strategi pemasaran jamu tradisional kelompok wanita di

15
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 1011 Strategi Pemasaran jamu Tradisional Kelompok Wanita Di Desa Sei Rotan Dusun X KecamatanPercut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara Nurafrina Siregar, Emi Wakhyuni Universitas Pembangunan Pancabudi/Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Medan Alamat Korespondensi :Jalan Jend. Gatot Subroto Km 4,5 (061) 30106056 Fax. (061) 8458077 E-mail, [email protected];:[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh variabel produk terhadap strategi pemasaran jamu tradisional Kelompok Wanita di Desa Sei Rotan Dusun X Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang (2) Pengaruh variabel Harga terhadap strategi pemasaran jamu Kelompok Wanita di Desa Sei Rotan Dusun X Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang (3) Pengaruh variabel promosi terhadap strategi pemasaran jamu tradisional Kelompok Wanita di Desa Sei Rotan Dusun X Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli SerdangSumatera Utara. (4) Pengaruh variabel produk,harga, dan promosi terhadap strategi pemasaran jamu tradisional Ibu-Ibu PKK di Desa Sei Rotan Dusun X Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kuantitatif, jenis penelitian ini adalah deskriptif dan sifat penelitian ini adalah penjelasan. Populasi pada penelitian ini menggunakan rumus Slovin.Metode pengumpulan data dengan penyebaran daftar pertanyaan. Model analisis data yang digunakan untuk menjawab hipotesis adalah regresi linier berganda. Kata kunci: Produk, Harga, dan Promosi, Strategi Pemasaran Jamu 1. PENDAHULUAN Semakin tingginya kebutuhan konsumen Indonesia akan makanan dan minuman herbal membuat para pengusaha jamu-jamu tradisional bergairah. Persaingan yang semakin ketat beberapa tahun belakangan membuat para pelaku bisnis jamu tradisional yang dikemas ala minuman modern ini, harus lebih pandai dan cermat dalam memasarkan produknya.Pemilihan dan penggunaan strategi yang tepat dalam pemasaran menentukan keberlangsungan hidup perusahaan.Jurini (2003) mengemukakan dalam memasarkan produk yang dihasilkannya setiap perusahaan menjalankan strategi pemasaran sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.Jurini (2003) juga menjelaskan bahwa ada 3 (tiga) tahap yang ditempuh perusahaan untuk menetapkan strategi pemasaran, yaitu (1) memilih konsumen yang dituju, (2) mengidentifikasikan keinginan konsumen, dan (3) menentukan marketing mix. Dalam aktivitas ekonominya, pasar industri jamu Indonesia telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dengan nilai penjualan mencapai Rp 6 triliun, telah menciptakan tiga juta lapangan kerja, dan dengan daerah konsumen terbesar di pulau jawa mencapai 60% pada tahun 2007 (GP Jamu dan BPOM, 2008). Dengan keunggulan komparatif yang dimiliki sebagai industri berbasis sumberdaya lokal, KADIN dalam visi 2030 dan Road Map Industri Nasional merekomendasikan jamu sebagai klaster industri unggulan penggerak pencipta lapangan kerja dan penurun angka kemiskinan dan atas dasar kearifan lokal dan potensi yang dimiliki produk Jamu, Kementerian Koordinator Bidang Ekonomi telah mencanangkan gerakan “Jamu Brand Indonesia” sebagai bagian dari kegiatan menyatukan merek jamu dalam satu payung Brand Indonesia. Robbins & Judge (2013:368) menyatakan stress is a dynamic condition in which anBest (2009) menjelaskan bahwa analisis SWOT merupakan rangkuman kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang belum dibahas dalam analisis situasi. Best juga menerangkan bahwa Strategic Market Plan dikembangkan berdasarkan informasi yang didapatkan dari hasil analisis situasi dan analisis SWOT. Pearce dan Robinson (2008 : 5) mendefinisikan Manajemen strategis sebagai satu set

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Strategi Pemasaran jamu Tradisional Kelompok Wanita Di

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 1011

Strategi Pemasaran jamu Tradisional Kelompok Wanita Di Desa Sei Rotan Dusun X KecamatanPercut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

Nurafrina Siregar, Emi Wakhyuni

Universitas Pembangunan Pancabudi/Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Medan

Alamat Korespondensi :Jalan Jend. Gatot Subroto Km 4,5 (061) 30106056 Fax. (061) 8458077

E-mail, [email protected];:[email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh variabel produk terhadap strategi pemasaran

jamu tradisional Kelompok Wanita di Desa Sei Rotan Dusun X Kecamatan Percut Sei Tuan

Kabupaten Deli Serdang (2) Pengaruh variabel Harga terhadap strategi pemasaran jamu Kelompok

Wanita di Desa Sei Rotan Dusun X Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang (3)

Pengaruh variabel promosi terhadap strategi pemasaran jamu tradisional Kelompok Wanita di Desa

Sei Rotan Dusun X Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli SerdangSumatera Utara. (4)

Pengaruh variabel produk,harga, dan promosi terhadap strategi pemasaran jamu tradisional Ibu-Ibu

PKK di Desa Sei Rotan Dusun X Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Sumatera

Utara Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif

kuantitatif, jenis penelitian ini adalah deskriptif dan sifat penelitian ini adalah penjelasan. Populasi

pada penelitian ini menggunakan rumus Slovin.Metode pengumpulan data dengan penyebaran daftar

pertanyaan. Model analisis data yang digunakan untuk menjawab hipotesis adalah regresi linier

berganda.

Kata kunci: Produk, Harga, dan Promosi, Strategi Pemasaran Jamu

1. PENDAHULUAN

Semakin tingginya kebutuhan konsumen Indonesia akan makanan dan minuman herbal

membuat para pengusaha jamu-jamu tradisional bergairah. Persaingan yang semakin ketat beberapa

tahun belakangan membuat para pelaku bisnis jamu tradisional yang dikemas ala minuman modern

ini, harus lebih pandai dan cermat dalam memasarkan produknya.Pemilihan dan penggunaan strategi

yang tepat dalam pemasaran menentukan keberlangsungan hidup perusahaan.Jurini (2003)

mengemukakan dalam memasarkan produk yang dihasilkannya setiap perusahaan menjalankan

strategi pemasaran sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.Jurini (2003) juga menjelaskan

bahwa ada 3 (tiga) tahap yang ditempuh perusahaan untuk menetapkan strategi pemasaran, yaitu (1)

memilih konsumen yang dituju, (2) mengidentifikasikan keinginan konsumen, dan (3) menentukan

marketing mix.

Dalam aktivitas ekonominya, pasar industri jamu Indonesia telah menunjukkan pertumbuhan

yang signifikan dengan nilai penjualan mencapai Rp 6 triliun, telah menciptakan tiga juta lapangan

kerja, dan dengan daerah konsumen terbesar di pulau jawa mencapai 60% pada tahun 2007 (GP Jamu

dan BPOM, 2008). Dengan keunggulan komparatif yang dimiliki sebagai industri berbasis

sumberdaya lokal, KADIN dalam visi 2030 dan Road Map Industri Nasional merekomendasikan

jamu sebagai klaster industri unggulan penggerak pencipta lapangan kerja dan penurun angka

kemiskinan dan atas dasar kearifan lokal dan potensi yang dimiliki produk Jamu, Kementerian

Koordinator Bidang Ekonomi telah mencanangkan gerakan “Jamu Brand Indonesia” sebagai bagian

dari kegiatan menyatukan merek jamu dalam satu payung Brand Indonesia.

Robbins & Judge (2013:368) menyatakan stress is a dynamic condition in which anBest (2009)

menjelaskan bahwa analisis SWOT merupakan rangkuman kekuatan, kelemahan, peluang, dan

ancaman yang belum dibahas dalam analisis situasi. Best juga menerangkan bahwa Strategic Market

Plan dikembangkan berdasarkan informasi yang didapatkan dari hasil analisis situasi dan analisis

SWOT. Pearce dan Robinson (2008 : 5) mendefinisikan Manajemen strategis sebagai satu set

Page 2: Strategi Pemasaran jamu Tradisional Kelompok Wanita Di

1012 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan impelementasi rencana yang dirancang

untuk meraih tujuan suatu perusahaan/organisasi.

Kurangnya peralatan mekanis dalam produksi karena memang belum dimiliki ibu-ibu PKK

Desa Sei Rotan Dusun X Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Selain itu Ibu-ibu

PKK tidak mendapat dukungan dari aparat pemerintah kota tanjung Balai dari sisi modal dan upaya

untuk memasarkan jamu tradisional serta kekurangan tenaga kerja yang terampil sebab tenaga kerja

yang terampil lebih memilih kerja sebagai buruh cuci dan pembantu rumah tangga.

Tujuan dalam penelitian ini antara lain :

1. Untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh Produk terhadap strategi pemasaran Jamu Tradisional

Pada Kelompok Wanita di Desa Sei Rotan Dusun X Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli

Serdang?

2. Untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh Harga terhadap strategi pemasaran Jamu Tradisional

Pada Kelompok Wanita di Desa Sei Rotan Dusun X Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli

Serdang?

3. Untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh Promosi terhadap strategi pemasaran Jamu Tradisional

Kelompok Wanita di Desa Sei Rotan Dusun X Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang?

4. Untuk Mengetahui Seberapa jauh pengaruh produk, harga,tempat dan promosi terhadap strategi

pemasaran Jamu Tradisional Pada Kelompok Wanita di Desa Sei Rotan Dusun X Kecamatan Percut

Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang?

Beberapa teori yang dijadikan referensi dalam penelitian ini yaitu antara lain sebagi berikut :

A. Produk

Menurut Tjiptono (2001: 95) produk merupakan segala sesuatu yang di tawarkan produsen untuk

diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuh kebutuhan

atau keinginan pasar yang bersangkutan. Terutama pada produk jasa yang kita kenal tidak

menimbulkan beralihnya kepemilikan dari penyedia jasa kepada konsumen. Kualitas jasa bergantung

pada ketetapan, respon, jaminan dan rasa belas keinginan untuk memiliki barang. Pasar harus dapat

mengembangkan value tambahan dari produknya selain dari barang yang dijual, supaya dapat

dibedakan dan bersaing dengan produk lain.

Menurut Kotler dan Armstrong (2003:8): “Produk adalah segala yang bisa ditawarkan ke pasar untuk

diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang bisa memuaskan kebutuhan atau keinginan.

Itu mencakup obyek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, dan ide.” Produk yang dihasilkan harus

memiliki sejumlah manfaat, yang diharapkan mampu untuk memenuhi segala kebutuhan dan

keinginan konsumen sehingga akan menimbulkan kepuasan bagi dirinya.

Dengan menjelaskan keunggulan yang dimiliki produk, maka konsumen akan merasa telah membuat

keputusan yang tepat dengan memilih produk tersebut dan menolak produk pesaing sehingga akan

menimbulkan kepuasan.

1. Atribut Produk

Sejumlah manfaat yang dimiliki pada suatu produk akan dikomunikasikan dan disampaikan melalui

atribut produk. “Atribut produk adalah unsur -unsur yang melekat pada sebuah produk berwujud

maupun produk tidak berwujud” (Kotler, 1997:127). Dan yang termasuk dalam atribut produk

adalah: kualitas, fitur, serta gaya dan desain.

2. Pengembangan Produk

Pengertian pengembangan produk oleh Kotler dan Armstrong (2003:398): “strategi untuk

pertumbuhan perusahaan dengan menawarkan produk modifikasi atau produk baru ke segmen pasar

yang ada sekarang.” Pengembangan konsep produk menjadi produk fisik dalam upaya memastikan

bahwa ide produk dapat diubah menjadi produk yang bisa diwujudkan secara efektif.

3. Diferensiasi Produk

Agar produk dapat dibedakan dengan produk sejenis lainnya, kebanyakan perusahaan akan

melakukan diferensiasi pada setiap produk yang dihasilkannya. “Diferensiasi adalah aktifitas untuk

mendesain produk agar memiliki ciri khas yang membedakannya dengan pro duk pesaing” (Kotler,

2000:329). “Perusahaan umumnya mencoba mengenali kebutuhan khusus pelanggannya agar dapat

membedakan produknya (atau jasa) untuk memuaskan kebutuhan” (Madura, 2001:159). Dengan

memuaskan kebutuhan konsumen maka perusahaan diharapkan akan mampu meningkatkan atau

setidaknya mempertahankan pasar.

Page 3: Strategi Pemasaran jamu Tradisional Kelompok Wanita Di

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 1013

B. Harga

Harga memiliki peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi keputusan konsumen dalam

membeli produk, sehingga sangat menentukan keberhasilan pemasaran suatu produk. Definisi harga

menurut Kotler dan Armstrong (2009) adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau

jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau

menggunakan produk atau jasa tersebut.

Menurut Tjiptono (2005), ada 4 hal yang menjadi tujuan penetapan harga, yaitu:

1) Tujuan berorientasi pada laba.

Tujuan ini didasarkan pada asumsi teori ekonomi klasik yang menyatakan bahwa setiap perusahaan

selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba yang maksimum. Dalam kondisi persaingan

yang ketat dan serba kompleks penerapannya sangat sulit untuk dilakukan.

2) Tujuan berorientasi pada volume.

Tujuan ini berorientasi pada volume, dimana harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai

target volume penjualan, nilai penjualan, ataupun untuk menguasai pangsa pasar. Misalnya: biaya

operasional pemasangan jalur telepon untuk satu rumah tidak berbeda jauh dengan biaya pemasangan

untuk lima rumah.

3) Tujuan berorientasi pada citra.

Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau mempertahankan citra

perusahaan. Sebaliknya, harga rendah dapat dipergunakan untuk membentuk citra nilai tertentu.

4) Tujuan stabilisasi harga.

Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang

stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri.

5) Tujuan-tujuan lainnya.

Penetapan harga dapat juga bertujuan untuk mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas

pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau menghindari campur tangan pemerintah.

C. Pengertian Promosi

Promosi merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang penting bagi perusahaan dalam upaya

mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan serta meningkatkaan kualitas penjualan untuk

meningkatkan kegiatan pemasaran dalam hal memasarkan barang atau jasa dari suatu perusahaan

Promosi adalah segala bentuk komunikasi yang digunakan untuk menginformasikan (to inform),

membujuk (to persuade), atau mengingatkan orang–orang tentang produk yang dihasilkan organisasi,

individu, ataupun rumah tangga (Simamora, 2005).

a. Tujuan Promosi

Menurut Simamora (2005) ada beberapa alasan para pemasar melakukanpromosi :

1)Menyediakan informasi

Pembeli dan penjual mendapat manfaat dari fungsi informasional yang sanggup dilakukan oleh

promosi. Para pembeli menemukan program baru yang dapat membantunya dan para penjual dapat

menginformasikan kepada calon pelanggan tentang barang dan jasa.

2)Merangsang permintaan

Para pemasar menginginkan konsumen membeli produknya dan mereka menggunakan promosi

untuk menarik pelanggannya.

3)Membedakan produk

Organisasi-organisasi mencoba membedakan mereka dan produknya melalui penggunaan promosi,

khususnya produk yang tidak banyak berbeda dari para pesaingnya.

4)Mengingatkan para pelanggan saat ini

Mengingatkan para pelanggan akan manfaat dari produk perusahaan bisa mencegah mereka

berpaling kepada pesaing pada saat mereka memutuskan untuk mengganti atau memutakhirkan

produknya.

5)Menghadang pesaing

Promosi dapat digunakan untuk menghadapi upaya pemasaran dari pesaing untuk melawan

kampanye periklanannya.

6)Menjawab berita negatif

Kadangkala kompetisi bukanlah penjualan produk serupa dan perusahaan lainnya. Seringkali

perusahaan menjadi korban publisitas dan pemalsuan

Page 4: Strategi Pemasaran jamu Tradisional Kelompok Wanita Di

1014 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

7)Memuluskan fluktuasi-fluktuasi permintaan

Perusahaan bnayak mengalami tantangan-tantangan permintaan musiman, dimana para pelanggan

membeli lebih banyak selama beberapa bulan tertentu dan berkurang pada bulan-bulan lainnya.

Promosi membantu mengisi kesenjangan yang ada diantara kepincangan-kepincangan permintaan

musiman tersebut.

D. Strategi Pemasaran

Menurut Tull dan Khale yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (2002: 6) mendefinisikan “strategi

pemasaran sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan

mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan

program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut”.

Merumuskan strategi pemasaran dibutuhkan pendekatan-pendekatan analisis. Menurut Fandy

Tjiptono (2002: 7-8) bahwa kemampuan strategi suatu perusahaan untuk dapat berkembang lebih

baik, meliputi :

1)Faktor lingkungan

Analisis terhadap faktor lingkungan seperti pertumbuhan populasi

dan peraturan pemerintah sangat penting untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan pada bisnis

perusahaan.

2)Faktor pasar

Setiap perusahaan perlu memperhatikan dan mempertimbangkan faktor-faktor seperti ukuran pasar,

tingkat pertumbuhan, tahap perkembangan, trend dalam sistem distribusi, pola perilaku pembeli,

permintaan musiman, segmen pasar yang ada saat ini atau yang dapat dikembangkan lagi, dan

peluang-peluang yang belum terpenuhi.

3)Persaingan

Dalam kaitannya dengan persaingan, setiap perusahaan perlu memahami siapa pesaingnya,

bagaimana posisi produk atau pasar pesaing tersebut, apa strategi mereka, kekuatan dan kelemahan

pesaing, struktur biaya pesaing, dan kapasitas produksi pesaing.

4)Analisis Kemampuan Internal

Setiap perusahaan perlu menilai kekuatan dan kelemahannya dibandingkan para pesaingnya.

Penilaian tersebut didasarkan pada faktor-faktor seperti: teknologi, sumber daya finansial,

kemampuan kemanufakturan, kekuatan pemasaran dan basis pelanggan yang dimiliki.

5)Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen perlu dipantau dan dianalisis karena hal ini sangat bermanfaat bagi

pengembangan produk, desain produk, penetapan harga, pemilihan saluran distribusi, dan penentuan

strategi promosi. Analisis perilaku konsumen dapat dilakukan dengan penelitian (riset pasar), baik

melalui observasi maupun metode survey.

6)Analisis Ekonomi

Dalam analisis ekonomi, perusahaan dapat memperkirakan pengaruh setiap peluang pemasaran

terhadap kemungkinan mendapatkan laba. Analisis ekonomi terdiri atas analisis terhadap komitmen

yang diperlukan, analisis BEP (Break Event Point), penilaian resiko atau laba, dan analisis faktor

ekonomi pesaing.

Strategi pemasaran perusahaan dapat dikembangkan dengan :

1. Segmentasi Pasar

Basu Swastha (2002: 65) mendefinisikan bahwa “segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi

pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang

bersifat homogen”. Pasar terdiri dari bermacam-macam pembeli yang memiliki kebutuhan,

kebiasaan membeli, dan reaksi yang berbeda-beda dan perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan

semua konsumen tersebut.

Dasar-dasar untuk mensegmentasi pasar konsumen menurut Basu Swastha (2002: 67-68) adalah:

a)Faktor demografis, seperti: umur, kepadatan penduduk, jenis kelamin, agama, kesukuan,

pendidikan dan sebaginya.

b)Tingkat penghasilan.

c)Faktor sosiologis, seperti: kelompok budaya, klas-klas sosial, dan sebagainya.

d)Faktor psikologis/psikhografis, seperti: kepribadian, sikap, manfaat produk yang diinginkan, dan

sebagainya.

Page 5: Strategi Pemasaran jamu Tradisional Kelompok Wanita Di

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 1015

e)Faktor geografis, seperti: daerah sejuk, daerah panas (pantai) dan sebagainya

2. Market Targeting

Perusahaan setelah melakukan segmentasi pasar, harus menilai dan memutuskan segmen mana dan

beberapa macam segmen yang akan dilakukan. Target pasar yang harus dituju adalah :

a) Differentiated Marketing (pemasaran serba beda)

Perusahaan berusaha mengidentifikasikan kelompok pembeli (segmen) tertentu dengan membegi

pasar dalam dua kelompok atau lebih, sehingga perusahaan membuat produk yang berbeda untuk

masing-masing segmen. Strategi ini akan digunakan untuk menaikkan volume penjualan dan

mendapatkan kedudukan yang kuat pada setiap segmen. Penetapan strategi ini akan menaikkan

biaya-biaya yang harus dikeluarkan perusahaan seperti biaya riset dan pengembangan, biaya

produksi, biaya promosi, biaya distribusi, dan lain-lain.

b) Udifferentiated Marketing (Pemasaran serba sama)

Perusahaan mengabaikan perbedaan-perbedaan dalam segmen pasar. Perusahaan berusaha

mengembangkan produk tunggal yang dapat memenuhi seluruh konsumen yang ada. Dasar

penerapan strategi ini adalah penghematan biaya-biaya, standarisasi dan produk masal termasuk

dalam upaya menerapkan strategi ini.

c) Concentrated Marketing (Pemasaran terpusat)

Perusahaan hanya memusatkan usaha pemasaran pada satu atau beberapa kelompok pembeli saja.

Biasanya pada kelompok pembeli yang saling menguntungkan. Tujuannya adalah segmen pasar lebih

mengarah kearah konsumen. Tetapi dengan pemasaran terpusat resiko yang dihasilkan besar,

misalnya resiko selera konsumen pada segmen yang telah ditetapkan tiba-tiba berubah atau resiko

masuknya pesaing yang lebih kuat dalam segmen tersebut.

2. METODE

Penellitian ini dilakukan di Desa Sei Rotan Dusun X Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten

Deli Serdang.Variabel penelitian mencakup variabel apa yang akan diteliti. Penelitian ini

menggunakan 3 (tiga) variabel bebas yaitu: variabel bebas pertama Produk (X1), Harga (X2),

Promosi (X3), dan 1 (satu) variabel terikat yaitu Strategi Pemasaran Jamu tradisional (Y).

Populasi dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang paham (pemilik dan anggota PKK Desa Sei

Rotan Dusun X Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang dan tokoh kunci yang

berjumlah 4 orang anggota Ibu-Ibu PKK 42 orang. Penelitian ini dalam penentu sampel

menggunakan sensus yaitu seluruh anggota Ibu-Ibu PKK sebenayak 46 orang populasi dijadikan

sebagai subjek penelitian hal ini dilakukan seiring bila jumlah populasi relative kecil.

Model analisis data yang digunakan analisis regresi linear berganda untuk mengetahui besarnya

pengaruh Produk, harga, tempat dan promosi terhadap Strategi jamu tradisional Kelompok Wanita

di Desa Sei Rotan Dusun X Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang adalah model

ekonometrik dengan teknik analisis menggunakan model kuadrat terkecil biasa. Model

persamaannya adalah sebagai berikut:

Y=α+β_1 X_1+β_2 X_2+β_3 X_(3+) €

Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kuantitatif

yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dengan penelitian maka

akan dapat di bangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan

mengontrol gejala (Rusiadi, 2013).

Teknik pengumpulan data merrupakan suatu cara yang sistematis dan objektif untuk memperoleh

dan mengumpulkan keterangan-keterangan yang bersifat lisan maupun tulisan. Adapun teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah interview (wawancara dan

penyebaran angket.

Teknik analisis dan uji kualitas data yang dilakukan adalah

Uji validitas adalah untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam daftar pertanyaan (angket) yang

akan disajikan pada responden maka diperlukan Uji Validitas. Apabila validitas dari setiap

pertanyaan lebih besar (>) 0,30 maka butir pertanyaan dianggap Valid (Mudrajad Kuncoro, 2005).

Adapun perhitungan korelasi productmoment

Page 6: Strategi Pemasaran jamu Tradisional Kelompok Wanita Di

1016 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

𝑟 =n ∑ XY − (∑ X)(∑ Y)

√[N ∑ X2 − (∑ X)2][N ∑ Y2 − (∑ Y)2]

Uji reliabilitas (kehandalan) untuk mengetahui kestabilan dan konsisten responden dalam menjawab

butir-butir yang berkaitan dengan konstruk pertanyaan yang disusun dalam suatu bentuk kuesioner

maka diperlukan uji reliabilitas (kehandalan).

Berdasarkan data yang telah didapat kemudian diolah dan dianalisa selain menggunakan rumus

diatas dapat dihitung dengan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi

16.0 atau bantuan aplikasi software SPSS 16.0 For Windows.Pada penelitian ini perhitungan

reliabilitas menggunakan rumus sebagai berikut :

𝑟11 = (𝑘

𝑘−1) (1 −

∑ 𝜎𝑏2

𝜎𝜏2 ) dimana𝜎 = ∑ 𝑥2−

∑𝑥2

𝑁

𝑁

Uji asumsi klasik adalah pengujian asumsi–asumsi statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi

linier yang berbasis ordinary least square yang terdiri dari :

a.Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian asumsi residual yang berdistribusi normal.Asumsi ini harus

terpenuhi untuk model regresi linier yang baik.Uji normalitas dilakukan pada nilai residual model.

Asumsi normalitas dapat diperiksa dengan pemeriksaan output normal. Asumsi normalitas terpenuhi

ketika penyebaran titik–titik output plot mengikuti garis diagonal plot.

b.Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas adalah pengujian untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi yang signifikan

antara variable–variable bebas dalam suatu model regresi linier berganda. Uji ini diperlukan untuk

mengetahui ada tidaknya variable bebas yang memiliki kemiripan dengan variable bebas dalam satu

model akan menyebabkan terjadinya kolerasi yang sangat kuat antara suatu variable bebas dengan

variable bebas yang lainnya. Kententuan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas yaitu :Jika

nilai variance inflation factor (VIF) tidak lebih dari 10 atau dibawah 10 dan nilai tolerance tidak

kurang dari 0,1 atau di atas 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas VIF =

1/Tolerance, jika VIF = 10 maka tolerance = 1/10 = 0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah

tolerance.

c.Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah pengujian asumsi residual dengan varians tidak konstan.

Heteroskedastisitas menguji terjadinya perbedaan varians residual suatu periode pengamatan ke

periode pengamatan yang lain, atau gambaran hubungan antara nilai yang diprediksi dengan

Studentized Delete Residual nilai tersebut. Model regresi yang baik adalah model regresi yang

memiliki persamaan varians residual suatu periode pengamatan dengan periode pengamatan yang

lain, atau adanya hubungan antara nilai yang di prediksi dengan Studentized Delete Residual nilai

tersebut sehingga dapat dikatakan model tersebut homoskedasitas.

3.Uji Kesesuaian (Test Goodness Of Fit)

a.Uji Simultan (Uji F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pengaruh harga, kualitas dan promosi secara

simultan berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen pada tingkat kepercayaan

(Confidence Interval) atau level pengujian hipotesis 5% dengan uji F menggunakan rumus statistik:

𝐹 = 𝑅2(𝑛 − (𝐾 − 1)

(1 − 𝑅)(𝐾)

Pengujian menggunakan uji F dengan criteria pengaruh keputusan (KPK) adalah :

Terima Ho (tolak Ha), apabila Fhitung< dari Ftabel atau Sig F > a 5%

Tolak Ho (terima Ha), apabila Fhitung> dari Ftabel atau Sig F < a 5%

b. Uji Parsial (Uji t)

Uji parsial menunjukan seberapa jauh variabel bebas (harga, kualitas dan promosi) terhadap variabel

terikat (minat beli konsumen). Untuk mengetahui diterima atau tidaknya hipotesis yang diajukan,

dilakukan uji t, dengan rumusan hipotesis sebagai berikut :

1) Pengaruh harga terhadap Strategi pemasaran jamu tradisional.

Ho : β1 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Strategi pemasaran jamu

tradisional.

Page 7: Strategi Pemasaran jamu Tradisional Kelompok Wanita Di

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 1017

Ha : β1 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Strategi pemasaran jamu tradisional.

Pengujian signifikan dengan kriteria pengaruh keputusan (KPK) adalah :

Terima Ho (tolak Ha), apabila thitung< ttabel atau Sig t > a 5%

Tolak Ho (terima Ha), apabila thitung> ttabel atau Sig t < a 5%

2) Pengaruh promosi terhadap Strategi pemasaran jamu tradisional

Ho : β2 = 0, artinya tidak terdapat yang signifikan terhadap Strategi pemasaran jamu tradisional

Ha : β2 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Strategi pemasaran jamu tradisional

2) Pengaruh produk terhadap Strategi pemasaran jamu tradisional

Ho : β2 = 0, artinya tidak terdapat yang signifikan terhadap Strategi pemasaran jamu tradisional

Ha : β2 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Strategi pemasaran jamu tradisional

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini terkumpul data primer yang diambil dari 46 responden untuk

mengetahui tanggapan mereka tentang strategi pemasaranjamu tradisonal Kelompok Wanita di Desa

Sei Rotan Dusun X Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. karakteristik responden

yang akan diuraikan berikut ini mencerminkan bagaimana keadaan responden yang diteliti meliputi

jenis kelamis, usia, pendidikan terakhir, dan pekerjaan.

Tabel 3.1 di bawah ini dapat dilihat bahwa mayoritas konsumen jamu tradisonal Kelompok

Wanita di Desa Sei Rotan Dusun X Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang yang

menjadi responden adalah berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 32 orang (69,8%), dan

responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 14 orang (30,2%).

Tabel 3.1 Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Perempuan 32 69.8 69.8 69.8

Laki-lai 14 30.2 30.2 100.0

Total 46 100.0 100.0

Berdasarkan pada tabel 3.2 di bawah ini dapat dilihat bahwa strategi pemasaranjamu tradisonal

Kelompok Wanita di Desa Sei Rotan Dusun X Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

yang menjadi responden memiliki usia 17-30 tahun sebanyak 11 orang (24.0%), 31-50 tahun

sebanyak 26 orang (57,3%), 41-65 tahun sebanyak 9 orang (18,7%).

Tabel 3.2 Usia Responden

Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 17-30 tahun 11 24.0 24.0 24.0

31-50 tahun 26 57.3 57.3 91.3

51-65 tahun 9 18.7 18.7 100.0

Total 46 100.0 100.0

Pada tabel 3.3 di bawah ini dapat dilihat bahwa strategi pemasaranjamu tradisonal Kelompok Wanita

di Desa Sei Rotan Dusun X Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang yang menjadi

responden memiliki pendidikan trakhir SD sebanyak 8 orang (16,7%), SMP sebanyak 11 orang

(24,0%), SMA sebanyak 27 orang (59,0%)

Page 8: Strategi Pemasaran jamu Tradisional Kelompok Wanita Di

1018 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

Tabel 4.3Tingkat Pendidikan Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid SD 8 16.7 16.7 16.7

SMP 11 24.0 24.0 76.0

SMA 27 59.4 59.4 100.0

Total 46 100.0 100.0

Pada tabel 3.4 di atas dapat dilihat bahwa strategi pemasaranjamu tradisonal Kelompok Wanita di

Desa Sei Rotan Dusun X Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang yang menjadi

responden memiliki pekerjaan sebagai Petani sebanyak 7 orang (12,5%), Karyawan 5 orang (9,4%),

PNS 3 orang (3,1%), IRT 36 orang (37,5%), Wiraswasta 36 orang (37,5%).

Tabel 3.4 Pekerjaan Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Petani 7 12.5 12.5 12.5

Karyawan 5 9.4 9.4 21.9

PNS 3 3.1 3.1 25.0

IRT 36 37.5 37.5 52.6

Wiraswasta 36 37.5 37.5 100.0

Total 96 100.0 12.5

Hasil uji validitas yang dilakukan terlihat pada tabel di bawah ini, apabila validitas setiap pernyataan

lebih besar (>) 0,297 dengan jumlah responden 46 tingkat signifikansi uji 2 arah 0.05, maka butir

pernyataan dianggap valid (Rusiadi,2013).Hasil uji validitas dari 6 (Enam) butir pertanyaan pada

variabel Produk dapat dinyatakan valid (sah) karena semua nilai koefesien lebih besar dari 0,297.

Tabel 3.5 Uji Validitas (X1) Produk

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Pertanyaan 1 17.9348 10.240 .486 .775

Pertanyaan 2 18.0652 9.796 .406 .795

Pertanyaan 3 18.1522 9.287 .580 .753

Pertanyaan 4 18.1739 10.325 .444 .783

Pertanyaan 5 18.5652 8.162 .688 .723

Pertanyaan 6 18.5652 8.162 .688 .723

Dari tabel 3.6di bawah ini hasiloutput SPSS diketahui nilai validitas terdapat pada kolom Corrected

Item-Total Correlationyang artinya nilai korelasi antara skor setiap butir dengan skor total pada

tabulasi jawaban responden

Page 9: Strategi Pemasaran jamu Tradisional Kelompok Wanita Di

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 1019

Tabel 3.6 Uji Validitas (X2) Harga

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Pertanyaan 1 10.7826 3.818 .394 .659

Pertanyaan 2 10.8696 3.360 .650 .488

Pertanyaan 3 10.8913 4.143 .464 .618

Pertanyaan 4 11.2826 3.674 .381 .676

Dari tabel 3.7 di bawah inihasil output SPSS diketahui nilai validitas terdapat pada kolom Corrected

Item-Total Correlation yang artinya nilai korelasi antara skor setiap butir dengan skor total pada

tabulasi jawaban responden.Hasil uji validitas dari 5 (lima) butir pertanyaan pada variabel Promosi

dapat dinyatakan valid (sah).

Tabel 3.7 Uji Validitas (X3) Promosi

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Pertanyaan 1 10.0435 4.887 .441 .755

Pertanyaan 2 10.1957 5.405 .600 .652

Pertanyaan 3 10.1957 5.005 .587 .651

Pertanyaan 4 9.9348 5.529 .554 .675

Dari tabel 3.8 di bawah inihasil output SPSS diketahui nilai validitas terdapat pada kolom Corrected

Item-Total Correlation yang artinya nilai korelasi antara skor setiap butir dengan skor total pada

tabulasi jawaban responden.Hasil uji validitas dari 5 (lima) butir pertanyaan pada variabel Minat Beli

dapat dinyatakan valid (sah).

Tabel 3.8Uji Validitas (Y) Strategi Pemasaran

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Pertanyaan 1 13.0000 7.200 .722 .780

Pertanyaan 2 13.2174 8.707 .455 .848

Pertanyaan 3 13.3696 7.749 .574 .822

Pertanyaan 4 13.0870 7.192 .709 .783

Pertanyaan 5 12.9783 7.133 .737 .775

Reliabilitas dari pertanyaan kuisioner yang telah diajukan penulis kepada responden dalam penelitian

ini akan terlihat pada tabel Reliability Statistics yang disajikan dalam tabel dibawah ini. Dari tabel

Page 10: Strategi Pemasaran jamu Tradisional Kelompok Wanita Di

1020 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

3.9 di bawah ini, hasil output SPSS diketahui nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,793 > 0,60 sehingga

dapat disimpulkan bahwa pertanyaan yang telah disajikan kepada responden yang terdiri dari 6 butir

pernyataan pada variabel Harga adalah reliabel atau dikatakan handal.

Tabel 3.9 Uji Reliabilitas (X1) Produk

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.793 6

Dari tabel 3.10 di bawah, hasil output SPSS diketahui nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,679 > 0,60

sehingga dapat disimpulkan bahwa pertanyaan yang telah disajikan kepada responden yang terdiri

dari 4 butir pernyataan pada variabel Kualitas adalah reliabel atau dikatakan handal.

Tabel 3.10 Uji Reliabilitas (X2) Harga

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.679 4

Dari tabel 3.11 di bawah, hasil output SPSS diketahui nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,741 > 0,60

sehingga dapat disimpulkan bahwa pertanyaan yang telah disajikan kepada responden yang terdiri

dari 4 butir pernyataan pada variabel Promosi adalah reliabel atau dikatakan handal.

Tabel 3.11 Uji Reliabilitas (X3) Promosi

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.741 4

Dari tabel 3.12 di bawah, hasil output SPSS diketahui nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,837> 0,60

sehingga dapat disimpulkan bahwa pertanyaan yang telah disajikan kepada responden yang terdiri

dari 5 butir pernyataan pada variabel Minat Beli adalah reliabel atau dikatakan handal.

Tabel 3.12 Uji Reliabilitas (Y) Strategi Pemasaran

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.837 5

Uji asumsi klasik adalah jika uji asumsi klasik telah terpenuhi, maka alat uji statistik regresi linier

berganda dapat digunakan, uji asumsi klasik terdiri dari Uji normalitas yang bertujuan untuk menguji

apakah dalam sebuah regresi, variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal atau tidak.

Berdasarkan Test of Normality dengan jumlah respondent 49 maka table yang digunakan adalah

Shapiro-Wilk. Dari output diatas signifikansi untuk varibel Produk 0.372, variable Harga 0.437,

variable Promosi 0,220 dan variable Strategi Pemasaran 0.136, keempat variable tersebut memilki

distribusi normal karena p ≥ 0.05.

Tabel 3.13

Page 11: Strategi Pemasaran jamu Tradisional Kelompok Wanita Di

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 1021

Uji Normalitas dengan Uji Kolmogrov – Smirnov Test

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Strategi Pemasran .095 46 .200* .962 46 .136

Produk .133 46 .041 .974 46 .372

Harga .149 46 .012 .976 46 .437

Promosi .116 46 .144 .967 46 .220

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya

korelasi antar variabel bebas (independen). Uji ini dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan

variance inflation factor (VIF) dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS. Apabila nilai tolerance

value > 0,10 atau VIF < 10. Berdasarkan tabel 3.14 di bawah, terlihat bahwa nilai VIF pada Produk

sebesar 14,776 dan Harga sebesar 14,551 lebih besar dari 10 dan tolarence Produk dan Harga lebih

kecil dari 0,10, dengan demikian dapat disimpulkan model regresi Produk dan Harga terdapat

masalah multikolinieritas. Sedangkan nilai VIF untuk Promosi sebesar 1,060 lebih kecil dari 10 dan

toleransi Promosi 0,943 lebih besar dari 0,10 dengan demikian dapat disimpulkan model regresi

promosi bebas gangguan multikolinieritas

Tabel 3.14

Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 Produk .068 14.776

Harga .069 14.551

Promosi .943 1.060

Uji heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance

dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak

terjadi heteroskedasitas.Berdasarkan gambar 3.1 di atas, terlihat titik secara acak atau tidak

membentuk suatu pola tertentu yang jelas. Hal ini berarti terjadi heteroskedastisitas pada model

regresi, sehingga model regresi ini layak dipakai untuk prediksi minat beli konsumen berdasarkan

variabel independennya.

Page 12: Strategi Pemasaran jamu Tradisional Kelompok Wanita Di

1022 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

Gambar 3.1 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas

Regresi linier berganda bertujuan menghitung besarnya pengaruh dua atau lebih variabel bebas

terhadap satu variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan dua atau lebih

variabel bebas

Berdasarkan tabel 4.34 tersebut diperoleh regresi linier berganda sebagai berikut Y= 10,002 - 0,108

X1 - 0,079 X2 + 0,721 X3+ e.

Tabel 3.15

Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 10.002 3.155 3.170 .003

Produk -.108 .459 -.114 -.236 .814

Harga -.079 .669 -.057 -.118 .906

Promosi .721 .159 .587 4.537 .000

Uji F (uji serempak) dilakukan untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya

secara serempak. Cara yang digunakan adalah dengan melihat level of significant (0,05). Jika nilai

signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.Berdasarkan tabel 3.16 di bawah

dapat dilihat bahwa Fhitung sebesar 7,100 sedangkan Ftabel sebesar 2,80 yang dapat dilihat pada α =

0,05 (lihat lampiran tabel F). Probabilitas signifikan jauh lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,001< 0,05 maka

model regresi dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini produk, harga, dan promosi secara

serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap strategi pemasaran.

Page 13: Strategi Pemasaran jamu Tradisional Kelompok Wanita Di

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 1023

Tabel 3.16 Uji Simultan

ANOVAb

Model Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 172.674 3 57.558 7.100 .001a

Residual 340.478 42 8.107

Total 513.152 45

Uji Parsial (t) menunjukkan seberapa jauh variabel bebas secara individual menerangkan variasi

pengujian ini dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%. Jika nilai signifikansi t < 0,05

artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara satu variabel bebas terhadap variabel terikat.

Berdasarkan tabel 3.17di bawah dapat dilihat bahwa:

1.Pengaruh produk terhadap strategi pemasaran:

Pengujian signifikan dengan kriteria pengambilan keputusan:

Ha diterima dan H0 ditolak, apabila thitung > ttabel atau Sig. t < α

Ha ditolak dan H0 diterima, apabila thitung< ttabel atau Sig. t > α

thitung sebesar -0,236 sedangkan ttabel sebesar 1,678 dan signifikan sebesar 0,814 > 0,05 maka Ha

ditolak dan H0 diterima, yang menyatakan bahwa produk secara parsialberpengaruh signifikan

terhadap strategi pemasran.

2. Pengaruh harga terhadap strategi pemasaran:

Pengujian signifikan dengan kriteria pengambilan keputusan:

Ha diterima dan H0 ditolak, apabila thitung > ttabel atau Sig. t < α

Ha ditolak dan H0 diterima, apabila thitung< ttabel atau Sig. t > α

thitung sebesar 4,537 sedangkan ttabel sebesar 1,678 dan signifikan sebesar 0,921> 0,05 maka Ha ditolak

dan H0 diterima, yang menyatakan bahwa harga secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

minat beli konsumen.

3. Pengaruh promosi terhadap strategi pemasaran:

Pengujian signifikan dengan kriteria pengambilan keputusan:

Ha diterima dan H0 ditolak, apabila thitung > ttabel atau Sig. t < α

Ha ditolak dan H0 diterima, apabila thitung< ttabel atau Sig. t > α

thitung sebesar -0,118 sedangkan ttabel sebesar 1,678 dansignifikan sebesar 0,000 < 0,05 maka Ha

diterima dan H0 ditolak, yang menyatakan bahwa promosi secara parsialberpengaruhtidak signifikan

terhadap strategi pemasran.

Tabel 3.17Uji Parsial

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardiz

ed

Coefficient

s T Sig.

Correlations

B Std. Error Beta Zero-

order Partial Part

1 (Constant) 10.002 3.155 3.170 .003

Produk -.108 .459 -.114 -.236 .814 -.053 -.036 -.030

Harga -.079 .669 -.057 -.118 .906 -.075 -.018 -.015

Promosi .721 .159 .587 4.537 .000 .556 .574 .570

Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui persentase besarnya variasi pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat.Berdasarkan tabel 3.18 di bawah dapat dilihat bahwa angka

Adjusted R Square 0,289 yang dapat disebut koefisien determinasi yang dalam hal ini berarti 28,9%

Page 14: Strategi Pemasaran jamu Tradisional Kelompok Wanita Di

1024 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

strategi pemasaran dapat diperoleh dan dijelaskan oleh produk, harga dan promosi. Sedangkan

sisanya 100% - 28,9% = 71,1% dijelaskan oleh faktor lain seperti merek (brand), pelayanan dan lain-

lain.

Tabel 4.37

Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 .580a .336 .289 2.84721 2.357

a. Predictors: (Constant), Promosi, Harga, Produk

b. Dependent Variable: Strategi Pemasran

Dari hasil penelitian menyatakan bahwa harga dan produk berpengaruh positif dan

signifikan.Sedangkan promosi tidak berpengaruh positif dan signifikan Hasil ini menunjukkan

bahwa semakin baik faktor harga (murah), maka produk dapat meningkatkan strategi pemasaran

jamu tradisional Kelompok Wanita di Desa Sei Rotan Dusun X Kecamatan Percut Sei Tuan

Kabupaten Deli Serdang.Hal ini pada umumnya sangat berpengaruh signifikan terhadap strategi

pemasaran karena harga adalah nilai tukar atas manfaat-manfaat yang diterima konsumen (Kotler

dan Amstrong 2009).Sedangkan strategi pemasaran secara konsistensi memberikan tingkat produk

yang dijanjikan,atau mengingatkan orang-orang tentang produk yang dihasilkan organisasi, individu,

atau pun rumah tangga (Simamora, 2006), maka dapat disimpulkan secara serempak atau simultan

ketiga variabel tersebut mempengaruhi strategi pemasaran jamu tradisional

Dari hasil penelitian secara parsial penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

(Restu Amelia 2015)bahwa faktor harga, dan produk secara parsial berbengaruh positif dan

signifikan terhadap strategi pemasaran Radity Boutique. Di dukung juga oleh penelitian (Achmad

Bahri 2015) yang membuktikan faktor promosi secara parsial tidak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap minat beli konsumen Modem Andromax. Sedangkan terkait dengan promosi

sejalan dengan penelitian (Puji Astuti 2016) yang menyatakan faktor promosi secara parsial tidak

berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen kartu XL.Bahwa faktor harga,

produk dan promosi secara simultan berbengaruh positif dan signifikan terhadap strategi pemasaran

Radity Boutique.

4. KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai

beikut:

1. Berdasarkan hasil uji F menunjukkan bahwa harga, produk, dan promosi secara simultan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap strategi pemasaran jamu tradisional, dengan

demikian H0 ditolak dan Ha diterima.

a) Hasil penelitian uji t menunjukkan bahwa harga secara parsial berpengaruh positif dan

signifikan terhadap strategi pemasaran jamu tradisional, dengan demikian Ha diterima

dan H0 ditolak.

b) Hasil penelitian uji t menunjukkan bahwa produk secara parsial berpengaruh positif dan

signifikan terhadap strategi pemasaran jamu tradisonal, dengan demikian H0 ditolak dan

Ha diterima.

b) Hasil penelitian uji t menunjukkan bahwa promosi secara parsial tidak berpengaruh

positif dan signifikan terhadap strategi pemasaran jamu tradisonal, dengan demikian H0

diterima dan Ha ditolak.

Page 15: Strategi Pemasaran jamu Tradisional Kelompok Wanita Di

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 1025

2. Nilai Adjuster R-Square yang diperoleh adalah sebesar 0,289 menunjukkan sekitar 28,9%

strategi pemasaran jamu tradisional dapat dipengaruhi dan dijelaskan oleh harga, produk dan

promosi. Sedangkan sisanya (100% - 28,9% = 7,1%) dipengaruhi oleh faktor lain seperti

merek (brand), pelayanan dan lainnya.

B. Saran

Adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Produk dan harga harus lebih ditingkatkan lagi dan inovasi dari produk jamu harus lebih

bervariasi dari sisi rasa dan kemasan untuk menghadapi persaingan dan meningkatkan

strategi pemasaran.

2. Kelompok Wanita di Desa Sei Rotan Dusun X Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli

Serdang agar lebih meningkatkan lagi promosi untuk menghadapi persaingan dan

meningkatkan strategi pemasaran terhadap produk jamu tradisional .

3. Bagi peneliti berikutnya, diharapkan dapat meneliti variabel-variabel lain seperti brand

image dan pelayanan, agar memperoleh hasil yang lebih bervariatif yang dapat

menggambarkan hal-hal apa saja yang dapat berpengaruh terhadap minat beli konsumen dan

lebih teliti lagi dalam membuat angket agar butir pernyataan yang dibuat dapat dikatakan

valid dan reliabel.

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal:

..

[1] Munadi, Fandi Ahmad. 2009. Analisis Strategi Pemasaran untuk Meningkatkan Penjualan

Kendaraan Motor pada CV Turangga Mas Motor. Jurnal Ekonomi Manajemen. Jakarta:

FakultasEkonomi. Universitas Gunadharma.

[2] Nurendah, Yulia dan Mulyana, Mumuh. 2012. Analisis Strategi Lokasi Ritel dan Citra Toko

Giant Botani Square Bogor. Jurnal Ilmiah Kesatuan. Vol. 14 No. 1. Bogor: STIE Kesatuan.

[3] Usman, Yulita Veranda dan Yaren, Wiwi. 2013. Analisis Strategi Pemasaran Perumahan

Bekasi Timur Regensi 3. Jurnal Sistem Industri. Vol. 7 No. 1. Jakarta: Jurusan Teknik

Industri.Fakultas Teknik. Universitas Jakarta

Buku :

[1] Arikunto, Suharsimi.2010.Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktis. Jakarta : Rineka

Cipta

[2] Azwar,S 2001. Reliabilitas dan Validitas. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

[3] Santoso, Singgih & Tjiptono, Fandy. 2001. Riset Pemasaran: Konsep dan Aplikasi dengan

SPSS. Jakarta: PT Elex Media Computindo kelompok Gramedia.

[4] Azwar,S 2001. Reliabilitas dan Validitas. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

[5] Artiprasetyo .2012. Analisis Strategi terhadap Penurunan Penjualan dan Laba Perusahaan

JamuKemasan.

[6] Best, Roger J. 2009. Market-Based Management Strategies for Growing Customer Value

and Profitability Fifth Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc.

[7] David, F. R. 2004. Manajemen Strategis. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Prenhallindo.

[8] Jurini, Kristanti Puji Winah. 2003. Strategi Pemasaran. Modul Kurikulum SMK Edisi 2004.

Kode

[9] Kotler, Philip dan Keller Kevin Lane. 2008. Manajemen Pemasaran. Edisi Keduabelas. Jilid

2. PT. Indeks.