strategi pemasaran kayu bundar jati (tectona … · jawa barat. skripsi. departemen agribisnis,...

173
STRATEGI PEMA PADA PERUM FAKUL IN ASARAN KAYU BUNDAR JATI (Te M PERHUTANI KBM PEMASARAN CIREBON JAWA BARAT SKRIPSI DHIDA PRAJA SUKMAWAN H34061998 DEPARTEMEN AGRIBISNIS LTAS EKONOMI DAN MANAJEM NSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 ectona grandis) AN KAYU I MEN

Upload: lequynh

Post on 02-Mar-2019

366 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

ii

STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona grandis)PADA PERUM PERHUTANI KBM PEMASARAN KAYU I

CIREBON JAWA BARAT

SKRIPSI

DHIDA PRAJA SUKMAWANH34061998

DEPARTEMEN AGRIBISNISFAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR

2010

ii

STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona grandis)PADA PERUM PERHUTANI KBM PEMASARAN KAYU I

CIREBON JAWA BARAT

SKRIPSI

DHIDA PRAJA SUKMAWANH34061998

DEPARTEMEN AGRIBISNISFAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR

2010

ii

STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona grandis)PADA PERUM PERHUTANI KBM PEMASARAN KAYU I

CIREBON JAWA BARAT

SKRIPSI

DHIDA PRAJA SUKMAWANH34061998

DEPARTEMEN AGRIBISNISFAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR

2010

Page 2: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

iii

RINGKASAN

DHIDA PRAJA SUKMAWAN. Strategi Pemasaran Kayu Bundar Jati(Tectona grandis) pada Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu I CirebonJawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR ATMAKUSUMA).

Globalisasi perdagangan dunia yang salah satunya ditandai dengan eraperdagangan ACFTA (ASEAN-China Free Trade Area) tahun 2010 membawadampak pada terciptanya suatu kondisi industri yang semakin luas dan kompetitifpada negara-negara yang tergabung dalam bagian perdagangan tersebut.Penghapusan berbagai hambatan perdagangan, seperti tarif dan non-tarif, proteksi,serta peraturan-peraturan lain yang dinilai menghambat masuknya arus investasiasing merupakan ancaman besar bagi perusahaan pada industri dalam negeri. Disisi lain, kondisi tersebut sekaligus merupakan peluang besar bagi perusahaanuntuk memasuki pasar ekspor luar negeri. Salah satu industri di Indonesia yangtelah berkontribusi bagi PDB Indonesia serta telah memanfaatkan peluang ekspordi pasar luar negeri adalah sub-sektor kehutanan.

Perum Perhutani merupakan salah satu badan usaha milik negara (BUMN)yang bergerak dalam industri kehutanan Indonesia. Perum Perhutani dituntutuntuk memerankan tiga fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi, sosial, danekologi. Pengelolaan sumberdaya hutan di Perum Perhutani secara garis besarterbagi ke dalam dua kelas perusahaan (KP), yaitu KP Jati dan KP Rimba. Hutanyang dikelola umumnya didominasi KP Jati 1.240.558 hektar (50,73 persen).Sejak tahun 2005, sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Direksi Perum PerhutaniNomor : 554/Kpts/Dir/2005 tanggal 26 September 2005 tentang StrukturOrganisasi Perum Perhutani telah didirikan Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM)Pemasaran Kayu Perum Perhutani yang bertanggung jawab terhadappenyelenggaraan pengelolaan usaha bisnis perusahaan secara mandiri untukmeningkatkan pendapatan perusahaan dengan inti pemasaran kayu.

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Perum Perhutani KBMPemasaran Kayu I Cirebon, yaitu Kabupaten Indramayu, Kuningan, Majalengka,Sumedang, Tasikmalaya, Garut, dan Ciamis. Waktu penelitian dilaksanakanselama bulan Maret 2010 sampai bulan Mei 2010. Teknik yang dipakai dalampenentuan sampel yaitu teknik non-probability sampling. Penentuan sampel atauresponden internal dilaksanakan dengan menggunakan cara purposive samplingdengan pertimbangan bahwa responden yang dimaksud memiliki kemampuan danwewenang dalam merumuskan kebijakan termasuk strategi pemasaranperusahaan, sedangkan responden eksternal terdiri atas satu orang ahli di bidangstrategi pemasaran ditambah dengan 30 responden konsumen pembeli kayubundar jati yang dikelompokkan (cluster random sampling) berdasarkan saluranmekanisme penjualan. Perincian formulasi strategi terdiri atas tahap pengumpulandata (Matriks IFE dan EFE), tahap analisis (Matriks IE dan SWOT, dan tahappengambilan keputusan (Matriks QSP).

Identifikasi terhadap faktor-faktor internal KBM Pemasaran Kayu ICirebon menunjukkan kekuatan dan kelemahan KBM Pemasaran Kayu I Cirebonyang dapat mempengaruhi kegiatan pemasarannya. Faktor kekuatan KBMPemasaran Kayu I Cirebon, yaitu kayu bundar jati memiliki jaminan legalitas,

Page 3: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

iv

letak KBM Pemasaran Kayu I Cirebon strategis, kemampuan bermitra denganstakeholder, memiliki SOP dalam pemasaran kayu bundar jati, dan memilikiberbagai jenis kualitas kayu bundar jati yang tersegmentasi, sedangkan faktorkelemahan KBM Pemasaran Kayu I Cirebon, yaitu belum adanya visi dan misikhusus KBM Pemasaran Kayu I Cirebon, birokrasi yang panjang, harga kayubundar jati relatif tinggi, sarana dan prasarana TPK/TPn/TPKh masih buruk, danspesifikasi kayu bundar jati yang dipasarkan kurang sesuai dengan permintaanpasar.

Identifikasi terhadap faktor-faktor eksternal yang mempengaruhipemasaran produk kayu bundar jati menghasilkan faktor peluang dan ancamanyang dihadapi oleh KBM Pemasaran Kayu I Cirebon. Faktor peluang KBMPemasaran Kayu I Cirebon, yaitu sertifikasi ekolabel kayu di Indonesia, regulasiyang mengatur, permintaan kayu bundar jati yang tinggi, perkembangan teknologie-market, dan globalisasi perdagangan dunia, sedangkan faktor ancaman yangdihadapi oleh KBM Pemasaran Kayu I Cirebon, yaitu kurs nilai tukar mata uang,banyaknya produk substitusi, luas hutan jati yang semakin berkurang, adanyakebijakan regulator berupa rescoring, dan kayu bundar jati yang dijual olehpesaing.

Matriks IFE KBM Pemasaran Kayu I Cirebon menghasilkan total nilaitertimbang sebesar 2,756. Sedangkan, matriks EFE KBM Pemasaran Kayu ICirebon menghasilkan total nilai tertimbang sebesar 3,233. Hal tersebut dapatdiartikan bahwa KBM Pemasaran Kayu I Cirebon memiliki kemampuan rata-ratadalam memanfaatkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan, serta memilikikemampuan yang tinggi untuk memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman.Dengan demikian, posisi KBM Pemasaran Kayu I Cirebon dalam matriks IEadalah pada sel II, yaitu pada posisi grow and build (tumbuh dan berkembang).Oleh sebab itu, strategi yang cocok untuk posisi tersebut adalah strategi intensifatau strategi integratif. Analisis SWOT KBM Pemasaran Kayu I Cirebonmenghasilkan enam alternatif strategi yang berkaitan dengan posisi perusahaandalam matriks IE.

Urutan prioritas strategi KBM Pemasaran Kayu I Cirebon berdasarkananalisis QSPM secara beurutan mulai dari urutan prioritas pertama hingga urutanprioritas terakhir adalah meningkatkan pelayanan pemasaran dengan nilai STASsebesar 6,393, memperluas pangsa pasar dengan nilai STAS sebesar 6,024,meningkatkan kualitas kayu bundar jati sesuai permintaan pasar dengan nilaiSTAS sebesar 5,999, meningkatkan efisiensi biaya dan produktivitas kayu bundarjati dengan nilai STAS sebesar 5,705, mengoptimalkan perencanaan pemasarandengan nilai STAS sebesar 5,684, dan prioritas staretgi yang terakhir adalahmeningkatkan manajemen organisasi berorientasi pemasaran dengan nilai STASsebesar 5,216.

Page 4: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

v

STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona grandis)PADA PERUM PERHUTANI KBM PEMASARAN KAYU I

CIREBON JAWA BARAT

DHIDA PRAJA SUKMAWANH34061998

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untukmemperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNISFAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR

2010

Page 5: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

vi

Judul Skripsi : Strategi Pemasaran Kayu Bundar Jati (Tectona grandis)pada Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu I CirebonJawa Barat

Nama : Dhida Praja Sukmawan

NIM : H34061998

Disetujui,Pembimbing

Ir. Juniar Atmakusuma, MSNIP. 19530104 197903 2 001

DiketahuiKetua Departemen Agribisnis

Fakultas Ekonomi dan ManajemenInstitut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MSNIP. 19580908 198403 1 002

Tanggal Lulus :

Page 6: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

vii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Strategi

Pemasaran Kayu Bundar Jati (Tectona grandis) pada Perum Perhutani KBM

Pemasaran Kayu I Cirebon Jawa Barat” adalah karya sendiri dan belum diajukan

dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka

di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Maret 2010

Dhida Praja SukmawanH34061998

Page 7: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Rembang pada tanggal 17 Desember 1988. Penulis

adalah anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Ir. H. Adam

Sukmara dan Ibu Hj. Yunani.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Jatiasih 03 Bekasi

pada tahun 2000 dan pendidikan lanjutan tingkat pertama di SLTP Negeri 9

Bekasi pada tahun 2003. Pendidikan menengah atas diselesaikan di SMA Negeri 2

Bekasi pada tahun 2006.

Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui

Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada tahun 2006. Penulis memasuki

Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen pada tahun 2007

melalui seleksi umum mayor minor yang dilakukan terhadap seluruh mahasiswa

IPB angkatan 43. Selama mengikuti pendidikan di IPB, penulis aktif

berorganisasi. Beberapa pengalaman organisasi yang pernah diikuti, yaitu Badan

Eksekutif Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama angkatan 43 IPB sebagai Ketua

Departemen Kewirausahaan periode tahun 2006-2007, Himpunan Profesi

Mahasiswa Peminat Agribisnis sebagai Wakil Ketua periode tahun 2008-2009 dan

sebagai Ketua periode tahun 2009-2010, serta Perhimpunan Organisasi Profesi

Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Indonesia sebagai anggota periode tahun

2008-2010. Penulis juga aktif mengikuti berbagai kepanitiaan baik sebagai ketua

pelaksana, koordinator divisi, maupun anggota divisi.

Berbagai prestasi dalam bidang akademik pernah diraih oleh penulis,

diantaranya yaitu Juara I Tingkat Nasional Lomba Karya Tulis Ilmiah Gebyar

Ekonomi yang diadakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) pada tahun 2009. Selain itu, penulis

merupakan penerima beasiswa Bantuan Khusus Mahasiswa dari Institut Pertanian

Bogor pada tahun 2010. Di sela-sela waktunya, penulis juga menjadi asisten

praktikum mata kuliah Ekonomi Umum selama empat semester.

Page 8: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Pemasaran Kayu

Bundar Jati (Tectona grandis) pada Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu I

Cirebon Jawa Barat”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan

internal dan eksternal yang mempengaruhi pemasaran, merumuskan strategi

pemasaran, dan menentukan urutan prioritas strategi yang dapat direkomdasikan

serta diterapkan dalam pemasaran produk kayu bundar jati Perum Perhutani KBM

Pemasaran Kayu I Cirebon.

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan, baik dari aspek

teknis penulisan maupun substansi karena keterbatasan dan kendala yang

dihadapi. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun ke arah penyempurnaan sehingga penulis dapat menyusun penelitian

yang lebih baik di masa mendatang sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Kekurangan-kekurangan maupun kesalahan-kesalahan yang terdapat di dalam

skripsi ini juga dapat dijadikan pembelajaran oleh peneliti yang menjadikan

skripsi ini sebagai referensi agar kekurangan maupun kesalahan tersebut tidak

terulang lagi.

Bogor, Maret 2010

Dhida Praja Sukmawan

Page 9: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

x

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyelesaian skripsi ini juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai

bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terima kasih

dan penghargaan kepada:

1. Ir. Juniar Atmakusuma, MS selaku dosen pembimbing skripsi atas

bimbingan, arahan, waktu, dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis

selama proses pra-penelitian hingga penyusunan skripsi.

2. Ir. Suharno, MAdev selaku dosen penguji utama dalam ujian skripsi penulis

atas kesediaan, pertanyaan, kriktik membangun, dan masukan yang berharga

bagi perbaikan skripsi penulis.

3. Dra. Yusalina, MSi selaku dosen penguji dari Komisi Akademik dalam ujian

skripsi penulis atas kesediaan, pertanyaan, kritik membangun, dan masukan

yang berharga bagi perbaikan skripsi penulis.

4. Eva Yolynda Aviny, SP, MM yang telah menjadi pembimbing akademik atas

bimbingan, arahan, waktu, dan kesabaran yang telah diberikan kepada

penulis.

5. Orang tua tercinta (Ir. H. Adam Sukmara dan Hj. Yunani), saudara kandung

tersayang (Gema Putra Manggala, Aulia Kartika Putri, dan Yuniar Puspita

Sari), dan Meutia Utami untuk setiap dukungan, kasih sayang, dan doa yang

diberikan. Semoga ini bisa menjadi salah satu persembahan terbaik.

6. Pihak Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu I Cirebon (Dr. Ir. Achmad

Fachrodji, MM, Ir. Agus Dwi Nurjanto, MM, Ir. H. Adam Sukmara, Otong

Sutisna, SE, dan Sudaryana) sebagai responden penelitian atas penerimaan,

waktu, kesempatan, informasi, dan seluruh bantuan yang diberikan untuk

kelancaran proses penelitian.

7. Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS, Ir. Dwi Rachmina, MSi, Dra. Yusalina, MSi,

Feryanto William Karo-karo, SP, dan seluruh dosen Departemen Agribisnis

atas pembelajaran keorganisasian, kepemimpinan, komunikasi, kordinasi, dan

administrasi Hipma 2009-2010.

8. Institut Pertanian Bogor yang telah memberikan beasiswa Bantuan Khusus

Mahasiswa kepada penulis.

Page 10: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

xi

9. Staf pelayanan akademik yang telah membantu penulis dalam urusan

administrasi serta seluruh staf Departemen Agribisnis.

10. Tiara Aulia Pradhina yang telah meluangkan waktu dan menyumbangkan

pikiran melalui pertanyaan, kritik, serta saran yang diberikan saat menjadi

pembahas seminar penulis.

11. Keluarga besar pasangan H. R. Rico Irfan Affiano dan Hj. Ida Yuliana Alka

karena telah berkenan memberikan tempat tinggal selama penulis menempuh

kuliah di IPB.

12. Teman-teman seperjuangan Sonic IPB (Bayu Cahyo Nugroho, Rido

Monthazeri, Yudhi Romansyah, Kusuma Ratih, Belinda Bunga Nagara, dan

Destya Kusuma Ariani) atas keceriaan, dukungan, dan doa yang diberikan.

13. Seluruh pengurus Hipma 2008-2009 dan 2009-2010 (Khususnya Hata, Ine,

Novi, Evy K, Leni, Ribut, Mayasari, Feby, Elva, Rozak, Ray, Syura, dan

Ridy) untuk pelajaran, kasih sayang, pengertian, dan dukungannya.

14. Teman-teman minor Matematika Keuangan dan Aktuaria (Ichfani, Meilina,

Wahyu, dan Hendra) atas semangat satu minor.

15. Seluruh teman-teman dan keluarga besar mahasiswa Departemen Agribisnis

angkatan 43 atas kebersamaan, kenangan, semangat, kasih sayang, dan

kekompakan kita selama penelitian sampai penulisan skripsi, serta mahasiswa

AGB 41, AGB 42, AGB 44, dan AGB 45.

16. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas

bantuannya.

Bogor, Maret 2010

Dhida Praja Sukmawan

Page 11: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

xii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xvii

I PENDAHULUAN ................................................................... 11.1 Latar Belakang .............................................................. 11.2 Perumusan Masalah ....................................................... 41.3 Tujuan ............................................................................ 81.4 Manfaat .......................................................................... 81.5 Ruang Lingkup .............................................................. 9

II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 102.1 Kayu Bundar Jati ........................................................... 102.2 Perum Perhutani ............................................................ 11

2.2.1 Kesatuan Bisnis Mandiri Pemasaran Kayu ...... 122.3 Penelitian Terdahulu ..................................................... 13

III KERANGKA PEMIKIRAN .................................................. 153.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ........................................ 15

3.1.1 Definisi Strategi ................................................ 153.1.2 Manajemen Strategi .......................................... 163.1.3 Konsep Pemasaran ............................................ 173.1.4 Strategi Pemasaran ................................ .......... 213.1.5 Definisi Visi dan Misi ....................................... 213.1.6 Analisis Lingkungan Perusahaan ...................... 22

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional .................................. 29

IV METODE PENILITAN ......................................................... 324.1 Lokasi dan Waktu .......................................................... 324.2 Metode Penentuan Sampel ............................................ 324.3 Desain Penelitian ........................................................... 324.4 Data dan Instrumentasi .................................................. 334.5 Metode Pengumpulan Data ........................................... 334.6 Metode Pengolahan Data .............................................. 344.7 Definisi Operasional ...................................................... 35

V DESKRIPSI KBM PEMASARAN KAYU I CIREBON ..... 435.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ........................ 435.2 Lokasi dan Keadaan Perusahaan ................................... 455.3 Visi dan Misi Perusahaan .............................................. 465.4 Struktur Organisasi Perusahaan .................................... 47

VI ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN ...................... 486.1 Analisis Lingkungan Internal ........................................ 48

6.1.1 Aspek Sumberdaya Manusia ............................ 486.1.2 Aspek Produksi dan Operasi ............................. 49

Page 12: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

xiii

6.1.3 Aspek Pemasaran .............................................. 506.1.4 Aspek Keuangan ............................................... 606.1.5 Aspek Manajemen ............................................ 616.1.6 Aspek Penelitian dan Pengembangan ............... 62

6.2 Analisis Lingkungan Eksternal ..................................... 636.2.1 Lingkungan Jauh ............................................... 636.2.2 Lingkungan Industri ......................................... 72

VII PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN ......................... 797.1 Tahap Pengumpulan Data (Input Stage) ....................... 79

7.1.1 Identifikasi Faktor Internal ............................... 797.1.2 Identifikasi Faktor Eksternal ............................ 827.1.3 Matriks IFE ....................................................... 867.1.4 Matriks EFE ...................................................... 88

7.2 Tahap Pencocokan (Matching Stage) ............................ 907.2.1 Matriks IE ......................................................... 907.2.2 Matriks SWOT ................................................. 92

7.3 Tahap Keputusan (Decision Stage) ............................... 967.3.1 Matriks QSP ..................................................... 96

VIII KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 988.1 Kesimpulan .................................................................... 988.2 Saran .............................................................................. 99

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 101

LAMPIRAN ......................................................................................... 103

Page 13: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Kontribusi (Share) Subsektor Kehutanan dalamPembentukan PDB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2009 (dalam persen) ............................................................... 1

2. Kawasan Hutan Negara Wilayah Kerja Perum PerhutaniTahun 2009 ............................................................................ 2

3. Luas per Masing-Masing Kelas Perusahaan di PerumPerhutani Tahun 2009 ............................................................ 3

4. Data Penjualan Kayu di KBM Pemasaran Kayu I CirebonTahun 2009 ............................................................................ 4

5. Data Persediaan Kayu di KBM Pemasaran Kayu I CirebonTahun 2009 ............................................................................ 5

6. Klasifikasi Tanaman Jati ........................................................ 10

7. Data Penelitian Terdahulu ...................................................... 14

8. Daftar Responden Internal Perum Perhutani KBMPemasaran Kayu I Cirebon, Jawa Barat Tahun 2010 ............ 33

9. Daftar Responden Eksternal Perum Perhutani KBMPemasaran Kayu I Cirebon, Jawa Barat Tahun 2010 ............ 34

10. Penilaian Bobot Faktor Internal Perusahaan .......................... 36

11. Penilaian Bobot Faktor Eksternal Perusahaan ....................... 36

12. Bentuk Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) ................ 38

13. Bentuk Matriks EFE (External Factor Evaluation) .............. 38

14. Bentuk Matriks SWOT .......................................................... 40

15. Bentuk Matriks QSP (Quantitative Strategic Planning) ....... 42

16. Data Sumberdaya Manusia Pegawai KBM PemasaranKayu I Cirebon Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun2010 ........................................................................................ 49

17. Spesifikasi Produk Kayu Bundar Jati di Pemasaran Kayu ICirebon Tahun 2010 .............................................................. 53

18. Perkembangan Ekspor dan Impor Hasil Hutan IndonesiaTahun 2003-2008 ................................................................... 68

19. Deforestasi Tujuh Pulau Besar di Indonesia Tahun 2001-2005 ........................................................................................ 70

20. Beberapa Daftar Perusahaan yang Menjual Kayu BundarJati di Pulau Jawa Tahun 2009 .............................................. 75

Page 14: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

xv

21. Perbandingan Harga Rata-rata Produk Subsitusi KayuBundar Jati Tahun 2009 ......................................................... 77

22. Matriks IFE KBM Pemasaran Kayu I Cirebon ...................... 87

23. Matriks EFE KBM Pemasaran Kayu I Cirebon ..................... 88

24. Matriks SWOT KBM Pemasaran Kayu I Cirebon ................ 95

25. Hasil QSPM KBM Pemasaran Kayu I Cirebon ..................... 97

Page 15: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

xvi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Persentase Penjualan Kayu Bundar di KBM PemasaranKayu I Cirebon Tahun 2009 .................................................. 5

2. Harga Jual Rata-rata Kayu Bundar Jati KBM PemasaranKayu I Cirebon Tahun 2006-2009 ......................................... 6

3. Volume Penjualan Kayu Bundar Jati KBM PemasaranKayu I Cirebon Tahun 2006-2009 ......................................... 7

4. Langkah-langkah Segmenting, Targeting, and Positioning(STP) ...................................................................................... 18

5. Bagan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ........................... 19

6. Kekuatan-kekuatan yang Mempengaruhi PersainganIndustri ................................................................................... 26

7. Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian StrategiPemasaran Kayu Bundar Jati (Tectona grandis) pada KBMPemasaran Kayu I Cirebon Jawa Barat .................................. 31

8. Bentuk Matriks Internal-Eksternal (IE) ................................. 39

9. Peta Wilayah Kerja KBM Pemasaran Kayu I Cirebon .......... 44

10. Prosedur Pemasaran Kayu Bundar Jati .................................. 50

11. Saluran Distribusi Penjualan Kayu Bundar Jati di KBMPemasaran Kayu I Cirebon .................................................... 54

12. Mekanisme Penjualan Kayu Bundar Jati di KBMPemasaran Kayu I Cirebon .................................................... 55

13. Kurs Mata Uang Rupiah Terhadap Dollar Tahun2006-2009 .............................................................................. 66

14. Tingkat Inflasi Indonesia Tahun 2006-2009 .......................... 67

15. Bentuk Matriks Internal-Eksternal (IE) KBM PemasaranKayu I Cirebon ....................................................................... 91

Page 16: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Data Nilai, Volume, dan Sisa Penjualan Kayu Bundar diKBM Pemasaran Kayu I Cirebon Tahun 2006-2009 ............. 104

2. Data Populasi Pembeli Kayu Bundar Jati di KBMPemasaran Kayu I Cirebon Tahun 2006-2009 ....................... 105

3. Daftar Nama Responden Pembeli Kayu Bundar Jati diKBM Pemasaran Kayu I Cirebon .......................................... 106

4. Struktur Organisasi Perum Perhutani KBM PemasaranKayu Unit III Jawa Barat dan Banten .................................... 108

5. Struktur Organisasi KBM Pemasaran Kayu I Cirebon,Jawa Barat .............................................................................. 109

6. Uraian Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang PejabatKBM Pemasaran Kayu I Cirebon .......................................... 110

7. Prosedur Pemasaran Kayu Bundar Jati di KBM PemasaranKayu I Cirebon ....................................................................... 116

8. Pengelompokan KPH Asal Kayu ........................................... 120

9. Harga Jual Dasar Kayu Bundar Jati Perum PerhutaniTahun 2010 ............................................................................ 121

10. Alur Pengajuan Sertifikasi Ekolabel Hutan di ForestStewardship Council (FSC) ................................................... 134

11. Hasil Pemberian Rating Faktor Internal ................................ 135

12. Hasil Pemberian Rating Faktor Eksternal .............................. 136

13. Hasil Pembobotan Faktor Internal Responden 1 ................... 137

14. Hasil Pembobotan Faktor Internal Responden 2 ................... 138

15. Hasil Pembobotan Faktor Internal Responden 3 ................... 139

16. Hasil Pembobotan Faktor Internal Rata-rata .......................... 140

17. Hasil Pembobotan Faktor Eksternal Responden 1 ................. 141

18. Hasil Pembobotan Faktor Eksternal Responden 2 ................. 142

19. Hasil Pembobotan Faktor Eksternal Responden 3 ................. 143

20. Hasil Pembobotan Faktor Eksternal Rata-rata ....................... 144

21. Nilai IFE Matriks IE KBM Pemasaran Kayu I Cirebon ........ 145

22. Nilai EFE Matriks IE KBM Pemasaran Kayu I Cirebon ....... 146

23. Hasil Attractiveness Score Responden 1 ............................... 147

24. Hasil Attractiveness Score Responden 2 ............................... 148

Page 17: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

xviii

25. Hasil Attractiveness Score Responden 3 ............................... 148

26. Hasil Attractiveness Score Rata-rata ...................................... 150

27. Hasil Total Attractiveness Score KBM Pemasaran Kayu ICirebon ................................................................................... 151

28. Data Hasil Kuisioner Responden Konsumen ......................... 152

29. Foto Dokumentasi .................................................................. 155

Page 18: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

1

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Globalisasi perdagangan dunia yang salah satunya ditandai dengan era

perdagangan ACFTA (ASEAN-China Free Trade Area) tahun 2010 membawa

dampak pada terciptanya suatu kondisi industri yang semakin luas dan kompetitif

pada negara-negara yang tergabung dalam bagian perdagangan tersebut.

Penghapusan berbagai hambatan perdagangan, seperti tarif dan non-tarif, proteksi,

serta peraturan-peraturan lain yang dinilai menghambat masuknya arus investasi

asing merupakan ancaman besar bagi perusahaan pada industri dalam negeri. Di

sisi lain, kondisi tersebut sekaligus merupakan peluang besar bagi perusahaan

untuk memasuki pasar ekspor luar negeri.

Salah satu industri di Indonesia yang telah berkontribusi bagi PDB

Indonesia serta telah memanfaatkan peluang ekspor di pasar luar negeri adalah

sub-sektor kehutanan (Tabel 1).

Tabel 1. Kontribusi (Share) Subsektor Kehutanan dalam Pembentukan PDBAtas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2009 (dalam persen)

Lapangan Usaha

Tahun

2007* 2008** 2009***

Jumlah JumlahTriwulan

I II III

Subsektor Kehutanan 0,91 0,81 0,73 0,84 0,81Sektor Pertanian, Peternakan,Kehutanan, dan Perikanan

13,71 14,40 15,64 15,57 16,30

Produk Domestik Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

PDB Tanpa Migas 89,45 89,35 92,76 92,84 92,46Catatan: Subsektor kehutanan hanya mencakup produk kehutanan dalam bentuk dasar, sepertikayu bundar (log), kayu bakar, rotan, bambu, dan lain-lain, sedangkan produk olahan lebih lanjuthasil hutan tercakup dalam PDB Sektor Industri Pengolahan.

Keterangan:* Angka sementara ** Angka sangat sementara *** Angka sangat sangat sementara

Sumber: Badan Pusat Statistik diacu dalam Eksekutif Data Strategis Kehutanan (2009), diolah

Perum Perhutani merupakan salah satu badan usaha milik negara (BUMN)

yang bergerak dalam industri kehutanan Indonesia. Perusahan ini memiliki

wilayah kerja yang meliputi kawasan hutan negara yang terdapat di wilayah

Page 19: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

2

Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur, dan Provinsi Jawa Barat dan Banten

dengan luas total 2.426.206 hektar (Tabel 2).

Tabel 2. Kawasan Hutan Negara Wilayah Kerja Perum Perhutani Tahun 2009

Unit Kerja ProvinsiHutan

Produksi(Ha)

HutanLindung

(Ha)

Total Luas*)(Ha)

Unit I Jawa Tengah 546.290 84.430 630.720Unit II Jawa Timur 809.959 326.520 1.136.479

Unit IIIJawa BaratBanten

349.64961.406

230.70817.244

580.35778.650

Jumlah 1.767.304 658.902 2.426.206Keterangan:*) = Luas tersebut tidak termasuk kawasan hutan suaka alam dan wisata yang dikelola oleh

Ditjen PHPA Departemen Kehutanan

Sumber: Perum Perhutani (2010)

Perum Perhutani sebagai BUMN yang berbentuk perusahaan umum,

dituntut untuk memerankan tiga fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi, sosial,

dan ekologi. Perusahaan ini sebagai aset pemerintah diharapkan mampu

memberikan kontribusi yang berarti bagi pemasukan negara. Di sisi lain,

perusahaan juga dituntut untuk mendukung pengembangan usaha kerakyatan,

khususnya bagi masyarakat di sekitar hutan. Perum Perhutani sebagai pengelola

hutan negara di Pulau Jawa dan Madura memiiki tanggung jawab untuk menjaga

keseimbangan ekosistem pada wilayah yang dikelolanya yang sesuai dengan salah

satu misi Perum Perhutani untuk menuju Pengelolaan Hutan Lestari (PHL)1.

Pengelolaan sumberdaya hutan di Perum Perhutani secara garis besar

terbagi ke dalam dua kelas perusahaan (KP), yaitu KP Jati dan KP Rimba. Hutan

yang dikelola umumnya didominasi KP Jati 1.240.558 hektar (50,73 persen) dan

KP Pinus 859.300 hektar (35,14 persen). Perincian luas per masing-masing kelas

perusahaan dapat dilihat pada Tabel 3.

1 [Anonimus]. 2010. Profil Perum Perhutani.http://www.perumperhutani.com/index.php?option=com_content&task=view&id=12&Itemid=29.[19 Pebruari 2010].

Page 20: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

3

Tabel 3. Luas per Masing-Masing Kelas Perusahaan di Perum Perhutani Tahun2009

No. Jenis Kelas Perusahaan Luas (Ha)Persentase

(%)1 Jati (Tectona grandis) 1.240.588 50,732 Pinus (Pinus merekusii) 859.300 35,143 Mahoni (Swietenia mahagoni) 102.842 4,214 Damar (Agathis sp) 100.896 4,135 Kayu Putih (Cajuput sp) 18.211 0,746 Sengon (Paraserianthes falcataria) 9.991 0,417 Meranti (Shorea sp) 13.860 0,578 Akasia (Acacia mangium) 22.485 0,929 Sonokeling (Dalbergia latifolia) 22.955 0,94

10 Kesambi/Indian lactree (Schleicera oleosa) 3.443 0,1411 Payau/Brackish tree 50.684 2,07

Total 2.445.225 100,00Sumber: Perum Perhutani (2010)

Perum Perhutani dalam menjalankan fungsi ekonominya, sejak tahun 2005

sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Direksi Perum Perhutani Nomor :

554/Kpts/Dir/2005 tanggal 26 September 2005 tentang Struktur Organisasi Perum

Perhutani telah mendirikan Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Pemasaran Kayu

Perum Perhutani yang bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pengelolaan

usaha bisnis perusahaan secara mandiri untuk meningkatkan pendapatan

perusahaan dengan inti pemasaran kayu. KBM Pemasaran Kayu III Jawa Barat

memiliki dua KBM Pemasaran Kayu, yaitu KBM Pemasaran Kayu I Cirebon dan

KBM Pemasaran Kayu II Bogor. KBM Pemasaran Kayu I Cirebon memiliki

wilayah kerja yang terdiri atas tujuh kesatuan pemangkuan hutan (KPH), yaitu

Ciamis, Garut, Indramayu, Majalengka, Sumedang, Kuningan, dan Tasikmalaya.

Sebagai salah satu unit pemasaran yang dimiliki oleh Perum Perhutani, KBM

Pemasaran Kayu I Cirebon juga harus menerapkan sistem Perhutani Customer

Care yang sedang difokuskan oleh pemasaran Perum Perhutani, seperti layanan

lelang e-market dan transaksi perdagangan langsung di tempat pelanggan guna

meningkatkan kepuasan konsumen, sehingga diperlukan perkembangan strategi

pemasaran yang akan direkomendasikan kepada Perum Perhutani KBM

Pemasaran Kayu I Cirebon sebagai salah satu unit pemasaran Perum Perhutani.

Page 21: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

4

1.2 Perumusan Masalah

KBM Pemasaran Kayu I Cirebon merupakan salah satu KBM milik Perum

Perhutani yang memiliki tanggung jawab terhadap penyelenggaraan pengelolaan

usaha bisnis perusahaan secara mandiri untuk meningkatkan pendapatan

perusahaan dengan inti pemasaran kayu di wilayah Ciamis, Garut, Tasikmalaya,

Kuningan, Sumedang, Majalengka, dan Indramayu. Adapun beberapa jenis kayu

yang dipasarkan di KBM Pemasaran Kayu I Cirebon antara lain adalah kayu

bundar jati, pinus, mahoni, puspa, agathis, sonokeling, sonobrit, sengon, accor

mangium, maesopsis, rasamala, accor, johar, jabon, dan kayu rimba lainnya

(Tabel 4).

Tabel 4. Data Penjualan Kayu di KBM Pemasaran Kayu I Cirebon Tahun 2009

No. Jenis KayuJumlah

m3 Rp1 Jati 55.809 127.369.276.7222 Pinus 16.145 10.317.431.6763 Mahoni 15.585 13.162.983.1384 Agathis 0 05 Sonokeling 70 79.771.7046 Sonobrit 328 203.030.8417 Sengon 346 97.488.4858 Accor Mangium 1.785 773.525.8329 Maesopsis 114 41.502.031

10 Rasamala 4 2.232.18711 Accor 290 118.153.28112 Johar 408 107.536.90613 Puspa 104 47.136.10314 Jabon 0 015 Rimba Lain 1.956 842.179.483

Total 92.944 153.517.942.388Sumber: Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu I Cirebon (2010), diolah

Adapun persediaan kayu yang dimiliki oleh KBM Pemasaran Kayu I

Cirebon dapat dilihat pada Tabel 5.

Page 22: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

5

Tabel 5. Data Persediaan Kayu di KBM Pemasaran Kayu I Cirebon Tahun2009

No. Jenis KayuPersediaanAwal (m3)

Pengoperan(m3)

Pengurangan(m3)

PersedianSiap Jual

(m3)1 Jati 60.492 1.195 466 58.8312 Pinus 16.145 0 0 16.1453 Mahoni 17.175 0 1.491 15.6844 Agathis 0 0 0 05 Sonokeling 80 8 0 726 Sonobrit 827 344 0 4837 Sengon 346 0 0 3468 Accor Mangium 1.785 0 0 1.7859 Maesopsis 114 0 0 114

10 Rasamala 4 0 0 411 Accor 290 0 0 29012 Johar 409 0 0 40913 Puspa 104 0 0 10414 Jabon 0 0 0 015 Rimba Lain 1.961 0 0 1.961

Total 99.732 1.547 1.957 96.228Sumber: Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu I Cirebon (2010), diolah

Data penjualan kayu pada Tabel 5 menunjukkan kayu bundar jati

menempati urutan penjualan pertama dengan kontribusi sebesar 83,16 persen dari

total penjualan kayu di KBM Pemasaran Kayu I Cirebon (Gambar 1).

Gambar 1. Persentase Penjualan Kayu Bundar di KBM Pemasaran Kayu ICirebon Tahun 2009Sumber: Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu I Cirebon (2010), diolah

6,74%

8,59%

Persentase Penjualan Kayu Bundar di KBM Pemasaran ICirebon Tahun 2009

5

Tabel 5. Data Persediaan Kayu di KBM Pemasaran Kayu I Cirebon Tahun2009

No. Jenis KayuPersediaanAwal (m3)

Pengoperan(m3)

Pengurangan(m3)

PersedianSiap Jual

(m3)1 Jati 60.492 1.195 466 58.8312 Pinus 16.145 0 0 16.1453 Mahoni 17.175 0 1.491 15.6844 Agathis 0 0 0 05 Sonokeling 80 8 0 726 Sonobrit 827 344 0 4837 Sengon 346 0 0 3468 Accor Mangium 1.785 0 0 1.7859 Maesopsis 114 0 0 114

10 Rasamala 4 0 0 411 Accor 290 0 0 29012 Johar 409 0 0 40913 Puspa 104 0 0 10414 Jabon 0 0 0 015 Rimba Lain 1.961 0 0 1.961

Total 99.732 1.547 1.957 96.228Sumber: Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu I Cirebon (2010), diolah

Data penjualan kayu pada Tabel 5 menunjukkan kayu bundar jati

menempati urutan penjualan pertama dengan kontribusi sebesar 83,16 persen dari

total penjualan kayu di KBM Pemasaran Kayu I Cirebon (Gambar 1).

Gambar 1. Persentase Penjualan Kayu Bundar di KBM Pemasaran Kayu ICirebon Tahun 2009Sumber: Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu I Cirebon (2010), diolah

83,16%

6,74%

8,59% 1,51%

Persentase Penjualan Kayu Bundar di KBM Pemasaran ICirebon Tahun 2009

Jati

Pinus

Mahoni

Rimba lainnya

5

Tabel 5. Data Persediaan Kayu di KBM Pemasaran Kayu I Cirebon Tahun2009

No. Jenis KayuPersediaanAwal (m3)

Pengoperan(m3)

Pengurangan(m3)

PersedianSiap Jual

(m3)1 Jati 60.492 1.195 466 58.8312 Pinus 16.145 0 0 16.1453 Mahoni 17.175 0 1.491 15.6844 Agathis 0 0 0 05 Sonokeling 80 8 0 726 Sonobrit 827 344 0 4837 Sengon 346 0 0 3468 Accor Mangium 1.785 0 0 1.7859 Maesopsis 114 0 0 114

10 Rasamala 4 0 0 411 Accor 290 0 0 29012 Johar 409 0 0 40913 Puspa 104 0 0 10414 Jabon 0 0 0 015 Rimba Lain 1.961 0 0 1.961

Total 99.732 1.547 1.957 96.228Sumber: Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu I Cirebon (2010), diolah

Data penjualan kayu pada Tabel 5 menunjukkan kayu bundar jati

menempati urutan penjualan pertama dengan kontribusi sebesar 83,16 persen dari

total penjualan kayu di KBM Pemasaran Kayu I Cirebon (Gambar 1).

Gambar 1. Persentase Penjualan Kayu Bundar di KBM Pemasaran Kayu ICirebon Tahun 2009Sumber: Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu I Cirebon (2010), diolah

Persentase Penjualan Kayu Bundar di KBM Pemasaran ICirebon Tahun 2009

Pinus

Mahoni

Rimba lainnya

Page 23: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

6

Data penjualan tahun 2009 pada Gambar 1 dapat dirata-ratakan harga jual

kayu bundar jati adalah sebesar Rp 2.282.232/m3. Jika dilihat dari data persedian

dan penjualan kayu di KBM Pemasaran Kayu I Cirebon, kayu bundar jati dengan

harga penjualan rata-rata Rp 2.282.232/m3 hanya terjual sebanyak 55.809 m3 dari

jumlah persediaan sebanyak 60.492 m3 dengan jumlah pengoperan sebanyak

1.195 m3 dan pengurangan sebanyak 466 m3. Dengan demikian, terdapat sisa

sebanyak 3.022 m3 kayu bundar jati yang belum terjual. Selain itu, dari data yang

didapatkan mulai dari tahun 2006 hingga 2009 terjadi kecenderungan peningkatan

harga jual rata-rata (Gambar 2).

Gambar 2. Harga Jual Rata-rata Kayu Bundar Jati KBM Pemasaran Kayu ICirebon Tahun 2006-2009Sumber: Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu I Cirebon (2010), diolah

Data yang didapatkan mulai dari tahun 2006 hingga 2009 terjadi

kecenderungan penurunan volume kayu bundar jati yang terjual di KBM

Pemasaran Kayu I Cirebon (Gambar 3).

2006 2007 2008 2009

AI Rp823.883,00 Rp836.232,00 Rp1.083.151,00 Rp1.341.456,00

AII Rp1.853.729,00 Rp1.717.598,00 Rp2.251.174,00 Rp2.658.676,00

AIII Rp3.521.904,00 Rp2.957.905,00 Rp3.330.543,00 Rp4.194.239,00

Gabungan Rp1.674.916,00 Rp1.422.769,00 Rp1.951.119,00 Rp2.382.518,00

Rp0,00Rp500.000,00

Rp1.000.000,00Rp1.500.000,00Rp2.000.000,00Rp2.500.000,00Rp3.000.000,00Rp3.500.000,00Rp4.000.000,00Rp4.500.000,00

Harg

a Ju

al R

ata-

rata

Kay

u Ja

ti

Harga Jual Rata-rata Kayu Bundar Jati di PerumPerhutani KBM Pemasaran Kayu I Cirebon

Page 24: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

7

Gambar 3. Volume Penjualan Kayu Bundar Jati KBM Pemasaran Kayu ICirebon Tahun 2006-2009Sumber: Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu I Cirebon (2010), diolah

Pemasaran kayu di setiap KBM Pemasaran Kayu milik Perum Perhutani

selalu memiliki target-target penjualan setiap tahunnya. Sumberdaya hutan yang

terbatas pada tujuh Kesatuan pemangkuan hutan (KPH) serta merujuk pada salah

satu misi Perum Perhutani yang memiliki prinsip Pengelolaan Hutan Lestari dan

daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS), maka terjadi trade off antara peraturan

yang menginginkan kelestarian hutan dengan target penjualan kayu yang

ditetapkan. Oleh sebab itu, diperlukan suatu strategi pemasaran yang baik agar

dapat mengatasi permasalahan tersebut serta untuk memaksimalkan pemasukan

pendapatan penjualan kayu tetapi tetap dapat meminimalisasi kerusakan hutan

lestasi.

Namun dari berbagai kendala tersebut, menunjukkan bahwa pemasaran

produk kayu bundar jati dipengaruhi oleh keadaan internal dan eksternal

perusahaan sehingga perkembangan strategi pemasaran fungsional yang

diturunkan dari strategi korporat yang telah ditetapkan menjadi suatu rekomendasi

kepada KBM Pemasaran Kayu I Cirebon agar sebaiknya mempertimbangkan

keadaan internal dan eksternal perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, maka

rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah:

53.357

0

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000Vo

lum

e Pe

njua

lan

(M3)

Volume Penjualan Kayu Bundar Jati di Perum PerhutaniKBM Pemasaran Kayu I Cirebon

7

Gambar 3. Volume Penjualan Kayu Bundar Jati KBM Pemasaran Kayu ICirebon Tahun 2006-2009Sumber: Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu I Cirebon (2010), diolah

Pemasaran kayu di setiap KBM Pemasaran Kayu milik Perum Perhutani

selalu memiliki target-target penjualan setiap tahunnya. Sumberdaya hutan yang

terbatas pada tujuh Kesatuan pemangkuan hutan (KPH) serta merujuk pada salah

satu misi Perum Perhutani yang memiliki prinsip Pengelolaan Hutan Lestari dan

daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS), maka terjadi trade off antara peraturan

yang menginginkan kelestarian hutan dengan target penjualan kayu yang

ditetapkan. Oleh sebab itu, diperlukan suatu strategi pemasaran yang baik agar

dapat mengatasi permasalahan tersebut serta untuk memaksimalkan pemasukan

pendapatan penjualan kayu tetapi tetap dapat meminimalisasi kerusakan hutan

lestasi.

Namun dari berbagai kendala tersebut, menunjukkan bahwa pemasaran

produk kayu bundar jati dipengaruhi oleh keadaan internal dan eksternal

perusahaan sehingga perkembangan strategi pemasaran fungsional yang

diturunkan dari strategi korporat yang telah ditetapkan menjadi suatu rekomendasi

kepada KBM Pemasaran Kayu I Cirebon agar sebaiknya mempertimbangkan

keadaan internal dan eksternal perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, maka

rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah:

53.357

87.215

67.565

2006 2007 2008

Tahun

Volume Penjualan Kayu Bundar Jati di Perum PerhutaniKBM Pemasaran Kayu I Cirebon

7

Gambar 3. Volume Penjualan Kayu Bundar Jati KBM Pemasaran Kayu ICirebon Tahun 2006-2009Sumber: Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu I Cirebon (2010), diolah

Pemasaran kayu di setiap KBM Pemasaran Kayu milik Perum Perhutani

selalu memiliki target-target penjualan setiap tahunnya. Sumberdaya hutan yang

terbatas pada tujuh Kesatuan pemangkuan hutan (KPH) serta merujuk pada salah

satu misi Perum Perhutani yang memiliki prinsip Pengelolaan Hutan Lestari dan

daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS), maka terjadi trade off antara peraturan

yang menginginkan kelestarian hutan dengan target penjualan kayu yang

ditetapkan. Oleh sebab itu, diperlukan suatu strategi pemasaran yang baik agar

dapat mengatasi permasalahan tersebut serta untuk memaksimalkan pemasukan

pendapatan penjualan kayu tetapi tetap dapat meminimalisasi kerusakan hutan

lestasi.

Namun dari berbagai kendala tersebut, menunjukkan bahwa pemasaran

produk kayu bundar jati dipengaruhi oleh keadaan internal dan eksternal

perusahaan sehingga perkembangan strategi pemasaran fungsional yang

diturunkan dari strategi korporat yang telah ditetapkan menjadi suatu rekomendasi

kepada KBM Pemasaran Kayu I Cirebon agar sebaiknya mempertimbangkan

keadaan internal dan eksternal perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, maka

rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah:

53.568

2009

Volume Penjualan Kayu Bundar Jati di Perum PerhutaniKBM Pemasaran Kayu I Cirebon

Page 25: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

8

1) Apa saja faktor-faktor internal dan ekstenal perusahaan yang mempengaruhi

pemasaran produk kayu bundar jati pada Perum Perhutani KBM Pemasaran

Kayu I Cirebon?

2) Bagaimana alternatif strategi pemasaran yang dapat diterapkan dalam

pemasaran produk kayu bundar jati Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu I

Cirebon berdasarkan analisis faktor-faktor internal dan eksternalnya?

3) Bagaimana urutan prioritas strategi pemasaran yang sebaiknya dilaksanakan

oleh Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu I Cirebon?

1.3 Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka tujuan

dari penelitian ini yaitu:

1) Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang

mempengaruhi pemasaran produk kayu bundar jati Perum Perhutani KBM

Pemasaran Kayu I Cirebon.

2) Merumuskan strategi pemasaran yang dapat direkomendasikan untuk

diterapkan pada produk kayu bundar jati Perum Perhutani KBM Pemasaran

Kayu I Cirebon.

3) Menentukan urutan prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran

produk kayu bundar jati Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu I Cirebon.

1.4 Manfaat

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini, yaitu:

1) Bagi peneliti, penelitian ini akan menambah wawasan dan kompetensi di

bidang strategi dan pemasaran agribisnis sehingga dapat menjadi bekal ketika

kelak berkecimpung dalam masyarakat khususnya di bidang agribisnis.

2) Bagi pihak Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu I Cirebon, penelitian ini

dapat menjadi bahan masukan atau rujukan bagi kegiatan pemasaran dan

penetapan strategi kebijakan produk kayu bundar jati sehingga diharapkan

dapat meningkatkan penjualan produk dan menambah keuntungan

perusahaan.

Page 26: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

9

3) Bagi masyarakat umum, penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai

produk kayu bundar jati dan proses pemasarannya sehingga dapat menjadi

referensi nantinya.

1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis strategi bisnis dan

bauran pemasaran produk kayu bundar jati dalam kondisi internal dan eksternal

yang dihadapi Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu I Cirebon. Produk yang

diteliti strategi pemasarannya adalah produk kayu bundar jati sebagai salah satu

produk kayu yang dipasarkan oleh Perum Perhutani Pemasaran Kayu I Cirebon,

sedangkan produk jenis kayu lainnya, seperti kayu mahoni, pinus, sengon, puspa,

dan lain sebagainya tidak diteliti. Perumusan strategi dan keadaan internal dan

eksternal perusahaan berdasarkan keadaan perusahaan saat ini. Rumusan strategi

yang baru dapat membuat Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu I Cirebon

dapat mencapai tujuannya.

Penelitian ini merupakan tahapan strategi fungsional di bidang pemasaran

pada Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu I Cirebon yang merupakan

pengembangan dari strategi korporat di bidang pemasaran yang telah ditentukan

oleh Perum Perhutani sebelumnya dengan alasan adanya keterbatasan teknis pada

penelitian kali ini. Selain itu, penelitian ini terbatas pada tahap pemberian

alternatif prioritas strategi pemecahan masalah, sedangkan aplikasi, implementasi,

dan evaluasi diserahkan kepada pihak manajemen Perum Perhutani KBM

Pemasaran Kayu I Cirebon. Penelitian ini juga menganalisis data berdasarkan

perspektif responden dari internal dan eksternal Perum Perhutani KBM

Pemasaran Kayu I Cirebon.

Page 27: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

10

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kayu Bundar Jati

Kayu bundar jati merupakan kayu kelas satu karena kekuatan, keawetan

dan keindahannya. Secara teknis, kayu bundar jati memiliki kelas kekuatan I dan

kelas keawetan I. Kayu ini sangat tahan terhadap serangan rayap. Meskipun keras

dan kuat, kayu bundar jati mudah dipotong dan dikerjakan, sehingga disukai

untuk membuat furniture dan ukir-ukiran. Kayu yang diampelas halus memiliki

permukaan yang licin dan seperti berminyak. Pola-pola lingkaran tahun pada kayu

tampak jelas, sehingga menghasilkan gambaran yang indah.

Menurut Dalimunthe (2005), jati termasuk dalam famili Lamiaceae, ordo

Lamiales dengan daerah penyebarannya di Asia Tenggara, seperti Myanmar,

India, Thailand, dan Vietnam. Di Indonesia penyebarannya terutama di Pulau

Jawa, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, Maluku, dan

Lampung (Martawijaya dkk. 1995). Adapun klasifikasi tanaman jati dapat dilihat

pada Tabel 6.

Tabel 6. Klasifikasi Tanaman Jati2

Kingdom PlantaeSub-Kingdom TracheobiontaSuper-Division SpermatophytaDivision MagnoliophytaClass MagnoliopsidaSub-Class AsteridaeOrdo LamialesFamily LamiaceaeGenus TectonaSpecies Tectona grandis L. f.

Sumber: Plantamor (2010)

Kayu bundar jati memiliki beberapa karakteristik, yaitu warna kayu

terasnya berwarna kuning emas kecoklatan sampai merah kecoklatan dan mudah

dibedakan dengan kayu gubalnya berwarna putih agak keabu-abuan. Kayu bundar

jati memiliki dekoratif yang indah berkat jelasnya lingkaran tumbuh (Mandang

dan Pandit 1997).

2 [Anonimus]. 2010. Jati (Tectona grandis L. f.).http://www.plantamor.com/index.php?plant=1233. [13 Maret 2010].

Page 28: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

11

Jati tumbuh dengan baik pada tanah yang sarang, terutama pada tanah

yang mengandung kapus. Jenis ini tumbuh di daerah dengan musim kering yang

nyata, dan pada ketinggian di bawah 700 m di atas permukaan laut. Jati tumbuh

baik di daerah beriklim tropik panas dan lembab, namun pertumbuhannya dapat

optimal bila berada pada daerah beriklim monsun dengan curah hujan antara

1.200-2.000 mm/tahun (Martawijaya dkk. 1995).

Dalam industri kayu, jati diolah menjadi venir (veneer) untuk melapisi

wajah kayu lapis mahal, serta dijadikan keping-keping parket (parquet) penutup

lantai. Selain itu, kayu bundar jati juga diekspor ke mancanegara dalam bentuk

furniture.

2.2 Perum Perhutani

Sejarah pengelolaan hutan di Pulau Jawa dan Madura dimulai sejak zaman

pemerintahan Belanda dengan perkembangan pengelolaan yang cukup panjang.

Pada masa Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Deandels, pada awal tahun 1800-

an dibangun hutan tanaman khususnya jati yang selanjutnya pada tahun 1986

mengeluarkan undang-undang kehutanan untuk daerah Jawa dan Madura. Pada

masa periode inilah pengelolaan hutan (timber management) dimulai.

Perum Perhutani menjadi badan usaha milik negara (BUMN) pada tahun

1972 berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 15 tahun 1972 dengan

wilayah kerja pada awalnya kawasan hutan negara di Jawa Tengah dan Jawa

Timur. Berdasarkan PP nomor 2 tahun 1978, kawasan wilayah kerjanya diperluas

hingga kawasan hutan negara di Provinsi Jawa Barat. Perum Perhutani

mengemban tugas dan tanggung jawab pengelolaan hutan di Pulau Jawa, dengan

wilayah hutan yang dikelola seluas 2,426 juta hektar, terdiri dari hutan produksi

seluas 1,767 juta hektar dan sisanya hutan lindung.

Pada tahun 1986, Perum Perhutani mengalami penyesuaian sebagaimana

diamanatkan PP nomor 36 tahun 1986 tentang Perusahaan Umum Kehutanan

Negara (Perum Perhutani) dan disempurnakan kembali melalui penetapan PP

nomor 53 tahun 1999 tentang Perusahaan Umum Kehutanan Negara (Perum

Perhutani). Akan tetapi, sesuai PP nomor 14 tahun 2001, Pemerintah menetapkan

Perhutani sebagai BUMN dengan bentuk Perseroan Terbatas (PT). Dengan

berbagai pertimbangan dari segala aspek, keberadaan Perhutani sebagai perseroan

Page 29: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

12

dikembalikan menjadi perum berdasarkan PP nomor 30 tahun 2003. Dalam

operasionalnya Perum Perhutani di bawah koordinasi Kementerian Negara

BUMN dan dengan bimbingan teknis dari Departemen Kehutanan. Dalam

menjalankan tugasnya Perum Perhutani dipimpin oleh Direksi yang bertanggung

jawab atas kepengurusan perusahaan dan Dewan Pengawas yang bertugas

melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi.

Sesuai dengan SK Nomor : 17/Kpts/Dir/2009 tanggal 9 Januari 2009, visi

dan misi Perum Perhutani adalah sebagai berikut:

Visi Perum Perhutani

Menjadi pengelola hutan lestari untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Misi Perum Perhutani

1) Mengelola sumberdaya hutan dengan prinsip Pengelolaan Hutan Lestari

berdasarkan karakteristik wilayah dan daya dukung Daerah Aliran Sungai

(DAS) serta meningkatkan manfaat hasil hutan kayu dan bukan kayu,

ekowisata, jasa lingkungan, agroforestri serta potensi usaha berbasis

kehutanan lainnya guna menghasilkan keuntungan untuk menjamin

pertumbuhan perusahaan secara berkelanjutan.

2) Membangun dan mengembangkan perusahaan, organisasi serta sumberdaya

manusia perusahaan yang modern, profesional dan handal serta

memberdayakan masyarakat desa hutan melalui pengembangan lembaga

perekonomian koperasi masyarakat desa hutan atau koperasi petani hutan.

3) Mendukung dan turut berperan serta dalam pembangunan wilayah secara

regional dan nasional, serta memberikan kontribusi secara aktif dalam

penyelesaian masalah lingkungan regional, nasional, dan internasional.

2.2.1 Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Pemasaran Kayu

Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Pemasaran Kayu Perum Perhutani

dibentuk atas dasar Surat Keputusan (SK) Direksi Perum Perhutani Nomor :

554/Kpts/Dir/2005 tanggal 26 September 2005 tentang Struktur Organisasi Perum

Perhutani. Tugas dan kewenangan KBM Pemasaran Kayu adalah bertanggung

jawab terhadap penyelenggaraan pengelolaan usaha bisnis perusahaan secara

mandiri untuk meningkatkan pendapatan perusahaan dengan inti pemasaran kayu.

Page 30: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

13

Dalam menjalankan tugasnya Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Pemasaran Kayu

dipimpin oleh seorang General Manager yang dibantu oleh beberapa orang

Manager pada setiap wilayahnya. Secara manajerial Manager bertanggung jawab

dan melapor pelaksanaan tugasnya kepada General Manager, sedangkan General

Manager bertanggung jawab dan melapor pelaksanaan tugasnya kepada Kepala

Unit.

2.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan judul “Strategi Pemasaran

Kayu Bundar Jati (Tectona grandis) pada Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu

I Cirebon, Jawa Barat” memiliki persamaan dengan penelitian-penelitian di atas,

yaitu mengenai strategi. Pada penelitian Pratama (2006) memiliki kesamaan pada

perusahaan yang diteliti di Perum Perhutani. Akan tetapi, perbedaannya adalah

lokasi tempat penelitian yang dilakukan, ruang lingkup tempat penelitian, dan

metode alat analisis yang digunakan menggunakan BSC sehingga manfaat yang

diperoleh untuk penelitian ini adalah gambaran umum mengenai Perum Perhutani.

Pada penelitian Siwang (2009) dan Styowati (2008) memiliki kesamaan pada alat

analisis matriks SWOT dan matriks IE serta QSPM. Perbedaannya adalah lokasi

tempat penelitian yang dilakukan dan ruang lingkup tempat penelitian sehingga

manfaat yang diperoleh untuk penelitian ini adalah mengenai konsep formulasi

strategi dengan menggunakan matriks IFE, EFE, IE, SWOT, dan QSP. Pada

penelitian Rahartanti (2009) dan Purnama (2009) memiliki kesamaan mengenai

analisis prioritas strategi pemasaran. Perbedaannya adalah lokasi tempat

penelitian yang dilakukan, ruang lingkup tempat penelitian, produk yang diteliti,

dan metode alat analisis yang digunakan menggunakan AHP serta jenis responden

yang diambil sehingga manfaat yang diperoleh untuk penelitian ini adalah

mengenai perbandingan keunggulan dan kelemahan antara penggunaan QSPM

dengan AHP bagi penelitian strategi pemasaran. Hal tersebut yang dapat

membedakan penelitian ini dengan penelitian lainnya. Pada penelitian ini yang

menjadi objek penelitian adalah kayu bundar jati pada Perum Perhutani KBM

Pemasaran Kayu I Cirebon dengan menggunakan alat analisis QSPM untuk dapat

mengetahui urutan prioritas dari beberapa alternatif strategi pemasaran yang

diperlukan oleh perusahaan (Tabel 7).

Page 31: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

14

Tabel 7. Data Penelitian TerdahuluNama

PenulisTahun Judul Penelitian Metode Perbedaan

ArryAdityaPratama

2006

Analisis ManajemenStrategis denganPendekatan BalancedScorecare (BSC) padaPerum Perhutani, Jakarta

- SWOT- BSC

- Ruanglingkup

- Metode BSC

Dwi JuliStyowati

2008

Strategi Pemasaran MebelKayu: Studi Kasus diSentra Industri KecilPondok Bambu, JakartaTimur

- Regresi- IFE- EFE- SWOT- IE

- Lokasi- Metode

Regresi

HaryPurnama

2009

Strategi PemasaranAgrowisata Kebun BuahPlantera Fruit Paradise,Kabupaten Kendal, JawaTengah

- AHP- Lokasi- Metode

AHP

RatnaSogianSiwang

2009

Analisis StrategiPemasaran Produk SusuKuda Organik“Asambugar” UKM DianaHermawati, Parung, Bogor

- IFE- EFE- SWOT- IE- QSPM

- Lokasi

RinaYoanitaRahartanti

2009

Analisis PengambilanKeputusan PrioritasStrategi Pemasaran KopiHerbal Oriental CoffeeVitacinno pada CVAgrifamili Renanthera,Kabupaten Bogor, JawaBarat

- AHP- Lokasi- Metode

AHP

Page 32: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

15

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1 Definisi Strategi

Menurut David (2006), strategi merupakan alat untuk mencapai sasaran

jangka panjang. Strategi dapat dikatakan sebagai sarana yang digunakan untuk

mencapai tujuan akhir. Strategi generik dibagi menjadi empat, yaitu:

1) Strategi Integrasi

Strategi ini memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para

distributor, pemasok, atau pesaing yang terdiri atas strategi:

a) Integrasi ke depan, yaitu memiliki atau meningkatkan kendali atas

distributor atau pengecer.

b) Integrasi ke belakang, yaitu mencoba memiliki atau meningkatkan kendali

atas perusahaan pemasok.

c) Integrasi horizontal, yaitu mencoba memiliki atau meningkatkan kendali

atas para pesaing.

2) Strategi Intensif

Strategi ini memerlukan strategi yang intensif untuk meningkatkan

posisi persaingan perusahaan dengan produk yang ada terdiri atas strategi:

a) Penetrasi pasar, yaitu mencari pangsa pasar yang lebih besar dari produk

atau jasa yang sudah ada sekarang melalui usaha pemasaran yang lebih

giat.

b) Pengembangan pasar, yaitu memperkenalkan produk atau jasa yang sudah

ada ke wilayah geografi baru.

c) Pengembangan produk, yaitu mencoba meningkatkan penjualan dengan

memperbaiki produk atau jasa yang sudah ada atau mengembangkan yang

baru.

3) Strategi Diversifikasi

Istilah diversifikasi mengacu pada sekelompok bentuk strategi yang

berbeda-beda. Hal ini dapat mengacu pada perubahan produk, pasar, atau

fungsi yang terdiri atas strategi:

a) Diversifikasi konsentrik, yaitu menambah produk atau jasa baru tetapi

masih terkait.

Page 33: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

16

b) Diversifikasi konglomerat, yaitu menambah produk atau jasa baru yang

tidak terkait kepada pelanggan baru.

c) Diversifikasi horizontal, yaitu menambah produk atau jasa baru yang tidak

terkait kepada pelanggan yang sudah ada.

4) Strategi Divestasi

Strategi divestasi adalah strategi yang memiliki ciri-ciri utama dimana

perencana strategi bereaksi terhadap tekanan lingkungan akibat keadaan yang

memaksa yang terdiri atas strategi:

a) Rasionalisasi biaya, yaitu merestrukturisasi dengan cara mengurangi biaya

dan aset agar bisa meningkatkan penjualan dan keuntungan.

b) Divestasi, yaitu menjual suatu divisi atau bagian dari suatu organisasi

untuk meningkatkan modal yang selanjutnya digunakan untuk akuisisi

atau investasi strategis lebih lanjut.

c) Likuidasi, yaitu menjual semua aset sebuah perusahaan secara bertahap

sesuai dengan nilai nyata aset tersebut.

3.1.2 Manajemen Strategi

Pearce dan Robinson (2009), manajemen strategi adalah sekumpulan

keputusan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan

(implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran

perusahaan. Sejalan dengan itu, David (2006) mendefinisikan manajemen strategi

sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi

keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuan.

Adapun tiga tahapan manajemen strategi tersebut, yaitu:

1) Formulasi Strategi

Formulasi strategi mencakup upaya untuk mengembangkan misi

bisnis, mengenali peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menetapkan

kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, menetapkan obyektif jangka

panjang, menghasilkan strategi alternatif, dan memilih strategi tertentu untuk

dilaksanakan. Kerangka kerja perumusan strategi perusahaan terdiri atas

tahap input (input stage), tahap pencocokan (matching stage), dan tahap

keputusan (decision stage).

Page 34: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

17

2) Implementasi Strategi

Tahapan ini mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan

tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan

sumberdaya sehingga strategi yang telah dirumuskan dapat berjalan.

3) Evaluasi Strategi

Tahapan terakhir dalam manajemen strategi mencakup upaya

meninjau ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi saat

ini, mengukur kinerja, dan mengambil tindakan korektif.

3.1.3 Konsep Pemasaran

Philip Kotler (2009) mengartikan pemasaran sebagai suatu proses sosial,

dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan atau

inginkan dengan menciptakan dan mempertahankan produk atau jasa serta nilai

dengan individu dan kelompok lainnya sehingga kegiatan pemasaran merupakan

kegiatan yang berbeda dengan penjualan, transaksi, atau perdagangan.

Dalam konteks penyusunan strategi, pemasaran memiliki dua dimensi,

yaitu dimensi saat ini dan dimensi yang akan datang. Dimensi saat ini berkaitan

dengan hubungan yang telah ada antara perusahaan dengan lingkungannya,

sedangkan dimensi masa yang akan datang mencakup hubungan dimasa akan

datang yang diharapkan terjalin dengan program tindakan yang diperlukan untuk

mencapai tujuan tersebut.

1) Segmenting, Targeting, and Positioning (STP)

Keberhasilan pemasaran berawal dari perencanaan pemasaran yang

baik. Perencanaan pemasaran merupakan pedoman dalam pelaksanaan

kegiatan pemasaran. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

perencanaan pemasaran, antara lain adalah menetapkan pembeli yang

dijadikan target, memperkirakan jumlah penjualan, serta menyusun berbagai

kombinasi kebijakan pemasaran untuk mencapai target penjualan yang

ditentukan dengan cara mensegmentasi pasar.

Inti dari pemasaran strategis modern terdiri atas tiga langkah pokok,

yaitu segmentasi, penentuan pasar sasaran, dan positioning. Ketiga langkah

ini sering disebut STP (Segmenting, Targeting, and Positioning). Langkah

pertama adalah segmentasi pasar, yakni mengidentifikasi dan membentuk

Page 35: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

18

kelompok pembeli yang terpisah-pisah yang membutuhkan produk atau

bauran pemasaran tersendiri. Langkah kedua targeting atau penentuan pasar

sasaran, yaitu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar untuk dimasuki

maupun dilayani. Langkah ketiga adalah positioning, yaitu tindakan

membangun dan mengkomunikasikan manfaat produk yang istimewa dari

produk di dalam pasar. Langkah-langkah STP dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Langkah-langkah Segmenting, Targeting, and Positioning (STP)Sumber: Kotler (2009)

2) Bauran Pemasaran

Kotler (2009) mendefinisikan marketing mix atau bauran pemasaran

sebagai serangkaian variabel yang dapat dikontrol dan tingkat variabel yang

digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi pasaran yang menjai

sasaran. Beberapa variabel yang dapat digunakan untuk mempengaruhi

tanggapan pembeli antara lain adalah variabel produk, harga, tempat atau

saluran distribusi, dan promosi, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 5.

Segmenting

• Mengidentifikasivariabelsegmentasi dansegmentasi pasar.

• Mengembangkanbentuk segmenyangmenguntungkan.

Targeting

• Mengevalusidaya tarikmasing-masingsegmen.

• Memilihsegmen yangmenguntungkan.

Positioning

• Mengidentifikasipositioning yangmungkin untukmasing-masingsegmen.

• Memilih danmengkomunikasikan positioningyang terpilih.

Page 36: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

19

Gambar 5. Bagan Bauran Pemasaran (Marketing Mix)Sumber: Kotler (2009)

Bauran pemasaran atau marketing mix bagi produk barang biasa

disebut dengan 4P, yaitu:

a) Product Mix (Bauran Produk)

Keputusan mengenai kebijakan produk yang perlu diperhatikan

adalah mengenai model, merek, label, dan kemasan. Ada beberapa

kemungkinan strategi, seperti membuat model tertentu sebagai ciri atau

seluruh produk yang dipasarkan perusahaan. Membuat merek yang

berlainan untuk produk yang sama yang ditawarkan atau membuat merek

tersendiri untuk setiap jenis produk. Strategi kemasan hendaknya

diarahkan untuk terciptanya manfaat tambahan, seperti menambah

ketahanan perlindungan kualitas, mempunyai efek promosi, sedangkan

keputusan mengenai label hendaknya memperjelas informasi kepada

konsumen, mempunyai efek promosi, dan lain sebagainya.

Product MixKeanekaragaman produkKualitasDesainBentukMerekKemasanUkuranPelayananJaminanPengembalian

Place MixSaluranRuang lingkupPenyortiranLokasiPersediaanPengangkutan

Price MixDaftar hargaRabatPotonganSyarat kreditJangka waktuPembayaran

Promotion MixPromosi penjualanIklanUsaha penjualanHubungan masyarakatPemasaran langsung

BauranPemasaran

Pasar Sasaran

Page 37: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

20

b) Price Mix (Bauran Harga)

Keputusan tentang harga jual mempunyai implikasi yang cukup

luas bagi perusahaan maupun konsumen. Harga yang terlalu tinggi dapat

menimbulkan kemungkinan menurunnya daya saing. Sebaliknya, harga

rendah dapat menyebabkan kerugian, khususnya bila biaya meningkat.

Menurut Amir (2005), terdapat beberapa metode penetapan harga, yaitu:

i) Competitor-based Pricing, yaitu penetapan harga berdasarkan harga

yang ditetapkan oleh pesaing, apakah di bawah, di atas, atau sama

dengan harga pesaing.

ii) Cost-based Pricing, yaitu penetapan harga berdasarkan biaya yang

dibutuhkan dalam menghasilkan produk tersebut.

iii) Value-based Pricing, yaitu penetapan harga produk berdasakan nilai

yang terkandung dari produk tersebut. Penetapan harga ini sangat

cocok untuk produk yang inovatif.

c) Place Mix (Bauran Tempat atau Saluran Distribusi)

Keputusan saluran mempengaruhi dua hal, yaitu jangkauan

penjualan dan biaya. Setiap alternatif saluran yang dipilih jelas

dipengaruhi unsur-unsur lain yang terdapat dalam bauran pemasaran

perusahaan, seperti tujuan yang ingin dicapai, ciri-ciri pasar yang

dijadikan sasaran, dan karakteristik produk yang ditawarkan. Terdapat

beberapa alternatif yang mungkin dipilih perusahaan dalam

mendistribusikan produknya kepada konsumen, yaitu:

i) ProdusenKonsumen

ii) ProdusenPedagang pengecerKonsumen

iii) ProdusenPedagang besarPedagang pengecerKonsumen

iv) ProdusenAgenPedagang besarPedagang pengecerKonsumen

d) Promotion Mix (Bauran Promosi)

Kebijakan bauran pemasaran akan lebih berhasil jika prorgam telah

dikomunikasikan dengan cara yang terbaik. Mengkomunikasikan program

perusahaan kepada masyarakat atau konsumen dapat dilakukan dengan

empat variabel, yaitu:

Page 38: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

21

i) Periklanan, yaitu bentuk presentasi dan promosi non-pribadi tentang

ide, barang, dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu.

ii) Personal selling, yaitu presentasi lisan dalam suatu percakapan

dengan satu calon pembeli atau lebih yang ditujukan untuk

menciptakan penjualan.

iii) Publisitas, yaitu pendorong permintaan secara non-pribadi untuk suatu

produk, jasa, atau ide dengan menggunakan berita komersial di dalam

media massa dan sponsor tidak dibebani sejumlah bayaran secara

langsung.

iv) Promosi penjualan, yaitu kegiatan pemasaran selain personal selling,

periklanan, dan publisitas yang dapat mendorong pembelian

konsumen dan efektifitas pengecer.

3.1.4 Strategi Pemasaran

Menurut Wirawan (2009) dalam tesisnya menyatakan strategi pemasaran

adalah himpunan azas yang secara tepat, konsisten, dan layak dilaksanakan oleh

perusahaan guna mencapai sasaran pasar yang dituju dalam jangka panjang dan

tujuan perusahaan jangka panjang, dalam situasi persaingan tertentu. Dalam

strategi pemasaran terdapat strategi acuan berupa bauran pemasaran (marketing

mix) yang menetapkan komposisi terbaik dari empat komponen pemasaran untuk

dapat mencapai sasaran pasar yang dituju sekaligus mencapai tujuan dan sasaran

perusahaan.

Suatu sistem pemasaran dikatakan baik apabila sistem tersebut

memberikan manfaat yang sama baiknya bagi setiap pelaku pasar, yaitu produsen

dan lembaga pemasaran, manfaat tersebut berupa marjin keuntungan yang

dianggap pantas menurut korbanan-korbanan yang dikeluarkan, sedangkan bagi

konsumen manfaat tersebut adalah berupa kegunaan (utility) yang diperoleh

sesuai dengan harga riil yang harus dikeluarkan untuk mengkonsumsi suatu

komoditas (Limbong 1999).

3.1.5 Definisi Visi dan Misi

Visi adalah kemampuan untuk melihat wawasan ke masa depan dan

mencoba mengantisipasinya demi menghindari kegagalan dalam mewujudkan

Page 39: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

22

misi dan sasaran yang hendak dicapai organisasi atau perusahaan, filsafat singkat

yang mendefinisikan arah yang akan ditempuh suatu organisasi atau perusahaan

(Marbun 2003). Cita-cita masa depan yang ada dalam benak pendiri yang kira-

kira mewakili seluruh anggota perusahaan disebut visi, sedangkan misi adalah

penjabaran secara tertulis mengenai visi agar menjadi mudah dimengerti atau jelas

bagi seluruh staf perusahaan (Umar 2003)

Misi perusahaan merupakan pernyataan atau rumusan umum yang luas dan

bersifat tahan lama tentang keinginan atau maksud perusahaan (Pearce dan

Robinson 2009). Misi ini mengandung filosofi bisnis dari para pengambil

keputusan strategis perusahaan, menyiratkan citra yang ingin dipancarkan

perusahaan, mencerminkan konsep diri perusahaan, dan mengindikasikan bidang

produk dan jasa utama perusahaan, serta kebutuhan utama pelanggan yang akan

dipengaruhi oleh perusahaan.

3.1.6 Analisis Lingkungan Perusahaan

Perusahaan sebagai suatu sistem akan berkaitan dengan sekumpulan faktor

tertentu yang dapat mempengaruhi arah dan kebijakan perusahaan dalam

mengelola bisnisnya agar dapat bertahan hidup dan berkembang. Lingkungan

yang mempengaruhi perusahaan tersebut dibagi menjadi dua, yaitu lingkungan

internal dan eksternal.

3.1.6.1 Analisis Lingkungan Internal

Menurut Pearce dan Robinson (2009), lingkungan internal memiliki dua

komponen, yaitu kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) yang

digunakan untuk mengembangkan serangkaian langkah strategi bagi perusahaan.

Tujuan menganalisis lingkungan internal adalah untuk dapat menilai kekuatan dan

kelemahan dalam mencapai tujuan perusahaan. Menurut Umar (2003), bidang

fungsional yang menjadi variabel dalam analisis internal antara lain adalah:

1) Manajemen

Fungsi manajeman terdiri atas lima aktivitas dasar, yaitu perencanaan,

pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf, dan pengendalian.

Perusahaan perlu memiiki manajemen atas sumberdaya yang dimilikinya agar

Page 40: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

23

mampu mengembangkan dan meningkatkan berbagai potensi yang ada untuk

kemajuan perusahaan.

2) Pemasaran

Philip Kotler (2009) menyebutkan pemasaran adalah mengidentifikasi

dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial, yaitu memenuhi kebutuhan

dengan cara yang menguntungkan. Beberapa fungsi yang terkait dengan

pemasaran, antara lain aspek produk (product), harga (price), distribusi

(place), dan promosi (promotion) yang tergabung dalam bauran pemasaran

4P.

3) Keuangan atau Akuntansi

Umar (2003) menyatakan aspek keuangan/akuntansi adalah

kemampuan perusahaan memupuk modal jangka pendek dan jangka panjang,

beban yang harus ditanggung perusahaan sebagai upaya memperoleh modal

tambahan, hubungan baik dengan penanam modal dan pemegang saham,

pengelolaan keuangan, struktur modal kerja, harga jual produk, pemantauan,

penyebab inefisiensi, dan sistem akunting yang andal.

4) Produksi atau Operasi

Menurut Roger Schroeder diacu dalam David (2006) menyatakan

manajemen produksi/operasi terdiri atas lima area keputusan atau fungsi,

yaitu proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja, dan kualitas. Fungsi

produksi/operasi dari suatu bisnis terdiri atas semua aktivitas yang mengubah

input menjadi barang dan jasa.

5) Sumberdaya Manusia

Menurut Umar (2003), beberapa faktor yang perlu diperhatikan pada

aspek sumberdaya manusia, antara lain langkah-langkah yang jelas mengenai

manajemen sumberdaya manusia, keterampilan dan motivasi kerja,

produktivitas, dan sistem imbalan.

6) Penelitian dan Pengembangan Produk

Penelitian dan pengembangan biasanya diarahkan pada produk-produk

baru sebelum pesaing melakukannya. Hal tersebut dilakukan untuk

meningkatkan pemasaran serta mendapatkan keunggulan dari biaya melalui

efisiensi.

Page 41: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

24

3.1.6.2 Analisis Lingkungan Eksternal

Tujuan dari analisis lingkungan eksternal adalah mengembangkan daftar

peluang yang dapat dimanfaatkan perusahaan dan ancaman yang harus dihindari.

Perusahaan harus dapat menanggapi dengan baik peluang dan ancaman yang ada

dengan merumuskan strategi yang memanfaatkan peluang eksternal atau dengan

meminimalkan dampak ancaman potensial. Menurut Pearce dan Robinson (2009),

ada dua kategori faktor-faktor yang terdapat dalam lingkungan eksternal, yaitu:

1) Lingkungan Jauh

Lingkungan jauh ini tersusun atas serangkaian kekuatan yang timbul

dan berada di luar jangkauan serta biasanya terlepas dari situasi operasional

perusahaan. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi perusahaan dengan

memberikan peluang, ancaman, dan kendala terhadap perusahaan dalam

menjalankan usahanya. Akan tetapi, secara individu, perusahaan tidak dapat

mempengaruhi lingkungan jauh ini. Faktor-faktor utama yang termasuk ke

dalam lingkungan jauh antara lain adalah:

a) Faktor Politik

Faktor ini menentukan parameter legal dan regulasi yang

membatasi operasi perusahaan. Kendala politik dikenakan pada

perusahaan melalui keputusan tentang perdagangan yang adil, undang-

undang anti-trust, program perpajakan, ketentuan upah minimum,

kebijakan tentang polusi dan penetapan harga, batasan administratif,

perlindungan terhadap pekerja, konsumen, masyarakat umum, dan

lingkungan.

b) Faktor Ekonomi

Menurut Pearce dan Robinson (2009), faktor ekonomi berkaitan

dengan sifat dan arah sistem ekonomi tempat suatu perusahaan beroperasi.

Dalam sistem ekonomi, perusahaan harus mempertimbangkan beberapa

hal, yaitu ketersediaan kredit secara umum, tingkat penghasilan yang

dibelanjakan, kecenderungan belanja masyarakat, suku bunga primer, dan

laju inflasi.

Page 42: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

25

c) Faktor Sosial-Budaya

Beberapa faktor sosial yang dapat mempengaruhi suatu perusahaan,

antara lain kepercayaan, nilai, sikap, opini, dan gaya hidup di lingkungan

eksternal perusahaan yang berkembang dari pengaruh budaya, ekologi,

demografi, agama, pendidikan, dan etnik.

d) Faktor Teknologi

Adaptasi teknologi yang kreatif dapat membuka kemungkinan

tercapainya produk baru, penyempurnaan produk yang sudah ada, atau

penyempurnaan dalam teknologi produksi dan pemasaran.

2) Lingkungan Industri

Menurut Pearce dan Robinson (2009), lingkungan industri adalah

tingkatan dari lingkungan organisasi yang menghasilkan komponen-

komponen yang secara normal memiliki implikasi relatif lebih spesifik dan

langsung terhadap operasional perusahaan. Suatu perusahaan dalam jangka

panjang akan mampu bertahan jika berhasil mengembangkan strategi untuk

menghadapi lima kekuatan yang membentuk suatu struktur persaingan dalam

industri yang terdiri atas persaingan usaha sejenis dalam industri, ancaman

pendatang baru, ancaman produk substitusi, kekuatan daya tawar pemasok,

dan kekuatan daya tawar pembeli. Lima kekuatan bersaing dalam industri

dapat dilihat pada Gambar 6.

Page 43: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

26

Kekuatan tawar

menawar pemasok

Ancaman masuknya

pendatang baru

Ancaman produk atau

jasa pengganti

Kekuatan tawar

menawar pembeli

Gambar 6. Kekuatan-kekuatan yang Mempengaruhi Persaingan IndustriSumber: Porter (1991)

a) Ancaman Masuknya Pendatang Baru

Masuknya perusahaan pendatang baru akan berimplikasi terhadap

perusahaan yang sudah ada, seperti kapasitas akan bertambah, terjadinya

perebutan pangsa pasar dan perebutan sumberdaya produksi yang terbatas.

Terdapat beberapa faktor penghambat pendatang baru untuk masuk ke

dalam suatu industri yang sering disebut hambatan masuk, yaitu:

i) Skala Ekonomis

Skala ekonomis menggambarkan turunnya biaya satuan (unit

cost) suatu produk apabila volume absolut per periode meningkat.

Skala ekonomis ini dapat menghalangi masuknya pendatang baru

dengan memaksa para pendatang baru tersebut untuk masuk pada

skala besar dan menghadapi risiko adanya reaksi keras dari pesaing

yang ada atau masuk dengan skala kecil dan beroperasi dengan biaya

yang tidak menguntungkan.

Persaingan dikalangan anggota

industri

Persaingan di antaraperusahaan yang ada

Pendatang baru

Produk pengganti

PembeliPemasok

Page 44: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

27

ii) Diferensiasi Produk

Diferensiasi menciptakan hambatan masuk dengan memaksa

pendatang baru mengeluarkan biaya yang besar untuk mengatasi

kesetiaan pelanggan yang ada. Kondisi ini biasanya akan berdampak

terhadap kerugian di saat awal dan seringkali bertahan untuk waktu

yang cukup panjang.

iii) Kebutuhan Modal

Kebutuhan untuk menanamkan sumberdaya keuangan yang

besar agar mampu bersaing dapat menciptakan hambatan masuk bagi

pemain baru, terutama jika modal tersebut diperlukan untuk

periklanan di saat awal yang tidak dapat kembali atau untuk kegiatan

riset dan pengembangan yang penuh risiko.

iv) Biaya Beralih Pemasok

Biaya beralih pemasok adalah biaya satu kali yang harus

dikeluarkan pembeli apabila berpindah dari produk pemasok tertentu

ke produk pemasok lainnya. Jika biaya beralih ini tinggi, maka

pendatang baru harus menawarkan penyempurnaan yang besar dalam

hal biaya atau prestasi agar pembeli mau beralih dari pemasok lama.

v) Akses ke Saluran Distribusi

Apabila saluran distribusi untuk produk tersebut telah dikuasai

oleh perusahaan yang sudah mapan, perusahaan baru mungkin sulit

memasuki saluran yang ada dan harus mengeluarkan biaya yang besar

untuk membangun saluran sendiri.

vi) Biaya Tidak Menguntungkan Terlepas dari Skala

Perusahaan yang telah mapan mungkin mempunyai

keunggulan biaya yang mungkin tidak dapat ditiru oleh pendatang

baru yang akan masuk ke dalam industri, seperti teknologi produk

milik sendiri, penguasaan atas bahan baku, lokasi yang

menguntungkan, subsidi pemerintah, dan kurva belajar atau

pengalaman.

Page 45: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

28

b) Daya Tawar Menawar Pemasok

Kelompok pemasok yang terkuat menurut Pearce dan Robinson

(2009), yaitu jika didominasi oleh sedikit perusahaan dan lebih

terkonsentrasi daripada industri di tempat mereka menjual produknya,

produk pemasok bersifat unik atau jika terdapat biaya pengalihan,

pemasok tidak bersaing dengan produk-produk lain dalam industri,

pemasok memiliki kemampuan untuk melakukan intergasi maju ke

indsutri pembelinya, serta industri bukan merupakan pelanggan penting

bagi pemasok. Kekuatan tawar menawar pemasok dapat menaikkan harga

atau menurunkan kualitas barang atau jasa yang dijualnya.

c) Daya Tawar Menawar Pembeli

Pearce dan Robinson (2009) menyebutkan bahwa kriteria pembeli

yang kuat adalah jika pembeli terkonsentrasi atau membeli dalam jumlah

yang banyak, produk yang terbeli tidak terdiferensiasi atau standar, produk

yang dibeli dari industri merupakan komponen penting dari produk

pembeli dan merupakan komponen biaya yang cukup besar, pembeli

menerima laba rendah, produk industri tidak penting bagi kualitas produk

atau jasa pembeli, produk industri tidak menghasilkan penghematan energi

bagi pembeli, serta pembeli memiliki kemampuan untuk melakukan

integrasi baik.

d) Ancaman Produk Substitusi

Ancaman produk substitusi terjadi jika industri tidak mampu

meningkatkan kualitas produk dan mendiferensiasikannya. Produk

pengganti yang harus diperhatikan adalah kualitasnya mampu menandingi

kualitas produk industri dan dihasilkan oleh industri yang memiliki laba

bersih tinggi.

e) Persaingan di antara Industri Sejenis

Persaingan di antara kalangan anggota industri terjadi karena

perebutan posisi dan dengan menggunakan berbagai taktik, seperti

persaingan harga introduksi produk, dan perang iklan. Faktor yang

menyebabkan persaingan antara anggota industri, yaitu:

Page 46: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

29

i) Jumlah peserta persaingan banyak dan setara dalam hal kekuatan.

ii) Pertumbuhan industri lambat mengakibatkan perebutan bagian pasar

yang dilakukan perusahaan yang ingin melakukan ekspansi.

iii) Produk atau jasa tidak terdiferensiasi atau tidak membutuhkan biaya

pengalihan.

iv) Biaya tetap tinggi atau produk mudah rusak menyebabkan keinginan

untuk menurunkan harga.

v) Penambahan kapasitas harus dalam jumlah besar.

vi) Hambatan keluar tinggi dan para anggota persaingan beragam dalam

hal strategi.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Analisis strategi diturunkan dari visi dan misi yang dimiliki oleh Perum

Perhutani. Sesuai dengan visi dan misi tersebut, langkah selanjutnya adalah

mengidentifikasi strategi pemasaran yang telah dilaksanakan oleh KBM

Pemasaran Kayu I Cirebon. Strategi pemasaran yang telah dilaksanakan

mencakup pasar sasaran yang terdiri atas segmentasi pasar, penentuan target, dan

penempatan posisi produk bagi konsumen, serta bauran pemasaran yang terdiri

atas bauran produk, harga, saluran distribusi, dan promosi. Kedua komponen

tersebut lalu dianalisis dengan cara memperhatikan faktor-faktor internal dan

eksternal perusahaan yang mempengaruhinya. Analisis terhadap lingkungan

internal dilaksanakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari KBM

Pemasaran Kayu I Cirebon, sedangkan analisis lingkungan eksternal dilaksanakan

untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi KBM Pemasaran Kayu I

Cirebon.

Dalam menetapkan strategi yang tepat bagi pemasaran kayu bundar jati,

KBM Pemasaran Kayu I Cirebon perlu mempertimbangkan faktor-faktor internal

dan eksternal khususnya kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang

dihadapi. Faktor internal terdiri atas kegiatan manajemen fungsional perusahaan,

seperti aspek produksi dan operasi, keuangan, pemasaran, sumberdaya manusia,

serta manajemen organisasi, sedangkan faktor eksternal adalah faktor ekonomi,

sosial, politik, kebijakan pemerintah, teknologi, pendatang baru, pembeli, produk

substitusi, dan pesaing. Dari hasil identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal

Page 47: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

30

dapat diketahui posisi perusahaan dalam strategi pemasaran yang sedang

dijalankan.

Tahap identifikasi dilanjutkan dengan memilih faktor strategis bagi KBM

Pemasaran Kayu I Cirebon dalam bentuk matriks IFE (Internal Factor

Evaluation) dan EFE (External Factor Evaluation) yang bertujuan untuk

mengetahui posisi kekuatan dan kelemahan KBM Pemasaran Kayu I Cirebon

dalam menghadapi peluang dan ancaman yang ada. Selanjutnya, hasil dari matriks

IFE dan EFE digunakan untuk menganalisis posisi perusahaan dan strategi yang

sesuai untuk posisi tersebut dengan menggunakan matriks IE (Internal-External).

Rumusan alternatif strategi yang lebih terperinci didapatkan dari analisis matriks

SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats).

Hasil dari analisis matriks SWOT merupakan empat alternatif strategi,

yaitu strategi penyesuaian kekuatan dengan peluang (SO strategy), strategi

penyesuaian kelemahan dengan peluang (WO strategy), strategi penyesuaian

kekuatan dengan ancaman (ST strategy), dan strategi penyesuaian kelemahan

dengan ancaman (WT strategy). Dari keempat alternatif strategi yang dihasilkan,

selanjutnya dipilih strategi terbaik untuk dapat diterapkan dalam manajemen

KBM Pemasaran Kayu I Cirebon dalam pemasaran kayu bundar jati.

Pemilihan strategi terbaik dianalisis secara kuantitatif menggunakan

QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Dengan menggunakan matriks

QSP, maka dapat diketahui prioritas strategi yang dapat dilaksanakan oleh KBM

Pemasaran Kayu I Cirebon yang ditunjukkan oleh nilai TAS (Total Attractiveness

Score). Strategi dengan nilai TAS yang tertinggi merupakan strategi yang

diprioritaskan oleh KBM Pemasaran Kayu I Cirebon untuk pemasaran produknya.

Kerangka pemikiran operasional perusahaan ini dijelaskan dalam Gambar 5.

Page 48: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

31

Gambar 7. Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian Strategi PemasaranKayu Bundar Jati (Tectona grandis) pada Perum Perhutani KBMPemasaran Kayu I Cirebon Jawa Barat

Perum Perhutani

Strategi Pemasaran Kayu bundar jati:1) Segmenting, Targeting, and Positioning.2) Bauran Pemasaran (Produk, Harga, Distribusi, dan Promosi)

Analisis Lingkungan Internal:1) Sumberdaya Manusia2) Produksi dan Operasi3) Pemasaran4) Keuangan5) Manajemen6) Penelitian dan Pengembangan

Analisis Lingkungan Eksternal:1) Lingkungan

Jauha) Politikb) Ekonomic) Sosial-

Budayad) Teknologi

2) LingkunganIndustria) Pembelib) Pesaingc) Pendatang

barud) Pemasoke) Produk

substitusi

Evaluasi Faktor Internal (IFE) Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)

Matriks IE

Matriks SWOT

Alternatif Strategi Pemasaran

Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)

Prioritas Strategi Pemasaran

Visi dan Misi Perum Perhutani

Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu I Cirebon, Jawa Barat

Permasalahan di KBM Pemasaran Kayu I Cirebon:1) Harga jual rata-rata kayu bundar cenderung semakin meningkat.2) Volume penjualan kayu bundar cenderung semakin menurun.3) Adanya sisa kayu bundar jati yang tidak habis terjual.

Identifikasi Visi dan Misi KBM Pemasaran Kayu I Cirebon

Page 49: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

32

IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu I

Cirebon, Jawa Barat yang beralamat di Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo No.1

Telp. (0231) 204266 Fax. (0231) 204633 Cirebon, Jawa Barat, Indonesia.

Pemilihan lokasi penelitian dipilih dengan alasan bahwa Perum Perhutani KBM

Pemasaran Kayu I Cirebon merupakan salah satu kesatuan bisnis mandiri

pemasaran kayu milik Perum Perhutani yang memiliki kewenangan dalam

mengelola pemasaran kayu hasil hutan dari tujuh kesatuan pemangkuan hutan

(KPH) yang terdiri atas wilayah Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Kuningan,

Majalengka, Indramayu, dan Sumedang. Waktu penelitian dilaksanakan mulai

bulan Maret 2010 sampai bulan Mei 2010.

4.2 Metode Penentuan Sampel

Teknik yang dipakai dalam penentuan sampel atau sampling yaitu teknik

non-probability sampling. Penentuan sampel atau responden internal dilaksanakan

dengan menggunakan cara purposive sampling dengan pertimbangan bahwa

responden yang dimaksud memiliki kemampuan dan wewenang dalam

merumuskan kebijakan termasuk strategi pemasaran perusahaan. Responden

eksternal dipilih dari satu orang responden ahli di bidang strategi pemasaran

dengan menggunakan cara purposive sampling dengan pertimbangan bahwa

responden yang dimaksud ahli atau pakar di bidang pemasaran serta dari pihak

konsumen pembeli kayu bundar jati menggunakan teknik probability sampling

dengan cara cluster random sampling yaitu mengelompokkan kosumen sesuai

dengan jenis saluran mekanisme penjualan yang pernah dilakukan kemudian

diambil sampel responden dari tiap kelompok tersebut sesuai dengan kriteria yang

ditentukan.

4.3 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam metode penelitian ini adalah

metode survei berupa pengambilan sampel internal dari individu-individu

pengambil kebijakan termasuk strategi pemasaran perusahaan yang mewakili

Page 50: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

33

populasi dalam perusahaan dan sampel eksternal dari seorang pakar atau ahli di

bidang strategi pemasaran serta sampel konsumen pembeli kayu bundar jati di

Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu I Cirebon.

4.4 Data dan Instrumentasi

Data penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data primer

diperoleh dari pengamatan dan wawancara langsung dengan kepala-kepala bagian

perusahaan serta pihak-pihak yang berkompeten lainnya untuk memperoleh

informasi faktor internal dan eksternal perusahaan, serta melakukan focus group

discussion (FGD) dengan ahli dan pihak dari Perum Perhutani, sedangkan data

sekunder diperoleh dari literatur, jurnal, buku, internet, data perusahaan, data

BPS, data Dinas Kehutanan, dan lain sebagainya.

Instrumentasi yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu kuisioner, daftar

pertanyaan, alat pencatat berupa alat tulis kerja, software Microsoft Excel dan

Word, komputer, penyimpan elektronik berupa flashdisk dan harddisk external,

serta lain sebagainya.

4.5 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilaksanakan selama bulan Maret 2010 di Perum

Perhutani KBM Pemasaran Kayu I Cirebon, Kantor BPS, Dinas Kehutanan,

Perpustakaan, dan lain sebagainya. Teknik pengumpulan data yang digunakan

pada penelitian ini adalah dengan cara pengamatan, wawancara langsung,

penyebaran kuisioner, browsing internet, focus group discussion (FGD), dan lain

sebagainya. Responden internal yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat

pada Tabel 8.

Tabel 8. Daftar Responden Internal Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu ICirebon, Jawa Barat Tahun 2010

Responden Nama Lengkap Keterangan1 Otong Sutisna, SE Asisten Manager Pemasaran2 Ir. H. Adam Sukmara Manager Pemasaran

Tabel 8 menunjukkan merupakan sampel yang dipilih secara sengaja

karena merupakan pihak-pihak yang memiliki kewenangan dalam menentukan

kebijakan termasuk strategi pemasaran perusahaan khususnya pada Perum

Perhutani KBM Pemasaran Kayu I Cirebon, Jawa Barat, sedangkan untuk

Page 51: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

34

responden eksternal tediri atas satu orang ahli di bidang pemasaran dan 30 orang

pembeli kayu bundar jati yang dikelompokkan (cluster random sampling) sesuai

dengan jenis saluran distribusi penjualan yang pernah dilakukan kemudian

diambil beberapa responden dari setiap kelompok tersebut sesuai dengan kriteria

yang ditentukan (Tabel 9).

Tabel 9. Daftar Responden Eksternal Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu ICirebon, Jawa Barat Tahun 2010

Responden Nama Lengkap Keterangan

3 Dr. Ir. Achmad Fachrodji, MMDirektur Industri dan

Pemasaran Perum Perhutani4-34 30 Pembeli Kayu Bundar Jati (Terlampir di Lampiran 3)

4.6 Metode Pengolahan Data

Pengumpulan dan pengolahan data dilaksanakan berdasarkan kerangka

formulasi David (2006), yaitu dilakukan wawancara dan pengumpulan data pada

tahap input yang selanjutnya dilakukan analisis pada tahap pencocokan, dan

berakhir pada pemilihan strategi, seperti yang dijelaskan pada kerangka pemikiran

operasional. Perincian proses dari pengolahan dan analisis data adalah sebagai

berikut:

1) Tahap Pengumpulan Data (The Input Stage)

Tahap ini adalah tahap awal yang berfungsi untuk menyimpulkan

informasi dasar yang diperlukan dalam perumusan strategi. Adapun langkah-

langkah dari tahapan ini adalah pendeskripsian visi dan misi perusahaan,

pengidentifikasian faktor internal dan eksternal perusahaan dari data hasil

wawancara dengan pemegang kebijakan perusahaan, evaluasi faktor internal

dengan matriks Internal Factor Evaluation (IFE) untuk melihat kekuatan dan

kelemahan perusahaan, serta evaluasi faktor eksternal dengan matriks External

Factor Evaluation (EFE) untuk melihat peluang dan ancaman perusahaan.

2) Tahap Pencocokan (The Matching Stage)

Tahap ini adalah tahap analisis strategi-strategi alternatif yang dapat

dilaksanakan dengan pengembangan faktor-faktor internal dan eksternal. Alat

analisisnya adalah matriks IE (Internal-External) dan matriks SWOT

(Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats) untuk melihat posisi

perusahaan berdasarkan faktor internal dan eksternal.

Page 52: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

35

3) Tahap Pengambilan Keputusan (The Decision Stage)

Tahap ini merupakan tahap akhir setelah proses pengumpulan data dan

analisis alternatif strategi. Setelah berhasil mengembangkan sejumlah

alternatif strategi, perusahaan harus mampu mengevaluasi dan menentukan

strategi terbaik yang cocok untuk keadaan internal dan eksternal perusahaan.

Alat analisis yang digunakan adalah Quantitative Strategic Planning Matrix

(QSPM).

4.7 Definisi Operasional

Dalam penelitian ini digunakan beberapa alat yang dapat

mengkuantifikasikan strategi-strategi pemasaran yang bersifat kualitatif sehingga

dapat mempermudah dalam penentuan alternatif strategi yang dapat dilaksanakan.

Adapun beberapa alat penelitian yang akan dipakai adalah sebagai berikut:

1) Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) dan Matriks Evaluasi Faktor Eksternal(EFE)

Tahap analisis data dimulai dengan melaksanakan analisis terhadap

faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan dengan menggunakan matriks

IFE dan EFE. Menurut David (2006) tahapan pembuatan matriks IFE atau

EFE adalah sebagai berikut:

a) Menuliskan semua kelemahan, kekuatan, peluang, dan ancaman dari

perusahaan. Kekuatan dan peluang didaftar lebih dahulu, lalu dilanjutkan

kelemahan dan ancaman. Daftar dibuat secara rinci pada kolom pertama.

b) Memberikan bobot terhadap daftar yang telah dibuat untuk menunjukkan

tingkat relatif kepentingan faktor dalam menunjukkan kesuksesan

pemasaran organisasi. Penentuan bobot faktor dilakukan dengan

menggunakan metode paired comparison yang dikembangkan oleh

Kinnear dan Taylor (1991). Metode ini dilakukan dengan penilaian

terhadap faktor strategis internal dan eksternal perusahaan oleh responden.

Responden adalah orang yang mengerti benar kondisi dan permasalahan

perusahaan.

Dalam pemberian bobot setiap faktor digunakan skala 1, 2, dan 3.

Skala 1 diberikan jika indikator horizontal kurang penting daripada

indikator vertikal. Skala 2 diberikan jika indikator horizontal sama penting

Page 53: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

36

dengan indikator vertikal. Skala 3 diberikan jika indikator horizontal lebih

penting daripada indikator vertikal. Bentuk penilaian bobot faktor strategis

internal perusahaan dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Penilaian Bobot Faktor Internal Perusahaan

Faktor Strategis Internal a b c ….. iNilai(X)

Bobot(Yi)

a Xab Xbc Xc

….. …..i Xi

Nilai (X) Xa Xb Xc ….. Xi ∑XiTotal 1,00

Sumber: Kinnear dan Taylor (1991)

Bentuk penilaian bobot faktor strategis eksternal perusahaan dapat

dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Penilaian Bobot Faktor Eksternal Perusahaan

Faktor Strategis Eksternal a b c ….. jNilai(X)

Bobot(Yj)

a Xab Xbc Xc

….. …..j Xj

Nilai (X) Xa Xb Xc ….. Xj ∑XjTotal 1,00

Sumber: Kinnear dan Taylor (1991)

Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap

variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan

rumus:

= ∑ ; = ∑Keterangan:

Yi = Bobot variabel internal ke-i

Yj = Bobot variabel eksternal ke-j

Xi = Nilai variabel internal ke-i

Page 54: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

37

Xj = Nilai variabel eksternal ke-j

i = a, b, c, ….., i

j = a, b, c, ….., j

n = Jumlah variabel

Pembobotan yang diperoleh berkisar antara 0,00 (tidak penting)

sampai 1,00 (sangat penting). Bobot yang diberikan pada setiap variabel

menunjukkan kepentingan relatif dari variabel tersebut terhadap

keberhasilan usaha. Total bobot yang diberikan harus sama dengan satu.

c) Menentukan rating tiap faktor yang menunjukkan keefektifan strategi

suatu organisasi saat ini dalam merespon faktor-faktor tersebut pada

kolom ketiga. Untuk matriks IFE, 1 = Kelemahan utama, 2 = Kelemahan

kecil, 3 = Kekuatan kecil, 4 = Kekuatan utama. Sedangkan untuk matriks

EFE, 1 = Di bawah rata-rata, 2 = Rata-rata, 3 = Di atas rata-rata, 4 =

Sangat baik. Setipa rating dikalikan dengan masing-masing bobot untuk

memperoleh skor pembobotan.

d) Menjumlahkan skor-skor tersebut sehingga diperoleh total skor

pembobotan. Total skor pembobotan antara 1 sampai dengan 4, dengan

nilai 1,0 pada matriks IFE menunjukkan kondisi internal perusahaan yang

sangat buruk, sedangkan nilai 4,0 mengindikasikan situasi internal

perusahaan sangat baik. Nilai 1,0 pada matriks EFE menunjukkan

perusahaan tidak mampu memanfaatkan peluang-peluang untuk

menghindari ancaman-ancaman, sedangkan nilai 4,0 mengindikasikan

bahwa perusahaan telah sangat baik memanfaatkan peluang untuk

menghadapi ancaman. Nilai 2,5 pada matriks IFE menunjukkan bahwa

situasi internal perusahaan berada pada tingkat rata-rata, sedangkan nilai

2,5 pada matriks EFE menggambarkan perusahaan mampu merespon

situasi eksternal secara rata-rata. Contoh matriks IFE dan EFE dapat

dilihat pada Tabel 12 dan Tabel 13.

Page 55: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

38

Tabel 12. Bentuk Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)

Faktor-faktor InternalBobot

(0,0-1,0)Rating

(1,0-4,0)Skor

PembobotanKekuatan1.2.Kelemahan1.2.

TotalSumber: David (2006)

Tabel 13. Bentuk Matriks EFE (External Factor Evaluation)

Faktor-faktor EksternalBobot

(0,0-1,0)Rating

(1,0-4,0)Skor

PembobotanPeluang1.2.Ancaman1.2.

TotalSumber: David (2006)

2) Matriks Internal-Ekstenal (IE)

Matriks IE merupakan pemetaan skor total IFE dan EFE yang telah

dihasilkan pada tahap input (input stage). Sumbu horizontal pada matriks IE

memperlihatkan skor total IFE, sedangkan sumbu vertikal memperlihatkan

skor total EFE. Pada sumbu horizontal, skor antara 1,00 sampai 1,99

menunjukkan posisi internal perusahaan yang lemah, skor 2,00 sampai 2,99

menunjukkan posisi sedang, dan skor 3,00 sampai 4,00 menunjukkan posisi

internal yang kuat. Begitu pula pada sumbu vertikal, skor antara 1,00 sampai

1,99 menunjukkan respon perusahaan yang rendah terhadap faktor eksternal,

skor 2,00 sampai 2,99 menunjukkan respon yang sedang, dan skor 3,00

sampai 4,00 menunjukkan respon perusahaan yang tinggi terhadap faktor

eksternal. Matriks IE diperlihatkan dalam Gambar 8.

Page 56: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

39

Gambar 8. Bentuk Matriks Internal-Eksternal (IE)Sumber: David (2006)

Gambar 8 menunjukkan sembilan sel alternatif strategi usaha.

Sembilan sel tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu:

a) Strategi Intensif atau Integratif

Strategi ini cocok untuk usaha yang berada dalam kelompok Grow

and Build (Sel I, II, IV). Strategi intensif antara lain adalah penetrasi pasar,

pengembangan pasar, atau pengembangan produk. Strategi integratif

antara lain adalah strategi integrasi ke depan, integrasi ke belakang, dan

integrasi horizontal.

b) Strategi Penetrasi Pasar dan Pengembangan Produk

Strategi ini sangat tepat bagi usaha yang berada dalam kelompok

Hold and Maintain (Sel III, V, VII).

c) Strategi Menutup atau Menyelamatkan Usaha

Strategi ini sangat tepat bagi usaha yang berada dalam kelompok

Harvest and Divest (Sel VI, VIII, IX).

3) Matriks SWOT

Analisis SWOT merupakan alat analisis yang dipakai dalam menyusun

faktor-faktor strategis berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan

ancaman. Kekuatan (Strengths) merupakan suatu kelebihan khusus yang

memberikan keunggulan komparatif di dalam suatu industri yang berasal dari

organisasi. Kelemahan (Weaknesses) yaitu keterbatasan dan kekurangan

I II III

IV V VI

VII VIII IX

39

Gambar 8. Bentuk Matriks Internal-Eksternal (IE)Sumber: David (2006)

Gambar 8 menunjukkan sembilan sel alternatif strategi usaha.

Sembilan sel tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu:

a) Strategi Intensif atau Integratif

Strategi ini cocok untuk usaha yang berada dalam kelompok Grow

and Build (Sel I, II, IV). Strategi intensif antara lain adalah penetrasi pasar,

pengembangan pasar, atau pengembangan produk. Strategi integratif

antara lain adalah strategi integrasi ke depan, integrasi ke belakang, dan

integrasi horizontal.

b) Strategi Penetrasi Pasar dan Pengembangan Produk

Strategi ini sangat tepat bagi usaha yang berada dalam kelompok

Hold and Maintain (Sel III, V, VII).

c) Strategi Menutup atau Menyelamatkan Usaha

Strategi ini sangat tepat bagi usaha yang berada dalam kelompok

Harvest and Divest (Sel VI, VIII, IX).

3) Matriks SWOT

Analisis SWOT merupakan alat analisis yang dipakai dalam menyusun

faktor-faktor strategis berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan

ancaman. Kekuatan (Strengths) merupakan suatu kelebihan khusus yang

memberikan keunggulan komparatif di dalam suatu industri yang berasal dari

organisasi. Kelemahan (Weaknesses) yaitu keterbatasan dan kekurangan

I II III

IV V VI

VII VIII IX

39

Gambar 8. Bentuk Matriks Internal-Eksternal (IE)Sumber: David (2006)

Gambar 8 menunjukkan sembilan sel alternatif strategi usaha.

Sembilan sel tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu:

a) Strategi Intensif atau Integratif

Strategi ini cocok untuk usaha yang berada dalam kelompok Grow

and Build (Sel I, II, IV). Strategi intensif antara lain adalah penetrasi pasar,

pengembangan pasar, atau pengembangan produk. Strategi integratif

antara lain adalah strategi integrasi ke depan, integrasi ke belakang, dan

integrasi horizontal.

b) Strategi Penetrasi Pasar dan Pengembangan Produk

Strategi ini sangat tepat bagi usaha yang berada dalam kelompok

Hold and Maintain (Sel III, V, VII).

c) Strategi Menutup atau Menyelamatkan Usaha

Strategi ini sangat tepat bagi usaha yang berada dalam kelompok

Harvest and Divest (Sel VI, VIII, IX).

3) Matriks SWOT

Analisis SWOT merupakan alat analisis yang dipakai dalam menyusun

faktor-faktor strategis berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan

ancaman. Kekuatan (Strengths) merupakan suatu kelebihan khusus yang

memberikan keunggulan komparatif di dalam suatu industri yang berasal dari

organisasi. Kelemahan (Weaknesses) yaitu keterbatasan dan kekurangan

I II III

IV V VI

VII VIII IX

Page 57: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

40

dalam hal sumberdaya, keahlian, dan kemampuan yang secara nyata

menghambat aktivitas keragaan organisasi. Peluang (Opportunities) adalah

situasi yang diinginkan atau disukai dalam lingkungan organisasi. Ancaman

(Threats) adalah penghalang bagi posisi yang diharapkan oleh organisasi dan

merupakan situasi yang paling tidak disukai dalam lingkungan organisasi.

Analisis secara kualitatif dilakukan dengan menggunakan analisis

SWOT berdasarkan data internal dan eksternal perusahaan. Matriks SWOT

digunakan untuk meringkas faktor strategis perusahaan yang mengilustrasikan

bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat

dipertemukan dengan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan agar

menghasilkan empat kelompok kemungkinan alternatif strategi. Keterkaitan

faktor internal dan eksternal dapat digambarkan dalam bentuk matriks.

Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan

ancaman eksternal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan

kelemahan yang dimilikinya untuk merumuskan beberapa alternatif strategi.

Tabel 14. Bentuk Matriks SWOTInternal

EksternalKekuatan (S) Kelemahan (W)

Peluang (O)

Strategi S-OMenciptakan strategiyang menggunakankekuatan untukmemanfaatkan peluang.

Strategi W-OMenciptakan strategiyang meminimalkankelemahan untukmemanfaatkan peluang.

Ancaman (T)

Strategi S-TMenciptakan strategiyang menggunakankekuatan untukmengatasi ancaman.

Strategi W-TMenciptakan strategiyang meminimalkankelemahan untukmenghindari ancaman.

Sumber: David (2006)

Keterkaitan faktor internal dan eksternal digambarkan dalam bentuk

matriks SWOT. Matriks SWOT merupakan suatu alat untuk meringkas faktor-

faktor strategis perusahaan yang mengilustrasikan bagaimana peluang-peluang

dan ancaman eksternal yang dihadapi oleh perusahaan dapat dipertemukan

dengan kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan internal perusahaan

untuk menghasilkan empat kelompok kemungkinan alternatif strategi yang

dapat dilihat pada Tabel 14.

Page 58: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

41

Menurut David (2006), langkah-langkah yang diperlukan untuk

menyusun matriks SWOT adalah sebagai berikut:

a) Menentukan peluang eksternal perusahaan.

b) Menentukan ancaman eksternal perusahaan.

c) Menentukan kekuatan internal perusahaan.

d) Menentukan kelemahan internal perusahaan.

e) Mencocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat

resultan strategi SO dalam sel yang tepat.

f) Mencocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat

resultan strategi WO dalam sel yang tepat.

g) Mencocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat

resultan strategi ST dalam sel yang tepat.

h) Mencocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat

resultan strategi WT dalam sel yang tepat.

4) Matriks QSP adalah alat untuk melakukan pemeringkatan alternatif-alternatif

strategi hasil tahap sebelumnya sehingga menghasilkan prioritas strategi

(Tabel 15). Input yang digunakan adalah Stage 1 (The Input Stage) dan Stage

2 (The Matching Stage). Tahapan QSPM adalah sebagai berikut:

a) Mencatat hasil analisis faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan

eksternal (peluang dan ancaman).

b) Memberikan rating sesuai dengan rating matriks IFE dan EFE.

c) Memasukan alternatif strategi sesuai tahap 2 (The Matching Stage).

d) Meminta kepada responden yang sama pada tahap 1 untuk menentukan

Attractiveness Score (AS) atau nilai daya tarik, yaitu dengan cara meneliti

masing-masing faktor internal dan eksternal serta menentukan peran

faktor-faktor tersebut dalam pemilihan strategi. Nilai AS adalah 1 = Tidak

menarik, 2 = Agak menarik, 3 = Cukup menarik, 4 = Sangat menarik.

e) Menghitung total AS (TAS) atau total nilai daya tarik yang diperoleh dari

perkalian bobot dengan nilai AS rata-rata pada masing-masing baris. Nilai

TAS menunjukkan daya tarik relatif dari segi alternatif strategi.

Page 59: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

42

f) Menjumlahkan nilai TAS pada setiap kolom QSPM. Alternatif strategi

yang paling baik adalah alternatif strategi yang memiliki nilai TAS paling

besar.

Keuntungan dari QSPM adalah strategi-strategi dapat diperiksa secara

berurutan dan bersamaan, serta tidak ada batas untuk jumlah strategi yang

dapat dievaluasi secara sekaligus. Kelebihan lainnya yaitu alat analisis ini

mengharuskan ahli strategi untuk memadukan faktor-faktor internal dan

eksternal yang terkait dalam proses keputusan. Melalui pengembangan QSPM,

faktor-faktor kunci memiliki kesempatan yang lebih kecil untuk terabaikan

atau diberi bobot secara tidak sesuai. Keterbatasan teknik ini adalah prosesnya

memerlukan penelitian intuitif dan asumsi yang diperhitungkan. Pemberian

peringkat dan nilai daya tarik mengharuskan keputusan subyektif, sedangkan

prosesnya harus menggunakan informasi obyektif (Tabel 15).

Tabel 15. Bentuk Matriks QSP (Quantitative Strategic Planning)

Faktor Utama BobotStrategi 1 Strategi 2 Strategi 3

AS TAS AS TAS AS TASFaktor Internal1.2.Faktor Eksternal1.2.

Jumlah TASSumber: David (2006)

Page 60: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

43

V DESKRIPSI KBM PEMASARAN KAYU I CIREBON

5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu I Cirebon beserta seluruh KBM

Pemasaran Kayu lainnya berdiri sejak tahun 2006 sesuai dengan Surat Keputusan

(SK) Direksi Perum Perhutani Nomor : 554/Kpts/Dir/2005 tanggal 26 September

2005 tentang Struktur Organisasi Perum Perhutani. KBM Pemasaran Kayu I

Cirebon bersama KBM Pemasaran Kayu II Bogor merupakan kesatuan bisnis

mandiri di bidang pemasaran kayu bundar jati maupun kayu rimba lainnya yang

diampu oleh Perum Perhutani Unit III Jawa Barat serta memiliki wilayah kerja di

Provinsi Jawa Barat.

Secara khusus, KBM Pemasaran Kayu I Cirebon mengampu tujuh wilayah

kerja hutan atau kesatuan pemangkuan hutan (KPH), yaitu wilayah Kabupaten

Indramayu (KPH Indramayu), Kabupaten Sumedang (KPH Sumedang),

Kabupaten Majalengka (KPH Majalengka), Kabupaten Kuningan (KPH

Kuningan), Kabupaten Garut (KPH Garut), Kabupaten Tasikmalaya (KPH

Tasikmalaya), serta Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar (KPH Ciamis) dapat

dilihat pada Gambar 9. KBM Pemasaran Kayu I Cirebon bertanggung jawab

dalam pemasaran kayu bundar jati maupun rimba dari ketujuh wilayah kerja hutan

atau kesatuan pemangkuan hutan tersebut. Dari ketujuh wilayah kerja hutan atau

kesatuan pemangkuan hutan tersebut, khusus untuk KBM Pemasaran Kayu I

Cirebon hanya KPH Ciamis yang telah dalam proses sertifikasi ekolabel hutan

internasional berupa Forest Stewardship Council (FSC) guna menuju pengelolaan

hutan lestari (PHL).

Page 61: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

44

Gambar 9. Peta Wilayah Kerja KBM Pemasaran Kayu I CirebonSumber: Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu I Cirebon (2010), diolah

Selama tahun 2006 hingga tahun 2010, KBM Pemasaran Kayu I Cirebon

telah mengalami tiga kali pergantian kepemimpinan perusahaan. Pada periode

pertama tahun 2006-2007, KBM Pemasaran Kayu I Cirebon dipimpin oleh Bapak

Ir. Sudarwanto. Pada periode kedua tahun 2007-2008, KBM Pemasaran Kayu I

Cirebon dipimpin oleh Bapak Agus Sadikin, BScF. Selanjutnya, pada periode

ketiga tahun 2008-2010, KBM Pemasaran Kayu I Cirebon dipimpin oleh Bapak

Ir. H. Adam Sukmara.

Produk-produk hasil hutan yang dijual oleh KBM Pemasaran Kayu I

Cirebon merupakan produk kayu bundar baik kayu bundar jati maupun kayu

bundar rimba, seperti kayu bundar mahoni, pinus, sonokeling, sonobrit, accor

mangium serta kayu bundar rimba lainnya. Produk-produk kayu bundar tersebut

memiliki mutu, panjang, diameter, serta asal tebangan yang telah terbagi-bagi

sesuai dengan kebutuhan dan permintaan pasar yang ada. Selain itu, produk-

produk kayu bundar tersebut telah memiliki jaminan legalitas penebangan dan

penjualan.

Page 62: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

45

5.2 Lokasi dan Keadaan Perusahaan

Lokasi perusahaan terbagi atas satu lokasi pemasaran di KBM Pemasaran

Kayu I Cirebon dan tujuh lokasi persediaan di tujuh kesatuan pemangkuan hutan

(KPH) yang diampu oleh KBM Pemasaran Kayu I Cirebon.

Lokasi pemasaran terletak di Perum Perhutani Unit III Jawa Barat KBM

Pemasaran Kayu I Cirebon yang beralamat di Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo

No.1 Telp. (0231) 204266 Fax. (0231) 204633 Cirebon, Jawa Barat, Indonesia.

Lokasi tersebut dipilih karena kota Cirebon merupakan kota strategis yang

merupakan kota transit. Selain itu, kota Cirebon dipilih menjadi lokasi pemasaran

KBM Pemasaran Kayu I Cirebon karena kota Cirebon terletak di Provinsi Jawa

Barat yang berdekatan dengan batas sebelah barat Provinsi Jawa Tengah sehingga

dekat dengan lokasi produksi dan pasar, serta fasilitas sarana dan prasarana kota

Cirebon yang mendukung, seperti sarana dan prasarana transportasi berupa

terminal bis, stasiun kereta api, pelabuhan laut, bandara udara, serta infrastruktur

pendukung lainnya.

Lokasi persediaan KBM Pemasaran Kayu I Cirebon dibagi menjadi tiga

wilayah persediaan utama, yaitu wilayah persediaan I Ciamis, II Ciamis, dan III

Sumedang. Wilayah persediaan I Ciamis, terdiri atas TPK Emplak, TPn Cituur,

TPn Kertahayu, TPKh Pangandaran, dan TPKh Cijulang. Sedangkan, wilayah

persediaan II Ciamis, terdiri atas TPK Banjar, TPK Urug, TPn Cisurupan, TPKh

Madati, TPKh Cikoneng, TPKh Panjalu, TPKh wilayah Tasikmalaya, dan TPKh

wilayah Garut. Selanjutnya, wilayah persediaan III Sumedang, terdiri atas TPK

Sanca, TPK Cikamurang, TPK Tamansari, TPK Cikaraha, TPn Ciledug, TPn

Cisahang, TPKh Tampomas, TPKh Jombol, TPKh Cikawung-Jatimunggul, TPKh

Haurgeulis-Sanca, TPKh Congeang, TPKh Tomo Selatan-Utara, TPKh Talaga,

TPKh Ciwaringin, TPKh Cadasngampar, TPKh Cibingbin, TPKh Waled, dan

TPKh Luragung.

Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu I Cirebon memiliki waktu kerja

atau pelayanan pemasaran mulai dari hari Senin hingga Sabtu (kecuali hari libur

nasional) pada pukul 8.00 sampai 16.00 WIB. Sistem penggajian yang diterapkan

di KBM Pemasaran Kayu I Cirebon megikuti aturan yang sesuai dengan

penetapan gaji suatu perusahaan umum badan usaha milik negara yang telah

Page 63: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

46

terstandarisasi sesuai dengan nilai UMR di Indonesia serta berdasarkan

pertimbangan kinerja, gaji pokok, golongan, dan tingkatan jabatan yang ada.

Sehingga nilai gaji setiap individu di Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu I

Cirebon berbeda-beda. Ditambah lagi dengan nilai potongan-potongan pinjaman

yang berbeda-beda sesuai kebutuhan masing-masing.

5.3 Visi dan Misi Perusahaan

Secara khusus, KBM Pemasaran Kayu I Cirebon belum memiliki visi dan

misi yang spesifik bagi perusahaannya. Hal ini terkait dengan pimpinan KBM

Pemasaran Kayu I Cirebon yang belum memiliki visi dan misi perusahaan yang

jelas baik secara lisan maupun tulisan yang menjadi pedoman untuk mencapai

tujuan perusahaan tersebut.

Dalam melaksanakan kegiatan pemasaran perusahaan selama ini, KBM

Pemasaran Kayu I Cirebon berpedoman kepada visi dan misi umum yang dimiliki

oleh Perum Perhutani untuk dapat mencapai tujuan perusahaan. Adapun visi

umum yang dimiliki oleh Perum Perhutani adalah menjadi pengelola hutan lestari

untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Secara umum, misi yang diterapkan di Perum Perhutani, yaitu mengelola

sumberdaya hutan dengan prinsip Pengelolaan Hutan Lestari berdasarkan

karakteristik wilayah dan daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS) serta

meningkatkan manfaat hasil hutan kayu dan bukan kayu, ekowisata, jasa

lingkungan, agroforestri serta potensi usaha berbasis kehutanan lainnya guna

menghasilkan keuntungan untuk menjamin pertumbuhan perusahaan secara

berkelanjutan, membangun dan mengembangkan perusahaan, organisasi serta

sumberdaya manusia perusahaan yang modern, profesional dan handal serta

memberdayakan masyarakat desa hutan melalui pengembangan lembaga

perekonomian koperasi masyarakat desa hutan atau koperasi petani hutan, serta

mendukung dan turut berperan serta dalam pembangunan wilayah secara regional

dan nasional, serta memberikan kontribusi secara aktif dalam penyelesaian

masalah lingkungan regional, nasional, dan internasional.

Page 64: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

47

5.4 Struktur Organisasi Perusahaan

Secara garis besar, struktur organisasi KBM Pemasaran Kayu I Cirebon

memiliki beberapa tingkatan yang terdiri atas top management, middle

management, dan bottom management. Pada tingkat top management, KBM

Pemasaran Kayu I Cirebon dipimpin oleh seorang Manager, sedangkan pada

tingkat middle manangement, di bawah Manager terdapat beberapa Asisten

Manager dan Kepala Urusan Pelayanan. Selanjutnya pada tingkat bottom

management, terdapat staf-staf pegawai karyawan KBM Pemasaran Kayu I

Cirebon.

Secara keseluruhan, jumlah pegawai di KBM Pemasaran Kayu I Cirebon

mulai dari tingkat top management hingga bottom management berjumlah tidak

kurang dari 135 orang yang terdiri atas 127 orang pegawai pria dan 8 orang

pegawai wanita. Secara detail, struktur organisasi KBM Pemasaran Kayu I

Cirebon dapat dilihat pada Lampiran 5. Uraian tugas, tanggung jawab, dan

wewenang pejabat pada KBM Pemasaran Kayu I Cirebon dapat dilihat pada

Lampiran 6.

Page 65: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

48

VI ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN

Analisis lingkungan perusahaan merupakan salah satu cara yang harus

dilaksanakan dalam proses identifikasi manajemen strategi. Analisis lingkungan

perusahaan terdiri atas analisis lingkungan internal perusahaan dan eksternal

perusahaan.

6.1 Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal perusahaan dilakukan untuk mengidentifikasi

faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Analisis

lingkungan internal perusahaan dilakukan dengan pendekatan fungsional

perusahaan, yaitu aspek sumberdaya manusia, produksi dan operasi, pemasaran,

keuangan, manajemen, serta penelitian dan pengembangan.

6.1.1 Aspek Sumberdaya Manusia

KBM Pemasaran Kayu I Cirebon merupakan salah satu unit bisnis yang

dimiliki oleh Perum Perhutani secara umum. Perum Perhutani merupakan suatu

perusahaan Badan usaha milik negara yang sudah memiliki sistem organisasi yang

sudah mapan dan tertib. Dalam proses manajemen sumberdaya manusia, Perum

Perhutani sudah memiliki ketentuan dan peraturan tertentu sesuai dengan regulasi

yang mengatur. Dengan demikian, KBM Pemasaran Kayu I Cirebon yang

merupakan salah satu unit bisnis Perum Perhutani juga menerapkan ketentuan dan

peraturan dalam proses manajemen sumberdaya manusia yang ada.

KBM Pemasaran Kayu I Cirebon memiliki sumberdaya manusia atau

jumlah pegawai yang tidak kurang dari 135 orang pegawai terdiri atas 127 orang

pegawai pria dan 8 orang pegawai wanita. Menurut Manager KBM Pemasaran

Kayu I Cirebon, dari keseluruhan jumlah pegawai yang ada, KBM Pemasaran

Kayu I Cirebon masih kurang sekitar 26 orang pegawai. Data sumberdaya

manusia pegawai di KBM Pemasaran Kayu I Cirebon berdasarkan tingkat

pendidikan terakhir dapat dilihat pada Tabel 16.

Page 66: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

49

Tabel 16. Data Sumberdaya Manusia Pegawai KBM Pemasaran Kayu I CirebonBerdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2010

Tingkat PendidikanJumlah Pegawai

Pria Wanita TotalS3 0 0 0S2 0 0 0S1 Kehutanan 4 0 4S1 Non-Kehutanan 3 2 5D3 Kehutanan 0 0 0D3 Non-Kehutanan 4 0 4D2 Kehutanan/PMK 0 0 0D2 Non-Kehutanan 0 0 0D1 Kehutanan/KKMA 1 0 1D1 Non-Kehutanan 1 3 4SKMA 0 0 0SLTA 84 2 86SMP 20 1 21SD 10 0 10Non-SD 0 0 0

Jumlah 127 8 135Sumber: Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu I Cirebon (2010), diolah

Tabel 16 menunjukkan bahwa jumlah pegawai KBM Pemasaran Kayu I

Cirebon dengan tingkat pendidikan terakhir sampai dengan jenjang SLTA

merupakan yang tertinggi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa KBM

Pemasaran Kayu I Cirebon memiliki kualitas sumberdaya manusia yang kurang di

bidang pemasaran.

6.1.2 Aspek Produksi dan Operasi

Proses produksi kayu bundar jati dimulai dari proses pembibitan,

penyemaian, penanaman, pemeliharaan, penjarangan, hingga ke penebangan

sepenuhnya merupakan tanggung jawab dari kesatuan pemangkuan hutan (KPH)

yang berpedoman kepada SOP Produksi yang biasa disebut dengan Indikator

Produksi dan Bucking Policy yang sudah menjadi standar khusus produksi di

Perum Perhutani, sedangkan KBM Pemasaran Kayu hanya memberikan usulan

daftar spesifikasi kayu bundar jati yang diminati oleh pasar. Dalam hal ini,

dibutuhkan komunikasi dan kordinasi antara KPH dengan KBM Pemasaran Kayu

agar terjalin sinergisitas sistem pemasaran kayu bundar yang terpadu. Daftar

spesifikasi kayu yang sudah siap untuk dipasarkan akan dicatat dalam sebuah

dokumen yang disebut daftar kapling.

Page 67: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

50

Dalam proses operasi produksi, kayu bundar jati yang sudah ditebang oleh

petugas KPH, selanjutnya akan disimpan di tempat penimbunan kayu (TPK),

tempat pengumpulan (TPn), dan tempat pengumpulan khusus (TPKh) yang

menjadi tanggung jawab KBM Pemasaran Kayu. Mulai dari penyerahan kayu

bundar jati hasil tebangan hingga proses pemasaran kayu bundar jati, prosedur

yang menjadi pedoman adalah SOP Pemasaran atau yang biasa disebut dengan

prosedur pemasaran kayu bundar jati atau Alur SS-Sar. Tahapan-tahapan Alur SS-

Sar, yaitu penerimaan sementara DK 304c, penerimaan kayu, pengaplingan,

pelayanan pemasaran, pelayanan purna jual di TPK/TPn/TPKh, pengamanan,

serta monitoring, evaluasi, pengendalian, dan pelaporan. Secara garis besar

prosedur pemasaran kayu bundar jati dapat dilihat pada Gambar 10, sedangkan

secara detail prosedur pemasaran kayu bundar jati dapat dilihat pada Lampiran 7.

Gambar 10. Prosedur Pemasaran Kayu Bundar JatiSumber: Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu I Cirebon (2010)

6.1.3 Aspek Pemasaran

Pemasaran merupakan suatu proses yang dimulai dari perencanaan dan

pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan, barang

dan jasa dalam rangka untuk memuaskan tujuan individu dan organisasi. Proses

50

Dalam proses operasi produksi, kayu bundar jati yang sudah ditebang oleh

petugas KPH, selanjutnya akan disimpan di tempat penimbunan kayu (TPK),

tempat pengumpulan (TPn), dan tempat pengumpulan khusus (TPKh) yang

menjadi tanggung jawab KBM Pemasaran Kayu. Mulai dari penyerahan kayu

bundar jati hasil tebangan hingga proses pemasaran kayu bundar jati, prosedur

yang menjadi pedoman adalah SOP Pemasaran atau yang biasa disebut dengan

prosedur pemasaran kayu bundar jati atau Alur SS-Sar. Tahapan-tahapan Alur SS-

Sar, yaitu penerimaan sementara DK 304c, penerimaan kayu, pengaplingan,

pelayanan pemasaran, pelayanan purna jual di TPK/TPn/TPKh, pengamanan,

serta monitoring, evaluasi, pengendalian, dan pelaporan. Secara garis besar

prosedur pemasaran kayu bundar jati dapat dilihat pada Gambar 10, sedangkan

secara detail prosedur pemasaran kayu bundar jati dapat dilihat pada Lampiran 7.

Gambar 10. Prosedur Pemasaran Kayu Bundar JatiSumber: Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu I Cirebon (2010)

6.1.3 Aspek Pemasaran

Pemasaran merupakan suatu proses yang dimulai dari perencanaan dan

pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan, barang

dan jasa dalam rangka untuk memuaskan tujuan individu dan organisasi. Proses

50

Dalam proses operasi produksi, kayu bundar jati yang sudah ditebang oleh

petugas KPH, selanjutnya akan disimpan di tempat penimbunan kayu (TPK),

tempat pengumpulan (TPn), dan tempat pengumpulan khusus (TPKh) yang

menjadi tanggung jawab KBM Pemasaran Kayu. Mulai dari penyerahan kayu

bundar jati hasil tebangan hingga proses pemasaran kayu bundar jati, prosedur

yang menjadi pedoman adalah SOP Pemasaran atau yang biasa disebut dengan

prosedur pemasaran kayu bundar jati atau Alur SS-Sar. Tahapan-tahapan Alur SS-

Sar, yaitu penerimaan sementara DK 304c, penerimaan kayu, pengaplingan,

pelayanan pemasaran, pelayanan purna jual di TPK/TPn/TPKh, pengamanan,

serta monitoring, evaluasi, pengendalian, dan pelaporan. Secara garis besar

prosedur pemasaran kayu bundar jati dapat dilihat pada Gambar 10, sedangkan

secara detail prosedur pemasaran kayu bundar jati dapat dilihat pada Lampiran 7.

Gambar 10. Prosedur Pemasaran Kayu Bundar JatiSumber: Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu I Cirebon (2010)

6.1.3 Aspek Pemasaran

Pemasaran merupakan suatu proses yang dimulai dari perencanaan dan

pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan, barang

dan jasa dalam rangka untuk memuaskan tujuan individu dan organisasi. Proses

Page 68: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

51

pemasaran juga terkait pada pemilihan target pasar (segmenting, targeting, dan

positioning), serta bauran pemasaran (product, price, place,dan promotion).

6.1.3.1 Pemasaran Sasaran (Segmenting, Targeting, dan Positioning)

Pemasaran sasaran meliputi tiga aktivitas kegiatan pemasaran, yaitu

segmentasi pasar, penentuan target pasar, dan positioning pasar. Pemasaran

sasaran yang ditetapkan di KBM Pemasaran Kayu I Cirebon adalah sebagai

berikut:

1) Segmentasi Pasar (Segmenting)

Segmentasi pasar mengelompokkan pelanggan ke dalam beberapa

segmen berdasarkan kebutuhan dan manfaat yang sama dengan diinginkan

pelanggan dalam menyelesaikan masalah konsumsi tertentu. KBM Pemasaran

Kayu I Cirebon membagi segmentasi pasarnya berdasarkan segmentasi

perilaku, yaitu membagi segmentasi pasar menjadi tiga kelompok, yaitu

pengolah langsung/end user/pabrikan, pedagang perantara/trader

(perorangan, badan usaha), dan public service obligation/PSO (pengrajin dan

warung kayu) seluruh Indonesia.

2) Target Pasar (Targeting)

Target pasar merupakan pembagian atau pengelompokkan pelanggan

yang telah tersegmentasi menjadi bagian yang lebih spesifik dan kecil lagi.

Adapun target pasar KBM Pemasaran Kayu I Cirebon untuk produk kayu

bundar jati adalah pengolah langsung/end user/pabrikan kayu bundar jati,

pedagang perantara/trader (perorangan, badan usaha) kayu bundar jati, dan

public service obligation/PSO (pengrajin dan warung kayu) kayu bundar jati

seluruh Pulau Jawa.

3) Positioning Pasar

Positioning pasar diterapkan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik

unik pelanggan segmen tertentu. Positioning pasar yang diharapkan oleh

KBM Pemasaran Kayu I Cirebon adalah sebagai produk kayu bundar jati

KBM Pemasaran Kayu I Cirebon yang bersertifikast ekolabel dan

berlegalitas.

Page 69: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

52

6.1.3.2 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Strategi bauran pemasaran dimaksudkan untuk memperluas strategi

positioning segmen untuk mencakup semua aspek bauran pemasaran berupa

bauran produk, harga, promosi, dan tempat.

1) Bauran Produk (Product Mix)

Produk yang dijual berupa hasil kayu bundar jati yang berasal dari

kayu bersertifikat Forest Stewardship Council (FSC), kayu dalam proses

menuju sertifikasi, dan kayu tidak bersertifikat. Kayu bundar jati berdasarkan

statusnya digolongkan menjadi kayu vinir (Vi), kayu hara (H), kayu lokal

industri (In), dan kayu lokal. Semua produk yang akan dijual harus diukur,

diuji, dan dikapling terlebih dahulu sesuai dengan SNI dan pengaplingan

yang berlaku. Khusus untuk kayu bundar jati, masing-masing kapling hasil

hutan kayu bundar jati maksimum adalah 5 m3.

Secara garis besar, produk kayu bundar jati yang dipasarkan di KBM

Pemasaran Kayu I Cirebon dapat dilihat pada Tabel 17.

Page 70: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

53

Tabel 17. Spesifikasi Produk Kayu Bundar Jati di Pemasaran Kayu I CirebonTahun 2010

Spesifikasi Uraian

Status Kayu

- Kayu vinir (Vi)- Kayu hara (H)- Kayu lokal industri (In)- Kayu lokal

Diameter Kayu- AI (4 – 19 cm)- AII (21 – 29 cm)- AIII (≥ 30 cm)

Mutu Kayu

- Utama (U)- Pertama (P)- Kedua (D)- Ketiga (T)- Keempat (M)- Kelima (L)

Panjang Kayu

- < 1,00 m- 1,00 – 1,90 m- 2,00 – 2,90 m- 3,00 – 3,90 m- 4,00 – 4,90 m- 5,00 – 5,90 m

Asal Tebangan

- A (Penghabisan)- B (Penghabisan)- C (Penghapusan)- D (Tak sangka)- E (Penjarangan)

Tipe KPH- C (Ciamis, Indramayu, dan Sumedang)- D (Tasikmalaya, Kuningan, Garut, dan Majalengka)

Sumber: PPDN Perum Perhutani (2010), diolah

2) Bauran Harga (Price Mix)

Harga penjualan kayu bundar jati terdiri atas harga jual dasar (HJD),

Surcharge, dan Diferensiasi. Harga jual dasar (HJD) dan Surcharge harga

kayu bundar jati ditetapkan langsung oleh Direksi Perum Perhutani. Harga

jual dasar (HJD) adalah besaran minimal yang ditetapkan oleh Direksi Perum

Perhutani untuk kepentingan penjualan di dalam negeri.

Surcharge adalah tambahan harga hasil hutan kayu bundar jati dan

rimba yang mengikat dan tidak terpisahkan dengan harga jual dasar (HJD)

yang diberlakukan karena kondisi dan perlakuan tertentu yang ditetapkan oleh

Direksi Perum Perhutani untuk kepentingan penjualan. Surcharge terdiri atas

surcharge pasar, perjanjian atau kontrak, dan MHL. Pertama, surcharge pasar

Page 71: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

54

dikenakan terhadap kayu bundar jati berdasarkan sortimen dan status. Kedua,

surcharge perjanjian atau kontrak dikenakan terhadap saluran penjualan

perjanjian atau kontrak. Ketiga, surcharge MHL dikenakan terhadap

penjualan kayu-kayu yang berasal dari KPH-KPH bersertifikat dan KPH-

KPH dalam proses (In Process) menuju sertifikasi serta VLO (Verification of

Legal Origin).

Diferensiasi adalah penambahan atau pengurangan harga hasil hutan

kayu karena kondisi pasar yang ditetapkan oleh Kepala Unit atas usul dari

General Manager untuk kepentingan penjualan.

Pada saluran penjualan lelang, harga penawaran pertama pada

penjualan lelang dikenakan minimal sesuai dengan harga jual dasar (HJD)

yang telah ditetapkan langsung oleh Direksi Perum Perhutani. Kepala Unit

dan atau General Manager dapat menetapkan harga penawaran pertama pada

lelang di atas harga jual dasar (HJD). Secara terperinci, harga produk kayu

bundar jati yang dipasarkan di KBM Pemasaran Kayu I Cirebon dapat dilihat

di Lampiran 9.

3) Bauran Distribusi (Place Mix)

Saluran penjualan kayu bundar jati yang biasa dihadapi oleh Perum

Perhutani KBM Pemasaran Kayu I Cirebon dapat dilihat pada Gambar 11

berikut:

Gambar 11. Saluran Distribusi Penjualan Kayu Bundar Jati di KBM PemasaranKayu I CirebonSumber: Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu I Cirebon (2010), diolah

Mekanisme distribusi penjualan hasil hutan kayu bundar jati di Perum

Perhutani dilaksanakan melalui empat mekanisme penjualan, yaitu

mekanisme penjualan dengan perjanjian atau kontrak, langsung, lelang, dan

mekanisme penjualan lainnya yang ditetapkan oleh Direksi Perum Perhutani.

KBMPemasaran Kayu

I Cirebon

PedagangPengolah Konsumen

PedagangPerantara

PedagangPengolah Konsumen

Page 72: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

55

Selama ini, KBM Pemasaran Kayu I Cirebon dalam melakukan

pemasaran kayu bundar jati melalui tiga mekanisme penjualan, yaitu

mekanisme penjualan dengan perjanjian atau kontrak, langsung, dan lelang

(Gambar 12).

Gambar 12. Mekanisme Penjualan Kayu Bundar Jati di KBM Pemasaran KayuI CirebonSumber: Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu I Cirebon (2010), diolah

Penjelasan mengenai saluran mekanisme penjualan kayu bundar jati di

Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu I Cirebon, yaitu:

a) Saluran Mekanisme Penjualan dengan Perjanjian atau Kontrak

Penjualan dengan perjanjian atau kontrak adalah penjualan hasil

hasil hutan kayu bundar jati yang dilakukan oleh Perum Perhutani dengan

pihak pembeli yang dituangkan dalam suatu perjanjian jual beli. Saluran

penjualan hasil hutan kayu bundar jati dengan perjanjian atau kontrak

diutamakan untuk pengolah langsung dan pabrikan. Hasil hutan kayu

bundar jati yang dapat dijual melalui saluran penjualan dengan perjanjian

atau kontrak, yaitu kayu bundar jati vinir (Vi), hara (H), lokal industri (In),

serta lokal AIII dan AII.

Kewenangan penjualan kontrak dilakukan oleh Kepala Unit dengan

surat kuasa khusus (SKK) dari Direksi Perum Perhutani. Pelayanan

penjualan berdasarkan perjanjian atau kontrak tersebut dilaksanakan oleh

General Manager. Perjanjian kontrak dibuat dengan memperhatikan

kemampuan produksi dan diberlakukan per triwulan. Apabila selama masa

pemberlakuan perjanjian atau kontrak tersebut belum dapat direalisasikan

KBM PemasaranKayu I Cirebon

Perjanjian/KontrakPengolah

langsung/enduser/pabrikan

Langsung

Pedagangperantara/trader

(perorangan, badanusaha)

Lelang

Public serviceobligation/PSO(pengrajin danwarung kayu)

Page 73: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

56

maka perjanjian atau kontrak tersebut dapat diperpanjang satu kali dan

maksimal perpanjangan satu bulan.

Pengajuan pembelian melalui saluran perjanjian atau kontrak

ditujukan kepada Kepala Unit. Permohonan pembelian yang ditujukan ke

Direksi Perum Perhutani akan diteruskan atau direkomendasikan kepada

Kepala Unit. Setiap pengajuan pembelian melalui saluran penjualan

dengan perjanjian atau kontrak dilampiri foto kopi akte pendirian

perusahaan, surat tanda daftar perusahaan, SIUP, KTP pemilik perusahaan,

NPWP, ijin tempat (HO), dan IUIPHHK (ijin usaha industri pengolahan

hasil hutan kayu). Ijin akan diterbitkan setelah persyaratan terpenuhi dan

bukti penyerahan uang tandon yang besarnya ditentukan oleh Unit.

Volume pembelian melalui saluran perjanjian atau kontrak, yaitu kayu

bundar jati AIII dan AII lokal mutu M up minimal 50 m3, kayu bundar jati

AIII vinir atau hara minimal 25 m3, dan kayu bundar jati lokal industri

yang tidak dipilih untuk bahan baku industri (BBI) minimal 25 m3.

b) Saluran Mekanisme Penjualan Langsung

Penjualan langsung adalah penjualan hasil hutan kayu bundar jati

yang dilakukan dengan menerbitkan surat ijin pembelian (SIP). Saluran

penjualan langsung hasil hutan kayu bundar jati ditujukan untuk pengolah

langsung/pabrikan, pedagang perantara/trader (perorangan, badan usaha),

dan public service obligation/PSO (pengrajin dan warung kayu). Produk

hasil hutan kayu bundar jati yang dapat dijual melalui saluran penjualan

langsung, yaitu kayu bundar jati sortimen AI serta AII dan AIII mutu L up,

sedangkan untuk AII mutu T up dan AIII mutu M up seijin Kepala Unit.

Kayu temuan, kayu sisa pencurian, kayu bukti yang sudah divonis

pengadilan dan telah menjadi persediaan, serta kayu hasil uji ulang dapat

dijual melalui saluran penjualan langsung setelah tiga kali dilelang tidak

laku.

Saluran penjualan langsung hasil hutan kayu bundar jati

dilaksanakan dengan menerbitkan surat ijin pembelian (SIP) oleh General

Manager, Manager, dan pejabat lain yang ditunjuk oleh Kepala Unit.

Pelayanan penjualan melalui saluran penjualan langsung dilakukan oleh

Page 74: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

57

General Manager, Manager, dan pejabat lain yang ditunjuk oleh Kepala

Unit. Surat ijin pembelian (SIP) dibuat dan diberlakukan per satu bulan

dan tidak dapat diperpanjang.

Pengajuan pembelian melalui saluran penjualan langsung ditujukan

kepada General Manager atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Kepala

Unit. Setiap pengajuan pembelian saluran penjualan langsung

dipersyaratkan melampirkan foto kopi surat-surat perijinan perusahaan

berupa SIUP dan surat ijin industri serta NPWP atau surat-surat identitas

lainnya. Volume pembelian melaui saluran penjualan langsung diatur oleh

Unit.

c) Saluran Mekanisme Penjualan Lelang

Penjualan melalui lelang adalah penjualan penjualan hasil hutan

kayu bundar jati yang dilaksanakan di depan umum dengan cara

penawaran terbuka. Penjualan hasil hutan kayu bundar jati melalui saluran

lelang dilaksanakan oleh kantor pelayanan kekayaan negara dan lelang

(KPKNL) dengan cara penawaran terbuka di tempat yang telah ditetapkan.

Pelaksanaan penjualan melalui saluran lelang dapat juga difasilitasi oleh

Direksi Perum Perhutani dalam rangka mengendalikan harga. Hasil hutan

kayu bundar jati yang dijual melalui saluran lelang adalah kayu bundar jati

semua sortimen dan mutu, kayu bundar jati bahan baku industri (BBI)

yang sudah berubah status menjadi bukan BBI, kayu bundar jati yang

sudah mengalami pengujian ulang, kayu sisa pencurian dan kayu temuan

yang sudah menjadi persediaan, serta kayu bukti yang sudah divonis

pengadilan dan telah menjadi persediaan.

Volume penjualan hasil hutan kayu bundar jati melalui saluran

lelang masing-masing KBM Pemasaran Kayu ditetapkan oleh Kepala Unit.

General Manager mengatur persiapan lelang termasuk jumlah volume

yang ditawarkan pada saat lelang. Daftar kapling yang akan ditawarkan

pada saat lelang (oversicht) untuk masing-masing TPK/TPn disusun oleh

Manager. Sebelum dilaksanakan lelang, terlebih dahulu diumumkan secara

luas melalui papan pengumuman atau di media cetak atau media lain

tentang tanggal atau waktu, tempat, volume, dan jenis. Pelaksanaan lelang

Page 75: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

58

di Unit diatur oleh Kepala Unit. Para peminat lelang dapat memperoleh

daftar penawaran lelang (oversicht) di Kantor Manager yang bersangkutan

atau di tempat lain yang ditunjuk oleh General Manager.

4) Bauran Promosi (Promotion Mix)

Promosi merupakan salah satu faktor terpenting dalam proses

pemasaran. Kegiatan promosi bertujuan untuk memberikan gambaran dan

pengetahuan kepada konsumen tentang produk yang akan dipasarkan.

Beberapa kegiatan promosi yang dilakukan oleh KBM Pemasaran Kayu I

Cirebon, yaitu:

a) Iklan melalui Pameran, Poster, Banner, Brosur, dan Leaflet

KBM Pemasaran Kayu I Cirebon biasanya bekerjasama dengan

kesatuan pemangkuan hutan (KPH) dan dinas kehutanan setempat dalam

melakukan promosi berupa kegiatan pameran, lelang, dan kegiatan-

kegiatan lainnya yang sekaligus dapat menjadi media iklan bagi KBM

Pemasaran Kayu I Cirebon. Contohnya, KBM Pemasaran Kayu I Cirebon

menjalin kerjasama dengan pemerintah kota Indramayu dalam hal kegiatan

lelang yang dilaksanakan di aula pemerintahan kota Indramayu, KBM

Pemasaran Kayu I Cirebon juga menjalin kerjasama dengan pemerintah

kabupaten Cirebon dalam kegiatan One Man One Tree (OMOT), serta

KBM Pemasaran Kayu I Cirebon menjalin kerjasama dengan pemerintah

kota Cirebon dalam kegiatan pameran di alun-alun kota Corebon. Semua

kegiatan tersebut menjadi salah satu cara publikasi yang dilakukan oleh

KBM Pemasaran Kayu I Cirebon.

Selain itu, KBM Pemasaran Kayu I Cirebon juga telah memiliki

banner, poster, brosur, dan leaflet yang dapat dibagikan pada berbagai

kesempatan publikasi. Banner dan poster merupakan media publikasi

identitas sekaligus promosi pada saat KBM Pemasaran Kayu I Cirebon

mengikuti pameran-pameran di berbagai tempat. Sedangkan, brosur dan

leaflet berisi profil singkat KBM Pemasaran Kayu I Cirebon dan produk-

produk yang dipasarkan. Brosur dan leaflet akan dibagikan kepada para

konsumen dan diharapkan dapat menjadi media edukasi kepada konsumen

Page 76: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

59

dan calon konsumen yang akan membeli produk kayu bundar jati di KBM

Pemasaran Kayu I Cirebon.

b) Iklan dan Pemasaran melalui Internet

KBM Pemasaran Kayu I Cirebon belum memiliki situs perusahaan

dan pemasarannya secara khusus. Akan tetapi, KBM Pemasaran Kayu I

Cirebon yang merupakan salah satu unit bisnis yang dimiliki oleh Perum

Perhutani maka situs pemasarannya dilakukan secara bersamaan dengan

situs yang dimiliki oleh Perum Perhutani. Adapun situs Perum Perhutani

adalah http://www.perumperhutani.com. Selain itu, dalam pelaksanaan

lelang, Perum Perhutani juga bekerjasama dengan sebuah situs internet

pemasaran yang memungkinkan Perum Perhutani dapat ikut melakukan

pemasaran lelang secara online, termasuk KBM Pemasaran Kayu I

Cirebon dapat menggunakan situs pemasaran tersebut dalam proses lelang.

Adapun situs pemasaran lelang tersebut adalah http://www.ipasar.co.id.

Pada situs pemasaran lelang tesebut, KBM Pemasaran Kayu I Cirebon

diberikan tempat khusus untuk dapat mengiklankan sekaligus melelang

produk-produk kayu bundar jati yang siap dilelang.

Menurut Manager KBM Pemasaran Kayu I Cirebon cara

pemasaran lelang melalui situs internet belum begitu efektif di masa

sekarang tetapi dapat menjadi peluang pemasaran di masa yang akan

datang. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah proporsi sumbangan

pendapatan yang dihasilkan dari lelang online sangatlah sedikit bahkan

hampir tidak ada. Kelemahan lainnya adalah orang yang dapat mengakses

informasi tersebut terbatas pada orang-orang yang mampu dan dapat

mengakses internet saja.

c) Word of Mouth Promotion

Hal terpenting yang dilakukan oleh KBM Pemasaran Kayu I

Cirebon adalah menjaga kualitas produk dan memberikan pelayanan yang

baik kepada konsumen. Dengan demikian, diharapkan konsumen akan

merasa puas dan akan menjadi loyal kepada produk tersebut. Loyalitas

konsumen merupakan promosi pemasaran yang cukup efektif karena

Page 77: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

60

konsumen yang puas akan memberitahukan kepuasannya kepada

konsumen lainnya.

6.1.4 Aspek Keuangan

KBM Pemasaran Kayu I Cirebon sebagai salah satu unit kerja di Perum

Perhutani telah memiliki pedoman khusus dalam hal administrasi keuangan yang

telah ditentukan dan ditetapkan oleh Perum Perhutani yang ditujukan kepada

seluruh unit kerja yang ada di Perum Perhutani. Dalam mengelola administrasi

keuangannya, KBM Pemasaran Kayu I Cirebon telah memiliki SOP Keuangan

yang ditetapkan oleh Perum Perhutani. KBM Pemasaran Kayu I Cirebon juga

telah memiliki Asisten Manager Administrasi dan Umum dan Kepala Urusan

Keuangan beserta staf khusus keuangan KBM Pemasaran Kayu I Cirebon.

Pendapatan yang dihasilkan dari penjualan produk-produk kayu bundar jati

maupun rimba oleh KBM Pemasaran Kayu I Cirebon setiap harinya harus dikirim

dan dilaporkan kepada bagian keuangan KBM Pemasaran Kayu Unit III Jawa

Barat dan Banten di Bandung melalui bank secara otomatis. Sedangkan,

pengeluaran yang dibutuhkan oleh KBM Pemasaran Kayu I Cirebon harus

memberikan usulan yang ditujukan kepada KBM Pemasaran Kayu Unit III Jawa

Barat dan Banten di Bandung sehingga arus masuk dan keluar keuangan dikelola

oleh bagian keuangan KBM Pemasaran Kayu Unit III Jawa Barat dan Banten.

Sedangkan, bagian keuangan KBM Pemasaran Kayu I Cirebon hanya mencatat

dan melaporkan jumlah pendapatan, serta mengusulkan jumlah pengeluaran yang

dibutuhkan oleh KBM Pemasaran Kayu I Cirebon. Dengan adanya pencatatan dan

pelaporan ganda yang dilakukan oleh bagian keuangan di KBM Pemasaran Kayu

I Cirebon dengan bagian keuangan di KBM Pemasaran Kayu Unit III Jawa Barat

dan Banten tidak jarang terjadi perbedaan atau kesalahan pencatatan dan

pelaporan dari kedua belah pihak. Selain itu, sistem perhitungan ganda tersebut

dapat menyulitkan dalam mendeteksi kesalahan keuangan yang terjadi. Dengan

alasan demikian, antara bagian keuangan di KBM Pemasaran Kayu I Cirebon

dengan di KBM Pemasaran Kayu Unit III Jawa Barat dan Banten selalu

melakukan kordinasi yang dilakukan secara rutin.

Page 78: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

61

6.1.5 Aspek Manajemen

Dalam menganalisis aspek manajemen KBM Pemasaran Kayu I Cirebon

dilakukan melalui pendekatan fungsi manajemen, yaitu planning, organizing,

actuating, controlling, dan leading.

1) Perencanaan (Planning)

Dalam melakukan kegiatan operasional pemasaran perusahaan, KBM

Pemasaran Kayu I Cirebon telah memiliki perencanaan pemasarannya dalam

setiap tahunnya yang disebut rencana kerja dan anggaran pemasaran (RKAP).

Rencana kerja dan anggaran pemasaran (RKAP) tersebut ditetapkan secara

bersamaan oleh KBM Pemasaran Kayu Unit III Jawa Barat dan Banten, KBM

Pemasaran Kayu I Cirebon, dan KBM Pemasaran Kayu II Bogor. Dalam

rencana kerja dan anggaran pemasaran (RKAP) dijelaskan mengenai tujuan

dan target pemasaran selama satu tahun, proporsi pemasaran serta anggaran

pendapatan dan pengeluaran setiap kesatuan bisnis mandiri (KBM), dan lain

sebagainya.

2) Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian yang telah diterapkan di KBM Pemasaran Kayu I

Cirebon sesuai dengan ketetapan Direksi Perum Perhutani pada Surat

Keputusan (SK) Direksi Perum Perhutani Nomor : 554/Kpts/Dir/2005 tanggal

26 September 2005 tentang Struktur Organisasi Perum Perhutani. Dimana,

pada setiap bagian di struktur organisasi yang diterapkan di KBM Pemasaran

Kayu I Cirebon telah memiliki jobs description dan pembagian tugas yang

jelas sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan KBM Pemasaran Kayu I

Cirebon.

3) Pemberian Motivasi (Actuating)

Manager KBM Pemasaran Kayu I Cirebon memiliki beberapa metode

dalam pemberian motivasi kepada seluruh karyawan KBM Pemasaran Kayu I

Cirebon. Manager KBM Pemasaran Kayu I Cirebon menempelkan kata-kata

motivasi dan kata-kata mutiara di setiap sudut ruangan kantor KBM

Pemasaran Kayu I Cirebon agar dapat dibaca oleh para karyawan maupun

para tamu yang datang ke KBM Pemasaran Kayu I Cirebon. Selain itu,

Manager KBM Pemesaran Kayu I Cirebon menerapkan sistem reward and

Page 79: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

62

punishment, yaitu memberikan reward bagi setiap karyawan yang berhasil

mencapai prestasi tertentu dan memberikan punishment bagi karyaan yang

melakukan kesalahan atau kelalaian dalam bekerja.

4) Pengendalian (Controlling)

Proses pengendalian yang dilakukan oleh Manager KBM Pemasaran

Kayu I Cirebon berupa laporan dan progress report yang harus dilaporkan

oleh setiap bagian di KBM Pemasaran Kayu I Cirebon. Selain itu, dalam

melakukan proses pengendaliannya, Manager KBM Pemasaran Kayu I

Cirebon melakukan penilaian indeks prestasi kerja bagi setiap karyawan di

KBM Pemasaran Kayu I Cirebon yang akan dilaporkan kepada bagian

sumberdaya manusia di kantor Unit III Jawa Barat dan Banten.

5) Kepemimpinan (Leading)

Kepemimpinan KBM Pemasaran Kayu I Cirebon dipegang oleh

seorang Manager yang bernama Ir. H. Adam Sukmara. Manager KBM

Pemasaran Kayu I Cirebon memiliki kepemimpinan yang bersifat tegas,

disiplin, dan demokratis. Beliau akan bertindak tegas dan disiplin terhadap

karyawan yang melakukan kesalahan dan kelalaian kerja tetapi beliau juga

tidak segan-segan untuk bertanya dan memusyawarahkan sesuatu kepada para

karyawannya.

6.1.6 Aspek Penelitian dan Pengembangan

Pada bidang penelitian dan pengembangan, Perum Perhutani telah

melakukan penelitian dan pengembangan terhadap tanaman jati yang disebut Jati

Plus Perhutani (JPP) yaitu jati yang perkembangan diameternya akan bertambah 4

cm per tahunnya. KBM Pemasaran Kayu I Cirebon selalu melakukan pengujian

terhadap kayu-kayu bundar jati yang baru ditebang sebelum masuk ke dalam

TPK/TPn/TPKh oleh mandor penguji. Pengujian tersebut dimaksudkan untuk

mengelompokkan kayu bundar jati menurut spesifikasinya.

Dalam bidang pemasaran, KBM Pemasaran Kayu I Cirebon telah

melakukan riset pasar terkait preferensi konsumen terhadap kayu bundar jati yang

diminati oleh pasar sehingga KBM Pemasaran Kayu I Cirebon dapat memberikan

usulan spesifikasi kayu bundar jati yang sebaiknya ditebang kepada kesatuan

pemangkuan hutan (KPH).

Page 80: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

63

Selain itu, dalam pengembangan sumberdaya manusia yang ada di KBM

Pemasaran Kayu I Cirebon secara rutin mengirimkan karyawannya mengikuti

pendidikan dan latihan (diklat) kehutanan Perum Perhutani di kota Madiun

sehingga sofskills para karyawan akan semakin meningkat dan semakin

berpeluang untuk mendapatkan promosi jabatan bagi karyawan yang telah

mengikuti pendidikan dan latihan tersebut.

6.2 Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal perusahaan dilakukan untuk

mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman suatu

perusahaan. Analisis lingkungan eksternal perusahaan terdiri atas lingkungan jauh

dan lingkungan industri.

6.2.1 Lingkungan Jauh

Lingkungan jauh merupakan lingkungan eksternal yang memiliki

pengaruh tidak langsung kepada perusahaan. Lingkungan jauh dapat dianalisis

dengan menggunakan pendekatan aspek politik, ekonomi, sosial-budaya, dan

teknologi.

6.2.1.1 Aspek Politik

Aspek stabilitas politik negara Indonesia baik secara langsung maupun

tidak langsung dapat mempengaruhi pemasaran di KBM Pemasaran Kayu I

Cirebon. Kestabilan politik negara Indonesia akan membawa dampak positif

terhadap perkembangan pemasaran KBM Pemasaran Kayu I Cirebon karena

biasanya kestabilan politik suatu negara berimplikasi terhadap kestabilan ekonomi

suatu negara. Pemerintah sebagai stakeholder memiliki peranan penting dalam

kestabilan politik serta memiliki peranan penting dalam menciptakan kebijakan

yang dapat menstabilkan kondisi politik di suatu negara.

1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1978 TentangPenambahan Unit Produksi Perusahaan Umum Kehutanan Negara

Kebijakan peraturan pemerintah ini berisi mengenai pembubaran

Dinas Kehutanan Daerah Tingkat I Jawa Barat serta menambah unit produksi

perusahaan umum kehutanan negara (Perum Perhutani) Unit III Jawa Barat

yang bertempat di Bandung. Segala hak dan kewajiban, kekayaan, serta

Page 81: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

64

perlengkapan yang semula dimiliki oleh Dinas Kehutanan Daerah Tingkat I

Jawa Barat beralih kepada Perum Perhutani Unit III Jawa Barat. Oleh sebab

itu, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat memperoleh kesempatan atau

peluang dalam mengelola hutan yang ada di Jawa Barat.

2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2003 TentangPerusahaan Umum Kehutanan Negara (Perum Perhutani)

Dalam kebijakan peraturan pemerintah ini, perusahaan umum

kehutanan negara (Perum Perhutani) adalah Badan usaha milik negara

sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 1969, yang

bidang usahanya berada dalam lingkup tugas dan kewenangan Menteri,

dimana seluruh modalnya dimiliki Negara berupa kekayaan Negara yang

dipisahkan dan tidak terbagi atas saham. Salah satu isi di dalam kebijakan ini

antara lain mengenai Perum Perhutani yang diberikan kewenangan oleh

pemerintah untuk melakukan pengelolaan kehutanan dengan wilayah kerja

seluruh Pulau Jawa, yang bagi menjadi Unit I Jawa Tengah, Unit II Jawa

Timur, dan Unit III Jawa Barat dan Banten.

3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2002 TentangTata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutandan Penggunaan Kawasan Hutan

Dalam peraturan pemerintah ini menjelaskan bagaimana tata hutan,

pengelolaan hutan, serta pemanfaatan hutan dan penggunaan hutan. Perum

Perhutani sebagai badan usaha miliki negara (BUMN) yang bertanggung

jawab dalam pengelolaan dan pemanfaatan hutan telah memiliki sistem dan

prosedur yang berlaku yang sesuai dengan peraturan pemerintah yang ada.

Lain halnya dengan hutan rakyat yan sebagian besar belum memiliki sistem

dan prosedur serta perizinan dalam pengelolaan hutan sehingga menjadikan

peluang kepada Perum Perhutani untuk dapat mengoptimalkan kesempatan

dalam melakukan pengelolaan dan pemanfaatan hutan sesuai dengan

kebijakan yang ada.

4) Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

Undang-undang ini menjelaskan mengenai sumberdaya alam

kehutanan yang dimiliki oleh Negara Indonesia. Semua hutan di dalam

wilayah Republik Indonesia termasuk kekayaan alam yang terkandung di

Page 82: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

65

dalamnya dikuasai oleh negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Penguasaan hutan oleh negara memberi wewenang kepada pemerintah untuk

mengatur dan mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan hutan,

kawasan hutan, dan hasil hutan, menetapkan status wilayah tertentu sebagai

kawasan hutan atau kawasan hutan sebagai bukan kawasan hutan, serta

mengatur dan menetapkan hubungan-hubungan hukum antara orang dengan

hutan, serta mengatur perbuatan-perbuatan hukum mengenai kehutanan.

Salah satu perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) yang diberikan

wewenang dalam pengelolaan dan pemanfaatan hutan di Pulau Jawa adalah

Perum Perhutani.

6.2.1.2 Aspek Ekonomi

Aspek ekonomi suatu negara akan berpengaruh terhadap kestabilan dan

perkembangan suatu perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Apabila keadaan ekonomi suatu negara dalam keadaan baik atau stabil maka

perkembangan perusahaan pun akan stabil. Sedangkan, jika keadaan ekonomi

suatu negara dalam keadaan buruk atau tidak stabil maka perkembangan

perusahaan pun akan tidak stabil.

1) Ketidakstabilan Nilai Kurs Mata Uang Rupiah terhadap Dollar

Ketidakstabilan nilai kurs mata uang suatu negara merupakan salah

satu indikator perkembangan ekonomi negara tersebut. Ketika kurs mata uang

suatu negara mengalami penguatan atau terapresiasi terhadap mata uang

negara lain, maka daya tawar mata uang negara tersebut akan meningkat.

Sebaliknya, ketika kurs mata uang suatu negara melemah atau terdepresiasi

terhadap mata uang negara lain, maka daya tawar mata uang negara tersebut

akan menurun. Mata uang yang sering menjadi tolak ukur penentuan kurs

mata uang suatu negara adalah mata uang dollar karena dollar memiliki

kestabilan yang cukup tinggi. Kurs mata uang rupiah terhadap dollar dapat

dilihat pada Gambar 13.

Page 83: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

66

Gambar 13. Kurs Mata Uang Rupiah terhadap Dollar Tahun 2006-20093

Sumber: Bank Indonesia (2010), diolah

2) Tingkat Inflasi di Indonesia

Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga

secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang

saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas atau

mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi

disebut deflasi.

Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi

adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu

menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi

masyarakat yang nantinya akan mengakibatkan perubahan daya beli

masyarakat. Ketika tingkat inflasi suatu negara meningkat, maka tingkat

harga barang dan jasa yang ada di negara tersebut meningkat, sehingga daya

beli masyarakat akan semakin menurun, begitu juga sebaliknya. Berikut

adalah data tingkat inflasi di Indonesia pada tahun 2006 hingga 2009

(Gambar 14).

3 [Anonimus]. 2010. Kurs Nilai Tukar Mata Uang. http://www.bi.go.id. [1 Mei 2010].

(Rp10.600,00)(Rp10.400,00)(Rp10.200,00)(Rp10.000,00)(Rp9.800,00)(Rp9.600,00)(Rp9.400,00)(Rp9.200,00)(Rp9.000,00)(Rp8.800,00)(Rp8.600,00)(Rp8.400,00)

Kurs

Rp/

USD

66

Gambar 13. Kurs Mata Uang Rupiah terhadap Dollar Tahun 2006-20093

Sumber: Bank Indonesia (2010), diolah

2) Tingkat Inflasi di Indonesia

Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga

secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang

saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas atau

mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi

disebut deflasi.

Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi

adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu

menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi

masyarakat yang nantinya akan mengakibatkan perubahan daya beli

masyarakat. Ketika tingkat inflasi suatu negara meningkat, maka tingkat

harga barang dan jasa yang ada di negara tersebut meningkat, sehingga daya

beli masyarakat akan semakin menurun, begitu juga sebaliknya. Berikut

adalah data tingkat inflasi di Indonesia pada tahun 2006 hingga 2009

(Gambar 14).

3 [Anonimus]. 2010. Kurs Nilai Tukar Mata Uang. http://www.bi.go.id. [1 Mei 2010].

10.394

9.680

9.136

2006 2007 2008

Tahun

Kurs Rupiah / 1 USD

66

Gambar 13. Kurs Mata Uang Rupiah terhadap Dollar Tahun 2006-20093

Sumber: Bank Indonesia (2010), diolah

2) Tingkat Inflasi di Indonesia

Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga

secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang

saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas atau

mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi

disebut deflasi.

Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi

adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu

menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi

masyarakat yang nantinya akan mengakibatkan perubahan daya beli

masyarakat. Ketika tingkat inflasi suatu negara meningkat, maka tingkat

harga barang dan jasa yang ada di negara tersebut meningkat, sehingga daya

beli masyarakat akan semakin menurun, begitu juga sebaliknya. Berikut

adalah data tingkat inflasi di Indonesia pada tahun 2006 hingga 2009

(Gambar 14).

3 [Anonimus]. 2010. Kurs Nilai Tukar Mata Uang. http://www.bi.go.id. [1 Mei 2010].

9.166

2009

Page 84: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

67

Gambar 14. Tingkat Inflasi Indonesia Tahun 2006-20094

Sumber: Bank Indonesia (2010), diolah

Dari gambar di atas, dapat dilihat tingkat inflasi negara Indonesia

yang berfluktuasi. Tingkat inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu

sebesar 11,06 persen. Hal tersebut terjadi disebabkan oleh terjadinya krisis

perekonomian global. Akan tetapi, pada gambar diatas dapat dilihat bahwa

tingkat inflasi di Indonesia memiliki kecenderungan yang menurun, dimana

tingkat inflasi pada tahun selanjutnya yaitu tahun 2009 mengalami penurunan

yang cukup tajam menjadi sebesar 2,78 persen yang mengakibatkan

perekonomian yang cukup stabil.

3) Nilai Ekspor dan Impor Subsektor Kehutanan Indonesia

Pada era perdagangan global, bagi sebuah negara yang menganut

sistem perekonomian terbuka, faktor perdagangan melalui kegiatan ekspor

dan impor merupakan salah satu komponen yang dapat mempengaruhi

tingkat pengeluaran agregat (Agregate Expenditure) yang dapat merespon

tingkat pendapatan nasional. Nilai ekspor dan impor suatu barang dan jasa

dapat menjadi salah satu tolak ukur nilai permintaan dan penawaran barang

dan jasa tersebut pada negara tersebut.

Subsektor kehutanan menjadi salah satu susbsektor yang memberikan

kontribusi (share) terhadap nilai produk domestik bruto (PDB) di negara

4 [Anonimus]. 2010. Tingkat Inflasi Indonesia. http://www.bi.go.id. [1 Mei 2010].

6,60%

0,00%

2,00%

4,00%

6,00%

8,00%

10,00%

12,00%

2006

Infla

si

67

Gambar 14. Tingkat Inflasi Indonesia Tahun 2006-20094

Sumber: Bank Indonesia (2010), diolah

Dari gambar di atas, dapat dilihat tingkat inflasi negara Indonesia

yang berfluktuasi. Tingkat inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu

sebesar 11,06 persen. Hal tersebut terjadi disebabkan oleh terjadinya krisis

perekonomian global. Akan tetapi, pada gambar diatas dapat dilihat bahwa

tingkat inflasi di Indonesia memiliki kecenderungan yang menurun, dimana

tingkat inflasi pada tahun selanjutnya yaitu tahun 2009 mengalami penurunan

yang cukup tajam menjadi sebesar 2,78 persen yang mengakibatkan

perekonomian yang cukup stabil.

3) Nilai Ekspor dan Impor Subsektor Kehutanan Indonesia

Pada era perdagangan global, bagi sebuah negara yang menganut

sistem perekonomian terbuka, faktor perdagangan melalui kegiatan ekspor

dan impor merupakan salah satu komponen yang dapat mempengaruhi

tingkat pengeluaran agregat (Agregate Expenditure) yang dapat merespon

tingkat pendapatan nasional. Nilai ekspor dan impor suatu barang dan jasa

dapat menjadi salah satu tolak ukur nilai permintaan dan penawaran barang

dan jasa tersebut pada negara tersebut.

Subsektor kehutanan menjadi salah satu susbsektor yang memberikan

kontribusi (share) terhadap nilai produk domestik bruto (PDB) di negara

4 [Anonimus]. 2010. Tingkat Inflasi Indonesia. http://www.bi.go.id. [1 Mei 2010].

6,60%

6,59%

11,06%

2006 2007 2008

Tahun

Tingkat Inflasi Indonesia

67

Gambar 14. Tingkat Inflasi Indonesia Tahun 2006-20094

Sumber: Bank Indonesia (2010), diolah

Dari gambar di atas, dapat dilihat tingkat inflasi negara Indonesia

yang berfluktuasi. Tingkat inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu

sebesar 11,06 persen. Hal tersebut terjadi disebabkan oleh terjadinya krisis

perekonomian global. Akan tetapi, pada gambar diatas dapat dilihat bahwa

tingkat inflasi di Indonesia memiliki kecenderungan yang menurun, dimana

tingkat inflasi pada tahun selanjutnya yaitu tahun 2009 mengalami penurunan

yang cukup tajam menjadi sebesar 2,78 persen yang mengakibatkan

perekonomian yang cukup stabil.

3) Nilai Ekspor dan Impor Subsektor Kehutanan Indonesia

Pada era perdagangan global, bagi sebuah negara yang menganut

sistem perekonomian terbuka, faktor perdagangan melalui kegiatan ekspor

dan impor merupakan salah satu komponen yang dapat mempengaruhi

tingkat pengeluaran agregat (Agregate Expenditure) yang dapat merespon

tingkat pendapatan nasional. Nilai ekspor dan impor suatu barang dan jasa

dapat menjadi salah satu tolak ukur nilai permintaan dan penawaran barang

dan jasa tersebut pada negara tersebut.

Subsektor kehutanan menjadi salah satu susbsektor yang memberikan

kontribusi (share) terhadap nilai produk domestik bruto (PDB) di negara

4 [Anonimus]. 2010. Tingkat Inflasi Indonesia. http://www.bi.go.id. [1 Mei 2010].

2,78%

2009

Page 85: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

68

Indonesia. Dalam kontribusinya, subsektor kehutanan merupakan salah satu

subsektor bagian dari sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan.

Nilai ekspor dan impor hasil hutan di negara Indonesia memiliki

kecenderungan yang semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari data pada

Tabel 18.

Tabel 18. Perkembangan Ekspor dan Impor Hasil Hutan Indonesia Tahun 2003-2008

TahunEkspor Impor

Volume (Kg) Nilai ( US $) Volume (Kg) Nilai ( US $)2003 6.297.469.932 2.620.866.953 951.124.151 456.591.6542004 4.773.434.950 2.304.028.844 1.173.033.399 646.795.9622005 5.217.332.191 2.405.074.224 1.220.932.713 660.235.1942006 5.213.838.507 2.769.040.641 1.375.277.523 743.640.5642007 5.912.145.816 2.797.910.711 1.215.592.690 730.966.0142008 2.737.617.191 1.623.191.376 1.814.245.010 1.257.092.975

Sumber: Badan Pusat Statistik diacu dalam Eksekutif Data Strategis Kehutanan (2009), diolah

6.2.1.3 Aspek Sosial-Budaya

Perubahan sosial-budaya memiliki pengaruh yang besar terhadap hampir

semua produk, jasa, pasar, dan pelanggan. Aspek sosial-budaya berkaitan dengan

demografi penduduk, trend, gaya hidup masyarakat, perilaku konsumsi, dan lain

sebagainya. Faktor-faktor sosial-budaya tersebut dapat menjadi faktor peluang

maupun ancaman bagi suatu perusahaan.

1) Kelestarian Hutan

Peningkatan pemanasan global semakin dapat dirasakan oleh seluruh

manusia di dunia ini. Salah satu penyebab meningkatnya pemanasan global di

dunia ini disebabkan oleh peningkatan kadar karbon dioksida (CO2) di udara

atau yang biasa disebut dengan efek rumah kaca. Peningkatan kadar CO2 di

udara tersebut, salah satunya disebabkan oleh semakin berkurangnya luas

wilayah hutan sebagai tempat tumbuhnya tanaman yang dapat menghasilkan

oksigen (O2) dan menyerap karbon dioksida (CO2) sebagai proses

fotosintesis.

Hal tersebut menjadi salah satu alasan beberapa lembaga swadaya

masyarakat yang ada di seluruh dunia membentuk sebuah kegiatan yang

ramah lingkungan, seperti pemberian sertifikasi ekolabel pada hutan-hutan di

Page 86: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

69

seluruh dunia. Salah satu lembaga swadaya masyarakat yang memberikan

sertifikasi ekolabel tersebut adalah Forest Stewardship Council (FSC) yang

telah diakui di seluruh dunia. Ada beberapa prinsip dan kriteria yang perlu

dipenuhi untuk mendapatkan sertifikasi ekolabel dari FSC yang disebut

dengan FSC Principles and Criteria, yaitu:

a) Principle 1

Compliance with all applicable laws and international treaties.

b) Principle 2

Demonstrated and uncontested, clearly defined, long–term land tenure

and use rights.

c) Principle 3

Recognition and respect of indigenous peoples' rights.

d) Principle 4

Maintenance or enhancement of long-term social and economic well-being

of forest workers and local communities and respect of worker’s rights in

compliance with International Labour Organisation (ILO) conventions.

e) Principle 5

Equitable use and sharing of benefits derived from the forest.

f) Principle 6

Reduction of environmental impact of logging activities and maintenance

of the ecological functions and integrity of the forest.

g) Principle 7

Appropriate and continuously updated management plan.

h) Principle 8

Appropriate monitoring and assessment activities to assess the condition

of the forest, management activities and their social and environmental

impacts.

i) Principle 9

Maintenance of High Conservation Value Forests (HCVFs) defined as

environmental and social values that are considered to be of outstanding

significance or critical importance.

Page 87: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

70

j) Principle 10

In addition to compliance with all of the above, plantations must

contribute to reduce the pressures on and promote the restoration and

conservation of natural forests.

Perum Perhutani yang menggunakan sistem Pengelolaan Hutan

Lestari (PHL) menjadikan sertifikasi ekolabel tersebut menjadi sebuah

peluang bagi Perum Perhutani khususnya KBM Pemasaran Kayu I

Cirebon karena hasil hutan yang berasal dari hutan yang telah

bersertifikasi ekolabel memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Di samping

itu, permintaan kayu bundar jati yang berasal dari hutan yang bersertfikat

juga semakin meningkat baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

2) Tingkat Deforestasi di Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki wilayah

kawasan hutan yang luas. Akan tetapi, setiap tahunnya hutan di negara

Indonesia mengalami deforestasi yaitu perubahan fungsi hutan (Tabel 19).

Hal tersebut merupakan sebuah ancaman bagi Perum Perhutani yang

bertanggung jawab dalam mengelola dan memanfaatkan hutan yang ada di

Pulau Jawa.

Tabel 19. Deforestasi Tujuh Pulau Besar di Indonesia Tahun 2001-2005

PulauDeforestasi (Ha/Tahun) Persentase

JumlahJumlah Rata-rataSumatera 1.345.500 269.100 24,70Kalimantan 1.230.100 246.020 22,58Sulawesi 866.300 173.260 15,90Maluku 214.900 42.980 3,94Papua 718.400 143.680 13,19Jawa 712.800 142.560 13,08Bali dan Nusa Tenggara 359.800 71.960 6,60Indonesia 5.447.800 1.089.560 100,00

Keterangan: Hasil citra spot vegetasi resolusi spasial 1 km

Sumber: Dirjen Planologi Kehutanan diacu dalam Eksekutif Data Strategis Kehutanan (2009)

Deforestasi biasanya disebabkan oleh perusakan hutan, pembalakan

liar, pembukaan lahan, mutasi fungsi hutan, dan lain sebagainya. Dengan

demikian, jika semakin tinggi deforestasi hutan, terlebih lagi deforestasi hutan

Page 88: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

71

produksi, maka jumlah kayu jati yang dapat ditebang juga akan semakin

berkurang, sehingga pendapatan dari penjualan kayu bundar jati juga akan

berkurang.

6.2.1.4 Aspek Teknologi

Perubahan teknologi yang revolusioner dan penemuan memiliki pengaruh

yang dramatis terhadap suatu organisasi atau perusahaan. Pada umumnya,

penemuan teknologi dapat menurunkan biaya produksi dan meningkatkan jumlah

produksi suatu perusahaan.

1) Perkembangan Teknologi Pemasaran

Perkembangan teknologi pada aspek pemasaran terlihat pada faktor

promosi dan distribusi suatu pemasaran. Hal ini disebabkan oleh semakin

pesatnya perkembangan teknologi di bidang transportasi dan telekomunikasi.

Pada faktor promosi, perkembangan yang sangat pesat terlihat pada teknologi

internet yang semakin menjadi rujukan masyarakat dalam mengakses

informasi. Hampir setiap masyarakat dapat mengakses internet baik di

warung internet, kantor, bahkan di telepon selular masing-masing. Hal ini

menjadikan internet sebagai alat promosi yang efektif dan relatif murah jika

dibandingkan promosi dengan mengunakan media elektronik lain.

Menanggapi hal tersebut, KBM Pemasaran Kayu I Cirebon telah

memanfaatkan perkembangan teknologi tersebut dengan melakukan

penjualan lelang kayu bundar jati melalui internet yang memanfaatkan

hubungan kerja Perum Perhutani dengan pihak I-Pasar. Selain itu, KBM

Pemasaran Kayu I Cirebon juga telah memiliki electronic mail (e-mail).

Sedangkan, pada faktor distribusi, perkembangan teknologi transportasi saat

ini juga sangat pesat. Telah banyak terdapat alternatif alat transportasi yang

dapat mendistribusikan kayu bundar jati dari TPK/TPn/TPKh yang diampu

oleh KBM Pemasaran Kayu I Cirbon kepada para konsumennya.

2) Perkembangan Teknologi Produksi

Perkembangan teknologi pada kegiatan produksi dapat berdampak

pada efisiensi biaya produksi suatu perusahaan. Perum Perhutani telah

memiliki teknologi yang dapat membantu penelitian dan pengembangan

produksi produk kayu bundar jati dengan cara memutasi faktor-faktor genetik

Page 89: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

72

tanaman jati sehingga tanaman jati akan memiliki keunggulan dalam segi

umur tanam, ukuran diameter, dan lain sebagainya.

Perum Perhutani telah memiliki bibit tanaman jati unggul yang

disebut dengan Jati Perhutani Plus (JPP). Jati ini dapat tumbuh lebih cepat

dibandingkan dengan tanaman jati lainnya dengan perkembangan ukuran

diameter yang lebih besar dan cepat. Selain itu, pada kegiatan penebangan

Perum Perhutani telah memiliki alat pemotong kayu berupa gergaji mesin

yang lebih modern, seperti circle saw, band saw ukuran 36 inchi, mesin

rotary, dan lain sebagainya sehingga dapat mempercepat waktu pemotongan

dan mengurangi jam kerja dan jumlah pekerja.

6.2.2 Lingkungan Industri

Lingkungan industri merupakan lingkungan yang dekat dengan perusahaan

sehingga secara langsung dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Porter (1991)

merumuskan lingkungan industri suatu perusahaan terdiri atas beberapa faktor

berikut:

6.2.2.1 Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Kekuatan tawar menawar pembeli atau konsumen di KBM Pemasaran

Kayu I Cirebon dapat dikatakan lemah. Hal ini disebabkan konsumen yang biasa

membeli kayu bundar jati di KBM Pemasaran Kayu I Cirebon belum memiliki

persatuan atau asosiasi pembeli yang dapat meningkatkan daya tawar pembeli

tersebut. Selain itu, Perum Perhutani merupakan satu-satunya perusahaan badan

usaha milik negara (BUMN) yang diberikan wewenang untuk mengelola

kehutanan di Pulau Jawa secara legal. Dengan demikian, keadaan tersebut

membuat konsumen kayu bundar jati memiliki biaya peralihan atau biaya

imbangan (opportunities cost) yang besar karena konsumen sangat sulit berpindah

kepada perusahaan lain atau produk substitusi lainnya.

6.2.2.2 Ancaman Pendatang Baru

Adanya keuntungan yang dirasakan suatu perusahaan dalam suatu industri

dapat menarik perusahaan lain untuk masuk ke dalam industri. Masuknya

perusahaan baru dalam industri berpengaruh terhadap perusahaan yang sudah ada

terlebih dahulu dalam industri karena akan terjadi perebutan pangsa pasar dan

Page 90: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

73

sumberdaya produksi. Namun, tidak semua perusahaan baru dapat masuk dalam

industri. Hal ini disebabkan adanya hambatan masuk (barrier to entry) industri,

sehingga kemampuan perusahaan untuk menghadapi hambatan tersebut

menentukan apakah perusahaan tersebut dapat masuk ke dalam industri. Porter

(1991) menyebutkan terdapat enam hal yang menjadi hambatan bagi perusahaan

baru untuk masuk ke dalam industri. Enam hal tersebut adalah sebagai berikut:

1) Skala Ekonomis

Untuk mendirikan perusahaan kayu bundar jati harus beroperasi pada skala

usaha yang cukup besar. Hal ini disebabkan besarnya pangsa pasar yang

dapat dimasuki oleh produk kayu bundar jati ditambah lagi biaya pra-

produksi berupa biaya perizinan, legalitas, dan lain sebagainya.

2) Diferensiasi Produk

Produk yang dihasilkan perusahaan kayu bundar jati hampir sama secara

fisik. Hal yang membedakan adalah dalam segi kualitas produk kayu bundar

jati berkaitan dengan spesifikasi dan sertifikasi ekolabel kayu yang dilakukan

oleh Perum Perhutani.

3) Kebutuhan Modal

Modal yang diperlukan untuk memulai usaha ini cukup besar karena untuk

memulai usaha ini diperlukan biaya pra-produksi, produksi, dan pasca-

produksi yang sangat tinggi. Biaya pra-produksi dimulai dari biaya perizinan

usaha, sertifikasi ekolabel, pembukaan lahan tanam, dan lain sebagainya.

Sedangkan, biaya produksi terkait pembelian bibit unggul, pemeliharaan, dan

lain sebagainya. Selanjutnya, biaya pasca-produksi terkait dengan biaya

penebangan, biaya pengangkutan, biaya perizinan penjualan, dan lain

sebagainya.

4) Biaya Beralih Pemasok

Biaya beralih pemasok yang harus dikeluarkan oleh pendatang baru cukup

besar. Hal ini disebabkan biasanya KBM Pemasaran Kayu I Cirebon telah

memiliki hubungan yang cukup baik dengan kesatuan pemangkuan hutan

(KPH). Selain itu, prioritas utama yang menerima pasokan kayu bundar jati

dari KPH adalah KBM yang dimiliki oleh Perum Perhutani. Hubungan kerja

yang telah terjalin secara baik dan sesuai prosedur akan menyebabkan

Page 91: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

74

pendatang baru kesulitan bahkan tidak mungkin untuk mengalihkan pemasok

tersebut.

5) Akses ke Saluran Distribusi

Saluran mekanisme penjualan untuk produk ini biasanya terdiri dari tiga

saluran mekanisme penjualan, yaitu saluran mekanisme distribusi penjualan

dengan perjanjian atau kontrak, langsung, dan lelang. Ketiga mekanisme

tersebut telah memiliki sistem dan ketentuan legalitas yang mengatur

sehingga pendatang baru yang akan masuk ke dalam industri ini akan

berdampak kepada harga jual kayu bundar jati yang lebih tinggi. Sedangkan,

saluran distribusi penjualan yang biasa terjadi di KBM Pemasaran Kayu I

Cirebon hanya ada 2, yaitu KBM Pemasaran Kayu I Cirebon ke pedagang

pengolah ke konsumen atau KBM Pemasaran Kayu I Cirebon ke pedagang

perantara ke pedagang pengolah ke konsumen

6) Independensi Ukuran Kerugian Biaya

Perusahaan yang sudah mapan mungkin memiliki keunggulan biaya yang

tidak mungkin ditiru oleh pendatang baru. Keunggulan itu mungkin berupa

kekayaan pengetahuan produk yang dilindungi oleh paten, akses untuk bahan

mentah yang lebih baik, lokasi yang lebih baik, atau subsidi pemerintah.

Dalam industri kayu bundar jati, perusahaan yang sudah mapan biasanya

memiliki akses kepada bahan baku yang lebih baik melalui peraturan legalitas

yang berlaku. Peraturan legalitas ini yang akan menjadi tantangan dan

hambatan masuknya pendatang baru.

6.2.2.3 Persaingan dalam Industri

Pesaing dalam industri kayu bundar jati adalah perusahaan lain yang juga

menjual produk kayu bundar jati. Produk kayu bundar jati dapat dipasarkan oleh

perusahaan yang memiliki lahan yang telah ditanami tanaman jati atau biasa

disebut dengan hutan jati rakyat. Beberapa daftar pesaing penjual kayu bundar jati

dapat dilihat pada Tabel 20.

Page 92: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

75

Tabel 20. Beberapa Daftar Perusahaan yang Menjual Kayu Bundar Jati di PulauJawa Tahun 2009

No.Nama

PerusahaanLokasi

Harga Jual Rataan (dalam jutaanrupiah)

AI(Ø 19 cm)

AII(Ø 28 cm)

AIII(Ø 60 cm)

1KBM PemasaranKayu Bogor

Jawa Barat 1.711,0 3.379,0 7.638,5

2KBM PemasaranKayuPekalongan

Jawa Tengah 1.795,0 3.546,0 8015,5

3KBM PemasaranKayuPurwokerto

Jawa Tengah 1.795,0 3.546,0 8015,5

4KBM PemasaranKayu Cepu

Jawa Tengah 1.795,0 3.546,0 8015,5

5KBM PemasaranKayuRandublatung

Jawa Tengah 1.795,0 3.546,0 8015,5

6KBM PemasaranKayu Madiun

Jawa Timur 1.795,0 3.546,0 8015,5

7KBM PemasaranKayu Ngawi

Jawa Timur 1.795,0 3.546,0 8015,5

8KBM PemasaranKayuBojonegoro

Jawa Timur 1.795,0 3.546,0 8015,5

9KBM PemasaranKayu Mojokerto

Jawa Timur 1.795,0 3.546,0 8015,5

10Hutan JatiRakyat

Pulau Jawa 658,0 1.300,0 2.938,5

Sumber: RUPHR dan PPDN Perum Perhutani (2010), diolah

Tabel 20 menunjukkan bahwa industri kayu bundar jati masih merupakan

pasar oligopoli dimana terdapat beberapa penjual dan banyak pembeli. Persaingan

dalam industri ini adalah dalam segi harga dan kualitas. Dua hal tersebut

merupakan faktor terpenting untuk merebut pangsa pasar. Dalam segi harga, harga

produk kayu bundar jati sangat bervariasi. Akan tetapi, perbedaan harga produk

kayu bundar jati yang dipasarkan oleh semua KBM Pemasaran Kayu milik Perum

Perhutani terdapat sedikit perbedaan sesuai dengan kualitas dan spesifikasi

masing-masing kayu bundar jati yang dihasilkan setiap kesatuan pemangkuan

hutan (KPH) di Perum Perhutani. Akan tetapi, jika dilihat perbandingan harga

kayu bundar jati yang dipasarkan oleh Perum Perhutani dengan kayu bundar jati

yang berasal dari hutan jati rakyat sangat berbeda jauh. Hal ini disebabkan kayu

Page 93: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

76

bundar jati yang berasal dari hutan jati rakyat tidak memiliki SOP dan pengujian

spesifikasi khusus terhadap kayu bundar jati. Kisaran harga yang cukup

bervariatif ini menimbulkan persaingan harga dalam industri karena harga yang

rendah dapat menjadi penarik konsumen. Namun, harga sangat berkaitan dengan

kualitas produk dan kualitas pelayanan perusahaan. Harga dengan kualitas produk

dan layanan perusahaan memiliki hubungan yang berbanding lurus.

Dalam hal persaingan harga dan kualitas, KBM Pemasaran Kayu I Cirebon

memiliki kekuatan yang dapat menjadi faktor keunggulannya dalam bersaing.

Dalam uraian sebelumnya, diketahui bahwa dalam segi kualitas, produk kayu

bundar jati dari KBM Pemasaran Kayu I Cirebon merupakan produk kayu bundar

jati yang memiliki variasi kualitas dan spesifikasi yang tinggi. Selain itu, produk

kayu bundar jati KBM Pemasaran Kayu I Cirebon memiliki legalitas dan dalam

proses sertifikasi ekolabel. Harga yang ditawarkan perusahaan ini cukup bersaing

apabila dibandingkan dengan produk kayu bundar jati yang dijual oleh KBM

Pemasaran Kayu Unit I Jawa Tengah dan Unit II Jawa Timur. Dua faktor ini

menjadi salah satu faktor persaingan dalam industri kayu bundar jati.

6.2.2.4 Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

Pemasok memiliki peranan yang penting karena berkaitan dengan

kontinyuitas produksi. Selain itu, pemasok juga menentukan kualitas dan

kuantitas produk yang diproduksi. KBM Pemasaran Kayu I Cirebon mendapatkan

pasokan kayu bundar jati dari tujuh kesatuan pemangkuan hutan (KPH) yang

diampu oleh KBM Pemasaran Kayu I Cirebon. Dalam kedudukan di struktur

organisasi Perum Perhutani, KBM dan KPH menempati kedudukan yang hampir

sama. Kesatuan pemangkuan hutan (KPH) berkedudukan pada bagian produksi

dan bertanggung jawab penuh terhadap kegiatan produksi. Sedangkan, Kesatuan

bisnis mandiri (KBM) berkedudukan pada bagian pemasaran dan bertanggung

jawab penuh terhadap kegiatan pemasaran. Dengan demikian, KPH tidak dapat

mencampuri urusan pemasaran oleh KBM, begitu juga sebaliknya KBM tidak

dapat mencampuri urusan produksi oleh KPH. Oleh sebab itu, diperlukan

komunikasi dan kordinasi yang baik dan terpadu antara KPH dan KBM agar

kegiatan pemasaran secara umum dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Page 94: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

77

Selain itu, dengan penerapan sistem penggajian atau pemberian rumenerasi

upah bagi seluruh karyawan Perum Perhutani ditentukan juga oleh hasil penjualan

dari pendapatan pemasaran masing-masing Unit. Ketika pemasaran yang

dilakukan oleh KBM mengalami kendala dari bagian produksi KPH yang

mengakibatkan pendapatan KBM menurun maka pendapatan masing-masing Unit

juga menurun yang selanjutnya akan berdampak pada gaji yang diberikan kepada

seluruh karyawan pada Unit tersebut termasuk bagian produksi juga akan

berkurang sehingga dapat disimpulkan bahwa kekuatan tawar menawar pemasok

atau KPH sama kuat dengan KBM Pemasaran Kayu I Cirebon.

6.2.2.5 Produk Substitusi

Produk substitusi adalah produk lain di luar industri yang memiliki fungsi

yang sama dengan produk perusahaan. Produk substitusi dapat menjadi ancaman

jika memiliki harga yang lebih murah dan kualitas yang minimal sama atau lebih

baik dari produk perusahaan. Sebagai produk olahan untuk berbagai keperluan,

produk substitusi yang menjadi ancaman bagi produk kayu bundar jati adalah

kayu bundar rimba lainnya (Tabel 21), aluminium, besi, plastik, dan lain

sebagainya.

Tabel 21. Perbandingan Harga Rata-rata Produk Subsitusi Kayu Bundar JatiTahun 2009

No. Jenis Kayu Bundar Harga Rataan (Rp)

1 Jati 2.282.2352 Pinus 639.0483 Mahoni 844.5935 Sonokeling 1.139.5966 Sonobrit 618.9967 Sengon 281.7598 Accor Mangium 433.3489 Maesopsis 364.053

10 Rasamala 558.04711 Accor 407.42512 Johar 263.57113 Puspa 453.232

Sumber: Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu I Cirebon (2010), diolah

Page 95: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

78

Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumberdaya alam memiliki

potensi kehutanan dan tambang yang sangat besar. Produk-produk substitusi

tersebut biasa digunakan menjadi bahan baku pembuatan mebeul, furniture,

rangka rumah, dan lain sebagainya. Tingginya keberadaan produk substitusi dari

produk kayu bundar jati memberikan ancaman yang besar bagi produk.

Page 96: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

79

VII PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN

7.1 Tahap Pengumpulan Data (Input Stage)

Tahap input merupakan tahapan pertama dalam proses perumusan strategi.

Tahap ini menganalisis faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman

perusahaan yang dihasilkan dari analisis lingkungan internal dan eksternal

perusahaan. Selanjutnya, faktor-faktor hasil analisis tersebut dikuantitatifkan

untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan kekuatan internal

dan peluang eksternal, serta kemampuan perusahaan untuk meminimalkan

dampak kelemahan internal dan ancaman eksternal. Alat analisis kuantitatif yang

digunakan adalah matriks Internal Factor Evaluation (IFE) untuk faktor-faktor

kekuatan dan kelemahan, serta matriks External Factor Evaluation (EFE) untuk

faktor-faktor peluang dan ancaman.

7.1.1 Identifikasi Faktor Internal

7.1.1.1 Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan

Identifikasi terhadap faktor internal akan menghasilkan kekuatan dan

kelemahan suatu perusahaan. Kekuatan dan kelemahan menentukan apakah

perusahaan mampu mengambil keuntungan dari peluang-peluang yang ada serta

menghindari ancaman-ancaman. Suatu faktor internal disebut sebagai kekuatan

apabila menyediakan keunggulan kompetitif bagi perusahaan dibandingkan

perusahaan lain dalam suatu industri. Suatu faktor internal disebut kelemahan

apabila terdapat sesuatu yang tidak dilakukan dengan baik oleh perusahaan atau

perusahaan tidak memiliki kapasitas untuk melakukannya sementara pesaing telah

memiliki kapasitas tersebut. Adapun faktor-faktor kekuatan dan kelemahan dari

KBM Pemasaran Kayu I Cirebon adalah sebagai berikut:

1) Kekuatan

a) Kayu bundar jati memiliki jaminan legalitas

Kayu bundar jati yang dipasarkan oleh Perum Perhutani merupakan kayu

bundar jati yang telah memiliki jaminan legalitas dari pemerintah, begitu

juga kayu bundar jati yang dipasarkan oleh KBM Pemasaran Kayu I

Cirebon. Kayu bundar jati tersebut telah memiliki perizinan dan sesuai

dengan prosedur peraturan yang jelas. Jaminan legalitas terhadap kayu

Page 97: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

80

bundar jati dibuktikan dengan surat penjualan dan pembelian yang akan

diberikan oleh pihak Perum Perhutani.

b) Letak KBM Pemasaran Kayu I Cirebon strategis

Lokasi KBM Pemasaran Kayu I Cirebon yang berada di kota Cirebon

dapat dikatakan strategis karena kota Cirebon merupakan kota transit dan

terletak di perbatasan antara Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah. Selain

itu, kota Cirebon juga memiliki sarana dan prasarana yang baik dan

lengkap, seperti adanya terminal, stasiun, pelabuhan, bandar udara, dan

lain sebagainya, sehingga dipilihalah kota Cirebon sebagai lokasi dari

KBM Pemasaran Kayu I Cirebon Unit III Jawa Barat.

c) Kemampuan bermitra dengan stakeholder

Perum Perhutani sebagai sebuah perusahaan badan usaha milik negara

(BUMN) yang berbentuk perusahaan umum (Perum) memiliki kewajiban

tidak hanya untuk mencari keuntungan finansial semata, tetapi juga

bertanggung jawab terhadap kesejahteraan warga Indonesia serta

bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan alam, sehingga

diperlukan sebuah kemampuan untuk dapat bermitra baik kepada

stokeholder perusahaan maupun stakeholder lainnya.

d) Memiliki SOP dalam pemasaran kayu bundar jati

Perum Perhutani yang telah memiliki pengalaman dalam hal pengelolaan

hutan di Pulau Jawa sejak tahun 1972 telah memiliki suatu prosedur kerja

dan pedoman khusus dalam melakukan kegiatan operasional. KBM

Pemasaran Kayu I Cirebon juga telah memiliki pedoman khusus yang

diberikan oleh Perum Perhutani kepada seluruh KBM berupa prosedur

dan pedoman kerja yang disebut dengan SOP pemasaran atau SS-Sar,

sehingga kegiatan pemasarannya sudah dapat berjalan secara teratur.

e) Memiliki berbagai jenis kualitas kayu bundar jati yang tersegmentasi

Untuk memberikan pilihan dan meningkatkan pelayanan terhadap para

konsumen, maka Perum Perhutani memiliki beberapa jenis kualitas kayu

bundar jati yang telah terbagi-bagi agar dapat masuk ke dalam segmentasi

yang lebih variatif. Beberapa jenis kualitas yang dibagi oleh Perum

Page 98: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

81

Perhutani, yaitu jenis mutu, diameter atau sortimen, ukuran panjang, asal

tebangan, tipe KPH, status, dan lain sebagainya.

2) Kelemahan

a) Belum adanya visi dan misi khusus KBM Pemasaran Kayu I Cirebon

KBM Pemasaran Kayu I Cirebon belum memiliki visi dan misi khusus

baik secara lisan maupun tulisan. Dalam melakukan kegiatan

operasionalnya KBM Pemasaran Kayu I Cirebon menggunakan visi dan

misi umum yang dimiliki oleh Perum Perhutani, sehingga KBM

Pemasaran Kayu I Cirebon belum memiliki tujuan yang lebih spesifik

untuk mendukung visi dan misi Perum Perhutani secara umum serta

pedoman sasaran kerja yang jelas bagi para karyawannya.

b) Birokrasi yang panjang

Dalam melakukan kegiatan operasional pemasarannya, KBM Pemasaran

Kayu I Cirebon berpedoman kepada prosedur SOP pemasaran ayau SS-

Sar yang telah ditetapkan oleh Perum Perhutani. Prosedur SS-Sar ini

membutuhkan waktu yang cukup lama dalam kegiatan pemasaran

ditambah lagi oleh waktu yang disebabkan oleh birokrasi tambahan yang

tidak perlu, seperti ketika adanya rapat, istirahat, kehadiran tamu, dan lain

sebagainya, sehingga mengakibatkan bertambah lamanya waktu dalam

kegiatan pemasaran.

c) Harga kayu bundar jati tinggi dibandingkan pesaing terutama dari hutanrakyat

Harga kayu jati yang dijual oleh KBM ditentukan langsung oleh Perum

Perhutani, begitu juga dengan KBM Pemasaran Kayu I Cirebon.

Sebenarnya, harga jual dasar (HJD) yang diberlakukan di KBM

Pemasaran Kayu I Cirebon sedikit lebih murah dibandingkan dengan

harga jual dasar (HJD) pada KBM Perum Perhutani yang mengampu

KPH tipe A dan B, terutama di daerah Provinsi Jawa Tengah dan Jawa

Timur. Perbedaan tersebut karena kualitas kayu bundar jati dari kedua

Provinsi tersebut sedikit lebih baik dibandingkan dengan di daerah Jawa

Barat. Akan tetapi, apabila dibandingkan dengan harga jual kayu bundar

jati yang berasal dari hutan rakyat, harga jual dasar (HJD) kayu bundar

jati di KBM Pemasaran Kayu I Cirebon jauh lebih tinggi.

Page 99: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

82

d) Sarana dan prasarana TPK/TPn/TPKh masih buruk

TPK/TPn/TPKh yang diampu oleh KBM Pemasaran Kayu I Cirebon

berasal dari tujuh wilayah kerja kesatuan pemangkuan hutan (KPH), yaitu

KPH Ciamis, Indramayu, Kuningan, Sumedang, Majalengka, Garut, dan

Tasikmalaya. Keberadaan TPK/TPn/TPKh tersebut sebagian besar

berlokasi dekat dengan wilayah produksi atau hutan tanaman jati yang

sebagian besar sarana dan prasarana masih buruk, terutama sarana dan

prasarana transportasi dan akomodasi, sehingga faktor tersebut menjadi

salah satu pertimbangan pembelian oleh konsumen.

e) Spesifikasi kayu bundar jati yang dipasarkan kurang sesuai denganpermintaan pasar

Kesatuan bisnis mandiri (KBM) merupakan bagian pemasaran yang

terpisah dengan kesatuan pemangkuan hutan (KPH) sebagai bagian

produksi menjadi salah satu faktor kelemahan perusahaan karena kedua

bagian memiliki kewenangan dan tanggung jawabnya masing-masing.

Kesatuan pemangkuan hutan (KPH) dalam melakukan proses produksi

berpedoman kepada SOP produksi atau Bucking Policy dimana kesatuan

pemangkuan hutan (KPH) akan menebang pohon jati yang sesuai dengan

peraturan tersebut dan bernilai tinggi, sedangkan kayu bundar jati yang

bernilai tinggi belum tentu diminati oleh pasar, sehingga diperlukan

kerjasama, komunikasi, dan kordinasi yang baik antara kesatuan

pemangkuan hutan (KPH) dengan kesatuan bisnis mandiri (KBM).

7.1.2 Identifikasi Faktor Eksternal

7.1.2.1 Identifikasi Peluang dan Ancaman

Identifikasi terhadap lingkungan eksternal perusahaan menghasilkan faktor

peluang dan ancaman. Peluang (opportunities) adalah situasi yang diinginkan atau

disukai dalam lingkungan organisasi. Sedangkan, ancaman (Threats) adalah

penghalang bagi posisi yang diharapkan oleh organisasi dan merupakan situasi

yang paling tidak disukai dalam lingkungan organisasi.

Page 100: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

83

1) Peluang

a) Sertifikasi ekolabel kayu di Indonesia

Sertifikasi ekolabel kayu yang sedang dilakukan di Indonesia juga

direspon oleh Perum Perhutani. Sertifikasi tersebut dikeluarkan dan

berstandar Forest Stewardship Council (FSC) yang telah diakui secara

internasional. Dalam pemberlakuan FSC ini sejalan dengan tujuan Perum

Perhutani sebagai pengelolaan hutan lestari (PHL) di Indonesia. Pada

Provinsi Jawa Barat, terdapat dua KPH dalam proses sertifikasi, yaitu

KPH Banten dan KPH Ciamis, sehingga KBM Pemasaran Kayu I Cirebon

baru memiliki satu KPH dalam proses sertisikasi ekolabel, yaitu KPH

Ciamis. Ke depannya, Perum Perhutani akan menerapkan sertifikasi

ekolabel terhadap semua KPH yang ada.

b) Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

Hutan yang merupakan sumberdaya alam yang diperuntukkan bagi hajat

orang banyak sesuai dengan undang-undang yang berlaku, maka

pemanfaatannya diatur dan dikelola oleh pemerintah. Dalam hal ini

pemerintah menunjuk Perum Perhutani sebagai satu-satunya badan usaha

milik negara (BUMN) yang bertanggung jawab dan berwenang dalam

mengelola hutan di Pulau Jawa. Dengan demikian, segala kegiatan yang

dimaksudkan dalam pemanfataan dan pengelolaan kehutanan di Pulau

Jawa tidak terlepas dari regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah, seperti

yang tercantum di Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang

Kehutanan.

c) Permintaan kayu bundar jati yang tinggi

Kayu bundar jati merupakan bahan baku dari berbagai barang produksi,

seperti mebeul, furniture, rangka bangunan, dan lain sebagainya, sehingga

permintaan akan kayu bundar jati sangatlah tinggi. Hal ini dibenarkan

oleh pihak Perum Perhutani pada saat melakukan focus group discussion

(FGD) bahwa Perum Perhutani hanya dapat memenuhi lebih kurang

sekitar 500.000 m3 per tahun dari total permintaan terhadap kayu bundar

jati lebih kurang sekitar 2.000.000 m3 per tahun. Sisanya dipenuhi dari

hutan rakyat dan luar negeri.

Page 101: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

84

d) Perkembangan teknologi e-market

Pada era-globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan teknologi dan

informasi sangat pesat. Perkembangan teknologi dan informasi ini

merupakan sebuah peluang yang dapat dipergunakan secara optimal

manfaatnya. Perkembangan teknologi dan informasi tidak lagi mengenal

jarak dan waktu sehingga sangat cocok dipergunakan bagi kegiatan

pemasaran terutama pada saat proses transaksi. Internet merupakan salah

satu bentuk perkembangan teknologi dan informasi. Internet sudah

banyak digunakan sebagai media pemasaran yang biasa disebut dengan e-

market atau electronic market. Melalui e-market, produsen dan konsumen

dapat bertransaksi secara jarak jauh tanpa harus bertatap muka. Oleh

sebab itu, perkembangan teknologi dan informasi merupakan sebuah

peluang bagi KBM Pemasaran Kayu I Cirebon yang sudah ikut serta

dalam i-pasar untuk saluran lelang kayu bundar jati.

e) Globalisasi perdagangan dunia

Globalisasi perdagangan dunia yang ditandai dengan era perdagangan

ASEAN Free Trade Area (AFTA) tahun 2003 serta Asia Pasific Economic

Coorperation (APEC) dan ACFTA (ASEAN-China Free Trade Area)

tahun 2010 membawa dampak pada terciptanya suatu kondisi industri

yang semakin luas dan kompetitif pada negara-negara yang tergabung

dalam bagian perdagangan tersebut. Penghapusan berbagai hambatan

perdagangan, seperti tarif dan non-tarif, proteksi, serta peraturan-

peraturan lain yang dinilai menghambat masuknya arus investasi asing

merupakan peluang besar bagi perusahaan untuk memasuki pasar ekspor

luar negeri.

2) Ancaman

a) Ketidakstabilan kurs nilai tukar mata uang

Dalam perekonomian suatu negara yang menganut sistem perekonomian

terbuka, menjadikan ketidakstabilan kurs nulai tukar mata uang menjadi

salah satu variabel dalam perekonomian negara tersebut. Begitu juga

dengan negara Indonesia yang menganut sistem perekonomian negara

terbuka. Dari hasil analisis yang membandingkan perubahan kurs nilai

Page 102: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

85

tukar rupiah terhadap dollar dengan perubahan pendapatan di KBM

Pemasaran Kayu I Cirebon didapatkan hubungan yang positif antara

kedua variabel tersebut. Hal ini dapat dilihat bahwa ketika kurs nilai mata

uang rupiah terhadap dollar terapresiasi atau menguat maka jumlah

pendapatan yang diterima oleh KBM Pemasaran Kayu I Cirebon juga

meningkat. Hal ini disebabkan karena mata uang yang menjadi alat bayar

transaksi penjualan dan pembelian di KBM Pemasaran Kayu I Cirebon

menggunakan mata uang rupiah.

b) Banyaknya produk substitusi

Banyaknya produk substitusi kayu bundar jati, seperti kayu bundar rimba

lainnya, aluminium, plastik, besi dan lain sebagainya dapat menjadi

ancaman bagi KBM Pemasaran Kayu I Cirebon. Hal tersebut dapat

mengakibatkan semakin banyaknya pilihan pengganti kayu bundar jati

bagi konsumen. Dengan fungsi yang sama, maka konsumen akan lebih

memilih produk dengan harga yang lebih rendah sehingga akan

mengakibatkan turunnya pendapatan penjualan kayu bundar jati di KBM

Pemasaran Kayu I Cirebon ketika konsumen lebih memilih produk

substitusi tersebut.

c) Luas hutan jati yang semakin berkurang

Secara umum para ahli kehutanan di dalam negeri dan di luar negeri

menganggap bahwa kondisi kehutanan di Indonesia, termasuk di Jawa

mulai tahun 2010 dengan cukup serius. Luas hutan telah menurun secara

drastis. Ancaman kerusakan tidak berkurang sebagai akibat penebangan

yang tidak terkendali termasuk penebangan tanpa ijin, perambahan,

penanaman hutan yang tidak berjalan, dan lain sebagainya yang secara

keseluruhan diprediksi merupakan ancaman terhadap kelestarian hutan.

Ancaman terhadap keberadaan dan keselamatan hutan negara, baik hutan

produksi, hutan lindung, dan hutan konservasi terus meningkat. Di antara

kawasan hutan yang dirambah ada yang telah berubah menjadi kawasan

pemukiman, pertanian, dan lain sebagainya.

Page 103: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

86

d) Adanya kebijakan regulator berupa rescoring

Kebijakan regulator berupa rescoring adalah kebijakan terhadap penilaian

ulang fungsi hutan dan pengembalian hutan sesuai dengan fungsi yang

seharusnya. Kebijakan ini akan menjadi ancaman ketika hutan yang saat

ini menjadi hutan produksi tanaman jati ketika dilakukan kebijakan

rescoring, hutan tersebut termasuk ke dalam hutan produksi tanaman

selain jati sehingga luasan hutan produksi tanaman jati akan semakin

berkurang yang selanjutnya akan berdampak terhadap penurunan

pendapatan dari penjualan kayu bundar jati.

e) Kayu bundar jati yang dijual oleh pesaing

Adanya tingkat keuntungan yang didapatkan oleh suatu perusahaan dalam

industri kayu bundar jati dan terjadinya kelebihan permintaan (excess

demand) kayu bundar jati akan menyebabkan daya tarik perusahaan lain

untuk dapat masuk ke dalam industri tersebut. Kayu bundar jati yang

dijual dan berasal dari hutan rakyat merupakan sebuah ancaman yang

berarti bagi KBM Pemasaran kayu I Cirebon dalam memasarkan kayu

bundar jati. Hal ini terkait dengan harga kayu bundar jati KBM

Pemasaran kayu I Cirebon yang relatif tinggi dibandingkan dengan harga

jual kayu bundar jati yang berasal dari hutan rakyat dengan harga sangat

murah walaupun dengan tingkat kualitas kayu bundar jati yang berbeda.

7.1.3 Matriks IFE

Identifikasi terhadap faktor internal perusahaan menghasilkan sejumlah

faktor internal strategis berupa kekuatan dan kelemahan perusahaan. Setelah itu,

setiap faktor tersebut diberikan bobot dan rating oleh masing-masing responden.

Hasilnya diformulasikan dalam bentuk matriks Internal Factor Evaluation (IFE).

Matriks IFE dapat digunakan untuk meringkas serta mengevaluasi kekuatan dan

kelemahaan utama dalam bidang fungsional bisnis. Matriks IFE juga menjadi

dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan diantara bidang

fungsional tersebut.

Page 104: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

87

Tabel 22. Matriks IFE KBM Pemasaran Kayu I Cirebon

Kode Faktor-faktor InternalTotalskor

KekuatanA Kayu bundar jati memiliki jaminan legalitas 0,481B Letak KBM Pemasaran Kayu I Cirebon strategis 0,385C Kemampuan bermitra dengan stakeholder 0,422D Memiliki SOP dalam pemasaran kayu bundar jati 0,272

EMemiliki berbagai jenis kualitas kayu bundar jati yangtersegmentasi

0,422

Kelemahan

FBelum adanya visi dan misi khusus KBM PemasaranKayu I Cirebon

0,138

G Birokrasi yang panjang 0,122

HHarga kayu bundar jati relatif tinggi dibandingkanpesaing

0,173

I Sarana dan prasarana TPK/TPn/TPKh masih buruk 0,170

JSpesifikasi kayu bundar jati yang dipasarkan kurangsesuai dengan permintaan pasar

0,170

Jumlah 2,756

Matriks IFE di atas menunjukkan hasil penilaian responden terhadap

faktor internal perusahaan. Matriks IFE KBM Pemasaran Kayu I Cirebon

menghasilkan total nilai tertimbang sebesar 2,756. Total nilai tertimbang tersebut

menunjukkan kemampuan yang rata-rata dari KBM Pemasaran Kayu I Cirebon

dalam memanfaatkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan yang terdapat pada

internal perusahaan (Tabel 22).

Kekuatan utama perusahaan ditunjukkan oleh total nilai tertimbang yang

tertinggi di antara faktor-faktor kekuatan. Kekuatan utama KBM Pemasaran Kayu

I Cirebon yaitu faktor kayu bundar jati memiliki jaminan legalitas dengan nilai

tertimbang sebesar 0,481. Jaminan legalitas yang diberikan oleh KBM Pemasaran

Kayu I Cirebon pada produk kayu bundar jati menjadi pertimbangan terpenting

bagi konsumen untuk membeli kayu bundar jati karena kayu bundar jati yang

diperjualbelikan di negara Indonesia harus berstatus legal dan wajib memiliki

legalitas produksi maupun penjualan. Kekuatan terbesar kedua dan ketiga dari

KBM Pemasaran Kayu I Cirebon adalah faktor kemampuan bermitra dengan

stakeholder atau faktor memiliki berbagai jenis kualitas kayu bundar jati yang

tersegmentasi dengan nilai tertimbang yang sama sebesar 0,422 serta faktor letak

KBM Pemasaran Kayu I Cirebon strategis dengan nilai tertimbang sebesar 0,385.

Page 105: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

88

Kelemahan utama perusahaaan diperlihatkan oleh nilai tertimbang terkecil

di antara faktor-faktor kelemahan yang ada. Kelemahan utama dari fungsional

KBM Pemasaran Kayu I Cirebon adalah faktor birokrasi yang panjang dengan

nilai tertimbang sebesar 0,122. Panjangnya birokrasi penjualan langsung

menjadikan salah satu kelemahan utama yang dimiliki oleh KBM Pemasaran

Kayu I Cirebon karena birokrasi yang panjang merupakan salah satu indikator

kurangnya pelayanan pemasaran yang ada. Kelemahan utama kedua dan ketiga

dari KBM Pemasaran Kayu I Cirebon adalah faktor belum adanya visi dan misi

khusus KBM Pemasaran Kayu I Cirebon dengan nilai tertimbang sebesar 0,138

serta faktor sarana dan prasarana TPK/TPn/TPKh masih buruk atau spesifikasi

kayu bundar jati yang dipasarkan kurang sesuai dengan permintaan pasar dengan

nilai tertimbang yang sama sebesar 0,170.

7.1.4 Matriks EFE

Identifikasi terhadap faktor eksternal perusahaan menghasilkan sejumlah

faktor eksternal strategis yang berupa peluang dan ancaman yang dihadapi oleh

perusahaan. Setelah itu, setiap faktor tersebut diberikan bobot dan rating oleh

masing-masing responden. Hasilnya diformulasikan dalam bentuk matriks

Eksternal Factor Evaluation (EFE).

Tabel 23. Matriks EFE KBM Pemasaran Kayu I Cirebon

Kode Faktor-faktor EksternalTotalskor

PeluangA Sertifikasi ekolabel kayu di Indonesia 0,407B Regulasi yang mengatur 0,346C Permintaan kayu bundar jati yang tinggi 0,556D Perkembangan teknologi e-market 0,117E Globalisasi perdagangan dunia 0,250

AncamanF Kurs nilai tukar mata uang 0,321G Banyaknya produk substitusi 0,389H Luas hutan jati yang semakin berkurang 0,328I Adanya kebijakan regulator berupa rescoring 0,181J Kayu bundar jati yang dijual oleh pesaing 0,339

Jumlah 3,233

Matriks EFE di atas menunjukkan hasil penilaian responden terhadap

faktor eksternal perusahaan. Matriks EFE KBM Pemasaran Kayu I Cirebon

Page 106: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

89

menghasilkan total nilai tertimbang sebesar 3,233. Total nilai tertimbang tersebut

menunjukkan kemampuan yang tinggi dari KBM Pemasaran Kayu I Cirebon

dalam memanfaatkan peluang-peluang dan mengatasi ancaman-ancaman yang

dihadapi oleh perusahaan.

Peluang utama yang dihadapi oleh KBM Pemasaran Kayu I Cirebon

ditunjukkan oleh nilai tertimbang tertinggi di antara faktor-faktor peluang.

Peluang utama yang dihadapi oleh KBM Pemasaran Kayu I Cirebon yaitu faktor

permintaan kayu bundar jati yang tinggi dengan nilai tertimbang sebesar 0,556.

Pada kenyataannya, permintaan kayu bundar jati di negara Indonesia sangat tinggi

dengan catatan kualitas dan spesifikasi kayu bundar jati yang ditawarkan sesuai

dengan diminta oleh konsumen, sedangkan KBM Pemasaran Kayu I Cirebon

menawarkan kayu bundar jati dengan kualitas dan spesifikasi yang bernilai tinggi

dari hasil penebangan oleh kesatuan pemangkuan hutan (KPH). Padahal, kualitas

dan spesifikasi kayu bundar jati yang bernilai tinggi belum tentu diminati oleh

konsumen. Peluang utama kedua dan ketiga yang dihadapi oleh KBM Pemasaran

Kayu I Cirebon adalah faktor sertifikasi ekolabel kayu di Indonesia dengan nilai

tertimbang sebesar 0,407 serta faktor regulasi yang mengatur dengan nilai

tertimbang sebesar 0,346.

Ancaman utama yang dihadapi oleh KBM Pemasaran Kayu I Cirebon

diperlihatkan oleh nilai tertimbang tertinggi di antara faktor-faktor ancaman yang

ada. Ancaman utama yang dihadapi oleh KBM Pemasaran Kayu I Cirebon adalah

faktor banyaknya produk substitusi dengan nilai tertimbang sebesar 0,389. Produk

substitusi kayu bundar jati merupakan produk terdekat di luar industri kayu

bundar jati yang memiliki fungsi yang sama, seperti kayu rimba lain, plastik, besi,

dan lain sebagainya. Kayu bundar jati merupakan salah satu jenis kayu istimewa

memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan kayu rimba lainnya,

sehingga produk substitusi kayu bundar jati dengan fungsi yang sama tetapi

memiliki harga yang lebih murah merupakan ancaman utama bagi pemasaran

kayu bundar jati. Ancaman utama kedua dan ketiga yang dihadapi oleh KBM

Pemasaran Kayu I Cirebon adalah faktor kayu bundar jati yang dijual oleh pesaing

dengan nilai tertimbang sebesar 0,339 serta faktor luas hutan jati yang semakin

berkurang dengan nilai tertimbang sebesar 0,328 (Tabel 23).

Page 107: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

90

7.2 Tahap Pencocokan (Matching Stage)

Tahap pencocokan merupakan tahapan kedua dari proses perumusan

strategi. Hasil yang didapatkan dari tahapan input merupakan bahan untuk tahap

pencocokan. Hasil analisis dari matriks IFE dan EFE yang berupa total nilai

tertimbang dicocokan dengan analisis matriks Internal-Eksternal (IE), sedangkan

faktor-faktor strategis internal dan eksternal dicocokan dengan analisis SWOT.

Hasil dari tahap pencocokan adalah alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh

KBM Pemasaran Kayu I Cirebon.

7.2.1 Matriks IE

Matriks IE digunakan untuk mengetahui posisi suatu perusahaan. Dengan

mengetahui posisi perusahaan, maka akan memudahkan dalam proses pemilihan

strategi yang mengacu pada kekuatan dan kelemahan internal serta peluang dan

ancaman eksternal. Berdasarkan matriks IFE, KBM Pemasaran Kayu I Cirebon

memiliki total nilai tertimbang sebesar 2,756 yang mengindikasikan kemampuan

rata-rata dari KBM Pemasaran Kayu I Cirebon dalam memanfaatkan kekuatan

dan meminimalkan kelemahan yang terdapat pada internal perusahaan.

Sedangkan, berdasarkan matriks EFE, KBM Pemasaran Kayu I Cirebon memiliki

total nilai tertimbang sebesar 3,233 yang mengindikasikan kemampuan yang

tinggi dari KBM Pemasaran Kayu I Cirebon dalam memanfaatkan peluang-

peluang dan mengatasi ancaman-ancaman yang dihadapi oleh perusahaan dalam

proses pemasaran produk. Bila kedua nilai tertimbang tersebut dipadukan dalam

matriks IE, maka keduanya akan bertemu pada sel II yaitu pada posisi grow and

build (tumbuh dan berkembang). Gambar 15 menunjukkan matriks IE KBM

Pemasaran Kayu I Cirebon.

Page 108: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

91

Gambar 15. Bentuk Matriks Internal-Eksternal (IE) KBM Pemasaran Kayu ICirebon

Pada sel grow and build ini, strategi yang dilakukan adalah strategi intensif

atau strategi integratif. Strategi intensif terdiri atas strategi penetrasi pasar kayu

bundar jati, pengembangan pasar kayu bundar jati, dan pengembangan produk

kayu bundar jati. Ketiga strategi tersebut membutuhkan usaha yang intensif dan

kontinyu untuk keberhasilan strategi tersebut. Stategi penetrasi pasar dilaksanakan

dengan meningkatkan market share melalui pemasaran yang lebih intensif atau

dengan melakukan intensifikasi pemasaran. Strategi pengembangan pasar

dilaksanakan dengan pengenalan produk kepada daerah-daerah yang secara

geografis baru. Sedangkan, strategi pengembangan produk dilaksanakan dengan

meningkatkan kualitas atau memodifikasi produk atau jasa yang telah ada

sebelumnya.

Strategi integratif terdiri atas strategi integrasi ke depan, integrasi ke

belakang, dan integrasi horizontal. Strategi integrasi ke depan dilaksanakan

dengan melakukan pengendalian terhadap distributor kayu bundar jati. Strategi

integrasi ke belakang dilaksanakan dengan meningkatkan kontrol terhadap

pemasok kayu bundar jati atau kesatuan pemangkuan hutan (KPH). Strategi

integrasi horizontal dilaksanakan dengan melakukan kontrol terhadap pesaing

kayu bundar jati terutama yang dihasilkan oleh hutan rakyat. Ketiga strategi

tersebut dilaksanakan agar dapat menunjang kegiatan pemasaran suatu

perusahaan. Strategi-strategi di atas merupakan pilihan bagi perusahaan.

I II III

IV V VI

VII VIII IX

91

Gambar 15. Bentuk Matriks Internal-Eksternal (IE) KBM Pemasaran Kayu ICirebon

Pada sel grow and build ini, strategi yang dilakukan adalah strategi intensif

atau strategi integratif. Strategi intensif terdiri atas strategi penetrasi pasar kayu

bundar jati, pengembangan pasar kayu bundar jati, dan pengembangan produk

kayu bundar jati. Ketiga strategi tersebut membutuhkan usaha yang intensif dan

kontinyu untuk keberhasilan strategi tersebut. Stategi penetrasi pasar dilaksanakan

dengan meningkatkan market share melalui pemasaran yang lebih intensif atau

dengan melakukan intensifikasi pemasaran. Strategi pengembangan pasar

dilaksanakan dengan pengenalan produk kepada daerah-daerah yang secara

geografis baru. Sedangkan, strategi pengembangan produk dilaksanakan dengan

meningkatkan kualitas atau memodifikasi produk atau jasa yang telah ada

sebelumnya.

Strategi integratif terdiri atas strategi integrasi ke depan, integrasi ke

belakang, dan integrasi horizontal. Strategi integrasi ke depan dilaksanakan

dengan melakukan pengendalian terhadap distributor kayu bundar jati. Strategi

integrasi ke belakang dilaksanakan dengan meningkatkan kontrol terhadap

pemasok kayu bundar jati atau kesatuan pemangkuan hutan (KPH). Strategi

integrasi horizontal dilaksanakan dengan melakukan kontrol terhadap pesaing

kayu bundar jati terutama yang dihasilkan oleh hutan rakyat. Ketiga strategi

tersebut dilaksanakan agar dapat menunjang kegiatan pemasaran suatu

perusahaan. Strategi-strategi di atas merupakan pilihan bagi perusahaan.

I II III

IV V VI

VII VIII IX

91

Gambar 15. Bentuk Matriks Internal-Eksternal (IE) KBM Pemasaran Kayu ICirebon

Pada sel grow and build ini, strategi yang dilakukan adalah strategi intensif

atau strategi integratif. Strategi intensif terdiri atas strategi penetrasi pasar kayu

bundar jati, pengembangan pasar kayu bundar jati, dan pengembangan produk

kayu bundar jati. Ketiga strategi tersebut membutuhkan usaha yang intensif dan

kontinyu untuk keberhasilan strategi tersebut. Stategi penetrasi pasar dilaksanakan

dengan meningkatkan market share melalui pemasaran yang lebih intensif atau

dengan melakukan intensifikasi pemasaran. Strategi pengembangan pasar

dilaksanakan dengan pengenalan produk kepada daerah-daerah yang secara

geografis baru. Sedangkan, strategi pengembangan produk dilaksanakan dengan

meningkatkan kualitas atau memodifikasi produk atau jasa yang telah ada

sebelumnya.

Strategi integratif terdiri atas strategi integrasi ke depan, integrasi ke

belakang, dan integrasi horizontal. Strategi integrasi ke depan dilaksanakan

dengan melakukan pengendalian terhadap distributor kayu bundar jati. Strategi

integrasi ke belakang dilaksanakan dengan meningkatkan kontrol terhadap

pemasok kayu bundar jati atau kesatuan pemangkuan hutan (KPH). Strategi

integrasi horizontal dilaksanakan dengan melakukan kontrol terhadap pesaing

kayu bundar jati terutama yang dihasilkan oleh hutan rakyat. Ketiga strategi

tersebut dilaksanakan agar dapat menunjang kegiatan pemasaran suatu

perusahaan. Strategi-strategi di atas merupakan pilihan bagi perusahaan.

I II III

IV V VI

VII VIII IX

Page 109: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

92

Perusahaan harus menganalisis pilihan strategi-strategi tersebut agar mendapatkan

strategi pemasaran yang paling tepat untuk mencapai tujuan perusahaan tetapi

juga sesuai dengan keadaan internal dan eksternal perusahaan. Strategi-strategi di

atas masih bersifat umum, maka untuk mendapatkan strategi yang lebih spesifik

digunakan analisis SWOT.

7.2.2 Matriks SWOT

Analisis SWOT merupakan alat analisis yang menggambarkan bagaimana

manajemen perusahaan dapat menyusun alternatif strategi dengan mencocokan

peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi dengan kekuatan dan kelemahan

internal yang dimiliki perusahaan. Dengan demikian, akan terbentuk strategi yang

sesuai dengan keadaan internal dan eksternal perusahaan tersebut. Dalam analisis

SWOT terdapat empat alternatif strategi, yaitu strategi yang mencocokan

kekuatan dengan peluang (SO), kekuatan dengan ancaman (ST), kelemahan

dengan peluang (WO), serta kelemahan dengan ancaman (WT) yang dapat dilihat

pada Tabel 24. Berdasarkan analisis SWOT terhadap kekuatan, kelemahan,

anacaman, dan peluang KBM Pemasaran Kayu I Cirebon, didapat enam alternatif

strategi, yaitu:

1) Strategi SO

a) Meningkatkan kualitas kayu bundar jati sesuai permintaan pasar

Kualitas kayu bundar jati dengan berbagai jenis spesifikasi yang dimiliki

oleh KBM Pemasaran Kayu I Cirebon merupakan faktor kekuatan utama

yang dimiliki oleh KBM Pemasaran Kayu I Cirebon. Kualitas kayu

bundar jati yang dimiliki oleh Perum Perhutani merupakan kayu bundar

jati baik yang telah memiliki sertifikasi ekolabel, dalam proses ekolabel,

maupun yang belum mendapatkan sertifikasi tetapi memiliki jaminan

legalitas dari pemerintah. Peluang sertifikasi ekolabel hutan yang

berstandar Forest Stewardship Council (FSC) menjadi sebuah

kesempatan bagi KBM Pemasaran Kayu I Cirebon dalam bersaing dengan

produk kayu bundar jati lainnya, khususnya kayu bundar jati lain yang

tidak memiliki sertifikat ekolabel dan jaminan legalitas. Selain itu, dengan

permintaan kayu bundar jati yang semakin tinggi dan mengharuskan

Page 110: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

93

adanya sertifikasi ekolabel tersebut diharapkan strategi peningkatan

kualitas kayu bundar jati akan menjadi sebuah solusi yang baik.

2) Strategi ST

a) Meningkatkan efisiensi biaya dan produktivitas kayu bundar jati

Kualitas dan jaminan legalitas kayu bundar jati yang dimiliki oleh KBM

Pemasaran Kayu I Cirebon, serta kemampuan bermitra dengan

stakeholder, khususnya dengan badan-badan penelitian dan

pengembangan kehutanan dalam menciptakan bibit-bibit unggul tanaman

jati yang berkualitas akan dapat menanggulangi ancaman kehutanan

berupa luas hutan kayu jati yang semakin berkurang dan adanya kebijkan

regulator berupa rescoring yang mengharuskan peninjauan ulang terhadap

fungsi hutan yang ada. Selain itu, kekuatan tersebut diharapkan dapat

menanggulangi terdepresiasinya kurs nilai tukar rupiah terhadap dollar

yang berdampak terhadap harga jual kayu bundar jati serta banyaknya

produk substitusi berupa kayu bundar rimba lainnya.

b) Memperluas pangsa pasar

Dengan berbagai kekuatan yang dimiliki oleh KBM Pemasaran Kayu I

Cirebon, antara lain kayu bundar jati yang memiliki jaminan legalitas,

letak KBM yang strategis, kemampuan bermitra dengan stakeholder,

memiliki SOP pemasaran yang baik, dan memiliki berbagai jenis kualitas

kayu bundar jati, maka diperlukan perluasan pangsa pasar bagi produk

kayu bundar jati yang dimiliki oleh KBM Pemasaran Kayu I Cirebon.

Salah satu cara untuk dapat memperluas pangsa pasar adalah dengan

sosialisasi pemasaran yang lebih luas dengan cara meningkatkan iklan

atau promosi yang dapat mempublikasikan dan mengoptimalisasikan

kekuatan-kekuatan yang dimiliki oleh KBM Pemasaran Kayu I Cirebon

kepada para konsumen untuk dapat mengatasi ancaman terhadap produk-

produk substitusi lain juga kayu bundar jati lain yang dijual oleh pesaing.

3) Strategi WO

a) Meningkatkan pelayanan pemasaran

Kelemahan KBM Pemasaran Kayu I Cirebon berupa panjangnya

birokrasi, harga kayu bundar jati tinggi dibandingkan pesaing dari hutan rakyat,

Page 111: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

94

buruknya sarana dan prasarana TPK/TPn/TPKh, serta kurang sesuainya

spesifikasi kayu bundar jati yang dipasarkan dapat diminimalisir atau

bahkan dihilangkan dengan cara mengoptimalkan peluang yang ada,

seperti sertifikasi ekolabel kayu di Indonesia, tingginya permintaan kayu

bundar jati, regulasi yang mendukung, perkembangan teknologi, serta

globalisasi perdagangan bebas dengan cara meningkatkan pelayanan

pemasaran berupa pelayanan pra-jual hingga purna-jual di KBM

Pemasaran Kayu I Cirebon sehingga diharapkan para konsumen akan

lebih nyaman dan loyal kepada perusahaan.

b) Meningkatkan manajemen organisasi berorientasi pemasaran

Pada awalnya, pemasaran kayu bundar jati di Perum Perhutani merupakan

kewenangan kesatuan pemangkuan hutan (KPH) sebelum terbentuknya

kesatuan bisnis mandiri (KBM). Setelah berdirinya KBM di Perum

Perhutani sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Direksi Perum Perhutani

Nomor : 554/Kpts/Dir/2005 tanggal 26 September 2005 tentang Struktur

Organisasi Perum Perhutani, maka sumberdaya manusia yang terdapat di

KBM Pemasaran Kayu I Cirebon sebagian besar berlatar belakang di

bidang produksi dan sangat kecil sekali yang berlatar belakang di bidang

pemasaran, sehingga diperlukan penyesuaian-penyesuaian kerja. Selain

itu, dengan belum adanya visi dan misi khusus yang dimiliki oleh KBM

Pemasaran Kayu I Cirebon diperlukan sebuah perubahan manajemen

organisasi yang berorientasi pemasaran, sehingga diharapkan ke depan

kegiatan pemasaran di KBM Pemasaran Kayu I Cirebon akan lebih baik.

4) Strategi WT

a) Mengoptimalkan perencanaan pemasaran

Untuk dapat mengetahui besaran harga dan spesifikasi kayu bundar jati

yang diinginkan oleh konsumen diperlukan perencanaan pemasaranan

yang baik. Salah satu tahapan perencanaan pemasaran dapat dilakukan

sebuah riset pasar (market intellegent) yang dilakukan secara rutin dan

terpadu dengan stokeholder maupun stakeholder sehingga KBM

Pemasaran Kayu I Cirebon dapat mengetahui kondisi pasar kayu bundar

Page 112: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

95

jati saat ini terkait daya beli konsumen, permintaan konsumen, pesaing

lain, dan sebagainya.

Tabel 24. Matriks SWOT KBM Pemasaran Kayu I Cirebon

Internal

Eksternal

Kekuatan (S) Kelemahan (W)1. Kayu bundar jati

memiliki jaminanlegalitas.

2. Letak KBMPemasaran Kayu ICirebon strategis.

3. Kemampuan bermitradengan stakeholder.

4. Memiliki SOP dalampemasaran kayubundar jati.

5. Memiliki berbagaijenis kualitas kayubundar jati yangtersegmentasi.

1. Belum adanya visi danmisi khusus KBMPemasaran Kayu ICirebon.

2. Birokrasi yang panjang.3. Harga kayu bundar jati

tinggi dibandingkanpesaing dari hutanrakyat.

4. Sarana dan prasaranaTPK/TPn/TPKh masihburuk.

5. Spesifikasi kayu bundarjati yang dipasarkankurang sesuai denganpermintaan pasar.

Pel

uang

(O

)

1. Sertifikasiekolabel kayu diIndonesia.

2. UU Nomor 41Tahun1999.

3. Permintaan kayujati yang tinggi.

4. Perkembanganteknologi e-market.

5. Globalisasiperdagangandunia.

Strategi SO1. Meningkatkan

kualitas kayu jatisesuai permintaanpasar. (S1-S3-S4-S5-O1-O2-O3-O5)

Strategi WO4. Meningkatkan

pelayanan pemasaran.(W2-W3-W4-W5-O1-O2-O3-O4-O5)

5. Meningkatkanmanajemenorganisasiberorientasipemasaran. (W1-W2-O2)

Anc

aman

(T

)

1. Ketidakstabilankurs nilai tukarmata uang.

2. Banyaknyaproduk substitusi.

3. Luas hutan jatiyang semakinberkurang.

4. Adanyakebijakanregulator beruparescoring.

5. Kayu bundar jatiyang dijual olehpesaing.

Strategi ST2. Meningkatkan

efisiensi biaya danproduktivitas kayujati. (S1-S3-S4-S5-T1-T2-T3-T4-T5)

3. Memperluas pangsapasar. (S1-S2-S3-S4-S5-T2-T5)

Strategi WT6. Mengoptimalkan

perencanaanpemasaran. (W3-W5-T1-T2-T5)

Page 113: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

96

7.3 Tahap Keputusan (Decision Stage)

Tahap keputusan merupakan tahap akhir dalam proses perumusan strategi.

Pada tahap ini akan dilaksanakan evaluasi terhadap strategi-strategi yang telah

dirumuskan. Hasil dari evaluasi tersebut berupa prioritas strategi yang dapat

dijalankan oleh perusahaan untuk mengembangkan pemasarannya. Tahap

keputusan pada penelitian ini menggunakan analisis QSPM (Quantitative

Strategic Planning Matrix).

7.3.1 Matriks QSP

QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) merupakan alat yang

memungkinkan penyusun strategi untuk mengevalusi alternatif strategi yang telah

dirumuskan secara obyektif berdasarkan faktor-faktor internal dan ekternal yang

telah diidentifikasi sebelumnya (David, 2006). Strategi-strategi yang tercipta

berdasarkan posisi perusahaan pada matriks IE yang lalu dirumuskan secara lebih

mendalam pada matriks SWOT untuk dievaluasi apakah strategi-strategi tersebut

menarik untuk menghadapi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan

dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan.

Hasil akhir dari analisis QSPM berupa Total Attractiveness Score (TAS)

atau total skor daya tarik yang merupakan penjumlahan hasil perkalian rata-rata

nilai daya tarik (Attractiveness Score) suatu strategi terhadap faktor internal atau

eksternal tertentu dengan rata-rata bobot faktor internal dan ekstenal yang telah

dirumuskan dalam matriks IFE dan EFE. Nilai TAS yang dihasilkan lalu

diurutkan berdasarkan urutan besaran nilai. Urutan nilai TAS menggambarkan

urutan prioritas strategi yang dapat dilaksanakan oleh perusahaan. Strategi dengan

nilai TAS tertinggi adalah strategi yang paling diprioritaskan oleh perusahaan

untuk mengembangkan pemasarannya. Urutan prioritas strategi berdasarkan

matiks QSPM KBM Pemasaran Kayu I Cirebon diperlihatkan dalam Tabel 25.

Page 114: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

97

Tabel 25. Hasil QSPM KBM Pemasaran Kayu I Cirebon

Strategi STAS PrioritasMeningkatkan pelayanan pemasaran. 6,393 1Memperluas pangsa pasar. 6,024 2Meningkatkan kualitas kayu bundar jati sesuaipermintaan pasar.

5,999 3

Meningkatkan efisiensi biaya dan produktivitas kayubundar jati.

5,705 4

Mengoptimalkan perencanaan pemasaran. 5,684 5Meningkatkan manajemen organisasi berorientasipemasaran.

5,216 6

Analisis QSPM pada alternatif strategi yang dirumuskan dalam matriks

SWOT KBM Pemasaran Kayu I Cirebon menghasilkan nilai STAS tertinggi

untuk stategi meningkatkan pelayanan pemasaran dengan nilai STAS sebesar

6,393. Urutan prioritas strategi selanjutnya berturut-turut adalah memperluas

pangsa pasar dengan nilai STAS sebesar 6,024, meningkatkan kualitas kayu

bundar jati sesuai permintaan pasar dengan nilai STAS sebesar 5,999,

meningkatkan efisiensi biaya dan produktivitas kayu bundar jati dengan nilai

STAS sebesar 5,705, mengoptimalkan perencanaan pemasaran dengan nilai STAS

sebesar 5,684, dan prioritas staretgi yang terakhir adalah meningkatkan

manajemen organisasi berorientasi pemasaran dengan nilai STAS sebesar 5,216.

Page 115: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

98

VIII KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pemasaran kayu bundar jati

(Tectona grandis) pada Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu I Cirebon, Jawa

Barat, maka dapat diambil kesimpulan yaitu:

1) Faktor kekuatan KBM Pemasaran Kayu I Cirebon, yaitu kayu bundar jati

memiliki jaminan legalitas, letak KBM Pemasaran Kayu I Cirebon strategis,

kemampuan bermitra dengan stakeholder, memiliki SOP dalam pemasaran

kayu bundar jati, dan memiliki berbagai jenis kualitas kayu bundar jati yang

tersegmentasi. Faktor kelemahan KBM Pemasaran Kayu I Cirebon, yaitu

belum adanya visi dan misi khusus KBM Pemasaran Kayu I Cirebon,

birokrasi yang panjang, harga kayu bundar jati tinggi dibandingkan pesaing dari

hutan rakyat, sarana dan prasarana TPK/TPn/TPKh masih buruk, dan

spesifikasi kayu bundar jati yang dipasarkan kurang sesuai dengan

permintaan pasar. Faktor peluang KBM Pemasaran Kayu I Cirebon, yaitu

sertifikasi ekolabel kayu di Indonesia, UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang

Kehutanan, permintaan kayu bundar jati yang tinggi, perkembangan teknologi

e-market, dan globalisasi perdagangan dunia. Faktor ancaman yang dihadapi

oleh KBM Pemasaran Kayu I Cirebon, yaitu ketidakstabilan kurs nilai tukar

mata uang, banyaknya produk substitusi, luas hutan jati yang semakin

berkurang, adanya kebijakan regulator berupa rescoring, dan kayu bundar jati

yang dijual oleh pesaing.

2) Matriks IFE KBM Pemasaran Kayu I Cirebon menghasilkan total nilai

tertimbang sebesar 2,756. Sedangkan, matriks EFE KBM Pemasaran Kayu I

Cirebon menghasilkan total nilai tertimbang sebesar 3,233. Hal tersebut dapat

diartikan bahwa KBM Pemasaran Kayu I Cirebon memiliki kemampuan rata-

rata dalam memanfaatkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan, serta

memiliki kemampuan yang tinggi untuk memanfaatkan peluang dan

menghindari ancaman. Dengan demikian, posisi KBM Pemasaran Kayu I

Cirebon dalam matriks IE adalah pada sel II, yaitu pada posisi grow and build

(tumbuh dan berkembang). Oleh sebab itu, strategi yang cocok untuk posisi

tersebut adalah strategi intensif atau strategi integratif. Analisis SWOT KBM

Page 116: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

99

Pemasaran Kayu I Cirebon menghasilkan enam alternatif strategi yang

berkaitan dengan posisi perusahaan dalam matriks IE.

3) Urutan prioritas strategi KBM Pemasaran Kayu I Cirebon berdasarkan

analisis QSPM secara berurutan mulai dari urutan prioritas pertama hingga

urutan prioritas terakhir adalah meningkatkan pelayanan pemasaran dengan

nilai STAS sebesar 6,393, memperluas pangsa pasar dengan nilai STAS

sebesar 6,024, meningkatkan kualitas kayu bundar jati sesuai permintaan

pasar dengan nilai STAS sebesar 5,999, meningkatkan efisiensi biaya dan

produktivitas kayu bundar jati dengan nilai STAS sebesar 5,705,

mengoptimalkan perencanaan pemasaran dengan nilai STAS sebesar 5,684,

dan prioritas staretgi yang terakhir adalah meningkatkan manajemen

organisasi berorientasi pemasaran dengan nilai STAS sebesar 5,216.

8.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pemasaran kayu bundar jati

(Tectona grandis) pada Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu I Cirebon, Jawa

Barat, maka saran yang dapat diberikan antara lain:

1) Bauran produk yang dapat disarankan pada KBM Pemasaran Kayu I Cirebon

adalah agar dapat meningkatkan kualitas kayu bundar jati sesuai permintaan

pasar dan mengoptimalkan perencanaan pemasaran dengan membentuk

bagian khusus yang bertugas melakukan riset pasar di semua saluran

penjualan secara rutin dan luas lagi. Setelah mengetahui jenis kualitas kayu

bundar jati yang sedang diminati pasar, KBM Pemasaran Kayu I Cirebon

diharapkan dapat bekerjasama, berkomunikasi, dan berkordinasi dengan

pihak produksi pada kesatuan pemangkuan hutan (KPH) dengan baik.

2) Bauran harga yang dapat disarankan pada KBM Pemasaran Kayu I Cirebon

adalah agar dapat meningkatkan efisiensi biaya dan produktivitas kayu

bundar jati dan melakukan riset pasar mengenai harga jual dasar yang sesuai

dengan kualitas dan spesifikasi kayu bundar jati yang dipasarkan serta

pertimbangan lain yang sesuai dengan daya beli para konsumen.

3) Bauran promosi yang dapat disarankan pada KBM Pemasaran Kayu I

Cirebon adalah agar dapat meningkatkan biaya iklan dan promosi yang sudah

Page 117: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

100

ada serta mengoptimalkan perkembangan teknologi yang ada agar iklan dan

promosi lebih efisien dan efektif.

4) Bauran distribusi yang dapat disarankan pada KBM Pemasaran Kayu I

Cirebon adalah agar dapat memperbaiki dan meningkatkan fasilitas sarana

dan prasarana baik di kantor KBM maupun di TPK/TPn/TPKh. KBM

Pemasaran Kayu I Cirebon juga diharapkan dapat memperpendek jalur

birokrasi pemasaran yang tidak perlu pada setiap saluran dan mekanisme

penjualan yang ada. Salah satu caranya dengan merubah tata letak ruangan

yang saling berdekatan sesuai dengan jalur SOP pemasaran yang berlaku.

Page 118: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

101

DAFTAR PUSTAKA

Amir, MT. 2005. Dinamika Pemasaran: Jelajahi dan Rasakan. Jakarta: PTRajaGrafindo Persada.

Dalimunthe P. 2005. Pertumbuhan diameter kayu jati (Tectona grandis L. f.):pengaruh iklim dan topografi terhadap sifat fisis dan anatomis [tesis].Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

David FR. 2006. Manajemen Strategis Konsep Edisi Kesepuluh. Budi IS,penerjemah; Rahoyo S, editor. Jakarta: Salemba Empat. Terjemahan dari:Strategic Management.

[Dephut] Departemen Kehutanan. 2009. Ekstekutif Data Strategis Kehutanan2009. Jakarta: Departemen Kehutanan RI

Kinnear TC, Taylor JR. 1991. Marketing Research: An Applied Approach FourthEdition. USA: McGraw-Hill, Inc.

Kotler P, Keller KL. 2009. Manajemen Pemasaran Jilid I Edisi Ketigabelas.Sabran B, penerjemah; Maulana A, Hardani W, editor. Jakarta: Erlangga.Terjemahan dari: Marketing Management, Thirteenth Edition.

Limbong WH. 1999. Sistem pemasaran komoditas tanaman pangan di beberapapropinsi Indonesia. Mimbar Sosek: Jurnal Sosial Ekonomi PertanianVol.12 No.1:50-72.

Marbun BN. 2003. Kamus Manajemen. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Martawijaya, Kartasujana AI, Kadir K, Prawira SA. 1995. Atlas Kayu IndonesiaJilid I. Bogor: Balai Penelitian Hasil Hutan

Pandit IKN, Yance M. 1997. Pedoman Identifikasi Jenis Kayu di Lapangan.Prosea Network Off. Bogor: Yayasan Prosea

Pearce JA, Robinson RB. 2009. Strategic Management: Formulation,Implementation, and Control Eleventh Edition. New York: McGraw-HillCompanies.

[Perhutani] Perum Perhutani. 2009. Buku Statistik Perum Perhutani Tahun 2009.Jakarta: Perum Perhutani.

[Perhutani] Perum Perhutani. 2010. Pedoman Penjualan Dalam Negeri Tahun2010. Jakarta: Perum Perhutani.

Porter ME. 1991. Strategi Bersaing. Maulana A, penerjemah; Hutauruk G, editor.Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Competitive Strategy.

Pratama AA. 2006. Analisis manajemen strategis dengan pendekatan balancedscorecare (BSC) pada Perum Perhutani, Jakarta [skripsi]. Bogor: FakultasEkonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Purnama H. 2009. Strategi pemasaran agrowisata kebun buah Plantera FruitParadise, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah [skripsi]. Bogor: FakultasEkonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Page 119: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

102

Rahartanti RY. 2009. Analisis pengambilan keputusan prioritas strategipemasaran kopi herbal Oriental Coffee Vitacinno pada CV AgrifamiliRenanthera, Kabupaten Bogor, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: FakultasEkonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Siwang RS. 2009. Analisis strategi pemasaran produk susu kuda organik“Asambugar” UKM Diana Hermawati, Parung, Bogor [skripsi]. Bogor:Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Styowati DJ. 2008. Strategi pemasaran mebel kayu: studi kasus di sentra industrikecil Pondok Bambu, Jakarta Timur [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan,Institut Pertanian Bogor.

Umar H. 2003. Strategic Management in Action. Jakarta: Gramedia PustakaUtama.

Wirawan RB. 2009. Identifikasi atribut produk dan analisis strategi pemasaranproduk fungisida akar gada (studi kasus PT Agricon, Bogor) [tesis].Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Page 120: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

103

LAMPIRAN

Page 121: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

104

Lampiran 1. Data Nilai, Volume, dan Sisa Penjualan Kayu Bundar di KBM Pemasaran Kayu I Cirebon Tahun 2006-2009

No. Jenis Kayu2006 2007

Nilai (Rp) Volume (m3) Sisa (m3) Nilai (Rp) Volume (m3) Sisa (m3)1 Jati 89.368.090.962 53.356,755 20.474,752 124.087.055.231 87.215,172 4.464,3192 Mahoni 6.268.717.744 7.900,823 2.248,824 7.764.791.113 9.930,471 146,0333 Pinus 3.023.842.571 5.281,529 8,749 11.034.599.227 23.017,387 467,8104 Rimba Lainnya 576.426.512 1.435,579 158,772 1.291.891.905 2.399,302 374,285

Jumlah 99.237.077.789 67.974,686 22.891,097 144.178.337.476 122.562,332 5.452,447

(Lanjutan)

No. Jenis Kayu2008 2009

Nilai (Rp) Volume (m3) Sisa (m3) Nilai (Rp) Volume (m3) Sisa (m3)1 Jati 131.827.647.344 67.565,136 3.197,202 127.369.276.722 55.809,000 3.022,0002 Mahoni 11.385.362.945 13.971,549 4.802,483 13.162.983.138 15.585,000 99,0003 Pinus 9.841.419.575 19.442,965 0,486 10.317.431.676 16.145,000 0,0004 Rimba Lainnya 3.433.153.710 5.685,747 140,417 2.312.556.853 5.405,000 163,000

Jumlah 156.487.583.574 106.665,397 8.140,588 153.162.248.389 92.944,000 3.284,000Sumber: Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu I Cirebon (2010), diolah

104

Page 122: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

105

Lampiran 2. Data Populasi Pembeli Kayu Bundar Jati di KBM Pemasaran KayuI Cirebon Tahun 2006-2009

No. Nama Alamat No. Nama Alamat No. Nama Alamat

1 Acong Jepara 33 Ema Kudus 65 KJ Jepara

2 Agay Banjar 34 Engkus Banjar 66 Kumis Jepara

3 Agustin Haurgeulis 35 Erik Sumedang 67 Lestari Jepara

4 Ahum Tasik 36 Fahmi Haurgeulis 68 Memet Ciamis

5 Amin Jepara 37 Farida Jepara 69 MJ Cirebon

6 Andri Jepara 38 Fariz Jepara 70 MPI Cirebon

7 Anisa Jepara 39 Fendi Ciamis 71 Mura Cirebon

8 Anong Sumedang 40 Gunawan Banjar 72 Nana Banjar

9 Anton Haurgeulis 41 H. Abidin Cirebon 73 Nanang Haurgeulis

10 Antonio Jepara 42 H. Ali Jepara 74 Parko Cirebon

11 Arief Jepara 43 H. Edi T Cirebon 75 Raden Jepara

12 Arsa Jepara 44 H. Emed Sumedang 76 Renal Tasik

13 Asep Cirebon 45 H. Harisman Ciamis 77 Rian Banjar

14 Asep E. Banjar 46 H. Iyus Banjar 78 Rizki Jepara

15 Asep H. Banjar 47 H. Karta Sumedang 79 RJ Jepara

16 Asep T. Tasik 48 H. Mukmin Banjar 80 Rohman Haurgeulis

17 Aska Jepara 49 Handoko Jakarta 81 Rohmat Jepara

18 Azhar Jepara 50 Hasan Jepara 82 Rusdi Indramayu

19 Bambang Jepara 51 Hendra Bandung 83 Sahrul Sukabumi

20 BMP Banjar 52 Heri Jepara 84 Sam Madiun

21 Candra Cirebon 53 Hj. Ai Banjar 85 Sarihe Jepara

22 Dadang H. Ciamis 54 Hj. Empu Banjar 86 Satrio Jepara

23 Dede Cirebon 55 Hj. Enny Banjar 87 Soleh Jepara

24 Dedi Haurgeulis 56 Hj. Erna Sumedang 88 Subur Banjar

25 Disa Klaten 57 Hj. Suradi Cirebon 89 Sukron Jepara

26 Dodi JP Cirebon 58 Ibu Ucup Banjar 90 Taman Sumedang

27 Dodik Klaten 59 IFI Jakarta 91 Ucu Kuningan

28 Donal Jepara 60 Index Sukoharjo 92 Yaya Banjar

29 Eda Bandung 61 Indo SM Cirebon 93 Yono Bandung

30 Edi Tegal Tegal 62 Iwan Bandung 94 Yopi Jepara

31 Eko Jepara 63 Jakaria Jepara 95 Yoyong Majenang

32 Ela Jepara 64 Juman Banjar 96 Yudi Garut

Sumber: Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu I Cirebon (2010)

Page 123: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

106

Lampiran 3. Daftar Nama Responden Pembeli Kayu Bundar Jati di KBM Pemasaran Kayu I Cirebon

No. Nama Pembeli Alamat PerusahaanJenis

KelaminSaluran Penjualan

Perjanjian/Kontrak Langsung Lelang1 Neni Hozani Tasikmalaya Zanita P 0 1 02 Empu Puniarsih Sumedang Sumber Rezeki P 0 1 03 Hj. Enny Herawati Banjar CV Arafat P 0 1 14 Yati Rianti Sumedang PD Ginanjar Barokah P 0 1 15 Asep Hadiyat Ciamis Arthadian Lestari PD L 1 1 16 P. Supendi Ciamis Irama Jati L 0 1 17 Awan Setiawan Kuningan Mekar Jati L 0 1 18 H. Edi Junaedi Cirebon Jati Baru L 0 1 19 Hj. Salvia M. Banjar CV Putri Sejahtera P 1 1 1

10 Chefie ADZ Ciamis CV Dua Satria Perkasa L 0 1 011 Mulyono Cirebon CV Nagam Rotan L 0 1 112 Anton S. Indramayu PK Jateien L 0 1 113 Eda Permana Ciamis PD Didado Gotama L 0 1 114 Edi Candra Cirebon PK Nasional L 0 1 115 H. Abidin Cirebon Terus Jaya L 0 1 116 Iwan Dwi Bandung Prima Jati L 1 1 117 Ade Suparman Majalengka PK Jatira Jaya L 0 1 018 Asep Ciamis M. Rahmat L 0 1 019 Rimbawanto Purbalingga Manggala Tirta Rimba L 1 1 120 H. Deden Suryana Bandung CV Den’s Saputra L 1 1 021 Totong Suhaedi Luragung CV Alizaban L 0 1 022 Agus Julkarnaen Banjar PD Sadar L 0 1 023 Edi Karya Banjar Aditya L 0 1 0

106

Page 124: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

107

24 Rahmat Shofi Jepara RJ L 0 0 125 Ahoem Zhorriens Tasikmalaya Karya Jati L 0 0 126 Sri Widodo Semarang CV Roda Jati L 0 1 027 Memet Ciamis Jabar Tectona L 0 1 128 M. Ansor Jepara - L 0 0 129 Heru Purnomo Rembang - L 1 1 130 Sunaryo Bekasi Usaha Jaya L 1 0 0

Jumlah 7 26 19

107

Page 125: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

108

Lampiran 4. Struktur Organisasi Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu Unit III Jawa Barat dan Banten

108

108

Lampiran 4. Struktur Organisasi Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu Unit III Jawa Barat dan Banten

108

108

Lampiran 4. Struktur Organisasi Perum Perhutani KBM Pemasaran Kayu Unit III Jawa Barat dan Banten

108

Page 126: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

109

Lampiran 5. Struktur Organisasi KBM Pemasaran Kayu I Cirebon, Jawa Barat

109

109

Lampiran 5. Struktur Organisasi KBM Pemasaran Kayu I Cirebon, Jawa Barat

109

109

Lampiran 5. Struktur Organisasi KBM Pemasaran Kayu I Cirebon, Jawa Barat

109

Page 127: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

110

Lampiran 6. Uraian Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang Pejabat KBMPemasaran Kayu I Cirebon

No. Jabatan Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang

1. Manager Pemasaran

a) Menerima, mengevaluasi, dan menganalisislaporan-laporan harian, mingguan, periode,bulan, triwulan dari segenap Asman danKepala TPK/TPn/TPKh untuk ditindaklanjutidi lapangan dan melaporkannya kepadaGeneral Manager tembusan Kepala BiroProdisar.

b) Menerbitkan surat ijin pembelian kayu denganvolume maksimal 50 m3 per pemohon diwilayahnya.

c) Melaksanakan rekonsiliasi fisik danadministrasi dengan KPH pemasok setiapperiode dan melaporkan hasilnya kepadaGeneral Manager, tembusan kepada KepalaBiro Prodisar, Kepala Biro Keuangan, danPimpinan Unit.

d) Mengadakan pembinaan teknis danadministrasi kepada seluruh jajarannya.

e) Mengevaluasi dan mengandalikan seluruhkegiatan dari mulai kayu masuk sampaidengan penjualan, termasuk pengamananpersediaan.

f) Mengesahkan laporan per periode DKPmanual, laporan bulanan DKP Access, LHK,Perni 39, dan Mutasi DK.310 sertamelaporkannya kepada General Managertembusan Kepala Biro Prodisar dan KepalaBiro Keuangan.

g) Melakukan kontrol secara periodik transaksipenerimaan penjualan melalui validasi yangditerbitkan bank.

h) Bertindak sebagai pembantu bendaharawanmateriil dan pemegang persekot cabang (PPC).

i) Melaksanakan tugas lain yang diberikanGeneral Manager.

j) Bertanggung jawab kepada General Manager.

2.Asisten ManagerPemasaran

a) Secara harian, mingguan maupun periodikmenadih daftar kapling kepada KepalaTPK/TPn/TPKh dengan membandingkan sisapersediaan bebas di masing-masingTPK/TPn/TPKh, menerima dan menyimpandaftar kapling (DK.308) sertamenginformasikan kapling siap jual, kaplinglaku, dan realisasi pemasaran kepada Manager

Page 128: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

111

Pemasaran tembusan kepada General Manager.b) Menyusun rencana alokasi daftar kapling

sesuai urutan prioritas saluran penjualan, yaitukontrak, penjualan langsung melalui SIPGeneral Manager dan Manager, sertapenjualan melalui saluran lelang, secaraberurutan berdasarkan absensi, proporsionalsesuai dengan jumlah volume dan lokasiTPK/TPn/TPKh yang tercantum dalam alokasikontrak/SIP untuk mendapatkan koreksi danpersetujuan Manager Pemasaran.

c) Mendistribusikan daftar kapling sesuai denganbutir 2 tersebut kepada Kaur Pelayanan untuktranskasi penjualan termasuk lelang.

d) Memverifikasi dan menandatangani dokumenpenjualan yang selanjutnya diserahkan kepadaAsman Administrasi dan Umum.

e) Melaksanakan rekonsiliasi secara hariandengan Asman terkait dan Kaur Dasi.

f) Menyusun analisis pasar dan melaporkankepada Manager Pemasaran sebagai dasarusulan penetapan harga.

g) Mengelola pembuatan laporan bulanan (DKPAccess, LHK, dan Perni 39)

h) Melaksanakan tugas lain yang diberikanManager Pemasaran.

i) Bertanggung jawab kepada ManagerPemasaran.

3.Asisten ManagerPersediaan

a) Melaksanakan monitoring, evaluasi, danpengawasan kegiatan penerimaan,pengaplingan, pelayanan angkutan pihak IIIdan pengamanan di wilayah kerjanya.

b) Melaporkan kemajuan hasil pekerjaan tersebutdi atas secara mingguan kepada ManagerPemasaran termasuk menyampaikanpenjelasan hasil evaluasi dan langkah-langkahpengendalian serta usul dalam suratpengantarnya, tembusan kepada GeneralManager.

c) Melakukan pembinaan teknis dan administrasipada TPK/TPn/TPKh.

d) Melakukan penatausahaan hasil hutan SS-Saruntuk TPKh di wilayah kerjanya danmelaporkan hasilnya kepada ManagerPemasaran.

e) Melaksanakan tugas lain yang diberikaManager Pemasaran.

f) Bertanggung jawab kepada Manager

Page 129: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

112

Pemasaran.

4.Asisten ManagerAdministrasi danUmum

a) Mengelola:i) Pengurusan bidang keuangan, umum,

SDM, dan sarana prasarana.ii) Penyusunan laporan periodik, bulanan,

triwulan, dan tahunan pertanggungjawabankeuangan, SDM, Umum, dan saranaprasarana.

iii) Rekonsiliasi penerimaan harian danpenjualan dengan Asman terkait dan KaurDasi.

b) Menyiapkan usulan permintaan uang kerjakepada Manager Pemasaran danmengusulkannya kepada General Manager.

c) Menandatangi dokumen penjualan yang telahdisahkan oleh Asman Pemasaran setelahdiverifikasi oleh Kaur Keuangan dan uangsudah diterima oleh Kasir.

d) Memverifikasi, menandatanganipertanggungjawaban uang kerja dan bertidaksebagai pembantu pemegang persekot cabang.

e) Malaksanakan tugas lain yang diberikanManager Pemasaran.

f) Bertanggung jawab kepada ManagerPemasaran.

5.Kepala Urusan Datadan Informasi

a) Mengelola:i) Pemeliharaan SS-Sar, SIM, dan

pelaporannya.ii) Updating data penambahan dan

pengurangan persediaan dan kapling siapjual harian dari masing-masingTPK/TPn/TPKh, dan mengirimkan database tersebut ke kantor KBM Unit.

iii) Penyajian informasi kapling siap jualharian dan mengirimkan data base tersebutke kantor KBM Unit.

iv) Secara harian melakukan transfer data basepengurangan kepada TPK/TPn/TPKhterkit dan mengirimkan data base tersebutke kantor KBM Unit.

b) Secara harian melaksanakan rekonsiliasipenjualan dengan Kaur Keuangan dan KaurPelayanan.

c) Secara harian melaporkan realisasi penjualankepada Manager Pemasaran.

d) Membantu Manager Pemasaran menyiapkanlaporan penjualan per saluran penjualan, perjenis, per sotimen, dan sisa persediaan secara

Page 130: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

113

mingguan.e) Menyiapkan LHK per periode, laporan Perni

39, dan gabungan DKP Access.f) Malaksanakan tugas lain yang diberikan

Manager Pemasaran.g) Bertanggung jawab kepada Manager

Pemasaran.

6.Kepala UrusanPelayanan

a) Mengelola:i) Pelayanan kepada pembeli sesuai rencana

alokasi yang sudah disetujui oleh ManagerPemasaran berdasarkan urutan prioritaspenjualan dan urutan absensi yangproporsional sesuai dengan jumla volumedan lokasi TPK/TPn/TPKh yang tercantumdalam alokasi kontrak/SIP.

ii) Penerimaan daftar kapling dari AsmanPemasaran sejumlah kepentingan tersebutdi atas, dan menyerahkan dokumenpenjualan untuk dikoreksi danditandatangani Asman Pemasaran danAsman Administrasi dan Umum.

iii) Registrasi dan rekapitulasi daftar kaplingyang sudah terjual dan melaporkan hasilpenjualan secara harian kepada AsmanPemasaran.

b) Melaksanakan rekonsiliasi secara hariantentang realisasi penjualan dalam volume danrupiah dengan Kaur Dasi dan Kaur Keuangan.

c) Melaksanakan tugas lain yang diberikanAsman Pemasaran.

d) Bertanggung jawab kepada Asman Pemasaran.

7.Kepala UrusanKeuangan

a) Mengelola:i) Pelaksanaan pengurusan bidang keuangan

mencakup transaksi penerimaan,pembayaran, perpajakan, dan retribusi.

ii) Koreksi pertanggungjawabankeuangan/perhitungan uang kerja berikutsurat bukti keuangan dari tiap PPC,memberikan nomor rekening pada suratbukti pertanggungjawaban keuangan.

iii) Penyimpanan arsip surat bukti keuangan.iv) Pembuatan usulan uang kerja.v) Pembukuan penerimaan penjualan.vi) Menyiapkan laporan pertanggungjawaban

keuangan atas perhitungan uang kerjasesuai lingkup wilayah pemasarannya.

vii)Secara harian melakukan rekonsiliasipenerimaan penjualan dengan Kaur Dasi

Page 131: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

114

dan Kaur Pelayanan.b) Melaksanakan pengamatan pengeluaran

biaya/penghasilan dan pengendalian anggaran.c) Melakukan kontrol secara harian transaksi

penerimaan penjualan melalui validasi yangditerbitkan bank.

d) Melaksanakan tugas lain yang diberikanAsman Administrasi dan Umum.

e) Bertanggung jawab kepada AsmanAdministrasi dan Umum.

8.Kepala Urusan SDMdan Umum

a) Mengelola bidang SDM:i) Pengurusan surat perintah perjalanan

dinas, restitusi pemeriksaan danperawatan, daftar hadir, dan uang makan.

ii) Pengadministrasian keperluan pendidikan,pelatihan, kenaikan pangkat, pensiun, danpenghargaan.

iii) Penyimpanan surat-surat rahasiakepegawaian.

b) Mengelola bidang umum:i) Pengelolaan administrasi umum meliputi

penyimpanan, penggunaan ATK,perlengkapan kantor, ekspedisi suratmenyurat, dan blanko DK, serta FA-KB/KO.

ii) Pelaksanaan tata usaha sarana danprasarana perkantoran.

iii) Pengaturan kantor, alat komunikasi,kebersihan, dan keindahan kantor.

c) Melaksanakan ketertiban dan pengamananKantor Manager.

d) Melaksanakan tugas lain yang diberikanAsman Administrasi dan Umum.

e) Bertanggung jawab kepada AsmanAdministrasi dan Umum.

9.KepalaTPK/TPn/TPKh

a) Membuat rencana dan tata waktu/NPSpenerimaan dan pengaplingan kayu bulanDesember T-1 sesuai rencana produksi perjenis tebangan, jenis kayu, per sortimen dariKPH Pemasok berdasarkan data dari BiroProdisar. Termasuk kebutuhan luas dan dayatampung, menetapkan blok-blok penerimaan,kebutuhan karyawan dan tenaga kerja,menyiapkan kebutuhan sarana danperlengkapan kerja.

b) Memimpin kegiatan-kegiatan yang terkait daripenerimaan, pengaplingan, pelayanan,pengamanan, dan penatausahaan di

Page 132: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

115

TP/TPn/TPKh.c) Menandatangani DK-DK sesuai dengan tugas

dan tanggungjawabnya.d) Menjalankan tugas selaku PPC (Pemegang

Persekot Cabang) dan pembantubendaharawan materiil sesuai denganketentuan yang berlaku.

e) Melakukan kordinasi dan rekonsiliasipenerimaan hasil hutan per periode denganAsper Pemasok.

f) Mengatur penempatan dan tugasMandor/Staff-nya, termasuk pembinaannya.

g) Secara harian dan periode melaporkan kepadaManager tembusan General Manager tentangkemajuan pekerjaan terkait dengan penerimaansementara, penerimaan, pengaplingan,angkutan pihak III. Termasuk menyampaikanevaluasi dan langkah-langkah pengendalianserta usul.

h) Melaksanakan tugas lain yang diberikan olehManager Pemasaran.

i) Bertanggung jawab kepada ManagerPemasaran.

Sumber: Perum Perhutani Unit III Jawa Barat (2010)

Page 133: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

116

Lampiran 7. Prosedur Pemasaran Kayu Bundar Jati di KBM Pemasaran Kayu ICirebon

116

Lampiran 7. Prosedur Pemasaran Kayu Bundar Jati di KBM Pemasaran Kayu ICirebon

116

Lampiran 7. Prosedur Pemasaran Kayu Bundar Jati di KBM Pemasaran Kayu ICirebon

Page 134: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

117117117

Page 135: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

118118118

Page 136: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

119119119

Page 137: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

120

Lampiran 8. Pengelompokan KPH Asal Kayu

No.Kesatuan pemangkuan hutan (KPH)

Tipe A Tipe B Tipe C Tipe DI. UNIT I JAWA TENGAH1 Cepu Telawa Pati Surakarta2 Randublatung Gundih Balapulang Pekalongan Barat3 Kebonharjo Pemalang Banyumas Barat -4 Mantingan Kendal Banyumas Timur -5 Blora Semarang Kedu Selatan -6 Purwodadi - Kedu Utara -7 - - Pekalongan Timur -

II. UNIT II JAWA TIMUR1 Padangan Jombang Lawu Ds. Kediri2 Bojonegoro Mojokerto Malang Pasuruan3 Parengan Blitar Probolinggo Bwi. Barat4 Jatirogo Jember Bondowoso -5 Tuban Bwi. Utara Madura -6 Ngawi Bwi. Selatan - -7 Madiun - - -8 Saradan - - -9 Nganjuk - - -

III. UNIT III JAWA BARAT1 - - Cianjur Purwakarta2 - - Ciamis Sukabumi3 - - Banten Tasikmalaya4 - - Indramayu Kuningan5 - - Sumedang Bandung Utara6 - - - Bandung Selatan7 - - - Bogor8 - - - Garut9 - - - Majalengka

Sumber: PPDN Perum Perhutani, 2010

Page 138: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

121

Lampiran 9. Harga Jual Dasar Kayu Bundar Jati Perum Perhutani Tahun 2010

1) Harga Jual Dasar (HJD) Kayu Bundar Jati Tipe KPH Aa) Sortimen AIII

MUTU/PANJANG(M)

HARGA PER M3 DALAM RIBUAN RUPIAH

DIAMETER (CM)

30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 69 70 - 79 80 UP

UTAMA (U)

Kurang dari 1,00 4.835 5.415 5.995 6.575 6.866 7.397 8.123 9.149 9.525

1,00 - 1,90 5.165 5.784 6.404 7.024 7.334 7.902 9.046 9.451 10.174

2,00 - 2,40 5.494 6.154 6.813 7.472 7.802 8.406 9.230 10.054 10.824

2,50 - 2,90 5.824 6.523 7.222 7.920 8.270 8.911 9.784 10.658 11.473

3,00 - 3,90 6.154 6.892 7.630 8.369 8.816 9.583 10.615 11.261 12.122

4,00 - 4,90 6.483 7.261 8.039 8.817 9.206 9.919 10.892 11.864 12.772

5,00 - 5,90 6.813 7.630 8.448 9.265 9.674 10.424 11.446 12.467 13.421

PERTAMA (P)

Kurang dari 1,00 4.335 4.855 5.375 5.895 6.155 6.632 7.282 8.203 8.539

1,00 - 1,90 4.630 5.186 5.742 6.297 6.575 7.084 8.110 8.473 9.122

2,00 - 2,40 4.926 5.517 6.108 6.699 6.995 7.537 8.275 9.014 9.704

2,50 - 2,90 5.221 5.848 6.475 7.101 7.414 7.989 8.772 9.555 10.286

3,00 - 3,90 5.517 6.179 6.841 7.503 7.904 8.592 9.517 10.096 10.868

4,00 - 4,90 5.812 6.510 7.207 7.905 8.254 8.893 9.765 10.637 11.451

5,00 - 5,90 6.108 6.841 7.574 8.307 8.673 9.345 10.262 11.178 12.033

KEDUA (D)

Kurang dari 1,00 3.835 4.295 4.755 5.215 5.445 5.867 6.442 7.256 7.554

1,00 - 1,90 4.096 4.588 5.079 5.571 5.816 6.267 7.174 7.496 8.069

2,00 - 2,40 4.357 4.880 5.403 5.926 6.188 6.667 7.321 7.974 8.584

2,50 - 2,90 4.619 5.173 5.727 6.282 6.559 7.067 7.760 8.453 9.099

3,00 - 3,90 4.880 5.466 6.052 6.637 6.992 7.600 8.419 8.931 9.614

4,00 - 4,90 5.142 5.759 6.376 6.993 7.301 7.867 8.638 9.410 10.129

5,00 - 5,90 5.403 6.052 6.700 7.348 7.673 8.267 9.077 9.888 10.644

KETIGA (T)

Kurang dari 1,00 3.334 3.735 4.135 4.535 4.735 5.102 5.602 6.310 6.569

1,00 - 1,90 3.562 3.989 4.417 4.844 5.058 5.449 6.238 6.518 7.017

2,00 - 2,40 3.789 4.244 4.698 5.153 5.381 5.797 6.366 6.934 7.465

2,50 - 2,90 4.016 4.498 4.980 5.462 5.703 6.145 6.748 7.350 7.912

3,00 - 3,90 4.244 4.753 5.262 5.772 6.080 6.609 7.321 7.766 8.360

4,00 - 4,90 4.471 5.008 5.544 6.081 6.349 6.841 7.512 8.182 8.808

5,00 - 5,90 4.698 5.262 5.826 6.390 6.672 7.189 7.893 8.598 9.256

KEEMPAT (M)

Kurang dari 1,00 3.001 3.361 3.721 4.081 4.261 4.591 5.042 5.679 5.912

Page 139: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

122

1,00 - 1,90 3.206 3.590 3.975 4.360 4.552 4.905 5.615 5.866 6.315

2,00 - 2,40 3.410 3.819 4.229 4.638 4.842 5.218 5.729 6.241 6.718

2,50 - 2,90 3.649 4.049 4.482 4.916 5.133 5.531 6.073 6.615 7.121

3,00 - 3,90 3.888 4.278 4.736 5.194 5.472 5.948 6.588 6.990 7.524

4,00 - 4,90 4.024 4.507 4.990 5.473 5.714 6.157 6.760 7.364 7.927

5,00 - 5,90 4.229 4.736 5.244 5.751 6.005 6.470 7.104 7.738 8.330

KELIMA (L)

Kurang dari 1,00 2.668 2.988 3.308 3.628 3.788 4.081 4.481 5.048 5.255

1,00 - 1,90 2.849 3.191 3.533 3.875 4.046 4.360 4.991 5.214 5.613

2,00 - 2,40 3.031 3.395 3.759 4.123 4.304 4.638 5.093 5.547 5.972

2,50 - 2,90 3.213 3.599 3.984 4.370 4.563 4.916 5.398 5.880 6.330

3,00 - 3,90 3.395 3.802 4.210 4.617 4.864 5.287 5.856 6.213 6.688

4,00 - 4,90 3.577 4.006 4.435 4.865 5.079 5.473 6.009 6.546 7.047

5,00 - 5,90 3.759 4.210 4.661 5.112 5.337 5.751 6.315 6.879 7.405

b) Sortimen AII

MUTU/PANJANG (M)HARGA PER M3 DALAM RIBUAN RUPIAH

DIAMETER (CM)21 - 23 24 - 26 27 - 29

UTAMA (U)Kurang dari 1,00 2.381 2.897 3.2931,00 - 1,90 2.845 3.461 3.9352,00 - 2,90 3.092 3.762 4.2773,00 - 3,90 3.339 4.063 4.6194,00 - 4,90 3.587 4.364 4.9615,00 - 5,90 3.834 4.665 5.304PERTAMA (P)Kurang dari 1,00 2.171 2.641 3.0031,00 - 1,90 2.594 3.156 3.5882,00 - 2,90 2.819 3.430 3.9003,00 - 3,90 3.045 3.704 4.2124,00 - 4,90 3.270 3.979 4.5245,00 - 5,90 3.496 4.253 4.836KEDUA (D)Kurang dari 1,00 1.961 2.385 2.7121,00 - 1,90 2.343 2.851 3.2412,00 - 2,90 2.546 3.098 3.5223,00 - 3,90 2.750 3.346 3.8044,00 - 4,90 2.954 3.594 4.0865,00 - 5,90 3.157 3.841 4.368KETIGA (T)

Page 140: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

123

Kurang dari 1,00 1.751 2.130 2.4221,00 - 1,90 2.092 2.545 2.8932,00 - 2,90 2.273 2.766 3.1453,00 - 3,90 2.455 2.987 3.3974,00 - 4,90 2.637 3.209 3.6485,00 - 5,90 2.819 3.430 3.900KEEMPAT (M)Kurang dari 1,00 1.576 1.917 2.1791,00 - 1,90 1.882 2.290 2.6042,00 - 2,90 2.046 2.489 2.8303,00 - 3,90 2.210 2.689 3.0574,00 - 4,90 2.373 2.888 3.2835,00 - 5,90 2.537 3.087 3.510

c) Sortimen AI

MUTU/PANJANG (M)HARGA PER M3 DALAM RIBUAN RUPIAH

DIAMETER (CM)4 - 7 10 - 13 16 - 19

PERTAMA (P)Kurang dari 1,00 0 1.023 1.6031,00 - 1,90 580 1.159 1.8162,00 - 2,90 682 1.364 2.1373,00 - 3,90 750 1.500 2.3514,00 - 4,90 818 1.637 2.5645,00 - 5,90 887 1.773 2.778KEDUA (D)Kurang dari 1,00 0 938 1.4691,00 - 1,90 531 1.063 1.6652,00 - 2,90 625 1.250 1.9593,00 - 3,90 688 1.375 2.1554,00 - 4,90 750 1.500 2.3515,00 - 5,90 813 1.626 2.547KETIGA (T)Kurang dari 1,00 0 853 1.3361,00 - 1,90 483 966 1.5142,00 - 2,90 568 1.137 1.7813,00 - 3,90 625 1.250 1.9594,00 - 4,90 682 1.364 2.1375,00 - 5,90 739 1.478 2.315KEEMPAT (M)Kurang dari 1,00 0 784 1.229

Page 141: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

124

1,00 - 1,90 444 889 1.3932,00 - 2,90 512 1.046 1.6383,00 - 3,90 563 1.150 1.8024,00 - 4,90 614 1.255 1.9665,00 - 5,90 665 1.360 2.130

2) Harga Jual Dasar (HJD) Kayu Bundar Jati Tipe KPH Ba) Sortimen AIII

MUTU/PANJANG(M)

HARGA PER M3 DALAM RIBUAN RUPIAH

DIAMETER (CM)

30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 69 70 - 79 80 UP

UTAMA (U)

Kurang dari 1,00 4.722 5.289 5.856 6.423 6.706 7.225 7.934 8.937 9.303

1,00 - 1,90 5.044 5.650 6.255 6.860 7.163 7.718 8.835 9.231 9.938

2,00 - 2,40 5.366 6.010 6.654 7.298 7.620 8.211 9.016 9.821 10.572

2,50 - 2,90 5.688 6.371 7.054 7.736 8.078 8.703 9.557 10.410 11.206

3,00 - 3,90 6.010 6.732 7.453 8.174 8.611 9.360 10.368 10.999 11.840

4,00 - 4,90 6.332 7.092 7.852 8.612 8.992 9.689 10.638 11.588 12.475

5,00 - 5,90 6.654 7.453 8.251 9.050 9.449 10.181 11.179 12.178 13.109

PERTAMA (P)

Kurang dari 1,00 4.234 4.742 5.250 5.758 6.012 6.478 7.113 8.012 8.341

1,00 - 1,90 4.523 5.065 5.608 6.151 6.422 6.920 7.921 8.276 8.910

2,00 - 2,40 4.811 5.389 5.966 6.543 6.832 7.361 8.083 8.805 9.478

2,50 - 2,90 5.100 5.712 6.324 6.936 7.242 7.803 8.568 9.333 10.047

3,00 - 3,90 5.389 6.035 6.682 7.329 7.720 8.392 9.295 9.861 10.616

4,00 - 4,90 5.677 6.359 7.040 7.721 8.062 8.686 9.538 10.389 11.184

5,00 - 5,90 5.966 6.682 7.398 8.114 8.472 9.128 10.023 10.918 11.753

KEDUA (D)

Kurang dari 1,00 3.745 4.195 4.644 5.094 5.318 5.730 6.292 7.088 7.378

1,00 - 1,90 4.001 4.481 4.961 5.441 5.681 6.121 7.007 7.321 7.882

2,00 - 2,40 4.256 4.767 5.278 5.788 6.044 6.512 7.150 7.789 8.385

2,50 - 2,90 4.512 5.053 5.594 6.136 6.406 6.903 7.579 8.256 8.888

3,00 - 3,90 4.767 5.339 5.911 6.483 6.829 7.424 8.223 8.723 9.391

4,00 - 4,90 5.022 5.625 6.228 6.830 7.132 7.684 8.437 9.191 9.894

5,00 - 5,90 5.278 5.911 6.544 7.178 7.494 8.075 8.866 9.658 10.397

KETIGA (T)

Kurang dari 1,00 3.257 3.648 4.039 4.429 4.625 4.983 5.472 6.163 6.416

1,00 - 1,90 3.479 3.896 4.314 4.731 4.940 5.323 6.093 6.366 6.853

2,00 - 2,40 3.701 4.145 4.589 5.033 5.255 5.663 6.218 6.773 7.291

2,50 - 2,90 3.923 4.394 4.865 5.335 5.571 6.002 6.591 7.179 7.728

3,00 - 3,90 4.145 4.643 5.140 5.637 5.939 6.455 7.150 7.586 8.166

Page 142: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

125

4,00 - 4,90 4.367 4.891 5.415 5.939 6.201 6.682 7.337 7.992 8.603

5,00 - 5,90 4.589 5.140 5.691 6.241 6.517 7.022 7.710 8.398 9.041

KEEMPAT (M)

Kurang dari 1,00 2.931 3.283 3.635 3.986 4.162 4.485 4.924 5.547 5.774

1,00 - 1,90 3.131 3.507 3.882 4.258 4.446 4.790 5.484 5.730 6.168

2,00 - 2,40 3.331 3.731 4.130 4.530 4.730 5.096 5.596 6.096 6.562

2,50 - 2,90 3.564 3.954 4.378 4.802 5.014 5.402 5.932 6.461 6.956

3,00 - 3,90 3.797 4.178 4.626 5.074 5.345 5.810 6.435 6.827 7.349

4,00 - 4,90 3.930 4.402 4.874 5.345 5.581 6.014 6.603 7.193 7.743

5,00 - 5,90 4.130 4.626 5.122 5.617 5.865 6.319 6.939 7.558 8.137

KELIMA (L)

Kurang dari 1,00 2.605 2.918 3.231 3.543 3.700 3.986 4.377 4.931 5.133

1,00 - 1,90 2.783 3.117 3.451 3.785 3.952 4.258 4.875 5.093 5.483

2,00 - 2,40 2.961 3.316 3.671 4.027 4.204 4.530 4.974 5.418 5.833

2,50 - 2,90 3.138 3.515 3.892 4.268 4.457 4.802 5.273 5.743 6.183

3,00 - 3,90 3.316 3.714 4.112 4.510 4.751 5.164 5.720 6.068 6.533

4,00 - 4,90 3.494 3.913 4.332 4.751 4.961 5.345 5.869 6.394 6.883

5,00 - 5,90 3.671 4.112 4.553 4.993 5.213 5.617 6.168 6.719 7.233

b) Sortimen AII

MUTU/PANJANG (M)HARGA PER M3 DALAM RIBUAN RUPIAH

DIAMETER (CM)21 - 23 24 - 26 27 - 29

UTAMA (U)Kurang dari 1,00 2.325 2.829 3.2171,00 - 1,90 2.778 3.380 3.8432,00 - 2,90 3.020 3.674 4.1783,00 - 3,90 3.262 3.968 4.5124,00 - 4,90 3.503 4.262 4.8465,00 - 5,90 3.745 4.556 5.180PERTAMA (P)Kurang dari 1,00 2.120 2.580 2.9331,00 - 1,90 2.533 3.082 3.5042,00 - 2,90 2.754 3.350 3.8093,00 - 3,90 2.974 3.618 4.1144,00 - 4,90 3.194 3.886 4.4195,00 - 5,90 3.414 4.154 4.723KEDUA (D)Kurang dari 1,00 1.915 2.330 2.6491,00 - 1,90 2.288 2.784 3.1652,00 - 2,90 2.487 3.026 3.440

Page 143: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

126

3,00 - 3,90 2.686 3.268 3.7164,00 - 4,90 2.885 3.510 3.9915,00 - 5,90 3.084 3.752 4.266KETIGA (T)Kurang dari 1,00 1.710 2.080 2.3651,00 - 1,90 2.043 2.486 2.8262,00 - 2,90 2.221 2.702 3.0723,00 - 3,90 2.398 2.918 3.3184,00 - 4,90 2.576 3.134 3.5635,00 - 5,90 2.754 3.350 3.809KEEMPAT (M)Kurang dari 1,00 1.539 1.872 2.1291,00 - 1,90 1.839 2.237 2.5432,00 - 2,90 1.999 2.432 2.7653,00 - 3,90 2.158 2.626 2.9864,00 - 4,90 2.318 2.821 3.2075,00 - 5,90 2.478 3.015 3.428

c) Sortimen AI

MUTU/PANJANG (M)HARGA PER M3 DALAM RIBUAN RUPIAH

DIAMETER (CM)4 - 7 10 - 13 16 - 19

PERTAMA (P)Kurang dari 1,00 0 999 1.5661,00 - 1,90 566 1.133 1.7742,00 - 2,90 666 1.332 2.0873,00 - 3,90 733 1.466 2.2964,00 - 4,90 799 1.599 2.5055,00 - 5,90 866 1.732 2.714KEDUA (D)Kurang dari 1,00 0 916 1.4351,00 - 1,90 519 1.038 1.6262,00 - 2,90 611 1.221 1.9133,00 - 3,90 672 1.343 2.1054,00 - 4,90 733 1.466 2.2965,00 - 5,90 794 1.588 2.487KETIGA (T)Kurang dari 1,00 0 833 1.3051,00 - 1,90 472 944 1.4792,00 - 2,90 555 1.110 1.7393,00 - 3,90 611 1.221 1.913

Page 144: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

127

4,00 - 4,90 666 1.332 2.0875,00 - 5,90 722 1.443 2.261KEEMPAT (M)Kurang dari 1,00 0 766 1.2001,00 - 1,90 434 868 1.3602,00 - 2,90 500 1.021 1.6003,00 - 3,90 550 1.124 1.7604,00 - 4,90 600 1.226 1.9205,00 - 5,90 650 1.328 2.080

3) Harga Jual Dasar (HJD) Kayu Bundar Jati Tipe KPH Ca) Sortimen AIII

MUTU/PANJANG(M)

HARGA PER M3 DALAM RIBUAN RUPIAH

DIAMETER (CM)

30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 69 70 - 79 80 UP

UTAMA (U)

Kurang dari 1,00 4.610 5.163 5.716 6.270 6.546 7.053 7.745 8.724 9.082

1,00 - 1,90 4.924 5.515 6.106 6.697 6.993 7.534 8.625 9.012 9.701

2,00 - 2,40 5.239 5.867 6.496 7.125 7.439 8.015 8.801 9.587 10.320

2,50 - 2,90 5.553 6.219 6.886 7.552 7.885 8.496 9.329 10.162 10.939

3,00 - 3,90 5.867 6.571 7.275 7.980 8.406 9.137 10.121 10.737 11.559

4,00 - 4,90 6.182 6.923 7.665 8.407 8.778 9.458 10.385 11.312 12.178

5,00 - 5,90 6.496 7.275 8.055 8.834 9.224 9.939 10.913 11.888 12.797

PERTAMA (P)

Kurang dari 1,00 4.133 4.629 5.125 5.621 5.869 6.324 6.944 7.821 8.142

1,00 - 1,90 4.415 4.945 5.475 6.004 6.269 6.755 7.733 8.079 8.697

2,00 - 2,40 4.697 5.260 5.824 6.388 6.669 7.186 7.891 8.595 9.253

2,50 - 2,90 4.979 5.576 6.173 6.771 7.070 7.617 8.364 9.111 9.808

3,00 - 3,90 5.260 5.892 6.523 7.154 7.536 8.192 9.074 9.626 10.363

4,00 - 4,90 5.542 6.207 6.872 7.537 7.870 8.479 9.311 10.142 10.918

5,00 - 5,90 5.824 6.523 7.222 7.921 8.270 8.911 9.784 10.658 11.473

KEDUA (D)

Kurang dari 1,00 3.656 4.095 4.534 4.972 5.192 5.594 6.142 6.919 7.203

1,00 - 1,90 3.906 4.374 4.843 5.311 5.546 5.975 6.840 7.147 7.694

2,00 - 2,40 4.155 4.653 5.152 5.651 5.900 6.357 6.980 7.603 8.185

2,50 - 2,90 4.404 4.933 5.461 5.990 6.254 6.738 7.399 8.059 8.676

3,00 - 3,90 4.653 5.212 5.770 6.329 6.667 7.247 8.027 8.516 9.167

4,00 - 4,90 4.903 5.491 6.079 6.668 6.962 7.501 8.236 8.972 9.658

5,00 - 5,90 5.152 5.770 6.388 7.007 7.316 7.882 8.655 9.428 10.149

KETIGA (T)

Kurang dari 1,00 3.179 3.561 3.942 4.324 4.515 4.864 5.341 6.017 6.263

Page 145: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

128

1,00 - 1,90 3.396 3.804 4.211 4.619 4.822 5.196 5.948 6.215 6.690

2,00 - 2,40 3.613 4.046 4.480 4.914 5.130 5.528 6.070 6.612 7.117

2,50 - 2,90 3.830 4.289 4.749 5.208 5.438 5.859 6.434 7.008 7.544

3,00 - 3,90 4.046 4.532 5.018 5.503 5.797 6.302 6.980 7.405 7.971

4,00 - 4,90 4.263 4.775 5.286 5.798 6.054 6.523 7.162 7.802 8.398

5,00 - 5,90 4.480 5.018 5.555 6.093 6.362 6.854 7.526 8.198 8.826

KEEMPAT (M)

Kurang dari 1,00 2.861 3.205 3.548 3.891 4.063 4.378 4.807 5.415 5.637

1,00 - 1,90 3.056 3.423 3.790 4.157 4.340 4.676 5.353 5.593 6.021

2,00 - 2,40 3.252 3.642 4.032 4.422 4.617 4.975 5.463 5.950 6.406

2,50 - 2,90 3.479 3.860 4.274 4.687 4.894 5.273 5.790 6.307 6.790

3,00 - 3,90 3.707 4.079 4.516 4.953 5.217 5.671 6.282 6.664 7.174

4,00 - 4,90 3.837 4.297 4.758 5.218 5.448 5.870 6.446 7.021 7.559

5,00 - 5,90 4.032 4.516 5.000 5.483 5.725 6.169 6.774 7.378 7.943

KELIMA (L)

Kurang dari 1,00 2.543 2.849 3.154 3.459 3.612 3.891 4.273 4.813 5.011

1,00 - 1,90 2.717 3.043 3.369 3.695 3.858 4.157 4.759 4.972 5.352

2,00 - 2,40 2.890 3.237 3.584 3.931 4.104 4.422 4.856 5.289 5.694

2,50 - 2,90 3.064 3.431 3.799 4.167 4.350 4.687 5.147 5.607 6.036

3,00 - 3,90 3.237 3.626 4.014 4.402 4.638 5.041 5.584 5.924 6.377

4,00 - 4,90 3.411 3.820 4.229 4.638 4.843 5.218 5.730 6.241 6.719

5,00 - 5,90 3.584 4.014 4.444 4.874 5.089 5.483 6.021 6.559 7.060

b) Sortimen AII

MUTU/PANJANG (M)HARGA PER M3 DALAM RIBUAN RUPIAH

DIAMETER (CM)21 - 23 24 - 26 27 - 29

UTAMA (U)Kurang dari 1,00 2.270 2.762 3.1401,00 - 1,90 2.712 3.300 3.7522,00 - 2,90 2.948 3.587 4.0783,00 - 3,90 3.184 3.874 4.4044,00 - 4,90 3.420 4.161 4.7315,00 - 5,90 3.656 4.448 5.057PERTAMA (P)Kurang dari 1,00 2.070 2.518 2.8631,00 - 1,90 2.473 3.009 3.4212,00 - 2,90 2.688 3.270 3.7183,00 - 3,90 2.903 3.532 4.0164,00 - 4,90 3.118 3.794 4.3135,00 - 5,90 3.333 4.055 4.611

Page 146: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

129

KEDUA (D)Kurang dari 1,00 1.869 2.274 2.5861,00 - 1,90 2.234 2.718 3.0902,00 - 2,90 2.428 2.954 3.3593,00 - 3,90 2.622 3.190 3.6274,00 - 4,90 2.816 3.427 3.8965,00 - 5,90 3.011 3.663 4.165KETIGA (T)Kurang dari 1,00 1.669 2.031 2.3091,00 - 1,90 1.994 2.426 2.7592,00 - 2,90 2.168 2.637 2.9993,00 - 3,90 2.341 2.848 3.2394,00 - 4,90 2.515 3.059 3.4785,00 - 5,90 2.688 3.270 3.718KEEMPAT (M)Kurang dari 1,00 1.502 1.828 2.0781,00 - 1,90 1.795 2.184 2.4832,00 - 2,90 1.951 2.374 2.6993,00 - 3,90 2.107 2.564 2.9154,00 - 4,90 2.263 2.753 3.1315,00 - 5,90 1.419 2.943 3.347

c) Sortimen AI

MUTU/PANJANG (M)HARGA PER M3 DALAM RIBUAN RUPIAH

DIAMETER (CM)4 - 7 10 - 13 16 - 19

PERTAMA (P)Kurang dari 1,00 0 975 1.5281,00 - 1,90 553 1.106 1.7322,00 - 2,90 650 1.301 2.0383,00 - 3,90 715 1.431 2.2414,00 - 4,90 780 1.561 2.4455,00 - 5,90 845 1.691 2.649KEDUA (D)Kurang dari 1,00 0 894 1.4011,00 - 1,90 507 1.013 1.5882,00 - 2,90 596 1.192 1.8683,00 - 3,90 656 1.311 2.0554,00 - 4,90 715 1.431 2.2415,00 - 5,90 775 1.550 2.428KETIGA (T)

Page 147: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

130

Kurang dari 1,00 0 813 1.2741,00 - 1,90 461 921 1.4432,00 - 2,90 542 1.084 1.6983,00 - 3,90 596 1.192 1.8684,00 - 4,90 650 1.301 2.0385,00 - 5,90 705 1.409 2.207KEEMPAT (M)Kurang dari 1,00 0 748 1.1721,00 - 1,90 424 848 1.3282,00 - 2,90 488 997 1.5623,00 - 3,90 537 1.097 1.7184,00 - 4,90 585 1.197 1.8755,00 - 5,90 634 1.296 2.031

4) Harga Jual Dasar (HJD) Kayu Bundar Jati Tipe KPH Da) Sortimen AIII

MUTU/PANJANG(M)

HARGA PER M3 DALAM RIBUAN RUPIAH

DIAMETER (CM)

30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 69 70 - 79 80 UP

UTAMA (U)

Kurang dari 1,00 4.498 5.037 5.577 6.117 6.387 6.881 7.556 8.511 8.860

1,00 - 1,90 4.804 5.381 5.957 6.534 6.822 7.350 8.415 8.792 9.464

2,00 - 2,40 5.111 5.724 6.338 6.951 7.257 7.820 8.586 9.353 10.068

2,50 - 2,90 5.418 6.068 6.718 7.368 7.693 8.289 9.101 9.914 10.673

3,00 - 3,90 5.724 6.411 7.098 7.785 8.201 8.914 9.874 10.475 11.277

4,00 - 4,90 6.031 6.755 7.478 8.202 8.564 9.227 10.132 11.036 11.881

5,00 - 5,90 6.338 7.098 7.859 8.619 8.999 9.696 10.647 11.598 12.485

PERTAMA (P)

Kurang dari 1,00 4.032 4.516 5.000 5.484 5.726 6.169 6.774 7.631 7.944

1,00 - 1,90 4.307 4.824 5.341 5.858 6.116 6.590 7.544 7.882 8.485

2,00 - 2,40 4.582 5.132 5.682 6.232 6.507 7.011 7.698 8.385 9.027

2,50 - 2,90 4.857 5.440 6.023 6.606 6.897 7.431 8.160 8.889 9.568

3,00 - 3,90 5.132 5.748 6.364 6.980 7.353 7.992 8.853 9.392 10.110

4,00 - 4,90 5.407 6.056 6.705 7.353 7.678 8.273 9.084 9.895 10.652

5,00 - 5,90 5.682 6.364 7.046 7.727 8.068 8.693 9.546 10.398 11.193

KEDUA (D)

Kurang dari 1,00 3.567 3.995 4.423 4.851 5.065 5.458 5.993 6.750 7.027

1,00 - 1,90 3.810 4.267 4.725 5.182 5.411 5.830 6.674 6.973 7.506

2,00 - 2,40 4.053 4.540 5.026 5.513 5.756 6.202 6.810 7.418 7.985

2,50 - 2,90 4.297 4.812 5.328 5.843 6.101 6.574 7.218 7.863 8.464

3,00 - 3,90 4.540 5.085 5.629 6.174 6.504 7.070 7.831 8.308 8.944

Page 148: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

131

4,00 - 4,90 4.783 5.357 5.931 6.505 6.792 7.318 8.036 8.753 9.423

5,00 - 5,90 5.026 5.629 6.233 6.836 7.137 7.690 8.444 9.198 9.902

KETIGA (T)

Kurang dari 1,00 3.102 3.474 3.846 4.218 4.405 4.746 5.211 5.870 6.111

1,00 - 1,90 3.313 3.711 4.108 4.506 4.705 5.069 5.803 6.063 6.527

2,00 - 2,40 3.525 3.948 4.371 4.794 5.005 5.393 5.922 6.450 6.944

2,50 - 2,90 3.736 4.185 4.633 5.081 5.305 5.716 6.277 6.837 7.360

3,00 - 3,90 3.948 4.421 4.895 5.369 5.656 6.148 6.810 7.224 7.777

4,00 - 4,90 4.159 4.658 5.157 5.657 5.906 6.364 6.987 7.611 8.194

5,00 - 5,90 4.371 4.895 5.420 5.944 6.206 6.687 7.343 7.998 8.610

KEEMPAT (M)

Kurang dari 1,00 2.792 3.127 3.462 3.797 3.964 4.271 4.690 5.283 5.499

1,00 - 1,90 2.982 3.340 3.698 4.055 4.234 4.562 5.223 5.457 5.874

2,00 - 2,40 3.172 3.553 3.934 4.314 4.505 4.854 5.329 5.805 6.249

2,50 - 2,90 3.394 3.766 4.170 4.573 4.775 5.145 5.649 6.154 6.624

3,00 - 3,90 3.616 3.979 4.406 4.832 5.090 5.533 6.129 6.502 6.999

4,00 - 4,90 3.743 4.192 4.642 5.091 5.315 5.727 6.289 6.850 7.374

5,00 - 5,90 3.934 4.406 4.878 5.350 5.586 6.018 6.608 7.199 7.749

KELIMA (L)

Kurang dari 1,00 2.481 2.779 3.077 3.375 3.524 3.797 4.169 4.696 4.888

1,00 - 1,90 2.651 2.969 3.287 3.605 3.764 4.055 4.643 4.851 5.222

2,00 - 2,40 2.820 3.158 3.497 3.835 4.004 4.314 4.737 5.160 5.555

2,50 - 2,90 2.989 3.348 3.706 4.065 4.244 4.573 5.021 5.470 5.888

3,00 - 3,90 3.158 3.537 3.916 4.295 4.525 4.918 5.448 5.779 6.222

4,00 - 4,90 3.327 3.727 4.126 4.525 4.725 5.091 5.590 6.089 6.555

5,00 - 5,90 3.497 3.916 4.336 4.755 4.965 5.350 5.874 6.399 6.888

b) Sortimen AII

MUTU/PANJANG (M)HARGA PER M3 DALAM RIBUAN RUPIAH

DIAMETER (CM)21 - 23 24 - 26 27 - 29

UTAMA (U)Kurang dari 1,00 2.215 2.695 3.0641,00 - 1,90 2.646 3.219 3.6602,00 - 2,90 2.876 3.499 3.9793,00 - 3,90 3.106 3.779 4.2974,00 - 4,90 3.336 4.059 4.6155,00 - 5,90 3.566 4.339 4.934PERTAMA (P)Kurang dari 1,00 2.019 2.457 2.7931,00 - 1,90 2.413 2.935 3.337

Page 149: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

132

2,00 - 2,90 2.622 3.191 3.6283,00 - 3,90 2.832 3.446 3.9184,00 - 4,90 3.042 3.701 4.2085,00 - 5,90 3.252 3.956 4.498KEDUA (D)Kurang dari 1,00 1.824 2.219 2.5231,00 - 1,90 2.179 2.651 3.0142,00 - 2,90 2.369 2.882 3.2773,00 - 3,90 2.558 3.112 3.5394,00 - 4,90 2.748 3.343 3.8015,00 - 5,90 2.937 3.573 4.063KETIGA (T)Kurang dari 1,00 1.628 1.981 2.2531,00 - 1,90 1.946 2.367 2.6912,00 - 2,90 2.115 2.573 2.9263,00 - 3,90 2.284 2.779 3.1604,00 - 4,90 2.453 2.985 3.3945,00 - 5,90 2.622 3.191 3.628KEEMPAT (M)Kurang dari 1,00 1.466 1.783 2.0271,00 - 1,90 1.751 2.130 2.4222,00 - 2,90 1.903 2.316 2.6333,00 - 3,90 2.056 2.501 2.8444,00 - 4,90 2.208 2.686 3.0545,00 - 5,90 2.360 2.872 3.265

c) Sortimen AI

MUTU/PANJANG (M)HARGA PER M3 DALAM RIBUAN RUPIAH

DIAMETER (CM)4 - 7 10 - 13 16 - 19

PERTAMA (P)Kurang dari 1,00 0 952 1.4911,00 - 1,90 539 1.079 1.6902,00 - 2,90 634 1.269 1.9883,00 - 3,90 698 1.396 2.1874,00 - 4,90 761 1.523 2.3865,00 - 5,90 825 1.650 2.584KEDUA (D)Kurang dari 1,00 0 872 1.3671,00 - 1,90 494 989 1.5492,00 - 2,90 582 1.163 1.822

Page 150: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

133

3,00 - 3,90 640 1.279 2.0054,00 - 4,90 698 1.396 2.1875,00 - 5,90 756 1.512 2.369KETIGA (T)Kurang dari 1,00 0 793 1.2421,00 - 1,90 449 899 1.4082,00 - 2,90 529 1.057 1.6573,00 - 3,90 582 1.163 1.8224,00 - 4,90 634 1.269 1.9885,00 - 5,90 687 1.375 2.154KEEMPAT (M)Kurang dari 1,00 0 730 1.1431,00 - 1,90 413 827 1.2952,00 - 2,90 476 973 1.5243,00 - 3,90 523 1.070 1.6774,00 - 4,90 571 1.167 1.8295,00 - 5,90 619 1.265 1.981

Sumber: PPDN Perum Perhutani, 2010

Page 151: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

134

Lampiran 10.Alur Pengajuan Sertifikasi Ekolabel Hutan di Forest StewardshipCouncil (FSC)5

Sumber: Forest Stewardship Council (2010)

5 [Anonimus]. 2010. FSC Rules. http://www.fsc.org/fsc-rules.html. [15 Juni 2010].

Page 152: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

135

Lampiran 11.Hasil Pemberian Rating Faktor Internal

No. Faktor-faktor InternalRating

Responden 1 Responden 2 Responden 3 Rata-rata

1Kayu bundar jati memiliki jaminanlegalitas.

4 4 4 4,000

2Letak KBM Pemasaran Kayu ICirebon strategis.

4 4 4 4,000

3Kemampuan bermitra denganstakeholder.

4 4 4 4,000

4Memiliki SOP dalam pemasarankayu bundar jati.

4 3 4 3,667

5Memiliki berbagai jenis kualitaskayu bundar jati yang tersegmentasi.

4 4 4 4,000

6Belum adanya visi dan misi khususKBM Pemasaran Kayu I Cirebon.

1 1 2 1,333

7 Birokrasi yang panjang. 2 2 2 2,000

8Harga kayu bundar jati relatif tinggidibandingkan pesaing.

2 1 2 1,667

9Sarana dan prasaranaTPK/TPn/TPKh masih buruk.

1 2 2 1,667

10Spesifikasi kayu bundar jati yangdipasarkan kurang sesuai denganpermintaan pasar.

1 1 2 1,333

135

Page 153: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

136

Lampiran 12.Hasil Pemberian Rating Faktor Eksternal

No. Faktor-faktor EksternalRating

Responden 1 Responden 2 Responden 3 Rata-rata

1Sertifikasi ekolabel kayu diIndonesia.

4 4 3 3,667

2 Regulasi yang mengatur. 3 4 3 3,333

3Permintaan kayu bundar jati yangtinggi.

4 4 4 4,000

4 Perkembangan teknologi e-market. 2 2 3 2,3335 Globalisasi perdagangan dunia. 2 3 4 3,0006 Kurs nilai tukar mata uang. 4 3 3 3,3337 Banyaknya produk substitusi. 4 3 3 3,333

8Luas hutan jati yang semakinberkurang.

4 4 1 3,000

9Adanya kebijakan regulator beruparescoring.

3 3 1 2,333

10Kayu bundar jati yang dijual olehpesaing.

3 4 2 3,000

136

Page 154: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

137

Lampiran 13.Hasil Pembobotan Faktor Internal Responden 1

Responden 1Kode Faktor Penentu Internal A B C D E F G H I J Jumlah Bobot

AKayu bundar jati memiliki jaminanlegalitas.

2 3 1 1 1 3 3 1 1 16 0,089

BLetak KBM Pemasaran Kayu ICirebon strategis.

2 3 3 1 1 3 3 3 1 20 0,111

CKemampuan bermitra denganstakeholder.

1 1 1 2 1 3 1 1 1 12 0,067

DMemiliki SOP dalam pemasarankayu bundar jati.

3 1 3 1 1 3 1 1 1 15 0,083

EMemiliki berbagai jenis kualitaskayu bundar jati yang tersegmentasi.

3 3 2 3 2 2 1 3 2 21 0,117

FBelum adanya visi dan misi khususKBM Pemasaran Kayu I Cirebon.

3 3 3 3 2 3 1 1 1 20 0,111

G Birokrasi yang panjang. 1 1 1 1 2 1 1 1 1 10 0,056

HHarga kayu bundar jati relatif tinggidibandingkan pesaing.

1 1 3 3 3 3 3 3 1 21 0,117

ISarana dan prasaranaTPK/TPn/TPKh masih buruk.

3 1 3 3 1 3 3 1 1 19 0,106

JSpesifikasi kayu bundar jati yangdipasarkan kurang sesuai denganpermintaan pasar.

3 3 3 3 2 3 3 3 3 26 0,144

Total 180 1,000137

Page 155: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

138

Lampiran 14.Hasil Pembobotan Faktor Internal Responden 2

Responden 2Kode Faktor Penentu Internal A B C D E F G H I J Jumlah Bobot

AKayu bundar jati memiliki jaminanlegalitas.

3 2 3 2 2 3 2 3 2 22 0,122

BLetak KBM Pemasaran Kayu ICirebon strategis.

1 1 3 1 1 3 1 2 1 14 0,078

CKemampuan bermitra denganstakeholder.

2 3 3 2 1 3 2 3 2 21 0,117

DMemiliki SOP dalam pemasarankayu bundar jati.

1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 0,050

EMemiliki berbagai jenis kualitaskayu bundar jati yang tersegmentasi.

2 3 2 3 2 3 2 3 2 22 0,122

FBelum adanya visi dan misi khususKBM Pemasaran Kayu I Cirebon.

2 3 3 3 2 3 3 3 3 25 0,139

G Birokrasi yang panjang. 1 1 1 3 1 1 1 1 1 11 0,061

HHarga kayu bundar jati relatif tinggidibandingkan pesaing.

2 3 2 3 2 1 3 2 2 20 0,111

ISarana dan prasaranaTPK/TPn/TPKh masih buruk.

1 2 1 3 1 1 3 2 2 16 0,089

JSpesifikasi kayu bundar jati yangdipasarkan kurang sesuai denganpermintaan pasar.

2 3 2 3 2 1 3 2 2 20 0,111

Total 180 1,000138

Page 156: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

139

Lampiran 15.Hasil Pembobotan Faktor Internal Responden 3

Responden 3Kode Faktor Penentu Internal A B C D E F G H I J Jumlah Bobot

AKayu bundar jati memiliki jaminanlegalitas.

3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 0,150

BLetak KBM Pemasaran Kayu ICirebon strategis.

1 2 2 2 3 3 2 2 1 18 0,100

CKemampuan bermitra denganstakeholder.

1 2 3 3 3 3 3 3 3 24 0,133

DMemiliki SOP dalam pemasarankayu bundar jati.

1 2 1 2 2 3 3 1 1 16 0,089

EMemiliki berbagai jenis kualitaskayu bundar jati yang tersegmentasi.

1 2 1 2 2 2 2 1 1 14 0,078

FBelum adanya visi dan misi khususKBM Pemasaran Kayu I Cirebon.

1 1 1 2 2 1 1 1 1 11 0,061

G Birokrasi yang panjang. 1 1 1 1 2 3 1 1 1 12 0,067

HHarga kayu bundar jati relatif tinggidibandingkan pesaing.

1 2 1 1 2 3 3 1 1 15 0,083

ISarana dan prasaranaTPK/TPn/TPKh masih buruk.

1 2 1 3 3 3 3 3 1 20 0,111

JSpesifikasi kayu bundar jati yangdipasarkan kurang sesuai denganpermintaan pasar.

1 3 1 3 3 3 3 3 3 23 0,128

Total 180 1,000139

Page 157: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

140

Lampiran 16.Hasil Pembobotan Faktor Internal Rata-rata

Responden 1 Responden 2 Responden 3 Rata-rataKode Faktor Penentu Internal Jumlah Bobot Jumlah Bobot Jumlah Bobot Jumlah Bobot

AKayu bundar jati memiliki jaminanlegalitas.

16 0,089 22 0,122 27 0,150 22 0,120

BLetak KBM Pemasaran Kayu ICirebon strategis.

20 0,111 14 0,078 18 0,100 17 0,096

CKemampuan bermitra denganstakeholder.

12 0,067 21 0,117 24 0,133 19 0,106

DMemiliki SOP dalam pemasaran kayubundar jati.

15 0,083 9 0,050 16 0,089 13 0,074

EMemiliki berbagai jenis kualitas kayubundar jati yang tersegmentasi.

21 0,117 22 0,122 14 0,078 19 0,106

FBelum adanya visi dan misi khususKBM Pemasaran Kayu I Cirebon.

20 0,111 25 0,139 11 0,061 19 0,104

G Birokrasi yang panjang. 10 0,056 11 0,061 12 0,067 11 0,061

HHarga kayu bundar jati relatif tinggidibandingkan pesaing.

21 0,117 20 0,111 15 0,083 19 0,104

ISarana dan prasarana TPK/TPn/TPKhmasih buruk.

19 0,106 16 0,089 20 0,111 18 0,102

JSpesifikasi kayu bundar jati yangdipasarkan kurang sesuai denganpermintaan pasar.

26 0,144 20 0,111 23 0,128 23 0,128

Total 180 1,000 180 1,000 180 1,000 180 1,000140

Page 158: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

141

Lampiran 17.Hasil Pembobotan Faktor Eksternal Responden 1

Responden 1Kode Faktor Penentu Eksternal A B C D E F G H I J Jumlah Bobot

ASertifikasi ekolabel kayu diIndonesia.

3 1 3 2 1 3 1 3 3 20 0,111

B Regulasi yang mengatur. 1 1 3 2 1 3 1 2 3 17 0,094

CPermintaan kayu bundar jati yangtinggi.

3 3 3 3 3 3 3 3 2 26 0,144

D Perkembangan teknologi e-market. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 0,050E Globalisasi perdagangan dunia. 2 2 1 3 2 1 1 3 1 16 0,089F Kurs nilai tukar mata uang. 3 3 1 3 2 3 3 2 1 21 0,117G Banyaknya produk substitusi. 1 1 1 3 3 1 1 3 3 17 0,094

HLuas hutan jati yang semakinberkurang.

3 3 1 3 3 1 3 3 2 22 0,122

IAdanya kebijakan regulator beruparescoring.

1 2 1 3 1 2 1 1 1 13 0,072

JKayu bundar jati yang dijual olehpesaing.

1 1 2 3 3 3 1 2 3 19 0,106

Total 180 1,000

141

Page 159: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

142

Lampiran 18.Hasil Pembobotan Faktor Eksternal Responden 2

Responden 2Kode Faktor Penentu Eksternal A B C D E F G H I J Jumlah Bobot

ASertifikasi ekolabel kayu diIndonesia.

2 2 3 3 3 3 2 2 3 23 0,128

B Regulasi yang mengatur. 2 2 3 3 3 2 1 2 2 20 0,111

CPermintaan kayu bundar jati yangtinggi.

2 2 3 3 3 2 2 3 2 22 0,122

D Perkembangan teknologi e-market. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 0,050E Globalisasi perdagangan dunia. 1 1 1 3 2 1 1 1 1 12 0,067F Kurs nilai tukar mata uang. 1 1 1 3 2 1 1 1 1 12 0,067G Banyaknya produk substitusi. 1 2 2 3 3 3 2 3 2 21 0,117

HLuas hutan jati yang semakinberkurang.

2 3 2 3 3 3 2 3 3 24 0,133

IAdanya kebijakan regulator beruparescoring.

2 2 1 3 3 3 1 1 2 18 0,100

JKayu bundar jati yang dijual olehpesaing.

1 2 2 3 3 3 2 1 2 19 0,106

Total 180 1,000

142

Page 160: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

143

Lampiran 19.Hasil Pembobotan Faktor Eksternal Responden 3

Responden 3Kode Faktor Penentu Eksternal A B C D E F G H I J Jumlah Bobot

ASertifikasi ekolabel kayu diIndonesia.

1 1 3 3 1 1 3 3 1 17 0,094

B Regulasi yang mengatur. 3 1 3 1 3 1 3 3 1 19 0,106

CPermintaan kayu bundar jati yangtinggi.

3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 0,150

D Perkembangan teknologi e-market. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 0,050E Globalisasi perdagangan dunia. 1 3 1 3 1 1 3 3 1 17 0,094F Kurs nilai tukar mata uang. 3 1 1 3 3 1 3 3 1 19 0,106G Banyaknya produk substitusi. 3 3 1 3 3 3 3 3 3 25 0,139

HLuas hutan jati yang semakinberkurang.

1 1 1 3 1 1 1 3 1 13 0,072

IAdanya kebijakan regulator beruparescoring.

1 1 1 3 1 1 1 1 1 11 0,061

JKayu bundar jati yang dijual olehpesaing.

3 3 1 3 3 3 1 3 3 23 0,128

Total 180 1,000

143

Page 161: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

144

Lampiran 20.Hasil Pembobotan Faktor Eksternal Rata-rata

Responden 1 Responden 2 Responden 3 Rata-rataKode Faktor Penentu Eksternal Jumlah Bobot Jumlah Bobot Jumlah Bobot Jumlah Bobot

ASertifikasi ekolabel kayu diIndonesia.

20 0,111 23 0,128 17 0,094 20 0,111

B Regulasi yang mengatur. 17 0,094 20 0,111 19 0,106 19 0,104

CPermintaan kayu bundar jati yangtinggi.

26 0,144 22 0,122 27 0,150 25 0,139

D Perkembangan teknologi e-market. 9 0,050 9 0,050 9 0,050 9 0,050E Globalisasi perdagangan dunia. 16 0,089 12 0,067 17 0,094 15 0,083F Kurs nilai tukar mata uang. 21 0,117 12 0,067 19 0,106 17 0,096G Banyaknya produk substitusi. 17 0,094 21 0,117 25 0,139 21 0,117

HLuas hutan jati yang semakinberkurang.

22 0,122 24 0,133 13 0,072 20 0,109

IAdanya kebijakan regulator beruparescoring.

13 0,072 18 0,100 11 0,061 14 0,078

JKayu bundar jati yang dijual olehpesaing.

19 0,106 19 0,106 23 0,128 20 0,113

Total 180 1,000 180 1,000 180 1,000 180 1,000

144

Page 162: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

145

Lampiran 21.Nilai IFE Matriks IE KBM Pemasaran Kayu I Cirebon

No. Faktor-faktor InternalIFE

Rating Bobot Nilai

1Kayu bundar jati memiliki jaminanlegalitas.

4,000 0,120 0,481

2Letak KBM Pemasaran Kayu ICirebon strategis.

4,000 0,096 0,385

3Kemampuan bermitra denganstakeholder.

4,000 0,106 0,422

4Memiliki SOP dalam pemasarankayu bundar jati.

3,667 0,074 0,272

5Memiliki berbagai jenis kualitaskayu bundar jati yang tersegmentasi.

4,000 0,106 0,422

6Belum adanya visi dan misi khususKBM Pemasaran Kayu I Cirebon.

1,333 0,104 0,138

7 Birokrasi yang panjang. 2,000 0,061 0,122

8Harga kayu bundar jati relatif tinggidibandingkan pesaing.

1,667 0,104 0,173

9Sarana dan prasaranaTPK/TPn/TPKh masih buruk.

1,667 0,102 0,170

10Spesifikasi kayu bundar jati yangdipasarkan kurang sesuai denganpermintaan pasar.

1,333 0,128 0,170

Rata-rata 2,767 0,100 0,277Total 27,667 1,000 2,756

Page 163: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

146

Lampiran 22.Nilai EFE Matriks IE KBM Pemasaran Kayu I Cirebon

No. Faktor-faktor EksternalEFE

Rating Bobot Nilai

1Sertifikasi ekolabel kayu diIndonesia.

3,667 0,111 0,407

2 Regulasi yang mengatur. 3,333 0,104 0,346

3Permintaan kayu bundar jati yangtinggi.

4,000 0,139 0,556

4 Perkembangan teknologi e-market. 2,333 0,050 0,1175 Globalisasi perdagangan dunia. 3,000 0,083 0,2506 Kurs nilai tukar mata uang. 3,333 0,096 0,3217 Banyaknya produk substitusi. 3,333 0,117 0,389

8Luas hutan jati yang semakinberkurang.

3,000 0,109 0,328

9Adanya kebijakan regulator beruparescoring.

2,333 0,078 0,181

10Kayu bundar jati yang dijual olehpesaing.

3,000 0,113 0,339

Rata-rata 3,133 0,100 0,313Total 31,333 1,000 3,233

Page 164: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

147

Lampiran 23.Hasil Attractiveness Score Responden 1

Responden 1

No Faktor-faktor StrategisST1

ST2

ST3

ST4

ST5

ST6

Kekuatan (Internal)

1Kayu bundar jati memiliki jaminanlegalitas.

4 4 4 4 4 4

2Letak KBM Pemasaran Kayu I Cirebonstrategis.

3 4 3 3 3 4

3Kemampuan bermitra denganstakeholder.

3 4 3 4 4 4

4Memiliki SOP dalam pemasaran kayubundar jati.

4 4 3 4 4 4

5Memiliki berbagai jenis kualitas kayubundar jati yang tersegmentasi.

4 3 3 3 1 4

Kelemahan (Internal)

1Belum adanya visi dan misi khususKBM Pemasaran Kayu I Cirebon.

1 2 2 2 4 2

2 Birokrasi yang panjang. 1 1 1 1 1 1

3Harga kayu bundar jati relatif tinggidibandingkan pesaing.

4 4 4 4 4 4

4Sarana dan prasarana TPK/TPn/TPKhmasih buruk.

2 2 2 2 2 2

5Spesifikasi kayu bundar jati yangdipasarkan kurang sesuai denganpermintaan pasar.

4 4 4 4 4 4

Peluang (Eksternal)

1 Sertifikasi ekolabel kayu di Indonesia. 4 4 4 4 4 4

2 Regulasi yang mengatur. 4 4 4 4 4 4

3Permintaan kayu bundar jati yangtinggi.

4 4 4 4 4 4

4 Perkembangan teknologi e-market. 2 1 4 4 1 3

5 Globalisasi perdagangan dunia. 4 4 4 2 2 4

Ancaman (Eksternal)

1 Kurs nilai tukar mata uang. 2 2 3 2 2 3

2 Banyaknya produk substitusi. 4 4 4 4 4 4

3Luas hutan jati yang semakinberkurang.

2 4 2 2 2 2

4Adanya kebijakan regulator beruparescoring.

4 4 1 2 1 1

5Kayu bundar jati yang dijual olehpesaing.

4 4 4 4 3 4

Page 165: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

148

Lampiran 24.Hasil Attractiveness Score Responden 2

Responden 2

No Faktor-faktor StrategisST1

ST2

ST3

ST4

ST5

ST6

Kekuatan (Internal)

1Kayu bundar jati memiliki jaminanlegalitas.

4 3 3 4 2 3

2Letak KBM Pemasaran Kayu I Cirebonstrategis.

2 2 4 4 2 2

3Kemampuan bermitra denganstakeholder.

4 3 2 4 4 4

4Memiliki SOP dalam pemasaran kayubundar jati.

4 2 2 4 4 4

5Memiliki berbagai jenis kualitas kayubundar jati yang tersegmentasi.

4 3 4 4 2 4

Kelemahan (Internal)

1Belum adanya visi dan misi khususKBM Pemasaran Kayu I Cirebon.

3 3 4 4 4 3

2 Birokrasi yang panjang. 2 2 3 4 3 2

3Harga kayu bundar jati relatif tinggidibandingkan pesaing.

4 3 3 3 3 4

4Sarana dan prasarana TPK/TPn/TPKhmasih buruk.

2 2 4 4 3 3

5Spesifikasi kayu bundar jati yangdipasarkan kurang sesuai denganpermintaan pasar.

4 4 4 3 2 4

Peluang (Eksternal)

1 Sertifikasi ekolabel kayu di Indonesia. 4 3 4 4 2 4

2 Regulasi yang mengatur. 2 3 2 3 4 3

3Permintaan kayu bundar jati yangtinggi.

4 4 4 4 2 4

4 Perkembangan teknologi e-market. 2 2 4 3 2 3

5 Globalisasi perdagangan dunia. 4 3 4 3 2 4

Ancaman (Eksternal)

1 Kurs nilai tukar mata uang. 2 2 3 2 2 3

2 Banyaknya produk substitusi. 4 3 4 4 2 4

3Luas hutan jati yang semakinberkurang.

4 4 3 3 2 2

4Adanya kebijakan regulator beruparescoring.

4 3 2 4 3 3

5Kayu bundar jati yang dijual olehpesaing.

4 4 4 4 2 4

Page 166: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

149

Lampiran 25.Hasil Attractiveness Score Responden 3

Responden 3

No Faktor-faktor StrategisST1

ST2

ST3

ST4

ST 5 ST 6

Kekuatan (Internal)

1Kayu bundar jati memiliki jaminanlegalitas.

1 1 1 1 1 1

2Letak KBM Pemasaran Kayu I Cirebonstrategis.

1 1 4 4 2 1

3Kemampuan bermitra denganstakeholder.

1 1 4 4 2 1

4Memiliki SOP dalam pemasaran kayubundar jati.

1 1 2 4 3 1

5Memiliki berbagai jenis kualitas kayubundar jati yang tersegmentasi.

2 2 1 1 1 2

Kelemahan (Internal)

1Belum adanya visi dan misi khususKBM Pemasaran Kayu I Cirebon.

1 1 2 2 2 1

2 Birokrasi yang panjang. 1 1 1 4 4 1

3Harga kayu bundar jati relatif tinggidibandingkan pesaing.

3 1 2 2 2 2

4Sarana dan prasarana TPK/TPn/TPKhmasih buruk.

1 1 3 4 2 2

5Spesifikasi kayu bundar jati yangdipasarkan kurang sesuai denganpermintaan pasar.

4 3 2 2 2 2

Peluang (Eksternal)

1 Sertifikasi ekolabel kayu di Indonesia. 2 2 3 3 2 2

2 Regulasi yang mengatur. 1 2 4 2 2 2

3Permintaan kayu bundar jati yangtinggi.

4 4 1 3 3 2

4 Perkembangan teknologi e-market. 2 2 3 4 3 3

5 Globalisasi perdagangan dunia. 2 3 3 3 3 2

Ancaman (Eksternal)

1 Kurs nilai tukar mata uang. 1 1 1 1 1 1

2 Banyaknya produk substitusi. 4 2 3 4 2 3

3Luas hutan jati yang semakinberkurang.

4 4 3 3 3 2

4Adanya kebijakan regulator beruparescoring.

3 3 1 1 1 1

5Kayu bundar jati yang dijual olehpesaing.

4 4 4 4 4 2

Page 167: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

150

Lampiran 26.Hasil Attractiveness Score Rata-rata

Rata-rata

No Faktor-faktor Strategis ST 1 ST 2 ST 3 ST 4 ST 5 ST 6

Kekuatan (Internal)

1Kayu bundar jati memiliki jaminanlegalitas.

3,000 2,667 2,667 3,000 2,333 2,667

2Letak KBM Pemasaran Kayu I Cirebonstrategis.

2,000 2,333 3,667 3,667 2,333 2,333

3Kemampuan bermitra denganstakeholder.

2,667 2,667 3,000 4,000 3,333 3,000

4Memiliki SOP dalam pemasaran kayubundar jati.

3,000 2,333 2,333 4,000 3,667 3,000

5Memiliki berbagai jenis kualitas kayubundar jati yang tersegmentasi.

3,333 2,667 2,667 2,667 1,333 3,333

Kelemahan (Internal)

1Belum adanya visi dan misi khususKBM Pemasaran Kayu I Cirebon.

1,667 2,000 2,667 2,667 3,333 2,000

2 Birokrasi yang panjang. 1,333 1,333 1,667 3,000 2,667 1,333

3Harga kayu bundar jati relatif tinggidibandingkan pesaing.

3,667 2,667 3,000 3,000 3,000 3,333

4Sarana dan prasarana TPK/TPn/TPKhmasih buruk.

1,667 1,667 3,000 3,333 2,333 2,333

5Spesifikasi kayu bundar jati yangdipasarkan kurang sesuai denganpermintaan pasar.

4,000 3,667 3,333 3,000 2,667 3,333

Peluang (Eksternal)

1 Sertifikasi ekolabel kayu di Indonesia. 3,333 3,000 3,667 3,667 2,667 3,333

2 Regulasi yang mengatur. 2,333 3,000 3,333 3,000 3,333 3,000

3Permintaan kayu bundar jati yangtinggi.

4,000 4,000 3,000 3,667 3,000 3,333

4 Perkembangan teknologi e-market. 2,000 1,667 3,667 3,667 2,000 3,000

5 Globalisasi perdagangan dunia. 3,333 3,333 3,667 2,667 2,333 3,333

Ancaman (Eksternal)1 Kurs nilai tukar mata uang. 1,667 1,667 2,333 1,667 1,667 2,333

2 Banyaknya produk substitusi. 4,000 3,000 3,667 4,000 2,667 3,667

3Luas hutan jati yang semakinberkurang.

3,333 4,000 2,667 2,667 2,333 2,000

4Adanya kebijakan regulator beruparescoring.

3,667 3,333 1,333 2,333 1,667 1,667

5Kayu bundar jati yang dijual olehpesaing.

4,000 4,000 4,000 4,000 3,000 3,333

Total 58,000 55,000 59,333 63,667 51,667 55,667

Page 168: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

151

Lampiran 27.Hasil Total Attractiveness Score KBM Pemasaran Kayu I Cirebon

No Faktor-faktor Strategis BobotST 1 ST 2 ST 3 ST 4 ST 5 ST 6

AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS

Kekuatan (Internal)

1 Kayu bundar jati memiliki jaminan legalitas. 0,120 3,000 0,361 2,667 0,321 2,667 0,321 3,000 0,361 2,333 0,281 2,667 0,321

2 Letak KBM Pemasaran Kayu I Cirebon strategis. 0,096 2,000 0,193 2,333 0,225 3,667 0,353 3,667 0,353 2,333 0,225 2,333 0,225

3 Kemampuan bermitra dengan stakeholder. 0,106 2,667 0,281 2,667 0,281 3,000 0,317 4,000 0,422 3,333 0,352 3,000 0,317

4 Memiliki SOP dalam pemasaran kayu bundar jati. 0,074 3,000 0,222 2,333 0,173 2,333 0,173 4,000 0,296 3,667 0,272 3,000 0,222

5 Memiliki berbagai jenis kualitas kayu bundar jati yang tersegmentasi. 0,106 3,333 0,352 2,667 0,281 2,667 0,281 2,667 0,281 1,333 0,141 3,333 0,352

Kelemahan (Internal)

1 Belum adanya visi dan misi khusus KBM Pemasaran Kayu I Cirebon. 0,104 1,667 0,173 2,000 0,207 2,667 0,277 2,667 0,277 3,333 0,346 2,000 0,207

2 Birokrasi yang panjang. 0,061 1,333 0,081 1,333 0,081 1,667 0,102 3,000 0,183 2,667 0,163 1,333 0,081

3 Harga kayu bundar jati relatif tinggi dibandingkan pesaing. 0,104 3,667 0,380 2,667 0,277 3,000 0,311 3,000 0,311 3,000 0,311 3,333 0,346

4 Sarana dan prasarana TPK/TPn/TPKh masih buruk. 0,102 1,667 0,170 1,667 0,170 3,000 0,306 3,333 0,340 2,333 0,238 2,333 0,238

5Spesifikasi kayu bundar jati yang dipasarkan kurang sesuai dengan permintaanpasar.

0,128 4,000 0,511 3,667 0,469 3,333 0,426 3,000 0,383 2,667 0,341 3,333 0,426

Peluang (Eksternal)

1 Sertifikasi ekolabel kayu di Indonesia. 0,111 3,333 0,370 3,000 0,333 3,667 0,407 3,667 0,407 2,667 0,296 3,333 0,370

2 Regulasi yang mengatur. 0,104 2,333 0,242 3,000 0,311 3,333 0,346 3,000 0,311 3,333 0,346 3,000 0,311

3 Permintaan kayu bundar jati yang tinggi. 0,139 4,000 0,556 4,000 0,556 3,000 0,417 3,667 0,509 3,000 0,417 3,333 0,463

4 Perkembangan teknologi e-market. 0,050 2,000 0,100 1,667 0,083 3,667 0,183 3,667 0,183 2,000 0,100 3,000 0,150

5 Globalisasi perdagangan dunia. 0,083 3,333 0,278 3,333 0,278 3,667 0,306 2,667 0,222 2,333 0,194 3,333 0,278

Ancaman (Eksternal)

1 Kurs nilai tukar mata uang. 0,096 1,667 0,160 1,667 0,160 2,333 0,225 1,667 0,160 1,667 0,160 2,333 0,225

2 Banyaknya produk substitusi. 0,117 4,000 0,467 3,000 0,350 3,667 0,428 4,000 0,467 2,667 0,311 3,667 0,428

3 Luas hutan jati yang semakin berkurang. 0,109 3,333 0,364 4,000 0,437 2,667 0,291 2,667 0,291 2,333 0,255 2,000 0,219

4 Adanya kebijakan regulator berupa rescoring. 0,078 3,667 0,285 3,333 0,259 1,333 0,104 2,333 0,181 1,667 0,130 1,667 0,130

5 Kayu bundar jati yang dijual oleh pesaing. 0,113 4,000 0,452 4,000 0,452 4,000 0,452 4,000 0,452 3,000 0,339 3,333 0,377

Jumlah TAS 5,999 5,705 6,024 6,393 5,216 5,684

Prioritas Strategi 3 4 2 1 6 5151

Page 169: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

152

Lampiran 28. Data Hasil Kuisioner Responden Konsumen

Page 170: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

153

Page 171: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

154

No Saran dan Kritik Responden Pembeli

1Harga jangan terlalu mahal karena dengan harga Perum Perhutani saatini pasar drastis turun karena tidak sesuai dengan harga jual barangjadi

2 Lebih meningkatkan sumberdaya manusia3 Transportasi ke KBM Cirebon jauh

4Harap HJD+Diff. ditinjau kembali karena tidak sesuai dengan visi &misi Perhutani

5 Birokrasi dipercepat

6Pelayanan kurang diprioritaskan (kurang cepat) kalau bisa harga/diff.diturunkan sesuai pasar

7 Kepada pengusaha pelayanan agar dipermudah. Kasihan pengusaha8 Penjualan lebih diutamakan lagi dan sesuai permintaan9 Penjualan untuk lokal diutamakan. Perbandingan 70:30

10Pelayanan ditingkatkan, birokrasi harus dipermudah, KBMSar jugamementingkan kebutuhan menyangkut usaha kecil

11 Mohon pelayanan dipercepat12 Harga terlalu mahal13 Pelayanan lebih cepat lagi

14Pemasaran lebih terbuka lagi, tidak ada ruang untuk bertransaksiseperti barak

15 Terlalu berat untuk Diff. untuk A2

16Harga kayu lebih disesuaikan dengan kemampuan pasar dan pelayananakan lebih baik ditingkatkan

17 Lebih banyak diskon agar penjualan semakin mudah18 Tingkatkan kualitas pelayanan

19Penjualan kayu di KBM Pemasaran Kayu I Cirebon sangat baik bagikami terutama bagi kualitas kayu jatinya yang baik

20Agar penjualan dilaksanakan se-transparan mungkin dan lebihmemperhatikan kemampuan pasar

21 Harga terjangkau dan baik22 Supaya bisa mendapatkan FSC untuk KPH Ciamis23 Pihak Perhutani mempertimbangkan atas kenaikan Diff.+Surc.

Page 172: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

155

Lampiran 29. Foto Dokumentasi

155

Lampiran 29. Foto Dokumentasi

155

Lampiran 29. Foto Dokumentasi

Page 173: STRATEGI PEMASARAN KAYU BUNDAR JATI (Tectona … · Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR

156