strategi manajemen paud melibatkan guru...
TRANSCRIPT
i
Strategi Manajemen PAUD Melibatkan Guru Laki-Laki
(Studi Kasus di KB-TK Al-Fath Cirendeu Tahun 2019)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Erma Hermawati
11150184000073
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M / 1441 H
i
i
ii
i
Strategi Manajemen PAUD Melibatkan Guru Laki-Laki
(Studi Kasus di KB-TK Al-Fath Cirendeu Tahun 2019)
Oleh
Erma Hermawati
NIM. 11150184000073
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan berdasarkan rumusan masalah yang berkaitan
dengan keterlibatan guru laki-laki yang sangat minim di dunia PAUD, sehingga
penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui strategi manajemen PAUD dalam
melibatkan guru laki-laki. Penelitian ini dilakukan di KB-TK Al-Fath Cirendeu,
menggunakan metode studi kasus dengan subjek penelitian 1 orang kepala
sekolah, 7 orang guru laki-laki, dan 2 orang guru perempuan. Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi,
dokumentasi, dan wawancara. Analisis yang digunakan adalah analisis Miles dan
Huberman dengan langkah-langkah, antara lain: reduksi data, penyajian data, serta
verifikasi dan penarikan kesimpulan. Hasil dalam penelitian ini yakni, Pertama,
tujuan yang diperoleh dalam keterlibatannya guru laki-laki di dunia PAUD yakni
menjadi peran ayah sebagai peran pengganti di sekolah. Kedua, adanya motivasi
yang diberikan keluarga dan legalitas pendidikan yang dimiliki menjadi dorongan
tersendiri bagi setiap guru laki-laki di KB-TK Al-Fath Cirendeu. Ketiga, adanya
komunikasi dan kerja sama antar organisasi sekolah, diantaranya kepala sekolah,
guru kelas, asisten kelas, serta seluruh siswa/I KB-TK Al-Fath Cirendeu sehingga
kegiatan-kegiatan di sekolah dapat berjalan dengan baik. Keempat, tenaga laki-
laki yang dibutuhkan dapat membantu meringankan pekerjaan perempuan yang
memiliki keterbatasan, sehingga menjadikan guru laki-laki memiliki kreativitas
yang tinggi. Kelima, selain fasilitas materil yang diberikan, ada juga fasilitas
lainnya yang diberikan kepada guru laki-laki terhadap keterampilan yang dimiliki
untuk dikembangkannya.
Kata Kunci: Manajemen PAUD, Sumber Daya Manusia, Guru Laki-Laki
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil „Alamiin, tiada ungkapan yang tak henti-hentinya
untuk diungkapkan selain rasa syukur kepada Allah Swt. sang penyusun cerita
hidup ini yang telah memberikan nikmat serta limpahan rahmat taufiq hidayahNya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Manajemen
PAUD Melibatkan Guru Laki-Laki (Studi Kasus di KB-TK Al-Fath Cirendeu
Tahun 2019)” ini dapat selesai dengan baik.
Shalawat beriring salam senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi
Muhammad Saw. yang telah membimbing umatnya dari jalan kegelapan menuju
yang terang benderang yakni ajaran Islam.
Penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Teruntuk Ibunda dan Ayahanda tercinta yang telah menjadi orangtua
terbaik dalam hidupku dan yang tidak henti-hentinya memberikan do’a,
dukungan baik moril maupun materi serta kesabaran dan kasih sayang
yang tidak ternilai harganya.
2. Ibu Dr. Sururin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan izin dalam penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Dr. Siti Khadijah, MA selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam Anak
Usia Dini UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
semangat dan motivasi.
4. Ibu Miratul Hayati, M.Pd Sekertaris Jurusan Pendidikan Islam Anak
Usia Dini UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus dosen pembimbing
terbaik dan tersabar, atas bimbingan yang diberikan selama proses
penyusunan skripsi ini serta dorongan semangat kepada penulis dan
persetujuan dilaksanakannya sidang ujian skripsi.
5. Bapak Yubaedi Siron, M.Pd sebagai dosen pembimbing terbaik dan
iii
tersemangat yang telah membimbing dan memberikan pengarahan serta
dorongan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh Bapak/ Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini
yang telah menyampaikan ilmunya kepada penulis selama perkuliahan.
7. Kepala Sekolah KB-TK Al-Fath Cirendeu Tangerang Selatan, beserta
pendidik dan tenaga kependidikan yang telah membantu pengambilan
data dalam penyusunan skripsi ini.
8. Teruntuk kamu yang tak henti-hentinya dan sabar menemani jalannya
proses ini, serta bawelnya yang selalu memberikan semangat dan
dorongan untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
9. Segenap keluarga besar tercinta yang telah mendoakan agar proses ini
lancar hingga selesai.
10. Temen-temen KFC lovers yang kumpulnya seabad kemudian yang selalu
saling memberikan semangat satu sama lain.
11. Teman-teman Mosininunema yang namanya agak ribet padahal itu hanya
singkatan, yang selalu berebutan sidang dulu-duluan.
12. Teman-teman sejalan JaRi yang selalu memberikan semangat dan
dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
13. Teman-teman PIAUD B 2015 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
menciptakan panggilan Bunda untuk diri ini, semoga silaturahmi ini tak
akan terputus.
14. Teman-teman seperjuangan PIAUD 2015 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2015 yang telah memberikan motivasi dan dukungannya.
Semoga bantuan yang tak ternilai harganya ini mendapatkan imbalan dari
Allah Swt. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat penulis
harapkan demi perbaikan-perbaikan kedepannya. Aamiin Yaa Rabbal „Alamiin.
Jakarta, 13 Agustus 2019
Penulis
iii
iv
DAFTAR ISI
Cover .................................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................
SURAT PERNYATAAN JURUSAN .............................................................
ABSTRAK ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 7
C. Pembatasan dan Rumusan Masalah ................................................. 7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 8
BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................. 10
A. Konsep Manajemen Pendidikan ....................................................... 10
B. Komponen-Komponen Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini ... 11
1. Manajemen Peserta Didik ......................................................... 12
2. Manajemen Kurikulum ............................................................. 13
3. Manajemen Sarana dan Prasarana ............................................. 14
4. Manajemen Keuangan ............................................................... 15
5. Manajemen Sumber Daya Manusia .......................................... 16
a. Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia ...................... 16
b. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia ........................ 18
c. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia ........................ 19
d. Rekrutmen Sumber Daya Manusia ...................................... 23
e. Seleksi Sumber Daya Manusia ............................................ 25
v
f. Pengembangan Sumber Daya Manusia ............................... 26
1) Strategi Pengembangan Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) ........................................................................... 27
C. Konsep Manajemen PAUD Melibatkan Guru Laki-Laki ............... 30
D. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................................... 31
E. Kerangka Teoritik ........................................................................... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 37
A. Rancangan Penelitian ...................................................................... 37
1. Tempat Penelitian ...................................................................... 37
2. Waktu Penelitian ....................................................................... 37
3. Sumber Data Penelitian ............................................................. 38
B. Latar Penelitian ............................................................................... 39
C. Metode Penelitian ............................................................................ 40
D. Prosedur Pengumpulan Data ........................................................... 41
1. Observasi ................................................................................... 41
2. Wawancara ................................................................................ 42
3. Dokumentasi .............................................................................. 43
E. Instrumen Penelitian ........................................................................ 43
F. Pengujian Keabsahan Data .............................................................. 49
1. Uji Kredibilitas ........................................................................... 49
a. Perpanjangan Pengamatan ................................................... 49
b. Meningkatkan Ketekunan ................................................... 50
c. Triangulasi ........................................................................... 50
d. Menggunakan Bahan Referensi .......................................... 51
e. Mengadakan Membercheck ................................................. 51
2. Pengujian Transferability ........................................................... 52
3. Pengujian Dependability ............................................................ 52
4. Pengujian Confirmability ............................................................ 52
G. Analisis Data ................................................................................... 53
1. Reduksi Data ............................................................................. 54
2. Penyajian Data ........................................................................... 54
v
vi
3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi ....................................... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 56
A. Deskripsi Data ........................................................................................ 56
1. Karakteristik Lokasi Penelitian ........................................................ 56
2. Karakteristik Subjek Penelitian ........................................................ 63
B. Analisis Deskriptif Penelitian ................................................................ 63
1. Strategi Manajemen PAUD Melibatkan Guru Laki-Laki di KB-TK Al-Fath
Cirendeu ........................................................................................... 63
a) Strategi Perencanaan .................................................................. 63
1) Rencana Penyusunan Tujuan Keterlibatan Guru Laki-Laki 64
2) Rencana Penyusunan Rekrutmen Guru Laki-Laki ............... 66
3) Rencana Penyusunan Pemberian Fasilitas terhadap Guru Laki-Laki
............................................................................................... 73
b) Strategi Pengorganisasian .......................................................... 76
1) Penyusunan Struktur Organisasi .......................................... 76
c) Strategi Pengelolaan ................................................................... 79
1) Pembagian Deskripsi Kerja bagi Guru Laki-Laki ................ 79
2) Program Pengembangan Pendidikan Pelatihan .................... 84
3) Program Pengembangan Pendidikan Keterampilan ............. 87
d) Strategi Pengawasan ................................................................... 93
1) Pengawasan terhadap Kinerja Guru Laki-Laki .................... 93
C. Pembahasan ............................................................................................ 97
1. Strategi Perencanaan ........................................................................ 98
a) Rencana Penyusunan Tujuan Keterlibatan Guru Laki-Laki ....... 98
b) Rencana Penyusunan Rekrutmen Guru Laki-Laki ..................... 100
c) Rencana Penyusunan Pemberian Fasilitas terhadap Guru Laki-Laki
..................................................................................................... 103
2. Strategi Pengorganisasian ................................................................ 104
a) Penyusunan Struktur Organisasi ................................................. 104
3. Strategi Pengelolaan ......................................................................... 106
a) Pembagian Deskripsi Kerja bagi Guru Laki-Laki ...................... 106
vi
vii
b) Program Pengembangan Pendidikan Pelatihan .......................... 108
c) Program Pengembangan Pendidikan Keterampilan ................... 111
4. Strategi Pengawasan ......................................................................... 113
a) Pengawasan terhadap Kinerja Guru Laki-Laki .......................... 113
D. Temuan Penelitian .................................................................................. 115
E. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 118
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 120
A. Simpulan ................................................................................................ 120
B. Implikasi ................................................................................................. 122
C. Saran ....................................................................................................... 122
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 124
LAMPIRAN
vii
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................... 34
Tabel 3.1 Jadwal Waktu Penelitian .................................................................... 37
Tabel 3.2 Sumber Data Penelitian ...................................................................... 38
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen ............................................................................ 43
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Wawancara Kepala Sekolah .............. 45
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Wawancara Guru Laki-Laki .............. 47
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Wawancara Guru Perempuan ............ 48
Tabel 4.1 Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan KB-TK Al-Fath Cirendeu 59
Tabel 4.2 Data Siswa/I 2 Tahun Terakhir KB-TK Al-Fath Cirendeu ................ 60
Tabel 4.3 Data Sarana dan Prasarana KB-TK Al-Fath Cirendeu ....................... 60
Tabel 4.4 Karakteristik Subjek Penelitian .......................................................... 62
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ............................................................... 36
Gambar 3.1 Gambar Analisis Model Interaktif .................................................. 54
Gambar 4.24 Keterlibatan Guru Laki-Laki dan Perempuan di dalam Kelas ..... 66
Gambar 4.76 Keterlibatan Guru Laki-Laki dan Perempuan di dalam Kelas ..... 66
Gambar 4.62 Komunikasi Guru Laki-Laki dan Anak Menemani Bermain ....... 71
Gambar 4.78 Komunikasi Guru Laki-Laki dan Anak Menemani Belajar ......... 71
Gambar 4.59 Fasilitas Alat Musik yang bisa digunakan pada saat Belajar ....... 75
Gambar 4.10 Fasilitas Alat Musik yang bisa digunakan pada saat Latihan ....... 75
Gambar 4.46 Fasilitas Alat Musik yang bisa digunakan pada saat Event .......... 75
Gambar 4.100 Akses menuju Lantai 4 ............................................................... 76
Gambar 4.20 Keterlibatan Kepala Sekolah dalam event Pekan Ramadhan ....... 78
Gambar 4.41 Keterlibatan Kepala Sekolah dalam event Pekan Ramadhan ....... 78
Gambar 4.42 Keterlibatan Kepala Sekolah dalam event Drama Guru ............... 79
Gambar 4.09 Pekerjaan Kasar yang dilakukan Guru Laki-Laki ........................ 80
Gambar 4.35 Pembuatan property untuk event Drama Guru ............................. 82
Gambar 4.36 Pembuatan property untuk event Drama Guru ............................. 82
Gambar 4.23 Guru Laki-Laki Mendampingi Teman-Teman Menaiki Tangga . 83
Gambar 4.11 Kegiatan Seminar Literasi ............................................................ 85
Gambar 4.22 Nge-vlog Kegiatan Ramadhan ..................................................... 86
Gambar 4.71 Pembuatan Permainan Tradisional ............................................... 87
Gambar 4.44 Penampilan Band KB-TK Al-Fath Cirendeu ............................... 88
Gambar 4.57 Kegiatan AK3 sedang Mengajar di dalam Kelas ......................... 90
Gambar 4.64 Kegiatan AK4 sedang Mengajar di dalam Kelas ......................... 91
x
Gambar 4.83 Kegiatan AK7 sedang Memberi Contoh kepada K dalam Kegiatan
Mendongeng ................................................................................. 91
Gambar 4.68 Kegiatan Berdo’a pada saat Selesai Kegiatan .............................. 92
Gambar 4.12 Kebersamaan Guru Laki-Laki dalam Pembuatan property .......... 95
Gambar 4.13 Kedekatan Kepala Sekolah dengan Guru Laki-Laki .................... 95
Gambar 4.70 Keterlibatan Guru atas Tanggung Jawab pada event ................... 97
x
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 2 Reduksi Instrumen Penelitian
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 4 Hasil Wawancara Subjek Penelitian
Lampiran 5 Hasil Observasi/ Catatan Lapangan
Lampiran 6 Uji Referensi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan komponen penting yang menentukan
kemajuan suatu bangsa. Hal ini dikarenakan pendidikan memiliki fungsi
untuk mengembangkan kemampuan dan watak seseorang dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu, fungsi pendidikan sangat erat
kaitannya dengan kualitas pendidikan, karena kualitas pendidikan
mempengaruhi fungsi dan tujuan pendidikan. Pada kenyataannya kualitas
pendidikan di Indonesia saat ini masih sangat memprihatinkan. Menurut
survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas
pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 Negara di Asia.
Selain itu juga, menurunnya peringkat pendidikan Indonesia berdasarkan
indeks pembangunan pendidikan yang yang menjadikan Indonesian berada
di peringkat ke-69 pada tahun 2011.1 Maka dari itu, masalah pendidikan
menjadi obrolan yang sangat hangat di dunia masyarakat, khususnya di
Indonesia.
Pendidikan merupakan tempat manusia untuk berinteraksi. Dengan
berinteraksi itulah manusia menggunakan indra untuk menggunakannya
mencari ilmu. Begitupun juga dengan manusia yang tanpa ilmu akan sulit
menghadapi kenyataan di era globalisasi ini yang maju dan berkembang.
Pada hakikatnya dunia pendidikan di era globalisasi ini berkembang sangat
pesat disertai dengan perkembangan teknologi yang canggih yang akan
memberikan dampak yang luar biasa terhadap lingkungan masyarakat dan
sekolah, baik itu dampak positif maupun negatif. Apabila tidak dapat
mengimbanginya maka akan mempengaruhi kualitas mutu pendidikan.
1 Latief, “Peringakat Pendidikan Indonesia Turun”, (Kompas, 3 Maret 2011), diakses
pada tanggal 25 Desember 2018 pukul 19.00
2
Oleh karena itu, pendidikan harus dilakukan sejak usia dini, karena pada
masa inilah anak sedang mengalami masa pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat, karena pada masa ini juga anak biasa
disebut dalam masa golden age.
Anak bukanlah orang dewasa dalam ukuran kecil, melainkan
sekelompok anak yang masih berada dalam proses tumbuh kembang. Oleh
karena itu, anak harus diperlakukan sesuai dengan tahap-tahap
perkembangan dan pertumbuhannya. Namun pada praktik kesehariannya
tidak selalu demikian terjadi, seperti halnya dalam keluarga banyak dari
beberapa orang tua sering memaksakan keinginannya sesuai kehendaknya.
Pendirian program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menjadi hal yang
sangat penting bagi anak, karena PAUD menjadi solusi dalam
pembentukan moral, agama, emosi, sosial, dan spirit kompetensi. Selain
itu, tenaga pendidik menjadi salah satu kunci dari keberhasilan
perkembangan dan pertumbuhan tersebut. Guru sebagai pendidik yang
secara langsung berhadapan dengan siswa sangat penting memahami tugas
dan perkembangan anak pada setiap tingkat usia tertentu. Jika tidak
memahami hal tersebut akan membuat guru terjebak dalam kegiatan rutin
yang tidak mengacu kepada kebutuhan anak secara individual maupun
kelompok, bahkan akan menciptakan pembelajaran yang membosankan
bagi anak. Hal tersebut disebabkan karena kegiatan dari hari ke hari tetap
sama tanpa kegiatan yang menantang atau menarik.
Pendidikan bagi anak usia dini pada hakikatnya adalah pendidikan
yang dilakukan dengan tujuan untuk memberikan fasilitas dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh.2 Pembelajaran
bagi anak usia dini memiliki kekhasan tersendiri yakni belajar melalui
bermain, karena pada saat bermainlah anak akan mencari informasi secara
mendalam dengan indera yang ia miliki dan secara spontan anak
mengembangkan kemampuan yang dimiliki pula.
2 Suyadi, Teori Pembelajaran Anak Usia Dini Dalam Kajian Neurosains, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2015), h. 22
3
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam kegiatan bermain
anak usia dini. Keseimbangan guru laki-laki dan perempuan dalam
pendidikan anak usia dini juga sangatlah penting, mengingat guru berperan
sebagai pengganti orang tua selama anak berada di sekolah.3 Selain itu
juga, pentingnya figur laki-laki dalam PAUD harus dilakukan untuk
menanamkan pemahaman tentang identitas jenis kelamin, karena seorang
anak laki-laki perlu contoh orang dewasa laki-laki untuk tumbuh
berkembang dan memperkuat identitasnya sebagai seorang laki- laki di
masa depan, sementara anak perempuan membutuhkan model orang
dewasa laki-laki untuk mengambil sisi positif dari sikap dasar seorang
laki-laki, misalkan bagaimana bersikap tegas, mengendalikan dan
mengontrol emosi yang baik.4 Namun pada kehidupan nyatanya, guru
laki-laki dalam PAUD sangatlah jarang sekali ditemukan, kebanyakan
rata-rata hampir semuanya guru perempuan. Menurut data pokok
pendidikan dasar dan menengah (Dapodikdasmen) Kota Tangerang
Selatan di Kecamatan Ciputat Timur tercatat bahwa jumlah guru
perempuan sebanyak 725 orang, sedangkan guru laki-laki sebanyak 439
orang.5 Hal ini menunjukkan bahwa minimnya jumlah guru laki-laki
dalam dunia PAUD.
Guru memiliki kedudukan yang terhormat dimata masyarakat
sekitar, karena kewibawaan yang dimilikinya guru menjadi dihormati. Hal
ini tidak menuntut kemungkinan bahwa guru harus selalu memperhatikan
sikap, perilaku, dan perbuatan yang dilakukan, karena guru telah menjadi
panutan ditengah masyarakat sekitar. Guru laki-laki maupun guru
perempuan memiliki peranan yang sangat penting dalam proses
pengajaran, hanya saja yang membedakan adalah bagaimana pelaksanaan
3 Theresia Alviani Sum dan Adriani Tamo, “Faktor Penyebab Kurangnya Minat Laki-
Laki untuk Menjadi Guru PAUD di Kabupaten Manggarai”, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan
Missio, Vol. 10, 2018, h. 193. 4 Ibid, h. 197.
5 Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan
Dasar dan Menengah, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan),
(www.dapo.dikdasmen.kemendikbud.go.id/pd)
4
pembagian tugas antara guru laki-laki dan guru perempuan. Demikian pula
dalam PAUD, peran guru laki-laki dalam PAUD salah satunya yakni
pengetahuan tentang identitas jenis kelamin anak. Pengetahuan identitas
jenis kelamin sangat penting terhadap perkembangan identitas diri anak ke
depannya. Oleh karena itu, pemberian pemahaman yang benar haruslah
dilakukan oleh orang yang berada di sekitar anak, sehingga menanamkan
pemahaman identitas jenis kelamin yang benar terhadap anak, sehingga
dibutuhkan figur seorang guru laki-laki dalam PAUD. Selain itu juga,
figur laki-laki dapat mengungkapkan sikap melindungi, sikap memelihara,
rasa kasih sayang, dan rasa cinta, sehingga akan membawa dampak positif
bagi pertumbuhan dan perkembangan setiap anak.
Berdasarkan Pusat Data dan Statistik Pendidikan (PDSP)
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan bahwa persentase
guru perempuan terbesar di TK (96,81%) dan persentase guru laki-laki
terkecil (3,19%).6 Kemudian persentase guru perempuan pada jenjang
perguruan tinggi (40,58%) dan guru laki-laki (59,42%).7 Hal ini
membuktikan bahwa masih rendahnya kesetaraan gender dalam dunia
pekerjaan pada umumnya.
Hasil survei yang dilakukan oleh komite PAUD di Irlandia pada
tahun 2012 dan 2013 menunjukkan bahwa dari 328 lembaga pendidikan
anak usia dini dari 13 negara bagian, 77% lembaga PAUD tidak memiliki
tenaga pendidik laki-laki.8 Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika
persentase di negara-negara maju saja rendah, bagaimana dengan negara
Indonesia yang termasuk ke dalam Negara berkembang, tentunya
Indonesia berada di bawah Negara-Negara tersebut.
Jarangnya jumlah guru laki-laki ini tidak hanya terjadi di
Indonesia, tetapi juga terjadi di beberapa negara di Eropa. Sumsion dalam
6 Ikhtisar Data Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Data dan Statistik Pendidikan,
(Jakarta, 2015), h. 3. 7 Kemdikbud: Guru TK Didominasi Perempuan, Dosen Didominasi Laki-Laki,
(www.paud.dikmas.kemdikbud.go.id/berita/7069.html) diakses pada tanggal 10 Januari 2019
pukul 19.58 8 Theresia Alviani, loc. Cit.
5
Tsigra pada tahun 2012 menyatakan bahwa sebagian besar negara Eropa
hanya 1-4% guru laki-laki yang mengajar di PAUD dan 8% di negara
Denmark.9 Sementara itu di Yunani pada tahun 2008 dari total 12.591
guru laki-laki yang bekerja di Taman Pendidikan Kanak-Kanak hanya
berkisar 122 atau sekitar 1%.10
Hal ini terjadi karena kurangnya apresiasi yang diberikan kepada
guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) baik dari lembaga swasta atau
yayasan, serta instansi pemerintah, sehingga minat para laki-laki yang
merupakan tulang punggung keluarga untuk mengabdi di dunia pendidikan
anak menjadi sangat minim. Kita ketahui bahwa penting sekali sosok guru
laki-laki dalam pendidikan anak usia dini. Selain menjadi model bagi
siswa laki-laki, guru laki-laki juga perlu sebagai figur guru anak usia dini,
karena tidak hanya mentransfer pengetahuan kepada anak saja, akan tetapi
juga mengembangkan setiap aspek perkembangan anak.
Alasan utama ini diperkuat dengan pendapat Theresia yang
menjadikan sangat terbatasnya jumlah laki-laki dalam pendidikan anak
usia dini, karena guru laki-laki dalam pendidikan anak usia dini
belum banyak diakui dan diketahui oleh masyarakat.11
Penggolongan ini
tidak ada dalam pemberian kesempatan dan perlakuan antara perempuan
dan laki-laki dalam peningkatan pendidikan, tetapi pada kenyataannya
pendidikan perempuan lebih banyak dibandingkan pendidikan laki- laki
dalam pendidikan anak usia dini. Sehingga baik perempuan maupun
laki-laki dari semua kelompok sosial maupun ekonomi semua orang
memiliki peluang dan kesempatan yang sama untuk menjadi seorang guru
yang profesional.
Peneliti memilih Kelompok Bermain - Taman Kanak-Kanak (KB-
TK) Al-Fath Cirendeu sebagai tempat penelitian karena KB-TK Al-Fath
9Meni Tsigra, “Male Teachers and Childrens Gender Construction in Preschool
Education”, Gothenburg, Sweden, OMEP – World Congress, 2010, h. 1. 10
Ibid., h. 2. 11
https://www.florespost.co/2018/06/04/opini-paud-dan-peran-guru-laki-laki/ diakses
pada tanggal 25 Desember 2018 pukul 19:03
6
Cirendeu ini merupakan salah satu sekolah yang telah melibatkan peran
guru laki-laki di dalam kegiatan proses pembelajaran dengan jumlah yang
seimbang, sehingga dalam setiap pembelajarannya telah menerapkan
sosok figur ibu dan figur ayah.
Berdasarkan hasil observasi awal yang telah peneliti lakukan di
KB-TK Al-Fath Cirendeu ini peneliti melihat proses kegiatan yang
dilakukan oleh guru laki-laki di KB-TK Al-Fath Cirendeu. Guru laki-laki
sangat terlatih dan sangat profesional dalam mengatasi dan mendidik anak,
baik itu di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Perilaku yang tegas
membuat anak merasakan sosok figur ayah dalam setiap proses kegiatan.
Tegas disini bukan diartikan sebagai sosok yang galak, melainkan sikap
ketegasan dalam bertindak. Selain itu juga, bertahan lamanya guru laki-
laki hampir kurang lebih belasan tahun menjadikan daya tarik tersendiri
bagi peneliti untuk melakukan penelitian di KB-TK Al-Fath Cirendeu ini.
Pendidik atau guru bagi anak usia dini merupakan seorang yang
mampu mengembangkan konsep belajar sambil bermain dan bermain
sambil belajar, sehingga pembelajaran itu menjadi aktif dan
menyenangkan. Selain itu juga, pendidik anak usia dini mampu
memahami aspek perkembangan anak agar kegiatan tersebut berdasarkan
tahapan usia anak, sehingga pembelajaran lebih mengena kepada anak.
kemudian peran lembaga juga berpartisipasi dalam memfasilitasi apa yang
dibutuhkan oleh pendidik, agar antara konsep pembelajaran dan fasilitas
yang diberikan mampu menunjang proses pembelajaran yang baik.
Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah di atas bahwa
dalam pengembangan PAUD diperlukan juga sosok figur laki-laki dalam
proses kegiatan pembelajaran. Tanpa strategi dan dorongan lembaga figur
laki-laki ini tidak akan mudah untuk bergabung di dunia PAUD. Maka dari
itu, penulis mengkaji penelitian dengan judul “Strategi Manajemen
PAUD Melibatkan Guru Laki-Laki (Studi Kasus di KB-TK Al-Fath
Cirendeu Tahun 2019)”.
7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,
maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Rendahnya kualitas mutu pendidikan.
2. Perkembangan pendidikan di era globalisasi.
3. Rendahnya pemahaman tentang pendidikan anak dalam keluarga.
4. Rendahnya minat laki-laki menjadi guru PAUD.
5. Masih rendahnya pemahaman masyarakat terhadap guru laki-laki di
dunia PAUD, karena masih beranggapan bahwa guru pendidikan anak
usia dini haruslah guru perempuan.
6. Masalah stigma sosial atau pandangan sosial terhadap guru laki-laki
mengajar PAUD.
7. Masih kurangnya apresiasi pemerintah terhadap guru laki-laki di
PAUD.
8. Masalah kesejahteraannya (gaji) yang minim.
C. Pembatasan dan Rumusan Masalah
Dikarenakan cukup luasnya lingkup masalah di atas, maka tidak
semua yang sudah diidentifikasikan oleh peneliti dijadikan bahan kajian.
Mengingat keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti. Maka agar
penelitian ini lebih mendalam peneliti hanya membatasi penelitiannya
tentang “strategi manajemen sumber daya manusia PAUD dalam
melibatkan guru laki-laki”.
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang ada,
maka penulis akan mengambil rumusan masalah yaitu:
1. Bagaimana strategi manajemen PAUD melibatkan guru laki-laki di
KB-TK Al-Fath Cirendeu?
2. Faktor-faktor apa sajakah yang memotivasi guru laki-laki menjadi
pendidik di dunia pendidikan anak usia dini?
8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan ini
adalah:
a. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan strategi manajemen
PAUD melibatkan guru laki-laki di KB-TK Al-Fath Cirendeu.
b. Untuk mengetahui minat dan motivasi guru laki-laki menjadi
pendidik dalam pendidikan anak usia dini di KB-TK Al-Fath
Cirendeu.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai pengetahuan tambahan dan wawasan baru, khususnya bagi
pembaca pada umumnya mengenai studi kasus strategi manajemen
PAUD melibatkan guru laki-laki di KB/TK Al-Fath Cirendeu.
Selain itu juga dapat dijadikan sebagai informasi untuk penelitian
selanjutnya.
b. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada:
1) Guru atau Pendidik
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan
profesionalitas guru dalam meningkatkan mutu pendidikan
anak usia dini.
2) Masyarakat
Bagi masyarakat penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kesadaran akan pentingnya peran guru laki-laki
terhadap proses pembelajaran, sehingga kebutuhan akan peran
ayah dapat terpenuhi sebagaimana mestinya.
9
3) Bagi Lembaga
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi
atau sumber informasi bagi lembaga pendidikan pada
umumnya dan terkhusus untuk program studi PIAUD UIN
Jakarta.
10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Konsep Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikan merupakan modal yang dapat menjadi
pijakan yang kuat untuk mengembangkan pendidikan, salah satunya
adalah lembaga sekolah. Sekolah bukan hanya tempat berkumpul untuk
guru dan peserta didik semata dalam pembelajaran, melainkan sekolah
merupakan suatu tatanan sistem yang saling berkaitan, sehingga perlu
sebuah manajemen yang baik. Secara teoritis, para ahli memberikan
pandangan mengenai pengertian manajemen.
Menurut G. R. Terry dalam Hakim merumuskan “Manajemen
merupakan suatu proses dari sebuah kegiatan untuk merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengendalikan sumber daya
manusia dan sumber daya lainnya untuk menentukan dan mencapai tujuan
organisasi”.12
Tujuan organisasi ini terdiri dari berbagai macam elemen,
seperti sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Berkenaan
dengan itu untuk mencapai proses manajemen yang efektif dan efisien,
maka diperlukan manajemen yang baik pula.
Kemudian menurut Nanang Fattah mendefinisikan bahwa
“Manajemen diartikan sebagai proses merencana, mengorganisasi,
memimpin, dan mengendalikan upaya dalam sebuah organisasi agar tujuan
organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien”.13
Sedangkan menurut
James Stoner dalam Ulfah “Manajemen adalah sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian pengarahan, dan pengawasan para anggota
12
Abdul Hakim, Dinamika Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Organisasi,
(Semarang: EF Press Digimedia, 2014), h. 2. 13
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2001), h. 1.
11
organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai
sasaran organisasi yang telah di tetapkan”.14
Berdasarkan menurut pandangan ahli di atas maka dapat
disimpulkan bahwa manejemen adalah suatu proses kerja di mana hal
tersebut untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui proses
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengontrolan sehingga
tujuan yang diinginkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Manajemen dapat dipahami sebagai proses kerja sama dua orang
atau lebih dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki organisasi atau
lembaga tersebut untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan
demikian manajemen pendidikan anak usia dini adalah proses pengelolaan
yang dilakukan oleh seluruh komponen sekolah untuk mencapai tujuan
pendidikan anak usia dini yang telah ditetapkan dalam tujuannya oleh
sekolah itu sendiri.
Manajemen biasanya dipraktekkan dalam bidang industri atau
perusahaan-perusahaan yang mengejar keuntungan dengan menghasilkan
barang dan jasa yang bermutu, sehingga mendapatkan pendapatan. Namun
seiring dengan berjalannya perkembangan dalam dunia pendidikan,
bahwasanya setiap lembaga perlu menerapkan manajemen dalam
penyelenggaraan pendidikan. Begitupun juga dengan manajemen lembaga
PAUD, agar manajemen lembaga tersebut lebih terstruktur dan
terkoordinir dengan optimal, efektif, dan efisien.
B. Komponen-Komponen Manajemen Pendidikan Anak Usia
Dini
Berbagai komponen-komponen lembaga pendidikan anak usia dini
(PAUD) telah dikembangkan dengan tujuan agar pengembangan PAUD
dapat dilakukan dengan terstruktur dan terprogram secara baik, sehingga
14
Fari Ulfah, Manajemen PAUD Pengembangan Jejaring Kemitraan Belajar,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015),. h. 25.
12
tujuan PAUD dapat tercapai sebagaimana mestinya. Berikut komponen-
komponen manajemen PAUD, antara lain sebagai berikut:
1. Manajemen Peserta Didik
Manajemen peserta didik merupakan salah satu bagian dari
komponen lembaga PAUD. Manajemen peserta didik juga
keberadaannya sangat dibutuhkan dalam pengembangan manajemen
kelembagaan, karena peserta didik merupakan bagian dari subjek dan
objek dalam pelaksanaan manajemen kelembagaan. Manajemen
peserta didik terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan peserta didik.
Menurut Hasibuan menyatakan bahwa “Manajemen adalah ilmu
dan seni untuk mengatur proses pemanfaatan SDM dan sumber daya
lainnya untuk mencapai suatu tujuan secara efektif dan efisien”.15
Sedangkan peserta didik pada hakikatnya adalah individu sebagai
anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan berbagai potensi
diri melalui proses pendidikan atau pembelajaran untuk menjadi
manusia yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan.16
Demikian manajemen peserta didik merupakan salah satu proses
kegiatan yang direncanakan dan diusahakan untuk mencapai satu
tujuan, serta pembinaan yang berkelanjutan terhadap seluruh peserta
didik dalam mengikuti proses pembelajaran yang diselenggarakan
secara efektif dan efisien, mulai dari penerimaan peserta didik hingga
keluarnya peserta didik dari suatu lembaga sekolah. Berkenaan dengan
itu yang menjadi peserta didik dalam pendidikan anak usia dini yakni
seperti yang dijelaskan dalam UU No. 20 tahun 2003, pendidikan anak
usia dini yaitu suatu upaya pembinaan yang ditunjukkan kepada anak
sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
15
Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), h. 9. 16
Dirman dan Cicih Juarsih, Karakteristik Peserta Didik Dalam Rangka Implementasi
Standar Proses Pendidikan Siswa, (Jakarta: Rineka Cipta, 2014),h. 7.
13
jamani dan perkembangan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.17
Secara umum tujuan manajemen peserta didik adalah mengatur
kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan tersebut menunjang
proses belajar mengajar di sekolah. Selain itu juga, agar proses tersebut
dapat berjalan dengan lancar, tertib, dan teratur, sehingga dapat
mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Dalam hal pencatatan
ketatalaksanaan manajemen peserta didik dilakukan dalam bentuk
buku induk, buku persentasi, buku laporan keadaan peserta didik dan
lain sebagainya.
2. Manajemen Kurikulum
Kurikulum dipandang sebagai jantungnya pendidikan. Apabila
ditinjau dari sudut tujuan pendidikan, kurikulum berfungsi sebagai alat
atau instrument untuk mencapai tujuan pendidikan.18
Dengan kata lain,
keterkaitan antara kurikulum yang baik dan lulusan yang berkualitas
sangat bergantung pada pemahaman para pengembang kurikulum,
yakni kepala sekolah dan pendidik.
Penyelenggaraan pendidikan yang dilakukan oleh lembaga
pendidikan perlu memperhatikan komponen-komponen pembelajaran.
Hal ini dilakukan agar tujuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh
sekolah dapat tercapai dengan optimal. Maka dari itu, untuk mencapai
tujuan pendidikan diperlukan kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan belajar serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.19
Dengan demikian, manajemen kurikulum
17
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan) 18
Leli Halimah, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Inspirasi Untuk
Pelaksanaan Kurikulum 2013 PAUD, (Bandung: Refika Aditama, 2016), h. 29. 19
Permendikbud No. 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia
Dini, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2014)
14
merupakan upaya mengatur dan mengelola perangkat pembelajaran
yang akan diajarkan pada lembaga pendidikan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang
optimal.
3. Manajemen Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana menjadi salah satu penunjang dalam proses
kegiatan pendidikan. Apabila sarana dan prasarana yang dihadapi
dalam kondisi tidak baik atau tidak memadai, maka akan
mempengaruhi juga dalam kegiatan proses belajar mengajar. Kondisi
ini selain berpengaruh pada ketidaklayakan dan ketidaknyamanan
proses belajar mengajar, juga akan berpengaruh pada keengganan
orang tua menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut. Maka dari itu,
diperlukan manajemen sarana dan prasarana agar sarana dan prasarana
pendidikan dapat difungsikan sebagaimana mestinya dengan baik.
Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara
langsung dipergunakan dalam menunjang proses pendidikan,
khususnya proses belajar mengajar seperti gedung, ruang kelas, meja,
kursi, serta alat-alat dan media pembelajaran.20
Sedangkan prasarana
pendidikan merupakan fasilitas yang menunjang jalannya proses
pendidikan atau pengajaran seperti halaman, kebun, taman sekolah,
dan jalan menuju sekolah.21
Dengan demikian, manajemen sarana dan
prasarana merupakan proses kerja dalam pengelolaan seluruh asset
lembaga pendidikan yang dimiliki untuk menunjang proses kegiatan
pendidikan atau pengajaran agar lebih efektif dan efisien.
Manajemen sarana dan prasarana dilaksanakan untuk mengatur
serta menjaga sarana dan prasarana yang ada, agar kontribusi dalam
proses kegiatan pembelajaran menjadi lebih optimal. Sejalan dengan
20
Maman Sutarman dan Asih, Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini Filosofi,
Konsep, Prinsip, dan Aplikasi, (Bandung: Pustaka Setia, 2016), h. 163. 21
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi, dan Implementasi,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), h. 49.
15
tujuan pengelolaan sarana dan prasarana sekolah yakni memberikan
layanan secara professional yang berkaitan dengan sarana dan
prasarana pendidikan agar proses pembelajaran dapat berlangsung
secara efektif dan efisisen. Sehingga penting sekali pengelolaan sarana
dan prasarana dilakukan agar aspek keterampilan yang dilakukan dapat
terpenuhi secara optimal.
4. Manajemen Keuangan
Setiap satuan unit kerja selalu berhubungan dengan keuangan
dalam keberlangsungan kegiatannya. Begitupun juga dengan lembaga
pendidikan anak usia dini. Keuangan dalam hal ini diartikan sebagai
pembiayaan. Pembiayaan pendidikan menjadi salah satu aspek penting
dalam penyelenggaraan PAUD. Hal ini juga menjadi salah satu pokok
masalah dalam pembiayaan pendidikan, karena untuk menentukan cara
bagaimana mencukupi kebutuhan operasional satuan pendidikan. Oleh
karena itu, pembiayaan pendidikan sangat dibutuhkan agar masyarakat
memperoleh layanan pendidikan yang lebih bermutu.
Manajemen keuangan merupakan salah satu substansi manajemen
pendidikan anak usia dini yang akan turut menentukan berjalannya
kegiatan pendidikan di lembaga pendidikan, baik itu pendidikan anak
usia dini, sekolah dasar, ataupun jenis tingkatan pendidikan lainnya.
Kegiatan manajemen keuangan meliputi kegiatan perencanaan,
penggunaan, pencatatan data, pelaporan, dan pertanggung jawaban
penggunaan dana sesuai dengan yang direncanakan.22
Hal ini
dilakukan untuk mengatur pemanfaatan dana yang tersedia agar lebih
terkoordinir, sehingga dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan
peraturan yang berlaku.
Tujuan manajemen keuangan dalam lembaga pendidikan adalah
untuk mengatur dan mengelola keuangan atau sumber yang masuk
22
Rohiat, Manajemen Sekolah Teori Dasar dan Praktek, (Bandung: Refika Aditama,
2009), h. 27.
16
dengan sebaik-baiknya, agar tujuan perencanaan pendidikan dapat
berjalan dengan sesuai semestinya, sehingga proses kegiatan
pembelajaran menjadi lebih optimal. Tanpa adanya manajemen
keuangan prose tersebut tidak akan berjalan dengan baik.
5. Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia (SDM) juga dapat dikatakan
sebagai manajemen tenaga pendidik dan kependidikan dalam lembaga
pendidikan. Dalam proses pendidikan, manajemen SDM memegang
peranan penting dalam upaya pengembangan kepribadian dan nilai-
nilai karakter yang hendak dicapai. Manajemen SDM dilakukan karena
menjadi tuntutan ke arah profesionalisme serta peningkatan mutu
pendidikan yang telah menjadi komitmen nasional. Maka dari itu,
pengembangan manajemen SDM yang diharapkan mampu
meningkatkan kualitas sistem pendidikan yang lebih maju.
a. Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia
Peranan manjemen dalam suatu organisasi sangatlah
penting, termasuk di dalamnya manajemen sumber daya manusia
(SDM). Manajemen SDM dapat diartikan sebagai suatu proses
dalam sebuah organisasi yang didalamnya memiliki kebijakan-
kebijakan tertentu. Hal ini dapat diketahui karena tanpa adanya
SDM, suatu organisasi itu tidak akan berjalan dengan baik. Oleh
karena itu, sangat dibutuhkan manjemen SDM untuk mengatur dan
mengatasi masalah-masalah yang berkaitan tentang
pengorganisasian dalam mengatur sebuah manajemen.
SDM dapat diartikan sebagai pekerja, pegawai, atau
karyawan, yakni orang yang mengerkana atau mempunyai
pekerjaan.23
Dalam dunia pendidikan disebut sebagai pendidik dan
tenaga kependidikan. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen
23
Nurul Ufatin dan Teguh, Manajemen Sumber Daya Manusia Bidang Pendidikan,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h. 2.
17
pendidik dan tenaga kependidikan sebangun dengan pengertian
manajemen SDM.
Dessler Gary mengungkapkan bahwa:
“Human resource management refers to the practices and
policies you need to carry out the personnel aspects of
your management job, specifically, acquiring, training,
appraising, rewarding, and providing a safe, ethical, and
fair environment for your company‟s employees”24
(Manajemen SDM adalah proses untuk memperoleh,
melatih, menilai, dan mengompensasi pegawai dan
mengurus relasi kereja mereka, kesehatan,dan keselamatan
mereka, serta hal-hal yang berkaitan dengan keadilan).
Selain itu juga, Noe and Hollenbeck, et. all
mengungkapkan mengatakan bahwa:
“Human resource management refers to the policies,
practices, and system that influence employees behavior,
attitudes, and performance”25
(Manajemen SDM mengacu
pada kebijakan-kebijakan, praktik-praktik, serta sistem-
sistem yang mempengaruhi perilaku, sikap, dan kinerja
pegawai).
Berbeda dengan pandangan para ahli, seperti yang
diungkapkan Prabu Mangkunegara bahwa “Manajemen SDM
merupakan perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian,
pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan,
pemberian balas jasa, pengintegrasian, dan pemisahan tenaga kerja
dalam rangka mencapai sebuah tujuan organisasi”.26
24
Dessler Gary, A Framework for Human Resource Management, Fifth Edition, (New
Jersey : Prentice Hall International, Inc., 2009),. h. 2. 25
Noe, Hollenbeck, et. all, Human Resource Management: Gaining a Competitive
Advantage, (Boston: Mc Graw-Hill Companies, Inc, 2002), h. 5. 26
Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2017), h. 2.
18
Sejalan dengan pendapat Prabu Mangkunegara, menurut
Marwansyah dalam Burhanuddin menyatakan bahwa “Manajemen
SDM dapat diartikan sebagai pendayahgunaan sumber daya
manusia di dalam organisasi, yang dilakukan melalui fungsi-fungsi
perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen dan seleksi,
pengembangan sumber daya manusia, perencanaan dan
pengembangan karier, pemberian kompensasi dan kesejahteraan,
keselamatan dan kesehatan kerja, dan hubungan industrial”.27
Berdasarkan definisi-definisi tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa manjemen SDM merupakan proses penting dlam suatu
organisasi yang didalamnya terdapat proses perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, serta pengarahan agar kegiatan
organisasi itu dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuannya.
b. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia
Setiap organisasi tentunya telah menetapkan tujuan-tujuan
untuk mencapai target yang diinginkan, termasuk juga dengan
manajemen sumber daya manusia (SDM). Tujuan manajemen
SDM sangatlah sulit untuk dirumuskan, karena sifatnya bervariasi
dan tergantung pada penahapan perkembangan yang terjadi pada
masing-masing organisasi.28
Menurut Samsudin dalam Burhanuddin menyatakan bahwa
terdapat empat tujuan manajemen SDM, antara lain sebagai
berikut:
1) Tujuan Sosial, tujuan sosial ini diperuntukan agar organisasi
atau perusahan ataupun lembaga sekalipun dapat bertanggung
jawab secara sosial dan etis terhadap kebutuhan dan tantangan
yang terdapat dalam lingkup masyarakat.
27
Burhanuddin Yusuf, Manajemen Sumber Daya Manusia di Lembaga Keuangan
Syariah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), h. 28. 28
Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 7.
19
2) Tujuan Organisasional, tujuan ini bagian dari sasaran formal
yang dibuat untuk membantu organisasi mencapai tujuan dan
meningkatkan efektivitas organisasional.
3) Tujuan Fungsional, tujuan lebih merujuk pada tujuan untuk
mempertahankan kontribusi sumber daya manusia yang sesuai
dengan kebutuhan organisasi agar dapat berjalan sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
4) Tujuan Individual, tujuan individual ini merupakan tujuan
pribadi individu dari tiap anggota lembaga yang hendak dicapai
melalui aktivitas dalam organisasi yang sedang berlangsung.29
Setiap organisasi bidang SDM tentunya menginginkan agar
setiap saat memiliki SDM yang berkualitas untuk mencapai hasil
yang efektif dan efisien sesuai dengan tujuan-tujuan yang
diharapkan dalam jangka panjang maupun jangka pendek.
c. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia (SDM) bila diterapkan secara efektif
dan efisien diperlukan penerapan fungsi manajemen agar dapat
berjalan seimbang. Hal ini dilakukan karena fungsi manajemen
sumber daya manusia merupakan bagian yang sentral dalam
sebuah manajemen. Kegiatan tersebut pula akan lancar apabila
memanfaatkan fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia.
Setiap karyawan atau tenaga kerja pada hakikatnya
melakukan dua fungsi, diantaranya:
1) Fungsi Manajerial
Fungsi ini berkaitan dengan kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, mengarahkan, dan mengendalikan para
tenaga kerja. Fungsi manajerial juga merupakan kegiatan yang
dilakukan dengan pekerjaan pikiran atau menggunakan pikiran
29
Burhanuddin Yusuf, Op. Cit, h. 35.
20
(mental).30
Fungsi manajerial ini terdiri antara lain sebagai
berikut:
a) Perencanaan
Perencanaan merupakan proses awal dalam kegiatan
manajemen, karena tanpa adanya perencanaan
pengelolaan manajemen SDM tidak dapat berjalan
dengan baik sesuai dengan tujuannya. Perencanaan
berarti penentuan program yang akan membantu
tercapaianya tujuan sasaran SDM. Oleh karena itu,
perencanaan penting dilaksanakan untuk
memperkirakan keadaan tenaga kerja agar sesuai
dengan kebutuhan yang diperlukan.
b) Pengorganisasian
Tindakan selanjutnya yang dilakukan adalah
membentuk organisasi untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan untuk dicapai. Organisasi merupakan
alat untuk mencapai tujuan.31
Dalam pengorganisasian
ini dibentuk struktur organisasi untuk menyususn
dengan merancang struktur hubungan antara pekerjaan,
personalia, dan faktor-faktor lainnya. Oleh karena itu,
terwujudnya tujuan secara efektif dan efisien dibantu
oleh pengelolaan organisasi yang baik pula.
c) Pengarahan
Pengarahan merupakan pemberian petunjuk kepada
pegawai agar terjalinnya kerja sama dan melakukan
pekerjaan sesuai dengan yang telah ditentukan agar
terciptanya tujuan organisasi yang efektif dan efisien.
Pengarahan dilakukan oleh pemimpin, di mana dengan
30
Suwatno dan Donni Juni Priansa, Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan
Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 30. 31
Edy Sutrisno, Op. Cit., h. 9.
21
kepemimpinannya akan memberikan arahan kepada
pegawai agar mengerjakan tugasnya dengan baik.
d) Pengendalian
Fungsi pengendalian ini bisa dikaitkan juga sebagai
fungsi pengawasan (controling), yakni mengawasi dan
mengamati kegiatan pegawai agar menaati peraturan
organisasi dan bekerja sesuai rencana. Apabila terjadi
penyimpangan, maka dilakukan tindakan perbaikan
sesuai dengan rencana yang sudah dibuat. Pengendalian
pegawai biasanya meliputi kehadiran, kedisiplinan,
perilaku kerja sama, dan menjaga situasi limgkungan
pekerjaan.32
2) Fungsi Operatif
Fungsi operatif ini mencakup kegiatan khusus yang
berkaitan dengan pengadaan, mengembangkan, memanfaatkan,
dan memelihara pekerjaan yang efisien. Dengan kata lain
fungsi operatif ini dilakukan dengan fisik. Berikut fungsi-
fungsi operatif, antara lain sebagai berikut:
a) Pengadaan (Recruitment)
Fungsi pengadaan ini dilakukan untuk mewujudkan
tujuan perencanaan yang telah dirancang berdasarkan
kebutuhan organisasi yang telah dibuat. Hal ini
menyangkut jumlah pegawai yang dibutuhkan dalam
sebuah organisasi tersebut. Fungsi pengadaan ini
dilakukan untuk menciptakan manajemen yang baik
pula.
b) Pengembangan (Development)
Pengembangan merupakan proses peningkatan
keterampilan pegawai melalui pelatihan pendidikan
yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.
32
Ibid, h. 10.
22
Kegiatan ini dilakukan agar pegawai mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan dan
menjalankan rumitnya tugas-tugas pekerjaan.
c) Kompensasi (Compensation)
Kompensasi ini sangat berpengaruh dan berperan
besar bagi pegawai. Kompensasi merupakan pemberian
balas jasa langsung, baik itu berupa uang atau barang
kepada pegawai sebagai imbalan jasa yang diberikan
kepada sebuah organisasi tersebut.33
Selain itu
kompensasi ini memiliki prinsip adil dan layak, yang
mana adil diartikan sebagai sesuai dengan prestasi kerja
dan layak diartikan sebagai tindakan memenuhi
kebutuhan primer.
d) Pengintegrasian (Integration)
Pengintegrasian merupakan kegiatan untuk
mempersatukan kepentingan organisasi dan kebutuhan
pegawai agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling
menguntungkan bagi satu sama lainnya. Dalam
pengintegrasian ini pula penyesuaian sikap-sikap,
keinginan pegawai dengan keinginan lembaga dan
masyarakat. Begitu pula juga dengan pola pegawai
secara individu yang diminta untuk mengubah
kebiasaan dan sikap-sikap lainnya selama kurang
menguntungkan bagi lembaga, agar pegawai berniat dan
mempunyai kemauan yang kuat untuk mengubah
kebiasaan, serta sikap-sikap lain yang perlu disesuaikan
dengan lembaga. Pengintegrasian ini merupakan hal
penting dan cukup sulit dalam manajemen SDM, karena
33
Edy Sutrisno, loc. Cit.
23
mempersatukan dua kepentingan yang berbeda untuk
terciptanya tujuan organisasi bersama.
e) Pemeliharaan (Maintenance)
Pemeliharaan ini berusaha untuk mempertahankan
dan meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas,
agar mereka dapat tetap mau bekerja sama sampai batas
waktu yang telah ditentukan (pensiun). Pemeliharaan
yang baik dilakukan dengan program kesejahteraan
yang baik pula berdasarkan kebutuhan sebagian besar
pegawai.
f) Pemberhentian
Pemberhentian merupakan putusnya hubungan kerja
antara seorang pegawai dari suatu organisasi atau
lembaga. Hal ini disebabkan oleh keinginan pegawai,
keinginan organisasi, berakhirnya kontrak kerja,
pensiun, dan lain sebagainya. Penerapan fungsi
manajemen dengan sebaik-baiknya mampu
mewujudkan tujuan dan keberhasilan lembaga.
d. Rekrutmen Sumber Daya Manusia
Salah satu kegiatan yang paling penting dalam manajemen
sumber daya manusia adalah kegiatan untuk mendapatkan orang-
orang yang tepat bagi lembaga. Dengan demikian untuk mencapai
tujuan lembaga secara efektif dan efisisen maka diperlukan tenaga
kerja atau pegawai yang cakap dan terampil, serta kualitas dan
kuantitasnya sesuai dengan kebutuhan lembaga.
Tenaga kerja atau pegawai merupakan aset penting dalam
manajemen SDM, karena tenaga kerja atau pegawai merupakan
pelaku yang berperan aktif dalam perencanaan dan sebagai aset
utama dalam lembaga. Maka dari itu, proses rekrutmen perlu
24
dilaksanakan untuk mendapatkan tenaga kerja yang sesuai dengan
kebutuhan.
Rivai menyatakan bahwa rekrutmen pada hakikatnya
merupakan proses menentukan dan menarik pelamar yang mampu
untuk bekerja sama dalam suatu perusahaan.34
Proses rekrutmen ini
dimulai ketika pelamar dicari dan berakhir ketika lamaran mereka
diserahkan atau dikumpulkan. Setelah itu hasilnya berupa
sekumpulan pelamar calon tenaga kerja yang kemudian diseleksi
dan dipilih.
Setiap lembaga baik itu lembaga pendidikan anak usia dini
sekalipun perlu memperhatikan proses rekrutmen tenaga kerja yang
dilakukan, karena proses ini berkenaan dengan proses penarikan,
seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi yang didasarkan pada
spesifikasi pekerjaan yang dibutuhkan.
Proses rekrutmen SDM ini tidak boleh diabaikan, karena
untuk menjaga kestabilan lembaga juga untuk menjaga supaya
tidak terjadi ketidaksesuaian antara apa yang diinginkan dan
didapat. Begitupun juga dengan pengadaan tenaga pendidik. Hal
ini perlu dilakukan agar kebutuhan lembaga dapat terpenuhi, baik
jumlah maupun kualitasnya.
Tujuan dari rekrutmen itu sendiri yaitu menerima pelamar
sebanyak-banyaknya sesuai dengan kualifikasi kebutuhan lembaga
dari berbagai sumber, sehingga memungkinkan akan terjaring
calon tenaga kerja dengan kualitas tertinggi dari yang terbaik.35
Selain itu perlu diperhatikan prinsip dasar dilakukannya proses
rekrutmen tersebut. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam merekrut tenaga kerja, antara lain sebagai berikut:
34
Veithzal Rivai dan Ella Jauvani, Manajemen SDM untuk Perusahaan: Dari Teori Ke
Praktik, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), h. 148. 35
Ibid, h. 150.
25
1) Batasan-batasan pasar tenaga kerja, dengan
mempertimbangkan orang-orang yang mencari pekerjaan dan
lembaga mencari pegawai.
2) Keterampilan yang dimiliki setiap pegawai agar mengacu
pada analisis jabatan yang dibutuhkan.
3) Kondisi perekonomian artinya lembaga tersebut
menyesuaikan dengan kondisi perekonomian yang ada, dan
4) Menarik tidaknya suatu lembaga atau organisasi.36
e. Seleksi Sumber Daya Manusia
Proses seleksi sumber daya manusia dilakukan setelah
kumpulan para pelamar yang memenuhi syarat didapatkan. Dengan
kata lain, proses seleksi merupakan serangkaian kegiatan yang
digunakan untuk memutuskan apakah pelamar diterima atau
ditolak. Sama sperti halnya proses rekrutmen, proses seleksi ini
juga penting dilaksanakan, karena unjuk kerja seseorang tidak
hanya dipengaruhi oleh kemampuan, melainkan juga sikapnya
terhadap kemampuannya dalam bekerja sama di suatu lembaga.
Demikian seleksi SDM merupakan suatu proses untuk
menilai kemungkinan keberhasilan atau kegagalan seseorang untuk
melaksanakan pekerjaan dalam suatu lembaga yang telah
ditentukan. Hal ini bertujuan untuk penyaringan atau penyisihan
terhadap pegawai yang dinilai tidak cakap untuk memangku
jabatan menurut syarat-syarat yang telah ditentukan sebuah
lembaga.37
Selanjutnya dengan memperhatikan tujuan seleksi untuk
mendapatkan calon tenaga kerja yang tepat dan sesuai dengan
persyaratan yang telah ditentukan, maka betapa pentingnya proses
seleksi untuk memberikan akan sifat, perilaku, serta kemampuan
36
Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2008), h. 175. 37
Suwatno dan Donni Juni Priansa, Op. Cit., h. 88.
26
pelamar yang dibutuhkan. Terlebih dahulu ditetapkan spesifikasi
pekerjaan yang mana persyaratan kualitas minimum orang yang
bisa diterima agar dapat menjalankan satu jabatan dengan baik dan
kompeten.38
Spesifikasi dan kompetensi yang dibutuhkan untuk
menduduki jabatan tertentu, antara lain sebagai berikut:
1) Tingkat pendidikan,
2) Jenis kelamin,
3) Keadaan fisik,
4) Pengetahuan dan kecakapan,
5) Batas umur,
6) Status perkawinan,
7) Minat,
8) Emosi dan tempramen, serta
9) Pengalaman pekerja.39
f. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pengembangan sumber daya manusia merupakan poin awal
dalam sebuah organisasi yang ingin meningkatkan dan
mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan
individu sesuai dengan kebutuhan masa kini ataupun masa yang
akan datang.40
Sejalan dengan asas proses manajemen SDM,
khususnya untuk pendidik dan tenaga kependidikan diperlukan
upaya dalam memelihara, meningkatkan kemampuan, kapasitas
ataupun profesionalismenya dalam sebuah organisasi.41
Proses
inilah yang dikenal sebagai pendidikan pelatihan (diklat) dan
pengembangan.
38
Priyono, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Sidoarjo: Zifatama Publisher, 2010), h.
50 39
Ibid,. 40
Edy Sutrisno, Op. Cit., h. 61. 41
Maman Sutarman dan Asih, Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini Filosofi,
Konsep, Prinsip, dan Aplikasi, (Bandung: Pustaka Setia, 2016), h. 158.
27
Pengembangan SDM adalah kegiatan pendidikan jangka
panjang yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisasi,
sehingga tenaga kerja dapat mempelajari pengetahuan secara
konseptual dan teoritis untuk tujuan yang akan dicapai.42
Pengembangan SDM tujuannya untuk meningkatkan kualitas
profesional dan keterampilan para tenaga kerja dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya secara optimal, serta dapat
meningkatkan produktivitasnya.
1) Strategi Pengembangan Lembaga Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD)
Perkembangan yang paling dominan dalam PAUD terletak
pada lembaga yang dikelola, di satu sisi lain kondisi ini sangat
menggembirakan, namun di satu sisi lain membuat persaingan
antara lembaga PAUD lainnya. Maka dari itu, diperlukan
sebuah strategi dalam pengembangan lembaga PAUD. Strategi
pengembangan lembaga PAUD itu bertujuan untuk
menghasilkan keunggulan yang kompetetif pada lembaga
PAUD, serta meningkatkan loyalitas masyarakat sebagai
customer lembaga PAUD.
Strategi adalah tindakan (action) tentang apa yang
seharusnya dilakukan, bukan tindakan mengenai apa yang
dilakukan, apa yang seharusnya dicapai, dan bukan apa yang
ingin dicapai.43
Sejalan dengan itu, Effendy mengungkapkan
bahwa srtategi adalah perencanaan (planning) dan manajemen
(management) untuk mencapai satu tujuan, tetapi untuk
mencapai satu tujuan itu strategi tidak dapat berfungsi sebagai
peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus
42
Edy Sutrisno, Op. Cit., h. 63. 43
Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 217.
28
mampu menunjukkan bagaimana cara operasionalnya.44
Dengan demikian strategi dapat disimpulkan bahwa strategi
merupakan sebuah cara yang dilakukan dalam menyusun
perencanaan dan menjalankan proses manajemen yang
dilakukan untuk melakukan sebuah tindakan dalam sebuah
tindakan yang harus dilakukan demi mencapai tujuan yang
telah disusun.
Schendel dan Hofer dalam Mulyasana menyatakan bahwa
terdapat tingkatan dalam pengembangan strategi lembaga,
antara lain sebagai berikut:
a) Enterprise Strategy
Tingkatan ini menerapkan konsep strategi lembaga
yang terkait dengan respon masyarakat. Strategi ini
menekankan pada upaya meyakinkan masyarakat bahwa
lembaga bersungguh-sungguh memperhatikan dan
memberi pelayanan yang baik terhadap tuntutan dan
kebutuhan masyarakat. Pada konsep ini masyarakat
menjadi subjek utama dalam pengembangan strategi
lembaga. Maka dari itu diperlukan strategi khusus dalam
mengendalikan dan mengontrol masyarakat secara efektif.
b) Corporate Strategy
Strategi ini dilakukan untuk mengefektifkan
langkah dalam pencapaian visi dan misi lembaga. Dalam
hal ini berbagai keputusan strategi dan perencanaan
strategi harus ditelaah dengan cermat dan mendalam, agar
visi dan misi serta tujuan lembaga dapat tercapai dengan
baik.
44
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007), h. 32.
29
c) Business Strategy
Pada tingkatan ini lembaga diarahkan untuk
bagaimana pimpinan menciptakan strategi pencitraan daya
tarik, sehingga dapat menarik perhatian dan simpati
lingkungan masyarakat luar. Hal itu dilakukan untuk
mendapatkan keunggulan dan daya tarik lingkungan
masyarakat luar terhadap organisasi yang telah dirancang
berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan.
d) Funcitional Strategy
Strategi ini merupakan strategi pendukung untuk
memperkuat terlaksananya strategi lain, terdapat tiga jenis
strategi fungsional, antara lain sebagai berikut:
Strategi fungsional ekonomi, yang mana srategi
untuk menghidupkan berbagai fungsi lembaga,
sehingga tumbuh menjadi satu kesatuan ekonomi
yang sehat dan berdaya saing,
Strategi fungsional manajemen, dalam hal ini
pelaksanaan manajemen berasaskan fungsi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, serta
pengevaluasian.
Strategi isu strategis,dalam hal ini dilakukan untuk
melaksanakan kontrol lingkungan, baik situasi
lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi
yang belum diketahui.45
Strategi pengembangan lembaga membawa misi dalam
peningkatan ketahanan dan kompetensi setiap individu
maupun lembaga pendidik dalam proses pembangunan.
Peningkatan ketahanan dan kompetensi ini dilaksanakan
untuk terpenuhinya kebutuhan dasar hidup, baik itu
material maupun mental. Hal ini juga terkait dengan
45
Dedy Mulyasana, Op. Cit., h. 219
30
kemampuan, termasuk kreativitas dan moralitas pelaku-
pelaku dalam pembangunan. Sehingga pengelolaan
strategi lembaga PAUD perlu dilaksanakan secara
professional. Selain itu juga, motivasi untuk berkembang
harus ditanamkan dalam prinsip perencanaan lembaga.
C. Konsep Manajemen PAUD Melibatkan Guru Laki-Laki
Pentingnya PAUD sekarang ini tidak perlu diragukan lagi.
begitupun juga dengan pandangan masyarakat lainnya yang mengakui
bahwa penting sekali pendidikan yang diberikan kepada anak usia dini
agar perkembangan yang diberikan sesuai dengan stimulus tahap
perkembangannya sehingga membantu mengoptimalkan perkembangan
setelah dewasa. Hal ini sejalan dengan berbagai upaya penataan,
pembenahan, dan pengingkatan pengelolaan PAUD.
PAUD dalam penyelenggaraannya dilakukan pembenahan agar
pengelolaan tersebut tersusun dan sesuai dengan tujuan pendidikan, yakni
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.46
Pengelolaan manajemen lembaga khususnya perlu dilakukan untuk
kelangsungan pendidikan agar dapat memberikan hasil yang diinginkan
sesuai dengan tujuannya. Dengan kata lain, diperlukan koordinasi
pendukung yang baik, seperti halnya pelayanan sekolah yang baik,
profesionalisme guru, sarana prasarana, serta kurikulum yang
dikembangkan. Berkenaan dengan itu profesionalisme guru juga menjadi
46
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan)
31
faktor terpenting dalam manajemen kelembagaan. Salah satunya adalah
peran guru laki-laki dalam PAUD.
Guru pada hakikatnya merupakan pahlawan tanpa tanda jasa yang
tugasnya sangat mulia dalam membimbing, mendidik, dan melatih peserta
didik untuk mengembangkan target perkembangan yang akan dicapai.
Keterlibatan guru laki-laki dalam PAUD, sama seperti halnya guru
perempuan lain pada umumnya, yakni sebagai fasilitator dalam
mentransfer ilmu pengetahuan serta mengembangkan aspek perkembangan
anak. Selain itu juga peran guru laki-laki dalam PAUD adalah menjadi
peran ayah sebagai peran pengganti di sekolah serta memberikan
kesempatan pembelajaran pada anak untuk mencoba pengalaman belajar
yang berbeda. Kemudian sosok laki-laki yang mampu menarik perhatian
akan menjadi suasana belajar yang baru bagi anak sehingga dapat menjadi
pandangan bahwa guru laki-laki di PAUD juga penting dilakukan.
Pengembangan konsep pembelajaran, seperti halnya konsep
pembelajaran active learning ini yang tujuannya sangat dinamis sehingga
peran laki-laki sangat dibutuhkan, karena dapat membantu guru
perempuan dalam melakukan tugas-tugas yang menjadi keterbatasannya.
Kemudian daripada itu, laki-laki yang menyukai tantangan menjadikan
alasan bahwa peran laki-laki ini sangat dibutuhkan. Tanpa adanya konsep
sekolah yang menerapkan konsep pembelajaran dalam keterlibatannya
guru laki-laki, tidak dinamis, tidak menantang mungkin sulit untuk
melibatkan bahkan mendapatkan guru laki-laki dalam PAUD, sehingga
banyak faktor yang mempengaruhi manajemen lembaga PAUD dalam
melibatkan guru laki-laki.
D. Hasil Penelitian yang Relevan
Berikut hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini, antara lain
sebagai berikut:
Pertama, Penelitian sebelumnya dengan judul “Gaya Mengajar Guru
Laki-Laki di Taman Kanak-Kanak (Penelitian Studi Kasus yang dilakukan
32
di Gymboree Kidsville Bandung dan TK Firdaus),” oleh Yunita dari
Sekolah Pascasarjana, Program studi Pendidikan Usia Dini, Universitas
Pendidikan Indonesia tahun 2016. Dalam tesis ini memaparkan tentang
temuan masalah yang berkaitan dengan problematika kondisi yang terjadi
di TK yaitu feminimisasi dalam pengajaran serta kebutuhan anak akan
sosok guru laki-laki dalam pembelajaran di taman kanak-kanak. Tesis ini
menyimpulkan bahwa pandangan guru laki-laki terhadap sedikitnya laki-
laki mengajar di taman kanak-kanak memperlihatkan kecenderungan
bahwa laki-laki dipengaruhi minat terhadap jurusan yang dipilih, lahan
pekerjaan di TK lebih tepat untuk perempuan, gaji yang kecil, serta jam
kerja yang tidak menghabiskan waktu lama. Namun daripada itu, ada
beberapa faktor dan manfaat yang diperoleh dari guru laki-laki mengajar di
taman kanak-kanak. Perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti
lakukan yaitu terletak pada fokus strategi lembag PAUD melibatkan guru
laki-laki, sedangkan penelitian yang dilakukan Yunita terletak pada gaya
mengajar guru laki-laki.47
Kedua, Penelitian yang dilakukan oleh Widayati tahun 2016 dengan
judul “Guru Laki-Laki pada Pendidikan Anak Usia Dini (Studi Kasus di
TK Bahrul Maghfiroh)”, Program Pascasarjana, Universitas Negeri
Jakarta. Adapun metode penelitiannya adalah kualitatif dengan jenis
penelitian studi kasus. Hasil penelitian ini menunjukkan tentang: 1)
Dampak guru laki-laki untuk pendidikan anak usia dini, 2) Memberi
institusi Bahrul Maghfiroh pertimbangan peran guru laki-laki, 3) Proses
pembelajaran peran guru laki-laki, 4) Publik persepsi guru laki-laki. Peran
guru laki-laki berdampak pada pakaian anak-anak, ketahanan emosional,
pemahaman awal anak tentang peran gender, pembentukan kelompok
permainan dan pemilihan kelompok bermain. Yayasan Bahrul Maghfiroh
sebagai sekolah asrama adalah utama lembaga pertimbangan putra
perannya dalam guru laki-laki. Kurikulum dilaksanakan di Taman Kanak-
47
Yunita, Tesis, “Gaya Mengajar Guru Laki-Laki di Taman Kanak-Kanak (Penelitian
Studi Kasus yang dilakukan di Gymboree Kidsville Bandung dan TK Firdaus)”, (Bandung: UPI,
2016)
33
Kanak Bahrul Maghfiroh merujuk kantor pendidikan kurikulum. Peserta
didik didominasi oleh laki-laki. Belajar metode yang digunakan adalah
bercerita, metode penugasan, kunjungan lapangan dan tanya jawab.
Memanfaatkan media pembelajaran yang digunakan tersedia di sekolah-
sekolah. Pendekatan kepada anak-anak guru laki-laki butuh sosok guru
perempuan. Persepsi publik tentang peran guru laki-laki yang mengajar di
TK masih negatif.48
Ketiga, Penelitian yang dilakukan oleh Puji Haryati Wulandari dengan
judul “Studi Deskriptif Kompetensi Pedagogik Guru Taman Kanak-Kanak
Laki-Laki di Kota Semarang,” dari fakultas Ilmu Pendidikan, Program
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Universitas Negeri
Semaramg tahun 2015. Adapun metode penelitiannya adalah kualitatif
dengan jenis penelitian studi deskriptif. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa baik guru laki-laki maupun perempuan taman kanak-
kanak mempunyai peran yang sangat penting bagi pendidikan, sebagai
guru laki-laki pad ataman kanak-kanak guru bukan hanya menyamoaikan
materi di dalam kelas tetapi juga harus melakukan penanganan terhadap
anak saat anak mengalami kesulitan atau masalah. Dalam Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) seorang guru dituntut untuk memiliki dan
mengembangkan kompetensi yang dimiliki, salah satunya adalah
kompetensi pedagogik. Peningkatan kompetensi pedagogic guru dilakukan
secara berkesinambungan oleh kepala sekolah/ lembaga dan guru. Upaya
peningkatan yang dapat dilakukan oleh guru yaitu dengan mengikuti
kegiatan penataran atau mengikuti seminar, memanfaatkan media cetak/
media massa dan media elektronik, peningkatan profesi melalaui belajar
sendiri, mengikuti kursus, dan aktif dalam organisasi keguruan yang
berkaitan dengan pengelolaan pembelajaran. Bedanya dengan penelitian
yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu peneliti hanya terfokus pada
strategi lembaga PAUD melibatkan guru laki-laki, sedangkan penelitian
48
Widayati, “Guru Laki-Laki pada Pendidikan Anak Usia Dini”, (Jakarta: UNJ, 2016)
34
yang dilakukan Puji terfokus pada kompetensi pedagogik guru taman
kanak-kanak laki-laki.49
Secara lebih rinci persamaan dan perbedaan dari hasil penelitian yang
relevan ini dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 2.1
Hasil Penelitian yang Relevan
No Penelitian
Sebelumnya Persamaan Perbedaan
1. Yunita, 2016, “Gaya
Mengajar Guru Laki-Laki
di Taman Kanak-Kanak
(Penelitian Studi Kasus
yang dilakukan di
Gymboree Kidsville
Bandung dan TK
Firdaus)”.
Sub Kajian:
Guru laki-laki
di lembaga
pendidikan
anak usia dini
Obyek penelititan
Isi
Substansi
penelitian ( fokus
pada gaya
mengajar guru
laki-laki)
Jenis penelitian
(studi kasus)
2. Widayati, 2016, “Guru
Laki-Laki pada
Pendidikan Anak Usia
Dini (Studi kasus di TK
Bahrul Maghfiroh)”.
Sub Kajian:
Guru laki-laki
di lembaga
pendidikan
anak usia dini
Obyek penelitian
Isi
Substansi
penelitian (fokus
pada peran guru
laki-laki)
Jenis penelitian
(studi kasus)
49
Puji Haryati Wulandari, Skripsi, “Studi Deskriptif Kompetensi Pedagogik Guru
Taman Kanak-Kanak Laki-Laki di Kota Semarang”, (Semarang: UNNES, 2015)
35
3. Puji Haryati Wulandari,
2015, “Studi Deskriptif
Kompetensi Pedagogik
Guru Taman Kanak-
Kanak Laki-Laki di Kota
Semarang”.
Sub kajian:
Guru laki-laki
di lembaga
pendidikan
anak usia dini
Obyek penelitian
Isi
Substansi
penelitian (fokus
pada kompetensi
pedagogik)
Jenis penelitian
(studi deskriptif)
E. Kerangka Teoritik
Strategi manajemen merupakan suatu sistem yang dilaksanakan yang
sesuai dengan perencanaan yang telah disiapkan dan saling berhubungan
serta saling mempengaruhi satu sama lainnya untuk menuju sasaran
sebuah organisasi operasional yang baik.50
Proses pelaksanaannya fokus
pada pelaksanaan strategi manajemen ini, yakni bagian-bagian organisasi
dalam sebuah lembaga yang bergerak di dalamnya untuk mencapai tujuan
bersama. Tujuan bersama ini telah dirancang berdasarkan perencanaan
awal dilakukannya sebuah proses manajemen tersebut.
Proses strategi manajemen ini tidak akan berjalan dengan baik bila
tidak ada kerja sama satu sama lain dengan anggota organisasi atau
lembaga tersebut. Bila itu terjadi maka tidak akan ada terciptanya
pengelolaan yang baik sesuai dengan perencanaan yang telah dirancang.
Oleh karena itu, manajemen yang baik akan dirancang baik pula dengan
strategi yang baik dan siap.
Guru laki-laki sebagai pemegang peran ayah dalam lingkup di
sekolah. Hal ini pun menjadi bagian dalam pengelolaan strategi
manajemen ini. keterbatasan laki-laki yang tergabung menjadikan sekolah
50
Ida Ridaningsih, Pengembangan Model Manajemen Strategik Berbasis Beyond
Center and Circle Time (BCCT) pada PAUD, Jurnal Pedagogia, Vol. 1, No. 2, Juni 2012, h. 215
36
merancang strategi manajemen yang sesuai dengan kebutuhan yang
dibutuhkan terhadap keterlibatan guru laki-laki di sekolah.
Berdasarkan uraian di atas yang telah dipaparkan, berikut ini adalah
kerangka berpikir yang akan disajikan melalui bagan, antara lain sebagai
berikut:
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Berpikir
Manajemen PAUD
Perencanaan Pengorganisasian Pengelolaan Pengawasan
Hasil Strategi Manajemen PAUD Melibatkan Guru
Laki-Laki
Guru Laki-Laki
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di KB-TK Al-Fath Cireudeu Tangerang
Selatan yang berlokasi di Jl. Cirendeu Raya No. 36, Kelurahan
Pisangan, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi
Banten.
2. Waktu Penelitian
Penelitian yang dilakukan di KB-TK Al-Fath Cirendeu pada
semester genap tahun pelajaran 2018/2019 dengan jadwal sebagai
berikut:
Tabel 3.1
Jadwal Waktu Penelitian
No Kegiatan
Bulan
Des Jan - Apr Mei - Agust Sep Okt
1. Tahap Persiapan
Penelitian
a. Penyusunan dan
Pengajuan Judul √
b. Pengajuan
Proposal
√
c. Perijinan
Penelitian √
2. Tahap Pelaksanaan
38
3. Sumber Data Penelitian
Pemilihan sumber data dalam penelitian yang dilakukan sesuai
dengan pertimbangan tertentu, yakni mengkhususkan pada subjek yang
mengalami fenomena yang diteliti, dimana penelitian ini tidak
bertujuan untuk generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna.51
Selain itu juga, pemilihan sumber data dalam penelitian ini tidak ada
pemaksaan, sehingga tidak ada keterpaksaan dalam menemukan
sumber data yang diperoleh.
Penelitian ini peneliti hanya mengambil sumber data yang
diperoleh dari kepala sekolah, guru perempuan dan subjek guru laki-
laki di KB-TK Al-Fath Cirendeu, karena guru laki-laki di KB-TK Al-
Fath Cirendeu ini yang menjadikan alasan dilakukannya penelitian
kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
Tabel 3.2
Sumber Data Penelitian
No Sumber
Data Teknik Instrumen
1. Kepala
Sekolah
Wawancara
Dokumentasi
Observasi/ Catatan
Lapangan
Pedoman
Wawancara
Catatan
Dokumentasi
51
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, (Bandung: Alfabeta, 2017), h. 15.
a. Pengumpulan
Data √ √ √
b. Analisis Data √ √ √
3. Tahap Penyusunan
Laporan √ √
39
2. Guru Laki-
Laki
Wawancara
Dokumentasi
Observasi/ Catatan
Lapangan
Pedoman
Wawancara
Catatan
Dokumentasi
Observasi/ Catatan
Lapangan
3. Guru
Perempuan
Wawancara
Dokumentasi
Observasi/ Catatan
Lapangan
Pedoman
Wawancara
Catatan
Dokumentasi
Observasi/ Catatan
Lapangan
B. Latar Penelitian
KB-TK Al-Fath Cireudeu merupakan sekolah yang menjadi tempat
penelitian yang berlokasi di Jl. Cirendeu Raya No. 36, Kelurahan
Pisangan, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi
Banten. KB-TK Al-Fath Cirendeu ini memiliki 10 ruang kelas yang terdiri
dari 2 ruang kelas Kelompok Bermain, 4 ruang kelas kelompok A, dan 4
ruang kelas kelompok B.
Peneliti dalam penelitian ini melakukan penelitian pada kelas yang
melibatkan guru laki-laki di setiap kelasnya, diantaranya Yellow Class,
Purple Class, Allosaurus Class, Antelope Class, Bear Class, Butterfly
Class, dan Beetle Class. Selain itu juga, peneliti memilih KB-TK Al-Fath
Cireudeu sebagai tempat penelitian dengan alasan pertama, KB-TK Al-
Fath Cireudeu ini melibatkan laki-laki sebagai guru dalam proses
pembelajaran. Kemudian peneliti juga melihat program-program lembaga
yang berkaitan tentang keterlibatan guru laki-laki dalam proses
pembelajaran PAUD, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian strategi manajemen PAUD melibatkan guru laki-laki. Selain itu
40
juga belum pernah ada penelitian tentang strategi manajemen PAUD
melibatkan guru laki-laki di KB-TK Al-Fath Cirendeu.
C. Metode Penelitian
Peneliti dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif,
karena bentuk penelitian ini menggambarkan objek penelitian secara
menyeluruh berdasarkan realita sosial yang ada di lapangan. Metode
kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data-data
deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang dan perilaku
yang diamati sebagai suatu kebutuhan dalam proses penelitian kualitatif
ini.52
Hal ini didukung oleh pendapat Zainal Arifin yang menjelaskan
bahwa penelitian kualitatif merupakan suatu proses penelitian yang
dilakukan secara wajar dan asli sesuai dengan kondisi objektif di lapangan
tanpa adanya manipulasi.53
Oleh karena itu, sesuai dengan karakteristik
data yang bersifat kualitatif maka penelitian ini menggunakan pendekatan
studi kasus.
Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus. Metode
pendekatan ini digunakan dengan alasan bahwa fokus dalam penelitian ini
adalah strategi manajemen PAUD dalam melibatkan guru laki-laki.
Sementara itu, studi kasus bertujuan untuk menangkap fenomena-
fenomena yang ada di lapangan, kemudian dikaji lebih mendalam lagi.
Informasi yang diperoleh di lapangan tersebut kemudian disusun ke dalam
teks yang menekankan pada masalah proses dan makna. Informasi atau
data tersebut berupa keterangan, pendapat, pandangan, tanggapan atau
respon yang berhubungan dengan pemahaman masyarakat tentang strategi
manajemen PAUD dalam melibatkan guru laki-laki.
Secara harfiah, studi kasus merupakan suatu penelitian yang
dilakukan secara mendalam tentang individu ataupun kelompok serta
52
Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), h. 22. 53
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2011), h. 140.
41
organisasi dan lain sebagainya dalam waktu tertentu.54
Selain itu penelitian
studi kasus ini dilakukan berdasarkan pengalaman sadar dari sudut
pandang orang pertama yang mengalami secara langsung. Studi kasus
yang dilakukan peneliti ini berkaitan tentang proses keterlibatan guru laki-
laki pada dunia PAUD di KB-TK Al-Fath Cirendeu.
D. Prosedur Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian data adalah
mendapatkan data yang dibutuhkan.55
Metode merujuk pada suatu kata
yang abstrak dan tidak dapat diwujudkan dalam benda, tetapi hanya
dilihatkan penggunaannya melalui wawancara, observasi, dokumentasi,
dan lainnya. Oleh karena itu, ada beberapa teknik atau metode
pengumpulan data yang biasanya dilakukan oleh peneliti. Teknik
pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini antara lain
sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi merupakan suatu kegiatan pemuatan perhatian terhadap
suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra.56
Observasi
dilakukan oleh peneliti dengan cara melakukan pengamatan dan
pencatatan mengenai bagaimana proses kegiatan pembelajaran
berlangsung.
Observasi dalam penelitian ini adalah observasi pasrtisipatif.
Dalam observasi partisipatif ini peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-
hari subjek yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber
data dalam penelitian. Observasi yang dilakukan peneliti dengan cara
melakukan pengamatan dan pencatatan mengenai sumber data yang
ingin diperoleh berkaitan dengan keterlibatan guru laki-laki di KB-TK
54
Ibid,. h. 152. 55
Endang Widi Winarni, Teori dan Praktik Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, PTK,
R&D, (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), h. 158. 56
Arikunto, Op. Cit., h. 199.
42
Al-Fath Cirendeu. Selain itu dengan observasi partisipatif ini data
yang akan diperoleh akan lebih lengkap, jelas, dan sampai mengetahui
makna dari setiap perilaku yang nampak. Berikut yang menjadi fokus
dalam observasi partisipatif dalam penelitian ini, yakni kepala
sekolah, guru perempuan dan guru laki-laki untuk mendapatkan
gambaran mengenai strategi manajemen PAUD melibatkan guru laki-
laki di KB-TK Al-Fath Cirendeu.
2. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data yang menghendaki
komunikasi langsung antara penyelidik dengan subjek atau
responden.57
Wawancara ini digunakan untuk mengetahui hal-hal dari
responden secara lebih mendalam. Teknik wawancara sangat indetik
dengan intsrumen penelitian untuk mengumpulkan data yang
berhadapan langsung dengan responden, sehingga memungkinkan
bahwa data-data yang diperoleh terkumpul dan mudh diperoleh
dengan mudah dan jelas.
Peneliti dalam penelitian ini menggunakan pedoman wawancara
semiterstruktur. Jenis wawancara ini termasuk dalam kategori in-dept
interview, di mana dalam pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan
dengan wawancara terstruktur.58
Wawancara ini digunakan untuk
memperoleh data dari para responden agar terkumpul berbagai
informasi yang jelas dan lengkap sehubung dengan fokus masalah
yang akan diteliti. Berikut yang menjadi responden dalam penelitian
ini, yakni kepala sekolah, guru perempuan, serta guru laki-laki untuk
mendapatkan gambaran mengenai strategi manajemen PAUD
melibatkan guru laki-laki di KB-TK Al-Fath Cirendeu.
57
Endang Widi Winarni, Op. Cit., h. 65. 58
Sugiyono, Op. Ci.t, h. 320.
43
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah setiap bahan tertulis ataupun film dari
rekaman yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan dari
seorang penyidik.59
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
dokumentasi sebagai pelengkap data yang digunakan untuk
memperoleh dan pengumpulan data, baik itu dengan teknik observasi
ataupun wawancara.
Studi dokumentasi digunakan peneliti untuk mendapatkan hasil
yang jelas dan akurat mengenai data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini. Peneliti menggunakan data dokumentasi berupa foto,
dan data dokumentasi lainnya yang bekaitan dengan strategi
manajemen PAUD melibatkan guru laki-laki.
E. Instrumen Penelitian
Sebelum instrumen disusun, peneliti terlebih dulu menyusun kisi-
kisi instrumen. Dalam hal ini, kisi-kisi instrumen ini ditujukan sebagai
acuan dalam menyusun instrumen penelitian. Berikut kisi-kisi instrumen
yang disajikan dalam bentuk tabel, antara lain sebagai berikut:
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Strategi Manajemen PAUD Melibatkan Guru Laki-Laki
(Studi Kasus di KB-TK Al-Fath Cirendeu Tahun 2019)
Fokus Sub Fokus Indikator Sumber
Data
Pengumpulan
Data
Strategi
Manajemen
PAUD
Melibatkan
Guru Laki-
Strategi
Perencanaan
a. Rencana
penyusunan
tujuan
keterlibatan
guru laki-laki
Kepala
Sekolah
Wawancara
Dokumentasi
Observasi/
Catatan
Lapangan
59
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2017), h. 216.
44
Laki
b. Rencana
Penyusunan
rekrutmen
guru laki-laki
Kepala
Sekolah
Guru
Laki-
Laki
Wawancara
Observasi/
Catatan
Lapangan
c. Rencana
Penyusunan
pemberian
fasilitas
terhadap guru
laki-laki
Kepala
Sekolah
Wawancara
Strategi
Pengorganisa
sian
a. Penyusunan
struktur
organisasi
Kepala
Sekolah
Guru
Perempu
an
Wawancara
Dokumentasi
Strategi
Pengelolaan
a. Pembagian
deskripsi
kerja bagi
guru laki-laki
Kepala
Sekolah
Guru
Laki-
Laki
Wawancara
Dokumentasi
Observasi/
Catatan
Lapangan
b. Program
pengembanga
n pemberian
pendidikan
pelatihan
Kepala
Sekolah
Guru
Laki-
Laki
Wawancara
Dokumentasi
c. Program
Pengembang
an
pendidikan
Kepala
Sekolah
Guru
Laki-
Wawancara
Dokumentasi
Observasi/
Catatan
44
45
keterampilan Laki Lapangan
Startegi
Pengawasan
a. Pengawasan
terhadap
kinerja guru
laki-laki
Kepala
Sekolah
Guru
Perempu
an
Wawancara
Dokumentasi
Observasi/
Catatan
Lapangan
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah
No Pertanyaan Informan
1. Sejak kapan KB-TK Al-Fath berdiri?
Kepala Sekolah
2. Apakah visi dan misi dari KB-TK Al-Fath
sendiri?
3. Bagaimana strategi manajemen di KB-TK Al-
Fath Cirendeu?
4. Bagaimana gambaran manajemen sumber daya
manusia di KB-TK Al-Fath Cirendeu?
5. Apakah dalam proses perencanaan strategi
lembaga sekolah pada saat awal berdiri sudah
melibatkan guru laki-laki?
6. Bagaimana perencanaan strategi lembaga
sekolah melibatkan guru laki-laki?
7. Strategi apa yang digunakan dalam melibatkan
guru laki-laki?
8. Siapa saja yang terlibat dan bagaimana
keterlibatannya dalam penentuan strategi
manajemen ini?
9. Kriteria seperti apa yang menjadi pertimbangan
45
46
KB-TK Al-Fath Cirendeu dalam merekrut tenaga
pendidik laki-laki ini?
10. Bagaimana proses pengrekrutan dalam
penerimaan tenaga pendidik laki-laki di KB-TK
Al-Fath Cirendeu?
11. Apakah dalam pengrekrutan tenaga pendidik
laki-laki ini diperlukan keterampilan khusus?
12. Apa yang menjadi alasan pengrekrutan guru laki-
laki di sekolah ini?
13. Bagaimana pembagian deskripsi kerja bagi guru
laki-laki di KB-TK Al-Fath Cirendeu ini?
Adakah aturan-aturan khusus keterlibatan guru
laki-laki terhadap anak perempuan?
14. Dalam pengembangan strategi ini pengembangan
apa yang diberikan dalam melibatkan guru laki-
laki?
15. Bagaimana pandangan orangtua ataupun
masyarakat mengenai keterlibatan guru laki-laki
dalam pengembangan kegiatan pembelajaran di
KB-TK Al-Fath Cirendeu ini?
16. Bagaimana pengendalian atau pengawasan
kepala sekolah terhadap kinerja guru laki-laki di
KB-TK Al-Fath Cirendeu ini?
17. Apa yang dilakukan kepala sekolah dalam
meningkatkan kinerja guru laki-laki di KB-TK
Al-Fath Cirendeu ini?
46
47
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Laki-Laki
No Pertanyaan Informan
1. Sejak kapan KB-TK Al-Fath berdiri?
Guru Laki - Laki
2. Apa yang melatarbelakangi atau yang
memotivasi Anda untuk bergabung di KB-TK
Al-Fath Cirendeu ini?
3. Bagaimana proses rekrutmen Anda ketika
bergabung di KB-TK Al-Fath Cirendeu?
4. Adakah keterampilan khusus yang
diperlukan?
5. Adakah strategi khusus lembaga dalam
melibatkan guru laki-laki?
6. Sudah berapa lama Anda bergabung di KB-
TK Al-Fath Cirendeu?
7. Apakah Anda sebelumnya sudah pernah
mengajar?
8. Bagaimana perbedaannya dengan pengalaman
mengajar sebelumnya?
9. Bagaimana pendapat Anda terhadap guru
laki-laki yang mengajar atau bergabung di
dunia pendidikan anak usia dini?
10. Bagaimana pembagian deskripsi kerja bagi
guru laki-laki di KB-TK Al-Fath Cirendeu
ini?
11. Adakah strategi khusus guru laki-laki
terhadap anak laki-laki dan anak perempuan?
12. Bagaimana program pengembangan khusus
yang diberikan kepada guru laki-laki di KB-
47
48
TK Al-Fath Cirendeu?
13. Bagaimana pandangan masyarakat selama ini
terhadap keterlibatan guru laki-laki di KB-TK
Al-Fath Cirendeu?
14. Selama menjadi guru Taman Kanak-kanak
(TK), apakah ada kendala dalam masalah gaji
menjadi guru TK?
Tabel 3.6
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Perempuan
No Pertanyaan Informan
1. Bagaimana gambaran manajemen sumber
daya manusia di KB-TK Al-Fath Cirendeu
secara umum?
Guru Perempuan
2. Apakah manajemen sumber daya manusia di
KB-TK Al-Fath Cirendeu telah berjalan
secara maksimal?
3. Bagaimana proses pengorganisasian di KB-
TK Al-Fath Cirendeu ini?
4. Bagaimana pandangan Anda selaku guru
perempuan terhadap keterlibatan guru laki-
laki di KB-TK Al-Fath ini?
5. Bagaimana pembagian deskripsi kerja bagi
guru laki-laki ini?
6. Apakah dalam keterlibatan guru laki-laki ini
selalu ada pengarahan?
7. Apakah ada pengawasan dalam setiap
kegiatan yang dilakukan terhadap kinerja guru
laki-laki ini?
48
49
F. Pengujian Keabsahan Data
Pengujian keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah
penelitian yang dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah
sekaligus untuk menguji data yang diperoleh. Pemeriksaan terhadap
keabsahan data pada dasarnya, selain digunakan untuk menyanggah
balik yang dituduhkan kepada penelitian kualitatif yang mengatakan
tidak ilmiah, juga merupakan sebagai unsur yang tidak
terpisahkan dari tubuh pengetahuan penelitian kualitatif.
Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji
credibility, transferability, dependability, dan confirmability.60
Berikut
uji keabsahan data yang dapat dilakukan, antara lain sebagai berikut:
1. Uji Kredibilitas
Uji kredibilitas data (kepercayaan data) dilakukan agar data yang
diperoleh dari penelitian yang dilakukan hasilnya tidak meragukan.
Uji kredibilitas dapat dilakukan dengan cara:
a. Perpanjangan Pengamatan
Perpanjangan pengamatan merupakan kegiatan peneliti
kembali ke lapangan untuk melakukan pengamatan, wawancara
lagi dengan sumber data yang ditemui maupun sumber data yang
lebih baru. Dengan perpanjangan pengamatan juga hubungan
antara peneliti dengan sumber akan semakin terjalin, semakin
terbuka, dan saling timbul kepercayaan, sehingga informasi yang
diperoleh semakin banyak dan lengkap. Maka dari itu,
perpanjangan pengamatan ini dilakukan untuk menguji
kredibilitas data penelitian tentang strategi manajemen PAUD
dalam melibatkan guru laki-laki di KB-TK Al-Fath Cirendeu.
60
Lexy J. Moleong, h. 324.
50
b. Meningkatkan Ketekunan
Peningkatan ketekunan ini dilakukan agar pengamatan
secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara ini
kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat terekam secara pasti
dan sistematis mengenai strategi manajemen PAUD dalam
melibatkan guru laki-laki di KB-TK Al-Fath Cirendeu, sehingga
peneliti akan semakin cermat dalam membuat laporan yang pada
akhirnya laporan yang dibuat akan semakin berkualitas.
c. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai waktu.
Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik
pengumpulan data, dan waktu. Berikut pemaparannya, antara lain
sebagai berikut:
1) Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber menguji kredibilitas data yang
dilakukan dengan mengecek data yang telah diperoleh
melalui beberapa sumber. Dalam penelitian ini strategi
lembaga PAUD melibatkan guru laki-laki, maka
pengumpulan dan pengujian data yang diperoleh akan
dilakukan strategi lembaga sebagai atasan, atasan yang
berperan memberi tugas, dan lingkungan masyarakat
sebagai kelompok kerjasama. Data dari ketiga sumber
tersebut tidak bisa dirata-ratakan, melainkan
dideskripsikan, dikategorikan, dan dispesifikasikan
berdasarkan sumber data tersebut. Data yang telah
dianalisis oleh peneliti akan menghasilkan kesimpulan
selanjutnya yang akan dimintai kesepakatan dengan tiga
sumber data tersebut.
51
2) Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik menguji kredibilitas data yang
dilakukan dengan mengecek data sumber yang sama
dengan teknik yang berbeda. Dalam hal ini data diperoleh
dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dan
dokumentasi. Bila dengan tiga teknik pengujian ini peneliti
menghasilkan data yang berbeda-beda maka peneliti
melakukan diskusi lebih lanjut mengenai strategi
manajemen PAUD melibatkan guru laki-laki.
3) Triangulasi Waktu
Triangulasi waktu juga mempengaruhi kredibilitas
data. Dalam hal ini teknik pengambilan data dapat
dilakukan dalam waktu atau situasi berbeda. Bila hasil uji
menghasilkan data yang berbeda-beda maka bisa dilakukan
secara berulang-ulang sampai menemukan hasil yang pasti
berkaitan dengan strategi manajemen PAUD melibatkan
guru laki-laki.
d. Menggunakan Bahan Referensi
Bahan referensi merupakan pendukung untuk membuktikan
data yang telah ditemukan oleh peneliti, seperti halnya data-data
yang dikemukakan perlu dilengkapi dengan foto-foto atau
dokumen autentik, sehingga data tersebut menjadi lebih dapat
dipercaya.
e. Mengadakan Membercheck
Membercheck merupakan kegiatan pengecekan data yang
dilakukan untuk memeriksa kebenaran data yang diperoleh.
Membercheck ini dilakukan peneliti setelah pengumpulan data dari
sumber data selesai. Kemudian data tersebut dapat digunakan
dalam penulisan laporan yang sesuai dengan sumber data yang
diperoleh.
52
2. Pengujian Transferability
Pengujiam Transferability merupakan validitas eksternal dalam
penelitian kualitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajat
ketepatan yang dapat diterapkan. Pengujian ini dilakukan agar peneliti
dapat membuat laporan dengan memberikan uraian secara rinci, jelas,
sistematis, dan dapat dipercaya atas penelitian yang dilakukan
tersebut, sehingga hasil tersebut dapat diaplikasikan diberbagai tempat
lainnya. Dalam hal ini juga peneliti mencari dan mengumpulkan data
tentang kesamaan konteks. Dengan demikian peneliti melakukan
penelitian kecil untuk memastikan usaha verifikasi terhadap strategi
manajemen PAUD melibatkan guru laki-laki.
3. Pengujian Dependability
Pengujian Dependability dilakukan dengan cara melakukan audit
terhadap keseluruhan proses penelitian, di mana audit merupakan
pemeriksaan terhadap ketelitian, sehingga timbul keyakinan bahwa apa
yang peneliti laporkan sesuai dengan fakta yang ada. Dependability
dilakukan sejak pengumpulan data dan analisis data lapangan, serta
data hasil laporan penelitian. Dalam proses ini peneliti mulai
menentukan masalah, fokus penelitian, terjun ke lapangan, memilih
sumber data, melaksanakan analisis data, melakukan uji keabsahan
data, sampai pada pembuatan laporan hasil pengamatan. Dengan
demikian penelitian tersebut dapat dikatakan hasilnya sudah tidak
diragukan lagi dan dapat dipertanggungjawabkan.
4. Pengujian Confirmability
Pengujian Confirmability ini dilakukan apabila hasil dari penelitian
yang telah dilakukan dapat dikatakan obyektif dan dapat diterima oleh
semua orang, sehingga pengujian ini dilakukan apabila hasil penelitian
merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka
penelitian tersebut telah memenuhi standar confirmability.
53
Confirmability identik dengan objektivitas penelitian. Tahapan ini
merupakan jaminan dalam menetapkan kepastian kerangka konseptual
serta konstruk yang dibangun berdasarkan data lapangan yang ada dan
pada tahap ini juga menjadi jaminan dalam pengembangan confirmability
peneliti terkait strategi manajemen PAUD melibatkan guru laki-laki.
G. Analisis Data
Analisis merupakan proses mencari dan menyusun secara
sistematis data wawancara, catatan lapangan, dan data-data yang lainnya
sebagai bahan sumber data untuk diolah. Kegiatan analisis dilakukan
untuk menelaah data, menyusun data, serta membagi data menjadi bagian-
bagian yang dapat diolah, menemukan makna, dan subjek yang diteliti
untuk dilaporkan secara sistematis.
Adapun analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
analisis kualitatif dari Miles dan Huberman. Miles dan Huberman dalam
Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas.61
Proses analisis data menurut Miles dan Huberman dilakukan
melalui tiga langkah, antara lain sebagai berikut: reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan dengan model interaktif. Oleh karena itu,
analisis dari tiga langkah analisis data tersebut dapat digambarkan seperti
di bawah ini.
61
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, (Bandung: Alfabeta, 2017), h. 337.
54
Gambar 3.1
Gambar Analisis Model Interaktif (Miles dan Huberman)62
1. Reduksi Data
Kegiatan reduksi data dilakukan untuk merangkum, memilih hal-
hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting kemudian
dicari tema dan polanya. Dengan demikian hal ini dilakukan untuk
memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti
dalam pengumpulan data tentang strategi manajemen PAUD
melibatkan guru Laki-Laki di KB-TK Al-Fath Cirendeu.
2. Penyajian Data
Setelah kegiatan reduksi, selanjutnya langkah penyajian data.
Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang tersusun untuk
melakukan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian
data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
kategori, flowchart, dan lain sebagainya. Dengan melakukan penyajian
data maka akan memudahkan peneliti juga untuk memahami tentang
strategi manajemen PAUD melibatkan guru laki-laki di KB-TK Al-Fath
Cirendeu.
62
Ibid, h. 338.
Reduksi Data Penarikan Kesimpulan
Penyajian Data Pengumpulan Data Penyajian Data Pengumpulan Data
55
3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Langkah terakhir dari analisis ini adalah penarikan kesimpulan.
Kesimpulan merupakan temuan baru yang sebelumnya pernah ada.
Kesimpulan awal yang biasanya ditemukan bersifat sementara dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat, tetapi bila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-
bukti yang kuat dan valid, maka kesimpulan yang dikemukakan
kesimpulan yang kredibel, sehingga dapat dilakukan verifikasi.
121
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang strategi manajemen PAUD
melibatkan guru laki-laki di KB-TK Al-Fath Cirendeu dapat disimpulkan
bahwa strategi manajemen PAUD melibatkan guru laki-laki, diantaranya
strategi perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan dan pengendalian
yang memiliki indikator di setiap aspek yang sudah dijelaskan. Berikut
simpulannya, antara lain sebagai berikut:
1. Sekolah KB-TK Al-Fath Cirendeu melibatkan guru laki-laki di
dalamnya telah menyusun perencanaan yang matang. Hal ini dilakukan
agar tercapainya tujuan utama dalam keterlibatan guru laki-laki di
sekolah sebagai figur ayah di sekolah. Selain itu juga proses rekrutmen
yang dilakukan pun jug melewati proses yang beraneka ragam dari tiap
tahunnya dan sesuai dengan standar yang telah ditentukan, diantaranya
ada yang melewati proses melamar, diajak teman ataupun keluarga,
serta motivasi keluarga pun menjadikan dorongan tersendiri bagi guru
laki-laki untuk tetap bergabung dalam dunia PAUD di KB-TK Al-Fath
Cirendeu. Kemudian daripada itu, pemberian fasilitas yang ditawarkan
sekolah KB-TK Al-Fath Cirendeu kepada tenaga pendidik, seperti
halnya anak sekolah gratis, tunjangan kesehatan, serta penggajian yang
memadai terutama bagi guru laki-laki yang mana sebagai kepala rumah
tangga dalam keluarga.
2. Struktur pengorganisasian KB-TK Al-Fath Cirendeu ini disusun di
bawah naungan yayasan, kemudian kepala sekolah, wakil atau
kordinator, guru kelas, asisten kelas dan seluruh siswa/I KB-TK Al-
Fath Cirendeu. Kemudian daripada itu, keterlibatan kepala sekolah
dalam setiap kegiatan menjadikan terbentuknya kerja sama antar
seluruh struktur organisasi sekolah KB-TK Al-Fath Cirendeu.
120
121
3. Strategi pengelolaan KB-TK Al-Fath Cirendeu khususnya dalam
pembagian deskripsi kerja bagi guru laki-laki telah sesuai berdasarkan
SOP yang ditentukan, yakni mengajar dan mendidik anak-anak apabila
berada di dalam kegiatan sekolah. Namun pembagian secara
khususnya terlihat apabila adanya event yang diadakan di sekolah yang
menjadikan guru laki-laki turut aktif dalam pekerjaan kasar,
pembuatan dekorasi, property, dan lain sebagainya. Selain itu juga,
pendidikan pelatihan dan keterampilan pada guru laki-laki ini juga
dapat meningkatkan pengetahuan tambahan, serta minat dan bakat
guru dapat tersalurkan dengan baik.
4. KB-TK Al-Fath Cirendeu ini khususnya dalam strategi pengawasan
terhadap kinerja guru laki-laki ini terbilang sangat simpel, karena tidak
adanya penilaian secara khusus terhadap kinerja guru laki-laki,
sehingga penilaian tersebut hanya terlihat langsung berdasarkan tugas
yang diberikan kepada setiap guru laki-laki. Namun hal itu tidak
mengurangi rasa tanggung jawabnya terhadap tugas yang telah
diberikan. Selain itu juga, kedekatan antar sesama guru menjadikan
terciptanya rasa kekeluargaan dan kenyamanan, sehingga banyaknya
guru laki-laki yang bertahan lama di KB-TK Al-Fath Cirendeu.
Berdasarkan kesimpulan di atas peneliti menyimpulkan hasil penelitian
dari strategi manajemen PAUD terhadap keterlibatan guru laki-laki di KB-
TK Al-Fath Cirendeu ini yakni keterlibatan guru laki-laki di KB-TK Al-
Fath Cirendeu ini sudah menjadi perencanaan awal dalam proses pendirian
sekolah KB-TK Al-Fath Cirendeu untuk melibatkan sosok ayah sebagai
peran pengganti dalam pembelajaran di sekolah. Hal itu pun menjadikan
bahwa dalam keterlibatan guru laki-laki di sekolah selain sebagai peran
ayah, juga sebagai peran pendidik dalam mentransfer ilmu pengetahuan
dan aspek perkembangan anak. Hal ini menunjukkan bahwa keterlibatan
guru laki-laki di KB-TK Al-Fath Cirendeu ini bukan hanya sebatas
mengajar saja, melainkan juga belajar bagaimana cara menangani anak.
selain itu juga, motivasi yang diberikan keluarga dan legalitas pendidikan
122
yang dimiliki mampu menjadikan dorongan semangat tersendiri bagi guru
laki-laki untuk belajar bagaimana memahami dunia anak.
Konsep guru laki-laki sebagai figur ayah di sekolah
menggambarkan bagaimana cara mendidik dan memberi contoh kepada
anak untuk bersikap tegas, taat akan aturan dan lain sebagainya. Selain itu
juga tenaga laki-laki yang dibutuhkan dalam berbagai macam event ini
menjadikan sangat diperlukannya figur laki-laki untuk melakukan kegiatan
yang membutuhkan tenaga banyak, yang mana diketahui bahwasanya
keterbatasan yang dimiliki guru perempuan untuk melakukannya. Namun
demikian tak akan berjalan dengan baik pula tanpa adanya kerja sama
antar kepala sekolah, guru kelas, asisten kelas, serta seluruh siswa/I KB-
TK Al-Fath Cirendeu, serta adanya fasilitas yang diberikan sekolah kepada
guru KB-TK Al-Fath Cirendeu untuk selalu mengembangkan
keterampilan yang dimilikinya.
B. Implikasi
Sehubung dengan kesimpulan hasil penelitian ini, maka implikasi
dalam hasil penelitian ini terdapat beberapa implikasi yang harus
dilakukan untuk mencapai kondisi ideal dalam keterlibatan guru laki-laki
di KB-TK Al-Fath Cirendeu, yaitu keterlibatan guru laki-laki dalam dunia
pendidikan anak usia dini berpengaruh positif bagi anak, yakni dapat
menjadi figur ayah di sekolah, sehingga perpindahan dari rumah ke
sekolah pun tidak terlalu berbeda, karena diterapkannya guru laki-laki
sebagai figur ayah. Selain itu juga, bagi guru laki-laki akan mendapatkan
poin tambahan mengenai pendidikan tentang bagaimana cara mendidik
anak dengan baik.
C. Saran
Berdasarkan penelitian mengenai “Strategi Manajemen PAUD
Melibatkan Guru Laki-Laki (Studi Kasus di KB-TK Al-Fath Cirendeu
123
Tahun 2019)”, maka saran yang dapat diberikan, antara lain sebagai
berikut:
1. Bagi Lembaga
a. Diharapkan bagi lembaga dapat merekrut lebih banyak guru laki-
laki.
b. Diharapkan bagi lembaga agar dilibatkan guru laki-laki di setiap
kelas untuk menyeimbangkan sosok peran di setiap kelas.
c. Diharapkan bagi lembaga untuk mengadakan pelatihan-pelatihan
khusus bagi guru laki-laki.
2. Bagi Guru
a. Diharapkan agar lebih banyak mengikuti pelatihan-pelatihan tentang
pendidikan anak usia dini.
b. Guru diharapkan lebih meningkatkan kualitas pendidikan mengenai
pendidikan anak usia dini, sehingga nantinya akan menguasai
tentang bagaimana menangani anak.
c. Diharapkan lebih banyak berdiskusi dengan guru yang lebih kreatif
dalam mengembangkan kreativitas.
3. Bagi Masyarakat
Diharapkan bagi masyarakat untuk selalu berpikir positif dan
mengapresiasi lembaga sekolah yang telah melibatkan guru laki-laki
dalam proses pembelajaran di PAUD, agar tujuan dalam pertumbuhan
dan perkembangan anak dapat berkembang dengan baik.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat menindaklanjuti
penelitian ini dengan variasi dan literatur yang lebih mendalam, guna
untuk pemahaman lebih lanjut mengenai strategi manajemen PAUD
terhadap keterlibatan guru laki-lak.
122
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta
Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan), (www.dapo.dikdasmen.kemendikbud.go.id/pd)
Dirman dan Cicih Juarsih. (2014). Karakteristik Peserta Didik Dalam Rangka
Implementasi Standar Proses Pendidikan Siswa. Jakarta: Rineka Cipta
Fattah, Nanang. (2001). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Gary, Desseler. (2009). A Framework for Human Resource Management, Fifth
Edition. Jersey: Prentice Hall International, Inc.
Hakim, Abdul. (2014). Dinamika Manajemen Sumber Daya Manusia dalam
Organisasi. Semarang: EF Press Digimedia
Halimah, Leli. (2016). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini
Inspirasi Untuk Pelaksanaan Kurikulum 2013 PAUD. Bandung: Refika
Aditama
Haryati Wulandari, Puji. Skripsi. (2015). “Studi Deskriptif Kompetensi Pedagogik
Guru Taman Kanak-Kanak Laki-Laki di Kota Semarang”. Semarang:
UNNES
Hasibuan, Malayu. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi.
Jakarta: Bumi Aksara
Ikhtisar Data Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Data dan Statistik Pendidikan.
(2015). Jakarta
J. Moleong, Lexy. (2017). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya
124
125
Kemdikbud: Guru TK Didominasi Perempuan, Dosen Didominasi Laki-Laki,
(www.paud.dikmas.kemdikbud.go.id/berita/7069.html) diakses pada tanggal
10 Januari 2019 pukul 19.58
Latief, “Peringakat Pendidikan Indonesia Turun”, (Kompas, 3 Maret 2011),
diakses pada tanggal 25 Desember 2018 pukul 19.00
Mangkunegara, Prabu. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Mulyasa, Enco. (2011). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Mulyasana, Dedy. (2011). Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Mulyono. (2008). Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan. Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media
Munparidi. (2012). Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, Pelatihan, dan
Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada Perusahaan Daerah
Air Minum Tirta Musi Kota Palembang”. Jurnal Orasi Bisnis, Edisi Ke-VII
Noe, Hollenbeck, et. all. (2002). Human Resource Management: Gaining a
Competitive Advantage. Boston: Mc Graw-Hill Companies, Inc.
Permendikbud No. 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak
Usia Dini. (2015). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Priyono. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Sidoarjo: Zifatama
Publisher
Ridaningsih, Ida. (2012). Pengembangan Model Manajemen Strategik Berbasis
Beyond Center and Circle Time (BCCT) pada PAUD. Jurnal Pedagogia,
Vol. 1, No. 2
Rivai, Veithzal. (2009). Manajemen SDM untuk Perusahaan: Dari Teori Ke
Praktik. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Rohiat. (2009). Manajemen Sekolah Teori Dasar dan Praktik. Bandung: Refika
Aditama
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
126
Sutarman, Maman dan Asih. (2016). Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini
Filosofi, Konsep, Prinsip, dan Aplikasi. Bandung: Pustaka Setia
Sutrisno, Edy. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana
Suwatno dan Donni Juni Priansa. (2013). Manajemen SDM dalam Organisasi
Publik dan Bisnis. Bandung: Alfabeta
Suyadi. (2015). Teori Pembelajaran Anak Usia Dini Dalam Kajian Neurosains.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Theresia Alviani Sum dan Adriani Tamo. (2018). “Faktor Penyebab Kurangnya
Minat Laki-Laki untuk Menjadi Guru PAUD di Kabupaten Manggarai”.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio, Vol. 10
Tsigra, Meni. (2010). “Male Teachers and Childrens Gender Construction in
Preschool Education”. Gothenburg, Sweden, OMEP – World Congress
Uchjana Effendy, Onong. (2007). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Ufatin, Nurul dan Teguh. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia Bidang
Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pres
Ulfah, Fari. (2015). Manajemen PAUD Pengembangan Jejaring Kemitraan
Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Widayati. (2016). “Guru Laki-Laki pada Pendidikan Anak Usia Dini”. Jakarta:
UNJ
Widi Winarni, Endang. (2018). Teori dan Praktik Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, PTK, R&D. Jakarta: Bumi Aksara
Yunita. Tesis. (2016). “Gaya Mengajar Guru Laki-Laki di Taman Kanak-Kanak
(Penelitian Studi Kasus yang dilakukan di Gymboree Kidsville Bandung dan
TK Firdaus)”. Bandung: UPI
Yusuf, Burhanuddin. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia Di Lembaga
Keuangan Syariah. Jakarta: Rajawali Pres
https://www.florespost.co/2018/06/04/opini-paud-dan-peran-guru-laki-laki/
diakses pada tanggal 25 Desember 2018 pukul 19:03
LAMPIRAN 1
SURAT KETERANGAN
PENELITIAN
LAMPIRAN 2
REDUKSI INSTRUMEN
PENELITIAN
Reduksi Instrumen Penelititan
Strategi Manajemen PAUD Melibatkan Guru Laki-Laki
(Studi Kasus di KB-TK Al-Fath Cirendeu Tahun 2019)
Fokus Sub Fokus Indikator Kode
Strategi
Manajemen
PAUD
Melibatkan
Guru Laki-
Laki
Strategi
Perencanaan
a. Rencana
penyusunan tujuan
keterlibatan guru
laki-laki
CW-1-06,. HM,
CW-6-09,. AK6,
CW-1-04,. GK1,
CW-2-04,. GK2,
CW-1-05,. HM,
CD4. 24, CD4. 76
CL1,.P4,K1,
CL1,. P4, K2,
CL6,.P2,K1,
CL6,. P2, K3,
CL6,. P2, K4.
b. Rencana
penyusunan
rekrutmen guru
laki-laki
CW-1-03,. HM,
CW-1-10,. HM,
CW-1-18,. AK1,
CW-2-03,. AK2,
CW-7-03,. AK7,
CW-3-03,. AK3,
CW-4-03,. AK4,
CW-5-03,. AK5,
CW2-01,. HM,
CW-1-09,.HM,
CW-2-02,.AK2,
CW-5-02,.AK5,
CW-7-02,.AK7,
CW-1-17,.AK1,
CW-3-02,.AK3,
CD4. 62, CD4. 78
CL4,. P1,K1,
CL4,. P1, K2,
CL6,. P3, K4.
c. Rencana
penyusunan
pemberian fasilitas
terhadap guru laki-
laki
CW-1-07,. HM,
CW-3-03,. AK3,
CD4. 59, CD4. 10,
CD4. 46, CD4.
100,
CL2,.P5,K3,
CL2,. P5, K4,
CL3,.P5, K2,
CL2, P5, K2.
Strategi
Pengorganisasian
a. Penyusunan
struktur organisasi
CW-1-04,. HM,
CW-1-08,. HM,
CW-2-03,. GK2,
CD4. 20, CD4. 41,
CD4. 42,
CL2,. P4, K2,
CL1,. P2, K4,
CL2,. P4, K3.
Strategi
Pengelolaan
a. Pembagian
deskripsi kerja
bagi guru laki-laki
CW-1-13,. HM,
CW-2-05,. GK2,
CW-1-25,. AK1,
CW-1-05,. GK1,
CW-3-10,. AK3,
CW-4-10,. AK4,
CW-5-10,. AK5,
CD4. 09, CD4. 35,
CD4. 36, CD4. 23,
CL2,. P1, K3,
CL2,. P1, K4,
CL1,. P3, K3.
b. Program
pengembangan
pendidikan
pelatihan
CW-2-12,. AK2,
CW-3-12,. AK3,
CW-1-27,. AK1,
CD4. 11, CD4. 22,
CD4. 71,
CL1,. P2, K6,
CL5,. P1, K1,
CL5,. P3, K4.
c. Program
pengembangan
pendidikan
keterampilan
CW-1-11,. HM,
CW-1-19,. AK1,
CW-2-04,. AK2,
CW-3-04,. AK3,
CW-4-04,. AK4,
CW-7-04,. AK7,
CW-5-04,. AK5,
CD4. 44, CD4. 57,
CD4. 64, CD4. 83,
CD4. 68,
CL2,.P5, K2,
CL2,. P5, K3,
CL3,.P4, K5,
CL4,. P2, K4,
CL4,.P2, K5,
CL4,. P2, K6,
CL4,.P2, K7,
CL4,. P3, K1,
CL7,.P4, K3,
CL4,. P2, K2.
Startegi
Pengendalian
a. Pengawasan
terhadap kinerja
guru laki-laki
CW2-02,. HM,
CW-1-07,. GK1,
CW-2-06,. AK2,
CW1-21,. AK1,
CW-3-06,. AK3,
CW-1-29,. AK1,
CW2-03,. HM,
CD4. 12, CD4. 13,
CD4. 70,
CL5,. P1, K1,
CL5,. P1, K2.
LAMPIRAN 3
DOKUMENTASI
PENELITIAN
CATATAN DOKUMENTASI
Foto Saat Wawancara (Sumber Pribadi Peneliti)
CD4. 01 Wawancara dengan Kepala
Sekolah
CD4. 02 Wawancara dengan AK1
CD4. 03 Wawancara dengan AK2 CD4. 04 Wawancara dengan AK2
CD4. 05 Wawancara dengan AK4 CD4. 06 Wawancara dengan AK5
CD4. 07 Wawancara dengan AK6 CD4. 08 Wawancara dengan AK7
CD4. 09 CD4. 10
CD4. 11
CD4. 12
CD4. 13
CD4. 14
Foto Observasi Allosaurus Class
CD4. 17 CD4. 18
CD4. 19 CD4. 20
CD4. 15 CD4. 16
CD4. 21 CD4. 22
CD4. 23
CD4. 24
CD4. 25 CD4. 26
CD4. 27
CD4. 28
CD4. 29 CD4. 30
CD4. 31 CD4. 32
Foto Observasi Antelope Class
CD4. 33 CD4. 34
CD4. 35 CD4. 36
CD4. 37 CD4. 38
CD4. 39
CD4. 40
CD4. 41 CD4. 42
CD4. 43 CD4. 44
Foto Observasi Yellow Class
CD4. 45 CD4. 46
CD4. 47 CD4. 48
CD4. 49 CD4. 50
CD4. 51 CD4. 52
CD4. 53 CD4. 54
CD4. 55 CD4. 56
Foto Observasi Purple Class
CD4. 58
CD4. 59 CD4. 60
CD4. 61 CD4. 62
CD4. 57
CD4. 63
CD4. 65 CD4. 66
CD4. 67 CD4. 68
CD4. 64
Foto Observasi Bear Class
CD4. 69 CD4. 70
CD4. 71 CD4. 72
CD4. 73 CD4. 74
CD4. 69 CD4. 70
Foto Observasi Beetle Class
CD4. 75 CD4. 76
CD4. 77 CD4. 78
CD4. 79 CD4. 80
Foto Observasi Butterfly Class
CD4. 81 CD4. 82
CD4. 83 CD4. 84
CD4. 85 CD4. 86
Foto Sekolah KB-TK Al-Fath Cirendeu
CD4. 87 CD4. 88
CD4. 89 CD4. 90
CD4. 91 CD4. 92
CD4. 93
CD4. 94
CD4. 95 CD4. 96
CD4. 97 CD4. 98
CD4. 99 CD4. 100
LAMPIRAN 4
HASIL WAWANCARA
SUBJEK PENELITIAN
Hasil Wawancara
(Wawancara dengan Kepala Sekolah)
Nama Informan : HM
Nama Sekolah : KB-TK Al-Fath Cirendeu
Pendidikan Jenjang Terakhir : S1 Pendidikan Bahasa Inggris
Hari, Tanggal : Kamis, 16 Mei 2019
No Pertanyaan Jawaban Kode
1.
Sejak kapan KB-TK Al-
Fath berdiri?
Tahun 2001, kalau mulai
berjalannya tahun ajaran ya 1
Juli 2001. Tapi kan kita
sebelumnya sudah pendaftaran,
dibukanya itu 1 Februari 2001.
CW-1-01
2. Apakah visi dan misi dari
KB-TK Al-Fath sendiri?
Visi misi Al-Fath secara
intinya aja ya. Kalau ini kan
merupakan lembaga
pendidikan islam, tapi islam
moderat gitu ya. Terus juga
yang mencetak anak yang bisa
bersaing untuk di Internasional
dan ikut kemajuan zaman.
Kemudian juga yang
membentuk anak memiliki
akhlakul karimah. Secara
global seperti itu detailnya
banyak sih.
CW-1-02
3. Bagaimana strategi Ya kalau SDMnya kalau waktu CW-1-03
manajemen di KB-TK Al-
Fath Cirendeu?
pertama kali berdiri kan kita
cari yang sudah berpengalaman
paling tidak minimal 5 tahun,
tapikan kalau sudah kesini-sini
itu yang penting dia punya
legalitas pendidikan atau latar
belakang pendidikannya
diutamakan pendidikan,
sarjana pendidikan. Tapi
kalaupun tidak, kita rekrut juga
beberapa guru yang bukan
sarjana pendidikan. Tapi
karena dulu kan belum ada
tuntutan yah, kalau sekarang
kan sudah ada tuntutan yang
mereka upgrade gitu untuk
pendidikannya ya mereka
menyesuaikan. Jadi ya seperti
BR, MsU gitu kan pada kuliah
lagi ngambil pendidikan karena
untuk tuntutan, tapi kalau
untuk saat ini untuk
pengalaman ngajar ada yang
belum pengalaman ngajar juga
bisa kita rekrut asal ketika dia
diproses pengrekrutannya
terlihat dia mempunyai etos
kerja yang baik gitu. Etos kerja
terus juga keseriusan dan bisa
berkomunikasi dengan anak.
intinya sih gitu.
4. Bagaimana gambaran
sumber daya manusia di
KB-TK Al-Fath
Cirendeu?
Kalau struktur itu yang jelas di
bawah dari yayasan kan kepala
sekolah, setelah itu kita ada
wakil, kordinator, kemudian
ada guru kelas, terus ada
asisten kelas, baru dibawahnya
siswa siswi. Nah dari situ
untuk guru kelas tuh kita satu
kelas 2 guru. Jadi ada mean
teacher dan ada asisten.
CW-1-04
5. Apakah dalam proses
perencanaan strategi
lembaga sekolah pada
saat awal berdiri sudah
melibatkan guru laki-laki?
Waktu itu tuh guru olahraga,
waktu pertama berdiri itu kita
rekrut guru olahraga.
Kemudian ada guru agamanya
juga itu juga laki-laki.
Kemudian guru musik waktu
pertama itu, tapi kalau
sekarang di asisten kelas juga
sudah banyak yang guru laki-
laki.
CW-1-05
6. Bagaiamana perencanaan
strategi lembaga sekolah
melibatkan guru laki-laki?
Karena memang kan itu ya
namanya anak itu sekolah itu
kan menjadi rumah kedua, di
mana di dalam rumah itu kan
ada figur ayah figur ibu gitu
ya. Nah jadi kita memang dari
berdiri tuh berorientasi ke sana,
jadi harus ada figur ayah gitu
di sekolah. Jadi kita rekrut guru
laki-laki juga untuk menjadi
model atau figur ayah di
CW-1-06
sekolah.
7. Strategi apa yang
digunakan dalam
melibatkan guru laki-laki?
Strateginya apa ya? kalau
rekrut itu kan memang kita
sudah pasti menggambarkan
bahwa di sini tuh tugas-tugas
di sini tuh cukup banyak,
karena kita selalu ada special
event. Jadi mungkin apa ya,
kita memperkuat team worknya
aja. Team work itu harus solid.
Kemudian kita sesama
lingkungan kerjanya ini dibuat
yang kekeluargaan. Kemudian
nyaman jadi ya membuat
mereka juga nyaman bekerja
gitu kan. Karena kan biasanya
susah tuh kalau guru laki-laki
untuk bekerja di PAUD itu kan
susah ya, jadi apa yang
menjanjikan yang bisa
membuat mereka bisa
bertahan. Ya pertama itu
lingkungan kerja yang
kondusif, kemudian juga
fasilitas mungkin anak gratis
gitu ya, kemudian
kesejahteraan hidup misalnya
tunjangan seperti BPJS
kesehatannya, kemudian
penggajian yang memadai,
karena biasanya kita kalau guru
CW-1-07
laki-laki kan calon kepala
rumah tangga jadi biasanya di
sini yayasan khususnya punya
perhitungan khusus kalau guru
laki-laki tunjangannya agak
lebih besar dari guru
perempuan seperti itu. Jadi itu
juga mengikat sehingga
mereka mengajar di sini
mereka engga menutup
kemungkinan bisa menghidupi
keluarganya dengan layak.
8. Siapa saja yang terlibat
dan bagaimana
keterlibatannya dalam
penentuan strategi
manajemen ini?
Yang jelas si kebetulan saya
kepala sekolah, kemudian kita
ada tim wakil atau koordinator
kita semua sama-sama. Jadi
wakil juga kan membagi, ada
yang bagian SDM, ada yang
bagian kegiatan, ada yang
bagian keadministrasian. Jadi
kita semua berkolaborasi untuk
mengelola sekolah ini.
Kemudian guru laki-lakinya
juga kan, karena banyaknya
event mereka juga belajar
bagaimana membuat sebuah
kegiatan yang engga seperti
biasa-biasanya gitu jadi mereka
menjadi koordinator. Jadi
seperti belajar menjadi event
organizer (EO) juga gitu, tapi
CW-1-08
berada dilingkungan sekolah.
9. Kriteria seperti apa yang
menjadi pertimbangan
KB-TK Al-Fath Cirendeu
dalam merekrut tenaga
pendidik laki-laki ini?
Yang jelas normal ya normal,
karena memang tenaga laki-
laki itu sangat sensitif dan dia
bisa berkomunikasi dengan
anak, intinya itu dulu
berkomunikasi. Kemudian
memiliki etos kerja yang baik.
Kalau untuk keahlian dalam
mengajar itu berproses di
dalam keseharian, yang penting
pertama kali itu dulu. Setelah
itu yang pertama kan normal,
maksudnya kesehatan jiwa dan
kalau untuk di dalam
keseharian menghandle anak
misalnya ke toilet atau apa hal-
hal yang bersifat pribadi itu
disesuaikan. Kalau anak
perempuan dihandlenya sama
guru perempuan, kalau anak
laki-laki baru itu dengan guru
laki-laki, itu pun juga guru
laki-laki tidak menyentuh. Jadi
dia hanya mendampingi gitu
dan apa memang kita tidak
mempartnerkannya engga
mungkin dalam satu kelas itu
dua-duanya laki-laki.
CW-1-09
10. Bagaimana proses
pengrekrutan dalam
Macem-macem. Ada yang
ngelamar, ada yang memang
CW-1-10
penerimaan tenaga
pendidik laki-laki di KB-
TK Al-Fath Cirendeu?
kita cari rekomendasi aja gitu.
Misalnya dari beberapa guru
yang ada, ada rekomen gak nih
gitu butuh cowok yang
misalnya guru cowok begini
begini begini ada syaratnya,
yang orangnya luwes,
orangnya begini begitu. Oh ada
ntar dicari entah temen atau
apa siapa. Saya kebelakang ke
sini tuh lebih senang by
recommendation, karena
memang kita mendapatkan apa
yang kita mau.
11. Apakah dalam
pengrekrutan tenaga
pendidik laki-laki ini
diperlukan keterampilan
khusus?
Keterampilan, kalau dia punya
ada kelebihan khusus itu akan
lebih disukai, maksudnya kalau
ada beberapa pelamar nih gitu
terus secara kategori yang 3
tadi tuh sudah terpenuhi tapi
ternyata ada special skill yang
unik gitu ya, ya mungkin itu
yang akan menjadi nilai
tambah gitu atau poin tambah,
yang itu yang kita rekrut,
karena memang kita di sini kan
sebagai guru tapi juga seperti
sebagai EO dalam
penyelenggaraan kegiatan yang
special event itu setiap bulan
pasti ada.
CW-1-11
12. Apa yang menjadi alasan
pengrekrutan guru laki-
laki di sekolah ini?
Alasannya karena memang
harus ada figur ayah gitu kan
dan kita juga selalu ditraining-
training ya. Jadi ketika mereka
sudah masuk kita masukin
seperti teacher training gitu,
ada selama 6 bulan. Nah itu
guru-guru yang baru itu kita
training gitu, ditraining
bagaimana menguasai keal-
fathan dari segi semua hal,
semua sektor lah ya, karena
memang harus ada figur laki-
laki gitu, juga kadang-kadang
seperti misalnya kita karena
kita active learning kan ya
display itu kan harus bener-
bener wah gitu luar biasa. Nah
itu kan kalau perempuan punya
keterbatasan ya, misalnya di
manjat-manjat, naik tangga,
atau mengerjakan hal-hal yang
sifatnya seperti pertukangan
lah mau maku atau apa, nah ini
kita butuh itu, karena
kebutuhan sekolah membuat
kita butuh tenaga laki-laki.
CW-1-12
13. Bagaimana pembagian
deskripsi kerja bagi guru
laki-laki di KB-TK Al-
Fath Cirendeu ini?
Seperti yang saya bilang ya
masalah toilet itu bisa
disesuaikan, guru laki-laki
tidak boleh menyentuh anak,
CW-1-13
Adakah aturan-aturan
khusus keterlibatan guru
laki-laki terhadap anak
perempuan?
kalaupun mendampingi anak
ke toilet itu mau laki atau
perempuan biasanya
diutamakan guru perempuan
dulu, kalau guru perempuan
berhalangan baru anak laki-laki
dengan guru laki-laki, tapi
kalau misalnya ternyata anak
perempuan membutuhkan
toilet sesekali dibutuhkan
helper, karena kita juga punya
helper. Tapi karena kita
memang mau melatih anak-
anak toilet training, jadi ya
sejauh ini si ya Alhamdulillah
tidak masalah karena mereka
sudah mulai bisa menolong
dirinya sendiri untuk hal toilet
training. Nah kalau deskripsi
kerja seperti itu, ya kalau
dikelas si sama aja misalnya
tugas guru kelas apa, tugas
asisten apa, yang membedakan
itu ketika tadi toilet dan ketika
kita lagi special event. Kalau
kita ada event itu kan kita
berubah menjadi EO tuh, nah
itu baru biasanya dekorasi,
property, atau apa yang
bersifat tukang atau apa yang
bersifat apa itu tuh laki-laki
semuanya yang dikumpulkan
di situ gitu.
14. Dalam pengembangan
strategi ini pengembangan
apa yang diberikan dalam
melibatkan guru laki-laki?
Ada si sebagian juga sudah
pernah mengajar di sekolah
sebelumnya, sebagian besar itu
sudah pernah mengajar. Terus
kalau misalnya untuk kegiatan
keagamaan khususnya
pembinaan guru itu memang
itu sangat dibutuhkan adalah
figur laki-laki, jadi kita guru
agama kita juga kan ada PK ya
khusus untuk sebagai figur
mengembangkan keagamaan di
sini gitu diTK. Jadi kita juga
kadang kan membutuhkan itu
ya misalnya untuk kaitannya
dengan orang luar misalnya
ada apa gitu kan memang laki-
laki sangat dibutuhkan. Jadi
tenaga laki-laki inilah yang
akan menghadapi itu sebelum
semuanya ke kepala sekolah.
CW-1-14
15. Bagaimana pandangan
orangtua ataupun
masyarakat mengenai
keterlibatan guru laki-laki
dalam pengembangan
kegiatan pembelajaran di
KB-TK Al-Fath Cirendeu
ini?
Mereka si baik-baik aja, justru
mereka juga apalagi orangtua
yang baru daftar kan biasanya
kita sampaikan bahwa kita di
sini ada guru perempuan ada
guru laki-laki dan kita
kemukakan alasannya karena
memang figur, masalah figur
CW-1-15
tadi. Kemudian juga mereka si
engga masalah gitu selagi
memang aturan pada SOPnya
itu jelas gitu bahwa
keterbatasan terutama dalam
menyentuh anak itu harus
dijalankan sekali SOPnya gitu.
“Berarti positif ya ms?
(Peneliti)” Positif, malah
mereka senang ya karena
banyak membantu sekali, coba
kalau gak ada guru laki-laki
gimana kita pentas kaya begitu
gimana coba nukang-nukang,
sedangkan kita gak pake tenaga
luar, bener-bener pake sendiri
kan, pasti kalau misalnya gak
ada guru laki-laki pasti kita
pake tenaga luar dan biayanya
pun lumayan.
Hasil Wawancara
(Wawancara dengan Guru Laki-Laki)
Nama Informan : AK1
Nama Sekolah : KB-TK Al-Fath Cirendeu
Pendidikan Jenjang Terakhir : S1 Ilmu Perpustakaan
Hari, Tanggal : Kamis, 16 Mei 2019
No Pertanyaan Jawaban Kode
1. Sejak kapan KB-TK Al-
Fath berdiri?
2001. 1 Februari 2001. CW-1-16
2. Apa yang
melatarbelakangi atau
yang memotivasi Anda
untuk bergabung di KB-
TK Al-Fath Cirendeu ini?
Motivasinya pertama itu dunia
kerjanya yang berbeda ya.
Terusnya yang kedua mungkin
salarynya juga agak lumayan ya,
yang ketiga belajar jadi bapak
untuk mengenal karakter anak
lah.
CW-1-17
3. Bagaimana proses
rekrutmen Anda ketika
bergabung di KB-TK Al-
Fath Cirendeu?
Ikut rekrutmennya pertama itu
diajak oleh teman, ikut.
Kemudian nunggu lama hampir
setengah tahun baru dipanggil.
Paling ikut namanya wawancara,
wawancaranya pertama dengan
kepala sekolah. Ujiannya yang
pertama tertulis, wawancara
dengan kepala sekolah, setelah
itu wawancara dengan yayasan.
CW-1-18
4. Adakah keterampilan
khusus yang diperlukan?
Di sini setiap guru laki-lakinya
punya keterampilan khusus
masing-masing ya. Ada yang
editing video, ada yang bisa
desain, ada yang bisa musik, dan
sebagainya sih setiapnya punya
kelebihan masing-masing. “Tapi
dites gak pada saat itu?
(peneliti)” Iya di tes.
CW-1-19
5. Adakah strategi khusus
lembaga dalam
melibatkan guru laki-laki?
Ada ya, kita pernah diikutin
TTC namanya, TTC (Teacher
Training Center). Jadi untuk
para pegawai baru itu kaya
kuliah lagi selama 6 bulan
setelah pulang kerja jam 16.00
sampai jam 20.00 malam. “Itu
bagi khusus yang baru atau
memang bukan pada yang
jenjang pendidikannya di dunia
PAUD? (peneliti)” bagi yang
baru semuanya.
CW-1-20
6. Sudah berapa lama Anda
bergabung di KB-TK Al-
Fath Cirendeu?
Dari tahun 2009, 9 tahun yah. CW-1-21
7. Apakah Anda sebelumnya
sudah pernah mengajar?
Oh pernah mengajar, pernah
mengajar sih paling di TPA TPA
gitu.
CW-1-22
8. Bagaimana perbedaannya
dengan pengalaman
mengajar sebelumnya?
Jauh ya, karena yang dulu mah
masih konvensional kita, masih
text book banget. Kalau di sini
kan lebih condong ke active
CW-1-23
learningnya bagaimana praktek
itu lebih diutamakan daripada
teori. Itu si perbedaannya disitu
mencolok banget perbedaannya.
Daya tangkepnya juga lebih
cepetan ya active learning.
9. Bagaimana pendapat
Anda terhadap guru laki-
laki yang mengajar atau
bergabung di dunia
pendidikan anak usia
dini?
Gak ada masalah sih ya
namanya juga profesi kan,
profesi itu bisa apa saja. Kaya
misalnya kalau arsitek kan dulu
terkenal banget dengan laki-laki,
sekarang perempuannya ada
gitu. Yang dominan-dominan
sekarang kan bisa
diseimbangkan dengan yang
dominan perempuan, mungkin
di jadi guru TK ada guru laki-
lakinya gitu biar dua faktornya
dapet, faktor ayah sama ibunya
dapet.
CW-1-24
10. Bagaimana pembagian
deskripsi kerja bagi guru
laki-laki di KB-TK Al-
Fath Cirendeu ini?
Kalau deskripsinya untuk guru
laki-laki kita lebih diutamakan
keterampilan, karena kan setiap
pentas-pentas itu pasti laki-
lakinya yang lebih persiapan
pentasnya gitu maksudnya kaya
hal-hal yang berbau pekerjaan
kasar gitu guru laki-lakinya yang
turun. Untuk dikelas
deskripsinya hampir sama kalau
CW-1-25
dikelas.
11. Adakah strategi khusus
guru laki-laki terhadap
anak laki-laki dan anak
perempuan?
Ada pembagian tugas, misalnya
gini kalau yang laki-laki itu
tidak boleh membantu anak
perempuan di toilet, kalau itu
khusus perempuan tuh. Kalau
yang laki-laki yang guru laki-
laki bertanggung jawab atas itu,
tapi untuk anak perempuannya
laki-laki tidak bertanggung
jawab, karena itu harus
ditanggungjawab oleh yang
perempuannya, dikhawatirkan
ada hal-hal yang tidak
diinginkan gitu. “Berarti ada
khususnya gitu? (Peneliti)” iya
ada khusunya.
CW-1-26
12. Bagaimana program
pengembangan khusus
yang diberikan kepada
guru laki-laki di KB-TK
Al-Fath Cirendeu?
Banyak. “itu dari luar atau
lembaga punya sendiri?
(Peneliti)” biasanya kerjasama.
Banyak kita training-training
gitu. Terakhir kita guru laki-
lakinya itu ikut training basic
design sama basic ngevlog gitu.
Banyak kita training-trainingnya
dan disesuaikan dengan
karakternya masing-masing gitu.
Oh dia condongnya ke sini
yaudah deh ikut pelatihan ini, oh
dia ke sini nih yaudah ikut
pelatihan ini. “tapi untuk ikutnya
CW-1-27
ikut semua mungkin nanti
pembagiannya lebih condong ke
mana atau bagaimana?
(Peneliti)” Jadi memang
sebelumnya sudah dipilih yang
laki-laki ke sini gitu.
13. Bagaimana pandangan
masyarakat selama ini
terhadap keterlibatan guru
laki-laki di KB-TK Al-
Fath Cirendeu?
Bagus sih maksudnya agak ini
aja apa maksudnya orang
melihatnya kok ada laki-laki di
guru TK. Pandangan masyarakat
positif sih gitu, karena mereka
melihat bahwa kalau laki-laki
mengajar guru TK berarti faktor
ayahnya ada dalam satu
pendidikan di guru TKnya itu.
Jadi agar anak itu ngerasa juga
ada kehadiran seorang bapak di
sekolah. Mereka pada positif
semua, malah mengapresiasi kok
dengan adanya guru laki-laki
diTK.
CW-1-28
14. Selama menjadi guru
Taman Kanak-Kanak
(TK), apakah ada kendala
dalam masalah gaji
menjadi guru TK?
Kita engga ada, fine-fine aja di
sini. Proses 9 tahun itu iya dari
nol sampai tetap bertahan
sebenernya banyakyang nawarin
pekerjaan, tapi saya tetap
bertahan di sini. Karena
sebenernya apa, karena ruang
kerjanya buat nyaman, terusnya
kita bisa belajar lebih banyak
tentang karakter anak gitu,
CW-1-29
menanganinya kaya gimana,
selain salary, salarynya juga
Alhamdulillah sih. Jadi hal-hal
yang kaya itu membuat saya
bertahan sampai sekarang ini
hampir 9 tahun. Sebenernya mah
kerjaan-kerjaan banyak yang
gajinya lebih gede-gede lagi,
tapi saya tetap bertahan karena
lingkungan kerjanya asik sih,
orang-orangnya juga, kepala
sekolahnya asik, nyaman lah.
Hasil Wawancara
(Wawancara dengan Guru Laki-Laki)
Nama Informan : AK2
Nama Sekolah : KB-TK Al-Fath Cirendeu
Pendidikan Jenjang Terakhir : S1 Pendidikan Akuntansi
Hari, Tanggal : Selasa, 21 Mei 2019
No Pertanyaan Jawaban Kode
1. Sejak kapan KB-TK Al-
Fath berdiri?
Sejak tanggal 1 Februari tahun
2001.
CW-2-01
2. Apa yang melatarbelakangi
atau yang memotivasi Anda
untuk bergabung di KB-TK
Al-Fath Cirendeu ini?
Mencari nafkah untuk keluarga
terutama rezeki.
CW-2-02
3. Bagaimana proses
rekrutmen Anda ketika
bergabung di KB-TK Al-
Fath Cirendeu?
Temen merekomendasikan
terus memberi tahu ada info
bahwa di sana dibutuhkan
tenaga kerja, karena saya butuh
pekerjaan ya saya masuk,
ternyata pas saya masuk jadi
guru TK ya terima saja. Saya
tuh mencintai apapun
pekerjaan itu.
CW-2-03
4. Adakah keterampilan
khusus yang diperlukan?
Ya harus, “seperti? (Peneliti)”
pada saat saya masuk ya harus
ada semua khususnya ya
keterampilan untuk berbicara
CW-2-04
kepada anak-anak, untuk itu ya
saya belajar psikolog dari
buku-buku, ikut seminar-
seminar pendidikan. Selain itu
keterampilannya banyak, saya
bisa main seperti keyboard, itu
kan dibutuhkan ya dalam
KBM, gitar, keyboard harus
dikuasai juga kalau jadi guru
TK. Selain mengajar ya bikin
desain-desain, bikin art, semua
harus bisa kalau di sini kalau di
Al-Fath. Kalau gak bisa out.
5. Adakah strategi khusus
lembaga dalam melibatkan
guru laki-laki?
Engga ada sih, paling ikut
seminar-seminar, pelatihan-
pelatihan gitu di luar.
Seringnya begitu. “itu khusus
guru laki-lakinya atau apa?
(Peneliti)” Khusus untuk
umum tidak ada khusus guru
laki-laki, umum sama.
CW-2-05
6. Sudah berapa lama Anda
bergabung di KB-TK Al-
Fath Cirendeu?
Sekitar 11 tahun lebih kali ya. CW-2-06
7. Apakah Anda sebelumnya
sudah pernah mengajar?
Belum pernah, saya mengajar
di SMK dulu di mengajar
akuntansi.
CW-2-07
8. Bagaimana perbedaannya
dengan pengalaman
mengajar sebelumnya?
Jauh banget. Berbedanya jauh
banget yang SMK kan saya
hadapi anak-anak orang
dewasa, ini anak kecil-kecil
CW-2-08
gak berdaya lemah ya cara
menanganinya beda.
9. Bagaimana pendapat Anda
terhadap guru laki-laki
yang mengajar atau
bergabung di dunia
pendidikan anak usia dini?
Saya si tidak bisa berpendapat
apa-apa ya soalnya yang saya
temukan guru laki-laki itu
cuman di Al-Fath gitu. Saya
lihat gitu dimana-mana pas
saya ikut rapat dimana-mana
guru laki-laki cuman di Al-
Fath doang, kenapa begitu? Ya
karena satu ya memang kan
kita mencari rezeki juga
mencari uang kalau di Al-Fath
kan besar gajinya jadinya mau
tidak mau harus mau. Kalau
untuk hadirnya guru laki-laki
ya penting karena dia sesosok
laki-laki, karena anak-anak
perlu mendapat sosok laki-laki
juga. Tergantung sosoknya
juga sih.
CW-2-09
10. Bagaimana pembagian
deskripsi kerja bagi guru
laki-laki di KB-TK Al-Fath
Cirendeu ini?
Engga ada pembagian-
pembagian semua sama rata
cuman dapet bagian-bagian
kadang bagiannya perempuan
ya dikerjain laki-laki bagian
laki-laki ya dikerjain
perempuan sama si. Kadang
juga saya ngajar nari padahal
saya juga gak suka nari, lah
karena saya kerja di sini mau
CW-2-10
tidak mau harus, kecuali saya
tidak mau kerja di sini. Tapi
jujur aja si dalam hati saya
jujur nih sebenarnya sih dalam
diri kita laki-laki itu kan pasti
kita kan akan menjadi bapak
ada rasa dalam diri kita juga
berpikir sempat berpikir seperti
itu tidak seperti ini gitu, karena
kondisinya sudah menjadi
rutinitas sistem jadinya. Tapi
saya akan berusaha gitu, jujur
aja saya mah punya berpikir
untuk pasti ya pengen berdiri
seperti laki-laki. Di sini mah ya
terpaksa aja sih.
11. Adakah strategi khusus
guru laki-laki terhadap
anak laki-laki dan anak
perempuan?
Strategi khusus penanganan ke
anak? engga ada strategi-
strategian, ngajar-ngajar aja,
sebagaimana proporsionalnya.
Kalau umpamanya ke WC ya
gak mungkin laki-laki
nganterin yang perempuan ya
gak mungkin. Tapi dalam
prakteknya ya sama saja si
engga ada pembagian-
pembagian yang khusus engga
ada. “mungkin disesuaikan saja
ya Mr?(Peneliti)” iya,
disesuaikan.
CW-2-11
12. Bagaimana program
pengembangan khusus
yang diberikan kepada guru
laki-laki di KB-TK Al-Fath
Cirendeu?
Bagus-bagus, seperti kaya
pelatihan-pelatihan kaya
keterampilan seperti gak ahli si
tapi bisa ya seperti tadi
pelatihan musik, pelatihan art,
seminar-seminar pendidikan,
terus tergantung gurunya juga
tergantung minatnya semua
tergantung kitanya sendiri,
kalau fasilitasnya sudah ada
dikasih kesempatan untuk
belajar.
CW-2-12
13. Bagaimana pandangan
masyarakat selama ini
terhadap keterlibatan guru
laki-laki di KB-TK Al-Fath
Cirendeu?
Engga ada pandangan, orang
saya gak pernah mandang
mereka, gak ada pandangan
saya. Emang ada yang melihat-
melihat? Yang mereka tahu ya
saya kerja, gak ada pandangan,
toh orang saya gak pernah
memandang mereka kok.
Yaiyalah pandangan gimana
saya aja engga kenal orang. “ya
biasanya kan ada omongan-
omongan gitu(Peneliti)” Engga
ada omongan. Saya tuh dari
jam 7 sampai jam 3 di kelas
jadi gak ada omongan dari
masyarakat jadi saya langsung
pulang lagi gitu. Jadi saya gak
pernah ketemu masyarakat di
sini, engga ada si sebenernya
CW-2-13
yang penting halal, saya tidak
mencuri prinsip saya si begitu.
Tapi lagi-lagi ya saya bilang
tadi kalau untuk saya di sini ya
saya karena kejebak sistem
mau tidak mau saya harus
suka, tapi saya tidak menutup
kemungkinan suatu saat saya
akan keluar dari sini, tapi
dengan kemampuan-
kemampuan yang saya
kumpulkan semua gitu. Saya
yakin semua gitu. Saya yakin
yang di sini tuh kejebak semua
awalnya gak ada yang engga.
Termasuk saya kejebak,
kejebak akhirnya menjadi
rutinitas gitu sih. Engga ada
niat cita-cita jadi guru TK,
engga ada. Karena di sini saya
bekerja di sini saya harus
mencintai anak-anak saya di
sini. Saya mencintainya. Kalau
saya gak begitu ya saya gak
usah bekerja di sini kan begitu
kan gampang.
14. Selama menjadi guru
Taman Kanak-Kanak (TK),
apakah ada kendala dalam
masalah gaji menjadi guru
TK?
Kan barusan saya bilang
kenapa kok di Al-Fath itu
banyak guru laki-lakinya,
karena ya emang gajinya besar
dibandingkan sama sekolah-
CW-2-14
sekolah TK yang lain-lain
makanya mau di sini. “engga
asa masalah?(Peneliti)” Engga
ada masalah tapi ya namanya
manusia gak ada cukupnya,
makanya yang saya cari di sini
rezeki bukan gaji gitu.
Hasil Wawancara
(Wawancara dengan Guru Laki-Laki)
Nama Informan : AK3
Nama Sekolah : KB-TK Al-Fath Cirendeu
Pendidikan Jenjang Terakhir : S1 Pendidikan Bahasa Inggris
Hari, Tanggal : Rabu, 22 Mei 2019
No Pertanyaan Jawaban Kode
1. Sejak kapan KB-TK Al-
Fath berdiri?
KB-TK Al-Fath Cirendeu itu
berdiri pada tahun 2001.
CW-3-01
2. Apa yang
melatarbelakangi atau
yang memotivasi Anda
untuk bergabung di KB-
TK Al-Fath Cirendeu ini?
Yang memotivasi saya ini di sini
pertama saya suka sama anak-
anak, yang kedua karena saya
dari pesantren saya suka ngajar.
Jadi saya juga bisa ngajar juga di
sini bergabung di TK Al-Fath.
Saya pertama datang ke KB-TK
Al-Fath di sini itu pertama
bertemu dengan teman saya
namanya itu MsA yang sekarang
guru kelas saya. Saya bertemu
dengan dia di kampus, lama
ngobrol-ngobrol. Karena saya
juga dari bidang studi di TK
yang lain, saya ngajar bahasa
inggris. Terus di sini MsA itu
mengajak saya untuk bergabung
CW-3-02
di KB-TK Al-Fath. Pertama saya
agak miris juga karena jadi guru
TK di sini, saya gak tau gak
punya pengalaman, karena aduh
gimana ya gak adalah gitu kan.
Tapi di sini pas masuk
bergabung di TK Al-Fath ada
banyak laki-laki. Di sini hampir
mayoritas setiap kelas ada guru
laki-lakinya, karena kenapa? Di
sini menurut saya melihat dan
saya bertanya ke MsD itu kepala
sekolah diusahakan di Al-Fath
itu disamakan kondisinya seperti
di rumah. Di rumah itu ada ayah
ada ibu. Nah di Al-Fath juga
gimana caranya anak-anak itu
perpindahan dari rumah ke
sekolah itu seperti di rumah.
3. Bagaimana proses
rekrutmen Anda ketika
bergabung di KB-TK Al-
Fath Cirendeu?
Pas melamarnya datang ke sini
dulu saya 2009, masih 2009.
Pertama saya kata teman saya
pas itu suruh datang ke sini
dengan membuat lamaran ya CV
lamaran kerja itu. Datang ke sini
itu kita kasih lamaran di sini itu
gak langsung diterima, tapi
lewat telepon dulu, pakai telepon
selama 1 minggu suruh dateng
ke sini terus pas dateng saya
langsung dikasih pertanyaan
CW-3-03
pakai kertas isi, ngisi kertas itu
ada pertanyaan 25 pakai bahasa
inggris, karena di sini bilingual
sekolahnya itu diusahakan guru-
guru bisa bahasa inggris. Nah
yang kedua di situ langsung
diwawancarai, di wawancara itu
di situ saya sama kepala sekolah
itu langsung dicoba gimana
caranya mengajar anak-anak,
kepala sekolahnya itu dia jadi
muridnya dan gak tau apa-apa
gimana saya itu disuruh ngajar
angka supaya anak itu tau angka
itu. Saya bergetar juga sih pas
pertama oh gini. Tapi di sini
intinya yang penting berusaha
inginlah bergabung di sini,
cuman di sini saya ada micro
teachingnya. Micro teaching di
sini saya selama 1 minggu dah
trial juga micro teaching 1 di
situ ada guru kelas 2 orang yang
ngeliatin saya dan mengoreksi.
Terus saya disuruh bikin lesson
plan atau RPP gimana caranya
mengajar itu, kepala sekolah
juga tau RPPnya atau lesson
plannya mau diajarkan apa. Nah
di situ setelah micro teaching itu
nunggu lagi selama 1 minggu,
ada panggilan lagi. Nah itu suruh
saya magang selama 1 minggu
dan di sini saya gak pake fee
feean itu gak pake salary, tapi
cuman dikasih makan saja. Tapi
Alhamdulillah di sini di sekolah
Al-Fath dikasih fasilitas untuk
guru yang belum menikah boleh
tinggal di atas lantai 4
bergabung dengan supir dan
yang lainnya di atas.
4. Adakah keterampilan
khusus yang diperlukan?
Keterampilan khusus yang
dibutuhkan di sini itu saya nanya
ke guru-guru yang lain dan
teman saya di sini, yang penting
jangan give up lah ya, yang
penting punya motivasi untuk
apa ya bisalah, untuk bisa karena
di sini semuanya untuk guru
laki-laki pertama kalinya ya
pasti dia juga shock untuk ngajar
anak-anak, tapi ya lama
kelamaan dia bergabung di Al-
Fath ini bisa dan Alhamdulillah
di sini itu yang jadi guru
kelasnya adalah perempuan,
yang asistennya itu adalah laki-
laki, belum ada di TK Al-Fath
itu yang jadi guru kelas laki-laki.
Meskipun ada si tahun dulu,
katanya karena dia guru
CW-3-04
kelasnya itu keluar jadi
asistennya dia naik, tapi yang
sebaiknya seperti di rumah
banyak ngurusin anak itu
perempuan, di sini juga
perempuan, jadi laki-laki
Alhamdulillah engga terlalu sulit
dan keterampilannya nanti juga
di sini karena yayasan itu
dikasih kaya musik gitu kan ,
jadi nanti dikursuskan. Kaya di
sini orang apa bisa ada, ada
ektrakulikuler ya kaya afternoon
class di sini si guru itu yang
pertama disuruh masuk dulu cara
melihat dan cara nanti kalau
udah apa master atau menguasai
dia disuruh ngajar.
5. Adakah strategi khusus
lembaga dalam
melibatkan guru laki-laki?
Strategi khususnya yaitu satu
mungkin ya yayasan
memfasilitasi untuk ikut seminar
atau di sini dulu ada seperti
kuliah ya setara dengan kuliah.
Guru-guru baru khususnya guru
baru semuanya di sini di Al-Fath
itu dia ikut belajar gimana cara
mengajar di Al-Fath itu engga
keluar dari pengajaran dari Al-
Fath ya. Karena apa semua guru
baru wajib dia mengikuti apa
mempelajari cara mengajar di
CW-3-05
Al-Fath itu untuk yayasannya.
Untuk pengajarannya itu semua
kepala sekolah dari SD-SMP
sampai TK gitu kan, karena
semuanya guru laki-lakinya dari
SMP dari SD sampai TK dia
digabungkan semuanya dan dia
diajarkan gimana cara mengajar
di Al-Fath itu.
6. Sudah berapa lama Anda
bergabung di KB-TK Al-
Fath Cirendeu?
Saya bergabung di TK-Al-Fath
Cirendeu mulai masuk saya
2010, mulai join di sini sampai
sekarang 2019. Kurang lebih 9
tahun.
CW-3-06
7. Apakah Anda sebelumnya
sudah pernah mengajar?
Ehmm mengajar. Saya selama
SMA saya sudah mengajar,
karena saya keluaran dari
pesantren modern. Nah di situ
saya keluar dari pesantren saya
langsung, gak langsung kuliah
sih saya langsung pergi ke Pare
Jawa Timur untuk kursus bahasa
inggris. Terus setelah itu selama
1 tahun saya belajar eh saya
neruskan kuliah, kuliah jurusan
bahasa inggris. Di samping itu
kuliah, saya ngajar juga bidang
studi, bidang studi bahasa
inggris di TK-TK. Tapi
sebelumnya saya ngajar
disekolah-sekolah lain itu karena
CW-3-07
di Bekasi, makanya di situ saya
setiap hari saya ngisi ke sekolah-
sekolah khususnya bidang studi
bahasa inggris.
8. Bagaimana perbedaannya
dengan pengalaman
mengajar sebelumnya?
Pengalaman sebelumnya saya
lebih asik di sekolah ini KB-TK
Al-Fath, karena sebelum-
sebelumnya saya paling lama
mengajar itu 6 bulan atau selama
belum pernah saya ngajar di
sekolah-sekolah yang lain itu
hhmm selama 1 tahun, paling
saya kalau satu tahun saya
ngajar dikursusan, tapi kalau
disekolah saya paling lama di
Al-Fath.
CW-3-08
9. Bagaimana pendapat
Anda terhadap guru laki-
laki yang mengajar atau
bergabung di dunia
pendidikan anak usia
dini?
Hmmm pendapat saya si bagus,
karena biar tau gimana caranya
ngurusin anak ya. Saya juga
selama bergabung di Al-Fath ini
banyak belajar cara mengatur
anak kecil dan Alhamdulillah
saya juga lam selama bergabung
di KB-TK Al-Fath ini saya di
kelompok bermain terus. Dikit-
dikit nangis, kalau muntah
caranya gimana, nah oh ternyata
triknya dari miss-miss di sini tau.
Kalau nangis anak kita deketin
atau nangis anak itu anak kita,
kita jangan sampai dilepasin,
CW-3-09
tapi kita harus deketin kalau
anak sampai diem jadi anak itu
engga trauma, tapi kalau deketin
anak terus anak itu takut terus
kita kabur maka anak itu akan
takut sama kita itulah triknya.
Cuman yang lain trik-trik yang
lain saya banyak juga gitu kan.
Saya setuju banget kalau untuk
laki-laki bergabunglah gitu ya
disekolahan kaya kelompok
bermain gitu kan ya biar tau loh
ya rasanya.
10. Bagaimana pembagian
deskripsi kerja bagi guru
laki-laki di KB-TK Al-
Fath Cirendeu ini?
Hmm pembagiannya mungkin
ya yang saya tau kalau di sini itu
di Al-Fath KB-TK Al-Fath itu
khususnya banyak eventnya. Jadi
kebanyakan untuk laki-laki itu
seperti propertynya gitu kan.
Terus kalau di kelas, di kelas itu
guru laki-laki sebagai
asistennya, karena di sini itu di
KB-TK Al-Fath itu moving ya.
Kalau guru kelas dia di kelas,
asistennya dia nungguin. Contoh
pelajarannya itu komputer,
komputer ini engga semuanya
masuk tapi guru kelas ya di
kelas, asistennya nganterin yang
sebagian ke komputer. Jadi
pembagian-pembagiannya itu
CW-3-10
banyak banget gitu kan, karena
di sini gak semuanya bidang apa
engga semuanya di kelas, ada
juga bidang studinya itu laki-
laki. Jadi semuanya serba
berbedalah ya ada guru apa,
karena di sini banyaknya
moving, juga ada olahraga.
Olahraga keluar kelas, komputer
keluar kelas. Ada juga video
time, video time itu bahasa
inggris juga banyak lah ya. Jadi
asisten dengan guru kelas atau
laki-laki atau perempuan adalah
ya.
11. Adakah strategi khusus
guru laki-laki terhadap
anak laki-laki dan anak
perempuan?
Tidak ada ya, semuanya di sini
laki-laki dengan perempuan ini
tidak ada perbedaannya, tapi
semuanya saling bertugas lah ya
semuanya sama gitu kan kita
bareng-bareng. Kalau TK A
dengan TK B satu kelas 2 guru,
2 Miss, Missnya ada Mrnya.
Tapi kalau KB engga bisa, jadi
banyak. KB itu lebih banyak ada
5, ada 5 guru, karena usianya
juga kan masih dini banget jadi
penanganannya lebih sama-sama
lebih bareng-bareng gitu kan.
Jadi engga ada perbedaan-
perbedaan.
CW-3-11
12. Bagaimana program
pengembangan khusus
yang diberikan kepada
guru laki-laki di KB-TK
Al-Fath Cirendeu?
Program pengembangannya itu
seperti contohnya lah contoh
pengembangannya di sini itu
kalau seminar ada seminar-
seminar di sini tapi gak semua
harus laki-laki, tapi di sini selalu
digandengkan laki-laki dengan
perempuan, karena hanya di Al-
Fath saja guru KB istilahnya ya
TK guru laki-laki ya hanya TK
Al-Fath saja. Saya ngikut
seminar di semua yang ada di
Tangerang ini pasti semuanya
perempuan dan itu dan itu juga
ibu-ibu hanya kita aja. Paling
kalau ada laki-laki dia bagian
TUnya atau bagian komputernya
atau kepala sekolahnya. Tapi
kalau di Al-Fath ya dari guru
kelasnya itu semuanya laki-laki,
makanya aneh banget gitu kan
kalau lagi seminar itu pasti ini
bapak bagian apanya, bagian ini-
ininya, tapi saya guru. Haah
“ada ya” makanya. Tapi
Alhamdulillah si berkat semua.
Kan suka ada pelatihan juga ya
di sini dan kepala sekolahnya
juga aktif banget jadi kalau
seminar-seminar udah gak aneh
kalau mau itu ya pasti disodorin
CW-3-12
juga dia tapi kalau untuk
pengembangan di sini ya
seminar-seminar pasti ada, tapi
tidak dibedakan juga semuanya
sama.
13. Bagaimana pandangan
masyarakat selama ini
terhadap keterlibatan guru
laki-laki di KB-TK Al-
Fath Cirendeu?
Gimana ya, hmmmm.. tidak si
kalau selama dilingkungan Al-
Fath gitu kan engga aneh, engga
aneh banget, tapi ada juga kan si
yang aneh ada yang bertanya-
tanya. Pertama saya
pendidikannya itu jurusannya itu
jurusan bahasa inggris, kenapa
ngajar si jadi di TK gitu kan.
“Kok aneh banget gitu kan
kenapa gak di SD?”. Nah terus
kalau dikampung ya
pendapatnya beda banget, kok
ada ya guru laki-laki jadi guru
TK gitu kan. Tapi saya si
membangga-banggakan diri aja
karena kata kepala sekolah saya
harus banggalah ya gitukan bisa
ngatur anak gitu kan. Dan
Alhamdulillah efek saya selama
ngajar di KB-TK Al-Fath kalau
dengan saudara-saudara saya
khususnya anak kecil bisa deket,
oh caranya gini-gini triknya
udah tau lah gitu ya.
CW-3-13
14. Selama menjadi guru
Taman Kanak-Kanak
(TK), apakah ada kendala
dalam masalah gaji
menjadi guru TK?
Hhmmm apa ya kalau untuk
saya si selama ini masih cukup
lah ya tidak ada kendala gitu kan
kalau masalah ini. Tapi ya
mudah-mudahan si di sini saya
engga ada ini-ininya, karena
dicari di Al-Fath ini tuh karena
kekeluargaannya bukan masalah
ininya karena saya di sini
mengayomi guru-guru di sini,
selama kita ada masalah, guru-
guru yang lain dikasih ini kan oh
gini gini gini cara apa hmmm
solusinya gitu kan. Tapi kalau di
sini selama di Al-Fath si
Alhamdulillah si udah cukup.
CW-3-14
Hasil Wawancara
(Wawancara dengan Guru Laki-Laki)
Nama Informan : AK4
Nama Sekolah : KB-TK Al-Fath Cirendeu
Pendidikan Jenjang Terakhir : S1 Pendidikan Bahasa Inggris
Hari, Tanggal : Kamis, 23 Mei 2019
No Pertanyaan Jawaban Kode
1. Sejak kapan KB-TK Al-
Fath berdiri?
Untuk tahun berdirinya saya tidak
tahu pasti cuman kalau dilihat dari
umurnya Al-Fath umurnya 18
tahun. Kebetulan kemarin saya
ikut pas acara ulang tahun Al-Fath
ya. Jadi kemungkinan tahun 2001
kalau dilihat dari ulang tahunnya.
CW-4-01
2. Apa yang
melatarbelakangi atau
yang memotivasi Anda
untuk bergabung di KB-
TK Al-Fath Cirendeu
ini?
Motivasi, sebenernya kalau
bergabung di Al-Fath itu
kecemplung ya bisa dibilang
kecemplung, karena temen. Jadi
tidak sengaja waktu itu emang
lagi kosong terus ada temen
nawarin pekerjaan, kebetulan
background sama-sama di
pendidikan dan ya dicoba
Alhamdulillah sampai sekarang
masih berjalan.
CW-4-02
3. Bagaimana proses Proses rekrutmen pertama seperti CW-4-03
rekrutmen Anda ketika
bergabung di KB-TK
Al-Fath Cirendeu?
ya kaya karyawan biasa melamar
CV, habis itu dipanggil, di situ
ada istilahnya langsung trial
mungkin ya, kalau bisa dibilang
trial di kelas dilihat anak-anak
bagaimana, cara ngajarnya
bagaimana. Habis itu
diperkenalkan sama guru-guru.
Setelah itu mulai coba masuk di
kelas.
4. Adakah keterampilan
khusus yang diperlukan?
Hmm ada ya, harusnya kalau
terjun di dunia pendidikan pasti
faktor utamanya harus menguasai
dunia pendidikan. Cuman kalau
yang ini mungkin agak beda ya
karena dunianya anak-anak jadi
kadang kita harus mau tidak mau
kita harus berubah menjadi kaya
anak-anak atau mungkin sebisa
kitalah membaur sama anak-anak.
Ini juga mungkin pengalaman
baru dan seru sih kadang kita
harus teriak-teriak atau mungkin
memberikan contoh, engga cuman
pakai ucapan tapi harus pakai
tingkah laku yang benar-benar
menunjukkan.
CW-4-04
5. Adakah strategi khusus
lembaga dalam
melibatkan guru laki-
laki?
Strategi khusus kalau selama ini
ada, melalui pelatihan-pelatihan,
terus melalui discuss, melalui
sharing pas saat kumpul. Seperti
CW-4-05
itu si.
6. Sudah berapa lama Anda
bergabung di KB-TK
Al-Fath Cirendeu?
Bergabung kurang lebih 1 tahun. CW-4-06
7. Apakah Anda
sebelumnya sudah
pernah mengajar?
Sudah. CW-4-07
8. Bagaimana
perbedaannya dengan
pengalaman mengajar
sebelumnya?
Perbedaannya jauh banget ya.
Sebelumnya saya ngajar di SD,
sekarang di KB, yang tadi sudah
disebutin kalau di TK itu anak-
anak harus dikasih contoh yang
benar-benar real kaya nyata gitu
kan, kalau di anak SD kan udah
agak ngerti ya. Jadi kalau
misalnya cukup pakai kata-kata
udah ngerti, tapi kalau anak TK
harus tidak cuman harus kata-
kata, tapi harus dengan contoh
yang nyata, gerakan, dan lain
sebagainya.
CW-4-08
9. Bagaimana pendapat
Anda terhadap guru laki-
laki yang mengajar atau
bergabung di dunia
pendidikan anak usia
dini?
Pendapat saya bagus ya, karena
menjadi contoh juga kalau dalam
sebuah keluarga itu ada sosok
ayah ada sosok ibu.
CW-4-09
10. Bagaimana pembagian
deskripsi kerja bagi guru
laki-laki di KB-TK Al-
Fath Cirendeu ini?
Kalau deskripsi secara khusus itu
belum bisa dibilang ada, cuman
belum terlalu detail ya, tapi lebih
khusus kaya saling melengkapi
CW-4-10
gitu. Jadi kalau misalkan ada yang
terlalu berat mungkin bagian laki-
laki, seperti membuat property
dalam acara-acara khusus seperti
PAT biasanya yang membawa-
membawa berat barang-barang
bagian prianya ya, tapi kalau
misalkan dalam kelas lebih kaya
sosok ayah mungkin ya lebih
tegas atau ya seperti itu di dalam
kelas.
11. Adakah strategi khusus
guru laki-laki terhadap
anak laki-laki dan anak
perempuan?
Strategi khusus kalau saya pribadi
mungkin kalau laki-laki ya sebisa
mungkin ya diajak main apa
namanya ya layaknya laki-laki
gitu kan main bola atau main apa
hmm basket. Hmmm juga ada
ekskul-ekskulnya juga ya. Kalau
untuk perempuan ya diajak main
seperti perempuan misalnya
ngajarin masak atau mungkin
rumah-rumahan dan sebagainya
gitu.
CW-4-11
12. Bagaimana program
pengembangan khusus
yang diberikan kepada
guru laki-laki di KB-TK
Al-Fath Cirendeu?
Program untuk guru laki-laki ya
seperti tadi ya. Jadi programnya
ada pelatihan, ada discuss, ada
sharing. Jadi programnya
mungkin bertahap seperti itu. Itu
semuanya dapet. Jadi kalau tiap,
tidak pasti si kadang setiap
sebulan sekali atau 3 bulan ya,
CW-4-12
kalau lagi rutin si sebulan sekali
ada, kadang ada pelatihan bahasa
inggris, ada pelatihan komputer,
ada pelatihan cara mendidik anak.
13. Bagaimana pandangan
masyarakat selama ini
terhadap keterlibatan
guru laki-laki di KB-TK
Al-Fath Cirendeu?
Kalau yang ini kebetulan belum
nanya masyarakat ya, cuman
kalau ditanya seperti ini kalau
misalkan saya jadi masyarakat
gitu kan jadi masyarakat lihat ada
guru laki-laki di KB atau TK gitu
kan bagus si gitu kan. Walaupun
diri pribadi belum, baru nemu
baru lihat ada guru TK atau KB
tuh laki-laki gitu kan. Baru tau
juga pas terjun di Al-Fath.
Awalnya canggung emang
canggung dan gimana ya guru
laki-laki di TK, tapi setelah
berjalannya waktu oohh banyak
nilai positifnya gitu kan gitu.
CW-4-13
14. Selama menjadi guru
Taman Kanak-Kanak
(TK), apakah ada
kendala dalam masalah
gaji menjadi guru TK?
Gaji. Kalau untuk gaji untuk saat
ini si cukup ya.
CW-4-14
Hasil Wawancara
(Wawancara dengan Guru Laki-Laki)
Nama Informan : AK5
Nama Sekolah : KB-TK Al-Fath Cirendeu
Pendidikan Jenjang Terakhir : S1 Pendidikan Bahasa Inggris
Hari, Tanggal : Senin, 27 Mei 2019
No Pertanyaan Jawaban Kode
1. Sejak kapan KB-TK Al-
Fath berdiri?
Sejak tahun 2001. CW-5-01
2. Apa yang
melatarbelakangi atau
yang memotivasi Anda
untuk bergabung di KB-
TK Al-Fath Cirendeu ini?
Pertama ya pasti karena gajinya,
bayarannya terus dan terakhir ya
namanya pekerjaan terpaksa,
karena udah hidup, memiliki
keluarga. Jadi intinya tuh karena
ada dorongan dari keluarga, tapi
kalau secara mengenai
pembelajarannya saya senang di
TK karena cocok buat diri saya.
CW-5-02
3. Bagaimana proses
rekrutmen Anda ketika
bergabung di KB-TK Al-
Fath Cirendeu?
Pertama kali masuk sini melalui
menaruh lamaran. Akhirnya lalu
dipanggil di interview di
wawancara di tes sama lah
seperti sekolah-sekolah yang
lain, juga dilihat apakah dia bisa
atau tidak bekerja di sini dinilai
juga itu.
CW-5-03
4. Adakah keterampilan
khusus yang diperlukan?
Kalau keterampilan khusus
untuk pertama kali bahasa
inggrisnya, karena kan di sini
sekolahnya dwibahasa
setidaknya dalam speakingnya
yes no yes no harus tau lah,
walaupun gak bisa-bisa banget-
banget. Intinya dasarnya itu gitu
inti dasarnya.
CW-5-04
5. Adakah strategi khusus
lembaga dalam
melibatkan guru laki-laki?
Maksudnya itu tujuannya karena
membiasakan. Karena kan anak-
anak itu kan di rumah ada orang
tua ada 2 ada ibu ada bapa, kalau
di sekolah juga sebaiknya
begitu. Makanya di sekolah ini
emang tidak semua TK ada
seorang bapaknya ada laki-
lakinya. Di TK ini termasuk ada
laki-lakinya, tujuannya karena
itu, karena di rumah karena
anak-anak sudah terbiasa ada
sosok seorang pria atau laki-laki.
Itulah latar belakang kenapa
yayasan atau lembaga ini
membuat mengadakan ada
seorang laki-laki disekolah ini.
CW-5-05
6. Sudah berapa lama Anda
bergabung di KB-TK Al-
Fath Cirendeu?
Alhamdulillah saya di sini sudah
berjalan 8 tahun.
CW-5-06
7. Apakah Anda sebelumnya
sudah pernah mengajar?
Saya sebelum di TK sudah
pernah mengajar di SMP dan di
CW-5-07
SD.
8. Bagaimana perbedaannya
dengan pengalaman
mengajar sebelumnya?
Kalau perbedaan dalam hal
anaknya dari umurnya berbeda,
emosinya juga berbeda, tapi
untuk materi pembelajarannya
juga berbeda. Yang lebih enak,
kenapa saya memilih lebih lama
TK disbanding SD dan SMP?
Karena di TK itu anak-anak itu
ketika saya marah ke anak-anak
saya marahnya gak ke hati hanya
dimulut aja, karena saya senang
dengan mereka. Beda halnya
dengan SD, kalau SD tuh anak-
anak dimarahin dia akan
membalas marah balik. Jadi saya
jadinya emosi lagi, kalau TK
tidak ada yang begitu.
CW-5-08
9. Bagaimana pendapat
Anda terhadap guru laki-
laki yang mengajar atau
bergabung di dunia
pendidikan anak usia
dini?
Kalau untuk saya melihat
mereka itu apa ya bagus, bagus
kata hal itu mereka bisa istilah
kata tuh mereka bisa membuat
dirinya pribadi terutama saya ya
seperti drama dalam kehidupan,
karena tidak semua seorang laki-
laki itu bisa seperti mengayomi
anak orang lain gitu kan. Anak
sendiri belum tentu bisa
dibenerin gitu diayomin gitu,
sedangkan ini anak orang lain,
berarti kan istilah kata kan dia
CW-5-09
dalam hal dunia drama kalau
saya menilai. Kalau mereka
berhasil melalui itu mereka akan
betah lama mengajar ditempat
TK itu.
10. Bagaimana pembagian
deskripsi kerja bagi guru
laki-laki di KB-TK Al-
Fath Cirendeu ini?
Kalau untuk di sini guru laki-
laki umumnya sebagai
pendamping dari guru
perempuan atau dikata lain
asistennya. Guru laki-laki itu
sebagai asisten guru
perempuannya guru kelas, tapi
kewajibannya sama aja. Sama
tuh maksdunya tuh menangani
anak itu, menjaga anak itu sama-
sama. Bedanya tuh kenapa laki-
laki jadi asisten? Karena laki-
laki itu kan tenaganya lebih
besar dibanding perempuan,
ketika keluar-keluar itu laki-laki
diutamakan untuk mengerjakan
pekerjaan itu. Umpamanya
seperti keluar nganterin anak ke
kamar mandi, menemani anak ke
kamar mandi, gitu kan bolak
balik. Sedangkan guru
perempuan tuh hanya stay di
dalam kelas aja, tidak ada keluar
kecuali kalau perempuan baru
sama yang perempuan kalau
laki-laki sama laki-laki.
CW-5-10
11. Adakah strategi khusus
guru laki-laki terhadap
anak laki-laki dan anak
perempuan?
Kalau penanganannya kalau
saya ini penanganannya beda tuh
ketika mereka apa dalam hal ada
persoalan. Kalau laki-laki saya
bikin mereka tuh ketika ada
masalah mereka harus
menyelesaikan sendiri dengan
caranya sendiri, tapi kalau
perempuan saya akan bantu
sedikit untuk menyelesaikan
masalahnya. Karena kebanyakan
perempuan tuh kan berpikirnya
sedih mulu, nangis mulu, kalau
laki-laki kan saya berprinsip
laki-laki tuh tidak boleh nangis,
seandainya ada persoalan harus
diselesaikan sendiri gitu. Terus
kalau gini laki-laki saya biarin
saya suruh sendiri
menyelesaikan masalah, tapi
kalau perempuan saya akan
bantu untuk menyelesaikan
masalah ini.
CW-5-11
12. Bagaimana program
pengembangan khusus
yang diberikan kepada
guru laki-laki di KB-TK
Al-Fath Cirendeu?
Kalau untuk program
pengembangan dalam hal
pengajaran kami tuh di sini
setiap seminggu sekali ada
namanya seperti meeting atau
mengerjakan RPP bahasanya itu
ya RPP, kurikulum itu buat
selanjutnya. Ketika itulah guru
CW-5-12
laki-laki dan guru perempuan
atau asisten dan guru bergabung.
Disitulah ketika ada guru laki-
laki atau asisten ada persoalan
akan diberi tahu oleh guru
perempuan sebagai gurunya
akan memberi tahu jawabannya
seperti ini, seperti ini dan kalau
seandainya tidak bisa kami akan
berbalik bertanya kepada kepala
sekolah untuk menyelesaikan
persoalan itu.
13. Bagaimana pandangan
masyarakat selama ini
terhadap keterlibatan guru
laki-laki di KB-TK Al-
Fath Cirendeu?
Kaya tadi yang pertama saya
bilang tadi keterlibatan guru
laki-laki di sini masyarakat sini
mendukung 100%. Sama yang
kaya tadi saya bilang awalnya
tuh karena mereka orang apa
namanya masyarakat sini
melihat sosok seorang ayah tuh
ada di sekolah itu gitu. Jadi
mereka warga sini senanglah
bahasanya seperti itu.
CW-5-13
14. Selama menjadi guru
Taman Kanak-Kanak
(TK), apakah ada kendala
dalam masalah gaji
menjadi guru TK?
Gaji. Kalau namanya gaji pasti
kurang kan ya. Namanya
kehidupan pasti butuh duit, gak
boleh inilah pasti, pasti butuh
duit. Gimana lagi seperti yang
saya bilang sudah merasa
senang, sudah merasa betah, gaji
segitu itu dicukupin.
CW-5-14
Hasil Wawancara
(Wawancara dengan Guru Laki-Laki)
Nama Informan : AK6
Nama Sekolah : KB-TK Al-Fath Cirendeu
Pendidikan Jenjang Terakhir : SMK
Hari, Tanggal : Selasa, 28 Mei 2019
No Pertanyaan Jawaban Kode
1. Sejak kapan KB-TK Al-
Fath berdiri?
Sejak tahun 2001. CW-6-01
2. Apa yang
melatarbelakangi atau
yang memotivasi Anda
untuk bergabung di KB-
TK Al-Fath Cirendeu ini?
Melatarbelakangi ya mencoba
kalau melatarbelakangi itu
mencoba, kalau memotivasi
karena di sini saya mengikuti
tante saya di sini. Ada tante saya
di sini.
CW-6-02
3. Bagaimana proses
rekrutmen Anda ketika
bergabung di KB-TK Al-
Fath Cirendeu?
Prosesnya lumayan susah si,
sulit sulit susah kan karena saya
kan baru ya dalam apa guru tuh
baru. Jadi dunia anak itu sama
sekali blank sama sekali engga
tau sama sekali, terus diajarin ya
sama dikasih instruksi sama
MsD selaku kepala sekolah dan
belajar sama guru-guru yang
lain. Ms ms yang lain gitu sih.
CW-6-03
4. Adakah keterampilan Dibilang ada ya ada dibilang CW-6-04
khusus yang diperlukan? engga ya ada. Itu kan suatu
kemauan ya untuk guru laki-laki
tuh mencoba hal yang baru
apalagi di dunia anak ya, entah
mungkin anak laki-laki, guru
laki-laki nyebokin anak laki-laki
gak mungkin kan guru laki-laki
nyebokin anak perempuan kan
gak boleh, itu emang udah
standarnya di sini.
5. Adakah strategi khusus
lembaga dalam
melibatkan guru laki-laki?
Tentunya pasti ada karena punya
standar. Sekolah punya standar
masing-masing untuk seorang
guru laki-laki harus gimana-
gimananya.
CW-6-05
6. Sudah berapa lama Anda
bergabung di KB-TK Al-
Fath Cirendeu?
Sudah sejak tahun berapa ya.
Sekarang itu sudah masuk ke 6
tahun.
CW-6-06
7. Apakah Anda sebelumnya
sudah pernah mengajar?
Belum sama sekali. Saya baru di
dunia pendidikan.
CW-6-07
8. Bagaimana perbedaannya
dengan pengalaman
mengajar sebelumnya?
-
-
9. Bagaimana pendapat
Anda terhadap guru laki-
laki yang mengajar atau
bergabung di dunia
pendidikan anak usia
dini?
Itu sebuah pembaharuan, karena
gak semua sekolah dan gak
semua orang tua menyetujui ada
guru laki-laki disekolahnya eh
diTKnya. Ada yang melarang
guru laki-laki di TK, padahal ini
bagi saya belajar sama Miss
Miss yang di sini. Pengalaman
CW-6-09
saya, ternyata guru laki-laki itu
sangat penting, sangat amat
penting di dunia TK di dunia
pendidikan TK. Karena dia bisa
sebagai sosok kakak, bisa
sebagai sosok ayah dan sebagai
pelindung anak juga gitu.
10. Bagaimana pembagian
deskripsi kerja bagi guru
laki-laki di KB-TK Al-
Fath Cirendeu ini?
Menurut saya si sama aja ya,
sama-sama mengajar, sama-
sama memberi intruksi, sama-
sama membagi ilmu yang kita
tau. Karena kan di sini ada
standar KBMnya kan ada
standar itunya standar
mengajarnya atau apanya.
CW-6-10
11. Adakah strategi khusus
guru laki-laki terhadap
anak laki-laki dan anak
perempuan?
Strateginya ya tergantung anak
tersebut ms, kalau anak laki-laki
condongnya kan anak laki-laki
itu kan banyak banget, ada yang
interaktif, ada yang pendiem,
ada yang pemalu, begitu juga
anak perempuan. Nah kalau
masih sebatas ngajar mengajar,
masih batas instruksi itu sama
aja bagi saya antara laki-laki
sama perempuan. Tapi kalau
sudah masuk ke arah misalkan
dia mau izin ke kamar mandi,
mau pipis atau mau itu, itu udah
bukan wilayah guru laki-laki tapi
ada guru khusus. Kalau di sini
CW-6-11
ada guru khusus ada guru bantu,
ada guru bantunya.
12. Bagaimana program
pengembangan khusus
yang diberikan kepada
guru laki-laki di KB-TK
Al-Fath Cirendeu?
Program pengembangan
khususnya itu biasanya kita ini
ikut-ikut seminar. Seminar-
seminar tentang pengembangan
anak, cara pandang anak.
Kemarin terakhir saya ikut
seminar tentang imunisasi terus
sama bagaimana cara pentingkah
imunisasi gitu. Itu terakhir
seminar yang saya dapetin di
sekolah ini.
CW-6-12
13. Bagaimana pandangan
masyarakat selama ini
terhadap keterlibatan guru
laki-laki di KB-TK Al-
Fath Cirendeu?
Kalau yang saya dengar
pandangannya tuh ini,
pandangannya tuh berbeda-beda
ya, ada yang takjub, ada yang
kaget, ada yang merasa aneh.
Kok ada sih di TK itu guru laki-
laki? Emang guru laki-laki tuh
bisa ngurus anak? bukannya
yang bisa ngurus anak itu
perempuan ya gitu. Kalau takjub
ya mungkin “ Wih subhanallah
ini keren banget anak laki-laki
jadi guru TK gitu”.
CW-6-13
14. Selama menjadi guru
Taman Kanak-Kanak
(TK), apakah ada kendala
dalam masalah gaji
menjadi guru TK?
Standar si ya kalau menurut
saya ya, kalau dibilang cukup
iya, dibilang kurang juga iya,
karena kan.hehehe.. Gaji Al-Fath
kan punya standarnya masing-
CW-6-14
masing berapa tahun dia ini,
dilevel apakah dia, S1 atau
S2nya kan punya standar,
penilaian gaji sendiri-sendiri kan
disetiap sekolah juga pasti kaya
gitu.
Hasil Wawancara
(Wawancara dengan Guru Laki-Laki)
Nama : AK7
Nama Sekolah : KB-TK Al-Fath Cirendeu
Pendidikan Jenjang Terakhir : S1 Pendidikan Bahasa Inggris
Hari, Tanggal : Rabu, 29 Mei 2019
No Pertanyaan Jawaban Kode
1. Sejak kapan KB-TK Al-
Fath berdiri?
Sejak 2001. CW-7-01
2. Apa yang
melatarbelakangi atau
yang memotivasi Anda
untuk bergabung di KB-
TK Al-Fath Cirendeu
ini?
Yang memotivasi saya bergabung
di KB-TK Al-Fath itu pertama
keluarga dan memang senang
dengan anak-anak si gitu.
CW-7-02
3. Bagaimana proses
rekrutmen Anda ketika
bergabung di KB-TK
Al-Fath Cirendeu?
Rekrutmennya pertama saya
diajak sama om saya dan langsung
micro teaching di playgroup gitu.
CW-7-03
4. Adakah keterampilan
khusus yang diperlukan?
Pastinya si ada keterampilan itu
dibutuhkan di saat mengajar sih
sebenernya dengan anak-anak.
CW-7-04
5. Adakah strategi khusus
lembaga dalam
melibatkan guru laki-
laki?
Ada, salah satunya si seperti
pengembangan dalam seni musik
sih. Contohnya kan ada guru laki-
laki bermain angklung dan guru
CW-7-05
laki-laki bermain gitar, terus guru
laki-laki bisa mengembangkan
seni dalam acting.
6. Sudah berapa lama Anda
bergabung di KB-TK
Al-Fath Cirendeu?
Saya bergabung sejak 2016. CW-7-06
7. Apakah Anda
sebelumnya sudah
pernah mengajar?
Sudah, saya mengajar ditingkat
SMK.
CW-7-07
8. Bagaimana
perbedaannya dengan
pengalaman mengajar
sebelumnya?
Saya sudah mengajar ditingkat
SMK sangat jelas sih
perbedaannya. Kalau ditingkat
SMK itu anak-anak sudah
mengontrol emosinya sendiri,
sedangkan di TK kita melatih
anak-anak supaya bisa mengontrol
emosinya.
CW-7-08
9. Bagaimana pendapat
Anda terhadap guru laki-
laki yang mengajar atau
bergabung di dunia
pendidikan anak usia
dini?
Hmmm menurutku eh menurut
saya bergabungnya guru laki-laki
di pendidikan anak usia dini itu
sangat bagus, sangat bagus sekali.
Selain sebagai guru, peran guru
laki-laki juga sebagai figur ayah
di sekolah, karena selain
diperlukan pendidikan di rumah di
sekolah pun juga diperlukan.
CW-7-09
10. Bagaimana pembagian
deskripsi kerja bagi guru
laki-laki di KB-TK Al-
Fath Cirendeu ini?
Deskripsi kerja bagi guru laki-laki
dan perempuan sama aja. Hmm
guru laki-laki dibutuhkan pada
saat pekerjaan besar yang
memerlukan laki-laki, contohnya
CW-7-10
seperti membuat kreativitas.
11. Adakah strategi khusus
guru laki-laki terhadap
anak laki-laki dan anak
perempuan?
Ada, cara penanganan terhadap
anak laki-laki dan perempuan
misalnya pada saat toilet training.
CW-7-11
12. Bagaimana program
pengembangan khusus
yang diberikan kepada
guru laki-laki di KB-TK
Al-Fath Cirendeu?
Program pengembangan yang
diberikan guru laki-laki misalnya
ada seminar, workshop, dan lain
sebagainya.
CW-7-12
13. Bagaimana pandangan
masyarakat selama ini
terhadap keterlibatan
guru laki-laki di KB-TK
Al-Fath Cirendeu?
Pandangan masyarakat sejauh ini
si sangat positif sih dan
mendukung programnya dari Al-
Fath, khususnya guru laki-laki ada
di dunia pendidikan PAUD.
CW-7-13
14. Selama menjadi guru
Taman Kanak-Kanak
(TK), apakah ada
kendala dalam masalah
gaji menjadi guru TK?
Alhamdulillah cukup. CW-7-14
Hasil Wawancara
(Wawancara dengan Kepala Sekolah Tahap 2)
Nama Informan : HM
Nama Sekolah : KB-TK Al-Fath Cirendeu
Pendidikan Jenjang Terakhir : S1 Pendidikan Bahasa Inggris
Hari, Tanggal : Jum’at, 16 Agustus 2019
No Pertanyaan Jawaban Kode
1.
Sebelumnya MsD
mengatakan bahwa proses
rekrutmen yang dilakukan
guru laki-laki ini
bermacam-macam.
Namun untuk sekarang-
sekarang ini kita by
recommendation. Apakah
pada saat sebelumnya
terdapat data-data yang
terkait, misalnya apakah
info lokernya? Atau
proses seleksinya? Atau
tes ujian masuknya? Atau
tes wawancaranya dan
lain sebagainya
Kalau untuk kebutuhan emang
disesuaikan ya, misalnya kan
saya tuh mau dalam 1 grade itu
kan minimal tuh 2 guru laki-laki
gitu kan, ada 3 juga, minimal 2
lah pokoknya, tapi kalau
keluarnya guru laki-laki ya
bergantinya ya guru laki-laki
gitu dicari nanti akan dicari laki-
laki pokoknya cari laki-laki,
terus nanti sesduah dia dicari
pasti dia harus seperti biasalah
ya secara formalitas ya
mengirimkan lamaran dan lain
sebagainya, terus nanti di tes
wawancara, tes bahasa inggris
gitu, tapi ya cuman sekedar
formalitas, karena kan
sebelumnya sudah dikasih tau
CW2-01
cari tapi yang begini begini
begini gitu loh. Maksudnya kita
butuh yang dia bisa olahraga
misalnya, terus bisa main gitar
misalnya gitu tolong cariin. Jadi
secara ini sudah di seleksinya
duluan ketika mau dicari.
(Peneliti) Terus kalau data
konkretnya seperti tes
wawancara? tes wawancara
langsung. (Peneliti) Langsung
tanpa terstruktur? Iya langsung
kan sudah kelihatan dari situ.
2. Bagaimana pengendalian
atau pengawasan kepala
sekolah terhadap kinerja
guru laki-laki di KB-TK
Al-Fath Cirendeu ini?
Ya kan kita lihat dari kalau
untuk dia belum pernah
pengalaman kan ya pastinya dia
harus belajar dengan guru
kelasnya ya terus biasanya kan
kita tempatkan dia jadi guru
asisten dulu gitu ya. Nah terus
nanti dilihat gitu kan bagaimana
proses KBMnya, terus
selebihnya lagi kita lihat dari
event, karena kita kan banyak
event ya special event, ada yang
kecil ada yang besar. Nah itu
keterlibatan guru laki-laki tuh
benar-benar dibutuhkan banget,
karena kalau event itu gak
pernah event yang hanya ecek-
ecek lah gitu ya, ibaratnya
CW2-02
benar-benar dikemas serius gitu
ya terus besar yang melibatkan
banyak orang tua anak-anak gitu
ya. Jadi guru laki-laki tuh
biasanya ya kita butuhkan untuk
tenaga-tenaga kaya misalnya
untuk dekorasi gitu, kan buat
propertynya memang mereka sih
dibutuhkan banget, tapi so far si
karena memang kita guru baru
itu adaptasinya gampang banget,
karena kita sistemnya sudah
terbentuk gitu pola kerjanya
sudah terbentuk, jadi dia tinggal
mengikuti saja. Jadi kalau untuk
lihat-lihat untuk kinerja
bagaimana dia bisa ngikutin gak
ritme kerja tim yang sudah ada,
kalau dia keteter dia gak bisa
pasti dia akan tereliminasi
dengan sendirinya gitu, biasanya
nanti dia gak betah gitu keluar
gitu, tapi kalau dia merasa enjoy
dan asik dan bisa langsung
nyemplung, mingle ya berarti dia
berhasil gitu. (Peneliti) tapi
kalau secara tertulis? Engga sih,
kalau penilaian kinerja kan ada
sebenarnya penilaian kinerjanya,
tapi kan itu apa secara
pengamatan supervisi keseharian
baru kita lakukan penilaian
diakhir semester eh diakhir
tahun ajaran. Nah tapi kalau
untuk sehari-hari itu kan ada
guru kelas yang mantau gitu.
Sederhana sih, kita tidak terlalu
banyak ribet sih ya gitu. Tapi
yang jelas event, tugas semua
kelihatan bisa terlaksana itu
sudah, karena untuk secara
keadministrasian kita sangat
simpel gak terlalu berat sangat
simpel karena yang jelas itu
kelihatan dari lapangannya gitu
seperti itu sih.
3. Apa yang dilakukan
kepala sekolah dalam
meningkatkan kinerja
guru laki-laki di KB-TK
Al-Fath Cirendeu ini?
Ya diberikan tanggung jawab
tanggung jawab ya misalnya
untuk PAC kegiatan ini kamu
handle, ini kamu handle itu. Kan
kita dalam 1 bulan pasti ada 1
event. Jadi nanti bulan ini siapa
yang handle, bulan ini siapa.
(Peneliti) oh jadi di rolling gitu
ya ini tanggung jawabnya ini.
nanti tahun ajaran depannya ya
beda lagi dia handlenya apa gitu.
Kan event tuh ada yang kecil ada
yang besar, jadi kalau dia masih
baru kita kasih tanggung jawab
event yang internal dulu yang
kecil yang hanya scope-nya di
CW2-03
antara kita. Nanti ada lagi event
yang bergabung dengan SD gitu
atau event yang besar itu kan
seperti Al-Fath AlFest yang
gabungan, PAT tuh yang besar
sama Family Fun Day. Nah itu
baru yang udah pernah meng-
handle beberapa event kecil di
kita. Nanti itu dijadiin ke event
besar gitu. (Peneliti) nah dari
situ dinilai gak ms atau
bagaimana? Engga ada penilaian
secara ini ya. Jadi sudah terlihat
dia bisa ini udah gitu ya, sangat
simpel banget di sini yang jelas
memang menciptakan
kenyamanan kerja dan
keadministrasian tidak terlalu
ribet segala sesuatunya sudah
langsung terjun. Karena di sini
guru-guru mayoritas guru lama
semua ya. Jadi guru laki-laki pun
juga ada yang sudah 13 tahun,
ada yang 10 tahun. Jadi mereka
sudah tahu ritme kerjanya gitu,
jadi untuk penilaian kinerja itu
hanya dilihat dalam 1 ajaran itu,
nanti diakhir tahun baru kita
berikan reportnya gitu. (Peneliti)
kalau masalah kehadiran itu
bagaimana? Nah kalau
kehadiran kan tercatat, nanti
masuk di dalam rekap tiap
semester berapa kali dia
terlambat, berapa kali dia gak
masuk gitu, kan nanti ada
peneguran kalau di luar toleransi
gitu. Tapi mayoritas jarang si
yang pada izin-izin, semua
hampir selalu hadir gitu ya,
kalau keterlambatan ada yang
terlambat nah itu paling
peneguran paling keterlambat,
tapi terlambatnya juga masih
yang gak mengganggu pelajaran
gitu, maksudnya ketika anak
sudah harus KBM benar-benar
dimulai dia sudah harus ada gitu.
(Peneliti) peneguran itu
langsung kepala sekolah yang
iniin? Ada kordinatornya kan,
ada kordinatornya dulu gitu baru
kordinator dulu. Kepala sekolah
tuh nanti kalau udah berulang-
ulang sampe 3 kali baru nanti
kepala sekolah yang negur, tapi
kadang-kadang juga kalau udah
sering gitu atau engga kalau
kordinator engga engeh saya
yang engeh ya saya yang negur
gitu. Kadang-kadang kan suka
begitu, khususnya guru bidang
studi, kalau guru yang di kelas
mah kelihatan kalau gak masuk
kan gitu.
Hasil Wawancara
(Wawancara dengan Guru Perempuan)
Nama Informan : GK1
Nama Sekolah : KB-TK Al-Fath Cirendeu
Pendidikan Jenjang Terakhir : S1 Hukum
Hari, Tanggal : Kamis, 29 Agustus 2019
No Pertanyaan Jawaban Kode
1.
Bagaimana gambaran
manajemen sumber daya
manusia di KB-TK Al-
Fath Cirendeu secara
umum?
Sumber daya manusia di KB-TK
Al-Fath sangat sangat baik dan
bagus.
CW-1-01
2. Apakah manajemen
sumber daya manusia di
KB-TK Al-Fath Cirendeu
telah berjalan secara
maksimal?
Untuk sumber dayanya belum
maksimal, “contohnya seperti
apa? (Peneliti)”, sudah tau
kerjaannya tapi pura-pura tidak
tau alias kurang bertanggung
jawab.
CW-1-02
3. Bagaimana proses
pengorganisasian di KB-
TK Al-Fath Cirendeu ini?
Pengorganisasian di KB-TK Al-
Fath sudah cukup baik.
CW-1-03
4. Bagaimana pandangan
Anda selaku guru
perempuan terhadap
keterlibatan guru laki-laki
di KB-TK Al-Fath ini?
Sangat amazing dan perbedaan
dari sekolah-sekolah yang lain.
CW-1-04
5. Bagaimana pembagian
deskripsi kerja bagi guru
laki-laki ini?
Guru laki-laki lebih diutamakan
yang pekerjaan yang
memerlukan tenaga banyak.
CW-1-05
6. Apakah dalam
keterlibatan guru laki-laki
ini selalu ada pengarahan?
Ada. CW-1-06
7. Apakah ada pengawasan
dalam setiap kegiatan
yang dilakukan terhadap
kinerja guru laki-laki ini?
Ada, baik dari koordinator setiap
grade atau langsung dari kepala
sekolah dalam mengawasi.
CW-1-07
Hasil Wawancara
(Wawancara dengan Guru Perempuan)
Nama Informan : GK2
Nama Sekolah : KB-TK Al-Fath Cirendeu
Pendidikan Jenjang Terakhir : S1 Bimbingan Konseling
Hari, Tanggal : Kamis, 29 Agustus 2019
No Pertanyaan Jawaban Kode
1.
Bagaimana gambaran
manajemen sumber daya
manusia di KB-TK Al-
Fath Cirendeu secara
umum?
Gambaran manajemen sumber
daya manusia di KB-TK Al-
Fath, antara lain: *Memiliki
guru-guru yang berpengalaman,
kreativitas baik, dan berdedikasi
tinggi, *Latar belakang
pendidikan, keahlian dan
keterampilan guru-guru di Al-
Fath sangat bervariasi, sehingga
dapat memberikan banyak pola
dinamika pengajaran yang
bervariasi dan menjadi tidak
membosankan.
CW-2-01
2. Apakah manajemen
sumber daya manusia di
KB-TK Al-Fath Cirendeu
telah berjalan secara
maksimal?
Sumber daya manusia di KB-TK
Al-Fath Cirendeu sudah berjalan
cukup maksimal, dengan adanya
penerapan jobdesk, pengawasan,
dan penilaian atas hasil kerja
yang telah dilakukan.
CW-2-02
3. Bagaimana proses
pengorganisasian di KB-
TK Al-Fath Cirendeu ini?
Proses pengorganisasian di KB-
TK Al-Fath Cirendeu sudah
berjalan secara terstruktur dan
sistematis.
CW-2-03
4. Bagaimana pandangan
Anda selaku guru
perempuan terhadap
keterlibatan guru laki-laki
di KB-TK Al-Fath ini?
Pandangan saya selaku guru
perempuan terhadap keterlibatan
guru laki-laki di KB-TK Al-Fath
yakni: *Bagi anak, dapat
membentuk dan memberi contoh
untuk bersikap tegas, taat aturan,
dan berfikir cepat. *Bagi sesama
guru, dapat mempermudah dan
meringankan aktivitas yang
secara fisik agak sulit untuk
dilakukan oleh guru wanita.
CW-2-04
5. Bagaimana pembagian
deskripsi kerja bagi guru
laki-laki ini?
Pembagian deskripsi kerja bagi
guru laki-laki di KB-TK Al-Fath
pada dasarnya sama dengan guru
wanita, yang membedakan
hanya pada penanganan terhadap
anak didik perempuan, misalnya:
*Guru laki-laki tidak boleh
mengantarkan anak didik
perempuan ke toilet, *Guru laki-
laki tidak boleh memangku anak
didik perempuan, *Guru laki-
laki tidak boleh menggantikan
baju anak perempuan.
CW-2-05
6. Apakah dalam
keterlibatan guru laki-laki
ini selalu ada pengarahan?
Iya ada. CW-2-06
7. Apakah ada pengawasan
dalam setiap kegiatan
yang dilakukan terhadap
kinerja guru laki-laki ini?
Iya ada. CW-2-07
LAMPIRAN 5
HASIL OBSERVASI/
CATATAN LAPANGAN
CATATAN LAPANGAN
CL 1
Hari, Tanggal : Kamis, 16 Mei 2019
Waktu : 07.15 – 10.15
Tempat : Allosaurus Class
Deskripsi Kegiatan :
Pada hari kamis, 16 Mei 2019 pengamatan hari pertama dilakukan (CL1,.
P1, K1). Tepat pukul 07.45 peneliti menunggu bagian Adm untuk meminta izin
masuk ke dalam kelas Allosaurus (CL1,. P1, K2). Selama menunggu, peneliti
melihat penyambutan anak yang datang ke sekolah disambut oleh asisten guru
kelas yang bertugas (CL1,. P1, K3). Kegiatan rutin ini dilakukan setiap pagi yang
ada di depan sekolah dengan guru menyambut anak dengan mengucapkan salam
dan berjabat tangan kepada guru yang bertugas (CL1,.P1, K4). Setelah bertemu
dengan pihak Adm dan pihak Adm pun telah mengizinkan untuk masuk ke dalam
Allosaurus Class, maka peneliti bergegas masuk ke Allosaurus Class (CL1,. P1,
K5). Sesampainya di kelas peneliti diberi waktu oleh guru kelas ± 5 menit untuk
memperkenalkan diri di depan teman-teman Allosaurus Class (CL1,. P1, K6).
Setelah selesai perkenalan kegiatan selanjutnya yaitu Murottal dan greeting
bersama seluruh kelas A di hall, maka teman-teman Allosaurus Class bersiap
untuk ke hall dengan membuat barisan di depan kelas (CL1,. P1, K7).
Setelah tiba di hall, selagi menanti teman-teman kelas A yang lain
kumpul, para guru dan asisten guru mempersiapkan siswa-siswinya untuk menata
barisan sesuai dengan kelas dan grupnya (CL1,. P2, K1). Setelah semuanya tiba di
hall, greeting dan pembiasaan murottal di bulan ramadhan dimulai (CL1,. P2,
K2). Kegiatan tersebut dipimpin oleh perwakilan salah satu guru sekaligus
memandu anak-anak untuk membaca ikrar dan murottal surat an-Nas, al-Falaq,
dan al-Kautsar (CL1,. P2, K3). Kemudian ketika murottal telah selesai, kegiatan
selanjutnya dilanjut dengan menyanyikan lagu-lagu islami di bulan ramadhan
yang dipimpin langsung kepala sekolah KB-TK Al-Fath Cirendeu oleh MsD
(CL1,. P2, K4). Pertama-tama lirik diucapkan oleh MsD, kemudian teman-teman
seluruh kelas A mengikutinya dan begitupun seterusnya sampai teman-teman
semuanya bisa bernyanyi bersama-sama (CL1,. P2, K5). Selagi teman-teman
sedang bernyanyi bersama kepala sekolah, ada 3 orang guru yang sedang
melakukan kegiatan nge-vlog untuk meliputi kegiatan pada hari ini (CL1,. P2,
K6).
Setelah semua kegiatan rangkaian acara di hall selesai, tibalah teman-
teman kelas A untuk masuk ke dalam kelasnya masing-masing (CL1,. P3, K1).
Sebelum masuk, teman-teman dipanggil oleh guru yang memimpin dan dilihat
apakah barisannya sudah rapih dan membuat barisan berdasarkan grupnya? Bila
sudah rapih dan sesuai maka boleh dipersilahkan untuk masuk ke dalam kelas
(CL1,. P3, K2). Setelah teman-teman Allosaurus dipanggil, maka teman-teman
langsung membuat satu barisan dan menaiki tangga satu persatu didampingi oleh
asisten guru kelas (CL1,. P3, K3). Selepas semua teman-teman Allosaurus Class
tiba di dalam kelas, tepat pukul 08.15 teman-teman Allosaurus Class membuat
circle time untuk mereview kembali kegiatan yang dilakukan di hall (CL1,. P3,
K4). Setelah circle time selesai, teman-teman Allos langsung duduk berdasarkan
grupnya (CL1,. P3, K5).
Setelah semuanya duduk sesuai dengan grupnya, kegiatan selanjutnya
yaitu review nama-nama bentuk dan mencari bentuk-bentuk tersebut dengan
benda yang ada di sekitar kita bersama MsR (CL1,. P4, K1). Kegiatan tanya jawab
pun dilakukan, didampingi asisten guru kelas untuk membantu menjawab,
kegiatan tersebut semakin ramai dengan jawaban teman-teman Allos (CL1,. P4,
K2). Setelah kegiatan review dan tanya jawab selesai, dilanjut dengan
mengerjakan worksheet yang telah diberi contoh terlebih dahulu sebelumnya oleh
guru kelas (CL1,. P4, K3). Tepat pukul 08.39 teman-teman Allos melakukan
kegiatan worksheet tentang shape dan didampingi langsung oleh guru kelas dan
asisten kelas untuk memantau teman-teman Allos dalam mengerjakan worksheet
(CL1,. P4, K4). Setelah worksheet selesai dikerjakan, kemudian teman-teman
Allos melapor kepada Mr atau Msnya untuk dilanjut dengan tanya jawab
berdasarkan worksheet yang sudah dikerjakannya (CL1,. P4, K5). Hal ini
dilakukan satu persatu dan bergantian bagi teman-teman yang sudah selesai
(CL1,. P4, K6). Setelah semuanya selesai, kegiatan selanjutnya yaitu Iqra Pararel,
langsung dipimpin oleh MrR memanggil teman-teman Allos untuk duduk
berdasarkan grupnya sambil menanti guru yang mengajar iqra pada hari ini (CL1,.
P4, K7).
Waktu menunjukkan pukul 09.30, tandanya kegiatan iqra pararel dimulai,
kegiatan iqra pararel ini dilakukan moving, ada beberapa teman-teman Allos yang
berlajar di Ant Class begitupun juga dengan teman-teman Ant Class yang belajar
di Allosaurus Class (CL1,. P5, K1). Kegiatan iqra ini dimulai dengan diawali
membaca seksama yang dipimpin oleh MrRi dan MsE menyiapkan buku iqra
yang akan digunakan (CL1,. P5, K2). Pada kegiatan membaca seksama ini
dilanjut oleh MrRi dengan menunjuk salah satu huruf, kemudian teman-teman
Allos menjawabnya dan bagi yang bisa menjawab dengan benar maka anak
tersebut berhak untuk mengambil buku iqra untuk dilanjutkan mencari dan
mewarnai huruf iqranya (CL1,. P5, K3). Kegiatan tersebut dilakukan sampai
teman-teman yang duduk berdasarkan grunya habis dan dilanjut dengan
membaca iqra yang dipanggil satu persatu dan bagi teman-teman yang belum
dipanggil dilanjut dengan mengerjakan buku iqra untuk mencari dan mewarnai
huruf iqra (CL1,. P5, K4). Kegiatan pembiasaan iqra pararel ini menjadi kegiatan
terakhir pada hari ini dan dilanjut dengan untuk membaca ikrar pulang (CL1,. P5,
K5). Ikrar pulang langsung dipimpin oleh MrR, tetapi sebelum ikrar dibaca MrR
menanyakan kembali kegiatan apa saja yang telah dilakukan kepada teman-teman
Allos, dengan semangat sontak jawaban teman-teman Allos, “murottal di hall,
iqra, mengerjakan worksheet, tebak-tebakan shape.” (CL1,. P5, K6). Setelah
selesai langsung membaca ikrar dan mengucapkan salam, kemudian MrR
menyebutkan nama teman-teman Allos yang ikut jemputan dan bagi yang tidak
langsung berbaris di depan kelas setelah bersalaman kepada MrR, MsR, dan MsH
(CL1,. P5, K7). Kemudian langsung turun menuju hall dan membuat barisan
kembali sambil satu persatu dipanggil bagi yang sudah dijemput (CL1,. P5, K8).
CATATAN LAPANGAN
CL 2
Hari, Tanggal : Selasa, 21 Mei 2019
Waktu : 07.15 – 10.15
Tempat : Antelope Class
Deskripsi Kegiatan :
Pada hari kedua ini peneliti langsung masuk menuju Antelope Class (CL2,.
P1, K1). Ketika tiba di kelas, peneliti langsung bermain bersama teman-teman
Antelope, ketika sedang asik bermain, ada salah satu guru yaitu MrA berkunjung
ke kelas untuk membuat salah satu property yang akan digunakan pada acara
drama guru (CL2,. P1, K2). Drama guru ini merupakan salah satu event yang
dilakukan di Al-Fath yang dilakukan guna memberi tahu mengenai informasi
kepada anak-anak tentang siapa saja yang diperbolehkan berpuasa dan siapa saja
yang tidak diperbolehkan untuk berpuasa (CL2,. P1, K3). Bersama-sama teman
Antelope, kita memperhatikan MrA membuat property gergaji dari gabus (CL2,.
P1, K4).
Ketika MrA selesai, masuklah MsS selaku guru kelas Antelope dan MsS
memberikan informasi bahwa waktu main telah selesai dan segera semua
mainannya dirapihkan, karena kita akan greeting dan murottal bersama di hall
(CL2,. P2, K1). MsS ber-patner dengan MrT yang mana pada hari ini MrT sedang
berada di hall untuk menyiapkan operator yang akan digunakan pada acara drama
guru (CL2,. P2, K2). Setelah semuanya dirapihkan teman-teman Antelope
bergegas baris di depan kelas dan turun satu persatu mengikuti MsS yang ada di
depannya (CL2,. P2, K3). Kemudian sambil menanti teman-teman yang lain, MsS
merapihkan barisannya sesuai dengan grupnya (CL2,. P2, K4). Setelah semuanya
tiba di hall, greeting dan murottal bersama langsung dimulai dipimpin oleh salah
satu guru untuk memandu teman-teman TK A yang sedang berada di hall (CL2,.
P2, K5). Setelah greeting dan murottal selesai, dilanjut dengan bernyanyi
bersama-sama diiringi oleh musik gitar yang dimainkan oleh MrR dan drum yang
dimainkan oleh MrAn(CL2,. P2, K6). Setelah kegiatan di hall selesai pemimpin
langsung memanggil teman-teman kelas A yang barisannya sudah rapih untuk
masuk ke dalam kelas (CL2,. P2, K7). Setelah Antelope dipanggil, langsung
berjalan sambil menaiki satu persatu anak tangga untuk masuk ke dalam kelas
(CL2,. P2, K8).
Ketika mereka semua tiba di dalam kelas, peneliti diperkenalkan oleh MsS
kepada anak-anak untuk dijelaskan apa yang akan dilakukan MsEr di sini (CL2,.
P3, K1). “MsEr mau ngajar lagi ya?” tanya salah satu teman Antelope (CL2,. P3,
K2). Dibantu oleh MsS, MsS menjelaskan kepada teman-teman Antelope bahwa
MsEr di sini akan melihat kegiatan yang dilakukan MrT (CL2,. P3, K3). Dengan
perasaan rasa penasaran yang telah terjawab, teman-teman Antelope kembali
fokus pada kegiatan yang akan dilakukan pada hari ini (CL2,. P3, K4). Sebelum
menyaksikan video time dan drama guru di hall, MsS menjelaskan terlebih dahulu
dengan melontarkan sebuah pertanyaan kepada teman-teman, “Siapa saja orang
yang tidak boleh berpuasa? Orang apa?” dengan semangat teman-teman Antelope
menjawab “orang gila, hamil, orang sakit” (CL2,. P3, K5).
Tepat pukul 08.45, teman-teman Antelope bersiap-siap dan baris di depan
kelas untuk menuju hall menyaksikan video time, drama guru dan bernyanyi
bersama seluruh siswa/I KB-TK Al-fath Cirendeu (CL2,. P4, K1). Drama guru ini
dimainkan perannya oleh seluruh rekan guru dan asisten kelas, baik itu guru laki-
laki ataupun guru perempuan dan ini merupakan event yang dilakukan di bulan
ramadhan dan terlihat juga kepala sekolah terlibat langsung dalam kegiatan
tersebut (CL2,. P4, K2). Selain itu juga ada MrT selaku tim operator pada event
ini, serta dipimpin langsung oleh kepala sekolah KB-TK Al-fath Cirendeu sebagai
pemandu sekaligus pembicara pada drama guru ini (CL2,. P4, K3). Seluruh
siswa/I KB-TK Al-Fath Cirendeu merasa terhibur dan senang, dengan konsep dan
pengalaman yang berbeda informasi itu dapat diserap dan mudah diingat oleh
anak (CL2,. P4, K4).
Setelah video time dan drama guru selesai, pukul 09.26 dilanjut dengan
penampilan band untuk bernyanyi bersama seluruh siswa/I KB-TK Al-fath
Cirendeu (CL2,. P5, K1). Penampilan band ini terdari dari MrT memegang
keyboard, MrR memegang bass, MrRi memegang gitar, MrAf memegang kahon,
MrE memegang drum dan MsL serta MsH selaku vokalis pada acara ini (CL2,.
P5, K2). Selain menjadi fasilitas yang ditawarkan dari sekolah, ini juga menjadi
pengembangan minat dan bakat yang dimiliki setiap guru (CL2,. P5, K3). Selain
itu juga, peralatan alat musik yang disediakan di sekolah menjadikan sarana
prasarana yang bisa digunakan guru untuk mengisi waktu luangnya ataupun
latihan-latihan untuk persiapan berbagai macam event (CL2,. P5, K4)”. Dalam
kesempatan event ini eighteen band menampilkan lagu “Bismillah, Apa Arti
Puasa, Ada Anak Bertanya pada Bapaknya dan Maulana” (CL2,. P5, K5). Setelah
kegiatan bernyanyi bersama selesai, seluruh siswa/I KB-TK Al-fath Cirendeu
kembali ke dalam kelas untuk persiapan pulang dengan dipimpin langsung oleh
MsD, MsD memanggil bagi barisan yang duduknya rapih (CL2,. P5, K6).
Antelope Class dipanggil dan kemudian dengan membuat satu barisan langsung
menaiki tangga satu persatu (CL2,. P5, K7).
Setelah tiba di kelas, teman-teman Antelope kembali duduk sesuai dengan
grupnya dan siap-siap membaca ikrar pulang yang dipimpin langsung oleh MsS
(CL2,. P6, K1). Setelah ikrar selesai MsS lanjut memanggil nama yang pulang
bersama jemputan, tak lupa pamitan kepada MsS dan MsEr, dilanjut dengan yang
pulang dijemput oleh orangtua untuk siap-siap memakai sepatu (CL2,. P6, K2).
Setelah selesai kemudian langsung turun menuju hall dan membuat barisan
kembali sambil satu persatu dan menunggu dipanggil bagi yang sudah dijemput
(CL2,. P6, K3).
CATATAN LAPANGAN
CL 3
Hari, Tanggal : Rabu, 22 Mei 2019
Waktu : 07.15 – 10.00
Tempat : Yellow Class
Deskripsi Kegiatan :
Pada hari ini peneliti masuk di dalam kelas kelompok bermain, di mana
sudah disambut dengan lagu-lagu ceria yang telah disiapkan MrRi untuk teman-
teman Yellow Class, sekaligus menjadi pengiring lagu untuk bermain (CL3,. P1,
K1). Selain sebagai pengiring lagu bermain, MrRi memainkan alat musik gitar
sambil menanti juga teman-teman yang lain yang belum datang (CL3,. P1, K2).
Setelah hampir semua teman-teman Yellow Class hadir di kelas dan tiba saatnya
juga semua mainan dirapihkan dan dikembalikan ke tempat semulanya (CL3,. P1,
K3). Setelah semuanya selesai teman-teman Yellow Class membuat circle time
dan pada saat circle time MrRi memainkan gitar sebagai pengiring musik pada
saat circle time (CL3,. P1, K4). Setelah kegiatan circle time selesai, MrRi
mengajak teman-teman Yellow Class untuk duduk sesuai dengan grupnya (CL3,.
P1, K5). Kemudian dilanjut dengan berhitung bersama satu sampai dua puluh
(CL3,. P1, K6). Setelah berhitung MrRi mengajak teman-teman untuk membaca
ikrar dan MrRi ditemani Mz dan Zn untuk membaca ikrar di depan (CL3,. P1,
K7). Kemudian setelah ikrar selesai MrRi mengajak teman-teman kembali untuk
bernyanyi bersama dengan musik gitarnya (CL3,. P1, K8).
Waktu menunjukkan pukul 08.30, MsAl menceritakan kegiatan apa yang
akan kita lakukan pada hari ini, sebelum bercerita MsAl akan menjelaskan
peraturan terlebih dahulu,”Teman-teman hari ini kita akan belajar di video room,
jadi teman-teman harus tertib dan duduk yang rapih dan teman-teman juga akan
ditemani oleh MrRi belajar di video room” (CL3,. P2, K1). Setelah selesai
memberikan peraturan, MsAl langsung menjelaskan tentang alat-alat
permainan,”Teman-teman tahu tidak alat-alat permainan?” tanya MsAl (CL3,. P2,
K2). “Tau ms”, “ada apa saja?” tanya MsAl”,”ada lego, boneka-bonekaan, mobil-
mobilan, ayunan” jawab teman-teman Yellow Class (CL3,. P2, K3). “Nah
sekarang MsAl mau tanya mainan untuk laki-laki dan perempuan itu sama atau
tidak ya?”,”tidak ms”,”Lalu mainan untuk anak perempuan ada apa saja?”,”ada
boneka-bonekaan, masak-masakan, Barbie” jawab teman-teman Yellow Class,
“kemudian kalau mainan untuk anak laki-laki?” tanya MsAl lagi, ”ada mobil,
truck, lego” jawab teman Yellow Class lagi (CL3,. P2, K4). “Setelah teman-teman
tau alat-alat permainan yang boleh dimainkan anak perempuan dan anak laki-laki
di dalam kelas, sekarang teman-teman akan belajar tentang alat-alat permainan
yang ada di luar kelas bersama MrRi di video room, kira-kira ada apa saja ya,”
seru MsAl (CL3,. P2, K5).
Setelah selesai, teman-teman diminta untuk membuat barisan menuju
ruang video (CL3,. P3, K1). Tepat pukul 08.39, MrRi sudah menanti di video
room dan teman-teman langsung membuat barisan berdasarkan grupnya (CL3,.
P3, K2). Sambil menjelaskan permainan yang ada di playground, teman-teman
diberikan sebuah video tentang playground beserta nama-namanya (CL3,. P3,
K3). Hal itu dilakukan MrRi secara terus menerus dan berulang-ulang, sampai tiba
saatnya MrRi menunjukkan sebuah gambar dan mencoba untuk bertanya jawab
apa nama permainan yang ditunjuk kepada teman-teman, bagi yang tau
jawabannya dipersilahkan untuk kembali ke dalam kelas bersama MsLn (CL3,.
P3, K4).
MsLn kemudian mengajak teman-teman yang sudah selesai menuju
tempat cuci tangan untuk mencuci tangannya persiapan makan (CL3,. P4, K1).
Setelah semuanya selesai selesai mencuci tangan, teman-teman Yellow Class
langsung mengambil tas dan mengeluarkan makanan yang dibawanya (CL3,. P4,
K2). Kemudian bagi teman-teman yang tidak berpuasa dipersilahkan untuk makan
di dalam kelas dan bagi yang berpuasa bermain di house corner bersama MrRi
(CL3,. P4, K3). Setelah semuanya selesai makan, teman-teman yang di luar
diperkenankan untuk masuk ke dalam dan duduk sesuai dengan grupnya untuk
membaca doa selesai makan yang dipimpin oleh MrRi (CL3,. P4, K4). Setelah
semuanya selesai, MrRi akan memberikan contoh kegiatan yang akan dikerjakan
selanjutnya, setelah semuanya sudah tenang dan memperhatikan MrRi, MrRi
langsung memberikan contoh worksheet menyusun puzzle, dengan antusias dan
semangat teman-teman Yellow Class menyaksikan apa yang dicontohkan MrRi
(CL3,. P4, K5). Setelah selesai memberi contoh MrRi langsung memanggil satu
persatu teman Yellow Class dan langsung memberikan worksheet menyusun
puzzlenya yang dibantu juga dengan MsDn (CL3,. P4, K6). Kemudian worksheet
menyusu puzzle dikerjakan dan bagi yang sudah selesai langsung melapor kepada
MrRi dan kembali duduk berdasarkan grupnya karena akan siap-siap ikrar pulang
dan bermain di hall (CL3,. P4, K7). Ikrar pun dipimpin langsung oleh MrRi
sendiri dan setelah selesai teman-teman dipersilahkan untuk memakai sepatu dan
boleh ke hall terlebih dulu bagi yang sudah selesai (CL3,. P4, K8).
Teman-teman Yellow Class sangat senang, karena waktunya untuk
bermain di hall yang sangat luas bisa main sepeda, bola dan balon (CL3,. P5, K1).
Pada saat bermain bola di hall, MrRi sambil menemani sambil juga memainkan
musi gitarnya sebagai hiburan sekaligus menemani teman-teman bermain bola di
hall (CL3,. P5, K2). Ternyata waktu pulang pun masih lama, akhirnya MsAl
mengumpulkan teman-teman kembali di hall untuk mendengarkan cerita yang
akan dibawakan oleh MsAl (CL3,. P5, K3). Ternyata karena sangat asik
mendengarkan cerita yang dibawakan MsAl, tiba saatnya waktu pulang, sambil
menunggu dijemput teman-teman tetap duduk di hall dan menanti panggilan bagi
yang sudah dijemput (CL3,. P5, K4). Karena masih ada beberapa anak yang
belum dijemput akhirnya MrRi mengajaknya main di house corner, setelah
menanti akhirnya dijemput juga semuanya (CL3,. P5, K5).
CATATAN LAPANGAN
CL 4
Hari, Tanggal : Kamis, 23 Mei 2019
Waktu : 07.15 – 10.00
Tempat : Purple Class
Deskripsi Kegiatan :
Hari ini peneliti berkunjung ke Purple Class, sesampainya di sana peneliti
sudah melihat MrAf sedang mendampingi teman-teman Purple Class yang sedang
bermain (CL4,. P1, K1). Setalah teman-teman yang lain datang baik itu anak laki-
laki ataupun perempuan ingin bermain bersama MrAf (CL4,. P1, K2). “Di sini
mah masih sedikit MsEr, karena kan KB kecil jadi bangunnya agak susah
makanya masih sedikit di sini,” ucap MsT (CL4,. P1, K3). Karena waktu sudah
menunjukkan pukul 08.15 maka teman-teman Purple Class harus merapihkan
mainannya dan menyusunnya di rak mainan dengan dibantu MrAf untuk
menyimpannya bersama-sama (CL4,. P1, K4). Setelah semuanya selesai, MrAf
say,”make a big-big circle, make a big-big circle, make a big circle” lagu ini terus
diulang-ulang sampai teman-teman membuat circle (CL4,. P1, K5). Setelah kita
semuanya membuat circle time, teman-teman Purple Class bernyanyi sambil
berpegangan tangan, dengan ceria teman-teman Purple Class mengikuti arahan
yang diberikan MrAf (CL4,. P1, K6). Sebelum dimulai peneliti diberi waktu ± 5
menit untuk memperkenalkan diri di depan teman-teman Purple Class (CL4,. P1,
K7).
Setelah bernyanyi bersama, tibalah saatnya teman-teman Purple Class
untuk duduk dan membaca ikrar pagi yang dipimpin langsung oleh MrAf (CL4,.
P2, K1). Diawali dengan berhitung dari 1 sampai 10 menggunakan bahasa inggris,
teman-teman langsung berhitung,”one, two, three, four, five, six, seven, eight,
nine, ten” ketika di ten teman-teman langsung mngangkat kedua tangannya sambil
berkata,”friends before lets pray together press start now” dengan suara yang lucu
anak usia 2-3 tahun (CL4,. P2, K2). Setelah berdoa selesai, teman-teman
langsung duduk sesuai dengan grupnya (CL4,. P2, K3). Ketika teman-teman
sudah duduk berdasarkan grupnya, barulah MrAf menjelaskan dan memberikan
contoh kegiatan yang akan dilakukan pada hari ini, yaitu tentang alat-alat
permainan yang ada di luar kelas (CL4,. P2, K4). Akhirnya satu persatu berkata
”ih ada plocotan sama ayunan,” sahut Hm (CL4,. P2, K5). “iya betul sekali”
jawab MrAf (CL4,. P2, K6). MrAf berkata sambil menunjuk gambarnya,”siapa
siapa yang tau gambar apa?”,”ayunan”,”siapa yang tau ini gambar
apa?”,”plocotan”,”siapa yang tau ini gambar apa?”,”jungkat-jungkit”,”iya betul
namanya jungkat-jungkit” sahut MrAf (CL4,. P2, K7).
Setelah semuanya mengetahui nama dan gambar mainan apa, tibalah
saatnya MrAf memberi contoh worksheet yang akan dikerjakan, “ada 3 gambar,
ada apa tadi, ayunan, perosotan, sama jungkat jungkit dibawahnya juga sama, nah
nanti kita sambung kita kasih garis ke gambar yang sama ya,” sahut MrAf (CL4,.
P3, K1). Sambil mengambil warna, MrAf juga bertanya kepada teman-teman
Purple Class,”what colour?”,”green”,”say together green”,”green” (CL4,. P3,
K2). Akhirnya MrAf menarik garis yang sesuai dengan gambar yang sama,
setelah selesai MrAf langsung memberi warna pada gambar tersebut (CL4,. P3,
K3). Kemudian setelah selesai, MrAf langsung memanggil nama satu persatu
sambil memberikan worksheet yang akan dikerjakan (CL4,. P3, K4). Setelah
semuanya dipanggil, teman-teman langsung mencari tempat duduk sesuai dengan
tempat yang dipilihnya, teman-dan teman langsung memulai kegiatannya (CL4,.
P3, K5). Setelah semuanya duduk MrAf serta MsSh menemani teman-teman yang
sedang mengerjakan worksheet (CL4,. P3, K6). Kemudian bagi teman-teman yang
sudah selesai silahkan melapor pada MrAf atau MsL dan langsung bergegas untuk
mencuci tangan bersama MsSh (Cl4,. P3, K7).
Setelah semuanya selesai mencuci tangan, teman-teman Purple Class
langsung mengambil tas dan mengeluarkan bekal makanan yang dibawanya dan
berdoa bersama sebelum makan bersama-sama (CL4,. P4, K1). Setelah berdoa
bersama, teman-teman pun makan bersama, pada saat makan bersama ada yang
didampingi da nada pula yang sudah mandiri makan sendiri dan merapikan
makanannya sendiri (CL4,. P4, K2). Ketika waktu makan telah selesai, tiba
saatnya teman-teman main di house corner didampingi MrAf, MsL, dan MSh
(CL4,. P4, K3). Waktu istirahat pun telah selesai, karena pada saat bermain di
house corner hanya ada sisa waktu sebentar dan teman-teman langsung masuk
kembali ke dalam kelas (CL4,. P4, K4).
Waktu istirahat pun telah selesai, teman-teman Purple Class masuk
kembali ke dalam kelas (Cl4,. P5, K1). Di dalam kelas MsT telah menyiapkan 2
video yang akan ditonton bersama-sama teman-teman di dalam kelas, salah
satunya yang berkaitan dengan alat-alat permainan (CL4,. P5, K2). Dengan
antusias teman-teman menonton video yang ditayangkan MsT dengan baik (CL4,.
P5, K3). Tak terasa tiba saatnya waktu pulang sekolah, setelah menonton video
tentang alat-alat permainan MrAf langsung memimpin doa pulang bersama
teman-teman Purple Class (CL4,. P5, K4). Setelah berdoa selesai, teman-teman
berbaris menuju ruang depan untuk melihat jemputan yang sudah dijemput (CL4,.
P5, K5).
CATATAN LAPANGAN
CL 5
Hari, Tanggal : Senin, 27 Mei 2019
Waktu : 07.15 – 10.15
Tempat : Bear Class
Deskripsi Kegiatan :
Pada hari ini Al-Fath mengadakan kegiatan tentang permainan tradisional,
permainan tradisional tersebut langsung dengan didatangkan pedagangnya,
berhubung pedagangnya tidak bisa hadir maka digantikan langsung oleh MrA
(CL5,. P1, K1). MrA bertanggung jawab atas kegiatan hari ini, sehingga MrA
selama circle time tidak bisa hadir di dalam kelas (CL5,. P1, K2). Sambil
menunggu waktu yang menunjukkan pukul 08.15, teman-teman Bear Class
bermain membentuk berbagai macam bentuk dari lego dan balok di dalam kelas
(CL5,. P1, K3). Setelah waktu menunjukkan pukul 08.15, teman-teman Bear
Class bersiap-siap untuk circle time dan merapihkan semua lego dan balok ke
tempatnya (CL5,. P1, K4). Setelah selesai teman-teman langsung membuat circle
untuk melakukan circle time dan berdoa bersama yang dipimpin oleh MsU (CL5,.
P1, K5).
Setelah selesai berdoa, teman-teman Bear Class bersiap-siap untuk
berbaris di depan kelas untuk menuju ruang komputer (CL5,. P2, K1). Setelah
siap semuanya langsung menuruni tangga satu persatudan tetap dalam barisannya
(CL5,. P2, K2). Setelah tiba di ruang komputer, teman-teman langsung
merapihkan sandal yang digunakan dan mengucap salam “Assalamu’alaikum” dan
langsung duduk di atas karpet sesuai dengan grupnya (CL5,. P2, K3). Kemudian
MsM memimpin dimulainya kegiatan komputer dengan pertama-tama mengabsen
temam-teman Bear Class (CL5,. P2, K4). Stelah itu, MsM langsung memberikan
contoh untuk kegiatan yang akan dilakukan (CL5,. P2, K5). Setelah semuanya
memperhatikan, MsM langsung mempersilahkan teman-teman untuk duduk di
kursi yang dipilihnya dan teman-teman pun langsung bergegas untuk mencari
kursi yang masih kosong (CL5,. P2, K6).
Setelah hampir 30 menit berlalu, kegiatan komputer pun telah selesai, dan
teman-teman Bear pun kembali duduk berdasarkan grupnya (CL5,. P3, K1).
Kemudian MsM menutup kegiatan komputer pada hari ini dengan mengucapkan
Hamdalah dan ini juga merupakan kegiatan terakhir teman-teman belajar
komputer (CL5,. P3, K2). Dengan mengucapkan “Wassalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuhu” dan berjabat tangan kegiatan komputer telah
selesai dan teman-teman Bear langsung bergabung menuju hall bersama teman-
teman yang lainnya untuk mengikuti kegiatan pembuatan permainan tradisional
(CL5,. P3, K3). Penjelasan pembuatan permainan tradisional ini langsung
dijelaskan oleh MrA, dan pada saat Bear Class bergabung MrA baru memulai
kegiatannya (CL5,. P3, K4). Selain mendengarkan informasi tentang permainan
tradisional, kegiatan tersebut juga diselingi dengan kegiatan sulap yang
ditampilkan langsung oleh MrT (CL5,. P3, K5). Antusias seluruh siswa/I KB-TK
Al-Fath Cirendeu ini membuat semuanya terhibur dan ingin lagi lagi lagi dan lagi
menonton aksi sulap itu, namun waktu menunjukkan pukul di mana saatnya untuk
kembali ke kelas masing-masing (CL5,. P3, K6).
Seperti biasanya bagi yang duduknya sudah rapih maka akan dipanggil
untuk kembali ke dalam kelas (CL5,. P4, K1). Beruntung teman-teman Bear
dipanggil pertama untuk masuk ke dalam kelas, dengan berbaris rapih teman-
teman Bear menaiki anak tangga satu persatu dengan tertib (CL5,. P4, K2).
Setelah tiba di dalam kelas, MsU mengajak teman-teman untuk menonton
kembali aneka alat-alat permainan tradisional bersama-sama (CL5,. P4, K3).
Setelah menonton selesai, tibalah waktunya untuk pulang, teman-teman
dipersilahkan untuk duduk sesuai dengan grupnya (CL5,. P4, K4). Ikrar pulang
dipimpin langsung oleh MrA, dengan khidmat dan tertib teman-teman membaca
ikrar pulang (CL5,. P4, K5). Setelah selesai sama seperti di kelas yang lainnya
MrA memanggil nama-nama yang pulang mengikuti mobil jemputan dan sisanya
langsung berbaris di depan kelas dan mengikuti MrA untuk menuju hall menanti
jemputan (CL5,. P4, K6). Akhirnya teman-teman Bear satu persatu dijemput
(CL5,. P4, K7).
CATATAN LAPANGAN
CL 6
Hari, Tanggal : Selasa, 28 Mei 2019
Waktu : 07.15 – 10.15
Tempat : Beetle Class
Deskripsi Kegiatan :
Pagi ini peneliti berkunjung ke Beetle Class dan sesampainya di kelas
peneliti sudah disambut oleh teman-teman Beetle (CL6,. P1, K1). Sambil
menunggu teman-teman yang lain yang belum datang, mereka bermain bersama
teman yang sudah datang bersama MrAl yang juga ikut menemaninya (CL6,. P1,
K2). Waktu telah menunjukkan pukul 08.00, di mana teman-teman bergegas siap-
siap untuk circle time dan membaca ikrar pagi (CL6,. P1, K3). Setelah selesai
membaca ikrar, teman-teman langsung duduk sesuai dengan grupnya (CL6,. P1,
K4). Selagi teman-teman membuat barisan duduk sesuai grupnya, MrAl
berkata,”dikit ms anak-anaknya, soalnya udah ada yang izin libur”,”iya mr tidak
apa-apa kok” (CL6,. P1, K5).
Selanjutnya ketika semuanya sudah duduk sesuai dengan grupnya, teman-
teman Beetle langsung ditemani belajar oleh MsE untuk belajar tentang
perbandingan volume air (CL6,. P2, K1). Selagi MsE menerangkan, MrAl sedang
menyiapkan media yang akan digunakan (CL6,. P2, K2). Ketika semuanya sudah
siap, MsE pun langsung mencontohkan perbandingan-perbandingan volume air
yang terdapat di dalam gelas yang ada di depan teman-teman (CL6,. P2, K3).
Setelah perbandingan selesai MsE pun langsung memberi tahu jumlah volume isi
dari setiap botol atau benda-benda yang isinya benda cair (CL6,. P2, K4). “DF
coba maju ke depan sini?” tanya MrAl,”apa Mr?” sahut DF,”coba DF urutkan
volume gelas air ini dari yang terbanyak? Tanya MrAl, sambil mengurutkan
gelasnya “satu, dua, tiga, empat, lima”, “hebat DF” puji MrAl (CL6,. P2, K5).
Kemudian setelah kegiatan perbandingan selesai, kegiatan selanjutnya
dilanjut dengan menulis kartu ucapan lebaran yang mana di dalam surat ucapan
tersebut tertulis “Selamat Hari Raya Idul Fitri” (CL6,. P3, K1). Sebelumnya
tulisan ucapan tersebut telah dicontohkan oleh MsE di papan tulis, jadi teman-
teman semua tinggal meniru saja dengan menambah hiasan-hiasan sesuka hati
teman-teman (CL6,. P3, K2). Setelah selesai teman-teman langsung melapor dan
mengumpulkannya ke MsE atau MrAl (CL6,. P3, K3). Pada saat itu pula MrAl
mendampingi salah satu teman Beetle dalam menulis kartu ucapan lebaran sampai
selesai (CL6,. P3, K4). Akhirnya teman-teman Beetle dapat menyelesaikan tugas
tersebut tepat pada waktunya (CL6,. P3, K5).
Waktu menunjukka pukul 10.00, teman-teman Beetle bergegas untuk siap-
siap pulang dan langsung duduk berdasarkan grupnya (CL6,. P4, K1). Setelah
duduk sesuai dengan grupnya, MrAl langsung bertanya “kegiatan apa saja yang
sudah kita lakukan hari ini?” tanya MrAl, “itu mengurutkan gelas isi air sama
menulis di kartu ketupat” jawab Va (CL6,. P4, K2). Setelah itu MrAl langsung
memilih DF untuk menemani memimpin doa pulang (CL6,. P4, K3). Setelah
selesai berdoa, semuanya langsung bergegas berbaris di depan kelas untuk
menggunakan sepatu dan berbaris di hall untuk menanti jemputan (CL6,. P4, K4).
Satu persatu teman-teman Beetle dijemput dan akhirnya sudah dijemput semuanya
oleh orangtuanya (CL6,. P4, K5).
CATATAN LAPANGAN
CL 7
Hari, Tanggal : Rabu, 29 Mei 2019
Waktu : 07.15 – 10.15
Tempat : Butterfly Class
Deskripsi Kegiatan :
Pada hari ini peneliti berkunjung ke Butterfly Class, sesampainya di kelas
peneliti langsung mohon izin ke MsT selaku guru kelasnya (CL7,. P1, K1).
Kemudian MsT memperkenankan peneliti untuk bergabung bersama teman-teman
Butterfly untuk bermain bersama (CL7,. P1, K2). Waktu menunjukkan pukul
08.00, di mana teman-teman siap untuk ikrar pagi dan merapihkan semua mainan
yang telah digunakan ke tempatnya (CL7,. P1, K3). Setelah semuanya selesai,
teman-teman langsung duduk sesuai dengan grupnya dan langsung membaca ikrar
yang langsung dipimpin oleh MrE (CL7,. P1, K4). Dengan khidmat dan tertib
teman-teman membaca ikrar pagi yang dipimpin langsung oleh MrE (CL7,. P1,
K5). Setelah berdoa selesai, MsTi menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
pada hari ini kepada teman-teman, “hari ini ada kegiatan menonton dongeng di
hall, jadi teman-teman langsung turun ke hall bersama MrE dan inget duduk yang
tertib” pesan MsTi (CL7,. P1, K6). Kemudian teman-teman Butterfly langsung
berbaris di depan dan mengikuti MrE dibelakangnya menuruni satu persatu anak
tangga untuk menuju hall (CL7,. P1, K7).
Setibanya di hall, teman-teman langsung duduk membuat satu barisan
kebelakang sesuai dengan kelasnya (CL7,. P2, K1). Dibantu oleh MrE untuk
menyusun barisan dan sambil menunggu juga teman-teman yang lain untuk
berkumpul di hall (CL7,. P2, K2). Setelah semuanya berkumpul, sambil
menunggu pendongennya datang seluruh siswa/I KB-TK Al-Fath bernyanyi
bersama MsR (CL7,. P2, K3). Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang, ketika
pendongeng telah datang MsR pun langsung memperkenalkan kepada teman-
teman,”hari ini kita akan mendengarkan dongeng, jadi teman-teman semuanya
duduk dengan tenang dan tertib ya”, pesan MsR dan mic pun diserahkan kepada
pendongeng (CL7,. P2, K4).
Seketika hall pun menjadi hening, saking ingin mendengarkan
pendongeng teman-teman pun diam (CL7,. P3, K1). Akhirnya pendongeng pun
memulai dongengnya dengan memperkenalkan diri terlebih dahulu kepada teman-
teman Al-Fath (CL7,. P3, K2). Pendongeng menceritakan tentang puasa, karena
hari ini juga bertepatan dengan bulan ramadhan yang mana teman-teman Al-Fath
juga sedang belajar berpuasa (CL7,. P3, K3). Waktu demi waktu, suasana pun
mulai gundah gulana, rasa bosan pun mulai muncul, pada saat mendengarkan
dongeng ada salah satu teman Butterfly yang mendekati peneliti dan berkata “ms
hidungku berdarah”,”wahh sebentar” peneliti langsung mencari MrE, “maaf mr A
hidungnya berdarah dimana ya minta tissue”,”yaudah tunggu dicariin dulu” jawab
MrE (CL7,. P3, K4). Akhirnya tissue pun datang dan langsung diberikan kepada
A untuk perlahan membersihkan hidungnya yang mengeluarkan darah (CL7,. P3,
K5). Akhirnya darahnya pun lekas berhenti dan A kembali ke tempat duduknya
lagi (CL7,. P3, K6).
Setelah bercerita panjang lebar akhirnya pendongeng meminta kepada ms
ataupun mrnya untuk maju ke depan beserta didampingi oleh salah satu murid
didiknya setiap kelas (CL7,. P4, K1). Mereka semua diminta untuk mencotohkan
bagaimana cara membangunkan anak ketika diajak sahur seperti yang tadi
pendongeng lakukan, di awali dengan ms dan mrnya yang mencothkannya (CL7,.
P4, K2). Begitupun juga dengan MrE yang mencontohkan D bagaimana cara
menjawab ketika dibangunkan sahur (CL7,. P4, K3). Akhirnya mereka semua
mencoba satu persatu, baik itu mr ataupun muridnya juga (CL7,. P4, K4). Tak
terasa waktu menunjukkan pukul di mana tiba saatnya waktu pulang, pendongeng
pun mengembalikan micnya kembali kepada mc dan mc mengambil alih kegiatan
pada hari itu untuk dipanggil menuju kelasnya masing-masing (CL7,. P4, K5).
Butterfly pun dipanggil, akhirnya teman-teman langsung membuat satu barisan
untuk menaiki tangga dengan didampingi MrE disampingnya (CL7,. P4, K6).
Setelah tiba di dalam kelas, baik itu MsTi dan MrE langsung
memperkenankan teman-teman duduk berdasarkan grupnya karena kita akan siap-
siap untuk pulang (CL7,. P5, K1). Ikrar pulang pun dibaca, ikrar pulang dipimpin
kembali oleh MrE (CL7,. P5, K2). Setelah ikrar dibaca, MrE langsung memanggil
teman-teman yang ikut pulang bersama mobil jemputan dan bagi yang tidak
langsung keluar untuk memakai sepatu dan berbaris di depan kelas, tak lupa
berpamitan dengan MsTi dan MrE (CL7,. P5, K3). Setalah semuanya selesai, MrE
langsung memperkenankan untuk teman-teman menuju hall dan membuat barisan
menunggu jemputan (CL7,. P5, K4). Akhirnya satu demi satu teman-teman
Butterfly dijemput pulang (CL7,. P5, K5).
\
LAMPIRAN 6
UJI REFERENSI