strategi komisi pemilihan umum kabupaten musi …digilib.unila.ac.id/54919/3/tesis tanpa bab...

121
STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI RAWAS DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI PEMILIH (Studi pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan 2018 dan Pemilihan Umum 2019) TESIS Oleh MERY ANGGRAINY PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: hoangtu

Post on 05-Jun-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI RAWAS

DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI PEMILIH

(Studi pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur

Sumatera Selatan 2018 dan Pemilihan Umum 2019)

TESIS

Oleh

MERY ANGGRAINY

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI RAWAS

DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI PEMILIH

(Studi pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur

Sumatera Selatan 2018 dan Pemilihan Umum 2019)

Oleh

MERY ANGGRAINY

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN

Pada

Program Pascasarjana Magister Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 3: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

ABSTRAK

STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI RAWASDALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI PEMILIH(Studi pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur

Sumatera Selatan 2018 dan Pemilihan Umum 2019)

Oleh

MERY ANGGRAINY

Penurunan partisipasi pemilih terjadi di Kabupaten Musi Rawas dalam pilkadadan pemilihan umum. KPU Kabupaten Musi Rawas mempunyai strategi ataspersoalan ini. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis faktorpenyebab penurunan partisipasi pemilih, menganalisis strategi dan penerapanstrategi dalam meningkatkan partisipasi pemilih, serta mendeskripsikan danmenganalisis kebijakan yang diambil oleh KPU Kabupaten Musi Rawas dalammengatasi penurunan partisipasi pemilih. Tipe penelitian deskriptif denganpendekatan kualitatif. Data diperoleh melalui wawancara dan dokumenkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan pertama, faktor-faktor penyebabturunnya partisipasi pemilih karena aktivitas ekonomi, sifat apatis, calon yangtidak dikenal, dan data pemilih tidak akurat. Kedua, strategi dari dimensi peluangmelalui debat publik, alat peraga kampanye, iklan, himbauan berjenjang, danpartner strategis dengan stakeholder. Dimensi ancaman yaitu kampanye hitamdan kampanye negatif dengan strategi pendidikan pemilih melalui mobilisasisosial. Dimensi kekuatan melalui sosialisasi. Dimensi kelemahan adalah luaswilayah dan terbatasnya anggaran melalui pemberian spanduk. Dimensipemanfaatan sumber daya melalui bimbingan teknis, penguatan kelembagaan,penambahan sarana, prasarana, operator, dan digitalisasi dokumen. Ketiga,Kebijakan yang diambil adalah sosialisasi berbasis keluarga. Partisipasi pemilihKabupaten Musi Rawas tahun 2018 sebesar 59,60%, partisipasi pemilih tahun2015 sebesar 62,93%. Ini menunjukkan bahwa strategi KPU Kabupaten MusiRawas belum berhasil meningkatkan partisipasi pemilih pada pilgub SumateraSelatan 2018. Alternatif strategi yaitu sosialisasi akbar, pemilihan di hari Minggu,penambahan jaringan dengan perguruan tinggi, lembaga sosial masyarakat, mediamassa, lembaga survey, dan pemimpin agama, dan optimalisasi kerja KPPS.

Kata kunci : Strategi, Meningkatkan, Partisipasi pemilih.

Page 4: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

ABSTRACT

STRATEGY OF MUSI RAWAS GENERAL ELECTORAL COMMISSIONIN INCREASING VOTER TURNOUT

(Study on Election of Governor and Vice Governor South Sumatra 2018and General Election 2019)

By

MERY ANGGRAINY

Voter turnout decline occurred at Musi Rawas Regency in regional head electionsand general elections. Musi Rawas General Election Commissions has strategieson this issues. This study aims to describe and analyze factors that causedecreasing voter turnout, analyze and implement strategies increasing voterturnout, and describe and analyze policies taken by Musi Rawas General ElectionCommissions to overcome decreasing voter turnout. Reseach type is descriptivewith qualitative approach. Data obtained through interviews and librarydocuments. Collecting data technique through interview guides, observation, anddocumentation. Results of this research show first, the factors that caused declinein voter turnout due to economic activities, apathy, unknown candidates, andinaccurate voter data. Second, strategies from the opportunity dimension throughpublic debate, campaign props, advertising, tiered appeals, and strategic partnerswith stakeholders. Threat dimensions are black campaigns and negativecampaigns with voter education strategies through social mobilization. Powerdimension through socialization. Weakness dimensions are area and budgetconstraints through the provision of banners. Resources dimension throughtechnical guidance, institutional strengthening, additional facilities,infrastructure, operators, and document digitalization. Third, the policy taken isfamily-based socialization. Voter turnout of Musi Rawas Regency in 2018 was59.60%, voter participation in 2015 was 62.93%. This shows that the strategy ofMusi Rawas General Election commissions has not succeeded in increasing voterturnout in Sumatera Selatan governor election 2018. Alternative strategies aregrand socialization, Sunday elections, additional networks with universities,community social institutions, mass media, survey institutions, religious leaders,and optimization of voting group organizers work.

Keywords: Strategy, Increase, Voter Participation.

Page 5: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,
Page 6: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,
Page 7: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,
Page 8: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di kota Palembang pada tanggal

6 Mei 1982, anak dari pasangan Bapak Ichwanul

Muslimin dan Ibu Erly Margini. Penulis merupakan

anak kedua dari tiga bersaudara yaitu kakak Ericha

Melyani, ST dan adik Ferry Framadhoni. Penulis

telah berkeluarga dengan Awalluddin, SE dan

memiliki dua anak yaitu Rameyza Aliya Arani dan Faiza Rifaya Arani.

Pendidikan Formal penulis dimulai dengan menyelesaikan pendidikan di Sekolah

Dasar Negeri (SDN) 324 Palembang pada tahun 1994, kemudian melanjutkan ke

Sekolah Menengah Pertama Bina Warga Palembang dan lulus pada tahun 1997.

Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Umum (SMU)

Bina Warga 1 Palembang dan lulus pada tahun 2000. Selanjutnya tahun 2000

penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang Strata 1 Jurusan Administrasi Negara

Universitas Sriwijaya dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2010 penulis mulai

bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Instansi Sekretariat Jenderal

Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Satuan Kerja Sekretariat KPU Kabupaten

Musi Rawas hingga saat ini.

Page 9: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

PERSEMBAHAN

Karya ini ku persembahkan untuk orang-orang yang sangat berharga dalam

hidupku :

Kedua orang tuaku Papa Ichwanul Muslimin dan Mama Erly Margini;

Suamiku tersayang Awalluddin, SE.;

Anak-anakku tersayang Rameyza Aliya Arani dan Faiza Rifaya Arani;

Almamaterku Universitas Lampung.

Page 10: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

MOTTO :

Do the best and always prepare for the worst

Tiada kebahagiaan yang paling sempurna selain berbakti kepada orang tua.

Page 11: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat, rahmat,

karunia dan pertolongan-Nya lah akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Shalawat dan salam tercurah untuk junjungan penulis Nabi Muhammad SAW dan

para pengikutnya hingga akhir zaman. Tesis yang berjudul “STRATEGI

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI RAWAS DALAM

MENINGKATKAN PARTISIPASI PEMILIH (Studi pada Pemilihan

Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan 2018 dan Pemilihan

Umum 2019)” ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Ilmu Pemerintahan pada Program Pascasarjana Magister Ilmu

Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, sulit untuk dapat

menyelesaikan tesis ini. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa

terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., Selaku Rektor Universitas

Lampung

2. Bapak Prof. Drs. Mustofa, M.A., Ph.D., selaku Direktur Program

Pascasarjana Universitas Lampung

Page 12: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

3. Bapak Dr. Syarief Makhya, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Lampung;

4. Bapak Drs. Hertanto, M.Si., Ph.D. selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu

Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

sekaligus Pembimbing Utama, terima kasih telah meluangkan segenap waktu,

memberikan banyak ilmu, pikiran, serta tenaga untuk membimbing penulis

menyelesaikan tesis ini;

5. Ibu Dr. Ari Darmastuti, M.A. selaku Pembimbing Pendamping, terima kasih

atas kesediaannya memberikan bimbingan, saran dan motivasi dalam proses

penyelesaian tesis ini;

6. Bapak Dr. Bambang Utoyo S., M.Si selaku Dosen Penguji Utama, terima

kasih atas masukan, saran, bimbingan, dan motivasi untuk memperbaiki tesis

ini.

7. Seluruh jajaran Dosen Pengampu Program Studi Magister Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung;

8. Bapak H. Nailul Azmi, S.Psi., MM. Selaku Sekretaris KPU Kabupaten Musi

Rawas yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk dapat melanjutkan

pendidikan penuh kepada penulis,

9. Seluruh komisioner dan rekan sekretariat KPU Kabupaten Musi Rawas yang

telah bersedia meluangkan waktu, memberikan data dan informasi kepada

penulis;

Page 13: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

10. Sahabat-sahabat mahasiswa Magister Ilmu Pemerintahan angkatan 2016

khususnya konsentrasi Tata Kelola Pemilu (Agung, Zuhairi, Ikhsan, Tohap,

Yuliza, Silvi, Risma, Susi, Zieroh, Fajar, Candrawansah, dan Antoniyus)

semoga persaudaraan ini selalu terjaga dan sukses untuk kita semua.

11. Suamiku Awalluddin, SE. dan anak-anakku tersayang Rameyza Aliya Arani

dan Faiza Rifaya Arani yang membuat penulis sangat termotivasi untuk

menyelesaikan tesis ini;

12. Kedua orangtuaku yang merupakan keberkahanku, yang telah membantu,

mendukung, dan mendoakan penulis tanpa lelah sehingga tesis ini dapat

diselesaikan;

13. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis

selama proses penulisan tesis ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan tesis ini masih jauh dari

kesempurnaan. Harapan penulis tesis ini dapat memberikan manfaat bagi kita

semua. Amin.

Bandar Lampung, November 2018Penulis,

Mery Anggrainy

Page 14: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .................................................................................... i

DAFTAR TABEL ........................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................... v

DAFTAR SINGKATAN.................................................................. vi

I. PENDAHULUAN ....................................................................... 11.1. Latar Belakang ..................................................................... 11.2. Rumusan Masalah ................................................................ 231.3. Tujuan Penelitian ................................................................. 241.4. Manfaat Penelitian ............................................................... 24

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 262.1. Strategi ................................................................................. 26

2.1.1. Strategi ........................................................................ 262.1.2. Manajemen Strategi .................................................... 28

2.2. Partisipasi Politik ................................................................. 362.3. Partisipasi Pemilih ................................................................ 392.4. Strategi KPU dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih ...... 422.5. Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur ........................... 442.6. Pemilihan Umum ................................................................. 462.7. Kerangka Pikir ..................................................................... 48

III. METODE PENELITIAN ........................................................ 543.1. Metode Penelitian ................................................................. 543.2. Fokus Penelitian .................................................................... 56

3.2.1. Dimensi Eksternal ................................................... 563.2.2. Dimensi Internal ...................................................... 573.2.3. Dimensi Pendayagunaan Sumber-sumber ............... 57

3.3. Lokasi Penelitian .................................................................. 573.4. Sumber Data ......................................................................... 58

Page 15: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

ii

3.4.1 Data Primer ............................................................. 583.4.2 Data Sekunder ........................................................ 58

3.5. Informan ............................................................................... 583.6. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 593.7. Teknik Analisis Data ............................................................ 593.8. Teknik Keabsahan Data ....................................................... 613.9. Teknik Kesimpulan .............................................................. 67

IV. GAMBARAN UMUM ............................................................. 694.1. Kondisi Umum Kabupaten Musi Rawas .............................. 69

4.1.1. Sejarah Kabupaten Musi Rawas ............................. 694.1.2. Kecamatan di Kabupaten Musi Rawas ................... 714.1.3. Keadaan Geografis dan Demografis ....................... 71

4.2. Gambaran Umum KPU Kabupaten Musi Rawas ................ 734.2.1. Susunan Organisasi KPU Kabupaten Musi Rawas.. 73

4.2.1.1. Pembentukan dan Kedudukan KPUKabupaten Musi Rawas ............................. 73

4.2.1.2. Keanggotaan KPU KabupatenMusi Rawas ............................................... 74

4.2.2. Tugas, Wewenang, dan Kewajiban KPU KabupatenMusi Rawas ............................................................. 764.2.2.1. Tugas KPU Kabupaten Musi Rawas .......... 764.2.2.2. Wewenang KPU Kabupaten Musi Rawas... 774.2.2.3. Kewajiban KPU Kabupaten Musi Rawas .. 78

4.3. Pemilihan Gubernur dan Wakil GubernurSumatera Selatan 2018 ........................................................ 844.3.1. Waktu Pelaksanaan dan Profil Calon ...................... 844.3.2. Profil Partai Politik Pengusung ............................... 874.3.3. Hasil Pemilihan dan Partisipasi Pemilih per

Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan....................... 90

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 925.1. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Penurunan

Partisipasi Pemilih di Kabupaten Musi Rawas ................... 925.2. Strategi KPU Kabupaten Musi Rawas pada Pemilihan

Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera SelatanTahun 2018 dan Pemilihan Umum 2019 ............................. 1065.2.1.Dimensi Ekternal ....................................................... 106

5.2.1.1. Peluang ........................................................ 1075.2.1.2. Ancaman ...................................................... 114

5.2.2.Dimensi Internal ........................................................ 1175.2.2.1. Kekuatan ...................................................... 1175.2.2.2. Kelemahan ................................................... 120

Page 16: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

iii

5.2.3.Dimensi Pendayagunaan Sumber-sumber ................. 1265.2.3.1. Pemanfaatan Sumber Daya Manusia ........... 1265.2.3.2. Pemanfaatan Sumber Daya Teknologi

informasi....................................................... 1305.3. Kebijakan KPU Kabupaten Musi Rawas

dalam mengatasi penurunan partisipasi pemilihdi Kabupaten Musi Rawas .................................................. 134

5.4. Analisis Penyebab Strategi Peningkatan PartisipasiPemilih di Kabupaten Musi Rawas Belum Berhasil ........... 140

5.5. Alternatif Strategi KPU Kabupaten Musi Rawasdalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih ............................ 145

VI. SIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 1516.1. Simpulan .............................................................................. 1516.2. Saran ..................................................................................... 153

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... vii

LAMPIRAN

Page 17: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Prosentase Partisipasi Pemilih Pemilihan Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Musi Rawas ........................ 8

2. Komposisi Anggota dan Sekretariat KPU Kabupaten Musi Rawas 83

3. Komposisi keanggotaan DPRD Provinsi Sumatera Selatan ........... 88

4. Prosentasi Partisipasi Pemilih Per Kabupaten/Kota Pemilihan

Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan 2018.................. 91

5. Jumlah TPS dan DPT Kabupaten Musi Rawas pada Pilgub 2018 .. 96

6. Jumlah DPT Kabupaten Musi Rawas Pemilihan Bupati dan

Wakil Bupati Tahun 2015 dan Pemilihan Gubernur dan Wakil

Gubernur Sumatera Selatan Tahun 2018 ........................................ 104

7. Jumlah Desa/Kelurahan Kabupaten Musi Rawas .......................... 122

8. Prosentase Partisipasi Pemilih per Kecamatan di Kabupaten

Musi Rawas Pilgub 2018 ................................................................ 139

9. Partisipasi Pemilih di Kabupaten Musi Rawas 2010-2018 ............. 140

Page 18: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Peta Partisipasi ................................................................ 40

2. Bagan Kerangka Pikir ................................................................ 53

3. Struktur Organisasi KPU Kabupaten Musi Rawas ..................... 81

4. Struktur Organisasi Sekretaiat KPU Kabupaten Musin Rawas... 81

Page 19: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

vi

DAFTAR SINGKATAN

APBD : Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

Bimtek : Bimbingan Teknis

Caleg : Calon Anggota Legislatif

Disdukcapil : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

DKPP : Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu

DPD : Dewan Pimpinan Daerah

DPD : Dewan Perwakilan Daerah

DPR : Dewan Perwakilan Rakyat

DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

DPS : Daftar Pemilih Sementara

DPT : Daftar Pemilih Tetap

Golput : Golongan Putih

Hanura : Hati Nurani Rakyat

IT : Information Technology

KPPS : Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara

KPU : Komisi Pemilihan Umum

KTP : Kartu Tanda Penduduk

Lingkup : Lingkungan Hidup

Page 20: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

vii

MPR : Majelis Permusyawaratan Rakyat

NIK : Nomor Induk Kependudukan

PAN : Partai Amanat Nasional

Parpol : Partai Politik

PBB : Partai Bulan Bintang

PDIP : Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

Pemilu : Pemilihan Umum

Perpu : Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-

undang

Pilgub : Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur

Pilkada : Pemilihan Kepala Daerah

PKB : Partai Kebangkitan Bangsa

PKPU : Peraturan Komisi Pemilihan Umum

PKS : Partai Kebangkitan Bangsa

PNS : Pegawai Negeri Sipil

PPDP : Petugas Pemutakhiran Data Pemilih

PPK : Panitia Pemilihan Kecamatan

PPP : Partai Persatuan Pembangunan

PPS : Panitia Pemungutan Suara

RI : Republik Indonesia

RPP : Rumah Pintar Pemilu

RTRW : Rencana Tata Ruang Wilayah

SD : Sekolah Dasar

Page 21: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

viii

SDM : Sumber Daya Manusia

SMA : Sekolah Menengah Atas

SMP : Sekolah Menengah Pertama

SMU : Sekolah Menengah Umum

STIE : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

STM : Sekolah Teknik Menengah

SWOT : Strength, Weakness, Opportunity, Threat

TPS : Tempat Pemungutan Suara

UU : Undang-undang

UUD : Undang-undang Dasar

Page 22: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemilihan kepala daerah yang selanjutnya disebut pilkada dan Pemilihan

umum yang selanjutnya disebut pemilu merupakan sarana warga negara dalam

memilih orang untuk mengisi jabatan politik. Pilkada untuk mengisi jabatan

politik berupa kepala daerah sedangkan pemilu untuk memilih orang-orang

yang duduk sebagai anggota legislatif. Kedua pemilihan ini di Indonesia

dilakukan setiap lima tahun sekali. Jika pada pemilihan legislatif tahun 2014

dilaksanakan tidak serentak dengan pemilihan presiden dan wakil presiden

maka sehubungan dengan dikabulkannya gugatan Undang-undang nomor 42

tahun 2008 tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden melalui judicial

review mengenai pelaksanaan pemilihan legislatif dan pemilihan presiden,

maka Pemilu legislatif dan pemilihan presiden dan wakil presiden harus digelar

serentak dan dimulai pada tahun 2019. Pemilu nasional serentak memiliki

sejumlah keuntungan yang bersifat hipotetik dilihat dari sisi pelembagaan

politik dan konsolidasi demokrasi di Indonesia (Prasetyoningsih, 2014: 255)

meliputi:

1. Pemilu nasional serentak bertujuan menciptakan hasil pemilu yangkongruen;

2. Pemilu nasional serentak ini mendorong terciptanya koalisi berbasiskebijakan;

Page 23: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

2

3. Pemilu nasional serentak mendorong kualitas partai politik (parpol) yanglebih demokratis;

4. Pemilu nasional serentak potensial meminimalkan konflik antar partai ataupendukung partai

Pilkada langsung merupakan hasil amandemen Undang-undang Dasar (UUD)

1945, pasca amandemen kedua UUD 1945 dan ketetapan Majelis

Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) nomor IV/MPR/2000

tentang Rekomendasi Kebijakan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah,

pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) membahas dan

mengesahkan Undang-undang (UU) nomor 2 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Daerah sebagai pengganti UU nomor 22 tahun 1999. Pilkada langsung pertama

kali dilaksanakan pada tanggal 1 Juni 2005 di Kutai Kartanegara. Pada tahun

2005 telah berlangsung Pilkada di 207 kabupaten/kota dan 7 Provinsi. Tahun

2006 terlaksana pilkada di 70 kabupaten/kota dan 7 provinsi. Tahun 2007

berlangsung pilkada di 35 kabupaten/kota dan 6 provinsi. Tahun 2008

dilaksanakan 160 pilkada di 13 provinsi dan 147 kabupaten/kota (Suharizal,

2011: 4)

Dalam sistem pemerintahan demokratis, kehadiran pemilu yang bebas dan adil

merupakan suatu keniscayaan. Pemilih merupakan parameter pelaksanaan

demokratisasi suatu negara. Beberapa alasan mengapa pemilu sangat penting

bagi kehidupan demokrasi menurut Asfar (2006: 137) pertama, melalui pemilu

memungkinkan suatu komunitas politik melakukan transfer kekuasaan secara

damai. Kedua, melalui pemilu akan tercipta pelembagaan konflik. Masih

Page 24: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

3

menurut Asfar (2006: 142), secara konseptual, terdapat 2 (dua) mekanisme

yang dapat dilakukan untuk menciptakan pemilu yang bebas dan adil. yaitu:

1. Menciptakan seperangkat metode untuk mentransfer suara pemilih ke dalam

suatu lembaga perwakilan rakyat secara adil (electoral system).

2. Menjalankan pemilu sesuai dengan aturan main dan prinsip-prinsip

demokrasi (electoral process)

Suksesnya penyelenggaraan pilkada dan pemilu baik secara electoral system

dan electoral process sangat ditentukan oleh penyelenggara pemilihan dan

pihak-pihak lain selaku stakeholder. Partisipasi politik dalam negara demokrasi

merupakan indikator implementasi penyelenggaraan kekuasaaan negara

tertinggi yang absah oleh rakyat (kedaulatan rakyat), yang dimanifestasikan

keterlibatan mereka dalam pesta demokrasi yaitu pemilu. Makin tinggi tingkat

partisipasi politik mengindikasikan bahwa rakyat mengikuti dan memahami

serta melibatkan diri dalam kegiatan kenegaraan. Sebaliknya tingkat partisipasi

politik yang rendah pada umumnya mengindikasikan bahwa rakyat kurang

menaruh apresiasi atau minat terhadap masalah atau kegiatan kenegaraan.

Rendahnya tingkat partisipasi politik rakyat direfleksikan dalam sikap

golongan putih dalam pemilu dan dapat dilihat dari surat-suara yang tidak

terpakai dalam setiap pemilihan. Komisi Pemilihan Umum (KPU) sendiri

sebagai lembaga yang menyelenggarakan pemilu memiliki target tersendiri

dalam mengajak masyarakat berpartisipasi dalam pemilu. Tahun 2014, KPU

menargetkan angka 75% partisipasi pemilih, sedangkan untuk pilkada serentak

tahun 2018 ini KPU menargetkan 77,5% partisipasi pemilih (sumber

Page 25: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

4

https://nasional.tempo.co). Sistem pemilihan di Indonesia khususnya pemilihan

anggota legislatif sangat mempengaruhi partisipasi pemilih. Sistem

proporsional terbuka berarti setiap daerah pemilihan memiliki wakil yang

majemuk, setiap partai politik menyajikan daftar calon anggota legislatif

(caleg) ke pemilih, pemilih memilih satu partai, partai memperoleh suara

sebanding dengan perolehannya secara nasional, kursi diisi oleh mereka yang

ada di daftar nama kandidat yang ditawarkan oleh partai politik secara

berurutan. Hal ini sangat menyulitkan pemilih dalam memberikan hak

suaranya. Masih adanya anggapan bahwa pemilu tidak berdampak positif bagi

sebagian masyarakat turut mempengaruhi angka partisipasi pemilih.

Berkaca dari pengalaman pemilu di Indonesia sejak Pemilu 1999 hingga 2009,

terjadi penurunan partisipasi pemilih cukup signifikan. Tingkat partisipasi terus

menurun dari 92 persen (%) pada Pemilu 1999 menjadi 84 persen (%) di 2004,

dan terus menurun saat penyelenggaraan Pemilu 2009, yakni tinggal 71 persen

(%). Terjadi peningkatan partisipasi pemilih pada Pemilu 2014 yaitu menjadi

75 persen (%) (Sendhikasari, 2013: 17).

Masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya secara sukarela dalam

pemilihan umum menyebabkan terjadinya penurunan partisipasi pemilih.

Penurunan partisipasi ini akan berdampak pada fenomena golput yang akan

mengkristal menjadi faktor internal demokrasi yang potensial menimbulkan

pembusukan demokrasi atau pembusukan politik (political decay), sehingga

akan berimplikasi melumpuhkan demokrasi, dimana partai politik sebagai

Page 26: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

5

mesin pembangkit partisipasi politik dalam demokrasi secara moral ikut

bertanggungjawab. Dalam arti proses demokrasi dimana menurunnya tingkat

partisipasi pemilih di satu sisi, dan di sisi lain malah makin meningkatnya

jumlah Golput yang berimplikasi negatif bagi pembangunan kualitas demokrasi

(Soebagio, 2008: 85). Fenomena penurunan partisipasi pemilih tersebut

seharusnya menjadi peringatan keras bagi praktik demokrasi di Indonesia. Oleh

karena itu pemerintah bersama jajaran KPU diharapkan terus berbenah diri

untuk memperbaiki kinerjanya. Meskipun di dalam Undang-undang tidak ada

aturan yang mengatakan partisipasi rendah menjadikan pemilu tidak sah,

namun partisipasi publik sangat penting, sebab pemilu merupakan fase

terpenting dalam kehidupan sebuah negara demokrasi seperti Indonesia. KPU

dengan segala upayanya mampu terus meningkatkan partisipasi publik untuk

ikut menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu. Dengan demikian dapat

meningkatkan citra KPU di mata publik (Sendhikasari, 2013: 20).

Posisi KPU sebagai penyelenggara pemilu lebih bertanggungjawab terhadap

persoalan partisipasi masyarakat yang disebabkan oleh persoalan teknis

penyelenggaraan pemilu. Ketika pemilih tidak menggunakan hak pilihnya

akibat absennya informasi tentang mekanisme pemilihan atau hari pemungutan

suara yang disampaikan oleh KPU maka tentu menjadi tanggungjawab

penyelenggara pemilihan. Berdasarkan hal itu maka menjadi tidak cukup

relevan jika kemudian soal tinggi rendahnya partisipasi pemilih hanya menjadi

tanggungjawab KPU. Begitu juga dengan target tingkat partisipasi pemilih

hingga 75 % (sumber: rumahpemilu.com).

Page 27: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

6

Persoalan partisipasi dan keinginan orang memilih atau tidak, akan dipengaruhi

oleh tokoh dan sosok yang akan dipilih apakah mampu merepresentasikan atau

mengakomodir kepentingan pemilih atau tidak. Artinya ketika kepentingan

tidak bisa terakomodir dalam pemilu maka keinginan pemilih untuk

berpartisipasi akan sangat rendah. Faktor teknis terkait langsung dengan

periode pemilihan yaitu penyelenggaraan pemilu. Lembaga penyelenggara

pemilu bertanggung jawab memfasilitasi pemilih sehingga dapat memberikan

suaranya secara mudah (akses geografis), aman (tanpa ancaman), dan tepat

(paham cara menandai surat suara).

Pemilih yang datang ke TPS untuk memberikan suaranya, dapat terfasilitasi

secara baik, dan menjamin bahwa suara pemilih dihitung dengan jujur oleh

KPU. Kombinasi dari faktor politik dan faktor teknis yang menentukan tingkat

partisipasi pemilih. Artinya tugas KPU sebagai penyelenggara pemilu adalah

memfasilitasi dan menjamin aspek teknis pemilih yang memutuskan untuk

memberikan suaranya. Posisinya sebagai penyelenggara lebih

bertanggungjawab terhadap persoalan partisipasi masyarakat yang disebabkan

oleh persoalan teknis penyelenggaraan pemilu. Ketika pemilih tidak

menggunakan hak pilihnya akibat absennya informasi tentang mekanisme

pemilihan atau hari pemungutan suara yang disampaikan oleh KPU maka tentu

menjadi tanggungjawab penyelenggara.

Dalam lingkup Kabupaten/Kota, tugas dan kewenangan sosialisasi tahapan

dan kegiatan pemilu merupakan tanggungjawab KPU Kabupaten/Kota. Hal ini

Page 28: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

7

dijelaskan dalam Undang-undang No 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan umum

pasal 20, kewajiban KPU Kabupaten/ Kota “.... (c) menyampaikan semua

informasi penyelenggaraan pemilu kepada masyarakat”. Namun, pentingnya

pemilu belum seutuhnya disadari oleh seluruh masyarakat Indonesia.

KPU Kabupaten Musi Rawas merupakan salah satu penyelenggara yang akan

mempersiapkan pemilihan Gubernur Sumatera Selatan pada 27 Juni 2018. Ini

merupakan provinsi yang termasuk dalam gelombang ketiga pemilu serentak.

Pilkada langsung menawarkan sejumlah manfaat yaitu (Suharizal, 2011: 8) :

1. Sistem demokrasi langsung melalui pilkada langsung akan membuka ruangpartisipasi yang lebih luas bagi warga dalam proses demokrasi danmenentukan kepemimpinan politik di tingkat lokal dibandingkan sistemdemokrasi perwakilan yang lebih banyak meletakkan kuasa untukmenentukan rekrutmen politik di tangan segelintir orang di DewanPerwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

2. Dari sisi kompetisi politik, pilkada langsung memungkinkan munculnyasecara lebih lebar preferensi kandidat-kandidat yang bersaing sertamemungkinkan masing-masing kandidat berkompetisi dalam ruang yanglebih terbuka dibanding ketertutupan yang sering terjadi dalam demokrasiperwakilan.

3. Sistem pemilu langsung akan memberi peluang warga negara untukmengaktualisasi hak-hak politiknya secara lebih baik tanpa harus direduksioleh kepentingan-kepentingan elit politik yang kasat mata muncul dalamsistem demokrasi perwakilan

4. Pilkada langsung memperbesar harapan untuk mendapat figur pemimpinyang aspiratif, kompeten, dan legitimate

KPU Kabupaten Musi Rawas juga tengah mempersiapkan tahapan Pemilu

serentak tahun 2019. Berdasarkan data partisipasi masyarakat Kabupaten Musi

Rawas, terjadi penurunan partisipasi selama tiga pelaksanaan pilkada terakhir

yaitu pada tahun 2005, 2010, dan 2015. Jumlah prosentase partisipasi pemilih

dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 29: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

8

Tabel 1. Prosentase Partisipasi Pemilih Pemilihan Kepala Daerah dan WakilKepala Daerah Kabupaten Musi Rawas

NO KECAMATAN PILKADA 2005 PILKADA 2010 PILKADA 2015DATA % DATA % DATA %

PEMILIH PARTISIPASI

PEMILIH PARTISIPASI

PEMILIH PARTISIPASI

1 Tugumulyo 28.130 79,51 31.578 76,36 34.125 64,502 Muara Beliti 21.512 70,56 15.386 77,23 18.897 66,243 Purwodadi 9.795 86,71 10.480 85,55 11.343 77,924 Megang Sakti 30.540 83,42 35.139 80,24 40.065 67,015 Jayaloka 15.775 80,84 10.291 78,15 12.746 60,506 Muara Kelingi 36.885 78,00 25.617 76,54 32.510 62,297 Muara Lakitan 21.092 71,05 27.526 68,22 33.053 53,828 Terawas 28.368 78,32 20.178 82,36 24.312 66,179 Selangit 10.172 72,39 13.477 71,28 15.745 68,2310 BTS Ulu Cecar 16.290 73,28 19.940 73,01 24.213 58,0311 Sumber Harta 12.466 81,29 14.097 69,0212 Tiang P K 10.214 56,09 11.152 56,4513 Suka Karya 9.346 77,95 10.412 67,9514 Tuah Negeri 17.798 71,93 20.043 52,8715 Rupit 18.530 67,26 26.712 62,5516 Karang Jaya 17.776 76,01 20.117 85,6017 Karang Dapo 11.113 69,69 13.757 60,8118 Rawas Ilir 14.492 60,86 18.436 64,8819 Rawas Ulu 18.378 72,14 20.751 68,8920 Ulu Rawas 6.114 73,08 7.200 76,7621 Nibung 13.332 67,77 16.410 54,23

Jumlah 318.294 75,04 382.819 72,96 302.713 62,94Sumber : KPU Kabupaten Musi Rawas 2018

Berdasarkan tabel di atas, terlihat sekali terjadi penurunan yang signifikan

pilkada 2015 yang merupakan pilkada serentak gelombang pertama pada tahun

2015. Penurunan terjadi 10 persen sedangkan pilkada tahun 2005 ke pilkada

tahun 2010 terjadi penurunan 2,06 persen. Daftar Pemilih Tetap (DPT)

Kabupaten Musi Rawas yaitu 302.713 mata pilih terdiri dari 154.297 pemilih

laki-laki dan 148.466 pemilih perempuan berarti hanya 190.559 orang yang

berpartisipasi dalam pilkada 2015.

Page 30: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

9

Berbeda dengan partisipasi pemilih pada saat pemilu legislatif, di Kabupaten

Musi Rawas jumlah partisipasi pemilih pada tahun 2014 mencapai angka 83,97

persen. Dalam jangka waktu satu tahun lima bulan dimana pelaksanaan pemilu

legislatif pada 9 April 2014 sedangkan Pilkada tanggal 9 Desember 2015

terjadi penurunan 21,03 persen. Partisipasi pemilih Pemilu 2014 Kabupaten

Musi Rawas di atas target yang dibuat KPU Republik Indonesia. Namun

demikian pemilu 2014 juga mengalami penurunan partisipasi pemilih dari

pemilu sebelumnya yaitu pada tahun 2009. Tidak hanya terjadi di Kabupaten

Musi Rawas, trend penurunan partisipasi pemilih juga terjadi secara nasional.

Menurut Hadar Nafis Gumay, partai politik memiliki saham terhadap

penurunan partisipasi pemilih, orang-orang partai menciptakan aturan main

yang menyulitkan pemilih, antara lain: pemilih harus punya kartu pemilih,

harus diundang untuk memilih, sehingga terdaftar dalam DPT pun belum

cukup (Husein, 2014: 318).

Penurunan prosentase partisipasi pemilih yang terus terjadi dalam setiap rezim

baik pilkada maupun pemilu tidaklah berdiri sendiri. Ada faktor yang

melatarbelakangi, pertama karena kejenuhan pemilih akibat dekatnya waktu

Pemilu, dari pemilihan legislatif ke pemilihan presiden dan wakil presiden

hingga ke Pilkada 2015. Kedua karena kedekatan kandidat dan pemilih

terbatasi, akibatnya kandidat potensial tidak terlalu dekat dengan pemilih dan

partisipasi pemilih rendah. Ketiga karena masyarakat sendiri yang minim

terlibat dalam urusan politik, ada kemunduran kepercayaan masyarakat

Page 31: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

10

terhadap banyak pejabat. Faktor lain adalah belum optimalnya sosialisasi

kepada masyarakat (Zaman, 2016: 264).

Secara umum, upaya peningkatan partisipasi pemilih oleh KPU dilakukan

dengan sosialisasi. Sosialisasi dalam pemilihan adalah proses penyampaian

informasi tentang tahapan dan program penyelenggaraan pemilihan dengan

tujuan akhir mengajak masyarakat untuk memberikan suaranya dalam setiap

pemilihan. Kegiatan sosialisasi ini dilakukan KPU melalui metode komunikasi

tatap muka, media massa, bahan sosialisasi, mobilisasi sosial, media sosial dan

bentuk-bentuk sosialisasi lainnya. Kegiatan sosialisasi ini dilakukan pada

setiap tahapan pemilihan mulai dari pemutakhiran daftar pemilih, pencalonan,

kampanye, hari pelaksanaan pemungutan suara dan penetapan penghitungan

suara. Meskipun kegiatan ini dilakukan secara kontinyu, tetap tidak dapat

menaikkan prosentase partisipasi pemilih. Menurut Marwiyah (2016: 84)

Pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya, alias golput dalam pemilukada

serentak, adalah berdasarkan banyak faktor. Meskipun demikian, faktor utama

terjadinya golput adalah berkaitan dengan kualitas calon pimpinan daerah yang

akan dipilih dan ketidakmaksimalan KPU dalam melakukan sosialisasi

penyelenggaraan pemilukada serentak.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Andriyus (2013: 31) faktor-faktor

yang mempengaruhi partisipasi politik masyarakat pada pemilu tahun 2009

adalah terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu tingkat

pendidikan, tingkat kehidupan ekonomi, dan kesadaran politik. Faktor

Page 32: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

11

eksternal dipengaruhi oleh peranan pemerintah dalam hal ini KPU, peranan

partai politik, peranan media massa, dan perilaku calon legislatif.

KPU Kabupaten Musi Rawas sama seperti KPU-KPU lainnya mengajak

masyarakat untuk berpartisipasi dalam pemilihan melalui berbagai aspek.

Selama ini KPU Kabupaten Musi Rawas hanya melakukan sosialisasi

menjelang pemilu dan pilkada, ajakan untuk mengajak masyarakat

berpartisipasi dimulai dengan sosialisasi terhadap pemilih pemula, ajakan juga

berupa pemberitahuan melalui radio-radio lokal, spanduk disetiap kecamatan,

dan tatap muka dengan berbagai pihak. meskipun demikian masih terjadi

penurunan yang signifikan terhadap partisipasi pemilih di Kabupaten Musi

Rawas. Guna meningkatkan partisipasi pemilih dalam menghadapi pemilihan

Gubernur dan Wakil Gubernur tahun 2018 serta Pemilihan Umum tahun 2019,

maka diperlukan strategi KPU Kabupaten Musi Rawas. Hal-hal yang menjadi

alasan perlunya strategi KPU untuk meningkatkan partisipasi pemilih

menghadapi pilkada 2018 dan pemilu 2019 adalah : Pertama, rendahnya

tingkat partisipasi pemilih akan mencerminkan kualitas penyelenggaraan

pemilihan yang berdampak pada kinerja penyelenggara pemilihan dalam hal ini

KPU. Kedua, partisipasi yang rendah akan mengurangi legitimasi bagi

pemerintah dan lembaga legilatif sebagai sumber otoritas dan kekuatan

politiknya Ketiga, pilihan untuk tidak berpartisipasi dalam pemilu merupakan

bentuk pemborosan karena tidak digunakannya logistik yang telah disiapkan

oleh KPU terutama surat suara yang telah dicetak berdasarkan DPT. Padahal

semua Anggaran berasal dari anggaran negara maupun daerah. (Andila, 2017:

Page 33: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

12

11). Strategi yang digunakan KPU harus meliputi berbagai aspek baik manusia

maupun kelembagaan, harus berorientasi pada pilkada dan pemilu yang

memanfaatkan kelemahan, kekuatan, peluang serta ancaman. Strategi dalam

meningkatkan partisipasi pemilih juga harus memanfaatkan segala sumber-

sumber daya yang ada.

Penelitian sebelumnya yang mengkaji tentang strategi KPU dalam

meningkatkan partisipasi pemilih yaitu :

1. Hasil penelitian Dwi Haryono, A. Margono, dan Syahrani dalam jurnal

dengan judul “Strategi KPU dalam meningkatkan Partisipasi Pemilih pada

pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Samarinda Tahun 2015”

Di kota Samarinda, partisipasi masyarakat relatif lebih rendah. Pada Tahun

2005 jumlah partisipasi pemilih sebesar 264,479 jiwa dari total 434,257

pemilih yaitu 60.90%. Untuk pelaksanaan Pilkada Tahun 2010 jumlah

partisipasi pemilih sebesar 313,885 jiwa dari total 509,069 daftar pemilih

yaitu 61.66%. Sedangkan untuk pelaksanaan Pilkada Tahun 2015 partisipasi

pemilih sebesar 286.276 jiwa dari total 582.262 daftar pemilih yaitu 49.17

%. Teori yang digunakan adalah teori pengembangan kapasitas

kelembagaan (Capacity Building) Menurut Yeremias T. Keban dan teori

Sosialisasi Politik Menurut Efrizal. Jenis Penelitian adalah penelitian

kualitatif. Fokus Penelitian adalah Strategi KPU dalam meningkatkan

partisipasi pemilih dan Faktor Pendukung dan Penghambat Strategi KPU

dalam meningkatkan partisipasi masyarakat pada Pemilihan Walikota dan

Wakil Walikota Samarinda Tahun 2015

Page 34: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

13

Penelitian memfokuskan pada Strategi KPU dalam meningkatkan partisipasi

pemilih pada Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Samarinda Tahun

2015 yaitu dengan strategi : 1) Strategi Penguatan Kelembagaan; 2) Strategi

Sosialisasi Politik; 3) Strategi Pendidikan Politik Pemilih Pemula dan

Faktor Pendukung dan Penghambat Strategi KPU dalam meningkatkan

partisipasi masyarakat pada Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota

Samarinda Tahun 2015.

Hasil penelitian menunjukkan strategi atau upaya yang dilakukan KPU kota

Samarinda dalam meningkatkan Partisipasi Pemilih pada Pemilihan

Walikota dan wakil walikota Samarinda Tahun 2015 antara lain: (a) strategi

penguatan kelembagaan yaitu dengan meningkatkan kapasitas dan kualitas

penyelenggara dalam hal ini adalah Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK),

Panitia Pemungutan Suara (PPS), dan Kelompok Penyelenggara

Pemungutan Suara (KPPS) dan meningkatkan komunikasi dan keterbukaan

informasi KPU kepada Publik; (b) strategi sosialisasi politik dengan metode

sosialisasi tatap muka (face to face) dan melalui media; (c) strategi

pendidikan pemilih pemula merupakan salah satu metode KPU dengan

memberikan perhatian secara khusus kepada pemilih pemula.

Faktor pendukung tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang cukup dan

berpengalaman, ketersediaan anggaran yang cukup, profesionalisme

penyelenggara dari tingkat KPU dan sekretariat sampai panitia adhoc yaitu

Page 35: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

14

PPK, PPS dan juga tingkat dukungan pemerintah. Faktor Penghambat faktor

teknis pemilih, di mana pada saat pemilihan harus bekerja diluar kota, atau

sedang sakit, sikap apatis pemilih terhadap pelaksanaan pemilu yang tidak

bisa membawa dampak secara langsung kepada mereka, kurangnya

sosialisasi baik oleh penyelenggara, pemerintah ataupun peserta sendiri

dalam bentuk kampanye, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap

pemerintah baik yang duduk di legislatif maupun eksekutif, kandidat atau

peserta sebagai pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Samarinda

Tahun 2015. Penelitian tersebut menjelaskan strategi yang digunakan, faktor

pendukung, dan faktor penghambat dalam Pilkada yang telah terjadi pada

tahun 2015. Meskipun sudah diterapkan namun prosentase pemilih pada

pilkada saat itu 49,17%.

Perbedaan dari jurnal Dwi Haryono, A. Margono, dan Syahrani dengan

penelitian ini adalah penelitian ini membahas strategi yang akan digunakan

pada pilkada dan pemilu mendatang sedangkan penelitian Dwi Haryono dkk

membahas strategi yang telah digunakan pada pilkada serentak di

Samarinda tahun 2015. Penelitian ini akan meneliti sebab terjadinya

penurunan partisipasi pemilih di Kabupaten Musi Rawas serta kebijakan

yang akan diambil serta strategi yang akan diterapkan dalam pemilihan

Gubernur 2018 dan Pemilu 2019 mendatang.

2. Hasil penelitian Ryan Yudi Andila dengan judul Strategi KPU dalam

Mengurangi Angka Golput (Studi Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota

Page 36: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

15

Bandar Lampung Tahun 2015). KPU Kota Bandar Lampung berhasil

menekan angka golput pada pemilihan 2015 sebesar 7,70 %. Hal ini menjadi

parameter strategi yang telah diterapkan oleh KPU Kota Bandar Lampung

untuk menurunkan angka golput pada tahapan pemutakhiran daftar pemilih

dan sosialisasi pemilihan. Tipe penelitian adalah deskriptif dengan

pendekatan kualitatif. Teori yang digunakan adalah Menurut Newman

dalam Pito yaitu strategi penguatan, strategi rasionalisasi, strategi bujukan,

dan strategi konfrontasi.

Penelitian ini menekankan pada strategi dan penerapan strategi KPU Kota

Bandar Lampung pada tahapan pemutakhiran daftar pemilih dalam

mengurangi angka golput dan strategi dan penerapan strategi KPU Kota

Bandar Lampung pada tahapan sosialisasi dalam mengurangi angka golput

Pelaksanaan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2015.

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan turunnya angka golput dalam

pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Lampung dalam kurun waktu

2005, 2010, dan 2015.

Hasil penelitian menunjukkan strategi dalam mengurangi angka golput pada

tahapan sosialisasi meliputi 4 (empat) strategi, yaitu; strategi penguatan

dimana KPU kota Bandar Lampung berhasil menciptakan budaya

keterbukaan informasi publik, terbangunnya komunikasi yang efektif pada

panitia penyelenggara pemilihan antara KPU Kota Bandar Lampung dengan

panitia ditingkat bawah yaitu PPK, PPS dan Petugas Pemutakhiran Data

Page 37: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

16

Pemilih (PPDP) pada pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Bandar

Lampung. Strategi rasionalisasi dimana KPU Kota Bandar Lampung kurang

maksimal, KPU Kota Bandar Lampung melakukan kegiatan untuk

membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya berpartisipasi aktif

dalam pemilihan dengan melakukan pendidikan politik, penyuluhan dan

membuka ruang diskusi kepada masyarakat. Oleh karena itu, penerapan

strategi pada strategi ini terlaksana dengan baik.

Strategi bujukan dimana pada strategi ini KPU Kota Bandar Lampung

melakukan kegiatan sosialisasi untuk menarik perhatian masyarakat,

mengajak pemilih untuk tidak golput dan mengajak masyarakat

berpartisipasi secara aktif dalam pemilihan. Strategi konfrontasi dimana

pada strategi ini KPU Kota Bandar Lampung dilakukan kurang maksimal,

kegiatan tersebut hanya menekankan kepada masyarakat yang apatis dan

cenderung tidak perduli terhadap proses pemilihan. Aspek pelaksanaan

sosialisasi pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Bandar Lampung tahun

2015 berdasarkan analisa dapat diurutkan secara rangking yaitu strategi

penguatan, strategi bujukan, strategi rasionalisasi dan strategi konfrontasi.

Penelitian ini membahas strategi yang telah digunakan oleh KPU Bandar

Lampung dalam menurunkan angka golput hal ini berarti strategi yang

digunakan untuk meningkatkan partisipasi pemilih di Bandar Lampung

khususnya Pilkada pada tahun 2015 hanya pada aspek pemutakhiran dan

sosialisasi. Yang membedakan penelitian Rian Yudi Andila dan penelitian

Page 38: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

17

ini adalah penelitian ini membahas strategi akan digunakan untuk

meningkatkan partisipasi pemilih pada Pilgub Sumsel 2018 serta Pemilu

2019. Selain itu penelitian ini akan meneliti sebab terjadinya penurunan

partisipasi pemilih di Kabupaten Musi Rawas serta kebijakan yang akan

diambil serta strategi yang akan diterapkan meliputi seluruh aspek

kelembagaan.

3. Penelitian oleh Petrus Gleko, Agung Suprojo, Asih Widi Lestari dalam

Jurnal dengan Judul Strategi Komisi Pemilihan Umum dalam Upaya

Meningkatkan Partisipasi Politik Masyarakat pada Pemilihan Umum Kepala

Daerah (2017). penelitian ini merupakan penelitian terhadap KPU Kota

Malang dalam menggunakan strategi khusus untuk meningkatkan partisipasi

masyarakat pada pelaksanaan pemilukada

Penelitian ini memaparkan KPU harus bertindak profesional dengan

menentukan langkah-langkah strategis yang mampu memberikan

pemahaman kepada masyarakat untuk sadar akan hak dan kewajibannya

sebagai warga Negara. Salah satu tugasnya yaitu dengan melakukan

sosialisasi untuk mendorong partisipasi politik masyarakat pada pemilihan

umum. Tugas-tugas tersebut secara hierarki dilaksanakan oleh KPU Pusat,

KPU Propinsi, dan KPU Kabupaten/kota sesuai dengan amanat UU nomor

15 Tahun 2011 Tentang Komisi Pemilihan Umum. Sehingga dalam lingkup

kabupaten/kota maka tugas untuk membangun kesadaran politik masyarakat

dilaksanakan oleh KPU Kabupaten/Kota salah satunya seperti tugas yang

dilaksanakan oleh KPU Kabupaten Malang.

Page 39: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

18

Teori yang digunakan adalah teori yang dikemukakan oleh Chandler dimana

Strategi merupakan sebuah langkah yang dilakukan oleh individu atau

organisasi dalam proses pencapaian tujuannya dengan mengambil langkah-

langkah seperti menentukan tujuan dan sasaran jangka panjang, penggunaan

serangkaian tindakan serta pengalokasian sumber daya yang diperlukan

untuk mencapai tujuan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode

penelitian kualitatif dimana informan dalam penelitian ini adalah

Komisioner KPU, dengan penarikan sampel menggunakan purposive

sampling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Strategi KPU Kabupaten Malang

dalam upaya meningkatkan partisipasi politik masyarakat pada pemilukada

tahun 2015 dilihat dari tiga indikator pelaksanaan strategi yaitu (1). Tahap

formulasi dan sasaran jangka panjang, tahapan ini sudah menunjukan ada

kejelasan rencana sosialisasi yang ditetapkan oleh KPU. (2). Tahap

pemilihan tindakan, tahapan ini KPU melaksanakan sosialisasi kepada

pemilih dengan metode sosialisasinya yaitu berupa tatap muka serta

penggunaan media massa dengan pola pelaksanaannya disesuaikan dengan

karakteristik segmen yang dituju. (3). Tahap pengalokasian sumber daya,

tahapan ini menunjukan sudah dilaksanakannya kegiatan peningkatan

sumber daya berupa bimbingan teknis kepada seluruh panitia adhoc yang

akan melakukan sosialisasi pilkada. Kendala strategi KPU Kabupaten

Malang dalam upaya meningkatkan partisipasi politik masyarakat pada

pilkada Tahun 2015 antara lain sebagai berikut: (1). Kurangnya dukungan

Page 40: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

19

finansial untuk sosialisasi yaitu berupa anggaran sosialisasi yang disediakan

pemerintah belum seimbang dengan jumlah penduduk dan luas wilayah

Kabupaten Malang. (2). Kurangnya respon masyarakat dalam mengikuti

kegiatan sosialisasi dari KPU. (3). Keterbatasan Sumber daya yaitu berupa

jumlah personil KPU yang masih terbatas untuk menjangkau keseluruhan

masyarakat di wilayah Kabupaten Malang

Perbedaan jurnal Petrus Gleko dengan penelitian ini adalah penelitian Petrus

memfokuskan pada strategi KPU Kota Malang dalam mendorong partisipasi

pemilih sebagaimana tugas KPU dalam UU Nomor 11 Tahun 2015.

Penelitian ini sudah menggunakan UU nomor 7 Tahun 2017 yang

dilatarbelakangi dengan menurunnya secara signifikan partisipasi pemilih

dalam setiap Pilkada sehingga diperlukan strategi untuk meningkatkan

partisipasi pemilih oleh KPU Kabupaten Musi Rawas.

4. Penelitian Doni Hendrik dalam jurnal dengan judul Variabel-variabel yang

Mempengaruhi Rendahnya Partisipasi Politik Masyarakat dalam Pilkada

Walikota dan Wakil Walikota Padang Tahun 2008.

Penelitian ini menyebutkan pemilihan walikota dan wakil walikota Padang

pertama kali dilakukan pada tahun 2008. Proses politik yang penting di kota

Padang yang semula diharapkan mendapat dukungan partisipasi politik

masyarakat yang tinggi dan berkualitas ini, malah pada kenyataannya hanya

menujukkan angka 51 % saja yang berpartisipasi ikut mencoblos dalam

pilkada. Fenomena demikian menimbulkan masalah dan pertanyaan

Page 41: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

20

mengapa masyarakat tidak menggunakan hak pilihnya dan faktor-faktor apa

yang menyebabkan masyarakat tidak menggunakan hak pilihnya dalam

Pilkada Walikota dan Wakil Walikota Padang Tahun 2008.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini ialah teori partisipasi politik oleh

Gabriel Almond yaitu, bentuk partisipasi konvensional berupa pemberian

suara, kegiatan kampanye, aktivitas membentuk dan bergabung dengan

kelompok kepentingan lain. Dimana faktor-faktor yang mempengaruhi

partisipasi politik yaitu status sosial dan ekonomi, situasi, afiliasi politik

orang tua, pengalaman berorganisasi, kesadaran politik, kepercayaan

terhadap pemerintah, Perangsang partisipasi melalui sosialisasi media massa

dan diskusi-diskusi informal. Metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode penelitian survey dengan menggunakan

pendekatan kuantitatif. Penelitian ini berlokasi di Kota Padang pada

beberapa daerah pemilihan per kecamatan yang ada di kota Padang.

Berdasarkan data dan analisis data penelitian tersebut, kesimpulan yang

diambil bahwa rendahnya sosialiasasi politik merupakan variabel yang

kuantitas pelaksanaanya terkecil dilakukan oleh KPUD kota Padang.

Sementara keasadaran politik, merupakan variabel yang berada pada posisi

sedang tetapi cendrung mendekati lemah. Sementara variabel situasi politik

merupakan variabel yang berada pada taraf yang sedang yang tidak

memiliki pengaruh terhadap rendahnya partisipasi politik. Dengan

demikian, maka variabel sosialisasi politik yang rendah merupakan variabel

Page 42: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

21

yang menyebabkan rendahya partisipasi politik masyarakat dalam pilkada

kota Padang tahun 2008.

Persamaan dari penelitian Doni Hendrik dan penelitian ini adalah membahas

mengenai rendahnya partisipasi pemilih dalam Pilkada. Perbedaannya

penelitian Doni Hendrik hanya membahasa variabel-variabel yang

mengakibatkan rendahnya partisipasi pemilih di kota Padang dimana

sosialisasi menjadi penyebabnya. Tidak dilakukan penelitian mendalam

mengenai strategi yang akan dilakukan untuk meningkatkan partisipasi

pemilih pada pilkada-pilkada berikutnya.

5. Penelitian Rangga Firmansyah dan Harmanto (2015) dalam Jurnal dengan

Judul Peran Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Dalam

Meningkatkan Partisipasi Politik Masyarakat Dalam Pilkada 2013 Kota

Mojokerto.

Penelitian ini membahas mengenai KPU Kota Mojokerto pada saat Pilkada

Kota Mojokerto di bulan Agustus tahun 2013 yang menyatakan bahwa

angka golput berada di kisaran 19%. Persentase tersebut menurun 4% pada

Pileg 2014 yakni hanya 15%. Berdasarkan latar belakang yang telah

dipaparkan, maka permasalahan yang diteliti adalah bagaimana peran KPU

Kota Mojokerto dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat dalam

pilkada 2013. Menurut penelitian ini, KPU sangat berperan dalam

pelaksanaan Pilkada, salah satunya adalah memberikan informasi tentang

pemilihan kepada masyarakat. Fokus penelitian dalam hal ini yaitu peran

Page 43: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

22

KPU Kota Mojokerto dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat

dalam mengurangi angka golput masyarakat pada Pilkada 2013. Jenis

penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dan jumlah informan yang

digunakan sebanyak 4 orang yang terdiri dari anggota inti (divisi) KPU Kota

Mojokerto dan juga sekretariat (subbag) yang mempunyai tugas dan

tanggung jawab masing-masing. Sumber data dalam penelitian ini terdiri

atas informan dan dokumen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran KPU Kota Mojokerto dalam

pilkada dan Pemilu baik. Hal ini ditunjukkan dengan kesiapan dalam KPU

kota Mojokerto itu sendiri. Perbaikan diri dari masing-masing anggota KPU

akan berpengaruh pada proses sosialisasi. Sosialisasi yang dilakukan KPU

kota Mojokerto seperti pengenalan calon pemimpin dan juga tata cara

pemilihan dalam kegiatan yang diadakan serta melalui media massa

(televisi, koran, dan lain-lain) di berbagai tempat seperti sekolah dan lapas

terbukti dapat meningkatkan partisipasi politik masyarakat. Meningkatnya

partisipasi politik masyarakat kota Mojokerto mencapai kurang lebih 80%

selama pilkada 2013 sampai pileg 2014.

Penelitian tersebut lebih menjelaskan kesiapan dan peran KPU pada proses

sosialialisasi baik pengenalan calon pemimpin dan tata cara pemilihan.

Sosialisasi menjadi aspek utama dalam penelitian tersebut. Berbeda dengan

dengan penelitian ini, akan meneliti mengenai cara yang digunakan untuk

meningkatkan partisipasi pemilih karena dalam setiap pilkada dan pemilu

Page 44: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

23

angka partisipasi selalu turun termasuk latar belakang mengapa angka

partisipasi pemilih terus turun.

Penting untuk melakukan penelitian ini mengingat sebelumnya belum ada

penelitian yang meneliti strategi dalam meningkatkan partisipasi pemilih di

Sumatera Selatan Khususnya Kabupaten Musi Rawas. Proyeksi mengenai

strategi yang digunakan dalam meningkatkan partisipasi pemilih dilakukan di

semua aspek kelembagaan. Partisipasi pemilih yang turun memiliki implikasi

negatif pada pembangunan demokrasi. KPU Kabupaten Musi Rawas sebagai

lembaga penyelenggara Pemilu bertanggung jawab secara teknis dalam

meningkatkan partisipasi pemilih di Kabupaten Musi Rawas. Penelitian ini

sendiri penting bagi KPU karena dapat diketahui faktor-faktor penyebab

rendahnya partisipasi pemilih di satu daerah sehingga dapat diambil satu

kebijakan agar kedepannya tidak lagi terjadi penurunan partisipasi pemilih.

Meningkatnya partisipasi pemilih maka akan memperbaiki kualitas pilkada dan

pemilu.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya penurunan partisipasi

pemilih di Kabupaten Musi Rawas?

2. Bagaimana strategi KPU Kabupaten Musi Rawas dalam meningkatkan

partisipasi pemilih di Kabupaten Musi Rawas?

Page 45: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

24

3. Bagaimana kebijakan yang ditetapkan oleh KPU Kabupaten Musi Rawas

untuk mengatasi penurunan partisipasi pemilih di Kabupaten Musi Rawas?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami :

1. Mendeskripsikan dan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya

penurunan partisipasi pemilih di kabupaten Musi Rawas selama pelaksanaan

Pilkada dan Pemilu.

2. Menganalisis strategi dan penerapan strategi KPU Kabupaten Musi Rawas

dalam meningkatkan partisipasi pemilih di Kabupaten Musi Rawas.

3. Mendeskripsikan dan menganalisis kebijakan-kebijakan yang diambil dan

ditetapkan oleh KPU Kabupaten Musi Rawas untuk mengatasi penurunan

partisipasi pemilih di Kabupaten Musi Rawas.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis, melalui penelitian ini diharapkan akan memberikan

sumbangan ilmu pengetahuan khususnya penyebab menurunnya partisipasi

pemilih di Kabupaten Musi Rawas serta strategi yang diambil dan

diimplementasikan oleh KPU Kabupaten Musi Rawas dalam meningkatkan

partisipasi pemilih dalam setiap pemilihan baik pemilihan kepada daerah

maupun pemilihan Umum anggota legislatif sehingga berguna untuk

penelitian yang akan datang. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi

Page 46: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

25

bahan yang bermanfaat dalam penyusunan kebijakan dalam peningkatan

partisipasi pemilih oleh KPU Kabupaten Musi Rawas.

2. Secara Praktis sebagai masukan, bahan informasi, dan memberikan

kontribusi pemikiran sekaligus rekomendasi operasional-konstruktif kepada

pihak KPU Kabupaten Musi Rawas dan stakeholder yang berkepentingan

sebagai pertimbangan dalam mengambil kebijakan terkait peningkatan

partisipasi pemilih.

Page 47: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Strategi

2.1.1. Strategi

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani "Strategia" yang diartikan

sebagai "the art of the general" atau seni seorang panglima yang

biasanya digunakan dalam peperangan. Pengertian umum, strategi

adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau mencapai tujuan.

Strategi pada dasarnya merupakan seni dan ilmu menggunakan dan

mengembangkan kekuatan (ideologi, politik, ekonomi,sosial-budaya

dan pertahanan keamanan) untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya.

Menurut Muldjono (2012: 15) strategi adalah arah atau jalan yang

akan ditempuh organisasi dalam rangka menjalankan misinya untuk

menuju pencapaian misi. Secara eksplisit strategi adalah rencana

tindakan yang menjabarkan alokasi sumber daya dan aktivitas lain

untuk menanggapi lingkungan dan membantu organisasi mencapai

sasaran. Menurut kamus besar bahasa Indonesia dalam Muldjono

(2012: 15) strategi adalah ilmu dan seni menggunakan sumber daya

untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang maupun

Page 48: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

27

damai. Menurut Ruslan dalam Haryono, dkk (2016: 206) strategi

adalah suatu perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan

tertentu dan praktek operasionalnya. Menurut Firmanzah (2008: 244)

Strategi merupakan cara, metode atau taktik yang digunakan untuk

dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah dirumuskan.

Berdasarkan definisi definisi sebelumnya, strategi adalah cara,

metode, jalan yang ditempuh organisasi dalam menjalankan misi

menggunakan sumber daya manusia dan aktivitas lain untuk mencapai

tujuan-tujuan yang telah dirumuskan. Menurut ahli sosiologi Selznick

dalam Haryono, dkk (2016: 206) mengatakan bahwa strategi yang

baik adalah strategi yang memuat nilai-nilai para anggotanya sehingga

mereka merasa terikat dengan tujuan perusahaan dan dapat menjadi

dorongan semangat secara terus-menerus bagi anggotanya.

Strategi yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan rencana

yang akan diterapkan pada pemilu gubernur dan wakil gubernur

Sumatera Selatan tahun 2018 dan pemilihan umum tahun 2019 oleh

KPU Kabupaten Musi Rawas. KPU Kabupaten Musi Rawas dalam

penelitian ini sebagai organisasi yang mempunyai rencana strategis

meningkatkan partisipasi pemilih dengan menerapkan manajemen

strategi. Manajemen strategi merupakan perencanaan strategi yang

berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut visi) dan

ditetapkan sebagai keputusan pemimpin tertinggi (keputusan yang

Page 49: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

28

bersifat mendasar dan prinsipil. Tujuannya adalah memungkinkan

organisasi berinteraksi secara efektif (disebut misi) dalam usaha

menghasilkan sesuatu (perencanaan operasional untuk menghasilkan

barang/jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada

optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan strategis) dan berbagai

sasaran organisasi. Manajemen strategis (strategic management) dapat

berbentuk seperangkat keputusan dan tindakan yang digunakan untuk

memformulasikan dan mengimplementasikan strategi-strategi yang

berdaya saing tinggi dan sesuai bagi perusahaan dan lingkungannya

untuk mencapai sasaran organisasi. (Muldjono, 2012: 18)

2.1.2.Manajemen Strategi

Menurut Wahyudi (1996: 16), manajemen strategik adalah suatu seni

dan ilmu dari perbuatan (formulating), penerapan (implementing), dan

evaluasi (evaluating), kepuasan-kepuasan strategis antara fungsi-

fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan-tujuan

di masa datang. Menurut Pearce (1997: 20), manajemen Strategi

adalah sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan

perumusan (formulating) dan pelaksanaan (implementation) rencana-

rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan.

Menurut Taufiqurokhman, (2016: 21) pengertian umum strategi yaitu

suatu proses yang menentukan adanya perencanaan terhadap para top

manajer yang sungguh berarah pada tujuan jangka panjang perusahaan

yang disertai dengan penyusunan akan upaya bagaimana agar

Page 50: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

29

mencapai tujuan yang diharapkan. Sementara pengertian khusus

strategi yaitu suatu tindakan yang bersifat terus-menerus mengalami

peningkatan dan dilakukan sesuai dengan sudut pandang tentang apa

yang diinginkan serta diharapkan oleh para konsumen untuk di masa

depan. Menurut Whelen dan Hunger (2012: 5) Manajemen strategis

adalah seperangkat keputusan manajerial dan tindakan yang

menentukan kinerja jangka panjang perusahaan. Ini termasuk

pemindaian lingkungan (baik eksternal dan internal), perumusan

strategi (perencanaan strategis atau jangka panjang), implementasi

strategi, dan evaluasi dan kontrol. Studi tentang manajemen strategis,

oleh karena itu, menekankan pemantauan dan mengevaluasi peluang

dan ancaman eksternal mengingat kekuatan korporasi dan kelemahan.

Berdasarkan pendefinisian manajemen strategi menurut para ahli,

dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian manajemen strategi

merupakan sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan

perumusan (formulating) dan pelaksanaan (implementation) rencana-

rencana yang dirancang oleh top manajer dalam suatu organisasi

untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen strategi akan

mempertinggi kemampuan perusahaan/organisasi dalam

menyelesaikan masalah yang dihadapi perusahaan. Proses manajemen

strategi akan memberikan keputusan terbaik karena adanya interaksi

kelompok untuk mengumpulkan berbagai strategi yang lebih besar.

Keterlibatan sumber daya manusia dalam memformulasikan strategi

Page 51: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

30

dapat memperbaiki pengertian mereka atas penghargaan produktivitas

didalam setiap perencanaan strategi, yang dengan demikian dapat

meningkatkan motivasi kerja mereka. Penerapan manajemen strategi

membuat manajemen perusahaan menjadi lebih peka terhadap

ancaman yang datang dari luar perusahaan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa organisasi yang menggunakan konsep

manajemen strategi akan lebih menguntungkan dan lebih berhasil

daripada yang tidak menerapkannya.

Organisasi memerlukan manajemen strategis dalam melakukan

aktivitasnya karena instansi atau organisasi sektor publik

membutuhkan rencana yang strategis untuk menggapai tujuan yang

dirinci program dan aktivitas yang bisa bersinergi. Terlebih lagi

dengan struktur organisasi yang besar serta sangat kompleks, dengan

menerapkan manajemen strategi, para pemangku kepentingan bisa

memotivasi serta mengarahkan para pegawai yang kemudian bisa

meningkatkan kinerja organisasi. Sektor publik pun bisa merumuskan

strategi ke masa mendatang dan melihat ancaman dan peluang yang

ada serta menetapkan tujuan yang jelas pada masa mendatang

Manajemen strategi yang diterapkan dalam satu organisasi memiliki

tujuan (Muldjono, 2012: 18):

a. Melaksanakan dan mengevaluasi strategi yang dipilih apakahdapat berjalan secara efektif dan efisien

Page 52: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

31

b. Mengevaluasi kinerja, meninjau dan mengkaji ulang situasi sertamelakukan berbagai penyesuaian dan koreksi jika terdapatpenyimpangan didalam pelaksanaan strategi

c. Senantiasa digunakan untuk memperbarui strategi yangdirumuskan agar sesuai dengan perkembangan lingkunganeksternal,

d. Senantiasa meninjau kembali kekuatan, kelemahan, peluang, danancaman bisnis yang dihadapi perusahaan.

e. Senantiasa melakukan inovasi atas produk agar selalu sesuaidengan selera nasabah.

Penentuan strategi oleh KPU Kabupaten Musi Rawas melalui proses

manajemen strategi secara umum terdiri atas lima tahap (Muldjono,

2012: 19)

a. Menetapkan arah dan misi organisasib. Memahami lingkungan Internal dan eksternalc. Memformulasikan strategid. Mengimplementasikan strategie. Mengevaluasi dan mengawasi strategi

Menurut Whelen dan Hunger (2012: 14) terdapat empat model dasarmanajemen strategi, yaitu :

a. Pemindaian lingkungan

Pemindaian lingkungan adalah pemantauan, evaluasi, dan

penyebaran informasi dari lingkungan eksternal dan internal

untuk orang-orang yang handal dalam korporasi. Tujuannya

adalah mengidentifikasi faktor-faktor strategis, elemen-elemen

eksternal dan internal yang akan menentukan masa depan

korporasi. Cara termudah untuk melakukan pemindaian

lingkungan adalah melalui Analisis SWOT. SWOT adalah

akronim yang digunakan untuk menggambarkan kekuatan,

kelemahan, peluang, dan ancaman yang merupakan faktor

strategis. Lingkungan eksternal terdiri dari variabel (peluang dan

Page 53: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

32

ancaman) yang berada di luar organisasi dan biasanya tidak dalam

kontrol manajemen atas jangka pendek. Lingkungan internal

terdiri dari kekuatan dan kelemahan dalam suatu organisasi.

b. Perumusan strategi

Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang

untuk manajemen yang efektif peluang dan ancaman lingkungan,

mengingat kekuatan dan kelemahan perusahaan. Ini termasuk

mendefinisikan misi perusahaan, menentukan tujuan yang dapat

dicapai, berkembang strategi, dan menetapkan pedoman

kebijakan.

c. Implementasi strategi

Implementasi strategi adalah suatu proses di mana strategi dan

kebijakan diterapkan melalui pengembangan program, anggaran,

dan prosedur. Proses ini mungkin melibatkan perubahan dalam

keseluruhan budaya, struktur, dan/atau sistem manajemen dari

seluruh organisasi. Kecuali jika perubahan korporasi yang drastis

seperti itu diperlukan, bagaimanapun, implementasinya strategi

biasanya dilakukan oleh manajer tingkat menengah dan bawah,

dengan ulasan oleh manajemen puncak. Terkadang disebut

sebagai perencanaan operasional, implementasi strategi sering

melibatkan keputusan sehari-hari dalam alokasi sumber daya.

Page 54: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

33

d. Evaluasi dan pengawasan

Evaluasi dan pengawasan adalah proses di mana aktivitas dan

hasil kinerja perusahaan dipantau sehingga kinerja aktual dapat

dibandingkan dengan kinerja yang diinginkan. Manajer di semua

tingkatan menggunakan informasi yang dihasilkan untuk

mengambil tindakan korektif dan menyelesaikan masalah.

Meskipun evaluasi dan kontrol adalah elemen utama terakhir dari

manajemen strategis, itu juga bisa menunjukkan kelemahan dalam

rencana strategis yang sebelumnya dilaksanakan dan dengan

demikian menstimulasi keseluruhan proses untuk memulai lagi.

Manajemen strategi mempunyai beberapa dimensi atau bersifat

multidimensional. Dimensi dimaksud adalah (Taufiqurokhman,

2016: 49-51):

a. Dimensi Waktu dan Orientasi Masa Depan

Manajemen strategik dalam mempertahankan dan mengembangkan

eksistensi suatu organisasi berpandangan jauh ke masa depan dan

berperilaku proaktif dan antisipatif mengenal manajemen strategik

terhadap kondisi masa depan yang diprediksi akan dihadapi.

Antisipasi masa depan tersebut dirumuskan dan ditetapkan sebagai

visi organisasi yang akan diwujudkan 10 tahun atau lebih masa

depan. Visi dapat diartikan sebagai ‘kondisi ideal yang ingin

dicapai dalam eksistensi organisasi pada masa depan’. Sehubungan

dengan hal di atas Lonnie Helgerson yang dikutip Salusu

Page 55: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

34

menyatakan bahwa visi adalah gambaran kondisi masa depan dari

suatu organisasi yang belum tampak sekarang tetapi merupakan

konsepsi yang dibuat dibaca oleh setiap orang (anggota organisasi).

Visi memiliki kekuatan yang mampu mengundang, memanggil,

dan menyerukan pada setiap orang untuk memasuki masa depan.

Visi organisasi harus dirumuskan oleh manajemen puncak (pucuk

pimpinan) organisasi.

b. Dimensi Internal dan Eksternal

Dimensi internal adalah kondisi organisasi non profit pada saat

sekarang, berupa kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan yang

harus diketahui secara tepat untuk merumuskan renstra yang

berjangka panjang. Analisis terhadap lingkungan eksternal terdiri

dari lingkungan operasional, lingkungan nasional dan lingkungan

global (internal), yang mencakup berbagai aspek atau kondisi,

seperti kondisi sosial politik, sosial ekonomi, sosial budaya,

kependudukan, kemajuan dan perkembangan ilmu dan teknologi,

adat istiadat, agama dan lain-lain.

c. Dimensi Pendayagunaan Sumber-sumber

Sumber daya terdiri dari sumber daya material khususnya berupa

sarana dan prasarana, sumber daya finansial dalam bentuk alokasi

dana untuk setiap program dan proyek, sumber daya manusia,

sumber daya teknologi dan sumber daya informasi.

Page 56: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

35

d. Dimensi Keikutsertaan Manajemen Puncak

Manajemen strategi yang dimulai dengan menyusun rencana

strategi merupakan pengendalian masa depan organisasi, agar

eksistensi sesuai dengan visinya dapat diwujudkan, baik pada

organisasi yang bersifat privat maupun publik. Rencana strategi

harus mampu mengakomodasi seluruh aspek kehidupan organisasi

yang berpengaruh pada eksistensinya dimasa depan merupakan

wewenang dan tanggungjawab manajemen puncak, karena seluruh

kegiatan merealisasikannya merupakan tanggungjawabnya sebagai

pimpinan tertinggi, meskipun kegiatannya dilimpahkan pada

organisasi atau satuan unit kerja yang relevan.

e. Dimensi Multi Bidang

Setiap organisasi/perusahaan untuk mengeksploitasi peluang bisnis

yang muncul guna mencapai tujuan perusahaan yang telah

ditetapkan sesuai dengan misi yang telah ditentukan. Ini berarti

organisasi (bisnis maupun publik) berusaha untuk mengurangi

kelemahannya, dan berusaha melakukan adaptasi dengan

lingkungannya. Kemudian pengertian ini menunjuk pula untuk

mengurangi efek negatif yang ditimbulkan oleh ancaman-ancaman.

Manajemen strategi dalam penelitian ini hanya akan melihat dari

sudut pandang dari pemindaian lingkungan, perumusan strategi, dan

pelaksanaan strategi menurut Whelen dan Hunger. Sebagaimana

dimensi multi bidang menurut Taufiqurahman, dimensi yang hanya

Page 57: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

36

akan digunakan dalam penelitian ini adalah dimensi internal dan

eksternal serta dimensi pendayagunaan sumber-sumber. Alasan

digunakannya kedua teori ini adalah dalam pemindaian lingkungan

dan dimensi internal dan eksternal sama-sama menggunakan analisis

SWOT. Dimensi internal dan eksternal serta pemindaian lingkungan

sama-sama menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman

yang dihadapi KPU Kabupaten Musi Rawas. Analisis SWOT untuk

dimensi eksternal adalah kesempatan dan peluang. Dimensi eksternal

yang akan diteliti adalah masyarakat selaku pemilih. Dengan adanya

faktor eksternal ini juga dapat diidentifikasi faktor-faktor penyebab

menurunnya partisipasi pemilih di Kabupaten Musi Rawas. Dimensi

internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan organisasi KPU

Kabupaten Musi Rawas. Perumusan strategi adalah langkah

selanjutnya yang terdiri dari visi, misi, strategi itu sendiri serta

kebijakan yang diambil. Selanjutnya implementasi strategi terdiri atas

program, anggaran, dan prosedur. Hal inilah yang akan digunakan

sebagai strategi oleh KPU Kabupaten Musi Rawas dalam

meningkatkan partisipasi pemilih.

2.2. Partisipasi Politik

Demokrasi pada umumnya ditandai oleh adanya tiga prasyarat. Pertama

kompetisi didalam memperebutkan dan mempertahankan kekuasaan. Kedua

partisipasi masyarakat. Ketiga adanya jaminan hak-hak sipil dan politik.

Pemilihan umum merupakan salah satu instrumen kelembagaan yang

Page 58: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

37

penting di dalam negara demokrasi untuk mewujudkan tiga prasyarat tadi.

Maka dengan demikian sistem pemilihan umum dapatlah dirumuskan

sebagai sebuah instrumen untuk menerjemahkan perolehan suara di dalam

pemilu (Sitepu, 2012: 179)

Partisipasi politik merupakan aspek penting dalam demokrasi. Pada negara-

negara demokratis, pemilihan umum merupakan alat untuk memberikan

kesempatan kepada masyarakat untuk ikut mempengaruhi pemerintah dan

sistem politik yang berlaku. Pemilihan umum merupakan bentuk partisipasi

politik rakyat. Partisipasi secara harfiah berarti keikutsertaan. Dalam

konteks politik berarti keikutsertaan dalam berbagai proses politik. Menurut

Surbakti (1992: 140) Partisipasi politik adalah keikutsertaan warga negara

biasa dalam menentukan segala keputusan yang menyangkut atau

mempengaruhi hidupnya. Partisipasi politik menurut Budiarjo dalam

Cholisin dan Nasiwan (2012: 145) adalah kegiatan seseorang atau

sekelompok orang untuk ikut Aktif dalam kehidupan politik, yaitu dengan

memilih pemimpin negara dan secara langsung atau tidak langsung

mempengaruhi kebijakan pemerintah. Menurut Jurdi (2014: 217) Partisipasi

politik adalah keterlibatan warga negara dalam segala tahapan kebijakan,

mulai dari sejak pembuatan keputusan sampai dengan penilaian keputusan

termasuk peluang untuk ikut serta dalam pelaksanaan keputusan.

Page 59: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

38

Partisipasi politik memiliki bentuk-bentuk, menurut Oed dan MacAndrews

dalam Rahman (2007: 288) bentuk-bentuk partisipasi politik berupa :

1. Bentuk konvensional; berupa pemberian suara, diskusi politik, kegiatankampanye, membentuk dan bergabung dalam kelompok kepentingan,komunikasi individual dengan pejabat politik dan administrasi

2. Bentuk non konvensional; berupa pengajuan petisi, berdemontrasi,konfrontasi, mogok, tindak kekerasan politik harta benda (perusakan,pemboman, pembakaran), tindakan kekerasan politik terhadap manusia

Menurut tipologinya, partisipasi politik menurut dibagi menjadi (Rahman,

2007: 288)

1. Partisipasi aktif yaitu partisipasi yang berorientasi pada proses input danoutput. Artinya setiap warga negara secara aktif mengajukan usulmengenai kebijakan publik mengajukan alternatif kebijakan publik yangberlainan dengan kebijakan pemerintah, mengajukan kritik dan perbaikanuntuk meluruskan kebijakan umum, memilih pemimpin pemerintah danlain-lain

2. Partisipasi pasif, yaitu partisipasi yang berorientasi hanya pada output,dalam arti hanya menaati peraturan pemerintah, menerima danmelaksanakan saja setiap keputusan pemerintah

3. Golongan putih (golput) atau kelompok apatis, karena menganggapsistem politik yang ada telah menyimpang dari apa yang dicita-citakan.

Menurut Milbrath dan Goel dalam Rahman (2007: 288)

Partisipasi dibedakan menjadi :

1. Kelompok apatis: orang yang akan berpartisipasi dan menarik diri dariproses politik

2. Spektator: orang yang setidak-tidaknya pernah ikut memilih dalampemilihan umum

3. Gladiator: Komunikator, spesialis mengadakan kontak tatap muka,aktivis partai, pekerja kampanye, dan aktivis masyarakat.

4. Pengeritik: dalam bentuk partisipasi yang tidak konvensional

Huntington dan Nelson dalam Arifin (2013: 71) membagi partisipasi politik

dalam beberapa bentuk seperti :

1. Aktivitas individu dalam kegiatan pemilihan umum

Page 60: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

39

2. Melakukan lobi politik atau pembicaraan politik dengan politikus ataupejabat pemerintah atau anggota parlemen

3. Aktif dalam kegiatan organisasi sosial atau organisasi sayap partai politik4. Berusaha membangun jaringan politik5. Melakukan tindakan kekerasan dalam bentuk huru hara, teror, kudeta,

atau pemberontakan

Menurut Arifin (2013: 71) secara garis besar, tipe dan distribusi partisipasi

politik dapat dibagi dua, yaitu :

1. Partisipasi politik dalam pemilihan umum

2. Partisipasi politik diluar pemilihan Umum

Menurut Robert dalam Sastroatmodjo (1995: 84) Partisipasi Politik

memiliki empat fungsi :

1. Sebagai sarana mengejar kebutuhan ekonomi2. Sebagai sarana memuaskan suatu kebutuhan bagi penyesuaian sosial3. Sebagai sarana untuk mengejar nilai-nilai khusus4. Sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan alam bawah sadar dan

kebutuhan psikologi tertentu.

2.3. Partisipasi Pemilih

Partisipasi pemilih merupakan bagian dari partisipasi politik. Jika partisipasi

politik menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, partai politik,

penyelenggara pemilu maka partisipasi pemilih hanya bagian konvensional

dari partisipasi politik. KPU Kabupaten Musi Rawas harus ikut andil dalam

proses peningkatan partisipasi pemilih. Segi tipologi menurut para ahli

dalam Partisipasi, dapat dibedakan pada dua rumpun yang besar, yaitu

pertama, partisipasi politik elektoral, dan kedua partisipasi politik non-

elektoral. Partisipasi elektoral terbagai atas dua kategori yaitu yang sifatnya

Page 61: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

40

konvensional, biasanya partisipasi politik dihubungkan dengan tingkat

kehadiran pemilih di bilik suara (voter turnout). Sementara yang non-

konvensial, sifatnya jauh lebih luas yaitu keterlibatan warga pada proses-

proses pemilu seperti kampanye, menjadi relawan, menjadi broker politik

calon, dan lain sebagainya. Sedangkan pada kategori partisipasi politik non-

elektoral, keterlibatan warga tidak memiliki kaitan atau hubungan dengan

pemilu, bentuknya sangat luas, biasanya berkaitan dengan kontroversi

politik (contentious politics) seperti gerakan sosial, boikot, protes,

menurunkan seseorang dari jabatan politik, protes akibat kebijakan politik,

dan lain-lain.

Berikut bagan 1 : Peta partisipasi menurut Kruskrido Ambardi dalam

Nurhasim (2016: 13)

Berdasarkan bagan diatas, partisipasi pemilih termasuk bagian dari

partisipasi politik dalam elektoral yaitu pemilihan yang merujuk pada

kehadiran warga negara yang memiliki hak untuk memberikan suaranya di

TPS. Tugas KPU Kabupaten Musi Rawas dalam meningkatkan partisipasi

pemilih dalam pemilihan menunjukkan demokrasi di daerah ini sudah

Page 62: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

41

berjalan dengan baik dan tetap dipercaya oleh masyarakat. Dalam konteks

yang lain, meningkatnya partisipasi juga menunjukkan bahwa masyarakat

terlibat dalam kegiatan-kegiatan politik, baik yang aktif maupun yang pasif.

Tingkat partisipasi yang tinggi dalam pemilu akan menunjukkan

sejauhmana proses pemilihan berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip

kebebasan, di mana masyarakat yang memiliki hak dan kedaulatan diberi

kebebasan untuk menentukan pilihannya. Sebaliknya, ada anggapan bahwa

rendahnya partisipasi politik dianggap kurang baik bagi demokrasi karena

memperlihatkan kurangnya perhatian dan kepedulian masyarakat pada

masalah politik dan menunjukkan hasil kerja KPU Kabupaten Musi Rawas

sejauh ini.

Pemilih menurut Firmanzah dalam Zaman (2016: 264) adalah semua pihak

yang menjadi tujuan utama para kontestan untuk mereka pengaruhi dan

yakinkan agar mendukung dan kemudian memberikan suaranya kepada

kontestan yang bersangkutan. Pemilih merupakan ladang utama kontestan

untuk memperoleh suara. Menurut UU nomor 7 Tahun 2017 pemilih adalah

Warga Negara Indonesia (WNI) yang sudah genap berumur 17 (tujuh belas)

tahun atau lebih, sudah kawin atau sudah pernah kawin.

Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa partisipasi

pemilih adalah keikutsertaan warga negara yang sudah genap berumur 17

(tujuh belas) tahun atau lebih, sudah kawin atau sudah pernah kawin untuk

ikut aktif dalam kehidupan politik negara yaitu dengan memilih dalam suatu

Page 63: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

42

pemilihan dalam bentuk pemberian suara. Guna mengajak masyarakat ikut

partisipasi dalam pemilihan dan meningkkan angka partisipasi pemilih KPU

Kabupaten Musi Rawas harus memiliki strategi tersendiri.

Ada beberapa pendekatan untuk melihat perilaku pemilih (Nursal, 2004: 55)

yaitu :

1. Pendekatan sosiologis, menjelaskan karakteristik dan pengelompokan

sosial merupakan faktor yang mempengaruhi pemilih dan pemberian

suara pada hakekatnya pengalaman kelompok.

2. Pendekatan psikologis, menggaris bawahi adanya sikap politik para

pemberi suara yang menetap.

3. Pendekatan rasional, pendekatan rasional berkaitan dengan orientasi

pemilih yaitu orientasi isu dan orientasi kandidat.

4. Pendekatan domain kognitif, berasal dari berbagai sumber seperti

pemilih, komunikasi dari mulut ke mulut dan media massa.

2.4. Strategi KPU dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih

KPU Kabupaten Musi Rawas harus memiliki strategi yang akan

diterapkan dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera

Selatan tahun 2018 dan Pemilu 2019. Hal ini dilatarbelakangi oleh trend

penurunan partisipasi dari setiap pelaksanaan Pemilihan. Dimensi-

dimensi strategi yang digunakan adalah :

Page 64: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

43

a. Dimensi Eksternal

1) Peluang : KPU bersama pasangan calon, peserta pemilu, dan

penyelenggara pemilihan mengajak masyarakat berpartisipasi

pilkada dan pemilu

2) Ancaman : Kampanye hitam dan kampanye negatif akan

menimbulkan sifat apatis masyarakat diperlukan pendidikan

pemilih.

b. Dimensi Internal

1) Kekuatan : Sosialisasi kepada seluruh masyarakat Kabupaten

Musi Rawas baik tatap muka maupun melalui media

2) Kelemahan : Luasnya wilayah Kabupaten Musi Rawas

mengharuskan KPU memperluas sosialisasi ke desa-desa yang jauh

dari ibukota Kabupaten

a. Dimensi Pendayagunaan Sumber-Sumber

1) Pemanfaatan sumber daya manusia

Penguatan kelembagaan dimana Komisioner, Sekretariat, badan

penyelenggara Adhoc PPK dan PPS bersinergi memperkuat

komunikasi guna meningkatkan angka partisipasi pemilih.

Kerja sama komisioner dengan sekretariat menyusun rencana,

program, dan strategi dalam rangka peningkatan partisipasi

Koordinasi dengan KPU Provinsi rencana, program, dan strategi

peningkatan partisipasi pemilih

Page 65: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

44

2) Pemanfaatan sumber daya teknologi informasi

mengoptimalkan teknologi untuk mempermudah koordinasi

antara KPU Kabupaten Musi Rawas dan jajaran

dibawahnya.

Pemanfaatan sumber-sumber informasi baik dari media

daring dan media massa.

2.5. Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur

Sejak awal era reformasi, penyelenggaraan pemerintahan diarahkan untuk

mewujudkan profil pemerintahan yang demokratis dan desentralistik. Untuk

itu telah dilakukan perubahan atas undang-undang bidang pemerintahan.

terkait dengan undang-undang pemerintahan telah dilakukan perubahan

perubahan atas undang-undang mengenai pemerintahan daerah, agar proses

penyelenggaraan pemerintahan berubah dari sentralistik menjadi

desentralistik, serta perubahan atas undang-undang mengenai pilkada yang

dapat berjalan sesuai kehendak rakyat. Pada awalnya, perdebatan mengenai

mekanisme pilkada berlangsung secara intensif diantara dua pilihan, yakni

pilkada oleh DPRD atau pilkada langsung oleh rakyat.

Pilkada langsung merupakan hasil amandemen UUD 1945, pasca

amandemen kedua UUD 1945 dan ketetapan MPR RI nomor IV/MPR/2000

tentang rekomendasi kebijakan dalam penyelenggaraan otonomi daerah,

pemerintah bersama DPR membahas dan mengesahkan UU nomor 2 Tahun

2004 tentang pemerintah daerah sebagai pengganti UU nomor 22 tahun

Page 66: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

45

1999. Pilkada langsung pertama kali dilaksanakan pada tanggal 1 Juni 2005

di Kutai Kartanegara. Pada tahun 2005 telah berlangsung Pilkada di 207

Kabupaten/Kota dan 7 Provinsi. Tahun 2006 terlaksana Pilkada di 70

kabupaten/Kota dan 7 Provinsi. Tahun 2007 berlangsung pilkada di 35

Kabupaten/kota dan 6 provinsi. Tahun 2008 dilaksanakan 160 pilkada di 13

provinsi dan 147 Kabupaten/Kota (Suharizal, 2011: 4)

Pada tahun 2014 presiden Republik Indonesia mengeluarkan Perpu yang

mengatur tentang pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota. Pemilihan

Gubernur dan wakil gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan

Wakil Walikota merupakan wujud pelaksanaan kedaulatan rakyat diwilayah

provinsi dan Kabupaten/Kota. Pilkada ini kemudian diwacanakan dan

dilaksanakan serentak sebagai bentuk penyempurnaa pilkada langsung.

Pilkada serentak tahap pertama dilaksanakan pada 9 Desember 2015, tahap

kedua dilaksanakan pada 15 Februari 2017, dan pilkada tahap ketiga akan

dilaksanakan pada 27 Juni 2018. Sumatera Selatan merupakan salah satu

provinsi yang akan melaksanakan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur.

Pilkada sesungguhnya bukan pemilu meskipun pada awalnya seluruh proses

pilkada sama dengan proses tahapan pemilu dan saat ini undang-undang

yang mengatur penyelenggaraan pemilihan Gubernur dan wakil gubernur,

Bupati dan wakil Bupati serta Walikota dan Wakil walikota berdiri sendiri.

Penetapan calon gubernur dan wakil gubernur terpilih berdasarkan

perolehan suara terbanyak pasangan calon.

Page 67: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

46

2.6. Pemilihan Umum

Pemilihan Umum menurut Soedarsono (2005: 1) adalah syarat minimal bagi

adanya demokrasi dan diselenggarakan dengan tujuan memilih wakil rakyat,

wakil daerah, presiden untuk membentuk pemerintah demokratis. Menurut

Samuel P. Huntington (1991: 223) pemilihan umum merupakan cara kerja

demokrasi, pemilihan umum adalah alat dan tujuan demokratisasi. Menurut

Aurel Croissant dkk, dalam Sinaga (2012: 34) pemilu adalah kondisi yang

diperlukan demokrasi. Tetapi pemilu saja tidak menjamin demokrasi, karena

demokrasi memerlukan lebih dari sekedar pemilu. Namun demokrasi

perwakilan sangat tergantung pada pemilu. Rizkiyansyah (2007: 78)

menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan Penyelenggaran pemilihan

umum adalah suatu lembaga khusus yang menangani proses pemilihan

Umum.

Pemilihan umum sebagai sebuah arena untuk membentuk demokrasi

perwakilan serta menggelar pergantian pemerintahan secara berkala.

Menurut Joseph Schumpeter dalam Sitepu (2012: 177) bahwa pemilihan

umum merupakan sebuah arena yang mewadahi kompetisi (kontestasi)

antara aktor-aktor politik yang meraih kekuasaan partisipasi politik rakyat

untuk menentukan pilihan serta liberalisasi hak-hak sipil dan politik warga

negara. Menurut Sitepu (2012: 177) Pemilu sebagai suatu proses

perwujudan nyata konsep kedaulatan rakyat adalah juga sebagai instrumen

perubahan sosial politik dan suksesi (pergantian kepemimpinan) yang

berlangsung secara berkala. Berbeda dengan Surbakti dalamCholisin dan

Page 68: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

47

Nasiwan (2012: 126) Pemilihan umum adalah suatu mekanisme

penyeleksian dan pendelegasian atau penyerahan kedaulatan kepada orang

atau partai yang dipercayai.

Fungsi Pemilihan Umum menurut (Sitepu, 2012: 179) antara lain; recruiting

politicians, making government, providing representatition, influencing

policy, educating voters, building legitimacy, strengtening elites. Pemilu

bukan hanya mencerminkan kehendak rakyat dan mengintegrasikan warga

negara kedalam proses politik saja melainkan juga melegitimasi dan

mengontrol kekuasaan pemerintah. Sarana penting untuk mencapai sasaran-

sasaran ini ialah sistem pemilu. Pemilu sebagai media kompetisi untuk

memperoleh kekuasaan namun juga sebagai media pendidikan politik

dimana para pihak yang terlibat belajar untuk mengaplikasikan nilai-nilai

demokrasi (Mariana dan Caroline, 2008: 7)

Pemilu di Indonesia merupakan sarana kedaulatan rakyat untuk memilih

anggota DPR, anggota DPD, Presiden dan wakil presiden, dan anggota

DPRD yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan

adil dalam negara kesatuan republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan

UUD Republik Indonesia tahun 1945. Hal ini sebagaimana tercantum dalam

UU nomor 7 Tahun 2017. Pemilu presiden dan wakil presiden dilaksanakan

di seluruh wilayah negara kesatuan Republik Indonesia sebagai satu

kesatuan daerah pemilihan.

Page 69: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

48

Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPD, dan DPRD dilaksanakan dengan

sistem proporsional terbuka. Sistem proporsional terbuka adalah bagian dari

sistem pemilu perwakilan berimbang/daftar representasi proporsional.

Sistem pemilu ini dimaksudkan untuk menciptakan keseimbangan antara

perolehan suara sah dan kandidat atau partai politik yang mendapatkan

suara sah tersebut. dalam sistem daftar reprentasi proporsional setiap partai

mengajukan daftar kandidat untuk daerah pemilihan berwakil majemuk.

Para pemilih memilih partai, dan partai-partai memperoleh kursi sesuai

dengan proporsi keseluruhan porsi mereka dalam perolehan suara. Sistem

representasi proporsional dengan daftar terbuka pemilih bisa mempengaruhi

urutan kandidat dengan menandai preferensi individual (Reynolds, 2005:

70).

Pemilu untuk memilih anggota DPD dilaksanakan dengan sistem distrik

berwakil banyak. Sistem ini merupakan satu bagian dari sistem distrik.

Sistem distrik adalah sistem dimana dalam satu daerah pemilihan

memperebutkan satu kursi atau lebih dari satu kursi. Prinsipnya sangat

sederhana, setelah suara dihitung, mereka yang mendapat jumlah suara sah

terbanyak yang akan mendapatkan kursi di sebuah daerah pemilihan tanpa

memperhitungkan selisih suara sah yang dimenangkan.

2.7. Kerangka Pikir

Pilkada merupakan mekanisme untuk memilih kepala daerah dan wakil

kepala daerah melalui pemberian suara oleh pemilih. Pemilu merupakan

Page 70: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

49

mekanisme menentukan anggota DPR, anggota DPD, Presiden dan wakil

presiden, serta anggota DPRD juga melalui pemberian suara oleh pemilih.

Terjadi kecenderungan penurunan partisipasi pemilih setiap pelaksanannya.

Masyarakat Kabupaten Musi Rawas pun turut mengikuti kecenderungan

penurunan partisipasi pemilih.

Berdasarkan data tiga kali pelaksanaan Pilkada di Kabupaten Musi Rawas

penurunan partisipasi terus terjadi. Pilkada tahun 2005 jumlah partisipasi

pemilih mencapai 75,04 persen, pilkada tahun 2010 jumlah partisipasi

pemilih turun menjadi 72,96%. Terjadi penurunan sebanyak 10 persen

partisipasi pemilih di tahun 2015 menjadi 62,94 persen. Hal demikian juga

terjadi pada pemilu tahun 2014. Penurunan partisipasi pemilih juga terjadi

dimana partisipasi pemilih masyarakat Kabupaten Musi Rawas Tahun 2014

adalah 83,97 persen. Jika ini terus dibiarkan maka tidak menutup

kemungkinan terus terjadi penurunan partisipasi pemilih pada pemilihan

pemilihan mendatang. Diperlukan satu manajemen strategi untuk

menanggulangi hal ini.

Manajemen strategik merupakan sekumpulan keputusan dan tindakan yang

menghasilkan perumusan (formulating) dan pelaksanaan (implementation)

rencana-rencana yang dirancang terhadap para top manajer dalam suatu

organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Organisasi sektor publik

memerlukan manajemen strategis dalam melakukan aktivitasnya karena

instansi atau organisasi sektor publik membutuhkan rencana yang strategis

Page 71: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

50

untuk menggapai tujuan yang dirinci program dan aktivitas yang bisa

bersinergi.

Peneliti ingin mengetahui strategi apa telah yang ditetapkan dan dipakai

oleh KPU Kabupaten Musi Rawas dalam meningkatkan partisipasi pemilih

menjelang pilgub 2018 dan pemilu 2019 yang dilihat dari aspek organisasi

dan masyarakat selaku pemilih. Penelitian ini mengadopsi kerangka teori

manajemen strategik Menurut Whelen dan Hunger (2012: 14) dimana

terdapat empat model dasar manajemen strategi dan manajemen strategik

oleh Taufiqurokhman (2016: 49-51) yang memiliki beberapa dimensi atau

multidimensional yang meliputi: dimensi waktu dan orientasi masa depan,

dimensi internal dan eksternal, dimensi pendayagunaan sumber-sumber,

dimensi keikutsertaan manajemen puncak, dan dimensi multi bidang.

Namun diantara lima dimensi ini peneliti hanya akan menggunakan dimensi

dimensi internal dan eksternal, dimensi pendayagunaan sumber-sumber,

ditambah dengan teori Whelen dan hunger mengenai model dasar

manajemen strategi yang terdiri dari pemindaian lingkungan, perumusan

strategi, dan implementasi strategi. Peneliti ingin mengidentifikasi faktor-

faktor menurunnya partisipasi pemilih serta strategi dan kebijakan yang

diambil oleh KPU Kabupaten Musi Rawas menghadapi Pilgub Sumatera

Selatan 2018 dan Pemilu 2019. Selanjutnya dari dimensi manajemen

strategik ini dibuat indikator-indikator masing-masing dimensi untuk

mengukur sejauh mana strategi-strategi dijalankan.

Page 72: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

51

Peneliti ingin melihat semua aspek organisasi yang merupakan satu

kesatuan penyelenggara pemilihan dalam meningkatkan partisipasi pemilih

sehingga digunakanlah teori manajemen strategik yang multidimensional

serta resiko dari strategi yang diterapkan. Teori manajemen strategik

mencakup semua komponen yang ada dalam satu kesatuan organisasi dalam

hal ini KPU Kabupaten Musi Rawas. Peneliti juga ingin melihat bagaimana

semua komponen oranisasi bergerak dan berusaha meningkatkan partisipasi

pemilih yang cenderung menurun.

Dimensi-dimensi strategi dan indikator yang digunakan dalam penelitian ini

adalah :

a. Dimensi Eksternal

1) Peluang : KPU bersama pasangan calon, peserta pemilu, dan

penyelenggara pemilihan mengajak masyarakat berpartisipasi pilkada

dan pemilu

2) Ancaman : Kampanye hitam dan kampanye negatif akan

menimbulkan sifat apatis masyarakat diperlukan pendidikan pemilih.

b. Dimensi Internal

1) Kekuatan : Sosialisasi kepada seluruh masyarakat Kabupaten

Musi Rawas baik tatap muka maupun melalui media

2) Kelemahan : Luasnya wilayah Kabupaten Musi Rawas

mengharuskan KPU memperluas sosialisasi ke desa-desa yang jauh

dari ibukota Kabupaten

Page 73: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

52

c. Dimensi Pendayagunaan Sumber-sumber

1) Pemanfaatan Sumber Daya Manusia

Penguatan kelembagaan dimana Komisioner, Sekretariat, badan

penyelenggara Adhoc PPK dan PPS bersinergi memperkuat

komunikasi guna meningkatkan angka partisipasi pemilih.

Kerja sama komisioner dengan sekretariat menyusun rencana,

program, dan strategi dalam rangka peningkatan partisipasi

Koordinasi dengan KPU Provinsi rencana, program, dan strategi

peningkatan partisipasi pemilih

2) Pemanfaatan Sumber Daya Teknologi Informasi

mengoptimalkan teknologi untuk mempermudah koordinasi antara

KPU Kabupaten Musi Rawas dan jajaran dibawahnya.

Pemanfaatan sumber-sumber informasi baik dari media daring dan

media massa.

Manajemen strategik yang akan diterapkan pada pilgub 2018 dan pemilu

2019 ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi pemilih di Kabupaten

Musi Rawas dan dapat menjadi satu bentuk pembuktian bahwa KPU tidak

hanya sukses penyelenggaraan Pemilihan tetapi juga berhasil memperbaiki

kinerja sebagai penyelenggara pemilihan.

Page 74: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

53

Bagan 2. Kerangka Pikir

Prosentase PartisipasiPemilih yang turun

Model dasar Manajemen Strategi (Whelen dan Hunger) denganIndikator :a. Dimensi Eksternal

1) Peluang : KPU bersama pasangan calon, peserta pemilu,dan penyelenggara pemilihan mengajak masyarakatberpartisipasi pilkada dan pemilu

2) Ancaman : Kampanye hitam dan kampanye negatif akanmenimbulkan sifat apatis masyarakat diperlukan pendidikanpemilih.

b. Dimensi Internal1) Kekuatan : Sosialisasi kepada seluruh masyarakat

Kabupaten Musi Rawas baik tatap muka maupun melaluimedia

2) Kelemahan : Luasnya wilayah Kabupaten Musi Rawasmengharuskan KPU memperluas sosialisasi ke desa-desa yangjauh dari ibukota Kabupaten

Manajemen strategi bersifat Multidimensional (Taufiqurokhman(2016: 49-51), dengan dimensi pendayagunaan sumber-sumber :1) Pemanfaatan Sumber Daya Manusia Penguatan kelembagaan dimana Komisioner, Sekretariat,

badan penyelenggara Adhoc PPK dan PPS bersinergimemperkuat komunikasi guna meningkatkan angkapartisipasi pemilih.

Kerja sama komisioner dengan sekretariat menyusunrencana, program, dan strategi dalam rangka peningkatanpartisipasi

Koordinasi dengan KPU Provinsi rencana, program, danstrategi peningkatan partisipasi pemilih

2) Pemanfaatan Sumber Daya Teknologi Informasi Mengoptimalkan teknologi untuk mempermudah koordinasi

antara KPU Kabupaten Musi Rawas dan jajaran dibawahnya. Pemanfaatan sumber-sumber informasi baik dari media

daring dan media massa.

Strategi KPU Kabupaten Musi Rawasdalam menghadapi Pilgub 2018 dan

Pemilu 2019

Page 75: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

III. METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Tipe penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, yaitu memberikan gambaran

tentang masalah yang diteliti, menyangkut bagaimana strategi KPU Kabupaten

Musi Rawas dalam meningkatkan partisipasi pemilih studi pada Pemilu

Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan Tahun 2018 dan Pemilu tahun

2019. Penggunaan penelitian kualitatif dipandang jauh lebih subyektif karena

menggunakan metode yang berbeda dari mengumpulkan informasi, individu

dalam menggunakan wawancara. Tipe penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Nawawi

(2001:63), metode deskriptif merupakan suatu jenis penelitian yang berkaitan

dengan pengumpulan data untuk memberikan gambaran suatu gejala sosial

atau keadaan subyek atau obyek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang

tampak sebagaimana adanya. Sedangkan penelitian kualitatif menurut Bogdan

dan Taylor dalam Nawawi (2001: 66), adalah salah satu prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku

orang-orang yang diamati.

Metode penelitian ini didukung oleh beberapa pendapat. Menurut Arikunto

(1999:127) bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian non hipotesis

Page 76: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

55

sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis.

Pendapat serupa juga dikemukakan Singarimbun dan Sofyan (1995:4) yang

menyatakan bahwa peneliti hanya mengembangkan konsep dan menghimpun

fakta tetapi tidak melakukan pengujian hipotesis. Penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif, yaitu suatu tata cara penelitian yang bertujuan

menggambarkan mengenai keadaan tertentu, yang digambarkan dengan kata-

kata atau kalimat terpisah-pisah untuk memperoleh kesimpulan. Penelitian ini,

pengelolaan dan menyajikan data dilakukan dengan menggunakan teknis

analisis kualitatif, dimana prosedur penelitian bersifat menjelaskan, mengelola,

menggambarkan dan menafsirkan hasil penelitian dengan susunan kata dan

lebih lanjut dalam penelitian ini ditulis menggunakan penelitian deskriptif

metode kualitatif.

Penelitian ini mencoba mendeskripsikan strategi yang digunakan oleh KPU

Kabupaten Musi Rawas dalam meningkatkan partisipasi pemilih dengan studi

pada pilgub Sumatera Selatan 2018 dan pemilu 2019. Maksud penelitian ini

adalah dengan mendeskripsikan fakta-fakta yang terjadi dalam setiap

pelaksanaan pilkada dan pemilu khususnya mengenai partisipasi pemilih.

Selanjutnya akan juga dikemukakan strategi-strategi yang digunakan oleh KPU

Kabupaten Musi Rawas dalam meningkatkan partisipasi pemilih. Peneliti juga

ingin mengetahui latar belakang penurunan partisipasi pemilih pada pilkada di

Kabupaten Musi Rawas. Adapun data yang akan dicoba digali dalam penelitian

ini adalah data yang berasal dari seluruh unsur penyelenggara, pemilih,

akademisi, dan jurnalis.

Page 77: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

56

Penelitian ini ingin melihat secara mendalam berdasarkan informasi dari

informan yang berkaitan langsung dengan pemilihan dan kemudian di

deskripsikan secara mendalam dengan cara menjelaskan, mengelola,

menggambarkan dan menafsirkan hasil penelitian dengan susunan kata dan

lebih lanjut. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif karena

deskripsi mengenai penurunan partisipasi pemilih berdasarkan identifikasi

sifat-sifat dan karakteristik pemilih yang kemudian menggambarkan strategi

yang digunakan dalam meningkatkan partisipasi. Penelitian ini tidak

menggunakan penelitian kuantitatif karena penelitian ini tidak mengobservasi

lebih lanjut dan tidak mengukur besar atau distribusi sifat-sifat pemilih.

3.2. Fokus Penelitian

Peneliti akan memfokuskan tentang strategi rencana strategi yang akan

diterapkan dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan

Tahun 2018 dan Pemilu tahun 2019. Penelitian ini menggunakan dimensi-

dimensi dalam rencana strategis menurut teori Whelen dan Hunger dan

Taufiqurokhman.

3.2.1. Dimensi Eksternal

1) Peluang : KPU bersama pasangan calon, peserta pemilu, dan

penyelenggara pemilihan mengajak masyarakat berpartisipasi

pilkada dan pemilu

2) Ancaman : Kampanye hitam dan kampanye negatif akan

menimbulkan sifat apatis masyarakat diperlukan pendidikan

pemilih.

Page 78: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

57

3.2.2.Dimensi Internal

1) Kekuatan : Sosialisasi kepada seluruh masyarakat Kabupaten Musi

Rawas baik tatap muka maupun melalui media

2) Kelemahan : Luasnya wilayah Kabupaten Musi Rawas

mengharuskan KPU memperluas sosialisasi ke desa-desa yang jauh

dari ibukota Kabupaten

3.2.3. Dimensi Pendayagunaan Sumber-Sumber

1) Pemanfaatan sumber daya manusia

Penguatan kelembagaan dimana Komisioner, Sekretariat, badan

penyelenggara Adhoc PPK dan PPS bersinergi memperkuat

komunikasi guna meningkatkan angka partisipasi pemilih.

Kerja sama komisioner dengan sekretariat menyusun rencana,

program, dan strategi dalam rangka peningkatan partisipasi

Koordinasi dengan KPU Provinsi rencana, program, dan strategi

peningkatan partisipasi pemilih

2) pemanfaatan sumber daya teknologi informasi

mengoptimalkan teknologi untuk mempermudah koordinasi antara

KPU Kabupaten Musi Rawas dan jajaran dibawahnya.

Pemanfaatan sumber-sumber informasi baik dari media daring dan

media massa.

3.3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Musi Rawas dengan pertimbangan

karena latar belakang adanya trend penurunan yang sangat signifikan

Page 79: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

58

terhadap partisipasi pemilih. Kabupaten Musi Rawas juga merupakan

wilayah di Sumatera Selatan dengan partisipasi pemilih terendah pada

pilkada serentak tahap pertama dari tujuh kabupaten/kota penyelenggara

pilkada serentak 2015 di Provinsi Sumatera Selatan.

3.4. Sumber Data

3.4.1 Data Primer

Merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian

berupa hasil wawancara dengan pejabat yang berwenang atau key

informan dan pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang diteliti

serta dari hasil observasi dilapangan.

3.4.2 Data Sekunder

Data yang diperoleh dari dokumen-dokumen, buku-buku, peraturan-

peraturan, dan tulisan ilmiah yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.5 Informan

Penelitian ini menggunakan teknik wawancara sebagai salah satu alat

pengumpulan data. Dalam hal ini informan yang akan diwawancarai adalah:

1. Ketua dan anggota KPU Kabupaten Musi Rawas

2. Anggota KPU Provinsi Sumatera Selatan

3. Sekretaris dan staf sekretariat KPU Kabupaten Musi Rawas

4. Anggota PPK

5. Anggota PPS

6. Masyarakat selaku pemilih

Page 80: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

59

7. Akademisi

8. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

9. Jurnalis Pilkada/Pemilu

3.6 Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Suatu cara pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara

langsung dengan pihak-pihak yang terkait.

2. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui dokumen dari berbagai

catatan, arsip, buku-buku serta peraturan, yang berkaitan dengan penelitian

3. Observasi

Adalah pengamatan suatu objek secara langsung oleh peneliti, kemudian

hasil pengamatan tersebut dicatat secara sistematika sesuai dengan data

yang dibutuhkan.

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalan teknik

analisis data kualitatif dengan menggunakan model interaktif yang meliputi

tiga komponen analisis, yaitu reduksi, sajian data, penarikan kesimpulan

(Miles dan Huberman, 2011: 20).

Page 81: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

60

Sumber: Analisis Model Interaktif (Miles dan Huberman, 2011: 20)

Berdasarkan gambar dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang

muncul dari catatan dan tulisan di lapangan. Jadi, data yang diperoleh dari

lapangan akan dipilah-pilah dengan cara mengambil yang diperlukan dan

mengabaikan yang tidak diperlukan.

2. Penyajian data, dimaksudkan agar memudahkan bagi peneliti untuk

melihat gambaran secara mendalam dan keseluruhan atau bagian-bagian

tertentu.

3. Verifikasi, peneliti mencoba mencari makna dari data yang dikumpulkan

dengan melakukan penarikan kesimpulan. Verifikasi dilakukan secara

terus menerus sepanjang proses penelitian berlangsung sejak awal

memasuki lokasi penelitian selama proses pengumpulan data.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa data-data yang

diperoleh dari hasil penelitian akan dievaluasi dengan melalui tahap-tahap

sebagai berikut:

Pengumpulan Data

Sajian Data

Verifikasi/kesimpulan

Reduksi Data

Page 82: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

61

1. Pemilahan, yaitu pemisahan antara data-data yang diperlukan dalam

penelitian dengan data-data yang tidak ada hubungannya dengan

penelitian.

2. Menganalisis, data yang telah dipilah dianalisis dengan penyajian

sedemikian rupa agar diperoleh gambaran secara mendalam mengenai

variable atau indikator yang diteliti.

3. Penarikan kesimpulan, yaitu kegiatan mencari makna atau temuan-temuan

dari hasil pengumpulan data selama proses penelitian dan analisis data-

data.

3.8 Teknik Keabsahan Data

Keabsahan data pemeriksaan terhadap keabsahan data pada dasarnya, selain

digunakan untuk menyanggah balik yang dituduhkan kepada penelitian

kualitatif yang mengatakan tidak ilmiah, juga merupakan sebagai unsur yang

tidak terpisahkan dari tubuh pengetahuan penelitian kualitatif (Moleong,

2007: 320). Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian

yang dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk

menguji data yang diperoleh. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif

meliputi uji credibility, transferability, dependability, dan confirmability

(Sugiyono, 2007: 270). Agar data dalam penelitian kualitatif dapat

dipertanggungjawabkan sebagai penelitian ilmiah perlu dilakukan uji

keabsahan data. Adapun uji keabsahan data yang dapat dilaksanakan melalui :

Page 83: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

62

3.8.1.Credibility

Uji kredibilitas (credibility) atau uji kepercayaan terhadap data hasil

penelitian yang disajikan oleh peneliti bertujuan agar hasil penelitian

yang dilakukan tidak meragukan sebagai sebuah karya ilmiah. Uji

Kredibilitas dapat dilakukan dengan cara :

3.8.1.1. Perpanjangan Pengamatan

Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke

lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan

sumber data yang ditemui maupun sumber data yang lebih

baru. Perpanjangan pengamatan berarti hubungan antara

peneliti dengan sumber akan semakin terjalin, semakin akrab,

semakin terbuka, saling timbul kepercayaan, sehingga

informasi yang diperoleh semakin banyak dan lengkap. Data

yang diperoleh setelah dicek kembali ke lapangan benar atau

tidak, ada perubahan atau masih tetap. Setelah dicek kembali

ke lapangan data yang telah diperoleh sudah dapat

dipertanggungjawabkan/benar berarti kredibel, maka

perpanjangan pengamatan perlu diakhiri.

3.8.1.2. Meningkatkan Kecermatan dalam Penelitian

Meningkatkan kecermatan atau ketekunan secara berkelanjutan

maka kepastian data dan urutan kronologis peristiwa dapat

dicatat atau direkam dengan baik, sistematis. Meningkatkan

kecermatan merupakan salah satu cara mengontrol/mengecek

Page 84: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

63

pekerjaan apakah data yang telah dikumpulkan, dibuat, dan

disajikan sudah benar atau belum. Untuk meningkatkan

ketekunan peneliti dapat dilakukan dengan cara membaca

berbagai referensi, buku, hasil penelitian terdahulu, dan

dokumen-dokumen terkait dengan membandingkan hasil

penelitian yang telah diperoleh. Dengan cara demikian, maka

peneliti akan semakin cermat dalam membuat laporan yang

pada akhirnya laporan yang dibuat akan semakin berkualitas.

3.8.1.3. Triangulasi

Wiliam Wiersma dalam Sugiyono (2007: 273), triangulasi

dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data

dari berbagai sumber dengan berbagai waktu. Dengan

demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik

pengumpulan data, dan waktu

3.8.1.3.1. Triangulasi Sumber

Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data yang telah diperoleh melalui

beberapa sumber. Data yang diperoleh dianalisis

oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu

kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan

(member check) dengan tiga sumber data

(Sugiyono, 2007:274)

Page 85: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

64

3.8.1.3.2. Triangulasi Teknik

Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data kepada sumber yang sama

dengan teknik yang berbeda. Misalnya untuk

mengecek data bisa melalui wawancara, observasi,

dokumentasi. Bila dengan teknik pengujian

kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang

berbeda, maka peneliti melakukan diskusi lebih

lanjut kepada sumber data yang bersangkutan

untuk memastikan data mana yang dianggap benar

(Sugiyono, 2007:274).

3.8.1.3.2. Triangulasi Waktu

Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara

di pagi hari pada saat narasumber masih segar, akan

memberikan data lebih valid sehingga lebih kredibel.

Selanjutnya dapat dilakukan dengan pengecekan

dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam

waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji

menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan

secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan

kepastian datanya (Sugiyono, 2007:274)

3.8.1.3.3. Analisis Kasus Negatif

Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti

mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan

Page 86: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

65

dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada

lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan

temuan, berarti masih mendapatkan data-data yang

bertentangan dengan data yang ditemukan, maka

peneliti mungkin akan mengubah temuannya

(Sugiyono, 2007:275).

3.8.1.3.4. Menggunakan Bahan Referensi

Yang dimaksud referensi adalah pendukung untuk

membuktikan data yang telah ditemukan oleh

peneliti. Dalam laporan penelitian, sebaiknya data-

data yang dikemukakan perlu dilengkapi dengan

foto atau dokumen autentik, sehingga menjadi lebih

dapat dipercaya (Sugiyono, 2007:275)

3.8.1.3.5. Mengadakan Membercheck

Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui

seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa

yang diberikan oleh pemberi data. Jadi tujuan

membercheck adalah agar informasi yang diperoleh

dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai

dengan apa yang dimaksud sumber data atau

informan (Sugiyono, 2007:276).

3.8.2. Transferability

Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian

kualitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat

Page 87: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

66

diterapkannya hasil penelitian ke populasi di mana sampel tersebut

diambil (Sugiyono, 2007:276). Pertanyaan yang berkaitan dengan nilai

transfer sampai saat ini masih dapat diterapkan/dipakai dalam situasi

lain. Bagi peneliti nilai transfer sangat bergantung pada si pemakai,

sehingga ketika penelitian dapat digunakan dalam konteks yang berbeda

di situasi sosial yang berbeda validitas nilai transfer masih dapat

dipertanggungjawabkan

3.8.3. Dependability

Reliabilitas atau penelitian yang dapat dipercaya, dengan kata lain

beberapa percobaan yang dilakukan selalu mendapatkan hasil yang

sama. Penelitian yang dependability atau reliabilitas adalah penelitian

apabila penelitian yang dilakukan oleh orang lain dengan proses

penelitian yang sama akan memperoleh hasil yang sama pula. Pengujian

dependability dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap

keseluruhan proses penelitian. Dengan cara auditor yang independen

atau pembimbing yang independen mengaudit keseluruhan aktivitas

yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Misalnya

bisa dimulai ketika bagaimana peneliti mulai menentukan masalah,

terjun ke lapangan, memilih sumber data, melaksanakan analisis data,

melakukan uji keabsahan data, sampai pada pembuatan laporan hasil

pengamatan.

3.8.4.Confirmability

Objektivitas pengujian kualitatif disebut juga dengan uji confirmability

penelitian. Penelitian bisa dikatakan objektif apabila hasil penelitian

Page 88: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

67

telah disepakati oleh lebih banyak orang. Penelitian kualitatif uji

confirmability berarti menguji hasil penelitian yang dikaitkan dengan

proses yang telah dilakukan. Apabila hasil penelitian merupakan fungsi

dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah

memenuhi standar confirmability. Validitas atau keabsahan data adalah

data yang tidak berbeda antara data yang diperoleh oleh peneliti dengan

data yang terjadi sesungguhnya pada objek penelitian sehingga

keabsahan data yang telah disajikan dapat dipertanggungjawabkan.

3.9 Teknik Kesimpulan

Awalnya penelitian ini dimulai dari pengumpulan data yang kemudian dicatat

dan dianalisis. Makna-makna yang muncul dari data harus diuji kebenarannya

kemudian ditarik suatu kesimpulan. Kesimpulan Awal yang dikemukakan

masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti

yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi

apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-

bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan

mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan

kesimpulan yang kredibel (Rozitra, 2017: 64)

Penelitian kualitatif tidak terlepas dari perspektif etik dan emik.

Koentjaraningrat (1982: xviii-xix) menyatakan bahwa pandangan etik adalah

pandangan yang dikuasai oleh nilai-nilai, norma-norma, dan teori-teori ilmiah

yang merupakan pandangan dari luar. Sebaliknya pandangan emik adalah

Page 89: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

68

pandangan tentang kebudayaan sendiri dari warga masyarakat yang

merupakan pandangan “dari dalam”. Dapat disimpulkan bahwa emik

merupakan upaya menjelaskan sesuatu fenomena dalam masyarakat dengan

sudut pandang masyarakat itu sendiri. Sebaliknya, etik merupakan

penggunaan sudut pandang orang luar yang berjarak (peneliti) untuk

menjelaskan fenomena dalam masyarakat.

Penelitian ini akan dilakukan wawancara dengan para informan dengan

pendekatan emik sehingga dapat diketahui fenomena yang berlangsung

berdasarkan sudut pandang informan yang diteliti. Kemudian peneliti akan

menggunakan pendekatan etik dalam merumuskan kesimpulan akhir terhadap

fenomena yang diteliti berdasarkan sudut pandang peneliti.

Page 90: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

IV. GAMBARAN UMUM

4.1. Kondisi Umum Kabupaten Musi Rawas

4.1.1.Sejarah Kabupaten Musi Rawas

Awalnya Kabupaten Musi Rawas termasuk dalam wilayah keresidenan

Palembang (1825-1966). Hal ini diawali oleh jatuhnya kesultanan

Palembang dan perlawanan Benteng Jati serta enam Pasirah dari

Pasemah Lebar ke tangan pemerintah Belanda. Sejak Saat itu Belanda

mengadakan ekspansi di penyusunan pemerintahan terhadap daerah ulu

Palembang yang berhasil dikuasainya. Sistem yang dipakai adalah

dekonsentrasi. Kemudian Keresidenan Palembang dibagi atas wilayah

binaan (Afdeling), yaitu:

1. Afdeling BanguAsin en Kubustreken, ibukotanya Palembang.

2. Afdeling Palembangsche Beneden Landen, ibukotanya Baturaja.

3. Afdeling Palembangsche Boven Landen, ibukotanya Lahat.

Afdeling Palembangsche Boven Landen dibagi dalam beberapa Onder

Afdeling (Oafd):

1. Oafd Lematang Ulu, ibukotanya Lahat.

2. Oafd Tanah Pasemah, ibukotanya Bandar.

3. Oafd Lematang Ilir, ibukotanya Muara Enim.

Page 91: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

70

4. Oafd Tebing Tinggi Empat Lawang, ibukotanya Tebing Tinggi.

5. Oafd Musi Ulu, ibukotanya Muara Beliti.

6. Oafd Rawas ibukotanya Surulangun Rawas.

Setiap Afdeling dikepalai oleh asistent residen yang membawahi Onder

Afdeling yang dikepalai Controleur. Setiap Onder Afdeling juga

membawahi Onder Distric dengan Demang sebagai pimpinannya. Musi

Rawas berada pada Afdeling Palembangsche Boven Landen.

Pada Tahun 1907, Onder Distric Muara Beliti dan Muara Kelingi

diintegrasikan kedalam satu Onder Afdeling yakni Onder Afdeling Musi

Ulu. Tahun 1933, jaringan kereta api Palembang Lahat Lubuklinggau

(dibuat antara tahun 1928-1933) dibuka pemerintah Belanda. Hal ini

menyebabkan dipindahkan ibu kota Oafd Musi Ulu, Muara Beliti ke

Lubuklinggau, yang menjadi cikal bakal ibukota Kabupaten Musi

Rawas.

Pada tanggal 17 Februari 1942, kota Lubuklinggau diduduki Jepang dan

Kepala Oafd Musi Ulu Controleur De Mey serta Aspirant Controleur

Ten Kate menyerahkan jabatannya kepada Jepang pada tanggal 20

April 1943. Jepang mengadakan perubahan instansi dan jabatan ke

dalam bahasa Jepang. Perubahan inilah yang menjadi titik tolak hari

jadi Kabupaten Musi Rawas. Perubahan Nama tersebut antara lain

Onder Afdeling Musi Ulu diganti dengan nama Musi Kami Gun

Page 92: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

71

dipimpin Gunce (Guntuyo). Sedangkan Oafd Rawas diganti menjadi

Rawas Gun.

4.1.2.Kecamatan di Kabupaten Musi Rawas

Kabupaten Musi Rawas terbagi atas 14 (empat belas) kecamatan yaitu:

Kecamatan Bulak Tengah Suku (BTS) Ulu / Cecar, Kecamatan Jaya

Loka, Kecamatan Megang Sakti, Kecamatan Muara Beliti, Kecamatan

Muara Kelingi, Kecamatan Muara Lakitan, Kecamatan Purwodadi,

Kecamatan Selangit, Kecamatan STL Ulu Terawas, Kecamatan

Sukakarya, Kecamatan Sumber Harta, Kecamatan Tiang Pumpung

Kepungut, Kecamatan Tuah Negeri, dan Kecamatan Tugumulyo.

4.1.3.Keadaan geografis dan Demografis

Kabupaten Musi Rawas merupakan wilayah yang berfungsi dan

berperan cukup strategis dalam lingkup wilayah Sumatera Selatan.

Berdasarkan RTRW Provinsi Sumatera Selatan, Kabupaten Musi

Rawas termasuk ke dalam wilayah pengembangan provinsi Sumatera

Selatan Bagian Barat yang berfungsi sebagai lumbung pangan,

pengembangan sektor perkebunan, pengembangan sektor energi dan

sebagai daerah penyangga (buffer) provinsi Sumatera Selatan.

Luas wilayah Kabupaten Musi Rawas secara keseluruhan adalah

635.717,15 ha. Kabupaten Musi Rawas berada di kawasan bagian barat

provinsi Sumatera Selatan, tempat bertemunya hulu Sungai Musi

Page 93: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

72

dengan aliran Sungai Rawas. Secara geografis, Kabupaten Musi Rawas

terletak pada posisi 102° 07' 00" - 103° 40' 00" BT dan 2° 20' 00" - 3°

38' 00" LS. Letak Kabupaten Musi Rawas sangat strategis karena

dilalui jalur lintas tengah Sumatera, yaitu jalur darat yang

menghubungkan Bakaheuni di Lampung dan Banda Aceh, serta jalan

lintas antar provinsi yang menghubungkan kota Palembang dengan

Bengkulu, baik melalui Sekayu maupun Lahat. Dengan letak geografis

seperti ini menyebabkan Kabupaten Musi Rawas menjadi tempat

tumbuhnya sentra-sentra perekonomian terutama di kota-kota

kecamatan yang berada di sisi jalan utama lintas Sumatera. Secara

administratif Kabupaten Musi Rawas terdiri dari 14 kecamatan, 13

kelurahan, 186 desa. Batas-batas Wilayah Kabupaten Musi Rawas

adalah sebagai berikut :

1. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Musi Rawas Utara

2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Empat Lawang dan

Kabupaten Lahat

3. Sebelah barat berbatasan dengan Kota Lubuklinggau dan Provinsi

Bengkulu

4. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Pali dan Kabupaten

Musi Banyuasin

Page 94: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

73

4.2. Gambaran Umum KPU Kabupaten Musi Rawas

4.2.1. Susunan Organisasi KPU Kabupaten Musi Rawas

4.2.1.1. Pembentukan dan Kedudukan KPU Kabupaten MusiRawas

KPU adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum yang

bersifat nasional, tetap, mandiri dan hierarki. Keberadaan KPU

Kabupaten Musi Rawas diawali dengan pembentukan

Perwakilan Sekretariat Umum KPU Kabupaten Musi Rawas

pada bulan Desember Tahun 2002 yang dipimpin oleh 1 (satu)

orang sekretaris dibantu oleh 2 (dua) orang sub bagian yang

mempunyai tugas menyelenggarakan fungsi pelayanan

administrasi yang meliputi pemberian dukungan staf, anggaran

sarana dan prasarana. Sekretaris dibantu sub bagian teknis

pemilihan umum dan hukum dan sub bagian penerangan

masyarakat dan umum. Untuk memenuhi Pasal 19 ayat 5

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Perwakilan

Sekretaris Umum KPU Kabupaten Musi Rawas ditugaskan

untuk memfasilitasi tim seleksi pembentukan anggota KPU

untuk menetapkan keanggotaan KPU sebanyak 5 (lima) orang,

berdasarkan surat keputusan KPU Nomor 450 Tahun 2003

tentang Pengangkatan Anggota KPU Kabupaten Musi Rawas

Provinsi Sumatera Selatan. Sejak terbentuknya KPU

Kabupaten Musi Rawas nama perwakilan sekretariat umum

KPU Kabupaten Musi Rawas mengalami perubahan hingga

Page 95: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

74

saat ini bernama KPU Kabupaten Musi Rawas. Alamat KPU

Kabupaten Musi Rawas bertempat di Jalan Lintas Sumatera

KM 24 kelurahan Pasar Muara Beliti kecamatam Muara Beliti

Kabupaten Musi Rawas.

KPU Kabupaten Musi Rawas merupakan bagian dari KPU

adalah penyelenggara Pilkada dan Pemilu. KPU Kabupaten

Musi Rawas berkedudukan di ibukota Kabupaten Musi Rawas.

Untuk menyelenggarakan Pilkada dan Pemilu ditingkat

kecamatan dan desa/kelurahan masing-masing dibentuk PPK

dan PPS. PPK dan PPS dibentuk oleh KPU Kabupaten Musi

Rawas. KPPS dibentuk oleh PPS atas nama Ketua KPU

Kabupaten Musi Rawas. PPK berkedudukan di ibukota

kecamatan atau nama lain. PPS berkedudukan di

desa/kelurahan atau nama lain dan KPPS berkedudukan di

tempat pemungutan suara.

4.2.1.2.Keanggotaan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten MusiRawas

Berdasarkan Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2008 tentang Tata

Kerja KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota,

keanggotaan KPU Kabupaten/Kota terdiri dari seorang Ketua

merangkap anggota dan anggota yang berjumlah 5 (lima) orang.

Dalam surat edaran KPU Nomor 1170/ORT-02-

Page 96: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

75

SD/01/KPU/X/2018 perihal Pembagian Divisi Anggota KPU

Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIP Kabupaten/Kota disebutkan

pembagian divisi sebagai berikut:

a. Divisi Keuangan, Umum, Logistik, dan Rumah Tangga.

b. Divisi Perencanaan Data dan Informasi

c. Divisi Teknis Penyelenggaraan.

d. Divisi Hukum dan Pengawasan.

e. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi

Masyarakat, dan SDM.

KPU Kabupaten Musi Rawas telah mengalami 3 (tiga)

periode pergantian komisioner. Periode pertama diketuai oleh

Romi Krishna, S.Sos. periode kedua diketuai oleh Efriyansyah,

S.Sos. dan periode ketiga diketuai oleh Efrian Eriadi Syahril, S.

Sos kemudian digantikan oleh Ach Zaein.

Sekretariat KPU Kabupaten Musi Rawas berdasarkan Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum Pasal

78 ayat (1). Sekretariat Jenderal KPU, Sekretariat KPU Provinsi,

dan sekretariat KPU Kabupaten/Kota bersifat hierarkis. KPU

Kabupaten Musi Rawas secara vertikal berada dalam naungan

Sekretariat Jenderal KPU. Dalam struktur organisasi Sekretariat

KPU Kabupaten Musi Rawas dipimpin oleh seorang sekretaris

Page 97: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

76

dibantu oleh 4 (empat) orang kasubbag dan staf PNS dan tenaga

honorer.

4.2.2. Tugas, wewenang dan kewajiban KPU Kabupaten Musi Rawas

4.2.2.1. Tugas KPU Kabupaten Musi Rawas

a. Melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan

Pilkada/pemilu dengan tepat waktu;

b. Memperlakukan peserta pilkada/pemilu secara adil dan

setara;

c. Menyampaikan semua informasi penyelenggaraan

pilkada/pemilu kepada masyarakat;

d. Melaporkan pertanggungjawaban penggunaan anggaran

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

e. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban semua

kegiatan penyelenggaraan pilkada/pemilu kepada KPU

melalui KPU provinsi Sumatera Selatan;

f. Mengelola, memelihara, dan merawat arsip/dokumen serta

melaksanakan penyusutannya berdasarkan jadwal retensi

arsip yang disusun oleh KPU Kabupaten Musi Rawas dan

lembaga kearsipan Kabupaten Musi Rawas berdasarkan

pedoman yang ditetapkan oleh KPU dan ANRI;

g. Mengelola barang inventaris KPU Kabupaten Musi Rawas

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

h. Menyampaikan laporan periodik mengenai tahapan

penyelenggaraan pilkada/pemilu kepada KPU dan KPU

Page 98: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

77

provinsi Sumatera Selatan serta menyampaikan

tembusannya kepada Bawaslu;

i. Membuat berita acara pada setiap rapat pleno KPU

Kabupaten Musi Rawas dan ditandatangani oleh ketua dan

anggota KPU Kabupaten Musi Rawas;

j. melaksanakan dengan segera putusan Bawaslu Kabupaten

Musi Rawas;

k. Menyampaikan data hasil pilkada/pemilu dari tiap-tiap TPS

pada tingkat Kabupaten Musi Rawas kepada pasangan

calon/peserta pemilu paling lama 7 (tujuh) hari setelah

rekapitulasi di Kabupaten Musi Rawas;

l. Melakukan pemutakhiran dan pemeliharaan data pemilih

secara berkelanjutan dengan memperhatikan data

kependudukan sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan.

m. Melaksanakan keputusan DKPP; dan

n. Melaksanakan kewajiban lain yang diberikan KPU, KPU

provinsi Sumatera Selatan dan/atau peraturan perundang-

undangan

4.2.2.2. Wewenang KPU Kabupaten Musi Rawas

a. Menetapkan jadwal pemilihan di Kabupaten Musi Rawas;

b. Membentuk PPK, PPS, dan KPPS dalam wilayah

kerjanya;

Page 99: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

78

c. Menetapkan dan mengumumkan hasil rekapitulasi

penghitungan suara pilkada/pemilu anggota DPRD

Kabupaten Musi Rawas berdasarkan hasil rekapitulasi

penghitungan suara di PPK dengan membuat berita acara

rekapitulasi suara dan sertifikat rekapitulasi suara;

d. Menerbitkan keputusan KPU Kabupaten Musi Rawas

untuk mengesahkan hasil pemilu anggota DPRD

Kabupaten Musi Rawas dan mengumumkannya;

e. Menjatuhkan sanksi administratif dan/atau menonaktifkan

sementara anggota PPK, anggota PPS, yang terbukti

melakukan tindakan yang mengakibatkan terganggunya

tahapan penyelenggaraan pilkada/pemilu berdasarkan

putusan Bawaslu, putusan Bawaslu Provinsi, putusan

Bawaslu Kabupaten Musi Rawas, dan/atau ketentuan

peraturan perundang-undangan;

f. Melaksanakan wewenang lain yang diberikan oleh KPU,

KPU provinsi Sumatera Selatan, dan/atau peraturan

perundang-undangan.

4.2.2.3. Kewajiban KPU Kabupaten Musi Rawas

a. Melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan

pilkada/pemilu dengan tepat waktu;

b. Memperlakukan pasangan calon/peserta Pemilu secara

adil dan setara;

Page 100: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

79

c. Menyampaikan semua informasi penyelenggaraan

pilkada/pemilu kepada masyarakat;

d. Melaporkan pertanggungjawaban penggunaan anggaran

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

e. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban semua

kegiatan penyelenggaraan pilkada/pemilu kepada KPU

melalui KPU Provinsi Sumatera Selatan;

f. Mengelola, memelihara, dan merawat arsip/dokumen serta

melaksanakan penyusutannya berdasarkan jadwal retensi

arsip yang disusun oleh KPU Kabupaten Musi Rawas dan

lembaga kearsipan Kabupaten Musi Rawas berdasarkan

pedoman yang ditetapkan oleh KPU dan ANRI;

g. Mengelola barang inventaris KPU Kabupaten Musi Rawas

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

h. Menyampaikan laporan periodik mengenai tahapan

penyelenggaraan Pemilu kepada KPU dan KPU Provinsi

Sumatera Selatan serta menyampaikan tembusannya

kepada Bawaslu;

i. Membuat berita acara pada setiap rapat pleno KPU

Kabupaten Musi Rawas dan ditandatangani oleh ketua dan

anggota KPU Kabupaten Musi Rawas;

j. Melaksanakan dengan segera putusan Bawaslu Kabupaten

Musi Rawas;

Page 101: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

80

k. Menyampaikan data hasil pilkada/pemilu dari tiap-tiap

TPS pada tingkat Kabupaten Musi Rawas kepada peserta

pasangan calon/pemilu paling lama 7 (tujuh) hari setelah

rekapitulasi di Kabupaten Musi Rawas;

l. Melakukan pemutakhiran dan memelihara data pemilih

secara berkelanjutan dengan memperhatikan data

kependudukan sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan

m. Melaksanakan keputusan DKPP; dan

n. Melaksanakan kewajiban lain yang diberikan KPU, KPU

Provinsi Sumatera Selatan dan/atau peraturan perundang-

undangan.

Dalam menjalankan fungsinya, KPU Kabupaten Musi Rawas

difasilitasi oleh sekretariat, baik tenaga sekretariat dari unsur Pegawai

Negeri Sipil (PNS) maupun staf tenaga pendukung. Tenaga

Sekretariat dari PNS terdiri dari 5 (lima) orang yang terdiri dari:

1. Sekretaris

2. Kasubag program dan data

3. Kasubag Hukum

4. Kasubag teknis pemilu dan hubungan masyarakat

5. Kasubag umum, keuangan dan logistik

Page 102: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

81

Berikut ini Struktur Organisasi KPU Kabupaten Musi Rawas dan

Sekretariat KPU Kabupaten Musi Rawas :

Gambar 3 Struktur Organisasi KPU Kabupaten Musi Rawas

Gambar 4: Struktur Organisasi Sekretariat KPU Kabupaten Musi Rawas

(Sumber : KPU Kabupaten Musi Rawas 2018)

KasubagHukum

KasubagProgram dan

Data

StafPelaksana

StafPelaksana

KetuaDivisi Keuangan,

Umum, Logistik, danRumah Tangga

AnggotaDivisi

Perencanaan,Data danInformasi

AnggotaDivisi Sosialisasi,

Pendidikan Pemilih,Partisipasi Masyarakat,

dan SDM

Sekretaris

Kasubag Umum,keuangan dan

logistik

Sub Bagian Umum

StafPelaksana

Kasubag Teknis danHubungan Partisipasi

Masyarakat

AnggotaDivisi Teknis

Penyelenggaraan

AnggotaDivisi Hukum

danPengawasan

StafPelaksana

Page 103: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

82

Dalam struktur organisasi di atas dapat dilihat hierarki dalam kesatuan

kelembagaan KPU Kabupaten Musi Rawas membagi tugas dan

pekerjaan pada masing-masing divisi dan subbagian. Sekretaris

memfasilitasi dengan memberi dukungan teknis dan administratif

guna kelancaran pekerjaan yang dilakukan oleh anggota KPU

Kabupaten Musi Rawas. Dalam menjalankan tugasnya sekretaris

dibantu oleh 4 (empat) subbagian sesuai dengan bidang pekerjaannya

masing-masing. Subbagian pada Sekretariat KPU Kabupaten Musi

Rawas dapat dibantu 1 (satu) atau lebih staf pelaksana. Struktur

organisasi tersebut dibuat berdasarkan PKPU Nomor 5 dan 6 tahun

2008 dan surat edaran KPU nomor 420/KPU/VIII/2016.

Uraian tugas Sekretariat KPU Kabupaten Musi Rawas dibuat

berdasarkan PKPU Nomor 4 Tahun 2010 tentang Uraian Tugas Staf

Pelaksana pada Sekretariat Jenderal KPU, Sekretariat KPU Provinsi

dan Sekretariat KPU Kabupaten/Kota. Masing-masing divisi atau

bagian mempunyai karakteristik tugas dan wewenang yang berbeda

dalam kesatuan kelembagaan yang bekerjasama dan saling berkaitan.

Page 104: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

83

Komposisi Anggota dan Sekretariat KPU Kabupaten Musi Rawas

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2. Komposisi Anggota dan Sekretariat KPU Kabupaten MusiRawas

No Divisi/Bagian/Subbagian Jumlah1 Komisioner 5 Orang2 Sekretaris 1 Orang3 Subbag Program dan Data

Kasubbag 1 OrangStaf PNS 3 OrangStaf Non PNS 1 Orang

4 Subbag Teknis dan HupmasKasubbag 1 OrangStaf PNS 2 OrangStaf Non PNS 1 Orang

5 Subbag HukumKasubbag 1 OrangStaf PNS 2 OrangStaf Non PNS 1 Orang

6 Subbag Keuangan Umum dan LogistikKasubbag 1 OrangStaf PNS 4 OrangStaf Non PNS 6 OrangTotal 25 Orang

(Sumber : KPU Kabupaten Musi Rawas 2018)

Sekretariat KPU Kabupaten Musi Rawas terdiri 5 (lima) orang

komisioner, 1 (satu) orang Sekretaris dan dari 4 (empat) Kepala

subbagian yang memiliki staf pelaksana dan dalam melakukan

tugasnya sesuai dengan subbagiannya masing-masing. Dalam

pelaksanaan tugasnya KPU Kabupaten Musi Rawas didukung oleh 25

Page 105: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

84

(Dua puluh lima) orang yang terdiri dari 5 (lima) orang anggota

komisioner, 16 (enam belas) PNS dan 9 (sembilan) orang Non PNS.

4.3. Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan 2018

4.3.1. Waktu Pelaksanaan dan Profil Calon

Pilgub Sumatera Selatan 2018 dilaksanakan pada tanggal 27 Juni 2018.

Bersamaan dengan pemilihan serentak tahap ketiga. Pilkada serentak tahap

pertama pada 9 Desember 2015, pilkada serentak tahap dua pada 15

Februari 2018, dan pilkada serentak tahap tiga pada 27 Juni 2018. Pilkada

serentak 2018 dilaksanakan oleh 17 Provinsi, 39 Kota, dan 115 Kabupaten.

Pilgub Sumatera Selatan 2018 dilaksanakan oleh 17 Kabupaten/Kota di

Provinsi Sumatera Selatan. Pilgub Sumatera Selatan juga dilaksanakan

bersamaan dengan sembilan Kabupaten/Kota yang juga melaksanakan

Pilkada yaitu Kota Palembang, Kabupaten Lahat, Kabupaten Muara Enim,

Kota Prabumulih, Kota Pagar Alam, Kota Lubuklinggau, Kabupaten

Banyuasin, Kabupaten Ogan Komering Ilir, dan Kabupaten Empat

Lawang. Jumlah pemilih dalam DPT sebanyak 5.656.633 pemilih.

Pilgub Sumatera Selatan diikuti oleh 4 pasangan calon. Pasangan pertama

adalah Pasangan H. Herman Deru, SH., MM dan Ir. H. Mawardi Yahya.

Herman Deru pernah menjabat sebagai Bupati Ogan Komering Ulu Timur

dua periode yaitu periode 2005-2010 dan 2010-2015. Herman Deru lahir

di Sidomulyo pada tanggal 17 November 1967. Herman Deru

menyelesaikan SD Negeri 1 Sidomulyo Belitang, SMP Negeri 1 Belitang,

SMA Negeri 3 Palembang, Strata satu di Fakultas hukum Universitas

Page 106: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

85

Sjakyakirti lulusan tahun 1995, mendapatkan gelar Magister Manajemen

di STIE Trisna Negara Belitang tahun 2008. Herman Deru sebelumnya

bekerja sebagai PNS Provinsi Sumatera Selatan tahun 1987-1998. Calon

Wakil Herman Deru adalah Mawardi Yahya. Lahir pada tanggal 2 Maret

1958 di Sukaraja Kabupaten Ogan Komering Ilir. Beliau pernah menjabat

sebagai bupati Ogan Ilir periode 2005-2010 dan 2010-2015. Pernah

menjabat sebagai ketua DPRD Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 1999-

2004 dan 20042005. Mawardi Yahya merupakan lulusan SD Sukaraja

Baru, SMP YP Kerja, Sekolah Teknnologi Menengah Pertambangan

LPTM Palembang. Lulusan Strata satu dari Universitas Palembang tahun

1995 Fakultas Teknik. Saat ini Mawardi menjabat sebagai ketua DPD II

Partai Golkar Ogan Ilir.

Pasangan calon yang kedua adalah H. Saifuddin Aswari Rivai, SE dan

H.M. Irwansyah, S.Sos., M.Si. Saifuddin Aswari Rivai lahir di Lahat pada

tanggal 20 Januari 1963. Beliau adalah Bupati Lahat periode 2008-2013

dan 2013-2018. Menyelesaikan pendidikan SD, SMP, dan SMA Santo

Yosef Lahat. Aswari Rivai mendapatkan gelar strata satu dari Universitas

Jayabaya lulus tahun 1988. Saifuddin Aswari Rivai saat ini menjabat

sebagai ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Sumatera Selatan. Saifuddin

Aswari Rivai berpasangan dengan Irwansyah. Irwansyah adalah walikota

Pangkalpinang periode 2013-2018. Lahir di Bangka pada tanggal 1 Juni

1983, Irwansyah menyelesaikan pendidikan SD di St. Theresia Pangkal

Pinang, SMP Negeri 1 Pangkal Pinang, SMU Terpadu Bandung.

Page 107: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

86

Irwansyah merupakan lulusan Strata satu dari Universitas Sjahyakirti

Palembang tahun 2009 dan melanjutkan Strata dua di universitas yang

sama dan lulus tahun 2013.

Pasangan calon ketiga adalah pasangan Ir. H. Ishak Mekki, MM dan

Yudha Pratomo, M.Sc., Ph.D. Ishak Mekki lahir di Perigi Kayu Agung

pada tanggal 01 Maret 1958. Saat ini Ishak Mekki menjabat sebagai wakil

gubernur Provinsi Sumatera Selatan sejak tahun 2013. Ishak Mekki

mengenyam pendidikan sekolah di SD Kayu Agung, SMP Negeri Kayu

Agung, dan STM 1 Palembang. Ishak Mekki merupakan lulusan strata satu

dari Jurusan Teknik Sipil Universitas Sriwijaya tahun 1987 dan lulusan

Magister Manajemen tahun 2001 di Universitas Sriwijaya. Calon Wakil

Gubernur dari Ishak Mekki adalah Yudha Pratomo. Lahir di Palembang

pada 20 April 1979. Yudha Pratomo merupakan dosen Fakultas Ilmu

Komputer Universitas Sriwijaya sejak tahun 2005. Yudha Pratomo

menyelesaikan pendidikan sekolah di SD Negeri 77 Palembang, SMP

Negeri 1 Palembang, SMA Taruna Nusantara Magelang. Pendidikan strata

satu diperoleh di Institut Teknologi Bandung jurusan Teknik Elektro tahun

2002. Mendapat gelar Master of Science jurusan IT Management

University Of Surrey Gildford Inggris tahun 2003. Gelar Ph.D dari

Universiti Teknologi Malaysia, Skudai-Johor jurusan Sistem Informasi

tahun 2013.

Pasangan calon keempat adalah H. Dodi Reza Alex Noerdin, Lic, Econ.,

Page 108: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

87

MBA dan H.M. Giri Ramanda N. Kiemas, SE., MM. Dodi Reza Alex

Noerdin lahir di Palembang pada tanggal 1 November 1970.

Menyelesaikan pendidikan di SD PPKP Palembang, SMP Xaverius 2

Palembang, SMA Negeri 1 Palembang. Strata satu di Universiti of Leuven

tahun 1996, Belgium University Libre De Bruxelles, Belgium tahun 1997.

Strata dua dari Fellowship on IDEAS 2.0, Massacussets Institute of

Technology (MIT) Sloan School of Management Cambridge MA, USA

tahun 2010. Saat ini sedang menyelesaikan Strata tiga di Universitas

Padjajaran Bandung, program studi Doktor Ilmu Administrasi Publik.

Dodi Reza Alex Noerdin merupakan Bupati terpilih Kabupaten Musi

Banyuasin pada pilkada serentak tahun 2017. Pasangan calon wakil

Gubernur Dodi Reza Alex Noerdin adalah Giri Ramanda N Kiemas. Lahir

di Jakarta tanggal 1 April 1980. Giri Ramanda N Kiemas menyelesaikan

sekolah di SD St. Maria Fatima-Jakarta Timur, SMP St. Maria Fatima-

Jakarta Timur, SMA Negeri 2 Jakarta. Strata satu dari Universitas

Indonesia Fakultas Ekonomi tahun 2004 dan strata dua dari Magister

Manajemen Universitas Sriwijaya tahun 2010. Giri Ramanda N. Kiemas

saat ini adalah anggota DPRD Provinsi Sumatera Selatan periode 2014-

2019.

4.3.2. Profil Partai Politik Pengusung

Partai politik di DPRD Provinsi Sumatera Selatan dikuasai oleh 11 partai.

Total jumlah keanggotaan DPRD Provinsi Sumatera Selatan adalah 75

kursi. Perolehan kursi terbanyak oleh PDIP sebanyak 13 kursi. Kursi

Page 109: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

88

paling sedikit dimiliki oleh Partai Persatuan Pembangunan dan Partai

Bulan Bintang sebanyak 2 kursi. Berikut ini merupakan tabel jumlah

keanggotaan di DPRD Provinsi Sumatera Selatan.

Tabel 3. Komposisi Keanggotaan DPRD Provinsi Sumatera SelatanBerdasarkan Partai

Sumber : KPU Provinsi Sumatera Selatan 2018

Syarat pencalonan kepala daerah dan wakil kepala daerah melalui parpol

adalah parpol atau gabungan parpol dapat mendaftarkan pasangan calon

jika telah memenuhi persyaratan perolehan paling sedikit 20% (dua puluh

persen) dari jumlah kursi DPRD atau 25% (dua puluh lima persen) dari

akumulasi perolehan suara sah dalam pemilihan umum anggota DPRD di

daerah yang bersangkutan. Berdasarkan 20% jumlah kursi di DPRD

Provinsi Sumatera Selatan, setiap orang berhak mencalonkan diri menjadi

gubernur Sumatera Selatan melalui parpol dengan didukung oleh minimal

15 kursi.

Pasangan calon nomor urut satu diusung oleh tiga parpol yaitu Partai Hati

Nurani Rakyat (Hanura), Partai Nasdem, dan Partai Amanat Nasional

No Partai Keanggotaan1 PDI Perjuangan 132 Partai Demokrat 113 Partai Golkar 104 Partai Gerindra 105 PAN 66 PKB 67 Partai Hanura 58 Partai Nasdem 59 PKS 510 PPP 211 PBB 2

Total 75

Page 110: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

89

(PAN). Masing masing kursi berjumlah lima kursi, lima kursi, dan enam

kursi. Total kursi partai pengusung 16 kursi. Ketua Bidang pembinaan

partai Hanura untuk wilayah Sumatera Selatan adalah Fauzi H. Amro.

Ketua DPD Nasdem untuk Provinsi Sumatera Selatan adalah Ir. H.

Syahrial Oesman. Ketua DPD PAN adalah Iskandar, SE.

Pasangan nomor urut dua yaitu Saifuddin Aswari Rivai berpasangan

dengan Irwansyah diusung oleh dua parpol yaitu Gerindra dengan 10 kursi

dan PKS dengan 5 kursi. Total keanggotaan partai pengusung adalah lima

belas kursi. Saifuddin Aswari Rivai merupakan ketua DPD Gerindra

Sumatera Selatan. Ketua umum dewan pengurus wilayah PKS Sumatera

Selatan adalah Erza Saladin, ST.

Pasangan nomor urut tiga yaitu Ishak Mekki dan Yudha Pratomo.

Pasangan ini diusung oleh tiga partai yaitu Partai Demokrat, PBB, dan

PPP. Jumlah kursi yang dimiliki ketiga partai ini Partai Demokrat 11 kursi,

PBB 2 kursi, dan PPP 2 kursi. Jumlah keanggotaan partai pengusung

adalah lima belas kursi. Ketua DPD partai Demokrat Sumatera Selatan

sendiri dijabat oleh Ishak Mekki. Pimpinan wilayah Sumatera Selatan PBB

adalah Ir. Armansyah, MM. Ketua Bidang pemenangan Pemilu wilayah

Lampung, Jambi, Sumatera Selatan, dan Bengkulu adalah H. Ihsan

Nahromi, Lc., MA.

Page 111: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

90

Pasangan nomor urut empat adalah Dodi Reza Alex Noerdin dan Giri

Ramanda N. Kiemas. Pasangan ini diusung oleh tiga partai yaitu Partai

Golkar, PDIP, dan PKB dengan keanggotaan masing-masing 10 kursi, 13

kursi, dan 6 kursi. Total keseluruhan adalah 29 kursi. Partai Golkar

Sumatera Selatan diketuai oleh H. Alex Noerdin. Ketua DPD PDIP

Sumatera Selatan adalah H.M. Giri Ramanda N. Kiemas, SE., MM. Ketua

dewan Syura PKB Sumatera Selatan adalah KH. Priyanto Chaerudin, SE.

4.3.3. Hasil Pemilihan dan Partisipasi Pemilih per Kabupaten/Kota diSumatera Selatan

Berdasarkan hasil penghitungan dan rekapitulasi suara yang dilakukan

mulai dari TPS sampai pada tingkat KPU Provinsi Sumatera Selatan

menunjukkan pasangan urut nomor 1 dengan calon gubernur dan wakil

Gubernur Herman Deru dan Mawardi Yahya memenangkan pemilihan

dengan memperoleh 1.394.438 suara dari total 3.572.723 pengguna hak

pilih atau berhasil memperoleh 35,96% suara. Peringkat kedua diperoleh

pasangan nomor urut 4 yaitu Dodi Reza Alex Noerdin dan Giri Ramanda

N. Kiemas dengan 3.877.626 suara atau 30,96%. Peringkat tiga adalah

pasangan nomor urut 3 yaitu Ishak Mekki dan Yudha Pratomo dengan

839.743 suara atau 21,66%. Peringkat 4 yaitu pasangan Saifudin Aswari

Rivai dan Irwansyah sebanyak 442.820 suara atau11,42%.

Angka partisipasi pemilih dalam pilgub Sumatera Selatan 2018 sebanyak

69,20%. Jumlah pengguna hak pilih keseluruhan dalam pilgub Sumatera

Page 112: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

91

Selatan 2018 sebanyak 4.010.698 pemilih dari 5.795.554 data pemilih.

Data pemilih merupakan data keseluruhan dari data DPT, daftar pemilih

pindahan dan daftar pemilih tambahan. Berikut ini partisipasi pemilih

pilgub Sumatera Selatan 2018.

Tabel 4. Prosentase Partisipasi Pemilih per Kabupaten/Kota PemilihanGubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan 2018

Sumber : KPU Provinsi Sumatera Selatan 2018

Berdasarkan data tabel, total partisipasi pemilih di Sumatera Selatan

sebanyak 69,20%. Ada satu Kota dan satu Kabupaten dimana partisipasi

pemilihnya melebihi target nasional 77,5%. Adalah Kota Pagar Alam

dengan jumlah partisipasi pemilih 82,35% dan Kabupaten OKU Timur

dengan 77,61%. Kabupaten Musi Rawas berada pada peringkat 16 dari 17

Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan dengan jumlah partisipasi pemilih

sebesar 59,60%.

NO KABUPATEN PEMILIHPENGGUNA HAK

PILIH% PARTPEMILIH

1 Banyuasin 583.187 405.815 69,592 Empat Lawang 201.106 139.468 69,353 Lubuklinggau 161.039 114.798 71,294 Pagar Alam 104.957 86.435 82,355 Palembang 1.168.254 782.992 67,026 Prabumulih 130.219 96.727 74,287 Lahat 300.296 220.399 73,398 Muara Enim 412.499 300.835 72,939 Musi Banyuasin 437.439 275.863 63,0610 Musi Rawas 280.784 167.350 59,6011 Musi Rawas Utara 144.093 79.045 54,8612 Ogan Ilir 284.248 192.343 67,6713 OKI 499.238 374.688 75,0514 OKU 250.438 163.596 65,3215 OKU Selatan 255.347 172.369 67,5016 OKU Timur 459.588 356.666 77,6117 PALI 122.822 81.309 66,20

Jumlah 5.795.554 4.010.698 69,20

Page 113: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

VI. SIMPULAN DAN SARAN

6.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kabupaten Musi Rawas,

kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut:

1. Faktor-faktor penyebab terjadinya penurunan partisipasi pemilih di Kabupaten

Musi Rawas dilihat dari pendekatan sosiologis disebabkan aktivitas ekonomi.

Secara psikologis disebabkan sikap apatis dan masyarakat kecewa terhadap

pasangan calon pada pemilihan sebelumnya. Berdasarkan pendekatan

rasional disebabkan calon yang akan dipilih tidak dikenal, selain itu adanya

pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT dan daftar pemilih yang tidak akurat.

2. Strategi KPU Kabupaten Musi Rawas dalam meningkatkan partisipasi pemilih

di Kabupaten Musi Rawas: dimensi peluang dimana KPU Provinsi Sumatera

Selatan memfasilitasi debat, bahan kampanye, dan alat peraga kampanye.

KPU Kabupaten Musi Rawas menghimbau PPK dan PPS untuk diteruskan ke

jajaran dibawahnya supaya masyarakat tidak golput dan datang ke TPS.

Dimensi ancaman berupa kampanye negatif dan kampanye hitam dilakukan

melalui strategi pendidikan pemilih dengan mobilisasi sosial. Sosialisasi

merupakan dimensi kekuatan yang dimiliki KPU karena sudah terencana,

Page 114: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

152

tersusun, dan sudah dianggarkan. Strategi kedua dari dimensi internal adalah

kelemahan. Luas Kabupaten Musi Rawas dengan 18,13% adalah hutan darat

dan 31,38% adalah semak belukar merupakan kelemahan KPU Kabupaten

Musi Rawas. Hal menyebabkan meningkatnya biaya transportasi padahal

dalam penganggaran setiap wilayah memiliki besaran anggaran transportasi

yang sama. Upaya mengatasi kelemahan akibat luasnya wilayah dan

terbatasnya anggaran dilakukan melalui pemberian spanduk untuk masing-

masing kelurahan/desa dan usulan dana bantuan anggaran untuk sewa

kendaraan ke pemerintah Kabupaten Musi Rawas. Dimensi pemanfaatan

sumber-sumber daya dilakukan melalui penguatan kelembagaan KPU dan

penyelenggara adhoc, pengadaan bimtek, koordinasi rutin antara komisioner

dan sekretariat, dan berkoordinasi dengan KPU Provinsi Sumatera Selatan.

Dimensi pemanfaatan sumber daya teknologi informasi dilakukan dengan

menambah sarana dan prasarana, rumah pintar pemilu, dan laman di media

sosial.

Jumlah partisipasi pemilih pilgub Sumatera Selatan yang dilaksanakan tanggal

27 Juni 2018 untuk Kabupaten Musi Rawas sebesar 59,60%. Pada pilkada

serentak 2015, jumlah partisipasi pemilih pemilihan Bupati dan Wakil Bupati

Musi Rawas mencapai 62,93%. Data ini menunjukkan bahwa terjadi

penurunan kembali partisipasi pemilih di Kabupaten Musi Rawas. Angka ini

menunjukkan bahwa strategi yang digunakan KPU Kabupaten Musi Rawas

Page 115: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

153

belum berhasil meningkatkan partisipasi pemilih pada pilgub Sumatera

Selatan 2018.

3. Kebijakan yang ditetapkan oleh KPU Kabupaten Musi Rawas untuk

mengatasi penurunan partisipasi pemilih di Kabupaten Musi Rawas untuk

pilgub 2018 dan pemilu 2019 adalah kebijakan sosialisasi berbasis keluarga.

Sosialisasi ditekankan secara internal keluarga untuk memberi informasi,

mengajak istri/suami, anak, ayah, ibu, serta keluarga terdekat untuk

berpartisipasi dalam pemilihan.

6.2. Saran

Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah :

1. Angka partisipasi pemilih pada pilgub 2018 yang dilaksanakan pada 27 Juni

2018 sebesar 59,60%. Hal ini menunjukkan strategi KPU Kabupaten Musi

Rawas belum berhasil meningkatkan partisipasi pemilih pada pilgub 2018.

Diperlukan alternatif strategi lain guna mengatasi penurunan partisipasi

pemilih di Kabupaten Musi Rawas. Alternatif strategi yang dapat

diketengahkan yaitu sosialisasi akbar, hari pencoblosan di hari Minggu,

pemilihan duta kampus dan pemberian beasiswa, pemetaan wilayah dengan

partisipasi rendah, dan optimalisasi kerja KPPS.

2. KPU perlu menggunakan strategi membangun jaringan dengan perguruan

tinggi, LSM, media massa, lembaga survey, dan pemimpin agama. Strategi ini

dapat menjadi sarana sosialisasi dan perpanjangan tangan KPU dalam hal

penyampaian informasi kepemiluan.

Page 116: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

154

3. KPU RI sebaiknya dapat menambahkan tugas meningkatkan partisipasi

pemilih untuk penyelenggara pemilihan baik KPU dan adhoc diwilayah

masing-masing. Tugas tersebut diatur secara tertulis dalam peraturan KPU.

Tujuannya adalah memberikan tanggung jawab kepada penyelenggara

pemilihan bahwa partisipasi pemilih yang tinggi merupakan salah satu

tanggung jawab sebagai penyelenggara dan indikator kesuksesan sebuah

pemilihan.

4. KPU RI dapat memberikan reward kepada KPU Provinsi dan KPU

kabupaten/kota yang telah berhasil mencapai target partisipasi pemilih

nasional. Reward dapat berupa pemberian kendaraan roda dua untuk

menambah motivasi dan memperlancar aktivitas penyelenggara pemilu.

5. Perlunya kerjasama antara KPU Kabupaten Musi Rawas dan pemerintah

daerah. Kerjasama berbentuk bantuan dari pemerintah daerah ke KPU guna

mempermudah akses ke daerah yang sulit dijangkau. Bantuan berupa

anggaran sewa mobil atau bantuan unit mobil itu sendiri.

Page 117: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

DAFTAR PUSTAKA

Page 118: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU DAN JURNAL

Andila, R.Y. 2017. Strategi Komisi Pemilihan Umum dalam mengurangi angkaGolput (studi pemilihan walikota dan wakil walikota BandarLampung Tahun 2015). Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Andriyus, S.Sos., M.Si. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasipolitik masyarakat pada pemilihan umum legislatif 2009 di kecamatanSengingi Hilir Kabupaten Kuantan Sengingi dalam Jurnal Kajian IlmuPemerintahan. JKP Volume 2 Nomor 2 September 2013.

Arifin, A. 2013. Perspektif Ilmu Politik. Jakarta: Pustaka Indonesia.

Arikunto, S. 1999. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek Edisi Revisi IV.Jakarta: Rineka Cipta.

Asfar, M. 2006. Pemilu dan Perilaku Pemilih 1955-2004. Jakarta: PustakaEureka.

Cholisin, dan Nasiwan. 2012. Dasar-dasar Ilmu Politik. Yogyakarta: Ombak.

Firmansyah, R dan Harmanto. 2015. Peran Komisi Pemilihan Umum Daerah(KPUD) dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat dalampilkada 2013 kota Mojokerto dalam Jurnal Kajian Moral danKewarganegaraan Volume 1 nomor 4 tahun 2015.

Firmanzah, 2008. Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning IdeologiPolitik di Era Demokrasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Gleko, Petrus dan Agung S. 2017. Strategi Komisi Pemilihan Umum dalam upayameningkatkan partisipasi politik masyarakat pada pemilihan umumkepala daerah dalam Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ISSN. 2442-6962 Vol. 6 No. 1 (2017).

Page 119: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

Haryono, D, dkk. 2016. Strategi KPU dalam meningkatkan partisipasi pemilihpada pemilihan walikota dan wakil walikota Samarinda tahun 2015dalam eJournal Administrative Reform, ISSN 2338-7637, Volume 4,Nomor 2.

Hendrik, D. 2010. Variabel-variabel yang mempengaruhi rendahnya partisipasipolitik masyarakat dalam pilkada walikota dan wakil walikota Padangtahun 2008 dalam Jurnal Demokrasi Vol. IX No. 2.

Huntington P, S. 1991. Gelombang Demokrasi Ketiga. Jakarta: Grafiti.

Husein, H. 2014. Pemilu Indonesia, Fakta, Angka, Analisis dan Studi Banding.Jakarta: Perludem.

Jurdi, F. 2014. Studi Ilmu Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Koentjaraningrat. 1982. Aspek Manusia dalam Penelitian Masyarakat. Jakarta:PT Gramedia.

Mariana, D dan Caroline P. 2008. Demokrasi dan Politik Desentralisasi.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Marwiyah, S. 2016. Golput dalam pemilukada serentak dalam Jurnal Etika &Pemilu : Evaluasi & Proyek Pemilu Demokratis. Vol. 2, Nomor 4.ISSN 2460-0911.

Miles, B.M dan Huberman, A.M. 2011. Analisa Data Kualitatif. Bandung: PTRemaja Rosdakarya.

Moleong, L.J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.

Muldjono, D. 2012. Buku Pintar Strategi Bisnis Koperasi Simpan Pinjam.Yogyakarta: CV. Andi Offsett.

Nawawi, Hadari. 2001. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: GajahMada University Press.

Nurhasim, Moch. 2016. Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014: Studi penjajakandalam jurnal Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. ISBN:9789793384832 LIPI-16015 4 Oktober 2016.

Nursal, A. 2004. Political Marketing (Strategi Memenangkan Pemilu SebuahPendekatan Baru Kampanye Pemilihan DPR, DPD, Presiden).Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Pearce, R. 1997. Manajemen Strategik Formulasi, Implementasi danPengendalian Jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara.

Page 120: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

Prasetyoningsih, N. 2014. Dampak pemilihan umum serentak bagi pembangunandemokrasi indonesia dalam Jurnal Media Hukum. Volume 21.

Rahman HI, A. 2007. Sistem Politik Indonesia. Graha Ilmu: Yogyakarta.

Reynolds, A dkk. 2005. Desain Sistem Pemilu : Buku Panduan Baru InternationalIDEA. Jakarta: Perludem.

Rizkiyansyah, FK. 2007. Mengawal Pemilu Menatap Demokrasi. Bogor:Penerbit Buku Ilmiah Populer.

Rozitra, D. 2017. Evaluasi implementasi Sistem Informasi Manajemen dalampemutakhiran data pemilih (studi pada pemilihan anggota DPR,DPD, dan DPRD tahun 2014 oleh KPU Kota Palembang).Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Sastroatmodjo, S. 1995. Perilaku Politik. Semarang: IKIP Semarang Press.

Sendhikasari, D.D. Partisipasi Pemilih menjelang pemilu 2014 dalam Jurnal InfoSingkat Pemerintahan dalam Negeri Vol. V, No.18/II/P3DI/September/2013.

Sinaga, R.S. 2012. Pengantar Ilmu Politik Kerangka Berfikir dalam Dimensi Arts,Praxis, & Policy. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Singarimbun, M dan Sofyan E. 1995. Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES

Sitepu, A.P. 2012. Studi Ilmu Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Soebagio, H. 2008. Implikasi golongan putih dalam perspektif pembangunandemokrasi di Indonesia dalam Jurnal Makara, Sosial Humaniora,Vol. 12, No. 2, Desember.

Soedarsono. 2005. Mahkamah Konstitusi Pegawai Demokrasi. Jakarta: UI Press.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: Elfabeta

Suharizal. 2011. Pemilukada, Regulasi, Dinamika, dan konsep mendatang.Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Surbakti, R. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia WidiasaranaIndonesia.

Taufiqurokhman. 2016. Manajemen Strategik. Jakarta: FISIP Universitas Prof.Dr. Moestopo Beragama.

Wahyudi, Agustinus Sri. 1996. Manajemen Strategik Pengantar Proses BerpikirStrategik. Jakarta: Binarupa Aksara

Page 121: STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI …digilib.unila.ac.id/54919/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui panduan wawancara, observasi,

Whelen, Thomas L dan J. David Hunger. 2012. Strategic Management andBusiness Policy. USA: Pearson Education Inc.

Zaman, Rambe Kamarul. 2016. Perjalanan Panjang Pilkada Serentak. Jakarta:PT. Mizan Publika.

B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilihan Umum

Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum

Peraturan KPU Nomor 4 Tahun 2010 Tentang Uraian Tugas Staf Pelaksana padaSekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Sekretariat KomisiPemilihan Umum Provinsi, dan Sekretariat Komisi Pemilihan UmumKabupaten/Kota.

C. SUMBER LAIN :

http://ppid.bawaslu.go.id/sites/default/files/dokumen%20berkala/Laporan%20IKP%202015.pdf diakses tanggal 8 Desember 2017

http://www.rumahpemilu.com/public/doc/Rekomendasi%20Workshop-Mendorong%20Partisipasi%20Masyarakat%20dalam%20Pemilu%202014%20-%20Edited.pdf diakses tanggal 20 Februari 2018

https://nasional.tempo.co/read/1040265/target-jumlah-pemilih-naik-kpu-usahakan-ini-untuk-pilkada-2018 diakses tanggal 19 Januari 2018