strategi mengatasi manipulasi dan kekerasan dalam media bagi remaja

12
Strategi Mengatasi Manipulasi dan Kekerasan Dalam Media Bagi Remaja Disusun Oleh : Zaga Raditya (F0311124) Universitas Sebelas Maret Surakarta

Upload: cardistszaga

Post on 09-Feb-2016

66 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Strategi Mengatasi Manipulasi dan Kekerasan Dalam Media Bagi Remaja

TRANSCRIPT

Page 1: Strategi Mengatasi Manipulasi dan Kekerasan Dalam Media Bagi Remaja

Strategi Mengatasi Manipulasi dan Kekerasan Dalam Media Bagi Remaja

Disusun Oleh :

Zaga Raditya (F0311124)

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 2: Strategi Mengatasi Manipulasi dan Kekerasan Dalam Media Bagi Remaja

Ringkasan

Kebanyakan, manipulasi dalam media dilakukan untuk mencapai tujuan kelompok

tertentu. Dalam hal ini, banyak terjadi untuk kepentingan politik, dimana para politisi

memanfaatkan media untuk mengutarakan dan membuat masyarakat berpikir seperti apa

yang dia inginkan. Manipulasi ini pun tidak hanya menggunakan media massa umum seperti

Koran dan televisi saja, namun juga menggunakan blog dan situs-situs internet untuk

menyebarkan tulisannya. Di Internet banyak sekali blog yang memanipulasi data tentang

agama tertentu, yang memojokkan pemerintah sehingga dapat membuat pembaca blog

tersebut merasa dikhianati dan beralih menjadi teroris untuk bangsanya sendiri.

Media dikonsumsi oleh hampir semua umur dan semua kalangan. Balita pun

mengkonsumsi media, sehingga stasiun televisi terkenal di Amerika Serikat membuat sub-

stasiun televisi khusus bayi dan balita yaitu BBC Baby. Jadi, tidaklah terlalu dini jika

mengajarkan tentang studi media kepada anak-anak sedari dini karena hal ini sangat penting

adanya

.

Pemerintah juga berperan dalam manipulasi dan kekerasan oleh media. Sebaiknya

pemerintah menegaskan kembali undang-undang dan etika penyiaran yang telah ada. Sampai

saat ini, masih banyak produk media yang belum memenuhi Etika Penyiaran Indonesia, Etika

Pers serta Etika Periklanan Indonesia. Komisi Penyiaran Indonesia dan badan sensor pun

tidak cepat tanggap dalam menghadapi keluhan-keluhan masyarakat tentang program acara di

Indonesia. Bila hal ini dibiarkan terlalu lama, tentunya makin banyak isi berita dan program

acara yang termanipulasi dan mengandung kekerasan yang beredar di masyarakat.

Remaja perlu membentengi dirinya sendiri dari isu-isu manipulasi dan kekerasan media.

Dengan mencoba peduli dan berpikir kritis terhadap masalah yang terjadi di sekitarnya,

mereka dapat berlatih untuk berpikir bijak dalam menghadapi terpaan manipulasi media.

Orang tua dan pengajar juga sebaiknya mengawasi apa saja media yang dikonsumsi anak-

anak mereka, apakah itu pantas bagi mereka atau tidak.

Page 3: Strategi Mengatasi Manipulasi dan Kekerasan Dalam Media Bagi Remaja

BAB I

PENDAHULUAN

Media memiliki idealisme, yaitu memberikan informasi yang benar. Dengan

idealisme semacam itu, media ingin berperan sebagai saran pendidikan. Pemirsa, pembaca

dan pendengar akan semakin memiliki sikap kritis, kemandirian, dan kedalaman berpikir.

Hanya realitas sering mempunyai arah yang berlawanan. Derap-langkah realitas sangat

diwarnai oleh struktur pemaknaan ekonomi yang dirusakan menghambat idealisme itu.

Dinamisme komersial seakan menjadi kekuatan dominan penentu makna pesan dan

keindahan. Logika pasar mengarah pengorganisasian sistem informasi. Banyak pimpinan

media yang berasal dari dunia perusahaan mau membenarkan logika pasar itu. Seakan

komptensi jurnalisme hanya merupakan faktor produksi yang fungsi pertamanya adalah

menopang kepentingan pasar. Realitas pasar ini menggambarkan betapa media berada di

bawah tekanan ekonomi persaingan yang keras dan ketat.

Rekayasa atau manipulasi di dalam media sebetulnya merupakan tindak kekerasan dan

tekanan yang menghilangkan kebebasan dengan menggunakan strategi sedapat mungkin

mengurangi kebebasan agar pendengar dan pembaca tidak mendiskusikan atau melawan apa

yang diusulkan dan dikeluarkan oleh media. Strategi ini harus tidak terlihat (Breton, 2000 :

24). Dengan begitu, rekayasa tersebut masuk ke pikiran seseorang tanpa diketahui oleh orang

tersebut bahwa hal itu merupakan suatu pelanggaran. Rekayasa mengandaikan tiga hal :

1. Kebohongan yang diorganisir.

2. Penghilangan kebebasan pendengar.

3. Tersedianya alat untuk mengalahkan resistansi.

Kebanyakan, manipulasi dalam media dilakukan untuk mencapai tujuan kelompok

tertentu. Dalam hal ini, banyak terjadi untuk kepentingan politik, dimana para politisi

memanfaatkan media untuk mengutarakan dan membuat masyarakat berpikir seperti apa

yang dia inginkan. Manipulasi ini pun tidak hanya menggunakan media massa umum seperti

Koran dan televisi saja, namun juga menggunakan blog dan situs-situs internet untuk

menyebarkan tulisannya. Di Internet banyak sekali blog yang memanipulasi data tentang

agama tertentu, yang memojokkan pemerintah sehingga dapat membuat pembaca blog

tersebut merasa dikhianati dan beralih menjadi teroris untuk bangsanya sendiri.

Page 4: Strategi Mengatasi Manipulasi dan Kekerasan Dalam Media Bagi Remaja

BAB II

GAGASAN

Solusi Dalam Menangani Manipulasi dan Kekerasan Dalam Media

1. Memasukkan pengetahuan tentang media di kurikulum sekolah sejak dini.

Media dikonsumsi oleh hampir semua umur dan semua kalangan. Balita pun

mengkonsumsi media, sehingga stasiun televisi terkenal di Amerika Serikat membuat

sub-stasiun televisi khusus bayi dan balita yaitu BBC Baby. Jadi, tidaklah terlalu dini

jika mengajarkan tentang studi media kepada anak-anak sedari dini karena hal ini

sangat penting adanya. Menurut pengamatan, pada siang hari, stasiun televisi di

Indonesia seringkali dan kebanyakan menyuguhkan acara berita, yang berisi berita

kriminal. Padahal pada jam tersebut, anak-anak di Indonesia pada umumnya baru saja

pulang dari sekolah dan menginginkan hiburan karena merasa lelah belajar seharian.

Maka mereka memilih menonton televisi karena media massa ini paling mudah

ditemukan. Akan cukup berbahaya bila anak-anak sering menonton berita kriminal

dan kekerasan, terlebih lagi mendengar hal yang belum pantas mereka dengan seperti

berita tentang pemerkosaan dan penyodoman. Mereka yang tidak mengerti akan arti

kata tersebut pastilah akan menanyakannya pada orang tua atau guru, padahal orang

tua atau guru mereka belum memiliki jawaban yang cukup bijak untuk anak seusia

mereka. Bila mereka kurang tepat menjawab, yang terjadi adalah kesalahpahaman

oleh anak dan kebingungan, mereka akan mencari sendiri jawaban yang mereka

butuhkan tanpa bantuan orang tua dan memiliki peluang untuk tersesat ke arah yang

negatif.

Jadi ada baiknya studi media ini dimasukkan kedalam kurikulum sekolah agar

anak-anak dan remaja siap menghadapi dampak media yang besar yang bahkan belum

mampu ditangani oleh sebagian orang dewasa.

2. Produk yang dikeluarkan media diawasi dan diterbitkan hanya bila memenuhi

Etika Penyiaran sesuai dengan Undang-Undang.

Pemerintah juga berperan dalam manipulasi dan kekerasan oleh media.

Sebaiknya pemerintah menegaskan kembali undang-undang dan etika penyiaran yang

Page 5: Strategi Mengatasi Manipulasi dan Kekerasan Dalam Media Bagi Remaja

telah ada. Sampai saat ini, masih banyak produk media yang belum memenuhi Etika

Penyiaran Indonesia, Etika Pers serta Etika Periklanan Indonesia. Komisi Penyiaran

Indonesia dan badan sensor pun tidak cepat tanggap dalam menghadapi keluhan-

keluhan masyarakat tentang program acara di Indonesia. Bila hal ini dibiarkan terlalu

lama, tentunya makin banyak isi berita dan program acara yang termanipulasi dan

mengandung kekerasan yang beredar di masyarakat.

3. Peningkatan kesadaran dan budaya kritis remaja

Pembiasaan akan berpikir kritis di kalangan remaja perlu dilakukan. Karena

remaja merupakan aspek penting dalam sebuah Negara untuk melakukan perubahan.

Bila remaja Indonesia tidak cerdas dan berpikir kritis, tentu saja perubahan yang baik

akan sulit dilakukan. Dalam hal ini, mahasiswa berperan penting. Mahasiswa dituntut

untuk kritis, melakukan diskusi tentang media dan tidak menutup mata akan dampak

negative dari penyalahgunaan media itu sendiri. Dengan berpikir kritis, mereka tidak

akan menelan mentah-mentah informasi yang ada, namun mencernanya dan

mengkaitkannya dengan teori dan moral yang baik sehingga mengerti dan mengetahui

jalan keluarnya.

4. Memanfaatkan semua bentuk media sepositif mungkin

Dampak suatu media bergantung pada bagaimana media itu digunakan. Bila

digunakan untuk tujuan negatif, maka dampaknya akan negative, begitu pula

sebaliknya, bila digunakan untuk tujuan positif, dampak media juga akan positif.

Maka, remaja perlu menggunakan media massa yang ada dengan sepositif mungkin

sesuai moral dan norma masyarakat yang ada.

BAB III

PENUTUP

Page 6: Strategi Mengatasi Manipulasi dan Kekerasan Dalam Media Bagi Remaja

Manipulasi dan kekerasan media saat ini memang sudah memprihatinkan, apalagi

pemerintah seakan tidak peduli atau malah menggunakan media sebagai sarana berpolitik.

Media yang dipercaya oleh khalayak sebagai pemenuh informasi yang actual ternyata telah

dimanipulasi sedemikian rupa sehingga ditemui kebohongan-kebohongan public. Masyarakat

semakin resah, remaja dan anak-anak tersesat saat mengkonsumsi media dan bingung dalam

mengetahui mana hal yang benar dan mana hal yang salah. Sedangkan orang tua dan guru

diam saja akan perusakan moral generasi bangsa di depan mata mereka.

Walaupun masih juga terdapat dampak positif dari manipulasi media, bila tujuannya memang

untuk hal yang positif. Seperti misalnya, penayangan dan pengemasan acara tentang

pembalakan hutan secara liar yang menyebabkan hewan-hewan yang dilindungi seperti orang

utan hampir punah dengan tujuan khalayak media ikut tergerak untuk peduli dan melindungi

lingkungan.

Remaja perlu membentengi dirinya sendiri dari isu-isu manipulasi dan kekerasan media.

Dengan mencoba peduli dan berpikir kritis terhadap masalah yang terjadi di sekitarnya,

mereka dapat berlatih untuk berpikir bijak dalam menghadapi terpaan manipulasi media.

Orang tua dan pengajar juga sebaiknya mengawasi apa saja media yang dikonsumsi anak-

anak mereka, apakah itu pantas bagi mereka atau tidak.

DAFTAR PUSTAKA

Page 7: Strategi Mengatasi Manipulasi dan Kekerasan Dalam Media Bagi Remaja

Sardar, Ziaudin dan Borin Van Loon.2008.Membongkar Kuasa Media.Yogyakarta : Resist

Book Hlm. 22-23

Biagi, Shirley.2003.Media Impact : An Introduction To Mass Media.Canada : Wadsworth.

Hlm. 252

Roekhan.(2010).Kekerasan Simbolik Di Media Massa. Tersedia pada www.sastra.um.ac.id.

Diakses pada tanggal 27 Juni 2012

Haryatmoko.2007.Etika Komunikasi.Yogyakarta : Kanisius. Hlm.26

Knitter,Paul.1995: One earth many religions. Multifaith Dialogue and Global Responsibility.

New York:Orbis Books.

Arendt, Hannah. 1958: The Human Condition. Chicago: The Chicago UP.

Eriyanto, 2005. Analisis Framing: Konstruk, Ideologi, dan Politik Media. Yogyakarta: LKiS

Pelangi Aksara.

Page 8: Strategi Mengatasi Manipulasi dan Kekerasan Dalam Media Bagi Remaja

LAMPIRAN

Page 9: Strategi Mengatasi Manipulasi dan Kekerasan Dalam Media Bagi Remaja