strategi komunikasi muhammadiyah terhadap...

114
STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA LOKAL DI DESA SOMAGEDE KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : Mahdi Musthaffa NIM: 109051000141 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M

Upload: tranmien

Post on 03-Mar-2019

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP AKULTURASI

BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA LOKAL DI DESA SOMAGEDE

KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh :

Mahdi Musthaffa

NIM: 109051000141

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M

Page 2: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya
Page 3: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya
Page 4: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 1 Juni 2013

Mahdi Musthaffa

Page 5: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

i

ABSTRAK

Strategi Komunikasi Muhammadiyah Terhadap Akulturasi Budaya Islam

Dan Budaya Lokal di Desa Somagede Kabupaten Banyumas Jawa Tengah

Akulturasi antara budaya Islam dan budaya lokal menjadi bagian dalam

struktur kehidupan masyarakat Jawa. Di Somagede, akulturasi nampak ketika

dalam peringatan hari besar keagamaan. Misalnya, dalam memperingati 1

Muharram masyarakat mengadakan pagelaran wayang, kiraban, gunungan, dan

lain-lain. Masyarakat memperingatinya secara sejajar antara nilai-nilai keagamaan

dengan kearifan budaya lokal. Akulturasi menjadi tantangan baru bagi para

pembawa ajaran Islam di sebuah organisasi/lembaga seperti Muhammadiyah.

Salah satu persyarikatan Islam di Indonesia yang bergerak di bidang syiar

agama ialah Muhammadiyah. Berkembang pesat di tanah Jawa dan tersebar ke

seluruh Indonesia. Dengan tujuan memurnikan ajaran Islam yang tercampur

dengan budaya asli di seluruh penjuru tanah air. Sebagai pendatang,

Muhammadiyah memerlukan strategi penyampaian yang tepat agar diterima oleh

budaya asli. Maka, bagaimanakah strategi komunikasi Muhammadiyah terhadap

akulturasi budaya Islam dan budaya lokal di Desa Somagede Kabupaten Banyumas

Jawa Tengah?

Strategi komunikasi yang digunakan dalam menghadapi perpaduan budaya

Islam dan budaya lokal ialah dengan melakukan syiar atau dakwah bil-lisan.

Muhammadiyah menyelaraskan tradisi yang dilakukan masyarakat dengan sisipan

ajaran Islam yang murni. Menyampaikan materi kajian Islam disertai dengan

perilaku yang sesuai Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sehingga secara tidak langsung

menimbulkan perubahan atas penilaian masyarakat terhadap ajaran Islam yang

murni.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Menggambarkan atau melukiskan situasi

tertentu dengan melakukan wawancara dan observasi. Mengamati langsung subjek

penelitian sebagai sumber informasi untuk mengetahui strategi komunikasi

Muhammadiyah di Desa Somagede Banyumas.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa strategi komunikasi

yang digunakan Muhammadiyah Cabang Somagede terhadap akulturasi budaya

lokal dan budaya Islam tidak berjalan efektif. Muhammadiyah tidak banyak

menggunakan penyampaian khusus kepada masyarakat. Strategi yang ada hanya

dengan dakwah bil-lisan melalui pengajian. Seperti melakukan kegiatan pengajian

rutin setiap minggu wage dan tanggal 12 setiap bulan di masjid/mushola binaan

Muhammadiyah Cabang Somagede.

Keywords: Strategi, Komunikasi, Muhammadiyah, budaya, dan Islam.

Page 6: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

ii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan rasa syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, serta memberikan kesehatan lahir dan

batin, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat dan salam

semoga Allah SWT limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa

Al-Qur’an dan Hadist-Nya beserta keluarga, para sahabat, dan pengikutnya.

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT dan Rasullullah SAW penulis

berhasil menciptakan karya tulis yang besar dan patut dibanggakan atas segala

rintangan dan kesulitan penulis dalam menyajikan dengan sebaik-baiknya. Sekalipun

skripsi yang berjudul “Strategi Komunikasi Muhammadiyah Terhadap Akulturasi

Budaya Lokal Dan Budaya Islam Di Desa Somagede Kabupaten Banyumas Jawa

Tengah” ini masih jauh dari sempurna.

Maka, penulis yakin bahwa skripsi ini masih banyak kesalahan dan kekurangan

yang perlu diperbaiki, mengingat kemampuan dan pengetahuan penulis yang terbatas.

Namun berkat doa, motivasi bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak

yang akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Dr. H. Arief Subhan M.A, Wakil Dekan I Bidang Akademik, Drs.

Wahidin Saputra, M.A, Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum,

Page 7: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

iii

Drs. Mahmud Jalal, M.A, serta Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Drs.

Study Rizal L.K, M.A.

2. Drs. Jumroni, M.Si selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan

Ibu Umi Musyarofah, M.A selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam.

3. Zakaria, M.Ag selaku Penasehat Akademik yang telah meluangkan waktunya

kepada penulis untuk berdiskusi dan memberi masukan atas judul skripsi yang

penulis ajukan.

4. Ibu Umi Musyarrofah, MA. sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Skripsi

yang selalu memberikan bimbingan dan arahan secara terperinci kepada

penulis dalam tahapan pembuatan skripsi sampai terselesaikan dengan baik.

5. Para Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

mewariskan ilmu dan pengalaman kepada penulis selama masa perkuliahan.

Semoga ilmu yang diberikan bermanfaat bagi penulis dan menjadi amal sholeh

yang pahalanya akan terus mengalir dari Allah SWT, Amin.

6. Segenap karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu dan Ilmu Komunikasi serta

Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memudahkan

penulis mendapatkan referensi. Serta bersedia melayani penulis meminjamkan

buku dengan ramah dan santun.

7. Bapak Moh. Prakoso, S.Pd.I., Bapak H. Suhodo Anshori, Bapak Drs. Sumuyut

selaku Pengurus Muhammadiyah Cabang Somagede yang bersedia untuk

diwawancara dan membantu penulis mencari informasi ditempat penelitian.

Page 8: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

iv

8. Ucapan terima kasih yang begitu mendalam kepada kedua orang tua penulis

Bapak H. Safrudin dan Ibu Hj. Opih Karyati juga adik-adikku tersayang, yang

telah memberikan doa, motivasi, semangat, dan kasih sayang. Sehingga

membuat penulis selalu optimis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Sahabat-sahabat perjuangan penulis di kelas KPI.D 2009 Eko Wahyudi sahabat

yang penulis anggap sebagai keluarga sendiri yang telah memberikan ilmu,

motivasi, semangat dan perhatian lebih terhadap skripsi penulis. Juga Yusuf,

Zidni, Bowo, Ryan, Riza, Angga, Ridwan, Rizky, Ari, Bayu, Levi, Ririn,

Nofal, Dina, Tika, Tari, Fitri, Fajrin, Yuli, Rina, Noflim, Okta, Anna, Yudid,

Zakiyah, Fadli, Rikza, Devi, Rizal, terima kasih atas segala dukungan,

perhatian dan memberikan nuansa kekeluargaan selama lebih dari tiga tahun

bersama-sama menuntut ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sukses buat

sahabat-sahabatku, semangat terus demi meraih masa depan.

10. Kawan-kawan KKN SUPER dan adik-adik kelas sekalian terima kasih atas

semangat yang diberikan kepada penulis dalam menulis skripsi ini

11. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini baik moril

maupun materil kepada penulis yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Jakarta, 1 Juni 2013

Mahdi Musthaffa

Page 9: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................ 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 6

D. Metodologi Penelitian ................................................................... 8

E. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 12

F. Sistematika Penulisan ................................................................... 13

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Komunikasi ................................................................ 15

B. Pengertian Strategi ....................................................................... 19

C. Teori Strategi Komunikasi ........................................................... 21

D. Unsur-Unsur Komunikasi Antarbudaya ...................................... 24

E. Akulturasi dan Budaya ................................................................ 30

1. Pengertian Akulturasi ........................................................... 30

2. Faktor Akulturasi .................................................................. 32

3. Pengertian Budaya dan Asimilasi ......................................... 33

F. Pengertian Budaya Islam ................................................................ 38

G. Pengertian Budaya Lokal ................................................................ 41

H. Muhammadiyah .............................................................................. 43

BAB III GAMBARAN UMUM MUHAMMADIYAH DAN AKULTURASI

BUDAYA DI KECAMATAN SOMAGEDE BANYUMAS A. Profil Muhammadiyah Cabang Somagede .................................... 49

1. Sejarah Berdirinya ..................................................................... 49

2. Visi-Misi .................................................................................... 51

3. Struktur Organisasi dan Kepengurusan ..................................... 52

4. Program-Program Kerja ............................................................ 54

5. Tujuan dan Sasaran ................................................................... 56

6. Sarana dan Prasarana ................................................................. 57

B. Budaya Islam dan Budaya Lokal

di Kecamatan Somagede Banyumas .............................................. 58

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA A. Strategi Komunikasi Muhammadiyah Cabang Somagede ............ 60

B. Perubahan Masyarakat Akan Hadirnya Muhammadiyah

Terhadap Akulturasi Budaya Islam dan Lokal

di Kecamatan Somagede ................................................................ 67

Page 10: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

vi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................................... 71

B. Saran .............................................................................................. 72

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 74

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dan Wawancara dari Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian dari KESBANGPOL Kabupaten

Banyumas

Lampiran 3. Surat Keterangan Penelitian dari BAPPEDA Kabupaten

Banyumas

Lampiran 4. Surat Keterangan Penelitian dari Kecamatan Somagede

Kabupaten Banyumas

Lampiran 5. Pedoman Wawancara

Lampiran 6. Hasil Wawancara

Lampiran 7. Foto-foto dan Dokumentasi

Page 12: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia menganggap bahwa agama identik dengan seperangkat simbol

kebudayaan dan gagasan yang memusatkan perhatian dan memberikan makna pada

kehidupan manusia dan alam yang tidak diketahui. Simbol kebudayaan tersebut

menggambarkan visi dan tujuan akhir dari dunia alamiah dan manusiawi serta

mengajarkan pada masyarakat tentang sistem kepercayaan terhadap wujud

tertinggi.1 Manusia adalah makhluk sosio-budaya yang memperoleh perilakunya

lewat belajar. Apa yang dipelajari pada umumnya dipengaruhi oleh kekuatan sosial

dan budaya.2

Dalam kenyataan sosial disebutkan bahwa manusia tidak dapat dikatakan

berinteraksi sosial kalau tidak berkomunikasi. Demikian pula dapat dikatakan

bahwa interaksi atarbudaya yang efektif sangat tergantung dari komunikasi

antarbudaya. Konsep ini sekaligus menerangkan bahwa tujuan komunikasi

antarbudaya akan tercapai komunikasi yang sukses, bila bentuk-bentuk hubungan

antar budaya menggambarkan upaya yang sadar dari peserta komunikasi untuk

memperbaharui relasi antara komunikator dengan komunikasi.3

1 Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar,

2007 ), h. 194.

2 Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi Antarbudaya: Panduan

Berkomunikasi Dengan Orang-Orang Berbeda Budaya (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), 2005,

h. 137.

3 Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya ,h. 21.

Page 13: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

2

Keberhasilan agama Islam yang berkembang hingga saat ini nampaknya

bergantung pada pencapaian para penyebar ajaran agama yang terampil dalam

berkomunikasi ketika menggunakan strateginya menyebarkan syariat Islam.

Strategi pertukaran simbol dalam komunikasi bisa menjadi faktor penunjang

keberhasilan strategi dalam menyebarkan ajaran Islam. Serta mengetahui

perubahan yang terjadi dalam suatu masyarakat ketika penyebaran agama Islam

mengenai sasaran.

Islam menghimbau kepada setiap muslim untuk mempelajari dan

mengamalkan nilai-nilai normatif yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Al-

Hadits. Nilai tersebut dijadikan konsep bermasyarakat yang diaplikasikan secara

langsung dalam kehidupan sehari-hari. Namun terkadang menjadi suatu kekeliruan

akibat adanya kesamaan makna antara budaya asli (imigran) dan budaya pribumi

mungkin merupakan faktor terpenting yang menunjang potensi akulturasi.4

Masyarakat lokal menganggap kebudayaan yang diwariskan kepada mereka

memiliki hubungan dengan nilai-nilai agama karena adanya persamaan makna.

Masyarakat lokal memasukkan nilai-nilai warisan kebudayaan dalam

kegiatan keagamaan. Memasukkan perilaku budaya dalam menjalankan kegiatan

keagamaan. Terlebih pada masyarakat yang memaknai bahwa warisan kebudayaan

merupakan keyakinan yang sejalan dengan syariat Islam. Itulah yang terjadi ketika

pertukaran simbol antar dua pengaruh yang berbeda dalam komunikasi.

Hambatan ini terdapat dalam pelaksanaan hari besar keagamaan yang

disertai dengan ritual khusus atas nama warisan dan tradisi. Nampak pada setiap

4 Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi Antarbudaya: Panduan

Berkomunikasi Dengan Orang-Orang Berbeda Budaya (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), 2005,

h. 145.

Page 14: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

3

peringatan hari besar keagamaan seringkali mengandung proses akulturasi antara

kebudayaan Islam dan kebudayaan lokal. Akulturasi tersebut telah diyakini

masyarakat karena menjadi warisan nenek moyang mereka. Misalnya dalam

peringatan 1 Muharram dengan mengadakan pagelaran wayang. Masyarakat

memperingatinya secara sejajar antara nilai-nilai keagamaan dengan kearifan

budaya lokal.

Berbicara tentang akulturasi antara wawasan budaya lokal dan budaya

Islam bahwa kebudayaan sebagai karya cipta manusia dalam upaya menyesuaikan

diri atau menjawab tantangan alam sekitarnya5. Akulturasi menjadi tantangan baru

bagi para pembawa ajaran Islam di sebuah organisasi/lembaga keagamaan untuk

meluruskan makna yang terkandung hari besar keagamaan. Tantangan tersebut

menggerakkan organisasi Islam melancarkan strategi penyampaian yang tepat

kepada masyarakat berbudaya lokal. Dengan harapan, apa yang telah disampaikan

mampu meluruskan makna sesuai syariat Islam.

Itulah tantangan yang dihadapi pada organisasi Islam pada saat ini dalam

memperjuangkan pemurnian Islam. Seseorang tidak dapat memisahkan kehidupan

manusia dari kesenian dan kebudayaan yang merupakan kecenderungan manusia

kepada segala sesuatu yang indah. Namun untuk mengubah kembali pandangan

sesuai ajaran Islam maka diperlukan suatu lembaga atau organisasi yang tepat.

Suatu organisasi Islam yang bergerak tanpa memberantas rasa kebudayaan dalam

yang menyertai umat Islam.

5 Rusli Karim, Muhammadiyah dalam Kritik dan Komentar (Jakarta: Rajawali, 1986),

h.371

Page 15: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

4

Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

termasuk kedalam golongan Muslim, dalam hal ketekunan beribadah. Namun

ketika hari besar keagamaan mereka cenderung salah memaknai peristiwa tersebut

dan memasukkan unsur kebudayaan di dalamnya. Seperti halnya ketika peringatan

tahun baru Islam yang dirayakan dengan acara sedekah bumi, pagelaran seni-

budaya, memotong hewan ternak sebagai persembahan,dll.

Manusia belajar berpikir, merasa, mempercayai, dan mengusahakan apa

yang patut menurut budayanya.6 Maka tidak menutup kemungkinan unsur

kepercayaan yang terkandung dalam kebudayaan menjadi sebuah keyakinan dalam

kehidupan budayanya. Menyalahgunakan nilai-nilai kebudayaan dan dijadikan

sebagai sumber ritual keagamaan telah menjadi kebiasaan masyarakat Desa

Somagede terhadap pengalaman-pengalaman budaya .

Keyakinan akan budaya tersebut terbentuk sejak lahir. Mereka diajarkan

secara turun temurun sehingga melekat dibenak dirinya. Kebudayaan membentuk

pola perilaku kehidupan tertentu sesuai dengan dari siapa warisan tersebut berasal.

Namun mereka menyadari bahwa dirinya juga terikat oleh nilai keagamaan yang

wajib dijalankan sebagai kaum muslim. Satu sisi masyarakat melaksanakan hari

besar kegamaan kehidupan berdasarkan kebudayaanya, namun di sisi lain

masyarakat tetap menggolongkan dirinya sebagai masyarakat Islam.

Gambaran tersebut menjadi sumber pengalaman bagi para da’i dalam

sebuah organisasi Islam menghadapi mad’u yang menilai bahwa kebiasaan ritual

budaya menyatu dengan ajaran-ajaran Islam. Sebagian besar menyadari akan

6 Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi Antarbudaya: Panduan

Berkomunikasi Dengan Orang-Orang Berbeda Budaya (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005),

h. 18.

Page 16: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

5

hadirnya pengaruh budaya terhadap kehidupan yang mereka jalani. Budaya

mengontrol mereka agar melakukan sesuatu dan menjadikan kita sesuai yang

dikehendaki oleh budaya.

Kasus ini menjadi kajian yang menarik untuk diteliti, yang menimbulkan

beberapa permasalahan, Berdasarkan hasil pengamatan, di satu sisi

Muhammadiyah sebagai lembaga keagamaan hadir dalam masyarakat di

kecamatan Somagede untuk memurnikan Islam yang tercampur dengan

kebudayaan. Namun di sisi lain, Muhammadiyah sendiri memandang kegiatan

sosio-budaya masyarakat Desa Somagede sebagai sesuatu yang takhayul, bid’ah

dan khurafat ketika peringatan hari besar keagamaan berlangsung.

Dari perpaduan dua unsur tersebut bagaimana strategi komunikasi yang

yang tepat dalam memberikan pengaruh dan seberapa efektif kehadiran

Muhammadiyah ketika melakukan pembinaan ajaran-ajaran Islam murni di setiap

kegiatan keagamaan kepada masyarakat. Melihat hal ini peneliti tertarik untuk

mengkajinya dan mengambil judul “Strategi Komunikasi Muhammadiyah

Terhadap Akulturasi Budaya Islam Dan Budaya Lokal di Desa Somagede

Kabupaten Banyumas Jawa Tengah”

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan ini lebih terarah, maka penulis hanya membatasi

penelitian ini pada masalah strategi komunikasi Muhammadiyah. Strategi

komunikasi apa yang tepat dilakukan oleh Muhammadiyah dalam

mengembalikan citra dan nilai-nilai Islam setiap memperingati hari besar

keagamaan terhadap akulturasi budaya Islam dan budaya lokal. Secara spesifik

Page 17: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

6

penulis ingin meneliti pada stratergi komunikasi Muhammadiyah di Desa

Somagede saja tanpa harus melebar luas ke topik pembahasan lain.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang serta identifikasi masalah di atas, maka

perumusan masalah dalam bentuk penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Bagaimanakah strategi komunikasi yang dilakukan Muhammadiyah

dalam menghadapi akulturasi budaya Islam dan budaya lokal pada

masyarakat Desa Somagede ?

b. Apakah dampak perubahan masyarakat terhadap strategi komunikasi

Muhammadiyah cabang Somagede dalam tradisi budaya lokal pada

peringatan hari besar keagamaan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Pada prinsipnya penelitian ini diarahkan pada upaya penyajian suatu

deskripsi untuk menjelaskan hasil penelusuran lapangan. Secara material sesuai

dengan permasalahan pokok yang terdapat dalam penelitian ini, deskripsi

penelitian ini diharapkan agar para tokoh agama yang berperan dalam

organisasi Islam Muhammadiyah ini dapat menggunakan kajian kebudayaan

sebagai media yang tepat serta menambah nilai-nilai kebudayaan dalam

kegiatan penyebaran ajaran Islam. Lebih lanjut penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui :

a. Untuk mengetahui kegiatan keagamaan masyarakat yang berakulturasi

antara budaya Islam dengan budaya lokal di Desa Somagede.

Page 18: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

7

b. Untuk mengetahui strategi komunikasi yang diterapkan

Muhammadiyah Cabang Somagede terhadap masyarakat berbudaya

lokal.

2. Manfaat Penelitian

Dari tujuan di atas penulis berkeinginan agar penelitian ini

bermanfaat bagi peneliti sendiri dan masyarakat umumnya, dan adapun

manfaat tersebut antara lain :

a. Akademis

Dalam segi akademis penelitian ini berguna sebagai wacana bagi

mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi pada khususnya

dalam wilayah kajian ilmu Komunikasi Antar Budaya dan Agama. Karena

penelitian ini erat kaitannya antara Agama dan Kemasyarakatan yang dapat

dimanfaatkan Organisasi Islam setiap kehidupan masyarakat. Penelitian ini

juga memberikan kontribusi dalam perkembangan penelitian melalui

pendekatan ilmu dakwah dan ilmu komunikasi.

b. Kegunaan Praktis

Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadikan masukkan

dalam menambah wawasan bagi para mahasiswa pada khususnya. Juga

kepada kalangan teoritis serta praktis pada umumnya untuk lebih dalam

mempelajari strategi komunikasi. Menjadikan akulturasi budaya sebagai

objek dari materi penyebaran ajaran Islam dalam organisasi/lembaga.

Page 19: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

8

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Secara umum penyajian penelitian ini Metode yang digunakan

dalam penelitian ini metode yang menghasilkan data kualitatif deskriptif dan

tertulis dengan informasi dari orang yang menghasilkan hipotesis dari

penelitian lapangan.7 Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan

pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu

fenomena sosial dan masalah manusia.

Bogdan dan Taylor mengemukakan bahwa metodologi kualitatif

merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-

kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.8 Metode

kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis penelitian yang

menggambarkan atau melukiskan situasi tertentu dalam kegiatan keagamaan

yang dilakukan Organisasi Islam Muhammadiyah terhadap akulturasi budaya

Islam dan lokal di Desa Somagede Banyumas. Dan strategi komunikasi yang

dilakukan oleh Muhammadiyah dalam kondisi Desa Somagede Banyumas

yang terdapat akulturasi antara budaya Islam dan budaya lokal.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Penelitian ini yang menjadi subjeknya adalah masyarakat lokal dan

para pengurus Muhammadiyah Cabang Somagede Banyumas. Dan yang

menjadi objek penelitian ini adalah strategi komunikasi yang digunakan

7. Deddy Maulana, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004),

h.15.

8 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,1993),

h.3.

Page 20: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

9

pengurus Muhammadiyah Cabang Somagede Banyumas dalam menghadapi

akulturasi budaya Islam dengan budaya lokal.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penentuan lokasi penelitian ditentukan dengan sengaja yakni

dipusatkan di kediaman pengurus organisasi Islam Muhammadiyah Cabang

Somagede Kabupaten Banyumas Jawa Tengah dan Sekolah Menengah

Kejuruan Muhammadiyah Somagede. Sedangkan waktu pengamatan atau

survey telah dilakukan mulai Januari 2013 hingga menjelang penentuan waktu

observasi dan wawancara dalam melengkapi data dalam penelitian yaitu

tanggal 26-29 April dan 24-27 Mei tahun 2013 setelah Hari Jadi Kabupaten

Banyumas yang ke - 431 pada tanggal 6 April 2013.

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis hadir langsung

ke lokasi penelitian dengan menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:

a. Observasi, yakni pengamatan dan pencatatan dengan sistematis

fenomena-fenomena yang diselidiki.9 Dalam penelitian ini observasi

dilaksanakan langsung mendatangi aktifitas warga dalam kegiatan

keagamaan seperti masjid/musholla, sekolah dan mendatangi kediaman

pengurus cabang Muhammadiyah di Somagede Banyumas. Kegiatan

tersebut untuk mendapatkan data relevan tentang penggunaan strategi

komunikasi Muhammadiyah terhadap akulturasi budaya Islam dan

budaya jawa.

9 Jalaluddin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2003), h.83.

Page 21: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

10

b. Wawancara (Interview), adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang menunjukkan pertanyaan dan yang diwawancarai

yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Maksud mengadakan

wawancara, seperti ditegaskan oleh Lincoln dan Guba antara lain:

menkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi,

perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain.10

Untuk kegiatan wawancara ini peneliti mewawancarai pengurus cabang

Muhammadiyah, tokoh agama, tokoh masyarakat dan warga sekitaran

desa Somagede Kabupaten Banyumas Jawa Tengah. Wawancara ini

untuk mengungkap proses akulturasi budaya Islam dan budaya lokal,

terutama untuk melengkapi data guna menjawab rumusan masalah.

c. Dokumentasi, adalah data mengenai variabel yang berupa catatan,

buku, angket, surat kabar, dan lain sebagainya11

. Penulis akan

mengumpulkan foto kegiatan masyarakat dalam kegiatan keagamaan.

d. Teknik Penulisan, Mengenai teknik penulisan ini, penulis berpijak pada

buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah” yang diterbitkan oleh UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta CeQDA Tahun 2007.12

5. Teknik Analisis Data

Analisa data menurut Patton (1980), adalah proses mengurai data.

Mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan suatu uraian dasar.

10 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung:Remaja Rosdakarya,1993),

h.135.

11

Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian sebuah pendekatan praktek (Jakarta:Rineka

Cipta, 2001), h.202

12 Hamid Nasuhi dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Jakarta : CeQDA (Center For

Quality Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah , 2007, cet.II.

Page 22: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

11

Membedakannya dengan penafsiran, yaitu memberikan arti yang signifikan

terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan diantara

dimensi-dimensi uraian.13

Secara garis besar analisis data yang akan dilakukan,

dengan mulai memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian.

Data-data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang

lebih tajam tentang hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan.

Selanjutnya, dari data yang telah diperoleh lalu mencari hubungan, persamaan,

hal-hal yang sering muncul. Kemudian mengidentifikasikan data dan hasil

wawancara dalam perumusan masalah yang diambil. Menelaah hasil

wawancara dan pengamatan untuk menemukan fakta baru melalui observasi

dan dokumentasi pada objek penelitian.

6. Teknik Keabsahan Data

Untuk mendapatkan tingkat kepercayaan atau kebenaran hasil

penelitian, ada berbagai cara yang dapat dilakukan, yakni :

a. Memperpanjang masa observasi;

b. Mengamati terus menerus;

c. Triangulasi;

Tujuan triangulasi adalah mengecek kebenaran data tertentu dengan

membandingkannya dengan data yang diperoleh dari sumber lain, pada

berbagai fase penelitian dilapangan, pada waktu yang berlainan, dan dengan

menggunakan metode yang berlainan.

d. Membicarakannya dengan orang lain;

13 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya,1993 cet.

Ke-1, h. 103.

Page 23: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

12

e. Menganalisis kasus negatif, kasus yang tidak sesuai dengan hasil penelitian

tertentu;

f. Menggunakan referensi;

g. Mengadakan member check. Agar informasi yang diperoleh dan gunakan

dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud informan.14

E. Tinjauan Pustaka

Sebelum penelitian ini dimulai, peneliti melakukan beberapa pengamatan

skripsi di Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah dan

Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Namun peneliti tidak

menemukan penelitian skripsi yang objeknya sama dengan skripsi peneliti. Untuk

menghindari penjiplakan atas karya orang lain, maka peneliti mempertegas

perbedaan antara masing-masing judul masalah yang dibahas pada skripsi

sebelumnya dengan isi atau konten permasalahan yang akan peneliti teliti.

Skripsi yang menjadi acuan penulis sebagai contoh dan pembanding adalah

skripsi berjudul “Akulturasi Budaya Antara Tradisi Sunda Wiwitan Dengan Islam

Dalam Bentuk Ritual Sesajen Di Desa Narimbang, Kecamatan Conggeang,

Kabupaten Sumedang”.

Penelitian tersebut ditulis oleh Pipit Pitriani mahasiswi Jurusan Komunikasi

dan Penyiaran Islam. Penelitian ini mengidentifikasikan penelitiannya secara jelas

mengenai adanya proses akulturasi dan asimilasi antara warisan Hindu-Budha

dengan unsur baru yaitu Islam.

14 Suwardi, Endraswara, Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan: Ideologi,

Epistemologi, dan Aplikasi, Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2006

Page 24: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

13

Selanjutnya skripsi yang membahas tentang “Peran Dakwah

Muhammadiyah Ranting Cibeber Bogor Dalam Membentuk Masyarakat Berakhlak

Mulia” oleh Usman Usmana mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Pada skripsi ini menjelaskan peran dan kegiatan dakwah yang dilakukan

Muhammadiyah dalam membentuk masyarakat berakhlak mulia.

Peneliti juga meninjau skripsi “Komunikasi Antarbudaya Masyarakat Adat

Baduy Luar Dengan Masyarakat Luar Baduy Di Banten” oleh Raden Dimas

Anugrah Dwi Satria mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Permasalahannya mengetahui komunikasi, budaya dan agama yang digunakan

masyarakat Baduy Luar di Banten. Namun dalam penulisan skripsi ini tidak ada

persamaan. Penelitian ini disusun berdasarkan analisis yang peneliti lakukan

dengan pengamatan langsung terhadap objek yaitu “Strategi Komunikasi

Muhammadiyah Terhadap Akulturasi Budaya Lokal Dan Budaya Islam di

Desa Somagede Banyumas Jawa Tengah”.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini diklasifikasikan menjadi lima bab dan dirinci

kedalam sub-sub sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Memaparkan latar belakang penulisan, pembatasan dan perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penulisan. Metodologi penelitian berisi

tentang metode penelitian, subjek dan objek penelitian, lokasi dan waktu

penelitian. Teknik pengumpulan data yang berupa observasi, wawancara,

dokumentasi, teknik penulisan, teknik analisa data dan teknik keabsahan

data. Tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

Page 25: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

14

BAB II : LANDASAN TEORITIS

Tinjauan teoritis komunikasi berisi Pengertian Komunikasi, Pengertian

Strategi, Teori Strategi Komunikasi, Unsur-Unsur Komunikasi

Antarbudaya. Akulturasi dan budaya berisi Pengertian Akulturasi dan

Faktor Akulturasi, Pengertian Budaya dan Asimilasi. Pengertian Budaya

Islam, Pengertian Budaya Lokal dan Muhammadiyah.

BAB III : GAMBARAN UMUM MUHAMMADIYAH DAN AKULTURASI

BUDAYA DI KECAMATAN SOMAGEDE BANYUMAS

Memuat tentang Profil Muhammadiyah, terdiri dari Sejarah Berdirinya,

Visi-Misi, Struktur Organisasi dan Kepengurusan, Program-Program

Kerja, Tujuan dan Sasaran, Serta Sarana dan Prasarana Muhammadiyah

Cabang Somagede. Budaya Islam dan Budaya Lokal Di Kecamatan

Somagede Banyumas.

BAB IV : HASIL TEMUAN DAN ANALISA DATA

Hasil Temuan berupa; Strategi komunikasi dan Perubahan masyarakat

akan hadirnya Muhammadiyah terhadap akulturasi budaya Islam dan

Lokal di Kecamatan Somagede.

BAB V : PENUTUP

Kesimpulan pada uraian-uraian dan bahasan pada bab-bab sebelumnya

dan memuat saran-saran serta dilengkapi dengan daftar pustaka.

Page 26: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

15

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian Komunikasi

Kata Komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari

kata latin communis yang berarti “sama” , “communico”, communication, atau

communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama

(communis) yang paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang

merupakan akar dari kata Latin lainnya yang mirip.1 Secara garis besar kata

komunikasi didefinisikan sebagai ucapan yang terdiri dari beberapa kata. Kata

yang dikeluarkan berdasarkan hasil pemikiran, baik lambat maupun cepat

tergantung kemampuan individu dan lawan bicaranya.

Banyak definisi tentang kata “komunikasi”, Tubbs dan Moss

mendefinisikan komunikasi sebagai “proses penciptaan makna antara dua orang

(komunikator 1 dan komunikator 2) atau lebih”, menurut definisi tersebut terdapat

dua bentuk umum tindakan yang dilakukan oleh yang terlibat dalam komunikasi,

yaitu penciptaan pesan dan penafsiran pesan.2 Manusia dikatakan berhasil dalam

berkomunikasi apabila dirinya dinyatakan mampu menafsirkan pesan, mengolah

kata dalam pemikiran dan mengucapkannya dengan susunan kata yang baik.

Pengertian komunikasi dapat digolongkan menjadi tiga yaitu pengertian

secara etimology, terminology, dan paradigmatis.

1 Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar (Bandung : Remaja Rosdakarya,

2008) , h. 46.

2 Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar, h. 65.

Page 27: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

16

1. Secara etimology, komunikasi dipelajari menurut asal-usul kata, yaitu

komunikasi berasal dari bahasa Latin „communicatio‟ dan perkataan ini

bersumber pada kata „comminis‟ yang berarti sama makna mengenai suatu hal

yang dikomunikasikan.

2. Secara teminology, komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan

oleh seseorang kepada orang lain.

3. Secara paradigmatis, komunikasi berarti pola yang meliputi sejumlah

komponen berkorelasi satu sama lain secara fungsional untuk mencapai tujuan

tertentu.3

Setiap segi kehidupan manusia membutuhkan komunikasi, maka manusia

tidak dapat menghindari terjadinya proses komunikasi. Seperti halnya manusia

yang bergantung pada sandang pangan dan papan. Maka komunikasi harus juga

dipenuhi untuk mendukung jalannya kehidupan. Semua kebutuhan hidup manusia

hanya dapat terpenuhi jika komunikasi berlangsung di dalamnya. Dalam

memahami pesan harus disesuaikan dengan gaya bahasa agar komunikasi berjalan

baik dan lancar.

Saundra Hybels dan Richard L. Weaver mengatakan bahwa komunikasi

merupakan proses pertukaran informasi, gagasan, dan perasaan. Informasi yang

disampaikan tidak hanya secara lisan dan tulisan, juga dengan bahasa tubuh,

penampilan diri, atau dengan alat bantu di sekeliling untuk memperkaya pesan.4

Komunikasi dapat membuat orang lain mengambil bagian untuk memberi dan

mengalihkan informasi sebagai berita atau gagasan.

3Tommy Suprapto, Pengantar Teori & Manajemen Komunikasi (Yogyakarta : Media

Presindo, 2009), h. 7.

4Alo Liliweri, Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya (Yogyakarta: LKiS,

2002),h. 3.

Page 28: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

17

Komunikasi juga berarti sebuah kegiatan untuk menyebarkan informasi,

mengatur kebersamaan satu sama lain, menghubungkan keakraban dan menjadi

bagian dalam kebersamaan.5 Kemampuan dalam berkomunikasi membantu

mengungkapkan ide, pikiran, gagasan dan pendapat yang disampaikan kepada

orang lain. Kemampuan berkomunikasi yang baik menghasilkan susunan kata

sesuai pesan tersebut disampaikan. Sehingga memudahkan “komunikan” sebagai

receiver dalam menafsirkan isi pesan tersebut.

Manusia tidak lepas dari kehidupan komunikasi karena manusia terlahir

dari aktivitas komunikasi. Artinya komunikasi telah menjadi bagian dari dalam diri

manusia sejak lahir. Agar lebih memahami pengertian komunikasi, maka perlu

diketahui sudut pandang proses berkomunikasi dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Komunikasi sebagai suatu proses, suatu aktivitas simbolis, dan pertukaran makna

antarmanusia. Hal itu yang menjadi sudut pandang terhadap pentingnya

menggunakan komunikasi dalam kehidupan. Berikut ini tiga pandangan

komunikasi. Komunikasi sebagai Aktivitas Simbolis

Dikatakan aktivitas simbolis karena aktivitas berkomunikasi menggunakan

simbol bermakna yang diubah ke dalam kata-kata (verbal) untuk ditulis dan

diucapkan atau simbol „bukan kata-kata verbal‟ (nonverbal) untuk „diperagakan‟.

Simbol komunikasi itu dapat berbentuk aktivitas manusia, atau tampilan objek

yang mewakili makna tertentu. Makna di sini adalah persepsi, pikiran atau

perasaan yang dialami seseorang yang pada giliranya dikomunikasikan kepada

orang lain.

5 Tommy Suprapto, Pengantar Teori & Manajemen Komunikasi (Yogyakarta : Media

Presindo, 2009), h. 5.

Page 29: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

18

Komunikasi sebagai proses.

Disebut proses karena komunikasi merupakan aktivitas yang dinamis,

aktivitas yang terus berlangsung secara bersinambung sehingga dia terus

mengalami perubahan. Proses komunikasi terinci dalam rangkaian-rangkaian

aktivitas yang berbeda-beda, namun saling berkaitan, bahkan mungkin rangkaian-

rangkaian itu diaktifkan secara bertahap dan berubah sepanjang waktu.

Komunikasi sebagai pertukaran makna

Kegiatan komunikasi merupakan kegiatan mengirim atau menerima pesan,

namun pada kenyataanya pesan sama sekali tidak bertukar atau berpindah, yang

berpindah adalah makna pesan tersebut. Jadi, makna bukan sekedar kata-kata

verbal atau perilaku nonverbal, tetapi makna adalah pesan yang dimaksudkan oleh

pengirim dan diharapkan akan dmengerti pula oleh penerima. Agar setiap kata-kata

menjadi bermakna dibutuhkan pengalaman bersama dalam kehidupan

komunikasi.6

Pesan tersebut mengandung makna yang dapat diartikan. Jadi komunikasi

didefinisikan sebagai apa yang terjadi bila makna diberikan kepada suatu perilaku.

Bila seseorang memperhatikan perilaku dan memberinya makna, maka komunikasi

telah terjadi. Terlepas dari apakah menyadari perilaku atau tidak dan disengaja atau

tidak. Karena tidak mungkin seseorang yang tidak melakukan sebuah perilaku

dalam hidupnya. Maka tidaklah mungkin seseorang untuk tidak berkomunikasi

dengan kata lain seseorang tidak dapat tidak berkomunikasi.7

6 Tommy Suprapto, Pengantar Teori & Manajemen Komunikasi (Yogyakarta : Media

Presindo, 2009), h. 6. 7 Dedy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi Antarbudaya : Panduan

Berkomunikasi Dengan Orang-Orang Berbeda Budaya (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005),

h. 13.

Page 30: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

19

B. Pengertian Strategi

Strategi dapat dijelaskan sebagai suatu rangkaian yang dapat ditepaah

sebagai suatu „prinsip dasar‟ utama (content) strategi yang selalu memikirkan

organisasi dapat hidup dan berkembang pada suatu „konteks‟ (context) apa pun

bidangnya.8 Penelusuran lebih mendalam dari kata strategy/ strategi yang berasal

dari bahasa Yunani yaitu „strategos‟ (stratus = tentara atau militer, dan ag =

memimpin) memiliki arti seni berperang, atau dengan definisi yang lebih lengkap

untuk orang Yunani (dihubungkan dengan strategi militer).

Pada abad ke-19 dan ke-20 faktor militer yang menggunakan istilah strategi

telah bercampur dengan faktor – faktor politik, ekonomi, teknologi dan psikologis.

Istilah strategi lalu muncul dengan nama baru grand strategy atau strategi tingkat

tinggi, yang berarti seni memanfaatkan semua sumber daya suatu bangsa atau

kelompok bangsa untuk mencapai sasaran perang dan damai (Matloff,1967). 9

Definisi strategi berbeda tergantung bidang instansi yang terkait di

dalamnya. Di bidang manajemen, definisi mengenai strategi cukup bervariasi dari

beberapa ahli. Gerry Johnson & Kevan Scholes mendefinisikan strategi sebagai

arah dan cakupan jangka panjang organisasi untuk mendapatkan keunggulan

melalui konfigurasi sumber daya dalam lingkungan yang berubah untuk mencapai

kebutuhan pasar dan memenuhi harapan pihak yang berkepentingan.

Henry Mintzberg mendefinisikan strategi sebagai 5 p yaitu: strategi sebagai

perspektif, posisi, perencanaan, pola kegiatan, dan strategi sebagai “penipuan”

(ploy) yaitu muslihat rahasia. Sebagai perspektif, di mana strategi dalam

8 Jemsly Hutabarat dan Martani Huseini, Pengantar Manajemen Strategik Kontemporer :

Strategik Di Tengah Operasional (Jakarta : Elex Media Komputindo, 2006), h. 17.

9 J. Salusu, Pengambilan Keputusan Strategik (Jakarta : Grasindo, 2004), h. 85.

Page 31: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

20

membentuk misi kepada semua aktivitas. Sebagai posisi, di mana dicari pilihan

untuk bersaing. Sebagai perencanaan, dalam hal strategi menentukan tujuan

performansi perusahaan. Sebagai pola kegiatan, di mana strategi dibentuk pola,

yaitu umpan balik dan penyesuaian.10

Selain definisi-definisi strategi yang bersifat umum, ada juga yang lebih

khusus, Hamel dan Prahald (1995), yang mengangkat kompetensi inti sebagai hal

yang penting. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola

konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu

mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.”11

Strategi komunikasi baik secara makro (planned multi-media strategy)

maupun secara mikro (single communication medium strategy) berfungsi ganda:

1. Menyebarluaskan pesan komunikasi bersifat informatif, persuasif dan

instruktif secara sistematik dalam memperoleh hasil optimal.

2. Menjembatani atau cultural gap akibat kemudahan diperolehnya dan

kemudahan dioperasionalkannya media massa yang begitu ampuh, yang

jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya.12

Shirley (1978) lebih suka memakai istilah determinan atau faktor yang

menetukan. Jadi, determinan strategi menurutnya ialah peluang ekstern, kendala-

kendala ekstern, kapabilitas intern dan nilai-nilai perorangan dari pejabat-pejabat

teras. Sebagai kesimpulan, berikut ini elemen-elemen strategi:

10 Jemsly Hutabarat dan Martani Huseini, Pengantar Manajemen Strategik Kontemporer :

Strategik Di Tengah Operasional (Jakarta : Elex Media Komputindo, 2006), h. 18.

11 Husein Umar, Strategis Management In Action (Jakarta : Gramedia, 2008), h. 31.

12

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi (Bandung : Citra Aditya

Bakti, 2003), h. 300.

Page 32: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

21

(1) Tujuan dan Sasaran. Strategi didefinisikan sebagai penetapan dari tujuan

dan sasaran jangka panjang suatu organisasi serta penggunaan serangkaian

tindakan dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

Harvey (1982) mencoba menjelaskan : (a) organizational goals adalah

keinginan yang hendak dicapai pada waktu yang akan datang, digambarkan

secara umum dan relatif tidak mengenal batas waktu, sedangkan (b)

organizational objectives adalah pernyataan yang mengarah pada kegiatan

untuk mencapai goals, terikat waktu, dapat diukur dan dihitung.

(2) Lingkungan. Sasaran organisasi senantiasa berhubungan dengan

lingkungan, di mana bisa terjadi bahwa lingkungan mampu mengubah

sasaran. Sebaliknya sasaran organisasi dapat mengontrol lingkungan.

(3) Kemampuan internal. Kemampuan internal digambarkan sebagai apa yang

dapat dibuat (can do) karena kegiatan akan terpusat pada kekuatan.

(4) Kompetisi.Kompetisi ini tidak dapat diabaikan dalam merumuskan strategi.

(5) Pembuat strategi. Ini penting untuk menunjuk siapa yang kompeten

membuat strategi.

(6) Komunikasi. Melalui komunikasi yang baik, strategi bisa berhasil.

Informasi yang tersebia dalam lingkungan pada umumnya tidak lengkap

dan berpengaruh dalam mengatur strategi. Sungguhpun demikian,

informasi serupa ini haruslah tetap dikomunikasikan sebab hanya dengan

komunikasi dapat mengetahui pihak lain.

C. Teori Strategi Komunikasi

Seperti halnya dengan strategi di bidang apapun, strategi komunikasi harus

didukung oleh teori, sebab teori merupakan pengetahuan berdasarkan pengalaman

Page 33: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

22

yang sudah diuji kebenarannya. Harold D. Laswell menyatakan bahwa cara yang

terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “Who

Says What In Whish Channel To Whom With What Effect?”

Untuk mantapnya strategi komunikasi, maka segala sesuatunya harus

dipertautkan dengan komponen-komponen yang merupakan jawaban terhadap

pertanyaan dalam rumusan Laswell tersebut.13

- Who? (Siapakah komunikatornya?)

- Says What? (Pesan apa yang dinyatakannya?)

- In Which Channel? (Media apa yang digunakannya?)

- To Whom? (Siapa komunikannya?)

- Whit What Effect? (Efek apa yang diharapkannya?)

Tambahan pertanyaan tersebut dalam strategi komunikasi sangat penting,

karena pendekatan (approach) terhadap efek yang diharapkan dari suatu kegiatan

komunikasi bisa berjenis-jenis, yakni:

- Information atau menyebarluaskan informasi

- Persuasion atau melakukan persuasi

- instruction atau melaksanakan instruksi14

Rumus Laswell tersebut mengandung pertautan dengan berbagai teori

komunikasi lainnya. Pertama-tama fokus perhatian perlu ditujukan kepada

komponen komunikan. Dalam bukunya Melvin L. DeFleur yang berjudul Theories

of Mass Communication, mengemukakan empat teori ialah sebagai berikut15

:

13

Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004), h. 29.

14 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi (Bandung : Citra Aditya

Bakti, 2003), h. 302.

15 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004),

h. 30.

Page 34: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

23

a. Individual Differences Theory

Teori ini menyatakan bahwa khalayak yang secara selektif

memperhatikan suatu pesan komunikasi, khususnya apabila bersangkutan

dengan kepentingannya, akan sesuai dengan sikapnya, kepercayaannya, dan

nilai-nilainya. Tanggapanya terhadap pesan komunikasi seperti itu akan diubah

oleh tataan psikologisnya.

b. Social Categories Theory

Asumsi dasar dari teori ini ialah bahwa kendatipun masyarakat

modern sifatnya heterogen, orang yang mempunyai sejumlah sifat yang sama

akan memiliki pola hidup tradisional yang sama. Kesamaan orientasi dan

perilaku ini akan mempunyai kaitan dengan gejala yang diakibatkan media

massa. Suatu kelompok dari khalayak akan memilih isi pesan komunikasi yang

kira-kira sama dan akan memberikan tanggapan yang kira-kira sama pula.

c. Social Relationship Theory

Menurut teori tersebut, sebuah pesan komunikasi mula-mula

disiarkan melalui media massa kepada sejumlah perorangan yang terang-

lengkap atau well informed, dan dinamakan “pemuka pendapat” atau opinion

leaders. Oleh pemuka pendapat ini pesan komunikasi tersebut diteruskan

melalui saluran antarpersona (dari mulut ke mulut), kepada orang-orang yang

kurang terpaannya oleh media massa atau, dengan perkataan lain, orang-orang

yang tidak berlangganan surat kabar, radio dan televisi. Dalam hubungan sosial

yang seperti itu, si pemuka pendapat tadi bukan saja meneruskan informasi,

tetapi juga menginterprestasikannya.

Page 35: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

24

d. Cultural Norms Theory

Pada hakikatnya merupakan anggapan yang mendasar bahwa,

melalui penyajian yang selektif dan penekanan pada tema tertentu, media

massa menciptakan kesan-kesan pada khalayak bahwa norma-norma budaya

yang sama mengenai topik-topik tertentu dibentuk dengan cara yang khusus.16

D. Unsur – Unsur Komunikasi Antar Budaya

Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Banyak aspek budaya turut

menetukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini meliputi banyak

kegiatan sosial manusia. Unsur sosio-budaya mempunyai pengaruh yang besar dan

langsung atas makna-makna yang dibangun dalam persepsi.

Unsur budaya ini mempengaruhi persepsi, unsur-unsur tersebut

mempengaruhi aspek-aspek makna yang bersifat pribadi dan subjektif. Persepsi

adalah proses internal yang dilakukan untuk memilih, mengevaluasi, dan

mengorganisasikan rangsangan dari lingkungan ekseternal. Dengan kata lain,

persepsi adalah cara mengubah energi fisik lingkungan menjadi pengalaman

bermakna. Perilaku dipelajari sebagai bagian dari pengalaman budaya. Budaya

cenderung menetukan kriteria mana yang penting ketika mempersepsi sesuatu.17

Bila memadukan unsur tersebut, sebagaimana yang dilakukan saat

berkomunikasi, unsur-unsur tersebut bagaikan komponen-komponen suatu sistem

stereo – setiap komponen berhubungan dengan komponen lainnya. Dalam keadaan

sebenarnya, unsur-unsur tersebut tidak terisolasi dan tidak berfungsi sendiri-

16 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004),

h. 30.

17 Dedy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi Antarbudaya : Panduan

Berkomunikasi Dengan Orang-Orang Berbeda Budaya (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005) ,

h. 25.

Page 36: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

25

sendiri. Unsur-unsur tersebut membentuk suatu matriks yang kompleks mengenai

unsur-unsur yang sedang berinteraksi yang beroperasi bersama-sama, yang

merupakan suatu fenomena kompleks yang disebut komunikasi antarbudaya.

Dalam kajian komunikasi antar budaya, dikenal tiga unsur utama sosial

budaya utama, ialah sebagai berikut :18

1. Sistem Kepercayaan (belief) dan Nilai – nilai (values)

Kepercayaan mengkaitkan hubungan antara objek yang diyakini

individu, dengan sifat-sifat tertentu objek tersebut secara berbeda-beda.

Tingkat, derajat, kepercayaan itu menunjukkan pula kedalaman dan isi

kepercayaan seseorang. Jika seseorang merasa lebih pasti dalam

kepercayan maka lebih besar pulalah kedalaman dan isi kepercayaan.

Budaya memaninkan peranan dalam proses pembentukan

kepercayaan. Terlepas dari benar atau salahnya penerimaan dan

penggunaannya oleh individu yang berbeda latar belakang kebudayaan

dalam komunikasi antar budaya. Dengan kata lain komunikasi antar budaya

tidak dipersoalkan keyakinannya itu salah atau benar sepanjang berkaitan

dengan sesuatu kepercayaan. Hendaknya seseorang hadapi kepercayaan itu

sebagaimana adanya, apabila seseorang menginginkan komunikasi efektif

dan dapat berhasil dengan memuaskan.

Sistem kepercayaan erat kaitannya dengan nilai-nilai (values) yang

ada, sebab nilai-nilai itu adalah aspek evaluatif dari sistem-sistem

kepercayaan, nilai dan sikap, yang meliputi kualitas atau asas-asas seperti:

18 Alex. H. Rumondor, dkk., Komunikasi Antar Budaya (Jakarta : UT , 1995), h. 58.

Page 37: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

26

- kemanfaatan

- kebaikan

- keindahan (estetika)

- kemampuan memuaskan kebutuhan dan kesenangan

Di antara nilai-nilai (values) itu ada yang sudah membaku dan

meresap lama melalui proses internalisasi kepada individu-individu. Nilai-

nilai budaya ini erat kaitannya dengan nilai agama sehingga sering

istilahnya digabung menjadi sistem nilai-nilai budaya dan nilai agama.

Kesemua nilai dan norma tersebut adalah aspek evaluatif dari sistem

kepercayaan yang menentukan perilaku-perilaku mana yang baik dan

buruk, mana yang dituruti dan dihindari.

Dibandingkan dengan pemahaman klasifikasi kepercayaan dan

nilai, klasifikasi kepercayaan dan sikap sulit memastikannya dilingkungan

kelompok. Kesulitannya sejauh mana faktor kepercayaan yang

mempengaruhi sikap terhadap diri sendiri dan orang lain serta yang terjadi

diantara mereka.19

2. Sikap dan Pandangan Dunia (world view)

Sikap didefinisikan sebagai suatu kecenderungan yang diperoleh

dengan cara belajar untuk merespons suatu objek. Sikap dipelajari dalam

suatu konteks budaya. Bagaimanapun lingkungan akan turut membentuk

sikap, kesiapan untuk merespons dan akhirnya perilaku diri sendiri.20

19 Alex. H. Rumondor, dkk., Komunikasi Antar Budaya (Jakarta : UT , 1995), h. 60.

20

Dedy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi Antarbudaya : Panduan

Berkomunikasi Dengan Orang-Orang Berbeda Budaya (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005),

h. 27.

Page 38: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

27

Jika dihubungkan dengan komunikasi antarbudaya, sikap (attitude)

adalah kesiapan jawaban (respons) perilaku sehari-hari terhadap dunia,

manusia dan peristiwa di lingkungan. Kesiapan sikap perilaku tersebut

adalah hasil dan cara belajar merespons lingkungan dalam kawasan budaya

tertentu. Proses terbentuknya kecenderungan sikap meliputi tiga unsur:

- Unsur kognisi dan keyakinan

- Unsur evaluasi

- Unsur intensitas harapan21

Ketiga unsur tersebut berintegrasi dalam proses kejiwaan yang

menciptakan kecenderungan-kecenderungan bereaksi terhadap lingkungan.

Semua unsur - unsur kebudayaan, adat istiadat, pranata, sistem sosial dan

sistem kepribadian sampai pada sistem organik, melatarbelakangi

perspektif sikap dan perilaku seseorang. Sikap bukanlah sebuah motif atau

reaksi tetapi yang hanya dipahami melalui klasifikasi:

- Sikap positif atau konstruktif

- Sikap negatif atau destruktif22

Pandangan Dunia ( World of View)

Pandangan dunia berkaitan dengan orientasi suatu budaya terhdap

hal-hal seperti Tuhan, kemanusiaan, alam, alam semesta, dan masalah-

masalah filosofis lainnya yang berkenaan dengan konsep makhluk.

Pandangan dunia membantu untuk mengetaui posisi dan tingkatan

21 Alex. H. Rumondor, dkk., Komunikasi Antar Budaya (Jakarta : UT , 1995), h. 60.

22

Alex. H. Rumondor, dkk., Komunikasi Antar Budaya, h. 61

Page 39: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

28

seseorang dalam alam semesta. Oleh karena pandangan dunia begitu

kompleks, sulit melihatnya dalam suatu interaksi antarbudaya.

Dengan cara-cara yang tak terlihat dan tidak nyata, pandangan

dunia mempengaruhi komunikasi antarbudaya, oleh karena sebagai anggota

suatu budaya setiap pelaku komunikasi mempunyai pandangan dunia yang

tertanam dalam jiwa yang sepenuhnya dianggap benar dan otomatis

menganggap bahwa pihak lainnya memandang dunia sebagaimana

seseorang memandangnya.23

Cara pemahaman pandangan hidup mengenai dunia (world view) itu

adalah melalui substansi dan kerumitan dari pengaruh kuatnya terhadap

kebudayaan masyarakat, bangsa-bangsa, yang seringkali tidak disadari.

Pandangan hidup mengenai manusia dan alam ini satu dalam keseimbangan

dan keselarasanya baik makro dan mikro kosmosnya.

Sedangkan pandangan hidup lainnya memandang manusia itulah

pusatnya, terpisah dari alam semesta, sehingga ilmu pengetahuan dan

teknologi harus dikuasai manusia. Umumnya dikenal tiga tipe pandangan

dunia : Afrosentris, Eurosentris dan Asiosentris.

- Afrosentris, cara pandang bahwa semua realitas itu berada dalam

keadaan terpadu dan hidup secara keseluruhan dan dalam keagungan.

Tidak ada pemisahan dari segi spiritual dan material.

- Asiosentris, cara pandang bahwa materi itu hanyalah sebagai ilusi.

Yang bersumber dari alam spiritual itulah yang nyata (real).

23 Dedy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi Antarbudaya : Panduan

Berkomunikasi Dengan Orang-Orang Berbeda Budaya (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h.

29.

Page 40: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

29

- Eurosentris adalah memandang materi itu nyata atau riil. Yang spiritual

itu adalah ilusi semata.24

3. Organisasi Sosial

Organisasi sosial sebagai unsur budaya, merupakan cara bagaimana

suatu budaya mengorganisasikan dirinya dan bagaimana lembaga-

lembaganya mempengaruhi cara anggota-anggota budaya itu mepersepsi

dunia serta bagaimana pula mereka berorganisasi. Dikenal dua jenis bentuk

pengorganisasian yang mempengaruhi komunikasi antarbudaya.

a. Kebudayaan geografis di lingkungan batas-batas wilayah: negara, suku

bangsa, kasta, sekte keagamaan dan sebagainya.

b. Kebudayaan dalam kedudukan dan peranan sosialnya yang berkaitan

dengan cara-cara berperilaku, profesi dan ideologi tertentu.

Anggota organisasi sosial masyarakat modern di Indonesia

umumnya berperan pada berbagai jenis organisasi sosial di samping

sebagai anggota keluarga, ataukah warga RT/RW, karyawan kantor

pemerintahan dan swasta.

Nilai-nilai dan norma (kaidah) di setiap organisasi dalam peranan

dan profesinya tersebut adalah bagian dari nilai-nilai dan norma yang

berlaku di lingkungan sebagai keseluruhan unsur budaya. Ada dua faktor

yang berpengaruh dalam peranan keorganisasian: pertama, bahwa

persepsinya akan berbeda, dan kedua, apa yang dikomunikasikan adalah

pencerminan dari apa yang dipersepsikan oleh kebudayaannya.25

24 Alex. H. Rumondor, dkk., Komunikasi Antar Budaya (Jakarta : UT , 1995), h. 61

25

Alex. H. Rumondor, dkk., Komunikasi Antar Budaya (Jakarta : UT , 1995), h. 64

Page 41: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

30

E. Akulturasi dan Budaya

1. Pengertian Akulturasi

Menurut istilah ilmu antropologi budaya, akulturasi merupakan

proses pencampuran antara dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu

dan saling mempengaruhi. Akulturasi sebagai istilah yang menunjukkan

adanya pengaruh dari satu pihak dalam proses percampuran yang

mengandung pengertian adanya pertukaran kebudayaan dan timbal balik.

Proses akulturasi umumnya menyebabkan martabat kedua

kebudayaan itu meningkat kepada taraf yang lebih tinggi. Dalam bidang

psikiatri berarti proses perubahan budaya, apabila individu dipindahkan dari

suatu lingkungan budaya ethnik tertentu ke lingkungan budaya ethnik lain.26

Akulturasi diberikan pengertian sebagai perpaduan antara dua

kebudayaan atau lebih dan telah menyatu sehingga unsur-unsur kebudayaan

pembentuknya sudah tidak dapat terlihat lagi. Akulturasi akan mencakup

berbagai aspek kehidupan termasuk di dalamnya adalah bahasa, ilmu

pengetahuan dan teknologi, serta kesenian.27

Dalam proses transformasi budaya, ada dua hal unsur penting

terhadap pentingnya perubahan nilai, yaitu terjadinya proses inkulturasi dan

akulturasi. kedua proses tersebut mempunyai hubungan timbal balik, dan

berganti-ganti – dapat merupakan penghalang atau pendorong satu sama

lain, dan mengalami proses kelanjutan atau pembekuan.

26 Franklin Books Programs, Ensiklopedi Umum (Yogyakarta:Kanisius, 1973), h. 30.

27

Andreas Soeroso, Sosiologi 1 (Jakarta:Yudhistira Quadra, 2008), h. 63.

Page 42: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

31

Inkulturasi merupakan penempaan-penempaan setiap individu

sebagai subjek kebudayaan, cita-cita kebudayaan yang diharapkan, kontrol

melawan penyelewengan, dan ketegangan terhadap daya cipta seseorang.

Inkulturasi dianggap berhasil jika terjadi penggabungan antara tradisi dan

ekspresi pribadi, sehingga dengan demikian nilai-nilai dapat berasimilasi

secara dinamis.

Di samping inkulturasi, para proses transformasi budaya terjadi pula

apa yang disebut sebagai akulturasi. Proses ini merupakan wahana atau area

dua kebudayaan bertemu, di mana masing-masing dapat menerima nilai-

nilai bawaanya. Untuk dapat berhasil dengan baik, proses akulturasi perlu

memenuhi beberapa syarat, diantaranya syarat persenyawaan (affinity), yaitu

penerimaan kebudayaan tanpa rasa terkejut. Gillin mengibaratkan

persenyawaan ini sebagai „menyerap‟, sebagai bagian organik, sedangkan

Amman melihatnya sebagai „penjiwaan‟ kebudayaan.

Syarat lain terbentuknya proses akulturasi adalah adanya

keseragaman (homogenity), seperti nilai baru yang tercerna akibat

keserupaan tingkat dan corak budayanya. Kemudian syarat fungsi, seperti

nilai baru yang diserap hanya sebagai suatu manfaat yang tidak penting atau

hanya sekadar tampilan, sehingga proses akulturasi dapat berlangsung

dengan cepat. Dengan demikian, suatu nilai yang tepat fungsi dan

bermanfaat bagi kebudayaan sehingga akan memiliki daya tahan lama.

Ciri terjadinya proses akulturasi yang utama adalah diterimanya

kebudayaan luar yang diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa

menghilangkan kepribadian kebudayaan asal. Sedangkan Soekanto,

Page 43: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

32

mengelompokkan unsur kebudayaan asing yang mudah diterima, di

antaranya adalah „kebudayaan benda‟, sesuatu yang besar manfaatnya, dan

unsur „kebudayaan‟ yang mudah disesuaikan. Unsur „kebudayaan yang sulit

diterima‟, adalah kepercayaan, ideologi, falsafah, dan unsur yang

membutuhkan proses sosialisasi.28

2. Faktor Akulturasi

Pola-pola akulturasi tidaklah seragam di antara individu-individu

tetapi beraneka ragam, bergantung pada potensi akulturasi yang dimiliki

imigran sebelum bermigrasi. Berikut ini faktor akulturasi dalam memberi

andil kepada potensi akulturasi yang besar.

Kemiripan antara budaya asli (imigran) dan budaya pribumi

mungkin merupakan faktor terpenting yang menunjang potensi akulturasi.

Begitu seseorang imigran memasuki budaya pribumi, proses akulturasi

mulai berlangsung. Proses akulturasi akan terus berlangsung selama imigran

mengadakan kontak langsung dengan sistem sosio-budaya pribumi.

Usia pada saat berimigrasi. Imigran yang lebih tua umumnya

mengalami banyak kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan budaya yang

baru dan mereka lamban dalam memperoleh pola-pola budaya baru.29

Latar belakang pendidikan. Faktor penguasaan bahasa ikut juga

menentukan. Imigran yang sudah menguasai bahasa masyarakat pribumi,

lebih besar potensi akulturasinya. Latar belakang pendidikan imigran

28 Agus Sachari, Budaya Visual Indonesia (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 29.

29

Dedy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi Antarbudaya : Panduan

Berkomunikasi Dengan Orang-Orang Berbeda Budaya (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005),

h. 27.

Page 44: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

33

sebelum berimigrasi mempermudah akulturasi. Pendidikan, terlepas dari

konteks budayanya, ternyata memperbesar kapasitas seseorang untuk

menghadapi pengalaman baru dan mengatasi tantangan hidup. Dalam

beberapa kasus, proses pendidikan seorang imigran di negeri asalnya

meliputi kursus bahasa asing yang memberi individu suatu bekal untuk

mengembangkan kecakapan berkomunikasi setelah berimigrasi.

Beberapa karakteristik kepribadian seperti bersahabat dan

toleransi. Faktor-faktor kepribadian seperti suka berteman, toleransi, mau

mengambil risiko, keluwesan kognitif, keterbukaan dan sebagainya.

Karakteristik-karakteristik kepribadian ini bisa membantu imigran

membentuk persepsi, perasaan dan perilakunya yang memudahkan dalam

lingkungan yang baru. Penting juga sifat kepribadian yang terbuka,

toleransi, solidaritas yang kesemuanya dapat membentuk persepsi dan

perilaku yang memudahkan akulturasi di lingkungan sosio-budaya baru.30

Pengetahuan tentang budaya pribumi sebelum berimigrasi.

Pengetahuan imigran tentang budaya pribumi sebelum berimigrasi yang

diperoleh dari kunjungan sebelumnya, kontak-kontak antarpersona, dan

lewat media massa, juga dapat mempertinggi potensi akulturasi imigran.31

3. Pengertian Budaya dan Asimilasi

Istilah budaya dalam bahasa Inggris Culture masih dapat diketahui

asal usulnya, yaitu Colere (Latin) yang berarti mengumpulkan atau

membudayakan. Kata ini jelas-jelas berkaitan dengan kegiatan manusia

30 Alex. H. Rumondor, dkk., Komunikasi Antar Budaya (Jakarta : UT , 1995), h. 95.

31

Dedy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi Antarbudaya:Panduan

Berkomunikasi Dengan Orang-Orang Berbeda Budaya (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2005)

h. 145.

Page 45: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

34

dalam pertanian. Dalam bahasa Indonesia, analisis kata Budaya atau

Kebudayaan kembali ke kata Budi yaitu alat batin yang merupakan paduan

akal dan perasaan untuk menimbang baik buruk. Dari kata budi ini

dikembangkanlah kata-kata :

- Budi daya : usaha yang bermanfaat dan memberi hasil

- Budaya : pikiran dan hasil

- Kebudayaan : hal-hal berkaitan dengan budaya, pikiran dan batin.

Budaya adalah konsep yang menumbuhkembangkan perhatian suatu

objek lingkungan dalam sistem sosial. Budaya diartikan sebagai berikut:

- Budaya adalah tatanan kemampuan pengetahuan, pengalaman,

kepercayaan, nilai, sikap, makna, hierarki, agama, waktu, peranan

konteks ruang, pandangan hidup mengenai dunia dan alam semesta.

- Budaya termasuk milik yang diperoleh sekelompok besar manusia dari

generasi ke generasi melalui usaha individu atau kelompok tertentu.

- Budaya juga merupakan pengetahuan. Sifat-sifat perilakunya berupa

kepercayaan, seni, moral, hukum, adat-istiadat, dan kemampuan atau

kebiasaan lain, yang diperoleh dari anggota masyarakat.32

Asal kata kebudayaan terutama mengenai maknanya, yaitu berasal

dari kata budhayah, yaitu jamak dari buddhi yang berarti “budi” dan “akal”

sehingga kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang berhubungan dengan

akal. Berikut pengertian kebudayaan menurut para ahli, Selo Soemardjan

mengatakan bahwa kebudayaan merupakan semua hasil karya, rasa, dan

cipta manusia. Koentjaraningrat berpendapat kebudayaan merupakan

32 Alex. H. Rumondor, dkk., Komunikasi Antar Budaya (Jakarta : UT , 1995), h. 48.

Page 46: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

35

keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam

rangka kehidupan masyarakat yang dimiliki manusia dengan belajar.33

Clifford Geerts (1973) menyatakan budaya dapat dipahami sebagai

pola makna yang tertanam dalam simbol dan ditransmisikan secara historis,

sebuah sistem konsepsi turunan yang diekspresikan dalam bentuk simbolik

yang digunakan orang-orang untuk berkomunikasi dan mengembangkan

pengetahuan mereka tentang hidup dan sikap terhadapnya.

Selanjutnya menurut Kluckhohn, mendefinisikan budaya terdiri dari

berbagai pola tingkah laku, eksplisit dan implisit, dan pola tingkah laku itu

diperoleh dan dipindahkan melalui simbol, merupakan karya khusus

kelompok-kelompok manusia, termasuk penjelmaanya dalam bentuk hasil

budi manusia. Inti utama budaya terdiri dari ide-ide tradisional, terutama

nilai-nilai yang melekatnya.34

Secara formal budaya didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan,

pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hierarki, agama, waktu,

peranata, objek-objek materi dan milik yang diperoleh individu dan

kelompok. Budaya berkesinambungan dan hadir di mana-mana; budaya

meliputi semua peneguhan perilaku yang diterima selama satu periode

kehidupan. Budaya juga berkenaan dengan bentuk dan struktur fisik serta

lingkungan sosial yang mempengaruhi hidup seseorang.35

33 Tedi Sutardi, Antropologi : Mengungkap Keragaman Budaya (Bandung:Setia Purna

Inves, 2007), h. 10.

34

Abu Bakar M. Luddin, Dasar-Dasar Konseling : Tinjauan Teori dan Praktik (Bandung :

Citapustaka Media Perintis, 2010), h. 102.

35

Dedy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi Antarbudaya : Panduan

Berkomunikasi Dengan Orang-Orang Berbeda Budaya (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005),

h. 18.

Page 47: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

36

Akulturasi merupakan suatu proses yang dilakukan imigran untuk

menyesuaikan diri dengan dan memperoleh budaya pribumi, yang akhirnya

mengarah kepada asimilasi. Asimilasi merupakan derajat tertinggi

akulturasi yang secara teoritis mungkin terjadi. Kebanyakan imigran,

asimilasi mungkin merupakan tujuan sepanjang hidup.

Asimilasi adalah proses kogitif di mana seseorang mengintegrasikan

persepsi dan pengalaman baru ke dalam skema yang sudah ada di dalam

pikirannya. Skema tersebut awalnya tidak hanya tetap dipakai, tetapi juga

dikembangkan dan dilengkapi. Jadi Asimilasi merupakan salah satu proses

individu dalam mengadaptasikan dan mengorganisasikan diri dengan

lingkungan/tantangan baru sehingga pengertian orang itu berkembang.36

Asimilasi terjadi pada kelompok masyarakat dengan kebudayaan

yang berbeda, hidup berdampingan sehingga anggota dari kelompok tadi

bergaul dengan sesamanya secara langsung dan akrab dalam waktu yang

lama. Dengan demikian, memungkinkan kebudayaan kelompok tersebut

saling berusaha mendekati satu sama lain dan lambat laun menjadi satu.37

Asimilasi cenderung sejajar dengan hilangnya etnisitas (Kim,

1988:30). “Suatu bentuk yang secara alami segera mengikuti asimilasi

struktural adalah asimilasi psikologis, hilangnya identitas etnik yang khas”

(Alba, 1985:12). Senada dengan itu, Van der Berghe berpendapat,

Asimilasi merujuk kepada ”sejauh mana suatu kelompok yang

semula khas telah kehilangan identitas subjektifnya dan telah

terserap ke dalam struktur sosial suatu kelompok lain…Memang,

36 Paul Suparno,Teori Perkembangan Kognitif (Yogyakarta : Kanisius, 2005), h. 22.

37

Tedi Sutardi, Antropologi : Mengungkap Keragaman Budaya (Bandung:Setia Purna

Inves, 2007), h. 62.

Page 48: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

37

Akulturasi adalah suatu prasyarat, atau sekurang-kurangnya seiring

dengan asimilasi, karena bagaimana mungkin seseorang kehilangan

perasaan khasnya dan sepenuhnya diterima suatu kelompok lain

kecuali bila ia lancar dalam bahasa dan budaya kelompok penerima

(1981:216).38

Sebuah definisi asimilasi dikemukakan Park dan Burgess:

Asimilasi adalah suatu proses interprenetasi dan fusi. Melalui proses

ini orang-orang dan kelompok-kelompok memperoleh memori-

memori, sentimen-sentimen dan sikap-sikap orang-orang atau

kelompok-kelompok lainnya, dengan berbagai pengalaman dan

sejarah, tergabung dengan mereka dalam suatu kehidupan budaya

yang sama (1969:735).

Asimilasi merupakan akibat kelompok-kelompok minoritas

memasuki budaya dominan dan bahwa kelompok-kelompok minoritas

secara bertahap akan kehilangan identitas etnik mereka yang membedakan

mereka dari kelompok dominan. Dalam hal ini, Asimilasi menghasilkan

dua akibat:

(1) Kelompok minoritas kehilangan keunikannya dan menyerupai

kelompok mayoritas. Dalam proses itu kelompok mayoritas tidak

berubah.

(2) Kelompok etnik dan kelompok kehilangan keunikannya, lalu muncul

produk unik lainnya, suatu proses yang disebut Belanga Pencampuran.

Milton Gordon (1962) membedakan tujuh dimensi asimilasi,

yakni: asimilasi kultural, struktural, martial, identifikasional, penerimaan

sikap, penerimaan perilaku dan kewarganegaraan. Asimilasi kultural

ditandai dengan perubahan pola budaya kelompok minoritas seperti bahasa,

38 Dedy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi Antarbudaya:Panduan

Berkomunikasi Dengan Orang-Orang Berbeda Budaya, h. 158.

Page 49: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

38

nilai, pakaian. Sementara asimilasi struktural ditandai dengan masuknya

kelompok minoritas ke dalam lembaga pribumi. Asimilasi struktural-lah

yang menimbulkan asimilasi sempurna. Sekali asimilasi struktural terjadi,

maka bentuk asimilasi lainnya menyusul secara alami.39

F. Pengertian Budaya Islam

Unsur-unsur budaya yang erat kaitannya dengan penyebaran ajaran Islam

masuk dalam setiap aspek kehidupan masyarakat tanpa menimbulkan perubahan

kebudayaan secara radikal. Dengan kata lain, unsur-unsur budaya Islam tersebut

masuk dengan tidak mengubah kebudayaan yang sudah ada, tapi justru unsur-unsur

budaya Islam disesuaikan dan dipadukan dengan kebudayaan . Tujuannya, agar

masyarakat dengan mudah menerima Islam tanpa merasakan adanya perubahan

kebudayaan yang selama ini melekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia. 40

Kebudayaan Islam adalah hasil akal, budi, cipta rasa, karsa dan karya

manusia yang berlandaskan pada nilai-nilai tauhid. Islam sangat menghargai akal

manusia untuk berkiprah dan berkembang. Dalam perkembangannya kebudayaan

perlu dibimbing oleh wahyu dan aturan-aturan yang mengikat agar tidak

terperangkap pada ambisi yang bersumber dari nafsu hewani dan setan, sehingga

akan merugikan dirinya sendiri. Di sini agama berfungsi untuk membimbing

manusia dalam mengembangkan akal budinya sehingga menghasilkan kebudayaan

yang beradab atau peradaban Islami.41

39 Dedy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi Antarbudaya:Panduan

Berkomunikasi Dengan Orang-Orang Berbeda Budaya, h. 161.

40 Nana Supriatna, Sejarah: Buku Pelajaran untuk Kelas XI SMA, (Bandung:Grafindo,

2008), h. 59.

41

Wahyudin, Achmad. dkk. Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:Grasindo,2009) h. 119

Page 50: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

39

Dalam perkembangan dakwah Islam di Indonesia para penyiar Islam

mendakwahkan ajaran Islam melalui bahasa budaya, sebagaimana dilakukan oleh

para Wali di tanah Jawa. Karena kehebatan para Wali dalam mengemas ajaran

Islam dengan bahasa budaya setempat, sehingga masyarakat tidak sadar bahwa

nilai-nilai Islam masuk dan menjadi tradisi dalam kehidupan sehari-hari. 42

Adanya berbagai ritual dan tradisi yang dilaksanakan secara Islami oleh

umat Islam telah memperkokoh eksistensi esensi ajaran Islam di tengah

masyarakat Indonesia. Ajaran Islam justru menjadi kuat ketika ia telah mentradisi

dan membudaya di tengah kehidupan masyarakat, di mana esensi ajarannya sudah

memasuki atau include ke dalam tradisi masyarakat setempat. Islam hadir sebagai

mercusuar rahmat semesta dan masyarakat merasakan berkah dan jaminan

kesejahteraan (batiniah) dengan Islam dalam apresiasi atas berbagai ritual dalam

siklus kehidupan masyarakat.

Tradisi dan budaya dalam Islam Jawa menjadi sangat menentukan

kelangsungan syiar Islam, ketika tradisi dan budaya itu kemudian menyatu dengan

esensi ajaran Islam. Inilah antara lain yang terjadi antara Islam dan Jawa, dan

kemudian membentuk gugusan budaya Islam Jawa.43

Contoh kebudayaan yang

digunakan untuk menyebarkan ajaran Islam tersebut di antaranya dalam Hari Raya

Idul Fitri yang merupakan hari suci umat Islam dirayakan di Indonesia dengan

sangat meriah.

Ditandai dengan acara silaturahmi antarkeluarga dan tetangga, serta halal

bihalal atau saling memaafkan. Selain itu, sebagai bentuk rasa hormat terhadap

42 Wahyudin, Achmad. dkk. Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:Grasindo,2009), h. 119.

43

Muhammad Solikhin, Ritual & Tradisi Islam Jawa, (Yogyakarta: Narasi, 2010), h. 14

Page 51: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

40

orangtua dan nenek moyang, masyarakat Islam Indonesia juga menjalankan tradisi

berziarah. Tradisi seperti ini terutama dilakukan pada hari-hari besar Islam, seperti

Idul Fitri dan Mulud. Kunjungan ke makam tersebut dilakukan dengan berbagai

tujuan, bukan hanya ingin berziarah dan mendoakan arwah yang telah meninggal,

melainkan sebaliknya memohon restu dan berkah atau didoakan oleh arwah yang

meninggal tersebut.44

Tradisi Selametan yang dilakukan orang Jawa terutama di pedesaan. Untuk

memperingati orang meninggal yang diadakan mulai hari 1, 7, 40, 100 sampai

1000 hari dengan mengadakan ritual berupa selametan yang dilengkapi dengan

hidangan nasi dan sesaji dengan diberi doa secara Islami juga merupakan bentuk

budaya Islam. Perhitungan waktu beserta hidangan nasi dan sesaji adalah bentuk

ritual Jawa pra-Islam tidak begitu penting karena bersifat wadah, sedangkan

doanya adalah doa cara Islami inilah yang menjadi isi atau intinya. Oleh karenanya

budaya tersebut dimiliki oleh orang Islam Jawa, di sini label Islam lebih penting.45

Sentuhan-sentuhan Islam mewarnai dalam berbagai ritual dan tradisi yang

dilaksanakan oleh masyarakat Indonesia, sebagai bukti keberhasilan dakwah Islam,

yang berwajah rahmatan lil’alamin.46

Secara garis besar masyarakat Jawa terbagi

dalam dua kelompok budaya Islam :

1. Budaya Islam Sinkretis

Sistem budaya yang dibawa oleh kelompok petani abangan-sinkretis adalah

sistem budaya yang menggambarkan percampuran antara budaya Islam dengan

budaya lokal. Budaya Islam sinkretis merupakan gambaran suatu genre keagamaan

44 Nana Supriatna, Sejarah: Buku Pelajaran untuk Kelas XI SMA, (Bandung:Grafindo,

2008), h. 66.

45

Sutiyono, Benturan Budaya Islam : Puritan & Sinkretis, (Jakarta: Kompas, 2010), h. 45.

46 Muhammad Solikhin, Ritual & Tradisi Islam Jawa, (Yogyakarta: Narasi, 2010), h. 14

Page 52: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

41

yang sudah jauh dari sifatnya yang murni. Sebagai contoh budaya sinkretis yang

diwujudkan antara lain dalam bentuk tradisi selametan, tahlilan, yasinan,

wayangan, sesaji, ngalap berkah, ziarah dan seterusnya.

2. Budaya Islam Puritan

Sistem budaya yang dibawa oleh kelompok petani puritan adalah sistem

budaya yang menginginkan kembalinya sistem kehidupan beragama Islam yang

serba otentik (asli) dengan berpedoman pada sistem budaya yang berasal dari teks

suci. Kelompok puritan berusaha untuk meningkatkan penggalian pustaka suci

dalam bentuk hukum Islam atau dalam rangka pemurnian syariat.

Dalam bidang penyiaran Islam diputuskan mengintensifkan pelarangan

aktivitas agama yang berbentuk suatu penyimpangan keyakinan Islam, dengan cara

menegakkan gerakan menolak takhayul, bid‟ah, khurafat berupa selametan,

tahlilan, yasinan, ziarah, wayangan, sesaji, ngalap berkah, dan sebagainya. Ajakan

kaum puritan adalah untuk menjadi masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.47

G. Pengertian Budaya Lokal

Seiring perkembangan zaman dan sistem sosial budaya, dewasa ini budaya

lokal dimaknai sebagai pengetahuan bersama yang dimiliki sejumlah orang.

Budaya lokal meliputi berbagai kebiasaan dan nilai bersama yang dianut

masyarakat tertentu. Pengertian budaya lokal sering dihubungkan dengan

kebudayaan suku bangsa. Konsep suku bangsa sendiri sering dipersamakan dengan

konsep kelompok etnik.

Menurut Fredrik Barth sebagaimana dikutip oleh Parsdi Suparlan, suku

bangsa hendaknya dilihat sebagai golongan yang khusus. Kekhususan suku bangsa

47 Sutiyono, Benturan Budaya Islam : Puritan & Sinkretis, (Jakarta: Kompas, 2010), h. 8.

Page 53: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

42

diperoleh secara turun temurun dan melalui interaksi antarbudaya. Budaya lokal

atau dalam hal ini budaya suku bangsa menjadi identitas pribadi ataupun kelompok

masyarakat pendukungnya. Ciri-ciri yang telah menjadi identitas itu melekat

seumur hidup seiring kehidupannya. Dengan demikian, pengertian budaya lokal

tidak dapat dibedakan secara tegas. Mattulada sebagaimana dikutip Zulyani

Hidayah, mengemukakan lima ciri pengelompokan suku bangsa dalam pengertian

yang dapat disamakan dengan budaya lokal.48

Pertama, adanya komunikasi melalui bahasa dan dialek di antara mereka.

Kedua, pola-pola sosial kebudayaan yang menumbuhkan perilaku dinilai sebagai

bagian dari kehidupan adat istiadat yang dihormati bersama. Ketiga, adanya

perasaan keterikatan antara satu dan yang lainnya sebagai suatu kelompok dan

yang menimbulkan rasa kebersamaan di antara mereka. Keempat, adanya

kecenderungan menggolongkan diri ke dalam kelompok asli, terutama ketika

menghadapi kelompok lain pada berbagai kejadian sosial kebudayaan. Kelima,

adanya perasaan keterikatan dalam kelompok karena hubungan kekerabatan dan

ikatan kesadaran teritorial.

Beberapa budaya lokal dapat langsung dikenali dari bahasa yang digunakan

di antara mereka. Bahasa merupakan simbol identitas, jati diri, dan pengikat di

antara suku bangsa. Budaya lokal merupakan suatu kebiasaan dan adat istiadat

daerah tertentu yang lahir secara alamiah, berkembang, dan sudah menjadi

kebiasaan yang sukar diubah. Kekayaan budaya lokal di Nusantara dijadikan

laboratorium antropolog. Budaya lokal yang bersifat tradisional yang masih

48

Tedi Sutardi, Antropologi : Mengungkap Keragaman Budaya (Bandung:Setia Purna

Inves, 2007) , h. 11.

Page 54: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

43

dipertahankan. Tidak semua nilai tradisional buruk dan harus dihindari. Justru nilai

tradisional itu harus digali dan digunakan untuk mendukung dan membangun agar

tidak bertentangan dengan nilai modern.

Dewasa ini, budaya lokal semakin berkembang. Apalagi sejak

berkembangnya teknologi informasi yang canggih. Banyak budaya lokal yang

diangkat dalam program acara di televisi. Budaya lokal diedarkan melalui sinetron

dan film dengan sisipan bahasa daerah dan adanya kosakata dalam bahasa daerah

tersebut itu menjadi kosakata nasional. Contohnya, kata jomblo dari bahasa Sunda

yang artinya perempuan yang belum memiliki pasangan. Kata jomblo masuk

menjadi kata umum yang berarti seseorang yang belum memiliki pasangan.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak keluar dari akar budayanya.

Melestarikan budaya daerah bukan berarti ketinggalan zaman atau kuno,

melainkan justru orang modern yang bisa mengembangkan budaya daerah.49

Keanekaragaman budaya Indonesia dari satu daerah dengan daerah lain

menunjukkan arti penting adat sebagai perwujudan budaya lokal. Keanekaragaman

adat merupakan simbol perbedaan kultural, dan kebanyakan komunitas etnik

seringkali memberi pembenaran pada adat sebagai sumber identitas khas mereka.50

H. Muhammadiyah

Sejarah perkembangan keagaman di Indonesia telah membuktikan bahwa

sebelum Islam dipeluk dan diyakini oleh mayoritas penduduk Nusantara ini,

penduduk pribumi telah merasuk kepercayaan animisme, dinamisme, Hindu dan

49 Tedi Sutardi, Antropologi : Mengungkap Keragaman Budaya (Bandung:Setia Purna

Inves, 2007), h. 13.

50

Erni budiwanti, Islam Sasak: Wetu Telu versus Waktu Lima (Yogyakarta :LkiS, 2000),

h. 47

Page 55: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

44

Budha.51

Sejak awal masuknya kolonial Belanda di Pulau Jawa, misalnya,

persoalan kemurnian ajaran Islam ini sangat terasa karena unsur-unsur lokal sangat

berpengaruh dalam proses sosialisasi ajaran di dalam masyarakat seperti yang

terlihat pada: sekaten dan wayang.

Menurut T.S. Raffles tentang Islam di Jawa pada awal abad XIX. Yang

menyatakan bahwa orang Jawa yang berpengetahuan cukup tentang Islam dan

berprilaku sesuai dengan ajaran Islam hanya beberapa orang saja. Hadirnya

gerakan Islam Muhammadiyah yang didirikan pada tanggal 18 November 1912 di

Kauman Yogyakarta oleh K.H. Ahmad Dahlan itu merupakan Line Life Reformed

of Islam = rentetan kebangunan pembaharuan Islam Asia.52

Organisasi baru ini diajukan pengesahannya pada tanggal 20 Desember

1912 dengan mengirim ”Statuten Muhammadiyah” (AD Muhammadiyah yang

pertama, tahun 1912), kemudian disahkan oleh Gubernur Jenderal Belanda pada 22

Agustus 1914. Dalam ”Statuten Muhammadiyah” yang pertama itu, tanggal resmi

yang diajukan ialah 18 November 1912, tidak mencantumkan tanggal Hijriyah.53

Menurut asal katanya, Muhammadiyah diambil dari bahasa wahyu atau

juga bahasa Arab, nama Rasul terakhir yaitu Muhammad SAW. Muhammadiyah

diesebutkan sebagai orang-orang Islam yang hidup dimasa dan sesudah Nabi

Muhammad SAW yang mengikuti segala sunnah, tuntunan dan ajaran beliau

sepanjang ajaran Islam.

51 Margono Poespo Suwarno, Gerakan Islam Muhammadiyah (Yogyakarta : Persatuan,

1995), h. 43.

52

Margono Poespo Suwarno, Gerakan Islam Muhammadiyah (Yogyakarta : Persatuan,

1995), h. 24.

53

Sejarah Singkat Berdirinya Muhammadiyah, artikel diakses pada 11 Mei 2013 dari

http://www.muhammadiyah.or.id/id/content-178-det-sejarah-singkat.html

Page 56: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

45

Secara etimology, Muhammadiyah berasal dari Bahasa Arab “Muhammad”

+ yah yang artinya pengikut-pengikut Muhammad SAW, sedangkan peninjauan

terminologinya atau istilahnya ialah mengingat, sifat watak dan tujuannya,

Muhammadiyah menghimpun umat Islam untuk mengikuti jejak Nabi Muhammad

SAW. Maka Muhammadiyah berarti jama‟ah umat Islam yang mengikuti (ittiba‟)

sunnaturrasul Muhammad SAW.

Setelah menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci dan bermukim yang kedua

kalinya pada tahun 1903, Kyai Dahlan mulai menyemaikan benih pembaruan di

Tanah Air. Sebelum resmi menjadi organisasi, Muhammadiyah merupakan

gerakan dalam rangka melaksanakan agama Islam secara bersama.

Jadi didirikannya merupakan penyempurnaan pelaksanaan gerakan yang

telah dilakukan sebelumnya.54

Di tanah suci Kyai Dahlan menemukan kitab-kitab

yang tidak ada di Indonesia, yaitu kitab-kitab yang disusun oleh pemimpin yang

menganjurkan untuk kembali kepada Al-Qur‟an dan As-Sunnah. Dari sini Kyai

Dahlan mulai mengenal apa Islam itu sesungguhnya.

Dari sini pula Kyai Dahlan menemukan wujud, bentuk, faham dan

keyakinan agamanya dengan mantap. Sejak itulah kalau beliau tidak lagi

mempelajari agama melalui kitab-kitab karangan ulama, tetapi langsung membaca

ayat-ayat Al-Qur‟an yang dijelaskan dengan Hadits begitu rupa. 55

Ditinjau dari

faktor-faktor yang melatar belakangi berdirinya Persyarikatan Muhammadiyah,

dapat dibedakan menjadi dua faktor yaitu :

54 Tim Pembina Al-Islam dan Kemuhammadiyahan , Muhammadiyah : Sejarah, Pemikiran

dan Amal Usaha, ( Malang : Pusat Dokumentasi dan Publikasi, 1990), h. 3.

55

Tim Pembina Al-Islam dan Kemuhammadiyahan , Muhammadiyah : Sejarah, Pemikiran

dan Amal Usaha ( Malang : Pusat Dokumentasi dan Publikasi, 1990), h. 5-6.

Page 57: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

46

a. Faktor Subyektif

Faktor ini menjadi penentu yang mendorong berdirinya

Muhammadiyah yaitu hasil pendalam Kyai Ahmad Dahlan terhadap Al-Qur‟an

baik dalam hal gemar membaca maupun menelaah, membahas dan mengkaji

kandungan isinya. Kyai Ahmad Dahlan tergerak hatinya untuk membangun

sebuah perkumpulan, organisasi atau persyarikatan yang teratur dan rapi yang

tugasnya berkhidmat melaksanakan misi dakwah Islam amar makruf nahi

munkar di tengah-tengah masyarkat luas.56

Jadi esensi yang mendorong kelahiran Muhammadiyah adalah

faham dan keyakinan agama Kyai Ahmad Dahlan yang dilengkapi dengan

penghayatan dan pengalaman agamanya. Inilah yang membentuk Kyai Ahmad

Dahlan sebagai subyek yang mendirikan Muhammadiyah. Karenanya kalau

mendirikan Cabang ataupun Ranting Muhammadiyah harus mendapatkan

subyek-subyek yang seperti itu, yang pemahaman agamanya dilengkapi dengan

penghayatan, sehingga membentuk keyakinan dan cita-cita.57

b. Faktor Obyektif

Yang dimaksud dengan faktor obyektif dari kalangan umat Islam

sendiri ialah kenyataan bahwa ajaran agama Islam yang masuk di Indonesia

―kemudian menjadi agama Islam di Indonesia― ternyata sebagai akibat

perkembangan Agama Islam pada umumnya, sudah tidak utuh dan tidak murni

lagi. Tidak murni artinya tidak diambil dari sumber yang sebenarnya. Hanya

bagian-bagian tertentu yang difahami dan kemudian diamalkan.

56 Musthafa Kamal Pasha dan Ahmad Adaby Darban, Muhammadiyah Sebagai Gerakan

Dakwah, (Yogyakarta: LPPI, 2002), h. 120.

57

Tim Pembina Al-Islam dan Kemuhammadiyahan , Muhammadiyah : Sejarah, Pemikiran

dan Amal Usaha ( Malang : Pusat Dokumentasi dan Publikasi, 1990), h. 7.

Page 58: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

47

Pemerintah Hindia Belanda merupakan keadaan obyektif ekstern

umat Islam pertama yang melatar-belakangi berdirinya Muhammadiyah. Demi

kelangsungan kekuasaanya di Indonesia, pemerintah Hindia Belanda

berpendirian bahwa ajaran Agama Islam yang utuh dan murni tidak boleh

hidup dan tidak boleh berkembang di tanah jajahan. Faktor obyektif di luar

umat Islam lainnya adalah dari angkatan muda yang sudah mendapat

pendidikan Barat, lalu mengadakan gerakan-gerakan untuk memusuhi apa yang

menjadi maksud gerakan Muhammadiyah.

Itu semua lebih mendorong menyalakan ledakan keyakinan Kyai

Ahmad Dahlan. Mengobarkan semangat dan mendorong Kyai Ahmad Dahlan

memperjuangkan faham dan keyakinan agamamnya dengan mendirikan

Persyarikatan Muhammadiyah.58

Maksud dan tujuan Persyarikatan

Muhammadiyah dalam hasil Muktamar ke 41 adalah Menegakkan dan

menjujung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarkat utama, adil, dan

makmur yang diridhai Allah SWT. Pendirian dalam mewujudkan maksud dan

tujuan itulah persyarikatan Muhammadiyah selalu mencanangkan ayat 104

surat Ali Imron:

ولتكه منكم أمة يدعىن إلى الخير ويأمرون ببلمعروف وينهىن عه المنكر وأولئك هم المفلحىن

Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru

kepada kebajikan, menyuruh kepada yang benar dan mencegah dari yang salah;

mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

58 Tim Pembina Al-Islam dan Kemuhammadiyahan , Muhammadiyah : Sejarah, Pemikiran

dan Amal Usaha ( Malang : Pusat Dokumentasi dan Publikasi, 1990), h. 8-10.

Page 59: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

48

Maksud dan tujuan Muhammadiyah sebagaimana yang telah

dirumuskan dalam Anggaran Dasa Muhammadiyah sebagai berikut:

a. Menjungjung Tinggi, berarti membawa atau menjungjung di atas

segala-galanya, mengindahkan serta menghormatinya.

b. Agama Islam, yaitu Agama Allah SWT yang diwahyukan kepada

para Rasul-Nya sebagai rahmat Allah kepada umat sepanjang

zaman, serta menjamin kesejahteraan duniawi dan ukhrawi.

c. Terwujud,berarti menjadi satu kenyataan akan terwujudnya sesuatu.

d. Masyarakat utama, yaitu senantiasa mengejar kemaslahatan hidup

umat untuk bersikap takzim terhadap Allah SWT.

e. Adil dan makmur, yaitu suatu kondisi masyarakat yang di dalamnya

terpenuhi dua kebutuhan hidup yang pokok, yaitu :

1) Adil, suatu kondisi masyarakat yang positif dari aspek batiniah,

dapat diwujudkan secara konkret, riil atau nyata maka akan

terciptalah masyarakat yang damai, aman dan tentram.

2) Makmur, yaitu suatu kondisi masyarakat yang positif dari aspek

lahiriah, yang sering digambarkan secara sederhana dengan

rumusan terpenuhnya kebutuhan sandang, pangan, dan papan

3) Yang diridhai Allah SWT, artinya dalam rangka mengupayakan

terciptanya keadilan maka jalan dan cara yang ditempuh

haruslah selalu semata-mata mencari keridlaan Allah belaka.59

59 Musthafa Kamal Pasha dan Ahmad Adaby Darban, Muhammadiyah Sebagai Gerakan

Dakwah, (Yogyakarta: LPPI, 2002), h. 134.

Page 60: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

49

BAB III

GAMBARAN UMUM MUHAMMADIYAH DAN AKULTURASI BUDAYA

DI KECAMATAN SOMAGEDE BANYUMAS

A. Profil Muhammadiyah Cabang Somagede

1. Sejarah Berdirinya Muhammadiyah Cabang Somagede

Gerakan Islam Muhammadiyah di desa Somagede menjadi salah

satu organisasi Islam dari beberapa organisasi Islam yang ada seperti

Nahdhatul Ulama (NU), Aisyiyah, Masyumi, LDII, Hizbuh Tahrir dan

sebagainya. Salah satu penasehat dan mantan ketua pimpinan Muhammadiyah

Cabang Somagede menuturkan bahwa Muhammadiyah Cabang Somagede

mulai awal didirikanya pada tahun 2003.1

Organisasi Muhammadiyah di Somagede telah ada sejak awal

kemerdekaan sekitar tahun 1950-an. Pada masa itu belum terdapat amal usaha

karena simpatisan belum begitu banyak. Hingga tahun 1985 yang sangat nyata

perkembangannya dengan resmi mendirikan ranting somagede dan diketuai

oleh Bapak H. Suhodo. Namun amal usaha masih minim dengan bermodal satu

unit mushola. Muhammadiyah sangat beruntung memiliki tokoh besar H.

Suhodo yang melakukan amal usaha di bidang pendidikan demi perkembangan

Muhammadiyah Cabang Somagede.2

Bermula Muhammadiyah di kecamatan Somagede hanya sebagai

ranting dengan simpatisan yang masih sedikit. Pada tahun 2003 dalam rapat

1 Wawancara Pribadi dengan H.Suhodo, Penasehat PCM Somagede, Banyumas, 28 April

2013.

2 Wawancara Pribadi dengan Bapak Prakoso, Ketua PCM Somagede, Banyumas, 27 Mei,

2013.

Page 61: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

50

kerja Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banyumas mengubah status Ranting

menjadi Cabang. Yang pertama kali sebagai ketuanya ialah bapak H. Moch. El-

Badrun, S.Pd.I. dan kini menjabat sebagai wakil ketua Muhammadiyah Cabang

Somagede. Amal usaha yang berkembang hingga saat ini dapat dilihat dari

jumlah masjid/mushola milik Muhammadiyah sebanyak lima unit bangunan.3

Dengan bukti tersebut dapat diketahui bahwa berdirinya organisasi

Muhammadiyah terbilang Ormas Islam yang mengalami kemajuan.

Namun apa yang diajarkan oleh Muhammadiyah tidak serta merta

diterima pada masyarakat Desa Somagede yang majemuk. Bahkan bagi

anggotanya sendiri tidak semua amar ma’ruf dalam tuntunan Muhammadiyah

dapat diterima dengan baik dan murni. Karena disekitar anggota

Muhammadiyah masih banyak masyarakat Sinkritisme atau kejawen yaitu

mencampuradukan Islam dengan yang lainnya.

Sehingga ajaran Muhammadiyah kurang diminati oleh orang-orang

yang bukan Muhammadiyah walaupun mereka Islam. Sinkritisme itu sendiri

berasal dari Hindu Budha dan Nasrani dan juga berasal dari Islam itu sendiri.

Dan Muhammadiyah bertujuan untuk memurnikan ajaran tersebut.4

Sementara itu, sinkretisme sebagaimana dipahami John R. Bowen

dalam tulisannya Religious Practice (2002) adalah percampuran antara dua

tradisi atau lebih, yang terjadi ketika masyarakat mengadopsi sebuah agama

baru dan berusaha membuatnya tidak bertabrakan dengan gagasan dan praktik

budaya lama. Budaya jawa selalu dipengaruhi oleh tiga aspek, yakni religius,

3 Wawancara Pribadi dengan Bapak Prakoso, Ketua Umum PCM Somagede, Banyumas,

27 Mei, 2013.

4 Wawancara Pribadi dengan H.Suhodo, Penasehat PCM Somagede, Banyumas, 28 April

2013.

Page 62: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

51

estetika, dan gotong-royong.5 Itulah penyebab sulitnya Muhamadiyah di Desa

Somagede diterima oleh masyarakat secara alami dan utuh. Masih banyak

tradisi masyarakat yang tidak bersesuaian dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Sebagai bentuk persyarikatan modern, Muhammadiyah mewajibkan

tatanan musyawarah dalam memajukan dirinya sebagai sebuah gerakan

(bersifat dinamis), seperti Muktamar, Muswil, Musda, Muscab dan Musran.

(AD-ART Muhammadiyah). Perhitungan eksistensi persyarikatan

Muhammadiyah cukup aktif dan berkembang di Kecamatan Somagede dengan

berdirinya sebuah Cabang dan lima Ranting sejak tahun 2003.6 Dengan Amal

Usaha seperti SMK Muhammadiyah, Taman Kanak-Kanak Aisyiah dan

Masjid/Mushola binaan Muhammadiyah termasuk Majlis Ta’lim.

2. Visi dan Misi Muhammadiyah Cabang Somagede

Secara spesifik, dalam rumusan tujuan Program Jangka Panjang

yang dijadikan sebagai Visi Muhammadiyah 2015 adalah “Mewujudkan Islam

yang sebenar-benarnya sesuai Al-Qur’an dan Al-Hadits”.

Adapun yang menjadi misi Muhammadiyah Cabang Somagede yaitu :

1. Menegakkan tauhid yang murni dalam rangka beriman kepada Allah

SWT.

2. Menentukan ibadah sesuai dengan tuntunan Islam berdasarkan Al-

Qur’an dan Al-Hadits sesuai yang diajarkan Rasulullah.

3. Berusaha untuk pencerahan umat dengan cara mencari ilmu

4. Mengadakan gerakan dakwah Islam menuju amar ma’ruf nahi munkar.

5 Sutiyo, Benturan Budaya Islam : Puritan dan Sinkretis (Jakarta : Kompas, 2010), h. 65.

6 Data Proposal Muscab PCM Somagede Banyumas, 9 Juli 2006

Page 63: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

52

5. Mengadakan kerja sama dengan siapa saja di semua sektor dalam

mencari rahmatan lil alamin.7

3. Struktur dan Kepengurusan Muhammadiyah Cabang Somagede

Struktur adalah perhubungan yang kurang lebih tetap dan mendasar

antara unsur-unsur, bagian-bagian atau pola-pola dalam suatu keseluruhan yang

terorganisir dan menyatu. Struktur adalah komposisi, pengaturan dari bagian-

bagian pendukung, dan susunan dari suatu keseluruhan kompleks; keseluruhan

yang tersusun membentuk satuan-satuan pengalaman, berkenaan dengan

kedudukan dan fungsi saling ketergantungan antara bagian-bagiannya.8

Struktur Organisasi adalah kesesuaian pembagian pekerjaan antara

struktur dan fungsi, di mana terjadi penumpukan atau kekosongan pelaksanaan

perkerjaan, dan ada tidaknya hubungan dan urutan di antara unit-unit kerja

yang ada.9 Struktur organisasi Muhammadiyah mengenalkan kelembagaan

dalam tanggung jawab kepemimpinan sentral yang disebut persyarikatan.

Anggota pimpinan (pengurus) persyarikatan, dipilih secara langsung

oleh anggota melalui mekanisme persidangan yang disebut musyawarah, sesuai

tingkat masing-masing dari Musyawarah Cabang (setingkat kecamatan) hingga

tingkat nasional yang disebut Muktamar. Selanjutnya, untuk memenuhi

tanggung jawab dan tugas organisasi, pimpinan persyarikatan yang dipilih

secara langsung tersebut, kemudian membentuk berbagai lembaga.

Muhammadiyah disebut Organisasi Otonom (Ortom), Majelis adan Lembaga

7 Wawancara pribadi dengan Bapak Sumuyut, Bendahara PCM Somagede, Banyumas, 25

Mei , 2013.

8 Mariasusai Dhavamony, Fenomenologi Agama (Yogyakarta : Kanisius, 1995), h. 30.

9 Hessel Nogi S. Tangkilisan, Manajemen Publik (Jakarta : Grasindo, 2007), h. 203.

Page 64: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

53

atau Badan.10

Muhammadiyah Cabang Somagede membentuk organisasi

Otonom yakni Pemuda Muhammadiyah dan Pandu HW (Hizbul Wathon)

sedangkan untuk kaum hawa kegiatannya dihimpun dalam NA (Nasyiatul

Aisyiah).11

Di kecamatan Somagede ini terdapat lima ranting di bawah

Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Somagede yang di mulai tahun

2003, antara lain di Piyasa Kulon, Planjan, Jero Tengah, Tanggeran dan

Kemawi.12

Susunan Pengurus Pimpinan Cabang Muhammadiyah Somagede

Periode 2010-201513

I. Penasehat : 1. H. Muthoha

: 2. H. Suhodo Anshori

: 3. Adam Suparjo(Alm)

II. Ketua : Moh. Prakoso, S.Pd.I.

Wakil Ketua 1 : H. Moch. El-Badrun, S.Pd.I.

Wakil Ketua 2 : Hari Indra Kustiwa, SIP.,S.Pd.

Sekretaris : H. Paryono, S.Pd.

Wakil Sekretaris : Sukirman, S.Pd.

Bendahara : Drs. Sumuyut

Wakil Bendahara : Drs. Bambang Budiarso

III. Majelis dan Lembaga

1. Majelis-majelis :

A. Majelis Tarjih dan Tajdid : 1. Masngudi, S.Ag.

2. Ichrom

3. Pangarso Aminudin

B. Majelis Tabligh : 1. Arief Ritade Aswas, S.Pd.I.

2. Sutarjo

3. Pujo Mashuri

C. Majelis Dikdasmen : 1. Sayudi, S.Pd.

2. Aji Gunadi, B.A.

3. Sartim, S.Pd.

10 Abdul Munir Mulkhan, Kiai Ahmad Dahlan : Jejak Pembaruan Sosial dan

Kemanusiaan (Jakarta : Kompas, 2010), h. 168.

11

Wawancara Pribadi dengan Bapak Prakoso, Ketua PCM Somagede, Banyumas, 28 April

2013.

12

Laporan Raker Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banyumas, Sumpiuh, 18 Mei 2012.

13

Data profil Muhammadiyah Cabang Somagede, Desember, 2011.

Page 65: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

54

D. Majelis Pendidikan Kader : 1. Zaenal Musrofi

2. Sarip Sukamto

3. Fauzan

E. Majelis PKU : 1. Budi Prasojo

2. Ardila Nugroho

3. Gandar Apriliandy

F. Majelis Pelayanan Sosial : 1. H. Triyono

2. Kholid Ismawan

3. Sapin

G. Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan : 1. Haris Cahyadi

2. Moch. Anggun

3. Budi Waluyo

H. Majelis Wakaf dan Kehartabendaan:1. Sulam

2. Dasim

3. Naswan

I. Majelis Pemberdayaan Masyarakat : 1. Saring Mulyadi

2. Ir. Udiarto, MT.

3. Sumeri

2. Lembaga-lembaga

A. Jejaring Pengumpul dan Salur (JPS) LAZIZMU : 1. Sunarso

2. Syahrir

3. Saryono

B. Seni dan Olah Raga : 1. Rekarso, S.Pd.

2. Andi Sayudi

3. Nurdi

4. Program-Program Kerja

Program kerja Muhammadiyah dicanangkan untuk memenuhi amal

usaha diberbagai bidang dalam rangka pemurnian ketauhidan dan ibadah

masyarakat menuju ajaran Islam yang utuh yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Program kerja yang terbilang cukup aktif hanya lima bidang atau majelis saja.

Karena ke lima bidang tersebut terdapat amal usahanya. Adapun program-

program tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Bidang Tabligh

Berikut program PCM Somagede di bawah kepengurusan majelis tabligh :

Page 66: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

55

a. Melangsungkan pengajian umum tiap minggu wage di tiap-tiap

masjid/mushola binaan PCM Somagede dalam rangka mendekatkan diri

kepada Allah SWT dan mencintai Rasulnya.

b. Mengumpulkan seluruh anggota dan masyarakat seluruhnya

berdasarkan empat ranting yang ada di bawah PCM Somagede.

c. Pengajian Selapanan atau 35 hari sekali oleh PCM Somagede.

d. Menyelenggarakan pengajian membaca Iqra dan Al-Qur’an bagi siswa

SD dan SLTP di tiap-tiap masjid/mushola binaan PCM Somagede.14

2. Bidang Tarjih dan Tajdid

Berikut program kerja majelis tarjih dan tajdid PCM Somagede :

a. Membahas Ilmu Al-Qur’an

b. Memutuskan suatu perkara dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah

c. Merumuskan satu pikiran yang tidak bertentangan dengan As-Sunnah.15

3. Bidang Wakaf dan Kehartabendaan

Berikut program kerja majelis tarjih dan tajdid PCM Somagede :

a. Menyelesaikan sisa penyertifikatan tanah wakaf sampai akhir periode

b. Bekerja sama dengan cabang-cabang untuk menyusun kerangka

pengelolaan wakaf

c. Mengatasi perkara wakaf yang belum jadi16

4. Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan

Adapun kegiatan majelis ekonomi dan kewirausahaan PCM Somagede :

14 Wawancara Pribadi dengan H.Suhodo, Penasehat PCM Somagede , Banyumas, 28 April

2013.

15

Wawancara pribadi dengan Bapak Sumuyut, Bendahara PCM Somagede, Banyumas,

25 Mei , 2013.

16

Laporan Raker Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banyumas, Sumpiuh, 18 Mei 2012.

Page 67: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

56

a. Mengadakan sosialisasi dengan petani gula aren tentang pemberian

bibit kelapa yang memudahkan petani memanen mirah (bahan dasar

gula aren). Kegiatan tersebut bekerja sama dengan Kampus IPB Bogor.

b. Membuat batik yang dikelola oleh SMK Muhammadiyah sebagai amal

usaha PCM Somagede.

c. Mendirikan toko Karunia 2000 milik H. Suhodo dan anggota majelis

ekonomi dan kewirausahaan Haris Cahyadi. Menjadikan usaha tokonya

sebagai koperasi simpan pinjam simpatisan dan masyarakat umum.

d. Kerjasama dengan pengusaha Muhammadiyah Cabang lainnya dalam

rangka ikut pemasaran aneka produk seperti batik bermotifkan Islami

dan bibit kelapa gula aren.

5. Bidang Pendidikan

Adapun program kerja majelis pendidikan PCM Somagede ialah :

1. Menyiapkan SMK Muhammadiyah Somagede sebagai sekolah

unggulan. Diskusi membahas program sekolah yang diikuti oleh guru

SMK Muhammadiyah dan Majelis Dikdasmen.

2. Memasukkan materi pelajaran kemuhammadiyahan di SMK

Muhammadiyah Somagede.17

5. Tujuan dan Sasaran Muhammadiyah Cabang Somagede

Dalam persyarikatan tingkat Cabang, Muhammadiyah memiliki

tujuan dan sasaran yang hampir sama dengan semua tingkat Cabang. PCM

Somagede tidak membuat secara tertulis tujuan dan sasaran dalam Muscab.18

17 Laporan Raker Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banyumas, Sumpiuh, 18 Mei 2012.

Page 68: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

57

a. Tujuan

a). Menjaga eksistensi Persyarikatan Muhammadiyah di Kecamatan

Somagede khususnya dan Kabupaten Banyumas umumnya.

b). Memurnikan kembali secara utuh dan logis syariat Islam menurut dua

sumber Al-Qur’an dan As-Sunnah dari ajaran Islam yang tidak sesuai.

c). Meningkatkan kualitas SDM Persyarikatan dan pengimplementasian

kepekaan dan kepedulian sosial kemasyarakatan.

b. Sasaran

a). Tersosialisasinya aktifitas Pimpinan Cabang Somagede secara utuh

sebagai bagian dari ormas yang ada di Kecamatan Somagede

khususnya.

b). Tersalurkannya aspirasi warga Muhammadiyah untuk memajukan desa

dalam bidang Pendidikan, Agama, dan Sosial.

c). Meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia pengelola Persyarikatan

dan warga Muhammadiyah khususnya serta umat Islam di Somagede

umumnya.

6. Sarana dan Prasarana Muhammadiyah Cabang Somagede

Disamping majelis dan lembaga, terdapat organisasi Ortonom, yaitu

organisasi yang bernaung di bawah organisasi induk untuk mengatur AD/ART

sendiri. Dalam PCM Somagede terdapat beberapa unit, yaitu :

a. Masjid sebanyak 2 unit bangunan

b. Mushola sebanyak 3 unit bangunan

18 Wawancara Pribadi dengan Bapak Prakoso, Ketua PCM Somagede, Banyumas, 27

Mei 2013.

Page 69: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

58

c. Ranting sebanyak 5 unit kepengurusan : Planjan, Wlahar, Kemawi,

Piyasa Kulon, Jero Tengah, dan Tanggeran.

d. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

e. Taman Kanak-Kanak Aisyiah (TK)

f. Pandu Hizbul Wathan (Anggota Simpatisan Pemuda)

g. Nasyiatul Aisyiah (Anggota Simpatisan Pemudi)

B. Budaya Islam dan Budaya Lokal di Kecamatan Somagede Banyumas

Muhammadiyah memandang kegiatan sosio-budaya masyarakat ketika

peringatan hari besar keagamaan berlangsung sebagai sesuatu yang takhayul,

bid’ah dan khurafat. Takhayul ialah mempercayai sesuatu hal yang mempunyai

kekuatan ghaib, bid’ah adalah mengadakan kegiatan yang tidak ada tuntunannya

dalam ajaran Rasulullah. Khurafat merupakan mengaitkan kejadian di alam

sebagai tanda adanya suatu peristiwa nyata yang akan terjadi. Misalnya,

mendengar suara burung kutilang sebagai tanda adanya orang yang meninggal.19

Di Somagede banyak kegiatan masyarakat yang dianggap Muhammadiyah

sebagai TBC atau takhayul, bid’ah dan khurafat. Adapun kegiatan masyarakat

yang termasuk dalam unsur budaya lokal di Desa Somagede ialah sebagai berikut:

1. Menjelang satu Suro masyarakat memotong hewan dan kepalanya dikubur

dibelakang rumah.

2. Sedekah bumi dan gunungan berupa hasil pertanian.20

3. Masyarakat petani membuat sesaji ketika akan menanam padi.

19 Wawancara pribadi dengan Bapak Sumuyut, Bendahara PCM Somagede, Banyumas, 25

Mei , 2013.

20 Wawancara Pribadi dengan Bapak H.Suhodo, Penasehat PCM Somagede , Banyumas,

28 April 2013.

Page 70: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

59

4. Menggelar acara yang mengandung unsur seni kebudayaan seperti kuda

lumping, pagelaran wayang, karawitan, kelenengan dan lain sebagainya.21

5. Membuat sesajen dalam menggelar acara kesenian.

6. Mengunjungi kuburan untuk menggelar acara ziarah kubur di makam

keramat.

Sedangkan yang termasuk budaya Islam di Desa Somagede ialah :

1. Tarling atau taraweh keliling masjid/mushola dalam bulan Ramadhan.

2. Mengumpulkan dan memotong hewan kurban di lapangan desa dalam Hari

Raya Idul Adha.

3. Menggelar Shalat Ied di lapangan Desa Somagede.22

4. Silaturahim kepada sanak saudara dan tetangga setelah pelaksanaan shalat

Idul Fitri .

5. Menggelar acara kesenian Hadroh atau musik rebana dalam menyambut

hari besar keagamaan. 23

6. Obor keliling oleh anak-anak dan remaja di setiap dusun dalam menyambut

Hari Raya Idul Fitri.

21 Wawancara pribadi dengan Bapak Timin, Tokoh Masyarakat Somagede, Banyumas, 30

April, 2013.

22 Wawancara Pribadi dengan Bapak H.Suhodo, Penasehat PCM Somagede, Banyumas,

28 April 2013.

23 Wawancara pribadi dengan Bapak Timin, Tokoh Masyarakat Somagede, Banyumas, 30

April, 2013.

Page 71: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

60

BAB IV

HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Strategi Komunikasi Muhammadiyah Cabang Somagede

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan atau planning dan manajemen

atau management untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan

tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah

saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. Untuk

mencapai tujuan tersebut, strategi komunikasi harus dapat menunjukkan

bagaimana operasionalnya secara taktis, dalam arti kata bahwa pendekatan atau

approach bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung dari situasi dan kondisi.1

Pendekatan yang dilakukan oleh organisasi Islam seperti Muhammadiyah

harus melihat situasi dan kondisi sosial-budaya sebagai taktis operasionalnya.

PCM Somagede menanggapi akulturasi terdapat dalam peringatan 1 Suro di

Somagede yang dilakukan oleh kebanyakan orang Islam. Masyarakat yang hafal

Surat Yasin mencari tempat petuah nenek moyang untuk meminta keberkahan.

Sebetulnya yang namanya membaca Yasin boleh saja. Tetapi Yasinan

beralkulturasi dengan unsur penyuguhan makanan itulah yang Muhammadiyah

tidak setuju. Dan kebanyakan masyarakat percaya surat Yasin itu ampuh. Padahal

semua ayat di dalam Al-Qur’an itu ampuh. 2

1 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi (Bandung : Citra Aditya

Bakti, 2003), h. 300-301.

2 Wawancara Pribadi Dengan Bapak Sumuyut, Bendahara PCM Somagede, Banyumas, 26

Mei 2013.

Page 72: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

61

Selain itu, Tahlil di anjurkan oleh Islam dengan membaca ayat-ayat Allah.

Namun masyarakat menyebutnya tahlilan dan -lan nya itu yang tidak dibenarkan

oleh Islam. Oleh karena itu, masyarakat mengisikan bacaan dalam Tahlil diisi

dengan puja-pujaan, jamuan-jamuan. dan shalawat-shalawat di luar Rasul.

Muhammadiyah tidak alergi terhadap budaya, tergantung bentuk budayanya.

Jangan budaya yang dijadikan agama. Yang benar adalah agama di budayakan

seperti membudayakan Shalat, Puasa, Zakat. Itulah konsep akulturasi menurut

pandangan PCM Somagede.3

PCM Somagede mengakui bahwa belum menemukan cara yang tepat untuk

mengubah pola perpaduan antara unsur Jawa dan Islam. Padahal Strategi

komunikasi dibutuhkan karena mempunyai fungsi dalam menjembatani

kesenjangan budaya atau culture gap.4 Kesenjangan budaya disini ialah antara

budaya Islam dengan budaya lokal. Contohnya seperti tahlilan, ziarah kubur,

ziarah wali, dan kegiatan keagamaan yang bernilai seni. Muhammadiyah tahu akan

adanya perpaduan unsur tersebut, namun tidak bisa mencegah. Karena masyarakat

hanya mengikuti kebiasaan menggelar kesenian dalam memperingati hari besar

keagamaan yang tidak tahu dasarnya.5

PCM Somagede sendiri berkomitmen dalam menyelenggarakan Al-Qur’an

dan As-Sunnah. Dan menganggap unsur Keislaman yang berbau budaya itu

merupakan Bid’ah atau penyakit ibadah, yaitu melaksanakan yang tidak ada dasar

3 Wawancara Pribadi Dengan Bapak Sumuyut, Bendahara PCM Somagede, Banyumas, 26

Mei 2013.

4 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi (Bandung : Citra Aditya

Bakti, 2003), h. 300.

5 Wawancara Pribadi Dengan Bapak Prakoso, Ketua PCM Somagede, Banyumas, 29

April 2013.

Page 73: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

62

hukumnya.6 Imam Syafi’i menyampaikan dalam sebuah hadits, “Imam Syafi’i ra

berkata –Segala hal yang baru (tidak terdapat di masa Rasulullah) dan bertentangan

dengan Al-Qur’an, Al-Hadits, Ijma’ (sepakat Ulama) dan Atsar (Pernyataan

sahabat) adalah bid’ah yang sesat (bid’ah dholalah). Dan segala kebaikan yang

baru (tidak terdapat di masa Rasulullah) dan tidak bertentangan dengan pedoman

tersebut maka ia adalah bid’ah yang terpuji (bid’ah mahmudah atau bid’ah

hasanah), bernilai pahala. (Hasyiah Ianathuth-Thalibin –Juz 1 hal. 313).

Hadits tersebut menerangkan bahwa yang termasuk bid’ah dholalah yakni

perkara baru atau mencontohkan atau meneladankan perkara di luar perkara syariat

yang bertentangan dengan Al Qur’an dan Hadits, bergunjing, menghasut, mencela,

menghujat saudara muslim lainnya.7 Namun Bapak Prakoso berbeda berpendapat,

beliau mengatakan bahwa dalam Muhammadiyah tidak ada istilah bid’ah hasanah,

melainkan ijtihad. Beliau juga mengatakan bahwa Rasulullah bersabda “qullu

bidatun dholalatun”, artinya setiap hal yang bid’ah adalah sesat. Seperti orang

meninggal yang dingajikan, maka dinyatakan sesat.8

Dengan pernyataan seperti itu maka Muhammadiyah di Somagede

membutuhkan suatu pendekatan dalam melancarkan komunikasi lebih baik. Maka

mempergunakan pendekatan yang disebut A-A atau from Attention to Action

Prosedure. AA Procedure ini sebenarnya penyederhanaan dari suatu proses yang

disingkat AIDDA.

6 Wawancara Pribadi Dengan Bapak Prakoso, Ketua PCM Somagede, Banyumas, 29 April

2013.

7 Forum Studi Islam Fakultas Pertanian Universitas Lampung,” Marilah memahami hadits

kullu bid’ah dengan ilmu balaghah dan nahwu”, Artikel diakses pada 28 Mei 2013 dari

http://staff.unila.ac.id/fosifpunila/2012/12/15/marilah-memahami-hadits-kullu-bidah-dengan-ilmu-

balaghah-dan-nahwu/

8 Wawancara Pribadi Dengan Bapak Prakoso, Ketua PCM Somagede, Banyumas, 29

April 2013.

Page 74: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

63

A = Attention atau perhatian

I = Interest atau Minat

D = Desire atau Hasrat

D = Decision atau Keputusan

A = Action atau Kegiatan9

Proses pentahapan komunikasi ini mengandung maksud bahwa komunikasi

hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian. Dalam hubungan ini

komunikator harus membangkitkan daya tarik. Daya tarik yang dilakukan PCM

Muhammadiyah untuk mendapat perhatian atau attention ialah dengan mendirikan

sarana pendidikan melalui SMK Muhammdiyah Somagede.

SMK Muhammadiyah di terbukti berhasil menciptakan batik sendiri yang

memiliki nilai kebudayaan dan dipadukan dengan unsur Keislaman di motifnya.10

Batik berpotensi sebagai bentuk kewirausahaan dalam mengembangkan

perekonomian masyarakat. Selain melalui bidang pendidikan, PCM Somagede

juga melakukan kegiatan syiar dakwah agar menarik masyarakat. Contohnya :

1. Mengadakan Qurban pada Hari Raya Idul Adha

2. Idul Fitri dan Idul Adha di lapangan desa Somagede

3. Dalam bulan Ramadhan Pengurus PCM Somagede berdakwah ke

masjid-masjid desa luar Somagede.

4. Pengajian setiap 35 hari sekali atau disebut selapan11

9 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi (Bandung : Citra Aditya

Bakti, 2003), h. 304.

10 Wawancara Pribadi Dengan Bapak H.Suhodo, Penasehat PCM Somagede, Banyumas,

28 April 2013.

11 Wawancara Pribadi Dengan Bapak Sumuyut, Bendahara PCM Somagede, Banyumas,

26 Mei 2013.

Page 75: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

64

Karena masih banyak masyarakat desa Somagede tergolong Sinkretisme

yaitu mencampuradukan Islam dengan yang lainnya, sehingga apapun bentuk

kegiatan yang diselenggarakan Muhammadiyah dalam rangka pemurnian Islam

kurang diminati oleh orang-orang yang bukan Muhammadiyah walaupun mereka

sendiri mengaku Islam.12

Dalam sinkretisme terdapat dua unsur yaitu budaya Islam dan budaya lokal.

Kedua-duanya tidak bisa lebih unggul. Budaya Islam yang sengaja hadir dalam

kebudayaan lokal tidak dapat menghilangkan keasliannya. Sebagian masyarakat

Desa Somagede masih mengikuti ajaran Islam menurut perpaduan unsur tersebut.13

Maka Muhammadiyah hadir untuk memurnikannya kembali kepada Al-Qur’an dan

Sunnah melalui dakwah bil-lisan sebagai action atau kegiatannya. Dakwah bil-

lisan disampaikan dengan membawa beberapa materi seperti :

1. Mengajak masyarakat beriman kepada Allah SWT sesuai dengan tuntutan

Al-Qur’an dan Al-Hadits

2. Menentukan ibadah sesuai dengan tuntunan Islam berdasarkan Al-Qur’an

dan Al-Hadits

3. Berusaha untuk pencerahan umat dengan cara mencari ilmu pengetahuan

4. Mengadakan gerakan dakwah Islam Amar ma’ruh Nahi Mungkar

5. Bekerja sama lintas sektoral atau bekerja sama dengan siapa saja. Dalam

mencari rahmatan lil alamin.

12 Wawancara Pribadi Dengan Bapak H.Suhodo, Penasehat PCM Somagede, Banyumas,

28 April 2013.

13 Wawancara Pribadi Dengan Bapak Prakoso, Ketua PCM Somagede, Banyumas, 29

April 2013.

Page 76: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

65

6. Dalam shalat Muhammadiyah tidak menyebutkan Sayyidina Muhammad

dalam bacaan takhyatul.14

Dari Tidak semua amal usaha PCM Somagede diterima oleh masyarakat.

Seperti halnya PCM Somagede membuat tim pengurus jenazah, namun tidak

bertahan lama karena kurang diminati masyarakat.15

Dalam kegiatan hari besar

keagamaan, sebagian masyarakat desa percaya bahwa terkandung unsur akulturasi

antara budaya Islam dan budaya lokal. Namun Islam sendiri sesungguhnya tidak

menentang perkembangan kesenian, yang ditentang ialah seni yang merendahkan

martabat kemusyrikan atau seni yang merendahkan martabat manusia, yang

bersumber dari nafsu rendah manusia itu sendiri.16

Seperti halnya Para Walisanga

di Jawa. Pada masa awal-awal penyebaran Islam di tanah Jawa, para Walisanga

juga memperhatikan kesenian. Bahkan memanfaatkan kesenian seperti gamelan,

wayang, dan sebagainya sebagai sarana berdakwah.17

Dalam pelaksanaan strategi komunikasi hendaknya harus melihat situasi

dan kondisi dari setiap individu atau masyarakat. Namun Muhammadiyah Cabang

Somagede tidak memerhatikan hal tersebut. Muhammadiyah memandang kegiatan

di desa Somagede banyak yang tidak bersesuaian dengan PCM Somagede yaitu

memurnikan kembali secara utuh ajaran yang dibawa oleh Rasulullah.

Maka untuk mendukung strategi komunikasi melalui dakwah bil-lisan

diperlukan perbuatan nyata atau mencontohkan kepada masyarakat menurut ajaran

14 Wawancara Pribadi Dengan Bapak Sumuyut, Bendahara PCM Somagede, Banyumas,

26 Mei 2013.

15 Wawancara Pribadi Dengan Bapak Prakoso, Ketua PCM Somagede, Banyumas, 29

April 2013.

16 Drs.M.Rusli Karim, Muhammadiyah dalam Kritik dan Komentar (Jakarta: Rajawali,

1986), h.375.

17

Drs. M. Rusli Karim, Muhammadiyah dalam Kritik dan Komentar (Jakarta: Rajawali,

1986), h.367.

Page 77: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

66

PCM Muhammadiyah yang bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Untuk

mengetahui strategi komunikasi apa yang digunakan oleh PCM Somagede, maka

perlu di jabarkan komponen-komponen dalam rumusan Laswell.18

a. Who ? (Siapakah Komunikatornya?)

Seorang komunikator hendaknya memiliki persyaratan yaitu

memiliki kredibilitas dan keahlian (skill). Sebagai lembaga Islam, Dakwah

melalui lisan menjadi faktor penentu Muhammadiyah Cabang Somagede dalam

indikator strategi komunikasi. Tokoh besar PCM Somagede seperti Bapak

H.Suhodo, Bapak Prakoso, dan Bapak Badrun yang menjadi khatib jumat

keliling dan khatib Shalat Ied di Kecamatan Somagede. Menjadi mad’u yang

mengisi pengajian di masjid/mushola binaan PCM Somagede.

b. Says What ? (Pesan apa yang dinyatakannya?)

Pesan menjadi indikator penting dalam strategi komunikasi. Dengan

pesan maka terlihatlah tujuan sebuah instansi. Muhammadiyah Cabang

Somagede selalu berpesan dalam dakwahnya agar mencintai Rasulullah

SAW.19

Karena Muhammadiyah sangat berkomitmen untuk menjalankan

perintah Allah SWT sesuai yang diajarkan Rasulullah SAW dan sering menjadi

materi pengajian.

c. In Which Channel ? (Media apa yang digunakannya?)

Setelah menyusun pesan yang akan disampaikan, maka diperlukan

sarana sebagai perantara pendukung dalam memudahkan penyampaian pesan

tersebut, PCM Somagede menggunakan metode tatap muka atau komunikasi

18 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi (Bandung : Citra Aditya

Bakti, 2003), h. 301.

19 Wawancara Pribadi Dengan Bapak H.Suhodo, Penasehat PCM Somagede, Banyumas,

28 April 2013.

Page 78: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

67

secara langsung melalui ceramah, tatap muka, forum diskusi, Musyawarah

Cabang, Musyawarah Ranting dan lain sebagainya.

Muhammadiyah Cabang Somagede memanfaatkan sarana

pendidikan sebagai media dalam menyampaikan pesan seperti SMK

Muhammadiyah, TK Aisyiah, dan TPQ. Juga sarana peribadatan seperti

masjid/mushola binaan Muhammadiyah Cabang Somagede. Itu artinya dakwah

melalui lisan menjadi media yang sesuai dengan kondisi masyarakat.

d. To Whom ? (Siapa Komunikannya?)

Dengan melihat tujuan dan sasaran Muhammadiyah Cabang

Somagede yaitu memurnikan kembali secara utuh dan logis syariat Islam

menurut dua sumber Al-Qur’an dan As-Sunnah dari ajaran Agama Islam yang

tidak sesuai. Jelas terlihat bahwa yang menjadi komunikannya ialah

masyarakat di Kecamatan Somagede.

B. Perubahan Masyarakat Akan Hadirnya Muhammadiyah Terhadap

Akulturasi Budaya Islam dan Lokal di Kecamatan Somagede

Setiap strategi komunikasi yang dilancarkan oleh individu atau lembaga

mempunyai tujuan dan target tertentu yang ingin dicapai pada khalayaknya sebagai

sasaran. Dalam tujuan tersebut terdapat perubahan dalam diri khalayak sebagai

efek yang telah dilakukan komunikator kepada komunikannya, yaitu:

1. Terjadinya perubahan pendapat (to change the opinion).

Setiap lembaga memengaruhi khalayaknya dalam menyampaikan

pesan. Sehingga menimbulkan berbagai macam persepsi dan pandangan. PCM

Somagede melakukan penekanan atas ajaran yang bersumber pada Al-Qur’an

dan As-Sunnah yang diberikan masyarakat. Bapak Prakoso selaku Ketua PCM

Page 79: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

68

Somagede mengaku tidak sama sekali mengikuti acara tetangga seperti

selametan, tahlilan, yasinan, dan kenduri. Walaupun masyarakat mengundang

khusus Bapak Prakoso untuk memimpin pembacaan yasin dan tahlil.

2. Terjadinya perubahan sikap (to change the attitude).

Sikap didefinisikan sebagai suatu kecenderungan yang diperoleh

dengan cara belajar untuk merespons suatu objek. Sikap dipelajari dalam suatu

konteks budaya. Bagaimanapun lingkungan akan turut membentuk sikap,

kesiapan untuk merespons dan akhirnya perilaku diri sendiri.20

Dengan

hadirnya Muhammadiyah sebagai objek lembaga di desa Somagede terdapat

perubahan sikap pada masyarakat sebagai khalayak.

Masyarakat kini berkeyakinan bahwa hadirnya Muhammadiyah

mengajarkan kepada bentuk Islam yang sesungguhnya yaitu sesuai dengan Al-

Qur’an dan As - Sunnah. Sebagian masyarakat meninggalkan tradisi kejawen

karena menyadari bahwa hal tersebut tidak sesuai dengan ajaran Islam.21

Sehingga masyarakat kini bersikap lebih teliti dan kritis terhadap keyakinan

berdasarkan penilaian dalam dakwah yang dilakukan oleh PCM Somagede.

2. Terjadinya perubahan perilaku (to change behavior).

Perilaku dipelajari sebagai bagian dari pengalaman budaya. Budaya

cenderung menentukan kriteria mana yang paling penting ketika memberikan

20 Dedy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi Antarbudaya : Panduan

Berkomunikasi Dengan Orang-Orang Berbeda Budaya (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005),

h. 27.

21

Wawancara Pribadi Dengan Bapak Prakoso, Ketua PCM Somagede, Banyumas, 29

April 2013.

Page 80: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

69

suatu persepsi.22

Kebanyakan masyarakat Somagede itu sejatinya ingin berubah

namun harus sesuai dengan ajaran yang umumnya saja diluar ketentuan PCM

Somagede.23

Terdapat beberapa bentuk perubahan perilaku sebagai hadirnya

Muhammadiyah di Somagede :

a. Dahulu menjelang peringatan hari 1 Suro atau malam 1 Muharram.

Masyarakat memotong hewan kemudian kepala hewan tersebut

dikubur. Selain itu juga, masyarakat berkurban untuk acara sedekah

bumi. Sekarang dengan hadirnya Muhammadiyah telah diganti dengan

kurban dalam peringatan Hari Raya Idul Adha.24

b. Perubahan sangat baik ditengah-tengah masyarakat jawa dan aneka

macam budaya ialah meningkatnya jumlah pelajar di SMK

Muhammadiyah yang kini mencapai 500 siswa dan menjadi bukti baik

perubahan masyarakat terhadap akulturasi budaya.

c. Dalam hal berpakaian Muhammadiyah tidak mempermasalahkan yang

penting menutup aurat. Adat jawa menggunakan kebaya namun tidak

memakai kerudung dan yang dipakai ialah konde. Muhammadiyah

menggantinya dengan mengenakan kerudung dalam pakaian kebaya.25

d. Melaksanakan Shalai Ied di lapangan desa yang dahulu hanya

dilakukan di Masjid saja.

22 Dedy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi Antarbudaya : Panduan

Berkomunikasi Dengan Orang-Orang Berbeda Budaya (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005),

h. 25.

23

Wawancara Pribadi Dengan Bapak Sumuyut, Bendahara PCM Somagede, Banyumas,

26 Mei 2013.

24 Wawancara Pribadi Dengan Bapak H.Suhodo, Penasehat PCM Somagede, Banyumas,

28 April 2013.

25

Wawancara Pribadi Dengan Bapak Prakoso, Ketua PCM Somagede, Banyumas, 29

April 2013.

Page 81: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

70

e. Dengan hadirnya PCM Somagede telah didirikan masjid sebanyak 2

unit bangunan dan mushola 3 unit bangunan.

Berdasarkan tinjauan itu PCM Somagede menjadi suatu gerakan Keislaman

yang sangat besar perananya dalam pembinaan ajaran Islam sesuai Al-Qur’an dan

As-Sunnah. PCM Somagede berhasil menjalankan tugasnya dalam memurnikan

nilai-nilai Islam di tengah-tengah masyarakat yang dipengaruhi kebiasaan nenek

moyang. Dibuktikan dengan adanya perubahan kebiasaan masyarakat dalam

melaksanakan kegiatan keagamaan. Hal ini sangat membantu para pelaku

penyebaran Islam ketika menghadapi keadaan masyarakat desa. Maka kehadiran

Muhammadiyah tepat dalam memurnikan nilai-nilai Islam di Desa Somagede.

Page 82: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

71

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan oleh

penulis pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

penetapan dan pelaksanaan strategi komunikasi Muhammadiyah Cabang

Somagede terhadap akulturasi budaya lokal dan budaya Islam ialah :

PCM Somagede menerapkan strategi penyampaiannya berupa dakwah bil-

lisan seperti menggelar pengajian rutin saja dan hanya dilakukan di

masjid/mushola binaan PCM Somagede. Sebagai individu ataupun lembaga yang

terlibat dalam kegiatan keagamaan, strategi penyampaian disertai dengan

memberikan contoh sesuai aturan PCM Somagede seperti membiasakan

masyarakat untuk melaksanakan Shalat Ied di lapangan dan hingga saat ini efektif

dijalankan masyarakat.

Salah satu bentuk strategi penyampaian PCM Somagede yang berhasil ialah

membangun SMK Muhammadiyah dan Taman Kanak-Kanak Aisyiah di tengah-

tengah masyarakat yang memadukan unsur budaya Islam dan budaya lokal.

Dengan cara mengembangkan ajaran melalui bidang pendidikan seperti itulah

PCM Somagede dapat mengajarkan ajarannya sesuai pedoman Al-Qur’an dan

Sunnah. Selain itu, SMK Muhammadiyah telah mengembangkan kegiatan sekolah

seperti membuat batik dengan motif Islami. Itu artinya Muhammadiyah juga

melakukan pendekatan atau approach dalam dakwah bil-hal dan sebagai bentuk

akulturasi antara budaya Islam dan budaya lokal.

Page 83: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

72

Muhammadiyah Cabang Somagede berdiri sejak 2003 dan amal usahanya

dengan membangun 5 masjid/mushola binaan Muhammadiyah. Dengan begitu

masyarakat Somagede mengalami perubahan akibat masuknya kebudayaan Islam.

Masyarakat mulai teliti dalam mencerna setiap ajaran yang disampaikan oleh

Muhammadiyah. Hasilnya masyarakat mulai meninggalkan tradisi kejawen dengan

alasan tidak sesuai pada ajaran Islam yang murni. Contohnya, masyarakat mulai

meninggalkan kebiasaan memotong hewan pada perayaan 1 Suro dan

menggantinya di Hari Raya Idul Adha.

B. Saran – Saran

Berdasarkan hasil penelitian skripsi ini, maka penulis dapat memberikan

beberapa saran, yaitu :

1. Kepada pengurus Muhammadiyah Cabang Somagede secara manusiawi

memiliki tingkat dan kedudukan yang sama di masyarakat. Menyampaikan

materi secara tatap muka langsung agar dikenal masyarakat. Pengurus PCM

Somagede harus solid dan teguh memegang ajaran yang dibawa Rasulullah

yaitu Al-Qur’an dan As – Sunnah. Tidak hanya dalam materi pengajian

tetapi dalam perbuatan atau dakwah bil-hal.

2. Kepada Muhammadiyah Cabang Somagede untuk menetapkan strategi

penyampaian dan mengolah pesan yang akan disampaikan. Agar lebih

beraneka ragam cara penyampaiannya. Yaitu dengan mengambil beberapa

materi pengajian seperti ilmu fiqih dan tauhid. Dan pesan yang

disampaikan harus dibarengi contoh peristiwa dalam kehidupan

masyarakat. Sehingga menarik hasrat dan perhatian masyarakat untuk

kembali keajaran Islam yang murni dan utuh.

Page 84: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

73

3. Kepada Muhammadiyah Cabang Somagede harus melihat sisi baik

buruknya sebuah kondisi sosial budaya yang ada. Jangan menganggap

sesuatu itu bid’ah ataupun ijtihad. Berikan dasar-dasarnya terlebih dahulu.

Kemudian berikan masukan yang benar sesuai ajaran Al-Qur’an dan

Sunnah. Gunakan pendekatan yang mudah diterima masyarakat agar

penyampaian pesan berjalan efektif .

Page 85: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

74

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian : Sebuah Pendekatan Praktek, Jakarta:

Rineka Cipta, 2001

Budiwanti, Erni, Islam Sasak: Wetu Telu versus Waktu Lima Yogyakarta :LkiS,

2000

Dhavamony, Mariasusai, Fenomenologi Agama, Yogyakarta : Kanisius, 1995

Effendy, Onong Uchjana, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, Bandung : Citra

Aditya Bakti, 2003

Endraswara, Suwardi, Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan: Ideologi,

Epistemologi, dan Aplikasi, Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2006

Franklin Books Programs, Ensiklopedi Umum, Yogyakarta : Kanisius, 1973

Hutabarat, Jemsly dan Martani Huseini, Pengantar Manajemen Strategik

Kontemporer : Strategik Di Tengah Operasional, Jakarta : Elex Media

Komputindo, 2006

Karim, Rusli, Muhammadiyah dalam Kritik dan Komentar, Jakarta: Rajawali,

1986

Liliweri, Alo, Dinamika Komunikasi, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004

--------------, Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya, Yogyakarta:

LKiS, 2002

Luddin, Abu Bakar M., Dasar-Dasar Konseling : Tinjauan Teori dan Praktik,

Bandung : Citapustaka Media, 2010

Moeleng, Lexy. J., Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya,1993

Mulkhan, Abdul Munir, Kiai Ahmad Dahlan : Jejak Pembaruan Sosial dan

Kemanusiaan, Jakarta : Kompas, 2010

Mulyana, Deddy dan Jalaludin Rakhmat, Komunikasi Antarbudaya: Panduan

Berkomunikasi Dengan Orang-Orang Berbeda Budaya, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2005

Page 86: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

75

Mulyana, Dedy, Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar, Bandung : Remaja

Rosdakarya, 2008

----------------, Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2007.

Nasuhi ,Hamid; dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Jakarta : CeQDA (Center

For Quality Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah,

2007

Pasha, Musthafa Kamal dan Ahmad Adaby Darban, Muhammadiyah Sebagai

Gerakan Dakwah, Yogyakarta: LPPI, 2002

Rakhmat, Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung : Remaja

Rosdakarya, 2003

Rangkuti, Freddy, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta :

Gramedia, 2006

Rumondor, Alex H., Komunikasi Antar Budaya, Jakarta : UT , 1995

Sachari, Agus, Budaya Visual Indonesia, Jakarta: Erlangga, 2007

Sadily, Hasan, Ensiklopedi Umum, Yogyakarta : Kanisius, 1977

Salusu, J., Pengambilan Keputusan Strategik, Jakarta : Grasindo, 2004

Soeroso, Andreas, Sosiologi 1, Jakarta : Yudhistira Quadra, 2008

Solikhin, Muhammad, Ritual & Tradisi Islam Jawa, Yogyakarta : Narasi, 2010

Suparno, Paul, Teori Perkembangan Kognitif, Yogyakarta: Kanisius, 2005

Suprapto, Tommy, Pengantar Teori & Manajemen Komunikasi, Yogyakarta :

Media Presindo, 2009

Supriatna, Nana, Sejarah: Buku Pelajaran untuk Kelas XI SMA, Bandung :

Grafindo, 2008

Sutardi, Tedi, Antropologi : Mengungkap Keragaman Budaya, Bandung:Setia

Purna Inves, 2007

Sutiyo, Benturan Budaya Islam : Puritan dan Sinkretis, Jakarta : Kompas, 2010

Suwarno, Margono Poespo, Gerakan Islam Muhammadiyah, Yogyakarta :

Persatuan, 1995

Page 87: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

76

Syukir, Asmuni. Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Usaha Nasional, 1983

Tangkilisan, Hessel Nogi S., Manajemen Publik, Jakarta : Grasindo, 2007

Umar, Husein, Strategis Management In Action, Jakarta : Gramedia, 2008

Wahyudin, Achmad. dkk. Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Grasindo, 2009

Sumber Lain

Data Proposal Muscab PCM Somagede Banyumas, 9 Juli 2006

Forum Studi Islam Fakultas Pertanian Universitas Lampung,” Marilah memahami

hadits kullu bid’ah dengan ilmu balaghah dan nahwu”, Artikel diakses pada 28

Mei 2013 dari http://staff.unila.ac.id/fosifpunila/2012/12/15/marilah-memahami-

hadits-kullu-bidah-dengan-ilmu-balaghah-dan-nahwu

Sejarah Singkat Berdirinya Muhammadiyah, artikel diakses pada 11 Mei 2013 dari

http://www.muhammadiyah.or.id/id/content-178-det-sejarah-singkat.html

Tim Pembina Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, Muhammadiyah : Sejarah,

Pemikiran dan Amal Usaha, Malang : Pusat Dokumentasi dan Publikasi, 1990

Page 88: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

HASIL WAWANCARA

Nama : H. Suhodo Anshori (Penasehat PCM Somagede)

Tempat : Kediaman Beliau

Tanggal Wawancara : 28 April 2013

Waktu : Pukul 19.30-20.30 Wib

1. Apa saja kegiatan Muhammadiyah cabang Somagede yang rutin dilaksanakan

pada hari besar keagamaan?

Dakwah yang pertama kali adalah mendirikan ranting-ranting, sehingga

terdapat 4 ranting sekecamatan. Salah satunya mengadakan tarling (taraweh

keliling) ke 4 ranting yang dilakukan oleh anggota pengurus muhammadiyah.

Mengadakan kegiatan keagamaan pada satu tempat dipusatkan di SMK

MUHAMMADIYAH, lalu mengikuti kegiatan hari besar di tingkat daerah , di

Somagede berisikan materi pengajian yang intinya mencintai Rasulullah SAW.

Mengumpulkan seluruh anggota dan masyarakat seluruhnya berdasarkan

ranting-ranting.

2. Bagaimana cara Muhammadiyah menjelaskan kepada masyarakat di

Kecamatan Somagede yang memadukan unsur jawa dan Islam dalam kegiatan

keagamaan?

Salah satu Muhammadiyah Somagede memadukan dengan budaya lokal yaitu

dengan cara mendirikan sekolah SMK Muhammadiyah. Jadi kesemua ajaran

Muhammadiyah melalui siswa SMK Muhammadiyah. Melalui masyarakat

melalui peringatan seperti isra miraj, kegiatan seperti itu kurang mendapat

Page 89: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

tanggapan masyarakat. Karena masyarakat masih Sinkritisme yaitu

mencampuradukan Islam dengan yang lainnya dan sulit dihilangkan, sehingga

kurang diminati oleh orang-orang yang bukan Muhammadiyah walaupun

mereka Islam. Sinkretisme berasal dari Hindu Budha dan Nasrani dan juga

berasal dari Islam itu sendiri. Muhammadiyah memurnikan ajaran tersebut.

Sekarang Aqiqah telah membudaya yang pertama kali dilaksanakan

dikediaman bapak suhodo tahun 1994 dan pertama kali di Somagede.

Memanggil Drs. H Sairi Dahlan untuk mengisi pengajian dalam rangka Haji

dan Aqiqah. Sejak itu terus berkembang sampai sekarang dan hampir semua

bayi yang lahir telah menggunakan kegiatan itu dan berhasil 100 %. Karena

pada masyarakat yang tidak mampu untuk menyunati maka melaksanakan

Aqiqah terlebih dahulu. Dahulu menjelang hari 1 Suro atau malam 1

Muharram memotong hewan dan kepalanya dikubur dibelakang rumah

kediaman Bapak Suhodo. Dan sekarang telah diganti dengan kurban, dan

berhasil, caranya ada 3 macam kurban.

1. Kurban oleh 1 orang, 1 sapi untuk 1 keluarga,

2. 1 sapi untuk 7 keluarga selama 7 tahun, caranya tahun pertama 7 orang beli

sapi 1 untuk 7 keluarga, tahun kedua beli 1 sapi untuk 7 keluarga,

kemudian selanjutnya hingga 7 sapi.

3. 1 sapi 21 orang selama 7 tahun.

Sebelum itu berkurban untuk acara sedekah bumi, dan sekarang lenyap karena

telah diganti dengan Hari Raya Idul Adha. Tokoh yang menemukan dan

merintis pertama kali cara 7 ekor sapi selama 7 tahun dalam kelompok seperti

yang dijelaskan tadi adalah Muhammadiyah yang dilaksanakan di lapangan

Page 90: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

Somagede. Nilai yang terkandung dalam kegiatan tersebut yaitu kebersamaan

dalam mencari kelompok dalam 7 keluarga tersebut.

3. Bagaimana strategi penyampaian materi keagamaan yang digunakan

Muhammadiyah?

Strategi penyampaian materi keagamaan banyak dilakukan dalam Shalat Idul

Adha dilapangan menjadi salah satu cara muhammadiyah mengembangkan

ajaranya dan berhasil dilaksanakan hingga sekarang.

4. Bagaimana cara menggerakkan kaum muda untuk mengikuti kegiatan

dilaksanakan Muhammadiyah cabang Somagede?

Dalam kaum muda Muhammadiyah terjun dalam bidang pendidikan yaitu

mendirikan di SMK Muhammadiyah sejak tahun 2005. Tiap tahunya

meningkat dari awalnya 3 kelas sekarang menjadi 480 siswa.

5. Seberapa efektifkah kegiatan Muhammadiyah cabang Somagede pada

masyarakat yang memadukan unsur jawa dan Islam?

Penyampaian melalui pengajian dengan taraweh keliling dalam bulan

Ramadhan.

6. Apa saja dampak perubahan pada masyarakat yang disebabkan perpaduan

unsur jawa dan Islam dalam kegiatan keagamaan?

Perubahan yang nyata dalam kehadiran Muhammadiyah telah mendirikan 5

masjid di kecamatan Somagede. Melaksanakan 2 kali pengajian rutin tiap

minggu wage dan tiap tgl 12 malam. yang dilakukan keliling oleh pengurus.

7. Bagaimana cara mengubah pola perpaduan unsur jawa dan Islam yang telah

melekat pada masyarakat terutama dalam kegiatan keagamaan?

Page 91: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

Cara mengubah pola perpaduan unsur jawa dan Islam melalui batik yang

dilakukan oleh siswa SMK Muhammadiyah dapat mengubah pola kebudayaan

menjadi Islami dengan membuat batik ukiran kalimat Islam dalam motifnya.

Perubahan sangat baik, ditengah-tengah masyarakat jawa dan aneka macam

budaya peningkatan jumlah siswa di SMK Muhammadiyah mencapai 500

siswa dan menjadi bukti baik perubahan masyarakat terhadap akulturasi

budaya. Muhammadiyah cabang Somagede mulai awal didirikanya tahun 1988.

Page 92: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

Nama : Bapak Badrun

Jabatan : Ketua Pengurus Muhamadiyah Somagede

Tempat Wawancara : Kediaman Rumah

Tanggal Wawancara : 20 April 2013

1. Apa saja kegiatan Muhammadiyah cabang Somagede yang rutin dilaksanakan pada hari

besar keagamaan?

2. Bagaimana cara Muhammadiyah menjelaskan kepada masyarakat di Kecamatan

Somagede yang memadukan unsur jawa dan Islam dalam kegiatan keagamaan?

3. Bagaimana strategi penyampaian materi keagamaan yang digunakan Muhammadiyah?

4. Bagaimana cara menggerakkan kaum muda untuk mengikuti kegiatan dilaksanakan

Muhammadiyah cabang Somagede?

5. Seberapa efektifkah kegiatan Muhammadiyah cabang Somagede pada masyarakat yang

memadukan unsur jawa dan Islam?

6. Apa saja dampak perubahan pada masyarakat yang disebabkan perpaduan unsur jawa dan

Islam dalam kegiatan keagamaan?

7. Bagaimana cara mengubah pola perpaduan unsur jawa dan Islam yang telah melekat pada

masyarakat terutama dalam kegiatan keagamaan?

Interviwer Interviewee

(Mahdi Musthaffa) (Bapak Badrun)

Page 93: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA PENELITIAN

Nama : Bapak H. Suhodo Anshori

Jabatan : Penasehat PCM Somagede

Tempat Wawancara : Kediaman Rumah

Tanggal Wawancara : 28 April 2013

1. Apa saja kegiatan Muhammadiyah cabang Somagede yang rutin dilaksanakan

pada hari besar keagamaan?

2. Bagaimana cara Muhammadiyah menjelaskan kepada masyarakat di

Kecamatan Somagede yang memadukan unsur jawa dan Islam dalam kegiatan

keagamaan?

3. Bagaimana strategi penyampaian materi keagamaan yang digunakan

Muhammadiyah?

4. Bagaimana cara menggerakkan kaum muda untuk mengikuti kegiatan

dilaksanakan Muhammadiyah cabang Somagede?

5. Seberapa efektifkah kegiatan Muhammadiyah cabang Somagede pada

masyarakat yang memadukan unsur jawa dan Islam?

6. Apa saja dampak perubahan pada masyarakat yang disebabkan perpaduan

unsur jawa dan Islam dalam kegiatan keagamaan?

7. Bagaimana cara mengubah pola perpaduan unsur jawa dan Islam yang telah

melekat pada masyarakat terutama dalam kegiatan keagamaan?

Interviewer Interviewee

Mahdi Musthaffa H. Suhodo Anshori

Page 94: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA PENELITIAN

Nama : Bapak Timin

Jabatan : Tokoh Masyararakat Somagede

Tempat Wawancara : Kediaman Rumah

Tanggal Wawancara : 21 April 2013

1. Apa saja kegiatan yang rutin dilaksanakan pada hari besar Islam, misalnya peringatan 1

Muharram, Idul Fitri, Maulid Nabi, dll ?

2. Bagaimana cara pengembangan kegiatan tersebut dalam membentuk kesadaran kepada

masyarakat pentingnya pelestarian budaya?

3. Adakah pesan Keislaman yang disampaikan dalam kegiatan kebudayaan tersebut?

4. Bagaimana cara menggerakkan kaum muda agar tertarik melestarikan kebudayaan?

5. Apakah kegiatan kebudayaan yang diselenggarakan dapat menarik perhatian masyarakat?

6. Apa dampak perubahan yang dirasakan masyarakat setelah menyelenggarakan kegiatan

kebudayaan di hari besar keislaman?

7. Apakah terdapat perpaduan unsur jawa/tradisi dalam hari besar Keislaman?

Interviwer Interviewee

(Mahdi Musthaffa) (Bapak Timin)

Page 95: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

Lampiran 7

Foto-Foto dan Dokumentasi

Foto Bersama setelah wawancara dengan Bapak Prakoso (Ketua Muhammadiyah

Somagede)

( Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah yang berdiri pada tahun 2005 di bawah

binaan Muhammadiyah Cabang Somagede

Page 96: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

( Taman Kanak-Kanak Aisyiyah binaan PCM Somagede)

Kantor Sekretariat PCM Somagede. Lokasi di kediaman Bapak Sumuyut.

Page 97: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

(Masjid Binaan PCM Somagede)

Foto bersama setelah wawancara dengan Bapak Timin (Tokoh Masyarakat Somagede)

Page 98: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

Menjelang Shalat Idul Fitri 1433 H di lapangan Desa Somagede

Pagelaran Kesenian Ebeg (sebutan warga desa Somagede) atau Kuda Lumping.

Dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2013 H+5 Idul Fitri 1433 H.

Page 99: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

Makam Keramat Mbah Sukhun. Lokasi di Pemakaman Dusun Wlahar, Somagede.

Antusias warga Somagede saat menyaksikan pemain Ebeg atau Kuda Lumping yang

sedang kesurupan

Page 100: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

Berbagai sesaji dan topeng dipersiapkan sebagai pelengkap pagelaran kesenian Ebeg

untuk para pemain yang kerasukan

Pagelaran Tradisi Kiraban atau penyucian benda pusaka. Dilaksanakan pada tanggal 25

Januari 2013 H+1 Maulid Nabi Muhammad SAW 1434 H

Page 101: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

Peta Wilayah Kecamatan Somagede

Page 102: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

HASIL WAWANCARA

Nama : Drs. Sumuyut (Bendahara PCM Somagede)

Tempat : Kediaman Beliau

Tanggal Wawancara : 27 Mei 2013

Waktu : Pukul 19.30-20.30 Wib

1. Apakah TBC itu ?

Tahayul adalah mempercayai suatu benda yang mempunyai kekuatan. Bid’ah

adalah mengadakan yang tidak ada tuntunannya dalam Al-Qur’an dan Sunnah.

Yang tidak diajarkan oleh Rasulullah SAW. Seperti mendengar suara burung,

2. Apakah PCM Somagede dapat mengubah akulturasi masyarakat Somagede?

Islam yang mengandung bid’ah banyak sekali dan kebanyakan itu memang kita

tidak bisa menghentikan itu. karena sebelum islam datang sudah ada

kepercayaan . dan itu sudah dilakukan sejak jaman nenek moyang kita.

3. Apakah akulturasi bisa dihilangkan ?

Bisa hilang kalau yang bersangkutan itu mau belajar. tapi kebanyakan

masyarakat tidak mau berpikir. Apa yang disampaikan Kiyainya diterima saja.

4. Adakah cara khusus Muhammadiyah mengembalikan kembali hal yang bid’ah?

sangat sulit. karena masyarakat somagede bukan semua anggota

Muhammadiyah. yang jelas Muhammadiyah ingin mewujudkan masyarakat

Islam yang sebenar-benarnya. Masyarakat Islam yang berpedoman pada Al-

Qur’an dan Hadits. Hadits-haditsnya pun yang shahih. Dan hadits yang

maqbulan dan bisa menjadi hijah.

Page 103: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

5. Apakah ada perubahan dengan hadirnya PCM di Somagede?

Kebanyakan masyarakat Somagede itu sejatinya mau berubah tapi harus sesuai

dengan ajaran yang umumnya saja diluar ketentuan PCM. Kalau yang tua-tua

sudah tidak masalah. yang muda-muda tidak jelas arahnya. tetapi yang muda-

muda banyak yang tidak dekat dengan agama manapun.

6. Apakah hadirnya PCM Somagede dapat mengubah pemuda ?

Penyebab utama pemuda tidak mau berpikir karena mereka serba instan. Di

sekolahan dasar yang belajar umum sungguh-sungguh hanya 25 % saja. hal

tersebut Faktor orang tua dan lingkungan.

7. Apakah didirikannya SMK Muhammadiyah berpengaruh terhadap pemuda?

Dengan adanya SMK masyarakat sudah memahami walaupun belum banyak

anak-anak somagede yang belajar disini. Karena faktor ekonomi. orangtua

masih menggunakan pola pikir lama. trus anak-anak tidak hanya sekedar

belajar umum saja. dan tidak mendalami Kemuhammadiyahan.

8. Apa saja Materi pengajian dakwah PCM Somagede?

1. Beriman kepada Allah SWT sesuai tuntutan Al-Qur’an dan Al-Hadits

2. Menentukan ibadah sesuai dengan tuntunan Islam berdasarkan Al-Qur’an

dan Al-Hadits

3. Berusaha untuk pencerahan umat dengan cara mencari ilmu

4. Mengadakan gerakan dakwah Islam Amar ma’ruh Nahi Mungkar

5. Muhammadiyah mengadakan kerja sama lintas sektoral atau bekerja sama

dengan siapa saja. Dalam mencari rahmatan lil alamin.

6. Muhammadiyah kalau shalat tidak ada Sayyidina Muhammad di takhyatul.

Page 104: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

9. Apa saja amal usaha PCM Somagede dalam Syiar dakwah ?

1. Mengadakan Qurban, dahulu diawali dengan Muhammadiyah.

2. Idul Fitri dan Idul Adha

3. Dalam Ramadhan melakukan dakwah keberbagai masjid desa sebelah

namun ada yang ditolak

4. Pengajian selapanan atau 35 hari sekali. Misalkan bulan ini pada ahad

wage, maka selanjutnya diadakan ahad wage kembali.

10. Apa saja akulturasi budaya lokal dan Islam yang nampak di Somagede?

Kegiatan yang mengandung unsur kebudayaan Islam dan lokal, PDM

Banyumas dengan wayang. Namun sekarang jarang diangkat.

Satu suro Muharram di Somagede, yang melakukan kebanyakan orang Islam.

mereka apal surat yasin,mencari tempat2 petuah nenek moyang, Sebetulnya

yang namanya baca yasin boleh saja. kalau yasinan itu ada unsur di dalamnya

penyuguhan makanan. yang muhammadiyah tidak setuju. jadi menurut Islam

tidak dibenarkan. Dan kebanyakan mereka percaya yasin itu ampuh. padahal

semua ayat di dalam al-quran itu ampuh.

Masyarakat hanya mengikuti apa yang dikatakan kiyainya. Tahlil di anjurkan

oleh Islam. Baca-baca ayat-ayat Allah. Akhirnya masyarakat menyebutnya

tahlilan dan lan nya itu yang tidak dibenarkan oleh Islam. Biasanya berisi puja-

pujaan. jamuan-jamuan. berisi shalawat2 di luar Rasul.

11. Bagaimana cara PCM somagede menaggapi hal akulturasi tersebut?

Muhammadiyah tidak alergi terhadap budaya, tergantung budaya yang seperti

apa dulu. jangan budaya yang di agamakan. itu salah. Yang benar Agama di

Page 105: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

budayakan. Seperti membudayakan Shalat, puasa, zakat. Muhammadiyah lahir

karena disekitar itu banyak TBC. banyak yang tidak sesuai ajaran Islam.

Masjid Muhammadiyah terdapat banyak tanah wakaf tetapi belum diurus yang

tersebar di berbagai wilayah somagede.

Page 106: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

HASIL WAWANCARA

Nama : Moh. Prakoso, S.Pd.I.

( Ketua Muhammadiyah Cabang Somagede)

Tempat : Kediaman Beliau

TanggalWawancara : Senin, 29 April 2013

Waktu : Pukul 17.00-18.30 Wib

1. Apa saja kegiatan Muhammadiyah Cabang Somagede yang rutin dilaksanakan

pada hari besar keagamaan?

Melalui Penyembelihan hewan qurban berupa sapi maupun kambing. untuk

satu desa sampai 12 ekor sapi. Mengadakan shalat taraweh atau (Tarhim)

taraweh dan silaturahim ke tempat-tempat shalat taraweh di desa somagede dan

masjid desa se kecamatan somagede. Materinya berisikan pengajian yang

biasanya dilaksanakan sebelum teraweh.

2. Bagaimana cara Muhammadiyah menjelaskan kepada masyarakatdi Kecamatan

Somagede yang memadukan unsur jawa dan Islam dalam kegiatan keagamaan?

Melalui pengajian-pengajian dan kajian-kajian Islam. Salah satu unsur jawa

dan Islam yang nampak dalam kegiatan keagamaan ialah silaturahim sehabis

shalat Ied. Jadi tidak bisa dipadu antara unsur Islam dan jawa. seperti contoh

ummat Muhammadiyah tidak melaksanakan tahlil. Muhammadiyah belum

berjalan mulus dalam mengajarkan ajaran Islam. Muhammadiyah di Somagede

belum bisa memulai sesuai ajaran Sunnah. Seperti halnya membuat tim

Page 107: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

pengurus jenazah oleh Muhamamdiyah, namun tidak diminati masyarakat.

Sebagian besar mengikuti ajaran Muhammadiyah seperti upacara pengantinan

sungkeman dalam acara pernikahan tetap diikuti oleh Muhammadiyah.

3. Bagaimana strategi penyampaian materi keagamaan yang digunakan

Muhammadiyah?

Dalam pengajian setelah shalat maghrib di masjid/musolah milik

Muhammadiyah Somagede dan kuliah subuh. Pengajian rutin yang

dilaksanakan pada hari ahad wage pada tingkatan cabang Somagede. materi

yang disampaikan berupa isi Al-Quran dan As-Sunnah. Menyelenggarakan

TPQ bagi anak usia 5 tahun ke atas di masjid/musola Muhammadiyah.

4. Bagaimana cara menggerakkan kaum muda untuk mengikuti kegiatan

dilaksanakan Muhammadiyah Cabang Somagede?

Pengurus muhammadiyah telah berusia lanjut dan anak muda sangat jarang

sekali. Maka dibentuk organisasi Otonom yakni pemuda muhammadiyah dan

Pandu HW (Hizbul Wathon) sedangkan untuk kaum hawa kegiatannya

dihimpun dalam NA (Nasyiatul Aisyiah). Muhammadiyah merupakan

organisasi yang diberikan kebebasan untuk melaksanakan kegiatan dan

membuat anggaran dasar dan anggaran rumah tangga sendiri.

5. Seberapa efektifkah kegiatan Muhammadiyah Cabang Somagede pada

masyarakat yang memadukan unsur jawa dan Islam?

Masih sangat minim karena tidak semua unsur jawa dapat dilaksanakan oleh

Muhammadiyah. Kurang efektif karena unsur jawa tidak sesuai dengan Al-

Quran dan Sunnah. Muhammadiyah sendiri komitmen dalam

menyelenggarakan Quran dan Sunnah. Dalam muhammadiyah tidak ada istilah

Page 108: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

bid’ah hasanah, paling adanya ijtihad. Abu bakar dan sahabat menyusun kitab

suci al-quran itu bukan bid’ah namun ijtihad. Bid’ah itu penyakit ibadah, yaitu

melaksanakan yang tidak ada dasar hukumnya. Justru ada orang yang berusaha

menghilangkan bid’ahnya. Bid’ah hasanah, Dholalah, sebenarnya itu

menyalahi. Rasul menyatakan qullu bidatun dholalatun, artinya setiap hal yang

bid’ah adalah sesat. Seperti ada yang orang meninggal dingajikan yaitu sesat.

Muhammadiyah tidak mempermasalahkan pakaian yang penting menutup

aurat. Adat jawa menggunakan kebaya tidak memakai kerudung tetapi konde,

kalau muhammadiyah mengenakan kerudung dalam pakaian kebayanya.

6. Apa saja dampak perubahan pada masyarakat yang disebabkan perpaduan

unsur jawa dan Islam dalam kegiatan keagamaan?

Sebagian masyarakat jawa masih ada yang mau meninggalkan tradisi kejawen

karena menyadari bahwa hal tersebut tidak sesuai dengan ajaran Islam.

7. Bagaimana cara mengubah pola perpaduan unsur jawa dan Islam yang telah

melekat pada masyarakat terutama dalam kegiatan keagamaan?

Muhammadiyah belum menemukan cara yang tepat untuk mengubah pola

perpaduan. Unsur jawa dan Islam contohnya tahlilan, ziarah kubur, ziarah wali,

Muhammadiyah tahu tapi tidak bisa mencegah, masyarakat hanya mengikuti

kebiasaan tersebut tapi tidak tahu dasarnya.

Page 109: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

HASIL WAWANCARA

Nama : Bapak Timin (Tokoh Masyarakat Desa Somagede)

Tempat : Di Rumah Bapak Timin

Tanggal Wawancara : 29 April 2013

Waktu : Pukul 19.30-20.30 Wib

1. Apa saja kegiatan yang rutin dilaksanakan pada hari besar Islam, misalnya

peringatan 1 Muharram, Idul Fitri, Maulid Nabi, dll ?

Dalam hari-hari besar Islam termasuk maulid Nabi dan lain-lain yang di isi

pengajian kerohanian. Hadroh atau musik rebana digunakan dalam acara

Keagamaan dan dalam lomba yang diikuti oleh anak-anak TPQ di masjid.

Kalau kegiatan kesenian jarang dalam hari besar keagamaan, Paling tidak diisi

acara rebana, dan itu masuknya dalam kesenian. Pengajian dan musik rebana

menjadi kesenian yang mengandung Islam. Kesenian Karawitan itu salah satu

alat musik gamelan. Dalam kegiatan keagamaan, unsur kesenian yang paling

sering diadakan seperti rebana. Rebana dapat dipadukan antara unsur jawa

dengan unsur Islam terutama dalam kegiatan keagamaan. Tapi kalau hari besar

Islam contoh ketika memperingati 1 Muharram biasa di isi dengan acara

pagelaran wayang, karawaitan, kelenengan. acara tersebut kegiatan kesenian di

luar unsur keislaman.

2. Bagaimana cara pengembangan kegiatan tersebut dalam membentuk kesadaran

kepada masyarakat pentingnya pelestarian budaya?

Page 110: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

Cara pengembangan, awalnya membuat organisasi. membuat kelompok yang

akan dilatih untuk kesenian tertentu. Yang melatih biasanya tergantung

kesadaran masyarakat. Dan tumbuh dari masyarakat, tanpa menunjuk.

Masyarakat tertarik berdasarkan jiwa seni dalam diri sendirinya. Itulah seni.

Contoh gamelan dibawakan dengan lagu-lagu Islam yang bernafaskan Islam

yang mengandung unsur tradisional.

3. Adakah pesan Keislaman yang disampaikan dalam kegiatan kebudayaan

tersebut?

Kesan Islam dalam rebana yang dinyanyikan yaitu memperbanyak shalawat,

karena menyanyikan shalawat, atau kasidahan.

4. Bagaimana cara menggerakkan kaum muda agar tertarik melestarikan

kebudayaan?

Cara mengarahkan ke generasi dengan pelan-pelan dan memberikan contoh

oleh para tetua dengan semangat. Memang sekarang ini sulit mencari bakat

karena remaja terakulturasi budaya luar dengan musik yang keras. Namun tetap

saja yang dituakan harus melestarikannya. Tapi di Somagede banyak kesenian,

seperti kuda lumping, lengger, karawitan dalam satu desa mencapai 3 sampai 4

grup. dan mempunyai alat kesenian yang komplit. Dusun-dusun di

Karanganyar Wlahar, Pereng, Planjan, Wanalaba. Termasuk kuda lumping,

dusun Planjan terdapat 2 grup, Wlahar 1 grup dan Wanalaba 1 grup.

Untuk menarik antusias remaja, sebagai contoh disini ada grup kuda kepang,

paling tidak kita arahkan, karena mereka senang melihat jogetnya otomatis

remaja senang irama gamelan dan tumbuh rasa senang terhadap alat musiknya.

Page 111: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

5. Apakah kegiatan kebudayaan yang diselenggarakan dapat menarik perhatian

masyarakat?

Nyatanya penonton masih banyak hingga ratusan maka masyarakat masih

senang dan peduli. dan masyarakat ingin belajar. dan memang harus pelan

sabar, dan yang tua mencontohkan ke generasi harus sabar.

6. Apa dampak perubahan yang dirasakan masyarakat setelah menyelenggarakan

kegiatan kebudayaan di hari besar keislaman?

Kini masyarakat banyak yang ingin belajar kesenian .

7. Apakah terdapat perpaduan unsur jawa/tradisi dalam hari besar Keislaman?

Masalah mistik atau tidaknya unsur jawa tergantung pengendalian diri sendiri.

Jangan kita yang dikendalikan tapi kita yang mengendalikan makhluk lain.

Maka kuasailah hukum Islam dulu. Agamanya diperdalam lalu pelajari

keseniannya, maka tidak akan keliru. Sebelum mengadakan acara di program

dahulu konsep acaranya. Dan para peserta kuda lumping mengingat

programnya ketika mabuk. Disinilah terjadi perpaduan antara budaya dan

agama itulah misinya, budayanya diimbangkan dengan agamanya. Mangkanya

kita harus mempelajari agamanya dulu baru kita mempelajari budaya, tidak

mungkin seseorang yang sudah tahu pondasi agama akan terombang ambing.

Jangan kita menarik kebudayaannya saja, Untuk antisipasi agar orang jangan

sampai terlewat, seperti syirik, maka harus sejajar antara agama dan budaya.

Kalau budaya itu kan tadinya masyarakat Jawa agamanya buddha, jadi kalau

langsung memotong ajaran tersebut dengan agama tidak akan bisa diterima.

Karena Islam di Indonesia hadir melalui budaya, makanya tidak bisa

meninggalkan budaya secara Islam.

Page 112: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

Lampiran 5

PEDOMAN WAWANCARA 1

1. Apa saja kegiatan Muhammadiyah cabang Somagede yang rutin dilaksanakan

pada hari besar keagamaan?

2. Bagaimana cara Muhammadiyah menjelaskan kepada masyarakat di

Kecamatan Somagede yang memadukan unsur jawa dan Islam dalam kegiatan

keagamaan?

3. Bagaimana strategi penyampaian materi keagamaan yang digunakan

Muhammadiyah?

4. Bagaimana cara menggerakkan kaum muda untuk mengikuti kegiatan

dilaksanakan Muhammadiyah cabang Somagede?

5. Seberapa efektifkah kegiatan Muhammadiyah cabang Somagede pada

masyarakat yang memadukan unsur jawa dan Islam?

6. Apa saja dampak perubahan pada masyarakat yang disebabkan perpaduan

unsur jawa dan Islam dalam kegiatan keagamaan?

7. Bagaimana cara mengubah pola perpaduan unsur jawa dan Islam yang telah

melekat pada masyarakat terutama dalam kegiatan keagamaan?

Page 113: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

PEDOMAN WAWANCARA 2

1. Apa saja kegiatan yang rutin dilaksanakan pada hari besar Islam, misalnya

peringatan 1 Muharram, Idul Fitri, Maulid Nabi, dll ?

2. Bagaimana cara pengembangan kegiatan tersebut dalam membentuk kesadaran

kepada masyarakat pentingnya pelestarian budaya?

3. Adakah pesan Keislaman yang disampaikan dalam kegiatan kebudayaan

tersebut?

4. Bagaimana cara menggerakkan kaum muda agar tertarik melestarikan

kebudayaan?

5. Apakah kegiatan kebudayaan yang diselenggarakan dapat menarik perhatian

masyarakat?

6. Apa dampak perubahan yang dirasakan masyarakat setelah menyelenggarakan

kegiatan kebudayaan di hari besar keislaman?

7. Apakah terdapat perpaduan unsur jawa/tradisi dalam hari besar Keislaman?

Page 114: STRATEGI KOMUNIKASI MUHAMMADIYAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28053/1/MAHDI... · Walaupun masyarakat Desa Somagede Banyumas tetap mengakui dirinya

FOTO BERSAMA PASCA PELAKSANAAN SIDANG SKRIPSI

JUM’AT/ 31 MEI 2013