strategi pemasaran anyaman tikar berbahan baku …/strategi... · dengan ciri-ciri usaha yang...

88
1 STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU MENDONG (Cyperus Sp) DI KABUPATEN WONOGIRI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Oleh : Danang Tri Utomo H 0306050 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: trandiep

Post on 06-Mar-2019

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

1

STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR

BERBAHAN BAKU MENDONG (Cyperus Sp)

DI KABUPATEN WONOGIRI

Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Jurusan/Program Studi

Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis

Oleh :

Danang Tri Utomo

H 0306050

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

2

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang mempunyai keanekaragaman hasil

alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.

Namun demikian, kekayaan alam tersebut baru akan dapat memberikan nilai

guna yang lebih banyak bagi masyarakat apabila diolah menjadi aneka macam

produk. Salah satu pemanfaatannya adalah dengan pengolahan hasil alam

menjadi barang kerajinan untuk meningkatkan nilai ekonominya. Oleh karena

itu, saat ini di berbagai daerah di Indonesia bermunculan agroindustri yang

memanfaatkan potensi alam yang dimiliki daerah untuk meningkatkan

pendapatan masyarakat serta bertujuan mengembangkan dan memandirikan

daerah masing-masing.

Bersama-sama dengan sektor pertanian primer, sektor agroindustri akan

dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan sebagian besar penduduk

Indonesia dan mengurangi kemiskinan. Pentingnya peran sektor agroindustri

bukan hanya dilihat dari ketangguhannya dalam menghadapai krisis ekonomi

namun juga memiliki keterkaitan yang kuat dengan sektor lain. Keterkaitan

tersebut tidak hanya keterkaitan produk, tetapi juga melalui keterkaitan lain,

yaitu keterkaitan konsumsi, investasi dan tenaga kerja. Hal ini berimplikasi

melalui pengembangan sektor agroindustri, akan tercipta kesempatan kerja

dan sumber pendapatan masyarakat, sehingga rumah tangga petani tidak

hanya menggantungkan sumber penghidupan mereka pada sebidang tanah

yang semakin menyempit, namun secara luas mampu mendukung

pertumbuhan produktivitas (Susilowati, 2007).

Menurut Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Republik Indonesia (2009) salah satu bentuk agroindustri di Indonesia adalah

agroindustri kerajinan yang saat ini cukup berkembang di masing-masing

daerah. Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau

industri kecil dan menengah dari berbagai daerah, maka pengembangan

1

Page 3: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

3

industri kerajinan potensial sebagian besar daerah di Indonesia. Untuk

menggerakkan pengembangan industri kreatif seperti usaha kerajinan, kunci

keberhasilannya terutama tergantung pada dua hal. Pertama, perlu upaya

sistematis dan berkelanjutan dengan tahapan seleksi, pengembangan, dan

ekspos. Tahap seleksi untuk menemukan pelaku usaha yang potensial,

melakukan pengembangan, menemukan narasumber pengembangan, dan

seleksi terhadap produk yang potensial dikembangkan sesuai dengan pasar

yang dituju dengan sumber daya yang tersedia. Kedua, perlu upaya pihak

terkait, baik pelaku usaha UMKM, termasuk lembaga pendukung usaha

seperti lembaga keuangan, akademisi sebagai sumber inovasi dan kemajuan,

pemerintah sebagai regulator, fasilitator, maupun masyarakat sebagai

pendorong, penilai, konsumen kerajinan dan produk kreatif lainnya secara

sinergis dan berkelanjutan.

Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu daerah di Indonesia yang

berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi bertumpu pada pengembangan

ekonomi kerakyatan, terutama Koperasi dan UMKM. Perekonomian

Kabupaten Wonogiri ditopang oleh usaha ekonomi berskala mikro, kecil dan

menengah baik yang bergerak pada sektor industri dan perdagangan yang

kebanyakan berbasis pertanian. Namun demikian untuk bisa berkembang

masih menghadapi kendala antara lain kurangnya pengetahuan dan

ketrampilan dalam menghasilkan produk yang berkualitas dan marketable.

Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Wonogiri berupaya untuk

meningkatkan pemberdayaan ekonomi kerakyatan (Anonima, 2006).

Dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pemerintah

Kabupaten Wonogiri giat menata kegiatan ekonomi dan bisnis dengan

memanfaatkan potensi sumber daya alam yang dimiliki. Potensi unggulan

Kabupaten Wonogiri sebagai andalan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan juga

peluang bagi investor untuk menanamkan modal (Anonima, 2008). UMKM

merupakan salah satu usaha untuk memanfaatkan potensi daerah. Oleh karena

itu, pemerintah berupaya meningkatkan peran UMKM termasuk industri

kerajinan dalam kontribusi terhadap PAD Kabupaten Wonogiri. Berikut ini

Page 4: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

4

data yang menunjukkan industri kecil potensial yang ada di Kabupaten

Wonogiri.

Tabel 1. Jenis, Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja Industri Kecil Potensial di Kabupaten Wonogiri

No Jenis Industri Jumlah Usaha (unit) Jumlah Tenaga Kerja (orang)

1 Tempe 3.616 8.111 2 Jamu Gendong 1.246 2.957 3 Mebel 1.529 4.686 4 Anyaman Bambu 1.734 3.128 5 Batu Bata 925 2.569 6 Makanan Olahan 888 1.949 7 Anyaman Tikar 848 1.552 8 Kacang Mete 720 2.532 9 Tahu 299 794

Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman Modal Kabupaten Wonogiri Tahun 2007

Pada Tabel 1 disebutkan industri potensial yang ada di Kabupaten

Wonogiri. Dari beberapa industri yang ada, agroindustri merupakan bagian

yang saat ini berkembang di Kabupaten Wonogiri. Hal ini dipengaruhi adanya

dukungan potensi daerah yang menunjang bagi perkembangan agroindustri.

Salah satu manfaat pemberdayaan agroindustri adalah dapat menyerap tenaga

kerja sehingga mengurangi angka pengangguran di Kabupaten Wonogiri.

Selain itu, pemberdayaan agroindustri merupakan upaya pemerintah untuk

meningkatkan pendapatan rumah tangga masyarakat.

Potensi agroindustri yang saat ini berkembang di Kabupaten Wonogiri

diantaranya adalah kerajinan anyaman tikar. Anyaman tikar yang berkembang

di Kabupaten Wonogiri merupakan pemanfaatan mendong (Cyperus Sp)

menjadi suatu produk kerajinan yang meningkat nilai guna dan nilai

ekonominya. Dengan adanya dukungan ketersediaan mendong sebagai bahan

baku utama anyaman tikar yang cukup memadai serta penerimaan pasar

terhadap produk anyaman tikar yang cukup baik menjadikan usaha ini dapat

bertahan hingga sekarang. Oleh karena itu, dalam mengembangkan industri

anyaman tikar perlu menerapkan manajemen yang baik dalam segala lini.

Industri anyaman tikar tersebar ke beberapa kecamatan di Kabupaten

Page 5: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

5

Wonogiri. Berikut ini adalah data yang menunjukkan persebaran industri

anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri di berbagai wilayah kecamatan.

Tabel 2. Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja Industri Anyaman Tikar di Kabupaten Wonogiri

No Kecamatan Jumlah Usaha (unit)

Jumlah Tenaga Kerja (Orang)

1 Puhpelem 540 1.131 2 Purwantoro 102 204 3 Bulukerto 83 83 4 Pracimantoro 81 81 5 Eromoko 30 41 6 Wuryantoro 7 7 7 Giritontro 5 5 Total 848 1552

Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Penanaman Modal Kabupaten Wonogiri Tahun 2007

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa usaha anyaman tikar di

Kabupaten Wonogiri mayoritas berada di wilayah Kecamatan Puhpelem

dengan jumlah 540 unit usaha. Dalam keberlangsungan usaha anyaman tikar

para pengrajin mengalami berbagai kendala. Persaingan pasar yang semakin

ketat, terlebih dengan terbukanya pasar bebas menuntut para pengrajin untuk

mengembangkan berbagai inovasi dalam memasuki pasar bebas agar mampu

bersaing dengan produk-produk dari negara lain.

Masalah lain yang juga dihadapi adalah dalam hal permodalan yang

terbatas, pengelolaan keuangan, manajemen produksi serta pemasaran produk

anyaman tikar. Terkait dengan permasalahan dalam pemasaran anyaman tikar,

maka pada penelitian ini akan lebih memfokuskan dalam menganalisis strategi

pemasaran efektif yang dapat diterapkan dalam pemasaran anyaman tikar di

Kabupaten Wonogiri berdasarkan analisis faktor internal dan eksternal yang

ada dalam pemasaran anyaman tikar.

B. Perumusan Masalah

Perkembangan jaman membawa dampak besar terhadap sistem

perdagangan dunia dengan mengandalkan tingkat kompetisi tinggi sehingga

pengrajin berusaha untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kualitas

produk yang dihasilkan. Persaingan di dunia usaha semakin ketat seiring

Page 6: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

6

dengan terus meningkatnya laju pertumbuhan industri. Persaingan ini

menuntut setiap pengrajin untuk lebih cermat dalam merumuskan strategi

pemasaran produk mereka agar mempunyai daya saing yang kuat.

Seperti halnya dengan industri yang lain, usaha anyaman tikar di

Kabupaten Wonogiri juga mengalami permasalahan yang kompleks termasuk

permasalahan dalam bidang pemasaran. Masalah yang dihadapi pengrajin

anyaman tikar meliputi produk, harga, promosi, distribusi, dan persaingan.

Terkait dengan produk anyaman tikar merupakan salah satu kerajinan yang

memanfaatkan tanaman mendong dengan kualitas anyaman yang bagus dilihat

dari segi kerapatan dan kerapian anyamannya sehingga terlihat kuat dan

menarik. Kontinyuitas produksi anyaman tikar cukup terjamin sehingga

ketersediaan produk ini di pasar cukup stabil. Harga yang dipatok oleh

pengrajin untuk tiap anyaman tikar disesuaikan dengan ukuran anyaman tikar.

Selain itu, promosi yang dilakukan pengrajin belum menjadikan

anyaman tikar mending kurang dikenal oleh masyarakat secara luas. Anyaman

tikar yang dihasilkan didistribusikan ke pasar-pasar lokal di sekitar tempat

pengusaha. Persaingan yang dihadapi datang dari pengrajin sejenis serta

maraknya produk subtitusi berupa karpet dan tikar berbahan plastik.

Permasalahan-permasalahan dalam pemasaran yang dihadapi menuntut

pengrajin anyaman tikar untuk mampu merumuskan strategi pemasaran yang

efektif untuk meningkatkan pemasaran produk anyaman tikar sehingga

industri anyaman tikar mendong ini dapat berkembang .

Dalam upaya merumuskan pemasaran produk anyaman tikar, pengrajin

perlu melakukan analisis kondisi internal dan eksternal yang mempengaruhi

pemasaran anyaman tikar. Dengan menganalisis faktor internal dan eksternal

pengrajin dapat mengetahui dan memahami kekuatan, kelemahan, peluang,

dan ancaman dalam pemasaran anyaman tikar sehingga diharapkan mampu

memanfaatkan seluruh kekuatan dan peluang yang ada serta mampu

meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman yang dihadapi. Hasil

analisis akan menjadi pertimbangan dalam merumuskan alternatif strategi

pemasaran anyaman tikar. Dari beberapa alternatif strategi yang dihasilkan

Page 7: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

7

dapat dipilih strategi yang paling sesuai dan efektif untuk dijalankan. Melalui

penerapan strategi pemasaran yang efektif diharapkan mampu memberikan

kontribusi bagi pengrajin dalam meningkatkan pemasaran produk.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan sebagai berikut :

1. Apa faktor-faktor strategis dalam pemasaran anyaman tikar di Kabupaten

Wonogiri ?

2. Alternatif strategi apa yang dapat diterapkan dalam pemasaran anyaman

tikar di Kabupaten Wonogiri?

3. Prioritas Strategi apa yang dapat diterapkan dalam pemasaran anyaman

tikar di Kabupaten Wonogiri?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Menganalisis faktor-faktor strategis dalam pemasaran anyaman tikar di

Kabupaten Wonogiri.

2. Merumuskan alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran

anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri.

3. Menentukan prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran

anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan peneliti tentang permasalahan yang dikaji serta merupakan

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bagi pengrajin anyaman tikar, penelitian ini diharapkan dapat menjadi

sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan dalam menyusun

kebijakan strategi pemasaran yang lebih baik di masa yang akan datang

untuk mengembangkan usahanya.

Page 8: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

8

3. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri, penelitian ini diharapkan

dapat menjadi sumbangan pemikiran untuk menentukan kebijakan

mengenai pemasaran produk kerajinan UMKM termasuk anyaman tikar di

Kabupaten Wonogiri.

4. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi serta

wacana untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan dan referensi untuk

permasalahan yang sejenis pada masa yang akan datang.

Page 9: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

9

II. LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian Hastuti (2008) yang berjudul “Kerajinan Enceng

Gondok (Studi kasus pada industri rumah tangga di Desa Tegaron Kecamatan

Banyubiru, Kabupaten Semarang) menerangkan bahwa kegiatan pemasaran

merupakan usaha yang sangat penting untuk mendorong proses produksi.

Semakin lancar pemasaran suatu barang maka akan meningkatkan produksi

suatu barang sebab permintaan akan terus meningkat. Salah satu penghambat

perkembangan industri kerajinan adalah pemasaran mengingat kesadaran

masyarakat Indonesia terhadap penggunaan produk dalam negeri masih

cukup rendah. Sebagian dari mereka beranggapan produk luar negeri

mempunyai mutu yang lebih baik. Meskipun demikian, sekarang ini sebagian

produk Indonesia yang berupa kerajinan sudah banyak yang diekspor ke luar

negeri. Rendahnya kesadaran masyarakat Indonesia dalam menggunakan

produk dalam negeri dapat menghambat pemasaran produk kerajinan seperti

kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron.

Seperti halnya pendirian sebuah perusahaan yang menawarkan produk

baru kendala awal yang dihadapi adalah masalah pemasaran. Seiring

perkembangan jaman dan lancarnya saluran informasi dan komunikasi

peluang pasar untuk produk kerajinan semakin terbuka lebar, terlebih adanya

gerakan kembali ke alam yang diserukan negara maju membuat pamor

kerajinan tangan menjadi semakin terkenal. Dalam pemasaran produknya,

perusahaan menggunakan metode pemasaran langsung dan tidak langsung.

Metode langsung dengan menjual di tempat produksi atau dengan

memasarkannya di toko souvenir ditempat-tempat wisata. Sedangkan untuk

metode tidak langsung dilakukan dengan kemitraan melalui pedagang skala

besar untuk memasarkan hasil kerajinan hingga bisa menembus pasar

internasional.

Penelitian Winarsih (2005) mengenai Strategi Pemasaran Ekspor

Furniture (Studi kasus pada PT Amalia Surya Cemerlang Kabupaten Klaten

8

Page 10: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

10

Propinsi Jawa Tengah). Dari penelitian tersebut, diketahui bahwa suatu usaha

industri furniture kegiatan utamanya adalah mengolah bahan baku menjadi

barang atau produk jadi yang siap dipasarkan kepada konsumen. Untuk

memasarkan produknya, maka perusahaan harus mempunyai strategi

pemasaran yang tangguh dan handal dalam menghadapi persaingan yang

ketat di dunia bisnis.

Dalam memasarkan produknya strategi pemasaran yang ditempuh

meliputi variabel keragaman bauran pemasaran sebagai berikut :

1. Inovasi Produk

Perusahaan selalu melakukan inovasi terhadap produk-produknya

yang telah dihasilkan dengan cara penciptaan desain baru sesuai dengan

permintaan konsumen dan pemilihan bahan baku yang berkualitas baik.

Manfaat dilakukannya inovasi produk adalah untuk memberikan kepuasan

kepada konsumen dan juga meningkatkan volume penjualan yang nantinya

secara tidak langsung akan mempengaruhi peningkatan laba yang

didapatkan.

2. Harga

Perusahaan bertujuan agar produknya bisa diterima pembeli dengan

baik dan pembeli sendiri tidak merasa keberatan atas harga yang

ditetapkan perusahaan. Selain itu dalam menentukan harga juga

disesuaikan dengan situasi serta kondisi lingkungan perusahaan.

3. Promosi

Tujuan perusahaan melakukan promosi adalah mencari,

mempengaruhi, dan menjaring pembeli sebanyak mungkin karena dengan

adanya promosi akan memudahkan perusahaan untuk mencari pembeli dan

meyakinkan pembeli agar tetap setia kepada produk yang dihasilkan

perusahaan.

4. Tempat

Pemilihan tempat untuk memasarkan produk agar sampai kepada

pasar sasaran secara tepat perusahan menempuh jalan dengan saluran

distribusi langsung dan tidak langsung. Distribusi langsung yang ditempuh

Page 11: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

11

perusahaan dengan cara memasarkan produk langsung ke tangan

konsumen. Sedangkan distribusi tidak langsung dilakukan dengan cara

menggunakan jasa atau perantara dalam pemasaran.

Penelitian-penelitian tersebut dipilih sebagai bahan referensi dalam

penelitian ini karena topik penelitian yang dikaji memiliki kemiripan yaitu

mengenai usaha kerajinan serta pemasaran hasil kerajinannya. Oleh karena

itu, hasil penelitian tersebut dapat dijadikan sebagai acuan pada penelitian ini

dalam menganalisis faktor strategis pemasaran serta merumuskan alternatif

strategi pemasaran yang dapat dilaksanakan pengrajin anyaman tikar dalam

memasarkan produk mereka.

B. Tinjauan Pustaka

1. Mendong (Cyperus Sp)

Tanaman Mendong (Cyperus Sp) merupakan salah satu famili dari

Cyperacea yang hidup di area dengan sistem irigasi yang baik atau

tumbuh di daerah yang lembek serta kandungan air yang cukup. Tanaman

ini berasal dari Asia Tenggara tetapi saat ini bisa ditemukan hampir

disemua negara di Asia seperti China dan India. Tanaman ini bisa

mempunyai panjang sampai 1,5 meter di daerah yang ketinggiannya 300-

700 diatas permukaan air laut. Tanaman ini berkembang biak secara

generatif (biji) dan vegetatif (akar). Pemanenan bisa dilakukan kira kira

setelah 5 bulan dari awal penanamannya. Disamping itu tanaman ini bisa

dipanen sampai 7 kali dari awal penanamannya. Cara pemanenannya harus

dilakukan dengan cara dikeringkan dulu airnya. Setelah kering, memotong

tanaman tersebut dengan jarak kira-kira 3 cm dari permukaan tanah.

Kemudian proses pengeringannya dilakukan dibawah sinar matahari

langsung (Anonimb, 2006) .

Page 12: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

12

Gambar 1 : Tanaman Mendong

2. Usaha Anyaman Tikar Berbahan Baku Mendong

Berdasarkan kriteria jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam

menjalankan usahanya, industri digolongkan menjadi 3 macam. Pertama

industri mikro yang merupakan industri dengan jumlah tenaga kerja 1-4

orang. Kedua adalah industri kecil dengan jumlah tenaga kerja 5-19 orang.

Kemudian industri menengah adalah industri yang memperkerjakan 20-99

orang (Bappekab Sidoarjo, 2008).

Anyaman merupakan hasil dari proses menyilangkan bahan-bahan

tumbuh-tumbuhan untuk dijadikan satu rumpun yang kuat dan dapat

digunakan. Berbagai bentuk kerajinan tangan anyaman dapat dibentuk

melalui proses dan teknik menganyam dan dibuat berdasarkan fungsi yang

diinginkan. Misalnya anyaman dibentuk menjadi topi, bakul, tudung saji,

tikar, dan aneka rupa yang di bentuk untuk digunakan sehari-hari. Seni

kerajinan tangan anyaman adalah suatu karya yang unik dan rumit proses

pembuatannya. Namun usaha untuk mempertahankannya harus diteruskan

agar tidak termakan oleh perkembangan jaman. Budaya bangsa bukan

hanya dilihat dari bahasa dan ragamnya saja, tetapi juga dilihat dari hasil

karyanya yang bermutu tinggi (Pratama, 2009).

Kerajinan Tikar dengan bahan baku mendong merupakan salah satu

warisan budaya Jawa. Saat ini anyaman mendong tidak hanya digunakan

sebagai tikar ataupun alas tempat duduk saja tetapi telah berkembang

penggunaannya sebagai salah satu bahan dasar pembuatan dompet, tas,

Page 13: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

13

peci, tempat tisu dan lain-lain Seperti halnya produk kerajinan lainnya,

produk kerajinan anyaman mendong ditekuni oleh banyak orang, sehingga

setiap upaya pengembangannya akan membawa dampak multiplier yang

luas terhadap perekonomian masyarakat ( Anonimb, 2008).

3. Pemasaran

Pemasaran adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasikan keinginan

dan kebutuhan yang belum terpenuhi sekarang dan mengatur seberapa

besarnya, menentukan pasar-pasar target mana yang paling baik dilayani

oleh organisasi, dan menentukan berbagai produk, jasa dan program yang

tepat untuk melayani pasar tersebut. Jadi pemasaran berperan sebagai

penghubung antara kebutuhan-kebutuhan masyarakat dengan pola jawaban

industri (dalam hal ini termasuk industri di bidang pertanian) yang

bersangkutan (Kotler, 1992).

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang

dilakukan oleh para pengrajin dalam usahanya untuk mempertahankan

kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan untuk mendapatkan laba.

Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung kepada

keahlian pengrajin di bidang pemasaran, produksi, keuangan maupun

bidang lain. Selain itu tergantung pula pada kemampuan pengrajin untuk

mengkombinasikan fungsi-fungsi tersebut agar usaha perusahaan dapat

berjalan lancar( Anonimc, 2008).

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana

individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka

dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu

sama lain. Sedangkan proses pemasaran terdiri dari analisa peluang pasar,

meneliti dan memilih pasar sasaran, merancang strategi pemasaran,

merancang program pemasaran, dan mengorganisir, melaksanakan serta

mengawasi usaha pemasaran (Ilmanoz, 2008).

4. Arti Penting Strategi

Strategi adalah suatu seni menggunakan kecakapan dan sumberdaya

suatu organisasi untuk mencapai sasaranya melalui hubunganya yang

Page 14: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

14

efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan

(Salusu, 2003). Sedangkan menurut David (2004), strategi adalah cara

untuk mencapai tujuan-tujuan jangka panjang. Strategi adalah bakal

tindakan yang menuntut keputusan manajemen puncak dan sumber daya

perusahaan yang banyak untuk merealisasikannya. Di samping itu, strategi

juga mempengaruhi kehidupan organisasi dalam jangka panjang, paling

tidak selama lima tahun. Oleh karena itu, sifat strategi adalah berorientasi

ke masa depan. Strategi dalam perumusannya perlu mempertimbangkan

faktor-faktor internal maupun eksternal yang dihadapi perusahaan.

Konsep-konsep strategik selalu memberi perhatian serius terhadap

perumusan tujuan dan sasaran organisasi, faktor-faktor yang menjadi

kekuatan dan kelemahannya, serta peluang-peluang dan tantangan yang

senantiasa dihadapi oleh setiap organisasi. Analisis mengenai faktor-faktor

ini sangat berguna dalam merumuskan alternatif-alternatif yang akan

memudahkan para pengambil keputusan tertinggi dalam setiap organisasi

memilih alternatif terbaik. Pilihan atau alternatif terbaik ini biasanya

dilakukan setelah memperhitungkan konsekuensi-konsekuensi yang akan

timbul apabila suatu alternatif dipilih (Salusu, 2003).

5. Strategi Pemasaran

Salah satu bentuk dari strategi pemasaran yang sering dilakukan oleh

suatu perusahaan adalah dengan cara melakukan penyebaran pemasaran

itu sendiri, atau lebih sering dikenal dengan istilah bauran pemasaran.

Bauran pemasaran sendiri didefinsikan sebagai suatu strategi yang

dilakukan oleh suatu perusahaan yang dapat meliputi menentukan

masterplan dan mengetahui serta menghasilkan pelayanan (penyajian)

produk yang memuaskan pada suatu segmen pasar tertentu yang mana

segmen pasar tersebut telah dijadikan sasaran pasar untuk produk yang

telah diluncurkan untuk menarik konsumen sehingga terjadi pembelian.

Dalam melakukan dan merencanakan strategi pemasaran, beberapa

perusahaan telah menggunakan berbagai cara yang kemudian

dikombinasikan menjadi satu, mulai dari pemenuhan produk (product),

Page 15: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

15

penetapan harga (price), pengiriman barang (place), dan mempromosikan

barang (promotion) (Endi, 2009).

6. Perumusan Strategi

Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang

untuk manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat

dari kekuatan dan kelemahan perusahaan Strategi yang dirumuskan

bersifat lebih spesifik tergantung kegiatan fungsional manajemen

(Hunger and Wheelen, 2003).

Umpan Balik

Perumusan Strategi Pelaksanaan Strategi Evaluasi Strategi

Gambar 2. Skema Model Proses Manajemen Strategis yang Komprehensif

Sesuai dengan skema tersebut di atas, manajemen strategis adalah

proses yang sangat interaktif yang memerlukan koordinatif diantara para

manajer pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan

pengembangan, dan sistem informasi manajemen. Meskipun proses

manajemen strategis diawasi oleh para perencana strategi, agar berhasil

proses tersebut harus melibatkan para manajer dan karyawan dari semua

bidang fungsional untuk bekerja sama memberikan gagasan atau informasi

(David, 2004).

Perumusan strategi didasarkan pada analisis yang menyeluruh

terhadap pengaruh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal

Melakukan Audit Eksternal

Menetapkan Tujuan Jangka Panjang

Membuat, Mengevaluasi, dan Memilih

Membuat Pernyataan Visi dan Misi

Melakukan Audit Internal

Melaksanakan Strategi, Isu-isu

Melaksanakan Strategi, Isu-isu Pemasaran, Keuangan,

Mengukur dan Mengevaluasi

Page 16: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

16

perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan setiap saat berubah dengan

cepat sehingga melahirkan berbagai peluang dan ancaman yang datang

dari pesaing utama maupun dari iklim bisnis yang senantiasa berubah.

Konsekuensi perubahan faktor eksternal tersebut juga mengakibatkan

perubahan faktor internal perusahaan seperti perubahan terhadap kekuatan

maupun kelemahan yang dimiliki perusahaan tersebut (Rangkuti, 2001).

a. Penentuan Visi, Misi dan Tujuan Bisnis

Visi bisnis merupakan pernyataan apa yang perusahaan inginkan

di masa depan. Visi dapat memberikan aspirasi dan motivasi disamping

memberikan panduan atau rambu-rambu dalam menyusun strategi.

Sedangkan misi mengandung tujuan pokok perusahaan, dan misi juga

merupakan visi dari si pendiri perusahaan. Misi perusahaan adalah

sebuah ekspresi dari ambisi untuk mengembangkan perusahaan.

Pernyataan misi yang efektif adalah mendefinisikan bisnis dari tiap

group kecil dalam organisasi. Pernyataan tersebut akan membuat para

karyawan lebih mengerti mengenai tujuan mereka (Kusuma, 2009).

Tujuan dapat didefinisikan sebagai hasil tertentu yang perlu

dicapai organisasi dalam memenuhi misi utamanya. Tujuan juga

penting untuk keberhasilan organisasi karena tujuan menentukan arah,

membantu dalam melakukan evaluasi, menciptakan sinergi,

menunjukkan prioritas, memusatkan koordinasi, dan menjadi dasar

perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, serta pengendalian

kegiatan yang efektif. Tujuan haruslah menantang, dapat diukur,

konsisten, wajar, dan jelas (David, 2004).

b. Analisis Faktor-Faktor Strategis

1) Faktor Internal

Menurut Salusu (2003) kekuatan adalah situasi dan

kemampuan internal yang bersifat positif, yang memungkinkan

organisasi memiliki keuntungan strategik dalam mencapai

sasarannya, sedangkan kelemahan adalah situasi dan

ketidakmampuan internal yang mengakibatkan organisasi tidak dapat

Page 17: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

17

mencapai sasaranya. Kekuatan dan kelemahan tersebut menurut

David (2004) ada dalam kegiatan manajemen, pemasaran, keuangan,

produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem

informasi manajemen di setiap perusahaan. Faktor-faktor internal

dapat ditentukan dengan banyak cara, termasuk dengan menghitung

rasio, mengukur kerja, dan membandingkan dengan prestasi masa

lalu atau dengan rata-rata industri.

Kekuatan adalah sesuatu yang paling baik dilakukan oleh

organisasi atau suatu karakteristik yang memberinya kemampuan

yang sangat besar. Kekuatan itu dapat berupa ketrampilan,

kompetensi, sumber daya organisasi yang sangat bernilai atau

kemampuan kompetitif, atau hasil yang menempatkanya pada

kedudukan yang superior, misalnya mutu produk yang lebih baik,

adanya pengakuan dari pihak luar dan penguasa, teknologi yang

superior, atau pelayanan yang memuaskan. Kelemahan dipihak lain,

adalah sesuatu yang membuat organisasi sangat lemah, miskin,

berpenampilan buruk, atau suatu kondisi yang menempatkanya pada

posisi ketidak-beruntungan dan tidak kompetitif (Salusu, 2003).

2) Faktor Eksternal

Analisis lingkungan menurut Dirgantoro (2004) adalah suatu

proses monitoring terhadap lingkungan organisasi yang bertujuan

untuk mengidentifikasi peluang (opportunities) dan tantangan

(threats) yang mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk

mencapai tujuannya. Menurut Salusu (2003) lingkungan eksternal

terdiri atas dua faktor strategik, yaitu peluang dan ancaman atau

tantangan. Peluang sebagai situasi dari faktor-faktor eksternal yang

membantu organisasi mencapai atau bahkan bisa melampaui

pencapaian sasarannya, sedangkan ancaman adalah faktor-faktor

eksternal yang menyebabkan organisasi tidak dapat mencapai

sasarannya.

Page 18: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

18

Menurut David (2004) audit eksternal terfokus pada upaya

mengidentifikasi dan menilai tren serta peristiwa di luar kendali

perusahaan. Audit eksternal tidak ditujukan untuk membuat daftar

yang panjang mengenai setiap faktor yang mungkin dapat

mempengaruhi bisnis, melainkan ditujukan untuk mengidentifikasi

variabel-variabel kunci yang dapat memberikan respon yang dapat

dilaksanakan. Audit ekstrnal mengungkapkan peluang dan ancaman

utama yang dihadapi oleh organisasi. Dengan demikian para manajer

dapat merumuskan strategi agar dapat mengambil manfaat dari

peluang dan menghindari atau mengurangi dampak ancaman.

Peluang dan ancaman eksternal merujuk pada peristiwa dan

tren ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, hukum,

pemerintahan, teknologi dan persaingan yang dapat menguntungkan

atau merugikan suatu organisasi secara berarti di masa depan.

Peluang dan ancaman sebagian besar di luar kendali suatu organisasi

karena itu digunakan istilah eksternal (David, 2004).

c. Analisis SWOT

Perencana strategis (strategic planner) dalam mengambil

keputusan harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan

(kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) pada kondisi yang ada

saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang paling

populer untuk analisis situasi adalah analisis SWOT. Analisis SWOT

adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan

strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities),

namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness)

dan ancaman (threats). Analisis SWOT banyak dipakai dalam

penyusunan perencanaan strategis bisnis yang bertujuan untuk

menyusun strategi-strategi jangka panjang sehingga arah dan tujuan

perusahaan dapat dicapai dengan jelas dan dapat segera diambil

keputusan, berikut semua sikap dalam menghadapi pesaing. Proses

Page 19: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

19

pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan

pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan

(Rangkuti, 2001).

d. Matriks SWOT

Menurut Rangkuti (2001), matrik SWOT adalah alat yang

dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan. Matrik ini

menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman

eksternal yang dihadapi perusahaan dapat diselesaikan kekuatan dan

kelemahan yang dimiliki.

Matriks Strengths Weakness Opportunities Threats (SWOT)

menurut David (2004), merupakan perangkat pencocokan yang penting

yang membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi: Strategi

SO (Strengths-Opportunities), Strategi WO (Weakness-Opportunities),

Strategi ST (Strengths-Threats) dan Strategi WT (Weakness-Threats).

Mencocokkan faktor-faktor eksternal dan internal kunci merupakan

bagian yang sangat sulit dalam mengembangkan Matriks SWOT dan

memerlukan penilaian yang baik dan tidak ada sekumpulan kecocokan

yang paling baik.

Strategi SO atau strategi kekuatan-peluang menggunakan

kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal.

Strategi WO atau strategi kelemahan-peluang bertujuan untuk

memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal.

Strategi ST atau strategi kekuatan-ancaman menggunakan kekuatan

perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman

eksternal. Strategi WT atau strategi kelemahan-ancaman merupakan

taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal

dan menghindari ancaman eksternal (David, 2004).

e. QSPM (Quantitave Strategic Planning Matrix)

QSPM merupakan alat yang membuat para perencana strategi

dapat menilai secara obyektif strategi alternatif yang dapat dijalankan,

didasarkan atas factor-faktor keberhasilan kritis eksternal dan internal

Page 20: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

20

yang dapat dikenali terlebih dahulu. QSPM juga memerlukan penilaian

intuitif yang baik dari para perencana strategi dalam memilih strategi-

strategi yang akan dimasukkan ke dalam QSPM.

Secara konseptual, QSPM menentukan daya tarik dari berbagai

strategi yang didasarkan sampai seberapa jauh faktor-faktor

keberhasilan kritis eksternal dan internal kunci dimanfaatkan atau

ditingkatkan. Daya tarik dari masing-masing strategi dihitung dengan

menentukan dampak kumulatif dari masing-masing factor keberhasilan

kritis eksternal dan internal. Setiap jumlah rangkaian strategi alternatif

dapat diikutkan dalam QSPM, dan setiap jumlah strategi dapat

menyusun rangkaian strategi tertentu. Tetapi, hanya strategi-strategi

dari suatu rangkaian tertentu yang dinilai relatif terhadap satu sama

lain (David, 2004).

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Anyaman merupakan hasil dari proses menyilangkan bahan-bahan

tumbuh-tumbuhan untuk dijadikan satu rumpun yang kuat dan dapat

digunakan. Anyaman tikar yang berkembang di Kabupaten Wonogiri

merupakan salah satu usaha memanfaatkan tanaman mendong yang awalnya

tumbuh liar di alam menjadi produk kerajinan yang meningkat nilai

ekonominya. Seperti halnya dengan industri yang lain, usaha anyaman tikar

di Kabupaten Wonogiri juga mengalami permasalahan yang kompleks

termasuk permasalahan dalam pemasaran produk.

Pemasaran yang baik sangat diperlukan oleh pengrajin agar produknya

dapat sampai kepada konsumen. Oleh karena itu perlu adanya perumusan

strategi pemasaran yang efektif dalam memasarkan produk. Perumusan

strategi yang efektif merupakan serangkaian proses yang dilakukan oleh

perencana strategi yang terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut :

1. Analisis terhadap visi, misi dan tujuan usaha

Analisis ini diperlukan untuk mengetahui keragaan obyek penelitian

yang dalam hal ini adalah visi, misi, dan tujuan pengrajin kerajinan

Page 21: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

21

anyaman tikar. Menganalisis visi, misi, dan tujuan usaha merupakan tahap

awal yang logis dalam perumusan strategi.

2. Analisis Identifikasi Faktor-faktor Strategis

Analisis terhadap faktor internal dan eksternal sangat diperlukan

untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan serta peluang dan

ancaman terhadap keberjalanan usaha yang dilakukan. Faktor internal

merupakan faktor yang berasal dari dalam perusahaan yang terdiri dari

kondisi keuangan, sumberdaya manusia, produksi, serta faktor pemasaran

yang terdiri dari 4 aspek (produk, promosi, harga, dan distribusi). Faktor

eksternal meliputi pemerintah, pesaing, pemasok, lembaga pemasaran, dan

konsumen.

3. Perumusan Alternatif Strategi Pemasaran

Perumusan alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran

anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri menggunakan analisis SWOT dan

matriks SWOT. Matriks SWOT menggambarkan bagaimana peluang dan

ancaman dapat dipadukan dengan kekuatan dan kelemahan sehingga

dihasilkan empat rumusan alternatif strategi pemasaran yaitu strategi

penyesuaian kekuatan dan peluang (SO), kelemahan dan peluang (WO),

kekuatan dan ancaman (ST) serta strategi penyesuaian kelemahan dan

ancaman (WT).

4. Penentuan Strategi Pemasaran Efektif

Dari beberapa alternatif strategi yang didapatkan dari matriks SWOT

perlu dilakukan penilaian untuk menentukan prioritas strategi yang dapat

dilaksanakan. Alat analisis kuantitatif yang digunakan adalah Quantitative

Strategic Planning Matriks (QSPM) yang memungkinkan perencana

strategi mengevaluasi alternatif strategi secara obyektif dan menentukan

strategi yang paling efektif.

Dari uraian di atas dapat disusun dalam bagan kerangka teori

pendekatan masalah dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

Page 22: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

22

Gambar 3 . Kerangka Berpikir Pendekatan Masalah

D. Pembatasan Masalah

1. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2010 dengan menggunakan data

pemasaran bulan Maret 2010.

2. Responden adalah pengrajin anyaman tikar, konsumen, lembaga

pemasaran, pesaing, pemasok bahan baku serta Instansi Pemerintah yang

terkait dengan pemasaran anyaman tikar yaitu Dinas perindustrian,

perdagangan dan koperasi Kabupaten Wonogiri.

Lingkungan Pemasaran

Identifikasi faktor-faktor Strategis

Analisis SWOT)

Alternatif Strategi Pemasaran (Matrik SWOT)

Prioritas Strategi Pemasaran (Matrik QSP)

Industri Anyaman Tikar (visi, misi, dan tujuan)

Strategi Pemasaran Efektif

Faktor Eksternal : · konsumen · Pesaing · Pemerintah · Lembaga Pemasaran · Pemasok · Teknologi

Faktor Internal : · Pemasaran:

o Produk o Harga o Promosi o Distribusi

· Sumber Daya Manusia · Keuangan · Produksi

Page 23: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

23

3. Data lingkungan internal dan eksternal yang dianalisis berupa data

kualitatif yang disajikan dalam bentuk hasil wawancara dengan responden

dan hasil pengamatan selama penelitian.

4. Faktor internal yang diteliti meliputi : aspek keuangan, aspek produksi,

aspek sumber daya manusia, serta aspek pemasaran (produk, harga,

promosi, dan distribusi).

5. Faktor eksternal yang diteliti meliputi : konsumen, pemerintah, pemasok,

pesaing, dan lembaga pemasaran, dan teknologi.

E. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel

1. Pengrajin anyaman tikar adalah para pembuat kerajinan anyaman tikar,

yang memproduksi mendong menjadi kerajinan anyaman tikar hingga

memasarkannya kepada konsumen.

2. Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan-tujuan jangka panjang.

3. Pemasaran adalah sebuah proses mengalirnya barang dari produsen sampai

kepada konsumen akhir yang disertai penambahan guna bentuk melalui

proses pengolahan, guna tempat melalui proses pengangkutan dan guna

waktu melalui proses penyimpanan.

4. Strategi pemasaran adalah merupakan respon secara terus-menerus

maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman dari faktor eksternal serta

kekuatan dan kelemahan dari faktor internal yang dapat mempengaruhi

pemasaran produk di masa yang akan datang.

5. Lingkungan internal adalah faktor-faktor di dalam industri yang dapat

mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari segi produksi (manajemen

produksi), keuangan (sumber dan pengelolaan keuangan), sumber daya

manusia (kualitas dan ketersediaan tenaga kerja), serta pemasaran ( bauran

pemasaran).

6. Lingkungan eksternal merupakan faktor-faktor di luar industri yang

mempengaruhi kinerja dalam pemasaran produk berupa peluang dan

ancaman bagi pemasaran produk berasal dari konsumen (pemakai

anyaman tikar), pemasok bahan baku (ketersediaan dan kuantitas bahan

baku), lembaga pemasaran meliputi saluran dan kelancaran distribusi yang

Page 24: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

24

dilalui, kebijakan pemerintah dalam pemasaran produk anyaman tikar serta

perkembangan teknologi yang ada.

7. Analisis SWOT merupakan suatu analisis situasi yang mencakup kondisi

internal dan ekternal dalam pemasaran anyaman tikar.

8. Kekuatan adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam industri dan

merupakan keunggulan bagi pemasaran produk itu sendiri.

9. Kelemahan adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam industri dan

merupakan keterbatasan atau kekurangan bagi pemasaran produk itu

sendiri.

10. Peluang dapat juga diartikan kesempatan merupakan faktor-faktor yang

berasal dari luar industri dan bersifat menguntungkan bagi pemasaran

produk.

11. Ancaman adalah faktor-faktor yang berasal dari luar industri dan bersifat

mengganggu bagi pemasaran produk.

12. Matriks SWOT ( Matriks Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman)

adalah matriks yang akan digunakan untuk menyusun berbagai alternatif

strategi pemasaran produk melalui strategi SO, WO, ST, dan WT.

13. QSPM (Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif) adalah alat yang

digunakan untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif untuk

menentukan prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran

hasil usaha.

Page 25: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

25

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif analitis dengan ciri memusatkan diri pada pemecahan masalah-

masalah yang ada pada masa sekarang dan pada masalah-masalah yang aktual.

Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian

dianalisis sehingga metode ini sering pula disebut metode analitik. Teknis

pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dengan teknik survey yaitu cara

pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu dalam waktu (atau jangka

waktu) yang bersamaan (Surakhmad, 1998).

B. Metode Penentuan Sampel

1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Wonogiri. Pemilihan lokasi

penelitian dilakukan secara purposive sampling yaitu penentuan daerah

sampel yang diambil secara sengaja berdasarkan pertimbangan-

pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian (Singarimbun dan

Effendi, 1995). Lokasi penelitian dipilih Kecamatan Puhpelem dengan

pertimbangan karena merupakan wilayah yang terdapat industri anyaman

tikar dengan jumlah paling banyak diantara kecamatan lain di Kabupaten

Wonogiri. Data mengenai jumlah industri anyaman tikar pada Tabel 2.

2. Metode Penentuan Responden

a. Penentuan Responden Untuk Penentuan Faktor-faktor Strategis

Faktor strategis adalah faktor-faktor yang dijadikan sebagai

komponen dalam melakukan perumusan strategis. Sifat dasar dari

faktor strategis adalah suatu keadaan yang dibangun dari situasi

benchmark dalam lingkungan persaingan (Harisudin, 2009).

Penelitian kualitatif bertolak dari asumsi tentang realitas yang bersifat

unik dan kompleks. Di dalamnya terdapat regularitas atau pola

tertentu, namun penuh dengan variasi (keragaman). Data atau

informasi harus ditelusuri seluas-luasnya dan sedalam mungkin sesuai

24

Page 26: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

26

dengan variasi yang ada. Berkenaan dengan tujuan tersebut, maka

dalam prosedur sampling menurut Bungin (2003) mengacu seperti

dalam penelitian kualitatif yang lebih mementingkan informan kunci

(key informan) atau situasi sosial tertentu yang sarat informasi sesuai

dengan fokus penelitian.

Informan kunci ditentukan dengan pertimbangan tertentu.

Pertimbangannya adalah orang tersebut dianggap paling tahu tentang

informasi yang diharapkan, orang yang paling berpengaruh sehingga

memudahkan peneliti menjelajahi dan menggali informasi dari obyek

yang dibutuhkan (Sugiyono, 2006).

Menurut Bungin (2003) untuk memilih sampel informan kunci

lebih tepat dilakukan dengan cara sengaja (purposive sampling).

Sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah pengrajin anyaman

tikar dengan pertimbangan pihak tersebut dianggap paling tahu

mengenai informasi yang dibutuhkan peneliti. Melalui wawancara

secara mendalam (indepth interview) kepada informan kunci yang

selanjutnya untuk mencari kedalaman informasi ditelusuri melalui

teknik Snowball Sampling yang dimulai dari informan kunci tersebut

diperoleh responden lainnya yang dapat menjelaskan faktor-faktor

internal dan eksternal dengan menelusurinya sehingga mendapatkan

responden pemasok bahan baku, konsumen, lembaga pemasaran dan

pesaing. Selain itu untuk menambah informasi dilakukan wawancara

dengan pemerintah yang dilaksanakan kepada pegawai dinas

perindustrian yang secara struktural mengurusi UMKM di Kabupaten

Wonogiri. Informasi mengenai faktor-faktor internal dan eksternal

diidentifikasi menjadi kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman

dalam pemasaran anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri.

b. Penentuan Responden Untuk Penentuan Bobot dan Nilai Daya Tarik

(Atractive Score / AS)

Penentuan bobot dan nilai daya tarik (Atractive score/AS)

dilakukan dengan terlebih dahulu menyusun kuisioner yang berisi

Page 27: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

27

faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan ekternal (peluang

dan ancaman) serta alternatif strategi yang akan dipertimbangkan

untuk menjadi prioritas strategi dalam pemasaran anyaman tikar di

Kabupaten Wonogiri. Pengambilan responden dilakukan secara

purposive sampling (sengaja) yaitu orang-orang yang masih terlibat

secara penuh/aktif pada kegiatan yang menjadi perhatian peneliti.

Responden tersebut dapat membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan

yang diajukan oleh peneliti dalam penelitian yang sedang dilakukan.

Responden untuk penentuan bobot adalah 15 orang pengrajin anyaman

tikar karena dianggap sebagai pihak yang mengetahui mengenai

anyaman tikar serta masih aktif dalam kegiatan yang menjadi fokus

penelitian. Penentuan bobot dapat dilakukan dengan memberi bobot

pada setiap faktor dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (amat penting)

dan jumlah seluruh bobot yang diberikan harus sama dengan 1,0.

Nilai daya tarik merupakan angka yang menunjukkan daya tarik

relatif masing-masing strategi pada suatu rangkaian alternatif tertentu.

Nilai Daya Tarik ditentukan dengan memeriksa masing-masing faktor

eksternal atau faktor internal, satu per satu, sambil mengajukan

pertanyaan, “Apakah faktor ini mempengaruhi pilihan strategi yang

dibuat?” Jika jawaban atas pertanyaan tersebut adalah ya, maka

strategi tersebut harus dibandingkan secara relatif dengan faktor kunci.

Khususnya, Nilai Daya Tarik harus diberikan pada masing-masing

strategi untuk menunjukkan daya tarik relatif suatu strategi terhadap

yang lain, dengan mempertimbangkan faktor tertentu. Cakupan Nilai

Daya Tarik adalah : 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = wajar

menarik; dan 4 = sangat menarik. Jika jawaban atas pertanyaan

tersebut adalah tidak, hal tersebut menunjukkan bahwa masing-masing

faktor kunci tidak mempunyai pengaruh atas pilihan khusus yang

dibuat dengan menggunakan garis (-) sebagai tandanya. Kemudian

menghitung jumlah total nilai daya tarik (TAS) yang menunjukkan

daya tarik relatif dari masing-masing strategi alternatif, dengan hanya

Page 28: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

28

mempertimbangkan dampak dari faktor keberhasilan kritis eksternal

atau internal yang berdekatan. Semakin tinggi total nilai daya tarik

menunjukkan semakin menarik strategi tersebut (David, 2004).

Responden yang digunakan dalam penentuan nilai daya tarik

(Atractive score/AS) adalah 15 orang pengrajin anyaman tikar. Hal ini

dilakukan dengan pertimbangan pengrajin anyaman tikar sebagai pihak

yang terlibat langsung dalam pembuatan serta melaksanakan strategi

pemasaran anyaman tikar.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung dan segera diperoleh dari

sumber data oleh penyelidik (Surakhmad, 1998). Data primer yang

diperoleh pada penelitian ini adalah dengan melakukan wawancara secara

langsung dengan pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan kerajinan

anyaman tikar dengan menggunakan pedoman wawancara sesuai

informasi yang dibutuhkan peneliti. Sumber data primer adalah pengrajin

anyaman tikar, konsumen, lembaga pemasaran, pemasok bahan baku,

pesaing serta instansi pemerintah yaitu Dinas Perindustrian, Perdagangan

dan Koperasi Kabupaten Wonogiri).

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang telah lebih dahulu dikumpulkan dan

dilaporkan oleh orang diluar diri penyelidik (Surakhmad, 1998). Sumber

data sekunder dalam penelitian ini adalah BPS Kabupaten Wonogiri,

Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Wonogiri,

serta Bappeda Kabupaten Wonogiri. Data sekunder tersebut meliputi

keadaan umum daerah penelitian, keadaan perekonomian, keadaan

penduduk serta data-data lain yang berhubungan dengan kajian dalam

penelitian ini.

Page 29: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

29

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Pengamatan (observasi) adalah metode pengumpulan data dimana

peneliti atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka

saksikan selama penelitian (Gulo, 2002). Teknik ini dilakukan dengan

mengadakan pengamatan langsung terhadap obyek yang diteliti, sehingga

didapatkan gambaran yang jelas mengenai kondisi obyek yang diteliti.

2. Wawancara (Interview)

Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal

semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi (Nasution,

2004). Teknik wawancara yang digunakan untuk mengumpulkan data

primer dengan melakukan wawancara secara langsung kepada responden

berdasarkan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah dipersiapkan

sebelumnya. Terdapat dua jenis teknik wawancara, yaitu: wawancara

mendalam (Indept Interview) dan wawancara (Interview). Dalam

penelitian ini digunakan wawancara mendalam untuk memperoleh

informasi dan data yang lebih akurat.

3. Pencatatan

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan

melakukan pencatatan data primer (hasil wawancara) dan data sekunder

dari instansi atau lembaga yang berkaitan dengan penelitian.

E. Metode Analisis Data

1. Identifikasi Faktor-Faktor Strategis

Analisis faktor internal bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-

faktor internal kunci yang menjadi kekuatan dan kelemahan di dalam

pemasaran. Faktor internal yang dianalisis meliputi kondisi keuangan,

sumber daya manusia, pemasaran, serta produksi /operasional. Sedangkan

analisis faktor eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor

eksternal kunci yang menjadi peluang dan ancaman bagi pemasaran.

Faktor eksternal yang dianalisis meliputi konsumen, pemasok bahan baku,

lembaga pemasaran, pesaing, dan peran pemerintah.

Page 30: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

30

Untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari faktor internal

serta peluang dan ancaman dari faktor eksternal dalam pemasaran

anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri digunakan analisis SWOT. Analisis

SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi pemasaran. Analisis ini didasarkan pada logika yang

dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities),

namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses)

dan ancaman (threats).

2. Alternatif Strategi

Untuk merumuskan alternatif strategi pemasaran anyaman tikar di

Kabupaten Wonogiri digunakan analisis Matriks SWOT. Matriks SWOT

dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman dari

faktor eksternal yang dihadapi oleh suatu usaha dapat disesuaikan dengan

kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Analisis SWOT digambarkan ke

dalam Matriks SWOT dengan 4 kemungkinan alternatif strategi, yaitu

stategi kekuatan-peluang (S-O strategies), strategi kelemahan-peluang (W-

O strategies), strategi kekuatan-ancaman (S-T strategies), dan strategi

kelemahan-ancaman (W-T strategies). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada gambar berikut :

Tabel 3. Matriks SWOT

Strenght (S)

Menentukan 5-10

faktor-faktor kekuatan internal

Weakness (W)

Menentukan 5-10

faktor-faktor kelemahan

internal

Opportunities

(O)

Menentukan 5-

10 faktor-faktor

peluang eksternal

Strategi S-O

Menciptakan strategi

yang menggunakan kekuatan

untuk memanfaatkan peluang

Strategi W-O

Menciptakan strategi

yang meminimalkan

kelemahan untuk

memanfaatkan peluang

Threats (T)

Menentukan 5-

10 faktor-faktor

ancaman eksternal

Strategi S-T

Menciptakan strategi

yang menggunakan kekuatan

untuk mengatasi ancaman

Strategi W-T

Menciptakan strategi

yang meminimalkan

kelemahan dan menghindari

Page 31: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

31

ancaman

Sumber : Rangkuti, 2001 Delapan tahapan dalam penentuan alternatif strategi yang dibangun

melalui matriks SWOT adalah sebagai berikut :

a. Menuliskan peluang faktor eksternal kunci dalam pemasaran anyaman

tikar.

b. Menuliskan ancaman faktor eksternal kunci dalam pemasaran anyaman

tikar.

c. Menuliskan kekuatan faktor internal kunci dalam pemasaran anyaman

tikar.

d. Menuliskan kelemahan faktor internal kunci dalam usaha anyaman

tikar.

e. Mencocokkan kekuataan faktor internal dengan peluang faktor

eksternal dan mencatat Strategi S-O dalam sel yang sudah ditentukan.

f. Mencocokkan kelemahan faktor internal dengan peluang faktor

eksternal dan mencatat Strategi W-O dalam sel yang sudah ditentukan.

g. Mencocokkan kekuatan faktor internal dengan ancaman faktor

eksternal dan mencatat Strategi S-T dalam sel yang sudah ditentukan.

h. Mencocokkan kelemahan faktor internal dengan ancaman faktor

eksternal dan mencatat Strategi W-T dalam sel yang sudah ditentukan.

3. Prioritas Strategi

Menentukan prioritas strategi dalam pemasaran anyaman tikar di

Kabupaten Wonogiri menggunakan analisis Matriks QSP. Matriks QSP

digunakan untuk memilih strategi terbaik yang paling cocok dengan

lingkungan eksternal dan internal. Alternatif strategi yang memiliki nilai

total daya tarik terbesar merupakan strategi yang paling baik.

Tabel 4. Matriks QSP

Alternatif Strategi

Strategi I Strategi 2 Strategi 3 Faktor Faktor

Kunci Bobot

AS TAS AS TAS AS TAS Faktor-Faktor Kunci Internal

Total Bobot

Page 32: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

32

Faktor-Faktor Kunci Eksternal

Total Bobot

Jumlah Total Nilai Daya Tarik Sumber : David, 2004

Enam tahapan dalam pembuatan matriks QSP yang harus dilakukan

adalah sebagai berikut :

a. Membuat daftar peluang/ancaman dari faktor eksternal dan kekuatan/

kelemahan faktor internal.

b. Memberi bobot pada setiap faktor dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0

(amat penting). Bobot menunjukkan kepentingan relatif dari faktor

tersebut. Jumlah seluruh bobot yang diberikan harus sama dengan 1,0.

c. Memeriksa matriks SWOT dan mengenali strategi-strategi alternatif

yang harus dipertimbangkan untuk diterapkan.

d. Menentukan Nilai Daya Tarik (AS) yang didefinisikan sebagai angka

yang menunjukkan daya tarik relatif masing-masing strategi pada

suatu rangkaian alternatif tertentu. Nilai Daya Tarik ditentukan

dengan memeriksa masing-masing faktor eksternal atau faktor

internal, satu per satu, sambil mengajukan pertanyaan, “Apakah

faktor ini mempengaruhi pilihan strategi yang dibuat?” Jika jawaban

atas pertanyaan tersebut adalah ya, maka strategi tersebut harus

dibandingkan secara relatif dengan faktor kunci. Khususnya, Nilai

Daya Tarik harus diberikan pada masing-masing strategi untuk

menunjukkan daya tarik relatif suatu strategi terhadap yang lain,

dengan mempertimbangkan faktor tertentu. Cakupan Nilai Daya

Tarik adalah : 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = wajar

menarik; dan 4 = sangat menarik. Jika jawaban atas pertanyaan

tersebut adalah tidak, hal tersebut menunjukkan bahwa masing-

masing faktor kunci tidak mempunyai pengaruh atas pilihan khusus

yang dibuat.

e. Menghitung TAS (Total Nilai Daya Tarik). Total Nilai Daya Tarik

didefinisikan sebagai hasil mengalikan bobot (langkah b) dengan

Page 33: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

33

Nilai Daya Tarik di masing-masing baris (langkah d). Total Nilai

Daya Tarik menunjukkan daya tarik relatif dari masing-masing

strategi alternatif, dengan hanya mempertimbangkan dampak dari

faktor keberhasilan krisis eksternal atau internal yang berdekatan.

Semakin tinggi Nilai Total Daya Tarik, semakin menarik strategi

alternatif tersebut.

f. Menghitung Jumlah Total Nilai Daya Tarik. Jumlah Total Nilai Daya

Tarik (STAS) mengungkapkan strategi yang paling menarik dalam

rangkaian alternatif. Besarnya perbedaan antara Jumlah Total Nilai

Daya Tarik suatu rangkaian strategi-strategi alternatif menunjukkan

tingkat relatif dikehendakinya suatu strategi daripada yang lain.

Page 34: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

34

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Alam

1. Letak Geografis dan Wilayah Administratif

Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu kabupaten di Provinsi

Jawa Tengah yang terletak antara 7°32’-8°15’ Lintang Selatan dan

110°41’-111°18’ Bujur Timur, berada 32 km di sebelah selatan Kota

Solo, sementara jarak dengan ibukota propinsi (Kota Semarang) sejauh

133 km. Kabupaten Wonogiri terdiri dari wilayah dataran, wilayah

pegunungan dan wilayah pantai. Wilayah pegunungan memanjang dari

sisi selatan sampai ke timur dan wilayah pantai berada di sisi selatan

Kabupaten Wonogiri. Dengan kondisi geografis ini, maka Kabupaten

Wonogiri mempunyai sejumlah obyek wisata alam berupa pantai dan air

terjun. Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Wonogiri adalah sebagai

berikut :

Sebelah utara

Sebelah timur

Sebelah selatan

Sebelah barat

:

:

:

:

Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar

Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Ponorogo

(Jawa Timur)

Kabupaten Pacitan (Jawa Timur) dan Samudra

Indonesia

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Kabupaten Wonogiri memiliki luas wilayah 182.236,02 ha, yang

secara administratif terbagi menjadi 25 kecamatan dengan 43 kelurahan

dan 251 desa. Kecamatan Pracimantoro merupakan kecamatan yang

terluas, yaitu seluas 14.214,32 ha serta memilki jumlah desa terbanyak

yaitu 17 desa. Kecamatan Puhpelem merupakan kecamatan yang

memiliki luas wilayah tersempit diantara kecamatan lain di Kabupaten

Wonogiri yang terdiri dari 5 desa. Berikut ini merupakan data yang

menunjukkan jumlah kelurahan, jumlah desa, dan luas kecamatan di

Kabupaten Wonogiri :

33

Page 35: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

35

Tabel 5. Jumlah Kelurahan, Jumlah Desa dan Luas Kecamatan di Kabupaten Wonogiri

No. Kecamatan Jumlah Kelurahan

Jumlah Desa

Luas (ha)

Persentase (%)

1. Pracimantoro 1 17 14.214,32 7,80 2. Paranggupito 0 8 6.475,42 3,55 3. Giritontro 2 5 6.163,22 3,38 4. Giriwoyo 2 14 10.060,13 5,52 5. Batuwarno 1 7 5.165,00 2,84 6. Karangtengah 0 5 8.459,00 4,64 7. Tirtomoyo 2 12 9.301,08 5,10 8. Nguntoronadi 2 9 8.040,51 4,42 9. Baturetno 0 13 8.910,38 4,88 10. Eromoko 2 13 12.035,86 6,60 11. Wuryantoro 2 6 7.260,77 3,98 12. Manyaran 2 5 8.164,43 4,48 13. Selogiri 1 10 5.017,98 2,75 14. Wonogiri 6 9 8.292,36 4,55 15. Ngadirojo 2 9 9.325,55 5,11 16. Sidoharjo 2 10 5.719,70 3,18 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.

Jatiroto Kismantoro Purwantoro Bulukerto Puhpelem Slogohimo Jatisrono Jatipurno Girimarto

2 2 2 1 1 2 2 2 2

13 8

13 9 5

15 15 9

12

6.277,36 6.986,11 5.952,78 4.051,84 3.161,54 6.414,79 5.002,74 5.546,40 6.236,68

3,44 3,83 3,27 2,22 1,74 3,52 2,74 3,04 3,42

Jumlah 43 251 182.236,02 100,00

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonogiri Tahun 2008

Tabel 5 menunjukkan bahwa wilayah kecamatan terluas memiliki

luas 7,8% dari seluruh luas Kabupaten Wonogiri yaitu Kecamatan

Pracimantoro, sedangkan wilayah tersempit memiliki luas wilayah 1,72%

dari seluruh luas wlayah Kabupaten Wonogiri yaitu Kecamatan

Puhpelem. Perbedaan luas wilayah yang cukup mencolok ini disebabkan

wilayah Wonogiri yang tidak rata serta bergunung-gunung.

2. Topografi Daerah

Topografi daerah di Kabupaten Wonogiri sebagian besar tanahnya

berbukit berupa pegunungan kapur terutama di bagian selatan, termasuk

Page 36: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

36

jajaran pegunungan seribu yang merupakan mata air dari Bengawan

Solo. Topografi wilayah Kabupaten Wonogiri pada umumnya tidak rata,

dengan kemiringan rata-rata 30°. Kabupaten Wonogiri memiliki

ketinggian tempat yang cukup bervariasi antar wilayah kecamatan, yaitu

mulai dari ketinggian 101 m dpl (meter di atas permukaan laut) sampai

dengan > 600 m dpl. Tabel 6 berikut menyajikan ketinggian daerah

beserta luas wilayahnya di Kabupaten Wonogiri :

Tabel 6. Luas Wilayah Kabupaten Wonogiri Berdasarkan Ketinggian dari Permukaan Laut

No. Ketinggian (m dpl) Luas (ha) Persentase (%) 1. 101 - 300 133.978,05 73,52 2. 301 - 600 39.798,97 21,84 3. ≥ 601 8.459,00 4,64

Jumlah 182.236,02 100,00

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonogiri Tahun 2008

Berdasarkan ketinggian tempat pada Tabel 6, dapat dikatakan

bahwa sebagian besar wilayah Kabupaten Wonogiri berada pada

ketinggian antara 101 - 300 m dpl, yang meliputi 17 kecamatan yaitu

Kecamatan Wonogiri, Kecamatan Selogiri, Kecamatan Ngadirojo,

Kecamatan Nguntoronadi, Kecamatan Wuryantoro, Kecamatan

Manyaran, Kecamatan Eromoko, Kecamatan Pracimantoro, Kecamatan

Baturetno, Kecamatan Giritontro, Kecamatan Paranggupito, Kecamatan

Giriwoyo, Kecamatan Batuwarno, Kecamatan Tirtomoyo, Kecamatan

Jatipurno, Kecamatan Purwantoro dan Kecamatan Bulukerto. Wilayah di

Kabupaten Wonogiri yang memiliki ketinggian antara 301-600 m dpl

terdiri dari 7 kecamatan, yaitu Kecamatan Jatisrono, Kecamatan

Sidoharjo, Kecamatan Girimarto, Kecamatan Jatiroto, Kecamatan

Slogohimo, Kecamatan Kismantoro dan Kecamatan Puhpelem. Dan

wilayah di Kabupaten Wonogiri yang memiliki ketinggian ≥ 601 m dpl

adalah Kecamatan Karangtengah. Dengan topografi daerah yang tidak

rata, perbedaan antara satu kawasan dengan kawasan lain membuat

kondisi sumber daya alam yang potensial di masing-masing daerah juga

berbeda.

Page 37: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

37

Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Wonogiri, yaitu aluvial,

litosol, regosol, andesol, grumusol, mediterian, dan latosol. Kondisi tanah

yang berbeda-beda demikian mengakibatkan penggunaan tanah yang

berbeda-beda pula. Luas lahan di Kabupaten Wonogiri pada tahun 2008

menurut penggunaannya disajikan pada Tabel 7 berikut ini :

Tabel 7. Luas Lahan Menurut Penggunaannya di Kabupaten Wonogiri Tahun 2008

No. Jenis Penggunaan Tanah Luas (ha) Persentase (%) 1. Sawah 32.236 17,70 2. Tegal 68.434 37,55 3. Bangunan/Pekarangan 28.252 15,50 4. Hutan Negara 15.769 8,65 5. Hutan Rakyat 7.288 4,00 6. Lain-lain 30.257 16,60

Jumlah 182.236 100,00

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonogiri Tahun 2008

Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa penggunaan lahan

terbesar di Kabupaten Wonogiri dimanfaatkan untuk tanah tegal yang

luasnya mencapai 37,55% dari luas lahan seluruhnya. Penggunaan lahan

untuk sawah menepati urutan kedua, yaitu sebesar 17,7% dari luas lahan

seluruhnya. Persentase penggunaan lahan yang ada menunjukkan bahwa

sebagian besar lahan di Kabupaten Wonogiri masih digunakan untuk

pertanian sehingga akan mendukung perkembangan usaha agroindustri di

Kabupaten Wonogiri dengan ketersediaan bahan baku yang memadai.

3. Keadaan Iklim dan Cuaca

Kabupaten Wonogiri memiliki iklim tropis, dengan dua musim

yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Temperatur di Kabupaten

Wonogiri berkisar antara 24ºC - 32ºC. Berdasarkan data pada tahun

2008, suhu udara rata-rata di Kabupaten Wonogiri sebesar 26,47oC

dengan kelembaban udara rata-rata sebesar 87,81oC. Data mengenai

jumlah curah hujan dan jumlah hari hujan di Kabupaten Wonogiri tahun

2008 dapat dilihat pada Tabel 9 dibawah ini :

Page 38: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

38

Tabel 8. Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan di Kabupaten Wonogiri tahun 2008

No Bulan Curah Hujan (mm) Hari Hujan (hari) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

352,08 558,72 456,32 187,64 40,60 23,76 0,00 1,20 1,04

197,00 510,36 143,92

11,60 16,08 15,20 8,24 2,80 0,48 0,00 0,16 0,12 6,36

12,88 8,36

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonogiri Tahun 2008

Tabel 8 menunjukkan bahwa curah hujan tahunan rata-rata yang

tertinggi di Kabupaten Wonogiri pada tahun 2008 adalah pada bulan

Februari yaitu 558,72 mm dengan 16 hari hujan. Curah hujan tahunan

rata-rata terendah di Kabupaten Wonogiri tahun 2008 terjadi pada bulan

Juli yaitu 0 mm dengan 0 hari hujan atau tidak ada hujan sama sekali.

B. Keadaan Penduduk

1. Pertumbuhan Penduduk

Jumlah penduduk di wilayah Kabupaten Wonogiri dari tahun ke

tahun selalu mengalami perubahan disebabkan adanya kelahiran,

kematian, dan migrasi penduduk. Berikut ini tabel yang menunjukkan

perkembangan jumlah penduduk dari tahun 2005-2009 :

Tabel 9. Perkembangan Penduduk Kabupaten Wonogiri Tahun 2005-2009

No. Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) 1. 2005 1.121.454 2. 2006 1.127.907 3. 2007 1.181.114 4. 5.

2008 2009

1.212.677 1.234.880

Rata-rata 1.175.605

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonogiri Tahun 2009

Page 39: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

39

Tabel 9 mengenai perkembangan penduduk Kabupaten Wonogiri

menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk di Kabupaten Wonogiri dari

tahun 2005 sampai tahun 2009 selalu mengalami peningkatan. Pada

tahun 2005 penduduk di Kabupaten Wonogiri sejumlah 1.121.454 jiwa,

pada tahun 2006 mengalami peningkatan menjadi 1.127.907 jiwa, pada

tahun 2007 meningkat menjadi 1.181.114 jiwa, pada tahun 2008 menjadi

1.212.677 jiwa serta pada tahun 2009 menjadi 1.234.880 jiwa.

2. Keadaan Penduduk Menurut Kelompok Umur

Keadaan penduduk menurut kelompok umur bagi suatu daerah

dapat digunakan untuk mengetahui besarnya penduduk yang produktif

dan penduduk yang non produktif, yang pada akhirnya akan dapat

diketahui Angka Beban Tanggungan (ABT) dari daerah tersebut. Angka

Beban Tanggungan (ABT) atau Dependency Ratio yaitu angka yang

menunjukkan jumlah penduduk pada usia tidak produktif yang harus

ditanggung oleh setiap penduduk usia produktif di suatu wilayah .

Menurut Mantra (2003), kelompok umur 0-14 tahun dianggap

sebagai kelompok penduduk belum produktif secara ekonomis,

kelompok penduduk umur 15-64 tahun sebagai kelompok produktif dan

kelompok penduduk umur 65 tahun ke atas sebagai kelompok penduduk

yang sudah tidak produktif. Penghitungan besarnya Angka Beban

Tanggungan (ABT) suatu wilayah dapat diukur dengan menggunakan

rumus sebagai berikut :

ABT = kxthumurPenduduk

thumurPendudukthumurPenduduk)6415(

)65()140(-

>+-

Keterangan :

k = Konstanta, yang besarnya adalah 100

Keadaan penduduk Kabupaten Wonogiri menurut kelompok umur

dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini :

Page 40: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

40

Tabel 10. Keadaan Penduduk Kabupaten Wonogiri Menurut Kelompok Umur Tahun 2009

No. Umur (thn) Jumlah (jiwa) Persentase (%) ABT 1. 0-14 251.811 20,40 2. 15-64 852.003 68,99 3. ≥65 131.066 10,61

Jumlah 1.234.880 100,00

44,94

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Wonogiri Tahun 2009

Tabel 10 diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk menurut

kelompok umur yang terbesar di Kabupaten Wonogiri adalah kelompok

umur 15-64 tahun, sekaligus merupakan kelompok penduduk produktif,

sebanyak 852.003 jiwa atau sebesar 68,99% dari jumlah penduduk di

Kabupaten Wonogiri seluruhnya. Kelompok penduduk tidak produktif

(kelompok umur 0-14 tahun dan kelompok umur ≥ 65 tahun) di

Kabupaten Wonogiri sejumlah 382.877 jiwa, atau sebesar 31,01% dari

jumlah penduduk Kabupaten Wonogiri seluruhnya. Berdasarkan data

tersebut, maka dapat dihitung besarnya Angka Beban Tanggungan (ABT)

di Kabupaten Wonogiri, yaitu :

ABT di Kabupaten Wonogiri = 100852003382877

x = 44,94

Angka Beban Tanggungan (ABT) di Kabupaten Wonogiri yang

diperoleh, yaitu sebesar 44,94, berarti bahwa setiap 100 orang penduduk

usia produktif di Kabupaten Wonogiri harus menanggung atau memberi

penghidupan kepada 45 orang penduduk usia tidak produktif.

3. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Keadaan penduduk menurut jenis kelamin yang sering disebut

dengan Sex ratio merupakan angka perbandingan antara jumlah

penduduk perempuan dan laki-laki. Dalam menentukan besarnya sex

ratio perlu diketahui komposisi penduduk menurut jenis kelamin. Sex

ratio (SR), yaitu angka/bilangan yang menunjukkan banyaknya

penduduk laki-laki terhadap 100 penduduk perempuan. Untuk

mengetahui nilai Sex Ratio dengan cara :

Page 41: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

41

SR = kxFM

Keterangan :

S = Sex ratio

M = Jumlah penduduk laki-laki

F = Jumlah penduduk perempuan

k = Konstanta, yang besarnya adalah 100

(Mantra, 2003).

Berikut ini data yang menunjukkan keadaan penduduk di

Kabupaten Wonogiri menurut jenis kelamin.

Tabel 11. Keadaan Penduduk Kabupaten Wonogiri Menurut Jenis Kelamin Tahun 2009

No. Jenis Kelamin Jumlah (jiwa)

Persentase (%)

Sex Ratio

1 Laki-laki 620.385 50,24 2 Perempuan 614.495 49,76

Jumlah 1.234.880 100,00

100,96

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Wonogiri Tahun 2009

Tabel 11 menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki di

Kabupaten Wonogiri pada tahun 2009 lebih banyak dari jumlah

penduduk perempuan, namun perbedaan tersebut tidak terlalu jauh yang

ditunjukkan dengan persentase yang hanya selisih 0,48%, di mana untuk

penduduk laki-laki sebesar 50,24% atau sebanyak 620.385 jiwa, dan

penduduk perempuan sebesar 49,76% atau sebanyak 614.495 jiwa dari

keseluruhan penduduk Kabupaten Wonogiri.

Sex Ratio di Kabupaten Wonogiri = 100614495620385

x

= 100,96

Berdasarkan nilai Sex Ratio yang diperoleh, yaitu sebesar 100,96,

menunjukkan bahwa setiap 100 orang penduduk perempuan di

Kabupaten Wonogiri terdapat 101 orang penduduk laki-laki.

Page 42: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

42

4. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Keadaan penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat

menggambarkan kesejahteraan penduduk suatu daerah. Keadaan mata

pencaharian penduduk di suatu daerah dipengaruhi oleh keadaan alam

dan sumber daya yang ada, serta keadaaan sosial ekonomi masyarakat

seperti keterampilan, tingkat pendidikan, lapangan pekerjaan, dan modal

yang tersedia.. Keadaan penduduk berdasarkan mata pencaharian di

Kabupaten Wonogiri ditunjukkan pada Tabel 12 berikut ini :

Tabel 12. Keadaan Penduduk Kabupaten Wonogiri Menurut Mata Pencaharian Tahun 2009

No. Mata Pencaharian Jumlah (jiwa) Persentase (%) 1. Belum/Tidak Bekerja 135.685 10,99 2. Industri 15.687 1,27 4. Konstruksi 6.928 0,56 5. Mengurus Rumah Tangga 122.877 9,95 6. Pedagang 69.380 5,62 7. Petani 371.424 30,08 8. Peternak 1.028 0,08 9. Pelajar/Mahasiswa 52.302 4,24 10. PNS 14.659 1,19 11. TNI dan POLRI 1.793 0,14 12. Pensiunan 7.783 0,63 13. Transportasi 9.693 0,78 14. Lain-lain 425.641 34,47

Jumlah 1.234.880 100,00

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Wonogiri Tahun 2009

Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahwa mata pencaharian

penduduk Kabupaten Wonogiri terbesar adalah lain-lain yang bermata

pencaharian selain yang disebutkan dalam tabel, yaitu sejumlah 425.641

jiwa atau 34,47% dari seluruh jumlah penduduk Kabupaten Wonogiri.

Mata pencaharian lain-lain tersebut diantaranya adalah dari sektor jasa,

seperti karyawan atau pegawai, pembantu rumah tangga, dokter, guru,

swasta, dan lain-lain. Mata pencaharian yang mempunyai persentase

terbesar kedua adalah sektor pertanian, yaitu sebesar 30,08%, hal tersebut

menunjukkan bahwa pertanian memegang peranan yang cukup penting

Page 43: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

43

dalam perekonomian daerah Kabupaten Wonogiri terutama dalam

penyerapan tenaga kerja. Banyaknya penduduk yang bekerja di sektor

pertanian diharapkan mampu mendorong perkembangan industri yang

berbahan baku dari hasil–hasil pertanian karena terjaminnya ketersediaan

bahan baku yang digunakan untuk usahanya. Mata pencaharian sebagai

peternak menempati persentase yang paling kecil, yaitu sebesar 1.028

jiwa atau 0,08% dari jumlah seluruh penduduk Kabupaten Wonogiri.

5. Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk per satuan unit

wilayah, atau dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut :

Kepadatan Penduduk = )(

)(2kmhLuasWilaya

jiwailayahudukSuatuWJumlahPend

(Mantra, 2003).

Laju kepadatan penduduk di Kabupaten Wonogiri dari tahun 2005

sampai tahun 2009 ditunjukkan pada Tabel 13 di bawah ini :

Tabel 13. Kepadatan Penduduk Kabupaten Wonogiri Tahun 2005-2009

No Tahun Jumlah Penduduk

(Jiwa) Luas Daerah

(km2) Kepadatan Penduduk

(Jiwa/Km2) 1. 2005 1.121.454 1.822,36 615 2. 2006 1.127.907 1.822,36 619 3. 2007 1.181.114 1.822,36 648 4. 2008 1.212.677 1.822,36 665 5. 2009 1.234.880 1.822,36 678

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonogiri Tahun 2009 dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Wonogiri

Tabel 13 menunjukkan adanya peningkatan kepadatan penduduk

dari tahun ke tahun. Pada tahun 2005 kepadatan penduduk di Kabupaten

Wonogiri sebesar 615 jiwa/km2, tahun 2006 mengalami peningkatan

menjadi 619 jiwa/km2, pada tahun 2007 meningkat lagi menjadi 648

jiwa/km2, pada tahun 2008 juga mengalami peningkatan menjadi 665

jiwa/km2, dan pada tahun 2009 peningkatan terjadi sampai 678jiwa/km2.

Meningkatnya kepadatan penduduk di Kabupaten Wonogiri ini dapat

menimbulkan berbagai masalah, diantaranya adalah masalah penggunaan

Page 44: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

44

lahan. Peningkatan kepadatan penduduk menyebabkan banyak lahan

pertanian yang beralih fungsi menjadi permukiman, maka penggunaan

lahan untuk lahan pertanian akan semakin berkurang.

6. Keadaan Penduduk Menurut Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang berperan penting

dalam pembangunan suatu daerah. Tingkat pendidikan akan berbanding

lurus dengan perkembangan suatu daerah. Pendidikan dipengaruhi antara

lain oleh kesadaran pentingnya pendidikan dan keadaan sosial ekonomi

serta sarana pendidikan yang ada. Berikut ini data mengenai keadaan

penduduk Kabupaten Wonogiri menurut tingkat pendidikan tahun 2009 :

Tabel 14. Keadaan Penduduk Kabupaten Wonogiri Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2009

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase (%) 1. Tidak/Belum Sekolah 218.674 17,71 2. Tidak Tamat SD/Sederajat 185.202 15,00 4. Tamat SD/ Sederajat 461.546 37,38 5. Tamat SLP/ Sederajat 187.309 15,17 6. Tamat SLA/Sederajat 150.755 12,21 7. Tamat D1/D2 6.425 0,52 8. Tamat D3 9.197 0,74 9. Tamat D4/S1 14.962 1,21 10. Tamat S2 734 0,06 11. Tamat S3 76 0,01

Jumlah 1.234.880 100,00

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Wonogiri Tahun 2009

Tabel 14 menunjukkan bahwa meningkatnya jenjang pendidikan di

Kabupaten Wonogiri, jumlah penduduk yang menempuh pendidikan

cenderung semakin menurun atau mengerucut. Sebagian besar penduduk

di Kabupaten Wonogiri berpendidikan tamat Sekolah Dasar

(SD)/sederajat, yaitu sebesar 461.546 jiwa atau 37,38% dari jumlah

seluruh penduduk di Kabupaten Wonogiri. Walaupun demikian, dapat

dikatakan tingkat pendidikan di Kabupaten Wonogiri cukup baik karena

sebagian besar penduduk telah mengenyam pendidikan.

Page 45: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

45

Tinggi rendahnya tingkat pendidikan seseorang dapat

mempengaruhi pola pikir orang tersebut sehingga memiliki pandangan

dan pengetahuan yang lebih luas. Pengrajin anyaman tikar di Kabupaten

Wonogiri sebagian besar hanya berpendidikan sampai pada tingkat SD

atau SLTP saja, namun dengan tingkat pendidikan yang tidak terlalu

tinggi tersebut, usaha anyaman tikar masih dapat bertahan hingga saat ini

karena di dukung dengan ketlatenan dan keterampilan pengrajin dalam

menganyam serta adanya pemanfaatan waktu luang di luar pekerjaan

pokok mereka sebagai petani.

C. Keadaan Sarana Perekonomian

1. Keadaan Sarana Perhubungan

Kegiatan perekonomian di suatu daerah mempunyai kaitan erat

dengan keadaan sarana perhubungan yang dimiliki daerah tersebut.

Kelancaran perekonomian suatu daerah didukung oleh sarana

perhubungan yang ada di daerah tersebut. Salah satu sarana perhubungan

yang sangat penting dalam mendukung kelancaran kegiatan

perekonomian adalah jalan. Jalan merupakan prasarana pokok dalam

kelancaran arus barang dan jasa serta mobilitas penduduk antar wilayah.

Kondisi jalan yang baik akan memperlancar arus distribusi barang

dan jasa dari produsen baik dari satu daerah maupun antar daerah. Oleh

karena itu sebagai upaya membangun suatu daerah sudah seharusnya

daerah tersebut membenahi kondisi jalan sehingga akses daerah tersebut

juga semakin baik. Hal ini akan menjadi perhatian penting terlebih pada

daerah yang masih mengandalkan pertanian sebagai penopang

perekonomian mengingat sifat produk pertanian yang cepat rusak

sehingga kelancaran distribusi harus ditingkatkan. Tabel 15 berikut

menunjukkan panjang jalan di Kabupaten Wonogiri menurut status jalan,

jenis permukaan dan kondisi jalan :

Page 46: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

46

Tabel 15. Panjang Jalan Menurut Status Jalan, Jenis Permukaan dan Kondisi Jalan di Kabupaten Wonogiri Tahun 2008

Jalan Negara

Jalan Provinsi

Jalan Kabupaten

No

Uraian

Panjang (km)

% Panjang (km)

% Panjang (km)

%

1. Jenis Permukaan 35,52 100 160,26 100 1029,62 100 a. Diaspal 35,52 100 160,26 100 801,49 77,85 b. Kerikil 0,00 0 0,00 0 180,53 17,53 c. Tanah 0,00 0 0,00 0 6,00 0,58 d. Beton 0,00 0 0,00 0 41,60 4,04

2. Kondisi Jalan 35,52 100 160,26 100 1029,62 100 a. Baik 5,35 15,06 19,07 11,89 623,19 60,52 b. Sedang 26,17 73,68 136,92 85,45 333,89 32,43 c. Rusak

d. Rusak Berat 4,00 0,00

11,26 0,00

4,27 0,00

2,660,00

67,145,40

6,520,53

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonogiri Tahun 2008

Tabel 15 menunjukkan bahwa status jalan di Kabupaten Wonogiri

terbagi menjadi jalan negara, jalan provinsi dan jalan kabupaten. Jalan

yang terpanjang adalah jalan kabupaten, yaitu sepanjang 1.029,62 km.

Menurut jenis permukaannya, sebagian besar jalan kabupaten telah

diaspal yaitu sejumlah 77,85% dari total panjang jalan kabupaten

seluruhnya, 17,53% jenis permukaan jalan berupa kerikil, 4,04% berupa

beton, dan 0,58% masih berupa tanah. Dan menurut kondisi jalannya,

sebagian besar jalan kabupaten dalam kondisi baik yaitu sebesar 60,52%

dari total panjang jalan kabupaten seluruhnya, 32,43% jalan kabupaten

dalam kondisi sedang, 6,52% dalam kondisi rusak, dan 0,53% dalam

kondisi rusak berat. Jalan kabupaten yang sebagian besar kondisinya baik

dan telah diaspal tersebut menunjukkan bahwa arus transportasi di

Kabupaten Wonogiri cukup lancar. Jalan kabupaten mempunyai

pengaruh terhadap pemasaran dan pendistribusian produk dari produsen

ke konsumen, mengingat pemasaran anyaman tikar di Kabupaten

Wonogiri masih dalam lingkup pasar lokal dan belum sampai pemasaran

ke luar kota/ke luar kabupaten.

Jalan provinsi di Kabupaten Wonogiri mempunyai panjang 160,26

km dan jenis permukaannya berupa jalan aspal. Sebagian besar jalan

Page 47: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

47

dalam kondisi sedang sejumlah 73,68% dari total panjang jalan provinsi

seluruhnya, 15,06% dalam kondisi baik dan 11,26% dalam kondisi rusak.

Jalan di Kabupaten Wonogiri yang paling pendek adalah jalan negara,

yaitu sepanjang 35,52 km dan telah diaspal, dengan sebagian besar jalan

dalam kondisi sedang sejumlah 85,45% dari total panjang jalan negara

seluruhnya, 11,89% dalam kondisi baik dan 2,66% dalam kondisi rusak.

2. Keadaan Sarana Perdagangan

Keadaan perekonomian yang maju juga didukung dengan adanya

sarana perekonomian yang memadai di daerah tersebut, salah satunya

adalah sarana perdagangan. Sarana perdagangan sangat menunjang

kelancaran kegiatan perekonomian suatu daerah sehingga dapat

meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat.

Sarana perdagangan yg ada pada suatu dareah akan dapat berfungsi

dengan baik jika ada dukungan dari sarana dan prasarana lain termasuk

sarana transportasi seperti jalan, jembatan, bus, truk, angkutan, dan lain-

lain. Oleh karena itu, perlu upaya revitalisasi pasar sebagai sarana

perdagangan utama. Pada Tabel 16 berikut menunjukkan keadaan sarana

perdagangan yang terdapat di Kabupaten Wonogiri :

Tabel 16. Sarana Perdagangan di Kabupaten Wonogiri

No Sarana Perdagangan Jumlah 1. 2. 3.

Pasar Umum Pasar Desa Pasar Hewan

28 68 9

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonogiri Tahun 2008

Tabel 16 menunjukkan bahwa jumlah pasar umum di Kabupaten

Wonogiri sebanyak 28 unit dan jumlah pasar desa sebanyak 68 unit,

dengan banyaknya jumlah pasar yang ada di Kabupaten Wonogiri maka

akan memudahkan kegiatan pemasaran anyaman tikar dari produsen ke

konsumen.

D. Keadaan Pertanian

Lahan pertanian di Kabupaten Wonogiri adalah berupa lahan sawah dan

lahan kering yang ditanami berbagai macam komoditi pertanian. Tabel 17

Page 48: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

48

berikut ini menunjukkan tentang perincian penggunaan lahan pertanian di

Kabupaten Wonogiri tahun 2008 :

Tabel 17. Perincian Penggunaan Lahan Pertanian di Kabupaten Wonogiri Tahun 2008

No Uraian Luas (ha) Persentase (%) 1.

Lahan Sawah a. Irigasi Teknis b. Irigasi Setengah Teknis c. Irigasi Sederhana d. Irigasi Desa e. Tadah Hujan f. Pasang Surut

31.925 5.672 6.816 9.615

944 8.245

633

17,55 3,12 3,75 5,28 0,52 4,53 0,35

2.

Lahan Kering a. Pekarangan/Bangunan b. Tegal/Kebun c. Padang Rumput d. Rawa (Tidak Ditanami) e. Tambak f. Tidak Diusahakan g. Hutan Rakyat h. Hutan Negara i. Perkebunan j. Lain-lain

150.000 28.252 68.434

199 506

2 83

7.288 15.769

484 28.983

82,45 15,53 37,62 0,11 0,29

0,001 0,04 4,00 8,66 0,27

15,93 Jumlah 181.925 100,00

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonogiri Tahun 2008

Berdasarkan Tabel 17, sebagian besar lahan di Kabupaten Wonogiri

berupa lahan kering yaitu seluas 150.000 ha atau sebesar 82,45% dari jumlah

seluruh luas lahan pertanian di Kabupaten Wonogiri. Penggunaan lahan kering di

Kabupaten Wonogiri sebagian besar untuk tegal/kebun sebesar 37,62%, untuk

lain-lain sebesar 15,93%, pekarangan/bangunan sebesar 15,53%, hutan

negara sebesar 8,66%, hutan rakyat sebesar 4%, rawa sebesar 0,29%,

perkebunan sebesar 0,27%, padang rumput sebesar 0,11%, tidak diusahakan

sebesar 0,04%, dan penggunaan lahan kering terkecil adalah untuk tambak

yaitu sebesar 0,001%. Penggunaan lahan pertanian di Kabupaten Wonogiri

sebagai lahan sawah meliputi 31.925 ha atau sebesar 17,55% dari luas

keseluruhan lahan pertanian di Kabupaten Wonogiri. Sebagian besar lahan

sawah di Kabupaten Wonogiri adalah lahan sawah dengan irigasi sederhana

yaitu sebesar 5,28%. Penggunaan lahan sawah yang lain adalah sawah tadah

Page 49: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

49

hujan sebesar 4,53%, sawah dengan irigasi setengah teknis sebesar 3,75%,

sawah irigasi teknis sebesar 3,12%, sawah dengan irigasi desa sebesar 0,52%,

dan sawah pasang surut sebesar 0,35%. Dengan persentase penggunaan lahan

untuk sawah yang cukup memadai sebagai tempat budidaya mendong sangat

menunjang dalam ketersediaan bahan baku anyaman tikar

E. Keadaan Perindustrian

Sektor industri sampai saat ini masih merupakan salah satu sektor yang

memberikan sumbangan dalam perekonomian Kabupaten Wonogiri. Salah

satu industri yang saat ini berkembang di Kabupaten Wonogiri adalah industri

kecil termasuk di dalamnya adalah anyaman tikar. Data mengenai kelompok

industri kecil potensial di Kabupaten Wonogiri dapat dilihat pada Tabel 18

berikut ini :

Tabel 18. Data Kelompok Industri Kecil Potensial di Kabupaten Wonogiri Tahun 2007

No. Uraian Jumlah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Jenis Industri (industri) Jumlah Unit Usaha (unit) Jumlah Tenaga Kerja (orang) Nilai Produksi (Rp) Nilai Mesin/Peralatan (Rp) Nilai Investasi (Rp) Nilai Penjualan/Tahun (Rp)

65 15.296 36.460

567.636.374 40.232.269

210.328.344 783.098.825

Sumber : Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Penanaman Modal Kabupaten Wonogiri Tahun 2007

Berdasarkan Tabel 18 diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2007,

terdapat 65 jenis usaha industri kecil potensial di Kabupaten Wonogiri, yang

jumlah unit usahanya tercatat sebanyak 15.296 unit dengan jumlah tenaga

kerja seluruhnya sebanyak 36.460 orang. Nilai produksi usaha industri kecil

tersebut sebesar Rp 567.636.374,00, dengan nilai mesin/peralatan sebesar

Rp 40.232.269,00, nilai investasi sebesar Rp 210.328.344,00, dan nilai

penjualan/tahunnya sebesar Rp 783.098.825,00. Salah satu jenis industri yang

ada di Kabupaten Wonogiri adalah anyaman tikar (Tabel 1) dan jumlah

industri anyaman tikar terbanyak berada di Kecamatan Puhpelem (Tabel 2).

Page 50: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

50

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Identitas Responden

Identitas responden dalam penelitian ini merupakan gambaran secara

umum tentang keadaan responden yang meliputi umur, lama pendidikan

formal dan lama mengusahakan. Pada penelitian ini responden yang dipilih

meliputi pengrajin anyaman tikar, pemasok bahan baku, pedagang pengumpul

selaku lembaga pemasaran, konsumen, serta pesaing yaitu pengusaha

anyaman tikar dari luar Kecamatan Puhpelem.

1. Responden Pengrajin Anyaman Tikar

Identitas responden pengrajin anyaman tikar di Kecamatan Puhpelem

Kabupaten Wonogiri dapat dilihat pada Tabel 19 berikut.

Tabel 19. Identitas Responden Pengrajin Anyaman Tikar di Kecamatan

Puhpelem Kabupaten Wonogiri

No Identitas Responden Rata-rata (th)

1.

2.

3.

Umur (tahun)

Lama pendidikan formal (tahun)

Lama mengusahakan anyaman tikar (tahun)

50

6

27

Sumber : Analisis Data Primer

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan pengrajin anyaman

tikar dalam mengelola usahanya antara lain umur, pendidikan dan

pengalaman usaha. Dari hasil penelitian mayoritas umur responden

pengrajin adalah 50 tahun yang menunjukkan bahwa umur pengrajin

masih tergolong usia produktif, lama pendidikan formal yang diikuti yaitu

6 tahun atau setingkat dengan lulusan Sekolah Dasar serta pengalaman

mengusahakan anyaman tikar rata-rata adalah 27 tahun. Umur, pendidikan

dan pengalaman usaha anyaman tikar akan mempengaruhi pola pikir

pengrajin sehingga akan berpengaruh pada pengambilan keputusan dalam

pengelolaan dan pemasaran anyaman tikar mereka.

Page 51: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

51

Pengrajin anyaman tikar melakukan kegiatan usaha menganyam

mendong menjadi anyaman tikar sebagai usaha sampingan. Keseluruhan

responden adalah wanita yang pekerjaan utamanya adalah petani.

Pengrajin melakukan usaha karena melihat pengrajin yang lebih dulu

menganyam serta terdorong ingin memanfaatkan waktu luang sekaligus

menambah pendapatan keluarga.

2. Identitas Responden Pemasok

Identitas responden pemasok yang dikaji dalam penelitian ini

meliputi: umur, lama pendidikan, dan pengalaman bekerja seperti pada

tabel berikut.

Tabel 20. Identitas Responden Pemasok Mendong

Responden N

o

Uraian

1 2 3

1

2

3

Umur (Tahun)

Lama Pendidikan

(Tahun)

Pengalaman Usaha

(Tahun)

45

6

20

49

4

20

4

6

6

1

5

Sumber : Analisis Data Primer

Tabel 20 dapat diketahui bahwa mayoritas umur responden pemasok

termasuk dalam umur produktif dengan tingkat pendidikan adalah 6 tahun

atau setingkat Sekolah Dasar (SD). Keseluruhan responden pemasok

mempunyai pengalaman bekerja sebagai pemasok mendong lebih dari 15

tahun. Dengan memiliki pengalaman bekerja mendukung para pemasok

untuk memiliki kemampuan dan pengetahuan dalam memasok mendong

sebagai bahan baku utama anyaman tikar kepada para pengrajin. Selain

itu, pemasok akan mengetahui karakteristik bahan baku yang diinginkan

pengrajin sehingga dapat berupaya memasok bahan baku sesuai keinginan

pengarajin. Kemampuan pemasok dalam mengatur pasokan bahan baku

49

Page 52: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

52

dapat menunjang ketersediaan bahan baku dan kontinyuitas produksi

anyaman tikar.

3. Identitas Responden Lembaga Pemasaran

Identitas responden pedagang pengumpul selaku lembaga pemasaran

dalam pemasaran anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri yang dikaji dalam

penelitian ini meliputi : umur, lama pendidikan, dan pengalaman usaha.

Adapun identitas responden seperti pada Tabel 21 berikut.

Tabel 21. Identitas Responden Pedagang Pengumpul Anyaman Tikar

Responden

o

Uraian

1 2 3

Umur (Tahun) 4

5

4

0

4

5

Lama Pendidikan (Tahun) 6 6 5

Pengalaman Usaha (Tahun) 1

5

1

0

1

5

Sumber : Analisis Data Primer

Tabel 21 dapat diketahui bahwa mayoritas umur responden pedagang

pengumpul anyaman tikar adalah 45 tahun yang termasuk dalam umur

produktif dengan tingkat pendidikan adalah 6 tahun atau setingkat dengan

SD. Sedangkan untuk pengalaman bekerja sebagai pedagang pengumpul

anyaman tikar adalah lebihdari 10 tahun. Dengan wawasan serta

pengetahuan yang dimiliki pedagang pengumpul selama

memperjualbelikan anyaman tikar dapat bermanfaat dalam rantai

pemasaran anyaman tikar. Kelancaran dalam pemasaran akan menunjang

keberadaan dan keberlanjutan usaha anyaman tikar.

4. Identitas Responden konsumen

Identitas responden konsumen pengguna anyaman tikar pada

penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 22. Identitas Responden Konsumen Anyaman tikar

Page 53: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

53

Responden

o

Uraian

1 2 3

Umur (Tahun) 5

0

4

8

4

5

Lama Pendidikan 9 9 6

Pengalaman menggunakan

(Tahun)

2

2

2

5

2

0

Sumber : Analisis Data Primer

Tabel 22 menunjukkan bahwa mayoritas umur responden konsumen

adalah 48 tahun yang berarti konsumen termasuk dalam usia produktif

untuk bekerja dan menghasilkan pendapatan sendiri sehingga mempunyai

kemampuan untuk membeli anyaman tikar. Selain itu Tabel 22 juga

menunjukkan bahwa mayoritas lama pendidikan responden konsumen

adalah 9 tahun yang berati tingkat pendidikan responden konsumen

setingkat SLTP sehingga konsumen mempunyai pertimbangan rasional

dalam memutuskan untuk menggunakan anyaman tikar. Dengan lamanya

pengalaman konsumen menggunakan anyaman tikar menunjukkan

kesetiaan konsumen dalam menggunakan anyaman tikar.

5. Identitas Responden konsumen

Responden pesaing pada penelitian ini adalah pengusaha anyaman

tikar dari luar Kecamatan puhpelem yaitu dari Kecamatan Bulukerto

Kabupaten Wonogiri. Adapun identitas respondennya seperti pada Tabel

23 berikut.

Tabel 23. Identitas Responden Pesaing Pengrajin Anyaman Tikar

No Uraian Rata-rata(Tahun)

1. Umur responden 48

2.

3.

Lama pendidikan Lama mengusahakan

6

22,4

Sumber : Analisis Data Primer

Page 54: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

54

Tabel 23 menunjukkan bahwa mayoritas umur responden pesaing

pengrajin anyaman tikar adalah 48 tahun yang menunjukkan responden

pesaing anyaman tikar termasuk dalam usia produktif untuk bekerja. Lama

pendidikan responden pesaing adalah 6 tahun yang menunjukkan

responden pesaing telah menyelesaikan tingkat pendidikan setingkat

Sekolah Dasar (SD). Selain itu pengalaman usaha selama 22,4 tahun

menjadikan responden pesaing memiliki kemampuan yang seimbang

dengan pengrajin anyaman tikar dalam pengelolaan usaha anyaman tikar.

B. Perumusan Strategi Pemasaran Anyaman Tikar di Kabupaten Wonogiri

1. Penentuan Tujuan Usaha

Setiap usaha berjalan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Sebagai

salah satu industri kecil yang masih menerapkan manajemen sederhana,

industri anyaman tikar ini belum menentukan visi, misi, serta tujuan usaha

secara jelas dan tertulis. Namun, pengrajin anyaman tikar di Kabupaten

Wonogiri menjalankan usaha anyaman tikar bertujuan untuk

meningkatkan pendapatan keluarga. Oleh karena itu pengrajin anyaman

tikar berusaha untuk meningkatkan laba usaha dengan menjaga

kontinyuitas serta meningkatkan kualitas produk mereka. Dengan

memanfaatkan waktu luang, para pengrajin menganyam mendong menjadi

tikar mendong. Hal ini didukung oleh kemampuan dan ketrampilan dalam

menganyam serta kemauan mereka memanfaatkan potensi mendong yang

ada di daerah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi

sehingga mendatangkan pendapatan yang lebih tinggi bagi pengusaha.

2. Analisis Faktor-Faktor Strategis

Strategi pemasaran anyaman tikar merupakan usaha untuk

meningkatkan pemasaran anyaman tikar baik di wilayah pemasaran

Kabupaten Wonogiri maupun wilayah pemasaran di luar Kabupaten

Wonogiri. Dengan menerapkan strategi pemasaran yang efektif diharapkan

mampu meningkatkan pendapatan pengrajin anyaman tikar. Perumusan

strategi pemasaran anyaman tikar diawali dengan menganalisis faktor

internal dan eksternal untuk mengidentifikasi faktor-faktor strategis yang

Page 55: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

55

menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam

pemasaran anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri.

a. Analisis Faktor Internal

Analisis faktor internal dilaksanakan untuk mengidentifikasi

kekuatan dan kelemahan dalam pemasaran anyaman tikar selama ini

sebagai bahan pertimbangan dalam perumusan alternatif strategi

pemasaran. Adapun faktor internal dalam pemasaran anyaman tikar di

Kabupaten Wonogiri yaitu:

1) Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan faktor yang penting dalam

kegiatan pemasaran. Kualitas sumber daya manusia yang

berkecimpung dalam usaha anyaman tikar akan berpengaruh pada

keputusan maupun kebijakan-kebijakan yang diambil pengrajin dalam

memasarkan produknya. Rata-rata sumber daya manusia yang

berkecimpung dalam usaha anyaman tikar mempunyai tingkat

pendidikan formal yang cukup rendah yaitu setingkat Sekolah Dasar

(SD). Kondisi ini akan mempengaruhi kemampuan pengrajin dalam

mengelola usaha anyaman tikar terutama pola pikir serta wawasan

dan pengetahuan para pengrajin. Namun, dengan pengalaman usaha

yang mereka miliki, para pengrajin mampu mengelola dan

mempertahankan usaha mereka hingga sekarang. Selain itu, dengan

ketlatenan serta semangat kerja yang kuat para pengrajin mampu

menghasilkan karya kerajinan anyaman tikar dari bahan baku

mendong yang dapat diterima pasar.

2) Pemasaran

Pemasaran merupakan kombinasi dari empat variabel atau inti

dari sistem pemasaran. Empat variabel tersebut menunjukkan bagian

yang berpengaruh pada pemasaran anyaman tikar di Kabupaten

Wonogiri. Adapun empat variabel tersebut adalah:

a) Produk

Page 56: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

56

Produk yang ditawarkan merupakan hasil anyaman dari

bahan baku berupa tanaman mendong menjadi anyaman tikar.

Kegunaan produk ini secara umum di masyarakat sebagai alas pada

saat pertemuan maupun alas tidur. Kualitas produk anyaman sering

dilihat berdasarkan kerapian dan kerapatan anyaman, kombinasi

serta kecerahan warna tikar, dan kelenturan anyaman. Selain itu,

dengan seleksi terhadap bahan baku yang digunakan dengan baik

berpengaruh pada kualitas anyaman yang dihasilkan Ukuran

anyaman tikar yang diproduksi adalah 2x3 m dan 1,5x2 m.

b) Harga

Harga merupakan variabel pemasaran yang berpengaruh

langsung terhadap laba yang diperoleh pengusaha. Pengrajin

menentukan patokan harga anyaman tikar berdasarkan ukuran

dengan pertimbangan biaya produksi serta laba yang diinginkan.

Pengaruh persaingan yang menuntut harga produk harus dapat

bersaing dengan produk yang lain menyebabkan pengrajin tidak

sembarangan dalam menetapkan harga. Namun demikian, harga

yang berlaku di pasar merupakan harga yang masih terjangkau oleh

konsumen. Harga di tingkat pengrajin berkisar Rp 40.000,- untuk 1

anyaman tikar ukuran 1,5x2 m. Sedangkan harga untuk 1 anyaman

tikar ukuran 2x3 m seharga Rp 60.000,-. Dengan harga tersebut

pengrajin mendapatkan laba sebesar Rp 20.000,00

c) Distribusi

Distribusi atau penyaluran produk anyaman tikar dari

pengrajin sebagai produsen kepada konsumen. Lancarnya arus

pendistribusian barang akan memperlancar penyampaian barang

tersebut ke tangan konsumen. Dalam pemasaran anyaman tikar ada

2 tipe saluran pemasaran yang digunakan yaitu :

Ø Saluran 1 ( Produsen Konsumen)

Dalam saluran pemasaran ini pengrajin tidak melakukan

pemasaran dari rumah ke rumah dengan tenaga penjual,

Page 57: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

57

melainkan para konsumen secara langsung datang ke pengrajin

dengan sistem pesanan. Jika anyaman sudah jadi konsumen

dapat mengambil ke tempat pengrajin atau pengrajin yang

mengantarkan tikar ke tempat konsumen sesuai kesepakatan.

Konsumen yang datang ke pengrajin ini berasal dari kalangan

warga setempat ataupun relasi pengusaha.

Ø Saluran 2 (Produsen Pedagang Pengumpul Konsumen )

Pada saluran pemasaran kedua ini pengrajin anyaman tikar

mendistribusikan tikar mereka ke pedagang tikar di pasar

Puhpelem dan Pasar Bulukerto. Selanjutnya para pedagang

menjualnya kepada konsumen baik di pasar tersebut maupun

pasar di daerah lain yaitu Ponorogo dan Sampung Jawa Timur.

Para pedagang memasarkan di stan-stan yang mereka miliki di

berbagai pasar sesuai hari pasaran.

d) Promosi

Promosi yang digunakan dalam pemasaran anyaman tikar di

kabupaten Wonogiri selama ini hanya mengandalkan media

komunikasi dari mulut ke mulut. Oleh karena itu, dalam hal

promosi pengrajin terbantu oleh pedagang serta konsumen. Selama

ini belum ada inovasi sistem promosi yang dilakukan pengrajin

dalam mengenalkan produk anyaman tikar ini ke masyarakat yang

lebih luas dengan memanfaatkan perkembangan teknologi

informasi yang ada.

3) Kondisi Keuangan

Keuangan merupakan salah satu indikator kondisi dan

keberjalanan suatu usaha. Sebagai bagian dari keuangan modal

merupakan komponen yang cukup pokok dalam setiap usaha

termasuk pada usaha anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri.

Keseluruhan pengrajin anyaman tikar menjalankan usaha ini dengan

mengandalkan modal pribadi yang jumlahnya terbatas. Untuk

mempersiapkan besarnya uang yang akan digunakan dalam usaha

Page 58: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

58

anayaman tikar terkadang mereka mengalami kesulitan. Hal ini

dikarenakan prosedur peminjaman yang terlalu rumit untuk

mendapatkan pinjaman dana dari lembaga keuangan maupun instansi

Pemerintah yang terkait menjadikan para pengrajin menggunakan

modal sendiri dalam menjalankan usahanya.

Dalam hal manajemen keuangan pengrajin anyaman tikar juga

masih menerapkan sistem manajemen yang sederhana. Pengrajin

hanya memperhitungkan aliran keuangan usaha mereka tanpa

mencatat atau membukukannya secara rapi dan terstruktur. Oleh

karena itu, pengrajin tidak dapat mengkalkulasi secara tepat

keuangan usaha anyaman tikarnya.

4) Produksi/Operasional

Produksi merupakan suatu rangkaian kegiatan untuk merubah

input menjadi output. Dalam proses produksi pembuatan anyaman

tikar membutuhkan waktu produksi yang cukup lama karena

prosesnya yang lama dalam beberapa tahapan proses serta kegiatan

menganyam merupakan pekerjaan yang cukup rumit dan butuh

ketelatenan dalam kegiatannya. Sebelum melakukan penganyaman

pengrajin terlebih dahulu melakukan seleksi bahan dengan

memisahkan mendong yang utuh serta mempunyai panjang yang

sama untuk mendapatkan kualitas bahan baku yang baik. kemudian

melakukan pewarnaan selanjutnya mendong dikeringkan terlebih

dahulu baru kemudian dilakukan penganyaman. Kurang fokusnya

pengarajin dalam mengelola usaha anyaman tikar karena hanya

menjadikannya sebagai usaha sampingan manyebabkan waktu yang

dibutuhkan untuk menganyam 1 anyaman tikar dibutuhkan waktu 8-

10 hari. Adapun alur pembuatan anyaman tikar dapat dilihat pada

gambar berikut:

Bahan Baku Tanaman Mendong

Pewarnaaan Mendong

Seleksi Bahan Baku

Dikeringkan

Page 59: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

59

Gambar 4. Pembuatan Anyaman Tikar

b. Analisis Faktor Eksternal

Analisis faktor eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-

faktor kunci di luar pengrajin yang menjadi peluang dan ancaman dalam

pemasaran anyaman tikar. Adapun hasil analisis faktor eksternal adalah

sebagai berikut :

1) Pemerintah

Pemerintah merupakan salah satu elemen kelembagaan

pendukung dalam kegiatan UMKM. Peran pemerintah cukup

strategis dan berpengaruh terhadap kebijakan-kebijakan yang yang

berkaitan dengan perkembangan UMKM. Pemerintah melalui Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi diharapakan dapat

berperan besar terhadap kemajuan UMKM di Kabupaten Wonogiri

termasuk pada usaha anyaman tikar ini. Adapun usaha-usaha yang

dilakukan pemerintah daerah untuk mendukung perkembangan

UMKM di Kabupaten Wonogiri adalah dengan melakukan

bimbingan-bimbingan terhadap proses produksi supaya produk

terlihat lebih menarik, memberi bantuan sarana produksi, pembuatan

brosur/leaflet profil tentang industri potensial, mengadakan pameran

dan promosi ke daerah lain serta mengadakan showroom untuk

memajang produk-produk dari UMKM binaan Dinas Perindustrian,

Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Wonogiri.

2) Konsumen

Konsumen membeli suatu barang dan jasa bertujuan untuk

memenuhi kebutuhannya. Demikian juga konsumen anyaman tikar

Page 60: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

60

di Kabupaten Wonogiri membeli anyaman tikar dengan karena untuk

memenuhi kebutuhan, yaitu menggunakan tikar sebagai alas tidur

ataupun untuk bersantai bersama keluarga. Masyarakat Kabupaten

Wonogiri yang masih sering mengadakan pertemuan baik pertemuan

keluarga maupun pertemuan masyarakat yang dilakukan dengan

membutuhkan tempat yang luas agar dapat menampung banyak

orang maka masyarakat menggunakan tikar sebagai alas. Oleh

karena itu, menjadikan tikar mendong masih diminati di Kabupaten

Wonogiri.

3) Pemasok

Pemasok merupakan orang yang berperan sebagai penyedia

bahan baku mendong untuk proses produksi anyaman tikar. Pasokan

berasal dari daerah sekitar Kecamatan Puhpelem. Para pengrajin

anyaman tikar mendapatkan bahan baku mendong dari petani yang

membudidayakan mendong kemudian memasoknya ke Pasar

Puhpelem. Harga mendong di pasar adalah Rp 7.000,-per ikat.

Kebutuhan bahan baku untuk anyaman tikar berukuran 2x3 m

sebanyak 4 ikat, sedangkan untuk anyaman tikar ukuran 1,5x2 m

membutuhkan bahan baku sebanyak 2 ikat mendong.

4) Pesaing

Pesaing pengrajin anyaman tikar berasal dari pengrajin sejenis

dari luar wilayah Kecamatan Puhpelem yaitu pengrajin dari

Kecamatan Bulukerto dan Purwantoro. Selain itu, persaingan juga

berasal dari adanya produk subtitusi berupa tikar berbahan plastik

dan karpet yang semakin luas pemasarannya serta dengan promosi

yang lebih intensif dan inovatif. Selain itu, produk subtitusi tersebut

juga menawarkan keunggulan produk mereka. Adanya persaingan

dalam pemasaran anyaman tikar menuntut pengrajin untuk dapat

menghasilkan produk yang mampu bersaing di pasar sehingga usaha

anyaman tikar mendong ini dapat terjaga kelangsungan hidupnya.

Page 61: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

61

5) Lembaga Pemasaran

Lembaga pemasaran anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri

terdiri dari pedagang pengumpul. Pedagang pengumpul berperan

mengumpulkan atau membeli produk dari para pengrajin anyaman

tikar kemudian menjualnya kepada konsumen. Para pengrajin

anyaman tikar mendistribusikan anyaman tikar mereka ke Pasar

Puhpelem pada hari wage atau ke Pasar Bulukerto pada hari pahing.

Para pedagang pengumpul mempunyai stan-stan di beberapa pasar

dan memasarkan anyaman tikar sesuai hari ramai di pasar yang

bersangkutan. Dalam pemasaran anyaman tikar menggunakan

saluran pemasaran yang cukup pendek sehingga harga di tingkat

konsumen masih terjangkau oleh konsumen serta margin yang

didapatkan juga lebih tinggi.

3. Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman

Berdasarkan hasil analisis faktor internal dan eksternal pada usaha

anyaman tikar, maka dapat diidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman yang berpengaruh terhadap pemasaran anyaman tikar di

Kabupaten Wonogiri. Adapun hasil identifikasi tersebut seperti pada Tabel

24 berikut.

Tabel 24.Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman dalam

Pemasaran anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri

Faktor Internal Kekuatan Kelemahan

Sumber Daya Manusia - Pengalaman usaha

- Ketrampilan menganyam

-Ketlatenan

-Kurang inovasi

-Usia tua

Pemasaran -Kualitas anyaman

-Saluran distribusi pendek

- Harga yang terjangkau

konsumen

- Promosi terbatas

Page 62: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

62

Keuangan - Permodalan terbatas

- Pengelolaan

keuangan/pembukuan

belum tersusun secara

rapi

Produksi -Kontinyuitas produksi -Waktu produksi lama

-Variasi desain produk

kurang

Faktor Eksternal Peluang Ancaman

Pemerintah - Pelatihan

-Bantuan modal dengan

subsidi bunga

- Event pameran

-Showroom Produk kabupaten

-Alokasi anggaran

terbatas

Pemasok -Ketersediaan bahan baku

memadai

-Hubungan baik dengan

pemasok

- Kualitas bahan baku

di musim kemarau

menurun

- fluktuasi harga bahan

baku

Pesaing - Meningkatnya produk tikar plastik dan karpet

- Persaingan dari pengrajin sejenis

Lembaga pemasaran -Adanya langganan

Konsumen -Turunnya minat

konsumen pada

anyaman tikar

mendong

Teknologi -Perkembangan teknologi

informasi

Sumber : Analisis Data Primer

Page 63: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

63

a. Identifikasi Faktor Kekuatan

1) Kualitas Anyaman

Pertimbangan konsumen dalam membeli suatu produk

adalah salah satunya dengan melihat kualitas produk yang akan

digunakan. Produk anyaman tikar yang ada di Kecamatan

Puhpelem ini menunjukkan kualitas yang sesuai dengan

permintaan pasar. Hal ini diwujudkan dengan keberlangsungan

usaha anyaman tikar hingga sekarang dan permintaan yang cukup

stabil. Dalam pelaksanaan penganyaman dilakukan seleksi bahan

baku sehingga berpengaruh pada kualitas anyaman yang

dihasilkan. Penilaian kualitas pada produk anyaman tikar lebih

ditekankan pada kerapatan dan kerapian anyamansehingga terlihat

kuat, kecerahan dan kombinasi warna yang bagus sehingga terlihat

tidak kusam dan menarik, serta kelenturan tikar yang dipengaruhi

kualitas bahan bakunya serta pewarnaan yang dilakukan sehingga

dengan kelenturan tikar tidak mudah rusak sekaligus mudah dalam

melipatnya. Anyaman tikar mendong yang dihasilkan pengrajin ini

mempunyai kualitas yang cukup bagus didukung adanya seleksi

bahan baku yang digunakan serta dilihat dari lenturnya anyaman

tikar yang dihasilkan dan rapatnya anyaman tikar mendong. Selain

itu, kombinasi warna yang menjadikan anyaman tikar terlihat

menarik dan cerah.

2) Pengalaman Produksi

Pengalaman produksi dalam menganyam sangat diperlukan

untuk menunjang anyaman tikar yang dihasilkan memiliki kualitas

yang baik. Semakin lama mereka mengusahakan anyaman tikar

semakin membuat mereka terlatih dan terampil dalam menganyam

tikar mendong.

Menganyam mendong merupakan pekerjaan yang cukup

rumit dan membutuhkan ketlatenan dari para penganyam agar

Page 64: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

64

anyaman dapat selesai cepat dengan kualitas yang terjaga. Salah

satu hal yang mempengaruhi hasil anyaman adalah keterampilan

pengrajin dalam menganyam. Dengan ketrampilan pengrajin secara

turun temurun serta pengalaman yang cukup lama dalam

mengelola usaha sehingga mampu menjadikan usaha anyaman

tikar ini dapat bertahan dan berkembang sampai sekarang.

3) Kontinyuitas Produksi

Selama ini, para pengrajin senantiasa menjaga kontinyuitas

produksinya. Didukung dengan pasokan bahan baku yang terjamin

serta pengrajin senantiasa menganyam di waktu-waktu luangnya

menjadikan ketersediaan anyaman tikar ini akan senantiasa ada.

Selain itu, permintaan konsumen yang cukup stabil juga

mempengaruhi pengrajin untuk menjaga kontinyuitas produksi

anyaman tikarnya.

4) Saluran Distribusi Pendek

Distribusi merupakan proses penyampaian barang dan jasa

dari produsen ke konsumen. Adanya ketersediaan alat

pengangkutan dan pedagang pengumpul maupun tenaga penjual

lainnya membuat produk sampai ke tangan konsumen sehingga

dapat membantu dalam penyaluran produk anyaman dari produsen

kepada konsumen.

Saluran distribusi yang digunakan oleh pengrajin anyaman

tikar dalam menjual produknya adalah pedagang pengumpul.

Pengrajin menyalurkan anyaman tikar mereka kepada pedagang

pengumpul yang berada di pasar-pasar lokal sekitar Kecamatan

Puhpelem. Selanjutnya pedagang pengumpul yang memasarkan

anyaman tikar kepada konsumen melalui stan-stan yang mereka

miliki di beberapa pasar. Pendeknya saluran distribusi yang ada

pada pemasaran anyaman tikar ini berpengaruh pada harga satuan

tikar di tangan konsumen. Harga satuan anyaman tikar pada tingkat

konsumen masih terjangkau serta menunjukkan kesesuaian dengan

Page 65: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

65

produk yang didapatkan. Dengan harga yang terjangkau

merupakan salah satu pertimbangan para konsumen dalam memilih

anyaman tikar ini sehingga akan berpengaruh pada tingkat

permintaan akan produk anyaman tikar.

5) Potensi Daerah

Anyaman tikar merupakan salah satu usaha potensial di

Kabupaten Wonogiri. Hal ini didukung kemampuan sumber daya

manusia untuk menganyam serta dengan adanya pembudidayaan

mendong oleh petani sebagai bahan pokok anyaman tikar. Dengan

adanya petani yang membudidayakan mendong, maka akan

menjamin pasokan bahan baku yang dibutuhkan dalam produksi

anyaman tikar. Oleh karena itu sampai saat ini masih banyak

pengrajin yang mengusahakan anyaman tikar. Sebagai salah satu

potensi daerah, maka usaha anyaman tikar mempunyai hak

mendapat perhatian pemerintah dalam pengembanganan usaha

anyaman tikar. Pembinaan dan pelatihan yang dilakukan

pemerintah menunjang kemampuan teknis pengusaha serta

kemampuan manajemen mereka. Selama ini pemerintah telah

melakukan pelatihan kepada pelaku usaha dalam rangka

meningkatkan manajemen usaha serta memberikan bantuan alat

yang dibutuhkan. Sehingga Peluang ini dapat dimanfaatkan oleh

pengarajin anyaman tikar untuk peningkatan dan pengembangan

usaha mereka.

b. Identifikasi Faktor Kelemahan

1) Kurang Inovasi Produk

Inovasi yang ada pada produk ini tergolong rendah, sehingga

produk tikar yang dihasilkan terkesan monoton. Selain karena

keterbatasan kreativitas pengrajin karena usia mereka yang

mayoritas sudah tua juga karena kekurangberanian pengrajin dalam

mencoba hal-hal baru yang memungkinkan membuat produk lebih

dapat bersaing di pasar. Produk yang dihasilkan sekedar yang

Page 66: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

66

diterima konsumen pada saat sekarang. Desain anyaman tikar yang

diproduksi pengrajin menggunakan pola dan bentuk anyaman yang

sama saja.

2) Promosi Terbatas

Promosi anyaman tikar selama ini yang dilakukan oleh

pengrajin adalah dengan media mulut ke mulut. Para pengrajin

belum memanfaatkan kemajuan teknologi yang berkembang dalam

mempromosikan produk mereka. Selain karena keterbatasan

kemampuan dan pengetahuan dalam mengakses teknologi tersebut,

faktor keengganan dalam memanfaatkan teknologi baru

mempengaruhi pengrajin untuk tetap mempertahankan metode

promosi mereka.

Dengan hanya mengandalkan media promosi mulut ke mulut

maka jangkauan promosi anyaman tikar juga terbatas serta

membutuhkan jangka waktu lama. Meskipun metode ini

mempunyai keuntungan karena pengrajin terbantu oleh pedagang

dan konsumen dalam mempromosikan anyaman tikar. Namun

demikian, perlu upaya yang lebih baik dalam meningkatkan

jangkauan promosi sehingga anyaman tikar ini dapat dikenal oleh

masyarakat yang lebih luas.

3) Permodalan Terbatas

Salah satu hal yang menjadi sorotan dalam setiap usaha

adalah masalah permodalan. Pada usaha anyaman tikar permodalan

didapatkan dari kekayaan pengrajin sendiri. Adanya peluang

bantuan modal dari pemerintah seringkali para pengrajin sulit

mendapatkan karena prosedur yang masih cukup rumit bagi

kalangan pengrajin kecil. Oleh karena itu, pengrajin menjalankan

usaha ini dengan modal mandiri yang seadanya. Dengan adanya

keterbatasan modal, maka pengrajin kesulitan dalam

mengembangkan usaha serta termasuk dalam melakukan inovasi

pemasaran anyaman tikar.

Page 67: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

67

4) Pengelolaan Keuangan/Pembukuan Belum Tersusun Rapi

Seperti halnya dengan usaha kecil yang lain, salah satu

kelemahan yang sering ditemui adalah terkait pembukuan

keuangan usaha yang belum tersusun secara rapi. Pengrajin hanya

mengadministrasikan keuangan dalam usaha mereka secara abstrak

tanpa dituliskan dalam pembukuan usaha secara rapi. Hal ini

menyebabkan informasi-informasi yang seharusnya dapat

dimanfaatkan sebagai pertimbangan dalam menentukan kebijakan

selanjutnya tidak terinventaris secara sempurna. Oleh karena itu,

pengrajin tidak dapat mengkalkulasi keuangan usaha secara tepat

dan akurat.

5) Pengrajin Kurang Fokus dalam Usaha

Rumitnya proses penganyaman mendong serta kurang

fokusnya pengrajin dalam mengelola usaha menyebabkan waktu

yang dibutuhkan dalam menyelesaikan anyaman tikar cukup lama.

Selain itu, karena pengrajin menjadikan pekerjaan menganyam

sebagai pekerjaan sampingan sehingga alokasi waktu yang

dicurahkan untuk menganyam adalah antara 2-3 jam setiap hari.

Hal ini menyebabkan waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi

1 anyaman tikar berukuran 2x 3 m dapat mencapai 10 hari.

c. Identifikasi Faktor Peluang

1) Pelatihan dan Pembinaan

Perhatian Pemerintah dalam upaya mengembangkan UMKM

yang ada di Kabupeten Wonogiri adalah dengan menggiatkan

pelatihan dan pembinaan kepada pengrajin sehingga kemampuan

teknis ataupun kreativitas pengrajin juga meningkat. Selain itu,

pembinaan yang dilakukan juga bertujuan untuk perbaikan

manajemen UMKM. Sebagai salah satu industri kecil yang

mendapat perhatian pemerintah untuk memperoleh pelatihan dan

Page 68: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

68

pembinaan adalah industri anyaman tikar dari bahan baku

mendong.

2) Bantuan Modal dengan Subsidi Bunga

Langkah Pemerintah dalam membantu masyarakat golongan

ekonomi lemah dalam mempertahankan usaha mereka adalah

melalui program bantuan modal dengan subsidi bunga. Hal ini

merupakan wujud perhatian Pemerintah dalam pemberdayaan

UMKM yang ada di Kabupaten Wonogiri. Program ini

dilaksanakan agar pengrajin mendapatkan tambahan modal dengan

tingkat bunga yang lebih rendah daripada lembaga keuangan

lainnya seperti bank. Untuk lebih memudahkan para pengrajin

dalam mengakses program ini, maka pemerintah senantiasa

melakukan perbaikan sistem dan aturan peminjaman sehingga

program ini dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat pelaku

UMKM yang membutuhkan tambahan modal.

3) Event Pameran dan Showroom Produk Kabupaten

Salah satu langkah promosi yang dapat dimanfatkan dalam

memperkenalkan produk-produk kabupaten adalah dengan adanya

showroom produk kabupaten yang dikelola oleh Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Wonogiri.

Hal ini dilakukan untuk memajang produk-produk UMKM binaan

Pemerintah Kabupaten Wonogiri sehingga lebih mudah dalam

menawarkan produk kepada calon pembeli mupun kepada para

investor serta wisatawan yang datang ke Wonogiri.

Selain itu, usaha pemerintah dalam memasarkan atau

memperkenalkan produk dari Kabupaten adalah melakukan

pameran ataupun dengan mengikuti pameran yang diselenggarakan

di kota lain. Dalam rangkaian promosi tersebut, Pemerintah juga

membuat leaflet mengenai produk-produk UMKM binaan Dinas

Perindustrian dan Koperasi Kabupaten Wonogiri. Dengan

pengoptimalan langkah ini diharapkan mampu meningkatkan

Page 69: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

69

pemasaran produk-produk UMKM dari Kabupaten Wonogiri

sehingga mampu mengembangkan UMKM tersebut.

4) Perkembangan Obyek Wisata

Wilayah Kabupaten Wonogiri mempunyai beberapa obyek

wisata yang potensial untuk dikembangkan guna menarik

wisatawan datang ke Wonogiri. Pengembangan di bidang

pariwisata merupakan salah satu strategi yang dapat dimanfaatkan

Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri untuk meningkatkan

pendapatan daerah. Adanya perkembangan obyek wisata

merupakan salah satu peluang yang dapat dimanfaatkan oleh para

pengrajin kerajinan termasuk kerajinan anyaman tikar untuk

meningkatkan pemasaran produk mereka sebagai salah satu

souvenir para wisatawan dari tempat wisata.

5) Ketersediaan Bahan Baku Memadai

Bahan baku anyaman tikar adalah tanaman mendong. Selama

ini masih banyak petani yang membudidayakan mendong,

sehingga ketersediaan mendong sebagai bahan baku utama

anyaman ini cukup terjamin. Ketika pasokan dari dalam daerah

kurang memenuhi, maka kebutuhan bahan baku didapatkan dari

pasokan luar daerah yaitu dari wilayah sampung kabupaten

Magetan Jawa Timur. Namun, perlu upaya pengrajin untuk dapat

mengkombinasikan mendong dengan bahan lain sehingga tidak

hanya menggantungkan pada mendong sekaligus juga sebagai

bentuk inovasi produk anyaman tikar.

6) Hubungan Baik dengan Pemasok

Adanya hubungan yang baik dengan pemasok menimbulkan

keuntungan bagi pengusaha. Salah satu bentuk keuntungan yang

diperoleh adalah ketika pengrajin membutuhkan bahan baku maka

pemasok akan segera memasok bahan baku mendong yang

dibutuhkan pengusaha. Selain itu, karena adanya rasa kepercayaan

yang sudah terjalin antara pemasok dengan pengrajin maka

Page 70: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

70

pengrajin lebih mudah dalam mendapatkan bahan baku mendong

dengan kualitas yang baik.

7) Adanya Langganan Pedagang

Dalam hal pemasaran produk, pengrajin mempunyai

langganan pedagang pengumpul. Oleh karena itu, jika tidak ada

pembeli yang datang langsung ke tempat pengrajin maka pengrajin

dapat menjualnya ke pedagang pengumpul langganan mereka di

pasar Puhpelem. Dengan adanya langganan pedagang yang ada di

pasar Puhpelem pengrajin lebih mudah dalam menjual produknya

serta adanya keterjaminan produk mereka terjual.

8) Perkembangan Teknologi Informasi

Kemajuan jaman yang semakin tinggi mendorong

perkembangan peradaban manusia yang ke arah modern. Hal ini

berdampak pada perkembangan teknologi yang digunakan manusia

dalam memenuhi kebutuhannya. Salah satu bentuk kemajuan

terlihat pada teknologi informasi yang semakin canggih. Dengan

kecanggihan teknologi informasi dapat memfasilitasi manusia

untuk semakin cepat berkomunikasi dalam ruang lingkup yang

lebih luas dalam waktu yang singkat.

Adanya perkembangan teknologi informasi merupakan

peluang yang dapat dimanfaatkan para pengrajin dalam

maningkatkan pemasaran produk mereka. Salah satu

pemanfaatannya untuk melaksanakan fungsi pemasaran produk

baik untuk promosi maupun transaksi. Selain itu juga

mempermudah pengrajin mengakses informasi mengenai usaha

mereka sehingga dapat dijadikan sumber inspirasi dalam mengelola

usaha. Oleh karena itu dalam penerapannya para pengrajin harus

menentukan segmen pasar yang akan dituju sehingga jelas sasaran

promosi yang akan dilakukan.

Page 71: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

71

d. Identifikasi Faktor Ancaman

1) Alokasi Anggaran Pemerintah dalam Pengembangan UMKM

Terbatas

Banyaknya industri potensial di Kabupaten Wonogiri yang

mengharapkan perhatian pemerintah dalam keberjalanan usahanya

menuntut alokasi anggaran pemerintah yang cukup tinggi pula.

Dengan keterbatasan anggaran yang dimiliki pemerintah harus

membagi prioritas anggaran sehingga tidak semua industri yang

ada di Kabupaten Wonogiri mendapat bantuan dari pemerintah

secara bersamaan. Misalnya dalam hal pelatihan, pemerintah harus

memilih industri yang prioritas untuk mendapat pelatihan lebih

dahulu.

2) Kualitas Bahan Baku di Musim Kemarau Menurun

Mendong sebagai bahan baku anyaman tikar merupakan

sejenis rumput-rumputan. Pada musim kemarau kualitas mendong

menurun karena terlalu kering dan mudah putus sehingga lebih

sulit dalam menganyamnya. Dalam mengatasi permasalahan

kualitas bahan baku memerlukan perlakuan yang lebih banyak agar

mendong lebih kuat sehingga mudah dianyam. Oleh karena itu,

waktu produksi yang dibutuhkan lebih lama lagi sehingga produksi

anyaman tikar pada musim kemarau mengalami penurunan baik

kualitas maupun kuantitasnya.

3) Fluktuasi Harga Bahan Baku

Mendong mempunyai masa panen yang hampir bersamaan

sehingga menyebabkan fluktuasi harga antara musim panen dan

musim paceklik. Seperti halnya padi atau produk pertanian pada

umumnya, ketika panen raya maka harga akan mengalami

penurunan dan sebaliknya pada saat bukan musim panen harga

kembali naik. Hal ini cukup mempengaruhi keberjalanan usaha

Page 72: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

72

anyaman tikar sehingga pengrajin harus berusaha mengambil

kebijakan yang tepat agar tetap mampu menjual anyaman tikar

dengan harga yang stabil. Pada saat harga bahan baku melonjak

maka pengrajin berupaya meminimalkan penggunaan bahan baku

dengan merubah ukuran anyaman tikar.

4) Meningkatnya Produk Tikar Plastik dan Karpet

Kemajuan teknologi yang cukup pesat dalam peridustrian

menjadikan manusia terus berinovasi dalam menghasilkan produk-

produk yang sesuai dengan perkembangan peradaban manusia.

Demikian halnya dalam produk tikar atau dalam hal ini produk

yang berfungsi sebagai alas. Oleh karena itu, pada masa sekarang

marak bermunculan berbagai jenis produk tikar dari plastik serta

karpet yang dalam hal ini sebagi subtitusi dari tikar mendong.

Perkembangan jaman yang semakin maju mempengaruhi

sikap konsumen dalam menggunakan produk baik barang maupun

jasa. Selain itu, kecenderungan manusia untuk mencoba hal-hal

baru merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi minat

konsumen dalam menggunakan suatu produk. Salah satu tantangan

yang terasa pada pemasaran anyaman tikar adalah turunnya minat

konsumen dalam membeli tikar mendong. Hal ini dipengaruhi

adanya beragam produk pengganti anyaman tikar mendong yang

mempunyai fungsi sama dengan berbagai mode dan bahan yang

bervariasi.

Turunnya minat konsumen dalam menggunakan tikar

mendong ini dapat dilihat dengan menurunnya jumlah pengguna

tikar mendong. Pada jaman dahulu di wilayah sekitar penelitian

hampir setiap rumah atau keluarga mempunyai tikar mendong,

namun pada masa sekarang kondisi tersebut tidak ditemui lagi.

5) Persaingan dari Pengrajin Sejenis

Persaingan dalam pemasaran suatu produk antar pengrajin

merupakan hal yang tak terhindarkan lagi. Begitu pula dalam

Page 73: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

73

pemasaran anyaman tikar di kabupaten Wonogiri. Banyaknya

pengrajin yang menghasilkan kerajinan anyaman tikar menuntut

para pengrajin harus mampu bersaing agar dapat mempertahankan

usahanya. Usaha yang dilakukan pengrajin dengan

mempertahankan kualitas anyaman tikar serta menjaga hubungan

baik dengan pemasok serta pedagang. Persaingan antar pengrajin

sejenis berasal dari pengrajin anyaman tikar yang dari Kecamatan

Bulukerto dan Kecamatan Purwantoro.

4. Alternatif Strategi

Alternatif strategi pemasaran anyaman tikar yang dapat diterapkan

dirumuskan dengan menggunakan analisis Matriks SWOT. Sebagai suatu

rangkaian dari tahap sebelumnya dalam matriks SWOT menggambarkan

secara jelas kekuatan dan kelemahan internal yang ada pada pemasaran

anyaman tikar dipadukan dengan peluang dan ancaman eksternal sehingga

dapat dihasilkan rumusan alternatif strategi pemasaran. Pada matriks

SWOT ini terdapat empat sel kemungkinan alternatif strategi yang

merupakan kombinasi dari faktor internal dan eksternal, yaitu strategi S-O,

strategi W-O, strategi W-T, dan strategi S-T.

Melalui identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal maka

diperoleh kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam

pemasaran anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri. Perumusan alternatif

strategi pemasaran dipertimbangkan berdasarkan hasil dari identifikasi

faktor-faktor internal dan eksternal tersebut. Dengan mengkombinasikan

faktor internal dan eksternal maka diperoleh beberapa alternatif strategi

yang dapat diterapkan dalam pemasaran anyaman tikar di Kabupaten

Wonogiri, sebagaimana yang tertulis dalam matriks SWOT.

Page 74: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

74

Tabel 25 Matriks SWOT Pemasaran Anyaman Tikar di Kabupaten

Wonogiri

Kekuatan-S

1) Kualitas anyaman 2) Pengalaman produksi 3) Kontinyuitas produksi 4) Saluran distribusi pendek 5) Potensi daerah

Kelemahan-W

1) Kurang inovasi 2) Promosi terbatas 3) Permodalan terbatas 4) Pengelolaan

keuangan/pembukuan belum tersusun rapi

5) Pengrajin Kurang fokus dalam usaha

Peluang-O

1) Pembinaan dan Pelatihan

2) Bantuan modal dengan subsidi bunga

3) Event pameran dan Showroom produk kabupaten

4) Perkembangan obyek wisata

5) Ketersediaan bahan baku memadai

6) Hubungan baik dengan pemasok

7) Adanya langganan pedagang

8) Perkembangan teknologi informasi

Strategi S-O

1. Meningkatkan kualitas SDM pengrajin dalam rangka meningkatkan daya saing produk serta memperkuat jejaring permodalan, promosi, dan pelanggan.

(S1,S2,S5,O1,O2,O3,O4, O7,O8)

2. Menjaga hubungan baik dengan pemasok untuk menjamin kontinyuitas bahan baku. (S1,S3,O5,O6,O7)

Strategi W-O

1. Optimalisasi penggunaan berbagai media dalam meningkatkan promosi (W2, O3,O4,O8)

2. Pemanfaatan fasilitas pemerintah untuk meningkatkan inovasi, permodalan, dan pemasaran. (W1,W2,W3,O1,O2,O4)

Ancaman-T

1) Alokasi anggaran Pemerintah dalam Pengembangan UMKM terbatas

2) Kualitas bahan baku di musim kemarau menurun

3) Fluktuasi harga bahan baku

4) Meningkatnya produk tikar plastik dan karpet

5) Persaingan dari pengrajin sejenis

Strategi S-T

1. Meningkatkan efisiensi produk dan margin dengan menggunakan saluran distribusi yang pendek (S1,S3,S4,T2,T3)

2. Menjaga kepercayaan konsumen dengan kualitas dan kontinyuitas produk melalui manajemen produksi yang lebih baik. (S1,S2,S3,T2,T3,T4,T5)

Strategi W-T

1. Meningkatkan inovasi dan promosi produk dengan melihat perkembangan pasar serta meningkatkan alokasi waktu pengusaha. (W1,W5,T4,T5)

2. Melakukan pencatatan data produksi dan penguatan dana mandiri. (W3,W4,T1,T2,T3)

Sumber : Analisis Data Primer

Page 75: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

75

Pada Tabel 25 dapat ditunjukkan beberapa alternatif strategi yang

dapat diterapkan dalam pemasaran anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri

antara lain :

a. Strategi S-O

Strategi S-O (Strength-Opportunity) atau strategi kekuatan-peluang

merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk

memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi S-O yang dapat

dirumuskan adalah :

1) Meningkatkan kualitas SDM pengrajin dalam rangka meningkatkan daya

saing produk serta memperkuat jejaring permodalan, promosi, dan

pelanggan.

Pelaksanaan strategi ini didukung dengan adanya kekuatan berupa

pengalaman usaha yang menjadikan pengrajin mempunyai wawasan dan

pengetahuan mengenai usaha yang dijalankan. Selain itu juga, dengan

kualitas anyaman yang didukung oleh potensi daerah dalam menyediakan

bahan baku serta tenaga kerja yang terampil. Adanya peluang perhatian

dari Pemerintah Kabupaten Wonogiri terhadap UMKM yang diwujudkan

melalui pembinaan dan pelatihan serta adanya fasilitas penunjang

pemberdayaan UMKM yang ada di Kabupaten Wonogiri. Kekuatan yang

dimiliki tersebut diharapkan mampu memanfaatkan peluang-peluang yang

ada dalam meningkatkan pemasaran produk anyaman tikar.

2) Menjaga hubungan baik dengan pemasok untuk menjamin kontinyuitas

bahan baku.

Salah satu relasi yang perlu diperhatikan oleh pengrajin dalam

menjalankan usahanya adalah pemasok bahan baku. Hubungan yang baik

antara pengrajin dengan pemasok bahan baku akan berpengaruh pada

ketersediaan dan kualitas bahan baku untuk produksi anyaman tikar. Oleh

karena itu, upaya pengrajin untuk menjaga hubungan baik dengan

pemasok akan mempengaruhi kualitas anyaman tikar serta kontinyuitas

produksi sehingga akan menjaga loyalitas para pelanggan dalam

menerima produk mereka.

Page 76: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

76

b. Strategi W-O

Strategi W-O (Weakness-Opportunity) atau strategi kelemahan-

peluang merupakan strategi untuk meminimalkan kelemahan yang ada

untuk memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi W-O yang

dapat dirumuskan adalah :

1) Optimalisasi penggunaan berbagai media dalam meningkatkan promosi.

Salah satu kelemahan pengrajin dalam dalam pemasaran anyaman

tikar adalah keterbatasan promosi yang dilakukan. Adanya berbagai

peluang yang ada terkait promosi produk yang diantaranya adalah event

pameran dan perkembangan teknologi informasi diharapkan dapat

dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang promosi produk. Oleh

karena itu, keterbatasan dalam hal promosi dapat dikendalikan dengan

penggunaan media-media promosi yang saat ini berkembang.

2) Pemanfaatan fasilitas pemerintah untuk meningkatkan inovasi,

permodalan, dan pemasaran.

Adanya perhatian pemerintah terhadap pemberdayaan UMKM

merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan pengrajin dalam

meningkatkan kualitas usaha mereka. Progam pembinaan dan pelatihan

yang dapat meningkatkan kualitas SDM pengrajin dalam manajemen

usaha serta bantuan permodalan dalam bentuk subsidi bunga. Selain itu,

adanya showroom yang digunakan untuk memajang produk UMKM serta

pameran dapat menunjang pemasaran produk. Beberapa fasilitas tersebut

dapat dimanfaatkan pengrajin untuk meminimalkan permasalahan dalam

hal inovasi produk, permodalan, dan pemasaran.

c. Strategi S-T

Strategi S-T (Strength-Threat) atau strategi kekuatan-ancaman

merupakan strategi untuk mengoptimalkan kekuatan internal yang

dimiliki dalam menghindari ancaman. Alternatif strategi S-T yang dapat

dirumuskan adalah :

Page 77: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

77

1) Meningkatkan efisiensi produk dan margin dengan menggunakan saluran

distribusi yang pendek.

Ancaman dalam usaha anyaman tikar diantarnya adalah fluktuasi

harga bahan baku serta menurunnya kualitas bahan baku pada musim

kemarau. Hal ini akan mempengaruhi harga anyaman tikar dan biaya

produksinya. Untuk meminimalkan ancaman tersebut maka pengrajin

berupaya menjaga efisiensi produk dan margin pemasarannya dengan

menggunakan saluran distribusi yang pendek.

2) Menjaga kepercayaan konsumen dengan kualitas produk melalui

manajemen produksi yang lebih baik.

Perkembangan produk subtitusi anyaman tikar mendong yaitu tikar

plastik dan karpet perlu diwaspadai oleh pengusaha. Selain itu juga

keberadaan para pengrajin anyaman tikar sebagai pesaing mereka. Salah

satu upaya yang dapat dilakukan pengrajin dalam menghadapi persaingan

adalah dengan memanfaatkan kekuatan berupa kualitas anyaman yang

dimiliki dan kontinyuitas produk serta dengan menerapkan manajemen

produksi yang lebih baik diharapkan mampu menjaga loyalitas konsumen

dalam menggunakan anyaman tikar mereka. Oleh karena itu, pengrajin

harus mampu mengelola usahanya secara baik sehingga menjamin

kualitas dan kontinyuitas produksinya.

d. Strategi W-T

Strategi W-T (Weakness-Threat) atau strategi kelemahan-ancaman

merupakan strategi defensif untuk meminimalkan kelemahan internal

dan menghindari ancaman eksternal. Alternatif strategi yang dapat

dirumuskan adalah :

1) Meningkatkan inovasi dan promosi produk dengan melihat perkembangan

pasar serta meningkatkan alokasi waktu pengusaha.

Kelemahan dalam usaha anyaman tikar diantaranya adalah

keterbatasan dalam promosi serta kurangnya inovasi yang dilakukan

pengrajin terhadap produk anyaman tikar. Minimnya alokasi waktu yang

Page 78: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

78

dicurahkan pengrajin dalam menganyam menyebabkan waktu pengerjaan

semakin lama. Untuk meminimalkan kelemahan- kelemahan tersebut

pengrajin dapat melihat perkembangan pasar sehingga mampu

melahirkan ide-ide kreatif dalam melakukan inovasi produk dan metode

promosi yang efektif serta pengetahuan pengelolaan usaha yang baik.

2) Melakukan pencatatan data produksi dan penguatan dana mandiri.

Salah satu kelemahan yang terdapat dalam usaha anyaman tikar

adalah pengelolaan keuangan atau pembukuan usaha yang belum rapi.

Hal ini akan berdampak pada kesulitan pengrajin dalam mengkalkulasi

keuangan dalam usahanya. Oleh karena itu, melalui pencatatan dalam

pengelolaan keuangan akan membantu pengrajin dalam menentukan

keputusan. Selain itu, pengrajin juga dapat mengetahui tingkat

pendapatan dari usaha anyaman tikar sehingga mampu mengatur aliran

keuangannya.

5. Prioritas Strategi

a. Meningkatkan kualitas SDM pengrajin dalam rangka meningkatkan daya

saing produk serta memperkuat jejaring permodalan, promosi, dan

pelanggan (5,66).

Kualitas produk merupakan salah satu pertimbangan suatu produk

dapat diterima pasar. Agar produk tersebut dapat bersaing di pasar, maka

kualitas harus menjadi perhatian setiap pengusaha. Salah satu upaya yang

dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas anyaman tikar di Kabupaten

Wonogiri adalah dengan meningkatkan kualitas SDM yang berkecimpung

dalam usaha anyaman tikar. Hal ini akan berpengaruh pada kemampuan

pengrajin dalam mengelola usaha mereka. Didukung pengalaman pengrajin

yang cukup lama dalam menggeluti usaha anyaman tikar serta adanya

program pemerintah untuk meningkatkan skill pengrajin akan

mempermudah pengrajin anyaman tikar untuk menerapkan strategi ini.

Selanjutnya kualitas SDM yang baik juga akan berpengaruh pada kemampuan

pengrajin dalam memperkuat dan menambah jaringan dalam permodalan,

promosi dan pelanggan sehingga usaha anyaman tikar akan semakin

berkembang.

Page 79: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

79

Dalam rangka meningkatkan sumber daya pengrajin anyaman tikar

dapat dilakukan dengan mengikuti pembinaan dan pelatihan yang diadakan

pemerintah serta secara aktif meningkatkan motivasi dan pengetahuan

pengrajin dalam menjalankan usahanya. Oleh karena itu, adanya

perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat pada masa sekarang

diharapkan mampu dimanfaatkan oleh para pengrajin untuk meningkatkan

pemasaran produk anyaman mereka.

Kualitas SDM yang baik akan berpengaruh pada kemampuan

manajemen usaha yang lebih baik sehingga mampu menghasilkan produk

dengan daya saing tinggi. Selanjutnya untuk mendukung hal itu, pengrajin

seharusnya berupaya mempererat jejaring permodalan sehingga akan lebih

kuat dari sisi permodalan. Meningkatkan relasi dan jaringan promosi serta

pelanggan untuk memperluas dan memperkuat pemasaran anyaman tikar.

b. Pemanfaatan fasilitas pemerintah untuk meningkatkan inovasi, permodalan,

dan pemasaran (5,26).

Kondisi masyarakat pengrajin anyaman tikar yang secara umum

memiliki tingkat pendidikan rendah berpengaruh pada pola pikir mereka

dalam mengelola usaha anyaman tikar. Selain itu, latar belakang

perekonomian pengrajin anyaman tikar yang kurang memberikan dukungan

permodalan menjadikan usaha ini juga kurang berjalan lancar. Sikap

pengrajin yang belum berani berinovasi secara mandiri dan masih

mengandalkan peran pemerintah dalam menjalankan usahanya.

Ada beberapa program/fasilitas yang diadakan Pemerintah Daerah

Kabupaten Wonogiri dalam upaya pemberdayaan usaha kerajianan di

Wonogiri. Dalam hal permodalan, pemerintah mempunyai program

pemberian bantuan modal dengan subsidi bunga, sehingga pengrajin dapat

memperoleh tambahan modal dengan bunga yang lebih rendah. Dalam hal

manajemen usaha pemerintah mengadakan pelatihan serta pemberian

bantuan alat. Oleh karena itu, setelah mengikuti pelatihan tersebut pengrajin

diharapkan mampu menerapkan ilmu yang sudah didapatkan selama

pelatihan pada usaha mereka. Pada bidang pemasaran produk, pemerintah

mengadakan pameran serta mengikuti pameran-pameran di daerah lain

Page 80: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

80

untuk memperkenalkan produk dari Kabupaten Wonogiri. Selain itu, juga ada

showroom produk kerajinan Kabupaten Wonogiri untuk memajang produk

kerajinan dari Wonogiri.

c. Menjaga kepercayaan konsumen dengan kualitas dan kontinyuitas produk

melalui manajemen produksi yang lebih baik (5,34).

Adanya fluktuasi harga dan kualitas bahan baku merupakan salah satu

ancaman dalam pemasaran anyaman tikar. Dalam upaya mempertahankan

usahanya pengrajin harus mampu menjaga kualitas dan kontinyuitas produk

anyaman sehingga dapat menjaga loyalitas konsumen. Untuk itu, pengrajin

perlu menerapkan manajemen produksi yang lebih baik, misalnya dalam

seleksi bahan baku yang akan digunakan. Pada saat kualitas bahan baku

menurun pengrajin berusaha mengendalikannya dengan perlakuan agar

tetap dapat mempertahankan kualitas anyaman tikar yang dihasilkan.

Pengrajin harus menjaga kualitas anyaman tikar meskipun dalam

kondisi apapun. Karena kepercayaan konsumen yang sudah terbentuk dapat

hilang ketika konsumen mendapatkan kekecewaan dalam menggunakan

anyaman tikar mendong ini. Oleh karena itu, pengrajin dapat menerapkan

manajemen produksi yang lebih baik guna mempertahankan bahkan

meningkatkan kualitas produk anyaman tikar.

Tabel 26. Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) Pemasaran Anyaman tikar di Kabupaten Wonogiri

Alternatif Strategi 1 2 3

Faktor-Faktor Strategis

BOBOT AS TAS AS TAS AS TAS

Faktor Kunci Internal

1. Kualitas Anyaman 0,13 4 0,48 4 0,48 4 0,36

2. Pengalaman produksi 0,11 4 0,33 4 0,22 4 0,33

3. Kontinyuitas produksi 0,11 4 0,44 4 0,33 4 0,33

4. Saluran distribusi pendek 0,09 3 0,18 3 0,09 3 0,18

5. Potensi daerah 0,09 3 0,14 3 0,14 3 0,14

6. Kurang inovasi 0,11 2 0,30 2 0,40 1 0,40

7. Promosi terbatas 0,11 2 033 2 0,44 1 0,22

8. Permodalan terbatas 0,09 1 0,30 2 0,40 1 0,20

Page 81: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

81

9. Pengelolaan keuangan/pembukuan belum tersusun rapi

0,09

1 0,20 1 0,10 1 0,10

10. Pengrajin kurang fokus dalam usaha 0,07 2 0,09 1 0,18 2 0,36

Total Bobot 1,00

Faktor Kunci Eksternal

1. Pembinaan dan Pelatihan 0,09 4 0,36 4 0,36 4 0,36 2. Bantuan dan Subsidi bunga 0,06 4 0,24 4 0,24 4 0,24 3. Event Pameran dan showroom

produk Kabupaten 0,08

4 0,32 4 0,32 4 0,32

4. Perkembangan obyek wisata 0,06 3 0,18 4 0,24 4 0,24 5. Ketersediaan bahan baku memadai 0,08 4 0,32 3 0,24 4 0,32 6. Hubungan yang baik dengan

pemasok 0,08

3 0,24 3 0,24 3 0,24

7. Adanya langganan pedagang 0,07 4 0,28 3 0,21 4 0,28 8. Perkembangan teknologi informasi 0,07 4 0,28 4 0,28 4 0,28 9. Alokasi anggaran terbatas 0,08 2 0,16 1 0,08 1 0,16 10. Kualitas bahan baku di musim

kemarau menurun 0,08

2 0,16 1 0,08 1 0,08

11. Fluktuasi harga bahan baku 0,08 1 0,08 1 0,08 1 0,08 12. Meningkatnya produk tikar plastik

dan karpet 0,09

1 0,09 1 0,09 2 0,18

13. Persaingan dari pengrajin sejenis 0,08 1 0,08 1 0,08 2 0,16 Total 1,00 Total nilai daya tarik 5,66 5,26 5,34

Sumber :Analisis data primer

Berdasarkan hasil analisis menggunakan matriks QSP strategi pemasaran

terbaik yang dapat diterapkan dalam memasarkan anyaman tikar di Kabupaten

Wonogiri adalah alternatif strategi I yaitu meningkatkan kualitas SDM pengrajin

dalam rangka meningkatkan daya saing produk serta memperkuat jejaring

permodalan, promosi, dan pelanggan yang akan berpengaruh dalam peningkatan

kualitas teknis, kemampuan manajemen dan motivasi pengrajin anyaman tikar

dalam mengelola usaha mereka sehingga diharapkan mampu meningkatkan daya

saing produk anyaman tikar. Nilai TAS (Total Attractive Score) dari alternatif strategi

I sebesar 5,66 sekaligus nilai TAS tertinggi diantara nilai TAS alternatif strtaegi

pemasaran yang lain. Pelaksanaan alternatif strategi pemasaran berdasarkan nilai

TAS pada matriks QSP dilaksanakan dari nilai TAS strategi yang tertinggi, kemudian

tertinggi kedua, dan diikuti strategi urutan berikutnya sampai nilai TAS strategi yang

terkecil.

Page 82: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

82

Melalui penerapan strategi pemasaran yang efektif yang dihasilkan dari analisis

matriks QSP diharapkan mampu meningkatkan pemasaran anyaman tikar di

Kabupaten Wonogiri. Dengan peningkatan pemasaran anyaman tikar akan

berpengaruh pada peningkatan pendapatan pengrajin serta kemajuan usaha

anyaman tikar sebagai salah satu usaha potensial di Kabupaten Wonogiri. Sehingga

strategi pemasaran tersebut dapat menunjang ketercapaian tujuan pengrajin yaitu

untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Dalam pelaksanaannya perlu adanya

koordinasi yang lebih baik antara pengrajin dengan pemerintah sehingga dapat lebih

efektif hasil yang dicapai.

Dengan meningkatkan kualitas SDM pengrajin maka akan bermanfaat bagi

pelaksanaan usaha anyaman tikar. Pengrajin dapat menggunakan waktu luang

mereka untuk kegiatan yang bermanfaat dan sekaligus meningkatkan pendapatan

keluarganya. Peningkatan kualitas SDM juga akan meningkatkan kemampuan

manajemen pengrajin serta dalam mengakses segala hal yang dapat bermanfaat

untuk mengembangkan usaha anyaman tikar mendong mereka sehingga tujuan

usahanya dapat tercapai yaitu peningkatan pendapatan keluarga.

Page 83: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

83

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Strategi Pemasaran Anyaman

Tikar berbahan baku mendong di Kabupaten Wonogiri, dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Faktor-faktor strategis dalam pemasaran anyaman tikar mendong di

Kabupaten Wonogiri meliputi :

a. Kekuatan : kualitas anyaman tikar, pengalaman produksi pengrajin,

kontinyuitas produksi anyaman tikar, saluran distribusi pendek, serta

merupakan salah satu potensi daerah.

b. Kelemahan : kurangnya inovasi, promosi terbatas, permodalan terbatas,

pengelolaan keuangan/pembukuan yang belum tersusun rapi, dan pengrajin

kurang fokus dalam usaha.

c. Peluang : adanya pembinaan dan pelatihan, bantuan dengan susidi bunga,

event pameran dan showroom produk kabupaten, perkembangan obyek

wisata, ketersediaan bahan baku memadai, hubungan yang baik dengan

pemasok, adanya langganan pedagang, serta adanya perkembangan

teknologi.

d. Ancaman : alokasi anggaran pemerintah dalam mengembangkan UMKM

terbatas, kualitas bahan baku di musim kemarau menurun, adanya fluktuasi

harga bahan baku, meningkatnya produk subtitusi berupa tikar dari plastik

dan karpet, serta persaingan antar sesama pengrajin anyaman tikar.

2. Alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam memasarkan anyaman

tikar mendong di Kabupaten Wonogiri yaitu

e. Strategi S-O (Strength-Opportunity)

3) Meningkatkan kualitas SDM pengrajin dalam rangka meningkatkan daya

saing produk serta memperkuat jejaring permodalan, promosi, dan

pelanggan.

4) Menjaga hubungan baik dengan pemasok untuk menjamin kontinyuitas

bahan baku.

81

Page 84: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

84

f. Strategi W-O (Weakness-Opportunity)

1) Optimalisasi penggunaan berbagai media dalam meningkatkan promosi.

2) Pemanfaatan fasilitas pemerintah untuk meningkatkan inovasi,

permodalan, manajemen produksi, dan pemasaran.

g. Strategi S-T (Strength-Threat)

1) Meningkatkan efisiensi produk dan margin dengan menggunakan

saluran distribusi yang pendek.

2) Menjaga kepercayaan konsumen dengan kualitas dan kontinyuitas

produk melalui manajemen produksi yang lebih baik.

h. Strategi W-T (Weakness-Threat)

1) Meningkatkan inovasi dan promosi produk dengan melihat

perkembangan pasar serta meningkatkan alokasi waktu pengrajin.

2) Melakukan pencatatan data produksi dan penguatan dana mandiri.

3. Berdasarkan analisis matriks QSP, menunjukkan bahwa prioritas strategi

yang dapat diterapkan dalam memasarkan anyaman tikar di Kabupaten

Wonogiri adalah dengan meningkatkan kualitas SDM pengrajin dalam

rangka meningkatkan daya saing produk serta memperkuat jejaring

permodalan, promosi, dan pelanggan.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini dapat diberikan saran kepada

pihak-pihak sebagai berikut :

1. Pengrajin Anyaman Tikar

a. Sebaiknya ada regenerasi pengrajin untuk menjaga kelangsungan usaha

anyaman tikar mendong di Kabupaten Wonogiri.

b. Meningkatkan ketrampilan, pengetahuan dan kreativitas dalam diversifikasi

produk serta kemampuan manajemen usaha yang lebih baik dengan

mengakses informasi terkini mengenai industri kerajinan serta giat mengikuti

pembinaan dan pelatihan yang dilaksanakan pemerintah.

2. Pemerintah Kabupaten Wonogiri

a. Pembinaan dan pelatihan untuk generasi muda untuk meningkatkan

kemauan dan kemampuan pengembangan usaha anyaman tikar.

Page 85: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

85

b. Menggalakkan pembinaan dan pendampingan kepada UMKM dalam rangka

meningkatkan semangat pengrajin untuk berkreasi dan berinovasi serta

peningkatan kualitas produk serta diversifikasi produk.

c. Menjadi fasilitator dalam mempertemukan lembaga keuangan dan lembaga

pemasaran dengan pengrajin (forum pertemuan bisnis).

d. Meningkatkan promosi produk UMKM melalui pameran, promosi online, dan

showroom.

Page 86: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

86

DAFTAR PUSTAKA

Anonima, 2006. RPJMD Kabupaten Wonogiri. Bappeda Kabupaten Wonogiri.

Anonimb, 2006. Komoditi Binaan Direktorat Jenderal Perkebunan. http://ditjenbun.deptan.go.id. Diakses tanggal 19 Juni 2010

Anonim, 2007. Kelompok Industri Kecil Potensial di Kabupaten Wonogiri. Disperindagkop Kabupaten Wonogiri.

Anonima, 2008. Ekonomi dan Bisnis. http://www.wonogirikab.go.id. Diakses tanggal 13 januari 2010.

Anonima, 2008. Pembuatan Tikar Dari Mendong. http://www.solo-kedu.com Diakses tanggal 13 januari 2010

Anonimb, 2008. Analisis Pengaruh Strategi Pemasaran Terhadap Volume Penjualan Benih Padi Unggul Pada Pt Sang Hyang Seri (Persero) Kulonprogo. http//www.skripsi-thesis.com. Diakses tanggal 13 januari 2010

Anonim, 2009. Kerajinan Tasik, Pengembangan Terpadu Industri Kreatif. Kemenegkopukm. http//www.mediacenterkopukm.com. Diakses tanggal 19 juni 2010

Bappekab Sidoarjo, 2008. Penyusunan Recana Induk Pengembangan Terpadu Usaha Kecil Menengah dan koperasi Kabupaten Sidoarjo. http//www.sidoarjokab.go.id. Diakses tanggal 13 Januari 2010

Bungin, B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif :Pemahaman Fisolofi dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta

David, F R. 2004. Manajemen Strategis Konsep-Konsep. Terjemahan. PT. Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta.

Endi, 2009. Strategi Pemasaran. http://go-kerja.com/strategi-pemasaran Diakses tanggal 25 Januari 2010

Gulo,W. 2002. Metodologi Penelitian. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.

Harisudin, M. 2009. Manajemen strategi. Handout perkuliahan Fakultas Pertanian Universitasa Sebelas Maret Surakarta

Hastuti, RW. 2008. Kerajinan Enceng Gondok (Studi Kasus Pada Industri Rumah Tangga di Desa Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang). Skripsi FKIP UNS. Surakarta

Hunger, J. David and Thomas L Wheelen. 2003. Manajemen Strategis.Penerbit Andi. Yogyakarta.

84

Page 87: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

87

Ilmanoz, 2008. Strategi Pemasaran dan Pengendalian Mutu Produk. http//.www.Indoskripsi.com. Diakses tanggal 13 januari 2010

Kotler, P. 1992. Manajemen Pemasaran. Erlangga. Jakarta

Kusuma, Bagus. 2009. Mengapa Visi dan Misi Perusahaan itu?. www. arthapanghuripan.blogspot.com . Diakses tanggal 13 januari 2010

Mantra, I.B. 2003. Demografi Umum. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Pratama, 2009. Anyaman. http//www.educationsyndicate.blogspot.com. Diakses tanggal 8 Februari 2010.

Rangkuti, F. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Salusu, J. 2003. Pengambilan Keputusan Strategik. PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta

Singarimbun, M dan Effendi, S. 1995. Metode Penelitian Survai. LP3ES.

Jakarta.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Surakhmad, W. 1998. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik. CV Tarsito. Bandung.

Susilowati, S H, 2007. Peran Sektor Agroindustri dalam Perekonomian Nasional dan Pendapatan Rumah Tangga Pertanian. http://pse.litbang.deptan.go.id. Diakses tanggal 8 Juni 2010.

Umar, H. 2002. Strategic Management in Action. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Winarsih, S. 2005. Strategi Pemasaran Ekspor Furniture (Studi Kasus pada PT Amalia Surya Cemerlang Kabupaten Klaten Propinsi Jawa Tengah). Fakultas Ekonomi UNS. Surakarta

Page 88: STRATEGI PEMASARAN ANYAMAN TIKAR BERBAHAN BAKU …/Strategi... · Dengan ciri-ciri usaha yang bertumpu pada usaha rumah tangga atau ... kerajinan enceng gondok yang ada di Tegaron

88