strategi komunikasi - sosialisasi · pdf filekegiatan 1 memahami strategi sosialisasi pnpm...

36
Strategi Komunikasi - Sosialisasi MODUL KHUSUS KOMUNITAS DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Relawan C03 PNPM Mandiri Perkotaan

Upload: docong

Post on 12-Feb-2018

232 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Strategi Komunikasi - Sosialisasi · PDF fileKegiatan 1 Memahami Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan 22 Kegiatan 2 Menemukan Simpul Informasi Komunikasi Warga 23 Kegiatan 3

StrategiKomunikasi - Sosialisasi

MODUL KHUSUS KOMUNITAS

DEPARTEMEN

PEKERJAAN

UMUMDirektorat Jenderal Cipta Karya

RelawanC03

PNPM Mandiri Perkotaan

Page 2: Strategi Komunikasi - Sosialisasi · PDF fileKegiatan 1 Memahami Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan 22 Kegiatan 2 Menemukan Simpul Informasi Komunikasi Warga 23 Kegiatan 3

Modul 1 Kemiskinan dan Kesenjangan Infromasi 1

Kegiatan 1: Memahami Kesenjangan Informasi dan Kemiskinan 2

Kegiatan 2: Identifikasi Kesenjangan Informasi Kampung Kita 3

Modul 2 Mengembangkan Media Komunikasi Berbasis Masyarakat

9

Kegiatan 1 Refleksi Manfaat Televisi bagi Orang Miskin 10

Kegiatan 2 Memahami Media Warga 11

Kegiatan 3 Mengembangkan Media Warga untuk Mengatasi Kesenjangan Komunikasi Informasi

12

Modul 3 Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan 21

Kegiatan 1 Memahami Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan 22

Kegiatan 2 Menemukan Simpul Informasi Komunikasi Warga 23

Kegiatan 3 Memahami Papan Infromasi 23

Page 3: Strategi Komunikasi - Sosialisasi · PDF fileKegiatan 1 Memahami Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan 22 Kegiatan 2 Menemukan Simpul Informasi Komunikasi Warga 23 Kegiatan 3

1

Modul 1 Topik: Kemiskinan dan Kesenjangan Informasi

Peserta memahami dan menyadari hubungan antara kesenjangan informasi dengan kemiskinan

Kegiatan 1: Memahami Kesenjangan Informasi dan Kemiskinan

Kegiatan 2: Identifikasi Kesenjangan Informasi Kampung Kita

4 Jpl (180’)

Lembar Kasus – Kemiskinan Informasi yang Memprihatinkan

Lembar Kerja 1 – Kesenjangan Informasi dan Kemiskinan

Media Bantu – Aturan Diskusi dengan Metode Bantu Akuarium

• Kerta Plano

• Kuda-kuda untuk Flip-chart

• LCD

• Metaplan

• Papan Tulis dengan perlengkapannya

• Spidol, selotip kertas dan jepitan besar

Page 4: Strategi Komunikasi - Sosialisasi · PDF fileKegiatan 1 Memahami Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan 22 Kegiatan 2 Menemukan Simpul Informasi Komunikasi Warga 23 Kegiatan 3

2

Memahami Kesenjangan Informasi dan Kemiskinan 1) Jelaskan kepada peserta bahwa selama beberapa waktu ke depan kita memasuki tahapan

belajar baru, yaitu strategi komunikasi untuk penanggulangan kemiskinan. Kita bersama-sama akan belajar mengenai keterkaitan kesenjangan informasi-komunikasi dengan kemiskinan serta bagaimana program penanggulangan kemiskinan ini (PNPM Mandiri Perkotaan) merancang strategi sosialisasi dan komunikasi.

2) Sampaikan, saat ini kita akan belajar memahami kesenjangan informasi-komunikasi dan

hubungannya dengan kemiskinan. Bagikan Lembar Kasus – Kemiskinan Informasi yang Memprihatinkan kepada semua peserta. Beri waktu kepada peserta untuk membacanya. Beri kesempatan kepada beberapa peserta untuk mengajukan komentar atas cerita tersebut.

3) Jelaskan kepada peserta bahwa untuk memperkuat pemaknaan kita, kita akan berdiskusi

menggunakan metode akuarium (fishbowl). Jelaskan dengan singkat metode ini 4) Ajukan pertanyaan kunci 1 : ”Benarkah kemiskinan dapat disebabkan oleh ketidakmampuan

orang miskin mengakses informasi? Mengapa? Apa contohnya dalam lembar kasus yang telah kita baca tadi?

5) Amati proses diskusi. Jika perlu duduklah di kursi kosong untuk memberikan pertanyaan-

pertanyaan untuk memperdalam diskusi, misalnya ”Adakah contoh dari fenomena ini di masyarakat kampung kita?” Semakin kongkrit diskusi akan semakin memudahkan pemahaman peserta. Tidak mengapa jika harus menyebutkan, misalnya, ”Si Anu miskin karena tidak bisa baca” atau ”Si B miskin karena tidak tahu cara hidup sehat sehingga sering sakit-sakitan” atau ”Petani C miskin karena hanya mampu memasarkan hasil panen jagungnya ke pengumpul yang datang dengan harga murah”. Beri kesempatan kepada peserta dari lingkaran luar untuk mengajukan pertanyaan atau mengemukakan pendapat dengan duduk di kursi kosong.

6) Amati pertukaran gagasan yang sedang berlangsung. Tulis poin-poin penting yang muncul

dalam kertas metaplan. Ingat, satu gagasan satu metaplan. 7) Setelah diskusi fishbowl selesai, ajak peserta untuk mengkaji ulang perdebatan yang baru

berlangsung. Tempelkan metaplan hasil observasi sesuai matriks berikut ini. Beri kesempatan kepada peserta yang ingin menambahkan metaplan.

Warga Miskin Kesenjangan Informasi - Pengetahuan Kesenjangan Lain

8) Beri umpan balik, gunakan bagan lingkaran ketidakberdayaan untuk memperkuat pemahaman

peserta.

Page 5: Strategi Komunikasi - Sosialisasi · PDF fileKegiatan 1 Memahami Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan 22 Kegiatan 2 Menemukan Simpul Informasi Komunikasi Warga 23 Kegiatan 3

3

9) Ajukan pertanyaan untuk memperkuat pemahaman peserta: ”Adakah di sekeliling kita orang yang berhasil (kaya) karena memiliki informasi/pengetahuan yang lebih baik?”

Menyoal kemiskinan adalah menyoal keterbatasan akses warga miskin terhadap banyak hal, termasuk salah satunya adalah akses informasi. Akses informasi ini penting, karena ketika kita tidak punya akses informasi maka akan menimbulkan kesenjangan pengetahuan, kesempatan, aset dan lain-lain.

Identifikasi Kesenjangan Informasi Kampung Kita

1) Sampaikan bahwa kita akan mengidentifikasi kesenjangan informasi yang dialami oleh

masyarakat kampung/kelurahan/desa kita, terutama yang dialami oleh orang miskin. untuk itu kita akan berdiskusi dalam kelompok kecil. Tampilkan/salin Lembar Kerja 1 – Kesenjangan Informasi dan Kemiskinan di papan tulis. Setiap kelompok bertugas mendiskusikan satu isu.

2) Bagi peserta dalam lima kelompok kecil. Masing – masing kelompok akan mendiskusikan 1 isu,

yaitu ekonomi, pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan sosial politik. Ingatkan setiap kelompok untuk menuliskan hasil diskusi kelompok dalam kertas plano dan menunjuk juru bicara kelompok.

3) Setelah diskusi kelompok selesai, persilahkan juru bicara kelompok untuk menyampaikan hasil

diskusi kelompok. Beri kesempatan kepada anggota kelompok lain untuk menanggapi. Setelah satu kelompok selesai, persilahkan kelompok berikutnya.

4) Beri umpan balik. Sampaikan bahwa kesenjangan informasi ini harus mampu kita ’perangi’

agar semua masyarakat mampu keluar dari kemiskinan. Bagaimana caranya, akan kita diskusikan kembali setelah ini.

Kesenjangan informasi diyakini sebagai bagian dari lingkaran kemiskinan. Miskinnya informasi menyebabkan masyarakat kesulitan mengembangkan alternatif kehidupannya. Masyarakat membutuhkan informasi dan pengetahuan yang dapat mereka manfaatkan untuk meningkatkan kualitas kehidupannya dalam berbagai aspek (sosial, budaya, kesehatan, ekonomi, politik atau lingkungan).

KesenjanganAkses Informasi

KesenjanganPengetahuan

KesenjanganKesempatan

KesenjanganKemampuan

KesenjanganAsset

KesenjanganSpasial

KesenjanganSosial

KesenjanganAkses Informasi

KesenjanganPengetahuan

KesenjanganKesempatan

KesenjanganKemampuan

KesenjanganAsset

KesenjanganSpasial

KesenjanganSosial

Page 6: Strategi Komunikasi - Sosialisasi · PDF fileKegiatan 1 Memahami Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan 22 Kegiatan 2 Menemukan Simpul Informasi Komunikasi Warga 23 Kegiatan 3

4

Teropong

Kompas, Jumat, 24 November 2006

otonomi daerah

Kemiskinan Informasi yang Memprihatinkan

KORNELIS KEWA AMA

Bagi rakyat Nusa Tenggara Timur, mendapatkan makanan bergizi sangatlah sulit, tetapi mendapatkan informasi justru lebih sulit. Informasi menjadi kebutuhan yang amat mahal, susah dijangkau karena keterbatasan daya beli dan hambatan infrastruktur.

Sejumlah perkembangan di ibu kota provinsi, bahkan di pusat kabupaten, tak dapat diikuti masyarakat kecamatan dan desa terpencil.

Ketua Pengawas Pendidikan Dasar Pulau Adonara, Flores Timur, Laurens Todo Way, beberapa waktu lalu di Baniona, Adonara, mengatakan, meski jaringan telepon seluler sudah merambah masuk ke seluruh pelosok Nusa Tenggara Timur (NTT), hampir 80 persen masyarakat di daerah itu belum mampu mengakses informasi melalui media massa.

"Hari ini saya baru dengar nama internet untuk mendapatkan informasi lengkap, padahal saya seorang pengawas pendidikan. Apalagi masyarakat biasa. Kami hanya tahu koran Pos Kupang, Flores Pos, Kompas, dan Jawa Pos. Koran-koran ini pun kami tahu saat berbelanja di pasar; dipakai membungkus hasil belanjaan. Koran bekas ini sering kami sambung satu demi satu potong, kemudian kami baca untuk mendapatkan informasi. Pedagang mendapatkan koran bekas ini dari Larantuka," tutur Way.

NTT adalah satu dari delapan provinsi yang berbentuk kepulauan. Jumlah pulaunya 566 buah, 42 pulau sudah dihuni, 524 belum. Sebanyak 246 pulau sudah dinamai, 320 pulau belum punya nama. Luas daratan 47.393,9 km², perairan 191.484 km².

Kondisi sebagian pulau di NTT termasuk sangat terbelakang, tidak tersentuh pembangunan. Masyarakat di pulau-pulau itu tidak bisa menjangkau informasi sama sekali, baik melalui media elektronik maupun cetak.

Way menuturkan, peribahasa katak dalam tempurung sangat cocok bagi masyarakat di daerah itu. Mereka sama sekali tidak mengikuti perkembangan di kota-kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, Medan, dan Makassar. Perkembangan Kota Kupang dan Larantuka pun tidak mampu mereka ikuti dari hari ke hari. Kejadian di Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur, baru mereka ketahui dua atau tiga hari kemudian.

Bukan hanya warga biasa. Para pelajar dari tingkat SD sampai SMU di daerah itu pun ketinggalan informasi. Para guru yang mengajar di sekolah-sekolah pun semata-mata bergantung pada buku catatan lama yang mereka miliki.

Tidak ada tambahan informasi yang dimiliki guru untuk mengapresiasikan mata pelajaran yang ada.

Page 7: Strategi Komunikasi - Sosialisasi · PDF fileKegiatan 1 Memahami Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan 22 Kegiatan 2 Menemukan Simpul Informasi Komunikasi Warga 23 Kegiatan 3

5

Bahkan, guru di desa-desa terpencil cenderung mengajar sesuai selera mereka, tidak berpedoman pada kurikulum yang berlaku.

Menurut Way, semestinya di sekolah-sekolah di desa-desa terpencil itu disediakan sebuah perangkat televisi lengkap dengan parabola. Perangkat ini diletakkan di ruang guru atau kepala sekolah.

Dari 750 kepala keluarga di Kecamatan Wotan Ulumado, Adonara Barat, hanya tujuh keluarga yang memiliki parabola. Namun, parabola tersebut hanya dapat dimanfaatkan pada malam hari setiap pukul 19.00 Wita, sesuai jadwal penerangan listrik setempat.

Stasiun TVRI sebagai sarana pemersatu, mencerdaskan masyarakat, dan menyosialisasikan program pemerintah pun dalam tiga tahun terakhir tidak dapat beroperasi normal karena keterbatasan bahan bakar minyak. Sarana radio pun hanya dimiliki beberapa keluarga, tetapi tidak bisa dibunyikan karena tidak ada baterai atau daya listrik kurang.

Koran lokal seperti Pos Kupang, Timor Express, Flores Pos, Rote Ndao Pos, dan Lembata Pos hanya beredar di kalangan pejabat dan warga kota. Keterbatasan sarana dan prasarana angkutan ke desa-desa dan pulau-pulau menyebabkan sirkulasi koran terkendala, sementara masyarakat tingkat bawah tidak mampu membeli atau berlangganan koran.

Meski koran dijual seharga Rp 2.000-Rp 2.500 per eksemplar, warga tetap tidak mampu membeli. Daya beli mereka sangat rendah sehingga kebutuhan pokok pangan merupakan prioritas.

Way menilai, kalau soal kebutuhan makanan, masyarakat dapat memproduksinya sendiri di daerah. Namun, kebutuhan akan informasi jelas perlu dukungan dari berbagai pihak. Informasi jauh lebih mahal dan sulit diperoleh daripada makanan atau pakaian. Sudah saatnya informasi menjadi salah satu kebutuhan pokok.

Telepon seluler ini baru masuk tahun 2005 di Pulau Adonara dan sekitarnya. Namun, telepon seluler ini termasuk sarana cukup mahal bagi masyarakat pedesaan. Hanya beberapa warga masyarakat yang memiliki telepon genggam setelah mendapat kiriman uang dari anggota keluarga di Malaysia. Pada umumnya mereka memiliki telepon ini hanya untuk berkomunikasi dengan anggota keluarga di Malaysia.

Kebanyakan para perantau menelepon dari Malaysia karena masyarakat di Adonara sulit membeli pulsa. Kecuali ada soal penting di desa, mereka hanya melakukan SMS ke anggota keluarga di Malaysia.

Dengan hadirnya telepon seluler yang bisa diakses di daerah terpencil ini, intensitas surat-menyurat yang berlangsung sudah puluhan tahun antara perantau dan anggota keluarga sedikit berkurang.

Akan tetapi, telepon seluler hanya sebatas komunikasi lisan. Tidak tersedia informasi lengkap seperti tersaji di media massa, baik elektronik maupun cetak.

Bupati mengakui

Bupati Kupang IA Medah ketika berbicara pada dialog tentang penguatan forum multipihak di Kupang memang mengungkapkan, meski Kabupaten Kupang berdampingan dengan Kota Kupang, masih sekitar 50 persen penduduk Kabupaten Kupang sangat ketinggalan informasi. Informasi atau sarana mendapatkan informasi dinilai masyarakat sangat mahal dan sulit dijangkau.

Masyarakat di Pulau Sabu, misalnya, sangat sulit mengakses informasi karena perlu delapan jam perjalanan dari Kota Kupang dengan feri. Koran yang sudah kedaluwarsa harganya mencapai Rp 5.000

Page 8: Strategi Komunikasi - Sosialisasi · PDF fileKegiatan 1 Memahami Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan 22 Kegiatan 2 Menemukan Simpul Informasi Komunikasi Warga 23 Kegiatan 3

6

per eksemplar, padahal informasinya sudah basi.

"Untuk makan dan minum sehari-hari saja sulit, apalagi untuk membeli koran atau baterai untuk mengaktifkan pesawat radio," kata Medah. Hal itu berlaku terutama bagi mereka yang tinggal di pulau-pulau terpencil, seperti Adonara, Solor, Sabu, Kera, dan Semau.

Medah menilai koran adalah sarana paling tepat untuk menyosialisasikan program dan hasil pembangunan kepada masyarakat. Akan tetapi, koran-koran seperti itu sulit masuk ke desa dan kecamatan terpencil. Bahkan, camat pun jarang membaca koran dan sulit mengikuti perkembangan di pusat kota atau kabupaten.

Kepala Badan Informasi dan Komunikasi NTT Umbu Saga Anakaka merasa prihatin atas tidak tercukupinya kebutuhan akan informasi di kalangan masyarakat itu. Hanya sekitar 15 persen warga NTT yang kebutuhannya terhadap informasi terpenuhi secara rutin, baik informasi tingkat lokal maupun nasional.

Di Kota Kupang, hanya masyarakat kalangan atas, seperti pejabat, pegawai negeri, pengusaha, dan pemilik toko, yang mampu membeli koran atau mengikuti peristiwa yang terjadi di berbagai belahan dunia.

Informasi, menurut Umbu, memang merupakan satu dari 10 kebutuhan pokok masyarakat. Hanya kebutuhan itu belum disadari kalangan tingkat bawah, kecuali informasi terkait kebutuhan mereka sendiri, seperti soal pendidikan, anak-anak, pengobatan, dan harga kebutuhan pokok di pasar. Informasi ini pun sering diabaikan.

Semestinya ada program pembelajaran terhadap masyarakat pedesaan melalui pengadaan televisi desa, koran masuk desa, dan pesawat radio desa. Sarana dan prasarana ini ditempatkan di ruang publik, tempat berkumpulnya warga. Bukannya dimonopoli aparat desa. Membuatnya menjadi kenyataan rasanya bukan hal sulit bukan?

Page 9: Strategi Komunikasi - Sosialisasi · PDF fileKegiatan 1 Memahami Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan 22 Kegiatan 2 Menemukan Simpul Informasi Komunikasi Warga 23 Kegiatan 3

7

Lembar Kerja 1 – Kesenjangan Informasi dan Kemiskinan Diskusikan dalam kelompok. Satu kelompok membahas 1 isu saja.

Isu Gejala Kemiskinan di Masyarakat

Kesenjangan Informasi -

Pengetahuan Kesenjangan Lain

Kesehatan

Pendidikan

Ekonomi

Lingkungan

Sosial Politik

Page 10: Strategi Komunikasi - Sosialisasi · PDF fileKegiatan 1 Memahami Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan 22 Kegiatan 2 Menemukan Simpul Informasi Komunikasi Warga 23 Kegiatan 3

8

ATURAN DISKUSI DENGAN METODE AKUARIUM Sesuai dengan namanya maka diskusi dengan metode akuarium (fishbowl) menggambarkan peserta diskusi seperti orang-orang yang sedang memandang ikan di dalam akuarium. Hanya ikan-ikan yang dapat saling berdiskusi di dalam akuarium dan orang-orang yang memandang akuarium tidak dapat ikut berdiskusi. Orang di luar akuarium dapat ikut bicara hanya jika orang tersebut mencebur ke dalam akuarium dan itu tidak dapat dilakukan terlalu lama karena orang tidak menahan nafas terlalu lama di dalam air. Penerapannya dengan meminta peserta duduk dalam dua lingkaran: lingkaran dalam dan lingkaran luar. Lingkaran dalam adalah lingkaran bicara. Artinya semua peserta yang berada di dalam lingkaran dalam boleh bicara (bebas berpendapat). Peserta di lingkaran dalam hanya berpendapat untuk merespon pertanyaan utama dari fasilitator dan pertanyaan-pertanyaan dari peserta yang duduk di kursi kosong. Sebaliknya, lingkaran luar adalah lingkaran pendengar, sama sekali tidak boleh bicara. Di dalam lingkaran dalam ada sebuah kursi kosong. Kursi kosong disediakan bagi peserta yang berada di lingkaran luar bila ingin bicara (berpendapat, bertanya). Kursi kosong ini hanya bisa diduduki paling lama satu menit.

Page 11: Strategi Komunikasi - Sosialisasi · PDF fileKegiatan 1 Memahami Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan 22 Kegiatan 2 Menemukan Simpul Informasi Komunikasi Warga 23 Kegiatan 3

9

Modul 2 Topik: Mengembangkan Media Informasi-Komunikasi Berbasis Masyarakat

Peserta mampu :

1. Mengidentifikasi media warga

2. Menyusun strategi pengembangan media informasi-komunikasi komunitas untuk mengatasi kesejangan informasi

Kegiatan 1 : Refleksi Manfaat Televisi bagi Orang Miskin

Kegiatan 2 : Memahami Media Warga

Kegiatan 3 : Mengembangan Media Warga untuk Mengatasi Kesenjangan Informasi - Komunikasi

5 Jpl (225’)

1. Media Bantu : Media Warga

2. Lembar Kerja : Menanggulangi Kesenjangan Informasi

3. Bahan Bacaan: Melalui Radio Kami Ada

• Kerta Plano

• Kuda-kuda untuk Flip-chart

• Metaplan, Spidol, selotip kertas dan jepitan besar

• Papan Tulis dengan perlengkapannya

Page 12: Strategi Komunikasi - Sosialisasi · PDF fileKegiatan 1 Memahami Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan 22 Kegiatan 2 Menemukan Simpul Informasi Komunikasi Warga 23 Kegiatan 3

10

Refleksi Manfaat Televisi bagi Orang Miskin 1) Sampaikan kembali kesimpulan belajar sessi sebelumnya, antara lain, orang miskin karena

tidak memiliki informasi/pengetahuan yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Padahal, kata banyak orang, saat ini kita hidup di era informasi. Betul bahwa kini kita bisa melihat tayangan televisi dari belasan stasiun TV, mendengar informasi dari puluhan stasiun radio, membaca dari puluhan surat kabar, dsb. Pertanyaannya adalah apakah ada manfaatnya berbagai media tersebut bagi peningkatan kualitas hidup orang miskin?

2) Berikan waktu sejenak untuk peserta memikirkan pertanyaan ini. Bila perlu, tulis pertanyaan

tersebut di papan tulis. Setelah hening beberapa saat, berikan kesempatan kepada dua tiga orang peserta untuk menyampaikan pendapatnya.

3) Lakukan curah pendapat untuk menggali persepsi peserta tentang acara TV yang bermanfaat

bagi peningkatan kualitas hidup orang miskin. Tulis poin-poin pendapat peserta di papan tulis. Ingat, peningkatan kualitas tak hanya soal peningkatan ekonomi, tetapi juga sosial, budaya, kesehatan, politik, dsb. Apabila tersedia waktu, lakukan curah pendapat yang sama untuk media lainnya, radio misalnya.

4) Bahas bersama dalam acara/media tersebut siapa yang menyampaikan informasi? Siapa yang

menerima informasi? Tujuan/pesan apa yang ingin disampaikan oleh pemberi informasi ? Saluran apa yang digunakan? Dampak apa yang dihasilkan?

5) Beri umpan balik mengenai unsur – unsur komunikasi.

Acara TV yang bermanfaat bagi peningkatan kualitas hidup orang miskin

• _____________ • _____________ • _____________

Page 13: Strategi Komunikasi - Sosialisasi · PDF fileKegiatan 1 Memahami Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan 22 Kegiatan 2 Menemukan Simpul Informasi Komunikasi Warga 23 Kegiatan 3

11

Pemandu dan peserta dapat berdiskusi apakah acara TV lebih banyak bermanfaat atau tidak bermanfaat untuk peningkatan kualitas hidup orang miskin. Tak perlu menelaah satu demi satu acara TV. Pun boleh tidak sepakat satu acara bermanfaat atau tidak. Ketika tak banyak acara yang dapat disebutkan yang kira-kira bermanfaat untuk orang miskin, sudah dapat menunjukkan bahwa acara TV tak dapat diandalkan untuk menanggulangi kemiskinan. Paling jauh acara TV hanya memberi hiburan buat orang miskin. Ingatkan peserta, bahwa TV, radio, koran, dsb adalah media (saluran) informasi dan komunikasi. Dibalik media ini, ada ’seseorang atau lembaga’ yang bermaksud menyampaikan sesuatu kepada penonton dengan harapan penonton mengikuti apa yang dimaui oleh ’seseorang atau lembaga’ tersebut. Media, sumber informasi, penerima informasi, pesan dan dampak merupakan unsur-unsur yang terdapat dalam komunikasi.

Memahami Media Warga

1) Pembelajaran di kegiatan sebelumnya mengingatkan kita bahwa kita harus kritis menyikapi

media-media informasi yang sekarang ini ada. Kita layak mempertanyakan relevansi acara (informasi) yang ada dengan kebutuhan pengembangan diri kita, terutama untuk orang miskin. Dengan kata lain, kita harus menciptakan dan mendistribusikan informasi sendiri, terutama buat orang miskin. Kita tidak bisa bergantung pada televisi, misalnya, yang acara-acaranya cenderung hanya mengikuti selera pasar. Untuk itu, kita perlu belajar mengenai media warga sebagai saluran komunikasi dari, oleh dan untuk warga.

2) Ajukan pertanyaan kepada peserta, ”Media komunikasi antarwarga apa saja yang banyak

digunakan oleh masyarakat, baik yang masih digunakan maupun yang tidak digunakan?” Minta peserta untuk diskusi berpasangan.

3) Persilahkan peserta untuk mengungkapkan hasil diskusinya. Tulis daftar media komunikasi-

informasi yang selama ini digunakan warga. 4) Sampaikan bahwa kita akan mendiskusikan media ini lebih jauh dalam kelompok. Bagi peserta

dalam kelompok kecil sejumlah banyaknya media komunikasi-informasi hasil diskusi. Diskusikan dalam kelompok pertanyaan berikut ini. Tulis hasil diskusi di kertas plano. Untuk kebutuhan apa media komunikasi tersebut digunakan? Informasi apa saja yang dimuat dalam media tersebut? Apakah media tersebut digunakan dan bermanfaat untuk semua warga atau kelompok

warga tertentu? Apa manfaat atau dampak yang diperoleh warga dengan adanya media tersebut? Bagaimana pengelolaan media komunikasi antarwarga tersebut? Apa yang mendorong media tersebut berlanjut atau mati?

5) Setelah selesai, mintalah juru bicara kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya. Lakukan

pendalaman serta ‘cek dan ricek’ media-media komunikasi yang digunakan warga.

Page 14: Strategi Komunikasi - Sosialisasi · PDF fileKegiatan 1 Memahami Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan 22 Kegiatan 2 Menemukan Simpul Informasi Komunikasi Warga 23 Kegiatan 3

12

6) Beri umpan balik dengan menjelaskan media-media yang biasa digunakan warga. 7) Sebelum menutup diskusi, ajak peserta untuk membaca bersama Bahan Bacaan : Melalui Radio

Kami Ada. Selain media yang disebut dalam bahan bacaan, ada juga media tradisional sebagai media yang sudah menjadi tradisi masyarakat setempat. Media teater rakyat dan lenong adalah media oleh rakyat, untuk rakyat dan dari rakyat, sehingga tingkat partisipasinya sangat tinggi. Akan tetapi, ketoprak/ludruk, wayang, sendratari, dan puisi adalah media yang tingkat partisipasinya rendah. Sedangkan media – media informal, misalnya arisan hanya bisa menjadi media informasional saja.

Mengembangkan Media Warga untuk Mengatasi Kesenjangan Informasi-Komunikasi

1) Sampaikan bahwa saat ini kita akan berdiskusi menyusun strategi untuk menanggulangi

kesenjangan informasi melalui media warga. 2) Tampilkan kembali hasil diskusi identifikasi kesenjangan informasi kampung kita. Tampilkan

pula media komunikasi antarwarga yang selama ini banyak digunakan. 3) Sampaikan bahwa lagi-lagi kita akan berdiskusi dalam kelompok untuk menyusun strategi

pengembangan media warga untuk mengatasi kesenjangan informasi komunikasi di kampung kita. Minta peserta untuk kembali berdiskusi dalam kelompok ekonomi, pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan sosial politik. Gunakan Lembar Kerja : Menanggulangi Kesenjangan Informasi sebagai pendorong diskusi kelompok.

4) Setelah diskusi kelompok selesai, persilahkan juru bicara kelompok untuk menyampaikan hasil

diskusi kelompok. Beri kesempatan kepada anggota kelompok lain untuk menanggapi. Setelah satu kelompok selesai, persilahkan kelompok berikutnya.

5) Beri penghargaan kepada peserta bahwa kita telah memasuki langkah awal untuk ’memerangi’

kesenjangan informasi-komunikasi di kampung kita. Apa yang telah kita rumuskan ini merupakan pekerjaan rumah bagi semua relawan dan menjadi pekerjaan rumah bagi komunitas belajar kelurahan.

Page 15: Strategi Komunikasi - Sosialisasi · PDF fileKegiatan 1 Memahami Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan 22 Kegiatan 2 Menemukan Simpul Informasi Komunikasi Warga 23 Kegiatan 3

13

Slide 1 Slide 2

Slide 3 Slide 4

Page 16: Strategi Komunikasi - Sosialisasi · PDF fileKegiatan 1 Memahami Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan 22 Kegiatan 2 Menemukan Simpul Informasi Komunikasi Warga 23 Kegiatan 3

14

Slide 5 Slide 6

Slide 7 Slide 8

Slide 9 Slide 10

Page 17: Strategi Komunikasi - Sosialisasi · PDF fileKegiatan 1 Memahami Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan 22 Kegiatan 2 Menemukan Simpul Informasi Komunikasi Warga 23 Kegiatan 3

15

Slide 11 Slide 12

Slide 13 Slide 14

Slide 15 Slide 16

Page 18: Strategi Komunikasi - Sosialisasi · PDF fileKegiatan 1 Memahami Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan 22 Kegiatan 2 Menemukan Simpul Informasi Komunikasi Warga 23 Kegiatan 3

16

Slide 17 Slide 18

Slide 19 Slide 20

Slide 21 Slide 22

Page 19: Strategi Komunikasi - Sosialisasi · PDF fileKegiatan 1 Memahami Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan 22 Kegiatan 2 Menemukan Simpul Informasi Komunikasi Warga 23 Kegiatan 3

17

Lembar Kerja 1 – Menanggulangi Kesenjangan Informasi

Isu Kesenjangan /Kebutuhan

Informasi

Tujuan Pengembangan

Media

Kelompok Sasaran

Media yang Digunakan

Kesehatan

Pendidikan

Ekonomi

Lingkungan

Sosial Politik

Page 20: Strategi Komunikasi - Sosialisasi · PDF fileKegiatan 1 Memahami Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan 22 Kegiatan 2 Menemukan Simpul Informasi Komunikasi Warga 23 Kegiatan 3

18

Melalui Radio Kami Ada Sekelompok masyarakat kelas bawah di Jakarta mengelola radio komunitas. Penyiarnya tukang sate, tukang nasi goreng dan ibu rumah tangga yang hanya tamat SD. Mereka tidak ingin masalahnya dilupakan penguasa. Mereka berjuang melawan lupa. Tidak percaya? Datanglah ke Radio Suara Warga Jakarta (SWJ) di Jalan Pancawarga IV, Nomor 44, Rt 03/07, Cipinang Muara, Jakarta Timur. Atau, kalau kebetulan melintas di kawasan itu dengan mobil yang dilengkapi radio, cobalah tune in di frekuensi 96,9 FM. Segmen radio ini, umumnya, warga yang bergerak di sektor informal, seperti pemulung, pengamen, pedagang kaki lima (PKL), pedagang dengan gerobak dorong, anak jalanan, dan ibu rumah tangga. Sebagai radio komunitas, jangkauan siaran SWJ yang bernaung di bawah Forum Warga Kota Jakarta (Fakta) itu sangat terbatas, hanya sekitar 2,5 kilometer dari studio. Namun radio dikelola secara profesional. Pendengarnya diperkirakan mencapai ratusan ribu orang karena berada di kawasan pemukiman padat. Beberapa universitas, atas rekomendasi KPI (Komisi Penyiaran Indonesia), sudah melakukan studi banding ke sini. Radio SWJ mengudara 10 jam sehari dari pukul 08.00 sampai pukul 18.00. Dari pukul 08.00-10.00 acaranya Berita Pagi yaitu sari berita yang diambil dari koran-koran Ibukota; pukul 10.00-12.00 acara Helo Jakarta yang merupakan acara dialog; pukul 12.00-14.00 acara Lagu Pop Indonesia; pukul 14.00-16.00 Lagu Dangdut; dan pukul 16.00-18.00 Berita Sore yang diambil koran-koran sore terbitan Ibukota. Melawan Lupa Pembentukan Radio SWJ berangkat dari kenyataan bahwa warga marjinal di Jakarta acapkali dikorbankan dan dilupakan. Keberadaan dan persoalan yang melilit mereka seringkali diabaikan penguasa maupun masyarakat luas. Pemimpin Umum Radio SWJ, Ary Subagyo Wibowo, mengatakan, pembentukan radio itu berawal dari keprihatinan bahwa persoalan-persoalan yang dialami masyarakat bawah tidak utuh diangkat ke permukaan sehingga tidak mendapat perhatian luas dari masyarakat. Kalaupun diangkat oleh media massa, itu hanya sebentar, lalu hilang, dan kemudian terlupakan. Ketika terjadi penggusuran PKL, misalnya, beritanya masuk televisi atau halaman koran. Namun setelah itu nasib korban sering tidak banyak orang yang tahu, seperti bagimana mereka harus bertahan hidup atau mengatasi trauma. Dengan adanya radio yang dikelola sendiri, kata Ary, mereka punya media untuk membahas persoalan-persoalan yang dialami. Warga lalu punya media untuk berdialog, mengungkapkan pendapat, mendiskusikan hak-haknya, membagi pengalaman, sekedar mengeluarkan unek-unek, atau saling menguatkan atau memberi solusi. Dengan begitu, harapannya, mereka tidak lagi menjadi orang yang rapuh dan gampang patah semangat. Kehadiran radio itu juga menyebabkan hubungan di antara mereka menjadi lebih akrab. Mereka menjadi lebih solider sebagai orang yang senasib. Sumiati dan Majid bercerita, di kawasan Cipinang Muara, dulunya, warga terkotak-kotak berdasarkan wilayah tempat

Page 21: Strategi Komunikasi - Sosialisasi · PDF fileKegiatan 1 Memahami Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan 22 Kegiatan 2 Menemukan Simpul Informasi Komunikasi Warga 23 Kegiatan 3

19

tinggal atau tempat nongkrong. Antara kelompok biasanya bersaing dan sering berselisih. Dengan adanya radio yang memungkinkan mereka menyapa lewat udara, komunikasi lalu mulai terbangun. "Di sekitar sini ada banyak geng, ada geng Antik (Anak-anak Tikungan), Japul (Jarang Pulang), Cukong (Cucunya Engkong). Geng-geng itu tadinya sering konflik, sekarang jadi akrab. Anggota Antik misalnya biasa kirim lagu buat anggota Cukong," kata Sumiati. Anda mau kirim lagu juga? Hanya Tamat SD Penyiar radio SWJ, semuanya delapan orang, umumnya hanya tamat Sekolah Dasar (SD), beberapa diantaranya drop out sekolah menengah (SMP dan SMA). Koordinator Penyiaran, Sumiati (35 tahun) yang memiliki nama udara Dewi misalnya, hanya tamat SD. Ibu rumah tangga dengan tiga orang anak ini memandu acara Helo Jakarta yang merupakan acara dialog antara nara sumber yang diundang ke studio dengan para pendengar. Kompetensi para nara sumber sangat beragam, tergantung topik, mulai dari dokter puskesmas, aparat kelurahan, kecamatan, kotamadya sampai pengamat masalah perkotaan. Sumiati harus menyiapkan sendiri tema, termasuk daftar pertanyaan untuk para nara sumber. Itu dia lakukan di sela-sela kesibukan sebagai ibu rumah tangga. Pagi-pagi ia mengantar anak-anaknya ke sekolah lalu berbelanja ke pasar. Setelah itu ia berjalan kaki menuju studio radio, membaca koran lalu memandu dialog. “Suami saya pulangnya malam, jadi siang saya bisa siaran di sini, setelah itu baru memasak,” kata Sumiati beberapa waktu lalu. Ia bergabung dengan SWJ sejak radio itu mengudara pada Maret 2003. Penyiar lain, Majid (35 tahun) asal Bojonegoro Jawa Timur dengan nama udara Cak Kabul juga hanya tamat SD. Sehari-hari Majid jualan nasi goreng di tikungan gang di daerah Cipinang Muara dari jam lima sore sampai jam 12 malam. Majid memandu acara Berita Pagi. Untuk itu ia pagi-pagi membolak-balik halaman koran dan memilih berita-berita yang cocok bagi para pendengarnya. Pendidikan formal yang terbatas tidak menjadi hambatan bagi mereka untuk melakukan siaran rata-rata dua jam sehari. Ini tampak paradoks dengan tuntutan untuk penyiar radio komersial yang telah berkembang menjadi industri. Ocehan Rara dan Ana di depan mike saat melakukan siaran tandem misalnya, tak kalah jika dibanding dengan penyiar radio komersial untuk anak muda kelas atas di Jakarta. Padahal mereka berdua SMP saja tidak tamat. Mereka mengaku, saat pertama kali melakukan siaran, banyak kecaman dari para pendengar. Namun bersama sang waktu ditambah pelatihan jurnalistik dan penyiaran yang diperoleh, mereka kemudian bisa tampil lebih percaya diri. Mereka mengaku sangat menikmati aktivitasnya sebagai penyiar meski tidak dibayar. “Saya senang karena wawasan saya tambah luas, teman juga jadi banyak,” kata Majid. “Kita jadi punya banyak fans, haha… senang rasanya,” tambah Sumiati. Hal positif lain yang tak kalah penting yaitu, mereka jadi lebih mampu untuk mengekspresikan perasaan dan mengartikulasikan pandangannya secara lebih jelas. “Dulu saya nggak bisa ngomong, sekarang sudah bisa ngerocos (berbicara lancar) begini,” kata Rara. Menyambung Hidup dengan Formulir Mengapa radio yang dipilih sebagai media? Penanggung Jawab Harian Radio SWJ, Eliyadi, mengatakan, masyarakat kelas bawah masih terbiasa dengan budaya lisan. “Budaya baca belum terbiasa. Lagi pula kalau setiap kali harus mengeluarkan uang untuk membeli bahan bacaan, kan repot,” kata Eliyadi. Radio juga dinilai lebih cepat menyebarkan informasi dan lebih efektif karena bisa bersifat interaktif.

Page 22: Strategi Komunikasi - Sosialisasi · PDF fileKegiatan 1 Memahami Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan 22 Kegiatan 2 Menemukan Simpul Informasi Komunikasi Warga 23 Kegiatan 3

20

Menurut Eliyadi, saat pertama kali mengudara pada 3 Maret 2003, total dana yang dikeluarkan sekitar Rp 20 juta. Sebenarnya, total anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 40 juta namun itu bisa ditekan karena sebagian peralatan disumbang oleh berbagai pihak. Gedung misalnya, tidak disewa karena menyatu dengan kantor Fakta. Perabot seperti meja, kursi, alat pendingin ruangan (AC) merupakan hasil hibah. Hanya sejumlah peralatan elektronik yang harus dibeli sendiri. Sementara untuk operasional sehari-hari mereka mengandalkan uang masuk dari formulir permintaan lagu pada pendengar. Setiap pendengar yang ingin memesan atau mengirim lagu diwajibkan mengisi formulir pemesanan. Satu formulir senilai Rp 500. Hasil penjualan formulir itu, kata Sumiati, tidak tentu. “Kalau lagi ramai bisa mencapai Rp 70.000 per hari. Tetapi kalau lagi sepi bisa hanya Rp 5.000 atau Rp 10.000 per hari,” katanya. Radio SWJ sudah berjalan sekitar tiga tahun namun ijin operasi dari pemerintah belum juga turun padahal sejak awal sudah diurus sesuai dengan prosedur yang berlaku. “Sampai sekarang tidak turun-turun ijinnya,” kata Ary. Meski demikian, warga jalan terus. Di depan mike Rara terus membacakan permintaan lagi dari para pendengar. “Ibu Madiun di Jalan Pancawarga I minta diputarkan lagu berjudul “Tak Setia” untuk suaminya Bang Betawi yang sedang bekerja,” katanya. Rara melanjutkan, “Ada pesan khusus dari Bu Madiun untuk Bang Betawi. Pesannya, Bang, aku dan anakku selalu berdoa untuk keselamatanmu dan tolong jangan selingkuh yah”. (Sumber: Kompas Community, 8,9 & 10 Januari 2008).

Page 23: Strategi Komunikasi - Sosialisasi · PDF fileKegiatan 1 Memahami Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan 22 Kegiatan 2 Menemukan Simpul Informasi Komunikasi Warga 23 Kegiatan 3

21

Modul 3 Topik: Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan

1. Peserta memahami strategi sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan

2. Peserta mampu mengidentifikasi simpul-simpul komunikasi komunitas

3. Peserta memahami penggunaan papan informasi

Kegiatan 1 : Memahami Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan

Kegiatan 2 : Menemukan Simpul Informasi-Komunikasi Warga

Kegiatan 3 : Memahami Papan Informasi

3 Jpl (135’)

• Bahan Bacaan – Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan

• Media Bantu – Strategi Sosialisasi

• Media Bantu – Papan Informasi

• Media Bantu – Contoh Media Sosialisasi Poster

• Kerta Plano

• Kuda-kuda untuk Flip-chart

• Metaplan

• Papan Tulis dengan perlengkapannya

• Spidol, selotip kertas dan jepitan besar

Page 24: Strategi Komunikasi - Sosialisasi · PDF fileKegiatan 1 Memahami Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan 22 Kegiatan 2 Menemukan Simpul Informasi Komunikasi Warga 23 Kegiatan 3

22

Memahami Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan 1) Sampaikan bahwa setelah kita mempelajari media warga, saat ini kita akan berdiskusi

mengenai media untuk menanggulangi kemiskinan yang prosesnya disupport oleh PNPM Mandiri Perkotaan. Apa yang disupport oleh PNPM harus dijadikan stimulan (aktivitas pembelajaran) untuk ’memerangi’ kesenjangan informasi yang terjadi di kampung kita.

2) Jelaskan mengenai strategi sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan menggunakan Bahan Bacaan –

Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan. Beri kesempatan peserta untuk menanyakan hal-hal yang tidak dipahami. Sebaiknya peserta juga ditunjukkan contoh media-media sosialisasi yang akan digunakan, kegunaan, dan cara menggunakan di lapangan.

Sebagai satu upaya mewujudkan masyarakat berdaya dan mandiri, PNPM Mandiri Perkotaan menggunakan komunikasi dan informasi sebagai salah satu media pemberdayaan. Meyakini akses masyarakat terhadap informasi sebagai hak ternyata tidaklah cukup, diperlukan sebuah proses pengembangan komunikasi-informasi secara terencana baik yang sifatnya horizontal (warga ke warga, pemerintah ke pemerintah, swasta ke swasta) maupun vertikal (warga ke pemerintah). Belajar dari kegagalan model sosialisasi yang dikembangkan program-program terdahulu, PNPM Mandiri Perkotaan meletakkan keterlibatan aktif para pemangku kepentingan di dalam keseluruhan proses komunikasi pembangunan (komunikasi partisipatoris). Tujuan sosialisasi bukanlah menginformasikan atau mempromosikan gagasan pembangunan kepada masyarakat agar pembangunan memperoleh legitimasi. Sosialisasi yang hendak dikembangkan adalah berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam menganalisis masalah, mengidentifikasi penyelesaiannya dan melaksanakannya. Setiap pihak yang terlibat dalam dialog tersebut adalah subyek yang memiliki persepsi, pengetahuan, dan pengalaman. Obyeknya adalah realitas yang akan diperbaiki melalui proses-proses pembangunan. Singkatnya, informasi yang diberikan kepada masyarakat diharapkan dapat membuat masyarakat tahu mengenai PNPM, paham mengenai urgensi PNPM dan bersedia terlibat dalam kerja-kerja penanggulangan kemiskinan di wilayahnya.

3) Diskusikan bersama seluruh peserta informasi apa saja yang harus diketahui oleh warga

mengenai PNPM Mandiri Perkotaan. 4) Tampilkan kembali Lembar Kerja – Menanggulangi Kesenjangan Informasi yang telah

dirumuskan di kegiatan sebelumnya. Diskusikan bersama peserta aktivitas mana yang dapat disupport oleh PNPM dan mana yang perlu dicarikan sumberdaya lain.

Page 25: Strategi Komunikasi - Sosialisasi · PDF fileKegiatan 1 Memahami Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan 22 Kegiatan 2 Menemukan Simpul Informasi Komunikasi Warga 23 Kegiatan 3

23

Menemukan Simpul Informasi-Komunikasi Warga 1) Sampaikan bahwa saat ini kita akan berdiskusi dan mengidentifikasi simpul informasi-

komunikasi yaitu orang-orang atau kelompok anggota masyarakat kita yang selama ini menjadi ’jembatan’ berita antarwarga, mulai dari tukang cukur, tukang pijat, penjaga warung, pak lurah/kades, kyai, pendeta, pak hansip, dsb. Melalui orang-orang ini, media sosialisasi yang tersedia diharapkan dapat menjangkau lebih banyak anggota masyarakat.

2) Minta peserta untuk diskusi berpasangan : mengidentifikasi simpul informasi-komunikasi warga

serta dukungan yang diharapkan dari orang/kelompok tersebut. 3) Persilahkan peserta mengungkapkan hasil diskusinya. Tulis jawaban-jawaban peserta di papan

tulis atau kertas plano dalam matriks berikut ini.

No Orang/Kelompok Dukungan yang Diharapkan

4) Sampaikan bahwa peserta, dalam komunitas belajar kelurahan, harus memiliki rencana untuk

mendekati orang/kelompok warga ini agar sosialisasi mengenai PNPM Mandiri Perkotaan dapat lebih efektif dan menjangkau lebih banyak warga.

Memahami Papan Informasi

1) Sampaikan bahwa saat ini kita akan berdiskusi mengenai papan informasi. Papan informasi

telah banyak digunakan oleh berbagai pihak. Program penanggulangan kemiskinan ini juga menggunakan papan informasi, tidak saja sebagai media untuk sosialisasi tetapi juga media untuk membangun partisipasi.

2) Lakukan curah pendapat untuk menggali pengalaman dan persepsi peserta mengenai papan

informasi. Ajukan pertanyaan-pertanyaan seperti: Di kampung kita ini dimana saja terletak papan informasi? Informasi apa saja yang

ditampilkan? Kalau melihat papan informasi, tertarikkah untuk membacanya? Mengapa tertarik?

Mengapa tidak tertarik? Papan informasi seperti apa yang menarik minat orang untuk membacanya? Adakah manfaat yang dirasakan dengan adanya papan informasi?

Tuliskan jawaban-jawaban peserta di papan tulis atau kertas plano.

Page 26: Strategi Komunikasi - Sosialisasi · PDF fileKegiatan 1 Memahami Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan 22 Kegiatan 2 Menemukan Simpul Informasi Komunikasi Warga 23 Kegiatan 3

24

3) Sampaikan bahwa program penanggulangan kemiskinan ini juga akan menggunakan papan

informasi. Dorong diskusi bagaimana sebaiknya kita mengelola papan informasi ini agar bermanfaat.

4) Perkuat hasil diskusi dengan menggunakan Media Bantu : Papan Informasi.

Page 27: Strategi Komunikasi - Sosialisasi · PDF fileKegiatan 1 Memahami Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan 22 Kegiatan 2 Menemukan Simpul Informasi Komunikasi Warga 23 Kegiatan 3

25

Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan PENGANTAR Maksud pelaksanaan sosialisasi yaitu agar masyarakat mengetahui dan memahami tentang subtansi serta prosedur pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan. Sedangkan dalam tataran pemberdayaan masyarakat, sosialisasi merupakan pertukaran konsep dan nilai secara dialogis antara pelaku sosialisasi dan warga masyarakat, yang dilakukan terus menerus agar prinsip dan nilai PNPM Mandiri Perkotaan secara sadar diinternalisasikan menjadi suatu kebiasaan masyarakat dalam memerangi ketidak berdayaannya (kemelut kemiskinan yang mengkungkungnya). Untuk melakukan sosialisasi secara efektif pada khalayak sasaran, diperlukan pemahaman karakter dan budaya khalayak sasaran, konsep dan meto-dologi serta alat atau media-media yang efektif untuk digunakan. APA ITU SOSIALISASI? Dalam konteks PNPM Mandiri Perkotaan, sosialisasi bukan hanya diartikan bagaimana program PNPM Mandiri Perkotaan dapat dipahami oleh masyarakat baik subtansi maupun prosedurnya. Sosialisasi bukan sekedar diseminasi atau media publikasi, melainkan bagian dari proses pemberdayaan, dimana diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran kritis, menumbuhkan perubahan sikap, dan perilaku masyarakat. Oleh sebab itu, sosialisasi harus terintegrasi dalam aktivitas pemberdayaan dan dilakukan secara terus menerus untuk memampukan masyarakat menanggulangi masalah-masalah kemiskinan secara mandiri dan berkesinambungan. Pada sisi aktifitas fisiknya, sosialisasi diharapkan menerapkan beberapa pendekatan yang didasarkan atas perbedaan khalayak sasaran. Pendekatan yang dilakukan, diharapkan bisa membangun keterlibatan masyarakat (sebagai subjek pelaksana program) melalui pertukaran pengalaman, pengetahuan, dan pemahaman untuk menemukan kesepakatan-kesepakatan bersama yang berpijak pada kesetaraan, kesadaran kritis dan akal sehat. Pada akhirnya, diharapkan melalui sosialisasi terjadi internalisasi konsep PNPM Mandiri Perkotaan secara utuh, serta terlembaganya kebiasaan menanamkan prinsip dan nilai PNPM Mandiri Perkotaan di kalangan masyarakat dalam segala aktivitasnya. MENGAPA HARUS SOSIALISASI ? Secara umum, sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan menghadapi permasalahan dengan adanya pandangan negatif masyarakat terhadap program-program penanggulangan kemiskinan yang diakibatkan oleh pelaksanaan proyek secara tidak amanah, bersifat karitatif, salah sasaran dan demi kepentingan kelompok atau golongan. Selain itu, pembangunan di masa lampau, menempatkan masyarakat sekedar sebagai objek bukan subjek pembangunan itu sendiri. Dari kondisi tadi, timbul ketidakpercayaan masyarakat terhadap program penanggulangan kemiskinan. Pandangan dan sikap demikian akan sangat bertentangan dengan nilai-nilai pemberdayaan, semangat kerja-sama dan kemandirian yang ingin diwujudkan oleh PNPM Mandiri Perkotaan. Pada konteks sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan, masyarakat ditempatkan sebagai pelaku (subjek), dimana mereka terlibat secara aktif dalam pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan.

Page 28: Strategi Komunikasi - Sosialisasi · PDF fileKegiatan 1 Memahami Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan 22 Kegiatan 2 Menemukan Simpul Informasi Komunikasi Warga 23 Kegiatan 3

26

Sosialisasi dilakukan untuk membangun suatu kesepakatan dalam penanggulangan kemiskinan yang dilandasi dari suatu pemahaman yang sama diantara pelaku PNPM Mandiri Perkotaan. Oleh karena itu, sosialisasi dilakukan seiring (integrasi) dengan jalannya alur program yang dilaksanakan, baik oleh para pendamping program maupun masyarakat yang terlibat. APA TUJUAN SOSIALISASI? A. TUJUAN UMUM

1. Mengupayakan masyarakat luas mengetahui dan memahami ‘makna’ dari konsep, tujuan, maksud dan metodologi PNPM Mandiri Perkotaan

2. Masyarakat luas mengetahui dan memahami perkembangan pelaksanaan proyek PNPM Mandiri Perkotaan sebagai bagian dari pertanggungjawaban publik.

3. Menjadi bagian dari kegiatan-kegiatan pemberdayaan yang terdapat dalam siklus proyek dan kegiatan-kegiatan spesifik proyek.

B. TUJUAN KHUSUS

1. Terdapatnya komitmen dan kerjasama antara konsultan PNPM Mandiri Perkotaan dengan pemerintah kabupaten/Kota untuk merencanakan, melaksanakan dan memonitor-mensupervisi secara bersama-sama kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan

2. Dapat merangsang minat Kelompok Strategis dan Kelompok Peduli untuk melakukan tindakan baik dalam kerjasama maupun mem-bangun pengawasan berbasis masyarakat.

3. Menyebar luaskan hasil-hasil dan per-kembangan proyek kepada masyarakat luas. 4. Bersama dengan bidang pelatihan, menyiapkan materi-materi bagi kepentingan masyarakat

kelurahan untuk tujuan belajar mandiri 5. Membangun KBP (Kelompok Belajar Perkotaan) dan KBK (Kelompok Belajar Kelurahan)

sebagai wujud nyata dari tumbuhnya kegiatan belajar mandiri masyarakat. APA KETENTUAN DASAR SOSIALISASI? Ketentuan dasar sosialisasi pada konteks program PNPM Mandiri Perkotaan, adalah :

1. Pesan-pesan PNPM Mandiri Perkotaan yang disosialisasikan didasarkan dari konsep, tujuan,

maksud serta cara pencapaian tujuan PNPM Mandiri Perkotaan secara argumentatif dan dialogis.

2. Menerima pengalaman, pandangan, pema-haman, aspirasi, informasi dan opini komunitas sebagai realitas dan mengajukan alternatif konsep sosialisasi sebagai jawaban.

3. Media sosialisasi dibuat untuk kepentingan mempermudah pemahaman dan pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan dengan memperhatikan kon-disi riil masyarakat (muatan lokal).

4. Menempatkan masyarakat kelurahan sasaran sebagai salah satu pelaku sosialisasi, baik dalam perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasinya.

5. Media sosialisasi dibuat bersama masyarakat dan atau pemerintah di kelurahan sasaran. 6. Pelaksanaan sosialisasi lebih banyak dilaku-kan melalui media-media lokal sebagai proses dan

basis pemberdayaan informasi (sebagai media dialogis untuk memahami, internalisasi dan media untuk mengangkat permasalahan yang dihadapi masyarakat ).

7. Kegiatan sosialisasi merupakan kegiatan yang terus menerus dan bertahap sesuai dengan tahapan siklus PNPM Mandiri Perkotaan.

Page 29: Strategi Komunikasi - Sosialisasi · PDF fileKegiatan 1 Memahami Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan 22 Kegiatan 2 Menemukan Simpul Informasi Komunikasi Warga 23 Kegiatan 3

27

SIAPA SASARAN SOSIALISASI? A. KHALAYAK SASARAN Khalayak sasaran sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan dibagi dalam 2 kategori berupa : 1. Khalayak sasaran Primer, terdiri dari : Warga masyarakat di tingkat kelurahan yang

dianggap layak menjadi penerima dan pemanfaat BLM secara langsung 2. Khalayak sasaran Sekunder; terdiri dari :

a. Seluruh warga masyarakat pada lokasi kelurahan sasaran b. Kelompok Strategis yang terdiri dari : Para pemegang posisi kunci yang dianggap dapat

mempengaruhi kebijakan atau mempunyai kemampuan mendorong gerakan penanggulangan kemiskinan sebagai gerakan moral, seperti pengusaha, pejabat pe-merintah (legislatif dan eksekutif) dan pihak-pihak penyandang dana.

c. Kelompok Peduli yang terdiri dari orang-orang yang memiliki kepedulian tinggi terhadap masalah penanggulangan kemiskinan namun tidak memiliki jabatan/posisi strategis. Misalnya pemerhati masalah pembangunan, cendekiawan, akademisi, pemuka agama, pemuka masyarakat, dll.

d. Masyarakat umum: seluruh warga masyarakat di tingkat nasional maupun daerah.

APA PESAN SOSIALISASI? Pesan-pesan yang disampaikan dalam pelaksanan sosialisasi, adalah : 1. Visi, misi, konsep, tujuan, prinsip, nilai, metodologi dan prosedur PNPM Mandiri Perkotaan. 2. Peran pemanfaat langsung, peran aktor pengubah, peran pejabat formal, pemuka masyarakat,

relawan pendamping masya-rakat, lembaga-lembaga yang ada di masya-rakat, serta kalangan media massa.

3. Prinsip-prinsip penyelenggaraan BKM/LKM , UP dan KSM 4. Konsep ‘Partisipasi Aktif Perempuan Dalam PNPM Mandiri Perkotaan’ 5. Prinsip-prinsip penyelenggaraan KBP 6. Prinsip-prinsip penyelenggaraan KBK 7. Program PAKET 8. Program Replikasi 9. Program Channeling 10. Prinsip-prinsip penyelenggaraan Neighbour-hood Development 11. Prinsip-prinsip pengelenggaraan Pengaduan Masyarakat (PPM) 12. Proses pelaksanaan proyek 13. Media-media dari Materi-materi umum seperti ancaman kemiskinan, kepedulian sosial,

tanggungjawab sosial, permasalahan kemis-kinan, model-model penanggulangan kemis-kinan, dll.

14. Media-media dari Materi-materi pember-dayaan dan keswadayaan masyarakat yang digunakan pada pelatihan maupun rembug-rembug warga.

APA PENDEKATAN SOSIALISASI? Pendekatan-pendekatan yang dilakukan pada pelaksanaan sosialisasi disesuaikan dengan karakteristik khalayak sasaran yang beragam. Keberagaman ini mencakup status sosial, status ekonomi, tingkat pemahaman terhadap PNPM Mandiri Perkotaan dan kepentingan terhadap PNPM Mandiri Perkotaan, pola hidup, pola komunikasi, cara memperoleh informasi, dll. Keberagaman akan berpengaruh pada tingkat daya serap informasi, cara, serta media atau alat yang akan digunakan serta dimanfaatkan oleh khalayak sasaran untuk mencerna informasi.

Page 30: Strategi Komunikasi - Sosialisasi · PDF fileKegiatan 1 Memahami Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan 22 Kegiatan 2 Menemukan Simpul Informasi Komunikasi Warga 23 Kegiatan 3

28

Ada beberapa pendekatan yang perlu dicermati pada saat pelaksanaan sosialisasi. Setiap tingkatan khalayak sasaran akan memerlukan pendekatan yang berbeda. Oleh sebab itu, pelaku sosialisasi harus memahami pendekatan-pendekatan yang akan digunakannnya. Beberapa pendekatan yang bisa menjadi bahan acuan pelaksanaan sosialisasi, adalah : 1. Jalur Komunikasi.

Peran sosialisasi dalam pemberdayaan dan peran dalam pembangunan opini dan kepedulian publik diselenggarakan sepanjang masa proyek. Maka pendekatan yang dilakukan melalui multi jalur komunikasi, yaitu : a. Jalur Interpersonal

Jalur ini dilakukan dengan melakukan kontak langsung secara individual dengan khalayak sasaran. Jalur interpersonal ini memungkinkan komunikasi lebih mendalam dan dapat memahami sasaran lebih efektif. Selain itu komunikasi ini akan mencegah terjadinya penyimpangan dalam komunikasi. Sasaran komunikasi ini adalah anggota masyarakat dan pihak-pihak yang dianggap dapat berpengaruh dalam terbentuknya sikap dan pandangan masyarakat, atau pihak-pihak yang dianggap memahami kondisi dan situasi masyarakat di tingkat kelurahan.

Jalur komunikasi interpersonal ini perlu digunakan untuk membangun saling pengertian yang lebih dalam antara Tim Fasilitator dengan unsur-unsur yang diperkirakan berperan dalam perubahan pandangan, pendapat dan pemahaman masyarakat. Kelebihan jalur komunikasi ini terletak pada kekuatan pengaruh dari pihak-pihak yang dianggap sebagai orang yang memiliki pengaruh di masyarakat. Bila komunikasi sosialisasi yang dilakukan dapat mempengaruhi sikap, pandangan dan tindakan dari pihak-pihak tersebut untuk mendukung PNPM Mandiri Perkotaan, maka akan berdampak positif terhadap keberlangsungan penanggulangan kemiskinan yang dilakukan masyarakat.

b. Jalur Komunikasi Kelompok

Jalur komunikasi kelompok dilakukan melalui sekumpulan anggota masyarakat. Penggunaannya dilakukan terhadap kumpulan anggota masyarakat dalam komunitas lokal kelurahan dan kumpulan masyarakat dalam bentuk-bentuk lainnya. Jalur komunikasi kelompok merupakan media sosialisasi yang terbanyak digunakan dalam program PNPM Mandiri Perkotaan karena dianggap efektif untuk terjadinya proses komunikasi yang dialogis, sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran ide yang dapat mengarah pada perubahan sikap dan perilaku khalayak sasaran. b.1. Kelompok Komunitas Lokal Yang dimaksud komunitas lokal adalah kumpulan masyarakat yang berada pada tingkat RT/RW dalam kelurahan sasaran program PNPM Mandiri Perkotaan.

b.2. Kelompok Bentuk Lain Kelompok bentuk lain adalah kumpulan masyarakat dan pihak tertentu yang sengaja dibentuk secara terencana dengan tujuan tertentu. Bentuk kelompok antara lain: saresehan, Temu Karya, Lokakarya, dan Seminar.

c. Jalur Komunikasi Media Massa

Jalur Komunikasi Media Massa yang dapat digunakan sebagai media sosialisasi, antara lain

Page 31: Strategi Komunikasi - Sosialisasi · PDF fileKegiatan 1 Memahami Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan 22 Kegiatan 2 Menemukan Simpul Informasi Komunikasi Warga 23 Kegiatan 3

29

c.1. Media Elektronik : 1. Televisi Sesuai dengan jangkauan wilayah yang luas, media televisi dapat menjadi media sosialisasi yang efektif untuk penyampaian informasi. Bentuk acara yang dapat ditampilkan antara lain berupa diskusi interaktif atau ‘talkshow’. Namun demikian, mengingat segmentasi pemirsa yang cukup beragam dan biaya yang besar, tentunya penggunaan media televisi perlu mendapatkan tinjauan yang seksama.

2. Radio Media ini dapat digunakan melalui radio-radio lokal dengan membentuk paket acara berupa diskusi interaktif, sehingga diharapkan dapat terjadi interaksi antara pelaku PNPM Mandiri Perkotaan dengan masyarakat sasaran yang menjadi pendengar radio tertentu. Bentuk media radio lain adalah Radio Komunitas yang dibentuk dan dikelola oleh warga masyarakat. 3. VCD Penggunaan media sosialisasi melalui VCD diharapkan menjadi alat untuk mendiseminasikan standard konsep dan nilai PNPM Mandiri Perkotaan, selain itu juga berfungsi sebagai media penggerak diskusi pada pelatihan maupun pada rembug-rembug warga.

c.2. Surat Kabar

Media Surat Kabar digunakan sebagai alat untuk penyebaran informasi PNPM Mandiri Perkotaan, membangun opini publik, membangun kepedulian publik, sebagai pertanggungjawaban publik, dan juga sebagai sumber belajar dan pertukaran pendapat bagi khalayak umum.

c.3. Media Tradisional

Media Tradisional yang telah akrab dan telah sering digunakan oleh masyarakat untuk menyampaikan pesan-pesan, merupakan pilihan yang cukup efektif untuk melaksanakan sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan pada tingkat lokal. Bentuk media tradisional antara lain berupa kesenian rakyat dan kegiatan budaya lokal, seperti: ludruk, campur sari, wayangan, ketoprak, sandiwara rakyat, isra miraj.

c.4. Media (materi) Cetakan

Materi Cetakan yang digunakan dalam kegiatan sosialisasi dapat berisi informasi/penjelasan tentang konsep-konsep pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan dan pemberdayaan masyarakat, atau dapat pula berupa kisah/alat untuk penggerak diskusi warga dalam rembug-rembug masyarkat. Bentuk cetakan yang memungkinkan adalah; leaflet, booklet, poster, lembar balik, komik dan selebaran. Berbagai jenis/bentuk media cetakan ini semata-mata bersifat sebagai media bantu untuk mendukung media komunikasi lain, seperti media kelompok dan interpersonal. Media cetakan tidak dimaksudkan untuk digunakan tanpa disertai dengan diskusi bersama masyarakat. Misalnya: leaflet disebarkan kepada masyarakat tanpa disertai penjelasan mengenai materi pembahasan yang terdapat dalam leaflet, dapat menjadi sia-sia bila tidak menimbulkan ketertarikan ataupun kebutuhan masyarakat. Leaflet dapat menjadi efektif bila disertai dengan diskusi/penjelasan, sehingga menimbulkan pemahaman warga masyarakat yang menerima. Pemilihan jenis/bentuk media cetakan yang akan dikembangkan perlu disesuaikan dengan hasil social mapping.

Page 32: Strategi Komunikasi - Sosialisasi · PDF fileKegiatan 1 Memahami Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan 22 Kegiatan 2 Menemukan Simpul Informasi Komunikasi Warga 23 Kegiatan 3

30

SIAPA PELAKU SOSIALISASI? Pelaku sosialisasi adalah segenap pelaku PNPM Mandiri Perkotaan, Aparat Pemerintah dari berbagai tingkatan, kelompok strategis/peduli ataupun setiap warga masyarakat yang peduli terhadap masalah-masalah kemiskinan. Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan pada tingkatan nasional hingga kelurahan sasaran. Pada tingkatan lokal atau kelurahan sasaran, sosialisasi dilakukan oleh Fasilitator bersama dengan relawan, baik pada tataran RT, RW, dan Kelurahan. Pada tingkatan kabupaten, anggota KBP bersama dengan KMW diharapkan dapat melakukan sosialisasi secara lebih luas pada khalayak sasaran dalam cakupan kabupaten. Sedangkan pada tingkatan propinsi KMW dapat membangun pula komunitas peduli tingkat propinsi untuk ikut serta melaksanakan sosialisasi pada tingkatan propinsi. Demikian pula hal yang sama berlaku pada tingkat Pusat/Nasional di Jakarta oleh KMP dan kelompok peduli tingkat nasional. KAPAN SOSIALISASI DILAKUKAN? Sosialisasi dilakukan sejak awal dicanangkannya proyek PNPM Mandiri Perkotaan, baik oleh KMW maupun KMP. Mengingat pentingnya peran sosialisasi dalam menginternalisasi konsep dan nilai-nilai PNPM Mandiri Perkotaan, kegiatan sosialisasi dilaksanakan secara terus-menerus dan berkelanjutan, oleh konsultan ataupun oleh warga masyarakat sendiri, baik dalam masa proyek maupun setelah proyek secara administratif berakhir. Sosialisasi dapat pula dilaksanakan pada saat warga memiliki acara-acara pertemuan, seperti arisan RW, pertemuan keagamaan, pertemuan ibu-ibu PKK, dll. DIMANA SOSIALISASI DILAKUKAN? Sosialisasi dapat dilaksanakan secara formal, yaitu dengan cara mengundang resmi warga masyarakat untuk berkumpul di balai warga atau kelurahan, (biasanya dalam jumlah besar), atau dapat juga dilaksanakan secara informal, dimana warga berkumpul dalam jumlah kecil (misalnya di warung kopi, di pinggir jalan, di teras rumah warga, dsb). APA SAJA MEDIA BANTU SOSIALISASI? Media bantu sosialisasi yang digunakan untuk program PNPM Mandiri Perkotaan pada tingkat masyarakat lokal sebaiknya menggunakan Media Warga atau media komunitas. Media ini adalah media yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat untuk berkomunikasi. Contoh media warga misalnya teater rakyat, koran kampung, papan pengumuman, ataupun radio komunitas yang dikemas untuk pemberdayaan. Sedangkan alat atau media bantu sosialisasi yang sifatnya lebih umum antara lain leaflet, poster, selebaran yang bernuansa lokal, VCD, juga media lain seperti kesenian tradisional. Media bantu digunakan sesuai dengan konteks yang akan disosialisasikan. Tentu saja, selain daya tarik juga yang perlu diperhatikan adalah segi pesan yang tidak menimbulkan interpretasi ganda dan mudah dipahami masyarakat. Dan khusus untuk media-media yang digunakan dalam rembug-rembug warga, diupayakan yang dapat menumbuhkan terjadinya dialog diantara peserta rembug.

Page 33: Strategi Komunikasi - Sosialisasi · PDF fileKegiatan 1 Memahami Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan 22 Kegiatan 2 Menemukan Simpul Informasi Komunikasi Warga 23 Kegiatan 3

31

Slide 1 Slide 2

Slide 3 Slide 4

Slide 5 Slide 6

Page 34: Strategi Komunikasi - Sosialisasi · PDF fileKegiatan 1 Memahami Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan 22 Kegiatan 2 Menemukan Simpul Informasi Komunikasi Warga 23 Kegiatan 3

32

Slide 7 Slide 8

Slide 9 Slide 10

Slide 11

Page 35: Strategi Komunikasi - Sosialisasi · PDF fileKegiatan 1 Memahami Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan 22 Kegiatan 2 Menemukan Simpul Informasi Komunikasi Warga 23 Kegiatan 3

33

Contoh Media Sosialisasi Poster

Page 36: Strategi Komunikasi - Sosialisasi · PDF fileKegiatan 1 Memahami Strategi Sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan 22 Kegiatan 2 Menemukan Simpul Informasi Komunikasi Warga 23 Kegiatan 3

DEPARTEMEN

PEKERJAAN

UMUMDirektorat Jenderal Cipta Karya

Perkotaan