhasilan membuat orang tersebut memahami bahwa sesuatu (misalnya

diare) adalah masalah baginya dan bagi masyarakatnya. Sepanjang orang yang

bersangkutan belum mengetahu dan menyadari bahwa sesuatu itu merupakan

masalah, maka orang tersebut tidak akan bersedia menerima informasi apapun lebih

lanjut. Manakala ia telah menyadari masalah yang dihadapinya, maka kepadanya

harus diberikan informasi umum lebih lanjut tentang masalah yang bersangkutan

(Depkes RI, 2006).

Bilamana sasaran sudah akan berpindah dari mau ke mampu melaksanakan,

boleh jadi akan terkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam hal ini kepada yang

bersangkutan dapat diberikan bantuan langsung, tetapi yang seringkali dipraktikkan

adalah dengan mengajaknya ke dalam proses pengorganisasian masyarakat

(community organization) atau pembangunan masyarakat (community development).

Pemberdayaan akan lebih berhasil jika dilaksanakan kemitraan. Pada saat ini

banyak dijumpai Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di

Page 27: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

12

bidang kesehatan atau peduli terhadap kesehatan. LSM ini harus digalang

kerjasamanya, baik diantara mereka maupun anatara mereka dengan pemerintah, agar

upaya pemberdayaan masyarakat dapat berdayaguna dan berhasilguna.

Perlu diketahui bahwa dalam promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat

merupakan ujung tombak, yang untuk keberhasilannya harus didukung oleh upaya

bina suasana (opini publik) dan advokasi. Namun demikian, selama ini dirasakan

bahwa upaya pemberdayaan masyarakat kurang mendapat perhatian dengan

minimnya dana pelaksanaan.Kegiatan-kegiatan komponen pemberdayaan masyarakat

meliputi serangkaian kegiatan yang diawali dengan membangun kesadaran kritis

masyarakat, pengorganisasian masyarakat hingga perencanaan partisipatif untuk

penyusunan rencana tindak pengelolaan sampah berbasis komunitas dari, oleh dan

untuk masyarakat.

2.2.1. Pengorganisasian Masyarakat

Kegiatan pengorganisasian masyarakat diawali dengan kegiatan-kegiatan

yang berkaitan dengan pembangunan kesadaran kritis masyarakat, melalui

serangkaian kegiatan diskusi kelompok terarah atau Focussed Group Discussion

(FGD) dan pemetaan swadaya atau Survai Kampung Sendiri (SKS), sebagai upaya

mendorong masyarakat membahas bersama persoalan riil di bidang air bersih dan

sanitasi yang dihadapi dan bagaimana menyelesaikannya, serta apa yang dibutuhkan

untuk menanggulangi masalah air bersih dan sanitasi secara efektif dalam bentuk

Page 28: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

13

antara lain; komitmen (individu dan kelompok), keahlian, sumberdaya, kelembagaan,

organisasi dan lain-lainnya.

Proses pengorganisasian masyarakat ini akan mengarah pada terbentuknya

kader masyarakat yang kemudian bersama fasilitator mendorong peran aktif

masyarakat, dalam proses pengukuhan lembaga komunitas sebagai representasi

masyarakat yang akan berperan sebagai motor penggerak masyarakat dalam

melakukan pengelolaan sampah berbasis komunitas di wilayahnya.

2.2.2. Pemasaran Sosial Air Bersih dan Sanitasi

Masalah air bersih dan sanitasi merupakan masalah yang melibatkan beberapa

faktor antara lain: masyarakat sebagai pelaku penghasil sampah, teknologi dan

managemen pengelolaan sanitasi yang masing-masing saling pengaruh

mempengaruhi. Oleh karena warga masyarakat merupakan faktor yang sangat

menentukan baik sebagai penghasil, pengguna teknologi dan pelaksana manajemen

pengelolaan sampah, maka keterlibatan warga masyarakat dalam pengelolaan sampah

merupakan titik sentral dalam pekerjan pemberdayaan ini.

Metode menumbuhkan Kesadaran dan Partisipasi masayarkat dirumuskan

dengan tahapan sebagai berikut :

a. Menyampaikan pengetahuan mengenai kesehatan lingkungan, sanitasi,

teknologi Sanitasi

b. Menumbuhkan keinginan untuk mengatasi masalah sanitasi

c. Memberikan pelatihan ketrampilan pembuatan fasilitas sanitasi

Page 29: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

14

d. Pengenalan penggunaan teknologi sanitasi

e. Menyediakan fasilitas sanitasi di tingkat rumah tangga maupun kelompok

(komunal)

f. Mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi sanitasi di tingkat RT/RW

secara mandiri

g. Perencanaan Partisipatif Rencana Tindak Komunitas Pengelolaan Sampah

Berbasis Komunitas

Perencanaan partisipatif pada dasarnya adalah sebuah proses untuk

mengidentifikasi tujuan dan menterjemahkan tujuan tersebut ke dalam kegiatan yang

nyata/konkret dan spesifik. Perencanaan partisipatif akan diawali dengan kegiatan

survai kampung sendiri, dimana kegiatan ini dimaksudkan untuk memetakan kondisi

fisik lingkungan dan sosial masyarakat. Untuk menciptakan rasa percaya masyarakat

terhadap hasil-hasil perencanaan, maka survai kampung sendiri dilakukan oleh

masyarakat dengan didampingi oleh fasilitator. Hasil dari pemetaan tersebut

selanjutnya akan menghasilkan data tentang kebutuhan masyarakat yang kemudian

diinventarisasikan untuk bidang persampahan dan sanitasi sesuai dengan tujuan dan

sasaran program.

Untuk menjamin bahwa perencanaan benar-benar dilakukan secara

partisipatif, Fasilitator dibantu oleh Kader Masyarakat memfasilitasi pelaksanaan

perencanaan di masyarakat dengan mempergunakan input data yang diperoleh dari

survai kampung sendiri. Hasil dari perencanaan partisipatif tersebut selanjutnya akan

dituangkan dalam Rencana Tindak. Hasil dari kegiatan penyusunan rencana tindak

Page 30: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

15

komunitas tersebut adalah disepakatinya visi dan misi pengelolaan persampahan dan

sanitasi di wilayah Pilot Projec.

Pengertian masyarakat dalam pekerjaan ini adalah seluruh warga di lokasi

sasaran yang setelah melalui proses pemberdayaan dapat menyadari dan memahami

kondisi wilayahnya serta persoalan persampahan dan sanitasi yang perlu dihadapi dan

sepakat untuk menanggulangi permasalahan persampahan dan sanitasi tersebut secara

sistematik.

2.2.3. Pendamping Masyarakat Dalam Proses Pemberdayaan Masyarakat

Tim Fasilitator sebagai input proyek, secara intensif memfasilitasi Kader

Masyarakat; Lembaga Komunitas serta masyarakat secara umum. Tim fasilitator

merupakan bagian dari Tim Konsultan. Adapun tugas dari fasilitator adalah:

a. Melakukan sosialisasi yaitu menyebarkan informasi mengenai program

pemberdayaan masyarakat dalam masalah air bersih dan sanitasi.

b. Menyebar luaskan pengetahuan mengenai sanitasi lingkungan.

c. Mencatat semua data kemajuan proyek di lapangan.

d. Melakanakan kegiatan pelatihan untuk memperkuat dan mengembangkan

kapasitas kader masyarakat sebagai agen pemberdayaan masyarakat dalam

mengelola air bersih dan sanitasi yang sehat di wilayah lokasi pilot project.

e. Dalam melaksanakan pemberdayaan masyarakat, tim fasilitator bertugas

antara lain bersama masyarakat (kader masyarakat) memfasilitasi proses

diskusi kelompok terfokus, mengembangkan lembaga kemasyarakatan yang

Page 31: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

16

berkaitan dengan pengelolaan sanitasi yang sehat; memperkenalkan berbagai

macam teknologi sederhana air bersih dan sanitasi terpadu,

f. Melaksanakan tugas advokasi, mediasi dan kemitraan strategis (networking)

antar semua pihak terkait yang bermanfaat bagi masyarakat.

g. Melaksanakan monitoring dan evaluasi

2.3. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya memberikan

pengalaman belajar bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan

membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, guna

meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan Advokasi, Bina

Suasana (Social Support) dan Gerakan Masyarakat (Empowerment) sehinga dapat

menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga, memelihara dan

meningkatkan kesehatan masyarakat Depkes RI (2002).

Adapun sasaran dari program PHBS tersebut mencakup lima tatanan, yaitu:

tatanan rumah tangga, institusi pendidikan, tempat kerja, tempat umum dan sarana

kesehatan (Puspromkes Depkes RI, 2006).

Menurut Pusat Promosi Kesehatan Depkes RI (2006), PHBS di rumah tangga

adalah upaya memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau mampu

mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan

kesehatan di masyarakat. Adapun tujuan PHBS di rumah tangga adalah sebagi

berikut:

Page 32: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

17

1) Untuk meningkatkan dukungan dan peran aktif petugas kesehatan, petugas

lintas sektor, media massa, organisasi masyarakat, LSM, tokoh masyarakat,

tim penggerak PKK dan dunia usaha dalam pembinaan PHBS di rumah

tangga.

2) Meningkatkan kemampuan keluarga untuk melaksanakan PHBS berperan

aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.

Sasaran PHBS tatanan rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga secara

keluarga, yaitu: pasangan usia subur, ibu hamil dan atau ibu menyusui, anak dan

remaja, usia lanjut, dan pengasuh anak (Puspromkes Depkes RI, 2006).

Indikator adalah suatu petunjuk yang membatasi fokus perhatian suatu

penilaian. Adapun indikator PHBS tatanan rumah tangga (Puspromkes Depkes RI,

2006) adalah:

1) Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, yaitu pertolongan pertama pada

persalinan balita termuda dalam rumah tangga dilakukan oleh tenaga

kesehatan (dokter, bidan dan paramedis lainnya).

2) Bayi diberi ASI ekslusif, adalah bayi termuda usia 0-6 bulan mendapat ASI

saja sejak lahir sampai usia 6 bulan.

3) Mempunyai Jaminan Pemeliharaan Kesehatan, adalah anggota-anggota rumah

tangga mempunyai pembiayaan praupaya kesehatan seperti askes, kartu sehat,

dana sehat, Jamsostek dan lain sebagainya;

4) Ketersediaan air bersih, adalah rumah tangga yang memilki akses terhadap air

bersih dan menggunakannya untuk kebutuhan sehari-hari yang berasal dari air

Page 33: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

18

dalam kemasan, air leding, air sumur terlindung dan penampungan air hujan.

Sumber air pompa, sumur dan mata air terlindung berjarak minimal 10 meter

dari tempat penampungan kotoran atau limbah.

5) Ketersediaan jamban sehat, adalah rumah tangga yang memiliki atau

menggunakan jamban leher angsa dengan tangki septik atau lubang

penampung kotoran sebagai pembuangan akhir.

6) Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni, adalah rumah tangga yang

mempunyai luas lantai rumah yang ditempati dan digunakan untuk keperluan

sehari-hari dibagi dengan jumlah penghuni (9m2 per orang);

7) Lantai rumah bukan tanah, adalah rumah tangga yang mempunyai rumah

dengan bawah atau dasar terbuat dari semen, papan ubin dan kayu.

8) Tidak merokok dalam rumah, adalah penduduk/anggota keluarga umur 10

tahun keatas tidak merokok dalam rumah selama ketika berada bersama

anggota keluarga selama 1 bulan terakhir.

9) Melakukan aktifitas fisik setiap hari, adalah penduduk/anggota keluarga umur

10 tahun keatas dalam 1 minggu terakhir melakukan aktifitas fisik (sedang

maupun berat) minimal 30 menit setiap hari.

10) Makan buah dan sayur setiap hari, adalah anggota keluarga umur 10 tahun

keatas yang mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau

sebaliknya setiap hari dalam 1 minggu terakhir.

Program PHBS ini merupakan program nasional, sehingga tidak membuat

perbedaan indikator penilaian untuk wilayah atau kawasan tertentu, seperti wilayah

Page 34: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

19

pantai. Dengan demikian dalam pelaksanaan program PHBS di kawasan pantai juga

menggunakan 10 indikator PHBS yang telah ditetapkan tersebut.

Dalam menentukan keberhasilan pelaksanaan PHBS tatanan rumah tangga,

dibuat suatu klasifikasi tingkat pencapaian berdasarkan 10 indikator yang ada. Target

yang ingin dicapai dari program PHBS pada substansi dasarnya adalah klasifikasi IV,

sehingga penggolongan pada klasifikasi I, II, III dapat saja digabungkan menjadi satu

klasifikasi tersendiri tanpa mengurangi makna target yang dicapai. Namun dari aspek

pemantauan pelaksanaan program hasil pelaksanaan maka dilakukan stratifikasi

untuk melihat sejauh mana hasil yang telah dicapai. Penggabungan klasifikasi I, II,

dan III merupakan tingkat PHBS yang belum mencapai target dapat dijadikan satu

klasifikasi tersendiri selain tidak mengurangi makna target, juga dapat terjadi

keluarga yang berada di klasifiksi langsung mencapai klasifikasi IV tanpa melalui

tahapan klasifikasi I, II, dan III.

Pada Renstra Depkes 2005-2009, PHBS merupakan salah satu program

prioritas pemerintah melalui puskesmas dan menjadi sasaran luaran dalam

penyelenggaraan pembangunan kesehatan (Depkes RI, 2006).

Indonesia saat ini menghadapi permasalahan masih tingginya angka penyakit

infeksi juga peningkatan penyakit degeneratif. Buruknya kondisi lingkungan serta

belum baiknya perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat diduga menjadi

penyebab permasalahan tersebut. Implementasi program PHBS yang telah

dicanangkan pemerintah, masih menemui banyak kendala di berbagai daerah

(Timisela, 2005)

Page 35: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

20

Berdasarkan hasil Susenas (Survey Sosial Ekonomi Nasional) tahun 2001

menyatakan bahwa 92,0% dari perokok menyatakan kebiasaannya merokok di dalam

rumah ketika bersama anggota rumah tangga lainnya, hal ini biasa dilakukan pada

pagi hari disaat sarapan bersama anak-anak dan sore sampai malam hari ketika

sedang berkumpul dengan anggota keluarganya

Berdasarkan survei environmental service program (ESP) tentang perilaku

masyarakat terhadap kebiasaan mencuci tangan yang dilakukan Depkes dan instansi

lainnya pada tahun 2006 - walau penetrasi sabun telah masuk ke hampir seluruh

rumah tangga di Indonesia, rata-rata hanya 3% saja yang menggunakan sabun untuk

cuci tangan, hanya 12% yang mencuci tangan pascabuang air besar, hanya 9% yang

melakukan CTPS setelah membantu buang air besar bayi, hanya 14% CTPS

dilakukan sebelum makan, 7% sebelum memberi makan bayi dan 6% sebelum

menyiapkan makanan.

Menurut Gochman dalam Notoatmodjo (2003), perilaku sehat (health

behaviour) dapat dilihat sebagai atribut-atribut personal seperti kepercayaan-

kepercayaan, harapan-harapan, motif-motif, nilai-nilai, persepsi dan unsur-unsur

kognitif lainnya, sebagai karakteristik individu meliputi unsur-unsur dan keadaan

afeksi dan emosi dan sebagai pola-pola perilaku yang tampak yakni tindakan-

tindakan dan kebiasaan-kebiasaan yang berhubungan dengan mempertahankann,

memelihara dan untuk meningkatkan kesehatan.

Green (1980) menjelaskan secara umum bahwa kualitas hidup dipengaruhi

oleh kesehatan, sedangkan kesehatan dipengaruhi oleh perilaku dan gaya hidup serta

Page 36: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

21

lingkungan. Perilaku dan gaya hidup dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu predisposing

factors, reinforcing factors, dan enabling factors. Ketiga faktor tersebut dipengaruhi

oleh pendidikan kesehatan dan kebijaksanaan, peraturan dan organisasi. Semua

faktor-faktor tersebut merupakan ruang lingkup dalam pelaksanaan suatu promosi

kesehatan.

2.4. Puskesmas

Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai

pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam

bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang

menyelenggarakan kegiatan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan pada

suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu (Azwar,

1996). Berdasarkan Kepmenkes No. 128 (2004), Puskesmas merupakan unit

pelaksana tehnis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab

menyelenggarakan pembangunan di satu atau sebagian wilayah kecamatan.

Puskesmas sebagai pemberi pelayanan kesehatan masyarakat dalam

mengembangkan dan menjalankan pelaksanaan memerlukan dukungan berbagai

pihak terutama pengambil keputusan yang terkait dalam program ini seperti DPRD,

Bupati, Lembaga Swadaya Masyarakat, PKK, BKKBN, dan instansi lainnya.

2.5. Promosi Kesehatan

Committee on Health Education and Promotion Terminology yang dikutip

oleh Mc.Kenzie (2007) mendefinisikan promosi kesehatan sebagai kombinasi

Page 37: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

22

terencana apapun dari mekanisme pendidikan, politik, lingkungan, peraturan, maupun

mekanisme organisasi yang mendukung tindakan dan kondisi kehidupan yang

kondusif untuk kesehatan individu, kelompok dan masyarakat. Pada Kebijakan

Nasional Promosi Kesehatan disebutkan bahwa promosi kesehatan adalah

upayauntuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh,

untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta

mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai sosial budaya

setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.

Dalam melakukan promosi kesehatan tidak terlepas dari perilaku. Perilaku

tidak hanya menyangkut dimensi kultural yang berupa sistem nilai dan norma,

melainkan juga sistem ekonomi. Sistem nilai dan norma merupakan rambu-rambu

bagi seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Sistem nilai dan

norma ”dibuat” oleh masyarakat untuk dianut oleh individu-individu anggota

masyarakat tersebut. Namun demikian sistem nilai dan norma, sebagai sistem sosial,

adalah sesuatu yang dinamis. Artinya, sistem nilai dan norma suatu masyarakat akan

berubah mengikuti perubahan-perubahan lingkungan dari masyarakat yang

bersangkutan (Depkes RI, 2006).

Hasil Konferensi Internasional ke-4 tentang Promosi kesehatan, yang dikutip

oleh Liliweri (2007), menyatakan bahwa prioritas promosi kesehatah dalam abad

21 adalah: (1). Mempromosikan tanggung jawab sosial bagi kesehatan;

(2). Meningkatkan modal untuk pengembangan kesehatan; (3). Konsolidasi dan

perluasan kemitraan untuk kesehatan; (4). Meningkatkan kapasitas komonitas

Page 38: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

23

memperkuat individu dan; (5). Melindungi keamanan infrastruktur promosi

kesehatan.

Promosi kesehatan diharapkan dapat melaksanakan strategi yang bersifat

paripurna (komprehensif), khususnya dalam menciptakan perilaku baru. Kebijakan

Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar promosi kesehatan,

yaitu (1) gerakan pemberdayaan, (2) bina suasana, (3) advokasi, yang diperkuat oleh

kemitraan serta metode sarana komunikasi yang tepat (Depkes RI, 2006).

Mengacu kepada konteks penelitian ini tentang pemberdayaan masyarakat

dalam peningkatan PHBS masyarakat, maka uraian tentang strategi promosi

kesehatan difokuskan kepada pemberdayaan masyarakat.

2.6. Masyarakat Pantai

Sensus penduduk tahun 2000 menujukkan jumlah penduduk Indonesia sekitar

210 juta jiwa. Pada saat ini setidaknya terdapat 2 juta rumah tangga yang

menggantungkan hidupnya pada sector perikanan. Dengan asumsi tiap rumah tangga

nelayan memiliki 6 jiwa maka sekurang-kurangnya terdapat 12 juta jiwa yang

menggantungkan hidupnya sehari-hari pada sumber daya laut termasuk pesisir

tentunya (Pangemanan, dkk, 2000).

Mereka pada umumnya mendiami daerah kepulauan, sepanjang pesisir

termasuk danau dan sepanjang aliran sungai. Penduduk tersebut tidak seluruhnya

menggantungkan hidupnya dari kegiatan menangkap ikan akan tetapi masih ada

bidang bidang lain seperti usaha pariwisata bahari, pengangkutan antar pulau danau

Page 39: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

24

dan penyeberangan, pedagang perantara/ eceran hasil tangkapan nelayan,penjaga

keamanan laut, penambangan lepas pantai dan usaha-usaha lainnya yang

berhubungan dengan laut dan pesisir (Pangemanan, dkk, 2000).

Rumah tangga nelayan pada umumnya memiliki persoalan yang lebih

komplek dibandingkan dengan rumah tangga pertanian. Rumah tangga nelayan

memiliki ciri-ciri khusus seperti pengunaan wilayah pesisir dan lautan (common

property) sebagai factor produksi, jam kerja yang harus mengikuti siklus bulan yaitu

dalam 30 hari satu bulan yang dapat dimanfaatkan untuk melaut hanya 20 hari

sisanya mereka relatif menganggur. Selain daripada itu pekerjaan menangkap ikan

adalah merupakan pekerjaan yang penuh resiko dan umumnya karena itu hanya dapat

dikerjakan oleh lelaki, hal ini mengandung arti keluarga yang lain tidak dapat

mebantu secara penuh (Elfindri, 2002).

Dengan persoalan yang demikian tentunya kita harus memahami bahwa

rumah tanga nelayan memerlukan perhatian yang multi dimensi. Tantangan yang

terbesar adalah bagaimana membangun sector ini agar dapat mengangkat harkat dan

martabat kehidupan masyarakat nelayan maupun masyarakat lainnya yang terkait

dengan sumber daya kelautan dan pesisir (Elfindri, 2002).

Masalah pembangunan nelayan adalah masalah manajemen pengembangan

masyarakat pesisir yang meliputi tiga masalah yaiyu : masalah sosial ekonomi rumah

tangga nelayan, masalah kenapa mereka miskin dan selanjutnya bentuk intervensi

yang bagimana diperlukan. Selanjutnya jika didasarkan pada dimensi waktu, maka

kebijakan pembangunan rumah tangga nelayan dibagi menjadi tiga dimensi waktu

Page 40: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

25

yaitu; kebijakan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek (Bappenas,

2004).

2.7. Landasan Teori

Sesuai dengan Visi PHBS 2010 dalam Kebijakan Nasional Promosi

Kesehatan 2004 bahwa pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan adalah

pendekatan melalui individu, keluarga dan kelompok-kelompok dalam masyarakat

melalui pengorganisasian dan penggerakan masyarakat.

2.8. Kerangka Pikir

Berdasarkan kerangka pikir diatas maka diperlukan suatu penelitian kualitatif

yang mampu menggali bagaimana strategi yang tepat dalam pemberdayaan

kelompok-kelompok yang ada di masyarakat pantai sehingga masyarakat mau dan

mampu berperilaku hidup bersih dan sehat.

BAB 3

STRATEGI PEMBERDAYAAN KELOMPOK PADA

MASYARAKAT PANTAI

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN

SEHAT INDIVIDU

Page 41: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

26

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif pada masyarakat

yang mempunyai perilaku PHBS yang rendah. Alasan pemilihan jenis kualitatif

disebabkan peneliti ingin menguraikan masalah yang sedang terjadi dan upaya yang

dilakukan untuk penanggulangan masalah rendahnya PHBS.

3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di daerah Paluh Merbau Desa Tanjung Rejo

Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Alasan peneliti memilih lokasi

penelitian ini adalah merupakan daerah pantai yang memiliki persentase terendah

dalan ber-PHBS di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Rejo yakni 20 %. Penelitian

akan dilaksanakan selama 6 (enam) bulan terhitung bulan Desember 2008 sampai

dengan Mei 2009.

3.3. Pemilihan Informan Penelitian

Informan pada penelitian ini adalah masyarakat di dusun XI, XII, dan XIII

Desa Tanjung Rejo (Paluh Merbau) Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli

Serdang, dengan jumlah 846 KK, serta petugas kesehatan Puskesmas Tanjung Rejo.

Mengingat penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, maka

informan penelitian dibatasi pada masyarakat di dusun XI, XII, dan XIII Desa

26

Page 42: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

27

Tanjung Rejo dengan menentukan jumlah wakil masyarakat sesuai dengan kebutuhan

dan kepentingan pada saat penelitian.

Dalam penentuan informan dilakukan melalui key informan, kemudian setelah

mendapat informan peneliti mendatangi informan satu-persatu (door to door). Hasil

observasi di dapat bahwa kondisi wilayah dan karakteristik masyarakat homogen.

Informan yang di wawancarai berjumlah 6 (enam) orang, 5 orang ibu rumah tangga

dan 1 orang laki-laki dan merupakan tokoh masyarakat di daerah Paluh Merbau.

Peneliti memilih 6 orang informan karena pada saat wawancara dilakukan, hasil

penelitian (wawancara) yang didapat bersifat homogen dari ke enam informan.

Peneliti menyimpulkan, dengan karakteristik masyarakat yang homogen akan didapat

hasil wawancara yang homogen pula sehingga hasil wawancara dari ke enam

informan sudah mewakili masyarakat Paluh Merbau.

Pada saat peneliti melakukan penelitian (wawancara mendalam), peneliti

mendapat beberapa kesulitan diantaranya jarak ke daerah Paluh Merbau memerlukan

waktu yang cukup lama, kondisi jalan yang rusak dan adanya jembatan yang sulit

dilalui kendaraan beroda empat. Disamping itu peneliti melihat informan pada

awalnya menolak untuk diwawancarai karena ada rasa takut, namun akhirnya dapat

diwawancarai bahkan memberi respon yang sangat baik. Peneliti tidak mendapat

kesulitaan saat wawancara berlangsung, bahkan informan kelihatan begitu santai dan

tenang untuk menjawab semua pernyataan. Informan juga dengan senang hati untuk

menunggu informan selesai membersihkan rumah atau melakukan pekerjaan yang

lainnya.

Page 43: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

28

3.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara mendalam (indeph

interview) di lokasi, pemilihan informan berdasarkan key informan, melakukan

wawancara mendalam (indeph interview) tentang topik penelitian berdasarkan

pedoman wawancara yang telah disusun peneliti. Alat yang digunakan pada saat

wawancara adalah tape recorder. Untuk data sekunder diperoleh data dari

Puskesmas Tanjung Rejo dan data dari Kecamatan Tanjung Rejo Kabupaten Deli

Serdang.

3.5. Metode Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program EZ-TEXT, dimana

terlebih dahulu peneliti membuat transkrip wawancara yang diperoleh dari

mendenganrkan berulang-ulang hasil rekaman wawancara dan catatan lapangan (field

note).

Setelah itu peneliti mulai merancang template, diawali dengan membentuk

database baru (pengisian nama penelitian, pertanyaan terbuka, informasi informan

dan coding jika diperlukan). Langkah selanjutnya adalah memasukkan data (entering

data) sampai seluruh data selesai dimasukkan. Selanjutnya peneliti meminta EZ-

TEXT untuk membuat laporan menurut informan maupun pertanyaan-pertanyaan.

Untuk mempermudah analisis data, peneliti mencetak seluruh laporan yang

dibutuhkan. Analisis data dilakukan berdasarkan variabel penelitian, lalu dianalisa

dan dikaji dengan membandingkan hasil wawancara sebelumnya.

Page 44: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

29

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Letak Geografis

Wilayah Puskesmas Tanjung Rejo terletak di Kecamatan Percut Sei Tuan

dengan luas wilayah 134,13 Km², dengan batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : berbatasan dengan Selat Malaka

Sebelah Selatan : berbatasan dengan kota Medan

Sebelah timur : berbatasan dengan Kecamatan Batang Kuis

Sebelah Barat : berbatasan dengan Kecamatan Labuhan Deli

Wilayah Puskesmas Tanjung Rejo terdiri dari 9 desa. Secara terperinci

keterangan desa dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Kondisi Geografis Wilayah Puskesmas Tanjung Rejo Tahun 2008

No Desa Luas/Km

1 Saentis 24 2 Tj. Rejo 19 3 Sampali 23.93 4 Medan Estate 6.9 5 Tj. Selamat 16.33 6 Cinta damai 11.76 7 Percut 10.63 8 Cinta Rakyat 1.5 9 P.Lalang 20.1

Jumlah 134.13 Sumber : BPS Kabupaten Deli Serdang, 2008

29

Page 45: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

30

4.2. Kondisi Demografi

4.2.1. Penduduk

Jumlah penduduk di wilayah Puskesmas Tanjung rejo pada tahun 2008 adalah

98.936 jiwa dan terdiri dari 20.175 kepala keluarga (KK).

Kepadatan penduduk rata-rata 733,59 jiwa/km², terdapat di daerah Desa Cinta

Rakyat dengan kepadatan penduduk mencapai 7.843,92 jiwa/km² dan daerah paling

kecil kepadatan penduduknya di wilayak Puskesmas Tanjung Rejo adalah desa

Padang Lalang dengan kepadatan 131,54 jiwa/km². Sebaran jumlah penduduk

terbesar terletak di Desa Sampali dengan jumlah penduduk mencapai 23.376 jiwa dan

Desa Saentis dengan jumlah penduduk mencapai 16.590 jiwa, sedangkan jumlah

penduduk terkecil terdapat di daerah Desa P. Lalang yaitu 2.644 jiwa.

Pada Tabel 4.2. dapat dilihat karakteristik kelompok umur terbesar adalah

pada kelompok umur 5-9 tahun dengan jumlah 10.656 jiwa, selanjutnya diikuti

dengan kelompok umur 1-4 tahun dengan jumlah 9.188 jiwa dan terakhir adalah

kelompok umur diatas 55-59 tahun yakni 3.009 jiwa. Kelompok umur diatas 65 tahun

sudah mulai meningkat jumlahnya, yang berarti pelayanan kesehatan khusus manula

sudah harus mendapat perhatian yang lebih serius.

Jumlah Penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur wilayah

Puskesmas Tanjung Rejo dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Page 46: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

31

Tabel 4.2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Wilayah

Puskesmas Tanjung Rejo

JUMLAH PENDUDUK NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 2 3 4 5 1 <1 2,450 2,042 4,492 2 1-4 4,998 4,190 9,188 3 5-9 5,321 5,335 10,656 4 10-14 3,688 3,878 7,566 5 15-19 3,160 3,897 7,057 6 20-24 3,810 3,960 7,770 7 25-29 3,516 3,140 6,656 8 30-34 2,551 3,097 5,648 9 35-39 2,561 3,896 6,457

10 40-44 2,542 2,671 5,213 11 45-49 2,673 2,057 4,730 12 50-54 2,445 1,998 4,443 13 55-59 1,134 1,875 3,009 14 60-64 1,188 1,977 3,165 15 65-69 2,262 1,898 4,160 16 70-74 2,140 1,990 4,130 17 75+ 2,013 2,043 4,056

JUMLAH 48,452 49,944 98,396 Sumber : BPS Kabupaten Deli Serdang, 2008

4.2.2. Sosial Ekonomi

Untuk tingkat pendidikan di wilayah Puskesmas Tanjung Rejo sampai tahun

2008, pendidikan tamat SD merupakan jumlah terbesar dalam kualifikasi pendidikan

pada penduduk yang mencapai 14.567 jiwa. Sementara untuk jumlah terkecil

kualifikasi pendidikan pada kelompok penduduk di wilayah Puskesmas Tanjung Rejo

adalah tamatan SLTA/MA yakni 3.331 jiwa. Secara rinci dapat dilihat tabel dibawah

ini :

Page 47: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

32

Tabel 4.3. Persentase Penduduk Berusia 10 Tahun Ke Atas Dirinci Menurut Tingkat

Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Wilayah Puskesmas Tanjung Rejo No Desa Tidak/

belum Pernah sekolah

Tidak/ belum tamat

SD

SD/MI SLTP/MTs

SLTA/MA

AK/ DIPLO

MA

UNIVERSITAS

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Sampali - - 2.437 551 1.281 - - 2 M. Estate - - 1.913 580 1.074 - - 3 Saentis - - 2.030 1.114 - - - 4 C. Rakyat - - 1.587 369 558 - - 5 Tj. Rejo - - 1.140 - - - - 6 Tj. Selamat - - 589 - - - - 7 C. Damai - - 788 59 - - - 8 Percut - - 2.385 1.883 418 - - 9 P.Lalang - - 1.698 - - - -

JUMLAH - - 14.567 4.556 3.331 - - Sumber : Dinas P&P Kecamatan Percut Sei Tuan, 2008

Sementara untuk jumlah keluarga miskin adalah sebesar 34.817 jiwa dengan

sebaran terbesar ada di Desa Percut dengan jumlah 9.232 jiwa dan terkecil di desa P.

Lalang dengan jumlah 1.586 jiwa. Jumlah KK Miskin per Desa secara rinci dapat

dilihat pada tabel 4.4. berikut ini :

Page 48: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

33

Tabel 4.4. Persentase keluarga Miskin Mendapat Pelayanan Kesehatan Wilayah

Puskesmas Tanjung Rejo Tahun 2008

Masyarakat Miskin Dicakup

ASKESKIN

Mendapat YANKES

No

Desa

Jumlah

yang ada

Jumlah

%

Rawat Jalan

%

Rawat inap

%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Tj. Rejo 7,800 7,800 100 7,200 92,31 9,231 118,35 2 Sampali 1,720 1,720 100 1,070 62,21 6,220 361,63 3 Tj. Selamat 3,220 3,220 100 2,420 75,16 7,516 233,42 4 Saentis 3,618 3,618 100 3,018 83,42 8,342 230,57 5 C. Rakyat 3,166 3,166 100 2,566 81,05 8,105 224,02 6 C. Damai 1,990 1,990 100 1,190 59,80 5,978 188,82 7 Percut 9,232 9,232 100 9,000 97,49 9,749 489,90 8 P.Lalang 1,586 1,586 100 1,086 68,47 6,845 343,97 9 M. Estate 2,485 2,485 100 2,000 80,48 8,049 87,19

JUMLAH 34,817 34,817 29,550 84,87 70,035 201,15 Sumber : Profil Puskesmas Tanjung Rejo, 2008

4.3. Gambaran Informan

Dari pengumpulan data primer yang diperoleh peneliti, diperoleh karakteristik

informan sebagai berikut :

Tabel 4.5. Karakteristik Informan

No Nama Usia (thn)

Sex Alamat Pekerjaan Pend. Terakhir

Suku Jlh anak

Anggota kelompok

1. Informan 1 42 Pr Dusun XI IRT/PKK SD Jawa 4 org Ya

2. Informan 2 35 Pr Dusun XI IRT/PKK SMP Jawa 3 org Ya

3. Informan 3 55 Lk Dusun XII Petani/Tokoh Masy. SMP Jawa 6 org Ya

4. Informan 4 38 Pr Dusun XII IRT SMP Jawa 3 org Tidak

5. Informan 5 40 Pr Dusun XIII IRT/Kader SMP Jawa 3 org Ya

6. Informan 6 56 Pr Dusun XIII Petani SD Jawa 5 org Ya

Page 49: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

34

Pada tabel 4.5. menunjukkan umur informan berkisar antara 35-56 tahun,

dengan lokasi tempat tinggal berada di Dusun XI dua orang, Dusun XII dua orang,

Dusun XIII dua orang. Dari enam informan, hanya satu yang berjenis kelamin laki-

laki. Pekerjaan informan sebahagian besar adalah sebagai ibu rumah tangga dan

hanya dua orang yang bekerja sebagai petani, satu orang merupakan tokoh

masyarakat di Paluh Merbau. Dua informan adalah anggota PKK, dan satu informan

bertindak sebagai kader posyandu. Pendidikan terakhir SMP ada empat orang, SD

dua orang. Suku dari seluruh informan adalah suku jawa. Jumlah anak yang dimiliki

informan berbeda-beda yaitu, tiga informan memiliki tiga orang anak, satu informan

memiliki empat orang anak, satu informan memiliki lima orang anak dan satu

informan lain memiliki enam orang anak. Lima informan merupakan anggota

kelompok yang ada di masyarakat, hanya satu informan yang tidak anggota kelompok

(dikarenakan kelompok belum bergulir).

4.4. Profil Informan

Profil informan 1

Seorang perempuan berusia 42 tahun, berkulit sawo matang, berparas

manis, memiliki postur tubuh yang tinggi besar, diperkirakan berat badan

informan sekitar 75 kg, tinggi badan 160 cm, mudah tersenyum dan ramah

dan aktif sebagai anggota PKK.

Perkenalan peneliti dengan informan diawali saat peneliti melakukan

observasi lapangan. Sejak itu hubungan peneliti dengan informan terbina

Page 50: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

35

melalui komunikasi. Peneliti memberitahu kepada informan bahwa peneliti

akan datang untuk melakukan wawancara dan informan sangat senang

mendengarnya dan memberikan respon yang sangat baik.

Rumah informan berada di dusun XI, masih terbuat dari papan. Tidak

sulit untuk mencapai rumah informan karena informan cukup terkenal di

dusun XI ini. Sesampai dirumah informan, peneliti disambut hangat dan akrab

oleh keluarga (suami dan 4 orang anak mereka). Siang itu informan memakai

baju pink dan celana pendek berwarna coklat muda. Informan sedang

mempersiapkan makan siang bagi keluarga. Peneliti pun dipersilahkan masuk

oleh informan. Setelah berbasa-basi sejenak sebagai kata pembuka sembari

peneliti melepas lelah sejenak, maka wawancarapun dimulai.

Informan menceritakan bahwa keluarga mereka sudah 20 tahun tinggal

di dusun XI. Dilihat dari kondisi rumah mereka yang terbuat dari papan,

rumah mereka sangat sederhana, ventilasi rumah masih belum memadai.

Informan dan keluarga menggunakan air yang bersumber dari sumur bor. Air

itu digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti memasak dan menyuci,

namun sebelum digunakan air tesebut disaring tersebih dahulu dengan

menggunakan batu-batuan dan pasir. Kondisi rumah bersih, lantai rumah

sudah tidak tanah. Kakus keluarga berada diluar rumah dan sudah

menggunakan kakus model leher angsa. Atap rumah terbuat dari seng.

Kondisi diluar rumah kurang bersih karena masih terdapat sampah yang

bertebaran.

Page 51: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

36

Informan menceritakan bahwa suaminya bekerja sebagai petani dan

memiliki empat orang anak yang masih bersekolah. Pada saat bercerita,

peneliti melihat suami informan merokok di dalam rumah. Sejak awal

wawancara sampai selesai, informan sangat enak diajak bicara.

Selanjutnya diakhir wawancara peneliti memohon kesediaan informan

untuk menunjukkan/memilih informan berikutnya. Informan sangat antusias

dan memberikan nama informan ke dua serta menunjukkan rumah informan

kedua tersebut, akhirnya peneliti dan informan bersama-sama menuju rumah

informan kedua.

Profil Informan 2

Seorang ibu rumah tangga yang masih muda berusia 35 tahun, berkulit

putih, tinggi, kurus,dan pada saat bertemu informan sedang memakai

kerudung. Informan juga aktif menjadi anggota PKK.

Rumah informan juga berada di dusun XI dan tidak jauh dari rumah

informan 1, bentuk rumah yang telah dibangun dengan beton namun masih

sederhana terdiri dari ruang tamu, dua buah kamar tidur, kamar mandi dan

dapur yang sempit. Sumber air berasal dari sumur bor yang digunakan untuk

keperluan sehari-hari.

Pada saat peneliti datang hanya informan yang berada dirumah,

sementara suami bekerja dan anak-anak mereka sedang sekolah. Peneliti

memasuki ruangan tamu dan duduk di kursi tamu yang sederhana. Topik

Page 52: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

37

pembicaraan diawali dari memberitahukan tujuan peneliti datang. Pada

awalnya informan terlihat malu-malu namun selanjutnya menjadi santai.

Kemudian setelah berbasa-basi 15 menit, maka peneliti meminta izin kepada

informan untuk memulai wawancara. Pada saat wawancara berlangsung

sekitar 10 menit, anak-anak informan pulang dari sekolah. Informan meminta

waktu sejenak untuk mempersiapkan makanan bagi anak-anaknya. Setelah itu

wawancara kemudian dilanjutkan kembali. Informan dengan santai dan lancar

untuk menjawab semua pertanyaan bahkan banyak bercerita.

Setelah wawancara berakhir, peneliti mengucapkan terima kasih dan

mengatakan jika ada informasi yang kurang, peneliti meminta izin kesediaan

informan untuk dapat dihubungi kembali dan informan dengan ramah dan

senang hati mengatakan bersedia. Penelitipun pamit, karena waktu sudah

menunjukkan pukul 17.30 Wib.

Profil Informan 3

Seorang laki-laki berusia 55 tahun memiliki enam orang anak, berkulit

hitam dan berbadan kurus dan memakai kacamata, ramah dan informan

merupakan salah satu tokoh masyarakat di Paluh Merbau dan tinggal di dusun

XII.

Pada saat peneliti berkunjung, informan sedang berada dirumah dan

baru selesai mengadakan pertemuan di balai desa. Setelah mengutarakan

maksud dan tujuan peneliti, informan langsung menyetujui dan wawancara

Page 53: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

38

dimulai. Informan mengawalinya dengan menceritakan kondisi rumah mereka

yang sangat sederhana dan kecil. Rumah informan beratapkan seng dan belum

memenuhi standar rumah sehat. Saat ini informan tinggal bersama istri dan

enam orang anak. Pekerjaan informan sehari-hari adalah petani sedangkan

istri informan hanya sebagai ibu rumah tangga.

Informan meceritakan saat ini mereka sedang sibuk dan serius

membentuk kelompok-kelompok tadi di daerah mereka, dan selaku tokoh

masyarakat informan sangat mendukung terbentuknya kelompok tani tersebut.

Penelitipun dengan serius mendengarnya, wawancara berjalan lancar, santai

namun serius hingga wawancara berakhir. Penelitipun mengucapkan terima

kasih, dan mohon pamit, karena peneliti masih harus meneruskan wawancara

berikutnya ke informan lain.

Profil Informan 4

Masih bertempat tinggal di dusun XII, informan adalah ibu rumah

tangga yang masih muda berumur 38 tahun, berkulit hitam namun berparas

manis dan memiliki postur tubuh sedang, berat badan sekitar 55 kg dengan

tinggi 158 cm. Peneliti disambut oleh informan sendiri, disaat itu informan

sedang menyapu rumah. Informan memiliki tiga orang anak yang masih kecil-

kecil, dua orang perempuan dan satu orang laki-laki yang pada saat itu anak-

anak dan suami informan sedang tidak berada di rumah.

Page 54: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

39

Seperti biasa peneliti mengutarakan terlebih dahulu maksud dan tujuan

berkunjung, setelah mendapat persetujuan informan, wawancara pun di mulai.

Setelah wawancara berlangsung 30 menit, suami informan pulang ke

rumah. Setelah peneliti merasa cukup memperoleh data, peneliti

menghentikan wawancara, namun sebelumnya mengucapkan terima kasih.

Profil Informan 5

Seorang ibu rumah tangga dari 3 orang anak, berusia 40 tahun, aktif

menjadi kader posyandu, berperawakan kecil, berat badan sekitar 50 Kg,

tinggi 155 cm dan berkulit putih. Informan merupakan penduduk dusun XIII.

Saat peneliti berkunjung ke rumah informan, peneliti di sambut oleh

informan yang saat itu memakai kerudung. Peneliti mengutarakan maksud

dan tujuan kedatangan. Peneliti dipersilahkan masuk ke dalam rumah, dan

saat itu peneliti melihat kondisi rumah yang sederhana namun rapi dan bersih.

Sebelum wawancara dimulai, informan meminta izin sejenak untuk

menganggat telepon. Setelah itu wawancarapun dimulai.

Wawancara berlangsung lancar, sesekali diselingi canda tawa, suasana

wawancara santai. Informan juga sempat bercerita (curhat) tentang kondisi

keluarga mereka yang saat ini mengalami banyak masalah. Saat itu peneliti

merasa heran, karena informan sudah merasa sangat dekat dengan peneliti.

Setelah wawancara selesai, peneliti ditawari makanan ringan dan penelitipun

mencicipinya. Setelah itu peneliti mengucapkan terima kasih atas waktu dan

Page 55: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

40

makanan yang diberikan. Peneliti pamit dan saat hendak pulang, peneliti

bertemu dengan suami informan. Informan memperkenalkan peneliti dengan

suaminya dan informan menceritakan maksud kedatangan peneliti. Karena

waktu sudah sore, peneliti minta izin pulang.

Profil Informan 6

Seorang ibu setengah baya berusia 56 tahun, memiliki 5 orang anak,

masuk menjadi anggota kelompok tani, berperawakan gemuk, berat badan

diperkirakan 80 kg dengan tinggi 160 cm, berkulit sawo matang dan berambut

ikal hitam.

Pada saat peneliti datang ke rumah informan, rumah kelihatan sepi,

setelah beberapa menit akhirnya pintu dibuka juga. Peneliti disambut oleh

anak informan yang kelihatannya baru saja bangun tidur. Saat itu sekitar jam

10 pagi. Peneliti menanyakan keberadaan informan yang saat itu berada di

halaman belakang rumah. Peneliti dipersilahkan masuk dan duduk, sementara

anak informan memanggil ibunya. Tidak berapa lama informan pun datang

dengan kaki dan tangan yang kotor dengan tanah. Informan tersenyum

melihat peneliti dan meminta izin untuk membersihkan badan terlebih dahulu.

Tidak berapa lama, informan kemudian menghampiri peneliti dengan kondisi

yang sudah bersih dan wangi. Peneliti pun berjabat tangan dengan informan.

Semula informan sedikit heran karena belum pernah melihat peneliti

sebelumnya. Akhirnya peneliti menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan

Page 56: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

41

peneliti dan informan pun menerimanya. Setelah berbasa-basi peneliti

meminta kesediaan informan untuk memulai wawancara dan wawancara pun

dimulai.

Informan menceritakan perihal keluarganya yang merupakan

penduduk asli Paluh Merbau. Suami informan juga bekerja sebagai petani.

Saat ini informan tinggal dengan suami dan anak-anaknya dirumah yang

sangat sederhana. Informan menceritakan bagaimana mereka melakukan

PHBS seperti mandi teratur, makan yang bersih, air yang dipakai bersumber

dari sumur bor. Informan juga mengatakan bahwa mereka minum susu, sayur

dan makan buah-buahan walaupun tidak sering dan tidak merokok.

Setelah wawancara selesai sekitar 30 menit, peneliti meminta izin

kepada informan untuk melihat sekitar rumah dan informan pun

mengizinkannya. Peneliti melihat rumah informan yang kecil, WC yang

belum memenuhi standar kesehatan, ventilasi rumah yang belum memadai

dan sumber air yang digunakan berasal dari sumur bor milik tetangga. Jadi air

yang dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari sangat terbatas. Informan

menjelaskan juga lingkungan rumah mereka yang kurang bersih, karena

masyarakat yang sering membuang sampah sembarangan. Setelah melihat

kondisi rumah, peneliti mengucapkan terima kasih kepada informan dan

meminta izin pulang.

Page 57: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

42

4.5. Hasil Penelitian (Indept Interview)

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 6 (enam) orang informan yang

merupakan masyarakat pantai di wilayah Puskesmas Tanjung Rejo, yaitu yang

dikenal dengan daerah Paluh Merbau di dapat hasil wawancara yang dapat

menggambarkan bagaimana kondisi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

masyarakat tersebut.

4.5.1. Pengetahuan Informan Tentang PHBS

Pengetahuan informan tentang PHBS dalam penelitian ini dapat dilihat dari

apakah informan tahu tentang PHBS, bagaimana informan dapat menjelaskan tentang

perilaku hidup bersih dan sehat, yang didukung oleh sumber informasi yang diperoleh

informan serta sejak kapan informasi tersebut didapat informan. Secara rinci

pengetahuan informan ini dapat dirangkum dalam matriks 4.5.1 dan matriks 4.5.1.1

Page 58: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

43

Matriks 4.5.1 Informasi Tentang PHBS

Informasi Tentang PHBS

Informan Pernah/

Tdk pernah mendengar ttg PHBS

Sumber Informasi Kpn mendapat informasi

1 Pernah, tentang...ya..keadaan rumah bersih ya kan?trus lingkungannya sehat, itu aja, orangnya sehat lah, makanan pun bergizi.itu kan?

Kumpulan PKK, tetangga

Sudah lama

2 Kalau belum pernah dengar sebenarnya gak mungkin, ya kan? tau lah sikit-sikit. Mungkin sudah diterapkan tapi istilahnya gak tau..

Kumpulan kelompok wanita (tani,simpan pinjam),dari balai desa, PKK

Sejak tahun 2008

3 Pernah, saya selaku warga masyarakat tentang PHBS yaitu untuk kebersihan lingkungan masyarakat.

Kader-kader Puskesmas

2 tahun yang lalu

4 Tentang bersih sehat pernah..Singkatannya aja kurang tau buk hmm...(informan tersenyum).

TV, kader, PKK 1 bulan

5 Ia, pernah buk.. Kader 4 – 5 tahun yang lalu

6 Pernah, tau lah.. Puskesmas Sudah sangat lama

Dari matriks diatas dapat dilihat bahwa dari 6 informan yang diwawancarai,

seluruh informan pernah mendengar tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat,

dimana dua informan tidak mengetahui istilah PHBS. Sumber informasi yang didapat

juga bervariasi seperti dari media televisi, kumpulan PKK, kader, puskesmas,

kumpulan kelompok wanita serta dari balai desa. Informasi PHBS yang diperoleh

dari petugas puskesmas didapat melalui penyuluhan yang dilakukan di puskesmas

sendiri maupun petugas puskesmas yang langsung datang ke rumah-rumah

masyarakat. Informasi PHBS yang didapat dari kumpulan PKK, kader maupun dari

Page 59: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

44

kumpulan kelompok wanita sendiri berasal dari pertemuan-pertemuan yang telah

mereka sepakati sesuai jadwal untuk membicarakan masalah PHBS atau tentang

kegiatan kelompok mereka. Dari matriks diatas juga dapat dilihat bahwa hanya ada

satu informan yang baru mendapat informasi tentang PHBS yaitu sejak satu bulan

yang lalu, sedangkan 5 informan lain sudah cukup lama pernah mendengar dan

mendapat informasi tentang PHBS.

Pengetahuan informan dilihat bagaimana informan dapat menjelaskan PHBS

dapat dilihat dalam matriks 4.5.1.1 dibawah ini.

Matriks 4.5.1.1 Pengetahuan Informan Mengenai PHBS

INFORMAN PENJELASAN

1 Untuk diri sendiri, ya harus sehat, ya..mandi yang bersih, sikat gigi, makan cuci tangan yang bersih pake sabun. untuk keluarga, ya sama..mandi pagi jam 5 sembahyang subuh udah gitu ya sarapan pagi, udah sarapan pagi pigilah orang itu ke ladang, masing-masing lah. anak ada dua, satu sudah berumah tangga, kalau aku dirumah. untuk masyarakat, membersihkan lingkungan, gotong royong bersihkan parit, nimbun sampah, membakar sampah, tempat penampungan air harus dikuras. Jadi satu hari sekali langsung di kuras dan ada obatnya apa itu namanya...ya, abate.kami kan pake air PAM.

2 Untuk diri sendiri, otomatis pertama-tama kita harus menjaga kebersihan tubuh, makanan, minuman, tempat tinggal kita bagaimana supaya bersih sehat. untuk keluarga, ya mungkin sama saja kan jadi kita ajari anak=anak kita, suami kita untuk hidup bersih sama kayak diri sendiri. dan untuk masyarakat, ya..gotong royong lingkunganlah

3 Untuk diri sendiri terutama kita harus bersihkan diri dengan cara mandi yang bersih, pakaian bersih dan teratur. Saya sebagai kepala keluarga ya mudah-mudahan jangan bosan memberi saran/nasehat kepada keluarga terutama orang rumah, melihat harus bersih semua, bagaimana cara membersihkan rumah. Sebenarnya rumah belum memadai hanya sekedar. Kalau ada sampah di buang atau dibakar atau ditimbun. Penampungan air dibersihkan ataupun dibuang yang tergenang,

Page 60: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

45

penyimpanan air harus ada tutupnya biat tidak ada jentik-jentik nyamuk. 4 Bersih-bersih rumah, bersih kamar mandi, makanan dijaga supaya bersih,

cuci tangan pake sabun sebelum makan. Buat keluarga, anak-anak seh kadang belum cuci tangan pake sabun sebelum makan. Rumah dibersihin, sampah dibakar aja semua. Kalo untuk masyarakat seh disuruh bersihinlah rumahnya itu.

5 Ya, membersihkan lingkungan rumah ya kan..mandi bersih. Dirumah dulu lah baru lingkungan sekitarnya bersih. Trus kan, jangan merokok di dalam rumah, karna kan kalau orang tuanya yang merokok, anak-anak kan yang lebih parah yang menghirup yang lebih rentan. Makan sayur dan buah wajib

6 Ya mandi, makan bersih lah. Airnya sudah bersih, air sumur bor. Minum susu, sayur dan makan buah-buahan sekali-sekali, makan nasi, nggak merokok lah. paling bapak aja yang merokok, rumah kan banyak jendela.

Dari penjelasan informan (dapat dilihat dalam matrix) dapat di tarik

kesimpulan bahwa pengetahuan seluruh informan tentang Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat masih sangat kurang. Hal ini dapat kita lihat bagaimana informan memandang

PHBS tersebut hanya dari segi hygiene/kebersihan saja. Seluruh informan

mengatakan PHBS hanya sekedar mandi yang bersih, sikat gigi, makan cuci tangan

yang bersih pakai sabun, menguras tempat penampungan air, menjaga kebersihan

makanan, minuman, tempat tinggal. Bahkan dari 6 informan ada 2 informan yang

mengatakan bahwa untuk kebersihan lingkungan yaitu dengan cara membakar

sampah yang sama sekali sudah dilarang oleh pemerintah.

Page 61: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

46

4.5.2. Hambatan/Kendala yang Dihadapi Informan Dalam Menjalankan PHBS

Hasil penelitian yang di peroleh melalui wawancara terhadap 6 orang

informan mengenai hambatan yang dihadapi dalam menjalankan PHBS dapat di lihat

dalam matriks berikut :

Matriks 4.5.2. Hambatan/Kendala yang Dihadapi Informan Dalam Menjalankan PHBS

INFORMAN HAMBATAN/KENDALA

1 Keadaan lingkungan, ya kalau keadaan lingkungan kita inikan masih itu kurang maju, jadi kalau di kasi tau ini yang sehat, orang kalau kita bilang ginikan, bisalah orang ibu sehat mentang-mentang mampu. Mereka pasti bilang makanan aja bisa syukur itu, apalagi masalah sehat bukan makanan itu, tapi harus cemana gitu keadaannya..kadang-kadang cemana gitu payah jugalah bilang ke masyarakat sehat cemana.tapikan kalau kita lihat tetangga kita sehatkan jadi niru juga gimana sehat gitu. Untuk diri sendiri dan keluarga ga da masalah. Dari petugas puskesmas kurasa tidak ada karna kami jugakan belum berkecimpung di bidang ini, masalah kesehatan ini. Petugas kesehatan ini kan orang sekali sebulan datang mereka cerita tentang PHBS ini.

2 Agak sulit mengajak orang lain, menerapakan dulu di diri sendiri dan keluarga. Karna kan begini kadangkan orang ini ada Susahnya ada gampangnya. memang kita kan perlu pendekatan untuk mengajak seseorang untuk gitu kan susah kaksudnya gini, saya mau buktikan dulu gitukan baru kita memberi contoh.Takutnya belum ada bukti, orang malah enggak percaya. mungkinkan cuma karna masalah jarak aja yang jauh. tapi ya dari jaman dulu, mendingan sekarang jugalah..

3 Sebenarnya masalah atau kendala dari PHBS ini adalah yaitu pertama sekali kami selaku masyarakat, untuk mengunjungi posyandu kami kurang karna tergantung ekonomi kami juga. Kami juga kurang mendapat informasi penuh dari pada kesehatan tersebut termasuk masalahnya dari diri sendiri, faktor ekonomi. Kalau dari keluarga, kesadaran juga masih kurang tapi mudah-mudahan semakin kedepan ini kami juga akan kami giatkan soal PHBS. Kalau kendala dari petugas puskesmas, kendalanya mungkin di dekat kami ini karna di ujung paluh Merbau ini terutama sarana. Kalau tanggal 5 misalnya harus hadir dari Dinas, mungkin karna jalan itu juga jadi terhambat. Transportasinya juga sulit sehingga petugas kesehatan sulit menjangkau masyarakat.

4 Tidak ada sama sekali di keluarga, paling di masyarakat. Sudah ada yang

Page 62: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

47

sadar tapi ada juga yang belum sadar tentang kesehatan dan kebersihan. Dari petugas kesehatan juga tidak ada masalah karna menurut saya mereka sudah cukup baik.

5 Apa ya? cuma masalah yang kita hadapi cuma pas musim hujan gini, payah bersihnya, hujan, banjir, kotor lagi gak bisa total bersih. Daerah ini rendah jadi rentan banjir, becek lah apalagi paretnya kan apalagi musim pasang besar kalo disini ya kan air penuh, mana halaman penuh sama air-air itu, gak ngalir..becek terus. Tapi kalo air sendiri, saya seh gak masalah tapi orang laen mungkin karna pake sumur bor. kalau yang gak punya sumur bor sih sulit, karna langka disini yang punya sumur bor kan terbatas jadinya air kalau sudah ngangkat-ngangkat..Masyarakat sini dan kondisi lingkungan disini kan, yang rendah yang buat lingkungan sini kurang bersih dan sehat. kalau dari puskesmas seh gak ada masalah karna sebulan sekali datang. Imunisasi pasti datang, imunisasi kan sering juga dilakukan, penyuluhan dari petugas juga ada sebulan sekali. kadang ini penyuluhan dari kader pun ada juga kan dari puskesmas juga

6 Alhamdullillah, sehat terus, enggak ada masalah. Alhamdullillah bisa hidup sehat dan bersih, tapi kalau masyarakat lain ga tau lah, tapi lingkungan sekitar sudah bersih lah.

Dari matriks dapat dilihat bahwa, 1 informan yaitu informan 6 yang sama

sekali tidak mengalami hambatan dalam menjalankan PHBS. 4 informan mengatakan

tidak mengalami hambatan dari diri sendiri maupun dari keluarga. Hanya 1 informan

yang mengalami masalah dalam diri sendiri dan keluarga dikarenakan masih

kurangnya kesadaran akan berperilaku hidup bersih dan sehat serta mengalami

masalah dalam ekonomi. Disamping masalah itu, masalah lain dalam masyarakat

seperti sulit untuk diajak/diberi informasi tentang PHBS, kurang kesadaran

masyarakat dialami 3 informan. 2 informan mengatakan mengalami kendala

dikarenakan jarak ke Puskesmas yang cukup jauh, serta 1 informan juga

menyampaikan bahwa lingkungan mereka rawan banjir yang dianggap kendala di

wilayah mereka.

Page 63: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

48

4.5.3. Pihak-Pihak yang Mendukung Informan Dalam Menjalankan PHBS

Hasil wawancara mengenai pihak-pihak yang mendukung informan dalam

menjalankan PHBS dapat dilihat dalam matriks berikut :

Matriks 4.5.3 Pihak-Pihak yang Mendukung Informan Dalam Menjalankan PHBS

INFORMAN PERNYATAAN

1 Ya, kader-kader itulah ikut mendukung, orang ibu ikut-ikut juga empang paret-paret itu. Kumpulan-kumpulan ibu dari kelompok kami yang bergotong royong melaksanakan itu termasuk kepala desa, ibu desa, kepala dusun, keluarga sendiri juga mendukung apalagi bapaknya sangat...hehehehe (informan tertawa). Orang ibunya ikut gotong royong kok lakinya enggak.

2 Keluarga pastinya ya..mungkin selama ini masih keluarga lah bu..karna kan cemana ya saya bilang kadang pun begini, bukan semua warga disana ga hidup sehat ada juga sebagian yang rumahnya hidup bersih sehat. Saya meniru itu juga cuma gak semuanya tu maksudnya adalah salah satunya dia, rumahnya bagus bersih, kita kan juga kepengen, kadang saya contoh juga dari luar, bagaimana orang itu tadi, rumahnya, tempat tinggalnya, orangnya, pakaiannya saya kadang tiru. Tapi lebih banyak mendukung lah, sebagian ga yang mendukung cemanalah ya..ya mungkin satu ekonominya lah. Ibu tau mereka kan banyak orang berladang, kadang anak pun belum mandi ditinggalkan ajalah, mau keladang gitu..

3 Sebenarnya ya buk, kami baru-baru ini baru beberapa kelompok, tapi setelah ini akan kami kembangkan tentang PHBS ke masyarakat. PHBS akan dibawakan juga ke kelompok kami baru setelah itu menyebar ke masyarakat. Saling sambung menyambung. Keluarga juga sangat mendukung karna kalau kita bersih pasti kita sehat.

4 Keluarga saya sangat mendukung, masyarakat ada juga lah dukungan kayak gotong royong gitu..membersihkan lingkungan adalah sebulan sekali. Kalau dari puskesmas sendiri datang ke masyarakat kasi penyuluhan.

5 Kalo disini, ibu-ibu perwiritan, ibu-ibu kelompok tani mendukung untuk hidup sehat dan bersih, keluarga lah paling utama.

6 Alhamdullillah, anak-anak semua mendukung, keluarga lah.

Page 64: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

49

Dari matriks diatas, dapat dilihat bahwa keluarga merupakan pihak yang

paling mendukung informan dalam menjalankan PHBS. Hal ini dinyatakan oleh

seluruh informan dalam penelitian. Disamping keluarga, kepala desa, ibu desa, kepala

dusun, kelompok tani, ibu-ibu perwiritan serta masyarakat yang sudah sadar (melalui

gotong royong) juga turut mendung informan dalam menjalankan perilaku hidup

bersih dan sehat di lingkungan mereka.

4.5.4. Kegiatan yang Dilakukan Puskesmas Tanjung Rejo Dalam Peningkatan

PHBS

Wawancara mendalam yang dilakukan kepada 6 orang informan, peneliti

mendapat hasil wawancara mengenai kegiatan yang dilakukan puskesmas tanjung

Rejo dalam peningkatan PHBS tertuang dalam matriks berikut ini.

Matriks 4.5.4 Kegiatan yang Dilakukan Puskesmas Tanjung Rejo Dalam Peningkatan PHBS

INFORMAN PERNYATAAN

1 Kalau masalah ini adek yang tau. Kalau kami kan yang dalam masyarakat aja, kalau dalam puskesmas kami tidak mengikuti itu tadi..tapi puskesmas ikutlah berperan. Yah, dari puskesmas ya..kasi informasi tentang makanan bergizi, posyandu, membuat bubur makanan bergizi untuk anak-anak kurang gizi, itulah contoh-contohnya. Pernah juga kasi penyuluhan sama ibu Laskana kerja sama sama kader.

2 Kadang ya kan memberi pengobatan gratis, posyandu, memberikan gizi-gizi kepada anak-anak kurang gizi gitu, sering kesini bu..karna mayoritas penghasilannya kurang. Mereka sering memberi makanan-makanan bergizi seperti bubur, kadang memberi penataran-penataran gitu juga sering..

3 Sudah banyak, yaitu seperti membuat tanaman-tanaman yang untuk kesehatan sudah dibuat juga, apa itu namanya?hmmm...ya, TOGA, tanaman obat keluarga yang juga sudah dilakukan masyarakat bagi yang sudah menyadari.

Page 65: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

50

Sebenarnya kami juga sangat berterima kasih kepada Puskesmas karna sudah memberikan ASKIN kepada warga kami yang mana dapat berobat mudah dan melayani masyarakat kami. Saat ini juga dikantor desa juga kami kumpul sudah dilakukan juga oleh kader-kader yang ada di Puskesmas untuk mengikuti penyuluhan kesehatan.

4 Kalau dari puskesmas sendiri adalah datang ke masyarakat kasi penyuluhan, misalnya KB, imunisasi, apa itu...vitamin apa itulah untuk pencerahan mata. penyuluhan tentang kebersihan itu PHBS juga adalah tapi untuk jadi peserta penyuluhan belum pernah hanya dengar-dengar aja dari kader. Menurut saya seh, akhir-akhir ini aja puskesmas dan petugasnya maju, baru-baru ini aja. Dulu kan belum banyak yang apa, sekarang eceknya sudah maju, sudah banyak yang mau. Masalah jauh seh, tapi saya...gak masalah bagi saya.

5 Ya banyak lah. Salah satunya ya dari segi kesehatan kayak posyandu sangat membantu juga kan? disana juga diberikan penyuluhan-penyuluhan kesehatan, baik di poskesdes, di pengobatan gratis juga. Itulah salah satunya.

6 Kasi obat-obatan, ya cemana lah. kalau kita sakit di kasi obat, ya disuruh makan yang sehat-sehat, kayak empat sehat lima sempurna. Puskesmas turun juga lah kasi penyuluhan trus ada juga kasi bubuk matikan apa itu....hmmm..ya..abate, yang nyemprot-nyemprot itu juga ada. Kasi penyuluhan lah dari puskesmas.

Hasil wawancara ini dapat disimpulkan bahwa Puskesmas Tanjung Rejo

sudah berperan dalam peningkatan PHBS di masyarakat. Ini dapat dilihat dari

pernyataan seluruh informan yang mengatakan kegiatan yang dilakukan Puskesmas

dalam peningkatan PHBS yaitu melalui kegiatan penyuluhan yang sering dilakukan

Puskesmas dan langsung datang ke masyarakat, disamping kegiatan-kegiatan

pelayanan pokok yang wajib dilakukan Puskesmas. 1 informan juga mengatakan

bahwa Puskesmas juga turut mengembangkan TOGA untuk masyarakat serta

memberikan ASKIN bagi masyarakat miskin.

Page 66: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

51

4.5.5. Tanggapan Informan Terhadap Kegiatan-kegiatan yang Dilakukan

Puskesmas Tanjung Rejo

Hasil wawancara mengenai tanggapan informan terhadap kegiatan-kegiatan

yang dilakukan Puskesmas Tanjung Rejo, secara lengkap dapat dilihat dalam matriks

4.5.5.

Matriks 4.5.5 Tanggapan Informan Terhadap Kegiatan-kegiatan yang Dilakukan Puskesmas

Tanjung Rejo

INFORMAN TANGGAPAN INFORMAN

1 Ya, baiklah kepada kebersihan. Pernah dengar dan jadi peserta penyuluhan. Penyuluhan ya masalah PHBS yang sehat-sehat lah dibilangin kepada masyarakat, cara sehat, lingkungan sehat...

2 Sebetulnya bagus cuma kurang sering aja. kadang kan orang gini, kalau orang dikasi tau penataran kalau sudah lamakan jadi lupa.

3 Sebenarnya saya selaku masyarakat hmmm...yang sadar diri, terima kasih sekali, sehingga pihak-pihak terkait atau insatansi terkait kesehatan berkesinambugan melakukan tugas-tugas kesehatan seperti penyuluhan kepada masyarakat kami. Saya sebagai katakanlah sebagai tokoh masyarakat selalu juga di kantor desa selalu bergabung dengan kader-kader jadi sering ikut penyuluhan. Penyuluhan tertama sekali yaitu apa itu...em..bumil, balita yaitu untuk lansia juga terutama jadi semua pihak masyarakat yang kurang mampu itu terlayani.

4 Ya, gimana ya...(informan kelihatan bingung) hhmm...bagus seh..bermanfaat saya pikir..

5 Ya, bagus sekali. Sarannya maunya lebih sering datang untuk memberi penyuluhan kesehatan tentang PHBS itu kepada masyarakat. Imunisasi kan sering, trus kami dianjurkan juga dan wajib dianjurkan cuci tangan pake sabun sebelum makan. Banyak seh, aku lupa lagi tentang penyuluhannya hehehe (informan tertawa). Trus ada juga penyuluhan yang dianjurkan kader untuk memberi ASI sampai 2 tahun itu yang penting biar anaknya kebal dari penyakit dan sehat. Penyuluhan DBD juga, dianjurkan untuk membakar sampah, membersihkan bak mandi dan penampungan air, WC jangan yang WC cemplung. Saya lihat di sini, sudh ada

Page 67: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

52

sedikit kemajuan. Masyarakat sudah mulai membuat WC, ga WC cemplung lagi. Kebetulan jembatan sudah mulai selesai, jadi masyarakat beli bahannya gak susah lagi.

6 Penyuluhannya baguslah. Saya ikut juga. Disuruh biar hidup sehat, kalau sakit cepat berobat.

Dari hasil wawancara yang diperoleh, dapat dilihat bahwa seluruh informan

mengatakan bahwa kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas sudah baik.

Informan berharap agar kegiatan-kegiatan penyuluhan semakin sering dilakukan.

4.5.6. Pengaruh yang Dirasakan Informan Melalui Kegiatan Penyuluhan yang

Dilakukan Puskesmas Tanjung Rejo

Penyuluhan yang dilakukan Puskesmas Tanjung Rejo merupakan salah satu

kegiatan dalam peningkatan PHBS. Dari hasil wawancara mendalam, didapat

tanggapan informan mengenai kegiatan tersebut seperti tertuang dalam matriks

berikut ini.

Matriks 4.5.6 Pengaruh Kegiatan Penyuluhan Bagi Informan

INFORMAN PERNYATAAN INFORMAN

1 Ya, baiklah kepada kebersihan. Pernah dengar dan jadi peserta penyuluhan. Penyuluhan ya masalah PHBS yang sehat-sehat lah dibilangin kepada masyarakat, cara sehat, lingkungan sehat...

2 Saya ikutlah, biar tau, kita mengerti cemana hidup sehat, bagaimana caranya kita sehat kan diberitahu. Kalo penyuluhan kesehatan kayak mengenai balita rentan dari penyakit, harus di jaga dengan baik. Menyusui harus menjaga payudara, trus ASI kan paling baik untuk bayi

3 Ya..jadi tau lah buk. Saya senang karna masyarakat yang kurang mampu jadi terlayani dan juga jadi tau juga, dapat informasi baru gitu lah buk.

4 Hmmm...(informan malu dan bingung) yah...lupa lah. Ya cuma tau aja. Ya tertarik lah untuk berperilaku hidup bersih sehat itu. Manfaat untuk masyarakat, hhmm...hhmm..kalau

Page 68: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

53

rakyatnya sadar, ya kita seneng, sama sama sehat lah... 5 Saya jadi termotivasi untuk menjaga kebersihan dan kesehatan keluarga

yang terutama. Mudah-mudahan masyarakat sini juga tau, sehat semua. 6 Ya, biar sehat. ga gatal-gatal nih.. kayak ibu ke ladang tapi tetap sehat.

Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa seluruh informan mendapat

pengaruh positif dari kegiatan penyuluhan yang dilakukan Puskesmas Tanjung Rejo.

Informan mendapat informasi mengenai bagaimana cara sehat dan bersih dari tidak

tahu menjadi tahu. 1 Informan termotivasi untuk menjaga kebersihan dan kesehatan

keluarganya.

4.5.7. Peran Kelompok Pemberdayaan Masyarakat

Wawancara terhadap 6 informan, maka didapat hasil wawancara mengenai

peran kelompok pemberdayaan masyarakat seperti berikut :

Matriks 4.5.7 Peran Kelompok Pemberdayaan Masyarakat

INFORMAN PERNYATAAN

1 Kalau dari kami ada kelompok mekar jadi, kelompok.....lupa saya namanya (informan tersenyum).Karna kelompok itu bisa membangkitkan kelompok perempuan bisa jadi berguna karna kan kelompok ibu jadi semua tau lah apa guna kelompok tiu, sudah dikasi lah saran-saran sama bapak-bapak pembina, manfaatnya apa. Jumlah nya 28 orang, sudah terbentuk kelompok tiu barulah kami dikasi kambing satu orang empat ekor kambing. gunanya saya masuk kelompok inikan bisa membangkitkan ekonomi keluarga, dapat pengetahuan biar perempuannya itu enggak cemana gitu caranya..biar gak dirumah aja, ada kegiatannya.

2 Mulai bulan delapan 2008 kemaren kami mulai bentuk kelompok karna kelompok kami itu memang masih bersifat dibidang, hmm...hewan..ya...peternakan. kami kan membentuk kelompok itu dari

Page 69: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

54

ternak tadi bagaimana supaya kami bisa membantu apa..perekonomian keluarga dengan memelihara ternak setelah itukan ternaknya itukan mempunyai kotoran apa itukan..itulah kami pergunakan, lalu kami juga membentuk memanfaatkan pekarangn rumah suapaya bersih asri gitu, ditanam gitu..cabe-cabean atau ditanami bunga dengan cara mempergunakan pupuk dari kotoran ternak kami itu tadi.. Selain halaman kami juga bersih, bermanfaat gitu...lagipun kalau kita menanam sendiri kan, kalau gak belikan, maksudnya bisa mengurangi pengeluaran keluarga itu juga sudah kami pelajari. Untuk kelompok PKK seh baru-baru ini aja. jadi tau hidup bersih dan sehat itu sudah tau, cuma kadangkan begini kita terapkan untuk keluarga kita, tapikan kalo untuk hmmm tetangga atau apa..enggak berani untuk mengomentarinya jadi untuk menerapkan untuk diri sendiri dan keluarga dan untuk keluar dari keluarga belum berani

3 Sudah buk. Timbulnya juga sebenarnya dari Yayasan Bahtera Sejahtera baru-baru ini. Sudah pembinaan, sudah mantap kami lihat dan membuat satu Toga orang itu, membuat koperasi baik itu kurang lebih enam kelompok itu buk. Sebenarnya kami belum diperbolehkan karna masih dirangkum dalam kaum ibu. Itu harus khusus ibu-ibu, kalau bapak-bapak hanya sekedar untuk kelompok tani. Bagi kami jelas ada manfaatnya buk. karna setiap kami membuat pembibitan harus muasyawarah ini membuat kesepakatan dalam kelompok tersebut biar ada kesamaan dalam pertanian gitu.. dan saya sangat mendukung kelompok ini. Sebetulnya saya juga sebagai ketua kelompok, mudah-mudahan kelompok ini bisa maju. menurut saya juga masalah kesehatan bisa dilibatkan dalam kelompok ini.

4 Ada kelompoknya, ya kelompok tani. Saya belum ikut dalam kelompok itu. Masih bagian kampung sana. belum bergulir. Manfaatnya kan kita ada hasilnya, bisa membangun ekonomi keluarga.

5 Kelompok kami Mekar Jadi, kelompok ibu petani nelayan, ibu petani pesisir, sudah ada empat kelompok lah disini. satu lagi lupa namanya. Ini kelompok perempuannya, kelompok laki-lakinya ada lagi, banyak lah disini yang sudah buat-buat kelompok. Manfaatnya banyak lah. Ya, disamping disitu dibuat kelompok..persatuan itu otomatis lebih erat satu sama lainnya. kedua, e..e..e..ini, kelompok ini kan, kayak kami membuat kelompok simpan pinjam kan lebih menguntungkan perekonomian, terbantulah. Hal-hal kesehatan juga kan bisa masuk kelompok ini karna kelompok ini kan sudah terarah, lebih gampang membinanya.

6 Ada, ya ada. Semalam ada. Kelompok peternakan, tanaman obat juga. Saya ikut. Alhamdullillah ikut. Ikutlah rame-rame, banyak orang, untuk kebaikan, membantu ekonomi, kita ditolong.

Page 70: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

55

Dari 6 orang informan, 5 diantaranya mengatakan bahwa mereka bergabung

menjadi anggota kelompok pemberdayaan masyarakat yang ada di wilayah mereka,

seperti bergabung dalam kelompok tani dan simpan pinjam. Ke lima informan

mengatakan bahwa kelompok pemberdayaan masyarakat tersebut sangat bermanfaat

bagi mereka khususnya dalam membantu meningkatkan ekonomi keluarga,

disamping itu juga meningkatkan pengetahuan kaum ibu yang selama ini hanya

sebagai ibu rumah tangga. Hanya 1 informan yang mengatakan belum bergabung

dalam kelompok pemberdayaan masyarakat dikarenakan belum bergulirnya

kelompok tersebut di lingkungan mereka. Dari pernyataan-pernyataan informan juga

dapat dilihat bahwa informan juga berharap masalah kesehatan seperti PHBS dapat

juga dikembangkan melalui kelompok yang mereka bina.

4.5.8. Harapan Informan Dalam Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS)

Hasil wawancara mengenai harapan-harapan informan dalam peningkatan

PHBS yang dilakukan kepada 6 orang informan, di dapat hasil seperti yang tertuang

dalam matriks 4.5 8. dibawah ini.

Page 71: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

56

Matriks 4.5.8 Harapan Infoman Dalam Peningkatan PHBS

INFORMAN PERNYATAAN

1 Harus ada penyuluhan dari anggota puskesmas lah. Di kelompok tadi saya juga harapannya diadakan penyuluhan, kasi saranlah bagaimana cara hidup sehat. Untuk masyarakat, ya.. dikumpulkanlah entah dimana biar di kasi tau puskesmas ini, trus harus adalah kesadaran dan kemauan dari masyarakat karna kan ga mungkin dikasi tau satu persatu, orang itu kan gak ada di rumah juga, orang itu kan sibuk di ladang kalau dikai tau kan untuk kumpul cara bagaimana cara sehatkan bisa..Trus rasaku hari Jumat karnakan orang islam itu kan sholat, banyak dirumah setengah harikan, jadi disitulah dibuat penyuluhan. Setelah wiridpun rasaku bisa jam-jam 5, biasanya masyarakat-masyarakat bisa dikumpulkan, sorelah...

2 Ada juga seh yang memberi penyuluhan dari Bahtera Sejahtera yang membimbing kami. Jadi petugas kesehatan juga bisa turut serta membina kesehatan di kelompok kami. Contohnya kalau bisa membangun MCK secara bergilir dan diharapkan peran sertanya pemerintah.

3 Kami selaku warga masyarakat, harapan kami terutama sekali berkesinambungan dari dinas kesehatan kepada kami, apa-apa kebutuhan demi kesehatan bagi masyarakat kami. Mudah-mudahan terlayani. Itu aja harapan kami dari masyarakat. Harapan buat masyarakat, mudah-mudahan kita kembangluaskan. Saya berharap masyarakat yang tergabung dalam kelompok ini bisa menerima kesehatan juga, kalo bisa semua masyarakat ini bisa sehat semua dengan cara pelayanan, kebersamaan dan kesadaran dan mau untuk membersihkan diri sendiri dulu baru keluarga bersih baru mudah-mudahan masyarakat dapat mencontoh kita.

4 Masyarakat sini kan masih kurang sadar dan ekonominya masih rendah. Ya harapannya petugas kesehatan dekat dan seringlah kasi-kasi apa itu..hhmm...penyuluhan. Kalau dari Dinas/Pemerintah sama juga, kepengenlah buat sesuatu kayak MCK itu biar masyarakat sehat dan bersih..

5 Hhmm....apa ya..oh..karna puskesmas jauh kan dari wilayah kami, disinikan ada cuma Poskesdes jadi kami masyarakat kecil ini mengharapkan poskesdes ini buka setiap hari karna kan kalau keluar butuh biaya besar. Sekaligus memberikan penyuluhan kepada masyarakat. Buat masyarakat, harapannya maunya mengikuti aturanlah, biar mereka bersih dan sehat. Jadi ikut lah apa yang disampaikan oleh petugas kesehatan itu.

6 Harapannya biar semua bersih dan sehat lah, hehehe (informan tertawa) Puskesmas, ya...mereka sering datang kasi penyuluhan, trus tanggal berobat di kasi tau lah. Trus tanggal jam berapa dikasi penyuluhan..maunya sorelah kan enak. Kita jadikan gak keladang, khusus ngumpul. Mau lah dikasi penyuluhan.

Page 72: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

57

Dari matriks diatas dapat dilihat bagaimana harapan ke enam informan agar

perilaku hidup bersih dan sehat ini dapat ditingkatkan. 2 informan mengatakan agar

pemerintah turut serta untuk membangun MCK di wilayah mereka, informan ke tiga

mengatakan agar kesinambungan juga dari dinas kesehatan. Informan 1 mengatakan

agar diadakan penyuluhan dikelompok yang mereka bentuk. Informan 4 dan 6

mengatakan agar penyuluhan semakin sering diadakan serta mengatur waktu

penyuluhan yang sesuai dengan waktu mereka. Informan 5 berharap agar poskesdes

yang ada buka setiap hari mengingat Puskesmas Tanjung Rejo jauh dari tempat

tinggal mereka.

Page 73: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

58

BAB 5

PEMBAHASAN

5.1. Pengetahuan Informan Tentang PHBS

Pengetahuan merupakan dasar/kunci untuk melakukan sesuatu karena

pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap

objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya)

(Notoatmodjo, 2005). Jadi dapat dikatakan bahwa pengetahuan seseorang harus

dimulai dari tingkat tahu serta didukung oleh informasi-informasi yang membangun

yang dapat di peroleh dari berbagai sumber.

Hasil wawancara yang dilakukan terhadap 6 informan, diperoleh bahwa

seluruh informan sudah pernah mendengar tentang PHBS yang diperoleh dari

berbagai sumber, seperti media televisi, kumpulan PKK, kader, puskesmas, kumpulan

kelompok wanita serta dari balai desa. Namun bila dilihat dari bagaimana informan

menjelaskan tentang PHBS tersebut, terlihat bahwa pengetahuan informan masih

pada tahap tahu saja. Informan belum dapat menjelaskan secara terperinci dan benar

hal-hal yang termasuk dalam perilaku hidup bersih dan sehat. Pengetahuan Informan

masih sebatas tentang masalah kebersihan (hygiene) perorangan saja bahkan masih

memiliki tanggapan yang salah terhadap penanganan masalah sampah, seperti yang

diutarakan oleh informan 1 berikut ini :

“Untuk diri sendiri, ya harus sehat, ya..mandi yang bersih, sikat gigi, makan cuci tangan yang bersih pake sabun. untuk keluarga, ya sama..mandi pagi jam 5 sembahyang subuh udah gitu ya sarapan pagi, udah sarapan pagi pigilah orang itu ke ladang, masing-masing lah. anak ada dua, satu sudah

Page 74: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

59

berumah tangga, kalau aku dirumah. untuk masyarakat, membersihkan lingkungan, gotong royong bersihkan parit, nimbun sampah, membakar sampah, tempat penampungan air harus dikuras. Jadi satu hari sekali langsung di kuras dan ada obatnya apa itu namanya...ya, abate.kami kan pake air PAM.”

Hal senada juga disampaikan oleh informan 3 :

“Untuk diri sendiri terutama kita harus bersihkan diri dengan cara mandi yang bersih, pakaian bersih dan teratur. Saya sebagai kepala keluarga ya mudah-mudahan jangan bosan memberi saran/nasehat kepada keluarga terutama orang rumah, melihat harus bersih semua, bagaimana cara membersihkan rumah. Sebenarnya rumah belum memadai hanya sekedar. Kalau ada sampah di buang atau dibakar atau ditimbun. Penampungan air dibersihkan ataupun dibuang yang tergenang, penyimpanan air harus ada tutupnya biat tidak ada jentik-jentik nyamuk.”

Dari pernyataan ke dua informan diatas dapat dilihat bahwa pengetahuan

informan tentang perilaku hidup bersih dan sehat hanya terletak pada hanya sebatas

masalah kebersihan diri seperti mandi bersih, makanan bersih, rumah bersih dan

pakaian bersih. Disamping itu informan juga masih salah dalam

mengatasi/menanggulangi sampah yang ada. Informasi melakukan pembakaran

sampah yang sebenarnya sudah dilarang oleh pemerintah mengingat pemanasan

global yang mendunia.

Sebenarnya sasaran PHBS tidak hanya terbatas tentang hygiene, namun harus

lebih komprehensif dan luas, mencakup perubahan lingkungan fisik, lingkungan

biologi dan lingkungan social-budaya masyarakat sehingga tercipta lingkungan yang

berwawasan kesehatan dan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat. Lingkungan

fisik seperti sanitasi dan hygiene perorangan, keluarga dan masyarakat, tersedianya

air bersih, lingkungan perumahan, fasilitas mandi, cuci dan kakus (MCK) dan

Page 75: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

60

pembuangan sampah serta limbah. Lingkungan biologi adalah flora dan fauna.

Lingkungan social-budaya seperti pengetahuan, sikap perilaku dan budaya setempat

yang berhubungan dengan PHBS. Peneliti menyimpulkan pengetahuan informan

masih rendah didasarkan penjelasan informan yang kurang tepat sasaran mengenai

PHBS.

5.2. Hambatan/Kendala yang Dihadapi Informan Dalam Menjalankan PHBS

Untuk mencapai hidup sehat merupakan suatu proses yang dalam

pelaksanaannya membutuhkan pengorbanan dan tidak sedikit hambatan yang

dihadapi untuk mencapai hidup sehat yang berperilaku sehat dan bersih.

Salah satu masalah yang terjadi di masyarakat adalah masalah ekonomi,

masalah jarak dan transportasi seperti yang dikemukakan oleh informan 3 yang

mengalami masalah-masalah tersebut sehingga menghalangi informan dalam

melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat, berikut :

“sebenarnya masalah atau kendala dari PHBS ini adalah yaitu pertama sekali kami selaku masyarakat, untuk mengunjungi posyandu kami kurang karna tergantung ekonomi kami juga. Kami juga kurang mendapat informasi penuh dari pada kesehatan tersebut termasuk masalahnya dari diri sendiri, faktor ekonomi. Kalau dari keluarga, kesadaran juga masih kurang tapi mudah-mudahan semakin kedepan ini kami juga akan kami giatkan soal PHBS. Kalau kendala dari petugas puskesmas, kendalanya mungkin di dekat kami ini karna di ujung paluh Merbau ini terutama sarana. Kalu tanggal 5 misalnya harus hadir dari Dinas, mungkin karna jalan itu juga jadi terhambat. Transportasinya juga sulit sehingga petugas kesehatan sulit menjangkau masyarakat.”

Selain masalah diatas, kurangnya pengetahuan masyarakat yang ada di Paluh

Merbau juga menjadi kendala dalam berperilaku hidup bersih dan sehat. Informan

Page 76: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

61

(mewakili masyarakat Paluh Merbau) belum memahami PHBS, informasi masih

berada pada tingkat tahu saja. Indikator PHBS tatanan rumah tangga harus mencakup

hal-hal berikut, yaitu (1) pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, (2) Bayi

diberi ASI Ekslusif, (3) Mempunyai Jaminan Pemeliharaan Kesehatan, (4)

Ketersediaan air bersih, (5) Ketersediaan jamban sehat, (6) kesesuaian luas lantai

dengan jumlah penghuni, (7) lantai rumah bukan tanah, (8) Tidak merokok dalam

rumah, (9) Melakukan aktivitas fisik setiap hari, (10) Makan buah dan sayur setiap

hari (Puspromkes Depkes RI, 2006).

Disamping masalah ekonomi dan kurangnya pengetahuan masyarakat,

masalah kurangnya kesadaran masyarakat juga pemicu rendahnya perilaku sehat

bersih di desa Paluh Merbau, seperti pernyataan informan 3 ini :

“…Kalau dari keluarga, kesadaran juga masih kurang tapi mudah-mudahan semakin kedepan ini kami juga akan kami giatkan soal PHBS….” Hal yang sama seperti diungkapkan informan 4 :

“…paling di masyarakat. Sudah ada yang sadar tapi ada juga yang belum sadar tentang kesehatan dan kebersihan….”

Masalah-masalah diatas adalah masalah yang paling dominan yang terjadi di

tengah-tengah masyarakat, tidak hanya terjadi di masyarakat Paluh Merbau akan

tetapi ditemui juga di wilayah lain melalui penelitian yang dilakukan sebelumnya

oleh Darubekti dan Sinaga, dkk. Penelitian ini juga menguatkan penelitian yang

dilakukan di masyarakat pantai desa Paluh Merbau.

Page 77: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

62

Penelitian yang dilakukan oleh Darubekti (2001) tentang Perilaku Kesehatan

Masyarakat Desa Talang Pauh, kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu

Utara menyimpulkan bahwa kurangnya perilaku kesehatan masyarakat di desa Talang

Pauh akibat kurangnya pengetahuan, alasan ekonomi dan tidak adanya waktu,

sehingga sikap yang sudah positip terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud

(Darubekti, 2001). Selanjutnya penelitian Sinaga, dkk (2004) tentang Program

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat : Studi Kasus Kabupaten Bantul 2003 menyatakan

bahwa rendahnya cakupan PHBS di Kabupaten Bantul di sebabkan pemberdayaan

masyarakat yang belum dilakukan secara optimal, minimnya alokasi anggaran untuk

PHBS, rendahnya peran puskesmas dalam mensosialisasikan PHBS kepada

masyarakat serta minimnya dukungan dari lintas sektoral terhadap program PHBS

(Sinaga, dkk, 2004)

Belajar dari hasil 3 penelitian yang telah dilakukan ini, tergambar bahwa

inilah masalah-masalah yang kerap terjadi di tanah air kita disamping masih banyak

masalah besar yang terjadi yang memperburuk kondisi lingkungan masyarakat.

Indonesia saat ini menghadapi permasalahan masih tingginya penyakit infeksi juga

peningkatan penyakit degeneratif. Buruknya kondisi lingkungan serta belum baiknya

perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat diduga menjadi penyebab

permasalahan tersebut. Implementasi program PHBS yang telah dicanangkan

pemerintah, masih menemui banyak kendala di berbagai daerah (Timisela, 2005).

Masalah-masalah yang terjadi dilapangan saat ini seharusnya menjadi

pedoman evaluasi bagi pemerintah ataupun masyarakat itu sendiri. Untuk

Page 78: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

63

menciptakan kesadaran dan partisipasi masyarakat ada metode yang dapat digunakan

seperti yang dirumuskan dengan tahapan sebagai berikut :

h. Menyampaikan pengetahuan mengenai kesehatan lingkungan, sanitasi,

teknologi Sanitasi

i. Menumbuhkan keinginan untuk mengatasi masalah sanitasi

j. Memberikan pelatihan ketrampilan pembuatan fasilitas sanitasi

k. Pengenalan penggunaan teknologi sanitasi

l. Menyediakan fasilitas sanitasi di tingkat rumah tangga maupun kelompok

(komunal)

m. Mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi sanitasi di tingkat RT/RW

secara mandiri

n. Perencanaan Partisipatif Rencana Tindak Komunitas Pengelolaan Sampah

Berbasis Komunitas

5.3. Pihak-Pihak yang Mendukung Informan Dalam Menjalankan PHBS

Perilaku hidup bersih dan sehat kenyataannya memang harus dimulai dari diri

sendiri. Namun bila tidak didukung oleh pihak-pihak lain, perilaku tersebut dapat

hilang dan tidak berdampak terhadap lingkungan sekitarnya. Green (1980)

menjelaskan secara umum bahwa kualitas hidup dipengaruhi oleh kesehatan,

sedangkan kesehatan dipengaruhi oleh perilaku dan gaya hidup serta lingkungan.

Perilaku dan gaya hidup dipengaruhi oleh tiga factor yaitu predisposing factors,

reinforcing factors dan enabling factors.

Page 79: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

64

Salah satu sasaran dari program PHBS adalah tatanan rumah tangga, yang

didalamnya ada keluarga. Hasil wawancara, didapat bahwa seluruh informan

mendapat dukungan serta sikap keluarga untuk berperilaku bersih dan sehat, seperti

yang disampaikan oleh informan 2 dan informan 4 berikut :

“ keluarga pastinya ya..mungkin selama ini masih keluarga lah....”

Pernyataan informan 4 :

“ Keluarga saya sangat mendukung….”

Dukungan serta sikap keluarga sangat dibutuhkan dalam berperilaku hidup

bersih dan sehat. Menurut Pusat Promosi Kesehatan Depkes RI ( 2006), PHBS di

rumah tangga adalah upaya memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau,

mampu mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat berperan aktif dalam gerakan

kesehatan di masyarakat. Adapun sasaran dari program PHBS mencakup lima

tatanan, yaitu: tatanan rumah tangga, institusi pendidikan, tempat kerja, tempat umum

dan sarana kesehatan (Puspromkes Depkes RI, 2006).

Perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat akan tercapai jika keluarga

mau dan mampu untuk ber-PHBS. Untuk itu keluarga sebagai bagian dari masyarakat

harus mendapatkan dukungan dari masyarakat, tokoh agama dan juga tokoh

msyarakat. Suami adalah kepala keluarga sebagai motor penggerak di dalam keluarga

untuk memotivasi seluruh anggota keluarga berperilaku hidup bersih dan sehat,

sehingga perlu didukung melalui pendekatan-pendekatan pada perkumpulan

kelompok tani. Istri juga sangat berperan di dalam keluarga untuk memotivasi seluruh

Page 80: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

65

anggota keluarga agar berperilaku hidup bersih dan sehat. Melalui tokoh agama dan

juga tokoh masyarakat, istri diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan

kesadaran untuk ber-PHBS yang dapat dilakukan melalui pengajian, kebaktian

ataupun pertemuan dalam kelompok-kelompok yang sudah terbentuk sehingga

melalui cara seperti ini baik suami maupun istri bersama-sama termotivasi untuk ber-

PHBS dan menjadi contoh bagi seluruh anggota keluarga. Keluarga yang demikian

juga menjadi contoh dan motivasi bagi keluarga lain untuk ber-PHBS karena keluarga

merupakan kunci keberhasilan program PHBS.

Disamping dukungan keluarga, informan juga mendapatkan dukungan dari

berbagai pihak seperti kepala desa, ibu desa, kepala dusun, kelompok tani, ibu-ibu

perwiritan serta masyarakat yang sudah sadar, seperti yang disampaikan oleh

informan 5 berikut :

“ kalo disini, ibu-ibu perwiritan, ibu-ibu kelompok tani mendukung untuk hidup sehat dan bersih….”

Informan 1 menambahkan dengan mengatakan :

“ Ya, kader-kader itulah ikut mendukung, orang ibu ikut-ikut juga empa paret-paret itu. Kumpulan-kumpulan ibu dari kelompok kami yang melaksanakan bergotong royong melaksanakan itu termasuk kepala desa, ibu desa, kepala dusun….”

Dari hasil penelitian ini, dapat dikatakan bahwa seluruh informan sudah

mendapat dukungan yang baik dari berbagai pihak, sehingga dengan dukungan dan

peran aktif dari petugas kesehatan, kelompok pemberdayaan masyarakat, tokoh

masyarakat serta tim penggerak PKK dapat memotivasi keluarga (individu) untuk

Page 81: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

66

mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat dan berperan aktif dalam gerakan

kesehatan di masyarakat.

5.4. Kegiatan yang Dilakukan Puskesmas Tanjung Rejo Dalam Peningkatan

PHBS

Pada Renstra Depkes 2005-2009, PHBS merupakan salah satu program

prioritas pemerintah melalui puskesmas dan menjadi sasaran luaran dalam

penyelenggaraan pembangunan kesehatan (Depkes RI, 2006).

Oleh karena itu, puskesmas harus berperan aktif untuk menggalakkan

kegiatan agar masyarakat di wilayah puskesmas tersebut dapat dan mampu

berperilaku hidup bersih dan sehat. Dari pernyataan salah satu informan ini,

mengatakan bahwa di samping sudah melakukan tugas-tugas pokok puskesmas

seperti pelayanan imunisasi, posyandu, pelayanan lansia, KB, Puskesmas Tanjung

Rejo juga melakukan kegiatan penyuluhan tentang PHBS dan datang langsung ke

masyarakat, seperti yang dikemukakan informan 4 berikut :

“Kalau dari puskesmas sendiri adalah datang ke masyarakat kasi penyuluhan, misalnya KB, imunisasi, apa itu...vitamin apa itulah untuk pencerahan mata. penyuluhan tentang kebersihan itu PHBS juga adalah tapi untuk jadi peserta penyuluhan belum pernah hanya dengar-dengar aja dari kader....”

Hal senada juga disampaikan informan :

“...Sebenarnya kami juga sangat berterima kasih kepada Puskesmas karna sudah memberikan ASKIN kepada warga kami yang mana dapat berobat mudah dan melayani masyarakat kami. Saat ini juga dikantor desa juga kami kumpul sudah dilakukan juga oleh kader-kader yang ada di Puskesmas untuk mengikuti penyuluhan kesehatan”.

Page 82: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

67

5.5. Tanggapan Informan Terhadap Kegiatan-kegiatan yang Dilakukan

Puskesmas Tanjung Rejo dan Pengaruhnya Bagi Informan

Hasil wawancara yang diperoleh menggambarkan tanggapan positif dari

seluruh informan dengan mengatakan kegiatan tersebut sudah baik, seperti yang

diungkapkan informan berikut ini :

“Ya, bagus sekali. Sarannya maunya lebih sering datang untuk memberi penyuluhan kesehatan tentang PHBS itu kepada masyarakat. imunisasi kan sering, trus kami dianjurkan juga dan wajib dianjurkan cuci tangan pake sabun sebelum makan. Banyak seh, aku lupa lagi tentang penyuluhannya hehehe (informan tertawa). Trus ada juga penyuluhan yang dianjurkan kader untuk memberi ASI sampai 2 tahun itu yang penting biar anaknya kebal dari penyakit dan sehat. Penyuluhan DBD juga, dianjurkan untuk membakar sampah, membersihkan bak mandi dan penampungan air, WC jangan yang WC cemplung. Saya lihat di sini, sudah ada sedikit kemajuan. Masyarakat sudah mulai membuat WC, ga WC cemplung lagi. Kebetulan jembatan sudah mulai selesai, jadi masyarakat beli bahannya gak susah lagi.” Dapat dilihat dari pernyataan informan diatas, bahwa kegiatan-kegiatan yang

dilakukan Puskesmas Tanjung Rejo memberikan arti bagi masyarakat Paluh Merbau.

Harapannya kegiatan-kegiatan tersebut semakin ditingkatkan sehingga implementasi

program PHBS yang telah dicanangkan pemerintah dapat berjalan optimal.

Seluruh informan juga mengatakan mendapat pengaruh yang baik dari hasil

kegiatan-kegiatan seperti penyuluhan yang telah dilakukan Puskesmas Tanjung Rejo.

Pengetahuan informan semakin bertambah, dan semakin termotivasi untuk

mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti apa yang diutarakan oleh

informan 3 dan informan 5 dibawah ini :

Informan 3 : “ Ya..jadi tau lah buk. Saya senang karna masyarakat yang kurang mampu jadi terlayani dan juga jadi tau juga, dapat informasi baru gitu lah buk.”

Page 83: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

68

Informan 5 : “ Saya jadi termotivasi untuk menjaga kebersihan dan kesehatan keluarga yang terutama. Mudah-mudahan masyarakat sini juga tau, sehat semua.”

Dari pernyataan-pernyataan informan diatas, Puskesmas Tanjung Rejo sudah

menjalankan fungsinya dengan baik. Puskesmas Tanjung Rejo, salah satu dari sekian

banyak puskesmas yang ada ditanah air bila melakukan hal yang sama akan mampu

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan tercapainya visi PHBS 2010 karena

puskesmas adalah suatu unit pelaksanan fungsional yang berfungsi sebagai pusat

pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang

kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan

kegiatan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan pada suatu masyarakat

yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu (Azwar, 1996)

5.6. Peran Kelompok Pemberdayaan Masyarakat

Rendahnya pencapaian program PHBS di wilayah kerja Puskesmas Tanjung

Rejo (Profil Puskesmas Tanjung Rejo, 2008) disamping dipengaruhi masalah-

masalah yang telah diuraikan sebelumnya (5.2), disebabkan juga kurangnya

partisipasi masyarakat. Upaya melalui penyuluhan kesehatan mengacu kepada

indikator program PHBS ternyata belum mampu meningkatkan program PHBS di

Kabupaten Deli Serdang.

Namun bila dilihat dari pernyataan-pernyataan informan, masih ada harapan

untuk mencapai terwujudnya implementasi program PHBS. Hal ini dapat dilihat dari

pernyataan-pernyataan informan yang sudah bergabung dalam kelompok

Page 84: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

69

pemberdayaan masyarakat, seperti bergabung dalam kelompok wanita tani ataupun

kelompok simpan pinjam, seperti yang diutarakan informan berikut ini :

“ Kalau dari kami ada kelompok mekar jadi, kelompok.....lupa saya namanya (informan tersenyum). Karna kelompok itu bisa membangkitkan kelompok perempuan bisa jadi berguna karna kan kelompok ibu jadi semua tau lah apa guna kelompok itu, sudah dikasi lah saran-saran sama bapak-bapak pembina, manfaatnya apa. Jumlah nya 28 orang, sudah terbentuk kelompok itu barulah kami dikasi kambing satu orang empat ekor kambing. gunanya saya masuk kelompok inikan bisa membangkitkan ekonomi keluarga, dapat pengetahuan biar perempuannya itu enggak cemana gitu caranya..biar gak dirumah aja, ada kegiatannya.’

Dari enam informan hanya satu informan yang belum masuk menjadi anggota

kelompok pemberdayaan masyarakat, namun hal ini disebabkan bukan karena tidak

ada keinginan dari informan akan tetapi hanya karena belum bergulirnya kelompok

tersebut di daerah tempat tinggal informan bersangkutan. Salah satu informan yang

sudah merasakan manfaat bergabung dalam kelompok pemberdayaan masyarakat

seperti terbantunya masalah perekonomian, informan juga menyampaikan agar hal-

hal kesehatan (PHBS) dapat disampaikan dalam kelompok mereka, seperti

pernyataan informan 5 berikut ini :

“ Kelompok kami Mekar Jadi, kelompok ibu petani nelayan, ibu petani pesisir, sudah ada empat kelompok lah disini. satu lagi lupa namanya. Ini kelompok perempuannya, kelompok laki-lakinya ada lagi, banyak lah disini yang sudah buat-buat kelompok. Manfaatnya banyak lah. Ya, disamping disitu dibuat kelompok..persatuan itu otomatis lebih erat satu sama lainnya. kedua, e..e..e..ini, kelompok ini kan, kayak kami membuat kelompok simpan pinjam kan lebih menguntungkan perekonomian, terbantulah. Hal-hal kesehatan juga kan bisa masuk kelompok ini karna kelompok ini kan sudah terarah, lebih gampang membinanya." Dari pernyataan-pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu upaya

untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam PHBS adalah dengan strategi

Page 85: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

70

pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan melalui pendekatan individu, keluarga

dan kelompok-kelompok dalam masyarakat melalui pengorganisasian dan

penggerakan masyarakat.

Program PHBS yang telah dilakukan melalui kegiatan penyuluhan (seluruh

informan mengatakan sudah baik), namun belum mampu meningkatkan PHBS

masyarakat (Profil Puskesmas Tanjung Rejo, 2008). Oleh karena itu, harus ada suatu

strategi baru yang harus dilakukan melihat sudah terbentuknya kelompok

pemberdayaan masyarakat di masyarakat pantai daerah Paluh Merbau khususnya.

Upaya untuk pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan program PHBS

sangat ditentukan peran dari tenaga kesehatan, karena peran tenaga kesehatan sangat

penting dalam mengubah perilaku masyarakat menuju hidup bersih dan sehat.

Program promosi PHBS merupakan pendekatan terencana untuk mencegah penyakit

menular yang lain melalui pengadopsian perubahan perilaku oleh masyarakat luas.

Program ini dimulai dengan apa yang diketahui, diinginkan dan dilakukan

masyarakat setempat dan mengembangkan program berdasarkan informasi tersebut

(Curtis V, dkk, 1997;UNICEF dan WHO).

Promosi kesehatan diharapkan dapat melaksanakan strategi yang bersifat

paripurna (komprehensif), khususnya dalam menciptakan perilaku baru. Kebijakan

nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar promosi kesehatan,

yaitu : (1) gerakan pemberdayaan, (2) bina suasana, (3) advokasi, yang diperkuat oleh

kemitraan serta metode sarana komunikasi yang tepat (Depkes RI, 2006).

Page 86: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

71

Melihat kondisi masyarakat pantai Desa Paluh Merbau, yang ada harapan-

harapan terwujudnya perilaku hidup bersih dan sehat serta kerja sama antara

masyarakat dengan petugas kesehatan (Puskesmas). Penyuluhan-penyuluhan yang

telah dilakukan petugas puskesmas harus semakin di galakkan dan dimodifikasi

pendekatannya kepada masyarakat. Promosi kesehatan kepada masyarakat yang telah

bergabung dalam kelompok-kelompok pemberdayaan masyarakat merupakan strategi

yang tepat sasaran dikarenakan masyarakat telah dibina dalam kemitraan, sehingga

pendekatan yang dimulai dari individu, keluarga, kelompok, hingga kemasyarakat

berhasil dan masyarakat mampu berperilaku hidup bersih dan sehat.

Kegiatan-kegiatan komponen pemberdayaan masyarakat meliputi serangkaian

kegiatan yang diawali dengan membangun kesadaran kritis masyarakat,

pengorganisasian masyarakat hingga perencanaan partisipatif untuk penyusunan

rencana tindak pengelolaan berbasis komunitas dari, oleh dan untuk masyarakat.

Sasaran utama pemberdayaan adalah individu dan keluarga, serta kelompok

masyarakat. Dalam mengupayakan agar seseorang tahu dan sadar, kuncinya terletak

pada keberhasilan membuat orang tersebut memahami bahwa sesuatu (misalnya

diare) adalah masalah baginya dan bagi masyarakatnya. Sepanjang orang yang

bersangkutan belum mengetahu dan menyadari bahwa sesuatu itu merupakan

masalah, maka orang tersebut tidak akan bersedia menerima informasi apapun lebih

lanjut. Manakala ia telah menyadari masalah yang dihadapinya, maka kepadanya

harus diberikan informasi umum lebih lanjut tentang masalah yang bersangkutan

(Depkes RI, 2006).

Page 87: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

72

Kegiatan pengorganisasian masyarakat diawali dengan kegiatan-kegiatan

yang berkaitan dengan pembangunan kesadaran kritis masyarakat, melalui

serangkaian kegiatan diskusi kelompok terarah atau Focussed Group Discussion

(FGD) dan pemetaan swadaya atau Survai Kampung Sendiri (SKS), sebagai upaya

mendorong masyarakat membahas bersama persoalan riil di bidang air bersih dan

sanitasi (contoh) yang dihadapi dan bagaimana menyelesaikannya, serta apa yang

dibutuhkan untuk menanggulangi masalah air bersih dan sanitasi secara efektif dalam

bentuk antara lain; komitmen (individu dan kelompok), keahlian, sumberdaya,

kelembagaan, organisasi dan lain-lainnya.

Proses pengorganisasian masyarakat ini akan mengarah pada terbentuknya

kader masyarakat yang kemudian bersama fasilitator mendorong peran aktif

masyarakat, dalam proses pengukuhan lembaga komunitas sebagai representasi

masyarakat yang akan berperan sebagai motor penggerak masyarakat dalam

melakukan pengelolaan sampah berbasis komunitas di wilayahnya.

5.7. Harapan Informan Dalam Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS)

Hasil penelitian menunjukkan harapan-harapan yang berbeda diantara

informan. Dua informan mengatakan agar pemerintah turut serta untuk membangun

MCK di wilayah mereka, ada informan mengatakan agar berkesinambungan juga dari

dinas kesehatan, berharap agar penyuluhan semakin sering diadakan serta mengatur

waktu penyuluhan yang sesuai dengan waktu mereka. Informan lainnya berharap agar

Page 88: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

73

poskesdes yang ada buka setiap hari mengingat Puskesmas Tanjung Rejo jauh dari

tempat tinggal mereka. Dan dari harapan-harapan yang disampaikan informan,

informan 1 mengatakan agar diadakan penyuluhan dikelompok yang mereka bentuk,

berikut :

“ harus ada penyuluhan dari anggota puskesmas lah.di kelompok tadi saya juga harapannya diadakan penyuluhan, kasi saranlah bagaimana cara hidup sehat....” Peneliti menggambarkan dari pernyataan informan ini, bahwa adanya kaitan

dengan apa yang peneliti sampaikan sebelumnya, yaitu melakukan strategi promosi

kesehatan melalui pemberdayaan masyarakat (kelompok-kelompok yang telah

terbentuk di masyarakat) karena pemberdayaan akan lebih berhasil jika dilaksanakan

kemitraan. Pada saat ini banyak dijumpai Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat

(LSM) yang bergerak di bidang kesehatan atau peduli terhadap kesehatan. LSM ini

harus digalang kerjasamanya, baik antara mereka maupun dengan pemerintah agar

upaya pemberdayaan masyarakat dapat berdaya guna dan berhasil guna dan

terwujudnya pemberdayaan (Notoatmodjo, 2003) yang adalah proses pemberian

informasi secara terus menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan

sasaran, serta proses membantu sasaran, agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu

menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude),

dan dari mau menjadi mampu melaksanankan perilaku yang diperkenalkan, salah

satunya mampu mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Informan yang tergabung dalam anggota kelompok yang ada di masyarakat

sudah merasakan manfaat positif baik bagi diri sendiri mapun keluarga terutama

Page 89: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

74

dalam peningkatan ekonomi keluarga. Dikaitkan dengan harapan-harapan informan

yang berkeinginan agar masalah kesehatan khususnya PHBS dapat dikembangkan

melalui kelompok yang telah mereka bina. Respon yang diberikan informan sangat

mendukung agar masyarakat mau dan mampu berperilaku hidup bersih dan sehat.

Hasil wawancara yang didapat terhadap 6 informan disamping dari jawaban

informan berdasarkan pedoman wawancara didapat bahwa seluruh informan memang

masih mendapatkan banyak kendala untuk dapat dikatakan telah berperilaku hidup

bersih dan sehat. Salah satu contoh adalah kondisi rumah informan yang belum

memenuhi standar ketentuan yaitu kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni,

rumah tangga yang mempunyai luas lantai rumah yang ditempati dan digunakan

untuk keperluan sehari-hari dibagi dengan jumlah penghuni.

Masalah ketersediaan air bersih yang langka yang terjadi di masyarakat juga

belum dapat dikategorikan dalam indikator PHBS. Masalah air ini seperti yang

disampaikan oleh informan 5 brikut :

“Tapi kalo air sendiri, saya seh gak masalah tapi orang laen mungkin karna pakai sumur bor. kalau yang gak punya sumur bor sih sulit, karna langka disini yang punya sumur bor kan terbatas jadinya air kalau sudah ngangkat-ngangkat. Masyarakat sini dan kondisi lingkungan disini kan, yang rendah yang buat lingkungan sini kurang bersih dan sehat....”

Disamping ketersediaan air bersih yang belum memadai, di masyarakat juga

masih terdapat penggunaan jamban yang tidak sehat seperti jamban cemplung namun

sudah terjadi peningkatan dimana masyarakat sudah mulai membuat dan tidak lagi

menggunakan WC cemplung, seperti yang diutarakan oleh informan berikut :

Page 90: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

75

“...Masyarakat sudah mulai membuat WC, ga WC cemplung lagi....”

10 indikator PHBS belum terlaksana di desa Tanjung Rejo khususnya daerah

masyarakat pantai. Perilaku hidup bersih dan sehat belum tercapai, dimana dari

kesepuluh indikator itu, yang paling buruk terjadi di masyarakat pantai adalah kurang

memadainya ketersediaan air bersih dan penggunaan WC cemplung yang dianggap

masyarakat praktis penggunaannya.

Hasil penelitian pada masyarakat pantai ini berkaitan dengan penelitian yang

sebelumnya telah dilakukan di Kabupaten Deli Serdang bahwa perilaku hidup bersih

dan sehat masyarakat masih rendah. Berdasarkan Surkesda Kabupaten Deli Serdang

(2007) diketahui jumlah pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 93%, tidak

merokok dalam ruangan 9,65%, melakukan aktivitas fisik setiap hari 29, 16%, makan

buah dan sayuran setiap hari 11,15%, ketersediaan jamban sehat 52,7%, ketersediaan

air bersih 56,44%, lantai rumah bukan tanah 7,0%.

Bila dihubungkan dengan hasil Surkesda tersebut, dapat dilihat bahwa

persentase makan buah dan sayuran masih sangat rendah, ketersediaan jamban sehat

belum memadai, ketersediaan air bersih juga belum memadai namun sudah memiliki

lantai rumah bukan tanah (Semen).

Untuk mengatasi masalah-masalah diatas maka perlu dilakukan peningkatan

kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk hidup sehat dan bersih serta membangun

kemitraan dan pemberdayaan masyarakat melalui upaya promosi kesehatan sehingga

seluruh (10) indikator PHBS dapat terpenuhi dan terciptalah masyarakat yang

berperilaku hidup bersih dan sehat.

Page 91: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

76

PHBS pada masyarakat tercapai bila setiap individu mau mempraktekkan

perilaku hidup bersih dan sehat. Peran puskesmas adalah melakukan suatu upaya

(promosi kesehatan) untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui

pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong

dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat

sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan

kesehatan.

Page 92: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

77

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang didapat dari penelitian yang berjudul “Strategi

Pemberdayaan Masyarakat Dalam Peningkatan PHBS Individu Pada Masyarakat

Pantai Di Wilayah Puskesmas Tanjung Rejo Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008”

adalah sebagai berikut :

1. Rendahnya pencapaian program PHBS di masyarakat pantai (Paluh Merbau)

akibat rendahnya pengetahuan masyarakat, masalah ekonomi, kesadaran

masyarakat yang belum memadai, masalah transportasi dan jarak yang jauh ke

Puskesmas Tanjung Rejo.

2. Petugas Puskesmas Tanjung Rejo telah melakukan pelayanan dan kegiatan

penyuluhan PHBS dalam peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.

3. Masyarakat mendapat tanggapan dan pengaruh yang positif terhadap kegiatan

yang dilakukan petugas Puskesmas Tanjung Rejo.

4. Keluarga merupakan faktor paling mendukung dalam melaksanakan program

PHBS.

5. Dukungan dan peran aktif dari petugas kesehatan, kelompok pemberdayaan

masyarakat, tokoh masyarakat serta tim penggerak PKK dapat memotivasi

keluarga (individu) untuk mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat dan

berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.

77

Page 93: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

78

6. Strategi pemberdayaan masyarakat yang tepat bagi masyarakat pantai (Paluh

Merbau) dalam peningkatan PHBS adalah strategi promosi kesehatan dengan

melakukan kemitraan dengan kelompok-kelompok yang telah ada di

masyarakat dan kepada pemerintah, sehingga sasaran PHBS yang dimulai dari

pendekatan individu, keluarga, kelompok hingga masyarakat berhasil dan

mampu berperilaku hidup bersih dan sehat.

6.2. Saran

Saran yang dapat diberikan peneliti adalah sebagai berikut :

1. Peran aktif Petugas kesehatan khususnya pemegang program promosi

kesehatan semakin ditingkatkan antara lain melalui penyuluhan-penyuluhan

tentang PHBS maupun kunjungan-kunjungan langsung ke tengah-tengah

masyarakat untuk memberikan informasi yang lebih lengkap dan jelas

mengenai PHBS.

2. Pembinaan kepada petugas kesehatan melalui monitoring dan evaluasi

kegiatan yang dilakukan sehingga program PHBS semakin optimal

dilaksanakan.

3. Program PHBS semakin digalakkan di dalam kelompok-kelompok

pemberdayaan masyarakat seperti melakukan pertemuan/diskusi mengenai

PHBS dan kegiatan gotong royong bersama serta mengadakan berbagai

kegiatan menarik lainnya untuk memotivasi masyarakat melaksanakan PHBS

Page 94: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

79

dalam kehidupan sehari-hari, contohnya kegiatan green and clean dan lomba

bersih-bersih kampung

4. Peran dan dukungan lintas sektoral terhadap PHBS dapat dilakukan melalui

diskusi/pertemuan pada rapat koordinasi Kecamatan setiap bulannya dan

kerjasama dengan puskesmas untuk bersama-sama membahas kegiatan-

kegiatan yang akan dilakukan berkaitan dengan masalah PHBS untuk

mencegah munculnya penyakit-penyakit menular yang sering timbul akibat

rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat

5. Peran tokoh masyarakat dan tokoh agama agar semakin ditingkatkan untuk

memotivasi setiap kepala keluarga agar mau dan mampu memotivasi anggota

keluarganya masing-masing untuk mempraktekkan PHBS dalam kehidupan

sehari-hari, seperti melalui pengajian, kebaktian atau kegiatan rohani lainnya

yang didalammya tercakup kegiatan-kegiatan yang memotivasi keluarga

untuk mempraktekkan PHBS.

6. Peran media elektronik (televisi, radio) dan media cetak dapat dipakai sebagai

alat yang efektif untuk mempromosikan pentingnya PHBS di tengah-tengah

masyarakat.

Page 95: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

80

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Azrul. 1996. Konsep Mutu dalam Pelayanan Kesehatan, MKMI, Jakarta. Bappenas, 2004. Rencana Pembangunan Nasional Kawasan Pesisir, Jakarta. Curtis V dkk, 1997. Bersih, Sehat dan Sejahtera, Peran Tenaga Kesehatan

Masyarakat Dalam Merubah Perilaku Masyarakat Menuju Hidup Bersih dan Sehat, UNICEF, WHO, Jakarta.

Darubekti 2001. Perilaku Kesehatan Masyarakat Desa Talang Pauh, Kecamatan

Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu. Center Magister KMPK UGM, http://lrc-kmpk.ugm.ac.id

Depkes RI, 1999. Indonesia Sehat 2010, Jakarta. ________, 2002. Panduan Manajemen PHBS Menuju Kabupaten/Kota Sehat Pusat

Promosi Kesehatan, Jakarta. ________, 2005. Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan Daerah, Pusat Promosi

Kesehatan Departemen Kesehatan RI , Jakarta ________, 2006, Rencana Strategis Departemen Kesehatan tahun 2005-2009,

Jakarta. ________,2006. Dokumentasi Modul Kemitraan Promosi Kesehatan, Pusat Promosi

Kesehatan Depkes. RI, Jakarta. Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang, 2007, Profil Kesehatan Kab. Deli

Serdang, Lubuk Pakam. Elfindri, 2002. Ekonomi Patron Client : Fenomena Mikro Rumah Tangga Nelayan

dan Kebijakan Makro. Andalas Press, Universitas Andalas Padang. Faisal S, 1990. Penelitian Kualitatif, Dasar-Dasar dan Aplikasi, yayasan Asih Asah

Asuh, Bandung. Green, Lawrence, 1980. Health Education Planning, a diagnostic Approach.

California: Mayfield Publishing Company.

Page 96: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

81

Laazulva I, 2006. Promosi Kesehatan Berbasis Keluarga. Provincial Coordinator of Program United Nation for Population Fund.

Liliweri A, 2007. Promosi Kesehatan: Makalah dalam Konferensi Internasional ke-4,

Jakarta. McKenzie, 2007. Committee on Health Education and Promotion Terminology.

California: Mayfield Publishing Company. Notoatmodjo S, 2003. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta: Rineka

Cipta. Pangemanan A, Naniek S, Syisferi, M Yafiz, C Suyadi, dan Supartono, 2000,

Sumber Daya Manusia (SDM) Masyarakat Nelayan. Program Pasca Sarjana.Institut Pertanian Bogor.

Puskesmas Tanjung Rejo, 2007, Profil Puskesmas Tanjung Rejo, Tanjung Rejo Puspromkes Depkes RI, 2006. Pemberdayaan Kesehatan Desa. Pusat Promosi

Kesehatan, Jakarta. Sinaga, Dewi Marhaeni Diah Herawati2, Mubasysyir Hasanbasri, 2004. Program

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat : Studi Kasus Kabupaten Bantul, Center Magister KMPK UGM, http://lrc-kmpk.ugm.ac.id

Survei Kesehatan Nasional, 2004. Survei Kesehatan Nasional: Status Kesehatan,

Pelayanan Kesehatan, Perilaku Hidup Sehat dan Kesehatan Lingkungan: Susenas 2004 – Substansi Kesehatan. Penyusun, Titiek Setyowati, [et al.]; penyunting, Soeharsono Soemantri.Jakarta: Balitbang Depkes. RI.

Susenas 2001, Survey Sosial Ekonomi Nasional tahun 2001, Depkes RI- BPS,

Jakarta. Timisela Agustinus, 2005, Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

pada Karyawan Dinas Kesehatan Propinsi Papua. Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Page 97: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

82

PEDOMAN WAWANCARA (INDEPTH INTERVIEW)

Strategi Pemberdayaan Masyarakat Dalam Peningkatan

PHBS Individu Pada Masyarakat Pantai di Wilayah Puskesmas Tanjung Rejo

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009

I. Identitas Informan 1. Nama :…………………………. 2. Umur :…………………………. 3. Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan 3 Pekerjaan : a. Pegawai swasta b. Wiraswasta

c. Nelayan d. Lain-lain……………….. (sebutkan)

4. Pendidikan : a. SD b. SLTP c. SLTA d. Akad/PT

II. Daftar Pertanyaan

1. Menurut Ibu/Bapak PHBS itu apa-apa saja?

Probing : - Apakah ibu/Bapak pernah mendengar tentang PHBS (Perilaku

Hidup bersih dan sehat)?

- Dari mana Ibu/Bapak mendapat informasi tentang PHBS dan

sejak kapan?

2. Dalam melaksanakan PHBS tersebut, apa Ibu/Bapak mengalami

hambatan/kendala?baik dari diri sendiri, keluarga, masyarakat atau dari petugas

puskesmas sendiri?

82

Page 98: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

83

3. Menurut Ibu/Bapak siapa saja yang mendukung dalam pelaksanaan PHBS?

4. Menurut Ibu/Bapak kegiatan apa saja yang sudah dilakukan puskesmas

Tanjung Rejo dalam peningkatan PHBS di wilayah ini?

5. Tanggapan ibu/bapak terhadap kegiatan yang dilakukan Puskesmas tersebut?

6. Pengaruh kegiatan tersebut buat ibu/bapak?

7. Menurut ibu/bapak apa saja peran kelompok pemberdayaan masyarakat yang

ada di wilayah ini?(manfaatnya bagi ibu/bapak)

Probing : - Adakah kelompok pemberdayaan di daerah ini?

- Apakah bergabung menjadi anggota kelompok?

8. Harapan ibu/bapak terhadap masyarakat, puskesmas dan pemerintah dalam

peningkatan PHBS ini?

Page 99: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

84

HASIL PENGOLAHAN EZ-TEXT

84

Page 100: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

85

Page 101: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

86

Page 102: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

87

Page 103: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

88

Page 104: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

89

Page 105: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

90

Page 106: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

91

Page 107: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

92

Page 108: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

93

Page 109: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

94

Page 110: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

95

Page 111: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

96

Page 112: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

97

Page 113: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

98

Page 114: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

99

DOKUMENTASI

99

Page 115: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

100

Page 116: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

101

Page 117: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

102

Page 118: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

103

Page 119: STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6964/1/09E01926.pdf · Kompleks Rumah Dinas Perwira POLRI Jl. Jamin Ginting Km. 9,5 Blok D No. 1

104